pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan …repository.umrah.ac.id/2835/1/wan nur...

18
1 PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN FIRM SIZE, TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015-2017 Wan Nur Aniza 1 , Fatahurrazak 2 , Sri Ruwanti 3 Email : [email protected] Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau. ABSTRAK Manajemen Laba didefinisikan sebagai tindakan manajer dalam memaksimumkan dan meminimumkan laba perusahaan dengan tujuan tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, return on asset, debt to equity ratio, dan firm size terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2015-2017. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 25 sampel yang memenuhi kriteria dari 154 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Dan hasil pengujian mendapatkan hasil bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, debt yo equity ratio, dan firm size tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dan return on asset berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kata kunci : manajemen laba, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, return on asset, debt to equity ratio, firm size PENDAHULUAN Laba merupakan informasi paling potensial yang terdapat dalam Laporan Keuangan. Laba adalah pendapatan yang diperoleh atas penjualan barang atau jasa pada periode tertentu pada suatu perusahaan. Menurut Generally Accepted Accounting Priciples (GAAP) No. 1, informasi laba pada umumnya merupakan faktor penting dalam mengukur kinerja manajemen, selain itu informasi laba tersebut membantu pemilik dan pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan melakukan penaksiran atas earning power perusahaan di masa yang akan datang. Sehingga perubahan atas informasi laba bersih suatu perusahaan dengan berbagai cara akan sangat berpengaruh bagi setiap pengguna informasi laba, salah satunya adalah dengan manajemen laba. Terjadinya praktik manajemen laba biasanya timbul berdasarkan berbagai alasan baik untuk kepentingan manajer maupun demi kepentingan perusahaan. Biasanya, tindakan manajer untuk memanipulasi informasi laba demi kepentingan perusahaan karena pada umumnya investor akan lebih memperhatikan informasi laba sebagai dasar untuk melihat kinerja perusahaan.

Upload: vanphuc

Post on 11-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

1

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN

MANAJERIAL, RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN

FIRM SIZE, TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2015-2017

Wan Nur Aniza1 , Fatahurrazak2 , Sri Ruwanti 3

Email : [email protected]

Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

ABSTRAK

Manajemen Laba didefinisikan sebagai tindakan manajer dalam

memaksimumkan dan meminimumkan laba perusahaan dengan tujuan tertentu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, return on asset, debt to equity ratio, dan

firm size terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

bursa efek Indonesia tahun 2015-2017. Metode pengambilan sampel penelitian ini

adalah purposive sampling dan didapatkan 25 sampel yang memenuhi kriteria dari

154 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknis analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Dan hasil pengujian

mendapatkan hasil bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, debt

yo equity ratio, dan firm size tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dan

return on asset berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci : manajemen laba, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,

return on asset, debt to equity ratio, firm size

PENDAHULUAN

Laba merupakan informasi paling potensial yang terdapat dalam Laporan

Keuangan. Laba adalah pendapatan yang diperoleh atas penjualan barang atau jasa

pada periode tertentu pada suatu perusahaan. Menurut Generally Accepted

Accounting Priciples (GAAP) No. 1, informasi laba pada umumnya merupakan

faktor penting dalam mengukur kinerja manajemen, selain itu informasi laba

tersebut membantu pemilik dan pihak lain yang berkepentingan terhadap

perusahaan melakukan penaksiran atas earning power perusahaan di masa yang

akan datang. Sehingga perubahan atas informasi laba bersih suatu perusahaan

dengan berbagai cara akan sangat berpengaruh bagi setiap pengguna informasi

laba, salah satunya adalah dengan manajemen laba.

Terjadinya praktik manajemen laba biasanya timbul berdasarkan berbagai

alasan baik untuk kepentingan manajer maupun demi kepentingan perusahaan.

Biasanya, tindakan manajer untuk memanipulasi informasi laba demi kepentingan

perusahaan karena pada umumnya investor akan lebih memperhatikan informasi

laba sebagai dasar untuk melihat kinerja perusahaan.

Page 2: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

2

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi tindakan manajemen laba,

yaitu dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

Dengan adanya Good Corporate Governance dapat membantu para pengguna

informasi keuangan untuk lebih yakin bahwa laporan keuangan yang dihasilkan bebas

dari pelanggaran (fraud) (Afrelia, 2017).

