pengaruh kap, bopo, dan fdr terhadap net...

Download PENGARUH KAP, BOPO, DAN FDR TERHADAP NET …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29262/1/SHERTY... · 2. Tidak melakukan ... series data from March 2010-March 2014,

If you can't read please download the document

Upload: dinhxuyen

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH KAP, BOPO, DAN FDR TERHADAP NET

    OPERATING MARGIN (NOM) PERBANKAN SYARIAH

    DI INDONESIA PERIODE 2010-2014

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan

    Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)

    Oleh:

    Sherty Junita

    NIM: 1111046100048

    PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

    KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2015 M/1437 H

  • iii

    LEMBAR PERNYATAAN

    KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Sherty Junita

    No. Induk Mahasiswa : 1111046100048

    Jurusan : Perbankan Syariah

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

    mempertanggungjawabkan.

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

    3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau

    tanpa ijin pemilik karya.

    4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

    Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui

    pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti

    bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan

    sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Jakarta, 3 Maret 2015

    (Sherty Junita)

  • iv

    ABSTRACT

    Sherty Junita. 1111046100048. The effect of KAP, BOPO, and FDR on the Net

    Operating Margin (NOM) Islamic Banking in Indonesia Period 2010-2014.

    Concentration of Islamic Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia

    and Law. Syarif Hidayatullah State Islamic University , Jakarta, 2015

    This research aims to know the Effect of KAP, BOPO,and the FDR to Net

    Operating Margin (NOM) Islamic Bank. The data used in this study is a monthly

    series data from March 2010-March 2014, published by the Financial Services

    Authority in the monthly statistical report of Islamic banking. The analytical method

    used is multiple linear regression.

    The results showed that KAP, BOPO,and FDR simultaneously affected NOM.

    For Partial Result, BOPO and FDR significantly effected NOM, while KAP has no

    significant effect on NOM.

    Keywords: NOM, KAP, BOPO, FDR, Profitability, Asset Quality, Efficiency,

    Liquidity, Multiple Linear Regression.

    Supervisor: Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si

  • v

    ABSTRAK

    Sherty Junita. 1111046100048. Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net

    Operating Margin (NOM) Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2014.

    Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum.

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2015.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh KAP, BOPO, dan

    FDR terhadap Net Operating Margin (NOM) Perbankan Syariah. Data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut bulanan dari Maret 2010-Maret

    2014 yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan dalam laporan statistik

    bulanan perbankan syariah. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linear

    Berganda.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa KAP, BOPO, dan FDR secara simultan

    berpengaruh signifikan terhadap NOM. Secara parsial BOPO dan FDR berpengaruh

    signifikan terhadap NOM, sedangkan KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap

    NOM.

    Kata Kunci: NOM, KAP, BOPO, FDR, Rentabilitas, Kualitas Aset, Efisiensi,

    Likuiditas, Regresi Linear Berganda.

    Pembimbing: Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmaanirrahiim

    Alhamdulillah wa syukurillah. Segala puji penulis haturkan kepada Allah

    SWT karena atas ridho, rahmat, nikmat, karunia, dan hidayah-Nya penulis dapat

    menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul PENGARUH KAP, BOPO, DAN

    FDR TERHADAP NET OPERATING MARGIN (NOM) PERBANKAN SYARIAH

    PERIODE 2010-2014. Shalawat serta salam selalu dicurahkan kepada Baginda

    Nabi Besar Muhammad SAW sang pencerah yang membawa kita dari zaman

    kegelapan ke zaman yang terang benderang saat ini.

    Penyusunan skripsi ini bertujuan sebagai salah salah satu syarat dalam

    menyelesaikan program studi Muamalat Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan

    Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan yang

    mungkin perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan tema yang sama

    dan juga penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini penulis

    mendapatkan banyak bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari

    pihak lain.

    Pada kesempatan ini, penulis bermaksud untuk mengucapkan rasa terima

    kasih yang teramat sangat kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, baik

    yang tertulis maupun tidak tertulis dalam kesempatan kali ini.

  • vii

    1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

    Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH., dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA.,

    selaku ketua dan sekretaris program studi Muamalat (Ekonomi Islam) FSH UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Ibu Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah

    memberikan arahan, saran, ilmu, serta meluangkan waktunya hingga penulisan

    skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

    4. Bapak Dr. Alimin Mesra, M.Ag, selaku dosen penasihat akademik yang telah

    banyak memberikan bantuan dan masukan dalam banyak hal.

    5. Bapak Sofyan Rizal, SE, M.Si dan Bapak M. Nur Rianto Al Arif. SE, M.Si

    selaku dosen penguji Ujian Munaqasah.

    6. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

    telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah,

    semoga amal kebaikkan dan ilmu yang telah diberikan mendapat balasan di sisi

    Allah SWT.

    7. Seluruh Staf Karyawan TU, staf perpustakaan FSH dan Perpustakaan Utama,

    atas kemudahan dalam pembuatan surat dan juga peminjaman buku.

    8. Kepada Yang Tercinta Ayahandaku tersayang H. Sumarna dan Ibundaku

    Tersayang Hj. Sri Syamsi Ramadhani yang telah mencurahkan segalanya bagi

    penulis. Tiada kata yang dapat menggambarkan segala budi yang telah Mereka

  • viii

    lakukan demi keberhasilan penulis hanya doa yang tak kan pernah putus agar

    Mereka selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.

    9. Kepada Abang-Abangku tercinta Fiksi Wahyu Sumarna, ST. dan Rio Nur Azis,

    SE. yang telah memberikan semangat baik moril maupun materil kepada penulis

    sampai skripsi ini terselesaikan.

    10. Kepada Kakak-Kakak Iparku Fenty Kusludhiana, ST. dan Elwis Sumiati,

    S.ST. telah memberikan semangat baik moril maupun materil kepada penulis

    sampai skripsi ini terselesaikan, serta untuk Keluarga besar Didi Oding dan

    Keluarga besar Abdul Malik atas bantuan moril dan materil yang telah diberikan

    kepada penulis.

    11. Untuk sahabat-sahabatku Nimas, Fina, Annisa, Subhi, Herdian, Hasby, Afrizal

    alias Ucil Kibo, Ijal, Bayu, Anggit, Indra dan teman senasib sepenanggungan

    Amrina, Chea, Nida, Nima, Riri serta teman-teman sekelasku tercinta di PS-B

    angkatan 2011, teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah angkatan 2011

    atas dukungan dan doanya serta untuk kakak-kakak senior yaitu kak Eko

    Ardiyanto, Kak Puri Hukmi, Kak Citra, Kak Zahra yang telah membantu.

    12. Untuk teman-teman KKN P.E.A.R.L 2011 Fitri, Alfia, Laila, Aska, Ali, Wira,

    Micky, Yudho, Hendra, Ivan, Ka Fauzan atas dukungan dan doanya selama ini.

    Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca, guna

    penyempurnaan penulisan lainnya di masa mendatang.

    Jakarta, 14 Februari 2015

    Sherty Junita

  • ix

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAAN PANITIA PENGUJI ................................ ii

    LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................iii

    ABSTRAK ................................................................................................. iv

    KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

    DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

    DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah ................... 9

    C. Perumusan Masalah........................................................... 11

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 11

    E. Kerangka Teori .................................................................. 13

    F. Sistematika Penulisan ........................................................ 15

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Sistem Operasional Bank Syariah ..................................... 17

    B. Analisis Laporan Keuangan .............................................. 23

    C. Net Operating Margin ....................................................... 27

  • x

    D. Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ...................................... 30

    E. Beban Operasional Pendapatan Operasional .................... 34

    F. Financing to Deposit Ratio (FDR) .................................... 36

    G. Tinjauan Studi Terdahulu .................................................. 38

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 44

    B. Metode Pengumpulan Data ............................................... 45

    C. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 46

    D. Hipotesis ............................................................................ 52

    E. Metode Analisis................................................................. 53

    F. Kerangka Kerja ................................................................. 63

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian dan Analisis

    Deskriptif ........................................................................... 64

    B. Penemuan dan Pembahasan .............................................. 70

    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan........................................................................ 95

    B. Saran .................................................................................. 97

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 98

    LAMPIRAN PENELITIAN .................................................................. 102

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Perkembangan NIM Bank Konvensional dan NOM Bank Syariah 3

    Tabel 1.2 Perkembangan NOM, KAP, BOPO, dan FDR .............................. 7

    Tabel 2.1 Kriteria Penilaian NOM ................................................................. 30

    Tabel 2.2 Kriteria Penilaian KAP .................................................................. 32

    Tabel 2.3 Kriteria Penilaian BOPO ................................................................ 35

    Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 38

    Tabel 3.1 Penjelasan dan Operasional Variabel ............................................. 51

    Tabel 4.1 Perkembangan Jaringan Kantor Bank Umum Syariah .................. 65

    Tabel 4.2 Descriptive Statistic ....................................................................... 67

    Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................ 73

    Tabel 4.4 Uji Durbin Watson ......................................................................... 77

    Tabel 4.5 Koefisien Regresi ........................................................................... 79

    Tabel 4.6 Uji F ............................................................................................... 81

    Tabel 4.7 Uji t ................................................................................................ 83

    Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................................... 86

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Pembiayaan KAP,

    BOPO, dan FDR Terhadap NOM .................................................................. 13

    Gambar 2.1 Sistem Operasional Bank Syariah .............................................. 19

    Gambar 4.1 Normal P-P Plot ......................................................................... 71

    Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 75

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Data NOM, KAP, BOPO, FDR, .......................................... 103

    Lampiran 2 Uji Normalitas P-P Plot ........................................................ 105

    Lampiran 3 Uji Multikolinearitas............................................................. 106

    Lampiran 4 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 107

    Lampiran 5 Uji Autokorelasi ................................................................... 107

    Lampiran 6 Hasil Regresi dengan Metode OLS ...................................... 108

    Lampiran 7 Hasil Analisis Deskriptif ...................................................... 110

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Profitabilitas atau rentabilitas merupakan faktor utama yang selalu

    diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha. Ini dikarenakan harapan pertama

    kali yang diinginkan dalam setiap kegiatan adalah memperoleh keuntungan secara

    maksimal. Bank sebagai suatu badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan

    dana masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat1 juga tak luput

    memperhatikan setiap keuntungan yang didapat dari kegiatan operasionalnya.

    Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan tergantung pada

    kinerja bank syariah tersebut. Penilaian terhadap profitabilitas atau rentabilitas ini

    merupakan salah satu dari indikator penilaian kinerja keuangan suatu bank. Bank

    akan selalu mengoptimalkan kinerja keuangannya, khususnya pada profitabilitas

    atau rentabilitas.

    Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam

    menghasilkan laba. Penilaian terhadap faktor rentabilitas meliputi penilaian

    1 Menurut UU RI No.21 tahun 2008 pasal 1

  • 2

    terhadap komponen-komponen sebagai berikut:2 pertama, kemampuan

    dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi dan menutup

    resiko, serta tingkat efisiensi. Kedua, Diversifikasi pendapatan termasuk

    kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan diversifikasi

    penanaman dana serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan

    dan biaya.

    Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat dua model dalam

    mencari keuntungan, yaitu bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan

    berdasarkan prinsip syariah. Keuntungan utama bagi bank yang berdasarkan

    prinsip konvensional adalah berdasarkan bunga yang telah ditentukan,3 sedangkan

    keuntungan utama bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak mengenal

    bunga melainkan margin dan bagi hasil.

    Terkait dengan faktor rentabilitas ini, Bank Indonesia mengeluarkan surat

    edaran No.9/24/DPbS/2007 sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor

    9/1/PBI/2007 mengenai Net Operating Margin (NOM) sebagai rasio utama dalam

    penilaian rentabilitas suatu bank. Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang

    memakai Net Interest Margin (NIM) dikarenakan adanya unsur bunga.

    Net Operating Margin berasal dari selisih antara pendapatan penyaluran

    2 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta

    Press, 2013), h. 3 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012-Ed.Rev), h. 40.

  • 3

    dana setelah bagi hasil dengan beban operasional (disetahunkan) dibagi rata-rata

    Aktiva Produktif.4 Perbedaan Net Interest Margin (NIM) dengan Net Operating

    Margin yaitu NIM berasal dari suku bunga yang diterima dikurangi suku bunga

    yang dibayar dibagi rata-rata aset investasi. Boleh pula dikatakan bahwa NIM

    dihasilkan dari selisih antara suku bunga kredit dan suku bunga simpanan

    kemudian dibagi investasi. Suatu bank akan selalu mengusahakan supaya NIM

    atau NOM positif. NIM negatif akan menunjukkan bahwa biaya investasi lebih

    tinggi daripada hasilnya yang berarti merugi. Untuk itu, sudah barang tentu bank

    akan mengupayakan agar NIM positif dan tinggi. Hal ini akan menghasilkan buah

    manis berupa pendapatan yang berujung pada laba tinggi. Dengan demikian,

    semakin tinggi NIM akan semakin tinggi pula pendapatan bank.5

    Tabel 1.1

    Perkembangan NIM Bank Konvensional dan NOM Bank Syariah

    Rasio 2010 2011 2012 2013 2014

    NIM 5,35 % 5,42 % 5,17 % 4,42 % 4,23 %

    NOM 1,77 % 1,20 % 2,04 % 1,82 % 0,52 %

    Sumber: Data Statistik Perbankan Indonesia

    4 Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.03/2014 pada lampiran 1.3

    5 Menggagas Indikator Efisiensi, artikel diakses pada Senin, 7 oktober 2014 pukul 13.50

    WIB pada http://nasional.sindonews.com/read/719656/18/menggagas-indikator-efisiensi.

    http://nasional.sindonews.com/read/719656/18/menggagas-indikator-efisiensi

  • 4

    Pada tabel di atas terlihat perbedaan rentabilitas bank konvensional dengan

    rentabilitas bank syariah sangat berbeda jauh. Pada tahun 2014, perbedaan terlihat

    sangat signifikan dikarenakan NIM berada di level 4,23% sedangkan NOM berada

    di level 0,52% yang bahkan tidak mencapai level 1%. Ini mengartikan

    kemampuan bank syariah dalam menghasilkan laba dari aktiva produktifnya

    tertinggal jauh daripada bank konvensional. Demi mempertahankan stabilitas dari

    sistem perbankan syariah, seharusnya bank syariah dapat lebih meningkatkan

    rentabilitasnya, apabila rentabilitas bank syariah tidak dapat ditingkatkan maka ini

    akan menjadi kendala bagi kinerja bank syariah khususnya.

    Perhatian lebih harus diberikan terhadap NIM dan khususnya terhadap

    NOM perbankan syariah. Ini dikarenakan disatu sisi NIM atau margin bank yang

    besar bagus untuk pertumbuhan perbankan, bank mendapatkan tambahan modal

    tetapi disisi lain margin bank yang tinggi membebani para debitur yang harus

    membayar beban pinjaman yang tinggi. Bank berdalih mereka memerlukan

    margin bank yang tinggi untuk melindungi mereka dari risiko perbankan. Bank

    juga membutuhkan tambahan modal untuk mengekspansi usahanya mengingat

    potensi nasabah di Indonesia masih cukup tinggi.6

    Apabila hal tersebut dikaitkan terhadap NOM perbankan syariah maka

    NOM harus dijaga kestabilannya, hal ini didasarkan pada cangkupan sektor

    6 Mufti Nur Cahyo, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.7.

  • 5

    pembiayaan bank syariah baik untuk penggunaan modal kerja, investasi maupun

    konsumsi. Apabila NOM terlalu rendah, maka akan menurunkan tingkat

    rentabilitas suatu bank dan akhirnya keuntungan yang diperoleh akan semakin

    kecil khususnya keuntungan yang bersumber pada operasional bank tersebut.

    Hal ini menjadi penting karena pada Laporan Perkembangan Perbankan

    Syariah tahun 2013 menyatakan bahwa pembiayaan merupakan pilihan utama

    penempatan dana perbankan syariah dibandingkan penempatan lainnya seperti

    penempatan pada bank lain ataupun surat-surat berharga. Pada akhir 2013

    pembiayaan BUS dan UUS tercatat sebesar Rp188,6 triliun, sementara dana pihak

    ketiga yang dihimpun mencapai Rp187,2 triliun, sehingga financing to deposit

    ratio perbankan syariah tetap relatif tinggi. Pada kelompok BUS misalnya,

    financing to deposit ratio tercatat sebesar 95,9% pada akhir periode laporan.

    Dengan peningkatan KAP menjadi sebesar 96,96%. Hal yang sama juga terjadi

    dengan BOPO yang masih dalam kisaran 80% yang seharusnya masih dapat

    ditekan lagi. Keadaan ini membuat rentabilitas Bank Syariah menarik untuk

    diteliti.

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan NIM pada

    perbankan konvensional yaitu faktor persaingan bank, faktor resiko kredit

    (likuiditas), faktor biaya operasional (efisiensi), dan faktor volume kredit serta

  • 6

    deposito (penilaian kualitas aset produktif).7 Rasio KAP merupakan rasio utama

    yang digunakan dalam penilaian kualitas aset produktif. Penilaian kualitas aset

    bank termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiyaan (credit risk) yang

    akan muncul. Rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) merupakan salah satu dari

    rasio likuiditas yang analog dengan LDR (Loan to Deposit Ratio). Rasio ini,

    berpengaruh positif pada tingkat profitabilitas, karena semakin tinggi rasio ini,

    maka tingkat likuiditas semakin kecil yang berdampak pada semakin

    meningkatnya profitabilitas atau rentabilitas bank. Hal ini karena jumlah dana

    yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak.8

    Peningkatan profitabilitas atau rentabilitas bank memberikan ukuran yang

    baik dalam tingkat efektivitas manajemen khususnya efektivitas dalam

    pengelolaan biaya operasional. Rasio BOPO merupakan salah satu rasio yang

    biasa digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang dilakukan bank. Semakin

    efisiensi suatu bank menandakan bank menggunakan biaya yang kecil untuk

    memperoleh pendapatan yang optimal.

