pengaruh metode discovery terhadap kemampuan...

10
1 PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI ALJABAR KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014/2015 DI SMP N 2 SUSUKAN Teguh Okpiyanto, Wahyudi, Tri Nova Hasti Yunianta Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan melihat ada tidaknya pengaruh penggunaan metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran matematika. Kemampuan berpikir kreatif melandasi disusunnya SKKD 2006, namun kemampaun tersebut kurang berkembang dengan baik. Desain penelitian yang digunakan, randomized control group pretest-posttest design. Kelas kontrol pada penelitian ini menggunakan kurikulum 2013. Data yang diperoleh adalah data hasil observasi dan hasil tes. Data hasil observasi diperoleh dengan teknik observasi. Intrumen yang digunakan adalah lembar observasi terhadap guru. Data hasil pretest dan posttest diperoleh dengan teknik tes yang diteskan pada siswa. Data ini diperoleh menggunakan soal tes sebagai instrumennya. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji independent t-test. Uji tersebut menunjukkan keadaan awal nilai sig. 0,4737 > 0,05. Hal tersebut memiliki arti bahwa rata-rata populasi pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol identik. Uji independent t-test keadaan akhir menunjukkan nilai sig. 2-tailed sebesar 0,500 lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi aljabar kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SMP N 2 Susukan. Hasil tersebut dikarenakan beberapa langkah pembelajaran metode discovery bagian dari scientific. Langkah pembelajaran tersebut yaitu data collection, data processing, dan generalization. Kata Kunci: discovery, berpikir kreatif, pembelajaran matematika PENDAHULUAN Perkembangan teknologi modern tidak dapat dipisahkan dengan matematika. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit (Depdiknas, 2006). Hal ini terjadi karena matematika mempunyai peran penting dalam perkembangan berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika sangat berguna karena matematika tidak hanya mengajarkan ilmu saja, namun matematika juga mengajarkan kemampuan berpikir. Salah satu contoh dari kemampuan berpikir adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif sangat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Kemampuan berpikir tersebut tidak hanya berguna dalam bidang matematika saja, namun sangat berguna pula dalam bidang lainya. Bidang yang tidak memiliki hubungan dengan matematika sekalipun, kemampuan berpikir ini dapat diterapkan dan digunakan.

Upload: nguyennga

Post on 05-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5610/3/T1_202010024_Full... · 1 pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif

1

PENGARUH METODE DISCOVERY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIFSISWA PADA MATERI ALJABAR KELAS VIII SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN

2014/2015 DI SMP N 2 SUSUKAN

Teguh Okpiyanto, Wahyudi, Tri Nova Hasti YuniantaProgram Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.Diponegoro 52-60 Salatiga, IndonesiaEmail: [email protected]

AbstrakPenelitian ini bertujuan melihat ada tidaknya pengaruh penggunaan metode discoveryterhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran matematika. Kemampuanberpikir kreatif melandasi disusunnya SKKD 2006, namun kemampaun tersebut kurangberkembang dengan baik. Desain penelitian yang digunakan, randomized control grouppretest-posttest design. Kelas kontrol pada penelitian ini menggunakan kurikulum 2013. Datayang diperoleh adalah data hasil observasi dan hasil tes. Data hasil observasi diperolehdengan teknik observasi. Intrumen yang digunakan adalah lembar observasi terhadap guru.Data hasil pretest dan posttest diperoleh dengan teknik tes yang diteskan pada siswa. Dataini diperoleh menggunakan soal tes sebagai instrumennya. Data yang terkumpul kemudiandianalisis dengan analisis deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan denganuji independent t-test. Uji tersebut menunjukkan keadaan awal nilai sig. 0,4737 > 0,05. Haltersebut memiliki arti bahwa rata-rata populasi pretest kelas eksperimen dan kelas kontrolidentik. Uji independent t-test keadaan akhir menunjukkan nilai sig. 2-tailed sebesar 0,500lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh metode discovery terhadapkemampuan berpikir kreatif siswa pada materi aljabar kelas VIII semester ganjil tahunajaran 2014/2015 di SMP N 2 Susukan. Hasil tersebut dikarenakan beberapa langkahpembelajaran metode discovery bagian dari scientific. Langkah pembelajaran tersebut yaitudata collection, data processing, dan generalization.

Kata Kunci: discovery, berpikir kreatif, pembelajaran matematika

PENDAHULUANPerkembangan teknologi modern tidak dapat dipisahkan dengan matematika.

Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi olehperkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang danmatematika diskrit (Depdiknas, 2006). Hal ini terjadi karena matematika mempunyai peranpenting dalam perkembangan berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia.Matematika sangat berguna karena matematika tidak hanya mengajarkan ilmu saja, namunmatematika juga mengajarkan kemampuan berpikir.

Salah satu contoh dari kemampuan berpikir adalah kemampuan berpikir kreatif.Kemampuan berpikir kreatif sangat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia.Kemampuan berpikir tersebut tidak hanya berguna dalam bidang matematika saja, namunsangat berguna pula dalam bidang lainya. Bidang yang tidak memiliki hubungan denganmatematika sekalipun, kemampuan berpikir ini dapat diterapkan dan digunakan.

Page 2: Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5610/3/T1_202010024_Full... · 1 pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif

2

Kemampuan berpikir kreatif merupakan buah dari hasil belajar. Hasil belajarmatematika yang berupa kemampuan berpikir kreatif melandasi disusunya standarkompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum pada badan standar nasional pendidikan2006. Standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) disusun sebagai landasanpembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir tersebut. Kemampuan berpikirtersebut kenyataannya belum berkembang sesuai harapan disusunnya SKKD. Hal ini ditandaiguru hanya melatih peserta didik mampu mengerjakan soal. Perkembangan peserta didikyang tidak sesuai harapan ini, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhiperkembangan kemampuan berpikir tersebut salah satunya adalah proses pembelajaran.

Pembelajaran yang diterapkan oleh para guru belakangan ini adalah kurikulum 2013.Kurikulum 2013 merupakan kurikulum dengan proses pembelajaran terdiri atas limapengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Permendikbud 2013:81A). Kurikulum 2013 masihsangat baru dalam dunia pendidikan. Penelitian tentang kurikulum ini belum banyakdilakukan sehingga pengaruh kurikulum ini belum diketahui. Banyak hal yang terpengaruholeh kurikulum, metode mengajar, maupun strategi mengajar. Salah satu hal yangdipengaruhi adalah kemapuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif dapatdikembangkan dengan menggunakan metode discovery. Metode discovery adalah cara yangdigunakan guru dalam proses belajar mengajar dengan melibatkan pengalaman siswa untukmenemukan sendiri atas jawaban dari masalah yang ada dan guru hanya sebagai fasilitator(Atmawati, 2012).

Guru sebagai fasilitator diharapkan membuat siswa dapat menyelesaikanpermasalahan dengan caranya sendiri, mengembangkan gagasan-gagasan yang dimiliki sertasiswa mampu mengemukakan solusi. Secara tidak langsung siswa telah melakukan kegiatanberpikir kreatif. Berpikir kreatif merupakan salah satu tujuan dilakukannya pembelajarandiscovery. Pembelajaran discovery memiliki berbagai tujuan, yaitu: (1) untukmengembangkan kreativitas; (2) untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar; (3)untuk mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan kritis; (4) untuk meningkatkankeaktifan anak didik dalam proses pembelajaran; (5) untuk belajar memecahkan masalah; (6)untuk mendapatkan inovasi dalam proses pembelajaran (Ilahi, 2012:43). Berdasarkan tujuandi atas, discovery dapat mengembangkan kreativitas. Metode discovery merupakan metodeyang fleksibel sehingga memungkinkan guru untuk membuat siswa berpikir sesuai denganpersoalan yang dihadapi. Guru dapat memberikan persoalan yang memaksa siswa untukmencari alternatif penyelesaian. Secara tidak langsung siswa belajar berpikir kreatif. Berpikirkreatif adalah berpikir yang mengarah pada pemerolehan wawasan baru, pendekatan baru,perspektif baru, atau cara baru dalam memahami sesuatu (McGregor dalam Mahmudi, 2010).

Sudjana (Atmawati, 2012) menjelaskan bahwa penelitian yang menggunakan metodeekspositori dan discovery sudah banyak dilakukan, misalnya penelitian yang dilakukan olehUniversity of Philipine sampai kepada kesimpulan bahwa pendekatan ekspositori dandiscovery tidak berbeda keefektifannya dalam mencapai hasil belajar yang bersifat informasi,fakta dan konsep, tetapi berbeda secara signifikan dalam mencapai ketrampilan berpikir.Metode discovery lebih efektif dari pada metode ekspositori. Penelitian yang dilakukan diPhilipine tersebut menyatakan adanya perbedaan ketrampilan berpikir.

Page 3: Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5610/3/T1_202010024_Full... · 1 pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif

3

Perbedaan ketrampilan atau kemampuan berpikir mengindikasikan bahwa metodediscovery dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Hal tersebutmendorong perlunya penelitian tentang “Pengaruh Metode Discovery Terhadap KemampuanBerpikir Kreatif Siswa pada Materi Aljabar Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Ajaran2014/2015 di SMP N 2 Susukan” dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui adaatau tidaknya pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif. Setelahdiketahui pengaruh metode discovery diharapkan kemampuan berpikir kreatif dapatditingkatkan dengan menggunakan metode tersebut.

LANDASAN TEORITISMatematikaMatematika merupakan ilmu deduktif, aksioma, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbol yangpadat arti dan semacamnya adalah sebuah sistem matematika yang dapat digunakan untukmengatasi persoalan-persoalan nyata (Subarinah dalam Wahyudi, 2013). Soedjadi (Uno,2007: 129) memiliki pandangan yang selaras dengan Subarinah. Soedjadi memandangmatematika sebagai ilmu yang bersifat abstrak, aksiomatik, dan deduktif. Berdasarkanpandangan para pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika bukanlah cabang ilmuyang menekankan pada penyampaian informasi semata, namun secara tidak langsungmempengarui pola pikir, baik berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, maupun kreatif.

Pembelajaran MatematikaUdin (Sardiyanti, 2010) mengatakan belajar adalah usaha aktif seseorang artinya

tanpa adanya usaha aktif tidak akan terjadi proses belajar pada diri seseorang. Menurut W. S.Winkel, (2005:4) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalaminteraksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Sudjana (Kanssas, 2013) “Pembelajaran dapatdiartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadikegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) danpendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Berdasarkan pengertian matematika dan pengertian belajar di atas dapat disimpulkanpengertian pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika adalah suatu usaha aktifmental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif peserta didik dengan pendidik danlingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilanyang bersifat deduktif, aksioma, formal, hirarkis, serta abstrak.

Kemampuan Berpikir KreatifBerpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental yang dapat membuat hubungan-

hubungan secara terus menerus, sehingga ditemukan kombinasi yang “benar” atau sampaiseseorang itu menyerah, Evans (Tandiseru, 2012). Kemampuan berpikir kreatif seseorang,dapat ditunjukan melalui produk pemikiran atau kreativitasnya dalam menghasilkan sesuatuyang “baru”. Pendapat berbeda disampaikan oleh Potur dan Barkul. Potur dan Barkul(Yunianta, 2012) mengatakan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan kognitif orisinil danproses pemecahan masalah. Kemampuan berpikir kreatif siswa (KBKS) yang dimaksutadalah kemampuan berpikir kreatif matematis. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat

Page 4: Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5610/3/T1_202010024_Full... · 1 pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif

4

disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah suatu aktivitas mental yang dapatmembuat hubungan-hubungan secara terus menerus, sehingga ditemukan kombinasi dalamproses pemecahan masalah.

Tandiseru (2012) di dalam jurnal seminar matematika dan pendidikan matematikadengan tema “Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam MembangunKarakter Guru dan Siswa” merumuskan indikator-indikator kemampuan berpikir kreatifsebagai berikut: (a) Kepekaan yaitu kemampuan mengaitkan persoalan dengan konsep-konsep pada matematika; (b) kelancaran yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyakjawaban, metode, dan perumusan dengan benar; (c) keluwesan yaitu kemampuan untukmengemukakan bermacam-macam pemecahan, metode atau pertanyaan; (d) keaslian yaitukemampuan mengemukakan solusi, metode, atau pertanyaannya adalah unik danmerupakan pengetahuan yang mendalam; (e) elaborasi yaitu kemampuan menambah suatusituasi atau masalah sehingga menjadi lengkap dan merincinya secara detail yangdidalamnya dapat berupa tabel grafik, gambar, model, dan kata-kata.

