pengaruh kepribadian dan sense of...

151
i PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMOR TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING (Studi pada Jurnalis di DKI Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : IRLIENE FEBRIANA NIM : 109070000144 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2014 M

Upload: trinhdieu

Post on 19-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

i

PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMOR

TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING

(Studi pada Jurnalis di DKI Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

IRLIENE FEBRIANA

NIM : 109070000144

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2014 M

Page 2: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL
Page 3: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL
Page 4: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL
Page 5: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

v

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Oktober 2014

C) Irliene Febriana

D) Pengaruh Kepribadian dan Sense of Humor terhadap Psychological Well-Being (Studi

pada Jurnalis di DKI Jakarta)

E) xiii + 110 + lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepribadian the HEXACO model of

personality (honesty-humility, emotionality, extraversion, agreeableness,

conscientiousness, & openness to experience) dan sense of humor (humor production,

social uses of humor, attitudes toward humor and humorous people, & uses of humor for

coping) serta variabel demografis (usia, jenis kelamin, penghasilan, & intensitas

pekerjaan) terhadap psychological well-being jurnalis di DKI Jakarta.

Sampel berjumlah 150 orang jurnalis di DKI Jakarta yang diambil dengan teknik non-

probability sampling, yakni accidental sampling. Ryff’s Psychological Well-Being Scales,

Skala HEXACO Personality Inventory-Revised (HEXACO-PI-R) yang dikembangkan

oleh Lee dan Ashton, dan Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS) yang

dikembangkan oleh Thorson dan Powell digunakan sebagai instrument pengumpulan data

dan diadaptasi ke bahasa Indonesia. Pengujian validitas item menggunakan uji CFA

dengan bantuan software LISREL 8.7, selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan

analisis regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS 19.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis mayor diterima, artinya terdapat pengaruh

yang signifikan antara kepribadian the HEXACO model of personality, sense of humor,

dan variabel demografis (usia, jenis kelamin, penghasilan, dan intensitas pekerjaan)

terhadap psychological well-being. Hasil uji hipotesis minor menunjukkan opennes to

experience, honesty-humility, penghasilan, dan intensitas pekerjaan sebagai prediktor

yang signifikan untuk psychological well-being.

Pada hasil kategorisasi psychological well-being pada penelitian ini menunjukkan bahwa

hasil sebaran paling banyak berada pada kategori rendah. Memperhatikan kondisi fisik

dan menjaga kesehatan psikologis adalah suatu keharusan agar manusia dapat

menjalankan hidupnya dengan bahagia, tenang, dan mampu mengatasi segala masalah

maupun tekanan yang datang. Penelitian Ryff (1989) mengenai psychological well-being

menyatakan, seseorang yang jiwanya sejahtera tidak sekadar bebas dari tekanan atau

masalah mental. Lebih dari itu, ia juga memiliki penilaian positif terhadap dirinya dan

mampu bertindak secara otonomi, serta tidak mudah hanyut oleh pengaruh lingkungan.

Bila hal ini dikaitkan dengan dunia pekerjaan, maka tingkat psychological well-being

seseorang akan berguna dalam komitmen individu, produktivitas kerja individu, target-

target dalam pekerjaan, hubungan dengan rekan kerja, serta penguasaan lingkungan kerja

(Horn, Taris, Schaufeli, & Schreurs, 2004).

G) Bahan bacaan: 67; Buku: 27 + Jurnal: 22 + Skripsi: 6 + Artikel: 12

Page 6: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

vi

ABSTRACT

A) Psychology Faculty

B) October 2014

C) Irliene Febriana

D) Influence of Personality and Sense of Humor to Psychological Well-Being (Study for

Journalists in Jakarta)

E) xiii + 110 + attachment

F) This study has been done for knowing influence of personality the HEXACO model of

personality (honesty-humility, emotionality, extraversion, agreeableness,

conscientiousness, & openness to experience) and sense of humor (humor production,

social uses of humor, attitudes toward humor and humorous people, & uses of humor for

coping) also demographic variables (age, sex, income, & job intensity) to journalist’s

psychological well-being in Jakarta.

There was 150 journalists in Jakarta as sample that was taken by non-probability

sampling techniques, the techniques are accidental sampling. Ryff’s Psychological Well-

Being Scales, HEXACO Personality Inventory-Revised Scales (HEXACO-PI-R) which

was improved by Lee and Ashton, and Multidimensional Sense of Humor Scales (MSHS)

which are improved by Thorson and Powell, used for collecting data instrument and be

adapted to Indonesian. Validity examination item use CFA test with software LISREL

8.7, then data was analyzed by use multiple linear regression analysis with software SPSS

19.

The result showed that major hypothesis is accepted, means there are significant

influences between personality the HEXACO model of personality, sense of humor, and

demographic variable (age, sex, income, & job intensity) to psychological well-being.

Result of minor hypothesis showed openness to experience, honesty-humility, income,

and job intensity as significant predictor for psychological well-being.

The categorization results of psychological well-being in this study indicate that most of

the result distribution is in the low category. Consider the physical condition and maintain

psychological health is a must for humans to live her/his life with a happy, calm, and able

to overcome all the problems and pressures that come. Ryff (1989) research on the

psychological well-being states, someone whose soul is prosperous not only free from

pressure or problems. More than that, he/she also has a positive assessment of him and

able to act autonomously, also not easily washed away by the influence of the

environment. If it is associated with the world of work, then levels of person’s

psychological well-being would be useful in an individual commitment, individual work

productivity, targets in the work, relationships with colleagues, and also control of the

work environment (Horn, Taris, Schaufeli, & Schreurs, 2004).

G) Literature: 67; Book: 27 + Journal: 22 + Essay: 6 + Article: 12

Page 7: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang

diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

“Pengaruh Kepribadian dan Sense of Humor terhadap Psychological Well-Being (Studi pada

Jurnalis di DKI Jakarta)”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan

Nabi kita semua, nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi

ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati

penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, periode 2014-2019,

Prof.Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si, beserta jajarannya.

2. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, periode 2009-2013, Jahja

Umar, Ph.D, beserta jajarannya.

3. Dosen Pembimbing I Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si dan Dosen Pembimbing II S.

Evangeline I. Suaidy, M.Si, Psi., terima kasih Ibu atas segala bimbingan, arahan,

masukkan serta kritik yang membangun, dan juga waktu yang diberikan selama masa

penelitian skripsi ini.

4. Dosen Pembimbing Akademik Solicha, M.Si., terima kasih Ibu atas segala perhatian,

bimbingan dan nasehat selama penulis menjalani perkuliahan.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas

ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan, sekaligus seluruh karyawan fakultas yang

telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

6. Para jurnalis di DKI Jakarta yang telah bersedia memberikan waktunya untuk

diwawancara dan membantu mengisi angket penelitian yang penulis berikan.

Page 8: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

viii

7. Orang tua penulis, Bapak Irwan Gaos dan Ibu Cut Magdalena yang senantiasa

memberikan kasih sayang sepanjang masa sehingga penulis bisa sampai ke titik ini.

Cinta dan dukungan berupa moril maupun materil dari kedua orang tua penulis

terkasih. Terima kasih atas segala yang telah dilakukan dan atas setiap cinta yang

terpancar serta doa dan restu yang selalu mengiringi tiap langkah penulis.

8. Anhar Rizki Affandi, yang senantiasa ada di kala suka maupun duka, melantunkan

doa serta mengusahakan segala macam bantuan terkait penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih atas semua yang telah dilakukan serta telah senantiasa menguatkan,

memberikan dukungan dan motivasi.

9. Arif, Wisti, dan Isnidiniyah yang telah membantu mengarahkan penulis dalam proses

pengolahan data skripsi ini.

10. Kelas D Psikologi 2009. Terima kasih teman-teman atas segala kisah kasih, canda

tawa dan persahabatan terhebat bersama kalian selama ini.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas segala

dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu, penulis menerima saran serta kritik yang membangun. Semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca. Terimakasih. Wassalam

Jakarta, Oktober 2014

Penulis

Page 9: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Tidak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi,

tidak ada langkah yang terlalu panjang untuk dijalani, dan tidak

ada orang yang terlalu sulit untuk dihadapi, ketika kita mampu

menyikapi setiap peristiwa yang terjadi dengan hati yang jernih

dan kepala dingin.”

-Setengah Isi Setengah Kosong-

Skripsi ini kupersembahkan untuk ayah dan ibu,

dan juga untuk orang-orang yang kucintai.

Page 10: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... iv

ABSTRAK.......................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR........................................................................................................ vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................................... ix

DAFTAR ISI...................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.............................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... xiii

BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................ 1-18

1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................................ 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................................................ 13

1.2.1. Pembatasan masalah............................................................................................ 14

1.2.2. Perumusan masalah............................................................................................. 15

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................................................... 16

1.3.1. Tujuan penelitian................................................................................................. 16

1.3.2. Manfaat penelitian............................................................................................... 17

1.4. Sistematika Penulisan..................................................................................................... 17

BAB 2. LANDASAN TEORI.......................................................................................... 19-52

2.1. Psychological Well-Being.............................................................................................. 19

2.1.1. Definisi psychological well-being...................................................................... 19

2.1.2. Dimensi psychological well-being...................................................................... 21

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well-being............................ 25

2.1.4. Pengukuran psychological well-being................................................................ 31

2.1.5. Penelitian terdahulu............................................................................................ 32

2.2. Kepribadian (Personality)............................................................................................. 33

2.2.1. Definisi kepribadian (personality)...................................................................... 33

2.2.2. Definisi the HEXACO model of personality....................................................... 35

2.2.3. Pengukuran the HEXACO model of personality................................................. 36

2.2.4. Penelitian terdahulu............................................................................................ 37

2.3. Sense of Humor............................................................................................................. 38

2.3.1. Definisi humor.................................................................................................... 38

2.3.2. Jenis-jenis humor................................................................................................ 39

2.3.3. Definisi kepekaan terhadap humor (sense of humor)......................................... 41

2.3.4. Dimensi sense of humor..................................................................................... 43

2.3.5. Pengukuran sense of humor................................................................................ 44

2.3.6. Penelitian terdahulu............................................................................................ 45

2.4. Kerangka Berpikir.......................................................................................................... 46

2.5. Hipotesis Penelitian....................................................................................................... 51

2.5.1. Hipotesis mayor................................................................................................... 51

2.5.2. Hipotesis minor.................................................................................................... 51

BAB 3. METODE PENELITIAN................................................................................... 53-76

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel................................................... 53

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel................................................ 54

Page 11: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

xi

3.2.1. Variabel penelitian............................................................................................. 54

3.2.2. Definisi operasional variabel............................................................................. 54

3.3. Instrument Pengumpulan Data..................................................................................... 56

3.4. Uji Validitas Konstruk.................................................................................................. 59

3.4.1. Uji validitas skala psychological well-being...................................................... 60

3.4.2. Uji validitas skala the HEXACO model of personality....................................... 61

3.4.2.1. Honesty-humility.................................................................................... 61

3.4.2.2. Emotionality........................................................................................... 62

3.4.2.3. Extraversion........................................................................................... 64

3.4.2.4. Agreeableness......................................................................................... 65

3.4.2.5. Conscientiousness................................................................................... 65

3.4.2.6. Openness to experience.......................................................................... 67

3.4.3. Uji validitas skala sense of humor....................................................................... 68

3.4.3.1. Humor production.................................................................................. 68

3.4.3.2. Social uses of humor.............................................................................. 69

3.4.3.3. Attitudes toward humor and humorous people...................................... 69

3.4.3.4. Uses of humor for coping....................................................................... 70

3.5. Teknik Analisis Data...................................................................................................... 71

3.6. Prosedur Penelitian......................................................................................................... 75

BAB 4. HASIL PENELITIAN........................................................................................ 77-96

4.1. Karakteristik Responden Penelitian............................................................... 77

4.2. Hasil Analisis Deskriptif................................................................................. 79

4.3. Kategorisasi Hasil Penelitian.......................................................................... 81

4.3.1. Kategorisasi psychological well-being................................................. 81

4.3.2. Kategorisasi honesty-humility............................................................... 82

4.3.3. Kategorisasi emotionality...................................................................... 82

4.3.4. Kategorisasi extraversion...................................................................... 82

4.3.5. Kategorisasi agreeableness.................................................................... 83

4.3.6. Kategorisasi conscientiousness.............................................................. 83

4.3.7. Kategorisasi openness to experience..................................................... 84

4.3.8. Kategorisasi humor production.............................................................. 84

4.3.9. Kategorisasi social uses of humor......................................................... 85

4.3.10. Kategorisasi attitudes toward humor and humorous people................ 85

4.3.11. Kategorisasi uses of humor for coping................................................. 86

4.4. Uji Hipotesis Penelitian.................................................................................... 86

4.4.1. Uji regresi berganda............................................................................... 86

4.4.2. Pengujian proporsi varians pada masing-masing variabel independen.. 93

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN...................................................... 97-111

5.1. Kesimpulan.................................................................................................................. 97

5.2. Diskusi......................................................................................................................... 98

5.3. Saran............................................................................................................................ 108

5.3.1. Saran metodologis............................................................................................. 109

5.3.2. Saran praktis...................................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 112

LAMPIRAN.......................................................................................................................

Page 12: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.3.2. Dimensi & Aspek The HEXACO Model of Personality............................ 36

Tabel 3.3.1. Blue Print Skala Psychological Well-Being............................................... 56

Tabel 3.3.2. Blue Print Skala The HEXACO Model of Personality............................... 57

Tabel 3.3.3. Blue Print Skala Sense of Humor.............................................................. 58

Tabel 3.3.4. Skor Skala Model Likert........................................................................... 59

Tabel 3.4.1. Muatan Faktor Psychological Well-Being................................................. 61

Tabel 3.4.2.1. Muatan Faktor Honesty-Humility.............................................................. 62

Tabel 3.4.2.2. Muatan Faktor Emotionality...................................................................... 63

Tabel 3.4.2.3. Muatan Faktor Extraversion...................................................................... 64

Tabel 3.4.2.4. Muatan Faktor Agreeableness.................................................................... 65

Tabel 3.4.2.5. Muatan Faktor Conscientiousness.............................................................. 66

Tabel 3.4.2.6. Muatan Faktor Openness to Experience..................................................... 67

Tabel 3.4.3.1. Muatan Faktor Humor Production.............................................................. 68

Tabel 3.4.3.2. Muatan Faktor Social Uses of Humor........................................................ 69

Tabel 3.4.3.3. Muatan Faktor Attitudes Toward Humor and Humorous People............... 70

Tabel 3.4.3.4. Muatan Faktor Uses of Humor for Coping................................................. 71

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian............................................................ 77

Tabel 4.2. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian........................................................ 80

Tabel 4.3. Pedoman Interpretasi Skor.......................................................................... 81

Tabel 4.3.1. Kategorisasi Psychological Well-Being....................................................... 81

Tabel 4.3.2. Kategorisasi Honesty-Humility................................................................... 82

Tabel 4.3.3. Kategorisasi Emotionality........................................................................... 82

Tabel 4.3.4. Kategorisasi Extraversion........................................................................... 82

Tabel 4.3.5. Kategorisasi Agreeableness......................................................................... 83

Tabel 4.3.6. Kategorisasi Conscientiousness................................................................. 83

Tabel 4.3.7. Kategorisasi Openness to Experience........................................................ 84

Tabel 4.3.8. Kategorisasi Humor Production................................................................ 84

Tabel 4.3.9. Kategorisasi Social Uses of Humor........................................................... 85

Tabel 4.3.10. Kategorisasi Attitudes Toward Humor and Humorous People.................. 85

Tabel 4.3.11. Kategorisasi Uses of Humor for Coping.................................................... 86

Tabel 4.4.1.1. RSquare........................................................................................................ 87

Tabel 4.4.1.2. ANOVAb................................................................................................... 87

Tabel 4.4.1.3. Koefisien Regresi....................................................................................... 88

Tabel 4.4.2. Proporsi Varians Psychological Well-Being............................................... 94

Page 13: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4. Kerangka Berpikir......................................................................................... 50

Page 14: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Informasi saat ini menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting dan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia. Rasa ingin tahu yang merupakan sifat dasar

manusia menjadi faktor pendorong terbesar akan kebutuhan tersebut. Manusia

mencari informasi untuk pelbagai tujuan hidup. Selain menambah pengetahuan

yang dapat memperluas cakrawala berpikir, informasi juga berperan sebagai salah

satu sumber pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan

hidup dan memperbaiki mutu kehidupan (Hidayat & Prakosa, 1997).

Media pers sebagai penyedia informasi bagi masyarakat tidak dapat

melakukan perannya tanpa adanya jurnalis. Jurnalis adalah ujung tombak media

pers yang menyediakan informasi bagi masyarakat (Hidayat & Prakosa, 1997).

Jurnalis dengan pengetahuan jurnalistiknya dapat mengolah informasi yang

berguna dan memilah informasi yang sesuai dengan kaidah jurnalistik (Ishwara,

2005). Hubungan itu jelas menempatkan jurnalis sebagai faktor terpenting karena

mereka yang paling berperan dalam memberikan informasi yang perlu

disampaikan kepada masyarakat.

Page 15: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

2

Tanggung jawab sebagai seorang jurnalis sangatlah besar karena jurnalis

merupakan penghubung antara sumber berita dan masyarakat luas. Akurasi

merupakan satu hal penting dalam kerja seorang jurnalis, lemahnya akurasi dapat

menyebabkan tidak tepatnya penggunaan data, fakta, dan nama sehingga

melahirkan kesalahan dalam sebuah berita dan masyarakat pun mendapatkan

informasi yang salah. Jurnalis yang tidak mampu menyampaikan informasi

secepatnya ke kantor dan menyebabkan berita tidak muncul di media tempat ia

bekerja keesokan harinya akan berisiko kehilangan pekerjaannya. Hal ini

disebabkan karena surat kabar mereka akan berisi berita-berita yang tidak aktual

sehingga pada akhirnya akan ditinggalkan oleh para pembacanya (Muflih, 1997).

Kebebasan pers saat ini menuntut lebih banyak agar jurnalis mampu

mengerahkan segenap pikiran dan tenaga untuk memberikan kepada masyarakat.

Akibatnya, media pers yang mempekerjakan jurnalis meminta kontribusi yang

maksimal mulai dari hasil karya hingga tuntutan jam kerja yang tidak beraturan.

Sehingga, hal tersebut membuat jurnalis menghadapi pelbagai tekanan psikis yang

memang menjadi risiko ketika berkecimpung di dunia jurnalistik.

Tekanan psikis bagi seorang jurnalis mulai dari diri sendiri dalam

hubungan sosial masyarakat, keluarga, lingkungan kerja baik dari perusahaan

yang menuntut lebih kinerja namun tidak menyelaraskan dengan insentif yang

sepadan, hingga tuntutan dalam mencari dan mengolah informasi yang disajikan

ke masyarakat. Bahkan, kasus terkecil tidak naiknya berita jurnalis yang

dikirimkan ke redaksi, juga membuat tekanan (Ari, 2012). Selain itu, banyak

kendala yang sering muncul dalam usahanya mengumpulkan informasi untuk

Page 16: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

3

membuat sebuah berita, diantaranya waktu yang terbatas, sulitnya mendapatkan

sudut pandang dari peristiwa yang diliput serta sumber-sumber yang tidak

kooperatif (Ishwara, 2005).

Psikolog Irma S. Martam dari Yayasan Pulih, mengatakan bahwa jurnalis

adalah profesi yang rentan terkena gangguan psikologis, ini karena pola kerjanya

yang berada di bawah tekanan baik dari segi deadline pembuatan berita serta

kemungkinan tekanan dari lingkungan peliputan yang cenderung merupakan

kondisi-kondisi abnormal (Susanto, 2009). Jurnalis yang bertugas di aura negatif

seperti meliput kasus perampokan, pembunuhan, mayat dari segala kasus,

seringnya menyaksikan kejadian-kejadian traumatis seperti kerusuhan atau

bencana alam dan sebagainya, tentu akan dapat menimbulkan pengaruh psikologis

dalam diri jurnalis. Beragam kekerasan (informasi negatif) yang sering dilaporkan

jurnalis dalam kerjanya bisa saja membekas dalam pikiran bawah sadar.

AL Tompkins (dalam Hight & McMahon, 2006) dari Poynter Institut

untuk Studi Media di Amerika Serikat menulis pernyataan berikut ini tidak lama

setelah terjadinya serangan pada tahun 2001 di New York dan Washington, “Para

wartawan, wartawan foto, sound engineer, juru suara dan produser lapangan

sering kali bekerja bahu-membahu dengan para petugas darurat. Gejala-gejala

stres traumatis dari para wartawan sangat mirip dengan para petugas kepolisian

dan para petugas pemadam kebakaran yang bekerja segera setelah terjadinya

suatu tragedi. Namun, para wartawan biasanya menerima sedikit sekali

dukungan setelah mereka memasukkan peliputan mereka. Sementara para pekerja

Page 17: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

4

keselamatan publik ditawari (dukungan psikologis) setelah trauma, sedangkan

para wartawan hanya ditugaskan untuk mencari berita lain.”

Sebuah penelitian menyebutkan tiga dari sepuluh jurnalis mengalami Post-

Traumatic Stress Disorder (PTSD) setelah bekerja dalam tugas-tugas yang

berbahaya, depresi, kecemasan, dan masalah dalam hubungan interpersonal juga

dilaporkan terjadi (Witchel, 2005). Penemuan tersebut didukung oleh penelitian

dari Anthony Feinstein, John Owen & Nancy Blair (2002) yang menemukan

bahwa hampir 30 persen jurnalis yang ditempatkan di daerah konflik

menunjukkan tanda-tanda Post-Traumatic Stress.

Dalam literatur psikologi terapan, pekerjaan jurnalis, di samping pekerjaan

supir, pelawak, ataupun tentara, termasuk dalam kategori rentan penyakit dan

memiliki harapan hidup rendah. Sebab, pekerjaan menjadi seorang jurnalis

memiliki pola kerja yang tidak mengenal waktu, mereka harus siap meliput

kapanpun ada peristiwa penting terjadi. Hal tersebut membuat waktu istirahat

mereka berkurang, terlebih lagi mereka harus memenuhi tenggat waktu (deadline)

pengumpulan berita yang diberikan perusahaan. Penelitian membuktikan bahwa

desakan waktu kronis memberikan pengaruh tidak baik pada sistem

cardiovascular, sehingga menyebabkan terjadinya serangan jantung prematur dan

tekanan darah tinggi (Friedman & Rosenman dalam Munandar, 2001). Selain itu,

pekerjaan jurnalis yang selalu dikejar deadline tersebut telah mendorong

akumulasi stres yang bisa menimbulkan penyakit syaraf (Broto, 2008).

Profesi jurnalis juga memiliki risiko ancaman keselamatan yang tinggi.

Kekerasan terhadap jurnalis bukanlah hal yang baru terjadi di Indonesia. Aliansi

Page 18: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

5

Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mencatat angka kekerasan terhadap jurnalis

mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dirilis AJI Indonesia, selama

kurun waktu lima tahun terakhir, yaitu tahun 2008 - 2012, terjadi 89 kasus

kekerasan fisik yang dialami oleh jurnalis. Kasus kekerasan yang menimpa

jurnalis Indonesia beragam, mulai larangan peliputan, serangan fisik, teror dan

intimidasi, hingga serangan peretas. Aksi kekerasan terhadap para jurnalis pun

masih terus berlanjut pada tahun 2013 (Bambani, Rahardjo, Dwiyanto, Saefullah

& Wulandari, 2013).

Selain itu, setiap tahun ada saja jurnalis yang meninggal karena dibunuh.

Tentu motif pelaku karena terpengaruh atas pemberitaan yang ditulisnya. Delapan

kasus pembunuhan jurnalis itu yang kasusnya tidak terselesaikan adalah kasus

pembunuhan Fuad Muhammad Syarifuddin alias Udin (jurnalis Harian Bernas di

Yogyakarta, 16 Agustus 1996), Naimullah (jurnalis Harian Sinar Pagi di

Kalimantan Barat, ditemukan tewas pada 25 Juli 1997) dan Agus Mulyawan

(jurnalis Asia Press di Timor Timur, 25 September 1999). Juga ada Muhammad

Jamaluddin (jurnalis kamera TVRI di Aceh, ditemukan tewas pada 17 Juni 2003),

Ersa Siregar (jurnalis RCTI di Nangroe Aceh Darussalam, 29 Desember 2003),

dan Herliyanto (jurnalis lepas tabloid Delta Pos Sidoarjo di Jawa Timur,

ditemukan tewas pada 29 April 2006). Sementara Adriansyah Matrais Wibisono

(jurnalis TV lokal di Merauke, Papua, ditemukan pada 29 Juli 2010) dan Alfred

Mirulewan (jurnalis tabloid Pelangi, Maluku, ditemukan tewas pada 18 Desember

2010) (Winarno, 2014).

Page 19: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

6

Permasalahan lain yang juga menambah beban kerja jurnalis adalah

rendahnya tingkat kesejahteraan. Rendahnya gaji jurnalis juga disebabkan banyak

perusahaan pers yang belum layak memenuhi standar perusahaan pers yang ideal

atau sehat, yaitu sebuah perusahaan pers yang mampu memberikan gaji yang

memadai kepada jurnalisnya, memiliki struktur karier yang jelas bagi jurnalisnya

serta jaminan kesejahteraan lainnya. Berdasarkan data dari AJI Jakarta, secara

keseluruhan total pengeluaran, perusahaan media di Indonesia masih relatif lebih

rendah porsi pengeluran gaji untuk pegawainya (Rosadi, 2014). Hal yang sama

juga dikatakan oleh Erik Tanjung, Koordinator Divisi Serikat Pekerja AJI Jakarta

bahwa upah jurnalis Indonesia untuk kawasan Asia Tenggara paling murah bila

dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara (Sutanto, 2013).

Upah layak untuk jurnalis pemula di Jakarta pada 2014 sebesar Rp 5,7

juta per bulan. Namun, kenyataannya rata-rata upah jurnalis di Jakarta saat ini

masih di bawah standar upah layak. Sebagian besar media di Jakarta menggaji

jurnalisnya di kisaran Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per bulan. Bahkan ada media di

Jakarta menggaji di bawah Upah Minimum Provinsi di Jakarta sebesar Rp 2,2 juta

(Rahadi, 2014).

