pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI)
(SKRIPSI)
NAMA : STEVEN YANS
NPM : 0641031090
EMAIL : [email protected]
NO. HP : 085841418288
PEMBIMBING I : Harsono Edwin Puspita, S.E.,M.Si
PEMBIMBING II : Sudrajat, S.E.,M.Acc.,Akt.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
2
ABSTRAK
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
(Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI)
OLEH :
STEVEN YANS
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh modal
intelektual terhadap kinerja perusahaan. Modal intelektual diukur dengan
menggunakan metode yang dikembangkan oleh Ante Pulic yaitu VAICTM
yang
terdiri dari tiga sumber daya yaitu (VACA,VAHU,STVA), sedangkan kinerja
perusahaan diukur dengan menggunakan Price Book Value dan Price Earnings
Ratio. Data yang digunakan adalah 10 Bank dengan asset terbesar dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Dan untuk analisis data digunakan Partial Least Square.
Hasil penelitian ini sendiri menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur menggunakan PBV dan PER.
Dari hasil uji Outer dan uji Inner dapat dilihat bahwa masing-masing variabel
indikator berpengaruh positif terhadap variabel laten dan variabel independen
berpengaruh positif terhadap variabel dependen.
Kata Kunci : Intellectual Capital, Partial Least Square, Kinerja Perusahaan.
3
ABSTRACT
INFLUENCE OF INTELLECTUAL CAPITAL ON CORPORATE
PERFORMANCE
(On Banking Company Registered in Indonesia Stock Exchange)
By :
STEVEN YANS
This study aims to measure how big the influence of intellectual capital on
corporate performance. Intellectual capital is measured using a method developed
by Ante Pulic is VAICTM
consisting of three resources, namely (VACA, VAHU,
STVA), while the company's performance is measured by using the Price Book
Value and Price Earnings Ratio. The data used are the 10 largest bank by assets
and is listed on the Indonesia Stock Exchange. And for data analysis used the
Partial Least Square.
The results of this study itself shows that intellectual capital has a positive effect
on company performance as measured using the PBV and PER. From the test
results of Outer and Inner test can be seen that each variable has a positive effect
on indicators of latent variables and independent variables have a positive
influence on the dependent variable.
Keywords : Intellectual Capital, Partial Least Square, Corporate Performance.
4
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para ekonom telah lama berbicara mengenai modal (capital), khususnya modal
ekonomi atau finansial (financial capital). Modal finansial adalah sejumlah uang
yang dapat dipergunakan untuk membeli fasilitas dan alat-alat produksi saat ini
(misalnya pabrik, mesin, peralatan kantor, kendaraan) atau sejumlah uang yang
dihimpun atau ditabung untuk investasi dimasa depan. Konsep modal seperti ini
mudah dipahami baik oleh seorang awam sekalipun, karena membelanjakan atau
menginvestasikan uang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari manusia dan
melibatkan pemikiran serta indikator-indikator yang jelas. Modal finansial juga
mudah diukur. Rupiah atau dollar dapat dihitung secara kuantitatif dan absolut,
karena jumlah uang yang dibelanjakan dapat diidentifikasi sesuai jumlah barang
yang dibelinya.
Di Indonesia sendiri Intellectual Capital belum cukup dikenal, namun sejak
munculnya PSAK No. 19 (revisi 2011) yang menyatakan bahwa aktiva tidak
berwujud adalah aset tidak berwujud yang memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang dan dapat diukur dengan andal (IAI,2011). maka dapat disimpulkan
bahwa hal tersebut telah menjadi dasar bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia
Pada dasarnya Intellectual Capital sangat berbeda dengan aktiva tidak berwujud
(intangible asset), hal ini dikarenakan Intellectual Capital sering dihubungkan
dengan goodwill sehingga banyak yang merujuk kedua hal tersebut memiliki
kesamaan makna. Keterbatasan dari laporan keuangan di dalam menjelaskan nilai
perusahaan menunjukkan fakta bahwa sumber nilai ekonomi tidak lagi berupa
5
produksi bahan baku, tetapi penciptaan IC. IC sendiri meliputi modal SDM dan
struktur yang terkemas dalam pelanggan, proses, database, merek dan sistem
(Edvinsson and Malone 1997; Ulum, 2008), dan telah memainkan peran yang
semakin penting di dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
bagi perusahaan (Kaplan and Norton, 2004; Ulum, 2008).
