pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar...
TRANSCRIPT
27
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 2 NOLOGATEN PONOROGO TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
OLEH
WINDHI ALFIANTI
NIM: 210613120
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
2017
28
ABSTRAK
Alfianti, Windhi.2017. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Hasil
Belajar Siswa SDN 2 Nologaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2016/2017.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru MI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Izza Aliyatul
Muna, M.Sc.
Kata Kunci : Kompetensi Pedagogik Guru, Hasil Belajar Siswa
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa
yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Hasil belajar merupakan suatu
puncak proses belajar. Agar hasil belajar seoptimal mungkin, maka kegiatan belajar
ini harus direncanakan. Dengan kata lain seorang guru harus merencanakan proses
belajar, di mana terjadi dengan adanya interaksi belajar mengajar.Semakin tinggi
kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi
pula hasil belajar siswa. Dari hasil observasi di SDN 2 Nologaten Ponorogo,
diketahui masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) sehingga harus mengikuti ulangan remidi. Padahal guru sudah
berusaha mengelola pembelajaran dengan baik.
Rumusan Masalah Penelitian ini adalah (1) Bagaimana kompetensi
pedagogik guru kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017?(2)
Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran
2016/2017?(3) Adakah pengaruh antara kompetensi pedagogik guru terhadap hasil
belajar siwa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017?.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Teknik pengumpulan data mengunakan teknik kuisioner dan teknik dokumentasi.
Sedangkan untuk menganalisis data mengunakan rumus regresi liniersederhana.
Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa (1) Kompetensi pedagogik guru
kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo diketahui bahwa sebanyak 13 siswa dengan
persentase 46,42% menyatakan dalam kategori cukup; (2) Hasil belajar siswa kelas
IV SDN 2 Nologaten Ponorogo adalah cukup dengan frekuensi sebanyak 17 siswa
dengan persentase 60,71%; (3) Terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik guru
terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo. Hal ini, diketahui
Fhitung sebesar 11,764142 dan diketahui nilai Ftabel dengan taraf kesalahan sebesar 5%
yaitu 4,22. Jadi, Fhitung> Ftabel artinya kompetensi pedagogik guru berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Kemudian diperoleh koefisien determinasi (R2),
didapatkan kompetensi pedagogik guru berpengaruh 31,1516% terhadap hasil belajar
siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017, dan
68,8484% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-
orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Dalam arti lain,
pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat mengembangkan
bakat, potensi, dan keterampilan yang dimiliki dalam menjalani kehidupan, oleh
karena itu sudah seharusnya pendidikan didesain guna memberikan pemahaman
serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik (siswa).1
Guru memiliki peran yang amat penting bagi proses pendidikan.2 Guru
merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara
keseluruhan.3 Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru,
sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya, bahwa guru adalah komponen
yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.4 Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan
1 Daryanto, Media Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2010), 1.
2 Momon Sudarman, Profesi Guru Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci (Depok: Raja Grafindo
Persada,2013), 146.
3 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), 5. 4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenada Media
Group, 2015), 13.
30
membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar
bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut
perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode
mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam
mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses
belajar mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi
belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar,
mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan
siswa untuk menyimak pelajaran serta menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang
harus mereka capai.5 Perkembangan terhadap sistem belajar mengajar membawa
konsekuensi untuk guru agar meningkatkan peranan dan kompetensinya karena
proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa ditentukan oleh peranan dan
kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola kelas sehingga
hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.6
Menurut UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19/2005 Pasal
28 ayat 3, guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.7
Dalam standar nasional pendidikan, Pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan bahwa
5 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 21.
6 Ibid., 9.
7 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi
Guru (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 100.
31
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang
meliputi pemahaman terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.8
Mengajar hanya membantu siswa belajar, ialah menyediakan situasi
kondisi yang tepat agar siswa dapat belajar. Perlu pula ditekankan bahwa
pengukuran pengajaran ialah dari keberhasilan belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan sistem instruksional yang berorientasi pada hasil atau tujuan belajar
(output oriented).9 Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
10 Siswa
tidak sekedar sebagai objek saja, tetapi terutama sebagai subjek yang belajar.
Agar hasil belajar seoptimal mungkin, maka kegiatan belajar ini harus
direncanakan. Dengan kata lain seorang guru harus merencanakan proses belajar,
di mana terjadi dengan adanya interaksi belajar mengajar. Guru harus dapat
memilih bentuk interaksi belajar mengajar yang mana yang tepat, serta apa saja
yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pemilihan interaksi tersebut.11
Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah,
maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.12
Berdasarkan pengamatan di SDN 2 Nologaten Ponorogo diketahui pada
saat pembelajaran di dalam kelas berlangsung terdapat guru yang sedang
8 Ibid., 101.
9 Roestiyah, Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), 36.
10 Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), 28. 11
Roestiyah, Masalah Pengajaran…, 36. 12
Ahmad Susanto, Teori Belajar…, 13.
32
membagikan hasil ulangan siswa-siswi dan terdapat anak-anak yang
mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga harus
mengikuti ulangan remidi. Padahal guru sudah berusaha mengelola pembelajaran
dengan baik.13
Dari kenyataan tersebut diduga penyebab mengapa terjadi penyimpangan
dalam proses belajar mengajar, antara lain karena peserta didik merasa jenuh saat
proses pembelajaran. Secara teori ada banyak hal yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa salah satunya adalah kompetensi guru. Kompetensi pedagogik
adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yang berkaitan
dengan pemahaman siswa dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis.14
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka peneliti berkeinginan
untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo Tahun Pelajaran
2016/2017”.
13
Dari hasil observasi di SDN 2 Nologaten Ponorogo pada tanggal 26 Oktober 2016.
14
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional…, 101.
33
B. Batasan Masalah
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa baik dari diri
siswa itu sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Peneliti mengambil judul
ini karena masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
Banyak faktor yang atau variabel yang dapat dikaji untuk menindaklanjuti
dalam penelitian ini. Namun karena luasnya bidang cakupan serta adanya
berbagai keterbatasan yang ada baik waktu, dana, maupun jangkauan peneliti.
Dalam penelitian ini dibatasi masalah pengaruh kompetensi pedagogik guru
terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun
pelajaran 2016/2017.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru kelas IV di SDN 2 Nologaten
Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun
pelajaran 2016/2017?
3. Adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa
kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017?
34
D. Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru kelas IV di SDN 2 Nologaten
Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo
tahun pelajaran 2016/2017.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap
hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran
2016/2017.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguji ada tidaknya pengaruh
kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa/siswi.
b. Menambah ilmu pengetahuan dan perkembangan di dunia pendidikan serta
memperkaya hasil penelitian yang sudah ada dan dapat memberi gambaran
mengenai pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar
siswa/siswi.
35
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan guru dapat
meningkatkan kompetensi yang dimiliki terutama kompetensi pedagogik,
serta dapat memperbaiki kegiatan belajar mengajar agar tingkat
keberhasilan belajar siswa dapat meningkat.
b. Bagi Siswa
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan siswa dapat lebih
aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar dapat meningkat.
c. Bagi Sekolah
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang baik bagi sekolah dalam usaha perbaikan dalam proses
pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman serta pengetahuan tentang kompetensi
guru khususnya kompetensi pedagogik. Sehingga untuk masa mendatang
peneliti sebagai calon pendidik mampu mengembangkan kompetensinya
demi keberhasilan pembelajaran.
36
F. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini penulis susun menjadi lima bab dan
setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun bentuk sistematika pembahasan
dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama, Berisikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan.
Bab pertama ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam memaparkan data.
Bab kedua, Berisikan tentang landasan teori, telaah hasil penelitian
terdahulu, kerangka berfikir, pengajuan hipotesis. Bab ini dimaksudkan sebagai
acuan teori yang dipergunakan untuk melakukan penelitian.
Bab ketiga, Bab ini membahas tentang metode penelitian yang berisikan
tentang rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrumen pengumpulan data,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab keempat, Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang berisikan
tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi data, analisis data, analisis
data (pengujian hipotesis), interpretasi dan pembahasan.
Bab kelima, Bab ini berisi simpulan dari seluruh uraian dari bab terdahulu
dan saran yang bisa menunjang peningkatan dari permasalahan yang dilakukan
peneliti.
37
BAB II
LANDASAN TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU,
KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Kompetensi Pedagogik Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru
Pengertian dasar kompetensi, yaitu kemampuan atau kecakapan.15
Kompetensi adalah serangkaian tindakan dengan penuh rasa tanggung jawab
yang harus dipunyai seseorang sebagai persyaratan untuk dapat dikatakan
berhasil dalam melaksanakan tugasnya.16
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab
dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang
disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program
pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar peserta didik
dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai
tujuan akhir dari proses pendidikan.17
Guru sangat berperan dalam
membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya
secara optimal.18
15
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional…, 97. 16
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN Malang Press, 2008),72. 17
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 15. 18
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), 35.
38
Menurut James B. Brow mengemukakan bahwa tugas dan peran guru
antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan
dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi
kegiatan siswa.19
Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang
harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat
dan efektif.20
Dengan lahirnya PP No. 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan dan UU No. 14 tahun 2005, kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru jelas harus mengacu kepadanya. Berkaitan dengan guru
sebagai pendidik, dalam PP No. 19 tahun 2005 pasal 28 ayat 1 disebutkan
bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sementara itu,
kompetensi yang harus dimiliki pendidik (guru) yang terdapat dalam UU No.
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa kompetensi guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.21
Menurut Sardiman, guru yang berkompeten adalah guru yang mampu
mengelola program pembelajaran. Mengelola di sini memiliki arti yang luas
19
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1997), 3-
4. 20
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), 55. 21
Popi Sopiatin, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa (Bogor: Ghalia Indonesia,
2010), 67.
