pengaruh kecukupan modal, likuiditas, dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, LIKUIDITAS, DAN BANK SIZE
TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH SERTA IMPLIKASINYA
TERHADAP PROFITABILITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
RAHMAWATI
NIM. 1112046100042
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H / 2017
TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH SERTA IMPLIKASINYA
TERHADAP PROFIT ABILITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT
SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
RAHMAWATI
NIM. 1112046100042
Pembimbing
RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si
NIP.
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
i
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rahmawati
NIM : 1112046100042
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan ini pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Januari 2017
Yang Menyatakan
Rahmawati
iii
ABSTRAK
Rahmawati. NIM 1112046100042. Pengaruh Kecukupan Modal,
Likuiditas, dan Bank Size Terhadap Pembiayaan Bermasalah Serta
Implikasinya Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia. Skripsi Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kecukupan modal,
likuiditas, dan bank size terhadap pembiayaan bermasalah serta implikasinya
terhadap profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Data
penelitian yang disajikan dalam penelitian ini bersumber dari website Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear dengan metode analisis jalur (path analysis). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa kecukupan modal, likuiditas, bank size berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap pembiayaan bermasalah. Implikasinya terhadap
profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah kecukupan modal dan
pembiayaan bermasalah berpengaruh secara negatif dan signifikan, sedangkan
bank size berpengaruh secara positif dan signifikan.
Kata kunci: kecukupan modal, likuiditas, bank size, pembiayaan bermasalah,
profitabilitas
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya khususnya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Salawat serta salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad
SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zman yang
terang benderang ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat
kelulusan Strata Satu (S-1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang
memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian
mereka yang telah memberikan bantuan, baik berupa moril, kritik, saran,
masukan, dorongan semangat, do’a maupun pemikiran dalam penulisan skripsi
ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Mufriani, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA selaku
Ketua Jurusan Program Studi Muamalat (Perbankan Syariah ) Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E, MBA, selaku Ketua Jurusan
Perbankan Syariah Fakultas ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Abdurrauf, MA., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Muamalat (Perbankan Syariah ) Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Fitri Damayanti, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Tini Anggraeni, ST, M.Si, selaku dosen pembimbing yang tiada
hentinya membimbing penulis, meluangkan waktu, memberikan saran
dan masukan demi terselesaikannya skripsi ini.
7. Ibu dan Bapak dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah dengan sabar
memberikan bekal ilmu yang tak terhingga nilainya.
8. Terima kasih kepada pemberi support terbesar, orang tua penulis, Papa
dan Mama serta kakak dan adik yang senantiasa memberikan bantuan,
do’a dan dorongan semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan semasa kuliah yaitu Mariatul Adila,
Rinrin Sri Annisa, Nur Azilah, Farah Dhiba Lubis, Siti Sarah, Annisa
Farida, Eka Rahayu Oktaviani, Nanda Pipit Nurjannah dan Meydha
Nurcholis yang senantiasa membantu, memberikan motivasi, dan
mendoakan yang terbaik.
vi
10. Terima kasih kepada Alfa, Wiby, Lutfi, Nabilah, Shenia, Galuh, dan
Chintya yang senantiasa memberikan do’a dan semangat sehingga
penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Terima kasih kepada mahasiswa Perbankan Syariah angkatan 2012 dan
semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah
SWT mencatatnya sebagai amal baik dan membalasnya dengan lebih baik lagi.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
kalangan. Semoga Allah senantiasa membimbing dan memberikan petunjuk
dalam setiap langkah.
Jakarta, Januari 2017
Penulis
Rahmawati
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERETUJUAN DOSEN PEMBIMBING…………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN………............................................ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR GRAFIK...............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................8
C. Pembatasan Masalah....................................................................................9
D. Perumusan Masalah.....................................................................................9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................10
F. Kerangka Pemikiran...................................................................................12
G. Sistematika Penulisan.................................................................................13
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................15
A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.............................................................15
1. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.................................................16
2. Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah...................................16
viii
B. Analisis Laporan Keuangan.......................................................................16
C. Profitabilitas...............................................................................................18
D. Kecukupan Modal......................................................................................20
1. Pengertian...................................................................................................20
2. Capital Adequacy Ratio (CAR).................................................................22
E. Likuiditas....................................................................................................26
1. Pengertian...................................................................................................26
2. Financing to Deposit Ratio (FDR).............................................................29
F. Bank Size...................................................................................................31
G. Kualitas Piutang Pembiayaan.....................................................................31
1. Pengertian...................................................................................................31
2. Non Performing Financing (NPF).............................................................32
H. Analisis Jalur..............................................................................................34
I. Langkah dalam Path Analysis....................................................................40
1. Konseptual Model......................................................................................40
2. Penyusunan Diagram Jalur.........................................................................41
3. Validitas Model..........................................................................................41
4. Penilaian Model.........................................................................................42
J. Review Studi Terdahulu.............................................................................43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................46
A. Ruang Lingkup Penelitian..........................................................................46
B. Jenis Data dan Sumber Data......................................................................46
1. Jenis Data...................................................................................................46
2. Sumber Data...............................................................................................47
C. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................47
ix
1. Metode Studi Pustaka.................................................................................48
2. Metode Dokumentasi.................................................................................48
D. Teknik Analisis Data..................................................................................49
1. Uji Asumsi Klasik......................................................................................49
2. Analisis Jalur (Path Analysis)....................................................................52
E. Hipotesis Penelitian....................................................................................56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................59
A. Analisis Deskriptif.....................................................................................59
B. Pergerakan Variabel Penelitian..................................................................59
1. Kecukupan Modal/CAR.............................................................................59
2. Likuiditas/FDR...........................................................................................61
3. Bank Size...................................................................................................62
4. Pembiayaan Bermasalah/NPF....................................................................64
5. Profitabilitas/ROE......................................................................................65
C. Uji Asumsi Klasik......................................................................................67
D. Analisis Jalur (Path Analysis)....................................................................70
1. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur I.....................................................70
1) Uji Statistik Sub-Struktur I..................................................................71
2) Persamaan Analisis Jalur.....................................................................74
2. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur II....................................................76
1) Uji Statistik Sub-Struktur II.................................................................76
2) Persamaan Analisis Jalur.....................................................................79
3. Analisis Korelasi Variabel.........................................................................81
4. Perhitungan Pengaruh................................................................................83
1) Pengaruh Langsung.............................................................................84
x
2) Pengaruh Tidak Langsung...................................................................84
BAB V PENUTUP.................................................................................................86
A. Kesimpulan.................................................................................................86
B. Saran............................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................88
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah....................................3
Tabel 1.2 Perbandingan CAR, FDR, NPF, ROE, dan Total Aset............................4
Tabel 2.1 Klasifikasi Tingkat CAR Menurut Bank Indonesia...............................24
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Peringkat NPF...........................................................34
Tabel 2.3 Review Studi Terdahulu........................................................................43
Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Nilai r.................................................................56
Tabel 4.1 CAR Bank Pembiayaan Rakyat Syariah................................................59
Tabel 4.2 FDR Bank Pembiayaan Rakyat Syariah................................................61
Tabel 4.3 Total Aset Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.......................................63
Tabel 4.4 NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.................................................64
Tabel 4.5 ROE Bank Pembiayaan Rakyat Syariah................................................66
Tabel 4.6 Uji F......................................................................................................71
Tabel 4.7 Uji t........................................................................................................72
Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi.....................................................................74
Tabel 4.9 Koefisien Jalur Persamaan I...................................................................74
Tabel 4.10 Uji F.....................................................................................................76
Tabel 4.11 Uji t......................................................................................................77
Tabel 4.12 Uji Koefisien Determinasi...................................................................79
Tabel 4.13 Analisis Korelasi Variabel...................................................................81
Tabel 4.14 Koefisien Korelasi...............................................................................82
Tabel 4.15 Perhitungan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total............83
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Path Analysis Model Regresi Berganda.............................................36
Gambar 2.2 Path Analysis Model Mediasi............................................................37
Gambar 2.3 Path Analysis Gabungan Antara Regresi Linear Berganda dengan
Mediasi...................................................................................................................38
Gambar 2.4 Path Analysis Model Kompleks.........................................................39
Gambar 4.1 Diagram Jalur Hubungan Kausal X1, X2, X3, dan Y terhadap Z......70
Gambar 4.2 Sub-Struktur 1....................................................................................71
Gambar 4.3 Struktur I Hubungan Kasual X1, X2, X3, ke Y.....................................75
Gambar 4.4 Sub-Struktur II...................................................................................76
Gambar 4.5 Struktur II Hubungan Kausal X1, X3, Y terhadap Z...........................80
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Pergerakan Variabel CAR....................................................................60
Grafik 4.2 Grafik Pergerakan Variabel FDR.........................................................62
Grafik 4.3 Pergerakan Variabel Total Aset............................................................63
Grafik 4.4 Pergerakan Variabel NPF.....................................................................65
Grafik 4.5 Pergerakan Variabel ROE....................................................................67
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.
A. Latar Belakang
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah, maka pengembangan industri perbankan syariah
nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan
mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat.1 Undang-Undang No. 21
Tahun 2008 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan perbankan syariah
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah yang meliputi kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah adalah bank
yang menjalankan kegiatan usahanya dengan berlandaskan prinsip syariah.
Menurut jenisnya, Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan bank syariah
yang lebih dekat kepada kebutuhan masyarakat menengah ke bawah yang
melakukan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil Menegah
(UMKM). UKM dan UMKM adalah bagian dari aktivitas perekonomian yang
dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Kehadiran BPRS diharapkan
dapat menjadi sumber permodalan bagi pengembangan usaha masyarakat
1 www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx diakses pada 28 Juli 2016
1
ekonomi menengah ke bawah sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan mereka.
Kriteria Usaha Mikro adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300,000.000
(tiga ratus juta rupiah). Kriteria Usaha Kecil adalah memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah sampai dengan paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Kriteria Usaha
Menengah adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).2
Perkembangan jumlah BPRS relatif meningkat lebih cepat
dibandingan dengan perkembangan bank umum syariah maupun unit usaha
syariah. Berdasarkan perkembangan perbankan syariah secara nasional,
jumlah bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
2 pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah
2
terus mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Berikut ini adalah tabel
perkembangan kelembagaan perbankan syariah:
Tabel 1.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah
Kelompok
Bank
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
BUS 3 3 5 6 11 11 11 11 12 12
UUS 20 26 27 25 23 24 24 23 22 22
BPRS 105 114 131 138 150 155 158 163 163 161
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015
Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan bank syariah berdasarkan
statistik perbankan syariah dari tahun ke tahun secara kuantitas, pencapaian
perbankan syariah sungguh membanggakan dan terus mengalami peningkatan
dalam jumlah bank. Jika pada tahun 2005 berdasarkan data statistik
perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia hanya ada 3
Bank Umum Syariah, 19 Unit Usaha Syariah dan 92 Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah, maka pada 2015 jumlah bank syariah telah mencapai 34 unit
yang terdiri atas 12 BUS dan 22 UUS. Selain itu, jumlah BPRS telah
mencapai 161 unit pada periode yang sama.3
Keberadaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dimaksudkan
untuk dapat memberikan layanan perbankan secara cepat, mudah, dan
sederhana kepada masyarakat khususnya pengusaha menengah, kecil dan
3Data Statistik Perbankan Syariah Januari 2015 dari http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/statistik-perbankan-syariah/Pages/statistik-perbankan-syariah-januari-2015.aspx
3
mikro baik di pedesaan maupun perkotaan yang selama ini belum terjangkau
oleh layanan bank umum.4
Pada BPRS, istilah kredit tidak digunakan tetapi diganti dengan istilah
pembiayaan karena mempunyai prinsip yang berbeda. Tidak seperti kredit,
pembiayaan lebih mengutamakan unsur kesepakatan dan transparansi
sehingga nilai-nilai Islam senantiasa tetap terjaga. BPRS dilarang untuk
melakukan kegiatan usaha yang dapat dilakukan bank umum seperti
menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
BPRS juga dilarang melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing dan
penyertaan modal.5
Berikut ini merupakan data tabel yang menggambarkan secara umum
tentang CAR, FDR, NPF, ROE, dan total aset yang terjadi pada tahun 2011
sampai dengan 2015.
Tabel 1.2 Perbandingan CAR, FDR, NPF, ROE, dan Total Aset
Tahun CAR FDR NPF ROE Total Aset
2011 23,49 127,71 6,11 18,95 3.520.417
2012 25,16 120,96 6,15 20,54 4.698.952
2013 22,08 120,93 6,50 21,22 5.833.488
2014 22,77 124,24 7,89 16,13 6.573.331
2015 21,47 120,06 8,20 14,66 7.739.270
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015
Profitabilitas merupakan indikator paling penting untuk mengukur
kinerja suatu bank karena profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk
4 Peraturan Bank Indonesia No.11/23/PBI/20095 Ahmad Buchori, Bambang Himawan, Edi Setijawan, Nyimas Rohmah. Kajian Kinerja
Industri BPRS di Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Maret 2003, h.65
4
menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. ROE (Return
on Equity) membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang
telah diinvestasikan pemegang saham perusahaan.
