pengaruh jumlah pasien terhadap jumlah …
TRANSCRIPT
1
PENGARUH JUMLAH PASIEN TERHADAP JUMLAH ANGGARAN BIAYA
MAKAN PADA RSUD R. SYAMSUDIN, S.H. KOTA SUKABUMI
Rizal Zaelani
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi
Abstrak:
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Di era kemajuan pendidikan,
sosial dan kebudayaan seperti sekarang
ini masyarakat Indonesia khususnya
Kota dan Kabupaten Sukabumi semakin
memahami pentingnya memeriksakan
kesehatan dan berobat ke Rumah Sakit.
Tidak seperti dahulu dimana sebagian
masyarakat memilih untuk pergi ke
dukun, maka saat ini masyarakat
memilih untuk menggunakan jasa rumah
sakit ataupun balai-balai pengobatan
formal baik puskesmas maupun swasta
demi untuk mengobati penyakit yang
dideritanya atau hanya sekedar
memeriksa kesehatan. Sehingga sudah
menjadi pemandangan sehari-hari rumah
sakit terutama rumah sakit besar
dibanjiri oleh pengungjung dalam hal ini
pasien dan keluarganya.
Rumah Sakit R Syamsudin, S.H.
Sukabumi merupakan Rumah Sakit
Umum yang sekarang berganti istilah
menjadi Balai Layanan Umum Daerah
(BLUD) milik Pemerintah Kota
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan RSUD R. Syamsudin, S.H. Kota Sukabumi
dengan maksud untuk mengetahui pengaruh jumlah pasien terhadap jumlah anggaran
biaya makan pada RSUD R. Syamsudin, S.H. Sukabumi.
Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka disusun tekhnik pengambilan data dan
tekhnik analisis data. Data penelitian diambil dari data sekunder yaitu laporan
keuangan, adapun teknik analisis data dengan mempergunakan analisis statistik regresi
linear berganda.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa jumlah pasien memiliki hubungan yang tinggi
dengan jumlah anggaran biaya makan pasien dimana koefisien korelasinya sebesar
0,784. Adapun nilai koefisien determinasi menunjukan pengaruh jumlah pasien sebesar
61,1% terhadap anggaran biaya makan pasien sedangkan sisa 38,6% dipengaruhi oleh
variabel lain. Analisis Regresi diperoleh persamaan Y = -115.630.153 + 68.289X.
Artinya dapat diramalkan jika setiap penambahan jumlah pasien sebesar 1 orang maka
jumlah biaya makan pasien pada BLUD RS R. Syamsudin, S.H. akan meningkat
sebesar Rp 68.298.
Kata kunci: Jumlah Pasien, Jumlah Anggaran Biaya Makan
2
Sukabumi yang paling banyak
dikunjungi oleh pasien terutama warga
Kota dan Kabupaten Sukabumi. Selain
faktor pengalaman karena telah
beroperasi sejak 1920, biaya yang relatif
murah, RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi juga memiliki fasilitas yang
terbilang cukup lengkap dan area yang
sangat luas.
Dikarenakan RSUD R.
Syamsudin, S.H. merupakan Balai
Layanan Umum Daerah milik
Pemerintah Kota Sukabumi, maka
RSUD R. Syamsudin, S.H. tidak
berorientasi profit dan masih
mendapatkan kucuran dana subsidi dari
pemerintah Kota Sukabumi. Oleh karena
itu pihak manajemen RSUD R.
Syamsudin, S.H. masih harus
mengajukan anggaran setiap tahunnya
kepada pemerintah Kota Sukabumi.
Oleh karenanya tidak seperti di
rumah sakit swasta pembengkakan
jumlah pasien disinyalir akan membuat
anggaran menjadi membengkat pula.
Dampak seperti ini terutama akan sangat
signifikan pada layanan rawat inap
terutama anggaran biaya makan.
Anggaran belanja atau budget
adalah daftar rencana seluruh biaya dan
pendapatan yang merupakan rencana
organisasi yang dinyatakan dalam
istilah moneter .
Fenomena membengkaknya
jumlah pasien yang disinyalir akan
mempengaruhi jumlah anggaran biaya
makan pada RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi membuat penulis tertarik
untuk meneliti “Pengaruh Jumlah
Pasien terhadap Jumlah Anggaran
Biaya Makan pada RSUD R.
Syamsudin, S.H. Sukabumi”.
KAJIAN TEORITIS
Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan atau
pembelanjaan perusahaan menurut
Bambang Riyanto (2001) adalah
“Keseluruhan aktifitas yang
bersangkutan dengan usaha untuk
mendapatkan dan dan menggunakan
atau mengalokasikan dana tersebut “.
