pengaruh investment opportunities terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP
AUDIT REPORT DELAY
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Febria Prayudha
11140820000008
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Febria Prayudha
Nomor Induk Mahasiswa : 11140820000008
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Bogor, Juli 2018
Yang Menyatakan,
(Febria Prayudha)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Febria Prayudha
2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 07 Februari 1996
3. Alamat : Kp. Rambutan No. 16 RT04/RW04. Sempur.
Bogor Tengah 16129
4. Telepon : 085811638402
5. Email : [email protected]
II. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Tukidi Joyowijono
2. Ibu : Yeni Sumiati
3. Anak ke- : Tunggal
III. PENDIDIKAN
1. TK Sempur Kaler : Tahun 2002-2003
2. SDN Sempur Kaler : Tahun 2003-2008
3. SMP Negeri 5 Bogor : Tahun 2008-2011
4. SMA Negeri 2 Bogor : Tahun 2011-2014
5. S1 Akuntansi UIN Syarif : Tahun 2014-2018
Hidayatullah Jakarta
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Divisi Seni Budaya HMJ Akuntansi Periode 2014-2015
2. Anggota IMAI Simpul Jakarta Periode 2014-2015
3. Wakil Ketua HMJ Akuntansi Periode 2015-2016
4. Kepala Bidang Public Relations IMAI Simpul Jakarta Periode 2015-2016
5. Wakil Ketua I SEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2016-2017
viii
THE INFLUENCE OF INVESTMENT OPPORTUNITIES TO AUDIT
REPORT DELAY
ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence of the effect of investment
opportunities on audit report delay. This research is conducted at trading company,
service and investment companies listed in Indonesia Stock Exchange period 2014-
2016. Dependent variable used in this research is audit report delay (ARD),
independent variable used in this research is investment opportunity measured with
market to book ratio of equity (MTB) and the ratio of gross plant, property and
equipment to total assets (PPEGT), control variables used are net loss (LOSS),
going-concern audit opinion (GC), auditor's reputation (BIG), auditor turnover
(SWITCH), and firm size (SIZE). Sampling method using purposive sampling with
the number of research samples as many as 168 companies. Data analysis
technique used is multiple regression analysis.
The results showed that MTB had positive and significant influence on
ARD, LOSS variable was able to be control variable, while GC, BIG, SWITCH and
SIZE variables were not able to be control variable. PPEGT has a positive and
significant influence on ARD, LOSS, GC, BIG, SWITCH and SIZE variables are not
able to be control variables.
Keywords: Investment opportunities, audit report delay, net loss, going concern
audit opinion, auditor reputation, auditor turnover, firm size.
ix
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITIES TERHADAP AUDIT
REPORT DELAY
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh
investment opportunities terhadap audit report delay. Penelitian ini dilakukan pada
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2014-2016. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah audit report delay (ARD), variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah investment opportunities diukur dengan market to book ratio
of equity (MTB) dan the ratio of gross plant, property and equipment to total assets
(PPEGT), variabel kontrol yang digunakan adalah rugi bersih (LOSS), opini audit
going concern (GC), reputasi auditor (BIG), pergantian auditor (SWITCH), dan
ukuran perusahaan (SIZE). Metode pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 168 perusahaan. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa MTB memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap ARD, variabel LOSS mampu menjadi variabel kontrol,
sedangkan variabel GC, BIG, SWITCH dan SIZE tidak mampu menjadi variabel
kontrol. PPEGT memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ARD, variabel
LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE tidak mampu menjadi variabel kontrol.
Kata Kunci: Investment opportunities, audit report delay, rugi bersih, opini audit
going concern, reputasi auditor, pergantian auditor, ukuran
perusahaan.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah wa syukurillah segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Investment
Opportunities terhadap Audit Report Delay”. Shalawat serta salam senantiasa
penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun
umatnya ke jalan kebenaran.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat
guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, puji dan
syukur penulis panjatkan atas ridho Allah SWT yang telah menganugerahkannya.
Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Tukidi Joyowijono dan Ibunda Yeni
Sumiati yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian, semangat,
dan doa serta dukungan moril maupun materil sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
2. Almarhumah nenek penulis, Uminah yang selalu memberikan motivasi dan
inspirasi dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Zahra Fajria selaku kerabat penulis yang selalu mengingatkan dan memberikan
support dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
7. Ibu Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan,
dukungan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Keluarga Besar HMJ Akuntansi, tempat penulis melakukan berbagai kegiatan
organisasi, menciptakan pengalaman dan suasana yang penuh makna.
10. Badan Pengurus Harian HMJ Akuntansi periode 2015-2016, Kak Ema, Fitri,
Kak Agias, Kak Nia, Kak Dhini, Najah dan Liana yang telah menjadi teman
perjuangan penulis dalam membangun HMJ Akuntansi serta memberikan
motivasi selama perkuliahan kepada penulis.
11. Keluarga Besar SEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2016-2017,
tempat penulis melakukan kegiatan dan pembelajaran organisasi.
12. Badan Pengurus Harian PMII Komfeis periode 2017-2018, Nico, Pratiwi,
Melby, Limbong, Iqbal, Munzir, Harka, Aam, Robi, dan Ichsan, yang telah
berjuang mengukir sejarah bersama penulis.
13. Teman seperjuangan penulis, Dio, Handiko, Atinio, Andri, Rizza, Ryan,
Abdul, Febri, Acong, Nazhif, Igo, Indra, Vino, Tezy, Eri, dan Nuryadi yang
telah memberikan semangat, canda dan tawa yang selalu menghiasi cerita
semasa perkuliahan.
14. Sahabat penulis dari kelompok bermain “Gorengan”, Cika, Otoy, Widya, Ratu,
Andi, dan Daulay, yang selalu memberikan semangat, tempat berbagi cerita
dan perhatian terbaiknya semasa perkuliahan.
15. Teman-teman penulis, Ami, Lulu, Tiara, Bang Irsan, Irweng, Daniar, dan Nola
yang telah membantu semangat dan samasama berjuang dalam menyusun
skripsi.
16. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2014, terima kasih atas kenangan dan
semangatnya selama perkuliahan.
17. Kak Nida, Bang Walad, Kak Umi, dan Bang Heru yang selalu memberikan
semangat dan bimbingannya semasa kuliah dan berorganisasi.
xii
18. Fikra, Rio, Tevan, Aldy, Ali dan Eko selaku junior penulis yang selalu
memberikan dukungan dan mengingatkan untuk tetap semangat menjalani
perkuliahan hingga penyusunan skripsi.
19. Teman-teman kelompok KKN Mata Air 097, Nauval, Varrah, Rahman,
Nurraini, Dewi, Novi, Kahfi, Iffah, Agesti, Atika, Adnan, Diya, Kiya, Zaki dan
Oki yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Bogor, Juli 2018
Febria Prayudha
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL ………………………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ………………….. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……………………………. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH …………….. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………… vi
ABSTRACT ……………………………………………………………….. viii
ABSTRAK ………………………………………………………………... ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xiii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xviii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xx
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xxi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah ………………………………………………... 13
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………... 13
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 16
A. Tinjauan Literatur ………………………………………………….. 16
xiv
1. Teori Agensi ……………………………………………………… 16
2. Audit Report Delay ……………………………………………………… 17
3. Investment Opportunities ………………………………………………. 18
4. Variabel Kontrol …………………………………………………... 20
a. Rugi Operasi (LOSS) ………………………………………… 21
b. Opini Audit Going Concern (GC) …………………………… 22
c. Reputasi Auditor (BIG) ……………………………………... 22
d. Pergantian Auditor (SWITCH) ……………………………… 22
e. Ukuran Perusahaan (SIZE) ………………………………….. 23
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu …………………………………… 23
C. Kerangka Pemikiran ………………………………………………... 27
D. Perumusan Hipotesis ……………………………………………….. 28
1. Pengaruh Investment Opportunities terhadap Audit Report Delay
..……………………………………………………………………………….. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………... 29
A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………….. 29
B. Metode Penentuan Sampel …………………………………………. 29
C. Metode Pengumpulan Data ………………………………………… 30
D. Metode Analisis Data ……………………………………………… 31
1. Statistik Deskriptif ……………………………………………….. 31
2. Uji Asumsi Klasik ………………………………………………… 31
a. Uji Normalitas ………………………………………………….. 32
b. Uji Multikolinieritas ……………………………………………. 32
xv
c. Uji Heteroskedastisitas …………………………………………. 33
d. Uji Autokorelasi ……………………………………………….. 33
3. Uji Hipotesis ……………………………………………………… 34
a. Analisis Regresi ………………………………………………… 34
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ………………………………... 37
1. Variabel Dependen ………………………………………………... 37
a. Audit Report Delay ………………………………………………… 37
2. Variabel Independen ……………………………………………… 38
a. Investment Opportunities ………………………………………… 38
3. Variabel Kontrol ………………………………………………….. 39
a. Rugi Operasi (LOSS) ………………………………………... 39
b. Opini Audit Going Concern (GC) …………………………... 40
c. Reputasi Auditor (BIG) …………………………………….... 40
d. Pergantian Auditor (Switch) …………………………………. 41
e. Ukuran Perusahaan (Size) ……………………………………. 41
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……………………………... 43
A. Sampel Penelitian ………………………………………………….. 43
B. Hasil Uji Deskriptif ………………………………………………… 44
C. Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model I ………………... 48
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ………………………………………. 48
a. Hasil Uji Normalitas ………………………………………. 48
xvi
b. Hasil Uji Multikolinieritas ………………………………… 51
c. Hasil Uji Heterokedastisitas ……………………………….. 52
d. Hasil Uji Autokorelasi ……………………………………. 54
2. Pengujian Hipotesis ……………………………………………. 55
a. Uji Koefisien Determinasi …………………………………. 55
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ………………… 56
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) …….. 57
D. Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model II ………………. 58
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ………………………………………. 58
a. Hasil Uji Normalitas ……………………………………….. 58
b. Hasil Uji Multikolinieritas …………………………………. 62
c. Hasil Uji Heterokedastisitas ……………………………….. 63
d. Hasil Uji Autokorelasi ……………………………………. 64
2. Pengujian Hipotesis …………………………………………… 65
a. Uji Koefisien Determinasi …………………………………. 65
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ………………… 66
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) …….. 67
E. Pembahasan ………………………………………………………... 69
1. Pengaruh Investment Opportunities terhadap Audit Report
Delay ………………………………………………………………... 69
BAB V PENUTUP ………………………………………………………... 72
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 72
xvii
B. Saran ……………………………………………………………….. 73
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 74
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 77
xviii
DAFTAR TABEL
No Keterangan Halaman
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu 24
3.1 Definisi Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel 42
4.1 Proses Seleksi Sampel 43
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif 44
4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
(Model I) 48
4.4 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Setelah Transformasi dan Pengurangan Data Outlier (Model I) 49
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas (Model I) 52
4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser (Model I) 53
4.7 Hasil Uji Autokorelasi (Model I) 54
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Model I) 55
4.9 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) (Model I) 56
4.10 Hasil Uji Statistik t (Model I) 57
4.11 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
(Model II) 59
4.12 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Setelah Transformasi dan Pengurangan Data Outlier (Model II) 60
xix
4.13 Hasil Uji Multikolinieritas (Model II) 62
4.14 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser (Model II) 64
4.15 Hasil Uji Autokorelasi (Model II) 65
4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Model II) 66
4.17 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) (Model II) 67
4.18 Hasil Uji Statistik t (Model II) 68
xx
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 27
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram (Model I) 50
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot (Model I) 51
4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot
(Model I) 53
4.4 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram (Model II) 61
4.5 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot (Model II) 61
4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot
(Model II) 63
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Sampel Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi 77
2 Hasil Perhitungan Durasi Audit Report Delay Perusahaan Sampel 79
3 Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities
(Market to Book Ratio of Equity/MTB) Tahun 2014-2016 82
4 Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (The Ratio
of Gross Plant, Property and Equipment to Total Assets/PPEGT)
Tahun 2014-2016 91
5 Hasil Perhitungan Variabel Rugi Operasi (LOSS)
Tahun 2014-2016 100
6 Hasil Perhitungan Variabel Opini Audit Going Concern (GC)
Tahun 2014-2016 103
7 Hasil Perhitungan Variabel Reputasi Auditor (BIG)
Tahun 2014-2016 106
8 Hasil Perhitungan Variabel Pergantian Auditor (SWITCH)
Tahun 2014-2016 109
9 Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE)
Tahun 2014-2016 112
10 Hasil Output Pengujian SPSS 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan perekonomian Indonesia dewasa ini semakin
meningkat. Dibuktikan dengan bertambah pesatnya perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) di setiap tahunnya. Kemudian
diiringi melesatnya laju indeks harga saham gabungan (IHSG) dipasar
modal. Perusahaan yang terdaftar di pasar modal diwajibkan untuk
menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan dan telah diaudit oleh auditor. Laporan keuangan adalah salah
satu media komunikasi keuangan antara manajemen perusahaan dan
stakeholder (Margaretta dan Soepriyanto, 2012). Menurut Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI, 2011), laporan keuangan mempunyai tujuan untuk
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Laporan keuangan yang baik harus memenuhi beberapa syarat
seperti relevan, handal, akurat, dan salah satunya adalah ketepatan waktu.
Laporan keuangan yang tidak tepat waktu dapat mengurangi manfaatnya
bagi pihak-pihak yang berkepentingan, karena laporan menjadi kurang
relevan dan handal (Artaningrum, et al, 2017).
2
Informasi yang tidak tepat waktu memang tidak menjamin bahwa
informasi tersebut pasti merupakan informasi yang relevan. Namun
informasi dikategorikan relevan bila informasi mempunyai tiga unsur nilai,
yaitu (a) infomasi mempunyai nilai prediksi (predictive value), (b)
informasi mempunyai umpan balik (feedback value), dan (c) tepat waktu
(timelines). Jadi, suatu informasi tidak akan merupakan informasi yang
relevan tanpa tepat waktu dalam penyampaiannya. Oleh karena itu,
penyajian laporan keuangan tepat waktu merupakan sebuah keharusan
dalam publikasi laporan keuangan sehingga ada jaminan tentang relevansi
informasi yang bersangkutan (Winidyaningrum dan Rahmawati, 2010)
Dipercaya bahwa penundaan dalam laporan audit akan
mengakibatkan penundaan dalam pelaporan laba akuntansi, dimana itu
mengurangi kualitas pada pelaporan keuangan (Pham, et al, 2014).
Penerbitan informasi finansial dan non finansial akan berguna bagi
pengguna laporan keuangan hanya jika mereka memperoleh umpan balik
yang prediktif dan berharga (Azami dan Salehi, 2016). Banyak pihak yang
menggunakan laporan keuangan salah satunya yaitu para investor. Investor
menggunakan laporan keuangan untuk mendapatkan sebuah informasi
karena laporan keuangan yang diumumkan perusahaan merupakan salah
satu informasi relevan yang tersedia, terutama tentang suatu saham yang
dipandang sangat penting bagi investor. Dalam kondisi ketidakpastian yang
tinggi terhadap kegiatan perusahaan, maka laporan keuangan menjadi
indikator utama untuk memperkirakan dengan lebih tepat dan lebih rasional
3
mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang (Artaningrum, et
al, 2017).
Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
diharuskan menaati ketentuan yang telah ditetapkan Badan Pengawas Pasar
Modal (BAPEPAM) yang sejak adanya UU No. 21 Tahun 2011 tugas dan
fungsi BAPEPAM pindah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu salah
satunya menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor
yang independen. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan
laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada OJK juga
tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan
auditnya.
Berkaitan dengan ketepatan waktu publikasi laporan keuangan
tersebut, BEI mewajibkan perusahaan yang terdaftar untuk menyerahkan
laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik dalam
waktu selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat setelah tanggal
laporan keuangan tahunan. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau
Perusahaan Publik. Kemudian BEI melalui Keputusan Direksi PT. Bursa
Efek Jakarta Nomor Kep:-307/BEJ/07-2004 tentang Peraturan Nomor I-H
tentang sanksi bagi perusahaan terdaftar yang terlambat menyampaikan
laporan keuangan dikenakan sanksi sebagai berikut :
4
1. Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan
sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas
waktu penyampaian laporan keuangan;
2. Peringatan tertulis II dan denda Rp50.000.000,- apabila mulai hari
kalender ke 31 hingga kalender ke 60 sejak lampaunya batas waktu
penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak
memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan;
3. Peringatan tertulis III dan denda Rp150.000.000,- apabila mulai hari
kalender ke 60 hingga kalender ke 90 sejak lampaunya batas waktu
penyampaian laporan keuangan perusahaan tercatat tetap tidak
memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan atau
menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban
untuk membayar denda sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan
II di atas;
4. Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu
penyampaian Laporan Keuangan, Perusahaan Tercatat tetap tidak
memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan atau
Perusahaan Tercatat telah menyampaikan Laporan Keuangan namun
tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan II dan III di atas.
Menurut BEI, pada tahun 2015 laju indeks harga saham gabungan
(IHSG) melesat di pasar modal hingga menembus rekor baru 5.523. Namun
dibalik itu terdapat 52 emiten yang telat menyampaikan laporan keuangan
5
teraudit dari total perusahaan tercatat (saham dan obligasi) sebanyak 547
emiten. Salah satu emiten yang telat menyampaikan laporan keuangan
adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Perusahaan tambang batubara
milik Grup Bakrie ini menyatakan belum bisa mengeluarkan laporan
keuangan tahunan 2014 karena perseroan masih berjibaku dengan
perhitungan utang.
