pengaruh kepercayaan, kemudahan, kualitas informasi dan …repository.ub.ac.id/6308/1/listyan nur...
TRANSCRIPT
PENGARUH KEPERCAYAAN, KEMUDAHAN, KUALITAS INFORMASI
DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP PEMILIHAN MODEL JASA
TRANSPORTASI ONLINE
(Studi Pada Pengguna Jasa Transportasi Online GrabCar)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
LISTYAN NUR FAUZIAH
NIM. 135020201111071
JURUSAN MANAJEMEN
KONSENTRASI MANAJEMEN PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
CURRICULUM VITAE
LISTYAN NUR FAUZIAH
DATA PRIBADI
Pacing RT02/02, Padas, Ngawi
Ngawi, 15 November 1994
081232895877
2001 – 2007
SD Negeri Munggut I
2007 – 2010
SMP Negeri 2 Ngawi
2010 – 2013
SMA Negeri 2 Ngawi
2013 – 2017
Universitas Brawijaya Malang
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
IPK 3.74 (Skala 4.00)
PENDIDIKAN FORMAL
Nama Panggilan : Tyan
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Status : Belum Menikah
PELATIHAN
KEMAMPUAN PROGAM
Microsoft Word
Microsoft Excel
Microsoft Powerpoint
SAP ERP with Global Bike V2.0 2014/2015
KEMAMPUAN BAHASA
Indonesia
Inggris
PENGALAMAN ORGANISASI DAN KEPANITIAAN
Staff Divisi LO Management Edutaiment 2014
Staff Divisi Pendamping PKK MABA INSPIRATION 2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha
Kuasa atas rahmat, hidayah, dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul :
“PENGARUH KEPERCAYAAN, KEMUDAHAN, KUALITAS
INFORMASI DAN PERSEPSI HARGA TERHADAP PEMILIHAN
MODEL JASA TRANSPORTASI ONLINE (STUDI PADA PENGGUNA
JASA TRANSPORTASI ONLINE GRABCAR)”
Tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh derajat Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Konsentrasi
Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Malang.
Penulis menyadari bahwa aktivitas ini dapat berjalan dengan baik
disebabkan dukungan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis merasa
berkewajiban menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Nurkholis, SE., M.Buss (Acc)., Ak., Ph.D. sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
2. Dr. Sumiati, SE,. Msi., CSRS, CFP selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
3. Dr. Siti Aisjah, SE,. MS., CSRS, CFP selaku Ketua Program Studi S1-
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
4. Dian Ari Nugroho, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, kritik arahan, saran dan nasehat yang bermanfaat
hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Dr. Mintarti Rahayu, SE., MS., CSRS selaku penguji I yang telah
meluangkan waktunya untuk menguji dan memberi kritik dan sarannya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Sigit Pramono, SE., MSi. selaku penguji II yang telah meluangkan
waktunya untuk menguji dan memberi kritik dan sarannya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
ii
7. Orangtua dan keluarga besar yang telah memberikan dukungan serta doa
sebagai dorongan dalam menyelesaikan skripsi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
8. Seluruh teman-teman kuliah yang telah banyak memberikan semangat dan
dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.
Pada akhirnya dengan segala kerendahan hati berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai referensi bagi penulisan
skripsi maupun penelitian selanjutnya. Penulis menyadari penulisan skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kelemahan. Kata pengantar ini dengan
harapan tersampaikannya pesan sebagai wujud rasa terimakasih kepada semua
pihak yang berhubungan dengan penulis dalam melaksanakan proses penulisan
skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Malang, Juli 2017
Penulis
i
Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, Kualitas Informasi dan Persepsi
HargaTerhadap Pemilihan Model Jasa Transportasi Online
(Studi Pada Pengguna Jasa Transportasi online GrabCar)
Listyan Nur Fauziah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Dosen Pembimbing:
Dian Ari Nugroho
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
kepercayaan, kemudahan, kualitas informasi dan persepsi harga terhadap keputusan
konsumen memilih model jasa transportasi online studi pada pengguna jasa
transportasi online GrabCar. Jenis penelitian ini adalah explanatory research yang
menjelaskan hubungan kausal antara variabel - variabel melalui pengujian
hipotesis. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 120 responden yang
diambil dari populasi pengguna jasa transportasi online GrabCar. Pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling. Karakteristik responden yang
dipilih yaitu, telah berusia 18 tahun dan telah menggunakan jasa transportasi online
GrabCar. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan, kemudahan, kualitas informasi dan
persepsi harga berpengaruh positif terhadap pemilihan model jasa transportasi
online GrabCar, dengan kemudahan memiliki pengaruh terbesar dalam pemilihan
model jasa transportasi online GrabCar.
Kata kunci : Kepercayaan, kemudahan, kualitas informasi, persepsi harga dan
pemilihan model jasa transportasi online GrabCar
ii
The Influence of Trust, Ease, Quality of Information and Price Perception on
Selection Online Transportation Service Model
(Study On Users of GrabCar Online Transportation Services)
Listyan Nur Fauziah
Faculty of Economics and Business, Brawijaya University
Counselor:
Dian Ari Nugroho
ABSTRACT
This study aims at determining the influence of trust, ease,quality of
information and price perception on consumer’s decisions to selection online
transport service model study on users of GrabCar online transportation services.
This explanatory research explains the causal relationship between the variables
through hypothesis testing. This study uses a sample of 120 respondents taken from
the population of GrabCar (an online transportation service) users, which were
selected using purposive sampling technique. The criteria of the respondents are
people who are at least 18 years old and have used GrabCar's service. The data
were analyzed using multiple linear regression. The results of subsequent analysis
prove that trust, ease, information quality and price perception have a positive
effect on consumer’s selection to uses GrabCar’s service, with the ease of having
the greatest influence in the selection of GrabCar's online transport service model.
Keywords : Trust, ease, quality of information, price perceptions, selection
to use GrabCar's service model
Scanned by CamScanner
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 11
2.2 Pemasaran .................................................................................................... 14
2.3 Strategi Pemasaran ....................................................................................... 16
2.4 Pemasaran Jasa ............................................................................................. 17
2.4.1 Pengertian Pemasaran Jasa ..................................................................... 17
2.4.2 Pengertian dan Karakteristik Jasa ........................................................... 18
2.4.1 Pengertian Jasa ................................................................................... 18
2.4.2 Karakteristik Jasa ............................................................................... 19
2.5 Perilaku Konsumen....................................................................................... 22
2.6 Variabel Penelitian ....................................................................................... 23
2.6.1 Kepercayaan .......................................................................................... 23
2.6.2 Kemudahan ............................................................................................ 24
ii
2.6.3 Kualitas Informasi .................................................................................. 26
2.6.4 Persepsi Harga ....................................................................................... 28
2.6.5 Keputusan Pembelian ............................................................................. 30
2.7 Kerangka Pikir.............................................................................................. 35
2.8 Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 41
3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 41
3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 42
3.3.1 Populasi ................................................................................................. 42
3.3.2 Sampel ................................................................................................... 42
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................................................. 43
3.4 Sumber Data ................................................................................................. 44
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 45
3.5.1 Kuesioner ............................................................................................... 46
3.5.2 Studi Pustaka ......................................................................................... 45
3.6 Skala Pengukuran ......................................................................................... 46
3.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 47
3.7.1 Variabel Independen .............................................................................. 47
3.7.2 Variabel Dependen ................................................................................. 49
3.8 Uji Instrumen ............................................................................................... 51
3.8.1 Uji Validitas ........................................................................................... 51
3.8.2 Uji Reliabilitas ....................................................................................... 52
3.9 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 53
3.9.1 Uji Normalitas ........................................................................................ 53
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas (heteroscedasticity) ............................................ 54
iii
3.9.3 Uji Multikolinearitas (multicolinearity) .................................................. 54
3.9.4 Uji Linearitas (linearity) ......................................................................... 55
3.10 Metode Analisi Data ................................................................................... 56
3.10.1 Analisis Regresi Berganda .................................................................... 56
3.11 Uji Hipotesis ............................................................................................... 57
3.11.1 Uji Parsial (Uji t) .................................................................................. 57
3.12 Koefisien Determinasi ................................................................................ 57
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum GrabCar ........................................................................... 59
4.1.1 Visi dan Misi Grab ................................................................................. 61
4.1.2 Logo Grab .............................................................................................. 61
4.2 Karakteristik Responden ............................................................................... 62
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 62
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................................ 63
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .................................... 64
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................... 65
4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan ................ 66
4.3 Distribusi Jawaban Responden...................................................................... 67
4.4 Hasil Uji Instrumen Penelitian ...................................................................... 75
4.4.1 Hasil Pengujian Validitas ....................................................................... 75
4.4.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ................................................................... 78
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 79
4.5.1 Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 80
4.5.2 Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................................... 82
4.5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 83
4.5.4 Hasil Uji Linearitas ................................................................................ 84
iv
4.6 Hasil Uji Regresi Berganda........................................................................... 87
4.7 Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................................. 89
4.7.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................. 89
4.7.2 Hasil Uji t............................................................................................... 90
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 92
4.8.1 Kepercayaan Memiliki Pengaruh Terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online.......................................................................................... 93
4.8.2 Kemudahan Memiliki Pengaruh Terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online.......................................................................................... 95
4.8.3 Kualitas Informasi Memiliki Pengaruh Terhadap Pemilihan Model
Jasa Transportasi Online .................................................................................. 97
4.8.4 Persepsi Harga Memiliki Pengaruh Terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online.......................................................................................... 98
4.9 Implikasi Hasil Penelitian ........................................................................... 100
4.9.1 Pengaruh Kepercayaan Terhadap Pemilihan Model Jasa Transportasi
Online ............................................................................................................ 100
4.9.2 Pengaruh Kemudahan Terhadap Pemilihan Model Jasa Transportasi
Online ............................................................................................................ 101
4.9.3 Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online........................................................................................ 102
4.9.4 Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Pemilihan Model Jasa Transportasi
Online ............................................................................................................ 102
BAB VPENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 104
5.2 Saran .......................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 106
LAMPIRAN ........................................................................................................ 112
i
DAFTAR TABEL
No. Judul Tabel Halaman
1. Penelitian Terdahulu 11
2. Penilaian Skala Likert 46
3. Definisi Operasional Variabel 49
4 . Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 62
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 63
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 64
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 65
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan 66
9. Distribusi Jawaban Item Variabel Kepercayaan 67
10. Distribusi Jawaban Item Variabel Kemudahan 69
11. Distribusi Jawaban Item Variabel Kualitas Informasi 70
12. Distribusi Jawaban Item Variabel Persepsi Harga 72
13. Distribusi Jawaban Item Variabel Keputusan Pembelian Online 74
14. Hasil Uji Validitas Item Variabel Kepercayaan 76
15. Hasil Uji Validitas Item Variabel Kemudahan 76
16. Hasil Uji Validitas Item Variabel Kualitas Informasi 77
17. Hasil Uji Validitas Item Variabel Persepsi Harga 77
18. Hasil Uji Validitas Item Variabel Keputusan Pembelian Online 78
19. Hasil Uji Reliabilitas 79
20 Hasil Uji Multikolinearitas 82
21. Hasil Uji Linearitas pada Variabel Kepercayaan 85
22. Hasil Uji Linearitas pada Variabel Kemudahan 85
23. Hasil Uji Linearitas pada Variabel Kualitas Informasi 86
24. Hasil Uji Linearitas pada Variabel Persepsi Harga 86
25. Hasil Analisis Regresi Berganda 87
26. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) 90
i
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Gambar Halaman
1. Persepsi Harga 29
2. Proses Keputusan Pembelian 31
3. Kerangka Pikir 35
4. Kerangka Hipotesis 36
5. Logo Grab 61
6. Hasil P-Plot Uji Normalitas 80
7. Hasil Histogram Uji Normalitas 81
8. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era ekonomi baru muncul dengan bisnis yang tidak pernah dibayangkan
sebelumnya. Ekonomi dunia sekarang bergerak di era cybernaomics global. Bisnis
jasa melalui e-business akan terus berkembang sejalan dengan prediksi bahwa
sebagian besar perusahaan telekomunikasi akan mentransformasi bisnisnya ke
dalam bisnis internet. Jonathan Parapak yang merupakan Preskom Grup Lippo
mengungkapkan, pasar e-business di masa datang akan terpilah ke dalam lima
segmen, dimana segmen itu akan saling berkaitan satu sama lain. Kelima segmen
tersebut, yaitu infrastruktur dan distribusi content, e-commerce, internet
commerce, web-commerce, electronic data interchange (Lupiyoadi, 2001).
Indonesia menyongsong era cybernaomics dengan memajukan sektor jasa
telekomunikasi yang lebih terliberalisasi melalui UU No. 36 Tahun 1999, yang
diberlakukan 8 September 2000. Indonesia memiliki 88.100.000 pengguna
internet aktif di tahun 2016 (sumber: wearesocial.com, 2016). Jumlah pengguna
internet aktif ini mengalami peningkatan 15 % dari tahun 2015. Angka pengguna
internet aktif ini akan terus naik sehingga dapat dikatakan pasar digital merupakan
pasar masa kini dan masa depan. Peningkatan pengguna internet di Indonesia
setiap tahunnya membuat para penyedia produk dan layanan atau jasa harus ikut
serta dalam kegiatan memasarkan produk dan layanan mereka secara digital atau
online melalui internet. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat
menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat sehari-hari. Internet
2
merupakan salah satu produk dari teknologi informasi. Internet sangat dibutuhkan
dalam bertukar informasi dan berkomunikasi secara cepat tanpa ada batasan
wilayah, ruang dan waktu. Internet dapat juga diimplementasikan dalam berbagai
segi kehidupan, mulai dari bidang pemerintahan, pendidikan serta perdagangan.
Media internet dapat menjadi pilihan dalam mendukung sebuah proses transaksi,
salah satunya dalam transaksi perdagangan.
Persaingan di sektor perdagangan saat ini semakin ketat sehingga pelaku
bisnis harus bisa memanfaatkan perkembangan teknologi internet agar dapat
mempertahankan dan melanjutkan kelangsungan bisnisnya. Persaingan dalam
perdagangan memberikan tuntutan terhadap tersedianya kemudahan dan
pelayanan kepada konsumen. Berbagai strategi harus dilakukan untuk
memberikan peningkatan kemudahan dan kualitas pelayanan kepada konsumen.
Persaingan dalam perdagangan mengharuskan pelaku bisnis melakukan
perubahan dengan memanfaatkan teknologi internet dalam meningkatkan fasilitas
pelayanannya.
Selain teknologi informasi yang berkembang sangat pesat, sektor jasa
(industri tersier) juga mengalami peningkatan yang dramatis yang dikenal sebagai
“great leap forward” atau kemajuan yang luar biasa dalam dunia jasa. Jasa telah
menyumbang 60% PDB di Eropa, sementara di Indonesia hampir mencapai 30%.
Kontribusi jasa dapat dilihat dari segi income dan kemampuannya menyerap
supply atau tenaga kerja (Lupiyoadi, 2001). Peningkatan sektor jasa menuntut
sektor bisnis di bidang jasa untuk melakukan perkembangan dan perubahan baru
agar dapat memenuhi segala kebutuhan masyarakat. Salah satu sektor bisnis jasa
3
yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang kegiatan masyarakat
sehari-hari ialah sektor jasa transportasi.
Jasa transportasi saat ini dirasa sebagai sarana yang sangat penting di
dalam kehidupan masyarakat. Transportasi digunakan masyarakat untuk
memperlancar aktifitas sehari-hari. Setiap orang tentu membutuhkan transportasi
dalam berbagai kegiatannya seperti bekerja, bersekolah, bepergian maupun
aktifitas lainnya. Keberadaan jasa transportasi dirasa sangat penting sekali, salah
satunya adalah jasa transportasi yang murah, nyaman, dan aman yang diinginkan
oleh masyarakat modern saat ini. Salah satu bisnis yang sedang berkembang saat
ini adalah bisnis jasa transportasi online. Terobosan baru ini dimunculkan oleh
para pengusaha muda yang mengembangkan inovasi baru dalam penyediaan jasa
transportasi online yang memanfaatkan teknologi internet sebagai media
pemesanan seperti jasa transportasi online GrabCar.
GrabCar beroperasi di Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Indonesia
dan Filipina. Grab pertama kali menjejakkan kaki di pasar Indonesia pada Juni
2014 dengan layanan GrabTaxi. GrabTaxi menjadi penyedia aplikasi yang
menghubungkan antara konsumen dengan sopir taksi konvensional, dengan kata
lain, layanan ini mempermudah para sopir taksi konvensional untuk mencari
penumpang. GrabTaxi melakukan ekspansi dengan merilis layanan ojek online
pesaing Go-Jek, yakni GrabBike seiring dengan popularitasnya yang semakin
meluas, pada 2015. Pada Juni 2015, barulah GrabTaxi merilis GrabCar di Bali.
Pada Agustus 2015, GrabCar juga hadir di Jakarta. GrabCar merupakan layanan
transportasi kendaraan roda empat berplat hitam.
4
GrabCar mengikuti sukses Uber, tapi fokus pasar mereka masih sebatas di
Asia Tenggara. Orang bisa memesan taksi dengan mudah, sekaligus melacak di
mana lokasinya cukup dengan berbekal smartphone. Sopir taksi yang terdaftar di
Grab telah mencapai 75 ribu sampai bulan Maret 2015 (sumber: detik.com, 2016).
Aplikasi GrabCar bisa diunduh di Google Play, AppStore dan BlackBerry World.
GrabCar berkembang sangat pesat merambah luas ke kota-kota besar di Indonesia
dan berperan sebagai perusahaan yang menawarkan jasa transportasi antar
penumpang dengan mobil pribadi. Indonesia telah menjadi pasar terbesar Grab
berdasarkan jumlah perjalanan yang diselesaikan seluruh platform. Grab secara
khusus memfokuskan bisnisnya di Jakarta, yang didiami oleh lebih dari 30 juta
penduduk dimana Grab memberikan layanan ojek, penyewaan mobil pribadi dan
pemesanan taksi online. Grab menawarkan pilihan layanan pemesanan kendaraan
terbanyak di sebagian besar pasar di Asia Tenggara, yang telah diunduh di lebih
dari 17 juta perangkat dan 320,000 pengemudi di 30 kota di seluruh Singapura,
Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam (sumber: www.grab.com,
2016).
Jasa transportasi dituntut untuk selalu peka terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi pada pasar dan mampu menciptkan ide yang kreatif, hal ini bertujuan
agar jasa yang ditawarkannya dapat menarik bagi konsumen sehingga apa yang
diinginkan konsumen dapat dipenuhi oleh perusahaan, dan bertahan ditengah-
tengah persaingan yang sangat ketat. Saat ini, masa transformasi menuju era
digital atau online di Indonesia masih menjadi permasalahan yang perlu diberikan
perhatian khusus. Pada praktiknya di Indonesia, biaya transaksi yang murah
mengakibatkan GrabCar dan Uber semakin diminati masyarakat, namun
5
penawaran model jasa transportasi online ini masih menuai konflik karena
mengakibatkan ketidaksetujuan dari beberapa pihak seperti pengemudi taksi
konvensional. Para pengemudi taksi konvensional menganggap GrabCar dan Uber
telah merebut penumpang mereka dengan iming-iming tarif yang lebih murah.
