pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar biologi siswa kelas xi smk...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI
SMK PERTANIAN NEGERI 2 TUGUMULYO
KABUPATEN MUSI RAWAS
ARTIKEL ILMIAH
Oleh:
Nama : LUCIA ERTIKA
NPM : 4012068
Prodi : PENDIDIKAN BIOLOGI
Dosen Pembimbing : 1. Linna Fitriani, M.Pd.
2. Hj. Ivoni Susanti, M.Pd.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
( STKIP-PGRI ) LUBUKLINGGAU
2017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI
SMK PERTANIAN NEGERI 2 TUGUMULYO
KABUPATEN MUSI RAWAS
Oleh: Lucia Ertika 1, Linna fitriani, M.Pd
2, Hj. Ivoni Susanti, M.Pd.Si
3
1 Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau
2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
Email: [email protected]
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMK Pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kabupaten
Musi Rawas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMK
Pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas. Jenis penelitian ini
adalah penelitian eksprimen dengan metode penelitian kuantitatif dan
menggunakan desain control group Pretes-Posttes group Design. Populasi dalam
penelitian seluruh siswa kelas XI SMK Pertanian Negeri 2 Tugumulyo yang
berjumlah 114 siswa. Sampel diambil secara acak, sehingga didapatkan kelas XI.3
yang berjumlah 38 siswa sebagai kelas eksprimen dan kelas XI.1 yang berjumlah
38 siswa sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes.
Data yang terkumpul di analisis menggunakan uji-t pada taraf signifikan = 0,05.
Berdasarkan hasil analisis data Post-Tes kelas eksprimen dan kelas kontol
didapatkan thitung = 8,36 dan ttabel =2,26 karena thitung > ttabel, dapat diartikan bahwa
Ada pengaruh model pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar biologi siswa
kelas XI SMK Pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas.
Kata Kunci: Inkuiri, Hasil Belajar
ABSTRACT
This thesis entitled "The Influence of Inquiry Learning Model Against Students
Biology Result of Grade XI SMK Agricultural State 2 Tugumulyo Musi Rawas
Regency. This study aims to determine the Influence of Inquiry Learning Model
Against Students Biology Learning Results Class XI SMK Agriculture Affairs 2
Tugumulyo Musi Rawas Regency. This type of research is an experimental
research with quantitative research method and using Praft-Posttes group design
control group design. Population in research all students class XI SMK
Agriculture Affairs 2 Tugumulyo which amounted to 114 student. Samples were
taken randomly, so that the class XI.3 which is 38 students as the expression class
and XI.1 class, which is 38 students as the control class. Data collection is done
by test technique. The data collected in the analysis using the t-test at a significant
level = 0.05. Based on the results of data analysis Post-Tests class expriment
and class of kontol obtained tcount = 8.36 and ttable = 2.26 for tcount> ttable, can
be interpreted that there is influence of Inquiry learning model on the results of
biology students learning class XI SMK Agriculture Affairs 2 Tugumulyo District
Musi Rawas.
Keywords: Inquiry, Learning Outcomes
Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan
manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan
atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi
sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan
pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai
antisipasi kepentingan masa depan. Hal ini tercantum dalam undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan, bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Selain itu tujuan pendidikan nasional adalah untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Trianto, 2011:1)
Salah satu tolak ukur untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan
diperlukan seorang pendidik yang dalam menyampaikan pembelajaran untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Keberhasilan tersebut sangat bergantung pada
kemampuan perserta didik untuk mengelolah proses belajar mengajar. Hal ini
memiliki makna bahwa proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang
perlu mendapatkan perhatian lebih, karena pada saat belajar mengajar
diharapkan terjadi interaksi langsung antara guru dengan perserta didik dan
siswa dengan siswa lain nya. Untuk itu maka diperlukan pemilihan model
pembelajaran yang tepat ( Utami 2001:79).
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seorang guru harus mampu
memilih model pembelajaran yang menarik dan tepat yang dapat melibatkan
siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Biologi merupakan
salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang turut memberikan
peranan dalam usaha menciptakan manusia yang berkualitas. Untuk itu
diharapkan agar lulusannya memiliki keterampilan dan pola pikir kritis dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi sehingga menyadari kekuasaan
dan kebesaran penciptanya.
Menurut Abdulrahman (2010:10) Dengan menyadari pentingnya peranan
biologi dalam dunia pendidikan dibutuhkan peranan guru dan keterlibatan
siswa secara optimal sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada tanggal 15 April 2016 kepada
guru biologi SMK pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kab. Musi Rawas yang telah
dilakukan oleh peneliti, bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMK
Pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kab. Musi Rawas kelas X sebesar 70. Masih
banyak siswa yang belum memenuhi (KKM). Dilihat dari Ulangan Harian
masih banyak siswa yang belum tuntas. Dari seluruh jumlah siswa kelas X
yang berjumlah 114 siswa, dan yang tuntas hanya 40 siswa (31,8%), sedangkan
siswa yang belum tuntas 74 (68,2%) yang belum mencapai KKM, sehingga
mereka harus mengikuti program remidial. Karena dalam kegiatan belajar
mengajar guru cenderung menggunakan pembelajaran konvensional. Guru
menjadi pusat perhatian sedangkan siswa hanya mendengarkan dan
memperhatikan gurunya saja, sehingga tidak menimbulkan intraksi antara guru,
siswa dan siswa, dan juga sebagian besar siswa menganggap pembelajaran
biologi sebagai pelajaran hapalan, sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa
kurang giat bertukar pikiran atau mengutarakan idenya, dan siswa hanya
sebagai penerima informasi sehingga siswa kurang aktif dalam proses belajar
mengajar.
Melihat lemahnya pengetahuan siswa dalam pembelajaran biologi, perlu
diupayakan suatu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil
belajar biologi, salah satu model yang dapat di tawarkan adalah model
pembelajaran Inkuiri. Karena model ini belum pernah diterapkan disekolah
SMK Pertanian Negeri 2 Tugumulyo.
“Model pembelajaran Inkuiri berperan penting dalam pembelajaran
sehingga siswa menjadi aktif dalam proses poembelajaran. Model
pembelajaran Inkuiri ini diharapkan dapat melatih siswa berani mengemukakan
pendapat dan menemukan sendiri pengetahuannya sehingga akan mengurangi
peran guru dalam prses pembelajaran, dan kebosanan siswa dalam menerima
pelajaran akan berkurang. Model pembelajaran Inkuiri dapat digunakan jika
untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam menggunakan keterampilan,
proses dengan merumuskan pertanyaan yang mengarah pada kegiatan
investigasi, menyusun hipotesis, melakukan percobaan mengumpulkan dan
mengelola data, mengevaluasikan dan mengkomunisikan hasil temuannya
dalam belajar (Trianto, 2011:27)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian
dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar
Biologi siswa Kelas XI SMK Pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kabupaten Musi
Rawas”.
Landasan Teori
Menurut Sanjaya (2011:196) "Model pembelajaran Inkuiri adalah
rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan". Inkuiri terbimbing adalah sebagai proses
pembelajaran dimana guru menyediakan unsur-unsur asas dalam satu
pelajaran dan kemudian meminta anak mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri."
Menurut Sanjaya (2008: 200) "pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu
suatu model pembelajaran Inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru
menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa. Sebagian
perencanaannya dibuat oleh guru, siswa tidak merumuskan problem atau
masalah." Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu
saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Guru harus memberikan
pengarahan dan bimbingan kepada siswa dalam melakukan kegiatan-
kegiatan sehingga siswa yang berifikir lambat atau siswa yang mempunyai
intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang
dilaksanakan dan siswa mempunyai kemampuan berpikir tinggi tidak
memonopoli kegiatan oleh sebab itu guru harus memliiki kemampuan
mengelola kelas yang bagus.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran
inquiri menurut Sanjaya (2011:196) yaitu :
a. Inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya model Inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari
materi pelajaran itu sendiri.
b. Seluruh aktifitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self Belief). Dengan
demikian, model pembelajaran inquiri menempatkan guru bukan
sebagai subjek belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa.
c. Inkuiri mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis
dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam model
pembelajaran inquiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai
materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan
potensi yang dimilikinya.
3. Langkah-langkah model Pembelajaran Inkuiri
Menurut Trianto (2009:172) langkah-langkah model pembelajaran
inkuiri yaitu:
a. Menyajikan pertanyaan atau masalah
b. Membuat hipotesis
c. Merancang percobaan
d. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi
e. Mengumpulkan dan menganalisis data.
f. Membuat kesimpulan.
Langkah-langkah model pembelajaran inquiri Menurut Imas Kurniasih
dan Berlin Sani (2013:201) antara lain:
a. Orientasi
b. Merumuskan masalah
c. Merumuskan hipotesis
d. Mengumpulkan data
e. Menguji hipotesis
f. Merumuskan kesimpulan
Langkah-langkah model pembelajaran inquiri menurut Sanjaya
(2011:201) antara lain :
a. Orientasi
b. Merumuskan masalah
c. Mengajukan hipotesis
d. Mengumpulkan data
e. Menguji hipotesis
f. Merumuskan kesimpulan.
Berdasarkan tiga pendapat di atas maka langkah-langkah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai kepada
siswa.
2. Guru menjelaskan materi teng pencemaran lingkungan (Polusi) dan
pokok bahasan tentang jenis-jenis limbah, jenis-jenis polutan dan
sumber-sumber polusi.
3. Guru memberikan pertanyaan atau masalah sesuai dengan kehidupan
sehari-hari dan siswa diberi kesempatan untuk membuat jawaban
sementara (hipotesis).
4. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dan setiap kelompok diberi
Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
5. Setelah dibentuk kelompok dan dibagikan LKS siswa menyiapkan alat
dan bahan untuk merancang langkah-langkah percobaan sesuai dengan
materi yang diajarkan.
6. Siswa melakukan percobaan dan guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui percobaan.
7. Setelah selesai melakukan percobaan guru memberikan kesempatan salah
satu kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang
terkumpul dari percobaan.
8. Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Metode Peneltian
Berdasarkan dengan permasalahan yang diteliti, maka jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen murni. Desain
penelitian yang digunakan berbentuk pretest-postest control group design
yang melibatkan dua kelompok. Desain ini menggunakan dua kelas yaitu:
satu kelas sebagai kelas eksprimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.
Kelas eksperimmen memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Inkuiri sedangkan kelas control memperoleh pembelajaran
dengan menggunakan model konvensional. Berdasarkan uraian diatas maka
desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 1
Table 1
pre-test and post-test group
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
E O1 X O2
K O1 - O2
Keterangan:
E = Kelompok kelas eksperimen
K = Kelompok kelas kontrol
O 1 = pre-test(tes awal)
X = Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
O2 = post-tes (tes akhir)
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK
Pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kab.Musi Rawas.Secara rinci populasi
penelitian dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2
Populasi Penelitian
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. XI.1 21 18 38
2. XI.2 19 18 39
3. XI.3 21 17 37
Jumlah 70 56 114
Sumber : Tata Usaha SMK Pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kab.Musi Rawas
sampel adalah kelas XI.3 sebagai eksperimen dan kelas XI.1 sebagai
control yang diambil secara acak (sample random).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes. Menurut Sudjiono (2010:136) “berdasarkan sifat dan bentuknya,
data penelitian bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu data kualitatif (data
yang berbentuk kata-kata atau kalimat) dan data kuantitatif (data yang
berbentuk angka).” Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang diambil dengan menggunakan teknik tes.
Tes yang digunakan adalah tes yang berbentuk esay sebanyak 8
soal, karena dengan tes uraian terlihat kemampuan siswa dalam
mempresentasikan setiap soal yang diberikan. Tes dilakukan sebanyak dua
kali yaitu tes awal (pre-test), dilakukan sebelum pembelajaran, dan tes yang
kedua yaitu tes akhir (post-test) dilakukan pada akhir pembelajaran. Tes
digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa. Data yang
terkumpul dianalisis dengan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05.
A. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2017 sampai dengan
tanggal 21 Februari 2017 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI
Smgumulyo Kabupaten Musi Rawas.
Pada penelitian ini, sebelum proses belajar-mengajar terlebih dahulu
peneliti melakukan pre-test post-test. Berjumlah 38 siswa yang merupakan
kelas control, tetapi hanya 37 siswa yang mengikuti pre-test post-test
karna ada satu siswa yang tidak hadir dengan alas an sakit, pada kelas
eksperimen berjumlah 37 siswa yang mengikuti pre-test post-test . Tujuan
dilakukannya pre-test ini untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum mengikuti pembelajaran biologi dengan menggunakan model
pembelajaran Inkuiri yang diterapkan di kelas eksperimen.
a. Deskripsi dan Analisis Data Tes Akhir (Pre-Test) Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Pada penelitian ini hasil perhitungan nilai rata-rata dan
simpangan baku pre-test kelas eksperimen (43,78 dan 10,31 ) dan
kelas kontrol (42,84 dan 9,343). Uji normalitas dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil Pre-test siswa di kedua
kelas berdistribusi normal. Rekapitulasi hasil uji normalitas dapat
dilihat pada tabel 3
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Nilai Pre-test Kelas hitung Dk tabel
Eksperimen 0,7493 5 11,070
Kontrol 1,6594 5 11,070
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan kedua data berdistribusi
normal yaitu kelas eksperimen didapat nilai hitung = 0,7493 dan pada
kelas kontrol didapat nilai hitung = 1,6594. Setelah diketahui bahwa
data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan pengujian
homogenitas sampel yang bertujuan untuk mengetahui keadaan
varians kedua kelompok seragam atau tidak. Varians sampel yang
diambil dari kelas eksperimen dan Kontrol. Berikut ini rekapitulasi
hasil uji homogenitas varians pre-test pada taraf kepercayaan α = 0,05
dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4
Hasil Uji Homogenitas Nilai Pre-test
Kelas S2 hitung
Dk tabel Kesimpulan
Eksprimen 10,59 1,12 36,36 2,26 Homoggen
Kontrol 10,04
Berdasarkan tabel 4 menunjukan kedua adalah homogen.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang telah
peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas
eksperimen dan kontrol pada data pre-test adalah normal dan
homogen. Untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dibuat
maka peneliti melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji dua
kesamaan rata-rata dengan menggunakan uji t.
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh untuk thitung = 1,88 dan ttabel
= 2,00. Sesuai dengan ketentuan perhitungan statistik mengenai
pengujian hipotesis dengan taraf kepercayaan sebesar 0,05 jika thitung
< ttabel maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen dan kelas Kontrol adalah sama, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
b. Deskripsi dan Analisis Data Tes Akhir (Post-Test) Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pada penelitian ini, setelah melakukan pre-test peneliti
melanjutkan dengan melakukan proses belajar mengajar, dimana kedua
kelas eksperimen dan kontrol dalam penelitian ini mendapatkan
perlakuan yang berbeda sesuai dengan model pembelajaran. Pada kelas
XI.3 menggunakan model pembelajaran Inkuiri sedangkan pada kelas
XI.1 menggunakan model pembelajaran konvensional namun dengan
materi pelajaran yang sama yaitu sama-sama diberikan materi
Pencemaran Lingkungan (Polusi). Pada penelitian ini hasil
perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku post-test kelas
eksperimen (75,54 dan 12,62) dan kelas kontrol (68,81 dan 14,28).
Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah data hasil post-test siswa di kedua kelas berdistribusi normal.
Rekapitulasi hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 5
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas Nilai Post-test
Kelas hitung
D
k
tabel Kesimpulan
Eksperimen 10,7575 5 11,070 Normal
Kontrol 4,2146 5 11,070 Normal
Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan kedua data berdistribusi
normal yaitu kelas eksperimen didapat nilai hitung = 10,7575 dan
pada kelas kontrol didapat nilai hitung = 4,2146. Setelah diketahui
bahwa data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan pengujian
homogenitas sampel yang bertujuan untuk mengetahui keadaan varians
kedua kelompok seragam atau tidak. Varians sampel yang diambil dari
kelas eksperimen dan kontrol. Berikut ini rekapitulasi hasil uji
homogenitas varians post-test pada taraf kepercayaan α = 0,05 dapat
dilihat pada tabel 6
Tabel 6
Hasil Uji Homogenitas Nilai Post-test
Kelas S2 hitung Dk tabel Kesimpulan
Eksperimen 12,62 1,28 36,36 2,26 Homogen
Kontrol 14,28
Berdasarkan tabel 6 menunjukan kedua adalah homogen.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang telah peneliti
lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ke dua kelas eksperimen dan
konrtol pada data post-test adalah normal dan homogen. Karena data
berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji kesamaan dua
rata-rata dengan menggunakan uji t. Hasil uji hipotesis yang diperoleh
peneliti untuk nilai post-test dapat dilihat pada tabel 7
Tabel 7
Hasil Uji Hipotesis Nilai Post-test
Test t hitung tabel Kesimpulan
Post-
Test
8,36 2,26 thitung > ttabel , Ho ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis pada tabel 7 hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh untuk thitung = 8,36
dan ttabel = 2,26. Sesuai dengan ketentuan perhitungan statistik
mengenai pengujian hipotesis dengan taraf kepercayaan = 0,05 jika
thitung > ttabel maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa nilai rata-rata
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak sama, maka Ha
diterima dan Ho ditolak.
Pembahasan
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengaruh
model pembelajaran inkuiry terhadap hasil belajar biologi siswa
terutama hasil belajar pada ranah kognitif khususnya di kelas XI SMK
Pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan
analisis data post-test terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelompok diberi perlakuan yang
berbeda, yaitu kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri sedangkan kelompok
kontrol diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.
Model pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran yang
biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dikelas yaitu
dengan menggunakan metode seperti ceramah, tanya jawab,
pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan
untuk melihat perbedaan hasil belajar yang dialami oleh siswa.
Tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri adalah untuk memotivasi siswa agar siswa mandiri dalam belajar
dan keterampilan dalam menyampaikan pendapatnya dan juga
mengembangkan kreatifitasnya dalam belajar.
Pada awalnya pelaksanaan pembelajaran mengalami sedikit
hambatan karena bagi guru dan siswa merupakan pembelajaran yang
baru dan memerlukan waktu yang cukup lama. Pada pertemuan pertama
peneliti melakukan pengamatan dengan berkeliling dikelas saat proses
pembelajaran berlangsung terlihat bahwa siswa kurang aktif dan juga
membuat proses pembelajaran kurang efektif. Namun hambatan yang
terjadi pada pertemuan pertama ini tidak terjadi lagi pada pertemuan
kedua dan ketiga.
Pada saat pertemuan kedua dan ketiga mereka lebih terlihat aktif
dan antusias mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Inkuiri, mereka tidak malu-malu lagi mengungkapkan
pendapat atau pertanyaan, karena siswa sudah merasa tertarik serta aktif
dalam proses pembelajaran. Hal ini membuat siswa mulai terbiasa
dengan pembelajaran menggunakan model Inkuiri. Siswa juga terlihat
lebih tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran ini terlihat
ketika saat melakukan kegiatan pengamatan LKS (1) tentang cara
mengukur kekeruhan air dan ke asaman air dan LKS (2) tentang
dampak polusi terhadap kesehatan dan lingkungan.
Selain itu proses pembelajaran ini dapat mendorong siswa berpikir
dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, dapat menciptakan suasana
akademik yang mendukung berlangsungnya pembelajaran yang
berlangsungnya pada siswa, membantu siswa mengembangkan konsep
diri yang positif, meningkatkan pengharapan sehingga siswa
mengembangkan ide untuk menyelesaikan tugas dengan caranya
sendiri, mengembangkan bakat individual dengan secara optimal dan
menghindarkan siswa cara belajar menghapal. Hal ini sesuai dengan
pendapat “Wulanningsih dkk (2012:83) model Pembelajaran Inkuiri
terbimbing mampu mengembangkan keterampilan proses sains siswa
baik pada berkemampuan akademik tingi, sedang, dan rendah serta
dapat melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran biologi”.
Berbeda dengan kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan
pembelajaran konvensional. pada saat proses pembelajaran berlangsung
siswa terlihat kurang aktif dalam menyimak dan siswa sibuk masing-
masing dan keadaan kelaspun menjadi sulit dikendalikan sehingga
dalam proses pembelajaran kelas kurang kondusif dengan
pembelajaran yang membosankan.
Berdasarkan hasil Post-test pada kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran Inkuiri diperoleh nilai rata-rata
75,54 Sedangkan hasil Post-test kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional dadapatkan nilai rata-rata 68,81
kemudian dari hasil uji normalitas, dan homogenitas didapatkan Fhitung
< Ftabel maka kedua kelas tersebut adalah homogen. hasil perhitungan
normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan, maka kedua kelas
berdistribusi normal dan homogen sehingga uji hipotesis yang
digunakan uji-t, dari hasil uji kesamaan dua rata-rata didapatkan thitung >
ttabel (8,36 > 2,26) jadi dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen lebih besar dari kelas kontrol.
Keterlibatan siswa secara langsung dapat menjadikan siswa lebih
aktif dalam belajar. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Zikrillah (2013) dengan judul pengaruh model pembelajaran
Inquiri terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri Muara Kulam,
dalam kesimpulannya menjelaskan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil
belajar biologi siswa kelas XI SMK Negeri 2 Tugumulyo.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
model pembelajran Inkuiri terhadap hasil belajar biologi siswa kelas
XI.3 SMK Pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kab.Musi Rawas.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai thitung > ttabel (8,36 >
2,26). Maka dapat disimpulkan bahwa Ada Pengaruh Model
pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI.3
SMK Pertanian Negeri 2 Tugumulyo Kab.Musi Rawas
Daftar Pustaka
Abdullrahman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta
Arikunto. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
----------. 2012. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Dasmiati. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa dan Usaha
Guru Menanggulanginya. Jakarta: Depdikbud.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2007. Prosedur Belajar-Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Nurroyani, I. (2015) Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap
hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Sukoharjo. Jurnal
pendidikan Biologi. Volume 7 Nomor 2
Karisam. 2000. Statistika Penelitian. Jakarta: Erlangga.
Kusnandar. 2007. Mendesain Pembelajaran PAIKEM. Bandung: Bumi Aksara.
Riyadi, I. (2015) Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided
Inquiri) pada Materi Sistem Koordinasi untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Batik 2
Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Biologi .
Volume 7 Nomor 2
Sanjaya,W. 2011. STrategi Pembelajaran Berorientasi Estándar Proses
Pendidikan. .Jakarta : Kencana Prenanda Media.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sinegar dan Nara. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika.Bandung: Tarsito.
Suherman, dkk. 2000. Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evalusai
Pendidikan Matematika Untuk Guru dan Calon Guru. Bandung:
Wijayakusuma.
Sugiyono. 2012. Statisitka untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suprijono. 2004. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM).
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Supriyatna. 2006. Desain Pembelajaran Komtapoler. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Utami. 2001. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.