Kemudian hingga 30 Juni 2016, BEI mengganjar denda dan
menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham 18 perusahaan
tercatat (emiten) karena belum menyampaikan laporan keuangan audit
periode 31 Desember 2015. Bursa telah memberikan peringatan tertulis III
dan denda senilai Rp150.000.000 kepada perusahaan tercatat yang
terlambat menyampaikan laporan keuangan auditan per 31 Desember 2015
dan belum membayar denda atas keterlambatan penyampaian keuangan.
Pada tahun 2017, BEI menghentikan sementara perdagangan efek
(suspensi) di pasar reguler dan tunai terhadap 17 perusahaan tercatat
atau emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan auditan per 31
Desember 2016. Selain itu belum menyampaikan denda atas keterlambatan
penyampailan laporan keuangan. BEI menghentikan sementara
perdagangan efek di pasar reguler dan tunai sejak sesi I perdagangan efek
pada 3 Juli 2017 untuk delapan perusahaan tercatat, yakni PT Bakrie
Telecom Tbk (BTEL), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Eterindo
Wahanatama Tbk (ETWA), PT Steady Safe Tbk (SAFE). PT Capitalinc
Investment Tbk (MTFN), PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI), PT Ratu
6
Prabu Energi Tbk (ARTI), dan PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA). BEI juga
memperpanjang suspensi perdagangan efek untuk 9 perusahaan tercatat
yakni PT Borne Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN), PT Berau Coal
Energy Tbk (BRAU), PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (CPGT),
PT Skybee Tbk (SKYB). Selain itu, PT Inovisi Infracom Tbk (INVS), PT
Permata Prima Sakti Tbk (TKGA), PT Evergreen Invesco Tbk (GREN), PT
Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO), dan PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
(SCPI).
Populasi dalam penelitian ini menggunakan perusahaan sektor
perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2016 dikarenakan pada catatan bursa yang berakhir pada 31
Desember 2017 BEI memberikan suspensi kepada emiten yang diantaranya
terdapat perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi. Menurut Philip
Kotler (1990) menjelaskan jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, dimana pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun.
Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau bukan fisik.
Perdagangan merupakan salah satu sektor dalam sistem perekonomian
nasional yang berperan dalam menjembatani sektor produksi dengan
konsumsi. Sektor perdagangan, jasa dan investasi melakukan kegiatan
dalam hal perdagangan baik secara besar maupun kecil, menawarkan jasa
kepada konsumen, dan menawarkan produk-produk yang dimilikinya.
7
Berikut sub sektor perdagangan, jasa dan investasi menurut Jakarta Stock
Industrial Classification (JASICA):
1. Sub sektor Perdagangan Besar
Perdagangan besar adalah aktivitas marketing yang menggerakkan
barang dari produsen ke pedangan eceran atau berbagai lembaga
lainnya.
2. Sub sektor Perdagangan Eceran
Perdagangan eceran adalah kegiatan menjual barang atau jasa kepada
konsumen akhir (toko yang menjual dalam skala kecil).
3. Sub sektor Restoran, Hotel & Pariwisata
4. Sub sektor Advertising, Printing & Media
Sub sektor yang menawarkan jasa bidang multimedia.
5. Sub sektor Kesehatan
Kegiatannya berupa usaha rumah sakit.
6. Sub sektor Jasa Komputer & Perangkatnya
Sub sektor ini melayani jasa layanan komputer, pengolahan data,
pengembangan database, pengembangan perangkat lunak, integrasi
sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain
prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk
perawatannya.
8
7. Sub sektor Perusahaan Investasi
Sub sektor yang menawarkan jasa berinvestasi dengan dana yang
berasal dari masyarakat atau instasi tertentu, dana tersebut akan
dialokasikan untuk membeli intrumen investasi.
Menurut Pham et al (2014) perusahaan high investment
opportunities memiliki penundaan laporan audit yang panjang. Perusahaan
dengan peluang investasi yang tinggi cenderung memiliki risiko audit yang
lebih besar akibat kenaikan ketidakpastian yang berkaitan dengan
discretionary investment expenditure masa depan, kesulitan dalam
mengamati aktivitas manajer, dan pengendalian internal yang lemah.
Perusahaan dengan peluang investasi tinggi cenderung untuk
menyewa auditor big 5 dibandingkan perusahaan dengan peluang investasi
rendah. Selain itu, ditemukan bahwa perusahaan dengan peluang investasi
yang tinggi cenderung memiliki discretionary accrual yang lebih banyak.
Namun, hubungan ini lebih lemah ketika perusahaan tersebut diaudit oleh
auditor big 5. Hasil ini menunjukkan bahwa kemungkinan manipulasi
pendapatan lebih tinggi bagi perusahaan dengan peluang investasi tinggi
namun tinggi kualitas audit mampu mengekang manipulasi. Dengan
demikian, ketenagakerjaan kualitas auditor yang lebih tinggi sangat
bermanfaat kepada pengguna laporan keuangan perusahaan dengan peluang
investasi yang tinggi dan auditor tersebut lebih cenderung memberikan audit
kualitas yang lebih tinggi kepada perusahaan-perusahaan tersebut (Lai,
2009).
9
Kemudian dalam setiap operasional perusahaan disetiap tahunnya,
perusahaan yang memperoleh penghasilan lebih kecil daripada beban
operasionalnya maka perusahaan itu dikatakan rugi. Kerugian bagi suatu
perusahaan akan dianggap sebagai berita buruk yang tidak seharusnya
diberitahukan kepada publik. Ketika perusahaan mengalami loss (rugi),
pihak manajer akan berusaha menutupi berita buruk ini agar tidak sampai
ke pihak publik. Manajer akan meminta auditornya untuk bekerjasama
dalam menutupi hal ini dengan cara memperlambat kinerja auditnya, atau
meminta auditor untuk menjadwalkan ulang proses auditnya. Hal ini
dilakukan karena bagi beberapa perusahaan yang mengalami rugi, kerugian
tersebut akan membuat investor ragu untuk investasi saham pada
perusahaanya. Sehingga perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk
menutupi kerugian ini, dengan cara menunda laporan keuangannya.
Investor yang menanamkan saham pada perusahaan akan mendapatkan
feedback berupa deviden. Jika perusahaan tersebut mengalami kerugian,
maka akan berpengaruh pula pada deviden yang akan dibagikan. Oleh sebab
itu auditor yang mendapati pelaporan rugi dalam laporan laba rugi akan
lebih berhati-hati dalam proses auditnya, dan akan melakukan audit
tambahan untuk menemukan bukti-bukti objektif yang mendukung
asersinya terkait keberlanjutan usaha perusahaan yang diauditnya. Audit
tambahan yang dilakukan oleh auditor tentunya membutuhkan waktu
tambahan sehingga berdampak pada meningkatnya audit report delay
perusahaan (Susianto, 2017).
10
Tinggi rendahnya audit report delay perusahaan dapat dipengaruhi
oleh ukuran perusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi pengeluaran biayanya,
perusahaan besar cenderung memiliki audit report lag yang tinggi, sehingga
Auditor harus mengaudit laporan keuangannya lebih lama, karena semakin
banyak item-item yang harus diaudit dalam laporan keuangannya.
Sedangkan perusahaan kecil cenderung lebih cepat proses auditnya karena
pengeluaran perusahaan tidak terlalu banyak, sehingga item-item yang
harus diaudit juga lebih sedikit jika dibandingkan dengan perusahaan besar
(Susianto, 2017).
Dalam penelitian Azami dan Salehi (2016) menguji hubungan antara
audit report delay dengan investment opportunities. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa audit report delay itu lebih lama untuk perusahaan
dengan investment opportunities yang lebih tinggi, penelitian ini juga
menunjukkan bahwa perusahaan kecil, perusahaan yang sedang jatuh dan
perusahaan yang memiliki kelemahan besar dalam internal kontrolnya,
biasanya memiliki masalah penundaan pelaporan audit yang lebih lama.
Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian
ini karena sebagian besar penelitian sebelumnya menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi audit report delay selain investment opportunities.
Sejalan dengan penelitian oleh Pham et al (2014) yang menguji
tentang investment opportunities and audit report lags, menunjukkan bahwa
probabilitas audit report delay lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki
investment opportunities yang tinggi. Menurut Arofah et al (2017) yang
11
menguji tentang laba rugi menunjukkan bahwa laba rugi tidak berpengaruh
kepada audit delay.
Sedangkan menurut Susianto (2017) yang menguji tentang rugi,
ukuran KAP, ukuran perusahaan, dan opini audit menunjukkan bahwa rugi
berpengaruh positif terhadap audit report lag, ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap audit report lag, dan opini audit berpengaruh negatif
terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran KAP tidak berpengaruh
terhadap audit report lag.
Menurut Sari dan Priyadi (2016) menguji tentang ukuran perusahaan,
reputasi KAP dan opini audit menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan
reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay, opini audit tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
Kemudian menurut Widhiasari dan Budiartha (2016) yang menguji
tentang ukuran perusahaan, reputasi auditor dan pergantian auditor
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit
report lag, reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag, dan
pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Menurut Kartika (2011) menguji tentang ukuran perusahaan,
kerugian dan keuntungan , opini auditor dan reputasi auditor menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Di
sisi lain, operasi kerugian dan keuntungan, opini auditor, dan reputasi
auditor tidak memiliki pengaruh terhadap audit delay. Kemudian menurut
Suginam (2016) yang menguji tentang ukuran perusahaan dan ukuran KAP
12
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan ukuran KAP tidak berpengaruh
signifikan terhadap Audit Report Lag.
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi audit report delay adalah investment
opportunities, ukuran perusahaan, reputasi KAP, laba/rugi, opini audit dan
pergantian auditor.
Pada umumnya penelitian terhadap audit report delay sudah banyak
dilakukan. Namun, masih sedikit penelitian yang berfokus terhadap faktor
investment opportunities yang dihubungkan dengan audit report delay.
Informasi dari penelitian ini akan bermanfaat khususnya bagi perusahaan
yang memiliki investment opportunities yang tinggi agar mereka dapat
mengambil keputusan dalam meminimalisasi konsekuensi kerugian.
Penelitian ini juga dapat membantu auditor eksternal dalam penilaian
terhadap ruang lingkup pemeriksaan dan audit fee.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Azami dan Salehi
(2016) yang diterapkan pada obyek yang berbeda, yaitu perusahaan sektor
perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2014-2016. Penulis menggunakan variabel yang sama
yaitu investment opportunities sebagai variabel independen dan audit report
delay sebagai variabel dependen serta rugi bersih, opini audit going
concern, reputasi auditor, pergantian auditor dan ukuran perusahaan sebagai
variabel kontrol. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
13
berganda dengan data empiris berupa laporan keuangan dan laporan yang
mendukung dalam literatur yang tersedia di BEI.
Penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapat membantu
auditor eksternal dalam penilaiannya terhadap ruang lingkup pemeriksaan
dan biaya audit. Dengan demikian penulis memberi judul skripsi ini sebagai
“Pengaruh Investment Opportunities terhadap Audit Report Delay”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang
hendak diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apakah investment opportunities berpengaruh terhadap audit report
delay?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh investment opportunities terhadap audit
report delay
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi dan
sebagai bahan referensi serta bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya.
14
a. Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding
untuk ilmu pengetahuan.
b. Bagi Penulis
Sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah referensi
mengenai auditing, terutama tentang faktor yang mempengaruhi audit
report delay dengan adanya investment opportunities, sehingga
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis di masa yang akan
datang.
c. Bagi Penulis Berikutnya
Berkontribusi untuk menambah bukti empiris dalam
pengembangan ilmu akuntansi terkait bidang auditing mengenai faktor
yang mempengaruhi audit report delay berkaitan dengan investment
opportunities.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini akan memberikan manfaat untuk
berbagai pihak, diantaranya:
a. Bagi Regulator
Hasil penelitian ini dapat memberikan bahan pertimbangan dalam
penyusunan peraturan terkait dengan audit.
15
b. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait dengan jasa audit
yang disediakan.
c. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan mengenai penggunaan jasa audit.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Menurut teori keagenan, pemisahan kepemilikan dan pengawasan
mengarah pada konflik keagenan. Jensen dan Meckling (1976) membagi
biaya keagenan menjadi 3 yaitu monitoring cost, bonding cost, dan residual
loss. Monitoring cost yaitu biaya yang timbul dan ditanggung prinsipal untuk
mengawasi perilaku agen. Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh
agen menempatkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen
akan bertindak untuk kepentingan prinsipal. Residual loss adalah nilai
kerugian yang dialami prinsipal akibat keputusan yang diambil oleh agen
yang menyimpang dari keputusan yang dibuat oleh prinsipal. Di hubungan
keagenan, pemegang saham (principal) melibatkan dan mendelegasikan
beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada para manajer (the agen).
Dalam situasi seperti itu, masing-masing pihak mungkin berusaha
memaksimalkan kepentingannya sendiri, memberikan keyakinan bahwa
manajer dapat bertindak sesuai kepentingan mereka sendiri dan mungkin
tidak selalu bertindak demi kepentingan utama pemegang saham (Pham et al,
2014). Sangat mungkin itu konflik agensi hadir di perusahaan yang
berpeluang investasi tinggi, karena para manajer di perusahaan tersebut
memiliki pengetahuan superior tentang peluang investasi perusahaan mereka
dan pilihan investasi bergantung pada discretionary expenditures yang
17
dilakukan oleh para manajer (Lai, 2009). Dengan demikian, kebijaksanaan
manajerial yang berkaitan dengan peluang investasi yang tinggi dapat
menyebabkan manajemen mengejar kepentingan mereka sendiri dengan
mengorbankan pemegang saham (Belghitar dan Khan, 2013). Tinggi biaya
agensi dan meningkatnya ketidakpastian pada perusahaan yang berpeluang
investasi tinggi dapat meningkatkan risiko perusahaan dan memerlukan
pemantauan intensif (Lai, 2009).
2. Audit Report Delay
Audit report delay dapat didefinisikan sebagai lamanya waktu
penyelesaian audit yang terhitung dari selisih waktu antara akhir tahun fiskal
perusahaan dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
Audit report delay diukur berdasarkan rentang waktu penyelesaian
pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, yaitu dari lamanya hari yang
dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan
keuangan tahunan perusahaan. Dilihat sejak tanggal tutup buku perusahaan
per 31 desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen. Menurut Dyer dan McHugh (1975) menjelaskan tiga kriteria
penundaan pelaporan keuangan antara lain:
a. Preliminary lag yaitu jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
b. Auditor’s report lag yaitu jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
18
c. Total lag yaitu jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal
penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
3. Investment Opportunities
Hartono (2003) mengemukakan “Kesempatan Investasi” atau
Investment Opportunity Set (IOS) menggambarkan tentang luasnya
kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan. Investment
Opportunity Set (IOS) muncul setelah dikemukakan oleh Myers (1977) yang
beranggapan nilai dari suatu perusahaan sebagai sebuah kombinasi asset in
place dengan investment option pada masa depan. Menurut Gaver dan Gaver
(1993), IOS merupakan proyeksi nilai perusahaan yang besarnya bergantung
pada pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan perusahaan di masa akan
datang dan besarnya sudah ditetapkan oleh manajemen sebelumnya, dimana
untuk masa sekarang pilihan investasi dilakukan dan diharapkan untuk
mendapatkan return yang lebih besar untuk masa yang akan datang.
Komponen dari nilai perusahaan merupakan sebuah hasil dari pilihan-pilihan
investasi untuk digunakan pada masa yang akan datang dan merupakan
proksi dari IOS itu sendiri. Dari dua pendapat para ahli diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa IOS merupakan keputusan investasi yang dilakukan
perusahaan untuk menghasilkan nilai.
Menurut Kallapur dan Trombley (2001) terdapat tiga jenis proksi IOS
yang digunakan dalam bidang keuangan yaitu :
19
1. Proksi IOS berbasis pada Harga
Proksi IOS yang berbasis pada harga merupakan proksi yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian
dinyatakan dalam nilai pasar saham. Ide dari proksi ini berdasar pada
prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial yang dinyatakan dengan
harga saham dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar
yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (assets
in place) dibandingkan dengan perusahaan yang tidak bertumbuh. Proksi
IOS yang merupakan proksi berbasis dengan harga adalah : Market value
of equity plus book value of debt, Ratio of book to market value of asset,
Ratio of book to market value of equity, Ratio of book value property,
plant, and equipment to irm value, Ratio of replacement value of asset to
market value, Ratio of depreciation expense to value, dan Earning Price
ratio.
2. Proksi IOS berbasis pada Investasi
Proksi IOS berbasis ini menunjukan tingkat aktivitas investasi
tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan. Perusahaan
dengan IOS tinggi memilki tingkat investasi yang tinggi pula. Proksi IOS
ini dapat dihubungkan dengan Ratio R&D expense to firm value, Ratio
of R&D expense to total assets, Ratio of R&D expense to sales, Ratio of
capital addition to firm value, dan Ratio of capital addition to asset book
value.
20
3. Proksi IOS berbasis pada Varian
Dasar dari ide proksi ini adalah suatu opsi akan menjadi lebih
bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan
besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari
pengingkatan aktiva. Para peneliti sebelumnya, yaitu Kallapur dan
Trombley (1999) menggunakan proksi variance of total return dan
market model beta. Gaver dan Gaver (1993) menggunakan varian return.
Saputro dan Hartono (2002) di Indonesia menggunakan varian return
seperti penelitian sebelumnya misalnya Smith dan Watts (1992); Gaver
dan Gaver (1993) dan beta asset.
Proksi IOS yang dipilih dalam penelitian ini adalah proksi IOS yang
digunakan oleh Azami dan Salehi (2016) yaitu, market to book ratio of equity
(MTB) dan the ratio of gross plant, property and equipment to total assets
(PPEGT). MTB dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada
dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang akan melebihi return
dari ekuitas yang diinginkan, PPEGT merupakan rasio representatif struktur
aset perusahaan.
