pengaruh model pembelajaran joyfull learning …
TRANSCRIPT
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 275
ojs-unita.com
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JOYFULL LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN MENULIS CERITA FANTASI MELALUI VIRTUAL ONLINE OLEH
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SIPOHOLON
TAHUN AJARAN 2020/2021
Mega Lina Asrina Sinaga
1 , Erlinawati Situmorang
2
1 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli
email: [email protected] 2 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli
email: [email protected]
Abstract - This study aims to determine the effect of the Joyfull learning model on the ability to write
fantasy stories by class VII students of SMP Negeri 2 Sipoholon in the 2020/2021 Academic Year. The
population in this study amounted to 110 people consisting of 4 classes namely VII-1, VII-2, VII-3, and
VII-4. The sample in this study amounted to 28 people who were taken by a simple random sampling
process.
The research method used in this research is the experimental method. Hypothesis testing is done by
using the "t" test. From data processing, the mean value of Pre-test = 61.07, standard deviation = 8.43,
standard error = 1.62. In the post-test, the average value = 77.67, standard deviation = 8.18, standard
error = 1.57. Based on the normality test, the results of the pre-test and post-test were normally
distributed. The value of F is obtained from the table with a level of significance = 0.05 or F_0 (n1 – 1n2
- 1) F_count < F_table or 1.06 < 4.20 so it can be concluded that the sample comes from a homogeneous
population. The results of the calculation of the "t" test obtained the value of t_0 = 7.37. After t_0 is
known, then this value will be consulted with table 1 at a significant level of 5% of 2.05. Based on the
calculations that have been done, it can be seen that t_0 > t_table , which is 7.37 > 2.05.
Thus H_0 (nil hypothesis) is rejected and H_a (alternative hypothesis) is accepted. This proves that the
joyfull learning model has an effect on the ability to write fantasy stories by class VII students of SMP
Negeri 2 Sipoholon for the 2020/2021 Academic Year.
Keywords: Joyful Learning Model, Fantasy Story
Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Joyfull learning
terhadap kemampuan menulis cerita fantasi oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sipoholon Tahun Ajaran
2020/2021. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 110 orang yang terdiri dari 4 kelas yaitu VII-1, VII-
2, VII-3, dan VII-4. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 28 orang yang diambil dengan proses Simple
random sampling.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Dari pengolahan data, diperoleh nilai rata-rata Pre-test =
61,07, standar deviasi = 8,43, standar error = 1,62. Pada Post-test, diperoleh nilai rata-rata = 77,67,
standar deviasi = 8,18, standar error = 1,57. Berdasarkan uji normalitas, hasil pre-test dan post-test
berdistribusi normal. Harga F didapat dari tabel dengan taraf nyata = 0,05 atau (n1 – 1n2 - 1)
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 276
ojs-unita.com
atau 1,06 4,20 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang
homogen. Hasil perhitungan uji “t” diperoleh nilai = 7,37. Setelah diketahui, maka nilai tersebut
akan dikonsultasikan dengan tabel 1 pada taraf signifikan 5% sebesar 2,05. Berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan, maka dapat diketahui , yakni 7,37 .
Dengan demikian (hipotesis nihil) ditolak dan (hipotesis alternatif) diterima. Hal ini membuktikan
bahwa model pembelajaran joyfull learning berpengaruh terhadap kemampuan menulis cerita fantasi
oleh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Sipoholon Tahun Ajaran 2020/2021.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Joyfull Learning, Cerita Fantasi
I. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah salah satu komponen atau
upaya mengembangkan kemampuan individu
sehingga bisa hidup optimal sebagai pribadi
maupun sebagai anggota masyarakat dalam
menghadapi kemajuan zaman. Menurut Carter
V.Good “Pendidikan adalah proses
perkembangan kecakapan seseorang dalam
bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam
masyarakatnya”.
Seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cepat dan pesat
di era globalisasi ini membawa banyak
perubahan di dalam dunia pendidikan. seperti
yang terjadi pada saat ini, dunia harus
menghadapi kenyataan bahwa pandemi saat ini
mengakibatkan pemerintah segera mengeluarkan
kebijakan dan mengubah sistem pendidikan di
Indonesia untuk memutus rantai penyebaran
covid 19 dengan menerapkan pembelajaran
daring atau virtual online yang menjadi solusi
aman bagi keluarga Indonesia di dalam
melakukan pembelajaran.
Pembelajaran online secara umum digunakan
untuk menggambarkan kegiatan belajar
mengajar yang terjadi di ranah online dan
diakses dari jarak jauh melalui suatu perangkat
seperti tablet atau ponsel di situs web atau
melalui aplikasi.
Keterampilan menulis menjadi landasan dalam
pengembangan keterampilan yang berbasis teks
pada kurikulum 2013. Kurikulum 2013
menekankan pada kemampuan peserta didik
dalam mengenali hingga menciptakan berbagai
jenis teks sastra maupun nonsastra. Ada
beberapa jenis teks yang dipelajari peserta didik
di kelas VII SMP/MTS, yaitu teks deskripsi,
teks cerita fantasi, teks prosedur, teks laporan
observasi, dan teks cerita rakyat.
