pengaruh mental aritmatika sempoa terhadap kreativitas …etheses.iainponorogo.ac.id/1986/1/lanny...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH MENTAL ARITMATIKA SEMPOA TERHADAP
KREATIVITAS ANAK DI SEMPOA KREATIF
KABUPATEN PONOROGO
SKRIPSI
OLEH:
LANNY MUSTIKA DWI CAHYANTI
NIM: 210613101
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
Juli, 2017
2
ABSTRAK
Mustika Dwi Cahyanti, Lanny. 2017. Pengaruh Mental Aritmatika Sempoa
terhadap Kreativitas Anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Pembimbing Kurnia Hidayati, M.Pd.
Kata Kunci: Mental Aritmatika Sempoa dan Kreativitas.
Penelitian ini diadakan dengan latar belakang bahwa pendidikan pada
umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk
mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Pendidikan tak hanya
dalam kegiatan formal, namun dapat diperoleh dalam kegiatan nonformal. Pendidikan
nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem
persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting
dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik
tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya. Sempoa kreatif adalah salah satu
lembaga nonformal yang menerapkan metode mental aritmatika dengan
menggunakan alat bantu sempoa. Salah satu tujuan mental aritmatika adalah untuk
meningkatkan kreativitas anak. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata.
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu (1) Bagaimana kemampuan
mental aritmatika sempoa anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo? (2)
Bagaimana kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo? (3) Adakah
pengaruh mengikuti mental aritmatika sempoa terhadap kreativitas anak di Sempoa
Kreatif Kabupaten Ponorogo?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, datanya berupa angka-
angka dan menggunakan teknik regresi sederhana. Perhitungannya menggunakan
rumus regresi linier sederhana. Adapun jumlah populasinya adalah semua siswa
Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 60 anak. Untuk sampel
penelitian ini mengambil seluruh jumlah populasi berjumlah 60 anak. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket dengan penilaian skala Guttman.
Dengan analisis data dengan menggunakan statistik dapat disimpulkan
bahwa (1) Mental Aritmatika Sempoa Anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo
tergolong dalam kategori cukup (75%) dengan frekuensi sebanyak 45 responden. (2)
Kreativitas Anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo Tahun tergolong dalam
kategori cukup (87%) dengan frekuensi sebanyak 52 responden. (3) terdapat
pengaruh mental aritmatika sempoa terhadap kreativitas anak di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo dengan koefisien regresi sebesar sebesar 13,37% dan 86,63%
sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk dalam model.
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi
perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa
dan negara. Kemajuan suatu negara bergantung kepada cara kebudayaan cara
tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan
hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota
masyarakatnya.1
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikn Nasional (UU
Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tegas
sekali disampaikan UU Sisdiknas tersebut bahwa tujuan diselenggarakannya
pendidikan adalah agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang
ada dalam dirinya.2
1 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta:PT Rineka Cipta, cet.3,
2009), 6. 2 Akhmad Muhaimin Azzet, Pendidikan yang Membebaskan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2014), 15.
4
Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia sendiri terbagi dalam tiga
jalur utama; yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan
informal. Sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 26m
ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka
mendukung pendidikan sepanjang hayat. Lebih lanjut dalam ayat 2 dijelaskan
pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik (warga
belajar) dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional.3
Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang
memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya
secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya,
sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.4
Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi telah
berkembang demikian pesatnya. Seluruh umat manusia di belahan bumi
manapun, termasuk masyarakat Indonesia telah sedikit banyak telah menikmati
buah karya ilmu pengetahuan, seni dan teknologi. Pada dasarnya ilmu
pengetahuan, seni dan teknologi akan terus berkembang sejalan dengan
perkembangan manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat majunya sebuah
3 Irmala Jelita, “Evaluais Pelaksanaan Program Pendidikan Nonformal di Panti Asuhan
Uswatun Hasanah Samarinda”, Vol 03, Nomor 03 (2015), 66. 4 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.........., 6.
5
peradaban. Dengan potensi yang diberikan Tuhan, manuisa terus
mengembangkan diri dan membangun peradabannya. Melalui ilmu pengetahuan
manusia dapat memperbaiki kekurangannya dan menciptakan hal-hal baru yang
berdaya guna dalam kehidupan masyarakat banyak.5
Namun pada kenyataannya, tidak semua orang mau berpikir dan bekerja
keras. Tidak semua orang berani berkhayal dan mewujudkan khayalannya. Tidak
semua orang mau berkarya meskipun dicerca. Tidak semua orang punya
keinginan untuk selalu maju dan meningkatkan diri, punya motivasi, dan jiwa
pencari pengetahuan yang besar.6 Untuk memecahkan persoalan yang dihadapi
sebagai upaya mencapai kemajuan memerlukan kemampuan kreatif.7 Berpikir
kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan
intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan
baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan dan membangkitkan ide-ide
yang tidak terduga.8
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata.9 Menurut Supriadi kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
5 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak (Jakarta:
Kencana, 2010), 3. 6 Ibid., 4.
7 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), 192.
8 Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning (Bandung: Kaifa, 2010), 214.
9 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah.........., 191.
6
gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.10
Sedangkan menurut Cameron, kreativitas adalah ciptaan alami kehidupan.
Menciptakan berarti menyadari potensi terdalam kita, dan dengan melakukannya
kita memperkaya potensi masyarakat, memperkaya konteks yang kita tempat.11
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seorang anak yang kreatif
mendapat rangsangan (dengan melihat, mendengar dan bergerak) akan lebih
berpeluang lebih cerdas dibanding dengan sebaliknya.12
Secara kodrati, manusia
dalam proses belajarnya terlebih dahulu memanfaatkan belahan otak kiri. Dalam
tingkat pengembangan isi bahan pelajaran, pendidik perlu merangsang
pemanfaatkan otak belahan kanan dengan menggunakan strategi yang dapat
mengoptimalkan kerja belahan otak kanan, salah satunya adalah utuk
mengembangkan kreativitas anak. Karena dalam kehidupan ini juga dituntut
kreativitas yang sangat beragam bidangnya, yang tak bisa diperoleh hanya dari
sekolah formal saja.13
Salah satu usaha untuk mengembangkan kreativitas anak adalah dengan
memanfaatkan media pembelajaran. Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
10
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta:PT Rineka Cipta, cet.3,
2009), 13. 11
Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning (Bandung: Kaifa, 2010), 213. 12
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak
(Jakarta: Kencana, 2010), 27. 13
Sintha Ratnawati, Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif (Jakarta: Kompas, 2001), 149.
7
siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan
sangat membantu kefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.14
Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang
siswa untuk belajar. Media sendiri memiliki ciri-ciri umum yang salah satunya
adalah media sebagai perangkat keras yaitu sesuatu yang dapat dilihat, didengar
atau diraba dengan panca indera.15
Penggunaan media pembelajara adalah salah satu usaha untuk
merangsang kreativitas anak. Bahkan lembaga-lembaga pendidikan non formal
kini banyak yang memanfaatkan media pembelajaran sebagai komponen utama
dalam rangkaian kegiatannya. Salah satunya adalah dengan pemanfaatan media
sempoa.
Sempoa adalah alat hitung tradisional dari Asia Timur, seperti Cina,
Korea, Taiwan dan Jepang. Ditemukan lebih kurang 1800 tahun yang lalu dan
mempunyai inti kerja menaik turunkan biji sempoa secara nyata.16
Sempoa
bermanfaat untuk Meningkatkan kreativitas anak, salah satu pemicu kreativitas
14
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset, 2013), 19-20. 15
Ibid., 6. 16
Makalah Treining Guru Sempoa. CV.Sempoa Kreatif, Dirjen Hak Kekayaan Intelektual
Kementrian Hukum dan HAM R.I.503/3087.A/436.6.11/2010, 2.
8
anak adalah dengan sering menggunakan otak kanan. Dalam menghitung
menggunakan mental, anak harus mampu membayangkan gerakan manik-manik.
Dengan sering melatih mental, maka anak menjadi terbiasa menggunakan daya
khayalnya atau imajinasinya, dan kreativitas anak semakin berkembang.
Walaupun manusia menikmati manfaat yang ditimbulkan melalui
perkembangan seni, sains dan teknologi, serta menyadari pentingnya memelihara
nilai-nilai kreativitas, bukan berarti tidak ada masalah. Salah satu masalah
muncul karena kita tidak mengatahui bagaimana menjaga dan memelihara
potensi kreatif ini sehingga salah jalan dalam melakukan pendidikan. Banyak
persoalan yang muncul menyangkut pengembangan potensi manusia melalui
pendidikan. Orang tuanya menyadari anaknya harus mengenyam pendidikan
tinggi, namun akhirnya mengabaikan kebutuhan alami mereka.
Demikian juga lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan lebih
banyak melakukan kegiatan-kegiayan yang berorientasi pada pengembangan
akademik dan menjejali siswa dengan berbagai data dan informasi yang lebih
mendominasi pada perkebangan otak kiri. Pendidikan menjadi bersifat verbalistis
dan mekanistis, dimana anak lebih banyak mengenal dan menghafal serangkaian
kata-kata dan istilah serta rumusan angka dan simbol-simbol, tanpa memahami
makna dan kegunaannya untuk kehidupan. Dunia sekolah menjadi kehilangan
9
makna pendidikan yang diharapkan dapat memelihara generasi yang cerdas,
kreatif, mandiri, berkepribadian, dan percaya diri.17
Peneliti memilih lokasi penelitian di Sempoa Kreatif Kabupaten
Ponorogo karena didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan,
keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo merupakan lembaga nonformal yang memanfaatkan
perkembangan otak kanan, namun kreativitas anak masih tergolong rendah.
Dengan pemilihan lokasi ini peneliti berharap menemukan hal-hal yang
bermakna dan baru.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH MENTAL ARITMATIKA
SEMPOA TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI SEMPOA KREATIF
KABUPATEN PONOROGO”
B. Batasan Masalah
Bertolak dari identifikasi masalah seperti diuraikan sebelumnya, maka
dalam penelitian ini permasalahan akan dibatasi pada rendahnya kreativitas anak
di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo.
17
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak
(Jakarta: Kencana, 2010), 4-5.
10
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan mental aritmatika sempoa anak di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo?
2. Bagaimana kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo?
3. Adakah pengaruh mengikuti mental aritmatika sempoa terhadap kreativitas
anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan mental aritmatika sempoa anak di Sempoa
Kreatif Kabupaten Ponorogo.
2. Untuk mengetahui kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo.
3. Untuk mengetahui pengaruh mental aritmatika sempoa terhadap kreativitas
anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama:
1. Secara teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguji ada tidaknya
regresi/pengaruh antara mengikuti mental aritmatika sempoa terhadap
kreativitas anak.
11
b. Menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memperkaya hasil penelitian
yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai pengaruh
mengikuti mental aritmatika sempoa terhadap kreativitas anak.
2. Secara praktis
a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas anak
dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam kegiatan sempoa kreatif.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
meningkatkan kreativitas anak dalam kegiatan sempoa kreatif.
c. Bagi lembaga Sempoa Kreatif
Sebagai bahan masukan untuk melakukan langkah baik untuk
mengembangkan kreativitas anak dalam kegiatan sempoa kreatif.
d. Bagi peneliti
Menambah wawasan pengetahuan dan lebih memperdalam tentang
pembelajaran yang merangsang kreativitas anak.
F. Sistematika Pembahasan
Dalam sistematika pembahasan ini dibagi menjadi beberapa bab, dimana
setiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab, sehingga tersusun sebagai berikut:
12
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan diakhiri sistematika pembahasan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang deskripsi teori, atau telaah pustaka, kerangka kerangka
berpikir yang meliputi, pengertian mental aritmatika, manfaat mental
aritmatika pada anak, sejarah dan pengertian sempoa, bagian-bagian
sempoa, pengertian kreativitas, ciri-ciri kreativitas, dan
perkembangan kreativitas, telaah hasil penelitian terdahulu, kerangka
berpikir dan pengajuan hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrumen
pengumpulan data, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis
data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi data,
pengolahan data yang ditemukan kemudian dianalisis sesuai dengan
data yang diperoleh atau pengajuan hipotesis yang dihitung melalui
statistik, kemudian menginterpretasikan terhadap hasil analisis data
mental aritmatika sempoa dan kreativitas anak.
13
BAB V : PENUTUP
Merupakan bab terakhir dan semua rangkaian pembahasan dari bab
pertama sampai bab lima. Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
14
BAB II
LANDASAN TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU,
KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Mental Aritmatika
a. Pengertian Mental Aritmatika
Bagi banyak orang mendengar mental aritmetics (atau jika
diterjemahkan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia adalah aritmatika
mental) mungkin adalah hal baru. Istilah ini mulai populer di Indonesia
seiring dengan masuknya pendidikan mental aritmatika itu.
Mental aritmatika selama ini sering diidentikan dengan sempoa
padahal sebenarnya sangat berbeda. Mental yang berarti pikiran dan
aritmatika yang berarti berhitung. Jadi secara harfiah mental aritmatika
adalah berhitung menggunakan pikiran atau tanpa alat bantu. Misalnya,
kalkulator, komputer, pena, abacus, melainkan semata-mata hanya
menggunakan otak kita atau sempoa bayangan.18
Mental aritmatika merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan
eksakta yang telah terbukti dan sangat berguna sebagai dasar pengembangan
kerangka dan cara berpikir seorang anak. Mental aritmatika dapat digunakan
18 Makalah Treining Guru Sempoa, (CV.Sempoa Kreatif, Dirjen Hak Kekayaan Intelektual
Kementrian Hukum dan HAM R.I.503/3087.A/436.6.11/2010). 2.