4. Variabel Kontrol
Menurut Jogiyanto (2004) variabel kontrol atau dikenal sebagai
variabel pelengkap merupakan variabel yang digunakan untuk melengkapi
atau mengontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan
model empiris yang lebih lengkap dan lebih baik. Variabel kontrol bukanlah
21
variabel utama yang diteliti dan diuji tetapi lebih ke variabel lain yang
mempunyai efek pengaruh.
Penelitian ini berfokus untuk meneliti pengaruh investment
opportunities terhadap audit report delay, namun aspek yang
mempengaruhi audit report delay tidak hanya investment opportunities
karena itu dimunculkan variabel-variabel yang diduga ikut mempengaruhi
audit report delay diperlakukan sebagai variabel kontrol. Variabel kontrol
dalam penelitian ini adalah rugi operasi (loss), opini audit going concern
(gc), reputasi auditor (big), pergantian auditor (switch), dan ukuran
perusahaan (size).
a. Rugi Operasi (LOSS)
Kerugian bagi suatu perusahaan akan dianggap sebagai berita
buruk yang tidak seharusnya diberitahukan kepada publik. Ketika
perusahaan mengalami loss (rugi), pihak manajer akan berusaha
menutupi berita buruk ini agar tidak sampai ke pihak publik. Manajer
akan meminta auditornya untuk bekerjasama dalam menutupi hal ini
dengan cara memperlambat kinerja auditnya, atau meminta auditor
untuk menjadwalkan ulang proses auditnya. Hal ini dilakukan karena
bagi beberapa perusahaan yang mengalami rugi, kerugian tersebut
akan membuat investor ragu untuk investasi saham pada perusahaanya.
Sehingga perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk menutupi
kerugian ini, dengan cara menunda laporan keuangannya (Susianto,
2017).
22
b. Opini Audit Going Concern (GC)
Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan
oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001).
c. Reputasi Auditor (BIG)
Seorang auditor yang bereputasi baik serta kantor akuntan
publik yang baik pula, diperkirakan dapat melakukan audit lebih
efisien dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk
menyelesaikan audit sesuai jadwal (Sari dan Priyadi, 2016). Berikut
Kantor Akuntan Publik Indonesia yang berafiliasi dengan Kantor
Akuntan Publik Big Four:
a. Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
PricewaterhouseCoopers (PWC)
b. Purwantono, Suherman & Surja berfiliasi dengan Ernst &
Young (EY)
c. Osman Bing Satrio & Rekan berafiliasi dengan Delloite
d. Siddharta & Widjaja , berafiliasi dengan KPMG
d. Pergantian Auditor (Switch)
Pergantian auditor merupakan perilaku yang dilakukan oleh
perusahaan untuk berpindah auditor baik disebabkan oleh aturan yang
ada maupun secara sukarela (Praptika dan Rasmini, 2016).
23
e. Ukuran Perusahaan (Size)
Menurut Carbaja dan Yadnyana (2015) menyatakan ukuran
perusahaan adalah ukuran besar kecilnya perusahaan dilihat dari
besar atau kecilnya total aktiva. Semakin besar perusahaan semakin
cepat dalam melaporkan keuangannya dibandingkan perusahaan
kecil.
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah persamaan dan perbedaan dari penelitian sebelumnya.
Untuk selengkapnya dapat dilihat dari tabel 2.1 berikut:
24
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Azami dan
Salehi
(2016)
The Relationship
Between Audit Report
Delay and Investment
Opportunities
Variabel Audit Report
Delay dan Investment
Opportunities, variabel
kontrol, penelitian
kuantitatif
menggunakan data
laporan keuangan yang
terdaftar di bursa efek.
Lokasi penelitian,
tahun dan sampel
penelitian,
multivariate
regression analysis
pada panel data
Mengungkapkan bahwa audit report delay itu
lebih lama untuk perusahaan dengan
investment opportunities yang lebih tinggi,
penelitian ini juga menunjukkan bahwa
perusahaan kecil, perusahaan yang sedang
jatuh dan perusahaan yang memiliki
kelemahan besar dalam internal kontrolnya,
biasanya memiliki masalah keterlambatan
pelaporan audit yang lebih lama.
2. Pham et al
(2014)
Investment Opportunities
and Audit Report Lags:
Initial Evidance
Variabel Investment
Opportunities,
penelitian kuantitatif
menggunakan data
laporan keuangan yang
terdaftar di bursa efek.
Lokasi penelitian,
tahun dan sampel
penelitian
Menunjukkan bahwa probabilitas audit report
delay lebih lama untuk perusahaan yang
memiliki investment opportunities yang tinggi.
3. Arofah et al
(2017)
Ukuran Perusahaan
sebagai Pemoderasi
Pengaruh Kepemilikan
Publik Komite Audit dan
Laba Rugi terhadap
Audit Delay
Variabel Audit Delay,
penelitian kuantitatif
menggunakan data
laporan keuangan yang
ada terdaftar di BEI
Pengaruh
kepemilikan
publik, komite
audit, dan laba rugi,
tahun dan sampel
penelitian
Menunjukkan bahwa kepemilikan publik,
komite audit, dan laba rugi tidak berpengaruh
kepada audit delay serta ukuran perusahaan
tidak dapat menjadi variabel moderasi.
Bersambung ke halaman berikutnya
25
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4. Kartika
(2011)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Audit
Delay pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
Variabel Audit Delay,
menggunakan data
laporan keuangan yang
ada terdaftar di BEI
Solvabilitas dan
profitabilitas, tahun
penelitian.
Menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan
solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap
audit delay. Di sisi lain, operasi kerugian dan
keuntungan, profitabilitas, opini auditor, dan
reputasi auditor tidak memiliki pengaruh
terhadap audit delay.
5. Sari dan
Priyadi
(2016)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Audit
Delay pada perusahaan
Manufaktur Tahun 2010-
2014
Variabel Audit Delay,
menggunakan data
laporan keuangan yang
terdaftar di bursa efek.
Tahun dan sampel
penelitian
Menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, reputasi KAP
berpengaruh negatif terhadap audit delay,
variabel solvabilitas berpengaruh positif
terhadap audit delay. Variabel opini audit dan
audit tenure tidak berpengaruh terhadap audit
delay.
6. Widhiasari
dan
Budiartha
(2016)
Pengaruh Umur
Perusahaan, Ukuran
Perusahaan, Reputasi
Auditor dan Pergantian
Auditor terhadap Audit
Report Lag
Variabel Audit Report
Lag, menggunakan data
laporan keuangan yang
terdaftar di bursa efek.
Umur perusahaan,
tahun dan sampel
penelitian
Menunjukkan bahwa umur perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
audit report lag, ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit report lag, reputasi
auditor tidak berpengaruh terhadap audit
report lag, dan pergantian auditor tidak
berpengaruh terhadap audit report lag.
Bersambung ke halaman berikutnya
26
Tabel 2.1 (Lanjutan)
7. Suginam
(2016)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Audit
Report Lag pada
Perusahaan Sektor
Perdagangan Jasa dan
Investasi yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Variabel Audit Report
Lag, sampel penelitian
dan menggunakan data
laporan keuangan yang
terdaftar di bursa efek.
profitabilitas,
solvabilitas, dan
likuiditas, tahun
penelitian
Menunjukkan bahwa profitabilitas,
solvabilitas, ukuran perusahaan dan ukuran
KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap
Audit Report Lag. Sementara faktor Likuiditas
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
Audit Report Lag.
8. Susianto
(2017)
Pengaruh Penerapan
Wajib IFRS, Jenis
Industri, Rugi, Anak
Perusahaan, Ukuran Kap,
Ukuran Perusahaan,
Opini Audit, dan Ukuran
Komite Audit terhadap
Audit Report Lag (ARL)
Variabel Audit Delay
menggunakan data
laporan keuangan yang
terdaftar di bursa efek.
Variabel Penerapan
ajib IFRS, jenis
industri, Opini
Audit, dan ukuran
komite audit, tahun
dan sampel
penelitian
Menunjukkan bahwa jenis industri dan rugi
berpengaruh positif terhadap audit report lag,
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit
report lag, opini audit dan ukuran komite audit
berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
Sedangkan penerapan wajib IFRS, anak
perusahaan, dan ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap audit report lag.
27
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar
2.1.
Gambar 2.1
Adanya penundaan laporan audit dan publikasi laporan keuangan ke bursa.
Faktor-faktor penyebab penundaan laporan audit dan publikasi laporan
keuangan ke bursa.
Basis Teori: Teori Keagenan
Variabel Independen Variabel Dependen
H1
H2
Variabel Kontrol
market to book ratio of equity
(MTB)
the ratio of gross plant, property
and equipment to total assets
(PPEGT)
Audit Report Delay
(ARD)
Metode Analisis: Analisis Regresi
Berganda
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Rugi Bersih (LOSS)
Opini Audit Going Concern (GC)
Reputasi Auditor (BIG)
Pergantian Auditor (Switch)
Ukuran Perusahaan (Size)
28
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Investment Opportunities terhadap Audit Report Delay
Terkait penelitian mengenai Investment Opportunities pernah dilakukan
oleh Azami dan Salehi (2016) yang menguji tentang The Relationship Between
Audit Report Delay and Investment Opportunities. Hasil Penelitian Azami dan
Salehi (2016) mengungkapkan bahwa audit report delay itu lebih lama untuk
perusahaan dengan investment opportunities yang lebih tinggi, penelitian ini
juga menunjukkan bahwa perusahaan kecil, perusahaan yang sedang rugi dan
perusahaan yang memiliki kelemahan besar dalam internal kontrolnya,
biasanya memiliki masalah penundaan pelaporan audit yang lebih lama.
Sejalan dengan penelitian oleh Pham et al (2014) yang menguji tentang
Investment Opportunities and Audit Report Lags. Hasil dari penelitian Phem et
al (2014) menunjukkan bahwa probabilitas audit report delay lebih lama untuk
perusahaan yang memiliki investment opportunities yang tinggi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua proksi yang berbeda
untuk Investment Opportunities: Market to Book Ratio of Equity (MTB) dan
The Ratio of Gross Plant, Property and Equipment to Total Assets (PPEGT).
Maka hipotesis yang diajukan menggunakan dua proksi yang berbeda dari
Investment Opportunities sebagai berikut:
H1: Market to Book Ratio of Equity berpengaruh positif terhadap Audit
Report Delay.
H2: The Ratio of Gross Plant, Property and Equipment to Total Assets
berpengaruh positif terhadap Audit Report Delay.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu investment
opportunities terhadap variabel dependen yaitu audit report delay dengan
variabel kontrol rugi bersih (LOSS), opini audit going concern (GC), reputasi
auditor (BIG), pergantian auditor (SWITCH), dan ukuran perusahaan (SIZE).
Populasi penelitian ini adalah menggunakan perusahaan sektor perdagangan,
jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-
2016.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor
perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2014-2016. Pertimbangan memilih perusahaan sektor perdagangan,
jasa dan investasi dikarenakan masih terbatasnya penelitian audit report delay
yang terfokus terhadap perusahaan perdagangan, jasa dan investasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang
representatif berdasarkan kriteria yang ditentukan, kemudahan data yang
didapat oleh penulis, tidak memerlukan biaya yang tinggi serta data yang
diperoleh lebih akurat dan valid karena laporan keuangan yang dipublikasikan
30
telah diaudit oleh akuntan publik. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id tahun 2014-2016.
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sebelum awal tahun 2014, selama periode tahun 2014-
2016 secara berturut-turut dan terdapat laporan auditor independen.
2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan dalam website
perusahaan atau website BEI selama periode 2014-2016 yang dinyatakan
dalam Rupiah (Rp).
3. Akhir tahun tutup buku perusahaan pada 31 Desember.
4. Simbol perdagangan saham perusahaan tidak terkena suspense lebih dari
3 bulan berturut-turut.
5. Perusahaan yang memiliki saldo ekuitas positif.
6. Perusahaan yang memiliki semua data yang diperlukan dalam penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Sifat data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
dimana data-data diperoleh dari laporan keuangan Bursa Efek Indonesia
menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan
membaca dan meneliti melalui situs internet www.idx.co.id dan perangkat lain
yang berkaitan dengan judul penelitian.
31
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi yang perhitungannya menggunakan SPSS versi 24. Regresi digunakan
untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Analisis regresi ada 2 jenis, yaitu regresi linier sederhana dan regresi
linier berganda. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda karena
variabel independen yang digunakan lebih dari satu variabel. Metode analisis
regresi berganda yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi statistik
deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Ghozali (2016) menyatakan bahwa statistik deskriptif memberikan
gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi). Statistik deskriptif biasanya digunakan untuk
menggambarkan profil data sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis
statistik yang berfungsi untuk menguji hipotesis.
2. Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini menggunakan pengujian asumsi klasik sebelum menguji
hipotesis atas model regresi utama. Oleh karena itu dasar analisis regresi
memerlukan uji asumsi. Pengujian ini juga dikenal dengan BLUE (Best
Linear Unbiased Estimator) tujuan dari pengujian ini digunakan untuk
menghidari terjadinya multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
Uji asumsi klasik ini terdiri dari:
32
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau
mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Variabel pengganggu atau residual dapat
dideteksi berdistribusi normal dengan menggunakan dua pendekatan
analisis, yaitu analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2016).
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menunjukan satu atau
lebih variabel independen terdapat korelasi dengan variabel independen
lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol (Ghozali, 2016). Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari
tolerance value atau nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Batas dari nilai tolerance adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Apabila
nilai tolerance di bawah 0,10 atau nilai VIF di atas 10 maka terjadi
multikolinieritas (Ghozali, 2016).
33
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu yang
tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi, sehingga
mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan
data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran kecil,
sedang maupun besar (Ghozali, 2016).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari suatu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada
34
seseorang individu/kelompok cenderung memengaruhi “gangguan” pada
individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya (Ghozali, 2016).
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis
regresi berganda. Analisis regresi berganda tujuan digunakannya adalah
untuk menganalisis data yang terdiri dari banyak variabel serta diduga antar
variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain. Investment
Opportunities diukur menggunakan dua proksi, MTB dan PPEGT.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus persamaan
matematis seperti di bawah ini:
1. ARD = α + β1MTB + β2LOSS + β3GC + β4BIG + β5SWITCH + β6SIZE
+ e
2. ARD = α + β1PPEGT + β2LOSS + β3GC + β4BIG + β5SWITCH +
β6SIZE + e
Keterangan:
α = Konstanta
Β1-7 = Koefisien regresi masing-masing variabel independen
ARD = Audit Report Delay, selisih waktu tanggal akhir tahun fiskal
dengan tanggal laporan audit diterbitkan
MTB = Rasio dari total market value perusahaan pada total book value
ekuitas pemegang saham
PPEGT = Rasio dari gross plant, property and equity to total assets
35
LOSS = sama dengan 1 apabila perusahaan menghasilkan rugi bersih
pada periode tertentu, jika 0 sebaliknya
GC = sama dengan 1 apabila perusahaan mendapatkan opini going
concern, jika 0 sebaliknya
BIG = sama dengan 1 apabila auditor berafiliasi dengan Kantor Akuntan
Publik Big 4 (sebagai pemegang audit market di Indonesia), jika 0
sebaliknya
SWITCH = sama dengan 1 apabila auditor saat ini berbeda dari auditor
tahun sebelumnya untuk setiap perusahaan, jika 0 sebaliknya
SIZE = Logaritma natural dari nilai buku total aset pada akhir tahun
e = eror
1) Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen yang
menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data
silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
antara masing-masing pengamatan. Kelemahan mendasar dalam
menggunakan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
36
variabel independen yang dimasukkan dalam model. Apabila satu
variabel independen ditambah, R² akan meningkat tanpa
mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
atau tidak terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, penelitian ini
menggunakan nilai adjusted R² untuk mengevaluasi model regresi.
Nilai adjusted R² mampu naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan dalam model regresi. Seperti halnya
koefisien determinasi (R²), nilai adjusted R² juga berkisar antara nol
dan satu. Apabila mendekati nilai 1 berarti semakin kuat kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya
(Ghozali, 2016).
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk
menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan bahwa apabila nilai signifikansi > 0,05 maka
Ha ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha
diterima (Ghozali, 2016).
3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test ini
pada dasarnya untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh atau variabel
37
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2016). Kriteria pengambilan keputusan
dilakukan dengan tingkat signifikansi 5%. Hipotesis Ha diterima jika
tingkat signifikansi < 5% (kurang dari 0,05) dan hipotesis Ha ditolak
apabila tingkat signifikansi > 5%.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
a. Audit Report Delay (ARD)
Audit report delay dapat didefinisikan sebagai lamanya waktu
penyelesaian audit yang terhitung dari selisih waktu antara akhir tahun
fiskal perusahaan dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen (Sari dan Priyadi, 2016). Audit report delay diukur berdasarkan
rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan,
yaitu dari lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan
auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan.
Dilihat sejak tanggal tutup buku perusahaan per 31 desember sampai
tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
Sebagai contoh, laporan keuangan perusahaan periode 2014 dengan
tanggal tutup buku 31 Desember 2014 mempunyai laporan auditor dengan
tanggal 23 Maret 2015. Dengan demikian audit report delay pada
perusahaan tersebut sebesar 82 hari.
38
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini antara lain investment
opportunities.
a. Investment Opportunities
Investment opportunities dalam penelitian ini merupakan proksi IOS
yang berbasis pada harga dan investasi merupakan proksi yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian
dinyatakan dalam nilai pasar saham serta nilai investasi terhadap aset.
Proksi IOS yang dipilih dalam penelitian ini adalah proksi IOS yang
digunakan oleh Azami dan Salehi (2016) yaitu, market to book ratio of
equity (MTB) dan the ratio of gross plant, property and equipment to
total assets (PPEGT). MTB dapat mencerminkan besarnya return dari
aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang
akan melebihi return dari ekuitas yang diinginkan, PPEGT merupakan
rasio representatif struktur aset perusahaan. Secara matematis proksi
investment opportunities adalah sebagai berikut:
MTB =
Jumlah lembar saham beredar x Closing price
Total ekuitas
PPEGT =
Plant + Property + Equipment
Total asset
39
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol atau dikenal sebagai variabel pelengkap
merupakan variabel yang digunakan untuk melengkapi atau mengontrol
hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan model empiris
yang lebih lengkap dan lebih baik. Variabel kontrol bukanlah variabel
utama yang diteliti dan diuji tetapi lebih ke variabel lain yang mempunyai
efek pengaruh (Jogiyanto, 2014). Variabel kontrol dalam penelitian ini
adalah rugi operasi (loss), opini audit going concern (gc), reputasi auditor
(big), pergantian auditor (switch), dan ukuran perusahaan (size). Berikut
merupakan penjelasan dari variabel yang digunakan:
a. Rugi Operasi (LOSS)
Kerugian bagi suatu perusahaan akan dianggap sebagai
berita buruk yang tidak seharusnya diberitahukan kepada publik.
Ketika perusahaan mengalami loss (rugi), pihak manajer akan
berusaha menutupi berita buruk ini agar tidak sampai ke pihak
publik. Manajer akan meminta auditornya untuk bekerjasama dalam
menutupi hal ini dengan cara memperlambat kinerja auditnya, atau
meminta auditor untuk menjadwalkan ulang proses auditnya. Hal ini
dilakukan karena bagi beberapa perusahaan yang mengalami rugi,
kerugian tersebut akan membuat investor ragu untuk investasi saham
pada perusahaanya. Sehingga perusahaan akan melakukan berbagai
cara untuk menutupi kerugian ini, dengan cara menunda laporan
keuangannya (Susianto, 2017).
40
Variabel rugi operasi diukur dengan dummy yaitu untuk
perusahaan yang mengalami loss diberi kode dummy 1, apabila
sebaliknya diberi kode dummy 0.
b. Opini Audit Going Concern (GC)
Opini audit going concern merupakan opini yang
dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan
dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001).
Variabel ini diukur dengan dummy yaitu untuk perusahaan yang
menerima opini audit GC diberi kode dummy 1, apabila sebaliknya
diberi kode dummy 0.
c. Reputasi Auditor (BIG)
Seorang auditor yang bereputasi baik serta kantor akuntan
publik yang baik pula, diperkirakan dapat melakukan audit lebih
efisien dan memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk
menyelesaikan audit sesuai jadwal (Sari dan Priyadi, 2016). Berikut
Kantor Akuntan Publik Indonesia yang berafiliasi dengan Kantor
Akuntan Publik Big Four:
1) Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
PricewaterhouseCoopers (PWC)
2) Purwantono, Suherman & Surja berfiliasi dengan Ernst &
Young (EY)
3) Osman Bing Satrio & Rekan berafiliasi dengan Delloite
4) Siddharta & Widjaja , berafiliasi dengan KPMG
41
Variabel BIG diukur dengan dummy yaitu untuk perusahaan
yang diaudit oleh KAP Big Four diberi kode dummy 1, apabila
sebaliknya diberi kode dummy 0.
d. Pergantian Auditor (SWITCH)
Pergantian auditor merupakan perilaku yang dilakukan oleh
perusahaan untuk berpindah auditor baik disebabkan oleh aturan
yang ada maupun secara sukarela (Praptika dan Rasmini, 2016).
Pengukuran variabel pergantian auditor menggunakan variabel
dummy, nilainya adalah 1 dan 0. Jika perusahaan melakukan
pergantian auditor selama masa periode penelitian diberi nilai 1,
sedangkan perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor
diberi nilai 0.
e. Ukuran Perusahaan (SIZE)
Menurut Carbaja dan Yadnyana (2015) menyatakan ukuran
perusahaan adalah ukuran besar kecilnya perusahaan dilihat dari
besar atau kecilnya total aktiva. Semakin besar perusahaan semakin
cepat dalam melaporkan keuangannya dibandingkan perusahaan
kecil. Variabel ukuran perusahaan diukur menggunakan logaritma
natural total asset (LnTA).
42
Tabel 3.1
Definisi Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel
Variabel yang
diukur
Indikator Skala Sumber
Data
Variabel Dependen
Audit Report Delay
(Y)
Selisih waktu tanggal akhir
tahun fiskal 31 Desember
dengan tanggal laporan audit
diterbitkan
Rasio Sekunder
Variabel
Independen
Investment
Opportunities (X)
Proksi dari Investment
Opportunities: MTB dan
PPEGT
Rasio Sekunder
Variabel Kontrol
Rugi Bersih (LOSS)
Opini Audit Going
Concern (GC)
Reputasi Auditor
(BIG)
Pergantian Auditor
(SWITCH)
Ukuran Perusahaan
(SIZE)
Dummy, angka 1 dan 0
Dummy, angka 1 dan 0
Dummy, angka 1 dan 0
Dummy, angka 1 dan 0
LN Total Aset
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
Rasio
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
43
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan
sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2014-2016. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling, dimana sampel yang digunakan merupakan sampel yang
dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Prosedur pemilihan dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel
No Kriteria Pelanggaran
Kriteria
Jumlah
1 Perusahaan perdagangan, jasa dan investasi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) sebelum awal tahun 2014, selama
periode tahun 2014-2016 secara berturut-
turut dan terdapat laporan auditor
independen.
103
2 Perusahaan mempublikasikan laporan
keuangan tahunan dalam website
perusahaan atau website BEI selama
periode 2014-2016 yang dinyatakan dalam
Rupiah (Rp).
(10) 93
3 Akhir tahun tutup buku perusahaan pada 31
Desember.
93
4 Simbol perdagangan saham perusahaan
tidak terkena suspense lebih dari 3 bulan
berturut-turut.
(7) 86
5 Perusahaan yang memiliki saldo ekuitas
positif.
(1) 85
Bersambung pada halaman selanjutnya
44
Lanjutan
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel
6 Perusahaan yang memiliki semua data
yang diperlukan dalam penelitian.
(2) 83
Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 83
Tahun pengamatan 3 tahun 249
Jumlah sampel yang teridentifikasi
sebagai outlier
(81) 168
Jumlah sampel total selama periode
penelitian
168
Sumber: Data Sekunder yang diolah
B. Hasil Uji Deskriptif
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen yaitu
Investment Opportuinities yang diukur menggunakan market to book ratio of
equity (MTB)/(X1), dan Investment Opportunities yang diukur menggunakan
the ratio of gross plant, property and equipment to total assets (PPEGT)/(X2),
kemudian variabel dependen yaitu Audit Report Delay (Y), serta variabel
kontrol yaitu Rugi Operasi (LOSS), Opini Audit Going Concern (GC), Reputasi
Auditor (BIG), Pergantian Auditor (SWITCH) dan Ukuran Perusahaan (SIZE).
Hasil pengujian statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ARD 168 53 91 78,13 9,291
MTB 168 ,10 9,58 1,9219 1,66793
PPEGT 168 ,00 ,91 ,2811 ,22599
LOSS 168 0 1 ,21 ,412
GC 168 0 1 ,10 ,294
BIG 168 0 1 ,32 ,468
SWITCH 168 0 1 ,11 ,310
SIZE 168 23,56 30,86 27,8916 1,67787
Valid N (listwise) 168
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
45
Tabel 4.2 di atas merupakan hasil statistik deskriptif dari data-data yang
dikumpulkan selama tahun 2014-2016. Berdasarkan tabel 4.2, terlihat bahwa
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi di Indonesia memiliki
rentang penyelesaian audit yang relatif lebar, yakni antara 53 hingga 91 hari.
Tabel tersebut menunjukkan nilai minimum audit report delay 53 hari dimiliki
oleh PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk pada tahun 2015 dan PT. Siloam
International Hospitals, Tbk pada tahun 2016, kemudian nilai maksimum audit
report delay 91 hari dimiliki oleh PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk pada
tahun 2015. Namun secara keseluruhan, terlihat bahwa penyelesaian audit atas
laporan keuangan perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi dilakukan
dalam rentang waktu rata-rata selama 78,13 hari. Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi telah memenuhi
ketentuan BAPEPAM-LK mengenai publikasi Laporan Keuangan auditan
untuk posisi akhir bulan Desember yang selambat-lambatnya disampaikan
akhir bulan keempat setelah berakhirnya tahun laporan keuangan tahunan.
Berdasarkan tabel 4.2, pengukuran investment opportunities dengan
proksi market to book ratio of equity (MTB) yang dihitung dengan
menggunakan rumus jumlah lembar saham beredar dikali closing price
kemudian dibagi total ekuitas berada dalam rentang antara 0,10 sampai dengan
9,58 dengan rata-rata sebesar 1,9219. Tabel tersebut menunjukan bahwa pada
tahun 2014-2016 nilai minimum dari MTB adalah sebesar 0,10 yang
merupakan nilai MTB dari PT. Star Pacific, Tbk. Nilai tersebut
menggambarkan bahwa return dari aktiva dan investasi dari PT. Star Pacific,
46
Tbk. Sebesar 10% yang terjadi pada tahun 2015. Kemudian, nilai maksimum
dari MTB adalah sebesar 9,58 yang merupakan nilai MTB dari PT. Siloam
International Hospitals, Tbk. Nilai tersebut menggambarkan bahwa return dari
aktiva dan investasi dari PT. Siloam International Hospitals, Tbk. Sebesar
958% yang terjadi pada tahun 2014.
Kemudian pengukuran investment opportunities dengan proksi the
ratio of gross plant, property and equipment to total assets (PPEGT) yang
dihitung menggunakan rumus jumlah plant, property dan equipment dibagi
dengan total asset berada dalam rentang antara 0,00 sampai dengan 0,91
dengan rata-rata sebesar 0,2811. Tabel tersebut menunjukan bahwa pada tahun
2014-2016 nilai minimum dari PPEGT adalah sebesar 0,00 yang merupakan
nilai PPEGT dari PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk. Nilai tersebut
menggambarkan bahwa return dari aktiva dan investasi dari PT. Akbar Indo
Makmur Stimec, Tbk. Sebesar 0% yang terjadi pada tahun 2016. Kemudian,
nilai maksimum dari PPEGT adalah sebesar 0,91 yang merupakan nilai PPEGT
dari PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk. Nilai tersebut menggambarkan bahwa
return dari aktiva dan investasi dari PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk.
Sebesar 91% yang terjadi pada tahun 2014.
Rata-rata yang ditunjukkan oleh variabel rugi bersih (LOSS) sebanyak
0,21 menunjukkan bahwa 21% dari perusahaan sektor perdagangan, jasa dan
investasi memperoleh rugi bersih selama rentang waktu 2014 sampai dengan
2016.
47
Rata-rata yang ditunjukkan oleh variabel opini audit going concern
(GC) sebanyak 0,10 menunjukkan bahwa 10% dari perusahaan sektor
perdagangan, jasa dan investasi memperoleh opini audit going concern selama
rentang waktu 2014 sampai dengan 2016.
Rata-rata yang ditunjukkan oleh variabel reputasi auditor (BIG)
sebanyak 0,32 menunjukkan bahwa 32% dari perusahaan sektor perdagangan,
jasa dan investasi diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dengan
Kantor Akuntan Publik Big Four selama rentang waktu 2014 sampai dengan
2016.
Rata-rata yang ditunjukkan oleh variabel pergantian auditor (SWITCH)
sebanyak 0,11 menunjukkan bahwa 11% dari perusahaan sektor perdagangan,
jasa dan investasi diaudit oleh auditor yang berbeda disetiap tahunnya selama
rentang waktu 2014 sampai dengan 2016.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, pengukuran ukuran perusahaan dengan
proksi total asset telah dihitung dengan log natural. Variabel ukuran
perusahaan berdasarkan tabel tersebut memiliki nilai minimum sebesar 23,56
dan nilai maksimum sebesar 30,86 dengan rata-rata 27,8916. Ukuran
perusahaan dengan nilai log natural sebesar 23,56 atau Rp17.009.196.124 total
asset yang dimiliki oleh PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk pada tahun 2016.
Kemudian, untuk ukuran perusahaan dengan nilai log natural sebesar 30,86
atau Rp25.144.272.000.000 total asset yang dimiliki oleh PT. Saratoga
Investama Sedaya, Tbk. Pada tahun 2016.
48
C. Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model I
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a) Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya
normal atau mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Variabel
pengganggu atau residual dapat dideteksi berdistribusi normal
dengan menggunakan dua pendekatan analisis, yaitu analisis grafik
dan uji statistik (Ghozali, 2016). Untuk menguji normalitas data
dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S),
jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 5% maka data residual
berdistribusi tidak normal, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 5%
maka data residual berdistribusi normal (Ghozali, 2016).
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N 168
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 8,93049176
Most Extreme
Differences
Absolute ,101
Positive ,070
Negative -.101
Test Statistic .101
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
49
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa ketiga variabel memiliki
probabilitas signifikansi 0,000 dan nilainya jauh dibawah 0,05. Hal
ini berarti hipotesis nol ditolak atau variabel Audit Report Delay
(ARD), Investment Opportunities (MTB) dengan variabel kontrol
(LOSS, GC, BIG, SWITCH, dan SIZE) tidak terdistribusi secara
normal. Menurut Ghozali (2016), data yang tidak berdistribusi
normal dapat dilakukan transformasi data agar hasil pengujian lebih
baik dan valid. Transformasi data dalam penelitian ini menggunakan
metode akar kuadrat (sqrt). Sehingga model regresi berubah
menjadi:
SQRTARD = α + β1SQRTMTB + β2LOSS + β3GC + β4BIG
+ β5SWITCH + β6SIZE + e
Hasil uji normalitas setelah transformasi variabel dapat
dilihat dalam tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test setelah Transformasi
Data Unstandardized Residual
N 168
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,26155903
Most Extreme
Differences
Absolute ,036
Positive ,036
Negative -,032
Test Statistic ,036
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa setelah dilakukannya
transformasi variabel Audit Report Delay dan Investment
50
Opportunities (MTB) kedalam bentuk akar kuadrat, maka diperoleh
nilai probabilitas residual sebesar 0,200. Nilai probabilitas
signifikansi variabel-variabel tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga
H0 diterima dan HA ditolak atau dapat dinyatakan bahwa variabel
Audit Report Delay, Investment Opportunities (MTB), dan variabel
kontrol (LOSS, GC, BIG, SWITCH, dan SIZE) telah terdistribusi
normal. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh pengujian dengan
menggunakan grafik histogram pada gambar 4.1 dan grafik normal
p-plot pada gambar 4.2 grafik histogram menunjukkan bentuk
simetris tidak condong ke kiri atau ke kanan, hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal. Begitu
pula dengan p-plot, titik-titik menyebar berhimpit disekitar garis
diagonal dan hal ini juga menunjukkan bahwa residual telah
terdistribusi secara normal.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
51
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
b) Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik yaitu model regresi yang
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari
nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF) dalam
Collinearity Statistics. Jika hasil uji nilai Tolerance menunjukan
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang
dari 0,10 berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang
nilainya lebih dari 95% (Ghozali, 2016). Selanjutnya dengan melihat
nilai VIF, jika tidak terdapat nilai VIF yang lebih dari 10
52
menunjukan bahwa antar variabel independen dalam model regresi
tidak terdapat multikolinieritas. Tabel berikut ini menunjukan
ringkasan dari hasil uji multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas
beserta ringkasan terdapat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity
Statistics
Kesimpulan
Tolerance VIF
1 (Constant)
SQRTMTB ,984 1,016 Tidak ada Multikolinieritas
LOSS ,889 1,125 Tidak ada Multikolinieritas
GC ,895 1,117 Tidak ada Multikolinieritas
BIG ,774 1,292 Tidak ada Multikolinieritas
SWITCH ,884 1,131 Tidak ada Multikolinieritas
SIZE ,734 1,363 Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
c) Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Kebanyakan data crossection
mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun
data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran kecil, sedang
maupun besar (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini uji
heteroskedastisitas yang digunakan adalah grafik scatterplot. Data
yang tidak menyalahi asumsi heteroskedastisitas titik-titik yang
terdapat pada garfik scatterplot akan terlihat menyebar di atas dan
53
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil Uji heterokedastisitas dengan
menggunakan grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.3.
Uji Grafik
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Uji Statistik
Tabel 4.6
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) -,085 1,128 -,075 ,940
SQRTMTB ,185 ,108 ,133 1,713 ,089
LOSS -,178 ,148 -,098 -1,206 ,229
GC -,078 ,206 -,031 -,381 ,704
BIG -,213 ,139 -,134 -1,532 ,128
SWITCH ,035 ,197 ,015 ,177 ,860
SIZE ,035 ,040 ,079 ,875 ,383
a. Dependent Variable: Abs_Residual
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
54
Pada tabel 4.6 menunjukkan hasil dari regresi variabel
independen dengan nilai absolut residual menunjukkan bahwa nilai
signifikansi antara variabel independen dengan absolut residualnya
lebih dari 0,05. Maka dapat dinyatakan penelitian ini bebas dari
masalah heterokedastisitas.
d) Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
atau tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi
dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,280a ,079 ,044 1,28485 1,934
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.7 diketahui
bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,934. Nilai ini akan
dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 168,
jumlah variabel independen (k) = 6 dan tingkat signifikansi 5%,
maka di tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai batas bawah (dl)
= 1,68682 dan nilai batas atas (du) = 1,80924. Oleh karena nilai DW
55
1,934 lebih besar dari du 1,80924 dan kurang dari 4 - 1,80924 (4 –
du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif
atau negatif.
2. Pengujian Hipotesis
a) Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .280a .079 .044 1.28485
a. Predictors: (Constant), SIZE, SQRTMTB, GC, SWITCH,
LOSS, BIG
b. Variabel Dependen: SQRTARD
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,044
atau 4,4%. Variabel dependen Audit Report Delay dapat dijelaskan
secara signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel
independen tersebut adalah investment opportunities proksi MTB
dengan variabel kontrol LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE
sedangkan sisanya 95,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diamati dalam penelitian ini, seperti auditor spesialis dan corporate
governance. Kemudian, terkait nilai Adjusted R Square sebesar
56
0,044 atau 4,4% memiliki nilai yang begitu kecil dikarenakan
varians error yang besar. Menurut statistika terapan (2009), Semakin
besar varians error maka semakin kecil nilai koefisien determinasi
model regresi linear. Varians error menggambarkan variasi data
secara langsung. Semakin besar variasi data penelitian akan
berdampak pada semakin besar varians error.
b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada
dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha
diterima. Nilai F diturunkan dari tabel ANOVA yang dapat dilihat
pada tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Signifikansi Simultan
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 22.667 6 3.778 2.288 .038b
Residual 265.786 161 1.651
Total 288.452 167
a. Dependent Variable: SQRTARD
b. Predictors: (Constant), SIZE, SQRTMTB, GC, SWITCH,
LOSS, BIG
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diperoleh F hitung sebesar 2,288
yang mana lebih besar dari F tabel (2,15). Hasil uji signifikansi
sebesar 0,038 < 0,05, berarti investment opportunities proksi MTB
dengan variabel kontrol LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Delay.
57
c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel-
variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Apabila
nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan Ha
diterima. Apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien
regresi tidak signifikan dan Ha ditolak.
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,901 1,956 1,994 ,048
SQRTMTB ,390 ,187 ,159 2,084 ,039
LOSS -,567 ,256 -,178 -2,213 ,028
GC -,514 ,357 -,115 -1,439 ,152
BIG -,045 ,241 -,016 -,186 ,853
SWITCH -,029 ,341 -,007 -,085 ,933
SIZE -,031 ,069 -,040 -,452 ,652
Dependent Variable: SQRTARD
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Berdasarkan Tabel 4.10, maka hasil regresi berganda dapat
menganalisis pengaruh dari variabel investment opportunities
(MTB) terhadap audit report delay (ARD) dengan variabel kontrol
LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE yaitu:
Nilai t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan nilai t
tabel. Untuk signifikansi 5% uji dua pihak dan dk = n – 6 = 162,
maka diperoleh t tabel = 1,974716. Adapun penerimaan hipotesis
adalah sebagai berikut:
58
Ho (Hipotesis Nol) : μ = 0 (tidak ada pengaruh)
Ha (Hipotesis Alternatif) : μ ≠ 0 (ada pengaruh)
Berdasarkan Tabel 4.10, dapat disimpulkan bahwa variabel
investment opportunities (MTB) memiliki nilai t hitung sebesar
2.084 dengan signifikansi 0,039 < 0,05 sehingga investment
opportunities yang diukur dengan MTB memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap audit report delay.
D. Analisis Regresi dengan Variabel Kontrol Model II
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
a) Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi datanya
normal atau mendekati normal. Uji F dan uji t mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Variabel
pengganggu atau residual dapat dideteksi berdistribusi normal
dengan menggunakan dua pendekatan analisis, yaitu analisis grafik
dan uji statistik (Ghozali, 2016). Untuk menguji normalitas data
dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S),
jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 5% maka data residual
berdistribusi tidak normal, jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 5%
maka data residual berdistribusi normal (Ghozali, 2016).
59
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N 168
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 8,75127380
Most Extreme
Differences
Absolute ,119
Positive ,065
Negative -,119
Test Statistic ,119
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Pada tabel 4.11 terlihat bahwa ketiga variabel memiliki
probabilitas signifikansi 0,000 dan nilainya jauh dibawah 0,05. Hal
ini berarti hipotesis nol ditolak atau variabel Audit Report Delay
(ARD), Investment Opportunities (PPEGT) dengan variabel kontrol
(LOSS, GC, BIG, SWITCH, dan SIZE) tidak terdistribusi secara
normal. Menurut Ghozali (2016), data yang tidak berdistribusi
normal dapat dilakukan transformasi data agar hasil pengujian lebih
baik dan valid. Transformasi data dalam penelitian ini menggunakan
metode akar kuadrat (sqrt). Sehingga model regresi berubah
menjadi:
SQRTARD = α + β1SQRTPPEGT + β2LOSS + β3GC + β4BIG
+ β5SWITCH + β6SIZE + e
Hasil uji normalitas setelah transformasi variabel dapat
dilihat dalam tabel 4.12.
60
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test setelah Transformasi
Data Unstandardized Residual
N 168
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1.23309109
Most Extreme
Differences
Absolute .063
Positive .063
Negative -.053
Test Statistic .063
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Berdasarkan tabel 4.12 terlihat bahwa setelah dilakukannya
transformasi variabel Audit Report Delay dan Investment
Opportunities (PPEGT) kedalam bentuk akar kuadrat serta setelah
dilakukan pengurangan data yang dianggap outlier, maka diperoleh
nilai probabilitas residual sebesar 0,200. Nilai probabilitas
signifikansi variabel-variabel tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga
H0 diterima dan HA ditolak atau dapat dinyatakan bahwa variabel
Audit Report Delay, Investment Opportunities (PPEGT) dengan
variabel kontrol (LOSS, GC, BIG, SWITCH, dan SIZE) telah
terdistribusi normal. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh
pengujian dengan menggunakan grafik histogram pada gambar 4.4
dan grafik normal p-plot pada gambar 4.5 grafik histogram
menunjukkan bentuk simetris tidak condong ke kiri atau ke kanan,
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa residual telah terdistribusi
secara normal. Begitu pula dengan p-plot, titik-titik menyebar
61
berhimpit disekitar garis diagonal dan hal ini juga menunjukkan
bahwa residual telah terdistribusi secara normal.
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
62
e) Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik yaitu model regresi yang
tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari
nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF) dalam
Collinearity Statistics. Jika hasil uji nilai Tolerance menunjukan
tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang
dari 0,10 berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang
nilainya lebih dari 95% (Ghozali, 2016). Selanjutnya dengan melihat
nilai VIF, jika tidak terdapat nilai VIF yang lebih dari 10
menunjukan bahwa antar variabel independen dalam model regresi
tidak terdapat multikolinieritas. Hasil uji multikolinieritas beserta
ringkasan terdapat pada tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity
Statistics
Kesimpulan
Toleranc
e
VIF
1 (Constant)
SQRTPPEGT ,908 1,101 Tidak ada Multikolinieritas
LOSS ,863 1,159 Tidak ada Multikolinieritas
GC ,896 1,116 Tidak ada Multikolinieritas
BIG ,735 1,360 Tidak ada Multikolinieritas
SWITCH ,893 1,120 Tidak ada Multikolinieritas
SIZE ,732 1,366 Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
63
f) Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Kebanyakan data crossection
mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun
data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran kecil, sedang
maupun besar (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini uji
heteroskedastisitas yang digunakan adalah grafik scatterplot. Data
yang tidak menyalahi asumsi heteroskedastisitas titik-titik yang
terdapat pada garfik scatterplot akan terlihat menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil Uji heterokedastisitas dengan
menggunakan grafik scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.6.
Uji Grafik
Gambar 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
64
Uji Statistik
Tabel 4.14
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) -,080 1,163 -,069 ,945
SQRTPPEGT ,518 ,267 ,156 1,943 ,054
LOSS -,185 ,154 -,099 -1,201 ,231
GC -,004 ,211 -,002 -,019 ,985
BIG -,147 ,147 -,089 -,999 ,319
SWITCH ,142 ,201 ,057 ,706 ,481
SIZE ,031 ,041 ,068 ,756 ,451
a. Dependent Variable: Abs_Residual
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Pada tabel 4.14 menunjukkan hasil dari regresi variabel
independen dengan nilai absolut residual menunjukkan bahwa nilai
signifikansi antara variabel independen dengan absolut residualnya
lebih dari 0,05. Maka dapat dinyatakan penelitian ini bebas dari
masalah heterokedastisitas.
g) Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
atau tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi
dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini.
65
Tabel 4.15
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,346a ,120 ,087 1,25586 2,038
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.15 diketahui
bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2,038. Nilai ini akan
dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi (n) = 168,
jumlah variabel independen (k) = 6 dan tingkat signifikansi 5%,
maka di tabel Durbin-Watson akan didapatkan nilai batas bawah (dl)
= 1,68682 dan nilai batas atas (du) = 1,80924. Oleh karena nilai DW
2,038 lebih besar dari du 1,80924 dan kurang dari 4 - 1,80924 (4 –
du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif
atau negatif.
3. Pengujian Hipotesis
d) Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Koefisien determinasi (Adjusted R Square) dapat
dilihat pada tabel 4.16 berikut ini.
66
Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,346a ,120 ,087 1,25586
a. Predictors: (Constant), SIZE, SQRTPPEGT, GC, SWITCH,
LOSS, BIG
b. Variabel Dependen: SQRTARD
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,087
atau 8,7%. Variabel dependen Audit Report Delay dapat dijelaskan
secara signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel
independen tersebut adalah investment opportunities proksi PPEGT
dengan variabel kontrol LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE
sedangkan sisanya 91,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diamati dalam penelitian ini, seperti auditor spesialis dan corporate
governance. Kemudian, terkait nilai Adjusted R Square sebesar
0,087 atau 8,7% memiliki nilai yang begitu kecil dikarenakan
varians error yang besar. Menurut statistika terapan (2009), Semakin
besar varians error maka semakin kecil nilai koefisien determinasi
model regresi linear. Varians error menggambarkan variasi data
secara langsung. Semakin besar variasi data penelitian akan
berdampak pada semakin besar varians error.
e) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada
dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap
67
variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha
diterima. Nilai F diturunkan dari tabel ANOVA yang dapat dilihat
pada tabel 4.17 di bawah ini.
Tabel 4.17
Hasil Uji Signifikansi Simultan
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 34,527 6 5,754 3,649 ,002b
Residual 253,926 161 1,577
Total 288.452 167
a. Dependent Variable: SQRTARD
b. Predictors: (Constant), SIZE, SQRTPPEGT, GC,
SWITCH, LOSS, BIG
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diperoleh F hitung sebesar
3,649 yang mana lebih besar dari F tabel (2,15). Hasil uji signifikansi
sebesar 0,002 < 0,05, berarti investment opportunities proksi PPEGT
dengan variabel kontrol LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Delay.
f) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel-
variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05. Apabila
nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan dan Ha
diterima. Apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka koefisien
regresi tidak signifikan dan Ha ditolak. Hasil uji signifikansi
parameter individual (uji statistic t) disajikan dalam tabel berikut ini.
68
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,363 1,918 1,753 ,081
SQRTPPEGT 1,528 ,440 ,270 3,473 ,001
LOSS -,434 ,254 -,136 -1,706 ,090
GC -,487 ,349 -,109 -1,397 ,164
BIG ,122 ,242 ,044 ,505 ,614
SWITCH -,084 ,332 -,020 -,253 ,801
SIZE -,023 ,068 -,029 -,341 ,733
Dependent Variable: SQRTARD
Sumber: Data Sekunder yang diolah (Output SPSS 24)
Berdasarkan Tabel 4.18, maka hasil regresi berganda dapat
menganalisis pengaruh dari variabel investment opportunities
(PPEGT) terhadap audit report delay (ARD) dengan variabel kontrol
LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE yaitu:
Nilai t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan nilai t
tabel. Untuk signifikansi 5% uji dua pihak dan dk = n – 6 = 162,
maka diperoleh t tabel = 1,97472. Adapun penerimaan hipotesis
adalah sebagai berikut:
Ho (Hipotesis Nol) : μ = 0 (tidak ada pengaruh)
Ha (Hipotesis Alternatif) : μ ≠ 0 (ada pengaruh)
Berdasarkan Tabel 4.18, dapat disimpulkan bahwa variabel
investment opportunities (PPEGT) memiliki nilai t hitung sebesar
3,473 dengan signifikansi 0,001 < 0,05 sehingga investment
opportunities yang diukur dengan PPEGT memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap audit report delay.
69
E. Pembahasan
1. Pengaruh Investment Opportunities terhadap Audit Report Delay
Hasil Penelitian menggunakan uji analisis regresi dengan variabel
kontrol model I yang dilambangkan dengan SQRTMTB menunjukkan
bahwa investment opportunities memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap audit report delay (SQRTARD), dimana hasil
analisis regresi menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,084 > t tabel
1,974716 dan signifikansi 0,039 < 0,05, sedangkan kelima variabel
kontrol yaitu LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE memiliki pengaruh
yang berbeda-beda. Variabel rugi bersih (LOSS) memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap audit report delay, atau dengan kata lain
LOSS merupakan variabel kontrol dalam model regresi ini. Sedangkan
GC, BIG, SWITCH dan SIZE tidak mampu menjadi variabel kontrol
karena nilai signifikansinya > 0,05. Dengan demikian hipotesis 1 dalam
penelitian ini diterima.
Hasil Penelitian menggunakan uji analisis regresi dengan variabel
kontrol model II yang dilambangkan dengan SQRTPPEGT
menunjukkan bahwa investment opportunities memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap audit report delay (SQRTARD), dimana
hasil analisis regresi menunjukkan nilai t hitung sebesar 3,473 > t tabel
1,974716 dan signifikansi 0,001 < 0,05, sedangkan kelima variabel
kontrol yaitu LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE memiliki pengaruh
yang berbeda. Variabel LOSS, GC, BIG, SWITCH dan SIZE tidak
70
mampu menjadi variabel kontrol karena nilai signifikansinya > 0,05.
Dengan demikian hipotesis 2 dalam penelitian ini diterima.
Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang memiliki
peluang investasi tinggi cenderung mengalami audit report delay lebih
lama. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Azami dan Salehi (2016) yang menyatakan bahwa audit report
delay lebih panjang untuk perusahaan dengan peluang investasi yang
lebih tinggi baik diukur menggunakan market to book ratio of equity
(MTB) dan the ratio of gross plant, property and equipment to total
assets (PPEGT). Kemudian sejalan dengan penelitian oleh Pham et al
(2014) yang menyatakan bahwa probabilitas audit report delay lebih
lama untuk perusahaan yang memiliki investment opportunities yang
tinggi. Dalam teori keagenan, auditor sebagai pihak ketiga yang
menjembatani komunikasi antara pihak manajer perusahaan (the agen)
dengan investor (the principal). Auditor bertanggung jawab dalam
memberikan keyakinan atas kewajaran dan bebas salah saji yang
material atas laporan keuangan yang telah dibuat oleh pihak manajer.
Perusahaan dengan peluang investasi yang lebih tinggi, menunjukkan
kondisi perusahaan yang baik dimana kondisi ini pihak manajer
menginginkan untuk memperluas opsi investasi yang baru dibandingkan
untuk membagikan dividen yang tinggi, tentunya kondisi ini
bertentangan dengan kepentingan investor yang menginginkan return
berupa dividen yang tinggi. Tingginya biaya agensi, dan pertumbuhan
71
kompleksitas opsi pemantauan, semua menghasilkan peningkatan risiko
audit dari perusahaan tersebut. Semakin tinggi risiko audit, semakin luas
ruang lingkup audit dan pemeriksaan, yang pada waktunya
menyebabkan audit report delay yang lebih lama.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh investment
opportunities terhadap audit report delay dalam laporan tahunan perusahaan
sektor perdagangan, jasa dan investasi tahun 2014 sampai 2016. Analisis
pengaruh dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan
program Statistical Package for Social Science (SPSS) Ver. 24. Data sampel
yang digunakan sebanyak 168 perusahaan sektor perdagangan, jasa dan
investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014 sampai
2016.
Hasil Pengujian dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Berdasarkan uji analisis regresi dengan variabel kontrol model I, diketahui
bahwa investment opportunities (MTB) memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap audit report delay, variabel kontrol rugi bersih (LOSS)
mampu menjadi variabel kontrol, sedangkan variabel opini audit going
concern (GC), reputasi auditor (BIG), pergantian auditor (SWITCH) dan
ukuran perusahaan (SIZE) tidak mampu menjadi variabel kontrol karena
nilai signifikansinya > 0,05.
2. Berdasarkan uji analisis regresi dengan variabel kontrol model II,
diketahui bahwa investment opportunities (PPEGT) memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap audit report delay, variabel kontrol rugi
73
bersih (LOSS), opini audit going concern (GC), reputasi auditor (BIG),
pergantian auditor (SWITCH) dan ukuran perusahaan (SIZE) tidak
mampu menjadi variabel kontrol karena nilai signifikansinya > 0,05.
B. Saran
Penelitian mengenai audit report delay di masa mendatang diharapkan
dapat mempertimbangkan saran berikut ini:
1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode penelitian lebih dari 3
tahun agar hasil penelitian lebih akurat.
2. Populasi penelitian tidak hanya dikhususkan pada perusahaan sektor
perdagangan, jasa dan investasi, tetapi dapat menggunakan jenis
perusahaan yang berbeda atau dapat diperluas pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Menambahkan variabel bebas untuk memberikan hasil yang lebih beragam
dan bervariasi seperti efektivitas komite audit, auditor spesialis, dan umur
perusahaan.
74
DAFTAR PUSTAKA
Arofah Umi, Dewi S.P.A dkk. “Ukuran Perusahaan sebagai Pemoderasi
Pengaruh Kepemilikan Publik Komite Audit dan Laba Rugi terhadap Audit
Delay”. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol.13 No.2 Juni
2017: 297-305. 2017.
Artaningrum, Rai Gina, I Ketut dkk. “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas,
Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Pergantian Manajemen pada Audit
Report Lag Perusahaan Perbankan”. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana 6.3: 1079-1108. 2017.
Azami dan Salehi. “The Relationship Between Audit Report Delay and Investmen
Opportunities”. Eurasian Bus Dev. DOI 10.1007/s408 21-016-0070-4. 2016.
Belghitar, Y., & Khan, J. “Governance Mechanisms, Investment Opportunity Set
and SMEs Cash Holdings”. Small Bussiness Economics, 40(1). 59-72. 2013.
Carbaja, L. K. I. C. dan I. K. Yadnyana. “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Reputasi KAP, dan Pergantian Auditor pada
Ketidaktepatanwaktuan Pelaporan Keuangan”. E-jurnal Akuntansi
Universitas Udayana Vol. 13 (2). 2015.
Dyer, J.D. and A.J. McHugh. "The Timeliness of the Australian Annual Report".
Journal of Accounting Research. pp. 204-219. 1975.
Ghozali, 8. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang. 2016.
Hartono, Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Edisi 2, BPFE.
Yogyakarta. 2003.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). “Standar Profesional Akuntan Publik 31 Maret
2011”. Salemba Empat. Jakarta. 2011.
Ilmiah, R. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Empiris
Perusahaan Consumer Goods Tahun 2007-2010)”. Skripsi. Universitas
Brawijaya. Malang. 2013.
Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership structure”. Journal of Financial Economics,
Vol. 3, No. 4, pp.305-360. 1976.
Jogiyanto. “Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman”. Cetakan ke-I. BPFE: Yogyakarta. 2004.
Kallapur, Sanjay dan Mark A Trombley. “The Investment Opportunity Set:
Determinant, Consequances and Measurement”. Manajerial Finance 3-15.
2001.
75
Kartika, Andi. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Dinamika Keuangan dan Perbankan.
Vol. 3, No.2, Hal: 152-171. 2011.
Lai, K. W. “Does Audit Quality Matter more for Firms with High Investment
Opportunities”. Journal of Accounting and Public Policy, 28(1), 33-50. 2009.
Margaretta, S dan G. Soepriyanto. “Penerapan IFRS dan Pengaruhnya terhadap
Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan: Studi Empiris
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-
2010”. Binus Business Review Vol.3 No.2 November 2012.
Miradhi, Made Devi dan Gede Juliarsa. “Ukuran Perusahaan sebagai Pemoderasi
Pengaruh Profitabilitas dan Opini Auditor pada Audit Delay”. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol.16 No.1 hlm 388-415. 2016.
Myers, S.C. “Determinants of Corporate Borrowing”. Journal of Financial
Economics, 5(2), 147-175.http://dx.doi.org/10.1014/0304-405X(77)90015-0.
1977.
Pham, T., Dao, M., Brown, V.L. “Investment Opportunities and Audit Report Lags:
Initial Evidence”. Accounting Finance Research. 3(4).45-7. 2014
Praptika dan Rasmini. “Pengaruh Audit Tenure, Pergantian Auditor dan Financial
Distress pada Audit Delay pada Perusahaan Consumer Goods”. E-jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 15, No. 3, Hal. 2052-2081. 2016.
Sari, Hani Kartika dan Maswar P.P. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Delay pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2010-2014”. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi: Volume 5, Nomor 6. 2016.
Schwartz, K.B,. & Soo, B.S. “The Associattion between Auditor Changes and
Reporting Lags”. Contemporary Accounting Research, 13(1). 353-370. 1996.
Sood, Tulika. “Strategic Marketing Management and Tactics in the Service
Industry”. IGI Global. Hal. 2. 2017.
Subawa Putra, Putu Gede Ovan dan I Made Pande Dwina Putra. “Ukuran
Perusahaan sebagai Pemoderasi Pengaruh Opini Auditor, Profitabilitas,
dan Debt to Equity Ratio terhadap Audit Delay”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol.14 No.3.hlm 2278-2306. 2016.
Suginam. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan
Sektor Perdagangan Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Majalah Ilmiah Informasi dan Teknologi Ilmiah. ISSN: 2339-
210X. 2016.
Suparsada, Ni Putu Y.D dan IGAM Asri D.P. “Pengaruh Profitabilitas, Reputasi
Auditor, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Institusional terhadap Audit
Delay pada Perusahaan Manufaktur”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol.18.1: 60-87. 2017.
76
Surbakti, L. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Universitas
Airlangga. Surabaya. 2009.
Susianto, Silvia Novita. “Pengaruh Penerapan Wajib IFRS, Jenis Industri, Rugi, Anak
Perusahaan, Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, Opini Audit, dan Ukuran Komite
Audit terhadap Audit Report Lag (ARL)”. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XV No.
30. 2017.
Widhiasari dan Budiartha. “Pengaruh Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan,
Reputasi Auditor dan Pergantian Auditor terhadap Audit Report Lag”. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.15.1:200-227. 2016.
Widyastuti, Made Tika dan Ida Bagus P.A. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Jenis Industri terhadap Audit Delay”.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.18.2. Februari: 1082-1111.
2017.
Winidyaningrum, C. dan Rahmawati. “Pengaruh Sumber Daya Manusia dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Keterandalan dan
Ketepatanwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan
Variabel Intervening Pengendalian Internal Akuntansi”. Simposium
Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 13-15 Oktober. 2010.
www.idx.co.id
77
Lampiran 1
Sampel Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi
No Kode Nama Perusahaan
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk
28 KBLV PT. First Media, Tbk
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk
78
Lanjutan Lampiran 1
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk
79
Lampiran 2
Hasil Perhitungan Durasi Audit Report Delay Perusahaan Sampel
No Kode Nama Perusahaan Audit Report Delay
2014 2015 2016
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 86 88 81
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia,
Tbk 79 90 86
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur
Stimec, Tbk 84 88 86
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 77 68 62
5 APII PT. Arita Prima Indonesia,
Tbk 57 60 73
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 77 74 73
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 86 90 83
8 BMSR PT. Bintang Mitra
Semestaraya, Tbk 84 84 86
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 75 82 83
10 CENT PT. Centratama komunikasi
Indonesia, Tbk 77 83 86
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra
Pratama, Tbk 82 91 86
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana,
Tbk 79 60 77
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur
Internasional, Tbk 86 84 86
14 ECII PT. Electronic City
Indonesia, Tbk 86 90 81
15 EMTK PT. Elang Mahkota
Teknologi, Tbk 65 89 88
16 EPMT PT. Enseval Putra
Megatrading, Tbk 68 67 65
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada,
Tbk 84 83 79
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 76 82 74
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 84 88 67
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 79 82 81
21 GOLD PT. Visi komunikasi
Infrastruktur, Tbk 79 75 76
22 HOME PT. Hotel Mandarine
Regency, Tbk 77 83 75
80
Lanjutan Lampiran 2
23 ICON PT. Island Concepts
Indonesia, Tbk 84 90 88
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 76 68 76
25 JIHD PT. Jakarta International
Hotels & Dev. Tbk 71 84 75
26 JKON PT. Jaya Konstruksi
Manggala Pratama, Tbk 79 84 83
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa,
Tbk 89 90 79
28 KBLV PT. First Media, Tbk 82 77 81
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka,
Tbk 79 88 83
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 72 71 72
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 86 88 89
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 79 90 80
33 MFMI PT. Multifiling Mitra
Indonesia, Tbk 54 53 74
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 75 84 81
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 89 90 86
36 MLPT PT. Multipolar Technology,
Tbk 54 60 62
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika
Mustika, Tbk 69 70 83
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima,
Tbk 79 76 79
39 MTDL PT. Metrodata Electronics,
Tbk 85 88 86
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata,
Tbk 85 89 88
41 PDES PT. Destinasi Tirta
Nusantara, Tbk 84 88 86
42 PGLI PT. Pembangunan Graha
Lestari Indah, Tbk 66 90 74
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya
Ancol, Tbk 79 57 88
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 78 83 81
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 71 74 76
46 RALS PT. Ramayana Lestari
Sentosa, Tbk 75 77 76
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 76 61 76
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya
International, Tbk 79 74 83
81
Lanjutan Lampiran 2
49 SILO PT. Siloam International
Hospitals, Tbk 54 56 53
50 SRAJ PT. Sejahteraraya
Anugrahjaya, Tbk 72 75 81
51 SRTG PT. Saratoga Investama
Sedaya, Tbk 86 90 81
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 83 82 81
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 65 74 76
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 56 60 58
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 71 77 80
56 WICO PT. Wicaksana Overseas
International, Tbk 84 84 81
82
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (Market to Book Ratio of Equity/MTB) Tahun 2014
No Kode Nama Perusahaan Jumlah
Lembar Saham
Closing
Price Total Ekuitas MTB
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 2.755.125.000 61 173.192.913.626 0,970378
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 17.150.000.000 785 2.362.148.245.370 5,699367
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 110.000.000 375 22.180.667.599 1,859728
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 3.913.637.674 4.120 5.961.182.563.000 2,704864
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 1.405.000.000 430 212.225.894.054 2,846731
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 353.220.780 995 294.833.176.755 1,192046
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 337.657.532 2.900 514.628.519.116 1,902745
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 1.159.200.024 180 183.639.348.452 1,136227
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 3.096.031.500 550 882.352.377.517 1,929861
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 7.424.634.500 199 688.538.013.298 2,145854
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 216.000.000 124 33.376.395.126 0,802483
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 2.895.037.800 575 818.877.777.000 2,032839
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 14.184.000.000 915 7.582.345.239.488 1,711655
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 1.334.333.000 1.090 1.777.483.550.856 0,818248
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 5.640.032.442 7.800 16.317.138.942.000 2,696076
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 2.708.640.000 2.800 3.549.882.353.025 2,136463
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 2.900.000.000 1.090 3.013.786.262.602 1,048847
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 1.995.138.579 2.100 1.193.163.687.000 3,511497
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 465.224.000 700 132.210.638.353 2,463166
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 320.000.000 395 166.375.888.797 0,759725
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 286.000.000 310 80.924.867.194 1,095584
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 2.266.550.488 240 207.646.322.657 2,619705
83
Lanjutan Lampiran 3
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 1.089.750.000 448 153.256.183.683 3,185568
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 118.365.600 380 27.176.807.028 1,655048
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 2.329.040.482 1.050 4.686.390.819.000 0,521829
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 16.308.519.860 850 1.763.392.541.289 7,861121
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 1.769.680.000 378 284.742.999.089 2,349273
28 KBLV PT. First Media, Tbk 1.742.167.907 2.590 9.388.877.000.000 0,480592
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 76.000.000 330 26.352.869.667 0,951699
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 6.471.106.210 1.290 8.018.870.795.857 1,04101
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 1.170.432.803 600 2.393.482.000.000 0,293405
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.560.000.000 1.800 1.557.515.000.000 1,802872
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 757.581.000 338 148.975.906.963 1,718817
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 600.000.000 353 531.489.225.229 0,398503
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 10.064.747.323 835 10.295.571.000.000 0,81628
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.875.000.000 1.020 608.477.339.000 3,143092
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 4.462.963.276 790 5.260.159.000.000 0,670273
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 5.377.962.800 3.050 2.848.686.000.000 5,758018
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 2.246.000.000 615 1.167.207.882.561 1,183414
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.200.000.000 483 447.059.550.000 1,296472
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 715.000.000 184 172.045.710.651 0,76468
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 488.000.000 105 57.500.395.765 0,891124
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.599.999.998 1.775 1.618.183.385.679 1,755054
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 1.184.200.000 1.560 235.853.216.318 7,832634
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 797.813.496 545 288.501.922.125 1,507125
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 7.096.000.000 790 3.359.447.000.000 1,668679
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 1.564.487.500 445 406.537.360.733 1,712504
84
Lanjutan Lampiran 3
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.119.326.168 307 941.022.424.840 0,36517
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.156.100.000 13.700 1.653.668.551.960 9,577838
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 8.030.483.593 310 1.145.119.321.546 2,173966
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 2.712.967.000 5.150 11.579.787.000.000 1,206566
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 918.492.750 2.900 732.404.758.251 3,636826
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 725.000.000 121 138.404.270.000 0,633832
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 5.580.000.000 605 2.153.243.000.000 1,567821
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 520.000.000 64 15.265.878.813 2,180025
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 1.268.950.977 99 124.194.496.476 1,011527
85
Lanjutan Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (Market to Book Ratio of Equity/MTB) Tahun 2015
No Kode Nama Perusahaan Jumlah
Lembar Saham
Closing
Price Total Ekuitas MTB
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 2.755.125.000 50 132.989.738.231 1,035841
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 17.150.000.000 825 2.628.825.516.460 5,382156
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 110.000.000 420 20.045.396.732 2,304769
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 3.949.030.235 7.175 7.286.175.343.000 3,888774
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 1.075.760.000 222 220.610.754.297 1,082534
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 353.220.780 1.250 375.748.711.668 1,175057
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 337.657.532 4.500 482.308.722.151 3,150387
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 1.159.200.024 250 167.617.323.382 1,728938
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 3.096.031.500 595 1.403.993.534.078 1,312071
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 10.394.488.300 125 1.077.595.668.155 1,20575
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 216.000.000 107 28.685.247.506 0,80571
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 2.895.037.800 398 853.518.984.000 1,34997
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 14.184.000.000 1.145 7.868.088.304.802 2,06412
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 1.334.333.000 850 1.757.475.482.749 0,645348
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 5.640.032.442 10.300 15.389.131.186.000 3,774894
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 2.708.640.000 3.000 4.070.245.687.141 1,99642
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 2.900.000.000 545 3.205.406.153.953 0,493073
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 1.995.138.579 1.150 1.114.917.330.000 2,057919
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 465.224.000 700 134.089.589.605 2,428651
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 320.000.000 328 188.172.274.177 0,557787
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 286.000.000 300 76.425.022.500 1,122669
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 2.266.550.488 249 207.825.266.732 2,715604
86
Lanjutan Lampiran 3
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 1.089.750.000 605 158.666.437.622 4,15525
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 118.365.600 380 31.359.679.686 1,434292
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 2.329.040.482 585 4.449.798.747.000 0,306191
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 16.308.519.860 840 1.943.844.612.042 7,047455
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 1.713.012.500 232 350.794.602.557 1,132911
28 KBLV PT. First Media, Tbk 1.742.167.907 1.875 8.464.471.000.000 0,385915
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 76.000.000 280 25.951.198.986 0,820001
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 6.890.467.237 1.410 8.875.282.884.083 1,094676
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 1.170.432.803 180 2.099.659.000.000 0,100339
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.560.000.000 500 1.619.620.000.000 0,481594
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 757.581.000 187 162.505.552.759 0,871771
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 600.000.000 370 583.972.255.481 0,380155
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 10.064.747.323 257 8.912.631.000.000 0,290222
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.875.000.000 1.135 704.405.420.000 3,021165
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 4.462.963.276 489 5.340.247.000.000 0,408668
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 5.377.962.800 1.825 2.775.594.000.000 3,536102
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 2.310.169.758 650 1.549.075.000.000 0,969359
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.200.000.000 450 413.248.542.000 1,30672
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 715.000.000 160 178.349.170.589 0,641438
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 488.000.000 69 57.044.770.112 0,590273
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.599.999.998 2.025 1.788.537.761.351 1,811536
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 1.184.200.000 1.570 226.420.744.831 8,211235
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 797.813.496 409 282.496.573.799 1,155079
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 7.096.000.000 645 3.333.804.000.000 1,372882
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 1.564.487.500 340 387.501.041.606 1,372708
87
Lanjutan Lampiran 3
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.119.326.168 545 937.877.031.655 0,65044
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.156.100.000 9.800 1.739.951.627.864 6,511549
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 8.030.483.593 370 1.015.008.606.563 2,927344
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 2.712.967.000 4.010 11.480.784.000.000 0,947583
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 918.492.750 2.750 842.913.618.601 2,996576
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 725.000.000 69 151.376.891.000 0,330467
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 5.580.000.000 600 2.380.116.000.000 1,406654
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 520.000.000 54 15.452.080.844 1,817231
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 1.268.950.977 51 134.314.796.604 0,504655
88
Lanjutan Lampiran 3
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (Market to Book Ratio of Equity/MTB) Tahun 2016
No Kode Nama Perusahaan Jumlah
Lembar Saham
Closing
Price Total Ekuitas MTB
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 2.755.125.000 50 159.369.431.425 0,864383
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 17.150.000.000 835 3.048.727.694.796 4,697123
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 220.000.000 180 16.612.741.286 2,383713
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 3.991.781.170 6.000 8.074.320.321.000 2,966279
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 1.075.760.000 298 239.253.850.667 1,339901
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 353.220.780 900 373.236.393.185 0,851736
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 436.968.571 8.600 1.112.082.159.179 3,379184
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 1.159.200.024 145 148.888.325.018 1,128927
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 3.405.634.600 570 1.710.401.211.954 1,134945
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 10.394.488.300 119 1.037.455.308.227 1,192287
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 216.000.000 114 33.190.179.229 0,741906
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 4.053.052.920 525 1.411.774.313.000 1,507219
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 14.184.000.000 1.100 8.229.376.719.630 1,895939
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 1.334.333.000 600 1.727.761.584.174 0,463374
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 5.640.032.442 9.975 15.805.827.438.000 3,559404
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 2.708.640.000 2.920 4.619.981.227.666 1,711961
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 2.900.000.000 600 3.409.161.275.013 0,510389
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 1.995.138.579 1.500 1.223.210.987.000 2,4466
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 465.224.000 318 127.129.417.567 1,163706
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 320.000.000 418 395.462.744.829 0,338237
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 314.600.000 500 84.065.372.585 1,871163
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 2.266.550.488 240 209.032.338.377 2,602335
89
Lanjutan Lampiran 3
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 1.089.750.000 500 158.784.278.621 3,431542
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 118.365.600 650 34.179.529.112 2,250986
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 2.329.040.482 492 4.780.322.366.000 0,239709
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 16.308.519.860 620 2.200.751.239.393 4,594469
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 1.713.012.500 308 553.646.253.942 0,952969
28 KBLV PT. First Media, Tbk 1.742.167.907 1.215 7.239.042.000.000 0,292405
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 152.000.000 460 17.624.215.634 3,967269
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 6.891.067.237 1.500 11.263.626.908.658 0,917697
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 1.170.432.803 232 1.779.448.000.000 0,152598
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.560.000.000 350 1.679.016.000.000 0,32519
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 757.581.000 790 181.444.697.146 3,298465
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 600.000.000 450 600.813.348.217 0,449391
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 10.064.747.323 342 9.364.471.000.000 0,367575
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.875.000.000 1.760 822.357.672.000 4,012852
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 4.462.963.276 820 5.647.472.000.000 0,648012
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 5.377.962.800 1.480 2.429.732.000.000 3,275828
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 2.376.172.964 650 1.849.299.000.000 0,835188
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.200.000.000 625 754.348.062.000 0,994236
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 715.000.000 254 204.408.057.873 0,888468
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 488.000.000 57 57.879.959.097 0,480581
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.599.999.998 2.020 1.828.112.489.383 1,767944
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 1.184.200.000 406 207.634.870.119 2,315532
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 797.813.496 900 274.396.111.533 2,616772
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 7.096.000.000 1.195 3.337.399.000.000 2,540817
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 1.564.487.500 530 431.117.965.237 1,923321
90
Lanjutan Lampiran 3
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.119.326.168 895 946.351.461.691 1,058589
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.300.612.500 10.900 3.129.069.996.103 4,530636
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 10.917.783.981 244 1.724.049.770.033 1,545164
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 2.712.967.000 3.500 19.366.537.000.000 0,490299
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 918.492.750 3.280 943.930.516.651 3,191608
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 725.000.000 149 137.813.573.000 0,783849
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 5.580.000.000 1.300 2.822.564.000.000 2,570004
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 520.000.000 53 5.553.045.219 4,963043
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 1.268.950.977 50 128.984.040.004 0,491902
91
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (The Ratio of Gross Plant, Property and Equipment to Total
Assets/PPEGT) Tahun 2014
No Kode Nama Perusahaan Plant + Property +
Equipment Total Aset PPEGT
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 79.240.762.129 443.923.205.402 0,178501059
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 463.020.871.447 2.947.348.661.224 0,15709742
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 2.999.994 23.182.051.100 0,00012941
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 4.390.206.830.000 14.791.917.177.000 0,296797689
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 154.845.426.928 439.723.829.931 0,35214245
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 46.782.177.774 551.383.191.769 0,084845129
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 291.236.679.341 655.349.092.810 0,444399302
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 14.285.752.878 478.158.703.159 0,029876593
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 440.079.577.406 1.667.411.833.809 0,263929743
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 569.176.298.605 927.142.011.991 0,613904117
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 101.682.686.557 143.353.133.623 0,709316106
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 641.768.554.000 3.308.917.601.000 0,193951204
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 14.557.138.436 7.584.772.233.394 0,001919258
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 542.436.156.133 2.003.535.430.422 0,270739488
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 2.528.906.170.000 19.885.196.539.000 0,127175317
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 953.995.679.687 6.190.617.606.933 0,154103474
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 402.453.027.879 6.120.307.213.175 0,065756998
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 361.532.255.000 2.162.633.810.000 0,167172201
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 7.063.875.171 261.185.116.980 0,027045474
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 63.644.996.346 420.613.021.533 0,15131485
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 13.969.285.584 95.309.143.541 0,146568158
92
Lanjutan Lampiran 4
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 237.418.885.274 260.781.036.869 0,910414684
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 11.041.405.725 277.005.824.660 0,039859832
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 3.849.757.243 50.956.633.269 0,075549678
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 1.090.552.555.000 6.484.787.205.000 0,168170908
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 630.022.484.980 3.844.756.799.399 0,163865367
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 238.057.652.156 658.967.707.920 0,361258449
28 KBLV PT. First Media, Tbk 1.957.605.000.000 12.962.414.000.000 0,151021638
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 25.315.824.480 118.362.934.600 0,213883042
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 3.125.570.497.288 9.964.606.193.061 0,313667237
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 24.466.000.000 2.491.626.000.000 0,009819291
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.146.700.000.000 4.668.574.000.000 0,24562104
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 126.979.413.640 160.168.355.302 0,792787148
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 257.250.118.944 664.178.195.746 0,387320934
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 3.451.142.000.000 22.798.205.000.000 0,151377795
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 319.181.102.000 1.734.969.888.000 0,183969246
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 3.214.402.000.000 13.950.177.000.000 0,230420159
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 1.272.601.000.000 5.827.294.000.000 0,21838627
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 93.597.759.792 2.739.573.004.926 0,034165091
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 531.171.425.000 1.669.736.698.000 0,318116878
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 119.244.828.946 334.953.230.301 0,356004415
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 26.895.005.412 69.855.302.836 0,385010219
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.267.689.072.567 2.907.017.296.803 0,436078958
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 1.504.645.658 363.025.826.086 0,004144734
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 249.672.772.967 432.975.006.185 0,57664477
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 1.375.402.000.000 4.554.667.000.000 0,301976412
93
Lanjutan Lampiran 4
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 270.848.436.848 781.616.385.160 0,346523489
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.090.815.365.571 1.434.881.838.925 0,760212678
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.589.306.930.919 2.844.085.512.104 0,558811233
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 1.283.526.255.838 1.857.908.620.340 0,690844664
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 1.150.943.000.000 16.347.904.000.000 0,070403093
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 154.932.031.455 2.471.583.958.824 0,06268532
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 146.496.923.000 322.771.419.000 0,453872042
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 1.644.948.000.000 3.962.895.000.000 0,415087455
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 64.910.424.778 109.001.314.578 0,595501302
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 57.029.575.576 204.951.499.255 0,278258885
94
Lanjutan Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (The Ratio of Gross Plant, Property and Equipment to Total
Assets/PPEGT) Tahun 2015
No Kode Nama Perusahaan Plant + Property +
Equipment Total Aset PPEGT
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 75.311.620.513 404.119.092.405 0,186359966
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 457.127.128.671 3.267.549.674.003 0,13989906
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 1.000.000 20.936.619.066 0,00004776
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 4.469.497.604.000 15.203.129.563.000 0,293985366
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 163.588.285.518 421.872.747.114 0,387766896
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 51.669.575.722 644.524.751.604 0,080166938
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 604.690.988.618 798.710.048.086 0,757084489
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 28.818.542.075 530.132.144.270 0,054361054
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 1.021.635.713.312 2.563.343.153.139 0,398555969
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 9.000.877.359 1.293.012.666.277 0,006961167
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 95.308.585.474 175.317.496.098 0,543634193
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 778.838.532.000 3.522.572.851.000 0,22109934
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 78.493.697.103 7.928.528.692.506 0,009900159
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 559.368.659.344 1.898.418.873.433 0,294649757
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 2.223.642.948.000 17.500.271.744.000 0,127063338
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 1.024.336.787.403 6.747.936.555.246 0,151800003
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 436.642.144.875 7.800.299.841.485 0,05597761
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 377.532.110.000 2.310.536.370.000 0,163395874
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 6.741.695.159 283.691.670.334 0,023764163
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 67.145.829.442 447.899.389.368 0,149912751
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 12.162.138.964 93.105.994.331 0,130626809
95
Lanjutan Lampiran 4
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 232.575.199.750 257.837.009.413 0,902024113
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 10.471.622.472 414.188.964.071 0,025282234
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 3.707.407.562 47.676.255.943 0,077762137
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 1.074.920.103.000 6.470.222.705.000 0,166133401
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 673.014.634.774 3.775.957.539.878 0,178236812
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 325.281.664.089 886.846.976.750 0,366784431
28 KBLV PT. First Media, Tbk 2.806.231.000.000 13.711.988.000.000 0,204655299
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 28.247.860.002 127.957.085.635 0,22076042
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 3.244.789.078.166 11.127.313.993.463 0,29160578
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 15.782.000.000 2.443.149.000.000 0,006459696
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.575.155.000.000 5.393.330.000.000 0,292056114
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 146.599.673.520 184.786.688.849 0,793345421
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 309.697.023.994 761.521.834.947 0,406681739
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 3.550.288.000.000 22.733.802.000.000 0,156167807
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 341.749.663.000 1.683.190.522.000 0,203036827
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 3.351.007.000.000 14.480.403.000.000 0,231416695
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 1.461.743.000.000 6.294.210.000.000 0,232236134
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 104.526.000.000 3.496.665.000.000 0,029893055
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 811.410.362.000 1.745.981.217.000 0,464730293
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 239.960.973.840 393.901.425.249 0,609190418
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 26.235.691.782 65.103.319.418 0,40298547
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.483.776.941.248 3.130.177.111.064 0,474023318
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 2.439.870.358 342.172.856.548 0,00713052
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 275.686.567.443 432.109.728.581 0,638001297
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 1.333.227.000.000 4.574.904.000.000 0,291421853
96
Lanjutan Lampiran 4
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 240.880.030.037 720.738.968.122 0,33421258
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.093.617.368.055 1.449.036.770.639 0,754720232
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.553.306.654.744 2.986.270.148.106 0,52014941
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 1.235.678.088.553 1.671.945.400.584 0,739066053
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 1.189.171.000.000 16.701.440.000.000 0,071201705
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 138.734.196.010 2.646.301.796.777 0,052425689
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 191.538.871.000 346.473.471.000 0,55282406
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 1.773.530.000.000 4.361.587.000.000 0,406624928
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 61.797.828.804 107.571.334.613 0,57448231
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 64.442.372.731 217.982.774.634 0,295630574
97
Lanjutan Lampiran 4
Hasil Perhitungan Variabel Investment Opportunities (The Ratio of Gross Plant, Property and Equipment to Total
Assets/PPEGT) Tahun 2016
No Kode Nama Perusahaan Plant + Property +
Equipment Total Aset PPEGT
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 66.250.009.031 427.808.472.537 0,154859039
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 588.764.731.189 3.731.101.667.891 0,157799166
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 0 17.009.196.124 0
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 4.561.738.403.000 15.830.740.710.000 0,288156978
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 173.059.344.587 407.985.799.015 0,424179824
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 42.492.634.025 654.082.047.254 0,064965296
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 837.492.440.834 1.299.840.053.038 0,644304227
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 27.363.623.128 498.511.916.189 0,05489061
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 1.052.566.004.926 2.972.885.482.438 0,354055348
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 7.256.591.696 1.314.929.550.049 0,005518616
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 88.366.208.956 176.816.880.078 0,499761159
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 871.363.683.000 4.240.820.320.000 0,20547055
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 198.840.506.207 8.335.065.215.434 0,023855903
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 604.781.778.650 1.881.645.933.066 0,321411041
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 2.367.423.231.000 20.376.367.838.000 0,116184751
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 1.017.625.048.185 7.087.269.812.003 0,143584917
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 457.247.659.796 7.424.604.403.847 0,061585458
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 410.374.493.000 2.577.819.573.000 0,15919442
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 5.276.845.379 257.832.299.900 0,020466192
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 196.476.668.882 681.245.836.220 0,288407882
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 7.615.652.642 150.879.427.399 0,05047509
98
Lanjutan Lampiran 4
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 234.289.266.074 266.031.855.978 0,880681245
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 9.264.658.214 468.521.879.542 0,019774227
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 3.778.923.574 46.760.927.085 0,080813701
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 1.061.011.972.000 6.604.718.559.000 0,16064454
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 702.440.920.303 4.007.387.279.838 0,175286507
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 462.474.609.333 1.052.131.760.706 0,439559594
28 KBLV PT. First Media, Tbk 2.209.147.000.000 12.779.523.000.000 0,172866155
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 27.356.859.583 119.437.244.615 0,22904798
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 3.526.993.558.084 14.157.428.109.357 0,249126715
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 14.936.000.000 2.107.765.000.000 0,007086179
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 1.844.071.000.000 5.658.360.000.000 0,325902028
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 175.066.865.093 215.487.521.382 0,812422288
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 341.290.606.549 848.612.119.839 0,402175032
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 3.353.565.000.000 24.122.671.000.000 0,139021297
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 497.811.738.000 1.779.863.908.000 0,2796909
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 3.520.883.000.000 14.926.225.000.000 0,235885698
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 1.575.559.000.000 6.701.734.000.000 0,235097215
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 170.453.000.000 3.876.021.000.000 0,043976284
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.075.159.353.000 2.279.403.845.000 0,471684452
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 309.371.843.860 464.949.299.354 0,665388343
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 27.190.378.716 68.325.896.841 0,397951289
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 1.565.215.915.945 3.768.551.035.234 0,415336266
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 1.196.438.889 353.501.590.539 0,003384536
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 361.422.779.264 501.235.506.230 0,721063801
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 1.279.282.000.000 4.647.009.000.000 0,275291483
99
Lanjutan Lampiran 4
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 228.045.075.806 721.237.977.450 0,316185618
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.101.318.514.246 1.443.540.346.013 0,762928807
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 1.693.868.662.869 4.215.689.550.079 0,401801092
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 1.087.256.835.984 2.303.567.501.432 0,471988268
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 6.278.000.000 25.144.272.000.000 0,000249679
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 116.907.028.886 2.686.030.338.104 0,043524091
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 95.417.767.000 341.486.665.000 0,27941872
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 1.860.835.000.000 4.977.673.000.000 0,373836329
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 58.685.232.828 105.894.649.855 0,554185059
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 68.887.404.787 229.056.622.337 0,300744
100
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Variabel Rugi Operasi (LOSS) Tahun 2014-2016
No Kode Nama Perusahaan Rugi Operasi 2014 Rugi Operasi 2015 Rugi Operasi 2016
Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan Kode
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 LOSS 1
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk LOSS 1 LOSS 1 LOSS 1
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk LOSS 1 LOSS 1 LOSS 1
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk LOSS 1 LOSS 1 LOSS 1
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 nonLOSS 0
10 CENT PT. Centratama komunikasi
Indonesia, Tbk
LOSS 1
LOSS 1
LOSS 1
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 nonLOSS 0
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional,
Tbk
nonLOSS 0
nonLOSS 0
nonLOSS 0
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 LOSS 1
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 LOSS 1
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
101
Lanjutan Lampiran 5
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur,
Tbk
nonLOSS 0
LOSS 1
LOSS 1
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels &
Dev. Tbk
nonLOSS 0
nonLOSS 0
nonLOSS 0
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala
Pratama, Tbk
nonLOSS 0
nonLOSS 0
nonLOSS 0
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
28 KBLV PT. First Media, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 LOSS 1
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 LOSS 1
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 LOSS 1
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 nonLOSS 0
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
102
Lanjutan Lampiran 5
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari
Indah, Tbk
nonLOSS 0
nonLOSS 0
nonLOSS 0
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 LOSS 1
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 LOSS 1
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk nonLOSS 0 LOSS 1 nonLOSS 0
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International,
Tbk
nonLOSS 0
nonLOSS 0
nonLOSS 0
49 SILO PT. Siloam International Hospitals,
Tbk
nonLOSS 0
nonLOSS 0
nonLOSS 0
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk LOSS 1 LOSS 1 LOSS 1
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 LOSS 1
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 nonLOSS 0
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk nonLOSS 0 nonLOSS 0 LOSS 1
56 WICO PT. Wicaksana Overseas
International, Tbk
nonLOSS 0
nonLOSS 0
nonLOSS 0
103
Lampiran 6
Hasil Perhitungan Variabel Opini Audit Going Concern (GC) Tahun 2014-2016
No Kode Nama Perusahaan Opini Audit GC 2014 Opini Audit GC 2015 Opini Audit GC 2016
Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan Kode
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk GC 1 GC 1 GC 1
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk nonGC 0 GC 1 nonGC 0
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk GC 1 GC 1 nonGC 0
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
10 CENT PT. Centratama komunikasi
Indonesia, Tbk
nonGC 0
nonGC 0
nonGC 0
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional,
Tbk
nonGC 0
nonGC 0
nonGC 0
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
104
Lanjutan Lampiran 6
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur,
Tbk
nonGC 0
GC 1
nonGC 0
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk GC 1 GC 1 nonGC 0
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels &
Dev. Tbk
nonGC 0
nonGC 0
nonGC 0
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala
Pratama, Tbk
nonGC 0
nonGC 0
nonGC 0
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
28 KBLV PT. First Media, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk GC 1 GC 1 GC 1
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk nonGC 0 GC 1 nonGC 0
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
105
Lanjutan Lampiran 6
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari
Indah, Tbk
nonGC 0
nonGC 0
nonGC 0
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International,
Tbk
nonGC 0
nonGC 0
nonGC 0
49 SILO PT. Siloam International Hospitals,
Tbk
nonGC 0
nonGC 0
nonGC 0
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk nonGC 0 nonGC 0 nonGC 0
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk GC 1 GC 1 GC 1
56 WICO PT. Wicaksana Overseas
International, Tbk
nonGC 0
nonGC 0
nonGC 0
106
Lampiran 7
Hasil Perhitungan Variabel Reputasi Auditor (BIG) Tahun 2014-2016
No Kode Nama Perusahaan Reputasi Auditor 2014 Reputasi Auditor 2015 Reputasi Auditor 2016
Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan Kode
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
10 CENT PT. Centratama komunikasi
Indonesia, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional,
Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
107
Lanjutan Lampiran 7
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur,
Tbk
nonBIG 0
nonBIG 0
nonBIG 0
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels &
Dev. Tbk
nonBIG 0
nonBIG 0
nonBIG 0
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala
Pratama, Tbk
nonBIG 0
nonBIG 0
nonBIG 0
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
28 KBLV PT. First Media, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
108
Lanjutan Lampiran 7
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari
Indah, Tbk
nonBIG 0
nonBIG 0
nonBIG 0
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International,
Tbk
nonBIG 0
nonBIG 0
nonBIG 0
49 SILO PT. Siloam International Hospitals,
Tbk
nonBIG 0
nonBIG 0
nonBIG 0
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk BIG 1 BIG 1 BIG 1
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk nonBIG 0 nonBIG 0 nonBIG 0
56 WICO PT. Wicaksana Overseas
International, Tbk
BIG 1
BIG 1
BIG 1
109
Lampiran 8
Hasil Perhitungan Variabel Pergantian Auditor (SWITCH) Tahun 2014-2016
No Kode Nama Perusahaan
Pergantian Auditor
2014
Pergantian Auditor
2015
Pergantian Auditor
2016
Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan Kode
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk SWITCH 1 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 SWITCH 1 nonSWITCH 0
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia,
Tbk
nonSWITCH 0
nonSWITCH 0
nonSWITCH 0
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 SWITCH 1
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk SWITCH 1 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
110
Lanjutan Lampiran 8
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 SWITCH 1
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk SWITCH 1 nonSWITCH 0 SWITCH 1
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev.