Dalam aktifitas mendapatkan dana dan
menggunakan dana prinsip manajemen
menuntut harus didasarkan kepada
efesiensi dan efektivitas sehingga
aktifitas mendapatkan dan
menggunakan dana tersebut harus
dimanaje.
Menurut (Rosanna:2012)
Manajemen Keuangan adalah aktivitas
pemilik dan manajemen perusahaan
3
untuk memperoleh sumber modal yang
semurah-murahnya dan
menggunakannya seefektif, seefisien,
seproduktif mungkin untuk
menghasilkan laba. Dengan demikian
maka Manajemen Keuangan berkaitan
dengan suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian
dan penyimpanan dana yang dimiliki
oleh organisasi atau perusahaan.
Penjelasan singkat dari masing-
masing fungsi manajemen keuangan
adalah:
1. Perencanaan Keuangan
Membuat rencana pemasukan dan
pengeluaraan serta kegiatan-
kegiatan lainnya untuk periode
tertentu.
2. Penganggaran Keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan
keuangan dengan membuat detail
pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan
Menggunakan dana perusahaan
untuk memaksimalkan dana yang
ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi
sumber dana yang ada untuk
operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan
serta menyimpan dana tersebut
dengan aman.
6. Pengendalian Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan
atas keuangan dan sistem keuangan
pada paerusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan
Melakukan audit internal atas
keuangan perusahaan yang ada agar
tidak terjadi penyimpangan.
Tugas Pokok Manajemen Keuangan
Tugas-tugas dasar yang diemban
oleh seorang menejer keuangan secara
umum adalah :
1. Mendapatkan Dana Perusahaan
2. Menggunakan Dana Perusahaan
3. Membagi Keuntungan / Laba
Perusahaan
Adapun tujuan dengan adanya manajer
keuangan adalah untuk mengelola dana
perusahaan pada suatu perusahaan,
secara umum adalah untuk
memaksimalisasi nilai perusahaan.
Dengan demikian apabila suatu saat
4
perusahaan dijual maka harganya dapat
ditetapkan setinggi mungkin.
Adapun tanggung jawab manajer
keuangan adalah:
1. Perolehan dana dengan biaya
murah.
2. Penggunaan dana efektif dan efisien
3. analisis laporan keuangan
4. analisis lingkungan Internal dan
eksternal yang berhubungan dengan
keputusan rutin dan khusus.
Berdasarkan tugas tersebut,
maka manajemen keuangan memiliki
tujuan antara lain:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan
2. Membina relasi dengan pasar modal
dan pasar uang.
Perkembangan Peranan Manajemen
Keuangan
Manajemen keuangan memiliki
peran dalam kehidupan perusahaan
ditentukan oleh perkembangan ekonomi
kapitalisme. Pada awal lahirnya
kapitalisme sebagai sistem ekonomi
pada abad 18, manajemen keuangan
hanya membahas topik rugi-laba.
Selanjutnya berturut-turut ia
memiliki peranan antara lain sebagai
berikut:
1. Tahun 1900 awal : Penerbit surat
berharga
2. Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan,
reorganisasi
3. Tahun 1940 – 1950 : anggaran &
internal audit
4. Tahun 1950 – 1970 : eksternal
perusahaan
5. Tahun 1970 – 1980 : inflasi
6. Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi
keuangan
7. Tahun 1990 – sekarang : globalisasi
Perkembangan manajemen
keuangan sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain kebijakan
moneter, kebijakan pajak, kondisi
ekonomi, kondisi sosial, dan kondisi
politik. Kebijakan moneter
berhubungan dengan tingkat suku
bunga dan inflasi. Khususnya inflasi
mempunyai dampak langsung terhadap
manajemen keuangan antara lain
masalah:
1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun
Kondisi ekonomi juga
mempunyai dampak lansung terhadap
5
manajemen keuangan antara lain
masalah:
1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan
restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa
keuangan
Jumlah Pasien
Volume Permintaan
Dalam konsep biaya volume
(jumlah) permintaan sama nilainya
dengan volume penjualan, yang sifatnya
mempengaruhi biaya variabel. Bila
dituliskan dalam bentuk persamaan:
TC = FC + VC = FC + Cu . Q
Dimana: TC = Total Cost
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan
perusahaan
FC = Fixed Cost = Biaya tetap
VC = Variable Cost = Biaya yang
tergantung pada volume
penjualan
Q = Quantity = Volume
Penjualan = Volume Permintaan
Cu = Cost per unit = Biaya
untuk satu unit penjualan /
permintaan
Dengan demikian maka biaya
merupakan fungsi dari volume (jumlah)
permintaan yang dalam hal ini sama
dengan jumlah pasien.