Lahirnya Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers hanya

membuahkan sebuah harapan dan belum menyentuh secara baik nasib akan

perlindungan hukum maupun dari negara itu sendiri serta kesejahteraan jurnalis,

padahal peran dan kontribusi jurnalis tidak dapat diabaikan karena mempunyai

peran yang sangat strategis sebagai wahana komunikasi massa, penyebar

informasi, dan pembentuk opini dalam pelbagai sektor kehidupan. Sebagai pilar

Page 20: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

7

penting dari industri media, nasib jurnalis seharusnya mendapat perhatian yang

pantas dari pelaku industri media. Apalagi jika mengingat beban yang dipikulkan

undang-undang kepada pekerja media, yaitu menjadi alat kontrol sosial, selain

menjalankan fungsi pendidikan dan hiburan (Manan, 2011).

Berdasarkan pemaparan diatas, bahwa menjadi jurnalis berarti memasuki

kawasan kerja yang bebannya berlipat-lipat dan rentan terhadap konflik. Tidak

jarang dalam keseharian pekerjaannya mereka sering dihadapkan pada dilema

antara mencari informasi dan menjaga keselamatan diri. Bekerja menjadi jurnalis

memerlukan kualifikasi baik secara profesi maupun psikologis sehingga mampu

bertahan dengan situasi penuh tekanan.Hal ini yang menjadi dasar pemikiran

penulis untuk meneliti mengenai bagaimana keadaan psychological well-being

jurnalis dengan segala risiko, tuntutan, dan tanggung jawab dalam pekerjaannya.

Psychological well-being merujuk pada perasaan seseorang mengenai aktifitas

kehidupan sehari-hari. Perasaan ini dapat berkisar dari kondisi mental negatif

(misalnya: ketidakpuasan hidup, kecemasan, dan sebagainya) sampai ke kondisi

mental positif (misalnya: realisasi potensi atau aktualisasi diri) (Bradburn, 1995).

Penelitian mengenai psychological well-being (Ryff dalam Nurhayati,

2010) menyatakan, seseorang yang jiwanya sejahtera tidak sekadar bebas dari

tekanan atau masalah mental. Lebih dari itu, ia juga memiliki penilaian positif

terhadap dirinya dan mampu bertindak secara otonomi, serta tidak mudah hanyut

oleh pengaruh lingkungan. Bila hal ini dikaitkan dengan dunia pekerjaan, maka

tingkat psychological well-being seseorang akan berguna dalam komitmen

individu, produktivitas kerja individu, target-target dalam pekerjaan, hubungan

Page 21: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

8

dengan rekan kerja, serta penguasaan lingkungan kerja (Horn, Taris, Schaufeli, &

Schreurs, 2004).

Ryff (1995) mengemukakan enam komponen fungsi psychological well-

being mencakup, evaluasi positif seseorang mengenai diri dan masa lalu (self-

acceptance), pertumbuhan dan perkembangan individu (personal growth),

kepercayaan mengenai tujuan dan makna hidup individu (purpose in life), kualitas

hubungan dengan individu lain (positive relations with other), kapasitas untuk

mengatur kehidupan dan diri seseorang secara efektif (environmental mastery),

dan perasaan self-determination (autonomy).

Berdasarkan Ryff dan Singer (2002), psychological well-being berkaitan

dengan faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial-ekonomi, dan

latar belakang budaya. Kelompok usia yang terdiri dari tiga bagian: dewasa muda,

dewasa menengah, dan dewasa akhir. Ryff dan Singer menemukan adanya

perbedaan psychological well-being, khususnya pada dimensi penguasaan

lingkungan, pertumbuhan pribadi, tujuan hidup, dan otonomi. Lalu, kelompok

wanita lebih tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang lain dan

pertumbuhan pribadi daripada kelompok pria. Kelompok yang berpendidikan

tinggi memiliki dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi yang lebih tinggi

dibandingkan kelompok yang berpendidikan rendah. Status sosial-ekonomi

berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan

lingkungan, dan pertumbuhan pribadi. Selanjutnya, pada budaya Barat dan Timur

juga memberikan pengaruh yang berbeda. Dimensi yang lebih berorientasi pada

diri sendiri (penerimaan diri dan otonomi) lebih menonjol dalam konteks budaya

Page 22: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

9

Barat, sedangkan dimensi yang berorientasi pada orang lain (seperti hubungan

positif dengan orang lain) lebih menonjol pada budaya Timur.

Menurut Davis (dalam Rahayu, 2008), individu dengan tingkat

penghasilan tinggi, status menikah, dan mempunyai dukungan sosial tinggi akan

memiliki psychological well-being yang lebih tinggi. Berdasarkan faktor-faktor

demografis yang telah dijelaskan, penulis menggunakan faktor usia, jenis kelamin,

penghasilan, dan intensitas pekerjaan sebagai variabel demografis untuk ikut

dianalisis pengaruhnya terhadap psychological well-being. Alasannya, karena

faktor demografis tersebut sesuai karakteristik profesi sebagai seorang jurnalis.

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi psychological well-being

seseorang adalah dukungan sosial, evaluasi terhadap pengalaman hidup, locus of

control (LOC), religiusitas, dan kepribadian (Ryff, 1989; Ryff, 1994; Ryff &

Essex, 1992; Sarafino, 2011). Selain itu, dalam beberapa penelitian ditemukan

bahwa sense of humor terbukti dapat meningkatkan baik kesejahteraan fisik

maupun psikologis seseorang (Martin, 2001; Kuiper, Martin, Olinger, Kazarian, &

Jetté, 1998; Herzog & Strevey, 2008).

Kepribadian adalah salah satu prediktor paling kuat dan konsisten terhadap

well-being. Ada juga beberapa bukti hubungan genetik antara kepribadian dan

well-being (Weiss, Bates, & Luciano dalam Aghababaei & Arji, 2013). Penelitian

yang mendukung pernyataan tersebut adalah Costa dan McCrae (1980),

menemukan bahwa kepribadian extraversion dan neuroticism berhubungan secara

signifikan dengan psychological well-being. Oleh karena itu, penulis menjadikan

Page 23: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

10

kepribadian sebagai independent variable pertama untuk dianalisis pengaruhnya

terhadap psychological well-being dalam studi pada jurnalis di DKI Jakarta.

Ada beberapa pendekatan yang dikemukakan oleh para ahli untuk

memahami kepribadian. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah teori trait.

Pendekatan keterampilan dan trait terhadap kepribadian berusaha mencari

beberapa dimensi utama yang dapat menggambarkan pola respons seseorang.

Jumlah dimensi itu masih diperdebatkan. Pendekatan faktor terhadap kepribadian

dari Cattell melihat perlu adanya 16 trait. Eysenck yakin bahwa teori harus

mendasarkan seleksi faktor-faktor tersebut, dan ia menganggap bahwa semua trait

berasal dari tiga sistem biologis, yaitu extraversion, neuroticism, dan

psychoticism. Tetapi banyak peneliti setuju bahwa lima dimensi cukup

memuaskan untuk diterapkan di sebagian besar situasi–disebut Big Five, yang

terdiri dari extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan

openness to experience. Peneliti lain membantah klaim bahwa kepribadian yang

baik hanya dijelaskan oleh lima faktor. Ashton, mendorong kasus untuk enam

faktor, model, HEXACO (Ashton & Lee dalam John, Robins, & Pervin, 2008).

Enam faktor tersebut yaitu honesty-humility, emotionality, extraversion,

agreeableness, conscientiousness, dan openess to experience.

Dalam penelitian ini, penulis lebih memilih untuk menggunakan

pendekatan the HEXACO model of personality dari Lee dan Ashton (2007) untuk

memahami kepribadian pada studi jurnalis di DKI Jakarta karena mengacu pada

hasil penelitian Naser Aghababaei dan Akram Arji (dalam Journal of Personality

and Individual Differences, 2013), dimana dalam penelitian tersebut mereka

Page 24: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

11

membandingkan dua model dengan serangkaian hierarchical regressions. Pada

model pertama Big Five dimasukkan, dan kemudian dimensi HEXACO

ditambahkan untuk menguji validitas tambahan. Dengan efek dari Big Five

dikendalikan, dimensi HEXACO masih signifikan memprediksi semua aspek

psychological well-being. Namun, dengan faktor-faktor HEXACO dikendalikan,

Big Five gagal untuk secara signifikan memprediksi otonomi, hubungan positif

dengan orang lain, dan tujuan hidup, tetapi berhasil memprediksi penguasaan

lingkungan, pertumbuhan pribadi, dan penerimaan diri.

Sheehy (dalam Hasanat dan Subandi, 1998) dalam penelitiannya,

menemukan bahwa kemampuan untuk melihat humor merupakan salah satu hal

yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis dalam hidup, sebagai perlindungan

terhadap perubahan dan ketidaktentuan. Hubungan antara sense of humor dan

kecemasan sebagai krisis dalam kehidupan individu dikaji oleh O’Connel (dalam

Hasanat dan Subandi, 1998) dengan menyatakan bahwa melalui humor seseorang

dapat menjauhkan diri dari situasi yang mengancam dan memandang masalah dari

sudut kelucuannya untuk mengurangi kecemasan dan rasa tidak berdaya.

Penelitian lain yang hampir serupa, yaitu penelitian Thorson dan Powell (1993)

yang mengatakan bahwa rasa humor berkorelasi positif dengan adaptasi pada

hidup yang aman, selain itu diperoleh korelasi negatif antara rasa humor dengan

adaptasi yang buruk.

Menurut Ancok (1996), ada studi yang mempelajari bahwa humor dapat

menimbulkan gairah baru. Perasaan senang dan punya selera humor yang cukup

dalam menjalani kehidupan dapat meningkatkan produktivitas di dalam pekerjaan

Page 25: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

12

dan mempertahankan hubungan baik dalam sosial (sebagai alat kontrol sosial).

Selain itu, McGee dan Shevlin (2009) yang melakukan penyelidikan mengenai

keinginan dalam bersosialisasi (social desirability), menemukan bahwa sense of

humor termasuk dalam karakteristik kepribadian yang dinilai paling

menguntungkan dalam kehidupan interpersonal individu. Kemampuan ini

memupuk empati individu untuk lebih memahami lingkungannya dan

menyadarkan kebutuhan untuk bersosialisasi dengan individu lainnya, sehingga

kebahagiaan mengenai pemaknaan hidupnya dapat pula tercapai.

Berdasarkan beberapa penelitian di atas inilah yang menjadi dasar

pemikiran penulis untuk meneliti lebih jauh lagi mengenai respon humor yang ada

pada jurnalis dalam menghadapi permasalahan dalam pembahasan ‘psychological

well-being-nya’. Sehingga, penulis menjadikan variabel sense of humor sebagai

independent variable kedua untuk dianalisis pengaruhnya terhadap psychological

well-being dalam studi pada jurnalis di DKI Jakarta.

Sampel yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini adalah pria dan

wanita yang bekerja sebagai jurnalis di wilayah DKI Jakarta. Alasan penulis

memilih kota DKI Jakarta sebagai area penelitian karena Daerah Khusus Ibukota

(DKI) Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia. Wilayah metropolitan Jakarta

(Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan

terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia. Jakarta juga merupakan

pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, serta tempat berdirinya kantor-kantor pusat

BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat

kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN.

Page 26: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

13

Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup

pesat. Penduduk yang bermukim di Jakarta pun memiliki tingkat ekonomi yang

beragam, mulai dari tingkat ekonomi menengah ke atas sampai menengah ke

bawah pun ada di Jakarta. Selain itu, agama yang dianut oleh penduduk DKI

Jakarta beragam. Jumlah penduduk dan komposisi etnis di Jakarta pun selalu

berubah dari tahun ke tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat

bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta. Jakarta

merupakan pusat kegiatan sosial dan budaya yang paling lengkap memiliki

sarana, prasarana terbaik dalam bidang pendidikan, budaya, olah raga, kesehatan,

dan juga fasilitas pariwisatanya dibandingkan kota-kota lain di Indonesia. Bahkan,

sampai saat ini, Jakarta masih dijadikan tujuan utama masyarakat sebagai tempat

untuk mengejar masa depan. Para pendatang dari daerah luar Jakarta berbondong-

bondong untuk tinggal, belajar, dan bekerja di ibukota.

Berangkat dari fenomena-fenomena yang telah dipaparkan di atas tersebut,

maka penulis tertarik untuk mengetahui “Apakah Kepribadian dan Sense of

Humor berpengaruh terhadap Psychological Well-Being (Studi pada Jurnalis

di DKI Jakarta) ?”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam sebuah karya ilmiah sangat diperlukan adanya pembatasan dan perumusan

masalah. Hal ini dimaksudkan agar dalam penulisan tidak menyimpang dari

sasaran yang ingin dicapai.

Page 27: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

14

1.2.1 Pembatasan masalah

a. Psychological well-being merupakan kondisi berfungsinya dengan

penuh potensi-potensi sejati individu dalam menjalani tantangan

eksistensial kehidupan (Ryff & Keyes, 1995) dilihat berdasarkan

pada tingkat penerimaan diri (self-acceptance), hubungan positif

dengan orang lain (positive relations with others), otonomi

(autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery),

tujuan hidup (purpose in life), dan pertumbuhan pribadi (personal

growth).

b. Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan

berinteraksi dengan individu lain (Robbins & Timothy, 2008).

Teori yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah The

HEXACO Model of Personality (Lee & Ashton, 2007), yaitu tipe

kepribadian yang terdiri dari enam dimensi, honesty-humility,

emotionality, extraversion, agreeableness, conscientiousness dan

openness to experience.

c. Sense of humor ialah cara memandang dan berinteraksi dengan

dunia melalui filter berupa hiburan, tawa, dan keceriaan (Martin

et.al., 2003; Thorson & Powell, 1993). Sense of humor terdiri dari

4 dimensi, yaitu humor production, uses of humor for coping,

social uses of humor dan attitudes toward humor and humorous

people.

Page 28: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

15

d. Sampel penelitian ini adalah pria dan wanita yang bekerja sebagai

jurnalis di wilayah DKI Jakarta, dengan dua kelompok rentang usia

yang dibatasi oleh Hurlock (1980) yaitu usia dewasa awal (20 - 39

Tahun) dan usia dewasa madya (40 - 59 Tahun).

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan hal-hal di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Apakah ada pengaruh antara kepribadian the HEXACO model of

personality dan sense of humor terhadap psychological well-being

jurnalis ?

2. Apakah ada pengaruh kepribadian the HEXACO model of

personality honesty-humility, emotionality, extraversion,

agreeableness, conscientiousness, dan openness to experience

terhadap psychological well-being jurnalis ?

3. Apakah ada pengaruh sense of humor humor production, social

uses of humor, attitudes toward humor and humorous people, dan

uses of humor for coping terhadap psychological well-being

jurnalis ?

4. Apakah ada pengaruh faktor demografis usia, jenis kelamin,

penghasilan, dan intensitas pekerjaan terhadap psychological well-

being jurnalis ?

Page 29: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

16

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepribadian dan

sense of humor serta faktor demografis terhadap psychological well-being

jurnalis.

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis

maupun praktis, yaitu sebagai berikut :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur

pengetahuan dalam bidang psikologi, khususnya Psikologi Klinis.

Selain itu, dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan

acuan dalam pengembangan bagi penelitian selanjutnya, khususnya

mengenai pengaruh kepribadian dan sense of humor terhadap

psychological well-being jurnalis.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa

manfaat, yaitu menambah wawasan bagi masyarakat umum terutama

bagi para jurnalis, mengenai pengaruh kepribadian dan sense of

humor terhadap psychological well-being, pentingnya menjaga

psychological well-being bagi seseorang, dapat membantu untuk

mengembangkan diri ke arah yang lebih positif serta memahami

pentingnya humor dalam lingkungan kerja dan juga kemampuan

mengatasi pelbagai masalah dan tekanan dengan lebih efektif

sehingga dapat mencapai jiwa (psikologis) yang sehat.

Page 30: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

17

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan hasil penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan skripsi

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

dengan sistematika sebagai berikut :

BAB 1 : Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang dilakukannya

penelitian mengenai pengaruh kepribadian dan sense of humor terhadap

psychological well-being jurnalis, pembatasan dan perumusan masalah

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : Landasan Teori, menguraikan sejumlah teori yang digunakan dalam

penelitian diantaranya :

1. Penjabaran dan definisi psychological well-being, faktor-faktor yang

mempengaruhi psychological well-being, dimensi psychological well-

being, pengukuran psychological well-being, dan penelitian

terdahulu; definisi kepribadian, definisi the HEXACO model of

personality, pengukuran the HEXACO model of personality, dan

penelitian terdahulu; definisi humor, jenis-jenis humor, definisi sense

of humor, dimensi sense of humor, pengukuran sense of humor, dan

penelitian terdahulu.

2. Kerangka berpikir dan hipotesis.

BAB 3 : Metode Penelitian, menguraikan tentang populasi dan sampel

penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional, teknik

pengumpulan data, uji instrumen, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.

Page 31: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

18

BAB 4 : Hasil Penelitian, menguraikan tentang hasil pengolahan dari data

yang terkumpul dari penelitian ini, meliputi gambaran umum dari subjek

penelitian, serta hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

BAB 5 : Kesimpulan, Diskusi dan Saran, pada bagian ini menguraikan

tentang kesimpulan, diskusi dan saran dari hasil penelitian.

Page 32: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

19

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dipaparkan tentang teori yang digunakan dalam penelitian ini,

pengukurannya, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1 Psychological Well-Being

2.1.1 Definisi psychological well-being

Secara umum, ada dua konsep atau pengertian tentang psychological well-being.

Konsep pertama disampaikan oleh Bradburn (dalam Ryff, 1989) yang

mengartikan psychological well-being sebagai kebahagiaan (happiness). Ia

membuat penelitian untuk mengetahui pengaruh perubahan-perubahan sosial

secara makro, misalnya perubahan dalam tingkat pendidikan, pola tenaga kerja,

dan ketegangan politik terhadap kondisi psikologis individu. Saat menjabarkan

kondisi psikologis individu, Bradburn (1969) menggunakan kebahagiaan yang

dirujuk dari istilah eudaimonia (kebahagiaan yang dikemukakan oleh Aristoteles).

Dimana menurut buku yang ditulis Aristoteles (berjudul ‘Nicoman Ethics’, 1947),

mengatakan bahwa eudaimonia merupakan hal tertinggi yang dapat diraih

manusia. Dalam penelitian tersebut,kebahagiaan dioperasionalkan sebagai adanya

keseimbangan antara afek positif dan negatif.

Konsep kedua mengartikan well-being sebagai kepuasan hidup. Istilah

kedua ini juga didapatkan dari penelitian yang tidak secara khusus mengukur

psychological well-being. Life Satisfaction Index atau sering disingkat dengan

19

Page 33: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

20

istilah LSI (Neugarten, Havighurst & Tobin dalam Ryff, 1989) misalnya,

ditujukan untuk mengetahui perbedaan antara individu yang sukses dengan yang

tidak pada kelompok lanjut usia. Alat ukur LSI ini tidak digunakan untuk

mengukur psychological well-being tetapi kondisi psikologis individu sukses dan

tidak sukses, yang diukur dalam alat ukur ini serupa dengan apa yang ingin digali

dari konsep psychological well-being.

Menurut Ryff dan Keyes (1995), psychological well-being adalah saat

dimana seseorang dapat hidup dengan bahagia berdasarkan pengalaman hidupnya

dan bagaimana mereka memandang pengalaman tersebut berdasarkan potensi

yang mereka miliki. Evaluasi terhadap pengalaman akan dapat menyebabkan

seseorang menjadi pasrah terhadap keadaan yang membuat psychological well-

being-nya rendah, atau berusaha memperbaiki keadaan hidupnya yang akan

membuat psychological well-being-nya meningkat. Sehingga, individu dengan

psychological well-being berarti tidak hanya individu yang terbebas dari hal-hal

yang menjadi indikator mental negatif, akan tetapi mengetahui potensi-potensi

positif yang ada pada dirinya.

Psychological well-being memimpin individu untuk menjadi kreatif dan

memahami apa yang sedang dilakukannya (Bartram & Boniwell, 2007). Menurut

Snyder dan Lopez (2002), psychological well-being bukan hanya merupakan

ketiadaan penderitaan, namun psychological well-being meliputi keterikatan aktif

dalam dunia, memahami arti dan tujuan dalam hidup dan hubungan seseorang

pada objek ataupun orang lain.

Page 34: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

21

Ryff (1989) menyimpulkan bahwa individu berusaha berpikir positif

tentang dirinya meskipun mereka sadar akan keterbatasan-keterbatasan dirinya

(penerimaan diri). Mereka juga mencoba mengembangkan dan menjaga

kehangatan dan rasa percaya dalam hubungan interpersonal (hubungan positif

dengan orang lain) dan membentuk lingkungan mereka, sehingga kebutuhan

pribadi dan keinginannya dapat terpenuhi (penguasaan lingkungan). Ketika

mempertahankan individualitas dalam konteks sosial makro, individu juga

mengembangkan self-determination dan kewibawaan (otonomi). Upaya yang

paling penting adalah menemukan makna dari tantangan yang telah dilalui dan

dari upaya-upaya yang dilakukan dalam menghadapinya (tujuan hidup). Terakhir,

mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal (pertumbuhan pribadi)

merupakan yang paling utama dalam psychological well-being (Ryff, 1989).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa psychological well-being merupakan kondisi psikologis ideal seseorang

yang sejahtera ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa

adanya, memiliki tujuan hidup, mengembangkan relasi yang positif dengan orang

lain, menjadi pribadi yang mandiri, mampu mengendalikan lingkungan, dan terus

bertumbuh secara personal.

2.1.2 Dimensi psychological well-being

Menurut Ryff (1989) psychological well-being adalah gambaran kesehatan

psikologis individu berdasarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologis positif

(positive psychological functioning) individu tersebut. Adapun kriteria individu

yang mempunyai psychological well-being yang baik, yaitu :

Page 35: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

22

1. Penerimaan diri (self-acceptance)

Seorang individu dikatakan memiliki nilai yang tinggi dalam dimensi

penerimaan diri apabila ia memiliki sikap yang positif terhadap dirinya

sendiri, menghargai dan menerima pelbagai aspek yang ada pada dirinya,

baik kualitas diri yang baik maupun yang buruk. Selain itu, orang yang

memiliki nilai penerimaan diri yang tinggi juga dapat merasakan hal yang

positif dari kehidupannya di masa lalu (Ryff & Keyes, 1995). Sebaliknya,

seseorang dikatakan memiliki nilai yang rendah dalam dimensi

penerimaan diri apabila ia merasa kurang puas terhadap dirinya sendiri,

merasa kecewa dengan apa yang telah terjadi pada kehidupannya di masa

lalu, memiliki masalah dengan kualitas tertentu dari dirinya, dan berharap

untuk menjadi orang yang berbeda dari dirinya sendiri (Ryff & Keyes,

1995).

2. Hubungan positif dengan orang lain (positive relations with others)

Seseorang yang memiliki hubungan positif dengan orang lain mampu

membina hubungan yang hangat dan penuh kepercayaan dengan orang

lain. Selain itu, individu tersebut memiliki kepedulian terhadap

kesejahteraan orang lain, dapat menunjukkan empati, afeksi, dan intimitas,

serta memahami prinsip memberi dan menerima dalam hubungan antar

pribadi (Ryff & Keyes, 1995). Sebaliknya, Ryff dan Keyes (1995)

mengemukakan bahwa seseorang yang kurang baik dalam dimensi

hubungan positif dengan orang lain ditandai dengan tingkah laku yang

tertutup dalam berhubungan dengan orang lain, sulit untuk bersikap

Page 36: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

23

hangat, peduli, dan terbuka dengan orang lain, terisolasi dan merasa

frustasi dalam membina hubungan interpersonal, tidak berkeinginan untuk

berkompromi dalam mempertahankan hubungan dengan orang lain.

3. Otonomi (autonomy)

Ciri utama dari seorang individu yang memiliki otonomi yang baik antara

lain dapat menentukan segala sesuatu seorang diri (self-determining) dan

mandiri. Ia mampu untuk mengambil keputusan tanpa tekanan dan campur

tangan orang lain. Selain itu, orang tersebut memiliki ketahanan dalam

menghadapi tekanan sosial, dapat mengatur tingkah laku dari dalam diri,

serta dapat mengevaluasi diri dengan standar personal (Ryff & Keyes,

1995). Sebaliknya, seseorang yang kurang memiliki otonomi akan sangat

memperhatikan dan mempertimbangkan harapan dan evaluasi dari orang

lain, berpegang pada penilaian orang lain untuk membuat keputusan

penting, serta bersikap konformis terhadap tekanan sosial (Ryff & Keyes,

1995).

4. Penguasaan lingkungan (environmental mastery)

Seseorang yang baik dalam dimensi penguasaan lingkungan memiliki

keyakinan dan kompetensi dalam mengatur lingkungan. Ia dapat

mengendalikan pelbagai aktivitas eksternal yang berada di lingkungannya

termasuk mengatur dan mengendalikan situasi kehidupan sehari-hari,

memanfaatkan kesempatan yang ada di lingkungannya, serta mampu

memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan dan

nilai-nilai pribadi. Sebaliknya, seseorang yang memiliki penguasaan

Page 37: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

24

lingkungan yang kurang baik akan mengalami kesulitan dalam mengatur

situasi sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah atau

meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya, kurang peka terhadap

kesempatan yang ada di lingkungannya dan kurang memiliki kontrol

terhadap lingkungan (Ryff & Keyes, 1995).

5. Tujuan hidup (purpose in life)

Seseorang yang memiliki nilai tinggi dalam dimensi tujuan hidup memiliki

rasa keterarahan (directedness) dalam hidup, mampu merasakan arti dari

masa lalu dan masa kini, memiliki keyakinan yang memberikan tujuan

hidup, serta memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai dalam hidup

(Ryff & Keyes, 1995). Sebaliknya, seseorang yang kurang memiliki tujuan

hidup akan kehilangan makna hidup, memiliki sedikit tujuan hidup,

kehilangan rasa keterarahan dalam hidup, kehilangan keyakinan yang

memberikan tujuan hidup, serta tidak melihat makna yang terkandung

untuk hidupnya dari kejadian di masa lalu (Ryff & Keyes, 1995).