Tbk
nonSWITCH 0
nonSWITCH 0
nonSWITCH 0
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama,
Tbk
nonSWITCH 0
nonSWITCH 0
nonSWITCH 0
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk SWITCH 1 SWITCH 1 SWITCH 1
28 KBLV PT. First Media, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk SWITCH 1 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 SWITCH 1
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah,
Tbk
SWITCH 1
SWITCH 1
nonSWITCH 0
111
Lanjutan Lampiran 8
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk SWITCH 1 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk nonSWITCH 0 SWITCH 1 nonSWITCH 0
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk nonSWITCH 0 SWITCH 1 SWITCH 1
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk nonSWITCH 0 nonSWITCH 0 nonSWITCH 0
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International,
Tbk
nonSWITCH 0
nonSWITCH 0
nonSWITCH 0
112
Lampiran 9
Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) Tahun 2014
No Kode Nama Perusahaan Total Aset LN (Logaritma Natural)
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 443.923.205.402 26,81892
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 2.947.348.661.224 28,71193
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 23.182.051.100 23,86664
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 14.791.917.177.000 30,3251
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 439.723.829.931 26,80941
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 551.383.191.769 27,0357
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 655.349.092.810 27,20843
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 478.158.703.159 26,89321
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 1.667.411.833.809 28,14229
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 927.142.011.991 27,55537
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 143.353.133.623 25,68858
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 3.308.917.601.000 28,82764
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 7.584.772.233.394 29,65716
113
Lanjutan Lampiran 9
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 2.003.535.430.422 28,32593
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 19.885.196.539.000 30,621
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 6.190.617.606.933 29,45406
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 6.120.307.213.175 29,44263
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 2.162.633.810.000 28,40235
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 261.185.116.980 26,2885
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 420.613.021.533 26,76498
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 95.309.143.541 25,28039
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 260.781.036.869 26,28695
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 277.005.824.660 26,3473
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 50.956.633.269 24,65424
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 6.484.787.205.000 29,50048
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 3.844.756.799.399 28,97773
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 658.967.707.920 27,21394
28 KBLV PT. First Media, Tbk 12.962.414.000.000 30,19308
114
Lanjutan Lampiran 9
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 118.362.934.600 25,49702
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 9.964.606.193.061 29,93006
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 2.491.626.000.000 28,54396
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 4.668.574.000.000 29,17187
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 160.168.355.302 25,79949
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 664.178.195.746 27,22182
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 22.798.205.000.000 30,7577
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.734.969.888.000 28,18201
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 13.950.177.000.000 30,26651
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 5.827.294.000.000 29,39357
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 2.739.573.004.926 28,63882
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.669.736.698.000 28,14369
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 334.953.230.301 26,53726
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 69.855.302.836 24,96969
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 2.907.017.296.803 28,69815
115
Lanjutan Lampiran 9
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 363.025.826.086 26,61774
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 432.975.006.185 26,79395
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 4.554.667.000.000 29,14717
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 781.616.385.160 27,38463
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.434.881.838.925 27,9921
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 2.844.085.512.104 28,67626
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 1.857.908.620.340 28,25047
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 16.347.904.000.000 30,42512
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 2.471.583.958.824 28,53588
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 322.771.419.000 26,50021
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 3.962.895.000.000 29,008
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 109.001.314.578 25,41463
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 204.951.499.255 26,04604
116
Lanjutan Lampiran 9
Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) Tahun 2015
No Kode Nama Perusahaan Total Aset LN (Logaritma Natural)
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 404.119.092.405 26,72498
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 3.267.549.674.003 28,81506
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 20.936.619.066 23,76477
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 15.203.129.563.000 30,35252
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 421.872.747.114 26,76797
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 644.524.751.604 27,19178
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 798.710.048.086 27,40626
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 530.132.144.270 26,99639
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 2.563.343.153.139 28,57233
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 1.293.012.666.277 27,888
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 175.317.496.098 25,88986
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 3.522.572.851.000 28,89021
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 7.928.528.692.506 29,70149
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 1.898.418.873.433 28,27204
117
Lanjutan Lampiran 9
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 17.500.271.744.000 30,49324
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 6.747.936.555.246 29,54026
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 7.800.299.841.485 29,68518
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 2.310.536.370.000 28,4685
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 283.691.670.334 26,37115
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 447.899.389.368 26,82783
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 93.105.994.331 25,257
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 257.837.009.413 26,27559
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 414.188.964.071 26,74959
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 47.676.255.943 24,5877
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 6.470.222.705.000 29,49823
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 3.775.957.539.878 28,95968
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 886.846.976.750 27,51094
28 KBLV PT. First Media, Tbk 13.711.988.000.000 30,24929
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 127.957.085.635 25,57496
118
Lanjutan Lampiran 9
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 11.127.313.993.463 30,04042
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 2.443.149.000.000 28,52431
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 5.393.330.000.000 29,31618
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 184.786.688.849 25,94247
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 761.521.834.947 27,35858
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 22.733.802.000.000 30,75487
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.683.190.522.000 28,15171
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 14.480.403.000.000 30,30382
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 6.294.210.000.000 29,47065
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 3.496.665.000.000 28,88283
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 1.745.981.217.000 28,18834
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 393.901.425.249 26,69937
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 65.103.319.418 24,89924
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 3.130.177.111.064 28,77211
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 342.172.856.548 26,55858
119
Lanjutan Lampiran 9
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 432.109.728.581 26,79195
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 4.574.904.000.000 29,15161
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 720.738.968.122 27,30354
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.449.036.770.639 28,00192
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 2.986.270.148.106 28,72505
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 1.671.945.400.584 28,14501
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 16.701.440.000.000 30,44652
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 2.646.301.796.777 28,60418
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 346.473.471.000 26,57107
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 4.361.587.000.000 29,10386
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 107.571.334.613 25,40142
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 217.982.774.634 26,10768
120
Lanjutan Lampiran 9
Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan (SIZE) Tahun 2016
No Kode Nama Perusahaan Total Aset LN (Logaritma Natural)
1 ABBA PT. Mahaka Media, Tbk 427.808.472.537 26,78194
2 ACES PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk 3.731.101.667.891 28,94772
3 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec, Tbk 17.009.196.124 23,55702
4 AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 15.830.740.710.000 30,39297
5 APII PT. Arita Prima Indonesia, Tbk 407.985.799.015 26,7345
6 BAYU PT. Bayu Buana, Tbk 654.082.047.254 27,2065
7 BLTZ PT. Graha Layar Prima, Tbk 1.299.840.053.038 27,89326
8 BMSR PT. Bintang Mitra Semestaraya, Tbk 498.511.916.189 26,93489
9 BUVA PT. Bukit Uluwatu Villa, Tbk 2.972.885.482.438 28,72055
10 CENT PT. Centratama komunikasi Indonesia, Tbk 1.314.929.550.049 27,9048
11 CMPP PT. Rimau Multi Putra Pratama, Tbk 176.816.880.078 25,89838
12 CSAP PT. Catur Sentosa Adiprana, Tbk 4.240.820.320.000 29,07578
13 DNET PT. Indo Ritel Makmur Internasional, Tbk 8.335.065.215.434 29,75149
14 ECII PT. Electronic City Indonesia, Tbk 1.881.645.933.066 28,26317
121
Lanjutan Lampiran 9
15 EMTK PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk 20.376.367.838.000 30,6454
16 EPMT PT. Enseval Putra Megatrading, Tbk 7.087.269.812.003 29,58932
17 ERAA PT. Erajaya Swasembada, Tbk 7.424.604.403.847 29,63582
18 FAST PT. Fast Food Indonesia, Tbk 2.577.819.573.000 28,57797
19 FORU PT. Fortune Indonesia, Tbk 257.832.299.900 26,27558
20 GEMA PT. Gema Grahasarana, Tbk 681.245.836.220 27,24719
21 GOLD PT. Visi komunikasi Infrastruktur, Tbk 150.879.427.399 25,73975
22 HOME PT. Hotel Mandarine Regency, Tbk 266.031.855.978 26,30688
23 ICON PT. Island Concepts Indonesia, Tbk 468.521.879.542 26,87285
24 INTD PT. Inter Delta, Tbk 46.760.927.085 24,56831
25 JIHD PT. Jakarta International Hotels & Dev. Tbk 6.604.718.559.000 29,51881
26 JKON PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk 4.007.387.279.838 29,01916
27 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 1.052.131.760.706 27,68184
28 KBLV PT. First Media, Tbk 12.779.523.000.000 30,17887
29 KONI PT. Perdana Bangun Pusaka, Tbk 119.437.244.615 25,50606
122
Lanjutan Lampiran 9
30 KPIG PT. MNC Land, Tbk 14.157.428.109.357 30,28126
31 LPLI PT. Star Pasific, Tbk 2.107.765.000.000 28,37665
32 LTLS PT. Lautan Luas, Tbk 5.658.360.000.000 29,36416
33 MFMI PT. Multifiling Mitra Indonesia, Tbk 215.487.521.382 26,09617
34 MICE PT. Multi Indocitra, Tbk 848.612.119.839 27,46687
35 MLPL PT. Multipolar, Tbk 24.122.671.000.000 30,81417
36 MLPT PT. Multipolar Technology, Tbk 1.779.863.908.000 28,20756
37 MPMX PT. Mitra Pinasthika Mustika, Tbk 14.926.225.000.000 30,33414
38 MPPA PT. Matahari Putra Prima, Tbk 6.701.734.000.000 29,53339
39 MTDL PT. Metrodata Electronics, Tbk 3.876.021.000.000 28,98583
40 PANR PT. Panorama Sentrawisata, Tbk 2.279.403.845.000 28,45494
41 PDES PT. Destinasi Tirta Nusantara, Tbk 464.949.299.354 26,86519
42 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah, Tbk 68.325.896.841 24,94755
43 PJAA PT. Pembangunan Jaya Ancol, Tbk 3.768.551.035.234 28,95771
44 PLAS PT. Polaris Investama, Tbk 353.501.590.539 26,59115
123
Lanjutan Lampiran 9
45 PNSE PT. Pudjiadi & Sons, Tbk 501.235.506.230 26,94034
46 RALS PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk 4.647.009.000.000 29,16724
47 RANC PT. Supra Boga Lestari, Tbk 721.237.977.450 27,30423
48 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International, Tbk 1.443.540.346.013 27,99812
49 SILO PT. Siloam International Hospitals, Tbk 4.215.689.550.079 29,06983
50 SRAJ PT. Sejahteraraya Anugrahjaya, Tbk 2.303.567.501.432 28,46548
51 SRTG PT. Saratoga Investama Sedaya, Tbk 25.144.272.000.000 30,85565
52 TGKA PT. Tigaraksa Satria, Tbk 2.686.030.338.104 28,61909
53 TMPO PT. Tempo Inti Media, Tbk 341.486.665.000 26,55657
54 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk 4.977.673.000.000 29,23598
55 WAPO PT. Wahana Pronatural, Tbk 105.894.649.855 25,38571
56 WICO PT. Wicaksana Overseas International, Tbk 229.056.622.337 26,15724
124
Lampiran 10
Hasil Output Pengujian SPSS
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ARD 168 53 91 78,13 9,291
MTB 168 ,10 9,58 1,9219 1,66793
PPEGT 168 ,00 ,91 ,2811 ,22599
LOSS 168 0 1 ,21 ,412
GC 168 0 1 ,10 ,294
BIG 168 0 1 ,32 ,468
SWITCH 168 0 1 ,11 ,310
SIZE 168 23,56 30,86 27,8916 1,67787
Valid N (listwise) 168
2. Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
Model I
Model II
125
3. Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
Model I
Model II
4. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov
Model I
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 168
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,26155903
Most Extreme
Differences
Absolute ,036
Positive ,036
Negative -,032
Test Statistic ,036
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
126
Model II
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 168 Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1.23309109 Most Extreme
Differences
Absolute .063 Positive .063 Negative -.053
Test Statistic .063 Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
5. Hasil Uji Multikolinieritas dengan Uji VIF
Model I
Model
Collinearity Statistics
Kesimpulan Tolerance VIF
1 (Constant)
SQRTMTB ,984 1,016 Tidak ada Multikolinieritas
LOSS ,889 1,125 Tidak ada Multikolinieritas
GC ,895 1,117 Tidak ada Multikolinieritas
BIG ,774 1,292 Tidak ada Multikolinieritas
SWITCH ,884 1,131 Tidak ada Multikolinieritas
SIZE ,734 1,363 Tidak ada Multikolinieritas
Model II
Model
Collinearity Statistics
Kesimpulan Tolerance VIF
1 (Constant)
SQRTPPEGT ,908 1,101 Tidak ada Multikolinieritas
LOSS ,863 1,159 Tidak ada Multikolinieritas
GC ,896 1,116 Tidak ada Multikolinieritas
BIG ,735 1,360 Tidak ada Multikolinieritas
SWITCH ,893 1,120 Tidak ada Multikolinieritas
SIZE ,732 1,366 Tidak ada Multikolinieritas
127
6. Hasil Uji Heterokedastisitas
Model I
Secara Statistik: Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) -,085 1,128 -,075 ,940
SQRTMTB ,185 ,108 ,133 1,713 ,089
LOSS -,178 ,148 -,098 -
1,206
,229
GC -,078 ,206 -,031 -,381 ,704
BIG -,213 ,139 -,134 -
1,532
,128
SWITCH ,035 ,197 ,015 ,177 ,860
SIZE ,035 ,040 ,079 ,875 ,383
a. Dependent Variable: Abs_Residual
Secara Grafik: Scatterplot
128
Model II
Secara Statistik: Uji Glejser
a. Dependent Variable: Abs_Residual
Secara Grafik: Scatterplot
7. Hasil Uji Autokorelasi: Durbin Watson
Model I
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,280a ,079 ,044 1,28485 1,934
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) -,080 1,163 -,069 ,945
SQRTMTB ,518 ,267 ,156 1,943 ,054
LOSS -,185 ,154 -,099 -1,201 ,231
GC -,004 ,211 -,002 -,019 ,985
BIG -,147 ,147 -,089 -,999 ,319
SWITCH ,142 ,201 ,057 ,706 ,481
SIZE ,031 ,041 ,068 ,756 ,451
129
Model II
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,346a ,120 ,087 1,25586 2,038
8. Hasil Uji F
Model I
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 22.667 6 3.778 2.288 .038b
Residual 265.786 161 1.651
Total 288.452 167
a. Dependent Variable: sqrtARD
b. Predictors: (Constant), SIZE, sqrtMTB, GC,
SWITCH, LOSS, BIG
Model II
9. Hasil Uji t
Model I
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
(Constant) 3,901 1,956 1,994 ,048
SQRTMTB ,390 ,187 ,159 2,084 ,039
LOSS -,567 ,256 -,178 -2,213 ,028
GC -,514 ,357 -,115 -1,439 ,152
BIG -,045 ,241 -,016 -,186 ,853
SWITCH -,029 ,341 -,007 -,085 ,933
SIZE -,031 ,069 -,040 -,452 ,652
Dependent Variable: SQRTARD
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 34,527 6 5,754 3,649 ,002b
Residual 253,926 161 1,577
Total 288.452 167
130
Model II
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,363 1,918 1,753 ,081
SQRTPPEGT 1,528 ,440 ,270 3,473 ,001
LOSS -,434 ,254 -,136 -1,706 ,090
GC -,487 ,349 -,109 -1,397 ,164
BIG ,122 ,242 ,044 ,505 ,614
SWITCH -,084 ,332 -,020 -,253 ,801
SIZE -,023 ,068 -,029 -,341 ,733
Dependent Variable: sqrtARD