39
yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan
dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan,
memvariasi media, bertanya, memberi penguatan dan sebagainya, juga
bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.22
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual, yang membentuk standar profesi
guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta
didik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.23
Standar kompetensi guru meliputi empat komponen, yaitu: 1)
Pengelolaan pembelajaran; 2) Pengembangan potensi; 3) Penguasaan
akademik; 4) Sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi
guru terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu: 1) Penyusunan rencana
pembelajaran; 2) Pelaksanaan interaksi belajar mengajar; 3) Penilaian
prestasi belajar peserta didik; 4) Pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian
prestasi belajar peserta didik; 5) Pengembangan profesi; 6) Pemahaman
wawasan pendidikan; 7) Penguasaan bahan kajian akademik.24
b. Kompetensi Pedagogik Guru
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan
22
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional…, 103. 23
E. Mulyasa, Standar Kompetensi …, 26. 24
Kunandar, Guru Profesional…, 56.
40
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
(standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir a). Dengan
demikian, maka guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai
dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan
pembelajaran. Guru harus menguasai manajemen kurikulum, mulai dari
merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikulum, dan
mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi
pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik
agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.25
Guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik, ia mampu
memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan siswa dalam proses
pembelajaran. Ia mengetahui seluas dan sedalam apa materi yang akan
diberikan pada siswanya sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Guru
memiliki pengetahuan, tetapi mengetahui juga bagaimana cara
menyampaikan kepada siswanya. Selain itu, ia memiliki banyak variasi
mengajar dan menghargai masukan dari siswa.26
Jadi, harapannya guru dapat
memiliki kompetensi pedagogik yang baik sehingga dapat menyusun
rancangan pembelajaran dan melaksanakannya. Sehingga pembelajaran
25
Euis Karwati dan Doni Juni Priansa, Manajemen Kelas Guru Profesional yang Inspiratif,
Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi (Bandung: Alfabeta, 2014), 74. 26
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional…, 104.
41
dapat terlaksanakan dengan efektif dan hasil belajar peserta didik menjadi
optimal.
Kompetensi pedagogik guru meliputi:
1) Kemampuan dalam memahami peserta didik, dengan indikator antara
lain: a) memahami karakteristik perkembangan peserta didik; b)
memahami prinsip-prinsip perkembangan kepribadian peserta didik; c)
Mengidentifikasi bekal ajar peserta didik.
2) Kemampuan dalam membuat perancangan pembelajaran, dengan
indikator antara lain: a) mampu merencanakan pengorganisasian bahan
pembelajaran; b) mampu merencanakan pengelolaan pembelajaran; c)
mampu merencanakan pengelolaan kelas; d) mampu merencanakan
penggunaan media dan sarana yang bisa digunakan untuk mempermudah
pencapaian kompetensi; e) mampu merencanakan model penilaian proses
pembelajaran.
3) Kemampuan melaksanakan pembelajaran, dengan indikator antara lain: a)
mampu menerapkan keterampilan dasar mengajar; b) mampu menerapkan
berbagai jenis model pendekatan, strategi/metode pembelajaran; c)
mampu menguasai kelas; d) Mampu mengukur tingkat ketercapaian
peserta didik selama proses pembelajaran.
4) Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar, dengan indikator antara
lain: a) mampu merancang dan melaksanakan assessmen; b) mampu
42
mengolah hasil evaluasi pembelajaran; c) mampu memanfaatkan hasil
assessmen untuk perbaikan kualitas pembelajaran selanjutnya.
5) Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik, dengan indikator
antara lain: a) memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi
akademik; b) memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi
non akademik.27
2. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Burton, belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah
laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun menurut E. R. Hilgard, belajar adalah suatu perubahan
kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud
mencangkup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh
melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar
merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui
latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.28
Sementara Hamalik juga menegaskan bahwa belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi
27
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi…, 74-75. 28
Ahmad Susanto, Teori Belajar…, 3.
43
dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencangkup perubahan
dalam kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).
Perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman
atau latihan. 29
Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman,
atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun
dalam bertindak.
b. Tujuan Belajar
Menurut Suprijono, tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk
dicapai dengan tindakan instruksional yang dinamakan instructional effects,
yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan, tujuan
belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional disebut
nurturant effects. Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif,
sikap terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan
ini merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” (live in)
suatu sistem lingkungan belajar tertentu.30
29
Ibid., 4. 30
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
22.
44
c. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami
tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar
tersebut terjadi terutama berkat penilaian guru. Hasil belajar dapat berupa
dampak pengajaran dan dampak pengiring. Menurut Woordworth hasil
belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar.
Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual
yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran inilah akhirnya akan
mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah
dicapai.31
Hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh
Nawawi dalam K. Brahim yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang
dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar.32
31
Abdul Majid, Penilaian Autentik …, 28. 32
Ahmad Susanto, Teori Belajar…, 5.
45
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru
menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang
berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal bahwa evaluasi merupakan proses
penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu
program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya
evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau
bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Dengan demikian,
penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah,
baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.33
d. Macam- Macam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan meliputi pemahaman
konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan
33
Ibid., 5-6.
46
sikap siswa (aspek afektif) untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman
menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang
ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.34
2) Keterampilan proses
Usman dan Setiawati mengemukakan bahwa keterampilan proses
merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan
berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk
kreatifitasnya.35
34
Ibid., 6. 35
Ibid., 9.
47
3) Sikap
Menurut Lange dalam Azwar, sikap tidak hanya merupakan aspek
mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Jadi, sikap
ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika
mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap
seseorang yang ditunjukkannya. Dalam hubungannya dengan hasil belajar
siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep.
Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan adalah
domain kognitif.36
e. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gastalt, belajar merupakan suatu proses
perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami
perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang
berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungan.
Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu
sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa: dalam arti kemampuan berfikir
atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik
jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan: yaitu sarana dan prasarana,
kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta
dukungan lingkungan.37
36
Ibid., 10-11. 37
Ibid., 12.
48
Ada banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Faktor tersebut antara lain: faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri meliputi: 1) faktor fisiologis, 2) faktor psikologis,
faktor yang meliputi: intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat
siswa, motivasi siswa. Selain faktor internal ada faktor eksternal yang tidak
kalah pentingnya. Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni: 1)
faktor lingkungan sosial, seperti para guru, para staf administrasi, dan
teman-teman sekelas, 2) faktor lingkungan nonsosial, ialah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.38
Menurut Purwanto, faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan
menjadi dua golongan sebagai berikut:
1) Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor
individual. Faktor individual meliputi hal-hal berikut: a) faktor
kematangan atau pertumbuhan; b) faktor kecerdasan atau intelegensi; c)
faktor latihan dan ulangan; d) faktor motivasi; e) faktor pribadi.
2) Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial. Faktor sosial
antara lain: a) faktor keluarga atau keadaan rumah tangga; b) suasana
dan keadaan keluarga; c) faktor guru dan cara mengajar; d) faktor alat-
38
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2012), 101.
49
alat yang digunakan dalam belajar mengajar; e) faktor lingkungan dan
kesempatan yang tersedia; f) faktor motivasi sosial.39
Ruseffendi mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak,
bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi
dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi
masyarakat.40
Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh berfungsinya
secara integratif dari setiap faktor pendukungnya. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain:
1) Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup: a)
tingkat kecerdasan; b) bakat; c) sikap; d) minat; e) motivasi; f)
keyakinan; g) kesadaran; h) kedisiplinan; i) tanggung jawab.
2) Pengajar yang profesional yang memiliki: a) kompetensi pedagogik; b)
kompetensi sosial; c) kompetensi personal; d) kompetensi profesional;
e) kualifikasi pendidikan yang memadai; f) kesejahteraan yang
memadai.41
39
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran Pengembangan…, 32-
34. 40
Ahmad Susanto, Teori Belajar…, 14. 41
Hanifah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: Refika Aditama,
2012), 8-9.
50
3. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Hasil Belajar
Dari teori Gastalt dan teori Ruseffendi , salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa dari lingkungannya terdapat kompetensi
guru. Adapun menurut Nini Subini, kompetensi yang harus dimiliki seorang
guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial,
dan kompetensi kepribadian.42
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
guru yang berkompeten yaitu guru yang mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif sehingga pembelajaran akan jauh lebih bermakna dan
memberikan hasil belajar yang baik bagi peserta didiknya. Salah satu
kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kemampuan dalam mengelola
pembelajaran (kompetensi pedagogik).
Dikemukakan oleh Marsh yang menyatakan bahwa guru harus
memiliki kompetensi atau kemampuan untuk mengajar, memotivasi siswa,
membuat model instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi,
merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi. Semua kompetensi tersebut
mendukung keberhasilan guru dalam mengajar.43
Salah satu bentuk operasional kompetensi pedagogik guru adalah
kemampuannya dalam mengembangkan kurikulum pada tingkat
pembelajaran, yang mana guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang
memadai akan selalu berupaya memperbaiki proses pembelajarannya melalui
42
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 116. 43
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional…, 104.
51
rancangan rencana pembelajaran yang mereka buat. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan Parke dan Cobie bahwa pengembangan kurikulum pada
tingkat pembelajaran yang dilakukan guru merupakan upaya perbaikan
kegiatan pembelajaran yang menghubungkan antara teori dan praktik, di
samping merupakan implikasi pengembangan profesionalitas guru bagi
peningkatan ilmu keguruan, strategi pembelajaran, dan dampaknya terhadap
peningkatan prestasi dan perbaikan sikap siswa.44
B. Telaah Penelitian Terdahulu
Penelitian ini berangkat dari telaah pustaka dan kajian penelitian
terdahulu. Adapun penelitian yang dilakukan sebelumnya, yaitu:
Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Chyndhy Chylviana Puspitasari
yang diajukan sebagai skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
PGMI Jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo, yang berjudul “Korelasi Gaya belajar
dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa kelas IV A MI Ma’arif Mayak
Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014” Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa: 1. Berdasarkan tabel analisis kategori gaya belajar peserta didik kelas IV A
MI Ma’arif Mayak Ponorogo adalah: a. gaya belajar visual (13,514%), b. gaya
belajar auditori (10,81%), c. gaya belajar kinestetik (75,676%) dengan demikian
dapat dikatakan bahwa gaya belajar sebagian besar peserta didik kelas IV A MI
Ma’arif Mayak Ponorogo adalah gaya belajar kinestetik (75,676%). 2.
Berdasarkan tabel analisis kategori hasil belajar peserta didik kelas IV A MI
44
Ibid., 105
52
Ma’arif Mayak Ponorogo adalah: a. berkategori tinggi (24, 324%), b. berkategori
sedang (54,054%), c. berkategori rendah (21,622%). Dengan demikian secara
umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar pelajaran IPS sebagian besar peserta
didik kelas IV A MI Ma’arif Mayak Ponorogo adalah sedang (54,622%). 3.
Terdapat korelasi yang signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar IPS
kelas IV A MI Ma’arif Mayak Ponorogo.45
Terdapat kesamaan antara peneliti di atas dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Yaitu penelitiannya sama-sama penelitian kuantitatif.
Perbedaannya bahwa pada peneliti di atas hasil belajar dipengaruhi oleh gaya
belajar, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan ini hasil belajar
dipengaruhi oleh kompetensi pedagogik guru.
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Sukma Prabawati yang diajukan
sebagai skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi PAI Jurusan
Tarbiyah STAIN Ponorogo, yang berjudul “Hubungan Kompetensi Pedagogik
Guru PAI dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMPN 2 Sukorejo Tahun
Pelajaran 2012/2013” Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1.
Kompetensi pedagogik guru PAI kelas VII SMPN 2 Sukorejo dalam kategori baik
sebanyak 24 responden (17,143%), dalam kategori cukup sebanyak 89 responden
(63,571%), dan dalam kategori kurang sebanyak 27 responden (19,286%). Dengan
demikian secara umum dapat dikatakan bahwa kompetensi pedagogik guru PAI
45
Chyndhy Chylviana Puspitasari, “Korelasi Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Mata
Pelajaran IPS, “ (Skripsi, STAIN, Ponorogo, 2014), 68-69.
53
kelas VII SMPN 2 Sukorejo adalah cukup dengan presentase 63,571%. 2. Motivasi
belajar siswa kelas VII SMPN 2 Sukorejo dalam kategori baik sebanyak 25
responden (17,857%), dalam kategori cukup sebanyak 80 responden (57,143%),
dan dalam kategori kurang sebanyak 35 responden (25%). Dengan demikian
secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa kelas VII SMPN 2
Sukorejo adalah cukup dengan presentase 57,143%. 3. Ada hubungan antara
kompetensi pedagogik guru PAI dan motivasi belajar siswa kelas VII SMPN 2
Sukorejo tahun pelajaran 2012/2013.46
Terdapat kesamaan antara peneliti di atas dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Yaitu penelitiannya sama-sama penelitian kuantitatif,
variabel independen sama-sama meneliti tentang kompetensi pedagogik guru.
Perbedaannya bahwa pada peneliti di atas kompetensi pedagogik guru
mempengaruhi motivasi belajar siswa, sedangkan pada penelitian yang akan
dilakukan ini kompetensi pedagogik guru mempengaruhi hasil belajar siswa.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori dan telaah penelitian tersebut di atas, maka
kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah:
1. Jika kompetensi pedagogik guru baik, maka hasil belajar siswa kelas IV juga
baik atau meningkat.
46
Sukma Prabawati, “Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru PAI dengan Motivasi Belajar
Siswa,” (Skripsi, STAIN, Ponorogo, 2013), 80-81.
54
2. Jika kompetensi pedagogik guru rendah, maka hasil belajar siswa kelas IV juga
kurang atau menurun.
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.47
Karena
hipotesis merupakan kebenaran yang bersifat sementara dan perlu dibuktikan
dengan penelitian lebih lanjut, maka peneliti mengajukan hipotesis alternatif (Ha)
sebagai berikut:
Ha: Terdapat pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa
kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017.
47
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
120.
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel dalam
penelitian ini ada dua macam variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan
variabel terikat (dependent) yaitu:
1. Kompetensi pedagogik guru (variabel X) sebagai variabel bebas (independen)
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya
variabel dependen.
2. Hasil belajar siswa/siswi (variabel Y) sebagai variabel terikat (dependen)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda pada obyek atau subyek yang
56
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
subyek atau obyek itu.48
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian populasi,
karena yang diambil adalah keseluruhan siswa. Populasi yang diambil adalah
seluruh siswa-siswi kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo yang berjumlah 28
orang.
2. Sampel
Dalam penelitian kuantitatif, sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi terlalu besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.49
Teknik sampling pada
dasarnya dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability
sampling.50
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan bahwa semua siswa kelas IV
SDN 2 Nologaten Ponorogo yang berjumlah 28 siswa/siswi sebagai populasi,
maka peneliti menggunakan teknik sampling nonprobability sampling yaitu
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2013), 119. 49
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D
(Bandung: Alfabeta, 2012), 118. 50
Andhita DessyWulansari, Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan dengan Menggunakan
SPSS (Yogyakarta: STAIN Po PRESS, 2012), 43.
57
sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.51
C. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya.52
Data yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Data tentang kompetensi pedagogik guru sebagai variabel independen.
Pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data mengenai
variabel X digunakan angket yang terdiri dari beberapa butir pertanyaan yang
jawabannya dikelompokan menjadi 5 tingkatan jawaban dengan mengacu pada
skala likert, atau dapat disingkat menjadi tiga tingkatan. Pemilihan alternatif
diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptakan
instrumen tersebut.53
Sedangkan dalam penelitian ini, jawaban angket yang
digunakan dikelompokan menjadi 4 tingkatan jawaban yaitu selalu, sering,
kadang-kadang, dan tidak pernah dengan tetap mengacu pada skala likert.
Untuk mengumpulkan data independen menggunakan angket yang
berupa pernyataan. Kisi–kisi angket tersebut yaitu:
51
Ibid., 47. 52
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 134. 53
Ibid., 142.
58
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket
Variabel
Penelitian
Sub Variabel Indiktor No. Item No. Item
Valid
Variabel
X:
Pengaruh
kompetensi
pedagogik
guru
1. Memahami
peserta didik. a. Memahami
karakteristik
perkembangan
peserta didik.
1, 2, 4,
6, 9*
2, 4, 6
b. Memahami
kepribadian peserta
didik.
3, 5, 7, 10 3, 10
c. Mengidentifikasi
bekal ajar peserta
didik.
8, 11, 12 8, 11, 12
2. Merancang
pembelajaran
termasuk
memahami
landasan
pendidikan
untuk
kepentingan
pembelajaran.
a. Merencanakan
pengorganisasian
bahan ajar.
13, 18*,
57, 58
13, 57,
58
b. Merencanakan
pengelolaan
pembelajaran.
15,21, 62 15, 21,
62
c. Merencanakan
pengelolaan kelas.
14, 16,
41
14, 16,
41
d. Merencanakan
media
pembelajaran.
17, 19,
20
19, 20
e. Merencanakan
model penilaian
proses
pembelajaran
59, 60,
61
59, 61
3. Melaksanakan
pembelajaran.
a. Menerapkan
keterampilan dasar
mengajar.
22, 23,
26, 35,
37, 40*
22, 23,
26, 35,
37
b. Menerapkan
berbagai jenis
model pendekatan,
strategi/metode
pembelajaran.
24, 27,
29*, 30,
32
27, 30,
32
59
Variabel
Penelitian
Sub Variabel Indiktor No. Item No. Item
Valid
c. Menguasai kelas. 25, 28,
31, 33*,
34*
28, 31
d. Mengukur tingkat
ketercapaian
peserta didik
selama proses
pembelajaran.
36, 38,
39
36, 38,
39
4. Merancang dan
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran.
a. Merancang dan
melaksanakan
assessmen.
42, 43,
45
42, 45
b. Mengolah hasil
evaluasi
pembelajaran.
44, 46,
47
44, 46
c. Memanfaatkan
hasil assessmen
untuk perbaikan
kualitas
pembelajaran
selanjutnya.
48, 49,
50
48, 49
5. Mengembangk
an peserta
didik untuk
mengaktualisas
ikan berbagai
potensinya.
a. Memfasilitasi
peserta didik untuk
mengembangkan
berbagai potensi
akademik.
51, 53,
55
51, 53,
55
b. Memfasilitasi
peserta didik untuk
mengembangkan
berbagai potensi
non-akademik.
52, 54,
56
52, 54,
56
Keterangan: untuk item yang diberi tanda (*) adalah soal negatif.
Indikator-indikator tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa
instrumen yang berupa pernyataan untuk mengukur kompetensi pedagogik
guru. Instrumen tersebut diujicobakan kepada siswa kelas IV SDN 1 Nologaten
60
Ponorogo. Setelah diujikan, instrumen tersebut akan diuji validitas dan
reliabilitasnya.
2. Data tentang hasil belajar siswa-siswi kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo
sebagai variabel dependen.
Pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data mengenai
variabel Y menggunakan teknik dokumentasi dengan mengambil nilai hasil
Ulangan Tengah Semester Genap siswa-siswi.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Kuesioner (questionnaire) disebut juga angket atau daftar pertanyaan,
merupakan salah satu alat pengumpulan data. Angket adalah teknik
pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan
untuk diisi oleh responden.54
Dalam penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang tingkat kompetensi pedagogik guru yang peneliti
bagikan kepada responden (siswa) kelas IV yang berjumlah 28 siswa.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan
tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian
suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi kealamihan
yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan membuka kesempatan untuk lebih
54
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2011),177.
61
memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.55
Dalam penelitian
ini menggunakan transkrip nilai siswa, untuk memperoleh data atau informasi
yang berkaitan dengan variabel Y, yaitu hasil belajar (nilai Ulangan Tengah
Semester Genap) siswa-siswi.
E. Teknik Analisis Data
Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang diajukan.56
Langkah ini diperlukan karena tujuan dari analisis data
adalah untuk menyusun dan menginterprestasikan data (kuantitatif) yang sudah
diperoleh.57
Karena data penelitiannya adalah data kuantitatif, maka teknik analisis data
menggunakan statistik. Adapun analisa dalam penelitian ini sebagai berikut:
55
Ibid.,183. 56
Sugiyono, Metode Penelitian…, 207. 57
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Raja
GrafindoPersada, 2011), 170.
