pengaruh kepemilikan institusional, debt covenant …digilib.unila.ac.id/31351/20/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
0
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEBT COVENANT,
UKURAN PERUSAHAAN DAN KESEMPATAN BERTUMBUH
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)
SKRIPSI
Oleh :
Reni Maryani
1341031041
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
LAMPUNG
2018
ABSTRACT
EFFECT OF INSTITUTIONAL OWNERSHIP, DEBT COVENANT,
COMPANY SIZE AND GROWTH OPPORTUNITY TO
CONSERVATISME ACCOUNTING
By:
Reni Maryani
This study aims to analyze the effect of institutional ownership, debt covenant,
company size and growth opportunities against accounting conservatism in
manufacturing companies listed on the BEI. The type of research used in this
study is a quantitative study with secondary data. The study sample was 113
companies in 2013-2015. Data analysis used in this research is doing descriptive
statistical analysis and hypothesis testing with logistic regression method.
The results of this study show that institutional ownership, debt covenant, and
growth opportunities have no effect on accounting conservatism, while firm size
has a positive effect on accounting conservatism.
Keywords: institutional ownership, debt covenant, firm size, opportunity to grow,
accounting conservatism.
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEBT COVENANT,
UKURAN PERUSAHAAN DAN KESEMPATAN BERTUMBUH
TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
Oleh:
Reni Maryani
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan institusional,
debt covenant, ukuran perusahaan dan kesempatan bertumbuh terhadap
konservatisme akuntansi di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan data sekunder. Sampel penelitian adalah 113 perusahaan pada tahun 2013-
2015. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan
analisis statistik deskriptif dan pengujian hipotesis dengan metode regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan institusional, debt covenant,
dan kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi,
sedang ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Kata kunci: kepemilikan institusional, debt covenant, ukuran perusahaan,
kesempatan bertumbuh, konservatisme akuntansi.
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEBT COVENANT,
UKURAN PERUSAHAAN DAN KESEMPATAN BERTUMBUH TERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)
Oleh : Reni
Maryani
SKRIPSI
Sebagai Salah satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Program Studi akuntansi
Jurusan Akuntasni Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
LAMPUNG
2018
I I
Nik.en Kusumawardani, S. ------~lD--1-0VJOl 10201404200
__)
Judul Skripsi : PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DEBT
COVENANT, UKURAN PERUSAHAAN DAN
KESEMPATANBERTUMBUHTERHADAP
KONSERVATISME AKUNTANSI
Nama Mahasisw : <R§ni ~aryam
Nomor Pokok Mahasiswa : 1341031041
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
E., M.Sc., Akt. 1
2. Ketua Jurusan Akuntansi
Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt.
NIP. 196206121990102001
ii Utama
MENGESAHKAN
Penguji
: Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt.
: Niken Kusumawardani, S.E., M.Sc., Akt.
Tanggal Lulus Ujian Skripsi :
I
;tPe.
10~1
LEMBARPERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Reni Maryani
NPM
: 1341031041
Judul Skripsi : Pengaruh Kepemilikan Institusional, Debt Covenant, Ukuran
Perusahaan dan Kesempatan Bertumbuh terhadap Konservatisme
Akuntansi
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi ini telah
ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan karya orang
lain semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi ini telah dicantumkan
sesuai ketentuan dan pedoman karya tulis ilmiah. Hak intelektual atas karya
ilmiah ini diserahkan sepenuhnya kepada Universitas Lampung.
Demikian surat pemyataan ini saya buat, apabila dikeudian hari terbukti bahwa
pemyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan
yang berlaku.
:Ba
:nd
tar Lampung 11 April 2018
NPM. 134103
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Reni Maryani Lahir di Ujanmas,
Baradatu, Waykanan Tanggal 25 Agustus 1995 merupakan anak
Pertama, dari empat bersaudara yang merupakan buah hati dari
Bapak Suyono dan Ibu Siti Komariah.
Penulis menyelesaikan Pendidikan Dasar di SD Negeri 2 Gunungkatun,
Waykanan dan lulus pada tahun 2007. Selanjutnya penulis menyelesaikan
Pendidikan Menengah Pertama di SMPN01 Baradatu, Waykanan pada tahun
2010, kemudian penulis melanjutkan Pendidikan Tingkat Menengah Atas di SMK
YP 17 Baradatu, Waykanan hingga lulus pada tahun 2013.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur PARALEL. Pada tahun 2016,
Penulis mengikuti program pengabdian kepada masyarakat yaitu Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Pekon Baturaja, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir
Barat selama 60 hari.
MOTTO
“Jika kamu bersungguh- sungguh, kesungguhan itu untuk kebaikanmu sendiri”
(QS.AL-ANKABUT :6)
“ Jangan pernah menyerah suatu saat akan ada waktu untuk memperbaiki segalanya selama
kamu dijalan-Nya “
(Serendipity)
“Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali”
(Indah Tonuji)
“Berhati-hatilah, apa yang kau lakukan saat ini berdampak pada hari esok”
(Reni Maryani)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kepada Allah SWT. Karena atas izin-
Nya terselesaikan karya tulis ilmiah ini.
Karya ini dipersembahkan kepada :
Orang tuaku tercinta :
Bapak Suyono dan Ibu Siti Komariah yang telah ikhlas dan sabar
membesarkanku, mendidikku, dan selalu mendo’akanku. Terima kasih atas kasih
sayang dan do’a yang tulus bapak dan ibu berikan untuk menantikan
kelulusanku...
Adik-Adikku tercinta :
Aprilia Utami
Moehammad Septriansah
M. Anugrah Maha Reza
Andung kesayangan:
Asiawati
Semua keluarga, sahabat dan orang-orang yang menyayangiku...
Atas dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini...
Serta Terimakasih untuk Almamater tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Alhamdulillahirrobbil’alamiin. Puji syukur penulis ucapkan sebagai tanda syukur
kepada Allah SWT Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena atas
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kepemilikan Institusional, Debt Covenant, Ukuran Perusahaan, dan
Kesempatan Bertumbuh Terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
2015).”Shalawat serta salam juga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW, teladan
terbaik bagi seluruh umat.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Lampung. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang terlibat didalamnya baik secara
langsung maupun tidak langsung dan moril maupun materil. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E, M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi sekaligus
Penguji Utama.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, SE,M.Si. Akt., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
4. Bapak Dr. Tri Joko Presetyo, S.E., M.Si., Akt., selaku Dosen Pembimbing
Utama yang telah memberikan ilmu dan arahan yang baik dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Ibu Niken Kusumawardani, S.E., M.Sc., Akt., selaku Dosen Pembimbing
Pendamping terimakasih atas waktu, bimbingan, saran, dan nasihat yang
diberikan selama masa perkuliahan dan proses penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Mega Metalia, S.E., M.Si., Akt selaku pembimbing akademik terimakasih
atas waktu, bimbingan, saran, dan nasihat yang diberikan selama masa
perkuliahan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan, serta pembelajaran selama penulis mengenyam
pendidikan di Universitas Lampung.
8. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas segala
bantuannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.
