pengaruh kecerdasan emosi dan rasa syukur · pdf filemotto dan persembahan sesungguhnya...

158
i PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL BEING MAHASISWA YANG KULIAH SAMBIL BEKERJA Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Farhanah Murniasih 109070000122 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1443 H/2013

Upload: phamtu

Post on 15-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

i

PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR TERHADAP

PSYCHOLOGICAL WELL BEING MAHASISWA YANG KULIAH

SAMBIL BEKERJA

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Farhanah Murniasih

109070000122

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1443 H/2013

Page 2: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),
Page 3: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),
Page 4: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),
Page 5: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu

berharap (Q.S. 94 : 6 -8)

“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan

memudahkannya menempuh jalan ke surga” (HR.Muslim)

Kepada kedua orang tuaku tersayang

Terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya

serta doa yang diberikan untukku

serta sahabat-sahabat yang selalu menyayangiku dengan sepenuh hati,

dan selalu memberikan dukungan serta mendoakanku dalam kebaikan

Page 6: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

viii

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

B) Oktober 2013

C) Farhanah Murniasih

D) Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Rasa Syukur Terhadap

Psychological Well-Being pada Mahasiswa yang Kuliah sambil

Bekerja

E) xiv + 116 halaman + 29 lampiran

F) Psychological well-being adalah kondisi dimana seseorang memiliki

kemampuan menerima diri sendiri maupun kehidupannya di masa lalu,

keyakinan bahwa hidupnya bermakna dan memiliki tujuan hidup,

memiliki kualitas hubungan positif dengan orang lain, kapasitas untuk

mengatur kehidupan dan lingkungan secara efektif dan kemampuan untuk

menentukan tindakan sendiri. Psychological well-being seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya, yaitu kecerdasan emosi

dan rasa syukur.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh kecerdasan

emosi dan rasa syukur terhadap psychological well-being pada mahasiswa

yang kuliah sambil berkerja.

Penelitian ini melibatkan 200 orang mahasiswa yang kuliah sambil bekerja

di beberapa universitas di daerah Jabodetabek. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah teknik nonprobability sampling. Instrumen

dalam penelitian ini menggunakan skala penelitian yang disusun sendiri

oleh peneliti berdasarkan pada dimensi masing-masing variabel. Adapun

metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik regresi berganda dengan menggunakan software 18.0, sedangkan

pengujian validitas konstruk menggunakan Lisrel 8.7.

Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda didapatkan indeks

signifikansi 0,000 (p<0,05) dan R-Square sebesar 0,445 , hal ini berarti

proporsi varian dari psychological well-being yang dijelaskan oleh semua

IV kecerdasan emosi dan rasa syukur adalah sebesar 44,5%. Artinya

dengan diterimanya hipotesis alternatif mayor, dapat disimpulkan bahwa

ada pengaruh positif signifikan kecerdasan emosi dan rasa syukur terhadap

psychological well-being pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Peneliti berharap implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikaji kembali

dan dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. Misalnya, dengan

menambah variabel lain yang terkait dengan psychological well-being

yang dapat dianalisis sebagai IV yang mungkin mempunyai pengaruh

besar terhadap psychological well-being. seperti personality, self-esteem

dan dukungan sosial.

G) Bahan bacaan: 22 ; buku: 6 + jurnal: 16

Page 7: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat segala kekuasaan dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR

TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING MAHASISWA YANG

KULIAH SAMBIL BEKERJA”. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan

kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak luput dari berbagai bantuan pihak

eksternal atau luar, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Jahja Umar, Ph.D., Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Wakil Dekan Bidang Akademik Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si.,

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Zahrotun Nihayah, M.Si., dan

Wakil Dekan Bidang Keuangan Bambang Suryadi, Ph.D., yang telah

memberi kesempatan pada penulis selama ini untuk mengembangkan

kemampuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag yang telah membimbing,

mengarahkan, dan memberikan saran serta ide dalam penyusunan skripsi

ini. Penulis banyak mendapatkan masukan, ide, pengetahuan serta

wawasan yang telah diberikan selama penulis berjuang di kampus tercinta

ini.

3. Ibu Zahrotun Nihayah, M.Si, dosen pembimbing Akademik kelas C 2009,

yang telah memberikan motivasi dan arahan selama penulis menempuh

studi di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

viii

4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan, semoga Allah SWT memberikan berlipat-lipat pahala atas

amal yang telah diberikan.

5. Kedua orang tuaku tercinta, Drs. Abdul Hamid Cebba, Akt., MBA, CPA

dan Dra.Tri Mursiti, SE yang senantiasa memberikan dukungan serta doa

yang tulus dalam proses pembelajaran yang dilakukan penulis selama ini

serta dalam proses penyelesaian skripsi. Terima kasih banyak penulis

ucapkan untuk kedua orang tua yang telah banyak berjuang, memberikan

kasih sayang, dan bersusah payah dalam membimbing dan membina

penulis agar meraih impian dan kesuksesan dalam dunia dan akhirat.

6. Tika, Lita, Mita. Terima kasih untuk segala nasehat, dukungan dan

semangat yang diberikan kepada penulis serta persahabatan yang indah ini.

Semoga Allah selalu menjaga persaudaraan kita.

7. Teman-teman psikologi angkatan 2009 khususnya kelas C, terima kasih

untuk cerita kelas kita dari yang biasa sampai yang terheboh. Terima kasih

untuk kebersamaanya, senang, sedih, tegang, dan haru selama 4 tahun ini.

8. Ka Adiyo, dan teman-teman bimbingan Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag,

M.Si. Terima kasih untuk cerita-cerita dan diskusi-diskusi selama

menunggu giliran bimbingan dan bantuan yang diberikan selama

penulisan.

9. Semua pihak yang belum bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan

moral, doa, dan pengertian mereka, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Hanya kata terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan,

semoga mereka mendapatkan balasan yang setimpal atas usaha yang telah

mereka berikan.

Page 9: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

viii

Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridho dan

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih cukup jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah

diharapkan untuk dapat meyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata sangat besar harapan penulis semoga skripsi ini

memberikan manfaat yang sangat besar, khususnya bagi penulis dan

umumnya bagi siapa saja yang membaca dan berkeinginan untuk

mengeksplorasinya lebih lanjut.

Jakarta, Oktober 2013

Penulis

Page 10: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

viii

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI ......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................... 1

1.2. Pembatasan Masalah ......................................................... 9

1.3. Perumusan Masalah ......................................................... 9

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 10

1.4.1.Tujuan Penelitian ..................................................... 10

1.4.2.Manfaat Penelitian ................................................... 10

1.5. Sistematika Penulisan ....................................................... 12

BAB 2 KAJIAN TEORI ..................................................................... 14

2.1. Psychological Well-being ................................................. 14

2.1.1. Definisi Psychological Well-being ...................... 14

2.1.2. Aspek-aspek Psychological Well-being ............... 18

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Psychological

Well-being ............................................................. 23

2.1.4. Pengukuran Psychological

Well-being ............................................................. 28

2.2. Kecerdasan Emosi ............................................................ 29

2.2.1. Definisi Kecerdasan Emosi ................................. 29

2.2.2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi ........................... 30

2.2.3. Pengukuran Kecerdasan Emosi ............................ 32

2.3. Rasa Syukur ...................................................................... 34

2.3.1. Definisi Rasa Syukur ............................................ 34

2.3.2. Aspek-aspek Rasa Syukur .................................... 37

2.3.3. Pengukuran Rasa Syukur ...................................... 40

2.4. Kerangka Berfikir ............................................................. 41

Page 11: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

viii

2.5. Hipotesis Penelitian .......................................................... 48

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 50

3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .......................... 50

3.1.1. Populasi dan Sampel Penelitian ............................ 50

3.1.2. Teknik Pengambilan Sampel ................................ 51

3.2. Variabel Penelelitian ......................................................... 51

3.2.1. Definisi Operasional Psychological well-being ... 51

3.2.2. Definisi Operasional Kecerdasan emosi ............... 52

3.2.3. Definisi Operasional Rasa Syukur ........................ 52

3.3. Instrumen Pengumpulan Data .......................................... 53

3.3.1. Psychological well-being ...................................... 54

3.3.2. Kecerdasan Emosi ................................................ 56

3.3.3. Rasa Syukur .......................................................... 57

3.4. Uji Validitas Konstruk ...................................................... 57

3.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............. 57

3.4.2. Uji Validitas Konstruk Psychological well-being 58

3.4.3. Uji Validitas Konstruk Kecerdasan Emosi ........... 62

3.4.4. Uji Validitas Konstruk Rasa Syukur .................... 76

3.5. Metode Analisis Data ....................................................... 81

3.6. Prosedur Penelitian ........................................................... 85

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................. 87

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................ 87

4.2. Deskripsi Data berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 88

4.3. Deskripsi Statsitik masing-masing variabel Penelitian .... 89

4.3. Uji Hipotesis Penelitian .................................................... 96

4.3.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian .................... 96

4.3.2. Pengujian Proporsi Varians masing-masing

Independen Variabel ............................................. 102

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN ...................................... 106

5.1. Kesimpulan ....................................................................... 106

5.2. Diskusi .............................................................................. 107

5.3. Saran ................................................................................. 113

5.3.1. Saran teoritis ......................................................... 113

5.3.2. Saran praktis ......................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 115

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skor Pengukuran Skala.................................................................. 53

Tabel 3.2. Blue Print Item Psychological Well-being .................................... 55

Tabel 3.3. Blue Print Item Kecerdasan Emosi ............................................... 56

Tabel 3.4. Blue Print Item Rasa Syukur ......................................................... 57

Tabel 3.5. Muatan Faktor Psychological Well-being (Self Acceptance) ........ 59

Tabel 3.6 Muatan Faktor Psychological Well-being (Positive Relations

With Others) .................................................................................. 60

Tabel 3.7. Muatan Faktor Psychological Well-being (Autonomy) ................. 62

Tabel 3.8. Muatan Faktor Psychological Well-being (Environmental

Mastery) ......................................................................................... 63

Tabel 3.9. Muatan Faktor Psychological Well-being (Purpose in Life) ......... 65

Tabel 3.10. Muatan Faktor Psychological Well-being (Personal Growth) ...... 66

Tabel 3.11. Muatan Faktor Kecerdasan Emosi (Mengenali Emosi Diri

Sendiri) ......................................................................................... 68

Tabel 3.12. Muatan Faktor Kecerdasan Emosi (Mengelola Emosi)................. 70

Tabel 3.13. Muatan Faktor Kecerdasan Emosi (Memotivasi Diri) .................. 72

Tabel 3.14. Muatan Faktor Kecerdasan Emosi (Mengenali Emosi Orang

Lain) .............................................................................................. 74

Tabel 3.15. Muatan Faktor Kecerdasan Emosi (Ketrampilan Sosial) .............. 75

Tabel 3.16. Muatan Faktor Rasa Syukur (Syukur dengan Hati) ...................... 77

Tabel 3.17. Muatan Faktor Rasa Syukur (Syukur dengan Lisan) .................... 79

Tabel 3.18. Muatan Faktor Rasa Syukur (Syukur dengan Perbuatan) ............. 81

Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 88

Tabel 4.2. Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 88

Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian .......................................... 89

Tabel 4.4. Deskripsi Statistik .......................................................................... 91

Tabel 4.5 Norma Skor ................................................................................... 91

Tabel 4.6. Kategorisasi Tingkat Psychological Well-being ........................... 92

Tabel 4.7. Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Emosi ....................................... 93

Tabel 4.8. Kategorisasi Tingkat Rasa Syukur ................................................ 95

Tabel 4.9. R – Square ..................................................................................... 96

Tabel 4.10. ANOVA Pengaruh Keseluruhan Variabel Independen

Terhadap Dependen Variabel ....................................................... 97

Tabel 4.11. Koefisien Regresi .......................................................................... 98

Tabel 4.12. Kontribusi Varians Variabel Independen terhadap Variabel

Dependen ...................................................................................... 103

Page 13: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagan kerangka berpikir pengaruh kecerdasan emosi dan rasa

syukur dengan psychological well-being mahasiswa yang kuliah

sambil bekerja

Page 14: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Alat Ukur Penelitian

Lampiran 3 Syntax dan Path Diagram Psychological Well-being

Lampiran 4 Syntax dan Path Diagram Kecerdasan Emosi

Lampiran 5 Syntax dan Path Diagram Rasa Syukur

Lampiran 6 Output Regresi Kecerdasan Emosi dan Rasa Syukur terhadap

Psychological Well-being

Lampiran 7 Output Pengujian Proporsi Varians masing-masing Independen

Variabel

Page 15: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.

1.1. Latar Belakang Masalah

Kehidupan normal dan sehat menjadi idaman semua orang. Tidak seorang pun

menginginkan hidupnya dalam tekanan, kesulitan, dan tidak bahagia. Semua ingin

mencapai kesejahteraan, baik fisik maupun psikologis. Setiap manusia berupaya

untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera, baik kondisi fisik, sosial, dan juga

psikologisnya dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya, termasuk

mahasiswa.

Mahasiswa dipandang sebagai pemimpin masa depan (Salami, 2010),

mereka memiliki tanggung jawab besar untuk apa yang dijalaninya, terlebih lagi

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Selain tanggung jawab terhadap

pendidikannya, mahasiswa yang aktif kuliah dan bekerja juga harus bisa

memenuhi tanggung jawab dari pengelola usaha yang telah memperkerjakannya.

Tanggung jawab yang harus dipenuhi itu menjadi beban tugas tersendiri bagi

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Terlebih lagi permasalahan lain yang

timbul dapat mempengaruhi proses pemenuhan tuntutan yang ada, seperti

Page 16: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

2

permasalahan dalam pergaulan atau permasalahan keluarga yang akan menambah

tuntutan beban untuk diselesaikan. Mahasiswa yang hanya kuliah saja memiliki

waktu yang lebih luang untuk menyelesaikan tugas, laporan atau belajar. Berbeda

dengan mahasiswa yang kuliah sambil bekerja yang memiliki waktu terbatas

karena terlalu banyak kegiatan yang dijalani.

Berdasarkan hasil wawancara singkat yang peneliti lakukan kepada 20

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, 80% mengatakan bahwa yang sering

menjadi hambatan atau kesulitan bagi mereka yang kuliah sambil bekerja adalah

kesulitan untuk membagi waktu antara kuliah dan bekerja, kesulitan

berkonsentrasi pada saat kuliah, kesulitan dalam menentukan prioritas antara

kuliah dan pekerjaan, dan kurangnya waktu istirahat. Hal-hal tersebut terkadang

dapat menyebabkan menurunnya prestasi akademik mereka dan tidak jarang dapat

menyebabkan mereka stres.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang kuliah

sambil bekerja sebagian besar seringkali mengalami kesulitan dalam hal

penguasaan lingkungan yaitu kesulitan dalam mengatur urusan sehari-hari

membagi waktu antara urusan kuliah dan pekerjaan. Mereka sering tidak memiliki

waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas, laporan dan belajar serta memenuhi

tanggung jawab terhadap beban tugas dari pekerjaan mereka. Selain itu, padatnya

kegiatan yang dijalani oleh mahasiswa yang kuliah sambil bekerja membuat

mereka memiliki waktu yang terbatas di kampus, jarang terlibat aktivitas kampus

dan sosial, sehingga menyebabkan kurangnya interaksi dengan sesama temannya

di kampus.

Page 17: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

3

Besarnya tuntutan dan tanggung jawab yang ditemukan di kalangan

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja ini ternyata tidak selalu membawa dampak

negatif bagi mahasiswa. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya mahasiswa yang

kuliah sambil bekerja tersebut yang mampu menghadapi dan mengatasi berbagai

permasalahan yang ada selama mereka aktif hingga menyelesaikan perkuliahan

dan tetap mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang memuaskan. Bagi

mahasiswa yang berhasil beradaptasi secara positif terhadap berbagai kondisi

menekan yang dihadapi, mampu berprestasi secara akademik, menyelesaikan

perkuliahan tepat waktu, terhindar dari perilaku-perilaku yang negatif, punya

hubungan sosial yang baik dengan orang-orang di sekitarnya dan mampu

mengembangkan semua potensi-potensi yang dimilikinya (Salami, 2010).

Pencapaian pada hal-hal tersebut diyakini dapat meningkatkan

kesejahteraan dalam diri mahasiswa. Mahasiswa tersebut akan merasa tenang,

nyaman dan tidak terbebani. Sikap positif tersebut juga mengarah pada

terbentuknya kondisi psikologis yang positif (positive psychological functioning),

yang membawa kepada terbentuknya psychological well-being dalam diri

seseorang (Ryff & Keyes, 1995). Seseorang yang mampu melewati dan

menghadapi masalah yang dihadapi dan berkompetensi dalam mengatur

lingkungan, maka akan mengarah pada kondisi psikologi yang positif dan

terbentuknya psychological well-being dalam dirinya.

Psychological well-being merupakan istilah yang digunakan untuk

menggambarkan kesehatan psikologis individu berdasarkan pemenuhan kriteria

fungsi psikologi positif. Psychological well-being adalah kondisi psikologis yang

Page 18: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

4

ditentukan oleh hasil evaluasi atau penilaian seseorang terhadap dirinya, yang

merupakan evaluasi atas pengalaman-pengalaman hidupnya. Evaluasi terhadap

pengalaman akan dapat menyebabkan seseorang menjadi pasrah terhadap keadaan

yang membuat psychological well-being-nya rendah, atau berusaha memperbaiki

keadaan hidupnya yang akan membuat psychological well-being-nya meningkat

(Ryff, 1989). Orang yang memiliki skor psychological well-being yang rendah

akan mengalami kesulitan dalam mengatur urusan sehari-hari, merasa tidak

mampu untuk mengubah atau meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya dan

kurang memiliki kontrol terhadap lingkungannya (Ryff, 1989).

Psychological well-being penting untuk diteliti karena merupakan kunci

bagi seorang individu agar menjadi sehat secara utuh dan dapat memanfaatkan

serta mengoptimalkan potensi yang dimiliki secara maksimal. Terutama bagi

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Banyaknya tuntutan dan tanggung jawab

yang dihadapi (Imonikebe, 2009) membuat mereka kesulitan dalam mengatasinya

dan tidak jarang hal tersebut juga bisa membuat mahasiswa stres dan juga

berakibat pada penurunan prestasi akademiknya. Menurut Dwyer & Cummings

(2001) mahasiswa tersebut membutuhkan psychological well-being yang baik

untuk dapat berhasil dalam mengejar akademik mereka (dalam Salami, 2010).

Banyak faktor yang mempengaruhi psychological well-being seseorang,

diantaranya adalah jenis kelamin (Ryff, 1989), usia (Ryff dalam Ryan & Deci,

2001), kepribadian(Schumutte & Ryff; dalam Ryan & Deci, 2001), kecerdasan

emosi (Shulman & Hemenover; dalam Extremera, Aranda, Galan, & Salguero,

Page 19: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

5

2011), budaya (Ryff, 1989), status sosial ekonomi (Ryff dalam Ryan & Deci,

2001) dan rasa syukur (Wood, Joseph, & Maltby, 2009).

Kecerdasan emosi merupakan salah satu faktor penting dalam

psychological well-being (Shulman & Hemenover, 2006). Peneliti memilih

kecerdasan emosi sebagai variabel independen dalam penelitian ini karena dengan

memiliki kecerdasan emosi yang tinggi maka dapat mempengaruhi psychological

well-being. Shulman dan Hemenover (2006) menyatakan bahwa jika seseorang

memiliki kecerdasan emosi yang tinggi maka individu tersebut akan dapat

mengontrol lingkungannya, mengendalikan aktivitas eksternal yang berada di

lingkungannya termasuk mengatur dan mengendalikan situasi kehidupannya

sehingga individu tersebut tidak mengalami kesulitan dalam mengatur urusan

sehari-harinya. Hal ini karena individu yang memiliki kecerdasan emosi yang

tinggi mampu mengontrol emosi negatif, mengarahkan pada perasaan untuk

penguasaan lingkungan hidup mereka sehingga memiliki psychological well-

being yang lebih baik (dalam Extremera dkk., 2011).

Goleman (2005) mengatakan bahwa individu yang memiliki kecerdasan

emosi yang baik akan memperoleh dampak positif dalam berbagai aspek

kehidupannya. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi yang lebih tinggi,

sedikit mengalami tekanan emosi ketika berhadapan dengan keadaan yang

membuat stres. Dengan kata lain, individu tersebut lebih sering mengalami

perasaan positif. Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Goleman (2005),

Ciarrochi, Chan, Caputi dan Robert (dalam Ciarrochi, Forgas, & Mayer, 2001)

menemukan bahwa individu yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dapat

Page 20: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

6

beradaptasi dengan sumber stres, sementara individu yang memiliki kecerdasan

emosi yang rendah, sulit dapat beradaptasi dengan sumber stres akibatnya menjadi

cenderung depresi, putus asa, dan perilaku negatif lainnya.

Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Landa, Martos, & Zafra

(2010) dijelaskan bahwa individu yang mampu memelihara atau meningkatkan

intensitas emosi positif yang dimiliki dan mampu mengurangi emosi yang negatif

dikatakan bahwa individu tersebut memiliki penerimaan diri, tujuan hidup, dan

pertumbuhan pribadi yang cukup tinggi. Dengan kata lain, ketika seseorang

memiliki tingkat kecerdasan emosi yang lebih tinggi, ia akan memiliki nilai yang

juga tinggi dalam enam dimensi psychological well-being. Salami (2010)

menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi

senantiasa akan memiliki kepuasan terhadap dirinya, kebahagiaan dan jauh dari

perasaan depresi.

Selain kecerdasan emosi, faktor yang mempengaruhi psychological well-

being seseorang adalah rasa syukur (Wood, Joseph, & Maltby, 2009). Peneliti

memilih variabel independen rasa syukur karena dengan bersyukur akan tercipta

suatu pandangan positif terhadap peristiwa yang terjadi. Jika seseorang bersyukur,

maka secara otomatis pandangannya akan menjadi positif, penilaian positif ini

sangat berguna bagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dalam mengevaluasi

pengalaman-pengalaman yang didapatkan selama bekerja dan kuliah dengan

segala tuntutan dan tanggung jawab yang dihadapinya, sehingga individu dapat

memiliki psychological well-being yang baik, dimana ditunjukkan dengan mampu

berhubungan baik dengan orang lain, mampu menentukan sesuatu secara mandiri,

Page 21: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

7

mampu mengatur kehidupannya, mampu memaknai hidup dan memiliki tujuan

hidup serta mengalami pertumbuhan hidup. Menurut Emmons & McCullough

(2003) gratitude atau rasa syukur merupakan sebuah bentuk emosi atau perasaan,

yang kemudian berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral yang baik,

kebiasaan, sifat kepribadian, dan akhirnya akan mempengaruhi seseorang

menanggapi atau bereaksi terhadap sesuatu atau situasi.

Al-Fauzan (2005) menyebutkan bahwa rasa syukur adalah berterima kasih

kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah dianugerahkan, baik dengan

hati, lisan maupun perbuatan. Rasa syukur menjadi salah satu kekuatan positif

yang paling memberikan keuntungan bagi diri individu, juga berhubungan dengan

psychological well-being (Wood, Joseph, & Maltby, 2009). Berdasarkan hasil

penelitian sebelumnya oleh Wood, Joseph, & Maltby (2009) rasa syukur secara

signifikan berkorelasi dengan psychological well-being. Rasa syukur berkaitan

dengan positive coping, fungsi sosial dan memiliki efek unik dan sebab-akibat

pada positive well-being dan hubungan sosial. Syukur sangat efektif dalam

meningkatkan well-being seperti membangun sumber daya psikologis, sosial, dan

spiritual (Emmons & McCullough, 2003). Semakin bersyukur seseorang, maka

well-being individu tersebut akan semakin tinggi, ia akan memiliki evaluasi

kognitif dan afektif yang positif tentang hidupnya, begitu pula dengan sebaliknya.

Dalam penelitian Bono, Emmons, McCullough (2004), disebutkan bahwa

bersyukur bisa mencegah emosi yang melemahkan dan mencegah kondisi

patologis. Ada banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari bersyukur,

Page 22: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

8

diantaranya yaitu bisa menimbulkan ketenangan batin, hubungan interpersonal

yang lebih baik, dan kebahagiaan (dalam Linley & Joseph, 2004).

Selain kecerdasan emosi dan rasa syukur, faktor lain yang mempengaruhi

psychological well-being adalah jenis kelamin. Dari hasil penelitian Ryff (1989),

dimensi yang menunjukkan perbedaan signifikansi antara laki-laki dan perempuan

adalah dimensi hubungan positif dengan orang lain. Wanita memiliki nilai

signifikansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria karena kemampuan

wanita dalam berinteraksi dengan lingkungan lebih baik dibandingkan dengan

pria. Sejak kecil, stereotype gender telah tertanam dalam diri anak laki-laki

digambarkan sebagai sosok agresif dan mandiri, sementara itu perempuan

digambarkan sebagai sosok yang paling pasif dan tergantung, serta sensitif

terhadap perasaan orang lain dan hal ini akan terbawa sampai anak beranjak

dewasa.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah dijabarkan diatas, peneliti

tertarik untuk melihat pengaruh variabel kecerdasan emosi, rasa syukur dan jenis

kelamin terhadap psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil

bekerja. Selain itu penelitian yang serupa masih jarang dilakukan, terutama pada

subjek mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Oleh karena itu, peneliti merasa

perlu untuk melakukan sebuah penelitian skripsi pada mahasiswa dengan judul

“Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Rasa Syukur terhadap Psychological well-being

Mahasiswa yang Kuliah sambil Bekerja”.

Page 23: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

9

1.2. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak

menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu, peneliti

memfokuskan pada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam

konteks permasalahan yang terdiri dari:

1. Psychological well-being adalah kondisi psikologis yang ditentukan oleh hasil

evaluasi atau penilaian seseorang terhadap dirinya, yang merupakan evaluasi

atas pengalaman-pengalaman hidupnya.

2. Kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali perasaan pribadi dan orang

lain, kemampuan memotivasi diri, kemampuan mengelola emosi baik pada diri

sendiri dan keterampilan sosial.

3. Rasa syukur adalah berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang

telah dianugerahkan, baik dengan hati, lisan maupun perbuatan.

1.3.Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang paling penting dalam penelitian

ilmiah. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi kerancuan dalam

pelaksanaan penelitian. Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian,

masalah pokok penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh kecerdasan emosi dan rasa syukur terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Page 24: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

10

2. Seberapa besar pengaruh kecerdasan emosi dan rasa syukur terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tujuan, baik secara umum maupun

khusus yaitu sebagai berikut:

1. Secara umum yaitu untuk mengukur pengaruh kecerdasan emosi dan rasa

syukur terhadap psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil

bekerja.

2. Secara khusus tujuan penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengukur pengaruh mengenali emosi diri sendiri terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

b. Untuk mengukur pengaruh mengelola emosi terhadap psychological

well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

c. Untuk mengukur pengaruh memotivasi diri sendiri terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

d. Untuk mengukur pengaruh mengenali emosi orang lain terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

e. Untuk mengukur pengaruh keterampilan sosial terhadap psychological

well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

f. Untuk mengukur pengaruh syukur dengan hati terhadap psychological

well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Page 25: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

11

g. Untuk mengukur pengaruh syukur dengan lisan terhadap psychological

well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

h. Untuk mengukur pengaruh syukur dengan perbuatan terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan

keilmuan baik dari aspek teoritis maupun praktis, diantaranya:

1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan bisa menambah wacana

keilmuan psikologi, khususnya bagi psikologi positif mengenai kecerdasan

emosi, rasa syukur dan psychological well-being.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa

manfaat, yaitu:

a. Bagi almamater, penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan

dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian

ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama

dalam Ilmu Psikologi.

b. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan

kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna

bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin

mengadakan penelitian lebih lanjut.

Page 26: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

12

1.5. Sistematika Penelitian

Penulisan skripsi ini berpedoman pada sistematika penulisan American

Psychological Association (APA) style dan panduan penulisan skripsi dengan

pendekatan kuantitatif. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, peneliti

menyusunnya dalam bentuk beberapa bab seperti berikut:

BAB 1: Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian mengenai prediksi

perilaku diet, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2: Landasan Teori

Di dalam bab ini akan dibahas sejumlah teori yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti secara sistematis, beserta hipotesis penelitian.

BAB 3: Metode Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan tentang variabel penelitian, populasi dan

sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian,

validitas konstruk, metode analisis data dan prosedur penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini.

BAB 4: Hasil Penelitian

Dalam bab ini peneliti akan membahas mengenai pengolahan semua data

yang terkumpul dari penelitian ini dan analisa terhadap data.

Page 27: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

13

BAB 5: Kesimpulan, Diskusi dan Saran

Pada bab ini, peneliti akan merangkum keseluruhan isi penelitian dan

menyimpulkan hasil penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan analisis

dan interpretasi data yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Dalam

bab ini juga akan dimuat diskusi dan saran.

Page 28: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

14

BAB 2

KAJIAN TEORI

Dalam bab ini dibahas semua teori yang dapat menjelaskan masing-masing

variabel penelitian. Terlebih dahulu teori yang dibahas adalah mengenai teori-

teori yang berkaitan dengan psychological well-being yang dimulai dengan

definisi, aspek-aspek, faktor yang mempengaruhi dan juga pengukuran. Kemudian

peneliti membahas mengenai kecerdasan emosi dan rasa syukur.

1.1. Psychological well-being

2.1.1. Definisi Psychological well-being

Meningkatnya ketertarikan terhadap penelitian mengenai psychological well-

being muncul dari fenomena bahwa bidang ilmu psikologi sejak kemunculannya

lebih sering menekankan pada ketidakbahagiaan manusia dan penderitaan

dibandingkan dengan penyebab dan konsekuensi dari fungsi yang positif (Diener,

1984; Jahoda, 1958, dalam Ryff, 1989).

Pengetahuan mengenai psychological well-being masih kurang

dibandingkan dengan pengetahuan mengenai disfungsi psikologis. Hal ini

menyebabkan pengertian dasar mengenai kesehatan mental didefinisikan sebagai

kondisi tidak adanya gejala gangguan psikologis, seperti depresi dan kecemasan.

Tetapi menurut Ryff (1989), seseorang disebut sehat secara mental tidak hanya

Page 29: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

15

ketika orang tersebut tidak menderita kecemasan, depresi, atau bentuk lain dari

gejala psikologis akan tetapi juga ketika hadirnya kondisi positif seperti kepuasan

terhadap kehidupan dan kualitas hubungan baik yang tinggi dengan orang lain.

Konsep Ryff (1989) berawal dari adanya keyakinan bahwa kesehatan yang

positif tidak sekedar tidak adanya penyakit fisik saja. Kesejahteraan psikologis

(psychological well-being) terdiri dari adanya kebutuhan untuk merasa baik secara

psikologis (psychologically-well). Ryff menambahkan bahwa psychological well-

being merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan apa yang dirasakan

individu mengenai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari serta mengarah pada

pengungkapan perasaan-perasaan pribadi atas apa yang dirasakan oleh individu

sebagai hasil dari pengalaman hidupnya.

Ryff (1989) menjelaskan makna dari kesehatan mental yang positif dengan

beberapa konsep yang serupa, diantaranya seperti: konsep self-actualization

Maslow, pandangan Roger tentang fully functioning person, konsep kematangan

Allport, dan lain-lain. Konsep-konsep tersebut merupakan konsep yang

menekankan pentingnya menggali dan memanfaatkan potensi diri manusia. Ryff

sendiri menyebutnya sebagai konsep psychological well-being (Ryff, 1989).

Konsep psychological well-being yang diajukan oleh Ryff bersifat eudamonis.

Dalam perspektif eudamonism, well-being dicapai dengan merealisasikan atau

mewujudkan daimon (true self) yaitu dengan merealisasikan potensi diri manusia

yang sebenarnya. Konsep ini merupakan konsep multidimensional untuk

mengukur psychological well-being manusia.

Page 30: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

16

Ryff (1989) mengajukan kritik terhadap pengertian psychological well-

being sebagai kebahagiaan dan kepuasan hidup tertentu. Terhadap konsep

psychological well-being sebagai kebahagiaan, Ryff mengajukan dua kritik, yaitu

bahwa tujuan utama penelitian Bradburn bukan untuk menentukan aspek-aspek

kesejahteraan psikologis (tetapi untuk mempelajari pengaruh dari perubahan-

perubahan sosial saat itu), dan kurang tepat jika kata Yunani “eudamonia”

diterjemahkan sebagai “kebahagiaan”. Hal ini didukung oleh Waterman (dalam

Ryff, 1989) yang mengatakan bahwa eudamonia lebih tepat didefinisikan sebagai

realisasi potensi individu dan bukan sebagai kebahagiaan. Ryff (1989)

mengatakan bahwa karakterisasi dari hal tertinggi yang bisa dicapai manusia

adalah usaha-usaha manusia untuk mencapai kesempurnaan yang mewakili

realisasi potensi dari individu. Secara umum, Ryff menjelaskan literatur

psychological well-being yang mengatakan bahwa psychological well-being

sebagai kebahagiaan dan rumusan aspek-aspek psychological well-being sebagai

afek positif, afek negatif, dan kepuasan hidup pada mulanya tidak didasari oleh

landasan teori yang kuat. Alat-alat pengukuran psychological well-being yang

dikembangkan dalam penelitian-penelitian tersebut bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well-being yang

baik, dan tidaklah bertujuan untuk menetapkan aspek-aspek dari psychological

well-being.

Maka, Ryff (1989) kemudian mengajukan beberapa evaluasi terhadap

penelitian-penelitian tentang psychological well-being yang dilakukan

sebelumnya. Ia mengatakan bahwa individu yang mempunyai psychological well-

Page 31: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

17

being yang baik tidak sekedar terbebas dari hal-hal yang menjadi indikator mental

negatif, seperti terbebas dari rasa cemas, tercapainya kebahagiaan, dan lain-lain.

Untuk mengetahui psychological well-being juga harus diukur kesehatan mental

positif, bagaimana pandangan individu terhadap potensi-potensi dalam dirinya.

Selama ini pengukuran tentang psychological well-being hanya meneliti

sejauhmana individu terbebas dari indikator mental negatif saja.

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Ryff terhadap studi-studi mengenai

psychological well-being, ia berusaha mengajukan konsep psychological well-

being yang bersifat multidimensional. Menurut Ryff (1989), psychological well-

being adalah kondisi dimana seseorang memiliki kemampuan menerima diri

sendiri maupun kehidupannya di masa lalu, pengembangan diri, keyakinan bahwa

hidupnya bermakna dan memiliki tujuan, memiliki kualitas hubungan positif

dengan orang lain, kapasitas untuk mengatur kehidupan dan lingkungan secara

efektif dan kemampuan menentukan tindakan sendiri. Psychological well-being

merupakan kondisi psikologis yang ditentukan oleh hasil evaluasi atau penilaian

seseorang terhadap dirinya, yang merupakan evaluasi atas pengalaman-

pengalaman hidupnya. Evaluasi terhadap pengalaman akan dapat menyebabkan

seseorang menjadi pasrah terhadap keadaan yang membuat psychological well-

being-nya rendah, atau berusaha memperbaiki keadaan hidupnya yang akan

membuat psychological well-being individu tersebut meningkat.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa psychological

well-being adalah perasaan bahagia, mempunyai kepuasan hidup dan tidak adanya

gejala-gejala depresi karena kondisi tersebut dipengaruhi oleh adanya fungsi

Page 32: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

18

psikologis yang positif seperti penerimaan diri, relasi sosial yang positif,

mempunyai tujuan hidup, perkembangan pribadi, penguasaan lingkungan dan

kemandirian.

2.1.2. Aspek-aspek Psychological Well-being

Ryff (1989) mengemukakan enam dimensi dari psychological well-being yaitu:

1. Penerimaan Diri (Self Acceptance)

Kriteria kesejahteraan yang jelas paling berulang dalam perspektif

sebelumnya adalah rasa penerimaan diri individu. Penerimaan diri juga

merupakan ciri penting kesehatan mental, karakteristik individu yang

mengaktualisasikan dirinya, serta ciri kematangan dan karakteristik

individu yang berfungsi secara optimal. Dalam teori perkembangan

manusia, self acceptance berkaitan dengan penerimaan individu pada masa

kini dan masa lalunya (Ryff, 1989).

Seseorang yang memiliki skor self acceptance yang tinggi memiliki sikap

positif terhadap dirinya sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek

yang ada pada dirinya baik kualitas yang baik maupun buruk, dan merasa

positif terhadap kehidupan masa lalunya. Sedangkan seseorang yang

memiliki skor self acceptance yang rendah menunjukkan ketidakpuasan

terhadap dirinya, kecewa terhadap kehidupan masa lalunya, memiliki

masalah tentang kualitas personal tertentu, dan ingin menjadi orang yang

berbeda dari dirinnya sendiri (Ryff, 1989).

Page 33: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

19

2. Hubungan Positif dengan Orang Lain (Positive Relation with Others)

Banyak teori sebelumnya menekankan pentingnya hubungan yang hangat,

hubungan yang penuh kepercayaan dengan orang lain, kemampuan untuk

mencintai dilihat sebagai komponen utama dari kesehatan mental. Individu

yang dapat mengaktualisasikan dirinya dengan baikdideskripsikan

memiliki kemampuan berempati dan afeksi sesama manusia, mampu

mencintai, memiliki persahabatan yang dalam (memiliki kedekatan dengan

orang lain), dan identifikasi yang lebih baik dengan orang lain.

Keterampilan sosial merupakan salah satu kriteria dari kematangan

(maturity). Memiliki kedekatan dan mampu memberikan bimbingan serta

pengarahan kepada orang lain merupakan komponen yang penting.

Kesimpulannya, hubungan positif dengan orang lain itu merupakan konsep

penting dalam psychological well-being.

Seseorang yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini menunjukkan

mampu membina hubungan yang hangat, kepuasan, percaya pada orang

lain, memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain, dapat

menunjukkan empati, afeksi, dan keintiman, serta memahami prinsip

memberi dan menerima dalam hubungan antar pribadi. Sebaliknya,

seseorang yang memiliki skor rendah menunjukkan tingkah laku yang

tertutup dalam hubungan dengan orang lain, sulit untuk bersikap hangat,

terbuka, peduli dengan orang lain, terisolasi dan merasa frustasi dalam

membina hubungan interpersonal, tidak berkeinginan untuk berkompromi

dalam mempertahankan hubungan dengan orang lain (Ryff, 1989).

Page 34: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

20

3. Otonomi (autonomy)

Dimensi ini diartikan sebagai kemampuan untuk mengatur tingkah laku,

kemandirian, dan kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self

determination) yang dianggap sebagai ciri yang penting dalam

psychological well-being. Individu yang fully functioning juga

digambarkan sebagai seseorang yang dapat menilai diri sendiri dengan

menggunakan standar personal dan tidak memandang orang lain untuk

mendapatkan persetujuan.

Seseorang yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini menunjukkan

bahwa orang tersebut dapat menentukan segala sesuatu seorang diri dan

mandiri, dapat menolak tekanan sosial untuk bertindak dan berlaku dalam

cara-cara tertentu, dapat mengatur tingkah laku dari dalam diri, serta dapat

mengevaluasi diri dengan standar personal. Sedangkan skor rendah

menunjukkan bahwa orang tersebut biasanya akan sangat memperhatikan

dan mempertimbangkan harapan dan evaluasi orang lain, berpegang pada

penilaian orang lain untuk membuat keputusan penting, serta mampu

menyesuaikan diri terhadap tekanan sosial untuk berpikir dan bertingkah

laku dengan cara-cara tertentu (Ryff, 1989).

4. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery)

Kemampuan seseorang untuk memilih atau membuat lingkungan sesuai

dengan kondisi psikologisnya merupakan ciri kesehatan mental. Untuk

mencapai tingkat kematangan, seseorang individu perlu memiliki

Page 35: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

21

aktivitas-aktivitas yang berarti bagi dirinya. Kemampuannya untuk

memanipulasi dan mengontrol lingkungan yang kompleks, kemampuan

untuk mengembangkan dan mengubah diri sendiri secara kreatif melalui

kegiatan-kegiatan fisik dan mental, serta mengambil keuntungan dari

kesempatan-kesempatan yang ada dalam lingkungan merupakan hal yang

penting dalam psychological well-being seseorang.

Seseorang yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini memiliki keyakinan

dan kompetensi dalam mengatur lingkungan, dapat mengendalikan

berbagai aktivitas eksternal yang berada di lingkungannya termasuk

mengatur dan mengendalikan situasi kehidupan sehari-hari, memanfaatkan

kesempatan yang ada di lingkungannya, serta mampu memiliki dan

menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai

pribadi. Sedangkan seseorang yang memiliki skor rendah menunjukkan ia

mengalami kesulitan dalam mengatur urusan sehari-hari, merasa tidak

mampu untuk mengubah atau meningkatkan kualitas lingkungan

sekitarnya, kurang peka terhadap kesempatan yang ada di lingkungannya,

dan kurang memiliki kontrol terhadap lingkungannya (Ryff, 1989).

5. Tujuan Hidup (purpose in life)

Individu yang sehat mental dianggap memiliki kepercayaan yang dapat

memberikan arti dan tujuan hidup. Seorang individu perlu memiliki

pemahaman yang jelas akan tujuan hidupnya, misalnya menjadi produktif

dan kreatif atau mendapatkan integrasi emosional di masa selanjutnya.

Page 36: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

22

Jadi, seseorang dengan psychological well-being yang baik memiliki arah

dan tujuan yang membuat hidupnya berarti.

Seseorang yang memiliki skor yang tinggi pada dimensi ini memiliki

tujuan dan arah dalam hidup, mampu merasakan arti dari masa lalu dan

masa kini, memiliki keyakinan yang memberikan tujuan hidup, serta

memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai dalam hidup. Sedangkan

skor rendah menunjukkan bahwa orang tersebut kurang memiliki arti

hidup, memiliki sedikit tujuan, arah dan cita-cita, tidak melihat tujuan dari

kehidupan yang dijalani, dan tidak memiliki harapan atau kepercayaan

yang memberi arti pada kehidupan.

6. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)

Untuk dapat mencapai psychological functioning yang optimal, seseorang

tidak hanya dituntut untuk mencapai karakateristik-karakteristik

sebelumnya, namun juga berkembang sebagai individu. Kebutuhan untuk

mengaktualisasikan diri dan menyadari potensi-potensi yang dimiliki

merupakan hal yang penting dalam pertumbuhan pribadi. Keterbukaan

terhadap pengalaman, misalnya, merupakan karakteristik penting dari fully

functoning person. Individu yang fully functioning terus bertumbuh dan

berkembang secara berkelanjutan dan tidak berhenti pada suatu keadaan

statis. Individu akan selalu menghadapi tantangan-tantangan baru atau

tugas-tugas pada periode kehidupan yang berbeda. Jadi, pertumbuhan yang

Page 37: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

23

berkelanjutan dan realisasi diri merupakan hal yang penting bagi

psychological well-being.

Seseorang yang memiliki skor tinggi pada dimensi yang terakhir ini

menunjukkan bahwa individu memiliki perasaan mengenai pertumbuhan

yang berkesinambungan dalam dirinya, memandang sendiri sebagai

individu yang selalu tumbuh dan berkembang, terbuka terhadap

pengalaman-pengalaman baru, menyadari potensi diri, melihat kemajuan

diri dan tingkah laku dari waktu ke waktu, berubah dalam cara efektif dan

lebih mencerminkan pengetahuan akan diri. Sedangkan skor rendah

menunjukkan bahwa individu merasa dirinya mengalami stagnasi, tidak

melihat peningkatan dan pengembangan diri, merasa bosan dan kehilangan

minat terhadap kehidupannya, serta merasa tidak mampu dalam

mengembangkan sikap dan tingkah laku yang lebih baik.

2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Psychological Well-being

Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi psychological well-being seseorang, diantaranya adalah jenis

kelamin (Ryff, 1989), usia (Ryff dalam Ryan & Deci, 2001), kepribadian

(Schumutte dan Ryff; dalam Ryan & Deci, 2001), kecerdasan emosi (Shulman &

Hemenover; dalam Extremera dkk., 2011), budaya (Ryff, 1989), status sosial

ekonomi (Ryff, dalam Ryan & Deci, 2001) dan rasa syukur (Wood, Joseph, &

Maltby, 2009):

Page 38: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

24

1. Faktor Demografis

Beberapa faktor demografis yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis antara

lain:

a. Jenis Kelamin

Menurut Ryff (1989), satu-satunya dimensi yang menunjukkan perbedaan

signifikan antara laki-laki dan perempuan adalah dimensi hubungan positif dengan

orang lain. Wanita memiliki nilai signifikan yang lebih tinggi dibanding pria

karena kemampuan wanita dalam berinteraksi dengan lingkungan lebih baik

dibanding pria. Sejak kecil, stereotype gender telah tertanam dalam diri anak laki-

laki digambarkan sebagai sosok agresif dan mandiri, sementara itu perempuan

digambarkan sebagai sosok yang pasif dan tergantung, serta sensitif terhadap

perasaan orang lain dan hal ini akan terbawa sampai anak beranjak dewasa.

Penelitian dengan hasil serupa juga dilakukan oleh Raina dan Bakhsi (2013) yang

menyatakan bahwa perempuan memiliki nilai korelasi yang lebih tinggi.

b. Usia

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ryff (1989), ditemukan adanya

perbedaan tingkat psychological well-being pada orang dari berbagai kelompok

usia. Dalam dimensi penguasaan lingkungan terlihat profil meningkat seiring

dengan pertambahan usia. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin

mengetahui kondisi yang terbaik bagi dirinya. Oleh karenanya, individu tersebut

semakin dapat pula mengatur lingkungannya menjadi yang terbaik sesuai dengan

keadaan dirinya.

Page 39: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

25

Individu yang berada dalam usia dewasa madya (mildlife) memiliki skor

tinggi dalam dimensi penguasaan lingkungan, otonomi, dan hubungan positif

dengan orang lain sementara pada dimensi pertumbuhan pribadi, tujuan hidup,

dan penerimaan diri mendapat skor rendah. Individu yang berada dalam usia

dewasa awal (young) memiliki skor tinggi dalam dimensi pertumbuhan pribadi,

penerimaan diri, dan tujuan hidup sementara pada dimensi hubungan positif

dengan orang lain, penguasaan lingkungan, dan otonomi memiliki skor rendah

(Ryff dalam Ryan & Deci, 2001).

c. Budaya

Ryff (1989) mengatakan bahwa sistem nilai individualisme atau kolektivisme

memberi dampak terhadap psychological well-being yang dimiliki suatu

masyarakat. Budaya barat memiliki nilai yang tinggi dalam dimensi penerimaan

diri dan otonomi, sedangkan budaya timur yang menjunjung tinggi nilai

kolektivisme memiliki nilai yang tinggi pada dimensi hubungan positif dengan

orang lain.

d. Status Sosial Ekonomi

Ryff (dalam Ryan & Decci, 2001) mengemukakan bahwa status sosial ekonomi

berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan

lingkungan dan pertumbuhan diri. Beberapa penelitian juga mendukung pendapat

ini (Ryan & Deci, 2001), dimana individu-individu yang memfokuskan pada

kebutuhan materi dan finansial sebagai tujuannya menunjukkan tingkat

kesejahteraan yang rendah. Hasil ini sejalan dengan status social atau kelas sosial

Page 40: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

26

yang dimiliki individu akan memberikan pengaruh berbeda pada psychological

well-being seseorang.

Individu yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah cenderung

membandingkan dirinya dengan orang lain yang memiliki status ekonomi yang

lebih baik darinya. Individu dengan tingkat penghasilan tinggi, status menikah,

dan mempunyai dukungan sosial tinggi akan memiliki psychological well-being

yang lebih tinggi.

2. Kecerdasan Emosi

Shulman dan Hemenover (2006) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki

kecerdasan emosi yang lebih tinggi, sedikit mengalami tekanan emosi ketika

berhadapan dengan keadaan yang membuat mereka stres. Dengan kata lain,

mereka lebih sering mengalami perasaan positif (dalam Extremera, Aranda, Galan

& Salguero, 2011).

Wong, Wong dan Chau (2001) menyimpulkan bahwa individu yang

memiliki kecerdasan emosi akan merasakan hubungan yang lebih baik dengan

orang lain, mereka juga merasakan bahwa mereka lebih mampu mengontrol

lingkungan mereka karena mereka mampu mengontrol emosi negatif yang mereka

rasakan. Mampu mengontrol emosi negatif dan lebih sering mengalami emosi

positif, membuat mereka memiliki psychological well-being yang lebih baik.

Orang yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai emosi mereka,

ditandai dengan adanya kesadaran diri yang sangat penting untuk penerimaan diri

yang merupakan salah satu dimensi dari kesejahteraan psikologis (Ryff, 1989).

Page 41: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

27

Kesadaran seseorang terhadap emosi mereka juga penting dalam dimensi otonomi

(menentukan pilihan hidup, kemandirian, dan kemampuan mengatur perilaku) dan

terhadap pertumbuhan pribadi yang juga merupakan dimensi dari psychological

well-being.

3. Kepribadian

Schumutte dan Ryff (1997) telah melakukan penelitian mengenai hubungan antara

lima tipe kepribadian (the big five traits) dengan aspek-aspek psychological well-

being. Hasilnya menunjukkan bahwa individu yang termasuk dalam kategori

ekstraversion, conscientiousness dan low neouroticism mempunyai skor tinggi

pada dimensi penerimaan diri, penguasaan lingkungan dan keberarahan hidup.

Individu yang termasuk dalam kategori openness to experience mempunyai skor

tinggi pada dimensi pertumbuhan pribadi. Individu yang termasuk dalam kategori

agreeableness dan extraversion mempunyai skor tinggi pada dimensi hubungan

positif dengan orang lain dan individu yang termasuk kategori low neuriticism

mempunyai skor tinggi pada dimensi ekonomi (dalam Ryan & Deci, 2001).

4. Rasa Syukur

Menurut Emmons dan McCullough (2003) gratitude atau rasa syukur merupakan

sebuah bentuk emosi atau perasaan, yang kemudian berkembang menjadi suatu

sikap, sifat moral yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian, dan akhirnya akan

mempengaruhi seseorang menanggapi atau bereaksi terhadap sesuatu atau situasi.

Rasa syukur adalah berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat

yang telah dianugerahkan, baik dengan hati, lisan maupun perbuatan (Al-Fauzan,

Page 42: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

28

2005). Rasa syukur menjadi salah satu kekuatan positif yang paling memberikan

keuntungan bagi diri individu, juga berhubungan dengan psychological well-being

(dalam Wood, Joseph, & Maltby, 2009). Berdasarkan hasil penelitian Wood,

Joseph, & Maltby (2009) rasa syukur secara signifikan berkorelasi dengan

psychological well-being. Rasa syukur berkaitan dengan positive coping, fungsi

sosial dan memiliki efek unik dan sebab-akibat pada positive well-being dan

hubungan sosial. Syukur sangat efektif dalam meningkatkan well-being seperti

membangun sumber daya psikologis, sosial, dan spiritual (Emmons &

McCullough, 2003). Semakin bersyukur seseorang, maka well-being nya akan

semakin tinggi, ia akan memiliki evaluasi kognitif dan afektif yang positif tentang

hidupnya, begitu pula dengan sebaliknya.

Penelitian lain menyebutkan bahwa bersyukur bisa mencegah emosi yang

melemahkan dan mencegah kondisi patologis. Ada banyak sekali manfaat yang

bisa diambil dari bersyukur, diantaranya yaitu bisa menimbulkan ketenangan

batin, hubungan interpersonal yang lebih baik, dan kebahagiaan (Bono, Emmons,

McCullough; dalam Linley & Joseph, 2004).

2.1.1 Pengukuran psychological well-being

Instrumen yang paling populer digunakan adalah Ryff’s Psychological Well-Being

Scale yang mengukur 6 dimensi, yaitu penerimaan diri (self acceptance), memiliki

hubungan yang positif dengan orang lain (positive relation with orthers), otonomi

(autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), memiliki tujuan

Page 43: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

29

hidup (purpose in life), menjadi pribadi yang berkembang (personal growth).

Pada penelitian ini menggunakan skala yang diadaptasi dari Ryff’s Psychological

Well-being Scale yang pernyataan dan jumlah itemnya disesuaikan dengan subjek

dan kebutuhan penelitian.

2.2. Kecerdasan Emosi

2.2.1. Definisi Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi semula diperkenalkan oleh Peter Salovey dari Universitas

Harvard dan John Mayer dari Universitas New Hampshire. Istilah itu kemudian

dipopulerkan oleh Daniel Goleman dalam karya monumentalnya Emotional

Inetlligence; Why It Can Matter More Than IQ tahun (Mujib, 2002)

Goleman (2005) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi merujuk pada

kemampuan kita mengenali perasaan kita sendiri dan orang lain, kemampuan

memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri

sendiri dan keterampilan sosial.

Salovey dan Mayer menggunakan istilah kecerdasan emosi untuk

menggambarkan sejumlah kemampuan mengenali emosi diri sendiri, mengelola

dan mengekspresikan emosi diri sendiri dengan tepat, memotivasi diri sendiri,

mengenali orang lain, dan keterampilan sosial dengan orang lain (Landa, Martos,

& Zafra, 2010).

Kecerdasan emosi didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatur

perasaan dan emosi sendiri, membedakan dan menggunakan informasi ini untuk

Page 44: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

30

mengarahkan pemikiran dan tindakan seseorang (Salovey & Mayer; dalam

Panorama & Jdaitawi, 2011).

Bar-On, seorang psikolog Israel menjabarkan kecerdasan emosi sebagai

serangkaian kemampuan pribadi, emosi, dan sosial yang mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan

lingkungan (dalam Goleman, 2000).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi

adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan atau mengelola emosi baik

pada diri sendiri maupun ketika berhadapan dengan orang lain, dan

menggunakannya secara efektif untuk memotivasi diri dan bertahan pada tekanan,

serta mengendalikan diri untuk mencapai hubungan yang produktif.

2.2.2. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi

Goleman (2005) mengemukakan lima aspek dari kecerdasan emosi, yaitu:

1. Mengenali emosi diri sendiri (knowing one’s emotions)

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali

perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari

kecerdasan emosional, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.

Kesadaran diri membuat kita lebih waspada terhadap suasana hati maupun pikiran

tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut

dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum

Page 45: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

31

menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting

untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.

2. Mengelola emosi (managing emotions)

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan

agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri

individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci

menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan yang meningkat dengan intensitas

terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita.

Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri,

melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang

ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang

menekan.

Individu yang tidak dapat mengelola emosinya dengan baik lebih

cenderung merasa tertekan karena ia sulit bangkit dari kegagalan. Ciri berbeda

dimiliki oleh inidivdu yang dapat mengelola emosinya, yaitu ia dapat segera

bangkit dari kegagalan yang ia rasakan.

3. Memotivasi diri (motivating oneself)

Memotivasi diri adalah kemampuan untuk bertahan dan terus berusaha

menemukan cara untuk mencapai tujuan. Ciri individu yang memiliki kemampuan

ini adalah memiliki kepercayaan diri yang tinggi, optimis dalam menghadapi

keadaan yang sulit, cukup terampil dan fleksibel dalam menemukan cara agar

sasaran tercapai dan mampu memecahkan masalah berat menjadi masalah kecil

Page 46: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

32

yang mudah dijalankan. Individu yang dapat memotivasi dirinya sendiri

cenderung akan lebih produktif dan efektif dalam apa yang ia lakukan.

4. Mengenali emosi orang lain(recognizing emotions in others)

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut

Goleman (2005), kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli,

menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan

empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang

mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu

menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih

mampu untuk mendengarkan orang lain.

5. Keterampilan social (handling relationship)

Keterampilan sosial merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas,

kepemimpinan dan keberhasilan antar sesama.Keterampilandalam berkomunikasi

merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Dengan

kemampuan tersebut, seseorang dapat mempengaruhi orang lain, memimpin

dengan baik, bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, dan mudah bekerja

sama dengan orang lain.

2.2.3. Pengukuran Kecerdasan Emosi

Pengukuran kecerdasan emosi yang pernah digunakan adalah Bar-On’s EQ-I.

Instrument ini berbentuk self-report dan bebas budaya. EQ-I telah digunakan

Page 47: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

33

untuk menilai ribuan individu dengan reliabilitas sebesar 6,21. Dan saat ini EQ-I

dikenal dalam memprediksi validitas disituasi kerja, salah satunya yang paling

sukses dan sering digunakan pada pengrekrutan di U.S.Air Force.

Pengukuran yang lain dalam mengukur kecerdasan emosi adalah

Multifactor Emotional Intelligence Scale (dalam Linley & Joseph, 2004). Berbeda

dengan EQ-I, MEIS berbentuk tes kemampuan (test of ability) yang terdiri dari

402 pernyataan. Peserta diberikan rangkaian tugas yang di disain untuk mengukur

kemampuan seseorang dalam menerima, mengidentifikasi, memahami, dan

diskriminan validity, tetapi tidak meramalkan keabsahan (validity).

Kemudian pengukuran Mayer Salovey Caruso Emotional Intelligence

Test (MSCEIT) merupakan pengembangan dari MEIS dan salah satu pengukuran

kecerdasan emosi yang unggul, karena instrumen ini telah digunakan lebih dari 50

penelitian dan 5000 partisipan, instrumen ini juga dapat digunakan dengan rentang

umur 17-79 tahun dengan reabilitas sebesar 0,91. Pengukuran lainnya adalah The

Emotional Intelligence Scale, yakni pengukuran lain dalam mengukur kecerdasan

emosi. Instrumen ini dikembangkan oleh Schutte yang terdiri dari 33 item

pernyataan dengan Alpha Cronbach (a) = 0,90 pada orang dewasa dan (a) = 0,78

untuk reliabilitas test-retest.

Namun pengukuran kecerdasan emosi dapat juga dilakukan sesuai

dengan indikator-indikator yang diambil dalam teori. Dalam penelitian ini,

pengukuran kecerdasan emosi pada penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti

berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosi menurut Goleman (2005), yaitu

Page 48: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

34

mengenali emosi orang lain, mengelola emosi diri sendiri, memotivasi diri, empati

dan keterampilan sosial.

2.3. Rasa Syukur

2.3.1. Definisi Rasa Syukur

Syukur menurut bahasa berarti pujian atas sanjungan kepada orang yang telah

berbuat baik kepada kita. Syukur arti asalnya adalah tampak atau nyata, seperti

ucapan orang Arab “dabah syukur” (binatang itu tampak lebih gemuk dari

binatang lainnya), “naqah syukur” (unta betina yang banyak air susunya) maka

diungkapkan dengan kata-kata, “nabatah syukur” (tanaman yang dapat tumbuh

dengan baik di tanah yang kering).

Syukur berasal dari kata syakira-yasykuru seperti dalam ungkapan

“syakirat il-ibil tasykur” (unta itu gemuk karena rerumputan yang dimakan).

Adapun kata syakur adalah bentuk mubalaghah dari kata syukur yang merupakan

salah satu nama Allah, sedangkan syakur yang digunakan untuk hamba Allah

artinya mereka yang sungguh-sungguh bersyukur kepada Tuhannya dengan

menaati segala perintah-Nya dan menunaikan kewajiban beribadah kepada-Nya.

Al-Fauzan (2005) menjelaskan bersyukur menurut terminologi khusus

artinya memperlihatkan pengaruh nikmat ilahi pada diri seorang hamba pada

kalbunya dengan beriman, pada lisannya dengan pujian dan sanjungan, dan pada

anggota tubuhnya dengan mengerjakan amal ibadah dan ketaatan. Dengan

demikian, sedikit nikmat pun menginspirasikan untuk banyak bersyukur, maka

Page 49: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

35

terlebih lagi jika nikmat yang diperolehnya banyak. Dengan demikian, bersyukur

merupakan berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah

dianugerahkan, baik dengan hati, lisan, maupun perbuatan.

Dalam Makhdlori (2007) dijelaskan kata syukur secara lughawi

bermakna membuka dan menyatakan. Membuka kenikmatan, menyatakan

kenikmatan kepada orang lain, dan menyebut kenikmatan dengan lisan. Hakikat

syukur adalah menggunakan nikmat Allah swt untuk taat kepada-Nya dan tidak

menggunakannya untuk berbuat maksiat.

Abu Sa’id al-Kharraz mengungkapkan, “Syukur adalah mengakui nikmat

kepada yang memberi nikmat dan menyatakan rububiyyah-Nya”. Sedangkan

Harits al-Muhasibi menyatakan bahwa syukur adalah “Nilai tambah yang

diberikan Allah SWT kepada orang-orang yang bersyukur”.

Dalam kamus besar bahasa Arab, kata syukur diartikan sebagai ungkapan

terimakasih kepada Allah SWT; beruntung (yang di dalamnya menyatakan rasa

lega, senang, dan sebagainya). Namun dalam al-Qur’an kata syukur mempunyai

empat dasar makna, yakni (dalam Makhdlori, 2007):

1. Menyatakan pujian atas kebaikan yang diterima, dirasa, dan dinikmati

olehnya, yang di dalamnya termasuk keridhaan dan kepuasan walaupun nikmat

yang dirasa hanya sedikit.

2. Kelebatan pohon yang tumbuh subur yang dilukiskan dengan kalimat

sakarat asy-syajarat

3. Sesuatu yang tumbuh di tangkai pohon parasit

4. Pernikahan yang sudah terlepas dari hukum haram

Page 50: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

36

Ibnul Qayyim ra dalam Al-Fauzan (2005) menjelaskan bahwa syukur

dibangun atas lima sendi, yang mana syukur tidak akan sempuna tanpa kelimanya.

Kelima sendi tersebut adalah:

1. Ketundukkan orang yang bersyukur kepada Allah

2. Kecintaan kepada Allah

3. Pengakuan atas nikmat-nikmat Allah

4. Pujian kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya

5. Tidak menggunakannya pada hal-hal yang dibenci-Nya

Orang yang bersyukur adalah orang yang mengakui nikmat Allah dan

mengakui Allah sebagai pemberinya, tunduk kepada-Nya, cinta kepada-Nya, ridha

terhadap-Nya, serta mempergunakan nikmat itu dalam hal yang disukai Allah

dalam rangka taat kepada-Nya. Karena itu, syukur harus disertai ilmu dan amal

yang didasari oleh ketundukkan serta kecintaan kepada Allah Pemberi Nikmat (Al

Fauzan, 2005).

Ibnu Manzhur mengatakan bahwa syukur adalah membalas kenikmatan

(kebaikan orang lain) dengan ucapan, perbuatan dan niat. Seseorang harus

menyampaikan pujian (sanjungan) kepada yang memberinya dengan ucapan,

dengan ketaatan sepenuhnya, serta berkeyakinan bahwa yang memberinya adalah

tuannya (dalam Al Fauzan, 2005).

Dalam Hawwa (2002) menyatakan bahwa syukur adalah pengakuan

terhadap nikmat pemberi nikmat dengan penuh ketundukan maka pendapat

Page 51: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

37

memandang kepada perbuatan lisan disamping sebagain keadaan hati. Selain itu

ada pendapat lain menyebutkan syukur adalah pujian atas pemberi kebaikan

dengan menyebut kebaikan-Nya maka pendapat ini memandang kepada amal lisan

semata-mata. Adapun pendapat yang menyatakan syukur adalah senantiasa berada

(i’tikaf) pada hamparan kehadiran hati (syuhud) dengan terus menerus menjaga

kehormatan maka pendapat inilah yang paling mencakup makna syukur, dan

hanya melisan yang tak terliputi di dalamnya.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bersyukur adalah

berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat baik dengan hati, lisan

maupun perbuatan.

2.3.2. Aspek-aspek Rasa Syukur

Menurut Syara’ syukur dibangun oleh tiga rukun atau sendi yaitu (dalam Al

Fauzan, 2005):

1. Syukur dengan hati

Syukur dengan hati yaitu pengakuan bahwa semua nikmat itu datangnya

dari Allah, sebagai kebaikan dan karunia Sang Pemberi nikmat kepada

hamba-Nya. Manusia tidak mempunyai daya dan upaya untuk

mendatangkan nikmat itu, hanya Allah lah yang dapat

menganugerahkannya tanpa mengharapkan imbalan sepeser pun dari

hamba-Nya. Sebagai seorang hamba, ia harus menunjukkan bahwa dirinya

Page 52: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

38

sangat membutuhkan nikmat itu, merasa cukup dengan nikmat yang telah

diberikan, dan tidak merasa puas dengan syukur yang telah ia lakukan.

Allah berfirman “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari

Allah-lah (datangnya).” (Q.S. An Nahl : 53)

Syukur dengan hati akan membuat seseorang merasakan keberadaan

nikmat itu pada dirinya, hingga ia tidak akan lupa kepada Allah

Pemberiannya. Syukur dengan hati akan membuat seorang hamba

menerima anugerah dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu dan

berkeluh kesah, atau menghujat kepada Allah SWT, walaupun nikmat

yang diterima dinilai kecil. Ketahuilah bahwa tidak sempurna tauhid

seorang hamba hingga ia mengakui bahwa semua nikmat lahir dan batin

yang diberikan kepadanya dan kepada makhluk lainnya, semua itu berasal

dari Allah, kemudian ia menggunakannya untuk taat dan mengabdi

kepada-Nya.

Orang yang menyatakan dengan hatinya bahwa semua nikmat berasal dari

Allah, tapi terkadang dengan lisannya ia menyandarkan nikmat itu kepada

Allah, terkadang kepada diri dan jerih payahnya sendiri ataupun kepada

usaha orang lain, maka ia wajib bertobat dengan sungguh-sungguh dan

tidak lagi menyandarkan semua nikmat kecuali kepada Pemiliknya

(Allah).

Page 53: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

39

2. Syukur dengan lisan

Syukur dengan lisan yaitu menyanjung dan memuji Allah atas nikmat-Nya

dengan penuh kecintaan, serta menyebut-nyebut nikmat itu sebagai pengakuan

atas karunia-Nya dan kebutuhan terhadapnya, bukan karena pamer atau

sombong. Dengan cara demikian, hati dan anggota tubuh dapat tergugah untuk

bersyukur.

Syukur dengan ucapan yang berhubungan dengan nikmat ada dua macam:

a. Bersifat umum, yaitu menyifati Allah dengan sifat kedermawanan,

kemuliaan, kebaikan, kemurahan, dan lain sebagainya dari sifat-sifat Nya yang

sempurna

b. Bersifat khusus, yaitu dengan menyebut-nyebut nikmat-Nya serta

mengabarkannya kepada orang-orang bahwa nikmat itu datangnya dari Allah,

sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan terhadap nikmat Rabbmu maka

hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (Q.S. Ad Dhuha:

11). Para ahli tafsir menerangkan bahwa maksud ayat tersebut adalah

hendaklah memuji Allah atas nikmat-Nya, juga diperintahkan untuk

memberitahukan nikmat itu kepada orang-orang jika hal itu akan memberi

kemaslahatan. Jika tidak, maka cukup dengan menyebut-nyebutnya saja,

karena dengan itu maka akan terdorong untuk mensyukurinya.

Menyebut-nyebut nikmat Allah merupakan salah satu sendi syukur. Jika

seorang hamba menyebut-nyebutnya, maka akan teringat kepada pemberinya

dan mengakui kelemahan dirinya dan dengan sendirinya ia akan tunduk

kepada Allah, memuji-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan banyak mengingat-

Page 54: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

40

Nya dengan berbagai macam dzikir, sebab dzikir merupakan pangkalnya

syukur. Orang yang tidak mengingat Allah berarti tidak bersyukur kepada-

Nya.

3. Syukur dengan perbuatan

Sebagian ulama memberi penjelasan singkat mengenai pengertian syukur

dengan anggota badan (perbuatan), yaitu senantiasa melakukan atau

melaksanakan ketaatan dan berusaha menghindari kesalahan.

Syukur dengan anggota badan artinya anggota tubuh digunakan untuk

beribadah kepada Allah SWT, karena masing-masing anggota tubuh memiliki

kewajiban beribadah. Hal itu tidak akan sempurna kecuali dengan menaati

Allah dan rasul-Nya dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi

larangan-Nya, termasuk menggunakan nikmat-nikmat-Nya di jalan yang

diridhain-Nya dan tidak menggunakannya untuk berbuat maksiat kepada-

Nya. Seorang individu harus mengetahui hal-hal yang disukai Allah agar

dapat memanfaatkan nikmat dalam hal yang disukai-Nya itu.

2.3.3. Pengukuran Rasa Syukur

Pengukuran mengenai gratitude telah banyak dibuat dan digunakan oleh para

ahli, di antaranya adalah CQ-6 (The Gratitude Questionnaire-6). Pengukuran ini

dibuat oleh McCullough, Emmons, dan Tsang (2002) yang awalnya terdiri dari

39 pernyataan untuk mengukur empat aspek, yaitu: span, intensity, frequency,

dan density. Setelah dilakukan uji validitas tersisa enam pernyataan valid

Page 55: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

41

sehingga pengukuran ini bernama CQ-6. Pada penelitian ini menggunakan skala

yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek rasa syukur dari Al

Fauzan (2005).

2.4. Kerangka Berpikir

Mahasiswa dipandang sebagai pemimpin masa depan. Mereka memiliki

keberhasilan akademis sebagai tujuan utama mereka. Untuk mencapai tujuan ini,

diperlukan dedikasi, pengorbanan, disiplin diri, motivasi dan hubungan baik

antara mahasiswa dan dosen. Mahasiswa dibebani dengan banyak tanggung jawab

dan tantangan (Salami, 2010).

Setiap mahasiswa memiliki tuntutan yang berbeda dari orang tua, mereka

harus bertanggung jawab terhadap pendidikan yang ditempuh dengan memberikan

hasil yang maksimal. Terlebih lagi bagi mahasiswa yang aktif kuliah dan bekerja,

dimana selain tanggung jawab terhadap pendidikannya harus bisa memenuhi

tanggung jawab dari pengelola usaha yang telah memperkerjakannya. Tanggung

jawab yang harus dipenuhi itu menjadi beban tugas tersendiri bagi mahasiswa

yang kuliah dan bekerja. Belum lagi permasalahan lain yang timbul dapat

mempengaruhi proses pemenuhan tuntutan yang ada, seperti permasalahan dalam

pergaulan atau permasalahan keluarga yang akan menambah tuntutan beban untuk

diselesaikan.

Mahasiswa yang bekerja seringkali mengalami kesulitan dalam mengatur

urusan sehari-hari mereka, membagi waktu antara bekerja dan kuliah. Mereka

sering tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas, laporan dan

Page 56: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

42

belajar serta memiliki tanggung jawab terhadap beban tugas dari pekerjaan

mereka. Selain itu, padatnya kegiatan yang dijalani oleh mahasiswa yang kuliah

sambil bekerja membuat mereka memiliki waktu yang terbatas di kampus, jarang

terlibat aktivitas kampus dan sosial, sehingga menyebabkan kurangnya interaksi

dengan sesama temannya di kampus. Hal-hal tersebut merupakan indikator

rendahnya psychological well-being (Ryff, 1989).

Psychological well-being adalah kondisi mahasiswa yang kuliah sambil

bekerja yang ditandai dengan adanya perasaan bahagia, mempunyai kepuasan

hidup dan tidak adanya gejala-gejala depresi karena kondisi tersebut dipengaruhi

oleh adanya fungsi psikologis yang positif.

Sebagaimana yang telah disampaikan diatas bahwa banyak faktor-faktor

yang mempengaruhi psychological well-being yaitu faktor demografis seperti

jenis kelamin (Ryff, 1989), usia (Ryff dalam Ryan & Deci, 2001), kepribadian

(Schumutte & Ryff; dalam Ryan & Deci, 2001), kecerdasan emosi (Shulman &

Hemenover; dalam Extremera dkk., 2011), budaya (Ryff, 1989), status sosial

ekonomi (Ryff, dalam Ryan & Deci, 2001) dan rasa syukur (Wood, Joseph, &

Maltby, 2009).

Dari faktor-faktor di atas peneliti ingin meneliti dua dari ketujuh faktor,

yang pertama adalah kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi merupakan salah satu

faktor yang sangat mempengaruhi psychological well-being mahasiswa yang

kuliah sambil bekerja. Goleman (2005) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai

kemampuan kita mengenali perasaan kita sendiri dan orang lain, kemampuan

Page 57: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

43

memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri

sendiri dan keterampilan sosial.

Seorang mahasiswa yang kuliah sambil bekerja yang memiliki

kecerdasan emosi yang lebih tinggi, sedikit mengalami tekanan emosi ketika

berhadapan dengan keadaan atau situasi yang membuat mereka stres seperti

banyaknya tuntutan dan tanggung jawab sehingga membuat mereka sulit

mengatur jadwal atau urusan mereka sehari-hari.

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk

mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kesadaran diri membuat

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja lebih waspada terhadap suasana hati

maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka mahasiswa yang

kuliah sambil bekerja menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh

emosi.

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani

perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga tercapai keseimbangan

dalam diri individu. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas

terlampau lama akan mengoyak kestabilan emosinya. Dalam hal ini, seorang

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja membutuhkan kemampuan untuk menjaga

agar emosi yang merisaukan tetap terkendali untuk menuju kesejahteraan emosi

tersebut.

Kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,

kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta

kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan harus dimiliki

Page 58: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

44

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja agar tidak merasa tertekan dan dapat

bangkit dari kegagalan yang ia rasakan.

Memotivasi diri adalah kemampuan untuk bertahan dan terus berusaha

menemukan cara untuk mencapai tujuan. Ciri individu yang memiliki kemampuan

ini adalah memiliki kepercayaan diri yang tinggi, optimis dalam menghadapi

keadaan yang sulit, cukup terampil dan fleksibel dalam menemukan cara agar

sasaran tercapai dan mampu memecahkan masalah berat menjadi masalah kecil

yang mudah dijalankan. Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja juga harus dapat

memotivasi dirinya sendiri agar cenderung lebih produktif dan efektif dalam apa

yang ia lakukan.

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.

Menurut Goleman (2005), kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau

peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Mahasiswa yang memiliki

kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang

tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia

lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang

lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

Keterampilan sosial merupakan suatu keterampilan yang menunjang

popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar sesama. Keterampilan dalam

berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina

hubungan.Oleh karena itu, mahasiswa yang kuliah sambil bekerja yang memiliki

kemampuan tersebut dapat mempengaruhi orang lain, memimpin dengan baik,

Page 59: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

45

bermusyawarah, menyelesaikan perselisihan, dan mudah bekerja sama dengan

orang lain.

Selain kecerdasan emosi, faktor yang mempengaruhi psychological well-

being seseorang adalah rasa syukur. Rasa syukur adalah berterima kasih kepada

Allah SWT atas segala nikmat yang telah dianugerahkan, baik dengan hati, lisan

maupun perbuatan (Al-Fauzan, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Wood, Joseph, dan Maltby,

2009) rasa syukur secara signifikan berkorelasi dengan psychological well-being.

Syukur sangat efektif dalam meningkatkan well-being seperti membangun sumber

daya psikologis, sosial, dan spiritual (Emmons & McCullough, 2003). Semakin

bersyukur seseorang, maka well-being-nya akan semakin tinggi, ia akan memiliki

evaluasi kognitif dan afektif yang positif tentang hidupnya, begitu pula dengan

sebaliknya.

Penelitian lain menyebutkan bahwa bersyukur bisa mencegah emosi yang

melemahkan dan mencegah kondisi patologis (Bono, Emmons, & McCullough;

dalam Linley & Joseph, 2004). Ada banyak sekali manfaat yang bisa diambil dari

bersyukur, diantaranya yaitu bisa menimbulkan ketenangan batin, hubungan

interpersonal yang lebih baik dan juga kebahagiaan (Bono, Emmons, &

McCullough; dalam Linley & Joseph, 2004).

Syukur dengan hati akan membuat mahasiswa tersebut dapat merasakan

keberadaan nikmat itu pada dirinya, hingga ia tidak akan lupa kepada Allah

pemberiannya.

Page 60: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

46

Syukur dengan lisan, jika seorang hamba menyebut-nyebutnya, ia akan

teringat kepada pemberinya dan mengakui kelemahan dirinya. Maka dengan

sendirinya akan tunduk kepada Allah, memuji-Nya, bersyukur kepada-Nya, dan

banyak mengingat-Nya dengan berbagai macam dzikir, sebab dzikir merupakan

pangkalnya syukur.

Syukur dengan anggota badan artinya anggota tubuh digunakan untuk

beribadah kepada Allah Tuhan semesta alam, karena masing-masing anggota

tubuh memiliki kewajiban beribadah.

Dari latar belakang dan teori yang sudah dijelaskan sebelumnya di atas,

maka dapat disimpulkan fokus penelitian adalah kecerdasan emosi (mengenali

emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri, empati, danketerampilan

sosial) dan rasa syukur (syukur dengan hati, syukur dengan lisan dan syukur

dengan perbuatan).

Page 61: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

47

KECERDASAN EMOSI

1.

2.

3.

4.

RASA SYUKUR

Gambar 2.1. Bagan Kerangka berpikir pengaruh kecerdasan emosi dan rasa

syukur dengan psychological well-being mahasiswa yang kuliah

sambil bekerja

Mengenali emosi diri

sendiri

Syukur dengan

perbuatan

Syukur dengan lisan

Mengelola emosi

Memotivasi diri

Mengenali emosi orang

lain

Keterampilan sosial

Syukur dengan hati

Psychological

well-being

Page 62: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

48

2.5. Hipotesis Penelitian

2.5.1. Hipotesis Mayor

Ha: Ada pengaruh antara mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi,

memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, keterampilan sosial, syukur

dengan hati, syukur dengan lisan, dan syukur dengan perbuatan terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

2.5.2. Hipotesis Minor

Ha1: Ada pengaruh mengenali emosi diri sendiri pada kecerdasan emosi

terhadap psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Ha2: Ada pengaruh mengelola emosi pada kecerdasan emosi terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Ha3: Ada pengaruh memotivasi diri pada kecerdasan emosi terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Ha4 : Ada pengaruh mengenali emosi orang lain pada kecerdasan emosi terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Ha5: Ada pengaruh keterampilan sosial pada kecerdasan emosi terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Page 63: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

49

Ha6: Ada pengaruh syukur dengan hati terhadap psychological well-being

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Ha: Ada pengaruh syukur dengan lisan terhadap psychological well-being

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Ha8: Ada pengaruh syukur dengan perbuatan terhadap psychological well-being

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Ha9: Ada pengaruh jenis kelamin terhadap psychological well-being mahasiswa

yang kuliah sambil bekerja.

Page 64: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

50

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang populasi, sampel, teknik sampling, variabel

penelitian, definisi operasional variabel, uji validitas intrumen, teknik analisis

data, serta prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian.

1.1.Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1.1.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Langkah pertama yang harus dilakukan suatu penelitian yaitu dengan

mengidentifikasi dan mendefinisikan secara jelas populasi yang akan dilibatkan.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa atau mahasiswi di wilayah

Jabodetabek yang kuliah sambil bekerja.

Dengan kriteria:

1. Nilai IPK di atas 3.00, dengan IPK ini maka mahasiswa yang

kuliah sambil bekerja mampu mengatasi berbagai tekanan

kuliah sambil bekerja.

2. Bekerja 5 hari dalam seminggu, dengan jumlah hari kerja ini

maka mahasiswa yang kuliah sambil bekerja mampu mengatasi

berbagai tekanan kerja sambil kuliah.

Page 65: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

51

3. Beragama islam

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sejumlah 200 orang.

1.1.2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini bersifat non probability sampling yang

berarti kemungkinan terpilihnya dari setiap responden anggota populasi tidak

dapat dihitung. Peneliti menggunakan teknik non probability sampling dengan

alasan tidak adanya data yang diperoleh mengenai populasi. Selain itu,

keterbatasan waktu dan biaya juga menjadi alasan bagi peneliti dalam

menggunakan teknik non probability sampling.

1.2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kecerdasan emosi

(mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri, kemampuan

mengenali emosi orang lain dan keterampilan sosial), rasa syukur (lisan, hati dan

perbuatan) dan jenis kelamin. Sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah

psychological well-being.

1.2.1. Definisi Operasional Psychological Well-being

Psychological well-being adalah kondisi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja

yang ditandai dengan adanya perasaan bahagia, mempunyai kepuasan hidup dan

tidak adanya gejala-gejala depresi karena kondisi tersebut dipengaruhi oleh

adanya fungsi psikologis yang positif yang diukur dengan skala psychological

Page 66: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

52

well-being yang terdiri atas dimensi penerimaan diri, hubungan positif dengan

orang lain, mempunyai tujuan hidup, perkembangan pribadi, penguasaan

lingkungan dan kemandirian. Pengukuran dengan skor melalui skala Likert.

1.2.2. Definisi Operasional Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah kemampuan mahasiswa yang kuliah sambil bekerja

dalam menggunakan atau mengelola emosi baik pada diri sendiri maupun ketika

berhadapan dengan orang lain, dan menggunakannya secara efektif untuk

memotivasi diri dan bertahan pada tekanan, serta mengendalikan diri untuk

mencapai hubungan yang produktif yang diukur dengan skala kecerdasan emosi

melalui dimensi mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri,

mengenali emosi orang lain, dan keterampilan sosial. Pengukuran dengan skor

melalui skala Likert.

1.2.3. Definisi Operasional Rasa Syukur

Rasa syukur adalah berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat yang

telah dianugerahkan, baik dengan hati, lisan maupun perbuatan yang diukur

dengan skala rasa syukur melalui aspek syukur dengan hati, syukur dengan lisan,

dan syukur dengan perbuatan. Pengukuran dengan skor melalui skala Likert.

Page 67: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

53

1.3. Instrumen Pengumpulan Data

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan angket atau kuisioner. Sedangkan

instrumen penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan skala Likert,

dimana aspek pada variabel dijadikan sebagai tolak ukur penyusunan item

instrumen.

Setiap individu memiliki jawaban yang berbeda-beda, tidak ada jawaban

yang dianggap benar atau salah. Cara menjawabnya adalah dengan memberikan

tanda silang (X) atau Checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang sudah

disediakan.

Pada skala penelitian ini digunkan empat pilihan jawaban, yaitu sangat

sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Tidak

dimasukannya pilihan tidak tahu dan ragu-ragu karena dikhawatirkan ada

kecenderungan responden akan memilih jawaban tidak tahu atau ragu-ragu,

sehingga tidak ada perbedaan atau variabeljawaban dari setiap item. Nilai untuk

keempat pilihan jawaban sebagi berikut:

Tabel 3.1

Skor Pengukuran Skala

Pilihan Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak Sesuai 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

Page 68: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

54

Dalam penelitian ini, skala disusun dalam bentuk pernyataan favorable (positif)

dan unfavorable (negatif). Pada pernyataan positif, skor angka 1 pada pernyataan

positif memberikan arti bahwa pernyataan dalam skala tersebut sangat tidak

sesuai. Skor 2 memberikan arti bahwa pernyataan yang ada pada skala tersebut

tidak sesuai. Skor 3 memberikan arti bahwa pernyataan yang ada pada skala

tersebut sesuai. Skor 4 menunjukkan bahwa pernyataan tersebut sangat sesuai.

Sedangkan pada pernyataan negatif, angka 1 memberikan arti bahwa pernyataan

dalam skala tersebut sangat sesuai. Skor 2 memberikan arti bahwa pernyataan

yang ada pada skala tersebut sesuai. Skor 3 memberikan arti bahwa pernyatan

yang ada pada skala tersebut tidak sesuai. Skor 4 menunjukkan bahwa pernyataan

yang ada pada skala tersebut sangat tidak sesuai.

Adapun instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1.3.1. Psychological Well-being

Pada skala ini, peneliti menggunakan skala yang diadaptasi dari Ryff’s

Psychological Well-being Scale yang pernyataan-pernyataan pada item-itemnya

disesuaikan dengan kebutuhan penelitian tetapi tetap berdasarkan aspek-aspek

psychological well-being menurut Ryff (1989). Pada tiap aspeknya peneliti

mengambil 4 item yang menjelaskan masing-masing aspek tersebut. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini.

Page 69: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

55

Tabel 3.2.

Blue Print Psychological well-being

No Dimensi Indikator Item Total

Fav UnFav

1. Penerimaan

Diri

Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri 2 1, 3, 4 4

Memahami dan menerima berbagai aspek diri termasuk

didalamnya kualitas baik dan buruk

Menilai positif kehidupan yang sedang dijalani

2. Memiliki

hubungan

positif dengan

orang lain

Kemampuan individu untuk membina hubungan hangat

dengan orang lain (memiliki kedekatan dengan orang

lain)

6, 7 5, 8 4

Memiliki perasaan yang kuat akan empati sesama

manusia

Mempu mencintai dan membina hubungan interpersonal

yang dibangun atas dasar saling percaya

3. Otonomi Mampu mengarahkan diri dan bersikap mandiri 9, 10 11, 12 4

Mengevaluasi diri dengan standar personal

Mengatur tingkah laku secara mandiri

4. Penguasaan

lingkungan

Mampu mengelola dan mengontrol lingkungan sekitar 13, 14 15, 16 4

Memanfaatkan kesempatan yang ada secara efektif

Mampu menciptakan lingkungan yang cocok dengan

kondisi psikologisnya sendiri dalam rangka

pengembangan diri

5. Tujuan Hidup Adanya kejelasan tujuan hidup 17, 18 19, 20 4

Merasakan arti dalam hidup masa kini maupun yang

telah dijalani

Memiliki tujan dan sasaran hidup yang jelas

6.

Menjadi

pribadi yang

berkembang

Keinginan untuk terus mengembangkan potensinya 21 22, 23,

24

5

Terbuka terhadap pengalaman baru

Menyadari potensi-potensi yang dimilikinya

Page 70: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

56

1.3.2. Kecerdasan Emosi

Pada skala ini, peneliti menggunakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosi menurut Goleman (2005) yang untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3.

Blue Print Kecerdasan Emosi

No Aspek Indikator Item

Fav UnFav Total

1. Mengenali emosi diri

sendiri

Mampu mengenali dan memahami emosi

diri sendiri

1, 2 3, 4 8

Mampu memahami penyebab timbulnya

emosi

5, 6 7, 8

2. Mengelola emosi Mampu mengendalikan emosi 9, 10 11, 12 8

Mengekspresikan emosi dengan tepat 13, 14 15, 16

3. Memotivasi diri Optimis 17, 18 19, 20 8

Memiliki dorongan yang kuat 21, 22 23, 24

4. Mengenali emosi

orang lain

Peka terhadap perasaan orang lain 25, 26 27, 28 8

Mendengarkan masalah orang lain 29, 30 31, 32

5. Keterampilan Sosial Dapat berkomunikasi 33, 34 35, 36 8

Memikirkan kepentingan sosial 37, 38 39, 40

Page 71: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

57

1.3.3. Rasa Syukur

Pada skala ini, peneliti menggunakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan aspek-aspek rasa syukur menurut Al Fauzan (2005) yang untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.4.

Blue Print Rasa Syukur

No Dimensi Indikator Item Total

Fav UnFav

1. Syukur dengan hati Mengetahui semua nikmat Allah 1, 2 3, 4 8

Menerima anugrah dengan penuh kerelaan atau

ikhlas

5, 6 7, 8

2. Syukur dengan lisan Mengucap syukur 9, 10 11, 12 8

Memuji Allah 13, 14 15, 16

3. Syukur dengan

perbuatan

Mengerjakan amal shaleh atau beribadah 17, 18 19, 20 8

Menggunakan nikmat yang diberikan Allah

dengan baik

21, 22 23, 24

1.4. Uji Validitas

1.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas

konstruk alat ukur. Untuk menguji validitas konstruk digunakan Confirmatory

Faktor Analysis (CFA), untuk melihat validitas konstruk setiap item serta menguji

struktur faktor yang diturunkan secara teoritis. Dalam hal ini, yang dimaksud

Page 72: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

58

dengan teori adalah konsep bahwa seluruh item mengukur satu hal yang sama

(unidimensional) yaitu konstruk yang hendak diukur.

1.4.2. Uji validitas Konstruk Psychological Well-being

1. Penerimaan Diri (self acceptance)

Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel psychological well-being (penerimaan diri). Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 16.05, df = 2, P-value = 0.00033, RMSEA = 0.188. Oleh karena itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 1.33, df = 1, P-value = 0.24923, RMSEA = 0.041.

Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya

model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu penerimaan diri.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada table 3.5.

Page 73: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

59

Tabel 3.5

Muatan faktor Psychological well-being (penerimaan diri)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.87 0.42 2.07 √

2 0.25 0.14 1.87 X

3 0.28 0.15 1.91 X

4 0.74 0.37 1.99 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.5 nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 2 dan 3.

Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor

2dan 3 yang artinya item tersebut tidak akan diikutkan dalam analisis perhitungan

skor faktor.

2. Hubungan Positif dengan Orang Lain (positive relation with others)

Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel psychological well-being (hubungan positif dengan

orang lain). Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor,

ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 6.58, df = 2, P-value = 0.03727, RMSEA =

0.107. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana

Page 74: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

60

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.60, df = 1,

P-value=0.43886, RMSEA=0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value >

0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu hubungan

positif dengan orang lain.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak.Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6.

Tabel 3.6

Muatan faktor Psychological well-being (hubungan positif dengan orang lain)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

5 0.32 0.11 2.96 √

6 0.39 0.11 3.54 √

7 0.69 0.16 4.16 √

8 0.21 0.10 2.09 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.6, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

Page 75: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

61

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 artinya semua item

dalam dimensi ini akan diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

3. Otonomi (autonomy)

Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel psychological well-being (otonomi). Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-

Square=6.54, df =2, P-Value = 0.03805, RMSEA =0.107. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 0.35, df =1, P-Value = 0.55157, RMSEA = 0.000. Nilai Chi-

Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu otonomi.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7.

Page 76: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

62

Tabel 3.7

Muatan faktor Psychological well-being (otonomi)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

9 0.44 0.13 3.33 √

10 0.14 0.07 1.92 √

11 0.26 0.10 2.71 √

12 1.16 0.30 3.86 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.7, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96. Sehingga seluruh item

tersebut dapat ikut analisis dalam perhitungan skor faktor.

2. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery)

Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel psychological well-being (penguasaan lingkungan). Dari

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit

dengan Chi-Square = 45.03, df = 2, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.329. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.28, df = 1, P-Value = 0.59936,

Page 77: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

63

RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu penguasaan

lingkungan.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel3.8.

Tabel 3.8.

Muatan faktor Psychological well-being (penguasaan lingkungan)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

13 0.21 0.07 2.92 √

14 0.33 0.10 3.23 √

15 1.58 0.36 4.40 √

16 0.37 0.11 3.42 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96. Sehingga seluruh item

tersebut dapat ikut analisis dalam perhitungan skor faktor.

Page 78: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

64

3. Tujuan Hidup

Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel psychological well-being (tujuan hidup). Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 77.31, df =20, P-Value = 0.00000, RMSEA =0.120. Oleh karena itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 26.20, df =16, P-Value = 0.05122, RMSEA =

0.057. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu memiliki tujuan hidup.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9.

Page 79: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

65

Tabel 3.9.

Muatan faktor Psychological well-being (tujuan hidup)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

17 0.60 0.10 6.04 √

18 0.90 0.13 7.12 √

19 0.37 0.08 4.45 √

20 -0.05 0.08 -0.61 X

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.9, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka

diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 dan bermuatan

negatif, yaitu item nomor 20. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang

akan di-drop adalah item nomor 20 yang artinya item tersebut tidak akan

diikutkan dalam analisis perhitungan skor faktor.

4. Pribadi yang Berkembang (personal growth)

Peneliti menguji apakah 4 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur variabel psychological well-being (pribadi yang berkembang).

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fit dengan Chi-Square = 77.31, df = 20, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.120.

Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

Page 80: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

66

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 26.20, df = 16, P-Value = 0.05122,

RMSEA = 0.057. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu pribadi yang

berkembang.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel3.10.

Tabel 3.10.

Muatan faktor Psychological well-being (menjadi pribadi yang berkembang)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

21 0.42 0.08 5.61 √

22 0.38 0.08 4.99 √

23 0.77 0.07 11.27 √

24 0.80 0.07 11.71 √

25 0.64 0.07 9.00 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1.96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, diketahui

Page 81: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

67

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96. Sehingga seluruh item

tersebut dapat ikut analisis dalam perhitungan skor faktor.

1.4.3. Uji Validitas Konstruk Kecerdasan Emosi

1. Mengenali Emosi Diri Sendiri (knowing one’s emotion)

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kecerdasan emosi (mengenali emosi diri sendiri). Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 252.87, df = 20, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.242. Oleh karena

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 17.22, df = 10, P-Value = 0.06961, RMSEA =

0.060. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu mengenali emosi diri sendiri.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11.

Page 82: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

68

Tabel 3.11.

Muatan faktor Kecerdasan Emosi (Mengenali Emosi Diri Sendiri)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.19 0.07 2.64 √

2 0.47 0.07 6.36 √

3 -0.04 0.10 -0.44 X

4 -0.13 0.10 -1.28 X

5 0.59 0.08 7.84 √

6 1.00 0.09 11.55 √

7 0.33 0.07 4.50 √

8 0.15 0.07 2.17 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.11, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka

diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 3

dan 4. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akandi-drop adalah item

nomor 3 dan 4 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan

skor faktor.

Page 83: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

69

2. Mengelola Emosi (managing emotions)

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kecerdasan emosi (mengelola emosi). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

203.09, df = 20, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.214. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 16.35, df = 13, P-Value = 0.23066, RMSEA = 0.036. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu mengelola emosi.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12.

Page 84: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

70

Tabel 3.12.

Muatan faktor Kecerdasan Emosi (Mengelola Emosi)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

9 0.54 0.08 7.14 √

10 0.83 0.08 10.92 √

11 0.36 0.08 4.65 √

12 0.27 0.08 3.37 √

13 0.59 0.07 7.85 √

14 0.52 0.08 6.86 √

15 0.34 0.08 4.25 √

16 -0.06 0.09 -0.63 X

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t >1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.12, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka

diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 16.

Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor

16 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

3. Memotivasi Diri (motivating oneself)

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kecerdasan emosi (memotivasi diri). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

Page 85: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

71

197.65, df = 20, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.211. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 11.84 , df = 10 , P-Value = 0.29621, RMSEA = 0.030 nilai

Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu memotivasi diri.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.13.

Page 86: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

72

Tabel 3.13.

Muatan faktor Kecerdasan Emosi (Memotivasi Diri)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

17 0.65 0.07 10.03 √

18 0.62 0.06 9.57 √

19 0.47 0.09 5.16 √

20 0.50 0.07 7.42 √

21 0.92 0.06 16.27 √

22 0.86 0.06 14.80 √

23 0.54 0.07 8.20 √

24 0.56 0.07 8.49 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1.96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.13, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka

diketahui bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96. Sehingga

seluruh item tersebut dapat ikut analisis dalam perhitungan skor faktor.

4. Mengenali Emosi Orang Lain (recognizing emotions in others)

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kecerdasan emosi (mengenali emosi orang lain). Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square = 315.71, df = 20, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.273. Oleh karena

Page 87: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

73

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 18.91, df = 12, P-Value = 0.09078, RMSEA =

0.054. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh

item mengukur satu faktor saja yaitu mengenali emosi orang lain.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14.

Page 88: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

74

Tabel 3.14.

Muatan faktor Kecerdasan Emosi (Mengenali Emosi Orang Lain)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

25 0.47 0.07 6.50 √

26 0.47 0.07 6.56 √

27 0.70 0.07 10.69 √

28 0.88 0.06 15.01 √

29 0.63 0.07 9.54 √

30 0.59 0.07 8.63 √

31 0.60 0.07 8.89 √

32 0.65 0.07 9.75 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.14, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka

diketahui bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96. Sehingga

seluruh item tersebut dapat ikut analisis dalam perhitungan skor faktor.

5. Keterampilan Sosial (handling relationship)

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur kecerdasan emosi (keterampilan sosial). Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

150.81, df = 20, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.181. Oleh karena itu, peneliti

Page 89: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

75

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 19.03, df = 13, P-Value = 0.12221, RMSEA = 0.048. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu keterampilan sosial.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.15.

Tabel 3.15.

Muatan faktor Kecerdasan Emosi (Keterampilan sosial)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

33 0.38 0.09 4.39 √

34 0.50 0.08 6.45 √

35 0.03 0.08 0.42 X

36 0.49 0.08 6.44 √

37 0.46 0.08 6.05 √

38 0.69 0.07 9.99 √

39 0.74 0.07 10.06 √

40 0.61 0.08 7.99 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1.96) ; X = tidak signifikan

Page 90: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

76

Berdasarkan tabel 3.15, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka

diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktormya < 1,96 yaitu item nomor

35. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item

nomor 35 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor

faktor.

1.4.4. Uji validitas konstruk rasa syukur

1. Syukur dengan hati

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur rasa syukur (syukur dengan hati). Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square = 75.91,

df = 20, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.119. Oleh karena itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

Square = 20.47, df = 17, P-Value = 0.25103, RMSEA = 0.032. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor

saja yaitu mengenali syukur dengan hati.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak.Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

Page 91: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

77

koefisien muatan faktor dari item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.16.

Tabel 3.16.

Muatan faktor Rasa Syukur (Syukur dengan Hati)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.59 0.07 8.39 √

2 0.81 0.06 13.40 √

3 0.62 0.07 9.51 √

4 0.90 0.06 15.43 √

5 0.81 0.06 13.45 √

6 0.69 0.06 10.74 √

7 0.28 0.07 3.83 √

8 -0.03 0.07 -0.39 X

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.16, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka

diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktornya < 1,96 yaitu item nomor 8.

Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item nomor

8 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

Page 92: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

78

2. Syukur dengan Lisan

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur rasa syukur (syukur dengan lisan). Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

300.70, df = 20, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.256. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 18.38, df = 12, P-Value = 0.13857, RMSEA = 0.048. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensiona) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu mengenali syukur dengan lisan.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak.Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.17.

Page 93: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

79

Tabel 3.17

Muatan faktor Rasa Syukur (Syukur dengan Lisan)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

9 0.24 0.05 4.57 √

10 -0.04 0.04 -1.01 X

11 0.33 0.06 5.76 √

12 0.36 0.07 5.53 √

13 0.39 0.08 4.64 √

14 0.43 0.06 6.88 √

15 1.27 0.08 16.49 √

16 0.70 0.07 9.62 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.17, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. kemudian melihat muatan faktor dari item, maka

diketahui bahwa terdapat item yang muatan faktormya < 1,96 yaitu item nomor

10. Dengan demikian, secara keseluruhan item yang akan di-drop adalah item

nomor 10 yang artinya item tersebut tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor

faktor.

3. Syukur dengan Perbuatan

Peneliti menguji apakah 8 item ada yang bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur rsa syukur (syukur dengan perbuatan). Dari hasil analisis CFA

Page 94: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

80

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square =

280.08, df = 20, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0.256. Oleh karena itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 18.38, df = 12, P-Value= 0.10474, RMSEA = 0.052. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu syukur dengan perbuatan.

Tahap selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di-drop atau tidak.Maka dilakukan pengujian hipotesis nilai tentang

koefisien muatan faktor dari item.Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.18.

Page 95: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

81

Tabel 3.18.

Muatan faktor Rasa Syukur (Syukur dengan Perbuatan)

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

17 0.66 0.07 9.69 √

18 0.76 0.07 11.39 √

19 0.65 0.08 8.57 √

20 0.33 0.08 4.31 √

21 0.58 0.07 8.18 √

22 0.52 0.07 7.53 √

23 0.68 0.07 10.03 √

24 0.45 0.07 6.34 √

Ketergangan: tanda √ = signifikan (t>1,96) ; X =

tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.18, nilai t bagi koefisien muatan faktor dari keseluruhan item

signifikan karena t > 1,96. Kemudian melihat muatan faktor dari item, maka

diketahui bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya < 1,96. Sehingga

seluruh item tersebut dapat ikut analisis dalam perhitungan skor faktor.

1.5. Metode Analisis Data

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode analisis

regresi berganda (multiple reggression analysis) yaitu suatu metode untuk

menguji signifikan tidaknya pengaruh dari sekumpulan variabel bebas (variabel

Page 96: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

82

independen) terhadap variabel terikat (variabel dependen). berikut ini adalah

persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini:

Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+e

Keterangan:

Y = Psychological well-being

a = intercept

b = koefisien regresi

X1 = Mengenali emosi diri sendiri pada kecerdasan emosi

X2 = Mengelola emosi pada kecerdasan emosi

X3 = Memotivasi diri pada kecerdasan emosi

X4 = Mengenali emosi orang lain pada kecerdasan emosi

X5 = Keterampilan Sosial pada kecerdasan emosi

X6 = Syukur dengan hati

X7 = Syukur dengan lisan

X8 = Syukur dengan perbuatan

X9 = Jenis Kelamin

e = residu, yang dalam hal ini adalah seluruh variabel independen selain sembilan

variabel independen dalam penelitian ini yang mempengaruhi psychological well-

being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja namun tidak diteliti.

Adapaun data yang dianalisis dengan persamaan di atas adalah hasil

pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini, true

Page 97: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

83

score adalah skor faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS 18.0

dengan menggunakan item-item yang valid. Dengan demikian maka tidak perlu

lagi dilaporkan reliabilitasnya. Tujuan dari true score adalah agar koefisien regresi

tidak mengalami attenuasi atau underestimated (koefisien regresi yang terhitung

lebih rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan). True score inilah

yang kemudian akan diteliti dengan analisis regresi berganda untuk menguji

hipotesis penelitian yang dibahas pada BAB 2.

Dalam analisis regresi berganda, besarnya presentase atau proporsi varians

psychological well-being yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang

bisa diteliti bisa diukur dengan menggunakan rumus R2, dimana:

R2 =

Adapun jumlah kuadrat regresi bisa diperoleh jika semua koefisien regresi

sudah dihitung. Rumus untuk menghitung jumlah kuadrat regresi adalah:

Ssreg = Σ (ỳ - ӯ)2 = b1Σx1y + b2Σx2y + b3Σx3y + ..... b9Σx9y, dimana:

ỳ = a + bx

Σx1y = Σ (x1 – x1bar) (y - ӯ)

Dan rumus untuk menghitung jumlah kuadrat y total adalah:

Ssy = Σ (y – ӯ)2

R2 diuji signifikan atau tidaknya dengan F tes. Rumus F tes adalah:

F =

( )( )⁄

, dimana :

Page 98: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

84

n = banyaknya sampel

k = banyaknya independen varibel dengan df = k dan n- k – 1

jika R2 signifikan (P<0.05) berarti proporsi varians Y yang dipengaruhi oleh

kedua faktor (kecerdasan emosi dan rasa syukur) secara keseluruhan adalah

signifikan.

Jika telah terbukti signifikan maka peneliti akan menguji variabel mana dari

sembilan variabel independen yang signifikan. Dalam hal ini peneliti menguji

signifikan atau tidaknya koefisien regresi (b) dengan t-test. Dimana rumusnya:

Tbi = bi atau Sbi , dengan:

bi = koefisien regresi variabel yang ke – i

Sbi = standar deviasi sampling dari koefisien regresi yang ke – i

Jika tbi memiliki skor t > |1.96| maka koefisien regresi variabel tersebut

dinyatakan signifikan, sebaliknya jika t < 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan

tidak signifikan (dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5%).

Dalam multiple regression analysis ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu:

1. R2 yang menunjukkan proporsi varian (presentase varian) dari variabel

dependen yang bisa diterangkan oleh variabel independen.

2. Uji Hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien

regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari

variabel independen yang bersangkutan.

3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi

tentang beberapa harga Y jika nilai variabel independen diketahui.

Page 99: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

85

4. Sumbangan varian dari masing-masing aspek variabel independen yaitu

kecerdasan emosi dan rasa syukur dalam mempengaruhi psychological well-

being.

1.6. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti merumuskan masalah yang akan

diteliti. Kemudian mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut

dari sudut pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori secara lengkap

kemudian menyiapkan, membuat, dan menyusun alat ukur yang akan

digunakan dalam penelitian ini yaitu psychological well-being, kecerdasan

emosi, dan rasa syukur berupa skala Likert yang dibuat oleh peneliti

berdasarkan teori yang didapat.

2. Meminta expert judgement yaitu dosen pembimbing, yang dianggap ahli untuk

menilai apakah pengklasifikasian item yang dilakukan sudah benar dan tepat

berdasarkan teori yang telah dipaparkan.

3. Menyesuaikan hasil expert judgement dengan pengklasifikasian yuang telah

dibuat, sehingga didapat pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai dengan

dasar teori yang telah dikemukakan.

4. Menentukan sampel penelitian yaitu mahasiswa atau mahasiswa di wilayah

Jabodetabek yang kuliah sambil bekerja, pengambilan sampel bersifat non

probability sampling.

Page 100: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

86

5. Peneliti melaksanakan pengambilan data dengan cara menyebarkan angket

kepada para responden sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan.

6. Setelah melakukan penyebaran data atau angket, peneliti melakukan skoring

terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden, menghitung dan mencatat

tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel. Kemudian, peneliti

melakukan analisis data. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis

regresi berganda. Peneliti menggunakan teknik tersebut karena ingin mencari

pengaruh antara variabel independen kecerdasan emosi, rasa syukur dan jenis

kelamin terhadap variabel terikat psychological well-being. Dalam

menganalisis, peneliti menggunakan SPSS 18.0 .

Page 101: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

87

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi empat bagian, yaitu deskripsi subjek penelitian,

deskripsi data penelitian, kategorisasi variabel penelitian, dan uji hipotesis

penelitian.

1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 200 mahasiswa atau mahasiswi diwilayah

Jabodetabek yang kuliah sambil bekerja baik laki-laki maupun perempuan dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Nilai IPK di atas 3,00

2. Bekerja 5 hari dalam seminggu

3. Beragama islam

Selanjutnya, akan dijelaskan deskripsi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

sebagai berikut:

Page 102: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

88

Tabel 4.1.

Gambaran Umum Subjek Berdasaekan Jenis Kelamin

No Identitas Subjek Frekuensi

Persentasi

Jenis Kelamin

1 Perempuan 131 65.5 %

2 Laki-laki 69 34.5 %

Jumlah 200 100 %

Dari tabel diatas, didapat informasi berdasarkan jenis kelamin, subjek dalam

penelitian ini didominasi oleh perempuan dengan persentase 65.5%, dibandingkan

dengan laki-laki hanya 34.5% dari 200 subjek.

1.1.Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin

Peneliti menguji perbedaan pengaruh jenis kelamin terhadap tingkat psychological

well-being sebagai uji pendahuluan untuk kemudian melihat nilai signifikansinya.

Berikut ini disajikan tabel yang menunjukkan deskripsi data berdasarkan jenis

kelamin.

Tabel 4.2.

Deskripsi Data Berdasarkan Jenis Kelamin

N Mean

Statistic Std. Deviation

Perempuan 131 51.0880 1.20339

1.59557 Laki-laki 69 47.9345

Page 103: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

89

Dari tabel diatas, diketahui nilai mean psychological well-being yang dimiliki

oleh responden laki-laki (47.9345) lebih kecil daripada responden perempuan

(51.0880). Hal ini menunjukkan bahhwa laki-laki memiliki psychological well-

being yang lebih rendah dibandingkan dengan perempuan.

1.2.Deskripsi Statistik Masing-Masing Variabel Penelitian

Data skor psychological well-being, kecerdasan emosi, dan rasa syukur diperoleh

melalui angket yang disebar kepada mahasiswa dan mahasiswi di wilayah

Jabodetabek yang kuliah sambil bekerja.

Tabel 4.3.

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PWB 200 24.26 73.06 50.0000 9.09742

KE1 200 20.89 63.77 50.0000 8.71478

KE2 200 26.15 71.40 50.0000 8.99288

KE3 200 24.98 69.91 50.0000 9.18981

KE4 200 26.71 68.99 50.0000 9.05902

KE5 200 25.46 72.05 50.0000 8.53695

RS1 200 22.31 63.43 50.0000 9.14928

RS2 200 26.18 70.03 50.0000 9.55042

RS3 200 18.00 65.35 50.0000 8.88291

Valid N (listwise) 200

Page 104: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

90

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah subjek penelitian sebanyak 200

orang dengan skor psychological well-being yang terendah adalah 24.26

sedangkan skor psychological well-being yang tertinggi adalah 73.06, kemudian

skor kecerdasan emosi aspek mengenali emosi diri memiliki skor terendah 20.89

sedangkan skor tertingginya adalah 63.77, aspek mengelola emosi memiliki skor

terendah 26.15 dan skor tertingginya adalah 71.40, aspek memotivasi diri

memiliki skor terendah 24.98 dan skor tertingginya adalah 69.91, aspek mengenali

emosi orang lain memiliki skor terendah 26.71 dan skor tertingginya adalah 68.99,

aspek keterampilan sosial memiliki skor terendah 25.46 sedangkan skor

tertingginya adalah 72.05, selanjutnya aspek dari rasa syukur yaitu syukur dengan

hati memiliki skor terendah 22.31 dan skor tertinggi 63.43, aspek syukur dengan

lisan memiliki skor terendah 26.18 dan skor tertinggi 70.03, terakhir aspek syukur

dengan perbuatan memiliki skor terendah 18.00 dan skor tertinggi 65.35.

1.2.1. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Berikut ini diuraikan analisis deskriptif psychological well-being, kecerdasan

emosi, dan rasa syukur. Dalam tabel 4.5 berikut akan dijelaskan tentang mean,

standard deviation, range, dan variance dari masing-masing variabel penelitian.

Page 105: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

91

Tabel 4.4.

Tabel Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance

PWB 200 48.80 24.26 73.06 50.0000 9.09742 82.763

KE 200 52.91 19.87 72.78 50.0000 9.51356 90.508

RS 200 53.70 12.78 66.47 50.0000 9.45259 89.351

Valid N

(listwise)

200

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur.

Tabel 4.5.

Norma skor

Norma Rentang Intepretasi

X <Mean <50 Rendah

X >Mean ≥ 50 Tinggi

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi

kategori untuk psychological well-being, kecerdasan emosi, dan rasa syukur

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Page 106: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

92

1.2.2. Kategorisasi Tingkat Psychological Well-being

Dibawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran variable psychological

well-being yang dibagi menjadi dua kategori sebagaimana telah dijelaskan

sebelumnya, yaitu tinggi dan rendah.

Tabel 4.6.

Kategorisasi Tingkat Psychological well-being

Psychological Well-being

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 92 46.0 46.0 46.0

Tinggi 108 54.0 54.0 100.0

Total 200 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.7, ditemukan bahwa 54.0% dari total responden memiliki

psychological well-being tinggi dan 46% responden memiliki tingkat

psychological well-being rendah.Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, tingkat psychological well-being yang paling dominan

berada pada kategori tinggi.

1.2.3. Kategorisasi Tingkat Kecerdasan Emosi

Selanjutnya, di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran kategorisasi

tingkat kecerdasan emosi.

Page 107: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

93

Tabel 4.7.

Kategorisasi Kecerdasan Emosi

Dimensi Frequency Percent Valid Percent

Mengenali Emosi Diri Sendiri Rendah 112 56.0 56.0

Tinggi 88 44.0 44.0

Mengelola Emosi Rendah 83 41.5 41.5

Tinggi 117 58.5 58.5

Memotivasi Diri Rendah 95 47.5 47.5

Tinggi 105 52.5 52.5

Mengenali Emosi Orang Lain Rendah 105 52.5 52.5

Tinggi 95 47.5 47.5

Keterampilan sosial Rendah 99 49.5 49.5

Tinggi 101 50.5 50.5

Dari tabel di atas, ditemukan bahwa 44% dari total responden memiliki tingkat

mengenali emosi diri sendiri tinggi dan 56% responden memiliki tingkat

mengenali emosi diri sendiri rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, tingkat mengenali emosi diri sendiri yang paling dominan

berada pada kategori rendah.

Pada variabel mengelola emosi ditemukan bahwa 58.5% dari total

responden memiliki tingkat mengelola emosi tinggi dan 41.5% responden

memiliki tingkat mengelola emosirendah. Dapat disimpulkan bahwa dari

Page 108: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

94

keseluruhan responden yang diteliti, tingkat mengelola emosi yang paling

dominan berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya, ditemukan bahwa 52.5% dari total responden memiliki

tingkat memotivasi diri sendiri tinggi dan 47.5% responden memiliki tingkat

memotivasi diri sendiri rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, tingkat memotivasi diri sendiri yang paling dominan

berada pada kategori tinggi.

Pada variabel mengenali emosi orang lain ditemukan bahwa 47.5% dari

total responden memiliki tingkat mengenali emosi orang lain tinggi, 52.5%

responden memiliki tingkat mengenali emosi orang lain rendah. Dapat

disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat mengenali

emosi orang lain yang paling dominan berada pada kategori rendah.

Kemudian, pada variabel keterampilan sosial ditemukan bahwa 50.5%

dari total responden memiliki tingkat keterampilan sosial tinggi dan 49.5%

responden memiliki tingkat keterampilan sosial rendah. Dapat disimpulkan bahwa

dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat keterampilan sosial yang paling

dominan berada pada kategori tinggi.

1.2.4. Kategorisasi Tingkat Rasa Syukur

Di bawah ini disajikan tabel yang menunjukkan sebaran kategorisasi tingkat rasa

syukur.

Page 109: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

95

Tabel 4.8.

Kategorisasi Syukur

Dimensi Kategori Frequency Percent Valid Percent

Syukur dengan Hati Rendah 100 50.0 50.0

Tinggi 100 50.0 50.0

Syukur dengan Lisan Rendah 77 38.5 38.5

Tinggi 123 61.5 61.5

Syukur dengan Perbuatan Rendah 112 56.0 56.0

Tinggi 88 44.0 44.0

Dari tabel di atas, ditemukan bahwa 50% dari total responden memiliki tingkat

rasa syukur dengan hati tinggi dan 50% responden memiliki tingkat rasa syukur

dengan hati rendah. Pada vaiabel syukur dengan lisan ditemukan bahwa 61.5%

dari total responden memiliki tingkat rasa syukur dengan lisan yang tinggi dan

38.5% responden memiliki tingkat rasa syukur dengan lisan rendah. Dapat

disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat rasa syukur

dengan lisanyang paling dominan berada pada kategori tinggi. Sedangkan pada

rasa syukur dengan perbuatan ditemukan bahwa 44% dari total responden

memiliki tingkat rasa syukur dengan perbuatan tinggi dan 56% responden

memiliki tingkat rasa syukur dengan perbuatan rendah. Dapat disimpulkan bahwa

dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat rasa syukur dengan perbuatan

yang paling dominan berada pada kategori rendah.

Page 110: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

96

1.3. Uji Hipotesis Penelitian

1.3.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

dengan menggunakan software SPSS 18.0. Dalam regresi, terdapat tiga hal yang

harus diperhatikan. Pertama, besaran R-Square untuk mengetahui berapa persen

(%) varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Kedua,

apakah secara keseluruhan variabel independen berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen. Terakhir, memperhatikan signifikan tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing variabel independen.

Langkah pertama, peneliti melihat besaran R-Square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel

independen.

Untuk tabel R-Square dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9.

Tabel R-Square

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension0

1 .667a .445 .419 6.93548

a. Predictors: (Constant), JK, KE5, KE2, RS2, KE1, RS1, KE3, RS3, KE4

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square dengan nilai 0.445 atau

sebesar 44.5%.Artinya, proporsi varians dari psychological well-being yang

dijelaskan oleh semua variabel independen adalah sebesar 44.5%, sedangkan

55.5% sisanya dipengaruhi oleh variabellain di luar penelitian ini.

Page 111: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

97

Langkah kedua, peneliti melakukan uji F untuk menganalisis pengaruh

dari keseluruhan variabel independen. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.10.

Anova pengaruh keseluruhan IV terhadap DV

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7330.673 9 814.519 16.934 .000a

Residual 9139.160 190 48.101

Total 16469.833 199

a. Predictors: (Constant), JK, KE5, KE2, RS2, KE1, RS1, KE3, RS3, KE4

b. Dependent Variable: PWB

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom paling kanan

adalah 0.000 atau p = 0.000 dengan nilai p < 0.05. Dengan demikian hipotesis

nihil yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh

variabel independen terhadap psychological well-being ditolak. Artinya, terdapat

pengaruh yang signifikan dari mengenali emosi diri, mengelola emosi,

memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, keterampilan sosial, rasa syukur

dengan lisan, hati, perbuatan dan jenis kelamin terhadap psychological well-being

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-

masing IV. Jika sig < 0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti

variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

psychological well-being pada mahasiswa yang kuliah sambil kerja. Adapun

besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen terhadap

Page 112: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

98

psychological well-being pada mahasiwa yang bekerja dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.11.

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.199 4.922 -.040 .968

KE1 .001 .066 .001 .014 .989

KE2 .135 .058 .134 2.337 .020

KE3 .222 .069 .225 3.241 .001

KE4 .096 .074 .096 1.308 .193

KE5 .159 .077 .149 2.057 .041

RS1 .297 .072 .298 4.145 .000

RS2 .165 .060 .174 2.760 .006

RS3 -.070 .073 -.068 -.947 .345

JK -.183 1.045 -.010 -.175 .861

a. Dependent Variable: PWB

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel di atas, dapat diketahui

persamaan regresi sebagai berkut: (*signifikan)

Psychological well-being = -0.199 + 0.001mengenali emosi diri +

0.135*mengelola emosi + 0.222*memotivasi diri + 0.096mengenali emosi orang

lain + 0.159*keterampilan sosial + 0.297*rasa syukur dengan hati + 0.165*rasa

syukur dengan lisan – 0.070rasa syukur dengan perbuatan - 0.183jenis kelamin

Dapat dilihat bahwa hanya koefisien regresi mengelola emosi, memotivasi

diri, keterampilan sosial, syukur dengan hati, dan syukur dengan lisan yang

Page 113: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

99

sigifikan. Hal ini berarti dari sembilan hipotesis minor terdapat lima yang

signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing

independen variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Mengenali Emosi Diri Sendiri (KE1)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .001 dengan signifikansi .993

(sig > 0.05),hal ini menunjukkan bahwa variabelmengenali emosi diri

sendiri pada kecerdasan emosi secara positif tidak mempengaruhi

secara signifikan terhadap psychological well-being.

2. Variabel Mengelola Emosi (KE2)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.135 dengan signifikansi

0.020 (sig < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variable mengelola

emosi pada kecerdasan emosi secara positif mempengaruhi secara

signifikan terhadap psychological well-being. Artinya semakin tinggi

variabel mengelola emosi maka semakin tinggi psychological well-

being.

3. Variabel Memotivasi Diri (KE3)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0. 222 dengan signifikansi

0.001 (sig < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel memotivasi

diri pada kecerdasan emosi secara positif mempengaruhi secara

signifikan terhadap psychological well-being. Artinya semakin tinggi

variabel memotivasi diri maka semakin tinggi psychological well-

being.

Page 114: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

100

4. Variabel Mengenali Emosi Orang Lain (KE4)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.096 dengan signifikansi

0.195 (sig > 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variabel mengenali

emosi orang lain pada kecerdasan emosi secara positif tidak

mempengaruhi secara signifikan terhadap psychological well-being.

5. Variabel Keterampilan Sosial (KE5)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.159 dengan signifikansi

0.038 (sig < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variable keterampilan

sosial pada kecerdasan emosi secara positif mempengaruhi secara

signifikan terhadap psychological well-being. Artinya semakin tinggi

variabel keterampilan sosial maka semakin tinggi pula psychological

well-being.

6. Variabel Syukur dengan Hati (RS1)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.297 dengan signifikansi

0.000 (sig < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variable syukur dengan

hati pada rasa syukur secara positif mempengaruhi secara signifikan

terhadap psychological well-being. Artinya semakin tinggi variabel

syukur dengan hati maka semakin tinggi pula psychological well-

being.

7. Variabel Syukur dengan Lisan (RS2)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.165 dengan signifikansi

0.006 (sig < 0.05), hal ini menunjukkan bahwa variable syukur dengan

lisan pada rasa syukur secara positif mempengaruhi secara signifikan

Page 115: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

101

terhadap psychological well-being. Artinya semakin tinggi variabel

syukur dengan lisan maka semakin tinggi pula psychological well-

being.

8. Variabel Syukur dengan Perbuatan (RS3)

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.070 dengan signifikansi

0.338 (sig > 0.05), artinya variable syukur dengan perbuatan pada rasa

syukur secara negatif tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap

psychological well-being.

9. Variabel Jenis Kelamin

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar –0.183 dengan signifikansi

0.891 (sig > 0.05), artinya variable jenis kelamin secara negatif tidak

mempengaruhi secara signifikan terhadap psychological well-being.

Koefisien regresi B merupakan koefisien regresi yang tidak terstandar

(unstandarized) dalam pengunaan skala yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

koefisien regresi B tidak dapat melihat koefisien regresi mana yang lebih tinggi

.Untuk dapat membandingkan koefisien regresi maka harus melihat koefisien

terstandar (standardized coefficient) beta. Dari koefisien beta ini, dapat dilihat

angka koefisien regresi mana yang menunjukkan pengaruh yang lebih kuat

terhadap variabel dependen.

Berdasarkan koefisien beta, urutan invariabel dependen yang memiliki

pengaruh dari yang paling kuat hingga yang paling lemah terhadap munculnya

psychological well-being pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja adalah:

Page 116: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

102

1. Syukur dengan hati dengan nilai 0.298.

2. Memotivasi diri dengan nilai 0.225

3. Syukur dengan lisan dengan nilai 0.174

4. Keterampilan sosial dengan nilai 0.154

5. Mengelola emosi pada kecerdasan emosi dengan nilai 0.134

1.3.2. Pengujian Proporsi Varians Masing-masing Invariabel dependen

Selanjutnya, peneliti menjelaskan mengenai proporsi varians. Pengujian pada

tahapan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians

dari masing-masing variabel independen terhadap psychological well-being. Pada

tabel 4.12 kolom pertama adalah penambahan varians variabel dependen dari tiap

variabel independen yang dianalisis satu per satu tersebut, kolomkedua

merupakan nilai murni varians variabel dependen dari tiap variabel independen

yang dimasukkan secara satu per satu, kolom ketiga adalah nilai F hitung bagi

variabel independen yang bersangkutan, kolom DF adalah derajat bebas bagi

variabel independen yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan

denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai variabel independen

pada tabel F dengan DF yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah

yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung lebih

besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya yaitu kolom signifikansi yang

akan dituliskan signifikan dan sebaliknya. Besarnya proposi varians pada

psychological well-being dapat dilihat pada table 4.12.

Page 117: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

103

Tabel 4.12

Kontribusi Varians Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

Model Summary

Model

R R Square

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

dimension0

1 .240a .058 .058 12.123 1 198 .001

2 .355b .126 .068 15.410 1 197 .000

3 .545c .298 .171 47.848 1 196 .000

4 .586d .343 .046 13.509 1 195 .000

5 .602e .363 .020 6.028 1 194 .015

6 .650f .423 .060 19.991 1 193 .000

7 .665g .442 .020 6.773 1 192 .010

8 .667h .445 .003 .922 1 191 .338

9 .667i .445 .000 .031 1 190 .861

a. Predictors: (Constant), KE1

b. Predictors: (Constant), KE1, KE2

c. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3

d. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4

e. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5

f. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1

g. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1, RS2

h. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1, RS2, RS3

i. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1, RS2, RS3, JK

Dari tabel di atas, dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Variabel KE1 (mengenali emosi diri sendiri) memberikan sumbangan

sebesar 5,8% dalam varians psychological well-being. Sumbangan

tersebut signifikan secara statistik dengan F= 12.123 dan df1=1,

df2=198.

2. Variabel KE2 (mengelola emosi) memberikan sumbangan sebesar

6,8% dalam varians psychological well-being. Sumbangan tersebut

signifikan secara statistik dengan F= 15.410 dan df1=1, df2=197.

Page 118: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

104

3. Variabel KE3 (memotivasi diri) memberikan sumbangan sebesar

17,1% dalam varians psychological well-being. Sumbangan tersebut

signifikan secara statistik dengan F= 47.848 dan df1=1, df2=196.

4. Variabel KE4 (mengenali emosi orang lain) memberikan sumbangan

sebesar 4,6% dalam varians psychological well-being. Sumbangan

tersebut signifikan secara statistik dengan F=13.509 dan df1=1,

df2=195.

5. Variabel KE5 (keterampilan sosial) memberikan sumbangan sebesar

2% dalam varians psychological well-being. Sumbangan tersebut

signifikan secara statistik dengan F=6.028 dan df1=1, df2=194.

6. Variabel RS1 (syukur dengan hati) memberikan sumbangan sebesar

6% dalam varians psychological well-being. Sumbangan tersebut

signifikan secara statistik dengan F= 19.991 dan df1=1,df2=193.

7. Variabel RS2 (syukur dengan lisan) memberikan sumbangan sebesar

2% dalam varians psychological well-being. Sumbangan tersebut

signifikan secara statistik dengan F=6.773 dan df1=1, df2=192.

8. Variabel RS3 (syukur dengan perbuatan) memberikan sumbangan

sebesar 0.3% dalam varians psychological well-being. Sumbangan

tersebut signifikan secara statistik dengan F=0.992 dan df=1, df2=191.

9. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0% dalam

varians psychological well-being. Sumbangan tersebut signifikan

secara statistik dengan F=0.031 dan df=1, df2=190.

Page 119: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

105

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada 5 variabel independen,

yaitu mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri,

keterampilan sosial, syukur dengan hati dan syukur dengan lisan yang signifikan

sumbangannya terhadap psychological well-being, jika dilihat dari besarnya

pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan independen

variabel (sumbangan proporsi varian yang diberikan). Dari kesembilan

independen variabel tersebut dilihat mana yang paling besar memberikan

sumbangan terhadap variabel dependen. Hal tersebut dapat diketahui dengan

melihat nilai R2change, semakin besar maka semakin banyak sumbangan yang

diberikan terhadap variabel dependen.

Page 120: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

106

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti membahas kesimpulan dan diskusi berdasarkan hasil

penelitian yang telah diperoleh. Selain itu, juga akan diberikan saran dari segi

teoritis dan juga praktis untuk penelitian selanjutnya.

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan

bahwa ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosi dan rasa syukur terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Dari kelima aspek kecerdasan emosi, dimensi mengelola emosi,

memotivasi diri, dan keterampilan sosial yang berpengaruh signifikan terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil kerja dengan arah positif.

Dan dari ketiga aspek rasa syukur, dimensi syukur dengan hati dan lisan yang

berpengaruh signifikan terhadap munculnya psychological well-being mahasiswa

yang kuliah sambil kerja dengan arah positif.

Sedangkan variabel mengenali emosi diri dan orang lain, syukur dengan

perbuatan dan jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.

Page 121: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

107

5.2.Diskusi

Kecerdasan emosi mempengaruhi psychological well-being mahasiswa

yang kuliah sambil bekerja. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Shulman dan Hemenover (2006) yang menyatakan bahwa

seseorang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi akan dapat mengontrol

lingkungannya karena mampunya mengontrol emosi negatif, mengarahkan pada

perasaan untuk penguasaan lingkungan hidup mereka dan memiliki psychological

well-being yang lebih baik (dalam Extremera, Aranda, Galam, & Salguero, 2011).

Variabel pertama yang mempengaruhi psychological well-being

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dalam penelitian ini adalah mengelola

emosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengelola emosi memiliki pengaruh

yang signifikan dan secara positif terhadap psychological well-being mahasiswa

yang kuliah sambil bekerja dengan konstribusi sebesar 6,8%. Semakin mahasiswa

yang kuliah sambil bekerja tersebut mampu mengelola emosinya dengan baik

maka semakin tinggi psychological well-being-nya. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Chiarrochu, Chan, Caputi & Robert (dalam

Petrides& Furnham, 2003) yang menyatakan bahwa jika seseorang memiliki

mampu mengelola emosinya dengan baik, maka orang tersebut akan mengalami

tekanan emosi yang lebih sedikit ketika berhadapan dengan keadaan yang

membuat mereka tertekan, individu tersebut akan lebih merasakan atau

mengalami emosi yang positif. Pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja,

pengelolaan emosi yang baik sangat diperlukan dalam psychological well-being

Page 122: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

108

nya, karena dengan banyaknya tuntutan dan tanggung jawab yang dihadapi oleh

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tersebut seringkali membuat emosinya

cenderung negatif. Dengan adanya pengelolaan emosi yang baik maka akan

membuat mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tersebut lebih dapat mengatur

emosi negatif yang dihadapinya sehingga mahasiswa tersebut merasakan emosi

positif. Dengan kata lain, individu yang dapat mengelola emosinya dengan baik

mampu untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati,

temperamen, motivasi dan hasrat atau keinginan yang merupakan kunci

pengetahuan diri dan akan menuntun pada tingkah laku yang tepat untuk

menghadapi masalah atau kesulitan dalam menghadapi situasi yang dihadapi.

Selain itu, individu yang mempunyai kecerdasan emosional tinggi lebih

memungkinkan untuk sukses dan sejahtera, karena individu ini bisa menghadapi

segala hal dalam situasi apapun.

Variabel selanjutnya yang mempengaruhi psychological well-being

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja pada penelitian ini adalah memotivasi diri.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa memotivasi diri memiliki pengaruh yang

signifikan dan secara positif mempengaruhi psychological well-being mahasiswa

yang kuliah sambil bekerja dengan konstribusi sebesar 17,1%. Semakin

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja tersebut dapat memotivasi diri sendiri

dengan baik maka semakin tinggi psychological well-being-nya. Salami (2010)

dalam penelitiannya mengatakan bahwa individu yang memiliki kecerdasan emosi

yang tinggi senantiasa akan memiliki kepuasan terhadap dirinya, kebahagiaan, dan

jauh dari perasaan depresi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Goleman

Page 123: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

109

(2005), bahwa individu yang memiliki kemampuan memotivasi diri yang baik,

memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan

dorongan hati, serta memiliki perasaan motivasi yang positif. Pada mahasiswa

yang kuliah sambil bekerja yang mampu memotivasi dirinya untuk tetap optimis

dan berusaha untuk menghadapi setiap tuntutan dan tanggung jawab mereka

apapun bentuknya, mereka pasti memiliki kepuasan terhadap dirinya dan perasaan

bahagia dalam menjalani kehidupan. Seseorang yang mampu memotivasi dirinya

dengan baik memiliki kepercayaan diri yang tinggi, optimis dalam menghadapi

masalah yang sulit, terampil dan fleksibel dalam menemukan cara untuk mencapai

tujuan, mampu menyelesaikan masalah besar menjadi masalah kecil yang mudah

diatasi. Seseorang yang memiliki nilai motivasi diri yang tinggi memiliki

kepercayaan yang tinggi tentang dirinya. Hal ini biasanya ditandai dengan

perilaku menghargai diri sendiri, menerima berbagai kekurangan dan kelebihan

yang ia miliki, mampu menentukan segala sesuatu sendiri tanpa bergantung

dengan orang lain. Individu tersebut juga fleksibel sehingga mudah beradaptasi

dan terus berusaha menemukan cara untuk mencapai tujuannya termasuk mencoba

hal baru. Jadi ketika mahasiswa yang kuliah sambil bekerja mampu memotivasi

dirinya dengan baik maka mahasiswa tersebut mampu mengarahkan dirinya.

Variabel kecerdasan emosi lain yang berpengaruh secara signifikan

terhadap psychological well-being dalam penelitian ini adalah keterampilan sosial.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial memiliki pengaruh yang

signifikan dan secara positif mempengaruhi psychological well-being mahasiswa

yang kuliah sambil bekerja dengan konstribusi sebesar 2%. Semakin tinggi

Page 124: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

110

keterampilan sosial mahasiswa yang kuliah sambil bekerja maka semakin tinggi

psychological well-being-nya. Penelitian lain yang memperkuat hasil tersebut

adalah penelitian Wong, Wong dan Chau (2001) yang menyatakan bahwa

individu yang memiliki kecerdasan emosi akan merasakan hubungan yang lebih

baik dengan orang lain sehingga individu tersebut merasakan bahwa mereka lebih

mampu mengontrol lingkungan. Ini dikarenakan adanya kemampuan untuk

mengontrol emosi negatif yang dirasakan sehingga lebih sering mengalami emosi

positif yang membuat psychological well-being yang dimiliki lebih baik.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dari kelima dimensi kecerdasan emosi,

mengenali emosi diri sendiri dan orang lain tidak mempengaruhi secara signifikan

psychological well-being mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, akan tetapi

walaupun tidak signifikan, kedua variabel ini memberikan pengaruh dan berarah

positif. Hasil yang diperoleh ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Adeyomo dan Adeleye (2008) yang menyatakan bahwa individu yang

memiliki skor tinggi dalam kecerdasan emosi tentunya memiliki psychological

well-being yang tinggi pula. Karena individu yang memiliki pengetahuan baik

mengenai emosi dapat mengenali emosi diri mereka sendiri dan orang lain,

sehingga memiliki adanya kesadaran diri yang sangat penting untuk penerimaan

diri yang merupakan salah satu dimensi dari psychological well-being. Hasil yang

tidak sesuai dengan penelitian tersebut bisa jadi disebabkan oleh rendahnya

pemahaman mereka terhadap emosi diri mereka sendiri dan orang lain. Hal ini

bisa dilihat dari hasil kategorisasi tingkat kecerdasan emosi yang ada pada tabel

Page 125: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

111

4.7 yang menunjukkan sampel pada variabel mengenali emosi diri sendiri dan

orang lain berada pada kategori rendah.

Bukti bahwa rasa syukur mempengaruhi tingkat psychological well-being

secara signifikan adalah ditengah ketidakberdayaannya manusia selalu memiliki

kesempatan untuk melihat hidup secara lebih positif. Hal ini juga membuktikan

bahwa rasa syukur memang suatu hal yang bersifat subjektif, untuk bersyukur

tidak perlu menunggu mempunyai banyak harta atau membandingkan apa yang

kita dapatkan dengan yang orang lain dapatkan. Beryukur sebagai penghayatan

subjektif merupakan salah satu cara yang membawa kesejahteraan. Dengan

demikian jika mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dapat bersyukur mereka juga

memiliki potensi untuk menjadi sejahtera dapat dimiliki.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Emmons, McCullough

dan Tsang (2004), dalam menggali dan mengumpulkan data ilmiah tentang sifat,

penyebab dan konsekuen rasa syukur terhadap kesehatan dan kesejahteraan

manusia. Menurut hasil penelitian tersebut rasa syukur merupakan faktor yang

terlupakan dalam penelitian tentang kebahagiaan. Menurut Emmons, McCullough

dan Tsang (2004), bersyukur adalah sebentuk manifestasi yang tidak bisa

dipisahkan dari standar moral. Bersyukur juga merupakan komponen integral dari

kesehatan, pelengkap kekurangan, dan kesejahteraan. Hasil penelitian mereka juga

mengatakan bahwa orang yang bersyukur memiliki tingkatan yang lebih tinggi

dalam emosi positif, kepuasan hidup, vitalitas, optimisme, dan lebih rendah dalam

tingkat depresi atau stres. Rasa syukur memperkaya rasa bahagia dalam tingkatan

Page 126: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

112

yang lebih tinggi daripada turunnya emosi negatif. Syukur lebih membuat bahagia

daripada menghilangkan kesedihan.

Penelitian lain juga menyebutkan bahwa bersyukur dapat mencegah emosi

yang melemahkan dan mencegah kondisi patologis (Bono, Emmons, &

McCullough, dalam Linley & Joseph, 2004). Salah satupenelitian yang

menunjukkan hal tersebut adalah penelitianyang dilakukan oleh Fredrickson,

Tugade, Waugh, dan Larkin (dalam Liney & Joseph, 2004). Penelitian tersebut

bertujuan untuk melihat frekuensi emosi positif dan negatif sebelum dan sesudah

peristiwa tragis 11 September 2011 di WTC, Amerika Serikat. Dari 20 emosi,

bersyukur ada pada urutan kedua emosi yang paling sering dialami. Ditemukan

bahwa emosi positif merupakan karakteristik penting yang dapat membantu

mengatasi peristiwa 11 September, dan bersyukur memiliki peran potensial dalam

intervensi yang dilakukan.

Dari ketiga variabel rasa syukur, hanya syukur dengan perbuatan yang

tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini mungkin saja dikarenakan item yang

digunakan untuk mengukur variabel syukur dengan perbuatan terlihat memiliki

social desirability yang cukup tinggi. Ini dapat dilihat dari item-item pada variabel

tersebut yang cukup banyak di-drop dibandingkan item-item pada variabel lain.

Kemudian variabel jenis kelamin juga tidak berpengaruh secara signifikan, hal ini

mungkin dikarenaka dikarenakan tidak adanya perbedaan antara perempuan dan

laki-laki dalam mempengaruhi psychological well-being.

Page 127: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

113

5.3.Saran

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

penelitian ini sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi

kekurangan dan keterbatasan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh, peneliti membagi saran menjadi dua, yaitu saran teoritis dan saran

praktis. Saran tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang

akan meneliti variabel dependen yang sama.

5.3.1. Saran Teoritis

Mempertimbangkan hasil penelitian ini yang menemukan bahwa pengaruh

kecerdasan emosi dan rasa syukur terhadap psychological well-being hanya

sebesar 44.5% maka bagi peneliti lain yang tertarik meneliti variabel dependen

yang sama agar melibatkan variabel independen lain yang mempengaruhi tingkat

psychological well-being selain kecerdasan emosi dan rasa syukur, seperti usia,

budaya, status sosial ekonomi, dan kepribadian. Dengan mempertimbangkan

variabel-variabel tersebut, diharapkan penelitian selanjutnya akan lebih

menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya.

5.3.2. Saran Praktis

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa mengelola emosi,

memotivasi diri dan keterampilan sosial pada kecerdasan emosi dan syukur

dengan hati dan lisan pada rasa syukur berkontribusi terhadap tingkat

psychological well-being pada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, maka hasil

Page 128: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

114

tersebut dapat digunakan sebagai masukan untuk mahasiswa yang kuliah sambil

bekerja untuk meningkatkan pemahaman mengenai emosi mereka seperti

mengikuti training-training, seminar mengenai kecerdasan emosi atau membaca

buku-buku mengenai peningkatan kecerdasan emosi karena kecerdasan emosional

merupakan sesuatu yang dapat diajarkan dan dapat dipelajari. Kemudian agar

lebih meningkatkan syukur dengan perbuatan seperti lebih giat lagi dalam bekerja

sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT juga melakukan intervensi agar

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja ini dapat meningkatkan kekuatan-kekuatan

positif yang ada di dalam diri mereka dengan bersyukur. Intervensi dapat

dilakukan dalam bentuk ceramah keagamaan, seminar atau pelatihan mengenai

rasa syukur untuk meningkatkan psychological well-being-nya.

Page 129: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

111

Daftar Pustaka

Adeyemo, D.A.& Adeleye, A.T. 2008. Emotional intelligence, religiosity

and self-efficacy as predictors of psychological well-being among

secondary school adolescents in Ogbomoso, Nigeria. Europes

Journal of Psychology February, 2005.

Al Fauzan, S.A. (2005). Indahnya bersyukur: Bagaimana meraihnya.

Bandung: Marja.

Ciarrochi, J., Chain, A.Y.C., Caputi,P., & Robert, R. (2001). Measuring

emotional intelligence.Inc.Ciarrochi, J.P. Forgas, & J.D.Mayer

(Eds), Emotional Intelligence in everyday life: a scientific inquiry

(pp.25-45). Philadelphia, PA: Psychology Press.

Emmons, R. A., & McCullough, M.E. (2003). Counting blessing versus

burdens: An experimental investigation of gratitude and subjective

well-being in daily life. Journal of Personality and Social

Psychology. Vol. 84, No. 2, 377 – 389 .

Extremera, N., Aranda, D. R., Galan, P., & Salguero, J.M. (2011).

Emotional intelligence and its relation with hedonic and eudamonic

well-being: a prospective study, Personality and Individual

Difference, 51, 11-16

Goleman, D. (2000). Emotional intelligence. Inc. San Francisco,

CA:Jossey-Bass

Goleman, D. (2005). Emotional intelligence. New York: Bantam Books.

Hawwa, Said. (2002). Mensucikan Jiwa. Jakarta: Rabbani Press

Landa, J.M.A., Martos, M. P., & Zafra, E.L. (2010). Emotional

intelligence and personality traits as predictors of psychological

Page 130: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

112

well-being in spanish undergraduates. Social Behaviour and

Personality. 38(6), 783-794

Linley, P.A., & Jospeh, S. (2004). Positive psychology in

practice;gratitude in practice and practice of gratitude. USA.

Makhdlori, Muhammad. (2007). Bersyukurlah maka engkau akan kaya:

metode cerdas meraih lapang hati dan rezeki berbasis energi dzikir

dan syukur. Jogjakarta: DIVA Press

McCullough, M.E., Emmons, R.A., & Tsang, J. (2002). The grateful

disposition: A conceptual and empirical topography. Journal of

Personality and Social Psychology. Vol. 82, No. 1 , 112-127.

McCullough, M.E., Emmons, R.A., & Tsang, J. (2004). The grateful

disposition: A conceptual and empirical topography. Journal of

Personality and Social Psychology. Vol. 82, No. 1 , 112-127.

Mujib, A., & Mudzakir, J. (2002). Nuansa-nuansa psikologi islam. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Panorama, M. M, Jdaitawi, T. (2011). Relationship between emotional

intelligence and work-family conflict of university staff in

Indonesia.

Petrides, K.V. & Furnham, A. (2003). Behavioral Validation in two

studies of emotion recognition and reactivity to mood induction.

European Journal of Personality. 17: 39–57

Raina, M., & Bakshi, A. (2013). Emotional intelligence predicts

eudamonic well-being. Journal of Humanities dan Social Science,

11 (3), 42-47

Ryan, R.M., & Deci, E.L. (2001). On happiness and human potentials: A

review of research on hedonic and eudamonic well-being. Annual

Review of Psychology, 52, 141 – 166.

Page 131: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

113

Ryff, C.D. (1989). Happiness is everything, or is it? Exploration on the

meaning of psychological well–being, Journal of Personality and

Social Psychology. 57: 1069 – 1081.

Salami, S.O. (2010). Emotional intelligence, self efficacy, psychological

well-being and student’s attitudes implications for quality

education. European Journal of Educational Studies 2 (3).

Wong, C., Wong, P.,& Chau, S. (2001). Emotional intelligence, students

attitudes towards life and the attainment of education goals: An

exploratory study in Hongkong. New Horizon in Education. The

Journal of Education, Hongkong Teachers Association.

Wood, A. M., Joseph, S., & Maltby, J. (2009). Gratitude predicts

psychological well-being above the big five facets. Journal of

Personality and Individual Different. Vol. 46, No. 10, 443 – 447.

Page 132: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

Assalamualaikum Wr. Wb

Salam Sejahtera

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya bermaksud mengadakan penelitian mengenai

mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah data yang hanya akan

dapat saya peroleh dengan adanya kerjasama Anda dalam mengisi data ini.

Penelitian ini menggunakan 3 buah skala. Dalam mengisi skala tidak ada jawaban yang salah.

Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai

dengan diri Anda dengan sejujur-jujurnya tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Semua

Jawaban Anda akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian ini.

Bantuan Anda dalam menjawab pertanyaan pada skala ini merupakan bantuan yang amat besar dan

berarti bagi keberhasilan penelitian ini.

Atas perhatian dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Farhanah Murniasih

IDENTITAS RESPONDEN

Nama/Inisial : Universitas :

Usia : Jurusan/Semester :

Jenis Kelamin : IPK :

Dalam seminggu saya bekerja ....... hari Agama :

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi

..............................................................

(Nama/Inisial dan tanda tangan)

Page 133: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

PETUNJUK

Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan, lalu berilak tanda checklist (√) pada salah satu

pilihan jawaban yang paling mewakili keadaan diri Anda pada saat ini. Adapun pilihan

jawaban tersebut adalah :

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

Contoh :

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Saya merasa bahagia dengan kehidupan saya √

Skala 1

No Pernyataan STS TS S SS

1 Kesalahan di masa lalu membawa saya melakukan usaha-

usaha terbaik

2 Saya menikmati banyak hal yang terjadi tanpa ingin

merubahnya

3 Dalam banyak hal, saya merasa kecewa dengan prestasi

dalam hidup

4 Sikap saya terhadap diri sendiri, tidak sepositif sikap orang

lain terhadap diri mereka

5 Teman-teman menilai saya sebagai orang yang cuek

6 Saya senang berbagi cerita dengan teman dan anggota

keluarga

7 Orang – orang di sekitar menganggap saya sebagai

pendengar yang baik dan mau meluangkan waktu untuk

berbagi dengan mereka

8 Sedikit teman yang mau mendengarkan saat saya ingin

curhat

Page 134: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

9 Saya berani menyampaikan pendapat dalam forum diskusi

meskipun bertentangan dengan pendapat kebanyakan

orang

10 Keputusan yang saya ambil umumnya tidak dipengaruhi

orang lain

11 Saya mencemaskan pendapat orang lain tentang saya

12 Sulit bagi saya mengemukakan pendapat ketika ada diskusi

13 Saya adalah orang yang aktif dalam merencanakan hidup

14 Saya senang membuat rencana untuk masa depan dan

berusaha mewujudkannya

15 Saya mengerjakan sesuatu tanpa ada tujuan

16 Saya merasa lelah melakukan semua hal yang harus

dilakukan dalam hidup

17 Saya merasa perlu untuk memiliki pengalaman baru yang

menantang seperti yang orang lain pikirkan

18 Saya tertarik dengan kegiatan-kegiatan yang memperluas

wawasan

19 Hidup saya sudah berjalan dengan baik sesuai dengan apa

adanya tanpa ingin mencoba cara/hal baru untuk

merubahnya

20 Saya sulit mengubah kebiasaan-kebiasaan lama saya

dengan kebiasaan / pengalaman yang baru

21 Saya mampu mengelola tanggung jawab dengan baik

dalam kehidupan sehari-hari

22 Saya bisa menyesuaikan segala kebutuhan yang harus

dikerjakan karena mampu mengatur waktu antara kuliah

dan bekerja

23 Saya sulit menyesuaikan diri dengan orang lain dan

lingkungan sekitar

24 Saya merasa kewalahan dengan tanggung jawab yang

dihadapi

Page 135: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

25 Saya kesulitan dalam mengatur hidup sesuai dengan yang

diinginkan

Skala 2

No Pernyataan STS TS S SS

1 Jantung berdetak kencang, menandakan bahwa saya

marah

2 Saya senang berbagi perasaan bahagia dengan teman saya

3 Saya bingung dengan perubahan yang terjadi dalam diri

4 Saya sulit merasakan perasaan yang datang tiba-tiba

5 Saya mengetahui hal-hal yang membuat saya sedih

6 Saya mengetahui hal-hal yang dapat membuat saya

senang

7 Saya mampu memahami penyebab saya marah

8 Saya sulit memahami mengapa saya kecewa

9 Saya berusaha meyakinkan diri untuk tenang ketika berada

dalam kesulitan

10 Saya mampu menenangkan diri ketika dalam keadaan kesal

11 Saya mampu menahan marah ketika dibuat kesal oleh

teman

12 Saya sulit menahan marah ketika dibuat kesal oleh teman

13 Di dalam kesulitan yang sedang dihadapi, saya berusaha

tenang

14 Saya mudah melepaskan diri dari perasaan kecewa, sedih

atau marah yang berlarut-larut

15 Ketika sedang dalam keadaan kesal, semua orang di sekitar

akan saya marahi

16 Saya memendam kesedihan, kekecewaan atau kemarahan

dalam diri

Page 136: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

17 Walau hambatan menghadang, saya selalu memacu

semangat untuk berhasil

18 Saya berani dalam membuat setiap keputusan

19 Saya takut sekali akan kegagalan

20 Saya pesimis dalam menghadapi kesulitan

21 Di dalam kesulitan yang sedang dihadapi, saya tetap

optimis

22 Saya mampu memotivasi diri untuk pencapaian hasil yang

terbaik

23 Ketika sedang sedih, saya tidak bisa berbuat apa-apa

24 Saya sulit bangkit setelah mengalami kegagalan

25 Saya tahu apa yang teman saya rasakan hanya dengan

melihat mereka

26 Saya mampu menghayati kesedihan yang dirasakan orang

lain

27 Sulit bagi saya memahami orang lain

28 Saya kurang memperdulikan perasaan orang lain

29 Saya mendengar dengan penuh perhatian, bila teman

sedang berbicara

30 Saya mendengarkan dengan antusias ketika teman

bercerita tentang masalahnya

31 Saya senang memotong pembicaraan teman yang sedang

bercerita

32 Saya sulit mendengar dengan penuh perhatian bila orang

lain sedang berbicara

33 Saya menyukai setiap orang yang saya jumpai

34 Saya mudah bergaul dengan orang baru

35 Menunjukkan perasaan saya kepada orang lain bukanlah

hal yang penting bagi saya

36 Saya merasa gelisah ketika bertemu dengan orang yang

tidak dikenal

Page 137: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

37 Saya mendahulukan kepentingan teman daripada

kepentingan pribadi

38 Saya senang menolong teman yang membutuhkan

pertolongan

39 Saya mengutamakan kepentingan pribadi daripada

kepentingan umum

40 Saya cuek dengan masalah sosial di masyarakat

Skala 3

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya senang dengan segala yang ada saat ini

2 Keberhasilan yang saya dapat adalah pemberian dari Allah

3 Saya menikmati pekerjaan dengan senang hati

4 Ketika mendapat nikmat, saya terima dengan perasaan

senang

5 Saya yakin musibah yang terjadi pada saya memiliki hikmah

yang positif

6 Saya merasa senang apapun pemberian Allah pada diri

sendiri

7 Saya merasa kecewa ketika mendapat musibah

8 Musibah yang terjadi pada saya merupakan teguran dari

Allah

9 Saya mengucapkan alhamdulillah, ketika mendapatkan nilai

A

10 Saya senang mengajarkan teman yang mengalami kesulitan

memahami perkuliahan

11 Saya mengeluh ketika apa yang didapatkan tidak sesuai

dengan keinginan

12 Mengucapkan alhamdulillah bukanlah suatu kebiasaan

Page 138: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

saya ketika mendapatkan nikmat

13 Berdoa setiap sebelum melakukan pekerjaan merupakan

suatu kebiasaan saya di tempat kerja

14 Walaupun sibuk, saya meluangkan waktu untuk membaca

Al Qur’an setiap hari

15 Saya menjadi malas meluangkan waktu untuk berdzikir

16 Kegiatan yang padat membuat saya meninggalkan

kebiasaan berdzikir

17 Walaupun sibuk, saya tetap menjalankan shalat wajib

18 Saya senang membantu teman yang membutuhkan

pertolongan

19 Saya senang berfoya-foya

20 Pekerjaan yang menumpuk membuat saya meninggalkan

shalat

21 Sekalipun biasa-biasa saja, saya merasa beruntung memiliki

pekerjaan dibandingkan dengan teman lain

22 Saya melakukan pekerjaan dengan sungguh-sungguh

23 Menolong teman yang membutuhkan hanya membuang-

buang waktu saja bagi saya

24 Menyisihkan sebagian uang untuk bersedekah bukanlah

suatu hal yang biasa saya lakukan

Page 139: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM10.34

ITEM28.46

ITEM37.90

ITEM40.82

DV1 0.00

Chi-Square=1.33, df=1, P-value=0.24923, RMSEA=0.041

2.07

1.87

1.91

1.99

PSYCHOLOGICAL WELL BEING

SYNTAX DIMENSI PENERIMAAN DIRI UJI VALIDITAS PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DA NI =25 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM7 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 PM SY FI = dv2.cor SE 1 2 3 4/ MO NX = 4 NK = 1 TD = SY lx=fr LK DV1 fr lx 1 - lx 4 fr td 4 1 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI PENERIMAAN DIRI

PATH DIAGRAM

Page 140: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM58.60

ITEM67.76

ITEM72.44

ITEM89.45

DV2 0.00

Chi-Square=0.60, df=1, P-value=0.43886, RMSEA=0.000

2.96

3.54

4.16

2.09

SYNTAX DIMENSI HUBUNGAN POSITIF DENGAN ORANG LAIN UJI VALIDITAS PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DA NI =25 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM7 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 PM SY FI = dv2.cor SE 5 6 7 8 / MO NX = 4 NK = 1 TD = SY, FI LK DV2 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 1 PD OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI HUBUNGAN POSITIF DENGAN ORANG LAIN

Page 141: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM96.37

ITEM109.97

ITEM119.33

ITEM12-0.50

DV3 0.00

Chi-Square=0.35, df=1, P-value=0.55157, RMSEA=0.000

3.33

1.92

2.71

3.86

SYNTAX DIMENSI OTONOMI UJI VALIDITAS PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DA NI =25 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM7 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 PM SY FI = dv2.cor SE 9 10 11 12/ MO NX = 4 NK = 1 TD = SY, FI LK DV3 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 2 1 PD OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI OTONOMI

Page 142: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM139.94

ITEM148.79

ITEM15-1.31

ITEM168.01

DV4 0.00

Chi-Square=0.28, df=1, P-value=0.59936, RMSEA=0.000

2.92

3.23

4.40

3.42

SYNTAX DIMENSI PENGUASAAN LINGKUNGAN UJI VALIDITAS PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DA NI=4 NO= 200 MA=KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM7 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 PM SY FI = dv2.cor SE 9 10 11 12/ MO NX = 4 NK = 1 TD = SY, FI LK DV2 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 2 1 PD OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM PENGUASAAN LINGKUNGAN

Page 143: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM175.70

ITEM180.88

ITEM199.26

ITEM209.97

DV5 0.00

Chi-Square=3.07, df=2, P-value=0.21550, RMSEA=0.052

6.04

7.12

4.45

0.61

SYNTAX DIMENSI TUJUAN HIDUP UJI VALIDITAS PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DA NI =25 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM7 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 PM SY FI = dv2.cor SE 17 18 19 20/ MO NX = 4 NK = 1 TD = SY lx=fr LK DV1 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI TUJUAN HIDUP

Page 144: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM219.45

ITEM229.56

ITEM235.99

ITEM245.34

ITEM258.31

DV6 0.00

Chi-Square=6.09, df=4, P-value=0.19278, RMSEA=0.051

5.61

4.99

11.27

11.71

9.00

SYNTAX DIMENSI PERTUMBUHAN PRIBADI UJI VALIDITAS PSYCHOLOGICAL WELL-BEING DA NI =25 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM7 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 PM SY FI = dv2.cor SE 1 2 3 4/ MO NX = 4 NK = 1 TD = SY lx=fr LK DV1 fr lx 1 - lx 4 fr td 4 1 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI PERTUMBUHAN PRIBADI

Page 145: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM19.98

ITEM29.40

ITEM310.07

ITEM49.76

ITEM58.08

ITEM6-0.00

ITEM79.84

ITEM89.97

KE1 0.00

Chi-Square=17.22, df=10, P-value=0.06961, RMSEA=0.060

2.64

6.36

-0.44

-1.28

7.84

11.55

4.50

2.17

KECERDASAN EMOSI

SYNTAX DIMENSI MENGENALI EMOSI DIRI SENDIRI UJI VALIDITAS KECERDASAN EMOSI DA NI =40 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 ITEM30 ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39 ITEM40 PM SY FI = KE.cor SE 1 2 3 4 5 6 7 8/ MO NX = 8 NK = 1 TD = SY,FI LK KE1 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 8 7 TD 4 3 TD 5 1 TD 7 3 TD 7 4 TD 8 3 TD 6 3 TD 8 4 TD 6 4 TD 3 1 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI MENGENALI EMOSI DIRI SENDIRI

Page 146: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM98.65

ITEM103.52

ITEM119.55

ITEM129.76

ITEM138.26

ITEM148.77

ITEM159.59

ITEM169.95

KE2 0.00

Chi-Square=16.35, df=13, P-value=0.23066, RMSEA=0.036

7.14

10.92

4.65

3.37

7.85

6.86

4.25

-0.63

SYNTAX DIMENSI MENGELOLA EMOSI

UJI VALIDITAS KECERDASAN EMOSI DA NI =40 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 ITEM30 ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39 ITEM40 PM SY FI = KE.cor SE 9 10 11 12 13 14 15 16/ MO NX = 8 NK = 1 TD = SY,FI LK KE2 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 4 3 TD 7 4 TD 5 1 TD 7 6 TD 7 3 TD 8 7 TD 8 2 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI MENGELOLA EMOSI

Page 147: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM179.19

ITEM189.73

ITEM197.99

ITEM2010.01

ITEM214.28

ITEM226.55

ITEM239.88

ITEM2410.43

KE3 0.00

Chi-Square=11.84, df=10, P-value=0.29621, RMSEA=0.030

10.03

9.57

5.16

7.42

16.27

14.80

8.20

8.49

SYNTAX DIMENSI MEMOTIVASI DIRI

UJI VALIDITAS KECERDASAN EMOSI DA NI =40 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 ITEM30 ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39 ITEM40 PM SY FI = KE.cor SE 17 18 19 20 21 22 23 24/ MO NX = 8 NK = 1 TD = SY,FI LK KE3 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 8 7 TD 7 1 TD 8 2 TD 8 4 TD 8 1 TD 7 4 TD 6 4 TD 5 3 TD 6 3 TD 3 1 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI MEMOTIVASI DIRI

Page 148: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM259.67

ITEM269.76

ITEM278.74

ITEM285.29

ITEM299.21

ITEM309.29

ITEM319.19

ITEM328.84

KE4 0.00

Chi-Square=18.91, df=12, P-value=0.09078, RMSEA=0.054

6.50

6.56

10.69

15.01

9.45

8.63

8.89

9.75

SYNTAX DIMENSI MENGENALI EMOSI ORANG LAIN UJI VALIDITAS KECERDASAN EMOSI DA NI =40 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 ITEM30 ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39 ITEM40 PM SY FI = KE.cor SE 25 26 27 28 29 30 31 32/ MO NX = 8 NK = 1 TD = SY,FI LK KE4 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 6 5 TD 2 1 TD 3 2 TD 8 2 TD 8 1 TD 5 3 TD 5 1 TD 7 1 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI MENGENALI EMOSI ORANG LAIN

Page 149: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

SYNTAX DIMENSI MEMBINA HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN UJI VALIDITAS KECERDASAN EMOSI DA NI =40 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29 ITEM30 ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39 ITEM40 PM SY FI = KE.cor SE 33 34 35 36 37 38 39 40/ MO NX = 8 NK = 1 TD = SY,FI LK KE5 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 7 1 TD 5 4 TD 7 2 TD 2 1 TD 5 1 TD 4 1 TD 8 7 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI MEMBINA HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN

ITEM339.18

ITEM348.76

ITEM359.97

ITEM369.09

ITEM379.21

ITEM387.58

ITEM395.68

ITEM407.84

KE5 0.00

Chi-Square=19.03, df=13, P-value=0.12221, RMSEA=0.048

4.39

6.45

0.42

6.44

6.05

9.99

10.06

7.99

Page 150: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM18.95

ITEM28.21

ITEM39.47

ITEM45.06

ITEM58.10

ITEM69.11

ITEM79.91

ITEM89.97

RS1 0.00

Chi-Square=20.47, df=17, P-value=0.25103, RMSEA=0.032

8.39

13.40

9.51

15.43

13.45

10.74

3.83

-0.39

RASA SYUKUR

SYNTAX DIMENSI SYUKUR DENGAN HATI

UJI VALIDITAS RASA SYUKUR DA NI =24 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 PM SY FI = RS.cor SE 1 2 3 4 5 6 7 8/ MO NX = 8 NK = 1 TD = SY,FI LK RS1 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 8 7 TD 4 1 TD 6 5 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI SYUKUR DENGAN HATI

Page 151: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM910.56

ITEM109.99

ITEM1110.33

ITEM1210.11

ITEM138.57

ITEM1410.39

ITEM15-3.24

ITEM166.97

RS2 0.00

Chi-Square=16.07, df=11, P-value=0.13857, RMSEA=0.048

4.57

-1.01

5.76

5.53

4.64

6.88

16.49

9.62

SYNTAX DIMENSI SYUKUR DENGAN LISAN UJI VALIDITAS RASA SYUKUR DA NI =24 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 PM SY FI = RS.cor SE 9 10 11 12 13 14 15 16/ MO NX = 8 NK = 1 TD = SY,FI LK RS2 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 2 1 TD 7 5 TD 8 6 TD 5 2 TD 5 1 TD 4 1 TD 8 3 TD 3 1 TD 5 4 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM DIMENSI SYUKUR DENGAN LISAN

Page 152: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ITEM178.46

ITEM186.62

ITEM197.17

ITEM2010.89

ITEM218.91

ITEM229.61

ITEM238.39

ITEM249.66

RS3 0.00

Chi-Square=18.38, df=12, P-value=0.10474, RMSEA=0.052

9.69

11.39

8.57

4.31

8.18

7.53

10.03

6.34

SYNTAX DIMENSI SYUKUR DENGAN PERBUATAN UJI VALIDITAS RASA SYUKUR DA NI =24 NO = 200 MA = KM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 PM SY FI = RS.cor SE 17 18 19 20 21 22 23 24/ MO NX = 8 NK = 1 TD = SY,FI LK RS3 FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 4 1 TD 8 7 TD 7 4 TD 6 2 TD 4 3 TD 5 3 TD 3 2 TD 6 5 PD OU AD = OFF IT = 500 FS TV MI SS

PATH DIAGRAM SYUKUR DENGAN PERBUATAN

Page 153: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

ANALISIS REGRESI VARIABEL PENELITIAN

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

dimension0

1 RS3, KE2, KE1, KE5, RS2, KE3, RS1, KE4a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PWB

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

dimension0

1 .667a .445 .422 6.91786

a. Predictors: (Constant), RS3, KE2, KE1, KE5, RS2, KE3, RS1, KE4

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7329.194 8 916.149 19.144 .000a

Residual 9140.639 191 47.857

Total 16469.833 199

a. Predictors: (Constant), RS3, KE2, KE1, KE5, RS2, KE3, RS1, KE4

b. Dependent Variable: PWB

OUTPUT REGRESI

Page 154: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.263 4.896 -.054 .957

KE1 .001 .066 .001 .009 .993

KE2 .135 .058 .134 2.344 .020

KE3 .223 .068 .225 3.254 .001

KE4 .095 .073 .095 1.301 .195

KE5 .160 .077 .150 2.087 .038

RS1 .296 .071 .298 4.152 .000

RS2 .165 .060 .174 2.766 .006

RS3 -.070 .073 -.069 -.960 .338

a. Dependent Variable: PWB

PENGUJIAN PROPORSI VARIANS MASING-MASING INDEPENDENT VARIABLE Regression

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

dimension0

1 KE1a . Enter

2 KE2a . Enter

3 KE3a . Enter

4 KE4a . Enter

5 KE5a . Enter

6 RS1a . Enter

7 RS2a . Enter

8 RS3a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PWB

Page 155: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

Model Summary

Model

R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

dimension0

1 .240a .058 .053 8.85334 .058 12.123 1 198 .001

2 .355b .126 .117 8.54777 .068 15.410 1 197 .000

3 .545c .298 .287 7.68292 .171 47.848 1 196 .000

4 .586d .343 .330 7.44889 .046 13.509 1 195 .000

5 .602e .363 .346 7.35467 .020 6.028 1 194 .015

6 .650f .423 .405 7.01914 .060 19.991 1 193 .000

7 .665g .442 .422 6.91645 .020 6.773 1 192 .010

8 .667h .445 .422 6.91786 .003 .922 1 191 .338

a. Predictors: (Constant), KE1

b. Predictors: (Constant), KE1, KE2

c. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3

d. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4

e. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5

f. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1

g. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1, RS2

h. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1, RS2, RS3

ANOVAi

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 950.255 1 950.255 12.123 .001a

Residual 15519.578 198 78.382

Total 16469.833 199

2 Regression 2076.166 2 1038.083 14.208 .000b

Residual 14393.667 197 73.064

Total 16469.833 199

3 Regression 4900.500 3 1633.500 27.674 .000c

Residual 11569.333 196 59.027

Total 16469.833 199

4 Regression 5650.057 4 1412.514 25.457 .000d

Residual 10819.776 195 55.486

Total 16469.833 199

5 Regression 5976.133 5 1195.227 22.096 .000e

Residual 10493.700 194 54.091

Total 16469.833 199

6 Regression 6961.049 6 1160.175 23.548 .000f

Page 156: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

Residual 9508.784 193 49.268

Total 16469.833 199

7 Regression 7285.062 7 1040.723 21.755 .000g

Residual 9184.771 192 47.837

Total 16469.833 199

8 Regression 7329.194 8 916.149 19.144 .000h

Residual 9140.639 191 47.857

Total 16469.833 199

a. Predictors: (Constant), KE1

b. Predictors: (Constant), KE1, KE2

c. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3

d. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4

e. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5

f. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1

g. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1, RS2

h. Predictors: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1, RS2, RS3

i. Dependent Variable: PWB

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 37.463 3.655 10.250 .000

KE1 .251 .072 .240 3.482 .001

2 (Constant) 25.663 4.635 5.536 .000

KE1 .221 .070 .211 3.154 .002

KE2 .266 .068 .263 3.926 .000

3 (Constant) 16.685 4.364 3.823 .000

KE1 .054 .067 .052 .808 .420

KE2 .155 .063 .154 2.468 .014

KE3 .456 .066 .461 6.917 .000

4 (Constant) 11.576 4.453 2.599 .010

KE1 .002 .067 .002 .026 .980

KE2 .151 .061 .150 2.480 .014

KE3 .372 .068 .375 5.465 .000

KE4 .244 .066 .243 3.675 .000

5 (Constant) 8.036 4.627 1.737 .084

KE1 -.004 .066 -.004 -.067 .947

KE2 .170 .061 .168 2.799 .006

Page 157: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

KE3 .330 .069 .333 4.757 .000

KE4 .145 .077 .144 1.881 .061

KE5 .199 .081 .187 2.455 .015

6 (Constant) 5.165 4.463 1.157 .249

KE1 -.050 .064 -.048 -.790 .430

KE2 .145 .058 .144 2.493 .014

KE3 .239 .069 .242 3.461 .001

KE4 .100 .074 .100 1.352 .178

KE5 .168 .078 .157 2.154 .033

RS1 .295 .066 .297 4.471 .000

7 (Constant) -.415 4.892 -.085 .932

KE1 -.009 .065 -.009 -.144 .886

KE2 .132 .058 .131 2.294 .023

KE3 .224 .068 .226 3.267 .001

KE4 .090 .073 .090 1.237 .218

KE5 .160 .077 .151 2.092 .038

RS1 .270 .066 .271 4.101 .000

RS2 .142 .054 .149 2.603 .010

8 (Constant) -.263 4.896 -.054 .957

KE1 .001 .066 .001 .009 .993

KE2 .135 .058 .134 2.344 .020

KE3 .223 .068 .225 3.254 .001

KE4 .095 .073 .095 1.301 .195

KE5 .160 .077 .150 2.087 .038

RS1 .296 .071 .298 4.152 .000

RS2 .165 .060 .174 2.766 .006

RS3 -.070 .073 -.069 -.960 .338

a. Dependent Variable: PWB

Excluded Variablesh

Model

Beta In t Sig. Partial Correlation

Collinearity

Statistics

Tolerance

1 KE2 .263a 3.926 .000 .269 .988

KE3 .503a 7.701 .000 .481 .862

KE4 .390a 5.730 .000 .378 .884

KE5 .392a 5.898 .000 .387 .919

RS1 .507a 7.866 .000 .489 .876

Page 158: PENGARUH KECERDASAN EMOSI DAN RASA SYUKUR · PDF fileMOTTO DAN PERSEMBAHAN Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

RS2 .321a 4.881 .000 .328 .986

RS3 .298a 4.366 .000 .297 .935

2 KE3 .461b 6.917 .000 .443 .806

KE4 .365b 5.487 .000 .365 .874

KE5 .390b 6.110 .000 .400 .919

RS1 .472b 7.342 .000 .464 .847

RS2 .288b 4.449 .000 .303 .964

RS3 .259b 3.823 .000 .263 .906

3 KE4 .243c 3.675 .000 .255 .773

KE5 .262c 4.017 .000 .276 .781

RS1 .349c 5.261 .000 .353 .717

RS2 .213c 3.515 .001 .244 .925

RS3 .166c 2.609 .010 .184 .857

4 KE5 .187d 2.455 .015 .174 .566

RS1 .310d 4.644 .000 .316 .685

RS2 .190d 3.204 .002 .224 .914

RS3 .128d 2.028 .044 .144 .828

5 RS1 .297e 4.471 .000 .306 .680

RS2 .183e 3.122 .002 .219 .911

RS3 .121e 1.937 .054 .138 .826

6 RS2 .149f 2.603 .010 .185 .891

RS3 .013f .204 .839 .015 .688

7 RS3 -.069g -.960 .338 -.069 .569

a. Predictors in the Model: (Constant), KE1

b. Predictors in the Model: (Constant), KE1, KE2

c. Predictors in the Model: (Constant), KE1, KE2, KE3

d. Predictors in the Model: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4

e. Predictors in the Model: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5

f. Predictors in the Model: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1

g. Predictors in the Model: (Constant), KE1, KE2, KE3, KE4, KE5, RS1, RS2

h. Dependent Variable: PWB