pengaruh frekuensi pemberian hijauan …repository.politanipyk.ac.id/391/1/lta yasni (ptn).pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN
TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN
ETAWA (PE) DI PETERNAKAN KAMBING PERAH
RANTIANG AMEH
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
YASNIMAR
BP : 1201372040
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
PAYAKUMBUH
2015
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN
TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN
ETAWA (PE) DI PETERNAKAN KAMBING PERAH
RANTIANG AMEH
LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
YASNIMAR
BP : 1201372040
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya (A.Md)
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
PAYAKUMBUH
2015
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN
TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN
ETAWA (PE) DI PETERNAKAN KAMBING PERAH
RANTIANG AMEH
Oleh :
YASNIMAR
BP : 1201372040
Menyetujui :
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing
Budidaya Tanaman Pangan Akademik
Ir. Setya Dharma, M.Si Yurni Sari Amir, S.Pt, MP NIP. 196010061987031003 NIP. 197609032009122003
Mengetahui :
Direktur Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh
Ir. Gusmalini, M.Si
NIP. 195711101987032001
LAPORAN TUGAS AKHIR
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN
TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN
ETAWA (PE) DI PETERNAKAN KAMBING PERAH
RANTIANG AMEH
Oleh :
YASNIMAR
BP : 1201372040
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Laporan
Tugas Akhir Program Studi Peternakan Jurusan Budidaya
Tanaman Pangan Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh Pada Tanggal 6 Juli 2015
TIM PENGUJI
No Nama Jabatan Tanda Tangan
1 Drh. Ulva Mohtar Lutfi, M.Si Ketua
2 Yurni Sari Amir, S.Pt, MP Anggota
3 Ir. Irzal Irda, MP Anggota
Karya ini kupersembahkan untuk :
”Allah SWT” yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala
kebaikan, dengan karunia-Nya diturunkan segala anugerah dan dengan taufik-Nya tercapailah segala tujuan, untuk Mu sang idola
umat “Nabi Muhammad SAW” contoh suri tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Al-Baqarah : 32)
Pepatah Arab :
Seandainya cahaya ilmu didapatkan hanya dengan lamunan, niscaya tidak akan ada orang bodoh di dunia ini. Maka
bersungguh-sungguhlah, jangan malas dan jangan lalai karena hanya penyesalanlah yang didapati oleh orang yang
bermalasan...!!!
Thank’s To Kedua Orang Tua “Ayahanda (Asmi) dan Ibunda (Dasimar)”
wanita yang paling ku kasihi, dialah yang mengandung ku yang berpeluh bersimbah darah dan bertaruh nyawa demi melahirkan
ku, tanpamu aku tidak akan ada didunia ini. Ibu yang membesarkan tanpa pamrih, menjaga agar tak
seorangpun dapat menyakiti ku, dengan tangan lembutnya senantiasa merangkai do’a untuk anak-anak mu. Kini putri kecil mu sudah beranjak dewasa ibu.
Terima kasih atas semua yang telah engkau berikan padaku. Semoga Allah SWT membelas dengan pahala berlipat ganda.
Amin ya Rabb….
Ayah beliaulah yang selalu bersusah payah membanting tulang,
semoga peluh dan tetesan keringat yang engkau keluarkan dalam perjuangan mencari nafkah senantiasa berkah dan dibalas dengan
surga…aamiin I LOVE YOU AYAH
IBU, AYAH kami hanya ingin menjadi sebuah impian bagimu
membopong semua mimpimu di pundak kami
Terima Kasih untuk abang ku yang selalu memberikan semangat dan motivasi. Insya Allah sebentar lagi meraih gelar
sarjana,“fighting Oppaa…”Terima kasih juga diucapkan pada nenek yang telah membantu merawatku sejak kecil, tanpa
bantuan mu aku tidak akan bisa seperti saat ini.
Kepada Pembimbing Akademik Ibu Yurni Sari Amir terima kasih atas bimbingan serta nasehatnya, dan juga telah banyak
membantu dalam pengerjaan laporan ini… terima kasih juga untuk Ibu Susi, Ibu Muthia, Ibu Nelzi, Ibu
Debby, Ibu Nila, Ibu Eva, Ibu Novi, Bapak Ramond, Bapak Ulva, Bapak Irzal, Bapak Toni, dan semua staf pengajar Program Studi
Peternakan yang belum tersebutkan namanya.
Terima Kasih Kepada PTN 12 yang telah mengukir banyak cerita dan kisah suka duka bersama. spesialnya untuk sahabat-sahabat ku, thank’s ya tanpa bantuan kalian semua ini tidak akan terwujud dan mudah2an apa yang
selama ini apa yang kita impikan menjadi kenyataan.
LOVE YOU ALL…!!!!
PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN HIJAUAN
TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING PERANAKAN
ETAWA (PE) DI PETERNAKAN KAMBING PERAH
RANTIANG AMEH
YASNIMAR
1201372040
(Di bawah bimbingan Yurni Sari Amir, S.Pt, MP)
RINGKASAN
Kambing peranakan etawa (PE) merupakan salah satu jenis ternak perah
yang memiliki potensi untuk menghasilkan susu dengan kualitas yang baik.
Rendahnya kemampuan produksi susu kambing dalam memenuhi permintaan
dikarenakan jumlah populasi ternak yang masih terbatas dan kemampuan
berproduksi yang belum optimal. Selain dari penambahan jumlah populasi ternak
kambing perah, peningkatan produksi susu dapat pula dilakukan dengan cara
perbaikan tata laksana. Perbaikan tata laksana yang paling memungkinkan adalah
peningkatan frekuensi pemberian hijauan.
