pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja dan …
TRANSCRIPT
PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN
PT. DINAMIKA MEGATAMA CITRA
Ade Freegian Iryanata (1)
Prof. Dr. Margono, SE., SU (2)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas BrawijayaMalang
(1) Ade Freegian Iryanata: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang, email: [email protected]
(2) Prof. Dr. Margono, SE., SU: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya Malang, email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Karyawan (K3) dan lingkungan kerja secara simultan dan parsial
terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PT. Dinamika
Megatama Citra. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian explanatory,
karena penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh hubungan kausal antara
variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 100 orang yang merupakan karyawan bagian
produksi pada PT. Dinamika Megatama Citra dengan teknik pengambilan sampel
simple random sampling Alat analisis yang digunakan adalah uji instrument dan
regresi linier berganda. Hasil penelitian diketahui bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/K3 serta lingkungan kerja baik secara simultan maupun parsial
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi
pada PT. Dinamika Megatama Citra. Adanya pengaruh signifikan dari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja/K3 terhadap produktivitas kerja
mengindikasikan jika Keselamatan dan Kesehatan Kerja/K3 merupakan hal
penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam upayanya untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dengan menerapkan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja/K3 yang baik maka pekerja merasa aman serta terjaga
kesehatannya sehingga mampu menampilkan kinerja yang prima dan meningkat.
Adanya pengaruh signifikan dari lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan bagian produksi pada PT. Dinamika Megatama Citra menunjukkan jika
lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam
menunjang hasil kerja yang maksimal dalam setiap pekerjaan.
Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja/K3, lingkungan kerja,
produktivitas kerja.
Effect of occupational health and safety and work environment to employee
productivity of PT. Dinamika megatama citra
Ade Freegian Iryanata
Faculty of Economics and Business Universitas Brawijaya
Lecture :
Prof. Dr. Margono, SE., SU
This study aims to determine the effect of Occupational Safety and Health
(K3) and work environment simultaneously and partially to the productivity of work
on production at PT. Dinamika Megatama Citra. The research is explanatory
research, because this research is to explain the influence of causal relationship
between research variables. This study uses a sample of 100 people who are
employees of production at PT. Dinamika Megatama Citra Image with simple
sampling technique random sampling Analyzer used is instrument instrument and
multiple linear regression. Result of research known safety and health / K3 and
work environment either simultant or partially significant to work productivity of
production part at PT. Dinamika Megatama Citra. The existence of significant
effect of Occupational Safety and Health / K3 on work productivity if Occupational
Safety and Health / K3 is an important thing to be considered by the company in
improving the quality of work. By implementing a good Occupational Safety and
Health / K3, workers feel safe and well maintained so they can perform excellent
performance and improve. The existence of significant influence of work
environment to work productivity of production part at PT. Dinamika Megatama
Citra shows if the work environment is one of the most energetic factors in supporting the maximum work in every job.
Keywords: Occupational Safety and Health / OSH, work environment,
work productivity
PENDAHULUAN
Dalam era persaingan bebas
sekarang ini, isu mengenai K3 menjadi
sangat penting. Perusahaanperusahaan
yang ada di Indonesia
“dipaksa” untuk bisa
mengimplementasikan K3 secara
menyeluruh di setiap proses bisnisnya.
Implementasi K3 tersebut dimulai dari
perencanaan, proses produksi,
pengangkutan, dan pada akhirnya pada
tahap perdangangan dan pemasaran.
Implementasi K3 merupakan salah aspek
yang mendukung produktivitas dari sebuah
perusahaan. Seperti telah dijelaskan di
atas, kerugian akibat kecelakaan kerja dan
penyakit kerja mempunyai korelasi yang
kuat dengan menurunnya produktivitas
pekerja yang pada akhirnya berakibat
secara langsung terhadap kinerja
perusahaan. Menurut survei yang
dilakukan oleh ILO, Indonesia menduduki
posisi ke-2 dari bawah dari segi
competitiveness dengan faktor
implementasi K3. Survei tersebut
membebankan pekerjaan rumah yang
cukup besar tidak hanya bagi perusahaan
tetapi juga pemerintah yang dalam hal ini
bertindak sebagai pihak yang bertanggung
jawab dalam mengeluarkan regulasi terkait
K3. Pekerjaan rumah tersebut harus cepat
diselesaikan jika Indonesia mau bersaing
dalam era perdangan global mendatang.
Sumber daya manusia merupakan faktor
sentral dalam suatu organisasi dapat
dikatakan jika sumber daya manusia
merupakan kunci sukses dari keberhasilan
perusahaan, terutama pada lingkungan
usaha yang cepat berubah dan sangat
kompetitif. Sumber daya manusia dengan
produktivitas kerja yang tinggi sangat
dibutuhkan untuk pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya
tergantung pada peralatan modern, sarana
dan prasarana yang lengkap, tetapi justru
lebih tergantung pada manusia yang
melaksanakan pekerjaan tersebut. Jadi
manusia merupakan faktor strategis dalam
semua kegiatan perusahaan ataupun
organisasi, sehingga pengelolaan sumber
daya manusia harus mendapat perhatian
untuk pemilik perusahaan. Produktivitas
kerja menunjukkan kemampuan seseorang
untuk menghasilkan barang atau jasa.
Tujuan utama dari peningkatan
produktivitas kerja karyawan adalah agar
karyawan mampu bekerja dengan efisien
dan efektif. Hal ini seperti yang
dikemukakan oleh Sumarjaya (2013)
bahwa seorang karyawan yang produktif
adalah pegawai yang cekatan dan mampu
menghasilkan barang atau jasa sesuai mutu
yang ditetapkan dan waktu yang lebih
singkat, sehingga akhirnya dapat tercapai
tingkat produktivitas kerja karyawan yang
tinggi. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Karyawan (K3) mempunyai hubungan
yang erat dengan upaya perusahaan dalam
meningkatkan produktivitas kerja
karyawan. Dengan adanya sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
karyawan yang baik akan menciptakan
iklim kerja yang kondusif sehingga
karyawan dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan baik dan membuat
produktivitas kerja karyawan meningkat.
Hal ini seperti yang dikemukakan Shikdar
&
Sawaqed, (2004:224) bahwa
program K3 dapat
menghasilkan sumber daya
manusia yang lebih produktif
yang dapat mendorong
karyawan untuk bekerja lebih
maksimal dalam menyelesaikan
pekerjaannya sehingga dapat
meningkatkan produktivitas
kerja. Keberhasilan karyawan
dalam melaksanakan
pekerjaannya juga dapat
dipengaruhi oleh lingkungan
kerja. Lingkungan kerja
merupakan segala sesuatu yang
ada di sekitar karyawan dalam
bekerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam
bekerja. Lingkungan kerja dapat
dibedakan menjadi dua yaitu
lingkungan kerja fisik dan
lingkungan kerja non fisik.
Lingkungan kerja fisik adalah
lingkungan kerja yang
berbentuk kondisi fisik yang ada
di sekitar tempat kerja dapat
berupa sarana dan prasarana
yang digunakan dalam aktivitas
bekerja (Rinawati dan Ingsih,
2013). Sedangkan lingkungan
kerja non fisik adalah
lingkungan kerja yang tidak
dapat ditangkap dengan panca
indera manusia, akan tetapi
lingkungan kerja non fisik ini
dapat dirasakan oleh para
pekerja melalui hubungan-
hubungan sesame pekerja
maupun dengan atasan
(Ningrum, 2014).
Lingkungan kerja yang baik akan
mendukung pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan oleh karyawan. Kondisi kerja
yang buruk berpotensi menjadi penyebab
karyawan mudah jatuh sakit, mudah stress,
sulit berkonsentrasi dan menurunnya
produktivitas kerja (Septianto, 2010).
Dengan demikian dapat dikemukakan jika
lingkungan kerja dapat mempengaruhi
karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya sehingga berpengaruh
terhadap produktivitas kerja karyawan.
Oleh karena itu, pihak perushaan harus
dapat menyediakan lingkungan kerja yang
baik bagi karyawannya sehingga dapat
mendukung karyawan dalam bekerja
sesuai dengan keinginan perusahaan.
Rumusan Masalah
1. Apakah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Karyawan (K3) dan
lingkungan kerja secara simultan
berpengaruh terhadap produktivitas
kerja karyawan bagian produksi pada
PT.
Dinamika Megatama Citra ?
2. Apakah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Karyawan (K3) dan
lingkungan kerja secara parsial
berpengaruh terhadap produktivitas
kerja karyawan bagian produksi pada
PT.
Dinamika Megatama Citra ?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Karyawan (K3) terhadap produktivitas
kerja karyawan bagian produksi pada
PT.
Dinamika Megatama Citra.
2. Untuk mengetahui pengaruh
Lingkungan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan
bagian produksi pada PT.
Dinamika Megatama Citra.
Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat
memberikan gambaran
mengenai pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Karyawan (K3) dan
lingkungan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan
bagian produksi pada PT.
Dinamika Megatama Citra.
2. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat
memberikan masukan dan
pertimbangan bagi pihak
manajemen perusahaan
dalam upayanya
meningkatkan produktivitas
kerja karyawan bagian
produksi melalui
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Karyawan (K3) dan
lingkungan kerja.
3. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi
salah satu sumber referensi
bagi kepentingan kelimuan
dalam mengatasi masalah
yang sama di masa yang akan
datang.
