pengaruh model pembelajaran berbasis masalah...

134
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI PESERTA DIDIK DI SMA TADIKA PERTIWI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Zianurrahman Arbi 1113011000028 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASISMASALAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI PESERTA

DIDIK DI SMA TADIKA PERTIWI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Zianurrahman Arbi

1113011000028

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

i

ABSTRAK

Zianurrahman Arbi (1113011000028). Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Masalah terhadap Motivasi Belajar PAI Peserta Didik di SMA

Tadika Pertiwi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran berbasis

masalah, motivasi belajar PAI peserta didik dan pengaruh model pembelajaran

berbasis masalah terhadap motivasi belajar PAI peserta didik di SMA Tadika

Pertiwi. Penelitian ini ditujukan pada peserta didik di SMA Tadika Pertiwi dengan

sampel 27 peserta didik dari populasi sebanyak 95 peserta didik. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen

penelitian yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala Likert.

Teknik analisa menggunakan korelasi product moment pada taraf signifikan 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis

masalah memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap akhlak siswa. Hal

ini ditunjukkan dari nilai korelasi sebesar 0,5279 atau dalam persentase sebesar

27,87%. Dengan demikian, pada penelitian ini model pembelajaran berbasis

masalah memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap motivasi belajar

peserta didik di SMA Tadika Pertiwi.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Motivasi Belajar PAI

peserta didik

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

ii

ABSTRACT

Zianurrahman Arbi (1113011000028). The Effect of Problem-Based

Learning Model on PAI Learning Motivation of Students in Tadika Pertiwi

Senior High School.

This study aims to determine the problem-based learning model, students' PAI

learning motivation and the effect of problem-based learning models on the PAI

learning motivation of students in Tadika Pertiwi Senior High School. This study

was aimed at students at Tadika Pertiwi Senior High School with a sample of 27

students from a population of 95 students. This research uses a descriptive method

with a quantitative approach. The research instrument used was a questionnaire

using a Likert scale. The analysis technique uses product moment correlation at a

significant level of 5%.

The results showed that the problem based learning model had a significant

influence on student morals. This is indicated by the correlation value of 0.5279

or a percentage of 27.87%. Thus, in this study the problem based learning model

gives a significant influence on the learning motivation of students in Tadika

Pertiwi Senior High School.

Keywords: Problem Based Learning Model, Motivation to Learn Islamic

Religious Education of Students

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhaanahu wa ta’aala

atas segala kasih sayang dan petunjuk-Nya kepada penulis selaku hamba-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi yang berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Berbasis terhadap Motivasi Belajar PAI Peserta Didik di

SMA Tadika Pertiwi”.

Penulisan skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk

mengikuti kegiatan sidang akhir skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam –

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini

tidak dapat penulis selesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, terutama kepada dosen pembimbing skripsi. Oleh karena itu, patutlah

kiranya penulis sampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan berkontribusi, diantaranya :

1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Abdul Haris, M.Ag, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Syarif Hidayatullah.

3. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag, selaku sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Sapiudin, M.Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan

sabar membimbing dan membantu penulis dalam menyusun dan

menyelesaikan skripsi ini.

5. Muhammad Sholeh Hasan, Lc, M.A, selaku dosen pembimbing akademik

yang selalu menasehati penulis.

6. Bu Farah, selaku admin di jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah

banyak membantu penulis dalam hal administratif dan persyaratan untuk

kuliah dan skripsi.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

iv

7. Semua dosen jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan jasa dan ilmunya kepada penulis sejak awal

masuk perkuliahan sampai dengan selesai.

8. Santoso, S.E, M.Pd, selaku kepala sekolah SMA Tadika Pertiwi yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMA Tadika

Pertiwi.

9. Orang tua penulis; Drs. Muhammad Arifin Romli dan Busyroh Ismail, adik-

adik penulis; Lulu Qathrunnada dan Azmi Muhammad Asyraf, serta keluarga

besar yang selalu memberikan motivasi, do’a dan dukungan kepada penulis

hingga selesainya skripsi ini.

10. Teman-teman penulis, rekan PPKT dan rekan-rekan satu jurusan PAI,

terimakasih atas pertemanan, motivasi, diskusi dan semangat berbagi ilmu

pengetahuan sejak awal masuk perkuliahan kampus hingga akhirnya dapat

menyelesaikan studi ini.

11. Seseorang yang telah memberikan warna dalam hidup penulis, dan selalu

memberi kebersamaan, motivasi, semangat serta do’a ; Dian Pratiwi, S.Pd.

semoga Allah mudahkan semua urusan dan cita-citanya, Aamiin.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang penulis susun ini dapat

memenuhi salah satu persyaratan yang telah ditentukan serta bermanfaat untuk

penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin.

Ciputat, Juni 2020

Penulis

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI

ABSTRAK .................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………… 5

C. Pembatasan Masalah ………………………………... 5

D. Rumusan Masalah ………………………………...… 6

E. Tujuan Penelitian …………………………………… 6

F. Manfaat Penelitian ………………………………….. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik …………………………………... 7

1. Hakikat Pembelajaran …………………………... 7

a. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran ………. 7

b. Ciri-ciri Pembelajaran ………………………. 10

c. Prinsip-prinsip Belajar ……………………… 12

2. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ………… 14

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ……….. 14

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam …………… 15

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ….. 16

d. Fungsi Pendidikan Agama Islam …………… 17

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah ………… 18

a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis

Masalah ……………………………………... 18

b. Karakteristik, Ciri-ciri dan Tujuan PBM …… 23

c. Langkah-langkah PBM ……………………... 27

4. Motivasi Belajar Peserta Didik …………………. 34

a. Pengertian Motivasi ………………………… 34

b. Peran Motivasi dalam Belajar ………………. 36

c. Sifat Motivasi dalam Belajar ……………….. 37

d. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Pembelajaran 38

B. Hasil Penelitian Relevan …………………….……… 40

C. Kerangka Berpikir ………………………..…………. 42

D. Hipotesis Penelitian …………………….…………... 42

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………. 44

B. Metode Penelitian …………………….…………….. 45

C. Populasi dan Sampel …………………….………….. 45

D. Teknik Pengumpulan Data …………………….……. 47

E. Instrumen Penelitian …………………….………….. 50

F. Teknik Analisis Data ……………………….………. 53

G. Hipotesis Statistik …………………….…………….. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Tadika Pertiwi ……………. 60

1. Sejarah singkat …………………….……………. 60

2. Visi dan Misi …………………….……………… 60

3. Tujuan sekolah …………………….……………. 61

4. Keadaan sekolah …………………….………….. 62

5. Sarana dan prasarana …………………….……... 63

6. Jumlah siswa …………………….……………… 64

7. Pendidik dan tenaga kependidikan ……………... 64

B. Deskripsi Data …………………….………………… 65

C. Analisis Data …………………….………………….. 87

D. Interpretasi Data …………………….……………… 91

E. Pembahasan Hasil Penelitian …………………….…. 93

F. Keterbatasan Penelitian …………………….……….. 95

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………….…………………... 97

B. Implikasi …………………….…………………..…. 98

C. Saran …………………….…………………..……... 99

DAFTAR PUSTAKA …………………….…………………….………. 100

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis

Masalah Ibrahim, Nur dan Ismail…......……………...

28

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis

Masalah Richard I Arends…………......……………..

30

Tabel 2.3 Fase-fase dalam Menerapkan Pelajaran untuk

Pembelajaran Berbasis Masalah…….......…...……….

33

Tabel 3.1 Kunjungan Observasi Sekolah...................................... 44

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian……...………... 51

Tabel 3.3 Skor Angket untuk Pernyataan yang Bernilai Positif... 54

Tabel 3.4 Skor Angket untuk Pernyataan yang Bernilai Negatif.. 54

Tabel 3.5 Klasifikasi Kategori Model Pembelajaran Berbasis

Masalah ……………………………………………....

55

Tabel 3.6 Klasifikasi Kategori Motivasi Belajar Peserta Didik… 55

Tabel 3.7 Angka Indeks Korelasi "r" Product Moment …...…… 56

Tabel 4.1 Data Sekolah ………………………………………..…………………….. 62

Tabel 4.2 Gedung Sekolah ……………………...……………… 63

Tabel 4.3 Jumlah Peserta Didik ………………………......……. 64

Tabel 4.4 Pendidik dan Tenaga Kependidikan …………...……. 64

Tabel 4.5 Siswa Responsif dan Antusias dalam Mengikuti

Proses Pembelajaran ………………...……………….

65

Tabel 4.6 Siswa Melakukan Proses Belajar secara Aktif dengan

Arahan dan Konsep Pembelajaran yang telah

disiapkan oleh Guru ……………...………………......

67

Tabel 4.7 Siswa Responsif dan Antusias dalam Mengikuti

Proses Pembelajaran ....................................................

69

Tabel 4.8 Siswa Berpikir secara Kritis berdasarkan Konsep

Pengetahuan dan Pengalaman Belajarnya ………..….

70

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

viii

Tabel 4.9 Siswa Melakukan Proses Belajar secara Aktif dengan

Arahan dan Konsep Pembelajaran yang telah

disiapkan oleh Guru ……………………………..…...

71

Tabel 4.10 Siswa Berpikir secara Kritis berdasarkan Konsep

Pengetahuan dan Pengalaman Belajarnya ……......….

72

Tabel 4.11 Siswa Melakukan Proses Belajar secara Aktif dengan

Arahan dan Konsep Pembelajaran yang telah

disiapkan oleh Guru ………………...………...……...

74

Tabel 4.12 Siswa Mampu secara Mandiri dalam Membangun

Konsep Pengetahuannya ………….......……...………

74

Tabel 4.13 Siswa Rensponsif dan Antusias dalam Mengikuti

Proses Pembelajaran ………...…………………...…..

76

Tabel 4.14 Siswa Berpikir secara Kritis berdasarkan Konsep

Pengetahuan dan Pengalaman Belajarnya ...……...….

76

Tabel 4.15 Siswa Mampu Memahami Konsep Toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama ……………...…

77

Tabel 4.16 Siswa Mampu Memahami Konsep Pengamalan

Toleransi dalam Kehidupan Beragama, Berbangsa

dan Bernegara ………………………………….…….

79

Tabel 4.17 Siswa Mampu Memahami Konsep Toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama …………...……

81

Tabel 4.18 Siswa Mampu Memahami Konsep Pengamalan

Toleransi dalam Kehidupan Beragama, Berbangsa

dan Bernegara ………………………………………..

82

Tabel 4.19 Siswa Mampu Memahami Konsep Toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama ………...………

83

Tabel 4.20 Siswa Mampu Memahami Konsep Pengamalan

Toleransi dalam Kehidupan Beragama, Berbangsa

dan Bernegara ………………………………………..

84

Tabel 4.21 Siswa Mampu Memahami Konsep Toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama ………...………

86

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

ix

Tabel 4.22 Hasil Angket Model Pembelajaran Berbasis Masalah.. 87

Tabel 4.23 Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik ……….. 88

Tabel 4.24 Analisis Korelasi Variabel X (Model Pembelajaran

Berbasis Masalah) dengan Variabel Y (Motivasi

Belajar Peserta Didik) ………………………………..

90

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Problem Based Learning …………………….. 31

Gambar 2.2 Perencanaan Pembelajaran untuk Pembelajaran Berbasis

Masalah………………………………………

32

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua

situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses

yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai

pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan

memahami sesuatu. Jadi, belajar merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan

oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu, situasi dan

pengalaman dengan berbagai rangkaian proses yang berlangsung di dalamnya

serta dengan memaksimalkan panca indera yang ada untuk memperoleh

pengetahuan tertentu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang

pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku

siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait

dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan,

nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Hubungan antara

guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Pada

perkembangan dunia pendidikan yang ada saat ini, seorang murid dituntut

untuk lebih aktif dalam proses dan pengalaman belajarnya yakni dengan

mengeksplorasi serta menganalisa segala sesuatu atau kejadian yang terkait

dalam konsep pembelajarannya sehingga peran guru lebih kepada sebagai

seorang fasilitator pembelajaran. Untuk mencapai keberhasilan dalam

kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang,

yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen strategi belajar

mengajar, dan komponen evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling

terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu, menjadi

suatu hal yang penting ketika komponen-komponen tersebut dilaksanakan

dengan maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

2

Proses pembelajaran PAI di sekolah pada umumnya dilaksanakan

secara konvensional, yakni terpusat kepada guru (teacher center) sebagai

sumber belajar utama bagi siswa. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran

berlangsung secara pasif, yakni satu arah (guru → siswa), dimana guru pada

umumnya sering memberikan penjelasan materi pembelajaran dengan

menggunakan metode ceramah. Penggunaan metode ceramah inilah yang

terkadang membuat kegiatan pembelajaran menjadi monoton dan suasana

belajar siswa terkesan membosankan.

Penerapan metode ceramah merupakan proses pembelajaran yang

bersifat konvensional, yakni menekankan kepada peran guru sebagai sumber

belajar utama bagi siswa di kelas. Hal tersebut menjadikan guru seakan

menganggap seluruh siswa yang ada di kelas pada saat pembelajaran

berlangsung tersebut memiliki kemampuan yang sama dalam memahami

materi pelajaran, mendayagunakan pikiran serta menganalisa suatu proses

pemecahan masalah. Oleh karena itu, penerapan metode pembelajaran seperti

metode ceramah dianggap kurang tepat dan maksimal, meskipun pada

dasarnya penyampaian materi dengan menggunakan metode ceramah oleh

guru sebagai pendidik tidak bisa dihilangkan sepenuhnya saat kegiatan belajar

dan mengajar berlangsung di dalam kelas. Namun demikian, penggunaan

metode ceramah secara menyeluruh menimbulkan dampak yang tidak akan

maksimal dalam mengembangkan situasi belajar siswa yang seharusnya aktif,

dimana siswa dapat menemukan suatu permasalahan, kemudian mereka

menganalisa masalah-masalah tersebut serta mencari penyelesaiannya.

Dengan menyadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang

berbeda-beda dalam proses pembelajaran, memahami materi atau bahan ajar,

serta kemampuan dalam memecahkan masalah, maka sudah seharusnya

seorang guru mampu untuk menerapkan model serta metode pembelajaran

yang tepat guna membangun semangat belajar siswa, memaksimalkan potensi

belajar siswa, menumbuhkan sikap antusias siswa untuk berargumentasi dan

mengemukakan ide serta gagasan yang mereka miliki, juga kemampuan

berpikir kritis terhadap suatu permasalahan yang ada. Model-model

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

3

pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori

sebagai pijakan dalam pengembangannya. Para ahli menyusun model

pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis,

sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain. Biasanya

mempelajari model-model pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang

dikelompokkan menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut

merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai

kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran

adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk

kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau di luar kelas.

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh

memilih model pembelajaran yang cocok, efektif, dan efisien untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran PAI, materi-materi yang

dibahas di dalamnya tentu berkaitan dengan bidang-bidang agama seperti Al-

Qur’an, Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih dan Sejarah Islam. Guru PAI harus

mampu memaksimalkan kemampuan berpikir dan diskusi siswa dalam upaya

mereka untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.

Permasalahan-permasalahan tersebut bisa diambil dari fenomena-fenomena

sosial yang terjadi serta isu-isu kontemporer terkait bidang keagamaan yang

berkembang di masyarakat. Dengan melaksanakan proses pembelajaran

melalui dialog dan diskusi kelompok, diharapkan siswa dapat mengemukakan

argumentasi, ide dan gagasan mereka dalam menanggapi suatu permasalahan

yang ada untuk bersama-sama mencari solusi dan penyelesaian dari

permasalahan tersebut.

Strategi pembelajaran yang diterapkan dengan menggunakan masalah-

masalah yang terjadi dunia nyata sebagai objek kajiannya akan melahirkan

suatu konsep nyata bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan

keterampilan untuk memecahkan masalah, serta untuk memperoleh konsep

pengetahuan yang esensial (dasar) dari mata pelajaran tersebut. Dalam hal ini,

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

4

siswa terlibat dalam kegiatan penyelidikan untuk memecahkan masalah

tersebut dengan cara mengintegrasikan keterampilan berpikir kritis dan

konsep pengetahuan dari berbagai sumber dan isi materi pelajaran yang ada.

Strategi ini mencakup tentang pengumpulan informasi yang berkaitan dengan

identifikasi masalah, menganalisa dan mempresentasikan hasil penemuannya

kepada orang lain.

Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang berpusat kepada siswa

(student center) sebagai subjek atau pelaku utama pada proses pembelajaran

yang berlangsung, sedangkan guru bertugas sebagai seorang fasilitator yang

merancang dan memandu jalannya kegiatan pembelajaran tersebut. Pada

model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), guru

berperan sebagai mediator pembelajaran di kelas. Guru memfasilitasi setiap

proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, dengan cara terlebih dahulu

guru memberikan bahan bacaan atau materi terkait yang telah disiapkan

sebagai input (masukan) awal pembelajaran, atau dapat juga dilakukan

dengan cara guru menampilkan gambar atau tayangan terkait dengan

permasalahan yang akan dibahas, kemudian siswa menganalisa masalah yang

ada dengan cara mendiskusikannya dengan teman kelompoknya, setelah itu

mereka memberikan tanggapan, menganalisa, mengeksplorasi, serta mencoba

untuk mencari solusi atau penyelesaian yang berupa kesimpulan dari

permasalahan tersebut.

Agak berbeda dengan pembelajaran konvensional yang menjadikan

permasalahan nyata sebagai suatu penerapan konsep, PBM (Pembelajaran

Berbasis Masalah) justru menjadikan permasalahan nyata sebagai pemicu

(stimulus) bagi proses pembelajaran peserta didik sebelum mereka

mengetahui konsep formal. Peserta didik secara kritis mengidentifikasi

informasi dan strategi yang relevan serta melakukan penyelidikan untuk

menyelesaikan masalah tersebut.

Dengan mencoba menerapkan model pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning), maka diharapkan sikap antusias dan semangat

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

5

belajar siswa akan semakin meningkat, sehingga kualitas proses dan hasil

belajar akan menjadi lebih baik karena model pembelajaran ini memberikan

kesempatan yang sama kepada seluruh siswa yang ada di dalam kelas agar

mereka berani untuk mengemukakan argumentasi mengenai suatu

permasalahan yang terjadi, menyampaikan ide atau gagasan, serta

menemukan solusi dari masalah tersebut. Hal ini tentu sangat memungkinkan

saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan maksimal, biasanya siswa

cenderung menunjukkan sikap yang antusias serta responsif jika dihadapkan

dengan fenomena sosial masyarakat yang terjadi, yang bersifat kontekstual

(situasi yang terjadi di masyarakat) dengan yang mereka ketahui, pelajari atau

bahkan mereka alami sendiri.