Para pengemudi taksi konvensional melalui PPAD (Paguyuban Pengemudi
Angkutan Darat) menolak adanya sistem transportasi mobil berbasis aplikasi
online karena dirasa tidak adil. Plat kuning atau kendaraan umum yang resmi
dalam berusaha selama ini dibebani berbagai macam aturan retribusi yang
berdampak pada tarif yang mereka kenakan. PPAD menilai kehadiran angkutan
berplat hitam yang sebenarnya mobil pribadi yang dapat dipesan secara online
membuat persaingan menjadi tidak sehat.
Para sopir taksi konvensional menunjukkan aksi protes dengan unjuk rasa
di Jakarta pada Rabu, 23 Maret 2016. Unjuk rasa ini merupakan aksi yang kedua,
setelah sebelumnya protes serupa juga sudah dilakukan pada Senin, 21 Maret
2016 lalu. Para sopir taksi konvensional menuntut pemerintah agar menutup
bisnis mobil berbasis aplikasi, khususnya GrabCar dan Uber. Para sopir taksi
tersebut menuduh Uber dan GrabCar telah “merampok” mata pencaharian
mereka. Sekitar 6.000 sopir taksi resmi Jakarta seperti Bluebird dan Express
menggelar aksi protes menentang layanan berbasis aplikasi GrabCar dan Uber.
Para sopir taksi menggelar aksi protes mula-mula melakukan konvoi dan
memacetkan jalanan Jakarta. Para sopir taksi kemudian memarkir kendaraan
mereka di depan Gedung MPR/DPR dan lebih dari 6.000 aparat keamanan
diturunkan untuk menjaga aksi protes tersebut. Aksi protes sopir taksi juga
6
diwarnai aksi anarki berupa perusakan taksi lainnya serta penganiayaan sopir
Uber dan ojek berbasis aplikasi (sumber: kompas.com, 2016).
Unjuk rasa pengemudi angkutan konvensional menentang adanya
angkutan online berbasis aplikasi tidak hanya muncul di indonesia, di Malaysia
sekitar 100 pengemudi taksi konvensional menggelar aksi unjuk rasa menentang
keberadaan layanan Uber taksi dan GrabCar di jalan Bukit Bintang, Kuala
Lumpur, kawasan pusat perbelanjaan yang populer di kalangan wisatawan asing.
Aksi tersebut menyebabkan lalu lintas di kawasan itu lumpuh selama dua jam
lebih sehingga polisi lalu lintas terpaksa mengalihkan kendaraan memasuki
lorong-lorong kecil. Para pengemudi taksi itu meletakkan mobil mereka di tengah
jalan dua arah sehingga menghalangi lalu lintas di sepanjang jalan Bukit Bintang
(babel.antaranews, 2016).
Semakin banyak jenis jasa transportasi online dengan berbagai macam
merek yang ditawarkan, membuat konsumen sebagai pengambil keputusan
menjadi lebih selekif dalam memilih jasa transportasi yang akan digunakan.
Perusahaan pun harus melakukan usaha-usaha dalam menarik minat konsumen
agar membeli dan menggunakan jasanya. Pembelian merupakan keputusan
konsumen mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli,
dimana membeli, dan bagaimana cara pembayarannya. Keputusan konsumen
merupakan sebuah keputusan sebagai pemilikan suatu tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternatif (Sumarwan, 2011).
Kepercayaan menentukan keputusan pembelian secara online konsumen
dengan mengakses dan melakukan pembelian secara online melalui website
traveloka. Dalam penelitian Anggraeni, 2015 kepercayaan memberikan dampak
7
yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen secara online.
Kemudahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
secara online, sama seperti penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
Hardiawan (2013), kemudahan menjadi salah satu variabel yang menentukan
sikap konsumen untuk melakukan pembelian secara online pada situs
tokobagus.com. Kualitas informasi menurut penelitian yang telah dilakukan oleh
kharisma, (2015) menjadi penentu keputusan dalam melakukan pembelian secara
online konsumen www.ardiansmx.com. Kualitas informasi merupakan persepsi
pelanggan terhadap kualitas informasi tentang produk atau layanan yang
disediakan oleh sebuah website, semakin berkualitas informasi yang diberikan
kepada pembeli online, maka akan semakin tinggi minat pembeli online untuk
membeli produk maupun jasa tersebut (Park dan Kim dalam Hardiawan 2013).
Kepercayaan, kemudahan dan kualitas informasi terbukti signifikan
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian secara online sesuai
penelitian terdahulu yang telah dilakukan, maka penulis tertarik menggunakan
ketiga variabel tersebut untuk menguji kembali apakah terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap pemilihan model jasa transportasi online, studi pada pengguna
jasa transportasi online GrabCar.
Selain kepercayaan, kemudahan dan kualitas informasi dalam perilaku
konsumen persepsi harga dinilai dapat mempengaruhi konsumen dalam keputusan
pembelian. Persepsi harga (perceiveed of price) berkaitan dengan bagaimana
informasi harga dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna
yang dalam bagi mereka (Paul Peter dan Jerry Olson, 2013). Menurut penelitian
yang telah dilakukan oleh Cahyadi (2014), persespsi harga berpengaruh signifikan
8
terhadap keputusan pembelian susu formula studi pada konsumen susu formula
SGM di Kota Yogyakarta. Maka dalam penelitian ini persepsi harga akan kembali
diteliti, apakah persepsi harga memiliki pengaruh terhadap pemilihan model jasa
transportasi online, studi pada pengguna jasa transportasi online GrabCar.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, Kualitas Informasi
dan Persepsi Harga terhadap Pemilihan Model Jasa Transportasi Online (Studi
pada Pengguna Jasa Transportasi Online GrabCar)”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kepercayaan memiliki pengaruh terhadap pemilihan model
jasa transportasi online GrabCar?
2. Apakah kemudahan memiliki pengaruh terhadap pemilihan model jasa
transportasi online GrabCar?
3. Apakah kualitas informasi memiliki pengaruh terhadap pemilihan
model jasa transportasi online GrabCar?
4. Apakah persepsi harga memiliki pengaruh terhadap pemilihan model
jasa transportasi online GrabCar?
9
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan terhadap pemilihan model
jasa transportasi online GrabCar.
2. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan terhadap pemilihan model
jasa transportasi online GrabCar.
3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas informasi terhadap pemilihan
model jasa transportasi online GrabCar.
4. Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap pemilihan model
jasa transportasi online GrabCar.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan secara khusus kepada:
1. Penulis
a. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori yang telah diterima
selama kegiatan perkuliahan.
b. Menambah kemampuan, keterampilan serta wawasan penulis
terhadap variabel dan objek yang diteliti.
2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
a. Sebagai koleksi kepustakaan yang dapat digunakan oleh
pembaca dan peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi.
b. Menjalin kerjasama lembaga antara Fakultas dengan
Perusahaan.
10
3. Perusahaan
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi
dan masukan yang bermanfaat bagi pihak perusahaan dalam
mengembangkan kebijakan berkaitan dengan menjaga
kepercayaan masyarakat dan upaya memberikan kemudahan
serta kualitas informasi yang baik dan juga kebijakan harga yang
dilakukan sehingga menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan
operasional perusahaan.
b. Mendapat sumbangan ilmu dan ide dari hasil penelitian untuk
pengembangan perusahaan menjadi lebih baik lagi.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Tinjauan pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara penelitian yang sudah dilakukan dengan penelitian yang akan
diteliti. Hasil penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan
dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Terdapat beberapa hasil penelitian
terdahulu yang dijadikan acuan dalam melakukan penelitian ini disajikan pada
Tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Hasil Penelitian
1. Danu
Iswara
(2016)
Pengaruh
Kepercayaan,
Kemudahan,
kualitas
Informasi, dan
Persepsi resiko
Terhadap
Keputusan
Pembelian (Studi
Kasus Pada
Pengguna Media
Sosial Instagram
Di Kota
Yogyakarta)
Variabel:
kepercayaan,
kemudahan,
kualitas
informasi,
persepsi resiko
dan keputusan
pembelian.
Analisis
regresi linear
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan
terdapat pengaruh positif keper-
cayaan, kemudahan, kualitas in-
formasi dan persepsi risiko terhadap
keputusan pembelian pada pengguna
media social Instagram di Kota
Yogyakarta.
2. Kha-
risma
Rizki,
Enda-
ng Siti
Astuti
Pengaruh Kemudahan Dan
Kualitas
Informasi Terhadap Minat
Dan Keputusan
Variabel:
kemudahan,
kualitas
informasi dan
keputusan
pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemudahan dan kualitas informasi
berpengaruh signifikan terhadap
minat beli dan keputusan pembelian
di www.ardiansmx.com.
12
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Hasil
&Heru
Susilo (2015)
Pembelian Secara
Online
(Survei Pada
Konsumen
www.ardiansmx.
com)
secara online
Analisis
regresi linear
berganda.
3. Penia
Angg-
raeni&
Putu
Nina
Madi-
awati
(2015)
Pengaruh
Kepercayaan dan
Kualitas
Informasi
Terhadap
Keputusan
Pembelian Secara
Online Pada Situs
www.traveloka.co
m
Variabel:
kepercayaan,
kualitas
informasi dan
keputusan
pembelian
secara online.
Analisis
regresi linier
berganda
Hasil penelitian menunjukan bahwa
kepercayaan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian
sebesar 24,55%, kualitas informasi
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian sebesar
36,40%. Serta kepercayaan dan ku-
alitas informasi berpengaruh signi-
fikan terhadap keputusan pembelian
online sebesar 61%. Sedangkan
sisanya 39% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti dalam pe-
nelitian ini.
4. M.
Andy
Putra, dkk.
(2014)
Pengaruh
kepercayaan dan
kenyamanan terhadap
keputusan
pembelian online
(studi pada pelanggan website
ride inc)
Variabel :
kepercayaan,
kenyamanan,
keputusan
pembelian
online
Analisis
regresi linear
berganda
Penelitian ini meneliti tentang
pengaruh kepercayaan dan
kenyamanan terhadap keputusan pembelian online. Hasil penelitian
Dan didapat hasil bahwa terdapat
pengaruh yang nyata secara bersama-
sama antara variabel kepercayaan dan kenyamanan terhadap keputusan
pembelian online.
5. Imam
Febri
Cah-
yadi
(2014)
Pengaruh Persepsi
Harga, Atribut
Produk Dan Per-
sepsi Resiko
Terhadap Keputu-
san Pembelian
Susu Formula
(Studi pada
konsumen susu
formula SGM di
Kota Yogyakarta)
Variabel:
Persepsi harga,
atribut produk,
persepsi resiko
dan keputusan
pembelian.
Analisis
regresi linier
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
persepsi harga, atribut produk dan
persepsi resiko berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian
konsumen.
13
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Hasil
6. Ponte,
Trujil-
lo &
Rodri-
guez
(2014)
Influence of trust
and perceived
value on the
intention to
purchase
travel online:
Integrating the
effects of
assurance on trust
antecedents.
Variabel: trust
perceived
value and
purchase
intention
Analisis data:
PLS model
Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa pembelian secara online
dipengaruhi oleh persepsi nilai dan
kepercayaan.
7. Hardi-
awan
(2013)
Pengaruh
Kepercayaan,
Kemudahan, dan
Kualitas
Informasi
terhadap
Keputusan
Pembelian Secara
Online pada
Pengguna Situs
Jual Beli Online
tokobagus.com
Variabel:
kepercayaan,
kemudahan,
kualitas
informasi dan
keputusan
pembelian
online.
Analisis
regresi linier
berganda
dengan
program SPSS
16
Hasil analisis membuktikan bahwa
ketiga variabel yang digunakan
dalam penelitan ini, variabel ke-
percayaan menunjukan hasil yang
paling dominan dalam mempeng-
aruhi keputusan pembelian. Hasil
penelitian tersebut bahwa semua
variabel independen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian melalui uji F
dan uji T.
Sumber: Peneliti, 2017
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa persamaan dari penelitian terdahulu dan penelitian yang akan
dilakukan adalah kepercayaan memegang peranan penting untuk dapat
mempengaruhi konsumen. Kemudahan juga merupakan salah satu yang dapat
mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli atau menggunakan suatu
produk atau jasa. Variabel kualitas informasi menjadi salah satu penentu
keputusan konsumen apakah ingin menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan produsen. Variabel yang terakhir adalah persepsi harga. Persepsi harga
14
merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran yang dapat mempengaruhi
keputusan konsumen dalam menggunakan atau membeli sebuah produk maupun
jasa. Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah perbedaan obyek penelitian dan alat analisis yang digunakan. Penelitian
yang akan dilakukan akan diteliti mengenai pengaruh kepercayaan, kemudahan,
kualitas informasi dan persepsi harga terhadap keputusan konsumen memilih
model jasa transportasi online GrabCar dengan menggunakan analisis regresi
linear berganda.
2.2 Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses
untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada
pelanggan serta untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya (American Marketing
Assosiation dalam Kotler & Keller, 2009). Kegiatan pemasaran merupakan suatu
kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkan itu dapat diterima dan
disenangi oleh pasar (Gitosudarmo, 2012). Pemasaran merupakan suatu proses
dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan
yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan
sebagai imbalannya (Kotler & Armstrong, 2008). Pemasaran merupakan kegiatan
untuk memindahkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen yang bertujuan
untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Agar hal ini dapat
tercapai dengan sukses maka perusahaan harus menerapkan aktivitas pemasaran
15
yang tepat salah satunya dengan mengetahui terlebih dahulu konsep dari
pemasaran tersebut.
Pemasaran merupakan organ vital dalam tubuh suatu perusahaan.
Keberhasilan pemasaran akan menentukan panjang atau pendeknya umur suatu
perusahaan. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun potensial (Swastha, 2011 : 3). Pemasaran adalah
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara menciptakan dan
mengomunikasikan nilai yang telah dibuat untuk menghasilkan laba (Kotler dan
Keller, 2009). Dari beberapa definisi mengenai pemasaran dapat disimpulkan
bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan dari proses penciptaan hingga
mengomunikasikan nilai yang dilakukan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen dalam rangka pencapaian tujuan yaitu menghasilkan laba.
Kotler dan Keller (2009) mengungkapkan konsep pemasaran yang
meliputi:
a. Konsep Produksi
Konsep ini berorientasi pada proses produksi atau operasi. Produsen
meyakini bahwa konsumen akan membeli produk yang murah dan
mudah diperoleh.
b. Konsep Produk
Pada konsep para konsumen lebih mengharapkan produk yang
memiliki kualitas, kinerja, penampilan bagus.
16
c. Konsep Penjualan
Konsep ini berorientasi pada tingkat penjualan sehingga konsumen
harus dipengaruhi untuk membeli barang atau jasa yang dihasilkan
agar penjualan dapat meningkat.
d. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran ini berorientasi kepada pelanggan, bahwa
konsumen hanya akan bersedia membeli produk yang mampu
memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan.
e. Konsep Pemasaran Holistik
Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan terhadap
suatu pemasaran yang menggabungkan berbagai lingkup dan
kompleksitas kegiatan pemasaran.
2.3 Strategi Pemasaran
Kegiatan pemasaran meliputi tindakan-tindakan pemasaran yang bisa
mempengaruhi permintaan konsumen terhadap produk, diantaranya dengan
strategi merubah harga, memodifikasi promosi yang dilakukan, merancang
promosi khusus, memilih saluran distribusi dan sebagainya. Dalam penerapannya,
seringkali berbagai kegiatan pemasaran dipadukan atau dilaksanakan secara
bersama-sama, namun terkadang ada situasi dimana manajer pemasaran harus
memilih kegiatan program pemasaran yang terbaik. Strategi pemasaran
merupakan rencana yang menjabarkan ekspetasi perusahaan akan dampak dari
berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini
produknya di pasar sasaran tertentu (Tjiptono dan Chandra, 2012 : 193).
17
Strategi pemasaran pada dasarnya merupakan pola langkah dan pola pikir
yang harus dijalankan di masa yang akan datang, setidaknya dalam kurun waktu
tertentu (Nitisusastro, 2013). Pola pikir dan pola langkah tersebut harus searah
dan sejalan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Pola pikir dan pola
langkah ini akan lebih tepat bila dilandasi oleh berbagai informasi yang relevan
dengan bidang usaha yang akan dijalankan.
2.4 Pemasaran Jasa
2.4.1 Pengertian Pemasaran Jasa
Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang
sempurna dari setiap proses yang dijalankan oleh perusahaan. Pemasaran tidak
lagi dipandang sebagai bagian yang terpisah dari organisasi yang hanya
berperan sebagai proses penjualan produk. Perkembangan konsep pemasaran
sendiri tidak terlepas dari fungsi-fungsi organisasi yang lain dan pada akhirnya
mempunyai tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif
(ineffective marketing) dapat membahayakan bisnis karena dapat berakibat
pada konsumen yang tidak puas. Pemasaran yang efektif (effective marketing)
justru berakibat sebaliknya yaitu menciptakan nilai atau utilitas.
Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan adalah inti pemikiran
pemasaran modern. Tujuan kegiatan pemasaran adalah menarik pelanggan baru
dengan menjanjikan nilai yang tepat dan mempertahankan pelanggan saat ini
dengan memenuhi harapannya sehingga dapat menciptakan tingkat kepuasan.
Pemasaran jasa adalah setiap tindakan yangditawarkan oleh salah satu pihak
kepada pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan
18
perpindahan kepemilikan apapun (Lupiyoadi, 2006 : 5). Pemasaran jasa adalah
pemasaran yang bersifat intangible dan immaterial dan dilakukan pada saat
konsumen berhadapan dengan produsen (Umar, 2003 : 76).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa adalah suatu
tindakan yang ditawarkan pihak produsen kepada konsumen, dalam arti jasa
yang diberikan tidak dapat dilihat, dirasa, didengar atau diraba sebelum
dikonsumsi. Bauran pemasaran jasa merupakan pengembangan bauran
pemasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) produk hanya mencakup 4P,
yaitu : Product, Price, Place, dan Promotion. Sedangkan untuk jasa keempat P
tersebut masih kurang mencukupi, sehingga para ahli pemasaran
menambahkan 3 unsur, yaitu : People, Process, dan Customer Service. Elemen
marketing mix terdiri dari tujuh hal (Lupiyoadi, 2006 : 70), yaitu : Product
(jasa seperti apa yang ingin ditawarkan kepada konsumen), Price (bagaimana
strategi penentuan harga), Place (bagaimana sistem penghantaran atau
penyampaian yang akan diterapkan), Promotion (bagaimana promosi yang
harus dilakukan), People (tipe kualitas dan kuantitas orang yang akan terlibat
dalam pemberian jasa), Process (bagaimana proses dalam operasi jasa),
Customer Service (bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen).