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan di
Peternakan Kambing Perah Ranting Ameh, Kayu Rantingan, Bukik Batabuah
Kecamatan Canduang Kabupaten Agam dari tanggal 16 Maret-30 Mei 2015. Pada
pelaksanaan PKPM dilakukan pemeliharaan empat ekor kambing laktasi ke-1
dengan umur 1-3 tahun dengan frekuensi pemberian pakan hijauan tiga kali dan
empat kali sehari dengan total hijauan 12 kg/ekor/hari serta penambahan
konsentrat sebanyak 4 kg/ekor/hari. Pengambilan data jumlah produksi susu
dilakukan selama tujuh minggu.
Frekuensi pemberian pakan hijauan empat kali sehari tidak mampu
menghasilkan produksi susu yang lebih tinggi. Frekuensi pemberian pakan tiga
kali sehari menghasilkan produksi susu dengan rata-rata 0,65 liter/hari sedangkan
pemberian pakan empat kali dengan rata-rata 0,50 liter/hari.
Kata kunci : Kambing PE, frekuensi pemberian pakan, produksi susu
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
(PKPM) dengan judul “Pengaruh Frekuensi Pemberian Hijauan Terhadap
Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Di Peternakan Kambing
Perah Rantiang Ameh”. Laporan tugas akhir ini merupakan laporan Pengalaman
Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dan merupakan salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan diploma III di Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda dan ibunda tercinta
yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta kepada abang,
kakak, dan adik-adik yang telah memberikan dorongan semangat, bimbingan serta
do’anya yang tidak pernah berhenti demi mencapai kesuksesan dalam menggapai
cita-cita.
Pada kesempatan ini juga diucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Gusmalini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.
2. Bapak Ir. Setya Dharma, M.Si selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman
Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
3. Ibu Muthia Dewi, S.Pt, M.Sc selaku Ketua Program Studi Peternakan.
4. Ibu Yurni Sari Amir, S.Pt, MP selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah meluangkan waktu dalam membimbing pembuatan tugas akhir.
5. Bapak Ir. Amrizal selaku Ketua Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh.
6. Bapak Febryon Tri Intano, S.Pt selaku Pembimbing Lapang yang telah
bersedia meluangkan waktu dan memberi informasi di Peternakan Kambing
Perah Rantiang Ameh.
7. Semua karyawan Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh (Kak Ica, Bang
Jejen, Oon, Pak Can, Mas Eko, dan Mbak Lastri.
8. Terima kasih juga diucapkan kepada Dea Karlita, Fatrisben, Rahmat Ilahi
dan Sahaja Datutdur selaku teman PKPM atas kerja samanya.
Untuk kesempurnaan laporan ini, diharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun. Akhir kata diucapkan terima kasih.
Tanjung Pati, Agustus 2015
Yasnimar
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Tujuan ........................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
2.1. Karakteristik Komuditi ........................................................... 4
2.1.1. Kambing Peranakan Etawa (PE) ..................................... 4
2.1.2. Pakan Kambing Peranakan Etawa (PE) .......................... 5
2.1.3. Hijauan ............................................................................ 5
2.1.4. Konsentrat ....................................................................... 6
2.1.5. Frekuensi Pemberian Pakan ............................................ 9
2.1.6. Susu Kambing Dan Faktor Yang Mempengaruhinya ..... 11
2.2. Aspek Lingkungan ................................................................... 12
III. METODE PELAKSANAAN ......................................................... 13
3.1. Waktu dan Tempat .................................................................. 13
3.2. Bahan dan Alat ......................................................................... 13
3.3. Pelaksanaan .............................................................................. 13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 17
4.1. Hasil ........................................................................................... 17
4.2. Pembahasan .............................................................................. 18
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 21
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 21
5.2. Saran........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 22
LAMPIRAN ............................................................................................ 24
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Komposisi Zat-Zat Makanan Ampas Tahu .......................................... 7
2. Kandungan Mineral ............................................................................. 8
3. Komposisi Susu Kambing .................................................................... 11
4. Jadwal Pemberian Pakan Kambing ...................................................... 15
5. Kandungan Zat Pakan........................................................................... 15
6. Perbandingan Jumlah Produksi Susu ................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Halaman
1. Dokumentasi Kegiatan PKPM ............................................................. 24
2. Profil Perusahaan ................................................................................. 26
3. Struktur Organisasi .............................................................................. 27
4. Tata Letak Perusahaan ......................................................................... 28
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang menduduki tempat
tersendiri dikalangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Peran ternak ruminansia
kecil ini telah memberi sumbangan yang sangat berarti bagi kesehatan dan gizi
berjuta-juta penduduk di negara berkembang. Kambing merupakan hewan ternak
tertua setelah anjing dan tergolong hewan memamahbiak, berkuku genap, serta
memiliki sepasang tanduk yang menggantung (Sarwono, 2012).
Kambing perah merupakan salah satu jenis ternak perah yang memiliki
potensi untuk menghasilkan susu dengan kualitas yang baik. Bangsa kambing
perah yang menghasilkan susu contohnya yaitu kambing PE (peranakan etawa)
yang telah tersebar luas di Indonesia. Kambing PE merupakan salah satu ternak
yang cukup potensial sebagai penyedia protein hewani baik melalui daging
maupun susunya (Nurhaeli dkk, 2014).
Susu adalah adalah salah satu hasil ternak yang dikenal sebagai bahan
makanan bernilai gizi tinggi. Susu mengandung berbagai jenis zat gizi yang
lengkap dengan proporsi seimbang, sehingga susu bermanfaat menunjang
pertumbuhan dan kesehatan tubuh baik bagi anak-anak maupun dewasa (Legowo,
2002).
Susu kambing adalah susu yang diperoleh dengan jalan pemerahan seekor
kambing perah atau lebih yang dilakukan secara teratur, terus-menerus, dan
hasilnya berupa susu segar murni tanpa dicampur, dikurangi, atau ditambah
sesuatu (Sarwono, 2012).