Pasien
Pasien adalah seorang individu
yang mencari atau menerima perawatan
medis. Menurut wikipedia dalam bahasa
Indonesia pasien atau pesakit adalah
seseorang yang menerima perawatan
medis. Sering kali pasien
menderita penyakit atau cedera dan
memerlukan bantuan dokter untuk
memulihkannya.
Anggaran Biaya
1). Pengertian Anggaran Biaya
Anggaran dikaitkan dengan
fungsi–fungsi dasar manajemen yang
meliputi fungsi perencanaan, koordinasi
dan pengawasan. Jadi bila anggaran
dihubungkan fungsi dasar manajemen
maka anggaran meliputi fungsi
perencanaan, mengarahkan,
mengorganisasi dan mengawasi setiap
satuan dan bidang–bidang
organisasional didalam badan usaha.
Pengertian anggaran menurut
Jajuk Herawati (2004:2): ”Anggaran
merupakan suatu rencana yang disusun
secara sistematis dalam bentuk angka
6
dan dinyatakan dalam unit moneter
yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu tertentu
dimasa yang akan datang”.
Menurut Gomes (1995:87-88),
“anggaran merupakan dokumen yang
berusaha untuk mendamaikan prioritas–
prioritas program dengan sumber–
sumber pendapatan yang diproyeksikan.
Anggaran menggabungkan suatu
pengumuman dari aktivitas organisasi
atau tujuan untuk suatu jangka waktu
yang ditentukan dengan informasi
mengenai dana yang dibutuhkan untuk
aktifitas tersebut atau untuk mencapai
tujuan tersebut”.
Menurut Mulyadi (2001:488), “
anggaran merupakan suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitatif
yang diukur dalam suatu moneter
standar dan satuan ukuran yang lain
yang mencakup jangka waktu satu
tahun”.
Berdasarkan pendapat diatas,
penulis menyimpulkan bahwa anggaran
adalah perencanaan keuangan
perusahaan yang dipakai sebagai dasar
pengendalian (pengawasan) keuangan
perusahaan untuk periode yang akan
datang.
Selanjutnya Anggaran
Pendapatan (Operating Revenues
Budgeting) menurut munandar
(2007:30), adalah “Anggaran yang
merencanakan secara sistematis dan
terperinci tentang penghasilan yang
diperoleh dari waktu ke waktu selama
periode tertentu”.
Sementara itu, Anggaran Biaya
pada dasarnya disebut dengan istilah
Anggaran Biaya operasional yang
didalamnya terdapat biaya tetap maupun
biaya variable sebagai beban yang harus
dipenuhi oleh sebuah badan usaha.
Menurut Munandar (2007:35),
“Anggaran Biaya Operasional adalah
anggaran atau taksiran semua biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan
selama kegiatan operasi perusahaan
dalam jangka waktu satu tahun periode
akuntansi“.
Berdasarkan pengertian antara
anggaran pendapatan dan anggaran
biaya tersebut, maka anggaran
pendapatan dan biaya adalah anggaran
yang merencanakan secara sistematis
dan terperinci tentang penghasilan yang
diperoleh perusahaan dari waktu ke
waktu serta taksiran semua biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan selama
kegiatan operasi perusahaan dalam
7
jangka waktu satu tahun periode
akuntansi.
2) Manfaat Anggaran
Menurut Marconi dan Siegel
dalam Hehanusa (2003:406-407)
manfaat anggaran adalah :
1. Anggaran merupakan hasildari
proses perencanaan, berarti
anggranmewakili kesepakatan
negosiasi diantara partisipan yang
dominan dalam suatu organisasi
mengenai tujuan kegiatan di masa
yang akan datang.
2. Anggran merupakan gambaran
tentang prioritar alokasi sumber daya
yang dimiliki karena dapat bertindak
sebagai blue print aktivitas
perusahaan.
3. Anggran merupakan alat komunikasi
internal yang menghubungkan
departemen (divisi) yang satu dengan
departemen (divisi) lainnya dalam
organisasi maupun dengan organisasi
puncak.
4. Anggaran menyediakan informasi
tentang hasil kegiatan sesungguhnya
dibandingkan dengan standar yang
telah di tetapkan.
5. Anggaran sebagai alat pengendalian
yang mengarah manajemen untuk
menentukan bagian organisasi yang
kuat dan lemah, hal ini akan dapat
mengarahkan manajemen untuk
menentukan tindakan koreksi yang
harus diambil.