Mekanisme Good Corporate Governance dalam penelitian ini menggunakan

kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. Serta diluar GCG dalam

penelitian ini menggunakan Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Firm Size

untuk mengukur pengaruhnya terhadap manajemen laba.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, return on asset, debt to equity

ratio dan firm size terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2015-2017 baik secara parsial maupun

simultan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, return on asset, debt

to equity ratio dan firm size terhadap manajemen laba pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2015-2017.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976), menjelaskan hubungan keagenan sebagai suatu

kontrak antara satu atau lebih prinsipal dengan pihak lainnya (agent) untuk

melaksanakan sejumlah pekerjaaan atas nama principal, yang melibatkan

pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agent. Prinsipal

dan agent diasumsikan sebagai orang ekonomi yang rasional dan umumnya

termotivasi oleh kepentingan pribadi tapi mereka membedakan penghargaan atas

preferensi, kepercayaan, dan informasi, dalam hal ini pihak prinsipal adalah

pemegang saham (shareholder) dan pihak agent adalah manajemen.

Tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan kemampuan

individu baik (prinsipal maupun agen) mengevaluasi lingkungan dimana

keputusan harus diambil (the belief revision role). Kedua, untuk mengevaluasi

hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudahkan pengalokasian

hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (the performance

evaluasion role) (Utami, 2018).

Manajemen Laba (Earning Management)

Menurut Copeland (1968) dalam Arthawan dan I Wayan (2018),

manajemen laba adalah suatu tindakan memaksimumkan atau meminimumkan

laba untuk tujuan tertentu. Sedangkan menurut Heally dan Wahlen (1998),

manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam

pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan,

yang bertujuan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui kinerja

ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang

menggunakan angka-angka akuntansi yang dilaporkan tersebut. Jadi dapat

disimpulkan bahwa praktik manajemen laba akan mengurangi kredibilitas suatu

laporan keuangan sebagai sarana untuk komunikasi antara manajer dengan pihak

eksternal perusahaan (Utami, 2018).

Page 3: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

3

Ada empat pola yang dilakukan manajemen untuk melakukan pengelolaan

atas laba sebagai berikut (Perdana, 2012),:

1. Taking a Bath

Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru

dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat

meningkatkan laba di masa datang. Manajemen mencoba mengalihkan expected

future cost ke masa kini, agar memiliki peluang yang lebih besar mendapatkan

laba di masa yang akan datang.

2. Income Minimization

Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat laba yang tinggi

sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi

dengan mengambil laba periode sebelumnya. Manajemen mencoba memindahkan

beban ke masa kini agar memiliki peluang yang lebih besar mendapatkan laba di

masa yang akan datang.

3. Income Maximization

Dilakukan pada saat laba menurun dengan cara memindahkan beban ke

masa mendatang. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk

melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini

dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang.

4. Income Smoothing

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan

sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada

umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

discretionary accrual, sebagai proksi dari earning management (Utami, 2018) .

a) Menghitung total accrual:

TAit = NIit – CFOit

Dimana:

TA = Total Akrual

NIit = Laba bersih perusahaan i dalam periode t

CFOit = Arus kas operasi perusahaan i dalam periode t

b) Menghitung nilai accruals dengan persamaan regresi linier sederhana atau

ordinary least square (OLS) :

TAit/Ait-1 = β1 (1 / Ait-1) + β2 (ΔRevt / Ait-1) + β3 (PPEt / Ait-1) +e

Dimana :

TAit = Total akrual perusahaan i pada periode ke t

Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t

dikurangi pendapatan di tahun t-1

PPEt = Nilai aktiva tetap – akumulasi penyusutan pada perusahaan i

pada periode ke t

β1 = Fitted cooficient yang diperoleh dari hasil regresi pada

perhitungan total accruals e = error

c) Nilai Non Discreationary Accrual (NDA) dapat dihitung dengan rumus :

NDAit =β1 (1/Ait-1) + β2 (ΔRevt/Ait-1 - ΔRect/Ait-1) + β3 (PPEt/Ait - 1)

Dimana :

NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

Page 4: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

4

ΔRevt = Perubahan pendapatan perusahaan i pada periode ke t

PPEt = Aktiva tetap perusahaan pada periode ke t

ΔRect = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke t

β1 = Fitted cooficient yang diperoleh dari hasil regresi pada

perhitungan total accruals

d) Discreationary accruals (DA) dapat dihitung sebagai berikut :

DAit = TAit / Ait-1 – NDAit

Dimana :

DAit = Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

NDAit = Non Discretionary Accruals perusahaan i pada periode ke t

TAit = Total akrual perusahaan i pada periode ke t

Ait-1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

Kepemilikan Institusional (X1) Kepemilikan institusional diukur dari jumlah kepemilikan saham yang

dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, dana pensiun dan

lainnya. Rumus yang digunakan untuk variable ini adalah (Fitri, 2018).:

Kepemilikan Manajerial (X2)

Kepemilikan manajerial dilihat dari seberapa banyak saham perusahaan

yang dimiliki oleh seorang manajer perusahaan. Rumus yang digunakan untuk

variabel ini adalah (Riana, 2018):

Return On Asset (X3)

Return on asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar

kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Berikut adalah rumus yang

digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas aset (Hery 2016:193):

Debt to Equity Ratio (X4)

Rasio Utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Berikut adalah rumus yang

digunakan untuk menghitung rasio utang terhadap modal (Hery 2016:193):

Firm Size (X5)

Ukuran perusahaan merupakan pengklasifikasian besar dan kecilnya

perusahaan dengan berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar

saham dan lain-lain (Perdana, 2012).

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung firm size dalam

penelitian ini menggunakan:

Firm Size = Total Aktiva

Page 5: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

5

Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Hipotesis

H1: Diduga Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap anajemen laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-

2017.

H2: Diduga Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap Manajemen laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2015-2017.

H3: Diduga Return on asset berpengaruh terhadap Manajemn laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Thun 2015-

2017.

H4: Diduga Debt to equity ratio berpengaruh terhadap Manajemen laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-

2017.

H5: Diduga Firm Size berpengaruh terhadap Manajemen laba pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017.

H6: Diduga Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Return On

Asset, Debt to Equity Ratio, dan Firm Size berpengaruh terhadap

Manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2015-2017.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini objek dan ruang lingkup yang digunakan adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia peiode 2015-2017

dengan cara mencari data di internet dengan alamat pencarian www.idx.co.id yang

merupakan situs resmi Bursa Efek Indonesia.

Metode Penelitian

Jenis dan sumber data yang digunakkan dalam penelitian ini menggunakan

jenis dan sumber data sekunder. Data sekunder yang digunakan berupa laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang go public dan terdaftar di Bursa Efek

Kepemilikan

Institusional

Kepemilikan

Manajerial Manajemen

laba Return On Asset

Debt to Equity

Ratio

Firm Size

H1

H2

H3

H

4 H5

H6

Page 6: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

6

Indonesia pada tahun 2015-2017 yang telah dipublikasikan. Data tersebut

diperoleh dari www.idx.co.id dan pusat referensi pasar modal Bursa Efek

Indonesia. Pemilihan Bursa Efek Indonesia sebagai sumber pengambilan data

dengan alasan Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan efek terbesar di

Indonesia.

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2017, yaitu sebanyak 154 perusahaan.

Metode pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono, 2016:85).

Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia

tahun 2015-2017. Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sample dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2015-2017.

2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap

per 31 Desember yang telah di audit periode 2015-2017.

3. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan dengan

menggunakan satuan mata uang Rupiah selama periode 2015-2017.

4. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba selama periode 2015-2017.

5. Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional dan manajerial selama

periode penelitian.

Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 154 perusahaan, dan

setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 25 perusahaan

dan 75 data observasi.

Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji

hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis linear

berganda dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft excel 2010

dan SPSS 20. Dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik deskriptif, uji asumsi

klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan heterokedastisitas), dan

uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi). Metode ini digunakan untuk

menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan variabel-variabel bebas.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, return on asset, debt

to equity ratio, dan firm size terhadap manajemen laba pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2015-2017.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Analisis Deskriptif

Pengujian deskriptif ini dilakukan terhadap data sampel setiap variabel

pada tahun penelitian 2015-2017. Hasil pengujian statistik deskriptif dapat dilihat

pada Tabel 4.2.

Page 7: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

7

Table 4.2.

Hasil Pengujian Descriptive Statistik Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MANAJEMEN LABA 75 -.07038 .18920 .0157742 .03730818

KI 75 .05143 .96091 .6359790 .19594441

KM 75 .00001 .38009 .0739676 .09320699

ROA 75 .00076 .26404 .0633270 .04553486

DER 75 .12484 2.06656 .6893579 .43774322

FZ 75 .13378 295.64600 18.9824434 55.22351322

Valid N (listwise) 75

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

Hasil Uji Normalitas

Suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila memiliki nilai signifikan

lebih besar dari nilai probabilitas, yaitu 0,05 atau apabila nilai p > 0,05 maka data

dapat dikatakan berdistribusi normal. Hasil pengujian One Sampel Kolmogorov-

Smirnov sebelumnya memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,012 lebih

kecil dari tarif signifikan yaitu 0,05 (p > 0,05) sehingga data yang digunakan

dalam penelitian tidak terdistribusi normal.

Untuk mendapatkan data berdistribusi normal maka salah satu cara yang

dapat dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mentransformasi data

menjadi outlier. Ghozali (2016:40), Outlier adalah kasus atau data yang memiliki

karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi

lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel

tunggal atau variabel kombinasi.

Tabel 4.4.