Rendahnya kemampuan berproduksi susu kambing dalam memenuhi
permintaan dikarenakan jumlah populasi ternak kambing yang masih terbatas
jumlahnya dan kemampuan berproduksi yang belum optimal. Selain dari
penambahan jumlah populasi ternak kambing perah, peningkatan produksi susu
dapat pula dilakukan melalui peningkatan kemampuan berproduksi susu dari
ternak kambing dengan cara perbaikan tata laksana (Siregar, 2001).
Perbaikan tata laksana yang paling memungkinkan adalah frekuensi
pemberian pakan. Pemberian pakan dua kali sehari menyebabkan
ketidakmampuan ternak untuk mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang relatif
banyak. Hal ini sebenarnya dapat ditanggulangi dengan meningkatkan frekuensi
pemberian pakan lebih dari dua kali dalam sehari. Frekuensi pemberian pakan
yang lebih dari dua kali sehari akan dapat meningkatkan konsumsi bahan kering
pakan, kadar lemak susu dan produksi susu (Siregar, 2001). Atas dasar ini dibuat
laporan tugas akhir dengan judul “Pengaruh Frekuensi Pemberian Hijauan
Terhadap Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Di Peternakan
Kambing Perah Rantiang Ameh”.
1.2. Tujuan
Penulisan tugas akhir dengan judul “Pengaruh Frekuensi Pemberian
Hijauan Terhadap Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Di
Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh” bertujuan untuk :
1. Menggali ilmu yang lebih banyak lagi dalam bidang peternakan,
khususnya mengenai tatacara yang lebih baik untuk mendatangkan income
dan nilai jual susu kambing yang lebih tinggi.
2. Mengetahui tatalaksana pemeliharaan kambing perah khususnya periode
laktasi di peternakan kambing perah Rantiang Ameh.
3. Mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap produksi susu
kambing di peternakan kambing perah Rantiang Ameh.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Komoditi
2.1.1. Kambing Peranakan Etawa (PE)
Kambing PE merupakan bangsa kambing hasil persilangan antara kambing
kacang dengan kambing etawa. Kambing ini sebagai penghasil susu dan daging.
Kambing PE memiliki sifat antara kambing etawa dan kambing kacang. Bobot
badan kambing PE sekitar 32-37 kg dan produksi susunya 1,5-3 liter per hari
(Setiawan dan Tanius, 2005).
Menurut Yulianto (2012) ciri-ciri kambing PE antara adalah bentuk muka
cembung melengkung dan dagu berjanggut, terdapat gelambir di bawah leher
yang tumbuh berasal dari sudut janggut, telinga panjang (lembek menggantung
dan ujungnya agak berlipat), ujung tanduk agak melengkung, tubuh tinggi dan
pipih, bentuk garis punggung mengombak kebelakang, bulu tumbuh panjang
dibagain leher, pundak, punggung dan paha, serta bulu paha panjang dan lebar.
Dengan kemampuan produksi susu tersebut maka kambing PE cukup
signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil susu yang sangat
potensial. Selain itu, kambing PE pun sangat adaptif dengan topografi Indonesia,
tidak memerlukan lahan luas, dan pembudidayaannya relatif mudah sehingga
dapat dijadikan bisnis sampingan keluarga. Dalam waktu dua tahun kambing PE
dapat beranak tiga kali dengan setiap kali beranak rata-rata dua ekor anak atau
cempe (Setiawan dan tanius, 2005).
2.1.2. Pakan Kambing Peranakan Etawa (PE)
Bahan pakan adalah bahan yang dapat dimakan, dicerna dan digunakan
oleh hewan. Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan pakan adalah bahan yang
dapat dimakan (Tilman dkk, 1998). Pakan sangat dibutuhkan oleh kambing untuk
tumbuh dan berkembang biak. Hanya pakan yang sempurna yang mampu
mengembangkan kerja sel tubuh. Pakan yang sempurna mengandung kelengkapan
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral (Sarwono, 2012).
Pakan merupakan bahan makanan ternak yang berupa bahan kering dan
basah. Bahan makanan ini harus diberikan pada ternak sebagai kebutuhan hidup
pokok, dengan adanya pakan maka proses pertumbuhan, reproduksi dan produksi
susu akan berlangsung dengan baik. Secara umum jenis pakan yang diberikan
pada kambing PE sebenarnya hanya terdiri dari tiga jenis, yaitu pakan kasar,
pakan penguat dan pakan suplemen atau pengganti (Setiawan dan tanius, 2005).
2.1.3. Hijauan
Hijauan merupakan bahan pakan berserat kasar yang dapat berasal dari
rumput dan dedaunan. Kebutuhan hujauan untuk kambing sekitar 70% dari total
pakan. Adapun jenis rumput yang dapat diberikan pada kambing antara lain
rumput liar (rumput lapang), rumput gajah hawai, rumput gajah afrika, rumput
raja (king grass), rumput setaria, serta rumput gajah king BR (silangan bibit king
grass dengan rumput gajah hawai). Sementara dedaunan sangat baik ditambahkan
pada hijauan karena kandungan protein kasarnya sangat tinggi. Beberapa jenis
dedaunan yang dapat diberikan antara lain daun jagung, kaliandra, turi, dan
lamtoro dan (Setiawan dan Tanius, 2005).
Kebutuhan nutrisi kambing berbeda-beda sesuai denagn kondisi umur,
status fisiologi, dan tingkat produktivitasnya. Pemberian pakan yang tepat akan
menjaga keseimbangan kondisi rumen sehingga proses pencernaan mikroba
rumen berjalan dengan baik (Sarwono, 2012).
2.1.4. Konsentrat
Konsetrat adalah suatu bahan pakan yang mempunyai kandungan serat
kasar yang rendah dan mudah dicerna, mengandung pati, dan protein yang tinggi,
sehingga nilai nutrisi yang terkandung pada konsentrat lebih baik dari pada
hijauan. Konsentrat berdasarkan sifat karakteristik fisik, kimia serta
penggunaannya dapat digolongkan ke dalam kelas empat dan lima. Kelas empat
adalah konsentrat sumber energi sedangkan kelas lima adalah sumber protein.