6. Anggaran mempengaruhi dan
memotivasi manajer dan kariawan
untuk bekerja dengan konsisten,
efektif dan efisien dalam kondisi
kesesuaian tujuan antara tujuan
perusahaan dengan tujuan karyawan.
3) Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Penyusunan Anggaran
Untuk bisa melakukan
penaksiran secara lebih akurat,
diperlukan berbagai data, informasi dan
pengalaman yang merupakan faktor –
faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam menyusun anggaran. Menurut
Munandar (2001:11) faktor –faktor
yang mempengaruhi penyusunan
anggaran adalah sebagai berikut :
1. Faktor – faktor intern
Yaitu data, informasi dan
pengalamanyang terdapat didalam
perusahaan sendiri, faktor – faktor
tersebut antara lain :
- Penjualan – penjualan tahun lalu
- Kebijaksanaan perusahaan yang
berhubungan dengan masalah harga
8
jual, syarat pembayaran yang dijual,
pemilihan distribusi dan sebagainya.
- Kapasitas produksi yang dimiliki
perusahaan.
- Tenaga Kerja yang dimiliki
perusahaan, baik jumlahnya
(kuantitatif) maupun keterampilan
dan keahliannya (kualitatif).
- Fasilitas – fasilitas lain yang dimiliki
perusahaan.
Faktor-faktor intern ini masih
dapat mengukur dan menyesuaikan
dengan apa yang diinginkan untuk masa
yang akan datang.
2. Faktor – faktor Ekstern
Yaitu data, informasi dan
pengalaman yang terdapat diluar
perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-
faktor ekstern tersebut sebagai berikut :
- Keadaan persaingan.
- Tingkat pertumbuhan penduduk.
- Tingkat penghasilan masyarakat.
- Berbagai kebijaksanaan pemerintah,
baik dibidang politik, ekonomi,
social, budaya maupun keamanan.
- Keadaan perekonomian nasional
maupun inter nasional, kemajuan
teknologi dan sebagainya.
Faktor – faktor ekstern ini tidak
mampu untuk mengatur dan
menyelesaikan sesuai dengan apa yang
diinginkan dalam periode anggaran
yang akan datang.
4) Keterbatasan dan Syarat Anggaran
Walaupun terdapat manfaat
yang diperoleh dengan penyusunan
anggaran, tetapi masih terdpat
keterbatasan-keterbatasan anggaran.
Menurut Supriyono (1996 : 180),
keterbatasan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Anggaran didasarkan pada estimasi
atau proyeksi atas kegiatan yang
akan datang, ketepatan dari
estimasisanagta tergantung kepada
pengalaman dan kemampuan dari
estimator atau proyektor,
ketidaktepatan anggaran berakibat
tidak dapat dipakai sebagai alat
perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan baik.
2. Anggaran harus selalu disesuaikan
dengan perubahan kondisi dan
asumsi. Anggaran disusun atas
dasar kondisi dan asumsi tertentu,
oleh karena itu perubahan kondisi
dan asumsi yang mendasari
penyusunan anggaran
mengharuskan adanya revisi
anggaran agar anggaran tersebut
dapat digunakan sebagai ala
9
pengendalian. Perubahan kondisi
dan asumsi misalnya dapat berupa :
laju inflasi atau kebijakan
pemerintah dibidang ekonomi.
3. Anggaran dapat dipakai sebagi alat
pengendalian biaya hanya apabila
semua pihak, terutama manajer-
manajer perusahaan, secara terus
menerus secara terkoordinir
berusaha dan bertanggung jawab
atas tercapainya tujuan yang telah
ditentukan di dalam anggaran.
4. Semua pihak di dalam perusahaan
perlu menyadari bahwa anggaran
adalah alat untuk mengendalikan
biaya, akan tetapi tidak dapat
menggantikan fungsi manajemen
dan “judgement” manajemen masih
diperlukan atas dasar pengetahuan
dan pengalamannya.
Karena anggaran dapat
dimanfaatkan sebaik mungkin, maka
anggaran yang baik harus memenuhi
persyaratan, menurut Supriyono (1996 :
19) syarat-syarat tersebut adalah :
1. Adanya organisasi perusahaan yang
sehat, yaitu organisasi yang
membagi tugas dengan jelas dan
menentukan garis wewenang dan
bertanggung jawab yang jelas.
2. Adanya system yang memadai,
yaitu uang yang meliputi :
- Penggolongan rekening yang
sama antara anggaran dengan
realisasinya sehingga dapat
dibandingkan dan dihitung
penyimpangannya.
- Pencatatan akuntansi dapat
memberikan informasi mengenai
realisasi anggaran.
- Laporan didasarkan pada
akuntansi pertanggung jawaban.
3. Adanya dukungan para pelaksana,
karena anggaran dapat menjadi
pengendalian yang baik jika ada
dukungan dari para pelaksana dari
tingkat atas maupun tingkat bawah.
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Kerangka penelitian merupakan
suatu bentuk yang dilakukan oleh
peneliti dalam melakukan langkah-
langkah praktis terhadap suatu objek
yang menjadi masalah. Desain
penelitian yang digunkakan oleh
peneliti adalah metode asosiatif yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan
dua variabel atau lebih, dimana
pendekatan ini memberikan suatu
gambaran masalah untuk mencari
10
hubungan antara variabel x
(independen) dengan variabel y
(dependen). Bentuk hubungan kedua
variabel adalah hubungan kausal yaitu
hubungan yang bersifat sebab akibat,
dimana jika variabel x naik maka
variabel y akan naik, begitu pula
sebaliknya.
Dalam penelitian ini, variabel x
atau variabel independen adalah
kapasitas produksi dan variabel
dependennya adalah biaya.
Kapasitas produksi adalah
kemampuan suatu perusahaan atau
organisasi dalam menghasilkan suatu
produk yang maksimal tanpa adanya
pengaruh faktor eksternal (Eddy :
2007).
Biaya Operasional adalah semua
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
selama kegiatan operasi perusahaan
dalam jangka waktu satu tahun periode
akuntansi (Munandar, 2007:35).
Berdasarkan pemaparan di atas,
kapasitas produksi merupakan salah
satu variabel yang mempengaruhi
variabel biaya, oleh karena itu,
penelitian ini akan menganalisa
pengaruh variabel kapasitas produksi
terhadap biaya variabel dari operasional
produksi.
Dalam sebuah kerangka
penelitian, peneliti menggambarkan
bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kapasitas produksi
terhadap biaya variabel operasional,
dimana kapasitas produksi dalam
penelitian ini adalah jumlah pasien,
adapun biaya variabel operasional
dalam penelitian ini adalah biaya makan
pasien rawat inap. Gambar kerangka
penelitiannya sebagaimana berikut:
Gambar 3.1
Pengaruh Jumlah Pasien
terhadap Anggaran Biaya Makan
Berdasarkan gambar tersebut,
peneliti mengemukakan hipotesis
penelitian, dimana menurut Sugiyono
(2006 : 64) “Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pernyataan”.
Berdasarkan pendapat Sugiyono
tersebut, maka hipotesis dalam
VARIABEL X
JUMLAH
PASIEN
VARIABEL Y
JUMLAH
ANGGARAN
BIAYA MAKAN
11
penelitian ini merupakan hipotesis
asosiatif, dimana terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara
jumlah pasien dengan biaya makan.
Adapun hipotesis statistiknya adalah:
Ho : ρ = 0, tidak terdapat
hubungan yang positif dan signifikan
antara jumlah pasien dengan biaya
makan.
Ha : ρ ≠ 0, terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara
jumlah pasien dengan biaya makan.
Variabel Penelitian
Variabel didefinisikan agar
terdapat kesamaan presepsi dalam
mengkaji konsep yang sedang diteliti.
Definisi ini merupakan definisi konkrit
atau karakteristik konsep atau konstruk
yang akan diukur (Bambang, 2007:46).
Variabel dalam penelitian ini
adalah kapasitas produksi dan biaya
operasional. Kapasitas produksi sesuai
dengan kerangka penelitian ditempatkan
sebagai variabel independen atau
variabel bebas (X), adapun biaya
operasional ditempatkan sebagai
variabel dependen atau variabel terikat
(Y).
Operasionalisasi Variabel
Variabel bebas (independent)
adalah tipe variabel yang menjelaskan
atau mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel independent dalam penelitian
ini adalah kapasitas produksi yang
artinya kemampuan suatu perusahaan
atau organisasi dalam menghasilkan
suatu produk yang maksimal tanpa
adanya pengaruh faktor eksternal (Eddy
: 2007).
Variabel terikat (dependent)
adalah tipe variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel
independent. Adapun variabel
(dependent) dalam penelitian ini adalah
biaya operasional yang artinya anggaran
atau taksiran semua biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan selama
kegiatan operasi perusahaan dalam
jangka waktu satu tahun periode
akuntansi (Munandar, 2007:35).
Teknik Pengambilan Data
Data Penelitian diperoleh langsung
dari objek penelitian yaitu dari laporan-
laporan, catatan-catatan yang ada di
RSUD R. Syamsudin SH dengan
teknik-teknik sebagai berikut:
1. Studi pustaka yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan membaca literatur yang
12
berhubungan dengan masalah yang
akan diteliti
2. Studi dokumentasi yaitu teknik
pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan terhadap
dokumen perusahaan yang akan
dianalisa atau diteliti.
HASIL PENELITIAN
Pembahasan
Data primer dalam penelitian ini
diolah dengan SPSS versi 21 untuk
selanjutnya dilakukan pembahasan
sebagaimana berikut untuk
menganalisis pengaruh jumlah pasien
terhadap jumlah anggaran biaya makan
pada RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi.
1. Jumlah Pasien Rawat Inap pada
RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi
Untuk mengetahui jumlah pasien
rawat inap pada RSUD R. Syamsudin,
S.H. Sukabumi penulis melaksanakan
penelusuran data kuantitatif yaitu
catatan kunjungan pasien pada Instalasi
Rawat Inap RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi, kemudian diperoleh data per
bulan untuk tahun 2012 sebagaimana
berikut:
Tabel 1.
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat
Inap Tahun 2012
No. Tahun
Jumlah Pasien
(Orang)
1. Januari 4.564
2. Februari 4.442
3. Maret 4.983
4. April 4.551
5. Mei 4.701
6. Juni 4.530
7. Juli 4.613
8. Agustus 4.628
9. September 4.576
10. Oktober 4..366
11. November 4.283
12. Desember 4.424
Sumber: RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi, 2013.
Dari data berkala (time series) di
atas dapat dianalisis bahwa jumlah
kunjungan pasien rawat inap pada
RSUD R. Syamsudin, S.H. Sukabumi
setiap bulannya selama tahun 2012
fluktuatif atau turun-naik, tidak ada tren
(kecenderungan) naik dan tidak pula
menunjukkan adanya kecenderungan
(tren) turun. Fluktuatifnya kunjungan
pasien rawat inap pada RSUD R.
Syamsudin, S.H. Sukabumi ini boleh
jadi disebabkan oleh faktor-faktor non
teknis di luar rumah sakit atau faktor-
faktor yang ada di lingkungan pasien itu
sendiri seperti kondisi cuaca, musim
penyakit atau kesibukan masyarakat
yang berbeda setiap bulannya.
13
2. Anggaran Biaya Makan Pasien
Rawat Inap pada RSUD R.
Syamsudin, S.H. Sukabumi
Untuk mengetahui anggaran
biaya makan pasien pada Instalasi
Rawat Inap RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi penulis kembali
melaksanakan penelusuran data
kuantitatif yaitu laporan anggaran biaya
makan pasien rawat inap pada RSUD R.
Syamsudin, S.H. Sukabumi, kemudian
diperoleh data anggaran biaya makan
pasien rawat inap per bulan untuk tahun
2013 sebagaimana berikut:
Tabel : 2.
Anggaran Biaya Makan Pasien
Rawat Inap Tahun 2013
No. Bulan Anggaran Biaya
Makan (Rupiah)
1. Januari 206.296.280
2. Februari 167.318.410
3. Maret 213.056.480
4. April 205.619.486
5. Mei 207.597.083
6. Juni 200.211.694
7. Juli 206.760.246
8. Agustus 208.613.976
9. September 189.144.035
10. Oktober 179.573.175
11. November 171.730.410
12. Desember 189.260.262
Sumber: RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi, 2013.
Dari data berkala (time series) di
atas dapat dianalisis bahwa nominal
biaya makan pasien rawat inap yang
dianggarkan per bulan untuk tahun 2013
pada RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi turun-naik atau fluktuatif.
Bulan Februari terjadi penurunan
dibanding bulan sebelumnya (Januari)
tapi kemudian pada bulan Maret naik
lagi. Bulan April kembali turun tapi
kemudian pada bulan Mei naik lagi Juni
turun lagi. Juli - Agustus kembali naik,
September kembali turun, Oktober
kembali naik, November sampai dengan
Desember kembali terjadi tren
penurunan.
Fluktuatifnya anggaran biaya
makan pasien rawat inap per bulan
untuk tahun 2013 pada RSUD R.
Syamsudin, S.H. Sukabumi ini tentu
saja didasarkan pada realisasi biaya dan
jumlah pasien tahun sebelumnya
(2012).
3. Pengaruh Jumlah Pasien terhadap
Jumlah Anggaran Biaya Makan
Pasien pada RSUD R. Syamsudin,
S.H. Sukabumi
Analisis pengaruh jumlah pasien
terhadap jumlah anggaran biaya makan
pasien dilakukan untuk menjawab
permasalahan-permasalahan penelitian
14
yang telah dirumuskan. Adapun
pembahasan tersebut sebagai berikut.
Data mengenai jumlah pasien
dengan jumlah anggaran makan pasien
selama tahun 2012 dari bulan Januari
sampai dengan Desember 2012 tersaji
pada tabel di bawah ini.
Tabel : 3.
Data Jumlah Pasien dan Jumlah
Anggaran Biaya Makan 2012
No Bulan
Jumlah
Pasien
(Orang)
Anggaran
Biaya
Makan
(Rupiah)
1. Januari 4.564 206.296.280
2. Februari 4.442 167.318.410
3. Maret 4.983 213.056.480
4. April 4.551 205.619.486
5. Mei 4.701 207.597.083
6. Juni 4.530 200.211.694
7. Juli 4.613 206.760.246
8. Agustus 4.628 208.613.976
9. September 4.576 189.144.035
10. Oktober 4..366 179.573.175
11. November 4.283 171.730.410
12. Desember 4.424 189.260.262
Sumber: RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi, 2013.
Dari data jumlah pasien dan
jumlah anggaran biaya makan tersebut
di atas, kemudian dilakukan analisis
statistik berikut ini :
1) Analisis korelasi
Analisis korelasi sebagaimana
penjelasan pada bab sebelumnya adalah
untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan kedua variabel yang sedang
diteliti, yaitu jumlah pasien (X) dengan
jumlah anggaran biaya makan pasien
(Y) pada RSUD R. Syamsudin, S.H.
Sukabumi.
Analisis korelasi X dan Y dapat
dilakukan dengan menganalisis nilai
koefisien korelasi Pearson Product
Moment antara X dan Y yang
perhitungannya dibantu dengan
program komputer SPSS 21 yaitu:
Tabel : 4.4
Correlations
X Y
X Pearson Correlation
1 ,784*
*
Sig. (2-tailed) ,003
N 12 12
Y Pearson Correlation ,784**
1
Sig. (2-tailed) ,003
N 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01
level (2-tailed).
Berdasarkan tabel di atas nilai
koefisien korelasi antara X dan Y
adalah 0,784. Dengan demikian dapat
dianalisis bahwa korelasi X dengan Y
positif dan berada di antara rentang nilai
0,60 – 0,79 yang mana menurut
15
Sugiyono (2006:216) pada rentang
tersebut antar variabel memiliki
hubungan tinggi. Korelasi positif berarti
hubungan antara variabel X (jumlah
pasien) dengan variabel Y (anggaran
biaya makan pasien) berbanding lurus.
Sehingga dapat ditafsirkan bahwa jika
jumlah pasien rawat inap meningkat
maka anggaran biaya makan pasien
rawat inap juga akan meningkat, begitu
pula sebaliknya jika jumlah pasien
rawat inap turun maka anggaran biaya
makan pasien rawat inap juga akan
turun.
2) Analisis Determinasi
Untuk menyatakan besar
kecilnya sumbangan atau peranan
variabel X dalam menentukan nilai
variabel Y digunakan Koefisien
Determinasi (KD), perhitungan
koefisien determinasi dibantu
menggunakan SPSS ver. 21:
Tabel : 4.5
Model Summary
Model
R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,784
a ,614 ,576 10177638
,474
a. Predictors: (Constant), X
Dari hasil perhitungan
menggunakan SPSS ver. 21 diperoleh
nilai koefisien determinasi (KD) sebesar
61,4 % ini berarti bahwa 61,4 % variasi
(turun atau naiknya) jumlah anggaran
biaya makan pasien rawat inap pada
RSUD R. Syamsudin, S.H. Sukabumi
dipengaruhi oleh variasi (turun atau
naiknya) jumlah pasien rawat inap,
sisanya 38,6 % dipengaruhi oleh
variabel lain selain jumlah pasien rawat
inap.
3) Analisis Regresi
Analisis regresi sebagaimana
dijelaskan pada bab sebelumnya adalah
untuk memprediksi perubahan setiap
unit nilai variabel Y sebagai akibat dari
terjadinya perubahan setiap unit nilai
variabel X, yang secara linear hubungan
kausalitas keduanya ditunjukkan dengan
persamaan Y = a + bX. Dimana a
adalah konstanta atau nilai standar Y
walaupun nilai X-nya nol, adapun b
adalah koefisien yang menunjukkan
tingkat hubungan kausalitas X terhadap
Y. Nilai a dan b dapat dicari dengan
bantuan program komputer SPSS ver.
21 dan hasilnya sebagaimana berikut:
Tabel : 4.6
Coefficientsa
16
Mode
l
Unstandardized
Coefficients
Stand
ardize
d
Coeff
icient
s
T S
i
g
.
B Std.
Error
Beta
1
(Con
stant
)
-
115630
153,12
2
77975
073,66
4
-
1,
4
8
3
,
1
6
9
X
68288,
970
17106,
098
,784 3,
9
9
2
,
0
0
3
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel hasil perhitungan
SPSS ver. 21 di atas diperoleh nilai a =
-115.630.153 adapun nilai b = 68.289.
Dengan demikian maka persamaan
regresi untuk pengaruh jumlah pasien
rawat inap (X) terhadap anggaran biaya
makan pasien rawat inap (Y) pada
RSUD R. Syamsudin, S.H. Sukabumi
adalah: Y = -115.630.153 + 68.289X.
Koefisien regresi sebesar 68.289
memberikan pengertian bahwa setiap
penambahan jumlah pasien rawat inap
sebesar 1 orang, maka jumlah anggaran
biaya makan pasien rawat inap pada
RSUD R. Syamsudin, S.H. Sukabumi
akan meningkat sebesar Rp. 68.289.
4) Uji Hipotesis
Tingkat signifikansi sebuah
korelasi, dapat diuji dengan
menggunakan uji distribusi t. Uji
signifikansi hubungan X dan Y dengan
uji t dapat diuraikan sebagai berikut:
98,362,0
47,2
386,0
16,3784,0
)784,0(1
212784,0
1
2
22
r
nrthitung
Nilai t tabel pada probabilitas atau α =
0,1 dan degree feedom (df) atau υ =
n-2 = 12-2 = 10 dapat dilihat dengan
menggunakan Microsoft Excel
dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Klik menu Insert → pilih Function
→ pada Or select a category pilih
Statistical → pada Select a function
pilih TINV → klik Ok → masukkan
nilai Probability 0,1 dan nilai
Deg_freedom 10. (Suliyanto,
2008:134)
Sehingga diperoleh nilai t tabel =
1,37.
17
Kesimpulan: karena t hitung = 3,98 >
t tabel = 1,37 maka hipotesis yang
diajukan diterima, atau dengan kata
lain Ha diterima atau H0 ditolak.
Dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa “Jumlah pasien
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap jumlah anggaran biaya
makan pada RSUD R. Syamsudin,
S.H. Sukabumi”.
DAFTAR PUSTAKA
Abas Kartadinata. 2010. Pembelanjaan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Basu Swastha, Ibnu Sukotjo W. 2010.
Pengantar Bisnis. Yogyakarta:
Liberty.
Gomes, F. Cardosa. 1995. Manajemen
Keuangan dan Anggaran
Perusahaan, edition 1, cet.4.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Offset.
Hasibuan, Malayu SP. 2008.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: CV. Haji
Masagung.
Hehanusa, Andri. 2003. Manajemen
Penganggaran Perusahaan.
Jakarta: CV. Haji Masagung.
Iqbal Hasan. 2006. Analisis Data
Penelitian dengan Statistik,
Cetakan Kedua. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
Jajuk Herawati. 2004. Prinsip-prinsip
Dasar Manajemen Keuangan
dan Penganggaran Perusahaan.
Bandung: CV. Grasindo.
Mulyadi, Agus. 2004. Prinsip-prinsip
Dasar Penganggaran Keuangan
bagi Perusahaan. Bandung: CV.
Grasindo.
Munandar, Didit. 2007. Dasar-dasar
Penganggaran Keuangan
Operasional Perusahaan.
Jakarta: CV. Haji Masagung.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar
Pembelanjaan Perusahaan.
Yogyakarta: PT. BPFE.
Rosanna Wulandari. 2012. Handout –
Manajemen Keuangan I.
Sukabumi: STIE PGRI
Sukabumi.
Soemarso, S.R. 2004. Akuntansi suatu
pengantar, Edisi lima. Jakarta:
Salemba Empat.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Supriyono. 1996. Dasar-dasar
Penganggaran bagi Perusahaan
dan Lembaga Nirlaba. Jakarta,
PT. Grafindo.
Iqbal Hasan, M. 2006. Pokok-pokok
Materi Statistik 1 (Statistik
Deskriptif), Edisi Kedua.
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
_____________. 2006. Pokok-pokok
Materi Statistik 2 (Statistik
Inferensif), Edisi Kedua.
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.