2.4.2 Pengertian dan Karakteristik Jasa
2.4.2.1 Pengertian Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata “jasa”
(service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi
(personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah
19
banyak pakar pemasaran jasa yang berusaha mendefinisikan pengertian jasa.
Valerie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner dalam (Lupiyoadi, 2006)
mendefinisikan jasa sebagai berikut:
“Service is all economic activities whose output is not a physical
product or construction is generally consumed at that time is produced, and
provides added value in forms (such as convenience, amusement, comfort or
health” (jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan
berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya
kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan konsumen). Tidak jauh
berbeda dengan definisi diatas, Kotler dalam (Lupiyoadi, 2006 : 6)
mendefinisikan jasa sebagai berikut: “Setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa
berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya”.
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa didalam
jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen
(jasa), meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa
bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak
berwujud.
2.4.2.2 Karakteristik Jasa
Berbagai riset dan literatur manajemen dan pemasaran jasa
mengungkapkan bahwa jasa memiliki empat karakteristik yang
20
membedakan barang dan jasa yang dinamakan paradigma IHIP:
Intangibility, Heterogeneity, Inseparability, dan Perishability (Lovelock &
Gummeson dalam Tjiptono dan Chandra, 2005 : 22).
1. Intangibility
Jasa bersifat intangible, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa,
dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.
Seorang konsumen jasa tidak dapat menilai hasil dari sebuah jasa
sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya sendiri. Bila
pelanggan membeli jasa tertentu, maka ia hanya menggunakan,
memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut. Pelanggan tersebut
tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya.
2. Heterogeneity
Jasa bersifat Heterogeneity karena merupakan non-standarized
output, artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis,
tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi.
Sebagai contoh, dua orang yang datang ke salon yang sama dan
meminta model rambut yang sama tidak akan mendapatkan hasil
yang seratus persen identik (kecuali kalau keduanya minta
rambutnya dibuat plontos).
3. Inseparability
Jasa bersifat inseparability artinya jasa dijual terlebih dahulu, baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang
sama. Sedangkan barang biasanya diproduksi terlebih dahulu,
kemudian dijual, baru dikonsumsi. Sebagai contoh, dokter gigi
21
tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran pasien. Selain
hadir secara fisik dan mental, pasien bersangkutan secara aktual
juga berperan sebagai co-producer dalam operasi jasa, dengan
jalan menjawab pertanyaan-pertanyaan dokter dan menjelaskan
gejala sakit atau kebutuhan spesifiknya.
4. Perishability
Jasa bersifat perishability artinya jasa merupakan komoditas yang
tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang di
waktu datang, dijual kembali, atau dikembalikan. Sebagai contoh,
kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau
jam tertentu tanpa pasien di tempat praktik dokter umum akan
berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.
Sedangkan menurut Griffin dalam (Lupiyoadi, 2006 : 6) karakteristik
jasa adalah sebagai berikut:
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium
sebelum jasa itu Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar,
atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini
adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk
kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.
2. Unstorability (tidak dapat disimpan)
Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk
yang telah dihasilkan. Karakteristik ini disebut juga inseparability
22
(tidak dapat dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa
dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.
3. Customization (kustomisasi)
Jasa seringkali disesain khusus untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa sifat atau karakteristik utama dari jasa
adalah tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium
sebelum jasa itu dibeli, kemudian jasa juga tidak dapat disimpan,
dan jasa memiliki banyak variasi bentuk, kualitas serta jenis
tergantung pada siapa jasa tersebut dijual, hal ini disebabkan oleh
kebutuhan konsumen jasa yang berbeda-beda, sehingga jasa yang
dijual disesuaikan dengan permintaan konsumennya.
2.5 Perilaku Konsumen
Pemasar menyadari bahwa efektivitas strategi pemasaran dalam memenuhi
kebutuhan konsumen secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas,
semakin baik pemasar memahami faktor-faktor yang mendasari perilaku
konsumen, maka semakin baik pemasar dapat mengembangkan strategi
pemasaran yang efektif. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu yang terlibat dalam
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau membuang barang dan jasa. Studi
perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu membuat keputusan
untuk menghabiskan sumber daya yang tersedia (uang, waktu, dan juga upaya)
(Schiffman & Kanuk, 2008). Jasa transportasi online GrabCar hendaknya selalu
23
meningkatkan kepeduliannya untuk memahami perilaku konsumen dalam 15
pengambilan keputusannya, dengan memahami perilaku konsumen akan
memberikan dampak positif terhadap peningkatan tingkat pengguna jasa
transportasi online GrabCar.
2.6 Variabel Penelitian
2.6.1 Kepercayaan
Kepercayaan konsumen merupakan semua pengetahuan yang dimiliki
oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dapat dibuat tentang obyek, atribut
dan manfaat. Obyek meliputi produk, jasa, orang, perusahaan dan segala
sesuatu yang dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Atribut
merupakan karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki
oleh obyek, sedangkan manfaat adalah hasil positif yang diberikan kepada
konsumen (Mowen dan Minor dalam Bahrudin, 2015). Kepercayaan
merupakan kekuatan (daya tarik) luar biasa untuk mengundang peluang dalam
bertransaksi (Yunus dalam Adji dan Semuel, 2014).
Kepercayaan merupakan pikiran deskriptif yang dimiliki seseorang
tentang sesuatu (Kotler dan Gary Amstrong, 2008 : 199). Keyakinan muncul,
dari persepsi yang berulang, dan adanya pembelajaran dan pengalaman.
Kepercayaan merupakan dasar segala bentuk hubungan antarmanusia. Tiada
kerjasama tanpa kepercayaan, tidak ada komunikasi tanpa kepercayaan.
Prinsip kepercayaan berlaku di mana pun di dunia ini. Siapapun orangnya,
apapun kebangsaanya, tak ada orang yang suka dibohongi dan dikhianati
(Pradiansyah, 2010 : 246).
24
Kepercayaan (trust) terjadi ketika satu pihak percaya kepada tindakan
pihak lain. Akibatnya, untuk percaya merek atau jasa, pelanggan atau
pengguna harus melihat kualitas menjadi positif. Kepercayaan telah diakui
sebagai peran penting dalam mempengaruhi hubungan komitmen dan loyalitas
pelanggan terhadap layanan-layanan tertentu.
Terdapat empat dimensi yang membentuk kepercayaan pelanggan (Hoy
& Tschannen Moran dalam Darwin & Kunto 2014) yaitu:
1. Benevolence, yakni itikad baik dan keyakinan bahwa suatu pihak
akan dilindungi dan tidak akan dirugikan oleh pihak yang dipercayai.
2. Reliability, yakni kemampuan dapat diandalkan untuk memenuhi
sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang atau kelompok apabila
mereka membutuhkan.
3. Competence, yakni kemampuan yang dimiliki oleh suatu pihak dari
segi skill dan pengetahuan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
4. Honesty, yakni sejauh mana pernyataan atau ungkapan dapat
ditepati. Suatu pernyataan akan dianggap benar apabila dapat
mengkonfirmasi yang sebenarnya terjadi menurut perspektif
pelanggan dan komitmen terhadap janji ditepati.
2.6.2 Kemudahan
Pertimbangan selanjutnya bagi pembeli online adalah faktor
kemudahan penggunaan. Kemudahan dalam penggunaan merupakan salah satu
hal yang menjadi pertimbangan bagi pemesanan jasa transportasi online.
25
Kemudahan merupakan seberapa besar teknologi dirasakan relatif mudah untuk
dipahami dan digunakan (Davis et al dalam Priambodo, 2015). Faktor
kemudahan terkait dengan bagaimana operasional bertransaksi secara online.
Pada saat pertama kali bertransaksi online biasanya calon pembeli akan
mengalami kesulitan, karena faktor keamanan dan tidak tahu cara bertransaksi
secara online pembeli cenderung mengurungkan niatnya untuk berbelanja
online. Disisi lain ada juga beberapa calon pembeli yang berinisiatif untuk
mencoba karena mereka telah mendapatkan informasi tentang cara bertransaksi
online. Dengan menyediakan layanan dan petunjuk bagaimana cara
bertransaksi online, mulai dari cara pembayaran, dan fitur pengisian form
pemesanan.
Sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi
akan bebas dari usaha yang nantinya faktor kemudahan ini akan berdampak
pada perilaku, yaitu semakin tinggi presepsi seseorang tentang kemudahan
menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi
informasi. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bawah kemudahan
dalam pemesanan jasa transportasi secara online sangatlah penting karena
dengan banyaknya kemudahan yang diberikan oleh penyedia jasa transportasi
online maka konsumen dapat lebih mudah dalam melakukan pemesanan
dengan mudah dimana saja, dapat mencapai suatu informasi dengan mudah
serta tidak membuat konsumen bingung dan menjadi tidak nyaman. Dimensi
kemudahan terbagi menjadi tiga indikator (Venkatesh dan Davis dalam
Irmadhan 2012).
26
1. Interaksi individu dengan sistem jelas mudah dimengerti (clear and
understandable)
2. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem
tersebut (does not require a lot of mental effort)
3. Sistem mudah digunakan (easy to use).
Dapat disimpulkan bahwa kemudahan atau percieved ease of use
(keyakinan akan kemudahan penggunaan) yaitu tingkatan dimana user percaya
bahwa teknologi atau sistem tersebut dapat digunakan dengan mudah dan
bebas dari masalah. Pengukuran variabel kemudahan dalam penelitian ini
menggunakan indikator yang diadopsi dari Venkatesh dan Davis.
2.6.3 Kualitas Informasi
Kualitas informasi merupakan persepsi pelanggan terhadap kualitas
informasi tentang produk atau layanan yang disediakan oleh sebuah website
(Park and Kim dalam Achyar dan Brilliant 2013). Kualitas dari suatu informasi
tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan relevan
(Burch dan Grudnitski dalam Sutabri 2012 : 33).
a. Akurat (accuracy), yaitu informasi harus mencerminkan keadaan
yang sebenarnya, informasi harus bebas dari kesalahan.
b. Tepat waktu (timeliness), yaitu informasi yang datang kepada
penerima tidak boleh terlambat. Karena informasi merupakan
landasan dalam pengambilan keputusan.
c. Relevan (relevancy), berarti informasi tersebut mempunyai manfaat
bagi pemakainya
27
Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang
bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi
suatu produk maupun jasa. Individu yang memiliki intensitas lebih besar dalam
menggunakan internet didalam mencari informasi akan memiliki intensitas
lebih besar dalam berbelanja menggunakan internet dan menggunakan layanan
atau jasa online. Pengalaman empiris di lapangan juga mendukung bahwa
konsumen lebih suka mencari informasi melalui internet ketika membeli
produk secara online (Park and Kim dalam Achyar dan Brilliant 2013).
Informasi tersebut sebaiknya berguna dan relevan dalam memprediksi kualitas
dan kegunaan produk atau jasa. Untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau
pembeli online akan informasi, maka informasi produk dan jasa harus
uptodate, untuk membantu pembeli online dalam membuat keputusan,
konsisten, dan mudah dipahami. Kualitas informasi dapat digunakan konsumen
sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian. Informasi
kualitas jasa adalah informasi tentang jasa-jasa yang ada. Semakin berkualitas
informasi yang diberikan kepada pembeli online, maka akan semakin tinggi
minat pembeli online untuk membeli produk atau jasa tersebut (Park and Kim
dalam Achyar dan Brilliant 2013). Di dalam online shopping sebaiknya
menyajikan informasi yang mencakup kaitannya dengan produk dan jasa yang
ada pada online shopping. Informasi sebaiknya berguna dan relevan dalam
memprediksi kualitas dan kegunaan produk atau jasa. Dapat disimpulkan
bahwa kualitas informasi merupakan persepsi pelanggan terhadap kualitas
informasi tentang produk atau layanan.
28
2.6.4 Persepsi Harga
How a consumer perceives a price (as high, as low, as fair) has a
strong influence on both purchase intentions and purchase satisfaction
(Schiffman dan Kanuk dalam Harjati, 2015), yang berarti persepsi harga adalah
pandangan atau persepsi mengenai harga bagaimana pelanggan memandang
harga tertentu (tinggi, rendah,wajar) berpengaruh kuat terhadap maksud
membeli dan kepuasan membeli. Persepi harga adalah “the process by which
consumers interpret price and attribute value to a good or service proses”,
yang berarti sebuah proses dimana pelanggan menafsirkan nilai harga dan
atribut ke barang atau pelayanan yang diinginkan (Malik dan Yaqoob, 2012:
487). Persepsi harga merupakan penilaian pelanggan dan bentuk emosional
yang terasosiasi mengenai apakah harga yang ditawarkan oleh penjual dan
harga yang dibandingkan dengan pihak lain masuk diakal, dapat diterima atau
dapat dijustifikasi (Xia et al dalam Harjati dan Venesia, 2015). Dari
pembahasan di atas, dapat disimpulkan persepsi harga adalah pandangan
pelanggan dalam melihat harga dilihat dari tinggi dan rendahnya harga yang
mempengaruhi keputusan pembelian.
Persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami
seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka
(Paul Peter dan Jerry Olson, 2000 : 228). Pada saat konsumen melakukan
evaluasi dan penelitian terhadap harga dari suatu produk dan layanan sangat
dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri. Persepsi harga sering
diidentikan dengan persepsi kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan untuk
29
memperoleh produk (Monroe dalam Harjati dan Venesia, 2015) seperti terlihat
pada Gambar 2.1 di bawah ini:
Gambar 2.1 Persepsi Harga
Sumber: Monroe dalam Harjati, 2015
Berdasarkan Gambar 2.1 diatas dapat dijelaskan bahwa informasi harga
aktual yang diperoleh akan dibandingkan dengan persepsi harga yang ada di
benak pelanggan. Selanjutnya pelanggan akan memutuskan, apakah akan
membeli produk atau layanan tersebut atau tidak. Persepsi harga dibentuk oleh
dua dimensi utama yaitu:
1. Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
Pelanggan cenderung lebih menyukai produk yang harganya mahal
ketika informasi yang didapat hanya harga produknya. Persepsi
pelanggan terhadap kualitas suatu produk dipengaruhi oleh persepsi
mereka terhadap nama merek, nama toko, garansi yang diberikan
(after sale services) dan negara yang menghasilkan produk tersebut.
2. Perceived Monetary Sacrifice (Persepsi Biaya yang Dikeluarkan)
Secara umum pelanggan menganggap bahwa harga merupakan biaya
yang dikeluarkan atau dikorbankan untuk mendapatkan produk.
Akan tetapi pelanggan mempunyai persepsi yang berbeda-beda
terhadap biaya yang dikeluarkan meskipun untuk produk yang sama.
Perceived Quality
Perceived Price Perceived Value Willingness to buy
Perceived monetary Sacrifice
Actual Price
30
Indikator harga antara lain: (1) Keterjangkauan harga produk, (2)
Kesesuaian harga dengan kualitas produk, (3) Kesesuaian harga dengan
manfaat (Kotler dan Armstong dalam Selang 2013). Berdasarkan bahasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi akan kualitas dan biaya yang
dikeluarkan pelanggan memiliki peranan yang penting dalam memilih suatu
produk atau layanan, disamping itu harga yang ditetapkan sebaiknya
terjangkau, mengandung kesesuaian antara manfaat dengan kualitasnya, dan
perbandingan harga dengan produk atau jasa lain yang sejenis.
2.6.5 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Peter dan Olson, 2000 : 162).
Keputusan pembelian konsumen merupakan membeli merek mana yang dibeli
dari berbagai alternatif yang ada (Kotler dan Amstrong, 2011). Keputusan
konsumen merupakan semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali
masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih diantara pilihan-
pilihan pembelian mereka (Mowen dan Minor dalam Bahrudin, 2015). Proses
pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya
transaksi pembelian, akan tetapi diikuti oleh tahap perilaku setelah pembelian.
Dalam tahap ini konsumen merasakan puas atau tidak puas yang akan
mempengaruhi perilaku berikutnya (Kotler dan Keller, 2007). Menurut Kotler
(2008: 179), proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian
berikut: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
31
keputusan membeli dan tingkah laku pasca pembelian seperti terlihat pada
Gambar 2.2 di bawah ini:
Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian
Sumber: Kotler (2008)
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengenalan kebutuhan
Tahap awal proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan,
yaitu tahap pertama proses keutusan pembeli ketika konsumen
mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu
oleh rangsangan internal maupun eksternal.
2. Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik berkemungkinan mencari lebih banyak
informasi tetapi mungkin juga tidak. Jika dorongan konsumen kuat
dan produk atau jasa yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan,
konsumen kemungkinan akan membelinya. Jika tidak, konsumen
dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan
pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
3. Evaluasi alternatif
Konsumen menggunakan informasi untuk sampai pada penetapan
pilihan akhir. Konsumen tidak menggunakan proses evaluasi
sederhana. Sebaliknya beberapa proses evaluasi dapat dipakai
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informaasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
pembelian
Tingkah Laku
Pasca
Pembelian
32
sekaligus. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses
evaluasi konsumen, yaitu konsumen melihat produk sebagai
kumpulan atribut produk. Konsumen akan bervariasi dalam
menentukan mana diantara atribut ini yang relevan dan konsumen
akan memperhatikan atribut-atribut yang berhubungan dengan
kebutuhan. Berdasarkan pada pengalaman dan pengaruh persepsi,
distorsi dan retensi selektif, keyakinan konsumen mungkin berbeda
dari atribut sebelumnya. Harapan kepuasan produk total konsumen
akan bervariasi pada tingkat atibut yang berbeda. Konsumen sampai
pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur
evaluasi.
4. Keputusan membeli
Pada umumnya keputusan membeli konsumen adalah membeli
merek paling disukai. Tetapi dua faktor dapat muncul antara niat
untuk membeli dan keputusan situasi yang tidak diharapkan.
Konsumen mungkin membentuk niat untuk membeli berdasarkan pada
faktor-faktor seperti pendapatan yang diharapkan, harga yang
diharapkan dan manfaat produk yang di harapkan. Akan tetapi peristiwa
yang tidak diharapkan dapat mengubah niat pembeli. Jadi, pilihan dan
bahkan niat untuk membeli tidak selalu berakhir pada membeli barang
yang sudah dipilih.
5. Tingkah laku pasca pembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas
serta akan terlibat dalam tingkah laku pasca pembelian. Bila produk
tidak memenuhi harapan maka konsumen akan merasa tidak puas, bila
33
melebihi harapan maka konsumen akan merasa sangat puas. Konsumen
mendasarkan harapan pada informasi yang diterima dari penjual, teman
dan sumber-sumber lain (Kotler dan Amstrong, 2008).