Konsentrat sumber energi adalah bahan pakan dengan kandungan serat kasar
kurang dari 18% dan protein kasar kurang dari 20%. Konsentrat sumber protein
adalah bahan pakan yang mengandung serat kasar kurang dari 18% dan protein
kasar lebih besar dari 20% (Askari, 2012).
Konsentarat adalah salah satu bahan pakan yang tinggi kandungan protein
dan rendah kandungan serat kasarnya, maka hampir semua konsentrat mempunyai
kecernaan yang tinggi. Konsentrat merupakan salah satu bahan pakan penguat
bagi kambing PE. Adapun bahan pakan baku konsentrat ini terdiri dari campuran
beberapa bahan makanan.
a. Ampas tahu
Ampas tahu merupakan limbah dalam bentuk padatan dari bubur
kedelai yang diperas dan tidak berguna lagi dalam pembuatan tahu dan
cukup potensial dipakai sebagai bahan pakan ternak karena ampas tahu
masih mengandung zat gizi yang baik dan dapat digunakan dalam ransum
ternak besar atau ternak kecil (Syaputra, 2010).
Ampas tahu merupakan bahan makanan penguat tambahan yang
pemberiannya pada ternak sebanyak 3 kg/hari/ekor. Penggunaan ampas
tahu ini bertujuan sebagai sumber protein dan meningkatkan nafsu makan
karena aromanya sangat disukai ternak. Pemberian ampas tahu bisa dapat
langsung dicampur ke dalam konsentrat sebelum ternak diperah (Setiawan
dan Tanius, 2005). Ditinjauan dari komposisi zat kimianya ampas tahu
dapat digunakan sebagai sumber protein, ampas tahu lebih tinggi
kualitasnya dibanding dengan kacang kedelai (Tarmidi, 2002). Komposisi
zat gizi ampas tahu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Zat-zat Makanan Ampas Tahu.
Bahan BK PK SK LK Abu Ca P
% % % % % % %
Ampas tahu 13,3 21 23,58 10,49 25,63 0,53 0,24
Sumber : Tarmidi 2002.
b. Mineral
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya
memiliki unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi. Hewan
memerlukan sejumlah mineral agar dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal.
Mineral sangat penting untuk kelangsungan hidup ternak. Hampir semua mineral
ditemukan dalam jaringan ternak dan mempunyai fungsi yang sangat penting
dalam proses metabolisme ternak.
Kadar mineral pada berbagai jenis hewan adalah 2,8-4,5%. Sebagian besar
yaitu sekitar 90% zat mineral terdapat dalam rangka tubuh atau tulang yang terdiri
dari atas kapur dan asam fosfat. Sedangakan dalam 100 cc darah terkandung 2-11
mg kalsium, 1-3 mg fosfor, dan 0,2 mg magnesium (Lubis, 1953).
Komposisi mineral pakan bervariasi tidak hanya karena perbedaan
tanaman dan spesies tetapi juga antar tanaman yang sama dengan varietas yang
berbeda. Perbedaan lingkungan juga sangat mempengaruhi kandungan mineral
tanaman seperti jenis dan kondisi tanah, pengaruh pemupukan, komposit tanaman
yang di tanam, serta cuaca dan iklim. Kebutuhan mineral pada ternak sangat
bervariasi tergantung pada umur ternak, ukuran ternak, jenis kelamin, tipe
produksi dan fase produksinya.
Menurut Parakkasi (1998), pemberian campuran mineral yang sesuai
dapat memperbaiki kondisi secara cepat, misalnya calving percentage meningkat
100-200 persen, pertambahan bobot badan meningkat 10-25 persen dan dapat
menurunkan mortalitas. Induk bunting dan laktasi sangat membutuhkan unsur
mineral untuk mengatasi kemungkinan kurangnya asupan mineral dari pakan
hijauan. Kandungan dari mineral dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kandungan Mineral
No Kandungan Mineral Persentase (%)
1. Kalsium 50 %
2. Phospor 25 %
3. Manganase 0,35 %
4. Iodium 0,20 %
5. Kalium 0,10 %
6. Cupprum 0,15 %
7. Sodium 15 %
8. Iron 0,80 %
9. Zincum 0,20 %
10. Magnesium 0,15 %
Sumber : Syaputra 2010
Aturan pakai : pencegahan 2 kg mineral dan pengobatan 4 kg mineral untuk
100 kg makanan penguatnya setiap hari.
c. Garam
Garam diperlukan oleh semua kelas ternak, khususnya ternak ruminansia
(pemakan hijauan). Jumlah garam yang dibutuhkan ternak bervariasi tergantung
pada tingkat pertumbuhan, komposisi ransum, tingkat produksi, dan suhu
lingkungan. Ternak yang banyak terkena panas dan bekerja lebih berat
memerlukan garam yang lebih banyak dibandingkan dengan ternak yang
dikandangkan, karena ternak yang digembalakan memerlukan garam untuk
menyeimbangkan kalium yang tinggi dan kalsium yang rendah.
Baik zat Na maupun Cl sangat penting artinya di dalam cairan dan sel
tubuh, diantaranya untuk menjaga elastisitas dari tubuh. Dalam keadaan biasa
garam ini sebagian besar dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal (urin) dan juga
melalui kulit (keringat). Jumlah pemberian garam untuk ternak kambing 9-10
g/100 kg berat badan (Lubis, 1953).
Pemberian garam dapat disediakan dalam bentuk garam blok, garam biasa,
serta dicampurkan dalam mineral atau ransum. Garam yang biasa digunakan
adalah NaCl yang dapat diperoleh dengan cara penguapan air laut atau dari
pertambangan deposit garam dibeberapa tempat.
2.1.5 Frekuensi Pemberian Pakan
Semakin tinggi susu yang diproduksi oleh seekor ternak, semakin banyak
pula energi dan zat-zat makanan lainnya yang dibutuhkan oleh ternak tersebut.