Penelitian kali ini berfokus pada salah satu
kompetensi dasar menulis yaitu menulis cerita
fantasi. Teks cerita fantasi adalah cerita fiksi
bergenre prosa yang isinya menceritakan hal-hal
di luar nalar manusia dan terbentuk dari fantasi
penulis. Dikatakan fantasi karena isi dari
ceritanya memaparkan suatu peristiwa yang
dirangkai oleh pengarang dengan menggunakan
daya khayal sehingga dapat merangsang
imajinatif para pembaca dan menarik minat
pembaca, selain itu cerita fantasi juga dapat
merangsang daya pikir kreatif peserta didik.
Berdasarkan pengamatan yang pernah peneliti
lakukan selama menjalani PPL di kelas VII SMP
Negeri 2 Sipoholon menunjukkan bahwa
sebagian peserta didik mengalami kendala dalam
menulis teks cerita fantasi karena beberapa
faktor, yaitu: 1) kurangnya keseriusan peserta
didik dalam belajar, hal ini terlihat ketika guru
menjelaskan materi pembelajaran, peserta didik
kurang antusias, 2) peserta didik mengalami
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 276
ojs-unita.com
kesulitan dalam menulis ceita fantasi, sehingga
peserta didik malas dan tidak mau berusaha
untuk memikirkan ide-ide yang baru atau cara
untuk memunculkan ide, 3) Model pembelajaran
yang digunakan belum bervariasi sehingga
kurangnya motivasi dan ketertarikan peserta
didik dalam menulis cerita fantasi, 4)
Kemampuan siswa dalam menulis cerita fantasi
belum memenuhi kriteria ketuntasan.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk
meneliti menulis cerita fantasi dengan
menggunakan model pembelajaran joyfull
learning (Pembelajaran yang menyenangkan)
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Dave Meirer menyatakan bahwa “belajar
menyenangkan (joyfull learning) adalah sistem
pembelajaran yang berusaha untuk
membangkitkan minat, adanya keterlibatan
penuh, dan terciptanya makna, pemahaman, nilai
yang membahagiakan pada diri siswa”. Joyfull
learning bisa dilakukan dengan berbagai cara;
bisa melalui nyanyian, belajar berkelompok,
berteka teki, memanfaatkan media, atau bahkan
dengan metode permainan, guru juga dapat
membuat suasana kelas menjadi hidup dengan
cara guru menetapkan peraturan bahwa siswa
bebas mengeluarkan pendapat mengenai materi
pembelajaran tanpa rasa canggung dengan syarat
tetap beretika sehingga siswa merasa senang,
memiliki rasa antusias, dan presepsi yang
menyenangkan selama pembelajaran..Selain itu
dapat mendorong siswa untuk selalu mencari
tahu dan berusaha mencari tahu.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Joyfull
Learning Terhadap Kemampuan Menulis Cerita
Fantasi Melalui Virtual Online Oleh Siswa
Kelas VII SMP Negeri 2 Sipoholon Tahun
Ajaran 2020/2021”
II. KERANGKA TEORITIS,
KERANGKA KONSEPTUAL, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
Pengertian Virtual Learning (Pembelajaran
Daring)
Virtual learning mengacu pada proses
pembelajaran yang terjadi di kelas maya melalui
jaringan internet (Pannen,1999). Penerapan
virtual learning ditujukan untuk mengatasi
masalah keterpisahan ruang dan waktu antara
siswa dan pengajar melalui media digital. Siswa
dapat memperoleh bahan belajar yang sudah
dirancang dalam paket-paket pembelajaran yang
tersedia dalam situs internet.
Model Pembelajaran Joyfull Learning
Joyfull learning berasal dari kata joyfull yang
berarti menyenangkan dan learning yang berarti
pembelajaran, joyfull learning sebenarnya
adalah konsep, strategi, dan praktis
pembelajaran yang merupakan sinergi dan
pembelajaran kontekstual, teori,
konstruktivisme, pembelajaran aktif dan
psikologi perkembangan peserta didik.
Dave Meler menyatakan bahwa “ belajar
menyenangkan (Joyfull learning) adalah sistem
pembelajaran yang berusaha untuk
membangkitkan minat, adanya keterlibatan
penuh, dan terciptanya makna, pemahaman, nilai
yang membahagiakan pada siswa”.
Joyfull learning adalah pendekatan yang
digunakan oleh pengajar, dalam hal ini guru
membuat siswa lebih dapat menerima materi
yang disampaikan yang dikarenakan suasana
yang menyenangkan serta tanpa ketegangan
dalam menciptakan rasa senang selama proses
berlangsung. Rasa senang ini bukan saja
dirasakan oleh siswa semata tetapi juga guru.
Disisi lain, proses pembelajaran ini akan
mencuatkan tingkat kreativitas siswa sebagai
pembelajar dan guru sebagai pengajar.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Joyfull
Learning
● Tentukan prosedur atau langkah-langkah
yang akan diajarkan kepada siswa.
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 277
ojs-unita.com
● Mintalah kepada siswa untuk fokus dan
memperhatikan anda ketika akan segera
memulai proses pembelajaran,
menjelaskan pembelajaran sampai pada
akhirnya pembelajaran selesai. ● Kemudian kirimkanlah video-video
pembelajaran dan contoh cerita fantasi
yang telah kamu siapkan sebelumnya
untuk dibahas, video-video tersebut dapat
kamu ambil dari youtobe dan share ke
peserta didik di grup belajar. ● Perintahkan siswa untuk menonton video
pembelajaran tersebut dengan waktu yang
telah ditentukan, lalu jelaskanlah sedikit
inti-inti dari materi pembelajaran dengan
metode ceramah dan Tanya jawab. ● lalu persilahkan siswa untuk menanyakan
sesuatu yang tidak dimengerti. Guru
memberikan kebebasan kepada siswa
untuk bebas mengeluarkan segala
pendapat,ide,pertanyaan, maupun saran
tentang materi yang dipelajari. Siswa
dapat menjadikan guru menjadi teman
dalam bertukar pikiran tanpa rasa takut
dan segan namun siswa harus tetap
memiliki sopan santun ● Berikan soal latihan atau pertanyaan dari
video pembelajaran tersebut untuk melatih
ingatan peserta didik. ● Siswa kemudian diberi tugas atau latihan
yang disesuaikan pada waktu itu. ● Setelah selesai mengerjakan soal, siswa
disuruh mengirimkan hasil pekerjaannya
tersebut ke dalam grup belajar whatsaap
dalam bentuk gambar/foto. ● Siswa menyimpulkan materi yang
dipelajari. ● Guru menyempurnakan kesimpulan yang
telah diperoleh dari siswa dan
memberikan penghargaan kepada siwa
yang terdahulu mengirimkan jawaban ke
grup belajar tentunya dengan
mempertimbangkan hasil pekerjaanya.
Kelebihan Model Pembelajaran Joyfull
learning
● Suasana belajar rileks dan menyenangkan,
dengan melibatkan kerja otak kiri dan
kanan akan menjadikan belajar murid
lebih ringan dan menyenangkan sehingga
murid tidak mengalami stress dalam
belajarnya. ● Banyak strategi yang bisa diterapkan, ada
banyak jenis metode yang ada di joyfull
learning yang dapat diterapkan dan
dikombinasikan antara metode yang satu
dengan yang lainnya, sehingga kita
tinggal menentukan sendiri jenis metode
mana yang diterapkan. ● Merangsang kreativitas dan aktivitas,
kreativitas terjadi jika kita dapat
menggunakan informasi yang sudah ada
didalam otak kita dan mengombinasikan
dengan informasi yang lain sehingga
tercipta hal baru yang bernilai tambah.
Demikian juga jika kita menggunakan
metode joyfull learning kita akan
menghubungkan metode joyfull learning
kita dengan informasi yang sudah ada di
memori kita untuk dikombinasikan dan
dipadukan antara informasi yang satu
dengan yang lain sehingga tercipta
sesuatu yang baru. ● Lebih bervariasi dalam menyampaikan
materi pembelajaran, dengan penguasaan
materi yang mantap guru dapat mendesain
membungkus suatu penyajian materi
kegiatan belajar mengajar lebih menarik
dengan berbagai variasi agar peserta didik
mengikuti dengan suasana hati yang
gembira dan semangat tinggi.
Kekurangan model pembelajaran joyfull
learning
● Jika guru tidak berhasil mengendalikan
kelas maka kelas akan menjadi sangat
ramai dan susah dikendalikan ● Guru harus mempunyai kreatifitas yang
tinggi agar peserta didik tidak bosan ● Guru harus menguasai banyak metode
pembelajaran karena pada model
pembelajaran joyfull learning harus
menerapkan banyak metode
pembelajaran.
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 278
ojs-unita.com
Manfaat Model Pembelajaran Joyfull
Learning
Manfaat model pembelajaran yang
menyenangkan dalam proses pembelajaran
yakni; guru bisa memunculkan potensi-potensi
yang dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu,
guru dapat mengembalikan fungsi mengajar ke
fitrah awalnya, yakni membangkitkan potensi
anak didik melalui transfer pengetahuan yang
tidak bersifat indoktriner ataupun pendiktean
dengan guru sebagai instrumen dan
fasilitatornya. Disisi lain, pembelajaran yang
menyenangkan dapat membuat siswa berani
mencoba/berbuat, berani bertanya, berani
mengemukakan pendapat/gagasan, berani
mempertanyakan gagasan orang lain.
Hakikat Cerita Fantasi Cerita fantasi adalah salah satu jenis teks narasi,
Narasi merupakan cerita fiksi yang berisi
perkembangan kejadian atau peristiwa, Fiksi
bergenre fantasi merupakan dunia khayal yang
tidak mungkin dijadikan biasa. Cerita fantasi
dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan
dapat diterima sebagai sebuah cerita oleh
pembaca .