Online purchasing atau pembelian secara online merupakan proses dimana
konsumen langsung membeli barang atau jasa dari penjual secara real time, tanpa
perantara layanaan, melalui media internet ini adalah bentuk e-commerce. Sebuah
toko online, webshop, webstore, toko online atau toko virtual yang
membangkitkan analogi fisik membeli produk atau jasa secara online. Proses
seorang konsumen menggunakan media internet untuk melakukan pembelian
produk atau jasa dimulai dengan timbulnya awareness (kesadaran) konsumen akan
suatu informasi atau produk yang dapat diperoleh di internet (Robert dalam
Indrakusuma dan Ellitan, 2008). Proses membangun awareness konsumen
dilakukan dengan aktivitas online branding antara lain dengan links dan banner
pada sebuah website yang akan menarik konsumen untuk mengklik iklan tersebut,
lalu konsumen memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang diiklankan
dan akhirnya apabila kegiatan tersebut dilakukan dengan kontinu maka konsumen
aware dengan adanya produk dan jasa yang ditawarkan maka akan timbuk search
behavior yaitu perilaku pencarian informasi yang memiliki dua sub tipe.
1. Goal oriented (berorientasi pada tujuan), artinya pengguna internet
(calon pelaku online purchasing) memiliki tujuan task completion dan
prepurchase deliberation.
a. Task completion yaitu sebuah niat untuk menyelesaikan tugas atau
aktivitas tertentu.
b. Prepurchase delibration artinya pengguna internet mencari
informasi terkait dengan produk atau jasa yang spesifik.
34
2. Experiental yaitu aktivitas yang diarahkan oleh proses itu sendiri, yang
dapat dikelompokkan menjadi build an information bank, opinion
leadership, dan recreation.
a. Build an information bank adalah ketika pengguna internet
mengakumulasikan informasi untuk waktu yang lama.
b. Opinion leadership adalah ketika pengguna internet mencari
informasi untuk membentuk opininya.
c. Recreation adalah ketika pengguna internet menggunakan media
komputer untuk mencari hiburan
Keputusan pembelian dalam jaringan adalah proses pembelian yang
dilakukan konsumen melalui proses alternatif dengan menggunakan media internet
yang memiliki nilai manfaat yang lebih tinggi, Deavaj et al dalam Pratama (2015).
Keputusan pembelian secara online dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor
pertama efisiensi untuk pencarian (waktu cepat, mudah dalam penggunaan, dan
usaha dalam pencarian yang mudah), faktor kedua value (harga bersaing dan
kualitas baik) dan faktor ketiga interaksai (informasi, keamanan, load time, dan
navigasi), (Deavaj et al dalam Pratama dan Nugrahani 2015).
35
2.7 Kerangka Pikir Penelitian
Dari pemaparan teori-teori tentang kepercayaan, kemudahan, kualitas
informasi, persepsi harga serta keputusan pembelian maka dapat dirumuskan
kerangka pikir seperti pada Gambar 2.3 berikut:
Gambar 2.3
Kerangka Pikir
Sumber: Peneliti, 2017
Landasan
Teori
Penelitian
Terdahulu
Variabel Penelitian
Variabel Bebas :
Kepercayaan (X1)
Kemudahan (X2)
Kualitas Informasi (X3)
Persepsi Harga (X4)
Variabel Terikat :
Keputusan Pembelian online (Y)
Objek Penelitian :
Pengguna Jasa Transportasi
Online GrabCar
Uji Instrumen Penelitian :
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
Analisis Deskriptif
Kualitatif
Analisis Kuantitatif
1. Uji Asumsi Klasik
2. Uji Regresi Linier
berganda
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Implikasi Hasil Penelitian
36
2.8 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang telah
dirumuskan. Dalam penelitian ini peneliti merumuskan hipotesisnya sebagai
berikut:
Gambar 2.4
Kerangka Hipotesis
Sumber: Peneliti, 2017
Berdasarkan kerangka hipotesis tersebut maka dapat dikemukakan
hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.8.1 Pengaruh Kepercayaan Terhadap Pemilihan Model Jasa Transportasi
Online GrabCar
Untuk dapat mempertahankan hubungan jangka panjang dengan para
konsumennya, pihak penyedia jasa transportasi online perlu menganut konsep
kepuasan pelanggan (costumer satisfaction). Agar dapat bertahan hidup dalam era
modern ini, pihak penyedia jasa transportasi online harus mempunyai pelanggan
loyal (customer loyality) yang percaya terhadap keberadaan jasa transportasi
online.
KEPERCAYAAN (X1)
KEMUDAHAN (X2)
PEMILIHAN MODEL
JASA TRANSPORTASI
ONLINE GRABCAR (Y)
H1
KUALITAS INFORMASI
(X3)
H2
H3
H4 PERSEPSI HARGA (X4)
37
Seiring maraknya kejahatan internet, seperti misalnya pembobolan kartu
kredit dan penipuan, faktor kepercayaan (trust) menjadi hal yang sangat penting
dalam transaksi online. Konsep kepercayaan ini berarti bahwa pembeli percaya
terhadap keandalan pihak penyedia jasa transportasi online yang dapat menjamin
keamanan bertransaksi online. Keamanan berarti bahwa transaksi online dapat
dipercaya. Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
H1 : Terdapat pengaruh kepercayaan terhadap pemilihan model jasa
transportasi online GrabCar
2.8.2 Pengaruh Kemudahan Terhadap Pemilihan Model Jasa Transportasi
Online GrabCar
Davis (1989) dalam Priambodo (2015) mendefinisikan kemudahan (ease
of use) sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa suatu teknologi
dapat dengan mudah digunakan. Intensitas penggunaan dan interaksi antara user
dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan. Suatu sistem online yang
lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih
mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh user. Dimensi kemudahan
terbagi menjadi tiga indikator (Venkatesh dan Davis dalam Irmadhan 2012) yaitu:
1) Interaksi individu dengan sistem jelas mudah dimengerti (clear and
understandable), 2) Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan
sistem tersebut (does not require a lot of mental effort). 3) Sistem mudah
digunakan (easy to use).
38
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kemudahaan (ease of
use) merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap penggunaan jasa online.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemudahan akan
mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang di dalam mempelajari
sistem online. Kemudahan dapat diindikasikan bahwa pembeli yang memiliki
pengetahuan tentang pembelian online tidak mengalami kesulitan ketika transaksi
secara online dibandingkan pembeli yang tidak memiliki pengetahuan tersebut.
Pembeli online percaya bahwa transaksi online yang lebih fleksibel, mudah
dipahami dan mudah pengoperasiannya (compartible) sebagai karakteristik
kemudahan. Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H2 : Terdapat pengaruh kemudahan terhadap pemilihan model jasa
transportasi online GrabCar
2.8.3 Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online GrabCar
Informasi yang disajikan pada penyedia jasa transportasi online sebaiknya
mencakup informasi berkaitan dengan jasa yang ditawarkan. Informasi tersebut
sebaiknya berguna dan relevan dalam memprediksi kualitas dan kegunaan jasa.
Untuk memuaskan kebutuhan informasi konsumen atau pembeli jasa transportasi
online, informasi jasa harus up-to-date, membantu pengguna jasa transportasi
online dalam membuat keputusan, konsisten, dan mudah dipahami.
Informasi kualitas jasa adalah informasi tentang jasa-jasa yang ada pada
jasa transportasi online. Informasi kualitas jasa pada jasa transportasi online
39
terdiri dari informasi pemesanan, informasi pengiriman, dan promosi yang
ditawarkan. Informasi pemesanan mencakup informasi tentang bagaimana cara
pemesanan suatu jasa. Informasi promosi mencakup promosi produk atau jasa
baru, ataupun pemberian promo untuk penggunaan jasa. Semakin berkualitas
informasi yang diberikan kepada pembeli online, maka akan semakin tinggi minat
pembeli online untuk membeli produk atau jasa tersebut (Park and Kim dalam
Achyar dan Brilliant 2013). Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
H3 : Terdapat pengaruh kualitas informasi terhadap pemilihan model jasa
transportasi online GrabCar
2.8.4 Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online GrabCar
Dalam arti sempit, harga (price) adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu
produk baik barang maupun jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai
yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau
menggunakan suatu produk baik barang maupun jasa (Kotler, 2008 : 345).
Persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga dipahami seluruhnya
oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi mereka (Paul Peter dan
Jerry Olson, 2000: 228). Pada saat konsumen melakukan evaluasi dan penelitian
terhadap harga dari suatu produk atau jasa sangat dipengaruhi oleh perilaku dari
konsumen itu sendiri.
Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu produk atau jasa
dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama,
40
karena tergantung dari persepsi individu yang dilatarbelakangi oleh lingkungan
kehidupan dan kondisi individu. Berdasarkan uraian di atas, maka diajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
H4 : Terdapat pengaruh persepsi harga terhadap pemilihan model jasa
transportasi online GrabCar
41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian explanatory
research. Explanatory research merupakan penelitian yang bermaksud untuk
menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antar satu
variabel dengan yang lainnya (Sugiyono, 2014). Explanatory research dalam
penelitian ini digunakan untuk menguji tentang ada tidaknya pengaruh
kepercayaan, kemudahan, kualitas informasi dan persepsi harga terhadap
keputusan pemilihan model jasa transportasi online GrabCar.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat penelitian berlangsung dan dilakukan.
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menyebarkan link kuesioner online yang
akan diisi oleh konsumen yang pernah melakukan pemilihan model jasa
transportasi online GrabCar diberbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bali,
Bandung, Surabaya dan Malang. Lokasi ini dipilih berdasarkan pertimbangan
bahwa di kota-kota tersebut sudah banyak tersedia jasa transportasi online
GrabCar serta banyak masyarakat yang menggunakan jasa transportasi online
tersebut.
42
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek yang diteliti dalam penelitian.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2014 : 80).
Populasi yang ditentukan peneliti adalah seluruh pengguna jasa transportasi
online GrabCar.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang hendak diteliti. Sugiyono
(2014 : 81) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode pengambilan sampel
diperlukan dalam sebuah penelitian karena hal ini digunakan untuk
menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak dijadikan sampel.
Peneliti tidak mungkin mempelajari keseluruhan populasi karena keterbatasan
tenaga, dana dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi yang ada. Saran untuk penentuan ukuran sampel menurut
teori Roscoe dalam Sugiyono (2014 : 82) adalah sebagai berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai 500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya pria-wanita, pegawai
negeri-pegawai swasta, dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel
setiap kategori minimal 30.
43
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti, misalnya jumlah
variabel penelitiannya ada lima (independen dan dependen), maka
jumlah anggota sampel= 10 x 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimental yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol maka jumlah anggota
sampel masing-masing 10 sampai dengan 20.
Berdasarkan teori Roscoe dalam Sugiyono (2014 : 82) pada poin
pertama, maka penulis dapat menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 120 responden tercatat sebagai pengguna jasa transportasi online
GrabCar, sehingga nantinya sampel yang diambil diharapkan bisa mewakili
keseluruhan populasi yang terbatas dari pengguna jasa transportasi online
GrabCar.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah cara peneliti mengambil
sampel atau contoh yang representatif dari populasi yang tersedia (Sanusi,
2011 : 88). Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non-
probability sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2014 : 84). Teknik yang digunakan adalah
teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2014 : 85).
44
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu karena terdapat berbagai ketentuan bahwa responden
dalam penelitian ini adalah pengguna jasa transportasi online GrabCar dengan
umur minimal 18 tahun, dikarenakan usia 18 tahun adalah remaja tingkat akhir
yang sudah mantap, stabil, dan mampu memberikan pendapat dan menjawab
pertanyaan dalam kuesioner (Deswita, 2006).
3.4 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari
tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat
untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, 2006 : 60). Dalam penelitian ini,
yang termasuk dalam data primer adalah data yang diperoleh dari hasil
jawaban kuesioner yang disebar kepada para responden yang menjadi
sampel penelitian.
2. Data Sekunder
Menurut Sekaran (2006 : 65), data sekunder mengacu pada
informasi yang dikumpulkan oleh seseorang, dan bukan peneliti yang
melakukan studi mutakhir. Data sekunder merupakan data yang
didapat dari informan yang diperlukan sebagai pelengkap dan
penunjang penelitian ini. Dalam hal ini data sekunder berasal dari
45
beberapa literatur seperti buku, jurnal, artikel yang diunduh dari
internet, tesis dan disertasi terdahulu.
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Kuesioner
Pembagian kuesioner online ini adalah cara memperoleh data
responden melalui media internet dengan menggunakan docs.google.com yang
digunakan untuk membantu peneliti mendapatkan jawaban kuesioner karena
peneliti tidak harus bertatap muka langsung dengan responden. Kelebihannya
adalah mendapatkan hasil kuesioner dari responden yang tidak dapat dijangkau
secara langsung oleh peneliti. Penyebaran kuesioner menggunakan link yang
ada pada docs.google.com dan hasil jawaban responden akan tersimpan dalam
lembar yang telah disediakan oleh docs.google.com. Untuk menghindari
kesalahan kriteria yang ada pada penelitian, dibuatnya halaman pembuka yang
menjelaskan maksud dan kriteria yang ada pada kuesioner tersebut.
3.5.2 Studi Pustaka
Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh
seseorang, dan bukan peneliti yang melakukan studi muthakhir. Data tersebut
bisa merupakan internal atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet,
penelusuran dokumen, atau publikasi informasi (Sekaran 2006 : 65). Sumber
data dalam penelitian ini diperoleh melalui buku, jurnal, majalah, dan data-data
yang diperoleh dari internet. Melalui studi kepustakaan ini, peneliti berharap
46
dapat memperoleh data dan infromasi yang lebih mendalam yang berkaitan
dengan tema penelitian ini.
3.6 Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan jenis skala pengukuran skala likert melalui
skala yang mengukur tiap kategori melalui lima butir ukuran. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang pada suatu
fenomena sosial yang dijadikan sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2014).
Tabel 3.1
Penilaian Skala Likert
Keterangan Poin
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber: Sugiyono (2014)
Penilaian skala likert seperti pada Tabel 3.1 menunjukkan bahwa variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun item-item yang dapat
berupa pernyataan. Sistem penilaian yang ditetapkan untuk setiap jawaban
responden menggunakan skala likert.
47
3.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat berupa apapun yang variasinya perlu
diperhatikan agar dapat mengambil kesimpulan mengenai fenomena yang terjadi
(Azwar, 2014 : 32). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
variabel independen (X) yang terdiri dari kepercayaan (X1), kemudahan (X2),
kualitas informasi (X3), persepsi harga (X4) dan variabel dependen (Y) yaitu
keputusan pembelian.
3.7.1 Variabel Independen (X)
Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (Sugiyono, 2014). Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan (X1)
Kepercayaan konsumen adalah kesediaan seseorang untuk melakukan
pemesanan karena keyakinan bahwa GrabCar akan memberikan
layanaan sesuai apa yang dia inginkan dan suatu harapan yang
umumnya dimiliki seorang konsumen bahwa GrabCar dapat
dipercaya.
2. Kemudahan (X2)
Kemudahan merupakan tingkatan dimana konsumen percaya bahwa
model jasa transportasi online GrabCar dapat digunakan dengan
mudah dan bebas dari masalah.
48
3. Kualitas Informasi (X3)
Kualitas informasi merupakan suatu persepsi pelanggan atau
konsumen terhadap kualitas informasi layanan GrabCar yang
disediakan.
4. Persepsi Harga (X4)
Persepsi harga adalah pandangan atau persepsi mengenai harga
bagaimana konsumen memandang harga atau tarif yang dikenakan
GrabCar (tinggi, rendah, wajar) yang mempengaruhi kepuasan
membeli.
3.7.2 Variabel Dependen (Y)
Sugiyono (2014) menyatakan bahwa variabel terikat (variabel
dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini
adalah keputusan pembelian.
Keputusan menggunakan model jasa transportasi online GrabCar (Y)
merupakan pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif yang
ada. Dalam keputusan pembelian tersebut, prioritas dalam menggunakan model
jasa transportasi online GrabCar dapat terbentuk apabila perusahaan
menawarkan layanan yang lebih baik dari layanan pesaingnya.
49
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Item Sumber
Kepercayaan
(X1)
Benevolence
Reliability
Competence
Honesty
a. Grabcar merupakan jasa transportasi
online yang dapat dipercaya.
b. Keamanan transaksi online GrabCar
sangat baik.
c. Jasa transportasi online GrabCar
bertanggung jawab mengantarkan ke
tujuan lokasi yang hendak saya tuju
dengan tepat waktu.
d. Transportasi online GrabCar memiliki
pelayanan yang sesuai dengan harapan.
Hoy &
Tschannen
Moran (2001)
Kemudahan
(X2) Clear and
understandable
Does not
require a lot of
mental effort
Easy to use
a. Saya lebih mudah memperoleh
informasi jasa transportasi online
GrabCar dibandingkan dengan jasa
transportasi online lainnya.
b. Penggunaan aplikasi GrabCar fleksibel.
c. Sistem pengoprasian aplikasi GrabCar
mudah.
d. Sistem order menggunakan aplikasi
GrabCar efisien waktu.
Venkatesh
and Davis
(1989)
Kualitas
Informasi
(X3)
Accurancy
a. Saya melakukan pemesanan jika
informasi tentang layanan yang ditawar-
kan diberikan akurat.
Grudnitski
dalam Sutarbi
(2012)
50
Lanjutan Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Item Sumber
Timeliness
Relevancy
b. Saya melakukan pemesanan apabila jasa
transportasi online GrabCar
memberikan informasi yang relevan
(terkait tarif atau promo).
c. Saya melakukan pemesanan apabila jasa
transportasi online GrabCar memberi-
kan informasi yang mudah di mengerti.
d. Informasi yang disampaikan dalam apli-
kasi GrabCar sesuai dengan harapan
saya.
Persepsi
Harga (X4)
Keterjangkauan
harga
Kesesuaian
harga dengan
kualitas
Kesesuaian
harga dengan
manfaat
a. Menurut saya harga yang ditawarkan
jasa transportasi online GrabCar
bersaing dengan jasa transportasi lain.
b. Menurut saya harga yang ditawarkan
jasa transportasi online GrabCar
terjangkau.
c. Menurut saya harga jasa transportasi
online GrabCar sesuai dengan kualitas
layanan yang diberikan.
d. Menurut saya harga jasa transportasi
online GrabCar memiliki manfaat yang
lebih besar dibandingkan dengan harga
yang dibayarkan.
Kotler &
Armstrong
(2013)
Keputusan
Pembelian
Online (Y)
Efisiensi
a. Saya memilih untuk menggunakan
layanan GrabCar dengan aplikasi yang
ada di smartphone saya.
