pengaruh kegiatan bekerja angkat gallon …/pengaruh...v abstract gitaning ratri, nim r.0205016....
TRANSCRIPT
PENGARUH TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL
TENAGA KERJA DI PT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PENGARUH KEGIATAN BEKERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL
TENAGA KERJA DI PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Gitaning RatriNIM. R0205016
PROGRAM D IV KESEHATAN KERJAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2009
BEKERJA ANGKAT GALLON TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA
TIRTA INVESTAMA KLATEN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Gitaning Ratri NIM. R0205016
PROGRAM D IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
GALLON PADA
TIRTA INVESTAMA KLATEN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Pengaruh Kegiatan Bekerja Angkat Gallon Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Pada Tenaga Kerja di PT. Tirta Investama Klaten
Gitaning Ratri, NIM/Semester : R.0205016, Tahun : 2009
Telah diuji dan disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Hari ......., Tanggal .............tahun.......
Pembimbing Utama
Nama : dr. Harninto, MS, Sp.Ok ..................................
Pembimbing Pendamping
Nama : Tarwaka, PGDip.Sc.,M.Erg
NIP : 160 045 635 ..................................
Penguji Utama
Nama : dr. Putu Suriyasa, MS. Sp.Ok, PKK
NIP : 140 120 857 ..................................
Surakarta,.................................
Tim Skripsi Ketua Program D. IV Kesehatan Kerja
Sumardiyono, SKM, M.Kes dr. Putu Suriyasa, MS. Sp.Ok, PKK NIP. 19650706 198803 1 002 NIP. 140 120 857
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta,............................. Gitaning Ratri NIM.R0205016
iv
ABSTRAK
GITANING RATRI, NIM R.0205016. Pengaruh Kegiatan Bekerja Angkat Gallon Terhadap Keluhan Muskuloskeletal Pada Tenaga Kerja di PT. Tirta Investama Klaten. Surakarta: Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Tujuan penelitian ini adalah: ingin mengetahui apakah ada pengaruh dari kegiatan bekerja angkat gallon terhadap keluhan muskuloskeletal tenaga kerja di PT. Tirta Investama Klaten. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja pada area produksi 5 gallon di PT. Tirta Investama Klaten sebanyak 60 orang. Sampel yang digunakan adalah 20 orang. Sampling menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan metode angket atau kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan T-Test.
Hasil penelitian ini diperoleh t hitung = -2.342 atau nilai sign. = 0.030. karena nilai P value < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kegiatan bekerja angkat galon terhadap timbulnya keluhan muskulo-skeletal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: “Ada pengaruh dari kegiatan bekerja angkat gallon terhadap keluhan muskuloskeletal pada tenaga kerja di PT. Tirta Investama Klaten”. Saran dari penelitian ini adalah: “memberikan perhatian sebaik-baiknya terhadap tenaga kerja dengan memberikan fasilitas kesehatan pada tenaga kerja yang mengalami keluhan muskuloskeletal Kata Kunci: Angkat Gallon, Keluhan Muskuloskeletal
v
ABSTRACT
GITANING RATRI, NIM R.0205016. Activity Influence Work To Lift The Gallon of Sigh Musculosceletal of Labour in PT. Tirta Investama Klaten. Surakarta: Program of the Diploma IV Health Work The Faculty Mediciness of Sebelas Maret University.
Research target is: wishing to know whether there influence from activity work to lift the gallon to sigh of muskuloskeletal of Labour in PT. Tirta Investama Klaten.
This Research type is analytic observasional with the approach of cross sectional. Population in this research is labour of produce 5 gallon area in PT. Tirta Investama Klaten as much 60 people. Sampel used by 20 people. Sampling use the purposive sampling. Data collecting by using method of enquette or kuesioner. Analyse the data in this research use T-Test.
Result of this research is obtained by t hitung = - 2.342 or assess the sign = 0.030. because value of P value < 0.05, inferential hence that there are activity influence work to lift the gallon to incidence of sigh musculosceletal.
Conclusion from this research is: " There is influence from activity work to lift the gallon to sigh musculosceletal of labour in PT. Tirta Investama Klaten".
suggestion from this research is: " giving attention as well as possible to labour by giving health facility of natural labour sigh musculosceletal”. Key Words: Lift The Gallon, Sigh Muskuloskeletal.
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Sains Terapan pada Program Studi Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, meskipun
usaha keras untuk hal tersebut telah penulis upayakan. Oleh karena itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi perbaikan maupun penyempurnaannya.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Dr. dr. A.A Subiyanto, MS, , selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Putu Suriyasa, dr., MS., PKK. Sp. Ok. , selaku Ketua Program Diploma IV
Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. dr. Harninto, MS, Sp.Ok , selaku pembimbing I Skripsi.
4. Bp. Tarwaka, PGDip.Sc.,M.Erg , selaku Pembimbing II Skripsi.
5. Pimpinan Perusahaan PT. Tirta Investama Klaten yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Penelitian.
6. Bapak Alex, selaku Kepala Bagian Produksi yang telah membantu dan
memberikan dukungan kepada penulis selama melaksanakan Penelitian.
7. Ibu Yanti, selaku HRD PT. Tirta Investama Klaten yang telah membantu penulis
dalam melaksanakan Penelitian.
8. Bapak Jatmiko, selaku Ketua Bagian K3 PT. Tirta Investama yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan Penelitian.
9. Bapak Syamsul Choirudin, selaku Paramedis PT. Tirta Investama yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan Penelitian.
vii
10. Semua karyawan PT. Tirta Investama Klaten, atas segala bantuan dan dukungan
yang diberikan.
11. Bapak, Ibu, Kakak, dan orang – orang terdekat yang aku sayangi, atas segala doa,
cinta, dukungan, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
skripsi ini dengan lancar.
12. Semua teman - teman D IV Kesehatan Kerja.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam
penyusunan skripsi ini. Tetapi besar harapan penulis agar ini dapat bermanfaat
sebagaimana mestinya, serta penyusun senantiasa mengharapkan masukan, kritik
dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.
Salam sejahtera bagi kita semua,
Surakarta, Agustus 2009
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
PENGESAHAN ................................................................................................... ii
PERNYATAAN ................................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
PRAKATA ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 6
A. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 6
B. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 15
C. Hipotesis ................................................................................................... 15
BAB III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 17
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 17
C. Populasi dan Subjek Penelitian ................................................................ 17
D. Tehnik Sampling ...................................................................................... 18
E. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................ 18
F. Definisi Operasional Variabel .................................................................. 19
G. Desain Penelitian ...................................................................................... 23
H. Instrumen Penelitian ................................................................................ 24
I. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 24
ix
BAB IV. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 25
A. Gambaran Umum Tempat Kerja .............................................................. 25
B. Keadaan Subjek ........................................................................................ 32
C. Hasil Pengujian Keluhan Muskuloskeletal .............................................. 33
BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 36
A. Mengangkat Gallon .................................................................................. 36
B. Keluhan Muskuloskeletal ......................................................................... 36
C. Pengaruh angkat Gallon terhadap Keluhan Muskuloskeletal .................. 37
BAB VI. PENUTUP ............................................................................................ 38
A. Kesimpulan ............................................................................................... 38
B. Saran ......................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
x
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Batasan Beban yang boleh diangkat ................................................ 7
TABEL 1.2 Identitas Sampel ............................................................................... 32
TABEL 1.3 Hasil Perhitungan Skor Keluhan Muskuloskeletal ........................... 33
TABEL 1.4 Hasil Analisis Prosentase Keluhan Muskuloskeletas Pre-Test ........ 34
TABEL 1.5 Hasil Analisis Prosentase Keluhan Muskuloskeletal Post-Test ....... 35
TABEL 1.6 Hasil Korelasi Statistik Keluhan Muskuloskeletal ........................... 35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1.1 Kuesioner Nordic Body MAP
LAMPIRAN 1.2 Hasil Kuesioner Nordic Body MAP PadaTenaga Kerja sebelum
mengangkat gallon.