B. Identifikasi Masalah

1. Pembelajaran masih bersifat teacher centered learning.

2. Metode pembelajaran masih bersifat monoton, seperti metode ceramah

yang membuat antusias belajar peserta didik menjadi rendah.

3. Rendahnya motivasi belajar PAI peserta didik dikarenakan proses KBM

yang belum maksimal.

4. Perlu upaya untuk memaksimalkan penerapan model pembelajaran yang

bersifat konstruktif, salah satunya seperti model pembelajaran berbasis

masalah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis hanya membatasi

masalah tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap

Motivasi Belajar PAI Peserta Didik di SMA Tadika Pertiwi”.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

6

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, penulis membuat perumusan

masalah sebagai berikut:

“Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap

motivasi belajar PAI peserta didik di SMA Tadika Pertiwi?”

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh model pembelajaran

berbasis masalah terhadap motivasi belajar PAI peserta didik di SMA

Tadika Pertiwi.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran berbasis

masalah terhadap motivasi belajar PAI peserta didik di SMA Tadika

Pertiwi.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh model

pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar PAI peserta

didik di SMA Tadika Pertiwi.

2. Bagi para guru, bermanfaat sebagai masukan untuk meningkatkan

motivasi belajar peserta didik, bahwa model pembelajaran berbasis

masalah merupakan salah satu model pembelajaran aktif dan konstruktif

yang cocok diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

3. Bagi sekolah, sebagai sumber atau bahan informasi ilmiah yang dapat

terus dikaji dan dikembangkan tentang penggunaan model pembelajaran

aktif seperti model pembelajaran berbasis masalah.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoretik

1. Hakikat Pembelajaran

a. Pengertian dan Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi

yang memiliki susunan terdiri dari aspek manusiawi, material,

fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi

untuk tercapainya suatu tujuan pembelajaran.1 Selain itu terdapat

pula definisi yang menyatakan, “Pembelajaran adalah proses

interaksi dua arah yang terjadi antara guru dengan siswa, serta teori

dan praktik yang terlibat di dalamnya”.2 Berdasarkan beberapa

pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran

adalah suatu rangkaian kegiatan atau proses interaksi yang terjadi

antara guru dengan siswa yang di dalamnya terdapat unsur-unsur

pembelajaran yang saling mempengaruhi dalam proses belajar untuk

mencapai suatu tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Perkembangan yang semakin cepat menimbulkan dampak

terhadap pembelajaran yang harus lebih baik dalam menghadapi

tantangan yang bersifat universal. Untuk menghadapi berbagai

tantangan tersebut, UNESCO memberikan empat pilar dalam belajar,

yaitu: belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk

bekerja (learning to do), belajar untuk hidup berdampingan dan

berkembang bersama (learning to live together), serta belajar

menjadi manusia seutuhnya (learning to be).3

1Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian

Kompetensi, (Malang: Prestasi Pustakaraya, 2013), hal. 99 2Sitiatava Rizema Putra, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, (Jogjakarta:

Diva Press, 2013), cet. 1, hal. 17 3Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Surabaya: PT Remaja Rosdakarya,

2013), cet. 4, hal. 29

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

8

Pembelajaran bertujuan untuk menciptakan suasana belajar

dan harus dapat menunjang tercapainya tujuan belajar.4 Dalam

klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran merupakan tujuan

yang paling khusus. Tujuan pembelajaran dapat diartikan sebagai

kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa ketika mereka telah

mempelajari materi tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu

kali pertemuan.5 Tujuan pembelajaran dapat pula diartikan sebagai

rancangan sasaran atau perolehan hasil belajar yang diharapkan

dicapai para siswa apabila mereka telah menyelesaikan mata

pelajaran.6 Jadi, dalam suatu pembelajaran harus ada hasil yang

diperoleh oleh siswa sebagai efek dari pembelajaran yang telah

dilakukan sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

Di bawah ini akan dipaparkan beberapa pendapat mengenai

tujuan pembelajaran:

1) Tujuan pembelajaran berdasarkan Bloom

Benyamin S. Bloom dengan teman-temannya mengajukan

tujuan pembelajaran yang dikelompokkan dalam tiga ranah,

yaitu ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif.

a) Ranah kognitif

Aspek-aspek pada ranah kognitif ini ada enam yang

kemudian lebih dikenal dengan Taksonomi Bloom. Keenam

aspek pada Taksonomi Bloom tersebut adalah sebagai

berikut: Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, Analisis,

Sintesis, dan Evaluasi.7

4Putra, op. cit., hal. 30

5Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ed. 1,

(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), cet. 8, hal. 68 6Nana Syaodih Sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum & Pembelajaran

Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2012), cet. 1, hal. 88 7Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), cet. 1, hal. 64

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

9

b) Ranah afektif

Tujuan pembelajaran pada ranah afektif ini sangat

terkait dengan sikap atau perasaan, seperti perasaan senang

atau tidak senang, perasaan sedih atau bahagia, perasaan

bangga atau malu, dan lainnya. Menurut Bloom dan kawan-

kawan, yang termasuk ke dalam ranah afektif diantaranya,

yaitu aspek penerimaan, penanggapan, penilaian, organisasi,

dan pemeranan.8

c) Ranah psikomotorik

Tujuan pembelajaran pada ranah psikomotorik

berhubungan dengan keterampilan secara fisik, motorik

maupun tangan. Aspek pada ranah psikomotorik menurut

Bloom dan kawan-kawan diantaranya, yaitu persepsi,

kesiapan, respon, terpimpin, mekanisme, respon kompleks,

penyesuaian, serta mencipta.9

2) Tujuan Pembelajaran menurut Gagne dan Briggs

Gagne bersama Briggs beranggapan bahwa cara terbaik

dalam merancang pembelajaran adalah dengan bekerja terbalik

dari menyusun hasil belajar. Tujuan pembelajaran menurut

Gagne dan Briggs diantaranya, yaitu:

a) Keterampilan intelektual

b) Strategi kognitif

c) Informasi verbal

d) Keterampilan motorik

e) Sikap10

Dari beberapa tujuan pembelajaran yang dipaparkan tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah berupa

kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh

8Ibid., hal. 67

9Ibid., hal. 68

10Ibid., hal. 72

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

10

siswa, yang di dalamnya terdiri dari beberapa aspek setelah mereka

melakukan proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setelah

pembelajaran dilakukan, siswa memiliki kemampuan baru pada diri

mereka dan diharapkan kemampuan tersebut semakin bertambah

seiring dengan semakin meningkatnya jenjang pendidikan dan proses

pembelajaran yang dilakukan.

b. Ciri-ciri Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

pelaksanaannya meliputi unsur-unsur tertentu yang dapat

memberikan ciri sebagai suatu kegiatan pembelajaran. Oleh sebab

itu, peneliti menganggap perlu adanya pemaparan mengenai ciri-ciri

pembelajaran.

Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

1) Motivasi Belajar

Dalam suatu kegiatan belajar, motivasi merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang dapat

memunculkan kegiatan belajar sehingga tercapainya suatu

tujuan yang dikehendaki.11

Dalam pembelajaran, dorongan

motivasi terhadap siswa sangat diperlukan dan harus selalu

dilakukan terutama oleh guru dalam menjalani pembelajaran.

Hal ini bertujuan agar kegiatan dan tujuan pembelajaran yang

diharapkan dapat tercapai. Apalagi, adanya perbedaan

kebiasaan, sikap, sifat, dan karakteristik dari tiap-tiap siswa

maka akan menyebabkan motivasi belajar yang berbeda-beda

pula dari setiap siswa tersebut.

2) Bahan Belajar

Bahan pengajaran yang digunakan untuk belajar adalah

segala informasi yang meliputi fakta, prinsip, dan konsep yang

11

Putra, op. cit., hal. 27

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

11

dibutuhkan dalam mencapai tujuan pembelajaran.12

Bahan

belajar tersebut merupakan alat untuk menjalankan isi dari suatu

pembelajaran. Bahan belajar ini disusun sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai yang dapat merangsang dan

mendorong siswa menemukan atau memecahkan masalah yang

ada dalam pembelajaran.

3) Alat bantu/media belajar

Alat bantu atau media belajar, yaitu alat-alat yang dapat

membantu siswa belajar agar tercapainya tujuan belajar.13

Alat

bantu belajar digunakan untuk mempermudah siswa dalam

menjalani dan memahami isi pembelajaran, sebab biasanya

dengan alat bantu siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar.

Sehingga, materi pembelajaran yang dimaksudkan oleh guru

dapat tersampaikan kepada siswa dengan lebih baik.

4) Suasana Belajar

Suasana belajar merupakan aspek yang sangat penting dan

dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.14

Oleh

sebab itu, suasana belajar sebisa mungkin harus dijaga dengan

baik agar tercipta keadaan yang kondusif saat pembelajaran.

Salah satunya, yaitu dengan adanya komunikasi antara guru dan

siswa yang terjalin dengan baik maka akan dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan pula.

5) Kondisi siswa yang belajar

Antara satu siswa dengan siswa lainnya memiliki sifat dan

karakter yang berbeda. Hal ini pun akan menyebabkan adanya

pengaruh terhadap partisipasinya dalam proses belajar.15

Oleh

sebab itu, dalam proses pembelajaran yang harus menjadi

pemeran utama dalam pembelajaran adalah siswa, guru disini

12

Ibid., hal. 28 13

Ibid., hal. 28 14

Ibid., hal. 29 15

Ibid.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

12

hanya berperan sebagai fasilitator. Dengan hal tersebut semua

siswa meskipun memiliki karakteristik yang berbeda dapat

berperan langsung selama pembelajaran untuk membangun

pengetahuan.

Dengan adanya ciri-ciri pembelajaran tersebut, maka kita

dapat membedakan kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan

kegiatan lainnya. Sehingga kita memiliki patokan kegiatan yang

seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pembelajaran.

c. Prinsip-prinsip Belajar

Di bawah ini akan dipaparkan beberapa prinsip belajar, adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian memiliki peranan penting dalam belajar. Tanpa

perhatian maka tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian siswa

terhadap pelajaran akan timbul apabila bahan pelajaran sesuai

dengan kebutuhannya. Motivasi pun memiliki peranan penting

dalam kegiatan belajar. Motivasi dapat bersifat internal, yaitu

datang dari dirinya sendiri, dan dapat juga bersifat ekstenal,

yaitu datang dari selain dirinya sendiri.16

Berdasarkan hal

tersebut, artinya siswa dituntut untuk memberikan perhatian

terhadap semua kegiatan yang mengarah kepada pencapaian

tujuan pembelajaran selama proses belajar berlangsung dan

harus dapat membangkitkan serta mengembangkan motivasi

secara terus-menerus.

2) Keaktifan

Belajar hanya mungkin terjadi jika anak aktif mengalami

sendiri pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar,

siswa selalu menampakkan keaktifan yang beraneka ragam.

16

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikan &

Kebudayaan dan Rhineka Cipta, 2006), cet. 3, hal. 42-43

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

13

Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati hingga kegiatan

psikis yang sulit diamati.17

Artinya, dalam hal ini keaktifan

siswa merupakan hal yang penting dalam belajar. Siswa dituntut

untuk selalu aktif baik secara fisik, intelektual, maupun

emosional dalam memproses dan mengolah perolehan

belajarnya secara efektif.

3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Edgar Dale dalam penggolongan pengaman belajar

mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar

melalui pengalaman langsung. Dengan belajar melalui

pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara

langsung namun harus menghayati, terlibat langsung dalam

kegiatan, dan bertanggung jawab terhadap hasil yang

diperoleh.18

Artinya, hal apapun yang dipelajari oleh siswa maka

mereka harus mempelajari dan mengalaminya sendiri.

4) Tantangan

Dalam situasi belajar siswa biasanya mendapat hambatan

saat mempelajari bahan belajar dalam mencapai tujuan yang

ingin dicapai. Dengan adanya hambatan tersebut maka muncul

motif untuk mengatasinya dengan mempelajari bahan belajar

tersebut. Agar saat belajar pada siswa muncul motif yang kuat

untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar

haruslah menantang. Dengan bahan belajar yang memiliki

tantangan membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan

belajar baru yang banyak mengandung masalah yang perlu

dipecahkan menjadikan siswa tertantang untuk

mempelajarinya.19

Berdasarkan hal tersebut, artinya dalam

pembelajaran guru harus kreatif dalam menyiapkan bahan ajar

17

Ibid., hal. 44-45 18

Ibid., hal. 45 19

Ibid., hal. 47-48

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

14

yang menarik dan tidak monoton agar siswa lebih semangat

dalam melakukan kegiatan belajar.

2. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati

hingga, mengimani, bertaqwa, dan berakhlak, mulia dalam

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci

al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan

kerukunan umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa.20

Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa

dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Sedangkan

Ahmad Tafsir mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah

bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.21

Sedangkan Khoirun Rosyadi, Pendidikan Agama Islam adalah

“mengarahkan anak didik (manusia) pada optimal kemampuannya

dengan tujuan terbentuknya kepribadian yang utuh sebagai manusia

individual, sosial dan hamba Allah yang mengabdikan diri kepada-

Nya”.22

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Berkenaan dengan

tanggung jawab ini, maka pendidikan agama di sekolah berarti: suatu

usaha yang secara sadar dilakukan guru untuk mempengaruhi siswa

20

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI SMA&MA,

(Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003), hal. 7 21

Abdul Majid, Pendidikan Agama…, hal. 131 22

Khiron Rrosyadi, Pendidikan Profetik, (Bandung: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 135

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

15

dalam rangka pembentukan manusia beragama. Pemberian pengaruh

pendidikan agama disini mempunyai arti ganda, yaitu: pertama

sebagai salah satu sarana agama (dakwah Islamiyah) yang

diperlukan bagi pengembangan kehidupan keagamaan. Kedua,

sebagai satu sarana pendidikan nasional untuk terutama

meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.23

Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan agama

Islam tidak hanya bersifat mengajar, dalam arti menyampaikan ilmu

pengetahuan tentang agama Islam kepada peserta didik, melainkan

mengarahkan kepada pembentukan pribadi muslim yang taat,

berilmu dan beramal agar ia Bahagia di dunia dan akhirat.

Pendidikan agama Islam dilakukan dalam rangka

mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan

mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pendidikan

keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang

menuntut penguasaan tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu

agama.24

Dan pada (pasal 37 ayat 1) UU ini juga disebutkan bahwa

pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

berakhlak mulia.25

Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

23

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), cet. 1, hal. 172 24

Departemen Agama RI, Memahami Paradigma…, hal. 72 25

Ibid., hal. 79

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

16

penumpukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketaqwaannya. Berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi (kurikulum PAI: 2003).26

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Pengajaran agama Islam diberikan pada sekolah umum dan

sekolah agama (madrasah), baik negeri maupun swasta. Seluruh

bahan pelajaran yang diberikan di sekolah/madarasah

diorganisasikan dalam bentuk kelompok-kelompok mata pelajaran

yang disebut bidang studi (broadfield) dan dilaksanakan melalui

sistem kelas.

Dalam struktur program sekolah, pengajaran agama merupakan

satu kesatuan atau keseluruhan dan dipandang sebagai sebuah bidang

studi agama Islam.

Dalam struktur program madrasah, pengajaran agama Islam

dibagi menjadi 4 macam bidang studi, yaitu: bidang studi aqidah

akhlak, al-Qur’an hadits, syariah dan sejarah Islam.27

Ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam

meliputi Sekolah Menengah Atas berfokus pada aspek:

1) Al-Qur’an Hadits

2) Keimanan

3) Syariah

4) Akhlak

5) Tarikh28

26

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI

SMA&MA…, hal. 8 27

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), ed. 1, cet. 1, hal. 173 28

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI

SMA&MA…, hal. 9

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

17

Pendidikan agama Islam menekankan keseimbangan dan

keselarasan antara hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan

manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri

sendiri dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.29

d. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah

berfungsi sebagai berikut:

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

peserta didik kepada Allah swt yang telah ditanamkan dalam

lingkup keluarga.

2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan dunia akhirat.

3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama

Islam.

4) Perbaikan, yaitu kekurangan-kekurangan dan kelemahan-

kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan

pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia

Indonesia seutuhnya.

6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(alam nyata dan nir nyata), sistem dan fungsionalnya.

7) Penyaluran, yaitu menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat

khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat

29

Abdul Majid, Pendidikan Agama…, hal. 131

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

18

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya sendiri dan bagi orang lain.30

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Semakin berkembangnya zaman pada era globalisasi ini

menyebabkan adanya perubahan dan peningkatan dalam berbagai

aspek, bidang pendidikan salah satunya. Perkembangan tersebut

bukan hanya terjadi pada segi teknologi pendidikan saja seperti

infrastruktur dan media pendidikan, namun lebih dari itu

perkembangan juga terjadi pada konsep pembelajaran, yakni adanya

perubahan cara atau sudut pandang terhadap siswa sebagai objek

pembelajaran menjadi subjek atau pelaku utama dalam proses

pembelajaran tersebut. Hal itu menimbulkan semakin banyaknya

kreasi dan inovasi dalam pendekatan pembelajaran.

Paradigma konvensional atau anggapan lama pada sebagian

besar orang yang sering kita pahami dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM) adalah bagaimana seorang guru “mengajar” di kelas, namun

terkadang juga sering mengabaikan bagaimana proses siswa tersebut

dalam kegiatan belajar. Hal yang penting dari inti proses

pembelajaran adalah bagaimana siswa itu belajar memahami sebuah

konsep pengetahuan berdasarkan pengalaman belajarnya, bukan

bagaimana guru itu mengajar, artinya guru sebagai seorang pendidik

bukan hanya menyampaikan pengetahuan (transfer of knowledge),

materi atau bahan ajar di kelas, tetapi lebih penting daripada itu guru

dituntut untuk mampu memberikan serta menanamkan nilai-nilai

pendidikan (transfer of value) yang tentunya hal tersebut menjadi

dasar untuk siswa agar mereka mampu berkembang dan matang

30

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi…, hal.

134-135

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

19

bukan hanya secara pengetahuan, namun juga matang secara moral

dan spiritual.

Guru sebagai seorang pendidik, tentunya harus mampu memilih,

menentukan, menerapkan serta mengembangkan model-model

pembelajaran yang mampu meningkatkan antusiasme siswa agar

mereka bisa turut serta aktif dalam kegiatan pembelajaran dan

merasakan sendiri secara langsung dari pengalaman belajar yang

mereka lakukan.

Problem Based Learning (Problem Based Instruction) adalah

pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang

tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks

bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan

menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus

membangun pengetahuan baru.31

Pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah

yang dihadapi dengan menggunakan metoda ilmiah.32

Pembelajaran

berbasis masalah dapat pula diartikan sebagai model pembelajaran

yang menyajikan situasi masalah yang otentik dan bermakna kepada

siswa yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan investigasi

dan inkuiri.33

Selain kedua pengertian tersebut, pembelajaran

berbasis masalah pun dapat didefinisikan sebagai salah satu metode

yang digunakan untuk menunjang pendekatan pembelajaran learner

centered yang memberdayakan pembelajar.34

Pengertian lain

mengemukakan bahwa, pembelajaran berbasis masalah adalah salah

satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan semangat siswa

31

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 232 32

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ed. 1,

(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), cet. 8, hal. 214 33

Richard I Arends, Learning to Teach, (New York: McGraw-Hill, 2007), hal. 380 34

M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning, ed. 1, (Jakarta:

Kencana Prenada Media, 2009), cet. 2, hal. 12

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

20

untuk aktif terlibat dalam pengalaman belajarnya yang menyebabkan

berkembangnya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi,

dan koneksi) dalam memecahkan suatu masalah.35

Selain itu,

pembelajaran berbasis masalah pun dapat diartikan sebagai model

pembelajaran yang bertujuan untuk memunculkan pemikiran

penyelesaian masalah, mulai dari awal pembelajaran disintesis dan

diorganisasikan dalam suatu situasi masalah.36

Masalah yang dimaksud dalam konteks pembelajaran di sini

yaitu sebuah fenomena faktual yang terjadi di kehidupan nyata,

dimana hal tersebut berfungsi sebagai input (masukan) dasar

pengetahuan bagi siswa untuk mereka amati dan eksplorasi sebelum

mereka analisa dan simpulkan pemecahan dari masalah tersebut.

Akhir dari rangkaian proses pembelajaran ini akan melahirkan

sebuah pemahaman konsep siswa secara mandiri namun terarah

terhadap materi dan metode pembelajaran yang mereka jalani

berdasarkan pengalaman belajarnya.

Menurut Muslimin I dalam Boud dan Felleti (2000:7),

Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah

suatu pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk

mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan

memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik

serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah

tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang

sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran

berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan

keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa

35

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, ed. 2,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), cet. 5, hal. 229 36

Uus Toharudin, Sri Hendrawati, dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains

Peserta Didik, (Bandung: Humaniora, 2011), cet. 1, hal. 99

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

21

melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi

pembelajaran yang mandiri.37

Memang yang menjadi fokus pada pembelajaran berbasis

masalah (problem based learning) ini adalah bagaimana siswa

mampu secara mandiri mengembangkan kemampuan dan

keterampilan berpikirnya terhadap sebuah masalah faktual menjadi

sebuah konsep pengetahuan yang komprehensif dalam sebuah

pembahasan yang mereka pelajari.

Menurut Jodion Siburian, dkk dalam Utami (2011),

Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan

salah satu model pembelajaran yang berasosiasi dengan

pembelajaran kontekstual. Pembelajaran artinya dihadapkan pada

suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah,

melalui masalah tersebut siswa belajar keterampilan-keterampilan

yang lebih mendasar.38

Siswa dibiasakan untuk tanggap terhadap hal-hal yang berupa

problematika kontekstual dan mereka juga dilatih untuk berpikir

secara kritis tentang hal-hal mereka cermati. Oleh karenanya, siswa

nanti akan mampu menelaah dan menyikapi secara mandiri

bagaimana jalannya sebuah konsep pengetahuan mereka terhadap

suatu hal yang mereka cermati.

Menurut Duch (1994) Pembelajaran Berbasis Masalah adalah

metode instruksional yang menantang peserta didik agar belajar

untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi

bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan

rasa keingintahuan serta memiliki kemampuan analisis peserta didik

dan inisiatif atas materipelajaran. PBM mempersiapkan peserta didik

37

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT

Reneka Cipta, 2002), cet. ke-2, hal. 1-2 38

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: Revika

Aditama, 2013), cet. ke-3, hal. 59

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

22

untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari serta

menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli, maka dapat disimpulkan

bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning) adalah model pembelajaran yang diawali dengan

pemberian masalah kepada peserta didik dimana masalah tersebut

dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari peserta didik.

Selanjutnya peserta didik menyeleseikan masalah tersebut untuk

menemukan pengetahuan baru. Secara garis besar PBL terdiri dari

kegiatan menyajikan kepada peserta didik suatu situasi masalah yang

autentik dan bermakna serta memberikan kemudahan kepada mereka

untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.

Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang

efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran

ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi

dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang

dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk

mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.39

Selain efektif, model pembelajaran berbasis masalah (problem

based learning) juga sangat cocok diterapkan di sekolah pada siswa

jenjang menengah atas, dikarenakan kemampuan pola pikir mereka

yang sangat dinamis serta kritis terhadap hal-hal yang ada dan terjadi

di sekitarnya.

Pada aspek filosofi, PBL dipusatkan pada siswa yang dihadapkan

pada suatu masalah. Sementara pada subject based learning guru

menyampaikan pengetahuannya kepada siswa sebelum

menggunakan masalah untuk memberi ilustrasi pengetahuan yang

tadi. PBL bertujuan agar siswa mampu memperoleh dan membentuk

pengetahuannya secara efisien, kontekstual, dan terintegrasi. Model

39

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012), cet. ke-6, hal. 92

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

23

pembelajaran pokok dalam PBL berupa belajar dalam kelompok

kecil dengan sistem tutorial.40

Model pembelajaran berdasarkan

masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Guru memandu

siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap

kegiatan; guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan

dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat

diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan

berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.41

b. Karakteristik, Ciri-ciri, dan Tujuan PBM

Pembelajaran berbasis masalah memiliki karakter tersendiri

dibandingkan dengan pembelajaran yang lainnya. Berikut ini

merupakan karakteristik dari model pembelajaran berbasis masalah:

1) Permasalahan menjadi permulaan dalam belajar;

2) Permasalahan merupakan masalah yang ada di dunia nyata;

3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda;

4) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,

sikap, dan kompetensi yang kemudian memerlukan identifikasi

kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar;

5) Belajar pengarahan diri merupakan hal yang utama;

6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,

pengaplikasiannya, dan evaluasi sumber informasi adalah proses

yang esensial;

7) Belajar merupakan kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;

8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah

untuk mencari solusi dari sebuah masalah;

9) Keterbukaan proses dalam pembelajaran berbasis masalah

mencakup sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar;

40

Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Apikasi, (Jogjakarta: Ar Ruzz

Media, 2014), cet. ke-2, hal. 215-216 41

Trianto, op. cit., hal. 92

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

24

10) Menggunakan evaluasi dan pengulangan pengalaman siswa dan

proses belajar.42

Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah

meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan

keterkaitan antardisiplin. Penyelidikan autentik, kerja sama, dan

menghasilkan karya dan peragaan. Pembelajaran berbasis masalah

tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi

sebanyak-banyaknya kepada siswa.

Menurut Ibrahim dan Nur, ciri-ciri dari model pembelajaran

berbasis masalah adalah sebagai berikut:

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah; pembelajaran berbasis

masalah melibatkan pengajaran dengan masalah yang nyata dan

sesuai dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari siswa.

2) Berfokus terhadap keterkaitan antardisiplin ilmu; masalah dan

solusi dalam pemecahan masalah yang disarankan tidak hanya

ditinjau dari satu disiplin ilmu, tetapi ditinjau dari berbagai

disiplin ilmu.

3) Penyelidikan autentik; dengan menggunakan model ini

mengharuskan siswa melakukan penyelidikan terhadap masalah

nyata melalui analisis masalah, observasi, maupun eksperimen.

4) Menghasilkan produk/karya dan mempublikasikannya; artinya

menuntut siswa untuk menghasilkan karya atau produk tertentu

dalam bentuk nyata seperti, poster, puisi, laporan, gambar, dan

lain-lain untuk menjelaskan penyelesaian masalah yang

ditemukan, kemudian mempublikasikan produk tersebut.

5) Kerja sama; siswa bekerja sama untuk saling memberikan

motivasi sekaligus mengembangkan keterampilan berpikir

melalui pertukaran pendapat serta berbagai penemuan.43

42

Rusman, op. cit., hal. 232-233 43

Putra, op. cit., hal. 73-74

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

25

Berdasarkan karakter tersebut, pembelajaran berdasarkan

masalah memiliki bertujuan: (1) Membantu siswa mengembangkan

keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah; (2)

Belajar peranan orang dewasa yang autentik; dan (3) Menjadi

pembelajar yang mandiri.44

Tujuan utama Problem Based Learning

(Problem Based Instruction) bukanlah penyampaian sejumlah besar

pengetahuan kepada peserta didik, melainkan berorientasi pada

pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan

pemecahan masalah dan sekaligus mengembangkan kemampuan

peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri.

Tujuan pembelajaran dirancang untuk dapat merangsang dan

melibatkan pembelajar dalam pola pemecahan masalah. Kondisi ini

akan dapat mengembangkan keahlian belajar dalam bidangnya

secara langsung dalam mengidentifikasi permasalahan. Dalam

konteks belajar kognitif sejumlah tujuan yang terkait adalah belajar

langsung dan mandiri atas pengetahuan dan pemecahan masalah.

Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan, para pembelajar harus

mengembangkan keahlian belajar dan mampu mengembangkan

strategi dalam mengidentifikasi dan menemukan permasalahan

belajar, evaluasi, dan juga belajar dari berbagai sumber yang relevan.

Tujuan PBM adalah penguasaan isi belajar dari disiplin heuristic

dan pengembangan keterampilan pemecahan masalah. PBM juga

berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas

(lifewide learning), keterampilan memaknai informasi, kolaboratif

dan belajar tim, dan keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif.45

Prinsip utama Problem Based Learning (Problem Based

Instruction) adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi

peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus

44

Trianto, Ibid., hal. 94-95 45

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Ed. 2, cet. ke-6, hal. 238

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

26

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan

pemecahan masalah. Masalah nyata adalah masalah yang terdapat

dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung apabila

diselesaikan.

Pemilihan atau penentuan masalah nyata ini dapat dilakukan oleh

guru maupun peserta didik yang disesuaikan kompetensi dasar

tertentu. Masalah itu bersifat terbuka (open-ended problem), yaitu

masalah yang memiliki banyak jawaban atau strategi penyelesaian

yang mendorong keingintahuan peserta didik untuk mengidentifikasi

strategi-strategi dan solusi-solusi tersebut. Masalah itu juga bersifat

tidak terstruktur dengan baik (ill-structured) yang tidak dapat

diselesaikan secara langsung dengan cara menerapkan formula atau

strategi tertentu, tetapi perlu informasi lebih lanjut untuk memahami

serta perlu mengombinasikan beberapa strategi atau bahkan

mengkreasi strategi sendiri untuk menyelesaikannya.

Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu pendekatan

pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada peserta didik

dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured atau open

ended melalui stimulus dalam belajar.

Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki karakteristik-

karakteristik sebagai berikut.

1. Belajar dimulai dengan suatu masalah.

2. Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan

dengan dunia nyata peserta didik atau integrasi konsep dan

masalah di dunia nyata.

3. Mengorganisasikan pelajaran di seputar masalah, bukan di

seputar disiplin ilmu.

4. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pembelajar

dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses

belajar mereka sendiri.

5. Menggunakan kelompok kecil.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

27

6. Menuntut pembelajar untuk mendemonstrasikan apa yang telah

mereka pelajari dalam bentuk suatu produk atau kinerja. Inilah

yang akan membentuk skill peserta didik. Jadi, peserta didik

diajari keterampilan.

c. Langkah-langkah PBM

Pada dasarnya, Problem Based Learning (Problem Based

Instruction) diawali dengan aktivitas peserta didik untuk

menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan atau disepakati.

Proses penyelesaian masalah tersebut berimplikasi pada

terbentuknya keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan

masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membentuk pengetahuan

baru. Berikut ini akan dijelaskan beberapa langkah-langkah untuk

menerapkan model pembelajaran berbasis masalah:

1) Menurut Wina Sanjaya, pembelajaran berbasis masalah

memiliki 6 langkah yang harus dilakukan, yaitu:

a) Menyadari masalah, pada tahap ini siswa menentukan

kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada

dan guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam

menentukan kesenjangan tersebut.

b) Merumuskan masalah, dalam tahap ini siswa menentukan

masalah yang menjadi prioritas serta memanfaatkan

pengetahuannya untuk mendapatkan suatu rumusan masalah

yang jelas, spesifik, dana dapat diselesaikan.

c) Merumuskan hipotesis, pada tahap ini siswa menentukan

sebab akibat dari suatu masalah yang akan dipecahkan dan

menentukan berbagai cara kemungkinan dalam

penyelesaian masalah tersebut.

d) Mengumpulkan data, pada tahapan ini siswa

mengumpulkan data yang selanjutnya dipetakan dan

disajikan dalam berbagai bentuk agar lebih mudah

dipahami.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

28

e) Menguji hipotesis, pada tahap ini siswa menentukan

hipotesis mana yang diterima dan ditolak serta menganalisis

data sekaligus membahasnya untuk melihat keterkaitaannya

dengan masalah yang dipelajari dan akhirnya dapat diambil

suatu keputusan dan kesimpulan.

f) Menentukan pilihan penyelesaian, dalam tahap ini siswa

memilih cara penyelesaian yang dapat dilakukan serta

mempertimbangkan kemungkinan yang dapat terjadi

berkaitan dengan cara yang dipilih tersebut dan

mempertimbangkan pula akibat yang terjadi terhadap setiap

pilihan.46

2) Menurut Ibrahim, Nur dan Ismail, langkah-langkah model

pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:47

Tabel 2.1

Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah

Ibrahim, Nur dan Ismail

Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik

Tahap 1

Mengorientasikan peserta didik

terhadap masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran dan sarana atau

logistik yang dibutuhkan. Guru

memotivasi peserta didik untuk

terlibat dalam aktivitas pemecahan

masalah nyata yang dipilih atau

ditentukan.

Tahap 2

Mengorganisasi peserta didik

untuk belajar

Guru membantu peserta didik

mendefinisikan dan mengorganisasi

tugas belajar yang berhubungan

46

Sanjaya, op. cit., hal. 218-220 47

Rusman, op. cit., hal. 243

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

29

dengan masalah yang sudah

diorientasikan pada tahap

sebelumnya.

Tahap 3

Membimbing penyelidikan

individual maupun kelompok

Guru mendorong peserta didik untuk

mengumpulkan informasi yang

sesuai dan melaksanakan

eksperimen untuk mendapatkan

kejelasan yang diperlukan untuk

menyelesaikan masalah.

Tahap 4

Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya

Guru membantu peserta didik untuk

berbagi tugas dan merencanakan

atau menyiapkan karya yang sesuai

sebagai hasil pemecahan masalah

dalam bentuk laporan, video, atau

model.

Tahap 5

Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Guru membantu peserta didik untuk

melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap proses pemecahan masalah

yang dilakukan.

Selain dua pendapat tersebut mengenai langkah-langkah

model pembelajaran berbasis masalah, Richard I Arends

mengemukakan langkah model pembelajaran berbasis masalah

sebagai berikut:48

48

Arends, op. cit., hal. 394

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

30

Tabel 2.2

Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Richard I Arend

No. Fase Perilaku Guru

1 Orientasi siswa pada masalah Membahas tujuan

pembelajaran, mendeskripsi

berbagai kebutuhan logistik

penting yang dibutuhkan, dan

memotivasi siswa untuk

terlibat aktif dalam kegiatan

pemecahan masalah

2 Mengorganisasikan siswa untuk

belajar

Membantu siswa untuk

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas-tugas

belajar yang terkait

permasalahan yang dihadapi

3 Membimbing investigasi

individual dan kelompok

Mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang

tepat, melaksanakan

eskperimen dan mencari

penjelasan dan solusi dari

permasalahan yang disajikan

4 Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya

Membantu siswa dalam

merencanakan dan

menyiapkan hasil karya yang

tepat, seperti laporan, rekaman

video, dan model-model, serta

membantu mereka untuk

menyampaikannya kepada

orang lain.

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

31

5 Menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi terhadap

hasil dari investigasinya dan

proses-proses yang mereka

gunakan

Tahapan-tahapan Problem Based Learning (Problem Based

Instruction) yang dilaksanakan secara sistematis berpotensi dapat

mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah

dan sekaligus dapat menguasai pengetahuan yang sesuai dengan

kompetensi dasar tertentu.

Gambar 2.1. Proses Problem Based Learning

Ideas

Knowledge

Learning Issues

Course of Action

Problem

Problem-Based Learning Process

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

32

Gambar 2.2 Perencanaan Pelajaran untuk

Pembelajaran Berbasis-Masalah

Merencanakan Pelajaran untuk Pembelajaran Berbasis-Masalah

Mengidentifikasi Topik

Merencanakan pelajaran untuk Pembelajaran Berbasis-Masalah tak

jauh beda dengan merencanakan pelajaran untuk Pembelajaran

Berbasis-Masalah. Akan tetapi, “topik” Anda lebih kompleks dan

abstrak dibandingkan mengajarkan satu konsep. Bisa juga satu

bangunan pengetahuan sistematis, atau bahkan satu prosedur.

Menentukan Tujuan Belajar

Saat merencanakan pelajaran untuk Pembelajaran Berbasis-Masalah,

siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan pemecahan

masalah dan mempelajari kemandirian (self-direction). Kemampuan

pemecahan masalah dan pembelajaran mandiri adalah tujuan jangka-

panjang dan siswa memerlukan pengalaman terus-menerus untuk

mencapai tujuan tersebut.

Mengidentifikasi Masalah

Masalah-masalah akan paling efektif jika masalah itu jernih, konkret,

dan dekat dengan keseharian pribadi (personalized). Saat memilih

masalah, Anda juga harus berusaha menentukan apakah siswa-siswi

memiliki cukup banyak pengetahuan awal untuk secara efektif

merancang satu strategi demi memecahkan masalah tersebut.

Merencanakan Pelajaran untuk Pembelajaran

Berbasis-Masalah

Mengidentifikasi Topik

Menentukan Tujuan Belajar

Mengidentifikasi Masalah

Mengakses Materi

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

33

Mengakses Materi

Jika Anda ingin pelajaran pemecahan masalah berlangsung mulus,

siswa Anda harus memahami apa yang mereka usahakan untuk dicapai

(meskipun mereka mungkin tidak mampu mencapai itu pada awalnya)

dan mereka mesti memiliki akses pada materi-materi yang dibutuhkan

untuk memecahkan masalah.

Tabel 2.3

Fase-Fase dalam Menerapkan Pelajaran untuk

Pembelajaran BerbasisMasalah

FASE DESKRIPSI

Fase 1 : Mereview dan Menyajikan

Masalah

Guru mereview pengetahuan yang

dibutuhkan untuk memecahkan

masalah dan memberi siswa masalah

spesifik dan konkret untuk

dipecahkan

Menarik perhatian siswa dan

menarik mereka ke dalam

pelajaran

Secara informal menilai

pengetahuan awal

Memberikan fokus konkret untuk

pelajaran

Fase 2 : Menyusun Strategi

Siswa menyusun strategi untuk

memecahkan masalah dan guru

memberi mereka umpan balik soal

strategi

Memastikan sebisa mungkin

bahwa siswa menggunakan

pendekatan berguna untuk

memecahkan masalah

Fase 3 : Menerapkan Strategi

Siswa menerapkan strategi-strategi

mereka saat guru secara cermat

memonitor upaya mereka dan

memberikan umpan balik

Memberi siswa pengalaman

untuk memecahkan masalah

Fase 4 : Membahas dan Memberi siswa umpan balik

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

34

Mengevaluasi Hasil

Guru membimbing diskusi tentang

upaya siswa dan hasil yang mereka

dapatkan

tentang upaya mereka

Berdasarkan beberapa pendapat yang dipaparkan di atas, terlihat

langkah model pembelajaran berbasis masalah ada yang enam dan lima

langkah. Untuk langkah model pembelajaran berbasis masalah dengan

lima langkah dikemukakan berdasarkan dua pendapat. Dari dua

pendapat tersebut secara keseluruhan langkahnya sama. Sedangkan,

untuk langkah model pembelajaran berbasis masalah dengan enam

langkah, setelah peneliti memahami lebih dalam, inti dari keenam

langkah tersebut pun memiliki maksud yang sama dengan yang lima

langkah. Namun, peneliti memutuskan menggunakan langkah-langkah

model pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini dengan lima

langkah pembelajaran karena berasal dari pendapat ahli yang lebih

banyak. Langkah model pembelajaran berbasis masalah yang

digunakan dalam penelitian, yaitu berdasarkan buku Learning to Teach

karangan Richard I Arends.

4. Motivasi Belajar Peserta Didik

a. Pengertian Motivasi

Manusia dalam melakukan aktivitasnya memiliki suatu daya

penggerak atau pendorong. Gerakan atau dorongan itu bisa datang

dari dalam individu atau bisa juga dari luar. Dalam kaitannya dengan

proses belajar mengajar, seorang guru harus memperhatikan segala

sesuatu yang dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik dan

apa yang telah diusahakan guru dapat menimbulkan satu motif untuk

belajar sesuai yang diharapkan.

Secara etimologi, motif atau dalam bahasa Inggrisnya motive,

berasal dari kata motion yang berarti “gerakan” atau “sesuatu yang

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

35

bergerak”. Jadi istilah motif erat kaitannya dengan gerak, yakni

gerakan yang dilakukan manusia, atau disebut juga perbuatan atau

tingkah laku.49

Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan atau

pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.

Selain motif, dalam psikologi dikenal pula istilah motivasi.

Sebenarnya motivasi merupakan istilah umum yang menunjukkan

pada seluruh proses Gerakan termasuk situasi yang mendorong,

dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang

ditimbulkannya dan tujuan atau akhir dari segala Gerakan atau

perbuatan. Karena itu dapat dikatakan bahwa motivasi berarti

pembangkit motif, membangkitkan daya gerak atau menggerakkan

seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam mencapai

suatu tujuan.50

Menurut Purwanto, motivasi adalah pendorong suatu usaha yang

disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar dapat

tergerak hatinya untuk betindak melakukan sesuatu hingga mencapai

hasil atau tujuan tertentu.

Drs. H. M. Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan,

mengatakan bahwa motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang

menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.

Berkaitan dengan masalah belajar, maka secara umum syah

mengungkapkan bahwa belajar merupakan tahapan perubahan

seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses

kognitif. Dalam proses belajar dorongan sangat mutlak dilakukan,

baik dari dalam dirinya sebagai pelaksananya maupun dari luar

dirinya, sehingga dengan adanya dorongan belajar yang diterimanya

dapat membantu pencapaian hasil belajar.

49

Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2003),

cet. ke-1, hal. 268 50

Ibid., hal. 268

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

36

b. Peran Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah

siswa menjadi tekun dalam proses belajar dan dengan motivasi ini

pula kualitas hasil belajar siswa juga kemungkinan dapat

diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mengajar memiliki

motivasi tinggi dan jelas pastilah akan tekun dan berhasil belajarnya.

Kepastian itu mungkin oleh sebab adanya tiga fungsi motivasi

sebagai berikut:

1) Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan

2) Penentu arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai

3) Penyeleksian perbuatan sehingga perbuatan orang yang

mempunyai motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah pada

tujuan yang ingin dicapai.51

Di samping itu, motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha

dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar

akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya

usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang

yang belajar dengan baik akan mendapatkan prestasi yang baik.52

Berdasarkan arti dan fungsi motivasi itu bukan tersebut dapat

disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai

penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu

hasil perbuatan.

Sejalan dengan arti dan fungsi motivasi tesebut dalam agama

Islam ada sejenis motivasi yang arti dan fungsinya sama yaitu “niat”,

seperti yang dikemukakan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadits:

“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dalam niatnya, dan

setiap orang akan mendapatkan dengan niatnya”.

51

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. ke-3, hal.

86 52

M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar …, hal. 86

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

37

Dengan demikian niat itu sama dengan motivasi akan mendorong

orang untuk bekerja atau melakukan suatu perbuatan dengan

sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya niat/motivasi itu pula yang

akan menentukan pahala/balasan sebagai hasil perbuatannya.

c. Sifat Motivasi dalam Belajar

Pada pokoknya motivasi memiliki dua sifat, yakni motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik, yang paling berkaitan satu dengan

lainnya.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi

belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa itu sendiri.

Motivasi ini sering disebut “motivasi murni” atau motivasi

sebenarnya yang timbul dari dalam diri peserta didik, misalnya

keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh

informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil,

menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan kepada

kelompok, keinginan untuk diterima orang lain dan sebagainya.

Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi intrinsik

adalah motivasi yang hidup dari dalam diri peserta didik dan berguna

dalam situasi belajar yang fungsional.53

Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh

dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak

berhubungan dengan kegiatan belajarnya. Motivasi ini bukan

tumbuh diakibatkan oleh dorongan dari diri seseorang seperti dari

orang lain dan sebagainya.

Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel

diantaranya adalah:

1) Belajar demi memenuhi kewajiban

2) Belajar demi menghindari hukuman

3) Belajar demi memperoleh hadiah

53

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. ke-5,

hal. 112-113

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

38

4) Belajar demi meningkatkan gengsi

5) Belajar demi memperoleh pujian

6) Belajar demi tuntutan jabatan yang diinginkan.54

Perlu diingat bahwa perbuatan yang kita lakukan sehari-hari

banyak motif-motif intrinsik atau keduanya sekaligus. Meskipun

demikian, yang paling baik dalam hal belajar adalah motif

intrinsik.55

d. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat

diperlukan. Dengan motivasi pelajar dapat mengembangkan inisiatif

dan aktivitas, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam

melakukan kegiatan belajar.

Guru harus berhati-hati dalam menumbuhkan dan memberi

motivasi bagi kegiatan belajar para siswa.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain:

1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

belajarnya.

2) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah

selalu demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin

tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak

berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.

3) Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan

54

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan…, hal. 179 55

Alex Sobur, Psikologi Umum…, hal. 296

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

39

individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa.

4) Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu ulangan ini juga merupakan sarana

motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan

terlalu sering karena dapat membosankan dan bersifat rutinitas.

Dalam hal ini guru juga harus bersikap terbuka, maksudnya jika

akan diadakan ulangan harus diberitahukan kepada siswa.

5) Pujian

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika terjadi

kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

Semakin mengetahui bahwa hasil belajar meningkat, maka akan

timbul motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan

suatu harapan hasilnya terus meningkat.

6) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi jika

diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi alat motivasi.

Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian

hukuman.

7) Minat

Motivasi erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul

karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan minat sehingga

tepatlah jika minat merupakan alat motivasi pokok. Proses

belajar mengajar akan berjalan lancar jika disertai minat.

8) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti bahwa ada unsur kesengajaan dan

ada maksud untuk belajar. Hal ini baik, bila dibandingkan

dengan sesuatu tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti ada

pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,

sehingga hasil belajar akan lebih baik.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

40

9) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang penting. Sebab dengan

memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat

berguna dan menguntungkan, maka akan timbul semangat untuk

terus belajar.56

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam melakukan penelitian ini diadakan tinjauan pustaka terhadap

beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari duplikasi,

diantaranya:

1. "Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peristiwa Alam di Kelas V

MIN Rukoh Darusallam Banda Aceh". (Disusun oleh: Lisa Saumi

Rahmana, NIM 200929571, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Ar-Raniry Darussalam

Banda Aceh)

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

tindakan kelas. Adapun prosedur penelitian tindakan kelas yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu mengikuti model Kurt Lewin. Penelitian ini

bertujuan untuk: (1) mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan

diterapkannya model PBL; (2) mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

dengan diterapkannya model PBL; (3) mengetahui respon siswa terhadap

penerapan model PBL.

Hasil dari penelitian ini yaitu: (1) aktivitas guru selama dua siklus

mengalami peningkatan; (2) aktivitas siswa selama dua siklus mengalami

peningkatan; (3) hasil belajar siswa mengalami peningkatan; (4) respon

56

M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar…, hal. 91-95

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

41

yang ditunjukkan siswa terhadap penerapan pembelajaran model PBL

menunjukkan kriteria sangat positif.57

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis adalah sama-sama membahas model pembelajaran

berbasis masalah. Perbedaannya adalah pada metodologi penelitian yang

digunakan. Penelitian tersebut menggunakan metodologi penelitian

tindakan kelas, sementara penelitian yang akan dilakukan oleh penulis

adalah penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif.

2. "Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa

MTsN Tanjung Balai Tahun Ajaran 2016/2017". (Disusun oleh Lia

Aprilia, NIM 33133060, Program Studi Bimbingan Konseling Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sumatera Utara Medan).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

teknik analisis regresi sederhana dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan penguasaan konten

terhadap motivasi belajar siswa di MTsN Tanjung Balai. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan penguasaan konten

mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa.58

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis adalah sama-sama meneliti motivasi belajar siswa.

Perbedaannya adalah pada variabel independennya. Pada penelitian

tersebut variabel independennya adalah layanan penguasaan konten,

sementara penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah model

pembelajaran berbasis masalah.

57

Lisa Saumi Rahmana, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peristiwa Alam di Kelas V MIN Rukoh

Darusallam Banda Aceh, Skripsi UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, (https://repository.ar-

raniry.ac.id), 2016 58

Lia Aprilia, Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa

MTsN Tanjung Balai Tahun Ajaran 2016/2017, Skripsi UIN Sumatera Utara Medan,

(http://repository.uinsu.ac.id/4040/, 2017)

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

42

C. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran yang selama ini sering dan banyak digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar di kelas masih bersifat konvensional, yakni

berpusat kepada guru (teacher centered), yakni guru sebagai sumber belajar

utama bagi peserta didik. Hal tersebut sering mengakibatkan proses dan

suasana belajar menjadi monoton serta membosankan, yang kemudian pada

akhirnya respon serta motivasi belajar siswa tidak meningkat dan bahkan

cenderung menurun. Oleh karenanya perlu adanya penerapan model

pembelajaran aktif yang mampu merangsang semangat dan antusias belajar

siswa di kelas.

Motivasi meupakan sebuah dorongan atau pemicu seseorang untuk

melakukan sesuatu atau tindakan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran

motivasi menjadi salah satu faktor yang penting untuk keberhasilan jalannya

proses dan hasil belajar. Motivasi belajar bisa dating dari internal siswa

maupun eksternal siswa itu sendiri. Jika kita melihat peran guru dalam proses

pembelajaran, maka guru harus mampu membangun motivasi peserta

didiknya, salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran aktif

guna membangun motivasi belajar peserta didiknya.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun

kegunaan hipotesis, yaitu:

1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat

dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang

akan diteliti. Misalnya sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan

melalui teori mengenai konflik.

2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar

atau difalsifikasi.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

43

3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan

karena membuat ilmuan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,

hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya

dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan

mengujinya.

Berdasarkan deskripsi teori di atas dan kerangka berfikir, maka hipotesis

penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran

berbasis masalah terhadap motivasi belajar PAI peserta didik di SMA

Tadika Pertiwi.

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara model

pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar PAI peserta didik

di SMA Tadika Pertiwi.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Tadika Pertiwi, tepatnya

di kelas XI. Hal ini dikarenakan kelas tersebut merupakan kelas yang

cocok untuk penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Kualitas

daya pikir, analisis masalah dan kemampuan mengemukakan

argumentasi serta pendapat dalam mencari solusi penyelesaian masalah

sangat sesuai jika dihadapkan dengan materi pembelajaran yang ada saat

itu lebih cocok dari muatan pembahasan materi dibandingkan dengan

kelas lain.

2. Waktu Penelitian

Adapun untuk waktu penelitiannya yakni berlangsung pada

pertengahan bulan Maret tepatnya setelah pelaksanaan PTS (penilaian

tengah semester) genap yaitu tanggal 24 Februari 2020 sampai dengan

tanggal 15 Mei 2020.

Tabel 3.1 Kunjungan Observasi Sekolah

No. Tanggal Kegiatan

1. 24 Februari 2020 Menyerahkan surat izin penelitian

2. 2 Maret 2020 Observasi kegiatan belajar mengajar

3. 9 Maret 2020 Observasi kegiatan belajar mengajar

4. 30 Maret 2020 Observasi sarana dan prasarana sekolah

5. 13 April 2020 Observasi kurikulum sekolah

6. 20 April 2020 Observasi data guru, karyawan dan siswa

7. 4 Mei 2020 Pemberian angket penelitian kepada siswa

8. 15 Mei 2020 Finalisasi rangkaian kegiatan penelitian

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

45

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yang digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.59

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah

terhadap motivasi belajar PAI peserta didik, maka penulis menggunakan

rumus korelasi untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Hal tersebut

bertujuan untuk meneliti sejauh mana variabel pada suatu faktor berkaitan

dengan variabel pada faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya.

Variabel pada penelitian ini ada 2 macam, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas menurut Haidari Nawawi adalah sejumlah

faktor yang mempengaruhi ada munculnya faktor lain yang pada gilirannya

timbul faktor yang kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Sedangkan

variabel terikat adalah sejumlah faktor yang dipengaruhi oleh adanya variabel

bebas.

Variabel pada penelitian ini dikaji keberpengaruhannya antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas yang dimaksud adalah

model pembelajaran berbasis masalah (variabel X), sedangkan variabel terikat

adalah motivasi belajar PAI peserta didik (variabel Y).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian,

sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data

59

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2017), cet. Ke-25, hal. 8

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

46

yang sebenarnya dalam suatu penelitian, artinya secara sederhana sampel

adalah bagian dari populasi.60

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek

yang merupakan perhatian peneliti. Jadi, populasi pada prinsipnya adalah

semua anggota kelompok manusia atau makhluk hidup lain, benda-

benda, sistem dan prosedur, fenomena dan lain-lain yang tinggal bersama

dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan hasil

akhir dari suatu penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada

dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya disebut sebagai populasi.61

Adapun peserta didik yang dijadikan objek penelitian yaitu

peserta didik di SMA Tadika Pertiwi Cinere yang total populasinya

berjumlah 95 orang.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah bagian dari populasi

atau wakil dari populasi yang diteliti. Yang dimaksud dengan penelitian

sampel adalah menggeneralisasikan, yaitu mengangkat kesimpulan

penelitian sebagai suatu yang belaku bagi populasi.62

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel

60

Ibnu Hajar, Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada), cet. ke-1, hal. 156 61

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rhineka

Cipta, 2010), cet. ke-14, hal. 173 62

Suharsimi Arikunto, Ibid., hal. 174

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

47

itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili.63

Berdasarkan populasi di atas yaitu seluruh peserta didik SMA

Tadika Pertiwi, maka untuk menentukan sampel yang diambil peneliti

menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu

penulis hanya mengambil sampel siswa kelas XI IPA dan IPS. Sampel

yang penulis ambil berjumlah 27 responden atau peserta didik. Dengan

instrumen penelitian sebanyak 40 pernyataan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:

1. Observasi

Observasi sebagai salah satu metode atau alat penelitian, yaitu

dengan mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis.64

Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang

berkaitan dengan penelitian dan merupakan alat pengumpulan data

dengan cara mendatangi langsung, mengamati dan mencatat. Observasi

ini dilakukan dengan cara mendatangi sekolah yang menjadi tempat

observasi.

Tujuan observasi adalah untuk mengetahui gambaran umum lokasi,

yaitu keadaan gedung, sarana dan prasarana, jumlah peserta didik,

struktur organisasi, kegiatan proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan

lain yang berlangsung di SMA Tadika Pertiwi. Observasi ini dilakukan

guna mencari data yang valid yang dilakukan oleh peneliti di lokasi

penelitian.

63

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2009), cet. ke-8, hal. 81 64

Fadhilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam,

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), hal. 148

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

48

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data dengan

jalan tanya jawab dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara

merupakan teknik pengumpulan data yang berdasarkan dari laporan

verbal. Pada wawancara ini terdapat dialog yang dilakukan oleh penulis

dengan yang diwawancarai. Untuk mendapatkan data yang objektif,

penulis mengadakan wawancara kepada beberapa peserta didik SMA

Tadika Pertiwi.

Tujuan dari dilakukannya kegiatan wawancara ini yaitu untuk

mendengarkan secara langsung keterangan verbal dari objek yang

diwawancarai, dalam hal ini yakni peserta didik SMA Tadika Pertiwi

terkait model pembelajaran, motivasi belajar dan materi toleransi

beragama.

3. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto, dokumentasi adalah pengumpulan data

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan suatu variabel yang berupa

dokumen tertulis, seperti catatan, transkrip, hasil nilai rapot dan

sebagainya.65

Dalam kegiatan dokumentasi ini, peneliti mencari data tentang profil

sekolah, keadaan guru, keadaan peserta didik, sarana dan prasarana

sebagai data pelengkap dari hasil dokumentasi.

4. Angket

Angket merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

berbentuk kumpulan pertanyaan.66

atau kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-

hal yang responden ketahui tentang dirinya. Kuesioner dipakai untuk

menyebut metode atau instrumen.67

65

Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 206 66

Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Jakarta: Quantum Teaching, 2006), cet. ke-1,

hal. 75 67

Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 194

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

49

Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada peserta didik

untuk memperoleh informasi mengenai model pembelajaran berbasis

masalah dan motivasi belajar PAI peserta didik. Angket ini dibuat dengan

model rating scale yang mempunyai empat kemungkinan jawaban, ini

dimaksud untuk menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-

ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas.

Adapun keuntungan dan kelemahan dalam menggunakan metode atau

instrumen angket (kuesioner) adalah sebagai berikut:

a. Keuntungan

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-

masing.

4) Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur, dan

tidak malu-malu dalam menjawabnya.

5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat

diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

b. Kelemahan

1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada

pertanyaan yang terlewati.

2) Sering sukar dicari validitasnya.

3) Walau dibuat anonim, responden sering menjawabnya dengan

tidak jujur.

4) Angket yang diberikan sering tidak kembali.

5) Waktu pengembaliannya sering tidak bersamaan.68

Untuk mengatasi kelemahan angket atau instrumen tersebut, peneliti

perlu menyilang jawaban responden dengan data yang diperoleh melalui

metode lain, atau nama lainnya adalah cross-check. Ada beberapa

prosedur dalam membuat angket ini, yaitu:

68

Suharsimi Arikunto, Ibid., hal. 195-196

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

50

a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai.

b) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.

c) Menjabarkan setiap variabel mejadi sub-variabel yang menjadi

spesifik.

d) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.69

Angket merupakan daftar pernyataan atau pertanyaan yang diberikan

kepada responden untuk diisi. Daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti.70

Setelah itu hasilnya akan dianalisa oleh yang melakukan penelitian,

angket ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh model

pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar peserta didik.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini, maka digunakan dua jenis

instrumen, yaitu angket dan pedoman wawancara.

Angket/quesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Angket ini

diberikan kepada peserta didik kelas XI SMA Tadika Pertiwi untuk

mendapatkan informasi tentang pengaruh model pembelajaran berbasis

masalah terhadap motivasi belajar peserta didik.

Angket ini bersifat tertutup, yaitu jawaban yang diberikan sudah

ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberikan kesempatan

memberikan jawaban lain. Sedangkan alternative jawaban yang digunakan

adalah sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak

setuju (STS) untuk pernyataan variabel X maupun variabel Y.

69

Suharsimi Arikunto, Ibid., hal. 268 70

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,

2004), cet. ke-4 hal. 76

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

51

Adapun angket yang disebarkan dalam bentuk pernyataan berjumlah

12 butir soal untuk variabel X (model pembelajaran berbasis masalah) dan 28

butir soal untuk variabel Y (motivasi belajar peserta didik). Adapun kisi-kisi

instrumen pada angket ini untuk masing-masing variabel adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Butir

Pernyataan

Jumlah

Item

Model

pembelajaran

berbasis

masalah

Konsep

pembelajaran

aktif

siswa melakukan

proses belajar

secara aktif

dengan arahan

dan konsep

pembelajaran

yang telah

disiapkan oleh

guru

5, 6, 7, 8, 9,

13, 16

7

Konsep

pembelajaran

konstruktif

siswa berpikir

secara kritis

berdasarkan

konsep

pengetahuan dan

pengalaman

belajarnya

11, 12, 14,

15, 20

5

Jumlah 12

Variabel Dimensi Indikator Butir

Pernyataan

Jumlah

Item

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

52

Motivasi

belajar

peserta didik

Konsep

keaktifan

dan

kemandirian

pembelajaran

siswa responsif

dan antusias

dalam mengikuti

proses

pembelajaran

1, 2, 3, 4,

10, 19

6

siswa mampu

secara mandiri

dalam

membangun

konsep

pengetahuannya

17, 18 2

Konsep

toleransi

sebagai alat

pemersatu

bangsa

siswa mampu

memahami

konsep toleransi

yang merupakan

bagian dari ajaran

agama

21, 22, 23,

24, 25, 26,

30, 32, 33,

34, 35, 36,

40

13

siswa mampu

memahami

konsep

pengamalan

toleransi dalam

kehidupan

beragama,

berbangsa dan

bernegara

27, 28, 29,

31, 37, 38,

39

7

Jumlah 28

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

53

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran

berbasis masalah terhadap motivasi belajar PAI peserta didik di SMA Tadika

Pertiwi, penulis melakukan langkah-langkah dalam teknik analisis data

sebagai berikut:

1. Analisa Deskripsi

Analisa ini digunakan untuk memperoleh nilai frekuensi atas jawaban

responden terhadap angket mengenai kecerdasan spiritual dengan

menggunakan rumus:

P = F/N x 100%

Keterangan:

P = Angket presentase

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah sampel responden

2. Editing

Dalam pengolahan data, yang dilakukan adalah pengecekan terhadap

kelengkapan dan kebenaran dalam pengisian angket sehingga terhindar

dari kekeliruan atau kesalahan sehingga menghasilkan data yang sah atau

akurat.

3. Skoring

Skoring merupakan pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan

dalam angket. Dalam setiap pernyataan pada angket terdapat 4 butir

jawaban yang harus dipilih oleh responden. Dalam penelitian ini, peneliti

memberikan dua jenis angket yang berbeda yang diberikan kepada

responden, dimana 12 butir pernyataan mengenai model pembelajaran

berbasis masalah dan 28 butir pernyataan mengenai motivasi belajar

peserta didik dalam materi pelajaran PAI.

Adapun untuk pemberian skor pada tiap-tiap alternatif jawaban dari

pernyataan sebagai berikut:

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

54

Tabel 3.3

Skor angket untuk pernyataan yang bernilai positif

No. Pilihan Jawaban Skor

1. Sangat Setuju 4

2. Setuju 3

3. Tidak Setuju 2

4. Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 3.4

Skor angket untuk pernyataan yang bernilai negatif

No. Pilihan Jawaban Skor

1. Sangat Setuju 1

2. Setuju 2

3. Tidak Setuju 3

4. Sangat Tidak Setuju 4

4. Tabulating

Tabulating yaitu menyusun data jawaban yang telah diketahui setiap

indikatornya, maka dari itu seluruh data tersebut disusun dalam sebuah

tabel untuk kemudian diketahui perhitungannya.

Kemudian menjumlah skor dari tiap-tiap responden dan menentukan

nilai rata-rata dari jumlah skor seluruhnya dengan menggunakan rumus:

Mx =

Keterangan:

MX = Mean (rata-rata) yang dicari

X = Jumlah skor

N = Jumlah frekuensi/banyaknya individu

My =

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

55

Keterangan:

My = Mean (rata-rata) yang dicari

Y = Jumlah skor

N = Jumlah frekuensi/banyaknya individu

Selanjutnya dikonsultasikan dengan klasifikasi model pembelajaran

berbasis masalah dan motivasi belajar peserta didik.

Tabel 3.5

Klasifikasi kategori model pembelajaran berbasis masalah

No. Skor Keterangan

1. 50-60 Kurang

2. 60-70 Cukup

3. 70-80 Baik

4. 80-90 Sangat Baik

Tabel 3.6

Klasifikasi kategori motivasi belajar peserta didik

No. Skor Keterangan

1. 50-60 Kurang

2. 60-70 Cukup

3. 70-80 Baik

4. 80-90 Sangat Baik

5. Analisis Korelasi

Untuk langkah berikutnya agar lebih mengetahui ada tidaknya

pengaruh antara model pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi

belajar PAI peserta didik SMA Tadika Pertiwi, maka penulis

menggunakan rumus korelasi karena adanya dua variabel yang saling

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

56

mempengaruhi, maka dari data tersebut diolah dengan menggunakan

rumus korelasi product moment (r) dari Carl Pearson, yaitu:

( ) ( ) ( )

√[ ( ) ] [ ( )

]

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment

N = Number of Cases

xy = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

X = Jumlah seluruh skor X

Y = Jumlah seluruh skor Y

Setelah diketahui hubungan dari dua variabel tersebut, langkah

berikutnya adalah interpretasi data dengan du acara, yakni:

a. Interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan

dengan angka indeks korelasi “r” Product Moment seperti di

bawah ini:

Tabel 3.7

Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment71

Besarnya “r”

Product Moment

(rxy)

Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan Y memang

terdapat korelasi. Akan tetapi, sangat

lemah atau sangat rendah. Sehingga

korelasi itu diabaikan (dianggap

tidak ada korelasi antara variabel X

dan variabel Y)

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y

71

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 193

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

57

terdapat korelasi yang lemah atau

rendah

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang sedang atau

cukup

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang kuat dan

tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang sangat kuat

dan sangat tinggi

Adapun menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk

memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = sangat rendah

0,20 – 0,399 = rendah

0,40 – 0,599 = sedang

0,60 – 0,799 = kuat

0,80 – 1,000 = sangat kuat72

b. Interpretasi terhadap “r” Product Moment, yaitu dengan terlebih

dahulu merumuskan hipotesis kerja/altenative (Ha) dan hipotesis

nihil (H0). Kemudian mencari derajat bebasnya (db) degress

freedom-nya (df) yang rumusnya:

df = N – nr

Keterangan:

df = degress freedom

N = Number of cases

nr = banyak variabel yang dikorelasikan

72

Dwi Consultant, 2017, hal. 1, (http://duwiconsultant.blogspot.co.id/2011/11/analisis-

korelasi-sederhana.html).

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

58

Setelah diperoleh hasil dari df, maka dapat dicari besarnya “r” yang

tercantum dalam tabel Nilai “Product Moment”, baik pada taraf

signifikansi 1% jika “r” observasi (ro) sama dengan atau lebih besar (≥)

daripada “r” tabel (rt) maka hipotesis alternative (Hₐ) diterima atau

terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara variabel X terhadap

variabel Y terdapat korelasi yang positif. Sedangkan H0 tidak dapat

diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti menunjukkan

bahwa tidak adanya korelasi antara variabel X terhadap variabel Y itu

salah. Sebaliknya, jika “r” observasi (ro) sama dengan atau lebih kecil (≤)

daripada “r” tabel (rt) maka Hipotesis alternative (Hₐ) tidak dapat

diterima atau tidak tebukti kebenarannya.73

Untuk data motivasi belajar peserta didik SMA Tadika Pertiwi

penulis mengambil hasil data dari angket yang telah siswa jawab. Angket

tersebut penulis menggunakan indikator yang berkaitan dengan

pembelajaran dan materi terkait sebanyak 28 item dengan 27 responden

untuk selanjutnya penulis kelola agar mendapatkan data dan hasil

perolehan variabel Y yaitu motivasi belajar peserta didik.

6. Hipotesis Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar presentase pengaruh (kontribusi)

variabel X (model pembelajaran berbasis masalah) terhadap variabel Y

(motivasi belajar peserta didik), selanjutnya dilakukan analisis

determinasi dari angka indeks korelasi (r) product moment yang telah

diperoleh, koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus:

Kd = r² x 100%

Keterangan:

Kd = koefisien determinasi

r² = angka indeks korelasi product moment

73

Dwi Consultant, Ibid., hal. 194-196

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

59

G. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pasti ada dalam penelitian yang menggunakan

sampel, hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :

H0 : = 0

Ha : 0

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Tadika Pertiwi

1. Sejarah singkat

SMA Tadika Pertiwi berdiri sejak tahun 1997 dengan status

terakreditasi A berlaku hingga 2023. Memiliki dua jurusan yaitu jurusan

IPA dan IPS. Dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa

Yayasan Tadika Pertiwi membangun sekolah di lahan seluas 2900 meter2

yang terletak di Jl. H. Jaeran No 1 Cinere, Depok.

Ada tiga unit sekolah di bawah Yayasan Tadika Pertiwi yaitu

SMP, SMK, dan SMA. Dalam pengelolaan yayasan Perguruan Tadika

Pertiwi menitik beratkan pada bidang pendidikan dan berupaya

membantu program pemerintah dalam menyukseskan program wajib

belajar dan meningkatkan sumber daya manusia.

2. Visi dan Misi

a) Visi

Berakhlak Mulia, berprestasi, kreatif dan bertanggung jawab

Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang

berorientasi kedepan sesuai dengan harapan masyarakat. Untuk

mewujudkannya, sekolah menentukan langkah-langkah strategis

yang dinyatakan dalam misi.

b) Misi

1) Membentuk peserta didik yang beriman, bertaqwa dan

berakhlak mulia

2) Membentuk peserta didik yang memiliki keterampilan di

berbagai bidang

3) Membentuk peserta didik yang mandiri

4) Meningkatkan prestasi dengan menaikan nilai UN

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

61

5) Menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang

perguruan tinggi

6) Menyiapkan peserta didik untuk siap berkompetisi di

masyarakat

7) Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di Perguruan

Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS)

favorit, baik dalam maupun luar negeri.

3. Tujuan sekolah

Berdasarkan visi dan misi sekolah, tujuan yang hendak dicapai adalah

sebagai berikut :

a) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa

b) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni budaya sehingga mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi

c) Terwujudnya peserta didik yang cerdas, terampil yang mampu

mandiri

d) Membekali peserta didik dengan keterampilan dalam penguasaan

teknologi, sehat, berilmu, cakap, kreatif, demokratis, serta

bertanggung jawab

e) Membekali peserta didik dengan keterampilan berbahasa terutama

Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Arab berbasis global.

f) Meningkatkan dan memelihara kinerja tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan lainnya agar mampu memberikan layanan terbaik.

g) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam menunjang

penyelenggaraan dan pengendalian mutu sekolah.

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

62

4. Keadaan sekolah

a) Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Tadika Pertiwi

Alamat Sekolah : Jl. H. Jaeran No. 1 Cinere Depok

Kode pos : 16514

Nomor Telepon : (021) 7530057

Fax : -

E-mail : [email protected]

b) Bidang Keahlian dan Program Keahlian

Bidang Studi : IPA dan IPS

Program Studi : Pendidikan IPA dan Pendidikan IPS

c) Identitas Kepala Sekolah

Nama Kepala Sekolah : Santoso, S.E, M.Pd

NIP/NIGB : -

Nomor SK Pengangkatan : 02/YTP/56VII 2018

Terhitung Mulai tanggal : Depok, 16 Juli 2018

Tabel 4.1

Data Sekolah

1 Nama Sekolah SMA Tadika Pertiwi

2 NPSN 20229176

3 ID UN -

4 NSS 302026609001

5 Akreditasi A

6 Alamat Lokasi Jl. H. Jaeran No. 1 Cinere - Depok

7 Kelurahan Cinere

8 Kecamatan Kec. Cinere

9 Kotamadya Kota Depok

10 Provinsi Jawa Barat

11 Kegiatan Belajar Pagi

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

63

12 Bidang Studi IPA dan IPS

13 Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu

Pengetahuan Sosial

14 Akses Masuk

SMA Tadika

Pertiwi

Jl. H. Jaeran No. 1 Cinere - Depok

15 Akses

Multimedia

Tlp/fax : (021)7530057

16 Kepala Sekolah Santoso, S.E, M.Pd

17 Ketua Yayasan Rahma Widiati, S.E

18 Alamat Yayasan Jl. H. Jaeran No. 1 Cinere - Depok

5. Sarana dan Prasarana

a) Tanah dan halaman

SMA Tadika Pertiwi berlokasi di Jl. H. Jaeran No. 1 Cinere - Depok.

Luas tanah seluruhnya 2900 meter2. Luas bangunan 2100 meter

2.

Luas tanah tanpa bangunan 800 meter2.

b) Gedung Sekolah

Tabel 4.2

Gedung Sekolah

No Nama Ruang / Area Kerja Jumlah

1 Ruang kelas 7

2 Ruang perpustakaan 1

3 Ruang praktik computer 1

4 Ruang kepala sekolah dan wakil 1

5 Ruang guru 1

6 Ruang pelayanan administrasi (TU) 1

7 Ruang OSIS 1

8 Ruang UKS 1

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

64

9 Ruang ibadah/Masjid 1

10 Ruang kantin sekolah 1

11 Ruang toilet 5

12 Ruang gudang 1

Jumlah 22

6. Jumlah Siswa

Tabel 4.3

Jumlah Peserta Didik

No. Kelas Jumlah Keseluruhan

1 X IPA 14

2 X IPS 21

Jumlah 35

1 XI IPA 13

2 XI IPS 17

Jumlah 30

1 XII IPA 15

2 XII IPS 15

Jumlah 30

Jumlah Keseluruhan 95

7. Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4.4

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Jabatan PT Pendidikan PTK Jumlah PTK

1 Kepala Sekolah S2 1

2 Wakil Kepala Sekolah S2 1

3 Guru S1 17

4 Tata Usaha S1 & SMA 2

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

65

5 Pramu Sekolah SMP & SMA 2

Jumlah 23

B. Deskripsi Data

Seperti yang telah dikemukakan pada bab III, yakni pada metodologi

penelitian, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan angket (kuesioner) yang diberikan

kepada peserta didik yang menjadi sampel pada penelitian.

Angket diberikan kepada 27 responden atau peserta didik yang dipilih

berdasarkan pertimbangan tertentu, yakni kelas XI dikarenakan muatan

materi yang disesuaikan dengan penerapan model pembelajaran berbasis

masalah. Kemudian, data yang diperoleh melalui angket (kuesioner) tersebut

diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi presentase

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = F/N x 100%

Keterangan:

P = angket presentase

F = frekuensi jawaban

N = jumlah sampel responden

Hasil angket (kuesioner) kemudian dimasukkan ke dalam presentase

data-data instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel angka-angka

dalam presentase yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Siswa responsif dan antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

66

No Pernyataan

1 Saya merasa antusias dengan adanya pembelajaran menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

21

1

0

18,52 %

77,78 %

3,70 %

0

Jumlah 27 100%

2 Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dapat

menghilangkan rasa jenuh saat proses kegiatan belajar mengajar

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

3

24

0

0

11,11 %

88,89 %

0

0

Jumlah 27 100%

3 Pada model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

motivasi belajar saya meningkat

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

3

20

3

1

11,11 %

74,07 %

11,11 %

3,70 %

Jumlah 27 100%

4 Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

membuat saya semangat untuk mempelajari materi toleransi sebagai alat

pemersatu bangsa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 15 55,55 %

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

67

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

10

2

0

37,04 %

7,41 %

0

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa responsif dan antusias dalam mengikuti

proses pembelajaran di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar memilih

alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menujukkan bahwa responden

yaitu peserta didik cukup responsif dan antusias untuk mengikuti materi

pelajaran PAI dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Responsivitas dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran merupakan suatu sikap positif yang timbul dari diri peserta

didik tanpa adanya paksaan berupa perasaan senang luar biasa yang ditandai

dengan adanya respon, perhatian, konsentrasi, kemauan, dan kesadaran untuk

melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Sikap responsif dan antusias

tersebut menjadi salah satu indikator positif yang terwujud dari motivasi

belajar peserta didik.