Beberapa contoh dari aktiva tidak berwujud telah disebutkan dalam PSAK No. 19
(revisi 2000) antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi
sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai
pasar dan merek dagang (termasuk merek produk/brand names). Selain itu juga
disebutkan piranti lunak komputer, hak paten, hak cipta, film gambar hidup, daftar
pelanggan, hak penguasaan hutan, kuota impor, waralaba, hubungan dengan
pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, hak pemasaran, dan pangsa pasar.
Saat ini, nilai diciptakan melalui hubungan yang kompleks antara penawaran dan
permintaan (supply and demand), dimana penawaran jauh lebih besar daripada
permintaan (Ulum, 2009). Begitu pentingnya modal intelektual pada era sekarang
sebagaimana dinyatakan oleh Peter Drucker (Pulic, 1999; Ulum, 2009) “ The most
important and indeed truly unique contribution of management in the 20th
century
was the fifty fold increase in the productivity of the manual worker in
manufacturing. The most important contribution management needs to make in
the 21st century is similarly to increase productivity of knowledge work and
knowledge workers. The most valuable asset of a 20th
century Company was its
production equipment. The most valuable asset of a 21st century institution will be
its knowledge workers and their productivity”.
6
Secara nyata maksud dari pernyataan Peter Drucker itu sendiri adalah, saat ini
sudah saatnya perusahaan-perusahaan di abad 21 mengganti manajemen yang
mengandalkan pekerja manual menjadi manajemen yang berbasis pengetahuan.
Penelitian ini berusaha mengukur pengaruh intellectual capital (dalam hal ini
diproksikan dengan VAIC™) terhadap nilai pasar perusahaan sektor perbankan di
Indonesia.). Sektor perbankan dipilih karena menurut (Firer dan William, 2003;
Ulum, 2009) industri perbankan adalah salah satu sektor yang paling intensif IC-
nya. Pemilihan model VAIC™ sebagai proksi atas IC mengacu pada penelitian
(Firer dan William, 2003;Ulum, 2009; Chen et al, 2005; Tan et al, 2007; ;Ulum,
2009). Sedangkan untuk pengukuran nilai pasar akan menggunakan PBV ( price
book value) serta PER (price earning ratio), dan GR (growth revenue).
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia) ”.
1.2. Permasalahan
1.2.1 Perumusan masalah dan batasan masalah
Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah :
a. Apakah Intellectual Capital yang diukur dengan VAIC berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan yang diwakili oleh variabel indikator PBV
dan PER ?
7
1.2.2 Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki maksud dan
arah yang fokus, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Intelectual capital diukur menggunakan proksi VAIC
2. Nilai pasar diukur dengan rasio PBV, PER.
3. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2006-2010.
4. Bank-bank yang dijadikan sampel masuk daftar sepuluh bank besar per 31
Desember 2010 yang pengklasifikasiannya berdasarkan total aset karena
itulah data terakhir yang bisa didapat dan nilainya diyakini mendekati
realita pasar.
5. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan secara lengkap dan
berturut-turut.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan yang
diwakili oleh price book value (PBV) dan price earning ratio (PER).
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis, dapat memperkaya konsep atau teori yang mendorong
perkembangan ilmu pengetahuan tentang intellectual capital, khususnya
yang terkait dengan pengaruh IC terhadap kinerja perusahaan.
8
b. Manfaat praktis, dapat memberikan masukan bagi para akuntan untuk
dapat bisa mengidentifikasi, mengukur, serta mengungkapkan IC dalam
laporan keuangan perusahaan.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kinerja Perusahaan
Kinerja dalam suatu perusahaan merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya
atas tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Informasi akuntansi sering kali
digunakan perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaannya. Namun, informasi
akuntansi tidak semata-mata dijadikan dasar pokok penilaian kinerja perusahaan.
Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada (IAI, 2001).
2.1.1. Pengukuran Kinerja
Informasi akuntansi sangat bermanfaat untuk menilai pertanggungjawaban kinerja
manajer. Karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku
manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai
informasi akuntansi bersamaan dengan informasi non-akuntansi untuk menilai
kinerja manajer atau pimpinan perusahaan.
Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan, pengendalian dan
proses transaksional bagi kalangan sekuritas, fund manager, eksekutif perusahaan,
pemilik, pelaku bursa, kreditor serta stakeholder lainnya. Penilaian kinerja
perusahaan oleh stakeholder digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan.
Kepentingan terhadap perusahaan tersebut berkaitan dengan harapan
kesejahteraan yang ingin mereka capai.
10
Perusahaan akan menggunakan informasi keuangan untuk menilai kinerja
manajer. Atau mungkin juga informasi akuntansi digunakan bersamaan dengan
informasi non akuntansi untuk menilai kinerja. Informasi akuntansi juga dinilai
lebih objektif sebagai dasar penilaian kinerja.
2.1.2 Price Book Value (PBV)
PBV atau Price to Book Value adalah angka rasio yang menjelaskan seberapa kali
seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk setiap nilai buku per
sahamnya. PBV mempunyai 2 fungsi utama, yaitu untuk melihat apakah sebuah
saham saat ini sudah diperdagangkan di harga yang sudah mahal, masih murah,
atau masih wajar menurut rata-rata historisnya. Menentukan mahal atau murahnya
sebuah saham saat ini berdasarkan perkiraan harga wajar untuk periode 1 tahun
mendatang.
2.1.3. Price Earning Ratio
Price earning ratio merupakan gambaran berapa kali penilaian investor terhadap
potensi keuntungan yang akan didapat melalui harga persaham yang tercemin
dipasar bursa. Biasanya semakin besar PER semakin membuat investor percaya
terhadap kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
2.2 Intellectual Capital
Dalam persaingan bisnis global mengarah kepada perekonomian berbasis
informasi dan pengetahuan yang menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma
yang menurut kesiapan berbagai perusahaan yang ada untuk bersaing memasuki
pasar dengan menciptakan nilai dari setiap produk atau jasa yang dihasilkan.
Bahwa persaingan merupakan inti keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Lebih
11
jauh lagi dijelaskan bahwa persaingan memerlukan ketepatan aktivitas perusahaan
seperti inovasi, budaya kerja yang baik. Dan salah satu pendukung peningkatan
kinerja adalah modal yang dipunyai perusahaan dalam bentuk knowledge atau
yang sekarang disebut Intellectual Capital.
Pimpinan perusahaan kurang menyadari, bahwa keuntungan diperoleh
perusahaannya berasal dari modal intelektual. Banyak pimpinan perusahaan tidak
mengerti mengenai modal intelektual, hal ini disebabkan oleh aktivitas perusahaan
yang lebih diliihat dari persepektif bisnis semata. Modal intelektual justru
dianggap sebagai suatu bentuk teknologi yang sangat kompleks.
2.2.1 Definisi Intellectual Capital
Sebelum kita mengukur sesuatu, maka kita harus mengetahui apa yang akan kita
ukur. Begitupun halnya dengan intellectual capital, bagaimana seharusnya
intellectual capital didefinisikan. Hal ini membutuhkan suatu definisi yang secara
umum dapat diterima yang nantinya akan menjadi awal menuju stadarisasi. Klein
dan Prusak menyatakan apa yang kemudian menjadi standar pendefinisian
intellectual capital, yang kemudian dipopularisasikan oleh (Stewart,1994;
Kadir,2003). Menurut Klein dan Prusak”…we can define intellectual capital
operationally as intellectual material that has been formalized, captured, and
leveraged to produce a higher valued asset”(Stewart,1994;Kadir,2003).
Menurut (Sveiby,1998; Kadir,2003) “the invisible intangible part of the balance
sheet can be classified as a family of three, individual competence, internal
structural, and external structure”.
12
The Society of Management Accountants of Canada (SMAC) mendefinisikan
intellectual assets sebagai berikut : In balance sheet are those knowledge- based
items, which the company owns which will produced a future stream of benefits
for the company (IFAC 1998).
2.2.2 Komponen Intellectual Capital
1. Human Capital (modal manusia)
Human Capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Disinilah sumber
innovation dan improvement,tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur.
Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk
menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-
orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat jika
perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.
2. Structural Capital atau Organizational Capital (modal organisasi)
Structural Capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam
memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha
karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis
secara keseluruhan.
3. Relational Capital
Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara
nyata. Relational Capital merupakan hubungan yang harmonis / association
network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya. Relational Capital
dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan yang dapat
menambah nilai bagi perusahaan tersebut. Edvinsson seperti yang dikutip oleh
13
(Brinker, 2000; Sawarjuno dan Kadir, 2003) menyarankan pengukuran beberapa
hal berikut ini yang terdapat dalam modal pelanggan, yaitu:
a. Customer Profile
b. Customer Duration
c. Costumer Role
d. Customer Support
e. Customer Success
2.2.3 Pengukuran Intellectual Capital
Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokan ke dalam dua
kategori, yaitu pengukuran non monetary dan pengukuran monetary (Tan, 2007
dalam Ulum, 2009). Menurut Comissioner Wallman disebutkan bahwa ada tiga
metode yang dapat digunakan dalam bidang akuntansi guna mengukur dan
melaporkan intellectual capital perusahaan (Suwarjuwono, 2003).
(Abdolmohammadi, 1999; Ulum, 2009) menjelaskan ketiga metode ini dibagi ke
dalam dua kelompok pengukuran yaitu metode pengukuran secara langsung
(direct intellectual capital methods) dan tidak langsung (indirect methods).
Penjelasannya sebagai berikut :
1. Indirect methods. Metode ini menggunakan laporan keuangan. Metode-
metode yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
a. Metode yang menggunakan konsep Return On Asset (ROA). Metode ini
menghitung kelebihan return dari tangible assets milik perusahaan dan
menganggapnya sebagai intangible assets untuk dihitung sebagai
intellectual capital.
14
b. Metode Market Capitalization Method (MCM) yang memerlukan
penyesuaian atas inflasi dan replecement cost. Metode ini melaporkan
kelebihan kapitalisasi pasar perusahaan atas stockholders equity sebagai
nilai intellectual capital.
2. Direct Intellectual Capital (DIC) methods. Metode ini langsung menuju ke
komponen intellectual capital. Contohnya, (Brooking, 1996)
mengklasifikasikan intellectual capital menjadi empat kategori :
a. Market assets (misalnya merk, loyalitas konsumen)
b. Intellectual property assets (misalnya paten, rahasia dagang)
c. Human-centered assets (misalnya pendidikan, penguasaan pekerjaan)
d. Infrastructure assets (misalnya filosofi manajemen, budaya
perusahaan)
Kuantifikasi komponen-komponen ini ke dalam unit moneter cukup sulit karena
harus mencakup berbagai satuan yang berbeda, nilai mata uang, serta rasio
lainnya.
2.4 Value Added Intellectual Coefficient (VAIC)
Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) adalah sebuah metode yang
dikembangkan oleh Pulic (1998, 1999, 2000), VAIC merupakan alat untuk
mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Model ini relatif mudah dan
sangat mungkin untuk dilakukan karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam
laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi). Perhitungannya dimulaidengan
kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA).
VA adalah indikator paling obyektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan
15
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai (value creation).
Value added didapat dari selisih antara output dan input.
Nilai output (OUT) adalah revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa
yang dihasilkan perusahaan untuk dijual, sedangkan input (IN) meliputi seluruh
beban yang digunakan perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa dalam
rangka menghasilkan revenue. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa beban
karyawan tidak termasuk dalam IN. Beban karyawan tidak termasuk dalam IN
karena karyawan berperan penting dalam proses penciptaan nilai.
2.2.4.1 Value added of Capital Employed (VACA)
Value Added of Capital Employed (VACA) adalah indikator untuk VA
yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Pulic (1998)
mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE (Capital Employed) menghasilkan
return yang lebih besar daripada perusahaan yang lain, maka berarti
perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya
2.2.4.2 Value Added Human Capital (VAHU)
Value Added Human Capital (VAHU) menunjukan berapa banyak VA
dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
2.2.4.3 Structural Capital Value Added (STVA)
Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi
structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC
yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan
indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
2.4 Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja perusahaan
Pengaruh Intellectual capital terhadap kinerja perusahaan adalah sebagai berikut :
16
- Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Pasar
intellectual capital diyakini memegang peran penting dalam meningkatkan nilai
perusahaan di mata pasar. Price book value ratio bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh atau selisih antara nilai pasar perusahaan dengan nilai bukunya. Jika
ternyata selisih antara nilai pasar dengan nilai buku perusahaan terlalu jauh, maka
menandakan bahwa terdapat “hidden asset” yang tidak tercantum dalam laporan
keuangan perusahaan.
Pengaruh Intellectual Capital terhadap Price Earning Ratio
Intellectual capital dapat tercermin dari kemampuan dan keahlian karyawan pada
perusahaan. Keunggulan ini dapat dilihat dari seberapa besar penilaian
publik/investor terhadap potensi keuntungan yang didapat perusahaan per saham
yang tercermin dalam harga dipasar bursa.
Mengacu pada kedua proksi diatas maka dapat ditarik suatu hipotesis yaitu :
H1 : Terdapat pengaruh positif intellectual capital terhadap kinerja perusahaan.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan diperoleh dari data sekunder yaitu laporan keuangan
tahunan perusahaan perbankan selama periode 2006-2010. Data tersebut berasal
dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), internet, dan sumber informasi
lain yang terkait dengan masalah yang diteliti. Pengambilan sampel dilakukan
berdasarkan metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah
metode pengumpulan sampel yang berdasarkan tujuan penelitian.
3.2. Populasi dan sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan
publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2006 sampai
2010. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang dipilih
dengan menggunakan metode purposive sampling. Kriteria yang digunakan dalam
penarikan sampel penelitian ini adalah :
1. Perusahaan perbankan yang masuk dalam Indonesian Capital Market
Directory (ICMD).
2. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2006-2010.
3. Perusahaan tidak melakukan merger pada periode pengamatan.
4. Bank-bank yang dijadikan sampel masuk daftar sepuluh bank besar per 31
Desember 2010 yang pengklasifikasiannya berdasarkan total aset karena
18
Sumber : Lampiran 1
itulah data terakhir yang bisa didapat dan nilainya diyakini mendekati
realita pasar.
5. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan secara lengkap dan
berturut-turut.
3.3. Model Penelitian
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.4.1. Variabel Dependen
Variabel dependen atau juga dikenal variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Nilai pasar merupakan persepsi pasar yang
berasal dari investor, kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan
dan bisaanya tercermin pada nilai pasar saham perusahaan. Nilai pasar merupakan
variabel dependen dalam penelitian ini yang diukur dengan :
3.4.1.1 Price Book Value (PBV).
PBV atau Price to Book Value adalah angka rasio yang menjelaskan seberapa kali
seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk setiap nilai buku per
sahamnya. PBV diperoleh dengan cara :
PBV =
Harga pasar per saham
Nilai buku per saham
Intellectual
Capital
Kinerja
Perusahaan
19
Nilai pasar (MV) = jumlah saham yang beredar x harga saham pada akhir
tahun
Nilai buku (BV) = nilai buku ekuitas pemegang saham – modal disetor
saham preferen.
3.4.1.2 PER (price earning ratio)
PER atau Price to Earnings Ratio adalah angka rasio yang menjelaskan seberapa
kali seorang investor bersedia membayar sebuah saham untuk setiap laba bersih
per sahamnya PER diperoleh dengan cara membagi harga pasar saham dengan
Laba Bersih Per Saham atau Earnings Per Share (EPS). EPS yang digunakan
adalah EPS yang sudah disetahunkan.:
PER =
3.4.2. Variabel Independen
Variabel independen atau juga dikenal variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini Intellectual Capital adalah
kinerja IC yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh physical
capital (VACA), human capital (VAHU), dan structural capital (STVA).
Kombinasi dari ketiga komponen tersebut disebut VAIC (value added intellectual
coefficient) yang dikembangkan oleh Pulic (1998, 1999, 2000).
Tahapan perhitungan VAIC adalah sebagai berikut :
(1) Menghitung value added (VA)
VA = OUTPUT - INPUT
Dimana :
Output : total penjualan dan pendapatan lain
Price
Earning per share
20
Input : beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan)
Value added : selisih antara output dan input
(2) Menghitung Value Added Capital Employed (VACA)
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh suatu unit dari physical
capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE
terhadap value added organisasi.
VACA = VA/CE
Dimana :
VACA : Value Added Capital Employed : rasio dari VA terhadap CE
VA : Value Added
CE : Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih)
(3) Menghitung Value Added Human Capital (VAHU)
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.
VAHU = VA/HC
Dimana :
VAHU : Value Added Human Capital : rasio dari VA terhadap HC.
VA : value added
HC : Human Capital : beban karyawan.
Beban karyawan dalam penelitian ini menggunakan jumlah beban gaji dan
karyawan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan.
21
(4) Menghitung Structural Capital Value Added (STVA)
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari
VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
STVA = SC/VA
Dimana :
STVA : Structural Capital Value Added : rasio dari SC terhadap VA
SC : Structural Capital = VA - HC
VA : Value Added
(5) Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (VAIC)
VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga
dianggap sebagai BPI (Business Performance Indikator). VAIC merupakan
penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya, yaitu : VACA, VAHU, STVA.