LAMPIRAN 1.3 Hasil Kuesioner Nordic Body MAP Pada Tenaga Kerja sesudah
mengangkat gallon.
LAMPIRAN 1.4Tabel Kerja Analisis T-Test.
LAMPIRAN 1.5 Distribusi Frekuensi
LAMPIRAN 1.6 Grafik Frekuensi tingkat keluahan muskuloskeletal.
LAMPIRAN 1.7Surat Keterangan PKL atau Magang
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Revolusi industri merupakan suatu perubahan terbesar yang terjadi di negara
Inggris pada abad ke -18 yang diawali ketika munculnya penyempurnaan prinsip
kerja mesin uap oleh James Watt tahun 1769. Prinsip kerja ini sangatlah
mempengaruhi perkembangan teknologi pada tehun-tahun berikutnya yang pada
akhirnya dalam jangka waktu 50 tahun telah mencetuskan revolusi industri yang
secara garis besar dapat kita artikan sebagai pergantian tenaga makhluk hidup
dengan benda mati. Benda mati disini dapat kita artikan dengan tenaga mesin.
Revolusi industri ini menyebabkan banyak dampak yang negatif diantaranya
pengangguran, tindak kriminalitas semakin meningkat juga banyak terdapat produk-
produk masal dan banyak tedapat spesialisasi pabrik.
Dalam dunia perindustrian tidak satupun jenis usaha yang tidak
menginginkan untuk memperoleh kesuksesan. Setiap usaha ingin dikelola dan
dioperasikan dengan baik agar terjadi suatu proses berkesinambungan yang efektif
dan efisien. Tetapi banyak usaha yang mendapatkan kesuksesan sesaat dan nama
tersebut sudah tidak terdengar lagi di dunia industri. Karena tidak mementingkan
proses pengelolaan dan pengoperasian yang baik.Sekarang ini perkembangan industri
di Indonesia semakin maju. Kemanjuan teknologi dan perelatan-peralatan yang
digunakan dalam setiap kegiatan produksi mempunyai dampak positif dan negatif.
Teknologi dan peralatan-peralatan modern akan memberi dampak positif karena akan
xiii
mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia. Akan tetapi peralatan-peralatan
tersebut memiliki dampak negatif seperti potensi bahaya yang besar bila yang
mengoperasikan belum siap untuk menerima teknologi tersebut.Tubuh manusia
dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot
yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh, memungkinkan kita untuk
dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan di satu pihak
mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai
kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan hidup. Di pihak lain, dengan
bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain
bahwa setiap pekerja merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut
dapat berupa beban fisik maupun beban mental. Dalam penelitian ini dibahas
mengenai beban kerja yang berupa beban fisik, yaitu kegitan
mengangkat.Mengangkat adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan dengan
maksud utama untuk membawa suatu objek dari satu lokasi ke lokasi tujuan tertentu
(Sritomo Wignjosoebroto, 2003).
Kegiatan mengangkat banyak terdapat dalam lingkungan pabrik-pabrik,
pelabuhan-pelabuhan, perhubungan darat,pertanian, perkebunan, kehutanan dan
sektor kegiatan ekonomi lain. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai
kegiatan mengangkat disekitar kita. Tapi seringkali pekerjaan manual ini justru
beresiko. Dalam pekerjaan mengangkat secara manual dapat mengakibatkan
keluhan-keluhan pada otot-otot skeletal yang sering disebut dengan keluhan
muskuloskeletal.
xiv
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot yang
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit
(Tarwaka, dkk, 2004). Pendapat lain tentang keluham muskuloskeletal adalah
keluhan sakit, nyeri, pegal-pegal dan lain sebagainya pada sistem otot
(muskuloskeletal) seperti tendon , pembuluh darah, sendi tulang, syaraf dan masih
banyak lagi yang diakibatkan oleh aktivitas kerja (Noor Fitrihana, 2008). Kelihan
muskuloskeletal sering juga dinamakan MSD (Musculosceletal Disorder) atau cidera
pada sistem muskuloskeletal (Grandjean, 1993).
Di PT. Tirta Investama Klaten terdapat suatu pekerjaan di mana aktivitas
kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang lebih besar yaitu aktivitas mengangkat
gallon yang terdapat di area produksi 5 gallon bagian packing.
Berdasarkan survei awal di PT. Tirta Investama Klaten tersebut pada area
produksi 5 gallon bagian packing dijumpai adanya tenaga kerja yang mengeluh
adanya nyeri yang sangat hebat di bagian otot-otot skeletal setelah melakukan
kegiatan mengangkat gallon. Hal ini dikarenakan para tenaga kerja tenaga kerja
mengalami kontraksi otot yang berlebihan dan dalam waktu pembebanan yang cukup
lama dan dilakukan berulang kali.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif
maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Kemampuan kerja
seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada yang lainnya dan sangat tergantung
dari tingkat keterampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan
ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan (Suma’mur, 1994).
xv
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian mengenai
pengaruh dari kegiatan bekerja angkat gallon terhadap keluhan muskuloskeletal
tenaga kerja pada area produksi 5 gallon bagian packing di PT. Tirta Investama
Klaten.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pada uraian di atas, maka permasalahan pada
penelitian ini adalah: Adakah pengaruh dari kegiatan bekerja angkat gallon terhadap
keluhan muskuloskeletal pada tenaga kerja di PT. Tirta Investama ?
C. Tujuan Penelitian
Selaras dengan permasalahan dalam penelitian yang telah diuraikan di atas,
dapat dijelaskan di sini bahwa tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui
pengaruh kegiatan bekerja angkat gallon terhadap timbulnya keluhan
muskuloskeletal pada tenaga kerja di PT. Tirta Investama Klaten.
Dari rumusan masalah tampak tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh kegiatan bekerja angkat gallon terhadap keluhan
muskuloskeletal. Dengan kata lain penelitian ini dimaksudkan untuk mencari data
yang signifikan tentang pengaruh kegiatan angkat gallon terhadap keluhan
muskuloskeletal tenaga kerja di PT. Tirta Investama.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
xvi
Berkaitan dengan manfaat penelitian ini, ada satu pendapat yang menyatakan
pentingnya penelitian tentang pengaruh kegiatan bekerja angkat gallon terhadap
keluhan muskuloskeletal. Dalam kegiatan angkat gallon sangat berpengaruh terhadap
kesehatan tenaga kerja yaitu dengan timbulnya keluhan muskuloskeletal karena
setiap hari tenaga kerja melakukan angkat gallon secara manual dan kegiatan tersebut
dapat menjadi sumber penyebab adanya penyakit akibat kerja. Dengan demikian
penelitian ini dapat diharapkan sebagai pembuktian bahwa bekerja angkat gallon
dapat menyebabkan timbulnya keluhan muskuloskeletal.
