pengaruh komite audit, leverage return on assets …eprints.ums.ac.id/73020/2/naskah.pdf ·...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KOMITE AUDIT, LEVERAGE, RETURN ON ASSETS,
UKURAN PERUSAHAAN, DAN SALES GROWTH TERHADAP
TAX AVOIDANCE
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014-2016)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Disusun oleh:
DYAH AYU WARDANI
B 200 140 233
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
ii
i
iii
ii
iv
iii
1
PENGARUH KOMITE AUDIT, LEVERAGE, RETURN ON ASSETS, UKURAN
PERUSAHAAN DAN SALES GROWTH TERHADAP TAX AVOIDANCE
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode
2014-2016)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh komite audit, leverage,
return on assets, ukuran perusahaan, dan sales growth terhadap tax avoidance. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2014-2016. Sampel ditentukan dengan teknik purposive
sampling dan diperoleh sampel sebanyak 60 perusahaan. Penelitian ini menggunakan
teknik analisis data regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah komite audit, leverage,
return on assets, ukuran perusahaan, dan sales growth berpengaruh terhadap tax
avoidance.
Kata kunci:komite audit, leverage, return on assets, ukuran perusahaan, dan sales
growth, dan tax avoidance.
Abstract
The purpose of this research is to analyze the effect of effect of audit committee,
leverage, return on assets, company size, and sales growth of tax avoidance. The
population in this research is a manufacturing company listed in Indonesia Stock
Exchange (IDX) period 2014-2016. The sample is determined by purposive sampling
technique and obtained sample of 60 companies. This research uses multiple regression
data analysis techniques. The result in this research is audit commitee, leverage, return
on assets, company size, and sales growth influence to tax avoidance.
Keywords: audit commitee, leverage, return on assets, company size, sales growth, and
tax avoidance.
1. PENDAHULUAN
Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah salah satu cara untuk menghindari
pajak secara legal yang tidak melanggar peraturan perpajakan. Penghindaran pajak ini
dapat dikatakan persoalan yang rumit dan unik karena disatu sisi diperbolehkan, tetapi
tidak diinginkan.Jacob (2014) menjelaskan bahwa tax avoidance merupakan suatu
tindakan untuk melakukan pengurangan atau meminimalkan kewajiban pajak dengan
hati-hati mengatur sedemikian rupa untuk mengambil keuntungan dari celah-celah
dalam ketentuan hukum pajak. Bagi perusahaan pajak merupakan beban yang akan
mengurangi laba bersih, sehingga perusahaan berupaya agar pembayaran pajaknya
seminimal mungkin. Hal ini menimbulkan perbedaan kepentingan antara fiskus
(pemungut pajak) yang menginginkan penerimaan pajak yang maksimal dengan
2
perusahaan sebagai wajib pajak yang menginginkan pembayaran pajak yang
minimal.Upaya perusahaan untuk meminimalkan beban pajaknya disebut perencanaan
pajak (tax planning).Tax planning yang dilakukan secara legal dan tidak bertentangan
dengan peraturan perpajakan disebut penghindaran pajak (tax avoidance), sedangkan
tax planning yang dilakukan secara ilegal dan bertentangan dengan peraturan disebut
penggelapan pajak (tax evasion) (Agustina dan Aris, 2017).
Keberadaan komite audit didalam perusahaan dapat berperan untuk mendukung
dewan komisaris dalam memonitor manajemen menyusun laporan keuangan perusahaan
dapat juga memengaruhi praktik penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan (Guna
dan Herawaty, 2010). Komite audit juga berfungsi dalam mengendalikan manajer demi
meningkatkan laba perusahaan dimana manajer perusahaan yang nantinya cenderung
menekan biaya pajaknya, hal tersebut yang akan mendorong manajemen melakukan
praktik penghindaran pajak (Fadhilah, 2014). Berdasarkan hal tersebut, komite audit
dengan wewenang yang dimilikinya akan dapat mencegah segala perilaku atau tindakan
yang menyimpang terkait dengan laporan keuangan perusahaan.