62
1. Pra Penelitian
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
suatu instrumen. Instrumen dikatakan sahih atau valid apabila memiliki
validitas tinggi, demikian pula sebaliknya.58
Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukurnya adalah
dengan menggunakan korelasi Product Moment dengan simpangan yang
dikemukakan oleh Pearson seperti berikut:
rxy = NΣxy− Σx (Σy)
(NΣx2− (Σx2) (NΣy2− (Σy2)
Keterangan:
rxy = angka indeks korelasi Product Moment
∑x = jumlah seluruh nilai x
∑y = jumlah seluruh nilai y
∑xy = jumlah hasil perkalian antara nilai x dan nilai y59
Jumlah responden (N) yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 36
siswa. Kemudian dikonsultasikan dengan “r” tabel pada taraf signifikansi 5%
adalah sebesar 0,325.
Hasil perhitungan validitas butir soal instrumen penelitian variabel
kompetensi pedagogik guru dalam penelitian ini secara terperinci dapat
58
Mahmud, Metode Penelitian…, 167. 59
Retno Widyaningrum, Statistik (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2015),107.
63
dilihat pada lampiran 4. Dari hasil perhitungan validitas item instrumen di
atas dapat disimpulkan dalam tabel rekapitulasi dibawah ini:
Tabel 3.2 Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Kompetensi
Pedagogik Guru Butir Soal Instrumen Penelitian
No Item r hitung r tabel Keterangan
1 0,298 0,325 Invalid
2 0,609 0,325 Valid
3 0,508 0,325 Valid
4 0,415 0,325 Valid
5 -0,125 0,325 Invalid
6 0,567 0,325 Valid
7 0,207 0,325 Invalid
8 0,477 0,325 Valid
9 0,146 0,325 Invalid
10 0,347 0,325 Valid
11 0,635 0,325 Valid
12 0,537 0,325 Valid
13 0,689 0,325 Valid
14 0,526 0,325 Valid
15 0,461 0,325 Valid
16 0,481 0,325 Valid
17 0,185 0,325 Invalid
18 -0,046 0,325 Invalid
19 0,337 0,325 Valid
20 0,688 0,325 Valid
21 0,562 0,325 Valid
22 0,614 0,325 Valid
23 0,640 0,325 Valid
24 0,230 0,325 Invalid
25 0,252 0,325 Invalid
26 0,716 0,325 Valid
27 0,598 0,325 Valid
28 0,597 0,325 Valid
29 -0,467 0,325 Invalid
64
No Item r hitung r tabel Keterangan
30 0,849 0,325 Valid
31 0,430 0,325 Valid
32 0,776 0,325 Valid
33 -0,039 0,325 Invalid
34 -0,033 0,325 Invalid
35 0,656 0,325 Valid
36 0,472 0,325 Valid
37 0,708 0,325 Valid
38 0,518 0,325 Valid
39 0,631 0,325 Valid
40 0,164 0,325 Invalid
41 0,642 0,325 Valid
42 0,593 0,325 Valid
43 0,268 0,325 Invalid
44 0,570 0,325 Valid
45 0,659 0,325 Valid
46 0,636 0,325 Valid
47 0,156 0,325 Invalid
48 0,494 0,325 Valid
49 0,605 0,325 Valid
50 0,261 0,325 Invalid
51 0,862 0,325 Valid
52 0,739 0,325 Valid
53 0,666 0,325 Valid
54 0,459 0,325 Valid
55 0,788 0,325 Valid
56 0,820 0,325 Valid
57 0,587 0,325 Valid
58 0,408 0,325 Valid
59 0,674 0,325 Valid
60 0,300 0,325 Invalid
61 0,711 0,325 Valid
62 0,689 0,325 Valid
65
Untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini,
peneliti mengambil sampel sebanyak 36 responden. Dari hasil perhitungan
validitas item instrumen terhadap 62 butir soal variabel kompetensi
pedagogik guru (X), ternyata terdapat 46 butir soal yang dinyatakan valid
pada variabel X yaitu item nomor 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 19,
20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 44, 45, 46,
48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 61, 62. Adapun untuk mengetahui
skor jawaban angket untuk uji validitas variabel kompetensi pedagogik guru
dapat dilihat pada lampiran 3.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan
sebuah instrumen. Reliabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut
secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang
diukur pada waktu yang berlainan (ajeg).60
Di dalam penelitian ini diuji
dengan menggunakan uji reliabilitas instrumen dengan teknik belah dua
yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown, sebagai berikut:
𝑟𝑖 =2. 𝑟𝑏
1 + 𝑟𝑏
Keterangan:
ri=Reliabilitas internal seluruh instrumen
60
Mahmud, Metode Penelitian…, 167.
66
rb=Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua61
Tabel 3.3 Analisis Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi
Pedagogik Guru
No. Responden X Y X² Y² XY
1 76 89 5776 7921 6764
2 81 88 6561 7744 7128
3 81 89 6561 7921 7209
4 74 79 5476 6241 5846
5 78 90 6084 8100 7020
6 64 78 4096 6084 4992
7 82 96 6724 9216 7872
8 70 83 4900 6889 5810
9 72 89 5184 7921 6408
10 79 88 6241 7744 6952
11 66 78 4356 6084 5148
12 74 85 5476 7225 6290
13 59 76 3481 5776 4484
14 70 85 4900 7225 5950
15 75 85 5625 7225 6375
16 81 100 6561 10000 8100
17 60 79 3600 6241 4740
18 77 92 5929 8464 7084
19 75 94 5625 8836 7050
20 80 94 6400 8836 7520
21 54 67 2916 4489 3618
22 70 82 4900 6724 5740
23 66 89 4356 7921 5874
24 75 91 5625 8281 6825
25 67 72 4489 5184 4824
26 61 69 3721 4761 4209
27 81 90 6561 8100 7290
28 63 82 3969 6724 5166
29 52 71 2704 5041 3692
61
Sugiyono, Metode Penelitian…, 180.
67
No. Responden X Y X² Y² XY
30 50 58 2500 3364 2900
31 46 44 2116 1936 2024
32 42 49 1764 2401 2058
33 78 90 6084 8100 7020
34 82 95 6724 9025 7790
35 49 58 2401 3364 2842
36 43 68 1849 4624 2924
Jumlah 2453 2912 172235 241732 203538
rxy = n XY−( X)( Y)
n X2− X 2 n Y2− Y 2
rxy =(36) (203538 )−(2453)(2912)
36 172235 −(2453 )2 36 241732 −(2912)2
rxy = 7327368 −7143136
(6200460 −6017209 )(8702352 −8479744 )
rxy = 184232
(183251 )(222608 )
rxy = 184232
4,079313810
rxy = 184232
201973 ,1136
rxy = 0,912161013
Memasukan nilai koefisien korelasi ke dalam rumus Sperman Brown berikut:
𝑟𝑖 =2.𝑟𝑏
1+𝑟𝑏=
2x 0,91216
1+0,91216 =
1,82432
1,91216 = 0,954062975
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahui nilai reliabilitas
instrumen variabel kompetensi pedagogik guru (X) sebesar 0,9540,
kemudian dikonsultasikan dengan “r” tabel pada taraf signifikansi 5% adalah
sebesar 0,325. Jadi “r” hitung > dari “r” tabel, yaitu 0,9540 > 0,325, maka
68
instrumen pada variabel kompetensi pedagogik guru (X) reliabel dan dapat
digunakan untuk penelitian.
2. Analisis Hasil Penelitian
a. Uji Normalitas
Sebelum melakukan analisis regresi linier ada asumsi yang harus
dipenuhi yaitu variabel yang dicari hubungan fungsionalnya mempunyai
data yang berdistribusi normal.62
Uji persyaratan ini berlaku untuk
penggunaan rumus parametrik yang diasumsikan normal yaitu uji
normalitas. Peneliti menggunakan salah satu rumus uji normalitas yaitu
menggunakan rumus uji Kolmogorov-Smirnov.63
Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan Hipotesa
Ho: data berdistribusi normal
Ha: data tidak berdistribusi normal
2) Menghitung Mean.
3) Menghitung nilai fkb.
4) Menghitung masing-masing frekuensi dibagi jumlah data (f/n).
5) Menghitung masing-masing fkb dibagi jumlah data (fkb/n).
6) Menghitung nilai Z.
7) Menghitung P ≤ Z.
62
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan …,123. 63
Retno Widyaningrum, Statistik…, 204.
69
8) Untuk nilai a2, didapatkan dari fkb/n - P ≤ Z.
9) Untuk nilai a1,didapatkan dari f/n – a2.
10) Membandingkan angka tertinggi dari a1 dengan tabel Kolmogorov-
Sminorv.
11) Uji hipotesa.
Dalam penelitian, peneliti menggunakan uji normalitas data tentang
pengaruh kompetensi pedagogik terhadap hasil belajar siswa kelas IV di
SDN 2 Nologaten Ponorogo. Adapun hasil uji normalitas terserbut adalah:
1) Uji Normalitas untuk Kompetensi Pedagogik Guru
Dari hasil perhitungan analisis data kompetensi pedagogik
guru diperoleh Mx = 127,107 dan SDx = 6,320823216. Hasil tersebut
digunakan untuk mencari data normalitas kompetensi pedagogik guru
yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Data Perhitungan Uji Normalitas Kompetensi
Pedagogik Guru
X F Fkb f/n fkb/n Z P ≤ Z a2 a1
142 1 28 0,0357 1 2,3561 0,9906 0,0094 0,0263
141 1 27 0,0357 0,9642 2,1979 0,9857 -0,0215 0,0572
140 1 26 0,0357 0,9285 2,0397 0,9788 -0,0503 0,086
138 1 25 0,0357 0,8928 1,7233 0,9573 -0,0645 0,1002
137 1 24 0,0357 0,8571 1,5651 0,9406 -0,0835 0,1192
136 1 23 0,0357 0,8214 1,4069 0,9192 -0,0978 0,1335
134 1 22 0,0357 0,7857 1,0905 0,8621 -0,0764 0,1121
132 1 21 0,0357 0,75 0,7741 0,7794 -0,0294 0,0651
131 1 20 0,0357 0,7142 0,6159 0,7291 -0,0149 0,0506
130 2 19 0,0714 0,6785 0,4576 0,6736 0,0049 0,0665
129 1 17 0,0357 0,6071 0,2994 0,6141 -0,007 0,0427
128 1 16 0,0357 0.5714 0,1412 0,557 0,0144 0,0213
70
X F Fkb f/n fkb/n Z P ≤ Z a2 a1
126 1 15 0,0357 0,5357 -0,1751 0,4325 0,1032 -0,0675
125 2 14 0,0714 0,5 -0,3333 0,3707 0,1293 -0,0579
124 2 12 0,0714 0,4285 -0,4915 0,3121 0,1164 -0,045
123 1 10 0,0357 0,3571 -0,6497 0,2611 0,096 -0,0603
121 1 9 0,0357 0,3214 -0,9661 0,1685 0,1529 -0,1172
120 2 8 0,0714 0,2857 -1,1243 0,1314 0,1543 -0,0829
119 1 6 0,0357 0,2142 -1,2825 0,1003 0,1139 -0,0782
118 2 5 0,0714 0,1785 -1,4407 0,0749 0,1036 -0,0322
117 1 3 0,0357 0,1071 -1,5990 0,0559 0,0512 -0,0155
116 1 2 0,0357 0,0714 -1,7572 0,0401 0,0313 0,0044
115 1 1 0,0357 0,0357 -1,9154 0,0281 0,0076 0,0281
28 353 0,9996 12,6062 2,9329 11,9631 0,6431 0,3565
Dari hasil perhitungan pada tabel data normalitas kompetensi
pedagogik guru diperoleh a1 max = 0,1335.
Dengan n = 28 dan taraf signifikansi 0,05 maka diperoleh angka pada
tabel Kolmogorov-Sminorv adalah 0,24, sehingga Dtabel= 0,24.
Kriteria pengujian Ho ditolak jika a1 max > Dtabel sedangkan Ho
diterima jika a1 max < Dtabel. Karena melalui perhitungan di atas a1 max=
0,1335 < Dtabel = 0,24, maka Ho diterima yang berarti data tentang
kompetensi pedagogik guru berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas untuk Hasil Belajar Siswa
Dari hasil perhitungan analisis data hasil belajar siswa
diperoleh My = 77,428 dan SDy = 4,973783309. Hasil tersebut
digunakan untuk mencari data normalitas hasil belajar siswa yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
71
Tabel 3.5 Data Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa
Y F fkb f/n fkb/n Z P ≤ Z a2 a1
89 1 28 0,0357 1 2,3265 0,9898 0,0102 0,0255
87 1 27 0,0357 0,9642 1,9244 0,9726 -0,0084 0,0441
85 2 26 0,0714 0,9285 1,5223 0,9357 -0,0072 0,0786
84 2 24 0,0714 0,8571 1,3213 0,9066 -0,0495 0,1209
83 2 22 0,0714 0,7857 1,1202 0,8686 -0,0829 0,1543
82 1 20 0,0357 0,7142 0,9192 0,8186 -0,1044 0,1401
81 1 19 0,0357 0,6785 0,7181 0,7611 -0,0826 0,1183
80 1 18 0,0357 0,6428 0,5171 0,695 -0,0522 0,0879
79 1 17 0,0357 0,6071 0,3160 0,6262 -0,0191 0,0548
78 1 16 0,0357 0,5714 0,1150 0,5438 0,0276 0,0081
77 3 15 0,1071 0,5357 -0,0860 0,4681 0,0676 0,0395
76 1 12 0,0357 0,4285 -0,2871 0,3897 0,0388 -0,0031
75 1 11 0,0357 0,3928 -0,4881 0,3156 0,0772 -0,0415
73 3 10 0,1071 0,3571 -0,8902 0,1867 0,1704 -0,0633
72 4 7 0,1428 0,25 -1,0913 0,1379 0,1121 0,0307
67 1 3 0,0357 0,1071 -2,0965 0,0183 0,088 -0,0523
66 2 2 0,0714 0,0714 -2,2976 0,0110 0,0604 0,011
28 277 0,9996 9,8921 3,5633 9,6453 0,246 0,7536
Dari hasil perhitungan pada tabel data normalitas hasil belajar
siswa diperoleh a1 max = 0,1543.
Dengan n = 28 dan taraf signifikansi 0,05 maka diperoleh angka pada
tabel Kolmogorov-Sminorv adalah 0,24, sehingga Dtabel= 0,24.
Kriteria pengujian Ho ditolak jika a1 max > Dtabel sedangkan Ho
diterima jika a1 max < Dtabel. Karena melalui perhitungan di atas a1 max=
0,1543 < Dtabel= 0,24, maka Ho diterima yang berarti data tentang
hasil belajar siswa berdistribusi normal.
72
Tabel 3.6 Hasil Uji Normalitas Variabel X dan Variabel Y
Variabel N Kriteria Pengujian Ho Keterangan
a1 Maksimum D Tabel
Kompetensi
Pedagogik
Guru
28 0,1335 0,24 Data
berdistribusi
normal
Hasil Belajar 28 0,1543 0,24 Data
berdistribusi
normal
b. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab rumus masalah 1 dan rumusan masalah 2
digunakan analisis statistik deskriptif dengan menghitung mean dan standar
deviasi yang digunakan untuk menentukan katagori data yang diteliti
dengan rumus sebagai berikut:
Rumus mean:
Mx = Ʃ𝑓𝑥
𝑁 dan My =
Ʃ𝑓 𝑦
𝑁
Keterangan:
Mx atau My = Mean yang dicari
∑fx atau ∑fy = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dan
variabelnya
N = Number of Cases64
Rumus Standar Deviasi:
𝑆𝐷𝑥 = 𝑓𝑥′ 2
𝑁– (
𝑓𝑥 ′
𝑁)² dan 𝑆𝐷𝑦 =
𝑓𝑦 ′ 2
𝑁– (
𝑓𝑦 ′
𝑁)²
64
Ibid., 51.
73
Keterangan:
SDx atau SDy = Standar Deviasi.
∑fx2
atau ∑fy2
= Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dengan
deviasi yang sudah dikuadratkan
N = Number of Cases65
Dari hasil di atas dapat diketahui Mean dan Standar Deviasi. Untuk
menentukan kompetensi pedagogik guru dan hasil belajar siswa apakah
baik, cukup, kurang, dibuat pengelompokkan dengan rumus sebagai
berikut:66
1) Skor lebih dari mean+1.SD adalah tingkat baik
2) Skor kurang dari mean–1.SD adalah tingkat kurang
3) Skor antara mean–1.SD sampai mean+1.SD adalah tingkat cukup
Setelah dibuat pengelompokkan kemudian dicari frekuensinya dan
hasilnya dipersentasekan dengan rumus:
P = 𝑓𝑖
𝑛 x 100%
Keterangan:
P : Angka Presentasi.
Fi : Frekuensi.
N : Number of Cases.67
65
Ibid., 94. 66
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2012), 175. 67
Retno Widyaningrum, Statistika…, 20.
74
Untuk menjawab rumusan masalah 3 teknik analisis data yang
digunakan adalah “Regresi Linier Sederhana”. Model regresi linier
sederhana yaitu:
𝑦 = 𝑏0 + 𝑏1𝑥
Langkah-langkah:
1) Membuat tabel perhitungan.68
2) Mencari nilai 𝑥 dan 𝑦 .69
Yaitu : 𝑥 = 𝑥
𝑛
𝑦 = 𝑦
𝑛
3) Mencari nilai 𝑏1 dan 𝑏0
Yaitu:
𝑏1 = 𝑥𝑦 − 𝑛. 𝑥. 𝑦
𝑥2 − 𝑛. 𝑥2
𝑏0 = 𝑦 + 𝑏1𝑥
Keterangan:
n = jumlah data observasi/pengamatan.
y = variabel terikat/dependen.
x = variabel bebas/independen.
𝑥 = mean/rata-rata dari penjumlahan data variabel x.
𝑦 = mean/rata-rata dari penjumlahan data variabel y.
68
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan …, 134. 69
Ibid., 136.
75
𝑏1= kemiringan garis lurus populasi.
b0 = titik potong populasi.70
4) Menghitung nilai-nilai yang ada dalam tabel Anova (Analysis of
variance) untuk menuji signifikasi pengaruh variabel x terhadap
variabel y.71
Tabel 3.7 Rumus Anova (Analysis of Variance)
Sumber
variasi
Degreef
freedom
(df)
Sum of squre (ss) Mean
Square
(MS)
Regresi 1 SS Regresi (SSR)
(𝑏0 𝑦 + 𝑏1 𝑥𝑦) −( 𝑦)2
𝑛
MSR = 𝑆𝑆𝑅
𝑑𝑓
Eror n-2 SS Eror (SSE)
𝑦2 − (𝑏0 𝑦 + 𝑏1 𝑥𝑦)
MS Eror
(MSE)
MSE = 𝑆𝑆𝐸
𝑑𝑓
Total n-1 SS Total (SST)
SST = 𝑦2 −( 𝑦)2
𝑛
Dari perolehan hasil tabel Anova, kemudian di statistik uji
dengan rumus:
Fhitung = 𝑀𝑆𝑅
𝑀𝑆𝐸
Ftabel = 𝐹𝑎 (1;n-2)
Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel
70
Ibid., 123. 71
Ibid., 126.
76
5) Menghitung koefisien determinasi (besarnya pengaruh Variabel X
terhadap Variabel Y)72
𝑅2 = 𝑆𝑆𝑅
𝑆𝑆𝑇
Dimana:
R2
= Koefisien determinasi/ proporsi keragaman/ variabilitas total
disekitar nilai tengah 𝑦 yang dapat dijelaskan oleh model regresi
(biasanya dinyatakan dalam persen)
72
Ibid.,130
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Umum
1. Letak Geografis
SDN 2 Nologaten ini berdiri pada tahun 1920. SDN 2 Nologaten
Ponorogo berlokasi di jalan Tangkupan Perahu No. 01 Kelurahan
Nologaten Kecamatan Ponorogo Kabupaten Ponorogo dengan nomor
telpon (0352) 487135 serta mempunyai NSS. 101051117021 dan
terakreditasi B. SDN 2 Nologaten ini berstatus sekolah negeri dan berada di
daerah perkotaan yang letaknya berada di barat jalan.
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi Sekolah
“Menjadi sekolah terpercaya di masyarakat untuk mencerdaskan
bangsa dengan menggali prestasi, memupuk budi pekerti, berbudaya,
dan mandiri dilandasi iman dan taqwa”.
b. Misi Sekolah
1) Melaksanakan pembelajaran yang kontekstual dan bernuansa
PAIKEM.
2) Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi di bidang
IMTAQ dan IPTEK.
78
3) Membentuk sumber daya manusia aktif, kreatif, inovatif, kerja
keras, berbudi pekerti dan berbudaya sesuai dengan perkembangan
zaman.
4) Membangun citra sekolah mandiri, berprestasi dan sebagai mitra
terpercaya di masyarakat.
c. Tujuan Sekolah
1) Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia.
2) Siswa sehat jasmani dan rohani.
3) Siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi.
4) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayannya.
5) Siswa kreatif, terampil, bekerja keras, dan berbudi untuk dapat
mengembangkan diri secara terus menerus.
3. Struktur Organisasi Sekolah
Di dalam sebuah sekolah tentu memiliki gambaran tugas yang
disederhanakan dalam sebuah struktur organisasi sekolah. Dengan struktur
pula kita dapat mengetahui proses birokasi yang seharusnya dalam sekolah.
Manfaat dari struktur sekolah itu sendiri adalah supaya terjadi kejelasan
tugas dan fungsi dari setiap komponen yang tercantum dalam struktur
79
tersebut. Adapun struktur SDN 2 Nologaten Ponorogo dapat dilihat pada
lampiran 10.
4. Sarana dan Prasarana SDN 2 Nologaten Ponorogo
Dalam kegiatan proses belajar mengajar (KBM) diperlukan sarana
dan prasarana yang memadai, sarana prasarana yang dimaksud adalah
sesuatu yang dapat mempermudah usaha dan memperlancar terlaksananya
program pendidikan dan pengajaran di SDN 2 Nologaten Ponorogo.
Dengan adanya sarana dan prasarana yang ada siswa mampu
menggali potensi dan bakat yang ada pada diri siswa dan dapat
mengembangkan kecerdasan yang dimiliki siswa tersebut. Adapun sarana
prasarana yang tersedia di sekolah adalah sebagai berikut: ruang kepala
sekolah dan ruang guru berjumlah 1 dengan kondisi baik, ruang kelas
berjumlah 8 dalam kondisi baik, ruang toilet guru dan siswa berjumlah 1
dalam kondisi baik, ruang lab. komputer berjumlah 1 kondisi baik, ruang
UKS berjumlah 1 kondisi baik, perpustakaan jumlah 1 dalam kondisi baik,
rumah dinas penjaga jumlah 1 dalam kondisi baik, dan tempat parkir
sepeda jumlah 1 kondisi baik.
5. Keadaan Murid, Guru, dan Penjaga
Berdasarkan data observasi yang telah diperoleh oleh peneliti secara
keseluruhan, data jumlah siswa keseluruhan SDN 2 Nologaten adalah 183
siswa. Dan jumlah guru SDN 2 Nologaten seluruhnya adalah 15 dan 1
penjaga, dengan memiliki jenjang pendidikan S1 (14 orang), S2 (1 orang)
80
dan SMA (1 orang). Dan dari jumlah guru tersebut 9 di antaranya adalah
PNS, 3 orang GTT, dan 4 PTT.
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah siswa-
siswi kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo, yang berjumlah 28 siswa/siswi.
Pada bab ini dijelaskan masing-masing variabel penelitian yaitu
tentang kompetensi pedagogik guru dan hasil belajar siswa diperlukan
perhitungan statistik. Sedangkan rumus yang digunakan adalah memakai
rumus regresi linier sederhana. Adapun hasil dari perhitungan dapat dilihat
pada analisis data.
1. Deskripsi Data tentang Kompetensi Pedagogik Guru Kelas IV di SDN 2
Nologaten Ponorgo Tahun Pelajaran 2016/2017
Untuk mendapatkan data mengenai kompetensi pedagogik guru,
peneliti menggunakan angket langsung, yaitu angket dijawab oleh
responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang
dijadikan objek adalah siswa-siswi SDN 2 Nologaten Ponorogo, yaitu kelas
IV dengan jumlah 28 siswa. Adapun komponen yang diukur mengenai
kompetensi pedagogik guru SDN 2 Nologaten Ponorogo dapat dilihat
dalam kisi-kisi berikut:
Tabel 4.1 Kisi-Kisi Angket Kompetensi Pedagogik Guru
81
Variabel
Penelitian
Sub Variabel Indiktor No. Item No. Item
Valid
Variabel
X:
Pengaruh
kompetensi
pedagogik
guru
6. Memahami
peserta didik.
d. Memahami
karakteristik
perkembangan
peserta didik.
1, 2, 4,
6, 9*
2, 4, 6
e. Memahami
kepribadian peserta
didik.
3, 5, 7, 10 3, 10
f. Mengidentifikasi
bekal ajar peserta
didik.
8, 11, 12 8, 11, 12
7. Merancang
pembelajaran
termasuk
memahami
landasan
pendidikan
untuk
kepentingan
pembelajaran.
f. Merencanakan
pengorganisasian
bahan ajar.
13, 18*,
57, 58
13, 57,
58
g. Merencanakan
pengelolaan
pembelajaran.
15,21, 62 15, 21,
62
h. Merencanakan
pengelolaan kelas.
14, 16,
41
14, 16,
41
i. Merencanakan
media
pembelajaran.
17, 19,
20
19, 20
j. Merencanakan
model penilaian
proses
pembelajaran
59, 60,
61
59, 61
8. Melaksanakan
pembelajaran.
e. Menerapkan
keterampilan dasar
mengajar.
22, 23,
26, 35,
37, 40*
22, 23,
26, 35,
37
f. Menerapkan
berbagai jenis
model pendekatan,
strategi/metode
pembelajaran.
24, 27,
29*, 30,
32
27, 30,
32
g. Menguasai kelas. 25, 28,
31, 33*,
34*
28, 31
82
Variabel
Penelitian
Sub Variabel Indiktor No. Item No. Item
Valid
h. Mengukur tingkat
ketercapaian
peserta didik
selama proses
pembelajaran.
36, 38,
39
36, 38,
39
9. Merancang dan
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran.
d. Merancang dan
melaksanakan
assessmen.
42, 43,
45
42, 45
e. Mengolah hasil
evaluasi
pembelajaran.
44, 46,
47
44, 46
f. Memanfaatkan
hasil assessmen
untuk perbaikan
kualitas
pembelajaran
selanjutnya.
48, 49,
50
48, 49
10. Mengemb
angkan peserta
didik untuk
mengaktualisas
ikan berbagai
potensinya.
c. Memfasilitasi
peserta didik untuk
mengembangkan
berbagai potensi
akademik.
51, 53,
55
51, 53,
55
d. Memfasilitasi
peserta didik untuk
mengembangkan
berbagai potensi
non-akademik.
52, 54,
56
52, 54,
56
Keterangan: untuk item yang diberi tanda (*) adalah soal negatif.
Dari indikator tersebut dapat dijadikan item pernyataan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila menjawab selalu : Skor 4
b. Apabila menjawab sering : Skor 3
c. Apabila menjawab kadang-kadang : Skor 2
83
d. Apabila menjawab tidak pernah : Skor 1
Adapun hasil skor kompetensi pedagogik guru kelas IV di SDN 2
Nologaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2 Skor Jawaban Angket Kompetensi Pedagogik Guru Kelas
IV SDN 2 Nologaten Ponorogo
No Skor Kompetensi
Pedagogik Guru
Frekuensi
1 142 1
2 141 1
3 140 1
4 138 1
5 137 1
6 136 1
7 134 1
8 132 1
9 131 1
10 130 2
11 129 1
12 128 1
13 126 1
14 125 2
15 124 2
16 123 1
17 121 1
18 120 2
19 119 1
20 118 2
21 117 1
22 116 1
23 115 1
Jumlah 28
84
Adapun skor jawaban angket tentang kompetensi pedagogik guru
kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo dapat dilihat pada lampiran 12.
2. Deskripsi Data tentang Hasil Belajar Siswa Kelas IV di SDN 2 Nologaten
Ponorogo Tahun Pelajaran 2016/2017
Untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar siswa kelas IV
SDN 2 Nologaten Ponorogo, peneliti menggunakan dokumentasi dengan
mengambil nilai hasil Ulangan Tengah Semester Genap (UTS). Skor rata-
rata hasil belajar siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Skor Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2 Nologaten
Ponorogo
No Skor Hasil Belajar Siswa Frekuensi
1 89 1
2 87 1
3 85 2
4 84 2
5 83 2
6 82 1
7 81 1
8 80 1
9 79 1
10 78 1
11 77 3
12 76 1
13 75 1
14 73 3
15 72 4
16 67 1
17 66 2
Jumlah 28
85
Adapun untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV SDN 2
Nologaten Ponorogo secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 13.
C. Analisis Data (Pengajuan Hipotesis)
1. Analisis Data tentang Kompetensi Pedagogik Guru Kelas IV SDN 2
Nologaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2016/2017
Untuk mengetahui data tentang kompetensi pedagogik guru kelas
IV SDN 2 Nologaten Ponorogo, maka peneliti menggunakan angket yang
diberikan kepada siswa dengan jumlah 28 responden, angket ini terdiri dari
46 soal. Setelah diketahui skor jawaban angket lalu mencari mean (Mx)
dan Standar Deviasi (SD) dari data yang sudah diperoleh. Berikut tabel
perhitungan mean dan standar deviasi.
Tabel 4.4 Penghitungan untuk Mencari Mean dan Standar Deviasi dari
Kompetensi Pedagogik Guru Kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo
X F FX x’
Fx’
𝐱’𝟐 F.𝐱’𝟐
142 1 142 11 11 121 121
141 1 141 10 10 100 100
140 1 140 9 9 81 81
138 1 138 8 8 64 64
137 1 137 7 7 49 49
136 1 136 6 6 36 36
134 1 134 5 5 25 25
132 1 132 4 4 16 16
131 1 131 3 3 9 9
130 2 260 2 4 4 8
129 1 129 1 1 1 1
128 1 128 0 0 0 0
126 1 126 -1 -1 1 1
125 2 250 -2 -4 4 8
124 2 248 -3 -6 9 18
86
X F FX x’
Fx’
𝐱’𝟐 F.𝐱’𝟐
123 1 123 -4 -4 16 16
121 1 121 -5 -5 25 25
120 2 240 -6 -12 36 72
119 1 119 -7 -7 49 49
118 2 236 -8 -16 64 128
117 1 117 -9 -9 81 81
116 1 116 -10 -10 100 100
115 1 115 -11 -11 121 121
28 3559 -17 1129
Dari hasil data di atas, kemudian dicari mean dan standar
deviasinya dengan langkah sebagai berikut:
1) Mencari mean (rata-rata) dari variabel x
Mx =Ʃ𝑓𝑥
𝑁 =
3559
28 = 127, 1071429
2) Mencari standar deviasi dari variabel x
𝑆𝐷𝑥 = 𝑓𝑥′
2
𝑁– (
𝑓𝑥′
𝑁)²
= 1129
28–
−17
28
2
= 40,32142857 − 0,368622449
= 39,95280612
= 6,320823216
Dari hasil di atas dapat diketahui Mx = 127,1071429 dan SDx =
6,320823216. Untuk menentukan tingkatan kompetensi pedagogik guru
87
kelas IV baik, cukup, dan kurang dibuat pengelompokan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
a) Skor lebih dari Mx + 1.SD adalah tingkatan kompetensi pedagogik guru
kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo baik.
b) Skor dari Mx – 1.SD adalah tingkatan kompetensi pedagogik guru kelas
IV SDN 2 Nologaten Ponorogo kurang.
c) Skor Mx – 1.SD sampai dengan Mx + 1.SD adalah tingkatan
kompetensi pedagogik guru kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo
cukup. Adapun perhitungannya adalah:
Mx + 1.SD = 127,1071429 + 1. 6,320823216
= 127,1071429 + 6,320823216
= 133,4279661 = 133 (dibulatkan)
Mx – 1.SD = 127,1071429 – 1. 6,320823216
= 127,1071429 – 6,320823216
= 120,7863197 = 121 (dibulatkan)
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa skor >l33 dikategorikan
kompetensi pedagogik guru kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo baik
sedangkan skor <121 dikategorikan kompetensi pedagogik guru kelas IV
SDN 2 Nologaten Ponorogo kurang dan skor 121-133 dikategorikan
kompetensi pedagogik guru kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo cukup.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang kompetensi pedagogik guru
kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel berikut:
88
Tabel 4.5 Kategorisasi Kompetensi Pedagogik Guru Kelas IV SDN 2
Nologaten Ponorogo
No Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 >133 7 25% Baik
2 121-133 13 46,42% Cukup
3 <122 8 28,57% Kurang
Jumlah 28
Dari tingkatan tersebut dapat diketahui bahwa yang menyatakan
kompetensi pedagogik guru kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo baik
dengan frekuensi sebanyak 7 siswa dengan persentase 25%, dalam kategori
cukup dengan frekuensi sebanyak 13 siswa dengan persentase 46,42%, dan
dalam kategori kurang dengan frekuensi sebanyak 8 siswa persentase
28,57%. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa
kompetensi pedagogik guru kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo adalah
cukup dinyatakan dengan 13 responden.
Adapun hasil dari pengkategorian ini secara terperinci dapat dilihat
dalam lampiran 14.
2. Analisis Data tentang Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2 Nologaten
Ponorogo Tahun Pelajaran 2016/2017
Untuk menentukan kategori hasil belajar siswa, yaitu dengan
menyusun urutan kedudukan atas tiga tingkatan. Untuk keperluan tersebut,
terlebih dahulu dicari mean dan standar deviasi sebagai berikut:
Tabel 4.6 Perhitungan untuk Mencari Mean dan Standar Deviasi dari Hasil
Belajar Siswa
89
Y F FY y’
Fy’
𝐲’𝟐 F.𝐲’𝟐
89 1 89 8 8 64 64
87 1 87 7 7 49 49
85 2 170 6 12 36 72
84 2 168 5 10 25 50
83 2 166 4 8 16 32
82 1 82 3 3 9 9
81 1 81 2 2 4 4
80 1 80 1 1 1 1
79 1 79 0 0 0 0
78 1 78 -1 -1 1 1
77 3 231 -2 -6 4 12
76 1 76 -3 -3 9 9
75 1 75 -4 -4 16 16
73 3 219 -5 -15 25 75
72 4 288 -6 -24 36 144
67 1 67 -7 -7 49 49
66 2 132 -8 -16 64 128
28 2168 -25 715
Dari hasil data di atas, kemudian dicari mean dan standar
deviasinya dengan langkah sebagai berikut:
1) Mencari mean (rata-rata) dari variabel y
My =Ʃ𝑓𝑦
𝑁 =
2168
28 = 77,42857143
2) Mencari standar deviasi dari variabel y
𝑆𝐷𝑦 = 𝑓𝑦′
2
𝑁– (
𝑓𝑦′
𝑁)²
= 715
28–
−25
28
2
= 25,53571429 − 0,797193877
90
= 24,73852041
= 4,973783309
Dari hasil di atas dapat diketahui My = 77,42857143 dan SDy =
4,973783309. Untuk menentukan tingkatan hasil belajar siswa kelas IV
baik, cukup, dan kurang dibuat pengelompokan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
a) Skor lebih dari My + 1.SD adalah tingkatan hasil belajar siswa kelas IV
SDN 2 Nologaten Ponorogo baik.
b) Skor dari My – 1.SD adalah tingkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN
2 Nologaten Ponorogo kurang.
c) Skor My – 1.SD sampai dengan My + 1.SD adalah tingkatan hasil
belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo cukup. Adapun
perhitungannya adalah:
My + 1.SD = 77,42857143 + 1. 4,973783309
= 77,42857143 + 4,973783309
= 82,40235474 = 82 (dibulatkan)
My – 1.SD = 77,42857143 – 1. 4,973783309
= 77,42857143 – 4,973783309
= 72,45478812 = 72 (dibulatkan)
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa skor >82 dikategorikan
hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo baik sedangkan
91
skor <72 dikategorikan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten
Ponorogo kurang dan skor 72-82 dikategorikan hasil belajar siswa kelas IV
SDN 2 Nologaten Ponorogo cukup.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang hasil belajar siswa kelas IV
SDN 2 Nologaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7 Kategorisasi Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2 Nologaten
Ponorogo
No Nilai Frekuensi Persentase Kategori
1 >82 8 28,57% Baik
2 72-82 17 60,71% Cukup
3 <72 3 10,71% Kurang
Jumlah 28
Dari tingkatan tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo dalam kategori baik dengan frekuensi
sebanyak 8 siswa dengan persentase 28,57%, dalam kategori cukup dengan
frekuensi sebanyak 17 siswa dengan persentase 60,71%, dan dalam
kategori kurang dengan frekuensi sebanyak 3 siswa persentase 10,71%.
Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa
kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo adalah cukup dinyatakan dengan 17
responden.
Adapun hasil dari pengkategorian ini secara terperinci dapat dilihat
dalam lampiran 15.
92
3. Analisis Data tentang Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo Tahun Pelajaran
2016/2017
Untuk memperoleh data tentang pengaruh kompetensi pedagogik
guru terhadap hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo
tahun pelajaran 2016/2017 maka dilakukan penelitian dengan penyebaran
angket dan dokumentasi hasil belajar siswa. Setelah data terkumpul yaitu
data mengenai kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa,
peneliti menganalisis data menggunakan teknik perhitungan Analisis
Regresi Linier Sederhana dengan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Membuat tabel perhitungan
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Kompetensi Pedagogik Guru dan Hasil
Belajar Siswa
No. Responden X Y XY X² Y²
1 123 72 8856 15129 5184
2 130 83 10790 16900 6889
3 121 77 9317 14641 5929
4 115 73 8395 13225 5329
5 124 77 9548 15376 5929
6 129 82 10578 16641 6724
7 120 77 9240 14400 5929
8 141 87 12267 19881 7569
9 117 66 7722 13689 4356
10 125 72 9000 15625 5184
11 140 85 11900 19600 7225
12 132 83 10956 17424 6889
93
No. Responden X Y XY X² Y²
13 116 72 8352 13456 5184
14 137 73 10001 18769 5329
15 118 79 9322 13924 6241
16 126 66 8316 15876 4356
17 130 81 10530 16900 6561
18 128 75 9600 16384 5625
19 131 84 11004 17161 7056
20 124 76 9424 15376 5776
21 136 78 10608 18496 6084
22 120 80 9600 14400 6400
23 134 73 9782 17956 5329
24 118 72 8496 13924 5184
25 138 85 11730 19044 7225
26 119 84 9996 14161 7056
27 142 89 12638 20164 7921
28 125 67 8375 15625 4489
3559 2168 276343 454147 168952
b. Menghitung nilai 𝑥
𝑥 = 𝑥
𝑛
= 3559
28 = 127,1071429
c. Menghitung nilai 𝑦
𝑦 = 𝑦
𝑛
= 2168
28 = 77,42857143
d. Menghitung nilai b1
94
𝑏1 = ( 𝑥𝑦) − 𝑛. 𝑥. 𝑦
( 𝑥2) − 𝑛. 𝑥2
= 276343 − 28. 127,1071429 . (77,42857143)
454147 − 28. (127,1071429)2
=276343 − 275568,2858
454147 − 452374,3217
=774,7142
1772,6783
= 0,437030339
e. Menghitung nilai b0
𝑏0 = 𝑦 + 𝑏1𝑥
= 77,42857143 – ( 0,437030339 . 127,1071429)
= 77,42857143 – 55,54967775
= 21,87889368
f. Mendapatkan model/persamaan regresi linier sederhana
𝑦 = 𝑏0 + 𝑏1𝑥
= 21,87889368 + 0,437030339x
g. Setelah menemukan model persamaan regresi linier sederhana kemudian
melakukan uji signifikansi model dengan langkah sebagai berikut:
1) Menghitung nilai SSR
𝑆𝑆𝑅 = (𝑏0 𝑦 + 𝑏1 𝑥𝑦) −( 𝑦)2
𝑛
= (21,87889368 . 2168 + 0,437030339 . 276343) –(2168)2
28
95
= (47433,4415 + 120770,275) – 167865,1429
= 168203,7165 – 167865,1429
= 338,5736
2) Menghitung nilai SSE
SSE = 𝑦2 − (𝑏0 𝑦 + 𝑏1 𝑥𝑦)
= 168952 – (21,87889368 . 2168 + 0,437030339 . 276343)
= 168952 – (47433,4415 + 120770,275)
= 168952 – 168203,7165
= 748,2835
3) Menghitung nilai SST
SST = 𝑦2 −( 𝑦)2
𝑛
= 168952 – (2168)2
28
= 168952 – 167865,1429
= 1086,857143
4) Menghitung nilai MSR
MSR = 𝑆𝑆𝑅
𝑑𝑓
96
= 338,5736
1
= 338,5736
5) Menghitung nilai MSE
MSE = 𝑆𝑆𝐸
𝑑𝑓 =
𝑆𝑆𝐸
𝑛− 2
= 748,2835
(28−2) =
748,2835
26
= 28,78013462
6) Membuat tabel anova (Analysis of Variance) dengan hasil
perhitungan yang telah didapatkan
Tabel 4.9 Anova (Analysis of Variance)
Sumber
Variasi
Degreef
Freedom(df)
Sum of Squre
(SS)
Mean Square
(MS)
Regresi 1 SS Regresi
(SSR)
338,5736
MSR
338,5736
Eror 28-2 =26 SS Eror (SSE)
748,2835
MS Eror (MSE)
28,78013462
Total 28-1 =27 SS Total (SST)
1086,857143
7) Mencari Fhitung
Uji Overall
Hipotesis:
H0 : 𝛽1 = 0
97
(Tidak ada pengaruh kompetensi pedagogik guru
terhadap hasil belajar siswa)
HI : 𝛽1 ≠ 0
(Ada pengaruh kompetensi pedagogik guru terhadap hasil
belajar siswa)
Daerah Penolakan:
Fhitung = 𝑀𝑆𝑅
𝑀𝑆𝐸
= 338,5736
28,78013462
= 11,76414233
8) Mencari Ftabel
Untuk mencari Ftabel diketahui n = 28, derajat bebas (db/df)
dapat dicari dengan rumus db = n – nr = 28 – 2 = 26.
Ftabel = 𝐹𝑎 (1; n – 2) = Ftabel = 𝐹0,05(1; 28 – 2) = 𝐹0,05(1; 26)
Dengan melihat tabel distribusi “F” pada taraf signifikan 0,05 maka
diperoleh angka pada tabel adalah sebesar 4,22.
9) Kesimpulan
Dari persamaan regresi linier sederhana di atas, maka:
98
Fhitung > Ftabel yaitu 11,764142 > 4,22 maka tolak H0, artinya variabel
independen (x) yaitu kompetensi pedagogik guru kelas IV secara
signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen (y) yaitu hasil
belajar siswa kelas IV.
h. Menghitung koefisien determinasi
𝑅2 = 𝑆𝑆𝑅
𝑆𝑆𝑇
= 338,5736
1086,8571
= 0,311516205
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2) di atas,
didapatkan nilai sebesar 31,1516%, artinya kompetensi pedagogik guru
kelas IV berpengaruh 31,1516% terhadap hasil belajar siswa kelas IV
SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017, dan 68,8484%
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian
ini.
D. Interpretasi dan Pembahasan
1. Interpretasi
Berdasarkan pada perhitungan analisis data di atas, dapat diketahui
bahwa yang menyatakan kompetensi pedagogik guru kelas IV di SDN 2
Nologaten Ponorogo dalam kategori baik dengan frekuensi sebanyak 7
siswa dengan persentase 25%, dalam kategori cukup dengan frekuensi
99
sebanyak 13 siswa dengan persentase 46,42%, dan dalam kategori kurang
dengan frekuensi sebanyak 8 siswa persentase 28,57%. Dengan demikian
secara umum dapat dikatakan bahwa kompetensi pedagogik guru kelas IV
SDN 2 Nologaten Ponorogo adalah cukup dinyatakan dengan 13
responden.
Berdasarkan pada perhitungan analisis data di atas, dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo dalam
kategori baik dengan frekuensi sebanyak 8 siswa dengan persentase
28,57%, dalam kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 17 siswa dengan
persentase 60,71%, dan dalam kategori kurang dengan frekuensi sebanyak
3 siswa persentase 10,71%. Dengan demikian secara umum dapat
dikatakan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo
adalah cukup dinyatakan dengan 17 responden.
Untuk pengajuan hipotesis tentang pengaruh kompetensi pedagogik
guru terhadap hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Nologaten Ponorogo
tahun pelajaran 2016/2017, penulis menggunakan Ftabel = 𝐹𝑎 (1; n – 2)
sebagai acuan. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan rumus
regresi linier sederhana dapat diketahui bahwa responden yang diteliti
berjumlah 28 responden, sehingga 28 – 2 = 26. Dengan taraf kesalahan
sebesar 5% maka diperoleh Ftabel = 𝐹𝑎 (1; n – 2) = Ftabel = 𝐹0,05(1; 28 – 2) =
𝐹0,05(1; 26). Dengan melihat tabel F dapat diketahui nilai Ftabel = 4,22 dan
100
analisis hipotesis diperoleh Fhitung sebesar 11,764142 sehingga Fhitung >
Ftabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara
kompetensi pedagogik guru terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2), didapatkan
kompetensi pedagogik guru berpengaruh 31,1516% terhadap hasil belajar
siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran 2016/2017, dan
68,8484% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak masuk dalam
penelitian ini.
Jadi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi
pedagogik guru kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa/siswi. Hal ini berarti, tinggi rendahnya hasil
belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo dipengaruhi oleh
kompetensi pedagogik guru.
2. Pembahasan
Setelah mengetahui hasil dari analisis data tersebut, diketahui
bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil
belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas
pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.
Kualitas pengajaran di sekolah sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana
dikemukakan oleh Wina Sanjaya bahwa guru adalah komponen yang
101
sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran.73
Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan
merancang program pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola
kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat
kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.74
Guru yang
memiliki kompetensi pedagogik yang baik, ia mampu memahami apa yang
dibutuhkan dan diinginkan siswa dalam proses pembelajaran. Ia
mengetahui seluas dan sedalam apa materi yang akan diberikan pada
siswanya sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Guru memiliki
kemampuan, tetapi mengetahui juga bagaimana cara menyampaikan
kepada siswanya. Selain itu, ia memiliki banyak variasi mengajar dan
menghargai masukan dari siswanya.75
Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran.
Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang mutlak harus dimiliki
guru. Guru juga berkewajiban untuk mengembangkan kompetensi
pedagogik yang dimilikinya. Pengembangan mutlak diperlukan agar guru
dapat melakukan tugasnya dengan baik dan dapat melakukan perubahan
atau perbaikan dalam setiap kegiatan pembelajarannya.76
BAB V
73
Ahmad Susanto, Teori Belajar…, 13. 74
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional…, 24. 75
Ibid., 104. 76
Ibid., 106.
102
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan teknik analisis statistik
regresi linier sederhana dalam penelitian ini, dapat ditarik simpulan sebagai
berikut:
1. Kompetensi pedagogik guru kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun
pelajaran 2016/2017 diketahui bahwa sebanyak 13 siswa dengan
persentase 46,42% menyatakan dalam kategori cukup.
2. Hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran
2016/2017 adalah cukup dengan frekuensi sebanyak 17 siswa dengan
persentase 60,71%.
3. Terdapat pengaruh antara kompetensi pedagogik guru terhadap hasil
belajar siswa kelas IV SDN 2 Nologaten Ponorogo tahun pelajaran
2016/2017 sebesar 31,1516% dan 68,8484% sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
B. Saran
1. Bagi Kepala Sekolah
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengambil kebijakan
untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kompetensi pedagogik
yang ada pada diri guru di sekolah.
2. Bagi Bapak/Ibu Guru
103
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk
guru agar dapat lebih meningkatkankan kompetensinya, khususnya
kompetensi pedagogik. Sehingga hasil pembelajaran akan lebih maksimal.
3. Siswa
Dari hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil
belajarnya serta selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran yang diberikan
oleh guru. Agar apa yang dipelajari dapat dimengerti dan dikuasai dengan
baik.
4. Bagi Peneliti yang akan mendatang
Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama yakni
mengenai hasil belajar siswa diharapkan untuk memperhatikan faktor-
faktor lainnya yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa seperti
kepribadian guru.
104
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Daryanto. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media, 2010.
Hanifah dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
Aditama, 2012.
Karwati, Euis dan Doni Juni Priansa. Manajemen Kelas Guru Profesional yang
Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan, dan Berprestasi. Bandung: Alfabeta,
2014.
Komsiyah, Indah. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras, 2012.
Kunandar. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.
Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009.
Kurniawan, Deni. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: Alfabeta, 2014.
Kurniawan, Syamsul. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Majid, Abdul. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014.
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008.
---------. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Prabawati, Sukma. “Hubungan Kompetensi Pedagogik Guru PAI dengan Motivasi
Belajar Siswa.” Skripsi, STAIN, Ponorogo, 2013.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif .
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Puspitasari, Chyndhy Chylviana. “Korelasi Gaya belajar dengan Hasil Belajar Mata
Pelajaran IPS.“ Skripsi, STAIN, Ponorogo, 2014.
105
Roestiyah. Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem. Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Sopiatin, Popi. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa. Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010.
Sudarman, Momon. Profesi Guru Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci. Depok: Rajagrafindo
Persada, 2013.
Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta, 2013.
---------. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.
Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan
Kompetensi Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Suryosubroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Yogyakarta: Rineka Cipta,
1997.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada
Media Group, 2013.
Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Uno, Hamzah B. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012
Usman, Moh Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016.
Widyaningrum, Retno. Statistik. Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2015.
Wulansari, Andhita Dessy. Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan dengan
Menggunakan SPSS. Yogyakarta: STAIN Po PRESS, 2012.
Yasin, A. Fatah. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN Malang Press,
2008.