2. Aplikatif
a. Dari uraian di atas diharapkan tenaga kerja mampu menyesuaikan berat beban
dengan kemampuan fisiknya.
b. Diharapkan perusahaan menyediakan alat bantu dalam pengangkatan gallon
tersebut.
xvii
BAB II
Landasan Teori
A. Tinjauan Pustaka
1. Mengangkat
a) Pengertian Mengangkat
Mengangkat adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan dengan maksud
utama untuk membawa suatu objek dari satu ke lokasi tujuan tersebut. (Sritomo
Wignjo Soebroto, 2003). Dari berbagai masalah ergonomi dalam sistem kerja
bongkar muat yang paling dominan adalah aktivitas angkat. Apabila dalam
mengangkat suatu benda tidak dilakukan secara benar maka hal tersebut dapat
menimbulkan kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan mengangkat adalah
sebagai berikut :
1) Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
2) Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan licin, kasar, naik turun dan
lain-lain.
3) Ketrampilan kerja.
4) Peralatan kerja.
5) Ukuran beban yang akan diangkut.
6) Metode angkut yang benar.
xviii
c) Cara mengangkat yang baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis yaitu :
1) Beban diusahakan menekan pada otot-otot tungkai yang kuat dan sebanyak
mungkin otot tulang belakang yang lemah dibebaskan dari pembebanan.
2) Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan (Sarwono,
2002:91).
d) Batasan beban yang boleh diangkat
Tabel 1. 1 Batasan beban yang boleh diangkat.
Batasan angkat
(Kg) Tindakan
Di bawah 16 Tidak ada tindakan khusus yang perlu diadakan
16-34 Prosedur administratif diperlukan untuk
mengidentifikasi ketidakmampuan seseorang dalam
mengangkat beban tanpa menanggung resiko yang
berbahaya dengan perantara alat bantu
34-35 Sebaiknya operator yang terpilih menggunakan
sistem pemindahan secara terlatih dibawah
pengawasan penyelia.
Di atas 35 Harus menggunakan peralatan mekanis operator
terpilih dan terlatih, pernah mengikuti pelatihan K3
di bawah pengawasan ketat.
(sumber data : Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Inggris,
1982)
xix
3. Ergonomi
a) Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dua kata yaitu
“ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas
ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja (Tarwaka, 2004).
Untuk lebih memahami pengertian ergonomi, perlu ditamilkan definisi-
definisi ergonomi dari beberapa ahli ergonomi terdahulu. Di bawah ini merupakan
beberapa definisi ergonomi yang berhubungan dengan tugas, pekerjaan dan desain:
1) Ergonomi adalah studi karakteristik dan kemampuan manusia yang
mempengaruhi design peralatan, pekerjaan dan sistem (Corlett & Clark,
1995).
2) Ergonomi design adalah menjadi aplikasi faktor manusia, informasi
kepada perancangan peralatan, mesin, sistem, tugas, lingkungan dan
pekerjaan untuk manusia produktif, aman, efektif dan nyaman
(Manuaba,1998).
Dari uraian tersebut maka selanjutnya kita dapat mendefinisikan ergonomi
sebagai berikut : Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik
dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia
baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi baik
(Tarwaka, 2004).
b) Tujuan Ergonomi
xx
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah :
1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak
sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif.
3) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu
aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem
kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas
yang tinggi (Tarwaka, 2004).
2. Keluhan Muskuloskeletal
a) Pengertian Muskuloskeletal
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang ringan sampai sangat sakit.
(Tarwaka, dkk, 2004). Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam
waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi,
ligament dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan
dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDS) atau cidera pada sistem
muskuloskeletal (Grandjean, 1993).
b) Jenis Keluhan Otot
xxi
1) Keluhan Sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat
otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera
hilang apabila pembebanan dihentikan (Tarwaka, 2004).
2) Keluhan Menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot
masih terus berlanjut (Tarwaka, 2004).
c) Bagian otot yang sering dikeluhkan
Bagian-bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang
meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot
bagian bawah. Di antara keluhan otot skeletal tersebut yang paling banyak dialami
oleh pekerja adalah otot bagian pinggang (Low Back Pain = LBP) (Tarwaka, 2004).
e) Faktor Penyebab terjadinya Keluhan Muskuloskeletal
Peter Vi (2000) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, yaitu :
1) Peregangan otot yang berlebihan
Peregangan otot yang berlebihan (over exertion) pada umumnya
sering dikeluhkan oleh pekerja di mana aktivitas kerjanya menuntut
pengerahan tenaga yang lebih besar seperti aktivitas mengangkat,
mendorong, menarik dan menahan beban yang berat. Peregangan otot
yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan
melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan,
maka dapat mempertinggi resiko terjadinya cedera otot skeletal.
2) Aktivitas berulang
xxii
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus
seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar dan angkat angkut.
Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara
terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.
3) Sikap Kerja Tidak Alamiah
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi
bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya pergerakan
tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat. Semakin
jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula
resiko terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja tidak alamiah ini pada
umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja
tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja (Grandjean, 1993;
Anis & McConville, 1996; Waters & Anderson, 1996 & Manuaba, 2000).
4) Penyebab kombinasi meliputi :
a) Umur
Choffin (1979) dan Guo et al. (1995) menyatakan bahwa pada
umumnya keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-
65 tahun. Keluhan pertama biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan
tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur.
Hal ini terjadi karena pada umur setengah baya, kekuatan dan ketahanan
otot mulai menurun sehingga resilo terjadinya terjadinya kelihan otot
meningkat.
b) Jenis Kelamin
xxiii
Walaupun masih ada perbedaan pendapat dari beberapa ahli tentang
pengaruh jenis kelamin terhadap resiko keluhan otot skeletal, namun
beberapa hasil penelitian secara signifikan menunjukkan bahwa jenis
kelamin sangat mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot. Hal ini terjadi
karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita memang lebih rendah
daripada pria. Astrand & Rodahl (1977) menjelaskan bahwa kekuatan
otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria, sehingga
daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan wanita.
c) Kebiasaan Merokok
Sama halnya dengan faktor jenis kelamin, pengaruh kebiasaan
merokok terhadap resiko keluhan otot juga masih diperdebatkan dengan
para ahli, namun demikian, beberapa penelitian telah membuktikan
bahwa meningkatnya keluhan otot sangat erat hubungannya dengan lama
dan tingkat kebiasaan merokok. Semakin lama dan semakin tinggi
frekuensi merokok, semakin tinggi pula tingkat keluhan otot yang
dirasakan. Boshuizen et al. (1993) menemukan hubungan yang signifikan
antara kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang, khususnya
untuk pekerjaan yang memerlukan pengerahan otot. Hal ini sebenarnya
terkait erat denga kondisi kesegaran tubuh seseorang. Kebiasaan merokok
akan dapat menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga kemampuan untuk
mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai akibatnya, tingkat
kesegaran tubuh juga menurun. Apabila yang bersangkutan harus
melakukan tugas yang menunutut pengerahan tenaga, maka akan mudah
xxiv
lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran
karbohidrat terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbul
rasa nyeri otot.
