pengaruh kecerdasan emosional dan stres kerja …eprints.ums.ac.id/77197/19/naskah...
TRANSCRIPT
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN STRES KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN
NEGARA SURAKARTA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomidan Bisnis
Oleh:
MEIRISA EKA RESTUNINGSIH
B 100 150 260
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN STRES KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PELAYANAN
PERBENDAHARAAN NEGARA SURAKARTA
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Kecerdasan Emosional
terhadap kinerja karyawan KPPN Surakarta. Untuk menganalisis pengaruh Stres
Kerja terhadap kinerja karyawan KPPN Surakarta. Untuk menganalisis pengaruh
Kecerdasan Emosional dan Stres Kerja terhadap kinerja karyawan KPPN
Surakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja yang bekerja di
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Surakarta yang berjumlah 50
orang. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Surakarta yang berjumlah 50 orang.
Berdasarkan analisis dan pembahasan diperoleh hasil kecerdasan emosional
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Stres kerja
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja. Berdasarkan hasil
uji diketahui secara bersama-samavariabel kecerdasan emosional (X1) dan stres
kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hasil analisis diperoleh
adjusted Rsquare (R2) sebesar 0,131, berarti variasi perubahan variabel kinerja
dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosional (X1) dan stres kerja (X2)
sebesar 13,1%. Sedangkan sisanya sebesar 87,9% dijelaskan oleh variabel lain
diluar model.
Kata Kunci :Kecerdasan Emosional, Stres Kerja dan Kinerja Karyawan.
Abstrak
The purpose of this study was to analyze the effect of Emotional
Intelligence on the performance of Surakarta KPPN employees. To analyze the
effect of Job Stress on the performance of Surakarta KPPN employees. To
analyze the influence of Emotional Intelligence and Job Stress on the performance
of Surakarta KPPN employees. The population of this study is all workers who
work in the Surakarta State Treasury Service Office (KPPN), amounting to 50
people. The sample in this study were all employees at the Surakarta State
Treasury Service Office (KPPN), which numbered 50 people. Based on the
analysis and discussion the results of emotional intelligence have a positive and
significant effect on performance. Job stress has a negative and significant effect
on performance. Based on the test results it is known together that the variables of
emotional intelligence (X1) and work stress (X2) have a significant effect on
performance. The results of the analysis obtained adjusted Rsquare (R2) of 0.131,
meaning that variations in changes in performance variables can be explained by
the variables of emotional intelligence (X1) and work stress (X2) of 13.1%. While
the remaining 87.9% is explained by other variables outside the model.
Keywords: Emotional Intelligence, Job Stress and Employee Performance
2
1. PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia merupakan aset terpenting bagi suatu perusahaan, instansi
pemerintah maupun lembaga swasta. Selain penting sebagai aset perusahaan,
Sumber Daya Manusia mampu memberikan suatu keuntungan sebagai penggerak
dinamika organisasi (Noordkk, 2016). Tercapainya tujuan suatu organisasi
bergantung pada baik buruknya kinerja Sumber Daya Manusia itu sendiri. Untuk
itu perusahaan harus mampu memberi pengarahan, memperhatikan setiap
karyawan, dan juga mampu memotivasi untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Karyawan yang memiliki kinerja yang baik akan mampu menjalankan tugas dan
pekerjaannya sesuai yang dibebankan, mengerti kaitan pekerjaannya dengan tugas
karyawan lain, mengerti target yang telah ditetapkan disetiap perusahaan, serta
mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam mejalankan pekerjaannya
(Marga, 2016).
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Surakarta adalah salah
satu pusat pembayaran anggaran se-eks Karesidenan Surakarta yang dimiliki oleh
instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan didaerah yang bertanggung
jawab langsung kepada kepala kantor Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Seiring
dengan dunia kementerian keuangan negara yang dibawahi oleh Derektorat
Jenderal Perbendaharaan Negara, Sumber Daya Manusia sebagai faktor utama
yang penting dari organisasi yang sering ditunjuk sebagai salah satu kegagalan
suatu pencapaian tujuan dalam organisasi.
Setiap manusia ingin menunjukan prestasinya dalam segala hal, terutama
dalam bidang pekerjaan. Saat ini keberhasilan dan kesuksesan seorang karyawan
tidak hanya ditunjukkan pada kemampuan intelektualnya saja, melainkan
kemampuan yang dimiliki untuk mampu mengendalikan perasaan yang stabil dan
juga emosi dari setiap individu untuk menunjukan baik tidaknya cara berinteraksi
kepada orang lain (Setyaningrum dkk, 2016).
Keberhasilan pengelolaan organisasi ditentukan oleh kegiatan
pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Berdasarkan hal tersebut terdapat teknik-
teknik untuk memelihara hubungan dan memelihara prestasi serta kepuasan kerja
karyawan. Salah satunya dengan memberikan dorongan dan masukan dari seorang
3
pimpinan kepada bawahan, maupun dari karyawan dengan karyawan yang lain.
Agar mereka dapat melaksanakan tugas sesuai uraian tugas dan pengarahan yang
diberikan (Poniasih dan A.A.Sagung kartika dewi, 2015). Banyaknya aspek yang
mempengaruhi suatu kinerja seperti keadaan lingkungan, tingkat kompetensi
dankejelasan peran seorang karyawan, terdapat juga faktor lain seperti imbalan
dan penghargaan, nilai dan budaya (Widyasari, 2004).
Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan sebuah hasil serta proses yang
kompleks, baik berasal dari diri pribadi karyawan ( faktor internal) dan keadaan
lingkungan perusahaan ( faktor eksternal), Itu merupakan upaya dari strategis
perusahaan. Kinerja karyawan yang baik merupakan harapan dari organisasi dan
institusi dalam memperkerjakan seorang karyawan, sebab kinerja dari karyawan
diharap mampu meningkatkan mutu dan kualitas perusahaan secara keseluruhan.
Jika seorang karyawan memiliki kinerja yang baik maka kinerja perusahaan
menjadi baik pula, sebaliknya jika karyawan tidak memiliki kinerja yang baik
maka perusahaan itu tidak akan menjadi baik.
Untuk melaksanakan pekerjaan, karyawan membutuhkan kecerdasan
emosional. Apabila karyawan sedang menghadapi suatu masalah, seorang
karyawan yang memiliki kecerdasan emosional tinggi akan mempunyai
kemampuan untuk mengelola perasaannya, antara lain mampu memotivasi diri
sendiri dan orang lain, tegar menghadapi permasalahan yang rumit yang
mengakibatkan frustasi, dapat mengatur suasana hati, menunda kepuasan sesaat,
dan berempati serta mampu memberikan semangat terhadap diri sendiri maupun
orang lain (Subagio, 2015).
Pentingnya kecerdasan emosional dalam sebuah organisasi yang
dimaksud, apabila karyawan menghadapi masalah dapat menyelesaikan pekerjaan
yang menyangkut hubungan rekan kerja dan kerja sama antar karyawan lain.
Kecerdasan emosional karyawan yang baik akan mampu membuat seseorang
mengambil sebuah keputusan yang tegas dan tepat, walaupun didalam keadaan
tertekan sekalipun. Kecerdasan emosional yang baik dapat mendorong karyawan
bertindak sesuai etika dan berpegang teguh pada pendiriannya dan mampu
4
berpikir secara positif demi tercapainya tujuan untuk meraih keberhasilan di
tempat kerja.
Menurut Handoko (2005) mendefinisikan kecerdasan emosional adalah
kemampuan untuk mengekspresikan perasaan dengan tepat, mengelola dan
mengenali, termasuk dalam memotivasi diri sendiri dan juga orang lain, serta
mampu mengenali emosi rekan kerjanya. Jelas jika seorang karyawan mempunyai
kecerdasan emosional yang tinggi mampu membuat kebahagiaan dan kesuksesan
tersendiri, karena percaya diri dapat menimbulkan kesehatan mental yang baik.
Menurut Super dan Cites (dalam Dalyono, 2009) mengemukakan definisi
kecerdasan emosional sebagai kemampuan menyesuaikan diri terhadap
lingkungan di sekitar atau belajar dari sebuah pengalaman. Hal ini menunjukan
bahwa manusia hidup dan berinteraksi didalam lingkungan yang kompleks.
Di dalam kehidupan ini kita sering beranggapan bahwa yang menentukan
berbagai hal adalah kecerdasan otak, sedangkan kemampuan lain kurang dianggap
penting. Setelah belakangan ini muncul istilah kecerdasan emosional atau
emotional intellegence yang diungkap oleh Goleman yang mengutip berbagai
penelitian ternyata menemukan bahwa kecerdasan emosional mempunyai peran
sangat penting untuk meraih kesuksesan didalam pekerjaan, karena setiap
pekerjaan akan memerlukan pengendalian dan kecerdasan emosi yang dialami
setiap karyawan untuk hasil yang memuaskan.
Tidak dapat dipungkiri, setiap manusia pasti akan mengalami yang
namanya stres kerja, karena suatu masalah maupun stres yang diakibatkan oleh
pekerjaan yang sedang dihadapi di lingkungannya, baik di lingkungan kerja
maupun di lingkungan sosial. Menurut Mangkunegara (2009) stres merupakan
keadaan tertekan yang dialami karyawan saat mengahadapi pekerjaan. Hal ini
dapat dilihat dari emosi yang tidak stabil, perasaan tidak tenang, tekanan darah
meningkat, serta mengalami gangguan pencernaan.
Dalam hal stres kerja di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN) Surakarta, proses yang sangat dinamik sering kali menimbulkan masalah
seperti pekerjaan yang harus diselesaikan terburu-buru (deadline), banyaknya
hubungan yang tidak baik antara rekan kerja maupun hubungan keluarga pada
5
setiap karyawan yang mampu membuat pekerjaan merasa tertekan, banyaknya
tugas yang harus diselesaikan disaat waktu yang bersamaan, jam kerja yang
terlalu padat dan sebagainya. Hal ini akan menimbulkan dampak pada kinerja
karyawan yang kurang maksimal.
Berdasarkan hal diatas maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah Kecerdasan Emosional berpengaruh
terhadap kinerja karyawan KPPN Surakarta? Apakah Stres Kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan KPPN Surakarta? Apakah Kecerdasan Emosional dan
Stres Kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan KPPN Surakarta?
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh Kecerdasan Emosional
terhadap kinerja karyawan KPPN Surakarta. Untuk menganalisis pengaruh Stres
Kerja terhadap kinerja karyawan KPPN Surakarta. Untuk menganalisis pengaruh
Kecerdasan Emosional dan Stres Kerja terhadap kinerja karyawan KPPN
Surakarta.
2. METODE
2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011), merupakan wilayah generalisasi dari obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditunjuk oleh peneliti
untuk dipelajari. Dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi
populasi penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja yang bekerja di Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Surakarta yang berjumlah 50 orang.
2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian
sampel apabila peneliti bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian
sampel.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling jenuh.
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua populasi dijadikan
sampel. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh karyawan pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Surakarta yang berjumlah 50 orang.
2.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Definisi Operasional
6
Definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai,
mengelola, serta mengontrol emosi diri sendiri dan orang lain disekitarnya. Dalam
hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan.
Dimensi-dimensi kecerdasan emosional (emotional intelligence) yaitu mengukur
kesadaran diri (self awareness) adalah dimana seseorang menujukkan kondisi
seberapa baik mengetahui kondisi itu sendiri, kesukaannya, sumber daya dan
instuisi yang ada padanya. Dimensi ini diukur dengan 5 butir pernyataan, meliputi
kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial. Dimensi
tersebut mampu mengantar dan mempermudah pencapaian tujuan.
b. Stres Kerja
Stres kerja merupakan perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami
karyawan dalam menghadapi masalah pekerjaan. Stres kerja tampak dari gejala
antara lain emosi tidak stabil, merokok yang berlebihan, cemas, tegang, gugup,
tekanan darah meningkat, gangguan pencernaan, sulit tidur, dan tidak bisa rileks.
Faktor penyebab stres karyawan itu sendiri meliputi beban kerja yang sulit dan
berlebihan, waktu dan peralatan kerja yang kurang, tekanan dan sikap pemimpin
yang kurang adil dan wajar, balas jasa yang terlalu rendah, konflik antar pribadi
dengan pimpinan atau rekan kerja, dan masalah-masalah keluarga seperti anak,
istri atau suami dan mertua.
c. Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja dan prestasi kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
fungsinya dan bertanggung jawab atas apa yang telah diberikan kepadanya untuk
mencapai tujuan organisasi. Variabel ini merupakan penilaian perilaku seorang
sikap karyawan terhadap pekerjaan yang ditunjukkan oleh indikator sebagai
berikut: kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas, kemandirian, kerjasama
dengan karyawan lain.
7
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
A. Uji Hipotesis
1. Analisa Regresi Berganda (Multiple Regression)
Analisa ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel kecerdasan
emosional (X1) danstres kerja (X2)terhadap kinerja. Dengan menggunakan
bantuan komputer program SPSS 17.0 koefisien regresi yang diperoleh dari hasil
pengolahan data adalah:
Tabel 1
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Variabel B thitung Sig
Contanta 36,205 17,500 0,000
Kecerdasan emosional 0.153 2.209 0.032
Stres Kerja -0.091 -2.087 0.042
R2 = 0,166 Fhitung = 4,686
Adjusted R2 = 0,131 Fsig = 0,014
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Y = 36,205 + 0,153X1- 0,091X2+ e (1)
Dari persamaan di atas maka diinterprestasikan sebagai berikut :
1. Konstanta dengan nilai sebesar 36,205, yang artinya jika tidak terdapat varaibel
kecerdasan emosional, stres kerja, maka kinerja tetap positif.
2. Koefisien regresi variabel kecerdasan emosional (X1) sebesar 0,153 yang
artinya variabel kecerdasan emosional mempunyai pengaruh positip sehingga
meningkatkan kinerja.
3. Koefisien regresi variabel stres kerja (X2) sebesar -0,091 yang berarti variabel
stres kerja mempunyai pengaruh negatif sehingga menurunkan kinerja.
B. Uji F
Pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Tabel 3
Hasil Uji F
Variabel Fhitung Ftabel Sig Keterangan
Kecerdasan emosional, Stres Kerja 4,686 0,000 Ho ditolak
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
8
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Fhitung> Ftabel (4,686>3,15), maka Ho
ditolak, Berarti secara bersama-sama variabel kecerdasan emosional (X1), dan
stres kerja (X2)berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
C. Uji t
Uji siginifikan parameter individu (ujit) pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen.
Tabel 3.
Hasil Uji t
Variabel thitun Sig ttabel Keterangan
Kecerdasan emosional 2,209 0,032 2,021 Ho ditolak
Stres Kerja -2,087 0,042 2,021 Ho ditolak
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. Uji pengaruh variabel kecerdasan emosional (X1) terhadap kinerja (Y) adalah
sebagai berikut :Ho ditolak maka t hitung lebih besar dari t tabel (2,209>2,021)
atau t.sig (0,032< 0,05) dengan demikian berarti kecerdasan emosional
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja.
2. Uji pengaruh variabel stres kerja (X2) terhadap kinerja (Y) adalah sebagai
berikut:Ho ditolak thitung lebih besar dari ttabel (-2,087>-2,021) atau t.sig (0,042<
0,05) dengan demikian berarti stres kerja mempunyai pengaruh negatif yang
signifikan terhadap kinerja.
D. Koefisien Determinasi
Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variasi Y yang dapat
dijelaskan oleh variasi X, yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara
variabel kecerdasan emosional (X1), dan stres kerja (X2) terhadap kinerja. Adapun
hasilnya secara ringkas sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .408 .166 .131 1.30497
Sumber : Data primer yang diolah, 2019
9
Berdasarkan hasil analisis data yang menggunakan bantuan komputer program
SPSS17 maka dapat diperoleh Adjusted R Square (R2) sebesar 0,131, berarti
variasi perubahan variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan
emosional (X1), stres kerja (X2) sebesar 13,1%. Sedangkan sisanya sebesar 87,9%
dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
3.2 PEMBAHASAN
A. Kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kecerdasan emosional mempunyai
pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja. Hasil tersebut sesuai dengan
teori Goleman (2005) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional adalah
kemampuan positif yang dimiliki seorang karyawan untuk menangani emosi
dalam tekanan pekerjaan. Hal ini dikarenakan pemahaman dirasakan oleh rekan
kerja, mampu mengenali perasaan yang dialami rekan kerja, mampu mengelola
emosi dalam bekerja maupun di luar pekerjaan, mampu memberikan motivasi
kepada rekan kerja dan dapat menyampaikan apa yang dipikirkan kepada orang
lain secara jelas.
Dengan demikian semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin
tinggi pula kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Rani
Setyaningrum (2016) dan Maryani (2016) yang menyatakan kecerdasan
emosional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
B. Stres kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan
Berdasarkan hasil diketahui bahwa stres kerja mempunyai pengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja. Hasil tersebut menyatakan bahwa stres kerja adalah
dimana keadaan fisik dan psikisnya seorang karyawan mengalami gangguan dari
dalam maupun dari luar yang mengakibatkan ketegangan dan membuat seseorang
memiliki perilaku yang berbeda baik fisik, perilaku, sosial dan juga psikisnya
menurut Triatan (2015).
Dengan demikian semakin tinggi tingkat stres kerja maka semakin
menurunkan tingkat kinerja yang dihasilkan karyawan. Hasil penelitian ini sesuai
dengan yang dilakukan oleh Maryani (2016) yang menyatakan stres kerja
berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan.
10
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tersebut diatas yang telah diuraikan maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut:
a. Kecerdasan emosional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja.
b. Stres kerja mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja.
c. Berdasarkan hasil uji diketahui secara bersama-sama variabel kecerdasan
emosional (X1) dan stres kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
d. Hasil analisis diperoleh adjusted Rsquare(R2) sebesar 0,131, berarti variasi
perubahan variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosional
(X1) dan stres kerja (X2) sebesar 13,1%. Sedangkan sisanya sebesar 87,9%
dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas yang telah diuraikan maka penulis dapat
menyarankan sebagai berikut:
a. Bagi pimpinan terus meningkatkan perhatiannya dari segi kerjasama antar
karyawan agar kinerja karyawan tercapai seperti yang diharapkan melalui
kerjasama antara atasan dengan karyawan yang terjalin dengan baik.
b. Bagi peneliti mendatang dengan tema yang sama sebaiknya menambah
variabel yang diteliti yaitu tidak hanya kecerdasan emosional, stres kerja dalam
mempengaruhi kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. N. (2013). Hubungan antara kecerdasan emosi dengan stres kerja pada
perawat. Jurnal Ecopsy, 1(1), 38-42.
Cooper R.K., Sawaf A.. 1997. Executive EQ: Emotional Intelligence in
Leadership and Organizations, Grosette/Putname, New York, NY.
Dalyono, M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
Gibson, dkk.1995.Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Erlangga.
Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996. Organisasi. Jilid I. Edisi ke Delapan.
Jakarta:Binarupa Aksara.
Goleman, Daniel. 2005. Working With Emotional Intelligence. Terjemahan Alex
TriKantjono W. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.
11
Goleman, D. (2005). Working with emotional intelligence: kecerdasan emosi
untuk mencapai puncak prestasi. Jakarta: Gramedia.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoko, T. Tani. 2008. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Melayu S.P. 2009. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi
Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kuncoro, M, 2001, Metode Kualitatif, AMP YKPN, Yogyakarta.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Kesepuluh.Yogyakarta: Andi.
Mangkunegara, AP. 2009. Manejemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Marga, Kanta, Yossy. 2016. Pengaruh Pelatihan, Kecerdasan Emosional Dan
Budaya, Terhadap Organisasi Karyawan, Kinerja Pada PT Pelayanan
Tempuran Emas Surabaya. e-Jurnal Manajemen Kinerja Vol.2, No.1, ISSN
2407-7305.
Mayer dan Salovey. 1997. What is emotional Intelligence in Emotional
Development and Emotional Intelligence. Basic Book : New York.
Munandar, A. S. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Nasrudin, Endin. 2010. Psikologi Manajemen. Bandung: CV. Pustaka Setia
(Anggota IKAPI Jabar).
Noor, Nilamsar, Nasyadizi, Rahardjo, Kusdi, Ruhana, Ika. 2016. Pengaruh Stres
Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ( Studi Pada
Karyawan PT Jasa Raharja ( Persero ) Cabang Jawa Timur di Surabaya ).
Jurnal Administrasi Bisnis Vol.31, No.1, pp 9-15.
Palupi (2003) Gizi Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC
Patton, Patricia. 2001. EQ di Tempat Kerja. Jakarta:Pustaka Delapratasa
Poniasih, Ni luh, Gede, Dewi A.A, Sagung Kartika. 2015. Pengaruh Motivasi
Kerja Komunikasi Dan Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kinerja Karyawan.
E-jurnal Manajemen Unud Vol.4, No.6, ISSN 2302-8912.
Redha, A. Achmad. 2008. Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Staf Keungan Dinas Di Kabupaten Majene Sulawesi
Barat,skripsi.FakultasEkonomi Universitas Hasanuddin, Makassar.
Robbins, S. P. 2006. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa: Benyamin Molan.
EdisiKesepuluh. Penerbit PT.Indeks,Kelompok Gramedia. Jakarta.
Rose, Colin.,& Malcom J. Nicholl. 2002. Cara Belajar Cepat Abad XXI,
Terjemahan DedyAhimsa 2002. Bandung: Nuansa.
Salovey, P. & Mayer, J. D. 1990. “Emotional Intelligence”, Imagination,
Cognition, and Personality. 9: 185-211.
Setyaningrum, Rani, Utami, Nayati, Hamidah. 2016. Pengaruh Kecerdasan
Emosional Terhadap Kinerja (Studi Pada Karyawan PT. Jasa Raharja
Cabang Jawa Timur). Jurnal Administrasi Bisnis Vol.36, No.1.
Subagio, Muhammad. 2015. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Motivasi Kerja
Dan Sikap Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT ITHACA
RESOURCES. Jurnal Manajemen Vol.18, No.1, pp 101-120.
12
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Uno, Hamzah. 2012. Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara
Wibowo, Tri Cahyo. 2015. Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan
Kecerdasan Spritual (SQ) pada Kinerja Karyawan, Jurnal Bisnis &
Manajemen
Widodo, Suparno Eko Prof. Dr, MM. 2014. Manajemen Pengembangan Sumber
Daya ManusiPustaka Pelajar. Yogyakarta.
Widyasari, Suzy, (2003). Strategi Pengembangan kompetensi SDM Indonesia
dalam Memasuki Era Global. FOKUS EKONOMI. Vol. 2, No.2.