Deavaj et al,
dalam
Pratama dan
Nugrahani
51
Lanjutan Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Item Sumber
Value
Interaksi
b. Saya memilih layanan jasa transportasi
online GrabCar dibandingkan dengan
jasa transportasi lain.
c. Saya yakin memilih melakukan
pembelian layanan pada GrabCar
merupakan keputusan yang tepat.
d. Saya memilih layanan yang disediakan
oleh GrabCar sesuai dengan kebutuhan
saya.
(2015)
Sumber: Peneliti, 2017
3.8. Uji Instrumen
3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2011 : 52). Menurut Sugiyono (2010 : 137) bahwa
instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusmya diukur. Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang hendak diukur dan diinginkan dengan tepat. Uji validitas digunakan
untuk melihat kelayakan butir pertanyaan dalam kuisioner dalam
mendefinisikan suatu variabel (Noor, 2015 : 169). Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana daftar pertanyaan kuisioner mendukung
suatu variabel dalam penelitian sehingga data yang terkumpul tidak
52
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Valid tidaknya
suatu instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi
pearson product moment, hasil penelitian yang valid apabila nilai rhitung > rtabel
atau nilai signifikansi hasil korelasi < alpha (0,05).
3.8.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukuran relatif konsisten dapat dipercaya dan diandalkan (Ghozali, 2011 :
47). Suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
realibilitas dapat dilakukan menggunakan bantuan program SPSS (Statistics
Program for Social Study) dengan uji statistik cronbanch alpha (α) untuk
mengukur realibilitasnya. Variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan
nilai cronbach alpha> 0,60. Rumus cronbach alpha yang digunakan adalah:
𝑟𝑖𝑖 = 𝑘
𝑘 − 1 1 −
∑⧜2
⧜12
Dimana rumus ⧜2= ∑𝑋2−
(∑𝑋 )2
𝑁
𝑁
rii = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
∑⧜2 = Jumlah butir pertanyaan
⧜12 = Varians total
53
3.9 Uji Asumsi Klasik
Salah satu syarat dalam menggunakan persamaan regresi adalah
terpenuhinya asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk memberikan
kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam
estimasi. Uji asumsi klasik dilakukan agar hasil persamaan regresi tidak bias dan
konsisten. Pengujian asumsi klasik yang digunakan, yaitu uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas.
3.9.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011 :
160). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal
atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak dapat dilakukan dengan melihat hasil grafik histogramnya. Distribusi
data normal apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
garis diagonal atau grafik histogramnya. Jika data menyebar jauh dari diagonal
atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Normalitas data juga dapat dilihat melalui histogram uji normalitas
berdasar bentuk kurva. Data dikatakan normal apabila bentuk kurva memiliki
kemiringan yang seimbang di sisi kiri dan kanan, serta bentuk kurva
menyerupai lonceng yang hampir sempurna.
54
Dalam penelitian ini untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak
dapat digunakan juga teknik kolmogorov smirnov. Hasil uji kolmogorov-
smirnov dapat dilihat jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat perbedaan
yang signifikan dan menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan jika
sebaliknya maka data berdistribusi tidak normal.
3.9.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali, 2011 : 139). Apabila variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastitas, dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas.Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitasatau tidak terjadi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran, yaitu kecil, sedang, dan
besar. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastitas adalah dengan melihat
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan
residualnya SPREID, apabila titik-titik membentuk pola yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi
heteroskedastisitas. Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta ttitik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3.9.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Multikolinearitas
55
berarti adanya hubungan yang sempurna atau sangat tinggi diantara dua atau
lebih variabel independen dalam persamaan regresi. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Untuk menguji hal tesebut
dapat dilakukan dengan uji multikolinearitas melalui software SPSS dengan
menggunakan Variance Inflaction Factor (VIF). Bila nilai VIF > 10 maka
terjadi multikolinieritas, Bila nilai VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
3.9.4 Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah antara variabel
dependen dan independen benar-benar berhubungan secara linear. Menurut
Ghozali (2011) uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam
studi empiris berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Linearitas dapat dideteksi
dengan melihat pada nilai R square. Apabila nilai R square pada model linear
memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka asumsi linearitas dapat
dikatakan terpenuhi. Pada penelitian ini, penulis melakukan uji linearitas
dengan menggunakan bantuan program SPSS 21.
a. Dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitas,
yaitu: Probabilitas Sig. > 0,05, berarti tidak terdapat perbedaan
kelinearan antara variabel independen (variabel bebas) dengan
variabel dependen (variabel terikat).
56
b. Probabilitas Sig. < 0,05, berarti terdapat perbedaan kelinearan antara
variabel independen (variabel bebas) dengan variabel dependen
(variabel terikat).
3.10 Metode Analisis Data
3.10.1 Analisis Regresi Berganda
Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang
apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan
informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat
diperkecil (Engkos dan Riduwan, 2012). Kegunaan regresi dalam penelitian
salah satunya adalah untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y)
apabila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena
didasari oleh hubungan fugsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini persamaan
regresinya adalah sebagai berikut:
Y=a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ e
Dimana :
Y = Variabel terikat (keputusan menggunakan model jasa transportasi
online Grabcar)
X1 = Variabel bebas 1 (kepercayaan)
X2 = Variabel bebas 2 (kemudahan)
X3 = Variabel bebas 3 (kualitas informasi)
X4 = Variabel bebas 4 (persepsi harga)
a = bilangan konstanta
57
b = koefisien regresi
e = error (variabel pengganggu)
3.11 Uji Hipotesis
3.11.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat (Sugiyono 2014 : 223). Kriteria
pengambilan keputusan dari uji t adalah sebagai berikut:
a. Jika thitung > ttabel maka variabel independen secara individual
berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis diterima).
b. Jika thitung < ttabel maka variabel independen secara individual tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis ditolak).
3.12 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011 :
97). Nilai koefisien determinasi menjelaskan variasi dari variabel terikat (Y) yang
dapat diterangkan oleh variabel bebas (X). Nilai koefisien determinasi adalah
antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir keseluruhan informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel bebas yang
58
dimasukkan dalam model mempengaruhi variabel terikat, sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian.
59
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum GrabCar
GrabCar atau yang sebelumnya dikenal sebagai GrabTaxi adalah sebuah
perusahaan yang berasal Singapura yang di dirikan oleh Antony Tan. Sebuah
aplikasi yang melayani penyedia transportasi online dan tersedia di enam negara
di Asia Tenggara, yakni Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Indonesia, dan
Filipina. Grab bermula dari aplikasi pemesanan taksi pada 2012, yang kemudian
mengembangkan platform produknya termasuk layanan pemesanan mobil sewaan
dan ojek. Layanan Grab ditujukan untuk memberikan alternatif berkendara bagi
para pengemudi dan penumpang yang menekankan pada kecepatan, keselamatan
dan kepastian.
Di Indonesia, Grab melayani pemesanan kendaraan seperti ojek, mobil,
dan taksi. Saat ini Grab tersedia di JABODETABEK, Bali, Bandung, Makassar,
Medan, Padang, Surabaya, Yogyakarta dan Malang. Menggawangi Grab ke
Indonesia bukan perkara mudah bagi tim Grab Indonesia. Aplikasi transportasi
yang berasal dari Malaysia dan berbasis di Singapura tersebut memang bukan
yang pertama. Ada beberapa jenis aplikasi serupa yang menawarkan jasa angkut
penumpang, dengan menggunakan mobil seperti Uber. Hadir sejak pertengahan
2014 lalu, Grab telah mengukir sejarah tersendiri di dunia transportasi berbasis
teknologi. Lahir dengan nama Grabtaxi, layanan tersebut cukup mendapat
apresiasi sehingga mantap mengembangkan bisnisnya. Kurang dari setahun,
berbagai layanan yang mengandalkan aplikasi terbentuk dalam diversifikasi
60
beragam fitur. Mulai dari layanan angkut penumpang, pengiriman barang, hingga
beli dan antar makanan berhasil dikembangkan. Bahkan, demi menjaga
eksistensinya Grab mantap melakukan rebranding dan pergantian logo dengan
alasan sederhana, yakni mewakili segala fitur layanan.
Grab pertama kali menjejakkan kaki di pasar Indonesia pada Juni 2014
dengan layanan GrabTaxi. GrabTaxi menjadi penyedia aplikasi yang
menghubungkan antara konsumen dengan sopir taksi konvensional, dengan kata
lain, layanan ini mempermudah para sopir taksi konvensional untuk mencari
penumpang. Pada 2015 GrabTaxi melakukan ekspansi dengan merilis layanan
ojek online pesaing Go-Jek, yakni GrabBike seiring dengan popularitasnya yang
semakin meluas. Pada Juni 2015, barulah GrabTaxi merilis GrabCar di Bali. Pada
Agustus 2015, GrabCar juga hadir di Jakarta. GrabCar merupakan layanan
transportasi kendaraan roda empat berplat hitam.
GrabCar mengekor sukses Uber, tapi fokus pasar mereka masih sebatas di
Asia Tenggara. Orang bisa memesan taksi dengan mudah, sekaligus melacak di
mana lokasinya cukup dengan berbekal smartphone. Sopir taksi yang terdaftar di
Grab telah mencapai 75 ribu sampai bulan Maret 2015 (detik.com, 2016).
Aplikasi GrabCar bisa diunduh di Google Play, AppStore dan BlackBerry World.
GrabCar berkembang sangat pesat merambah luas ke kota-kota besar di Indonesia
dan menjelma sebagai perusahaan yang menawarkan jasa transportasi antar
penumpang dengan mobil pribadi. Dengan mengadopsi konsep economic sharing
Grab berkembang di Indonesia berkat bantuan para mitra. Pada prinsipnya, Grab
akan terus berkembang beriringan dengan para mitra pengemudi.
61
Indonesia telah menjadi pasar terbesar Grab berdasarkan jumlah
perjalanan yang diselesaikan seluruh platform. Indonesia merupakan negara
keempat terbesar dari segi populasi, dengan total penduduk lebih dar 250 juta.
Grab menawarkan pilihan layanan pemesanan kendaraan terbanyak di sebagian
besar pasar di Asia Tenggara, yang telah diunduh di lebih dari 17 juta perangkat
dan 320,000 pengemudi di 30 kota di seluruh Singapura, Indonesia, Filipina,
Malaysia, Thailand dan Vietnam. (www.grab.com, 2016).
4.1.1 Visi dan Misi Grab
Visi Grab:
Menjadi yang terdepan di Asia Tenggara.
Misi Grab:
1. Menjadi penyedia layanan teraman di Asia Tenggara.
2. Memberikan layanan yang mudah diakses oleh banyak orang.
3. Meningkatkan kehidupan para partner, baik pengemudi maupun
penumpang
4.1.2 Logo Grab
Berikut merupakan logo dari Grab pada Gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1
Logo Grab
Sumber: www.grab.com, 2017
62
4.2 Karakteristik Responden
Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 120
responden. Responden yang berhak mengisi kuesioner adalah responden yang
memenuhi syarat yang telah di tentukan yaitu usia responden minimal 18 tahun
baik laki-laki maupun perempuan dan yang pernah melakukan pemesanan jasa
transportasi online menggunakan aplikasi GrabCar. Karakteristik responden yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain: usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan terakhir dan penghasilan atau pemasukan per bulan.
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil tabulasi gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin
disajikan dalam Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-Laki 36 30%
Perempuan 84 70%
Total 120 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
konsumen yang menggunakan GrabCar adalah berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 84 responden atau 70%, sedangkan responden dengan jenis
kelamin laki-laki jumlahnya berada dibawah responden dengan jenis kelamin
63
perempuan yaitu 36 responden atau 30%. Selisih antara konsumen laki-laki dan
konsumen perempuan berkisar 40%. Perbandingan antara pelanggan laki-laki
dan perempuan yang cukup besar memberikan penjelasan bahwa perempuan
lebih menyukai jasa transportasi yang lebih aman, nyaman dan praktis
sehingga banyak konsumen yang berjenis kelamin perempuan ini
menggunakan jasa transportasi online GrabCar.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Hasil tabulasi gambaran umum responden berdasarkan jenis usia
disajikan dalam Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
18 - 22 tahun 102 85%
23 - 27 tahun 11 9,1%
28 - 32 tahun 4 3,3%
33 - 38 tahun 2 1,6%
46 tahun 1 0,8%
Total 120 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.2 jumlah responden berdasarkan usia yang paling
besar adalah usia 18 - 22 tahun dengan jumlah responden sebesar 102
responden atau 85%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pelanggan
yang menggunakan GrabCar merupakan usia remaja akhir atau dewasa, dimana
pada rentang usia ini seseorang akan dapat memilih transportasi yang sesuai
dengan yang diinginkan dan lebih mudah digunakan. Apalagi dengan
64
perkembangan zaman yang semakin maju dan teknologi yang semakin canggih
tidak hanya memberikan kemudahan pelanggan usia 18 - 22 tahun dalam
memesan jasa transportasi melalui aplikasi online. Pemesanan jasa transportasi
secara online GrabCar juga dapat memberikan pelayanan dan keamanan yang
lebih baik daripada transportasi konvensional.
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Hasil tabulasi gambaran umum responden berdasarkan status pekerjaan
disajikan dalam Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Status pekerjaan Frekuensi Presentase
Mahasiswa 87 72,5%
PNS/TNI/POLRI 2 1,7%
Pegawai Swasta 26 21,7%
Lain-lain 5 4,1%
Total 120 100%
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.3 status pekerjaan mayoritas pelanggan yang
menggunakan GrabCar adalah mahasiswa sebanyak 87 responden atau 72,5%.
Hal ini dikarenakan mahasiswa menyukai jasa transportasi online yang praktis,
cepat, aman dan nyaman yang bisa dipesan tanpa harus menunggu lama dan
keluar dari rumah untuk memesan jasa tansportasi tersebut.
65
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Hasil tabulasi gambaran umum responden berdasarkan pendidikan
terakhir disajikan dalam Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi Presentase
SMA 77 64,2%
Diploma 10 8,3%
Sarjana (S1) 32 26,7%
Pasca Sarjana (S2,S3) 1 0,8%
Total 120 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.4 responden dengan pendidikan akhir Sekolah
Menengah Akhir (SMA) merupakan mayoritas pelanggan paling banyak
sebesar 77 responden atau 64,2% kemudian diikuti dengan lulusan Sarjana (S1)
yaitu sebesar 32 responden atau 26,7% dari jumlah responden. Hal ini
menunjukkan bahwa pelanggan lulusan SMA yang berstatus mahasiswa dan
sudah banyak mengenal aplikasi jasa transportasi online dan menggunakannya
dalam kehidupan sehari-hari.
66
4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan
Hasil tabulasi gambaran umum responden berdasarkan pendapatan tiap
bulan disajikan dalam Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan
Pendapatan Perbulan Frekuensi Presentase
<Rp 1.000.000 37 30,8%
Rp 1.000.001 sampai Rp 2.000.000 48 40,0%
Rp 2.000.001 sampai Rp 4.000.000 21 17,5%
>Rp 4.000.000 14 11,7%
Total 120 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.5 responden dengan pendapatan Rp 1.000.000
sampai dengan Rp 2.000.000 memiliki frekuensi yang paling banyak yaitu 48
responden atau 40,0% sedangkan pendapatan kurang dari Rp 1.000.000
menempati frekuensi kedua yaitu sebesar 37 responden atau 30,8% dari jumlah
responden. Hal ini menunjukkan pelanggan yang menggunakan GrabCar
merupakan pelanggan yang memiliki pendapatan yang relatif tinggi yaitu
sekitar Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000.
67
4.3 Distribusi Jawaban Responden
Distribusi frekuensi jawaban responden mengenai pertanyaan variabel
Kepercayaan dijelaskan pada Tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Item Variabel Kepercayaan (X1)
Item 5 4 3 2 1
Rata-
rata
F % F % f % F % F %
X1.1 31 25,8% 67 55,8% 19 15,8% 2 1,7% 1 0,8% 4,04
X1.2 25 20,8% 67 55,8% 22 18,3% 6 5,0% 0 0% 3,93
X1.3 24 20,0% 61 50,8% 29 24,2% 6 5,0% 0 0% 3,86
X1.4 28 23,3% 65 54,2% 22 18,3% 3 2,5% 2 1,7% 3,95
Total
Rata-rata Rata-Rata Variabel Kepercayaan
3,94
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Keterangan.
X1.1 : GrabCar merupakan jasa transportasi online yang dapat dipercaya.
X1.2 : Keamanan transaksi online GrabCar sangat baik.
X1.3 : Jasa transportasi online GrabCar bertanggung jawab mengantarkan ke
tujuan lokasi yang hendak saya tuju dengan tepat waktu.
X1.4 : Transportasi online GrabCar memiliki pelayanan yang sesuai dengan
harapan.
Pada Tabel 4.6 hasil total rata-rata dari variabel Kepercayaan adalah 3,94
yang menunjukkan bahwa GrabCar memiliki kepercayaan yang baik di benak
pelanggan. Dari Tabel 4.6 di atas item variabel yang menunjukkan rata-rata
terbesar adalah variabel X1.1 yaitu pernyataan yang berbunyi “Grabcar merupakan
jasa transportasi online yang dapat dipercaya” sebesar 4,04 dari 120 responden.
68
Dimana 31 responden atau 25,8% menjawab sangat setuju, 67 responden atau
55,8% menjawab setuju, 19 responden atau 15,8% menjawab netral, 2 responden
atau 1,7% menjawab tidak setuju dan 1 responden atau 0,8% menjawab sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan setuju apabila GrabCar
merupakan jasa transportasi online yang dapat memberikan keamanan,
kenyamanan dan keselamatan, sehingga banyak pelanggan yang percaya dan
menggunakan GrabCar dalam berpergian dan beraktifitas.
Selanjutnya item yang paling rendah adalah variabel X1.3 dengan
pernyataan yang berbunyi “Jasa transportasi online GrabCar bertanggung jawab
mengantarkan ke tujuan lokasi yang hendak saya tuju dengan tepat waktu”
mendapatkan rata-rata sebesar 3,86 dari 120 responden. Dimana 24 responden atau
20,0% menyatakan sangat setuju, 61 responden atau 50,8% menyatakan setuju, 29
responden atau 24,2% menyatakan netral, 6 responden atau 5,0% menyatakan
tidak setuju dan 0 responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini
menunjukkan bahwa ada beberapa pelanggan yang kurang setuju apabila GrabCar
bisa memgantarkan pelanggan sampai ke tujuan dengan tepat waktu, namun
melihat dari hasil nilai rata-rata pada X1.3 yang cukup tinggi dapat dilihat apabila
banyak pelanggan masih setuju dengan pernyataan tersebut.
69
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Item Variabel Kemudahan (X2)
Item 5 4 3 2 1
Rata-
rata
F % F % F % F % F %
X2.1 21 17,5% 35 29,2% 53 44,2% 10 8,3% 1 0,8% 3,54
X2.2 27 22,5% 64 53,3% 25 20,8% 4 3,3% 0 0,0% 3,95
X2.3 37 30,8% 42 35,0% 33 27,5% 8 6,7% 0 0,0% 3,90
X2.4 33 27,5% 47 39,2% 36 30,0% 4 3,3% 0 0,0% 3,91
Total Rata-rata Rata-Rata Variabel Kemudahan
3,82
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Keterangan.
X2.1 : Saya lebih mudah memperoleh informasi jasa transportasi online
GrabCar dibandingkan dengan jasa transportasi online lainnya.
X2.2 : Penggunaan aplikasi GrabCar fleksibel.
X2.3 : Sistem pengoprasian aplikasi GrabCar mudah.
X2.4 : Sistem order menggunakan aplikasi GrabCar efisien waktu.
Pada Tabel 4.7 hasil total rata-rata dari variabel Kemudahan adalah 3,82
yang menunjukkan bahwa GrabCar memberikan kemudahan bagi pelanggan
untuk memesan jasa transportasi online di bandingkan jasa transportasi online
lainnya di benak pelanggan. Dari Tabel 4.7 di atas item variabel yang
menunjukkan rata-rata terbesar adalah variabel X22 yaitu pernyataan yang
berbunyi “Penggunaan aplikasi GrabCar fleksibel.” sebesar 3,95 dari 120
responden. Dimana 27 responden atau 22,5% menjawab sangat setuju, 64
responden atau 53,3% menjawab setuju, 25 responden atau 20,8% menjawab
netral, 4 responden atau 3,3% menjawab tidak setuju dan 0 responden atau 0,0%
70
menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan setuju
apabila GrabCar merupakan jasa transportasi online yang dapat memberikan
kemudahan, keamanan dan keselamatan, sehingga banyak pelanggan yang
merasakan kemudahan dalam memesan jasa transportasi online dan dipercaya
oleh pelanggan dalam berpergian dan beraktifitas.
Selanjutnya item yang paling rendah adalah variabel X2.1 dengan
pernyataan yang berbunyi “Saya lebih mudah memperoleh informasi jasa
transportasi online GrabCar dibandingkan dengan jasa transportasi online
lainnya.” mendapatkan rata-rata sebesar 3,54 dari 120 responden. Dimana 21
responden atau 17,5% menyatakan sangat setuju, 35 responden atau 29,2%
menyatakan setuju, 53 responden atau 44,2% menyatakan netral, 10 responden
atau 8,3% menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 0,8% menyatakan sangat
tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa pelanggan yang
berpendapat masih ada jasa transportasi online lain selain GrabCar di Indonesia
yang juga bisa dengan mudah digunakan.
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Item Variabel Kualitas Informasi (X3)
Item 5 4 3 2 1
Rata-
rata
F % F % F % F % F %
X3.1 31 25,8% 53 44,2% 29 24,2% 6 5,0% 1 0,8% 3,89
X3.2 27 22,5% 62 51,7% 23 19,2% 8 6,7% 0 0,0% 3,90
X3.3 32 26,7% 59 49,2% 24 20,0% 5 4,2% 0 0,0% 3,98
X3.4 26 21,7% 64 53,3% 27 22,5% 3 2,5% 0 0,0% 3,94
Total
Rata-rata Rata-Rata Variabel Kualitas Informasi
3,92
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
71
Keterangan.
X3.1 : Saya melakukan pemesanan jika informasi tentang layanan yang
ditawarkan diberikan akurat.
X3.2 : Saya melakukan pemesanan apabila jasa transportasi online GrabCar
memberikan informasi yang relevan (terkait tarif atau promo).
X3.3 : Saya melakukan pemesanan apabila jasa transportasi online GrabCar
memberikan informasi yang mudah di mengerti.
X3.4 : Informasi yang disampaikan dalam aplikasi GrabCar sesuai dengan
harapan saya.
Pada Tabel 4.8 hasil total rata-rata dari variabel Kualitas Informasi adalah
3,92 yang menunjukkan bahwa GrabCar memberikan kualitas informasi yang baik
di benak pelanggan. Dari Tabel 4.8 di atas item variabel yang menunjukkan rata-
rata terbesar adalah variabel X3.3 yaitu pernyataan yang berbunyi “Saya
melakukan pemesanan apabila jasa transportasi online GrabCar memberikan
informasi yang mudah di mengerti.” sebesar 3,98 dari 120 responden. Dimana 32
responden atau 26,7% menjawab sangat setuju, 59 responden atau 49,2%
menjawab setuju, 24 responden atau 20,0% menjawab netral, 5 responden atau
4,2% menjawab tidak setuju dan 0 responden atau 0,0% menjawab sangat tidak
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan setuju apabila GrabCar
memberikan pemesanan informasi yang mudah dimengerti.
Selanjutnya item yang paling rendah adalah variabel X3.1 dengan
pernyataan yang berbunyi “Saya melakukan pemesanan jika informasi tentang
layanan yang ditawarkan diberikan akurat” mendapatkan rata-rata sebesar 3,89
dari 120 responden. Dimana 31 responden atau 25,8% menyatakan sangat setuju,
53 responden atau 44,2% menyatakan setuju, 29 responden atau 24,2%
72
menyatakan netral, 6 responden atau 5,0% menyatakan tidak setuju dan 1
responden atau 0,8% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
ada beberapa pelanggan yang berpendapat masih ada jasa transportasi online lain
selain GrabCar di Indonesia yang memberikan informasi lebih akurat daripada
GrabCar. Namun nilai rata-rata untuk X3.1 dapat dikatakan cukup tinggi karena
masih banyak pelanggan yang menyatakan setuju apabila GrabCar memberikan
informasi yang akurat.
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Item Variabel Persepsi Harga (X4)
Item 5 4 3 2 1
Rata-
rata
f % F % f % F % F %
X4.1 35 29,2% 63 52,5% 19 15,8% 3 2,5% 0 0,0% 4,08
X4.2 31 25,8% 62 51,7% 23 19,2% 3 2,5% 1 0,8% 3,99
X4.3 24 20,0% 61 50,8% 31 25,8% 4 3,3% 0 0,0% 3,88
X4.4 38 31,7% 51 42,5% 24 20,0% 6 5,0% 1 0,8% 3,99
Total Rata-rata Rata-Rata Variabel Persepsi Harga
3,98
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Keterangan.
X4.1 : Menurut saya harga yang ditawarkan jasa transportasi online GrabCar
bersaing dengan jasa transportasi lain.
X4.2 : Menurut saya harga yang ditawarkan jasa transportasi online GrabCar
terjangkau.
X4.3 : Menurut saya harga jasa transportasi online GrabCar sesuai dengan
kualitas layanan yang diberikan.
X4.4 : Menurut saya harga jasa transportasi online GrabCar memiliki manfaat
yang lebih besar dibandingkan dengan harga yang dibayarkan.
73
Pada Tabel 4.9 hasil total rata-rata dari variabel Persepsi Harga adalah
3,98 yang menunjukkan bahwa GrabCar memberikan harga yang ditawarkan
sesuai dengan kualitas layanan yang diberikan pada pelanggan. Dari Tabel 4.9 di
atas item variabel yang menunjukkan rata-rata terbesar adalah variabel X4.1 yaitu
pernyataan yang berbunyi “Menurut saya harga yang ditawarkan jasa transportasi
online GrabCar bersaing dengan jasa transportasi lain.” sebesar 4,08 dari 120
responden. Dimana 35 responden atau 29,2% menjawab sangat setuju, 63
responden atau 52,5% menjawab setuju, 19 responden atau 15,8% menjawab
netral, 3 responden atau 2,5% menjawab tidak setuju dan 0 responden atau 0,0%
menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan setuju
apabila GrabCar memberikan penjelasan apabila harga yang ditawarkan oleh
GrabCar bersaing dengan jasa transportasi online yang serupa dengan Grabcar.
Selanjutnya item yang paling rendah adalah variabel X4.3 dengan
pernyataan yang berbunyi “Menurut saya harga jasa transportasi online GrabCar
sesuai dengan kualitas layanan yang diberikan”, mendapatkan rata-rata sebesar
3,87 dari 120 responden. Dimana 24 responden atau 20,0% menyatakan sangat
setuju, 61 responden atau 50,8% menyatakan setuju, 31 responden atau 25,8%
menyatakan netral, 4 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju dan 0
responden atau 0,0% menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa
ada beberapa pelanggan yang kurang sependapat apabila pelayanan yang
ditawarkan GrabCar lebih banyak daripada harga yang dibayarkan pelanggan.
Namun nilai rata-rata untuk X4.3 dapat dikatakan cukup tinggi karena masih
banyak pelanggan yang menyatakan setuju apabila GrabCar memberikan kualitas
pelayanan yang baik bagi pelanggan.
74
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Item Variabel Pemilihan Model Jasa Transportasi
Online (Y)
Item 5 4 3 2 1
Rata-rata
f % F % f % F % F %
Y1.1 37 30,8% 53 44,2% 22 18,3% 5 4,2% 3 2,5% 3,97
Y1.2 31 25,8% 68 56,7% 18 15,0% 3 2,5% 0 0,0% 4,06
Y1.3 29 24,2% 37 30,8% 44 36,7% 9 7,5% 1 0,8% 3,70
Y1.4 27 22,5% 64 53,3% 25 20,8% 3 2,5% 1 0,8% 3,94
Total
Rata-rata Rata-Rata Variabel Pemilihan Model Jasa Transportasi Online 3,91
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Keterangan.
Y1.1 : Saya memilih untuk menggunakan layanan GrabCar dengan aplikasi
yang ada di smartphone saya.
Y1.2 : Saya memilih layanan jasa transportasi online GrabCar dibandingkan
dengan jasa transportasi lain.
Y1.3 : Saya yakin memilih layanan pada GrabCar merupakan keputusan yang
tepat.
Y1.4 : Saya memilih layanan yang disediakan oleh GrabCar sesuai dengan
kebutuhan saya.
Pada Tabel 4.10 hasil total rata-rata dari variabel Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online adalah 3,91 yang menunjukkan bahwa pelanggan sudah
familiar dengan GrabCar dan akan melakukan pembelian online dengan GrabCar.
Dari Tabel 4.10 di atas item variabel yang menunjukkan rata-rata terbesar adalah
variabel Y1.2 yaitu pernyataan yang berbunyi “Saya memilih layanan jasa
transportasi online GrabCar dibandingkan dengan jasa transportasi lain.” sebesar
75
4,05 dari 120 responden. Dimana 31 responden atau 25,8% menjawab sangat
setuju, 68 responden atau 56,7% menjawab setuju, 18 responden atau 15,0%
menjawab netral, 3 responden atau 2,5% menjawab tidak setuju dan 0 responden
atau 0,0% menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan
setuju apabila pelanggan lebih memilih untuk memesan memesan GrabCar
daripada jasa transportasi lain.
Selanjutnya item yang paling rendah adalah variabel Y1.3 dengan
pernyataan yang berbunyi “Saya yakin memilih layanan pada GrabCar merupakan
keputusan yang tepat. .” mendapatkan rata-rata sebesar 3,70 dari 120 responden.
Dimana 29 responden atau 24,2% menyatakan sangat setuju, 37 responden atau
30,8% menyatakan setuju, 44 responden atau 36,7% menyatakan netral, 9
responden atau 7,5% menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 0,8%
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa ada beberapa
pelanggan yang kurang sependapat apabila GrabCar merupakan jasa transportasi
online yang lebih baik daripada jasa transportasi online lain. Namun nilai rata-rata
untuk Y1.3 dapat dikatakan cukup tinggi karena masih banyak pelanggan yang
menyatakan setuju apabila memilih GrabCar merupakan keputusan yang tepat.
4.4 Meode Uji Instrumen Penelitian
4.4.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat kelayakan butir pernyataan dalam
kuesioner dalam mendefinisikan suatu variabel (Noor, 2015: 169). Valid
tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks
korelasi pearson product moment, hasil penelitian yang valid apabila nilai rhitung
76
> rtabel atau nilai signifikansi hasil korelasi < alpha (0,05). Hasil uji validitas
untuk masing-masing item variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kepercayaan (X1)
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Variabel Kepercayaan (X1)
Variabel Item rtabel rhitung Signifikansi Keterangan
X1
X1.1 0,177 0,859 0,000 Valid
X1.2 0,177 0,874 0,000 Valid
X1.3 0,177 0,793 0,000 Valid
X1.4 0,177 0,835 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa semua item penelitian pada
variabel Kepercayaan memiliki rhitung > rtabel (0,177) atau nilai signifikansinya
lebih kecil dari taraf nyata 0,05 sehingga disimpulkan bahwa semua item
pernyataan tersebut telah valid dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.
b. Kemudahan (X2)
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Variabel Kemudahan (X2)
Variabel Item rtabel rhitung Signifikansi Keterangan
X2
X2.1 0,177 0,683 0,000 Valid
X2.2 0,177 0,619 0,000 Valid
X2.3 0,177 0,527 0,000 Valid
X2.4 0,177 0,641 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
77
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa semua item penelitian pada
variabel Kemudahan memiliki rhitung > rtabel (0,177) atau nilai signifikansinya
lebih kecil dari taraf nyata 0,05 sehingga disimpulkan bahwa semua item
pernyataan tersebut telah valid dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.
c. Kualitas Informasi (X3)
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Informasi (X3)
Variabel Item rtabel rhitung Signifikansi Keterangan
X3
X3.1 0,177 0,877 0,000 Valid
X3.2 0,177 0,894 0,000 Valid
X3.3 0,177 0,899 0,000 Valid
X3.4 0,177 0,769 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa semua item penelitian pada
variabel Kualitas Informasi memiliki rhitung > rtabel (0,177) atau nilai
signifikansinya lebih kecil dari taraf nyata 0,05 sehingga disimpulkan bahwa
semua item pernyataan tersebut telah valid dan dapat dilakukan analisis
selanjutnya.
d. Persepsi Harga (X4)
Tabel 4.14
Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Harga (X4)
Variabel Item rtabel rhitung Signifikansi Keterangan
X4
X4.1 0,177 0,844 0,000 Valid
X4.2 0,177 0,784 0,000 Valid
X4.3 0,177 0,863 0,000 Valid
X4.4 0,177 0,889 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
78
Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa semua item penelitian pada
variabel Persepsi Harga memiliki rhitung > rtabel (0,177) atau nilai signifikansinya
lebih kecil dari taraf nyata 0,05 sehingga disimpulkan bahwa semua item
pernyataan tersebut telah valid dan dapat dilakukan analisis selanjutnya.
e. Pemilihan Model Jasa Transportasi Online (Y)
Tabel 4.15
Hasil Uji Validitas Variabel Pemilihan Model Jasa Transportasi Online (Y)
Variabel Item rtabel rhitung Signifikansi Keterangan
Y
X4.1 0,177 0,763 0,000 Valid
X4.2 0,177 0,843 0,000 Valid
X4.3 0,177 0,843 0,000 Valid
X4.4 0,177 0,779 0,000 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa semua item penelitian pada
variabel e. Pemilihan Model Jasa Transportasi Online memiliki rhitung > rtabel
(0,177) atau nilai signifikansinya lebih kecil dari taraf nyata 0,05 sehingga
disimpulkan bahwa semua item pernyataan tersebut telah valid dan dapat
dilakukan analisis selanjutnya.
4.4.2 Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten sehingga dapat diandalkan. Instrumen dapat dikatakan reliabel bila
memiliki koefisien keandalan reliabilitas sebesar > 0,60. Uji reliabilitas yang
digunakan adalah dengan Cronbach’s Alpha. Hasil pengujian reliabilitas
terhadap masing-masing variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut:
79
Tabel 4.16
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Alpha Cronbach Keterangan
X1 0,827 Reliabel
X2 0,740 Reliabel
X3 0,832 Reliabel
X4 0,828 Reliabel
Y 0,815 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.16 diatas, dapat di ketahui bahwa semua variabel
yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien alpha cronbach lebih
dari 0,60. Hal ini berarti semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini
reliabel atau dapat diandalkan.
4.5 Uji Asumsi Klasik
Dalam menggunakan analisis regresi, agar persamaan yang dibuat dapat
menunjukkan hubungan yang valid atau tidak valid maka perlu dilakukan uji
asumsi klasik pada model regresi yang dilakukan. Dengan kata lain, model regresi
linear dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Dalam
penelitian ini, uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas
merupakan uji-uji yang digunakan untuk uji asumsi klasik.
80
4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011:
160). Dalam uji normalitas, sebuah data yang digunakan dalam penelitian dapat
di dilihat terdistribusi secara normal atau tidaknya bisa di lihat menggunakan
grafik yaitu dengan melihat normal probability plot (P-Plot). Dalam normal
probability plot akan terdapat garis lurus secara diagonal, data yang
terdistribusi secara normal maka residual plots akan berada di sekitar garis
diagonal tersebut yang berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Hasil uji normalitas dalam penelitian ini di sajikan dalam Gambar 4.2. berikut
ini.
Gambar 4.2
Hasil P-Plot Uji Normalitas
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
81
Selain itu, normalitas juga dapat dilihat melalui histogram hasil uji
normalitas berdasarkan bentuk gambar kurva. Data yang terkumpul dikatakan
normal apabila gambar kurva yang terbentuk mempunyai kemiringan yang
seimbang disisi kiri dan kanan atau membentuk lonceng yang hampir
sempurna. Histogram hasil uji normalitas disajikan pada Gambar 4.3 berikut
ini.
Gambar 4.3
Hasil Histogram Uji Normalitas
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat histogram uji normalitas
menunjukkan bahwa batang histogram mempunyai kemiripan bentuk dengan
kurva normal (berbentuk seperti lonceng). Hal ini membuktikan bahwa pola
distribusi normal.
82
4.5.2 Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk menguji
hal tesebut dapat dilakukan dengan uji multikolinearitas melalui software SPSS
dengan menggunakan Variance Inflaction Factor (VIF). Bila nilai VIF > 10
maka terjadi multikolinearitas, Bila nilai VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas dengan nilai tolerance yang > 0.10 maka tidak terjadi
multikolinearitas. Hasil pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada Tabel
4.17 berikut ini:
Tabel 4.17
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Kepercayaan (X1) 0,425 2,355 Non Multikolinearitas
Kemudahan (X2) 0,654 1,528 Non Multikolinearitas
Kualitas Informasi (X3) 0,493 2,030 Non Multikolinearitas
Persepsi Harga (X4) 0,401 292,4 Non Multikolinearitas
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa semua variabel bebas
mulai dari X1, X2, X3 dan X4 mempunyai nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF
mempunyai nilai < 10, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas
yang digunakan dalam model regresi pada penelitian ini bebas
multikolinearitas.
83
4.5.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali, 2011: 139). Untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SPREID, apabila titik-titik
membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit)
maka telah terjadi heteroskedastisitas. Apabila tidak terdapat pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat
dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini:
Gambar 4.4
Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
84
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak
membentuk pola tertentu, sehingga dapat di simpulkan bahwa data penelitian
ini bebas dari masalah heteroskedastisitas.