Pembelajaran Matematika dengan Metode DiscoveryMetode penemuan yang dipandu oleh guru (penemuan terbimbing) pertamakali

dikenalkan oleh Plato dalam suatu dialok antara Socrates dan seorang anak. Model inimelibatkan interaksi antara siswa dan guru di mana siswa mencari kesimpulan yangdiinginkan oleh guru melalui urutan pertanyaan yang dilakukan oleh guru. Bruner(Markaban, 2006) menyatakan bahwa penemuan adalah suatu proses, suatu jalan atau caradalam mendekati permasalahan bukanya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Brunerberpendapat belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, di mana seorangsiswa dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswadapat mencari jalan permasalahannya.

Metode penemuan terbimbing sering kali disebut metode discovery. Metode discoveryadalah cara yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dengan melibatkanpengalaman siswa untuk menemukan sendiri atas jawaban dari masalah yang ada dan guruhanya sebagai fasilitator (Atmawati, 2012). Berdasarkan pengertian metode discoverytersebut dapat disimpulkan bahwa metode discovery adalah sebuah interaksi dimana siswamenarik sebuah kesimpulan dari pengalaman, suatu masalah, atau situasi yang tampaknyaganjil dengan bimbingan dan arahan dari guru. Metode discovery memiliki enam langkahyang diungkap Djamarah dan zain (Atmawati, 2012) yaitu simulation, problem statement,data collection, data processing, verification (pembuktian), dan generalization. Metodediscovery mempunyai tujuan utama untuk mengembangkan ketrampilan intelektual, berpikirkreatif, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah. Mohammat Tahir Ilahi dalambukunya yang berjudul “Pembelajaran discovery strategi dan mental vocational skill”menyatakan bahwa salah satu bukti kongkrit implikasi pembelajaran discovery strategi dapatmeningkatkan vocational skill. Salah satu implikasi tersebut adalah kemampuan anak didikuntuk berpikir kreatif. Secara tidak langsung Tahir mengatakan bahwa metode discoverydapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Page 5: Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5610/3/T1_202010024_Full... · 1 pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif

5

Hubungan Metode Discovery dengan Kemampuan Berpikir KreatifKemampuan berpikir kreatif yang terdapat pada seseorang pada dasarnya memiliki

berbagai tanda. Coleman dan Hammen (Rakhmat, 2007) mengungkap faktor-faktor yangsecara umum menandai orang-orang kreatif yaitu:a. Kemampuan kognitif: termasuk disini berupa kecerdasan rata-rata, kemampuan

melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitaskognitif.

b. Sikap yang terbuka: orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal daneksternal. Ia memiliki minat yang beragam dan luas.

c. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri. Orang kreatif tidak senang“digiring”. Ingin menampilkan dirinya semampu, semaunya. Ia tidak terlalu terikat padakonvensi-konvensi sosial.

Coleman dan hammen selaras dengan ngermanto. Menurut ngermanto (2001: 72) berpikirkreatif tumbuh subur apabila didukung oleh beberapa faktor yang dikemukakan olehColeman dan hammen. Faktor-faktor tersebut selaras dengan metode pembelajaran discovery.Discovery sangat mendukung gagasan-gasan baru, sikap yang terbuka, serta mengajarkansikap yang bebas. Hal ini tercermin pada metode discovery dimana metode ini mendukungsiswa untuk menemukan jawaban atas permasalahanya sendiri, serta menanamkan sikapterbuka atas jawaban orang lain. Selain itu, metode discovery merupakan metodepembelajaran dimana siswa bebas menemukan jawaban dari permasalahan yang ada denganmenggunakan caranya sendiri.

METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian yang dilakukan di SMP N

2 Susukan ini menggunakan kelas VIII B dan kelas VIII C sebagai sampel penelitian. KelasVIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Kelas kontrol dankelas eksperimen dipilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik cluster randomsampling. Desain penelitian ini adalah randomized control group pretest-posttest. Kelas yangakan digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diberikan perlakuan berupa pretest sebagaites awal. Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelaseksperimen diberikan perlakuan (X) berupa penggunaan metode discovery dan kelas kontroltidak diberikan perlakuan khusus. Kelas kontrol menggunakan kurikulum 2013 sebagailandasan pembelajarannya. Desai penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Desain penelitian.Kelas Pretest perlakuan PosttestKelas Eksperimen T1 X1 T2

Kelas Kontrol T1 X2 T2

Penelitian ini menggunakan instrumen soal pretest dan soal posttest berbentuk uraian.Soal uraian tersebut diharapkan dapat menggambarkan cara berpikir siswa dan membuatsiswa tidak memiliki batasan dalam menjawab soal. Batasan dalam menjawab soal akanmembuat siswa menjadi terstruktur dan tidak dapat menggambarkan cara berpikir mereka.Keterbatasan dalam menjawab soal juga akan membuat beberapa indikator tidak dapatterlihat dengan baik. Data yang diperoleh dari soal pretest dan soal posttest tersebutkemudian dianalisi dengan uji independent t-test. Uji independent t-test dipilih setelah

Page 6: Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5610/3/T1_202010024_Full... · 1 pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif

6

memenuhi uji prasarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakanuntuk mengetahui distribusi data. Distribusi data digunakan untuk mengetahui analisi yangakan digunakan. Analisis menggunakan uji independent t-test apabila data berdistribusinormal dan menggunakan Whitney-Wann apabila distribusi data tidak normal.

HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sebelum Perlakuan

Setelah dilakukan tindakan berupa pretest, posttest, serta pelakuan, penelitian inidilanjutkan dengan analisis hasil dan pembahasan. Analisis yang pertama yaitu analisiskemampuan berpikir kreatif siswa sebelum mendapatkan perlakuan.

Tabel 2 Tes Normalitas Data Pretest

Kelas

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Pretest 1 0,956 28 0,273

2 0,958 24 0,397

Tabel 2 merupakan hasil uji normalitas. Uji normalitas ini menunjukan dua nilai sig. yaitunilai sig. kelas eksperimen dan nilai sig. kelas kontrol. Nilai sig. kelas eksperimen 0,273 dannilai sig. kelas Kontrol 0,397. Kedua nilai sig ini menunjukan angka lebih dari 0,05, makadapat dikatakan kedua sampel tersebut berdistribusi normal. Uji selanjutnya yaitu ujihomogenitas yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Uji Homogenitas Data Pretest

Levene Statistic df1 df2 Sig.

0,069 1 50 0,794

Tabel 3 mununjukkan nilai sig. sebesar 0,794. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05yang berarti data tersebut homogen atau memiliki varian yang sama. Berdasarkan ujinormalitas dan uji homogenitas data pretest, diketahui bahwa sampel berdistribusi normaldan varian dari kedua sampel bersifat homogen. Uji prasyarat pada pretest menunjukkanbahwa analisis data dapat dilakukan dengan uji independent t-test. Uji independent t-test yangdilakukan dengan berbantuan SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Uji Independent T-test Data Pretest

Levene's Testfor Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T DfSig. (2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference

Equal variancesassumed

0,069 0,794 0,783 50 0,437 2,26190 2,88905

Equal variances notassumed

0,780 47,845 0,439 2,26190 2,90158

Tabel 4 menunjukkan bahwa varian dari kedua sampel sama. Hal ini dapat dilihat darikolom levene’s test for equality of variances. Uji levene menunjukkan nilai F hitung dari data

Page 7: Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5610/3/T1_202010024_Full... · 1 pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif

7

adalah 0,069 dengan nilai sig. 0,794. Nilai probabilitas lebih dari 0,05, sehingga dapatdikatakan kedua varian populasi identik. Setelah mengidentifikasi varian, tahap berikutnyaadalah melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata populasi. Tahapan ini dapat dilihat padakolom t-test for equality of means. Uji T menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,783 dengannilai sig. 0,437 dengan menggunakan sig. 2-tailed. Nilai sig.0,437 > 0,05 hal ini memilikiartian nilai rata-rata populasi pretest dinyatakan identik. Data-data di atas menunjukkanbahwa data pretest dinyatakan tidak berbeda. Hal ini memiliki artian bahwa analisis dapatdilanjutkan dengan independent t-test.

Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sesudah Perlakuan.Pada saat posttest data yang masuk mencapai 100% dan tidak ada data missing. Hal

ini berarti data 100% dapat dianalisis. Analisis data posttest diawali dengan uji normalitasyang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 uji normalitas posttest

Kelas

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Posttest 1 0,927 28 0,052

2 0,933 24 0,114

Tabel 5 di atas menunjukan nilai sig. 0,052 pada kelas eksperimen dan nilai sig. 0,114pada kelas kontrol. Kedua nilai sig. tersebut > 0,05 yang memiliki artian bahwa kedua datatersebut berdistribusi normal. Analisis selanjutnya adalah uji homogenitas, yang dapat dilihatpada tabel 6.

Tabel 6 Tes Homogenitas Data Posttest

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

8,294 1 50 0,006

Berdasarkan tabel 6 diperoleh angka sig. sebesar 0,006. Nilai sig. tersebut < 0,05maka data posttest tidak memiliki varian yang sama. Data-data tersebut dapat dikatakanberasal dari populasi yang memiliki varian berbeda. Setelah uji normalitas dan homogenitasselanjutnya dilakukan uji independent t-test. Uji independen t-test ini dilakukan denganmenggunakan data posttest. Hasil uji independent t-test dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Uji Independent T-test Data Posttest

Page 8: Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5610/3/T1_202010024_Full... · 1 pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif

8

Levene's Testfor Equalityof Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference

Equal variancesassumed

8,294 0,006 0,658 50 0,513 2,16667 3,29195

Equal variancesnot assumed

0,679 46,824 0,500 2,16667 3,18878

Analisis selanjutnya dilakukan dengan melihat nilai sig. pada 2-tailed pada barisequal variances not assumed. Nilai sig. 2-tailed adalah 0,500, nilai tersebut lebih dari 0,05maka rata-rata keduanya sama atau dapat diartikan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.Analisis di atas nenunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh metode discovery terhadapkemampuan berpikir kreatif siswa.

A. PembahasanBerdasarkan hasil analisis data didapatkan bahwa tidak terdapat pengaruh metode

discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil ini diperoleh karena beberapalangkah pembelajaran yang digunakan kelas eksperimen bagian dari scientific. Scientificmerupakan landasan yang digunakan dalam menyusun kurikulum 2013. Kurikulum 2013digunakan sebagai landasan pembelajaran kelas kontrol. Hal ini menyebabkan kemampuanberpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda. Hasil ini tidak sesuaidengan teori Coleman, Hammen, Ngermato, dan tidak sesuai pula dengan penelitian FathurRohim yang menyatakan:

Kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki seseorang pada dasarnya memilikiberbagai tanda. Coleman dan Hammen (Rakhmat, 2007) mengungkap faktor-faktor yangsecara umum menandai orang-orang kreatif, yaitu: 1) Kemampuan kognitif termasuk disiniberupa kecerdasan rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasanyang berlainan, dan fleksibilitas kognitif; 2) Sikap yang terbuka, orang kreatifmempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal; 3) Sikap yang bebas,otonom, dan percaya pada diri sendiri.

Ngermato (2001: 72) selaras dengan Coleman dan Hammen, berpikir kreatif tumbuhsubur jika didukung faktor tersebut. Faktor tersebut selaras dengan metode pembelajarandiscovery. Discovery sangat mendukung gagasan-gasan baru, sikap yang terbuka, sertamengajarkan sikap yang bebas. Hal ini tercermin pada metode discovery dimana metode inimendukung siswa untuk menemukan jawaban atas permasalahanya sendiri, sertamenanamkan sikap terbuka atas jawaban orang lain. Selain itu, metode discovery merupakanmetode pembelajaran dimana siswa bebas menemukan jawaban dari permasalahan yang adadengan menggunakan caranya sendiri.

Fathur Rohim (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan ModelDiscovery Terbimbing Pada Pembelajaran Fisika Untuk Meningkatkan Kemampuan BerpikirKreatif” mengatakan bahwa terdapat pengaruh discovery terhadap kemampuan berpikirkreatif. Fathur Rohim menggunakan aspek berpikir kreatif meliputi berpikir lancar, berpikir

Page 9: Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5610/3/T1_202010024_Full... · 1 pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif

9

luwes, berpikir orisinil, evaluasi, dan elaborasi. Aspek tersebut tidak berbeda dengan aspekyang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian Fathur Rohim yang menggunakan metodediskusi dalam kelas kontrol tersebut berkesimpulan bahwa metode discovery berpengaruhterhadap kemampuan berpikir kreatif. Kesimpulan selaras disampaikan oleh Neneng Watini(2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Metode Guided Discovery TerhadapKemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa”. Penelitian Neneng tersebut menggunakanmetode ekspositori sebagai metode pembanding. Metode ekspositori memiliki langkah-langkah sebagai berikut: 1) persiapan, 2) pertautan atau bahan terdahulu, 3) penyajian, dan 4)evaluasi. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa terdapat pengaruh metode discoveryterhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.Hasil berbeda ini terjadi karena penelitian yang dilakukan oleh Fathur Rohim dan Nenengpada kelas kontrol menggunakan metode ekspositori serta metode diskusi, sedangkanpenelitian kali ini kelas kontrol menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013berlandaskan 5 pengalaman belajar. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajarpokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, danmengkomunikasikan (permendikbud, 2013: 35). Penelitiwan ini berkesimpulan bahwa tidakterdapat pengaruh metode discovery terhasap kemapuan berpikir kreatif siswa kelas VIIISMP N 2 Susukan. Hasil tersebut dikarenakan beberapa langkah pembelajaran metodediscovery bagian dari scientific. Langkah pembelajaran tersebut yaitu data collection, dataprocessing, dan generalization. Perbedaan discovery dengan scientific (kurikulum 2013)terletak pada penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan oleh siswa pada metodediscovery, sedangkan pada scientifik tidak harus siswa.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik simpulan pembelajaranmatematika dengan metode discovery tidak berpengaruh terhadap kemampuan berpikirkreatif siswa pada materi aljabar kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SMP N2 Susukan . Hal ini di dasarkan pada analisis uji independent t-test. Hasil uji independent t-test menunjukkan nilai sig. 2-tailed sebesar 0,500. Hal ini menunjukkan tidak terdapatpengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi aljabarkelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SMP N 2 Susukan. Hasil tersebutdikarenakan beberapa langkah pembelajaran metode discovery mirip dengan kurikulum 2013.Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang digunakan pada kelas kontrol.

Berdasarkan simpulan, maka peneliti menyarankan agar sekolah memberikan fasilitasagar guru dapat mengembangkan kurikulum 2013 dengan mengkombinasikan metodediscovery. Selain itu, guru disarankan untuk melatih siswa mengerjakan soal yang berkaitandengan kemampuan berpikir kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

Atmawati, Vera. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Matematika yang Diajar Dengan MetodeEkspositori dan Metode Discovery Kelas Vii Smp Negeri 2 Tuntang Kabupaten

Page 10: Pengaruh Metode Discovery Terhadap Kemampuan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5610/3/T1_202010024_Full... · 1 pengaruh metode discovery terhadap kemampuan berpikir kreatif

10

Semarang. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Salatiga: UniversitasKristen Satya Wacana.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Sekolah Dasar Standar Kompetensi DanKompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Badan Standar NasionalPendidikan.

Ilahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran discovery strategy & mental vocational skill.Jogjakarta: Diva Press.

Kanssas, Dedi, (2013), “Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli”,http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html

Nggermanto, Agus. 2001. Quantum Quotient Kecerdasan Quantum. Bandung: Nuansa.

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Implementasi kurikulum. Jakarta:Republik Indonesia

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rohim, Fathur, dkk. Penerapan Model Discovery Terbimbing Pada Pembelajaran FisikaUntuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Physics Education Journal. Vol.1No 1 Mei 2012

Sardiyanti, Ria. 2010. Penerapan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) untukmeningkatkan aktivitas belajar matematika. Jakarta: Skripsi. UIN syarif hidayatullah.

Tandiseru, Selvi Rajuaty. 2012. Kepedulian Guru Matematika Dalam MeningkatkanKemampuan Berfikir Kreatif. Toraja: Universitas Kristen Toraja.

Uno, B. Hamzah. 2007. Model pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Wahyudi. 2012. Implementasi Problem-Based Learning Untuk Meningkatkan KemampuanBerpikir Kritis Dan Memecahan Masalah Matematika Dalam Perkuliahan KonsepDasar Matematika. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Yunianta, Tri Nova. 2012. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Implementasi Project-Based Learning Dengan Peer And Self-Assessment Untuk Materi Segiempat Kelas ViiSmpn Rsbi 1 Juwana Di Kabupaten Pati. Universitas Kristen Satya Wacana

W. S. Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi