pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen...
TRANSCRIPT
PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL DI KAWASAN PERPASARAN JAKARTA BARAT
Nailul Murod 1110092000049
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H
PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL DI KAWASAN PERPASARAN JAKARTA BARAT
Nailul Murod 1110092000049
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M / 1436 H
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Januari 2015
Nailul Murod 1110092000049
RIWAYAT HIDUP
DATA PERSONAL________________________________________________ _
Nama Lengkap : Nailul Murod Jenis Kelamin : Laki - Laki Tempat, Tanggal Lahir : Indramayu, 04 Desember 1992 Status : Belum Menikah Agama : Islam Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Blok Bojong, RT/RW 015/001, Kliwed,
Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat. Nomor Kontak/ : +62.87808884335 Email : n[dot]murod[at]yahoo[dot]com Motto Hidup : Berusaha yang terbaik dan bersyukur
dengan hasilnya.
PENDIDIKAN FORMAL___________________________________________ _
2010 – 2014 : S-1 Agribisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
2007 – 2010 : SMA Unggulan Da’i An-nur, Indramayu, Jawa Barat.
2004 – 2007 : SMP Negeri 1 Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat.
1998 – 2004 : SD Negeri Kliwed II, Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat.
1997 – 1998 : TK Raudlatul Islamiyah, Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat.
PENGALAMAN KERJA_____________________________________ _
Februari 2012 – Desember 2012 : PT. Deka Megah Rani Citra sebagai Editor pada proyek JOY 2 (DKT12-02)
Desember 2013 – Februari 2014 : Magang di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada Unit Pengelola Benih Sumber.
RINGKASAN
NAILUL MUROD, Pengaruh Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat. Di bawah bimbingan SITI ROCHAENI dan LILIS IMAMAH ICHDAYATI.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh diberlakukannya kran impor buah melalui Asean Free Trade Area (AFTA), Asean-China Free Trade Area (ACFTA) dan dengan banyaknya jenis pasar, mengakibatkan perdagangan buah semakin terbuka lebar, baik buah impor ataupun buah lokal. Persaingan pemasaran buah sangat mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah,dimana kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap suatu produk berpengaruh pada perilaku mengkonsumsi buah lokal.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pengaruh kesadaran konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat, (2) Mengetahui pengaruh persepsi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat, (3) Mengetahui pengaruh preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat, (4) Mengetahui pengaruh persepsi, kesadaran, dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat.
Lokasi penelitian pada Pasar Tradisional Slipi, Hypermart Puri Indah, Supermarket Kebon Jeruk, Minimarket di daerah Kembangan, dan Toko Khusus Buah Rezeky Fresh Fruit Center, besarnya sampel dapat ditentukan sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Teknik pengukuran data menggunakan skala likert. Analisis data menggunakan Analisis deskripsi tabulasi yang diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 dan analisis regresi berganda, uji F, uji t, dan uji asumsi klasik.
Diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : (1) Variabel Kesadaran Konsumen (X1) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat, (2) Variabel Persepsi Konsumen (X2) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat, (3) Variabel Preferensi konsumen (X3) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat, (4) dan terdapat pengaruh nyata secara simultan variabel kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat. Dari hasil uji determinasi (R2) sebesar 0,535, yang berarti 53,5% variasi variabel Kesadaran (X1), Persepsi (X2), Preferensi (X3) menjelasakan model Perilaku Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat, sisanya 46,5% variasi variabel tidak dijelaskan dalam model.
Kata Kunci : Pengaruh, Perilaku Konsumen, Buah Lokal , Kesadaran,
Persepsi, Preferensi, Analisis Regresi Linier Berganda
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
hanya berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusunan skripsi “Kesadaran, Persepsi,
dan Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat” bisa berjalan dengan lancar.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Pertanian di Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta sebagai salah satu sarana untuk memperdalam
pengetahuan yang telah didapatkan di masa perkuliahan.
Skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak baik secara langsung mapun tidak langsung. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Siti Rochaeni, MSi selaku pembimbing 1 dan Ibu Dr. Lilis Imamah
Ichdayati selaku pembimbing 2 yang sudah memberikan arahan, pengetahuan
yang sangat berharga dan kesabaran dalam membimbing skripsi.
2. Bapak Dr. Akhmad Riyadi Wastra, MM dan Bapak Akhmad Mahbubi, MM
selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak kritik dan masukan
untuk perbaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Acep Muhib, MM selaku Ketua Program Studi Agribisnis UIN
Syarif Hidayatullah - Jakarta.
4. Ibu Rizki Adi Puspita Sari, MM selaku sekretaris program studi Agribisnis
dan pembimbing akademik, yang memberikan motivasi, bimbingan, dan
arahan untuk kelancaran studi selama ini.
ix
5. Seluruh bapak, ibu dosen dan staf program studi Agribisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat berharga selama masa perkuliahan.
6. Mama (Ayahanda) H. Makhsuni (Alm.) tercinta yang sudah banyak
mengajarkan makna kehidupan.
7. Bapak Kataba dan Ibu Hj. Khomsinah, Yayu Wati, Yayu Pus, Kang Fadil,
Kang Aulan dan keluarga besar yang telah memberikan Do’a, motivasi,
dukungan material maupun spiritual hingga penyelesaian skripsi.
8. Pihak Pemprov DKI Jakarta, dan Pemkot Jakarta Barat yang sudah membantu
memberikan data untuk kelancaran skripsi ini.
9. Seluruh responden yang telah berkenan untuk diwawancara.
10. Sahabat-sahabatku Opik, Fariz, Epul, Ryane, Jordan, Arif, dan Manyu yang
telah memberikan dukungan, kebersamaan, dan kritik yang membangkitkan
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Temen-temen Agribisnis 2010 terkhusus Deni, Mulki, Inay, Teguh, Bagus,
Ridwan, Ubay dan Nira yang telah banyak membantu dan memberikan
kenangan di masa perkuliahan.
12. Seluruh pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari
sempurna, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Jakarta, Januari 2015
Nailul Murod,
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSATAKA
2.1. Kesadaran Konsumen ................................................................. 8
2.2. Persepsi Konsumen ................................................................... 11
2.3. Preferensi Konsumen ................................................................ 18
2.4. Perilaku Konsumen ................................................................... 20
2.4.1. Model Perilaku Konsumen .............................................. 21 2.4.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen ....................................................................... 22 2.4.3. Variabel dalam Mempelajari Perilaku Konsumen ............ 23
2.5. Pengembangan Buah Lokal ....................................................... 25
2.6. Penelitian Terdahulu ................................................................. 27
2.7. Kerangka Pemikiran.................................................................. 31
2.8. Hipotesis ................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
a. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 34
b. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 34
c. Metode Pengambilan Sampel .................................................... 35
d. Validasi Model ......................................................................... 36
xi
3.4.1 Pengujian Kuisioner ......................................................... 37 1. Validitas ........................................... 37
3.4.1.2 Reabilitas ............................................................. 37 3.4.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................ 38
1. Uji Normalitas.......................................... 38 3.4.2.2 Uji Multikolinieritas ............................................. 39 3.4.2.3Uji Heteroskedastisitas .......................................... 39
e. Analisis Regresi Linier Berganda .............................................. 40
f. Definisi Operasional Variabel ..... ............................................. 42
g. Alat Penelitian dan Pengukuran .. ............................................. 44
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
a. KondisiFisik Daerah Jakarta Barat ............................................ 47
4.1.1. Keadaan Geografis .......................................................... 47 4.1.2.Iklim ................................................................................ 48 4.1.3.Luas Wilayah ................................................................... 49 4.1.4.Penggunaan Tanah ........................................................... 49
b. Keadaan Sosial Ekonomi .......................................................... 50
4.2.1. Pemerintahan .................................................................. 50 4.2.2.Visi, Misi, dan Tujuan ...................................................... 50 4.2.3.Tenaga Kerja .................................................................... 51 4.2.4. Penduduk ........................................................................ 52 4.2.5. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ................ 54
c. Perpasaran Jakarta Barat ........................................................... 55
4.2.1. Pasar Tradisional ............................................................. 56 4.2.2. Pasar Modern .................................................................. 57
d. Karakteristik Responden ........................................................... 58
4.4.1. Jenis Kelamin Responden ................................................ 58 4.4.2. Usia Responden............................................................... 59 4.4.3. Status Pernikahan Responden .......................................... 59 4.4.4. Jenis Pekerjaan Responden .............................................. 60 4.4.5. Pendapatan Responden .................................................... 61
4.5. Tanggapan Responden Terhadap Variabel ................................ 62
4.5.1.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kesadaran Konsumen (X1) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat .................................................. 62
4.5.2.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Persepsi Konsumen (X2) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ................................................................................ 65
xii
4.5.3.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Preferensi Konsumen (X3) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat .................................................................... 68
4.5.4.Tanggapan Responden Terhadap Variabel Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buahl Lokal(Y) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ............................... 71
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Kesadaran Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ............................................ 75
5.2. Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ............................................ 77
5.3. Pengaruh Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku
Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ............................................ 78
5.4. Pengaruh Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi
Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ............................................................................. 80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan ............................................................................... 83
b. Saran ........................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Hal.
1 Langkah-Langkah antara Evaluasi Alternatif dan Kesadaran Konsumen .............................................................................................. 10
2 Skema Proses Persepsi ........................................................................... 13 3 Hubungan Variabel Stimulus, Intervening dan Respon ........................... 24 4 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................... 32 5 Peta Wilayah Kotamadya Jakarta Barat .................................................. 48
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Hal. 1 Data Impor Komoditi Buah di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012
sampai dengan Oktober 2014 .................................................................... 2 2 Model Perilaku Konsumen ..................................................................... 22 3 Tingkat Kebutuhan dan Produksi Buah-Buahan di Indonesia dari
Tahun 2005 sampai dengan 2009 ............................................................ 26 4 Alat Penelitian dan Pengukuran .............................................................. 45 5 Jumah Penduduk Wilayah Administrasi Jakarta Barat ........................... 53 6 Perkembangan PDRB Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun
2011-2013 .............................................................................................. 55 7 Data Pasar Tradisional dan Modern ........................................................ 56 8 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ..................................................... 58 9 Distribusi Responden Menurut Usia di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................... 59 10 Distribusi Responden Menurut Status Pernikahan di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ..................................................... 60 11 Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ..................................................... 60 12 Distribusi Responden Menurut Pendapatan di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ..................................................... 61 13 Nilai Rata-Rata Variabel Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi
Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat .................................... 62 14 Kriteria Analisis Deskripsi ...................................................................... 62 15 Statistik Variabel Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen
di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat ...................................................... 63 16 Distribusi Frekuensi Kesadaran (X1) di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................... 63
xv
17 Nilai Rata-Rata Kesadaran di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ............................... 65
18 Distribusi Frekuensi Persepsi (X2) di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................... 66 19 Nilai Rata-Rata Persepsi di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan
Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ................................................. 68 20 Distribusi Frekuensi Preferensi (X3) di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................... 69 21 Nilai Rata-Rata Preferensi di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan
Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ................................................. 70 22 Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal (Y) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................................................... 71
23 Nilai Rata-Rata Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014 ....................................................................... 73
24 Hasil Regresi Berganda Variabel Kesadaran, Persepsi, dan
Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Mengkonsumsi Buah Lokal Hasil Analisis Regresi .................................................................. 83
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Hal. 1 Kuisioner Penelitian ............................................................................... 88 2 Tabulasi Data Kesadaran ........................................................................ 93 3 Tabulasi Data Persepsi ........................................................................... 96 4 Tabulasi Data Preferensi ......................................................................... 99 5 Tabulasi Data Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal .................................................................................................... 102 6 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Model Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal ........................................................ 105 7 Hasil Uji Asumsi Klasik Model Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal .................................................................. 106 8 Hasil Analisis Regresi Berganda Model Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal ........................................................ 108 9 Data Lokasi Pasar Tradisional di Kawasan Perpasaran Jakarta
Barat..................................................................................................... 109 10 Data Lokasi Pasar Modern Hypermarket di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat ......................................................................................... 111 11 Data Lokasi Pasar Modern Supermarket di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat ......................................................................................... 112 12 Data Rekapitulasi Minimarket Alfamidi di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat ......................................................................................... 113 13 Daftar Nama Toko Khusus Buah di Wilayah Kota Jakarta Barat ........... 114 14 Surat Keputusan Walikota Administrasi Jakarta Barat .......................... 115
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) 1 Januari 2002
secara penuh untuk negara Association of South East Asia Nation (ASEAN)
menyebabkan banyak sekali buah-buah impor yang masuk ke Indonesia. AFTA
merupakan bentuk kesepakatan negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu
kawasan bebas perdagangan ASEAN dimana tarif hingga menjadi 0-5% dan
penghapusan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Selain itu, sejak tanggal 1
Januari 2010 dibuka juga perdagangan bebas Asia-China atau Asean-China Free
Trade Area (ACFTA). Hal tersebut juga menambah banyaknya buah impor yang
masuk ke Indonesia sekaligus mencukupi penyediaan buah dalam negeri.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Hortikultura (2013 : 1), nilai total impor
buah tahun 2012 sebesar US$ 816.541.098 masih lebih tinggi dibandingkan nilai
ekspor buah yang hanya mencapai US$ 172.361 atau 0,22% dari nilai total impor
buah.
Dalam kurun waktu tahun 2012 – 2014, buah impor yang sudah masuk di
Provinsi DKI Jakarta mencapai 793.172.175 ton dengan nilai US $ 1.055.599.740.
Jumlah volume buah impor tiap tahun yang masuk di Provinsi DKI Jakarta
berfluktuatif, dikarenakan jumlah jenis buah impor tiap tahunnya berbeda-beda.
Pada tahun 2012 mencapai 28 jenis buah impor yang masuk ke Provinsi DKI
Jakarta dengan volume sebesar 488.734.408 ton dengan nilai US $ 569.505.881.
Pada tahun 2013 volume dan nilai buah impor menurun dari tahun sebelumnya,
sebesar 138.587.542 ton dan US $ 235.025.787 yang diikuti penurunan jumlah
2
jenis buah impor sebanyak 18 jenis buah impor. Namun pada tahun 2014 hingga
bulan Oktober volume dan nilai buah impor kembali naik yang mencapai
165.850.225 ton dan US $ 251.068.072 dari kontribusi 16 jenis buah impor yang
memasuki Provinsi DKI Jakarta. Data volume dan Nilai buah impor disajikan
pada Tabel 1.
Tabel 1 Data Impor Komoditi Buah di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 – Oktober 2014
Banyaknya 2012 2013 2014* Total
Volume (Ton) 488.734.408 138.587.542 165.850.225 793.172.175
Nilai (US$) 569.505.881 235.025.787 251.068.072 1.055.599.740
Ket : *dari bulan Januari-Oktober 2014 Sumber : Kementerian Pertanian, 2014 : 1-3 (diolah)
Dengan banyaknya volume buah impor di DKI Jakarta hingga bulan
Oktober 2014, tidak mengejutkan apabila pedagang buah lebih banyak menjual
buah impor dibandingkan buah lokal dikarenakan ketersediaan buah impor yang
mendominasi pasar terutama di daerah metropolitan seperti Kota Jakarta
Administrasi Barat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Administrasi
Jakarta Barat Tahun 2014, sub-sektor perdagangan mampu memberikan
kontribusi sumbangan terbesar dalam PDRB Kota Administrasi Jakarta Barat
Tahun 2013, yaitu sebanyak 20,05%. Mengingat mayoritas mata pencaharian
penduduk kota Jakarta Barat adalah berdagang yang mencapai 33,28%
(Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat, 2014 : 1), dan banyaknya volume di
Provinsi DKI Jakarta tersebut, mengakibatkan kondisi perdagangan buah impor di
Kota Jakarta Barat terbuka lebar, mulai dari pasar tradisional maupun dipusat
perdagangan buah yang dikuasai oleh perpasaran swasta (modern).
3
Kota Administrasi Jakarta Barat sendiri terdapat banyak pusat
perdagangan buah diantaranya Rumah Buah Total Buah Segar, Raja Buah, Duta
Buah, Rezeky Fruit Fresh Mart, Jakarta Fruit Market, dan ditambah perpasaran
swasta Hypermarket yang mencapai 8 gerai, Supermarket 6 gerai, Mini Merket
Brand Alfa Midi yang mencapai 12 gerai, dan Pasar Tradisional yang mencapai
27 unit yang tentunya di dominasi dengan klasifikasi pasar Lingkungan (Lampiran
9 - 13). Pasar Lingkungan adalah pasar binaan PD Pasar Jaya yang ruang lingkup
pelayanannya meliputi satu lingkungan pemukiman di sekitar pasar tersebut dan
jenis barang yang diperdagangkan terutama kebutuhan sehari-hari (Keputusan
Gubernur DKI Jakarta No. 44 Tahun 2003). Dimana kebutuhan sehari-hari
tersebut mencakup produk holtikurtura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Dengan banyaknya jenis pasar di Jakarta Barat tersebut memberikan
keuntungan bagi konsumen karena konsumen memiliki banyak tempat berbelanja
buah yang lebih bervariasi. Konsumen yang rasional akan berusaha memilih
tempat berbelanja yang dapat memberikan tingkat kepuasan kepadanya sehingga
setiap pasar memiliki segmen dan perilaku konsumen yang berbeda-beda.
Menurut Kotler dan Keller (2008 : 214) mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,
menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
Kesadaran dapat dikatakan sebagai tahap pertama dari proses adopsi
terhadap suatu produk atau ide baru. Kesadaran mengenai produk hanya sebatas
kesadaran konsumen atas keberadaan suatu produk, namun informasi yang
diketahui seputar produk tersebut masih sangat sedikit. Kesadaran atas suatu
4
produk dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan tentang atribut produk baru,
pengalaman konsumsi di masa lalu, dan juga keinovatifan seseorang.
Menurut Simamora (2002 : 102) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dengan mana seorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan
menginterpretasikan stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dengan
menyeluruh. Persepsi tidak saja penting dalam tahapan pemprosesan informasi
melalui stimuli namun juga berperan pada pasca konsumsi produk yaitu ketika
konsumen melakukan evaluasi atas keputusan pembeliannya. Apakah konsumen
merasa puas atau sebaliknya, penilaian inipun tidak lepas dari persepsi mereka.
Preferensi konsumen merupakan suatu cara praktis untuk menggambarkan
bagaimana orang lebih suka terhadap suatu barang lebih dari yang lain (Pindyc
dan Rubenfield, 2002 : 64). Menurut Elizabeth dan Sanjur (1982) dalam Suharjo
(1989 : 186) ada tiga faktor utama yang mempengaruhi konsumsi pangan dalam
hubungannya dengan preferensi yaitu karakteristik individu (umur, jenis kelamin,
suku, pendapatan), karakteristik makanan (rasa, warna, harga) dan karakteristik
lingkungan (musim, pekerjaan, dan tingkat sosial didalam masyarakat).
Pengaruh dari kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal adalah bahwasanya
konsumen diasumsikan mampu membuat peta posisi pemikiran yang merupakan
gambaran kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen sebagai penuntun dalam
keputusan mengkonsumsi buah lokal. Oleh karena itu, agar buah lokal mampu
bersaing secara optimal, maka produksi buah lokal harus tetap memperhatikan
kesadaran, persepsi dan preferensi masyarakat setempat khususnya masyarakat di
Jakarta Barat.
5
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan
yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh kesadaran konsumen terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat?
2. Bagaimana pengaruh persepsi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat?
3. Bagaimana pengaruh preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat?
4. Apakah terdapat pengaruh kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen
terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan
perpasaran Jakarta Barat?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh kesadaran terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat.
2. Mengetahui pengaruh persepsi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat.
3. Mengetahui pengaruh preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran Jakarta Barat.
6
4. Mengetahui pengaruh persepsi, kesadaran, dan preferensi konsumen terhadap
perilaku kosnumen dalam mengkonsumsi buah lokal dikawasan perpasaran
Jakarta Barat.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Membantu konsumen dalam memutuskan buah yang akan dikonsumsi sesuai
dengan selera mereka.
2. Mendukung pemerintah dalam program menggalakkan konsumsi buah lokal,
menetapkan kebijakan dan undang-undang untuk perlindungan konsumen.
3. Sarana bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang di peroleh dari
universitas dengan mengamati gejala-gejala dan perubahan-perubahan yang
terjadi dimasyarakat.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka penelitian
hanya difokuskan pada pengkajian kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen
terhadap konsumsi buah lokal segar. Maka penulis akan membatasi permasalahan
sebagai berikut :
1. Daerah Jakarta Barat yang dominan adalah perdagangan maka dipilih
perpasaran sebagai objek penelitian.
2. Kawasan penelitian dibatasi pada kawasan perpasaran swasta di antaranya :
hypermarket, supermarket, minimarket, toko khusus buah, dan kawaan pasar
yang dikelola oleh pemerintah yaitu pasar daerah/tradisional di daerah Jakarta
Barat.
7
3. Responden adalah masyarakat Jakarta Barat yang sudah memiliki pendapatan
dan berbelanja buah segar di jenis pasar diatas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kesadaran Konsumen
Kesadaran dapat dikatakan sebagai tahap pertama dari proses adopsi
terhadap suatu produk atau ide baru. Menurut Kamus Bahasa Indonesia (1982 :
847), kesadaran adalah keadaan tahu, keadaan mengerti dan merasa. Pengertian
ini juga merupakan kesadaran dari diri seseorang maupun kelompok. Kesadaran
mengenai produk hanya sebatas kesadaran konsumen atas keberadaan suatu
produk, namun informasi yang diketahui seputar produk tersebut masih sangat
sedikit.
Kesadaran yang dialami individu tidak datang begitu saja. Kesadaran atas
suatu produk dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan tentang atribut produk baru,
pengalaman konsumsi di masa lalu, dan juga keinovatifan seseorang. Biasanya
konsumen akan mencari informasi mengenai produk yang diminatinya serta yang
sesuai dengan kebutuhannya sehingga terbentuklah kesadaran atas keberadaan
produk. Kesadaran konsumen mengenai suatu produk diukur untuk mengetahui
sejauh mana pengetahuan konsumen yang disasar mengenai keberadaan produk
tersebut (Peter & Olson, 1996 : 168).
Menurut Sutisna (2002 : 17) proses pengambilan keputusan melalui tahap-
tahap yang disebut sebagai prespektif experiencial dan prespektif behavioral
influence. Kesadaran konsumen yang didasarkan atas prespektif experiental
adalah proses pengambilan keputusan yang berkisar di sekitar tujuan konsumen
untuk membangkitkan emosi dan perasaanya. Hal ini dihasilkan dari adanya
kebutuhan manusia pada perasaan-perasaam dan emosinya.
9
Terdapat dua jenis pembelian ditinjau dari prespektif experiencial, yaitu :
1. Purchase impulse terjadi ketika konsumen mengambil kesadaran konsumen
yang mendadak. Dorongan untuk melakukan pembelian begitu kuat, sehingga
konsumen tiidak lagi berfikir rasional.
2. Pembelian yang sifatnya variety seeking yaitu pembelian dilakukan ketika
konsumen melakukan pembelian secara spontan dan bertujuan untuk mencoba
barang baru dari suatu produk. Pembelian yang bersifat variety seeking ini
tidak didorong oleh adanya ketidakpuasan atas pembelian yang telah
dilakukan, tetapi lebih didasarkan atas reaksi belanja yang bertujuan
mengurangi kebosanan dengan membeli barang baru dari suatu produk.
Sedangkan kesadaran konsumen yang disadari prespektif behavioral
influence mendasarkan pada alasan bahwa kesadaran konsumen dipengaruhi oleh
lingkungan yang mengitarinya. Lingkungan dimana konsumen berada akan
mempengaruhi perilaku dalam kesadaran konsumen, karena suatu lingkungan
yang ada meningkatkan hasrat konsumen untuk ingin memiliki dari apa yang
dirasakan sebagai pertimbangan untuk menyesuaikan dari apa yang ada
disekitarnya.
Menurut Kotler (2006:187) meskipun konsumen membentuk evalusai
suatu produk, dua faktor utama dapat menghalangi diantara niat beli (purchase
intention) dan kesadaran konsumen (customer awareness). Faktor yang pertama
adalah sikap orang lain (attitude of others), yaitu tingkat dimana sikap orang lain
yang mengurangi persepsi ataupun preferensi terhadap sebuah alternatif yang
bergantung pada dua hal :
10
1. Intensitas sikap negative orang lain terhadap alternatif preferensi konsumen
dan
2. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
Adanya pengaruh negative yang lebih kuat dari orang lain dan kedekatan
orang lain kepada konsumen maka konsumen akan lebih menyesuaikan niat
belinya.
Faktor yang kedua adalah situasi yang tidak terantisipasi (unanticipated
situational factors) yang sewaktu-waktu dapat mengubah niat beli. Suatu
kesadaran diharapkan bisa berujung pada adopsi terus-menerus. Jika produk
yang ada berupa barang, maka memilih produk berarti membeli produk dan
mempelajari bagaimana cara menggunakannya serta kemudian
mempertahankannya. Jika produk yang ada berupa ide, maka memilih produk
berarti konsumen tersebut setuju dengan suatu ide. Seperti yang digambarkan
pada Gambar 1.
Gambar 1 Langkah-langkah antara Evaluasi Alternatif dan Kesadaran Konsumen Sumber : Kotler, 2006:187
Evaluasi Alternatif
Niat Beli
Sikap Orang Lain (attitude of others)
Situasi yang Tidak Terantisipasi (unanticipated situational factors)
Kesadaran Konsumen
11
2.2. Persepsi Konsumen
Persepsi merupakan proses yang kompleks. Secara etimologi persepsi
berasal dari bahasa latin perceptio yang berarti menerima atau mengambil.
Persepsi adalah suatu proses, dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan,
dan mengintrepretasikan stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan
menyeluruh (Simamora, 2008: 102). Persepsi sebagai proses dimana dalam
proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan stimuli menjadi suatu yang
bermakna (Schiffman dan Kanuk dalam Suryani, 2008 : 97).
Persepsi merupakan cara bagaimana konsumen memberi makna pada
rangkaian rangsangan dan ini adalah proses kognisi. Ketika konsumen melakukan
interpretasi pada sebuah iklan yang dilihatnya maka terjadi proses kognisi dalam
benak konsumen. Persepsi tidak saja penting dalam tahapan pemprosesan
informasi namun juga berperan pada pasca konsumsi produk yaitu ketika
konsumen melakukan evaluasi atas keputusan pembeliannya. Apakah konsumen
merasa puas atau sebaliknya, penilaian inipun tidak lepas dari persepsi mereka.
Persepsi adalah bagaimana kita melihat dunia sekitar kita. Persepsi
didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur
dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai
dunia (Schiffman, et all , 2004 : 137).
Menurut Simamora (2002 : 102) persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dengan mana seorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan
menginterprestasikan stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dengan
menyeluruh.
12
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (1996:156) mengemukakan
bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat
berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai
stimulus yang ada. Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku
seseorang dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah
satu cara mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi
konsumen terhadap suatu produk.
Persepsi sebagai proses dimana dalam proses tersebut individu memilih,
mengorganisasikan dan mengintepretasikan stimuli menjadi sesuatu bermakna.
Suatu proses persepsi akan diawali oleh stimuli yang mengenai indera kita.
Stimuli yang menimbulkan persepsi bisa bermacam-macam bentuknya, asal
merupakan sesuatu yang langsung mengenai indera kita, seperti segala sesuatu
yang bisa dicium, segala sesuatu biisa dilihat, segala sesuatu yang bisa didengar,
segala sesuatu yang bisa diraba. Stimuli ini akan mengenai organ (organ manusia
yang menerima input stimuli atau indera).
Persepsi pada hakekatnya merupakan proses psikologis yang kompleks
yang juga melibatkan aspek fisiologis. Proses psikologis penting yang terlibat
dimulai adanya aktivitas memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasikan
sehingga konsumen dapat memberikan makna atas suatu obyek. Usaha apapun
yang dilakukan pemasar tidak akan punya arti kalau konsumen tidak
mempersepsikan secara tepat seperti yang dikehendaki oleh pemasar.
Menurut Suryani (2008 : 102) proses persepsi ini dapat digambarkan
seperti yang disajikan pada skema berikut :
13
Gambar 2 Skema Proses Persepsi Sumber : Suryani, 2008:102
Gambar 2 memperhatikan bahwa terdapat tiga proses penting dalam
persepsi yaitu menseleksi (memilih) stimuli, mengorganisasikan dan
mengintepretasikan stimuli tersebut agar memiliki arti atau makna.
1. Seleksi
Proses persepsi diawali dengan adanya stimuli yang mengenai panca indera
yang disebut sebagai sensasi. Stimuli ini beragam bentuknya dan akan selalu
membombardir indera konsumen. Jika dilihat dari asalnya, stimuli ada yang
berasal dari luar individu (seperti warna, aroma, rasa, dan lain-lain) serta
Dipengaruhi oleh factor eksternal&internal
PRINSIP :
Ebankosur selektif
Perhatian Selektif
Bertahan secara perseptual
Menutup secara perseptual
Penampilan fisik
Sterotype
Tanda—tanda yang tidak relevan
Kesan pertama
Meloncat pada kesimpulan
Efek Halo
SELEKSI
ORGANISASI
INTERPRETASI
Dasar :
Gambar dan latarbelakang
Pengelompokkan
Menyelesaikan
Stimulus
RESEPTOR
14
berasal dari diri individu seperti harapan, kebutuhan dan pengalaman. Dalam
perilaku konsumen stimuli yang berpengaruh pada persepsi konsumen adalah
semua usaha-usaha yang dilakukan oleh pemasar melalui strategi pemasarnya.
Seperti yang disajikan pada Gambar 2, proses seleksi ini akan dipengaruhi
oleh 4 prinsip :
a. Ebankorus selektif
Konsumen cenderung akan memilih tayangan atau apa yang dilihat dan
dirasakannya secara selektif. Tidak semua yang mengenai dirinya akan
dipilih. Berbagai informasi yang ada di ingatannya akan mempengaruhi
pemilihannya.
b. Perhatian selektif
Konsumen dapat memperhatikan stimuli secara sengaja dan tidak sengaja.
Perhatian secara sengaja akan terjadi jika konsumen secara sadar dan aktif
memperhatikan pada stimuli. Jika konsumen mempunyai keterlibatan tinggi
terhadap suatu produk, maka konsumen akan melakukan perhatian selektif.
Konsumen akan aktif mencari informasi mengenai produk dari berbagai
informasi.
c. Bertahan secara perseptual
Tayangan berbagai iklan juga tidak diperhatikan semuanya oleh konsumen,
karena ada bertahan secara perseptual. Konsumen secara tidak sadar akan
melindungi dirinya dari stimuli yang dianggap dapat membahayakan atau
tidak mengenakkan dirinya. Konsumen juga akan melindungi dirinya dari
stimuli yang tidak sesuai dengan kebutuhan, keyakinan, dan nilai-nilainya.
15
d. Menutup secara perseptual
Pada saat konsumen ditayangkan dengan banyak iklan, konsumen akan
melindungi dirinya dari serbuan yang mengenainya. Konsumen akan
menahan berbagai stimuli dengan kesadarannya.
2. Pengorganisasian
Setelah konsumen memilih iklan stimuli mana yang diperhatikan, konsumen
akan mengorganisasikan stimuli yang ada. Konsumen akan mengelompokkan,
menghubungkan stimuli yang diihatnya agar dapat di interpretasikan, sehingga
mempunyai makna.
Prinsip dasar penting dalam pengorganisaian ini meliputi :
a. Gambar dan latarbelakang
Agar stimuli yang diperhatikan dapat mudah untuk diberi makna, konsumen
akan menghubungkan dan mengaitkan antara gambar dengan dasar,
mengaitkan antara apa yang ada dengan konteksnya sehingga punya makna.
Prinsip ini menyatakan bahwa obyek yang ditanggapi muncul terpisah dari
latarbelakang umum obyek tersebut.
b. Pengelompokkan
Konsumen cenderung akan mengelompokkan obyek stimuli yang mempunyai
kemiripan menjadi satu kelompok. Dalam pengelompokkan ini terdapat tiga
prinsip yang umumnya diterapkan konsumen, yaitu : prinsip keterdekatan,
kesamaan, dan kesinambungan.
16
c. Kecenderungan untuk menutup/menyelesaikan
Konsumen cenderung menanggapi secara keseluruhan, oleh karena itu ada
dorongan pada konsumen untuk mengisi kekurangan dari stimuli yang ada
agar menjadi menyeluruh.
3. Interpretasi
Setelah konsumen mengorganisir stimuli yang ada dan mengaitkannya dengan
informasi yang dimilki, maka agar stimuli tersebut mempunyai makna,
konsumen mengintepretasikan arti stimuli tersebut. Pada tahap intepretasi ini
konsumen secara sadar atau tidak sadar akan mengaitkan dengan semua
informasi yang dimilikinya agar mampu memberikan makna yang tepat.
Dalam proses ini pengalaman dan juga kondisi psikologis konsumen seperti
kebutuhan, harapan, dan kepentingan akkan berperan penting dalam
mengintepretasikan stimuli. Stimuli yang tidak jelas atau ambigu seringkali
menyulitkan konsumen untuk mengintepretasikan, bahkan bisa menyebabkan
kesalahan dalam memberikan makna.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan atau
distorsi dalam mengintepretasikan pesan. Kesalahan ini dapat disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain :
a) Penampilan fisik
Berbagai studi mengenai penampilan fisik telah menemukan bahwa model
yang menarik lebih persuasif dan mempunyai pengaruh yang lebih positif
terhadap sikap dan perilaku konsumen daripada model yang kelihatannya
biasa saja.
b) Stereotip
17
Istilah umum dari stereotip adalah prasangka. Stereotip ini menimbulkan
harapan mengenai bagaimana situasi, orang, atau peristiwa tertentu akan
terjadi dan berbagai stereotip ini merupakan faktor penentu yang penting
bagaimana stimuli tersebut kemudian dirasakan.
c) Isyarat/Petunjuk yang tidak relevan
Ketika diperlukan untuk membuat pertimbangan yang sulit melalui persepsi,
para konsumen sering kali memberikan respon terhadap stimuli yang tidak
relevan.
d) Kesan pertama
Kesan pertama cenderung pribadi; namun, dalam membentuk kesan yang
seperti itu, penerima belum mengetahui stimuli mana yang relevan, penting,
atau yang dapat diramalkan akan menjadi perilaku lainnya.
e) Terlalu cepat mengambil kesimpulan
Banyak orang yang cenderung terlalu cepat mengambil kesimpulan sebelum
meneliti semua keterangan atau bukti yang berhubungan.
f) Efek Halo
Para pakar perilaku konsumen memperluas gagasan efek halo ini meliputi
penilaian terhadap berbagai obyek atas dasar penilaian pada satu dimensi.
Dengan menggunakan definisi yang lebih luas ini, para pemasar
memanfaatkan efek halo ketika mereka memperluas merek yang berhubungan
dengan satu lini produk dengan yang lain. Pabrikan dan pedagang ritel
memperoleh pengakuan dan status yang cepat untuk produk-produk mereka
dengan mengaitkannya dengan nama yang sudah terkenal.
18
Proses pembentukan persepsi diawali dengan adanya stimuli. Setelah
mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan
“interpretation”, begitu juga berinteraksi dengan “closure”. Proses seleksi
terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses
penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting.
Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu
kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika
yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut
secara menyeluruh. Pada fase ini, pengalaman masa silam atau dahulu,
memegang peranan yang penting.
2.3. Preferensi Konsumen
Preferensi berasal dari kata prefer adalah kecenderungan atau kesukaan
seseorang untuk memilih sesuatu (Simamora 2003 : 87). Preferensi adalah
pilihan, kesukaan, kecenderungan, atau hal untuk didahulukan, diprioritaskan, dan
diutamakan dari yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2006 : 894). Jadi
preferensi konsumen adalah kecenderungan seseorang dalam memilih penggunaan
barang tertentu untuk dapat dirasakan dan dinikmati. Sehingga dapat mencapai
kepuasan dari pemakaian produk, pada akhirnya konsumen loyal terhadap merek
tertentu daripada produk sejenis.
Preferensi konsumen adalah suatu cara praktis untuk menggambarkan
bagaimana orang lebih suka terhadap suatu barang lebih dari yang lain (Pindyc
dan Rubenfield, 2002 : 64). Preferensi ini dapat terbentuk melalui pola pikir
konsumen yang didasarkan oleh beberapa alasan, antara lain :
19
a. Pengalaman yang diperoleh sebelumnya, maksudnya konsumen merasakan
kepuasan dalam membeli produk itu dan merasakan kecocokan dalam
mengkonsumsi produk yang dibelinya maka konsumen akan terus menerus
memakai atau menggunakan produk merek itu, sehingga konsumen
mengambil keputusan membeli.
b. Kepercayaan turun-temurun yang terjadi oleh karena kebiasaan keluarga
menggunakan suatu produk sejak lama. Maksudnya konsumen tersebut setia
terhadap produk yang selalu dipakainya karena merasakan manfaat dalam
pemakaian barang tersebut sehingga konsumen mendapat kepuasan dan
pemanfaatan akan produk yang dibeli, dari alasan itulah terbentuk preferensi
konsumen dalam membeli suatu produk.
Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu),
yang diukur dengan utilitas, dari bundel berbagai barang. Konsumen
dipersilahkan untuk melakukan rangking terhadap bundel barang yang mereka
berikan pada konsumen (Indarto, 2011:11).
Menurut Kotler (2002:183) preferensi konsumen menunjukkan kesukaan
konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori pereferensi digunakan
untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang
ingin mengkonsumsi produk dengan sumberdaya terbatas maka ia harus memilih
alternatif sehingga nilai guna yang diperoleh optimal.
Assael dalam Nasution (2009) mendefinisikan preferensi adalah kesukaan,
pilihan atau sesuatu yang lebih disukai konsumen dan preferensi konsumen
terbentuk dari persepsi terhadap suatu produk. Persepsi yang membentuk
preferensi dibatasi sebagai perhatian kepada kesan yang mengarahkan pada
20
pemahaman dan ingatan, dan persepsi yang sudah mengendap dalam pikiran akan
menjadi preferensi.
Menurut Elizabeth dan Sanjur (1982) dalam Suharjo (1989:186) ada tiga
faktor utama yang mempengaruhi konsumsi pangan dalam hubungannya dengan
preferensi yaitu karakteristik individu (umur, jenis kelamin, suku, pendapatan),
karakteristik makanan (rasa, warna, harga) dan karakteristik lingkungan (musim,
pekerjaan, dan tingkat sosial didalam masyarakat).
2.4. Perilaku Konsumen
Syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar sukses dalam persaingan
adalah berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan dan meningkatkan
pelanggan. Mempertahankan pelanggan berarti perusahaan harus mampu
memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggannya meleibihi apa yang
diberikan pesaing, sedangkan meningkatkan pelanggan berarti perusahaan harus
dapat menangkap setiap peluang yang ada melalui strategi pemasarannya untuk
mendapatkan pelanggan.
Perilaku konsumen merupakan ilmu yang relatif baru dibandingkan ilmu
yang lain. Ilmu ini berkembang ketika konsep pemasaran mulai banyak diterapkan
di perusahaan-perusahaan. Kompleksnya perilaku konsumen dan perlunya
memahami konsumen mendorong ilmu ini dalam perkembangan memerlukan
ilmu-ilmu lain yang terkait memungkinkan mampu menjelaskan perilaku
konsumen dengan lebih baik.
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Suryani (2008:6) menjelaskan
bahwa perilaku konsumen merupakan studi mengkaji bagaimana individu
21
membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki
(waktu, uang dan usaha) dan untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya
akan dikonsumsi.
Mangkunegara (2002 : 3) menjelaskan bahwa perilaku konsumen sebagai
tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh
dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Merujuk pada beberapa pengertian perilaku konsumen di atas dapat
diperoleh dua hal yang penting, yaitu : (1) sebagai kegiatan fisik dan (2) sebagai
proses pengambilan keputusan. Dengan kesimpulan bahwa perilaku konsumen
adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan
tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,
menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan
mengevaluasi. Terlihat bahwa memahami perilaku konsumen bukanlah suatu
perkerjaan yang mudah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi dan
variabel-variabel tersebut saling berinteraksi. Perilaku konsumen merupakan
proses kompleks dan multi dimensional.
2.4.1. Model Perilaku Konsumen
Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu hal yang mudah
untuk dilakukan, karena terdapat faktor yang berpengaruh dan saling interaksi
satu sama lainnya, sehingga pendekatan pemasar harus benar-benar dirancang
sebaik mungkin dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut. Selain itu, para
pemasar harus mampu memahami konsumen, dan berusaha mempelajari
bagaimanaa mereka berperilaku, bertindak, dan berpikir. Walaupun konsumen
22
memiliki berbagai macam perbedaan namun mereka juga memiliki banyak
kesamaan.
Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau
perilaku konsumen agar mampu memasarkan produknya dengan baik. Para
pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil
keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran
dengan baik. Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu
memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap
informasi yang diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasar
yang sesuai. Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami
konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik. Kotler (2008 :
226) menggambarkan model perilaku konsumen sebagai berikut :
Tabel 2 Model Perilaku Konsumen
Sumber : Kotler (2008 : 226)
2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan
masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang. Ini berarti konsumen berasal
Produk Harga Saluran pemasaran Promosi
Rangsangan Lain
Rangsangan Pemasar
Ciri-ciri Pembeli
Proses Keputusan Pembelian
Keputusan Pembeli
Ekonomi Teknologi Politik Budaya
Budaya Sosial Pribadi Psikologi
Pemahaman masalah Pencarian informasi Pemilihan alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian
Pemilihan produk Pemilihan merek Pemilihan saluran pembelian Penentuan waktu pembelian Jumlah Pembelian
23
dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda-beda akan mempunyai
penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga
pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2008 :
25) terdiri dari :
1. Faktor Kebudayaan
Berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen yang terdiri dari
: budaya, sub-budaya, dan kelas sosial.
2. Faktor Sosial
Perilaku seseorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan, keluarga serta status sosial.
3. Faktor Pribadi
Memberikan kontribusi terhdap perilaku konsumen terdiri dari : usia dan tahap
siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan
konsep diri.
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama
yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan dan pendirian.
2.4.3. Variabel-Variabel Dalam Mempelajari Perilaku Konsumen
Ada tiga varibel dalam mempelajari perilaku konsumen, yaitu variabel
stimulus, variabel respon, dan variabel antara. Hal ini sesuai dengan pendapat
David dan Bitta (1984 : 24-26) dalam Mangkunegara (2002 : 4) yang
mengemukakan bahwa : “Three classes of variabels are involved in
24
understanding consumer behavior in any of these specific situations : stimulus
variabels, response variables and intervening variabels.”
1. Variabel Stimulus
Variabel stimulus merupakan variabel yang berada di luar diri individu (faktor
eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya :
merek dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan barang, dan ruangan
toko.
2. Variabel Respon
Variabel respons merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari
stimulus. Variabel respon sangat bergantung pada faktor individu dan
kekuatan stimulus. Contohnya : keputusan membeli barang, pemberi
penilaian terhadap barang, perubahan sikap terhadap produk.
3. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel antara stimulus dan respon. Variabel ini
merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap
terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. Peranan
variabel intervening adalah untuk memodifikasi respon.
Hubungan antara variabel stimulus, intervening, dan variabel respon
ditunjukkan pada gambar 3.
Gambar 3 Hubungan variabel stimulus, intervening, dan variabel respon Sumber : Mangkunegara (2002:5)
Stimulus Variables
Respon Variables
Intervening Variables
25
Variabel lain dalam mempelajari perilaku konsumen adalah variabel
ubservable, yaitu pendekatan kotak hitam (black box). Kita dapat memahami
variabel-variabel tersembunyi pada kotak hitam. Kita dapatkan input-input
stimulus pada kotak hitam, dan output respon tertentu sebagai reaksinya, tetapi
kita tidak dapat melihat variabel intervening yang berhubungan dengan input dan
output.
2.5. Pengembangan Buah Lokal
Pengembangan agribisnis perlu difokuskan pada komoditas yang
berpotensi sebagai komoditas unggulan yang diindikasikan oleh kemampuan
tanaman untuk tumbuh dan berkembang terutama pada kondisi biofisik, teknologi
dan lingkungan sosial ekonomi tertentu. Pengembangan komoditas hortikultura,
khususnya buah-buahan yang dirancang menjadi sumber pertumbuhan
pembangunan pertanian yang cukup penting dalam pembangunan jangka panjang.
Pengembangan aneka jenis buah-buahan diharapkan mampu memberi nilai
tambah bagi produsen dan industri pengguna serta berkembangnya Sentrum
Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan (SPAKU) di berbagai daerah
(Suartining, 2011:2).
