pengaruh model pembelajaran discovery learning
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI FUNGI PADA SISWA
KELAS X SMA NEGERI 2 SELAYAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
NUR ANISA
1O5440011615
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesunguuhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesunguuhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”
(Terjemahan QS. Al-Insyirah : 6)
“ Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan
orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya
mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”
(Thomas Alva Edison)
“Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,
tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh”
(Confusius)
Kupersembahkan karya ini buat :
Kedua orang tuaku (Bapak Durusi & Ibu Timang),
yang senantiasa selalu memberikan do’a dan dukungan,
kalian adalah segalanya bagiku, Adik-adikku, dan keluargaku
serta para sahabatku yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Atas keikhasan dan doanya dalam mendukung penulis
Mewujudkan harapan menjadi kenyataan
ABSTRAK
Nur Anisa 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap
Hasil Belajar Biologi Materi Fungi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Selayar.
Skripsi, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty Dan Pembimbing II
Anisa.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimen). Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Fungi Pada Siswa Kelas
X SMA Negeri 2 Selayar. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X
IPA sebanyak 3 kelas dengan jumlah 100 siswa. Sampel dalam penelitian ini yaitu
siswa kelas X IPA sebanyak 33 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X
IPA 2 sebanyak 33 siswa sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel menggunakan
teknik Random Sampling, dengan pertimbangan bahwa kemampuan siswa
diasumsikan homogen. Instrumen untuk pengumpulan data pada penelitian berupa tes
pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soal pretest-posttest yang sudah di validasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Aktivitas siswa dengan penerapan Model
Pembelajaran Discovery Learning terlaksana dengan baik. (2) Berdasarkan hasil uji
hipotesis menggunakan uji t Independent Sample T-Test. Dimana diperoleh nilai
signifikan hasil belajar siswa diperoleh yaitu 0,000 < 0,05 sehingga hipotesis
diterima. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
Materi Fungi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Selayar.
Kata Kunci : Discovery Learning, Hasil Belajar.
KATA PENGANTAR
Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala nikmat dan karunia-Nya. Segala puji baginya yang senantiasa selalu
memberikan nikmat kepada hamba-Nya. Skripsi ini adalah setitik dari sederet
berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang
kesempurnaan terasa jauh dari kehidupan seseorang. Demikian juga dalam tulisan ini,
kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam
keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan
ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan khususnya dalam
ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan
ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada Kedua orang tua
saya yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, mendidik dan membiayai penulis dalam
proses mencari ilmu dan juga kepada seluruh keluarga yang tak hentinya
memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada bapak
Rahman Rahim S.E., M.E, sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,
Erwin Akib, S.Pd., M,Pd, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, Irmawanty S.Si., M.Si sebagai Kepala Prodi
Pendidikan Biologi, Irmawanty S.Si., M.Si sebagai pembimbing 1 yang telah
membimbing penulisan dalam menyelesaikan tulisan ini, Anisa S.Pd., M.Pd sebagai
pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi, Drs. Rusydi
Syamsul, MM sebagai kepala sekolah SMA Negeri 2 Selayar yang telah memberikan
izin penulis untuk melakukan penelitian, Rismawati., S.Pd sebagai guru pembimbing
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di kelas X IPA 1 dan X IPA
2, Bapak/Ibu guru serta seluruh staf tata usaha SMA Negeri 2 Selayar yang telah
memberikan bantuan dan petunjuk selama ini., Kepada teman-teman yang tak henti-
hentinya memberikan motivasi, menemani dalam suka duka dan membantu dalam
menyelesaikan tulisan ini. Semua pihak yang ikut serta memberikan dukungan dan
bantuan, yang tidak sempat disebutkan satu persatu
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, melalui tulisan ini penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Selama saran
dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu
persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan
tulisan ini dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca. Amin.
Makassar, 1 januari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN...................................................................................... iii
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 5
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 5
1. Model Pembeajaran ....................................................................... 5
2. Hasil Belajar .................................................................................. 11
3. Penelitian yang Relevan ................................................................ 14
4. Materi Ajar .................................................................................... 16
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 31
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 33
A. Rancangan Penelitian .......................................................................... 33
B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 34
C. Variabel Penelitian .............................................................................. 35
D. Prosedur Penelitian.............................................................................. 35
E. Definisi Operasional............................................................................ 37
F. Instrumen Penelitian............................................................................ 37
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 39
H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 45
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 45
1. Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 45
2. Analisis Statistik Inferensial ......................................................... 53
B. Pembahasan ......................................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 61
A. KESIMPULAN ................................................................................... 61
B. SARAN ............................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel .................................................................................. ......................... Halaman
3.1 Bentuk Desain Penelitian Pretest - Posttest Only Group Design ................... 33
3.2 Populasi Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Selayar ...................................... 34
3.3 Sampel Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Selayar ........................................ 34
3.4 Tingkat Hasil Belajar ....................................................................................... 41
3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)............................................................... 42
3.5 Kategori Nilai Uji N-Gain ................................................................................ 42
4.1 Deskripsi Hasil Pesentase Dan Kriteria Aktivitas Siswa Kelas……………...46
4.2 Data Frekuensi Dan Kategori Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Setela Diberikan
Perlakuan Kelas X IPA 1 ................................................................................. 47
4.3 Analisis Statistik Data Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Setelah Diberikan
Perlakuan Kelas X IPA 1 ................................................................................. 48
4.4 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pretes dan
Posttest Eksperimen ....................................................................................... 48
4.5 Data Frekuensi Dan Kategori Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Setelah
Diberikan Perlakuan Kelas X IPA 2 ................................................................ 50
4.6 Analisis Statistik Data Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Setelah Diberikan
Perlakuan Kelas X IPA 2 ................................................................................. 50
4.7 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pretes dan Posttest Kontrol
.......................................................................................................................... 51
4.8 Hasil Uji N-Gain ............................................................................................. 52
4.9 Hasil Nilai Rata-Rata Peningkatan Pretes-Postes Pada Kelas Kontrol Dan Kelas
Eksperimen ....................................................................................................... 53
4.10 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa ......................................................... 54
4.11 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa ..................................................... 54
4.12 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas N-Gain ................................................. 54
4.13 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa........................................................... 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar……………………………………………………………………Halaman
2.1 Struktur Tubuh Fungi ....................................................................................... 17
2.2 Contoh Jamur Zigomycota ............................................................................... 21
2.3 Contoh Jamur Ascomycota .............................................................................. 22
2.4 Contoh Jamur Basidiomycota .......................................................................... 24
2.5 Contoh Jamur Deuteromycota.......................................................................... 25
2.6 Reproduksi Jamur............................................................................................. 25
2.7 Kerangka Fikir ................................................................................................. 31
4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen pada Pretest dan Posttest45
4.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol pada Pretest dan Posttest .. 48
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
A.1 Surat Izin Penelitian
A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian
LAMPIRAN B
B.1 Lembar Validasi Instrumen Penelitian
B.2 Silabus Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA
B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
B.4 Lembar Kegiatan Siswa
B.5 Kisi-kisi dan Soal Pretest dan Posttest
B.6 Lembar Jawaban Soal Pretest dan Posttest
LAMPIRAN C
C.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa
C.2 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
C.3 Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Siswa
LAMPIRAN D
D.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru
D.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
LAMPIRAN E
E.1 Dokumentasi Penelitian
A.1 Surat Izin Penelitian
A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian
B.1 Lembar Validasi Instrumen Penelitian
B.2 Silabus Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA
B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
B.4 Lembar Kegiatan Siswa
B.5 Kisi-kisi dan Soal Pretest dan Posttest
B.6 Lembar Jawaban Soal Pretest dan Posttest
C.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa
C.2 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
C.3 Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Siswa
D.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru
D.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
E.1 Dokumentasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bagi setiap orang sangat penting. Dalam proses pendidikan
tentunya yang diharapkan memperoleh hasil yang baik. Hasil belajar yang baik
dapat diperoleh melalui belajar dengan sungguh-sungguh. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa secara umum dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari siswa itu sendiri
sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
dan lingkungan masyarkat. Kegiatan belajar tentu ada suatu tujuan yang ingin
dicapai oleh setiap siswa yakni suatu proses belajar yang tinggi. Salah satu
pembelajaran yang saya ambil dalam penelitian ini adalah pembelajaran biologi.
Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik karena adanya siswa,
guru, kurikulum, satu dengan yang lain saing terkait atau saling berhubungan.
Siswa dapat belajar dengan baik jika sarana dan prasarana untuk belajar memadai,
model pembelajaran guru menarik, siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran
sehingga tidak merasa jenuh atau bosan ketika mengikuti pembelajaran di kelas.
Peningkatan hasil belajar yang baik tidak hanya didukung oleh kemauan siswa
untuk mau belajar dengan baik, tetapi model pembelajaran yang digunakan oleh
guru juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Fakta di lapangan masih ada
beberapa guru yang menggunakan model pembelajaran yang kurang menarik bagi
siswa sehingga membuat siswa kurang serius dalam mengikuti pembeajaran di
kelas. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran biologi adalah 75.
Sebanyak 70% siswa belum mencapai KKM.
Terkait dengan uraian diatas, maka guru dituntut untuk lebih inovatif dan
kreatif menggunakan berbagai model pembelajaran untuk memfasilitasi siswa
dalam proses pembelajaran. Discovery Learning merupakan salah satu model
pembelajaran yang tidak asing lagi. Discovery learning adalah strategi
pembelajaran yang cenderung meminta siswa untuk melakukan observasi,
eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga mendapatkan kesimpulan dari hasil
penelitian. Model Discovery learning membiarkan siswa-siswa mengikuti
mengikuti minat mereka sendiri untuk mencapai kompoten dan keingintahuan
mereka. Berdasarkan jurnal hasil penelitian oleh Kristin (2016) dengan judul
analisis model pembelajaran Discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar
siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa mulai dari yang terendah 9%
sampai yang tertinggi 27% dengan rata-rata 17,8%. Hal ini sesuai dengan pendapat
Purwanto (2012) yang menyatakan bahwa pembelajaran Discovery Learning
menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran Discovery Learning menjadikan
siswa lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami benar
konsep yang telah dipelajari dan jawaban yang diperoleh akan menimbulkan rasa
puas pada siswa. Saputra (2016) hasil penelitiannya adalah bahwa pengaruh model
pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah terhadap hasil
belajar siswa pada materi keanekaragaman hayati pada kelas eksperimen
memperoleh nilai 44,73 dan kelas kontrol memperoleh nilai 31,33 membuktikan
siswa di kelas eksperimen mengalami hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan
kelas kontrol dikarenakan siswa kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah sedangkan kelas
kontrol hanya menggunakan model konvensional.
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, peneliti berinovasi
untuk mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered
learning) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered
learning) dengan menerapkan pembelajaran Discovery Learning.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil
Belajar Biologi Materi Fungi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Selayar”
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model
pembelajaran Discovery learning terhadap hasil belajar biologi materi fungi pada
siswa kelas X SMA Negeri 2 selayar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran Discovery learning terhadap hasil belajar biologi pada materi fungi
di SMA Negeri 2 selayar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoritis
Mendapatkan pengetahuan tentang pengaruh hasil belajar siswa kelas
X SMA Negeri 2 Selayar melalui model pembelajaran Discovery Learning.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti, menyampaikan informasi tentang pembelajaran Discovery
Learning terhadap hasil belajar siswa biologi
2. Bagi guru bidang studi khususnya biologi, dapat menjadikan pembelajaran
Discovery Learning sebagai salah satu alternatif dalam proses
pembelajaran.
3. Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan
pemahaman dengan membangun sendiri pengetahuannya, melatih
keterampilan, bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan
kemampuan berpikir positif dan berpendapat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Discovery learning
Putrayasa (2014) menyatakan bahwa model pembelajaran Discovery
Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa yang memiliki minat belajar
tinggi. Sesungguhnya untuk siswa yang memiliki minat belajar rendah dalam
penerapan model pembelajaran Discovery Learning juga dapat meningkatkan hasil
belajarnya. Jadi yang penting dilakukan adalah meyakinkan siswa yang memiliki
minat belajar rendah untuk mau aktif dan terlibat di dalam proses pembelajaran.
Hal ini disebabkan karena siswa yang memiliki minat belajar tinggi merasa tertarik
dengan model pembelajaran baru yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya.
Fitri (2015) mengemukakan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery learning hasil belajar siswa lebih baik, karena siswa
dituntuk untuk lebih aktif, pada saat proses belajar mengajar siswa melakukan
diskusi kelompok dan berusaha untuk menemukan pemecahan masalah yang
diberikan oleh guru, serta untuk memahami struktur atau ide-ide kunci.
Susanti (2016) menyatakan bahwa pembelajaran biologi dengan
menggunakan metode pembelajaran discovery terbukti dapat melatih siswa dalam
mengembangkan keterampilan proses sains sehingga hakikat sains sebagai proses
dan produk dalam pembelajaran biologi dapat terlaksana secara maksimal. Hal ini
sesuai dengan pendapat Akinbola (2010), yang menyatakan bahwa metode
Discovery sebaiknya digunakan oleh guru untuk mengembangkan keterampilan
proses sains siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning lebih
efektif dalam mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, pengambilan
keputusan, berpikir kritis, berpikir kreatif, dan melatih keterampilan interpersonal
siswa. Pembelajaran ini mampu mendorong siswa untuk meningkatkan kualitasnya
dalam belajar, konstan dalam belajar, serta belajar dengan berpikir kritis, sehingga
nantinya akan menumbuhkan kepuasan siswa dalam melakukan proses
pembelajaran (Sari 2016).
Aslam (2017) mengemukakan bahwa model pembelajaran Discovery
Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa aspek psikomotor karena dapat
menumbuhkan sikap percaya diri siswa dalam mengeksplor keterampilan dirinya.
Konsep yang siswa dapat dari tahap data collection, data processing dan
verification membuat siswa yakin terhadap hasil analisis yang mereka
presentasikan sehingga mereka mampu mengolah forum diskusi dengan baik.
Kegiatan presentasi hasil analisis ini menekankan pada aspek psikomotor siswa
tingkat 4, yaitu gerakan yang terbiasa. Aspek psikomotor siswa selaras dengan
aspek kognitif siswa.
Model pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah
terhadap peningkatan hasil belajar siswa sehingga siswa dapat aktif belajar secara
mandiri, mencari, memecahkan masalah dan menyampaikan ide serta gagasan
baru melalui penemuan yang ditemukannya, sehingga pemahaman dan hasil
belajar siswa Discovery Learning menjadi lebih baik, pada kelas kontrol siswa
yang diajarkan model konvensional siswa tidak berani bertanya dan siswa menjadi
pendengar saja, ada sebagian siswa hanya mengharap bantuan dari temannya, pada
kelas kontrol siswa kurang aktif dalam belajar (Saputra 2016).
Model pembelajaran yang diterapkan pada penelitian yang dilakukan
oleh Subari (2011) ternyata dapat meningkatkan hasil belajar dan persentase
ketuntasan belajar IPA siswa. Begitu pula dengan hasil penelitian lainnya yang
berkaitan dengan pembelajaran Discovery learning secara umum memperoleh
hasil yang sejalan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Syarif (2015), bahwa model Discovery
Learning adalah model pembelajaran yang membuat siswa aktif untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan
dengan pendapat Ruswandi dan Badrudin (2008), pemanfaatan lingkungan
sebagai media pembelajaran akan menjadikan proses belajar lebih bermakna.
Suatu yang dipelajari oleh siswa lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya
dapat dipertanggungjawabkan.
Afendi (2013) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari
pembelajaran Discovery Learning dengan penemuan, yakni sebagai berikut:
1) Dalam penemuan peserta didik memiliki kesempatan untuk terlibat secara
aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak
peserta didik dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.
2) Melalui pembelajaran dengan penemuan, peserta didik belajar menemukan
pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga peserta didik banyak
meramalkan informasi tambahan yang diberikan.
3) Peserta didik juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu
dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat
dalam menemukan.
4) Pembelajaran dengan penemuan membantu peserta didik membentuk cara
kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan
mneggunakan ide-ide orang lain.
5) Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan,
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih
bermakna.
6) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa
kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam
situasi belajar yang baru.
Anggriani, dkk (2013) mengemukakan beberapa peranan guru dalam
pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut:
1) Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada
masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para peserta didik.
2) Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para peserta
didik untuk memecahkan masalah. Sudah seharusnya materi pelajaran itu
dapat mengarah pada pemecahan masalah yang aktif dan belajar penemuan,
misalnya dengan menggunakan fakta-fakta yang berlawanan.
3) Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enaktif, ikonik, dan
simbolik.
4) Bila peserta didik memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis,
guru hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru
hendaknya jangan mengungkapkan terlebuh dahulu prinsip atau aturan yang
akan dipelajari, tetapi ia hendaknya memberikan saran-saran bilamana
diperlukan. Sebagai tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik pada
waktu yang tepat.
5) Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan.
Secara garis besar tujuan belajar penemuan ialah mempelajari generalisasi-
generalisasi dengan menemukan generalisai-generalisasi itu.
Langkah Awal Persiapan Model Pembelajaran Discovery Learning adalah
sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya)
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif
dari contoh-contoh generalisasi
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,
tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik
6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang
konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
Menurut Istiana (2015), dalam mengaplikasikan model Discovery
Learning di kelas tahapan atau prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
belajar mengajar secara umum adalah sebagai berikut:
1) Stimulation (Pemberian Rangsangan)
2) Problem statement (identifikasi masalah)
3) Data collections (pengumpulan data)
4) Data processing (pengolahan data)
5) Verification (pembuktian)
6) Generalizations (menarik kesimpulan)
Dengan menerapkan sintaks pembelajaran Discovery learning tersebut
maka dari itu :
1) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi atau individual
sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
2) Dapat membangkitkan kegairahan belajar pada siswa. Teknik ini mampu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuannya masing-masing,
3) Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi
yang kuat untuk belajar lebih giat.
4) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri
sendiri dengan proses penemuan sendiri,
5) Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru.
Pada model Discovery Learning yang digunakan guru dapat membuat
motivasi belajar siswa lebih baik karena model Discovery Learning merupakan
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapa, dengan berdiskusi, membaca sendiri, dan mencoba sendiri, agar siswa
dapat belajar sendiri (Putri, 2017).
Hal ini sesuai dengan pendapat Syarif (2015), model Discovery
Learning adalah model pembelajaran yang membuat siswa aktif untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip yang sedang dipelajari.Keberhasilan
model pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah terhadap
peningkatan hasil belajar siswa menurut Istarani (2012) adalah mampu
memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuannya masing-masing sehingga siswa dapat memahami dan menghayati
aspek-aspek kehidupan yang ada pada lingkungan sekitar, berbeda dengan model
konvensional yang hanya terpaku pada metode ceramah dan siswa kurang aktif
dalam belajar, penguasaan materi kurang tepat, media yang terbatas, pada
akhirnya menyebabkan hasil belajar rendah.
2. Hasil Belajar
Thobroni (2016) mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konsep-
konsep dan prinsip yang memberikan, menjelaskan, dan memprediksiskan
fenomena. Dalam rangka meningkatkan kemampuan pendidik (guru) mereka harus
memiiki dasar empiris yang kuat untuk mendukung profesi mereka pengajar.
Kemudian kurangnya pemahaman akan pentingnya relevansi pendidikan untk
mengatasi masalah-masalah sosial budaya, serta bagaimana bentuk pengajaran
untuk siswa dengan beragam kemampuan intelektual. Jerome S. Bruner, seorang
peneliti terkemuka, memberikan beberapa gambaran tentang perlunya teori
pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas, serta
beberapa contoh praktis untuk dapat menjadi bekal persiapan profesionalisitas para
guru.
Dari permasalahan di atas, sebuah teori pembelajaran sebaiknya juga
menyangkut suatu praktik untuk memebimbing seorang memperoleh penegtahuan
dan keterampilan, pandangan hidup, serta pengetahuan akan kebudayaan
masyarakat sekitarnya (Thobroni, 2016).
Thobroni (2016) menyatakan bahwa belajar merupakan aktivitas manusia
yang sangat vital dan secara terus menerus akan dilakukan selama manusia
tersebut masih hidup. Manusia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak
dididik atau diajar oleh manusia lainnya. Belajar merupakan proses yang internal
yang tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses itu terjadi di dalam diri seseorang
yang sedang mengalami proses belajar.
Nasution (2017 : 9) dalam bukunya mengutip dari Bruner, dalam proses
belajar dapat dibedakan tiga fase atau episode, yakni (1) informasi, (2)
transformasi, (3) evaluasi. Dalam proses belajar ketiga episode ini selalu terdapat.
Yang menjadi masalah ialah berapa banyak informasi yang diperlukan agar dapat
ditransformasi. Lama tiap episode tidak selalu sama. Hal ini antara ain juga
tergantung pada hasil yang diharapkan, motivasi murid belajar, minat, keinginan
untuk mengetahui dan dorongan untuk menemukan sendiri.
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Nasution, 2017).
Menurut Kimble dan Garmezy (2002 : 20) pembelajaran adalah suatu
perubahan perilaku yang relatife tetap dan menemukan hasil praktik yang di ulang-
ulang. Pembelajaran memiiki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan
bukan diajarkan.Subyek belajar yang dimaksud adalah siswaa atau disebut juga
pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajar.Siswa sebagai subyek belajar yang
dituntut untuk aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan,
memecahkan masalah, dan menyimpukan suatu masalah.
Thobroni (2016) dalam bukunya mengutip dari Suprijono (2009), Tujuan
belajar yang ekspisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan intruksional yang
dinamakan instructiona effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan
keterampilan. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor inernal maupun eksternal.
Secara perinci uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :
1. faktor internal : faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri pserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor inernal
ini meliputi kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2. Faktor eksternal : faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan
keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Susanto, 2013).
Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa setiap
penelitian memperoleh hasil peningkatan yang berbeda-beda. Sejalan dengan
pendapat Thursan Hakim bahwa keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
ada dalam diri siswa itu sendiri (kesehatan, kondisi tubuh, minat, bakat,
intelegensi), sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar, yaitu faktor
keluarga (orang tua, suasana rumah,kondisi ekonomi keluarga), lingkungan
sekolah (kurikulum, guru, proses pembelajaran, hubungan sosial antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, kondisi sekolah, pelaksanaan disiplin sekolah)
dan lingkungan masyarakat (hubungan dengan tetangga).
Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran apa
yang diharapkan. Tujuan ini bisa sangat umum, sangat khusus atau di mana saja
dalam kontinu khusus (Amiruddin, 2016).
3. Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini mengenai pengaruh model pembelajaran Discovery learning
terhadap hasil belajar biologi materi fungi pada siswa kelas X SMA Negeri 2
selayar. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan tulisan yang berkaitan dengan
penelitian ini :
Fitri (2015) mengemukakan hasil penelitiannya adalah bahwa pengaruh
model Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu
dan kalor di kelas X Semester II SMA Cerdas Murni Tembung bahwa rata-rata
hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor menggunakan Model
Pembelajaran Discovery Learning sebesar 75,83 (sedang) dengan kriteria tuntas,
dimana 80% siswa yang tuntas dan 20% siswa yang tidak tuntas. Sedangkan Rata-
rata hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional adalah sebesar 70,3 (rendah) dengan criteria
tidak tunta, dimana 36% siswa yang tuntas dan 64% siswa yang tidak tuntas. Hasil
belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor yang diberi pembelajaran model
pembelajaran Discovery Learning lebih baik dari pada model pembelajaran
konvensional.
Saputra (2016) hasil penelitiannya adalah bahwa pengaruh model
pembelajaran discovery learning berbasis lingkungan sekolah terhadap hasil
belajar siswa pada materi keanekaragaman hayatipada kelas eksperimen
memperoleh nilai 44,73 dan kelas kontrol memperoleh nilai 31,33 membuktikan
siswa di kelas eksperimen mengalami hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan
kelas kontrol dikarenakan siswa kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah sedangkan kelas
kontrol hanya menggunakan model konvensional.
Model pembelajaran Discovery Learning sangat banyak memberikan
perubahan kepada siswa, sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan
sebelumnya oleh Mubarok dan Sulistyo (2014) bahwa penerapan model
pembelajaran Discovery Learning memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa
dan memiliki respon baik terhadap penerapan model pembelajaran tersebut.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putrayasa, dkk, (2014) menunjukkan bahwa
pengaruh model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Keberhasilan model pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan
sekolah terhadap peningkatan hasil belajar siswa menurut Istarani (2012) adalah
mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuannya masing-masing sehingga siswa dapat memahami dan
menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada pada lingkungan sekitar, berbeda
dengan model konvensional yang hanya terpaku pada metode ceramah dan siswa
kurang aktif dalam belajar, penguasaan materi kurang tepat, media yang terbatas,
pada akhirnya menyebabkan hasil belajar rendah.
Model pembelajaran discovery learning mampu meningkatkan hasil
belajar mulai dari yang terendah 9% sampai yang tertinggi 27% dengan rata-rata
17,8%. Merujuk dari data diatas sejalan dengan pendapat Bruner (dalam
Wicaksono, 2015: 190) yang mengatakan bahwa model pembelajaran discovery
learning bermanfaat untuk peningkatan potensi intelektual siswa.
4. Materi Ajar
1. Struktur Tubuh Fungi
Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme
eukariotik yang mempunyai inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa
yang merupakan benang-benang sel tunggal panjang, sedangkan
kumpulan hifa disebut dengan miselium. Miselium merupakan massa
benang yang cukup besar dibentuk dari hifa yang saling membelit pada
saat jamur tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan melihat warna
miseliumnya.
Gambar 2.1 Struktur Tubuh Fungi
Bagian penting tubuh jamur adalah suatu struktur berbentuk
tabung menyerupai seuntai benang panjang, ada yang tidak bersekat dan
ada yang bersekat. Hifa dapat tumbuh bercabang-cabang sehingga
membentuk jaring-jaring, bentuk ini dinamakan miselium. Pada satu
koloni jamur ada hifa yang menjalar dan ada hifa yang menegak. Biasanya
hifa yang menegak ini menghasilkan alat-alat pembiak yang disebut spora,
sedangkan hifa yang menjalar berfungsi untuk menyerap nutrien dari
substrat dan menyangga alat-alat reproduksi. Hifa yang menjalar disebut
hifa vegetatif dan hifa yang tegak disebut hifa fertil. Pertumbuhan hifa
berlangsung terus-menerus di bagian apikal, sehingga panjangnya tidak
dapat ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya berkisar 3-30 µm.
Jenis jamur yang berbeda memiliki diameter hifa yang berbeda pula dan
ukuran diameter itu dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
Hifa adalah benang halus yang merupakan bagian dari dinding
tubuler yang mengelilingi membran plasma dan sitoplasma. Jamur
sederhana berupa sel tunggal atau benang-banang hifa saja. Jamur tingkat
tinggi terdiri dari anyaman hifa yang disebut prosenkim atau
pseudoparenkim. Prosenkim adalah jalinan hifa yang kendor dan
pseudoparenkim adalah anyaman hifa yang lebih padat dan seragam.
Sering terdapat anyaman hifa yang padat dan berguna untuk mengatasi
kondisi buruk yaitu rhizomorf atau sklerotium. Ada pula yang disebut
stroma yaitu jalinan hifa yang padat dan berfungsi sabagai bantalan tempat
tumbuhnya bermacam-macam bagian lainnya. Sebagian besar jamur
membentuk dinding selnya dari kitin, yaitu suatu polisakarida yang
mengandung pigmen-pigmen yang kuat namun fleksibel.
2. Ciri – Ciri Fungi
Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik
(memiliki membran inti sel), tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat
heterotrof ( tidak mampu membuat makanan sendiri), ada yang bersifat
parasit, ada yang bersifat saprofit, dan ada yang bersimbiosis
(mutualisme) membentuk lichenes.
Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin.
Tubuh terdiri dari benang – benang halus yang disebut Hifa. Struktur hifa
yang bercabang membentuk suatu anyaman di sebut dengan Miselium,
yang berfungsi menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian
yang terletak antara kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat
parasit memiliki houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap
makanan pada sel inangnya.
Reproduksi ada yang secara vegetatif (aseksual) dan ada yang
secara generatif (seksual). Secara vegetatif dengan spora, tunas, konidia,
maupun fragmentasi. Secara generatif dengan konjugasi membentuk
zygospora, askospora, dan basidiospora. Memiliki keturunan diploid yang
singkat (berumur pendek). Habitat di tempat lembab, mengandung zat
organik, sedikit asam, dan kurang cahaya matahari.
3. Sifat-Sifat Fungi
Jamur pada dasarnya bersifat heterotrof yaitu organisme yang
dapat menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miselium
untuk memperoleh makanannya, dan kemudian menyimpannya dalam
bentuk glikogen. Semua zat seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan
senyawa kimia lainnya diperoleh dari lingkungannya. Jamur dapat bersifat
parasit obligat, parasit fakultatif, dan saprofit (Deacon, 1997).
a. Simbiosis
Obligat jamur jenis ini hanya dapat hidup pada inangnya dan
tidak dapat hidup di luar inangnya. Misalnya pneumonia carinii
merupakan khamir yang menginfeksi paru-paru penderita aids.
b. Parasit
Fakultatif jamur jenis ini dapat hidup di luar inangnya. Jamur
jenis ini bersifat parasit jika hidup pada inang yang sesuai dan bersifat
saprofit jika hidup pada inang yang tidak sesuai. Misalnya pythium sp.
Yang hidup sebagai saprofit di tanah lembab dan dapat menyebabkan
penyakit busuk pada kecambah tembakau.
c. Saprofit
Jamur yang bersifat saprofit dan dapat melapukkan susunan zat
organik seperti pada kayu tumbang dan buah jatuh. Selain itu, hifa dapat
juga menyerap secara langsung bahan-bahan organik dalam bentuk
sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Misalnya marga trichoderma
yang dapat mendekomposisi limbah organik menjadi kompos.
4. Klasifikasi Fungi
Klasifikasi fungi terbagi menjadi empat kelas utama, yaitu :
a. Zygomycota
1. Pengertian Zygomycota atau yang juga dikenal dengan sebutan
jamur konjugasi adalah jamur yang memiliki zygospora selama
proses reproduksi generatifnya. Ciri utama lain dari zygomycota
adalah mereka memiliki hifa yang bersikat, dan pada hifanya
tersebut tidak terdapat dinding sel. Zygomycota biasanya
ditemukan sebagai penyebab rusak atau busuknya roti dan
beberapa makanan lain. Sebagian besar anggotanya hidup di darat
atau di dalam tanah, namun ada juga yang ditemukan hidup pada
bagian tumbuhan dan hewan yang membusuk. Sudah ada sekitar
600 spesies zygomycota yang dikenali.
Gambar 2.2 Contoh jamur zygomycota (Mucor mucedo dan Rhizopus
oryzae)
2. Struktur dan ciri zygomycota
1) Mengasilkan zygospora sebagai hasil reproduksi generatifnya.
2) Memiliki hifa bersekat dengan banyak inti sel.
3) Tidak memiliki tubuh buah.
4) Beberapa hifa berdiri tegak dan membentuk sporangiofor, dan
pada ujung sporangiofor terdapat sporangium berbentuk bulat.
Di dalam sporangium yang berwarna kehitaman ini terdapat
spora vegetatif.
5) Dapat melakukan reproduksi secara generatif (seksual) ataupun
vegetatif (aseksual) hifa dapat berfungsi untuk menyerap
makanan, bagian penyerap makanan disebut rhizoid.
6) Tahan terhadap kondisi lingkungan buruk dan kering.
b. Ascomycota
1. Pengertian Ascomycota merupakan salah satu filum dari kingdom
fungi. Kata ascomycota sendiri berasal dari kata ascus yang artinya
kantung atau pundi-pundi. Askus ini merupakan semacam sporangium
yang menghasilkan askospora. Ascomycota dapat melakukan
reproduksi secara seksual dan aseksual. Ascomycota umumnya hidup
sebagai pengurai bahan organik pada tumbuhan atau sisa organisme di
dalam tanah dan di laut. Hampir dari separuh dari spesies ascomycota
yang ada hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk lichen
(lumut kerak).
2. Struktur tubuh ascomycota
Terdapat ascomycota yang merupakan multiseluler, adapula
yang uniseluler. Ascomycota memiliki dinding sel yang terdiri dari
dua lapisan, sehingga mereka menunjukkan kompabilitas seksual
bipolar. Ciri umum dari ascomycota adalah mereka memiliki hifa yang
bersekat-sekat dan memiliki banyak inti. Dinding dari hifa mereka
diperkuat dengan selulosa yang bersifat heterokariotik (membentuk
zigosporangium dikariotik).
a) Saccharomyces cerevisiae b) Penicillium notatum
Gambar 2.3 Conntoh jamur ascomycota
c. Basidiomycota
Basidiomycota adalah salah satu anggota kingdom fungi yang ciri
utamanya menghasilkan spora berbentuk kotak. Spora dari basidiomycota
disebut basidium. Anggotanya bervariasi, ada yang uniseluler, adapula
yang multiseluler. Mereka dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Habitatnya bisa ditemukan di perairan ataupun daratan. Karena variasi
tersebut, maka sangat sulit untuk mengidentifikasikan karakteristik
morfologi kelompok ini secara umum. Pada umumnya organisme ini
hidup sebagai aproba (pengurai) tetapi adajuga yang hidup di tanah,
tempat sampah dan batang kayu. Terdapat sekitar 25.000 Spesies
basidiomycota yang telah teridentifikasi.
Struktur tubuh basidiomycota
Badsidiomycota adalah jamur filamen yang terdiri dari hifa dan
bereproduksi secara seksual melalui sel khusus berkelompok yang disebut
basidia. Hifa pada basidiomycota bersekat dan mengandung inti haploid.
Ciri tubuhnya seperti jamur yang kita kenal, memiliki bagian batang dan
tudung yang berbentuk seperti payung. Pada bagian bawah tudung tampak
adanya lembaran yang menjadi tempat terbentuknya basidium. Hifa yang
bercabang dari jenis jamur ini membentuk mesilium. Kemudian mesilium
membentuk tubuh buah yang disebut basidiokarp.
Gambar 2.4 Contoh jamur basidiomycota (Amanita phalloides dan Auricula
polythrica)
d. Deuteromycota
1. Pengertian Deuteromycota adalah jamur yang belum diketahui cara
reproduksi seksualnya. Karena itu Deuteromycota sering disebut
sebagai jamur yang tidak sempurna. Jamur ini tidak bisa dimasukkan
kedalam kelompok ascomycota karena tidak memiliki askus, juga
tidak dapat dikategorikan sebagai basidiomycota karena tidak
mempunyai basidium. Nama lain dari Deuteromycota adalah fungi
imperfecti (jamur tidak sempurna). Mungkin apabila suatu saat nanti
reproduksi seksualnya diketahui, mungkin jamur tersebut akan
memiliki dua nama yang disematkan pada fase berbeda dalam siklus
hidupnya. Terdapat sekitar 25.000 spesies yang telah dikenali dari
Deuteromycota.
Gambar 2.5 Contoh jamur deuteromycota (Melassezia furfur)
2. Ciri – ciri deuteromycota
1) Multiseluler.
2) Hifa bersekat dengan tubuh yang berukuran mikroskopis.
3) Bersifat parasit pada inangnya dan banyak juga yang hidup saprofit pada
sampah.
4) Reproduksi aseksualnya dengan konidia dan seksualnya belum diketahui.
5) Menyebabkan penyakit dan bersifat merusak pada hewan ternak, manusia
dan tanaman.
6) Biasanya hidup di tempat yang lembab.
5. Pertumbuhan Dan Reproduksi Jamur
Gambar 2.6 Reproduksi jamur
Faktor-faktor pertumbuhan jamur meliputi kelembaban yang
tinggi, persediaan oksigen, dan persediaan bahan organik. Jamur
merupakan saprofit dan dapat hidup dari bahan organik yang telah
mati atau yang mengalami pembusukan.
Jamur dapat melakukan reproduksi secara seksual (generatif)
maupun aseksual (vegetatif). Jamur memperbanyak diri dengan cara
memproduksi sejumlah besar spora aseksual jika kondisi habitat
sesuai. Untuk mendapatkan kebutuhan energinya, jamur akan mencari
dan mengabsorbsi molekul-molekul organik. Melewati dinding selnya,
jamur dapat mengabsorbsi molekul-molekul kecil yang kemudian
diabsorbsi dan digunakan secara langsung atau disusun menjadi
molekul organik dalam sel.
Spora jamur memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat
dihasilkan secara seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora
adalah organisme uniseluler, tetapi ada juga spora multiseluler. Spora
dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesialisasi. Ketika
kondisi lingkungan memungkinkan pertumbuhan yang cepat, jamur
memperbanyak diri dengan menghasilkan banyak spora secara
aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut
berkecambah jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan
yang sesuai.
Menurut Peltczar (1986), spora seksual dihasilkan dari
peleburan dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:
a) Askospora yang merupakan spora bersel satu yang terbentuk di
dalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya
terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
b) Basidiospora yang merupakan spora bersel satu yang terbentuk
di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.
c) Zigospora yang merupakan spora besar berdinding tebal yang
terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual
serasi, disebut juga gametangia.
d) Oospora merupakan spora yang terbentuk di dalam struktur
betina khusus yang disebut oogonium, pembuahan telur atau
oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteridium
menghasilkan oospo
6. Peranan jamur
Berikut ini akan dijelaskan contoh – contoh jamur yang bersifat
menguntungkan dan merugikan.
a) Peranan Jamur yang Menguntungkan
Jamur mempunyai peran sebagai dekomposer, yaitu
menguraikan sisa – sisa organisme yang telah mati sehingga bisa
dimanfaatkan oleh organisme lain. Hal ini sangat penting dalam
keberlanjutan ekosistem di bumi, karena yang menjadi kunci
keberlangsungan ekosistem adalah adanya keseimbangan antara
produksi biomasa oleh organisme fotosintetik dan perombakan –
perombakan atau daur ulang nutrien yang dikandungnya. Dalam
proses daur ulang senyawa organik ini, jamur memiliki peran yang
menonjol di semua ekosistem utama.
Disamping itu, jamur juga bisa bersimbiosis dengan organisme
lain. Dengan akar tumbuhan tertentu jamur bersimbiosis membentuk
mikoriza. Mikoriza merupakan struktur yang berperan penting dalam
suplai unsur hara. Bentuk simbiosis lain dari jamur adalah lumut
kerak. Lumut kerak merupakan oganisme yang mampu hidup pada
kondisi lingkungan yang ekstrem dan sangat sensitif terhadap
pencemaran udara. Sehingga lumutkerak ini biasa digunakan sebagai
bioindikator kualitas udara.
Jamur juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan
dan obat – obatan. Sebagai contoh, jamur yang termasuk kelompok
Zygomycota, misalnya Rhizopus dapat digunakan secara komersial
pada pembuatan tempe.
Beberapa jenis lain juga dimanfaatkan dalam industri alkohol
dan untuk mengempukkan daging. Ada pula jenis lain yang mampu
memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna
pada margarin.
1) Berikut jenis jamur dan peranannya yang menguntungkan bagi
manusia :
Rhizopus stolonifer, Untuk membuat tempe.
Rhizopus nigricans, Menghasilkan asam fumarat.
Saccharomyces cerevisiae, Untuk membuat tape, roti,
minuman sake, dan bir.
Aspergillus oryzae, Mengempukkan adonan roti.
Aspergillus wentii, Untuk membuat sake, kecap, tauco, asam
sitrat, asam oksalat, dan asam formiat.
Aspergillus niger, Untuk menghasilkan O2 dari sari buah, dan
menjernihkan sari buah.
Penicillium notatum dan P. chrysogenum , Menghasilkan
penicillin (antibiotik).
Ganoderma lucidum, Sebagai bahan obat.
Penicillium roqueforti dan P. camemberti, Untuk
meningkatkan kualitas (aroma) keju.
Trichoderma sp., menghasilkan enzim selulase.
Neurospora crassa, Untuk membuat oncom.
Volvariella volvacea (jamur merang), Auricularia polytricha
(Jamur kuping) dan
Pleutu sp. (jamur tiram) , sebagai Jamur konsumsi.
b) Peranan Jamur yang Merugikan
Beberapa jenis jamur ada juga yang merugikan karena
menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia. Misalnya
beberapa jamur mikroskopis menghasilkan rancun, seperti aflatoksin
yang dihasilkan oleh sejenis kapang. Selain itu, jamur juga dapat
bersifat parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut jenis
jamur yang merugikan :
Aspergillus flavus : Menghasilkan aflatoksi, menyebabkan
kanker pada manusia.
Aspergillus fumigatus : Kanker pada paru – paru burung.
Amanita phalloides : Mengandung balin yang menyebabkan
kemaian bagi yang memakannya.
Ustilago maydis : Parasit pada tanaman jagung dan tembakau.
Epidermophyton floccosum : Menyebabkan penyakit kaki
atlet.
Microsporum sp. dan Trichophyton sp. : Menyebabkan kurap
atau panu.
Helminthospium oryzae : Parasit dan merusak kecambah dan
tubuh buah serta menimbulkan noda – noda berwarna hitam
pada hospes (inangnya).
B. Kerangka Pikir
Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan secara terus
menerus akan diakuakn selama manusi2a tersebut masih hidup. Manusia tidak
mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik atau diajar oleh manusia
lainnya. Proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami proses
belajar. Pembelajaran memiiki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan
bukan diajarkan.Siswa sebagai subyek belajar yang dituntut untuk aktif mencari,
menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan
menyimpukan suatu masalah.
Untuk lebih memudahkan dalam memahami kerangka fikir peneliti maka
dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
Gambar 2.7 Kerangka Pikir
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis
penelitian yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Terdapat pengaruh terhadap
hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery learning”.
Kelas Eksperimen
Menggunakan model
pembelajaran Discovery
Learning
Siswa lebih aktif dan hasil
belajar siswa tinggi
Model Pembelajaran
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dan pendekatan yang digunakan
adalah kuantitatif yang dilakukan dengan mengadakan pretes dan postes. Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretes-postest Control Group Design
seperti pada
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Kelas eksperimen O1 X1 O3
Kelas kontrol O2 X2 O4
Sumber : Sugiyono, 2012
Keterangan:
X1 = Pembelajaran Discovery Learning
X2 = Pembelajaran Konvensional
O1 = Tes awal pada kelompok eksperimen
O2 = Tes awal pada kelompok kontrol
O3 = Tes awal pada kelompok eksperimen
O4 = Tes awal pada kelompok control
B. Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA 2
Selayar tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 3 rombel dengan jumlah siswa
100 orang.
Tabel 3.2 Populasi
Kelas ∑ Siswa
X
X MIA 1 33
X MIA 2 33
X MIA 3 34
∑ Keseluruhan 100
Sumber : Data SMA Negeri 2 Selayar
2. Sampel
Mengacu pada jenis Quasi Experimental Design yang ciri utamanya
tanpa penugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada sebagai
sampel, maka peneliti tidak mengambil sampel dan anggota populasi secara
individu tetapi dalam bentuk kelas.
Penarikan sampel pada penelitian dilakukan dengan teknik Simple
Random Sampling. Teknik Simple Random Sampling digunakan dengan cara
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi
sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 siswa yang terbagi
menjadi dua kelas yaitu siswa Kelas X MIA 1 dengan jumlah 33 siswa dan X
MIA 2 dengan jumlah 33 siswa.
Tabel 3.3 Sampel
Kelas ∑ Siswa
X MIA 1 33
X MIA 2 33
∑ 66
Sumber : Data SMA Negeri 2 Selayar
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu :
Variabel Bebas: Model pembelajaran Discovery Learning
Variabel Terikat : Hasil belajar siswa biologi pada pokok bahasan fungi
D. Prosedur Penelitian
Langkah – langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap Observasi
a. Bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta izin melakukan
wawancara terhadap guru mata pelajaran biologi.
b. Wawancara guru mata pelajaran biologi.
2. Tahap Persiapan
a. Mengurus surat izin penelitian di dekan FKIP yang ditujukan kepada
kantor DIKNAS Makassar dan kepala sekolah SMA Negeri 2 Selayar.
b. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP dan silabus serta
instrumen penelitian lainnya.
c. menentukan jadwal penelitian dan mengkondisikan kelas serta materi
pembelajaran.
3. Tahap Pelaksanaan
Setelah tahap persiapan dilakukan maka tahapan selanjutnya yang harus
dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum adalah sebagai
berikut:
1) Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan,
anjuran membaca buku, aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah.
2) Problem statement (identifikasi masalah)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis.
3) Data collections (pengumpulan data)
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis.
4) Data processing (pengolahan data)
Guru melakukan bimbingan kepada siswa untuk melakukan
pengolahan data.
5) Verification (pembuktian)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang
ditemukan.
6) Generalizations (menarik kesimpulan)
Proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi
4. Tahap Evaluasi
memberikan pretes-postest pada dua kelas eksperimen dengan soal dan
alokasi waktu yang sama, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan ranah
kognitif setelah diberikan perlakuan
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada sifat-
sifatyang didefiniskan dan diamati. Berikut ini adalah definisi operasionalvariabel
yang digunakan dalam penelitian :
1. Model Pembelajaran Discovery Learning adalah kegiatan atau
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui mentalnya
sendiri serta meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-
proses kognitif.
2. Hasil Belajar adalah salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu
proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai
oleh siswa. Hasil belajar merupakan suatu gambaran hasil dari tujuan-
tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran suatu konsep tertentu
yang telah tercapai.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan untuk penelitian
terdiri atas 2 macam yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan
data.
1. Instrumen Pembelajaran
a. Silabus Biologi Kelas X
Silabus yang digunakan pada penelitian ini adalah silabus kurikulum
2013 yang berisi kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisis gambaran prosedur
dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar kompetensi dan dijabarkan dalam silabus. RPP ini
digunakan agar penyampaian materi pembelajaran di kelas lebih efektis dan
efesien.
c. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa merupakan sumber belajar penunjang yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang harus di kuasai.
Pada penelitian ini menggunakan 3 LKS untuk pertemuan 1 sampai 3.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data ini digunakan untuk mengambil data yang
digunakan dan membuktikan hipotesis. Instrumen pengumpulan data ini di bagi
menjadi 2 :
a. Instrumen Test
Instrumen test ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan pada
aspek kognitif siswa. Instrumen ini antara lain :
1) Soal test awal (Pretest)
Soal test awal (Pretest) terdiri dari 30 soal pilihan ganda. Materi test yang
digunakan adalah keseluruhan bahan pada materi Protista.
2) Soal test akhir (Postest)
Soal test akhir (Postest) menggunakan soal pilihan ganda yang berjumlah
30 soal. Materi test yang digunakan adalah keseluruhan materi Protista
yang sudah diajarkan.
3) Kisi-kisi soal test awal (Pretest)
4) Kisi-kisi soal test akhir (Postest)
b. Instrumen Non test
Instrumen non test berarti melaksanakan penilaian dengan tidak
menggunakan tes. Intrumen non test yang digunakan adalah observasi dan
dokumentasi.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes, komunikasi
langsung atau observasi dan dokumentasi. Lebih jelasnya diuraikan sebagai
berikut:
1. Tes
Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
pada materi fungi menggunakan pembelajaran Discovery Learning. Jenis tes
yang digunakan adalah pre-test dan post-test dalam bentuk soal pilihan ganda
yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Pembuatan soal pada tiap siklus
mengacu pada standar kompetensi dasar dan materi pokok pada pokok
bahasan.
2. Observasi
Pada penelitian ini, observasi digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai keaktifan belajar siswa selama pelaksanaan tindakan menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning. Observasi dilakukan dengan cara
mencatat hasil pengamatan menggunakan lembar observasi. Dalam
melakukan observasi, peneliti dibantu oleh observer lainnya. Instrumen yang
digunakan dalam observasi penelitian ini adalah lembar observasi untuk
mengukur aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Lembar
observasi berbentuk daftar cek (check list) yang sangat membantu observer
supaya observasi lebih terfokus dan perilaku yang diobservasi jelas.
3. Teknik Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya RPP, buku tugas siswa, peraturan
sekolah, foto-foto dan lain-lain.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi
data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan
fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan
penelitian.
Data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis. Analisis ini
berguna untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk mengetahui apakah
ada peningkatan terhadap hasil belajar siswa, aktifitas belajar siswa dan respon
siswa melalui penerapan Metode Example Non Example (ENE) Adapun teknik
analisis data hasil belajar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Analisis data adalah kegiatan menghitung data agar dapat disajikan
secara sistematis dan dapat dilakukan interpretasi. Data penelitian yang sudah
terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan dua jenis statistik, yaitu :
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran
secara umum. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.Untuk memperoleh data deskriptif maka
diperlukan statistik deskriptif berikut :
Tabel 3.4 Tingkat Hasil Belajar
Nilai Hasil Belajar Kategori
93-100 Sangat Baik
84-92 Baik
75-83 Cukup
0-74 Kurang
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017
Kriteria keberhasilan siswa dikatakan tuntas belajar jika memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Nilai Hasil Belajar Kategori
< 75 Tidak tuntas
≥ 75 Tuntas
Sumber: SMA Negeri 2 Selayar
Uji N-Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun kategori untuk nilai N-
Gain dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.6 Kategori Nilai Uji N-Gain
Skor N-Gain Kategori
Nilai G ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ Nilai G ≤ 0,70 Sedang
0,00 ˂ Nilai G ˂ 0,30 Rendah
Sumber : (Hake, R. dalam Nurfadilah, 2015)
2. Statistik Inferensial
Teknin analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian dengan menggunakan Analisis Independent t-test dengan menggunakan
bantuan SPSS versi 20. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu kita pengujian
dasar-dasar analisis, yakni uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji normalitas, digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan
terhadapkemampuan berpikir kritis dan hasil belajar biologi pada kelas
dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Pengujian
normalitas data hasil belajar biologi menggunakan bantuan SPSS versi 20,
dengan kriteria pengujian bahwa sampel penelitian dikatakan berdistribusi
normal jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z (2-tailed) yang diperoleh > α =
5%. Sebaliknya, jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z (2-tailed) yang
diperoleh < α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian tidak
berdistribusi normal.
Tabel 3.6 Kategori Nilai Uji Normalitas Gain
Skor N Gain Kategori
Nilai G > 0,70 Tinggi
0,30 < Nilai G < 0,70 Sedang
0,00 < Nilai G < 0,30 Rendah
Sumber : (Hake, R. dalam Nurfadilah, 2015)
b. Uji homogenitas, bertujuan untuk mengetahui data dalam penelitian ini
memiliki variansi yang sama (homogen) atau tidak. Pengujian homogenitas
data hasil belajar biologi menggunakan bantuan SPSS versi 20 dengan
kriteria pengujiansignifikansi yang diperoleh > α = 5%, maka variansi pada
kelompok data adalah sama (homogen), jika signifikansiyang diperoleh < α
= 5%, maka variansi pada kelompok data adalah tidak sama (tidak
homogen).
c. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Discovery
Learning terhadap hasil belajar siswa.Sehingga pengujian hipotesis
dilakukan dua kali yaitu peubah respon dan untuk mengetahui pengaruh
perbedaan kategori perlakuan terhadap peubah. (default dalam SSPS adalah
SS Type III). Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh perlakuan peubah
respon, dengan menghilangkan pengaruh covariate.
Untuk mengetahui uji hipotesis data peneliti menggunakan uji Independent t-
test pada program statistik SPSS versi 20.0. Adapun analisis program SPSS
memiliki taraf sig α = 0,05 yaitu jika nilai analisis data uji hipotesis dimana ˃
α maka data tersebut dapat dikatakan tidak ada perbedaan dua model
pembelajaran tersebut sedangkan jika nilai analisis data uji homogenitas ˂ α
ma
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Selayar, Kabupaten Kepulauan
Selayar dengan populasi penelitian seluruh siswa kelas X mulai dari kelas X
IPA 1, X IPA 2, X IPA 3, pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. X
IPA 1 sebagai eksperimen dengan perlakuan Discovery Learning dan X IPA 2
kontrol dengan perlakuan Konvensional dengan jumlah populasi sampel
masing-masing 33 siswa.
Adapun hasil penelitian didapatkan melalui analisis data secara
statistik deskriptif dan statistik inferensial.
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran
secara umum. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.Untuk memperoleh
data deskriptif maka diperlukan statistik deskriptif berikut :
a. Deskripsi Aktivitas Siswa
Data aktivitas ini diperoleh melalui instrumen observasi aktivitas siswa
yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan penerapan
model pembelajaran Discovery learning terhadap hasil belajar siswa. Indikator
aktivitas siswa terdiri dari sembilan aspek observasi, observasi dilakukan
berdasarkan petunjuk pada instrumen pengamatan yang dilakukan pada setiap
pertemuan. Data hasil pengamatan aktivitas siswa sajikan dalam tabel 4.1
berikut :
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Pesentase Dan Kriteria Aktivitas Siswa Kelas
Pertemuan Persentase % Kriteria
II 75,56 Cukup Aktif
III 78,78 Aktif
IV 81,62 Aktif
V 81,34 Aktif
Rata-rata 79,32 Aktif
Sumber : Data Lampiran D
Tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa persentase aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran pada pertemuan kedua, yaitu 75,56 % berada pada
kategori cukup aktif dikarenakan siswa yang hadir saat mata pelajaran tersebut
ada yang tidak hadir, dan siswa kurang mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru. Pertemuan ketiga, yaitu 78,78 berada pada kategori
aktif dan persentase mengalami kenaikan dikarenakan siswa sudah ikut
berpartispasi pada beberapa indicator aktivitas siswa. Pada pertemuan keempat
yaitu 81,62 berada pada kategori aktif dikarenakan siswa sangat berpartisipasi
pada beberapa indikator aktifitas siswa dan pada pertemuan kelima yaitu, 81,81
berada pada kategori aktif dan persentase aktifitas siswa mengalami kenaikan
sedikit dari pertemuan sebeumnya dikarenakan siswa sudah sangat
berpartisipasi selama proses pembeajaran. Kriteria keaktifan siswa pada
pertemuan kedua sampai kelima dikatakan aktif dalam proses pembelajaran
jika murid yang aktif > 60% baik untuk siswa perindikator maupun rata-rata
aktivitas siswa. Dari hasi pengmatan rata-rata persentase jumlah siswa yang
aktif melakukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA yaitu
mencapai 79,32, sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran pembeajaran IPA dengan menggunakan model Discovery
learning dengan materi fungi sebagai sumber belajar telah mencapai kriteria
aktif.
b. Data Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pretes dan posttets Kelas
Eksperimen.
Penelitian yang telah dilaksanakan terhadap kelas X IPA 1
yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan
berupa model pembelajaran Discovery Learning. Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Data Frekuensi Dan Kategori Skor Hasil Belajar Siswa
Sebelum Dan Setelah Diberikan Perakuan Kelas X IPA 1
No
Interval
Pretest Postest
keteran
gan Frekuensi
kelas
eksperimen
Pers
entas
e
(%)
Frekuensi
kelas
eksperimen
Pers
entas
e
(%)
1 93-100
0 0 7 21,3 Sangat
Baik
2 84-92 0 0 6 18,1 Baik
3 75-83 0 0 13 39,3 Cukup
4 0-74 33 100 7 21,3 Kurang
Jumlah 33 100 33 100
Sumber : Data dari lampiran C
Berdasarkan tabel 4.2 di atas nilai hasil belajar pada kelas
eksperimen sebelum diterapkan model Discovery Learning dapat dilihat
dengan jelas. Bahwa kelas eksperimen pada tahap pretest berada pada
kategori Kurang dengan jumlah siswa 33 orang, sedangkan pada tahap
postest mengalami peningkatan dimana frekuensi dalam kategori cukup
mencapai 13 orang dengan persentase 39,3%. Adapun distribusi dan
frekuensi hasil belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan dapat
ditunjukkan pada tabel berikut 4.3
Tabel 4.3 Analisis statistik data skor hasil belajar siswa sebelum dan
setelah diberikan perlakuan kelas X IPA 1
Statistik Pretest eksperimen Posttest eksperimen
Jumlah sampel 33 33
Nilai terendah 20 60
Nilai tertinggi 53 97
Rata - rata 33,15 82,03
Standar deviasi 9,063 9.442
Sumber : Data dari lampiran C (sumber : Nuraini dkk 2018)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa siswa
dengan hasil belajar memperoleh nilai rata-rata pretest kelas eksperimen
memperoleh nilai 33,15 sedangkan nilai rata-rata posttest 82,03 dengan
nilai tertinggi dari 53 meningkat menjadi 97. Untuk lebih mengetahui
mengenai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan interval nilai
di atas maka dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada
Pretes dan postest Kelas eksperimen
Nilai
Hasil
Belajar
Kategori
Frekuensi
Pretes Persentase
%
Postest Persentase
%
˂ 75 Tidak
tuntas
33 100 6 18.18
≥ 75 Tuntas 0 0 27 81.82
Jumlah 33 100 33 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kriteria
ketuntasan hasil belajar siswa dari hasil pretes dan postest yang diakukan
peneliti, tidak ada siswa yang mencapai kriteria tuntas pada hasil pretes,
sedangkan pada hasil postest, siswa yang mencapai kriteria tuntas
sebanyak 27 siswa.
c. Perbedaan Hasil Belajar Pretes Dan Postest kelas eksperimen kelas
X IPA 1
Untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dapat
dilihat pada gambar 4.1 diagram di bawah ini.
Gambar 4.1 Perbandingan data hasil Pretes-Postest kelas eksperimen
0
10
20
30
40
Pre-Test
Post-Test
Kategori Nilai Hasil Belajar
Frekuensi
Cukup Kurang Baik Sangat Baik
d. Data Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pretes dan postets
Kelas Kontrol
Penelitian yang telah dilaksanakan terhadap kelas X IPA 2
yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas kontrol dengan perlakuan berupa
model pembelajaran Konvensional. Untuk lebih jelasnya perhatikan
tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Data Frekuensi Dan Kategori Skor Hasil Belajar Siswa
Sebelum Dan Setelah Diberikan Perakuan Kelas X IPA 2
No
Interval
Pretest Postest
keteran
gan Frekuensi
kelas
kontrol
Perse
ntase
(%)
Frekuensi
kelas
kontrol
Perse
ntase
(%)
1 93-100
0 0 0 0 Sangat
Baik
2 84-92 0 0 7 21,22 Baik
3 75-83 0 0 12 36,36 Cukup
4 0-74 33 100 14 42,42 Kurang
Jumlah 33 100 33 100
Sumber : Data dari lampiran C
Berdasarkan tabel 4.5 di atas nilai hasil belajar pada kelas
eksperimen sebelum diterapkan model Konvensional dapat dilihat
dengan jelas. Bahwa kelas eksperimen pada tahap pretest berada pada
kategori Kurang dengan jumlah siswa 33 orang, sedangkan pada tahap
posttest mengalami peningkatan dimana frekuensi dalam kategori cukup
mencapai 12 orang dengan persentase 36.36%, Adapaun distribusi dan
frekuensi hasil belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan dapat
ditunjukkan pada tabel berikut 4.6
Tabel 4.6 Analisis statistik data skor hasil belajar siswa sebelum dan
setelah diberikan perlakuan kelas X IPA 2
Statistik Pretest kontrol Posttest kontrol
Jumlah siswa 33 33
Nilai terendah 20 50
Nilai tertinggi 60 90
Rata - rata 36.82 75.15
Standar deviasi 10,95 11,37
Sumber : Data dari lampiran C
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa siswa
dengan hasil belajar memperoleh nilai rata-rata pretest kelas kontrol
memperoleh nilai 36.82 sedangkan nilai rata-rata postest 75.15 dengan
nilai tertinggi dari 60 meningkat menjadi 90. Untuk lebih mengetahui
mengenai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan interval nilai
di atas maka dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada
Pretes dan postest Kelas kontrol
Nilai Hasil
Belajar
Kategori
Frekuensi
Pretest Persent
ase %
Postest Persent
ase %
˂ 75 Tidak tuntas 33 100 14 42,42
≥ 75 Tuntas 0 0 19 57,58
Jumlah 33 100 33 100
Sumber : Data dari lampiran C
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kriteria
ketuntasan hasil belajar siswa dari hasil pretest dan postest yang
diakukan peneliti, pada pretes yaitu seluruh siswa masuk dalam kategori
tidak tuntas, sedangkan pada hasil postest, siswa yang mencapai kriteria
tuntas sebanyak 19 siswa.
e. Perbedaan Hasil Belajar Pretest Dan Postest kelas kontrol kelas X
IPA 2
Untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dapat
dilihat pada gambar 4.2 diagram di bawah ini.
Gambar 4.2 Perbandingan hasil belajar Pretes-Postes kelas kontrol
f. Uji N-Gain
Uji N-Gain berguna untuk mengetahui perbandingan antara nilai
pretes dan postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun
perhitungan N-Gain sebagai berikut :
0
5
10
15
20
25
30
35
Pre-Test
Post-TestFrekuensi
Cukup Kurang Baik Sangat Baik
Kategori Nilai Hasil Belajar
Tabel 4.8 Hasil Uji N-Gain
Kelas Nilai Rata-rata Kategori
Eksperimen 0,73 Tinggi
Kontrol 0,61 Sedang
Sumber : Data Lampiran C
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa hasil rata-rata
nilai uji N-Gain pada kelas eksperimen yaitu 0,73 yang dikategorikan
tinggi, sedangkan pada kelas kontrol hasil nilai uji N-Gain yaitu 0,61
yang dikategorikan sedang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa dari kedua kelas memiliki perbedaan pada hasil belajar. Adapun
untuk mengetahui selisish nilai rata-rata peningkatan dari pretes ke
postest kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa hasil rata-rata nilai uji
N-Gain pada kelas eksperimen yaitu 0,73 yang dikategorikan tinggi,
sedangkan pada kelas kontrol hasil nilai uji N-Gain yaitu 0,61 yang
dikategorikan sedang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa dari kedua kelas memiliki perbedaan pada hasil belajar. Adapun
untuk mengetahui selisish nilai rata-rata peningkatan dari pretes ke
postest kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.9 Hasil Nilai Rata-Rata Peningkatan Pretes ke Postest pada
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Nilai Rata-rata (Selisih)
Eksperimen 48,88
Kontrol 38,33
Sumber : Data Lampiran C
Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa hasil nilai rata-
rata selisih peningkatan pretes ke postest kelas eksperimen yaitu 48,88
dimana lebih tinggi di bandingkan kelas kontrol yaitu 38,33.
2. Statistik Inferensial
Teknin analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian dengan menggunakan Analisis Indepenedent t-test dengan
menggunakan bantuan SPSS versi 22. Sebelum pengujian hipotesis terlebih
dahulu kita pengujian dasar-dasar analisis, yakni uji normalitas dan uji
homogenitas. Terdapat beberapa pengujian pada analisis statistik inferensial, yaitu
uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, uji homogenitas
dengan menggunakan uji Homogenity Of variances, dan uji hipotesis dengan
menggunakan Independent t-test.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan sebagai uji prasyarat analisis untuk mengetahui
suatu data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Hasil analisis uji
normalitas menggunakan uji Kolmogorov smirnov untuk data hasil belajar
siswa, menggunakan bantuan program komputer dengan program Sattistical
Product And Service Solutions (SPSS) versi 20 dengan uji kolmogrov-
smirnov, hasil analisis skor rata-rata untuk postest dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa
Variabel Nilai Signifikasi
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Hasil Belajar 0,054 0,200 0,193 0,061
Tingkat sig (α) 0,005
Sumber : Data dari lampiran C
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa data hasil belajar baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol memilki memiliki nilai sig > 0,05, maka
dapat disimpulkan kelompok data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Data yang digunakan untuk uji homogenitas untuk hasil belajar siswa
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa
Statsitik Pretest Posttest
Kelas
kontrol
Kelas
eksperimen
Kelas
kontrol
Kelas
eksperimen
Sig 0,125 0,175
Tingkat
sig (α)
0,005
Sumber : Data dari lampiran C
Tabel 4.15 menunjukan rekapitulasi hasil uji homogenitas pretes dan
postest pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Nilai signifikan data
pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sebesar 0,125. Sedangkan
nilai signifikan data postest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah
0,175. Nilai pada pretes dan postest kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih
besar dari tingkat signifikasi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai
pretes dan posest kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen.
c. Uji Normalitas (N-Gain)
Uji normalitas gain berguna untuk mengetahui perbandingan antara
nilai Pretes dan posttest pada kelas kontrol maupun eksperimen. Adapun hasil
perbandingan uji normalitas gain sebagai berikut.
Tabel 4.12 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas (N-Gain)
Kelas kontrol Kelas Eksperimen
Kelas Pretes Postest N-
Gain
Kate
gori Pretes Postest
N-
Gain
Kate
gori
Jumah
Siswa
33 33
Nilai
Rata-
Rata
36,82 79,19 0,61 Seda
ng 36,37 85,38 0,73
Ting
gi
Berdasarkan data di atas, dapat dianalisis bahwa untuk kelas
eksperimen memperoleh nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,73 yang termasuk
kategori tinggi, sedangkan untuk kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata N-
Gain sebesar 0,61 yang termasuk ke dalam kategori sedang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki perbedaan pada hasil belajar.
d. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Independent Sample T- test
untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis hasil belajar siswa dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa
Uji Analisis Sig
Hipotesis Independent Sample T- test 0,000
Tingkat Sig (a) 0,05
Sumber : Data dari lampiran C
Berdasarkan data tabel 4.16, hasil uji hipotesis mengunakan uji
Independent Sample T- test hasil belajar siswa didapatkan nilai signifikasi
0,000<0,05 untuk hasil belajar siswa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Discovery Learning
terhadap hasil belajar siswa pada materi Fungi kelas X IPA 1 SMA Negeri 2
selayar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas
eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode Discovery Learning
lebih baik dibanding siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil, bahwa ada pengaruh
model pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa. Hasil
penelitian ini melalui beberapa analisis dapat diketahui bahwa kedua model
pembelajaran ini menunjukkan nilai hasil belajar yang signifikan. hasil
pengolahan data yang telah di lakukan nilai rata-rata kelas eksperimen pada saat
Postest adalah 82,03 sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol 75,15. Terdapat
perbedaan nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena pada saat
mengisi soal Postest siswa pada kelas kontrol kurang serius dan kesan seperti
bermain main. Berbeda dengan siswa pada kelas eksperimen mereka lebih teliti
dalam membaca soal sehingga rata-rata nilai Postestnya lebih tinggi. Hal ini
membuktikan bahwa nilai postest pada kelas eksperimen jauh lebih meningkat
dibandingkan dengan nilai postest kelas kontrol. Kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.
Penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah dan menerima
hipotesis, hal ini dapat dikatahui dari analisis data secara statistik inferensial
dengan beberapa uji yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Pada
uji hipotesis dengan menggunakan Uji N-Gain Independent Sample t-test,
diperoleh nilai sig.(2-tailed) yang lebih kecil dari nilai α. Sehingga hipotesis
yang diajukan diterima. Hal ini dikarenakan tahap-tahap pembelajaran Discovery
learning dapat mengembangkan hasil belajar siswa.
Penerapan model Discovery Learning dalam pembelajaran, siswa
diajarkan untuk melakukan pemberian rangsangan dengan uraian yang memuat
tentang permasalahan-permasalahan, untuk mengidentifikasi berbagai
permasalahan tersebut yang dipiih dengan menarik dan fleksibel untuk
dipecahkan. Selanjutnya dirumuskan dengan pertanyaan atau hipotesis yaitu
jawaban sementara. Untuk menjawab benar tidaknya hipotesis itu, siswa
diberikan kesempatan untuk mengumpukan data dengan berbagai informasi yang
relevan, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Jauhar (2011: 80), bahwa
interaksi dengan lingkungan dapat memperbaiki pemahaman dan memperkaya
pengetahuan. Diskusi dapat meningkatkan pemahaman juga disampaikan oleh
Slameto (2010), bahwa dengan belajar bersama dengan siswa lain meningkatkan
pengetahuan dan ketajaman berpikir.
Hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning memiiki hasil belajar yang baik. Daam proses
ini, terlihat jelas bahwa adanya kelebihan pada model pembelajaran Discovery
Learning pada saat di kelas yaitu mampu membiasakan siswa lebih aktif
bekerjasama, memiiki rasa tanggung jawab antar kelompoknya, berani
mengeluarkan pendapat sebab mereka harus siap jika guru meminta mereka
untuk bertanya dan menjawab.
Hal ini sesuai dengan pendapat Syarif (2015), model Discovery
Learning adalah model pembelajaran yang membuat siswa aktif untuk
menemukan beberapa konsep dan prinsip yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan
dengan pendapat Ruswandi dan Badrudin (2008), pemanfaatan lingkungan
sebagai media pembelajaran akan menjadikan proses belajar lebih bermakna.
Suatu yang dipelajari oleh siswa lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya
dapat dipertanggungjawabkan.
Suksesnya penerapan model pembelajaran Discovery Learning karena
adanya faktor guru dan siswa itu sendiri. Jadi guru sangat berperan penting dalam
penguasaan kelas, dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang
menarik dan mampu mendorong siswa untuk lebih aktif daam proses pembeajaran
serta mampu mengembangkan potensi yang semaksimal sehingga keberhasilan
belajar diperoleh siswa dan semakin sadar akan kemampuan dirinya. Hal Ini
sesuai dengan pendapat Istarani (2012) bahwa keberhasilan model pembelajaran
Discovery Learning di sekolah terhadap peningkatan hasil belajar siswa adalah
mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuannya masing-masing sehingga siswa dapat memahami dan
menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada pada lingkungan sekitar, berbeda
dengan model konvensional yang hanya terpaku pada metode ceramah dan siswa
kurang aktif dalam belajar, penguasaan materi kurang tepat, media yang terbatas,
pada akhirnya menyebabkan hasil belajar rendah.
Model pembelajaran Discovery learning yang diterapkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Subari (2011) ternyata dapat meningkatkan hasil belajar dan
persentase ketuntasan belajar IPA siswa. Begitu pula dengan hasil penelitian
lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran Discovery learning secara umum
memperoleh hasil yang sejalan.
Model pembelajaran Discovery learning mampu meningkatkan hasil
belajar mulai dari yang terendah 9% sampai yang tertinggi 27% dengan rata-rata
17,8%. Merujuk dari data diatas sejalan dengan pendapat Bruner (dalam
Wicaksono, 2015: 190) yang mengatakan bahwa model pembelajaran Discovery
learning bermanfaat untuk peningkatan potensi intelektual siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan
model pembelajaran Discovery Learning pada proses pembelajaran menimbulkan
daya tarik bagi siswa. Model pembelajaran Discovery Learning sangat banyak
memberikan perubahan kepada siswa, sesuai dengan penelitian yang telah di
lakukan sebelumnya oleh Mubarok dan Sulistyo (2014) bahwa penerapan model
pembelajaran Discovery Learning memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa
dan memiliki respon baik terhadap penerapan model pembelajaran tersebut.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putrayasa, dkk, (2014) menunjukkan bahwa
pengaruh model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Sehingga pada akhirnya akan mewujudkan kondisi siswa yang aktif
dalam kegiatan belajar, meningkatkan aktivitas guru selama pembelajaran, juga
bisa melatih keterampilan guru agar mengubah dari centered learning menjadi
student centered, dan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media
pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan reaksi siswa
terhadap penjelasan guru, memungkinkan siswa untuk menyentuh objek kajian
pelajaran, mengkonkretkan konsep yang abstrak, serta dapat mendeskripsikan
masalah sehingga dapat di katakan bahwa pembelajaran Discovery Learning
terhadap peningkatan hasil belajar siswa lebih baik dari pada model yang
diterapkan secara konvensional.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka
dapat disimpulkan bahwa : ada pengaruh model pembelajaran Discovery
Learning terhadap hasil belajar siswa biologi materi fungi pada siswa keas X
SMA Negeri 2 Selayar terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil beajar secara
signifikan. Hal ini telah dibuktikan berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan
uji Independent Simple T-test dimana diperoleh nilai signifikan hasil belajar siswa
yaitu 0,000 < 0,05.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan
sebagai berikut: Untuk calon peneliti berikutnya dalam pelaksanaan penelitian
sebaiknya diperhatikan waktu pelaksanaan tiap sintaks sehingga penelitian dapat
berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam RPP. Dalam proses
pembelajaran menggunakan model Discovery learning siswa diberikan
kesempatan untuk bekerja dalam kelompok sehingga guru harus pandai
mengendalikan kondisi kelas dengan cara bersikap tegas terhadap siswa-siswa
yang tidak fokus terhadap pembelajaran, sehingga tercipta suasana kelas yang
kondusif. Untuk siswa pada saat proses pembelajaran agar lebih fokus sehingga
hasil yang dicapai akan lebih optimal. Untuk sekolah agar dapat memberikan
masukan kepada guru-guru lainnya untuk mencoba menggunakan model
pembelajaran Discovery learning dalam proses pembelajaran, agar pembelajaran
tidak membosankan dan lebih bervariatif. Selain itu, dengan model pembelajaran
ini dapat pula meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Anggraini, dkk. 2013. Model Pembelajaran Discovery Learning : Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Perencanaan dan Inovasi Pembelajaran
Pendidikan IPS. Semarang : Program Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang.
Akinbobola, A. O and F. Afolabi. 2010. Constructivist practices through guided
discovery approach: The effect on students’ cognitive achievement in
Nigerian senior secondary school physics. Eurasian Journal of Physics and
Chemistry Education 2(1)
Amiruddin, 2016.Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta : PARAMA ILMU
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Fitri.Mariza.2015. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Leraning Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor.Jurnal Inpafi. 3(2)
Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses
Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol.7, No.1
Istiana, Arika Galuh. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Larutan
Penyangga Pada Siswa Kelas XI IPA Semester II SMA Negeri 1 Ngemplak
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. 4(2)
Istarani, 2012. Kumpulan 40 Metode Pembelajaran. Medan: Media Persada.
Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristiksampai Konstrukti-vistik.
Jakarta: Prestasi PustakaPublisher.
Kadir. 2015. Statistika Terapan : Konsep, Contoh, dan Analisa Data denganProgram
SPSS/Lisrel dalam Peneltian. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Lestari, K. E., & Mokhammad, R. Y. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung: PT Refika Aditama
Mubarok.Chusni.2014. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap
hasil Belajar Siswa keas X Tav Pada Standar Kompetensi Melakukan Instalasi
Sound Syistem Di SMK Negeri 2 Surabaya.Jurnal Pendidikan Teknik Eektro
3(1)
Nasution, 2017.Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta : PT
Bumi Aksara
Nuryani, Rustama. Et.al 2015.Materi dan Pembelajaran IPA SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
Putrayasa, I. Made. dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning
Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa.Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha. 2(1)
Putri, Hartami Rizka. 2017. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Motivasi
Belajar Dan Hasil Belajar Fisika Siswa MAN Bondowoso.Jurnal
Pembelajaran Fisika. 6(2)
Sanjaya, Wina, 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta : KENCANA PRENADA
MEDIA GROUP
Sari, Novita Eka.2016. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Dengan
Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel Di SMA.Unnes
Science Education journal. 5(3)
Slameto. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rhineka cipta
Suastra, I.W. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemahaman
Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (4)
Subur, 2015.Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah. Depok Sleman Yogyakarta :
KAIMEDIA
Sudjana, Nana. 2014. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono, 2015.Metode penelitian pendidikan.Bandung : ALFABETA
Sugiyono, 2017.Metode penelitian pendidikan.Bandung : ALFABETA
Susanti, Eva. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Leraning Terhadap
Keterampilan Sains Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Tentang IPA SMP
Advaut Palu. Jurnal Sains Dan Teknologi. 5(3)
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Syaputra, Syifa. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis
Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Keanekaragaman Hayati. Jesbio. 5(2)
Syarif, M. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2015.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan: Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.Putrayasa,
dkk, (2014).
Thobroni, M. 2016. Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Praktik. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media
Toha, Anggoro, Et.al. 2014. Metode Penelitian. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka
A.1 Surat Izin Penelitian
A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 SELAYAR
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : X/ 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Fungi/Jamur
Alokasi Waktu : 12 JP ( 4 Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI SPIRITUAL (KI 1) DAN KI SOSIAL (KI 2)
Kompetensi Sikap Spiritual yang ditumbuhkembangkan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik, yaitu berkaitan dengan
kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sedangkan pada Kompetensi Sikap Sosial berkaitan dengan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, kerjasama, responsive (kritis),pro-aktif (kreatif) dan
percaya diri, serta dapat berkomunikasi dengan baik.
KI PENGETAHUAN (KI 3) KI KETERAMPILAN (KI 4)
KI3:Memahami ,menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan
KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.7 Mengelompokkan jamur
berdasarkan ciri-ciri, cara
reproduksi, dan mengaitkan
peranannya dalam
kehidupan
3.7.1 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio
dalam Kingdom Fungi.
3.7.2 Menjelaskan dasar pengelompokkan
Fungi.
3.7.3 Mendeskripsikan struktur tubuh
jamur dari berbagai golongan.
3.7.4 Membedakan berbagai golongan
jamur berdasarkan ciri-ciri
morfologinya
3.7.5 Menjelaskan cara-cara
perkembangbiakan yang ditemukan
pada berbagai golongan jamur.
3.7.6 Membedakan spora vegetatif dan
generatif berbagai golongan jamur.
4.7 Menyajikan laporan hasil
investigasi tentang
4.7.1 Membuat charta siklus hidup jamur
dari berbagai golongan.
keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam
kehidupan
4.7.2 Membuat laporan tertulis hasil
pengamatan jenis-jenis jamur di
lingkungan sekitarnya (dengan
foto/gambarnya).
4.7.3 Menyajikan data contoh peran jamur
bagi kehidupan.
4.7.4 Membuat makanan dari hasil
fermentasi jamur.
Nilai Karakter
Religius
Mandiri
Gotong royong
Kejujuran
Kerja keras
Percaya diri
Kerjasama
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang
dipadukan dengan metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik
yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan,
menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama
dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio dalam Kingdom Fungi.
Menjelaskan dasar pengelompokkan Fungi.
Mendeskripsikan struktur tubuh jamur dari berbagai golongan.
Membedakan berbagai golongan jamur berdasarkan ciri-ciri morfologinya
Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan yang ditemukan pada berbagai
golongan jamur.
Membedakan spora vegetatif dan generatif berbagai golongan jamur.
dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan
bekerjasama dengan baik
Fokus nilai-nilai sikap:
Kejujuran,
Kedisiplinan
Kepedulian dan
Tanggung jawab
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
Konsep
Ciri-ciri kelompok jamur berdasarkan morfologi, cara memperoleh nutrisi,
reproduksi
Pengelompokan jamur
Peran jamur dalam bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan
pengembangan iptek
Prinsip
Siklus daur hidup jamur
Pengelompokan jamur
Prosedur
Menyajikan data contoh peran jamur bagi kehidupan.
2. Materi Pembelajaran Remedial
ilmu Biologi.
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi
kehidupan
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : Discovery Learning
F. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat, Bahan Pembelajaran
a. Media LCD projector,
b. Laptop,
2. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
c. Buku teks pelajaran yang relevan
d. Sumber Internet
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahuluan
a. Guru memberi salam dan
peserta didik menjawab
salam dari guru.
a. Peserta didik mengucapkan
salam khas sekolah.
10
menit
b. Guru meminta salah satu
peserta didik/ketua kelas
untuk berdoa memohon
kepada Allah swt semoga
diberi kelancaran dan
kemudahan dalam belajar.
b. Ketua kelas memimpin
teman-teman berdoa untuk
memulai pembelajaran
a. Guru menanyakan absensi
peserta didik, peserta didik
menjawab pertanyaan guru.
c. Peserta didik
mempersiapkan buku siswa,
alat, dan bahan untuk
mengikuti pelajaran.
Kegiatan Inti
a. Guru memberi motivasi
atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada
topik Ciri-ciri kelompok
jamur : morfologi, cara
memperoleh nutrisi,
reproduksi
a. Peserta didik diminta
mendiskusikan hasil
pengamatannya dan mencatat
fakta-fakta yang ditemukan,
serta menjawab
pertanyaanberdasarkan hasil
pengamatan yang ada pada
buku paket;
70
menit
b. Guru memberikan
kesempatan pada peserta
didik untuk
mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan
materi/gambar yang
disajikan oleh guru
b. Peserta didik dibagi ke dalam
beberapa kelompok untuk
bekerjasama.
c. Guru memberikan
kesempatan untuk
c. Peserta didik
mempresentasikan hasil
memberikan tanggapan
dengan menunjukkan sikap
kesungguhan, rasa
ingintahu, dan sikap
toleransi, guru memberikan
konfirmasi atas pertanyaan
atau tanggapan siswa
tersebut (menanya) Nilai
Karakter: rasa ingin tahu,
jujur, tanggung jawab,
percaya diri dan pantang
menyerah.
diskusi kelompok mengenai
permasalahan di Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD),
dengan sikap penuh percaya
diri dan komunikatif
sedangkan kelompok lainnya
menanggapi.
d. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk menanyakan
hal-hal yang belum
dipahami berdasarkan hasil
pengamatan dari buku
paket yang didiskusikan
bersama kelompoknya
d. Peserta didik menganalisa
masukan, tanggapan dan
koreksi dari guru terkait
pembelajaran tentang:
e. Mengerjakan beberapa soal
mengenai Ciri-ciri kelompok
jamur : morfologi, cara
memperoleh nutrisi
Kegiatan
Penutup
a. Memeriksa pekerjaan siswa
yang selesai langsung
diperiksa. Peserta didik
yang selesai mengerjakan
projek dengan benar diberi
paraf serta diberi nomor
urut peringkat, untuk
penilaian projek.
a. Membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran.tentang point-point
penting yang muncul dalam
kegiatan pembelajaran yang
baru dilakukan.
10
menit
b. Memberikan penghargaan
kepada kelompok yang
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
b. Melakukan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
c. Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
tugas kelompok/
perseorangan (jika
diperlukan).
d. Mengagendakan pekerjaan
rumah. Membiasakan sikap
bertanggung jawab dan
peduli dengan tugas yang
diberikan (Karakter)
e. Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
f. Memberi salam. Sikap
disiplin dan mengamalkan
ajaran agama yang
dianut(Karakter)
H. Teknik Penilaian
Penilaian Pengetahuan
Teknik
Penilaian
Keterangan
Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda)
Uraian Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara tertulis
Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
No Nama Siswa
Aspek Perilaku yang
Dinilai Jumla
h Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai BS JJ TJ DS
1 Hery 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
3
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 =
68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai
Penilaian perilaku kegiatan melakukan percobaan
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa. Berilah
tanda ceklis (✓) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
No Aspek yang dinilai Penilaian Ket
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan
percobaan
3 Ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar dan
bekerja baik secara individu maupun kelompok
4 Keterampilan berkomunikasi pada saat belajar
Sikap Disiplin
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial siswa dalam
kedisiplinan. Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin
yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuaiaspek pengamatan
Tidak = Apabila siswa tidak menunjukkan
No Sikap Yang Diamati Melakukan
Ket Y T
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan
langkah yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata
pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Mengetahui
Kepala Sekolah
NIP
….….. , ……………… 2019
Guru Mata Pelajaran
NIP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 SELAYAR
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : X/ 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Fungi/Jamur
Alokasi Waktu : 12 JP ( 4 Pertemuan)
I. Kompetensi Inti
KI SPIRITUAL (KI 1) DAN KI SOSIAL (KI 2)
Kompetensi Sikap Spiritual yang ditumbuhkembangkan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik, yaitu berkaitan dengan
kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sedangkan pada Kompetensi Sikap Sosial berkaitan dengan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, kerjasama, responsive (kritis),pro-aktif (kreatif) dan
percaya diri, serta dapat berkomunikasi dengan baik.
KI PENGETAHUAN (KI 3) KI KETERAMPILAN (KI 4)
KI3:Memahami ,menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan
KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah
metoda sesuai kaidah keilmuan
J. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.8 Mengelompokkan jamur
berdasarkan ciri-ciri, cara
reproduksi, dan mengaitkan
peranannya dalam
kehidupan
3.7.7 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio
dalam Kingdom Fungi.
3.7.8 Menjelaskan dasar pengelompokkan
Fungi.
3.7.9 Mendeskripsikan struktur tubuh
jamur dari berbagai golongan.
3.7.10 Membedakan berbagai golongan
jamur berdasarkan ciri-ciri
morfologinya
3.7.11 Menjelaskan cara-cara
perkembangbiakan yang ditemukan
pada berbagai golongan jamur.
3.7.12 Membedakan spora vegetatif dan
generatif berbagai golongan jamur.
4.7 Menyajikan laporan hasil
investigasi tentang
4.7.5 Membuat charta siklus hidup jamur
dari berbagai golongan.
keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam
kehidupan
4.7.6 Membuat laporan tertulis hasil
pengamatan jenis-jenis jamur di
lingkungan sekitarnya (dengan
foto/gambarnya).
4.7.7 Menyajikan data contoh peran jamur
bagi kehidupan.
4.7.8 Membuat makanan dari hasil
fermentasi jamur.
Nilai Karakter
Religius
Mandiri
Gotong royong
Kejujuran
Kerja keras
Percaya diri
Kerjasama
K. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang
dipadukan dengan metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik
yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan,
menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama
dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio dalam Kingdom Fungi.
Menjelaskan dasar pengelompokkan Fungi.
Mendeskripsikan struktur tubuh jamur dari berbagai golongan.
Membedakan berbagai golongan jamur berdasarkan ciri-ciri morfologinya
Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan yang ditemukan pada berbagai
golongan jamur.
Membedakan spora vegetatif dan generatif berbagai golongan jamur.
dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan
bekerjasama dengan baik
Fokus nilai-nilai sikap:
Kejujuran,
Kedisiplinan
Kepedulian dan
Tanggung jawab
L. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
Konsep
Ciri-ciri kelompok jamur berdasarkan morfologi, cara memperoleh nutrisi,
reproduksi
Pengelompokan jamur
Peran jamur dalam bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan
pengembangan iptek
Prinsip
Siklus daur hidup jamur
Pengelompokan jamur
Prosedur
Menyajikan data contoh peran jamur bagi kehidupan.
2. Materi Pembelajaran Remedial
ilmu Biologi.
4. Materi Pembelajaran Pengayaan
Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi
kehidupan
M. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : Discovery Learning
N. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat, Bahan Pembelajaran
c. Media LCD projector,
d. Laptop,
2. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
c. Buku teks pelajaran yang relevan
d. Sumber Internet
O. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Sintak Model
Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
a. Guru memberi salam
dan peserta didik
menjawab salam
dari guru.
a. Peserta didik
mengucapkan
salam khas
sekolah.
10
menit
b. Guru meminta salah
satu peserta
didik/ketua kelas
untuk berdoa
memohon kepada
Allah swt semoga
diberi kelancaran
dan kemudahan
dalam belajar.
b. Ketua kelas
memimpin teman-
teman berdoa
untuk memulai
pembelajaran
c. Guru menanyakan
absensi peserta
didik, peserta didik
menjawab
pertanyaan guru.
c. Peserta didik
mempersiapkan
buku siswa, alat,
dan bahan untuk
mengikuti
pelajaran.
Kegiatan Inti
Fase 1.
Stimulating/
Pemberian
rangsangan.
a. Guru menunjukkan beberapa contoh
pengelompokan jamur zygomicotina dan
Ascomicotyna
b. Guru membimbing peserta didik mengamati
beberapa contoh jamur.
c. Guru merangsang siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait dengan dengan jamur
yang di tunjukkan.
10
Menit
Fase 2.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
a. Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan/masalah/hal-hal yang
ingin diketahui dari bagan yang
diterimanya.
10
menit
Fase 3. Data
collection
(pengumpula
n data)
a. Guru
membagi
siswa menjadi
6 kelompok.
a. Siswa bekerja dalam
kelompok mencari
informasi sebanyak-
banyaknya tentang
jamur, baik dari buku
atau internet.
15
menit
Fase 4. Data
processing
(pengolahan
data)
a. Mengolah data
b. Siswa bekerja dalam keompok, menjawab
pertanyan-pertanyan yang telah diajukan
dengan menggunakan informasi yang telah
dikumpulkan
15
menit
Fase 5.
Verification
(pembuktian)
a. Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber.
10
menit
Fase 6.
Generalizatio
n (menarik
kesimpulan/
generalisasi)
a. Sebagai perwakilan, beberapa kelompok
maju untuk menyampaikan hasil diskusi.
b. Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelas.
10
menit
Kegiatan Penutup a. Memeriksa pekerjaan
siswa yang selesai
langsung diperiksa.
Peserta didik yang
selesai mengerjakan
projek dengan benar
diberi paraf serta
diberi nomor urut
peringkat, untuk
a. Membuat
rangkuman/simpu
lan
pelajaran.tentang
point-point
penting yang
muncul dalam
kegiatan
pembelajaran
10
menit
penilaian projek. yang baru
dilakukan.
b. Memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
b. Melakukan
refleksi terhadap
kegiatan yang
sudah
dilaksanakan.
c. Merencanakan
kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk tugas
kelompok/
perseorangan (jika
diperlukan).
d. Mengagendakan
pekerjaan rumah.
Membiasakan sikap
bertanggung jawab
dan peduli dengan
tugas yang diberikan
(Karakter)
e. Menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan
berikutnya
f. Memberi salam.
Sikap disiplin dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianut(Karakter)
P. Teknik Penilaian
Penilaian Pengetahuan
Teknik
Penilaian
Keterangan
Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda)
Uraian Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara tertulis
Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
No Nama Siswa
Aspek Perilaku yang
Dinilai Jumla
h Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai BS JJ TJ DS
1 Hery 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
3
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 =
68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai
Penilaian perilaku kegiatan melakukan percobaan
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa. Berilah
tanda ceklis (✓) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dan kehati-hatian dalam
melakukan percobaan
3
Ketekunan dan tanggung jawab dalam
belajar dan bekerja baik secara individu
maupun kelompok
4 Keterampilan berkomunikasi pada saat
belajar
Sikap Disiplin
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial siswa dalam
kedisiplinan. Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin
yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuaiaspek pengamatan
Tidak = Apabila siswa tidak menunjukkan
No Sikap Yang Diamati Melakukan
Ket Y T
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat
waktu
3 Memakai seragam sesuai tata
tertib
4 Mengerjakan tugas yang
diberikan
5 Tertib dalam mengikuti
pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai
dengan langkah yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai
mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata
pelajaran
Mengetahui
Kepala Sekolah
NIP
….….. , ……………… 2019
Guru Mata Pelajaran
NIP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 SELAYAR
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : X/ 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Fungi/Jamur
Alokasi Waktu : 12 JP ( 4 Pertemuan)
Q. Kompetensi Inti
KI SPIRITUAL (KI 1) DAN KI SOSIAL (KI 2)
Kompetensi Sikap Spiritual yang ditumbuhkembangkan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik, yaitu berkaitan dengan
kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sedangkan pada Kompetensi Sikap Sosial berkaitan dengan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, kerjasama, responsive (kritis),pro-aktif (kreatif) dan
percaya diri, serta dapat berkomunikasi dengan baik.
KI PENGETAHUAN (KI 3) KI KETERAMPILAN (KI 4)
KI3:Memahami ,menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah
R. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.9 Mengelompokkan jamur
berdasarkan ciri-ciri, cara
reproduksi, dan mengaitkan
peranannya dalam
kehidupan
3.7.13 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio
dalam Kingdom Fungi.
3.7.14 Menjelaskan dasar pengelompokkan
Fungi.
3.7.15 Mendeskripsikan struktur tubuh
jamur dari berbagai golongan.
3.7.16 Membedakan berbagai golongan
jamur berdasarkan ciri-ciri
morfologinya
3.7.17 Menjelaskan cara-cara
perkembangbiakan yang ditemukan
pada berbagai golongan jamur.
3.7.18 Membedakan spora vegetatif dan
generatif berbagai golongan jamur.
4.7 Menyajikan laporan hasil
investigasi tentang
keanekaragaman jamur dan
4.7.9 Membuat charta siklus hidup jamur
dari berbagai golongan.
4.7.10 Membuat laporan tertulis hasil
peranannya dalam
kehidupan
pengamatan jenis-jenis jamur di
lingkungan sekitarnya (dengan
foto/gambarnya).
4.7.11 Menyajikan data contoh peran jamur
bagi kehidupan.
4.7.12 Membuat makanan dari hasil
fermentasi jamur.
Nilai Karakter
Religius
Mandiri
Gotong royong
Kejujuran
Kerja keras
Percaya diri
Kerjasama
S. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang
dipadukan dengan metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik
yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan,
menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama
dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio dalam Kingdom Fungi.
Menjelaskan dasar pengelompokkan Fungi.
Mendeskripsikan struktur tubuh jamur dari berbagai golongan.
Membedakan berbagai golongan jamur berdasarkan ciri-ciri morfologinya
Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan yang ditemukan pada berbagai
golongan jamur.
Membedakan spora vegetatif dan generatif berbagai golongan jamur.
dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan
bekerjasama dengan baik
Fokus nilai-nilai sikap:
Kejujuran,
Kedisiplinan
Kepedulian dan
Tanggung jawab
T. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
Konsep
Ciri-ciri kelompok jamur berdasarkan morfologi, cara memperoleh nutrisi,
reproduksi
Pengelompokan jamur
Peran jamur dalam bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan
pengembangan iptek
Prinsip
Siklus daur hidup jamur
Pengelompokan jamur
Prosedur
Menyajikan data contoh peran jamur bagi kehidupan.
2. Materi Pembelajaran Remedial
ilmu Biologi.
5. Materi Pembelajaran Pengayaan
Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi
kehidupan
U. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : Discovery Learning
V. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat, Bahan Pembelajaran
e. Media LCD projector,
f. Laptop,
2. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
c. Buku teks pelajaran yang relevan
d. Sumber Internet
W. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Sintak Model
Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
d. Guru memberi salam
dan peserta didik
menjawab salam
dari guru.
d. Peserta didik
mengucapkan
salam khas
sekolah.
10
menit
e. Guru meminta salah
satu peserta
didik/ketua kelas
untuk berdoa
memohon kepada
Allah swt semoga
diberi kelancaran
dan kemudahan
dalam belajar.
e. Ketua kelas
memimpin teman-
teman berdoa
untuk memulai
pembelajaran
f. Guru menanyakan
absensi peserta
didik, peserta didik
menjawab
pertanyaan guru.
f. Peserta didik
mempersiapkan
buku siswa, alat,
dan bahan untuk
mengikuti
pelajaran.
Kegiatan Inti
Fase 1.
Stimulating/
Pemberian
rangsangan.
d. Guru menunjukkan beberapa contoh
pengelompokan jamur Basidiomicityna dan
Deuteromicotyna
e. Guru membimbing peserta didik mengamati
beberapa contoh jamur.
f. Guru merangsang siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait dengan dengan jamur
yang di tunjukkan.
10
Menit
Fase 2.
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
b. Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan/masalah/hal-hal yang
ingin diketahui dari bagan yang
diterimanya.
10
menit
Fase 3. Data
collection
(pengumpula
n data)
b. Guru
membagi
siswa menjadi
6 kelompok.
b. Siswa bekerja dalam
kelompok mencari
informasi sebanyak-
banyaknya tentang
jamur, baik dari buku
atau internet.
15
menit
Fase 4. Data
processing
(pengolahan
data)
c. Mengolah data
d. Siswa bekerja dalam keompok, menjawab
pertanyan-pertanyan yang telah diajukan
dengan menggunakan informasi yang telah
dikumpulkan
15
menit
Fase 5.
Verification
(pembuktian)
b. Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber.
10
menit
Fase 6.
Generalizatio
n (menarik
kesimpulan/
generalisasi)
c. Sebagai perwakilan, beberapa kelompok
maju untuk menyampaikan hasil diskusi.
d. Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelas.
10
menit
Kegiatan Penutup g. Memeriksa pekerjaan
siswa yang selesai
langsung diperiksa.
Peserta didik yang
selesai mengerjakan
projek dengan benar
diberi paraf serta
diberi nomor urut
peringkat, untuk
c. Membuat
rangkuman/simpu
lan
pelajaran.tentang
point-point
penting yang
muncul dalam
kegiatan
pembelajaran
10
menit
penilaian projek. yang baru
dilakukan.
h. Memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
d. Melakukan
refleksi terhadap
kegiatan yang
sudah
dilaksanakan.
i. Merencanakan
kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk tugas
kelompok/
perseorangan (jika
diperlukan).
j. Mengagendakan
pekerjaan rumah.
Membiasakan sikap
bertanggung jawab
dan peduli dengan
tugas yang diberikan
(Karakter)
k. Menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan
berikutnya
l. Memberi salam.
Sikap disiplin dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianut(Karakter)
X. Teknik Penilaian
Penilaian Pengetahuan
Teknik
Penilaian
Keterangan
Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda)
Uraian Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara tertulis
Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
No Nama Siswa
Aspek Perilaku yang
Dinilai Jumla
h Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai BS JJ TJ DS
1 Hery 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
3
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 =
68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai
Penilaian perilaku kegiatan melakukan percobaan
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa. Berilah
tanda ceklis (✓) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dan kehati-hatian dalam
melakukan percobaan
3
Ketekunan dan tanggung jawab dalam
belajar dan bekerja baik secara individu
maupun kelompok
4 Keterampilan berkomunikasi pada saat
belajar
Sikap Disiplin
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial siswa dalam
kedisiplinan. Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin
yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuaiaspek pengamatan
Tidak = Apabila siswa tidak menunjukkan
No Sikap Yang Diamati Melakukan
Ket Y T
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat
waktu
3 Memakai seragam sesuai tata
tertib
4 Mengerjakan tugas yang
diberikan
5 Tertib dalam mengikuti
pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai
dengan langkah yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai
mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata
pelajaran
Mengetahui
Kepala Sekolah
NIP
….….. , ……………… 2019
Guru Mata Pelajaran
NIP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 SELAYAR
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : X/ 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Fungi/Jamur
Alokasi Waktu : 12 JP ( 4 Pertemuan)
Y. Kompetensi Inti
KI SPIRITUAL (KI 1) DAN KI SOSIAL (KI 2)
Kompetensi Sikap Spiritual yang ditumbuhkembangkan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik, yaitu berkaitan dengan
kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sedangkan pada Kompetensi Sikap Sosial berkaitan dengan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, kerjasama, responsive (kritis),pro-aktif (kreatif) dan
percaya diri, serta dapat berkomunikasi dengan baik.
KI PENGETAHUAN (KI 3) KI KETERAMPILAN (KI 4)
KI3:Memahami ,menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan
KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah
metoda sesuai kaidah keilmuan
Z. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.10 Mengelompokkan jamur
berdasarkan ciri-ciri, cara
reproduksi, dan mengaitkan
peranannya dalam
kehidupan
3.7.19 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio
dalam Kingdom Fungi.
3.7.20 Menjelaskan dasar pengelompokkan
Fungi.
3.7.21 Mendeskripsikan struktur tubuh
jamur dari berbagai golongan.
3.7.22 Membedakan berbagai golongan
jamur berdasarkan ciri-ciri
morfologinya
3.7.23 Menjelaskan cara-cara
perkembangbiakan yang ditemukan
pada berbagai golongan jamur.
3.7.24 Membedakan spora vegetatif dan
generatif berbagai golongan jamur.
4.7 Menyajikan laporan hasil
investigasi tentang
4.7.13 Membuat charta siklus hidup jamur
dari berbagai golongan.
keanekaragaman jamur dan
peranannya dalam
kehidupan
4.7.14 Membuat laporan tertulis hasil
pengamatan jenis-jenis jamur di
lingkungan sekitarnya (dengan
foto/gambarnya).
4.7.15 Menyajikan data contoh peran jamur
bagi kehidupan.
4.7.16 Membuat makanan dari hasil
fermentasi jamur.
Nilai Karakter
Religius
Mandiri
Gotong royong
Kejujuran
Kerja keras
Percaya diri
Kerjasama
AA. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang
dipadukan dengan metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik
yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan,
menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama
dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio dalam Kingdom Fungi.
Menjelaskan dasar pengelompokkan Fungi.
Mendeskripsikan struktur tubuh jamur dari berbagai golongan.
Membedakan berbagai golongan jamur berdasarkan ciri-ciri morfologinya
Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan yang ditemukan pada berbagai
golongan jamur.
Membedakan spora vegetatif dan generatif berbagai golongan jamur.
dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan
bekerjasama dengan baik
Fokus nilai-nilai sikap:
Kejujuran,
Kedisiplinan
Kepedulian dan
Tanggung jawab
BB. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
Konsep
Ciri-ciri kelompok jamur berdasarkan morfologi, cara memperoleh nutrisi,
reproduksi
Pengelompokan jamur
Peran jamur dalam bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan
pengembangan iptek
Prinsip
Siklus daur hidup jamur
Pengelompokan jamur
Prosedur
Menyajikan data contoh peran jamur bagi kehidupan.
2. Materi Pembelajaran Remedial
ilmu Biologi.
6. Materi Pembelajaran Pengayaan
Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi
kehidupan
CC. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : Discovery Learning
DD. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media/alat, Bahan Pembelajaran
g. Media LCD projector,
h. Laptop,
2. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
c. Buku teks pelajaran yang relevan
d. Sumber Internet
EE. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Sintak Model
Pembelajaran
Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
g. Guru memberi salam
dan peserta didik
menjawab salam
dari guru.
g. Peserta didik
mengucapkan
salam khas
sekolah.
10
menit
h. Guru meminta salah
satu peserta
didik/ketua kelas
untuk berdoa
memohon kepada
Allah swt semoga
diberi kelancaran
dan kemudahan
dalam belajar.
h. Ketua kelas
memimpin teman-
teman berdoa
untuk memulai
pembelajaran
i. Guru menanyakan
absensi peserta
didik, peserta didik
menjawab
pertanyaan guru.
i. Peserta didik
mempersiapkan
buku siswa, alat,
dan bahan untuk
mengikuti
pelajaran.
Kegiatan Inti
Fase 1.
Stimulating/
Pemberian
rangsangan.
g. Guru menunjukkan peran jamur dalam
bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan
pengembangan iptek.
h. Guru membimbing peserta didik mengamati
peran jamur dalam bidang ekologi,
ekonomi, kesehatan, dan pengembangan
iptek.
i. Guru merangsang siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait dengan dengan peran
jamur dalam bidang ekologi, ekonomi,
kesehatan, dan pengembangan iptek.
10
Menit
Fase 2.
Problem
statemen
c. Guru memberikan kesempatan pada peserta
didik untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan/masalah/hal-hal yang
10
menit
(pertanyaan/
identifikasi
masalah)
ingin diketahui dari bagan yang
diterimanya.
Fase 3. Data
collection
(pengumpula
n data)
c. Guru
membagi
siswa menjadi
6 kelompok.
c. Siswa bekerja dalam
kelompok mencari
informasi sebanyak-
banyaknya tentang
jamur, baik dari buku
atau internet.
15
menit
Fase 4. Data
processing
(pengolahan
data)
e. Mengolah data
f. Siswa bekerja dalam keompok, menjawab
pertanyan-pertanyan yang telah diajukan
dengan menggunakan informasi yang telah
dikumpulkan
15
menit
Fase 5.
Verification
(pembuktian)
c. Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber.
10
menit
Fase 6.
Generalizatio
n (menarik
kesimpulan/
generalisasi)
e. Sebagai perwakilan, beberapa kelompok
maju untuk menyampaikan hasil diskusi.
f. Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelas.
10
menit
Kegiatan Penutup m. Memeriksa pekerjaan
siswa yang selesai
langsung diperiksa.
Peserta didik yang
selesai mengerjakan
projek dengan benar
diberi paraf serta
diberi nomor urut
peringkat, untuk
penilaian projek.
e. Membuat
rangkuman/simpu
lan
pelajaran.tentang
point-point
penting yang
muncul dalam
kegiatan
pembelajaran
yang baru
dilakukan.
10
menit
n. Memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang
memiliki kinerja dan
kerjasama yang baik.
f. Melakukan
refleksi terhadap
kegiatan yang
sudah
dilaksanakan.
o. Merencanakan
kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk tugas
kelompok/
perseorangan (jika
diperlukan).
p. Mengagendakan
pekerjaan rumah.
Membiasakan sikap
bertanggung jawab
dan peduli dengan
tugas yang diberikan
(Karakter)
q. Menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan
berikutnya
r. Memberi salam.
Sikap disiplin dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianut(Karakter)
FF. Teknik Penilaian
Penilaian Pengetahuan
Teknik
Penilaian
Keterangan
Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda)
Uraian Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara tertulis
Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
No Nama Siswa
Aspek Perilaku yang
Dinilai Jumla
h Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai BS JJ TJ DS
1 Hery 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
3
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 =
68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai
Penilaian perilaku kegiatan melakukan percobaan
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa. Berilah
tanda ceklis (✓) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
No Aspek yang dinilai Penilaian Keterangan
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dan kehati-hatian dalam
melakukan percobaan
3
Ketekunan dan tanggung jawab dalam
belajar dan bekerja baik secara individu
maupun kelompok
4 Keterampilan berkomunikasi pada saat
belajar
Sikap Disiplin
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial siswa dalam
kedisiplinan. Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin
yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuaiaspek pengamatan
Tidak = Apabila siswa tidak menunjukkan
No Sikap Yang Diamati Melakukan
Ket Y T
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat
waktu
3 Memakai seragam sesuai tata
tertib
4 Mengerjakan tugas yang
diberikan
5 Tertib dalam mengikuti
pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai
dengan langkah yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai
mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata
pelajaran
Mengetahui
Kepala Sekolah
NIP
….….. , ……………… 2019
Guru Mata Pelajaran
NIP
C.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa
C.2 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
C.3 Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Siswa
LKS
LEMBAR KERJA SISWA
KINGDOM
FUNGI/JAMUR
UNTUK TINGKAT SMA/MA
NAMA :…………………………………...............
NO. ABSEN :……………………………………………….
KELAS :……………………………………………….
SEKOLAH :……………………………………………….
1. Mengapa fungi termasuk organisme heterotrop….
a. Dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis
b. Tidak dapat membuat makanan sendiri dan mengabsorbsi
(menyerap) nutrient dari lingkungan diluar tubuhnya
c. Dapat membuat makanan sendiri melalui absorbsi (penyerapan
nutrien)
d. Tidak dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis
e. Dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis dan
absorbsi
2. Perhatikan gambar dibawah ini!
Fungi ini hidup sebagai….
a. Fungi parasitik
b. Fung mutualis
c. Fungi dekomposer
Latihan Soal
a. Pilihan
ganda
d. Fungi saprofit
e. Fungi haustoria
3. Absorpsi nutrient oleh fungi/jamur dengan cara menguraikan
organisme mati disebut ....
a. dekomposer
b. parasit
c. mutualisme
d. haustoria
e. saprofit
4. Struktur tubuh fungi terdiri atas….
a. Fungi multiseluler dan fungi uniseluler
b. Fungi multiseluler dan fungi parasitik
c. Fungi multiseluler dan fungi dekomposer
d. Fungi uniseluler dan fungi decomposer
e. Fungi uniseluler dan fungi mutualis
5. Reproduksi pada fungi secara seksual dilakukan dengan cara….
a. Fragmentasi, pembentukan tunas, dan basidiospora
b. Zigospora, askospora, dan basidiospora
c. Konidiospora, fragmentasi, dan pembentukan tunas
d. Zigospora, konidiospora, dan askospora
e. Fragmentasi, zigospora, dankonidiospora
6. Peranan fungi/jamur bagimanusia adalah sebagai berikut,
kecuali....
a. Dekomposer
b. Bahan makanan
c. Sebagai antibiotik
d. Sebagai bahan obat-obatan
e. Sebagai material bahan bangunan
7. Berikut ini jenis fungi/jamur yang dapat dikonsumsi, kecuali….
a. Helminthos poriumoryzae
b. Auricularia polytricha
c. Volvariella volvaceae
d. Neuros poracrassa
e. Saccharomyces tuac
8. Jenis fungi/jamur yang berperan sebagai antibiotick adalah….
a. Pilobolus sp.
b. Volvariella volvaceae
c. Neuros poracrassa
d. Saccharomyces tuac
e. Penicillium notatum
9. Jamur Ustila gomaydis merupakan jamur yang merugikan
karena….
a. Menyebabkan penyakit pada tanaman jagung dan tembakau
b. Menyebabkan infeksi pada vagina
c. Menyebabkan penyakit pada perbungaan tanaman gandum
d. Menyebabkan penyakit kurap atau panu
e. Menyebabkan penyakit pada kaki atlet
10. Berikut beberapa jenis jamur yang merugikan, kecuali….
a. Claviceps purpurea
b. Aspergillus flavus
c. Helminthosporiu moryzae
d. Candida albicans
e. Pilobolus sp.
1. Sebutkan bagian-bagian jamur berikut ini!
A = …………………..
B = …………………..
C = …………………..
D = …………………..
E = …………………..
2. Divisi Zygomicota membentuk alat penghasil spora seksual yang disebut…..
a. Sporangium
b. Konidium
c. Zygosporangium
d. Askus
e. Basidium
A
B
C
D
E
PILIHAN GANDA
PETUNJUK :
Berilah tanda silang { X } pada huruf a, b, c, d, dan e pada jawaban yang
paling tepat.
3. Lengkapilah keterangan gambar jamur berikut ini!
A = …………………
B = …………………
C = ………………...
D = …………………
4. Spora aseksual yang dihasilkan oleh divisi zygomicotina adalah…
a. Soprangiospora
b. Konidiospora
c. Zygospora
d. Askospora
e. Basidiospora
5. Salah satu contoh jamur dari divisi Zygomicota yang bermanfaat dalam
pembuatan tempe adalah…
a. Rhyzopus stolonifer
b. Rhyzopus oryzae
c. Rhyzopus nigricans
d. Rhyzopus oligosporus
e. Mucor mucedo
6. Salah satu contoh jamur dari divisi Zygomicota yang habitatnya pada kotoran
ternak adalah…
a. Rhyzopus stolonifer
A
B
D
E
b. Rhyzopus oryzae
c. Rhyzopus nigricans
d. Rhyzopus oligosporus
e. Mucor mucedo
7. Perhatikan daur reproduksi Ascomycotina ini!
Askokarp, pembelahan meiosis, dan askospora secara berturut-turut ditunjukkan
oleh nomor…
a. 1, 2 dan 3
b. 2, 3 dan 4
c. 2, 4 dan 5
d. 3, 4 dan 5
e. 3, 5 dan 6
8. Pernyataan yang benar dari reproduksi seksual Ascomycota adalah…
a. Plasmogami terjadi dalam anteridium sedangkan kariogami terjadi dalam
askogonium
b. Memiliki gametangium yang masing-masing berinti haploid, gametangium
akan berdekatan dan terjadi kariogami
c. Hifa tidak berdiferensiasi menjadi gametangium sehingga reproduksi seksual
dilakukan melalui somatogami
d. Setelah plasmogami terjadi maka askogonium akan mengirimkan intinya
kepada anteridium melalui trikogen
e. Askogonium membentuk trikogen sebagai saluran penghubung dengan
anteridium
9. Aflatoksin adalah racun yang dihasilkan oleh jamur yang tumbuh di kacang tanah.
Aflatoksin dihasilkan oleh jamur ….
a. Rhizopus
12
6
5
3
4
1
b. Tricoderma
c. Fusarium
d. Aspergillus
e. Penicillium
10. Perhatikan table di bawah ini!
Jenis Ascomycotina Peranan dalam kehidupan manusia
1. Aspergillus wentii
2. Penicillium chrysogenum
3. Saccharomyces cereviceae
4. Neurospora crassa
a. Membuat adonan kue/roti
b. Penghasil antibiotika
c. Pembuatan oncom
d. Pembuatan kecap
Yang menunjukkan hubungan jenis jamur dan peranannya yang benar adalah ….
a. 1 dengan b
b. 2 dengan a
c. 3 dengan d
d. 4 dengan c
e. 1 dengan c
11. Jamur shiitake banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan terutama di Cina
dan Jepang. Jamur ini dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Nama ilmiah jamur shiitake adalah…
a. Pleurotus sp
b. Volvariella volvacea
c. Amanita muscaria
d. Auricularia polytrica
e. Lentinulla edodes
12. Perhatikan ciri-ciri jamur berikut!
1. Hifa bersekat
2. Reproduksi seksual dengan zygospora
3. Disebut sebagai fungi imperfecti
4. Menyebabkan penyakit kaki atlet
5. Dapat dikonsumsi
Ciri-ciri Deuteromycota adalah…
a. 1, 2 dan 3
b. 1, 3 dan 4
c. 1, 4 dan 5
d. 3, 3 dan 4
e. 3, 4 dan 5
13. Jamur Divisi Deuteromicotina disebut juga sebagai fungi imperfecti atau jamur yang tidak sempurna karena…
a. Belum memiliki spora aseksual
b. Bagian tubuhnya tidak sempurna dibanding jamur divisi lainnya
c. Alat dan siklus reproduksi seksualnya belum diketahui dengan jelas dan pasti
d. Jamur divisi ini belum mengalami pertumbuhan yang sempurna pada
konidiumnya
e. Spora aseksualnya dihasilkan oleh konidium
14. Pilihlah jawaban yang paling tepat!
Jenis Reproduksi
vegetatif
Simbiosis Kegunaan Sensitif
terhadap
a Lichen Konidia Mutualisme Tanaman
hias
Air
b Lichen Spora Komensalisme Tanaman
obat
Cahaya
matahari
c Lichen Zigospora Komensalisme Tanamanan
obat
Air dan
cahaya
matahari
d Lichen Soredia Parasitisme Tanaman
obat
Polutan
berbahaya
e Lichen Soredia mutualisme Organisme
perintis
Polutan
berbahaya
15. Selain dengan fragmentasi, lichen dapat melakukan reproduksi aseksual dengan
membentuk…
a. Soredia
b. Askus
c. Spora
d. Basidiokarp
e. Anteridium
16. Perhatikan gambar lichen berikut!
Lichen gambar di atas mempunyai bentuk…
a. Hifa
b. Krustose
c. Feliose
d. Frutikose
e. Rhizoid
17. Mikoriza merupakan sebutan untuk simbiosis mutualisme yang terjadi
antara…(1)
a. Fungi dengan tumbuhan lumut
b. Fungi dengan alga hijau-biru
c. Fungi dengan akar tumbuhan
d. Fungi dengan batang tumbuhan
e. Alga hijau-biru dengan akar tumbuhan
18. Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk ….
a. Konidium
b. Sporangium
c. Gemma
d. Sorus
e. Hifa
19. Di bawah ini yang bukan merupakan perkembangbiakan jamur secara aseksual
adalah ….
a. Fragmentasi
b. Pembentukan konidia
c. Pertunasan
d. Pembentukan spora
e. Peleburan sel
20. Jamur dapat hidup di hutan yang sangat lebat karena jamur ….
a. Hidup di tempat kering
b. Membutuhkan banyak bahan anorganik
c. Tidak membuat sendiri makanannya
d. Memerlukan tempat yang sejuk
e. Memerlukan sinar
21. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas menghasilkan spora yang disebut…
a. Zigosporangium
b. Askospora
c. Basidiospora
d. Sporangiospora
e. Konidiospora
22. Bagian yang ditunjuk adalah...
a. Konidia
b. Konidiofor
c. Hifa
d. Askospora
e. Zigospora
23. Perhatikan tabel berikut.
No Ciri-ciri
Jenis Jamur
A B C
1. Hifa tidak bersekat + - -
2. Hifa bersekat - + +
3. Spora dibentuk di
dalam askus
- + -
4. Spora dibentuk di
dalam basidium
- - +
Berdasarkan tabel tersebut, jenis jamur A, B dan C berturut-turut termasuk…
a. Ascomycota – Basidiomycota – Zygomycota
b. Zygomycota – Ascomycota – Basidiomycota
c. Ascomycota – Deuteromycota – Basidiomycota
d. Basidiomycota – Zygomycota – Deuteromycota
e. Zygomycota – Deuteromycota – Ascomycota
24. Dinding sel jamur sebagian besar tersusun atas…
a. Kitin
b. Lipid
c. Ion organik
d. Fosfat
e. Peptidoglikan
25. Di bawah ini adalah jenis spora pada jamur
1. Sporangiospora
2. Askospora
3. Zigospora
4. Basidiospora
5. Konidiospora
Spora yang terbentuk secara aseksual adalah…
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 1 dan 5
e. 2, 3 dan 4
26. Trichoderma ressei mampu menghasilkan enzim selulase yang dapat digunakan
untuk memproduksi…
a. Kecap
b. Oncom
c. Keju
d. Antibiotik penisilin
e. Protein sel tunggal
27. Alat reproduksi seksual Divisi Basidiomicotina adalah…
a. Basidiospora
b. Basidiokarp
c. Basidium
d. Konidiospora
e. Konidium
28. Berikut ciri-ciri jamur berikut:
1. Hifa senositik
2. Hifa bersekat
3. Inti haploid atau inti dikariotik
4. Reproduksi aseksual dengan sporangiospora
5. Reproduksi seksual dengan basidiospora
Dari ciri-ciri jamur di atas, yang merupakan ciri-ciri jamur divisi Basidiomycota
adalah…
a. 1, 2dan 3
b. 1, 3 dan 4
c. 1, 4 dan 5
d. 2, 3 dan 4
e. 2, 3 dan 5
29. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di atas adalah empat tonjolan yang dibentuk oleh basidium yaitu…
a. Stigmata
b. Sterigma
c. Soredia
d. Skleosis
e. Strobila
30. Perhatikan gambar berikut!
Jamur yang termasuk berkembang biak secara seksual dengan basidiospora adalah
nomor….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 3 dan 5
e. 5 dan 6
D.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru
D.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR KELAS
KONTROL X IPA 2
N No. Urut Nilai Pretest Nilai Posttest
1 30 87
2 40 83
3 47 77
4 60 80
5 20 73
6 40 80
7 33 77
8 33 80
9 40 73
10 57 80
11 23 70
12 40 80
13 33 73
14 20 87
15 43 77
16 33 77
17 50 63
18 43 73
19 33 80
20 43 83
21 30 77
22 40 77
23 23 80
24 30 73
25 33 83
26 43 70
27 23 70
28 30 73
29 23 67
30 37 63
31 27 77
32 27 73
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR KELAS
EKSPERIMEN X IPA 1
N No. Urut Nilai Pretest Nilai Posttest
1 43 80
2 53 83
3 50 90
4 67 77
5 40 73
6 47 80
7 50 83
8 60 77
9 60 87
10 53 87
11 53 80
12 57 77
13 60 70
14 33 73
15 37 83
16 50 80
17 63 90
18 47 83
19 40 87
20 47 87
21 57 93
22 57 73
23 47 83
24 43 87
25 43 77
26 57 80
27 43 77
28 47 77
29 50 87
30 60 70
31 47 77
32 53 77
Descriptives
kelas Statistic Std. Error
hasil belajar siswa
1
Mean 36.82 1.907
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 32.93
Upper Bound 40.70
5% Trimmed Mean 36.62
Median 37.00
Variance 119.966
Std. Deviation 10.953
Minimum 20
Maximum 60
Range 40
Interquartile Range 17
Skewness .218 .409
Kurtosis -.858 .798
2
Mean 75.15 1.981
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 71.12
Upper Bound 79.19
5% Trimmed Mean 75.72
Median 77.00
Variance 129.445
Std. Deviation 11.377
Minimum 50
Maximum 90
Range 40
Interquartile Range 16
Skewness -.633 .409
Kurtosis -.458 .798
3
Mean 33.15 1.578
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 29.94
Upper Bound 36.37
5% Trimmed Mean 32.78
Median 30.00
Variance 82.133
Std. Deviation 9.063
Minimum 20
Maximum 53
Range 33
Interquartile Range 13
Skewness .606 .409
Kurtosis -.380 .798
4
Mean 82.03 1.644
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 78.68
Upper Bound 85.38
5% Trimmed Mean 82.42
Median 80.00
Variance 89.155
Std. Deviation 9.442
Minimum 60
Maximum 97
Range 37
Interquartile Range 13
Skewness -.483 .409
Kurtosis .078 .798
UjiNormal
Case Processing Summary
Kelas Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil Belajar Siswa
1 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%
2 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%
3 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%
4 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%
Tests of Normality
Kelas Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Belajar Siswa
1 .127 33 .193 .959 33 .236
2 .149 33 .061 .928 33 .031
3 .151 33 .054 .939 33 .062
4 .115 33 .200* .951 33 .139
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Homogen
Pretest
Test of Homogeneity of Variances
Hasil belajar siswa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.421 1 64 .125
ANOVA
Hasil belajar siswa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 186.751 1 186.751 1.838 .180
Within Groups 6502.233 64 101.597
Total 6688.985 65
Postest
Test of Homogeneity of Variances
Hasil belajar siswa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.882 1 64 .175
ANOVA
Hasil belajar siswa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 780.742 1 780.742 7.143 .010
Within Groups 6995.212 64 109.300
Total 7775.955 65
Uji independent
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil Belajar Siswa 1 33 36.82 10.953 1.907
2 33 75.15 11.377 1.981
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Hasil Belajar
Siswa
Equal variances
assumed
.016 .899 -
13.9
44
64 .000 -38.333 2.749 -43.825 -32.841
Equal variances
not assumed
-
13.9
44
63
.9
08
.000 -38.333 2.749 -43.826 -32.841
Uji Ngain
Case Processing Summary
Kelas Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
NGain_Score Eksperimen 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%
Kontrol 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
NGain_Score Eksperimen
Mean .7393 .02138
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .6957
Upper Bound .7828
5% Trimmed Mean .7443
Median .7403
Variance .015
Std. Deviation .12280
Minimum .43
Maximum .96
Range .53
Interquartile Range .15
Skewness -.586 .409
Kurtosis .564 .798
Kontrol
Mean .6106 .02742
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound .5547
Upper Bound .6664
5% Trimmed Mean .6176
Median .6494
Variance .025
Std. Deviation .15751
Minimum .25
Maximum .83
Range .59
Interquartile Range .21
Skewness -.726 .409
Kurtosis -.144 .798
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Mata pelajaran :
Materi :
Hari/ tanggal :
A. Isilah kolom skor sesuai pedoman pensekoran berikut
Pedoman Penskoran Setiap Indikator
a. Skor 5 : Jika semua kegiatan muncul
b. Skor 4 : Jika tiga kegiatan muncul
c. Skor 3 : Jika dua kegiatan muncul
d. Skor 2 : Jika satu kegiatan muncul
e. Skor 1 : Jika tidak ada kegiatan yang muncul
B. Isilah kolom catatan dengan kegiatan yang muncul
Tahap Indikator Kegiatan Skor Catatan
1.Melakukan
aktivitas rutin
sehari-hari
a. Mengucapkan salam
b. Mengabsen siswa
c. Menciptakan suasana belajar
yang kondusif.
d. Membangkitkan keterlibatan
siswa
2.Menyampaikan
tujuan
a. Tujuan pembelajaran
disampaikan di awal
Awal
pembelajaran.
b. Tujuan pembelajaran sesuai
dengan materi
c. Tujuan sesuai dengan lembar
kerja
d. Tujuan diungkapkan dengan
bahasa yang mudah difahami
siswa
3.Menentukan
materi dan
pentingnya
materi
a. Mempertegas materi yang
akan dipelajari
b. Menjelaskan pentingnya
materi dalam pembelajaran
IPA
c. Menjelaskan pentingnya
materi dalam kehiduan sehari-
hari
d. Meminta siswa bertanya
4.Membangkitka
n pengetahuan
a. Menanyakan pengetahuan
atau pengalaman siswa
tentang materi.
b. memancing siswa untuk
mengingat kembali materi
c. mengaitkan pengetahuan
yang dimiliki siswa dengan
kehidupan sehari – hari .
d. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya
5.membentuk kelompok
a. Kelompok terdiri dari 5
orang
b. kelompok terdiri dari siswa
yang berkemampuan tinggi,
sedang dan rendah
c. kelompok terdiri dari laki –
laki dan perempuan
d. kelompok tidak memiliki
ketua dan sekertaris
6. Menjelaskan
tugas kelompok
a. Menjelaskan bahwa semua
anggota kelompok harus aktif.
b. Menjelaskan bahwa semua
anggota kelompok harus
bekerja sama.
c. Menjelaskan bahwa semua
anggota kelompok harus
saling membagi tugas.
d. Menjelaskan bahwa anggota
kelompok harus memahami
materi.
Inti
1.Meminta siswa
memahami
lembar kerja
a. Meminta siswa memahami
lembar kerja.
b. Meminta siswa membaca
lembar kerja.
c. Meminta siswa memahami
maksud lembar kerja dengan
diskusi sesama anggota
kelompok.
d. Memancing dan mendorong
siswa untuk bertannya.
2.Meminta siswa
masing-masing
kelompok
bekerja sesuai
dengan materi
yang diberikan
a. Meminta siswa bekerja sesuai
petunjuk lembar kerja.
b. Meminta siswa menjawab
setiap pertanyaan pada lembar
kerja.
c. Meminta siswa bekerja
dengan alat peraga yang
disediakan.
d. Meminta siswa bekerja sama
dalam kelompok
3.Membimbing
dan
mengarahkan
kelompok
dalam
berdiskusi
a. Memantau kerja setiap
kelompok dengan berkeliling.
b. Meminta siswa agar tidak
berkerja secara individual.
c. Membantu kelompok yang
mengalami kesulitan.
d. Memotivasi siswa yang
kurang aktif dalam kelompok.
4.Meminta
kelompok
melaporkan
hasil kerjanya
a. Meminta giliran kelompok
pelapor.
b. Memberi kesempatan kepada
pelapor untuk menuliskan
laporannya di papan tulis.
c. Meminta dan member
kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi.
d. Meminta dan memberi
kesempatan kelompok lain
untuk merespon tanggapan
Akhir
1.Melakukan
evaluasi
a. Melakukan tanya jawab
secara lisan kepada siswa
secara acak.
b. Memberikan soal yang sesuai
dengan materi yang dipelajari.
c. Memberikan soal yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran
2.Mengakhiri
pembelajaran
a.Mengatur kelas dengan
kembali dalam posisi semula
b.Memotivasi siswa siswa untuk
lebih giat belajar
c.Menginformasikan materi
pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya.
d.Memberikan pesan moral
d.Menutup dengan salam
Jumlah skor
Prosentase Nilai Rata-Rata = Jumlah Skor
x 100% Skor Maksimal
Taraf Keberhasilan Tindakan
a. 90% NR 100% : Sangat baik
b. 80% NR 89% : Baik
c. 70% NR 79% : Cukup
d. 60% NR 69% : Kurang
e. 0% NR 59% : Kurang Sekali
Selayar, 26 November 2019
SUNARTI
E.1 Dokumentasi Penelitian
LAMPIRAN E
E.1 Dokumentasi
1. Pemberian Pretest
2. Diskusi Kelompok
3. Pemberian Postest
4. Foto bersama kepala sekoah SMA 2 Selayar
RIWAYAT HIDUP
Nur Anisa. Diahirkan di Lebo, Kabupaten Kepulauan
Selayar pada tanggal 28 April 1996, dari pasangan Ayahanda
Durusi dan Ibunda Timang. Penulis masuk sekolah dasar
pada tahun 2003 di SD Inpres Lebo Kabupaten Kepulauan
Selayar dan tamat tahun 2009, tamat SMP Negeri 4
Bontosikuyu tahun 2012, dan tama SMK Negeri 1 Benteng tahun 2015. Pada tahun
yang sama (2005), penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata 1 (S1)
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Imu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2020.