Menurut Nurgiyantoro (2012;295) “Cerita
fantasi merupakan cerita fiksi yang
menampilkan khayal dan imajinatif dari seorang
pengarang. Cerita fiksi adalah cerita yang
menampilkan tokoh, alur, latar, atau tema yang
derajat kebenarannya diragukan, baik
menyangkut hampir, seluruh maupun hanya
sebagian cerita. Cerita fantasi menciptakan
dunia imajinatif yang diciptakan sendiri oleh
pengarang cerita”.
Kurniaman dan Jismulatif (2010:44-45)
menjelaskan bahwa “cerita fantasi ialah
karangan yang memaparkan terjadinya
peristiwa, dalam bentuk cerita yang bukan
sebenarnya terjadi melainkan peristiwa rekaan
pengarang. Peristiwa itu adalah peritiwa fiktif”.
Sejalan dengan pendapat Nafsiah dkk. (2012:2)
bahwa “Cerita fantasi adalah cerita yang derajat
kebenarannya diragukan. Apa yang dikisahkan
dalam cerita itu kurang masuk akal, paling tidak
ada bagian-bagian tertentu”.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang
defenisi cerita fantasi , maka dapat disimpulkan
bahwa cerita fantasi merupakan genre cerita
yang mengisahkan tentang sebuah peristiwa
khayalan atau imajinasi dari rekaan pengarang
itu sendiri yang dikaitkan dengan beberapa hal
seperti sejarah, keajaiban, pertukaran waktu dan
tempat, maupun makhluk yang lain di luar
dimensi manusia sehingga derajat kebenarannya
diragukan. Meskipun cerita fantasi memiliki
unsur keajaiban tetapi cerita fantasi berbeda
dengan ilmu sulap.
Unsur-unsur teks Cerita Fantasi a. Tema
b. Tokoh dan Penokohan
c. Alur atau Plot
d. Latar
e. Sudut Pandang
f. Amanat
g. Gaya Bahasa
Ciri- ciri teks cerita fantasi Menurut Kurniaman dan Jismulatif (2012:45),
ada beberapa ciri cerita fantasi berdasarkan dari
segi, yaitu:
1. Berdasarkan segi isi, karangan fantasi
(cerita fantasi) merupakan salah satu
bentuk dari karangan narasi dasar
pembentukanya adalah perbuatan atau
tindakan yang terjadi dalam suatu
rangkaian waktu sehingga merangsang
daya khayal para pembaca 2. Dari segi tujuan, karangan fantasi
bertujuan untuk memperluas pengetahuan
masyarakat. Selain itu, karangan fantasi
berusaha untuk memberikan maksud
tertentu menyampaikan maksud
terselubung kepada pembaca atau
pendengar. Dengan demikian, karangan
fantasi memiliki tujuan untuk
menyelesaikan sebuah permasalahan
dengan cara yang menyenangkan. 3. Berdasarkan segi unsur, karangan fantasi
ditandai dengan adanya penokohan, jalan
cerita (alur), dan konflik. Tidak hanya
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 279
ojs-unita.com
unsur-unsur itu saja, unsur cerita fantasi
meliputi tema, alur, tokoh dan penokohan,
latar, sudut pandang, amanat dan gaya
bercerita. 4. Dari segi penggunaan bahasa, bahasa
yang digunakan menulis bersifat subjektif.
Pilihan kata (diksi) yang digunakan sangat
dipengaruhi oleh jiwa pengarangnya. Hal
ini sejalan dengan penjelasan cerita
fantasi lahir dari pengalaman pengarang
dengan sentuhan fantasi di dalamnya.
Jenis Teks Cerita Fantasi Cerita Fantasi berdasarkan kesesuaiannya
dengan kehidupan nyata yaitu:
a. Cerita fantasi total
Pada cerita kategori ini semua yang terdapat
pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia
nyata. Misalnya, cerita fantasi Nagata itu total
fantasi penulis. Jadi nama orang, nama objek,
nama kota benar-benar rekaan pengarang.
b. Cerita fantasi irisan
Yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi
tetapi masih menggunakan nama-nama daalm
kehidupan nyata, menggunakan nama tempat
yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa
pernah terjadi pada dunia nyata.
Cerita fantasi berdasarkan latar cerita
a. Latar waktu sezaman
Yang berarti latar yang digunakan satu masa,
seperti: fantasi masa kini, fantasi masa lampau,
atau fantasi masa yang akan dating/futuristik
b. Latar lintas waktu
Berarti cerita fantasi menggunakan dua latar
waktu yang berbeda, misalnya: masa kini dan 40
tahun mendatang (futuristik).