    7Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal

    Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011). 8 Teguh Pudjo Muljono, Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan (Yogyakarta :

    BPFE, 1996), h. 66

  • 7

    Tabel 1.2

    Perkembangan NOM, KAP, BOPO, dan FDR

    Rasio 2010 2011 2012 2013 2014

    NOM 1,77 % 1,20 % 2,04 % 1,82 % 0,52 %

    KAP 96,84% 94,38% 97,34% 96,96% 95,22%

    BOPO 82,38% 81,65% 76,35% 82,16% 96,97%

    FDR 87,6% 91,41% 120,65% 95,87% 98,11%

    Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah

    Berdasarkan Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa rasio NOM Bank Umum Syariah

    berfluktuasi dari tahun ke tahun. NOM Bank Umum Syariah mengalami

    penurunan yang cukup signifikan dan mencapai angka 0,52% di tahun 2014

    menunjukkan bahwa rentabilitas Bank Umum Syariah menurun dan tergolong

    sangat rendah (NOM < 1%) menurut standar penilaian Bank Indonesia.

    Nilai KAP yang dilihat dari Tabel 1.2 di atas mengalami kenaikan di tahun

    2012 dengan nilai KAP sebesar 97,34% dan mengalami penurunan terendah di

    tahun 2014 dengan nilai KAP sebesar 95,22%. Namun NOM Bank Umum

    Syariah mengalami hal yang sama, dimana seharusnya berdasarkan teori semakin

    tinggi rasio ini mencerminkan kualitas aktiva produktif buruk sehingga menuntut

  • 8

    Bank untuk menyediakan PPAP semakin besar, sehingga akan menurunkan

    pendapatan marjin bank semakin kecil (NOM menurun).9

    Berdasarkan Tabel 1.2, tahun 2011 rasio BOPO mengalami penurunan

    dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 82,38% menjadi sebesar 81,65%. Hal ini

    mengartikan efisiensi bank umum syariah meningkat dari tahun sebelumnya.

    Namun tingkat rentabilitas yang diperlihatkan dari rasio NOM Bank Umum

    Syariah pada tahun yang sama mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu

    dari 1,77% menjadi sebesar 1,20%. Fakta ini bertentangan dengan teori bahwa

    ketika nilai BOPO menurun dapat dikatakan kinerja bank meningkat. Semakin

    kecil nilai BOPO semakin bagus efisiensi sebuah bank dan akan membuat

    rentabilitas bank semakin meningkat.10

    Namun berbeda dengan rasio FDR Bank Umum Syariah yang mengalami

    peningkatan pada tahun 2011 dan 2014 sebesar 91,41% dan 98,11%, dimana pada

    tahun yang sama Rentabilitas Bank Umum Syariah mengalami penurunan sebesar

    1,20% dan 0,52%. Fakta ini bertentangan dengan teori bahwa ketika dalam

    kondisi risk averse, makin tinggi resiko yang dihadapi oleh bank, maka

    kompensasi marjin terhadap resiko tersebut juga akan semakin besar, begitu juga

    9 Romdayanah, Pengaruh Faktor Permodalan, Kualitas Aset, dan Likuiditas terhadap

    Profitabilitas Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2011), h.67.

    10 Mufti Nur Cahyo, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum

    Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.45.

  • 9

    dengan kondisi sebaliknya.11

    Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas dan mengingat pentingnya

    mengetahui faktor penentu NOM perbankan syariah dalam peningkatan

    rentabilitas Perbankan Syariah serta masih sedikitnya penelitian di bidang

    perbankan syariah khususnya NOM, maka pada kesempatan kali ini penulis

    tertarik membahas tentang Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net

    Operating Margin Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014.

    B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

    Penelitian tentang profitabilitas atau rentabilitas bank sangat penting sebagai

    salah satu tujuan utama dalam setiap melakukan kegiatan usaha khususnya

    perbankan syariah. Penelitian ini akan meneliti tentang tingkat efisiensi dengan

    mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

    1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi NOM perbankan syariah di

    Indonesia ?

    2. Bagaimana keadaan tingkat kinerja perbankan syariah ketika NOM Perbankan

    Syariah dalam keadaan rendah ?

    3. Apa saja faktor-faktor yang membuat NIM perbankan konvensional lebih

    tinggi dibandingkan NOM Perbankan Syariah di Indonesia ?

    11

    Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).

  • 10

    Permasalahan tingkat rentabilitas (NOM) perbankan di Indonesia sangat

    beragam dan kompleks dalam pemecahannya, maka sesuai dengan judul di atas.

    Dalam pembahasan substansi dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi NOM

    Perbankan Syariah di Indonesia. Penulis juga membatasi penelitian dengan hanya

    menggunakan data tiga variabel sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi NOM

    perbankan syariah di Indonesia, yaitu rasio KAP, BOPO, dan FDR diambil dari

    Publikasi Laporan Statistik Perbankan Indonesia yang dikeluarkan Otoritas Jasa

    Keuangan (OJK) yang bisa diakses melalui www.bi.go.id atau www.ojk.go.id. Data

    Net Operating Margin juga dilihat dari Publikasi Laporan Statistik Perbankan

    Indonesia yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dikarenakan keterbatasan

    data UUS yang dipublikasikan dan agar lebih fokus juga spesifik dalam penelitian ini

    penulis akan meneliti sebatas faktor-faktor yang mempengaruhi NOM perbankan

    syariah di Indonesia dalam rentang waktu Maret 2010 Maret 2014 yang dilihat dari

    rasio KAP, BOPO, dan FDR perbankan syariah (hanya dilihat dari BUS yang ada di

    Indonesia). Alasan penggunaan data BUS yang ada di Indonesia dalam mewakili

    NOM perbankan syariah di Indonesia karena aset gabungan BUS mencapai 75% dari

    total aset perbankan syariah, pembiayaan gabungan BUS mencapai 74% dari total

    pembiayaan perbankan syariah dan kinerja BUS dalam bentuk rasio seperti KAP,

    BOPO, dan FDR lebih baik dan stabil dibandingkan UUS.

    http://www.bi.go.id/http://www.ojk.go.id/

  • 11

    C. Perumusan Masalah

    Melalui pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah penulisan

    skripsi ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh variabel KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh terhadap

    Net Operating Margin (NOM) pada perbankan syariah secara simultan?

    2. Bagaimana pengaruh variabel KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh terhadap

    Net Operating Margin (NOM) pada perbankan syariah secara parsial?

    D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

    a. Untuk menganalisis pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap

    Net Operating Margin (NOM) perbankan syariah secara simultan.

    b. Untuk menganalisis pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap

    NOM pada perbankan syariah secara parsial.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Akademisi

    Gagasan, Pemahaman, Pemikiran, Literatur, dan hasil dari penelitian

    ini agar dapat menambah rujukan untuk referensi pembaca yang

  • 12

    ingin melakukan penelitian mengenai judul yang terkait dalam

    mempelajari dan memahami tentang tingkat profitabilitas perbankan

    syariah yang dilihat dari rasio Net Operating Margin.

    b. Praktisi

    Hasil ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi

    Perbankan Syariah (Bank Umum Syariah) di Indonesia dalam

    proses peningkatan kinerja dari aspek keuangan dalam

    memaksimalkan profitabilitas/rentabilitas bank secara maksimal

    yang diproxykan oleh Net Operating Margin (NOM) dan

    diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil

    kebijakan dalam menentukkan tingkat NOM yang ideal bagi

    perbankan Syariah. Dan juga hasil penelitian ini dapat dijadikan

    rujukan untuk menerbitkan regulasi yang bertujuan memaksimalkan

    dan mengoptimalkan Net Operating Margin perbankan syariah di

    Indonesia bagi regulator perbankan (Bank Indonesia).

    c. Peneliti

    Bagi peneliti sendiri, diharapkan penelitian ini dapat menjadi

    pemacu semangat atau motivator untuk terus belajar dan memperluas

    wawasan tentang tingkat pendapatan marjin perbankan syariah yang

    dilihat dari rasio Net Operating Margin.

  • 13

    D. Kerangka Teori

    Gambar 1.1

    Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Pembiayaan KAP, BOPO, dan FDR

    Terhadap NOM

    Rentabilitas/Profitabilitas pada bank syariah merupakan faktor yang sangat

    penting bagi keberlangsungan kegiatan operasi bank syariah. NOM merupakan

    rasio utama yang digunakan sebagai penilaian Rentabilitas suatu bank syariah.

    NOM dianalogkan dengan NIM dimana NIM digunakan sebagai rasio utama yang

    digunakan sebagai penilaian Rentabilitas suatu bank konvensional.