6. Pertumbuhan pribadi (personal growth)

Seseorang yang memiliki pertumbuhan pribadi yang baik ditandai dengan

adanya perasaan mengenai pertumbuhan yang berkesinambungan dalam

dirinya, memandang diri sendiri sebagai individu yang selalu tumbuh dan

berkembang, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, memiliki

kemampuan dalam menyadari potensi diri yang dimiliki, dapat merasakan

peningkatan yang terjadi pada diri dan tingkah lakunya setiap waktu, serta

dapat berubah menjadi pribadi yang lebih efektif dan memiliki

Page 38: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

25

pengetahuan yang bertambah (Ryff & Keyes, 1995). Sebaliknya,

seseorang yang memiliki pertumbuhan pribadi yang kurang baik akan

merasa dirinya mengalami stagnansi, tidak melihat peningkatan dan

pengembangan diri, merasa bosan dan kehilangan minat terhadap

kehidupannya, serta merasa tidak mampu dalam mengembangkan sikap

dan tingkah laku yang lebih baik (Ryff & Keyes, 1995).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well-being

Faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well-being, antara lain :

1. Faktor demografis

Beberapa faktor demografis yang mempengaruhi psychological well-being

antara lain adalah sebagai berikut :

a) Usia

Ryff dan Keyes (1995) mengemukakan bahwa perbedaan usia

mempengaruhi perbedaan dalam dimensi-dimensi psychological well-

being. Dalam penelitiannya, Ryff dan Keyes (1995) menemukan

bahwa dimensi penguasaan lingkungan dan dimensi otonomi

mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia, terutama dari

dewasa muda hingga dewasa madya. Dimensi hubungan positif dengan

orang lain juga mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia.

Sebaliknya, dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi

memperlihatkan penurunan seiring bertambahnya usia, penurunan ini

terutama terjadi pada dewasa madya hingga dewasa akhir. Dari

penelitian tersebut menunjukkan tidak adanya perbedaan yang

Page 39: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

26

signifikan dalam dimensi penerimaan diri selama usia dewasa muda

hingga dewasa akhir.

b) Jenis kelamin

Penelitian Ryff (dalam Ryff & Keyes, 1995) menemukan bahwa

dibandingkan pria, wanita memiliki skor yang lebih tinggi pada

dimensi hubungan yang positif dengan orang lain dan dimensi

pertumbuhan pribadi.

c) Status sosial-ekonomi

Meliputi besarnya income (penghasilan) keluarga, tingkat pendidikan,

keberhasilan pekerjaan, kepemilikan materi, status sosial di

masyarakat. Ryff dan Singer (2002) menemukan bahwa gambaran

psychological well-being yang lebih tinggi dan jabatan tinggi dalam

pekerjaan, terutama untuk dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan

pribadi. Adanya kesuksesan-kesuksesan termasuk (materi) dalam

kehidupan merupakan faktor protektif yang penting dalam menghadapi

stres, tantangan, dan musibah. Sebaliknya, mereka yang kurang

mempunyai pengalaman keberhasilan akan mengalami kerentanan

pada psychological well-being-nya.

Data yang diperoleh dari Wisconsin Longitudinal Study

memperlihatkan gradasi sosial dalam kondisi well-being pada dewasa

madya. Data tersebut memperlihatkan bahwa pendidikan tinggi dan

status pekerjaan meningkatkan psychological well-being, terutama

pada dimensi penerimaan diri dan dimensi tujuan hidup (Ryff, 1994).

Page 40: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

27

Mereka yang menempati kelas sosial yang tinggi memiliki perasaan

yang lebih positif terhadap diri sendiri dan masa lalu mereka, serta

lebih memiliki rasa keterarahan dalam hidup dibandingkan dengan

mereka yang berada di kelas sosial yang lebih rendah.

d) Budaya

Penelitian mengenai psychological well-being yang dilakukan di

Amerika dan Korea Selatan menunjukkan bahwa responden di Korea

Selatan memiliki skor yang lebih tinggi pada dimensi hubungan positif

dengan orang lain dan skor yang rendah pada dimensi penerimaan diri.

Hal ini dapat disebabkan oleh orientasi budaya yang lebih bersifat

kolektif dan saling ketergantungan. Sebaliknya, responden Amerika

memiliki skor yang tinggi dalam dimensi pertumbuhan pribadi (untuk

responden wanita) dan dimensi tujuan hidup (untuk responden pria),

serta memiliki skor yang rendah dalam dimensi otonomi, baik pria

maupun wanita (Ryff, 1994).

2. Dukungan sosial

Menurut Davis (dalam Rahayu, 2008), individu-individu yang

mendapatkan dukungan sosial memiliki tingkat psychological well-being

yang lebih tinggi. Dukungan sosial sendiri diartikan sebagai rasa nyaman,

perhatian, penghargaan, atau pertolongan yang dipersepsikan oleh seorang

individu yang didapat dari orang lain atau kelompok (Cobb, 1976; Gentry

& Kobasa, 1984; Wallston, Alagna, DeVellis & DeVellis, 1983; Wills,

1974 dalam Sarafino, 2011). Dukungan ini dapat berasal dari pelbagai

Page 41: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

28

sumber, diantaranya pasangan, keluarga, teman, rekan kerja, dokter,

maupun organisasi sosial.

3. Evaluasi terhadap pengalaman hidup

Ryff (1989) mengemukakan bahwa pengalaman hidup tertentu dapat

mempengaruhi kondisi psychological well-being seorang individu.

Pengalaman-pengalaman tersebut mencakup pelbagai bidang kehidupan

dalam pelbagai periode kehidupan.

Evaluasi individu terhadap pengalaman hidupnya memiliki

pengaruh yang penting terhadap psychological well-being (Ryff & Keyes,

1995). Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ryff

dan Essex (1992) mengenai pengaruh interpretasi dan evaluasi individu

pada pengalaman hidupnya terhadap kesehatan mental. Interpretasi dan

evaluasi pengalaman hidup diukur dengan mekanisme evaluasi diri oleh

Rosenberg (dalam Ryff & Essex, 1992) dan dimensi-dimensi

psychological well-being digunakan sebagai indikator kesehatan mental

individu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme evaluasi diri

ini berpengaruh pada psychological well-being individu, terutama dalam

dimensi penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan hubungan positif

dengan orang lain.

4. Locus of control (LOC)

Locus of control didefinisikan sebagai suatu ukuran harapan umum

seseorang mengenai pengendalian (kontrol) terhadap penguatan

(reinforcement) yang mengikuti perilaku tertentu (Rotter dalam Anastasi,

Page 42: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

29

2007). Robinson et.al. (dalam Rahayu, 2008) mengemukakan bahwa locus

of control dapat memberikan peramalan terhadap well-being seseorang.

Individu dengan locus of control internal pada umumnya memiliki tingkat

psychological well-being yang lebih tinggi dibanding individu dengan

locus of control eksternal.

5. Faktor religiusitas

Penelitian-penelitian mengenai psikologi dan religiusitas yang dilakukan

antara lain oleh Ellison dan Levin (1998), Ellison et.al. (2001), Koenig

(2004), Krause dan Ellison (2003), menemukan hubungan positif antara

religiusitas dan psychological well-being (Flannelly, Koenig, Ellison,

Galek & Krause, 2006). Kemudian, Chatters dan Ellison (dalam Levin,

1994) juga menemukan adanya kaitan antara keterlibatan religius

(religious involvement) dengan well-being.

Dalam penelitian yang berjudul “Religious Involvement Among

Older African Americans” yang ditulis oleh Levin (1994) ditemukan

beberapa hal yang menunjukkan fungsi psikososial dari agama yang antara

lain : 1) Doa dapat berperan penting sebagai coping dalam menghadapi

masalah pribadi, 2) Partisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan dapat

berdampak pada persepsi rasa penguasaan lingkungan dan meningkatkan

self-esteem, 3) Keterlibatan religius merupakan prediktor evaluasi

kepuasan hidup.

Page 43: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

30

6. Kepribadian

Individu yang memiliki banyak kompetensi pribadi dan sosial, seperti

penerimaan diri, mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan

lingkungan, coping skill yang efektif cenderung terhindar dari konflik dan

stress. Para ahli berpendapat bahwa variabel kepribadian merupakan

komponen dari kesejahteraan psikologis. Hal ini ditunjukkan salah satunya

dari penelitian yang dilakukan Costa dan McCrae pada tahun 1980 yang

menyimpulkan bahwa kepribadian extraversion dan neuroticsm

berhubungan secara signifikan dengan kesejahteraan psikologis (Andrew

& Robinson dalam Nurhayati, 2010).

7. Sense of humor

Penelitian dengan sampel nonklinis telah menunjukkan bahwa individu

dengan humor tinggi menampilkan tingkat yang lebih rendah dari distress

dan umumnya terlibat dalam interaksi yang lebih positif dengan

lingkungannya (Deaner & McConatha, 1993; Kuiper & Martin, 1993

dalam Kuiper, Martin, Olinger, Kazarian, & Jetté, 1998). Kedua jenis

temuan dapat dilihat sebagai indikator peningkatan psychological well-

being. Sehubungan dengan tingkat distress, individu dengan rasa humor

yang lebih besar melaporkan tingkat yang lebih rendah dari stres yang

dirasakan dan tingkat yang lebih rendah dari pengaruh depresi (Deaner &

McConatha, 1993; Frecknall, 1994; Kuiper & Martin, 1993 dalam Kuiper

et.al., 1998). Individu tersebut juga berinteraksi dengan lingkungan

mereka dengan cara yang lebih positif, membuat penilaian kognitif yang

Page 44: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

31

lebih fasilitatif atau mengevaluasi situasi, dan menilai hasil dari peristiwa

dengan cara yang lebih positif (Kuiper et.al., 1995; Kuiper, Martin, &

Olinger, 1993). Akibatnya, individu dengan humor tinggi melaporkan

tingkat yang lebih tinggi dari afek positif dan tingkat yang lebih rendah

dari afek negatif (Kuiper et.al., 1995; Martin et.al., 1993).

2.1.4 Pengukuran psychological well-being

Pada umumnya untuk mengukur psychological well-being di beberapa penelitian

sebelumnya, para peneliti menggunakan skala baku yang dibuat oleh Ryff (1996)

yaitu Ryff’s Psychological Well-Being Scales dengan versi aslinya berjumlah 120

item, selain itu terdapat versi lainnya yaitu 84, 52, 42, dan 18 item yang umumnya

dengan jumlah item yang sama pada setiap aspeknya.

Secara teoritis Ryff’s PWB Scales adalah instrument yang secara khusus

mengukur enam dimensi dari psychological well-being, dimensi tersebut meliputi:

penerimaan diri (self-acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive

relations with others), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan

(environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life), dan pertumbuhan pribadi

(personal growth).

Pengukuran pada penelitian ini menggunakan alat ukur Ryff’s PWB

Scales (1995) yang terdiri dari 18 item pernyataan, dimana item-item tersebut

terdiri atas: 3 item mengukur dimensi self-acceptance, 3 item mengukur dimensi

positive relations with others, 3 item mengukur dimensi autonomy, 3 item

mengukur dimensi environmental mastery, 3 item mengukur dimensi purpose in

life dan 3 item mengukur dimensi personal growth.

Page 45: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

32

Pada penelitian ini, penulis menggunakan Ryff’s PWB Scales versi 18

item yang telah diadaptasi dari instrument bakunya yang berbahasa Inggris

kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Selain itu, penulis juga

melakukan modifikasi pada skala model likert, dimana pada skala aslinya

menggunakan skala model likert dengan rentangan enam point dimodifikasi

menjadi rentang skala empat point, untuk menghindari bias dan mempermudah

subjek dalam merespon item.

2.1.5 Penelitian terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang psychological well-

being. Berikut beberapa penelitian mengenai psychological well-being : Bradburn

(dalam Ryff, 1989), meneliti tentang perubahan sosial pada level makro

(perubahan yang terjadi akibat tekanan politik, urbanisasi, pekerjaan, dan

pendidikan). Menurutnya, tujuan tertinggi yang ingin diraih individu adalah

kebahagiaan. Kebahagiaan berdasarkan pendapat Bradburn berarti adanya

keseimbangan afek positif dan negatif. Selain itu, Bradburn, Neugarten,

Havigurst, dan Tobin (dalam Ryff, 1989) juga mengukur kesejahteraan sosial

pada masa usia lanjut. Ia membuat alat ukur Life Satisfaction Index (LSI) untuk

membedakan individu lanjut usia yang termasuk successful aging dan yang tidak.

Pada pengukuran ini, psychological well-being diterjemahkan sebagai kepuasan

hidup.

Page 46: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

33

2.2 Kepribadian (Personality)

2.2.1 Definisi kepribadian (personality)

Eysenck (dalam Suryabrata, 2010) mengatakan :

“Personality is the sum-total of actual or potential behavior-pattern of the

organism as determined by heredity and environment; it originates and develops

through the functional interaction of the four main sectors into which these

behavior patterns are or the conative sector (character), the affective sector

(temperament), and the somatic sector (constitution).”

Kepribadian adalah total-jumlah dari aktual atau potensial pola-perilaku

organisme yang ditentukan oleh keturunan dan lingkungan, tetapi berasal dan

berkembang pemikiran interaksi fungsional dari empat sektor utama dimana pola-

pola perilaku atau sektor konatif (karakter), sektor afektif (temperamen), dan

sektor somatik (konstitusi).

Istilah kepribadian (personality) memiliki beberapa arti, menurut disiplin

ilmu psikologi yang diambil dari beberapa rumusan teori kepribadian terkemuka

seperti Gordon Allport (dalam Friedman & Schustack, 2006) mendefinisikan

bahwa kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam sistem psikofisik

individu yang menentukan caranya yang khas untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Carl Rogers (dalam Rathus, 2010) mengungkapkan bahwa

kepribadian merupakan pola yang teratur dan konsisten dari persepsi mengenai

diri yang ada dalam pengalaman individu. R.B. Cattel (dalam Chaplin, 2005)

mengatakan kepribadian yaitu segala sesuatu yang memungkinkan diperolehnya

Page 47: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

34

suatu ramalan mengenai perbuatan apa yang akan dilakukan seseorang dalam

situasi tertentu.

Personality adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial

(kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan

sosial) (Alwisol, 2009). Sedangkan menurut John dan Pervin (2001), kepribadian

mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan, dan

perilaku yang konsisten. Definisi tersebut memiliki arti yang cukup luas yang

membolehkan kita untuk fokus pada banyak aspek yang berbeda pada setiap

orang. Pada waktu yang bersamaan, hal tersebut menganjurkan kita untuk

konsisten pada pola tingkah laku dan kualitas dalam diri orang tersebut yang

diukur secara teratur.

Ada beberapa pendekatan yang dikemukakan oleh para ahli untuk

memahami kepribadian. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah teori trait.

Pendekatan keterampilan dan trait terhadap kepribadian berusaha mencari

beberapa dimensi utama yang dapat menggambarkan pola respons seseorang.

Jumlah dimensi itu masih diperdebatkan. Pendekatan faktor terhadap kepribadian

dari Cattell melihat perlu adanya 16 trait. Eysenck yakin bahwa teori harus

mendasarkan seleksi faktor-faktor tersebut, dan ia menganggap bahwa semua trait

berasal dari tiga sistem biologis, yaitu extraversion, neuroticism, dan

psychoticism. Tetapi banyak peneliti setuju bahwa lima dimensi cukup

memuaskan untuk diterapkan di sebagian besar situasi–disebut Big Five, yang

terdiri dari extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan

openness to experience. Peneliti lain membantah klaim bahwa kepribadian yang

Page 48: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

35

baik hanya dijelaskan oleh lima faktor. Ashton, mendorong kasus untuk enam

faktor, model, HEXACO (Ashton & Lee dalam John, Robins, & Pervin, 2008).

Enam faktor tersebut yaitu Honesty-Humility (H), Emotionality (E), eXtraversion

(X), Agreeableness (A), Conscientiousness (C), dan Openess to Experience (O).

Dalam penelitian ini, penulis lebih memilih untuk menggunakan

pendekatan the HEXACO model of personality dari Lee dan Ashton (2007) untuk

memahami kepribadian pada studi jurnalis di DKI Jakarta karena mengacu pada

hasil penelitian Naser Aghababaei dan Akram Arji (dalam Journal of Personality

and Individual Differences, 2013), dimana dalam penelitian tersebut mereka

membandingkan dua model dengan serangkaian hierarchical regressions. Pada

model pertama Big Five dimasukkan, dan kemudian dimensi HEXACO

ditambahkan untuk menguji validitas tambahan. Dengan efek dari Big Five

dikendalikan, dimensi HEXACO masih signifikan memprediksi semua aspek

psychological well-being. Namun, dengan faktor-faktor HEXACO dikendalikan,

Big Five gagal untuk secara signifikan memprediksi otonomi, hubungan positif

dengan orang lain, dan tujuan hidup, tetapi berhasil memprediksi penguasaan

lingkungan, pertumbuhan pribadi, dan penerimaan diri.

2.2.2 Definisi the HEXACO model of personality

Struktur kepribadian HEXACO adalah tipe kepribadian yang terdiri dari enam

dimensi, dikembangkan oleh Ashton dan Lee dari beberapa studi leksikal (Lee &

Ashton, 2007). Enam faktor atau dimensi tersebut yaitu Honesty-Humility (H),

Emotionality (E), eXtraversion (X), Agreeableness (A), Conscientiousness (C),

dan Openess to Experience (O).

Page 49: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

36

Tipe kepribadian model HEXACO mirip dengan tipe kepribadian big five

sehubungan dengan tiga dimensi extraversion, agreeableness, dan openness to

experience. Perubahan yang penting adalah pada penambahan dimensi

kepribadian baru yaitu honesty-humility, yang mewakili perbedaan individu dalam

kecenderungan untuk menjadi tulus, adil, dan sederhana dibandingkan

manipulatif, serakah, dan megah. Kedua perubahan yang paling penting adalah

rotasi big five pada dimensi honesty-humility dan emotionality (De Vries, 2011).

HEXACO-PI-R menilai enam faktor kepribadian dari HEXACO, masing-

masing dari faktor memuat empat aspek, atau karakteristik kepribadian yang

sempit. Tambahan 25 aspek yang sempit, disebut altruism, yang juga termasuk

dan menampilkan perpaduan dari faktor honesty-humility, emotionality, dan

agreeableness. Empat aspek dalam setiap faktor yang mengikuti adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.2.2 Dimensi & Aspek The HEXACO Model of Personality

DIMENSI ASPEK

Honesty-Humility Tulus dalam bertindak, keadilan dalam hukum, tidak

serakah, dan hidup sederhana.

Emotionality Rasa takut, kecemasan, ketergantungan, dan sentimental.

Extraversion Harga diri sosial, keberanian sosial, suka bergaul, dan

keaktifan.

Agreeableness Memaafkan, bersikap lemah lembut, fleksibilitas, dan

kesabaran.

Conscientiousness Keteraturan, ketekunan, kesempurnaan, dan

kebijaksanaan.

Openness to

Experience

Apresiasi estetika karya seni, rasa ingin tahu, kreativitas,

dan hal yang tidak biasa.

2.2.3 Pengukuran the HEXACO model of personality

Pengukuran the HEXACO model of personality pada penelitian ini menggunakan

alat ukur HEXACO Personality Inventory-Revised (HEXACO-PI-R), yaitu

Page 50: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

37

operasionalisasi kuesioner dari model kepribadian enam dimensi HEXACO Lee

dan Ashton. Skala ini menggunakan 60 item berdasarkan enam dimensi yaitu

Honesty-Humility (H), Emotionality (E), eXtraversion (X), Agreeableness (A),

Conscientiousness (C), dan Openness to Experience (O).

2.2.4 Penelitian terdahulu

Berikut ringkasan penelitian terdahulu mengenai sense of humor terhadap

psychological well-being. Penelitian Naser Aghababaei dan Akram Arji (2013),

menyimpulkan bahwa dari HEXACO, extraversion berkorelasi paling kuat

terhadap psychological well-being. Faktor honesty-humility terkait dengan tingkat

yang lebih tinggi psychological well-being, dengan subfaktor honesty (aspek

sincerity dan fairness) beroperasi sebagai pendorong utama untuk hubungan ini.

Dalam penelitian tersebut Naser Aghababaei dan Akram Arji (2013)

membandingkan dua model kepribadian, yaitu Big Five dan HEXACO dengan

hierarchical regressions. Pada model pertama Big Five dimasukkan, dan

kemudian dimensi HEXACO ditambahkan untuk menguji validitas tambahan.

Dengan efek dari Big Five dikendalikan, dimensi HEXACO masih signifikan

memprediksi seluruh aspek psychological well-being. Namun, dengan faktor-

faktor HEXACO dikendalikan, Big Five gagal untuk secara signifikan

memprediksi autonomy, positive relations with others, dan purpose in life, tapi

berhasil memprediksi environmental mastery, personal growth, dan self-

acceptance.

Page 51: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

38

2.3 Sense of Humor

2.3.1 Definisi humor

Seligman dan Peterson (2004) mendefinisikan humor sebagai berikut :

“Humor is as an umbrella for all funny phenomena, including the capacities to

perceive, interpret, enjoy, create, and relay incongruous communications.”

Humor ialah istilah yang mencakup semua fenomena yang lucu, termasuk

kemampuan untuk melihat, menginterpretasi, menikmati, menciptakan, serta

menyampaikan hal yang tidak lazim.

Definisi di atas sejalan dengan definisi dari Sarwono (dalam Rumondor,

2007) yang mendefinisikan humor sebagai segala sesuatu baik keadaan,

perbuatan, maupun perkataan yang bisa menimbulkan kesan lucu sehingga

memancing reaksi tertawa. Agar menimbulkan kesan lucu maka perlu persyaratan

tertentu, yaitu adanya kepekaan terhadap humor (sense of humor) pada pihak yang

melihat kejadian humor tersebut.

Menurut Setiawan (dalam Rahmanadji, 2007), humor itu kualitas untuk

menghimbau rasa geli atau lucu, karena keganjilannya atau ketidakpantasannya

yang menggelikan; paduan antara rasa kelucuan yang halus di dalam diri manusia

dan kesadaran hidup yang iba dengan sikap simpatik. Chaplin (2005) mengartikan

humor dalam dua arti, pertama, sikap menyenangkan, ramah-tamah, baik hati, dan

sopan santun. Kedua, seberang sekresi atau pengeluaran zat kelenjar atau sekresi

organisasi.

Page 52: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

39

Menurut Martin (2001) dalam perspektif psikologis :

“Humor is a rather broad and multifaceted concept, which can be theoretically

and operationally defined in a number of ways. It involves cognitive, emotional,

behavioral, psychophysiological, and social aspects.”

Humor merupakan konsep yang luas dan memiliki banyak aspek yang dapat

didefinisikan secara teoritis maupun operasional dengan pelbagai cara. Misalnya

aspek kognitif, emosional, perilaku, dan aspek sosial. Kata “humor” dapat

digunakan untuk menunjuk pada stimulus misalnya film komedi, proses mental

misalnya persepsi atau penciptaan inkongruenitas yang menghibur, atau respon

misalnya tawa.

Tawa adalah ekspresi perilaku yang paling umum dari pengalaman yang

berkaitan dengan humor. Tawa melibatkan suatu pola pernapasan-suara-perilaku

tertentu yang memiliki hubungan dengan faktor psikofisiologis tertentu. Humor

dan tawa biasanya berhubungan dengan keadaan emosi yang menyenangkan.

Secara kognitif, humor melibatkan persepsi dari inkongruenitas atau paradoks

dalam konteks “bermain-main”. Sebagai suatu fenomena sosial, humor dan tawa

memainkan peranan penting dalam komunikasi interpersonal dan ketertarikan,

sementara sense of humor atau kepekaan terhadap humor dapat menjadi

komponen penting dalam kompetensi sosial (Martin, 2001).

2.3.2 Jenis-jenis humor

Sarwono (dalam Rumondor, 2007) menyebutkan beberapa jenis humor, yaitu :

Page 53: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

40

1. Jenis gerak (slapstick)

Humor jenis ini sangat sederhana dan mudah sehingga tidak memerlukan

pemikiran yang canggih. Karena itu humor jenis ini bisa ditangkap oleh

hampir semua orang. Contoh dari humor jenis ini ialah film kartun anak-

anak “Tom & Jerry”, Charlie Chaplin dan karakter The Three Stooges,

misalnya pada adegan kepala dipukul dengan panci, wajah dilempar

dengan kue.

2. Jenis intelektual

Humor jenis ini memerlukan pemikiran dan daya tangkap tertentu untuk

mencernanya. Contoh humor jenis ini misalnya pada teka-teki : dalam

bahasa Inggris, kucing adalah cat (baca : ket), apa bahasa Inggrisnya

kucing yang bisa menempel ? (jawab : lengket).

Humor jenis ini mengandalkan asosiasi-asosiasi dan harapan-

harapan yang dibangun atau dikembangkan pada awal cerita dan ditutup

dengan klimaks yang aneh atau tidak terduga pada akhir cerita. Faktor

latar belakang sosial-budaya, pengetahuan, dan pengalaman dari si

pembuat humor maupun pendengarnya sangat berpengaruh pada sukses

atau tidaknya humor jenis ini.

3. Jenis gabungan

Humor jenis ini menggabungkan gerak, busana, dengan kata-kata. Humor

ala Srimulat dan Ekstravaganza termasuk dalam jenis ini. Misalnya

seseorang dengan busana pembantu namun berbicara tentang bisnis

dengan bergaya seperti bos. Atau seorang kakek-kakek berpakaian

Page 54: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

41

tradisional Jawa tiba-tiba menyanyikan lagu “Fly me to the moon” dengan

bahasa Inggris yang fasih. Hal-hal tersebut mengusik rasa humor dan

menyebabkan orang lain tertawa. Humor jenis ini juga membutuhkan

persyaratan intelektual tertentu walaupun tidak secanggih jenis intelektual

murni. Hal ini karena pada jenis humor ini masih terbantu oleh gerak dan

gaya yang visual.

2.3.3 Definisi kepekaan terhadap humor (sense of humor)

Sense of humor ialah cara memandang dan berinteraksi dengan dunia melalui

filter berupa hiburan, tawa, dan keceriaan (Martin et.al., 2003; Thorson & Powell,

1993). Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kebiasaan individu dalam bentuk

perilaku, pengalaman, perasaan, sikap, dan kemampuan berkaitan dengan hiburan,

tawa, kelucuan, dan sebagainya (Martin, 2001).

Menurut Eysenck (1988), tokoh dan peneliti pada studi sense of humor,

sense of humor adalah karakter kepribadian yang penting dan berharga, yang

melibatkan kemampuan individu dalam mengapresiasi dan memproduksi suatu

humor/kelucuan, yaitu melalui sense of humor yang dimiliki, individu mampu

untuk mengapresiasi/tertawa terhadap stimulus yang dipersepsi lucu, dan mampu

pula untuk mencetuskan hal jenaka yang membuat orang di sekelilingnya tertawa.

Martin (2007) menyatakan bahwa sense of humor adalah karakteristik yang

merujuk pada perbedaan respon emosional individu dalam konteks kegembiraan

sosial, yang ditunjukkan melalui persepsi mengenai keganjilan yang lucu dan

diekspresikan melalui senyuman dan tawa.

Page 55: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

42

Drever (dalam Roeckelein, 2002) juga menjelaskan bahwa sense of humor

merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati (secara langsung) dan empati

(secara tidak langsung) mengenai karakter dalam situasi kompleks yang

membangkitkan kegembiraan dan tawa. Ruch (dalam Martin et.al., 2003)

menyatakan bahwa sense of humor merupakan kontributor yang potensial, yang

dimiliki individu dalam mencapai kebahagiaan hidup (good life).

Sense of humor dapat dikonseptualisasikan sebagai :

1. Kemampuan kognitif, misalnya kemampuan untuk menciptakan, mengerti,

dan memproduksi ulang, serta mengingat lelucon (Feingold & Mazzella

dalam Martin, Doris, Larsen, Gray, & Weir, 2003).

2. Respon estetis, misalnya apresiasi humor, dapat menikmati materi humor

dengan jenis tertentu (Ruch & Hehl dalam Martin et.al., 2003).

3. Pola kebiasaan perilaku (habitual behavior pattern), misalnya

kecenderungan untuk sering tertawa, menceritakan lelucon dan menghibur

orang lain, menertawakan lelucon orang lain (Craik, Lampert & Nelson,

1996; Martin & Lefcourt dalam Martin et.al., 2003).

4. Temperament trait yang terkait dengan emosi, misalnya habitual

cheerfulness (Ruch & Kohler dalam Martin et.al., 2003).

5. Sikap, misalnya pandangan kagum akan kehidupan (bemused outlook on

life) dan sikap positif terhadap humor (Svebak dalam Martin et.al., 2003).

6. Strategi coping atau mekanisme pertahanan diri, seperti kecenderungan

untuk mempertahankan perspektif humoris dalam menghadapi masa-masa

sulit (Lefcourt & Martin dalam Martin et.al., 2003).

Page 56: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

43

2.3.4 Dimensi sense of humor

Thorson, Powell, Schuller, dan Hampes (1997) mengelompokkan dimensi yang

ada menjadi 4 (empat) dimensi sense of humor, yaitu :

1. Humor production : bagaimana seseorang dapat menghasilkan,

memproduksi, atau melontarkan humor.

2. Social uses of humor (penggunaan humor untuk tujuan sosial), dan

3. Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap

humor dan orang-orang yang humoris).

4. Uses of humor for coping : penggunaan humor dalam menghadapi masalah

(coping), mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor.

Svebak (dalam Martin, 2007) membedakan 3 (tiga) dimensi sense of

humor, yaitu :

1. Meta-message sensitivity : kepekaan untuk mengenali atau

mengidentifikasi situasi humor. Dimensi ini dengan komponen kognitif,

yaitu cara pandang yang tidak serius atau memiliki kemampuan untuk

mengubah perspektif dengan cara yang kreatif.

2. Liking or enjoyment of humor : kesukaan terhadap humor. Dimensi ini

mencakup sikap yang menyenangkan dan tidak adanya pembelaan diri

terhadap humor.

3. Emotional expressiveness : kecenderungan untuk tertawa dalam pelbagai

macam situasi. Berkaitan dengan emosi positif dari kegembiraan dan

ekspresi melalui tertawa.

Page 57: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

44

2.3.5 Pengukuran sense of humor

Saat ini, beberapa alat ukur dikembangkan dengan maksud untuk mengukur sense

of humor, diantaranya adalah Situational Humor Response Questionnaire (SHRQ)

dan Coping Humor Scale (CHS) yang dikembangkan oleh Martin dan Lefcourt

(1984). SHRQ mengukur respons (berupa rating tertawa/tersenyum yang

ditampilkan, karena adanya stimulus tertentu). Sedangkan The Coping Humor

Scale (CHS) untuk mengukur seberapa jauh individu merasa bahwa humor dapat

mengatasi stres yang sedang dialaminya. Di samping dua alat ukur sense of humor

di atas, sebelumnya pada tahun 1974 juga telah dikembangkan oleh Svebak

(dalam Martin, 2003), yaitu The Sense of Humor Questionnaire (SHQ) yang

digunakan untuk mengukur 3 dimensi humor: (a) metamessage sensitivity

(kepekaaan untuk mengenali/mengidentifikasi situasi humor), (b)

liking/enjoyment of humor (kesukaan terhadap humor), dan (c) emotional

expressiveness. Alat ukur SHQ tidak signifikan terhadap Marlowe-Crowne Social

Desirability scale (Lefcourt & Martin dalam Martin, 2003). Hal ini menunjukkan

bahwa alat ukur SHQ tidak memiliki muatan social desirability, walaupun bentuk

dari alat ukur ini berupa self-report. Alat ukur sense of humor lain yang cukup

popular adalah Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS), yang

dikembangkan oleh Thorson dan Powell pada tahun 1993.

Pengukuran sense of humor pada penelitian ini menggunakan alat ukur

Multidimensional Sense of Humor Scale (MSHS). Thorson dan Powell (1993)

berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional. Oleh

karena itu, alat ukur humor seharusnya adalah sebuah konstruk yang

Page 58: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

45

multidimensional, sedangkan alat ukur humor yang selama ini sudah ada masih

bersifat unidimensional. MSHS terdiri dari empat dimensi humor, yaitu humor

production, social uses of humor, attitudes toward humor and humorous people,

dan uses of humor for coping.

MSHS terdiri dari 24 item pernyataan yang telah diadaptasi dari

instrument bakunya yang berbahasa Inggris kemudian diterjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia. Selain itu, penulis juga melakukan modifikasi pada skala model

likert, dimana pada skala aslinya menggunakan skala model likert dengan

rentangan lima point dimodifikasi menjadi rentang skala empat point, untuk

menghindari bias dan mempermudah subjek dalam merespon item. Semakin

tinggi nilai total yang didapat, semakin tinggi pula rasa humor yang dimiliki.

Thorson dan Powell (1993) melaporkan realibilitas alpha cronbach adalah sebesar

0.912, serta cenderung stabil dan netral secara gender maupun tingkat usia.

2.3.6 Penelitian terdahulu

Berikut ringkasan penelitian terdahulu mengenai sense of humor terhadap

psychological well-being. Penelitian Thomas R. Herzog dan Sarah J. Strevey

(2008), menyimpulkan bahwa humor appreciation memiliki korelasi paling kuat

(p < .001 for 12 of 14 correlations) dan humor tolerance adalah yang paling

lemah (p < .001 for only one correlation). Selain itu, humor appreciation adalah

satu-satunya prediktor signifikan dari emotional well-being dan personal

development memiliki korelasi yang lebih besar dengan humor appreciation (.32).

Pelbagai model teoritis yang menghubungkan sense of humor terhadap

well-being menyebabkan prediksi kuat bahwa sense of humor akan berhubungan

Page 59: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

46

positif dengan positive affect, happiness, dan measures of personal development

(skala Ryff) dan berhubungan negatif dengan negative affect, depression, dan

stress. Semua prediksi ini didukung (p <.001) untuk humor appreciation, dan

banyak dari mereka juga didukung untuk humor production dan coping humor.

2.4 Kerangka Berpikir

Pekerjaan menjadi seorang jurnalis memerlukan kualifikasi, baik secara profesi

maupun psikologis, sehingga mampu bertahan dengan situasi penuh tekanan.

Kesehatan psikologis seorang jurnalis adalah sama pentingnya dengan fisik.

Seorang jurnalis yang telah mengalami stres maupun trauma dapat mempengaruhi

pelbagai sektor kehidupannya, baik sebagai manusia atau sebagai seorang jurnalis.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian tentang psychological well-being yang

didasarkan pada teori Ryff (1989), diketahui bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi psychological well-being adalah kepribadian. Adanya masalah

yang sama, belum tentu setiap orang memiliki cara pemecahan masalah yang

sama pula. Semua itu tergantung pada kepribadian mereka masing-masing.

Kepribadian merupakan ciri khas seseorang yang membedakan dengan orang lain.

Baru-baru ini, bukti statistik dan leksikal, dari berbagai budaya dan

bahasa, telah terakumulasi dalam mendukung kerangka struktur kepribadian enam

dimensi yang disebut HEXACO (Honesty-Humility, Emotionality, eXtraversion,

Agreeableness, Conscientiousness, Openness). Penelitian sebelumnya telah

menunjukkan keuntungan dari model HEXACO atas Big Five/Five Factor,

terutama yang berkaitan dengan variabel yang terkait dengan eksploitasi selfish

Page 60: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

47

orang lain, seperti materialisme, kecakapan sosial, pelanggaran di tempat kerja,

psikopati, narsisme, Machiavellianism, manipulatif, dan egoisme (Ashton & Lee,

2008; De Vries, De Vries, De Hoogh, & Feij, 2009; Lee & Ashton, 2005; Lee,

Ashton, & De Vries, 2005a; Lee, Ogunfowora, & Ashton, 2005b).

Hasil penelitian Naser Aghababaei dan Akram Arji (dalam Journal of

Personality and Individual Differences, 2013) yang menunjukkan bahwa dimensi

HEXACO signifikan memprediksi semua aspek psychological well-being.

Extraversion berkorelasi kuat terhadap psychological well-being. Faktor Honesty-

Humility terkait dengan tingkat yang lebih tinggi psychological well-being,

dengan subfaktor Honesty (aspek Sincerity dan Fairness) beroperasi sebagai

pendorong utama untuk hubungan ini.

Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa sense of humor terbukti

dapat meningkatkan baik kesejahteraan fisik maupun psikologis seseorang

(Martin, 2001; Kuiper, Martin, Olinger, Kazarian, & Jetté, 1998; Herzog &

Strevey, 2008). Humor telah dikaitkan dengan peningkatan fungsi kekebalan

tubuh dan pengurangan baik stres yang dirasakan atau dampak dari variabel yang

menghasilkan stres (Abel, 2002; Lefcourt, 2001; Martin, 2001). Hal ini jelas

bahwa humor dipandang sebagai faktor penting bagi well-being. Sense of humor

dianggap sebagai personality trait atau set of traits. Menurut Martin (1998), sense

of humor mengacu pada "perbedaan individu dalam segala macam perilaku

kebiasaan, pengalaman, pengaruh, sikap, dan kemampuan yang berhubungan

dengan hiburan, tawa, kelucuan, dan sebagainya".

Page 61: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

48

Penelitian yang dilakukan oleh Herzog dan Strevey (2008) menemukan

sehubungan dengan sense of humor dan well-being, bahwa humor appreciation

mempunyai korelasi paling kuat (p < .001 for 12 of 14 correlations) dan humor

tolerance adalah yang paling lemah (p < .001 for only one correlation). Berbagai

model teoritis yang menghubungkan antara sense of humor terhadap well-being

menyebabkan prediksi kuat bahwa sense of humor akan berhubungan positif

dengan positive affect, kebahagiaan, dan langkah-langkah pengembangan pribadi

(skala Ryff) dan berhubungan negatif dengan negative affect, depresi, dan stres.

Semua prediksi tersebut didukung (p <.001) untuk humor appreciation, dan

banyak dari mereka juga didukung untuk humor production dan coping humor.

Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi psychological well-being

seseorang adalah faktor demografis. Faktor demografis yang digunakan oleh

penulis dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, penghasilan, dan intensitas

pekerjaan. Ryff dan Keyes (1995) mengemukakan bahwa perbedaan usia

mempengaruhi perbedaan dalam dimensi-dimensi psychological well-being. Ryff

dan Singer (2002) menemukan adanya perbedaan psychological well-being,

khususnya pada dimensi penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi, tujuan

hidup, dan otonomi pada kelompok usia yang terdiri dari tiga bagian: dewasa

awal, dewasa madya/menengah, dan dewasa akhir.

Selanjutnya, pada variabel jenis kelamin, kelompok wanita lebih tinggi

pada dimensi hubungan positif dengan orang lain dan pertumbuhan pribadi

daripada kelompok pria. Ryff (1996) menjelaskan bahwa jenis kelamin

mempengaruhi tingkat psychological well-being seseorang. Hal tersebut

Page 62: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

49

dikarenakan adanya stereotype gender yang telah tertanam di dalam diri anak laki-

laki yang digambarkan sebagai sosok yang agresif dan mandiri, sementara itu

perempuan digambarkan sebagai sosok yang pasif dan tergantung. Lalu, menurut

Davis (dalam Rahayu, 2008), individu dengan tingkat penghasilan tinggi, status

menikah, dan mempunyai dukungan sosial tinggi akan memiliki psychological

well-being yang lebih tinggi.

Dari kerangka berpikir di atas dapat diilustrasikan ke dalam bagan sebagai

berikut :

Page 63: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

50

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

Emotionality

Kepribadian

(The HEXACO

Model of

Personality)

Sense of

Humor

Psychological

Well-Being

Demografis

Honesty-Humility

Extraversion

Agreeableness

Conscientiousnes

s

Openness to

Experience

Humor Production

Social Uses of

Humor

Attitudes Toward

Humor and

Humorous People

Uses of Humor for

Coping

Jenis Kelamin

Penghasilan

Intensitas

Pekerjaan

Usia

Page 64: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

51

2.5 Hipotesis Penelitian

2.5.1 Hipotesis mayor

Ada pengaruh kepribadian the HEXACO model of personality dan sense of humor

terhadap psychological well-being jurnalis.

2.5.2 Hipotesis minor

H1 : Ada pengaruh variabel honesty-humility terhadap psychological well-

being jurnalis.

H2 : Ada pengaruh variabel emotionality terhadap psychological well-being

jurnalis.

H3 : Ada pengaruh variabel extraversion terhadap psychological well-being

jurnalis.

H4 : Ada pengaruh variabel agreeableness terhadap psychological well-being

jurnalis.

H5 : Ada pengaruh variabel conscientiousness terhadap psychological well-

being jurnalis.

H6 : Ada pengaruh variabel openness to experience terhadap psychological

well-being jurnalis.

H7 : Ada pengaruh variabel humor production terhadap psychological well-

being jurnalis.

H8 : Ada pengaruh variabel social uses of humor terhadap psychological well-

being jurnalis.

H9 : Ada pengaruh variabel attitudes toward humor and humorous people

terhadap psychological well-being jurnalis.

Page 65: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

52

H10 : Ada pengaruh variabel uses of humor for coping terhadap psychological

well-being jurnalis.

H11 : Ada pengaruh variabel demografis usia terhadap psychological well-

being jurnalis.

H12 : Ada pengaruh variabel demografis jenis kelamin terhadap psychological

well-being jurnalis.

H13 : Ada pengaruh variabel demografis penghasilan terhadap psychological

well-being jurnalis.

H14 : Ada pengaruh variabel demografis intensitas pekerjaan terhadap

psychological well-being jurnalis.

Page 66: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

53

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari populasi dan

sampel serta teknik sampling yang digunakan, variabel penelitian, instrument

pengumpulan data, uji validitas konstruk serta hasilnya, teknik analisis data, dan

prosedur penelitian.

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seorang individu yang bekerja sebagai

jurnalis di wilayah DKI Jakarta. Selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti

mengambil sampel sebanyak 150 orang. Sedangkan untuk pengambilan sampel

menggunakan teknik yang bersifat non probability sampling dimana tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010).

Peneliti menggunakan teknik non probability sampling, yaitu accidental

sampling dimana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja

yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber

data (Sugiyono, 2010). Alasan peneliti menggunakan teknik tersebut adalah

karena tidak memiliki data populasi yang memadai. Selain itu, keterbatasan waktu

dan biaya juga menjadi alasan bagi peneliti dalam menggunakan teknik tersebut.

53

Page 67: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

54

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel penelitian

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini, diantaranya :

1. Dependent Variable (DV) : Psychological Well-Being

2. Independent Variable (IV) : Kepribadian the HEXACO model of

personality (honesty-humility, emotionality, extraversion, agreeableness,

conscientiousness, openness to experience), sense of humor (humor

production, social uses of humor, attitudes toward humor and humorous

people, uses of humor for coping), dan faktor demografis (usia, jenis

kelamin, penghasilan, intensitas pekerjaan).

3.2.2 Definisi operasional variabel

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Psychological Well-Being

Psychological well-being adalah kondisi dimana seseorang dapat hidup

dengan bahagia berdasarkan pengalaman hidupnya dan bagaimana mereka

memandang pengalaman tersebut berdasarkan potensi yang mereka miliki,

yang meliputi enam dimensi (Ryff, 1989), yaitu 1) Autonomy (otonomi),

2) Environmental mastery (penguasaan lingkungan), 3) Personal growth

(pertumbuhan pribadi), 4) Positive relations with others (hubungan positif

dengan orang lain), 5) Purpose in life (tujuan hidup, dan 6) Self-

acceptance (penerimaan diri). Skala psychological well-being

Page 68: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

55

menggunakan alat ukur Ryff’s Psychological Well-Being Scales (1995)

yang diperoleh dari keenam dimensi psychological well-being tersebut.

2. Kepribadian The HEXACO Model of Personality

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan

berinteraksi dengan individu lain. The HEXACO Model of Personality

yaitu tipe kepribadian yang dikembangkan oleh Lee & Ashton (2007) dari

beberapa studi leksikal. The HEXACO Model of Personality terdiri dari

enam dimensi, yaitu 1) Honesty-Humility, 2) Emotionality, 3)

Extraversion, 4) Agreeableness, 5) Conscientiousness, dan 6) Openness to

Experience. Skala The HEXACO Model of Personality menggunakan alat

ukur HEXACO Personality Inventory-Revised (HEXACO-PI-R), yaitu

operasionalisasi kuesioner dari model kepribadian keenam dimensi

HEXACO Lee dan Ashton tersebut.

3. Sense of Humor

Sense of humor adalah cara individu memandang dan berinteraksi dengan

dunia melalui filter berupa hiburan, tawa, dan keceriaan yang meliputi

empat aspek, yaitu 1) Humor Production, 2) Social Uses of Humor, 3)

Attitudes Toward Humor and Humorous People, dan 4) Uses of Humor for

Coping. Skala sense of humor menggunakan alat ukur Multidimensional

Sense of Humor Scale (MSHS) yang dikembangkan oleh Thorson, Powell,

Schuller, dan Hampes (1997). MSHS terdiri atas 24 item pernyataan dari

keempat dimensi sense of humor tersebut.

Page 69: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

56

3.3 Instrument Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan instrument berupa skala dan kuesioner, terdiri dari :

1. Kuesioner berupa biodata subjek penelitian yang berisi pertanyaan

mengenai data pribadi responden, seperti nama atau inisial, jenis kelamin,

usia, jabatan, lama bekerja, penghasilan, dan intensitas pekerjaan.

2. Skala psychological well-being menggunakan Ryff’s Psychological Well-

Being Scales (1995) yang disusun berdasarkan dimensi psychological

well-being, yaitu dimensi penerimaan diri (self-acceptance), hubungan

positif dengan orang lain (positive relations with others), otonomi

(autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan

hidup (purpose in life), dan pertumbuhan pribadi (personal growth) (dalam

Indra, 2013) :

Tabel 3.3.1 Blue Print Skala Psychological Well-Being

No. Dimensi Indikator F UF Jumlah

1. Otonomi Independen dan mampu

melawan tekanan sosial

2, 3 1 3

2. Penguasaan

Lingkungan

Mampu mengendalikan dan

bertindak dalam lingkungan

4, 6 5 3

3. Pertumbuhan

Pribadi

Keinginan untuk terus

berkembang dan

memperbaiki diri

7, 8 9 3

4. Hubungan Positif

dengan Orang Lain

Kepuasan dan kepercayaan

dalam berhubungan dengan

orang lain

11 10,

12

3

5. Tujuan Hidup Keyakinan untuk hidup yang

lebih berarti

14,

15

13 3

6. Penerimaan Diri Sikap positif tentang diri

sendiri

16,

17

18 3

Jumlah Item 11 7 18

Skala psychological well-being menggunakan pilihan jawaban: Sangat

Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

Page 70: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

57

3. Skala the HEXACO model of personality menggunakan alat ukur

HEXACO Personality Inventory-Revised (HEXACO-PI-R), yaitu

operasionalisasi kuesioner dari model kepribadian enam dimensi

HEXACO dari Lee & Ashton (2007). Skala ini peneliti adaptasi dari situs

resmi Kibeom Lee, Ph.D., & Michael C. Ashton, Ph.D (http://hexaco.org).

Skala menggunakan 60 item berdasarkan enam dimensi, yaitu honesty-

humility (H), emotionality (E), extraversion (X), agreeableness (A),

conscientiousness (C), dan openness to experience (O).

Tabel 3.3.2 Blue Print Skala The HEXACO Model of Personality

No. Aspek Indikator F UF Jumlah

1.

Honesty-

Humility

Sincerity 6, 54 30 3

Fairness 36 12, 60 3

Greed-Avoidance 18 42 2

Modesty 24, 48 2

2.

Emotionality Fearfulness 5, 29 53 3

Anxiety 11 35 2

Dependence 17 41 2

Sentimentality 23, 47 59 3

3.

Extraversion Social Self-Esteem 4 28, 52 3

Social Boldness 34, 58 10 3

Sociability 16, 40 2

Liveliness 22 46 2

4.

Agreeableness Forgiveness 3, 27 2

Gentleness 33, 51 9 3

Flexibility 39 15, 57 3

Patience 45 21 2

5.

Conscientious-

ness

Organization 2 26 2

Diligence 8 32 2

Perfectionism 38, 50 14 3

Prudence 20, 44, 56 3

6.

Openness to

Experience

Aesthetic Appreciation 25 1 2

Inquisitiveness 7 31 2

Creativity 13, 37 49 3

Unconventionality 43 19, 55 3

Jumlah Item 31 29 60

Page 71: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

58

Skala the HEXACO model of personality menggunakan pilihan jawaban:

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju

(STS). Peneliti tidak menggunakan lima pilihan jawaban dalam skala ini

karena menghindari pilihan jawaban Ragu-Ragu (R).

4. Skala sense of humor menggunakan Multidimensional Sense of Humor

Scale atau yang sering disingkat MSHS yang dikembangkan oleh Thorson,

Powell, Schuller, & Hampes (1997). MSHS terdiri dari 24 item pernyataan

dan empat dimensi humor (dalam Setianikusumah, 2013), yaitu :

1. Humor production (produksi humor) - kreasi dan tampilan humor

2. Social uses of humor (penggunaan humor untuk tujuan sosial)

3. Attitudes toward humor and humorous people (sikap-sikap terhadap

humor dan orang-orang yang humoris)

4. Uses of humor for coping (penggunaan humor sebagai mekanisme

coping)

Tabel 3.3.3 Blue Print Skala Sense of Humor

No. Dimensi Indikator F UF Jumlah

1.

Humor

Production

Bagaimana seseorang

dapat menghasilkan,

memproduksi atau

melontarkan humor.

1, 2,

3, 4,

5, 6,

7, 19

8

2. Uses of humor

for Coping

Penggunaan humor dalam

menghadapi masalah atau

mengatasi situasi sulit.

21,

23,

24

22 4

3. Social Uses of

Humor

Penggunaan humor untuk

tujuan sosial.

8, 9,

10,

11

4

4.

Attitudes Toward

Humor and

Humorous

People

Sikap-sikap individu

terhadap humor dan orang-

orang yang humoris.

14,

17,

18

12, 13,

15, 16,

20

8

Jumlah Item 18 6 24

Page 72: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

59

Skala sense of humor menggunakan pilihan jawaban: Selalu (SL), Sering

(SR), Kadang-Kadang (KD), Tidak Pernah (TP).

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga skala berupa kuesioner.

Kuesioner yang akan digunakan berupa skala model Likert, yang disusun dengan

menggunakan empat pilihan jawaban. Peneliti membagi dua kategori item

pernyataan yaitu favorable dan unfavorable serta menentukan bobot nilai. Untuk

item favorable, skor subjek dimulai dari 4, 3, 2, 1. Sementara untuk item

unfavorable, skor subjek dimulai dari 1, 2, 3, 4.

Tabel 3.3.4 Skor Skala Model Likert

Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable

(SS) (SL) 4 1

(S) (SR) 3 2

(TS) (KD) 2 3

(STS) (TP) 1 4

3.4 Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, penulis melakukan pengujian terhadap validitas

konstruk instrumen yang digunakan dalam penelitian, yaitu psychological well-

being, kepribadian the HEXACO model of personality, dan sense of humor. Untuk

menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan Confimatory Factor Analysis (CFA). Item dikatakan valid apabila

hasil Chi-Square tidak signifikan p > 0.05, maka hipotesis nihil tersebut diterima.

Artinya, teori unidimensionalitas tersebut dapat diterima bahwa item hanya

mengukur satu faktor saja. Lalu, apabila item memiliki t-value lebih dari 1.96 (t >

1.96) dan positif. Jika t > 1.96 maka item tersebut signifikan dan jika t < 1.96

maka item tersebut tidak signifikan. Syarat lainnya adalah dengan melihat

Page 73: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

60

koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah diskoring dengan

favorable (pada skala Likert), maka nilai koefisien muatan faktor item bernilai

negatif dan item tersebut akan dieliminasi begitupun sebaliknya. Adapun

pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan software

LISREL 8.70.

3.4.1 Uji validitas skala psychological well-being

Pada skala psychological well-being, penulis menguji apakah 18 item tersebut

bersifat unidimensional mengukur satu faktor atau tidak. Hasil awal analisis CFA

yang dilakukan pada 18 item, didapatkan model satu faktor tidak fit dengan, Chi-

Square = 668.73, df = 135, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.163. Setelah dilakukan

modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka diperoleh model fit dengan Chi –

Square = 100.44, df = 82, P-value = 0.08147, RMSEA = 0.039. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor saja (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu

faktor saja yaitu psychological well-being. Langkah selanjutnya adalah dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.4.1 berikut

ini :

Page 74: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

61

Tabel 3.4.1 Muatan Faktor Psychological Well-Being

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 -0.10 0.10 -1.07 ×

2 0.47 0.09 5.19 √

3 0.00 0.09 0.03 ×

4 0.79 0.08 10.24 √

5 0.05 0.09 0.55 ×

6 0.75 0.08 9.30 √

7 0.69 0.08 8.27 √

8 0.68 0.08 8.41 √

9 0.13 0.10 1.31 ×

10 0.03 0.09 0.35 ×

11 0.46 0.09 5.29 √

12 0.30 0.10 3.03 √

13 0.37 0.09 4.22 √

14 0.59 0.08 7.09 √

15 0.21 0.09 2.35 √

16 0.71 0.08 8.66 √

17 0.36 0.10 3.76 √

18 0.08 0.09 0.92 ×

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.1 hanya terdapat satu item, yaitu item 1 yang memiliki

koefisien negatif dan nilai t < 1.96 dan juga item yang memiliki koefisien positif

namun nilai t < 1.96, item tersebut diantaranya item 3, 5, 9, 10, dan 18.

Selanjutnya item tersebut di drop out, artinya item-item tersebut tidak diterima

dan tidak akan ikut serta dianalisis.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan item dalam skala

psychological well-being yang berjumlah 18 item terdapat 6 item yang tidak

diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

3.4.2 Uji validitas skala the HEXACO model of personality

3.4.2.1 Honesty-humility

Dari hasil awal analisis CFA dilakukan pada 10 item, didapatkan model satu

faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 172.92, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA

Page 75: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

62

= 0.163, setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 32.15, df = 25, P-value = 0.15373,

RMSEA = 0.044. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu honesty-humility.

Langkah selanjutnya adalah dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.4.2.1 berikut ini :

Tabel 3.4.2.1 Muatan Faktor Honesty - Humility

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

6 0.30 0.09 3.27 √

30 0.69 0.08 8.13 √

54 0.35 0.09 3.90 √

12 0.72 0.08 8.45 √

36 0.29 0.09 3.13 √

60 0.65 0.09 7.50 √

18 0.14 0.10 1.46 ×

42 0.42 0.10 4.43 √

24 0.47 0.09 5.12 √

48 0.66 0.08 7.80 √

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.2.1 semua item memiliki koefisien positif namun ada satu

item yang nilai t < 1.96, yaitu item 18, sehingga item tersebut di drop out, artinya

item tersebut tidak diterima dan tidak akan ikut serta dianalisis. Selanjutnya, item-

item yang memiliki koefisien positif dan nilai t > 1.96 pada dimensi ini diterima

dan akan ikut serta dianalisis.

3.4.2.2 Emotionality

Dari hasil awal analisis CFA dilakukan pada 10 item, didapatkan model satu

faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 150.65, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA

Page 76: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

63

= 0.149, setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 31.94, df = 27, P-value = 0.23418,

RMSEA = 0.035. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu emotionality.

Langkah selanjutnya adalah dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.4.2.2 berikut ini :

Tabel 3.4.2.2 Muatan Faktor Emotionality

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

5 0.34 0.10 3.33 √

29 0.59 0.10 5.85 √

53 0.36 0.09 3.93 √

11 -0.06 0.09 -0.66 ×

35 -0.31 0.10 -3.04 √

17 0.45 0.09 5.05 √

41 0.53 0.09 5.95 √

23 0.28 0.09 3.07 √

47 0.51 0.11 4.68 √

59 -0.21 0.09 -2.25 √

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.2.2 terdapat satu item, yaitu item 11 yang memiliki

koefisien negatif dan nilai t < 1.96, sehingga item tersebut di drop out, artinya

item tersebut tidak diterima dan tidak akan ikut serta dianalisis. Lalu, untuk semua

item yang memiliki koefisien positif maupun koefisien negatif (merupakan item

unfavorable) dan memiliki nilai t > 1.96 tetap diterima dan akan ikut serta

dianalisis.

Page 77: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

64

3.4.2.3 Extraversion

Dari hasil awal analisis CFA dilakukan pada 10 item, didapatkan model satu

faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 184.22, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA

= 0.169, setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 27.07, df = 22, P-value = 0.20842,

RMSEA = 0.039. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu extraversion.

Langkah selanjutnya adalah dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.4.2.3 berikut ini :

Tabel 3.4.2.3 Muatan Faktor Extraversion

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

4 0.25 0.08 3.04 √

28 0.29 0.11 2.55 √

52 0.26 0.10 2.58 √

10 0.40 0.08 4.94 √

34 0.13 0.08 1.59 ×

58 0.27 0.09 3.06 √

16 0.50 0.08 5.85 √

40 0.68 0.09 7.77 √

22 0.71 0.08 8.65 √

46 0.62 0.09 7.04 √

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.2.3 semua item memiliki koefisien positif namun ada satu

item yang nilai t < 1,96, yaitu item 34. Selanjutnya, item tersebut di drop out,

artinya item tersebut tidak diterima dan tidak akan ikut serta dianalisis.

Page 78: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

65

3.4.2.4 Agreeableness

Dari hasil awal analisis CFA dilakukan pada 10 item, didapatkan model satu

faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 165.51, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA

= 0.158, setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 24.95, df = 20, P-value = 0.20330,

RMSEA = 0.041. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu agreeableness.

Langkah selanjutnya adalah dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.4.2.4 berikut ini :

Tabel 3.4.2.4 Muatan Faktor Agreeableness

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

3 0.50 0.09 5.54 √

27 0.39 0.09 4.23 √

9 0.31 0.09 3.48 √

33 0.30 0.10 3.14 √

51 0.64 0.09 6.80 √

15 0.29 0.09 3.15 √

39 0.60 0.10 5.97 √

57 0.30 0.09 3.42 √

21 0.48 0.13 3.55 √

45 0.60 0.11 5.41 √

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.2.4 semua item memiliki koefisien positif dan nilai t > 1.96,

artinya semua item pada dimensi ini diterima dan akan ikut serta dianalisis.

3.4.2.5 Conscientiousness

Dari hasil awal analisis CFA dilakukan pada 10 item, didapatkan model satu

faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 219.75, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA

Page 79: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

66

= 0.188, setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 12.37, df = 14, P-value = 0.57633,

RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu conscientiousness.

Langkah selanjutnya adalah dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti pada tabel 3.4.2.5 berikut ini :

Tabel 3.4.2.5 Muatan Faktor Conscientiousness

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

2 0.48 0.13 3.71 √

26 -0.22 0.09 -2.38 √

8 0.42 0.09 4.71 √

32 0.54 0.09 6.17 √

14 0.55 0.10 5.71 √

38 0.39 0.10 3.87 √

50 -0.10 0.11 -0.99 ×

20 0.65 0.10 6.52 √

44 0.49 0.10 5.07 √

56 0.49 0.12 3.98 √

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.2.5 terdapat satu item, yaitu item 50 yang memiliki

koefisien negatif dan nilai t < 1.96, sehingga item tersebut di drop out, artinya

item tersebut tidak diterima dan tidak akan ikut serta dianalisis. Lalu untuk semua

item yang memiliki koefisien positif maupun koefisien negatif (merupakan item

unfavorable) dan memiliki nilai t > 1.96 tetap diterima dan akan ikut serta

dianalisis.

Page 80: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

67

3.4.2.6 Openness to experience

Dari hasil awal analisis CFA dilakukan pada 10 item, didapatkan model satu

faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 161.35, df = 35, P-value = 0.00000, RMSEA

= 0.156, setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 26.98, df = 24, P-value = 0.30519,

RMSEA = 0.029. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu openness to

experience. Langkah selanjutnya adalah dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.4.2.6 berikut ini :

Tabel 3.4.2.6 Muatan Faktor Openness to Experience

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.45 0.09 5.21 √

25 0.62 0.08 7.36 √

7 0.59 0.08 7.02 √

31 0.23 0.10 2.34 √

13 0.77 0.08 9.34 √

37 0.35 0.09 3.79 √

49 0.14 0.09 1.58 ×

19 0.20 0.09 2.17 √

43 0.29 0.10 3.05 √

55 0.34 0.09 3.93 √

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.2.6 semua item memiliki koefisien positif namun ada satu

item yang nilai t < 1.96, yaitu item 49. Selanjutnya item tersebut di drop out,

artinya item tersebut tidak diterima dan tidak akan ikut serta dianalisis.

Page 81: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

68

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan item dalam skala the

HEXACO model of personality yang berjumlah 60 item terdapat 5 item yang tidak

diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

3.4.3 Uji validitas skala sense of humor

3.4.3.1 Humor production

Dari hasil awal analisis CFA dilakukan pada 8 item, didapatkan model satu faktor

tidak fit, dengan Chi-Square = 152.22, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA =

0.211, setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka diperoleh model

fit dengan Chi-Square = 13.53, df = 12, P-value = 0.33192, RMSEA = 0.029. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima, bahwa seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu humor production. Langkah selanjutnya adalah

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel

3.4.3.1 berikut ini :

Tabel 3.4.3.1 Muatan Faktor Humor Production

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1 0.62 0.08 8.21 √

2 0.82 0.07 11.96 √

3 0.92 0.06 14.30 √

4 0.88 0.07 13.30 √

5 0.73 0.07 9.70 √

6 0.71 0.07 9.71 √

7 0.81 0.07 11.73 √

19 0.63 0.08 8.06 √

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.3.1 semua item memiliki koefisien positif dan nilai t > 1.96,

artinya semua item pada dimensi ini diterima dan akan ikut serta dianalisis.

Page 82: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

69

3.4.3.2 Social uses of humor

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan pada 4 item, didapatkan model satu

faktor tidak fit dengan, Chi-Square = 3.01, df = 2, P-value = 0.22188, RMSEA =

0.058. Setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.00, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA

= 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor saja (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu social uses of humor. Langkah

selanjutnya adalah dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor,

seperti pada tabel 3.4.3.2 berikut ini :

Tabel 3.4.3.2 Muatan Faktor Social Uses of Humor

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

8 0.50 0.08 6.05 √

9 0.84 0.07 12.32 √

10 0.93 0.07 14.25 √

11 0.86 0.07 12.63 √

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.3.2 semua item memiliki koefisien positif dan nilai t > 1.96,

artinya semua item pada dimensi ini diterima dan akan ikut serta dianalisis.

3.4.3.3 Attitudes toward humor and humorous people

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan pada 8 item, didapatkan model satu

faktor tidak fit dengan, Chi-Square = 82.41, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA

= 0.145. Setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 16.30, df = 15, P-value = 0.36231,

Page 83: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

70

RMSEA = 0.024. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor saja (unidimensional) dapat

diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu attitudes toward

humor and humorous people. Langkah selanjutnya adalah dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.4.3.3 berikut ini:

Tabel 3.4.3.3 Muatan Faktor Attitudes Toward Humor and Humorous People

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

12 0.00 0.08 0.05 ×

13 -0.50 0.08 -6.67 √

14 -0.52 0.07 -6.99 ×

15 -0.52 0.07 -7.00 √

16 -0.61 0.07 -8.31 √

17 -1.05 0.06 -17.37 ×

18 -0.71 0.07 -9.83 ×

20 -0.20 0.08 -2.62 √

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.3.3 hanya terdapat satu item, yaitu item 12 yang memiliki

koefisien positif namun nilai t < 1.96 dan juga item yang memiliki koefisien

negatif serta t < 1.96, item tersebut diantaranya item 14, 17, dan 18. Selanjutnya

item tersebut di drop out, artinya item-item tersebut tidak diterima dan tidak akan

ikut serta dianalisis. Lalu untuk item yang memiliki koefisien negatif lainnya dan

memiliki nilai t > 1.96 tetap diterima dan akan ikut serta dianalisis karena

merupakan item unfavorable, yaitu item 13, 15, 16, dan 20.

3.4.3.4 Uses of humor for coping

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan pada 4 item, didapatkan model satu

faktor tidak fit dengan, Chi-Square = 1.64, df = 2, P-value = 0.44035, RMSEA =

0.000. Setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain, maka

Page 84: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

71

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.00, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA

= 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05 (tidak signifikan), yang

artinya model dengan satu faktor saja (unidimensional) dapat diterima, bahwa

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu uses of humor for coping. Langkah

selanjutnya adalah dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor,

seperti pada table 3.4.3.4 berikut ini :

Tabel 3.4.3.4 Muatan Faktor Uses of Humor for Coping

No. Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

21 0.88 0.09 10.13 √

22 -0.51 0.08 -6.17 √

23 0.87 0.08 10.67 √

24 0.86 0.08 10.51 √

Keterangan : √ = signifikan (t > 1.96), × = tidak signifikan (t < 1.96)

Pada tabel 3.4.3.4 terdapat tiga item memiliki koefisien positif dan nilai t >

1.96, yaitu item 21, 23, dan 24. Lalu, terdapat satu item, yaitu item 22 memiliki

koefisien negatif namun nilai t > 1.96, item tersebut tetap diterima dan akan ikut

serta dianalisis karena merupakan item unfavorable. Selanjutnya, semua item

pada dimensi ini diterima dan akan ikut serta dianalisis.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan item dalam skala sense of

humor yang berjumlah 24 item terdapat 4 item yang tidak diikutsertakan dalam

analisis uji hipotesis.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai

pengaruh kepribadian the HEXACO model of personality dan sense of humor

terhadap psychological well-being jurnalis adalah analisis regresi berganda.

Page 85: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

72

Analisis regresi berganda adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk

mendefinisikan hubungan antara variabel dependen (Y) dengan satu atau beberapa

variabel independen (X). Digunakan untuk meramalkan atau memprediksi nilai

(Y) berdasarkan nilai (X) tertentu. Dengan analisis regresi akan diketahui variabel

independen yang benar-benar signifikan mempengaruhi variabel dependen dan

dengan variabel yang signifikan tadi dapat digunakan untuk memprediksi nilai

variabel dependen. Perhitungan regresi pada penelitian ini menggunakan

komputerisasi program SPSS versi 19.0.

Persamaan regresi pada penelitian ini adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 +

b10X10 + b11X11 + b12X12 + b13X13 + b14X14 + e

Keterangan :

Y : Nilai Y (Psychological Well-Being)

a : Konstan (Intercept)

b : Koefisien Regresi Untuk Masing-Masing X

X1 : Honesty-Humility

X2 : Emotionality

X3 : Extraversion

X4 : Agreeableness

X5 : Conscientiousness

X6 : Openness to Experience

X7 : Humor Production

X8 : Social Uses of Humor

Page 86: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

73

X9 : Attitudes Toward Humor and Humorous People

X10 : Uses of Humor for Coping

X11 : Usia

X12 : Jenis Kelamin

X13 : Penghasilan

X14 : Intensitas Pekerjaan

e : Residu

Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (memiliki error terkecil) dibutuhkan beberapa pengujian dan

analisis sebagai berikut :

1. R² (RSquare, Koefisien Determinasi Berganda)

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R², yaitu antara the

HEXACO model of personality (honesty-humility, emotionality,

extraversion, agreeableness, conscientiousness, dan openness to

experience) dan sense of humor (humor production, social uses of humor,

attitudes toward humor and humorous people, dan uses of humor for

coping) serta usia, jenis kelamin, penghasilan dan intensitas pekerjaan

terhadap psychological well-being. R² digunakan untuk mengetahui

besarnya pengaruh independent variable (X) terhadap dependent variable

(Y) atau merupakan perkiraan proporsi varians dari IV. Untuk

mendapatkan R², akan dilakukan perhitungan dengan sistem komputerisasi

menggunakan SPSS 19.0.

Page 87: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

74

2. Uji F

Untuk membuktikan signifikansi regresi Y pada X maka digunakan uji F.

Berdasarkan hasil uji F, maka dapat dilihat pengaruh IV terhadap DV.

Untuk membuktikan hal tersebut dilakukan uji F dengan sistem

komputerisasi menggunakan SPSS 19.0.

3. Uji T

Uji t digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh yang diberikan

independent variable (X) terhadap dependent variable (Y) secara sendiri-

sendiri atau parsial. Uji t ini digunakan untuk menguji kontribusi yang

diberikan sebuah independent variable terhadap dependent variable.

Penghitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan item-item

seperti pada umumnya, tetapi dihitung dengan menggunakan maximum

likelihood, skor ini disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh

maximum likelihood adalah item yang bermuatan positif dan signifikan.

Adapun true score yang dihasilkan oleh maximum likelihood satuannya

berbentuk Zscore. Untuk menghilangkan bilangan negatif dari Zscore, semua

skor ditransformasi ke skala T yang semuanya positif dengan menetapkan

harga mean = 50 dan standar deviasi = 10. Langkah selanjutnya adalah

melakukan proses komputerisasi melalui formula Tscore = 50 + (10.z). Hasil

uji t ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh penulis

dengan menggunakan SPSS 19.0.

Page 88: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

75

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap

pengolahan data. Berikut penjelasannya :

1. Tahap Persiapan

a. Merumuskan masalah yang akan diteliti.

b. Menentukan variabel yang akan diteliti dan melakukan studi pustaka

untuk mendapatkan landasan teori yang sesuai dengan variabel dalam

penelitian.

c. Menentukan subjek penelitian.

d. Mempersiapkan alat pengumpulan data dengan menenetukan dan

menyusun alat ukur atau instrument penelitian yang akan digunakan.

Dalam penelitian ini terdapat tiga alat ukur yang digunakan yaitu skala

psychological well-being, skala the HEXACO model of personality,

dan skala sense of humor.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memperbanyak instrument/kuisioner penelitian untuk dibagikan

kepada 150 jurnalis yang bekerja di wilayah DKI Jakarta.

b. Mengambil data dengan datang ke beberapa tempat liputan dimana

para jurnalis sedang mencari suatu berita untuk menemui langsung

responden dan memberikan secara langsung kuisioner.

c. Mengambil data secara online menggunakan aplikasi goggle docs yang

disebar melalui email dan facebook untuk para jurnalis yang tidak

dapat ditemui secara langsung.

Page 89: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

76

3. Tahap Pengolahan Data

a. Melakukan skoring dengan membuat tabulasi terhadap hasil jawaban

responden.

b. Menganalisa jawaban responden dengan uji validitas terlebih dahulu,

lalu dilanjutkan dengan analisis statistik multiple regression untuk

menguji hipotesis.

4. Tahap Penulisan Laporan

a. Membuat kesimpulan, diskusi dan saran penelitian.

Page 90: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

77

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, akan penulis uraikan mengenai gambaran subjek penelitian,

deskripsi data, analisis data dan hasilnya.

4.1 Karakteristik Responden Penelitian

Dalam sub bab ini dibahas mengenai usia, jenis kelamin, penghasilan, dan

intensitas pekerjaan responden. Responden dalam penelitian ini adalah para

jurnalis yang bekerja di wilayah DKI Jakarta. Kemudian pada tabel 4.1 penulis

memaparkan karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,

penghasilan, dan intensitas pekerjaan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik Responden N = 150

n (%)

Usia 20 - 39 Tahun 139 (92.67)

40 - 59 Tahun 11 (7.33)

Jenis

Kelamin

Laki-Laki 101 (67.33)

Perempuan 49 (32.67)

Penghasilan

2 - 4 juta 75 (50)

5 - 7 juta 53 (35.33)

> 7 juta 22 (14.67)

Intensitas

Pekerjaan

5 - 11 jam/hari 71 (47.33)

12 - 18 jam/hari 62 (41.33)

19 - 24 jam/hari 17 (11.33)

Dari tabel 4.1, penulis membagi karakteristik usia responden berdasarkan

teori dari Hurlock (1980) untuk melihat perbedaan antara usia dewasa awal

dengan usia dewasa madya. Terlihat bahwa responden yang memiliki jumlah

terbanyak adalah responden dengan rentang usia antara 20 - 39 tahun (dewasa

77

Page 91: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

78

awal) dengan jumlah sebanyak 139 orang (92.67%). Sedangkan, responden

dengan rentang usia antara 40 - 59 tahun (dewasa madya) memiliki jumlah paling

sedikit, yaitu sebanyak 11 orang (7.33%). Dari hasil pengisian kuisioner, terlihat

bahwa responden dalam penelitian ini umumnya berada pada rentang usia 20 - 39

tahun.

Pekerjaan jurnalis lebih banyak digeluti oleh individu dengan usia dewasa

awal karena menurut Hurlock (1980) secara biologis merupakan masa puncak

pertumbuhan fisik yang prima dan usia tersehat dari populasi manusia secara

keseluruhan (healthiest people in population). Sedangkan, pada masa dewasa

madya/setengah baya (midle age), aspek fisik sudah mulai agak melemah,

termasuk fungsi-fungsi alat indera, dan mengalami sakit dengan penyakit tertentu

yang belum pernah dialami (reumatik, asam urat, dll.).

Selanjutnya, berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa responden dalam

penelitian ini mayoritas berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 101 orang

(67.33%), sedangkan wanita sebanyak 49 orang (32.67%). Pekerjaan yang

menyangkut dunia jurnalistik mayoritas dipegang oleh laki-laki karena profesi

sebagai jurnalis dianggap penuh resiko, sebab menyangkut keselamatan diri yang

menjadi taruhannya (Pratiwi, 2013). Selain itu, intensitas kerja yang tinggi

membuat jurnalis bisa bekerja hampir 24 jam sehari, siang dan malam. Dunia

jurnalistik adalah dunia yang penuh tantangan, sehingga diperlukan tekad dan

mental yang kuat untuk menggelutinya.

Selanjutnya, berdasarkan penghasilan responden terlihat bahwa responden

penelitian memiliki beragam tingkat penghasilan. Penghasilan responden

Page 92: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

79

terbanyak yakni berada pada rentang antara 2 - 4 juta sebesar 75 orang (50%),

sedangkan penghasilan responden pada rentang 5 - 7 juta sebanyak 53 orang

(35.33%) dan penghasilan responden > 7 juta memiliki jumlah paling sedikit,

yaitu hanya sebanyak 22 orang (14.67%). Upah layak untuk jurnalis pemula di

Jakarta pada 2014 sebesar Rp 5,7 juta per bulan (Rahadi, 2014). Artinya, rata-rata

upah jurnalis di Jakarta saat ini masih di bawah standar upah layak. Hal tersebut

sesuai dengan data dari AJI Jakarta yang menyebutkan bahwa sebagian besar

media di Jakarta menggaji jurnalisnya di kisaran Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per

bulan. Bahkan ada media di Jakarta menggaji di bawah Upah Minimum Provinsi

di Jakarta sebesar Rp 2,2 juta.

Berdasarkan intensitas pekerjaan, terlihat bahwa responden dengan

intensitas pekerjaan 5 - 11 jam/hari memiliki jumlah terbanyak, yakni sebanyak

71 orang (47.33%). Kemudian, sebanyak 62 orang responden (41.33%) memiliki

intensitas pekerjaan 12 - 18 jam/hari, dan intensitas pekerjaan responden yang

memiliki jumlah paling sedikit 19 - 24 jam/hari sebanyak 17 orang (11.33%).

Artinya, intensitas pekerjaan jurnalis di DKI Jakarta masih banyak yang sesuai

dengan jam kerja di perkantoran, walaupun ada juga yang intensitas kerjanya

masih cukup tinggi.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Pada tabel 4.2 digambarkan hasil deskriptif statistik dari variabel dalam penelitian

ini yang berisi nilai mean, standar deviasi (SD), nilai maksimum dan minimum

dari masing-masing variabel. Nilai tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini :

Page 93: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

80

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean SD

PWB 150 21.71 71.83 50.0000 8.94052

HH 150 17.51 70.46 50.0000 8.63780

EMO 150 29.26 66.12 50.0000 8.25905

EX 150 12.73 75.35 50.0000 8.01726

AG 150 15.34 72.12 50.0000 8.38161

CO 150 27.61 73.42 50.0000 8.06042

OE 150 29.13 70.47 50.0000 8.06842

HP 150 34.57 78.18 50.0000 9.54677

SUH 150 30.50 76.06 50.0000 9.24299

ATH 150 28.56 56.54 50.0000 7.46582

UHC 150 27.89 67.08 50.0000 9.29633

Valid N (listwise) 150

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui jumlah subjek penelitian

sebanyak 150 orang dengan nilai psychological well-being terendah 21.71 dan

nilai tertinggi 71.83. Kepribadian honesty-humility dari the HEXACO model of

personality memiliki nilai terendah 17.51 dan nilai tertinggi 70.46. Kepribadian

emotionality dari the HEXACO model of personality memiliki nilai terendah 29.26

dan nilai tertinggi 66.12. Kepribadian extraversion dari the HEXACO model of

personality memiliki nilai terendah 12.73 dan nilai tertinggi 75.35. Kepribadian

agreeableness dari the HEXACO model of personality memiliki nilai terendah

15.34 dan nilai tertinggi 72.12. Kepribadian conscientiousness dari the HEXACO

model of personality memiliki nilai terendah 27.61 dan nilai tertinggi 73.42.

Kepribadian openness to experience dari the HEXACO model of personality

memiliki nilai terendah 29.13 dan nilai tertinggi 70.47.

Humor production dari sense of humor memiliki nilai terendah 34.57 dan

nilai tertinggi 78.18. Social uses of humor dari sense of humor memiliki nilai

terendah 30.50 dan nilai tertinggi 76.06. Attitudes toward humor and humorous

people dari sense of humor memiliki nilai terendah 28.56 dan nilai tertinggi 56.54.

Page 94: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

81

Uses of humor for coping dari sense of humor memiliki nilai terendah 27.89 dan

nilai tertinggi 67.08.

4.3 Kategorisasi Hasil Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi

yang akan penulis gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian. Untuk

mendapatkan norma kategorisasi tersebut yaitu dengan menggunakan pedoman

sebagai berikut :

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor

Norma Rentang Interpretasi

X ≥ Nilai Mean ≥ 50 Tinggi

X < Nilai Mean < 50 Rendah

4.3.1 Kategorisasi psychological well-being

Tabel 4.3.1 Kategorisasi Psychological Well-Being

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 81 54.0 54.0 54.0

Tinggi 69 46.0 46.0 100.0

Total 150 100.0 100.0

Diperoleh hasil persentase variabel psychological well-being sebanyak 81

subjek (54%) pada kategori rendah dan 69 subjek (46%) pada kategori tinggi.

Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel psychological well-being

paling banyak berada pada kategori rendah.

Kemudian, tabel berikutnya menjelaskan sebaran variabel honesty-

humility yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah.

Page 95: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

82

4.3.2 Kategorisasi honesty-humility

Tabel 4.3.2 Kategorisasi Honesty-Humility

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 75 50.0 50.0 50.0

Tinggi 75 50.0 50.0 100.0

Total 150 100.0 100.0

Diperoleh hasil persentase yang sama pada kategori rendah dan tinggi

variabel honesty-humility sebanyak 75 subjek (50%) di masing-masing kategori.

Kemudian, tabel berikutnya menjelaskan sebaran variabel emotionality

yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah.

4.3.3 Kategorisasi emotionality

Tabel 4.3.3 Kategorisasi Emotionality

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 65 43.3 43.3 43.3

Tinggi 85 56.7 56.7 100.0

Total 150 100.0 100.0

Diperoleh hasil persentase variabel emotionality sebanyak 65 subjek

(43.3%) pada kategori rendah dan 85 subjek (56.7%) pada kategori tinggi. Dengan

demikian, dari hasil sebaran pada variabel emotionality paling banyak berada pada

kategori tinggi.

Kemudian, tabel berikutnya menjelaskan sebaran variabel extraversion

yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah.

4.3.4 Kategorisasi extraversion

Tabel 4.3.4 Kategorisasi Extraversion

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 69 46.0 46.0 46.0

Tinggi 81 54.0 54.0 100.0

Total 150 100.0 100.0

Page 96: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

83

Diperoleh hasil persentase variabel extraversion sebanyak 69 subjek

(46%) pada kategori rendah dan 81 subjek (54%) pada kategori tinggi. Dengan

demikian, dari hasil sebaran pada variabel extraversion paling banyak berada pada

kategori tinggi.

Kemudian, tabel berikutnya menjelaskan sebaran variabel agreeableness

yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah.

4.3.5 Kategorisasi agreeableness

Tabel 4.3.5 Kategorisasi Agreeableness

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 67 44.7 44.7 44.7

Tinggi 83 55.3 55.3 100.0

Total 150 100.0 100.0

Diperoleh hasil persentase variabel agreeableness sebanyak 67 subjek

(44.7%) pada kategori rendah dan 83 subjek (55.3%) pada kategori tinggi. Dengan

demikian, dari hasil sebaran pada variabel agreeableness paling banyak berada

pada kategori tinggi.

Kemudian, tabel berikutnya menjelaskan sebaran variabel

conscientiousness yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah.

4.3.6 Kategorisasi conscientiousness

Tabel 4.3.6 Kategorisasi Conscientiousness

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 78 52.0 52.0 52.0

Tinggi 72 48.0 48.0 100.0

Total 150 100.0 100.0

Diperoleh hasil persentase variabel conscientiousness sebanyak 78 subjek

(52%) pada kategori rendah dan 72 subjek (48%) pada kategori tinggi. Dengan

Page 97: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

84

demikian, dari hasil sebaran pada variabel conscientiousness paling banyak berada

pada kategori rendah.

Kemudian, tabel berikutnya menjelaskan sebaran variabel openness to

experience yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah.

4.3.7 Kategorisasi openness to experience

Tabel 4.3.7 Kategorisasi Openness to Experience

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 89 59.3 59.3 59.3

Tinggi 61 40.7 40.7 100.0

Total 150 100.0 100.0

Diperoleh hasil persentase variabel openness to experience sebanyak 89

subjek (59.3%) pada kategori rendah dan 61 subjek (40.7%) pada kategori tinggi.

Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel openness to experience paling

banyak berada pada kategori rendah.

Kemudian, tabel berikutnya menjelaskan sebaran variabel humor

production yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah.

4.3.8 Kategorisasi humor production

Tabel 4.3.8 Kategorisasi Humor Production

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 87 58.0 58.0 58.0

Tinggi 63 42.0 42.0 100.0

Total 150 100.0 100.0

Diperoleh hasil persentase variabel humor production sebanyak 87 subjek

(58%) pada kategori rendah dan 63 subjek (42%) pada kategori tinggi. Dengan

demikian, dari hasil sebaran pada variabel humor production paling banyak

berada pada kategori rendah.

Page 98: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

85

Kemudian, tabel berikutnya menjelaskan sebaran variabel social uses of

humor yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah.

4.3.9 Kategorisasi social uses of humor

Tabel 4.3.9 Kategorisasi Social Uses of Humor

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 88 58.7 58.7 58.7

Tinggi 62 41.3 41.3 100.0

Total 150 100.0 100.0

Diperoleh hasil persentase variabel social uses of humor sebanyak 88

subjek (58.7%) pada kategori rendah dan 62 subjek (41.3%) pada kategori tinggi.

Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel social uses of humor paling

banyak berada pada kategori rendah.

Kemudian, tabel berikutnya menjelaskan sebaran variabel attitudes toward

humor and humorous people yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan

rendah.

4.3.10 Kategorisasi attitudes toward humor and humorous people

Tabel 4.3.10 Kategorisasi Attitudes Toward Humor and Humorous

People

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 55 36.7 36.7 36.7

Tinggi 95 63.3 63.3 100.0

Total 150 100.0 100.0

Diperoleh hasil persentase variabel attitudes toward humor and humorous

people sebanyak 55 subjek (36.7%) pada kategori rendah dan 95 subjek (63.3%)

pada kategori tinggi. Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel attitudes

toward humor and humorous people paling banyak berada pada kategori tinggi.

Page 99: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

86

Kemudian, tabel berikutnya menjelaskan sebaran variabel uses humor for

coping yang dikategorikan menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah.

4.3.11 Kategorisasi uses of humor for coping

Tabel 4.3.11 Kategorisasi Uses of Humor for Coping

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Rendah 70 46.7 46.7 46.7

Tinggi 80 53.3 53.3 100.0

Total 150 100.0 100.0

Diperoleh hasil persentase variabel uses of humor for coping sebanyak 70

subjek (46.7%) pada kategori rendah dan 80 subjek (53.3%) pada kategori tinggi.

Dengan demikian, dari hasil sebaran pada variabel uses of humor for coping

paling banyak berada pada kategori tinggi.

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Uji regresi berganda

Pada tahapan ini penulis menguji hipotesis penelitian dengan teknik analisis

regresi berganda yang penghitungannya dibantu oleh software SPSS 19.0. Seperti

yang sudah disebutkan pada BAB III, dalam regresi ada tiga hal yang dilihat

yaitu, melihat besaran Rsquare untuk mengetahui berapa persen (%) varians pada

DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah IV berpengaruh signifikan terhadap

DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari

masing-masing IV.

Langkah pertama penulis menganalisis besaran Rsquare untuk mengetahui

berapa persen (%) varians pada DV yang dijelaskan oleh IV. Untuk tabel Rsquare,

dapat dilihat sebagai berikut :

Page 100: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

87

Tabel 4.4.1.1 Rsquare

Model R RSquare Adjusted RSquare Std. Error of the Estimate

1 .585a .343 .263 7.67310

a. Predictors: (Constant), Usia, HH, IP1, AG, EMO, P2, Gender, SUH, ATH,

CO, EX, UHC, OE, HP, P1, IP2

Dari tabel 4.4.1.1 dapat dilihat bahwa perolehan Rsquare sebesar .343.

Artinya proporsi varians dari psychological well-being yang dijelaskan oleh

semua variabel independen adalah sebesar 34.3%, sedangkan 65.7% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua penguji

menganalisis dampak dari seluruh IV terhadap psychological well-being. Adapun

hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.4.1.2 berikut :

Tabel 4.4.1.2 ANOVAb

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 4079.435 16 254.965 4.331 .000a

Residual 7830.568 133 58.876

Total 11910.003 149

a. Predictors: (Constant), Usia, HH, IP1, AG, EMO, P2, Gender, SUH, ATH,

CO, EX, UHC, OE, HP, P1, IP2

b. Dependent Variable: PWB

Jika melihat kolom signifikansi (p < 0.05), maka hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh variabel independen

terhadap psychological well-being ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan

honesty-humility, emotionality, extraversion, agreeableness, conscientiousness,

openness to experience, humor production, social uses of humor, attitudes toward

humor and humorous people, uses of humor for coping, usia, jenis kelamin,

penghasilan, dan intensitas pekerjaan terhadap psychological well-being.

Langkah ketiga adalah melihat koefisien regresi tiap independen variabel.

Jika p < 0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV

Page 101: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

88

tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap psychological well-being.

Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel 4.4.1.3 berikut :

Tabel 4.4.1.3 Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta.

1 (Constant) 9.610 10.140 .948 .345

HH* .225 .084 .217 2.667 .009

EMO .151 .086 .140 1.770 .079

EX .004 .095 .004 .045 .964

AG .038 .091 .035 .416 .678

CO .050 .094 .045 .530 .597

OE* .374 .104 .337 3.594 .000

HP .109 .099 .116 1.100 .273

SUH -.112 .104 -.116 -1.080 .282

ATH -.028 .097 -.024 -.290 .773

UHC .084 .089 .087 .944 .347

Gender -.705 1.428 -.037 -.493 .622

P1 -.180 1.965 -.010 -.091 .927

P2* -4.771 2.013 -.256 -2.370 .019

IP1* -5.237 2.302 -.294 -2.275 .025

IP2 -3.727 2.341 -.206 -1.592 .114

Usia 2.159 2.577 .063 .838 .404

a. Dependent Variable: PWB

Keterangan : * = signifikan

Dari tabel 4.4.1.3 terdapat koefisien regresi honesty-humility, openness to

experience, penghasilan (5 - 7 juta) dan intensitas pekerjaan (5 - 11 jam/hari) yang

memiliki nilai signifikan, sedangkan variabel lainnya tidak. Penjelasan dari nilai

koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai berikut :

1. Variabel Honesty-Humility

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.217 dengan signifikansi 0.009 (p <

0.05). Hal ini menunjukan bahwa secara positif terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel honesty-humility terhadap psychological well-being.

Page 102: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

89

Artinya, semakin tinggi honesty-humility jurnalis maka psychological well-

being mereka semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

2. Variabel Emotionality

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.140 dengan signifikansi 0.079 (p <

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara positif tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel emotionality terhadap psychological well-being.

3. Variabel Extraversion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.004 dengan signifikansi 0.964 (p <

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara positif tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel extraversion terhadap psychological well-being..

4. Variabel Agreeableness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.035 dengan signifikansi 0.678 (p <

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara positif tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel agreeableness terhadap psychological well-being.

5. Variabel Conscientiousness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.045 dengan signifikansi 0.597 (p <

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara positif tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel conscientiousness terhadap psychological well-being.

6. Variabel Openness to Experience

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.337 dengan signifikansi 0.000 (p <

0.05). Hal ini menunjukan bahwa secara positif terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel openness to experience terhadap psychological well-

Page 103: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

90

being. Artinya, semakin tinggi openness to experience jurnalis maka

psychological well-being mereka semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.

7. Variabel Humor Production

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.116 dengan signifikansi 0.273 (p <

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara positif tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel humor production terhadap psychological well-being.

8. Variabel Social Uses of Humor

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.116 dengan signifikansi 0.282 (p <

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara negatif tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel social uses of humor terhadap psychological well-

being.

9. Variabel Attitudes Toward Humor and Humorous People

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.024 dengan signifikansi 0.773 (p <

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara negatif tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel attitudes toward humor and humorous people terhadap

psychological well-being.

10. Variabel Uses of Humor for Coping

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.087 dengan signifikansi 0.347 (p <

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara positif tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel uses of humor for coping terhadap psychological well-

being.

Page 104: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

91

11. Variabel Jenis Kelamin

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.037 dengan signifikansi 0.622 (p <

0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara negatif tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel jenis kelamin terhadap psychological well-being.

12. Variabel Penghasilan

Perbandingan mean penghasilan (2 - 4 juta) dengan grup reference (> 7 juta)

adalah -0.010 dengan signifikansi 0.927 (p < 0.05). Sedangkan perbandingan

mean penghasilan (5 - 7 juta) dengan grup reference (> 7 juta) adalah -0.256

dengan signifikansi 0.019 (p < 0.05). Dari hasil tersebut menunjukan bahwa

variabel penghasilan secara negatif berpengaruh signifikan terhadap

psychological well-being. Namun, karena hasil yang diperoleh adalah negatif,

maka penghasilan dengan kategori > 7 juta yang lebih memiliki psychological

well-being.

13. Variabel Intensitas Pekerjaan

Perbandingan mean intensitas pekerjaan (5 - 11 jam/hari) dengan grup

reference (19 - 24 jam/hari) adalah -0.294 dengan signifikansi 0.025 (p <

0.05). Sedangkan perbandingan mean intensitas pekerjaan (12 - 18 jam/hari)

dengan grup reference (19 - 24 jam/hari) adalah -0.206 dengan signifikansi

0.114 (p < 0.05). Dari hasil tersebut menunjukan bahwa variabel intensitas

pekerjaan secara negatif berpengaruh signifikan terhadap psychological well-

being. Namun, karena hasil yang diperoleh adalah negatif, maka intensitas

pekerjaan dengan rata-rata lama bekerja 19 - 24 jam/hari yang lebih memiliki

psychological well-being.

Page 105: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

92

14. Variabel Usia

Diperoleh nilai koefisien regresi positif sebesar 0.063 dengan signifikansi

0.404 (p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa secara positif tidak terdapat

pengaruh yang signifikan dari variabel usia terhadap psychological well-being.

Persamaan Regresi Psychological Well-Being

Psychological Well-Being = 9.610 + 0.217*Honesty-Humility + 0.140

Emotionality + 0.004 Extraversion + 0.035 Agreeableness + 0.045

Conscientiousness + 0.337*Openness to Experience + 0.116 Humor Production

– 0.116 Social Uses of Humor – 0.024 Attitudes Toward Humor and Humorous

People + 0.087 Uses of Humor for Coping – 0.037 JenisKelamin –

0.256*Penghasilan – 0.294*Intensitas Pekerjaan + 0.063 Usia + e

Keterangan : * = signifikan

Pada tabel koefisien regresi di atas, dari keempat IV yang berpengaruh

signifikan terhadap DV dapat diketahui IV mana yang memiliki pengaruh paling

besar. Untuk melihat perbandingan besar kecilnya pengaruh antara IV terhadap

DV dapat diketahui dengan melihat standardized coeficient (beta). Maka dari

tabel di atas dapat diketahui perbandingan atau urutan IV yang memiliki pengaruh

terbesar adalah sebagai berikut :

1. Opennes to Experience dengan beta = 0.337

2. Honesty-Humility dengan beta = 0.217

3. Penghasilan dengan beta = - 0.256

4. Intensitas Pekerjaan dengan beta = - 0.294

Page 106: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

93

Kemudian langkah selanjutnya penguji menguji penambahan proporsi

varians dari tiap variabel independen jika IV tersebut dimasukkan satu per satu ke

dalam analisis regresi. Tujuannya adalah melihat penambahan (incremented)

proporsi varians dari tiap IV apakah signifikan atau tidak. Untuk analisis

lengkapnya dibahas pada sub bab berikut.

4.4.2 Pengujian proporsi varians pada masing-masing variabel independen

Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk melihat apakah signifikan tidaknya

penambahan (incremented) proporsi varians dari tiap IV, yang mana IV tersebut

dianalisis secara satu per satu. Pada tabel kolom pertama adalah IV yang

dianalisis secara satu per satu, kolom ketiga merupakan total penambahan varians

DV dari tiap IV yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom keenam merupakan

nilai murni varians DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu per satu, kolom

ketujuh adalah harga f hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom df adalah derajat

bebas bagi IV yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan

denumerator, kolom terakhir adalah kolom Sig. F Change yang fungsinya untuk

mengetahui signifikansinya. Apabila p < 0.05 maka IV memiliki sumbangan yang

signifikan. Jika signifikan artinya bahwa penambahan (incremented) proporsi

varians dari IV yang bersangkutan, dampaknya signifikan. Besarnya proporsi

varians pada psychological well-being dapat dilihat pada tabel 4.4.2 berikut :

Page 107: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

94

Tabel 4.4.2 Proporsi Varians Psychological Well-Being

M

od

el

R RSquare Adjusted

RSquare

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

RSquare

Change

F

Change

df

1 df2

Sig. F

Change

1 .127a .016 .009 8.89860 .016 2.407 1 148 .123

2 .127b .016 .003 8.92849 .000 .011 1 147 .917

3 .209c* .044 .024 8.83226 .028 4.221 1 146 .042

4 .292d* .085 .060 8.66739 .042 6.607 1 145 .011

5 .386e* .149 .119 8.38982 .064 10.753 1 144 .001

6 .410f .168 .133 8.32546 .019 3.235 1 143 .074

7 .412g .169 .128 8.34636 .002 .285 1 142 .594

8 .416h .173 .127 8.35556 .004 .687 1 141 .408

9 .445i* .198 .146 8.26146 .024 4.230 1 140 .042

10 .509j* .260 .206 7.96533 .062 11.603 1 139 .001

11 .512k .262 .203 7.98060 .003 .469 1 138 .495

12 .536l* .287 .224 7.87423 .025 4.753 1 137 .031

13 .560m* .313 .248 7.75544 .026 5.229 1 136 .024

14 .571n .326 .256 7.70965 .013 2.620 1 135 .108

15 .582o .339 .265 7.66457 .013 2.593 1 134 .110

16 .585p .343 .263 7.67310 .003 .702 1 133 .404

a. Predictors: (Constant), HP

b. Predictors: (Constant), HP, SUH

c. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH

d. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC

e. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH

f. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO

g. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO, EX

h. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO, EX, AG

i. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO, EX, AG, CO

j. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO, EX, AG, CO, OE

k. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO, EX, AG, CO, OE,

Gender

l. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO, EX, AG, CO, OE,

Gender, P1

m. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO, EX, AG, CO, OE,

Gender, P1, P2

n. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO, EX, AG, CO, OE,

Gender, P1, P2, IP1

o. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO, EX, AG, CO, OE,

Gender, P1, P2, IP1, IP2

p. Predictors: (Constant), HP, SUH, ATH, UHC, HH, EMO, EX, AG, CO, OE,

Gender, P1, P2, IP1, IP2, Usia

Page 108: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

95

Maka dapat disimpulkan :

1. Variabel humor production memberikan sumbangan varians sebesar 1.6%

pada psychological well-being. Sumbangan ini tidak signifikan, (F(1.148)

= 2.407, p < 0.05).

2. Variabel social uses of humor memberikan sumbangan sebesar 0% pada

psychological well-being. Sumbangan ini tidak signifikan, (F(1.147) =

0.011, p < 0.05).

3. Variabel attitudes toward humor and humorous people memberikan

sumbangan varians sebesar 2.8% pada psychological well-being.

Sumbangan ini signifikan, (F(1.146) = 4.221, p < 0.05).

4. Variabel uses of humor for coping memberikan sumbangan varians

sebesar 4.2% pada psychological well-being. Sumbangan ini signifikan,

(F(1.145) = 6.607, p < 0.05).

5. Variabel honesty-humility memberikan sumbangan varians sebesar 6.4%

pada psychological well-being. Sumbangan ini signifikan, (F(1.144) =

10.753, p < 0.05).

6. Variabel emotionality memberikan sumbangan varians sebesar 1.9% pada

psychological well-being. Sumbangan ini tidak signifikan, (F(1.143) =

3.235, p < 0.05).

7. Variabel extraversion memberikan sumbangan varians sebesar 0.2% pada

psychological well-being. Sumbangan ini tidak signifikan, (F(1.142) =

0.285, p < 0.05).

Page 109: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

96

8. Variabel agreeableness memberikan sumbangan varians sebesar 0.4%

pada psychological well-being. Sumbangan ini tidak signifikan, (F(1.141)

= 0.687, p < 0.05).

9. Variabel conscientiousness memberikan sumbangan varians sebesar 2.4%

pada psychological well-being. Sumbangan ini signifikan, (F(1.140) =

4.230, p < 0.05).

10. Variabel openness to experience memberikan sumbangan varians sebesar

6.2% pada psychological well-being. Sumbangan ini signifikan, (F(1.139)

= 11.603, p < 0.05).

11. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan varians sebesar 0.3% pada

psychological well-being. Sumbangan ini tidak signifikan, (F(1.138) =

0.469, p < 0.05).

12. Variabel penghasilan memberikan sumbangan varians sebesar 2.5% dan

2.6% pada psychological well-being. Sumbangan ini signifikan, (F(1.137)

= 4.753, p < 0.05) dan (F(1.136) = 5.229, p < 0.05)

13. Variabel intensitas pekerjaan memberikan sumbangan varians sebesar

1.3% dan 1.3% pada psychological well-being. Sumbangan ini tidak

signifikan, (F(1.135) = 2.620, p < 0.05) dan (F(1.134) = 2.593, p < 0.05)

14. Variabel usia memberikan sumbangan varians sebesar 0.3% pada

psychological well-being. Sumbangan ini tidak signifikan, (F(1.133) =

0.702, p < 0.05).

Page 110: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

97

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Dalam bab ini memuat kesimpulan, diskusi, dan saran. Secara rinci dijelaskan

sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, maka kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan antara kepribadian the

HEXACO model of personality dan sense of humor terhadap psychological well-

being jurnalis.

Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi

masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh hanya

ada 4 (empat) koefisien regresi yang signifikan mempengaruhi psychological

well-being jurnalis yaitu honesty-humility, openness to experience, penghasilan,

dan intensitas pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

psychological well-being dipengaruhi oleh honesty-humility dan openness to

experience yang merupakan aspek dari kepribadian the HEXACO model of

personality, serta penghasilan dan intensitas pekerjaan yang merupakan variabel

demografis.

97

Page 111: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

98

5.2 Diskusi

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara kepribadian the HEXACO model of personality dan sense

of humor terhadap psychological well-being (studi pada jurnalis di DKI Jakarta).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Naser Aghababaei dan Akram Arji (dalam

Journal of Personality and Individual Differences, 2013) yang menunjukkan

bahwa dimensi HEXACO signifikan memprediksi semua aspek psychological

well-being dan penelitian Thomas R. Herzog dan Sarah J. Strevey (dalam Journal

of Environment and Behavior, 2008) yang menunjukkan bahwa sense of humor

adalah prediktor independent dan additive dari aspek-aspek tertentu dari

psychological well-being.

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ada pengaruh positif dari dimensi

honesty-humility dari the HEXACO model of personality terhadap psychological

well-being dengan sumbangan varians terbesar sebanyak 6.4%. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa individu dengan skor honesty-humility yang tinggi

cenderung memiliki psychological well-being yang tinggi. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Naser Aghababaei dan Akram Arji (2013)

bahwa faktor honesty-humility terkait dengan tingkat yang lebih tinggi

psychological well-being, dengan subfaktor honesty (aspek dan fairness)

beroperasi sebagai pendorong utama untuk hubungan tersebut. Dari hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa honesty-humility dari HEXACO PI-R

berkorelasi dengan psychological well-being (aspek-aspek Ryff) dan dinyatakan

signifikan.

Page 112: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

99

Seseorang yang memiliki honesty-humility cenderung menghindari

memanipulasi orang lain untuk keuntungan pribadi, merasa sedikit godaan untuk

melanggar peraturan, tidak tertarik pada kekayaan mewah dan kemewahan, dan

merasa tidak ada hak istimewa dengan status sosial tinggi (Lee & Ashton, 2002),

sehingga dapat berpengaruh positif terhadap psychological well-being.

Selanjutnya, berdasarkan penelitian ini bahwa ada pengaruh positif dari

dimensi openness to experience dari the HEXACO model of personality dengan

sumbangan varians sebanyak 6.2% terhadap psychological well-being. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa individu dengan skor openness to experience yang

tinggi cenderung memiliki psychological well-being yang tinggi. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian Naser Aghababaei dan Akram Arji (2013) menggunakan

skala Ryff versi 42 item sebagai alat ukur psychological well-being dan

menggunakan 60 item skala dari HEXACO Personality Inventory-Revised untuk

mengukur kepribadian. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa openness to

experience dari HEXACO PI-R berkorelasi dengan psychological well-being

(aspek-aspek Ryff) dan dinyatakan signifikan.

Openness to experience dapat membangun pertumbuhan pribadi. Dimensi

kepribadian opennes to experience sering dikaitkan dengan intelektualitas,

ketertarikan pada hal-hal yang baru, innovativeness, dan keterbukaan terhadap

pengalaman baru (John & Srivastava, 1999). Individu ini memiliki keinginan dan

keyakinan untuk dapat melakukan tugas-tugas yang dihadapinya. Pencapaian

kreatifitas lebih banyak pada orang yang memiliki tingkat openness to experience

yang tinggi dan tingkat agreeableness yang rendah (Costa & McCrae, 1992).

Page 113: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

100

Seseorang yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu, atau terbuka terhadap

pengalaman lebih mudah untuk mendapatkan solusi untuk suatu masalah. Oleh

karena itu, dimensi kepribadian openness to experience dapat berpengaruh positif

terhadap psychological well-being.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian ini bahwa tidak ada pengaruh

dari dimensi emotionality dari the HEXACO model of personality terhadap

psychological well-being. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Naser Aghababaei dan Akram Arji (2013) bahwa dimensi

emotionality dari HEXACO PI-R berkorelasi secara negatif dengan psychological

well-being (aspek-aspek Ryff) namun dinyatakan signifikan.