Leverage (struktur utang) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya utang
yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai aktivitas operasinya. Penambahan
jumlah utang akan mengakibatkan munculnya beban bunga yang harus dibayar oleh
perusahaan. Komponen beban bunga akan mengurangi laba sebelum kena pajak
perusahaan, sehingga beban pajak yang harus dibayar perusahaan akan menjadi
berkurang (Adelina, 2012).
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu
perusahaan.Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan
modal saham tertentu.Profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, salah satunya adalah
return on assets (ROA). ROA berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
penggunaan sumber daya yang dimilikinya (Siahan, 2004).ROA digunakan karena dapat
memberikan pengukuran yang memadai atas keseluruhan efektifitas perusahaan dan
ROA juga dapat memperhitungkan profitabilitas.Chen et al, (2010) menyatakan
perusahaan yang memiliki tingkat profit tinggi memiliki kesemapatan untuk melakukan
efisiensi kewajiban pembayaran pajak melalui tax avoidance.
3
Perusahaan besar lebih cenderung memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya
daripada menggunakan pembiayaan yang berasal dari utang. Perusahaan besar akan
menjadi sorotan pemerintah, sehingga akan menimbulkan kecenderungan bagi para
manajer perusahaan untuk berlaku agresif atau patuh (Maria dan Kurniasih, 2013).
Semakin besar ukuran perusahaan, maka perusahaan akan lebih mempertimbangkan
risiko dalam hal mengelola beban pajaknya. Perusahaan yang termasuk dalam
perusahaan besar cenderung memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan
perusahaan yang memiliki skala lebih kecil untuk melakukan pengelolaan pajak.Sumber
daya manusia yang ahli dalam perpajakan diperlukan agar dalam pengelolaan pajak
yang dilakukan oleh perusahaan dapat maksimal untuk menekan beban pajak
perusahaan.Perusahaan berskala kecil tidak dapat optimal dalam mengelola beban
pajaknya dikarenakan kekurangan ahli dalam perpajakan (Darmawan dan Sukartha,
2014). Banyaknya sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan berskala besar maka
akan semakin besar biaya pajak yang dapat dikelola oleh perusahaan.
Penjualan memiliki pengaruh yang strategis terhadap perusahaan, karena
penjualan yang dilakukan oleh perusahaan harus didukung dengan harta atau aset, bila
penjualan ditingkatkan maka aset pun harus ditambah (Weston dan Brigham,
1991).Perusahaan dapat mengoptimalkan dengan baik sumber daya yang ada dengan
melihat penjualan dari tahun sebelumnya. Penelitian ini mengacu pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Agustina dan Aris (2017 ) dengan perbedaan dalam
dua hal. Perbedaan pertama menambah satu variabel yaitu sales growth, perbedaan yang
kedua mengganti objek penelitian yaitu pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2016.
Berdasarkan ketidakonsistenan penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan mengambil judul “PENGARUH KOMITE AUDIT,
LEVERAGE, RETURN ON ASSETS, UKURAN PERUSAHAAN DAN SALES
GROWTH TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016)”.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori
4
melalui pengukuran variabel-variabel penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk menguji
pengaruh komite audit, leverage, return on assets, ukuran perusahaan dan sales growth
terhadap tax avoidance pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2014-2016.
2.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2014-2016.Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 60 perusahaan.Teknik
penentuan sampel dengan kriteria tertentu (purposive sampling).Kriteria penentuan
sampel penelitian adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan sampel menerbitkan laporan tahunan / keuangan berturut per 31
Desember selama periode 2014-2016.
b. Perusahaan sampel menggunakan mata uang Rupiah berturut, supaya kriteria
pengukuran mata uangnya sama.
c. Perusahaan dengan nilai laba yang positif berturut, agar tidak mengakibatkan nilai
Cash Effective Tax Rate (CETR) terdistorsi (Richardson &Lanis, 2007).
2.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi dan studi pustaka.Metode dokumentasi menuntut adanya pengamatan dari
peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti
dengan menggunakan instrument berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar
pengesahan atau lainnya.Metode studi pustaka adalah mengkaji berbagai literature
pustaka seperti buku, jurnal, skripsi, dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan
penelitian.Metode pegumpulan data dilakukan dengan dokumentasi dari situs
www.idx.co.id.