d) Kesegaran Jasmani
Pada umumnya, keluhan otot lebuh jarang ditemukan pada seseorang
yang dalam aktivitas kesehariannya melakukan pekerjaan yang
memerlukan pengerahan tenaga yang besar, di sisi lain tidak mempunyai
waktu yang cukup untuk istirahat, hampir dapat dipastikan akan terjadi
keluhan otot. Tingkat keluhan otot juga sangat dipengaruhi oleh tingkat
kesegaran tubuh. Laporan NIOSH yang dikutip dari hasil penelitian Cady
et al. (1979) menyatakan bahwa untuk tingkat kesegaran tubuh yang
rendah, maka resiko terjadinya keluhan adalah 7,1 %, tingkat kesegaran
tubuh sedang adalah 3,2 % dan tingkat kesegaran tubuh tinggi adalah 0,8
%. Dari uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa, tingkat kesegaran
tubuh yang rendah akan mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot.
Keluhan otot akan meningkat sejalan dengan bertambahnya aktivitas
fisik.
e) Kekuatan Fisik
Sama halnya dengan beberapa faktor lainnya, hubungan antara
kekutan fisik dengan resiko keluhan otot skeletal juga masih
diperdebatkan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan, namun penelitian lain menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara kekuatan fisik dengan keluhan otot skeletal. Chaffin and
xxv
Park (1973) yang dilaporkan oleh NIOSH menemukan adanya
peningkatan keluhan punggung yang tajam pada pekerja yang melakukan
tugas yang menuntut kekuatan melebihi batas kekuatan otot pekerja. Bagi
pekerja yang kekuatan ototnya rendah, resiko terjadinya keluhan tiga kali
lipat dari yang mempunyai kekuatan tinggi.
f) Ukuran Tubuh (antropometri)
Walaupun pengaruhnya relatif kecil, berat badan, tinggi badan dan
massa tubuh merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
keluhan otot skeletal (Tarwaka, 2004)
B. Kerangka Pemikiran
Faktor Intern v Umur v Jenis Kelamin v Ukuran tubuh (anthropometri),
meliputi : · Berat Badan · Tinggi dan Pendek
v Massa tubuh
xxvi
C. Hipotesis
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu
dibuktikan kebenaran- nya, suatu hipotesa akan diterima kalau bahan-bahan
penyelidikan membenarkan pernyataan itu, dan akan ditolak bilamana kenyataan
menyangkalnya (Sutrisno Hadi, 2004).
Adapun juga pendapat lain tentang pengertian hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara
empiris (Sumadi Suryabrata, 1989).
Dari dua pendapat yang penulis kemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa,
hipotesis adalah rumusan pernyataan tentang hubungan tertentu antara dua fakta atau
lebih yang perlu dibuktikan kebenarannya berdasarkan hasil penelitian.
Keluhan Muskuloskeleta
l
Kegiatan Bekerja
Mengangkat
Kegiatan Bekerja Mengangkat yang Ergonomis dan Tidak
Ergonomis
xxvii
2. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut : Ada pengaruh dari kegiatan bekerja angkat gallon terhadap keluhan
muskuloskeletal tenaga kerja di PT. Tirta Investama Klaten.
xxviii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu
penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Sumadi Suryabrata, 1989).
Berdasarkan pendekatannya, maka dalam penelitian ini digunakan
pendekatan cross sectional karena variabel sebab akibat yang terjadi pada objek
penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan
pada situasi yang sama (Soekidjo Notoatmojo, 1993).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Tirta Investama Klaten area produksi 5
gallon bagian packing, pada tanggal 25 Juni-4 Juli 2009.
C. Populasi dan Subjek Penelitian
populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang
diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan (Sutrisno Hadi, 2004).
populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja pada area produksi 5 gallon
yang berjumlah 60 orang.
Subyek penelitian adalah tenaga kerja bagian angkat gallon pada area
produksi 5 gallon bagian packing di PT. Tirta Investama Klaten, dengan kriteria
sebagai berikut :
xxix
1. Subjek Inklusi ialah subjek dimana peneliti menjadikan subjek ini sebagai
sampel. Subjek inklusi dalam penelitian ini antara lain jenis kelamin laki-laki,
usia 19-40 tahun, masa kerja lebih dari 1 tahun.
2. Subjek Eksklusi ialah subjek di mana peneliti tidak menjadikan subjek ini
sebagai sampel. Subjek eksklusi dalam penelitian ini antara lain tenaga kerja
sakit, tenaga kerja tidak mau menjadi subjek.
D. Tehnik Sampling
Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 60 orang yang berasal dari area
produksi 5 gallon. Untuk mendapatkan sampel yang representatif teknik
penentuannya dengan menggunakan Purposive sampling berarti pemilihan
sekelompok subjek dengan jumlah yang telah ditentukan terlebih dahulu berdasarkan
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat
dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi. (Sutrisno Hadi, 2004). Dari proses di atas
diperoleh 20 sampel yang sesuai dengan ciri-ciri atau kriteria yang sudah ditentukan.
E. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bekerja
angkat gallon.
2. Variabel terikat
xxx
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keluhan
muskuloskeletal.
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara
variabel bebas dan terikat.
Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
a) Variabel pengganggu terkendali : umur, Jenis kelamin, masa kerja.
b) Variabel pengganggu tidak terkendali : kebiasaan merokok, kesegaran
jasmani, sikap kerja tidak alamiah, kekuatan fisik, beban yang di-
perkenankan, aktivitas berulang, lingkungan kerja fisik dan indek massa
tubuh.
Dalam penelitian ini peneliti tidak dapat mengendalikan semua variabel
pengganggu dikarenakan tidak mempunyai cukup waktu untuk penelitian.
F. Definisi Opersional Variabel Penelitian
1. Angkat gallon
Angat gallon adalah memindahkan gallon dari roda berjalan ke tempat
penyusunan gallon yang sudah disediakan atau disebut dengan pallet secara manual
dengan berat per gallon 20 Kg dan tenaga kerja melakukan pekerjaan ini secara
berulang-ulang selama 7 jam kerja dengan perpindahan atau rolling setiap 1 jam
dengan istirahat selama 30 menit per jamnya. Angkat gallon ini terdapat di area
produksi 5 gallon bagian packing.
Alat ukur : Observasi
xxxi
Hasil pengukuran : Kegiatan Bekerja Angkat Gallon yang Ergonomis
dan Tidak Ergonomis.
Skala Pengukuran : Nominal
2. Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot yang
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.
Dalam penelitian ini jenis keluhan muskuloskeletal meliputi seluruh bagian-
bagian otot di dalam tubuh seseorang.
Alat ukur : Kuesioner Nordic Body MAP
Hasil pengukuran : Tingkat KeluhanMuskuloskeletal yang dialami
oleh tenaga kerja.
Skala Pengukuran : Interval.
3. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin adalah penentuan sampel berdasarkan laki-laki atau wanita.
Walaupun masih ada perbedaan pendapat dari beberapa ahli tentang pengaruh jenis
kelamin terhadap keluhan muskuloskeletal, namun beberapa hasil penelitian secara
signifikan menunjukkan bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat resiko
keluhan otot skeletal.
4. Usia
Usia adalah lama waktu hidup seseorang (ada setelah dia dilahirkan). Usia
merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya keluhan muskuloskeletal. Pada
umumnya keluhan otot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu 25-65 tahun.
Keluhan pertama biasanya dirasakan pada usia 35 tahun dan tingkat keluhan akan
xxxii
terus meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Hali ini terjadi karena pada usia
setengah baya kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun sehinggaresiko terjadinya
keluhan otot skeletal meningkat.
5. Masa Kerja
Masa Kerja adalah lama waktu seseorang bekerja sejak diterima di
perusahaan sampai dilakukan penelitian.
6. Kebiasaan Merokok
Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang
dengan menghisap rokok dalam jangka waktu yang sangat sering. Sama halnya
dengan jenis kelamin, pengaruh kebiasaan merokok terhadap resiko keluhan otot
skeletal juga masih diperdebatkan dengan beberapa ahli, namun demikian beberapa
penelitian telah membuktikan bahwa meningkatnya keluhan otot skeletal sangat erat
hubungannya dengan lama dan tingkat kebiasaan merokok. Semakin lama dan
semakin tinggi frekuensi merokok maka semakin tinggi pula tingkat keluhan otot
yang dirasakan.
7. Kesegaran Jasmani
Kesegaran Jasmani merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang dalam
kehidupan sehari-hari. Pada umumnya keluhan otot skeletal lebih jarang ditemukan
pada seseorang yang dalam aktivitas kesehariannya mempunyai cukup waktu untuk
istirahat. Sebaliknya bagi yang dalam kesehariannya melakukan pekerjaan yang
memerlukan pengerahan tenaga yang besar, di sisi lain tidak mempunyai waktu yang
cukup untuk istirahat, hampir dapat dipastikan akan terjadi keluahan otot skeletal.
8. Sikap kerja tidak alamiah
xxxiii
Sikap kerja tidak alamiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi
bagian-bagian tubuh bergerak menjayhi posisi alamiah, misalnya pergerakan tangan
terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan lain sebagainya.
Semakin jauh bagian tubuh dari pusat gravitasi, maka semakin tinggi pula resiko
terjadinya keluhan otot skeletal. Sikap kerja ini pada umumnya karena karakteristik
tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja tidak sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan pekerja (Grandjean, 1993; Anis & McCnville, 1996; Waters &
Andersaon, 1996;Manuaba, 2000).
9. Kekuatan Fisik
Kekuatan Fisik adalah Kemampuan yang dimiliki oleh setiap tubuh manusia
untuk melakukan suatu pekerjaan. Secara fisiologis ada yang dilahirkan dengan
struktur otot yang mempunyai kekuatan fisik lebih kuat dibandingkan dengan yang
lainnya. Dalam kondisi kekuatan yang berbeda ini, apabila harus melakukan
pekerjaan yang memerlukan pengerahan otot, jelas yang mempunyai kekuatan
rendah akan lebih rentan terhadap resiko cedera otot. Namun untuk pekerjaan-
pekerjaan yang tidak memerlukan pengerahan tenaga, maka faktor kekuatan fisik
kurang relevan terhadap resiko keluhan otot skeletal.
10. Beban yang diperkenankan
Beban kerja yang diperkenankan adalah setiap beban kerja yang diterima oleh
seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan
kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut.
11. Aktivitas Berulang
xxxiv
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus
seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut dan lain-lain.
Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus
menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi.
12. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan Kerja Fisik adalah faktor-faktor keadaan di sekitar tempat kerja
seperti mikroklimat, kebisingan dan penerangan. Evalusi lingkungan dilakukan
dengan cara pengukuran kondisi tempat kerja dan mengetahui respon pekerja
terhadap paparan lingkungan kerja.
13. Indek Massa Tubuh
Indek Massa tubuh adalah suatu pengukuran yang menunjukkan hubungan
antara berat badan dan tinggi badan.
G. Desain Penelitian
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai
dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk
Populasi
Subjek
Purposive sampling
Sebelum Mengangkat Gallon
(Pre-Test)
SesudahMengangkat Gallon
(Post-Test)
T-Test
xxxv
pengambilan data adalah lembar isian data (kuisioner), yaitu daftar pertanyaan yang
digunakan untuk menentukan subjek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan kuesioner Nordic Body MAP, di mana kuesioner ini terdiri dari
beberapa pertanyaan tentang tingkat keluhan muskuloskeletal. Kuesioner ini akan
dibagikan kepada tenaga kerja atau populasi yang terdapat di area 5 gallon tersebut
untuk diisi. Pembagian kuesioner ini dilakukan pada saat awal sebelum bekerja atau
disebut dengan pre-test dan sesudah kerja atau post-test. Dari hasil kuesioner tersebut
selanjutnya akan diberi skor pada setiap jawaban yang dipilih. Untuk jawaban tidak
sakit diberi skor 1, agak sakit diberi skor 2, sakit diberi skor 3 dan untuk jawaban
sangat sakit diberi skor 4. Setelah semua data terkumpul maka akan dilakukan
analisis data untuk menemukan hasil yang signifikan.
I. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data
Tehnik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan :
1. Memberi score atau nilai setiap bagian otot skeletal.
2. Uji statistik T-Test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 15.0
dengan Interpretasi hasil sebagai berikut :
a. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
b. Jika p value > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono,
2001).
xxxvi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Kerja
AQUA dirintis oleh almarhum Bapak Tirto Utomo, SH. (1930-1994). Beliau
berpikir hadirnya industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia
melalui PT. Golden Mississipi pada tanggal 23 Februari 1973.
Kegiatan perusahaan di mulai pada bulan Agustus 1973, ditandai dengan
pembangunan pabrik di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Percobaan
dilaksanakan pada bulan Agustus 1974 dan produksi komersial dimulai sejak tanggal
1 oktober 1974 dengan kapasitas produksi 6 juta liter setahun. Produk pertamanya
adalah AQUA botol kaca 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan AQUA 5
galon, pada waktu itu juga masih terbuat dari kaca.
Tahun 1974 hingga tahun 1978 merupakan masa-masa sulit karena masih
rendahnya tingkat prmintaan masyarakat terhadap produk AQUA. Dengan berbagai
upaya dan kerja keras, AQUA mulai dikenal masyarakat sehingga penjualan dapat
ditingkatkan dan akhirnya titik impas berhasil dicapai pada tahun 1978. Saat itu
merupakan titik awal perkembangan pesat produk AQUA yang selanjutnya terus
berkembang hingga sekarang.
Semua produk AQUA ditujukan untuk masyarakat golongan menengah ke
atas, baik untuk perkantoran, maupun rumah tangga dan restoran. Namun saat
berbagai jenis kemasan baru yaitu 1500 ml, 500 ml, 220 ml dari kemasan plastik
mulai diproduksi sejak 1981, maka produk AQUA dapat terjangkau oleh masyarakat
xxxvii
luas karena mudahnya transportasi dan harga yang terjangkau. Pada tahun 2006
AQUA juga memproduksi minuman penambah ion tubuh dengan merek MIZONE
500 ml.
Pada tahun 1981, AQUA memutuskan untuk mengganti bahan baku yang
semula dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (self flowing
spring).
Diterimanya AQUA oleh masyarakat luas dan wilayah penjualan yang telah
menjangkau seluruh pelosok Indonesia, maka AQUA harus meningkatkan kapasitas
produksinya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat itu, lisensi
AQUA diberikan kepada PT.Tirta Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa Timur pada
tahun 1984 dan Tirta Dewata Semesta di Mambal, Bali pada tahun 1987. Hal yang
sama juga diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Pemberian lisensi ini disertai
dengan kewajiban penerapan standar produksi dan pengendalian mutu yang prima.
Upaya ekspor dirintis sejak tahun 1987 dan terus berjalan baik hingga kini mencakup
Singapore, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika. Total
kapasitas produksi dari seluruh pabrik AQUA pada saat ini adalah 1.665 milyar liter
per tahun.
Di luar negeri, tepatnya di Filipina, dijalin pula kerja sama untuk
memproduksi AQUA yang telah berproduksi sejak tahun 1998. Sedang di Brunai
Darussalam, pada tahun 1991 dilakukan kerjasama dengan membentuk IBIC SDN
BHD untuk memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek
SEHAT. Nama ini dipilih karena tidak adanya sumber mata air pegunungan yang
xxxviii
memenuhi standar produksi AQUA, sehingga bahan bakunya diambil dari sumur
bor. Karena itu nama AQUA tidak digunakan.
Saat ini produk AQUA terdiri dari beraneka kemasan dan ukuran, baik
kemasan sekali pakai (disposable) maupun kemasan ulang-alik (returnable).
Kemasan sekali pakai terdiri atas botol PET (poly Ethelen Therephthalate) 1500 ml,
625 ml, 600 ml, 330 ml dan gelas plastik PP (Poly Propelence) 240 ml, Kemasan
ulang-alik terdiri dari botol kaca 375 ml, botol PC (Poly Carbonate) 5 gallon (19 ltr).
Semula AQUA memproduksi botol-botol plastik yang memakai bahan PVC
(Poly Vinyl Chlorid) yang diduga kurang ramah lingkungan karena menimbulkan
hujan asam apabila terbakar. Pada tahun 1988 AQUA mengganti mesin produksi dan
bahan bakunya PET, sedangkan di Eropa pada saat itu masih dipakai PVC. AQUA
merupakan yang pertama kali merubah botol bulat desain Eropa menjadi persegi dan
bergaris agar mudah dipegang. Botol PET ciptaan AQUA ini sekarang menjadi
standar internasional. Demikian pula dengan gelas plastik 240 ml yang semula
berukuran 220 ml, diciptakan oleh Research and Development AQUA dan sekarang
menjadi sangat populer di Indonesia.
Pada saat perusahaan go-publik pada tanggal 1 Maret 1990 maka PT. Golden
Mississipi dirubah menjadi PT. Aqua Golden Mississipi.
Pada Tahun 1994 dan 1995, AQUA adalah AMDK pertama yang berhasil
memperoleh sertifikat ISO 9002 untuk pabrik Bekasi, Citeureup dan Mekarsari.
Menyusul kemudian pabrik Pandaan, Mambul, Subung dan Berastagi. Semua pabrik
AQUA sedang di proses untuk mendapatkan sertifikat ISO 9002. Sertifikat lain yang
telah diperoleh yaitu Good Manufacturing Practise atau Cara Produksi yang baik
xxxix
dari NSF (National Sanitation Foundation). Pabrik yang telah memperoleh sertifikat
ini adalah pabrik Bekasi, Citeuruep, Mekarsari dan Pandaan. Kedua perusahaan
AMDK di Indonesia pada awal 1999, AQUA di Bekasi, Bogor, Sukabumi, Pandaan
dan Bali memperoleh sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)
dari SGS, Holland HACCP adalah suatu metode untuk mengontrol produksi agar
tidak terjadi kegagalan proses produksi yang bisa mengakibatkan menurunnya
kualitas produksi.
Pada tahun 1986, AQUA meraih “Asia Star Award” dari Tokyo, Jepang. Dan
pada tahun 1991 berhasil meraih “Management Award 1991” kategori manajemen
umum dalam program yang diselenggarakan oleh Word Executive’s Digest bersama
Asian Institute of Management dan Japan Airlines.
Penghargaan lain yang diterima berupa “Piala Nusa Adi Kualita” untuk
kualitas manajemen perusahaan terbaik dari kadin jaya, dan penghargaan sebagai
peserta terbaik pada penilaian penerapan cara produksi yang baik, untuk kelompok
produksi air minum dalam kemasan dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia
pada tahun 1997. Pada kwartal akhir tahun 1999 hasil survey Independent dari
majalah Readers Digest di Singapura menempatkan AQUA sebagai “Superbrand
1999” yang paling dikenal dan dipercaya mutunya.
Hampir tidak ada kegiatan olahraga pentingyang tidak dihadiri oleh AQUA.
Merek AQUA amat terkenal di Indonesia, ASEAN bahkan Eropa melalui PON.
Pesta Sukan, Pencak Silat, SEA GAMES, Thomas Uber Cup, World Cup, Sudirman
Cup, Word Golf Competition dan sebagainya. AQUA mendirikan beberapa diklat
bulutangkis “AQUA PUSPITA” di kota-kota Jakarta, Surabaya, Denpasar untuk
xl
membina bibit-bibit muda di perbulutangkisan. Keterlibatan AQUA di dunia
olahraga telah beberapa kali mennghasilkan penghargaan bagi perusahaan.
Bagi AQUA merupakan suatu kebanggan tersendiri dapat menemani setiap
peristiwa bersejarah di Indonesia seperti pertemuan APEC dan KTT di Jakarta,
Peringatan Hari Kemerdekaan setiap tahun di Istana Negara dan berbagai peristiwa
bersejarah lainnya.
Pada tanggal 17 Juli 1987, Tirta Utama mengakuisisi PT. Varia Industri Tirta
yang memproduksi (AMDK) merek VIT dan merupakan merek kedua dari group
AQUA. Saat ini total kapasitas produksi VIT 287 juta liter per tahun.
Di Amerika AQUA mendapatkan “AQUA Award” tahun 1985-1989 secara
berturut-turut untuk bidang periklanan, promosi dan public relation. PT. Aqua
Golden Mississipi juga merupakan kantor Sekretariat permanen bagi The
Internasional Bottled Water Assosiation (IBWA), untuk kemasan Asia Timur Tengah
dan Afrika Utara semenjak bulan september 1992, di samping menjadi anggota
Direksi dan Council di Amerika Serikat dan di Eropa.
Komitmen dan ketertiban almarhum Tirta Utomo dalam industri AMDK yang
dirintisnya menjadi sorotan dunia dan pada bulan Oktober 1992 di Cincinati,USA
almarhum Tirto Utomo dinobatkan sebagai tokoh pencetus dan penggerak industri
AMDK di kawasan Asia dan Timur Tengah dan masuk dalam “Half Of Fame”
industri Bottled Water.Beliau adalah orang Asia Pertama yang memperoleh
penghargaan tersebut, dan dipilih dari nominasi yang berasal dari Asia, Amerika,
Australia, Canada, Eropa, Amerika Serikat dan Latin Amerika.
xli
Pada tanggal 16 Juni 1995, dibentuk PT.Tirta Investama sebagai perusahaan
induk yang mengayomi Unit-unit produksi AQUA yang tersebar di seluruh Indonesia
dan sekarang menjadi lebih dikenal sebagai Aqua Group.
Suatu peristiwa bersejarah kembali terukir melalui perjanjian kerjasama yang
ditanda tangani pada tanggal 4 september 1998 di Jakarta antara pemilik Group
AQUA dan Group DANONE dari Perancis, melalui salah satu perusahaan investasi
mereka yaitu Feddian Pte.Ltd. Dari sinilah Danone masuk dengan 40% sahamnya
dalam induk perusahaan (Holding Company) group AQUA yaitu PT. Tirta Investama
(TIV) disusul dengan masuknya investor lain dengan jumlah saham 11% sehingga
almarhum Tirto Utomo memiliki 49% saham di PT. Tirta Investama sebagai induk
perusahaan dari group AQUA.
Salah satu alasan dilakukannya aliansi strategis ini adalah untuk menghadapi
pasar global pada saat diberlakukannya peraturan AFTA dan WTO yang akan
menghilangkan rambu-rambu dan peraturan pasar individual dan sekaligus
membentuk pasar bersama yang terbuka.
PT.Tirta Investama Klaten merupakan salah satu pabrik pengolahan air
minum dalam kemasan (AMDK) yang berada dalam group Tirta Investama. Pabrik
ini berlokasi di Desa Wangen Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa
Tengah.
Pabrik Tirta Investama Klaten berdiri pada bulan Oktober 2002 dan
memproduksi AMDK bermerek AQUA. Luas area pabrik Tirta Investama Klaten
adalah 105.836 m2 yang digunakan untuk bangunan seluas 42.998 m2 (40% dari
area) dan untuk area terbuka atau taman seluas 62.838 m2 (60% dari area). Total
xlii
karyawan pada tahun 2002 adalah 184 karyawan, tahun 2003 berjumlah 294
karyawan, tahun 2004 berjumlah 366 karyawan, tahun 2005 berjumlah 552
karyawan, tahun 2006 berjumlah 512 karyawan dan tahun 2009 telah menjadi 569
karyawan. Bangunan yang berada di area pabrik PT. Tirta Investama Klaten adalah :
1. Satu gedung untuk memproduksi 5 galon.
2. Satu gedung untuk memproduksi 1500 dan 600 ml (SPS I).
3. Satu gedung untuk memproduksi 600 ml, 330 dan 240 ml (SPS II).
4. Satu gedung untuk memproduksi MIZONE 500 ml (SPS III).
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT. Tirta Investama Klaten
sudah diselenggarakan dengan baik, antara lain sudah terdapat unit pengolahan
limbah, pelayanan kesehatan yang sudah baik, sudah mempunyai Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), Penyediaan alat penanggulangan
kebakaran sudah baik, sistem keselamatan kerja yang baik dan lain sebagainya.
Penelitian ini dilakukan secara khusus di area produksi 5 gallon. Dalam
bagian ini gallon di dari roda berjalan secara satu per satu ke tempat penyusunan
gallon yang sudah disediakan atau disebut dengan pallet dengan cara manual dengan
berat per gallon 20 Kg dan tenaga kerja melakukan pekerjaan ini secara berulang-
ulang selama 7 jam kerja dengan perpindahan atau rolling setiap 1 jam dengan
istirahat selama 30 menit per jamnya. Mengangkat gallon ini apabila dilakukan
sesuai prosedur dapat dikatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara
ergonomis. Tetapi apabila kegiatan angkat gallon dilakukan tidak sesuai prosedur
dapat dikatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara tidak ergonomis.
B. Keadaan Subjek
xliii
Dalam penelitian ini populasi yang terdapat pada area produksi 5 gallon
berjumlah 60 orang tenaga kerja dengan jenis kelamin laki-laki. Selanjutnya untuk
menentukan sampel peneliti menggunakan tehnik sampling purposive yaitu
menentukan sampel berdasrkan ciri-ciri atau kriteria yang sudah ditentukan. Pada
akhirnya setelah dilakukan purposive sampling peneliti mendapatkan sampel
sebanyak 20 orang.
Data penelitian dikumpulkan dengan menyebarkan sejumlah pertanyaan yang
dimintakan kepada 20 responden tersebut. Dalam penelitian ini peneliti ingin
mengetahui pengaruh kegiatan mengangkat gallon pada tenaga kerja sebelum (pre-
test) dan sesudah (post-test) mengangkat gallon. Hasil dari data ini kemudian
dibandingkan dan di uji dengan menggunakan uji t-test yang dibantu dengan program
statistik SPSS 15.0.
Di bawah ini adalah tabel tentang identitas sampel penelitian :
Tabel 1.2 Identitas Sampel area Produksi 5 gallon
No. Urut Sampel Jenis Kelamin Usia Masa Kerja 1. L 26 1 th, 8 bl 2. L 22 1 th, 4 bl 3. L 26 1 th, 7 bl 4. L 33 2 th, 2 bl 5. L 25 4 th, 6 bl 6. L 28 2 th, 2 bl 7. L 27 2 th 8. L 27 1 th, 7 bl 9. L 19 1 th 10. L 28 4 th 11. L 33 2 th 12. L 38 2 th 13. L 21 1 th 14. L 22 1 th, 4 bl 15. L 38 4 th 16. L 25 2 th
xliv
17. L 30 3 th 18. L 24 2 th 19. L 22 1 th, 4 bl 20. L 35 4 th, 3 bl
C. Hasil Pengujian Keluhan Muskuloskeletal
1) Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Skor Keluhan Muskuloskeletal
No. Keluhan Muskuloskeletal Perbedaan
Pre-test Post-Test
1) 39 37 2
2) 39 33 6
3) 40 49 9
4) 36 67 31
5) 35 52 17
6) 47 33 14
7) 31 35 4
8) 37 34 3
9) 31 41 10
10) 49 35 14
11) 47 38 9
12) 28 42 14
13) 34 53 19
14) 35 38 3
15) 57 58 1
16) 42 68 26
17) 39 57 18
18) 51 70 19
19) 40 45 5
20) 42 47 5
Mean 39,95 46,6
SD 7,316 12,202
xlv
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terjadi kenaikan rata-rata keluhan
pada tenaga kerja di PT. Tirta Investama Klaten dalam kegiatan mengangkat gallon.
Hal ini dapat diketahui berdasarkan mean dari skor tingkat keluhan yang disebarkan
kepada 20 sampel yang menunjukkan adanya peningkatan skor dari 39,95 menjadi
46,6. Berdasarkan hasil ini maka peneliti dapat mengatakan terdapat perbedaan mean
atau rata-rata sebelum dan sesudah mengangkat gallon.
2) Tabel 1.4 Hasil Analisis Prosentase Keluhan Muskuloskeletas Pre-Test
No. Kelas Interval
Pre-Test % (Prosentase)
1. 28-33 15
2. 34-39 40
3. 40-45 20
4. 46-51 20
5. 52-57 5
3) Tabel 1.5 Hasil Analisis Prosentase Keluhan Otot Muskuloskeletal Post-
Test
No. Kelas Interval
Post-Test % (Prosentase)
1. 33-39 40
2. 40-46 15
3. 47-53 20
4. 54-60 10
5. 61-67 5
6. 68-74 10
4) Tabel 1.6 Hasil Korelasi Statistik Keluhan Muskuloskeletal
No. Skor Keluhan Muskuloskeletal
Rata-rata Standar Deviasi
Signifikan
1. Sebelum (Pre-test) 39,95 7,316 P=0,03
2. Sesudah (Post-Test) 46,6 12,202
xlvi
Terdapat perbedaan rata-rata antara sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan
mengangkat gallon, hal ini dapat diketahui dengan hasil analisis dengan
menggunakan uji t-test yang dibantu dengan program SPSS 15.0 di mana diperoleh
hasil nilai signifikan 0,03. Karena nilai signifikan < 0,05 maka pada tenaga kerja
yang melakukan kegiatan mengangkat gallon terlihat mengalami peningkatan
keluhan muskuloskeletal dibandingkan dengan sebelum mengangkat gallon, hal ini
terlihat dari rata-rata keluhan yang mengalami peningkatan tingkat keluhan yaitu
39,95 menjadi 46,6.
xlvii
BAB V
PEMBAHASAN
A. Mengangkat Gallon
Dalam penelitian ini mengangkat gallon merupakan pemindahan gallon dari
roda berjalan ke tempat penyusunan gallon yang sudah disediakan atau disebut
dengan pallet secara manual dengan berat per gallon 20 Kg dan tenaga kerja
melakukan pekerjaan ini secara berulang-ulang selama 7 jam kerja dengan
perpindahan atau rolling setiap 1 jam dengan istirahat selama 30 menit per jamnya.
Angkat gallon ini terdapat di area produksi 5 gallon bagian packing. Mengangkat
gallon ini apabila dilakukan sesuai prosedur dapat dikatakan bahwa kegiatan tersebut
dilakukan secara ergonomis. Tetapi apabila kegiatan angkat gallon dilakukan tidak
sesuai prosedur dapat dikatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara tidak
ergonomis.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil adanya peningkatan keluhan
muskuloskeletal sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) mengangkat gallon
signifikan, jadi dapat dilihat bahwa sebagian besar tenaga kerja tidak ergonomis
dalam melakukan kegiatan angkat gallon.
B. Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan Muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot yang
dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya keluhan muskuloskeletal, antara lain
peregangan otot berlebih, aktivitas berulang, sikap kerja tidak alamiah. Keluhan
xlviii
muskuloskeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat
pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang.
Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya
berkisar antara 15-20 % dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot
melebihi 20 %, maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi
yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot
menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi
penimbunan asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot (Grandjean,
1993).
C. Pengaruh kegiatan bekerja angkat gallon terhadap keluhan muskulo-
skeletal
Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mendapatkan hasil bahwa
kegiatan bekerja angkat gallon sangat berpengaruh terhadap timbulnya keluhan
muskuloskeletal. Dari hasil analisis data ditemukan peningkatan timbulnya keluhan
muskuloskeletal terhadap tenaga kerja di PT. Tirta Investama Klaten. Hal ini terlihat
dari rata-rata keluhan yang mengalami peningkatan tingkat keluhan yaitu 39,95
menjadi 46,6.
Dan pada hasil akhir penelitian ini peneliti secara rinci mendapatkan bukti
bahwa ada pengaruh yang signifikan bekerja angkat gallon terhadap timbulnya
keluhan muskuloskeletal pada tenaga kerja di PT. Tirta Investama Klaten karena P
Value = 0,03. Dan nilai signifikan harus < 0,05.
xlix
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan terhadap
tenaga kerja di PT. Tirta Investama, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh
kegiatan bekerja angkat galon terhadap timbulnya keluhan musculoskeletal.
Dalam proses mengangkat gallon sebagian besar posisi dalam mengangkat
tidak ergonomis. Hal itu dibuktikan dengan adanya peningkatan timbulnya keluhan
muskuloskeletal yang signifikan yaitu P Value = 0,03 < 0,05.
Dengan diperolehnya hasil tersebut maka dapat dilihat bahwa tenaga kerja
dalam mengangkat gallon tidak sesuai dengan prosedur atau norma-norma dalam
sikap kerja.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka diajukan saran-saran sebagai
berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa tenaga kerja yang mengangkat beban
mengalami keluhan muskolekeletal, karena itu hendaknya pihak peusahaan
memperhatikan kesehatan karyawan dengan memberikan peralatan yang
memadai untuk memudahkan karyawan dalam memindahkan barang.
2. Memberikan perhatian yang sebaik-baiknya pada tenaga kerja dengan
memberikan fasilitas kesehatan pada karyawan yang mengalami keluhan
musculoskeletal.
3. Tenaga kerja diharapkan dapat bekerja mengangkat gallon sesuai dengan
prosedur atau norma-norma sikap dalam bekerja.
Daftar Pustaka
l
Anis, J.F & McConville. 1996. Anthropometry. Edited by Bharattacharya, A &
McGlothin, J.D. 1996. Occupational Ergonomics Theory and Application.
Marcel Dekker Inc. New York 1-46.
Astrand, P.O. and Rodahl, K. 1977. Textbook of work physiology, 2th ed.
McGraw-Hill Book Company. USA.
Choffin, D.B. 1979. Localized Muscle Fasique, Definition and Measurement.
Journal of Occupational Medecine. 15 = 346-354.
Grandjean, E, 1993. Fitting the Task to the Man, 4th edt. Taylor & Francis Inc.
London.
Hastono, 2001. Analisis Data. Jakarta: FKM UI.
Jonathan Sarwono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1982. Batasan Angkat Maksimum.
Inggris. Manuaba, A. 2000. Ergonomi, kesehatan dan keselamatan kerja. Editor : Sritomo
Wignyosoebroto dan Stefanus Eko Wiranto. 2000. Proceeding Seminar Nasional Ergonomi 2000. Guna Wijaya. Surabaya. 1-4.
Noor Fitrihana, 2008. B4D3 Ergonomi. B4D3 Consultant. Sarwono Endhie, 2002. Green Company Pedoman Pengolahan Lingkungan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: PT. Astra Internasional Tbk. Soekidjo Notoatmojo, 1993. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: CV.
Rineka Cipta. Sritomo Wignjosoebroto, 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya:
Guna Wijaya. Sumadi Suryabrata, 1989. Metodologi untuk Produktivitas Kerja. Yayasan
Swabhawa Karya. Jakarta. Suma’mur, P.K, 1994. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Cet-4, Penerbit
PT. Gunung Agung. Jakarta: 82-92. Sutrisno Hadi, 2004. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset. Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
li
Waters, T.S & Putz-Anderson, V 1996a. Manual materials handling. Edited by
Bharattacharya, A & McGlothin, J.D. 1996. Occupational Ergonomics Theory and Application Marcel Dekker Inc. New York. 329-350.