Skor tinggi pada dimensi emotionality cenderung mengalami ketakutan

bahaya fisik, pengalaman kecemasan dalam menghadapi tekanan hidup, merasa

perlu dukungan emosional dari orang lain, serta merasa empati dan sentimental

attachments dengan orang lain (Lee & Ashton, 2007). Sehingga, kepribadian

emotionality kurang sesuai dengan karakteristik dari pekerjaan sebagai jurnalis.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian ini bahwa tidak ada pengaruh

dari dimensi extraversion dari the HEXACO model of personality terhadap

psychological well-being. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Naser Aghababaei dan Akram Arji (2013) yang menunjukkan

bahwa dimensi extraversion dari HEXACO PI-R berkorelasi dengan

psychological well-being (berdasarkan aspek-aspek Ryff) dan dinyatakan

signifikan.

Page 114: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

101

Seseorang dengan skor tinggi pada dimensi extraversion ini, disaat

seseorang tersebut memiliki masalah maka dengan emosi positifnya ia dapat

mengontrol emosi. Begitu pula dengan tingkat motivasi dalam bergaul biasanya

cukup tinggi, sehingga memudahkan ia untuk berbagi dalam menyelesaikan

masalah. Hal ini sangat mendukung untuk berpengaruh positif bagi psychological

well-being. Namun, hasil penelitian untuk dimensi extraversion ini pada koefisien

regresi dalam uji regresi berganda maupun proporsi varians pada masing-masing

variabel independen menunjukkan hasil yang tidak signifikan, walaupun pada

hasil kategorisasi paling banyak berada di kategori tinggi.

Bila dilakukan analisis lebih dalam terhadap item-item yang digunakan

untuk mengukur kepribadian extraversion, pada item nomor 34 terdapat kalimat

yang ambiguitas, contohnya “Dalam situasi sosial, saya biasanya menjadi orang

yang memulai melakukan sesuatu hal pertama kali” atau dalam item aslinya “In

social situations, I’m usually the one who makes the first move”. Kalimat yang

memiliki makna kurang jelas tersebut mungkin mengakibatkan sampel salah

dalam menginterpretasikan item. Hal ini yang mungkin dapat menjadi penyebab

mengapa hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu.

Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian ini bahwa tidak ada pengaruh

dari dimensi agreeableness dari the HEXACO model of personality terhadap

psychological well-being. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Naser Aghababaei dan Akram Arji (2013) yang menunjukkan

bahwa dimensi agreeableness dari HEXACO PI-R berkorelasi dengan

Page 115: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

102

psychological well-being (berdasarkan aspek-aspek Ryff) dan dinyatakan

signifikan.

Agreeableness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang

mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu

mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti

orang lain. Berdasarkan penelitian, seseorang yang memiliki skor tinggi pada

kepribadian agreeableness digambarkan sebagai seseorang yang memiliki nilai

suka membantu, pemaaf, dan penyayang (John, Robins, & Pervin, 2001). Namun,

ditemukan pula sedikit konflik pada hubungan interpersonal orang yang memiliki

tingkat agreeableness yang tinggi. Selain itu, menghindar dari usaha langsung

dalam menyatakan kekuatan sebagai usaha untuk memutuskan konflik dengan

orang lain merupakan salah satu ciri dari seseorang yang memiliki tingkat

agreeableness yang tinggi.

Berdasarkan yang telah dijelaskan pada bab 1 mengenai latar belakang

masalah penelitian ini bahwa menjadi jurnalis berarti memasuki kawasan kerja

yang bebannya berlipat-lipat dan rentan terhadap konflik. Bahkan, tidak jarang

dalam keseharian pekerjaannya mereka sering dihadapkan pada dilema antara

mencari informasi dan menjaga keselamatan diri. Sehingga, hasil dari penelitian

ini menjadi tidak sejalan dengan penelitian terdahulu. Menurut hasil observasi

penulis, dalam pekerjaan seorang jurnalis mereka cenderung menggunakan power

yang tinggi, serta cenderung untuk lebih agresif dan kurang kooperatif akibat

tuntutan dari sebuah profesi maupun perusahaan tempat ia bekerja.

Page 116: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

103

Selanjutnya, dimensi conscientiousness dari the HEXACO model of

personality juga tidak berpengaruh terhadap psychological well-being. Hal ini

tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Naser Aghababaei dan

Akram Arji (2013) yang menunjukkan bahwa dimensi conscientiousness dari

HEXACO PI-R berkorelasi dengan psychological well-being (berdasarkan aspek-

aspek Ryff) dan dinyatakan signifikan.

Seseorang yang memiliki kepribadian conscientiousness biasanya

mengatur waktu dan lingkungan fisik mereka, bekerja dengan cara disiplin

terhadap tujuan mereka, berusaha untuk akurasi dan kesempurnaan dalam tugas-

tugas mereka, dan sangat hati-hati ketika membuat keputusan sehingga dapat

berpengaruh positif pada psychological well-being. Salah satu indikator dari

conscientiousness, yaitu perfectionism dimana menilai kecenderungan secara

menyeluruh dan sangat peduli dengan detail, selalu memeriksa dengan seksama

suatu kesalahan dan melakukan perbaikan. Dengan pekerjaan sebagai jurnalis

yang biasanya dikejar oleh deadline, maka mereka lebih mentolerir beberapa

kesalahan dalam pekerjaan mereka dan cenderung mengabaikan detail.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Thomas R. Herzog dan

Sarah J. Strevey (dalam Journal of Environment and Behavior, 2008) yang

menunjukkan bahwa sense of humor adalah prediktor independent dan additive

dari aspek-aspek tertentu dari psychological well-being. Namun, di dalam hasil

penelitian ini tidak ada dimensi dari sense of humor yang hasilnya signifikan

terhadap psychological well-being. Hal ini berkaitan dengan hasil kategorisasi

pada dimensi-dimensi sense of humor yang kebanyakan berada pada kategori

Page 117: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

104

rendah, terutama pada dimensi humor production dan social uses of humor.

Humor production adalah bagaimana seseorang dapat meghasilkan, memproduksi

atau melontarkan humor dan social uses of humor adalah penggunaan humor

untuk tujuan sosial.

Michael Mulkay (dalam Martin, 2007) mengemukakan bahwa fungsi

lelucon mungkin lebih berkaitan dengan ekspresi sosial, topiknya biasa dianggap

tabu oleh budaya. Ada beberapa jenis humor yang dianggap tidak pantas

dikatakan pada situasi normal, namun ada pula yang dapat diterima oleh

lingkungan sosial karena dalam arti “hanya bercanda” atau tidak dianggap serius.

Fenomena tersebut yang mungkin saja terjadi pada para jurnalis yang menjadi

sampel dalam penelitian ini, dimana dalam mengekspresikan humor setiap orang

tentunya akan berbeda-beda, begitu pula dengan selera humor mereka. Perbedaan

situasi lingkungan sosial yang ada pada jurnalis inilah yang mungkin menjadi

salah satu penyebab hasil dari penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu.

Variabel jenis kelamin tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

psychological well-being. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Creed dan Watson (2003) dimana dalam penelitiannya, ia

meneliti apakah ada perbedaan antara pria dan wanita pada interaksi bekerja dan

manfaat nyata dari bekerja sebagai prediktor psychological well-being. Hasilnya

ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat psychological well-being

antara pria dan wanita. Perez (2012) memperkuat hasil temuan dari penelitian ini.

Ia menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada seluruh dimensi

dari psychological well-being antara pria dan wanita. Perbedaannya pada wanita

Page 118: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

105

memiliki skor yang lebih rendah pada dimensi autonomy dibandingkan dengan

pria.

Menurut Pastor Shantha Sagara Hettiarachchi (2012), editor mingguan

Katolik Gnanartha Pradeepaya (Cahaya Kebijaksanaan), perempuan tampaknya

lebih baik dalam beberapa hal ketimbang rekan-rekan pria mereka. Menurutnya,

wartawati lebih baik dalam laporan investigasi daripada pria. Oleh karena itu, ia

juga berpendapat bahwa harus ada keseimbangan gender di media dan kita harus

mendukung mereka (para wartawati). Sehingga hal tersebut dapat mendukung

hasil dari penelitian ini, yang menyebutkan bahwa variabel jenis kelamin tidak

memiliki pengaruh signifikan terhadap psychological well-being.

Variabel usia juga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

psychological well-being. Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Arnold

(2007) tentang hubungan antara transformational leadership dengan

psychological well-being. Lebih lanjut Arnold (2007) juga melihat pengaruh usia

dan jenis kelamin. Hasilnya tidak memberikan perbedaan yang signifikan

terhadap psychological well-being. Namun, hal ini tidak sesuai dengan Ryff dan

Keyes (1995) yang mengemukakan bahwa perbedaan usia mempengaruhi

perbedaan dalam dimensi-dimensi psychological well-being. Dalam penelitiannya,

Ryff dan Keyes (1995) menemukan bahwa dimensi penguasaan lingkungan dan

dimensi otonomi mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia, terutama

dari dewasa muda hingga dewasa madya. Dimensi hubungan positif dengan orang

lain juga mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia. Sebaliknya, dimensi

tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi memperlihatkan penurunan seiring

Page 119: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

106

bertambahnya usia, penurunan ini terutama terjadi pada dewasa madya hingga

dewasa akhir. Namun, pada dimensi penerimaan diri dalam penelitian tersebut

menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan selama usia dewasa muda

hingga dewasa akhir.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa usia tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap psychological well-being dapat disebabkan karena sampel

penelitian pada usia dewasa awal jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan

dengan sampel penelitian pada usia dewasa madya. Selain itu, hasil kategorisasi

psychological well-being dari hasil sebaran pada variabel psychological well-

being paling banyak berada pada kategori rendah. Sehingga, ini berarti bahwa

psychological well-being jurnalis di wilayah DKI Jakarta mungkin memang masih

rendah, yang salah satunya dapat diakibatkan oleh kesejahteraan hidupnya yang

masih rendah dan belum terjamin, sementara pekerjaannya lebih banyak menguras

waktu, tenaga, serta pikiran setiap harinya. Selain itu, pekerjaan jurnalis memang

sudah dikenal sebagai pekerjaan yang beresiko tinggi dan penuh tekanan. Resiko

teror, dimaki narasumber atau terjebak kerusuhan, hanyalah sebagian dari resiko

tersebut. Selain banyak berhubungan dengan manusia lain, tekanan juga bisa

datang dari keredaksian (kantor), karena jurnalis dituntut untuk memperoleh berita

yang profesional sesuai dengan deadline yang ditentukan. Bahkan, tekanan

tersebut juga datang dari lingkungan keluarga, di mana seorang jurnalis memiliki

keluarga yang harus diperhatikan dan diayomi.

Selanjutnya ditemukan hasil bahwa variabel penghasilan dengan > 7 juta

cenderung lebih memiliki psychological well-being. Hasil ini sesuai dengan Ryff,

Page 120: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

107

dkk (dalam Ryan & Deci, 2001) yang mengemukakan bahwa status sosial

ekonomi berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan

lingkungan, dan pertumbuhan pribadi. Individu yang memiliki status sosial

ekonomi yang rendah cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain yang

memiliki status sosial ekonomi yang lebih baik dari dirinya. Menurut Davis

(dalam Rahayu, 2008), individu dengan tingkat penghasilan tinggi, status

menikah, dan mempunyai dukungan sosial tinggi akan memiliki psychological

well-being yang lebih tinggi. Adanya kesuksesan-kesuksesan (termasuk materi)

dalam kehidupan merupakan faktor protektif yang penting dalam menghadapi

stres, tantangan, dan musibah (Ryff & Singer, 2002).

Variabel terakhir yaitu intensitas pekerjaan, ditemukan hasil bahwa

intensitas pekerjaan dengan rata-rata 19 - 24 jam/hari lebih memiliki

psychological well-being. Intensitas pekerjaan 19 - 24 jam/hari dalam

penghitungannya dijadikan sebagai grup reference dan hanya diwakili sebanyak

15 orang (11.33%) dari jumlah sampel yang ada. Namun dari hasil tersebut

menunjukan bahwa variabel intensitas pekerjaan secara negatif berpengaruh

signifikan terhadap psychological well-being maka grup reference-lah yang hasil

akhirnya lebih memiliki psychological well-being.

Secara umum ketidaksesuaian/perbedaan yang dihasilkan dari penelitian

ini baik dengan hasil penelitian terdahulu maupun dengan asumsi penulis

mungkin disebabkan oleh prosedur penelitian yang kurang baik. Beberapa hal

yang dikeluhkan pada saat pengambilan data oleh sampel penelitian ini adalah

pada lembar kuisioner yang dicetak dengan huruf terlalu kecil, yaitu times new

Page 121: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

108

roman 11 dengan dua halaman dibuat menjadi satu; item yang cukup banyak

(102 item); serta ada beberapa pertanyaan yang tidak sesuai dengan jawaban

dalam kolom.

Selain prosedur penelitian yang kurang baik, teknik pengambilan sampel

ini juga menggunakan teknik non probability sampling, yaitu accidental sampling

dimana metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan

ada/dijumpai. Sehingga, terdapat kemungkinan telah menyamaratakan

pengalaman yang sudah dijalani oleh para jurnalis. Kemudian, hal lain yang

menyebabkan hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya adalah

dalam mengadaptasi alat ukur masih terdapat kerancuan dari segi bahasa sehingga

memunculkan social desirability dalam alat ukur tersebut. Oleh karena itu, dari

kelemahan-kelemahan tersebut sangat memungkinkan sekali hasil yang diperoleh

tidak sesuai dengan harapan penulis.

5.3 Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh

karena itu, penulis akan memberikan beberapa saran yang dibagi menjadi dua,

yaitu saran metodologis dan saran praktis. Agar dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi penelitian selanjutnya dan masukan bagi pembaca, jurnalis,

dosen dan masyarakat umum sehingga dapat mengambil manfaat dari penelitian

ini.

Page 122: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

109

5.3.1 Saran Metodologis

1. Pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah jurnalis yang bekerja di

DKI Jakarta, peneliti menggunakan teknik non probability sampling, yaitu

accidental sampling dimana metode pengambilan sampel dengan memilih

siapa yang kebetulan ada/dijumpai. Sehingga, terdapat kemungkinan telah

menyamaratakan pengalaman yang sudah dijalani oleh para jurnalis,

misalnya jurnalis dengan job desk nasional dan metro tentu berbeda

dengan jurnalis dengan job desk life style dan entertainment. Saran bagi

penelitian selanjutnya, agar menggunakan sampel yang lebih spesifik dan

fokus pada tujuan penelitian, sehingga mampu mendapatkan gambaran

lain di luar penelitian ini.

2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih memperbanyak

jumlah sampel yang akan dilibatkan, agar hasil penelitian yang dilakukan

lebih representatif.

3. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa sense of humor, kepribadian -

the HEXACO model of personality, jenis kelamin, penghasilan, intensitas

pekerjaan, dan usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

psychological well-being jurnalis di DKI Jakarta sebesar 36.3% dan 63.7%

dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar dari penelitian ini. Sehingga

saran bagi penelitian selanjutnya, agar menambahkan variabel lain yang

memiliki pengaruh terhadap psychological well-being seperti life

satisfaction, self-esteem, religiusitas, optimisme, happiness, dukungan

sosial, beban kerja, dan lain sebagainya.

Page 123: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

110

4. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan melakukan pengkajian lebih

dalam pada variabel yang tidak signifikan dalam penelitian ini, antara lain

variabel sense of humor (humor production, social uses of humor, attitudes

toward humor and humorous people, dan uses of humor for coping),

variabel the HEXACO model of personality (extraversion, agreeableness,

dan conscientiousness), usia dan jenis kelamin.

5.3.2 Saran Praktis

1. Pada hasil kategorisasi psychological well-being pada penelitian ini

menunjukkan bahwa hasil sebaran paling banyak berada pada kategori

rendah. Memperhatikan kondisi fisik dan menjaga kesehatan psikologis

adalah suatu keharusan. Memperhatikan kondisi fisik adalah dengan

makan teratur dan bernutrisi, olahraga teratur, atau bahkan ambil cuti dan

waktu berlibur jika benar-benar diperlukan. Untuk menjaga kesehatan

psikologis, bisa dilakukan dengan berbagi kepada orang-orang terdekat,

menulis, dan membaca buku.

2. Guna menjaga agar jurnalis tidak stres atau trauma dengan liputan yang

dilakukan, para jurnalis harus mampu menjaga kesehatan psikologis,

dengan berolahraga, istirahat yang cukup, berbagi pengalaman dengan

orang lain dan supervisi pekerjaan secara reguler. Bila perlu melakukan

konsultasi kepada profesional kesehatan mental, apabila membutuhkan

ruang untuk curhat tanpa dievaluasi.

3. Bagi para pembaca, perlu diketahui bahwa pentingnya psychological well-

being adalah agar manusia dapat menjalankan hidupnya dengan bahagia,

Page 124: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

111

tenang, dan mampu mengatasi segala masalah maupun tekanan yang

datang. Cara untuk menjaga kesehatan fisik yang sekaligus akan

berdampak pada kesehatan psikologis, antara lain: cukup istirahat, pola

makan yang baik, olahraga, mendapatkan sinar matahari yang cukup setiap

hari, berinteraksi sosial, serta batasi alkohol dan menghindari rokok.

Page 125: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

112

DAFTAR PUSTAKA

Aghababaei, N., & Arji, A. (2013). Well-being and the HEXACO model of

personality. Personality and Individual Differences, 56, 139-142.

Retrieved from http://dx.doi.org/10.1016/j.paid.2013.08.037

Alwisol. (2009). Edisi revisi: Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.

Anastasi, A., & Urbina, S. Psychological testing, seventh edition. Tes psikologi,

edisi ketujuh. Robertus Hariono S. Imam (terj). 2007. Jakarta: PT Indeks.

Ari. (2012). Forwakes akan adakan, diskusi psikologi jurnalisme.

http://medan.tribunnews.com/2012/01/31/forwakes-akan-adakan-diskusi-

psikologi-jurnalisme (Diakses pada Senin, 19 Agustus 2013)

Bambani, A., Rahardjo, A., Dwiyanto, I., Saefullah, A., & Wulandari, C.R.

(2013). Laporan tahunan (Aliansi Jurnalis Independen) AJI 2013, etika

media di tahun politik. Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

Indonesia.

Bartram, D., & Boniwell, I. (2007). The science of happiness: Achieving

sustained psychological well-being. Positive Psychology, In Practice, 29,

478-482.

Caprio. (1996). How to develop your sense of humor (221-227). Dubuque, IA:

Kendal & Hunt.

Chaplin, J.P. Dictionary of psychology. Kamus lengkap psikologi. Kartini Kartono

(terj). (2005). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Chatters, L., & Taylor, R. (1994). Religious involvement among older African

Americans. Dalam J.S. Levin (ed). Religion in aging and health. Newbury

Park CA: Sage Publications.

Costa, P.T., & McCrae, R.R. (1992). Normal personality assessment in clinical

practice: The NEO personality inventory. Psychological Assessment, 4 (1),

5-13. DOI: 10.1037/1040-3590.4.1.5.

112

Page 126: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

113

De Vries, R.E. (2011). No evidence for a general factor of personality in the

HEXACO personality inventory. Journal of Research in Personality, 45,

229-232. DOI: 10.1016/j.jrp.2010.12.002.

Feinstein, A., Owen, J., & Blair, N. (2002). A hazardous profession: War,

journalist, and psychopathology. (Am J Psychiatry; 159: 1570-1575).

London: Department of Psychiatry, University of Toronto and Sunnybrook

and Women’s College Health Sciences Centre; and the Freedom Forum

European Centre.

Friedman, H.S., & Schustack, M.W. Personality: Classic theories and modern

research (3rd edition). Kepribadian: Teori klasik dan riset modern (edisi

ketiga) jilid 1. Fransiska D.I., Maria H., Andreas P.P. (terj). (2006).

Jakarta: Erlangga.

Hasanat, N.U. & Subandi. (1998). Pengembangan alat kepekaan terhadap humor.

Jurnal Psikologi, XXV (1), 45-52.

Herzog, T.R., & Strevey, S.J. (2008). Contact with nature, sense of humor, and

psychological well-being. Environment and Behavior, 40 (6), 747-776.

DOI: 10.1177/0013916507308524.

Hidayat, F., & Prakosa, H. (1997). Motivasi berprestasi dan stres kerja wartawan

republika. Anima, XIII (49).

Hight, J., & McMahon, C. (2006). Dart center for journalism and trauma.

Meliput trauma: Panduan dart centre untuk para wartawan, redaktur dan

manajer. Universitas Washington, Seattle: Dart Centre Europe for

Journalism & Trauma.

Hodgkinson, L. (1991). Smile therapy: How smiling and laughter can change

your life (245-247). London: McDonald & Co. Pub., Ltd.

Horn, J.E.V., Taris, T.W., Schaufeli, W.B., & Schreurs, P.J.G.. (2004). The

structure of occupational well-being: A study among Dutch teachers.

Journal of Occupational and Organizational Psychology, 77, 365-375.

Page 127: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

114

Hurlock, E.B. Developmental psychology: A life-span approach, fifth edition.

Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan,

edisi kelima. Istiwidayanti, Soedjarwo, Ridwan M.S. (terj). (1980).

Jakarta: Erlangga.

Indra, N. N. (2013). Pengaruh psychological well-being dan dukungan sosial

terhadap tingkat stres petugas pemadam kebakaran di DKI Jakarta. Skripsi.

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

Ishwara, L. (2005). Catatan-catatan jurnalisme dasar. Jakarta: Kompas.

John, O.P., Robins, R.W., & Pervin, L.A. (2001). Handbook of personality:

Theory and research (3rd edition). New York: The Guilford Press.

John, O.P., & Srivastava, S. (1999). Chapter four: The big five trait taxonomy:

History, measurement, and theoretical perspectives. Dalam Lawrence A.

Pervin, Oliver P. John (ed). Handbook of personality: Theory and research

- 2nd ed. (102-138). New York: The Guilford Press

Kelly, W.E. (2002). An investigation of worry and sense of humor. Journal of

Clinical Psychology, 136, 657-666.

Lee, K., & Ashton, M.C. (2002). Six independent factors of personality variation:

A response to saucier. European Journal of Personality, 16, 63-75. DOI:

10.1002/per.433.

Lee, K., & Ashton, M.C. (2007). Empirical, theoretical, and practical advantages

of the HEXACO model of personality structure. The Society for

Personality and Social Psychology, Inc. PSPR, 11 (2), 150-166. DOI:

10.1177/1088868306294907.

Manan, A. (2011). Upah layak jurnalis: Survey upah layak AJI di 16 kota di

Indonesia. Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen.

Martin, R.A. (1998). Approaches to the sense of humor: A historical review.

Dalam W. Ruch (ed). The sense of humor: Explorations of a personality

characteristic (15-60). New York: Mouton de Gruyter.

Page 128: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

115

Martin, R.A. (2001). Humor, laughter, and physical health: Methodological issues

and research finding. Psychological Bulletin, 127 (4), 504-519. DOI:

10.1037//0033-2909.127.4.504.

Martin, R.A. (2003). Sense of humor. Dalam S.J. Lopez & C.R. Snyder (ed).

Positive psychological assessment: A handbook of models and measures

(313-326). Washington, DC: American Psychological Association.

Martin, R.A., Doris, P.P., Larsen, G., Gray, J., & Weir, K. (2003). Individual

differences in uses of humor and their relation to psychological well-

being: Development of the humor styles questionnaire. Journal of

Research in Personality, 37, 48-75.

Martin, R.A. (2007). The psychology of humor: An integrative approach.

Burlington, MA: Elsevier Academic Press.

Muflih, I. (1997). Kecenderungan perilaku pengambilan risiko dan pemberitaan

pada wartawan surat kabar harian. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas

Gajah Mada.

Munandar, A.S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI-Press.

Nurhayati, H. (2010). Pengaruh big five personality terhadap psychological well-

being remaja di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Madiun. Skripsi.

Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim.

Oktaviani, K. (2011). Ini dia profesi yang rentan perceraian.

http://wolipop.detik.com/read/2011/01/21/114029/1551547/857/ini-dia-

profesi-yang-rentan-perceraian?w992202858 (Diakses pada Senin, 19

Agustus 2013)

Peterson, C., & Seligman, M.E.P. (2004). Character strengths and virtues: A

handbook and classification. American Psychological Association, New

York: Oxford University Press.

Perez, J.A. (2012). Gender difference in psychological well-being among Filipino

college student samples. International Journal of Humanities and Social

Science, 2 (13), 84-93.

Page 129: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

116

Pratiwi, K. (2013). Catatan jurnalistik online Khestin Pratiwi. Perempuan &

Jurnalistik. http://khestin.blogspot.com/2013/04/artikel.html (Diakses

pada Minggu, 21 September 2014)

Rahadi, F. (2014). AJI: Gaji wartawan di Jakarta di bawah standar.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/04/30/mm2oka-aji-

gaji-wartawan-di-jakarta-di-bawah-standar (Diakses pada Minggu, 21

September 2014)

Rahayu, M.A. (2008). Psychological well-being pada istri kedua dalam

pernikahan poligami (studi kasus pada dewasa muda). Skripsi. Fakultas

Psikologi UI.

Rahmanadji, D. (2007). Sejarah, teori, jenis, dan fungsi humor. Bahasa dan Seni,

Tahun 35, Nomor 2. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Rathus, S.A. (2010). Psychology: Concepts and connections (10th edition). United

States: Wadsworth Cengage Learning.

Robbins, S.P., & Judge, T.A. Organizational behavior (12th ed). Perilaku

organisasi, edisi 12, buku 1. Diana A., Ria C., Abdul R. (terj). (2008).

Jakarta: Salemba Empat.

Roeckelein, J.E. (2002). Psychology of humor: A reference guide and annotated

bibliography. United States: Greenwood Press.

Rosadi, D. (2014). Mayoritas perusahaan media gaji wartawan Rp3 juta per

bulan. http://suara.com/news/2014/04/30/174307/mayoritas-perusahaan-

media-gaji-wartawan-rp3-juta-per-bulan/ (Diakses pada Minggu, 21

September 2014)

Rumondor, P.C.B. (2007). Hubungan dimensi humor styles dengan stres pada

mahasiswa tahun pertama. Skripsi. Fakultas Psikologi UI.

Ryff, C.D., & Keyes, C.L.M. (1995). The structure of psychological well-being

revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 69 (4), 719-727.

Page 130: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

117

Ryff, C.D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning

of psychological well-being. Journal of Personality and Social

Psychology, 57 (6), 1069-1081.

Ryff, C.D. (1989a). Beyond ponce de leon and life satisfaction: New directions in

quest of successful ageing. International Journal of Behavioral

Development, 12 (1), 35-55. DOI: 10.1177/016502548901200102.

Ryff, C.D., Keyes, C.L.M., & Shmotkin, D. (2002). Optimizing well-being: The

empirical encounter of two traditions. Journal of Personality and Social

Psychology, 82 (6), 1007-1022. DOI: 10.1037//0022-3514.82.6.1007.

Ryff, C.D. & Singer, B. (2002). From social structure to biology. Dalam C.R.

Snyder & S.J. Lopez. Handbook of positive psychology (541-555). Oxford:

Oxford University Press.

Ryff, C.D. (1994). Psychological well-being in adult life. Current directions in

psychological science. Retrieved from

http://midmac.med.harvard.edu/bullet3.html

Ryff, C.D. & Essex, M.J. (1992). The interpretation of life experience and well-

being: The sample case of relocation. Psychology and Aging, 7 (4), 507-

517.

Sarafino, E.P. & Smith, T.W. (2011). Health psychology: Biopsychosocial

interactions (7th edition). New York: John Wiley & Sons, Inc.

Schaefer, C.E. (2002). Play therapy with adults. Hoboken, NJ: John Wiley &

Sons.

Setianikusumah, R.W. (2013). Pengaruh sense of humor dan beban kerja terhadap

stres kerja karyawan PLN. Skripsi. Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, S. (2010). Psikologi kepribadian. Jakarta: Rajawali Press.

Page 131: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

118

Susanto, A. (2009). Waspadai burn-out bagi para pekerja.

http://female.kompas.com/read/2009/02/09/1228352/waspadai.burn-

out.bagi.para.pekerja (Diakses pada Minggu, 21 September 2014)

Sutanto, D. (2013). Di Asia Tenggara, gaji jurnalis Indonesia paling rendah.

http://www.merdeka.com/peristiwa/di-asia-tenggara-gaji-jurnalis-

indonesia-paling-rendah.html (Diakses pada Minggu, 21 September 2014)

Thorson, J.A. & Powell, F.C. (1993). Sense of humor and dimensions of

personality. Journal of Clinical Psychology, 49 (6), 799-809.

Thorson, J.A., Powell, F.C., Schuller, I.S., & Hampes, W.P. (1997). Psychological

health and sense of humor. Journal of Clinical Psychology, 53 (6), 605-

619.

Utomo, U.H.N. (2007). Peran teknologi media iklan dalam internalisasi nilai-nilai

pemahaman arti dan manfaat humor. Seminar Nasional Teknologi 2007

(SNT 2007). ISSN : 1978 – 9777. Yogyakarta: Fakultas Psikologi

Universitas Ahmad Dahlan.

Winarno, H.H. (2014). Hari pers nasional dan kekerasan terhadap jurnalis.

http://www.merdeka.com/peristiwa/hari-pers-nasional-dan-kekerasan-

terhadap-jurnalis.html (Diakses pada Senin, 19 Agustus 2013)

Witchel, E. (2005). To receive dangerous assignments and support CPJ.

Retrieved from

www.cpj.org/briefings/2005/DA_spring05/stress_DA/stress_DA.html

Page 132: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Kepada Yth. Responden Penelitian

Assalammualaikum Wr, Wb.

Saya Irliene Febriana adalah mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang sedang mengadakan penelitian tentang psychological well-being jurnalis dalam

rangka untuk memenuhi tugas akhir (skripsi).

Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi responden dalam

penelitian ini dan mengisi kuesioner sesuai dengan keadaan pada diri Saudara. Dalam kuesioner

ini tidak ada jawaban benar atau salah. Adapun informasi dan data Saudara akan sangat

bermanfaat bagi penelitian saya dan akan dijamin kerahasiaannya serta hanya digunakan untuk

kepentingan pengumpulan data.

Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Irliene Febriana

Page 133: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

IDENTITAS PRIBADI

Silahkan isi serta lingkari pilihan yang tersedia sesuai dengan diri Anda !

Nama / Inisial : .....................................

Jenis kelamin : L / P

Usia : ….... Tahun

Jabatan :

Reporter / Fotografer / Kameramen /

Editor / Lainnya, Sebutkan ! ...................

Lama Bekerja : .....................................

Penghasilan :

- 2 juta – 4 juta

- 5 juta – 7 juta

- > 7 juta

Berapa jam dalam sehari Anda harus

bekerja ?

- 5 – 11 jam/hari

- 12 – 18 jam/hari

- 19 – 24 jam/hari

Apakah menjadi jurnalis adalah pekerjaan yang Anda minati ? Ya / Tidak.

Apakah Anda bahagia selama bekerja menjadi jurnalis ? Ya / Tidak. Sebutkan alasannya secara

singkat ! ..............................................................................................................................................

Apakah Anda mencapai kepuasan hidup dengan bekerja sebagai jurnalis ? Ya / Tidak.

Jika Anda memiliki kesempatan, apakah Anda ingin mencari pekerjaan lain ? Ya / Tidak.

Jika Ya, pekerjaan apa yang ingin Anda tekuni selain menjadi jurnalis ? .........................................

Apakah menjadi jurnalis merupakan pekerjaan pokok Anda ? Ya / Tidak.

Jika Ya, apakah Anda memiliki pekerjaan sampingan ? Sebutkan ! .................................................

Jika Tidak, apakah pekerjaan pokok Anda ? ......................................................................................

PETUNJUK PENGISIAN SKALA

1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan teliti

2. Beri tanda checklist () pada kolom di sebelah kanan Anda pada setiap pernyataan yang

PALING SESUAI DENGAN KEADAAN SAUDARA.

3. Dalam hal ini TIDAK ADA JAWABAN BENAR ATAU SALAH. Semua jawaban

adalah baik.

Contoh :

Jika jawaban Anda Sesuai :

No. PERNYATAAN STS TS S SS

Saya menyukai olahraga.

Page 134: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

SKALA I

No. PERNYATAAN

Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai Sesuai

Sangat

Sesuai

1. Saya mudah dipengaruhi oleh pendapat orang lain.

2. Saya yakin dengan pendapat saya meskipun berbeda dengan

pendapat kebanyakan orang.

3. Saya menilai diri saya lebih penting dari orang lain.

4. Secara keseluruhan saya bertanggung jawab atas keadaan

dimanapun saya berada.

5. Tuntutan karena deadline sebuah berita sering membuat

saya tidak bersemangat.

6. Saya cukup baik dalam mengelola tanggung jawab saya

dalam akurasi sebuah berita saat pekerjaan sehari-hari.

7.

Saya pikir sangat penting untuk memiliki pengalaman baru

yang menantang cara saya untuk berpikir tentang diri saya

dan dunia.

8. Bagi saya, kehidupan adalah proses untuk terus belajar,

berubah, dan berkembang.

9. Saya menyerah untuk mencoba melakukan perubahan yang

lebih baik dalam kehidupan karir saya sebagai jurnalis.

10. Mempertahankan hubungan yang baik cukup sulit bagi saya

dan membuat saya frustasi.

11.

Orang-orang akan menilai saya sebagai pemberi info suatu

berita dan bersedia untuk berbagi dengan teman-teman

sesama jurnalis lainnya.

12. Saya tidak mempunyai hubungan yang baik dan saling

percaya dengan orang lain.

13. Saya hidup hanya untuk hari ini dan tidak berpikir untuk

masa depan.

14. Saya adalah orang yang memiliki tujuan hidup.

15. Saya kadang merasa sudah melakukan semua yang ada

untuk karir saya sebagai jurnalis.

16. Ketika saya melihat kehidupan saya, saya senang dengan

hal-hal yang telah berubah.

17 Saya menyukai sebagian besar aspek dari kepribadian saya.

18. Dalam banyak hal, saya merasa kecewa dengan pencapaian

dalam hidup saya, terutama pada karir saya sebagai jurnalis.

Page 135: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

SKALA II

No. PERNYATAAN Tidak

Pernah

Kadang-

Kadang Sering Selalu

1. Saya sering mencairkan suasana dengan hal-hal yang saya

katakan.

2. Menurut orang lain, saya mengatakan hal-hal yang lucu.

3. Saya memiliki ide yang cemerlang untuk membuat lelucon.

4. Saya bisa mengatakan hal-hal yang lucu untuk membuat orang

lain tertawa.

5. Terkadang saya memikirkan lelucon atau cerita lucu.

6. Saya cukup mahir/terampil untuk mengucapkan hal-hal yang

membuat orang lain takjub.

7. Saya yakin bahwa saya dapat membuat orang lain tertawa.

8. Orang lain memperhatikan saya karena saya dapat membuat

mereka kagum.

9. Saya menggunakan humor untuk menghibur teman saya saat

liputan.

10. Saya dapat merubah situasi yang tegang ketika liputan dengan

mengatakan sesuatu yang lucu.

11. Dengan humor saya dapat mengkontrol berbagai situasi

tertekan saat liputan.

12. Saya dapat menceritakan hal-hal yang lucu, hingga orang lain

mengalami sakit di leher dikarenakan tertawa.

13. Memanggil seseorang dengan sebutan “pelawak” sebenarnya

adalah penghinaan.

14. Saya suka lelucon yang bagus.

15. Ketika orang lain membuat lelucon, saya merasa tidak nyaman.

16. Saya tidak suka cerita humor.

17. Saya menghargai orang-orang yang humoris.

18. Dengan humor, saya merasa nyaman.

19. Saya dapat mencairkan suasana dengan hal-hal yang lucu.

20. Mengatasi situasi dengan melucu sebenarnya adalah suatu

kebodohan.

21. Humor membantu saya mengatasi tekanan karena deadline.

22. Humor adalah penyelesaian masalah yang buruk ketika saya

tertekan akibat deadline.

23. Humor membantu saya mengatasi situasi yang sulit saat

liputan.

24. Humor adalah cara terbaik dan elegan untuk menyesuaikan diri

saat liputan di tempat baru dengan orang-orang baru.

Page 136: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

SKALA III

No. PERNYATAAN

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

1. Saya merasa bosan saat mengunjungi sebuah galeri seni.

2. Saya merencanakan dan mengatur suatu hal diawal sebagai

bentuk antisipasi.

3. Saya jarang menyimpan dendam, walaupun pada orang yang

pernah menganiaya saya.

4. Secara keseluruhan, saya merasa cukup puas dengan diri saya

saat ini.

5. Saya merasa takut saat harus melakukan liputan dalam kondisi

cuaca buruk.

6.

Saya tidak akan menggunakan sanjungan untuk mendapatkan

kenaikan gaji atau promosi di tempat kerja, bahkan jika saya

pikir itu akan berhasil.

7. Saya tertarik untuk belajar tentang sejarah dan politik dari

negara-negara lain.

8. Saya sering memberi dorongan yang kuat pada diri sendiri

ketika berusaha mencapai suatu tujuan.

9. Orang-orang terkadang memberitahu saya bahwa saya terlalu

kritis terhadap orang lain.

10. Saya jarang mengungkapkan pendapat saya dalam pertemuan

kelompok.

11. Saya tidak mudah khawatir terhadap hal-hal kecil.

12. Jika saya tahu bahwa saya tidak akan pernah bisa tertangkap,

saya bersedia untuk mencuri sepuluh miliar rupiah.

13. Saya menikmati saat-saat menciptakan karya seni, seperti novel,

lagu, atau lukisan.

14. Ketika mengerjakan sesuatu, saya tidak terlalu memperhatikan

hal-hal kecil.

15. Orang-orang kadang mengatakan bahwa saya terlalu keras

kepala.

16. Saya lebih suka pekerjaan yang melibatkan interaksi sosial yang

aktif daripada bekerja sendirian.

17. Ketika saya meliput kejadian yang menyakitkan, saya

membutuhkan seseorang untuk membuat saya merasa nyaman.

18. Memiliki banyak uang tidak terlalu penting bagi saya.

19. Saya berpikir bahwa memperhatikan ide-ide radikal adalah

buang-buang waktu.

20. Saya membuat keputusan berdasarkan perasaan saat itu, bukan

pada pemikiran yang cermat..

21. Orang menganggap saya sebagai seseorang yang

temperamental.

22. Hampir setiap hari, saya merasa gembira dan optimis.

23. Saya ingin menangis ketika melihat orang lain menangis.

24. Saya berpikir bahwa saya berhak untuk lebih dihargai

dibandingkan orang pada umumnya.

25. Jika saya memiliki kesempatan, saya ingin menghadiri konser

musik klasik.

Page 137: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

26. Ketika bekerja dalam keadaan yang tidak teratur, saya kadang-

kadang mengalami kesulitan.

27. Sikap saya terhadap orang yang telah memperlakukan saya

dengan buruk adalah "memaafkan dan melupakan".

28. Saya merasa bahwa saya orang yang tidak terkenal.

29. Saya merasa takut ketika meliput suatu berita yang dapat

membahayakan fisik.

30. Jika saya ingin sesuatu dari seseorang, saya akan tertawa saat

orang tersebut melawak walaupun tidak lucu.

31. Saya tidak pernah benar-benar menikmati saat membaca buku-

buku mengenai ilmu pengetahuan.

32. Saya hanya melakukan jumlah minimum yang diperlukan dalam

melakukan suatu pekerjaan.

33. Saya cenderung lemah dalam menilai orang lain.

34. Dalam situasi sosial, saya biasanya menjadi orang yang

memulai melakukan sesuatu hal pertama kali.

35. Kekhawatiran saya lebih kuat dibandingkan kebanyakan orang

pada umumnya.

36. Saya tidak akan pernah menerima suap, bahkan jika itu sangat

besar.

37. Orang-orang sering mengatakan kepada saya bahwa saya

memiliki imajinasi yang baik.

38. Saya selalu mencoba untuk lebih teliti dalam pekerjaan saya,

walaupun harus mengorbankan waktu.

39. Saya biasanya cukup fleksibel terhadap pendapat saya sekalipun

ketika orang tidak setuju dengan saya.

40. Hal pertama yang saya selalu lakukan di tempat baru adalah

untuk mencari teman.

41. Saya dapat menangani situasi sulit saat liputan tanpa perlu

dukungan emosional dari orang lain.

42. Saya mendapatkan banyak kesenangan saat memiliki barang-

barang mewah yang mahal.

43. Saya suka orang-orang yang memiliki pandangan modern.

44. Saya membuat banyak kesalahan karena saya tidak berpikir

sebelum bertindak.

45. Kebanyakan orang cenderung untuk lebih cepat marah daripada

saya.

46. Kebanyakan orang pada umumnya lebih ceria dan dinamis

dibandingkan saya.

47. Saya merasakan emosi yang kuat ketika seseorang yang dekat

dengan saya akan pergi untuk waktu yang lama.

48. Saya ingin orang tahu bahwa saya orang penting dari status

yang tinggi.

49. Saya tidak menganggap diri saya sebagai seseorang yang artistik

atau kreatif.

50. Orang sering memandang saya sebagai seseorang yang

perfeksionis.

51. Saya jarang mengatakan sesuatu yang negatif, walaupun saat

orang lain membuat banyak kesalahan.

Page 138: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

52. Saya kadang-kadang merasa bahwa saya orang yang tidak

berharga.

53. Saya tidak akan merasa panik, walaupun dalam keadaan darurat.

54. Saya tidak akan berpura-pura untuk menyukai seseorang hanya

untuk mendapatkan keuntungan dari orang tersebut.

55. Menurut saya, membahas filsafat membosankan.

56.

Saya lebih memilih untuk melakukan apa pun yang muncul

dalam pikiran, daripada berdasarkan atas rencana yang telah

disusun.

57. Ketika orang mengatakan kepada saya bahwa saya salah, reaksi

pertama saya adalah berdebat dengan mereka.

58. Ketika saya berada di suatu kelompok, saya orang yang sering

berbicara atas nama kelompok.

59. Saya tetap tanpa emosi bahkan dalam situasi di mana

kebanyakan orang menjadi sangat sentimental

60. Saya akan tergoda untuk menggunakan uang palsu, jika saya

yakin bisa lolos dengan itu.

Page 139: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

LAMPIRAN

Page 140: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

Lampiran 3. Path Diagram Uji Validitas CFA LISREL

CFA Psychological Well-Being

CFA Humor Production

Page 141: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

CFA Social Uses of Humor

CFA Attitudes Toward Humor and Humorous People

CFA Uses of Humor for Coping

Page 142: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

CFA Honesty-Humility

CFA Emotionality

Page 143: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

CFA Extraversion

CFA Agreeableness

Page 144: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

CFA Conscientiousness

CFA Openness to Experience

Page 145: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

Lampiran 4. Hasil Regresi SPSS

Regresi Bersama

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 Usia, HH, IP1, AG, EMO, P2, Gender, SUH, ATH, CO, EX, UHC, OE, HP, P1, IP2a

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .585a .343 .263 7.67310 .343 4.331 16 133 .000

a. Predictors: (Constant), Usia, HH, IP1, AG, EMO, P2, Gender, SUH, ATH, CO, EX, UHC, OE, HP, P1, IP2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4079.435 16 254.965 4.331 .000a

Residual 7830.568 133 58.876

Total 11910.003 149

a. Predictors: (Constant), Usia, HH, IP1, AG, EMO, P2, Gender, SUH, ATH, CO, EX, UHC, OE, HP, P1, IP2

b. Dependent Variable: PWB

Page 146: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.610 10.140 .948 .345

HP .109 .099 .116 1.100 .273

SUH -.112 .104 -.116 -1.080 .282

ATH -.028 .097 -.024 -.290 .773

UHC .084 .089 .087 .944 .347

HH .225 .084 .217 2.667 .009

EMO .151 .086 .140 1.770 .079

EX .004 .095 .004 .045 .964

AG .038 .091 .035 .416 .678

CO .050 .094 .045 .530 .597

OE .374 .104 .337 3.594 .000

Gender -.705 1.428 -.037 -.493 .622

P1 -.180 1.965 -.010 -.091 .927

P2 -4.771 2.013 -.256 -2.370 .019

IP1 -5.237 2.302 -.294 -2.275 .025

IP2 -3.727 2.341 -.206 -1.592 .114

Usia 2.159 2.577 .063 .838 .404

a. Dependent Variable: PWB

Regresi Proporsi

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables Removed

Method

1 CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUHa

. Enter

2 OEa . Enter

3 Gendera . Enter

4 P1a . Enter

5 P2a . Enter

6 IP1a . Enter

7 IP2a . Enter

8 Usiaa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PWB

Page 147: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

Model Summary

Model

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

dimensi

on0

1 .445a .198 .146 8.26146 .198 3.833 9 140 .000

2 .509b .260 .206 7.96533 .062 11.603 1 139 .001

3 .512c .262 .203 7.98060 .003 .469 1 138 .495

4 .536d .287 .224 7.87423 .025 4.753 1 137 .031

5 .560e .313 .248 7.75544 .026 5.229 1 136 .024

6 .571f .326 .256 7.70965 .013 2.620 1 135 .108

7 .582g .339 .265 7.66457 .013 2.593 1 134 .110

8 .585h .343 .263 7.67310 .003 .702 1 133 .404

a. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH

b. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE

c. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender

d. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender, P1

e. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender, P1, P2

f. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender, P1, P2, IP1

g. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender, P1, P2, IP1, IP2

h. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender, P1, P2, IP1, IP2, Usia

Page 148: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

ANOVAi

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2354.772 9 261.641 3.833 .000a

Residual 9555.231 140 68.252 Total 11910.003 149

2 Regression 3090.948 10 309.095 4.872 .000b

Residual 8819.055 139 63.446 Total 11910.003 149

3 Regression 3120.789 11 283.708 4.455 .000c

Residual 8789.213 138 63.690 Total 11910.003 149

4 Regression 3415.519 12 284.627 4.590 .000d

Residual 8494.484 137 62.004 Total 11910.003 149

5 Regression 3730.034 13 286.926 4.770 .000e

Residual 8179.968 136 60.147 Total 11910.003 149

6 Regression 3885.783 14 277.556 4.670 .000f

Residual 8024.220 135 59.439 Total 11910.003 149

7 Regression 4038.097 15 269.206 4.583 .000g

Residual 7871.905 134 58.746 Total 11910.003 149

8 Regression 4079.435 16 254.965 4.331 .000h

Residual 7830.568 133 58.876 Total 11910.003 149

a. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH

b. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE

c. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender

d. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender, P1

e. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender, P1, P2

f. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender, P1, P2, IP1

g. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender, P1, P2, IP1, IP2

h. Predictors: (Constant), CO, AG, HP, EMO, ATH, HH, EX, UHC, SUH, OE, Gender, P1, P2, IP1, IP2, Usia

i. Dependent Variable: PWB

Page 149: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.421 9.009 1.490 .139

HP .105 .102 .112 1.023 .308

SUH -.066 .109 -.068 -.604 .547

ATH .038 .103 .032 .374 .709

UHC .180 .086 .187 2.084 .039

HH .222 .089 .215 2.492 .014

EMO .185 .088 .171 2.117 .036

EX -.063 .097 -.056 -.649 .518

AG -.069 .083 -.064 -.829 .408

CO .198 .096 .179 2.057 .042

2 (Constant) 2.221 9.288 .239 .811

HP .115 .099 .123 1.166 .246

SUH -.106 .106 -.110 -1.005 .317

ATH .015 .099 .012 .149 .881

UHC .085 .088 .088 .970 .334

HH .219 .086 .211 2.545 .012

EMO .139 .086 .128 1.622 .107

EX -.070 .093 -.062 -.747 .456

AG .083 .091 .078 .913 .363

CO .117 .096 .106 1.226 .222

OE .358 .105 .323 3.406 .001

3 (Constant) 3.066 9.387 .327 .744

HP .118 .099 .126 1.187 .237

SUH -.104 .106 -.108 -.984 .327

ATH .011 .100 .010 .115 .908

UHC .071 .090 .074 .785 .434

HH .224 .087 .217 2.592 .011

EMO .132 .086 .122 1.535 .127

EX -.071 .093 -.064 -.760 .448

AG .090 .092 .085 .979 .329

CO .114 .096 .103 1.187 .237

OE .367 .106 .331 3.457 .001

Gender -.999 1.460 -.053 -.685 .495

4 (Constant) 3.480 9.264 .376 .708

HP .134 .098 .144 1.372 .172

SUH -.112 .105 -.116 -1.070 .287

ATH .018 .098 .015 .181 .856

UHC .080 .089 .084 .902 .369

HH .201 .086 .194 2.331 .021

EMO .108 .086 .099 1.254 .212

EX -.063 .092 -.056 -.679 .498

AG .070 .091 .066 .766 .445

CO .095 .095 .086 .995 .321

OE .379 .105 .342 3.614 .000

Gender -.640 1.450 -.034 -.442 .660

P1 2.924 1.341 .164 2.180 .031

5 (Constant) 6.949 9.249 .751 .454

HP .122 .097 .131 1.265 .208

SUH -.109 .103 -.112 -1.051 .295

ATH -.006 .097 -.005 -.059 .953

UHC .067 .088 .070 .765 .446

HH .208 .085 .201 2.451 .016

Page 150: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

EMO .139 .086 .128 1.620 .107

EX -.054 .091 -.049 -.600 .550

AG .064 .090 .060 .711 .478

CO .088 .094 .079 .934 .352

OE .392 .103 .354 3.791 .000

Gender -.959 1.435 -.050 -.668 .505

P1 -.429 1.973 -.024 -.217 .828

P2 -4.650 2.033 -.249 -2.287 .024

6 (Constant) 7.312 9.198 .795 .428

HP .145 .097 .155 1.492 .138

SUH -.130 .103 -.135 -1.257 .211

ATH -.003 .097 -.002 -.030 .976

UHC .083 .088 .086 .939 .349

HH .210 .084 .203 2.492 .014

EMO .132 .085 .122 1.549 .124

EX -.025 .092 -.023 -.274 .785

AG .049 .090 .045 .539 .591

CO .063 .095 .056 .662 .509

OE .399 .103 .360 3.880 .000

Gender -.917 1.427 -.048 -.643 .521

P1 -.162 1.969 -.009 -.082 .935

P2 -4.663 2.021 -.250 -2.307 .023

IP1 -2.172 1.342 -.122 -1.619 .108

7 (Constant) 12.222 9.639 1.268 .207

HP .114 .098 .122 1.163 .247

SUH -.109 .104 -.113 -1.049 .296

ATH -.025 .097 -.021 -.256 .799

UHC .095 .088 .099 1.081 .282

HH .222 .084 .214 2.633 .009

EMO .145 .085 .134 1.705 .091

EX -.015 .092 -.013 -.159 .874

AG .030 .090 .028 .330 .742

CO .055 .094 .049 .581 .562

OE .370 .104 .334 3.565 .001

Gender -.823 1.420 -.043 -.580 .563

P1 -.066 1.958 -.004 -.033 .973

P2 -4.748 2.010 -.255 -2.362 .020

IP1 -5.187 2.299 -.291 -2.256 .026

IP2 -3.765 2.338 -.208 -1.610 .110

8 (Constant) 9.610 10.140 .948 .345

HP .109 .099 .116 1.100 .273

SUH -.112 .104 -.116 -1.080 .282

ATH -.028 .097 -.024 -.290 .773

UHC .084 .089 .087 .944 .347

HH .225 .084 .217 2.667 .009

EMO .151 .086 .140 1.770 .079

EX .004 .095 .004 .045 .964

AG .038 .091 .035 .416 .678

CO .050 .094 .045 .530 .597

OE .374 .104 .337 3.594 .000

Gender -.705 1.428 -.037 -.493 .622

P1 -.180 1.965 -.010 -.091 .927

Page 151: PENGARUH KEPRIBADIAN DAN SENSE OF HUMORrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27245/1/IRLIENE...PENGARUH KEPRIBADIAN DAN. SENSE OF. HUMO. R. TERHADA. P . PSYCHOLOGICAL

P2 -4.771 2.013 -.256 -2.370 .019

IP1 -5.237 2.302 -.294 -2.275 .025

IP2 -3.727 2.341 -.206 -1.592 .114

Usia 2.159 2.577 .063 .838 .404

a. Dependent Variable: PWB