4.5.4 Hasil Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah antara variabel
dependen dan independen benar-benar berhubungan secara linear. Menurut
Ghozali (2011) uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam
studi empiris berbentuk linear, kuadrat atau kubik. Linearitas dapat dideteksi
dengan melihat pada:
a. Dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitas, yaitu:
Probabilitas Sig. > 0,05, berarti tidak terdapat perbedaan kelinearan
antara variabel independen (variabel bebas) dengan variabel dependen
(variabel terikat).
b. Probabilitas Sig. < 0,05, berarti terdapat perbedaan kelinearan antara
variabel independen (variabel bebas) dengan variabel dependen
(variabel terikat).
Hasil perhitungan uji linearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
85
Tabel 4.18
Hasil Uji Linearitas pada Variabel X1
Sig.
KEPUTUSAN
PEMBELIAN *
KEPERCAYAAN
Between
Groups
(Combined) ,000
Linearity ,000
Deviation from Linearity ,105
Within Groups
Total
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan pada Tabel 4.18 menunjukkan hasil Probabilitas untuk
nilai Deviation from Linearity Sig. = 0,105 > 0,05, berarti tidak terdapat
perbedaan kelinearan antara Variabel X1 dengan Y. Ini menunjukkan bahwa
data variabel X1 dengan Y linear.
Tabel 4.19
Hasil Uji Linearitas pada Variabel X2
Sig.
KEPUTUSAN
PEMBELIAN *
KEMUDAHAN
Between
Groups
(Combined) ,000
Linearity ,000
Deviation from Linearity ,585
Within Groups
Total
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan pada Tabel 4.19 menunjukkan hasil Probabilitas untuk
nilai Deviation from Linearity Sig. = 0,585 > 0,05, berarti tidak terdapat
perbedaan kelinearan antara Variabel X2 dengan Y. Ini menunjukkan bahwa
data variabel X2 dengan Y linear.
86
Tabel 4.20
Hasil Uji Linearitas pada Variabel X3
Sig.
KEPUTUSAN
PEMBELIAN *
KUALITAS
INFORMASI
Between
Groups
(Combined) ,000
Linearity ,000
Deviation from Linearity ,364
Within Groups
Total
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan pada Tabel 4.20 menunjukkan hasil Probabilitas untuk
nilai Deviation from Linearity Sig. = 0,364 > 0,05, berarti tidak terdapat
perbedaan kelinearan antara Variabel X3 dengan Y. Ini menunjukkan bahwa
data variabel X3 dengan Y linear.
Tabel 4.21
Hasil Uji Linearitas pada Variabel X4
Sig.
KEPUTUSAN
PEMBELIAN *
PERSEPSI
HARGA
Between
Groups
(Combined) ,000
Linearity ,000
Deviation from Linearity ,429
Within Groups
Total
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan pada Tabel 4.21 menunjukkan hasil Probabilitas untuk
nilai Deviation from Linearity Sig. = 0,429 > 0,05, berarti tidak terdapat
perbedaan kelinearan antara Variabel X4 dengan Y. Ini menunjukkan bahwa
data variabel X4 dengan Y linear.
87
4.6 Analisis Regresi Linear Berganda
Pada proses pengelolaan data dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan dan pengaruh
antara variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan hasil pengolahan data
menggunakan software SPSS for Windows Release versi 21 diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut:
Tabel 4.22
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Standardized
Coefficients
T Sig.
Beta
1
(Constant) -1,551 ,124
x1 ,316 4,019 ,000
x2 ,363 5,731 ,000
x3 ,146 1,997 ,048
x4 ,181 2,240 ,027
a. Dependent Variable: y
Sumber : Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda tersebut, maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4+e
Y = 0,316X1 + 0,363X2+ 0,146X3+ 0,181X4+e
Sesuai dengan persamaan garis regresi yang telah diperoleh, persamaan
garis regresi linear berganda di atas, maka dapat diartikan bahwa:
88
1. Koefisien β1 = 0,316
Pada hasil regresi menunjukkan koefisien β1 sebesar 0,316, hal ini
menunjukkan bahwa Kepercayaan (X1) memiliki pengaruh positif yang
menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian Online sebesar 0,316 kali atau 31,6%. Apabila kondisi dari
kualitas Kepercayaan (X1) ditingkatkan, maka Keputusan Pembelian
Online pada GrabCar (Y) dapat meningkat, dengan asumsi variabel lain di
anggap tetap atau sama dengan nol (0). Variabel Kepercayaan memiliki
nilai sig.t sebesar 0,000 yang memiliki arti bahwa variabel tersebut
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian online (Y) karena
sig.t < 0,05.
2. Koefisien β2 = 0,363
Pada hasil regresi menunjukkan koefisien β2 sebesar 0,363, hal ini
menunjukkan bahwa Kemudahan (X2) memiliki pengaruh positif yang
menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian Online sebesar 0,363 kali atau 36,3%. Apabila kondisi dari
kualitas Kemudahan (X2) ditingkatkan, maka Keputusan Pembelian Online
pada GrabCar (Y) dapat meningkat, dengan asumsi variabel lain di anggap
tetap atau sama dengan nol (0). Variabel Kemudahan (X2) memiliki nilai
sig.t sebesar 0,000 yang memiliki arti bahwa variabel tersebut berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian online (Y) karena sig.t < 0,05.
3. Koefisien β3 = 0,146
Pada hasil regresi menunjukkan koefisien β3 sebesar 0,146, hal ini
menunjukkan bahwa Kualitas Informasi (X3) memiliki pengaruh positif
89
yang menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian Onlines ebesar 0,146 kali atau 14,6%. Apabila kondisi dari
Kualitas Informasi (X3) ditingkatkan, maka Keputusan Pembelian Online
pada GrabCar (Y) dapat meningkat, dengan asumsi variabel lain di anggap
tetap atau sama dengan nol (0). Variabel Kualitas Informasi (X3) memiliki
nilai sig.t sebesar 0,048 yang memiliki arti bahwa variabel tersebut
berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Online (Y) karena
sig.t < 0,05.
4. Koefisien β4 = 0,181
Pada hasil regresi menunjukkan koefisien β4 sebesar 0,181, hal ini
menunjukkan bahwa Persepsi Harga (X4) memiliki pengaruh positif yang
menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian Online sebesar 0,181 kali atau 18,1%. Apabila kondisi dari
Persepsi Harga (X4) ditingkatkan, maka Keputusan Pembelian Online pada
GrabCar (Y) dapat meningkat, dengan asumsi variabel lain di anggap tetap
atau sama dengan nol (0). Variabel Persepsi Harga (X4) memiliki nilai sig.t
sebesar 0,027 yang memiliki arti bahwa variabel tersebut berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian Online (Y) karena sig.t < 0,05.
4.7 Pengujian Hipotesis
4.7.1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali,
90
2011: 97). Nilai koefisien determinasi menjelaskan variasi dari variabel terikat
(Y) yang dapat diterangkan oleh variabel bebas (X). Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.
Hasil koefisien determinasi ditunjukan dalam Tabel 4.23 berikut ini.
Tabel 4.23
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,835a ,698 ,687 1,526
a. Predictors: (Constant), x4, x2, x3, x1
Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Berdasarkan hasil koefisien determinasi dalam penelitian memiliki
angka adjusted R square sebesar 0,687. Hal ini berarti bahwa sebanyak 68,7%
variasi dalam variabel Keputusan Pembelian Online(Y) dapat dijelaskan oleh
variasi dari variabel Kepercayaan (X1), Kemudahan (X2), Kualitas Informasi
(X3), dan Persepsi Harga (X4). Sedangkan sisanya yaitu sebesar 31,3%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.
4.7.2. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat (Sugiyono 2014: 223). Kriteria
pengambilan keputusan dari uji t adalah sebagai berikut:
a. Jika thitung > ttabel maka variabel independen secara individual
berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis diterima).
91
b. Jika thitung < ttabel maka variabel independen secara individual tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis ditolak).
Pengujian secara parsial dalam penelitian ini dapat dilihat dari Tabel
4.22 dengan penjelasan sebagai berikut.
a. Kepercayaan (X1)
Berdasarkan Tabel 4.22, variabel Kepercayaan (X1) memiliki koefisien
regresi sebesar 0,316 dan didapatkan uji statistik thitung sebesar 4,019 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai ttabel (4,019 > 1.981) dan nilai signifikansi < α =
0,05. Pada pengujian ini dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti
variabel Kepercayaan (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel Pemilihan
Model Jasa Transportasi Online (Y).
b. Kemudahan (X2)
Berdasarkan Tabel 4.22, variabel Kemudahan (X2) memiliki koefisien
regresi sebesar 0,363 dan didapatkan uji statistik thitung sebesar 5,731 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar jika
dibandingkan dengan nilai ttabel (5,731 > 1,981) dan nilai signifikansi > α =
0,05. Pada pengujian ini dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang berarti
variabel Kemudahan (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel Pemilihan
Model Jasa Transportasi Online (Y).
c. Kualitas Informasi (X3)
Berdasarkan Tabel 4.22, variabel Kualitas Informasi (X3) memiliki
koefisien regresi sebesar 0,146 dan didapatkan uji statistik thitung sebesar 1,997
dengan nilai signifikansi sebesar 0,048. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih
92
besar jika dibandingkan dengan nilai ttabel (1,997 < 1.981) dan nilai signifikansi
> α = 0,05. Pada pengujian ini dapat disimpulkan bahwa H3 diterima yang
berarti variabel Kualitas Informasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap
variabel Pemilihan Model Jasa Transportasi Online (Y).
d. Persepsi Harga (X4)
Berdasarkan Tabel 4.22, variable Persepsi Harga (X4) memiliki koefisien
regresi sebesar 0,181 dan didapatkan uji statistik thitung sebesar 2,240 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,027. Nilai statistik uji thitung tersebut lebih besar
jika dibandingkan dengan nilai ttabel (2,240 > 1.981) dan nilai signifikansi < α
= 0,05. Pada pengujian ini dapat disimpulkan bahwa H4 diterima yang berarti
variabel Persepsi Harga (X4) berpengaruh signifikan terhadap variabel
Pemilihan Model Jasa Transportasi Online (Y).
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini data yang terkumpul kemudian diuji dengan beberapa
pengujian ilmiah sebelum dilakukan analisis regresi linear berganda untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Data yang telah
ditabulasi selanjutnya dilakukan instrumen penelitian yaitu uji validitas dan uji
reliabilitas untuk membuktikan bahwa instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data dapat digunakan dengan baik dan valid untuk dilakukan
pengujian selanjutnya. Setelah lolos dalam uji instrumen selanjutnya dilakukan uji
asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji
heteroskedastisitas.
93
Data yang sudah memenuhi uji asumsi klasik selanjutnya dilakukan uji
regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Langkah terakhir yaitu melakukan uji hipotesis untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial (uji t).
4.8.1 Kepercayaan Memiliki Pengaruh terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel
kepercayaan yang terdiri atas empat dimensi yang membentuk kepercayaan
pelanggan menurut Hoy dan Tschannen Moran dalam Darwin & Kunto (2014)
antara lain:
1. Benevolence, yakni itikad baik dan keyakinan bahwa suatu pihak akan
dilindungi dan tidak akan dirugikan oleh pihak yang dipercayai.
2. Reliability, yakni kemampuan dapat diandalkan untuk memenuhi sesuatu
yang dibutuhkan oleh seseorang atau kelompok apabila mereka
membutuhkan.
3. Competence, yakni kemampuan yang dimiliki oleh suatu pihak dari segi
skill dan pengetahuan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
4. Honesty, yakni sejauh mana pernyataan atau ungkapan dapat ditepati.
Suatu pernyataan akan dianggap benar apabila dapat mengkonfirmasi
yang sebenarnya terjadi menurut perspektif pelanggan dan komitmen
terhadap janji ditepati.
94
Keempat dimensi tersebut berpengaruh secara positif terhadap
keputusan konsumen memilih jasa transportasi online GrabCar. Hasil
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa masyarakat merasa percaya apabila
GrabCar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan saat mengantar
pelanggan mencapai tujuan, sehingga banyak pelanggan yang merasa senang
dan puas saat menggunakan GrabCar dalam beraktifitas.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anggraeni dan Madiarwati (2015) yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan dan
Kualitas Informasi Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online Pada Situs
www.traveloka.com” yang menyatakan bahwa Kepercayaan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian online pelanggan
sebesar 24,55%. Sebagaimana yang di oleh Yunus dalam Adji dan Semuel,
(2014) bahwa Kepercayaan merupakan kekuatan (daya tarik) luar biasa untuk
mengundang peluang dalam bertransaksi untuk mempengaruhi pelanggan
dalam melakukan pembelian suatu barang atau jasa.
Dalam pengujian dapat dikatakan bahwa variabel kepercayaan dalam
penelitian ini merupakan variabel yang cukup tinggi mempunyai pengaruh
dalam pengambilan keputusan konsumen. Nilai R Square sebesar 0,475
menandakan bahwa kepercayaan merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi pemilihan model jasa transportasi online. Selain faktor internal
masih terdapat pengaruh lain yang menunjukkan bahwa masih banyak
kemungkinan faktor lainlah yang berpengaruh besar terhadap pemilihan model
jasa transportasi online.
95
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kepercayaan
pada GrabCar memberikan pengaruh yang besar dan signifikan terhadap
pembelian online pada masyarakat. Kepercayaan pada GrabCar dapat di
tingkatkan apabila GrabCar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan
sesuai dengan visi yang telah ditetapkan untuk mendorong peningkatan
keputusan pemilihan model jasa transportasi online oleh pelanggan.
4.8.2 Kemudahan Memiliki Pengaruh terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel kemudahan
yang terdiri atas tiga indikator menurut Venkatesh dan Davis dalam Irmadhan
(2012) yaitu:
1. Interaksi individu dengan sistem jelas mudah dimengerti (clear and
understandable)
2. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem
tersebut (does not require a lot of mental effort)
3. Sistem mudah digunakan (easy to use).
Dari 3 indikator variabel kemudahan tersebut semuanya memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam melakukan
penilihan model jasa transportasi online GrabCar.
Dalam pengujian dapat dikatakan bahwa variabel kemudahan dalam
penelitian ini merupakan variabel yang cukup tinggi mempunyai pengaruh
dalam pengambilan keputusan konsumen. Nilai R Square sebesar 0,474
96
menandakan bahwa kemudahan merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih model jasa transportasi
online. Selain faktor internal masih terdapat pengaruh lain yang menunjukkan
bahwa masih banyak kemungkinan faktor lainlah yang berpengaruh besar
terhadap pemilihan model jasa transportasi online.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Iswara
yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, Kualitas Informasi, dan
Persepsi resiko Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Pengguna
Media Sosial Instagram Di Kota Yogyakarta)” yang menyatakan bahwa
kemudahan berpengaruh signifikan terhadap sikap konsumen dalam keputusan
pembelian online.
Penelitian sejenis dengan variabel yang sama, yaitu kemudahan juga
dilakukan oleh Kharisma dengan objek www.ardiansmx.com. Penelitian
dengan judul Pengaruh Kemudahan Dan Kualitas Informasi Terhadap Minat
Dan Keputusan Pembelian Secara Online (Survei Pada Konsumen
www.ardiansmx.com), menunjukkan hasil bahwa variabel kemudahan
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam kegiatan pembelian atau
transaksi secara online.
Dari hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat merasa bahwa
faktor kemudahan pada GrabCar memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pemilihan model jasa transportasi online GrabCar. Semakin mudah
sistem aplikasi dalam pemesanan jasa maka keputusan pembelian online akan
dapat ditingkatkan mengingat pada zaman modern seperti sekarang ini,
97
konsumen pasti akan lebih suka dengan kemudahan-kemudahan yang
disediakan penyedia layanan transportasi online.
4.8.3 Kualitas Informasi Memiliki Pengaruh terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel kualitas
informasi yang terdiri atas tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat waktu, dan
relevan menurut Burch dan Grudnitski dalam Sutabri (2012: 33) sebagai berikut:
a. Akurat (accuracy), yaitu informasi harus mencerminkan keadaan
yang sebenarnya, informasi harus bebas dari kesalahan.
b. Tepat waktu (timeliness), yaitu informasi yang datang kepada
penerima tidak boleh terlambat. Karena informasi merupakan
landasan dalam pengambilan keputusan.
c. Relevan (relevancy), berarti informasi tersebut mempunyai manfaat
bagi pemakainya
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa masyarakat merasa bahwa
faktor kualitas informasi berupa keakuratan informasi mengenai GrabCar
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap pemilihan model jasa
transportasi online. Sesuai dengan pernyataan Park and Kim dalam Achyar dan
Brilliant 2013 yang menyatakan bahwa Informasi tersebut sebaiknya berguna
dan relevan dalam memprediksi kualitas dan kegunaan produk atau jasa, untuk
memuaskan kebutuhan konsumen atau pembeli online akan informasi, maka
98
informasi produk dan jasa harus up to date, untuk membantu pembeli online
dalam membuat keputusan, konsisten, dan mudah dipahami.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan Hardiawan
yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, dan Kualitas Informasi
terhadap Keputusan Pembelian Secara Online pada Pengguna Situs Jual Beli
Online tokobagus.com” yang menyatakan bahwa kualitas informasi
berpengaruh signifikan terhadap sikap pemilihan model jasa transportasi
online.
Dalam pengujian dapat dikatakan bahwa variabel persepsi harga dalam
penelitian ini merupakan variabel yang cukup tinggi mempunyai pengaruh
dalam pengambilan keputusan konsumen. Nilai R Square sebesar 0,497
menandakan bahwa persepsi harga merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih model jasa transportasi
online. Selain faktor internal masih terdapat pengaruh lain yang menunjukkan
bahwa masih banyak kemungkinan faktor lainlah yang berpengaruh besar
terhadap pemilihan model jasa transportasi online.
4.8.4 Persepsi Harga Memiliki Pengaruh terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel persepsi
harga terdiri atas indikator-indikator: (1) Keterjangkauan harga produk, (2)
Kesesuaian harga dengan kualitas produk, (3) Kesesuaian harga dengan manfaat
99
(Kotler dan Armstong dalam Selang 2013). Semua indikator tersebut berpengaruh
secara positif terhadap pemilihan model jasa transportasi online GrabCar.
Hasil Penelitian ini juga menunjukkan bahwa masyarakat memandang
persepsi harga pada GrabCar yang terjangkau bagi pelanggan, sehingga banyak
pelanggan dapat memilih jasa transportasi online GrabCar dalam beraktifitas dan
bepergian.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Alfian (2013) dengan judul “Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas
Produk, Aksesibilitas Lokasi, dan Kekuatan Referensi Sosial Terhadap
Keputusan Pemilihan Rumah Makan Padang Salero Bundo di Jakarta” yang
menyatakan bahwa persepsi harga menunjukkan pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pemilihan rumah makan pada Salero Bundo di Jakarta. Hal
ini sama dengan yang di kemukakan oleh Leliana dan Suryandari (2004) yang
menyatakan bahwa konsumen memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam
memandang suatu harga. Tidak selamanya harga yang murah akan
mencerminkan tingkat kualitas suatu produk yang buruk. Begitu juga
sebaliknya, harga yang mahal tidak selalu mencerminkan kualitas produk yang
baik pula.
Penelitian sejenis dengan variabel yang sama, yaitu persepsi harga juga
dilakukan oleh Cahyadi dengan objek susu formula SGM. Penelitian dengan
judul Pengaruh Persepsi Harga, Atribut Produk Dan Persepsi Resiko Terhadap
Keputusan Pembelian Susu Formula (Studi pada konsumen susu formula SGM
di Kota Yogyakarta) menunjukkan hasil bahwa variabel persepsi harga
100
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dalam keputusan konsumen
memilih suatu produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
Dalam pengujian dapat dikatakan bahwa variabel persepsi harga dalam
penelitian ini merupakan variabel yang paling tinggi mempunyai pengaruh
dalam pengambilan keputusan konsumen. Nilai R Square sebesar 0,497
menandakan bahwa persepsi harga merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih model jasa transportasi
online. Selain faktor internal masih terdapat pengaruh lain yang menunjukkan
bahwa masih banyak kemungkinan faktor lainlah yang berpengaruh besar
terhadap keputusan konsumen dalam memilih model jasa transportasi online.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa persepsi
harga pada GrabCar memberikan pengaruh yang besar dan signifikan terhadap
pembelian online pada masyarakat, meskipun GrabCar memberikan harga yang
terjangkau kepada pelanggan namun GrabCar tetap memberikan kualitas
pelayanan dan kenyaman yang baik kepada pelanggan. Faktor persepsi harga
pada GrabCar dapat ditingkatkan apabila GrabCar dapat memberikan kualitas
pelayanan yang baik dan menjalankan prosedur keamanan yang telah di
tetapkan oleh perusahaan GrabCar.
4.9 Implikasi Hasil Penelitian
4.9.1 Pengaruh Kepercayaan terhadap Pemilihan Model Jasa Transportasi
Online GrabCar
Hasil penelitian dan analisis data dapat menunjukkan bahwa
keputusan pemilihan model jasa transportasi online dapat dipengaruhi
101
oleh kepercayaan, kemudahan, kualitas informasi dan didukung oleh
persepsi harga. Pada penelitian ini, kepercayaan meiliki beberapa
indikator variabel yang digunakan yang membentuk kepercayaan
pelanggan menurut Hoy dan Tschannen Moran dalam Darwin & Kunto
(2014) yaitu Benevolence, Reliability, Competence, Honesty. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa variabel kepercayaan berpengaruh secara
positif terhadap pemilihan model jasa transportasi online GrabCar.
Aktivitas yang dilakukan oleh responden seperti menggunakan jasa
transportasi online GrabCar dapat menambah kepercayaan diri dan
merupakan kekuatan pendorong tertinggi dalam pengambilan keputusan
oleh para responden.
4.9.2 Pengaruh Kemudahan terhadap Pemilihan Model Jasa Transportasi
Online GrabCar
Dimensi Kemudahan menurut Venkatesh dan Davis dalam
Irmadhan (2012) antara lain: nteraksi individu dengan sistem jelas mudah
dimengerti (clear and understandable), tidak dibutuhkan banyak usaha
untuk berinteraksi dengan sistem tersebut (does not require a lot of
mental effort), sistem mudah digunakan (easy to use). Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa kemudahan dapat memperkuat pemilihan
model jasa transportasi online GrabCar. Adanya sistem pengoprasian
aplikasi GrabCar mudah menjadi bagian terbesar yang membuat
responden memiliki persepsi positif terhadap jasa transportasi online
GrabCar.
102
4.9.3 Pengaruh Kualitas Informasi terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online GrabCar
Berdasarkan hasil pada penelitian ini, kualitas informasi dengan
indikator yang dikemukakan oleh Burch dan Grudnitski dalam Sutabri
(2012): Akurat (accuracy), tepat waktu (timeliness), relevan (relevancy).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kualitas informasi dapat
memperkuat pemilihan model jasa transportasi online GrabCar. Adanya
informasi yang relevan seperti tarif dan promo menjadi bagian terbesar
yang membuat responden memiliki persepsi positif pemilihan model jasa
transportasi online GrabCar.
4.9.4 Pengaruh Persepsi Harga terhadap Pemilihan Model Jasa
Transportasi Online GrabCar
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Harjati (2015) menyatakan
persepsi harga adalah pandangan atau persepsi mengenai harga
bagaimana pelanggan memandang harga tertentu (tinggi, rendah,wajar)
berpengaruh kuat terhadap maksud membeli dan kepuasan membeli.
Selain itu Kotler dan Armstong dalam Selang (2013) menurut indikator
harga antara lain: (1) Keterjangkauan harga produk, (2) Kesesuaian harga
dengan kualitas produk, (3) Kesesuaian harga dengan manfaat. Dari
pernyataan ini bahwa persepsi akan kualitas dan biaya yang dikeluarkan
pelanggan memiliki peranan yang penting dalam memilih suatu produk
atau layanan, disamping itu harga yang ditetapkan sebaiknya terjangkau,
mengandung kesesuaian antara manfaat dengan kualitasnya, dan
103
perbandingan harga dengan produk atau jasa lain yang sejenis.
Keterjangkauan harga yang ditawarkan jasa transportasi online GrabCar
merupakan kekuatan pendorong tertinggi dalam pengambilan keputusan
oleh para responden. Berdasarkan hasil pada penelitian ini, menunjukkan
bahwa persepsi harga dapat memperkuat pemilihan model jasa
transportasi online GrabCar. Dengan keterjangkauan harga yang
ditetapkan GrabCar maka menjadi bagian terbesar yang membuat
responden memiliki persepsi positif untuk tetap menggunakan jasa
transportasi online GrabCar.
104
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penelitian dengan sampel pengguna jasa transportasi online GrabCar ini
dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis adanya pengaruh antara
kepercayaan, kemudahan, kualitas informasi dan persepsi harga terhadap
pemilihan model jasa transportasi online. Berdasarkan analisis data dan
pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kepercayaan memiliki pengaruh yang positif terhadap pemilihan model
jasa transportasi online GrabCar.
2. Kemudahan memiliki pengaruh yang positif terhadap pemilihan model
jasa transportasi online GrabCar.
3. Kualitas informasi memiliki pengaruh yang positif terhadap pemilihan
model jasa transportasi online GrabCar.
4. Persepsi harga memiliki pengaruh yang positif terhadap pemilihan model
jasa transportasi online GrabCar.
5.2. Saran
Saran muncul dari teori yang telah dibangun dan didasarkan pada hasil
penelitian yang diperoleh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti
dapat memberikan saran sebagai berikut:
105
1. Agar kepercayaan dari pelanggan yang dimiliki menjadi lebih baik dan
maksimal maka diperlukan pelatihan sumberdaya manusi dan pengawasan
dari pihak manajemen GrabCar untuk menilai kinerja pengemudi GrabCar
dalam melayani pelanggan.
2. Meningkatkan kepercayaan dengan meningkatkan kualitas pelayanan
berupa keamanan dan kenyamanan saat mengantar pelanggan mencapai
tujuan, sehingga banyak pelanggan yang merasa senang dan puas saat
menggunakan GrabCar dalam beraktifitas.
3. Mempermudah sistem order atau pemesanan model jasa transportasi
online agar dapat meningkatkan keputusan pemilihan untuk menggunakan
jasa transportasi online GrabCar.
4. Memperbaiki kualitas informasi yang telah di cantumkan pada GrabCar
sebelumnya mengenai keakuratan informasi yang menyangkut tarif jasa
transportasi online setiap jarak yang akan ditempuh dalam perjalanan.
Tepat waktu dan manfaat yaitu menyangkut ketepatan pengemudi dalam
menjemput pelanggan yang telah melakukan pemesanan pada GrabCar.
5. Tetap memberikan tarif yang terjangkau, mengandung kesesuaian antara
manfaat dengan kualitasnya.
106
DAFTAR PUSTAKA
Achyar, Adrian, Brilliant, Mochammad, 2013, The Impact of Satisfaction and
Trust on Loyalty of E-commerce Customers, ASEAN Marketing Journal.
Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia.
Adityo, Benito dan Khasanah, Imroatul, 2011, Analisis Pengaruh Kepercayaan,
Kemudahan, dan Kualitas Informasi Terhadap Keputusan Pembelian
Secara Online di Situs Kaskus, Jurnal Ilmiah, Universitas Diponegoro
Semarang.
Adji, J., & Semuel, H., 2014, Pengaruh Satisfaction dan Trust TerhadapPurchase
Intention di Starbucks The Square Surabaya. Jurnal Manajermen
Pemasaran Petra Surabaya.
Alfian, 2013, Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas Produk, Aksesibilitas
Lokasi, dan Kekuatan Referensi Sosial Terhadap Keputusan Pemilihan
Rumah Makan Padang Salero Bundo di Jakarta, Jurnal Ilmiah, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Anggraeni & Mardiawati, 2015, Pengaruh Kepercayaan Dan Kualitas Informasi
Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online Pada Situs
www.traveloka.com, Jurnal Ilmiah, Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Universitas Telkom.
Anwar Sanusi, 2011, Metode Penelitian Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.
Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi,
Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar S, 2014, Psikologi Inteligensi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Badar N. Aulia, 2016, Pengemudi Taksi Malaysia Berunjuk Rasa Menentang
Uber, (online), http://babel.antaranews.com/berita/34876/pengemudi-
taksi-malaysia-berunjuk-rasa-menentang-uber. Diakses pada 14 Februari
2017.
Bahrudin, 2015, Pengaruh Kepercayaan Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap
Loyalitas Pelanggan, Jurnal Ilmiah, STIE PGRI Dewantara Jombang.
107
Cahyadi, 2014, Pengaruh Persepsi Harga, Atribut Produk Dan Persepsi Resiko
terhadap Keputusan Pembelian Susu Formula (Studi pada konsumen susu
formula SGM di Kota Yogyakarta), Jurnal Ilmiah, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Damar, Mario Agustinus, 2016, 3 Fakta Mengejutkan Pengguna Internet di
Indonesia, (online), http://tekno.liputan6.com/read/2435997/3-fakta-
mengejutkan-pengguna-internet-di-indonesia. Diakses pada 14 Februari
2017.
Darwin, Steven & Kunto, Yohanes Sondang, 2014, Analisis Pengaruh Kualitas
Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Dan
Kepercayaan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening Pada Asuransi
Jiwa Manulife Indonesia – Surabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran Petra,
Vol 2, No.1.
Deswita, 2006, Psikologi Perkembangan, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Fino Yurio Kristo, 2016, Mengenal Anthony Tan, Pria Tajir Malaysia Pencipta
Grab, detikInet, (online) https://inet.detik.com/cyberlife/d-3164940/meng-
enal-anthony-tan-pria-tajir-malaysia-pencipta-grab. Diakses pada 3, Maret
2017.
Gitosudarmo, Indriyo, 2012, Manajemen Pemasaran Edisi Kedua, BPFE,
Yogyakarta.
Ghozali, Imam, 2011, Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Grab, 2017, Logo Grab, (online), https://www.grab.com/id/. Diakses pada 14
Februari 2017.
Grab, 2016, Grab Paparkan Perkembangan Bisnis Semester Pertama 2016,
(online), https://www.grab.com/id/press/business/grab-paparkan-perkem-
bangan-bisnis-semester-pertama-2016/. Diakses pada 3, Maret 2017.
Hardiawan, 2013, Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan, dan Kualitas Informasi
Terhadap Keputusan Pembelian Secara Online, Jurnal Ilmiah, Fakultas
Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
108
Harjati, L & Yurike Venesia, 2015, Pengaruh Kualitas Layanan dan Persepsi
Harga terhadap Kepuasan Pelanggan pada Maskapai Penerbangan Tiger
Air Mandala, Jurnal Ilmiah, Kwik Kian Gie School Of Bussines.
Indrakusuma, J. & Ellitan, L., 2008, Analisis Multiatribut yang Mempengaruhi
Preferensi Belanja Online Produk Tiket Pesawat di Kalangan Mahasiswa
UKWMS, Jurnal Ilmiah Konferensi Nasional.
Irmadhani, 2012, Pengaruh Presepsi Kebermanfaatan Presepsi Kemudahan
Penggunaan Dan Computer Self Efficacy Terhadap Penggunaan online
Banking Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta, Jurnal Ilmiah, Fakultas Ekonomi Uiversitas Negeri
Yogyakarta.
Iswara, Danu, 2016, Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan Kualitas Informasi Dan
Persepsi resiko Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada
Pengguna Media Sosial Instagram Di Kota yogyakarta), Jurnal Ilmiah,
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Kompas.com, 2016, Demo Sopir Taksi Berlangsung Anarkistis, (online)
http://print.kompas.com/baca/metropolitan/2016/03/22/Demo-Sopir-Taksi-
Berlangsung-Anarkistis?utm_source=beritaterkait. Diakses pada 14
Februari 2017.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary, 2011, Principle of Marketing – 14th ed,
Pearson Education, inc, New Jersey.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary, 2008, Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 12,
Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua
Belas Jilid 1, dialihbahasakan oleh Benjamin Molan, PT Indeks, Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran edisi 13.
Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane, 2012, Marketing Management 14th ed,
Pearson Education, inc, New Jersey.
109
Khoirunnisa’, 2016, Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Resiko Dan kualitas
Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Online di olx.co.id, Jurnal
Ilmiah. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sunan Muria Kudus.
Leliana & Retno Tanding Suryandari, 2004, Persepsi Harga Dalam Perilaku
Belanja Konsumen (Studi Kasus Pada Perusahaan Ritel di Surakarta),
Jurnal Bisnis dan Manajemen.
Lovelock, C, Wirtz Jochen, dan Mussry, Jacky, 2010, Pemasaran Indonesia-
Perspektif Indonesia, Terjemahan oleh Dian Wulandari dan Devri
Barnadi Putera, Edisi Ketujuh, Jilid Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani A, 2011, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba
Empat, Jakarta.
Lupiyoadi, Hamdani, 2006, Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktek) Edisi
Pertama, Penerbit Salemba Empat, Depok.
Mahkota, Andy Putra, 2014, Pengaruh Kepercayaan dan Kenyamanan terhadap
Keputusan Pembelian Online (Studi Pada Pelanggan Website Ride Inc),
Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 8 No. 2 Maret 2014.
Malik, Fozia, Yaqoob, Sara, dan Aslam, Abid Samih, 2012, The Impact of Price
Perception, Service Quality, and Brand Image on Customer Loyalty (Study
of Hospitality Industry in Pakistan), Interdisciplinary Journal of
Contemporary Research in Business, Vol 4 No. 5.
Mowen, J. dan Minor, M, 2008, Perilaku Konsumen Edisi 5 Jilid 1& 2, Erlangga,
Jakarta.
Mursid, M, 2014, Manajemen Pemasaran Edisi Pertama, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Nitisusarto Mulyadi, 2013, Perilaku Konsumen dama Perspektif Kewirausahaan,
Alfabeta, Bandung.
110
Noor, Juliansyah, 2015, Metodologi Penelitian: Skripsi, Disertasi, dan Karya
Ilmiah, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson, 2013, Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, Erlangga, Jakarta.
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson, 2000, Consumer behavior: Perilaku
KonsumenDan Strategi Pemasaran Jilid 1 Edisi Keempat, Erlangga,
Jakarta.
Ponte, EB, Elena Carvajal-Trujillo, Thomas Escobar-Rodríguez, 2015, Influence
of trust and perceived value on the intention to purchase travel online:
Integrating the effects of assurance on trust antecedents, Department of
Business Administration and Marketing, University of Huelva, Plaza de la
Merced, 21002 Huelva, Spain.
Pradiansyah, Arvan, 2010, You Are Leader, Menjadi Pemimpin Dengan
Memanfaatkan Potensi Terbenda Miliki: Kekuatan Memilih, Kaifa,
Bandung.
Pratama, Gama, W., 2015, Pengaruh informasi dan kepercayaan terhadap
keputusan pembelian pada forum jual beli (FJB) Kaskus, Skripsi
Universitas Telkom.
Priambodo, S & Bulan Prabawani, 2015, Pengaruh Persepsi Manfaat, Persepsi
kemudahan Penggunaan, Dan Persepsi Resiko Terhadap Minat
Menggunakan Layanaan Uang Elektronik (Studi Kasus pada Masyarakat
di Kota Semarang), Jurnal Ilmiah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Diponegoro.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2012, Cara Menggunakan dan
Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), Alfabeta, Bandung.
Rizki, Kharisma, Endang SA, Heru S, 2015, Pengaruh Kemudahan Dan Kualitas
Informasi Terhadap Minat Dan Keputusan Pembelian Secara Online
(Survei Pada Konsumen www.ardiansmx.com), Jurnal Ilmiah, Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Rohmatullah, 2015, Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan Dan Kualitas Informasi
Terhadpa Keputusan Pembelian Secara Online (Studi Pada Pengguna
Situs Jual Beli Kaskus), Jurnal Ilmiah, Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Yogyakarta.
111
Schiffman dan Kanuk, 2008, Perilaku konsumen Edisi 7, Indeks, Jakarta.
Sekaran, Uma, 2006, Research Methods For Business, Salemba Empat, Jakarta.
Selang, Christian, 2013, Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya
Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Fresh Mart Bahu Mall Mandao,
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis Akuntansi (EMBA), Vol. 1. No. 3.
Juni 2013. Hal. 71 – 80, Universitas Sam Ratulangi Manado, Manado.
Sidharta, I, Rahmahwati, Sidh, 2014, Pengukuran Persepsi Manfaat Dan Persepsi
Kemudahan Terhadap Sikap Serta Dampaknya Atas Penggunaan Ulang
Online Shopping Pada E-Commerce, Jurnal Ilmiah, STMIK Mardira
Indonesia, Bandung.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Sumarwan et al, 2011, Riset Pemasaran dan Konsumen: Panduan Riset dan
Kajian Kepuasan, Perilaku, Pembelian, Gaya Hidup, Loyalitas dan
Persepsi Risiko, IPB Press, Bogor.
Suryani, Tatik, 2013, Perilaku Konsumen Di Era Internet: Implikasinya Pada
Strategi Pemasaran, Graha Ilmu, Yogyakarta
Sutabri, T, 2012, Konsep Sistem Informasi, Penerbit Andi Publisher, Yogyakarta.
Swastha, Hani Handoko, 2011, Manajemen Pemasaran-Analisis Perilaku,
Konsumen, BPFE, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius, 2012, Service Quality & Satisfaction,
Andi, Yogyakarta.
Umar Husein, 2003, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.