pengaruh konservatisme akuntansi, ukuran …
TRANSCRIPT
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, UKURAN
PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS, DAN KUALITAS AUDIT
TERHADAP TAX AVOIDANCE (STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB-SEKTOR MAKANAN DAN
MINUMAN PERIODE TAHUN 2015-2018)
SKRIPSI
Oleh :
LUSIA JENNIFER TITANIA
20160100075
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN & PERPAJAKAN
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, UKURAN
PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS, DAN KUALITAS
AUDIT TERHADAP TAX AVOIDANCE (STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB-SEKTOR MAKANAN DAN
MINUMAN PERIODE TAHUN 2015-2018)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pada JurusanAkuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh :
LUSIA JENNIFER TITANIA
20160100075
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
i
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI, UKURAN PERUSAHAAN,
RETURN ON ASSETS, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP TAX
AVOIDANCE (Studi kasus perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman periode tahun
2015-2018)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perngaruh Konservatisme Akuntansi,
Ukuran Perusahaan, Return On Assets, dan Kualitas Audit Terhadap Tax
Avoidance Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Sub-Sektor Makanan dan minuman periode tahun 2015-2018.
Data yang diguinakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
data sekunder dari laporan keuangan pada periode 2015-2018 yang bersumber
melalui Bursa Efek Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan
Makanan Dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-
2018.Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 8 perusahaan bedasarkan metode
teknik purposive sampling dan memenuhi kriteria pemilihan sampel.Teknik
analisis yang digunakan adalah analisis linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konservatisme Akuntansi
berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance dengan nilai signifikan sebesar
0,048, Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance memiliki
nilai sebesar 0,977, Return On Assets tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance
memiliki nilai sebesar 0,982, Kualitas Audit berpengaruh signifikan terhadap Tax
Avoidance dengan nilai signifikan sebesar 0,001.
Kata Kunci :Tax Avoidance,Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan,
Return On Assets, Kualitas Audit
ii
THE EFFECT OF ACCOUNTING CONSERVATISM, COMPANY SIZES,
RETURN ON ASSETS, AND AUDIT QUALITY ON TAX AVOIDANCE
(case study of food and beverage sub-sector manufacturing companies for the period 2015-2018)
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of Accounting Conservatism,
Company Size, Return On Assets, and Audit Quality of Tax Avoidance in
Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange in the Food
and Beverage Sub-Sector for the period of 2015-2018.
The data used in this study is to use secondary data from financial
statements in the 2015-2018 period sourced through the Indonesia Stock
Exchange. The population in this study is the Food and Beverage Company listed
on the Indonesia Stock Exchange in 2015-2018. The number of samples used was
8 companies based on the method of purposive sampling technique and met the
sample selection criteria. The analysis technique used is multiple linear analysis.
The results showed that Accounting Conservatism had a significant effect
on Tax Avoidance with a significant value of 0.048, Company Size had no effect
on Tax Avoidance having a value of 0.977, Return On Assets had no effect on Tax
Avoidance having a value of 0.982, Audit Quality had a significant effect on Tax
Avoidance with significant value of 0.001.
Keywords: Tax Avoidance, Accounting Conservatism, Company Size, Return
On Assets, Audit Quality
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyusun
dan menyelesaikan Skripsi ini dengan judul PENGARUH KONSERVATISME
AKUNTANSI, UKURAN PERUSAHAAN, RETURN ON ASSETS, DAN
KUALITAS AUDIT TERHADAP TAX AVOIDANCE. Tujuan utama dari
pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat kelengkapan dalam
menyelesaikan program pendidikan Strata 1 Program Studi Akuntansi di
Universitas Buddhi Dharma. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak
menerima bantuan dan dorongan baik secara moril maupun materil dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Sofian Sugioko, MM, CPMA sebagai Rektor Universitas
Buddhi Dharma
2. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si., Dekan Fakultas Bisnis
3. Bapak Susanto Wibowo, S.E.,M.Akt., sebagai Ketua JurusanAkuntansi
(S1)
4. Ibu Dr. Limajatini,S.E.,M.M.,BKP., sebagai pembimbing yang telah
membantu dan memberikan dukungan serta harapan untuk menyelesaikan
penulisan Skripsi ini.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi serta dukungan untuk
dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.
6. Virgiawan Setia selaku pacar saya yang telah memberikan bantuan
sehingga penulisan Skripsi ini dapat selesai.
vi
7. Teman-teman terdekat yaitu Ferenia Liyanto yang selalu membantu dan
memberikan semangat dalam pengerjaaan skripsi ini.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebutkan satu-persatu sehingga
terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih
belum sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga Skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca yang berminat pada umumnya.
Tangerang, 20 Desember 2019
Penulis,
Lusia Jennifer Titania
NIM : 20160100075
v
DAFTAR ISI
JUDUL LUAR
JUDULDALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK.............................................................................................................i
ABSTRACT..........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xi
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................Error!
Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1
v
B. Identifikasi Masalah...................................................................................4
vi
C. Rumusan Masalah......................................................................................5
D. Tujuan Penelitian........................................................................................6
E. Manfaat Penelitian......................................................................................7
F. Sistematika Penelitian................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................10
A. Gambaran Umum Teori...............................................................................10
1. Teori Agensi (Agency Teory)...................................................................10
2. Definisi Perpajakan..................................................................................11
1. Variabel Bebas...................................................................................12
2. Variabel Terikat.................................................................................19
B. Hasil Penelitian Terdahulu.........................................................................21
C. Kerangka Pemikiran...................................................................................45
D. Perumusan Hipotesa....................................................................................47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 51
A. Jenis Penelitian.........................................................................................51
B. Objek Penelitian.......................................................................................52
C. Jenis dan Sumber Data.............................................................................57
D. Populasi dan Sampel ..............................................................................57
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................60
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian........................................................61
vii
G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis.........................................65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................74
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian................................................................74
Deskripsi Umum Penelitian.........................................................................74
Deskripsi data variabel perusahaan..............................................................74
B. Analisis Hasil Penelitian..........................................................................83
1. Statistik Deskriptif.............................................................................83
2. Uji Asumsi Klasik..............................................................................86
3. Analisis Linear Berganda...................................................................91
C. Pengujian Hipotesa...................................................................................97
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)..........................................................97
2. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)...........................................97
3. Uji Statistik Parsial ( Uji Statistik t)..................................................98
D. Pembahasan............................................................................................101
BAB V PENUTUP............................................................................................106
A. Kesimpulan.............................................................................................106
B. Implikasi.................................................................................................108
1. Implikasi Teoritis.............................................................................108
2. Implikasi Manajerial........................................................................110
viii
3. Implikasi metodologi.......................................................................111
C. Saran......................................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 .................................................................................................................. 3
Tabel II.1 ............................................................................................................... 35
Tabel III.1 .............................................................................................................. 53
Tabel III.2 .............................................................................................................. 59
Tabel III.3 .............................................................................................................. 60
Tabel III.4 .............................................................................................................. 64
Tabel IV.1 ............................................................................................................. 75
Tabel IV.2 ............................................................................................................. 77
Tabel IV.3 ............................................................................................................. 79
Tabel IV.4 ............................................................................................................. 81
Tabel IV.5 ............................................................................................................. 83
Tabel IV.6 ............................................................................................................. 84
Tabel IV.7 ............................................................................................................. 87
Tabel IV.8 ............................................................................................................. 90
Tabel IV.9 ............................................................................................................. 93
Tabel IV.10 ........................................................................................................... 94
Tabel IV.11 ........................................................................................................... 97
Tabel IV.12 ........................................................................................................... 98
Tabel IV.13 ........................................................................................................... 99
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 ........................................................................................................... 46
Gambar IV.1 .......................................................................................................... 88
Gambar IV.2 .......................................................................................................... 89
Gambar IV.3 .......................................................................................................... 90
DAFTAR LAMPIRAN
GAMBAR SPSS 23
LAPORAN DATA EXCELL
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN PT. INDOFOOD SUKSES
MAKMUR
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun belakang ini, pemerintah mulai mendorong masyarakat
untuk dapat melaporkan harta kekayaannya sehingga muncul sebuah
kewajiban yang perlu dibayarkan berdasarkan tarifnya yaitu dalam hal
perpajakan.Banyak masyarakat yang masih kurang peduli dengan adanya
pajak, bagi mereka pajak masih sebagian dari hal yang tabu atau kurang
memperhatikannya.Ada pula pendapat masyarakat yang beranggapan bahwa
tidak ada gunanya dalam membayar pajak ataupun pajak hanya diperuntukkan
bagi kalangan masyarakat menengah keatas dan hanya merugikan kaum
menengah kebawah.Maka dari itu sebagian masyarakat terkadang kurang
berminat atau menghindari dalam membayarkan kewajibannya di bidang
pajak sehingga edukasi tentang pajak pun kurang dipahaminya.
Dalam hal pelaporan perpajakan dibagi menjadi 3 macam cara, yaitu self
assessment system, official assessment system dan withholding tax. Yang
dimana dengan self assessment system wajib pajak diberikan kebebasan dalam
menghitung, melapor dan melaporkan hartanya kepada fiskus sehingga apabila
wajib pajak dengan sengaja memanipulasi harta yang dilaporkannya maka
wajib pajak akan mendapatkan sanksi pajak berupa norma/denda.
Pajak sendiri merupakan suatu iuran wajib yang diberikan oleh wajib
pajak (orang pribadi ataupun badan) kepada negara yang mana iuran tersebut
2
memiliki fungsi dalam membangun infrastruktur suatu negara ataupun untuk
kepentingan yang sifatnya publik.Maka dari itu pajak bersifat dapat
dipaksakan dan tidak dapat merasakan balas jasa secara langsung atas
pembayaran pajak tersebut.
Upaya yang dapat dilakukan oleh wajib pajak dalam mengurangi beban
pajak yang akan mereka bayarkan ada beberapa cara yaitu tax planning
(perencanaan pajak), tax evasion (penggelapan pajak) serta tax avoidance
(penghindaran pajak). Perusahaan seringkali menginginkan pembayaran pajak
yang cenderung relatif rendah dengan membuat jumlah laba yang dihasilkan
oleh perusahaan rendah sehingga beban pajak yang dibayarkan akan menjadi
rendah.
Beban pajak sendiri dapat dikurangi melalui beberapa pilihan, yang
pertama dapat menggunakan tax evasion (penggelapan pajak) yang merupakan
tindakan mengurangi jumlah pajak atau sama sekali tidak membayarkan
pajaknya secara illegal karena tidak dibenarkan didalam undang – undang
perpajakan yang berlaku sedangkan cara kedua dengan menggunakan tax
avoidance (penghindaran pajak) yang merupakan sebuah usaha untuk
mengurangi, menghindari serta meringankan beban pajak dengan berbagai
cara yang diperbolehkan dalam undang – undang perpajakan yang ada
sehingga tidak melanggar aturan yang berlaku.
Pajak merupakan pendapatan terbesar untuk suatu negara. Berikut adalah
tabel I.1 data realisasi pendapatan penerimaan atas pajak selama 3 tahun
3
terakhir yang menggambarkan pajak merupakan pendapatan terbesar bagi
negara:
Tabel I.1
Realisasi Pendapatan Penerimaan Negara Tahun 2015-2018
Sumber 2015 2016 2017 2018
Penerimaan
Pajak
1.240.418,86 1.284.970,10 1.343.529,80 1.548.485,00
Penerimaan
Bukan Pajak
255.628,48 261.976,30 311.216,30 349.158,30
Total 1.496.047,33 1.546.946,60 1.654.746,10 1.897.643,30
(Sumber : www.bps.go.id)
Karayan dan Swenson (2007) menyatakan bahwa untuk mengukur
seberapa baik perusahaan mengelola pajaknya adalah dengan melihat tarif
efektifnya melalui perbandingan antara pajak rill yang dibayarkan perusahaan
dengan laba sebelum pajak. Keberadaan nilai Effective Tax Rate (ETR)
merupakan bentuk perhitungan nilai tarif ideal pajak yang dihitung dalam
sebuah perusahaan dan kehadiran Effective Tax Rate (ETR) ini menjadi suatu
perhatian khusus bagi penelitian karena dapat merangkum efek kumulatif dari
berbagai insentif pajak dan perubahan tarif pajak perusahaan (Liansheng et
al.,2007).
Konservatisme Akuntansi adalah praktik menurunkan laba dan aset bersih
dalam merespon kabar buruk, namun tidak menaikkan laba dan menaikkan
4
aset bersih dalam merespon kabar baik (Basu, 1997).Komitmen pihak internal
perusahaan dan manajemen untuk menginformasikan laporan keuangan yang
transparan akurat dan tidak menyesatkan adalah faktor yang menentukan
tingkat konservatisme akuntansi di pelaporan keuangan perusahaan
(Baharudin dan Wijayanti,2011).
Hal inilah yang menyebabkan prinsip konservatisme yang diterapkan
perusahaan secara tidak langsung akan mempengaruhi laporan keuangan yang
diterbitkan perusahaan, dimana laporan keuangan yang disusun tersebut
nantinya akan dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi manajemen dalam
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan melakkan
penelitian dengan memilih judul “Pengaruh KonservatismeAkuntansi ,
Ukuran Perusahaan, Return On Assets, Dan Kualitas Audit Terhadap
Tax Avoidance” (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Sub-Sektor
Makanan dan Minuman yang terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia
Tahun 2015 - 2018).
B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang penelitian diatas, peneliti mengidentifikasikan
beberapa masalah yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Penghindaran pajak merupakan usaha untuk mengurangi beban atau
hutang pajak yang bersifat legal, kegiatan ini memunculkan resiko bagi
perusahaan antara lain denda, norma serta menurunnya citra perusahaan di
kalangan masyarakat.
5
2. Masih banyak perusahaaan yang ukurannya tergolong besar namun
melakukan penghindaran pajak.
3. Meningkatnya jumlah pajak penghasilan berbanding dengan peningkatan
laba perusahaan.
4. Kualitas audit dipercaya mampu untuk menentukan keberhasilan dari suatu
perusahaan didalam menilai laporan keuangannya.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah
penelitian ini berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi.Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap tax
avoidance pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman
yang terdaftar dalam BEI tahun 2015-2018?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance
pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang
terdaftar dalam BEI tahun 2015-2018?
3. Apakah return on assets berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance
pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang
terdaftar dalam BEI tahun 2015-2018?
6
4. Apakah kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance
perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar
dalam BEI tahun 2015-2018?
5. Apakah konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, return on assets, dan
kualitas audit secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tax
avoidance penghindaran pajak pada perusahaan manufaktur sub-sektor
makanan dan minuman yang terdaftar dalam BEI tahun 2015-2018?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan mendapatkan suatu rumusan hasil dari suatu penelitian
melalui proses mencari, menemukan, mengembangkan, serta menguji suatu
pengetahuan. Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji pengaruh konservatisme akuntansi terhadap tax avoidance
perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar
dalam BEI tahun 2015-2018.
2. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap tax avoidance
manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar dalam BEI
tahun 2015-2018.
3. Untuk menguji pengaruh return on assets terhadap tax avoidance
perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar
dalam BEI tahun 2015-2018.
7
4. Untuk menguji pengaruh kualitas audit terhadap tax avoidance perusahaan
manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar dalam BEI
tahun 2015-2018.
5. Untuk menguji pengaruh konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan,
return on assets, dan kualitas audit secara bersama – sama terhadap tax
avoidance suatu perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman
yang terdaftar dalam BEI tahun 2015-2018.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian adalah kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi
kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu
pengetahuan.Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat serta memberikan
kontribusi bagi semua pihak yang membacanya maupun yang secara langsung
terkait di dalamnya. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi peneliti, penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah
satu syarat akademis dalam menyelesaikan studi program strata satu (S1)
Fakultas bisnis serta untuk menambah pengetahuan penulis baik secara
teoritis maupun didalam praktek.
2. Manfaat bagi literature, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan dalam pengetahuan terlebih mengenai penghindaran pajak serta
memberikan bukti yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian
mengenai perilaku penghindaran pajak perusahaan berikutnya.
8
3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat
menambah informasi maupun bahan referensi serta menjadi acuan bagi
peneliti selanjutnya didalam sektor perusahaan yang serupa.
4. Manfaat bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan untuk menambah ilmu
perusahaan serta menjadi masukan agar perusahaan dapat menilai sejauh
mana pengaruh dari konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, return
on assets, dan kualitas audit yang terdapat didalam perusahaan mampu
mempengaruhi besarnya penghematan pembayaran pajak tanpa melanggar
peraturan perpajakan yang berlaku.
5. Manfaat bagi masyarakat, penelitian ini diharapakan mampu menambah
wawasan baik secara material maupun non-material untuk mengetahui
pengaruh dari konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, return on
assets, dan kualitas audit terhadap tax avoidance itu sendiri.
F. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan merupakan gambaran secara menyeluruh tentang
susuan dan isi penelitian. Penulis akan menjelaskan secara garis besar dari
setiap bab yang terdapat dalam penelitian ini. Adapun dari setiap babnya yaitu
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,identifikasi
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaatpenelitian dan
sistematika penulisan.
9
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi gambaran umum yang menjelaskan teori – teori yang terkait dengan
variabel dependen dan independen yaitu, Sanksi perpajakan, kualitas
pelayanan fiskus dan Sosialisasi Perpajakan terhadap kepatuhan Membayar
pajak bermotor, hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan perumusan
hipotesa.
BAB III : OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Berisi jenis penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, opersional variable penelitian dan teknis
analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi deskripsi data hasil penelitian, analisis hasil penelitian, pengujian
hipotesis dan pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi yang berisi kesimpulan
mengenai pembahasan penelitian, serta saran yang dapat diberikan dari hasil
penelitian ini untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian
dimasa mendatang.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1 . Teori Agensi (Agency Teory)
Menurut Rosalia dan Sapari, (2017) Teori keagenan merupakan
gambaran bahwa perusahaan sebagai titik dimana pemilik dari perusahaan
(principal) bertemu dengan pihak manajemen (agent).Kemudian menurut
Kalbuana, Purwanti dan Agustin, (2017) Teori agensi dinyatakan sebagai
suatu hubungan yang mengikat (kontrak) baik antara agen (manajemen)
dengan principal (pemilik).Agen sendiri memiliki keterkaitan dengan
prinsipal karena mengemban suatu tugas yang erat hubungannya dan agent
memiliki suatu kewajiban dalam mengatur kelangsungan hidup dari suatu
perusahaan agar perusahaan tersebut dapat maju dan berkembang. Karena
tugas dari agent penuh dengan tanggung jawab dan membutuhkan
pengorbanan maka dari itu pihak agent dapat meminta atas haknya dengan
kata lain sebagai imbalan bedasarkan yang telah pihak agent tersebut
tentukan kepada principal.
Penelitian ini dilakukan menggunakan dasar teori agensi karena
teori agensi menggambarkan hubungan antara pihak agentdengan
prinsipal, sehingga menimbulkan asismetri informasi. Asismetri informasi
merupakan suatu situasi dimana yang dimana salah satu pihak memiliki
informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Dan biasanya pihak agent
11
akan memiliki lebih banyak informasi dibandingkan dengan pihak
principal.
Model keagenan dirancangan menggunakan sebuah sistem yang
melibatkan pihak principal dan agent.Dalam model keagenan terdapat
kontrak kerja pihak principal dan agent. Kontrak tersebut ditujukan dapat
menjamin bahwa agentakan menerima upah setara dengan hasil
pengurusan atas perusahaan.
Dalam model agensi juga terdapat perbedaan yang timbul antara
pemilik dengan manajemen, perbedaan terlihat pada manfaat kepentingan
dan besarnya insentif yang akan diperoleh oleh manajemen. Hal ini selalu
menimbulkan permasalahan kepentingan antara pihak pemilik dengan
pihak manajemen.
2. Definisi Perpajakan
Pajak merupakan suatu iuran yang sifatnya wajib dan memaksa yang
dipergunakan untuk kepentingan suatu negara dan tidak mendapatkan
suatu imbalan secara langsung.
P.J.A. Andriani (dalam Ikatan Akuntan Indonesia 2019, 3) sudah
mendefinisikan pajak secara lebih rinci, yaitu : “pajak adalah iuran kepada
negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapatkan
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran – pengeluaran umum berhubungan dengan
12
tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.“
Di dalam undang-undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1,
pajak didefinisikan sebagai berikut :
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Dari definisi diatas maka dapat di tarik kesimpulan dalam beberapa point
antara lain :
1. Pajak merupakan suatu kontribusi wajib warga negara.
2. Pajak bersifat memaksa, memiliki kekuatan dimata hukumdan diatur
didalam undang-undang.
3. Wajib pajak tidak mendapatkan suatu imbalan secara langsung.
4. Pajak digunakan untuk kemakmuran suatu negara.
1. Variabel Bebas
a. Konservatisme Akuntansi
Watts (2003) mendefinisikan konservatisme sebagai prinsip
kehati-hatian dalam pelaporan keuangan dimana perusahaan tidak
terburu-buru dalam mengakui dan mengukur aktiva dan laba serta
segera mengakui kerugian dan hutang yang mempunyai
kemungkinan yang terjadi.Penerapan prinsip ini mengakibatkan
13
pilihan metode akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan
laba atau aktiva yang lebih rendah serta melaporkan hutang lebih
tinggi. Dengan demikian, pemberi pinjaman akan menerima
perlindungan atas risiko menurun (downside risk) dari neraca yang
menyajikan aset bersih dan laporan keuangan yang melaporkan
berita buruk secara tepat waktu (Haniati dan Fitriany, 2010). GIvoly
dan Hayn (2000) mendefinisikan konservatisme sebagai pengakuan
awal untuk biaya dan rugi serta menunda pengakuan untuk
pendapatan dan keuntungan.
Definisi resmi dari konservatisme terdapat dalam Glosarium
Pernyataan Konsep No.2 FASB (Financial Accounting Statement
Board) yang mengartikan konservatisme sebagai reaksi yang hati-
hati (prudent reaction) dalam menghadapi ketidakpastian yang
melekat pada perusahaan untuk mencoba memastikan bahwa
ketidakpastian dan risiko dalam lingkungan bisnis yang sudah cukup
dipertimbangkan. Juanda (2007) menyatakan bahwa konservatisme
merupakan prinsip akuntansi yang jika diterapkan akan
menghasilkan angka-angka laba dan aset cenderung rendah, serta
angka-angka biaya dan hutang cenderung tinggi. Kecenderungan
seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip
memperlambat pengakuan pendapatan serta mempercepat pengakuan
biaya.Akibatnya, laba yang dilaporkan cenderung terlalu rendah
(understatement).
14
Berdasarkan definisi tersebut maka praktek konservatisme
akuntansi sering memperlambat atau menunda pengakuan
pendapatan yang mungkin terjadi, tetapi mempercepat pengakuan
biaya yang mungkin terjadi.Sementara itu dalam penilaian aset dan
hutang, aset dinilai pada nilai paling rendah dan sebaliknya, hutang
dinilai pada nilai yang paling tinggi.Givoly dan Hayn (2000)
mendefinisikan konservatisme sebagai pengakuan awal untuk
biaya dan rugi serta menunda pengakuan untuk pendapatan dan
keuntungan.
b. Ukuran Perusahaan
Menurut (Brigham & Houston, 2014) mengatakan bahwa :
“Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya sebuah
perusahaan yang ditujukan atau dinilai oleh total aset, total
penjualan, jumlah laba, beban pajak dan lain-lain.”
Ukuran perusahaan sendiri merupakan salah satu karakteristik
perusahaan yang dapat menunjukkan mengenai gambaran atas
keadaan di suatu perusahaan.
Jadi ukuran perusahaan berarti suatu gambaran dari totalassets ,
nilai saham dan lain sebagainya, yang dapat menggambarkan
ukuran dari suatu perusahaan itu sendiri, apakah tergolong dalam
perusahaan yang masuk kategori besar atau kecil. Di dalam
𝐶𝑂𝑁𝐴𝐶𝐶 = 𝑁𝐼𝑂 + 𝐷𝐸𝑃 − 𝐶𝐹𝑂 𝑋(−1)
15
penggolongannya ukuran perusahaan terbagi menjadi 3 kategori ,
yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah
(medium firm), dan perusahaan kecil (small firm).
Setiap ukuran perusahaan pada umumnya memiliki perbedaan
dalam merencanakan strategi dalam mengambil keputusan guna
dalam kelangsungan kegiatan operasional usahanya.Ukuran
perusahaan sendiri menggambarkan bagaimana perusahaan dalam
mengambil keputusan termasuk dalam keputusan pembayaran
pajak yang dimana perusahaan ingin pilihan yang paling
menguntungkan sehingga beban pajak yang dikeluarkan pun lebih
sedikit dibandingkan yang seharusnya dibayarkan (tax planning).
Semakin besar suatu perusahaan didalam kegiatan operasionalnya
maka laba yang didapatkan perusahaan pun semakin besar
sehingga mengakibatkan beban pajak yang akan dibayarkan suatu
perusahaan menjadi lebih tinggi juga maka dari itu mendorong
perusahaan dalam melakukan tindakan tax avoidance.
Sehingga perusahaan mencari cara untuk melakukan perencanaan
di bidang penghindaran pajak yang berlandaskan pada hokum yang
berlaku jadi masih didalam kategori yang bersifat legal, tidak
melanggar undang-undang perpajakan yang berlaku.
Ukuran perusahaan sendiri erat kaitannya dengan kemampuan
perusahaan dalam mengoptimalkan assets yang dimiliki
perusahaan dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan yang
16
sebesar – besarnya. Disisi lain, assets yang dimiliki perusahaan
memiliki beban penyusutan yang memiliki pengaruh dalam rangka
pengoptimalan beban pajak sehingga mengakibatkan
memperkecilnya kewajiban dari perpajakan yang dibayarkan
perusahaan.
Menurut kenyataan yang terjadi di lapangan, perusahaan yang
penghasilannya sudah tinggi apalagi penghasilan sudah mencapai
4,8 milyar pertahun dan sudah dikukuhkan menjadi pengusaha
kena pajak maka perusahaan akan menggunakan jasa konsultan
pajak handal dalam rangka membuat pembukuan dari suatu
perusahaan sehingga beban di bayarkan untuk pajak menjadi lebih
efesiensi. Perusahan yang sudah dalam kategori besar tentu
memiliki sumber daya yang lebih banyak dibandingkan dengan
perusahaan yang masih dalam kategori menengah dan kecil.
Sumber daya itu akan digunakan dalam mengelola dan menekan
besarnya beban pajak dari perusahaan, sehingga dapat membantu
dalam tujuan yang ingin dicapai perusahaan yaitu memperkecil
norma pajak.Dengan menggunakan natural logaritma, nilai total
aset dapat disederhanakan tanpa mengubah proporsi dari nilai asal
yang sebenarnya.
c. Return on Assets
Menurut (Lestari dan Sugiharto 2007: 196) mengatakan bahwa
𝑆𝐼𝑍𝐸 = 𝐿𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
17
“ ROA merupakan suatu pengukur keuntungan bersih yang
diperoleh dari penggunaan aktiva. “
Dengan kata lain bahwa semakin tinggi dari rasio ini maka
semakin baik produktivitas asset dalam mendapatkan keuntungan
bersih serta angka ROA dapat dikatakan baik apabila diperoleh
2%. Hal semacam itu dapat menambah daya tarik perusahaan
dimata investor dikarenakan tingkat pengembalian dan deviden
yang semakin besar.Return on Assets (ROA) merupakan suatu
rasio keuangan perusahaan yang terkait dengan potensi keuntungan
dalam mengukur seberapa kuat suatu perusahaan didalam
menghasilkan suatu keuntungan atau dengan kata lain laba pada
tingkat pendapatan ,assets dan juga modal saham secara spesifik.
ROA sendiri dapat menolong perusahaan yang sudah
menggerakkan praktek akuntansi dengan baik agar dapat mengukur
efesiensi dari pemakaian modal yang menyeluruh, yang peka
disetiap hal yang mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan
sampai pada kondisi perusahaan di industri.
Laba bersih (net income)merupakan ukuran pokok dari keseluruhan
kesuksesan dari perusahaan. Suatu laba dapat mempengaruhi
kekuatan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dan pendanaan
ekuitas , posisi likuiditas perusahaan dan juga kekuatan untuk
beralih. Total keuntungan (laba) yang didapat dengan teratur atau
18
dengan kata lain tren keuntungan yang bertambah merupakan suatu
aspek yang begitu utama yang butuh memperoleh perhatian
peneliti didalam menilai keuntungan rentabilitas suatu perusahaan.
Menurut (Mardiyanto 2003 : 120), mengatakan bahwa “ROA
merupakan rasio yang akan dipakai dalam mengukur kekuatan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang datang dari kegiatan
investasi.”
Return on Asssets dalam penelitian ini di proksi dengan ROA.
Return on Assets dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
d. Kualitas Audit
“Menurut Watkins et al (2004), kualitas audit merupakan
kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji
material dalam laporan keuangan klien.”
Bedasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) audit
yang dilaksanakan auditor dikatakan baik jika memenuhi
kententuan atau standar pengauditan. Menurut Wooten (2003),
indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas audit, yaitu :
deteksi salah saji, kesesuaian dengan Standar Umum yang berlaku,
kepatuhan kepada SOP. Disamping itu bedasarkan Peraturan
𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝐴𝐵𝐴 𝐵𝐸𝑅𝑆𝐼𝐻 𝑆𝐸𝑆𝑈𝐷𝐴𝐻 𝑃𝐴𝐽𝐴𝐾
𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐴𝐾𝑇𝐼𝑉𝐴
H
19
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun
2007 mengenai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN),
kualitas audit diukur bedasarkan hal-hal sebagai berikut (Efendy,
2010): kualitas proses, kualitas hasil, dan kualitas hasil tindak
lanjut audit.
Perusahaan yang laporan keuangan nya telah diaudit oleh auditor
independent terlebih auditor Big Four , diyakini memiliki data
keuangan yang valid dan lebih relevan.
2. Variabel Terikat
a. Tax Avoidance
Pada umumnya banyak cara yang dapat digunakan untuk
mengurangi suatu beban pajak tetapi tidak bertentangan dengan
hukum perpajakan yang berlaku. Karena apabila seorang wajib
pajak diketahui melakukan pelanggaran dalam perhitungan
perpajakan atau dengan kata lain dapat merugikan negara maka
akan mendapatkan suatu sanksi yang bedasarkan pada norma.
Salah satu cara dalam mengurangi beban pajak yaitu dengan
penghindaran pajak (tax avoidance) yaitu dengan mengendalikan
daan menekan jumlah pajak terhutang dengan asumsi serendah-
rendahnya tanpa melanggar aturan yang berlaku.
Menurut Saputra dan Asyik (2017), pajak merupakan
pemungutan negara yang bersifat memaksa, sifat memaksa tersebut
20
membuat wajib pajak akan selalu berusaha melakukan praktik
pengindaran pajak secara legal dan elegan yang disebut juga tax
avoidance. Selanjutnya (Pohan : 2017, 24) dalam buku manajemen
perpajakan – strategi perencanaan pajak dan bisnis
mengungkapkan bahwa pada hakekatnya, tax avoidance
merupakan perbuatan yang bersifat mengurangi hutang pajak
secara legal dan bukan mengurangi kesanggupan atau kewajiban
wajib pajak melunasi pajak – pajaknya.
Dengan demikian penghindaran pajak dapat diartikan sebagai
suatu tindakan yang dilakukan oleh wajib pajak dalam
mengecilkan beban pajak yang terhutang melalui cara yang benar
serta berlandaskan pada hukum perpajakan yang berlaku.
Penghindaran pajak memiliki kontribusi signifikan di dalam
penyelenggaraan strategi perencanaan pajak (tax
planning).Perusahaan yang akan melakukan upaya penghindaran
pajak harus dengan cermat mengambil celah kelemahan dari
peraturan perpajakan sehingga perusahaan dapat memanfaatkannya
tanpa melanggar hukum. Akan tetapi perusahaan juga harus berhati
– hati apabila melakukan praktik penghindaran pajak
tersebut.Disamping itu perusahaan harus membuat bukti-bukti
pendukung apabila suatu saat dilakukan pemeriksaan oleh fiskus.
21
Berdasarkan rumus yang digunakan oleh Swenson (2007), Chen
et.al (2010) dengan rumus :
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Ada pula penelitian terdahulu yang menjadi pedoman peneliti dalam
meneliti adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Batara Wiryo Pramudito, dan Maria
M. Ratna Sari (2015)
Penelitian pertama, penelitian ini dilakukan oleh Batara Wiryo Pramudito
dan Maria M Ratna Sari, tahun 2015 dengan No ISSN : 2303-1018 yang
berjudul pengaruh konservatisme akuntansi, kepemilikan manajerial dan
ukuran dewan komisaris terhadap tax avoidance pada perusahaan
manufaktur di BEI ini menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi,
kepemilikan manajerial dan ukuran dewan tidak berpengaruh terhadap
kegiatan tax avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya adalah
dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel dependent,
menggunakan konservatisme akuntansi sebagai bagian dari variabel
independent serta menggunakan sumber data sekunder yang didapatkan
dari BEI. Perbedaan terletak pada salah kedua variabel independent dan
populasi objek penelitiannya, didalam penelitian yang dilakukan oleh
CETR =𝐶𝐴𝑆𝐻 𝑇𝐴𝑋 𝑃𝐴𝐼𝐷
𝑃𝑅𝐸−𝑇𝐴𝑋 𝐼𝑁𝐶𝑂𝑀𝐸
22
Pramudito dan Sari, tahun 2015, menggunakan konservatisme akuntansi,
kepemilikan manajerial, dan ukuran dewan komisaris sebagai variabel
independent, serta memperujukan penelitiannya pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2013,
sedangkan peneliti menggunakan variabel konservatisme akuntansi,
ukuran perusahaan, return on assets, dan kualitas audit sebagai variabel
independent pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rinaldi, dan Charoline Cheisviyanny
(2015)
Penelitian kedua, penelitian ini dilakukan olehRinaldi, dan Charoline
Cheisviyanny, tahun 2015 yang berjudul pengaruh profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan kompensasi rugi fiskal terhadap tax avoidancepada
perusahaan manufaktur di BEI ini menunjukkan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap tax avoidance sedangkan ukuran perusahaan
dan kompensasi rugi fiskal berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya
adalah dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel
dependent, menggunakan ukuran perusahaan, dan profitabilitas sebagai
salah bagian dari variabel independent serta menggunakan sumber data
sekunder yang didapatkan dari BEI. Perbedaan terletak pada salah satu
variabel independent dan populasi objek penelitiannya, didalam penelitian
23
yang dilakukan oleh Rinaldi, dan Cheisviyanny, tahun 2015, menggunakan
profitabilitas, ukuran perusahaan, dan kompensasi rugi fiskal sebagai
variabel independent, serta memperujukan penelitiannya pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2013,
sedangkan peneliti menggunakan variabel konservatisme akuntansi,
ukuran perusahaan, return on assets, dan kualitas audit sebagai variabel
independent pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Rosa Dewinta, dan Putu Ery
Setiawan (2016)
Penelitian ketiga, penelitian ini dilakukan olehIda Ayu Rosa Dewinta, dan
Putu Ery Setiawan tahun 2016 dengan No ISSN: 2302-8556yang berjudul
pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan , profitabilitas, leverage dan pertumbuhan penjualan terhadap
tax avoidancepada perusahaan manufaktur di BEI ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan
berpengaruh positif terhadap tax avoidance sedangkan leverage
berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya
adalah dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel
dependent, menggunakan ukuran perusahaan, dan profitabilitas sebagai
bagian dari variabel independent serta menggunakan sumber data sekunder
yang didapatkan dari BEI. Perbedaan terletak pada ketiga variabel
24
independent dan populasi objek penelitiannya, didalam penelitian yang
dilakukan oleh Dewinta, dan Setiawan tahun 2016, menggunakan ukuran
perusahaan, umur perusahaan, profitabilitas, leverage dan pertumbuhan
penjualansebagai variabel independent, serta memperujukan penelitiannya
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
tahun 2011-2014, sedangkan peneliti menggunakan variabel konservatisme
akuntansi, ukuran perusahaan, return on assets, dan kualitas audit sebagai
variabel independent pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Nila Sari, Nawang Kalbuana, Agus
Jumadi (2016)
Penelitian keempat, penelitian ini dilakukan olehNila Sari, Nawang
Kalbuana, Agus Jumadi (2016) dengan No ISSN: 2460-0784yang berjudul
pengaruh konservatisme akuntansi, kualitas audit, ukuran perusahaan
terhadap tax avoidancepada perusahaan perdagangan eceran di BEI ini
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tax
avoidance sedangkan konservatisme akuntansi dan kualitas audit
tidakberpengaruh terhadap tax avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya
adalah dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel
dependent, menggunakan konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan,
dan kualitas audit sebagai bagian dari variabel independent serta
25
menggunakan sumber data sekunder yang didapatkan dari BEI. Perbedaan
terletak pada salah satu variabel independent dan populasi objek
penelitiannya, didalam penelitian yang dilakukan oleh Sari, Kalbuana, dan
Jumaditahun 2016, hanya menggunakan konservatisme akuntansi, ukuran
perusahaan, dan kualitas audit sebagai variabel independent, serta
memperujukan penelitiannya pada perusahaan pedagang eceran yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2015,
sedangkan peneliti menambahkan variabel return on assets sebagai
variabel independent pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Raemona Tuah Munandae, M. Rafki
Nazar, dan Khairunnisa (2016)
Penelitian kelima, penelitian ini dilakukan oleh Raemona Tuah
Munandar, M.Rafki Nazar dan Khairunnisa, tahun 2016 dengan No ISSN:
2355-9357, yang berjudul pengaruh ukuran perusahaan, leverage dan
kompensasi rugi fiskal terhadap tax avoidance pada perusahaan
manufaktur di BEI ini menunjukan hasil bahwa ukuran perusahaan,
leverage, dan kompensasi rugi fiskal secara bersamaan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tax avoidance. Secara sebagian ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap tax avoidance, sedangkan
leverage dan kompensasi rugi fiscal tidak berpengaruh signifikan terhadap
tax avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan
26
penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya
adalah dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel
dependent, menggunakan ukuran perusahaan sebagai salah satu variabel
independent serta menggunakan sumber data sekunder yang didapatkan
dari BEI. Perbedaan terletak pada kedua, variabel independent, didalam
penelitian yang dilakukan oleh Munandar, Nazar, dan Khairunnisa, (2016)
menggunakan variabel ukuran perusahaan, leverage, dan kompenasi rugi
fiskal sebagai variabel independent, sedangkan peneliti menggunakan
variabel konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, return on assets,dan
kualitas audit sebagai variabel independent pada perusahaan manufaktur
sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2015-2018.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Sundari, dan Vita Aprilina
(2017)
Penelitian keenam, penelitian yang dilakukan oleh Novi Sundari, dan Vita
Aprilina (2017),yang berjudul pengaruh konservatisme akuntansi,
intensitas aset tetap, kompensasi rugi fiskal, dan corporate governance
terhadap tax avoidance hasil penelitian menunjukan bahwa konservatisme
akuntansi, kepemilikan saham berpengaruh terhadap tax avoidance.
Sedangkan intensitas aset tetap, kompensasi rugi fiskal, dan kualitas audit
tidak memberikan pengaruh terhadap tax avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya adalah
27
dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel dependent,
menggunakan konservatisme akuntansi, intensitas aset tetap, kompensasi
rugi fiskal, dan corporate governance sebagai bagian dari variabel
independent serta menggunakan sumber data sekunder yang didapatkan
dari BEI. Perbedaan terletak pada ketiga variabel independent dan populasi
objek penelitiannya, didalam penelitian yang dilakukan oleh Sundari, dan
Aprilina tahun 2017, menggunakan variabel konservatisme akuntansi,
intensitas aset tetap, kompensasi rugi fiskal, dan corporate governance
sebagai variabel independent, serta memperujukan penelitiannya pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode tahun 2013-2015, sedangkan peneliti menggunakan variabel
konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, return on assets, dan kualitas
audit sebagai variabel independent pada perusahaan manufaktur sub-sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2015-2018.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika Khairunisa, Dini Wahjoe
Hapsari, Wiwin Aminah (2017)
Penelitian ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Kartika Khairunisa,
Dini Wahjoe Hapsari, Wiwin Aminah (2017),yang berjudul pengaruh
pengaruh kualitas audit, corporate social responsibility, dan ukuran
perusahaan terhadap tax avoidance.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas audit, corporate social
responsibility memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap tax
28
avoidance. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax
avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya adalah
dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel dependent,
menggunakan kualitas audit, corporate social responsibility, dan ukuran
perusahaan sebagai salah satu dari variabel independent serta
menggunakan sumber data sekunder yang didapatkan dari BEI. Perbedaan
terletak pada salah satu variabel independent dan populasi objek
penelitiannya, didalam penelitian yang dilakukan oleh Khairunisa,
Hapsari, dan Aminah tahun 2017, menggunakan variabelkualitas audit,
corporate social responsibility, dan ukuran perusahaan sebagai variabel
independent, serta memperujukan penelitiannya pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun
2011-2015, sedangkan peneliti menggunakan variabel konservatisme
akuntansi, ukuran perusahaan, return on assets, dan kualitas audit sebagai
variabel independent pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Putu Puspita Dewi dan Nanick
Noviari, (2017)
Penelitian kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Putu Puspita
Dewi dan Nanick Noviari, (2017) dengan No ISSN: 2302-8556, yang
berjudul pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan
29
corporate social responbility terhadap penghindaran pajak (tax avoidance)
memperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa ukuran perusahaan,
leverage, dan pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak, sedangkan
profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap penghindaran
pajak.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya adalah
dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel dependent,
menggunakan ukuran perusahaan serta profitabilitas sebagai bagian dari
variabel independent serta menggunakan sumber data sekunder yang
didapatkan dari BEI. Perbedaan terletak pada salah satu variabel
independent dan populasi objek penelitiannya, didalam penelitian yang
dilakukan oleh Dewi dan Novisari, tahun 2017, menggunakan variabel
ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan corporate social
responsibility sebagai variabel independent, serta memperujukan
penelitiannya pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode tahun 2013-2015, sedangkan peneliti menggunakan variabel
konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, return on assets, dan kualitas
audit sebagai variabel independent pada perusahaan manufaktur sub-sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2015-2018.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Setyobudi Irianto, Yudha
30
Aryo Sudibyo, dan Abim Wafitri, (2017)
Penelitian kesembilan, penelitian ini dilakukan oleh Bambang Setyobudi
Irianto, Yudho Aryo Sudibyo dan Abim Wafitrli, tahun 2017, dengan No
ISSN : 2372-4978, yang berjudul The influence of Profitability, Leverage,
Firm Size and Capital Intensity Towards Tax Avoidance ini memperoleh
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ukuran berpengaruh positif
terhadap tarif pajak efektif, sedangkan leverage, profitabilitas, dan rasio
intensitas modal tidak berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya adalah
dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel dependent,
menggunakan ukuran perusahaan, dan profitabilitas sebagai variabel
independent serta menggunakan sumber data sekunder yang didapatkan
dari BEI. Perbedaan terletak pada kedua, variabel independent dan
populasi objek penelitiannya, didalam penelitian yang dilakukan oleh
Irianto, Sudibyo dan Wafitrli, tahun 2017, menggunakan variabel
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan sebagai variabel independent,
serta memperujukan penelitiannya pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013-2015, sedangkan peneliti
menggunakan variabel konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan,
return on assets, dan kualitas audit sebagai variabel independent pada
perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
31
10. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Farizah, dan Vidya Vitta
Adhivinna, (2017)
Penelitian kesepuluh, penelitian ini dilakukan oleh Siti Nur Farizah dan
Vidya Vitta Adhivinna, tahun 2017 dengan No. P-ISSN:2088-768Xdan E-
ISSN :2540-9646, yang berjudul pengaruh return on asset, leverage,
kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan terhadap tax avoidance
ini memperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa return on assets
dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap tax
avoidance sedangkan leverage dan kepemilikan institusinal memiliki
pengaruh yang negatif terhadap tax avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya adalah
dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel dependent,
menggunakan ukuran perusahaan dan return on assets sebagai variabel
independent serta menggunakan sumber data sekunder yang didapatkan
dari BEI. Perbedaan terletak pada kedua variabel independent dan populasi
objek penelitiannya, didalam penelitian yang dilakukan oleh Farizah dan
Adhivinna tahun 2017, menggunakan return on assets, leverage,
kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan sebagai variabel
independent, serta memperujukan penelitiannya pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2015,
sedangkan peneliti menggunakan variabel konservatisme akuntansi,
ukuran perusahaan, return on assets, dan kualitas audit sebagai variabel
32
independent pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
11. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Koming Ayu Praditasari, dan Putu
Ery Setiawan (2017)
Penelitian kesebelas, penelitian ini dilakukan oleh Ni Koming Ayu
Praditasari, dan Putu Ery Setiawan tahun 2017 dengan No ISSN: 2302-
8556yang berjudul pengaruh good corporate governance, ukuran
perusahaan, leveragedan profitabilitas terhadap tax avoidancepada
perusahaan property dan real estate di BEI ini menunjukkan bahwa
mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan proporsi
kepemilikan institusional dan komite audit serta ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya
adalah dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel
dependent, menggunakan ukuran perusahaan, dan profitabilitas sebagai
bagian dari variabel independent serta menggunakan sumber data sekunder
yang didapatkan dari BEI. Perbedaan terletak pada kedua variabel
independent dan populasi objek penelitiannya, didalam penelitian yang
dilakukan oleh Praditasari, dan Setiawan tahun 2017, menggunakangood
corporate governance, ukuran perusahaan, leveragedan profitabilitas
sebagai variabel independent, serta memperujukan penelitiannya pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun
33
2011-2015, sedangkan peneliti menggunakan variabel konservatisme
akuntansi, ukuran perusahaan, return on assets, dan kualitas audit sebagai
variabel independent pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
12. Penelitian yang dilakukan oleh Rini Handayani (2018)
Penelitian keduabelas, penelitian ini dilakukan oleh Rini Handayani tahun
2018 dengan No ISSN: 2085-8696dan e-ISSN: 2598-4977 yang berjudul
pengaruh return on assets (ROA), leverage dan ukuran perusahaan
terhadap tax avoidance pada perusahaan perbankan di BEI ini
menunjukkan bahwareturn on assets , leverage dan ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya
adalah dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel
dependent, menggunakan ukuran perusahaan dan return on assets sebagai
variabel independent serta menggunakan sumber data sekunder yang
didapatkan dari BEI. Perbedaan terletak pada satu variabel independent
dan populasi objek penelitiannya, didalam penelitian yang dilakukan oleh
Handayani tahun 2018, menggunakanreturn on assets , leverage dan
ukuran perusahaan sebagai variabel independent, serta memperujukan
penelitiannya pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2015, sedangkan peneliti
menggunakan variabel konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan,
34
return on assets, dan kualitas audit sebagai variabel independent pada
perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
13. Penelitian yang dilakukan oleh Vince Ratnawati, Azhari S, Desmond
Freddy dan Nita Wahyuni, (2018)
Penelitian ketigabelas, penelitian ini dilakukan oleh Vince Ratnawati,
Azhari, Desmond Freddy, dan Nita Wahyuni, tahun 2018 dengan No ISSN
: 0128-3103, yang berjudul The Impact of Institusional Ownership and a
Firm’s Size on Firm Value : Tax Avoidance as a Moderating Variable ini
memperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kepemilikan
institusional dan ukuran perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan.
Sehingga memberikan kesimpulan bahwa penghindaran pajak memoderasi
pengaruh kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan terhadap
nilainya.
Adapun persamaan dan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : persamaannya adalah
dengan menggunakan variabel tax avoidance sebagai variabel dependent,
menggunakan ukuran perusahaan sebagai salah satu variabel independent
serta menggunakan sumber data sekunder yang didapatkan dari BEI.
Perbedaan terletak pada salah satu variabel independent dan populasi
objek penelitiannya, didalam penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati,
Azhari, Freddy, dan Wahyuni tahun 2018, menggunakan variabel ukuran
perusahaan dan kepemilikan institusional sebagai variabel independent,
35
serta memperujukan penelitiannya pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-2014, sedangkan peneliti
menggunakan variabel konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan,
return on assets, dan kualitas audit sebagai variabel independent pada
perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2018.
Tabel II.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1 Batara
Wiryo
Pramudito,
dan Maria
M. Ratna
Sari (2015)
E-Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana
ISSN :
2303-1018 ,
Vol. 13.3
Pengaruh
Konservatisme
Akuntansi,
Kepemilikan
Manajerial,
dan Ukuran
Dewan
Komisaris
Terhadap Tax
Avoidance
(pada
perusahaan
manufaktur
Variabel
Independent :
Konservatisme
Akuntansi,
Kepemilikan
Manajerial, dan
Ukuran Dewan
Komisaris
Variabel
Dependent : Tax
Avoidance
Pramudito dan Sari
menyimpulkan
bahwa hasil
penelitian atas
Konservatisme
Akuntansi,
Kepemilikan
Manajerial, dan
Ukuran Dewan
Komisaris tidak
berpengaruh atas
kegiatan Tax
Avoidance.
36
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
(BEI) Tahun
2010-2013)
2 Rinaldi, dan
Charoline
Cheisviyann
y (2015)
Universitas
Negeri
Padang
Pengaruh
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan,
dan
Kompensasi
Rugi Fiskal
Terhadap Tax
Avoidance(stu
di empiris pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI tahun
2010-2013)
Variabel
Independent :
Profitabilitas,
Ukuran
Perusahaan, dan
Kompensasi Rugi
Variabel
Dependent : Tax
Avoidance
Rinaldi dan
Cheisviyanny
menyimpulkan
bahwa hasil
pertama
profitabilitas
berpengaruh
signifikan positif
terhadap Tax
Avoidance.
Hasil kedua bahwa
ukuran perusahaan
berpengaruh
sifnifikan negatif
terhadap Tax
Avoidance.
Hasil ketiga bahwa
kompensasi rugi
37
fiskal berpengaruh
negatif tidak
signifikan terhadap
Tax Avoidance.
3 Ida Ayu
Rosa
Dewinta,
dan Putu
Ery
Setiawan
(2016)E-
Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana
ISSN: 2302-
8556
Vol.14.3.
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Umur
Perusahaan,
Profitabilitas,
Leverage, dan
Pertumbuhan
Penjualan
Terhadap Tax
Avoidance
(pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI tahun
2011-2014)
Variabel
Independent :
Ukuran
Perusahaan, Umur
Perusahaan,
Profitabilitas,
Leverage, dan
Pertumbuhan
Penjualan
Variabel
Dependent : Tax
Avoidance
Dewinta dan
Setiawan
menyimpulkan
bahwa ukuran
perusahaan,
profitabilitas, dan
pertumbuhan
penjualan
berpengaruh positif
terhadap tax
avoidance
sedangkan leverage
tidak berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
4 Nila Sari,
Nawang
Pengaruh
Konservatisme
Variabel
Independent :
Sari, Kalbuana, dan
Jumadi
38
Kalbuana,
Agus
Jumadi
(2016)
Sekolah
Tinggi
Penerbanga
n Indonesia
Curug ISSN
: 2460-0784
Akuntansi,
Kualitas Audit,
Ukuran
Perusahaan
Terhadap Tax
Avoidance
(pada
Perusahaan
Perdagangan
Eceran di BEI
Tahun 2011-
2015)
Konservatisme
Akuntansi, Ukuran
Perusahaan,
Kualitas Audit
Variabel
Dependent : Tax
Avoidance
menyimpulkan
bahwaukuran
perusahaan
berpengaruh positif
terhadap tax
avoidance
sedangkan
konservatisme
akuntansi dan
kualitas audit
tidakberpengaruh
terhadap tax
avoidance.
5 Raemona
Tuah
Munandar,
M. Rafki
Nazar, dan
Khairunnisa
(2016) E-
Proceeding
of
Managemen
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Leverage, dan
Kompensasi
Rugi fiskal
terhadap Tax
Avoidance
(pada
perusahaan
Variabel
Independent :
Ukuran
Perusahaan,
Leverage, dan
Kompensasi Rugi
fiskal
Variabel
Dependent : Tax
Munandar, Nazar,
dan Khairunisa
menyimpulkan
bahwa ukuran
perusahaan,
leverage, dan
kompensasi rugi
fiskal secara
simultan
berpengaruh
39
t ISSN :
2355-9357
Vol.3.3
manufaktur di
Bursa Efek
Indonesia
(BEI) pada
tahun 2013-
2016)
Avoidance
signifikan terhadap
tax avoidance. Dan
secara parsial
ukuran perusahaan
berpengaruh
negatif terhadap tax
avoidance.
Sedangkan
leverage, dan
kompensasi rugi
fiskal tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
tax avoidance.
6 Novi
Sundari, dan
Vita
Aprilina
(2017)
JRAK Vol
8, Hal. 85 -
109
Pengaruh
Konservatisme
Akuntansi,
Intensitas Aset
Tetap,
Kompensasi
Rugi Fiskal,
dan Corporate
Governance
Variabel
Independent :
Konservatisme
Akuntansi,
Intensitas Aset
Tetap, Kompensasi
Rugi Fiskal, dan
Corporate
Governance
Sundari, dan
Aprilina
menyimpulkan
bahwa
konservatisme
akuntansi,
kepemilikan saham
berpengaruh
terhadap tax
40
terhadap Tax
Avoidance
(pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
(BEI) tahun
2013-2015)
Variabel
Dependent : Tax
Avoidance
avoidance.
Sedangkan
intensitas aset
tetap, kompensasi
rugi fiskal, dan
kualitas audit tidak
memberikan
pengaruh terhadap
tax avoidance.
7 Kartika
Khairunisa,
Dini Wahjoe
Hapsari,
Wiwin
Aminah
(2017) E-
Jurnal Riset
Akuntansi
Kontempore
r, ISSN :
2088-5091
Vol. 9 Hal.
Pengaruh
Kualitas Audit,
Corporate
Social
Responsibility,
dan Ukuran
Perusahaan
Terhadap Tax
Avoidance
Variabel
Independent :
Kualitas Audit,
Corporate Social
Responsibility, dan
Ukuran Perusahaan
Variabel
Dependent : Tax
Avoidance
Khairunisa,
Hapsari, dan
Aminah (2017),
menyimpulkan
bahwa kualitas
audit , corporate
social
responsibility
memiliki pengaruh
signifikan negatif
terhadap tax
avoidance.
Sedangkan ukuran
41
39-46 perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
8 Ni Luh Putu
Puspita
Dewi, dan
Naniek
Noviari
(2017) E-
Jurnal
Akuntansi
Universitas
Udayana,
ISSN: 2302-
8556
Vol.21.1.
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Leverage,
Profitabilitas,
dan Corporate
Social
Responsibility
terhadap
Penghindaran
Pajak (Tax
Avoidance)
(pada Bursa
Efek Indonesia
(BEI) selama
periode 2013-
2015)
Variabel
Independent :
Ukuran
Perusahaan,
Leverage,
Profitabilitas, dan
Corporate Social
Responsibility
Variabel
Dependent :
Penghindaran
Pajak
Dewi dan Novisari
menyimpulkan
bahwa ukuran
perusahaan,
leverage, dan
pengungkapan
corporate social
responsibility
berpengaruh
negatif dan
signifikan pada
penghindaran
pajak.
Sedangkan
profitabilitas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
penghindaran
42
pajak.
9 Bambang
Setyobudi
Irianto,
Yudha aryo
Sudibyo,
dan Abim
Wafitrli
(2017)
Internationa
l Journal of
Accounting
and
Taxation,
Jenderal
Soedirman
University,
ISSN: 2372-
4978,
Vol.5.2.
The Influence
of Profitability,
Leverage,
Firm Size and
Capital
Intensity
Towards Tax
Avoidance
(study on
manufacturing
company listed
in Indonesia
stock exchange
2013-2015)
Variabel
Independent
:Protabilitas,Levera
ge,Ukuran
Perusahaan, dan
Intensitas Modal
Variabel
Dependent : Tax
Avoidance
Irianto, Sudibyo
dan Wafitrly
menyimpulkan
bahwa ukuran
perusahaan
berpengaruh positif
pada tarif pajak
efektif .
Sedangkan
leverage,
profitabilitas, dan
rasio intensitas
modal tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
tax avoidance.
10 Siti Nur
Farizah, dan
Vidya Vitta
Pengaruh
Return On
Assets,
Variabel
Independent :
Return On Assets,
Farizah, dan
Adhivinna
menyimpulkan
43
Adhivinna
(2017)
Jurnal
Akuntansi
P-ISSN:
2088-768X,
E-ISSN:
2540-9646
Vol.5
Leverage,
Kepemilikan
Institusional,
dan Ukuran
Perusahaan
terhadap Tax
Avoidance
(pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
(BEI) tahun
2011-2015)
Leverage,
Kepemilikan
Institusional, dan
Ukuran Perusahaan
Variabel
Dependent : Tax
Avoidance
bahwa return on
assets (ROA) dan
ukuran perusahaan
memiliki pengaruh
terhadap tax
avoidance.
Sedangkan
leverage, dan
kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance.
11 Ni Koming
Ayu
Praditasari,
dan Putu
Ery
Setiawan
(2017)
Pengaruh
Good
Corporate
Governance,
Ukuran
Perusahaan,
Leverage , dan
Profitabilitas
Variabel
Independent: Good
Corporate
Governance,
Ukuran
Perusahaan,
Leverage , dan
Profitabilitas
Praditasari, dan
Setiawal
menyimpulkan
bahwa mekanisme
good corporate
governance dengan
proporsi
kepemilikan
44
terhadap Tax
Avoidance(pad
a perusahaan
property dan
real estate di
BEI tahun
2011-2015)
Variabel
Dependent : Tax
Avoidance
institusional, dan
komite audit serta
ukuran perusahaan
berpengaruh
negatif terhadap tax
avoidance.
12 Rini
Handayani
(2018)
Jurnal
Akuntansi
Maranatha,
Universitas
Kristen
Maranatha,
ISSN 2085-
8698 E-
ISSN 2598-
4977
Vol.10.1.
Pengaruh
Return on
Assets (ROA),
Leverage, dan
Ukuran
Perusahaan
terhadap Tax
Avoidance
(pada
perusahaan
perbankan
yang
listing di BEI
periode
tahun 2012-
2015)
Variabel
Independent:
Return on Assets
(ROA), Leverage,
dan Ukuran
Perusahaan
Variabel
Dependent : Tax
Avoidance
Handayani
menyimpulkan
bahwa return on
assets, leverage,
dan ukuran
perusahaan
berpengaruh positif
terhadap tax
avoidance.
13 Vince
Ratnawati,
Azhari S,
The Impact of
Institusional
Ownership and
Variabel
Independent :
Kepemilikan
Ratnawati, Azhari,
Freddy, dan
Wahyuni
45
Desmond
Freddy, dan
Nita
Wahyuni
(2018)
Journal of
Finance and
Banking
Review
(JBRL)
Universitas
Riau ISSN:
0128-3103
a Firm’s Size
on Firm Value
: Tax
Avoidance as a
Moderating
Variable
(study on
manufacturing
company listed
in Indonesia
stock exchange
2012-2014)
Institusional dan
Ukuran Perusahaan
Variabel
Dependent : Nilai
Perusahaan
Variabel
Moderating : Tax
Avoidance
menyimpulkan
bahwa kepemilikan
institusional dan
ukuran perusahaan
mempengaruhi
nilai perusahaan.
Hasilnya juga
menunjukkan
bahwa
penghindaran pajak
memoderasi
pengaruh
kepemilikan
institusional dan
ukuran perusahaan
terhadap nilainya.
C. Kerangka Pemikiran
Bedasarkan landasan teori yang telah dijelaskan yang berasal dari
penelitian terdahulu, penelitian ini dimaksudkan untuk menguji
Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan, Return
on Assets , dan kualitas audit terhadap Tax Avoidance.
Gambar II.1
46
H1
H2
H3
H5
H4
Gambar Kerangka Pemikiran
(Sumber : diolah untuk penelitian)
Hipotesis
Menurut (Sugiyono 2013, 134-135) hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan.
Hipotesis bersifat sementara dikarenakan hipotes hanya
memberikan jawaban yang hanya didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris dan bukti-
bukti khusus yang didapatkan dari pengumpulan data.
Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan sementara
secara teoritis terhadap rumusan masalah didalam penelitian, akan
Konservatisme
Akuntansi (X1)
Return on Assets
(X3)
(x3)
Ukuran Perusahaan
(X2)
Tax Avoidance
(Y)
Ket:
= Secara Parsial
=
= Secara Simultan
Kualitas Audit (X4)
47
tetapi belum dapat dinyatakan sebagai jawaban yang
sesungguhnya.
Bedasarkan penjelasan gambar umum teori dan gambar
kerangka penelitian diatas, maka peneliti menyimpulkan hipotesis
sebagai berikut:
H1 :Konservatisme Akuntansi berpengaruh terhadap tax
avoidance
H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance
H3 :Return on Assets berpengaruh terhadap tax avoidance
H4 : Kualitas Audit berpengaruh terhadap tax avoidance
H5 :Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan, Return on
Assets, dan Kualitas Auditbersama-sama secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance
D. Perumusan Hipotesa
1. Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap tax avoidance
Konservatisme akuntansi merupakan prinsip kehati-hatian pihak
manajemen perusahaan dalam mengakui pendapatannya, sedangkan
kerugian harus segera diakui pada saaat terjadi kemungkinan akan terjadi.
Penggunaan Konservatisme akuntansi akan menyebabkan angka-angka
pada laporan laba-rugi ditetapkan rendah sehingga akan berdampak pada
pajak yang akan dibayarkanperusahaan kepada pemerintah. Semakin
rendah pendapatan yang diperoleh perusahaan maka semakin rendah pajak
48
yang akan dibayarkan.
Pramudito dan Sari ,(2015). Perusahaan yang menerapkan konservatisme
akuntansi akan mendapatkan tingkat keagresifitasan pajak yang rendah.
Bedasarkan hal tersebut maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
H1:Konservatisme Akuntansi berpengaruh terhadap tax avoidance
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap tax avoidance
Teori agensi menggambarkan bahwa perusahaan merupakan tempat
bertemunya antara pemilik perusahaan dengan manajer, dimana pihak
manajer diharapkan mampu mengelola semua assets perusahaan dengan
strategi yang handal sehingga perusahaan dapat berkembang. Strategi yang
dilakukan manajer untuk mengelola semua assets perusahaan tentu
bervariasi dan disesuaikan dengan ukuran perusahaan yang akan dikelola.
Ukuran perusahaan merupakan total nilai aktiva dari sebuah perusahaan
pada periode waktu tertentu, untuk perusahaan berlaku patuh
(compliance)atau agresif (tax avoidance) dalam perpajakan.
Munandar, Nazar, Khairunnisa , (2016). Semakin besar ukuran perusahaan
maka semakin besar pajak yang dibayarkan. Dengan teori agensi, sumber
daya yang dimiliki perusahaan akan dimanfaatkan secara maksimal
dengan cara menekan serendah mungkin biaya pajak perusahaan.
Bedasarkan hal tersebut makan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap tax avoidance
3. Pengaruh Return on Assets terhadap tax avoidance
49
ROA bertujuan guna dalam mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan
didalam memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya (Siahaan : 2004).
Menurut Handayani, (2018) ROA merupakan suatu indicator yang
mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai ROA
maka akan terlihat semakin bagus performa yang tercermin dari
perusahaan tersebut. Tingkat profitabilitas suat perusahaan berpengaruh
negatif dengan tarif pajak efektif karena semakin efesien suatu perusahaan
maka makin efisien juga dana yang dikeluarkan dalam membayarkan
pajak perusahaan.
Bedasarkan hal tersebut makan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
H3 :Return on Assets berpengaruh terhadap tax avoidance
4. Pengaruh Kualitas Audit terhadap tax avoidance
Kualitas audit sebagai salah satu informasi dan media yang dapat
memperlemah dan memperkuat pengumuman laporan audit wajar tanpa
pengecualian terhadap harga saham. Ketika seorang auditor memberikan
opini going concern atas sebuah perusahaan, maka hal tersebut akan
berpengaruh terhadap keputusan seorang investor didalam menanamkan
modalnya di perusahaan tersebut. Menurut Sari, Kalbuana, Jumadi (2016)
mengatakan bahwa “opini wajar tanpa pengecualian adalah opini yang
paling diharapkan oleh klien karena pendapat ini mampu menjamin bahwa
laporan keuangan yang disusun oleh manajemen perusahaan tidak
mengandung salah saji material dan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku.” Bedasarkan hal tersebut makan hipotesis
50
penelitian adalah sebagai berikut :
H4 : Kualitas Audit berpengaruh terhadap tax avoidance
5. Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan, Return on
Assets, dan Kualitas Audit secara bersama-sama terhadap tax
avoidance
Bedasarkan teori agensi, mengurangi strategi perencanaan pajak yang baik
bagi perusahaan, dimana didalamnya terdiri dari konservatisme akuntansi,
ukuran perusahaan, return on assets, dan kualitas audit terhadap tax
avoidanceyang dilakukan secara bersama-sama akan memberikan
pengaruh yang besar dalam menilai perencanaan pajak perusahaan.
Besarnya konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, return on assets,
dan kualitas audit akan mempengaruhi terhadap besarnya keuntungan,
penghasilan kena pajak, kewajiban pajak perusahaan, dan hal lain-lainnya
yang berujung pada penghindaran pajak (tax avoidance) tersebut.
Bedasarkan hal tersebut makan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
H5 :Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan, Return on Assets,
Kualitas Auditbersama-sama secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap tax avoidance.
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian dilakukan dalam bentuk penelitian kuantitatif, yang merupakan
suatu jenis penelitian yang dilakukan dengan cara menggunakan banyak
data yang berbentuk angka (dapat dijumlahkan) dimulai dari teknik
pengumpulan data, pengolahan data sampai penyajian hasil penelitian.
Dengan kata lainpenelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang
melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti menggunakan data
berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang
ingin diketahui (Kasmir, 2008). Penelitian kuantitatif ini dilakukan
menggunakan metode kausal komparatif.Penelitian dengan menggunakan
metode kasual komparatif yaitu penelitian yang disajikan dalam tujuan
mencari hubungan dari sebab-akibat antara dua variabel atau lebih, guna
memperoleh data yang reliable. Dalam penelitian ini, peneliti akan
menganalis pengaruh konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, return
on assets, kualitas audit terhadap tax avoidance yang bersumber dari data
laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listing di BEI.
Metode analisis menggunakan metode analisis statistik, dengan
rumus variabel yang bersumber dari data laporan keuangan tahunan di
Bursa Efek Indonesia serta mengunduhnya melalui website resmi BEI
dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Sosial Science) 23
52
sehingga menghasilkan olahan data dalam bentuk tabel, grafik, serta
kesimpulan yang berfungsi untuk mengambil keputusan atas hasil analisis.
B. Objek Penelitian
Objek sebagai bahan penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada periode 2015 - 2018. Faktor – faktor yang diuji
pengaruhnya terhadap CTER tersebut terdiri dari 4 variabel bebas yaitu
Konservatisme Akuntansi (CONACC), Ukuran Perusahaan (SIZE), Return
on Assets (ROA), dan kualitas audit (KA).
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka.Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika
itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC.Meskipun pasar modal telah ada sejak
tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak
berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan
kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik
Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek
tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.Pemerintah Republik
Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan
53
beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring
dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Tabel III.1
Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Tahun Keterangan
Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda
1914 - 1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang
Dunia I
1925 - 1942 • Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali
bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan
Surabaya
Awal 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa
Efek di Semarang dan Surabaya ditutup
1942 - 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama
Perang Dunia II
1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda.
Bursa Efek semakin tidak aktif
1956 - 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah
BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
ditandai dengan go public PT Semen
Cibinong sebagai emiten pertama
1977 - 1987 Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu.
Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai
24. Masyarakat lebih memilih instrumen
54
perbankan dibandingkan instrumen Pasar
Modal
1987 Ditandai dengan hadirnya Paket Desember
1987 (PAKDES 87) yang memberikan
kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing
menanamkan modal di Indonesia
1988 – 1990 Paket deregulasi dibidang Perbankan dan
Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka
untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat
2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai
beroperasi dan dikelola oleh Persatuan
Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker
dan dealer
Desember 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan
perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan
pasar modal
16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi
dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik
swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah
menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
21 Desember 1993 Pendirian PT Pemeringkat Efek
Indonesia(PEFINDO)
55
22 Mei 1995 Sistem Otomasi perdagangan di BEJ
dilaksanakan dengan sistem computer JATS
(Jakarta Automated Trading Systems)
10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang
No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
Januari 1996
1995 • Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa
Efek Surabaya
6 Agustus 1996 Pendirian Kliring Penjaminan Efek
Indonesia(KPEI)
23 Desember 1997 Pendirian Kustodian Sentra Efek
Indonesia(KSEI)
21 Juli 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless
trading) mulai diaplikasikan di pasar modal
Indonesia
28 Maret 2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem
perdagangan jarak jauh (remote trading)
9 September 2002 Penyelesaian Transaksi T+4 menjadi T+3
6 Oktober 2004 Perilisan Stock Option
30 November 2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama
menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
8 Oktober 2008 Pemberlakuan Suspensi Perdagangan
2 Maret 2009 • Peluncuran Sistem Perdagangan Baru PT
Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
56
10 Agustus 2009 Pendirian Penilai Harga Efek Indonesia
(PHEI)
Agustus 2011 Pendirian PT Indonesian Capital Market
Electronic Library (ICaMEL)
Januari 2012 Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan
Desember 2012 Pembentukan Securities Investor Protection
Fund (SIPF)
2012 Peluncuran Prinsip Syariah dan Mekanisme
Perdagangan Syariah.
2 Januari 2013 Pembaruan Jam Perdagangan
6 Januari 2014 Penyesuaian kembali Lot Size dan Tick Price
12 November 2015 Launching Kampanye Yuk Nabung Saham
10 November 2015 TICMI bergabung dengan ICaMEL
2015 Tahun diresmikannya LQ-45 Index Futures
2 Mei 2016 Penyesuaian Kembali Tick Size
18 April 2016 Peluncuran IDX Channel
2016 Penyesuaian kembali batas Autorejection.
Selain itu, pada tahun 2016, BEI ikut
menyukseskan kegiatan Amnesty Pajak serta
diresmikannya Go Public Information Center
23 Maret 2017 Peresmian IDX Incubator
6 Februari 2017 Relaksasi Marjin
57
2017 Tahun peresmian Indonesia Securities Fund
7 Mei 2018 Pembaruan Sistem Perdagangan dan New
Data Center
26 November 2018 Launching Penyelesaian Transaksi T+2 (T+2
Settlement)
27 Desember 2018 Penambahan Tampilan Informasi Notasi
Khusus pada kode Perusahaan Tercatat
C. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang merupakan data
yang diperoleh dari sumber yang sudah ada. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sub-
sektor makanan dan minuman yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
yang berturut-turut listing pada periode 2015-2018 serta telah dipublikasikan
bersama dengan laporan auditor independen dan laporan keuangan
perusahaan. Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
yaitu www.idx.co.id.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau
subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2005).
58
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh
perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015 sampai 2018.
2. Sample
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti.Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling dimana sampel yang diambil harus memenuhi kriteria yang
telah ditentukan.Menurut (Sugiyono 2013, 156) sampling purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah
sebagai berikut :
1. Perusahaaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI dan tidak keluar selama periode tahun 2015-
2018.
2. Perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang
tidak mengalami kerugian selama tahun 2015 sampai 2018.
3. Perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang
memiliki informasi dan data lengkap untuk kebutuhan analisis.
Proses pemilihan sampel bedasarkan kriteria yang telah
ditetapkan (purposive sampling) adalah dalam table sebagai
berikut:
59
Tabel III.2
Proses Pemilihan Sampel
No Kriteria Data
1. Perusahaaan manufaktur sub-sektor makanan
dan minumanyang terdaftar di BEI selama
periode tahun 2015-2018
25
2. Dikurang perusahaan yang mengalami kerugian (5)
3. Dikurang perusahaan yang tidak lengkap untuk
kebutuhan analisis
(12)
Jumlah sampel Per Tahun 8
Jumlah data observasi selama periode pengamatan
(4 tahun)
32
Sumber : BEI, data telah diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah perusahaan manufaktur
sub-sektor makanan dan minuman yang memenuhi kriteria sebagai yang
ditentukan menjadi sampel pada periode 2015-2018 diperoleh 8
perusahaan dengan total sampel 32 sampel selama periode 4 tahun
pengamatan.
Berikut adalah daftar nama perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang
sebagaimana telah ditetapkan menjadi sampel adalah:
60
Tabel III.3
Daftar Nama Perusahaan
No Code Nama Perusahaan
1. BUDI PT. BUDI STARCH &
SWEETENER,TBK
2. CEKA PT. WILMAR CAHAYA
INDONESIA, TBK
3. DLTA PT. DELTA DJAKARTA, TBK
4. ICBP PT. INDOFOOD CBP SUKSES
MAKMUR, TBK
5. INDF PT. INDOFOOD SUKSES
MAKMUR, TBK
6. MLBI PT. MULTI BINTANG
INDONESIA, TBK
7. ROTI PT. NIPPON INDOSARI
CORPINDO, TBK
8. SKBM PT. SEKAR BUMI, TBK
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
2 metode yaitu:
61
1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mencatat dan mengkaji
data yang diperlukan.Data yang diperlukan berupa laporan keuangan
perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018. Melalui situs
resmi BEI , yaitu http://www.idx.co.id
2. Metode Studi Kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat
teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data
tersebut dapat diperoleh dari literatur, buku, jurnal serta tulisan lain
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi
oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tax
avoidance atau dengan kata lain penghindaran pajak.
Menurut (Pohan 2017,23) yang tertuang didalam buku manajemen
perpajakan – strategi perencanaan pajak dan bisnis, menyatakan bahwa
tax avoidance (penghindaran pajak) merupakan suatu upaya dalam
rangka penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi
wajib pajak karena kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan
ketentuan perpajakan, dimana teknik serta metode yang digunakan
cenderung memanfaatkan kelemahan-kelamahan (grey area)yang
62
termuat didalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri,
untuk meminimalkan jumlah pajak yang terhutang.
Tax avoidance dalam penelitian ini menggunakan proksi Cash Effective
Tax Rate (CETR) yang merupakan sebuah ukuran hasil berbasis laporan
laba rugi yang dapat mengukur besar kecilnya kas yang dikeluarkan untuk
biaya pajak kemudian dibagi dengan laba sebelum pajak.
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjadi penyebab
timbulnya perubahan pada variabel dependen. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi, ukuran
perusahaan, return on assets, dan kualitas audit.
a. Konservatisme Akuntansi
Watts (2003) mendefinisikan konservatisme sebagai prinsip kehati-
hatian dalam pelaporan keuangan dimana perusahaan tidak terburu-
buru dalam mengakui dan mengukur aktiva dan laba serta segera
mengakui kerugian dan hutang yang mempunyai kemungkinan
yang terjadi.Penerapan prinsip ini mengakibatkan pilihan metode
akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan laba atau aktiva
yang lebih rendah serta melaporkan hutang lebih tinggi. Dengan
demikian, pemberi pinjaman akan menenerima perlindungan atas
risiko menurun (downside risk) dari neraca yang menyajikan aset
bersih dan laporan keuangan yang melaporkan berita buruk secara
tepat waktu (Haniati dan Fitriany, 2010).
63
b. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala, dimana besar kecilnya
perusahaan dapat diklasifikasikan dengan berbagai caraantara lain
total aset, log size, nilai pasar saham, nilai penjualan, jumlah
karyawan, dan total asset. Pada penelitian ini ukuran perusahaan
diproksikan dengan menggunakan natural logaritma (Ln) dari total
aset.Penggunaan natural logaritma dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih.
c. Return on Assets
Return on Assets merupakan suatu pencapaian manajemen didalam
memperoleh keuntungan (laba) dalam memanfaatkan assets
perusahaan. Keberhasilan suatu pencapaian manajemen dilihat dari
semakin tingginya nilai dari rasio ini.Apabila rasio semakin tinggi
maka menggambarkan bahwa semakin baik produktivitas assets
didalam memperoleh laba bersih.
d. Kualitas audit
Menurut De Angelo (1981), ukuran KAP memiliki hubungan
positif dengan kualitas audit. Disamping itu, banyak penelitian
yang mengatakan bahwa KAP Big Four memberikan kualitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan KAP Non-Big Four dikarenakan
KAP Big Four membatasi kliennya didalam menggunakan praktik
𝐶𝑂𝑁𝐴𝐶𝐶 =𝑁𝐼𝑂 + 𝐷𝐸𝑃 − 𝐶𝐹𝑂
𝑇𝐴𝑋(−1)
64
manajemen lama sehingga audit merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi reliabilitas dari informasi keuangan (Yasar, 2013).
Proksi kualitas audit dapat diukur dengan menggunakan variabel
dummy, jika perusahaan diaudit oleh KAP yang berafiliasi maka
diberi skor 1, dan apabila tidak diaudit oleh Keempat Kantor
Akuntan Publik (KAP) dibawah lisensi KAP The Big Four akan
diberi skor 0.
Tabel III.4
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
Variabel Cara Pengukuran
Variabel Dependen
1. Tax Avoidance (CETR)
CETR=𝐶𝐴𝑆𝐻 𝑇𝐴𝑋 𝑃𝐴𝐼𝐷
𝑃𝑅𝐸−𝑇𝐴𝑋 𝐼𝑁𝐶𝑂𝑀𝐸
Variabel Independen
1. Konservatisme Akuntansi
(CON-ACC)
𝐶𝑂𝑁𝐴𝐶𝐶 = 𝑁𝐼𝑂 + 𝐷𝐸𝑃 − 𝐶𝐹𝑂 𝑋(−1)
2. Ukuran Perusahaan
65
(SIZE)
𝑆𝐼𝑍𝐸 = 𝐿𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
3. Return on Assets (ROA)
𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝐴𝐵𝐴 𝐵𝐸𝑅𝑆𝐼𝐻 𝑆𝐸𝑆𝑈𝐷𝐴𝐻 𝑃𝐴𝐽𝐴𝐾
𝑇𝑂𝑇𝐴𝐿 𝐴𝐾𝑇𝐼𝑉𝐴
4. Kualitas Audit KAP BIG FOUR
G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Teknis analisis dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang
diawali dengan mengumpulkan data-data yang mewakili sampel dalam
penelitian ini, kemudian data-data tersebut diolah dengan menggunakan
SPSS (Statistical Package for Sosial Science) sehingga akan dihasilkan
olahan data dalam bentuk tabel, grafik, serta kesimpulan yang berfungsi
untuk mengambil keputusan atas hasil analisis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan
data kuantitatif dengan tujuan untuk menggambarkan data
tersebut.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dideskripsikan
dengan menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui nilai rata-
rata (mean), minimum, maksimum, dan standar deviasi (standard
66
deviation).Mean digunakan untuk memberikan nilai rata-rata populasi
yang diperkirakan dari sampel. Minimum adalah nilai paling rendah dari
kesekuruhan sampel.Maksimum adalah nilai paling tinggi dari
keseluruhan sampel. Deviasi standar menggambarkan besaran sebaran
suatu kelompok data terhadap rata-ratanya atau dengan kata lain
gambaran keheterogenan suatu kelompok data (Hengky dan Selva
2013;27).
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui nilai sratistik dari variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Konservatisme Akuntansi, Ukuran perusahaan, dan
Kepemilikan Manajerial.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan suatu uji kualitas data yang
sebelumnya dilakukan pengujian regresi linear berganda.Pengujian
asumsi klasik dilakukan bersama dengan uji regresi berganda yang
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokolerasi, dan uji
heterokedastisitas.Hasil regresi yang baik atau layak didapat jika asumsi
klasik juga baik.Model atau kriterianya adalah memenuhi asumsi
normalitas dan asumsi klasik.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas menguji apakah model regresi linear variabel
terikat dan variabel bebas atau residualkeduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik jika
67
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam
mendeteksi normalitas data dilakukan pengujian dengan Uji
Kolmogrov Smirnow(K-S) dengan membuat hipotesis sebagi dasar
pengambilan kesimpulan.Pedoman yang digunakan ialah:
1) Jika nilai signifikan dari uji K-S > 0.05 maka data residual
berdistribusi normal
2) Jika nilai signifikan dari uji K-S < 0.05 maka data residual
berdistribusi normal
b. Uji Multikolinearitas
Tujuan Uji Multikolinearitas untuk menguji apakah suatu model
regresi terjadi kolerasi yang tinggi atau tidak antar variabel
independen (Ghozali 2016; 103).
Model regresi yang baik ialah model regresi yang tidak
terjadi kolerasi antar variabel independennya. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel tidak
ortogonal. Maksudnya variabel independen memiliki nilai korelasi
sama dengan nol antara sesame variabel independen.
Dalam penelitian ini pengujian uji multikolinearitas dilihat dari
tolerance value atau variance inflation factor (VIF).
Kriteria multikolinearitas adalah sebagai berikut:
68
1) Jika nilai Tolerance < 0.1 dan nilai VIF > 10 maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
2) Jika nilai Tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
c. Uji Heterokedastisitas
Tujuannya untuk menguji apakah ddalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas (Gozhali 2016; 134). Untuk mendeteksi
heterokedastisitas dapat melihat dari ada atau tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar
analisisnya:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik dan membentuk pola
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokolerasi
Tujuannya untuk mengetahui ada atau tidaknya kolerasi antara
69
variabel pengganggu pada periode tertentu dengan model variabel
sebelumnya (Sujarweni 2015; 177).Pendeteksian autokolerasi
dilakukan dengan metode uji Durbin-Watson dengan dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Angka D-W dibawah -2 menunjukkan autokolerasi positif,
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 menunjukkan tidak ada
autokolerasi,
3) Angka D-W diatas +2 menunjukkan autokolerasi negative.
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Metode statistik untuk menguji hubungan antara satu variabel terikat
dengan variabel bebas adalah regresi.Regresi sederhana untuk menguji
pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat, sedangkan
untuk lebih dari satu variabel bebas disebut regresi berganda (Ghozali
2016; 8).
Penelitian ini menggunakan model regresi berganda untuk menguji
pengaruh konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, dan kepemilikan
manajerial terhadap penghindaran pajak.Analisis regresi linear berganda
memiliki tujuan untuk menguji arah hubungan positif atau negatif antara
variabel independen dengan variabel dependen, dan memprediksi apakah
variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen.Data yang
digunakan adalah skala interval atau rasio.
Nilai dari koefisien regresi menjadi dasar analisis, jika koefisien b
bernilai positif menunjukkan hubungan searah antara variabel
70
independen dengan variabel dependen, berarti jika variabel dependen
naik maka variabel independen juga naik, dan sebaliknya. Sedangkan jika
koefisien b negatif menunjukkan hubungan berlawanan, berarti jika
variabel dependen naik maka variabel independen akan turun, dan
sebaliknya.
Persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
Y = Penghindaran pajak
α = Konstanta
X1 =Konservatisme akuntansi
X2 = Ukuran perusahaan
X3 =Return on Assets
ẞ (1,2,3) = Koefisien regresi masing-masing X
ᵋ =Error ( Kesalahan Pengganggu)
4. Uji Hipotesis
Pengujian diperlukan sebagai bukti untuk membuktikan hipotesis. Kriteria
pengujian :
1. Koefisien Determinasi (R2)
Y = 𝛃𝟏𝒙𝟏 + 𝜷𝟐𝒙𝟐 + 𝜷𝟑𝒙𝟑 𝜺
71
Nilai Koefisien determinasi terletak diantara angka nol hingga satu,
koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Dalam pertambahan satu variabel independen maka R2 pasti akan
meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena itu, banyak
diantara peneliti menyarankan agar menggunakan nilai Adjusted R2
pada saat mengevaluasi mencari model regresi yang terbaik (Ghozali
2016,95)
Dengan pernyataan sebagai berikut:
1. Jika nilai R2 mendekati angka 0 maka kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas.
2. Jika nilai R2 mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independen
memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan guna dalam
memprediksi variabel-variabel dependen.
3. Jika nilai R2 = 0, maka variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
5. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
72
Uji F pada dasarnya digunakan untuk menguji joint hipotesa bahwa b1, b2
dan b3 secara simultan sama dengan nol (Ghozali 2016,96). Adapun
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikan uji F > 0,05, maka semua variabel independen
secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan uji F < 0,05, maka semua variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
6. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T)
Uji T pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel penjelas atau independent secara individual dalam menerangkan
variansi variabel dependen (Ghozali 2016,97). Untuk mengetahui
hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen dengan tingkat signifikasn sebesar 0.05.
Jika nilai t lebih besar dari 0.05 maka tidak ada pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak
signifikan), sedangkan jika nilai t lebih kecil dari 0.05 maka terdapat
pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien
regresi signifikan). Pengujian hipotesis didasarkan pada kriteria
pengambilan keputusan:
1. Jika nilai signifikan > 0.05, berarti Ho diterima dan Ha ditolak (Ho
diterima berarti variabel independen secara parsial tidak
mempengaruhi variabel dependen).
73
2. Jika signifikan < 0.05, berarti Ho ditolak dan Ha diterima (Ho
ditolak berarti variabel independen secara parsial mempengaruhi
variabel dependen).
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Deskripsi Umum Penelitian
Populasi didalam penelitian ini menggunakan perusahaan
manufaktur sub-sektor makanan dan minuman yang terdaftar didalam
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015-2018.Alasan peneliti memilih
perusahaan sub-sektor makanan dan minuman karena perusahaan
tersebut adalah perusahaan yang paling diperlukan oleh masyarakat
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.Dan tentunya perusahaan di
sub-sektor makanan dan minuman harus memiliki produksi yang
cukup setiap hari guna mencukupi permintaan yang ada.
Data penelitian menggunakan data laporan keuangan yang tentunta
telah diaudit pada perusahaan sub-sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2015-2018, yang
tercantum dari situs resi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Deskripsi data variabel perusahaan
1. Variabel Terikat
Variabel tax avoidance
Tax avoidance merupakan salah satu upaya dalam kegiatan
penghindaran pajak yang bersifat legal dengan tanpa melanggar
peraturan perpajakan yang berlaku.Tax avoidance sendiri
75
dilakukan dengan cara memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang
ada didalam peraturan perpajakan yang berlaku, dengan itu jumlah
beban pajak yang dibayarkan perusahaan akan lebih ringan.
Tax Avoidance diukur dengan menggunakan proksi CETR,
yang akan menggambarkan aktivitas dari tax avoidance yaitu
mengurangi pembayaran pajak kepada fiskus pajak. Cash Effective
Tax Rate (CETR) mengimplikasikan bahwa semakin rendah nilai
dari CETR itu sendiri maka akan tercermin semakin tinggi tingkat
penghindaran pajak. Berikut adalah tabel perhitungan dari CETR:
Tabel IV.1
Nilai Tax Avoidance periode 2015-2018
No. Kode
Perusahaan
Tahun
2015 2016 2017 2018
1 BUDI 0,4265 0,3176 0,0923 0,3594
2 CEKA 0,1963 0,2510 0,3396 0,1126
3 DLTA 0,2767 0,2612 0,2594 0,2138
4 ICBP 0,2968 0,3068 0,3577 0,3111
5 INDF 0,4703 0,3627 0,4469 0,4647
6 MLBI 0,2707 0,1913 0,2628 0,2993
7 ROTI 0,2017 0,2735 0,2638 0,1087
8 SKBM 0,4556 0,3158 0,4316 0,5198
MIN 0,1963 0,1913 0,0923 0,1087
76
Sumber: Laporan Keuangan Telah Diolah
Tabel diatas merupakan tabel nilai tax avoidance dari 8
perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan minuman pada
periode tahun 2015-2018.
Bedasarkan data perhitungan CETR pada tabel diatas , nilai
tertinggi CETR dimiliki oleh PT. Sekar Bumi Tbk (SKBM) pada
tahun 2018 dengan nilai 0,5198 yang merupakan hasil dari Rp.
10.858.232.331 (pembayaran pajak) dibagi dengan Rp.
20.887.453.647 (laba sebelum pajak). Sedangkan nilai terendah
dimiliki oleh PT. Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) pada
tahun 2017 dengan nilai 0,0923 yang merupakan hasil dari Rp.
5.632.000.000 (pembayaran pajak) dibagi dengan Rp.
61.016.000.000 (laba sebelum pajak). Hal tersebut disebabkan
karena besarnya jumlah laba yang diperoleh sehingga perusahaan
membayar pajak sesuai dengan laba yang diperoleh.
2. Variabel Bebas
Variabel Konservatisme Akuntansi
Konservatisme akuntansi merupakan suatu prinsip kehati-hatian
pihak manajemen perusahaan dalam mengakui pendapatannya,
sedangkan kerugian harus segera diakui pada saaat terjadi
kemungkinan akan terjadi.
MAX 0,4703 0,3627 0,4469 0,5198
AVERAGE 0,3243 0,2849 0,3067 0,2986
77
Konservatisme Akuntansi diukur dengan menggunakan proksi
CONACC, yang akan menggambarkan aktivitas dari
Konservatisme Akuntansi yaitu dengan menghasilkan angka-angka
laba dan aset cenderung rendah, serta angka-angka biaya dan utang
cenderung tinggi. Kecenderungan itu terjadi karena konservatisme
akuntansi menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan
serta mempercepat pengakuan biaya. Berikut adalah tabel
perhitungan dari CONACC:
Tabel IV.2
Nilai Konservatisme Akuntansi periode 2015-2018
No. Kode
Perusahaan
Tahun
2015 2016 2017 2018
1 BUDI (320.128) (261.443) (630.538) (807.080)
2 CEKA (115.973) (272.891) (116.294) (44.998)
3 DLTA (285.126) (350.106) (307.811) (380.763)
4 ICBP 574.720 872.769 1.608.284 470.917
5 INDF 626.464 1.775.744 1.403.449 1.609.265
6 MLBI 414.605 262.014 216.067 178.982
7 ROTI 212.768 82.026 167.483 89.302
8 SKBM (67.340) (160.190) (245.334) (248.582)
MIN -320.128 -350.106 -630.538 -807.080
MAX 626.464 1.775.744 1.608.284 1.609.265
78
AVERAGE 129.999 243.490 261.913 108.380
Sumber: Laporan Keuangan Telah Diolah
Tabel diatas merupakan tabel nilai tax avoidance dari 8 perusahaan
manufaktur sub-sektor makanan dan minuman pada periode tahun
2015-2018.
Bedasarkan data perhitungan CONACC pada tabel diatas , nilai
tertinggi CONACC dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF) pada tahun 2016 dengan nilai 1.775.744yang merupakan hasil
dari Rp. 5.266.906.000.000 (laba bersih), dikurang dengan Rp.
642.368.000.000 (pendapatan lain-lain) ditambah dengan Rp.
775.321.000.000 (amortisasi&depresiasi) dikurang dengan Rp.
7.175.603.000.000 (kas bersih operasi) kemudian dikali (-1).
Sedangkan nilai terendah oleh PT. Budi Starch & Sweetener Tbk
(BUDI) pada tahun 2018 dengan nilai (870.080)yang merupakan hasil
dari Rp. 21.072.000.000 (laba bersih), dikurang dengan Rp. 0
(pendapatan lain-lain) ditambah dengan Rp. 395.916.000.000
(amortisasi&depresiasi) dikurang dengan Rp. 96.860.000.000 (kas
bersih operasi) kemudian dikali (-1). Hal tersebut disebabkan karena
besarnya jumlah laba bersih sebelum extraordinary items yang
diperoleh sehingga perusahaan membayar pajak sesuai dengan laba
yang diperoleh ditambah dengan depresiasi&amortisasi kemudia
dikurang dengan kas bersih operasi.
79
Variabel Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya suatu
perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total
assetsdikarenakan total assets diketahui lebih bersifat stabil
dibandingan dengan jumlah penjualan yang dihasilkan suatu
perusahaan. Semakin besar total assets maka akan semakin besar juga
ukuran perusahaan itu.
Ukuran perusahaan dapat diukur menggunakan proksi SIZE yang
mengukur LN dari Total Assets.
Tabel IV.3
Nilai Ukuran Perusahaan Periode 2015-2018
No. Kode
Perusahaan
Tahun
2015 2016 2017 2018
1 BUDI 1,4596 1,4580 1,4580 1,4602
2 CEKA 1,4476 1,4469 1,4466 1,4438
3 DLTA 1,4420 1,4442 1,4460 1,4480
4 ICBP 1,4901 1,4913 1,4925 1,4937
5 INDF 1,5072 1,5057 1,5067 1,5079
6 MLBI 1,4529 1,4541 1,4556 1,4578
7 ROTI 1,4568 1,4579 1,4646 1,4641
8 SKBM 1,4372 1,4414 1,4489 1,4503
MIN 1,4372 1,4414 1,4460 1,4438
MAX 1,5072 1,5057 1,5067 1,5079
80
AVERAGE 1,4616 1,4624 1,4648 1,4657
Sumber: Laporan Keuangan Telah Diolah
Tabel diatas merupakan tabel nilai tax avoidance dari 8 perusahaan
manufaktur sub-sektor makanan dan minuman pada periode tahun
2015-2018.
Bedasarkan data perhitungan SIZE pada tabel diatas , nilai tertinggi
SIZE dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)pada
tahun 2018 dengan nilai 1,5079 yang merupakan hasil dari Rp.
96.537.796.000.000. Sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Sekar
Bumi Tbk (SKBM) tahun 2015 dengan nilai 27,3625 yang merupakan
hasil dari Rp. 764.484.248.710 (total assets). Hal tersebut disebabkan
karena besarnya jumlah total assets yang diperoleh.
Variabel Return on Assets
Variabel return on assets merupakan salah satu rasio profitabilitas
yang dapat mengukur kemampuan dari suatu perusahaan dalam
mendapatkan keuntungan dari aktiva yang dimiliki.ROA mampu
mengukut kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari
masa lalu dan diproyeksikan dimasa mendatang.
81
Tabel IV.4
Nilai Return on Assets Periode 2015-2018
No. Kode
Perusahaan
Tahun
2015 2016 2017 2018
1 BUDI 0,0064 0,0131 0,0155 0,0148
2 CEKA 0,0717 0,1751 0,0771 0,0792
3 DLTA 0,1849 0,2124 0,2086 0,2219
4 ICBP 0,1100 0,1256 0,1120 0,1355
5 INDF 0,0403 0,0640 0,0582 0,0513
6 MLBI 0,2365 0,4316 0,5267 0,4238
7 ROTI 0,0999 0,0958 0,0296 0,0289
8 SKBM 0,0525 0,0225 0,0159 0,0090
MIN 0,0064 0,0131 0,0155 0,0090
MAX 0,2365 0,4316 0,5267 0,4238
AVERAGE 0,100275 0,1425125 0,13045 0,12055
Sumber: Laporan Keuangan Telah Diolah
Tabel diatas merupakan tabel nilai tax avoidance dari 8 perusahaan
manufaktur sub-sektor makanan dan minuman pada periode tahun
2015-2018.
Bedasarkan data perhitungan ROA pada tabel diatas , nilai tertinggi
ROA dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)pada
tahun 2017 dengan nilai 0,5267 yang merupakan hasil dari Rp.
1.322.067.000.000 (laba bersih) dibagi dengan 2.510.078.000.000
82
(total assets). Sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Sekar Bumi
Tbk (SKBM) tahun 2018 dengan nilai 0,0090 yang merupakan hasil
dari Rp. 15.954.632.472 (laba bersih) dibagi dengan Rp.
1.771.365.972.009 (total assets).
Variabel Kualitas Audit
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Profesional
Akuntan Publik (2011) menyebutkan bahwa pertimbangan auditor
atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya harus didasarkan pada penilaian auditor yang
berkualitas.Selama ini kualitas auditor dikaitkan dengan ukuran dan
reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP). Proses pengauditan dalam
suatu perusahaan sangat dibutuhkan adanya sikap transparansi,
profesionalisme, akuntabilitas, dan integritas.
Proksi kualitas audit menggunakan variabel dummy, jika perusahaan
diaudit oleh KAP The Big Four yaitu PriceWaterhouseCooper-PWC,
Deliotte Touche Tohmatsu, KPMG, Ernst & Young-E&Y akan diberi
skor 1, dan apabila tidak diaudit oleh keempat Kantor Akuntan Publik.
(KAP) dibawah lisensi KAP The Big Four akan diberi skor 0
(Andriyani, 2008 dalam Eksandy 2017). Berikut tabel kualitas audit
dengan dummy:
83
Tabel IV.5
Hasil Perhitungan Kualitas Audit Tahun 2015-2018
No Emiten Tahun
2015 2016 2017 2018
1 BUDI 0 0 0 0
2 CEKA 1 1 1 1
3 DLTA 1 1 1 1
4 ICBP 1 1 1 1
5 INDF 1 1 1 1
6 MLBI 1 1 1 1
7 ROTI 1 1 1 1
8 SKBM 0 0 0 0
Sumber: Data Sekunder Telah Diolah
Kualitas audit dikaitkan dengan kapabilitas dan independensi maka
auditor yang berkualitas mampu menemukan kecurangan dan mau
mengungkap kecurangan yang dilakukan oleh manajemen. Sedangkan
dikaitkan dengan risiko reputasi maka auditor yang berkualitas baik
akan membatasi tindakan oportunis manajemen dalam penghindaran
pajak karena jika dikemudian hari perusahaan terbukti melakukan
kejahatan pajak maka auditor juga akan menerima risiko dan
diprediksikan bahwa audit yang semakin berkualitas mampu
membatasi manajemen dalam melakukan penghindaran pajak.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif ditujukan untuk
mendapatkangambaran data secara umum dan kecenderungan lain dari
sebuah data. Statistik deskriptif memberikan sebuah gambaran suatu
84
data yang berisikan deskripsi dari nilai minimum, maksimum, rata-
rata, dan standar deviasi.
Variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel Konservatisme Akuntansi (CONACC),
Ukuran Perusahaan (SIZE), Return on Assets (ROA), dan Kualitas
Audit (KA), sebagai variabel bebas. Dan Variabel Tax Avoidance
(CETR) sebagai variabel terikat. Hasil dari pengujian statistic
deskriptif yang diolah dalam SPSS 23 dari tahun 2015-2018 disajikan
dalam Tabel IV.6, sebagai berikut:
Tabel IV.6
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
CETR 32 ,09 ,56 ,3114 ,11721
CONACC 32 -807080,00 1775744,00 185945,6875
653165,932
58
SIZE 32 1,44 1,51 1,4637 ,02227
ROA 32 ,01 ,53 ,1235 ,13042
KA 32 ,00 1,00 ,7500 ,43994
Valid N (listwise) 32
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS Versi 23
Bedasarkan tabel IV.6, maka dapat dirangkum sebagai berikut,
nilai rata-rata (mean) variabel CETR memiliki pengertian bahwa rata-
rata tingkat penghindaran pajak yang diukur dengan cash effective tax
rate (CETR) pada perusahaan sampel sebesar 0,3114. Nilai minimal
85
CETR sebesar 0,0923 yang dimiliki oleh PT. Budi Starch & Sweetener
Tbk (BUDI) pada tahun 2017, sedangkan nilai maksimum CETR
sebesar 0,5198 yang dimiliki oleh PT. Sekar Bumi Tbk (SKBM) pada
tahun 2018. Standar deviasinya sebesar 0,11721 yang artinya terjadi
penyimpangan nilai CETR 0,11721 terhadap nilai rata-ratanya.
Bedasarkan tabel IV.6., maka dapat dirangkum sebagai berikut,
nilai rata-rata (mean) variabel CONACC memiliki pengertian bahwa
rata-rata tingkat konservatisme akuntansi yang diukur dengan
CONACC pada perusahaan sampel sebesar 185945. Nilai minimal
CONACC sebesar -807080 yang dimiliki oleh PT. Budi Starch &
Sweetener Tbk (BUDI) pada tahun 2018, sedangkan nilai maksimum
CONACC sebesar 1775744 yang dimiliki oleh PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk (INDF) pada tahun 2016 Standar deviasinya sebesar
653165yang artinya terjadi penyimpangan nilai CONACC 0,11721
terhadap nilai rata-ratanya.
Bedasarkan tabel IV.6, maka dapat dirangkum sebagai berikut,
nilai rata-rata (mean) variabel SIZE memiliki pengertian bahwa rata-
rata tingkat ukuran perusahaan yang diukur dengan SIZE pada
perusahaan sampel sebesar 1,4637. Nilai minimal SIZE sebesar
1,4372yang dimiliki oleh PT. Sekar Bumi Tbk (SKBM) pada tahun
2015, sedangkan nilai maksimum SIZE sebesar 1,5079 yang dimiliki
oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) pada tahun 2018
86
Standar deviasinya sebesar 0,02227yang artinya terjadi penyimpangan
nilai SIZE0,02227 terhadap nilai rata-ratanya.
Bedasarkan tabel IV.6 , maka dapat dirangkum sebagai berikut,
nilai rata-rata (mean) variabel ROA memiliki pengertian bahwa rata-
rata tingkat return on assets yang diukur dengan ROA pada perusahaan
sampel sebesar 0,1235. Nilai minimal ROA sebesar 0,0090yang
dimiliki oleh PT. Sekar Bumi Tbk (SKBM) tahun 2018, sedangkan nilai
maksimum ROA sebesar 0,5267 yang dimiliki oleh PT. Multi Bintang
Indonesia Tbk (MLBI)pada tahun 2017 Standar deviasinya sebesar
0,13042yang artinya terjadi penyimpangan nilai ROA0,13042terhadap
nilai rata-ratanya.
Bedasarkan tabel IV.6 , maka dapat dirangkum sebagai berikut,
nilai rata-rata (mean) variabel KA memiliki pengertian bahwa rata-rata
tingkat kualitas audit yang diukur dengan KA pada perusahaan sampel
sebesar 0,7500. Nilai minimal KA sebesar 0,00, sedangkan nilai
maksimum KA sebesar 1,00, dan standar deviasinya sebesar
0,43994yang artinya terjadi penyimpangan nilai KA0,43994terhadap
nilai rata-ratanya.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah data dalam
variabel yang akan digunakan didalam penelitian adalah data yang
memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat diketahui
87
darimenggunakan Uji Statistik Non-Parametic One Sample
Kolmogorov-Smirnov (K-S).Uji K-S Asymp. Sig (2-failed) > 0,05
maka data yang digunakan berdistribusi normal. Berikut adalah
hasil olahan uji Kolmogorov-Smirnov P-P plot, dan grafik
histogram dengan SPSS 23:
Tabel IV.7
Hasil Uji Statistik Normalitas
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS Versi 23
Bedasarkan hasil pengujian normalitas dengan One Sample
Kolmogorov-Smirnov diatas diperoleh nilai Asymp. Sig (2-failed)
sebesar 0,200 yang diperoleh diatas 0,05. Nilai ini lebih besar
dibandingkan dengan signifikan 0,05.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 32
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std.
Deviation ,08665185
Most Extreme
Differences
Absolute ,111
Positive ,110
Negative -,111
Test Statistic ,111
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
88
Hasil ini menunjukan bahwa data didalam penelitian ini
memenuhi syarat normalitas sehingga dapat dikatakan data telah
berdistribusi normal antara variabel konservatisme akuntansi,
ukuran perusahaan, return on assets, dan kualitas audit terhadap
tax avoidance, dan dapat digunakan dalam model regresi.
Gambar IV.1
Hasil uji P-P plot
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS Versi 23
Berdasarkan Gambar 2.1 dapat disimpulkan P-P plot
menunjukkan data yang berdistribusi normal. Dapat dilihat pola
atau titik-titik terbentuk menyebar disekitar garisdiagonal.
89
Gambar IV.2
Hasil Uji Grafik Histogram
S
umber : Hasil Pengelolahan SPSS Versi 23
Gambar 3.1 menunjukkan pola berdistribusi normal. Dapat
dilihat kurva yang membentuk lonceng tidak condong ke kiri
ataupun ke kanan.Hal ini mengartikan bahwa dta yang
didistribusikan normal karena data mengikuti bentukkurva.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(Independent). Model Regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi
korelasi diantara variabel independent. Cara mendeteksi
multikolinearitas dengan pengujian statistik nilai tolerance > 0,1
dan VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolinearitas. Jika nilai
90
tolerance < 0,1 dan VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.
Berikut hasil olahan uji multikolinearitas dengan SPSS 23 :
Tabel IV.8
Hasil Uji Statistik Multikolinearitas
Sumber :Hasil Pengelolahan SPSS Versi 23
Bedasarkan hasil pengujian multikolinearitas diatas, pada
variabel independent pertama yaitu CONACC telah memenuhi
kriteria dan terbebas dari multikolinearitas yaitu dengan nilai
tolerance sebesar 0,249 > 0,1 dan memiliki nilai Variance Inflation
Factor (VIF) sebesar 4,019 < 10, dengan demikian variabel
CONACC dapat dinyatakan terbebas dari masalah
multikolinearitas.
Bedasarkan hasil pengujian multikolinearitas diatas, pada
variabel independent kedua yaitu SIZE telah memenuhi kriteria
Coefficientsa
Model
Unstandardize
d Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,370 2,136 ,173 ,864
CONACC 1,060
E-7 ,000 ,590 2,070 ,048 ,249 4,019
SIZE ,043 1,461 ,008 ,029 ,977 ,263 3,805
ROA ,004 ,159 ,004 ,022 ,982 ,648 1,543
KA -,188 ,051 -,706 -3,711 ,001 ,559 1,790
a. Dependent Variable: CETR
91
dan terbebas dari multikolinearitas yaitu dengan nilai tolerance
sebesar 0,263 > 0,1 dan memiliki nilai Variance Inflation Factor
(VIF) sebesar 3,805 < 10, dengan demikian variabel SIZE dapat
dinyatakan terbebas dari masalah multikolinearitas.
Bedasarkan hasil pengujian multikolinearitas diatas, pada
variabel independent ketiga yaitu ROA telah memenuhi kriteria
dan terbebas dari multikolinearitas yaitu dengan nilai tolerance
sebesar 0,648 > 0,1 dan memiliki nilai Variance Inflation Factor
(VIF) sebesar 1,543 < 10, dengan demikian variabel ROA dapat
dinyatakan terbebas dari masalah multikolinearitas.
Bedasarkan hasil pengujian multikolinearitas diatas, pada
variabel independent keempat yaitu KA telah memenuhi kriteria
dan terbebas dari multikolinearitas yaitu dengan nilai tolerance
sebesar 0,559 > 0,1 dan memiliki nilai Variance Inflation Factor
(VIF) sebesar 1,790 < 10, dengan demikian variabel KA dapat
dinyatakan terbebas dari masalah multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
suatu pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah
heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Penelitian ini menggunakan pola tertentu pada grafik scatterplot
antara variabel dependent (SRESID) dan variabel independent
92
(ZPRED).Deskripsi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat pola tertentu dari grafik scatterplot dan
titik yang menyebar secara acak diatas dan dibawah angka nol pada
sumbu Y.
Berikut ini adalah hasil dari pengolahan data uji heteroskedastisitas
dengan menggunakan SPSS 23:
Gambar IV.3
Hasil Uji Statistik Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS Versi 23
Bedasarkan tabel diatas, bawa titik – titik menyebar secara
acak, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada
sumbu Y, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak untuk memprediksi adanya CETR bedasarkan variabel bebas
konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, return on assets dan
kualitas audit.
93
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t-1(sebelumnya).Jika terjadi korelasi maka dapat
dikatakan adanya masalah autokorelasi.Dalam penelitian ini
menggunakan uji Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan jika nilai
DW berada antara -2 sampai + 2< atau -2 < DW > +2. Berikut ini
adalah hasil olahan uji autokorelasi dengan versi SPSS 23 :
Tabel IV.9
Uji Statistik Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,673a ,453 ,372 ,09285 1,942
a. Predictors: (Constant), KA, SIZE, ROA, CONACC
e. Dependent Variable: CETR
Sumber :Hasil Pengelolahan SPSS Versi 23
Bedasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil nilai uji Durbin-
Watson adalah 1,947, nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai
tabel Durbin-Watson (DW) Signifikan 5%, jumlah sampel (n)
sebanyak 32 dan jumlah variabel bebas (k) sebanyak 4. Maka
diperoleh nilai DU 1,7323 dan DL 1,1769. Autokorelasi dikatakan
tidak terjadi jika DU < DW< (4-DU). Dimana DU = 1,7323, DW =
1,942 dan (4-DU) adalah (4-1,7323 = 2,267). Maka jika
dimasukkan kedalam persamaan adalah 1,7323< 1,942 < 2,267.
94
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa model regresi penelitian ini
terbebas dari masalah autokorelasi.
3. Analisis Linear Berganda
Uji analisis regresi linear berganda adalah uji yang bertujuan untuk
menganalisis pengaruh dari variabel independent terhadap variabel
dependent. Dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda
ditujukan untuk menggambarkan hubungan antara variabel
independent, yaitu variabel konservatisme akuntansi, ukuran
perusahaan, return on assets, dan kualitas audit terhadap variabel
dependent yaitu tax avoidance. Berikut ini adalah hasil olahan model
regresi linear berganda dengan menggunakan SPSS 23 :
Tabel IV.10
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS Versi 23
Bedasarkan Tabel penelitian diatas dapat dibentuk persamaan regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,370 2,136 ,173 ,864
CONACC 1,060E-7 ,000 ,590 2,070 ,048 ,249 4,019
SIZE ,043 1,461 ,008 ,029 ,977 ,263 3,805
ROA ,004 ,159 ,004 ,022 ,982 ,648 1,543
KA -,188 ,051 -,706 -3,711 ,001 ,559 1,790
a. Dependent Variable: CETR
95
linear berganda dalam penelitian ini, yaitu :
CETR = 0,370 + 1,060CONACC + 0,043SIZE + 0,004 ROA –
0,188 KA + e
Keterangan :
CETR : Cash Effective Tax Rate (CETR)
CONACC : Konservatisme Akuntansi (CONACC)
SIZE : Ukuran Perusahaan (SIZE)
ROA : Return on Assets (ROA)
KA : Kualitas Audit (DUMMY)
E : error (Kesalahan Pengganggu)
Persamaan regresi diatas, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta dari persamaan linear berganda pada penelitian
ini memiliki sifat positif sebesar 0,370. Nilai konstanta ini
menjelaskan bahwa jika konservatisme akuntansi (X1), ukuran
perusahaan (X2), return on assets (ROA), dan kualitas audit
(X4) bernilai 0, maka nilai tax avoidance (Y) adalah sebesar
nilai konstanta yaitu 0,370.
2. CONACC terhadap tax avoidance
CONACC memiliki nilai koefisien positif yaitu sebesar 1,060.
Nilai tersebut menjelaskan bahwa jika variabel konservatisme
akuntansi (CONACC) naik sebesar satu satuan dan variabel
lain konstan, maka tax avoidanceakan naik sebesar 1,060.
96
Sedangkan sisanya sebesar 0,940 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. SIZE terhadap tax avoidance
SIZE memiliki nilai koefisien positisif yaitu sebesar 0,043.
Nilai tersebut menjelaskan bahwa jika variabel ukuran
perusahaan (SIZE) naik sebesar satu satuan dan variabel lain
konstan, maka tax avoidanceakan naik sebesar 0,043.
Sedangkan sisanya sebesar 0,957 dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4. ROA terhadap tax avoidance
ROA memiliki nilai koefisien negatif yaitu sebesar 0,004. Nilai
tersebut menjelaskan bahwa jika variabel return on assets
(ROA) turun sebesar satu satuan dan variabel lain konstan,
maka tax avoidanceakan turun sebesar 0,004. Sedangkan
sisanya sebesar 0,996 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
5. KA terhadap tax avoidance
KA memiliki nilai koefisien negatif yaitu sebesar 0,188. Nilai
tersebut menjelaskan bahwa jika variabel kualitas audit (KA)
turun sebesar satu satuan dan variabel lain konstan, maka tax
avoidanceakan turun sebesar 0,188. Sedangkan sisanya sebesar
0,812 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
97
C. Pengujian Hipotesa
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai dari koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar
kemampuan dari variabel independent dalam menjelaskan variabel
dependent.
Tabel IV.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS Versi 23
Bedasarkan Tabel IV.11 diatas dapat dilihat bahwa angka koefisien
determinasi yang dapat dilihat dari R Square yaitu dengan ketentuan
apabila nilai R2 mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel-
variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent
sangat terbatas. Karena nilai R Square sebesar 0,372 yang mana 0,372
mendekati angka nol , maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan
variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel
dependent sangat terbatas.
2. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dipergunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
(independent) yang dimasukkan kedalam model regresi berpengaruh
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,673a ,453 ,372 ,09285 1,942
a. Predictors: (Constant), KA, SIZE, ROA, CONACC
b. Dependent Variable: CETR
98
signifikan terhadap variabel dependent. Dengan derajat yang
dipergunakan adalah dengan nilai 0,05. Apabila berada dibawah 0,05
memberikan arti bahwa semua variabel bebas (independent)
berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Berikut
adalah hasil olahan data uji hipotesis F dengan SPSS versi 23:
Tabel IV.12
Hasil Uji Statistik F
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 23
Bedasarkan hasil tabel IV.12 diatas, dapat diketahui bahwa tingkat nilai
signifikan 0,002 < 0,005 dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
variabel independent (konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan,
returnon assets, dan kualitas audit) berpengaruh terhadap variabel
dependent (tax avoidance).
3. Uji Statistik Parsial ( Uji Statistik t)
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui serta membuktikan
apakah terjadi pengaruh nyata atau tidak satu variabel independent secara
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression ,193 4 ,048 5,600 ,002b
Residual ,233 27 ,009
Total ,426 31
a. Dependent Variable: CETR
b. Predictors: (Constant), KA, SIZE, ROA, CONACC
99
individual atau parsial dalam menerangkan variasi variabel dependent.
Pengujian ini menggunakan derajat signifikan dengan nilai 0,05. Jika nilai
dibawah 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang mengartikan bahwa
variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent. Pengujian
ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel.
Hipotesis yang diuji sebagai berikut:
1. H1:Konservatisme Akuntansi berpengaruh positif terhadap tax
avoidance.
2. H2: Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap taxavoidance.
3. H3: Return on Assetstidak berpengaruh terhadap taxavoidance.
4. H4: Kualitas audit berpengaruh negatif terhadap taxavoidance.
Berikut adalah hasil olahan uji hipotesis t dengan SPSS versi 23:
Tabel IV.13
Hasil Uji Statistik t
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS Versi 23
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,370 2,136 ,173 ,864
CONACC 1,060E-7 ,000 ,590 2,070 ,048 ,249 4,019
SIZE ,043 1,461 ,008 ,029 ,977 ,263 3,805
ROA ,004 ,159 ,004 ,022 ,982 ,648 1,543
KA -,188 ,051 -,706 -3,711 ,001 ,559 1,790
a. Dependent Variable: CETR
100
Berdasarkan tabel IV.13 Hasil Uji Statistik t diketahui bahwa:
1. Pengujian hipotesis1
Hasil output pertama dengan uji t dengan variabel konservatisme
akuntansi (CONACC) sebesar 0,048 memiliki nilai signifikansi α = 0,05
(0,048 < 0,050). Hal ini menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi
berpengaruh terhadap tax avoidance terbukti.Dengan demikian hipotesis
pada penelitian H1 diterima dan Ho ditolak.
2. Pengujian hipotesis2
Hasil output kedua dengan uji t dengan variabel ukuran perusahaan
(SIZE) sebesar 0,977 memiliki nilai signifikansi α = 0,05 (0,977>
0,050). Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap tax avoidance tidak terbukti.Dengan demikian hipotesis pada
penelitian H2 ditolak dan Ho diterima.
3. Pengujian hipotesis3
Hasil output ketiga dengan uji t dengan variabel return on assets (ROA)
sebesar 0,982 memiliki nilai signifikansi α = 0,05 (0,982 > 0,050). Hal
ini menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh terhadap tax
avoidance tidak terbukti.Dengan demikian hipotesis pada penelitian H3
ditolak dan Hoditerima.
4. Pengujian hipotesis4
Hasil output keempat dengan uji t dengan variabel kualitas audit (KA)
sebesar 0,001 memiliki nilai signifikansi α = 0,05 (0,001 < 0,050). Hal
ini menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap tax
101
avoidance terbukti. Dengan demikian hipotesis pada penelitian H4
diterima dan Hoditolak.
D. Pembahasan
1. Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap tax avoidance
Dari hasil uji t dapat diperoleh bahwa konservatisme akuntansi
berpengaruh terhadap tax avoidance dengan tingkat signifikansi 0,048
nilai ini lebih kecil dari 0,050 yang dimana H1diterima dan Ho ditolak.
Konservatisme adalah sebuah prinsip kehati-hatian dalam melaporkan
hasil keuangan di suatu perusahaan dimana perusahaan tidak terburu-
buru dalam mengakui serta mengukur aktiva dan laba serta mengakui
kerugian atau hutang lebih diprioritaskan. Hal tersebut akan
berdampak kepada tax avoidance yang membuat jumlah laba atau
keuntungan lebih kecil dibandingkan dengan biaya atau beban yang
lebih besar sehingga beban pajak yang di bayarkan oleh perusahaan
cenderung akan menjadi lebih rendah atau kecil tanpa melanggar
peraturan – peraturan dari perpajakan itu sendiri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Sundari, dan Aprilina (2017), yang
menyimpulkan bahwa konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap
tax avoidance dikarenakan penundaan diumumkannya laba atau
keuntungan dan dipercepatnya diumumkan biaya atau hutang membuat
beban pajak yang dibayarkan menjadi lebih relatif rendah.
Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
102
dilakukan oleh Pramudito, dan Sari (2015), yang mengungkapkan
bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap tax
avoidancedikarenakan konsep konservatisme akuntansi dinilai kurang
efektif didalam penghindaran pajak.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap tax avoidance
Hasil uji hipotesis menunjukkan tingkat signifikansi ukuran
perusahaan sebesar 0,977 dimana lebih besar dari 0,050 yang dimana
H2 ditolak dan Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa ukuran
perusahaan yang diukur menggunakan log natural total assets tidak
berpengaruh terhadap tax avoidance. Hasil ini menunjukkan bahwa
besar atau kecilnya suatu ukuran perusahaan tidak akan
mempengaruhi tax avoidance. Hal tersebut disebabkan karena semua
jenis perusahaan, baik itu perusahaan kecil sampai menengah keatas
memiliki pihak yang akan mengawasi jalannya suatu perusahaan,
sehingga perusahaan akan berjalan sesuai dengan SOP yang berlaku.
Apabila perusahaan mengambil resiko maka akan berdampak dimasa
mendatang yang kemungkinan akan merusak citra dan kinerja dari
perusahaan itu sendiri.
Pihak pengawas (kontrol) ini meliputi komite audit internal, para
pemegang saham institusional maupun manajerial yang menyadari
akan pentingnya pembayaran pajak karena apabila terjadi kecurangan
maka akan merugikan negara..
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dengan penelitian
103
yang telah dilakukan oleh Faizah, dan Adhivinna (2017), yang
menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
tax avoidance dikarenakan membayar pajak adalah hal mutlak dan
bersifat wajib serta mengikat perusahaan selaku wajib pajak badan.
Perusahaan dengan assets yang kecil cenderung dapat menghasilkan
laba yang stabil, dibandingkan dengan perusahaan besar yang memiliki
assets yang lebih tinggi sehingga lebih mampu dalam mengelola
perpajakannya.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Rinaldi, dan
Cheisviyanny (2015), yang menyatakan ukuran perusahaan
berpengaruh negatif terhadap tax avoidance.Hal tersebut terjadi karena
perusahaan yang golongan besar lebih mampu menggunakan sumber
daya yang dimiliki untuk perencanaan pajak yang baik.
3. Pengaruh Return on Assets terhadap tax avoidance
Hasil uji hipotesis menunjukkan tingkat signifikansi Return on Assets
sebesar 0,982 dimana lebih besar dari 0,050 yang dimana H3 ditolak
dan Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan yang
diukur menggunakan log natural total assets tidak berpengaruh
terhadap tax avoidance.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Rosalia, dan Sapari (2017), yang
menyimpulkan bahwa semakin tinggi rasio yang dihasilkan oleh return
on asset tidak menjamin didalam penghindaran pajak,
104
Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dewi, dan Noviari (2017), yang mengungkapkan
bahwa return on assets berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
4. Pengaruh Kualitas Audit terhadap tax avoidance
Hasil uji hipotesis menunjukkan tingkat signifikansi kualitas audit
sebesar 0,001 dimana lebih kecil dari 0,050 maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap tax avoidance.
Pengaruh negatif signifikan dari kualitas audit terhadap tax avoidance
dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik kualitas audit suatu
perusahaan akan mampu membatasi manajemen untuk melakukan
penghindaran pajak. Auditor eksternal mampu menjalankan fungsinya
sebagai mekanisme monitoring yang dilakukan oleh pihak eksternal
terhadap diskresi manajemen. Hasil penelitian ini menunjukkan
adanya pengaruh negatif kualitas audit terhadap tax avoidance dimana
auditor yang berkualitas tidak menghendaki manajemen perusahaan
kliennya melakukan tindakan penghindaran pajak karena jika nantinya
ketahuan oleh aparat pajak maka auditor juga akan menerima risiko
khususnya risiko reputasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Khairunisa, Hapsari, dan Aminah (2017),
yang menyimpulkan bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap tax
avoidance dikarenakan perusahaan yang menggunakan auditor
independensi yang berfaliasi dibawah naungan Big Four akan
105
memiliki kualitas audit yang lebih terpercaya dan juga lebih memiliki
kolega yang lebih luas sehingga auditor dapat membantu
menyelesaikan permasalahan di perusahaan khususnya penghindaran
pajak.
Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sari, Kalbuana, dan Jumadi (2016), Yang
mengungkapkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tax
avoidancedikarenakan kualitas audit tidak dapat mempengaruhi tax
avoidance.
5. Pengaruh Konservatisme Akuntansi, Ukuran Perusahaan, Return
on Assets, dan Kualitas Audit terhadap tax avoidance
Bedasarkan hasil uji F pada tabel IV.12, diperoleh tingkat signifikan
sebesar sebesar 0,002 < 0,05, dengan nilai F sebesar 5,600 sehingga
H5 dalam penelitian ini diterima. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa variabel independen (konservatisme akuntansi, ukuran
perusahaan, return on assets, dan kualitas audit) secara simultan dan
signifikan berpengaruh terhadap variabel dependent tax avoidance
pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman pada
periode 2015 – 2018.
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan data yang telah dikumpulkan, diteliti dan diolah oleh peneliti,
simpulan dari hasil penelitian mengenai konservatisme akuntansi, ukuran
perusahaan, return on assets, dan kualitas audit terhadap tax avoidance studi
kasus pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2018 adalah sebagai berikut:
1. Konservatisme Akuntansi memiliki pengaruh terhadap tax avoidance.
Hal ini ditunjukan dari hasil uji t yang menghasilkan nilai signifikan
sebesar 0,048 dengan koefisien regresi yang bernilai positif sebesar
2,070. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praktik akuntansi yang
dilakukan perusahaan dengan cara menunda pelaporan atas laba atau
keuntungan serta dengan mendahului penyampaian atas beban atau
hutang akan mempengaruhi penghindaran pajak (tax avoidance) pada
perusahaan tersebut.
2. Ukuran Perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap tax avoidance.
Hal ini ditunjukan dari hasil uji t yang menghasilkan nilai signifikan
sebesar 0,977 dengan koefisien regresi yang bernilai positif sebesar
0,029 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besar kecilnya suatu
ukuran perusahaan tidak akan mempengaruhi penghindaran pajak (tax
avoidance) pada perusahaan tersebut.
107
3. Return on assets tidak memiliki pengaruh terhadap tax avoidance. Hal
ini ditunjukan dari hasil uji t yang menghasilkan nilai signifikan
sebesar 0,982 dengan koefisien regresi yang bernilai positif sebesar
0,022. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio
profitabilitas yang dimiliki perusahaan tidak akan mempengaruhi tax
avoidance.
4. Kualitas Audit memiliki pengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini
ditunjukan dari hasil uji t yang menghasilkan nilai signifikan sebesar
0,001 dengan koefisien regresi yang bernilai negatif sebesar 3,711 .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apabila perusahaan
menggunakan auditor dari KAP yang kompeten dan sifatnya
independensi maka akan memiliki pengaruh terhadap praktik tax
avoidancekarena KAP yang digunakan memiliki rasio partner yang
lebih banyak yang akan mempengaruhi mutu dari audit itu sendiri dan
kehandalan didalam mengatasi masalah-masalah yang ada dikarenakan
telah memiliki jam terbang yang banyak. Akan tetapi, akan
menimbulkan suatu resiko dikedepannya.
5. Konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan, return on assets, dan
kualitas audit secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap tax
avoidance pada perusahaan manufaktur sub-sektor makanan dan
minuman periode 2015-2018. Hal ini ditunjukkan dengan uji F yang
menghasilkan nilai signifikan sebesar dengan F sebesar 0,02.
108
B. Implikasi
Bedasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakakn secara teoritis,
manajerial dan metodologi sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel konservatisme
akuntansi berpengaruh terhadap tax avoidance. Penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sundari, dan Aprilina
(2017), bahwa praktik akuntansi yang membuat laba atau keuntungan
terlihat lebih kecil dibandingkan dengan biaya atau beban karena
adanya proses penundaan penyampaian laba mengakibatkan beban
pajak yang dibayarkan oleh perusahaan menjadi lebih kccil sehinga
praktik tax avoidance dapat dilakukan karena sifatnya masih legal atau
tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.Penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Faizah dan
Adhivinna (2017), bahwa membayar pajak merupakan kewajiban
mutlah dan sifatnya memaksa yang sebagai mana telah dikukuhkan
menjadi wajib pajak badan. Besar kecilnya ukuran perusahaan
bukanlah menjadi patokan karena akan tetap mendapatkan perhatian
khusus dari fiskus karena telah melanggar ketentuan perpajakan
terlebih yang sifatnya adalah merugikan negara.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel return on assets
109
tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.Penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosalia, dan Sapari (2017), bahwa
semakin tinggi hasil dari rasio return on assets tidak dapat
mempengaruhi praktik tax avoidance. Hal ini dikarenakan apabila
rasio yang dihasilkan oleh perusahaan semakin tinggi maka laba yang
dihasilkan oleh perusahaan juga semakin tinggi dan assets yang
dimiliki perusahaan semakin banyak ini mencerminkan bahwa
perusahaan tersebut dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang
benefit dan capability didalam membayarkan beban pajak perusahaan
dan tentu banyak investor yang menanamkan modal didalam
perusahaan tersebut sehingga perusahaan tidak ingin citra perusahaan
menjadi buruk hanya karena tidak bagus didalam pembayaran pajak
sehingga return on assets tidak mempengaruhi praktek tax avoidance.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel kualitas audit
berpengaruh terhadap taxavoidance. Penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Khairunisa, Hapsari, dan Aminah
(2017), bahwa apabila suatu perusahaan memakai auditor yang
independensi apalagi berafiliasi dinaungan The Big Four maka kualitas
audit yang dihasilkan akan lebih terpercaya dimata fiskus terlebih
apabila mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian sehingga tidak
ada keraguan yang dirasakan oleh fiskus. Disamping itu auditor yang
telah memiliki jam terbang yang banyak tentu memiliki banyak
pengalaman sehingga auditor pun dapat membantu perusahaan ketika
110
adanya suatu masalah di laporan keuangan yang mengakibatkan
adanya pengaruh didalam praktek tax avoidance.
2. Implikasi Manajerial
Adapun implikasi manajerial dari hasil penelitian bahwa tax
avoidance merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh
semua pihak, yaitu : pihak pembuat kebijakan dalam menentukan
kebijakan agar tidak memberikatkan satu pihak, yaitu : pihak yang
menjalankan kebijakan, serta perusahaan pun sebagai wajib pajak
badan agar dapat berhati-hati didalam menyusun perencanaan
perpajakan sesuai dengan peraturan perpajaka yang berlaku tanpa
melakukan kegiatan penggelapan pajak.
Hasil penelitain ini juga bertentangan dengan beberapa hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti:
1.Pramudito, dan Sari (2015), mengatakan bahwa konservatisme
akuntansi tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
2. Munandar, Nazar, dan Khairunisa, (2016), mengatakan bahwa ukuran
perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap tax avoidance.
3.Dewi, dan Noviari (2017), mengatakan bahwa profitabilitas (return on
assets) berpengaruh positif terhadap tax avoidance.
4.Sari, Kalbuana, dan Jumadi (2016), mengatakan bahwa kualitas audit
tidak berpengaruh terhadap tax avoidance.
Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan serta
motivasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian kembali
111
yang melibatkan variabel konservatisme akuntansi, ukuran perusahaan,
return on assets, dan kualitas audit terhadap tax avoidance.
3. Implikasi metodologi
Adapun impliasi metodologi dari hasil penelitian ini bahwa
peneliti selanjutnya diharapkan akan menggunakan metode kausal
komparatif yang merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan
mencari hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. Dan
juga diharapkan akan menggunakan metode analisis statistik dengan
rumus variabel yang dikelola menggunakan SPSS.
C. Saran
Bedasarkan hasil penelitian dari bab-bab sebelumnya, maka saran yang
dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi
bahan acuan serta bahan referensi didalam melakukan penelitian,
selain itu peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat mencoba
penelitian dengan objek dan sampel penelitian yang lebih luas agar
dapat meningkatkan keakuratan hasil penelitian. Disamping itu penulis
juga mengharapkan agar peneliti selanjutnya dapat menempatkan
sampel yang dipilih sesuai dengan variabel yang akan diambil
sehingga dapat berkoordinasi dengan baik sehingga adanya kecocokan.
Adapun beberapa jenis faktor yang belum diuji didalam penelitian ini
seperti debt to ratio, leverage, good corporate governance, leverage,
112
return on equity, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional
dan variabel lain sebagainya.
2. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat dan menambah wawasan perusahaan didalam melakukan
praktek tax avoidance, sehingga dapat merencanakan pajak dengan
lebih berhati-hati dan dengan sebaik mungkin serta tidak
mengesampingkan peraturan perpajakan yang berlaku.Suatu peraturan
tentu memiliki celah, perusahaan harus terus mencari titik temu yang
dapat digunakan dalam merencanakan pajak tetapi masih berada
dijangkauan yang sifatnya legal. Disamping itu, perusahaan harus
memahami kondisi dari perusahaannya sendiri (pembukuan) serta
memahami segala resiko yang sewaktu-waktu akan terjadi
dikedepannya. Karena pajak merupakan sumber pendapatan terbesar
bagi negara sehingga akan ada tindak pidana maupun perdata bagi
orang-orang yang telah merugikan negara.
113
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, et. al. 2000.Accounting Conservatism & Cost of Debt: An Empirical Test
of Efficient Contracting.SRRN Working Paper. Maret
Bambang Setyobudi Irianto, Yudha aryo Sudibyo, dan Abim Wafitrli (2017).
“The Influence of Profitability, Leverage, Firm Size and Capital Intensity
Towards Tax Avoidance (study on manufacturing company listed in
Indonesia stock exchange 2013-2015)”. International Journal of
Accounting and Taxation, Jenderal Soedirman University, ISSN: 2372-
4978, Vol.5.2.
Basu, Sudipta. 1997. The conservatism principle and asymmetric Timeliness od
earnings. Journal of Accounting and Economics Vol.24 : 3-37
Brigham dan Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Sebelas.
Jakarta: Salemba Empat.
DeAngelo, L.E. 1981a. “Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure
Rregulation”.Journal of Accounting and Economics.August.pp. 113—127.
DeAngelo, L.E. 1981b. “Auditor Size and Audit Quality”.Journal of Accounting
and Economics.December.pp. 183—199.
Dharmapala Desai, Dhammika und Hines Jr., James R. 2006. Which Countries
Become Tax Havens?.Journal of Financial Economics,79. 145-179.
Dyreng, S., Hanlon dan M., Maydew, E. (2007).Long-run corporate tax
avoidance.Accounting Review, 83, 61-82.
114
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan
Kesebelas, Penerbit Rajawali Pers. Jakarta.
Hery, 2016.Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Kompas Gramedia
Hery, 2017.Teori Akuntansi Pendekatan Konsep Dan Analisis. Jakarta : Kompas
Gramedia
Ida Ayu Rosa Dewinta, dan Putu Ery Setiawan (2016). “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan
Penjualan Terhadap Tax Avoidance (pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2011-2014)”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana ISSN: 2302-8556 Vol.14.3.
Imam Ghozali. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
Kelima. Semarang : Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar Akuntansi Keuangan, PSAK No.1 :
Penyajian Laporan Keuangan . Jakarta : Salemba Empat
Karayan, John E dan Charles W. Swenson, 2007, Strategic Business Tax
Planning, NewJersey, John Wiley & Sons.
Kartika Khairunisa, Dini Wahjoe Hapsari, Wiwin Aminah (2017). “Pengaruh
Kualitas Audit, Corporate Social Responsibility, dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Tax Avoidance”. E-Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer, ISSN :
2088-5091 Vol. 9 Hal. 39-46
115
Liansheng et al. 2007.“State Ownership, Tax Status, and Size Effect of Effective
Tax Rate in China”.Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 2, No. 6, Pp. 1-
29
Ni Luh Putu Puspita Dewi, dan Naniek Noviari (2017). “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan Corporate Social Responsibility
terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) (pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode 2013-2015)”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, ISSN: 2302-8556 Vol.21.1.
Ni Koming Ayu Praditasari, dan Putu Ery Setiawan (2017). “Pengaruh Good
Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Leverage , dan Profitabilitas
terhadap Tax Avoidance( pada perusahaan property dan real estate di BEI
tahun 2011-2015)”.
Nila Sari, Nawang Kalbuana, Agus Jumadi (2016). “Pengaruh Konservatisme
Akuntansi, Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Avoidance
(pada Perusahaan Perdagangan Eceran di BEI Tahun 2011-2015)”.
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug ISSN : 2460-0784
Novi Sundari, dan Vita Aprilina (2017). “Pengaruh Konservatisme Akuntansi,
Intensitas Aset Tetap, Kompensasi Rugi Fiskal, dan Corporate
Governance terhadap Tax Avoidance (pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015)”. JRAK Vol 8,
Hal. 85 – 109
Raemona Tuah Munandar, M. Rafki Nazar, dan Khairunnisa (2016). “Pengaruh
116
Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Kompensasi Rugi fiskal terhadap Tax
Avoidance (pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2013-2016)”. E- Proceeding of Management ISSN : 2355-
9357 Vol.3.3
Ratnasari, Maria M., Pramudito, Batara Wiryo.2015. “Pengaruh Konservatisme
Akuntansi, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Dewan Komisaris
Terhadap Tax Avoidance (pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-2013”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana ISSN : 2303-1018 , Vol. 13.3
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 pasal 1 ayat 1
tentang Pengertian Pajak, Jakarta.
Rinaldi, dan Charoline Cheisviyanny (2015). “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance (studi
empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-
2013)”. Universitas Negeri Padang
Rini Handayani (2018). “Pengaruh Return on Assets (ROA), Leverage, dan
Ukuran Perusahaan terhadap Tax Avoidance (pada perusahaan perbankan
yang listing di BEI periode tahun 2012-2015)”.Jurnal Akuntansi
Maranatha, Universitas Kristen Maranatha, ISSN 2085-8698 E-ISSN
2598-4977 Vol.10.1.
Siti Nur Farizah, dan Vidya Vitta Adhivinna (2017). “Pengaruh Return On Assets,
Leverage, Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tax
Avoidance (pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
117
Indonesia (BEI) tahun 2011-2015”. Jurnal Akuntansi P-ISSN: 2088-768X,
E-ISSN: 2540-9646 Vol.5
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Vince Ratnawati, Azhari S, Desmond Freddy, dan Nita Wahyuni (2018). “The
Impact of Institusional Ownership and a Firm’s Size on Firm Value : Tax
Avoidance as a Moderating Variable (study on manufacturing company
listed in Indonesia stock exchange 2012-2014)”. Journal of Finance and
Banking Review (JBRL) Universitas Riau ISSN: 0128-3103
Watkins, A.L. W. Hillison, dan S.E. Morecroft. 2004. “Audit Quality: A Synthesis
of Theory and Empirical Evidence”. Journal of Accounting Literature. 23. pp.
153—193.
Watts, R., Zimmerman, J. 1986. Positive Theory of Accounting. Jersey: Prentice-
Hall
Zain, Mohammad. 2003. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat
118
Sumber Lainnya:
https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/24/1286/realisasi-penerimaan-
negara-milyar-rupiah-2007-2019.html diakses 2 september 2019
https://www.academia.edu/10802268/Tutorial_Analisis_Variabel_Dummy
_Independen_Linear diakses 10 november 2019
https://www.idx.co.id/
https://bloginformasiakuntansi.blogspot.com/2015/03/konservatisme-
akuntansi-part-1.html
https://www.pajakbro.com/2017/06/pengertian-pajak.html
https://www.coursehero.com/file/p6mtsnt/Model-pengukuran-
konservatisme-yang-digunakan-dalam-penelitian-ini-yaitu-ukuran/
https://www.idnfinancials.com/
RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama : Lusia Jennifer Titania
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 17 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jalan Taman Teratai 3 Blok E 12 No. 29, Taman
Cibodas Tangerang - 15138
IPK : 3.47
Nomor Telepon : 0878-7112-0009
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
SD : SD RAHMANI
SMP : SMP STRADA SANTA MARIA 2
SMA/SMK : SMK DAAN MOGOT
Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA
Riwayat Pekerjaan
2015 : PT INDAH KIAT PULP&PAPER,TBK (PKL)
2017 : PT SAMUDERA TEKNIK SEJAHTERA
Tangerang, 20 Desember 2019
Lusia Jennifer Titania
Foto
bewarna 4x6
120
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) CONACC SIZE ROA KA
1 1 3,604 1,000 ,00 ,00 ,00 ,02 ,01
2 ,892 2,010 ,00 ,23 ,00 ,02 ,00
3 ,400 3,001 ,00 ,00 ,00 ,56 ,00
4 ,104 5,885 ,00 ,11 ,00 ,30 ,99
5 2,949E-5 349,589 1,00 ,66 1,00 ,10 ,00
a. Dependent Variable: CETR
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value ,2040 ,4344 ,3114 ,07892 32
Std. Predicted Value -1,361 1,558 ,000 1,000 32
Standard Error of Predicted
Value ,024 ,058 ,036 ,008 32
Adjusted Predicted Value ,2015 ,4576 ,3112 ,08116 32
Residual -,27307 ,15772 ,00000 ,08665 32
Std. Residual -2,941 1,699 ,000 ,933 32
Stud. Residual -3,258 1,988 ,001 1,028 32
Deleted Residual -,33504 ,21611 ,00023 ,10527 32
Stud. Deleted Residual -4,103 2,112 -,022 1,136 32
Mahal. Distance 1,175 11,151 3,875 2,316 32
Cook's Distance ,000 ,482 ,044 ,098 32
Centered Leverage Value ,038 ,360 ,125 ,075 32
a. Dependent Variable: CETR
121
TABEL TAX AVOIDANCE
Kode Th Pembayaran Pajak
Laba Sebelum Pajak
Penghasilan CETR
BUDI 2015 22.233.000.000 52.125.000.000 0,4265
2016 16.781.000.000 52.832.000.000 0,3176
2017 5.632.000.000 61.016.000.000 0,0923
2018 25.799.000.000 71.781.000.000 0,3594
CEKA 2015 27.930.037.701 142.271.353.890 0,1963 2016 71.741.157.316 285.827.837.455 0,2510 2017 48.635.458.386 143.195.939.366 0,3396 2018 13.897.283.933 123.394.812.359 0,1126
DLTA 2015 69.234.006.000 250.197.742.000 0,2767 2016 85.426.694.000 327.047.654.000 0,2612 2017 95.717.980.000 369.012.853.000 0,2594 2018 94.339.700.000 441.248.118.000 0,2138
ICBP 2015 1.189.923.000.000 4.009.634.000.000 0,2968 2016 1.530.642.000.000 4.989.254.000.000 0,3068 2017 1.862.383.000.000 5.206.561.000.000 0,3577 2018 2.005.525.000.000 6.446.785.000.000 0,3111
INDF 2015 2.333.641.000.000 4.962.084.000.000 0,4703 2016 2.678.358.000.000 7.385.228.000.000 0,3627 2017 3.422.799.000.000 7.658.554.000.000 0,4469 2018 3.460.973.000.000 7.446.966.000.000 0,4647
MLBI 2015 182.909.000.000 675.572.000.000 0,2707 2016 252.522.000.000 1.320.186.000.000 0,1913 2017 467.798.000.000 1.780.020.000.000 0,2628 2018 500.380.000.000 1.671.912.000.000 0,2993
ROTI 2015 76.292.405.931 378.251.615.088 0,2017 2016 101.019.619.984 369.416.841.698 0,2735 2017 49.102.534.677 186.147.334.530 0,2638 2018 20.320.139.824 186.936.324.915 0,1087
SKBM 2015 24.432.811.781 53.629.853.878 0,4556 2016 17.322.736.215 30.809.950.308 0,5622 2017 13.706.785.039 31.761.022.154 0,4316 2018 10.858.232.331 20.887.453.647 0,5198
122
TABEL KONSERVATISME AKUNTANSI
Kode
Th Laba Bersih
Pendapatan Lain-
Lain
Depresiasi &
Amortisasi
Arus Kas Bersih
Operasi -1
BUDI 2015 21.072.000.000 - 395.916.000.000 96.860.000.000 (320.128.000.000)
2016 38.624.000.000 - 510.563.000.000 287.744.000.000 (261.443.000.000)
2017 45.691.000.000 - 654.132.000.000 69.285.000.000 (630.538.000.000)
2018 50.467.000.000 2.963.000.000 785.592.000.000 26.016.000.000 (807.080.000.000)
CEKA 2015 106.549.000.000 435.000.000 178.473.000.000 168.614.000.000 (115.973.000.000)
2016 249.697.000.000 - 199.281.000.000 176.087.000.000 (272.891.000.000)
2017 107.420.000.000 1.087.000.000 218.812.000.000 208.851.000.000 (116.294.000.000)
2018 92.649.000.000 1.562.000.000 241.170.000.000 287.259.000.000 (44.998.000.000)
DLTA 2015 192.045.000.000 621.000.000 340.327.000.000 246.625.000.000 (285.126.000.000)
2016 254.509.000.000 6.077.000.000 361.525.000.000 259.851.000.000 (350.106.000.000)
2017 279.772.000.000 4.584.000.000 374.825.000.000 342.202.000.000 (307.811.000.000)
2018 338.129.000.000 6.073.000.000 391.200.000.000 342.493.000.000 (380.763.000.000)
ICBP 2015 2.923.148.000.000 271.585.000.000 259.250.000.000 3.485.533.000.000 574.720.000.000
2016 3.631.301.000.000 310.594.000.000 392.488.000.000 4.585.964.000.000 872.769.000.000
2017 3.543.173.000.000 409.016.000.000 431.927.000.000 5.174.368.000.000 1.608.284.000.000
2018 4.658.781.000.000 819.176.000.000 342.853.000.000 4.653.375.000.000 470.917.000.000
INDF 2015 3.709.501.000.000 859.172.000.000 737.020.000.000 4.213.813.000.000 626.464.000.000
2016 5.266.906.000.000 642.368.000.000 775.321.000.000 7.175.603.000.000 1.775.744.000.000
2017 5.145.063.000.000 888.863.000.000 848.154.000.000 6.507.803.000.000 1.403.449.000.000
2018 4.961.851.000.000 1.524.070.000.000 888.783.000.000 5.935.829.000.000 1.609.265.000.000
MLBI 2015 496.909.000.000 - 7.718.000.000 919.232.000.000 414.605.000.000
2016 982.129.000.000 2.800.000.000 7.126.000.000 1.248.469.000.000 262.014.000.000
2017 1.322.067.000.000 214.644.000.000 8.171.000.000 1.331.661.000.000 216.067.000.000
2018 1.224.807.000.000 1.555.000.000 10.281.000.000 1.412.515.000.000 178.982.000.000
ROTI 2015 270.538.000.000 40.422.000.000 112.627.000.000 555.511.000.000 212.768.000.000
2016 279.777.000.000 62.800.000.000 115.699.000.000 414.702.000.000 82.026.000.000
2017 135.364.000.000 57.661.000.000 125.431.000.000 370.617.000.000 167.483.000.000
2018 127.171.000.000 58.019.000.000 137.468.000.000 295.922.000.000 89.302.000.000
SKBM 2015 40.150.000.000 - 89.659.000.000 62.469.000.000 (67.340.000.000)
2016 22.545.000.000 6.596.000.000 110.398.000.000 (33.843.000.000) (160.190.000.000)
2017 25.880.000.000 22.271.000.000 143.063.000.000 (98.662.000.000) (245.334.000.000)
2018 15.954.000.000 1.305.000.000 178.133.000.000 (55.800.000.000) (248.582.000.000)
123
TABEL UKURAN PERUSAHAAN
Kode Th Total Asset
Ln Total
Asset Log
BUDI 2015 3.265.953.000.000 28,8146 1,4596
2016 2.931.807.000.000 28,7066 1,4580
2017 2.939.456.000.000 28,7092 1,4580
2018 3.392.980.000.000 28,8527 1,4602
CEKA 2015 1.485.826.210.015 28,0270 1,4476 2016 1.425.964.152.418 27,9859 1,4469 2017 1.392.636.444.501 27,9622 1,4466 2018 1.168.956.042.706 27,7871 1,4438
DLTA 2015 1.038.321.916.000 27,6686 1,4420 2016 1.197.796.650.000 27,8115 1,4442 2017 1.340.843.000.000 27,9243 1,4460 2018 1.523.517.000.000 28,0520 1,4480
ICBP 2015 26.560.624.000.000 30,9105 1,4901 2016 28.901.948.000.000 30,9949 1,4913 2017 31.619.514.000.000 31,0848 1,4925 2018 34.367.153.000.000 31,1681 1,4937
INDF 2015 91.831.526.000.000 32,1510 1,5072 2016 82.174.515.000.000 32,0399 1,5057 2017 88.400.877.000.000 32,1129 1,5067 2018 96.537.796.000.000 32,2010 1,5079
MLBI 2015 2.100.853.000.000 28,3734 1,4529 2016 2.275.038.000.000 28,4530 1,4541 2017 2.510.078.000.000 28,5513 1,4556 2018 2.889.501.000.000 28,6921 1,4578
ROTI 2015 2.706.323.637.034 28,6266 1,4568 2016 2.919.640.858.718 28,7025 1,4579 2017 4.559.573.709.411 29,1483 1,4646 2018 4.393.810.380.883 29,1112 1,4641
SKBM 2015 764.484.248.710 27,3625 1,4372 2016 1.001.657.012.004 27,6327 1,4414 2017 1.623.027.475.045 28,1153 1,4489 2018 1.771.365.972.009 28,2028 1,4503
124
TABEL RETURN ON ASSETS
Kode Th Laba Bersih Total Asset BUDI 2015 21.072.000.000 3.265.953.000.000 0,006
2016 38.624.000.000 2.931.807.000.000 0,013
2017 45.691.000.000 2.939.456.000.000 0,016
2018 50.467.000.000 3.392.980.000.000 0,015
CEKA
2015 106.549.000.000 1.485.826.000.000 0,072
2016 249.697.000.000 1.425.964.000.000 0,175
2017 107.420.000.000 1.392.636.000.000 0,077
2018 92.649.000.000 1.168.956.000.000 0,079
DLTA
2015 192.045.000.000 1.038.321.000.000 0,185
2016 254.509.000.000 1.197.797.000.000 0,212
2017 279.772.000.000 1.340.843.000.000 0,209
2018 338.129.000.000 1.523.517.000.000 0,222
ICBP
2015 2.923.148.000.000 26.560.624.000.000 0,110
2016 3.631.301.000.000 28.901.948.000.000 0,126
2017 3.543.173.000.000 31.619.514.000.000 0,112
2018 4.658.781.000.000 34.367.153.000.000 0,136
INDF
2015 3.709.501.000.000 91.831.526.000.000 0,040
2016 5.266.906.000.000 82.174.515.000.000 0,064
2017 5.145.063.000.000 88.400.877.000.000 0,058
2018 4.961.851.000.000 96.537.796.000.000 0,051
MLBI
2015 496.909.000.000 2.100.853.000.000 0,237
2016 982.129.000.000 2.275.038.000.000 0,432
2017 1.322.067.000.000 2.510.078.000.000 0,527
2018 1.224.807.000.000 2.889.501.000.000 0,424
ROTI
2015 270.538.000.000 2.706.323.000.000 0,100
2016 279.777.000.000 2.919.640.000.000 0,096
2017 135.364.000.000 4.559.573.000.000 0,030
2018 127.171.000.000 4.393.810.000.000 0,029
SKBM
2015 40.150.000.000 764.484.000.000 0,053
2016 22.545.000.000 1.001.657.000.000 0,023
2017 25.880.000.000 1.623.027.000.000 0,016
2018 15.954.000.000 1.771.365.000.000 0,009
125
TABEL KUALITAS AUDIT
Kode Th Kap Big Four
BUDI 2015 0
2016 0
2017 0
2018 0
CEKA 2015 1
2016 1
2017 1
2018 1
DLTA 2015 1
2016 1
2017 1
2018 1
ICBP 2015 1
2016 1
2017 1
2018 1
INDF 2015 1
2016 1
2017 1
2018 1
MLBI 2015 1
2016 1
2017 1
2018 1
ROTI 2015 1
2016 1
2017 1
2018 1
SKBM 2015 0
2016 0
2017 0
2018 0
2015 0
126