VAIC = VACA + VAHU + STVA
3.5. Alat Analisis
karena ukuran sampel yang kecil, normally atribute variable, dan penggunaan
formative daripada indikator reflektif (Hong, 2007; Ghozali, 2006). Sebagai
tambahan, PLS cocok untuk penelitian seperti saat ini. Pada penelitian di mana
teori masih secara keras didefinisikan, atau ketika penelitian ini masih tidak pasti
karena variabel seharusnya termasuk pada sebuah model atau berhubungan
diantara variabel dengan model miss-specified akan menghasilkan perkiraan
inferior varians sesuai yang dijelaskan PLS.
22
Di dalam partial least square pengujian akan dilakukan dengan dua model yaitu
outer model dan inner model. Pengukuran outer model akan menggambarkan
bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya.
Model struktural atau inner model digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu
pengaruh antar variabel laten dan dapat dilihat dari koefisien parameter dan
signifikansinya. Pengujian terhadap model struktural juga dilakukan dengan
melihat nilai R-square yang merupakan uji goodness of fit model. Stabilitas dari
estimasi ini dianalisa dengan menggunakan uji t-statistik yang diperoleh melalui
uji bootstraping.
3.6 Pengujian Hipotesis
1. Uji Outer Model. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur hubungan antara
indikator IC dengan variable latennya. cara menilainya adalah dengan melihat
signifikansi dari koefisien regresi tersebut pada output outer weight. Pengujian ini
dilakukan pada tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis (α)5%.
2. Uji Inner Model. Pengujian hipotesis ini diakukan untuk melihat hubungan
antara variabel independen terhadap variabel dependen yang dilakukan dengan
melihat signifikansi nilai original sample dan nilai T-statistik pada alpha (α) 5%.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
a) Jika Sig > 0.05 maka : Ha diterima
b) Jika Sig < 0.05 maka : Ha ditolak.
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan perbankan yang masuk ke dalam sepuluh besar bank dengan aset
tertinggi yang terdaftar di BEI selama tahun 2006 – 2010. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian dan dapat mewakili
populasinya.
Tabel 4.1 Daftar Nama Perusahan Sampel Penelitian
No KODE NAMA PERUSAHAAN
1 BMRI Bank Mandiri
2 BBRI Bank Rakyat Indonesia
3 BBCA Bank Central Asia
4 BBNI Bank Negara Indonesia
5 BNGA Bank Niaga
6 BDMN Danamon Indonesia
7 PNBN Bank PAN Indonesia
8 BNLI Bank Permata
9 BBKP Bank Bukopin
10 MEGA Bank Mega
Sumber : Lampiran 1
4.2 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai rata-
rata (mean) dan standar deviasi pada variabel penelitian, yaitu VAIC yang
terdiri dari beberapa variable indicator yaitu VACA (value added capital
employe), VAHU (value added human capital),dan STVA (structural capital
24
value added). Terhadap kinerja pasar perusahaan perbankan yang terdiri dari
beberapa variabel indikator yaitu PBV (price book value) dan PER (price earning
ratio). Statistic deskriptif dari data penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif
VARIABEL N MIN MAX MEAN STANDAR DEVIASI
PBV 50
0.5300
4.6900
2.2844
1.0576
PER 50
3.1000
40.0900
15.1251
6.6431
VACA 50
0.0311
0.5314
0.3078
0.1040
VAHU 50
1.2443
4.6157
2.4337
0.9444
STVA 50
0.1963
0.7833
0.5328
0.1583
Sumber : Lampiran 4
Dari tabel 4.3 dapat terlihat nilai maksimum dan minimum yang dihasilkan oleh
variabel independen VAIC (yang memiliki tiga komponen indikator yaitu
VACA,VAHU,dan STVA) serta pada variabel dependen yaitu kinerja perusahaan
(PBV dan PER) pada 50 sampel perusahaan yg memberikan nilai positif dan
negatif selama lima tahun pengamatan.
Nilai positif yang terjadi pada indikator variabel VAIC yaitu VACA,VAHU,
dan STVA menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu memanfaatkan
komponen-komponen dari modal intelektualnya dengan sangat baik demi
menambah nilai perusahaan.
4.2.1 Aspek Intelectual Capital.
Didalam penelitian ini, pengukuran intelektual capital menggunakan variabel
VAIC (value added capital coefficient) yaitu hasil dari penjumlahan antar
variabel indikatornya yang terdiri dari VACA,VAHU, dan STVA.
25
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan.
Sumber : Lampiran 1
Gambar 6. Model pengujian partial least square (PLS) untuk Hipotesis 1
4.3.1 Goodness of Fit Model
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat hubungan Intellectual Capital ke
Kinerja Perusahaan memberikan nilai estimasi parameter 0.920 dan signifikansi
pada 0.05. jadi Intellectual Capital mempengaruhi Kinerja perusahaan.
Nilai R-square sebesar 0.848 yang berarti variabilitas kinerja perusahaan yang
dapat dijelaskan oleh Intellectual Capital adalah sebesar 84.8%. hal ini
menguatkan teori stakeholder yang menyatakan bahwa akuntabilitas atau
tanggung jawab organisasional tidak hanya terbatas pada kinerja ekonomi atau
keuangan saja. karena dapat dilihat dari nilai pasar perusahaan perbankan yang
masuk dalam 10 aset terbesar di Bursa Efek Indonesia sebesar 84.8% dipengaruhi
oleh kemampuan Intellectual Capital perusahaan, sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain diluar model yang diteliti.
4.3.2 Uji Outer Model
Konstruk formatif pada dasarnya merupakan hubungan regresi dari indikator ke
konstruk Maka cara menilainya adalah dengan melihat signifikansi dari koefisien
Intellectual
Capital
Kinerja
Perusahaan
26
regresi tersebut pada output outer weight. Tabel 4.7 akan menunjukkan pengujian
pada hipotesis 1.
Berdasarkan hasil uji outer hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.7 indikator
VACA,VAHU,STVA masing-masing memberikan nilai weight sebesar
0.120,0.469, dan 0.488. dengan melihat nilai T-statistik maka dapat disimpulkan
bahwa indikator VACA,VAHU dan STVA signifikan terhadap konstruknya pada
alpha 5%. jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator valid untuk
mengukur konstruk kinerja perusahaan. Sedangkan untuk variabel laten kinerja
perusahaan, PBV dan PER signifikan terhadap konstruknya,yaitu dengan nilai t-
statistik sebesar 72.01 dan 56.17. selanjutnya uji inner dapat dilakukan dengan
menggunakan semua komponen indikator yang ada baik dari variable laten
intellectual capital maupun kinerja perusahaan.
4.3.3 Uji Inner Model
Tabel 4.8 akan menunjukkan hasil pengujian inner model atau model struktural
yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel laten. Dapat dilihat bahwa
nilai original sample adalah 0.920 dan nilai t-statistik pada tabel sebesar 66.899
lebih besar dari T-tabel 1.96 (t tabel signifikansi 5% = 1,96). dari hasil tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap
kinerja pasar perusahaan pada alpha 5%. Maka hipotesis 1 diterima.
4.4 Pembahasan
Dari pengujian inner model maka dapat disimpulkan bahwa intellectual capital
secara statistik berpengaruh pada kinerja pasar perusahaan yang bergerak dibidang
perbankan. Hasil pengujian hipotesis 1 ini mendukung penelitian sebelumnya
27
yang telah dilakukan oleh Ulum (2008) dan Tan et al (2007). Dalam penelitiannya
Ulum (2008) berpendapat bahwa value added (VA) sangat dipengaruhi ole HC
dan CE. Serta terdapat pergeseran kinerja bank-bank di Indonesia ditinjau dari
perspektif intellectual capital . hal ini menunjukkan bahwa IC performance
disektor perbankan relatif baik. Selain penelitian yang dilakukan oleh Ulum
(2008), Tan et al (2007) juga berpendapat bahwa kontribusi IC terhadap kinerja
perusahaan berbeda berdasarkan jenis industrinya.
Berbeda dengan hasil signifikansi positif yang didapat dari pengujian ini,
Yuniasih et al (2010) menguji pengaruh intellectual capital terhadap kinerja pasar
perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian tersebut
adalah secara statistik intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar
perusahaan.
Hasil pengujian pada hipotesis 1 pada penelitian ini menunjukkan bahwa secara
statistik intellectual capital signifikan berpengaruh pada kinerja pasar perusahaan.
Hal ini menandakan bahwa semakin dibutuhkannya standar tertentu yang
mengatur tentang pengukuran dan pengungkapan terhadap intellectual capital.
Intellectual capital yang diukur dengan proksi VAIC pada penelitian ini
memiliki nilai yang positif pada setiap blok indikatornya, hal ini menandakan
bahwa kinerja yang dihasilkan oleh intellectual capital cukup baik sehingga dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan.
28
BAB V
SIMPULAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini untuk bertujuan mengetahui apakah terdapat pengaruh dari
intellectual capital (yang diwakili oleh indicator VACA,VAHU, dan STVA)
terhadap kinerja pasar perusahaan (yang diwakili oleh variabel indikator PBV dan
PER) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2006 –
2010.
Berdasarkan hasil uji analisis data yang telah ditampilkan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan alat analisis partial least
square terbukti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan intellectual
capital terhadap kinerja pasar perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama tahun pengamatan dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010.
5.2 Keterbatasan penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian,
yaitu :
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini tidak mencantumkan seluruh
bank yang listing di BEI melainkan hanya menggunakan 10 bank dengan
asset terbesar. Sehingga hanya mengukur kemampuan intellectual capital
bank dengan performa asset yang baik.
29
2. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data sekunder
yaitu laporan keuangan perusahaan sehingga informasi yang didapat tidak
bisa maksimal.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Untuk investor yang ingin berinvestasi pada suatu perusahaan sebaiknya
tidak hanya mempertimbangkan tentang bagaimana perusahaan
menciptakan laba atau hanya melihat asset yang dimiliki perususahaan.
Karena tidak bisa dipungkiri bahwa aspek intellectual capital telah
terbukti secara empiris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
2. Untuk perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang
pengetahuan sebaiknya perlu diketahui bahwa intellectual capital adalah
suatu alat yang penting untuk meningkatkan nilai perusahaan agar dapat
terus bersaing.
3. Untuk Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan BAPEPAM serta Bank
Indonesia agar dapat menetapkan standar yang baik tentang pengungkapan
intellectual capital didalam laporan keuangan.
4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya penelitian dilakukan secara terus-
menerus sehingga dapat diketahui perkembangan praktik pengungkapan
intellectual capital dari tahun ke tahun.
30
DAFTAR PUSTAKA
Farah, M., dan Rakhman.A. 2006. “Analisis Pengaruh Market Value Dan
Financial Performance Perusahaan Dengan Metode Value Added
Intellectual Coeficient”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.8 No.2. pp 199-
217
Firer, S., dan S.M. Williams. 2003. “Intellectual Capital and Traditional Measure
of Corporate Performance”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 3.
pp 348-360.
Ghozali, Imam.2006. Structural Equation Modelling Metode Alternative dengan
Partial Least Square (PLS). Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Idx.2011. Mekanisme Transaksi Efek Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal.
Modul Sekolah Pasar Modal.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No.19 Mengenai Aset Tidak Berwujud (revisi tahun 2011). Dewan
Standar Akuntansi Keuangan dan IAI. Jakarta.
Kuryanto, Beni dan M.Syafruddin. 2008. “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap
Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.
Metta, Yosi Pramelasari. 2010. “Pengaruh Intelektual Terhadap Terhadap Nilai
Pasar Dan Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Publik di
Indonesia) ”.Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang – Indonesia
Murti, Anugraheni Cahyaning. 2010. “Pengaruh Modal Intelektual Terhadap
Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia)
”.Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang – Indonesia
Pulic, Ante.1998. “Measuring The Performance of Intellectual Potential in
Knowledge Economy”. Paper disajikan pada 2nd
McMaster Word
Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the
Austrian Team for Intellectual Potential.
Pulic, Ante.2008. “The Principles of Intellectual Capital Efficiency - A Brief
Description”. Zagreb – Croatia.
Sangkala. 2006. “Intellectual Capital Management”. Yapensi. Jakarta.
Sawarjuwono, Tjiptohadi; Prihatin, Agustine Kadir. 2003. “Intellectual Capital :
Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (sebuah Library Research)”.
31
Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol 5 2003 – Universitas Kristen Petra
Jakarta – Indonesia.
Ulum, Ihyaul MD. 2007. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Perbankan Di Indonesia”. Universitas Diponegoro
Semarang – Indonesia.
Ulum, Ihyaul MD. 2008. “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di
Indonesia”. Universitas Muhammadiyah Malang – Indonesia.
Ulum, Ihyaul MD. 2009. “Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris”.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Ulum, Ihyaul MD; Imam Ghozali; Anis Chariri. 2008. “Intellectual Capital dan
Kinerja Keuangan Perusahaan; suatu Analisis dengan Pendekatan Partial
Least Squares”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 23-25 Juli
2008.
www.idx.co.id