Hasil Pengujian Normalitas

(Data Setelah Dilakukan Outlier)

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

Setelah dilakukan outlier, hasil pengujian One Sampel Kolmogorov-

Smirnov Test pada table 4.4. diatas menunjukkan bahwa model penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,117

lebih besar dari tarif signifikan yaitu 0,05 (p > 0,05) sehingga dapat disimpulkan

bahwa data setelah dilakukan outlier yang digunakan dalam penelitian ini telah

terdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 65

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .02368349

Most Extreme Differences Absolute .148

Positive .148 Negative -.089

Kolmogorov-Smirnov Z 1.192

Asymp. Sig. (2-tailed) .117

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 8: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

8

Uji Multikolinieritas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam penelitian ini,

dapat dilakukan pengujian sebagai berikut:

1. Jika nilai VIF (Variance Influence Factor) >10 atau jika tolerance < 0.10,

maka menunjukkan adanya multikolonieritas dalam model regresi.

2. Jika nilai VIF (Variance Influence Factor) <10 atau jika tolerance > 0.10,

maka menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas dalam model regresi.

Hasil pengujian multikolinearitas pada pengujian ini menggunakan program

SPSS 20.0 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5.

Hasil Pengujian Multikolinieritas

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.5 diatas, dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Variabel Kepemilikan Institusional menunjukkan nilai tolerance sebesar

0,451 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 2,216 < 10, maka dapat disimpulkan

bahwa variable Kepemilikan Institusional yang digunakan dalam penelitian

ini tidak terjadi multikolinearitas.

2. Variabel Kepemilikan Manajerial menunjukkan nilai tolerance sebesar

0,475 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 2,104 < 10, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel Kepemilikan Manajerial yang digunakan dalam penelitian

ini tidak terjadi multikolinearitas.

3. Variabel Return On Asset menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,798 > 0,10

dan nilai VIF sebesar 1,253 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

Return On Asset yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi

multikolinearitas.

4. Variabel Debt To Equity Ratio menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,754 >

0,10 dan nilai VIF sebesar 1,326 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel Debt To Equity Ratio yang digunakan dalam penelitian ini tidak

terjadi multikolinearitas.

5. Variabel Firm Size (Ukuran Perusahaan) menunjukkan nilai tolerance

sebesar 0,802 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,247 < 10, maka dapat

disimpulkan bahwa variable Firm Size yang digunakan dalam penelitian ini

tidak terjadi multikolinearitas.

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -.037 .022

KI .037 .026 .248 .451 2.216

KM .002 .051 .006 .475 2.104

ROA .273 .087 .411 .798 1.253

DER .012 .009 .181 .754 1.326

FZ -6.288E-006 .000 -.005 .802 1.247

Page 9: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

9

Uji Autokorelasi

Hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson

tersebut dapat dilihat dari tabel 4.6.

Tabel 4.6.

Hasil Pengujian Autokorelasi

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4.6. di atas dapat dilihat

bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai

1,851 dengan jumlah unit analisis (n) sebanyak 65 dan jumlah variabel bebas (k)

adalah 5 sehingga nilai dU (k,n = 5,65) adalah 1,7673. Hal ini menunjukkan

bahwa data tersebut terbebas dari autokorelasi dikarenakan nilai dU sebesar

1,7673 lebih kecil dari nilai dW sebesar 1,851 dan nilai dW lebih kecil dari 4-dU

sebesar 4-1,7673 = 2,2327 atau dapat dibuat persamaan seperti 1,7673 < 1,851 <

2,2327.

Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Spearman’s Rho. Uji

Spearman’s Rho adalah uji yang mengkorelasikan nilai residual (Unstandardized

Residual) dengan masing-masing variabel independen. Model regresi yang baik

tidak mengandung heteroskedastisitas. Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05

(< 0,05) maka pada model terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji

heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.7. sebagai berikut :

Tabel 4.7.

Hasil Pengujian Hetoroskedastisitas

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .448a .201 .133 .02466662 1.851

a. Predictors: (Constant), FZ, KI, ROA, DER, KM b. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA

Correlations

KI KM ROA DER FZ Unstandardized Residual

Spearman's rho

KI

Correlation Coefficient 1.000 -.509** -.159 .349** .094 -.093

Sig. (2-tailed) . .000 .207 .004 .456 .459

N 65 65 65 65 65 65

KM

Correlation Coefficient -.509** 1.000 -.141 -.132 -.504** -.036

Sig. (2-tailed) .000 . .261 .294 .000 .778

N 65 65 65 65 65 65

ROA

Correlation Coefficient -.159 -.141 1.000 -.250* .448** .007

Sig. (2-tailed) .207 .261 . .044 .000 .956

N 65 65 65 65 65 65

DER

Correlation Coefficient .349** -.132 -.250* 1.000 -.042 -.045

Sig. (2-tailed) .004 .294 .044 . .742 .723

N 65 65 65 65 65 65

FZ

Correlation Coefficient .094 -.504** .448** -.042 1.000 .016

Sig. (2-tailed) .456 .000 .000 .742 . .901

N 65 65 65 65 65 65

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient -.093 -.036 .007 -.045 .016 1.000

Sig. (2-tailed) .459 .778 .956 .723 .901 .

N 65 65 65 65 65 65

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 10: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

10

Berdasarkan output pada tabel 4.7 diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk

variabel Kepemilikan Institusional sebesar 0,459. Nilai sig untuk variabel

Kepemilikan Manajerial sebesar 0,778. Nilai sig untuk variabel Return On Asset

(ROA) sebesar 0,956. Nilai sig untuk variabel Debt To Equity (DER) sebesar

0,723. Nilai sig untuk variabel Firm Size (Ukuran Perusahaan) sebesar 0,901.

Dapat dilihat bahwa semua variabel mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa model penelitian yang digunakan terbebas dari masalah

heteroskedastisitas.

Pengujian Analisis Regresi Liniear Berganda

Pengujian regresi berganda ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh antara satu varabel independen terhadap variabel dependen dengan

menggunakan program SPSS 20. Hasil pengujian data dilihat dalam tabel 4.8.

sebagai berikut :

Tabel 4.8.

Hasil Pengujian Regresi Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -.037 .022 -1.698 .095

KI .037 .026 .248 1.431 .158 .451 2.216

KM .002 .051 .006 .036 .972 .475 2.104

ROA .273 .087 .411 3.156 .003 .798 1.253

DER .012 .009 .181 1.352 .182 .754 1.326

FZ -6.288E-006 .000 -.005 -.036 .971 .802 1.247

a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

Berdasarkan tabel pengujian regresi di atas maka model analisis regresi

berganda antara independen terhadap variabel dependen dapat di tranfromasikan

dalam model persamaan berikut ini :

Manajemen Laba = -0,037 + 0,037KI + 0,002KM + 0,273ROA + 0,012DER -

6,288E-006FZ+ ε

Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai

berikut :

1. Konstanta (α)

Nilai konstanta sebesar -0,037 menyatakan bahwa jika variabel kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, ROA, DER, dan Firm Size sama

dengan nol, maka tidak akan ada peningkatan Manajemen Laba sebesar -

0,037 atau 3,7%.

2. Koefisien Regresi (β1) Variabel Kepemilikan Institusional (X1)

Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar 0,037. Nilai (β1) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan Kepemilikan Institusional sebesar

satu persen, maka akan menaikkan Manajemen Laba sebesar 0,037 atau

3,7% dengan asumsi variabel independen lain tetap.

3. Koefisien Regresi (β2) Variabel Kepemilikan Manajerial (X2)

Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar 0,002. Nilai (β2) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan Kepemilikan Manajerial sebesar

satu persen, maka akan menaikan Manajemen Laba sebesar 0,002 atau 0,2%

dengan asumsi variabel independen lain tetap.

Page 11: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

11

4. Koefisien Regresi (β3) Variabel Return On Asset

Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar 0,273. Nilai (β3) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan return on asset sebesar satu

persen, maka akan menaikkan manajemen laba sebesar 0,273 atau 27,3%

dengan asumsi variabel independen lain tetap.

5. Koefisien Regresi (β4) Variabel Debt To Equity Ratio

Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar 0,012. Nilai (β3) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan debt to equity ratio sebesar satu

persen, maka akan menaikkan manajemen laba sebesar 0,012 atau 1,2%

dengan asumsi variabel independen lain tetap.

6. Koefisien Regresi (β5) Variabel Firm Size

Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar -6,288E-006. Nilai (β3) yang

negative menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan firm size sebesar satu

persen, maka akan menurunkan manajemen laba sebesar -6,288E-006

dengan asumsi variabel independen lain tetap.

Pengujian Hipotesis

Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Kriteria signifikansi simultan adalah tingkat signifikan 0,05. Jika F hitung >

F tabel, tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak (ada pengaruh signifikan). Jika

F hitung < F tabel, tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada

pengaruh signifikan). Hasil pengujian uji F dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9.

Hasil Pengujian Silmutan (Uji F)

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.9 dapat

diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,019 < 0,05, maka dapat dikatakan

bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung

dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 2,959. Nilai Ftabel pada

tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df

penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 5, dan jumlah data (n)

sebanyak 65. Jadi df pembilang (5-1) = 4 dan df penyebut (65-5) = 60, sehingga

Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,53. Jadi Fhitung> Ftabel

(2,959 > 2,52) dan tingkat signifikansi sebesar 0,019 < 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, return on asset, debt to equity ratio, firm size secara

simultan berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017.

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .009 5 .002 2.959 .019b

Residual .036 59 .001

Total .045 64 a. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA b. Predictors: (Constant), FZ, KI, ROA, DER, KM

Page 12: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

12

Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Menurut Ghozali (2016:97), menyatakan bahwa uji statistik t pada

dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen

secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria

signifikansi parameter individual (uji statistik t) yaitu jika signifikansi > 0,05

maka H0 diterima (tidak ada pengaruh) dan jika signifikansi < 0,05 maka H0

ditolak (ada pengaruh). Hasil dari uji parsial atau uji t dapt dilihat pada tabel 4.10.

sebagai berikut:

Tabet 4.10.

Hasil Pengujian Parsial (Uji t)

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel

4.10 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel kepemilikan institusional memiliki tingkat signifikansi 0,158 >

0,05. Variabel return on equity ini juga memiliki nilai thitung sebesar 1,431 <

1,670649 (ttabel α = 0,05, df = (65-4-1) = 60). Hal ini dapat disimpulkan

bahwa H1 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel kepemilikan

institusional secara parsial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

2. Variabel kepemilikan manajerial memiliki tingkat signifikansi 0,972 > 0,05.

Variabel firm size ini juga memiliki nilai thitung sebesar 0,036 < 1,670649

(ttabel α = 0,05, df = (65-4-1) = 60). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H2

ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel kepemilikan manajerial secara

parsial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

3. Variabel Return On Asset (ROA) memiliki tingkat signifikansi 0,003 < 0,05.

Variabel Return On Asset ini juga memiliki nilai thitung sebesar 3,156 >

1,670219 (ttabel α = 0,05, df = (65-4-1) = 60). Hal ini dapat disimpulkan

bahwa H3 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel Return On Asset

secara parsial berpengaruh terhadap manajemen laba.

4. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki tingkat signifikansi 0,182 >

0,05. Variabel Debt To Equity Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar

1,352 < 1,670649 (ttabel α = 0,05, df = (65-4-1) = 60). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa H4 ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel Debt To

Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

5. Variabel Firm Size memiliki tingkat signifikansi 0,971 > 0,05. Variabel Debt

To Equity Ratio ini juga memiliki nilai thitung sebesar -0,036 > -1,670649

(ttabel α = 0,05, df = (65-4-1) = 60). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H5

ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel Firm Size secara parsial tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.037 .022 -1.698 .095

KI .037 .026 .248 1.431 .158

KM .002 .051 .006 .036 .972

ROA .273 .087 .411 3.156 .003

DER .012 .009 .181 1.352 .182

FZ -6.288E-006 .000 -.005 -.036 .971

Page 13: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

13

Koefisien Determinasi (R²)

Nilai koefisien determinasi dalam liniear berganda ditunjukkan dengan

adjusted R2. Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel 4.11.

berikut ini:

Tabel 4.11.

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2019

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.11 diatas dapat

dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,133 atau 13,3% . Hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu manajemen laba dapat

dijelaskan oleh variabel independen yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan

manajerial, return on asset, debt to equity ratio, dan firm size 13,3% sedangkan

sisanya yaitu 86,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan

dalam penelitian ini.

Pembahasan

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba atau dengan kata lain H1 ditolak dan H0

diterima. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai kepemilikan institusional yang

diperoleh sebesar 0,158 yang lebih besar dari nilai signifikan 5%. Hal ini berarti

bahwa dengan adanya kepemilikan institusional belum mampu mendeteksi adanya

pengaruh terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Aryanti,

Kristanti, dan Hendratno (2017), kepemilikan institisional tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba. Peneliti Aryanti, dkk (2017), menyebutkan pada

umumnya investor insitusi tidak menjalankan perannya secara efektif sebagai

sophisticated investors yang dapat melakukan pengawasan atau monitoring

terhadap kinerja manajemen untuk membatasi manajemen dalam mengambil

tindakan atau kebijakan yang akan berdampak pada tindakan manajemen laba.

Investor institusi hanya menjalankan perannya sebagai transient investors

(pemilik sementara perusahaan) yang justru hanya berfokus pada laba yang

bersifat jangka pendek saja, sehingga adanya kepemilikan institusional belum

tentu dapat meningkatkan monitoring secara efektif terhadap manajemen yang

akan berpengaruh pada berkurangnya kebijakan manajemen dalam melakukan

manajemen laba. Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Ardiyansyah

(2014), bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen

laba.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .448a .201 .133 .02466662

a. Predictors: (Constant), FZ, KI, ROA, DER, KM

b. Dependent Variable: MANAJEMEN LABA

Page 14: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

14

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial

tidak berpengaruh terhadap manajemen laba atau dengan kata lain H2 ditolak dan

H0 diterima. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai kepemilikan institusional yang

diperoleh sebesar 0,972 yang lebih besar dari nilai signifikan 5%. Hal ini berarti

bahwa dengan adanya kepemilikan manajerial belum mampu mengurangi adanya

manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.

Kepemilikan manajerial yang rendah tidak mampu mempengaruhi manajer

dalam melakukan manajemen laba, dikarenakan kepentingan manajer belum

selaras dengan kepentingan para pemegang saham. Sehingga meski pada suatu

perusahaan memiliki kepemilikan manajerial, namun tingkat kepemilikannya

relatif kecil, maka tindakan manajemen laba masih belum mampu di hindarkan

oleh perusahaan.

Hasil penelitian mendukung penelitian Ardiyansyah (2014), yang

mengatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba. Peneliti Ardiyansyah (2014), menyebutkan bahwa porsi

kepemilikan saham manajerial yang dimiliki relatif kecil sehingga kepemilikan

manajerial tidak mampu untuk mempengaruhi manajemen laba. Penelitian ini juga

mendukung hasil penelitian Sudiyanto (2016), bahwa jumlah kepemilikan saham

yang dimiliki manajerial rendah sehingga besar kemungkinan terjadi adanya

ketidakselarasan kepentingan antara pemegang saham mayoritas dan minoritas.

Pengaruh Return On Asset terhadap Manajemen Laba

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh

terhadap manajemen laba atau dengan kata lain H3 diterima dan H0 ditolak. Hal

ini dapat dibuktikan dengan nilai return on asset yang diperoleh sebesar 0,003

yang lebih kecil dari nilai signifikan 5%. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi

return on asset suatu perusahaan maka dapat meningkatkan tindakan manajemen

laba pada suatu perusahaan.

Semakin tinggi return on asset yang dihasilkan suatu perusahaan, maka

dapat berpengaruh terhadap penerapan manajemen laba. Semakin tinggi return on

asset menunjukkan asset yang dimiliki perusahaan digunakan dengan semaksimal

mungkin sehingga dapat memperoleh keuntungan atau laba. Ketika laba yang

dihasilkan perusahaan sangat tinggi pada periode tertentu, maka terdapat

kemungkinan terjadi penurunan laba pada waktu periode berikutnya. Sehingga

manajer akan mengatur laba agar laba yang dilaporkan tidak terlalu besar

sehingga kelebihan laba yang tidak dilaporkan dapat disajikan untuk laporan laba

pada periode berikutnya.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Yatulhusna (2016) yang

mengatakan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset

berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Peneliti Yatulhusna (2016),

menyebutkan bahwa semakin tinggi profitabilitas yang dihasilkan suatu

perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan asset dengan baik

sehingga dapat menghasilkan laba. Ketika laba yang dihasilkan pada periode

tertentu terlalu tinggi, maka kemungkinan terjadi penurunan laba pada periode

berikutnya, maka untuk menghindari hal tersebut manajer akan mengatur laba

agar laba tidak dilaporkan tidak terlalu besar sehingga kelebihan laba dapat

Page 15: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

15

dilaporkan di tahun berikutnya. Tindakan ini juga bertujuan agar minat investor

dalam membeli saham tidak berkurang, karena investor lebih menyukai laba yang

stabil. Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Puspitosari (2015),

menyebutkan bahwa semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemungkinan

perusahaan melakukan manajemen laba. Perusahaan dengan laba yang tinggi

cenderung melakukan manajemen laba guna mengurangi jumlah pajak yang harus

dibayarkan kepada negara. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan melakukan

income decreasing atau penurunan laba.

Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Manajemen Laba

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba atau dengan kata lain H4 ditolak dan H0

diterima. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai debt to equity ratio yang diperoleh

sebesar 0,182 yang lebih besar dari nilai signifikan 5%. Hal ini berarti bahwa

semakin tinggi debt to equity ratio suatu perusahaan tidak mempengaruhi

tindakan manajemen laba pada suatu perusahaan.

Perusahaan dengan tingkat DER yang tinggi berarti memiliki liabilitas

yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekuitas yang dimiliki, hal ini akan

mengakibatkan risiko dan tekanan yang besar pada perusahaan. Namun, apabila

perusahaan berhasil mengelola utangnya dengan baik, efisien dan tepat sasaran,

profit perusahaan akan meningkat secara signifikan dan tidak akan ada masalah

terhadap kesulitan keuangan. Selain itu, ketika DER suatu perusahaan tinggi

tindakan manajemen laba tidak akan membantu dalam pemenuhan kewajiban,

karena pemenuhan kewajiban tidak bisa dihindari dengan tindakan manajemen

laba, karena kewajiban harus tetap dipenuhi.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Gusfina (2016), yang

menyatakan bahwa tinggi rendahnya nilai DER perusahaan tidak akan

mempengaruhi tindakan manajemen laba. Dan pemenuhan kewajiban harus tetap

terpenuhi dan tidak dapat dihindarkan dengan manajemen laba. Penelitian ini juga

mendukung hasil penelitian Puspitosari (2015) menyatakan bahwa debt to equity

ratio tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Peneliti Puspitosari (2015),

menyebutkan bahwa manajemen tidak terlalu mempertimbangkan rasio debt to

equity ratio dalam melakukan manajemen laba.

Pengaruh Firm Size terhadap Manajemen Laba

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa firm size tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba atau dengan kata lain H5 ditolak dan H0 diterima. Hal

ini dapat dibuktikan dengan nilai return on asset yang diperoleh sebesar 0,971

yang lebih kecil dari nilai signifikan 5%. Hal ini berarti firm size tidak dapat

meningkatkan manajemen laba pada suatu perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Puspitosari (2015), menyatakan

bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Peneliti

Puspitosari (2015), menyebutkan bahwa baik perusahaan besar maupun kecil

memiliki kecenderungan melakukan manajemen laba. Penelitian ini juga

mendukung hasil penelitian Yatulhusna (2015), menyatakan bahwa ukuran

Perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Lusi dalam (Yatulhusna,

2015), menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak menjadi pertimbangan satu-

satunya bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi, tapi masih ada

Page 16: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

16

faktor-faktor lain yang lebih penting untuk dipertimbangkan dalam pengambilan

keputusan investasi, seperti tingkat keuntungan, prospek usaha perusahaan dimasa

yang akan datang dan lain sebagainya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berkut :

1. Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2015-2017.

2. Kepemilika Manajerial tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2015-2017.

3. Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2015-2017.

4. Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2015-2017.

5. Firm Size tidak berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.

6. Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Return On Asset,

Debt To Equity Ratio, dan firm secara bersama-sama memiliki pengaruh

terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017.

SARAN

Adapun saran yang dapat di rekomendasiakan untuk penelitian selanjutnya

berdasarkan keterbatasan yang ada dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti selanjutnya dapat

menambah variabel independen berupa rasio keuangan ataupun faktor

lainnya yang dapat mempengaruhi nilai dari manajemen laba.

2. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk melakukan perluasan sampel

penelitian yang tidak hanya terfokus pada perusahaan manufaktur dan

memperhatikan periode tahun penelitian yang dapat menggunakan periode

tahun dan rentang waktu yang lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA

Afrelia, Yeyen. 2017. Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Ukuran Komite

Audit, Keahlian Komite Audit dan Kepemilikan Manajerial terhadap

Manajemen laba Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Tahun 2013-2015. Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Page 17: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

17

Ardiyansyah, Muhammad. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Leverage Dan

Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bei Periode 2009-

2013. Jurnal Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Arthawan, Putu Teddy dan I Wayan Pradnyantha Wirasedana. 2018. Pengaruh

Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana.

Vol.22.1. Januari (2018): 1-29. ISSN: 2302-8556.

Aryanti, Inne, Farida Titik Kristanti, Dan Hendratno. 2017. Kepemilikan

Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dan Kualitas Audit Terhadap

Manajemen Laba. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer (JRAK).

Universitas Telkom. Volume 9, No 2, Oktober 2017, Hal. 66-70. ISSN

2088-5091 (print) 2597-6826 (online).

Fitri, Yanti. 2018. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Current Ratio, Debt to

Asset Ratio, Return On Asset terhadap Manajemen Laba pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2014-2016.

Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Ghozali, Imam. 2016. Alikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gusfina, Faruzia. 2016. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Debt to Equity ratio

(DER), Return on assets (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Assets

(DAR) Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. Jurnal Universitas

Maritim Raja Ali Haji.

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo, ISBN 978-602-

375-540.

Jensen, M. and Meckling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior

Agency Cost, and Ownership Structure”, Journal of Finance Economics

3, pp. 305-360.

Perdana, Riko. 2012. Pengaruh Firm Size, Leverage, Good Corporate

Governance, Dan Profitabilitas Terhadap Earning Management (Studi

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(Bei) Periode 2007-2010). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Puspitosari, Lety. 2015. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Manajemen Laba Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2013. Jurnal

MIX. Universitas Islam Sultan Agung. Volume VI, No. 2.

Page 18: PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN …repository.umrah.ac.id/2835/1/Wan Nur Aniza-150462201046-FE-2019.pdf · pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah

18

Sudiyanto, Yayan. 2016. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan

Manajerial Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Dan

konsekuensinya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan

Yang Melakukan Right Issue Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-

2013). Skripsi. Universitas Bengkulu.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta.

Utami, Julyta. 2018. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Aset Pajak Tangguhan, Beban

Pajak Tangguhan Dan Akrual Terhadap Manajemen Laba Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

2014-2016. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Yatulhusna, Najmi. 2015. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Umur, dan Ukuran

Perusahaan terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013).

Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.