3. HASIL DANPEMBAHASAN
Berdasarkan kriteria-kriteria pengambilan sampel yang telah ditentukan dalam
penelitian ini, diperoleh sampel sejumlah 180 data perusahaan.Dalam uji asumsi klasik
ditemukan 13 data outlier sehingga sampel yang digunakan dalam uji regresi linear
berganda sejumlah 167 data perusahaan.
5
Tabel 1.Proses Seleksi Sampel
Perusahaan Manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016
144
Dikurangi:
1. Tidak terdapat laporan tahunan / keuangan secara berurut Tahun
2014-2016 (34)
2. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah berturut (24)
3. Perusahaan tidak memiliki laba positif berturut (26)
Sampel yang memenuhi kriteria 60
Sampel yang memenuhi kriteria selama tahun penelitian
= 60 x 3 tahun 180
Dikurangi : Data Outlier (13)
Jumlah Sampel setelah outlier 167
Sumber: www.idx.co.id
3.1 Statistik Deskriptif
Tabel 2.Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TAV 167 0,0290 5,5490 0,312311 0,4169927
KOA 167 0,0000 1,0000 0,653989 0,1168825
LEV 167 0,0660 0,8380 0,385428 0,1816980
ROA 167 0,0000 0,4310 0,096967 0,0895828
UKP 167 5,1260 7,9630 6,32643 0,6708756
SAG 167 -0,500 1,371 0,07324 0,166373
Sumber: data diolah 2019.
Data tentang tax avoidance diperoleh nilai tertinggi 5,5490 dan nilai terendah
0,0290 dengan rata-rata nilai sebesar 0,312311 dan deviasi standar 0,4169927.
Data tentang komite audit diperoleh total nilai tertinggi 1,00 dan terendah 0 dengan
rata-rata nilai sebesar 0,653989 dan deviasi standar 0,1168825.
Data tentang leverage diperoleh total nilai tertinggi 0,8380 dan terendah 0,0660
dengan rata-rata nilai sebesar 0,385428 dan deviasi standar 0,1816980.
Data tentang return on assets diperoleh total nilai tertinggi 0,4310 dan terendah 0
dengan rata-rata nilai sebesar 0,096967dan deviasi standar 0,0895828.
Data tentang Ukuran Perusahaan diperoleh total nilai tertinggi 7,9630 dan terendah
5,1260 dengan rata-rata nilai sebesar 6,32643 dan deviasi standar 0,6708756.
Data tentang sales growth diperoleh total nilai tertinggi 1,371 dan terendah -0,500
dengan rata-rata nilai sebesar 0,07324 dan deviasi standar 0,166373.
6
3.2 Uji Asumsi klasik
3.2.1 Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data dilakukan dengan Nonparametric-test
menggunakan one-sample Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas pada model
regresi pada tabel berikut, diketahui bahwa :
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov- Smirnov Z p-value Keterangan
1,227 0,099 Data terdistribusi normal
Sumber : data diolah 2019.
Hasil uji normalitas pada Tabel 3 menunjukkan nilai probabilitas lebih dari 5% sehingga
data dinyatakan terdistribusi dengan normal.
3.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Rank Spearman. Hasil uji
heterokedastisitas diketahui bahwa:
Tabel 4.Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel Sig. Keterangan
Komite
Audit 0,255
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Leverage 0,251 Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Return On
Assets 0,956
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Ukuran
Perusahaan 0,731
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Sales
Growth 0,606
Tidak Terjadi
Heteroskedastisitas
Sumber : data diolah 2019.
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4 nilai absolut dari residual
data yang digunakan dalam hasil regresi, menunjukkan bahwa seluruh variabel
penelitian pada ketiga persamaan regresi dalam penelitian ini bebas dari masalah
heteroskedastisitas karena memiliki nilai probabilitas yang lebih besar dari 5%.