15
untuk mengoptimalkan fungsi otak seorang anak, sehingga dapat
menghitung cepat hanya dengan pemikiran otak saja.19
Mental Aritmatika Sempoa adalah suatu program pengajaran untuk
mengoptimalkan fungsi otak sebelah kanan dengan menggunakan azas
aritmatika penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pangkat
dua dengan alat bantu Sempoa pada tahap awal, kemudian beralih pada
sempoa bayangan.20
Awal dari operasi perhitungan aritmetika menggunakan sempoa
adalah dengan cara menaik turunkan biji sempoa dengan tangan secara
nyata. Kemudian proses perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan cara
membayangkan saja, yaitu menaikturunkan biji sempoa di dalam imajinasi.
Proses perhitungan seperti ini menjadi metode yang dikenal dengan Mental
Aritmet ika. Pada metode ini, sempoa hanya digunakan sebagai alat bantu
awal dan selanjutnya dapat melakukan perhitung di luar kepala.
Di dalam Mental Aritmatika, sempoa yang digunakan adalah
sempoa yang berpola 1 - 4. Sempoa jenis ini ditemukan sebagai alat yang
sedikit kendalanya untuk dibayangkan dalam memori otak manusia
dibandingkan sempoa berpola 2 - 5. Jika menggunakan sempoa berpola 2 -
5 akan sulit membayangkan angka tertentu, misalnya sepuluh (10). Angka
19 Dadi Rosadi & Dani, “Aplikasi Ajar Mental Aritmatika”, Computech & Bisnis, 4
(Desember, 2010), 132.
20 Sessi Rewetty Rivilla dan Hadijah, “Pelaksanaan Kokurikuler Mental Aritmatika Sempoa
Di SDN Landasan Ulin Barat 1 Banjarbaru”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Volume IV, Nomor 02 (Juli, 2014), 457.
16
tersebut dalam sempoa berpola 2 - 5 dapat digambarkan dengan tiga
alternatif, dengan dua biji di atas yang bernilai lima, atau satu di atas
(bernilai lima) dan lima biji di bawah, atau dengan satu biji di tiang
berikutnya yang mewakili puluhan. Sedangkan sempoa berpola 1 - 4
mempunyai alternatif angka yang hanya satu saja. Dengan demikian sempoa
berpola 2 - 5 tidak dapat dibayangkan dengan mudah, karena alternatif-
alternatif tersebut menyulitkan memori siswa.21
b. Manfaat pendidikan Mental Aritmatika pada Anak
Ada lima hal penting yang akan didapat dari belajar mental
aritmatika, yaitu:
1) Keseimbangan otak kiri dan otak kanan. Selama ini, kita (dalam hal anak)
dalam berhitung hanya menggunakan otak kiri saja, dengan belajar
mental aritmatika anak dirangsang untuk menggunakan otak kanan.
Karena menghitung dalam mental aritmatika, anak membayangkan
manik-manik berjalan. Dan otak kanan lah yang berfungsi untuk
membayangkan gerakan manik-manik tersebut.
2) Meningkatkan kreativitas anak, salah satu pemicu kreativitas anak adalah
dengan sering menggunakan otak kanan. Dalam menghitung
menggunakan mental, anak harus mampu membayangkan gerakan manik-
manik. Dengan sering melatih mental, maka anak menjadi terbiasa
21 Eko Budiraharjo, “Pengembangan Media Alternatif Pembelajaran Mental Aritmatika
Metode Sempoa Untuk Anak Usia Dasar Melalui Perangkat Lunak Komputer”, Vol 8, Nomor 01
(April 2014), 3.
17
menggunakan daya khayalnya atau imajinasinya, kreativitas anak
semakin berkembang.
3) Meningkatkan konsentrasi belajar.
Mental aritmatika sangat membutuhkan konsentrasi yang baik, karena
tanpa konsentrasi yang baik tidak akan didapat hasil yang benar dan
maksimal. Jadi seorang anak akan selalu berkonsentrasi dan tidak ingin
konsentrasinya buyar. Semakin sering digunakan, konsentrasi akan
semakin meningkat.
4) Menambah Kepercayaan Diri
Seorang anak yang berusia 8 tahun dapat menjumlahkan puluhan bahkan
ratusan dengan cepat dan tepat, hal tersebut akan menambah rasa percaya
diri si anak ketika bersosialisasi dengan orang lain.
5) Mengembangkan diri dalam jangka panjang, mental aritmatika akan
membentuk karakter manusia yang inovatif, suka tantangan, berkreasi
serta tidak mudah putus asa.
Selain itu, terdapat manfaat pendidikan mental aritmatika bagi
masa depan anak, yaitu:
a. Lebih cepat menghitung dalam negosiasi bisnis.
b. Lebih cepat dalam menganalisa laporan-laporan dalam angka, misalnya:
neraca, laba dan rugi, biaya penjualan dan lain-lain.
c. Anak menjadi lebih percaya diri, lebih tekun dan lebih kreatif dalam
menciptakan ide-ide.
18
d. Anak menjadi lebih siap dalam menghadapi setiap persaingan yang ketat
di era milenium.22
2. Sempoa
a. Sejarah dan Pengertian Sempoa
Sempoa telah digunakan berabad-abad sebelum dikenalnya sistem
bilangan Hindu Arab sampai sekarang masih digunakan pedagang di
berbagai belahan dunia seperti Tiongkok. Asal usul sempoa sulit diacak
karena alat hitung yang mirip-mirip sempoa banyak dikenal di berbagai
kebudayaan di dunia. Konon sempoa sudah ada di Babilonia dan Tiongkok
sekitar tahun 2400 SM dan 300 SM. Orang zaman kuno menghitung dengan
membuat garis-garis dan meletakkan batu-batu di atas pasir yang merupakan
bentuk awal dari berbagai macam variasi sempoa.
Sempoa atau sipoa atau dekak-dekak adalah alat kuno untuk
menghitung yang dibuat dari rangka kayu dengan sederetan poros berisi
manik-manik yang dapat digeser-geserka. Sempoa digunakan untuk
melakukan operasi aritmatika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-),
perkalian ( x ) dan pembagian (:). Dalam bahasa Inggris, sempoa dikenal
dengan nama abacus. Penggunaan kata abacus sudah dimulai sejak tahun
1387, meminjam dalam bahasa latin abakos yang berasal dari kata abax
yang dalam bahasa Yunani berarti “Tabel perhitungan”.
22 Makalah Treining Guru Sempoa.........., 3
19
Sempoa adalah alat hitung tradisional dari Asia Timur, seperti Cina,
Korea, Taiwan dan Jepang. Ditemukan lebih kurang 1800 tahun yang lalu
dan mempunyai inti kerja menaik turunkan biji sempoa secara nyata.
Walaupun sempoa berkembang di timur Asia, namun menurut salah satu
sumber abacus paling tua didunia ditemukan di Mesopotamia kepulauan
Salamis dan hiroglif Firaun di Mesir.
Saat itu, manusia menciptakannya dari butiran-butiran dari tanah
untuk menggantikan setiap jari dan dibuat jalur atau galur di tanah untuk
menggantikan tangan sebagai pangkal jari. Butiran-butiran tanah inilah yang
dalam bahasa Yunani disebut aba yang kemudian terkenal dengan istilah
abacus. Sedangkan dalam perhitungan orang Arab atau dunia Islam sejak
abad ke-7, mereka menggunakan alat hitung butiran dari batu atau biji-biji
korma (tasbih). Dengnan demikian dapat disimpulkan bahwa sempoa adalah
alat bantu sementara, sehingga suatu saat sempoa itu tidak akan digunakan
lagi.23
b. Sempoa Sebagai Media yang Manusiawi
Sebenarnya Sempoa bukanlah wajah yang terlalu baru,
keberadaannya lebih lama dibandingkan alat hitung kalkulator. Alat ini
sudah jauh-jauh abad telah digunakan sebagian bangsa di muka Bumi.
Bangsa Cina merupakan salah satu bangsa yang menjadikan alat Sempoa di
kenal di dunia. Walaupun banyak nama yang diberikan pada alat tersebut
23 Ibid., 1-2
20
(seperti: Cipoa, Sokoban maupun Abakus), Abakus merupakan nama
internasionalnya. Pada perkembangannya, Abakus mengalami inovasi
bentuk dan cara penggunaannya.
Semula pembagian bilahnya terisi 2 butir (limaan) dan 5 butir
(satuan) disesuaikan menjadi I butir (limaan) dan 4 butir (satuan). Sedangkan
cara penggunaannya, semula diletakkan secara vertikal (terhadap tubuh)
dengan penggerakan butir ke kanan dan ke kirim diubah sebaliknya
diletakkan horisontal dengan pergerakkan ke atas dan ke bawah. Adanya
inovasi yang sepintas kecil, Abakus mengalami evolusi yang cukup
mengagumkan. Akhir-akhir ini, di Indonesia Abakus dikenalkan sebagai
Sempoa yang merupakan akronim metoda pembelajaran hitung aritmatika
yang ada di dalamnya.24
c. Bagian-bagian Sempoa
Gambar 2.1
Bagian-bagian sempoa
24 Bambang Sumarno HM, “Sempoa dalam Perspektif Media Pembelajaran Hitung
Aritmatika”, Jurnal llmiah Guru "COZE", Nomor 02, Vol V (Desember, 2001), 40.
21
Gambar 2.2
Nilai manik-manik sempoa
Gambar 2.3
Nilai manik-manik sempoa 1 sampai 9
d. Pengaturan Manik-manik pada Soroban atau Sempoa
Dalam perhitungan dengan soroban anda harus menggunakan ibu jari
(jempol) dan telunjuk. Jika ingin menunjukkan suatu nilai anda hanya perlu
menaikkan atau menurunkan manik-manik hingga menyentuh balok (bingkai
sempoa). Bila anda menaikkan satu manik-manik Bumi (manik-manik yang
terletak di bawah tiang pembatas) sampai menyentuh bingkai sempoa berarti
anda memberikan nilai 1 (satu). Dan jika anda menaikkan 3 manik-manik
bumi hingga menyentuh tiang pembatas maka anda menunjukkan nilai 3
(tiga). Nah, kalau anda hendak membuat nilai 5, maka Anda akan
menurunkan semua manik-manik bumi, dan menurukan satu manik-manik
22
langit sampai menyentuh tiang pembatas. Berikut adalah nil ai manik-manik
2, 4, dan 5 dalam sempoa:25
Gambar 2.4
Nilai manik-manik sempoa 2, 4 dan 5
e. Melengkapi Nilai pada Soroban atau Sempoa
Ketika berhitung menggunkan sempoa, Anda harus berhati-hati dalam
menggerakkan manik-manik dan tidak bersikap ceroboh. Jika Anda bertindak
demikian, maka Anda perlu mencermati dua hal yang berhubungan dengan
angka angka 5 dan 10. Pada angka 5 anda dapat menggunakan dua kelompok
untuk melengkapi nomor 4 dan 1, serta 2 dan 3. Pada angka 10, Anda
melibatkan lima kelompok guna melengkapi nomor 9 dan 1, 8 dan 2, 7 dan 3,
6 dan 4 serta 5 dan 5. Nah supaya Anda lebih mudah melakukan penjumlahan,
pengurangan,perkalian dan pembagian perhatikan uraian berikut secara
seksama.26
25
Dwi Sunar Prasetyono, Panduan Lengkap Jarimatika (Jogjakarta: Diva Press, 2009). 261. 26
Ibid.,263.
23
a) Penjumlahan
Penjumlahan adalah menggabungkan dua kelompok (himpunan).
Penjumlahan adalah salah satu operasi aritmatika dasar. Penjumlahan
merupakan ketrampilan yang dibutuhkan anak-anak untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman nyata dari pengalaman
anak sehari hari dengan penjumlahan dapat diajarkan kepada anak dalam
bahasa simbol penjumlahan (+).27
Berikut contoh penjumlahan menggunakan sempoa:
4 + 8 = 12
Caranya, Anda harus memberikan nilai 4 pada batang B, lalu tambahkan
nilai 8. Karena tongkat B tidak bisa menunjukkan nilai 8, maka Anda mesti
melengkapi nilai 8 dengan 10, yakni 2. Oleh karena itu, Anda harus
mengurangi nilai 2 dari 4 pada batang B, kemudian berikan nilai 1 puluhan
pada batang A, sehingga Anda akan memperoleh nilai 12 dengan ungkapan
lain, 4 + 8 = 12 menjadi 4 – 2 + 10 = 12.28
Gambar 2.5
Penjumlahan 4 + 8 = 12
B A
2
B A
10
B A
27
Parwoto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2007), 192. 28
Dwi Sunar Prasetyono, Panduan Lengkap Jarimatika (Jogjakarta: Diva Press, 2009). 262.
24
b) Pengurangan
Jika pada operasi penjumlahan dilakukan penggabungan dua
kelompok himpunan, maka pada operasi pengurangan dilakukan
pengambilan kelompok baru, yaitu pembentukan kelompok baru. Misalnya
dari kelompok A yang beranggotakan 6 orang akan dibentuk kelompok
baru yang terdiri dari 2 orang, maka banyaknya anggota kelompok A yang
tertinggal hanya 4 orang.29
Berikut contoh pengurangan dengan sempoa:
11 – 7 = 4
Caranya, Anda mesti mengatur bilangan 11 pada tongkat A dan B, lalu
kurangi 7. Karena tongkat B hanya mempunyai nilai 1, maka harus
melengkapi bilangan 7 dengan 10, yaitu 3. Selanjutnya, Anda mengurangi
angka 1 bernilai puluhan pada batang , kemudian tambahkan angka 3 guna
melengkapi batang B, yang sama dengan 5, jadi, 11 – 7 = 4 menjadi 11 –
10 + 3 = 4.30
Gambar 2.6
Pengurangan 11 – 7 = 4
B A
10
B A
3
B A
29
Sri Subarinah, Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar (Jakarta: Depdiknas,2006),
30. 30
Dwi Sunar Prasetyono, Panduan Lengkap Jarimatika (Jogjakarta: Diva Press, 2009). 268.
25
c) Perkalian
Perkalian merupakan proses aritmatika dasar dimana satu bilangan
dilipatgandakan sesuai dengan bilangan pengalinya. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang.
Operasi perkalian seperti operasi bilangan lainnya, perkalian
berguna untuk memecahkan masalah dalam dunia nyata. Oleh karena itu,
pengenalan operasi perkalian sebaiknya dimulai dari situasi dalam
kehidupan sehari-hari.31
Supaya Anda terampil menyelesaikan soal-soal perkalian dengan
sempoa, Anda harus mengetahui hasil perkalian hingga 9 x 9 = 81. Anda
juga perlu mengetahui posisi angka pada perkalian. Misalnya, 6 x 3 = 18.
Disisni, angka 6 menunjukkan perkalian, 3 sebagai kelipatan, dan 18
sebagai hasil. Cermatilah contoh berikut:
Contoh:
34 x 7 = 238
Untuk menyelesaikan soal ini, Anda harus memosisikan batang H sebagai
satuan. Disini, ada satu bilangan sebagai kelipatan dan dua bilangan yang
menunjukkan perkalian. Anda mesti menghitung angka pada tiga batang
dari kanan ke kiri, yang akan berakhir pada batang E. Anda perlu
mengusahakan agar angka pertama dalam perkalian terdapat pada batang E.
31
J. T. Runtukahu, Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Alat Peraga, 2014), 117.
26
Dan, bilangan satuan akan menempati batang H. Perhatikan langkah-
langkah berikut:
1) Aturlah bilangan pengali 34 pada batang E dan F, serta kelipatan 7 pada
batang B.
Langkah 1:
34 X 7 = 238
Gambar 2.7
Nilai Sempoa 34 dan 7
A B C D E F G H I
2) Kalikan angka 4 pada batang F dengan angka 7 pada batang B.
Kemudian, tambahkan hasilnnya (28) pada batang G dan H. Pada tahap
ini, anda akan memperoleh angka 3 pada batabf E, serta bilangan 28
pada batang G dan H.
Gambar 2.8
Nilai Sempoa 3, 7 dan 28
A B C D E F G H I
27
3) Kalikan angka 3 pada batang E dengan angka 7 pada batang B, sehingga
menghasilkan bilangan 21. Selanjutnya, tambahkan hasilnya pada
batang F dan G. Disini, anda akan mendapatkan bilangan 238 pada
batang F, G dan H.32
Gambar 2.9
Nilai Sempoa 238
A B C D E F G H I
d) Pembagian
Pembagian adalah mencari beberapa banyak bilangan, suatu
bulangan dapat dibagi habis dengan bilangan lain. Pembagian adalah
konsep matematika yang seharusnya dipelajari oleh anak-anak setelah
mereka mempelajari operasi penjumlahan, pengurangan dan perkalian.33
Sebagaimana perkalian, ada berbagai metode yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan operasi pembagian denagn sempoa. Meskipun
metode yang dijelaskan saat ini sering disebut metode modern, namun
sebenarnya tidak benar-benar baru. Metode tersebut telah digunkan di
Jepang selama bertahun-tahun. Dalam pembagian, Anda perlu mengetahui
32
Dwi Sunar Prasetyono, Panduan Lengkap Jarimatika (Jogjakarta: Diva Press, 2009). 278. 33
David Glover, Seri Ensklopedia Anak A-Z Matematika: Volume 1 A-F (Bandung: Grafindo
Media Pratama, 2006), 20.
28
posisi angka dengan benar. Misalnya, 6 ÷ 3 = 2, disini, 6 bertindak sebagai
angka yang dibagi, 3 adalah pembagi dan 2 adalah hasil bagi. Ketika anda
mengoprasikan pembagian pada sempoa, anda perlu mengatur posisi
angka. Angka yang dibagi diletakkan disebelah kanan, sedangkan angka
pembagi di sisi kiri.
Dengan sempoa, anda bisa melakukan operasi pembagian. Saat
membagi angka. Anda perlu mencermati bahwa hasil pembagian yang
berupa angka terbesar adalah kurang dari atau sama dengan angka yang
sesuai pembagi. Anda harus menempatkan hasil bagi pada dua batang
sebelah kiri dari angka yang dibagi. Pada gambar 2.10, hasil pembagian
ditunjukkan oleh manik-manik yang terletak pada dua batang di sisi kiri
dari pembagi.34
Gambar 2.10
Letak manik-manik dalam pembagian
Dua batang disebelah kiri
34
Dwi Sunar Prasetyono, Panduan Lengkap Jarimatika (jogjakarta: Diva Press, 2009). 280
29
Gambar 2.11
Letak manik-manik dalam pembagian
Satu batang di sisi kiri
Apabila angka pembagi lebih besar daripada angka yang dibagi maka anda
mesti menempatkan angka pertama dalam hasil bagi di samping angka
yang dibagi (anturan II). Pada gambar 2.11 angka yang dibagi 4 lebis besar
ketimbang angka yang dibagi 2. Dalam pembagian, sebaiknya anda
menggunakan batang sebelah kiri. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh
berikut:
Contoh 1:
951 ÷ 3 = 317
Agar anda bisa menyelesaikan soal tersebut, cermatilah langkah-langkah
ini:
1) Aturlah manik-manik sedemikian rupa, sehingga menunjukkan bilangan
951 pada batang F, G dan H. Sementara itu, bilangan pembagi 3
ditempatkan pada batang A.
30
Gambar 2.12
Letak manik-manik dalam pembagian 951 ÷ 3
A B C D E F G H I
2) Usahakan agar pembagi 3 pada batang A lebih kecil daripada pembagi
9 pada batang F. Disini, bilangan pertama pada hasil pembagian
ditempatkan di dua batang sebelah kiri batang D (aturan I). Angka
pembagi 3 terdapat pada batang A dan 9 pada batang F. Selanjutnya,
aturlah hasil bagi 3 pada batang D. Kalikan hasil bagi 3 dengan 3, lalu
kurangi hasilnya dengan angka 9 padda batang F. Selanjutnya, aturlah
hasil bagi 3 dengan 3, lalu kurangi hasilnya dengan angka 9 pada
batang F. Saat itu, anda akn menyisakan 3 hasil pembagian pada batang
D, sedangkan sisanya (51) ditunjukkan oleh manik-manik batang G dan
H (gambar 2.13).
Gambar 2.13
Letak manik-manik dalam pembagian 951 ÷ 3
A B C D E F G H I
31
3) Bagikan angka 3 pada batang A dengan angka 5 pada batang G. Karena
angka pembagi lebih kecil daripada hasil pembagian, maka tempatkan
hasi bagi 1 pada batang E., sedangkan sisa hasil pembagian 21 tampak
pada batang G dan H (gambar 2.14).
Gambar 2.14
Letak manik-manik dalam pembagian 951 ÷ 3
A B C D E F G H I
4) Bagikan angka 3 pada batang A dengan angka 21 pada batang G dan H,
Kemudian aturlah hasil bagi 7 pada batang F. Selanjutnya kalikan hasil
bagi 7 dengan angka 3 pada batang A. Pada tahap ini, hasil bagi 21
ditunjukkan oleh manik-manik pada batang G dan H, serta
menghasilkan jawaban 317 pada batang D, E dan F (gambar 2.15).35
Gambar 2.15
Letak manik-manik nilai 317
A B C D E F G H I
35
Ibid., 280.
32
3. Kreativitas
a. Pengertian kreativitas
Menurut istilah, kreativitas diartikan imajinasi, keaslian, beda
pendapat, pendapat baru, ilham, petualangan, penjajahan dan
penganugerahan. Secara proses pengembangan potensial, kreativitas
dimaksud sebagai proses menjadi peka terhadap masalah-masalah,
kekurangan-kekurangan, kesenjangan dalam unsur pengetahuan yang hilang,
ketidakharmonisan dan membuat pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan hasilnya.36
Menurut Supriadi, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata
yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.37
Kreativitas juga sering
digambarkan dengan kemampuan berpikir kritis serta banyak ide dan
gagasan. Orang kreatif melihat hal yang sama, tetapi melalui cara berpikir
yang berbeda. Kemampuan menggabungkan sesuatu yang belum pernah
tergabung sebelumnya dan menemukan ide pemecahan yang baru.38
Berpikir lebih kreatif tidak akan lahir secara tiba-tiba tanpa adanya
kemampuan. Keingin tahuan yang tinggi dan diikuti dengan ketramapilan
dalam membaca. Seperti yang diungkapkan oleh Porter & Hernacki bahwa
36 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 191-
192.
37 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak
(Jakarta: Kencana, 2010), 27.
38 Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Paikem (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), 154.
33
“seseorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-
coba bertualang serta intuitif”.39
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kreativitas merupakan suatu proses individu yang melahirkan gagasan,
proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif,
estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan deferensiasi yang
berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.40
Terdapat beberapa jenis kreativitas, yaitu:
1. Kreativitas sebagai bentuk pembelajaran adalah seorang anak mampu
menjelaskan dan menginterpretasikan konsep-konsep abstrak dengan
melibatkan skil-skil seperti keingintahuan, kemampuan menemukan,
eksplorasi, pencarian kepastian dan antusiasme yang semuanya
metupakan kualitas yang sangat besar yang terdapat pada anak.
2. Representasi adalah kreativitas melibatkan pengungkapan atau
pengekspresian gagasan dan perasaan serta penggunaan berbagai macam
cara untuk melakukannya, misalnya melalui seni ekspresif.
3. Produktivitas adalah kreativitas yang meelibatkan pembuatan yang
menggunakan imajinasi, penciptaan, merangkai, mengarang, skil musik,
pertunjukan, perencanaan, mengonstruksikan, membangun skil-skil
teknologisdan keluaran skala besar ataupun kecil.
39 Ibid., 163
40 Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak
(Jakarta: Kencana, 2010), 14.
34
4. Originalitas adalah jenis kreativitas yang berkaitan dengan membuat
koneksi atau keterkaitan yang tidak biasa, gagasan-gagasan yang
terasingkan, yang sebelumnya tidak saling terhubung.
5. Berpikir kreatif atau menyelesaikan masalah adalah aspek kreativitas
yang menjangkau sampai ke luar batas seni ekspresif sehingga
mencangkup semua bidang kehidupan.
6. Alam semesta atau ciptaan alam adalah jenis kreativitas yang
berhubungan dengan sumber kreasi, inspirasi, suasana hati, sumber
dorongan, energi kreatif, kekaguman, ketakjuban, apresiasi akan
keindahan, kesadaran akan tatanan alam, pro-kreasi, siklus hidup dan
mati, pertumbuhan, pertanian, makhluk hidup, karena proses kreatif
melibatkan interaksi emosional antara individu dan lingkungan.41
b. Ciri-ciri Kreativitas
Secara umum, ciri-ciri orang yang kreatif antara lain: bebas dalam
berpikir dan bertindak, menyukai hal-hal yang rumit dan baru, mempunyai
rasa humor yang tinggi, kurang dogmatisdan lebih realitas. Ciri-ciri
kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan
nonkognitif. Ciri kognitif diantaranya orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran
41 Florence Beetlestone diterjemahkan oleh Narulita Yusron, Creative Learning (Bandung:
Nusa Media, 2012), 2-5.
35
dan elaborasi. Sedangkan nonkognitif diantaranya motivasi sikap dan
kepribadian kreatif.42
Ciri-ciri kreativitas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kelancaran adalah kemampuan menghasilkan banyak gagasan. Semakin
banyak peluang yang didapat, maka semakin banyak peluang untuk
mendapatkan ide-ide yang bagus. Kelancaran merupakan kemampuan
yang dimiliki oleh anak untuk dapat memberikan jawaban lebih dari satu
jawaban, mampu melahirkan banyak ide dan gagasan, timbulnya
pertanyaan dalam fikiran anak, serta timbulnya berbagai macam cara
dalam memecahkan masalah.43
Selanjutnya kelancaran ini dapat dibagi
menjadi empat, yaitu:
a) Word fluency, yaitu anak dapat menghasilkan sejumlah kata-kata dari
gambar yang anak hasilkan.
b) Associational fluency, yaitu anak dapat menghasilkan sejumlah
gambar atau bentuk yang berkaitan dengan suatu hal, dapat berbentuk
sebuah ide, pemberian judul atau pemberian arti dari suatu hal berupa
kemampuan berfikir mengenai kebalikan atau mendekati
kebalikannya
c) exspressional fluency, yaitu anak dapat menghasilkan suatu gambar
hasil dari kelancaran dalam mengepresikan gagsan, pikiran, ide atau
42 Ibid., 15
43 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta:PT Rineka Cipta,
cet.3, 2009), 20.
36
pemecahan masalah dalam bentuk gambar atau gabungan gambar
yang di hasilkannya
d) Ideational fluency, yaitu anak dapat menghasilkan sejumlah ide
dengan cepat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaan yang diminta.
Gagasan atau ide yang di hasilkan anak itu dapat berupa kata tunggal
ataupun komplek, dapat berupa pemberian judul atau gambar, cerita, dan
ungkapan kalimat-kalimat pendek merupakan keasatuan dari hasil
pemikiran. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa anak
yang kreatif akan memiliki kelancaran dalam menciptakan suatu
kreativitas, baik itu kelancaran dalam menghasilkan kata-kata, artinya
anak dengan mudah dan cepat tanpa ada hambatan mereka bisa
menjelaskan dengan bahasa tentang apa yang mereka tulis, mereka
gambar atau yang mereka sfikirkan.
2. Keluwesan adalah adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-
macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah. Fleksibelitas
merupakan kemampuan anak untuk dapat menghasilkan gagasan,
jawaban, yang bervariasi, serta memiliki kemampuan untuk melihat
masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Dalam hal ini anak dapat
mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran dan biasanya
penekanannya pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. 44
44
Ibid., 34
37
Jadi tidak semata-semata banyak jawaban yang diberikan yang
menentukan kualitas seseorang, tapi juga ditentukan oleh mutu dari
jawaban. Fleksibilitas ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) Spontaneus flexsibility, yaitu anak dapat menyelesaikan bermacam-
macam variasi dari ide-ide yang bebas dari hambatan dan
keterpaksaan.
b) Adaptive flexsibility, yaitu anak harus ditekankan dalam
mengepresikan masalah, tahap-tahap pemecahan masalah atau
pendekatan masalah.
Berdasarkan keterangan di atas dapat dipahami bahwa anak yang kreatif
adalah anak yang fleksibel, baik itu dalam berbuat maupun dalam
berfikir. Anak yang dikatakan fleksibel dalam berfikir apabila ia bisa diri
dengan situasi, misalanya saja, ketika dalam menyelesaikan sebuah
permainan fuzzle ia tidak bisa menyusun dengan cepat, maka dengan
sendiri akan mengubah metode atau cara menyelesaikannya, ia tidak akan
menggunakan cara yang sudah ada, tapi muncul idea tau pemikiran
baru.45
3. Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-
cara yang asli, tidak klise. Keaslian merupakan kemampuan anak untuk
menghasilkan ide-ide yang luar biasa, jarang ditemui dan unik, serta dapat
diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru,
45
Ibid.,45.
38
walaupun sesuangguhnya yang diciptakan itu tidak perlu berupa hal-hal
yang baru sama sekali, tapi merupakan gabungan atau kombinasi dari
yang sudah ada sebelumnya.46
4. Elaborasi adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci.
Keterperincian yaitu kemampuan anak dalam mengembangkan suatu
gagasan, produk atau hasil karya untuk menambah atau memperinci
secara detail dari objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih
menarik. Keterperincian juga dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk
memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan, menghasilkan produk
serta menambah dan memperinci agar lebih melengkapi.
5. Redefinisi adalah kemampuan meninjau suatu persoalan berdasarkan
perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh orang
banyak. Maksudnya orang kreatif bisa melihat sesuatu dari sudut pandang
lain dan bisa membuat definisi berbeda terhadap suatu hal ataupun
kemampuan seseorang dalam merespon sesuatu yang unik.47
Adapun menurut rumusan yang dikeluarkan oleh diknas tahun
2007, bahwa indikator siswa yang memiliki kreativitas
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
2. Sering menayakan pertanyaan yang berbobot.
46
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset, 2009), 247.
47 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah (Jakarta : Gramedia
Pustaka, 1999), 46.
39
3. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.
4. Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu.
5. Mempunyai dan menghargai rasa keindahan.
6. Mempunyai pendapat sendiri dan dan dapat mengungkapkannya, tidak
terpengaruh oleh orang lain.
7. Memiliki rasa humor tinggi.
8. Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
9. Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang
berada dari orang lain (orisinal).
10. Dapat bekerja sendiri.
11. Senang mencoba hal-hal baru.
12. Mampu mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan
elaborasi).48
c. Perkembangan Kreativitas
Perkembangan kreativitas menjadi bagian integral dari proses
perkembangan kognitif. Ketika memasuki usia dini, perkembangan kognitif
anak memperlihatkan kecenderungan suasana intuitif. Semua perbuatan
rasionalnya tidak banyak memperoleh dukungan dari pemikiran, melainkan
sangat kuat dipengaruhi oleh perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap
yang diperoleh dari orang dewasa, dan lingkungan sekitarnya.
48Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2015), 102-103.
40
Ciri dominan masa ini, anak tampil sangat egosentris sehingga
seringkali mengalami masalah ketika berinteraksi dalam lingkungannya.
Termasuk dengan orang tuanya. Kemampuan mengembangkan kreativitas
sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan
berkemampuan memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang, dengan
tingkat jangkauan tertentu.49
Ada dua pandangan tentang kreativitas, yaitu kreativitas genius dan
kreativitas hasil penelitian terbaru. Pertama, pandangan yang disebut
kreativitas genius. Menurut pandangan ini, tindakan kreatif dipandang
sebagai ciri-ciri mental yang langka, yang dihasilkan oleh individu luar biasa
berbakat melalui penggunaan pemikiran yang luar biasa, cepat dan spontan.
Pandangan ini mengatakan bahwa kreativitas tidak dapat dipengaruhi oleh
pembelajaran dan kerja kreatif, tetapi lebih merupakan suatu kejadian tiba-
tiba daripada suatu proses panjang sampai selesai seperti dilakukan dalam
sekolah. Jadi, dalam pandangan ini ada batasan untuk menerapkan kreatifitas
dalam dunia pendidikan.
Kedua, pandangan yang merupakan pandangan baru kreatifitas
yang mucul dari penelitian-penelitian terbaru bertentangan dengan
pandangan geinus. Pandangan ini menyatakan bahwa kretaifitas berkaitan
erat dengan pemahaman yang mendalam, fleksibel didalam isi dan sikap,
49 Sudarmawan Danim, Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Alfabeta, 2011), 134-135.
41
sehingga dapat dikaitkan dengan kerja dalam periode panjang yang disetai
perenungan.50
Adapun faktor pendorong yang dapat meningkatkan kreativitas
anak, yaitu:
1. Kepekaan dalam melihat lingkungan.
2. Kebebasan dalam melihat lingkungan/bertindak.
3. Komitmen kuat untuk maju dan berhasil.
4. Optimis dan berani ambil resiko.
5. Ketekunan untuk berlatih.
6. Hadapi masalah sebagai tantangan.
7. Lingkungan yang kondusif, tidak kaku dan otoriter.
Namun sebaliknya, selain faktor pendorong terdapat beberapa
faktor yang menghambat kreativitas anak, yaitu:
1. Malas berfikir, bertindak, berusaha dan melakukan sesuatu.
2. Impulsif.
3. Anggap remeh karya orang lain.
4. Mudah putus asa, cepat bosan dan tidak tahan uji.
5. Cepat puas.
6. Tak berani tanggung resiko.
7. Tidak percaya diri.
8. Tidak disiplin.51
50 Ibid., 99-100.
42
4. Pengaruh Mental Aritmatika Sempoa terhadap Kreativitas Anak
Mental Aritmatika Sempoa adalah suatu program pengajaran untuk
mengoptimalkan fungsi otak sebelah kanan dengan menggunakan azas
aritmatika penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan pangkat
dua dengan alat bantu Sempoa pada tahap awal, kemudian beralih pada
sempoa bayangan.52
Salah satu pemicu kreativitas anak adalah dengan sering
menggunakan otak kanan. Dalam menghitung menggunakan mental, anak
harus mampu membayangkan gerakan manik-manik. Dengan sering melatih
mental, maka anak menjadi terbiasa menggunakan daya khayalnya atau
imajinasinya, kreativitas anak semakin berkembang.53
B. Telaah hasil Penelitian Terdahulu
Hasil telaah pustaka yang dilakukan penulis sebelumnya yang ada
kaitannya dengan variabel yang diteliti antara lain:
Dalam karya ilmiah yang ditulis oleh Lia rahmadiani yustina, Sukarti dan
RR. Indahria sulistyarini yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Sempoa terhadap
Minat Belajar Matematika pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar” dengan hasil
penelitian sebagai berikut:
51Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Paikem (Jakarta: Bumi
Aksara, 2014), 155-156.
52 Sessi Rewetty Rivilla dan Hadijah, “Pelaksanaan Kokurikuler Mental Aritmatika Sempoa di
SDN Landasan Ulin Barat 1 Banjarbaru”, Pendidikan, Volume IV, Nomor 02 (Juli, 2014), 457.
53 Makalah Treining Guru Sempoa, (CV.Sempoa Kreatif, Dirjen Hak Kekayaan Intelektual
Kementrian Hukum dan HAM R.I.503/3087.A/436.6.11/2010). 3.
43
Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan skor minat belakjar
matematika antara subyek yang telah mengikuti pelatihan sempoa dengan subyek
yang tidak mengikuti pelatihan sempoa. Berdasarkan uji hipotesis selisih skor pre
test dengan post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
didapatkan nilai t = 5.179 dengan nilai p = 0.000 (p < 0.05). Hal ini berarti ada
pengaruh positif pelatihan sempoa terhadap minat belajar matematika, dimana
sebelum mengikuti pelatihan sempoa minat belajar matematikanya lebih rendah
dibanding setelah mengikuti pelatihan sempoa.54
Dalam skripsi yang ditulis oleh Lilis Ayuningtiyas yang berjudul
“Kontribusi Lingkungan Pendidikan terhadap Perkembangan Kreativitas
Siswa Kelas IV dan V SDN I Prembun Kecamatan Prembun Kabupaten
Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013” dengan hasil penelitian sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
lingkungan pendidikan (lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat)
memberikan kontribusi positif sebesar 49,4% dan signifikan terhadap
perkembangan kreativitas siswa kelas IV dan V SDN 1 Prembun Kecamatan
Prembun Kabupaten Kebumen.
1. Lingkungan pendidikan yang berupa lingkungan keluarga memberikan
kontribusi positif sebesar 14,604% dan signifikan terhadap perkembangan
54 Lia rahmadiani yustina, Sukarti dan RR. Indahria sulistyarini, Pengaruh Pelatihan Sempoa
Terhadap Minat Belajar Matematika pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar. (Karya Ilmiah: Universitas
Islam Indonesia, 2006), 18.
44
kreativitas siswa kelas IV dan V SDN 1 Prembun Kecamatan Prembun
Kabupaten Kebumen.
2. Lingkungan pendidikan yang berupa lingkungan sekolah memberikan
kontribusi positif sebesar 22,760% dan signifikan terhadap perkembangan
kreativitas siswa kelas IV dan V SDN 1 Prembun Kecamatan Prembun
Kabupaten Kebumen. Lingkungan sekolah merupakan faktor yang paling besar
dalam memberikan kontribusinya terhadap perkembangan kreativitas siswa
kelas IV dan V SDN 1 Prembun Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen.
3. Lingkungan pendidikan yang berupa lingkungan masyarakat memberikan
kontribusi positif sebesar 12,611% dan signifikan terhadap perkembangan
kreativitas siswa kelas IV dan V SDN 1 PrembunKecamatan Prembun
Kabupaten Kebumen.55
Dalam karya ilmiah yang ditulis oleh Irma Nurmalasari yang berjudul
“Pengaruh Media Sempoa terhadap Kreativitas Siswa dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas di SDN 2 Karangrejo Tulungagung Tahun Ajaran
2012/2013” dengan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media sempoa terhadap
kreativitas siswa pada siswa yang menggunakan sempoa dan siswa yang 81
tidak menggunakan sempoa di kelas II SDN 2 Karangrejo tahun ajaran
55 Lilis Ayuningtiyas, Kontribusi Lingkungan Pendidikan Terhadap Perkembangan Kreativitas
Siswa Kelas Iv Dan V SDN I Prembun Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran
2012/2013. (SKRIPSI: Universitas Negeri Yogyakarta, 2013), 96.
45
2012/2013 dengan nilai empirik sebesar 3,952 dan lebih besar dari t teoritik
sebesar 2,074 padataraf signifikansi 5%.
2. Ada pengaruh yang signifikansi dalampenggunaan media sempoa terhadap
hasil belajar matematika siswa pada siswa yang menggunakan sempoa dan
siswa yang tidak menggunakan sempoa dikelas II SDN 2 Karangrejo tahun
ajaran 2012/2013 dengan nilai empirik sebesar 3,608 dan lebih besar dari t
teoritik sebesar 2,074 pada taraf signifikansi 5%.56
Perbedaan dari kedua penelitian tersebut adalah terletak pada variabel
dependen dalam karya ilmiah yang ditulis oleh Lia rahmadiani yustina yaitu
tentang minat belajar, sedangkan dalam skripsi yang ditulis oleh Lilis
Ayuningtiyas dan Irma Nurmalasari variabel dependen memiliki kesamaan yakni
tentang kreativitas anak. Perbedaan selanjutnya terdapat pada variabel independen,
dalam karya ilmiah yang ditulis oleh Lia rahmadiani yustina dan Lia rahmadiani
yustina yaitu tentang Sempoa, sedangkan dalam skripsi yang ditulis oleh Lilis
Ayuningtiyas membahas tentang lingkungan pendidikan.
Namun dari ke tiga penelitian diatas terdapat persamaan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti yakni dalam variabel independen yang
membahas tentang sempoa dan variabel dependen tentang kreativitas anak.
56 Irma Nurmalasari, “Pengaruh Media Sempoa Terhadap Kreativitas Siswa dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas di SDN 2 Karangrejo Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013”. (SKRIPSI:
STAIN Tulungagung, 2013), 80-81
46
C. Kerangka Berpikir
Berangkat dari landasan teori dan telaah pustaka di atas, maka kerangka
penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jika mental aritmatika sempoa berjalan dengan baik, maka kreativitas anak di
Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo juga akan baik.
2. Jika mental aritmatika sempoa berjalan kurang baik, maka kreativitas anak di
Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogojuga kurang baik.
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hypo = kurang dari, dan thesis = pendapat.
Hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau pendapat yang masih kurang karena
masih harus dibuktikan.57
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah penelitian, sebelum jawaban yang empirik.58
Karena hipotesis merupakan kebenaran yang bersifat sementara dan perlu
dibuktikan dengaan penelitian lebih lanjut, maka peneliti mengajukan Hipotesis
nihil (H0) dan Hipotesis alternative (Ha) sebagai berikut:
57 Tukiran Taniterdja & Hidayati Mustafidah, Penelitin Kuantitatif (Bandung: Alfabeta, 2012),
24.
58 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset,
2014), 120.
47
1. H0: ada pengaruh mental aritmatika sempoa terhadap kreativitas anak di
Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo.
2. Ha: tidak ada pengaruh mental aritmatika sempoa terhadap kreativitas anak
di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel. Variabel adalah
suatu atribut atau sifat, atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya.59
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
analisis regresi atau pengaruh. Rancangan penelitian ini terdiri dari dua variabel
yaitu variabel independen (yang mempengaruhi) dan variabel dependen (yang
dipengaruhi). Veriabel independen dalam penelitian ini adalah mental aritmatika
sempoa, sedangkan variabel dependennya adalah kreativitas anak.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subyek yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuhan.60
Dengan demikian, yang dimaksud dengan
populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah
59
Ibid., 109. 60
Tukiran Taniterdja & Hidayati Mustafidah, Penelitin Kuantitatif.........., 33
49
banyak dan luas.61
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di
sempoa kreatif Kabupaten Ponorogo yang berjumlah 60 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan
menggunakan teknik tertentu. Sampel juga berarti sebagian dari populasi, atau
kelompok kecil yang diamati.62
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 siswa. peneliti
menggunakan teknik sampling Nonprobability sampling, yaitu sampel jenuh.
Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.63
C. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian berupa pedoman observasi, diuji coba terlebih
dahulu untuk mengamati perilaku subyek sampel yang komparabel dan prosedur
yang terstandar sebelum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yang
sesungguhnya.64
Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
61
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset,
2014), 137. 62
Tukiran Taniterdja & Hidayati Mustafidah, Penelitin Kuantitatif.........., 34. 63
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif,.........., 161. 64
Tukiran Taniterdja & Hidayati Mustafidah, Penelitin Kuantitatif........., 41.
50
1. Data tentang kemampuan mental aritmatika sempoa siswa di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo.
2. Data tentang kreativitas siswa di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo.
Tabel 3.1
Instrumen Pengumpulan Data
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian Indikator
PENGARUH
MENTAL
ARITMATIKA
SEMPOA
TERHADAP
KREATIVITAS
ANAK
DI SEMPOA
KREATIF
KABUPATEN
PONOROGO
Variabel
X/Variabel
Independen:
Mental
aritmatika
sempoa
1. Kemampuan menjumlah, mengurang,
mengalikan dan membagi bilangan dengan
bantuan media sempoa.
2. Kemampuan menjumlah, mengurang,
mengalikan dan membagi bilangan dengan
metode sempoa bayangan.
Variabel
Y/Variabel
dependen:
Kreativitas anak
1. Keluwesan untuk mengemukakan bermacam-
macam pemecahan masalah.
2. Keaslian dalam mencetuskan gagasan dengan
cara-cara yang asli, tidak klise.
3. Elaborasi (kemampuan menguraikan sesuatu
secara terinci).
4. Kelancaran menghasilkan banyak gagasan.
5. Redefinisi (kemampuan meninjau sesuatu
persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda
dengan yang diketahui orang banyak).
Indikator indikator tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa instrumen
yang berupa pernyataan untuk mengukur kemampuan mental aritmatika dan
kreativitas anak. Instrumen tersebut akan diuji cobakan pada responden. Setelah
diujikan, instrumen tersebut akan diuji validitas dan reliabilitasnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya.65
Dalam rangka
65
Ibid., 159.
51
memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Kuisioner (Angket)
Angket atau kuisioner (questionnaire) merupakan suatu teknik atau
cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak secara langsung
bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya
juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau
direspon oleh responden dalam penelitian kuantitatif, penggunaan angket atau
kuisioner adalah yang paling sering ditemui karena jika dibuat secara intensif
dan teliti, angket mempunyai keunggulan jika dibanding dengan alat
pengumpul data lainnya. 66
Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya. Adapun jenis angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup, yaitu kuisioner
yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang tersedia. Instrumen
digunakan untuk mengukur variabel mental aritmatika sempoa dan kreativitas
anak. Instrumen tersebut menggunakan skala Guttman.67
66
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 76. 67
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset,
2014), 169.
52
Dalam penelitian ini, angket akan diberikan kepada sejumlah sampel
siswa Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan dalam mental aritmatika sempoa dan kreativitas siswa.
Untuk mendapatkan data mengenai mental aritmatika sempoa dan
kreativitas anak, peneliti menggunakan metode angket langsung, yaitu angket
dijawab oleh responden yang telah ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian
ini yang dijadikan objek adalah siswa Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo
dengan jumlah 60 anak.
Dari indikator-indikator dan variabel yang telah ditentukan dapat
dijadikan item pertanyaan dengan ketentuan sebagai berikut:
Untuk jawaban positif skornya adalah:
a. Ya : 1
b. Tidak : 0
Untuk jawaban negatif skornya adalah:
a. Ya : 0
b. Tidak : 1
E. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
pengelompokkan data berdasarkan variabel dan data responden, mentabulasi data
berdasarkan veriabel yang diteliti, melakukan penghitungan untuk menguji
53
hiptesis yang telah diajukan. Langkah ini diperlukan karena tujuan dari analisis
data adalah menyususn dan menginterpretasikan data (kuantitatif) yang sudah
diperoleh.68
Karena dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, maka teknik analisis
data menggunakan statistic. Adapun analisa data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Validitas berasal dari bahasa Inggris validity yang berarti keabsahan.
Dalam penelitian, keabsahan sering dikaitkan dengan instrumen atau alat
ukur. Uji validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu evaluasi.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih
mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas yang rendah.69
Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukurnya adalah
dengan menggunakan korelasi Product Moment dengan simpangan yang
dikemukakan oleh Karl Person seperti berikut:
rxy = 𝑁 ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌)
[𝑁∑𝑋2 − (𝑁∑𝑋)²][𝑁∑𝑌2− (∑𝑌)²]
68
Bambang Prasetio dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi (Jakarta: Grafindo Persada, 2013), 170. 69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002), 144-145.
54
Keterangan:
rxy = angka index korelasi Product Moment
∑X = jumlah seluruh nilai X
∑Y = jumlah seluruh nilai Y
∑XY = jumlah hasil perkalian nilai X dan nilai Y
N = jumlah sampel.70
Untuk uji validitas, peneliti mengambil sampel sebanyak 27
responden dengan menggunakan 20 dan 60 item instrumen. Bila harga
korelasi dibawah 0,381 dikatakan butir instrumen tidak valid, maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrumen dikatakan valid apabila harga rhitung
besarnya lebih dari 0,381.
Dari hasil perhitungan validitas item instrumen mental aritmatika
sempoa ada 60 butir soal terdapat 45 butir soal dinyatakan valid. Untuk
mengetahui skor jawaban angket uji validitas dapat dilihat di lampiran 2 pada
halaman 94.
70
Retno Widyaningrum, Statistika (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2005), 107.
55
Tabel 3.2
Rekapitulasi Uji Validitas Butir Soal Instrumen Penelitian Mental
Aritmatika Sempoa No Item "r" hitung "r" kritis Keterangan
1 0,588 0,381 Valid
2 0,692 0,381 Valid
3 0,130 0,381 Tidak Valid
4 0,409 0,381 Valid
5 -0,120 0,381 Tidak Valid
6 0,614 0,381 Valid
7 0,046 0,381 Tidak Valid
8 0,167 0,381 Tidak Valid
9 0,424 0,381 Valid
10 0,550 0,381 Valid
11 0,633 0,381 Valid
12 0,490 0,381 Valid
13 0,533 0,381 Valid
14 -0,170 0,381 Tidak valid
15 0,611 0,381 Valid
16 0,402 0,381 Valid
17 0,503 0,381 Valid
18 0,633 0,381 Valid
19 0,550 0,381 Valid
20 0,550 0,381 Valid
21 -0,070 0,381 Tidak Valid
22 0,633 0,381 Valid
23 -0,010 0,381 Tidak Valid
24 0,419 0,381 Valid
25 0,556 0,381 Valid
26 0,633 0,381 Valid
27 -0,060 0,381 Tidak Valid
28 0,704 0,381 Valid
29 0,439 0,381 Valid
30 0,486 0,381 Valid
31 -0,090 0,381 Tidak Valid
32 0,611 0,381 Valid
33 0,633 0,381 Valid
34 0,633 0,381 Valid
35 0,452 0,381 Valid
36 0,633 0,381 Valid
37 -0,130 0,381 Tidak Valid
38 0,633 0,381 Valid
39 0,633 0,381 Valid
40 0,677 0,381 Valid
41 -0,040 0,381 Tidak Valid
42 0,455 0,381 Valid
43 -0,040 0,381 Tidak Valid
44 0,449 0,381 Valid
45 0,611 0,381 Valid
46 0,424 0,381 Valid
47 0,587 0,381 Valid
48 0,633 0,381 Valid
49 0,469 0,381 Valid
50 0,469 0,381 Valid
51 0,454 0,381 Valid
52 0,351 0,381 Tidak Valid
53 0,704 0,381 Valid
54 0,633 0,381 Valid
55 0,452 0,381 Valid
56 0,469 0,381 Valid
57 0,490 0,381 Valid
58 0,633 0,381 Valid
59 0,365 0,381 Tidak Valid
60 -0,090 0,381 Tidak Valid
56
Sedangkan untuk hasil perhitungan validitas item instrumen
variabel kreativitas anak ada 20 butir soal terdapat 17 butir soal dikatakan
valid. Untuk mengetahui skor jawaban angket uji validitas dapat dilihat di
lampiran 5 pada halaman 102.
Tabel 3.3
Rekapitulasi Uji Validitas Butir Soal Instrumen Penelitian Kreativitas
Anak
No Item "r" hitung "r" kritis Keterangan
1 0,426 0,381 Valid
2 0,426 0,381 Valid
3 0,425 0,381 Valid
4 0,526 0,381 Valid
5 0,631 0,381 Valid
6 0,510 0,381 Valid
7 0,172 0,381 Tidak Valid
8 0,341 0,381 Tidak Valid
9 0,552 0,381 Valid
10 0,468 0,381 Valid
11 0,421 0,381 Valid
12 0,475 0,381 Valid
13 0,701 0,381 Valid
14 0,384 0,381 Valid
15 0,627 0,381 Valid
16 0,422 0,381 Valid
17 0,440 0,381 Valid
18 -0,030 0,381 Tidak Valid
19 0,403 0,381 Valid
20 0,475 0,381 Valid
Nomor-nomor soal yang dianggap valid tersebut kemudian dipakai untuk
pengambilan data dalam penelitian ini. Dengan demikian, butir soal
instrumen dalam penelitian ini ada 45 soal untuk variabel mental aritmatika
sempoa dan 17 soal untuk kreativitas anak.
57
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang
sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat
dipercaya juga.71
Adapun teknik yang digunakan untuk menganalisis reliabilitas
instrumen ini menggunakan teknik Alpha yang dianalisis dengan rumus
Cronbach di bawah ini:
𝑟11 =𝑘
𝑘 − 1 {1 −
Σσi 2
σt 2 }
Keterangan:
𝑟11 = reliabilitas internal/ koefisien alfa
k = banyaknya butir soal
Σσi 2 = jumlah varians butir
σt 2 = varians total
N = jumlah responden72
Adapun secara terperinci hasil perhitungan reliabilitas instrumen
dapat dijelaskan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
71
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.........., 154. 72
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2012), 115.
58
a. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Mental Aritmatika Sempoa
𝑟11 =𝑘
𝑘−1 {1 −
Σσi 2
σt 2 }
=45
45 −1 {1 −
5,4502
77,7122}
=45
44{1 −
29,7025
6039,155}
= 1,023(1 − 0,0049183205)
= 1,023 × 0,995
= 1,018
Dari hasil uji reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa nilai
reliabilitas instrumen mental aritmatika sempoa sebesar 1,018.
Kemudian dikonsultasikan dengan “r” tabel pada taraf signifikan 5%
adalah sebesar 0.381. Karena “r” hitung lebih dari “r” tabel, yaitu
1,018 > 0,381, maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel.
b. Perhitungan Reliabiitas Instrumen Kreativitas Anak
𝑟11 =𝑘
𝑘−1 {1 −
Σσi 2
σt 2 }
=17
17−1 {1 −
1,8072
7,5762}
=17
16{1 −
3,265
57,396}
= 1,0625 {1 − 0,057
= 1,0625 × 0,94
= 1,002
59
Berdasarkan hasil uji reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa
nilai reliabilitas instrumen kreativitas anak sebesar 1,002. Kemudian
dikonsultasikan dengan “r” tabel pada taraf signifikan 5% adalah
sebesar 0,288. Karena “r” hitung lebih dari “r” tabel, yaitu 1,002 >
0,381, maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Sempoa Kreatif
Sempoa Kreatif adalah sebuah Lembaga Pendidikan Mental
Aritmatika yang mengajarkan anak berhitung cepat dan tepat dengan metode
sempoa bayangan. Sempoa Kreatif mulai dirintis pada tahun 2005 oleh
seorang pemuda bernama Sofan Kuldori, S.Pd. Pria kelahiran Madiun, 25
Mei 1981, adalah lulusan dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
jurusan pendidikan matematika.
Sempoa Kreatif mulai dibuka pada tanggal 1 Januari 2006. Sebagai
salah satu lembaga pendidikan non formal, Sempoa Kreatif ingin turut serta
mencerdaskan generasi bangsa melalui mental aritmatika. Program ini sangat
tepat diberikan kepada anak usia TK sampai SD. Dengan tujuan agar anak-
anak mampu berhitung cepat dan tepat tanpa menggunakan alat (sempoa
bayangan).
Sempoa Kreatif merupakan produk asli dalam negeri yang harus
dikembangkan. Selama 8 tahun Sempoa Kreatif telah membuka lebih dari 70
cabang yang tersebar di kota-kota di Indonesia, seperti Surabaya, Sidoarjo,
Gresik, Pasuruan, Banyuwangi, Malang, Blitar, Kediri, Tulungagung,
Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Solo, Jepara, Bekasi, Cirebon, Pekanbaru,
61
Aceh, Medan, Bontang, Samarinda, dan Banjarmasin. Jumlah siswa yang
pernah belajar di Sempoa Kreatif telah mencapai lebih dari 15.000 siswa dan
kedepan akan terus bertambah seiring meningkatnya animo masyarakat
terhadap pendidikan putra-putrinya.
2. Letak Geografis Sempoa Kreatif Cabang Pulung dan Cabang Ponorogo
a. Sempoa Kreatif Cabang Pulung
Sempoa Kreatif cabang Pulung adalah sebuah Lembaga
Pendidikan non formal yang berada di propinsi Jawa Timur tepatnya
Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Yang tepatnya berlokasi pada
jalan raya Pulung Ponorogo desa Pulung, Pulung Ponorogo dengan No
telp 0858 1585 0311 dan 0859 5504 9674, dan websaite
www.sempoakreatif.com.
Secara Geografis Desa Pulung terletak di Kecamatan Pulung
Kabupaten Ponorogo, berjarak 17 km dari pusat kota Ponorogo arah
Barat. Desa ini terletak di sebelah barat Pasar Pulung. Sesuai dengan
kondisi lokasinya Sempoa Kreatif Cabang Pulung terletak di tengah-
tengah perkampungan penduduk dan memiliki batas-batas Desa: sebelah
utara terdapat Desa Wotan, sebelah timur tedapat Desa Patik, sebelah
selatan terdapat Desa Pulung, dan sebelah Barat terdapat Desa Sidoharjo
b. Sempoa Kreatif Cabang Ponorogo
Sempoa Kreatif cabang Ponorogo adalah sebuah Lembaga
Pendidikan non formal yang berada di propinsi Jawa Timur tepatnya
62
sebelah selatan Kampus IAIN Ponorogo dengan No telp 085645773562
dan websaite www.sempoakreatif.com.
Sesuai dengan kondisi lokasinya Sempoa Kreatif Cabang
Ponorogo terletak di area pertokoan Ronowijayan timur jalan sebelah
selatan Kampus IAIN Ponorogo.
3. Visi, Misi dan keunggulan Sempoa Kreatif
a. Visi Sempoa Kreatif
Menjadi lembaga pendidikan mental aritmatika terbesar dan
terbaik di Indonesia.
b. Misi Sempoa Kreatif
Menyebarkan ilmu mental aritmatika ke seluruh Indonesia
sehingga anak mampu berhitung dengan cepat dan tepat menggunakan
sempoa bayangan.
c. Keunggulan Sempoa Kreatif
1) Program Pendidikan Singkat
Di Sempoa Kreatif program pendidikannya dirancang
sedemikian rupa hanya sampai tingkat 4 dengan materi tambah (+),
kurang (-), kali (×) dan (:). Untuk masing-masing tingkat ditempuh
antara 4-6 bulan sesuai dengan kemampuan anak.
Tingkat 1 (satu), siswa diajarkan materi penjumlahan dan
pengurangan satu digit (satuan) dan dua digit (puluhan) serta sudah
diajarkan teknik berhitung menggunakan sempoa bayangan. Tingkat 2
63
(dua), terdiri atas materi tingkat 1 dan sudah diajarkan materi
perkalian (2×1), pembagian (2:1), penjumlahan tiga digit (ratusan)
serta peningkatan kemampuan berhitung dengan sempoa bayangan.
Tingkat 3 (tiga), terdiri atas materi tingkat satu dan dua,
perkalian (3×1), pembagian (3:1), penjumlahan empat digit (ribuan)
dan peningkatan kemampuan berhitung dengan sempoa bayangan.
Tingkat 4 (empat) atau tingkat mahir, terdiri atas materi tingkat satu,
dua dan tiga, perkalian (4×1, 5×1) pembagian (4:1, 5:1), penjumlahan
dan pengurangan lima digit (puluhan ribu). Dengan program
pendidikan yang singkat diharapkan semua siswa mampu menyerap
dan menguasai semua materi dengan relatif cepat dan mampu
berhitung cepat dan tepat menggunakan sempoa bayangan.
2) Berhitung Cepat Metode Sempoa Bayangan
Di Sempoa Kreatif, sejak awal siswa dilatih berhitung
menggunakan mental atau sempoa bayangan. Sehingga siswa lebih
cepat menguasai berhitung cepat menggunakan sempoa bayangan dan
tidak ketergantungan dengan alat sempoa.
3) Satu Kelas Maksimal 7 Anak
Di Sempoa Kreatif satu kelas dibatasi maksimal 7 anak
dengan tujuan kelas lebih terkontrol dan terbimbing.
64
4) Metode Pengajaran Semi-Prifat
Di Sempoa Kreatif menggunakan metode pangajaran semi
prifat atau pendekatan individual, sehingga semua siswa dapat
menyerap dan memahami semua materi sesuai dengan kemapuan
masing-masing anak.
4. Struktur Organisasi Sempoa Kreatif Sekabupaten Ponorogo
Struktur organisasi merupakan suatu bagan atau tatanan komando
koordinasi dalam suatu lembaga atau badan atau perkumpulan dalam
menjalankan roda organisasinya. Untuk itu diperlukan struktur organisasi
yang mapan dalam menjalankan jalur koordinasi untuk melakukan tugas-
tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Adapun struktur organisasi Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo
adalah sebagai berikut:
1) Sofan Kudlori, S.Pd Direktur Utama Sempoa Kreatif
Panggilan akrabnya adalah Kak Sofan. Beliau lahir di salah satu
desa yang ada di Madiun pada tanggal 25 Mei 1981. Sarjana pendidikan
matematika Universitas Negeri Surabaya. Mengawali karir di bidang
pendidikan sejak di bangku kuliah, sebagai pengajar sempoa di salah satu
lembaga sempoa. Kemudian mendirikan sendiri lembaga sempoa yang
dinamakan Sempoa Kreatif. Beliau adalah founder Sempoa Kreatif, Saat
ini menjabat sebagai CEO, dan Direktur Utama Sempoa Kreatif Pusat.
Tlpn. (031) 345 90 123, 085 234 234 123.
65
2) Taufiq Hidayat, S.Psi Direktur Operasional Sempoa Kreatif Pusat
Panggilan akrabnya adalah Kak Oviq. Lahir di salah satu desa di
Madiun pada tanggal 13 Januari 1985. Mengawali karir di Sempoa
Kreatif dengan menjadi guru sempoa di Malang. Setelah lulus sarjana
psikologi di UIN Malang, fokus di Sempoa Kreatif bersama Kak Sofan
untuk membesarkan lembaga ini. Saat ini menjabat sebagai Direktur
Operasional Sempoa Kreatif Pusat. Bisa dihubungi di (031) 728 30 007,
085 649 355 007.
3) Ani Suharyanti, S.Pd Sekretaris Umum di Sempoa Kreatif Pusat
Panggilan akrabnya adalah Kak Ani. Lahir di Sidoarjo pada
tanggal 6 Oktober 1985. Sarjana pendidikan kimia Universitas Negeri
Surabaya. Saat ini menjabat sebagai sekretaris umum di Sempoa Kreatif
Pusat. tlpn (031) 70456 118
4) Ageng Ariadin Staf Administrasi dan Divisi Marketing di Sempoa
Kreatif Pusat
Panggilan akrabnya adalah Kak Ageng. Lahir di desa Dagangan
Kabupaten Madiun. Sejak dibangku kuliah hingga sekarang menjadi staf
di Sempoa Kreatif Pusat. Selain sebagai pengajar juga menjabat sebagai
staf administrasi, juga menjabat sebagai staf di divisi marketing.
5) Susanto Divisi Marketing di Sempoa Kreatif Pusat
Panggilan Akrabnya adalah Kak Sus. Lahir di salah satu desa di
Kabupaten Solo. Sejak di bangku kuliah hingga sekarang menjadi staf di
66
Sempoa Kreatif Pusat. Selain sebagai pengajar sempoa, ia juga menjabat
sebagai staf di divisi marketing.
6) Pengajar dan Pengelola Sempoa Kreatif Cabang Pulung
a. Erviana Rosyidatul Laela, S.Pd.I
Panggilan akkrabnya adalah Kak Ervi. Lahir di Ponorogo
pada tanggal 11 Agustus 1992. Alamat Desa Klepu, Sooko Ponorogo.
Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) STAIN
Ponorogo tahun 2014. Berkedudukan sebagai pengajar dan pengelola
Sempoa Kreatif cabang Pulung sejak April 2015. Nomor telp
085815850311.
b. Rina Setyawati, S. Pd.I
Panggilan akkrabnya adalah Kak Rina. Lahir di Ponorogo
pada tanggal 16 Mei 1992. Alamat Desa Sidoharjo, Pulung Ponorogo.
Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) STAIN
Ponorogo tahun 2014. Berkedudukan sebagai pengajar dan pengelola
Sempoa Kreatif cabang Pulung sejak April 2015. Nomor telp
085955048674.
7) Pengajar dan Pengelola Sempoa Kreatif Cabang Ponorogo
a. Afina Ruhayati,S.Pd
Panggilan akkrabnya adalah Kak Fina. Lahir di Ponorogo
pada tanggal 22 Januari 1992. Alamat bertempat tinggal di Desa
Jenangan, Ponorogo. Sarjana Bahasa Indonesia di STKIP Ponorogo
67
tahun 2015. Berkedudukan sebagai pengajar dan pengelola Sempoa
Kreatif cabang Ponorogo sejak tahun 2016. Nomor telp
085645773562.
5. Keadaan Guru dan Peserta Didik di Sempoa Kreatif Kabupaten
Ponorogo
a. Keadaan Guru dan Peserta Didik di Sempoa Kreatif Cabang Pulung
Secara keseluruhan guru/pegawai di Sempoa Kreatif cabang
Pulung (berdasarkan tingkat pendidikan terakhirnya, status dan jenis
kelamin) yaitu 2 orang yang berperan sebagai pengelola dan pengajar.
Sedangkan untuk siswa/siswinya berjumlah 18 anak untuk tahun 2017
yang terdiri dari IV tingkat, tingkat I sebanyak 6 anak, tingkat II sebanyak
5 anak, tingkat III sebanyak 4 anak dan tingkat IV sebanyak 3 anak.
b. Keadaan Guru dan Peserta Didik di Sempoa Kreatif Cabang
Ponorogo
Secara keseluruhan guru/pegawai di Sempoa Kreatif cabang
Ponorogo (berdasarkan tingkat pendidikan terakhirnya, status dan jenis
kelamin) yaitu 2 orang yang berperan sebagai pengelola dan pengajar.
Sedangkan untuk siswa/siswinya berjumlah 42 anak untuk tahun 2017
yang terdiri dari IV tingkat, tingkat I sebanyak 29 anak, tingkat II
sebanyak 5 anak, tingkat III sebanyak 4 anak dan tingkat IV sebanyak 4
anak.
68
6. Sarana dan Prasarana Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sebuah lembaga
pendidikan sangat diperlukan untuk membantu suksesnya pelaksanaan
proses kegiatan belajar mengajar, yang akhirnya akan sangat menentukan
dan mempengaruhi keberhasilan sebuah lembaga dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah diprogramkan. Adapun sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut:
1. Ruang belajar
2. Meja duduk untuk masing-masing siswa.
3. Buku latihan tingkat 1 sampai 4.
4. Papan tulis, spidol dan penghapus.
5. Sempoa.
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data tentang Mental Aritmatika Sempoa di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo
Maksud deskripsi data dalam pembahasan ini adalah untuk
memberikan gambaran tentang sejumlah data hasil penskoran angket yang
disebarkan kepada siswa/siswi sesuai kisi-kisi instrumen yang telah
ditetapkan. Setelah diteliti maka peneliti memperoleh data tentang mental
aritmatika sempoa yang ditinjau dari beberapa aspek di bawah ini:
69
Tabel 4.1
Kisi-kisi Instrumen Tentang Mental Aritmatika Sempoa
Variabel Item Penyebaran
Variabel
Sebelum
Uji Validitas
Sesudah
Uji Validitas Keterangan
MENTAL
ARITMATIKA
SEMPOA (VARIABEL
INDEPENDEN)
MENGHITUNG BILANGAN
DENGAN MEDIA SEMPOA.
1 1 Valid
2 2 Valid
3 - Drop
4 3 Valid
5 - Drop
6 4 Valid
7 - Drop
8 - Drop
9 5 Valid
10 6 Valid
11 7 Valid
12 8 Valid
13 9 Valid
14 - Drop
15 10 Valid
16 11 Valid
17 12 Valid
18 13 Valid
19 14 Valid
20 15 Valid
21 - Drop
22 16 Valid
23 - Drop
24 17 Valid
25 18 Valid
26 19 Valid
27 - Drop
28 20 Valid
29 21 Valid
30 22 Valid
MENGHITUNG BILANGAN
DENGAN METODE
SEMPOA BAYANGAN.
31 - Drop
32 23 Valid
33 24 Valid
34 25 Valid
35 26 Valid
36 27 Valid
37 - Drop
38 28 Valid
39 29 Valid
40 30 Valid
41 - Drop
42 31 Valid
43 - Drop
44 32 Valid
45 33 Valid
46 34 Valid
47 35 Valid
48 36 Valid
49 37 Valid
50 38 Valid
51 39 Valid
52 - Drop
53 40 Valid
54 41 Valid
55 42 Valid
56 43 Valid
57 44 Valid
58 45 Valid
59 - Drop
60 - Drop
70
Selanjutnya, skor jawaban angket mental aritmatika sempoa di
Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2
Skor dan Frekuensi Responden pada Variabel Mental Aritmatika
Sempoa di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo
No Nilai Angket Frekuensi (f)
1 45 8
2 44 7
3 43 12
4 42 11
5 41 9
6 40 4
7 39 1
8 38 1
9 36 1
10 35 2
11 28 1
12 27 1
13 26 1
14 20 1
Jumlah 60
Dari tabel di atas dapat diketahui perolehan skor variabel mental
aritmatika sempoa tertinggi bernilai 45 dengan frekuensi 8 orang dan terendah
bernilai 20 dengan frekuensi 1 orang. Adapun secara terperinci penskoran
jawaban angket dari responden dapat dilihat pada lampiran 7 pada halaman
104.
2. Deskripsi Data tentang Kreativitas Anak di Sempoa Kreatif Kabupaten
Ponorogo
Untuk memperoleh data tentang kreativitas anak di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo peneliti menyebarkan angket kepada seluruh responden
yang dalam hal ini adalah siswa/siswi Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo
71
dengan kisi-kisi instrument yang telah ditetapkan. Setelah diteliti, peneliti
memperoleh data tentang kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten
Ponorogo yang ditinjau dari beberapa aspek di bawah ini:
Tabel 4.3
Kisi-kisi Instrument Tentang Kreativitas Anak
Variabel Y Item Penyebaran Variabel Sebelum
Uji Validitas
Sesudah
Uji Validitas Keterangan
Kreativitas
anak (variabel
dependent)
Keluwesan untuk mengemukakan
bermacam-macam pemecahan
masalah.
1 1 Valid
3 3 Valid
Keaslian dalam mencetuskan
gagasan dengan cara-cara yang
asli, tidak klise.
2 2 Valid
7 - Drop
8 - Drop
Elaborasi (kemampuan
menguraikan sesuatu secara
terinci).
5 5 Valid
6 6 Valid
9 7 Valid
10 8 Valid
11 9 Valid
15 13 Valid
13 11 Valid
Kelancaran menghasilkan banyak
gagasan.
14 12 Valid
16 14 Valid
17 15 Valid
20 17 Valid
4 4 Valid
Redefinisi (kemampuan meninjau
sesuatu persoalan berdasarkan
perspektif yang berbeda dengan
yang diketahui orang banyak).
12 10 Valid
18 - Drop
19 16 Valid
Selanjutnya, skor jawaban angket kreativitas anak di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
4.4
Skor Dan Frekuensi Responden Pada Variabel Kreativitas Anak di
Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo
No Nilai Angket Frekuensi (f)
1 17 22
2 16 13
3 15 11
4 14 6
5 13 6
6 7 2
Jumlah 60
72
Dari tabel di atas dapat diketahui perolehan skor variabel kreativitas
anak tertinggi bernilai 17 dengan frekuensi 22 orang dan terendah bernilai 7
dengan frekuensi 2 orang. Adapun secara terperinci penskoran jawaban angket
dari responden dapat dilihat pada lampiran 8 pada halaman 105.
C. Analisis Data (Pengajuan Hipotesis)
1. Analisis Data tentang Mental Aritmatika Sempoa di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo
Untuk memperoleh data ini, peneliti menggunakan metode angka
yang disebarkan kepada 60 siswa, untuk mengetahui mental aritmatika
sempoa di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo. Kemudian dicari Mx dan
SDx untuk menentukan kategori mental aritmatika sempoa baik, cukup, dan
kurang. Berikut perhitungan deviasi standarnya:
Tabel 4.5
Perhitungan Standar Deviasi Variabel Mental Aritmatika Sempoa
X F FX X' f.X' (X')² f.(X')²
45 8 360 7 56 49 392
44 7 308 6 42 36 252
43 12 516 5 60 25 300
42 11 462 4 44 16 176
41 9 369 3 27 9 81
40 4 160 2 8 4 16
39 1 39 1 1 1 1
38 1 38 0 0 0 0
36 1 36 -1 -1 1 1
35 2 70 -2 -4 4 8
28 1 28 -3 -3 9 9
27 1 27 -4 -4 16 16
26 1 26 -5 -5 25 25
20 1 20 -6 -6 36 36
Jumlah ∑f = 60 ∑FX = 2459 ∑ X' = 7 ∑ f.X' = 215 ∑(X')² = 231 ∑ f.(X')² = 1313
73
Dari hasil perhitungan data di atas, kemudian dicari standar deviasinya
dengan langkah berikut:
a. Mencari rata-rata (mean) dari variabel X
Mx = Σf.X
𝑛=
2459
60= 40,983
b. Mencari Standar Deviasi dari variabel X
SDx = ΣfX ′
2
𝑛− (
ΣfX ′
𝑛)2
= 1313
60− (
215
60)2
= 21,883 − 12,840
= 9,043
= 3,007
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahiu Mx = 40,983 dan
SDx= 3,007. Untuk menentukan kategori Mental Aritmatika Sempoa di
Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo itu baik, cukup, dan kurang, dibuat
pengelompokan skor dengan mengunakan patokan sebagai berikut:73
a) Skor lebih dari Mx + 1. SDx adalah kategori mental aritmatika sempoa itu
baik.
b) Skor kurang dari Mx – 1. SDx adalah kategori mental aritmatika sempoa
itu kurang.
73
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers,2009), 450.
74
c) Skor antara Mx – 1. SDx sampai dengan Mx + 1. SDx mental aritmatika
sempoa itu cukup.
Adapun perhitungannya adalah:
Mx + 1. SDx = 40,983 + 1. 3,007
= 40,983 + 3,007
= 43,99
= 44 (dibulatkan)
Mx - SDx = 40,983 – 1. 3,007
= 40,983 – 3,007
= 37,976
= 38 (dibulatkan)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa skor lebih dari 44
dikategorikan mental aritmatika baik, sedangkan skor kurang dari 38
dikategori mental aritmatika smpoa kurang, dan skor 38 - 44 dikategori mental
aritmatika sempoa cukup.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang kategorisasi mental aritmatika
sempoa di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.6
Kategorisasi Mental Aritmatika Sempoa
No Skor Frekuensi Prosentase Kategori
1 Lebih dari 44 8 13% Baik
2 Antara 38 – 44 45 75% Cukup
3 Kurang dari 38 7 12% Kurang
Jumlah 60 100%
75
Dari pengkategorian tersebut dapat diketahui bahwa yang menyatakan
mental aritmatika sempoa di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo dalam
kategori baik dengan frekuensi sebanyak 8 responden (13%), dalam kategori
cukup dengan frekuensi sebanyak 45 responden (75%), dan dalam kategori
kurang dengan frekuensi sebanyak 7 responden (12%). Dengan demikian,
secara umum dapat dikatakan bahwa mental aritmatika sempoa di Sempoa
Kreatif Kabupaten Ponorogo adalah cukup.
Adapun hasil dari pengkategorian ini secara terperinci dapat dilihat
dalam lampiran 9 pada halaman 106.
2. Analisis Data tentang Kreativitas Anak di Sempoa Kreatif Kabupaten
Ponorogo
Untuk memperoleh data ini, peneliti menggunakan metode angka
yang disebarkan kepada 60 siswa, untuk mengetahui kreativitas anak di
Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo. Kemudian dicari My dan SDy untuk
menentukan kategori kreativitas anak baik, cukup, dan kurang. Berikut
perhitungan deviasi standarnya.
Tabel 4.7
Perhitungan Standar Deviasi Variabel Kreativitas Anak
Y F f.Y Y' f.Y' (Y')² f.(Y')²
17 22 374 3 66 9 198
16 13 208 2 26 4 52
15 11 165 1 11 1 11
14 6 84 0 0 0 0
13 6 78 -1 -6 1 6
7 2 14 -2 -4 4 8
Jumlah ∑f = 60 ∑f.Y = 923 3 ∑f.Y' = 93 ∑(Y')² = 19 ∑f.(Y')² = 275
76
Dari hasil perhitungan data di atas, kemudian dicari standar deviasinya
dengan langkah berikut:
a. Mencari Rata-rata (mean) dari variabel Y
My = ΣfY
𝑛=
923
60= 15,383
= 15,40 (dibulatkan)
b. Mencari Standar Deviasi dari variabel Y
SDy = Σfy ′
2
𝑛− (
Σfy ′
𝑛)2
= 275
60− (
93
60)2
= 4,583 − 2,402
= 2,1805
= 1,476
Dari hasil perhitungan di atas, dapat diketahiu My = 15,40 dan SDy =
1,476. Untuk menentukan kategori kreativitas anak di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo itu baik, cukup, dan kurang, dibuat pengelompokan skor
dengan mengunakan patokan sebagai berikut:74
a) Skor lebih dari My + 1. SDx adalah kreativitas anak di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo itu baik.
b) Skor kurang dari My – 1. SDy adalah kategori kreativitas anak di Sempoa
Kreatif Kabupaten Ponorogo itu kurang.
74
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers,2009), 450.
77
c) Skor antara My – 1. SDy sampai dengan My + 1. SDy adalah kategori
kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo itu cukup.
Adapun perhitungannya adalah:
My + 1. SDy = 15,40 + 1. 1,476
= 15,40 + 1,476
= 16,876
= 17 (dibulatkan)
My – SDy = 15,40 – 1. 1,476
= 15,40 – 1,476
= 13,923
= 14 (dibulatkan)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa skor lebih dari 17
dikategorikan kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo baik,
sedangkan skor kurang dari 14 dikategorikan kreativitas anak di Sempoa
Kreatif kurang, dan skor 14 - 17 dikategorikan kreativitas anak di Sempoa
Kreatif Kabupaten Ponorogo cukup.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang kategorisasi kreativitas anak di
Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Kategorisasi kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo
No Skor Frekuensi Prosentase Kategori
1 Lebih dari 17 0 0% Baik
2 Antara 14 -17 52 87% Cukup
3 Kurang dari 14 8 13% Kurang
Jumlah 20 100%
78
Dari pengkategorian tersebut dapat diketahui bahwa yang menyatakan
kategori kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo dalam
kategori baik dengan frekuensi sebanyak 0 responden (0%), dalam kategori
cukup dengan frekuensi sebanyak 52 responden (87%), dan dalam kategori
kurang dengan frekuensi sebanyak 8 responden (13%). Dengan demikian,
secara umum dapat dikatakan bahwa kreativitas anak di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo adalah cukup.
Adapun hasil dari pengkategorian ini secara terperinci dapat dilihat
dalam lampiran 10 pada halaman 107.
3. Analisis Data tentang Pengaruh Mental Aritmatika Sempoa terhadap
Kreativitas Anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas terhadap serangkaian data
adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau
tidak. Pada penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Sminorv untuk
menguji normalitas data. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:75
1) Merumuskan hipotesa:
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
75
Retno Widiyaningrum, Statistik (Edisi Revisi), 208-209.
79
2) Menghitung rata-ratanya (mean) dengan membuat tabel terlebih
dahulu, untuk hal ini tabel dibuat distribusi tunggal.
3) Menghitung nilai fkb
4) Menghitung masing-masing frekuensi dibagi jumlah data (f/n).
5) Menghitung masing-masing fkb dibagi jumlah data (fkb/n).
6) Menghitung nilai Z dengan rumus X adalah data nilai asli dan 𝞵
adalah rata-rata populasi dapat ditaksir dengan mengunakan rata-rata
sampel atau mean sedangkan 𝞼 adalah simpangan baku populasi
dapat ditaksir dengan nilai standar deviasi dari sampel. Nilai Z akan
dihitung setiap nilai setelah diurutkan dari terkecil ke terbesar
Z = 𝑥 − 𝜇
𝜎
7) Menghitung P ≤ Z
Probabilitas di bawah nilai Z dapat dicari pada tabel Z yaitu dengan
melihat nilai Z pada kolom 1 kemudian pada taraf signifikan yang
terletak pada leher tabel. Untuk nilai negatif lihat kolom luas di luar
Z. Untuk nilai positif lihat kolom luas antara rata-rata dengan Z + 0,5.
8) Untuk nilain a2 didapatkan dari selisih kolom 5 dan 7 (fkb/n dan P ≤
Z)
9) Untuk nilai a1 didapatkan dari selisih kolom 4 dan 8 (f/n dan a2).
80
10) Membandingkan angka tertinggi dari a1 dengan tabel Kolmogorov-
Sminorv. Apabila kita menoleransi tingkat kesalahan sebesar 0,05,
maka dengan jumlah n = 60 diperoleh D(0,05,60) = 1,36
60 = 0,175
11) Uji hipotesa
Terima Ho jika a1 maksimum ≤ DTabel sebesar 0,175
Tolak Ho jika a1 maksimum > DTabel sebesar 0,175
Diamana angka angka tersebut lebih kecil dari tabel, dengan
demikian kaputusan yang dapat diambil adalah menerima H0 yang
berarti distribusi data adalah normal.
Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan Kolmogorov-
Sminorv secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 108
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Uji Kolmogorov-Sminorv
Variabel N Kriteria Pengujian Ho Keterangan
a1max Dtabel
X 60 0,121 0,175 Berdistribusi
Normal
Y 60
0,160
0,175 Berdistribusi
Normal
Dari data di atas dapat diketahui harga a1maksimum untuk masing-
masing variabel X dan Y. Selanjutnya dikonsultasikan dengan Dtabel nilai
krisis uji Kolmogorov-Sminorv dengan taraf signifikan 0,05. Dan
diperoleh hasil untuk masing-masing a1maksimum lebih kecil dari pada Dtabel.
81
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing
variabel X dan variabel Y data berdistribusi normal. Oleh karena itu,
penggunaan statistika regresi untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan.
b. Analisis Regresi
Setelah semua data terkumpul dari variabel X (mental aritmatika
sempoa) dan Y (kreativitas anak) kemudian ditabulasi. Untuk
menganalisis data tentang pengaruh mental aritmatika sempoa terhadap
kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo, maka peneliti
menggunakan teknik perhitungan analisis Regresi Linier sederhana
dengan rumus sebagai berikut:
ȳ = b0 + b1.X
Di mana
b1 = 𝛴𝑋𝑌− 𝑛 .𝛴𝑋 .𝛴𝑌
.𝛴𝑋2−𝑛 .(𝛴𝑋)2
b0 = 𝛴𝑌−𝑏1𝛴𝑌
𝑛
Keterangan:
n : Jumlah observasi/pengamatan
X : Data variabel X (independen)
Y : Data bariabel Y (dependen)
𝝨X : Mean/rata-rata dari penjumlahan data variabel X
𝝨Y : Mean/rata-rata dari penjumlahan data variabel Y
b1 : Slope (kemiringan garis lurus) populasi
82
b0 : Intercept (titik potong) populasi
Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan/mengidentifikasi variabel
Variabel independen : (X)
Variabel dependen : (Y)
2) Mengestimasi/menaksir model
Mencari nilai b0 dan b1 dengan rumus:
b1 = 𝑛 .𝛴𝑋𝑌− 𝛴𝑋.𝛴𝑌
𝑛 .𝛴𝑋2−(𝛴𝑋)2
b0 = 𝛴𝑌−𝑏1𝛴𝑌
𝑛
Untuk mengetahui pengaruh antara mental aritmatika sempoa
terhadap kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo,
diperlukan tabel penolong yang dapat dilihat pada lampiran 12 pada
halaman 109.
a) Menghitung nilai X
X = Σx
𝑛=
2459
60= 40,983
b) Menghitung nilai Ȳ
Ȳ = Σy
𝑛=
923
60= 15,40
c) Menghitung nilai b1
b1 = 𝛴𝑋𝑌− 𝑛 .𝑥 .𝑦
𝛴𝑋2−𝑛 .(𝑥)2
83
= 38008 − 60 . 40,983 .15,40
102173 − 60 . (40,983)2
= 38008 – 37868 ,292
102173 − 60 .1679,606289
= 139,708
102173 – 100776 ,3773
= 139,708
1396,62266
= 0,100032746
d) Menghitung nilai b0
b0 = 𝑦 − 𝑏1𝑥
=15,40 − 0,100032746.41
= 15,40 − 4,099642035
= 11,30035797
4. Mendapatkan model/persamaan regresi linier sederhana
ȳ = b0 + b1.X
ȳ = 11,30035797 + 0,100032746.X
5. Menguji signifikansi model, menghitung nilai-nilai yang ada dalam tabel
Anova (Analysis of Varians)
a) Menghitung nilai SSR
SSR = 𝑏0𝛴𝑦 + 𝑏1𝛴𝑥𝑦 − (𝛴𝑦)2
𝑛
= 11,30035797 .923 + 0,100032746 .38008 − (923)2
60
84
= 10430,2304 + 3802,04461 − 851929
60
= 14232,27501 − 14198,81667
= 33,45834
b) Menghitung nilai SSE
SSE =𝛴𝑦2 − 𝑏0𝛴𝑦 + 𝑏1𝛴𝑥𝑦
= 14449 − 11,30035797 .923 + 0,100032746 .38008
= 14449 − 10430,2304 + 3802,04461
= 14449 − 14232,27501
= 216,72499
c) Menghitung nilai SST
SST =𝛴𝑦2 −(𝛴𝑦)2
𝑛
=14449 −(923)2
60
= 14449 − 14198,81667
= 250,18333
d) Menghitung nilai MSR
MSR = 𝑆𝑆𝑅
𝑑𝑓
= 33,45834
1
= 33,45834
e) Menghitung nilai MSE
85
MSE = 𝑆𝑆𝐸
𝑛−2
= 216,72499
58
= 3,736637759
f) Membuat tabel Anova
Tabel 4.10
Tabel Anova
Variation
Source
Degree of Freedom
(df)
Sum of Squre
(SS)
Mean Squere
(MS)
Regresion 1
SS Regression
(SSR)
33,45834
MS Regression
(MSR)
33,45834
Error 58 SS Error (SSE)
216,72499
MS Error
(MSE)
3,736637759
Total 59 SS Total (SST)
250,18333
g) Melakukan pengujian parametrik secara overall dengan bantuan tabel
Anova
Uji Overall
H0 : β1= 0
H1 : β1≠0
Daerah penolakan:
Fhitung = MSR
MSE
= 33,45834
3,736637759 = 8,954129932
Ftabel = Fɑ(1;n-2) = F0,05(1;58) = 4,00
86
Karena Fhitung > Ftabel maka talak Ho, artinya variabel
independen (X) yaitu mental aritmatika sempoa berpengaruh terhadap
variabel dependen (Y) yaitu kreativitas anak.
D. Interpretasi dan Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti mengamati dua hal yang menjadi pokok
bahasan yaitu mental aritmatika sempoa, kreativitas anak dan pengaruh mental
aritmatika sempoa terhadap kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten
Ponorogo.
Untuk pengujian hipotesisi peneliti mengunakan rumus Ftabel = Fɑ(1;n-2).
Diketahui bahwa responden yang diteliti berjumlah 60 responden, sehingga 60
– 2 = 58. Dengan taraf signifikan 5% maka diperoleh Ftabel = Fɑ(1;n-2)= F0,05(1;58).
Dengan melihat tabel F dapat diketahui Ftabel = 4,00, dan analisis hipotesis
diperoleh Fhitung sebesar 8,954129932 sehingga Fhitung lebih besar dari Ftabel.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara mental
aritmatika sempoa terhadap kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten
Ponorogo. Berdasarkan perhitungan sebelumnya, maka diperoleh model
persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
ŷ = 11,30035797 + 0,100032746.X
Dari model tersebut dapat diketahui bahwa apabila kemampuan mental
aritmatika sempoa meningkat, maka kreativitas anak meningkat. Begitu juga
87
sebaliknya, apabila kemampuan mental aritmatika sempoa menurun, maka
kreativitas anak akan menurun.
Berikut ini adalah perhitungan koefisien desterminasi (R2) dari data di atas:
R2 = 𝑆𝑆𝑅
𝑆𝑆𝑇
= 33,45834
250,18333
= 0,133735289
= 0,133735289 x 100%
= 13,37%
Berdasarkan perhitungan koefisien desterminasi (R2) di atas didapatkan
nilai yang tergolong tinggi yaitu 13,37% artinya keragaman faktor mental
aritmatika sempoa berpengaruh sebesar 13,37% terhadap kreativitas anak dan
86,63% sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk model.
Pembahasan tentang mental aritmatika, peneliti mengumpulkan data
dengan cara menyebarkan angket yang diisi oleh siswa di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo. Dari pengkategorian tersebut dapat diketahui bahwa yang
menyatakan mental aritmatika sempoa di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo
dalam kategori baik dengan frekuensi sebanyak 8 responden (13%), kategori
cukup dengan frekuensi sebanyak 45 responden (75%), dan kategori kurang
dengan frekuensi sebanyak 7 responden (12%). Dengan demikian, secara umum
dapat dikatakan bahwa mental aritmatika sempoa di Sempoa Kreatif Kabupaten
Ponorogo adalah cukup dengan prosentase 75%.
88
Pembahasan tentang kreativitas anak, peneliti mengumpulkan data
dengan cara menyebarkan angket yang diisi oleh siswa di Sempoa Kreatif
Kabupaten Ponorogo. Dari pengkategorian tersebut dapat diketahui bahwa yang
menyatakan kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo dalam
kategori baik dengan sebanyak 0 responden (0%), kategori cukup dengan
frekuensi sebanyak 52 responden (87%), dan kategori kurang dengan frekuensi
sebanyak 8 responden (13%). Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan
bahwa kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo adalah cukup
dengan prosentase 87%.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang pengaruh mental aritmatika sempoa terhadap
kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Mental aritmatika sempoa di Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo termasuk
kategori cukup. Hal ini diketahui dari hasil penelitian yang menunjukkan
prosentase tertinggi adalah kategori cukup yaitu 45 anak (75%), sedangkan 8
anak (13%) dalam kategori baik, dan 7 anak (12%) dalam kategori rendah.
2. Kreativitas anak di di Sempoa Kreatif se-Kabupaten Ponorogo termasuk
kategori cukup. Hal ini diketahui dari hasil penelitian yang menunjukkan
prosentase tertinggi adalah kategori cukup yaitu 52 anak (87%), sedangkan 0
anak (0%) dalam kategori baik, dan 8 anak (13%) dalam kategori kurang.
3. Terdapat pengaruh mental aritmatika sempoa terhadap kreativitas anak di
Sempoa Kreatif Kabupaten Ponorogo. Hal ini, diketahui dari hasil perhitungan
dengan menggunakan statistika yaitu Fhitung sebesar 8,954129932 dan Ftabel
pada taraf signifikansi 5% sebesar 4,00. Karena Fhitung > Ftabel, maka H0
ditolak. Kemudian diperoleh koefisien derteminasi sebesar 13,37% yang
artinya mental aritmatika sempoa anak berpengaruh sebesar 13,37% terhadap
90
kreativitas anak dan sisanya 86,63% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
termasuk dalam pembahasan ini.
B. Saran
Dari hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh mental
aritmatika sempoa terhadap kreativitas anak di Sempoa Kreatif Kabupaten
Ponorogo, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Pengajar dan pengelola diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk
meningkatkan kreativitas anak sehingga potensi yang ada dalam diri anak
dapat berkembang.
2. Siswa diharapkan dapat mengetahui tentang pentingnya mengembangkan
kreativitasnya dan menggali potensi yang ada dalam dirinya.
3. Diharapkan peneliti selanjutnya di dalam ruang lingkup pendidikan, tidak
hanya mental aritmatika sempoa sebagai tolak ukur untuk kreativitas anak
melainkan dengan faktor-faktor yang lain juga.
91
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset, 2013.
Ayuningtiyas, Lilis. Kontribusi Lingkungan Pendidikan Terhadap Perkembangan
Kreativitas Siswa Kelas Iv Dan V SDN I Prembun Kecamatan Prembun
Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013. SKRIPSI: Universitas
Negeri Yogyakarta, 2013.
B. Johnson, Elaine. Contextual Teaching and Learning. Bandung: Kaifa, 2010.
B. Uno, Hamzah & Nurdin Mohamad. Belajar dengan Pendekatan Paikem. Jakarta:
Bumi Aksara, 2014.
Beetlestone, Florence diterjemahkan oleh Narulita Yusron. Creative Learning.
Bandung: Nusa Media, 2012.
Danim, Sudarmawan. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta, 2011.
Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2014.
Glover, David. Seri Ensklopedia Anak A-Z Matematika: Volume 1 A-F. Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2006.
92
Jelita, Irmala. “Evaluais Pelaksanaan Program Pendidikan Nonformal di Panti
Asuhan Uswatun Hasanah Samarinda”, Vol 03, Nomor 03, 2015.
Makalah Treining Guru Sempoa. CV.Sempoa Kreatif, Dirjen Hak Kekayaan
Intelektual Kementrian Hukum dan HAM R.I.503/3087.A/436.6.11/2010.
Muhaimin Azzet, Akhmad. Pendidikan yang Membebaskan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2014.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:PT Rineka
Cipta, cet.3, 2009.
Nurmalasari, Irma. Pengaruh Media Sempoa Terhadap Kreativitas Siswa dan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas di SDN 2 Karangrejo Tulungagung Tahun
Ajaran 2012/2013. SKRIPSI: STAIN Tulungagung, 2013.
Parwoto, Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Bumi Aksara, 2007.
Prasetio, Bambang dan Miftahul Jannah, Lina. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: Grafindo Persada, 2013.
Prasetyono, Dwi Sunar. Panduan Lengkap Jarimatika. Yogyakarta: Diva Press, 2009.
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada
Anak. Jakarta: Kencana, 2010.
Rahmadiani, Yustina, dkk. Pengaruh Pelatihan Sempoa Terhadap Minat Belajar
Matematika pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar. Karya Ilmiah: Universitas
Islam Indonesia, 2006.
Ratnawati, Sintha Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif. Jakarta: Kompas, 2001.
93
Rewetty Rivilla, Sessi dan Hadijah. “Pelaksanaan Kokurikuler Mental Aritmatika
Sempoa di SDN Landasan Ulin Barat 1 Banjarbaru”, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume IV, Nomor 02. (Juli, 2014).
Rosadi, Dadi & Dani, “Aplikasi Ajar Mental Aritmatika”, Computech & Bisnis, 4
.Desember, 2010.
Runtukahu, J. T. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Alat Peraga, 2014.
Subarinah, Sri. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas,2006.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers,2009.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Sumarno HM, Bambang. “Sempoa dalam Perspektif Media Pembelajaran Hitung
Aritmatika”, Jurnal llmiah Guru "COZE", Nomor 02, Vol V. Desember,
2001.
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009.
Susanto, Ahmad. Teori Pbelajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015.
Taniterdja, Tukiran & Mustafidah, Hidayati Penelitin Kuantitatif. Bandung: Alfabeta,
2012.
Widyaningrum, Retno. Statistika. Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2005.
94
Wulansari, Andhita Dessy. Penelitian Pendidikan. Ponorogo: STAIN Po PRESS,
2012.
Yusuf, Syamsu & Nurihsan, A. Juntika. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2009.