Komoditas hortikultura merupakan produk yang prospektif, baik untuk
memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun internasional. Permintaan pasar
baik di dalam maupun di luar negeri masih besar. Di samping itu, produk ini juga
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kemajuan perekonomian menyebabkan
permintaan produk hortikultura semakin meningkat. Di sisi lain, keragaman
karakteristik lahan, agroklimat serta sebaran wilayah yang luas memungkinkan
26
wilayah Indonesia digunakan untuk pengembangan hortikultura tropis dan sub
tropis termasuk anggur didalamnya.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah lokal yang
memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila
dibandingkan dengan buah-buahan dari negara-negara penghasil buah lokal
lainnya. Produksi buah lokal nusantara terus mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun. Pada Tabel 3 dapat dilihat tingkat kebutuhan buah-buah dan produksi
buah-buahan, dan terlihat kebutuhan akan buah-buahan pada tahun 2009
meningkat sebesar 27,22% apabila dibandingkan dengan tahun 2005 sedangkan,
produksinya hanya meningkat sebesar 20,57%.
Tabel 3 Tingkat Kebutuhan Konsumen dan Produksi Buah-buahan di Indonesia dari Tahun 2005 sampai dengan 2009
Tahun Kebutuhan (ton) Produksi (ton) 2005 14.267.891 14.786.599 2006 15.153.063 15.193.297 2007 16.093.149 15.838.000 2008 17.091.554 16.946.000 2009 18.151.902 17.829.000
Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (dikutip Suartining, NK, 2010 : 4)
Menurut Tjiptono (2004 : 151) harga buah yang ditetapkan mempengaruhi
kuantitas buah yang dijual. Namun dengan kebutuhan buah dalam negeri tidak
bisa dipenuhi melalui kegiatan produksi, maka harus dilakukan impor buah. Pada
umumnya ketika harga barang impor lebih rendah daripada harga lokal, maka
kecenderungan yang terjadi pada umumnya adalah peningkatan masuknya jumlah
impor ke pasar lokal. Hal ini menunjukkan harga impor dan jumlah buah impor
memiliki pengaruh terhadap jumlah produk lokal di suatu negara. Apabila harga
buah impor lebih murah dibandingkan harga buah lokal, volume buah impor akan
meningkat dan konsumen akan beralih kepada buah impor. Hal ini memberikan
27
dampak kepada buah lokal yaitu permintaan buah lokal akan menurun yang
mengakibatkan harga buah lokal juga turun atau banting harga. Bila harga buah
lokal dipaksa tinggi, maka posisi buah lokal akan dengan cepat digantikan oleh
buah impor.
2.6. Penelitian Terdahulu
Keseluruhan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti
terdahulu dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan serta referensi dalam
mengkaji penelitian ini, adapun penelitian terdahulu dengan topik yang sama
yaitu:
Azizah (2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh Persepsi
dan Preferensi Konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal (studi pada
Lailai Market Buah Malang). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Departemen
Pertanian (Deptan) RI menyatakan keprihatinannya atas keterpurukan
hortikultura di Indonesia. Masyarakat kini lebih banyak yang menyukai buah
impor dibandingkan dengan buah dalam negeri karena kualitas produk yang
belum memenuhi standar. Jumlah dan kontinuitas tanam juga masih belum bisa
stabil memenuhi kebutuhan pasar. Di sisi lain harga di tingkat petani sangat
rendah hingga mereka enggan menanam buah,
Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh persepsi dan
preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal di Lailai Market
Buah Malang 2) Untuk mengetahui pengaruh yang dominan di antara tingkat
persepsi dan tingkat preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah
lokal di Lailai Market Buah Malang.
28
Lokasi penelitian pada Lailai Market Buah Malang, besarnya sampel 96
responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental
sampling. Teknik pengukuran data menggunakan skala likert. Alat analisis data
menggunakan analisis regresi linier berganda, Uji F, Uji t, Uji Asumsi Klasik.
Hasil penelititan menunjukkan : 1) Terdapat pengaruh tingkat persepsi dan
tingkat preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah lokal di Lailai
Market Buah Malang. 2) Terdapat pengaruh yang dominan diantara tingkat
persepsi dan tingkat preferensi konsumen terhadap keputusan pembelian buah
lokal di Lailai Market Buah Malang yaitu Variabel kejiwaan (X7) karena
diperoleh signifikansi sebesar 47% yang memberikan kontribusi terbesar
dibanding variabel lain.
Martias (1997) melakukan penelitian Analisis Preferensi Konsumen dan
Perilaku Konsumsi Buah-Buahan pada Masyarakat Kelas Atas (Studi Kasus Di
Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor
Timur, Kotamadya Bogor). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bertambahnya
penduduk dan meningkatnya pendapatan serta kualitas pendidikan menyebabkan
kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi yang seimbang meningkat dan
konsumen menjadi lebih kritis serta lebih menyukai buah-buahan yang bermutu
yang memenuhi preferensinya. Hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan
buah-buahan dalam negeri. Baiknya permintaan buah-buahan ini harus diimbangi
dengan peningkatan produksi buah lokal dan impor buah-buhan. Agar buah lokal
dapat bersaing dengan buah impor, maka produksi buah lokal harus tetap
memperhatikan pola konsumsi dan preferensi masyarakat. Dengan melihat
perilaku konsumsi buah-buahan pada masing-masing konsumen yang mempunyai
29
latarbelakang kebudayaan yang berbeda-beda, seperti adanya kelompok-kelompok
etnis, dapat ditentukan varietas buah-buahan yang unggul yang dapat memenuhi
kebutuhan dan kepuasan konsumen. Tujuan diadakan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan perilaku konsumsi buah-buahan antara
konsumen kelas atas terhadap buah tropis Indonesia, serta mengetahui preferensi
dan standar mutu yang dikehendaki oleh konsumen kelas atas terhadap buah
tropis Indonesia.
Penelitian ini dilakukan atas dasar pendekatan fisik liingkungan tempat
tinggal yaitu di Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kotamadya Bogor. Penelitian
ini melibatkan responden yang terdiri atas 35 responden etnis Melayu dan 25
responden etnis Tionghoa. Penentuan sampel konsumen dilakukan dengan
menggunakan teknik Stratified Random Sampling. Bahan tes produk yang
digunakan terdiri dari buah salak varietas Bali dan Pondoh serta mangga
Arummanis dan Manalagi. Penelitian ini menggukanan The Before Consumption
Positioning Technique pada analisis pembentukan persepsi konsumen dan The
After Consumption Positioning Technique untuk menentukan preferensi
konsumen.
Data tentang persepsi dan preferensi diolah menggunakan sebaran
frekuensi dan analisis deskriminan dengan bantuan paket program komputer
Minitab versi 8.2. sedangkan data tentang perilaku konsumsi diolah dengan cara
tabulasi sederhana.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah masyarakat kelas atas memiliki
alasan dalam mengkonsumsi buah-buahan yaitu, pertama ditentukan oleh faktor
gizi, kemudian rasa dan kebiasaan. Apabila mereka ingin memilih satu jenis
30
buah, maka yang menentukan buah tersebut dipilih yaitu dilihat dari faktor mutu,
kemudian kebersihan dan warna buah.
Masyarakat kelas atas lebih menyukai membeli buah-buahan di
supermarket dengan alasan sekalian berbelanja, kualitas yang lebih baik serta
lebih nyaman dan praktis dibandingkan pasar dan kios buah. Umumnya mereka
menganggap bahwa buah adalah merupakan kebutuhan pokok yang harus
dikonsumsi.
Salak pondoh dan mangga arummanis merupakan salak dan mangga yang
sering dikonsumsi oleh masyarakat kelas atas. Kemudian berikutnya untuk etnis
Melayu lebih banyak mengkonsumsi salak bali dan mangga manalagi, sedangkan
untuk etnis Tionghoa yaitu mangga gedong dan masih banyak terdapat etnis
Tionghoa yang tidak mengetahui varietas salak yang sering dikonsumsinya.
Atribut buah salak yang cenderung diinginkan konsumen yaitu : buah
salak yang mempunyai rasa yang manis, ukuran buah yang besar, daging buah
tebal dan keras dan kulit buah yang bersih. Salak pondoh memiliki keunggulan
dari atribut rasa yang manis meskipun belum tua. Sedangkan salak bali memiliki
keunggulan dari atribut ukuran buah relatif besar, daging buah relatif tebal dan
keras serta kulit relatif bersih. Hal ini disebabkan karena salak bali mempunyai
sisik buah yang lebih kecil, pendek dan rapat dibandingkan salak pondoh.
Atribut buah mangga yang cenderung diinginkan konsumen yaitu buah
mangga yang mempunyai rasa manis, ukuran besar, kulit yang bersih, daging
buah cenderung keras, dan derajat kematangan cenderung mentah. Mangga
arummanis memiliki keunggulan dari atribut rasa, kulit buah yang relatif bersih,
dan ukuran buah yang cenderung besar. Sedangkan mangga manalagi memiliki
31
keunggulan atribut daging buah yang cenderung keras dan derajat kematangan
yang cenderung mentah.
Untuk dapat mengembangkan jenis buah-buahan yang sesuai dengan
karakteristik perilaku konsumsi kosumen buah-buahan, kegiatan pemasaran
modern harus mengutamakan penyusaian strategi pemasaran dengan karakteristik,
keinginan dan kebutuhan konsumen. Hal ini penting sebagai informasi dalam
usaha meningkatkan mutu buah, menentukan jenis buah-buahan yang sesuai
dengan selera konsumen, serta untuk dijadikan pedoman dalam pendistribusian
buah-buahan ketempat-tempat penjualan buah tertentu yang dihubungkan dengan
pilihan atau perilaku konsumsi konsumen buah-buahan.
2.7. Kerangka Pemikiran
Seiring dengan perubahan zaman, terjadi perubahan nilai pada konsumen
yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk
pertanian. Dengan berkembangnya jenis pasar disuatu wilayah, maka permintaan
akan buah impor maupun lokal juga mengalami peningkatan. Pada kenyataannya,
hasil produksi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan buah nasional
dan lebih cenderung fluktuatif sehingga dilakukan impor buah. Tidak
mengejutkan apabila buah impor lebih mudah ditemui dipasaran, dari mulai jenis
pasar tradisional ataupun pasar modern yang didalamnya ada hypermarket,
supermarket, minimarket, dan toko khusus buah.
Pasar tradisional yang lebih mengutamakan proses transaksi antara
pedagang dan pembeli secara langsung, sehingga dapat dimungkinkan terjadinya
tawar menawar harga buah. Hal tersebut berbeda dengan pasar modern, dimana
32
harga yang tertera di display berbagai jenis buah sudah tidak bisa ditawar namun
dengan adanya program diskon, terjaminnya kualitas buah dan tempat yang lebih
nyaman akan menjadikan bahan pertimbangan tersendiri untuk pembeli.
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kesadaran, persepsi, dan
preferensi konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah
lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat yang dianalisis deskripsi tabulasi yang
di adaptasi dari Skala Likert. Kemudian untuk melihat bagaimana penilaian
kosumen terhadap pengaruh nilai kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen
yang menggunakan alat analisis regresi linier berganda, sehingga dapat
memberikan penilaian mengenai perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah
lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat. Dari penjelasan tersebut dapat
diceritakan melalui Gambar 4 berikut:
Gambar 4 Kerangka Pemikiran Operasional
Buah Lokal di Kota Jakarta Barat
Kesadaran Konsumen
Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Preferensi Konsumen
Persepsi Konsumen
Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal
Analisis Deskripsi Data dan Analisis
Regresi Linier Berganda
33
2.8. Hipotesis
Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian,
yang kebenarannya harus diuji empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa
yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang
diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya (Nazir,
2005 : 151).
Hipotesis dalam penelitian ini mengacu pada variabel-variabel yang
diduga mengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal. Adapun
variabel-variabel tersebut yang digunakan adalah kesadaran konsumen, persepsi
konsumen, dan preferensi konsumen. Berikut adalah hipotesis untuk penelitian
ini yakni :
H0 = diduga bahwa variabel kesadaran konsumen, persepsi konsumen, dan
preferensi konsumen tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku
konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat.
H1 = diduga bahwa variabel kesadaran konsumen, persepsi konsumen, dan
preferensi konsumen berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Jakarta Barat, dengan mengambil lima
lokasi sebagai tempat survey konsumen yaitu Pasar Tradisional Slipi, Hypermart
Puri Indah, Superindo Kebon Jeruk, Alfa Midi Kembangan, dan Rezeki Fresh
Fruit Center Green Ville. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa tempat tersebut menjual buah
lokal segar. Alasan lain yang mendukung pemilihan lokasi tersebut dengan
pertimbangan bahwa mata pencaharian masyarakat di Jakarta Barat didominasi
dengan perdagangan, oleh karena itu lokasi penelitian di ambil sektor perpasaran
dan sudah mendapatkan ijin untuk pengambilan sampel. Hal tersebut mendukung
kemudahaan untuk mendapatkan responden. Waktu pengambilan data dilakukan
pada bulan Juli-Agustus 2014.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan
data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Teknik pengumpulan
data primer diperoleh melalui hasil wawancara langsung dengan konsumen buah
yang menggunakan kuisioner sebagai alat bantu. Kuisioner atau juga dikenal
angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan
pertanyaan tertulis melalui sebuah pertanyaan yang sudah dipersiapkan
sebelumnya, dan harus diisi oleh responden (Sambas, 2007 : 25). Sedangkan data
sekunder diperoleh dari pustaka-pustaka UIN Syarif Hidayatullah, BPS,
35
Pemerintah Kota Jakarta Barat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, internet dan
informasi - informasi lain yang bersifat umum.
3.3. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan penulis adalah
Nonprobability Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sugiyono, 2008:120). Dalam pengambilan sampling ini penulis
menggunakan teknik Accidental Sampling, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008 : 122).
Metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling, dimana
responden dapat langsung dipilih di lokasi penelitian pada saat penelitian
dilakukan. Pengumpulan data dari responden dilakukan melalui teknik
wawancara. Responden yang dipilih adalah orang yang sedang membeli, telah
membeli dan pernah mengkonsumsi buah lokal segar dan yang sudah pernah
mengkonsumsi buah non-lokal di kawasan perpasaran Jakarta Barat dan bersedia
diwawancarai. Setelah responden dipilih dan ditentukan, maka selanjutnya
dilakukan wawancara berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data melalui
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan panduan kuisioner. Wawancara yang
dilakukan dengan 20 responden untuk setiap pasar yang sudah ditentukan, dari
jumlah total 100 responden.
36
Paket kuisioner yang digunakan untuk keperluan wawancara terdiri dari
dua bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan identitas responden. Bagian kedua memuat pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan variabel kesadaran, persepsi, dan preferensi
konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal.
Pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam kuisioner merupakan pertanyaan
tertutup, dimana responden memilih jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan.
Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cara perhitungan statistik
yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin (Umar 2003 : 146). Rumus Slovin
digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari populasi penduduk Jakarta
Barat yang diketahui jumlahya yaitu sebanyak 2.396.600 jiwa untuk tingkat
presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel adalah 10%.
Rumus Slovin =
99,99)01,0(23966001
23966001 2
NeNn
Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = % kelonggaran ketidak telitian/kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir.
3.4. Validasi Model
Validasi merupakan langkah yang penting dalam pemodelan. Tujuan dari
validasi model adalah untuk mengukur sejauh mana hasil model mendekati
37
kondisi sebenarnya. Semakin dekat hasil model dengan kondisi lapangan,
semakin valid model tersebut dalam menggambarkan populasi penduduk Jakarta
Barat.
3.4.1. Pengujian Kuisioner
Sebelum melakukan penyebaran kuisioner, peneliti melakukan pengujian
pre-tes kuisioner. Uji validitas dan uji reliabilitas ini dilakukan terhadap 30
responden pre-tes, di luar jumlah responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini
yaitu 100 responden. Hal ini bertujuan agar kuisioner yang akan disebar kepada
responden memiliki nilai valid dan reliabel yang baik. Atribut-atribut yang diuji
dari 30 responden pre-tes kemudian diolah dengan uji validitas dan reliabilitas.
Jika nilai validitas dan reliabilitasnya tinggi, maka kuisioner tersebut layak untuk
dijadikan sebagai alat pengambilan data pada sampel di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat.
3.4.1.1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid, apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan (Umar 2003 : 179). Uji validitas adalah suatu uji
untuk mengukur ketepatan atau kecermatan. Instrumen dikatakan valid jika
secara tepat mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas kuisioner pada
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis Pearson yang ada pada
software SPSS 18.0 for windows. Validitas suatu atribut dapat dilihat pada hasil
output SPSS dengan menilai validitas melalui nilai Corrected Item-Total
Correlation. Suatu atribut dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel dengan taraf
signifikansi 0,05.
38
3.4.1.2. Reliabillitas
Reabilitas adalah suatu angka-angka indeks yang menunjukan konsistensi
suatu alat pengukur di dalam mengukur suatu gejala yang sama (Umar 2003 :
194). Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang sesuai dengan
kenyataannya, dalam arti beberapa kalipun penelitian diulang dengan instrumen
tersebut, akan tetap diperoleh kesimpulan yang sama.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan formula software
SPSS 18.0 for windows. Hasil reliabilitas suatu atribut dapat dilihat pada hasil
output SPSS pada tabel dengan judul Reliability Statistics. Menilai reliabilitas
atau tidaknya suatu atribut dapat dilihat dari nilai Alpha Cronbach. Suatu atribut
dikatakan reliabel jika nilai alpha cronbach diatas 0,60 dan sebaliknya.
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Untuk menguji apakah persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan
bisa dipergunakan untuk melakukan peramalan, maka harus dilakukan uji asumsi
klasik yang digunakan menurut Ghozali (2006 : 96), yaitu :
3.4.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak, karena
model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati
normal. Pembuktian apakah data tersebut memiliki distribusi normal atau tidak
dapat dilihat pada bentuk distribusi datanya, yaitu pada histogram maupun normal
probability plot. Pada histogram, data dikatakan memiliki distribusi yang normal
jika data tersebut berbentuk seperti lonceng. Sedangkan pada normal probability
plot, data dikatakan normal jika ada penyebaran titik-titik disekitar garis diagonal
39
dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Ghozali menyebutkan jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
3.4.2.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi
variabel-variabel independen atau dengan menggunakan perhitungan nilai
Tolerance dan VIF. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(lebih dari 0,900) maka hal ini menunjukkan adanya multikolinearitas atau jika
nilai Tolerance kurang dari 0,100 atau nilai VIF lebih dari 10, maka hal ini
menunjukkan adanya multikolinearitas.
3.4.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap maka disebut homokedastisitas, namun jika berbeda disebut dengan
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak
terjadi heterokedastisitas.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokesdatisitas
adalah dengan melihat grafik plot antar prediksi variabel dependen (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola titik pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu
X adalah residual yang telah di-standardized. Dasar analisisnya sebagai berikut:
40
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang
teratur (bergelombang melebar kemudian menyempit) maka terjadi
heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi
heterokesdatisitas.
3.5. Analisis Regresi Linier Berganda
Data yang ditelah ditabulasi dan lolos dari pengujian normalitas,
multikolinieritas dan heteroskedasitas selanjutnya dianalisis secara kuantitatif.
Analisis data yang digunakan untuk menjawab semua tujuan penelitian yaitu
mengetahui pengaruh kesadaran, persepsi dan preferensi konsumen terhadap
perilaku mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat adalah
menggunakan analisis regresi linier berganda. Alat bantu mengolah data tersebut
berupa SPSS 18 for windows.
Metode ini digunakan untuk menentukan ketetapan prediksi dan untuk
melengkapi analisis sejauh mana variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
terikat. Dalam penelitian ini persamaan regresi mengacu kepada Sugiyono
(1997:235) sebagai berikut :
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y = Perilaku Mengkonsumsi Buah Lokal
α = Bilangan konstanta sebagai titik potong
b1, b2, b3 = Koefisien regresi X1, X2, X3
41
X1 = Kesadaran konsumen
X2 = Persepsi konsumen
X3 = Preferensi konsumen
e = Standar kesalahan
Analisis regresi perlu dilakukan untuk mengaplikasikan model regresi
sebagai berikut :
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
variabel dependen yang dapat diterangkan oleh variabel independen. Semakin
tinggi nilai koefisien determinasi (R2) berarti model dugaan yang diperoleh
semakin akurat untuk meramal variabel dependen. Sebaliknya, jika koefisien
determinan semakin rendah atau mendekati 0, maka variabel independen
secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.
2. Uji Signifikansi Penduga yang digunakan adalah uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah regresi linier berganda berikut
perhitungan koefisien regresinya menunjukkan ada pengaruh signifikan atau
tidak maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian dengan analisis F hitung
(Sugiyono, 2004:196) secara serentak dapat dilakukan dengan menggunakan
uji F, hipotesis yang digunakan yaitu :
H0 : bi = 0, artinya seluruh variabel bebas (independent) dalam model
tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (dependent)
H0 : bi ≠ 0, artinya seluruh variabel bebas (independent) dalam model
berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (dependent)
42
Kriteria Uji :
H0 ditolak apabila : Fhitung > Ftabel, derajat bebas tertentu
H1 ditolak apabila : Fhitung < Ftabel , derajat bebas tertentu
3. Uji untuk Masing-masing Parameter yang digunakan adalah Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan apakah suatu variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen. Kriteria pengujian
dengan tingkat signifikansi (α) = 0,05 ditentukan sebagai berikut :
H0 : bi = 0, artinya bahwa masing-masing variabel bebas (independent) dalam
model tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat
(dependent)
H0 : bi ≠ 0, artinya bahwa masing-masing variabel bebas (independent) dalam
model berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (dependent)
Kriteria Uji :
H0 ditolak apabila : Thitung > Ttabel, derajat bebas tertentu
H1 ditolak apabila : Thitung < Ttabel , derajat bebas tertentu .
3.6. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah seperangkat petunjuk yang lengkap
tentang apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau konsep untuk
menguji kesempurnaan definisi operasional variabel perlu ditentukan item-item
yang dituangkan dalam instrumen penelitian.
Sugiyono (2012 : 59) mendefinisikan variabel penelitian sebagai suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
43
kesimpulannya. Sedangkan dalam bahasa Singarimbun dan Sofyan (Umar, 1982 :
42) variabel adalah sesuatu yang memiliki variasi nilai sebagai operasionalisasi
dari konsep sehingga dapat diteliti secara empiris. Bertolak dari kedua argumen
diatas maka variabel merupakan dimensi konsep yang memiliki variasi nilai dan
menjadi pokok yang berperan dalam objek yang diteliti.
Dalam penelitian umumnya terdapat dua variabel, yaitu sebagai berikut :
a) Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal (Y) dengan definisi semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan, menghabiskan buah setelah melakukan hal-hal
di atas atau kegiatan mengevaluasi. Perilaku seseorang konsumen dipengaruhi
oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis (Kotler, 2008 : 25).
Dalam penelitian ini atribut yang digunakan untuk membandingkan perilaku
mengkonsumsi buah lokal diberi Skala Likert yaitu : 5 = Sangat Setuju, 4 =
Setuju, 3 = Ragu-Ragu, 2 = Kurang Setuju, dan 1 = Tidak Setuju.
b) Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Adapun variabel bebas
dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Kesadaran (X1)
Kesadaran atas suatu produk dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan
tentang atribut produk baru, pengalaman konsumsi di masa lalu, dan juga
keinovatifan seseorang (Peter & Olson 1996 : 168). Dalam penelitian ini,
44
Skala Likert digunakan untuk membandingkan tingkatan kesadaran
konsumen terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal
di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat yaitu : 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju,
3 = Ragu-Ragu, 2 = Kurang Setuju, dan 1 = Tidak Setuju.
2. Variabel Persepsi (X2)
Persepsi adalah proses dimana dalam proses tersebut individu memilih,
mengorganisasikan stimuli menjadi suatu yang bermakna (Schiffman dan
Kanuk dalam Suryani, 2008 : 97). Dalam penelitian ini, Skala Likert
digunakan untuk membandingkan tingakat persepsi konsumen terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat yaitu : 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju, 3 = Ragu-
Ragu, 2 = Kurang Setuju, dan 1 = Tidak Setuju.
3. Variabel Preferensi (X3)
Preferensi konsumen adalah suatu cara praktis untuk menggambarkan
bagaimana orang lebih suka terhadap suatu barang lebih dari yang lain
(Pindyc dan Rubenfield, 2002 : 64). Dalam penelitian ini, Skala Likert
digunakan untuk membandingkan tingkat preferensi konsumen terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat yaitu : 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju, 3 = Ragu-
Ragu, 2 = Kurang Setuju, dan 1 = Tidak Setuju.
3.7. Alat Penelitian dan Pengukuran
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan di atas dan tinjauan pustaka,
setiap variabel yang telah di definisikan dikembangkan menjadi indikator. Setiap
45
indikator yang diperoleh kemudian didefinisikan untuk menjadi beberapa atribut
yang dijadikan pertanyaan tertutup. Setiap pertanyaan tertutup dilengkapi
jawaban dengan Skala Likert. Dengan demikian pertanyaan yang sudah melewati
uji validitas dan reabilitas kuisioner melalui 30 responden pre-tes masing-masing
variabel menjadi : variabel kesadaran 10 atribut, persepsi 12 atribut, preferensi 7
atribut, dan perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal 10 atribut.
Secara rinci susunan kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 4 Alat Penelitian dan Pengukuran
Variabel Indikator Definisi Kode Pertanyaan Pengukuran
Kesadaran Konsumen (X1)
Merupakan mengenai suatu produk diukur untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan konsumen yang disasar mengenai keberadaan produk tersebut yang dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan tentang atribut produk baru, pengalaman konsumsi di masa lalu, dan juga keinovatifan seseorang (Peter & Olson 1996 : 168).
Pengetahuan Konsumen
Semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk
A1, A2, A3 Skala Likert
Interval 5
Kebutuhan
Sesuatu yang harus dipenuhi oleh konsumen untuk kelangsungan hidup dan apabila tidak dipenuhi akan berakibat fatal
A4 Skala Likert
Interval 5
Keinovatifan Seberapa besar kemauan konsumen untuk menerima berbagai pengalaman baru
A5, A6, A7 Skala Likert
Interval 5
Pengalaman Konsumsi Masa Lalu
Perasaan pelanggan terhadap satu jenis barang yang didapatkannya
A8, A9, A10
Skala Likert Interval 5
Persepsi Konsumen (X2)
Sebagai proses dimana dalam proses tersebut individu memilih, mengorganisasikan stimuli menjadi suatu yang bermakna (Schiffman dan Kanuk dalam Suryani, 2008 : 97). Stimuli ada yang berasal dari luar individu (seperti warna, aroma, rasa, dan lain-lain) serta berasal dari diri individu seperti harapan, kebutuhan dan
Harapan Bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yangdiinginkan akan didapatkan
B1, B2, B3 Skala Likert
Interval 5
Kesegaran Buah
Suatu keadaan buah yang terlihat nampak oleh mata B4
Skala Likert Interval 5
Warna buah Keadaan kulit buah lokal yang nampak B5
Skala Likert Interval 5
Bentuk Buah Besaran buah lokal yang terlihat B6 Skala Likert Interval 5
Aroma Buah Suatu keadaan buah lokal yang tercium oleh hidung
B7 Skala Likert Interval 5
46
pengalaman. Suryani, 2008:102)
Kematangan Buah
Suatu keadaan luar dan dalam buah lokal yang layak untuk dikonsumsi
B8 Skala Likert
Interval 5
Rasa Buah Suatu keadaan buah yang dirasakan oleh lidah
B9, B10 Skala Likert
Interval 5
Ketersedian Buah
Keadaan buah lokal yang ada dipasaran B11, B12
Skala Likert Interval 5
Preferensi Konsumen (X3)
Menurut Elizabeth dan Sanjur (1982) dalam Suharjo (1989:186) karakteristik makanan dapat mempengaruhi Preferensi seseorang. Contohnya : keistimewaan produk, kinerja/manfaat penampilan, rasa, warna, dan harga.
Keistimewaan
Perbedaan buah lokal yang tidak dapat dimiliki oleh buah impor
C1, C2 Skala Likert Interval 5
Harga Nilai tukar buah lokalyang bisa disamakan dengan uang
C3, C4 Skala Likert
Interval 5
Penampilan
Segala sesuatu yang berhubungan dengan penampilan luar buah lokal yang mudah diamati
C5 Skala Likert
Interval 5
Kinerja/Manfaat
Suatu kondisi yang memberikan dampak positif untuk konsumen
C6, C7 Skala Likert
Interval 5
Perilaku Konsumen (Y)
adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Perilaku seseorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Kotler (2008:25)
Kebudayaan
Merupakan determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat memmpengaruhi perilaku
D1, D2 Skala Likert
Interval 5
Sosial
Seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku konsumen
D3, D4 Skala Likert Interval 5
Pribadi
Dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, seperti : pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan gaya hidup
D5, D6, D7 Skala Likert
Interval 5
Psikologis
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah respon rangsangan dan sekelompok proses psikologis,seperti motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori
D8, D9, D10
Skala Likert Interval 5
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1. Kondisi Fisik Wilayah Jakarta Barat
Jakarta Barat merupakan sebuah wilayah dari bagian provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Setiap wilayah khususnya Kota Administrasi Jakarta
Barat memiliki ciri tertentu, berikut ciri yang dilihat dari aspek fisik adalah :
4.1.1. Keadaan Geografis
Kota Jakarta Barat terletak antara 1060 22’ 42” BT sampai 1060
58’ 18” BT dan 500 19’ 12” LS sampai 600 23’ 54” LS. Permukaan
tanahnya relatif datar, terletak sekitar 7 meter diatas permukaan laut (BPS Kota
Administrasi Jakarta Barat, 2014 : 1).
Jakarta Barat merupakan bagian dari wilayah Ibukota Jakarta yang
mempunyai kekhususan, diantaranya Jakarta Barat sebagai kota tua dan kota
metropolitan yang serba megah. Julukan ini didasarkan pada kenyataan bahwa
Jakarta Barat terdapat bangunan-bangunan tua/kuno, dan gedung mewah seperti
hotel, apartemen, pusat perdagangan, dan sebagainya.
Berikut peta wilayah kota Jakarta Barat yang menampilkan batas wilayah
kecamatan, nama-nama jalan, batas sungai, serta beberapa objek lokasi fasilitas
kota seperti instansi pemerintah, sekolah di kota Jakarta Barat.
48
Gambar 5 Peta Wilayah Jakarta Barat (Tersedia : http://semuadatalengkap.blogspot.com diakses pada tanggal 28 September 2014)
Kota Adminsitrasi Jakarta Barat merupakan wilayah sebelah barat Provinsi
DKI Jakarta, dengan batas-batas wilayah :
a. Utara : berbatasan dengan wilayah Jakarta Utara
b. Timur : berbatasan dengan wilayah Jakarta Pusat
c. Selatan : berbatasan dengan wilayah Banten
d. Barat : berbatasan dengan Tanggerang.
4.1.2. Iklim
Suhu udara rata-rata di Jakarta Barat sepanjang tahun 2013 berkisar antara
28,130C dengan kecepatan angin 4,03 knots dan kelembaban udara sebesar 76,92
49
persen. Hanya pada bulan September curah hujan terendah sebesar 49,5 mm2, dan
curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 621,9 mm2. Jumlah
hari hujan pada tahun yang sama adalah 185 hari (BPS Kota Administrasi Jakarta
Barat, 2014 : 1).
4.1.3. Luas Wilayah
Berdasarkan SK-Gubernur Nomor 171 Tahun 2007 luas wilayah Jakarta
barat adalah sebesar 129,54 Km2. Masing-masing Kecamatan di wilayah Jakarta
Barat memiliki keluasan wilayah sebagai berikut : Kecamatan Kembangan 24,16
Km2, Kecamatan Kebon Jeruk 17,51 Km2, Kecamatan Palmerah 7,51 Km2,
Kecamatan Grogol Petamburan 9,99 Km2, Kecamatan Tambora 5,40 Km2,
Kecamatan Taman Sari 7,73 Km2, Kecamatan Cengkareng 26,54 Km2, dan yang
terakhir kecamatan paling luas yaitu Kecamatan Kalideres deng luas 6 kali lipat
luas Kecamatan Tambora yaitu 30,23 Km2.
4.1.4. Penggunaan Tanah
Penatagunaan lahan di Jakarta Barat cukup kompleks dan sering
menimbulkan dampak negatif terhadap daya dukung lingkungan. Luas lahan
wilayah kotamadya Jakarta Barat sekitar 12.491,9 ha, dirinci berdasarkan
penggunaannya : 50,50% untuk Perumahan, 5,80% untuk areal Industri, 20,60%
untuk Taman/Tanah Kosong, dan 23,10% lainnya.
Jika dilihat berdasarkan status kepemilikan dapat dirinci sebagai berikut :
Hak Milik tercatat 175.376 bidang, HGB 91.124 bidang dan Lainnya 22.465
bidang.
50
4.2. Keadaan Sosial Ekonomi
Kota Administrasi Jakarta Barat selain memiliki kondisi fisik yang
menggambarkan wilayahnya, berikut dilihat dari aspek keadaan sosial ekonomi :
4.2.1. Pemerintahan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 25 Tahun 1978, wilayah DKI
Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota administrasif. Wilayah kotamadya
Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan setingkat
dengan Kotamadya Tingkat II. Walikotamadya yang bertanggung jawab langsung
kepada Gubernur DKI Jakarta Berdasarkan Penetapan Presiden RI No. 2 Tahun
1961 tentang Pemerintahan DKI Jakarta dan Penjelasan Undang-undang No. 5
Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintah di daerah, bahwa tugas, wewenang
dan kewajiban Walikotamadya adalah menjalankan Pemerintahan pembangunan
dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah.
Tugas-tugas tersebut meliputi bidang pemerintahan, ketentraman dan
ketertiban, kesejahteraan masyarakat, sosial politik, agama, tenaga kerja,
pendidikan, pemuda dan olah raga. Kependudukan perekonomian dan
pembangunan fisik prasarana lingkungan serta bidang-bidang lain yang ditetapkan
oleh Gubernur Kepala daerah Khusus Ibukota Jakarta (Tersedia :
http://barat.jakarta.go.id diakses pada tanggal 28 September 2014).
4.2.2. Visi, Misi, dan Tujuan Jakarta Barat
Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perncanaan dan
tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa dikatakan bahwa
visi dan misi adalah suatu konsep perencanaan yang disertai tindakan sesuai
51
dengan apa yang direncanakan untuk mencapai tujuan. Berikut visi, misi,dan
tujuan Jakarta Barat (Tersedia : http://barat.jakarta.go.id diakses pada tanggal 28
September 20014) :
Visi Jakarta Barat :
“Terwujudnya Kota Administrasi Jakarta Barat sebagai kota Jasa yang nyaman
dan Sejahtera”
Misi Jakarta Barat :
Membangun Tata Pemerintahan yang baik guna terwujudnya sebagai kota jasa
dan wisata budaya dan bersejarah.
Meningkatkan Kualitas lingkungan perkotaan yang berkelanjutan.
Memberdayakan Masyarakat dengan mengembangkan nilai, norma serta
pranata sosial.
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Masyarakat.
Tujuan Jakarta Barat :
Meningkatkan Profesional Aparatur.
Meningkatkan Kualitas Lingkungan Permukiman.
Meningkatkan Kapasitas Lembaga Sosial Kemasyarakatan serta mendorong
partisipasi Masyarakat.
Mewujudkan Pelayanan Prima yang menyentuh kehidupan seluruh lapisan
Masyarakat.
4.2.3. Tenaga Kerja
Menurut sumber BPS Provinsi DKI Jakarta (2013 : 1), jumlah penduduk
yang merupakan angkatan kerja di Kota Administrasi Jakarta Barat sebesar
1.292,66 ribu orang, di mana sejumlah 1.180,28 ribu orang di antaranya bekerja,
52
sedangkan 112,33 ribu orang merupakan pengangguran. Dari hasil Sensus
Penduduk 2013, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kota
Administrasi Jakarta Barat sebesar 70,28% .
Mata pencaharian penduduk Kota Administrasi Jakarta Barat adalah
sebagai berikut : Pertanian : 1.02 %, Pertambangan 0.30 %, Industri : 23.24 %,
Listrik/gas/air minum : 1.17 %, Perdagangan : 33.28 %, Angkutan dan
Komunikasi : 6.22 %, Keuangan/Asuransi : 3.47 %, Bangunan : 5.66 %, Jasa dan
Lainnya : 25.64 % (Tersedia : http://barat.jakarta.go.id diakses pada tanggal 28
September). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian
masyarakat Jakarta Barat lebih mengandalkan sektor perdagangan.
4.2.4. Penduduk
Hampir seperempat bagian dari total penduduk Provinsi DKI Jakarta
bertempat tinggal di Kota Jakarta Barat. Persentase penduduk yang berpotensi
sebagai modal dalam pembangunan pada tahun 2013, yaitu penduduk usia
produktif atau kelompok usia (15 - 64 tahun) tercatat mencapai 72,73%,
kelompok usia dibawah 15 tahun sekitar 24,18%, serta pada kelompok lansia atau
65 tahun keatas hanya 3,09%. Sehingga Angka Ketergantungan Penduduk
(Depency Ratio) mencapai 37,49 yang artinya untuk setiap 100 jiwa usia produktif
(15 - 64 tahun) menangggung 37 jiwa usia tidak produktif (usia dibawah 15 tahun
dan usia diatas 65 tahun).
Penduduk Kota Jakarta Barat sejak tahun 2011 hungga tahun 2013
berkisar 2,4 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk masing-masing sebesar
1,52% pada tahun 2011, 1,48% untuk tahun 2012, dan 1,45% pada tahun 2013.
53
Tingkat kepadatan penduduk di Kota Jakarta Barat sedikit meningkat sejak
periode 2011-2013, yaitu dari 17.971 jiwa tiap Km2 pada tahun 2011 menjadi
18.501 jiwa tiap Km2 di tahun 2013. Sementara itu jumlah rumah tangga di
Jakarta Barat pada tahun 2013 sebanyak 643,4 ribu, dengan rata-rata 3,72 anggota
rumah tangga, artinya pada setiap rumah tangga ada sekitar 3-4 jiwa. Untuk
mengetahui jumlah penduduk Wilayah Administrasi Jakarta Barat tahun 2013
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah Penduduk Wilayah Administrasi Jakarta Barat Tahun 2013
No Nama Kecamatan Laki-laki Perempuan Total
Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
1 Kembangan 147.113 146.912 294.025 2,36 2 Kebon Jeruk 176.799 175.489 352.288 1,61 3 Palmerah 103.180 98.357 201.537 0,42
4 Grogol Petamburan 112.905 117.646 230.551 0,98
5 Tambora 124.481 11.4455 238.936 0,23 6 Taman Sari 54.877 5.5055 109.932 0,08 7 Cengkareng 280.394 55.055 109.932 1,81 8 Kali Deres 215.618 207.317 422.935 2,03
Kota Jakarta Barat 1.215.367 1.181.218 2.396.585 1,45
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta (2013, 1)
Berdasarkan hasil Tabel 5 diatas, jumlah penduduk Kota Administrasi
Jakarta Barat Tahun 2013 adalah 2.396.585 jiwa, terdiri atas 1.215.367 laki-laki
dan 1.181.218 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Kota Jakarta Barat
pertahun terakhir yaitu tahun 2000-2010 sebesar 1,83%. Sementara itu hasil
proyeksi penduduk, pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 1,45%. Bila
dirinci menurut kecamatan, laju pertumbuhan penduduk tahun 2013 Kecamatan
Kembangan adalah yang tertinggi dibandingkan kecamatan-kecamatan lain yakni
54
sebesar 2,36%, sedangkan terendah di Kecamatan Taman Sari yakni 0,08% (BPS
Kota Administrasi Jakarta Barat, 2014 : 5).
4.2.5. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi di suatu wilayah dalam jangkan waktu tertentu (biasanya per tahun)
tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor
produksi dari dalam wilayah tersebut atau tidak. Lebih jauh, indikator ekonomi
makro yang kerap dipakai sebagai acuan evaluasi proses pembangunan antara lain
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan pendapatan perkapita yang terdapat di
dalam PDRB.
Dari sisi sektoral, selama tiga tahun terakhir perekonomian Kota Jakarta
Barat didominasi oleh sektor tersier (jasa-jasa), tahun 2013 menyumbang sekitar
78,5% PDRB Jakarta Barat, terutama sektor perdagangan dan keuangan. Setelah
itu diikuti oleh sektor sekunder dengan rata-rata kontribusi sebesar 21,39% dan
sektor primer yang hanya menyumbang kurang dari 1%.
Perekonomian Kota Jakarta Barat pada tahun 2013 yang diukur
berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDRB) atas harga konstan 2000,
menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,24%. Pertumbuhan tahun 2013 sedikit
melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2012, yaitu hanya
mencetak angka 6.39%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.
Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 9,98%, dan di dukung pula sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran juga merupakan sektor yang memberi
sumbangan terbesar sebanyak 27,21% untuk Kota Jakarta Barat tahun 2013. (BPS
55
Kota Administrasi Jakarta Barat 2013 : 20). Secara rinci perkembangan PDRB
Kota Adminsitrasi Jakarta Barat dari Tahun 2011 sampai dengan 2013 disajikan
pada Tabel 6.
Tabel 6 Perkembangan PDRB Kota Administrasi Jakarta Barat, Tahun 2011-2013
Indikator 2011 2012 2013 PDRB-Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Milyar Rp.)
62397,5 66385,2 70525,4
PDRB-Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rp.)
145329,0 163041,4 186017,7
PDRB-Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp.)
25,73 28,30 29,43
PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rp)
62,88 70,55 77,62
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,25 6,39 6,24
Sumber : BPS Kota Adm. Jakarta Barat (2013 : 20)
4.3. Perpasaran Jakarta Barat
Usaha penjualan buah-buahan di Kotamadya Jakarta Barat dilakukan
melalui dua saluran pemasaran yaitu pasar tradisional dan pasar modern.
Mayoritas pasar tradisional di Jakarta Barat dikelola oleh pemerintah yang di
serahkan kepada Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya. Sedangkan pasar modern
atau yang biasa disebut perpasaran swasta (merujuk Peraturan Daerah DKI Jakarta
Nomor 44 Tahun 2003) karena sebagian besar pasar dikelola oleh pihak swasta ini
dibagi menjadi Hypermarket, Supermarket, Minimarket dan Toko Khusus Buah.
Pasar tradisional dan pasar modern yang ada di Kota Jakarta Barat dapat dilihat
pada Tabel 7 berikut :
56
Tabel 7 Data Pasar Tradisional dan Modern di Jakarta Barat Tahun 2013 Pasar Jumlah/Nama Gerai Tradisional 27 Hypermarket 8 Supermarket 6 Minimarket 12
Toko Khusus Buah Total Buah Segar, Raja Buah, Rezeki Fresh Fruit Center, Jakarta Fruit Market
Sumber : Lampiran 9-13
4.3.1. Pasar Tradisional
Pedagang buah di pasar tradisional memiliki kios-kios non permanen
sampai dengan semi permanen. Pedagang seperti ini pada umumnya memiliki
buah dalam jumlah besar dan beraneka ragam (buah impor dan buah lokal).
Pedagang buah di pasar tradisional biasanya melayani konsumen golongan
menengah ke bawah yang sehari-hari sudah biasa mengkonsumsi buah impor
disamping buah lokal.
Pemilihan pasar tradisional dilakukan secara purposive, yaitu Pasar
Tradisional Slipi dengan mempertimbangkan :
- Konsumen Pasar Tradisional Slipi memiliki karakteristik tidak jauh berbeda
dengan pasar tradisional lainnya.
- Usaha penjualan buah sudah dijadikan mata pencarian tetap.
- Buah yang dijajakan bermacam-macam (diversivikasi pemasaran).
- Menjalankan usahanya secara teratur dari pagi sampai sore atau malam.
- Sudah ada sentuhan manajemen, seperti digunakan timbangan, adanya
pembukuan sederhana dsb.
57
4.3.2. Pasar Modern
Perpasaran swasta atau yang lebih dikenal pasar moden di wilayah Jakarta
Barat sudah diatur dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 44 Tahun 2003.
Dalam usahanya menjual buah sudah masuk ke dalam bagian/unit sendiri, yang
dipandang sebagai suatu Stategic Bussiness Unit (SBU) kecuali pada pasar
modern seperti toko yang khusus menjual buah-buahan.
Ditilik dari segi luas usahanya, pasar modern ini dapat dibedakan menjadi:
1. Hypermarket, pengelolaannya dilakukan secara tunggal dan memiliki luas
lantai usahanya lebih dari 4000 m2 sampai besar (maksimal) 8000 m2. Pasar
modern hypermarket pada penelitian ini dipilih secara purposive, dimana
Hypermart Puri Indah dipilih untuk tempat pengambilan sampel penelitian.
2. Supermarket, memiliki luas lantai usahanya paling besar (maksimal) 4000 m2.
Pasar modern supermarket pada penelitian ini dipilih secara purposive, dimana
Superindo Kebon Jeruk dipilih untuk tempat pengambilan sampel penelitian.
3. Minimarket, memiliki luas usahanya paling besar (maksimal) 200 m2.
Dimana Alfa Midi Kembangan dipilih untuk tempat pengambilan sampel
penelitian.
4. Toko Khusus, merupakan suatu bentuk pasar yang menjual suatu lini barang
dengan kedalaman tertentu. Dimana Rezeki Fresh Fruit Center Green Ville
dipilih untuk tempat pengambilan sampel penelitian ini
58
4.4. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian dengan sampel 100 orang responden yang
diketemui di Pasar Tradisional Slipi, Hypermart Puri Indah, Superindo, Alfamidi
Kembangan dan Toko Buah Rezeky Fresh Fruit Center di Jakarta Barat melalui
kuisioner yang disebarkan telah didapat gambaran karakteristik responden sebagai
berikut :
4.4.1. Jenis Kelamin Responden
Distribusi responden menurut jenis kelamin menguraikan atau memberikan
gambaran jenis kelamin responden di kawasan perpasaran yang menjadi sampel
dominan dalam penelitian ini. Distribusi karakteristik responden menurut jenis
kelamin dapat disajikan pada Tabel 8 sebagai berikut:
Tabel 8 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Jenis Kelompok Frekuensi Persen (%) Kumulatif Persen
Laki-Laki 39 39,0 39,0
Perempuan 61 61,0 100,0 Total 100 100,0
Tabel 8 menunjukan bahwa jumlah responden berjenis kelamin perempuan
mendominasi, yaitu 61 orang atau 61 persen dan laki-laki 39 orang atau 39 persen,
hal ini sesuai dengan peran dari para wanita yang senang atau biasa berbelanja
kebutuhan sehari-hari termasuk berbelanja buah-buahan. Sedangkan mayoritas
responden pria berbelanja buah pada malam hari dan hari libur dengan alasan
utama dimana responden pria sehabis pulang bekerja, menemani istri atau
pasangan dan keluarga untuk berbelanja buah.
59
4.4.2. Usia Responden
Distribusi responden menurut usia menguraikan atau memberikan
gambaran usia responden di kawasan perpasaran yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Distribusi karakteristik responden menurut usia dapat disajikan
pada Tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9 Distribusi Responden Menurut Usia di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Usia Frekuensi Persen (%) Kumulatif Persen 19-26 16 16,0 16,0 27-34 20 20,0 36,0 35-42 26 26,0 62,0 43-50 23 23,0 85,0 51-58 15 15,0 100,0 Total 100 100,0
Tabel 9 menunjukan bahwa sebagian besar usia responden terbanyak
berada pada usia 35-42 tahun sebanyak 26 orang atau 26 persen, dimana rata-rata
pada usia tersebut status pernikahan responden sudah menikah dan tengah gemar
berbelanja dikarenakan pada kisaran usia tersebut biasanya akan menjadi orang
yang paling berperan dalam pengambilan keputusan pembelian buah yang
dikonsumsi oleh keluarganya. Pada saat pengambilan sampel, usia responden
yang ditemukan dilapangan minimal 19 tahun sedangkan usia maksimal berusia
58 tahun.
4.4.3. Status Pernikahan
Distribusi responden menurut status pernikahan memberikan gambaran
status pernikahan responden di kawasan perpasaran yang menjadi sampel dalam
penelitian ini. Distribusi karakteristik responden menurut status pernikahan dapat
disajikan pada Tabel 10 sebagai berikut :
60
Tabel 10 Distribusi Responden Menurut Status Pernikahan di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Status Pernikahan Frekuensi Persen (%) Kumulatif Persen
Belum Menikah 25 25,0 25,0 Menikah 75 75,0 100,0
Total 100 100,0 Tabel 10 menunjukan bahwa responden yang sudah menikah atau
berkeluarga, lebih dominan berbelanja buah lokal segar yaitu sebanyak 75 orang
atau 75 persen, dikarenakan responden dengan status sudah menikah membeli
buah lebih banyak dan lebih sering untuk dikonsumsi oleh keluarganya,
dibandingkan responden yang belum menikah hanya sebanyak 25 orang atau 25
persen yang berbelanja buah.
4.4.4. Jenis Pekerjaan Responden
Distribusi responden menurut pekerjaan menguraikan atau memberikan
gambaran pekerjaan responden di kawasan perpasaran Jakarta Barat yang menjadi
sampel dalam penelitian ini. Distribusi karakteristik responden menurut pekerjaan
dapat disajikan pada Tabel 11 sebagai berikut:
Tabel 11 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Pekerjaan Frekuensi Persen Kumulative Persen Pelajar/Mahasiswa 9 9,0 9,0 Ibu Rumah Tangga 14 14,0 23,0
Pegawai Negeri Sipil 14 14,0 37,0 Karyawan 47 47,0 84,0
Wiraswasta 16 16,0 100,0 Total 100 100,0
Pekerjaan reponden didominasi oleh karyawan dengan jumlah 47 orang
atau 47 persen, dikarenakan pada saat pengambilan sampel dilakukan pada siang,
sore, malam hari dan pada hari libur sehingga kebanyakan responden ditemui
61
dengan pekerjaan karyawan yang sedang berbelanja buah selepas mereka pulang
kerja bahkan pada waktu istirahat dari pekerjaannya. Selanjutnya wiraswasta
sebanyak 16 orang atau 16 persen. Ibu rumah tangga dan Pegawai Negeri Sipil
masing-masing sebanyak 14 orang atau 14 persen. Sebesar 9 persen atau 9 orang
didapat dari pelajar/mahasiswa.
4.4.5. Pendapatan Responden
Distribusi responden menurut pendapatan menguraikan atau memberikan
gambaran pendapatan responden di kawasan perpasaran Jakarta Barat yang
menjadi sampel dalam penelitian ini. Distribusi karakteristik responden menurut
pendapatan dapat disajikan pada Tabel 12 sebagai berikut :
Tabel 12 Distribusi Responden Menurut Pendapatan di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Pendapatan Frekuensi Persen (%) Kumulatif Persen <1.000.000 8 8,0 8,0
1.000.001-2.400.000 24 24,0 32,0 2.400.001-5.000.000 39 39,0 71,0 5.000.001-8.000.000 21 21,0 92,0
>8.000.001 8 8,0 100,0 Total 100 100,0
Pendapatan reponden didominasi pada kisaran Rp. 2.400.001 - Rp. 5.000.
000 sejumlah 39 orang atau 39 persen. Hal tersebut sesuai dengan
Peraturan Gubernur DKI Jakarta no.123 tahun 2013 tentang UMP DKI Jakarta
pada tahun 2014 sebesar Rp. 2.441.000. Selanjutnya tingkat pendapatan pada Rp.
1.000.001 - Rp. 2.400.000 sebanyak 24 orang atau 24 persen. Responden pada
pendapatan tersebut biasanya membeli buah sebagai kebutuhan tambahan
disamping pembelian kebutuhan sehari-hari dengan jenis yang cukup banyak.
62
Pendapatan responden pada kisaran Rp.5.000.001 - Rp. 8.000.000 sebesar 21
orang atau 21 persen dan sisanya berpendapatan responden diatas Rp. 8.000.001.
4.5. Tanggapan Responden Terhadap Variabel
Tanggapan responden terhadap variabel, mencakup uraian tentang
gambaran umum dari setiap variabel penelitian yang terdiri dari : Kesadaran (X1),
Persepsi (X2), Preferensi (X3) dan Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal (Y). Data rata-rata skor secara lebih rinci disajikan pada tabel 13
dari masing-masing variabel tersebut mencakup jumlah responden (r), jumlah
pertanyaan (i), total skor (Sum), rata-rata skor (Mean) :
Tabel 13 Nilai Rata-Rata Variabel Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Variabel R I skorSum ix
Rskor
Mean 1
Kesadaran 100 10 3916 3,916 Persepsi 100 12 4467 3,7225
Preferensi 100 7 2771 3,95857 Perilaku Konsumen 100 10 3791 3,791
Setelah diperoleh nilai rata-rata skor masing-masing variabel kemudian
dicocokkan dengan Kriteria Analisis Deskripsi yang telah ditetapkan oleh
Abdurahman dan Sambas (2007 : 146), sebagai panduan tercatat pada Tabel 14
berikut:
Tabel 14 Kriteria Analisis Deskripsi Rentang Kategori Skor Penafsiran
1,00-1,79 Sangat Tidak Baik/Sangat Rendah 1,80-2,59 Tidak Baik/Rendah 2,60-3,39 Cukup/Sedang 3,40-4,19 Baik/Tinggi 4,20-5,00 Sangat Baik/Sangat Tinggi
Sumber : Aburahman dan Sambas (2007:146)
63
Hasil statistik deskriptif dari ke empat variabel yaitu Kesadaran Konsumen
(X1), Persepsi Konsumen (X2), Preferensi Konsumen (X3), dan Perilaku
Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) seperti pada Tabel Statistik
(Tabel 15) berikut.
Tabel 15 Statistik Variabel Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
X1 100 26,00 24,00 50,00 3913,00 39,1300 4,24658 18,033 X2 100 31,00 29,00 60,00 4467,00 44,6700 6,17433 38,122 X3 100 17,00 18,00 35,00 2771,00 27,7100 3,37936 11,420 Y 100 24,00 26,00 50,00 3791,00 37,9100 5,19537 26,992
4.5.1. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kesadaran Konsumen (X1)
di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Hasil deskriptif variabel Kesadaran Konsumen (X1) dengan jumlah
pertanyaan (i) sebanyak 10 item pertanyaan dalam Tabel Statistik (Tabel 15)
diterangkan bahwa terdapat jumlah kasus 100 orang yang mengisi angket dengan
rentang skor (range) = 26,00; skor minimum dari data kesadaran yang paling
rendah = 24,00; skor maksimum dari data kesadaran yang tertinggi = 50,00;
jumlah skor keseluruhan sebesar 3913,00; dengan rata-rata (mean) sebesar
39,1300; simpangan baku (standar deviasi)= 4,2485. Sedangkan tingkat
penyebaran data kesadaran (variance) = 18,033. Distribusi Kesadaran pada Tabel
berikut :
Tabel 16 Distribusi Frekuensi Kesadaran (X1) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Kelas Interval Frekuensi Absolut
26-30 3 31-35 14 46-40 45 41-45 35 46-50 3
64
Penyebaran skor kesadaran sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel diatas
yang menunjukkan bahwa 45 responden (45%) memperoleh skor di sekitar nilai
rata-ratanya yang bervariasi antara 46-40. Selebihnya, reponden yang berada
dibawah kelompok rata-rata sebanyak 17 orang (17%) yang bervariasi antara 26-
35, dan reponden sebanyak 41 orang (41%) memperoleh skor diatas rata-rata yang
bervariasi antara 41-50.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata variabel X1 sebesar
3,916 dan apabila dicocokkan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban
responden pada tabel diatas, angka sebesar itu berada pada rentang 3,40-4,19 atau
berada pada kategori tinggi. Temuan penelitian ini menunjukkan kesadaran
konsumen mengenai tingkat pengetahuan konsumen, kebutuhan konsumen,
keinovatifan konsumen dan pengalaman dimasa lalu, berada dalam kategori
tinggi. Apakah kategori tinggi ini dipengaruhi oleh : jenis kelamin perempuan
sebanyak 61 orang (61%) dimana sesuai dengan peran dan naluri perempuan yang
gemar berbelanja khususnya buah, umur 35-42 tahun sebanyak 26 orang (26%)
dengan status sudah menikah sebanyak 75 orang (75%) dimana pada kisaran umur
35-42 dan biasanya sudah menikah akan menjadi orang yang berperan dalam
pengambil keputusan berbelanja buah untuk dikonsumsi oleh keluarganya, atau
dari jenis pekerjaan responden mayoritas karyawan sebanyak 47 orang (47%)
dengan pendapatan kisaran Rp. 2.400.001-Rp. 5.000.000 sebanyak 71 orang
(71%) hal tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta tentang UMP
DKI Jakarta tahun 2014 yang sebesar Rp. 2.441.000
Apabila variabel kesadaran dilihat dari berbagai jenis pasar, yang
mencakup 20 responden berbelanja di pasar tradisional, 20 responden di
65
hypermarket, 20 responden di supermarket, 20 responden di minimarket dan 20
responden di toko khusus buah, telah menjawab sebanyak 10 item petanyaan pada
variabel kesadaran. Distribusi data secara lebih rinci disajikan pada Tabel 17 dari
masing-masing pasar tersebut mencakup jumlah responden (R), total skor (Sum),
rata-rata skor (Mean):
Tabel 17 Nilai Rata-Rata Skor Kesadaran di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014
Kesadaran di Perpasaran R skorSum )1( ix
Rskor
Mean
kesadaran_TR 20 805 4,025 kesadaran_HY 20 792 3,960 kesadaran_SU 20 816 4,080 kesadaran_MI 20 756 3,780 kesadaran_TK 20 747 3,735
Berdasarkan dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kesadaran dari perpasaran tradisional (TR), hypermarket (HY), supermarket (SU),
minimarket (MI), dan toko khusus buah (TK), masing-masing sebesar
4,025;3,960;4,080;3,780;3,735 dan apabila semua dicocokkan dengan skala
penafsiran berada pada rentang 3,40-4,19 atau berada pada kategori tinggi.
Dengan demikian, kesadaran konsumen di kawasan perpasaran Jakarta
Barat sejalan atau tidak ada perbedaan dengan hasil kesadaran konsumen
diberbagai pasar (tradisional, hypermarket, supermarket, minimarket, dan toko
khusus buah) yang berada pada kategori tinggi. Sehingga kesadaran konsumen
yang dibangun oleh kebutuhan, pengetahuan tentang produk, pengalaman
konsumsi di masa lalu, dan juga keinovatifan sudah tinggi.
66
4.5.2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Persepsi Konsumen (X2) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Hasil deskriptif variabel Persepsi Konsumen (X1) dengan jumlah
pertanyaan (i) sebanyak 12 item pertanyaan dalam Tabel Statistik (Tabel 15)
diterangkan bahwa terdapat jumlah kasus 100 orang yang mengisi angket dengan
rentang skor (range) = 31,00; skor minimum dari data persepsi yang paling
rendah = 29,00; skor maksimum dari data persepsi yang tertinggi = 60,00; jumlah
skor keseluruhan sebesar 4467,00; dengan rata-rata (mean) sebesar 44,6700 ;
simpangan baku (standar deviasi)= 6,17433. Sedangkan tingkat penyebaran data
persepsi (variance) = 38,122. Distribusi persepsi konsumen dapat dilihat pada
Tabel berikut:
Tabel 18 Distribusi Frekuensi Persepsi (X2) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Kelas Interval Frekuensi Absolut
29-34 3 35-40 26 41-46 32 47-52 28 53-60 11
Penyebaran skor persepsi sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel diatas
yang menunjukkan bahwa 32 responden (32%) memperoleh skor di sekitar nilai
rata-ratanya yang bervariasi antara 41-46. Selebihnya, reponden yang berada
dibawah kelompok rata-rata sebanyak 29 orang (29%) yang bervariasi antara 29-
40, dan reponden sebanyak 39 orang (39%) memperoleh skor diatas rata-rata yang
bervariasi antara 47-60.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata variabel X2 sebesar
3,7225 dan apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor yang sudah
67
ditetapkan, angka sebesar itu berada pada rentang 3,40-4,19 atau berada pada
kategori tinggi. Temuan penelitian ini menunjukkan persepsi konsumen
menganai harapan, kesegaran buah lokal, warna buah lokal, bentuk buah lokal,
aroma buah lokal, kematangan buah lokal, rasa buah lokal, dan ketersediaan buah
lokal sudah tinggi. Apakah kategori tinggi ini dipengaruhi oleh : jenis kelamin
perempuan sebanyak 61 orang (61%) dimana sesuai dengan peran dan naluri
perempuan yang gemar berbelanja khususnya buah, umur 35-42 tahun sebanyak
26 orang (26%) dengan status sudah menikah sebanyak 75 orang (75%) dimana
pada kisaran umur 35-42 dan biasanya sudah menikah akan menjadi orang yang
berperan dalam pengambil keputusan berbelanja buah untuk dikonsumsi oleh
keluarganya, atau dari jenis pekerjaan responden mayoritas karyawan sebanyak 47
orang (47%) dengan pendapatan kisaran Rp. 2.400.001-Rp. 5.000.000 sebanyak
71 orang (71%) hal tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta
tentang UMP DKI Jakarta tahun 2014 yang sebesar Rp. 2.441.000
Apabila variabel persepsi dilihat dari berbagai jenis pasar, yang mencakup
20 responden pasar tradisional, 20 responden hypermarket, 20 responden
supermarket, 20 responden minimarket dan 20 responden toko khusus buah yang
menjawab sebanyak 12 item petanyaan pada variabel persepsi. Distribusi data
secara lebih rinci disajikan pada Tabel 19 dari masing-masing pasar tersebut
mencakup jumlah responden (R), total skor (Sum), rata-rata skor (Mean):
68
Tabel 19 Nilai Rata-Rata Skor Persepsi di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014
Persepsi di Perpasaran R skorSum )1( ix
Rskor
Mean
persepsi_TR 20 928 3,867 persepsi_HY 20 877 3,654 persepsi_SU 20 910 3,791 persepsi_MI 20 862 3,591 persepsi_TK 20 890 3,708
Berdasarkan dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata
persepsi responden dari tradisional (TR), hypermarket (HY), supermarket (SU),
minimarket (MI), dan toko khusus buah (TK), masing-masing sebesar
3,867;3,654;3,791;3,591;3,708 dan apabila semua dikonsultasikan dengan skala
penafsiran berada pada rentang 3,40-4,19 atau berada pada kategori tinggi.
Dengan demikian, persepsi konsumen di kawasan perpasaran Jakarta Barat
sejalan atau tidak ada perbedaan dengan hasil persepsi konsumen diberbagai pasar
(tradisional, hypermarket, supermarket, minimarket, dan toko khusus buah) yang
berada pada kategori tinggi. Sehingga persepsi konsumen yang tinggi dibangun
oleh harapan, kesegaran buah lokal, warna buah lokal, bentuk buah lokal, aroma
buah lokal, kematangan buah lokal, rasa buah lokal, dan ketersediaan buah lokal.
4.5.3. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Preferensi Konsumen (X3) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Hasil deskriptif variabel Preferensi Konsumen (X3) dengan jumlah
pertanyaan (i) sebanyak 7 item pertanyaan dalam Tabel Statistik (Tabel 15)
diterangkan bahwa terdapat jumlah kasus 100 orang yang mengisi angket dengan
rentang skor (range) = 17,00; skor minimum dari data preferensi yang paling
rendah = 18,00; skor maksimum dari data preferensi yang tertinggi = 50,00;
jumlah skor keseluruhan sebesar 2771,00; dengan rata-rata (mean) sebesar
69
27,7100 ; simpangan baku (standar deviasi)= 3,37936. Sedangkan tingkat
penyebaran data persepsi (variance) = 11,420.
Tabel 20 Distribusi Frekuensi Preferensi (X3) di Wilayah Jakarta Barat Tahun 2014
Kelas Interval Frekuensi Absolut
18-21 2 22-25 26 26-29 45 30-33 23 34-37 4
Penyebaran skor preferensi sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel diatas
yang menunjukkan bahwa 45 responden (45%) memperoleh skor di sekitar nilai
rata-ratanya yang bervariasi antara 26-29. Selebihnya, reponden yang berada
dibawah kelompok rata-rata sebanyak 28 orang (28%) yang bervariasi antara 18-
25, dan reponden sebanyak 27 orang (27%) memperoleh skor diatas rata-rata yang
bervariasi antara 30-37.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata variabel preferensi X3
sebesar 3,95857 dan apabila dikonsultasikan dengan skala penafsiran skor yang
sudah ditetapkan, angka sebesar itu berada pada rentang 3,40-4,19 atau berada
pada kategori tinggi. Temuan penelitian ini menunjukkan preferensi konsumen
mengenai keistimewaan buah lokal, harga buah lokal, penampilan buah lokal, dan
manfaat buah lokal sudah tinggi. Apakah kategori tinggi ini dipengaruhi oleh :
jenis kelamin perempuan sebanyak 61 orang (61%) dimana sesuai dengan peran
dan naluri perempuan yang gemar berbelanja khususnya buah, umur 35-42 tahun
sebanyak 26 orang (26%) dengan status sudah menikah sebanyak 75 orang (75%)
dimana pada kisaran umur 35-42 dan biasanya sudah menikah akan menjadi orang
70
yang berperan dalam pengambil keputusan berbelanja buah untuk dikonsumsi
oleh keluarganya, atau dari jenis pekerjaan responden mayoritas karyawan
sebanyak 47 orang (47%) dengan pendapatan kisaran Rp. 2.400.001-Rp.
5.000.000 sebanyak 71 orang (71%) hal tersebut sesuai dengan Peraturan
Gubernur DKI Jakarta tentang UMP DKI Jakarta tahun 2014 yang sebesar Rp.
2.441.000
Apabila variabel preferensi dilihat dari berbagai jenis pasar, yang
mencakup 20 responden pasar tradisional, 20 responden hypermarket, 20
responden supermarket, 20 responden minimarket dan 20 responden toko khusus
buah yang menjawab sebanyak 7 item petanyaan pada variabel preferensi.
Distribusi data secara lebih rinci disajikan pada Tabel 21 dari masing-masing
pasar tersebut mencakup jumlah responden (R), total skor (Sum), rata-rata skor
(Mean):
Tabel 21 Nilai Rata-Rata Skor Preferensi di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014
Preferensi di Perpasaran R skorSum
)1( ix
Rskor
Mean
preferensi_TR 20 563 4,021 preferensi_HY 20 535 3,821 preferensi_SU 20 555 3,964 preferensi_MI 20 538 3,842 preferensi_TK 20 580 4,142
Berdasarkan dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata
preferensi responden dari perpasaran tradisional (TR), hypermarket (HY),
supermarket (SU), minimarket (MI), dan toko khusus buah (TK), masing-masing
sebesar 4,021;3,821;3,964;3,842;4,142 dan apabila semua dikonsultasikan dengan
skala penafsiran berada pada rentang 3,40-4,19 atau berada pada kategori tinggi.
71
Dengan demikian, preferensi konsumen di kawasan perpasaran Jakarta
Barat sejalan atau tidak ada perbedaan dengan hasil preferensi konsumen
diberbagai pasar (tradisional, hypermarket, supermarket, minimarket, dan toko
khusus buah) yang berada pada kategori tinggi. Sehingga preferensi konsumen
yang dibangun keistimewaan buah lokal, harga buah lokal, penampilan buah
lokal, dan manfaat buah lokal sudah tinggi.
4.5.4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Hasil deskriptif variabel Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal (Y) dengan jumlah pertanyaan (i) sebanyak 10 item pertanyaan dalam Tabel
Statistik (Tabel 15) diterangkan bahwa terdapat jumlah kasus 100 orang yang
mengisi angket dengan rentang skor (range) = 24,00; skor minimum dari data
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal yang paling rendah = 26,00;
skor maksimum dari data perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah yang
tertinggi = 50,00; jumlah skor keseluruhan sebesar 3791,00; dengan rata-rata
(mean) sebesar 37,9100; simpangan baku (standar deviasi)= 5,19537. Sedangkan
tingkat penyebaran data perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal
(variance) = 26,992. Distribusi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah
lokal pada Tabel berikut :
Tabel 22 Distribusi Frekuensi Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
Kelas Interval Frekuensi Absolut
26-30 6 31-35 25 46-40 38 41-45 23 46-50 8
72
Penyebaran skor perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal
sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel diatas yang menunjukkan bahwa 38
responden (38%) memperoleh skor di sekitar nilai rata-ratanya yang bervariasi
antara 46-40. Selebihnya, reponden yang berada dibawah kelompok rata-rata
sebanyak 31 orang (31%) yang bervariasi antara 26-35, dan reponden sebanyak 31
orang (31%) memperoleh skor diatas rata-rata yang bervariasi antara 41-50.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata variabel Y sebesar 3,791
dan apabila dicocokkan dengan skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden
pada tabel diatas, angka sebesar itu berada pada rentang 3,40-4,19 atau berada
pada kategori tinggi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku
konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal mengenai kebudayaan, sosial, pribadi
dan pesikologis, berada dalam kategori tinggi. Apakah kategori tinggi ini
dipengaruhi oleh : jenis kelamin perempuan sebanyak 61 orang (61%) dimana
sesuai dengan peran dan naluri perempuan yang gemar berbelanja khususnya
buah, umur 35-42 tahun sebanyak 26 orang (26%) dengan status sudah menikah
sebanyak 75 orang (75%) dimana pada kisaran umur 35-42 dan biasanya sudah
menikah akan menjadi orang yang berperan dalam pengambil keputusan
berbelanja buah untuk dikonsumsi oleh keluarganya, atau dari jenis pekerjaan
responden mayoritas karyawan sebanyak 47 orang (47%) dengan pendapatan
kisaran Rp. 2.400.001-Rp. 5.000.000 sebanyak 71 orang (71%) hal tersebut sesuai
dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta tentang UMP DKI Jakarta tahun 2014
yang sebesar Rp. 2.441.000
Apabila variabel perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal
dilihat dari berbagai jenis pasar, yang mencakup 20 responden berbelanja di pasar
73
tradisional, 20 responden di hypermarket, 20 responden di supermarket, 20
responden di minimarket dan 20 responden di toko khusus buah, telah menjawab
sebanyak 10 item petanyaan pada variabel perilaku konsumen dalam
mengkonsumsi buah lokal. Distribusi data secara lebih rinci disajikan pada Tabel
23 dari masing-masing pasar tersebut mencakup jumlah responden (R), total skor
(Sum), rata-rata skor (Mean):
Tabel 23 Nilai Rata-Rata Skor Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Jenis Pasar Berdasarkan Tanggapan Responden di Jakarta Barat Tahun 2014.
Perilaku Konsumen di Perpasaran
R skorSum )1( ixRskor
Mean
Perilaku Kon_TR 20 810 4,050 Perilaku Kon_HY 20 766 3,830 Perilaku Kon _SU 20 770 3,850 Perilaku Kon _MI 20 717 3,585 Perilaku Kon_TK 20 728 3,640
Berdasarkan dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal dari perpasaran tradisional
(TR), hypermarket (HY), supermarket (SU), minimarket (MI), dan toko khusus
buah (TK), masing-masing sebesar 4,050;3,830;3,850;3,585;3,640 dan apabila
semua dicocokkan dengan skala penafsiran berada pada rentang 3,40-4,19 atau
berada pada kategori tinggi.
Dengan demikian, perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di
kawasan perpasaran Jakarta Barat sejalan atau tidak ada perbedaan dengan hasil
kesadaran konsumen diberbagai pasar (tradisional, hypermarket, supermarket,
minimarket, dan toko khusus buah) yang berada pada kategori tinggi.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode regresi linier berganda membantu dalam mengetahui besarnya
pengaruh variabel independen yaitu kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen
terhadap variabel dependen yang dalam penelitian ini yaitu Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal. Berdasarkan data primer yang telah
didapatkan melalui wawancara dengan responden menggunakan kuisioner di
Kawasan Perpasaran Jakarta Barat kemudian diolah dengan menggunakan SPSS
18. Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, data primer yang telah
didapatkan sudah melewati uji validitas dan reabilitas data serta telah memenuhi
pengujian asumsi klasik yang berupa pengujian : Normalitas, Multikolinieritas,
dan Heteroskedastisitas (Lampiran 6 dan 7). Tabel 24 menyajikan hasil regresi
pengaruh kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap perilaku
konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta
Barat.
Tabel 24 Estimasi Model Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014.
Variabel Koefisien Thitung Fhitung Sig Konstanta -0,367 -0,097 0,923
Kesadaran Konsumen 0,369 3,824 36,756 0,000 Persepsi Konsumen 0,266 3,444 0,001
Preferensi Konsumen 0,432 3,005 0,003 R2 = 0,535
TTabel = 2,70 FTabel = 1,985
75
Berdasarkan Tabel 24 diatas dapat diperoleh model perilaku konsumen
dalam mengkonsumsi buah lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat sebagai
berikut :
Y = -0,367 + 0,369 X1 + 0,266 X2 + 0,432X3
Berdasarkan model Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal
di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat diduga nilai konstanta bernilai -0,367 bila
variabel X1, X2, dan X3 sama dengan nol. Uji koefisien determinasi digunakan
untuk melihat seberapa besar variabel independen (kesadaran, persepsi, dan
preferensi konsumen) menjelaskan variabel dependen berupa Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
Tabel 24 menyajikan nilai koefisien determinasi sebesar 0,535 yang berarti
53,5% variasi atau perubahan dalam variabel dependen Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat dijelaskan oleh
seluruh variabel independen yang diduga berpengaruh. Sisanya sebesar 46,5%
dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini. Nilai tersebut menggambarkan
variabel independen dalam penelitian ini masih belum cukup untuk menjelaskan
pengaruh kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap Perilaku
Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal segar di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat. Adapun hasil uji kelayakan (signifikansi) pengaruh variabel
kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen terhadap Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal adalah sebagai berikut.
5.1. Pengaruh Kesadaran Terhadap Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
76
Berdasarkan Tabel 24 hasil dugaan pengaruh kesadaran (X1) terhadap
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) adalah sebesar 0,369
dan nilai koefisien bertanda positif, artinya jika tingkat kesadaran naik satu
satuan, maka akan menyebabkan bertambahnya peluang Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal diwilayah Jakarta Barat sebesar 0,369 satuan
dengan menganggap variabel yang lain konstan. Pada pengujian kesadaran (X1)
terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal pada tingkat
kepercayaan 95% menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 3,824 lebih besar dari
nilai tTabel (3,824 > 1,985) dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α
(0,000 < 0,05) sehingga berdasarkan hal tersebut, variabel independen kesadaran
berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel dependen Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran adalah
faktor yang paling mendasari konsumen dalam membeli buah lokal di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat.
Berdasarkan karakteristik responden dapat diketahui bahwa konsumen di
kawasan perpasaran Jakarta Barat mayoritas adalah wanita, usia antara 35-42
tahun dengan status sudah menikah, jenis pekerjaan karyawan dengan
berpenghasilan Rp. 2.400.001,00 – Rp. 5.000.000,00 yang mempunyai
pengetahuan konsumen, kebutuhan, keinovatifan dan pengalaman konsumsi masa
lalu konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat berada pada kategori tinggi.
Dengan demikian, kesadaran responden mengenai Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat sudah
baik. Namun jika dilihat dari total skor masing-masing pertanyaan pada variabel
kesadaran (Lampiran 2), pertanyaan nomer 7 yaitu “Dengan mengkonsumsi buah
77
lokal dapat membantu kegiatan pemerintah” memiliki skor tertinggi yang
mencapai 463. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan nomer 7 yang masuk
kedalam indikator keinofativan konsumen memiliki kontribusi yang tinggi
terhadap kesadaran konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
kesesuaian dengan teori kesadaran konsumen mengenai suatu produk diukur
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan konsumen yang disasar mengenai
keberadaan produk tersebut (Peter & Olson 1996 : 168).
5.2. Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Berdasarkan Tabel 24 hasil dugaan pengaruh persepsi (X2) terhadap
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) adalah sebesar 0,266
dan nilai koefisien bertanda positif, artinya jika tingkat persepsi naik satu satuan,
maka akan menyebabkan bertambahnya peluang Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal diwilayah Jakarta Barat sebesar 0,266 kali dengan
menganggap variabel yang lain konstan. Pada pengujian persepsi (X2) terhadap
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal pada tingkat kepercayaan
95% menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 3,444 lebih besar dari nilai tTabel (3,444
> 1,985) dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,001 < 0,005)
sehingga berdasarkan hal tersebut, variabel independen persepsi berpengaruh
nyata (signifikan) terhadap variabel dependen Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di kawasan Jakarta Barat.
Berdasarkan karakteristik responden dapat diketahui bahwa konsumen di
Kawasan Perpasaran Jakarta Barat mayoritas adalah wanita, usia antara 35-42
78
tahun dengan status sudah menikah, jenis pekerjaan karyawan dengan
berpenghasilan Rp. 2.400.001,00 –Rp. 5.000.000,00 yang memiliki tanggapan
mengenai harapan, kesegaran buah lokal, warna buah lokal, aroma buah lokal,
kematangan buah lokal, rasa buah lokal, dan ketersediaan buah lokal berada pada
kategori tinggi di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
Dengan demikian, persepsi responden mengenai Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat sudah
baik. Namun jika dilihat dari total skor masing-masing pertanyaan pada variabel
persepsi (Lampiran 3), pertanyaan nomer 9 yaitu “Rasa buah lokal cocok untuk
lidah saya” memiliki skor tertinggi mencapai 427. Hal ini menunjukkan bahwa
pertanyaan nomer 9 yang masuk kedalam indikator rasa buah lokal memiliki
kontribusi yang tinggi terhadap persepsi konsumen di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat.
Berdasarkan pendapat Simamora (2008 : 102) bahwa persepsi adalah suatu
proses, dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan mengintreprestasi
stimuli kedalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Artinya
bahwa persepsi harus terbangun terlebih dahulu setelah kesadaran terbentuk dan
sebelum Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal, dalam kata lain
tidak mungkin ada Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal tanpa
adanya persepsi.
5.3. Pengaruh Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Berdasarkan Tabel 24 hasil dugaan pengaruh preferensi (X3) terhadap
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal (Y) adalah sebesar 0,432
79
dan nilai koefisien bertanda positif, artinya jika tingkat preferensi naik satu
satuan, maka akan menyebabkan bertambahnya peluang Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal diwilayah Jakarta Barat sebesar 0,432 kali
dengan menganggap variabel yang lain konstan. Pada pengujian preferensi (X3)
terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal pada tingkat
kepercayaan 95% menunjukan bahwa nilai thitung sebesar 3,005 lebih besar dari
nilai tTabel (3,005 > 1,985) dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α
(0,004 < 0,005), sehingga berdasarkan hal tersebut variabel independen preferensi
berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel dependen Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
Berdasarkan karakteristik responden dapat diketahui bahwa konsumen di
Kawasan Perpasaran Jakarta Barat mayoritas adalah wanita, usia antara 35-42
tahun dengan status sudah menikah, jenis pekerjaan dengan berpenghasilan Rp.
2.400.001,00 – Rp. 5.000.000,00 yang memiliki tanggapan mengenai tindakan
membeli buah lokal, kepuasan mengkonsumsi buah lokal, dan kepentingan
membeli buah lokal berada pada kategori tinggi di Kawasan Perpasaran Jakarta
Barat.
Dengan demikian, preferensi konsumen mengenai Perilaku Konsumen
dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat sudah
baik. Namun jika dilihat dari total skor masing-masing pertanyaan pada variabel
preferensi konsumen (Lampiran 4), pertanyaan nomer 1 yaitu “Saya memilih
konsumsi buah lokal karena terjamin kualitasnya” memiliki skor tertinggi yang
mencapai 420. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan nomer 1 yang masuk
80
kedalam indikator keistimewaan buah lokal memiliki pengaruh yang tinggi
terhadap preferensi konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
kesesuaian dengan pendapat Pindyc dan Rubenfield (2002 : 64) bahwa preferensi
konsumen adalah suatu cara praktis untuk menggambarkan bagaimana orang lebih
suka terhadap suatu barang lebih dari yang lain.
5.4. Pengaruh Kesadaran, Persepsi, dan Preferensi Konsumen Terhadap
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Uji signifikansi serentak parameter dugaan (uji F) digunakan untuk
menunjukan semua variabel independen yang dimasukkan kedalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji ini
membendingkan antara nilai Fhitung dengan nilai FTabel atau dari perbandingan
probabilitasnya.
Berdasarkan jumlah sampel yang diteliti yaitu sebanyak 100 responden
dan jumlah varibel sebanyak 4 variabel. Maka untuk mencari FTabel menggunakan
rumus df1 = k - 1 sedangkan df2 = n – k, maka df1 = k-1= 4 (jumlah variabel) - 1
= 3 sedangkan df2 = n – k = 100 - 4 = 96. Pengujian dilakukan pada α = 5%,
maka nilai fTabel adalah 2,70. Tabel 24 menunjukan bahwa nilai Fhitung sebesar
36,756 lebih besar dari FTabel 2,70 dan nilai siginfikansi lebih kecil dari nilai α
(0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil olahan data tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa secara simultan variabel independen (kesadaran, persepsi, dan preferensi
konsumen) memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel dependen
81
yaitu Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan
Perpasaran Jakarta Barat.
Dari uraian variabel kesadaran, persepsi, dan preferensi terdapat
keselarasan yang sama dimana ketiga variabel tersebut berada pada kategori
tinggi. Dari variabel-variabel dependen pada penelitian ini, pengaruh yang
dominan atas variabel independen (Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi
Buah Lokal) adalah Kesadaran, yang berarti variabel ini adalah yang paling
berpengaruh dalam pembentukan Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal. Kesadaran adalah penerimaan sebuah produk dalam benak konsumen.
Jadi semakin tinggi tingkat pengetahuan tentang buah lokal berarti buah lokal
tersebut berada dalam benak konsumen sebelum buah impor yang selanjutnya
membentuk persepsi dan preferensi konsumen sebelum akhirnya terbentuk
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran
Jakarta Barat.
Jika hasil variabel persepsi dan preferensi dikaitkan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Azizah (2008) terdapat persamaan hasil, yang
membuktikan bahwa terdapat pengaruh persepsi dan preferensi konsumen
terhadap keputusan pembelian buah lokal di Lailai Market Buah Malang. Namun
ada sedikit perbedaan dari penelitian dahulu tersebut, yaitu variabel independen
pada penelitian terdahulu tentang keputusan pembelian buah lokal tetapi pada
penelitian ini variabel independen berupa Perilaku Konsumen dalam
Mengkonsumsi Buah Lokal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, keputusan
pembelian buah lokal yang dilakukan oleh konsumen belum pasti terdapat
82
Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal yang dibeli oleh konsumen
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Martias (1997), untuk
dapat mengembangkan jenis buah-buahan yang sesuai dengan karakteristik
perilaku konsumsi konsumen buah-buahan, kegiatan pemasaran modern harus
mengutamakan penyesuaian strategi pemasaran dengan karakteristik, keinginan,
dan kebutuhan konsumen. Hal ini penting sebagai informasi dalam usaha
meningkatkan mutu buah, menentukan jenis buah-buahan yang sesuai dengan
selera konsumen, serta untuk dijadikan pedoman dalam pendistribusian buah-
buahan ketempat-tempat penjualan buah tertentu yang dihubungkan dengan
pilihan atau perilaku konsumsi konsumen buah-buahan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, bahwa
konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat mayoritas adalah wanita, usia
antara 35-42 tahun dengan status sudah menikah, dan jenis pekerjaan karyawan
dengan berpenghasilan Rp. 2.400.001,00 – Rp. 5.000.000,00. Variabel Kesadaran
Konsumen (X1), Persepsi Konsumen (X2) dan Preferensi Konsumen (X3) terhadap
Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal dengan koefisien
determinan sebesar 0,535 atau 53,5% dan memiliki kesimpulan sebagai berikut :
1) Variabel Kesadaran Konsumen (X1) berpengaruh nyata dan berada pada
kategori tinggi terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
2) Variabel Persepsi Konsumen (X2) berpengaruh nyata dan berada pada kategori
tinggi terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di
Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
3) Variabel Preferensi konsumen (X3) berpengaruh nyata dan berada pada
kategori tinggi terhadap Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah
Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat.
4) Secara bersama-sama atau simultan, Kesadaran (X1), Persepsi (X2),
Preferensi (X3) memiliki pengaruh nyata terhadap variabel Perilaku
Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
dengan Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah berada pada kategori
tinggi.
85
6.2. Saran
Setelah memperlihatkan kesimpulan diatas, penulis mencoba
mengemukakan saran-saran yang mungkin bermanfaat, yaitu sebagi berikut :
1. Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat sebaiknya memaksimalkan
perhatian terhadap buah lokal melalui persediaan buah lokal diberbagai jenis
pasar, promosi, pembinaan dan pengawasan petani buah lokal dalam produksi
sampai ke pemasaran buah, dan workshop tentang buah lokal untuk
menambah pengetahuan konsumen mengenai buah lokal karena variabel
kesadaran, persepsi, dan preferensi konsumen berpengaruh nyata terhadap
perilaku konsumen dalam mengkonsumsi buah lokal di kawasan perpasaran
Jakarta Barat.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dilakukan di berbagai banyak tempat
atau kota sehingga dapat di bandingkan hasil penelitiannya.
3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menambah jumlah variabel agar
menambah kemampuan model dalam menjelaskan fenomena perilaku
mengkonsumsi buah lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M. Dan Muhidin Sambas. A. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia. 2007.
Anonim. Data Statistik, Data Kependudukan, Data-Data dan Data.
http://semuadatalengkap.blogspot.com/2012/02/jakartabarat.html#more. 28 September 2014 . Azizah. Analisis Pengaruh Persepsi dan Preferensi Konsumen terhadap
keputusan pembelian buah lokal (studi pada Lailai Market Buah Malang). [Skripsi]. Malang : Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, UIN Malang. 2008.
BPS. Statistik Daerah Kota Jakarta Barat. Jakarta : Badan Pusat Statistik Kota
Administrasi Jakarta Barat. 2014. BPS. Keadaan Ketenagakerjaan di DKI Jakarta Agustus 2013. Jakarta : Badan
Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2013. Direktorat Jenderal Hortikultura . http://hortikultura.pertanian.go.id/index.php? option=com_content&view=article&id=339:nilai-impor-a-ekspor-buah-
th-2012&catid=57:ekspor-impor&Itemid=687. 04 Juli 2014. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang
: Badan Penerbit Undip. 2006. Indarto, Rossi Prasetya. “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Bundling Kartu
GSM dengan Smartphone”. [Tesis]. Jakarta : Program Studi Magister Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia. 2011.
Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka, 1982. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka, Jakarta, 2006. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Basis Data Ekspor Impor Komoditi
Pertanian Tahun 2012 S/D Saat Ini. http://database.deptan.go.id/eksim 2012/. 22 Desember 2014
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium 1 (Diterjemahkan Oleh
Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli). Jakarta: PT. Prenhalindo. 2002. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: PT. Indeks. 2006. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi V, jilid 2.
Jakarta: Intermedia. 1996.
86
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Edisi Kedua Belas), Cetakan Ketiga, PT. Indeks, Jakarta, 2008.
Mangkunegara, Anwar. Perilaku Konsumen Edisi Revisi. Bandung : PT Refika
Aditama. 2002.
Martias. Analisis Preferensi Konsumen dan Perilaku Konsumsi Buah-Buahan pada Masyarakat Kelas Atas (Studi Kasus Di Kompleks Pemukiman Villa Duta, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor). [Skripsi] Bogor : Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 1997.
Nasution, Asma. Sikap dan Preferensi Konsumen Dalam Mengkonsumsi Susu
Cair (Pada Hypermarket Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta). [Skripsi]. Bogor : Departemen Agribisnis, Fukultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 2009.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. 2005 Peter, JP., & Olson, J.C. Consumer behavior & marketing strategy. New York :
McGraw-Hill. 1996. Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, (2003), Keputusan Gubernur Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 44 Tahun 2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perpasaran Swasta di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jakarta.
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, (2013), Peraturan Gubernur Provinsi
Daerah Khusu Ibukota Jakarta no.123 tahun 2013 Tentang UMP Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jakarta
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat. Sejarah, Kota Administrasi Jakarta
Barat. http://barat.jakarta.go.id/v09/?page=Sejarah. 28 September 2014. Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat. Visi dan Misi, Kota Administrasi
Jakarta Barat. http://barat.jakarta.go.id/v09/?page=Visi.Misi. 28 September 2014.
Pindyck, Robert S. and Daniel, Rubinfeld. Mikro Ekonomi. Jilid 1. Jakarta :
Prenhallindo. 2002. Schiffman, G. Leon., Lazar, Leslie. Perilaku Konsumen. Alih Bahasa Oleh
Zoelkifli Kasip. Edisi Ketujuh. Jakarta : PT Indeks Gramedia. 2004. Simamora, Bilson. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama. 2003.
87
Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Surabaya: Pustaka Utama. 2002.
Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2008. Suartining, NK., Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pemasaran Anggur (Studi Kasus
di Desa Banjar Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng)[Tesis]. Bali : Unud. 2011.
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. 1997. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. 2004. Sugiyono. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,
2008. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. 2012. Suhardjo, Sosial Budaya Gizi, Bogor :Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dirjen Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan & Gizi, 1989. Suryani, Tatik. Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran.
Yogyakarta : PT Graha Ilmu. 2008.
Sutisna. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2002.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Edisi 2, Penerbit Andi, Yogyakarta. 2004. Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis, Jakarta : PT. Gra findo
Pustaka. 1983. Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka. 2003.
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian No. Responden ..................
KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH KESADARAN, PERSEPSI DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL
DI KAWASAN PERPASARAN JAKARTA BARAT Oleh : Nailul Murod (1110092000049). Program Studi Agribisinis, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah-Jakarta
Identitas Responden
Nama : ............................................................... (L/P)
Umur : .................. tahun
Status Pernikahan : (1) Benum Menikah (2) Menikah
Alamat : ...............................................................
Telp.........................................................
Suku Bangsa : ...............................................................
Jumlah anggota keluarga (termasuk anda) : .................. orang
Pekerjaan :
a) Mahasiswa/Pelajar
b) Ibu Rumah Tangga
c) PNS
d) Karyawan
e) Wiraswasta
Pendapatan/bulan :
a) < Rp. 1.000.000
b) Rp. 1.100.001 – Rp. 2.400.000
c) Rp. 2.400.001 – Rp. 5.000.000
d) Rp. 5.000.001 – Rp. 8.000.000
e) >Rp.8.000.001
Besaran Pengeluaran Untuk Buah/Bulan :
a) < Rp. 100.000
b) Rp. 100.001 – Rp. 300.000
c) Rp. 300.001 – Rp. 500.000
d) Rp. 500.001 – Rp. 800.000
e) >Rp. 800.001
Alasan anda berbelanja buah disini : ............................................................................
Lampiran 1. Lanjutan Kuisioner Penelitian
Petunjuk : Berilah tanda ceklis ( √ ) pada kolom jawaban yang paling sesuai menurut Anda Ket : SS = Sangat Setuju KS = Kurang Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju R = Ragu – ragu
A. KOMPONEN KESADARAN KONSUMEN PADA PERILAKU MENGKONSUMSI BUAH LOKAL
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. Saya mengetahui daerah asal produksi buah mangga cengkir
2. Saya mampu membedakan jeruk keprok dengan jeruk shantang
3. Ketika saya mengkonsumsi buah lokal, saya mengetahui kandungan gizi di jenis buah tersebut
4. Ketika saya mengkonsumsi buah lokal, saya akan merasa lebih sehat
5. Dengan mengkonsumsi buah lokal, saya dapat membantu meningkatkan kesajahteraan petani dalam negeri
6. Dengan mengkonsumsi buah lokal, berarti saya mencintai produk dalam negeri
7. Dengan mengkonsumsi buah lokal dapat membantu kegiatan pemerintah
8. Berdasarkan pertimbangan mengenai konsumsi buah lokal di masa lalu, tidak akan beresiko untuk kesehatan apabila mengkonsumsi buah lokal
9. Berdasarkan pertimbangan mengenai konsumsi buah lokal di masa lalu, buah lokal dan buah impor memiliki kualitas yang sama
10. Berdasarkan pertimbangan mengenai konsumsi buah lokal di masa lalu, buah lokal sangat bagus untuk dikonsumsi
Lampiran 1. Lanjutan Kuisioner Penelitian
B. KOMPONEN PERSEPSI KONSUMEN PADA PERILAKU KONSUMEN
DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL
No. Pernyataan SS S R KS TS
1 Buah lokal dapat dijadikan sektor andalan pendapatan nasional
2 Buah lokal dapat berdaulat di negerinya sendiri
3 Buah lokal mampu bersaing di pasar internsional
4 Kesegaran buah lokal tetap terjaga
5 Warna buah lokal sangat unik
6 Satu jenis buah lokal memiliki bentuk yang beragam
7 Buah lokal mempunyai aroma yang khas
8 Buah lokal memiliki derajat kematangan yang merata
9 Rasa buah lokal cocok untuk lidah saya
10 Buah lokal memiliki rasa yang unik
11 Buah lokal mudah ditemui pasaran
12 Buah lokal dapat memenuhi permintaan buah dipasaran
Lampiran 1. Lanjutan Kuisioner Penelitian
C. KOMPONEN PREFERENSI KONSUMEN PADA PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI BUAH LOKAL
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. Saya memilih konsumsi buah lokal karena terjamin kualitasnya
2. Saya memilih konsumsi buah lokal karena memiliki menyehatkan bagi tubuh
3 Saya memilih konsumsi buah lokal segar karena harga yang terjangkau
4. Harga buah lokal sesuai dengan kualitas yang didapatkan
5. Saya memilih konsumsi buah lokal segar karena penampilannya lebih menarik
6. Saya memilih konsumsi buah lokal karena rasa buah lokal lebih enak
7. Saya memilih konsumsi buah lokal segar karena terbebas dari bahan kimia (lilin)
Lampiran 1. Lanjutan Kuisioner Penelitian
D. KOMPONEN PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKOMSUMSI BUAH LOKAL
No. Pernyataan SS S R KS TS
1. Saya mengkonsumsi buah lokal karena popularitas buah lokal di Indonesia
2. Saya membeli buah lokal untuk konsumsi pribadi saya
3. Saya membeli buah lokal karena rekomendasi dari teman
4. Saya membeli buah lokal karena sebagian besar keluarga saya mempercayai rasa dan kualitasnya yang baik
5. Saya membeli buah lokal karena sesuai dengan pendapatan saya
6. Saya membeli buah lokal karena harganya yang relatif terjangkau
7 Saya membeli buah lokal karena sesuai dengan gaya hidup sehat saya
8 Saya merasa puas ketika mengkonsumsi buah lokal
9 Saya membeli buah lokal karena saya vegetarian
10 Saya membeli buah lokal karena kandungan gizinya sudah terjamin
93
Lampiran 2. Tabulasi Data Komponen Kesadaran Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
NO NAMA RESPONDEN
Kuisioner Jml Sort Rata-
Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Syahrul 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 26 4 2 Suriah 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 44 27 4,4 3 Elmitati 4 4 2 4 4 5 5 5 1 3 37 30 3,7 4 Cahyanti 4 2 4 5 5 5 5 5 4 4 43 31 4,3 5 Marsani 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 36 32 3,6 6 Ida 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 32 4 7 Imas 2 2 4 4 4 5 5 4 2 2 34 32 3,4 8 Kenni Hapsari 4 4 4 4 4 5 5 5 1 2 38 33 3,8 9 Dyah Septiani 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 43 34 4,3 10 Hairullah 5 5 4 5 4 5 5 4 2 4 43 34 4,3 11 Hilmiah 4 4 5 4 3 4 4 4 4 2 38 34 3,8 12 Dandy 3 5 3 3 3 5 5 5 2 3 37 34 3,7 13 Ika 5 3 4 5 5 5 4 5 2 3 41 34 4,1 14 Agustina 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49 35 4,9 15 Dede 4 4 4 4 4 5 5 5 2 5 42 35 4,2 16 Annisa 4 4 4 5 4 5 5 4 3 3 41 35 4,1 17 Lastri 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 35 4 18 Rubiono 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 34 36 3,4 19 Sanusi 5 4 4 4 1 4 5 4 2 2 35 36 3,5 20 Cahyo 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 36 5 21 Rani Eka Dwi 3 3 4 5 5 4 5 4 4 3 40 36 4 22 Tomi Susanto 5 4 5 5 5 5 5 5 2 3 44 36 4,4
23 Ratih Wulandari 2 4 5 5 5 5 4 4 3 4 41 37 4,1
24 Lidi 5 4 5 5 5 5 5 5 2 2 43 37 4,3 25 Rianto 5 4 4 5 4 3 5 4 5 5 44 37 4,4 26 Dwi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 37 4 27 Danica 3 4 4 5 5 5 5 5 2 5 43 37 4,3 28 Suci 4 4 4 5 4 5 5 5 2 3 41 37 4,1 29 Hendri 5 5 4 4 4 5 5 5 1 2 40 37 4 30 Siti Zulaikha 4 4 4 4 4 5 5 5 1 4 40 37 4 31 Dede 4 4 4 4 4 4 5 4 1 1 35 38 3,5 32 Evi Ayu 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 34 38 3,4 33 Dewi 1 4 4 4 4 4 4 4 2 2 33 38 3,3 34 Sundari Sri 5 3 4 4 4 4 4 4 4 1 37 38 3,7 35 Lili 4 4 3 4 4 5 5 4 2 3 38 38 3,8 36 Angwar 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 36 38 3,6 37 Helen 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 42 38 4,2 38 Cintia 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 42 38 4,2
Lampiran 2. Lanjutan Tabulasi Data Komponen Kesadaran Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
94
NO NAMA RESPONDEN
Kuisioner Jml Sort Rata-
Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 39 Sri Wahyuni 2 3 4 4 4 4 4 4 5 4 38 38 3,8 40 Yordan 4 5 3 5 3 5 5 5 3 3 41 38 4,1 41 Yudi 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 45 38 4,5 42 Denisa 3 5 4 5 4 5 5 5 4 4 44 38 4,4 43 Vini Dwi Puji 3 4 2 4 3 4 4 3 3 2 32 39 3,2 44 Rachmat 4 3 5 5 4 5 4 5 1 2 38 39 3,8 45 Sulastri 3 4 5 5 4 5 5 5 4 5 45 39 4,5 46 Budi 4 3 4 4 4 5 4 3 3 3 37 39 3,7 47 Ridwan Tanif 4 3 4 5 5 5 5 5 2 4 42 39 4,2 48 Fuadi 4 4 4 4 3 5 5 5 2 4 40 39 4 49 Idha Fathimah 4 4 5 4 2 5 5 5 2 5 41 40 4,1 50 Iyang 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 43 40 4,3 51 Fanisa 3 4 4 4 4 4 4 5 2 4 38 40 3,8 52 Sukarma 4 5 5 4 4 5 5 5 2 4 43 40 4,3 53 Suci 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 42 40 4,2 54 Faozan 5 4 4 5 5 5 5 5 2 2 42 40 4,2 55 Sazkia Rifka 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 42 40 4,2 56 Iqbal 4 4 4 5 5 5 5 5 2 4 43 40 4,3 57 Zainudin 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 38 40 3,8 58 Milani 4 4 3 4 5 5 5 5 3 4 42 40 4,2 59 Hartanti 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 40 40 4 60 Fauzi 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 39 40 3,9 61 Adi Santoso 4 5 1 5 5 5 5 5 1 4 40 40 4 62 Herlina 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 38 40 3,8 63 Happy 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 40 41 4 64 Arista 2 2 2 1 2 5 4 5 1 2 26 41 2,6 65 Ina 5 5 3 5 5 5 5 5 3 2 43 41 4,3 66 Rusli 5 5 4 4 3 4 2 5 4 4 40 41 4 67 Monica 2 4 2 3 3 5 5 4 1 1 30 41 3 68 Euis 4 4 4 4 4 5 4 3 4 2 38 41 3,8 69 Herlina 4 5 3 5 3 4 2 5 4 4 39 41 3,9 70 Lili 4 4 4 3 5 2 4 2 2 2 32 41 3,2 71 Susi 4 5 4 4 4 4 5 4 1 4 39 42 3,9 72 Ali 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 43 42 4,3 73 Nani 2 2 2 5 5 5 5 5 2 5 38 42 3,8 74 Melissa Savitri 4 3 4 5 4 5 5 4 5 5 44 42 4,4 75 Sri Yuliasih 4 4 4 5 5 4 5 4 1 2 38 42 3,8 76 April Wulandari 3 4 2 4 4 5 5 4 2 2 35 42 3,5
Lampiran 2. Lanjutan Tabulasi Data Komponen Kesadaran Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
95
NO NAMA RESPONDEN
Kuisioner Jml Sort Rata-
Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 77 Luvita 4 3 2 5 5 5 5 4 4 2 39 42 3,9 78 Sachi 3 3 4 4 4 4 4 5 2 4 37 42 3,7 79 Albert 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 46 43 4,6 80 Shelila 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 31 43 3,1 81 Rohmiyatun 4 4 5 4 4 5 5 3 3 4 41 43 4,1 82 Dwi 3 3 2 4 2 5 5 4 2 2 32 43 3,2
83 Yasmin Nurul Azmi 5 4 4 4 3 4 3 3 4 3 37 43 3,7
84 Saeful Anwar 2 2 2 3 3 4 4 4 2 1 27 43 2,7 85 Kurnia Dwi 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 44 43 4,4 86 Prima 4 3 4 5 4 5 5 4 3 2 39 43 3,9 87 Zainal Syukur 4 4 5 3 3 5 4 3 3 3 37 43 3,7 88 Veli 4 3 4 5 5 5 5 4 3 2 40 43 4 89 Putri Kartika 4 4 3 4 3 2 4 3 4 5 36 44 3,6 90 Syamsul Arif 5 5 5 3 2 5 4 5 4 3 41 44 4,1 91 Fadlina Zahra 4 4 5 3 3 4 3 3 4 3 36 44 3,6 92 Rio 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 44 44 4,4 93 Agung Pratama 4 3 3 3 3 5 5 4 2 2 34 44 3,4 94 Meike Sonia 3 3 3 4 4 5 4 4 3 2 35 44 3,5 95 Alwin 4 4 3 5 4 5 5 4 2 3 39 44 3,9 96 Ibnu Kamil 5 4 5 4 3 5 5 4 2 3 40 45 4 97 Indra 4 3 3 4 4 5 4 4 2 3 36 45 3,6 98 Bayu 4 3 3 5 4 5 4 4 3 2 37 46 3,7 99 Sri Widiati 4 4 4 4 4 5 5 4 2 2 38 49 3,8
100 Yeni Silviani 4 4 4 3 3 5 4 4 1 2 34 50 3,4 Total 387 385 384 423 397 463 454 431 271 321 3916 391,6
100 RataRata 3,916
96
Lampiran 3. Tabulasi Data Komponen Persepsi Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
NO
NAMA RESPONDEN
Kuisioner Jml Sort Rata-
Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Syahrul 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 46 29 3,83333
2 Suriah 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 47 29 3,91667
3 Elmitati 2 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 48 34 4
4 Cahyanti 2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 50 35 4,16667
5 Marsani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47 35 3,91667
6 Ida 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 45 36 3,75
7 Imas 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 50 36 4,16667
8 Kenni Hapsari 3 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 48 37 4
9 Dyah Septiani 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 49 37 4,08333
10 Hairullah 2 2 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 44 37 3,66667
11 Hilmiah 4 4 2 4 4 4 5 4 4 3 4 3 45 38 3,75
12 Dandy 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 41 38 3,41667
13 Ika 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 3 4 45 38 3,75
14 Agustina 2 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54 38 4,5
15 Dede 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 2 4 52 38 4,33333
16 Annisa 2 3 3 4 5 5 5 3 5 3 3 3 44 39 3,66667
17 Lastri 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 41 39 3,41667
18 Rubiono 3 3 2 2 4 4 4 3 4 3 3 2 37 39 3,08333
19 Sanusi 4 3 2 2 4 4 4 3 2 4 4 3 39 39 3,25
20 Cahyo 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 56 39 4,66667
21 Rani Eka Dwi 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 36 39 3
22 Tomi Susanto 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 49 40 4,08333
23 Ratih Wulandari 4 4 5 4 5 4 3 4 5 3 5 5 51 40 4,25
24 Lidi 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 57 40 4,75
25 Rianto 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 55 40 4,58333
26 Dwi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 40 4
27 Danica 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 49 40 4,08333
28 Suci 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 51 40 4,25
29 Hendri 1 1 2 2 5 4 5 2 5 5 3 3 38 40 3,16667
30 Siti Zulaikha 2 4 4 3 4 4 3 3 5 3 5 5 45 41 3,75
31 Dede 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 40 41 3,33333
32 Evi Ayu 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51 41 4,25
33 Dewi 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 38 41 3,16667
34 Sundari Sri 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 44 41 3,66667
35 Lili 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 36 41 3
36 Angwar 2 2 3 2 4 4 4 2 4 3 4 4 38 41 3,16667
37 Helen 2 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 37 41 3,08333
38 Cintia 2 1 1 2 3 3 3 2 3 2 4 3 29 42 2,41667
39 Sri Wahyuni 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 39 42 3,25
Lampiran 3. Lanjutan Tabulasi Data Komponen Persepsi Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
97
NO
NAMA RESPONDEN
Kuisioner Jml Sort Rata-
Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
40 Yordan 2 4 4 4 5 4 4 4 3 3 5 4 46 43 3,83333
41 Yudi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 43 5
42 Denisa 3 4 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 45 44 3,75
43 Vini Dwi Puji 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 45 44 3,75
44 Rachmat 1 2 3 3 4 5 4 2 4 2 3 2 35 44 2,91667
45 Sulastri 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 58 44 4,83333
46 Budi 3 4 4 2 5 4 5 4 5 3 3 2 44 44 3,66667
47 Ridwan Tanif 2 3 3 3 5 4 4 3 4 3 3 4 41 44 3,41667
48 fuadi 3 4 3 4 4 4 5 4 5 2 4 4 46 44 3,83333
49 Idha fathimah 4 3 3 4 5 4 4 3 5 3 4 4 46 44 3,83333
50 Iyang 3 2 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 44 45 3,66667
51 fanisa 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 40 45 3,33333
52 Sukarma 2 3 4 3 4 4 4 2 5 2 3 4 40 45 3,33333
53 Suci 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 54 45 4,5
54 faozan 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 53 45 4,41667
55 Sazkia Rifka 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 43 45 3,58333
56 Iqbal 2 3 3 3 4 4 4 3 5 3 5 3 42 45 3,5
57 Zainudin 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 49 45 4,08333
58 Milani 3 3 3 3 4 4 4 3 5 2 2 3 39 46 3,25
59 Hartanti 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 45 46 3,75
60 fauzi 3 3 3 3 4 4 4 3 5 3 3 3 41 46 3,41667
61 Adi Santoso 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 1 47 46 3,91667
62 Herlina 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 43 47 3,58333
63 Happy 3 4 2 2 4 4 4 5 4 4 3 2 41 47 3,41667
64 Arista 4 4 5 2 3 3 4 2 4 2 4 4 41 47 3,41667
65 Ina 4 4 3 4 2 2 4 3 4 3 2 4 39 47 3,25
66 Rusli 2 2 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 49 47 4,08333
67 Monica 2 2 2 3 4 4 4 5 3 4 2 3 38 48 3,16667
68 Euis 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 1 2 45 48 3,75
69 Herlina 5 4 3 5 4 5 4 5 5 3 4 4 51 48 4,25
70 Lili 4 4 5 5 3 3 4 4 5 3 4 4 48 48 4
71 Susi 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 40 48 3,33333
72 Ali 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 40 49 3,33333
73 Nani 1 1 2 2 5 5 3 3 2 2 2 1 29 49 2,41667
74 Melissa Savitri 4 5 5 4 3 4 5 4 5 4 3 4 50 49 4,16667
75 Sri Yuliasih 3 4 4 4 4 5 5 3 5 4 4 4 49 49 4,08333
76 April Wulandari 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 3 48 49 4
77 Luvita 4 4 3 3 5 5 5 3 5 3 3 4 47 49 3,91667
Lampiran 3. Lanjutan Tabulasi Data Komponen Persepsi Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
98
NO
NAMA RESPONDEN
Kuisioner Jml Sort Rata-
Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
78 Sachi 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 4 40 49 3,33333
79 Albert 2 3 2 3 3 4 4 4 5 3 3 4 40 49 3,33333
80 Shelila 2 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 37 50 3,08333
81 Rohmiyatun 3 3 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 44 50 3,66667
82 Dwi 3 4 3 3 5 4 3 3 4 2 2 3 39 50 3,25
83 Yasmin Nurul Azmi 3 2 3 4 4 5 3 4 4 4 3 3 42 50 3,5
84 Saeful Anwar 2 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 2 34 51 2,83333
85 Kurnia Dwi 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 3 4 49 51 4,08333
86 Prima 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 55 51 4,58333
87 Zainal Syukur 5 5 4 4 5 4 3 5 5 4 3 2 49 51 4,08333
88 Veli 4 5 4 4 5 5 4 4 5 3 3 4 50 51 4,16667
89 Putri Kartika 4 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 5 47 52 3,91667
90 Syamsul Arif 3 3 2 2 5 4 3 4 3 3 4 2 38 53 3,16667
91 fadlina Zahra 4 4 4 5 4 3 3 4 5 3 2 3 44 53 3,66667
92 Rio 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 2 53 54 4,41667
93 Agung Pratama 2 3 2 2 4 4 3 3 4 3 3 2 35 54 2,91667
94 Meike Sonia 3 3 3 3 5 5 4 3 5 3 2 2 41 55 3,41667
95 Alwin 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 4 2 51 55 4,25
96 Ibnu Kamil 3 3 2 2 5 5 3 3 4 4 4 2 40 55 3,33333
97 Indra 3 3 3 3 4 4 4 4 5 3 3 2 41 56 3,41667
98 Bayu 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 55 57 4,58333
99 Sri Widiati 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 39 58 3,25 100 Yeni Silviani 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 44 60 3,66667
Total 331 357 342 345 420 416 412 380 427 343 358 336 4467 372,25
100 RataRata
3,7225
99
Lampiran 4. Tabulasi Data Komponen Preferensi Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
NO NAMA RESPONDEN
KUISIONER Jumlah Sort Rata-Rata
1 2 3 4 5 6 7 1 Syahrul 4 4 4 4 4 3 4 27 18 3,85714 2 Suriah 4 4 4 4 4 5 4 29 20 4,14286 3 Elmitati 4 3 4 4 4 4 4 27 22 3,85714 4 Cahyanti 5 5 4 4 5 5 5 33 22 4,71429 5 Marsani 4 2 4 4 4 4 4 26 23 3,71429 6 Ida 4 4 4 5 4 4 4 29 23 4,14286 7 Imas 4 4 4 2 4 4 4 26 23 3,71429 8 Kenni Hapsari 4 4 4 4 4 4 4 28 23 4 9 Dyah Septiani 4 4 5 4 4 4 4 29 23 4,14286 10 Hairullah 5 4 4 2 4 4 5 28 24 4 11 Hilmiah 4 4 4 4 4 3 4 27 24 3,85714 12 Dandy 3 3 3 4 3 2 4 22 24 3,14286 13 Ika 5 5 4 3 3 5 4 29 24 4,14286 14 Agustina 5 5 5 5 5 5 5 35 24 5 15 Dede 3 3 4 5 4 3 4 26 24 3,71429 16 Annisa 4 4 4 4 5 3 4 28 24 4 17 Lastri 4 4 4 4 4 4 4 28 25 4 18 Rubiono 4 4 4 3 4 3 3 25 25 3,57143 19 Sanusi 4 4 4 4 3 4 4 27 25 3,85714 20 Cahyo 4 5 5 5 5 5 5 34 25 4,85714 21 Rani Eka Dwi 4 3 4 4 4 3 3 25 25 3,57143 22 Tomi Susanto 4 4 4 4 4 3 5 28 25 4 23 Ratih Wulandari 4 3 5 3 5 4 5 29 25 4,14286 24 Lidi 5 4 4 2 5 4 4 28 25 4 25 Rianto 5 4 4 5 4 4 5 31 25 4,42857 26 Dwi 5 5 5 4 5 5 4 33 25 4,71429 27 Danica 5 5 5 5 5 5 5 35 25 5 28 Suci 4 4 4 4 4 3 4 27 25 3,85714 29 Hendri 3 3 5 2 5 2 2 22 26 3,14286 30 Siti Zulaikha 4 4 4 2 4 5 5 28 26 4 31 Dede 5 5 4 4 4 3 4 29 26 4,14286 32 Evi Ayu 4 4 4 4 4 4 4 28 26 4 33 Dewi 4 4 4 3 4 4 3 26 26 3,71429 34 Sundari Sri 4 4 4 2 3 3 3 23 26 3,28571 35 Lili 4 4 4 3 4 3 2 24 26 3,42857 36 Angwar 4 4 4 3 3 3 3 24 26 3,42857 37 Helen 4 4 3 5 5 3 5 29 26 4,14286 38 Cintia 2 4 3 2 2 3 2 18 27 2,57143 39 Sri Wahyuni 4 4 4 2 4 3 2 23 27 3,28571 40 Yordan 5 1 5 1 3 5 5 25 27 3,57143
Lampiran 4. Lanjutan Tabulasi Data Komponen Preferensi Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
100
NO NAMA RESPONDEN
KUISIONER Jumlah Sort Rata-Rata
1 2 3 4 5 6 7 41 Yudi 5 5 5 5 5 5 5 35 27 5 42 Denisa 4 4 4 3 4 4 4 27 27 3,85714 43 Vini Dwi Puji 4 4 4 5 3 4 4 28 27 4 44 Rachmat 4 3 4 3 4 3 2 23 27 3,28571 45 Sulastri 5 5 5 4 5 4 4 32 27 4,57143 46 Budi 4 4 4 3 4 2 4 25 27 3,57143 47 Ridwan Tanif 4 3 5 4 4 3 2 25 27 3,57143 48 fuadi 4 3 4 5 5 3 2 26 28 3,71429 49 Idha fathimah 4 4 4 4 4 4 3 27 28 3,85714 50 Iyang 4 4 4 5 5 4 3 29 28 4,14286 51 fanisa 4 4 4 3 5 3 5 28 28 4 52 Sukarma 4 4 4 2 4 3 3 24 28 3,42857 53 Suci 5 4 4 5 5 5 5 33 28 4,71429 54 faozan 4 4 4 4 5 5 5 31 28 4,42857 55 Sazkia Rifka 4 4 4 3 4 4 2 25 28 3,57143 56 Iqbal 5 4 4 4 4 5 4 30 28 4,28571 57 Zainudin 4 4 4 4 4 4 4 28 28 4 58 Milani 4 4 4 4 4 3 3 26 28 3,71429 59 Hartanti 4 4 4 3 4 5 3 27 28 3,85714 60 fauzi 4 4 4 3 4 3 4 26 28 3,71429 61 Adi Santoso 4 4 4 4 4 4 5 29 28 4,14286 62 Herlina 4 4 4 4 4 4 4 28 28 4 63 Happy 4 3 4 4 5 2 1 23 28 3,28571 64 Arista 3 3 3 2 4 2 3 20 28 2,85714 65 Ina 5 5 4 5 5 5 4 33 29 4,71429 66 Rusli 4 5 5 5 4 4 3 30 29 4,28571 67 Monica 4 4 4 4 4 4 4 28 29 4 68 Euis 4 4 4 4 4 5 5 30 29 4,28571 69 Herlina 5 5 5 4 4 4 4 31 29 4,42857 70 Lili 4 4 4 4 4 4 4 28 29 4 71 Susi 4 4 4 3 4 3 3 25 29 3,57143 72 Ali 4 4 4 3 3 3 2 23 29 3,28571 73 Nani 5 5 5 4 4 4 1 28 29 4 74 Melissa Savitri 4 4 4 4 5 3 4 28 30 4 75 Sri Yuliasih 5 4 4 4 4 3 4 28 30 4 76 April Wulandari 3 3 3 4 4 4 4 25 30 3,57143 77 Luvita 3 3 3 4 4 4 4 25 30 3,57143 78 Sachi 4 4 3 4 4 4 4 27 30 3,85714 79 Albert 3 4 3 2 4 5 3 24 31 3,42857
Lampiran 4. Lanjutan Tabulasi Data Komponen Preferensi Konsumen di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
101
NO NAMA RESPONDEN
KUISIONER Jumlah Sort Rata-Rata
1 2 3 4 5 6 7 80 Shelila 4 4 4 4 4 3 2 25 31 3,57143 81 Rohmiyatun 5 5 4 5 4 5 4 32 31 4,57143 82 Dwi 4 4 4 3 4 2 4 25 31 3,57143
83 Yasmin Nurul Azmi 4 4 4 5 4 4 5 30 31 4,28571
84 Saeful Anwar 4 4 4 3 3 3 3 24 31 3,42857 85 Kurnia Dwi 5 4 4 5 4 4 5 31 32 4,42857 86 Prima 5 5 5 5 5 4 4 33 32 4,71429 87 Zainal Syukur 5 4 4 4 5 4 5 31 32 4,42857 88 Veli 5 5 5 5 5 3 4 32 32 4,57143 89 Putri Kartika 5 5 4 5 4 5 5 33 32 4,71429 90 Syamsul Arif 5 5 5 3 3 4 5 30 32 4,28571 91 fadlina Zahra 5 4 5 3 3 3 2 25 33 3,57143 92 Rio 5 5 5 4 5 4 4 32 33 4,57143 93 Agung Pratama 4 4 4 3 4 3 2 24 33 3,42857 94 Meike Sonia 3 3 3 4 4 3 4 24 33 3,42857 95 Alwin 5 5 5 4 5 3 4 31 33 4,42857 96 Ibnu Kamil 5 5 4 5 4 4 5 32 33 4,57143 97 Indra 4 4 4 3 4 3 4 26 34 3,71429 98 Bayu 5 5 5 5 5 3 4 32 35 4,57143 99 Sri Widiati 4 4 4 4 4 3 3 26 35 3,71429
100 Yeni Silviani 4 4 4 4 4 3 4 27 35 3,85714 Total 420 403 412 376 413 370 377 2771 395,857
100 RataRata 3,95857
102
Lampiran 5. Tabulasi Data Komponen Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokaldi Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
No NAMA RESPONDEN
KUISIONER Jml So
rt Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Syahrul 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 26 4 2 Suriah 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 42 26 4,2 3 Elmitati 5 2 4 4 4 2 2 5 2 4 34 26 3,4 4 Cahyanti 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 47 27 4,7 5 Marsani 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 37 28 3,7 6 Ida 5 3 4 5 4 5 4 4 4 4 42 30 4,2 7 Imas 4 3 2 4 4 5 4 5 4 5 40 31 4 8 Kenni Hapsari 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 42 31 4,2 9 Dyah Septiani 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41 31 4,1 10 Hairullah 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 42 31 4,2 11 Hilmiah 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 40 32 4 12 Dandy 4 3 4 3 4 2 2 3 3 4 32 32 3,2 13 Ika 5 3 3 4 5 5 4 5 4 5 43 32 4,3 14 Agustina 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 32 5 15 Dede 4 3 4 4 5 4 3 4 5 5 41 32 4,1 16 Annisa 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 38 33 3,8 17 Lastri 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 34 33 3,4 18 Rubiono 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 35 33 3,5 19 Sanusi 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 40 33 4 20 Cahyo 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 33 5 21 Rani Eka Dwi 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 41 33 4,1 22 Tomi Susanto 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 41 33 4,1
23 Ratih Wulandari 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 44 34 4,4
24 Lidi 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 46 34 4,6 25 Rianto 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 43 34 4,3 26 Dwi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 34 4 27 Danica 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 44 34 4,4 28 Suci 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 35 3,9 29 Hendri 5 2 4 5 4 4 4 5 5 5 43 35 4,3 30 Siti Zulaikha 4 4 3 4 5 4 2 4 4 5 39 35 3,9 31 Dede 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 38 35 3,8 32 Evi Ayu 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 36 4 33 Dewi 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 37 36 3,7 34 Sundari Sri 4 4 4 2 3 3 4 4 2 3 33 36 3,3 35 Lili 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 33 36 3,3 36 Angwar 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 38 36 3,8 37 Helen 5 5 3 4 5 3 3 5 3 5 41 36 4,1 38 Cintia 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 26 37 2,6 39 Sri Wahyuni 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 26 37 2,6
Lampiran 5. Lanjutan Tabulasi Data Komponen Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
103
No NAMA RESPONDEN
KUISIONER Jml So
rt Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
40 Yordan 3 3 2 4 5 3 2 4 4 4 34 37 3,4 41 Yudi 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49 37 4,9 42 Denisa 4 3 3 4 4 4 3 4 5 5 39 37 3,9 43 Vini Dwi Puji 4 3 4 4 3 2 2 3 4 5 34 37 3,4 44 Rachmat 3 2 2 4 4 3 2 3 4 4 31 37 3,1 45 Sulastri 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 39 37 3,9 46 Budi 3 2 3 2 4 2 2 4 3 3 28 38 2,8 47 Ridwan Tanif 4 3 3 4 5 4 2 4 4 4 37 38 3,7 48 fuadi 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 37 38 3,7 49 Idha fathimah 3 3 4 4 5 4 3 4 5 4 39 38 3,9 50 Iyang 4 3 3 4 5 4 2 4 5 3 37 38 3,7 51 fanisa 4 3 3 4 5 5 4 5 4 5 42 39 4,2 52 Sukarma 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 43 39 4,3 53 Suci 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41 39 4,1 54 faozan 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 46 39 4,6 55 Sazkia Rifka 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 36 39 3,6 56 Iqbal 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 41 39 4,1 57 Zainudin 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 38 39 3,8 58 Milani 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 36 39 3,6 59 Hartanti 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 37 39 3,7 60 fauzi 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 40 39 4 61 Adi Santoso 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 33 39 3,3 62 Herlina 4 4 4 4 4 6 4 3 4 3 40 40 4 63 Happy 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 40 3,9 64 Arista 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 26 40 2,6 65 Ina 5 5 4 4 3 4 3 4 2 4 38 40 3,8 66 Rusli 3 5 4 4 3 4 5 5 4 4 41 40 4,1 67 Monica 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 35 40 3,5 68 Euis 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 37 40 3,7 69 Herlina 4 4 5 4 4 4 4 2 2 3 36 40 3,6 70 Lili 5 5 4 4 3 4 4 5 4 4 42 41 4,2 71 Susi 4 4 5 4 4 3 3 4 2 3 36 41 3,6 72 Ali 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 33 41 3,3 73 Nani 1 1 3 4 4 4 2 5 4 4 32 41 3,2 74 Melissa Savitri 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 41 3,9 75 Sri Yuliasih 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39 41 3,9
76 April Wulandari 4 2 1 3 3 3 3 4 4 4 31 41 3,1
77 Luvita 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 41 3,9
Lampiran 5. Lanjutan Tabulasi Data Komponen Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat Tahun 2014
104
No NAMA RESPONDEN
KUISIONER Jml So
rt Rata-Rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
78 Sachi 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 35 42 3,5 79 Albert 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 35 42 3,5 80 Shelila 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 31 42 3,1 81 Rohmiyatun 3 3 3 4 4 5 4 4 4 5 39 42 3,9 82 Dwi 5 2 2 5 5 2 3 3 3 2 32 42 3,2
83 Yasmin Nurul Azmi 3 2 3 4 3 5 4 5 4 3 36 42 3,6
84 Saeful Anwar 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 34 43 3,4 85 Kurnia Dwi 4 4 4 5 4 3 3 4 5 3 39 43 3,9 86 Prima 5 3 3 5 5 3 5 5 4 5 43 43 4,3 87 Zainal Syukur 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 33 43 3,3 88 Veli 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 48 43 4,8 89 Putri Kartika 3 2 2 2 3 5 4 4 4 3 32 43 3,2 90 Syamsul Arif 2 3 3 3 4 4 5 4 3 2 33 43 3,3 91 fadlina Zahra 2 2 3 3 4 5 4 4 2 3 32 44 3,2 92 Rio 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 47 44 4,7 93 Agung Pratama 4 3 3 3 3 3 3 4 2 2 30 46 3 94 Meike Sonia 2 2 2 3 5 2 3 3 3 2 27 46 2,7 95 Alwin 5 4 4 5 5 3 4 4 4 5 43 47 4,3 96 Ibnu Kamil 5 3 3 3 4 3 3 3 2 2 31 47 3,1 97 Indra 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 36 48 3,6 98 Bayu 5 4 3 5 5 3 5 5 3 5 43 49 4,3 99 Sri Widiati 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37 50 3,7 100 Yeni Silviani 4 4 4 3 3 3 2 4 2 4 33 50 3,3
Total 394
356
352
394
405
365
352
411
373
389 3791 379,1
100 RataRata 3,791
105
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas & Reabilitas Model Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
kesadaran 145,5500 229,321 ,414 ,909 kesadaran 145,5700 234,753 ,221 ,911 kesadaran 145,5800 229,539 ,386 ,910 kesadaran 145,1900 227,125 ,598 ,907 kesadaran 145,4500 229,684 ,414 ,909 kesadaran 144,8400 236,095 ,261 ,911 kesadaran 144,8500 236,432 ,230 ,911 kesadaran 145,1200 236,167 ,201 ,911 kesadaran 146,7100 231,461 ,224 ,913 kesadaran 146,2100 228,652 ,314 ,911 persepsi 146,1100 226,119 ,412 ,910 persepsi 145,8500 221,907 ,566 ,907 persepsi 146,0000 223,434 ,533 ,908 persepsi 145,9700 221,747 ,673 ,906 persepsi 145,2200 233,628 ,324 ,910 persepsi 145,2600 233,447 ,401 ,909 persepsi 145,3000 232,273 ,370 ,910 persepsi 145,6200 227,632 ,502 ,908 persepsi 145,1500 231,846 ,386 ,910 persepsi 145,9900 225,162 ,603 ,907 persepsi 145,8400 229,146 ,398 ,909 persepsi 146,0600 226,946 ,438 ,909 preferensi 145,2200 231,244 ,480 ,909 preferensi 145,3900 232,523 ,357 ,910 preferensi 145,3000 232,737 ,466 ,909 preferensi 145,6600 228,065 ,406 ,909 preferensi 145,2900 229,440 ,567 ,908 preferensi 145,7200 227,214 ,499 ,908 preferensi 145,6500 224,048 ,520 ,908 perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
145,4800 228,394 ,472 ,908
perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
145,8600 225,637 ,491 ,908
perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
145,9000 228,535 ,439 ,909
perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
145,4800 226,858 ,638 ,907
perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
145,3700 229,044 ,492 ,908
perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
145,7700 230,866 ,343 ,910
perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
145,9000 223,222 ,633 ,906
perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
145,3100 230,681 ,485 ,909
perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
145,6900 226,458 ,477 ,908
perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
145,5300 224,353 ,593 ,907
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
,911 39
Lampiran 7. Hasil Uji Asumsi Klasik Model Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -,367 3,784 -,097 ,923
kesadaran ,369 ,096 ,302 3,824 ,000 ,779 1,283 persepsi ,266 ,077 ,316 3,444 ,001 ,575 1,738 preferensi ,432 ,144 ,281 3,005 ,003 ,555 1,800
a. Dependent Variable: perilaku mengkonsumsi buah lokal segar
Lampiran 7. Lanjutan Hasil Uji Asumsi Klasik Model Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
107
Hasil Uji Glejser Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant
) 4,856 2,283 2,127 ,036
Kesadaran
-,022 ,058 -,044 -,386 ,701 ,779 1,283
persepsi -,039 ,047 -,112 -,838 ,404 ,575 1,738 preferensi ,020 ,087 ,032 ,236 ,814 ,555 1,800
a. Dependent Variable: RES2
108
Lampiran 8. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Buah Lokal di Kawasan Perpasaran Jakarta Barat
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,731a ,535 ,520 3,59931 1,985
a. Predictors: (Constant), preferensi, kesadaran, persepsi b. Dependent Variable: perilakumengkonsumsibuahlokalsegar
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1428,508 3 476,169 36,756 ,000a
Residual 1243,682 96 12,955 Total 2672,190 99
a. Predictors: (Constant), preferensi, kesadaran, persepsi b. Dependent Variable: perilakumengkonsumsibuahlokalsegar
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -,367 3,784 -,097 ,923
kesadaran ,369 ,096 ,302 3,824 ,000 ,779 1,283 persepsi ,266 ,077 ,316 3,444 ,001 ,575 1,738 preferensi ,432 ,144 ,281 3,005 ,003 ,555 1,800
a. Dependent Variable: perilakumengkonsumsibuahlokalsegar
Lampiran 9. Data Pasar Tradisional di Wilayah Jakarta Barat
Data Lokasi Pasar Tradisional di Wilayah Jakarta Barat
No Nama Pasar Lokasi Klasifikasi
Pasar
1 Pasar HWI Lindeteves
Jl. Hayam Wuruk No. 100 Kel. Mangga Besar Kec. Tamansari Regional
2 Pasar Glodok
Jl. Glodok Selatan Kel. Glodok Kec. Tamansari Kota
3 Pasar Mangga Besar
Jl. Kebon Jeruk XIX Kel. Maphar Kec. Tamansari Lingkungan
4 Pasar Sawah Besar
Jl. Sawah Besar I/II Kel. Maphar Kec. Tamansari Wilayah
5 Pasar Pecah Kulit
Jl. Mangga Besar IX Kel. Pinangsia Kec. Tamansari Lingkungan
6 Pasar Asem Reges
Jl. Tamansari Raya No. 40 Kel. Tamansari Kec. Tamansari Kota
7 Pasar Jembatan Dua
Jl. Tubagus Angke 005/09 Kel. Angke Kec. Tambora Wilayah
8 Pasar Pagi Jl. Petak Baru Pasar Pagi Kel. Roa Malaka Kec. Tambora Wilayah
9 Pasar Pejagalan
Jl. Penjagalan Raya No. 14 Kel. Pekojan Kec. Tambora Lingkungan
10 Pasar Jembatan Besi
Jl. Jembatan Besi II Kel. Jembatan Besi Kec. Tambora Lingkungan
11 Pasar Perniagaan
Jl. Perniagaan Kel. Tambora Kec. Tambora Wilayah
12 Pasar Gang Kancil
Jl. Keamanan Kel. Keagungan Kec. Tamansari Lingkungan
13 Pasar Grogol
Jl. DR. Mawardi IV Kel. Grogol Kec. Grogol Petamburan Kota
14 Pasar Timbul Barat
Jl. Tomang Tinggi Raya Kel. Tomang Kec. Grogol Petamburan Lingkungan
15 Pasar Jembatan Lima
Jl. KH. Moch. Mansyur 011/01 Kel. Jembatan Lima Kec. Tambora Wilayah
16 Pasar Kampung Duri
Jl. Duri Raya 001/03 Kel. Duri Selatan Kec. Tambora Lingkungan
17 Pasar Jl. Tanjung Duren Raya Kel. Tanjung Kota
Lampiran 9. Data Pasar Tradisional di Wilayah Jakarta Barat
110
Tomang Barat
Duren Selatan Kec. Grogol Petamburan
18 Pasar Jelambar Polri
Jl. Kavling Polri Kel. Wijaya Kusuma Kec. Grogol Petamburan Lingkungan
19 Pasar Duta Mas
Jl. Komp. Perum Duta Mas 002/09 Kel. Wijaya Kusuma Kec. Grogol, Petamburan
Lingkungan
20 Pasar Slipi Jl. Anggrek Garuda Kel. Kemanggisan Kec. Palmerah Wilayah
21 Pasar Cengkareng
Jl. Bangun Nusa 001/02 Kel. Cengkareng Timur Kec. Cengkareng Wilayah
22 Pasar Kalideres
Jl. Benda Raya Kel. Kalideres Kec. Kalideres Lingkungan
23 Pasar Citra Garden
Jl. Perum Citra Garden I Ext 008/015 Kel. Tegal Alur Kec. Kalideres Lingkungan
24 Pasar Ganefo
Jl. Utama Raya No. 1 Kel. Cengkareng Barat Kec. Cengkareng Lingkungan
25 Pasar Bojong Indah
Jl. Pakis Raya 009/06 Kel. Rawa Buaya Kec. Cengkareng Lingkungan
26 Pasar Kedoya
Jl. Kedoya Raya 008/08 Kel. Kedoya Utara Kec. Kebon Jeruk Lingkungan
27 Pas Pos Pengumben
Jl. ZZ Kel. Sukabumi Selatan Kec. Kebon Jeruk Lingkungan
111
Lampiran 10. Data Lokasi Pasar Modern Hypermarket
Data Lokasi Pasar Modern Hypermarket Wilayah Jakarta Barat
NO NAMA GERAI/USAHA LOKASI USAHA
1 PT Trans Retail Indonesia Hypermarket Carrefour Blok Q PURI Indah Sentran Primer Baru Kembangan
2 PT Trans Retail Indonesia Hypermarket Carrefour Mall Taman Palaem Cengkareng Jakarta Barat
3 PT Trans Retail Indonesia Hypermarket Carrefour Central Park Jl. Duren Duren Selatan Grogol Petamburan
4 PT Trans Retail Indonesia Hypermarket Carrefour Pusat Perbelanjaan Season City Jl. Latumen No. 33 Jakarta Barat
5 Hypermart Matahari Hypermart Puri Indah Jl. Puri Indah Raya Blok W, Kembangan Selatan, Kembangan
6 Hypermart Matahari Hypermart Mall Matahari Puri Jl. Raya Daan Mogot KM 16,5 Kali Deres, Cengakaren
7 Hypermart Matahari Hypermart Gedung Morizt Jakarta Barat
8 Hypermart Lotte Mart Lotte Mart Komplek Taman Surya V Blok Dd-1 Jl. Satu Maret, Pegadungan Kalideres
112
Lampiran 11. Data Lokasi Pasar Modern Supermarket di Wilayah Jakarta Barat
Data Lokasi Pasar Modern Supermarket Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat
NO NAMA GERAI/USAHA LOKASI USAHA 1 PT Lion Superindo Superindo Jl. Daan Mogot Raya No. 61 2 PT Lion Superindo Superindo Jl. Duri Kosambi No. 38 3 PT Lion Superindo Superindo Jl. Arteri Kedoya Blok XX No. 6
4 PT Lion Superindo Superindo Komplek Pertokoan Taman Kebon Jeruk Jl. Meruya Ilir
5 PT Lion Superindo Superindo Permata Taman Palem Blok C No. 1
6 PT Hero Supermarket Giant Jl. Joglo Raya Taman Alfa
113
Lampiran 12. Data Rekapitulasi Minimarket Alfamidi di Wilayah Jakarta Barat
Rekapitusi Data Mini Market Alfamidi Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat
NO KECAMATAN JUMLAH ALFAMIDI 1 KALIDERES 1 2 CENGKARENG 1 3 GROGOL PETAMBURAN 0 4 KEBON JERUK 2 5 KEMBANGAN 4 6 TAMANSARI 2 7 PALMERAH 1 8 TAMBORA 1
114
Lampiran 13. Data Daftar Nama Toko Khusus Buah di Wilayah Jakarta Barat
Daftar Nama Toko Khusus Buah Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat
NO NAMA GERAI/USAHA
1 TOTAL BUAH SEGAR 2 RAJA BUAH 3 DUTA BUAH 4 REZEKY FRUIT FRESH MART 5 JAKARTA FRUIT MARKET