Usaha untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan pada ternak yang berproduksi
susu tinggi, sering terbentur pada ketidakmampuan ternak tersebut untuk
mengkonsumsi pakan yang diberikan. Hal ini akan dapat ditanggulangi dengan
meningkatkan frekuensi pemberian pakan (Siregar, 2001).
Frekuensi pemberian pakan akan dapat meningkatkan konsumsi pakan,
sehingga produksi susu akan mengalami peningkatan. Peningkatan produksi susu
tersebut terjadi karena energi dan zat-zat makanan lainnya yang diperlukan untuk
memproduksi susu tersedia dalam jumlah lebih banyak. Frekuensi pemberian
pakan tidak hanya meningkatkan konsumsi pakan, akan tetapi juga meningkatkan
kecernaan bahan kering pakan. Peningkatan kecernaan bahan kering pakan akan
menambah jumlah zat-zat makanan yang dapat diabsorbi untuk kebutuhan
produksi susu. Pemberian pakan dari satu kali menjadi dua kali sehari pada sapi
perah yang sedang berproduk akan berakibat pada meningkatnya konsumsi bahan
kering hijauan sebanyak 10% yang disertai dengan peningkatan produksi susu
yang mencapai 6%. Frekuensi pemberian pakan empat kali dalam sehari ternyata
mampu meningkatkan kemampuan berproduksi susu sampai dengan 54,8%
(Siregar, 2001).
Menurut Sodiq dan Abidin (2007), cara terbaik adalah memberikan
hijauan sedikit demi sedikit namun berulang kali, tiga atau empat kali dalam
sehari. Sumoprastowo (1986) menyatakan bahwa pemberian pakan pada ternak
kambing dilakukan sedikit demi sedikit tetapi berulang kali, sesuai dengan
kebiasaan kambing, jadi semakin banyak frekuensi yang diberikan kepada ternak
kambing untuk mengkonsumsi pakan, maka makanan tersebut akan terserap
secara sempurna di dalam tubuh ternak.
2.1.6 Susu Kambing dan Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Susu
Susu kambing adalah susu yang diperoleh dengan jalan pemerahan seekor
kambing perah atau lebih yang dilakukan secara teratur, terus-menerus, dan
hasilnya berupa susu segar murni tanpa dicampur, dikurangi, atau ditambah
sesuatu. Berat jenis susu minimal 1,027 pada suhu 27,500 C dengan kadar lemak
minimal 2,8%. Susu terdiri dari 7/8 bagian air dan 1/8 bagian bahan kering
(Sarwono, 2012).
Komposisi susu kambing dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Susu Kambing
No Komposisi Kandungan
1. Air 83-87,5 g
2. Karbohidrat 4,6 g
3. Energi 67 kkal
4. Protein 3,3-4,9 g
5. Lemak 4,0-7,3 g
6. Ca 129 mg
7. P 106 mg
8. Fe 0,05 mg
9. Vitamin A 185 IU
10. Thiamin 0,04 mg
11. Riboflavin 0,14 mg
12. Niacin 0,30 mg
13. Vitamin B12 0,70 mcg
Sumber : Sarwono 2012
Warna susu kambing yang sehat adalah putih bersih, kekuning-kuningan,
dan tidak tembus cahaya, apabila susunya bewarna semu merah, semu biru, terlalu
kuning, atau seperti air, kondisi susu tersebut tidak normal. Begitu pula kalau susu
agak berlendir dan bergumpal-gumpal. Bau dan rasa susu kambing murni sangat
spesifik yaitu sedikit berbau kambing. Ada kalanya bau susu agak tajam, sedikit
manis, dan berlemak (Sarwono, 2012).
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi prosuksi susu variasi
antar jenis kambing, variasi interjenis kambing, faktor genetik, musim, umur,
lama masa laktasi, faktor perawatan dan perlakuan, pengaruh masa birahi dan
kebuntingan, frekuensi pemerahan, pergantian pemerahan, dan faktor pakan
(Sarwono, 2012).
2.2. Faktor Lingkungan
Dimaksud dengan faktor lingkungan disini adalah lingkungan areal
kandang. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi produksi susu. Lokasi kandang
tidak dapat steril dari pengaruh negatif yang mengakibatkan produksi merosot
secara tidak tetap. Biasanya ternak rentan terhadap stres akibat perubahan dan
pengaruh lingkungan seperti perubahan iklim yang ekstrim, suara bising dari
kendaraan, musik dan ribut antar karyawan (Setiawan dan Tanius, 2005).
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) untuk menyusun Tugas
Akhir (TA) dilaksanakan selama tiga bulan mulai tanggal 16 Maret sampai 30
Mei 2015 bertempat di Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh, Kayu
Rantingan, Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam.
3.2. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan merupakan fasilitas yang ada di Peternakan Kambing
Perah Rantiang Ameh, Kayu Rantingan, Bukik Batabuah Kecamatan Canduang
Kabupaten Agam. Alat yang digunakan terdiri dari kandang, sekop, pengumpul
feaces, sapu lidi, karung, literan susu, ember, baskom, selang air, milk can, teko,
kain saringan, kain lap, kompor, timbangan, dan drum.
b. Bahan
Bahan yang digunakan antara lain adalah empat ekor kambing PE laktasi
ke-1 dengan umur 1-3 tahun, pakan hijauan (daun ubi jalar, rumput lapang,
rumput gajah, tithonia, dan leguminosa), konsentrat (ampas tahu), garam, mineral
dan air.
3.3. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan di Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh,
Kayu Rantingan, Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam adalah
mengukur jumlah produksi susu kambing PE laktasi. Pengambilan data dilakukan
dengan cara mengukur produksi susu dengan menggunakan literan setiap kali
pemerahan selama 35 hari atau 5 minggu. Selain itu data lain diperoleh langsung
dari hasil pengamatan di lapangan, dan mengikuti kegiatan yang berhubungan
dengan pemeliharaan kambing laktasi seperti, pengambilan hijauan, penjemputan
ampas tahu, penimbangan ternak, pemberian pakan hijauan dan kosentrat, serta
pemeliharaan kambing seperti potong tanduk. Berikut adalah pelaksanaa kegiatan
yang dilakukan :
a. Penimbangan Sisa Pakan
Penimbangan sisa pakan dilakukan satu kali sehari pada pagi hari. Hijauan
yang ada dalam tempat pakan dikumpulkan dan dikeluarkan, setelah itu
diletakkan di atas karung dan ditimbang dengan menggunakan timbangan gantung
yang bertujuan untuk menghitung konsumsi ternak kambing.
b. Membersihkan Kandang
Sebelum dilakukan pemerahan kandang dibersihkan terlebih dahulu. Sisa
pakan dikumpulkan dan dibuang lalu tempat pakan disapu, bagian dalam kandang
(lantai disapu), bagian bawah kandang (feses dikumpulkan dan dimasukkan dalam
karung sedangkan sisa pakan dibuang), kemudian lantai kandang disemprot
dengan air bersih. Hal ini dikarenakan air susu mudah sekali menyerap bau yang
dapat mempengaruhi kualitas air susu, baik yang berasal dari makanan maupun
feses.
c. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakukan setelah kandang dibersihkan. Pakan yang
pertama diberikan adalah hijauan sebanyak 12 kg dengan frekuensi pemberian
empat kali sehari (3 kg/pemberian) dan 12 kg dengan frekuensi pemberian tiga
kali sehari (4 kg/pemberian), sedangakan konsentrat diberikan setelah pemerahan
selesai sebanyak 2 kg dengan frekuensi pemberian dua kali sehari. Perbandingan
jumlah pemberian hijauan dan konsentrat adalah 80:20%. Jadwal pemberian
pakan kambing selama PKPM dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jadwal Pemberian Pakan Kambing
No Waktu Dan Jumlah Pemberian Pakan
Hijauan Konsentrat Hijauan Pemberian
1. 08.00 / 4 kg 09.00 / 2 kg 08.00 / 3 kg 09.00 / 2 kg
2. 13.00 / 4 kg 17.00 / 2 kg 13.00 / 3 kg 17.00 / 2 kg
3. 16.00 / 4 kg - 16.00 / 3 kg -
4. - - 20.00 / 3 kg -
Jumlah 12 kg 4 kg 12 kg 4 kg
Berikut adalah tabel kandungan zat pakan kambing disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Kandungan Zat Pakan
No Zat Pakan BK PK TDN
1. Hijauan 2,616 kg 0,175 kg 1,360 kg
2. Konsentrat 0,648 kg 0,153 kg 0,511 kg
Jumlah 3,264 kg 0,328 kg 1,871 kg
d. Pencucian Ambing
Sebelum dilakukan pemerahan ambing dan puting terlebih dahulu
dibersihkan, puting dan ambing serta lipatan paha kambing dicuci dengan air
hangat sampai bersih sambil diusap dan dipijit perlahan. Kemudian ambing dan
puting dikeringkan dengan kain lap.
e. Pemerahan
Sebelum melakukan pemerahan terlebih dahulu disiapkan alat dan bahan
berupa milk can, kain saringan, ember, teko, spayer berisi alkohol, teat dipping
berisi anti septik dan kantong plastik. pemerahan dilakukan dengan menggunakan
seluruh jari tangan atau whole hand.
f. Pengukuran Volume Susu
Dilakukan satu per satu setelah pemerahan tuntas dengan menggunakan
literan susu.
g. Pasteurisasi
Susu yang telah selesai diperah dibawa ke ruang pengolah susu, disini
dilakukan pasteurisasi dengan suhu 700C selama 15 menit. Kemudian susu
didinginkan dan siap untuk dikemas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Jumlah produksi susu kambing PE yang diberi pakan hijauan sebanyak 12
kg dengan pemberian hijauan tiga kali dan empat kali dengan tambahan
konsentrat 4 kg/ekor/hari yang diberikan dua kali dalam satu hari disajikan pada
Tabel 6.
Tabel 6. Perbandingan Jumlah Produksi Susu Dengan Frekuensi Pemberian
Hijauan yang Berbeda
No Hari/Tanggal Jumlah Produksi Susu (Liter/Hari)
Hijauan tiga kali Hijauan empat kali
1 2 3 4
1. Senin, 20 April 2015 0,63 0,74
2. Selasa, 21 April 2015 0,57 0,61
3. Rabu, 22 April 2015 0,60 0,61
4. Kamis, 23 April 2015 0,67 0,61
5. Jum’at, 24 April 2015 0,67 0,78
6. Sabtu, 25 April 2015 0,73 0,69
7. Minggu, 26 April 2015 0,73 0,64
8. Senin, 27 April 2015 0,78 0,62
9. Selasa, 28 April 2015 0,81 0,73
10. Rabu, 29 April 2015 0,73 0,61
11. Kamis, 30 April 2015 0,69 0,73
12. Jum’at, 1 Mei 2015 0,57 0,52
13. Sabtu, 2 Mei 2015 0,75 0,57
14. Minggu, 3 Mei 2015 0,58 0,49
15. Senin, 4 Mei 2015 0,42 0,35
16. Selasa, 5 Mei 2015 0,70 0,41
17. Rabu, 6 Mei 2015 0,66 0,40
18. Kamis, 7 Mei 2015 0,70 0,38
19. Jum’at, 8 Mei 2015 0,91 0,34
20. Sabtu, 9 Mei 2015 0,72 0,21
21. Minggu, 10 Mei 2015 0,78 0,33
22. Senin, 11 Mei 2015 0,70 0,31
23. Selasa, 12 Mei 2015 0,62 0,39
24. Rabu, 13 Mei 2015 0,37 0,32
25. Kamis, 14 Mei 2015 0,57 0,37
26. Jum’at, 15 Mei 2015 0,64 0,38
27. Sabtu, 16 Mei 2015 0,69 0,52
28. Minggu, 17 Mei 2015 0,69 0,57
1 2 3 4
29. Senin, 18 Mei 2015 0,63 0,65
30. Selasa, 19 Mei 2015 0,77 0,64
31. Rabu, 20 Mei 2015 0,57 0,54
32. Kamis, 21 Mei 2015 0,51 0,34
33. Jum’at, 22 Mei 2015 0,58 0,35
34. Sabtu, 23 Mei 2015 0,59 0,45
35. Minggu, 24 Mei 2015 0,69 0,59
Jumlah 23,09 17,89
Rata-Rata 0,65 0,50
4.2. Pembahasan
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat perbandingan jumlah produksi susu
kambing PE yang diberi pakan hijauan tiga kali dan empat kali dengan tambahan
konsentrat 4 kg/ekor/hari. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian
pakan tiga kali sehari menghasilkan produksi susu yang lebih tinggi yaitu dengan
rata-rata 0,65 liter/ekor/hari dibanding dengan pemberian pakan empat kali
dengan rata-rata 0,50 liter/ekor/hari.
Frekuensi pemberian pakan dari tiga kali menjadi empat kali tidak mampu
meningkatkan produksi susu kambing PE, hal ini disebabkan karena imbangan
hijauan yang diberikan adalah 80:20%. Untuk mencapai produksi yang tinggi
dengan tetap mempertahankan kadar lemak susu, perbandingan antara hijauan dan
konsentarat harus diberikan dalam perimbangan tertentu. Menurut Siregar (1992),
hijauan atau rumput yang diberikan oleh peternak termasuk dalam kelompok
hijauan yang berkualitas sedang, oleh karena itu perimbangan antara hijauan dan
konsentrat yang diberikan adalah 64:36%.
Menurut Budiarti (2013) imbangan yang ideal antara hijauan dan
konsentrat untuk pakan ternak perah adalah 60:40%. Sedangkan dalam
pelaksanaan PKPM perbandingan antara hijauan dan konsentrat yang diberikan
adalah 80:20%. Hal ini menyebabkan produksi susu rendah, dimana hijauan yang
diberikan berfungsi untuk meningkatkan kadar lemak susu (kualitas susu) karena
pemberian hijauan akan meningkatkan asam asetat rumen. Konsentrat berfungsi
dalam meningkatkan kuantitas produksi susu, karena pemberian konsentrat
berakibat terhadap meningkatkan propionat dalam rumen (Budiarti, 2013).
Untuk mencapai produksi susu yang tinggi, disamping peningkatan
frekuensi pemberian pakan dan imbangan pakan yang diberikan sebaiknya diikuti
pula dengan peningkatan frekuensi pemerahan. Peningkatan frekuensi pemerahan
dari dua kali menjadi tiga kali sehari akan dapat meningkatkan produksi susu
sekitar 15-20% (Siregar, 1992).
Selain itu hal yang juga perlu diperhatikan adalah pengaturan pemberian
konsentrat dan hijauan, adanya hijauan dan konsentrat dalam waktu yang
bersamaan dalam rumen akan mengurangi kecernaan hijauan. Hal ini terjadi
karena mikroorganisme dalam rumen mempunyai preferensi untuk mencerna
konsentrat lebih dahulu karena konsentrat lebih mudah dicerna dari pada rumput.
Pemberian konsentrat yang dilakukan 2 jam sebelum pemberian hijauan akan
mengakibatkan peningkatan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Hal ini
terjadi karena konsentrat yang kaya akan pati sebagian besar sudah dicerna oleh
mikroorganisme rumen pada saat hijauan mulai masuk ke dalam rumen (Siregar,
1992).
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya produksi susu adalah umur
ternak. Ternak diberi pakan tiga kali rata-rata umurnya 2-3 tahun sedangkan yang
diberi pakan empat kali 1-2 tahun. Produksi susu kambing meningkat seiring
bertambahnya umur dan mencapai puncak pada saat berumur 5-7 tahun, yakni
pada masa laktasi ke-3 sampai laktasi ke-7, di bawah laktasi ke-3 hasil yang
dicapai belum optimal. Jika di atas laktasi ke-7 produksi susu yang dihasilkan
menurun secara perlahan hingga akhir masa laktasi (Budiarsana dan Sutama,
2010).
Ukuran Ambing juga berpengaruh terhadap produksi susu, hal ini didasari
bahwa ambing merupakan organ penampung air susu dimana jumlah air susu
yang ditampung banyak maka akan memberikan perubahan bentuk dan ukuran
pada organ ambing serta memberikan kapasitas produksi air susu yang besar pula
(Pabana, 2011).
Cara pemerahan juga ikut berpengaruh terhadap produksi susu yang
dihasilakan. Agar produksi susunya stabil, waktu pemerahan harus diatur dengan
baik. Pada waktu pemerahan harus dijaga agar kambing tidak kaget atau ketakutan
karena terganggu sesuatu (Sarwono, 2012).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Pemberian hijauan tiga kali menghasilkan produksi susu yang lebih tinggi
0,65 liter/ekor/hari, sedangkan pada pemberian hijauan empat kali
menghasilkan produksi susu 0,50 liter/ekor/hari.
2. Untuk mencapai produksi susu yang lebih tinggi selain meningkatkan
frekuensi pemberian pakan, imbangan persentase antara pakan hijauan dan
konsentrat harus diperhatikan. Sebaiknya pemberian hijauan dan
konsentrat 64:36% atau 60:40%, karena hijauan yang diberikan peternak
memiliki kualitas sedang.
3. Faktor umur juga berpengaruh terhadap produksi susu yang dihasilkan,
dimana ternak yang diberi pakan tiga kali sehari memiliki umur yang lebih
tinggi 2-3 tahun dibanding ternak yang diberi pakan empat kali 1-2 tahun.
5.2. Saran
Disarankan pada pemeliharaan kambing PE untuk mendapatkan produksi
susu yang optimal, hal yang harus diperhatikan pada pakan adalah keseimbangan
persentase antara hijauan dan konsetrat, frekuensi pemberian pakan dan frekuensi
pemerahan. Pada ternak perah sebaiknya konsentrat diberikan terlebih dahulu, dan
hijauan diberikan dua jam setelah pemberian konsentrat.
DAFTAR PUSTAKA
Askari, M. Z. 2012. Evaluasi Kecernaan Beberapa Bahan Pakan Pada Ternak
Peranakan Ongole Dan Peranakan Frisien Holstein. Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Budiarsana dan Sutama, I. 2010. Panduan Lengkap Kambing Domba. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Budiarti, C. Setyaningsih, W. dan Suprayogi, T. H. 2013. Peran Massage Dan
Pakan Terhadap Produksi Dan Kadar Lemak Susu Kambing Peranakan
Etawa. Universitas Diponegoro, Semarang.
Indah, B. K. 2009. Kajian Kualitas Ransum Kambing Peranakan Etawa Di Balai
Pembibitan Dan Budidaya Ternak Ruminansia Kendal. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Legowo, A. M. 2002. Sifat Kimiawi, Fisik dan Mikrobiologis Susu. Universitas
Diponegoro, Semarang.
Nurhaeli, N. N. Hidayat dan Soediarto, P. 2014. Analisis fungsi Produksi Ternak
Kambing Perah. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Pabana, T. 2011. Korelasi Antara Dimensi Ambing dan Puting Terhadap Produksi
Susu Kambing Peranakan Etawa (PE). Universitas Hasanuddin, Makasar.
Sarwono, B. 2012. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setiawan, T. dan Tanius, A. 2005. Beternak Kambing Perah Peranakan Ettawa.
Penebar Swadaya. Bogor.
Siregar, B. 2001. Peningkatan Kemampuan Berproduksi Susu Sapi Perah Laktasi
Melalui Perbaikan Pakan dan Frekuensi Pemberiannya. J. Ilmu Ter. Dan
Vet. Indon. 6(2):76-82.
Siregar, B. 1992. Sistem Pemberian Pakan Dalam Upaya Meningkatkan Produksi
Susu Sapi Perah. Wartazoa. 6(2):3-4.
Sodiq, A. dan Abidin, Z. 2007. Kambing Peranakan Etawa. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Sumoprastowo, C.D.A. 1986. Beternak Kambing yang Berhasil. Bratara. Niaga
Media. Jakarta.
Syaputra. N. 2010. Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa (PE) Berdasarkan
Periode Laktasi Di Peternakan Kambing Boncah Utama Kabupaten
Tanah Datar. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Tanjung Pati.
Tarmidi, R. A. 2002. Penggunaan Ampas Tahu dan Pengaruhnya Pada Pakan
Ruminansia.
Tilman, A. D. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Universitas Gajah Mada Press.
Yogyakarta.
Yulianto. A. 2012. Budidaya Kambing Etawa. Javalitera. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan PKPM
a. Penimbangan Ternak b. Penimbangan Pakan
c. Pengambilan Hijauan d. Penjemputan ampas tahu
e. Pemerahan f. Pengukuran Volume Susu
Keluarga Besar Rantiang Ameh
Lampiran 2. Profil Perusahaan
Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh merupakan peternakan
kambing yang berlokasi di Kayu Rantingan Bukik Batabuah Kecamatan
Canduang Kabupaten Agam. Luas area peternakan adalah 1 Ha yang terdiri dari
dua bangunan utama yaitu labor pengolahan dan kandang, dimana kandang terdiri
dari beberapa bagian diantaranya kandang laktasi, kandang cempe, kandang
induk, kandang pejantan, kandang dara dan kandang pedaging. Peternakan
Kambing Perah Rantiang Ameh juga memiliki fasilitas lain seperti mess empat
kamar, ruang tamu serta satu buah kamar mandi.
Peternakan Kambing Perah Rantiang Ameh awalnya merupakan usaha
milik pribadi, dengan jumlah populasi awal ternak 20 ekor (18 ekor betina dan 2
ekor jantan). Kemudian muncul keinginan dari masyarakat sekitar untuk ikut serta
dalam peternakan ini, sehingga pada bulan desember 2010 terbentuklah kelompok
tani dengan jumlah anggota 15 orang yang dinamakan Peternakan Kambing Perah
Ranting Ameh yang diketuai oleh Ir. Amrizal. Populasi terakhir di Peternakan
Kambing Perah Rantiang Ameh adalah 125 ekor ternak dengan jumlah pekerja
empat orang dengan tugas masing-masing, satu orang bagian pengolahan, satu
orang pemerah, satu orang membersihkan kandang dan satu orang lagi bertugas
dalam pengambilan hijauan.
Lampiran 3. Struktur Organisasi
KELOMPOK TANI “RANTIANG AMEH”
KETUA Ir. Amrizal
BENDAHARA
Delfia
SEKRETARIS
Febryon Tri Intano, S.Pt
KOORDINATOR
1. Peternakan : Amri St. Bagindo 4. Pengolahan Hasil : Delfia
2. Pertanian : Awal 5. Pemasaran :
Jimmy
3. Perikanan : Murnaisir 6. Hasil : Handri
ANGGOTA KELOMPOK
1. Ema Lazita 9. Candra 17. Edrizal 25. Nasir
2. Edi Marius 10. Panduko 18. Wil 26. Yot
3. Efiyarman 11. Mirzal 19. Syamsurizal 27. Lida
4. Taharuddin 12. Era 20. Zul 28. Dedi
5. Zamrud 13. Malin 21. Katik 29. Arip
6. Gamal 14. Harianto Malin 22. Yori 30. Budi
7. Bendri 15. Tungkek Ameh 23. Erizal 31. Eri
8. Yuli 16. Budia Gendri 24. Yanti