pengaruh genius learning strategy terhadap hasil … filespldv di kelas viii smp n 6 sibolga t.a....
TRANSCRIPT
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
41 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
PENGARUH GENIUS LEARNING STRATEGY TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN
SPLDV DI KELAS VIII SMP N 6 SIBOLGA T.A. 2011/2012
Oleh
Sariayu Siabarani1) 1) Dosen Pendidikan Matematika STKIP Riama Medan
e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Strategy Genius Learning
terhadap hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
eksperimen “Two group pretest-post test design”. Sampel untuk kelas eksperimen (VIII-1) 35 siswa dan kelas kontrol (VIII-2) siswa. Setelah dilakukan uji-regresi dengan taraf
signifikansi α = 0,005, maka diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (7,1538 > 2,0357), sehingga
dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Strategy Genius Learning terhadap hasil belajar matematika siswa. Hasil studi ini mengindikasikan keberhasilan
pembelajaran Strategy Genius Learning pada materi SPLDV, sehingga perlu dipikirkan
untuk aplikasi strategi ini dalam pembelajaran materi lain terutama materi dengan karakteristik yang membutuhkan pemahaman.
Keywords : Genius learning strategy, Hasil Belajar, Kuantitatif, SPLDV
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan
baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Oleh karena itulah, pendidikan
dapat dijadikan sebagai parameter seberapa baik kualitas pembangunan suatu
bangsa. Melalui pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas dicetak untuk
menjadi motor penggerak kemajuan dan Indonesia sebagai negara yang
berkembang terus berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
melalui pendidikan nasional.
Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, produktif,
serta sehat jasmani dan rohani. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional tersebut
dan selaras dengan tuntutan zaman maka peningkatan kualitas pendidikan
merupakan kebutuhan yang sangat urgen.
Erlangga (dalam Juliana, 2006:1) menyatakan :
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
42 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
“Matematika sebagai ilmu dasar, memegang peranan yang cukup penting
dalam banyak bidang ilmu terapan. Setelah sukses diterapkan dalam
bidang astronomi dan mekanika, matematika telah berkembang menjadi
alat analisis yang penting dalam bidang fisika dan juga engineering.
Dengan demikian matematika telah menjadi komponen esensial dalam
kegiatan hidup”.
Sekalipun demikian, mata pelajaran matematika belum menjadi mata
pelajaran yang diminati oleh banyak siswa. Dan ada juga penilaian yang
menyatakan bahwa pembelajaran matematika di Indonesia tidak relevan dengan
tren global. Pendidikan matematika dinilai masih bertumpu pada aspek kognisi,
bukan pemecahan masalah. Pendidikan matematika seharusnya diarahkan pada
expert thinking yang mencakup kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan
keingintahuan.
Akibatnya pemahaman atau pengetahuan siswa terbatas pada apa yang
disampaikan guru, karena penggunaan metode pembelajaran yang berpusat
kepada guru kurang memacu pola berpikir, kreatifitas, ataupun potensi otak siswa
sehingga kurang mengakses memori jangka panjang siswa terhadap materi
pelajaran yang disampaikan guru, siswa cepat lupa dan pelajaran berlalu begitu
saja. Siswa yang pada dasarnya berintelegensi tinggi dapat mengikuti pelajaran,
sementara siswa yang berintelegensi rendah sulit mengikuti pelajaran.
Gunawan, 2007 mengemukakan bahwa kecerdasan manusia tidak hanya
ditentukan semata oleh jumlah sel otak yang dimiliki tetapi lebih ditentukan oleh
seberapa banyak koneksi yang bisa terjadi diantara masing-masing sel otak.
Koneksi antar sel otak akan terjadi bila sering menggunakan dan melatih otak.
Semakin sering otak digunakan dan dilatih, semakin banyak koneksi yang terjadi.
Prinsip ini sangat penting diterapkan dalam proses pembelajaran materi sistem
persamaan linier dua variabel (SPLDV) mengingat bahwa siswa memiliki latar
belakang gaya belajar yang berbeda.
Dengan demikian usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
hasil belajar siswa adalah dengan merancang proses pembelajaran yang asyik,
menyenangkan, nyaman, dan tepat dengan lingkungan pembelajaran.