Struktur Cerita Fantasi 1. Orientasi
2. Komplikasi
3. Resolusi
Ciri kebahasaan teks cerita fantasi a. Penggunaan kata ganti dan nama orang
sebagai sudut pandang penceritaan b. Penggunaan kata yang mencerap
pancaindra untuk deskripsi latar (tempat,
waktu, suasana)
c. Menggunakan pilihan kata dengan makna
kias dan makna khusus d. Menggunakan kata sambung penanda
urutan waktu e. Penggunaan kata ungkapan keterkejutan f. Penggunaan dialog/kalimat langsung
dalam cerita.
III. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan penulis adalah metode
eksperimen, metode ini dipilih sesuai dengan
masalah dan tujuan penelitian. Krathwohl
(1997:7) memberi keterangan tentang metode
eksperimen ini, yaitu: “Metode penelitian
eksperimen merupakan metode yang bersifat
validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh
satu atau lebih variabel terhadap variabel lain.
Variabel yang memberi pengaruh
dikelompokkan sebagai variabel bebas dan
variabel yang dipengaruhi dikelompokkan
sebagai variabel terikat”.
Untuk itu penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran Joyfull learning
terhadap kemampuan menulis cerita fantasi
melalui virtual online oleh siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Sipoholon Tahun Ajaran 2020/2021.
FORMAT PENILAIAN MENULIS CERITA
FANTASI
N
o
ASPEK
PENILA
IAN
SKOR
4 3 2 1
1 Kelengka
pan
aspek
formal
cerita
fantasi
yang
memuat:
a. Judul
b.
Narasi/N
askah
c. Dialog
Apabil
a cerita
fantasi
memua
t ketiga
indikat
or dan
judulny
a
mengg
ambark
an
keselur
uhan
Apabil
a cerita
fantasi
memua
t ketiga
indikat
or
(misaln
ya ada
judul,
narasi
dan
dialog)
tetapi
Apabi
la
cerita
fantas
i
hanya
memu
at dua
indika
tor
(misal
nya
ada
narasi
Apabil
a
cerita
fantasi
hanya
memu
at satu
indikat
or
(misal
nya
narasi
tanpa
ada
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 280
ojs-unita.com
isi teks
(judul,
narasi,
dan
dialog)
judul
tidak
mengg
ambark
an
keselur
uhan
isi teks
dan
judul
tetapi
tidak
ada
dialog
)
judul,
nama
penuli
s, dan
dialog
)
2 Kelengka
pan dan
kepaduan
unsur
cerita
fantasi
yang
memuat:
a. Fakta
(plot,
tokoh/pe
nokohan
dan latar)
dan
sarana
cerita
(sudut
pandang
dan gaya
bahasa)
b.Penge
mbangan
tema
yang
relevan
dengan
judul
c.
memiliki
amanat
atau
pesan
moral
Apabil
a cerita
fantasi
memua
t ketiga
indikat
or
dengan
lengka
p (fakta
dan
sarana
cerita,
penge
mbang
an
tema
yang
relevan
dengan
judul,
dan
memili
ki
amanat
)
Apabil
a cerita
fantasi
memua
t ketiga
indikat
or,
tetapi
pada
salah
satu
bagian
indikat
or tidak
lengka
p
(misaln
ya
memua
t ketiga
indikat
or
tetapi
tidak
menga
ndung
gaya
bahasa
1)
Apabi
la
cerita
fantas
i
hanya
memu
at dua
indika
tor
(misal
nya
aman
at,
fakta,
dan
sarana
cerita
tanpa
penge
mban
ga n
tema
yang
releva
n
denga
n
judul)
atau
2)
Cerita
fantas
i
memu
at
ketiga
indika
tor,
Apabil
a
cerita
fantasi
hanya
memu
at satu
indikat
or dan
tidak
digam
barkan
denga
n jelas
(misal
nya
hanya
memu
at
fakta
dan
sarana
cerita
tanpa
penge
mbang
an
tema
yang
releva
n
denga
n judul
dan
sama
sekali
tidak
memu
at
pesan
tetapi
pada
setiap
bagia
n
indika
tor
tidak
lengk
ap
(misal
nya
fakta
cerita
tanpa
latar,
judul
tidak
releva
n
denga
n
tema)
moral)
3 Kelengka
pan
struktur
cerita
fantasi
yang
memuat:
a.
Orientasi
(pengena
lan
tokoh)
b.
Komplik
asi
(munculn
ya
konflik)
c.
Resolusi
(penyeles
aian
masalah)
Apabil
a cerita
fantasi
memua
t ketiga
indikat
or
dengan
lengka
p
(orienta
si,
kompli
kasi,
dan
resolusi
)
Apabil
a cerita
fantasi
memua
t ketiga
indikat
or
namun
tidak
terlalu
komple
ks
(misaln
ya
memua
t ketiga
indikat
or
namun
bagian
kompli
kasi
belum
mencer
min
Apabi
la
cerita
fantas
i
hanya
memu
at dua
indika
tor
(misal
nya,
hanya
terdap
at
strukt
ur
orient
asi
dan
kompl
ikasi
saja)
Apabil
a
cerita
fantasi
hanya
memu
at satu
indikat
or
(misal
nya,
hanya
terdap
at
struktu
r
kompl
ikasi
saja)
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 281
ojs-unita.com
kan
klimak
s
cerita)
4 Ketepata
n kaidah
kebahasa
an cerita
fantasi
yang
memuat:
a.Ejaan
Bahasa
Indonesia
(EBI)
b.penggu
naan kata
keterkeju
tan
c.
Menggun
akan kata
sambung
penanda
urutan
waktu
Apabil
a cerita
fantasi
memua
t ketiga
indikat
or
dengan
lengka
p
(sudah
sesuai
EBI,
terdapa
t
penggu
naan
kata
ungkap
an
keterke
jutan,
dan
mengg
unakan
pilihan
kata
sambun
g
penand
a
urutan
waktu)
Apabil
a cerita
fantasi
memua
t tiga
indikat
or
namun
pada
salah
satu
indikat
or tidak
lengka
p
(misaln
ya,
sudah
penggu
naan
kata
ungkap
an
keterke
jutan,
kata
sambun
g
penand
a
urutan
waktu,
dan
lebih
dari
setenga
h
tulisan
nya
sesuai
EBI
Apabi
la
cerita
fantas
i
hanya
memu
at dua
indika
tor
(misal
nya,
cerita
hanya
sesuai
EBI
dan
piliha
n kata
penan
da
urutan
waktu
.
Namu
n,
tidak
terdap
at
pengg
unaan
kata
ungka
pan
keterk
ejutan
)
Apabil
a
cerita
fantasi
hanya
memu
at satu
indikat
or
(misal
nya,
hanya
memil
iki
kata
sambu
ng
penan
da
urutan
waktu
namun
tidak
memil
iki
pengg
unaan
kata
ungka
pan
keterk
ejutan
dan
lebih
dari
seteng
ah
tulisan
tidak
sesuai
EBI
Keterangan: Skor 4: 25, skor 3: 20, skor 2:15,
skor 1 : 10
Skor Maksimal: 100
Nilai akhir =
KATEGORI PENILAIAN
Kategori Penilaian
Sangat baik 85-100
Baik 75-84
Cukup 65-74
Kurang 55-64
Sangat kurang 0-54
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen
yakni penelitian yang bersifat melihat akibat
suatu perlakuan. Desain yang digunakan untuk
mengidentifikasi akibat dari perlakuan tersebut
adalah desain one group pre-test dan post-test,
yaitu desain yang mengadakan pre-test dan post-
test pada satu kelompok. Pembelajaran dimulai
dari pengadaan pre-test untuk mengetahui
kemampuan awal siswa kemudian diadakan
perlakuan dengan menerapkan pembelajaran dan
selanjutnya diadakan post test untuk menjaring
kemampuan siswa dengan adanya perlakuan.
Setelah tes dilakukan, maka dilakukan
perhitungan skor untuk setiap subjek penelitian.
Penelitian eksperimen ini menganalisis data dari
dua variabel, yaitu dari hasil pre-test dan hasil
post-test dari kelas VII SMP Negeri 2 Sipoholon
Tahun Ajaran 2020/2021. Berikut ini adalah data
penelitian yang di dapat dari masing-masing
siswa perolehan data dari hasil tes kemampuan
menulis cerita fantasi pre-test dan post-test
siswa
Tabel 4.1 Data Hasil Pre-Test
N
o Nama
Skor
Nilai A
P
1
A
P
2
A
P
3
A
P
4
1 Afril P.L
Sihombing
15 20 20 10 65
2 Amelia
Sibagariang
10 20 25 10 65
3 Bervin
Sibagariang
10 10 15 10 45
4 Chacha 20 20 20 15 75
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 282
ojs-unita.com
Gracia
Leondita
5 Christian A
Simanungkal
it
15 20 10 15 60
6 Cristin Sari
Hutabarat
20 15 20 10 65
7 Dwi Paskaria
Sinaga
20 15 10 15 60
8 Elisabeth
Wahya
Hutauruk
20 15 20 10 65
9 Elvian
Lorenza
Sinaga
15 20 25 15 75
10 Esra Yohana
Situmeang
20 10 10 15 55
11 Febyola
Panggabean
25 15 15 10 65
12 Gita
Hutahaean
10 15 15 10 50
13 Helen
Paulina
Panggabean
25 10 15 10 60
14 Jeremia
Hutabarat
15 10 10 10 45
15 Jessica Uli
Siregar
20 10 20 10 60
16 Kiki Monika
Simanungkal
it
20 20 20 10 70
17 Letare
Siahaan
25 15 20 10 70
18 Marsel
Junior
Siregar
15 10 10 10 45
19 Naomi
Septiar
Sibagariang
15 10 20 10 55
20 Pitri Manalu 15 20 20 15 70
21 Putri L.P
Panggabean
15 10 20 15 60
22 Ricky M
Sibagariang
10 15 15 10 50
23 Sanny
Sibagariang
15 15 15 10 55
24 Sheila 20 20 15 10 65
Septina
Hutabarat
25 Vany
Panggabean
25 20 15 10 70
26 Yogi
Hutabarat
20 15 20 15 70
27 Yosafat
Sibagariang
10 20 15 10 55
28 Yosi
Hutabarat
20 15 15 15 65
