pengaruh kepemilikan institusional,...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL,
KEPEMILIKAN MANAJERIAL, SET KESEMPATAN
INVESTASI, DAN ARUS KAS BEBAS TERHADAP
KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2010-2013
ISMAWATI
110462201105
Fakultas Ekonomi – Jurusan Akuntansi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
Tanjungpinang, 2016
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat Pengaruh Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus kas
Bebas Terhadap kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling yang berjumlah 16 dari
136 perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda sebagai
teknik analisis datanya dengan tingkat signifikan 5%.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah Kepemilikan
Institusional, Set Kesempatan Investasi dan Arus Kas Bebas tidak berpengaruh
terhadap Kebijakan Hutang. Sedangkan Kepemilkan Manjaerial berpengaruh
terhadap Kebijakan Hutang. Dan secara simultan Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus kas Bebas
berpengaruh terhadap kebijakan Hutang.
Kata Kunci : Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan
Investasi dan Arus kas Bebas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Latar Belakang Masalah
Di masa kini perusahaan mengahadapi persaingan yang semakin ketat.
Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemilik modal menyerahkan
pengelolaan perusahaan kepada manajer. Namun, seringkali pihak manajer
perusahaan atau insider mempunyai tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan
utama tersebut, sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dan
pemegang saham.
Teori keagenan menyatakan sering terjadi konflik yang melibatkan beberapa
pihak, konflik dapat terjadi antara manajemen dan pemilik perusahaan, antara
manajer bersama-sama pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham
minoritas, antara pemegang saham dengan para kreditur, juga antara manajer
dengan stakeholders lainnya (Fitriyah & Hidayat, 2011).
Kebijakan hutang ini dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Hutang
mempunyai pengaruh penting bagi perusahaan. Keputusan yang diambil oleh
manajemen dan prisipil bergantung pada porsi kepemilikan investor dan
manajerial yang dimiliki masing-masing pihak. Porsi yang dimiliki oleh investor
dan manajemen diukur dengan kepemilikan institusional dan kepemilikan
manajerial. Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer sekaligus
pemegang saham tentunya akan menselaraskan kepentingannya dan
kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara dalam perusahaan tanpa
kepemilikan manajerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan
hanya mementingkan dirinya sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini di beri judul “Pengaruh
Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan
Investasi, Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2013’’
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Kajian Pustaka
Teori Agensi
Menurut Atmaja (2008:258), Agency Costs atau biaya kegenan adalah
biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan hutang dan melibatkan
hubungan antara pemilik perusahaan (pemegam saham) dan kreditor. Hubungan
keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan
memiliki tujuan yang berbeda.
Menurut Brigham & Houston (2006:28), manajer memiliki tujuan pribadi
yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Manajer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham, untuk
membuat keputusan, dan hal ini menciptakan konflik potensial atas kepentingan
yang disebut teori keagenan (agency theory). Masalah keagenan muncul dalam
dua bentuk, yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen
(agent) dan hubungan antara pemegang saham dengan pemilik obligasi (pemberi
kredit).
Kebijakan Hutang Perusahaan
Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang
bersumber dari eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai
kebutuhan dana oprasionalnya. Menurut Brigham & Houston (2006:101) dengan
memperoleh dana melalui hutang para pemegang saham dapat mempertahankan
kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi
yang mereka berikan.
Kepemilikan Instutisional
Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak
yang berbentuk institusi seperti bank, perusahaan asuransi, dana pensiun dan
institusi lainnya Wahidahwati (2001). Institusi biasanya dapat menguasai
mayoritas saham karena mereka memiliki sumber dana yang paling besar
dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Oleh karena menguasai saham
mayoritas, maka pihak institusional dapat melakukan pengawasan terhadap
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
kebijakan manajemen secara lebih kuat dibandingkan dengan pemegang saham
lainnya.
Kepemilikan Manajerial
Pihak manajerial dalam suatu perusahaan adalah pihak yang secara aktif
berperan dalam mengambil keputusan untuk menjalani perusahaan. Pihak-pihak
tersebut adalah yang duduk di dewan komisaris dan dewan direksi perusahaan
Diana & Irianto (2008). Keputusan yang akan diambil manajemen akan berbeda
jika dalam suatu perusahaan manajer bertindak sebagai manajemen juga sebagai
pemegang saham. Manajemen akan bertindak untuk menselaraskan
kepentingannya juga kepentingannya sebagai pemegang saham.
Set Kesempatan Investasi
Perusahaan akan memiliki peluang untuk bertumbuh apabila dipilih pada
saat ini dapat memberikan keuntungan di masa depan. Pilihan investasi
diharapkan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal dan dapat
menghasilkan keuntungan. Apabila perusahaan tidak mampu merealisasikan
investasi seperti yang diharapkan maka perusahaan harus mencari tambahan dana
untuk melanjutkan proyek atau memilih untuk meninggalkan proyek tersebut.
Arus Kas Bebas
Menurut Brigham & Houston (2006:65), bahwa arus kas bebas
merupakan kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh
investor (pemegang saham dan pemilik hutang) setelah perusahaan menempatkan
seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk – produk baru, dan modal kerja
yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan.
Nilai dari operasi sebuah perusahaan akan bergantung pada seluruh arus
kas bebas yang diharapkan di masa mendatang, yang di definisikan sebagai laba
operasi setelah pajak minus jumlah investasi pada modal kerja dan aktiva tetap
yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan bisnis. Arus kas bebas akan
mencerminkan kas yang benar – benar tersedia untuk didistribusikan kepada para
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
investor, karena salah satu cara bagi para manajer untuk membuat perusahaan
menjadi lebih bernilai dengan meningkatkan arus kas bebas.
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Berdasarkan asumsi yang telah di jelaskan diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut :
H1 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
H2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
H3: Set kesempatan invetasi berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan.
H4: Arus kas bebas berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan.
H5: Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set kesempatan
Investasi dan Arus Kas Bebas terhadap Kebijakan Hutang.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang didukung oleh data dari laporan keuangan dari setiap perusahaan manufaktur
yang dipublikasikan dari tahun 2010-2013. Data tersebut dapat diperoleh dari
laporan keuangan tahunan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Set Kesempatan Investasi (X3)
kkkk Arus Kas Bebas (X4)
Kepemilikan Manajerial (X2)
Kepemilikan Institusional (X1)
Kebijakan Hutang (Y)
H1
H2
H3
H4
H5
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana metode kuantitatif
yang digunakan karena hubungan perbandingan dapat dianalisis dengan menguji
angka-angka dari hasil perhitungan. Penelitian ini berusaha untuk menganalisis
pengaruh dari keempat variabel bebas yaitu kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi, dan arus kas bebas terhadap
kebijakan hutang yang merupakan variabel terikat.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi
Populasi dapat dijelaskan sebagai objek ayau subyek yang mempunyai
kualitas dan karateristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009,72). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2010 – 2013.
Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2009,73). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu purpose sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel
yang representatif sesuai dengankriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang
digunakan untuk memilih sampelyaitu sebagai berikut:
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama tahun 2010-2013.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk
periode yang berakhir 31 Desember tahun 2010 – 2013.
3. Perusahaan membukukan laba selama tahun 2010-2013.
4. Data – data mengenai variabel penelitian yang akan diteliti tersedia lengkap
dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang diterbitkan pada periode
2010 – 2013.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
5. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah selama
tahun 2010-2013.
6. Perusahaan yang mempunyai data managerial ownership (kepemilikan
manajerial).
METODE ANALISIS DATA
Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data
disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik
data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif ini
meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata (mean),
dan deviasi standar. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data
yang bersangkutan. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data
yang bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui rata – rata data yang
bersangkutan. Deviasi standar digunakan untuk mengetahui seberapa besar data
yang bersangkutan bervariasi dari rata –rata.
UJI ASUMSI KLASIK
Uji Normalitas Data
Menurut (Ghozali, 2013,160) uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
a. Analisis Grafik
Untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram
yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
i. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
ii. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Analisis Statistik
Menurut (Ghozali, 2013,163) uji statistik sederhana dapat dilakukan
dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual ataupun dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal
apabila kurtosis dan skewness mendekati nol. Dalam uji Kolmogorov-Smirnov
menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan
normal. Sedangkan jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan
dibawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak normal.
Uji Autokorelasi
Menurut (Ghozali, 2013,163) uji autokorelasi bertujuan apakah dalam
model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi lainnya. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi
dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW test).
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali, 2013, p. 139) uji heteroskedasisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedatisitas dan jika berbeda
disebut Heteroskedasitisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
heterosdesitisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai
ukuran (kecil, seang dan besar).
Uji Multikolinearitas
Menurut (Ghozali, 2013, p. 105) uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel
ini tidak otoginal. Variabel otoginal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Multikolonieritas
dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, dan variance inflation factor
(VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonietas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
PENGUJIAN HIPOTESIS
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( R2
) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013, p. 97). Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang kecil berarti
kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel – variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi
untuk data silang ( crossection) relative rendah karena adanya variasi yang besar
antara masing – masing pengamatan, sedangkan untuk data rurutan waktu ( time
series ) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat (Ghozali, 2013, p. 98).
Hipotesis nol (Ho) yang hendak di uji apakah semua parameter dalam model sama
dengan nol, atau :
H0 :b1 = b2 = ………= bk 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua
parameter secara simultan sama dengan nol, atau :
HA : b1 ≠ b2 ≠ ………≠ bk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.
Uji Statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013, 98).
Hipotesis nol ( H0 ) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter ( bi ) sama
dengan nol, atau :
H0 : b1 = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya ( HA ) parameter
suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :
HA : bi ≠ 0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah suatu metode yang menjelaskan mengenai nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar devisiasi dari
variabel-variabel independen dan variabel dependen. Namun setelah dilakukan
pengolahan data perlu ditelusuri karena data di uji F dan uji T variabel tidak
signifikan secara statistik pada a=5%. Untuk itu dilakukan mentransformasi data
kedalam bentuk logaritma, bahwa transformasi dalam bentuk logaritma akan
membuat perbedaan nilai akan lebih kecil (Nachrowi, 2008:151).
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LNder 64 -3.25 1.16 -.3274 .98589
LNkepinst 64 -.99 -.11 -.4568 .25292
LNkepmnjr 64 -6.57 -1.41 -3.6302 1.71813
LNmbva 64 -.60 1.59 .2184 .50726
LNfcf 64 4.25 14.79 10.2895 2.04422
Valid N (listwise) 64
Berdasarkan data dari Tabel 4.2 dapat dijelasan bahwa :
a. Variabel Kebijakan Hutang memiliki nilai minimum (terkecil) -3.25, nilai
maksimum (terbesar) 1.16 dengan mean (nilai rata-rata) -0.3274 dengan
standar deviasi variabel ini adalah 0.98589
b. Variabel Kepemilikan Institusional memiliki nilai minimum (terkecil) -0.99
dan nilai maksimum (terbesar) -0.11 dengan mean (nilai rata-rata) adalah -
0.4568 dengan standar deviasi variabel ini adalah 0.25292.
c. Variable Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum (terkecil) -6.57
dan nilai maksimum (terbesar) -1.41 dengan mean (nilai rata-rata) adalah -
3.6302 dengan standar deviasi variable ini adalah 1.71813.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
d. Variabel Set Kesempatan Investasi memiliki nilai minimum (terkecil) -
0.60dan nilai maksimum (terbesar) 1.59 dengan mean (nilai rata-rata) adalah
0.2184 dengan standar deviasi variabel ini adalah 0.50726.
e. Variabel Arus Kas Bebas memiliki nilai minimum (terkecil) 4.25 dan nilai
maksimum (terbesar) 14.79 dengan mean (nilai rata-rata) adalah 10.2945
dengan standar deviasi variabel ini adalah 2.04422.
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
Analisis asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah data terbebas dari
masalah normalitas, multikolonieritas, heteroskedasitas, dan autokorelasi. Dari
empat asumsi klasik diatas maka hasilnya sebagai berikut :
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali: 2013:160).
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
a. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat
grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi
yang mendeteksi distribusi normal.
Gambar 4.1
Grafik Normal P-Plot
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Ghozali (2013:162) menyatakan data normal dan tidak normal dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal atau graik histogramnya, tidak menunjukkan pola terdistribusi
normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Pada grafik PP Plots (gambar 4.1) terlihat titik-titik data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, yang menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal.
Gambar 4.2
Grafik Normal Histogram
Grafik histogram pada gambar 4.2 menunjukkan pola distribusi normal karena
grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Data yang berdistribusi normal
tersebut juga dapat dilihat melalui grafik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
b. Analisis Statistik
Uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi
normal atau tidak adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Menurut
Ghozali (2013:32) Kriteria yang digunakan untuk pengambilan keputusan adalah:
H0 : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima dan sebaliknya
jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 64
Normal Parametersa,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .88664005
Most Extreme Differences Absolute .048
Positive .042
Negative -.048
Kolmogorov-Smirnov Z .386
Asymp. Sig. (2-tailed) .998
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-
Smirnov adalah 0.386 dan signifikan pada 0.998. Nilai signifikansi lebih besar
dari 0.05, maka Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas (Independent) Menurut
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Ghozali (2013:105). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independent.
Deteksi Multikolonieritas dapat di lihat pada hasil Collinearity Statistics. Pada
Collinearity Statistics tersebut terdapat niali VIF (Variance Inflation Factor) dan
Tolerance. Menurut Ghozali (2013:106) Jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF
(Variance Inflation Factor) < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terjadi
multikolonieritas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Lnkepinst .587 1.703
Lnkepmnjr .579 1.727
Lnmbva .797 1.255
LNfcf .796 1.256
a. Dependent Variable: Lnder
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa nilai VIF untuk Kepemilikan Instutisional
1.703, nilai VIF untuk Kepemilikan Manajerial 1.727,nilai VIF untuk Set
Kesempatan Investasi 1.255, dan nilai VIF untuk Arus Kas Bebas 1.256. Nilai
tolerance untuk Kepemilikan Instutisional 0.587, nilai tolerance untuk
Kepemilikan Manajerial 0.579, nilai tolerance untuk Set Kesempatan Investasi
0.797, nilai tolerance untuk Arus Kas Bebas 0.796.
Maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas antara
variabel independen, maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan
menggunakan model regresi linear berganda.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013:139) pengujian heterokedastisitas dalam model
regresi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidak
samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar
analisis heteroskedastisitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013:139):
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan bawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak heteroskedastisitas.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Dari garfik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Pada
penelitian ini pengujian juga dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dalam
uji Glejser jika nilai t tidak signifikan pada 5% atau sig. >5%, maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.452 .462 3.140 .003
LNkepinst .529 .343 .251 1.542 .128
LNkepmnjr .020 .051 .063 .387 .700
LNmbva -.063 .147 -.059 -.426 .672
LNfcf -.041 .036 -.157 -1.127 .264
a. Dependent Variable: ABSut
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
modelregresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengankesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (Ghozali,
2013:163). Jika terjadikorelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah
dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Dalam model regresi tidak
terjadi autokorelasi apabila nilai du < dw < 4 – du.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokerlasi (Durbin Watson)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .437a .191 .136 .91620 1.744
a. Predictors: (Constant), LNfcf, LNkepinst, LNmbva, Lnkepmnjr
b. Dependent Variable: LNder
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Berdasarkan table diatas, diketahui bahwa nilai DW sebesar 1.744. Nilai ini akan
dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%,
jumlah sampel sebanyak 64 (n = 64) dan jumlah variabel independen sebanyak 4
(k = 4), maka dari tabel statistik Durbin-Watson di dapatkan nilai batas bawah
(DL) sebesar 1.4659 dan nilai batas atas (DU) sebesar 1.7303 Oleh karena itu,
nilai (DW) lebih besar dari 1.4659 dan lebih kecil dari 4 – 1.7303 atau dapat
dinyatakan bahwa 1.4659 < 1.744 < 2.2697 (dl < dw < 4 – du). Dengan demikian
dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.
Hasil Uji Regresi Berganda
Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression)
Untuk menguji hipotesis yang memperlihatkan pengaruh kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi, arus kas bebas
terhadap kebujakan hutang maka digunakan analisis regresi berganda (multiple
regression) dengan menggunakan alat bantu SPSS 21 (Statistical Program for
Social Science 21).
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variable
atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variable dependen dengan
variable independen.
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.815 .803 -1.015 .314
LNkepinst -.116 .595 -.030 -.195 .846
LNkepmnjr .222 .088 .387 2.512 .015
Lnmbva -.235 .255 -.121 -.923 .360
LNfcf .125 .063 .260 1.982 .052
a. Dependent Variable: Lnder
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Berdasarkan tabel 4.7, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
Keterangan :
1. Nilai konstanta (a) sebesar -0.815 menunjukkan bahwa apabila variabel
independen bernilai 0 atau ditiadakan, maka nilai Kebijakan Hutang adalah
sebesar -0.815.
2. b1 sebesar -0.116 menunjukkan bahwa setiap penurunan Kepemilikan
Institusional sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penurunan nilai
Kebijakan Hutang sebesar -0.116 dengan asumsi variabel lain tetap,
3. b3 sebesar 0.222 menunjukkan bahwa setiap penambahan Kepemilikan
Manajerial sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penambahan Kebijakan
Hutang sebesar 0.222 dengan asumsi variabel lain tetap,
4. b2 sebesar -0.235 menunjukkan bahwa setiap penurunan Set Kesempatan
Investasi sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penurunan nilai Kebijakan
Hutang sebesar -0.235 dengan asumsi variabel lain tetap,
5. b4 sebesar 0.125 menunjukkan bahwa setiap penambahan Arus Kas Bebas
sebesar 1 kali maka akan diikuti oleh penambahan Kebijakan Hutang
sebesar 0.125dengan asumsi variabel lain tetap.
Pengujian Hipotesis
Uji F (Uji Secara Simultan)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut
Ghozali (2013: 98) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat.
Hipotesis :
H0 : b1,b2,b3 = 0 (artinya bahwa tidak ada pengaruh secara bersama
sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).
Y = –0.815 –0.116X1 + 0.222X2 –0.235X3 + 0.125X4 + ε
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Ha : b1,b2,b3 ≠ 0 (artinya bahwa terdapat pengaruh secara bersama-
sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).
Dasar pengambilan keputusan :
Bila nilai F hitung < dari pada nilai F tabel maka H0 diterima
Bila nilai F hitung > dari pada nilai F table, maka Ho ditolak
Selain dengan melihat nilai F hitungnya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari
signifikansinya. Jika nilai signifikansinya > 0.05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
Tabel 4.8
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 11.708 4 2.927 3.487 .013a
Residual 49.526 59 .839
Total 61.234 63
a. Predictors: (Constant), LNfcf, LNkepinst, LNmbva, Lnkepmnjr
b. Dependent Variable: Lnder
Dari uji ANOVA atau F testpada tabel 4.8, diperoleh F hitung sebesar 3.487
dengan tingkat signifikansi 0.013, sedangkan F tabel sebesar 2,53 dengan
signifikansi 0,05.
Hal ini menujukan bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, set kesempatan investasi, arus
kas bebas berpengaruh secara simultan terhadap kebujakan hutang karena F
hitung > F tabel (3.487 >2.53) dan nilai signifikansinya > 0.05 (0.013< 0.05).
Uji t (Uji Secara Partial)
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut
Ghozali (2013:98) uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Hipotesis :
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
H0 : b1 = 0 (artinya variabel dependen tersebut bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen).
Ha : b1 ≠ 0 (artinya variabel dependen tersebut merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen).
Dasar pengambilan keputusan :
Bila nilai t hitung < dari pada nilai t tabel maka H0 diterima
Bila nilai t hitung > dari pada nilai t table, maka Ho ditolak
Selain dengan melihat nilai t hitungnya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari
signifikansinya. Jika nilai signifikansinya > 0.05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak.
Tabel 4.9
Hasil Uji Partial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.815 .803 -1.015 .314
Lnkepinst -.116 .595 -.030 -.195 .846
Lnkepmnjr .222 .088 .387 2.512 .015
Lnmbva -.235 .255 -.121 -.923 .360
LNfcf .125 .063 .260 1.982 .052
a. Dependent Variable: Lnder
Hasil pengujiian statistik uji t pada tabel 4.9 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Nilai t hitung untuk variabel Kepemilikan Institusional sebesar -0.195
sedangkan t tabel adalah 2.001 sehingga t hitung < t tabel (-0.195< 2.001),
maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Kepemilikan Institusional secara
individual tidak mempengaruhi Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.846
menyimpulkan bahwa signifikansinya > 0,05 (0.846 > 0,05), maka H0
diterima dan Ha ditolak, artinya Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh
terhadap Kebijakan Hutang.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2) Nilai t hitung untuk variabel Kepemilikan Manajerial sebesar 2.521
sedangkan t tabel adalah 2.001 sehingga t hitung > t tabel (2.521 > 2.001),
maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya Kepemilikan Manajerial secara
individual berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.015
menyimpulkan bahwa signifikansinya < 0,05 (0.015 < 0,05), maka H0 ditolak
dan Ha diterima, artinya Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap
Kebijakan Hutang.
3) Nilai t hitung untuk variable Set Kesempatan Investasi sebesar -0.923
sedangkan t tabel adalah 2.001 sehingga t hitung < t tabel (-0.923< 2.001),
maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya Set Kesempatan Investasi secara
individual tidak mempengaruhi Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.360
menyimpulkan bahwa signifikansinya >0,05 (0.360> 0,05), maka H0 diterima
dan Ha ditolak, artinya Set Kesempatan Investasi tidak berpengaruh terhadap
Kebijakan Hutang.
4) Nilai t hitung untuk variabel Arus Kas Bebas sebesar 1.982 sedangkan t tabel
adalah 2.001. sehingga t hitung < t tabel (1.982 < 2.001), maka H0 diterima
dan Ha ditolak artinya Arus Kas Bebas secara individual tidak mempengaruhi
Kebijakan Hutang. Signifikansi 0.052 menyimpulkan bahwa signifikansinya
> 0,05 (0.052 > 0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya Arus Kas
Bebas tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang.
Koofisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2013:97) Koofisien determinasi R2 pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Nilai koofisien determinasi adalah 0 dan 1. Nilai R2
yang kecil berarti
kemampuan variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen
amat terbatas.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.10
Hasil Koofisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .437a .191 .136 .91620 1.744
a. Predictors: (Constant), LNfcf, LNkepinst, LNmbva, LNkepmnjr
b. Dependent Variable: Lnder
Dari hasil tabel 4.10, besarnya nilai R2
adalah sebesar 0.136. Ini berarti
bahwa variasi dari variabel independen (Kepemilikan Institusioanl, Kepemilikan
Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas) hanya mampu
menjelaskan variasi variabel dependen (Kebijakan Hutang) sebesar 13.6%.
Sisanya, sebesar 86.4% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti pada
penelitian ini.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dari hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F tingkat
signifikansi α = 5% menunjukkan hasil uji F test pada tabel 4.8 bahwa nilai F
hitung sebesar 3.487 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.013. dicari dengan
jumlah sampel (n) = 64; jumlah variabel (k) = 4; tingkat signifikansiα = 5%;
degree of freedom df1 = k = 4 dan df2 = n-k-1 = 64-4-1 = 59. Dari data tersebut
diperoleh nilai F tabel sebesar 2.53 (taraf signifikansi α =5%). Berdasarkan hasil
tersebut F hitung > F tabel (3.434>2.53) maka H0 ditolak, artinya secara simultan
diketahui bahwa variabel Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set
Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Kepemilikan
Institusional tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan
Hutang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut
menyatakan bahwa t hitung sebesar 0.195 dan t tabel untuk df = n-k-1 (64-4-1)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
dan α = 5 % diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung lebih kecil
dari nilai t tabel (0.195 < 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.846 (lebih besar
dari 0,05) artinya Ho dierima, bahwa secara parsial Kepemilikan Institusional
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nasir (2006) yang menunjukan
Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang,
dikarnakan besarnya persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusional tidak
akan menyebabkan usaha pengawasan menjadi lebih efektif. Sebagian investor
tidak terlalu peduli dengan penggunaan hutang sebagai sumber dana perusahaan.
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Kepemilikan
Manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan
bahwa t hitung sebesar 2.512 dan t tabel untuk df = n-k-1 (64-4-1) dan α = 5 %
diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung lebih besar dari nilai t
tabel (2.512 > 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.015 (lebih kecil dari 0,05)
artinya Ho ditolak, bahwa secara parsial Kepemilikan Manajerial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Yulius (2011) yang menunjukan Kepemilikan
Manajerial berpengaruh Kebijakan Hutang. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kepemilikan saham oleh pihak managerial membuat manager menerima
kosekuensi secara langsung dari setiap keputusan yang di buat. Semangkin besar
kepemilikan managerial maka manger cendrung berusaha untuk meningkatkan
kinerjanya demi kepentingan pemegang saham termasuk dirinya sendiri.
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Set
Kesempatan Investasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Kebijakan Hutang. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Dimana hasil uji statistik
tersebut menyatakan bahwa t hitung sebesar -0.923dan t tabel untuk df = n-k-1
(64-4-1) dan α = 5 % diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung
lebih kecil dari nilai t tabel (-0.923 < 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.360
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
(lebih besar dari 0,05) artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Set Kesempatan
Investasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria dan
Hidayat (2011) yang menunjukan bahwa Set Kesempatan Investasi secara parsial
berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. Hal ini berarti bahwa perusahaan tidak
mempunyai kesempatan untuk bertumbuh sehingga manajer sudah tidak
mempunyai kesempatan untuk berinvestasi. Manajer cenderung akan berperilaku
opportunistik dengan tujuan untuk memuaskan kepentingan pribadinya. Dengan
meningkatkan hutang maka manajer harus menyisihkan dana yang lebih besar
untuk membayar bunga dan pinjaman pokoknya.
Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa Arus Kas
Bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang.
Halini dapat dilihat pada tabel 4.9. Dimana hasil uji statistik tersebut menyatakan
bahwa t hitung sebesar 1.982 dan t tabel untuk df = n-k-1 (64-4-1) dan α = 5 %
diketahui sebesar 2.001. Dengan demikian nilai t hitung lebih kecil dari nilai t
tabel (1.982 < 2.001) dan nilai signifikansi sebesar 0.052 (lebih besar dari 0,05)
artinya Ho diterima, bahwa secara parsial Arus Kas Bebas tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria dan Hidayat (2011) yang
menunjukkan bahwa Arus Kas Bebas secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Kebijakan Hutang. Ini berarti bahwa meskipun perusahaan memiliki FCF yang
tinggi, tinggi rendahnya nilai asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak
mendorong perusahaan tersebut untuk menambah hutangnya. Sehingga pihak
manajemen tidak perlu melakukan penambahan dana (hutang)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah
dikemukakan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian H1 menunjukan bahwa Kepemilikan
Institusional tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 - 2013 .
2. Berdasarkan hasil pengujian H2 menunjukan bahwa Kepemilikan Manajerial
berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI 2010 - 2013 .
3. Berdasarkan hasil pengujian H3 menunjukan bahwa Set Kesempatan
Investasi tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 – 2013.
4. Berdasarkan hasil pengujian H4 menunjukan bahwa Arus kas Bebas tidak
berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI 2010 - 2013 .
5. Berdasarkan hasil pengujian H5 menunjukan bahwa Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Arus
Kas Bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2010 – 2013.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan baik dari jumlah sampel
yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti.
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya
menganalisis perusahaan Manufaktur dengan jumlah seluruh perusahaan
sebanyak 64 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 16 perusahaan.
2. Periode penelitian yang diamati terbatas karena hanya mencakup tahun 2010
s/d 2013.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
3. Penulis melakukan pengamatan terhadap Kebijakan Hutang hanya dengan
menggunakan Set Kesempatan Investasi, Arus Kas Bebas, Kepemilikan
Institusional, dan Kepemilikan Manajerial dengan mengabaikan faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi Kebijakan Hutang.
Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini
bagi perusahaan, investor dan calon investor dan bagi penelitian selanjutnya.
1. Bagi Perusahaan
Perusahaan disarankan untuk menggunakan rasio keuangan yang
berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang sebagai bahan pertimbangan dalam
memproyeksikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan
dalam mengukur kinerja perusahaan.
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Investor atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis terhadap
rasio keuangan terutama rasio-rasio keuangan yang berkaitan dengan
profitabilitas karena besarnya Kebijakan Hutang yang diperoleh perusahaan
akan menentukan besarnya pengembalian atas asset yang dilakukan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih
banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor dan
memperpanjang periode penelitian.
b. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variabel independen
yang masih berbasis pada laporan keuangan selain yang digunakan dalam
penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian
sebelumnya.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Daftar Pustaka
Abdullah, W. D. 2009. Kebijakan Deviden dan Struktur Kepemilikan terhadap
Kebijakan Utang Sebuah Perspektif Agency Theory. Jurnal Keuangan dan
Perbankan Vol. 13, No.2 , 249 - 259.
Atmaja, L. S. 2008. Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi.
Brigham, E. F., & Houston, F. J. 2006. Fundamentals of Financial Management (
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan ) Buku 1 & 2 Edisi Kesepuluh. Jakarta:
Salemba Empat.
Diana, D. N., & Irianto, G. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, dan Sebaran Kepemilikan terhadap Kebijakan Hutang
Perusahaan di Tinjau dari Teori Keagenan. Emisi Vol. 1, No. 1 , 1-16.
Faisal, M. 2004. Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi,
Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan
Hutang (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Industri Manufaktur di
Bursa Efek Jakarta). Tesis Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Fitriyah, F. K., & Hidayat, D. 2011. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Set
Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas terhadap Utang. Media Riset
Akuntansi, Vol. 1, No. 1 .
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21 Edisi
Ketujuh. Semarang: Universitas Diponegoro.
Indahningrum, R. P., & Handayani, R. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Deviden, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash
Flow, dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol. 11, No 3 , 189-207.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Larasati, E. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional
dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal
Ekonomi Bisnis, Vol 16, NO. 2 .
Nachrowi Djalal Nachrowi. 2008. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Nuraina, E. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yangTerdaftar di BEI). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol.
19, No. 2 , Hal. 110 – 125.
Pakpahan, A. T. 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang
Perusahaan Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2011).
Putri, I. F., & Nasir, M. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan
Kebijakan Deviden dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional
Akuntansi 9 Padang .
Sitanggang, J. P. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Steven, & Lina. 2011. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 13, No. 3 , 163 -
181.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Suharyadi, & Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern
Edisi 2 . Jakarta: Salemba Empat.
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Sujoko, & Soebiantoro, U. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern Dan Faktor. Jurusan Ekonomi Manajemen,
Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra , 41 - 48.
Susanto, Y. K. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Deviden, Karaktristik
Perusahaan, Risiko Sistematik, Set Peluang Investasi dan Kebijakan Hutang.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13, No. 3 , 195 - 210.
Syahrial, D., & Purba, D. 2013. Analisis Laporan Keuangan (Cara Mudah dan
Praktis Memahami Laporan Keuangan) Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Yeniatie dan Destriana, N. 2010. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No 1 , 1 - 16.
www.idx.co.id