9. Bapak dan Ibuku tercinta, Suyono dan Ibu Siti Komariah yang tiada hentinya
mendoakan, melimpahkan kasih sayang, memberikan pembelajaran utama
akan Allah, menuturkan kalimat-kalimat penyemangat agar anaknya menjadi
pribadi yang baik dimata Allah dan ciptaannya. Tiap gores senyuman dan
tetes pengorbanan yang keluar akan selalu anakmu ingat dan berdoa
segalanya yang terbaik untuk Ibu dan Bapak di dunia dan akhirat nanti.
10. Adik-adikku tersayang, Apriilia Utami, M. Septriansah, MA. Mahareza yang
selalu ada tiap waktu mendengarkan cerita, yang selalu menemani dan
keceriaannya mencerahkan hari-hariku.
11. Keluarga besar dari kedua belah pihak orangtuaku yang tak dapat kusebutkan
satu persatu. Kiranya penyelesaian skripsi ini dapat menjadi kebanggaan
untuk mereka semua. Terima kasih untuk setiap kasih sayang, nasihat, serta
semangat yang diberikan kepada penulis.
12. Bagus Utama Putra terima kasih atas semangat, dukungan, keceriaan, canda,
tawa, selama proses penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan
masukan, bantuan dan saran. kamu salah satu potongan kisah terbaik yang
mengisi hidup penulis.
13. Sahabat SD, SMP, SMA sampai sekarang, Yesi Wandatari. Terimakasih atas
pembelajaran hidup, motivasi, dan semangat juang yang kamu tularkan yang
tak bisa dipungkiri kamu menjadi salah satu bagian penting dalam
membentuk pribadi penulis saat ini.
14. Keluarga kecilku di SMA, penghuni kelas XII-AK2, Widia, Nur, Miana,
Indiah, Siti, Ana, Desi, Anita, Sri, Meli, Bang Jay, Resti, Rudi, Mertha, dan
lainnya. Terima kasih telah mengenalkan penulis dunia yang lebih luas, serta
dukungan dan kebersamaannya selama ini.
15. Sahabat yang kusayang, Sasma Dan Nur Hidayanti, Terima kasih atas hari-
hari penuh kebahagiaan dan suka cita, hiburannya dikala letih dan sedih,
kalian salah satu potongan kisah terbaik yang mengisi hidup penulis.
16. Sahabat paling kusayang, Indah Tonuji, Intan Wandira, Siti Maklufah, dan
Dwi Nova. Terima kasih atas hari-hari penuh kebahagiaan dan suka cita,
hiburannya dikala letih dan sedih. Jangan menyerah dan galau
berkepanjangan menunggu seseorang itu datang, yakinlah bahwa Allah telah
menyiapkan yang terbaik untuk kita. Semoga Allah melancarkan jalan
menuju cita-cita kita dan persahabatan ini tak lekang oleh waktu.
17. Teman-teman KKN Pekon Baturaja yang tahan banting, Dian Retno Wati,
Yunsi u’nasyiah, Lulu Muniffah, M. Ocky Sani, Taufan Hidayat, dan Arizal
Darmawan. Terima kasih atas suka duka kebersamaannya dalam keterbatasan
selama 60 hari. Kalian luar biasa, kalian yang terbaik.
18. Kelas Akuntansi Paralel 2013, Adon, Eten, Siti, Meli, Sidik, Iqbal, Sunu,
Ardi, Adit, Gus, Eza, Abdul, Elsi, Nada, Fitria, Audit, Indika, Amel, Arbud,
Deni, Diska, Lano, Latifa, Seli, Ratu, Sesil, Sulton, Ucha dan lainnya.
Terimaka atas dukungannya. Semoga kita semua sukses.
19. Bude, Pakde, Mba Wiwin dan Deby Yunita. Terima kasih atas doa,
dukungan, kebersamaan, kesabaran, dan pengalaman berharga yang kalian
berikan.
Penulis berdoa semoga Allah SWT dapat membalas kebaikan, bantuan dan doa
yang telah diberikan. Semoga skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan ini
dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Aamiin Yaa Robbal’alamin.
Bandar Lampung, 11 April 2018
Penulis
Reni Maryani
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
Daftar Tabel................................................................................................. iv
Daftar Gambar ............................................................................................. v
Daftar Lampiran ......................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ........................................................................................ 9
2.1.1 Teori Keagenan .............................................................................. 9
2.1.2 Konservatisme Akuntansi ............................................................ 10
2.1.3 Kepemilikan Institusional ............................................................ 13
2.1.4 Debt Covenant.............................................................................. 14
2.1.5 Ukuran Perusahaan....................................................................... 15
2.1.6 Kesempatan Bertumbuh ............................................................... 17
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 18
2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 21
2.4 Pengembangan Hipotesis ...................................................................... 22
2.4.1 Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional terhadap Konservatisme
Akuntansi .................................................................................. 22
2.4.2 Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi .. 23
2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi .................................................................................. 24
2.4.4 Pengaruh Kesempatan Tumbuh terhadap Konservatisme
Akuntansi .................................................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 27
3.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 27
3.3 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 28
3.3.1 Variabel Dependen (Y) ................................................................. 28
3.3.2 Variabel Independen(X) ............................................................... 29
3.3.2.1 Kepemilikan Institusional (X1) ...................................... 29
3.3.2.2 Debt Covenance (X2) ...................................................... 29
3.3.2.3 Ukuran Perusahaan (X3).................................................. 30
3.3.2.4 Kesempatan Bertumbuh (X4) .......................................... 30
3.4 Metode analisis Data ........................................................................... 30
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif ......................................................... 30
3.4.2 PegujianHipotesis......................................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif ................................................................................ 33
4.2 Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................................... 36
4.2.1 Menilai Kelayakan Model Regresi.............................................. 36
4.2.2 Menguji Keseluruhan Model...................................................... 36
4.2.3 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik .......................................... 38
4.3 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 39
4.3.1 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Konservatisme
Akuntansi ....................................................................................... 39
4.3.2 Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi .... 40
4.3.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme
Akuntansi..................................................................................... 41
4.3.4 Pengaruh Kesempatan bertumbuh terhadap Konservatisme
Akuntansi..................................................................................... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 44
5.2 Saran....................................................................................................... 45
5.3 Simpulan ................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 18
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ...................................................................... 34
Tabel 4.2 Hosmer dan Lemeshow ............................................................... 36
Tabel 4.3 Overall Model Fit ....................................................................... 37
Tabel 4.4 Nagelkerke R Square................................................................... 37
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Regresi ........................................................ 38
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 21
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Daftar Nama Perusahaan
LAMPIRAN B Tabulasi Data Laporan Keuangan Perusahaan Sampel
LAMPIRAN C Analisis Data Statistik Deskriptif
LAMPIRAN D Hasil Pengujian Hipotesis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan adalah catatan atas informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut (Kasmir, 2014). Sejak tahun 2012 Indonesia telah
menggunakan sistem pelaporan berbasis IFRS. Tujuannya adalah untuk
penyetaraan pelaporan keuangan seluruh perusahaan di dunia, sehingga investor
dari Negara manapun dapat membaca laporan keuangan perusahaan di berbagai
negara. Laporan keuangan yang dibuat manajemen harus memenuhi tujuan,
aturan, juga prinsip akuntansi yang berlandaskan pada standar akuntansi yang
berlaku. Namun dalam kenyataannya, informasi yang terdapat dalam laporan
keuangan mempunyai keterbatasan diantaranya, cost-benefit relationship,
materiality principle, industry practice dan conservatism (Apriani, 2015).
Dalam membuat laporan keuangan, Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
memberikan kebebasan dalam memilih metode akuntansi yang digunakan. Istilah
konservatisme tidak lagi digunakan dalam IFRS dan diganti dengan prudence
sejak tahun 2010. Perbedaan yang mendasar adalah pendapatan boleh diakui jika
syarat-syarat dalam pengakuan pendapatan telah terpenuhi meskipun realisasinya
2
belum didapatkan. Prudence lebih berfokus pada kehati-hatian dalam melakukan
penilaian pada keadaan yang tidak pasti pada suatu perusahaan, sehingga
penilaian perusahaan terhadap asset, utang dan lainnya memang mencerminkan
kondisi perusahaan yang sebenarnya tanpa direkayasa (Kartika dkk, 2015).
Penerapan konservatisme semenjak diberlakukannya IFRS tetap dilaksanakan
meskipun IFRS menyiratkan bahwa prinsip ini tidak lagi digunakan. Perusahaan
tetap menggunakan konservatisme dalam beberapa keadaan tertentu seperti
kompensasi kerugian menyebabkan pengakuan piutang pajak tangguhan,
kapitalisasi biaya pengembangan, dan pengakuan cadangan piutang tidak tertagih.
Salah satu prinsip yang diterapkan dalam proses laporan keuangan adalah prinsip
konservatisme. Konservatisme didefinisikan sebagai konsep untuk menunda
pengakuan terhadap arus kas masuk mendatang dan sebagai akuntansi konservatif
yang umumnya menyatakan bahwa akuntan harus melaporkan informasi
akuntansi yang terendah dari beberapa kemungkinan nilai untuk aktiva dan
pendapatan, serta yang tertinggi dari beberapa kemungkinan untuk kewajiban dan
beban (Sumiari dan Wirama, 2016).
Terdapat banyak kritik mengenai penggunanan prinsip konservatisme berkaitan
dengan laporan keuangan. Hal ini dikarenakan penggunaan metode yang
konservatif akan menghasilkan angka-angka yang cenderung bias dan tidak
mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Dewi dkk (2014) memberikan kritikan
yang menyatakan bahwa praktek konservatisme dalam akuntansi menghasilkan
laba yang berkualitas tinggi. Mereka memberikan pendapat bahwa hubungan
antara konservatisme dan kualitas laba dipengaruhi oleh hubungan investasi. Jika
3
pertumbuhan investasi bersifat sementara maka dampaknya terhadap laba dan
tingkat kembali (return) juga sementara yang akan mengakibatkan kualitas laba
rendah dan tidak stabil. Akuntansi konservatif di mana akuntansi berbasis biaya
(historical cost) memberikan acuan yang menjadi dasar penilaian perusahaan dan
kinerja manajer, prospek dan risiko serta membantu mengatasi asimetri informasi
antara pemilik dan manajer perusahaan (Brilianti, 2013).
Konservatisme akuntansi cenderung terjadi karena adanya perilaku manajer dalam
membuat keputusan. Keputusan untuk menggunakan metode konservatif atau
tidak, akan ditentukan oleh beberapa faktor. Konservatisme akuntansi muncul dari
insentif yang berkaitan dengan kontrak hutang (debt covenant), serta beberapa
faktor lain yaitu struktur kepemilikan dan growth.
Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh
institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan
kepemilikan institusi lain (Brilianti, 2013). Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja perusahaan adalah kepemilikan institusional. Adanya
kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan
pengawasan agar lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan
saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung
atau sebaliknya terhadap kinerja manajemen.
Penelitian sebelumnya terkait dengan konservatisme akuntansi dilakukan oleh
Brilianti (2013), Indrayanti (2010), Rahmanti (2010) dan Moghaddam (2013).
Hasil dari penelitian sebelumnya ini menunjukkan ketidakkonsistenan pengaruh
kepemilikan institusional terhadap konservatisme. Penelitian yang dilakukan oleh
4
Sa’ad dan Hanan (2015) menunjukan bahwa konservatisme yang rendah
memainkan peranan penting dalam nilai pasar atau fair value. Ini menegaskan
hubungan antara konsep konsevatisme akuntansi dan fair value yang
mencerminkan hubungan secara implisit antara konservatisme dengan historical
cost.
Jayanti (2016) menyatakan bahwa leverage merupakan proksi bagi
kecenderungan perusahaan untuk melanggar perjanjian utang. Semakin tinggi
leverage menunjukkan semakin tinggi probabilitas ex ante dari pelanggaran utang,
sehingga semakin kuat insentif untuk menaikkan laba.
Konservatisme akuntansi didorong untuk mengurangi atau menunda pajak dan
untuk menghindari regulasi. Dalam teori akuntansi positif terdapat 3 hipotesis
yaitu hipotesis bonus plan, hipotesis kovenan utang, dan hipotesis biaya politis.
Hipotesis biaya politis memprediksi bahwa manager ingin mengecilkan laba
untuk mengurangi biaya politis yang potensial. Perusahaan dengan ukuran besar
cenderung akan menerapkan prinsip konservatisme akuntansi agar laba yang
dihasilkan tidak terlalu tinggi guna menghindari beban pajak yang tinggi akibat
laba yang tinggi (Noviantari dan Ratnadi, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015), yaitu tentang
Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi pada
Perusahaan Manufaktur di BEI. Hasil yang diperoleh yaitu ukuran perusahaan
mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap konservatisme akuntansi dan debt
covenant diproksikan dengan laverage berpengaruh terhadap konservatisme
5
akuntansi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Noviantari dan Ratnadi (2015) adalah peneliti menambahkan variabel
independen berupa kepemilikan institusional, dan kesempatan bertumbuh.
Seperti penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan pada perusahaan publik
sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini dilakukan
di 113 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria penelitian, perusahaan
manufaktur cukup sensitif terhadap setiap kejadian.
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan maka peneliti mengambil judul
penelitian sebagai berikut “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Debt
Covenant, Ukuran Perusahaan dan Kesempatan Bertumbuh Terhadap
Konservatisme Akuntansi”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas maka rumusan penelitian ini adalah :
1. Apakah struktur kepemilikan institusional mempengaruhi penerapan
konservatisme dalam akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI?
2. Apakah debt covenant mempengaruhi penerapan konservatisme dalam
akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
3. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi penerapan konservatisme dalam
akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
4. Apakah kesempatan bertumbuh mempengaruhi penerapan konservatisme
dalam akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap konservatisme
akuntansi
2. Untuk mengetahui pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi
3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap konservatisme
akuntansi
4. Untuk mengetahui pengaruh kesempatan bertumbuh terhadap konservatisme
akuntansi
7
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis yaitu:
1. Menambah studi literatur mengenai perbedaan hasil penelitian yang
mengenai kepemilikan institusional terhadap konservatisme akuntansi.
2. Menambah wawasan dan menjadi sumber acuan untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan kepemilikan institusional dan
konservatisme akuntansi.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dapat memberikan informasi mengenai tingkat konservatisme yang diterapkan
oleh perusahaan dan pengaruh penerapan corporate governance serta
implikasinya bagi investor.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan
Teori agensi (agency theory) merupakan teori yang muncul akibat adanya konflik
kepentingan antara pihak principal dan agent. Teori agensi menjelaskan
hubungan antara pemegang saham sebagai principal dengan manajemen sebagai
agent. Dalam hal ini, principal mengontrak agen untuk mengelola sumber daya
yang ada di dalam perusahaan. Principal yang menyediakan fasilitas dan dana
untuk kegiatan operasional perusahaan. Agent, sebagai pihak yang dikontrak oleh
principal, memiliki kewajiban untuk mengelola sumber daya yang dimiliki
perusahaan serta bertanggung jawab atas semua pekerjaannya kepada principal
(Mulyani dan Juvenrio, 2017).
Jensen dan Meckling (1976) dalam Mulyani dan Juvenrio (2017) menyatakan
bahwa hubungan agensi merupakan sebuah kontrak oleh satu atau lebih pihak
yang mempekerjakan pihak lain untuk melaksanakan suatu jasa bagi kepentingan
mereka yang melibatkan pelimpahan beberapa kekuasaan untuk mengambil
keputusan kepada pihak lain tersebut. Jensen dan Meckling menyatakan bahwa
apabila kedua belah pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut adalah pihak
9
yang berusaha untuk memaksimalkan utilitasnya masing-masing, maka akan
timbul kemungkinan dimana pihak agent tidak selalu bertindak demi kepentingan
principal. Pihak principal mementingkan hasil keuangan perusahaan atas dasar
pengembalian investasi yang telah dilakukan, sedangkan pihak agent
mementingkan timbal balik berupa bonus atau tambahan lain.
Dalam teori agensi, salah satu konflik yang muncul adalah asimetri informasi.
Asimetri informasi merupakan kondisi dimana ada ketidakseimbangan perolehan
informasi antara pihak manajemen (agent) sebagai penyedia informasi dengan
pihak pemegang saham (principal) pada umumnya sebagai pengguna informasi.
Situasi ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pihak manajemen untuk
melakukan tindakan memaksimalkan utilitasnya sesuai keinginan dan
kepentingannya.
Menurut Scott (2009) terdapat 2 macam asimetri informasi, yaitu:
1. Adverse selection
Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau
lebih yang melangsungkan/akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau
transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain.
Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan
para pihak dalam (insiders) lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke
depan suatu perusahaan daripada para investor luar.
10
2. Moral hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih
yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau
transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam
penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak.
Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan
pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar.
Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi konservatisme dilihat dari
manajemen sebagai agent dan dari sisi agency problem. Manajemen
dikhawatirkan akan melakukan earning management karena manajemen
bertanggung jawab secara moral untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik
(principal) dengan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak namun,
manajer memiliki motivasi tersendiri untuk memaksimalkan kekayaan pribadi.
Dengan demikian, terdapat 2 kepentingan yang berbeda di dalam perusahaan di
mana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai dan mempertahankan
tingkat kemakmuran yang dikehendaki.
2.1.2 Konservatisme Akuntansi
Watts (2003) dalam Jayanti (2016) mendefinisikan konservatisme sebagai
perbedaan verifiabilitas yang diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi.
Watts juga menyatakan bahwa konservatisme akuntansi muncul dari insentif yang
berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang bermanfaat bagi
perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi pembayaran yang
11
berlebihan kepada pihak–pihak seperti manajer, pemegang saham, pengadilan dan
pemerintah. Selain itu, konservatisme juga menyebabkan understatement terhadap
laba dalam periode kini yang dapat mengarahkan pada overstatement terhadap
laba pada periode-periode berikutnya, sebagai akibat understatement terhadap
biaya pada periode tersebut.
Sedangkan, Ria dan Fachrurrozie (2015) memberikan definisi konservatisme
akuntansi adalah tindakan kehatihatian dalam pembuatan laporan keuangan
diimplikasikan dengan mengakui biaya atau rugi yang memungkinkan akan
terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan atau laba yang akan datang
walaupun kemungkinan terjadinya besar. Definisi tersebut mengakibatkan nilai
aktiva bersih yang understatement secara persisten. Understatement yang
persisten dari laba yang dilaporkan dan aset bersih yang dicapai melalui penilaian
aset yang lebih rendah, penilaian kewajiban yang lebih tinggi, pengakuan laba dan
keuntungan yang lebih lambat, dan pengakuan biaya dan kerugian yang lebih
lambat.
Ghozali (2016) menyatakan bahwa apabila perusahaan memilih suatu di antara
dua teknik akuntansi yang ada, maka harus dipilih alternatif yang kurang
menguntungkan bagi ekuitas pemegang saham. Teknik yang dipilih adalah teknik
yang menghasilkan nilai aset dan pendapatan yang rendah atau yang
menghasilkan nilai utang dan biaya yang tinggi. Konsekuensinya, apabila terdapat
kondisi yang kemungkinan menimbulkan kerugian, biaya atau utang, maka
kerugian, biaya dan utang tersebut harus segera diakui. Sebaliknya, apabila
terdapat kondisi yang memungkinkan laba, pendapatan atau aset, maka laba,
12
pendapatan atau aset tidak dapat langsung diakui sampai kondisi tersebut benar-
benar telah terjadi. Konservatisme merupakan pandangan yang pesimistik dalam
akuntansi. Akuntansi yang konservatif berarti bahwa akuntan bersikap pesimis
dalam menghadapi ketidakpastian laba atau rugi dengan menggunakan prinsip
memperlambat pengakuan pendapatan, mempercepat pengakuan biaya,
merendahkan penilaian aset dan meninggikan penilaian utang (Zelmiyanti, 2014).
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan ada beberapa metode yang
menerapkan prinsip konservatisme. Oleh karena itu konservatif merupakan salah
satu metode yang dapat digunakan perusahaan dalam melaporkan laporan
keuangannya. Hal tersebut akan mengakibatkan angka-angka yang berbeda dalam
laporan keuangan yang pada akhirnya akan menyebabkan laba yang cenderung
konservatif. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) Standar Akuntansi
keuangan (SAK) yang telah mengadopsi Internasional Financial Reporting
Standart (IFRS) yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2012 menyebutkan ada
beberapa metode yang menerapkan prinsip konservatisme:
1. PSAK No. 14 mengenai persediaan yang terkait dengan pemilihan
perhitungan biaya persediaan.
2. PSAK No. 16 mengenai aset tetap dan penyusutan.
3. PSAK No. 19 mengenai aset tidak berwujud yang berkaitan dengan
amortisasi.
Seperti halnya yang telah disebutkan bahwa ada beberapa metode dalam PSAK
yang terkait dalam penerapan prinsip konservatisme. Surya (2014) menyatakan
bahwa metode yang paling konservatif dalam penilaian persediaan adalah metoda
13
LIFO (asumsi perekonomian dalam keadaan inflasi), sedangkan yang paling
optimis atau liberal adalah metode FIFO. Kedua metode itu akan menghasilkan
laba yang berbeda. Penerapan metoda LIFO akan menghasilkan laba yang lebih
kecil dibandingkan dengan metode FIFO (dalam keadaan inflasi).
2.1.3 Kepemilikan Institusional
Struktur kepemilikan institusional merupakan persentase jumlah saham yang
dimiliki oleh pihak institusional dari seluruh jumlah saham perusahaan yang
beredar (Prahasita, 2016). Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk
mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif
sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen laba.
Lebih lanjut, Prahasita (2016) menyatakan bahwa investor institusional
mempunyai investasi ekuitas yang cukup besar sehingga investor institusional
terdorong untuk mengawasi tindakan dan kinerja manajer lebih ketat. Dengan
demikian, kepemilikan institusional dapat mengurangi insentif manajemen yang
mungkin melakukan suatu hal yang berhubungan dengan kegiatan operasional
perusahaan yang mementingkan kepentingan manajemen sendiri.
Dengan adanya kepemilikan institusional yang tinggi maka pemegang saham
institusional ini dapat menggantikan atau memperkuat fungsi monitoring dari
dewan dalam perusahaan Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat
penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antar manajer dan
pemegang saham (Risdiyani dan Kusmuriyanto, 2015). Dengan adanya
kepemilikan institusional yang tinggi maka pemegang saham institusional ini
14
dapat menggantikan atau memperkuat fungsi monitoring dari dewan dalam
perusahaan.
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki
oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
investasi dan kepemilikan institusi lain (Noviantari dan Ratnadi, 2015).
Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen
karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut tentunya akan
menjamin kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan
institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup
besar dalam pasar modal (Surya, 2014).
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
menghalangi perilaku opportunistic manajer. Menurut Jayanti (2016) Semakin
besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan
suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
2.1.4 Debt covenant
Hutang merupakan elemen laporan keuangan yang berkaitan dengan pihak di luar
perusahaan yaitu kreditor dan merupakan salah satu sumber pembentuk elemen
struktur modal (Jayanti, 2016).
15
FASB dalam SFAC No.6, mendefinisikan hutang sebagai berikut:
Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin
timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi
masa lalu. Hutang dapat terjadi karena beberapa faktor, yakni adanya kontrak/
kewajiban legal, kewajiban konstruktif, dan kewajiban equitabel. Kontrak/
kewajiban legal timbul karena adanya ketentuan formal berupa peraturan hukum
untuk membayar kas atau menyerahkan barang kepada entitas tertentu (contohnya
hutang dagang dan hutang bank). Kewajiban konstruktif timbul karena sengaja
diciptakan untuk tujuan/ kondisi tertentu meskipun secara formal tidak dilakukan
melalui perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah kas di masa mendatang
(contohnya rencana bonus). Sedangkan kewajiban equitable timbul karena adanya
kebijakan yang diambil oleh perusahaan dengan alasan moral/ etika dan
perlakuannya diterima secara umum (contohnya hutang garansi).
Debt covenant adalah kontrak yang ditujukan pada peminjam oleh kreditur untuk
membatasi aktivitas yang mungkin merusak nilai pinjaman dan recovery
pinjaman. Sebagian kesepakatan hutang berisi perjanjian (covenant) yang
mengharuskan peminjam memenuhi syarat yang disepakati dalam perjanjian
hutang (Apriani, 2015).
2.1.5 Ukuran Perusahaan
Perusahaan memiliki beberapa ukuran yang dilihat dari beberapa indikator seperti
aset tetap, profitabilitas, merk dagang atau lainnya. Menurut Nasir dkk. (2014)
16
ukuran perusahaan dibagi ke dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (large
size), perusahaan menengah (medium size) serta perusahaan kecil (small size).
Menurut Purnama dan Daljono (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahan
(company size) secara umum dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar
atau kecilnya suatu objek. Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya
kekayaan (aset) yang dimiliki suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dicerminkan
dari logaritma total aset perusahaan, total aset yang semakin besar akan membuat
ukuran perusahaan semakin besar. Perusahaan yang semakin besar otomatis
pemerintah akan mengalokasikan biaya politis yang besar juga terhadap
perusahaan tersebut.
Perusahaan yang besar akan dihadapkan pada biaya politis yang tinggi, sehingga
untuk mengurangi biaya politis tersebut perusahaan lebih menggunakan prinsip
akuntansi yang konservatif atau pernyataan laba yang disajikan tidak berlebihan.
Biaya politik mencakup semua biaya (transfer kekayaan) yang harus ditanggung
oleh perusahaan terkait dengan tindakan-tindakan antitrust, regulasi, subsidi
pemerintah, pajak, tarif, tuntutan buruh dan lain sebagainya (Andreas dkk., 2017).
Perusahaan yang berukuran besar biasanya lebih diawasi oleh pemerintah dan
masyarakat. Jika perusahaan berukuran besar mempunyai laba tinggi secara relatif
permanen, maka pemerintah dapat terdorong untuk menaikkan pajak dan meminta
layanan publik yang lebih tinggi kepada perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
berukuran besar akan cenderung melaporkan laba rendah secara relatif permanen
dengan menyelenggarakan akuntansi konservatif. Dengan demikian, maka laba
17
yang dilaporkan akan menjadi lebih kecil sehingga pajak yang harus dibayar
semakin kecil pula (Surya, 2014).
2.1.6 Kesempatan Bertumbuh
Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi akan cenderung
membutuhkan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk membiayai
pertumbuhan tersebut pada masa yang akan datang. Oleh karenanya, perusahaan
akan mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan
pada waktu bersamaan perusahaan diharapkan akan tetap mengandalkan
pendanaan melalui utang yang lebih besar (Agustina dkk, 2016).
Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari kesempatan bertumbuh (growth
opportunities). Perusahaan untuk tumbuh dan berkembang membutuhkan
kesempatan dan peluang. Growth opportunities diproksikan dengan market to
book value of equity. Rasio dari market to book value of equity menunjukkan
besarnya perbandingan antara nilai pasar saham dengan besarnya ekuitas
perusahaan. Rasio ini mencerminkan pasar yang menilai return dari investasi
perusahaan di masa datang akan lebih besar dari return yang diharapkan dari
ekuitasnya. Rasio market to book value of equity merupakan nilai sekarang dari
pilihan-pilihan perusahaan untuk membuat investasi di masa depan.
18
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Risdiyani dan
Kusmuri
yanto
(2015)
Analisis Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi
Konservatisme
Akuntansi.
Kepemilikan institusional,
financial distress,
leverage,
pertumbuhan
perusahaan,
kepemilikan
manajerial dan
komisaris
independen
1. Kepemilikan institusional
dan financial
distress
berpengaruh
negatif
terhadap
konservatisme
akuntansi.
2. leverage dan
pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
positif terhadap
konservatisme
akuntansi.
3. Kepemilikan
manajerial dan
komisaris
independen
tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
19
2. Susanto, B. Dan
Ramadhani
T. (2016).
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Konservatisme.
Konservatisme, Leverage, Ukuran
Perusahaan,
Intensitas Modal,
Likuiditas,
Growth
Oppportunities
1. ukuran perusahaan dan
intensitas modal
berpengaruh
positif terhadap
konservatisme
2. leverage,
likuiditas dan
growth
opportunities
tidak
berpengaruh
positif terhadap
konservatisme.
3. Ramadon a, (2016)
.
Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Struktur
Kepemilikan
Institusional,
Ukuran Perusahaan
Dan Leverage
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi
Stuktur Kepemilikan
Manajerial,
Stuktur
Kepemilikan
Institusional,
Ukuran
Perusahaan dan
Leverage
1. Stuktur Kepemilikan Manajerial, Stuktur Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
2. Leverage
berpengaruh
secara positif
terhadap
penerapan
konservatisme
dalam akuntansi.
20
4. Dewi dkk (2015)
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap
Konservatisme
Akuntansi.
risiko litigasi, pajak, kontrak
hutang, struktur
kepemilikan,
growth
opportunities.
1. Risiko litigasi berpengaruh
negatif terhadap
konservatisme
akuntansi
2. Pajak
berpengaruh
positif terhadap
konservatisme
akuntansi
3. Kontrak hutang,
Struktur
kepemilikan dan
Growth
opportunities
tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi
5. Alfian, dan
Sabeni.
(2013)
Analisis Faktor- Faktor yang
Berpengruh
Terhadap Pemilihan
Konservatisme
Akuntansi.
Leverage, Ukuran Perusahaan,
Intensitas Modal,
Kepemiikan
Publik,Kepemilika
n Manajerial dan
Kesepatan
Bertumbuh.
1. Rasio leverage, intensitas modal
dan kesempatan
tumbuh
perusahaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi.
2. Ukuran
perusahaan, dan
kepemilikan
publik terbukti
tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi.
21
6. Mulyani dan
Juvenrio
(2017)
Konversatisme Akuntansi dan
Faktor Yang
Mempengaruhi
Biaya Litigasi, Leverage, Growth
Opportunities
1. Biaya litigasi memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi.
2. Laverage
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi.
3. Growth
opportunities
tidak terbukti
berpengaruh
signifikan
terhadap
konservatisme
akuntansi.
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan Hipotesis yang diajukan, maka model penelitian sebagai berikut:
Kepemilikan Institusional (X1)
Debt covenant (X2)
Ukuran Perusahaan (X3)
Konservatisme
Akuntansi (Y)
Kesempatan Bertumbuh (X4)
22
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Struktur Kepemilikan Institusional Terhadap Konservatisme
Akuntansi
Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2008) memperoleh hasil bahwa
kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap
penerapan konservatisme dalam akuntansi. Hal ini dikarenakan, apabila pihak
institusional memiliki jumlah yang besar dalam kepemilikan suatu perusahaan,
maka pihaknya dapat mendorong manajemen untuk menunjukkan perilaku dan
kinerja yang lebih tinggi dengan ditandai bahwa laba yang dihasilkan tinggi.
Dengan demikian mereka dapat berasumsi bahwa return yang akan mereka
dapatkan akan tinggi pula dalam bentuk deviden dan capital gain.
Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap penerapan konservatisme
akuntansi yang berarti semakin tinggi saham yang dimiliki oleh institusi maka
penerapan akuntansi yang konservatif semakin rendah. Oleh sebab itu, maka
disarankan bagi perusahaan untuk membatasi kepemilikan saham oleh manajemen
agar manajemen tidak terlalu mendominasi perusahaan dan laporan keuangan
yang dihasilkan semakin konservatif (Brilianti, 2013).
Penelitian yang dilakukan Deviyanti (2011) menunjukkan bahwa struktur
kepemilikan institusional berpengaruh secara negatif terhadap penerapan
konservatisme dalam akuntansi. Dari hasil pengujian terhadap variabel ini,
didapatkan bahwa hipotesis ini tidak dapat di tolak.
H1: Kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap
konservatisme akuntansi.
23
2.4.2 Pengaruh Debt Covenant Terhadap Konservatisme Akuntansi
Penelitian yang dilakukan Oktomegah (2012) menyimpulkan bahwa Debt
covenant yang diproksikan terhadap leverage memliki pengaruh negatif yang
signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini dapat dikarenakan
perusahaan dengan tingkat utang yang semakin tinggi akan menggunakan pilihan
kebijakan akuntansi untuk memperbaiki rasio keuangan dan mengurangi
kemungkinan pemutusan perjanjian utang. Maka yang terjadi adalah perusahaan
menyajikan laporan keuangan cenderung tidak konservatif.
Penelitian yang dilakukan Evana (2011) menyimpulkan bahwa kontrak hutang
mempunyai pengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mengalami tingkat kesulitan
keuangan yang tinggi memiliki tingkat rasio hutang/ ekuitas yang tinggi. Kondisi
keuangan yang bermasalah tersebut diakibatkan oleh kualitas manajer yang buruk,
dan manajer perusahaan sebagai agen dapat dianggap tidak maksimal dalam
menjalankan tugasnya. Keadaan tersebut dapat memicu pemegang saham untuk
melakukan pergantian manajer, yang kemudian dapat menurunkan nilai pasar
manajer di pasar tenaga kerja. Ancaman tersebutlah yang dapat mendorong
manajer perusahaan untuk memilih metode akuntansi yang cenderung tidak
konservatif dengan tujuan meningkatkan laba perusahaan.
Penelitian Lasdi (2008) menyatakan bahwa debt-covenant berpengaruh negatif
terhadap akuntansi. Semakin besar tingkat leverage maka semakin berkurang
tingkat konservatisme akuntansi perusahaan. Hal ini sesuai dengan hipotesis debt
covenant yang memprediksi bahwa manajer cenderung untuk menyatakan Secara
24
berlebihan laba dan aset untuk mengurangi negosiasi ulang biaya kontrak hutang
ketika perusahaan berusaha melanggar kontrak hutangnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2004) ditemukan hasil bahwa kontrak
hutang berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Leverage dan
konservatisme akuntansi mempunyai hubungan negatif, semakin tinggi leverage,
semakin rendah tingkat konservatisme akuntansi.
H2: Debt covenant berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.
2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi
Perusahaan yang besar dan padat modal memiliki risiko bisnis yang besar, untuk
mengantisipasi hal tersebut manajer dari perusahaan dapat menentukan kebijakan
akuntansi yang dibutuhkan bagi perusahaan yang bersangkutan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan
akuntansi yang akan diterapkan di dalam sebuah perusahaan (Sinarti, 2014).
Penelitian Widya (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
secara signifikan dan positif terhadap konservatisme. Hal ini dikarenakan
perusahaan yang besar tentunya akan mendapat sorotan yang lebih dari
pemerintah mengenai pajak. Dengan demikian perusahaan yang besar akan
menerapkan akuntansi yang konservatif, sehingga pemerintah tidak terlalu
menyoroti peerusahaan dalam hal pajak yang dikenakan untuk perusahaan
tersebut. Lebih lanjut, dengan penerapan akuntansi yang konservatif, perusahaan
25
besar tersebut memiliki tanggung jawab sosial yang tidak di tuntut terlalu tinggi
oleh masyarakat.
Penelitian yang dilakukan Agustina dkk (2012) menyatakan bahwa Ukuran
perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan Konservatisme
Akuntansi. Perusahaan yang besar cenderung lebih berhati-hati dalam mencatat
laporan keuangannya untuk mengantisipasi ketidakpastian gejolak pasar yang
mungkin dapat terjadi di masa yang akan datang. Persaingan yang semakin ketat
dan daya supply yang rendah ditambah dengan sikap konsumen yang semakin
kritis dan preferensi dapat memberikan dampak terhadap perusahaan. Sehingga
menyebabkan perusahaan cenderung bersikap lebih konservatisme di dalam
pelaporan keuangannya untuk tetap bertahan di dalam persaingan.
Perusahaan besar mungkin memiliki tarif pajak yang lebih tinggi, sehingga
perusahaan cenderung menggunakan akuntansi konservatif untuk melaporkan laba
dengan nilai terendah dengan menggunakan metode yang dapat menangguhkan
pendapatan di masa sekarang ke masa mendatang dan mempercepat pengakuan
kewajiban di masa sekarang. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan semakin
tinggi tingkat konservatisme akuntansi (Sukriya, 2011).
H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi.
2.4.4 Pengaruh Kesempatan Tumbuh terhadap Konservatisme Akuntansi
Pada perusahaan yang menggunakan prinsip konservatif terdapat cadangan
tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan yang
26
konservatif identik dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari dan Wilopo,
2002). Growth Opportinities berpengaruh terhadap konservatisme akintansi
karena kemampuan perusahaan di dalam mengembangkan perusahaannya. Hal ini
berarti pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki
aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat
pengembalian (rate of return) dari investasi yang dilakukan menunjukkan
perkembangan yang baik, sehingga perusahaan cenderung melakukan pelaporan
keuangan secara konservatisme (Sari, 2004).
Semakin tinggi kesempatan bertumbuh perusahaan semakin besar kebutuhan dana
yang diperlukan perusahaan. Besarnya dana yang dibutuhkan perusahaan
menyebabkan manajer menerapkan prinsip konservatisme agar pembiayaan untuk
investasi dapat terpenuhi (Deslatu dan Kurnia, 2009).
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi juga memiliki motivasi untuk
meminimalkan laba. Hal tersebut dikarenakan laba yang tinggi akan berpotensi
perusahaan terkena biaya politik yang besar, maka dari itu perusahaan yang
sedang tumbuh akan memilih konservatisme akuntansi untuk memperkecil biaya
politik yang harus ditanggung perusahaan (Alfian dan Sabeni, 2013).
H4: Kesempatan tumbuh berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi.
27
BAB III METODE
PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di
BEI dalam kurun waktu tahun 2013-2015. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan komponen sampel
yang berdasarkan kriteria atau ciri-ciri tertentu yang dimiliki sampel. Kriteria
pemilihan sampel yaitu :
1. Merupakan perusahaan go public di sektor manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2013 – 2015.
2. Menerbitkan laporan keuangan yang telah di audit per 31 Desember.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang tidak langsung
diperoleh peneliti. Peneliti memperoleh data melalui dokumentasi perusahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan dan laporan
tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015.
Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka.
Data diperoleh melalui akses langsung ke website Bursa Efek Indonesia (BEI).
28
3.3 Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif asosiatif, yaitu penelitian yang
menunjukkan hubungan di antara variabel dependen dan variabel independen.
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan variabel yang terdapat dalam
penelitian ini dapat diklarifikasikan menjadi dua yaitu variabel dependen dan
variabel independen yang akan dijelaskan sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Dependen (Y)
Variabel terikat atau dependen merupakan tipe variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas (independen) atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas (independen). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Konservatisme Akuntansi. Pengukuran konservatisme yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan non-operating accrual. Persamaan non-
operating accrual diambil berdasarkan penelitian dari Deslatu (2009) dan
Fatmariani (2008). Givoly dan Hayn (2002) dalam Mulyani dan Juvenrio (2017)
menyatakan bahwa apabila akrual bernilai negatif, maka laba digolongkan
konservatif, yang disebabkan karena laba lebih rendah dari cash flow yang
diperoleh oleh perusahaan pada periode tertentu.
Persamaannya dapat dilihat sebagai berikut:
Non operating accruals = Total accruals (before depreciation)-
Operating accruals.
Di mana:
1. Total accrual (before depreciation) =(net income + depreciation) - cash
flow from operational.
29
2. Operating accrual = Δ account receivable +Δ inventories + Δ prepaid
expense – Δ account payable - Δ accrued expense –
Δ tax payable.
Semakin besar nilai non-operating accrual, maka akan semakin kecil nilai
operating accrual dalam laporan keuangan. Semakin kecil operating accrual
menunjukkan semakin kecil juga penerapan konservatisme akuntansi dalam
perusahaan.
3.3.2 Variabel Independen(X)
3.3.2.1 Kepemilikan Institusional (X1)
Pada struktur kepemilikan institusional pengukuran dilakukan dengan
menggunakan jumlah saham pada suatu kepemilikan institusi dibagi seluruh
saham beredar perusahaan tersebut (Surya, 2014).
% kepemilikan institusi = Saham Yang Dimiliki Oleh Institusi x 100%
3.3.2.2 Debt Covenant (X2)
Dalam penelitian ini variabel debt covenant menggunakan proksi leverage.
Rumus perhitungan laverage menurut Qiang (2003) dalam Mulyani dan Juvenrio
(2017) yaitu:
Leverage = Total Hutang
Total Aktiva
Leverage merupakan proksi bagi kecenderungan perusahaan untuk melanggar
perjanjian hutang. Semakin tinggi leverage menunjukkan semakin tinggi
30
probabilitas ex ante dari pelanggaran perjanjian hutang, sehingga semakin kuat
insentif untuk menaikkan laba dan nilai buku.
3.3.2.3 Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran perusahaan akan mempengaruhi tingkat biaya politis yang akan dihadapi
perusahaan sehingga akan mempengaruhi penggunaan prinsip akuntansi yang
konservatif. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan akan diukur menggunakan
proksi Agustina dkk. (2016) yaitu Ln Total Aset perusahaan.
3.3.2.4 Kesempatan Bertumbuh (X4)
Variabel kesempatan bertumbuh dalam penelitian ini diukur berdasarkan market
to book value of equity. Rumus perhitungan growth menurut Septian dan Anna
(2014), yaitu:
Market to book value of equity = Nilai Pasar Nilai Buku
3.4 Metode analisis Data
3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data dilihat dari
nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis
dan skewness suatu data (Ghozali, 2016).
3.4.2 Pengujian Hipotesis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan menggunakan regresi
logistik. Menurut Ghozali (2016) metode ini cocok digunakan untuk penelitian
31
yang variabel dependennya bersifat kategorikal (nominal atau non metrik).
Regresi logistik digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel kepemilikan
institusional, debt covenant, ukuran perusahaan dan kesempatan bertumbuh
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Model analisis regresi logistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+ ε
Keterangan:
α : Konstanta
β : Koefisien regresi
Y : Konservatisme akuntansi
X1 : Kepemilikan institusional
X2 : Debt covenant
X3 : Ukuran perusahaan
X4 : Kesempatan bertumbuh
ε : Error
Menurut Ghozali (2016) di dalam analisis pengujian dengan regresi logistik perlu
memperhatikan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Menilai Kelayakan Model Regresi Perhatikan output dari Hosmer and
Lemeshow dengan hipotesis:
H0 = Model yang dihipotesakan fit dengan data.
H1 = Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data.
Dasar pengambilan keputusan adalah dengan memperhatikan nilai
goodness of fit yang diukur dengan nilai Chi –` Square pada bagian
bawah uji hosmer and lemeshow di mana, jika probabilitas >0,05 maka
H0 diterima sedangkan jika probabilitas <0,05 maka H0 ditolak (Ghozali,
2016).
32
2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Perhatikan angka -2 Log Likelihood (LL) pada awal (block number = 0)
dan angka -2 Log Likelihood pada block number = 1. Jika terjadi
penurunan angka -2 Log Likelihood (block number = 0 – block number =
1) menunjukkan model regresi yang baik. Log likelihood pada logistic
regression mirip dengan pengertian “sum of squared error” pada model
regresi sehingga penurunan log likelihood menunjukkan model regresi
yang baik (Ghozali, 2016).