3.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen dijelaskan oleh variabel independen lainnya atau dalam artian setiap
7
variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel
independen lainnya. Hasil uji multikolinearitas dapat diketahui bahwa :
Tabel 5.Hasil Uji Multikolineritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Komite Audit 0,934 1,070 Tidak Terjadi
Multikolineritas
Leverage 0,911 1,097 Tidak Terjadi
Multikolineritas
Return On
Assets 0,939 1,066
Tidak Terjadi
Multikolineritas
Ukuran
Perusahaan 0,902 1,108
Tidak Terjadi
Multikolineritas
Sales Growth 0,971 1,029 Tidak Terjadi
Multikolineritas
Sumber : data diolah 2019.
Hasil uji multikolinearitas terlihat pada Tabel 5 dan hanya dilakukan pada
persamaan 2b. Nilai tolerance lebih dari 0,1 (>0,1) dan VIF dibawah 10 (<10),
menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada persamaan regresi.
3.5 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).
Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan
adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara
variabel independen. Hasil uji autokorelasi dapat diketahui nilai Durbin-Watson sebesar
1,894. Nilai Durbin-Watson dari model data berada diantara -2 dan 2, menunjukkan
bahwa tidak terjadi autokorelasi pada persamaan regresi.
3.6 Uji Hipotesis
Dalam peneitian ini, untuk menguji hipotesis menggunakan analisis
regresiberganda dengan meregresikan variabel independen ( Komite Audit, Leverage,
Return On Assets,Ukuran Perusahaan dan Sales Growth) terhadap variabel dependen
yaitu Tax Avoidance. Uji hipotesis ini di bantu dengan menggunakan program SPSS 16.
3.7 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil perhitungan untuk nilai adjusted R2 dengan bantuan program SPSS, dalam
analisis regresi berganda angka koefisien determinasi atau adjustedR2 sebesar 0,193.
Hal ini berarti bahwa 19,3% variasi variabel Tax Avoidance dijelaskan oleh variabel
8
Komite Audit, Leverage, Return On Assets, Ukuran Perusahaan, dan Sales Growth
sementara sisanya 80,7% diterangkan oleh faktor lain di luar model yang diteliti.
3.8 Uji Goodness of Fit
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai Ftabel (8,935) dengan
Signifikansi(0,00) < α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel Komite Audit,
Leverage, Return On Assets, Ukuran Perusahaan, dan Sales Growth berpengaruh secara
bersama-sama terhadap Tax Avoidance. Hal ini juga berarti bahwa model regresi yang
dipakai fit of goodness.
3.9 Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Hasil uji masing-masing hipotesis dapat dilihat pada tabel 6
Tabel 6.Hasil Uji Hipotesis
Variabel Koefisien Regresi thitung Signifikan
Konstanta 0,469 6,436 0,000
Komite Audit -0,153 -2,914 0,004
Variabel Koefisien Regresi thitung Signifikan
Leverage 0,136 3,975 0,000
Return On Assets -0,229 -3,199 0,002
Ukuran Perusahaan -0,021 -2,224 0,028
Sales Growth -0,118 -2,512 0,013
Sumber: Hasil olah data, 2019.
Dari table diatas,maka diperoleh persamaan regresi linear berganda pada penelitian
ini sebagai berikut :
TAV = 0,469 - 0,153KOA + 0,136LEV – 0,229ROA – 0,021UKP – 0,118SAG + ε
3.10 Pembahasan
3.10.1 Hipotesis 1 (Pengaruh Komite Audit terhadap Tax Avoidance)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komite audit memiliki nilai
signifikansi 0,004 <0,05. Hal ini berarti H1 diterima yang artinya komite audit
berpengaruh terhadap tax avoidance.Komite audit berpengaruh pada tax avoidance.
Artinya banyak sedikitnya jumlah anggota komite audit memberikan jaminan dapat
melakukan intervensi dalam peran penentuan kebijakan besaran tarif pajak efektif
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit akan
lebih bertanggung jawab dan terbuka dalam menyajikan laporan keuangan karena
komite audit akan memonitor segala kegiatan yang berlangsung di dalam perusahaan.
9
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Asri dan Suardana (2016), Agustina dan Aris (2017), Maharani dan Suardana (2014)
yang menyatakan bahwa Komite Audit berpengaruh terhadap Tax Avoidance.
3.10.2 Hipotesis 2 (Pengaruh LeverageterhadapTax Avoidance)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel leverage memiliki nilai
signifikansi 0,000 <0,05. Hal ini berarti H2 diterima yang artinya leverage berpengaruh
terhadap tax avoidance.Berdasarkan hasil penelitian, semakin tinggi nilai dari rasio
leverage berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari utang pihak ketiga yang
digunakan perusahaan dan semakin tinggi pula biaya bunga yang timbul. Dengan
adanya biaya bunga yang semakin tinggi akan memberikan pengaruh berkurangnya laba
sebelum pajak perusahaan, maka hal tersebut memberikan pengaruh terhadap beban
pajak perusahaan yang semakin rendah. Sehingga penggunaan utang oleh perusahaan
dapat digunakan untuk penghematan pajak dengan memperoleh insentif berupa beban
bunga yang akan menjadi pengurang penghasilan kena pajak.Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putri dan Putra (2017),
Oktamawati (2017) dan Marfu’ah (2015) yang menyatakan bahwa leverage
berpengaruh terhadap tax avoidance.
3.10.3 Hipotesis 3 (Pengaruh Return On AssetsterhadapTax Avoidance)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja memiliki nilai
signifikansi 0,002 >0,05. Hal ini berarti H3 diterima yang artinya return on assets(ROA)
berpengaruh terhadap tax avoidance.Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
dikatakan bahwa ROA merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba sehingga ROA merupakan faktor penting dalam pengenaan pajak
penghasilan bagi perusahaan. Pajak dengan laba perusahaan berbanding lurus, apabila
ROA meningkat mengindikasikan semakin baiknya kinerja perusahaan dan semakin
besar pula laba yang dihasilkan perusahaan maka hal tersebut mempengaruhi beban
pajak yang semakin tinggi. Demikian tingginya nilai ROA akan dilakukan perencanaan
pajak yang matang sehingga menghasilkan pajak yang optimal sehingga kecenderungan
melakukan aktivitas tax avoidance akan mengalami penurunan dengan kata lain
perusahaan yang memperoleh laba diasumsikan tidak melakukan tax avoidance karena
mampu mengatur pendapatan dan pembayaran pajaknya. Perusahaan yang beroperasi
dengan efisiensi tinggi akan mendapatkan tax subsidy berupa tarif pajak efektif yang
10
lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi dengan efisiensi rendah
(Meilinda & Cahyonowati, 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Agustina dan Aris (2017), Kurniasih dan Sari (2013),
Handayani, Aris dan Mujiyati (2015), Putri dan Putra (2017), juga Maharani dan
Suardana (2014).
3.10.4 Hipotesis 4 (Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadapTax Avoidance)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel konflik kerja memiliki nilai
signifikansi 0,028 >0,05. Hal ini berarti H4 diterimayang artinya ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap tax avoidance.
Artinya semakin besar ukuran perusahaan maka untuk menjaga citra perusahaan dimata
publik pihak manajemen perusahaan akan cenderung untuk tidak melakukan
penghindaran pajak. Selain itu, semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin
rendah perusahaan melakukan penghindaran, hal ini dimungkinkan karena perusahaan
tidak menggunakan power yang dimilikinya untuk melakukan perencanaan pajak karena
adanya batasan berupa kemungkinan menjadi sorotan dan sasaran keputusan regulator.
Semakin besar ukuran perusahaannya, maka transaksi yang dilakukan akan semakin
kompleks. Jadi hal itu memungkingkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah
yang ada untuk melakukan tindakan tax avoidance yang lebih tinggi. Selain itu
perusahaan yang beroperasi lintas negara memiliki kecenderungan untuk melakukan
tindakan tax avoidance yang lebih tinggi, karenna mereka bisa melakukan transfer laba
ke perusahaan yang ada di negara lain, dimana negara tersebut memungut tarif pajak
yang lebih rendah dibandingkan negara lainnya.Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kurniasih dan Sari (2013), Sari, Kalbuana
dan Jumadi (2016), Oktamawati (2017), juga Putri dan Putra (2017), juga Mar’fuah
(2017) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap variabel Tax
Avoidance.
3.10.5 Hipotesis 5 (Sales Growth berpengaruh terhadap Tax Avoidance)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel konflik kerja memiliki nilai
signifikansi 0,013 >0,05. Hal ini berarti H₅diterimayang artinya sales growth
berpengaruh terhadap tax avoidance.Berdasarkan hasil penelitian, Sales Growth pada
suatu perusahaan menunjukkan bahwa semakin besar volume penjualan, memiliki
kinerja yang baik dan laba perusahaan cenderung meningkat, sehingga pembayaran
11
pajaknya pun juga akan tinggi. Berdasarkan teori agensi, agent (manajemen) akan
berusaha mengelola beban pajaknya atau melakukan penghematan pajak melalui tax
avoidance agar tidak mengurangi kompensasi kinerja agent sebagai akibat dari laba
perusahaan yang meningkat yang berasal dari meningkatnya Sales Growth sehingga
akan menimbulkan beban pajak yang lebih besar. Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dewinta dan Setiawan (2016) juga
Mahanani, Titisari dan Nurlaela (2017), juga Oktamawati (2017) yang menyatakan
bahwa Sales Growth berpengaruh terhadap variabel Tax Avoidance.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh terhadap tax
avoidance. Hal ini dibuktikan dengan dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,004 < 0,05
yang berarti H1 diterima. Leverageberpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini
dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,000 <0,05. Oleh karena itu, H2diterima. Return
On Assets berpengaruh terhadaptax avoidance. Hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikansi 0,0,002 <0,05. Oleh karena itu, H3 diterima. Ukuran Perusahaan
berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,028
< 0,05. Oleh karena itu, H4 diterima. Sales growth berpengaruh terhadap tax avoidance.
Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,013 < 0,05. Oleh karena itu, H₅ diterima.
4.2 Saran
a. Guna mengurangi kesempatan perusahaan melakukan tax avoidance, hendaknya
pihak fiskus meningkatkan monitoring dan pengawasan atas pelaksanaan kewajiban
perpajakan perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang melaporkan rugi.
Perusahaan yang mengalami kerugian bisa memanfaatkan fasilitas kompensasi rugi
fiskal untuk mengurangi beban pajak perusahaan di masa yang akan datang.
Sehingga diharapkan jalur pemberian kompensasi rugi fiskal ini tidak digunakan
sebagai upaya tax avoidance perusahaan.
b. Untuk penelitian berikutnya menambah sampel penelitian dengan periode yang
berbeda juga dapat menambahkan variabel-variabel lain yang dapat memprediksi
adanya aktivitas tax avoidance.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adelina, Theresa. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Reformasi Perpajakan
terhadap Penghindaran Pajak di Industri Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia Depok.
Agustina, N.T dan Aris, A.M. 2017. Tax Avoidance: Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015. Peran Profesi Akuntansi Dalam
Penanggulangan Korupsi. ISSN 2460-0784.
Asri, Y.T.A.I dan Suardana, A.K. 2016. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen,
Komite Audit, Preferensi Risiko Eksekutif dan Ukuran Perusahaan pada
penghindaran Pajak.E-JurnalAkuntansi Universitas Udayana, Vol. 16.1, Hal:
72-100.
Budiman, Judi dan Setiyono. 2012. Pengaruh Karakter Eksekutif terhadap Penghindaran
Pajak (Tax Avoidance).Jurnal. Universitas Islam Sultan Agung.
Cahyono, Deddy Dyas, Andini Rita dan Raharjo Kharis. 2016. Pengaruh Komite Audit,
Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan (SIZE),
Leverage (DER), dan Profitabilitas (ROA), Terhadap Tindakan Penghindaran
Pajak (Tax Avoidance) pada Perusahaan Perbankan yang listing di BEI Periode
Tahun 2011-2013.Jurnal Akuntansi, 2 (2): 1-10.
Chen, Shuping, Xia Chen, Qiang Cheng, and Shevlin Terry. 2010. Are family firms
more tax aggressive than non-family firms?. Journal of Financial Economics
95, 41-61.
Darmawan, I Gede H dan Sukartha, I Made. 2014. Pengaruh Penerapan Corporate
Governance Leverage, Return On Assets, dan Ukuran Perusahaan pada
Penghindaran Pajak. E-Journal ISSN 2302-8556 9.1: 143-161
Dewi, K dan I.K. Jati. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik Perusahaan,
dan Corporate Governance pada Tax Avoidance di Bursa Efek Indonesia. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 6 (2): 249-260.
Dewinta, Rosa, A.I dan Setiawan, E.P. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Tax
Avoidance.E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 14, No. , Hal. 1584-
1613.
Dyreng, D.S, Hanlon, M., dan Maydew, L.E. 2010. The Effect of Executives on Corporate Tax Avoidance.The Accounting Review, Vol. 85, No. 4, pp 1163-
1189.
13
Fadhilah, Rahmi. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Tax
avoidance(Studi Empiris pada Perrusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bei
2009-2011).Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang. Vol. 2, No. 1
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Yogyakarta: Universitas Diponegoro.
Gujarati dan Porter (2010: 266-267) Gujarai, D. N dan Dawn, C. Porter. 2010. Basic
Econometrica. Fifth Edition. New York: Mc Graw Hill.
Guna, Welvin I dan Herawaty, Arleen. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya
Terhadap Manajemen Laba.Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 10, Hal.
53-68.
Hanafi, Umi dan Harto, Puji. 2014. Analisis Pengaruh Kompensasi Eksekutif,
Kepemilikan Saham Eksekutif dan Preferensi Risiko Eksekutif Terhadap
Penghindaran Pajak Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, Volume
3, No. 2. ISSN : 2337-3806.
Handayani, C.H, Aris, A.M, dan Mujiyati. 2017. Pengaruh Return On Assets, Karakter
Eksekutif, dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan yang Baik terhadap Tax
Avoidance. Menakar Masa Depan Profesi Memasuki MEA 2015 Menuju Era
Crypto Economic. ISSN 2460-0784.
Jacob, Fatoki, Obafemi, FCA. 2014. An Empirical Study of Tax Evasion and Tax
Avoidance: A Critical Issue in Nigeria Economic Development, 5 (18), pp 22-
27.
Jensen, M., dan Meckling. 1979. Theory of the Firm: Magerial Behavior, Agency Cost
And Ownership Structure.Journal of Financial Economics 3. Hal. 305-360.
Kanagaretnam, Kiridaran, Lee, K.B.J, Chee, Y.L, and Lobo G.J. 2016. Relation
Between auditor quality and corporate tax aggressiveness: Implications of
Cross-Country Institusional Differences. A Journal of Practice and Theory. 25,
(4), 105-135. Research Collection School of Accountancy.
Kennedy, dkk. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Real Estate and Property yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal. Universitas Riau.
Keputusan Ketua BAPEPAM dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-643/BL/2012
tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Jakarta:
Sekretariat Negara.
14
Kurniasih, Tommy dan Sari, Maria M. Ratna. 2013. Pengaruh Return On Assets,
Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaam, dan Kompensasi Rugi
fiscal Pada Tax avoidance. Buletin Studi Ekonomi. Vol.18, No.1. ISSN 1410-
4628.
Lanis, Roman dan Grant Richardson. 2012. Corporate Social Responsibility and Tax
Aggressiveness: An Empirical Analysis. Elsevier Inc. All rights reserved:
Journal Account Public Policy 31 (2012) 86–108.
Lanis, Roman dan Grant Richardson. 2013. Corporate Social Responsibility and Tax
Aggresseiveness: A Test of Legitimacy Theory. Emerald Group Publishing:
Accounting, Auditing & Accountability Journal Vol. 26 No.1 pp. 75-100.