Memperhatikan permasalahan yang dikemukakan tersebut merupakan tantangan
yang harus dihadapi oleh guru maupun peneliti untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Sehingga peneliti ingin menerapkan suatu pembelajaran yang dapat
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
43 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
mengapresiasi dan mengakomodasi kesulitan siswa dalam mengikuti
pembelajaran matematika. Untuk itu strategi pembelajaran yang tepat digunakan
adalah Genius Learning Strategy. Genius Learning Strategy adalah suatu sistem
yang terancang dengan satu jalinan yang sangat efisien yang meliputi diri anak
didik, guru, proses pembelajaran dan lingkungan pembelajaran.
Pentahapan yang lengkap dalam implementasi pembelajaran Strategy
Genius Learning dalam pembelajaran matematika sebagai berikut:
1. Suasana Kondusif
Menurut Gunawan, (2007), suasana kondusif adalah suasana anak terbebas
dari rasa takut dan bebas dari tekanan psikologis. Siswa berada pada kondisi fisik
yang nyaman dan mendukung untuk melakukan aktivitas belajar. Bisa dengan
menggunakan musik dan mengkombinasikannya dengan Brain Gym untuk
menciptakan suasana yang kondusif.
2. Hubungkan
Menurut Gunawan (2007), memulai setiap proses pembelajaran dengan
memastikan bahwa apa yang akan diajarkan pada murid saat ini selalu dapat
dihubungkan dengan apa yang telah diketahui oleh murid, baik itu melalui
pengalaman murid itu maupun melalui proses pembelajaran yang telah
berlangsung sebelumnya, dan dihubungkan juga dengan apa yang akan dialami
murid pada masa yang akan datang.
3. Gambaran Besar
Memberikan gambaran besar ini berfungsi sebagai perintah kepada pikiran
untuk menciptakan “folder” yang nantinya akan didiisi dengan informasi. Folder
ini akan diisi dengan informasi yang sejalan pada saat proses pemasukan
informasi. Pada tahap pemasukan informasi, materi pelajaran disampaikan secara
linear dan bertahap.
4. Tetapkan Tujuan
Pada tahap inilah proses pembelajaran baru dimulai. Apa hasil yang akan
dicapai pada akhir sesi harus dijalaskan dan dinyatakan kepada siswa. Hasil yang
akan dicapai dapat dijelaskan langsung kepada seluruh kelas, ada juga yang
dijelaskan per kelompok, atau kadang dijelaskan kepada murid secara pribadi.
Guru menulis dengan huruf yang besar dan jelas pada papan tulis sehingga murid
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
44 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
dapat senantiasa melihat tujuan dari proses pembelajaran yang akan segera
dimulai. Tahap ini juga merupakan tahap goal-setting (Gunawan, 2007).
5. Pemasukan Informasi
Pada tahap ini, informasi yang diajarkan harus disampaikan dengan
melibatkan berbagai gaya belajar. Metode penyampaian harus bisa
mengakomodasi gaya belajar visual, auditori dan kenestetik dan bila
memungkinkan juga mengakomodasi gaya penciuman dan pengecapan
(Gunawan, 2007). Pada tahap ini, memori jangka panjang akan dapat diakses
apabila proses pemasukan informasi bersifat unik dan menarik.
6. Aktivasi
Proses aktivasi merupakan proses yang membawa murid kepada satu
tingkat yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkan. Saat murid menerima
informasi melalui proses pembelajaran (pemasukan informasi), informasi ini
masih bersifat pasif. Untuk lebih bisa meyakinkan bahwa murid sudah benar-
benar telah mengerti dan untuk menimbulkan perasaan di hati murid bahwa
informasi yang barusan diajarkan adalah benar-benar milik mereka, kita perlu
melakukan aktivasi.
7. Demonstrasi
Tahap ini sebenarnya sama dengan proses guru menguji pemahaman
murid dengan memberikan ujian. Hanya bedanya, dalam lingkaran sukses Genius
Learning, guru langsung menguji pemahaman murid pada saat itu juga. Mengapa
murid langsung diminta melakukan demonstrasi? Ini bertujuan untuk benar-benar
mengetahui sampai di mana pemahaman murid dan sekaligus merupakan saat
yang paling tepat untuk bisa memberikan umpan balik feedback.