TINJAUAN PUSTAKA
Pendapat lain
dikemukakan Summarjaya
(2013) bahwa produktivitas
adalah perbandingan antara
hasil yang dicapai dengan
peran serta tenaga kerja per
satuan waktu. Peran serta
tenaga kerja di sini adalah
penggunaan sumber daya
serta efisien dan efektif.
Menurut Senata dkk (2014)
bahwa produktivitas kerja
pada dasarnya merupakan
perbandingan antara output
dengan input per satuan
waktu dimana output harus
mempunyai nilai tambah dan
teknik pengerjaannya yang
lebih baik sehingga memiliki
tingkat keunggulan yang
diharapkan. Menurut Mondy
(2008), kesehatan mengacu
pada kebebasan dari penyakit
fisik maupun emosional.
Kesehatan karyawan adalah
sumber utama produktivitas
tinggi. berbagai penyakit
baik fisik maupun psikologis
dapat ditimbulkan oleh
lingkungan dan keadaan
kerja. Lingkungan harus
terbuka, dan udara bersih
bebas bersirkulasi
(Silalahi,1995). Kesehatan
kerja merupakan suatu
kondisi fisik, mental, sosial
dan bukan hanya ketiadaan
penyakit atau kelemahan
pada waktu melaksanakan
suatu pekerjaan. Lingkungan
kerja bagi karyawan yaitu
suatu tempat dimana
karyawan itu berada, dalam
melaksanakan tugasnya serta
tempat untuk saling
berinteraksi dalam
melaksankan tugas yang
dibebankan. Lingkungan
kerja menurut Sutrisno
(2014:118) adalah
keseluruhan sarana dan
prasarana kerja yang ada di
sekitar karyawan yang
sedang melakukan pekerjaan
yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan kerja. Pendapat
lain dikemukakan oleh
Sedarmayanti (2012:1)
bahwa lingkungan kerja
merupakan keseluruhan alat
perkakas dan bahan yang
dihadapi, lingkungan
sekitarnya dimana seseorang
bekerja, metode kerja serta
pengaturan kerjanya baik
sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara
yang akan dibuktikan kebenarannya
melalui serangkaian analisis. Hipotesis
dari penelitian ini adalah:
H1 : Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dan Lingkungan
Kerja secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas kerja
karyawan pada PT.
Dinamika Megatama Citra.
H2 : Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dan Lingkungan
Kerja secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas kerja
karyawan pada PT.
Dinamika Megatama Citra.
Jenis Penelitian
Penelitian yang
dilakukan merupakan penelitian
explanatory, karena penelitian
ini adalah untuk menjelaskan
pengaruh hubungan kausal
antara variabel-variabel
penelitian melalui pengujian
hipotesis. Menurut Arikunto
(2013:56) explanatory research
adalah penelitian yang
dilakukan guna menjelaskan
hubungan kausal antara
variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis.
Eksplanatory research dalam
penelitian ini digunakan untuk
menguji tentang ada tidaknya
pengaruh keselamatan dan
kesehatan kerja serta
lingkungan kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan.
Sifat penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian replikasi. Penelitian
replikasi merupakan penelitian
yang dilakukan dengan
mengadopsi variabel dan
indikator yang sama dengan
penelitian sebelumnya. Variabel
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dapat dilihat dari
lima dimensi hasil penelitian
Sari (2012) yang menjadi
indikator dalam penelitian ini
meliputi mengukur dan
mengawasi, pencegahan
kecelakaan, pencegahan
penyakit, manajemen tekanan
dan program kesehatan.
Sedangkan indikator
lingkungan kerja yang
mempengaruhi produktivitas
kerja karyawan menurut Juwita
(2017) meliputi penerangan
cahaya, suku udara, suara
bising, keamanan kerja serta
hubungan karyawan.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT.
Dinamika Megatama Citra yang berlokasi
di Jalan Raya Mojosari Ngoro KM
3 Desa Pungging, Kecamatan
Pungging, Kabupaten Mojokerto.
Populasi
Populasi menurut Sugiyono
(2014:80): “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Sehingga populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan
bagian produksi pada PT.
Dinamika Megatama Citra.
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui
jika jumlah karyawan bagian produksi
pada PT. Dinamika Megatama Citra pada
tahun 2016 adalah sebanyak 215 orang
(PT.
Dinamika Megatama Citra, 2016).
Sampel
Sampel menurut Sugiyono
(2014:81) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representative
(mewakili).
Perhitungan jumlah sampel
menggunakan rumus Slovin. Menurut
Umar (2005:38) untuk menentukan
berapa minimal sampel
yang dibutuhkan jika ukuran populasi
diketahui, dapat digunakan rumus
Slovin. seperti berikut:
N =
99.53 Keterangan : n =
Ukuran sampel N =
Ukuran Populasi e =
Tingkat kelonggaran
ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat
ditolelir (10%)
Berdasarkan perhitungan
sampel dengan menggunakan rumus
Slovin maka sampel minimal yang
ditentukan dalam penelitian
ini adalah 100 responden.
Teknik Sampel
Teknik sampel atau teknik
pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling.
Pengambilan sampel acak
sederhana (Simple Random
Sampling) adalah suatu cara
pengambilan sampel dimana
tiap unsur yang membentuk
populasi diberi kesempatan
yang sama untuk terpilih
menjadi sampel. Hal ini seperti
yang dikemukakan Sugiyono
(2014:118) bahwa
“dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu”
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini
adalah data primer. Data primer adalah
data yang diperoleh secara langsung dari
sumber penelitian dalam hal ini diperoleh
peneliti secara langsung melalui
kuesioner. Data dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari sumber pertama
atau tempat objek penelitian dilakukan.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. “Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang
cocok digunakan jika jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas” (Sugiyono, 2014:199). Pengumpulan
data melalui kuesioner dilaksanakan
dengan membuat daftar pertanyaan yang
diajukan kepada responden untuk
memperoleh persepsi responden mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja,
lingkungan kerja serta produktivitas kerja
karyawan.
Metode Analisis Pengujian
Instrument
Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan
valid bila mampu mengukur
apa yang ingin diukur secara tepat.
Menurut Arikunto (2013:170)
validitas adalah: “Suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu
instrument”. Teknik yang digunakan
untuk mengukur validitas adalah
dengan cara mengkorelasikan setiap
skor item dengan total skor item dari
setiap peubah yang diuji validitasnya.
Kemudian dilihat besar nilai hasil
korelasi (corrected item total
correlation) jika lebih besar dari nilai r
table pada taraf α = 0.05 maka
item-item dalam setiap variabel yang
digunakan dalam penelitian ini dapat
dinyatakan valid. Begitu juga
sebaliknya.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas
merupakan indeks yang
menunjukkan sejauh mana
alat ukur dapat dipercaya
atau diandalkan. Suatu alat
ukur dikatakan reliabel bila
memberikan hasil yang
konsisten apabila digunakan
berkali-kali pada waktu yang
berbeda. Menurut Arikunto
(2013:178) bahwa:
“Reliabilitas merujuk pada
suatu pengertian bahwa
semua instrumen dapat
dipercaya untuk
dipergunakan sebagai alat
pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah
baik”. Pengujian reliabilitas
instrumen dalam penelitian
ini dilakukan dengan
membandingkan koefesien
Alpha Cronbach yang akan
dihitung dengan
menggunakan bantuan
program komputer SPSS for
Windows. Instrumen
dikatakan reliable bilamana
koefisien reliabilitasnya
mencapai 0,60.
Regresi Linier Berganda
Alat analisis regresi
berganda adalah alat analisis
yang digunakan untuk
menganalisis pengaruh dua atau
lebih variabel bebas terhadap
satu variabel terikat. Rumus
yang digunakan dalam analisis
regresi berganda sebagai
berikut: Jadi analisis regresi
ganda akan dilakukan bila
jumlah variabel independent
atau variabel bebasnya minimal
2. Dalam penelitian ini
persamaan regresinya adalah:
Y= b1X1+ b2X2+ e Dimana :
Y = Variabel terikat
(produktivitas kerja karyawan)
X1 = Variabel bebas 1
(keselamatan dan kesehatan kerja)
X2 = Variabel bebas 2
(lingkungan kerja) b =
koefisien regresi
e = error (variabel
pengganggu)
Dalam regresi ada beberapa
asumsi yang harus dipenuhi
diantaranya adalah tidak ada
heterokedastisitas, tidak ada
multikolinieritas, dan berdistribusi normal
(normalitas). Berikut ini akan
dikemukakan mengenai asumsi tersebut:
1. Uji Heteroskedastisitas
(heteroscedasticity)
Heteroskedastisitas bertentangan
dengan salah satu asumsi dasar regresi
linier, yaitu variasi residual sama untuk
semua pengamatan atau
disebut homoskedastisitas.
Menurut
Ghozali (2016:105) heteroskedastisitas
dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik sumbu X
terhadap Y yang telah diprediksi, dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi –
Y sesungguhnya) yang telah
distudentized. Dasar pengambilan
keputusannya adalah:
a. Jika ada pola tertentu seperti
titik-titik (poin – poin) yang
membentuk satu pola tertentu
yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit)
maka telah terjadi
heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas,
serta tititk titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2. Uji Multikolinieritas
(multicolinierity)
Multikolinieritas
adalah suatu keadaan yang
menggambarkan adanya
hubungan linier yang
sempurna diantara variabel
bebas yang diteliti. Asumsi
multikolinearitas berarti
variabel bebas harus terbebas
dari gejala multikolinearitas.
Gejala multikolinearitas
yang cukup tinggi dapat
menyebabkan
koefisien regresi tak tertentu,
dan kesalahan standar dari
masingmasing variabel
bebas menjadi sangat tinggi.
Metode yang digunakan
untuk mendekteksi
multikolonieritas pada
penelitian ini adalah dengan
menggunakan nilai
Tolerance dan VIF (Value
Inflation Factor). Jika nilai
toleransi = 1, berarti tidak
ada korelasi antar variabel
independent atau jika VIF
lebih dari 10 dikatakan
terjadi kolenieritas yang
tinggi (Ghozali, 2016:92).
3. Uji Normalitas (Normality Test)
Uji normalitas bertujuan
untuk mengetahui apakah sebuah
model regresi, variabel dependent
(terikat), variabel
independent
(bebas) atau keduanya
mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau
mendekati normal. Untuk
mendeteksi normalitas dapat
diketahui dengan melihat
penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik
normalitas. Dasar
pengambilan keputusannya
adalah sebagai berikut:
a. Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
Pengujian Hipotesis
Guna menguji kebenaran hipotesis
yang telah dirumuskan dalam penelitian
yaitu untuk mengetahui pengaruh
secara simultan dan parsial maka
dilakukan uji F dan uji t, sebagai
berikut:
Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk
mengetahui apakah variabelvariabel
bebas secara bersamasama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat. Uji F dalam penelitian
ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) serta lingkungan kerja secara
bersamasama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap produktivitas
kerja karyawan. Kriteria pengambilan
keputusan dari uji F ini adalah sebagai
berikut:
- Jika nilai Sig F hasil analisis
lebih besar dari nilai signifikan
5% (0,05) maka Ho ditolak dan
Ha diterima
- Jika nilai Sig F hasil analisis
kurang dari atau sama dengan
nilai signifikan 5% (0,05) maka
Ho diterima dan Ha ditolak.
Uji Parsial (Uji t)
Menurut Sugiyono
(2014:223), uji t digunakan
untuk mengetahui masing-
masing sumbangan variabel
bebas secara parsial terhadap
variabel terikat. Kriteria
pengambilan keputusan dari uji
t adalah sebagai berikut:
- Jika nilai Sig t hasil analisis
suatu variable bebas lebih
besar dari nilai signifikan
5% (0,05) maka Ho
ditolak dan Ha diterima
Jika nilai Sig t hasil
analisis suatu variable
bebas kurang dari atau
sama dengan nilai
signifikan 5% (0,05)
maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
\
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN Sejarah Perusahaan
PT. Dinamika
Megatama Citra merupakan
perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi pakan
ternak. Perusahaan terhitung
perusahaan berkembang, akan
tetapi perusahaan ini memulai
ekspansi produknya ke berbagai
daerah di Indonesia.
Perusahaan menyediakan
produk yang berkualitas tinggi
serta memenuhi kebutuhan
pelanggan melalui program
layanan yang terbaik serta
menciptakan manfaat jangka
panjang dalam antara
perusahaan dengan seluruh
mitra usahanya, agar menjadi
perusahaan Agriculture yang
terbesar di
Indonesia.
Visi Dan Misi PT. Dinamika
Megatama Citra Visi
PT. Dinamika Megatama Citra menjadi
perusahaan Agriculture yang terbesar di
Indonesia dengan memberikan kualitas
yang terbaik dan dampak yang positif pada
setiap orang.
Misi
1. Secara berkesinambungan
menyediakan produk dan jasa yang
berkualitas tinggi serta
memenuhi kebutuhan pelanggan
melalui program layanan yang terbaik.
2. Membentuk komunitas karyawan untuk
tumbuh bersama, ikut memiliki dan
mengembangkan kualitas hidup,
lingkungan kerja serta kinerja
karyawan.
3. Menciptakan manfaat jangka panjang
yang berkesinambungan dalam
hubungan antara perusahaan dengan
seluruh mitra usahanya.
4. Mengembangkan perusahaan yang
sehat dalam segala aspek, seperti
pemenuhan peraturan, lingkungan dan
lain-lain.
Bentuk Badan Hukum PT. Dinamika
Megatama Citra berdiri menjadi berbentuk
badan Hukum Perseroan Terbatas.
Lokasi
PT. Dinamika Megatama Citra berlokasi di
Jalan Raya Mojosari Ngoro KM 3 Desa
Pungging, Kecamatan Pungging,
Kabupaten Mojokerto.
Bidang Usaha
Perusahaan ini bergerak dalam bidang
produksi dan perdagangan pakan ternak,
terutama pakan untuk ayam broiler
(pedaging), ayam layer (petelur).
Struktur Organisasi dan Deskripsi
tugas
1. Plant bertugas
merencanakan,
mengkoordinasikan,
melaksanakan, mengawasi
dan melakukan supervisi
seluruh aktivitas proses
produksi dan aktivitas
pergudangan agar dapat
berjalan efekrtif, efisien serta
sesuai dengan planning dan
target yang ditetapkan serta
menjamin produksi berjalan
secara berkelanjutan.
2. Nutrisionis bertugas
membuat formula untuk
pembuatan pakan,
menentukan spec & jenis
semua bahan baku,feed
additive & obat yang akan
digunakan untuk produksi
pakan dan
menginformasikan rencana
& pelaksanaan rotasi obat
dalam pakan. Menentukan
kebijakan yang diterapkan di
laboratorium serta Reject
Raw material yang out spec.
3. Sales & Marketing bertugas
Membuat rencana kerja dan
memonitor pelaksanaannya
sesuai dengan strategi
penjualan yang telah
ditetapkan serta sesuai
dengan situasi dan potensi
pasar dengan memanfaatkan
kemampuan sumber daya
perusahaan untuk mencapai
keuntungan penjualan
menurut target yang telah
ditentukan, mencapai
pertumbuhan pangsa pasar di
atas rata-rata pertumbuhan
pasar di area Ka.Sub Dept
yang bersangkutan.
Melakukan
koordinasi/supervisi dengan
tim penjualan dan
departemen lain yang terkait.
4. HRD bertugas bertanggung
jawab di dalam pengelolaan
dan pengembangan Sumber
Daya Manusia, yaitu dalam
hal perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan
kegiatan sumber daya
manusia, termasuk
pengembangan kualitasnya
dengan berpedoman pada
kebijaksanaan dan prosedur
yang berlaku di perusahaan
dan bertanggung jawab
terhadap halhal yang
berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan pembinaan
government & industrial
serta mempunyai kewajiban
memelihara dan menjaga
citra perusahaan.
5. Purchasing bertugas
mengkoordinasikan dan
memantau pelaksanaan
pembelian yang
berhubungan dengan
perencanaan penerimaan,
harga, prosedur, kualitas,
kuantitas sehingga produk
dapat bersaing dipasaran.
6. IT bertugas
mengkoordinasikan IT baik
secara internal atau dengan
unit dan derpartemen lain,
membuat system & flow
chart, integrasi system,
telephone & data. Sebagai
sistem analyst dan
mengkoordinasikan semua
program yang ada, hardware
dan networking.
7. Accounting bertugas
merencanakan,
mengkoordinasikan,
mengawasi, melaksanakan,
dan melakukan supervisi
seluruh aktivitas keuangan
dan akutansi, penyusunan
budget (anggaran
pendapatan dan belanja),
transaksi keuangan dan
mempersiapkan cashflow
agar dapat mendukung
ketersediaan dan
pengendalian keuangan
perusahaan.
8. Finance bertugas membuat,
memeriksa, mengatur serta
memonitoring segala hal
yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan yang
meliputi kelengkapan
kas/bank bon serta kewajaran
setiap transaksi yang terjadi,
saldo kas & bank,
pengalokasian dan arus kas.
9. Tax bertugas memastikan
bahwa perusahaan telah
melaksanakan kewajiban
perpajakan perusahaan
sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan
perpajakan yang berlaku.
Membuat perencanaan pajak,
dengan tujuan akhir efisiensi
dan efektifitas pembayaran
pajak perusahaan.
Karakteristik Responden
Dalam penyajian data
berkenaan dengan responden
memperoleh hal-hal yang
berkaitan dengan karakteristik
responden. Sampel reponden
yang diambil adalah sebanyak
100 orang karyawan bagian
produksi pada PT. Dinamika
Megatama Citra. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan
di PT. Dinamika Megatama
Citra, maka dapat diketahui
karakteristik responden di
bawah ini :
Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
Pengelompokan responden
berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia
Usia Orang Prosentase
< 30 tahun 53 53.0%
30 – 40
tahun
33 33.3%
> 40 tahun 14 14.0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Diolah, 2017
Dilihat dari Tabel 4.1 tersebut dapat
diketahui bahwa sebanyak 53 responden
atau 53.0% dari jumlah responden berusia
kurang dari 30 tahun, sebanyak 33
responden atau 33.0% dari jumlah
responden berusia 30 tahun sampai 40
tahun dan sebanyak 14 responden atau
14.0% dari jumlah responden berusia lebih
dari 40 tahun. Berdasarkan hasil tersebut
dapat diketahui jika dari kategori usia
maka sebagian besar karyawan bagian
produksi di PT. Dinamika Megatama Citra
berusia kurang dari 30 yang termasuk
dalam usia produktif. Hal ini sesuai
dengan bidang kerja yang dilakukan
responden di PT. Dinamika Megatama
Citra sebagai karyawan bagian produksi
yang memang membutuhkan tenaga kerja
produktif.
Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir
Tingkat pendidikan yang
dimaksudkan disini adalah tingkat
pendidikan terakhir responden pada saat
bekerja di PT. Dinamika Megatama Citra.
Pengelompokan responden berdasarkan
tingkat pendidikan dapat dilihat dari Tabel
4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2.
Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Masa Kerja Orang Persentase
SMA/sederajat 63 63.0%
Diploma
(D1,D3) 16 16.0%
Sarjana (SI) 21 21.0%
Jumlah 100 100%
Sumber: data diolah, 2017
Dilihat dari Tabel 4.2
tersebut, dapat diketahui bahwa
mayoritas responden
mempunyai berpendidikan
terakhir SMA/sederajat yaitu
sebanyak 63 responden atau
63.0% dari jumlah responden,
sebanyak 16 orang atau 16.0%
dari jumlah responden
mempunyai pendidikan terakhir
Diploma (D1,D3) dan sebanyak
21 responden atau 21.0% dari
jumlah responden mempunyai
pendidikan terakhir Sarjana.
Berdasarkan hasil tersebut
diketahui jika mayoritas
pendidikan karyawan bagian
produksi di PT. Dinamika
Megatama Citra adalah
SMA/sederajat menunjukkan
jika kebutuhan tenaga kerja di
perusahaan memang lebih
banyak pada tingkat pendidikan
SMA, karena dirasa sudah
cukup mampu untuk
melaksanakan pekerjaan yang
ada di perusahaan.
Status Responden
Berdasarkan status
responden maka responden
yang merupakan karyawan
bagian produksi pada PT.
Dinamika Megatama Citra
dapat dikategorikan sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan
Status
Status Jumlah
Responden Persentase
Menikah 58 58.0%
Belum
menikah 42 42.0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data Diolah, 2017
Dari Tabel di atas dapat
diketahui jika mayoritas
responden yang merupakan
karyawan bagian di PT.
Dinamika Megatama Citra
berstatus sudah menikah yaitu
sebanyak 58 responden atau
58.0% dari total responden.
Sebanyak 42 responden atau
42.0% dari total responden
berstatus belum menikah.
Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti dalam
penelitian sebanyak 3 variabel yang terdiri
dari 2 variabel bebas yaitu Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (X1) dan Lingkungan
Kerja (X2) serta 1 variabel
terikat yaitu produktivitas kerja (Y).
Berikut ini gambaran jawaban responden
atas variable-variabel yang diteliti:
Variabel Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (X1) Keselamatan
dan Kesehatan Kerja merupakan
pengawasan terhadap orang, mesin,
material dan metode yang mencangkup
lingkungan kerja agar pekerja tidak
mengalami cidera. Dari hasil
penyebaran kuesioner kepada
responden diketahui pendapat
responden tentang item-item yang
terdapat pada variable Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (X1) sebagai
berikut:
Dari table di atas, dapat diketahui
pendapat responden mengenai item-
item yang terdapat pada variable
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(X1). Hasil perhitungan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Untuk item X1.1.1 mengenai
mengukur keselamatan dan
kesehatan kerja, dari 100
responden diketahui tidak
ada responden yang
menyatakan sangat tidak
setuju, 4.0% menyatakan
tidak setuju, 1.0%
menyatakan netral,
sebanyak
22.0% menyatakan setuju
dan 73.0% menyatakan
sangat setuju. Nilai rata-rata
untuk item X1.1.1 sebesar 4.67
dapat diartikan jika
mayoritas responden merasa
perusahaan selalu mendata
semua kecelakaan yang
terjadi.
2. Untuk item X1.1.2 mengenai
mengawasi keselamatan
dan kesehatan kerja, dari
100 responden diketahui
2.0% menyatakan sangat
tidak setuju, 1.0%
menyatakan tidak setuju,
3.0% menyatakan netral,
sebanyak 15.0%
menyatakan setuju dan
79.0% menyatakan sangat
setuju. Nilai rata-rata untuk
item X1.1.2 sebesar 4.68
dapat diartikan jika
mayoritas responden
merasa perusahaan
melakukan pengawasan
dengan ketat terhadap
aktivitas produksi di
perusahaan.
3. Untuk item X1.2.1 mengenai
penentuan prosedur kerja,
dari 100 responden
diketahui 2.0% menyatakan
sangat tidak setuju,
2.0% menyatakan tidak
setuju, 7.0% menyatakan
netral, sebanyak 28.0%
menyatakan setuju dan
61.0% menyatakan sangat
setuju. Nilai rata-rata untuk
item X1.2.1 sebesar 4.44 dapat
diartikan jika mayoritas
responden merasa prosedur
kerja yang ditentukan
perusahaan mampu
memberikan jaminan
keamanan bagi karyawan
dalam melakukan
pekerjaannya.
4. Untuk item X1.2.2
mengenai peralatan kerja,
dari 100 responden
diketahui tidak ada
responden yang
menyatakan sangat tidak
setuju, 3.0% menyatakan
tidak setuju, 5.0%
menyatakan netral,
sebanyak
31.0% menyatakan setuju dan 61.0%
menyatakan sangat setuju.
Nilai rata-rata untuk item X1.2.2 sebesar
4.50 dapat diartikan jika mayoritas
responden merasa peralatan yang
digunakan dalam aktivitas produksi
sesuai dengan jenis pekerjaan.
5. Untuk item X1.3.1
mengenai sarana kesehatan,
dari 100 responden
diketahui tidak ada
responden yang
menyatakan sangat tidak
setuju, 1.0% menyatakan
tidak setuju, 7.0%
menyatakan netral,
sebanyak
32.0% menyatakan setuju dan 60.0%
menyatakan sangat setuju.
Nilai rata-rata untuk item X1.3.1 sebesar
4.51 dapat diartikan jika mayoritas
responden merasa jika terdapat sarana
kesehatan yang memadai.
6. Untuk item X1.3.2 mengenai
sarana yang memadai untuk
pencegahan penyakit, dari
100 responden diketahui
3% responden yang
menyatakan sangat tidak
setuju, 1.0% menyatakan
tidak setuju, 6.05%
menyatakan netral,
sebanyak
22.0% menyatakan setuju dan 69.0%
menyatakan sangat setuju.
Nilai rata-rata untuk item X1.3.2 sebesar
4.35 dapat diartikan jika mayoritas
responden merasa perusahaan
melengkapi karyawan dengan sarana
yang memadai dalam bekerja untuk
mencegah karyawan terjangkit
penyakit.
7. Untuk item X1.4.1 mengenai
mengawasi pelatihan
keselamatan kerja, dari 100
responden diketahui tidak
ada responden yang
menyatakan sangat tidak
setuju, 5.0% menyatakan
tidak setuju, 8.0%
menyatakan netral,
sebanyak 34.0%
menyatakan setuju dan
53.0% menyatakan sangat
setuju. Nilai rata-rata untuk
item X1.4.1 sebesar 4.55
dapat diartikan jika
mayoritas responden
merasa perusahaan
mengadakan pelatihan
keselamatan kerja untuk
setiap karyawan.
8. Untuk item X1.4.2 mengenai
program gathering untuk
mengatasai kejenuhan
karyawan, dari 100
responden diketahui 5.0%
menyatakan sangat tidak
setuju, 8.0% menyatakan
tidak setuju, 23.0%
menyatakan netral,
sebanyak 27.0%
menyatakan setuju dan
37.0% menyatakan sangat
setuju. Nilai rata-rata untuk
item X1.4.2 sebesar 4.35
dapat diartikan jika
mayoritas responden
merasa perusahaan
melakukan acara gathering
untuk seluruh karyawan
sebagai sarana untuk
mengatasi kejenuhan kerja.
9. Untuk item X1.5.1 mengenai
asuransi kesehatan, dari
100 responden diketahui
5.0% menyatakan sangat
tidak setuju,
8.0% menyatakan tidak
setuju, 23.0% menyatakan
netral, sebanyak 27.0%
menyatakan setuju dan
37.0% menyatakan sangat
setuju. Nilai rata-rata untuk
item X1.5.1 sebesar 3.83
dapat diartikan jika
mayoritas responden
merasa perusahaan
menyediakan asuransi
kesehatan bagi karyawan.
10. Untuk item X1.5.2 mengenai
medical check up bagi
karyawan, dari 100
responden diketahui 10.0%
menyatakan sangat tidak
setuju, 9.0% menyatakan
tidak setuju, 12.0%
menyatakan netral,
sebanyak 40.0%
menyatakan setuju dan
29.0% menyatakan sangat
setuju. Nilai rata-rata untuk
item X1.5.2 sebesar 3.69
dapat diartikan jika
mayoritas responden
merasa perusahaan
menyediakan medical
check up untuk karyawan.
Variabel Lingkungan Kerja (X2)
Lingkungan kerja merupakan
segala sesuatu yang ada di sekitar para
pekerja dan dapat mempengaruhi
pekerja dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan padanya.
Dari hasil penyebaran kuesioner
kepada responden diketahui
pendapat responden tentang item-item
yang terdapat pada variable Lingkungan
Kerja (X2) sebagai berikut:
Dari table di atas, dapat diketahui
pendapat responden mengenai item-
item yang terdapat pada variable
Lingkungan Kerja (X2). Hasil
perhitungan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Untuk item X2.1 mengenai
penerangan cahaya, dari 100
responden diketahui 4.0%
menyatakan sangat tidak
setuju,
3.0% menyatakan tidak setuju,
19.0% menyatakan netral, sebanyak
41.0% menyatakan setuju dan
33.0% menyatakan sangat setuju.
Nilai rata-rata untuk item X2.1
sebesar 3.96 dapat diartikan jika
mayoritas responden merasa
Kondisi penerangan cahaya di
tempat kerja sudah baik.
2. Untuk item X2.2 mengenai
suhu udara, dari 100
responden diketahui 8.0%
menyatakan sangat tidak
setuju, 10.0% menyatakan
tidak setuju, 33.0%
menyatakan netral, sebanyak
36.0% menyatakan setuju dan
13.0% menyatakan sangat setuju.
Nilai rata-rata untuk item
X2.2 sebesar 3.36dapat
diartikan jika mayoritas
responden merasa suhu
udara di tempat kerja yang
cenderung panas terkadang
dapat membuat tidak
nyaman dalam bekerja.
3. Untuk item X2.3 mengenai
suara bising, dari 100
responden diketahui 14.0%
menyatakan sangat tidak
setuju, 21.0% menyatakan
tidak setuju, 22.0%
menyatakan netral, sebanyak
33.0% menyatakan setuju
dan 10.0% menyatakan
sangat setuju. Nilai rata-rata
untuk item X2.3 sebesar 3.04
dapat diartikan jika
mayoritas responden merasa
suara bising di tempat
produksi terkadang membuat
karyawan tidak nyaman
dalam bekerja
4. Untuk item X2.4 mengenai
keamanan kerja, dari 100
responden diketahui 12.0%
menyatakan sangat tidak
setuju, 8.0% menyatakan
tidak setuju, 32.0%
menyatakan netral, sebanyak
33.0% menyatakan setuju
dan 33.0% menyatakan
sangat setuju. Nilai rata-rata
untuk item X2.4 sebesar 3.31
dapat diartikan jika
mayoritas responden merasa
dari segi keamanan,
perusahaan telah
menyediakan lingkungan
kerja yang aman bagi
karyawan untuk bekerja.
5. Untuk item X2.5 mengenai
hubungan karyawan, dari
100 responden diketahui
1.0% menyatakan sangat
tidak setuju, 8.0%
menyatakan tidak setuju,
21.0% menyatakan netral,
sebanyak 42.0% menyatakan
setuju dan 28.0%
menyatakan sangat setuju.
Nilai rata-rata untuk item
X2.5 sebesar 3.88 dapat
diartikan jika mayoritas
responden merasa hubungan
antara karyawan terjalin
dengan baik sehingga
mampu bekerjasama dengan
baik.
Variabel Produktivitas Kerja (Y)
Dari hasil penyebaran
kuesioner kepada responden
diketahui pendapat responden
tentang item-item yang terdapat pada
variable Produktivitas Kerja (Y) sebagai
berikut:
Dari table di atas, dapat diketahui
pendapat responden mengenai item-
item yang terdapat pada variable
Produktivitas Kerja (Y). Hasil
perhitungan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Untuk item Y1 mengenai
kemampuan, dari 100 responden
diketahui tidak ada responden
yang menyatakan sangat tidak
setuju, 3.0% menyatakan tidak
setuju, 35.0% menyatakan
netral, sebanyak 41.0%
menyatakan setuju dan 21.0%
menyatakan sangat setuju. Nilai
rata-rata untuk item Y1 sebesar
3.80 dapat diartikan jika
mayoritas responden merasa
jarang melakukan kesalahan
dalam menyelesaikan pekerjaan.
2. Untuk item Y2 mengenai
meningkatkan hasil yang
dicapai, dari 100 responden
diketahui tidak ada responden
yang menyatakan sangat tidak
setuju,
2.0% menyatakan tidak
setuju, 13.0% menyatakan
netral, sebanyak 33.0%
menyatakan setuju dan
52.0% menyatakan sangat
setuju. Nilai rata-rata untuk
item Y2 sebesar 4.35 dapat
diartikan jika mayoritas
responden merasa dapat
meningkatkan hasil yang
dicapai sesuai dengan waktu
(pencapaian) yang
ditentukan
3. Untuk item Y3 mengenai
semangat kerja, dari 100
responden diketahui tidak ada
responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 2.0%
menyatakan tidak setuju, 25.0%
menyatakan netral, sebanyak
47.0% menyatakan setuju dan
263.0% menyatakan sangat
setuju. Nilai rata-rata untuk item
Y3 sebesar 3.97 dapat diartikan
jika mayoritas responden merasa
selalu semangat dalam bekerja
4. Untuk item Y4 mengenai
pengembangan diri, dari 100
responden diketahui tidak ada
responden yang menyatakan
sangat tidak setuju, 2.0%
menyatakan tidak setuju, 12.0%
menyatakan netral, sebanyak
33.0% menyatakan setuju
dan 53.0% menyatakan
sangat setuju. Nilai rata-rata
untuk item Y4 sebesar
4.37dapat diartikan jika
mayoritas responden merasa
perusahaan memberi
kesempatan bagi karyawan
untuk
mengembangkan kemampuan
diri
5. Untuk item Y5 mengenai mutu,
dari 100 responden diketahui
tidak ada responden yang
menyatakan sangat tidak setuju,
3.0% menyatakan tidak setuju,
26.0% menyatakan netral,
sebanyak 49.0% menyatakan
setuju dan 22.0% menyatakan
sangat setuju. Nilai rata-rata
untuk item Y5 sebesar 3.90 dapat
diartikan jika mayoritas
responden merasa dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan standar mutu yang
ditentukan
6. Untuk item Y6 mengenai
efisiensi, dari 100 responden
diketahui tidak ada responden
yang menyatakan sangat tidak
setuju, 1.0% menyatakan tidak
setuju, 28.0% menyatakan
netral, sebanyak 49.0%
menyatakan setuju dan 22.0%
menyatakan sangat setuju. Nilai
rata-rata untuk item Y6 sebesar
3.96 dapat diartikan jika
mayoritas responden merasa
mampu menyelesaikan
pekerjaan dengan tepat waktu.
Hasil Uji Instrumen Penelitian
Guna memiliki instrument
penelitian yang dapat diandalkan
kemampuannya maka harus
dilakukan uji validitas dan reliabilitas
terhadap alat ukur penelitian
sehingga diperoleh data yang
representatif.
Hasil Uji Validitas
Validitas menunjukkan
sejauh mana alat pengukur untuk
mengukur apa yang diukur. Suatu
instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas yang tinggi.. Uji
validitas dalam penelitian ini
menggunakan uji korelasi product moment
yang dilakukan dengan bantuan
program SPSS for windows versi 22.0.
Adapun hasil uji validitas untuk masing-
masing item variabel dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Hasil penelitian yang valid
bila nilai r hitung atau nilai nilai r
hasil korelasi lebih besar dari nilai r
tabel yang ditentukan
(n=100, =0,05). Berdasarkan
hasil uji validitas seperti yang
tercantum pada tabel di atas dapat
diketahui bahwa semua item
pertanyaan memiliki nilai r hitung
lebih besar dari nilai r
table yang telah ditentukan
pada taraf signifikan 0,05. Hasil
analisis ini menunjukkan jika
semua item pertanyaan telah valid.
Hasil Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indek
yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Instrumen
dapat dikatakan handal (reliabel)
bila memiliki koefisien
keandalan reliabilitas sebesar 0,6
atau lebih. Uji reliabilitas yang
digunakan adalah dengan Alpha
Cronbach. Hasil pengujian
reliabilitas terhadap semua variabel
ditunjukkan tabel di bawah ini:
Berdasarkan tabel di atas dapat
diketahui bahwa semua variabel
tersebut memiliki nilai
koefisien Alpha Cronbach lebih
besar dari 0,6. Hasil tersebut
menunjukkan jika instrumen
pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian ini sudah reliabel atau dapat
dihandalkan.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi
model regresi dalam data berikut meliputi
uji asumsi heteroskedastisitas,
multikolinieritas, dan normalitas.
Uraian dari perhitungan pengujian asumsi
model regresi dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Pengujian Asumsi
Heterokedastisitas
Deteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot, dimana
sumbu Y adalah nilai Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah
residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya). Jika ada pola tertentu
yang teratur, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika
tidak ada pola yang jelas, serta titiktitik
menyebar di atas atau di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil pengujian
heteroskedastisitas dapat
dilihat pada grafik scatterplot berikut
:
Berdasarkan gambar 4.2
yang berupa scatter plot tersebut
terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model
regresi.
Pengujian Asumsi Multikolinieritas
Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas
dapat dilihat dari Variance Inflation
Factor (VIF). Apabila nilai VIF >10
maka menunjukkan adanya
multikolinieritas. Dan apabila
sebaliknya VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolinieritas.
Dari hasil perhitungan yang
ada di Tabel 2 tersebut bahwa
masing-masing variabel
bebas menunjukkan nilai VIF yang
tidak lebih dari nilai 10, maka
asumsi tidak terjadi
multikolinieritas telah
terpenuhi.
Pengujian Asumsi Normalitas
Model regresi dapat
dikatakan memenuhi asumsi
normalitas jika residual atau residual
yang disebabkan oleh model regresi
berdistribusi normal. Untuk menguji
asumsi ini, dapat digunakan metode
grafik Normal P-Plot. Jika nilai
Dan jika nilai residual
dalam sebuah
Tabel 4. 10
Rekapitulasi Hasil Regresi
standardized residual atau nilai
residual dituangkan dalam sebuah
grafik P-P Plot, maka terlihat bahwa
plot dari residual tersebut
membentuk suatu pola yang
mendekati garis lurus seperti pada
gambar 1. Pola seperti pada gambar
1 tersebut mengindikasikan bahwa
residual memiliki distribusi normal
karena plot dari residual tersebut
membentuk pola garis lurus.
dikelompokkan histogram, maka
residual-residual tersebut akan
membentuk suatu pola kurva
distribusi normal, yakni residual
tersebut mengelompok pada bagian
tengah dengan titik puncaknya
berada pada rata-rata sama dengan
0,000 seperti pada gambar 4.4
berikut :
Hasil Analisis Regresi Berganda
Proses pengolahan data dengan
menggunakan analisis regresi linier
berganda, dilakukan dengan melalui
beberapa tahapan untuk
mengetahui pengaruh antara
variabel-variabel bebas terhadap
variable terikat. Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan
menggunakan software SPSS
didapatkan ringkasan seperti pada Tabel
4. Variabel terikat pada analisis
regresi ini adalah Y sedangkan
variabel independennya adalah X1 dan. X2.
Model regresi yang didapatkan
berdasarkan Tabel 4.10 adalah
sebagai berikut :
Y = b1X1 + b2X2 + e Y =
0,289 X1 + 0,252X2 dimana :
Y : Produktivitas kerja X1 :
keselamatan dan kesehatan
kerja (K3)
X2 : lingkungan kerja
Interpretasi model regresi pada Tabel
4.10 adalah sebagai berikut :
1. β1 = 0,289
Koefisien regresi pada variabel
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/K3 (X1)
sebesar memiliki tanda positif
menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara
variabel Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/K3 (X1) dengan
variabel Produktivitas Kerja (Y),
yakni apabila penerapan
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 yang ada di perusahaan
baik maka produktivitas kerja juga
akan semakin meningkat.
2. β2 = 0,252
Koefisien regresi pada variabel
Lingkungan Kerja (X2) sebesar
memiliki tanda positif menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang positif
antara variabel Lingkungan Kerja (X2) dengan variabel Produktivitas Kerja
(Y), yakni apabila lingkungan kerja di
perusahaan baik maka produktivitas
kerja juga akan semakin meningkat.
3. Nilai koefisien determinasi ( Adj R
Square) sebesar 0,511
Koefisien determinasi (R2) mengukur
seberapa besar persentase pengaruh
variabel independen secara langsung
terhadap variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi sebesar 0,511
berarti bahwa semua variabel bebas
yaitu Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 (X1) dan Lingkungan Kerja
(X2) secara simultan mempengaruhi
variabel terikat (produktivitas kerja)
sebesar 51,1% dan sisanya sebesar
48,9% menunjukkan bahwa variabel
terikat dijelaskan oleh variabel bebas
lain yang tidak diamati pada penelitian
ini.
Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil Pengujian Hipotesis I
(Simultan)
Guna membuktikan kebenaran
hipotesis I dalam penelitian ini
digunakan uji F. Uji F atau pengujian
secara simultan dilakukan untuk
menunjukkan apakah semua variabel-
variabel bebas yang diteliti secara simultan
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variable terikat (Y).Dengan kata
lain dengan uji F akan diketahui apakah
variable Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 (X1) dan Lingkungan Kerja (X2)
secara simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Produktivitas
Kerja (Y).
Ho : Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/K3 (X1) dan
Lingkungan Kerja (X2) secara
simultan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap Produktivitas Kerja
(Y)
H1 : Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/K3 (X1) dan
Lingkungan Kerja (X2) secara
simultan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
Produktivitas Kerja (Y)
Hasil uji F diperoleh
nilai F hitung sebesar 52.642
lebih besar dari nilai F tabel
(2.680) selain itu nilai signifikan
yang dihsailkan sebesar 0,000.
Jika signifikan dibandingkan
dengan α = 0,05 maka signifikan
lebih kecil dari α = 0,05. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh
simultan yang signifikan antara
variabel bebas yang terdiri dari
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 (X1) dan Lingkungan
Kerja (X2) terhadap variabel Y
yaitu Produktivitas Kerja (Y).
Dengan demikian hipotesis I
dapat dibuktikan kebenarannya.
Hasil Pengujian Hipotesis II
(Parsial)
Guna membuktikan
kebenaran hipotesis II
yang dirumuskan dalam penelitian
ini digunakan uji t. Uji t digunakan
untuk mengetahui apakah
masingmasing variabel bebas
yaitu Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dan
Lingkungan Kerja secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
variable terikat atau tidak.
Untuk menguji hal tersebut, dilakukan
dengan membandingkan nilai signifikan
pada taraf 5% (0.05). Apabila nilai
signifikan yang dihasilkan < α = 0,05
maka Ho ditolak dan H1 diterima begitu
juga sebaliknya. Pengujian pengaruh dari
masing-masing variable bebas dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan
Pengujian pengaruh variable
bebas Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 (X1) terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan secara parsial
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Ho : Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 (X1) tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
Produktivitas Kerja (Y)
H1 : Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 (X1) mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Produktivitas
Kerja (Y).
Pengujian terhadap variabel
Keselamatan dan Kesehatan Kerja/K3
(X1) dapat diketahui bahwa nilai t
hitung yang dihasilkan sebesar 6.152
lebih besar dari nilai t tabel (1.980)
selain itu nilai signifikan yang
dihasilkan sebesar 0,000 kurang dari
0,05 (5%). Hal ini menunjukkan jika
keputusan yang diambil adalah
menolak H0 dan menerima H, yang
berarti variabel Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/K3 (X1) berpengaruh
signifikan terhadap produktivitas kerja
(Y). Dengan demikian hipotesis II dapat
dibuktikan kebenarannya.
Pengaruh Lingkungan Kerja
terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan
Pengujian pengaruh
variable bebas Lingkungan Kerja
(X2) secara parsial
dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Ho : Lingkungan Kerja (X2)
tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
Produktivitas Kerja (Y)
H1 : Lingkungan Kerja (X2)
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap
Produktivitas Kerja (Y).
Pengujian terhadap
variabel Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/K3 (X1)
dapat diketahui bahwa nilai t
hitung yang dihasilkan
sebesar 3.947 lebih besar dari
nilai t tabel (1.980) selain itu
nilai signifikan yang
dihasilkan sebesar 0,001
kurang dari 0,05 (5%). Hal
ini menunjukkan jika
keputusan yang diambil
adalah menolak H0 dan
menerima H, . yang berarti
variabel Lingkungan Kerja
(X2) berpengaruh signifikan
terhadap produktivitas kerja
(Y).
Berdasarkan hasil analisis
yang telah dilakukan untuk
mengetahui pengaruh dari
variabelvariabel bebas
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 (X1) dan
Lingkungan Kerja (X2) secara parsial
terhadap variabel Y yaitu
Produktivitas Kerja (Y) seperti
yang telah dijelaskan di atas
maka dapat dikemukakan jika
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 (X1) dan
Lingkungan Kerja (X2) secara
parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap yaitu
Produktivitas Kerja (Y).
Dengan demikian hipotesis II
dapat dibuktikan kebenarannya.
Pembahasan Hasil Penelitian
PT. Dinamika Megatama Citra
merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang pembuatan pakan ternak.
Pabrik ini harus terus meningkatkan
produksinya. Dengan itu perusahaan
sangat memperhatikan faktor yang
mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan terutama karyawan bagian
produksi untuk mencapai tujuan dari
perusahaan.
Dari hasil penelitian yang telah di
analisis sudah memenuhi uji analisis
regresi berganda. Data yang diambil
melalui kuesioner yang diberikan kepada
responden yaitu karyawan bagian produksi
di PT. Dinamika Megatama Citra telah
diuji validitas dan reliabilitas sehingga
dapat dilakukan pengujian asumsi klasik.
Setelah pengujian asumsi klasik dilakukan
akan dilakukan pengujian analisis regresi
linier berganda yaitu untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen dan
variabel dependen yang kemudian dapat
dilanjutkan untuk menguji hipotesis dari
penelitian yang dilakukan yaitu uji F dan
uji t dari kedua variabel yang berpengaruh
terhadap variabel (Y) produktivitas kerja.
Berdasarkan hasil uji F
diketahui jika Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/K3 (X1) dan
Lingkungan Kerja (X2) secara
simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan (Y). Lebih
lanjut diketahui jika besarnya pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 (X1) dan Lingkungan Kerja (X2)
terhadap Produktivitas Kerja (Y) adalah
sebesar 51.1% dan sisanya sebesar 48.9%
produktivitas kerja karyawan dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Dengan demikian, beberapa
cara yang dapat dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan
produktivitas kerja sebagai variabel
yang dipengaruhi maka didapatkan
hasil penelitian sebagai berikut:
Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 terhadap Produktivitas Kerja
Hasil penelitian
menunjukkan jika Keselamatan
dan Kesehatan Kerja/K3
mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap
produktivitas kerja. Hal ini
menunjukkan jika makin baik
program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/K3 yang
diselenggarakan perusahaan
maka produktivitas kerja
karyawan akan semakin
meningkat. Hasil penelitian ini
mendukung pendapat Busyairi,
dkk (2014) yang menyatakan
bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) memang
merupakan salah satu
persyaratan untuk
meningkatkan produktivitas
kerja karyawan yang erat
kaitannya dengan hasil
produksi. Pada dasarnya
K3 adalah upaya mencegah/
menghindari/mengurangi
kecelakaan dengan cara
menghentikan/ meniadakan/
menghilangkan resiko (unsur
bahaya) guna mencapai target
kerja (produksi).
Berdasarkan hasil
analisis deskriptif diketahui jika
secara keseluruhan program
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 yang ada di PT.
Dinamika Megatama Citra
dapat dikatakan baik. Hal ini
dapat dilihat dari hasil rata-rata
jawaban yang diberikan oleh
responden terhadap kuesioner
mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja/K3. Hal ini
mengindikasikan jika PT.
Dinamika Megatama Citra
sudah berupaya untuk
memberikan jaminan
Keselamatan dan
Kesehatan
Kerja/K3 pada karyawan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha
sebagai upaya pencegahan (preventif)
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja dalam lingkungan
kerja dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
serta tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian.
Bagi karyawan PT. Dinamika Megatama
Citra, program Keselamatan dan
Kesehatan
Kerja/K3 yang diberikan perusahaan sudah
baik sehingga karyawan merasa aman
dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaannya. PT. Dinamika Megatama
Citra adalah perusahaan yang bergerak di
bidang pakan ternak, sehingga dalam
aktivitas produksinya menggunakan alat
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja dan juga penyakit pada karyawan.
Maka dari itu semenjak awal perusahaan
sudah menetapkan program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja/K3 bagi karyawan.
Perusahaan yang baik adalah
perusahaan yang benar-benar menjaga
keselamatan dan kesehatan karyawannya
dengan membuat aturan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja yang
dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan
pimpinan perusahaan. Perlindungan tenaga
kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja
atau akibat dari lingkungan kerja sangat
dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan
merasa aman dan nyaman dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja
yang sehat akan bekerja produktif,
sehingga diharapkan produktivitas kerja
karyawan meningkat. Hal ini seperti yang
dikemukakan Ridley (2008) bahwa tenaga
kerja yang sehat akan bekerja produktif
sehingga diharapkan produktivitas kerja
karyawan meningkat yang dapat
mendukung keberhasilan bisnis
perusahaan dalam membangun dan
membesarkan usahanya.
Hasil penelitian ini
yang menunjukkan jika
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 berpengaruh positif
signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan
mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Litta Puspita
Dewi (2014) dan Muhammad
Busyairi, La Ode Ahmad Safar
Tosungku dan Ayu Oktaviani
(2014) yang menemukan jika
program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3)
berpengaruh positif terhadap
produktivitas kerja karyawan.
Hal ini mengindikasikan jika
keselamatan kerja dan
kesehatan kerja member
kontribusi positif terhadap
produktivitas kerja karyawan.
Pengaruh Lingkungan Kerja
terhadap Produktivitas Kerja
Hasil penelitian
menunjukkan jika lingkungan kerja
mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap
produktivitas kerja. Hal ini
menunjukkan jika makin baik
program Lingkungan Kerja yang
diselenggarakan perusahaan maka
produktivitas kerja karyawan akan
semakin meningkat.
Berdasarkan hasil analisis
deskriptif diketahui jika
secara keseluruhan lingkungan
kerja yang ada di PT. Dinamika
Megatama Citra dapat dikatakan
baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil
rata-rata jawaban yang
diberikan oleh responden
terhadap kuesioner
mengenai lingkungan kerja. Hal ini
mengindikasikan jika lingkungan
kerja yang ada di PT. Dinamika
Megatama Citra sudah baik menutu
penilaian karyawan.
Lingkungan kerja adalah
keseluruhan sarana dan prasarana kerja
yang ada di sekitar karyawan yang sedang
melakukan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.
Lingkungan kerja ini meliputi penerangan
cahaya, suhu udara, suara bising,
keamanan kerja dan hubungan karyawan.
Untuk meningkatkan produktivitasnya
maka lingkungan kerja sangat
mempengaruhi kinerja karena lingkungan
kerja yang baik akan menciptakan
kemudahan pelaksanaan tugas.
Lingkungan kerja ini sendiri terdiri dari
lingkungan kerja fisik dan non fisik yang
melekat dengan karyawan sehingga tidak
dapat dipisahkan dari usaha peningkatan
produktivitas kerja karyawan. Hasil
penelitian ini mendukung pendapat
Nurmalinda (2008) bahwa tinggi
rendahnya produktivitas tenaga kerja
dipengaruhi oleh semangat dan faktor
kenyamanan kerja yang mana hal itu juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja.
Ketidaknyamanan saat bekerja merupakan
kondisi yang sangat tidak baik bagi tenaga
kerja dalam beraktivitas, karena pekerja
akan melakukan aktivitasnya yang kurang
optimal dan akan menyebabkan
lingkungan kerja yang tidak bersemangat
dan membosankan, sebaliknya apabila
kenyamanan kerja tercipta saat melakukan
aktivitasnya maka pekerja akan melakukan
aktivitasnya dengan optimal, dikarenakan
kondisi lingkungan pekerjaan yang sangat
baik dan mendukung.
Bagi perusahaan yang
diteliti yaitu PT. Dinamika
Megatama Citra maka kondisi
lingkungan kerja akan sangat
mempengaruhi produktivitas
kerja karyawan karena
keberhasilan kerja karyawan
akan sangat tergantung pada
kondisi alat dan kelengkapan
peralatan yang digunakan.
Sehingga perusahaaan harus
dapat mengkondisikan
lingkungan kerja sedemikian
rupa agar memberikan pengaruh
positif terhadap produktivitas
kerja karyawan. Hal ini pula di
dukung dengan teori yang di
kemukakan oleh Nitisemito
(2002) perusahaan hendaknya
mencerminkan kondisi
lingkungan kerja yang dapat
mendukung kinerja karyawan
dan kerjasama antar tingkat
atasan, bawahan maupun yang
memiliki status jabatan yang
sama diperusahaan. Kondisi
yang hendaknya diciptakan
adalah suasana kekeluargaan,
komunikasi yang baik, dan
pengendalian diri. Dengan
demikian maka dapat di
simpulkan bahwa hipotesis,
yang menyatakan bahwa
lingkungan kerja berpengaruh
signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan
dapat dibuktikan kebenarannya.
Hasil penelitian ini
yang menunjukkan jika
lingkungan kerja berpengaruh
positif signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan
mendukung penelitian terdahulu
yang telah dilakukan oleh
Yunanda (2012) dan Sofyan
(2013) yang menemukan jika
lingkungan kerja akan
mempengaruhi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan oleh
karyawan sehingga akan
berpengaruh terhadap hasil
kerja karyawan. Hal ini
mengindikasikan jika
lingkungan kerja yang
merupakan segala sesuatu yang
ada di sekitar karyawan akan
berpengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan.
Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan
berkaitan dengan Keselamatan dan
Kesehatan kerja, lingkungan kerja serta
produktivitas kerja karyawan dapat
digunakan sebagai referensi dan masukan
bagi pihak perusahaan yaitu PT. Dinamika
Megatama Citra dalam merancang
kebijakan pengelolaan sumber daya
manusia berkaitan dengan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) serta lingkungan
kerja agar dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan secara
maksimal.
Dalam melaksanakan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
maka hendaknya pihak perusahaan
memperhatikan program kesehatan yang
diberikan pada karyawan, diantaranya
dengan mengikutsertakan karyawan dalam
program asuransi kesehatan yang pada saat
ini dapat dilakukan melalui kerjasama
dengan pemerintah yaitu BPJS kesehatan,
sehingga karyawan merasa terjamin
kesehatannya.Hal ini juga dapat membuat
karyawan merasa dihargai sebagai bagian
dari perusahaan sehingga dapat
mendorongnya untuk memberikan
kontribusi terbaik pada perusahaan. Pada
dasarnya Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) bermaksud melindungi atau
menjaga pekerja dari kejadian atau
kedaaan di tempat kerja yang merugikan
keselamatan dan kesehatan pekerja dalam
melakukan pekerjaan, karena karyawan
yang melaksanakan pekerjaannya dengan
baik secara otomatis akan emningkatkan
produktivitasnya kerjanya. Berkaitan
dengan lingkungan kerja maka selama ini
perusahaan sudah berupaya untuk
menyediakan lingkungan kerja yang sehat
dan aman bagi karyawan untuk membuat
karyawan merasa aman dan nyaman dalam
bekerja dengan menyediakan berbagai alat
dan fasilitas kerja yang sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Namun
begitu, suara mesin dan peralatan produksi
di tempat kerja ternyata cukup menganggu
sebagian karyawan dalam bekerja.
Kondisi ini menyebabkan terganggungnya
kelancaran komunikasi karyawan di
tempat produksi. Untuk mengantisipasi hal
tersebut maka hendaknya pihak
perusahaan perlu memperhatikan faktor
gangguan suara bising yang ditimbulkan
oleh mesin dan peralatan produksi di
tempat kerja, diantaranya dengan
meminimalisir suara bising yang
ditimbulkan oleh mesin atau peralatan
produksi. Atau perusahaan dapat
memberikan penutup telinga bagi
karyawan di tempat produksi dan
memberikan karyawan alat komunikasi
yang memungkinkan karyawan dapat
melakukan komunikasi dengan baik dan
lancar. Lingkungan kerja yang cukup
memuaskan para karyawan akan
mendorong karyawan untuk bekerja
sebaik-baiknya, sehingga pelaksanaan
proses produksi di dalam perusahaan akan
dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja
karyawan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penelitian ini dimaksudkan
untuk menjelaskan pengaruh antara
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/K3 dan lingkungan
kerja terhadap produktivitas kerja
karyawan bagian produksi pada PT.
Dinamika Megatama Citra. Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan, maka
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
berpengaruh secara bersama-sama
(Simultan) terhadap Produktivitas
karyawan PT. Dinamika
Megatama Citra. Hal ini semakin
meningkatnya Keselamatan dan
Kesehatan
Kerja maka dapat meningkatkan
Produktivitas karyawan.
2. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
berpengaruh secara Parsial
terhadap Produktivitas karyawan
PT. Dinamika
Megatama Citra.
Meningkatnya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dapat
meningkatkan Produktivitas
karyawan PT. Dinamika
Megatama Citra.
3. Lingkungan kerja memiliki
pengaruh secara parsial terhadap
Produktivitas karyawan PT.
Dinamika Megatama Citra.
Semakin baik Lingkungan Kerja
akan meningkatkan Produktivitas
karyawan PT. Dinamika
Megatama Citra
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Berpengaruh Dominan terhadap
Produktivitas kerja. Hal ini dilihat
dari semakin meningkatnya
Produktivitas karyawan PT.
Dinamika
Megatama Citra.
Saran-saran
1. Diharapkan pihak
perusahaan dapat
meningkatkan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja,
karena variabel Kesehatan
Kerja mempunyai pengaruh
dalam meningkatkan Kinerja
Karyawan, diantaranya yaitu
dengan menyediakan
peralatan keselamatan
berupa helm safety, masker,
sarung tangan, kacamata
safety dan fasilitas kesehatan
bagi karyawan, serta
mengadakan pemeriksaan
kesehatan secara berkala
pada karyawan bagian
produksi agar kesehatan pada
karyawan khususnya
karyawan produksi selalu
terjaga saat melakukan
proses produksi dan apabila
hal tersebut terpenuhi maka
Kinerja Karyawan akan
meningkat serta tujuan
perusahaan akan tercapai.
2. PT. Dinamika Megatama
Citra hendaknya
memperhatikan lingkungan
kerja dalam upayanya untuk
meningkatkan produktivitas
kerja karyawan diantaranya
dengan mempertahankan
indikator-indikator dalam
lingkungan kerja dan lebih
memperhatikan faktor suara
bising yang terbukti
mempunyai nilai mean
terendah diantara faktor
lingkungan kerja yang lain,
diantaranya dengan
memberikan penutup telinga
yang nyaman pada karyawan
untuk meredam suara bising
yang dapat ditimbulkan oleh
peralatan kerja yang dapat
menggangu pelaksanaan
pekerjaan oleh karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I K. 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arikunto S. 2013. Prosedur
Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Bulannurdin R.N dan Sugiharto. 2013.
Analisis Pengaruh
Keselataman dan Kesehatan Kerja
(K3) terhadap Kinerja Pekerja
Konstruksi (Studi Kasus Proyek
Pembangunan The Park Solo
Baru). Jurnal Matriks Teknik
Sipil. Juni
2013. No.54
BusyairiM, La Ode A. T dan Oktaviani
A. 2014. Pengaruh
Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja terhadap
produktivitas Kerja Karyawan.
Jurnal Ilmiah Teknik
Industri. Vol. 13.
No.2. Des. 2014
Dewi L.P. 2014. Pengaruh Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) terhadap
Produktivitas Kerja
Karyawan BBagian
Produksi di PT. Gamatex Cimahi.
Universitas
Pendidikan Indonesia
Ghozali I. 2016. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS. Semarang: Badam Penerbit
Universitas
Diponegoro
Gomes C.F 2003. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Andi Offset
Gravel S, Jaxques R dan Gabrielle L.
2011. Strategies to develop
Maintain Occupational
Health and Safety in Small
Business Employing Immigrant
Workers in Metropolitan
Montreal. Journal International of
Workplace Health
Management. Vol 4.No.2
Hameed A dan Amjad S. 2009. Impact
of Design on
Employees Productivity: A
Case Study of Banking
Organization of
Abbottabad. Pakistan.
Journal of Public
Affairs,
Administration and
Management Vol.3. Issue 1
Hanggraeni, D. 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Jakarta; Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas
Indonesia
Hasibuan, Malayu S.P. 2012.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ismed S. 2013. Teknik Efektif dalam
Membudidayakan
Keselamatan& Kesehatan
Kerja. Jakarta: Dian Rakyat
Jackson, Randall S.S dan Steve W.
2011. Pengelolaan Sumber
Daya Manusia. Edisi
Kesepuluh. Jakarta:
Salemba Empat
Juwita K. 2017. Kepuasan kerja
Memediasi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan. Jurnal
Akademika. Vol. 15. No.1
Februari 2017
Kaligis. R.S.V, Somphie B.F, Tjakra.J
dan Walangitan
D.R.O. 2013. Pengaruh
Implementasi Program
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) terhadap
Produktivitas Kerja. Jurnal Sipil
Statik. Vol.1. No.3.
Februari 2013. hal 219-225
Kalsum U dan Ibrahim M. 2014. Pengaruh
Pengawasan Mandor
terhadap produktivitas
Kerja Karyawan Bagian
Proses Produksi pada PT.
Surisenia Plasmataruna
Kabupaten Rokan Hulu.
Jurnal Fisip
Volume 1. No 2. Oktober
2014
Lamm F, Claire M dan Martin P. 2006. Is
There a Link Between Workplace
Health & Safety, Firm
Performance
& Productivity. New Zealand
Journal of
Employment Relations, Vol.
32. No.1 (75-90)
Malinasari.N. 2012. Pengaruh Program
Keselamatan, Kesehatan
Kerja (K3) dan Jaminan
Sosial terhadap
Produktivitas Kerja
Karyawan (Studi pada PT. PJB
UP Brantas
Karangkates-Kab.
Malang).Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Brawijaya
Malang
Marwanto. 2010. Pengaruh
Pengawasan Kerja dan Disiplin
Kerja terhadap
Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian Produksi
Perusahaan “Manufaktur”.
Jurnal Eksis. Vol 6 No.1,
Maret 2010: 1100-1266
Mondy R.W. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Edisi Kesepuluh.
Jakarta:
Erlangga
Ningrum T.D. 2014. Pengaruh
Stress Kerja dan
Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja
Karyawan di PT.
Makmur
Alam
Lestari. Artikel Ilmiah.
Universitas Dian
Nuswantoro
Nitisemito, A.S. 2012. Manajemen
Personalia.Jakarta:Ghalia
Indonesia
Nurmalinda Y. 2008. Analisis
Pengaruh Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) serta
Lingkungan Kerja terhadap
Produktivitas Kerja
Karyawan PT. Sinar Sosro
Tanjung Morawa Medan.
Tesis. Pascasarjana.
Universitas Sumatera Utara.
Medan
Ridley. J. 2008. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
(Ikhtisar). Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
Rinawati S.I dan Ingsih K. 2013.
Pengaruh Lingkungan
Kerja dan Kompetensi
terhadap Kinerja
Karyawan dengan
Motivasi sebagai
Variabel Intervening
pada Satuan Kerja Non
Vertikal Tertentu
(SNVT) Kementrian Pekerjaan
Umum di
Semarang. Artikel Ilmiah.
Universitas Dian
Nuswantoro
Rivai V. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk
Perusahaan: dari Teori ke
Praktik. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Sari A.P. 2012. Pengaruh
Pelaksanaan Program
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terhadap Produktivitas
Kerja pada Karyawan
Engineering BP. Tangguh Teluk
Bintuni Papua. Skripsi.
Universitas
Indonesia
Sedarmayanti. 2012. Sumber Daya
Manusia dam Prtoduktivitas
Kerja. Bandung:
Mandar
Maju
Senata I.W, Nuridja I.M dan Suwena
K.R. 2014. Pengaruh
Lingkungan Kerja terhadap
produktivitas Kerja Karyawan
UD. Kembang Sari Kabupaten
Badung Tahun 2012. Jurnal
Ganesa
Vol 4. No. 1 Tahun 2014
Sofyan. D.K. 2013. Pengaruh
Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Kerja Pegawai
Bappeda. MEIJ Journal.
Vol.2. No.1 (2013). 18-23
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Sumarjaya Socha. 2013. Pengaruh
Pengawasan terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai
Kantor Camat Menyuke
Kabupaten Landak. Jurnal
Publika. Prodi Ilmu Pemerintahan
Fisip Untan.
Volume 1, Nomor 01,
Tahun 1, Januari 2013
Sutarto A. 2008. Peranan Sistem
Manajemen
Keselamatan Kerja
dalam Peningkatan
Kinerja Proyek
Konstruksi. Jurnal
Teknil Sipil &
Perencanaan. Nomor 2.
Volume10-Juli 2008.
hal
115-126
Sutrisno E. 2014. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Edisi 1. Cetakan
Keenam. Jakarta:
Prenada Media
Group
Umar H. 2011. Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis
Bisnis. Edisi Kedua.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Yunanda M.A. 2012.
Pengaruh Lingkungan
Kerja terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja Karyawan.
Artikel Ilmiah. Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis. Universitas
Brawijaya Malang
Yunarsih, Tjuju & Suwatno.
(2011). Manajemen
Sumber Daya Manusia,
Teori, Aplikasi, dan Isu
Penelitian. Bandung:
Alfabeta
3.
-