Mahanani, A., Titisari, H.K dan Nurlaela, S. 2017. Pengaruh Karakteristik Perusahaan,
Sales Growth, dan CSR terhadap Tax Avoidance. Seminar Nasional IENACO.
ISSN 2337-4349.
Maharani, C.A.G dan Suardana A.K. 2014. Pengaruh Corporate Governance,
Profitabilitas, dan Karakteristik Eksekutif pada Tax Avoidance.E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 9.2, Hal: 525-539.
Marfu’ah, Laila. 2015. Pengaruh Return On Assets, Leverage, Ukuran Perusahaan,
Kompensasi Rugi Fiskal, dan Koneksi Politik Terhadap Tax Avoidance. Jurnal
Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nurfadilah, Mulyati, Henny, Purnamasari, Henry dan Niar, Hastri. 2017. Pengaruh
Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Kualitas Audit terhadap Penghindaran
Pajak. Menakar Peran Profesi sebagai Engine of Reform dalam Pembangunan
Global Berkelanjutan. ISSN 2460-0784.
Oktamawati, Mayarisa. 2017. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran
Perusahaan, Leverage, Pertumbuhan Penjualan, dan Profitabilitas Terhadap
Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. XV, No. 30.
Pohan, Chairil Anwar. 2013. Manajemen Perpajakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Putri, R.V dan Putra, B.I. 2017. Pengaruh Leverage, Profitability, Ukuran Perusahaan
dan Proporsi Kepemilikan Institusional Terhadap Tax Avoidance. Jurnal
Ekonomi Manajemen Sumber Daya STIE Indonesia Banking School, Vol. 19,
No. 1.
Prakosa, Kesit Bambang. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan
Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia.Simposium
Nasional AkuntansiXVII. Mataram
15
Rego, Sonja Olhoft. 2003. Tax-Avoidance Activities of U.S. Multinational
Corporations.Contemporary Accounting Research, Vol 20, No. 4, Winter 2003,
pp 805-833.
Richardson, G dan Lanis, R. 2007. Determinants of the Variability In Corporate
Effective Tax Rates and Tax Reform: Evidence From Australia. Journal of
Accounting and Public Policy, 2 (6), pp 689-704.
Riyanto, B. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE.
Yogyakarta.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik parametrik, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Catatan Pertama, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, PT Gramedia, Jakarta.
Sari, N., Kalbuana, N., dan Jumadi, A. 2017. Pengaruh Konservatisme Akuntasi,
Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan terhadap Penghindaran Pajak.Menakar
Peran Profesi Engine of Reform dalam Pembangunan Global Berkelanjutan.
ISSN 2460-0784.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Empat.
Yogyakarta: BPFE.
Siahan, Hinsa. 2004. Teori Optimalisasi Struktur Modal dan Aplikasinya di dalam
Memaksimumkan Nilai Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Moneter. Volume 7
No. 1.
Subagiastra, K., Arizona, E.P, Mahaputra, A.K.N. 2016. Pengaruh Profitablitas,
Kepemilikan Keluarga, dan Good Corporate Governance terhadap
Penghindaran Pajak. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 1, No. 2, Hal: 167-193.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunjoyo, Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N. dan Kurniawan, A. 2013. Aplikasi
SPSS Untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: CV Alfabeta.
Swingly, Calvin dan Sukartha, Made. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite
Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Sales growth pada tax avoidance.E-
JurnalAkuntansi Universitas Udayana 10.1, 2015, hal 47-62.
Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. Jakarta: Sekretariat Negara.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Jakarta: Sekretariat
Negara.
Weston, F.J dan Brigham, E.F. 1991. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi
Ketujuh, Jilid 2. Jakarta. Erlangga.
16
Widarjono, 2010: 111 Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan.
Edisi Pertama. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
www.idx.co.id
www.kemenkeu.go.id/laporan-keuangan-pemerintah-pusat.
www.sahamok.com
Yuniasih et al, 2013 Yuniasih, Wayan, rasmini, ketut, dan Wirakusuma, Gede. 2013.
Pengaruh Pajak dan Tunneling Incentive Pada Keputusan Transfer Pricing
Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Universitas
Udayana.