8. Tinjau Ulang dan Jangkarkan
Pada tahap Pengulangan penjangkaran ini bermanfaat untuk meningkatkan
daya ingat dan meningkatkan efektifitas dari proses pembelajaran. Dapat
dilakukan self-test atau test yang dilakukan oleh murid sendiri terhadap
pemahamannya. Bisa juga digunakan pengujian dengan cara berpasangan dengan
rekan murid lainnya. Intinya adalah menciptakan suasana yang menyenangkan
dan bebas dari stres saat melakukan test. Dapat juga dilakukan beberapa teknik
tambahan yang dapat digunakan guru dalam melakukan proses peninjauan ulang/
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
45 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
pengulangan dan penjangkaran: penutup sesi pembelajaran, membicarakan topik,
ngobrol santai, donat, rotasi refleksi, operan kertas ide, komentar penutup.
Pada setiap tahap pada pembelajaran dengan Strategi Genius Learning,
siswa dan guru sama-sama aktif menjalani pembelajaran. Keaktifan guru
dimaksudkan untuk memberi contoh dan membangun kemitraan dan komunikasi
dengan siswa. Guru dapat mengetahui apakah ia melakukan pembelajaran sesuai
dengan rencana yang disusun. Selain itu, guru juga dapat melihat dan merasakan
apa-apa yang terjadi dengan dan dalam pembelajarannya, apa yang dilakukan
siswa. Keaktifan siswa akan dapat menyentuh badan, pikiran, ingatan, perasaan
dan kesadarannya. Sentuhan keseluruhan pada kelima aspek tersebut mendorong
terjadinya perkembangan yang seimbang pada semua dimensi potensi siswa
(Gunawan, 2007). Genius learning strategy dapat membangun suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Dalam situasi tersebut diharapakan dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian
ini akan dilihat pengaruh genius learning strategy terhadap hasil belajar
matematika siswa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif,
yaitu data yang diperoleh berupa angka-angka yang akan diuji dengan
menggunakan metode statistik. Adapun dalam pelaksanaan pendekatan kuantitatif
ini, peneliti melakukan beberapa tehnik. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dimana akan menerapkan pembelajaran Strategy Genius Learning
pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol
sebagai pembanding.
Penentuan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel secara acak. Salah satu kelas dari sampel yang di ambil
tersebut akan dijadikan sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas VIII1 yang
menggunakan Pembelajaran Strategy Genius Learning dan satu kelas yang
lainnya sebagai kelas kontrol, yaitu kelas VIII2 yang menggunakan pembelajaran
konvensional .
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan langsung dari lapangan, maka
penelitian memerlukan teknik pengumpulan data dengan melakukan instrumen
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
46 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
tes. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Daryanto tes adalah “suatu alat prosedur
yang sistematik dan objektif untuk memperoleh data-data dalam keterangan yang
diinginkan” (Daryanto, 1999). Tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
matematika siswa pada materi SPLDV kelas VIII SMP N 6 Sibolga. Tes yang
peneliti berikan berupa pre-test dan post-test berbentuk essay berjumlah 5 soal.
Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes yang diberikan kepada
siswa sebelum dan setelah proses pembelajaran (pre-test dan post-test). Pre-test
yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan awal (hasil belajar) yang dimiliki siswa. Sedangkan post-test yang
diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil
belajar matematika siswa pada materi SPLDV di kelas VIII SMP N 6 Sibolga
yang di ajarkan dengan menggunakan Strategy Genius Learning. Pengolahan
selanjutnya harus diawali dengan uji prasyarat analisis yaitu dengan menguji
normalitas dan uji homogenitas dari tiap-tiap kelompok data. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa seluruh kelompok data normal dan homogen. Selanjutnya
dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik uji-regresi linier.
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
H0 : 𝜃 = 0 Tidak ada pengaruh Strategy Genius Learning terhadap hasil
belajar matematika siswa.
Ha : 𝜃 ≠ 0 Ada pengaruh Strategy Genius Learning terhadap hasil belajar
matematika siswa.
Menghitung koefisien korelasi dengan rumus:
𝑟 =𝑛 ∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
√[𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑋𝑖)2][𝑛 ∑ 𝑌𝑖
2 − (∑ 𝑌𝑖)2]
(Sudjana, 2005:369)
Untuk pengujian hipotesis digunakan statistik:
𝑡 =𝑟√(𝑛 − 2)
√1 − 𝑟2 (Sudjana,2005:377)
Dengan dk = n-2 dan α = 0,05 kriteria pengujian diterima hipotesis H0 jika
−𝑡1−
1
2∝
< 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡1−
1
2∝
. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Genius
learning strategy terhadap hasil belajar matematika siswa dihitung indeks
determinasinya dengan rumus I = r2 dimana r = rxy .
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
47 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
C. HASIL PENELITIAN
Menguji Kelinieran Regresi
Uji linieritas model regresi bertujuan untuk menguji apakah model linier yang
telah diambil itu benar-benar cocok dengan keadaanya atau tidak. Menguji
linieritas model regresi dirumuskan hipotesis berikut.
H0 : E(y) = a + bX (model regresi linier)
Ha : E(y) ≠ a + bX (model regresi tidak linier)
Untuk menguji kelinieran Y= a + bX, digunakan uji F dengan rumus:
Fhitung = eS
S TC
2
2
Kriteria pengujian:
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹(𝑘−2,𝑛−𝑘) maka H0 ditolak atau Ha diterima
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝐹(𝑘−2,𝑛−𝑘) maka Ha ditolak atau H0 diterima
Xi Kelompok ni Yi Yi2 ∑Yi
2 (∑Yi)2 (∑Yi)2/ni ∑Yi2 – (∑Yi)2/ni
0 1 8 10 100 9425 55225 6903,125 2521,875
0 50 2500
0 15 225
0 60 3600
0 20 400
0 40 1600
0 10 100
0 30 9 00
2 2 2 40 1600 4625 9025 4512,5 112,5
2 55 3025
3 3 1 10 100 100 100 100 0
6 4 1 55 3025 3025 3025 3025 0
7 5 3 25 625 2625 7225 2408,33 216,67
7 40 1600
7 20 400
8 6 5 20 400 4825 15625 3125 1700
8 10 100
8 10 100
8 60 3600
8 25 625
9 7 2 25 625 3125 5625 2812,5 312,5
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
48 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
9 50 2500
10 8 2 20 400 4000 6400 3200 800
10 60 3600
11
9 1 30 900 900 900 900 0
12 10 3 25 625 5250 14400 4800 450
12 40 1600
12 55 3025
18 11 1 60 3600 3600 3600 3600 0
20 12 4 60 3600 11225 42025 10506,25 718,75
20 50 2500
20 30 900
20 65 4225
22 13 1 40 1600 1600 1600 1600 0
25 14 1 70 4900 4900 4900 4900 0
JK(G) =
k
X
i
i
in
YY
2
2)(
= 2521,875 + 112,5 + 0 + 0 + 216,67 + 1700 + 312,5 + 800 + 0 + 450 + 0
+ 718,75 + 0 + 0
JK(G) = 6832,295
JK(TC) = JK(Res) – JK(G)
= 9523, 0771 – 6832,295
= 2690,7821
S2TC =
2
)(
k
JK TC = 2318,224
214
7821,2690
S2G =
kn
JK G
)( = 3473,325
21
295,6832
Fhitung = G
TC
S
S2
2
= 6892,03473,325
2318,224
Tabel Ringkasan ANAVA Uji Kelinieran Regresi Kelas Kontrol
Sumber Variansi Dk JK KT Fhitung
Total 35 59750 - -
Koefisien (a)
Regresi (b|a)
Residu
1
1
48285,7142
1941,2087
9523,0771
48285,7142
1941,2087
288,5780
6,7268
Tuna Cocok
Kkeliruan
2690,7821
6832,295
224,2318
325,3473
0,6892
Dengan α = 0,05 diperoleh F(0,95)(12,23) = 2,20
Karena Fhitung < F(0,95)(4,32) yaitu 0,6892 < 2,20 dengan α = 0,05 maka H0 diterima,
dengan kesimpulan model regresi kelas kontrol linier (E(y) = a + bX).
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
49 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Xi Kelomp
ok
ni Yi Yi2 ∑Yi
2 (∑Yi)2 (∑Yi)2/ni ∑Yi2 –
(∑Yi)2/ni
0 1 5 40 1600 7025 34225 6845 180
0 45 2025
0 40 1600
0 30 900
0 30 900
2 2 3 40 1600 4100 12100 4033,33 66,67
2 30 900
2 40 1600
3 3 1 30 900 900 900 900 0
5 4 3 40 1600 5700 16900 5633,33 66,67
5 40 1600
5 50 2500
6 5 3 45 2025 7025 21025 7008,33
16,67
6 50 2500
6 50 2500
7 6 1 40 1600 1600 1600 1600 0
8 7 1 55 3025 3025 3025 3025 0
9 8 2 50 2500 4100 8100 4050 50
9 40 1600
10 9 5 50 2500 21034 97344 19468,8 1565,2
10 97 9409
10 50 2500
10 60 3600
10 55 3025
12 10 3 55 3025 10225 30625 10208,33 16,67
12 60 3600
12 60 3600
13 11 1 60 3600 3600 3600 3600 0
15 12 1 70 4900 4900 4900 4900 0
16 13 1 65 4225 4225 4225 4225 0
18 14 1 70 4900 4900 4900 4900 0
19 15 1 60 3600 3600 3600 3600 0
20 16 3 75 5625 14750 44100 14700 50
20 70 4900
20 65 4225
JK(G) =
k
X
i
i
in
YY
2
2)(
= 180 + 66,67 + 0 + 66,67 + 16,67 + 0 + 0 + 50 + 1565,2 + 16,67 + 0 + 0 +
0 + 0 + 0 + 50
JK(G) = 2011,88
JK(TC) = JK(Res) – JK(G)
= 2907,3934 – 2011,88
= 895,5134
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
50 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
S2TC =
2
)(
k
JK TC = 9652,63
216
5134,895
S2G =
kn
JK G
)( = 8884,105
19
88,2011
Fhitung = G
TC
S
S2
2
= 6040,08884,105
9652,63
Tabel Ringkasan ANAVA Uji Kelinieran Regresi Kelas Eksperimen
Sumber Variansi Dk JK KT Fhitung
Total 35 100709 - -
Koefisien (a)
Regresi (b|a)
Residu
1
1
93292,82857
4508,7780
2907,3934
93292,82857
4508,7780
88,1028
51,1763
Tuna Cocok
Kekeliruan
895,5134
2011,88
63,9652
105,8884
0,6040
Dengan α = 0,05 diperoleh F(0,95)(14,19) = 2,31
Karena Fhitung < F(0,95)(4,32) yaitu 0,6040 < 2,31 dengan α = 0,05 maka H0 diterima,
dengan kesimpulan model regresi kelas eksperimen linier (E(y) = a + bX).
Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes yang telah diujicobakan
pada subyek ujicoba yang mempunyai karakteristik yang sama dengan subyek
penelitian untuk mengetahui aspek validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan
daya beda dari soal tes untuk bidang studi matematika dengan materi SLDV 5
butir soal dan waktu mengerjakan 30 menit untuk kelas eksperimen maupun kelas
kontrol disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Ringkasan Data Hasil Belajar Matematika Kedua Kelas
No Statistik Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Nilai Awal Nilai Akhir Nilai Awal Nilai Akhir
1 N 35 35 35 35
2 Jumlah Nilai 304 1300 302 1807
3 Rata-Rata 8,68 37,143 8,62 51,62
4 Simpangan Baku 7,33 18,363 6,27 14,76
5 Varians 53,75 337,185 39,41 218,12
6 Maksimum 25 70 20 97
7 Minimum 0 10 0 30
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
statistik menggunakan uji regresi linier, dari hasil pengolahan data di atas
diperoleh :
Kelas Kontrol
𝑟 =𝑛 ∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
√[𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑋𝑖)
2] [𝑛 ∑ 𝑌𝑖
2 − (∑ 𝑌𝑖)2]
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
51 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
𝑟 =35(13175) − (304)(1300)
√[35(4468) − 92416][35(59750) − 1690000
𝑟 =65925
160204,7284
𝑟 = 0,4115
𝑡 =𝑟 √(𝑛 − 2)
√1 − 𝑟2
𝑡 =0,4115 √35 − 2
√1 − (0,4115)2
𝑡 = 2,5935
Harga ttabel diperoleh dari interpolasi daftar distribusi t dengan taraf nyata α =
0,05 dan dk = 35 – 2 = 33
Untuk dk = 30, 𝑡(0,975) = 2,042
Untuk dk = 40 , 𝑡(0,975) = 2,021
Maka dk = 33, 𝑡(0,975) = 2,042 +33−30
40−30(2,021 − 2,042)
𝑡(0,975) = 2,042 + (−0,0063)
𝑡(0,975) = 2,0357
Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 2,5935 > 2,0357 sehingg H0 ditolak dan dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran konvensional terhadap
hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan SPLDV.
Untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran konvensional
terhadap motivasi belajar dapat ditentukan dengan rumus:
Besar pengaruh = I × 100% ; dengan I = r2
I = (0,4115)2
I = 0,1693
Besar pengaruh = 0,1693 × 100% = 16,93%
Dari perhitungan di atas diperoleh bahwa besar pengaruh model pembelajaran
Konvensional terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VIII SMP N.6
Sibolga T.A.2011/2012 adalah 16,93%.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
52 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Kelas Eksperimen
𝑟 =𝑛 ∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
√[𝑛 ∑ 𝑋𝑖2 − (∑ 𝑋𝑖)
2] [𝑛 ∑ 𝑌𝑖
2 − (∑ 𝑌𝑖)2]
𝑟 =35(18050) − (302)(1807)
√[35(3946) − 91204][35(100709) − 3265249
𝑟 =86036
110341,3014
𝑟 = 0,7797
𝑡 =𝑟 √(𝑛−2)
√1−𝑟2
𝑡 =0,7797 √35 − 2
√1 − (0,7797)2
𝑡 =4,4790
0,6261
𝑡 = 7,1538
Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 7,1538 > 2,0357 sehingg H0 ditolak dan dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran konvensional terhadap
hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan SPLDV.
Untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran genius learning
strategy terhadap hasil belajar dapat ditentukan dengan rumus:
Besar pengaruh = I × 100% ; dengan I = r2
I = (0,7797)2
I = 0,6079
Besar pengaruh = 0,6079 × 100% = 60,79%
Dari perhitungan di atas diperoleh bahwa besar pengaruh pembelajaran
Strategy Genius Leraning terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas VIII
SMP N.6 Sibolga T.A.2011/2012 adalah 60,79%.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
53 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
D.KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa pada materi pokok bahasan Sistem Persamaan
Linier Dua Variabel ( SPLDV) dengan menggunakan Strategy Genius
Learning memiliki nilai rata-rata 51,62. Sedangkan dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata 37,143.
2. Secara statistik dengan menggunakan regresi disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Strategy
Genius Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematika
siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional pada materi pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel ( SPLDV) di kelas VIII SMP N 6 Sibolga T.A. 2011/ 2012, hal ini
dibuktikan dari model regresi dan hasil pengujian hipotesis untuk kelas
eksperimen adalah Y = 35,8018 +1,8342 X dan besar pengaruh 60,79%
sedangkan kelas kontrol Y = 28,1908+ 1,0306 X dan besar pengaruh
16,93%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah:
1. Kepada guru matematika dapat menjadikan Strategy Genius Learning
sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2. Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang lebih
sempurna sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal dengan materi
ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat
berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan matematika
REFERENSI
Adinawan, Cholik. 2006. Matematika untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Erlangga
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
54 | P a g e
JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
.2007. Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP)
Kepemimpinan Skripsi Program Studi Kependidikan, FMIPA,
UNIMED.
Gunawan, A.W. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhibbinsyah. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Mustaqim, dan Wahib, Abdul. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rose, C. 2002. Accelareted Learning For The 21th Century. Bandung: Nuansa
Silitonga, Maulim, P. 2011. Statistik: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian.
Medan: FMIPA UNIMED
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Simangunsong, Wilson. 2004. Matematika untuk SMP kelas VIII. Jakarta:
Erlangga
Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya