pengaruh locus of control, keadilan distributif, keadilan...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 1
PENDAHULUAN
Penganggaran adalah elemen penting dalam aktivitas manajemen. Anggaran
bukan hanya sebagai alat perencanaan keuangan dan pengendalian, tetapi juga sebagai
alat koordinasi, komunikasi, motivasi, dan evaluasi kinerja (Hansen dan Mowen 2006).
Dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran perlu melibatkan beberapa pihak,
manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah (Hardiwinoto 2010).
Anggaran biasa digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Hal ini
menyebabkan karyawan berusaha untuk mendapat penilaian yang baik dari atasan,
dengan berusaha mencapai target anggaran. Akan tetapi tidak semua anggaran yang
telah direncanakan akan berjalan sesuai dengan dengan harapkan. Perilaku negatif yang
timbul karena adanya banyak pihak turut andil dalam penyusunan anggaran serta resiko
tidak tercapainya target anggaran adalah kecenderungan karyawan untuk menciptakan
senjangan. Senjangan anggaran dilakukan karyawan dengan meninggikan anggaran
biaya operasi perusahaan atau menurunkan pendapatan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran
berdasarkan penelitian terdahulu. Partisipasi anggaran, asimetri informasi, locus of
control, kewajaran prosedural, kewajaran distributif, kepercayaan, komitmen tujuan
anggaran, dan persepsi keadilan (Dunk 1993; Triana dkk., 2012; Maiga and Jacops
2007; Hardiwinoto 2010; Özer and Yilmaz 2011). Teori yang dapat menjelaskan
tentang senjangan anggaran dengan partisipasi anggaran adalah teori keagenan. Dalam
teori ini menjelaskan bahwa prinsipal dan agen merupakan dua pelaku ekonomi yang
berusaha memaksimalkan utility-nya masing-masing (Maria dan Nahartyo 2014).
Senjangan anggaran merupakan hal yang penting karena berkaitan dengan keabsahan
anggaran manajemen dan berhubungan dengan perilaku akuntansi, tetapi merupakan
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2
area yang sulit untuk dikendalikan, sehingga perlu untuk diteliti lebih lanjut. Senjangan
anggaran diduga dipengaruhi oleh locus of control, keadilan distributif, keadilan
prosedural, dan kepercayaan.
Locus of control merupakan keyakinan yang dimiliki karyawan dalam
merencanakan anggaran, karyawan dengan locus of control yang baik akan dapat
menyusun anggaran dengan tanggungjawab yang besar sehingga tidak mungkin timbul
senjangan. Triana dkk., (2012) membuktikan bahwa locus of control tidak berpengaruh
terhadap senjangan anggaran. Keadilan dalam proses penganggaran juga penting.
Keadilan dalam pendistribusian dan prosedur anggaran disetiap divisi. Dengan
distribusi anggaran yang sama dan sesuai kebutuhan karyawan, karyawan merasa
anggaran yang diterima sesuai yang diharapkan, sehingga tidak akan melakukan
senjangan. Penelitian Maiga dan Jacobs (2007) menunjukkan bahwa keadilan distributif
dalam proses anggaran dapat meminimalisasi kecenderungan karyawan untuk
melakukan senjangan anggaran. Prosedur yang adil mampu mengurangi asimetri
informasi dalam proses penganggaran, yang dapat mengatasi senjangan anggaran.
Didukung penelitian Özer and Yilmaz (2011) bahwa keadilan prosedur dalam
penganggaran mampu mengurangi keinginan karyawan untuk melakukan senjangan.
Selain itu, perlu ditumbuhkan kepercayaan antara atasan dengan bawahan serta
diberikan keadilan yang sama antar karyawan untuk meningkatkan pertukaran informasi
dalam proses anggaran. Kepercayaan yang besar mampu mengurangi timbulnya
senjangan anggaran (Maria dan Nahartyo 2014). Dengan adanya locus of control yang
baik, kepercayaan, dan keadilan yang sama diharapkan mampu meminimalkan
kecenderungan karyawan untuk melakukan senjangan anggaran. Penelitian ini mengulas
tentang senjangan anggaran yang mungkin terjadi di perusahaan dengan menguji empat
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 3
variabel: yaitu locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan
kepercayaan. Persoalan penelitian untuk menguji lebih dalam apakah locus of control,
keadilan distributif, keadilan prosedural dan kepercayaan berpengaruh terhadap
senjangan anggaran.
Tujuan penelitian untuk memberikan bukti empiris bahwa senjangan anggaran
timbul karena adanya pengaruh dari locus of control, keadilan distributif, keadilan
prosedural, dan kepercayaan. Manfaat penelitian ini untuk akademia, untuk memberikan
kontribusi sebagai literatur tambahan, pengembangan teori lebih tepatnya tentang
akuntansi keperilakuan dan managemen, serta sebagai media bagi mahasiswa untuk
meningkatkan kemampuan berfikir, menambah pengetahuan, dan untuk penulis sebagai
wadah penerapan ilmu yang telah dipelajari. Pengujian ini diharapkan dapat
memberikan bukti empiris tentang pengaruh variabel locus of control, keadilan
distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan terhadap senjangan anggaran. Manfaat
lain untuk perusahaan, sebagai bahan referensi dan masukan dalam memahami faktor-
faktor penyebab senjangan anggaran sehingga dapat meminimalkan dan/atau mencegah
terjadinya senjangan anggaran perusahaan.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 4
TELAAH TEORITIS
Teori Agensi
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori
agensi (agency theory). Pemilik/ pemegang saham sebagai prinsipal, sedangkan
manajemen sebagai agen. Teori keagenan mendasarkan hubungan kontrak antar
anggota-anggota dalam perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama.
Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas
nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal
untuk menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan
apa yang telah diamanahkan oleh prinsipal. Namun hubugan kegenan tersebut terkadang
menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham.
Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai
sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer
memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing menginginkan tujuan mereka
terpenuhi. Akibat yang terjadi adalah muncul konflik kepentingan. Pemegang saham
menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat–cepatnya atas investasi yang
mereka tanamkan sedangkan manajer menginginkan kepentingannya diakomodasi
dengan pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar–besarnya atas kinerjanya
dalam menjalankan perusahaan.
Senjangan Anggaran
Senjangan secara umum diartikan sebagai sumber daya dan pengupayaaan
aktivitas yang tidak dapat dijustifikasi dengan mudah dalam bentuk kontribusinya pada
tujuan organisasi (March dalam Maria dan Nahartyo 2014). Senjangan yang terjadi
selama proses penyusunan anggaran disebut senjangan anggaran. Senjangan anggaran
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 5
didefinisikan sebagai perbedaan antara anggaran yang dibuat dengan jumlah anggaran
yang sebenarnya dibutuhkan untuk operasi perusahaan dengan sumberdaya yang
diajukan dalam anggaran. Menurut Dunk (1993) senjangan merupakan suatu keadaan
dimana perusahaan harus mengeluarkan anggaran yang tinggi dari yang seharusnya,
biasanya dilakukan oleh manager dengan menaikkan biaya atau menurunkan
pendapatan. Pengertian lain senjangan anggaran adalah perbedaan jumlah anggaran
yang diajukan oleh karyawan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi,
mungkin terjadi dikarenakan ketidakpastian lingkungan bisnis dimasa mendatang, atau
mungkin dengan sengaja dilakukan untuk kepentingan karyawan itu sendiri (Wang and
Song 2012).
Locus of Control
Locus of control didefinisikan sebagai besarnya keyakinan karyawan terhadap
kemampuannya dalam menghadapi tantangan dalam bekerja tergantung pada dirinya
sendiri dan juga lingkungannya (Triana dkk,. 2012). Pello (2014) menjelasakan konsep
locus of control berkaitan dengan pembelajaran sosial, dan menjadi aspek yang penting
dalam penelitian tentang personaliti atau kepribadian seseorang. Pada variabel locus of
control terdapat dua kategori yaitu locus of control internal dan locus of control
eksternal. Locus of control internal yaitu keyakinan sesesorang yang lebih didominasi
oleh diri sendiri, bahwa individu yakin dapat bertanggungjawab atas perilaku kerja
mereka. Locus of control eksternal merupakan keyakinan seseorang bahwa keberhasilan
dan perilaku dalam bekerja dikarenakan faktor dari luar diri mereka.
Keadilan Distributif
Keadilan distrubutif didefinisikan sebagai kesamaan atau keadilan berkaitan
dengan pendistribusian sumberdaya pada setiap karyawan, dimana karyawan menerima
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 6
distribusi sumberdaya untuk mendapatkan keseimbangan antara masukan dan keluaran
(Maiga and Jacobs 2007). Keadilan distributif merupakan turunan dari teori ekuitas
yang dikembangkan oleh Adams (1965), dimana teori ini menjelaskan bahwa seseorang
cenderung untuk menilai status sosial mereka dengan penghasilan seperti rewards dan
sumberdaya yang mereka terima (Maria dan Nahartyo 2014). Sumberdaya yang
dimaksud mencakup masalah anggaran, penggajian, promosi, maupun pemecatan
Keadilan Prosedural
Keadilan prosedural didefinisikan kesamaan terhadap prosedur maupun proses
yang digunakan untuk membuat keputusan anggaran oleh anggota organisasi. Özer dan
Yilmaz (2011) menyatakan bahwa persepsi keadilan prosedur adalah persepsi terhadap
proses pengambilan keputusan sebagai suatu proses yang sepenuhnya adil. Dalam hal
ini, proses yang adil menjadi norma yang diterima umum terhadap perilaku baik dalam
konteks sosial maupun dalam konteks proses pengambilan keputusan organisasi.
Karyawan akan menerima keputusan apapun apabila dalam proses pengambilan
keputusan dilaksanakan secara adil, kesamaan dalam metode, proses, dan tata cara
perencanaan anggaran.
Kepercayaan
Kepercayaan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk peka pada
tindakan yang diambil oleh orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa keyakinan
dan tanggungjawab (Hardiwinoto 2010). Keyakinan bahwa orang yang dipercayainya
tersebut akan memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan.
Kepercayaan merupakan pondasi penting untuk kesuksesan antara atasan dan bawahan,
juga sebagai arah menentukan pilihan yang tersedia (Maria dan Nahartyo 2014).
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 7
Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan
konteks sosial seseorang.
Perumusan hipotesis
Locus of Control dengan Senjangan Anggaran
Locus of control merupakan karakteristik kepribadian karyawan dalam
mengendalikan anggaran yang akan direncanakan. Seorang karyawan dengan locus of
control yang baik, akan merasa bahwa dirinya memiliki keyakinan untuk dapat
merencanakan dan menyusun anggaran dengan baik agar dapat mencapai tujuan
anggaran sehingga tidak akan melakukan senjangan anggaran. Namun jika karyawan
memiliki locus of control yang kurang baik, maka karyawan tersebut bisa saja
melakukan senjangan. Hal ini karena adanya dorongan untuk dapat mencapai target
anggaran, serta untuk mendapat penilaian yang baik dari atasan.
Penelitian Triana dkk,. (2012) dan Pello (2014) menjelaskan bahwa locus of
control tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran karena para manajer
berkeyakinan mampu mengendalikan diri mereka jika dihadapkan dengan anggaran
sehingga tidak akan terjadi senjangan anggaran. Dari uraian di atas, peneliti membuat
hipotesis:
H1 : Locus of control berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Keadilan Distributif dengan Senjangan Anggaran
Keadilan distributif mengarah pada keadilan dari tingkat atas sampai bawah,
sehingga setiap anggota organisasi merasa menerima sumberdaya yang layak. Jika
seorang karyawan mendapatkan sumberdaya yang tidak sesuai harapan, tidak menutup
kemungkinan karyawan tersebut akan melebihkan anggaran. Keadilan distributif
merupakan proporsionalitas yang artinya karyawan merasa cukup adil dalam menerima
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 8
anggaran dan telah sesuai dengan kebutuhan. Dengan distribusi anggaran secara tepat
dan adil yang diberikan kepada setiap karyawan, karyawan merasa anggaran yang
diterima sesuai harapan dan berkeyakinan mampu mencapai tujuan anggaran sehingga
dapat mengurangi resiko terjadinya senjangan anggaran. Sebaliknya, jika distribusi
anggaran tidak adil dan tidak sesuai kebutuhan karyawan, maka karyawan akan
cenderung melakukan senjangan demi memenuhi kebutuhan anggaran.
Penelitian Maiga dan Jacobs (2007); Maria dan Nahartyo (2014) menunjukkan
bahwa keadilan distributif dalam proses anggaran dapat meminimalisasi kecenderungan
karyawan untuk melakukan senjangan anggaran, hal ini karena karyawan berkeyakinan
dan percaya bahwa anggaran yang diterima sudah layak sehingga karyawan
berkomitmen akan mencapai target anggaran dengan baik .Dari penjelasan di atas dapat
ditarik hipotesis hubungan sebagai berikut:
H2 : Keadilan distributif berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Keadilan Prosedural dengan Senjangan Anggaran
Keadilan prosedural adalah persepsi keadilan prosedur dan tata cara pengambilan
keputusan. Berkaitan dengan persepsi karyawan kesamaan prosedural yang diterapkan
dalam semua alokasi sumber daya, serta memungkinkan karyawan untuk berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan. Persepsi tentang keadilan prosedural berkaitan dengan
atasan atau pembuat keputusan. Dengan diberikannya prosedur dan tata cara yang sama
pada setiap bagian perusahaan, kinerja karyawan dalam penyusunan anggaran akan
lebih baik dan pengaruh karyawan untuk melakukan senjangan anggaran akan menurun.
Özer dan Yilmaz (2011) menjelaskan bahwa keadilan prosedural berpengaruh
negatif terhadap senjangan anggaran, hal ini karena keadilan prosedural sebagai
mediator iklim kerja yang etis serta keefektifan pengendalian anggaran yang baik pada
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 9
perusahaan sehingga menurunkan terjadinya senjangan anggaran. Berdasarkan
penjelasan di atas ditarik hipotesis sebagai berikut:
H3 : Keadilan prosedural berpengaruh terhadap senjangan anggaran
Kepercayaan dengan Senjangan Anggaran
Kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang
melakukan hubungan tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang
penuh ketidakpastian. Kepercayaan terjadi ketika atasan yakin dengan kemampuan dari
bawahannya yang dipercaya. Dalam penyusunan anggaran yang dilakukan oleh
karyawan perlu diberikan kepercayaan sepenuhnya oleh atasan. Semakin besar
kepercayaan yang diberikan, maka dapat meminimalkan senjangan anggaran.
Maria dan Nahartyo (2014) menjelaskan bahwa kepercayaan bawahan terhadap
atasan dapat meminimalisasi kecenderungan bawahan dalam melakukan senjangan
anggaran. Karena karyawan merasa kepercayaan atasan penting dalam proses
penganggaran. Dengan penjelasan di atas rumusan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Kepercayaan berpengaruh terhadap senjangan anggaran
Berdasarkan pengembangan hipotesis-hipotesis di atas, maka dapat dibuat model
penelitian adalah sebagai berikut:
Variabel independen
H1
Variabel dependen H2
H3
H4
Gambar 1. Model penelitian
Locus of control (X1)
Keadilan distributif (X2)
Keadilan prosedural (X3)
Kepercayaan (X4)
Senjangan Anggaran (Y)
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 10
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Peneitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Apac Inti Corpora sebuah perusahaan garment
di Kota Semarang. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT.
Apac Inti Corpora. Sampel dilakukan kepada para karyawan (manager dan section
head) yang diberikan wewenang untuk ikut terlibat dalam menyusun anggaran
perusahaan manufaktur tersebut.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel dependen
Senjangan anggaran merupakan perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi
terbaik (Triana dkk., 2012), sebagai selisih alokasi sumber daya yang sengaja dibuat
karyawan dipergunakan untuk kepentingan sendiri. Senjangan anggaran diciptakan agar
bawahan lebih mudah mencapai target anggaran perusahaan (Maria dan Nahartyo
2014). Senjangan anggaran diukur dengan empat indikator.
Variabel independen
Locus of control merupakan keyakinan karyawan pada kemampuannya dalam
menghadapi tantangan yang berkaitan dengan anggaran (Triana dkk., 2012). Locus of
control diukur dengan sebelas indikator untuk mengukur kepribadian karyawan. Tujuh
indikator untuk mengukur locus of control internal dan empat indikator untuk mengukur
locus of control eksternal. Semakin tinggi skor, maka karyawan cenderung memiliki
locus of control internal, dan semakin rendah skor cenderung memiliki locus of control
eksternal.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 11
Keadilan distributif merupakan teori proposionalitas distribusi anggaran untuk
kegiatan perusahaan, diukur dengan menggunakan tanggapan manajer pada lima
indikator. Skala dikembangkan untuk digunakan dalam lingkungan penganggaran dan
menilai berbagai perbandingan basis (kebutuhan, harapan, dan apa yang pantas) bahwa
para manajer dapat menggunakan ketika menilai keadilan distributif (Hardiwinoto
2010). Keadilan distributif diukur dengan lima indikator.
Keadilan prosedural merupakan persamaan dalam prosedur maupun tata cara dalam
penganggaran, dinilai menggunakan tanggapan terhadap keadilan prosedural pada
perusahaan. Maria dan Nahartyo (2014) menjelaskan proses yang adil menjadi norma
yang diterima umum terhadap perilaku baik dalam konteks sosial maupun dalam
konteks proses pengambilan keputusan organisasi. Keadilan prosedural diukur dengan
delapan indikator.
Kepercayaan merupakan suatu kepasrahan yang didalamnya terdapat unsur
keyakinan dan kejujuran terhadap orang lain. Dimana kepercayaan merupakan suatu hal
yang penting dalam penganggaran, sangat tidak mungkin bahwa seorang atasan yang
tidak dipercaya oleh bawahannya bisa berhasil mencapai komitmen tujuan perusahaan
(Hardiwinoto 2010). Kepercayaan diukur dengan empat indikator untuk mengukur
kepercayaan dan keyakinan karyawan.
Sumber Data dan Jenis Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh dengan
cara survey dan membagikan kuesioner kepada para responden yaitu para karyawan
(manager dan section head) PT Apac Inti Corpora yang diberikan wewenang untuk
terlibat dalam menyusun anggaran (Triana dkk., 2012).
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 12
Teknik Analisis Data
Pengumpulan data dengan metode kuesioner, yang dibagikan kepada karyawan
yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Kuisioner yang disebar sebanyak 60
kuisioner, dan yang dapat diolah sebanyak 46 kuisioner. Variabel diukur dengan
instrumen yang terdiri dari pernyataan dengan instrumen berskala Likert 1 sampai 5 dari
sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Pengujian kualitas instrumen penelitian dengan
uji validitas yang bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel tersebut sah serta
uji reliabilitas bertujuan untuk menguji apakah variabel tersebut handal dan dapat
dipercaya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis ini
bertujuan untuk mengukur hubungan antara dua variabel atau lebih, serta menunjukkan
arah hubungan variabel independen dan dependen (Ghozali 2011).
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 13
ANALISIS DATA
Analisis Deskriptif
Responden dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa karakteristik
responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, jabatan sekarang, pendidikan terakhir, dan
usia responden sesuai dengan tabel 1.
Tabel 1
Karakteristik Responden
Berdasarkan Jumlah Prosentase
Jabatan Sekarang Manager 16 35%
Section Head 30 65%
Jenis Kelamin Pria 41 89%
Wanita 5 11%
Pendidikan Terakhir SLTA 13 28%
D3 11 24%
S1 20 43%
S2 2 4%
Usia Responden <30 tahun 1 2%
31-40 tahun 12 26%
41-50 tahun 31 67%
>51 tahun 2 4%
Sumber data: Data primer yang diolah, 2014
Tabel di atas menunjukkan responden yang terlibat dalam menyusun anggaran
berdasarkan jabatan responden sekarang. 65 persen menjabat sebagai section head dan
35 persen menjabat sebagai manager. Karakteristik para responden berdasarkan jenis
kelamin. Prosentase responden pria 89 persen dan sisanya 11 persen adalah responden
wanita. Hal ini menunjukkan bahwa posisi karyawan (manager dan section head)
didominasi gender pria. Karakteristik ketiga pendidikan terakhir para responden. 43
persen lulusan sarjana, 28 persen lulusan sekolah menengah atas, 24 persen lulusan
diploma, dan sisanya 4 persen lulusan magister. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan
sarjana mendominasi para responden. Karakteristik responden berdasarkan usia. 67
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 14
persen berusia 41-50 tahun, 26 persen berusia 31-40 tahun, dan sisanya 2 persen berusia
dibawah 30 tahun dan 4 persen di atas 51 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa para
responden berusia matang.
Statistik Deskriptif
Variabel dalam penelitian dideskripsikan dalam tabel di bawah ini:
s
S
u
mber data: Data primer yang diolah, 2014
Keterangan : Tetapan interval adalah ((5-1)/ 2) = 2, dikategorikan rendah bila skor rata-rata
antara1-2,9 dan kategori tinggi bila skor rata-rata 3-5.
Tabel menunjukkan jumlah responden sebanyak 46 orang. Locus of control
dengan rata-rata 3,7, termasuk dalam kategori tinggi artinya karyawan cenderung
memiliki locus of control internal. Keadilan distributif dengan rata-rata 3,8, termasuk
kategori tinggi artinya karyawan sudah mendapatkan keadilan distributif yang tinggi.
Keadilan prosedural dengan rata-rata 3,7, termasuk kategori tinggi artinya karyawan
sudah mendapatkan keadilan dalam prosedur anggaran. Kepercayaan dengan rata-rata
3,7, termasuk kategori tinggi artinya karyawan merasa sudah mendapatkan kepercayaan
tinggi. Senjangan anggaran rata-rata 3,9, termasuk kategori tinggi artinya karyawan
tidak akan melakukan senjangan anggaran.
Uji Validitas Variabel
Pengujian validitas menggunakan metode product moment correlations (pearson
correlations). Pengujian dilakukan terhadap 32 item pernyataan. Berdasarkan hasil uji
validitas pada pearson correlations terdapat tanda flag significant correlations dan
Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel
Variabel N Mean
Locus of Control 46 3,7
Keadilan Distributif 46 3,8
Keadilan Prosedural 46 3,7
Kepercayaan 46 3,7
Senjangan Anggaran 46 3,9
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 15
probabilitas signifikan semua indikator diketahui dibawah 0,05 (terlampir pada tabel 2),
sehingga pernyataan variabel semuanya valid/sahih.
Uji Reliabilitas Variabel
Uji reliabilitas menggunakan cronbach's alpha, dan menghasilkan data seperti
tabel 3 berikut ini:
Tabel 4
Uji Realibitas Data
Variabel Cronbach's Alpha Realibilitas
Locus of Control 0,712 Reliabel
Keadilan Distributif 0,829 Reliabel
Keadilan Prosedural 0,889 Reliabel
Kepercayaan 0,721 Reliabel
Senjangan Anggaran 0,708 Reliabel
Sumber data: Data primer yang diolah, 2014
Dari tabel di atas menunjukkan reliabilitas masing-masing variabel. Locus of
control dengan cronbach’s alpha 0,712, keadilan distributif dengan cronbach’s alpha
0,829, keadilan prosedural dengan cronbach’s alpha 0,889, kepercayaan dengan
cronbach’s alpha 0,721, dan senjangan anggaran dengan cronbach’s alpha 0,708.
Semua variabel dinyatakan reliabel/handal karena cronbach’s alpha lebih besar dari
0,6.
Pengujian Hipotesis dan Hasil
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Dinyatakan
berpengaruh jika variabel memiliki thitung lebih besar dari ttabel (2,015) dan signifikansi di
bawah 0,05, sebaliknya dinyatakan tidak berpengaruh jika variabel memiliki thitung lebih
kecil dari ttabel (2,015) dan signifikansi di atas 0,05. Hasil pengolahan uji regresi
berganda dapat di lihat pada tabel 4.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 16
Tabel 5
Uji Regresi Berganda
Variabel Unstandardized
Coefficients B Nilai t Sig.
(Constant) 8,199 2,524 0,016
Locus of Control 0,174 2,994 0,005
Keadilan Distributif -0,171 -1,293 0,203
Keadilan Prosedural 0,185 2,164 0,036
Kepercayaan -0,105 -0,640 0,526
Sumber data: Data primer yang diolah, 2014
Hasil dari uji regresi berganda menunjukkan locus of control dengan thitung
(2,994), signifikansi sebesar 0,005, dan hasil koefisien (b) 0,174. Keadilan distributif
dengan thitung (-1,293), signifikansi sebesar 0,203, dan hasil koefisien (b) -0,171.
Keadilan prosedural dengan thitung (2,164), signifikansi 0,036, dan hasil koefisien (b)
0,185. Kepercayaan dengan thitung (-0,640), signifikansi sebesar 0,526, hasil koefisien (b)
-0,108. Dari hasil di atas, menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap
senjangan anggaran adalah locus of contol dan keadilan prosedural. Sedangkan keadilan
distributif dan kepercayaan tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis yang pertama terbukti, locus of control berpengaruh
terhadap senjangan anggaran. Hal ini menjelaskan bahwa ternyata karyawan memiliki
locus of control yang kurang baik, artinya karyawan tidak mempunyai keyakinan untuk
dapat menyusun anggaran perusahaan dan melaksanakan target anggaran dengan baik,
sehingga melakukan senjangan anggaran untuk dapat mencapai anggaran yang
ditetapkan perusahaan. Tujuan lain karyawan yang melakukan senjangan anggaran
adalah untuk kepentingan sendiri sebagai pencitraan agar karyawan dinilai mampu
mencapai target anggaran.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 17
Hasil pengujian ini berbeda dengan Triana dkk,. (2012) dan Pello (2014) yang
menyatakan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran
karena karyawan mempunyai keyakinan mampu mengendalikan dirinya jika
dihadapkan dengan anggaran, sehingga karyawan tidak akan melakukan senjangan
anggaran. Setiap individu dengan locus of control yang baik akan memiliki rasa
tanggung jawab yang tinggi, karena apapun hasil dari pekerjaannya entah baik atau
buruk mereka akan bertanggungjawab atas kinerjanya tersebut, sehingga dalam hal ini
setiap individu tidak akan melakukan senjangan anggaran.
Pengujian hipotesis kedua tidak terbukti, menunjukkan keadilan distributif tidak
berpengaruh terhadap senjangan. Nilai koefisien keadilan distributif bernilai negatif,
artinya semakin tinggi keadilan yang diberikan atasan, maka senjangan yang timbul
akan menurun. Hasil ini menjelaskan bahwa karyawan tidak akan melebihkan aggaran
karena atasan mereka sudah memberikan distribusi anggaran yang baik serta
proposionalitas anggaran yang sama, sehingga karyawan merasa bahwa dirinya
mendapatkan keadilan. Dengan keadilan distributif karyawan akan bekerja dengan
sebaik-baiknya, mampu mencapai tujuan perusahaan tanpa melakukan senjangan
anggaran.
Penelitian ini sejalan dengan Maiga and Jacobs (2007); Maria dan Nahartyo
(2014). Hasil penelitian mereka menjelaskan pentingnya memahami partisipasi
anggaran dalam meningkatkan keadilan distributif yang pada gilirannya diharapkan
dapat menciptakan kepercayaan yang mengarah ke komitmen tujuan anggaran yang
akhirnya mengurangi kecenderungan untuk menciptakan senjangan.
Pengujian hipotesis ketiga terbukti, menunjukkan keadilan prosedural
berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Pengujian ini menjelaskan bahwa prosedur
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 18
atau tata cara dalam anggaran mampu mempengaruhi anggaran. Hal ini dimungkinkan
karena prosedur yang diberikan kurang adil pada setiap divisi, sehingga dapat
menimbulkan senjangan. Selain itu, prosedur yang tidak sama bisa menyebabkan
kekeliruan dalam mengambil keputusan anggaran, kekeliruan ini dapat menghambat
tujuan perusahaan dan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, karyawan bisa saja
melakukan senjangan. Senjangan anggaran dilakukan untuk memenuhi target anggaran
yang ditetapkan perusahaan.
Penelitian ini tidak sejalan dengan Özer and Yilmaz (2011) yang menjelaskan
bahwa keadilan prosedural berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran. Hal ini
karena persepsi keadilan prosedural sebagai variabel mediator mampu meningkatkan
iklim kerja yang etis serta dapat melaksanakan keefektifan dalam pengendalian
anggaran yang baik pada perusahaan sehingga menurunkan terjadinya senjangan
anggaran.
Pengujian hipotesis keempat tidak terbukti, menunjukkan variabel kepercayaan
tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Nilai koefisien kepercayaan bernilai
negatif, artinya semakin tinggi kepercayaan yang diberikan, maka senjangan semakin
menurun. Kepercayaan merupakan suatu keyakinan dan keterbukaan antar karyawan,
sehingga dapat saling bertukar informasi secara baik. Kepercayaan terhadap
kemampuan karyawan, percaya bahwa karyawan mampu menyusun anggaran dan
melaksanakan tugas anggaran dengan baik. Semakin tinggi tingkat kepercayaan atasan
dan bawahan maka akan meminimalisasi terjadinya senjangan anggaran.
Hal ini sejalan dengan penelitian Hardiwinoto (2010); Maria dan Nahartyo (2014)
yang menyatakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap
atasan akan lebih sedikit melakukan senjangan anggaran jika dibandingkan dengan
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 19
individu yang memiliki kepercayaan yang rendah terhadap atasan karena bawahan telah
berpartisipasi menyusun anggaran dengan sebaiknya dan mendapat kepercayaan yang
besar dari atasan. Kepercayaan timbul karena adanya keadilan yang diberikan atasan,
sehingga karyawan merasa mampu untuk mencapai komitmen tujuan anggaran.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 20
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan,
keterbatasan dan saran sebagai berikut:
Kesimpulan
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh locus of control, keadilan
distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan terhadap senjangan anggaran yang
dilaksanakn di PT Apac Inti Corpora. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi
sebagai literatur tambahan untuk akademia, serta dapat membantu mengatasi senjangan
anggaran yang mungkin terjadi sehingga mengurangi dampak negatif timbulnya
senjangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel locus of control dan keadilan
prosedural berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Karyawan yang bekerja di
perusahaan ternyata memiliki locus of control yang kurang baik. Artinya karyawan
kurang berkeyakinan untuk dapat mencapai target anggaran, sehingga melakukan
senjangan anggaran. Selain itu, prosedur anggaran yang diberikan perusahaan belum
dirasa adil oleh karyawan, sehingga karyawan merasa perlu melakukan senjangan
aggaran untuk mengantisipasi bila target anggaran tidak tercapai. Sedangkan variabel
keadilan distributif dan kepercayaan tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah mendapatkan distribusi anggaran
yang adil dari perusahaan serta diberikan kepercayaan yang besar oleh atasan, sehingga
karyawan tidak akan melakukan senjangan anggaran.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 21
Keterbatasan
Penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dan keterbatasan. Dengan menggunakan
kuisioner dan diserahkan pada personalia PT. Apac Inti Corpora, penulis tidak dapat
melakukan wawancara langsung dengan responden untuk mendapatkan informasi
tambahan. Karena tidak bertemu langsung dengan responden, penulis tidak bisa
memastikan bahwa yang mengisi kuisioner adalah karyawan yang bersangkutan.
Saran
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan
kuisioner yang lebih baik, dan dapat wawancara dengan responden langsung untuk
dapat menambah informasi, mengembangkan perspektif penelitian dengan objek lain,
mengembangkan model penelitian, sehingga lebih dapat memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi senjangan anggaran. Untuk perusahaan, agar lebih memonitor serta
memperhatikan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran. Atasan dapat
memilih karyawan dengan locus of control yang baik, atau bila perlu karyawan
diberikan motivasi atau dorongan agar berkeyakinan mampu merencanakan anggaran
dengan baik, yang bertujuan untuk meminimalisasi timbul senjangan anggaran. Selain
itu, memperbaiki prosedur anggaran mungkin perlu untuk dilakukan agar senjangan
dapat diantisipasi, serta pentinganya meningkatkan keadilan prosedural dalam
perencanaan dan penyusunan anggaran.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 22
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Drs.M.Com.(hons,), Akt.Ph.D. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan
Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia (Tinjauan
Perspektif Teori Keagenan). Pidato Pengusulan Jabatan Guru Besar Universitas
Diponegoro.
Dunk, A. S. 1993. The Effect Of Budget Emphasis And Information Asymetry On The
Relation Between Budgetary Participation And Slack. The Accounting Review,
volume 68 (2): 400-410
Erfan, A. 2013. Pengaruh Persepsi Keadilan Prosedur, Efektifitas Pegendalian
Anggaran &Iklim Kerja Etis Terhadap Kecederugan Melakukan Budgetary
Slack Pada Organisasi Publik. Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hansen, D dan Mowen, M. 2006. Management Accounting. Buku 1. Jakarta: Salemba
Empat.
Hardiwinoto. 2010. Analisis Partisipasi Anggaran Terhadap Budget Slack: Persepsi
Kewajaran Prosedural Dan Distributif, Kepercayaan Manajerial, Dan
Komitmen Tujuan Anggaran Sebagai Faktor Intervening. Maksimum, volume
1 (1): 1-14.
Ikhsan, A. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Jensen, M and Mekling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency
Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, volum 3(4):
305-360.
Maiga, A. S and Jacobs, F. A. 2007. Budget Participation’s Influence on Budget Slack:
The Role Of Fairness Perceptions, Trust, And Goal Commitment. Journal of
Applied Management Accounting Research, volume 5 (1): 39-58.
Maria, D dan Ertambang, N. 2014. Influence Of Fairness Perception And Trust On
Budgetary Slack: Study Experiment On Participatory Budgeting Contex. Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin.
Mas’ud, F. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Universitas
Diponegoro.
Özer, G and Emine, Y. 2011. Effects of Procedural Justice Perception, Budgetary
Control Effectiveness and Ethical Work Climate on Propensity to Create
Budgetary Slack. Business and Economics Research Journal, volume 2 (4): 1-
18.
Pello, E. 2014. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Locus Of Control Pada Hubungan
Antara Penganggaran Partisipatif Dengan Senjangan Anggaran. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, volume 6 (2): 287-305.
Putranto, Y.A. 2012. Pengaruh Moderasi Informasi Asimetri Dan Group Cohesiveness
Terhadap Hubungan Partisipasi Penganggaran Dengan Budgetary Slack. Jurnal
Economia, volume 8 (2): 116-126.
R. Nanda H.A. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial Dengan Komitmen Organisasi dan Locus Of Control Sebagai
Variabel Moderating. Universitas Diponegoro.
Santoso, S. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 14. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Sekaran, U. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 23
Sinaga, M.T. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran
Dengan Locus Of Control Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel
Pemoderasi. (diunduh 24 Oktober 2013).
Tjahyanti, R. D. 2004. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen
Organisasi, Keterlibatan Kerja, Dan KetidakPastian Lingkungan Terhadap
Senjangan Anggaran. Tesis Akuntansi Universitas Diponegoro
Triana, M. dkk. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Dan Locus Of
Control Terhadap Slack Anggaran (Survei Terhadap Hotel Berbintang Di Kota
Jambi). E-Jurnal Binar Akuntansi (1): 51-61.
Wang, D dan Jianbo S. 2012. Is budget slack immoral?. Renmin University of China.
______________. 2013. Measuring The Spread Of Budget Slack. Renmin University of
China.
Wijaya, T. 2012. Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20. Yogyakarta: Cahaya
Atma Pustaka.
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA i
Lampiran Pernyataan Kuisioner
Locus of Control
Pernyataan STS TS N S SS
Saya yakin mampu memberi kontribusi dalam
menyusun anggaran
Saya yakin dapat menjadi seorang pemimpin
Saya berhasil karena kerja keras sendiri
Saya sukses karena kemampuan dan usaha saya
Saya dapat menetukan apa yang terjadi dalam
hidup saya
Kegagalan dan keberhasilan saya menyusun
anggaran tergantung pada diri saya
Kegagalan yang saya alami dalam bekerja akibat
perbuatan saya sendiri
Kegagalan yang saya alami dalam bekerja akibat
ketidak beruntungan
Saya merasa keefektifan saya dalam menyusun
anggaran ditentukan oleh senior saya
Kesuksesan saya dalam pekerjaan karena faktor
keberuntungan
Tidak baik melakukan perencanaan terlalu jauh
kedepan, karena mungkin banyak hal dapat
berubah
Keadilan Distributif
Pernyataan STS TS N S SS
Divisi saya menerima anggaran yang layak
Anggaran cukup mencerminkan kebutuhan divisi
saya
Divisi saya mengharapkan anggaran yang sesuai
Anggaran yang ditetapkan sudah wajar
Supervisor saya menunjukkan perhatian dan
kepekaan ketika mendiskusikan batasan anggaran
divisi saya
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA ii
Keadilan Prosedural
Pernyataan STS TS N S SS
Prosedur penganggaran diaplikasikan secara
konsisten dengan semua divisi
Prosedur penganggaran diaplikasikan secara
konsisten sepanjang waktu
Keputusan anggaran divisi saya berdasar
informasi yang akurat dan opini yang baik
Saya mempunyai kesempatan untuk meninjau
prosedur penganggaran divisi saya
Prosedur penganggaran saat ini sesuai standar
etika dan moralitas
Keputusan berkaitan dengan anggaran tidak pilih
kasih antara divisi satu dengan yang lainnya
Prosedur penganggaran saat ini menunjukkan
perhatian pada semua divisi
Pembuat keputusan berkaitan dengan anggaran,
menjelaskan dengan baik alokasi anggaran divisi
Kepercayaan
Pernyataan STS TS N S SS
Saya sulit mempercayai orang lain dalam
menyusun anggaran
Saya dapat mempercayai karyawan untuk
berpartisipasi karena rekomendasi atasan
Saya ragu untuk dapat mempercayai karyawan lain
dalam menyusun anggaran
Saya sangat percaya pada karyawan lain karena
kemampuannya
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA iii
Senjangan Anggaran
Pernyataan STS TS N S SS
Saya harus memonitor biaya pada divisi saya
secara hati-hati karena keterbatasan anggaran
Penyusunan anggaran divisi saya tidak memiliki
target khusus
Target anggaran tidak bertujuan untuk
peningkatan efisiensi
Target anggaran sulit untuk dicapai
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA iv
Lampiran pengujian validitas
Tabel 3
Hasil Uji Validitas
Variabel Pearson Correlations Signifikan Validitas
Keadilan Distributif KD1 0,879** 0,000 Valid
KD2 0,863** 0,000 Valid
KD3 0,594** 0,000 Valid
KD4 0,771** 0,000 Valid
KD5 0,754** 0,000 Valid
Keadilan Prosedural KP1 0,803** 0,000 Valid
KP2 0,813** 0,000 Valid
KP3 0,729** 0,000 Valid
KP4 0,692** 0,000 Valid
KP5 0,833** 0,000 Valid
KP6 0,837** 0,000 Valid
KP7 0,744** 0,000 Valid
KP8 0,691** 0,000 Valid
Kepercayaan KCY 1 0,765** 0,000 Valid
KCY2 0,739** 0,000 Valid
KCY3 0,625** 0,000 Valid
KCY4 0,812** 0,000 Valid
Locus of Control LOC1 0,539** 0,000 Valid
LOC2 0,653** 0,000 Valid
LOC3 0,629** 0,000 Valid
LOC4 0,605** 0,000 Valid
LOC5 0,340* 0,021 Valid
LOC6 0,571** 0,000 Valid
LOC7 0,583** 0,000 Valid
LOC8 0,509** 0,000 Valid
LOC9 0,418** 0,004 Valid
LOC10 0,398** 0,006 Valid
LOC11 0,454** 0,002 Valid
Senjangan Anggaran SA1 0,677** 0,000 Valid
SA2 0,716** 0,000 Valid
SA3 0,708** 0,000 Valid
SA4 0,755** 0,000 Valid