ROE (Return on Equity) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan bank dalam memperoleh net income. ROE
merupakan ukuran yang lebih penting menurut pandangan pemilik karena
merefleksikan kepentingan kepemilikan mereka. Hal tersebut dikarenakan
pada umumnya rasio ROE menunjukkan keuntungan yang dinikmati oleh
para pemegang saham.
Nilai ROE pada tahun 2011 adalah sebesar 18,95% meningkat
sebanyak 1,59% pada tahun 2012 menjadi 20,54%, dan kemudian meningkat
sebanyak 0,68% menjadi 21,22% pada tahun 2013. Pada tahun 2014 nilai
ROE mengalami penurunan sebesar 4,89% menjadi 16,13% dan kemudian
mengalami penurunan kembali pada tahun 2015 sebesar 1,47% menjadi
14,66%. Nilai ROE tertinggi terjadi pada tahun 2013 dan terendah pada tahun
2015. Terjadinya penurunan ROE berdasarkan data diatas bisa jadi
disebabkan oleh penurunan rasio-rasio keuangan.
Kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) berkaitan dengan
penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian
yang mungkin timbul dari pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya
sebagian besar dana berasal dari dana pihak ketiga atau masyarakat.6
6 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: PT. Budi Aksara, 2000), h. 84.
5
Tingginya nilai CAR pada BPRS dapat melindungi deposan dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BPRS.7
CAR mengalami peningkatan dan penurunan selama 5 tahun terakhir
yang mana dialami juga oleh ROE. Kemungkinan menurunnya kinerja modal
BPRS berakibat pada penurunan pendapatan. Selama periode 2011 sampai
dengan 2015, nilai CAR paling tinggi adalah sebesar 25,16% pada tahun
2012 dan paling rendah pada tahun 2015 dengan nilai sebesar 21,47%.
Kondisi likuiditas BPRS dapat mempengaruhi BPRS dalam
menyikapi pembiayaan bermasalah secara lebih fleksibel. Likuiditas yang
diukur dengan menggunakan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR)
digunakan untuk mengukur jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam
bentuk pembiayaan. FDR dijadikan variabel yang mempengaruhi ROA
karena berhubungan dengan adanya pertentangan kepentingan antara
likuiditas dengan profitabilitas.
Penyaluran pembiayaan yang tinggi berdasarkan nilai FDR di atas
100% dalam hal ini nilai FDR pada BPRS berada dikisaran 120%. Kondisi
tersebut mengindikasikan bahwa BPRS belum mampu menghimpun Dana
Pihak Ketiga (DPK) yang cukup untuk menyalurkan pembiayaan. Hal ini
juga dapat mengindikasikan bahwa dana yang digunakan BPRS untuk
menyalurkan pembiayaan berasal dari sumber lain seperti modal. Namun
berdasarkan data, nilai FDR yang tinggi tidak diiringi dengan peningkatan
7 Irman Firmansyah, Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank In Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 2, Oktober 2014
6
ROE mungkin berkaitan dengan rasio NPF yang merupakan indikator bagi
pembiayaan bermasalah. Tingginya pembiayaan yang disalurkan tetapi tidak
diiringi dengan kolektabilitas yang baik. Artinya tidak berjalannya proses
pengembalian pinjaman dana oleh nasabah pembiayaan akan berpengaruh
pada likuiditas BPRS yang secara tidak langsung berdampak pada pendapatan
BPRS.
Bank yang memiliki aset besar berarti memiliki modal yang besar pula
sehingga dapat memperluas pangsa pasarnya untuk berinvestasi. Total aset
yang semakin besar akan meningkatkan volume kredit yang dapat menekan
tingkat spread yang dapat menurunkan tingkat lending rate bank.8 Padahal
jika diamati total aset pada BPRS setiap tahunnya selalu mengalami
peningkatan.
Non Performing Financing (NPF) merupakan indikator pembiayaan
bermasalah yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang fluktuatif dan tidak
pasti sehingga penting untuk diamati dengan perhatian khusus. NPF dijadikan
variabel yang mempengaruhi profitabilitas BPRS karena mencerminkan
risiko pembiayaan sehingga mempengaruhi pencapaian laba yang diperoleh
BPRS. Oleh karena itu kemampuan pengelolaan pembiayaan sangat
diperlukan oleh BPRS.9
8 Nadya Dwi Ad’hani. Analisis Pengaruh Bank Size, LDR, BOPO, Pertumbuhan Kredit dan CAR terhadap Non Performing Loan, Skripsi FEB Undip 2016
9 Irman Firmansyah, Determinant of Non Performing Loan: The Case of Islamic Bank In Indonesia, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 2, Oktober 2014
7
Nilai NPF pada tahun 2011 adalah sebesar 6,11% meningkat sebanyak
0,04% pada tahun 2012 menjadi 6,15%, dan kemudian meningkat sebanyak
0,35% menjadi 6,50% pada tahun 2013. Pada tahun 2014 nilai NPF
meningkat sebesar 1,39% menjadi 7,89% dan kemudian mengalami
peningkatan pada tahun 2015 sebesar 0,31% menjadi 8,20%.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
membahas skripsi tentang “Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, dan
Bank Size Terhadap Pembiayaan Bermasalah Serta Implikasinya
Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka identifikasi masalah dalam
profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (ROE) yang fluktuatif
cenderung menurun.
2. Kecukupan modal (CAR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang
fluktuatif cenderung menurun.
3. Likuiditas (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang setiap tahun
meningkat dan nilainya selalu diatas 120%.
4. Total aset selalu mengalami peningkatan setiap tahun.
5. Pembiayaan bermasalah (NPF) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
mengalami peningkatan setiap tahun.
8
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi
permasalahan yang akan diteliti. Hal ini bertujuan agar masalah lebih
terfokus, spesifik, dan menghindari terjadinya kemungkinan tumpang tindih
dengan masalah lain diluar wilayah penelitian. Batasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Objek dalam penelitian ini adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
yang ada di Indonesia.
2. Data yang digunakan adalah Laporan Keuangan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah periode 2011 sampai dengan 2015 yang terdapat pada
Laporan Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh
Otoritas Jasa Keuangan.
3. Variabel yang digunakan adalah CAR, FDR, bank size, dan ROE
4. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis regresi linear dengan
model analisis jalur (path analysis).
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang secara spesifik akan diteliti dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah kecukupan modal (CAR), likuiditas (FDR, dan bank size
berpengaruh langsung terhadap pembiayaan bermasalah (NPF)?
2. Apakah kecukupan modal (CAR), likuiditas (FDR), dan bank size
berpengaruh tidak langsung terhadap pembiayaan bermasalah (NPF)?
9
3. Apakah kecukupan modal (CAR), likuiditas (FDR), bank size, dan
pembiayaan bermasalah (NPF) berpengaruh langsung terhadap Return
on Equity (ROE)?
4. Apakah kecukupan modal (CAR), likuiditas (FDR), bank size, dan
pembiayaan bermasalah (NPF) berpengaruh tidak langsung terhadap
Return on Equity (ROE)?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisis besarnya pengaruh kecukupan modal (CAR),
likuiditas (FDR), dan bank size secara langsung terhadap
pembiayaan bermasalah (NPF).
b. Untuk menganalisis besarnya pengaruh kecukupan modal (CAR),
likuiditas (FDR), dan bank size secara tidak langsung terhadap
pembiayaan bermasalah (NPF).
c. Untuk menganalisis besarnya pengaruh kecukupan modal (CAR),
likuiditas (FDR), bank size dan pembiayaan bermasalah (NPF)
terhadap secara langsung terhadap Return on Equity (ROE).
d. Untuk menganalisis besarnya pengaruh kecukupan modal (CAR),
likuiditas (FDR), bank size, dan pembiayaan bermasalah (NPF)
terhadap secara tidak langsung terhadap Return on Equity (ROE).
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
10
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi berupa buku bacaan perpustakaan di lingkungan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
di Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Muamalat.
b. Bagi BPRS, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi lembaga lembaga perbankan syariah,
khususnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah agar dapat
memperbaiki kinerja keuangannya demi tercapainya tujuan
perusahaan.
c. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
referensi dan menambah informasi mengenai keuangan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah, sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengajukan pembiayaan di BPRS.
d. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan informasi dan bahan pengembangan
penelitian selanjutnya.
F. Kerangka Pemikiran
11
Pengaruh Kecukupan Modal, Likuiditas, Bank Size, dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas2. Uji Autokorelasi3. Uji Multikolinearitas4. Uji Heteroskedastisitas
1.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman
Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. Untuk mengetahui gambaran secara
12
Kecukupan Modal/CAR
(X1)
Likuiditas/FDR
(X2)
Bank Size
(X3)
Pembiayaan Bermasalah/NPF
(Y)
ROE
(Z)
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Analisis Jalur
keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penyusun menguraikan secara
singkat sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, review studi
terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memaparkan mengenai Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah, Capital Adequacy Ratio (CAR),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Bank Size, Non
Performing Financing (NPF), dan Retun on Equity
(ROE).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi uraian data penelitian dan metode
yang digunakan untuk melakukan penelitian dan
hipotesis penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab ini menjelaskan analisis terhadap data
penelitian yang dideskripsikan untuk menjawab
masalah penelitian
BAB V PENUTUP
13
Bab ini berisikan jawaban kesimpulan berdasarkan
data yang diperoleh yang ditarik dari uraian
pembuktian yang berkaitan dengan pokok masalah.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.
A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Sebelum disebut sebagai Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
disebut juga sebagai Bank At-Tamwil as-Sya’bi al-Islami, yaitu bank yang
melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
perbankan syariah mendefinisikan Bank Perkreditan Rakyat Syariah sebagai
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.10
Berdirinya BPRS dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi Indonesia
yang tengah mengalami restrukturisasi ekonomi. Restrukturisasi
perekonomian di Indonesia itu terwujud dalam berbagai kebijakan, baik di
bidang keuangan, moneter, termasuk dalam bidang perbankan. Selain itu,
berdirinya BPRS itu dilatarbelakangi pula oleh adanya peluang bagi
pengembangan Bank Islam dalam undang-undang perbankan, yang
membolehkan menggunakan prinsip bagi hasil.11
10 Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2010), h.149.
11 H. A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat: Sebuah Pengenalan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), h.108.
15
1. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Tujuan operasionalisasi BPR Syariah adalah12 :
a. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama masyarakat
golongan ekonomi lemah
b. Meningkatkan pedapatan perkapita
c. Menambah lapangan kerja terutama di kecamatan-kecamatan
d. Mengurangi urbanisasi
e. Membina semangat ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi
2. Kegiatan Usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah13
a. Penghimpun Dana
1) Simpanan Amanah
2) Tabungan Wadiah
3) Deposito Mudharabah/ Wadiah
b. Penyaluran Dana
1) Pembiayaan Mudharabah
2) Pembiayaan Musyarakah
3) Pembiayaan Murabahah
B. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan yang sangat dibutuhkan bagi
dunia bisnis dan ekonomi khususnya dalam pengambilan keputusan. Laporan
keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahan pada suatu
12Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi (Yogyakarta: EKONISIA, 2005), h.83
13Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi h.86
16
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut.14
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan
keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan
kondisi ekonomis suatu perusahaan.15
Laporan keuangan memberikan informasi bagi para penggunanya
dalam pengambilan keputusan. Para pengguna atau pihak yang
berkepentingan dengan bank dapat memakai serta menganalisis laporan
keuangan dengan berbagai metode dan teknis analisis laporan keuangan.
Meskipun dalam laporan keuangan terdapat keterbatasan dalam penyajian
informasinya.
Melalui proses perbandingan prestasi dari satu periode dibandingkan
dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan
selama periode tersebut, evaluasi dari hasil analisis tersebut sehingga akan
diperoleh prediksi yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Hasil
analisa laporan keuangan ini dapat dipakai sebagai dasar penentuan kebijakan
bagi pemilik, manajer, dan investor.16
14 Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juli 200915 Sofyan Syafri Harahap , Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008), h. 105.16 Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Banten: UIN
Jakarta Press, 2013), h.55.
17
C. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan selama periode tertentu dengan total aktiva atau modal yang
dimilikinya. Keuntungan atau laba adalah penerimaan yang diperoleh setelah
membayar biaya produksi dikurangi dengan biaya. Keuntungan atau laba
yang didapatkan merupakan cerminan kinerja perusahaan dalam menjalankan
kegiatan usahanya. Laba adalah tujuan dengan alasan:17
a. Dengan laba yang cukup dapat dibagi keuntungan kepada pemegang
saham, meningkatkan dana cadangan modal dan memperluas
kesempatan masyarakat untuk meminjam dana sehingga akan
menaikkan kredibilitas bank di mata masyarakat.
b. Laba merupakan penilaian keterampilan pimpinan. Pimpinan bank
yang cakap dan terampil pada umumnya dapat mendatangkan
keuntungan yang lebih besar daripada pimpinan yang kurang cakap.
c. Meningkatkan daya tarik bagi pemilik modal (investor) untuk
menanamkan modalnya dengan membeli saham yang dikeluarkan
oleh bank. Pada gilirannya bank akan mempunyai kekuatan modal
untuk memperluas penawaran produk dan jasanya kepada masyarakat.
d. Bila tingkat laba bank bertambah diharapkan lalu lintas keuangan
terjamin sehingga pemerintahdan masyarakat merasa tenang.
17 O.P. Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h.152.
18
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
meningkatkan pendapatan atau dalam mendapatkan laba.18 Kemampuan bank
dalam menghasilkan laba berasal dari kegiatan operasional dan kegiatan non
operasional. Profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efesiesi
penggunaan modal yang akan digunakan dalam operasi. Memperoleh laba
yang cukup sangatlah penting bagi bank, karena:
a. Dapat menarik para investor untuk menginvestasikan modalnya
dengan cara membeli saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh bank.
b. Laba yang diperoleh dapat dijadikan sebagai cadangan yang dapat
menaikkan kredibilitas masyarakat terhadap bank.
c. Jika profitabilitas dianggap tidak cukup (kurang), maka modal pun
tidak akan bertambah, sehingga pada akhirnya para pemegang saham
pun akan menjual sahamnya untuk ditanamkan diperusahaan lain yang
menguntungkan.
Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba (sebelum pajak) dengan
modal (modal inti) atau laba (sebelum pajak) dengan total aktiva yang
dimiliki bank pada periode tertentu. Agar hasil perhitungan rasio mendekati
pada kondisi yang sebenarnya (real), maka posisi modal atau assets dihitung
secara rata-rata selama periode tersebut.19
Return on Equity (ROE)
18Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, ed. Kedua),h.119
19Slamet Riyadi, Banking Asset and Liability Management, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2006, ed. Ketiga), h.155.
19
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan bank dalam memperoleh net income. ROE merupakan ukuran
yang lebih penting menurut pandangan pemilik karena merefleksikan
kepentingan kepemilikan mereka. Pemilik bank lebih tertarik pada
seberapa besar kemampuan bank memperoleh keuntungan terhadap modal
yang ia tanamkan. Hal tersebut dikarenakan pada umumnya rasio ROE
menunjukkan keuntungan yang dinikmati oleh para pemegang saham.
Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang
semakin membaik.
Rumus yang dapat digunakan untuk menghitung ROE adalah:
ROE=Laba Setelah PajakTotal Aktiva
X 100 %
D. Kecukupan Modal
1. Pengertian
Permodalan berfungsi sebagai sumber utama pembiayaan
terhadap kegiatan operasional, penyangga terhadap kemungkinan
terjadinya kerugian, dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap
kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga
intermediasi. Modal yang dimiliki oleh suatu bank pada dasarnya harus
cukup untuk menutupi seluruh risiko usaha yang dihadapi bank.
Untuk memastikan bahwa industri perbankan memiliki
permodalan yang cukup dalam mendukung kegiatan usahanya, Bank
20
Indonesia bertanggungjawab menentukan jumlah minimum permodalan
yang harus dimiliki bank dan mengeluarkan ketentuan mengenai
permodalan minimum (regulatory capital). Pemenuhan regulatory
capital tersebut menjadi salah satu komponen penilaian dalam
pengawasan bank yang tercermin dari pemenuhan rasio kecukupan
modal.20
Pengelolaan kecukupan modal merupakan tugas manager bank
untuk memenuhi kecukupan modal. Alasan bank untuk memenuhi
kecukupan modal antara lain :
a) Menghindarkan bank terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan
bank
b) Jumlah modal yang dimiliki bank mempengaruhi pendapatan
pemilik bank/ pemegang saham,
c) Memenuhi batasan minimum modal bank (bank capital
requirement) yang ditentukan regulator.21
Kecukupan modal perbankan salah satunya diukur dengan
Capital Adequency Ratio (CAR). Penilaian tersebut dapat diukur
dengan dua cara yaitu membandingkan modal dengan dana-dana
pihak ketiga dan membandingkan modal dengan aktiva berisiko.
20 Ferry N Idroes, Manajemen Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel II terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), h.66.
21Ketut Silvanita Mangani, Bank dan Lembaga Keungan Lain (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2009), h. 21.
21
Rasio utama pada permodalan adalah rasio Kewajban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau lebih dikenal sebagai
rasio Capital Adequency Ratio (CAR) adalah rasio kewajiban
pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. 22
2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequency Rasio (CAR) sebagai pengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung
atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan . CAR
merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi
penurunan aktivanya sebagai kerugian-kerugian bank yang disebabkan
oleh aktiva yang berisiko.23
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah perbandingan antara
total modal dengan asset tertimbang menurut risiko yang oleh Bank
Indonesia diterjemahkan menjadi KPPM (Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum).24 Semakin tinggi nilai CAR, maka semakin tinggi
pula kemampuan bank untuk menanggung risiko yang mungkin timbul
dari setiap pembiayaan yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi berarti
bank tersebut mampu membiayai operasi bank, keadaan yang
menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi profitabilitas.25
Rasio CAR dapat dirumuskan sebagai perbandingan antara
modal bank terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).
22Dwi Nur’aini Ihsan, Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2013), h. 93.
22
Modal bank adalah total modal yang berasal dari modal inti dan modal
pelengkap. Sedangkan ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva
neraca dengan ATMR administratif.
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) adalah nilai total
masing-masing aktiva bank setelah dikalikan dengan masing-masing
bobot resiko aktiva tersebut. Aktiva yang paling tidak berisiko diberi
bobot 0% dan aktiva yang paling berisiko diberi bobot 100%. Dengan
demikian ATMR menunjukan nilai aktiva berisiko yang memerlukan
antisipasi modal dalam jumlah yang cukup. Bank Indonesia
menetepakan ketentuan modal minimum bagi perbankan sebagaimana
ketentuan dalam standar Bank for International Setlements (BIS)
bahwa setiap bank umum diwajibkan menyediakan modal minimum
sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).26
CAR adalah rasio yang memperlihatkan sebarapa jauh aktiva
bank yang mengandung risiko (pembiayaan, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank,
disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank
seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata
lain, CAR adalah rasio kinerja bank untuk menunjang aktiva yang
23Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia,2005, ed. Kedua),h.121.
24 Benyamin Molan, Glosarium Prentince hall untuk Manajemen dan Pemasaran, h.16.25 Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta, 2002), h. 573.26Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005, ed.
Kedua),h.40
23
mengandung risiko, misalnya pembiyaan yang diberikan.27 Rumus
yang dapat digunakan untuk menghitung CAR adalah:
CAR= Modal BankAktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR
×100 %
Adapun klasifikasi tingkat CAR menurut Bank Indonesia
secara rinci adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Klasifikasi Tingkat CAR Menurut Bank Indonesia
Tingkat CAR Predikat
8% ke atas Sehat
6,4% - 7,9% Kurang Sehat
Di bawah 6,4% Tidak Sehat
Sumber: www.bi.go.id
Rasio CAR merupakan alat pengukur kinerja keuangan bank.
Selain itu, CAR juga menggambarkan kondisi perbankan diantaranya:
a. Indikasi permodalan apakah telah memadai (adequate) untuk
menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman dana dalam
aktiva-aktiva produktif karena setiap kerugian akan mengurangi
modal. CAR mengukur kemampuan permodalan bank dalam
mengantisipasi penurunan aktiva dan menutup kemungkinan
terjadinya kerugian dalam pembiayaan. CAR yang tinggi
mencerminkan semakin baiknya permodalan karena modal dapat
digunakan untuk menjamin pemberian pembaiyaan. CAR yang
rendah mencerminkan bahwa permodalan bank kurang baik karena
27
24
bank kurang mampu menutup kemungkinan terjadinya kegagalan
dalam pembiayaan.
b. Kemampuan membiayai operasional dan membiayai seluruh aktiva
tetap dan inventaris bank. CAR yang tinggi menunjukan cukupnya
modal untuk melaksanakan kegiatan usahanya dan dapat
melakukan pengembangan bisnis serta ekspansi usaha dengan lebih
aman.
c. Kemampuan bank dalam meningkatkan profitabilitas. CAR yang
tinggi menunjukan bank tersebut memiliki tingkat modal yang
cukup besar dalam meningkatkan cadangan kas yang dapat
digunakan untuk memperluas pembiayaannya, sehingga akan
membuka peluang yang lebih besar bagi bank untuk meningkatkan
profitabilitas.
d. Ketahan dan efesinesi perbankan. Bila CAR rendah, kemampuan
bank untuk survive pada saat mengalami kerugian juga rendah.
Modal sendiri cepat habis untuk menutupi kerugian yang dialami
dan akhirnya kelangsungan usaha bank menjadi terganggu.
E. Likuiditas
1. Pengertian
Likuiditas adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk
memenuihi kewajibannya atau hutang yang segera harus dibayar
dengan harta lancarnya.28 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
28 Ridwan Tobing dan Bill Nikholaus, Kamus Istilah Perbankan Populer, (Jakarta: PT. Atalya Releni Sudeco, 2003), h.124.
25
likuiditas adalah perihal menyatakan posisi uang kas suatu perusahaan
dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat
pada waktunya. Dalam dunia perbankan, likuiditas adalah kemampuan
manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk
memenuhi kewajiban setiap saat. Kewajiban tersebut termasuk
penarikan yang tidak dapat diduga seperti commitment loan maupun
penarikan-penarikan tidak terduga lainnya.29
Selain itu, likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi
kemungkinan ditariknya deposito/simpanan oleh deposan/penitip.
Maksudnya suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi
kewajiban penarikan uang dari para deposan dana maupun dari para
peminjam/debitur. Ada juga yang mengartikan likuiditas adalah tingkat
kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam
kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai, serta kepastian tentang
jumlah kas yang diperoleh.30
Kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama
kewajiban jangka pendek, maka likuiditas mempunyai peranan penting
dalam keberhasilan pengelolaan bank, sebab likuiditas diperlukan
antara lain untuk:
1) Pemenuhan aturan reserve requirement atau cadangan wajib
minimum yang ditetapkan bank sentral
29 Rivai, Bank and Financial Institution Management, h.386.30 Muhammad Muslich, Manajemen Keuangan Modern: Analisis, Perencanaan, dan
Pelaksanaan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2003), h.48.
26
2) Penarikan dana oleh deposan
3) Penarikan dana oleh debitur
4) Pembayaran kewajiban yang jatuh tempo
Dalam rangka memenuhi likuiditasnya, maka bank dapat
menggunakan beberapa pendekatan, yaitu:
1) Commercial Loan Theory, Productive Theory, atau Real Bills
Doctrine. Pendekatan ini menyatakan bahwa likuiditas bank akan
dapat terjamin apabila aktiva produktif bank diwujudkan dalam
bentuk kredit jangka pendek dan bersifat self liquidating. Kredit
jangka pendek ini terutama dalam bentuk kredit modal kerja,
sehingga diharapkan dalam jangka pendek debitur mampu
mengembalikan pinjamannya.
2) Asset Shiftability Theory. Pendekatan ini menyatakan bahwa
likuiditas bank akan dapat dipelihara apabila aset bank dengan
cepat diubah dalam bentuk aset lain yang lebih likuid sesuai dengan
kebutuhan. Fokus pendekatan iniadalah surat berharga, karena surat
berharga dipandang cukup mudah untuk dikonversikan menjadi
alat likuid. Pinjaman yang diberikan oleh bank juga dijamin
menggunakan surat berharga.31 Bank dikatakan likuid apabila:32
a. Bank tersebut memiliki cash asset sebesar kebutuhan yang
akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya;31 Y. Sri Susiolo, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso, Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), h.10532 Teguh Pudjo Muljono, Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan, (Jakarta:
Jambatan Anggota IKPI, 1986), h.60
27
b. Bank tersebut memiliki cash asset yang lebih kecil dari butir
(a) di atas, tetapi bank yang bersangkutan juga mempunyai
asset lainnya (khususnya surat-surat berharga) yang dapat
dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai
pasarnya;
c. Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan
cash asset baru melalui berbagai bentuk hutang.
Likuiditas bank biasanya disebut alat likuid atau reserve
requirement atau simpanan uang di Bank Indonesia dalam bentuk giro
dalam jumlah yang ditentukan, disebut Giro Wajib Minimum. Dengan
demikian, suatu bank syariah dapat dikatakan likuid apabila:
a. Dapat memilihara Giro Wajib Minimum di Bank Indonesia sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
b. Dapat memelihara giro di bank korespoden. Giro di bank
korespoden adalah rekening yang dipelihara di bank korespoden
yang besarnya ditetapkan berdasarkan saldo minimum;
c. Dapat memelihara jumlah kas secukupnya untuk memenuhi
pengambilan uang tunai.33
2. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio untuk
mengukur kempuan bank dalam memenuhi kewajibannya yang
33 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1998), h.301.
28
berasal dari permintaan pembiayaan. Rasio ini dihitung dengan
membandingkan komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan
dengan jumlah dana pihak ketiga. Financing Deposit Ratio
menggambarkan kemampuan bank untuk membayar kembali
penarikan yang dilakukan nasabah penyimpangan dengan
mengandalkan pinjaman dari sumber likuiditasnya. Semakin tinggi
rasio FDR ini, maka semakin rendah kemampuan likuiditasnya bank
tersebut. Oleh karena itu, selain mencerminkan kondisi likuiditas
bank, rasio ini juga digunakan untuk mengukur tingkat risiko yang
menjadi beban bank dalam menjalankan usahanya. 34
Aspek ini menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana
bank pada saat ini dan masyarakat yang akan datang. Pengaturan
likuiditas bank terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat
memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar. Pada
penelitian bank syariah digunakan rasio pembiayaan terhadap dana
pihak ketiga disebut FDR (Financing to Deposit Ratio), yaitu
perbandingan antara kredit yang disalurkan dengan dana masyarakat
yang dikumpulkan bank, baik berupa tabungan, giro, maupun
deposito. FDR memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak
ketiga yang disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Besarnya FDR
menurut peraturan pemerintah maksimum adalah 110%.35
34Suhirman, Kajian Tentang Perkembangan LDR dan Dampaknya bagi Rentabilitas Bank. (Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 2001), h. 22.
35 Kasmir, h.272
29
Dengan ditetapkannya batas maksimum pemberian kredit
(pembiayaan) dan FDR yang harus diperhatikan oleh bank syariah,
maka bank syariah tidak dapat secara berlebihan melakukan ekspansi
pembiayaan dengan tujuan memperoleh keuntungan yang sebesar-
besarnya atau bertujuan untuk secepatnya dapat membesarkan jumlah
asetnya, karena hal itu akan membahayakan kelangusngan hidup bank
tersebut dan lebih lanjut akan membahayakan dana simpanan para
nasabah penyimpan dari bank itu.36 Rumus yang dapat digunakan
untuk menghitung FDR adalah:
FDR= Total pembiayaan yang diberikanTotal Dana Pihak Ketigadan Ekuitas
× 100 %
F. Bank Size
Ukuran perusahaan merupakan skala dimana besar kecilnya
perusahaan dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain: total
aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan dibagi menjadi 3
kategori, yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan
kecil. Penentuan ukuran ini didasarkan pada total aset perusahaan.37
Pada perbankan ukuran (size) lebih cenderung dilihat dari total
asetnya karena produk utama dari bank adalah pembiayaan,sedangkan pada
perusahaan yang bergerak pada penjualan langsung seperti costumer goods
36 Sutan Remi Sjadeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2007), h.177.
37 Ridhlo Ilham Putra, Analisis Pengaruh CAR, FDR, NPF, BOPO, dan Size Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia, (Semarang: Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, 2015), h.30.
30
lebih dipakai penjualannya. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur
dengan log natural dari total aset bank.
Size = Log n Total Aset
G. Kualitas Piutang Pembiayaan
1. Pengertian
Salah satu risiko yang sering dihadapi oleh bank adalah risiko
tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan. Risiko
pembiayaan pada umumnya berasal dari berbagai pembiayaan yang
masuk dalam kategori bermasalah. Pembiayaan bermasalah adalah
suatu kondisi pembiayaan, di mana terdapat suatu penyimpangan
dalam pembayaran kembali pembiayaan yang mengakibatkan
keterlambatan dalam pengembalian. Faktor penyebabnya adalah
kegagalan pembayaran yang dilakukan peminjam dana kepada
pemilik dana.
Non Performing Financing (NPF) merupakan indikator
pembiayaan bermasalah yang perlu diperhatikan karena sifatnya yang
fluktuatif dan tidak pasti sehingga penting untuk diamati dengan
perhatian khusus. NPF merupakan salah satu instrument penilaian
kinerja sebuah bank syariah yang menjadi intrepretasi penilaian pada
aktiva produktif, khususnya dalam penilaian pembiayaan
bermasalah.38
38 Mares Suci Ana Popita. Analisis Penyebab Terjadinya Non Performing Financing Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Accounting Analysis Journal 2 (4) (2013). Universitas Negeri Semarang
31
2. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Finance (NPF) merupakan rasio pembiayaan
yang bermasalah di suatu bank. Apabila pembiayaan bermasalah
meningkat maka resiko terjadinya penurunan profitabilitas semakin
besar. Apabila profitabilitas menurun, maka kemampuan bank dalam
melakukan ekspansi pembiayaan berkurang dan laju pembiayaan
menjadi turun. Resiko pembiayaan yang diterima bank merupakan
salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya
kembali pinjaman yang diberikan atau investasi yang sedang
dilakukan oleh pihak bank. Pembiayaan non lancar atau juga dikenal
dengan istilah NPF dalam perbankan syariah adalah jumlah kredit
yang tergolong lancar, yaitu dengan kualitas kurang lancar, diragukan,
dan macet berdasarkan kententuan Bank Indonesia tentang kualitas
aktiva produktif.39
NPF atau pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang
dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang
diinginkan oleh pihak bank seperti: pembiayaan yang memiliki
kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank;
pembiayaan yang termasuk golongan perhatian khusus, diragukan,
dan macet serta golongan lancar yang berpotensi terjadi penunggakan
dalam pengembalian.40
39 Sudarsono,2007, h.12340 Veitzhal, 2007, h.477
32
Pada prinsipnya, status NPF didasarkan pada ketepatan waktu
bagi nasabah untuk membayarkan kewajibannya. Pengelolaan dan
pemberian kredit yang baik diharapkan dapat menekan NPF sekecil
mungkin. Tingginya NPF sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank
dalam menjalankan proses pemberian kredit maupun pengelolaan
kredit, termasuk pemantauan setelah kredit disalurkan dan tindakan
pengendalian jika terdapat indikasi terjadinya penyimpangan kredit
ataupun indikasi gagal bayar. Rumus yang dapat digunakan untuk
menghitung NPF adalah:
NPF= Pembiayaan BermasalahTotal Pembiayaan
X 100 %
Tabel 2.4 Kriteria Penilaian Peringkat NPF
Tingkat NPF Predikat
NPF ¿2% Peringkat 1
2% ≤NPF ¿5% Peringkat 2
5% ≤NPF ¿8% Peringkat 3
8% ≤NPF ¿ 12% Peringkat 4
NPF ≥12% Peringkat 5
Sumber: www.bi.go.id
H. Analisis Jalur
Untuk mengukur seberapa besar hubungan langsung dan tidak
langsung antara suatu variabel dengan variabel yang lain melalui
variabel perantara, maka metode yang digunakan adalah dengan
metode analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan suatu
metode penelitian yang utamanya digunakan untuk menguji kekuatan
33
langsung dan tidak langsung diantara berbagai variabel. Sementara itu
Fraenkel dan Wallen menyatakan bahwa analisis jalur digunakan
untuk menguji kemungkinan dari satu hubungan sebab akibat diantara
tiga variabel atau lebih.41
Sebenarnya analisis jalur merupakan suatu pengembangan dari
korelasi yang diurai menjadi beberapa interpretasi akibat yang
ditimbulkannya. Analisis jalur memiliki kedekatan dengan regresi
berganda. Dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk dari
analisis jalur.
Analisis jalur ingin menguji persamaan regresi yang
melibatkan variabel eksogen dan endogen sekaligus, sehingga
memungkinkan pengujian terhadap variabel mediating/intervening
atau variabel perantara. Di samping itu, analisis jalur juga dapat
mengukur hubungan langsung antar variabel dalam model. Hubungan
langsung antara variabel eksogen terhadap variabel dapat dilihat pada
koefisien beta. Hubungan tidak langsung adalah seberapa besar
pengaruh eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel
intervening. Pengaruh total dapat diperoleh dengan menjumlahkan
hubungan langsung dan tidak langsung.42
Analisis jalur digunakan apabila secara teori kita yakin
berhadapan dengan masalah yang berhubungan sebab akibat.
41 Nindo Sandjojo, Metode Analisis Jalur dan Aplikasinya, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2011), h.11
42 Imam Ghozali, Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0, (Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2008), h.93
34
Tujuannya yaitu menerangkan akibat langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab terhadap variabel
lainnya yang merupakan variabel akibat. Beberapa istilah definisi
dalam analisis jalur adalah sebagai berikut:
1. Dalam analisis jalur hanya menggunakan lambang variabel, yaitu
X. Untuk membedakan X yang satu dengan X yang lainnya, yaitu
dengan menggunakan indeks (subscript). Contoh: X1, X2, X3 ..... Xk
2. Membedakan dua jenis variabel, yaitu variabel yang menjadi
pengaruh (exogenous variable) dan variabel yang dipengaruhi
(endogenous variable)
3. Dalam hubungan langsung dari eksogen ke endogen adalah panah
bermata satu, yang bersifat arah hubungan yang tidak berbalik (satu
arah)
4. Diagram jalur merupakan diagram atau gambar yang mensyaratkan
hubungan terstruktur antar variabel
Berikut ini model-model yang terdapat pada path analysis:43
a) Model Regresi Linear Berganda
Model regresi berganda ini sebenarnya merupakan
pengembangan dari teknik analisis regresi linear berganda dengan
menggunakan lebih dari satu variabel independen exogenous,
yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel dependen endogenous Y.
Model tersebut mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
43 Sarwono, Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis, Edisi 5, h.6.
35Y
X2
X1
Dimana:
X1 adalah variabel independen exogenous pertama
X2 adalah variabel independen exogenous kedua
Y adalah variabel dependen endogenous
b) Model Mediasi
Model kedua path analysis ini adalah model mediasi atau
perantara (intervening variable) di mana kehadiran variabel Y
sebagai variabel perantara akan mengubah pengaruh variabel X
terhadap variabel Z. Pengaruh ini dapat menurun maupun
meningkat. Model kedua ini diagram jalurnya seperti di bawah ini:
Dimana:
36
Gambar 2.2 Path Analysis Model Mediasi
Y
ZX
X adalah variabel independen exogenous
Y adalah variabel endogenous perantara
Z adalah variabel dependen endogenous
c) Model Gabungan antara Regresi Berganda dan Mediasi
Model ketiga dalam path analysis merupakan
penggabungan antara model regresi linear berganda dengan model
mediasi, yaitu variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara
langsung (direct effect) dan secara tidak langsung (inderect effect)
mempengaruhi juga variabel Z melalui perantara Y. Dalam model ini
dapat diterangkan sebagai berikut:
1) Variabel X berfungsi sebagai variabel independen exogenous
terhadap variabel Y dan Z
2) Variabel Y mempunyai dua fungsi:
Fungsi pertama adalah sebagai variabel endogenous terhadap
variabel exogenous X
Fungsi kedua adalah sebagai variabel endogenous perantara
untuk pengaruh X terhadap Z melalui Y
Variabel Z merupakan variabel dependen endogenous
Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
37Gambar 2.3 Path Analysis Gabungan Antara Regresi Linear
Berganda dengan Mediasi
Z
Y
X
Dimana:
X adalah variabel independen exogenous
Y adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara
Z adalah variabel dependen endogenous
d) Model Kompleks
Model keempat dalam path analysis ini merupakan model
yang kompleks, yaitu variabel X1 secara langsung mempengaruhi Y2
dan melalui variabel X2 secara tidak langsung mempengaruhi Y2,
sementara itu variabel Y2 juga dipengaruhi oleh variabel Y. Dalam
model ini dapat diterangkan sebagai berikut:
1) Variabel X1 berfungsi sebagai variabel independen exogenous
2) Variabel X2 mempunyai dua fungsi:
Fungsi pertama adalah sebagai variabel endogenous terhadap
variabel exogenous X1
Fungsi kedua adalah sebagai variabel endogenous perantara
untuk melihat pengaruh X1 terhadap Y2 melalui X2
3) Variabel Y2 merupakan variabel dependen endogenous
4) Variabel Y merupakan variabel independen exogenous
Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
38
Dimana:
X1 adalah variabel independen exogenous
X2 adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara
Y adalah variabel independen exogenous
Y2 adalah variabel endogenous
I. Langkah dalam Path Analysis
Proses path analysis mencakup beberapa langkah yang harus
dilakukan, yaitu:
1. Konseptual Model
Tahap ini berhubungan dengan pengembangan hipotesis
berdasarkan teori sebagai dasar dalam menghubungkan variabel
eksogen dengan variabel eksogen lainnya, dan juga dengan variabel
endogen. Teori dalam konseptualisasi model bukan hanya berasal
dari akademisi, tetapi juga dapat berasal dari pengalaman dan praktik
yang diperoleh dari para praktisi.
39
Y2
X2
Y1
X1
Gambar 2.4 Path Analysis Model Kompleks
Pada tahap konseptualisasi model mengharuskan dua hal
yang dilakukan. Pertama, hubungan hipotesis antara variabel
eksogen harus ditentukan. Tahap pengembangan model ini berfokus
pada model struktural dan harus mempresentasikan variabel eksogen
yang relevan terhadap model. Kedua, menentukan hubungan arah
(positif atau negatif) dan jumlah hubungan antara variabel exogenous
dan variabel endogenous yang sesuai dengan kajian teori dan hasil
penelitian.
2. Penyusunan Diagram Jalur
Model path diagram merupakan representasi grafis mengenai
bagaimana beberapa variabel pada suatu model berhubungan satu
sama lain, yang memberikan pandangan menyeluruh mengenai
struktur model. Representasi grafis membantu kita dalam memahami
hipotesis yang telah dibentuk.
3. Validitas Model
Terdapat dua indikator validitas model di dalam analisis
jalur, yaitu koefisien determinasi total dan theory trimming.
1) Koefisien determinasi total. Total keragaman data yang dapat
dijelaskan oleh model.
2) Theory trimming. Uji validasi koefisien jalur pada setiap jalur
untuk pengaruh langsung adalah sama dengan pada analisis
regresi, menggunakan nilai p (p-value) dari uji t, yaitu pengujian
40
koefisien regresi variabel yang dibakukan secara parsial.
Berdasarkan theory trimming, maka jalur yang non signifikan
dibuang sehingga diperoleh model yang didukung oleh data
empiris, kecuali model tertentu yang didukung data empiris.
4. Penilaian Model
Interpretasi hasil analisis langkah di dalam analisis jalur
adalah melakukan interpretasi hasil analisis, yaitu menentukan jalur-
jalur pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang
pengaruhnya lebih kuat dengan membandingkan besarnya koefisien
jalur yang terstandar. Dalam analisis jalur di samping ada pengaruh
langsung juga terdapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh total.
Koefisien beta dinamakan koefisien jalur yang merupakan pengaruh
langsung, sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan dengan
mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pegaruh total
dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh
tidak langsung.
41
J. Review Studi Terdahulu
Tabel 2.5 Review Studi Terdahulu
No. Peneliti/ Judul/ Sumber Hasil Perbedaan
1. Edhi Satriyo Wibowo
dan Muhammad Syaichu.
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas
Diponegoro. Diponegoro
Journal of Accounting
Volume 2, Nomor 2,
Tahun 2013 tentang
Analisis Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi, CAR,
BOPO, NPF Terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah.
Penelitian menggunakan
data sekunder dari
masing-masing bank dan
juga Bank Indonesia.
Metode analisis yang
digunakan adalah analisis
regresi linear berganda.
Hasil penelitian
menujukkan bahwa
variabel tingkat bunga,
CAR,dan NPF tidak
berpengaruh pada ROA.
Sementara itu variabel
BOPO memiliki
pengaruh yang signifikan
dengan arah negatif.
Penulis
menggunakan
variabel ROE
sebagai indikator
profitabilitas dan
tidak
menggunakan
variabel suku
bunga, inflasi,
dan BOPO. Objek
penelitian penulis
adalah Bank
Pembiayaan
Rakyat Syariah.
2. Lina Krisnawati. Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi
Islam Bumiayu. Jurnal
Bisnis dan Manajemen
Volume 2, Nomor 2,
September 2014 tentang
Pengaruh Modal,
Kualitas Asset, dan
CAR berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan
terhadap profitabilitas
BPRS. NPF berpengaruh
positif tetapi tidak
signifikan terhadap
profitabilitas BPRS.
BOPO berpengaruh
Lina Krisnawati
menggunakan
populasi BPRS
yang berada di
Purwokerto
sedangkan penulis
42
Efisiensi Terhadap Hasil
Pengembalian Pada Bank
Pembiayaan Rakyat
Syariah.
negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas
BPRS.
meneliti BPRS
yang ada di
Indonesia
3. Fitri Zulfiah dan Joni
Susilowibowo. Jurusan
Manajemen Universitas
Negeri Surabaya. Jurnal
Ilmu Manajemen
Volume 2 Nomor 3 Juli
2014 tentang Pengaruh
Inflasi, BI Rate, Capital
Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing
Financing (NPF), Biaya
Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO)
Terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah
Periode 2008-2012.
CAR dan NPF
berpengaruh positif
terhadap ROA, BI rate
dan BOPO berpengaruh
negatif terhadap ROA,
namun inflasi tidak
berpengaruh terhadap
ROA. Secara bersama-
sama inflasi, BI rate,
CAR, NPF dan BOPO
berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
Penulis
menggunakan
variabel ROE
sebagai indikator
profitabilitas dan
tidak
menggunakan
variabel inflasi,
BI Rate, dan
BOPO. Objek
penelitian penulis
adalah Bank
Pembiayaan
Rakyat Syariah.
4. Si Luh Anik Sri Agustini
dan I Gusti Ayu Nyoman
Budiasih. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana.
Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana
tahun 2014 tentang
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
CAR dan NPL
berpengaruh positif
terhadap ROA,
sedangkan LDR
berpengaruh terhadap
ROA.
Penulis
menggunakan
variabel ROE
sebagai indikator
profitabilitas dan
menambahkan
variabel bank
size.
43
Profitabilitas Bank
Perkreditan Rakyat di
Kabupaten Badung.
5. Linda Widyaningrum.
Jurusan Ekonomi Islam
Universitas Airlangga.
Jurnal JESTT Volume 2
Nomor 12 Desember
2015 tentang Pengaruh
CAR, NPF, FDR, dan
OER Terhadap ROA
pada BPRS di Indonesia.
Periode Januari 2009
hingga Mei 2014
Secara simultan CAR,
NPF, FDR, dan OER
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA.
Secara parsial OER
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROA,
sedangkan CAR, NPF,
FDR tidak memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap ROA.
Penulis
menggunakan
variabel ROE
sebagai indikator
profitabilitas dan
tidak
menggunakan
variabel OER.
Periode yang
digunakan penulis
yaitu tahun 2011-
2015.
6. I Made Hendra Edy
Saputra dan I Gusti Ayu
Nyoman Budiasih.
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas
Udayana. Jurnal
Akuntansi Universitas
Udayana tahun 2016
tentang Pengaruh
Kecukupan Modal.
Risiko Kredit, dan Biaya
Operasional Pendapatan
Operasional Pada
Profitabilias Bank.
CAR berpengaruh positif
terhadap ROA,
sedangkan NPL dan
BOPO berpengaruh
negatif terhadap ROA.
Penulis
menggunakan
variabel ROE
sebagai indikator
profitabilitas dan
menambahkan
variabel bank
size.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini membahas bagaimana
pengaruhkecukupan modal (CAR), likuiditas (FDR), bank size, dan
pembiayaan bermasalah (NPF) terhadap profitabilitas Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian statistik
inferensial parametik, di mana setelah data dikumpulkan maka akan
dilakukan berbagai metode statistik untuk menganalisis data lalu
menginterpretasikan hasil analisis. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan empiris, yaitu pendekatan berdasarkan fakta
yang terjadi di lapangan.
B. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif. Data kuantitatif biasanya dapat dijelaskan dengan angka-
angka. Semua data kuantitatif dapat dianalisis menggunakan analisis
statistik, baik inferensial ataupun noninferensial. Hal yang paling
menonjol yang melekat pada sifat data kuantitatif, yaitu dapat dihitung
secara kuantitatif.44
44 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Keijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, Cetakan Ketiga, (Jakarta: Kencana, 2008), h.120
45
Penelitian kuantitatif bersifat terinci, luas, banyak
menggunakan literatur yang terkait dengan tema yang diajukan
sebagai pendukung, memiliki prosedur yang terinci jelas, hipotesis
telah sejak awal dirumuskan dan ditulis secara lengkap sebelum
melaksanakan penelitian di lapangan. Penelitian kuantitatif
dimaksudkan untuk melihat fenomena yang ada, kemudian
dibandingkan dengan teori yang dimiliki.45
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
kedua (bukan orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi
atau data tersebut.46 Data-data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data yang bersumber dari Laporan Keuangan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah periode 2010 sampai dengan 2015 yang
terdapat didalam Laporan Statistik Perbankan Syariah, yang
dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode yang
antara lain adalah metode studi pustaka dan metode dokumentasi.
45 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.29.46 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.86.
46
1. Metode Studi Pustaka
Metode studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data
dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.47
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya
foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Hasil penelitian dari
observasi atau wawancara, akan lebih kredibel atau dapat dipercaya
kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan masa kecil, sekolah,
di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi.48
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data
historis Laporan Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
periode 2010 sampai dengan 2015 yang terdapat didalam Laporan
Statistik Perbankan Syariah, yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
47 Mohammad Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h.11148 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2011), h.329.
47
D. Teknik Analisis Data
Untuk mengelompokkan, membuat sistematika, dan pengorganisasian
data maka diperlukan adanya analisis data. Metode untuk mengetahui
pengaruh path analysis ini digunakan untuk menganalisis pola hubungan
antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun
tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat
(endogen). Path analysis merupakan pengembangan dari analisis regresi,
sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis
jalur (regression is special case of path analysis).
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisi jalur (path analysis) perlu
dilakukan uji asumsi klasik untuk menghindari timbulnya
penyimpangan. Uji asumsi klasik diantaranya terdiri dari beberapa
pengujian, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi,
dan uji heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal atau tidak, karena diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
untuk jumlah sampel kecil.49 Cara untuk mengetahui apakah 49 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang:
Badan Penerbit Undip, 2011), h.160.
48
residual berdistribusi normal atau tidak, salah satunya ialah dengan
menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov.
Uji Kolmogorov Smirnov adalah pengujian yang banyak
dipakai terutama setelah adanya banyak program statistik yang
beredar. Kelebihan dari pengujian ini adalah sederhana dan tidak
menimbulkan perbedaan persepsi diantara satu pengamat dengan
pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan
menggunakan grafik. Penerapan pada Kolmogorov Smirnov adalah
jika signifikansi dibawah 0,05 berarti data yang akan diuji
mempunyai perbedaan signifikan dengan data normal baku, berarti
data tersebut tidak normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen.50 Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi pada penelitian
ini dengan cara melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan
tolerance masing-masing variabel independen, jika nilai VIF < 5
dan tolerance mendekati 1, maka dapat disimpulkan data bebas dari
gejela multikolinearitas.
3. Uji Autokorelasi
50 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.106.
49
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan pada problem
autokorelasi.51 Cara yang dapat digunakan salah satunya adalah
dengan menggunakan uji Durbin Watson (DW). Secara umum bisa
diambil pedoman:52
a) Jika nilai DW lebih kecil dari -2 (DW < -2), berarti terjadi
autokorelasi positif
b) Jika nilai DW berada diantara -2 dan 2, atau -2 ≤ DW ≤ 2,
berarti tidak terjadi autokorelasi
c) Jika nilai DW lenih besar dari 2 (DW > 2), berarti terjadi
autokorelasi negatif
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu uji
grafik plot, uji park, uji glejser, uji white, dan uji
heteroskedastisitas dengan melihat grafik scatterplot pada output
SPSS. Pada penelitian ini menggunakan uji hetesokedastisitas
51 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, h.110.52 Hermanto dan Endah Saputuryningsih, EDP SPSS 10.00 dan Eviews 3.0, (Yogyakarta:
UPFE, 2002), h.59.
50
dengan grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel independen
yaitu ZPRED dengan residumya SRESID.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas
dengan grafik scatterplot adalah apabila terdapat pola tertentu pada
grafik scatterplot SPSS, seperti titik-titik yang membentuk pola
yang teratur (bergelombang, menyebar, kemudian menyempit),
maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.
Sebaliknya, apabila tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya
menyebar, maka indikasinya tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis data yang digunakan adalah analisis jalur atau path
analysis. Analisis jalur digunakan karena dalam penelitian ini
terdiri lebih dari satu variabel bebas, satu variabel perantara, dan
satu variabel terikat. Path analysis adalah suatu teknik untuk
menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi
berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel
tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak
langsung.53
Analisis jalur merupakan pengembangan dari model regresi
yang digunakan untuk meguji kesesuaian dari matrik korelasi dari
dua atau lebih model yang dibandingkan oleh si peneliti. Model
biasanya digambarkan dengan lingkaran dan anak panah yang
53 Jonathan Sarwono, Path Analisis untuk Riset Skripsi, Tesis, dan Disertasi, (Jakarta: Elexmedia Komputindo, 2012), h.17.
51
menunjukkan hubungan kausalitas. Regresi dilakukan untuk setiap
variabel model dibandingkan dengan matrik korelasi hasil
observasi variabel dan nilai goodness-of-fit dihitung. Model terbaik
dipilih berdasarkan goodness-of-fit.54
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Variabel Endogen
Variabel endogen (endogenous variable) adalah
variabel yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian atau
variabel yang ditentukan di dalam model dan diamati
variasinya. Adapun variabel yang menjadi variabel endogen
dalam penelitian ini yaitu Return on Equity (Z) dan yang
menjadi variabel perantara adalah Non Performing Financing
(Y).
b. Variabel Eksogen
Variabel eksogen (exogenous variable) adalah variabel
yang secara bebas berpengaruh terhadap variabel endogen
dalam suatu model. Adapun variabel yang menjadi variabel
eksogen dalam penelitian ini yaitu Capital Adequacy Ratio
(X1), Financing to Deposit Ratio (X2), dan Bank Size (X3)
Melalui analisis jalur ini, maka akan ditemukan jalur mana
yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen
54 Dr. Imam Ghozali. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0. Badan Penerbit Undip hal.21
52
menuju variabel dependen. Penggunaan analisis jalur dalam
analisis data penelitian didasarkan pada beberapa asumsi
berikut, yaitu:
1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear,
aditif, dan kausal.
2) Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel
yang mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan
variabel lain.
3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur
kausal/sebab-akibat searah.
4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang
berasal dari sumber yang sama.
a) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Koefisien determinasi (R2) memiliki nilai antara nol dan satu,
digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model
menjelaskan variasi dari variabel dependen. Semakin besar
nilainya, maka semakin besar pula variabel independen mampu
menjelaskan variabel terikat dengan baik, begitupula sebaliknya.
Semakin nilai koefisien determinasi (R2) mendekati angka 1, maka
variabel independen hampir memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
53
b) Uji Statistik F
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen.
Untuk pengujian secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel annova
yang nantinya akan diperoleh nilai F dan didapat hasil probablitas
(sig). Jika nilai sig < 0,05 maka keputusannya adalah H0 ditolak
dan Ha diterima artinya signifikan.55
c) Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi-variasi dependen. Untuk menguji hipotesis ini
digunakan statistik t dengan kriteria pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka H0 diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak signifikan.
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas Sig atau ((0,05 ≥ Sig), maka H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
d) Uji Korelasi
55 Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: BP Undip ), h.98
54
Dalam metode analisis jalur untuk mengetahui derajat
hubungan antar variabel bebas (independent) dengan variabel
terikat (dependent). Untuk manafsirkan angka, digunakan korelasi
yaitu:56
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80 – 1.00
0.60 – 0.799
0.40 – 0.599
0.20 – 0.399
0.00 – 0. 199
Sangat Kuat
Kuat
Cukup Kuat
Rendah
Sangat Rendah
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang sifatnya masih sementara
atau pernyataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih lemah
dan harus dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian hipotesis
merupakan dugaan sementara yang nantinya akan diuji dan dibuktikan
kebenarannya melalui analisis data.
1. Uji Hipotesis Penelitian Model 1
a. Pengujian Hipotesis Model 1 Secara Keseluruhan
Dalam pengujian secara keseluruhan ini akan diuji secara
simultan seberapa besar pengaruh variabel Capital Adequacy
Ratio (X1), Financing to Deposit Ratio (X2), bank size (X3),
56 Ridwan dan Kuncoro, Path Analysis, Alfabeta, h.62
55
terhadap Non Performing Financing (Y) sehingga menghasilkan
rumusan sebagai berikut:
1. H0 = Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap Non Performing Financing
Ha = Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan
terhadap Non Performing Financing
2. H0 = Financing to Deposit Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap Non Performing Financing
Ha = Financing to Deposit Ratio berpengaruh signifikan
terhadap Non Performing Financing
3. H0 = Bank size tidak berpengaruh signifikan terhadap Non
Performing Financing
Ha = Bank size berpengaruh signifikan terhadap Non
Performing Financing
Dari rumusan hipotesis diatas, maka diketahui persamaan
struktural model 1 dengan nilai pengaruh ρ dari variabel
independen terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta (β)
pada analisis yang dilakukan sehingga membentuk struktur
persamaan model 1 seperti dibawah ini:
Y = ρx 1 y X 1+ ρx 2 y X 2+ρx 3 y X 3+ρy ε1
2. Uji Hipotesis Penelitian Model 2
a. Pengujian Model 2 Secara Keseluruhan
56
Dalam pengujian secara keseluruhan akan diuji secara
simultan seberapa besar pengaruh variabel Capital Adequacy
Ratio (X1), Financing to Deposit Ratio (X2), bank size (X3),
terhadap Return on Equity (Z) sehingga menghasilkan rumusan
sebagai berikut:
4. H0 = Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return on Equity
Ha = Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan
terhadap Return on Equity
5. H0 = Financing to Deposit Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap Return on Equity
Ha = Financing to Deposit Ratio berpengaruh signifikan
terhadap Return on Equity
6. H0 = Bank size tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return on Equity
Ha = Bank size berpengaruh signifikan terhadap Return on
Equity
Dari rumusan hipotesis diatas, maka diketahui persamaan
struktural model 2 dengan nilai pengaruh ρ dari variabel
independen terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta (β
) pada analisis yang dilakukan sehingga membentuk struktur
persamaan model 2 seperti dibawah ini:
Z = ρx 1 z X 1+ρx 2 z X 2+ ρx 3 z X 3+ρz ε 2
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.
A. Analisis Deskriptif
Objek penelitian ini adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di
Indonesia. Data yang digunakan bersumber dari Laporan Keuangan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah periode 2011 sampai dengan 2015 yang terdapat
pada Laporan Statistik Perbankan Syariah, yang dipublikasikan oleh Otoritas
Jasa Keuangan. Variabel yang digunakan adalah kecukupan modal/CAR,
likuiditas/FDR, total aset, dan pembiayaan bermasalah/NPF sebagai variabel
eksogen, sedangkan profitabilitas/ROE sebagai variabel endogen.
B. Pergerakan Variabel Penelitian
1. Kecukupan Modal/CAR
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aktiva bank yang
mengandung risiko (penyertaan, kredit, tagihan, surat berharga,
tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank,
seperti dana masyarakat dan hutang. Semakin tinggi CAR maka
semakin tinggi pula sumber daya finansial yang dapat digunakan
untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi
kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit.
Tabel 4.7 CAR Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
BulanTahun
2011 2012 2013 2014 2015
58
Januari 30,12 25,90 25,06 24,62 24,43
Februari 29,75 25,24 24,45 23,78 24,67
Maret 28,42 24,93 24,10 23,08 23,04
April 27,71 24,53 22,76 22,78 22,53
Mei 24,63 23,28 22,44 22,50 21,73
Juni 26,71 24,33 22,40 22,21 21,73
Juli 25,24 24,36 22,09 21,86 21,52
Agustus 25,24 24,48 22,10 21,78 20,85
September 24,75 25,26 21,96 21,80 20,71
Oktober 24,63 25,04 22,40 22,22 20,93
November 24,78 23,87 24,63 22,34 22,08
Desember 23,49 25,16 22,08 22,77 21,47
(Sumber: www.ojk.go.id)
Untuk memudahkan dalam membaca dan memahami tabel,
dapat kita lihat melalui grafik berikut ini:
Grafik 4.1 Pergerakan Variabel CAR
Jan-11
Jun-11
Nov-11
Apr-12Sep
-12Feb
-13Jul-1
3Dec-
13
May-14
Oct-14
Mar-15
Aug-15
05
101520253035
CAR
CAR
(Sumber: Data diolah)
Grafik diatas menunjukkan perkembangan CAR Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode 2011-2015.
59
Secara keseluruhan, CAR fluktuatif cenderung menurun. Nilai
CAR paling tinggi yang dimiliki BPRS terjadi pada kuartal 1 tahun
2011 dan nilai CAR paling rendah pada kuartal 4 tahun 2015.
2. Likuiditas/FDR
Rasio ini merupakan rasio antar jumlah seluruh pembiayaan
yang diberikan dengan dana yang diterima oleh bank. Semakin
tinggi nilai FDR, maka semakin rendah kemampuan likuiditas
suatu bank. Rasio ini dihitung dengan membandingkan komposisi
jumlah pembiayaan yang diberikan dengan dana pihak ketiga.
Aspek ini menunjukkan ketersediaan dana dan sumber dana bank
pada saat ini dan masyarakat yang akan datang.
Tabel 4.8 FDR Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
BulanTahun
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 127,04 124,41 119,48 120,52 123,50
Februari 128,27 125,03 119,46 122,30 124,75
Maret 129,40 125,53 119,67 123,10 125,60
April 130,38 124,98 122,50 126,58 126,67
Mei 133,22 126,04 125,40 130,09 129,63
Juni 136,20 129,73 129,63 134,64 135,68
Juli 137,29 129,76 131,51 135,04 132,47
Agustus 139,58 127,74 126,96 129,96 130,28
September 134,75 126,71 126,52 131,70 129,01
Oktober 133,53 124,82 125,92 130,14 127,21
November 132,26 124,21 124,76 129,27 125,64
Desember 127,71 120,96 120,93 124,24 120,06
60
(Sumber: www.ojk.go.id)
Untuk memudahkan dalam membaca dan memahami tabel,
dapat kita lihat melalui grafik berikut ini:
Grafik 4.2 Grafik Pergerakan Variabel FDR
Jan-11
Jun-11
Nov-11
Apr-12Sep
-12Feb
-13Jul-1
3Dec-
13
May-14
Oct-14
Mar-15
Aug-15
105110115120125130135140145
FDR
FDR
(Sumber: Data diolah)
Grafik diatas menunjukkan perkembangan FDR Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode 2011-2015 yang
naik turun, namun nilainya berkisar 120% bahkan lebih. Tingkat
FDR paling tinggi pada BPRS terjadi pada tahun 2011 dan paling
rendah pada kuartal 1 tahun 2013.
3. Bank Size
Ukuran bank merupakan ukuran atau besarnya aset yang
dimiliki oleh bank. Bank yang memiliki aset besar berarti memiliki
modal yang besar pula sehingga dapat memperluas pangsa
pasarnya untuk berinvestasi.
61
Tabel 4.9 Total Aset Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
BulanTahun
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 2.776.9323.613.00
34.745.579 5.840.487 6.580.072
Februari 2.825.1353.697.47
84.829.827 5.898.585 6.641.186
Maret 2.843.7343.788.70
54.896.574 5.958.901 6.731.785
April 2.887.1213.882.92
14.983.462 5.946.018 6.800.044
Mei 3.006.8593.977.44
75.073.842 5.936.854 6.839.352
Juni 3.081.8534.061.42
85.169.696 5.932.511 6.851.136
Juli 3.158.0454.169.47
55.246.610 5.934.073 6.952.072
Agustus 3.211.8824.253.66
25.361.033 6.082.640 7.093.481
September 3.284.2354.370.03
95.488.358 6.150.274 7.172.173
Oktober 3.351.6244.460.83
15.591.083 6.266.436 7.303.448
November 3.460.6414.581.56
85.684.967 6.342.831 7.418.125
Desember 3.520.4174.698.95
25.833.488 6.573.331 7.739.270
(Sumber: www.ojk.go.id) *dalam jutaan rupiah
Untuk memudahkan dalam membaca dan memahami tabel,
dapat kita lihat melalui grafik berikut ini:
62
Grafik 4.3 Pergerakan Variabel Total Aset
G
Grafik diatas menunjukkan perkembangan total aset Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia periode 2011-2015 yang
selalu meningkat setiap tahunnya.
4. Pembiayaan Bermasalah/NPF
Pembiayaan yang disalurkan dikatakan bermasalah jika
pengembaliannya terlambat dibayarkan dari jadwal yang telah
ditentukan atau bahkan tidak dikembalikan sama sekali.
Pembiayaan bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif
yang diragukan kolektibilitasnya. Semakin besar pembiayaan
bermasalah yang dimiliki akan semakin besar pula dana cadangan
yang harus disediakan. Data NPF yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tingkat NPF yang diperoleh dari pembiayaan kategori
kurang lancar, diragukan, dan macet.
63
Jan-11
Jun-11
Nov-11
Apr-12Sep
-12Feb
-13Jul-1
3Dec-
13
May-14
Oct-14
Mar-15
Aug-15
02000000400000060000008000000
10000000
Total Aset
Total Aset
Tabel 4.10 NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
BulanTahun
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 6,79 6,68 6,91 7,77 8,97Februari 7,04 6,61 7,33 7,71 9,11
Maret 7,15 6,42 7,21 7,74 10,36April 7,02 6,50 7,32 8,00 9,33Mei 6,82 6,47 7,69 8,23 9,38Juni 7,09 6,39 7,25 8,18 9,25Juli 7,00 6,68 7,35 8,62 9,80
Agustus 7,05 6,91 7,89 8,83 9,74September 7,05 6,87 7,58 8,68 9,87Oktober 7,05 6,83 7,48 8,94 10,01
November 7,05 6,80 7,34 8,81 9,69Desember 7,05 6,15 6,50 7,89 8,20(Sumber: www.ojk.go.id)
Untuk memudahkan dalam membaca dan memahami tabel,
dapat kita lihat melalui grafik berikut ini:
Grafik 4.4 Pergerakan Variabel NPF
Jan-11
May-11
Sep-11
Jan-12
May-12
Sep-12
Jan-13
May-13
Sep-13
Jan-14
May-14
Sep-14
Jan-15
May-15
Sep-15
0
2
4
6
8
10
12
NPF
NPF
(Sumber: Data diolah)
64
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa NPF Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah fluktiatif cenderung naik. Tingkat
NPF paling tinggi terjadi pada tahun 2015 dan paling rendah pada
tahun 2012. Dilihat secara umum, peningkatan NPF yang dimiliki
oleh BPRS cukup mengkhawatirkan.
5. Profitabilitas/ROE
Return on Equity sebagai indikator tingkat profitabilitas
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah karena dapat mengetaui
kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia
untuk menghasilkan net income. ROE mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan oleh pemilik modal
atau pemegan saham.
Tabel 4.11 ROE Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
BulanTahun
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 9,96 18,61 24,35 21,35 16,59Februari 10,38 19,27 24,38 21,61 15,82
Maret 9,61 19,75 24,73 20,31 14,18April 9,37 19,48 25,45 19,09 15,27Mei 10,25 19,11 25,09 18,22 15,08Juni 10,35 20,67 24,07 21,14 16,15Juli 10,91 20,30 23,00 18,23 15,82
Agustus 18,42 19,68 20,65 18,51 16,16September 19,30 20,01 22,88 16,26 14,93Oktober 16,05 22,27 23,42 15,60 14,71
November 17,61 21,57 23,52 15,59 14,46
65
Desember 18,95 20,54 21,22 16,13 14,66 (Sumber: www.ojk.go.id)
Untuk memudahkan dalam membaca dan memahami tabel,
dapat kita lihat melalui grafik berikut ini:
Grafik 4.5 Pergerakan Variabel ROE
Jan-11
May-11
Sep-11
Jan-12
May-12
Sep-12
Jan-13
May-13
Sep-13
Jan-14
May-14
Sep-14
Jan-15
May-15
Sep-15
05
1015202530
ROE
ROE
(Sumber: Data diolah)
Berdasarkan grafik diatas, ROE pada Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah fluktuatif cenderung menurun. Tingkat ROE paling
tinggi pada BPRS terjadi pada tahun 2013 dan paling rendah pada
tahun 2011.
C. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,53117631
66
Most Extreme Differences Absolute ,046
Positive ,045
Negative -,046
Test Statistic ,046
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Dari hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa nilai
signifikansinya adalah 0,200 > 0,05. Maka dikatakan bahwa data
berdistribusi normal.
2. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,876a ,767 ,755 ,54522 ,939
a. Predictors: (Constant), LnSize, FDR, CAR
b. Dependent Variable: NPF
Berdasarkan uji autokorelasi pada tabel di atas, dapat
diketahui bahwa nilai Durbin Watson adalah 0,939 berada diantara
-2 dan +2, atau -2 ≤ 0,939 ≤ 2. Maka dapat disimpulkan bahwa
pada data ini tidak terjadi gejala autokorelasi.
3. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
67
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -83,083 10,056 -8,262 ,000
CAR ,231 ,068 ,423 3,403 ,001 ,269 3,723
FDR ,111 ,017 ,476 6,436 ,000 ,759 1,318
LnSize 4,619 ,479 1,248 9,650 ,000 ,248 4,028
a. Dependent Variable: NPF
Dari hasil pengujian di atas, dapat diketahui bahwa:
1) Angka tolerance untuk variabel CAR adalah 0,269 > 0,1 dan
VIF 3,723 < 10 menunjukkan tidak adanya multikolinearitas
dalam model regresi.
2) Angka tolerance untuk variabel FDR adalah 0,759 > 0,1 dan
VIF 1,318 < 10 menunjukkan tidak adanya multikolinearitas
dalam model regresi.
3) Angka tolerance untuk variabel Size adalah 0,248 > 0,1 dan
VIF 4,028 < 10 menunjukkan tidak adanya multikolinearitas
dalam model regresi.
68
4. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan output Scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
D. Analisis Jalur (Path Analysis)
Teknik pengolahan data dalam menyelesaikan penelitian ini adalah
dengan menggunakan analisis jalur (path analysis), dimana analisis ini
berfungsi untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung
sekumpulan variabel, sebagai variabel penyebab (eksogen) terhadap variabel
akibat (endogen).
69
Return on Equity(Z)
Pembiayaan Bermasalah/NPF
(Y)
Bank Size (X3)
Likuiditas/FDR(X2)
Kecukupan Modal/CAR
(X1)
1. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur I
Persamaan Sub-Struktur I
Y = ρx 1 y X 1+ ρx 2 y X 2+ρx 3 y X 3+ρy ε1
70
Bank Size (X3)
Pembiayaan Bermasalah/NPF
(Y)
Bank Size(X3)
Likuiditas/FDR(X2)
Kecukupan Modal/CAR
(X1)
Gambar 4.6 Sub-Struktur I
1) Uji Statistik Sub-Struktur I
a. Uji F
Tabel 4.12 Uji FANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 54,913 3 18,304 61,576 ,000b
Residual 16,647 56 ,297
Total 71,559 59
a. Dependent Variable: NPF
b. Predictors: (Constant), LnSize, FDR, CAR
Dari perhitungan didapatkan nilai Fhitung sebesar 61,576
dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan df2 =56,
didapat hasil Ftabel = 2,77 karena Fhitung 61,576 > Ftabel = 2,77 maka H0
ditolak dan Ha diterima, dan diketahui bahwa nilai sig (0,000 <
0,005) sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek variabel
kecukupan modal/CAR, likuiditas/FDR, dan total aset secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah/NPF.
b. Uji t
Tabel 4.13 Uji t
71
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -83,083 10,056 -8,262 ,000
CAR ,231 ,068 ,423 3,403 ,001
FDR ,111 ,017 ,476 6,436 ,000
LnSize 4,619 ,479 1,248 9,650 ,000
a. Dependent Variable: NPF
1) Pengaruh CAR terhadap NPF
Nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Dari perhitungan didapatkan
nilai thitung adalah 3,403 dan ttabel dapat dihitung pada tabel t-test,
dengan α = 0,05 karena digunakan hipotesis dua arah, maka ketika
mencari ttabel nilai α dibagi dua menjadi 0,025 dan df = 58
(didapatkan dari rumus n‒2, dimana n adalah jumlah data, 60-2 = 58)
didapatkan ttabel adalah 2,001. Oleh karena thitung > ttabel (3,403 > 2,001),
maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan
kecukupan modal berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah.
2) Pengaruh FDR terhadap NPF
Nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dari perhitungan didapatkan
nilai thitung adalah 0,476 dan ttabel dapat dihitung pada tabel t-test,
dengan α = 0,05 karena digunakan hipotesis dua arah, maka ketika
mencari ttabel nilai α dibagi dua menjadi 0,025 dan df = 58
(didapatkan dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 60-2 = 58)
didapatkan ttabel adalah 2,001. Oleh karena thitung > ttabel (6,436 > 2,001),
maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan
72
yaitu likuiditas berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah.
3) Pengaruh Bank Size terhadap NPF
Nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dari perhitungan didapatkan
nilai thitung untuk adalah 9,650 dan ttabel dapat dihitung pada tabel t-test,
dengan α = 0,05 karena digunakan hipotesis dua arah, maka ketika
mencari ttabel nilai α dibagi dua menjadi 0,025 dan df = 58
(didapatkan dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 60-2 = 58)
didapatkan ttabel adalah adalah 2,001. Oleh karena thitung > ttabel (6,436 >
2,001), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai
kesimpulan total aset berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan
bermasalah.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.14 Uji Koefisien DeterminasiModel Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,876a ,767 ,755 ,54522
a. Predictors: (Constant), LnSize, FDR, CAR
Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,767. Angka tersebut mengartikan bahwa pengaruh
kecukupan modal/CAR, likuiditas/FDR, dan total aset secara
bersama-sama terhadap pembiayaan bermasalah/ROE sebesar
73
76,7% sedangkan sisanya 23,3% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2) Persamaan Analisis Jalur
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara
keseluruhan didapatkan nilai koefisien jalur dari penjulmlahan seluruh
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur
berdasarkan estimate variabel Capital Adequacy Ratio, Financing to
Deposit Ratio, dan total aset terhadap Non Performing Financing diolah
dengan menggunakan bantuan software SPSS 23. Berikut ini adalah
hasil pengolahannya:
Tabel 4.15 Koefisien Jalur Persamaan I
Model
Standardized Coefficients
Beta1(Constant)
CAR ,423
FDR ,476
LnSize 1,248
a. Dependent Variable: NPF
ρx 1 y X 1=0,423
ρx 2 y X 2=0,476
ρx 3 y X 3=1,248
Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah
Y = ρx 1 y X 1+ ρx 2 y X 2+ρx 3 y X 3+ρy ε1
74
Y = 0,423 X1 + 0,476 X2 + 1,248 X3 + 0,428 ε 1
Angka koefisien residu sebesar 0,428 didapatkan dari √1-R2 =
√1-0,767 = 0,428.
Gambar 4.7 Sub Struktur I Hubungan Kasual X1, X2, X3, ke Y
2. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur II
Persamaan Sub Struktur II
Z = ρx 1 z X 1+ρx 3 z X 3+ρyz+ ρz ε 2
75
Return on Equity(Z)
Pembiayaan Bermasalah/NPF
(Y)
Bank Size(X3)
Kecukupan Modal/CAR
(X1)
Total Aset (X3)
Kecukupan Modal/CAR
(X1)
Likuiditas/FDR(X2)
Pembiayaan Bermasalah/NPF
(Y)
(X4)
0,428 0,423
1,248
0,476
1) Uji Statistik Sub-Struktur II
a. Uji F
Tabel 4.16 Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 634,141 3 211,380 28,248 ,000b
Residual 419,045 56 7,483
Total 1053,186 59
a. Dependent Variable: ROE
b. Predictors: (Constant), NPF, CAR, LnSize
Dari perhitungan didapatkan nilai Fhitung sebesar 28,248 dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan df2 =56, didapat hasil
Ftabel = 2,77 karena Fhitung 28,248 > Ftabel = 2,77 maka H0 ditolak dan Ha
diterima, dan diketahui bahwa nilai sig (0,000 < 0,005) sehingga dapat
disimpulkan bahwa aspek variabel kecukupan modal/CAR, total aset,
dan pembiayaan bermasalah/NPF secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas/ROE.
b. Uji t
Tabel 4.17 Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
76
Gambar 4.8 Sub Struktur II
B Std. Error Beta
1(Constant) -106,538 43,800 -2,432 ,018
CAR -,710 ,309 -,340 -2,298 ,025
LnSize 11,309 2,621 ,797 4,315 ,000
NPF -4,214 ,508 -1,098 -8,290 ,000
a. Dependent Variable: ROE
1) Pengaruh CAR terhadap ROE
Dari perhitungan didapatkan nilai thitung adalah 2,298 dan ttabel
dapat dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 karena digunakan
hipotesis dua arah, maka ketika mencari ttabel nilai α dibagi dua
menjadi 0,025 dan df = 58 (didapatkan dari rumus n-2, dimana n
adalah jumlah data, 60-2 = 58) didapatkan ttabel adalah 2,001. Oleh
karena thitung > ttabel (2,298 > 2,001), maka H0 ditolak dan Ha diterima,
sehingga mempunyai kesimpulan kecukupan modal berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas.
2) Bank Size terhadap ROE
Dari perhitungan didapatkan nilai thitung adalah 4,315 dan
ttabel dapat dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 karena
digunakan hipotesis dua arah, maka ketika mencari ttabel nilai α
dibagi dua menjadi 0,025 dan df = 58 (didapatkan dari rumus n-2,
dimana n adalah jumlah data, 60-2 = 58) didapatkan ttabel adalah
2,001. Oleh karena thitung > ttabel (4,315 > 2,001), maka H0 ditolak dan
77
Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan total aset
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
3) NPF terhadap ROE
Dari perhitungan didapatkan nilai thitung adalah 8,290 dan ttabel
dapat dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05 karena digunakan
hipotesis dua arah, maka ketika mencari ttabel nilai α dibagi dua
menjadi 0,025 dan df = 58 (didapatkan dari rumus n-2, dimana n
adalah jumlah data, 60-2 = 58) didapatkan ttabel adalah 2,001. Oleh
karena thitung > ttabel (8,290 > 2,001), maka H0 ditolak dan Ha diterima,
sehingga mempunyai kesimpulan total aset berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas
c. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.18 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,776a ,602 ,581 2,73550
a. Predictors: (Constant), NPF, CAR, LnSize
Tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,602. Angka tersebut mengartikan bahwa pengaruh
78
kecukupan modal/CAR, likuiditas/FDR, dan total aset secara bersama-
sama terhadap pembiayaan bermasalah/ROE sebesar 60,2%
sedangkan sisanya 39,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
2) Persamaan Analisis Jalur
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara
keseluruhan didapatkan nilai koefisien jalur dari penjulmlahan seluruh
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur
berdasarkan estimate variabel Capital Adequacy Ratio, total aset, dan
Non Performing Financing terhadap Return on Equity diolah dengan
menggunakan bantuan software SPSS 23. Berikut adalah hasil
pengolahannya:
Tabel 4.13 Koefisien Jalur II
Model
Standardized Coefficients
Beta1(Constant)
CAR -,340
LnSize ,797
NPF -1,098
a. Dependent Variable: ROE
ρx 1 Z X 1=¿ -0,340
ρx 3 y X 2=0,797
ρyz Z=¿-1,098
79
Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah
Z = ρx 1 z X 1+ρx 3 z X 3+ρyz+ ρz ε 2
Z = ‒ 0,340 X1 + 0,797 X3 ‒ 1,098 Y + 0,630 ε 2
Angka koefisien residu sebesar 0,630 didapatkan dari √1-R2 =
√1-0,398 = 0,630.
-0,340
0,630 ε 2
0,797
-1,098
3. Analisis Korelasi Variabel
Tabel 4.19 Analisis Korelasi Variabel
Correlations
CAR FDR LnSize NPF ROE
CAR Pearson
Correlation1 -,007 -,820** -,604** -,330*
Sig. (2-tailed) ,958 ,000 ,000 ,010
N 60 60 60 60 60
FDR Pearson
Correlation-,007 1 -,275* ,130 -,442**
80
Kecukupan Modal/CAR(X1)
Bank Size(X3)
Pembiayaan Bermasalah/NPF
(Y)
Profitabilitas/ROE(Z)
Gambar 4.9 Struktur II Hubungan Kausal X1, X3, Y terhadap Z
Sig. (2-tailed) ,958 ,033 ,323 ,000
N 60 60 60 60 60
LnSize Pearson
Correlation-,820** -,275* 1 ,770** ,229
Sig. (2-tailed) ,000 ,033 ,000 ,078
N 60 60 60 60 60
NPF Pearson
Correlation-,604** ,130 ,770** 1 -,280*
Sig. (2-tailed) ,000 ,323 ,000 ,030
N 60 60 60 60 60
ROE Pearson
Correlation-,330* -,442** ,229 -,280* 1
Sig. (2-tailed) ,010 ,000 ,078 ,030
N 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
0.80 – 1.00 : Sangat kuat
0.60 – 0.799 : Kuat
0.40 – 0.599 : Cukup kuat
0.20 – 0.399 : Rendah
0.00 – 0. 199 : Sangat rendah
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai
berikut:
Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel
Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel
81
Pengujian berdasarkan uji probabilitas akan diterima
apabila nilai probibalitas lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan jika
nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka Ho ditolak.
Tabel 4.20 Koefisien Korelasi
HubunganKoefisien
KorelasiKategori
Nilai
Sig.Kesimpulan
NPF (Y) dengan
CAR (X1)-0,604 Kuat 0,000 Signifikan
NPF (Y) dengan
FDR (X2)0,130 Sangat lemah 0,323
Tidak
signifikan
NPF (Y) dengan
Bank Size (X3)0,770 Sangat kuat 0,000 Signifikan
ROE (Z) dengan
CAR (X1)-0,330 Rendah 0,010 Signifikan
ROE (Z) dengan
Bank Size (X3)0,229 Rendah 0,078
Tidak
Signifikan
ROE (Z) dengan
NPF (Y)-0,280 Rendah 0,030 Signifikan
CAR (X1) dengan
Bank Size (X3)-0,820 Sangat kuat 0,000 Signifikan
FDR (X2) dengan
Bank Size (X3)-0,275 Cukup 0,985
Tidak
Signifikan
Berdasarkan hasil pengujian diatas, diketahui bahwa
hanya 2 variabel yang memiliki hubungan tidak signifikan, yaitu
hubungan antara FDR dengan bank size. Hal tersebut dikarenakan
nilai probabilitasnya lebih besar dari 0,05 sedangkan hubungan
82
yang lainnya signifikan karena memiliki nilai probabilitas yang
lebih kecil dari 0,05.
4. Perhitungan Pengaruh
Koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung,
pengaruh total dan pengaruh bersama kecukupan modal/CAR,
likuiditas/FDR, total aset terhadap pembiayaan bermasalah/NPF
dan profitabilitas
Tabel 4.21 Perhitungan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total
Pengaruh Variabel
Koefisien Jalur
Pengaruh
LangsungTidak
LangsungMelalui Y
Total
X1 ke Y 0,423 0,423 - 0,423
X2 ke Y 0,476 0,476 - 0,476
X3 ke Y 1,248 1,248 - 1,248
X1 ke Z -0,340 -0,340 -0,464454 -0,804454
X3 ke Z 0,797 0,797 -1,370304 -0,573304
Y ke Z -1,098 -1,098 - -1,098
ε 1 0,248 0,2482 = 6,1
ε 2 0,630 0,6302= 39,69
1) Pengaruh Langsung
Untuk menghitung pengaruh langsung digunakan formula
berikut:
Pengaruh CAR terhadap NPF
83
X1 → Y = 0,4232 = 17,90%
Pengaruh FDR terhadap NPF
X2 → Y = 0,4762 = 22,65%
Pengaruh bank size terhadap NPF
X3 → Y = 1,2482 = 155,75%
Pengaruh CAR terhadap ROE
X1 → Z = -0,3402 =11,56%
Pengaruh bank size terhadap ROE
X3 → Z = 0,7972 = 63,52%
Pengaruh NPF terhadap ROE
Y → Z = -1,0982 = 120,56%
2) Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh CAR terhadap ROE
X1 → Y → Z = 0,423 × (-1,098) = -0,464454
Pengaruh Bank Size terhadap ROE
X3 → Y → Z = 1,248 × (-1,098) = -1,370304
84
-1,098
1,248
0,130
0,130
0,797
-0,820
-0,604 0,423
-0,340
Return on Equity(Z)
Pembiayaan Bermasalah/NPF
(Y)
Bank Size(X3)
Likuiditas/FDR(X2)
Kecukupan Modal/CAR(X1)
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan dimana
hal ini merupakan jawaban dari rumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Hasil pengujian pada Sub Struktur I diketahui bahwa variabel
kecukupan modal, likuiditas, dan bank size memiliki pengaruhsecara
simultan terhadap variabel pembiayaan bermasalah sebesar 61,576.
Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel kecukupan modal,
likuiditas, dan bank size memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap pembiayaan bermasalah.
2. Hasil pengujian pada Sub Struktur II diketahui bahwa variabel
kecukupan modal, bank size, dan pembiayaan bermasalah memiliki
pengaruh secara simultan terhadap profitabilitas (ROE) sebesar 28,248.
Hasil pengujian secara parsial, diketahui kecukupan modal dan
pembiayaan bermasalah memiliki pengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROE, sedangkan bank size memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap ROE.
3. Variabel kecukupan modal/CAR berpengaruh langsung sebesar 0,423
terhadap pembiayaan bermasalah/NPF dengan signifikansi 0,001.
Likuiditas/FDR berpengaruh langsung sebesar 0,130 terhadap
pembiayaan bermasalah/NPF dengan signifikansi 0,000. Bank size
86
berpengaruh langsung sebesar 1,248 terhadap pembiayaan
bermasalah/NPF dengan signifikansi 0,000.
4. Variabel kecukupan modal/CAR berpengaruh langsung sebesar -0,340
terhadap ROE dengan signifikansi 0,025. Bank size berpengaruh
langsung sebesar 0,797 terhadap ROE dengan signifikansi 0,000.
Pembiayaan bermasalah berpengaruh langsung sebesar -1,098 terhadap
ROE dengan signifikansi 0,000.
B. Saran
Dari penelitian ini, tentu saja masih terdapat kekurangan dari sisi
perolehan data maupun dari sisi penulis. Oleh karena itu agar dapat
memperoleh gambaran yang lebih mendalam, maka penulis menyarankan
beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dapat mengelola kecukupan
modal, likuiditas, dan total asetnya dengan baik agar tidak ada rasio
pembiayaannya tidak meningkat karena dapat mempengaruhi
profitabilitas yang akan diperoleh.
2. Menggunakan data dengan jumlah yang lebih banyak dengan
rentang waktu yang lebih panjang, dan menambah variabel lain
sehingga hasil penelitian yang lebih baik.
3. Menggunakan metode dan pengujian yang lebih lengkap serta akurat
sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid.
87
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, Desi. 2010. Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO, dan NPF Terhadap
Profitabilitas Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Al-Iqtishad: Vol
II, No I.
Boediono. 2002. Teori dan Aplikasi: Statistika dan Probabilitas. Bandung: Rosda.
Buchori, Ahmad dkk. 2003. Kajian Kinerja Industri BPRS di Indonesia. Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol. 5 No. 4.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Djazuli dan Yadi Janwari. 2002. Lembaga-lembaga Perekonomian Umat: Sebuah
Pengenalan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Farihah, Ipah. 2006. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta..
Jakarta: UIN Jakarta Press.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Undip.
Ghozali, Imam. 2008. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Program Amos 16.0. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Idroes, Ferry. 2008. Manajemen Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar
Kesepakatan Basel II terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di
Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
88
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Erlangga.
Ifham, Sholihin. 2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Indiantoro, dkk, 1999. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.
Yogyakarta: BPFE.
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit BPFE Yogyakarta.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Nachrowi D Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan
Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Nur’aini, Ihsan Dwi. 2013. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah.
Banten: UIN Jakarta Press.
Prastio, Bambang dan Lina Miftahul Janah. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veitzal dan Arvian Arifin. 2010. Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep,
dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
89
Riyadi, Slamet. 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli,
Financing to Deposit Ratio, dan Non Performing Financing Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Accounting Analysis
Journal 3.
Sandjojo, Nindo. 2011. Metode Analisis Jalur dan Aplikasinya. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Simorangkir, O. P. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank. Jakarta: PT. Budi Aksara.
Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung:PT. Ramaja
Rosdakarya.
Sudarsono, Heri. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan
Ilustrasi. Yogyakarta: EKONISIA.
Suci, Mares Ana Popita. 2013. Analisis Penyebab Terjadinya Non Performing
Financing Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Universitas Negeri
Semarang: Accounting Analysis Journal 2 (4).
Supranto. 2000. Statistik (Teori dan Aplikasi). Jakarta: Erlangga.
Syafri, Harahap Sofyan. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
90
Umam, Khotibul. 2009. Trend Pembentukan Bank Umum Syari’ah Pasca
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi, dan
Implementasi). Yogyakarta : BPFE Yogayakarta.
Zulifiah, Fitrah dan Joni Susilowibowo. 2014. Pengaruh Inflasi, BI Rate, CAR,
NPF, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode
2008-1012. Jurnal Ilmu Manajemen Volume 2 Nomor 3.
Peraturan Bank Indonesia No.11/23/PBI/2009
UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
91
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Uji Koefisien Determinasi Struktur I
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,876a ,767 ,755 ,54522
a. Predictors: (Constant), LnSize, FDR, CAR
Lampiran 2 : Hasil Uji F Struktur I
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 54,913 3 18,304 61,576 ,000b
Residual 16,647 56 ,297
Total 71,559 59
a. Dependent Variable: NPF
b. Predictors: (Constant), LnSize, FDR, CAR
Lampiran 3 : Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur I
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -83,083 10,056 -8,262 ,000
CAR ,231 ,068 ,423 3,403 ,001
FDR ,111 ,017 ,476 6,436 ,000
LnSize 4,619 ,479 1,248 9,650 ,000
a. Dependent Variable: NPF
92
Lampiran 4 : Hasil Uji Koefisien Determinasi Struktur II
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,776a ,602 ,581 2,73550
a. Predictors: (Constant), NPF, CAR, LnSize
Lampiran 5 : Hasil Uji F Struktur II
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 634,141 3 211,380 28,248 ,000b
Residual 419,045 56 7,483
Total 1053,186 59
a. Dependent Variable: ROE
b. Predictors: (Constant), NPF, CAR, LnSize
Lampiran 6 : Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur II
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -106,538 43,800 -2,432 ,018
CAR -,710 ,309 -,340 -2,298 ,025
LnSize 11,309 2,621 ,797 4,315 ,000
NPF -4,214 ,508 -1,098 -8,290 ,000
a. Dependent Variable: ROE
93