Jumlah 1710
Rata-Rata 61,0
7
Berdasarkan tabel diatas skor tertinggi
kemampuan menulis cerita fantasi adalah 75 dan
skor terendah 45 dari 28 siswa. Nilai rata-rata
yang diperoleh dari jumlah siswa 1710: 28 =
61,07. Kemampuan menulis cerita fantasi siswa
dikatakan kurang
Hasil Penelitian post test akan dilakukan
penelitian setelah mengajar denggan
menggunakan model pembelajaran joyfull
learning. Materi pelajaran tentang menulis cerita
fantasi sebanyak 1 soal :
1. Tulislah sebuah cerita fantasi yang unik
dan menarik berdasarkan khayalan dan
imajinasimu sendiri dengan memilih salah satu
topik diatas dengan memperhatikan:
1. Unsur-unsur cerita fantasi
2. Struktur cerita fantasi (orientasi,
komplikasi, resolusi)
3. Kaidah kebahasaan cerita fantasi
Tabel 4.4 Data Hasil Post-Test
N
o Nama
Skor
Nila
i A
P
1
A
P
2
A
P
3
A
P
4
1 Afril P.L
Sihombing
20 20 20 15 75
2 Amelia
Sibagariang
25 15 20 15 75
3 Bervin
Sibagariang
15 20 15 15 65
4 Chacha 25 20 25 25 95
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 283
ojs-unita.com
Gracia
Leondita
5 Christian A
Simanungka
lit
15 20 20 15 70
6 Cristin Sari
Hutabarat
25 20 25 10 80
7 Dwi
Paskaria
Sinaga
20 20 20 15 75
8 Elisabeth
Wahya
Hutauruk
25 20 20 20 85
9 Elvian
Lorenza
Sinaga
25 20 25 20 90
10 Esra
Yohana
Situmeang
20 20 20 20 80
11 Febyola
Panggabean
20 15 20 15 70
12 Gita
Hutahaean
25 15 15 15 70
13 Helen
Paulina
Panggabean
15 20 20 20 75
14 Jeremia
Hutabarat
15 20 15 15 65
15 Jessica Uli
Siregar
25 20 20 15 80
16 Kiki
Monika
Simanungka
lit
20 20 20 25 85
17 Letare
Siahaan
25 20 20 25 90
18 Marsel
Junior
Siregar
20 15 20 10 65
19 Naomi
Septiar
Sibagariang
20 20 25 15 80
20 Pitri Manalu 20 20 25 20 85
21 Putri L.P
Panggabean
25 20 20 10 75
22 Ricky M
Sibagariang
15 15 20 20 70
23 Sanny
Sibagariang
20 20 20 15 75
24 Sheila
Septina
Hutabarat
25 20 20 20 85
25 Vany
Panggabean
25 15 25 20 85
26 Yogi
Hutabarat
25 20 20 20 85
27 Yosafat
Sibagariang
15 15 20 15 65
28 Yosi
Hutabarat
25 20 20 15 80
Jumlah 217
5
Rata-Rata 77,6
7
Berdasarkan tabel diatas skor tertinggi
kemampuan menulis cerita fantasi adalah 90 dan
skor terendah 65 dari 28 siswa. Nilai rata-rata
yang diperoleh dari jumlah siswa 2175: 28 =
77,67. Kemampuan menulis cerita fantasi siswa
dikatakan baik
Materi pelajaran tentang menulis cerita fantasi
sebanyak 1 soal :
1. Tulislah sebuah cerita fantasi yang unik dan
menarik berdasarkan khayalan dan imajinasimu
sendiri dengan memilih salah satu topik diatas
dengan memperhatikan:
1. Unsur-unsur cerita fantasi
2. Struktur cerita fantasi (orientasi,
komplikasi, resolusi)
3. Kaidah kebahasaan cerita fantasi
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan menulis cerita fantasi kelas
VII SMP Negeri 2 Sipoholon Tahun
Ajaran 2020/2021 sebelum menggunakan
Model Pembelajaran Joyfull Learning
diperoleh nilai rata-rata 61,07 dimana
nilai tertinggi adalah 75 dan nilai terendah
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 284
ojs-unita.com
adalah 45, sehingga dapat dikategorikan
dalam kategori kurang (D).
2. Kemampuan menulis cerita fantasi siswa
kelas VII SMP Negeri 2 Sipoholon Tahun
Ajaran 2020/2021 sesudah menggunakan
Model Pembelajaran Joyfull Learning
diperoleh nilai rata-rata 77,67 dimana
nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah
65, sehingga termasuk dalam kategori
baik (B).
3. Kemampuan menulis cerita fantasi dengan
Model Pembelajaran Joyfull Learning
sangat berpengaruh. Hal ini dibuktikan
dengan uji hipotesis dari pada taraf
5% = 2,05. Karena yang di dapat lebih
besar dari sehingga ditolak
dan diterima.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Defenisi online virtual
https://luckyfourd.blogspot.com/2018/0
4/media-berbasis- virtual-
learning.html?m+1
[2] Elina Syari, Zulkarnaini, Sumarmo.
2009. Pembelajaran Menulis. Ebook.
Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional
[3] Fajria, Najmi. 2017. Pelakasanaan
Pembelajaran Menulis Teks Cerita
Fantasi di Kelas VII F SMP Negeri 8
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Volume 6 Nomor
2: 265-281
[4] Hanna Sundari.2015. Model-model
Pembelajaran Dan Pemerolehan
Bahasa Kedua/Asing.Jurnal.Universitas.
Indraprasta PGRI Jakarta.
http://journal.unas.ac.id/pujangga/article
/viewFile/321/219
[5] Helmiati. 2012. Model Pembelajaran.
Ebook. Pekanbaru: Aswaja Pressindo
http://eprints.walisongo.ac.id/1588/4/08
3511017_Bab2.pdf
Jenis-jenis pembelajaran online
https://www.hotcourses.co.id/study-
abroad-info/latest-news/mengenal-
berbagai-elemen-pembelajaran-online
[7] J.R Raco, 2010. Metode Penelitian
Kualitatif. Ebook. Jakarta: PT
Gramedia.
[8] Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Bahasa indonesia
SMP/MTs. Kelas VII. Edisi Revisi
2017.Ebook. Halaman 43-80
[9] Laily Nur Zahrina, U’um
Qomariyah.2018. Peningkatan
Keterampilan Menulis Teks Cerita
Fantasi Melalui Strategi Joyfull
Learning Untuk Siswa Kelas VII B SMP
Negeri 7 Semarang. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra
Indonesia.Universitas Negeri Semarang.
https://media.neliti.com/media/publicati
ons/316181-peningkatan-keterampilan-
menulis-teks-ce-90b2e847.pdf
[10] Nafisah, Durrotun, dkk. 2010.
Karakteristik Cerita Fantasi Anak
Indonesia.Periode 2000-2010. Diunduh
di https://scholar.google.co.id/scholar
tanggal 1 Maret 2018
[11] Nurjaman, Agus. Joyfull Learning.
Guepedia the first on Publisher in
Indonesia
[12] Putri Khoerunnisa, Syifa Masyhuril
Aqwal. 2020. Analisis Model-Model
Pembelajaran. . Jurnal Pendidikan
Dasar. Universitas Muhammadiyah
Tangerang.Vol.4.https://ejournal.stitpn.a
c.id/index.php/fondatia/article/download
/441/422
[13] Refni Ramadani, Citra Stiati, Moriarti
Warjean Luke. 2020. Pengaruh Model
Pembelajaran Joyful Learning
Menggunakan Media Online Terhadap
Vol. 3, No. 2, February - August‘21
ISSN 2622-8823
Page | 285
ojs-unita.com
Anak Adhd Di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Prosiding Seminar Nasional FIP.
Universitas Negeri Padang. ISBN 978-
602-50898-7-9.
https://fip.unesa.ac.id/fipppti/public/proc
eeding/index.php/webinar2020/article/d
ownload/120/90
[14] Riyana, Cepi. Modul Konsep
Pembelajaran Online.Ebook.
[15] Siti Julaeha .2011. Virtual Learning:
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran.
Jurnal.Universitas Terbuka.
https://journal.uny.ac.id/index.php/mip/a
rticle/download/6868/5901
[16] Siyoto, Sandu. 2015. Dasar Metodologi
Penelitian .Ebook.Yogyakarta: Literasi
Media Publishing
[17] Sofan Amri, Iif Khoiru Ahmadi, Proses
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif
Dalam Kelas, Jakarta, PT Prestasi
Pustakaraya, 2010.
[18] Sudjana, N. 2002. Metode
Statistika.Bandung: Tarsito
[19] Sudjino, Anas. 2009. Pengantar
Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pres
[20] Sugiyono. 2013. Buku Metode
Penelitian kuantitatif Kualitatif dan
R&D.Ebook. Bandung: Alfabeta
[21] Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012.
Metode Penelitian Pendidikan .
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
[22] Tarigan, Henry Guntur. 2005. Menulis
Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa bandung.
[23] Yindri Yahya , Didi Yulistio,M.Arifin.
Kemampuan Menulis Teks Cerita
Fantasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 14
Kota Bengkulu.Jurnal.Universitas
Bengkulu.https://ejournal.unib.ac.id/ind
ex.php/korpus/article/download/6791/33
90
[24] Yunus, Mohammad. Modul Hakikat
Menulis.Ebook
[25] Zainal, Arifin. 2009. Evaluasi
Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
[26] Zuriah, Nurul. 2005. Metodologi
Pendidikan Sosial dan Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara