pengaruh good corporate governance terhadap nilai...
TRANSCRIPT
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN RETURN ON ASSETS SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2014
GUSTI NOVALIA
120462201133
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjungpinang, 2016
Gmail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, dan Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai
Peusahaan, serta pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan
Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan dengan Return On Assets
sebagai variabel Moderating pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011-2014.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode statistik deskriptif. Sampel
penelitian ini adalah laporan keuangan dan tahunan perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011- 2014 dengan menggunakan metode
purposive sampling. Terdapat 17 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel
penelitian. Metode analisis pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda dan
pengujian residual.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan, Kepemilikan Institusional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan, Dewan Komisaris Independen tidak
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional dan Dewan Komisaris Independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan. Return On Assets sebagai variabel Moderating tidak dapat
memoderasi hubungan antara Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
dan Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan.
Kata Kunci : Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris
Independen, Nilai Peusahaan dan Return On Assets
THE EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE TO FIRM VALUE
MODERATED BY RETURN ON ASSETS ON MANUFACTURING
COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIOD 2011-
2014
120462201133
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjungpinang, 2016
Gmail: [email protected]
ABSTRACT
The purpose of this research to provide empirical evidence about
Managerial Ownership, Instutisional Ownership, and Propotion Of Independent
Board to Firm Value, and to provide empirical evidence about Managerial
Ownership, Institusional Ownership and Proption Of Independent Board to Firm
Value moderated by Return On Assets on Manufacturing Companies listed in
Indonesia stock exchange period 2011-2014.
Research method by using descriptive statistical. This research using a
population of annual report and financial statement on Manufacturing Companies that
listed in Indonesian stock exchange period 2011-2014. Samples were selected by
using purposive sampling and we can obtain 17 research samples. Analyzed method
in this research are multiple regression and residual test.
The result of this research was indicated that Managerial Ownership doesn’t
effect to firm value. Institusional Ownership significantly positive to Firm Value,
Propotion Of Independent Board doesn’t effect to Firm Value. In simultant test
Managerial Ownership, Institusional Ownership, and Proption Of Independent Board
Effected To Firm Value. Return On Assets as moderated variabel the relationship
between Managerial Ownwership, Institusional Ownership, and Propotion Of
Independent Board to Firm Value.
Keywords: Managerial Ownership, Institutional Ownership, Propotion Of
Independent Board, Firm Value and Return On Assets
PENDAHULUAN
Pada dasarnya suatu perusahaan mencari profit, tetapi tidak hanya profit melainkan
juga nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting
karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya tingkat
kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham akan semakin tinggi
nilai perusahaannya. Tingginya harga saham disebabkan oleh tingginya permintaan
saham dimana adanya permintaan maka penawaran harga saham semakin meningkat.
Kemakmuran pemegang saham dan perusahaan ditunjukan oleh harga pasar dari
saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing),
dan manajemen asset (Abiyoga, 2013).
Nilai suatu perusahaan dapat dikatakan baik apabila tata kelola perusahaan itu
baik,untuk mendapatkan pengelolaan yang baik maka perusahaan itu harus
menerapkan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance dikatakan
dapat menciptakan nilai tambah karena dengan menggunakan Good Corporate
Governance, diharapkan perusahaan akan mempunyai kinerja yang baik sehingga
dapat menciptakan nilai tambah dan meningkatkan nilai perusahaan (Abiyoga, 2013).
Pada penelitian ini untuk mengukur Good Corporate Governance itu sendiri penulis
menggunakan tiga mekanisme Good Corporate Governace diantaranya Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Dewan Komisaris Independen.
Kepemilikan Manajerial berperan sebagai pihak yang menyatukan kepentingan antara
manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan institusional merupakan pihak yang
memonitor kinerja perusahaan, utamanya menjadi mekanisme monitoring yang
efektif dalam setiap keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen. Komisaris
Independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar
tercipta perusahaan yang Good Corporate Governance (Julianti, 2015). ). ROA
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit)
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Berdasarkan penelitian latar belakang
masalah diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Good Corporate
Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Return On Assets sebagai variabel
Moderating pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011-2014” .
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki
oleh manajemen baik direksi, komisaris maupun karyawan dengan persyaratan
tertentu untuk memiliki saham tersebut. Kepemilikan saham oleh manajemen akan
mengurangi agency problem diantara manajer dan pemegang saham yang dapat
dicapai melalui penyelarasan kepentingan antara pihak – pihak yang berbenturan
kepentingannya (Azzahrah, 2014).
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak luar
perusahaan . Pada umumnya investor institusional merupakan pemegang saham yang
cukup besar sekaligus memiliki pendanaan yang besar. Ada anggapan bahwa
perusahaan yang memiliki pendanaan besar maka kecil kemungkinan berisiko
mengalami kebangkrutan, sehingga keberadaannya akan meningkatkan kepercayaan
publik terhadap perusahaan (Widarjo,2010).
Dewan Komisaris Independen
Komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen,
pemegang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain berhubungan langsung
atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang
mengawasi pengelolaan perusahaan.
Return On Assets
Menurut Fahrizal (2013) ROA merupakan indikator kemampuan sebuah unit usaha
untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut.
Return On Asset mengukur kinerja operasi yang menunjukkan sejauh manakah aktiva
dikaryakan. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan
sumber ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah gambaran dari tata kelola perusahaan yang tercermin pada
harga saham . Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi tingkat
kemakmuran dari pemegang saham (Senda, 2013). Investor yang menilai perusahaan
memiliki prospek yang baik dimasa depan akan cenderung membeli saham
perusahaan tersebut. Akibatnya permintaan akan saham dari perusahaan tersebut akan
tinggi, denga tingginya permintaan saham maka menyebabkan harga saham
meningkat, dengan meningkatnya harga saham maka nilai perusahaan juga akan
meningkat.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Julianti (2015) menunjukan bahwa Kepemilikan
manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial mampu menjadi mekanisme good
corporate governance yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Karena pada
dasarnya penerapan corporate governance mengurangi konflik kepentingan antara
para stakeholder sehingga dengan adanya corporate governance diharapkan adanya
penyelarasan kepentingan yang menyebabkan manajemen bekerja sesuai dengan
tujuan perusahaan sehingga nilai perusahaan akan menjadi tinggi (Faqi, Makhdalena,
& Riadi, 2013).
H1 :Terdapat pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Faizal dalam Ariyanto & Setyorini (2013) Kepemilikan institusional,
dimana umunya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Semakin
besar kepemilikan institusional maka semakin efisiensi pemanfaatan aktiva
perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegah terhadap
pemborosan yang dilakukan oleh manajemen. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Julianti (2015) Kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional mampu
menjadi mekanisme good corporate governance yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
H2 :Terdapat pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai Peusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2013) menunjukan bahwa dewan
komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin
tinggi proporsi komisaris independen dalam perusahaan maka diharapkan
pemberdayaan dewan komisaris ini dapat melakukan tugas pengawasan dan
pemberian nasehat kepada direksi secara efektif dan lebih meberikan nilai tambah
bagi perusahaan. Dengan demikian hal ini akan memberikan benefit yang tinggi bagi
perusahaan sehingga nilai perusahaan dapat meningkat.
H3 :Terdapat pengaruh Dewan komisaris independen terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Dewan Komisaris
Independen terhadap Nilai Perusahaan secara Simultan.
Kepemilikan manajerial berperan sebagai pihak yang menyatukan kepentingan antara
manajer dengan pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan manajerial maka
manajer akan merasa memiliki perusahaan yang berdampak pada tindakan manajer
dalam mengelola perusahaan. Oleh karena itu, kepemilikan oleh para manajer
menjadi pertimbangan penting ketika hendak meningkatkan nilai perusahaan
(Azzahrah, 2014). Kepemilikan Institusional merupakan pihak yang memonitor
kinerja perusahaan, utamanya menjadi mekanisme monitor yang efektif dalam setiap
keputusan yang akan diambil oleh pihak manajemen (Widarjo, 2010). Komisaris
independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar
tercipta perusahaan yang Good Corporate Governance (Agustiani, 2013).
H4 :Terdapat pengaruh secara simultan antara Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, dan Dewan Komisaris Independen, terhadap Nilai Perusahaan.
Pengaruh Return On Assets sebagai variabel moderasi terhadap Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Dewan Komisaris Independen
terhadap Nilai Perusahaan.
Return On Assets merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan
didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
didalam perusahaan.ROA mengukur kinerja operasi yang menunjukan sejauh
manakah aktiva dikaryakan. Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan dalam
memanfaatkan suber ekonomi yang ada untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi
rasio ini, semakin baik suatu perusahaan. Dan apakah dengan tinggi nya rasio ini
dapat memperkuat atau memperlemah hubungan yang terjadi antara Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Dewan Komisaris Independen terhadap
Nilai Perusahaan.
Terdapat pengaruh Return On Assets sebagai variabel moderating terhadap hubungan
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Dewan Komisaris
Independen terhadap Nilai Perusahaan.
Objek dan ruang lingkup penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk menguji dan menganalisi pengaruh variabel
independen yakni kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan
komisaris independen terhadap variabel dependen nilai perusahaan dengan Return On
Assets sebagai variabel moderating. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dilihat dari
dimensi waktu yang digunakan, penelitian ini termasuk kedalam kelompok data time
series dengan periode penelitian selama empat tahun yaitu dari tahun 2011 – 2014.
Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel utama yang menjadi perhatian
utama penelitian (Sekaran, 2007). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Nilai perusahaan yang diukur menggunakan Price Book Value (PBV). Menurut
Fahmi, (2012) rumus untuk mengukur PBV itu adalah :
Book Nilai Buku Saham Perlembar menurut Hartono (2015) dapat diukur
melalui :
2. Variabel Independen
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Manajerial diukur berdasarkan persentase kepemilikan saham
manajerial (Azzahrah, 2014) :
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional diukur berdasarkan persentase kepemilikan
saham institusional (Azzahrah, 2014) :
c. Dewan Komisaris Independen
Dewan komisaris independen, diukur dari persentase komisaris independen
terhadap jumlah keseluruhan anggota dewan komisaris Lastanti dalam Purwaningtyas
(2011).
3. Variabel Moderating
Menurut Sekaran (2007) variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada
penelitian ini yang menjadi variabel moderating adalah Return On Assets
(ROA).Return on assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Rasio laba bersih terhadap total asset mengukur pengembalian atas total asset (Return
On Assets–ROA) setelah bunga dan pajak (Brigham & houston, 2010) :
Pengujian Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013). Tetapi
dalam statistik deskriptif pada penelitian ini penulis hanya menyajikan nilai terkecil
(minimum), terbesar (maximum), rata-rata (mean), dan simpangan baku (standard
deviation). Adapun gambaran statistik deskriptif dari variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini dapat ditunjukan dalam tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
KM 68 .000005062 .230769231 .057926653
85
.07184632
2062
KI 68 .001104804 .950620404 .434436995
49
.25274815
3666
DKI 68 .200000000 .750000000 .396481092
44
.11830300
7828
ROA 68 .003350469 .240921576 .078281049
77
.05931487
4519
NP 68 .179095740 10.774509661 2.10855535
816
2.1858366
48312
Valid N (listwise) 68
Sumber: Data Diolah
2. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013).
Pengujian normalitas pada penelitian ini dengan menggunakan Uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Data Dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 68
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
2.06597336
Most Extreme
Differences
Absolute .190
Positive .190
Negative -.133
Kolmogorov-Smirnov Z 1.565
Asymp. Sig. (2-tailed) .089
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data diolah
Dari tabel pengujian diatas dengan menggunakan Uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov, dapat diketahui bahwa nilai signifikan (Asymp. Sig.2-tailed)
sebesar 0,089. Karena signifikan lebih dari 0,05 maka residual terdistribusi dengan
normal.
3. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Metode pengujian yang biasa
digunakan yaitu dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada
model regresi bebas dari multikolinearitas (Ghozali, 2013). Berikut ini adalah output
pengelolaan data dengan menggunakan SPSS V.21.
Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
KM .982 1.018
KI .940 1.063
DKI .932 1.073
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber: data diolah
Hasil pengujian pada tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa nilai Tolerance
Kepemillikan Manajerial adalah sebesar 0,982 > 0,1 dan VIF 1,018 < 10. Tolerance
Kepemilikan Institusional adalah sebesar 0,940 > 0,1 dan VIF 1,063 < 10. Tolerance
Dewan Komisaris Independen adalah sebesar 0,932 > 0,1 dan VIF 1,073 < 10.
Dengan demikian, model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regreasi linear ada
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu
pada periode t – 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2013). Uji
autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW), di
mana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW).
Berikut adalah hasil output Uji Autokorelasi menggunakan Uji Durbin-
Watson.
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .327
a .107 .065 2.113840092
076
1.894
a. Predictors: (Constant), DEWANKOMISARISINDEPENDEN,
KEPEMILIKANMANAJERIAL, KEPEMILIKANINSTITUSIONAL
b. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber: Data diolah
Pada tabel 4.5 didapatkan nilai dari Durbin Watson Hitung sebesar 1,894
untuk mendeteksi autokerasi kita dapat membandingkannya dengan tabel D-W. Tabel
Signifikan 5%, N = 68, dan K = 3 maka didapatkan hasil pada tabel D-W sebesar
1,7001. Nilai DW 2,023 > 1,7001 (du) dan kurang dari (4-du) 4-1,17001 = 2,82999
maka dapat disimpulkan tidak terjadi Autokerelasi.
5. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Untuk menguji nya pada penelitian ini peneliti menggunakan Uji Glejser dalam
Ghozali (2013) uji Glejser yaitu meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen. Uji glesjer ini memiliki profitabilitas signifikansinya diatas tingkat
kepercayaan 5%. Berikut adalah Output pengelolaan data dengan menggunakan SPSS
V.21
Tabel 4.6
Uji Heteroskedastisitas Dengan Metode Glesjer
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2.357 .654 3.605 .000
KM -1.027 2.423 -.050 -.424 .673
KI 1.662 .704 .283 1.880 .063
DKI -4.025 1.511 -.320 -.155 .975
a. Dependent Variable: AbsRes_1
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 4.6 uji Heteroskedastisitas menggunakan metode glejser
menunjukan bahwa signifikan variabel Kepemilikan Manajerial terhadap Absolut
Residual sebesar 0,673 > 0,05, signifikan variabel kepemilikan institusional terhadap
absolut residual sebesar 0,063 > 0,05, signifikan variabel dewan komisaris
independen terhadap absolut residual sebesar 0,975 > 0,05. Dengan demikian, pada
model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
6. Uji Regresi Linier Berganda
Ghozali (2013) mengatakan bahwa analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel independen dengan satu
variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Berikut adalah
output pengelolaan data dengan menggunakan SPSS V.21.
Tabel 4.7
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .322 .979 .329 .743
KM -2.221 3.626 -.073 -.612 .542
KI 2.290 1.054 .265 2.173 .033
DKI 2.322 2.261 .126 1.027 .308
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber: data diolah
Dari tabel 4.7 di atas dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi
berganda yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Y = a + + + + e
Y = 0,322 + ( -2.221)KM + 2,290KI + 2,322DKI + e
= 0,322 – 2,221KM + 2,290KI + 2,322DKI + e
Penjelasan persamaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Variabel dependen Nilai perusahaan sebesar 0,322 artinya Jika Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen
nilainya 0, maka Nilai Perusahaan (PBV) nilainya adalah sebesar 0,322.
2. Koefisien regresi variabel Kepemilikan Manajerial sebesar -2,221 artinya
jika Kepemilikan Manajerial mengalami kenaikan 1 satuan maka Nilai
Perusahaan (PBV) akan mengalami penurunan sebesar 2,221.
3. Koefisien regresi variabel Kepemilikan Institusional sebesar 2,290 artinya
jika Kepemilikan Institusional mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka
Nilai Perusahaan (PBV) akan mengalami peningkatan sebesar 2,290.
4. Koefisien regresi variabel Dewan Komisaris Independen sebesar 2,322
artinya jika Dewan Komisaris Independen mengalami kenaikan sebesar
1satuan maka Nilai Perusahaan (PBV) akan mengalami peningkatan sebesar
2,322.
Pengujian Hipotesis
7. Uji t (Uji Koefisien Regresi Secara Parsial)
Ghozali (2013) berpendapat bahwa uji t digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Tingkat
signifikansi uji t menggunakan 0,05 dan untuk menentukan t tabel yaitu dicari pada α
= 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 (n adalah jumlah
data dan k adalah jumlah variabel independen). Menurut Priyatno (2011) untuk
kriteria pengujian yaitu :
1. Ho diterima jika –t tabel > t hitung < t tabel
2. Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Berikut ini adalah output pengelolahan data dengan menggunakan SPSS
V.21.
Tabel 4.8
Uji t (Pengujian Masing-Masing Variabel)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .322 .979 .329 .743
KM -2.221 3.626 -.073 -.612 .542
KI 2.290 1.054 .265 2.173 .033
DKI 2.322 2.261 .126 1.027 .308
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber: data diolah
Berdasarkan hasil uji t persamaan regresi untuk model hipotesis (H1,H2,H3)
yang ditunjukan dari tabel 4.8 diatas menunjukan bahwa variabel Kepemilikan
Manajerial memiliki nilai signifikan 0,542, dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05
sedangkan nilai -0,612 > -1,99773 ( ) dengan
derajat kebebasan (df) 68 – 3 – 1 = 64 dengan pengujian dua sisi (signifikansi = 0,025
hasil diperoleh dari t tabel sebesar -1,99773). Karena nilai t hitung > t tabel (-0,612 >
-1,99773) maka H1 diterima, bahwa Kepemilikan Manajerial secara parsial tidak
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Variabel Kepemilikan Institusional memiliki nilai signifikan 0,033, dimana
nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sedangkan nilai 2,173 > 1,99773
( ) dengan derajat kebebasan (df) 68 – 3 – 1 = 64 dengan
pengujian dua sisi (signifikansi = 0,025 hasil diperoleh dari t tabel sebesar 1,99773).
Karena nilai t hitung > t tabel (2,173 < 1,99773) maka H2 ditolak, artinya
Kepemilikan Institusional secara parsial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Nilai t hitung positif, artinya pengaruh yang terjadi adalah positif, artinya semakin
besar Kepemilikan Institusional maka akan semakin meningkatkan Nilai Perusahaan.
Variabel Dewan Komisaris Independen memiliki nilai signifikan 0,308,
dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sedangkan nilai 1,027 < 1,99773
( ) dengan derajat kebebasan (df) 68 – 3 – 1 = 64 dengan
pengujian dua sisi (signifikansi = 0,025 hasil diperoleh dari t tabel sebesar 1,99773).
Karena nilai t hitung < t tabel (1,027 < 1,99773) maka H3 diterima, bahwa Dewan
Komisaris Independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
8. Uji F (Uji Koefisien Regresi Secara Simultan)
Menurut Ghozali (2013) uji f digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Tingkat signifikan uji
F menggunakan 0,05 dan untuk menentukan F tabel dengan menggunakan tingkat
keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel - 1) dan df 2 (n – k – 1) (n adalah
jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Kemudian untuk kriteria
pengujian uji f yaitu :
1. Ho diterima jika F hitung < F tabel
2. Ho ditolak jika F hitung > F tabel
Hasil uji F pada penelitian ini akan ditunjukan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.9
Uji F (Pengujian Bersama-Sama Variabel)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 34.146 3 11.382 7.241 .000
Residual 285.972 64 4.468
Total 320.118 67
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
b. Predictors: (Constant), DEWANKOMISARISINDEPENDEN,
KEPEMILIKANMANAJERIAL, KEPEMILIKANINSTITUSIONAL
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa perolehan F hitung sebesar
7,241. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (4 – 1 = 3) dan df
2 (68 – 3 – 1 = 64). Hasil diperoleh f tabel sebesar 2,75. Karena nilai f hitung 7,241 >
f tabel 2,75, maka H4 ditolak, artinya kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, dan dewan komisaris independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Nilai Perusahaan.
9. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Berikut
ini adalah output pengelolahan data dengan menggunakan SPSS V.21.
Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .327
a .107 .065 2.113840092
076
a. Predictors: (Constant),
DEWANKOMISARISINDEPENDEN,
KEPEMILIKANMANAJERIAL,
KEPEMILIKANINSTITUSIONAL
Sumber: data diolah
Dari tabel 4.10 diatas, menunjukan bahwa besarnya koefisiensi determinasi
(Adjusted R Square) adalah 0,065, hal ini berarti 6,5% variasi Nilai Perusahaan dapat
dijelaskan oleh variasi dari ke tiga variabel independen yang meliputi Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Dewan Komisaris Independen. Sedangkan
sisanya (100% - 6,5% = 93,5%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat
dalam penelitian ini.
10. Pengujian Moderating
Dalam penelitian ini pengujian variabel moderating Return On Assets
dilakukan dengan uji residual, dengan bentuk persamaan sebagai berikut :
M = a + KM + KI + DKI + e
| | = a +
Persamaan regresi yang kedua menggambarkan apakah variabel Return On
Assets (X4) merupakan variabel moderating dan ini ditunjukkan dengan nilai
koefisien b4Y signifikan dan hasilnya negatif diantara variabel Kepemilikan
Manajerial (X1) Kepemilikan Institusional (X2) dan Dewan Komisaris Independen
yang mengakibatkan Nilai Perusahaan (Y) berpengaruh negatif. Ada dua kriteria
yang dapat digunakan untuk menyimpulkan suatu variabel merupakan variabel
moderating yaitu jika koefisien parameter dependen variabel negatif dan hasilnya
sangat signifikan (lebih kecil dari 0.05), maka variabel tersebut merupakan variabel
moderating.
Tabel 4.11
Pengujian Pengaruh KM,KI,DKI Terhadap ROA
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) .027 .027 .990 .326
KM -.052 .100 -.063 -.521 .604
KI .019 .029 .079 .639 .525
DKI .115 .062 .231 1.853 .069
a. Dependent Variable: RETURNONASSETS
Sumber: data diolah
Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh persamaan regresi sebagai beriktu :
M = 0,027 – 0,054KM + 0,019KI + 0,115DKI + e
Dari model di atas dapat disimpulkan bahwa Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional dan Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif dan
negatif terhadap variabel moderating (Return On Assets). Dari Tabel 4.11 dapat
disimpulkan bahwa variabel independen Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional dan Dewan Komisaris Independen yang diuji pada model (a) tidak
berpengaruh signifikan pada Return On Assets.
Hal ini ditunjukkan oleh angka signifikansi yang lebih besar dari 0,05.
Model (a) untuk hipotesis ini bertujuan untuk mendapatkan nilai residual dari
variabel moderating. Nilai residual dari model (a) digunakan sebagai variabel
dependen pada model (b). Dari hasil uji model (b) akan diperoleh kesimpulan apakah
variabel Return On Assets bisa dikatakan sebagai variabel moderating atau tidak.
Sebuah variabel dikatakan sebagai variabel moderating jika memiliki nilai koefisien
yang negatif dan berpengaruh signifikan. Hasil pengujian model (b) dapat dilihat
pada Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12
Uji Residual
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) .038 .006 6.794 .000
NP .003 .002 .222 1.847 .069
a. Dependent Variable: residual2
Sumber : data diolah
Dari Tabel 4.12 dapat dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut :
| | = 0,038 + 0.003 Y
Hasil perhitungan uji residual di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien
parameternya sebesar 0,003 dan tidak signifikan karena nilai signifikansi 0.127 >
0.05 nilai koefisien 0,222. Dimana sebuah variabel dikatakan variabel moderating
jika memiliki koefisien yang negative dan berpengaruh signifikan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Return On Assets bukan merupakan variabel moderating. Hal ini
berarti Return On Assets tidak dapat memperkuat hubungan antara Kepemilikan
Manajerial (X1), Kepemilikan Institusional (X2), dan Dewan Komisaris Independen
(X3) terhadap Nilai Perusahaan (Y).
Pembahasan
Kepemilikan Manajerial
Dari hasil pengujian pada tabel 4.8 diperoleh nilai t hitung sebesar -0,612
dengan signifikan sebesar 0,542. Nilai t hitung yang diperoleh lebih kecil dari t tabel
(-0,612 < 1,99773) dan nilai signifikan lebih besar dari 0,05, dengan demikian H1
gagal diterima, bahwa Kepemilikan Manajerial secara Parsial tidak dapat
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Julianti (2015),
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengauh positif dan signifikan
terhadap Nilai Perusahaan. Semakin besarnya kepemilikan manajerial tidak dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Dimana tingkat kepemilikan manajerial dalam
perusahaan manufaktur tidak akan mempengaruhi minat investor untuk
menanamankan modal nya kepada perusahaan tersebut sehingga nilai perusahaan
tidak akan meningkatkan nilai perusahaan.
Kepemilikan Institusional
Dari hasil pengujian pada Tabel 4.8 diperoleh nilai t hitung sebesar 2,173
dengan signifikan sebesar 0,033. Nilai t hitung yang diperoleh lebih besar dari t tabel
(2,173 > 1,9973) dan nilai signifika lebih kecil dari 0,05, dengan demikian H2
diterima, ini berarti kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Julianti
(2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar
kepemilikan institusional dalam perusahaan, maka nilai perusahaan akan semakin
tinggi, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini kepemilikan institusional dianggap
mampu melakukan fungsi pengawasan terhadap aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan peningkatan nilai perusahaan.
Dewan Komisaris Independen
Dari hasil penelitian menggunakan Tabel 4.8 diperoleh nilai t hitung sebesar
1,027 dengan signifikan sebesar 0,308. Nilai t hitung lebih kecil dari 1,9973 (1,027 <
1,9973) dan nilai signifikannya lebih besar dari 0,05, dengan demikian H3 diterima,
bahwa dewan komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Anggraini (2013) yang menyatakan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa besar atau kecilnya
proporsi dewan komisaris independen dalam perusahaan bukan menjadi jaminan
bahwa dalam perusahaan tidak terjadi kecurangan dalam pelaporan keuangan
perusahaan. Monitoring yang dilakukan dewan komisaris independen belum dapat
mengurangi perilaku manajer dalam memaksimalkan kepentingan pribadinya
sehingga nilai perusahaan tidak dapat meningkat.
Variabel moderating
Pada Tabel 4.12 pengujian yang dilakukan secara residual untuk variabel
moderating menunjukan bahwa nilai koefisien parameternya sebesar 0,003 dan tidak
signifikan karena nilai signifikannya 0,127 > 0,05 sementara nilai koefisiennya 0,187
ini menunjukan bahwa ROA bukan merupakan variabel moderating.
ROA tidak dapat memperkuat hubungan antara Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional dan dewan Komisaris Independen terhadap nilai
perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tinggi nya Rasio Return On Assets
perusahaan tidak akan mempengaruhi hubungan antara Good Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan. Tidak berpengaruhnya Return On Assets sebagai variabel
moderating dalam penelitian ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan manufaktur
yang Rasio nya tinggi namun Good Corporate governance nya masih kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Abiyoga, S. G. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan
Serta Reputasi Auditor terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Manufaktur
Sub-Sektor Otomotif yang terdaftar Di BEI tahun 2009 - 2011. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul.
Agustiani, P. W. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris pada Perbankan Umum Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2011). Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pasundan.
Anggraini, D. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan Textile, Garment yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009 - 2012. Skripsi. Jurusan Akuntansi Univeristas
Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.
Anggraini, R. 2015. Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity
Ratio (DER), Returrn On Assets (ROA), Current Ratio (CR) dan Firmsize
terhadap Nilai Perusahaan (PBV) pada Perusahaan Sektor Property, Real
Estate dan Building Constrution yang terdaftar di BEI . Skripsi. Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Ariyanto, W., & Setyorini, D. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Institusional
dan CSR terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di BEI 2008 - 2010. Jurnal
Profita: Kajian Ilmu Akuntansi No. 1 Tahun 1, Februari 2013.
Darsono & Ashari. 2006. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Andi Offset.
Azzahrah, Z., & Yuliandhari, W. S. 2014. Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Sektor Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2013). Jurnal. Fakultas
Akuntansi Universitas Telkom.
Brigham, & Houtson. 2010. Dasar - Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 11 Buku 1 .
Jakarta Selatan: Salemba Empat .
Candradewi,I & Sedana I. 2016. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional dan Dewan Komisaris Independen terhadap Return On Assets.
Jurnal Unud, Vol, 5 No. 5.
Fahmi, I. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan kedua. Bandung : Alfabeta CV.
Fahrizal, H. 2013. Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan
Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur jenis Consumer Good yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia). Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Faqi, Y., Makhdalena, & Riadi. 2013. Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance terhadap Nilai Perusahaan pada BUMN yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal.Universitas Riau.
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
update PLS Regresi Edisi 7. Indonesia: Badan Penerbit Universitas
Dipenogoro .
Gunawan, B., & Halim, M. 2012. Pengaruh Ownership Retention, Reputasi Auditor,
Laba Perusahaan dan Underpricing terhadap Nilai Perusahaan dengan
Kepemilikan Manajerial dan Institusional sebagai Variabel Moderasi . Jurnal
Akuntansi & Investasi. Vol. 13 No. 2, halaman: 99-115, Juli 2012.
Hardikasari, E. 2011. Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap kinerja
keuangan pada industri perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Hartono, J. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Kesepuluj.
Yogyakarta: BPFE - YOGYAKARTA.
Icih, & Hayat, G. F. 2012. Pengaruh Return On Assets (ROA) dan Corporate Social
Responsibility Disclosure terhadap Nilai Perusahaan (Study kasus pada 6
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 -
2010). Jurnal. Dimensi Volume 9 nomor 3 September 2012.
Julianti, D. K. 2015. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap
Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 -
2013. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
Komariyah, S. 2015. Pengaruh Return On Assets terhadap Nilai Perusahaan dengan
Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Moderasi pada perusahaan
yang Listing di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2011 - 2014. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo .
Kuncoro, M. 2013. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi bagaimana meneliti dan
menulis tesis ? Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Laila, N. 2011. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009). Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
Prapaska, J. R., & Mutmainah, S. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas,
Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Deviden terhadap
Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING. Volume 1, Nomor 1, Tahun
2012, Halaman 1-12.
Purwaningtyas, F. P. 2011. Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009). Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Priyatno, Dwi 2011 Buku Saku Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
MediaKom
Sekaran, U. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Senda, F. D. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Deviden, Profitabilitas, Leverage Financia, dan Investment
Opportunity Set terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal. Fakultas Bisnis
Universitas Katolik Widya Mandala .
Subowo, H. W. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan dengan CSR sebagai Variabel Intervening. Accounting Analysis
Journal. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
Wicaksono, T. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas
Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Peserta Corporate Governance
Perception Index (CGPI) tahun 2012). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Diponegoro .
Widarjo, W. 2010. Pengaruh Ownership Retention, Investasi dari Proceeds dan
Reputasi Auditor terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial
dan Institusional sebagai Variabel Moderasi. Tesis. Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret .
---------Bandi, & Hartoko, S. 2010. Pengaruh Ownership Retention, Investasi Dari
Proceeds, dan Reputasi Auditor Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Kepemilikan Manajerial dan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi.
Jurnal. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010.