3. Menguji koefisien regresi beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji
koefisien regresi adalah tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar
5%. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada
significant p-value (probabilitas value), jika p-value (significant) >5%,
maka hipotesis alternatif ditolak. Sebaliknya, jika p-value <5%, maka
hipotesis alternatif diterima (Ghozali, 2016)
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menganalisis pengaruh kepemilikan institusional, debt covenant,
ukuran perusahaan dan kesempatan bertumbuh terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kepemilikan
institusional, debt covenant, ukuran perusahaan dan kesempatan bertumbuh
terhadap konservatisme akuntansi. Dari hasil uji regresi logistik pada bab
sebelumnya terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1) diketahui bahwa
variabel kepemilikan institusional berpengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H2) diketahui bahwa variabel
debt covenant berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme
akuntansi.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) diketahui bahwa
variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
besar cenderung konservatif dalam pelaporan laporan keuangan
perusahaan .
45
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat (H4) diketahui bahwa
variabel kesempatan bertumbuh berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap konservatisme akuntansi.
5.2 Saran
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat mendorong adanya penelitian-
penelitian terkait yang lebih baik lagi. Saran yang dapat digunakan untuk
perbaikan pada penelitian selanjutnya adalah:
1. Menambah periode penelitian yang lebih panjang.
2. Menambah variabel-variabel independen lain yang mungkin berpengaruh
lebih besar terhadap variabel dependen.
5.3 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka peneliti
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat cukup bukti bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
2. Tidak terdapat cukup bukti bahwa debt covenant berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi.
3. Tidak terdapat cukup bukti bahwa growth opportunities berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
Untuk itu, penulis memberikan beberapa saran sebagai rekomendasi dan
penyempurnaan dalam penelitian lanjutan sebagai berikut. Bagi Investor,
Penggunaan debt covenant untuk melihat apakah perusahaan menerapkan
46
konservatisme kebijakan akuntansi, dimaksudkan untuk menciptakan sebuah
keputusan investasi yang terbaik, dimana resiko investasi dapat diminimalisir dan
tingkat keuntungan yang diharapkan dapat dicapai seoptimal mungkin. Bagi
Peneliti selanjutnya, penelitian dapat dilakukan dengan mengambil sampel pada
sektor keuangan lain. Penelitian lanjutan dapat menambahkan variabel lain di luar
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti struktur kepemilikan
manajerial, good corporate governance, financial distress atau variabel lainnya
agar lebih bisa menjelaskan konservatisme akuntansi. Terima kasih.
47
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Rice dan Stephen. 2016. Akuntansi Konservatisme Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Dinamika
Akuntansi dan Bisnis Vol.3, No.1, Hal: 1-16.
Alfian, Angga dan Arifin Sabeni. 2013. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap pemilihan konservatisme akuntansi. Diponegoro journal of
Accounting.Vol.2, No.3, Hal: 1-10.
Andreas, H.A., A. Ardeni., dan P.I Nugroho.2017. Konservatisme Akuntansi Di
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 20, No. 1 Hal: 1–22.
Apriani, Meri. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konservatisme
Akuntansi. Jom FEKON Vol. 2 No. 1.
Brilianti, Dinny Prastiwi. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan
Konservatisme Akuntansi Perusahaan. Accounting Analysis Journal Vol. 2
No. 3.
Bursa Efek Indonesia. 2013. Laporan Keuangan dan Tahunan Perusahaan Sektor
Manufaktur Tahun 2013. Tersedia: www.idx.co.id (25 Oktober 2017)
Bursa Efek Indonesia. 2014. Laporan Keuangan dan Tahunan Perusahaan Sektor
Manufaktur Tahun 2014. Tersedia: www.idx.co.id (25 Oktober 2017)
Bursa Efek Indonesia. 2015. Laporan Keuangan dan Tahunan Perusahaan Sektor
Manufaktur Tahun 2015. Tersedia: www.idx.co.id (25 Oktober 2017)
Dewi, Luh Putu K., dkk. 2014. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap
Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur di BEI. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha,Volume 2 No 1.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
(Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jayanti, Anna. 2016. Pengaruh Positive Accounting Theory, Profitabilitas Dan
operating Cash Flow Terhadap Penerapan Konservatisme. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 10.
48
Kartika, Subroto, dan Widya. 2015. Analisa Kepemilikan Terkonsentrasi Dan
Asimetri Informasi Terhadap Konservatisme Akuntansi. Jurnal Akuntansi
Multiparadigma (JAMAL) Volume 6 Nomor 3 Hal 341-511.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan: Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Moghaddam, Abdolkarim, dkk 2013. Studying the Reationship between
Institutional Ownership and Conservatism in Companies Accepted in
Tehran Stock Exchange. International Journal of academic Research in
Accounting, Finance and Management Sciences. Vol. 3 No. 1.
Mulyani dan Juvenrio. 2017. Konversatisme Akuntansi & Faktor Yang
Mempengaruhi. Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Vol. 1, No. 2,
Hal 1-16.
Nasir, Ilham, dan Yusniati. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial,
Risikolitigasi, Likuiditas, Dan Political Cost Terhadap Konservatisme
Akuntansi. Jurnal Ekonomi, Volume 22, Nomor 2.
Noviantari, N. W. Dan Ratnadi M. D. 2015. Pengaruh Financial Distress, Ukuran
Perusahaan, Dan Leverage Pada Konservatisme Akuntansi. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana Vol.11 No.3, Hal: 646-660.
Prahasita, H.S. 2016. struktur Kepemilikan, Tata Kelola Perusahaan, dan
Konservatisma. Jurnal Akuntansi Bisnis Vol.15 No.29, Hal: 62-76
Purnama, Willyza H dan Daljono. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Rasio
Leverage, Intensitas Modal, dan Likuiditas Perusahaan terhadap
Konservatisme Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, Volume 2
Nomor 3.
Ramadona, Aulia. 2016. Pengaruh Stuktur Kepemilikan Manajerial, Stuktur
Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan dan Laverage Terhadap
Konservatisme Akuntansi. JOM Fekon Vol. 3 No. 1
Ria, Ika P. Dan Fachrurrozie. 2015. Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance Dan Kualitas Audit Terhadap Tingkat Konservatisme
Akuntansi. Accounting Analysis Journal (AAJ) Vol.4 No.1.
Risdiyani dan Kusmuriyanto. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerapan Konservatisme Akuntansi. Accounting Analysis Journal (AAJ)
Vol.4 No.3.
Sumiari, K. N. Dan Wirama, D. G. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Konservatisme Akuntansi Dengan Leverage Sebagai Variabel Pemoderasi.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.5 No.4: 749-774.
49
Surya, R. P. 2014. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Likuiditas,
Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Konservatisme Akuntansi.
Accounting Analysis Journal, Vol. 3, No. 2.
Susanto, B. Dan Ramadhani T. 2016. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Konservatisme. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol. 23, No. 2, Hal. 142–
151.
Zelmiyanti, Riri. 2014. Perkembangan Penerapan Prinsip Konservatisme Dalam
Akuntansi. JRAK Vol. 5, No. 1, Hal: 50-55.