Tabel 4.6

Siswa melakukan proses belajar secara aktif

No Pernyataan

5 Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

membuat saya lebih aktif dalam proses pembelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8

16

3

0

29,63 %

59,26 %

11,11 %

0

Jumlah 27 100%

6 Dengan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

68

membuat saya jadi lebih aktif berpartisipasi dengan teman saya saat

pembelajaran berlangsung

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8

15

2

2

29,63 %

55,55 %

7,41 %

7,41 %

Jumlah 27 100%

7 Saya setuju model pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) diterapkan pada materi pembahasan toleransi sebagai alat

pemersatu bangsa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

12

15

0

0

44,44 %

55,56 %

0

0

Jumlah 27 100%

8 Dengan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

membuat saya bersungguh-sungguh dalam mempelajari materi

pembahasan toleransi sebagai alat pemersatu bangsa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

7

20

0

0

25,93 %

74,07 %

0

0

Jumlah 27 100%

9 Saya setuju model pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) diterapkan pada materi pelajaran lain

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 5 18,52 %

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

69

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

19

3

0

70,37 %

11,11 %

0

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa melakukan proses belajar secara aktif di

atas dapat dilihat bahwa sebagian besar memilih alternatif pilihan jawaban

"setuju", hal ini menujukkan bahwa responden yaitu peserta didik cukup aktif

saat mengikuti materi pelajaran PAI dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah.

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih

banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai

informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses

pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman

yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Sikap aktif pada

saat proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu indikator positif yang

terwujud dari motivasi belajar peserta didik.

Tabel 4.7

Siswa responsif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran

No Pernyataan

10 Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

membuat keingintahuan saya besar terhadap materi pembahasan toleransi

sebagai alat pemersatu bangsa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

9

18

0

0

33,33 %

66,67 %

0

0

Jumlah 27 100%

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

70

Pada tabel indikator siswa responsif dan antusias dalam mengikuti

proses pembelajaran di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar memilih

alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menujukkan bahwa responden

yaitu peserta didik cukup responsif dan antusias untuk mengikuti materi

pelajaran PAI dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Responsivitas dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran merupakan suatu sikap positif yang timbul dari diri peserta

didik tanpa adanya paksaan berupa perasaan senang luar biasa yang ditandai

dengan adanya respon, perhatian, konsentrasi, kemauan, dan kesadaran untuk

melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Sikap responsif dan antusias

tersebut menjadi salah satu indikator positif yang terwujud dari motivasi

belajar peserta didik.

Tabel 4.8

Siswa berpikir secara kritis berdasarkan konsep pengetahuan dan

pengalaman belajarnya

No Pernyataan

11 Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

membuat saya sulit memahami materi pembahasan toleransi sebagai alat

pemersatu bangsa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4

17

5

1

14,81 %

62,96 %

18,52 %

3,70 %

Jumlah 27 100%

12 Saya merasa model pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) kurang mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis

siswa

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

71

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4

19

2

2

14,81 %

70,37 %

7,41 %

7,41 %

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa berpikir secara kritis berdasarkan konsep

pengetahuan dan pengalaman belajarnya di atas dapat dilihat bahwa sebagian

besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menujukkan bahwa

responden yaitu peserta didik mampu untuk berpikir secara kritis untuk

mengikuti materi pelajaran PAI berdasarkan konsep pengetahuan dan

pengalaman belajarnya.

Berpikir kritis merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking). Hal tersebut karena kemampuan berpikir tersebut

merupakan kompetensi kognitif tertinggi yang perlu dikuasai oleh peserta

didik dalam pembelajaran. Berpikir kritis dapat dipandang sebagai

kemampuan berpikir peserta didik untuk membandingkan dua atau lebih

informasi, misalnya informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang

dia miliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan, maka peserta didik akan

mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk mendapatkan

penjelasan dari hal tersebut. Sikap kritis yang ditunjukkan oleh peserta didik

pada saat proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu indikator positif

yang terwujud dari motivasi belajar peserta didik.

Tabel 4.9

Siswa melakukan proses belajar secara aktif

No Pernyataan

13 Saya merasa model pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) kurang mampu memicu siswa untuk senantiasa aktif berdiskusi

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

72

dan menyampaikan pendapatnya

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4

14

8

1

14,81 %

51,85 %

29,63 %

3,70 %

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa melakukan proses belajar secara aktif di

atas dapat dilihat bahwa sebagian besar memilih alternatif pilihan jawaban

"setuju", hal ini menujukkan bahwa responden yaitu peserta didik cukup aktif

saat mengikuti materi pelajaran PAI dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah.

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih

banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai

informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses

pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman

yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Sikap aktif pada

saat proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu indikator positif yang

terwujud dari motivasi belajar peserta didik.

Tabel 4.10

Siswa berpikir secara kritis berdasarkan konsep pengetahuan dan

pengalaman belajarnya

No Pernyataan

14 Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

merupakan salah satu model pembelajaran yang kurang cocok digunakan

pada materi pembahasan keagamaan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 4 14,81 %

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

73

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

18

5

0

66,67 %

18,52 %

0

Jumlah 27 100%

15 Model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

membuat siswa tidak mampu menyikapi dan menemukan solusi dari

problematika yang ada

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

7

16

3

1

25,93 %

59,26 %

11,11 %

3,70 %

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa berpikir secara kritis berdasarkan konsep

pengetahuan dan pengalaman belajarnya di atas dapat dilihat bahwa sebagian

besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menujukkan bahwa

responden yaitu peserta didik mampu untuk berpikir secara kritis untuk

mengikuti materi pelajaran PAI berdasarkan konsep pengetahuan dan

pengalaman belajarnya.

Berpikir kritis merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking). Hal tersebut karena kemampuan berpikir tersebut

merupakan kompetensi kognitif tertinggi yang perlu dikuasai oleh peserta

didik dalam pembelajaran. Berpikir kritis dapat dipandang sebagai

kemampuan berpikir peserta didik untuk membandingkan dua atau lebih

informasi, misalnya informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang

dia miliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan, maka peserta didik akan

mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk mendapatkan

penjelasan dari hal tersebut. Sikap kritis yang ditunjukkan oleh peserta didik

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

74

pada saat proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu indikator positif

yang terwujud dari motivasi belajar peserta didik.

Tabel 4.11

Siswa melakukan proses belajar secara aktif

No Pernyataan

16 Motivasi saya tidak terbangun ketika saya dihadapkan pada sebuah

permasalahan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

6

14

7

0

22,22 %

51,85 %

25,93 %

0

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa melakukan proses belajar secara aktif di

atas dapat dilihat bahwa sebagian besar memilih alternatif pilihan jawaban

"setuju", hal ini menujukkan bahwa responden yaitu peserta didik cukup aktif

saat mengikuti materi pelajaran PAI dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah.

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih

banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai

informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses

pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman

yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Sikap aktif pada

saat proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu indikator positif yang

terwujud dari motivasi belajar peserta didik.

Tabel 4.12

Siswa mampu secara mandiri dalam membangun konsep pengetahuannya

No Pernyataan

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

75

17 Saya cenderung sulit beradaptasi dengan belajar menggunakan model

berbasis masalah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

3

20

3

1

11,11 %

74,07 %

11,11 %

3,70 %

Jumlah 27 100%

18 Ketika dihadapkan pada sebuah masalah saya sulit untuk mencari

solusinya

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4

14

7

2

14,81 %

51,85 %

25,93 %

7,41 %

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa mampu secara mandiri dalam membangun

konsep pengetahuannya di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar memilih

alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menujukkan bahwa responden

yaitu peserta didik mampu membangun konsep pengetahuannya secara

mandiri saat mengikuti materi pelajaran PAI dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah.

Peserta didik dituntut untuk memiliki kemandirian dalam belajar (self

regulated learning), yakni dimana peserta didik merancang sendiri proses dan

konsep belajarnya sesuai dengan tujuan pembelajaran, memilih strategi dan

melaksanakan rancangan belajarnya, memantau kemajuan belajar, dan

mengevaluasi hasil belajarnya dan dibandingkan dengan standar tertentu.

Sikap kemandirian belajar yang ditunjukkan oleh peserta didik pada saat

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

76

proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu indikator positif yang

terwujud dari motivasi belajar peserta didik.

Tabel 4.13

Siswa responsif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran

No Pernyataan

19 Saya kurang antusias belajar saat dihadapkan dengan sebuah masalah di

awal proses pembelajaran

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

2

16

9

0

7,41 %

59,26%

33,33 %

0

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa responsif dan antusias dalam mengikuti

proses pembelajaran di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar memilih

alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menujukkan bahwa responden

yaitu peserta didik cukup responsif dan antusias untuk mengikuti materi

pelajaran PAI dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Responsivitas dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran merupakan suatu sikap positif yang timbul dari diri peserta

didik tanpa adanya paksaan berupa perasaan senang luar biasa yang ditandai

dengan adanya respon, perhatian, konsentrasi, kemauan, dan kesadaran untuk

melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Sikap responsif dan antusias

tersebut menjadi salah satu indikator positif yang terwujud dari motivasi

belajar peserta didik.

Tabel 4.14

Siswa berpikir secara kritis berdasarkan konsep pengetahuan dan

pengalaman belajarnya

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

77

No Pernyataan

20 Saya tidak memahami pembelajaran dengan menggunakan model

berbasis masalah

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

20

2

0

18,52 %

74,07 %

7,41 %

0

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa berpikir secara kritis berdasarkan konsep

pengetahuan dan pengalaman belajarnya di atas dapat dilihat bahwa sebagian

besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menujukkan bahwa

responden yaitu peserta didik mampu untuk berpikir secara kritis untuk

mengikuti materi pelajaran PAI berdasarkan konsep pengetahuan dan

pengalaman belajarnya.

Berpikir kritis merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking). Hal tersebut karena kemampuan berpikir tersebut

merupakan kompetensi kognitif tertinggi yang perlu dikuasai oleh peserta

didik dalam pembelajaran. Berpikir kritis dapat dipandang sebagai

kemampuan berpikir peserta didik untuk membandingkan dua atau lebih

informasi, misalnya informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang

dia miliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan, maka peserta didik akan

mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk mendapatkan

penjelasan dari hal tersebut. Sikap kritis yang ditunjukkan oleh peserta didik

pada saat proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu indikator positif

yang terwujud dari motivasi belajar peserta didik.

Tabel 4.15

Siswa mampu memahami konsep toleransi yang merupakan bagian dari

ajaran agama

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

78

No Pernyataan

21 Islam adalah agama yang bersifat global dan menyeluruh

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

20

7

0

0

74,07 %

25,93 %

0

0

Jumlah 27 100%

22 Agama Islam bukan hanya mengurus persoalan ibadah kepada Allah

semata

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

18

8

1

0

66,67 %

29,63 %

3,70 %

0

Jumlah 27 100%

23 Semua aspek kehidupan manusia telah diatur ketentuannya di dalam

agama Islam

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

16

8

3

0

59,26 %

29,63 %

11,11 %

0

Jumlah 27 100%

24 Saya yakin agama Islam adalah agama yang paling benar di sisi Allah swt

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

20

7

0

0

74,07 %

25,93 %

0

0

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

79

Jumlah 27 100%

25 Saya berusaha untuk selalu belajar dan mendalami tentang agama Islam

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

18

9

0

0

66,67 %

33,33 %

0

0

Jumlah 27 100%

26 Saya ingin berusaha menjadi hamba yang baik dalam beragama

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

24

3

0

0

88,89 %

11,11 %

0

0

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa mampu memahami konsep toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama di atas dapat dilihat bahwa sebagian

besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menunjukkan bahwa

responden yaitu peserta didik mampu untuk memahami konsep toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama pada materi pelajaran PAI.

Toleransi (tasamuh) merupakan konsep modern untuk

menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara

kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa,

budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu merupakan konsep

yang agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran

agama-agama, termasuk agama Islam.

Tabel 4.16

Siswa mampu memahami konsep pengamalan toleransi dalam kehidupan

beragama, berbangsa dan bernegara

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

80

No Pernyataan

27 Saya ingin berusaha menjadi warga negara yang baik dalam berbangsa

dan bernegara

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

18

9

0

0

66,67 %

33,33 %

0

0

Jumlah 27 100%

28 Toleransi menjadi isu yang cukup sensitif untuk dibahas

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

3

18

6

0

11,11 %

66,67 %

22,22 %

0

Jumlah 27 100%

29 Toleransi adalah sebuah sikap bijak dalam menghargai dan menghormati

setiap perbedaan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

19

8

0

0

70,37 %

29,63 %

0

0

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa mampu memahami konsep pengamalan

toleransi dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara di atas dapat

dilihat bahwa sebagian besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal

ini menunjukkan bahwa responden yaitu peserta didik mampu memahami

konsep pengamalan toleransi dalam kehidupan beragama, berbangsa dan

bernegara pada materi pelajaran PAI.

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

81

Toleransi harus didasari sikap lapang dada terhadap orang lain dengan

memperhatikan prinsip-prinsip yang dipegang sendiri. Toleransi terjadi dan

berlaku karena terdapat perbedaan prinsip dan menghormati perbedaan atau

prinsip orang lain tanpa mengorbankan prinsip sendiri. Dengan kata lain,

pelaksanaannya hanya pada aspek-aspek yang detail dan teknis bukan dalam

persoalan yang prinsipil. Dalam bertoleransi setiap orang harus menghargai

cara masyarakat atau golongan tertentu melakukan suatu hal dengan cara

menghormati dan menjamin kebebasan atas apa yang menjadi pilihan prinsip

di dalam hidupnya.

Tabel 4.17

Siswa mampu memahami konsep toleransi yang merupakan bagian dari

ajaran agama

No Pernyataan

30 Islam telah mengatur batasan-batasan dalam bertoleransi

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

14

12

1

0

51,85 %

44,44 %

3,70 %

0

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa mampu memahami konsep toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama di atas dapat dilihat bahwa sebagian

besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menunjukkan bahwa

responden yaitu peserta didik mampu untuk memahami konsep toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama pada materi pelajaran PAI.

Toleransi (tasamuh) merupakan konsep modern untuk

menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara

kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa,

budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu merupakan konsep

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

82

yang agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran

agama-agama, termasuk agama Islam.

Tabel 4.18

Siswa mampu memahami konsep pengamalan toleransi dalam kehidupan

beragama, berbangsa dan bernegara

No Pernyataan

31 Toleransi cukup hanya sebatas dengan pernyataan dan sikap

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

2

10

12

3

7,41 %

37,04 %

44,44 %

11,11 %

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa mampu memahami konsep pengamalan

toleransi dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara di atas dapat

dilihat bahwa sebagian besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal

ini menunjukkan bahwa responden yaitu peserta didik mampu memahami

konsep pengamalan toleransi dalam kehidupan beragama, berbangsa dan

bernegara pada materi pelajaran PAI.

Toleransi harus didasari sikap lapang dada terhadap orang lain dengan

memperhatikan prinsip-prinsip yang dipegang sendiri. Toleransi terjadi dan

berlaku karena terdapat perbedaan prinsip dan menghormati perbedaan atau

prinsip orang lain tanpa mengorbankan prinsip sendiri. Dengan kata lain,

pelaksanaannya hanya pada aspek-aspek yang detail dan teknis bukan dalam

persoalan yang prinsipil. Dalam bertoleransi setiap orang harus menghargai

cara masyarakat atau golongan tertentu melakukan suatu hal dengan cara

menghormati dan menjamin kebebasan atas apa yang menjadi pilihan prinsip

di dalam hidupnya.

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

83

Tabel 4.19

Siswa mampu memahami konsep toleransi yang merupakan bagian dari

ajaran agama

No Pernyataan

32 Menyatukan keyakinan dan ibadah itu merupakan langkah awal yang

sesuai dengan prinsip-prinsip toleransi

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4

6

12

5

14,81 %

22,22 %

44,44 %

18,52 %

Jumlah 27 100%

33 Saling bersikap tegas dalam aspek ibadah tidak mencerminkan prinsip-

prinsip dari toleransi

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4

12

7

4

14,81 %

44,44 %

25,93 %

14,81 %

Jumlah 27 100%

34 Pemahaman agama yang tegas tidak akan mampu menumbuhkan sikap

toleransi

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

6

15

6

0

22,22 %

55,56 %

22,22 %

0

Jumlah 27 100%

35 Mempelajari ajaran agama secara tidak tepat akan menghidupkan sikap

toleransi yang baik

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

84

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

11

15

1

0

40,74 %

55,56 %

3,70 %

0

Jumlah 27 100%

36 Ajaran Islam kurang menegaskan perihal tentang toleransi

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

10

17

0

0

37,04 %

62,96 %

0

0

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa mampu memahami konsep toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama di atas dapat dilihat bahwa sebagian

besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menunjukkan bahwa

responden yaitu peserta didik mampu untuk memahami konsep toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama pada materi pelajaran PAI.

Toleransi (tasamuh) merupakan konsep modern untuk

menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara

kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa,

budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu merupakan konsep

yang agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran

agama-agama, termasuk agama Islam.

Tabel 4.20

Siswa mampu memahami konsep pengamalan toleransi dalam kehidupan

beragama, berbangsa, dan bernegara

No Pernyataan

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

85

37 Tindakan hukum yang tegas tidak akan mampu menekan angka

intoleransi dalam kehidupan berbangsa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

2

15

9

1

7,41 %

55,56 %

33,33 %

3,70 %

Jumlah 27 100%

38 Pemahaman agama yang rendah bukan menjadi penyebab munculnya

tindakan penistaan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4

11

9

3

14,81 %

40,74 %

33,33 %

11,11 %

Jumlah 27 100%

39 Banyaknya tindakan intoleransi akan membuat kehidupan berbangsa

antar masyarakat menjadi sangat rawan terjadi perpecahan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

11

10

5

1

33,33 %

37,04 %

18,52 %

3,70 %

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa mampu memahami konsep pengamalan

toleransi dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara di atas dapat

dilihat bahwa sebagian besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal

ini menunjukkan bahwa responden yaitu peserta didik mampu memahami

konsep pengamalan toleransi dalam kehidupan beragama, berbangsa dan

bernegara pada materi pelajaran PAI.

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

86

Toleransi harus didasari sikap lapang dada terhadap orang lain dengan

memperhatikan prinsip-prinsip yang dipegang sendiri. Toleransi terjadi dan

berlaku karena terdapat perbedaan prinsip dan menghormati perbedaan atau

prinsip orang lain tanpa mengorbankan prinsip sendiri. Dengan kata lain,

pelaksanaannya hanya pada aspek-aspek yang detail dan teknis bukan dalam

persoalan yang prinsipil. Dalam bertoleransi setiap orang harus menghargai

cara masyarakat atau golongan tertentu melakukan suatu hal dengan cara

menghormati dan menjamin kebebasan atas apa yang menjadi pilihan prinsip

di dalam hidupnya.

Tabel 4.21

Siswa mampu memahami konsep toleransi yang merupakan bagian dari

ajaran agama

No Pernyataan

40 Islam merupakan agama yang sangat mengedepankan sikap bertoleransi

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

19

8

0

0

70,37 %

29,63 %

0

0

Jumlah 27 100%

Pada tabel indikator siswa mampu memahami konsep toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama di atas dapat dilihat bahwa sebagian

besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menunjukkan bahwa

responden yaitu peserta didik mampu untuk memahami konsep toleransi yang

merupakan bagian dari ajaran agama pada materi pelajaran PAI.

Toleransi (tasamuh) merupakan konsep modern untuk

menggambarkan sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara

kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa,

budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu merupakan konsep

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

87

yang agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran

agama-agama, termasuk agama Islam.

C. Analisis Data

Setelah kedua variabel disajikan dalam bentuk tabel, kemudian

dilakukan analisis melalui pengujian hipotesis. Dalam pengujian hipotesis ini,

menggunakan teknik korelasi product moment. Penggunaan rumus ini untuk

mengetahui apakah secara signifikan terdapat pengaruh antara model

pembelajaran berbasis masalah dengan motivasi belajar peserta didik di SMA

Tadika Pertiwi?

Berikut hasil perhitungan antara variabel X dengan variabel Y yang

kemudian didistribusikan pada rumus korelasi product moment.

Tabel 4.22

Hasil Angket Model Pembelajaran Berbasis Masalah

No. Nama Peserta Didik Jenis

Kelamin

Kelas Skor

Jumlah

1. Amelia Fauziah P XI IPA 64

2. Ari Ihsan L XI IPA 69

3. Dhiva Rahadatul Aisy P XI IPA 61

4. Dita Faradilla P XI IPA 74

5. Faradilla Nur Wakhid P XI IPA 67

6. Hamdal Nur Ghani L XI IPA 70

7. Ibrohim Syakur L XI IPA 67

8. Mardiah P XI IPA 64

9. Nakeisha Alya Mahira P XI IPA 74

10. Nurhalimah P XI IPA 59

11. Pramesthi Insan Qur’ani P XI IPA 68

12. Raden Arinal Haq L XI IPA 69

13. Ahmad Muzhoffar L XI IPS 65

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

88

14. Apri Fajar Riandika L XI IPS 65

15. Andhika Prameswara L XI IPS 61

16. Andika Berlian Syaputra L XI IPS 64

17. Ayu Suryani P XI IPS 61

18. Azriel Givary L XI IPS 65

19. Bayu Hidayat L XI IPS 73

20. Bima Bachrul Alam L XI IPS 63

21. Cindy Arum P XI IPS 58

22. Efendi Adi Nugroho L XI IPS 61

23. Ellya Agustina P XI IPS 66

24. Muhammad Fachri Abdullah L XI IPS 60

25. Rafly Adi Wardhana L XI IPS 66

26. Rifqi Ariefullah L XI IPS 62

27. Tria Fakhrennisa P XI IPS 59

N = 27 1755

Dari data tersebut dapat diketahui rata-rata model pembelajaran

berbasis masalah peserta didik SMA Tadika Pertiwi dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

=

=

= 65

Jadi, nilai rata-rata tabel yang didapat dari hasil data angket

(kuesioner) dengan indikator model pembelajaran berbasis masalah adalah

65. Dan jika dilihat pada tabel model pembelajaran berbasis masalah yang

terdapat pada bab III, skor rata-rata angket (kuesioner) model pembelajaran

berbasis masalah berada pada rentang antara 60-70. Maka rata-rata

pemahaman model pembelajaran berbasis masalah peserta didik SMA Tadika

Pertiwi Cinere dapat dikategorikan cukup.

Tabel 4.23

Hasil Angket Motivasi Belajar Peserta Didik

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

89

No. Nama Peserta Didik Jenis

Kelamin

Kelas Skor

Jumlah

1. Amelia Fauziah P XI IPA 64

2. Ari Ihsan L XI IPA 66

3. Dhiva Rahadatul Aisy P XI IPA 63

4. Dita Faradilla P XI IPA 68

5. Faradilla Nur Wakhid P XI IPA 71

6. Hamdal Nur Ghani L XI IPA 55

7. Ibrohim Syakur L XI IPA 57

8. Mardiah P XI IPA 60

9. Nakeisha Alya Mahira P XI IPA 79

10. Nurhalimah P XI IPA 54

11. Pramesthi Insan Qur’ani P XI IPA 65

12. Raden Arinal Haq L XI IPA 63

13. Ahmad Muzhoffar L XI IPS 59

14. Apri Fajar Riandika L XI IPS 57

15. Andhika Prameswara L XI IPS 46

16. Andika Berlian Syaputra L XI IPS 64

17. Ayu Suryani P XI IPS 63

18. Azriel Givary L XI IPS 64

19. Bayu Hidayat L XI IPS 74

20. Bima Bachrul Alam L XI IPS 54

21. Cindy Arum P XI IPS 57

22. Efendi Adi Nugroho L XI IPS 63

23. Ellya Agustina P XI IPS 46

24. Muhammad Fachri Abdullah L XI IPS 61

25. Rafly Adi Wardhana L XI IPS 56

26. Rifqi Ariefullah L XI IPS 61

27. Tria Fakhrennisa P XI IPS 60

N = 27 1650

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

90

Dari data tersebut dapat diketahui rata-rata motivasi belajar peserta

didik SMA Tadika Pertiwi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

=

=

= 61,11

Jadi, nilai rata-rata tabel yang didapat dari hasil data angket

(kuesioner) dengan indikator motivasi belajar peserta didik adalah 61,11 dan

dilihat pada tabel motivasi belajar peserta didik yang terdapat pada bab III,

skor rata-rata angket motivasi belajar peserta didik berada pada rentang antara

60-70. Maka rata-rata motivasi belajar peserta didik SMA Tadika Pertiwi

dapat dikategorikan cukup.

Tabel 4.24

Analisis Korelasi Variabel X (Model Pembelajaran Berbasis Masalah)

dengan Variabel Y (Motivasi Belajar Peserta Didik)

X Y X.Y ( )

64 64 4096 4096 4096 16777216

69 66 4761 4356 4554 20738916

61 63 3721 3969 3843 14768649

74 68 5476 4624 5032 25321024

67 71 4489 5041 4757 22629049

70 55 4900 3025 3850 14822500

67 57 4489 3249 3819 14584761

64 60 4096 3600 3840 14745600

74 79 5476 6241 5846 34175716

59 54 3481 2916 3186 10150696

68 65 4624 4225 4420 19536400

69 63 4761 3969 4347 18896409

65 59 4225 3481 3835 14707225

65 57 4225 3249 3705 13727025

61 46 3721 2116 2806 7873636

64 64 4096 4096 4096 16777216

61 63 3721 3969 3843 14768649

65 64 4225 4096 4160 17305600

73 74 5329 5476 5402 29181604

63 54 3969 2916 3402 11573604

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

91

58 57 3364 3249 3306 10929636

61 63 3721 3969 3843 14768649

66 46 4356 2116 3036 9217296

60 61 3600 3721 3660 13395600

66 56 4356 3136 3696 13660416

62 61 3844 3721 3782 14303524

59 60 3481 3600 3540 12531600

1755 1650 114603 102222 107702 441868216

Selanjutnya, hasil perhitungan pada tabel di atas akan diuji

keabsahannya dengan menggunakan rumus product moment untuk

mengetahui tingkat korelasi variabel yakni sebagai berikut:

( ) ( ) ( )

√[ ( ) ] [ ( )

]

( ) ( ) ( )

√[ ( ) ] [ ( ) ]

=

=

=

=

= 0,527864514 atau dibulatkan menjadi 0,5279.

D. Interpretasi Data

Setelah mendapatkan hasil rxy, maka langkah selanjutnya penulis

memberikan interpretasi tehadap rxy. Interpretasi yang dipakai yaitu secara

sederhana dan dengan cara berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment.

1. Interpretasi secara sederhana

Berdasarkan pada perhitungan di atas, angka korelasi variabel X

dan variabel Y terdapat korelasi. Dengan memperhatikan besarnya “r”

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

92

yang diperoleh yaitu 0,5279 ternyata terletak antara 0,40 – 0,70 yang

berarti korelasi antara variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi

yang sedang (cukup).

2. Interpretasi pada tabel “r” product moment

Setelah mendapatkan “r” sebesar 0,5279 maka nilai “r” hitung

tersebut dikonsultasikan dengan tabel “r” product moment. Pada tabel

diketahui untuk nilai df = N – nr, yakni df = 27 – 2 = 25. Dengan “df”

sebesar 25. Kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai “r” dengan

signifikansi 5% yaitu 0,361.

Ternyata “rxy” atau “ro” pada taraf signifikan 5% lebih besar dari

“r” tabel “rt” (0,5279 > 0,3809), maka pada taraf signifikan 5% hipotesa

nol ditolak dan hipotesa alternatif diterima. Ini berarti ada pengaruh atau

korelasi yang signifikan antara model pembelajaran berbasis masalah

terhadap motivasi belajar peserta didik SMA Tadika Pertiwi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat korelasi positif yang

signifikan antara model pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi

belajar peserta didik SMA Tadika Pertiwi.

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangsih yang

diberikan oleh variabel X tehadap variabel Y, harus diketahui terlebih

dahulu suatu koefisien yang disebut coefisien of determination atau

koefisien penentuan dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

= 0,52792 x 100%

= 0,27867841 x 100 %

= 27,867841 (pembulatan)

= 27,87 %

Dari perhitungan coefisien of determination diketahui bahwa

koefisien determinasinya sebesar 27,87 %. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel X (model pembelajaran berbasis masalah) mempengaruhi atau

memberikan kontribusi kepada variabel Y (motivasi belajar peserta

didik), yaitu sebesar 27,87 %. Adapun sisanya adalah faktor-faktor lain

yang mungkin saja dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

93

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian tentang pengaruh model pembelajaran berbasis

masalah terhadap motivasi belajar peserta didik di SMA Tadika Pertiwi

terdapat korelasi yang cukup. Hal ini dapat dilihat perolehan perhitungan

korelasional antara model pembelajaran berbasis masalah yaitu sebesar

0,5279 dan setelah dikonsultasikan pada tabel nilai “r” product moment

berada di posisi 0,40 – 0,70 yang berarti antara model pembelajaran berbasis

masalah terhadap motivasi belajar peserta didik terdapat korelasi yang cukup.

Begitu juga terhadap pengujian hipotesis diperoleh hasil sebesar 27,87 %

motivasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh model pembelajaran berbasis

masalah. Hal ini menunjukkan model pembelajaran berbasis masalah

merupakan salah satu faktor yang cukup mempengaruhi motivasi belajar

peserta didik.

Dari hasil deskripsi ada pengaruh yang cukup kuat antara model

pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi belajar peserta didik SMA

Tadika Pertiwi. Dilihat dari hasil angket (kuesioner) peserta didik

menggambarkan kepada penulis bagaimana variabel keduanya cukup

mempengaruhi terhadap proses pembelajaran.

Pada indikator siswa responsif dan antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran dapat dilihat bahwa sebagian besar memilih alternatif pilihan

jawaban "setuju", hal ini menujukkan bahwa responden yaitu peserta didik

cukup responsif dan antusias untuk mengikuti materi pelajaran PAI dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Responsivitas dan antusiasme peserta didik dalam mengikuti proses

pembelajaran merupakan suatu sikap positif yang timbul dari diri peserta

didik tanpa adanya paksaan berupa perasaan senang luar biasa yang ditandai

dengan adanya respon, perhatian, konsentrasi, kemauan, dan kesadaran untuk

melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Sikap responsif dan antusias

tersebut menjadi salah satu indikator positif yang terwujud dari motivasi

belajar peserta didik.

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

94

Pada indikator siswa melakukan proses belajar secara aktif dapat

dilihat bahwa sebagian besar memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal

ini menujukkan bahwa responden yaitu peserta didik cukup aktif saat

mengikuti materi pelajaran PAI dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah.

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih

banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai

informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses

pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman

yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Sikap aktif pada

saat proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu indikator positif yang

terwujud dari motivasi belajar peserta didik.

Pada indikator siswa berpikir secara kritis berdasarkan konsep

pengetahuan dan pengalaman belajarnya dapat dilihat bahwa sebagian besar

memilih alternatif pilihan jawaban "setuju", hal ini menujukkan bahwa

responden yaitu peserta didik mampu untuk berpikir secara kritis untuk

mengikuti materi pelajaran PAI berdasarkan konsep pengetahuan dan

pengalaman belajarnya.

Berpikir kritis merupakan perwujudan dari berpikir tingkat tinggi

(higher order thinking). Hal tersebut karena kemampuan berpikir tersebut

merupakan kompetensi kognitif tertinggi yang perlu dikuasai oleh peserta

didik dalam pembelajaran. Berpikir kritis dapat dipandang sebagai

kemampuan berpikir peserta didik untuk membandingkan dua atau lebih

informasi, misalnya informasi yang diterima dari luar dengan informasi yang

dia miliki. Bila terdapat perbedaan atau persamaan, maka peserta didik akan

mengajukan pertanyaan atau komentar dengan tujuan untuk mendapatkan

penjelasan dari hal tersebut. Sikap kritis yang ditunjukkan oleh peserta didik

pada saat proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu indikator positif

yang terwujud dari motivasi belajar peserta didik.

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

95

Pada indikator siswa mampu secara mandiri dalam membangun

konsep pengetahuannya dapat dilihat bahwa sebagian besar memilih alternatif

pilihan jawaban "setuju", hal ini menujukkan bahwa responden yaitu peserta

didik mampu membangun konsep pengetahuannya secara mandiri saat

mengikuti materi pelajaran PAI dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah.

Peserta didik dituntut untuk memiliki kemandirian dalam belajar (self

regulated learning), yakni dimana peserta didik merancang sendiri proses dan

konsep belajarnya sesuai dengan tujuan pembelajaran, memilih strategi dan

melaksanakan rancangan belajarnya, memantau kemajuan belajar, dan

mengevaluasi hasil belajarnya dan dibandingkan dengan standar tertentu.

Sikap kemandirian belajar yang ditunjukkan oleh peserta didik pada saat

proses pembelajaran tersebut menjadi salah satu indikator positif yang

terwujud dari motivasi belajar peserta didik.

F. Keterbatasan Penelitian

Kita tidak dapat memungkiri bahwa pada setiap penelitian terdapat

kekurangan dan keterbatasan. Begitu juga terhadap penulis. Penulis

menyadari dan merasakan bahwa dalam menyelesaikan penelitian ini masih

banyak terdapat kekurangan. Dalam keterbatasan yang penulis miliki, penulis

menemukan beberapa hal yang menjadi kendala. Akan tetapi kendala yang

penulis temukan tidak menjadi hambatan penulis untuk menyelesaikan

penelitian ini.

Adapun beberapa kendala yang penulis temukan, yakni:

1. Menentukan populasi dan sampel

Dalam menentukan populasi dan sampel, penulis mengakui bahwa

belum secara maksimal dilakukan. Dikarenakan dalam memberikan

angket (kuesioner), penulis ingin mengambil sampel hanya satu kelas

yaitu kelas XI IPA, namun secara jumlah respondennya belum

mencukupi. Oleh karena itu, penulis mengambil tambahan responden

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

96

dari kelas lain, dan dalam hal ini yaitu kelas XI IPS untuk

memaksimalkan jumlah responden yang peneliti butuhkan.

2. Pengisian angket (kuesioner)

Kendala yang penulis alami pada proses penelitian ini adalah

mengumpulkan peserta didik untuk mengisi angket dalam situasi

pandemic covid 19. Akhirnya penulis memutuskan untuk memberikan

angket (kuesioner) secara online kepada peserta didik yang menjadi

responden dalam penelitian ini.

Kemudian, dalam pembuatan jumlah item pada angket (kuesioner)

yakni untuk dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y. Penulis hanya

menggunakan angket (kuesioner) saja sebagai bahan untuk perolehan

skor pada kedua variabel. Penulis juga mempertimbangkan untuk tidak

terlalu banyak jumlah item yang penulis buat agar responden tidak

membutuhkan waktu yang banyak untuk mengisinya. Akibatnya, dalam

pengisian angket (kuesioner) ada beberapa peserta didik yang masih ragu

dalam menjawab dan kemudian akhirnya bertanya kepada penulis.

Oleh karena itu, jika dalam penelitian ini masih terdapat banyak

kekurangan dan kesalahan, penulis dengan besar hati menerima kritik dan

saran dari pembaca.

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang penulis dapatkan di

SMA Tadika Pertiwi, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan di

antaranya sebagai berikut:

Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan menggunakan

model berbasis masalah di SMA Tadika Pertiwi dapat dikategorikan cukup.

Hal ini dapat diketahui dari hasil rata-rata skor angket, yaitu 65 yang terdapat

pada tabel rentang klasifikasi skor antara 60-70.

Hasil penelitian menunjukkan motivasi belajar peserta didik di SMA

Tadika Pertiwi dikategorikan cukup. Hal ini dapat diketahui dari hasil rata-

rata skor angket, yaitu 61,11 yang terdapat pada tabel rentang klasifikasi skor

antara 60-70.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara variabel X

(pembelajaran berbasis masalah) terhadap variabel Y (motivasi belajar

peserta didik), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara

variabel X dan Variabel Y. Hal ini dapat diketahui dalam menentukan hasil

"r" product moment, didapat nilai rxy yaitu sebesar 0,5279 yang dinyatakan

lebih besar nilai "r" yang terdapat pada tabel koefisien korelasi "r" product

moment yaitu pada taraf signifikan 5% (0,3809). Menurut tabel interpretasi

nilai "r", diketahui korelasi antara kedua variabel berada pada rentang 0,40-

0,70 yang berarti tergolong sedang atau cukup. Dengan demikian, H0 ditolak

dan Ha diterima. Yang artinya terdapat pengaruh yang positif antara

pembelajaran berbasis masalah dengan motivasi belajar peserta didik.

Sedangkan kontribusi pembelajaran berbasis masalah terhadap motivasi

belajar peserta didik sebesar 27,87 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain di luar penelitian ini. Hal ini berarti pembelajaran berbasis masalah

mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

98

Pada indikator siswa responsif dan antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran dapat disimpullkan bahwa sebagian besar responden yaitu

peserta didik cukup responsif dan antusias untuk mengikuti materi pelajaran

PAI dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Pada indikator siswa melakukan proses belajar secara aktif dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu peserta didik cukup aktif

saat mengikuti materi pelajaran PAI dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah.

Pada indikator siswa berpikir secara kritis berdasarkan konsep

pengetahuan dan pengalaman belajarnya dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar responden yaitu peserta didik mampu untuk berpikir secara kritis untuk

mengikuti materi pelajaran PAI berdasarkan konsep pengetahuan dan

pengalaman belajarnya.

Pada indikator siswa mampu secara mandiri dalam membangun

konsep pengetahuannya dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

yaitu peserta didik mampu membangun konsep pengetahuannya secara

mandiri saat mengikuti materi pelajaran PAI dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah.

B. Implikasi

1. Model pembelajaran aktif yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

peserta didik seperti model pembelajaran berbasis masalah harus mulai

dilaksanakan pada proses kegiatan pembelajaran.

2. Memberikan masukan kepada semua perangkat pendidikan, terutama

guru yang peran utamanya sebagai seorang pendidik untuk senantiasa

menerapkan dan membiasakan model pembelajaran aktif seperti model

pembelajaran berbasis masalah pada saat kegiatan pembelajaran, guna

meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

99

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan, maka penulis

bermaksud untuk mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar dan

pendidik hendaknya menerapkan penggunaan model pembelajaran aktif

seperti model pembelajaran berbasis masalah. Hal tersebut dilakukan

untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, khususnya di SMA

Tadika Pertiwi.

2. Seluruh perangkat pendidikan, terutama guru dan siswa untuk senantiasa

membiasakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran aktif seperti model pembelajaran berbasis masalah untuk

meningkatkan motivasi belajar peserta didik, khususnya di SMA Tadika

Pertiwi.

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

100

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning, ed. 1,

Jakarta: Kencana Prenada Media, cet. 2, 2009.

Aprilia, Lia. Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar

Siswa MTsN Tanjung Balai Tahun Ajaran 2016/2017, Skripsi UIN

Sumatera Utara Medan, http://repository.uinsu.ac.id/4040/, 2017.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:

Rhineka Cipta, cet. ke-14, 2010.

Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi

Aksara, 1995.

Departemen Agama RI. Memahami Paradigma…,

Departemen Pendidikan Nasional. Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI

SMA&MA, Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Departemen

Pendidikan & Kebudayaan dan Rhineka Cipta, cet. 3, 2006.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT

Reneka Cipta, cet. ke-2, 2002.

Dwi Consultant, http://duwiconsultant.blogspot.co.id/2011/11/analisis-korelasi-

sederhana.html, 2017.

Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan, Jakarta: Quantum Teaching, cet. ke-1,

2006.

Hajar, Ibnu. Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif dalam Penelitian, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, cet. ke-1,

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, cet. ke-5,

2005.

Husamah dan Yanur Setyaningrum. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian

Kompetensi, Malang: Prestasi Pustakaraya, 2013.

I Arends, Richard. Learning to Teach, New York: McGraw-Hill, 2007.

Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung:

Revika Aditama, cet. ke-3, 2013.

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

101

Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi…,

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi

Aksara, cet. ke-4, 2004.

Putra, Sitiatava Rizema. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains,

Jogjakarta: Diva Press, cet. 1, 2013.

Rahmana, Lisa Saumi. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Peristiwa Alam

di Kelas V MIN Rukoh Darusallam Banda Aceh, Skripsi UIN Ar-Raniry

Darussalam Banda Aceh, https://repository.ar-raniry.ac.id, 2016.

Rrosyadi, Khiron. Pendidikan Profetik, Bandung: Pustaka Pelajar, 2004.

Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.

Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, ed.

2, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet. 5, 2012.

Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,

Jakarta: Rajawali Pers, ed. 2, cet. ke-6, 2016.

Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, cet. ke-3, 2007.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

ed. 1, Jakarta: Kencana Prenada Media, cet. 8, 2011.

Sardiman, M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar …,

Sobur, Alex. Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah, Bandung: Pustaka Setia, cet.

ke-1, 2003.

Sudjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta, cet. ke-25, 2017.

Sukmadinata, Nana Syaodih dan Erliana Syaodih. Kurikulum & Pembelajaran

Kompetensi, Bandung: Refika Aditama, cet. 1, 2012.

Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran Teori dan Apikasi, Jogjakarta: Ar

Ruzz Media, cet. ke-2, 2014.

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

102

Suralaga, Fadhilah, Nety Hartaty, dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif

Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran, Surabaya: PT Remaja

Rosdakarya, cet. 4, 2013.

Toharudin, Uus, Sri Hendrawati, dan Andrian Rustaman. Membangun Literasi

Sains Peserta Didik, Bandung: Humaniora, cet. 1, 2011.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,

dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cet. ke-6, 2012.

Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan…,

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains,

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, cet. 1, 2009.

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

LAMPIRAN

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,
Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,
Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,
Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

HASIL WAWANCARA ORANGTUA/WALI PESERTA DIDIK TENTANGKEADAAN PESERTA DIDIK DI RUMAH

Peneliti : Bagaimana keseharian atau kegiatan anak jika di rumah?

Orangtua/wali 1 : Banyak : makan, istirahat, bermain handphone dll

Orangtua/wali 2 : Mengerjakan tugas-tugas rumah dll

Orangtua/wali 3 : Istirahat, makan, belajar, bermain dll

Peneliti : Bagaimana aktivitas keagamaan atau ibadah mereka?

Orangtua/wali 1 : Mereka sholat, mengaji dll

Orangtua/wali 2 : Mereka rutin sholat berjamaah dan mengikuti kegiatanmengaji

Orangtua/wali 3 : Ya seperti biasa, sholat, mengaji dll.

Peneliti : Dimana mereka mengaji?

Orangtua/wali 1 : Di rumah

Orangtua/wali 2 : Di musholla bersama teman-temannya

Orangtua/wali 3 : Hanya di rumah

Peneliti : Apakah bapak/ibu sering berbicara dengan mereka?Terutama ha-hal tentang agama

Orangtua/wali 1 : Kalo berbicara sih sering, tapi tentang agama jarang sekali

Orangtua/wali 2 : Ya, bahkan mereka seringkali bertanya tentangkeagamaan

Orangtua/wali 3 : Hhmmm, kami cukup sering berkomunkasi, tapi tentangagama agak jarang

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

HASIL WAWANCARA ORANGTUA/WALI PESERTA DIDIK TENTANGMOTIVASI BELAJAR PAI

Peneliti : Bagaimana nilai atau hasil belajar mata pelajaran PAImereka?

Orangtua/wali 1 : Nilai anak saya lumayan lah, rata-rata

Orangtua/wali 2 : Alhamdulillah cukup baik

Orangtua/wali 3 : Ya tidak mengecewakan, lumayan

Peneliti : Apakah mereka kesulitan dalam pembelajaran PAI?

Orangtua/wali 1 : Saya rasa tidak juga ya

Orangtua/wali 2 : Sepertinya tidak, mereka cukup menyukai pelajarantersebut

Orangtua/wali 3 : Secara umum tidak ya, mungin sedikit saja karena faktorkemalasan

Peneliti : Menurut bapak/ibu, apa yang mereka ketahui tentangpelajaran PAI?

Orangtua/wali 1 : Pelajaran tentang keislaman dan segala sesuatu yangdibahas di dalamnya

Orangtua/wali 2 : Pelajaran tentang bidang keislaman seperti aqidah akhlak,al-qur'an hadits, fiqih dan sejarah Islam

Orangtua/wali 3 : Pelajaran pendidikan agama Islam

Peneliti : Apakah mereka antusias saat belajar PAI?

Orangtua/wali 1 : Ya, PAI merupakan salah satu pelajaran yang cukupmereka sukai

Orangtua/wali 2 : Ketika pelajaran PAI, mereka selalu serius dan sungguh-sungguh dalam mengikutinya dengan baik

Orangtua/wali 3 : Lumayan, karena banyak hal yang belum mereka ketahuitentang Islam

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

HASIL WAWANCARA PESERTA DIDIK TENTANG MODELPEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Peneliti : Model pembelajaran apa saja yang telah kamu ikuti dalam prosespembelajaran di kelas?

Siswa 1 : Ceramah, diskusi, latihan soal dll

Siswa 2 : Membuat pertanyaan, kuis, presentasi dll

Siswa 3 : Praktek, makalah, literasi dll

Peneliti : Model pembelajaran apa yang paling cocok atau mudah kamupahami?

Siswa 1 : Menurut saya pembelajaran dengan melakukan latihan soal

Siswa 2 : Menurut saya pembelajaran dengan model kuis

Siswa 3 : Menurut saya pembelajaran dengan melakukan praktek

Peneliti : Menurut kamu, apa yang kamu ketahui tentang modelpembelajaran berbasis masalah?

Siswa 1 : Saya belum mengetahui tentang model pembelajaran berbasismasalah

Siswa 2 : Menurut saya model pembelajaran berbasis masalah adalahpembelajaran yang membahas masalah-masalah yang telahditentukan oleh guru

Siswa 3 : Yang saya ketahui tentang model pembelajaran berbasis masalahyaitu kegiatan belajar yang mendiskusikan masalah tertentu untukdiselesaikan

Peneliti : Apakah kamu tertarik untuk melakukan pembelajaran berbasismasalah?

Siswa 1 : Boleh untuk dicoba

Siswa 2 : Ya, saya cukup tertarik

Siswa 3 : Saya ingin mengikuti pembelajaran tersebut

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

HASIL WAWANCARA PESERTA DIDIK TENTANG MOTIVASIBELAJAR PAI

Peneliti : Apa yang kamu ketahui tentang motivasi belajar?

Siswa 1 : Motivasi belajar yaitu keinginan untuk belajar dengan sungguh-sungguh

Siswa 2 : Motivasi belajar adalah kesungguhan diri pribadi untuk senantiasabelajar dengan baik

Siswa 3 : Suatu dorongan dari dalam diri untuk menjalankan kegiatanbelajar dengan serius

Peneliti : Hal apa yang menjadi motivasi kamu untuk belajar?

Siswa 1 : Amanah dari orangtua untuk belajar dengan sungguh-sungguh

Siswa 2 : Cita-cita saya untuk berprestasi dan sukses di sekolah

Siswa 3 : Semua hal positif di sekitar saya yang saya jalani dalam belajardan saya nyaman dengan hal itu

Peneliti : Apa yang kamu ketahui tentang pelajaran PAI?

Siswa 1 : Pelajaran pendidikan agama Islam

Siswa 2 : Pelajaran tentang keislaman dan segala sesuatu yang dibahas didalamnya

Siswa 3 : Pelajaran tentang bidang keislaman seperti aqidah akhlak, al-qur'an hadits, fiqih dan sejarah Islam

Peneliti : Apakah kamu antusias saat pembelajaran PAI?

Siswa 1 : Lumayan, karena banyak hal yang belum saya ketahui tentangIslam

Siswa 2 : Ya, PAI merupakan salah satu pelajaran yang saya sukai

Siswa 3 : Ketika pelajaran PAI, saya selalu serius dan sungguh-sungguhdalam mengikutinya dengan baik

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

HASIL WAWANCARA PESERTA DIDIK TENTANG TOLERANSISEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

Peneliti : Apa pendapatmu tentang toleransi?

Siswa 1 : Toleransi adalah saling menghargai perbedaan

Siswa 2 : Toleransi yaitu sikap menghormati antar sesama

Siswa 3 : Toleransi merupakan tindakan menghormati dan menghargaisetiap perbedaan, bijaksana dan berlapang dada dalammenyikapinya

Peneliti : Bagaimana menurutmu dengan tindakan-tindakan intoleransiberagama yang terjadi?

Siswa 1 : Menurut saya hal itu karena sikap keras kepala dan terlalu fanatikterhadap sesuatu

Siswa 2 : Menurut saya tindakan intoleransi terjadi karena kurangnyapemahaman agama yang benar

Siswa 3 : Menurut saya banyak faktor, bisa karena pemahaman agama yangsalah, pergaulan yang salah, banyak termakan oleh berita hoax dll

Peneliti : Bagaimana menurutmu cara mengantisipasi tindakan intoleransiberagama?

Siswa 1 : Belajar dan sekolah yang benar

Siswa 2 : Mempelajari ilmu agama dengan baik dan benar

Siswa 3 : Memilih pergaulan yang baik, mempelajari ilmu agama yangbenar, jangan mudah terprovokasi dengan berita hoax dll

Peneliti : Menurutmu apa saja batasan dalam toleransi beragama?

Siswa 1 : Menghormati ibadah dan hari raya umat beragama lain

Siswa 2 : Tetap bersosialisasi dengan mereka umat beragama lain dalamkehidupan sehari-hari

Siswa 3 : Saling menghormati kepercayaan dan ibadah agama masing--masing

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

RESPONDEN SOAL 1 SOAL 2 SOAL 3 SOAL 4 SOAL 5 SOAL 6 SOAL 7 SOAL 8 SOAL 9 SOAL 10

Amelia Fauziah 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3

Ari Ihsan 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4

Dhiva Rahadatul Aisy 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3

Dita Faradilla 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

Faradilla Nur Wakhid 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4

Hamdal Nur Ghani 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4

Ibrohim Syakur 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3

Mardiah 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4

Nakeisha Alya Mahira 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4

Nurhalimah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Pramesthi Insan Qur'ani 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

Raden Arinal Haq 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3

Ahmad Muzhoffar 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3

Apri Fajar Riandika 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4

Andhika Prameswara 4 2 3 3 4 4 4 3 4 2

Andika Berlian Syaputra 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3

Ayu Suryani 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4

Azriel Givary 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4

Bayu Hidayat 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Bima Bachrul Alam 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3

Cindy Arum 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3

Efendi Adi Nugroho 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3

Ellya Agustina 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4

Muhammad Fachri Abdullah 4 3 2 3 4 4 4 2 3 3

Rafly Adi Wardhana 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4

Rifqi Ariefullah 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4

Tria Fakhrennisa 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3

TABULASI MODEL PEMBELARAJAN BERBASIS MASALAH

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

SOAL 11 SOAL 12 SOAL 13 SOAL 14 SOAL 15 SOAL 16 SOAL 17 SOAL 18 SOAL 19 SOAL 20 JUMLAH X2

3 2 3 4 3 3 2 2 4 4 64 4096

2 1 4 4 4 4 2 3 4 4 69 4761

3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 61 3721

4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 74 5476

3 3 1 3 3 4 3 2 3 4 67 4489

3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 70 4900

2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 67 4489

2 2 2 2 3 3 2 3 3 4 64 4096

1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 74 5476

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 3481

2 3 4 4 4 4 3 1 1 4 68 4624

2 4 4 2 4 4 2 2 4 4 69 4761

2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 65 4225

2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 65 4225

4 2 3 2 4 3 2 1 4 3 61 3721

3 1 3 3 3 3 3 4 2 4 64 4096

2 2 2 2 3 3 3 3 2 4 61 3721

2 4 2 2 3 4 3 4 2 3 65 4225

3 4 1 4 4 4 3 2 4 4 73 5329

3 2 2 3 2 4 4 2 2 4 63 3969

2 2 1 3 4 3 1 2 3 4 58 3364

3 1 2 3 4 3 2 1 4 4 61 3721

2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 66 4356

3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 60 3600

1 1 3 4 4 4 2 3 2 4 66 4356

1 1 1 3 3 3 2 3 4 4 62 3844

3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 59 3481

1755 3080025JUMLAH

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

RESPONDEN SOAL 1 SOAL 2 SOAL 3 SOAL 4 SOAL 5 SOAL 6 SOAL 7 SOAL 8 SOAL 9 SOAL 10

Amelia Fauziah 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4

Ari Ihsan 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3

Dhiva Rahadatul Aisy 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4

Dita Faradilla 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4

Faradilla Nur Wakhid 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4

Hamdal Nur Ghani 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3

Ibrohim Syakur 4 3 2 3 2 4 4 3 3 3

Mardiah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Nakeisha Alya Mahira 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Nurhalimah 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3

Pramesthi Insan Qur'ani 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3

Raden Arinal Haq 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3

Ahmad Muzhoffar 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4

Apri Fajar Riandika 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Andhika Prameswara 3 3 1 4 3 1 3 3 3 3

Andika Berlian Syaputra 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4

Ayu Suryani 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3

Azriel Givary 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3

Bayu Hidayat 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4

Bima Bachrul Alam 4 3 3 2 4 1 4 3 3 3

Cindy Arum 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3

Efendi Adi Nugroho 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3

Ellya Agustina 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

Muhammad Fachri Abdullah 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3

Rafly Adi Wardhana 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4

Rifqi Ariefullah 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

Tria Fakhrennisa 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3

TABULASI MOTIVASI BELAJAR SISWA

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,

SOAL 11 SOAL 12 SOAL 13 SOAL 14 SOAL 15 SOAL 16 SOAL 17 SOAL 18 SOAL 19 SOAL 20 JUMLAH Y2

4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 64 4096

3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 66 4356

3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 63 3969

3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 68 4624

4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 71 5041

4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 55 3025

3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 57 3249

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3600

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 6241

3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 54 2916

3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 65 4225

3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 63 3969

3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 59 3481

2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 57 3249

2 1 3 2 1 3 1 1 2 3 46 2116

3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 64 4096

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 63 3969

3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 64 4096

4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 74 5476

2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 54 2916

3 3 3 2 4 2 2 1 2 3 57 3249

3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 63 3969

2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 46 2116

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 3721

1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 56 3136

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 3721

3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 60 3600

1650 2722500JUMLAH

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,
Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,
Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,
Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,
Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51522... · 2020. 7. 28. · oleh individu atau kelompok tentang mengenal sesuatu,