    Disimpulkan dari studi Ho dan Saunder (1981) dan disesuaikan oleh

    Maudos dan guevera (2004) mengenai analisa net interest margin terdapat model

    perbankan sebagai lembaga intermediasi antara penerima dana dan penyalur dana,

    yang berdasarkan model tersebut terdapat enam faktor yang mempengaruhi NIM,

    KAP

    BOPO

    FDR

    NOM

    H1 -

    H2 -

    H3 +

  • 14

    faktor persaingan bank, faktor resiko kredit (likuiditas), faktor biaya operasional

    (efisiensi), dan faktor volume kredit serta deposito (penilaian kualitas aset).12

    Dimana faktor-faktor tersebut diproxykan dengan beberapa rasio terkait

    seperti KAP, BOPO dan FDR terhadap NOM bank syariah. Kualitas Aktiva

    Produktif (KAP) sebagai rasio dalam penilaian kualitas asset yang sangat berguna

    untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat mengelola aktiva yang dimilikinya

    dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan pendapatan atau keuntungan

    semaksimal mungkin. Semakin tinggi rasio ini mencerminkan kualitas aktiva

    produktif buruk yang memungkinkan bank dalam kondisis bermasalah makin

    besar.

    Penilaian kualitas asset dimaksudkan untuk menilai kondisi suatu bank

    dalam menghadapi resiko kredit dimana dalam resiko kredit di proxy kan oleh

    rasio FDR.13

    Semakin tinggi rasio ini akan meningkatkan NIM suatu bank.

    Apabila perbankan diasumsikan memiliki sikap risk averse maka dalam kondisi

    risk averse, makin tinggi resiko yang dihadapi oleh bank akan berdampak pada

    peningkatan kompensasi marjin terhadap resiko tersebut.14

    12

    Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).

    13 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN

    Jakarta Press, 2013), h.95-96. 14

    Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal

    Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).

  • 15

    Tingkat kinerja, efisiensi dan kesehatan bank merupakan faktor

    pendukung untuk meningkatkan pendapatan suatu bank. BOPO seringkali

    menjadi rasio utama dalam melihat efisiensi operasional suatu bank. Makin

    tinggi biaya operasional, makin tinggi tingkat net interest margin yang harus

    ditetapkan oleh bank. Apabila bank dapat meningkatkan efisiensi

    operasionalnya, maka spread atau marjin dapat juga ditekan atau dikurangi.15

    Apabila efisiensi bisa ditingkatkan maka akan memberikan dampak pada

    tingkat keuntungan suatu bank.

    E. Sistematika Penulisan

    Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah mengacu pada

    Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta 2011-2012.

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi

    masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

    penelitian, kerangka teori, dan sistematika penulisan.

    15

    Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal

    Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011).

  • 16

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini akan disajikan teori terkait Sistem Operasional

    Bank Syariah, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, Net

    Operating Margin, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Beban

    Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit

    Ratio (FDR), dan Tinjauan Kajian Terdahulu.

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

    Mengenai Ruang Ligkup Penelitian, Metode Pengumpulan

    Data, Operasional Variabel Penelitian, Hipotesis, Metode Analisis, dan

    Kerangka Kerja.

    BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Mengenai Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian tentang

    Perbankan Syariah (BUS) di Indonesia dan Analisis deskriptif, serta

    Penemuan dan Pembahasan yang menjelaskan Interpretasi Penelitian.

    BAB V : PENUTUP

    Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari

    rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.

  • 17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Sistem Operasional Bank Syariah

    Dalam beberapa literature perbankan syariah, bank syariah dengan beragam

    skema transaksi yang dimiliki dalam skema non-riba memiliki setidaknya empat

    fungsi, yaitu:1

    1. Fungsi Manajer Investasi, fungsi ini dapat dilihat pada segi penghimpunan

    dana oleh bank syariah, khususnya dana mudharabah. Dengan fungsi ini,

    bank syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana

    (shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada

    penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun dapat

    menghasilkan keuntungan yang akan dibagi hasilkan antara bank syariah

    dan pemilik dana. Makin besar pendapatan bank yang dibagi hasilkan,

    makin besar pula imbalan yang akan diberikan kepada pemilik dana yang

    memercayakan uangnya dikelola oleh bank syariah. Sebaliknya, makin kecil

    pendapatan bank yang dapat dibagi hasilkan, makin kecil pula imbalan yang

    akan diberikan kepada pemilik dana.

    1 Rizal Yaya, dkk., Akuntansi Perbankan Syariah (Teori dan Praktik Kontemporer), (Jakarta:

    Salemba Empat, 2013), h. 55

  • 18

    2. Fungsi Investor, dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai

    investor (pemilik dana). Sebagai investor, penanaman dana yang dilakukan

    oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang produktif dengan

    resiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan syariah.

    3. Fungsi sosial, merupakan sesuatu yang melekat pada bank syariah.

    Setidaknya ada dua instrument yang digunakan oleh bank syariah dalam

    menjalankan fungsi sosialnya, yaitu instrument Zakat, Infak, Sadaqah,

    Wakaf (ZISWAF) dan instrument qardhul hasan.

    4. Fungsi jasa keuangan, layanan yang diberikan tidaklah jauh berbeda dengan

    bank konvensional namun mekanisme dalam hal mendapatkan keuntungan

    sesuai dengan prinsip syariah seperti melalui upah (fee).

  • 19

    3. Menerima

    pendapatan; Bagi

    hasil, margin, fee

    4. menyalurkan pendapatan;

    Bagi hasil/bonus

    I. Sistem operasional Bank Syariah dan Manajemen Penetapan Harga Bank

    Syariah

    Gambar 2.1

    Sistem Operasional Bank Syariah

    Sistem operasional bank syariah dapat disimpulkan terdiri atas sistem

    penghimpunan, sistem penyaluran dana yang dihimpun, dan sistem penyediaan

    jasa keuangan. Jika dibandingkan dengan antara sistem operasional bank

    syariah dengan bank konvensional, perbedaannya terletak pada mekanisme

    Nasabah

    pemilik dan

    penitip dana 1.Penghimpunan

    dana

    Bank Syariah

    Sebagai pengelola

    dana/penerima

    dana

    Sebagai pemilik

    dana/penjual/pe

    mberi sewa

    Sebagai penyedia

    jasa keuangan

    2.Penyaluran

    dana

    5.Penyediaan

    jasa

    Nasabah

    mitra,

    pengelola

    investasi,

    pembeli,

    penyewa

    Instrumen

    penyaluran

    dana lain yang

    dibolehkan

    Jasa Administrasi

    tabungan, ATM,

    transfer, kliring,

    LC, Bank Garansi,

    Transaksi Valuta

    asing, dsb.

  • 20

    perolehan keuntungan pada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan

    penghimpunan dan penyaluran dana bank.

    Pada bank syariah langkah untuk memperolehan keuntungan yang

    maksimal salah satunya dengan cara menetapkan tingkat keuntungan dan

    nisbah bagi hasil yang ideal (bank syariah mampu memberikan bagi hasil

    kepada dana pihak ketiga minimal sama dengan, atau lebih besar, daripada

    suku bunga yang berlaku di bank konvensional serta menerapkan marjin

    keuntungan yang lebih rendah daripada suku bunga kredit bank konvensional).

    Ini dikarenakan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh bank, semakin

    tinggi pula bagi hasil yang diberikan bank kepada dana pihak ketiga. Terdapat

    dua jenis penetapan harga pada bank syariah, yaitu:2

    Penetepan Marjin Keuntungan, bank syariah menerapkan marjin

    keuntungan terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis

    Natural Certainty Contracts (NCC), yakni akad bisnis yang

    memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount)

    maupun waktu (timing), seperti pembiayaan murabahah, ijarah,

    ijarah muntahia bit tamlik, salam, dan istishna.

    Penetapan Nisbah Bagi Hasil, bank syariah menerapkan Nisbah

    Bagi Hasil terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis

    Natural Uncertainty Contracts (NUC), yakni akad bisnis yang tidak

    2 Adiwarman Karim, Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan), (Jakarta: Rajawali

    Pers,2011), h. 279.

  • 21

    memberikan kepastian pendapatan (return), baik dari segi jumlah

    (amount) maupun waktu (timing), seperti mudharabah dan

    musyarakah.

    II. Manajemen dana bank3

    Sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari

    masyarakat. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya

    yang ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana harus dilakukan

    secara tepat. Jika tujuan perolehan dana untuk kegiatan sehari-hari, jelas

    berbeda sumbernya, dengan jika bank hendak melakukan investasi baru atau

    untuk melakukan perluasan suatu usaha. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama

    bank diperoleh dalam berbagai simpanan, sedangkan jika kebutuhan dana

    digunakan untuk investasi baru atau perluasan usaha, maka diperoleh dari

    modal sendiri.

    Secara garis besar sumber dana bank dapat diperoleh dari: bank itu

    sendiri, masyarakat luas dan lembaga lainnya. Yang paling penting bagi bank

    adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana yang tersedia. Bagi

    bank pengelolaan sumber dana dari masyarakat luas, terutama dalam bentuk

    simpanan giro, tabungan, dan deposito adalah sangat penting. Dalam

    pengelolaan sumber dana dimulai dari perencanaan akan kebutuhan dana,

    kemudian pelaksanaan pencairan dana yang tersedia. Pengelolaan sumber dana

    ini kita kenal dengan nama manajemen Dana Bank (suatu kegiatan

    3 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 51

  • 22

    perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dana yang

    ada di masyarakat).

    Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana

    bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, baik aktiva yang memberikan hasil

    (income) maupun aktiva yang tidak memberikan hasil. Dengan kata lain,

    terdapat perbedaan antara aktiva yang memberikan hasil (aktiva produktif atau

    earning asset) dan aktiva yang tidak memberikan hasil (aktiva tidak produktif

    atau nonearning assets).

    Penanaman dana pada aktiva produktif (earning assets)4, aktiva produktif

    atau earning assets adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang

    dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan

    fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber

    pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya

    operasional bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja, dan biaya

    operasional lainnya. Komponen aktiva produktif terdiri atas: kredit yang

    diberikan, penempatan dana pada bank lain, surat-surat berharga, dan

    penyertaan modal.

    Penanaman dana dalam aktiva tidak produktif, alokasi dana dalam aktiva

    tidak produktif atau nonearning assets adalah penanaman dana bank ke dalam

    aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk

    aktiva tidak produktif ini terdiri atas: cash asset (aktiva yang dapat

    4 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia. 2009), h.61-63

  • 23

    dipergunakan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank, seperti:

    kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan warkat dalam

    proses penagihan) dan aktiva tetap serta inventaris (berbentuk tanah, gedung

    kantor, peralatan kantor, peralatan promosi, dan lain-lain.

    B. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah

    Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara

    keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang

    sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga

    menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan

    membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada

    serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. Laporan keuangan di samping

    menggambarkan kondisi keuangan suatu bank juga menilai kinerja manajemen

    bank yang bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan

    apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah

    digariskan oleh perusahaan.5

    Dalam praktiknya, jenis-jenis laporan keuangan bank yang dimaksud adalah

    sebagai berikut:6

    1. Neraca, merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada

    tanggal tertentu. Posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva

    5 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 280-281.

    6 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 284.

  • 24

    (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank. Penyusunan komponen

    di dalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.

    2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi, Laporan komitmen merupakan suatu

    ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara

    sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama

    dipenuhi. Sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban

    bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak

    terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

    3. Laporan laba rugi, merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan

    hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar

    jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan

    jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.

    4. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang

    berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun

    tidak langsung terhadap kas.

    5. Catatan atas Laporan Keuangan, merupakan laporan yang berisi catatan

    tersendiri mengenai Posisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang dan

    aktivitas lainnya.

    6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi, Laporan Gabungan

    merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan,

  • 25

    baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan laporan

    konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak

    perusahaannya.

    Sedangkan dalam perbankan syariah, komponen-komponen Laporan Keuangan

    yang dipaparkan dalam PAPSI 2013, yaitu:

    1. Laporan Posisi Keuangan

    2. Laporan Laba Rugi Komprehensif

    3. Laporan Perubahan Ekuitas

    4. Laporan Arus Kas

    5. Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil

    6. Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat

    7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, dan

    8. Catatan Atas Laporan Keuangan.

    Analisis laporan keuangan adalah untuk mendapatkan gambaran kondisi

    keuangan perusahaan sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan

    perusahaan di masa yang akan datang. Menurut Harahap (2006; 190), menyatakan

    bahwa: Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih

    kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna

  • 26

    antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-

    kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang

    sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Tujuan analisis

    laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada para pemakai laporan

    keuangan dengan berbagai teknik dan metode yang berguna untuk menilai kinerja,

    keputusan investasi dan memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan

    datang.7 Menurut Harahap terdapat beberapa teknik laporan keuangan sebagai

    berikut:8

    1. Perbandingan Laporan Keuangan

    2. Seri Trend atau Angka Indeks

    3. Laporan Keuangan Common Size (Bentuk Awam)

    4. Analisis Rasio

    5. Analisis Khusus; berupa Ramalan Kas, Analisis Perubahan Posisi Keuangan,

    Laporan Variasi Gross Margin, Analisis Break Even, Analisis Dupont.

    Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan satu teknik analisis laporan

    keuangan yaitu dengan Analisis Rasio. Rasio laporan keuangan adalah

    7 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta

    Press, 2013), h.56 8 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta

    Press, 2013), h.63

  • 27

    perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan

    signifikan (berarti). Analisis rasio pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara:9

    a. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu.

    b. Membandingkan rasio-rasio ini dengan perusahaan yang sejenis.

    Dari dasar inilah, variabel-variabel Dependen dan Independen dalam

    penelitian ini menggunakan beberapa rasio yang ada di dalam laporan keuangan

    bank syariah sebagai proxy dari beberapa faktor kinerja bank untuk memudahkan

    peneliti dalam melakukan analisis, yaitu diantaranya:

    C. Net Operating Margin (NOM)

    I. Rentabilitas Bank Syariah

    Rentabilitas merupakan kemampuan suatu bank untuk menghasilkan

    laba. Terdapat beberapa Rasio sebagai penilaian kuantitatif faktor

    rentabilitas, diantaranya sebagai berikut:10

    Satu Rasio Utama: Net Operating Margin (NOM)

    Lima Rasio Penunjang: Return on Assets (ROA), Rasio Efisiensi

    kegiatan Operasional (REO), rasio aktiva yang dapat menghasilkan

    9 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta

    Press, 2013), h.65. 10

    Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbs tahun 2007

  • 28

    Pendapatan, Diversifikasi pendapatan, Proyeksi Pendapatan Bersih

    Operasional Utama (PPBO).

    Rasio Pengamatan: Net structural operating margin, Return on

    equity (ROE), Komposisi penempatan dana pada surat

    berharga/pasar keuangan, Disparitas imbal jasa tertinggi dengan

    terendah, Pelaksanaan fungsi edukasi, Pelaksaan Fungsi Sosial,

    Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan return/bagi hasil

    yang diberikan oleh bank syariah, Rasio Bagi hasil dana investasi,

    dan Penyaluran dana yang diwrite-off dibandingkan biaya

    operasional.

    II. Pengertian Net Operating Margin (NOM)

    Net Operating Margin merupakan rasio utama Rentabilitas pada bank

    syariah untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan

    laba.11

    Net Operating Margin juga dapat diartikan rasio rentabilitas untuk

    mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui

    perbandingan pendapatan operasional dan beban operasional dengan rata-rata

    aktiva produktif.12

    11

    Bank Indonesia, Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian Tingkat

    Kesehatan Bank(Jakarta: Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, 2012), h. 183. 12

    Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta

    Press, 2013), h.101

  • 29

    Net Operating Margin dapat dilihat dari dua perspektif. Jika dilihat dari

    perspektif pertama yaitu dari sisi sifat kompetitif bank dan sisi rentabilitas,

    margin yang kecil mengindikasikan sistem perbankan yang kompetitif

    dengan biaya intermediasi yang rendah, namun disisi rentabilitas margin yang

    tinggi menggambarkan stabilitas dari sistem perbankan ini dilatarbelakangi

    bank yang dapat menambahkan margin yang tinggi ke dalam rentabilitas dan

    modal sehingga dapat melindungi dari resiko. Namun jika dilihat dari

    perspektif kedua yaitu dari sifat efisiensi bank, margin yang lebih tinggi

    biasanya mengindikasikan rendahnya efisiensi sektor perbankan, ditandai

    dengan biaya yang tinggi karena ketidakefisienan perbankan dengan

    rendahnya investasi dan rendahnya aktivitas ekonomi. Tingginya margin juga

    dapat mengindikasikan tingginya risiko karena kebijakan yang tidak tepat

    dari sektor perbankan.13

    II. Rumus Perhitungan Net Operating Margin (NOM)

    Rumus menghitung NOM sebagai berikut:14

    NOM = ( )

    Sumber: sesuai SE No.9/24/DPbs/2007

    13

    Mufti Nur Cahyo, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum

    Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.26 14

    Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta

    Press, 2013), h.101

  • 30

    Tabel 2.1

    Kriteria penilaian NOM

    Kriteria Keterangan

    Peringkat 1: NOM > 3% Tinggi

    Peringkat 2: 2% < NOM 3% Cukup Tinggi

    Peringkat 3: 1,5% < NOM 2% Rendah

    Peringkat 4: 1% < NOM 1,5% Cukup Rendah

    Peringkat 5: NOM 1% Sangat Rendah

    Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012.

    D. Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

    I. Pengertian KAP

    Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) sebagai rasio dalam penilaian

    kualitas aset sangat berguna untuk mengetahui bagaimana pihak bank dapat

    mengelola aktiva yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya sehingga dapat

    menghasilkan pendapatan atau keuntungan semaksimal mungkin.15

    Penilaian

    kualitas aset ini juga bertujuan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk

    15

    Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96

  • 31

    antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan

    muncul.16

    II. Rumus Perhitungan KAP

    Rumus perhitungan KAP yaitu:17

    KAP = ( )

    Sumber: sesuai SE No.9/24/DPbs/2007

    Keterangan:

    APYD adalah Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan adalah

    aktiva produktif yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak

    memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya

    ditetapkan sebagai berikut:

    25% dari aktiva produktif yang digolongkan Dalam

    Perhatian Khusus.

    50% dari aktiva produktif yang digolongkan Kurang

    Lancar.

    16

    Surat Edaran Bank Indonesia nomor 9/24/DpBs/2007 17

    Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96

  • 32

    75% dari aktiva produktif yang digolongkan

    Diragukan.

    100% dari aktiva produktif yang digolongkan Macet.

    Aktiva Produktif adalah Penanaman bank dalam bentuk

    pembiayaan, surat berharga, penyertaan dan penanaman lainnya yang

    dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan bagi bank.

    Tabel 2.2

    Kriteria penilaian KAP

    Kriteria Keterangan

    Peringkat 1: KAP > 0,99 Tinggi

    Peringkat 2: 0,96 < KAP 0,99 Cukup Tinggi

    Peringkat 3: 0,93 < KAP 0,96 Rendah

    Peringkat 4: 0,90 < KAP 0,93 Cukup Rendah

    Peringkat 5: KAP 0,90 Sangat Rendah

    Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012

    III. Manajemen Aset dan Liabilitas

    Assets and Liability Management pada dasarnya adalah merupakan

    suatu proses planning, organizing, actuating dan controlling untuk

    mendapatkan penetapan kebijaksanaan di bidang pengelolaan: permodalan

  • 33

    (equity), pemupukan dana (funding) dan penggunaan dana (lending) yang

    satu sama lain saling terkait dalam mencapai tingkat laba yang optimal

    dengan tingkat risiko yang telah diperhitungkan. Tujuan Assets And Liability

    Management, diantaranya: 18

    1) Pertumbuhan bank yang wajar

    2) Pendapatan atau laba yang maksimal

    3) Menjaga likuiditas yang memadai

    4) Membentuk cadangan-cadangan untuk berjaga-jaga

    5) Memelihara atau menjaga dana masyarakat

    6) Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pembiayaan.

    Fokus manajemen aset dan liabilitas adalah mengkoordinasikan

    portofolio aset atau liabilitas bank guna memaksimalkan profit bagi bank dan

    hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang

    dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas dan prinsip kehati-hatian. Hasil

    Akhir dari manajemen aset/liabilitas akan bermuara kepada kemampuan

    untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal, trend pendapatan

    yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya, serta kualitas dan

    komposisi pendapatan bersih (net income) yang semakin baik. Manajemen

    aset atau liabilitas bank syariah lebih banyak bertumpu pada kualitas aset dan

    18

    Edy Setiadi, Asset and Liability Management (ALMA).

  • 34

    hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya

    bagi nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut.19

    E. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

    I. Pengertian BOPO

    Menurut Sidabalok dan Viverita, BOPO yang bagus dicerminkan dari

    kemampuan untuk mengelola profitabilitas aktivanya dengan biaya lebih

    rendah. Variabel ini diharapkan memiliki hubungan positif dengan margin

    bank. Ini berarti semakin tinggi BOPO bank semakin tinggi bank menetapkan

    marginnya. Rendahnya BOPO mencerminkan kualitas manajemen yang

    tinggi pada bank. Semakin rendah rasio ini semakin bagus karena bank

    menghasilkan banyak pendapatan operasional dari pengelolaan aktivanya

    dengan biaya operasional yang rendah.Variabel ini dihitung dengan rasio

    antara biaya operasional dibagi pendapatan operasional.20

    Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

    dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.21

    Semakin

    rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank

    19

    Muhammad SyafiI Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: GEMA

    INSANI,2009), h. 177. 20

    Mufti Nur Cahyo, Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2013), h.33

    21 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, cetakan Kedua,

    2009), h. 119-120.

  • 35

    tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di

    perusahaan.22

    II. Rumus Perhitungan BOPO

    Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

    BOPO = ( )

    Sumber: sesuai SE No.6/23/DPNP/2004

    Biaya operasional yang digunakan dalam rumus di atas adalah beban

    operasional termasuk kekurangan PPAP. Dan pendapatan operasional yang

    digunakan adalah pendapatan operasional setelah bagi hasil.23

    Tabel 2.3

    Kriteria penilaian BOPO

    Kriteria Keterangan

    Peringkat 1: BOPO 83% Rendah

    Peringkat 2: 83% < BOPO 85% Cukup Rendah

    Peringkat 3: 85% < BOPO 87% Rendah

    Peringkat 4: 87% < BOPO 89% Cukup Tinggi

    Peringkat 5: BOPO > 90% Tinggi

    Sumber: Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan BI,2012

    22

    Muhammad Fazlur Rachmad, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS PT. Bank X

    Menggunakan Rasio Keuangan, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta,

    2009), h.45. 23

    Bank Indonesia, Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.

  • 36

    F. Financing to Deposit Ratio (FDR)

    I. Pengertian FDR

    Dalam kamus Bank Indonesia, FDR merupakan rasio pembiayaan

    terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. FDR sering

    dianalogkan dengan LDR, rasio yang digunakan Bank Konvensional. Loan to

    Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah

    kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan

    modal sendiri yang digunakan.24

    Begitu juga FDR sebagai rasio Likuiditas

    Bank Syariah dapat mengukur komposisi jumlah pembiayan yang diberikan

    dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga dan modal sendiri yang

    digunakan. Maksimal FDR yang diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah

    sebesar 110%. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan

    likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam

    kondisi bermasalah akan semakin besar.25

    II. Rumus Perhitungan FDR

    FDR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:26

    FDR =

    24

    Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers,2012-Ed.Rev), h. 319. 25

    Rr. Tini Anggraeni, Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Syariah. 26

    Suryani, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas Perbankan

    Syariah di Indonesia, Walisongo, Volume 19, Nomor 1 (Mei 2011): h. 60.

  • 37

    III. Likuiditas Bank Syariah27

    Likuiditas secara luas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk

    memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang

    sesuai. Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis

    sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, memuaskan

    permintaan nasabah terhadap pinjaman, dan memberikan fleksibilitas dalam

    meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan. Likuiditas

    yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga mengganggu

    kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena

    akan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkat

    profitabilitas atau rentabilitas.

    Kemudahan yang diberikan pihak bank dalam memberikan pinjaman

    atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan

    kelebihan likuiditas merupakan penyebab utama terjadinya risiko kredit.

    Risiko kredit muncul jika bank tidak memperoleh kembali cicilan pokok dari

    pinjaman dan bagi hasil dari investasi yang sedang dilakukannya.

    Peningkatan resiko ini akan berdampak pada pengurangan pendapatan,

    sehingga bank mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban membayar

    utang-utangnya. Hal ini semakin berat ketika bank akan mengeksekusi kredit

    27

    Muhammad SyafiI Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: GEMA

    INSANI,2009), h. 178.

  • 38

    macetnya, bank tidak akan memperoleh hasil yang memadai karena jaminan

    yang ada tidak sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan.

    H. Tinjauan Studi Terdahulu

    Dilatar belakangi oleh jarangnya penelitian terdahulu terkait Net operating

    Margin (NOM) pada perbankan syariah, Maka peneliti memaparkan beberapa

    penelitian terdahulu yang mendukung hasil penelitian dan penelitian terkait Net

    Interest Margin pada perbankan konvensional, diantaranya adalah:

    Tabel 2.4

    Penelitian Terdahulu

    No. Identitas Peneliti Judul Penelitian Variabel

    Penelitian

    Alat Analisis Hasil

    1. Mufti Nur Cahyo,

    Mahasiswa FEB

    Universitas

    Diponegoro

    (2009).

    Analisis Faktor-

    Faktor Yang

    Mempengaruhi

    Margin Bank

    Umum Syariah

    (Studi pada Bank

    Umum Syariah di

    Indonesia periode

    Variabel

    Dependen

    adalah Margin

    Bank.

    Variabel

    Independen

    adalah Risiko

    Pembiayaan,

    Regresi Linier

    Berganda

    Risiko

    Pembiayaan,

    BOPO, primary

    ratio, dan

    opportunity cost

    berpengaruh

    signifikan secara

    simultan terhadap

  • 39

    2009-2012). BOPO,

    primary ratio,

    dan

    opportunity

    cost.

    Margin Bank.

    Namun secara

    parsial hanya

    opportunity cost

    yang tidak

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    Margin Bank.

    2. Taufik Ariyanto,

    (Komisi

    Pengawas

    Persaingan

    Usaha), Volume

    13 No.1 Juni

    2011.

    Faktor Penentu

    Net Interest

    Margin Perbankan

    Indonesia.

    Variabel

    Dependen

    adalah NIM.

    Variabel

    Independen

    adalah NIM

    periode

    sebelumnya,

    BOPO, LDR,

    NPL, EQA,

    CR4 (market

    power)

    Ordinary Least

    Square

    (OLS)Regressi

    on.

    NIM periode

    sebelumnya, LDR,

    NPL, EQA

    berpengaruh

    signifikan secara

    lag. Sedangkan

    BOPO berpengaruh

    secara aktual

    terhadap NIM. Dan

    market power tidak

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    NIM perbankan

  • 40

    Indonesia.

    3. Adler Haymans

    Manurung dan

    Anugraha

    Dezmercoledi

    (Sampoerna

    School of

    Business), 2013.

    Journal of

    Business and

    Entrepreneurship

    Volume 1, No.1;

    January 2013.

    Net Interest

    Margin: Bank

    Publik di

    Indonesia.

    Variabel

    Peubah adalah

    NIM. Peubah

    bebas adalah

    LDR, NPL,

    Size, dan

    Market

    Power.

    Model Data

    Panel.

    BOPO, market

    power, dan size

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    NIM. LDR dan

    NPL tidak

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    NIM secara parsial.

    4. Syahru Syarif,

    Mahasiswa pasca

    sarjana

    Manajemen

    Universitas

    Diponegoro,

    (2006).

    Analisis Pengaruh

    Rasio-rasio

    CAMELS

    terhadap Net

    Interest Margin

    (Study Empiris

    Pada Bank-bank

    yang Listed di

    Variabel

    dependen

    adalah NIM.

    Variabel

    bebas adalah

    CAR, NPL,

    BOPO, ROA,

    LDR.

    Ordinary Least

    Square (OLS)

    CAR, NPL, BOPO,

    ROA, dan LDR

    berpengaruh

    signifikan secara

    simultan terhadap

    NIM. Sedangkan

    secara parsial,

    CAR, NPL, BOPO

  • 41

    Bursa Efek

    Jakarta Periode

    tahun 2001-2004.

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    NIM.

    5. Romdayanah,

    Mahasiswa

    Institut Agama

    Islam Negeri

    Walisongo

    Semarang

    (Ekonomi Islam).

    2011.

    Pengaruh Faktor

    Permodalan,

    Kualitas Aset, dan

    Likuiditas

    terhadap

    Profitabilitas

    Bank Umum

    Syariah.

    Variabel

    Dependen

    adalah NOM.

    Variabel

    Independen

    adalah

    KPMM, KAP,

    STM.

    Regresi Linear

    Berganda.

    Hasil penelitian ini

    menemukan

    bahwa, permodalan

    (KPMM)

    berpengaruh

    negatif terhadap

    NOM, Kualitas

    Aset (KAP) dan

    STM sama-sama

    berpengaruh positif

    terhadap NOM.

    Penelitian ini

    dilakukan pada

    Bank Umum

    Syariah Devisa di

    Indonesia.

    6. Muhammad

    Fazlur Rachmad,

    Faktor yang

    mempengaruhi

    Variabel

    Dependen

    Regresi Linier

    Berganda.

    Hasil penelitian

    dari tesis tersebut

  • 42

    Mahasiswa Pasca

    Sarjana

    Universitas

    Indonesia

    (Magister Sains)

    2009.

    Profitabilitas UUS

    PT. Bank X

    Menggunakan

    Rasio Keuangan.

    (Tesis)

    adalah ROE.

    Variabel

    Independen

    adalah CAR,

    NPF, BOPO,

    FDR, NIM.

    adalah, dengan

    menggunakan

    analisis Du Pont

    menunjukkan

    bahwa Net Profit

    Margin sangat

    mempengaruhi

    profitabilitas USS

    Bank X yang

    diproxykan oleh

    ROE. Ditemukan

    juga bahwa CAR,

    FDR, BOPO, dan

    NIM berpengaruh

    terhadap ROE.

    7. Diah Aristya

    Hesti, Mahasiswa

    Ekonomi

    Universitas

    Diponegoro

    (2010)

    Analisis Pengaruh

    Ukuran

    Perusahaan,

    Kecukupan

    Modal, Kualitas

    Aktiva Produktif

    Variabel

    Dependen

    adalah ROA.

    Variabel

    Independen

    adalah

    Ordinary Least

    Square (OLS).

    Ukuran

    perusahaan, KAP,

    dan Likuiditas

    berpengaruh

    signifikan terhadap

    Kinerja Keuangan

  • 43

    (KAP), dan

    Likuiditas

    terhadap Kinerja

    Keuangan (Studi

    Pada Bank Umum

    Syariah di

    Indonesia Periode

    2005-2009).

    Ukuran

    Perusahaan,

    Modal, KAP,

    dan

    Likuiditas.

    (ROA). Sedangkan

    Kecukupan Modal

    tidak berpengaruh

    signifikan terhadap

    kinerja keuangan

    (ROA).

    Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dibuat oleh peneliti

    yang berjudul Pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin

    Perbankan Syariah di Indonesia periode 2010-2014 yaitu Variabel dependen yang

    digunakan adalah NOM perbankan syariah di Indonesia. Sedangkan variabel

    Independen yang digunakan pada penelitian ini adalah KAP, BOPO, dan FDR.

    Kurun waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan Maret 2014.

    Objek penelitian yaitu Perbankan Syariah di Indonesia yang termasuk dalam BUS

    yang ada di Indonesia.

  • 44

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu

    penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-

    variabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis data dengan

    prosedur statistika atau permodelan matematis.1 Setelah itu, memberikan

    gambaran tentang hubungan-hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, dan

    menginterpretasikannya.

    Penelitian ini memakai pendekatan statistik parametrik. Statistik

    Parametrik adalah metode statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis

    data yang mempunyai skala pengukuran paling sedikit interval, disamping

    juga data tersebut harus berdistribusi normal dan memenuhi asumsi-asumsi

    lainnya.2 Penelitian ini juga menggunakan angka rasio atau skala rasio yang

    menyajikan nilai sesungguhnya dari variabel-variabel yang diukur dengan

    skala rasio.3

    1 Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan

    Praktis, (Jawa Timur: Bayu Media Publishing, Juni, 2004); Cet-1, h.18. 2 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Penerbit

    Mitra Wacana Media, 2007), h. 80. 3 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Penerbit

    Mitra Wacana Media, 2007), h. 76.

  • 45

    Dalam penelitian ini, maka peneliti akan menghitung seberapa besar

    pengaruh KAP, BOPO, dan FDR terhadap Net Operating Margin (NOM).

    Penelitian dibatasi dengan menganalisa laporan keuangan gabungan pada

    Perbankan Syariah di Indonesia dalam rentang waktu Maret 2010 sampai

    dengan Maret 2014 yang tercantum dalam situs Bank Indonesia dan Otoritas

    Jasa Keuangan. Penggunaan waktu tersebut didasarkan dari ketersediaan data

    pada laporan statistik perbankan Indonesia yang dikeluarkan oleh OJK.

    B. Metode Pengumpulan Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

    yang bersifat time series. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dalam

    bentuk sudah jadi, hasil dari pengumpulan dan pengolahan pihak lain.4 Data

    sekunder juga dapat diartikan sebagai data yang tidak secara langsung

    dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut.5

    Serangkaian kegiatan untuk memperoleh data sekunder untuk kelengkapan

    penelitian ini antara lain:

    1. Pengumpulan Data Secara Kepustakaan (Library Research)

    Pengumpulan data yang bersumber pada literatur seperti dari buku-

    buku, jurnal, artikel, dan sumber informasi lain yang terkait dengan

    penelitian ini yang dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat

    4 Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi Regresi dan

    Jalur dalam penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2011); Cet-2, h. 17 5 Boediono dan Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas,

    (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya); Cet-4, h.7.

  • 46

    teoritis dan dapat menunjang materi agar relevan dengan penelitian

    ini. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, memahami,

    mempelajari, dan mengutip bahan-bahan yang berkaitan dengan

    penelitian ini.

    2. Penelitian Internet (Internet Research)

    Mencari data dari laporan keuangan gabungan perbankan syariah

    yang terdapat dalam kolom Publikasi Laporan Statistik Perbankan

    Indonesia di situs www.bi.go.id atau www.ojk.go.id dan Laporan

    Keuangan dari 11 BUS. Data tersebut meliputi Net Operating

    Margin, KAP, BOPO, dan FDR Perbankan Syariah dari maret 2010

    sampai dengan maret 2014.

    C. Operasional Variabel Penelitian

    Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

    empat variabel bebas (independen) yaitu KAP, BOPO, dan FDR serta satu

    variabel terikat (Dependen) yaitu Net Operating Margin.

    1. Variabel Terikat (Dependen)

    Net Operating Margin (NOM)

    Variabel terikat (dependen) Net Operating Margin yaitu rasio

    rentabilitas untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam

    menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan operasional dan

    http://www.bi.go.id/http://www.ojk.go.id/

  • 47

    beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif. Rumus menghitung

    NOM sebagai berikut:6

    NOM = ( )

    PO = Pendapatan operasional adalah pendapatan operasional

    setelah distribusi bagi hasil dalam 12 (dua belas)

    bulan terakhir.

    DBH = Distribusi Bagi Hasil adalah hak pihak ketiga atas

    bagi hasil dana syirkah temporer

    BO = Biaya Operasional adalah beban operasional

    termasuk kekurangan PPAP yang wajib dibentuk

    sesuai dengan ketentuan dalam 12 (dua belas) bulan

    terakhir.

    Perhitungan rata-rata aktiva produktif merupakan rata-rata

    aktiva produktif 12 (dua belas) bulan terakhir.

    NOM merupakan analog dari NIM yang digunakan oleh Bank

    Konvensional, ada enam faktor yang mempengaruhi NIM yaitu pertama,

    struktur persaingan dari produk perbankan. Kedua, rata-rata biaya

    operasional. Ketiga, risk averse. Keempat, Volatilitas suku bunga pasar

    6 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN

    Jakarta Press, 2013), h.101

  • 48

    uang. Kelima, Tingkat resiko kredit. Keenam, Volume atau nilai dari

    Kredit dan Deposit.7

    2. Variabel Bebas (Independen)

    a. (X1) Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

    Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva

    produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing

    dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan

    penyertaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva

    produktif digunakan untuk menghasilkan laba/pendapatan secara

    maksimal. Selain itu penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk

    menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar

    dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.8 Ini dilatarbelakangi

    oleh kegiatan usaha bank, bank perlu mengelola risiko kredit antara

    lain dengan menjaga kualitas aset .9 Rumus perhitungan KAP yaitu:

    10

    KAP = ( )

    7 Taufik Ariyanto, Faktor Penentu Net Interest Margin Perbankan Indonesia,Jurnal

    Perbanas, Vol.13,1 (juni 2011). 8 Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN

    Jakarta Press, 2013), h.95 9 Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset

    Bank Umum 10

    Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah,(Banten: UIN Jakarta Press, 2013), h.96

  • 49

    b. (X2) Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

    BOPO yaitu Rasio biaya operasional yang merupakan

    perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional.

    Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

    BOPO = ( )

    Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat

    efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

    operasinya.11

    Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin

    baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam

    menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.12

    Ini sangat

    membantu bank untuk menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal

    dikarenakan kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak

    sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Apabila

    bank dapat memperoleh keuntungan yang maksimal mengisyaratkan

    adanya efisiensi biaya operasional dan kondisi bank yang tidak

    bermasalah.

    11

    Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

    cetakan Kedua, 2009), h. 119-120. 12

    Muhammad Fazlur Rachmad, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS

    PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas

    Indonesia, Jakarta, 2009), h.45.

  • 50

    c. (X3) Financing to Deposit Ratio (FDR)

    FDR adalah perbandingan antara total pembiayaan yang

    diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat

    dihimpun oleh Bank. FDR menunjukkan kemampuan bank dalam

    menyalurkan DPK. Maksimal FDR yang diperkenankan oleh Bank

    Indonesia adalah sebesar 110%.13

    Sedangkan dalam kamus Bank

    Indonesia, FDR merupakan rasio pembiayaan terhadap dana pihak

    ketiga (DPK) yang diterima oleh bank. FDR dapat dihitung dengan

    rumus sebagai berikut:14

    FDR =

    Salah satu faktor penentu mikro terhadap profitabilitas adalah

    likuiditas. Likuiditas perbankan syariah sebagian besar sangat

    bergantung pada perolehan dana pihak ketiga yang akan disalurkan

    ke dalam berbagai bentuk pembiayaan sesuai syariah. Kekurangan

    likuiditas akan mengakibatkan penurunan kepercayaan dari nasabah

    seperti kasus pada bank Century pada tahun 2008, sedangkan jika

    kelebihan likuiditas bisa menurunkan profitabilitas/rentabilitas.15

    13

    Muhammad Fazlur Rachmad, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS

    PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas

    Indonesia, Jakarta, 2009), h.45. 14

    Suryani, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas

    Perbankan Syariah di Indonesia, Walisongo, Volume 19, Nomor 1 (Mei 2011): h. 60. 15

    Muhammad Fazlur Rachmad, Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas UUS

    PT. Bank X Menggunakan Rasio Keuangan, (Tesis S2 Program Pasca Sarjana, Universitas

    Indonesia, Jakarta, 2009), h.6.

  • 51

    Tabel 3.1

    Penjelasan dan Operasional Variabel

    Variabel Penjelasan Sumber Proxy

    Terhadap

    Rujukan

    NOM Pendapatan operasional-

    Dana bagi hasil tidak

    terikat-beban

    operasional / rata-rata

    aktiva produktif

    Statistik

    Perbankan

    Indonesia

    Profitabilitas

    atau

    Rentabilitas

    Bank Syariah

    Ariyanto (2011),

    Romdayanah

    (2011), Cahyo

    (2013)

    KAP 1-Aktiva produktif yang

    diklasifikasikan dibagi

    total aktiva produktif

    Statistik

    Perbankan

    Indonesia

    Kualitas Asset Romdayanah

    (2011)

    BOPO Biaya

    operasional/Pendapatan

    operasional

    Statistik

    Perbankan

    Indonesia

    Efisiensi Ariyanto (2011),

    Cahyo (2013),

    Manurung dan

    Dezmercoledi

    (2013)

    FDR Jumlah dana yang

    diberikan/Total Dana

    Pihak ketiga

    Statistik

    Perbankan

    Indonesia

    Likuiditas Ariyanto (2011),

    Romdayanah

    (2011)

    Sumber: Penulis (2014)

  • 52

    D. Hipotesis

    Hipotesis merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar

    atau bisa salah mengenai suatu hal dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal

    tersebut sehingga memerlukan pengecekan lebih lanjut.16

    Berdasarkan

    landasan teori diatas, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis sebagai

    berikut:

    1. Uji Statistik F (Uji Simultan)

    Ho : = 0, KAP, BOPO, dan FDR tidak berpengaruh signifikan secara

    simultan terhadap NOM.

    H1 : 0, KAP, BOPO, dan FDR berpengaruh signifikan secara simultan

    terhadap NOM.

    2. KAP, BOPO, dan FDR terhadap NOM secara parsial.

    Hipotesis 1

    Ho : KAP tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.

    H1 : KAP berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.

    16

    Boediono dan Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas, (Bandung:

    PT Remaja Rosdakarya, cetakan keempat, 2008), h.433.

  • 53

    Hipotesis 2

    Ho : BOPO tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

    NOM.

    H2 : BOPO berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.

    Hipotesis 3

    Ho : FDR tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

    NOM.

    H3 : FDR berpengaruh signifikan secara parsial terhadap NOM.

    D. Metode Analisis

    Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    analisis linier berganda. Metode analisis linier berganda bertujuan

    menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu

    variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua

    atau lebih variabel bebas.17

    Apabila dinyatakan dalam persamaan matematika, model regresi

    linier berganda untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    Yt = + 1X1t + 2X2t + 3X3t + et

    17

    Anwar Sanusia, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 Cet.III),

    h.135.

  • 54

    Keterangan:

    Yt = Net Operating Margin (NOM)

    = Konstanta

    = Koefisien Regresi

    X1t = Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

    X2t = Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

    X3t = Financing to Deposit Ratio (FDR)

    et = perkiraan kesalahan pengganggu

    Regresi linier berganda harus memenuhi asumsi-asumsi yang

    ditetapkan agar menghasilkan nilai-nilai koefisien sebagai penduga yang

    tidak bias.18

    Pelanggaran asumsi-asumsi tersebut dapat dideteksi dengan cara

    melakukan:

    I. Uji Asumsi Klasik

    Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui kesesuaian model

    pada regresi berganda, apakah sudah lolos menjadi pemerkira linear terbaik

    tak bias (BLUE = Best Linear Unbiased Estimator) agar hasil analisis dan uji

    hipotesis menjadi valid atau tidak bias.

    18

    Anwar Sanusia, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, 2013 Cet.III),

    h.135.

  • 55

    a. Uji Normalitas Data

    Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji

    apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model

    regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang

    terdistribusi secara normal. Metode pengujian uji normalitas yang

    digunakan penelitian ini menggunakan uji grafik Probability Plot.

    Cara untuk mendeteksinya adalah dengan melihat penyebaran

    data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of Regression

    Standardized Residual sebagai dasar pengambilan keputusannya. Jika

    menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal maka residual

    pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal.19

    b. Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model

    ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi

    yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas

    (independen). Cara Mengetahui adanya gejala multikolinearitas pada

    model regresi dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) dan

    19

    Duwi Priyatno, Buku Saku Analisis Data SPSS , (Yogyakarta: Media Kom, 2011), h. 278

  • 56

    Tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tollerance lebih dari 0,1

    maka model tersebut bebas dari multikolinearitas.20

    c. Uji Heteroskedastisitas

    Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah

    dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada

    satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

    adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.21

    Karena dalam salah satu

    asumsi klasik menyatakan bahwa kov (i,) = 2

    untuk setiap i, i = 1,

    2, , n. Artinya setiap kesalahan pengganggu mempunyai varian

    yang sama. 22

    Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini

    menggunakan uji Scatter plot. Suatu model dinyatakan tidak terjadi

    masalah heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar dengan pola

    yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada suatu sumbu Y.23

    d. Uji Autokorelasi

    Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model

    regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residua