pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA
KONSEP CAHAYA
(Quasi Eksperimen di SDN Cirendeu III, Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ANGGA PRANATA
108018300050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435H/2013M
ABSTRAK
Angga Pranata (108018300050). Pengaruh Model Pe mbelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Cahaya. Skripsi Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Jurusan Kependidikan Islam, Fakutas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model jigsaw terhadap hasil
belajar siswa pada konsep cahaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
quasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SDN. Cirendeu III, Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan selama 3 kali pertemuan ditambah pretest dan posttest, dimulai tanggal 26 Maret sampai 7 April 2013. Sampel dalam penelitian ini terdiri
dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang berjumlah 45 siswa dan
kelompok kontrol yang juga berjumlah 45 siswa. kelompok eksperimen adalah
kelompok yang diajarkan dengan metode jigsaw, sedangkan kelompok kontrol adalah
kelompok yang diajarkan secara konvensional. Instrumen yang digunakan adalah
instrumen tes. Berdasarkan analisis data pengujian hipotesis dengan uji
Nonparametris Samples tests data posttest yang dilakukan pada taraf kepercayaan
95%. Diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000, nilai Sig.(2-tailed) < 0,05,
sehingga hipotesis alternative diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar IPA siswa.
Kata Kunci: Model pembelajaran kooperatif, metode jigsaw, hasil belajar siswa,
konsep cahaya.
vi
ABSTRACT
Angga Pranata (108018300050). The Effect of cooperative learning model type
jigsaw Approach Against Student Result on the concept of light. Thesis Learning
Assistance Program for Islamic Elementary Schools, Departement of Islamic
Education, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training State Islamic University
(UIN) of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
The aims of this research is to determine the effect of jigsaw method approach
Againts Student Result on the concept of light. The method of research used quasi
experiments. The research was conducted at Elementary schools III Cirendeu. The
research was done for three sessions plus a pretest and posttest, starting on 26th
March to 7th April 2013. The sample in this study consisted of two groups:
experimental groups totaling 45 students and a control group totaling 45 students
too. The experimental group was taught to approach the jigsaw method, whereas the
control group was taught in the conventional group. The research instrument used
was a test instrument. Based on data analysis using the “ nonparametric samples
tests” posttest data with performed on a 95% confidence level.Retrived Sig. (2-tailed)
amounting to 0,000, Sig.(2-tailed) < 0,05, so the alternative hypothesis was accepted.
Therefore it can be concoluded that there are significant of the use of cooperative
learning model type jigsaw of the students learning light outcomes sains.
Keywords: Cooperative learning models. Jigsaw methods approach. Student’s
learning outcomes, concept of light.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Segala puji serta syukur penulis sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pe mbelajaran
Koope ratif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPA Sis wa pada Konsep
Cahaya”.
Salawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad S.A.W yang telah menjadi uswah bagi pengikutnya,
sehingga dapat melahirkan peradaban baru di dunia ini, yaitu peradaban
Islam yang tidak pernah lekang oleh zaman.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat pencapaian
gelar Sarjana Pendidikan (SP.d.) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phill., Ketua Jurusan Kependidikan Islam.
3. Bapak Fauzan M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Dra. Djunaedatul Munawarroh, MA., Dosen Penasehat Akademik Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasinya.
5. Erina Hertanti, M.Si., dosen pembimbing skripsi, yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini.
viii
6. Engkay Rokayah, S.Pd., kepala sekolah SD Negeri Cirendeu III Tangerang
Selatan yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di sekolah
yang beliau pimpin.
7. Seluruh Dewan Guru SD Negeri Cirendeu III Tangerang Selatan, Staf dan
siswa-siswi SDN Cirendeu III Tangerang Selatan, yang telah memberikan
banyak masukan dan saran-saran selama proses penelitian berlangsung.
8. Dra. Eri Rostatria, M.Ag., yang selalu memberikan dukungan dan
motivasinya kepada penulis.
9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah yang telah
memberikan ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan perkuliahan ini
dengan sebaik-baiknya.
10. Terisitimewa untuk orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Agni Budi Satrio,
M.Eng.Sc dan Ibunda Anina Utari, SH., yang selalu mendo’akan dan
memberikan kasih sayang, semangat serta dukungan yang tiada henti-
hentinya.
11. Adik-adik tersayang, Andhika Putra, Arkan Putra, dan Alwan Putra yang
selalu setia memberikan dukungan dan do’anya disetiap saat.
12. Saudaraku tersayang, Pak Redi, Ibu Supaini (Almarhumah), Mba Lis, Mas
Arnul, Mas Agus, Mas Erik, Iwan, dan Khoirul, yang selalu setia memberikan
semangat serta perhatian yang tak terhingga, saat bersama kalian merupakan
saat yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidup ini dan semoga
kehangatan kita tidak berhenti sampai di sini.
13. Sahabat setiaku Pa ustad Muhajirin Grinting, Ibu Anisa dan Bang Abu terima
kasih atas siraman rohani dan doanya.
14. Wit Lailli Darmayanti, yang selalu memberikan motivasi, dukungan serta
meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Pak Iwan Setiawan dan Ka Ayu, yang selalu menjadi teman sharing di lab
mengenai skripsi.
16. Wahyu, Sahid, Hary, Catur, Rizki, Amar, Jaka, Liana, Fitriyah, Amalina
Nisail, Mufidah, Musyaropah, Eka, Rani dan Yunia.
ix
17. Seluruh teman-teman di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah
2008 yang telah ikut membantu dalam pelaksanaan penelitian maupun
penyelesaian skripsi.
18. Keluarga besar Seniora: Dimas, Deni, Agi, Imam, Fatih, Agus, Maulana,
Akbar, Surur, Adit, Herey, Rama, Fatah, Irfan, Eko, Izet, Wajito, Arif, dan
Feby.
19. Pencinta Futsal Om Abdi, Om Iwan, Om Heru, Mas Upek, Rulli, Dani, tanpa
kalian aku tidak bisa olah raga yang menyenangkan ini.
20. Drs. Antonius Sartono, Ibu Eni Nuryanti, Pak Reno, Bu Dias, Pak Epi, Pak
Miko, Pak Arif, keluarga besar Rumah Pelangi dan murid- muridku yang luar
biasa.
21. Masjid Al-hijrah Vila Cendana khususnya untuk Bang Anwar, Bang Andi,
Arif, Akbar, Maulana, Adoy, Marpit, Fahmi, Barku, Husen dan semua
babe2h di sana yang begitu luar biasa kompak meberikan motivasi dan
pengalamannya.
22. Fahrudin, Solihin, Bangga, Zainal, Fauzi, Dani, Imam, Hendra terima kasih
atas tempat kosannya yang selalu saya singgahi untuk mengerjakan skripsi.
Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga
bantuan, bimbingan, semangat, do’a dan dukungan yang diberikan pada penulis
di balas oleh Allah S.W.T. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna, semua itu dikarenakan keterbatasan pengalaman
dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan yang membangun sebagai bahan perbaikan dari
berbagai pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat, khusunya bagi penulis
dan umumnya bagi seluruh pembaca.
Jakarta, 27 November 2013
Angga Pranata
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................... ii
SURAT PERNYATANAN KARYA SENDIRI ....................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH ............................................................ vi
ABSTRAK................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 4
D. Perumusan Masalah.......................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian............................................................................................ 5
BAB II. DESKRIPSI TEOERITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN,
KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis ................................................................................................... 6
1. Pembelajaran Kooperatif............................................................................. 6
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif.......................................................... 6
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ........................................... 7
c. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................................. 9
d. Tujuan Pembelajaran Kooperati................................................................ 10
xi
e. Langkah-Langkah Pembelajaram Kooperatif ........................................... 11
f. Macam-Macam Kooperatif ....................................................................... 13
g. Pengelolaan Kelas Model Kooperatif ....................................................... 16
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...................................................... 16
a. Pengertian Jigsaw ...................................................................................... 16
b. Langkah-Langkah Jigsaw......................................................................... 18
c. Kelebihan Jigsaw..................................................................................... 20
d. Kelebihan dan Kekurangan Jigsaw .......................................................... 20
e. Evaluasi Pembelajaran .............................................................................. 21
f. Pembelajaran IPA Dengan Jigsaw ............................................................ 23
3. Hasil Belajar .............................................................................................. 23
a. Hasil Belajar Ranah Kognitif .................................................................... 25
b. Pengukuran Hasil Belajar .......................................................................... 26
4. Konsep Cahaya......................................................................................... 27
a. Pengertian cahaya..................................................................................... 27
b. Sifat Cahaya .............................................................................................. 27
c. Cermin....................................................................................................... 28
d. Manfaat ..................................................................................................... 28
B. Hasil penelitiaan yang relevan ........................................................................ 29
C. Kerangka Pikir ................................................................................................ 31
D. Pengajuan Hipotesis ....................................................................................... 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 33
B. Metode dan Desain Penelitian ......................................................................... 33
C. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 34
D. Prosedur penelitian.......................................................................................... 35
E. Variabel penelitian .......................................................................................... 36
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 36
xii
G. Instrumen Penelitian....................................................................................... 36
H. Uji Coba Instrumen Tes .................................................................................. 39
I. Instrumen Tes Pilihan Ganda .......................................................................... 39
1. Validitas Instrumen ................................................................................... 39
2. Reliabilitas Instrumen ............................................................................... 40
3. Taraf Kesukaran ....................................................................................... 41
4. Daya Pembeda ........................................................................................... 43
5. Teknik Analisis data .................................................................................. 44
a. Uji Prasyarat Analisis ................................................................................ 44
b. Pengujian Hipotesis.................................................................................. 46
c. Hipotesis Statistik..................................................................................... 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ................................................................................................................ 49
B. Hasil Analisis .................................................................................................. 53
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ............................................................ 53
2. Pengujian Hipotesis.................................................................................. 55
C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................... 55
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................... 59
B. Saran................................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................ 65
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar
Konvensional ............................................................................................... 8
Tabel 2.2 Langkah- langkah Model Pembelajaran Kooperatif ................................... 12
Tabel 2.3 Perbandingan 4 Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ................... 15
Tabel 2.4 Identifikasi bermacam tes dalam pembelajaran kooperatif ........................ 22
Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posstest Design ................... 34
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 36
Tabel 3.3 Desain Kisi-kisi Instrumen ......................................................................... 38
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ..................................................................... 40 Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas .............................................................................. 41
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen................................................................. 41
Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal............................................................. 42
Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................................. 42
Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda .......................................................................... 43
Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal................................................. 43
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest. ............................................................ 49
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest ........................................................ 53 Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest .................................................... 48
xiv
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Pretest-posttest............................................................ 49
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Ilustrasi Menunjukkan Tipe Jigsaw .................................................................... 19
Gambar 2.2 Skema Proses hasil Belajar ................................................................................. 24
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian ............................................................................................. 35
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Peta Konsep Materi Cahaya ............................................ .65
Lampiran 2 Rpp Kelas Eksperimen .................................................... 66
Lampiran 3 Rpp Kelas Kontrol .......................................................... 84
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen ........................................................ 99
Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen yang Valid ...................................... 109
Lampiran 6 Tabel Kisi-Kisi Instrumen ............................................. 110
Lampiran 7 Rekapitulasi Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen ..... 111
Lampiran 8 Instrumen Tes............................................................... 112
Lampiran 9 Kunci Jawaban .............................................................. 116
Lampiran 10 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 117
Lampiran 11 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..... 119
Lampiran 12 Uji Normalitas Pretest ................................................. 121
Lampiran 13 Uji Normalitas Posttest ................................................ 123
Lampiran 14 Uji Homogenitas Pretest .............................................. 125
Lampiran 15 Uji Homogenitas Posttest ............................................. 127
Lampiran 16 Uji Hipotesis Pretest .................................................... 128
Lampiran 17 Uji Uji Hipotesis Posttest ............................................. 130
Lampiran 18 Distribusi Pretest dan Posttest ..................................... 132
Lampiran 19 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Skor Data Dibobot ..134
Lampiran 20 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Reliabilitas Tes ....... 135
Lampiran 21 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Kelompok Unggul dan
Ashor ......................................................................... 136
Lampiran 22 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Daya Pembeda ........ 141
Lampiran 23 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tingkat Kesukaran ..143
xvii
Lampiran 24 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Korelasi Skor Butir
dengan Skor Total ....................................................... 145
Lampiran 25 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Kualitas Pengecoh...147
Lampiran 26 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Rekap Analisis Butir149
Lampiran 27 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi........................... 151
Lampiran 28 Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi.............. 152
Lampiran 28 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................. 153
Lampiran 30 Surat Keterangan Sekolah ............................................ 154 Lampiran 31 Lembar Uji Referensi................................................... 155
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan formal di sekolah menjadi salah satu dasar bagi para siswa
untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dirinya dalam
rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan
pendidikan di sekolah melibatkan guru dan siswa, dalam bentuk interaksi
belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan
ini, guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dan
berpedoman pada kurikulum. Salah satu mata pelajaran yang termuat dalam
kurikulum SD kelas V adalah mata pelajaran IPA.
Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan di sekolah dengan tujuan agar siswa
mengerti dan memahami proses dan gejala-gejala yang terjadi di alam semesta.
Beragam metode dan model pembelajaran dapat digunakan dalam
menyampaikan materi IPA di sekolah, khususnya di tingkat sekolah dasar.
Proses pembelajaran IPA di tingkat sekolah dasar masih banyak ditemukan
kecenderungan teacher centered. Pada pembelajaran di kelas, guru lebih
senang menggunakan metode konvensional, siswa hanya menjadi obyek
pendidikan tanpa memperhatikan berbagai karakteristik dan emosi yang
dimiliki siswa itu sendiri, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi dan pasif.
Hal itulah yang menjadi satu penyebab kemampuan sains sis wa, khususnya
Ilmu Pengetahuan Alam, rendah.1
Selain itu siswa tidak terbiasa memecahkan masalah dalam proses
pembelajaran dengan cara berdiskusi. Siswa yang berkemampuan tinggi lebih
mendominasi dalam belajar kelompok, sehingga siswa yang berkemampuan
rendah tidak mengerti materi yang dikerjakan kelompok. Diskusi yang
dilakukan masih bersifat konvensional. Akibatnya siswa yang berkemampuan
rendah tidak merasakan kegembiraan dalam proses pembelajaran.
1 www. Ko mpas.com Kema mpuan Sains Rendah, diakses pada tanggal 14 desember 2012
1
2
Terlihat pula pada pembelajaran di kelas, guru lebih terfokus terhadap
siswa yang juga terkesan bertanya dan memberikan tanggapan, tanpa
memperhatikan apakah siswa lain telah memahami materi yang dipelajari.
Strata sosial di sekolahpun begitu terasa. Terlihat banyak siswa yang hanya
ingin bekerja dengan sesama teman yang sama tingkatan sosialnya dan
budayanya. Mereka sulit bekerjasama dengan temannya yang lain.
Salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan di atas adalah perlu
diterapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Cooperative
Learning. Pendekatan Cooperative Learning merupakan pembelajaran yang
dituntut untuk bekerjasama, saling melengkapi dan dapat menyelesaikan
masalah. Melalui strategi pembelajaran kooperatif, siswa bukan hanya belajar
dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam PBM, melainkan bisa juga
belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk
membelajarkan siswa yang lain. Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan
belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja
sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman
individu maupun kelompok.2
Pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk
meningkatkan dorongan berprestasi siswa. Dengan memiliki dorongan atau
motivasi yang positif seorang siswa akan menunjukan minatnya. Jenis-jenis
pembelajaran Cooperative Learning, diantaranya Student Teams Achievement
Division (STAD), Investivigasi kelompok, Pendekatan Struktural, dan Jigsaw.
Dalam penelitian ini akan diterapkan model kooperatif tipe jigsaw.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dirancang untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga
pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan
tapi mereka juga harus siap untuk memberikan dan mengajarkan materi
tersebut untuk anggota kelompok lainnya. Dengan demikian siswa saling
tergantung satu sama lainnya dan harus bekerja secara kooperatif untuk
2
Masitoh dkk. Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendid ikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), hal. 233
3
mempelajari materi yang diajarkan. Dalam pembelajaran menggunakan model
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw siswa diberi kebebasan dan kesempatan
untuk mengumpulkan informasi apa saja yang berkaitan dengan materi
pembelajaran dari berbagai sumber belajar.
Pada model kooperatif tipe jigsaw siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok asal, pada kelompok ini siswa memiliki kemampuan, asal, dan latar
belakang keluarga yang beragam. Kemudian masing- masing kelompok asal
mengutus seorang anggotanya untuk bergabung menjadi kelompok ahli.
Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal
yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik
tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya
untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Kelebihan dalam Cooperative Learning tipe Jigsaw, antara lain
mengembangkan kerja tim dan kemampuan bekerja sama, mengembangkan
kegembiraan belajar sejati, informasi, menghilangkan sikap mementingkan diri
sendiri, dan strata sosial. Berdasarkan penjelasan di atas, pendekatan
Cooperative Learning merupakan pendekatan yang sesuai untuk diterapkan
pada pembelajaran IPA karena dalam pembelajaran IPA materi yang dipelajari
sangat luas sehingga kerjasama dalam belajar juga dibutuhkan.
Berdasarkan karakteristik tipe jigsaw tersebut, maka salah satu konsep
yang cocok diterapkan dengan menggunakan jigsaw adalah konsep cahaya.
Konsep cahaya memiliki cakupan yang luas yang cocok dibagi-bagi
bahasannya untuk didiskusikan secara kelompok menggunakan tipe jigsaw,
sehingga dalam pembahasan yang seharusnya menghabiskan waktu yang
panjang dapat diefisienkan. Disini juga dapat memperkecil kemungkinan guru
terlewat menjelaskan suatu materi. Atas dasar pertimbangan itu peneliti tertarik
untuk meneliti Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Cahaya.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah penting, diantaranya:
1. Kurangnya penggunaan model yang berorentasi pada siswa. Seperti, proses
pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa pasif dan
kurangnya minat belajar siswa terutama untuk bekerjasama dalam kelompok.
2. Kurang percaya diri siswa. Seperti kurang keterampilan untuk bertanya dan
keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat di depan kelas.
3. Siswa yang berkemampuan tinggi lebih mendominasi dalam kelompok belajar.
Seperti tidak mau membantu teman atau berbagi dengan teman yang belum
mengerti.
4. Siswa kurang aktif dalam berdiskusi dengan teman lainnya.
5. Siswa menganggap pelajaran IPA itu sulit.
6. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini akan
dibatasi pada hasil belajar siswa yang difokuskan pada aspek kognitif dengan
tingkatan memahami (C1), menjelaskan (C2), dan menerapkan (C3). Model
pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw menurut Arends.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah yang akan
diteliti adalah “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap hasil belajar IPA Siswa pada konsep cahaya?”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar
siswa pada konsep cahaya.
5
F. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi terkait penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw.
2. Memberikan pengalaman belajar pada siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
3. Memberikan alternatif kepada guru dalam melakukan proses pembelajaran
yang lebih bermakna.
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
1. Pembelajaran Koope ratif
a. Pengertian Pe mbelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut Johnson dan Johnson adalah cara belajar
menggunakan kelompok kecil sehingga siswa bekerja dan belajar satu sama lain.
Untuk mencapai tujuan kelompok di dalam belajar kooperatif siswa berdiskusi dan
saling membantu serta mengajak satu sama lain untuk memahami isi materi
pelajaran.
Sedangkan menurut Davidson dan Worsham pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokkan siswa untuk tujuan
menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif dan mengintegrasikan
keterampilan sosial yang bermuatan akademis. 1
Model pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu.2
Sehingga dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama
dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan
siswa untuk saling ketergantungan positif, interaktif tatap muka, akutabilitas
individual, dan keterampilan sosial.3 Slavin dan Karuru mendefinisikan
1 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sain, lembaga Penelitian UIN Jakarta (Jakarta, 2009),
hal. 130. 2 Isjoni, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok ,(Jakarta: Alfabeta, 2013),
hal.16. 3 Supriono, Penerapan Metode Pembelajran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraaan.Jurnal Pendidikan Inovatif vol. 2.No mo r 1. September 2006. Hal. 19.
6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , (Jakarta:
7
pembelajaran kooperatif sebagai suatu variasi metode pengajaran dimana siswa
bekerja pada kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lainya dengan
memahami suatu kelompok bahasan. Siswa diharapkan saling membantu,
berdiskusi dan berargumen dengan yang lainnya, sehingga dapat menekan
perbedaan pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari suatu pokok
bahasan.4
Pembelajaran kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk meningkatkan
dorongan berprestasi siswa. Dengan memiliki dorongan atau motivasi yang positif
seorang siswa akan menunjukan minatnya.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Koope ratif
Ada beberapa karakteristik model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah
sebagai berikut5:
1) Pembelajaran secara tim
Tim adalah tempat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu tim harus membuat
setiap siswa belajar.
2) Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen kooperatif artinya dalam pembelajaran kooperatif memerlukan
perencanaan yang matang, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, pekerjaan
bersama antar setiap anggota kelompok, dan perlu ditentukan kriteria
keberhasilannya.
3) Kemampuan untuk bekerjasama
Prinsip bekerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.
4 Ibid 5
Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. V, h. 244-246.
8
4) Keterampilan bekerjasama
Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan
berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan
pendapat , dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
Ada beberapa perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok
belajar konvensional, yaitu:6
Tabel 2.1
Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan
Kelompok Belajar Konvensional
6 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrukvistik (Konsep, landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya), (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,2007), cet.I, h.42
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
Adanya saling ketergantungan positif, saling membangun, dan saling
memberikan motivasi sehingga ada
interaksi positif
Guru sering membiarkan adanya siswa
yang mendominasi kelompok atau
menguntungkan diri pada kelompok
Adanya akuntabilitas individual yang
mengukur penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok, dan
kelompok diberi umpan balik tentang
hasil belajar para anggotanya sehingga
dapat saling mengetahui siapa yang
memerlukan bantuan dan siapa yang
dapat memberikan bantuan
Akuntabilitas individual sering diabaikan
sehingga tugas-tugas sering diborong
oleh salah seorang anggota kelompok
sedangkan anggota kelompok lainnya
hanya “mendompleng” keberhasilan
“pemborong”
Kelompok belajar heterogen, baik
dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, etnik, dan sebagainya
sehingga dapat saling mengetahui
siapa yang memerlukan bantuan dan
siapa yang memberikan bantuan
Kelompok belajar biasanya homogen
Pemimpin keloompok dipilih secara
demokratis atau bergilir untuk
memberiikan pengalaman memimpin
bagi para anggota kelompok
Pemimpin kelompok sering ditentukan
oleh guru atau kelompok diabiarkan
untuk memilih pemimpinya dengan cara
masing- masing
Keterampilan sosial yang diperlikan Keterampilan sosial sering tidak secara
9
c. Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional adalah sebuah pembelajaran secara klasikal
yang biasa digunakan oleh setiap pendidik dalam mendidik siswanya. Yang
dimaksud dengan pembelajaran ini adalah pembelajaran dengan pengajaran yang
menempatkan guru sebagai inti dalam keberlangsungan proses belajar mengajar.
Pembelajaran konvensional juga dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
dilakukan dengan komunikasi satu arah sehingga situasi belajarnya terpusat pada
pengajar. Ini berarti guru mengajar untuk memberikan informasi secara lisan dan
data kepada siswa tanpa ada usaha mengembangkan keterampilan. Dalam
pembelajaran ini, peran siswa adalah sebagai penerima informasi yang pasif, yaitu
siswa lebih banyak belajar sendiri secara individual.
dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, mempercayai orang
lain, dan mengelola konflik secara
langsung diajarkan
langsung diajarkan
Pada saat belajar kooperatif sedang
berlangsung guru terus melakukan
pemantauan melalui observasi dan
melakukan intervensi jika terjadi
masalah dalam kerja sama antar
anggota kelompok
Pemantauan melalui oobservasi dan
intervensi sering tidak dilakukan oleh
guru pada saat belajar kelompok sedang
berlangsung
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
Guru memperhatiakn secara proses
kelompok yang terjadi dalam
kelompok-kelompok belajar
Guru sering tidak memperhatikan proses
kelompok yang terjadi dalam kelompok-
kelompok belajar
Penekanan tidak hanya pada
penyelesaian tugas tetapi juga
hubungan interpersonal (hubungan
antar pribadi yang saling menghargai)
Penekanan sering hanya pada
penyelesaian tugas
10
Beberapa ciri dalam model pembelajaran konvensional, yaitu:
1) Tujuan tidak dijelaskan secara spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati
dan diukur
2) Bahan disajikan kepada kelompok, sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan
individual murid.
3) Bahan ajar biasanya dalam bentuk ceramah, tugas tulis dan media lain menurut
pertimbangan guru.
4) Berorientasi pada kegiatan guru dengan mengutamakan proses belajar
5) Siswa umumnya besifat pasif dalam pembelajaran
6) Keberhasilan dalam proses belajar dinilai secara subjektif oleh pengajar.
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar pembelajaran kooperatif
adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-
temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan
pendapat mereka secara berkelompok. Kategori dalam pembelajaran kooperatif
adalah yang pertama, adalah individual yaitu keberhasilan seseorang ditentukan
oleh orang itu sendiri. Kedua, kompetitif, yaitu keberhasilan seseorang dicapai
karena kegagalan orang lain. Dan yang ketiga, kooperatif, yaitu keberhasilan
seseorang karena keberhasilan orang lain, orang tidak dapat mencapai keberhasila n
dengan sendirian.7
7
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Refrensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana Prenada Group, 2009, hal. 271.
Ibid, hal. 48-49.
11
Sedangkan menurut Ibrahim yang dikutip Isjoni, pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan, yaitu8:
1) Hasil belajar akademik
Dalam Cooperative Learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga
memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya. Beberapa
ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam hal membantu siswa memahami
konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukan model
terstruktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada
belajar akademik dan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
2) Penerimaan terhadap individu
Tujuan lain model Cooperative Learning adalah penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuannya.
3) Pengembangan keterampilan sosial
4) Tujuan penting ketiga Cooperative Learning adalah mengerjakan keterampilan
bekerja sama dan kolaborasi.
e. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Agar model pembelajaran ini berjalan lebih kooperatif maka sebagai petunjuk
tahap-tahap yang harus dilakukan berdasarkan komponen pembelajaran kooperatif
sebagai berikut:9
8
Trianto, model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik , Jakarta : Presta Pustaka, 2007. Hal. 44-45.
9
12
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pe mbelajaran Kooperatif
Dari tabel diatas, terdapat 6 langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran
yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini
diikuti oleh penyajian informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada secara
verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam tim- tim belajar. Tahap ini
diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas
bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil
akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang akan telah mereka pelajari
dan memberi penghargaan terhadap usaha- usaha kelompok maupun individu.
No. Fase Kegiatan
1. Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
dan memotivasi siswa belajar
2. Menyajikan
informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
3. Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok
kooperatif
Guru menjelasakan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
4. Membimbing
kelompok bekerja
dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
mereka.
5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6. Memberikan
penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
13
f. Macam-macam pembelajaran kooperatif
Menurut Arend ada empat pendekatan pembelajaran kooperatif. 10 Di sini akan
diuraikan secara ringkas masing- masing pendekatan tersebut.
1) Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas
John Hopkins dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Guru yang menggunakan STAD juga mengacu kepada belajar
kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap
minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu
dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus
heterogen, terdiri dari laki- laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,
memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota tim menggunakan
lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi
pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami
bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain untuk memahami dan atau
melakukan diskusi. Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa
diberi kuis. Kuis itu di skor dan setiap individu diberi skor perkembangan. Skor
perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan
pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang lalu.
Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara lain,
diumumkan tim- tim dengan skor tertinggi, siswa yang mencapai skor
perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-kuis itu.
Kadang-kadang seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam
lembar itu.
2) Investivigasi kelompok
Investivigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif
yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan
20.
10
Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Uneversity Press,2001), h.
14
pertama kali oleh Thelan. Berbeda dengan STAD dan jigsaw, siswa terlibat dalam
perencanaan baik topik yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan
mereka. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit
daripada pendekatan yang lebih terpusat pada guru. Dalam penerapan investivigasi
kelompok ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5
atau 6 siswa yang heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapa t dibentuk
dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam
topik tertentu. Selanjutnya memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyidikan
yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya menyiapkan dan
mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
3) Pendekatan Struktural
Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-kawan.
Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan pendekatan lain, namun pendekatan
ini memberi penekanan pada pengguanaan struktur tertentu yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur tugas yang dikembangkan oleh
Kagen ini dimaksud sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti
resitasi, dimana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa
memberi jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur yang
dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam
kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan kooperatif, daripada
penghargaan individual. Ada struktur yang dikembngakan untuk meningkatkan
perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk mengajarkan
keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Dua macam struktur yang
terkenal adalah think-pair-share dan number-head-together, yang dapat digunakan
oleh guru untuk mengajarkan isi akademik atau untuk mengecek pemahaman
siswa terhadap isi tertentu. Sedangkan active listening dan time token, merupakan
dua contoh struktur yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan sosial.
15
4) Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot aronson dan
teman-teman di universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
teman-teman di universitas Jhon Hopkins.
Table 2.3
Perbandingan 4 Pendekatan dalam Pe mbelajaran Kooperatif. 11
(sumber:http://luarsekolah.blogs pot.com)
11 Muslimin Ibrahim dkk, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: University Press,2001), h. 29.
Aspek STAD Pendekatan
Struktural
Investi vigasi
kelompok Jigsaw
Tujuan kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik t ingkat tinggi dan keterampilan inkuiri
Informasi akademik sederhana
Tujuan social Kerja kelo mpok dan kerjasama
Kerja kelo mpok dan kerjasama
Kerja kelo mpok dan kerjasama
Kerja kelo mpok dan kerjasama
Struktur Tim Kelo mpok belajar heterogen 4-5 orang
Bervariasi berdua, bertiga kelo mpok dengan 4-5 orang
Kelo mpok belajar homogen 5-6 orang
Kelo mpok heterogen 4-5 orang. Pola “kelo mpok ahli” dan “kelo mpok asli”.
Pemilihan topik
pel ajaran
Biasanya guru Biasanya guru Biasanya guru Biasanya guru
Tug as utama Siswa menggunakan lembar kegiatan dan saling bantu untuk menuntaskan materi belajarnya
Siswa menyelesaikan tugas yang diberikan sosial dan kognitif
Siswa menyelesikan inkuiri ko mpleks
Siswa mempelajari materi pada kelo mpok ahli kemudian membantu anggota kelo mpok asal mempelajari materi tersebut
Penilaian Tes mingguan Bervariasi Menyelesikan proyek dan menyerahkan laporan dan dapat menggunakan essay
Bervariasi, dapat berupa tes mingguan
Pengakuan Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Bervariasi Lembar pengetahuan dan publiikasi lain
Bervariasi
16
g. Pengelolaan kelas model pe mbelajaran kooperatif
Pengelolaan kelas pembelajaran kooperatif bertujuan untuk membina
pembelajar dalam mengembangkan niat dan kiat bekerjasama dan berinteraksi
dengan pembelajaran yang lainnya. Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan
dalam pengelolaan kelas.12
Pertama adalah keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan
kemampuan guru di dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta
kegiatan-kegiatan yang berhubungan suasana dan keadaan kelas dan peserta didik.
Kedua adalah keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar yang optimal. Kegiatan ini berkaitan dengan respon guru terhadap
masalah dan gangguan yang dihadapi peserta didik yang berkelanjutan, sehingga
guru bisa mengambil jalan remedial atau mengembalikan kondisi belajar yang
optimal.
2. Pembelajaran Koope ratif Tipe Jigsaw
a. Pengertian Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai
materi untuk mencapai prestasi yang maksimal.13 Jadi, pada teknik jigsaw ini
siswa dalam satu kelompok berpencar untuk berkumpul dengan anggota kelompok
lain yang memiliki materi pembahasan yang sama.
Menurut Arends pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan suatu
teknik dari model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tim- tim belajar yang
heterogen beranggotakan 4-6 siswa, setiap siswa bertanggungjawab atas
12
Isjoni, Pembelajaran visioner perpaduan Indonesia – Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007), hal. 91-98. 13 Zulfiani dkk, op cit. hal 143.
17
penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan bagian materi tersebut kepada
anggotanya.14
Dalam jigsaw, siswa dituntut untuk saling ketergantungan yang positif
(saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Hal ini senada dengan
pendapat Hinze sebagai berikut Jigsaw merupakan satu metode yang
memungkinkan munculnya saling ketergantungan antar a nggota kelompok. Selain
itu metode ini juga menunjang interaksi dan elaborasi kognitif, memunculkan rasa
menghormati pada orang lain serta membangun pengetahuan bersama.15
Dari pendapat Hinze diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dituntut untuk saling
memberitahu antar sesama kelompoknya sehingga akan terjadi saling butuh
diantara kelompok tersebut.
Dalam jigsaw ini setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab
terhadap keberhasilan sesama anggota kelompoknya. Dalam pembelajaran dengan
metode jigsaw akan memungkinkan masing- masing siswa yang tergabung dalam
kelompok ahli, akan menjadi seorang ahli dalam mengumpulkan informasi,
konsep, dan kemampuannya lainnya yang terkait dengan topik yang mereka
pelajari. Pemikiran dasar dari teknik ini adalah memberikan kesempatan siswa
untuk berbagi dengan yang lain, mengajar serat diajar oleh sesama siswa
merupakan bagian penting dalam proses belajar dan sosialisasi yang
berkesinambungan.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang ahli. Dengan
14 Sofan A mri, dkk, kontruksi pengembangan pembelajaran pengaruhnya terhadap mekanisme dan praktik kurikulum, Jakarta: Prestasi Pustaka. Hal.95.
15 Shlo mo Sharan,The Handbook Of Cooperative Learning, Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa Di Kelas. (Yogyakarta: Familia, 2012), hal.53.
18
demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama
secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”.
b. Langkah-Langkah Jigsaw
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan
siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.
Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada
anggota kelompok asal.
Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Aronson,
Stephen, Sikes, dan Snapp, disusun langkah- langkah sebagai berikut.16
1) Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka
5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai
dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7) Guru memberi evaluasi
8) Penutup.
16 Yatim Riyanto,op. cit, hal, 275.
19
Berikut adalah ilustrasi yang menunjukkan kelompok dalam Jigsaw
TIM ASAL
(5-6 kelompok heterogen dikumpulkan)
Gambar 2.1 Ilustrasi yang Menunjukkan Tim Jigsaw
Menurut Arend langkah- langkah pembelajaran jigsaw sebagai berikut:17
1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6)
2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi
menjadi beberapa sub bab
3) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung
jawab untuk mempelajarinya. Misalnya, jika materi yang disampaikan mengenai
sistem ekskresi. Maka seorang siswa dari satu kelompok mempelajari tentang
ginjal, siswa yang lain dari kelompok satunya memepelajari paru-paru begitupun
siswa lainnya mempelajari kulit, dan lainnya lagi mempelajari hati.
4) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu
dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya
5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar
teman-temannya
6) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa
kuis individu
17 Trianto, op. cit. hal. 56-57
20
c. Kelebihan Jigsaw
Kelebihan-kelebihan jigsaw yang dikemukakan oleh Teti Sobari diantaranya
adalah:18
1) Meningkatkan hasil belajar
2) Meningkatkan daya ingat
3) Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi
4) Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsic
5) Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen
6) Mengikatkan sikap anak yang positif terhadap guru dan sekolah
7) Meningkatkan harga diri anak
8) Meningkatkan penyesuaian sosial yang positif, dan
9) Meningkatkan keterampilan hidup gotong royong
d. Kelebihan dan kekurangan jigsaw
Adapun kelebihan-kelebihan jigsaw yang dikemukakan oleh Ibnu Hizam
diantaranya adalah:19
1) Memudahkan siswa memiliki penyesuaian soal
2) Mengembangkan kegembiraan belajar sejati
3) Memungkinkan siswa saling belajar mengenai sikap, keterangan, informasi,
perilaku sosial, dan pandangan peserta lain.
4) Memungkinkan berkembangnya nilai-nilai social dan komitmen.
5) Menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri
6) Mengaitkan kepekaan dan kesetiakawanan social
7) Menghilangkan siswa dari penderitaan akibat kesendirian ataupun keterasingan
8) Dapat menjadi acuan perkembangan kepribadian yang sehat dan terintegerasi
9) Meningkatkan saling percaya kepada manusia
10) Meningkatkan keyakinan terhadap ide atau gagasan sendiri
18 Rusman, Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Raja wali press), hal. 219. 19 Ibnu Hizam,Koopertif Learning Metode Jigsaw (Orientasi dan aplikasinya dalam KBM) ,
Jurnal Studi Pendidikan STAI Muhammadiyah BIMA, Vo lu me III no mor 2 Mei 2006. h.64
21
11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan,
jenis kelamin, norma, atau adat, etnis, strata sosial dan sebagainya
12) Mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan saling menjaga perasaan
13) Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong
14) Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
15) Memberikan harapan yang lebih besar bagi manusia biasa yang mampu menjalin
hubungan positif dengan sesamanya, baik ditempat kerja maupun dimasyarakat.
Ibnu Hizam juga mengemukakan pendapatnya mengenai kekurangan yang
dimiliki metode jigsaw diantaranya adalah:20
1) Sulit membuat kelompok yang heterogen baik intelegensi, bakat, minat, atau
daerah tempat tinggal
2) Murid- murid yang dianggap guru heterogen, sering tidak merasa cocok dengan
kelompok itu
3) Pengertian tentang guru pengelompokkan ini kadang-kadang masih belum
mencukupi
4) Dalam belajar bersama tidak terkendali sehingga menyimpang dari rencana dan
berlarut- larut
Untuk mengambil manfaat dan mengatasi kekurangan-kekurangan dari
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut, maka guru perlu membuat
perencanaan-perencanaan yang sebaik-baiknya, dan juga diperlukan simulasi atau
latihan dalam menerapkan model pembelajaran ini.
e. Evaluasi Pe mbelajaran
Asesmen dalam pembelajaran kooperatif biasanya terkait dengan empat hal yang
khas, antara lain sebagai berikut.
1) Apakah sudah dikembangkan suatu rubrik atau criteria penilaian tertentu?
2) Bagaimanakah cara guru mengkomunikasikan kemajuan belajar kepada siswa?
20 Ibnu Hizam,Koopertif Learning Metode Jigsaw (Orientasi dan aplikasinya dalam KBM), Jurnal Studi Pendidikan STAI Muhammadiyah BIMA, Vo lu me III no mor 2 Mei 2006. h.65
22
3) Bagaimanakah cara guru mengkomunikasikan kemajuan pembelajaran kepada
orang tua dan administrator sekolah?
4) Bagaimanakah cara siswa mengkomunikasikan kemajuan pembelajarannya kepada
guru?
Dalam hal ini, asesmen atau penilaian didefinisikan sebagai istilah umum
yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja
(performance) individu peserta didik atau kelompok. Proses penilaian mencakup
pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. 21
Johnson and Johnson pada publikasinya berjudul Cooperative Learning and
Assesment, memerinci identifikasi bermacam- macam penilaian yang umum
diterapkan dalam pembelajaran kooperatif seperti dinyatakan dalam tabel berikut
ini.
Tabel 2.4 Identifikasi Bermacam Tes dalam Pembelajaran Kooperatif 22
Model pembelajaran dengan penilaian gotong royong perlu lebih sering
dipakai dalam dunia pendidikan agar bisa kondusif bagi proses kedewasaan dan
pengembangan siswa. Sistem belajar perlu memperhatikan pula aspek-aspek
afektif. Sistem peningkatan hanya menekankan pada hasil belajar yang bersifat
kognitif sedangkan sistem individual mulai memperhatikan aspek afektif untuk
21 Warsono dkk, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya: 2012), hal. 264-265.
22 Warsono dkk, op. cit¸ hal 275-276.
Tujuan Focus Setting Stakes Pemegang
kepentingan
Diagnostic Proses
pembelajaran
Buatan
(Ruang kelas)
Rendah Siswa- orang tua
Formatif Proses
pengajaran
Otentik
(Dunia nyata)
Rendah Guru
Sumatif Luaran
pembelajaran
Luaran
pengajaran
Buatan
(Ruang kelas)
Tinggi Administrator
Pembuat
kebijakan
23
mencapai hasil- hasil belajar kognitif. Namun patut disadari, sistem individu ini
juga bisa membawa dampak afektif lainnya. Sistem pendidikan gotong royong
merupakan alternatif menarik yang mencegah tumbuhnya keagresifan dalam
sistem kompetensi dan keterasingan dalam sistem individu tanpa mengorbankan
aspek kognitif.
f. Pembelajaran IPA de ngan Jigsaw
Seperti telah diuraikan diatas bahwa pembelajaran kooperatif memiliki
beberapa pendekatan, salah satunya adalah jigsaw. Jigsaw merupakan salah satu
variasi dari model pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh
Elliot Aronson dan teman-temannya di universitas pada tahun 1978.23 Jigsaw
kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-temannya pada tahun 1980 di
Universitas Jhon Hopskins. Jigsaw yang dikembangkan oleh Aronson dikenal
dengan jigsaw I, kemudian jigsaw yang dikembangkan oleh Slavin di kenal
dengan nama jigsaw II. Perbedaan jigsaw I dan jigsaw II terletak pada waktu
pelaksanaan, dimana waktu pelaksanaan jigsaw I lebih singkat dibandingkan
jigsaw II. Selain itu, dalam pembelajaran jigsaw I siswa menyelesaikan
permasalahan yang berbeda dalam kelompok ahli sedangkan dalam jigsaw II siswa
menyelesaikan permasalahan yang sama dalam kelompok ahli. Jigsaw yang
dikembangkan oleh Slavin lebih praktis dan mudah diterapkan ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung. 24
3. Hasil Belajar
Kata hasil dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang
menjadi akibat dari usaha. Kata hasil sering dikaitkan dengan prestasi, hal ini
karena arti prestasi itu adalah hasil yang telah dicapai. Selanjutnya Soetioe
mengungkapkan pengertian belajar adalah perubahan mental pad a diri pelajar atau
23 Robert, E. Slav in, Cooperative Learning:What Makes Groupwork Work . (University of Yo rk and Jhons Hopkins university), h.6.
24 Robert E. Slavin, Coopererat ive Learning, teori, riset, dan praktik. (Bandung:Nusa Media , 2005), hal. 237.
24
memodifikasi kecenderungan. Jadi dapat disimpulkan hasil belajar adalah
perubahan mental pada diri pelajar akibat dari usaha.
Sejalan dengan pernyataan di atas Sudjana mengungkapkan bahwasannya
hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar.25 Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu
yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan
kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh kepada perilaku. Dengan
demikian, perilaku belajar seseorang didasarkan kepada tingkat pengetahuan
terhadap sesuatu yang dipelajari yang kemudian diketahui melalui tes dan pada
akhirnya memunculkan hasil belajar dalam bentuk nilai ril atau non riel.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
kognitif memiliki pengaruh terhadap perilaku siswa, seperti yang d isajikan dalam
skema berikut:
Pengetahuan
Belajar Tes Hasil Belajar Nilai
Perilaku
Gambar 2.2 Skema Proses Hasil Belajar
Dari skema di atas mencerminkan bahwa hasil belajar diperoleh dari
kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya
kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan
dan perubahan perilaku dari individu yang bersangkutan terhadap yang dipelajari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
peristiwa yang bersifat internal pada diri seseorang setelah melakukan kegiatan
25 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h.22.
25
belajar. Suatu peristiwa ini ditandai dengan perubahan perilaku dan pengetahuan
seseorang terhadap apa yang dipelajarinya. Kemudian hasil belajar dapat diperoleh
dengan melakukan evaluasi atau penilaian terhadap perubahan perilaku dan
pengetahuan tersebut.
a. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Penilaian terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif ini merupakan hasil
belajar yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada ranah kognitif,
terdapat enam jenjang, diantaranya:
1) Pengetahuan (knowledge) berhubungan dengan kemampuan mengingat pada
materi pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya (recall). Contohnya, nama
kepala negara, nama presiden, nama negara, rumus, dalil, hukum, dan sebagainya;
2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan memahami arti suatu materi
pembelajaran. Contohnya, menafsirkan, menjelaskan atau meringkas/ merangkum
suatu pengertian, seperti memahami isi suatu cerita;
3) Penerapan (application) adalah kemampuan menerapkan atau menafsirkan suatu
materi pembelajaran yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru atau situasi yang
konkrit, seperti menerapkan suatu dalil, metode, konsep, prinsip, atau teori.
Contohnya, mampu memecahkan masalah sebagai penerapan dari informasi atau
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya;
4) Analisis (analysis) adalah kemampuan menguraikan atau menjabarkan sesuatu ke
dalam komponen-komponen atau bagian, sehingga susunannya dapat dimengerti.
Contohnya, menganalisis suatu bentuk bagan atau diagram;
5) Sintesis (synthesis) menunjukkan pada menghimpun bagian ke dalam suatu
keseluruhan. Seperti merumuskan tema suatu rencana atau melihat hubungan
abstrak dari berbagai informasi atau fakta. Contohnya, menyimpulkan suatu hasil
diskusi, atau kesimpulan cerita;
26
6) Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu
berdasarkan pada maksud atau kriteria tertentu. Contohnya, menilai dua hasil
karya atau gambar lalu ditentukan, karya mana yang lebih baik dari yang lainnya.26
b. Pengukuran Hasil Belajar
Hasil belajar ini dapat diketahui dari proses penilaian, yaitu kegiatan
membandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan yang
relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas kuantitatif.
Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
yaitu pengukuran secara tertulis, pengukuran secara lisan, dan pengukuran melalui
observasi. Setiap cara/prosedur memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Prosedur mana yang harus dipilih tergantung pada berbagai faktir yaitu:
jenis kemampuan yang diukur, jumlah siswa, dan waktu yang tersedia.
Dalam pembelajaran IPA khususnya IPA SD prosedur lisan pada umumnya
jarang dilakukan, mengingat jumlah siswa yang jumlahnya banyak sedangkan
waktunya terbatas. Adapun prosedurnya yang banyak dilakukan ialah prosedur
tertulis dan observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang
sifatnya kognitif dan afektif. Sedangkan prosedur observasi digunakan untuk
mengukur hasil belajar yang sifatnya psikomotor.
Setiap pengukuran, baik melalui prosedur tertulis maupun prosedur
observasi, memerlukan alat ukur tertentu yang tetap. Alat ukur dapat
dikelompokkan kedalam dua golongan besar yakni “tes” dan “bukan tes”. Tes
adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan
mengunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya.
Alat ukur yang bukan tes mencakup angket, skala sikap, dan sebagainya. Tes
dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yakni tes uraian dan tes obyektif.
Perbedaannya ialah tes uraian meminta jawaban uraian singkat yang disusun siswa
26 Lu kmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), hal. 171.
27
dengan memilih salah satu jawaban dari beberapa kata atau simbol untuk
melengkapi pernyataan yang belum sempurna.
4. Konsep Cahaya
a. Pengertian Cahaya
Cahaya berasal dari sumber cahaya. Sumber cahaya terbesar yang
memancarkan cahayanya ke bumi adalah matahari. Cahaya sangat penting bagi
kehidupan di muka bumi. Tanpa cahaya, kamu tidak dapat melihat benda yang
beraneka warna, bunga-bunga yang berwarna-warni, dan pemandangan alam yang
sangat mempesona. Sumber cahaya terbagi menjadi dua yaitu sumber cahaya
alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami adalah sumber cahaya
yang tidak dapat dibuat oleh manusia. Misalnya matahari, beberapa hewan
(kunang-kunang) dan beberapa hewan laut. Sedangkan sumber cahaya buatan
adalah sumber cahaya yang dibuat oleh manusia. Misalnya lampu listrik, lampu
minyak, lampu senter, lilin dan lain- lain.
b. Sifat-sifat Cahaya
Adapun cahaya memiliki sifat-sifat cahaya sebagai berikut:
1) Cahaya dapat merambat lurus
Contoh ketika kita menggunakan senter
2) Cahaya dapat menembus benda bening
Contoh air, kaca dan plastik
3) Cahaya dapat dibiaskan
Contoh ikan di kolam yang jernih terlihat lebih besar dari aslinya, dasar kolam
terlihat lebih dangkal, dan jalan beraspal pada siang hari yang panas terlihat seperti
berair.
4) Cahaya dapat dipantulkan
Pemantulan cahaya terbagi menjadi dua yaitu pemantulan konfus
(pemantulan teratur) dan pemantulan difus (pemantulan baur). Pemantulan konfus
(pemantulan teratur) adalah berkas cahaya yang jatuh mengenai permukaan benda
yang dipantulkan secara teratur. Sedangkan pemantulan difus (pemantulan baur)
28
adalah berkas cahaya mengenai permukaan yang tidak rata maka berkas cahaya
tersebut dipantulkan ke berbagai arah.
c. Cermin
Cermin dapat membentuk bayangan benda seperti aslinya. Cermin
dikelompokkan menjadi tiga bagian sebagai berikut.
1) Cermin datar
Cermin datar adalah cermin yang memiliki bidang pantul datar dan titak
melengkung. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar sebagai berikut.
a) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda.
b) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin
c) Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat dalam cermin,
tetapi tidak dapat di tangkap oleh layar.
2) Cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin yang memiliki bidang pantul melengkung kea rah
dalam. Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung tergantung letak
benda terhadap cermin.
a) Jika letak benda dekat dengan cermin cekung maka akan berbentuk bayangan yang
memiliki sifat semu(maya), lebih besar, dan tegak.
b) Jika benda dijauhkan dari cermin cekung maka akan diperoleh bayangan yang
bersifat nyata dan terbalik.
3) Cermin cembung
Cermin cembung adalah cermin yang memiliki bidang pantul kea rah luar.
Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung yaitu maya, tegak, dan
diperkecil. Contoh kaca spion pada kendaraan.
d. Manfaat Cahaya
Manfaat cahaya sangatlah banyak baik di darat dan di dalam air. Tanpa
cahaya matahari, tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya
tumbuhan tidak dapat menyediakan makanan bagi makhluk hidup lain. Mungkin
tidak ada lagi makhluk hidup yang dapat bertahan hidup jika tanpa ada matahari.
29
Beberapa manfaat cahaya dalam kehidupan sehari- hari yaitu sebagai berikut.
1) Manfaat cahaya di bidang kesehatan
Salah satu maaf di bidang kesehatan adalah foto rontgen. Jika ada seseorang
yang mengalami kecelakaan hingga patah tulang, maka untuk mengaetahui kondisi
tulang dokter memerlukan foto rontgen. Manfaat lain dari cahaya bagi kesehatan
yaitu digunakan dalam bentuk sinar laser sebagai pengganti pisau bedah. Cahaya
matahari yang mengandung sinar ultraviolet juga dapat membunuh kuman
penyakit dan dapat membantu proses pembentukkan vitamin D dalam tubuh.
2) Manfaat cahaya di bidang industri
Cahaya dapat dimanfaatkan untuk memotong benda-benda yang memiliki
sisi potong yang rumit. Misalnya pemotong pada industry besi dan baja. Cahaya
yang digunakan untuk memotong di dalam bidang industry adalah sinar laser.
Sifat-sifat cahaya juga diciptakan untuk mempermudah pekerjaan manusisa.
Misalnya digunakan untuk memfotocopi, kamera foto, mikroskop, teleskop dan
periskop.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian ini. Hasil penelitian pendukung yang dimaksud yaitu hasil penelitian
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPA,
antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Agasta Ika Wulandari tahun 2011 yang
mengembangkan perangkat pembelajaran kooperatif jigsaw dipadu dengan
eksperimen terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 1
KARTASURA tahun pelajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil nilai siswa yang diajarkan menggunakan tipe jigsaw dengan siswa
yang tidak diajarkan dengan jigsaw.”27
27 Agasta Ika Wulandari, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dipadu dengan Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi. Universitas Sebelas Maret. 2012, Hal.11.
30
2. Hasil penelitian oleh Lilin Yunarwati yang berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta ” tahun
pelajaran 2010/2011, menyebutkan bahwa jigsaw dapat menunjukkan motivasi
belajar menjadi meningkat dibandingkan tanpa menggunakan jigsaw. 28
3. Penelitian yang dilakukan oleh Tiwan MT tahun 2008, menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran Bahan Teknik. Peningkatan terlihat pada peningkatan aktivitas dan
peran serta selama pembelajaran. Kemampuan kooperatif mahasiswa semakin
meningkat dan memberikan hasil yang positif pada pembelajaran secara
kelompok.29
4. Penelitian yang dilakukan oleh Udo Hinze, dkk, menunjukkan bahwa jigsaw
adalah metode yang sangat bagus untuk proses inisiasi positif da lam pembelajaran
kolaborasi di CSCL. Selain itu, metode jigsaw dapat memudahkan pembelajaran
yang kompleks menjadi lebih mudah. Metode ini dapat mengorganisasikan dan
menyeimbangkan berbagai kondisi dan faktor dasar dari proses pengoptimalisasian
pembelajaran. Penelitian ini, berfokus pada pembelajaran yang dibutuhkan. 30
5. Penelitian yang dilakukan oleh Yani Nurhaeni dalam jurnalnya yang berjudul
“Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMPN 43 Bandung”, menunjukkan
bahwa menggunakan tindakan pembelajaran koopertif tipe jigsaw pada konsep
listrik ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran fisika
pada konsep listrik. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada ko nsep
28
Lilin Yunarwi, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIID SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011, Skipsi. Un iversitas Sebelas Maret. 2011, hal.7.
29 Tiwan MT., Peningkatan Kualitas Proses Dan Hasil Pembelajaran Bah an Teknik Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Jig Saw. Jurnal.Hal. 12.
30 Udo Hinze, Jigsaw Method in the Context of CSCL. Jurnal.Hal. 6.
31
listrik pada pelajaran fisika ternyata sangat antusias, aktif dan efektif dapat
dibuktikan dari hasil aktifitas belajar siswakelas IX SMPN 43 Bandung.31
C. Kerangka Berpikir
Secara umum prestasi siswa dalam pembelajaran fisika masih dikategorikan
rendah. Hal ini berdasarkan hasil studi TIMMSS-R (Third Internasional
Mathematics and Science Study-Repeat) yang menyatakan bahwasannya
kemampuan fisika siswa di sekolah menengah di Indonesia berada di urutan ke 32
dari 38 negara peserta. Penggunaan metode/model k lasik dalam proses
pembelajaran ditenggarai sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya prestasi
belajar siswa. Harus disadari bahwa dewasa ini dalam proses pembelajaran fisika,
masih banyak guru yang hanya menyampaikan produk tanpa memperhatikan
proses kejadian. Peran guru dalam proses pembelajaran lebih dominan, artinya
proses pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher centered). Hal tersebut
akan membuat siswa cenderung pasif sehingga akan berrpengaruh dengan hasil
belajar yang akan dicapai.
Pada proses pembelajaran siswa akan lebih mudah memahami makna atau
arti yang terkandung dalam pesan yang disampaikan, apabila mereka terlibat
langsung dalam proses pembelajaran tersebut. Salah satu cara untuk mengatasi
keadaan demikian adalah pemilihan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan
melalui interaksinya dengan lingkungan dan juga lebih diarahkan kepada kegiatan
yang mendorong siswa belajar aktif baik secara fisik, sosial maupun mental dalam
memahami konsep.
Melalui model kooperatif tipe jigsaw siswa akan lebih mudah memahami
makna atau arti yang terkandung dalam pesan yang disampaikan. Dengan
diterapkan model kooperatif tipe jigsaw, diharapkan siswa akan terlibat aktif. Tipe
31 Yani Nurhaeni, Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMPN 43 Bandung.Jurnal.Hal. 88.
32
jigsaw membuat siswa dapat bekerjasama dalam kelompok, sehingga dapat
menimbulkan saling ketergantungan positif antara sesama anggota kelompok.
Dengan model pembelajaran ini siswa diberi kesempatan bukan hanya
sekedar belajar tetapi, juga saling mengajarkan satu sama lain. Siswa tidak hanya
dapat saling berbagi dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan. Selanjutnya
melalui proses kebersamaan tersebut akan melatih siswa mengembangkan
keterampilan sosialnya, menghargai perbedaan, meningkatkan motivasi, sikap
positif, dan mengurangi kecemasan sehingga, pada akhirnya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini
adalah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar IPA siswa pada konsep cahaya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cirendeu III Tangerang Selatan pada
kelas V. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
2013/2014 yaitu pada tanggal 26 Maret 2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode quasi-eksperiment. Penelitian
quasi eksperiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya mengontrol variabel- variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. 1 Penggunaan metode quasi-eksperiment dalam
penelitian ini dipandang tepat karena penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang pengaruh pendekatan pembelajaran kooperatif
terhadap hasil belajar IPA siswa.
Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Randomize Control Group
Pretest and Posttest Design. Rancangan ini melibatkan dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum diberikan perlakuan
pada kedua kelas diberikan pretest. Selanjutnya kelompok eksperimen
diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw, sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran
menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah perlakuan kedua kelas
diberikan posttest untuk lebih jelasnya desain penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), cet.16, h.144
33
34
Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest and Posttest Design
Keterangan:
T1 : Pretest (tes awal sebelum proses belajar mengajar dimulai
dan belum diberikan perlakuan)
T2 : Posttest (tes akhir setelah proses belajar mengajar berlangsung dan diberikan perlakuan)
XM : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok
eksperimen yang dikenai perlakuan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
Xm : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. 2 Populasi pada
penelitian ini adalah siswa SDN III Cirendeu. Sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 2 kelompok, yaitu:
1. Kelompok eksperimen
Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang mendapat pembelajaran
IPA secara pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sampel yang terpilih sebagai
kelompok eksperimen adalah siswa kelas V B yang berjumlah 45 siswa.
2. Kelompok kontrol
Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran IPA
secara konvensional. Sampel yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah siswa
kelas V A yang berjumlah 45 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dari
guru dan kepala sekolah. Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 14, h. 173-174
Kelompok Tes Awal Perlakuan (x) Tes akhir
Eksperimen T₁ XM T₂
Kontrol T1 Xm T2
35
kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif, dan
psikomotoriknya.
D. Prosedur Penelitian
Langkah- langkah pada setiap tahap prosedur penelitian dapat dilihat lebih jelas
pada gambar dibawah:
Tahapan Persiapan
1. Mengurus surat izin penelitian
2. Survei tempat uji coba instrumen dan penelitian
3. Membuat instrumen penelitian, RPP, LKS
modul, dll
4. Uji coba instrumen, analisis hasil uji coba
instrumen, dan perbaikan instrumen
Tahap Pelaksanaan
Kelas eksperimen Kelas kontrol
pretest pretest
Pembelajaran menggunakan
pendekatan pembelajaran
Pembelajaran menggunakan
pendekatan konvensional kooperatif
posttest posttest
Tahap Akhir
1. Analisis data
2. Hasil penelitian
3. Kesimpulan
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
36
E. Variabel Penelitian
Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian.3 Maksudnya adalah hal yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
Variabel Bebas (X) : Pendekatan pembelajaran kooperatif
Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar IPA siswa pada konsep cahaya
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
cara-cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang
dipergunakan untuk penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu
ditentukan sumber data, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan
instrumen yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen tes.
Instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda. Tes disusun berdasarkan
3 Su madi, Su ryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h.
25
Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan
Data
Instrumen
Kelas
eksperimen
dan kelas
kontrol
Hasil belajar
siswa sebelum
diterapkan
pendekatan
pembelajaran
kooperatifdan
konvensional
Melaksanakan
tes awal
(pretest)
Butir
Pilihan
ganda
Kelas
eksperimen
dan kelas
kontrol
Hasil belajar
siswa setelah
diterapkan
pendekatan
pembelajaran
kooperatif dan
konvensional
Melaksanakan
tes akhir
(posttest)
Butir
Pilihan
ganda
37
indikator yang disesuaikan dengan KTSP, tes dilakukan sebelum pembelajaran
(pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Skor yang digunakan pada
pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar dan nol (0)
untuk jawaban yang salah.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menentukan konsep dan sub konsep berdadarkan KTSP
2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian
3. Membuat soal berdasarkan instrumen penelitian
4. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing
5. Melakukan uji coba instrument
Desain kisi-kisi instrumen penelitian pendekatan Kooperatif tipe jigsaw
dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
38
Tabel 3.3 Desain Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Keterangan.
*Soal yang dipakai sebagai instrumen tes
Dalam soal yang dinyatakan validitas ada 37 soal, akan tetapi yang
dipakai hanya 25 soal dikarenakan soal yang akan dites untuk siswa harus
bervariasi yaitu sangat mudah, mudah, sedang, sukar, dan sangat sukar.
Sehingga untuk mengukur kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil
belajar.
Kompetens i dasar
Konsep Urai an materi Indikator Tingkat pengetahuan
dan nomor soal ∑
Soal %
Soal C1 C2 C3
6.1 Mendeskrip sikan sifat- sifat cahaya
Sumber- sumber cahaya
Pengertian cahaya, dispersi cahaya, dan penguraian cahaya
Menjelaskan pengertian cahaya, dan penguraian cahaya
1*,2* 3,4* 5,6* 6 13,33 %
Menyebutkan sumber-sumber cahaya
7,8,9* 10*, 11*
12*, 13*
7 15,56 %
Sifat-sifat cahaya
Sifat-sifat cahaya Menyebutkan sifat- sifat cahaya
14*, 15
16*, 17*
18*, 19*
6 13,33 %
Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat- sifat cahaya
20*, 21
22*, 23*
24*, 25*
6 13,33 %
Cermin Sifat pemantulan pada cermin datar, cekung, dan cembung
Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung dan cembung
26*, 27*, 28,
29*, 30*, 31*, 32*
33*, 34*, 35*
36*, 37*
12 26,67 %
6.2 Membuat suatu karya/ mode l misal : periskop/len sa dari bahan sederhana dengan menerap kan sifat-sifat cahaya
Manfaat cahaya
Manfaat cahaya bagi kehidupan sehari-hari
Menyebutkan manfaat cahaya bagi kehidupan sehari- hari
38*, 39*
40*, 41*
42, 43*,4 4*,45
*
8 17,78 %
∑ soal 18 13 14 45 100%
% soal 40% 28,89 %
31,11 %
100 %
39
H. Uji Coba Instrumen Tes
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas
instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian
ini uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas eksperimen dan kelas
kontrol, yaitu kelas VI MIN 15 Bintaro, Jakarta Selatan. yang terdiri dari 45
siswa. Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah
mengolah data hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda.
I. Instrumen Tes Pilihan Ganda
1. Validitas Instrumen
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas tes
yang digunakan adalah validitas butir soal dengan cara membandingkan skor
siswa untuk tiap butir soal dengan skor total.
Perhitungan validitas butir soal dengan korelasi point biserial sebagai
berikut: 4
dimana:
: koefisiensi korelasi biserial
M : realita skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya
M : realita skor total
: standar deviasi dari skor total
: populasi siswa yang menjawab benar
: populasi siswa yang menjawab salah
Jika harga rhitung> rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan valid. Hasil uji
validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
4 Ahmad Sofyan, d kk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: LP UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), hal. 109
40
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi.
Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya,
konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R
20(kuder-Rochardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal
pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut:5
dimana:
rII : reliabilitas tes secara keseluruhan
: proporsi siswa yang menjawab benar
: proporsi siswa yang menjawab salah ( )
∑pq : jumlah hasil perkalian antara dan
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes
dengan,
5 Suharsimi arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal 101
Statistik Item Soal
Jumlah Soal 45
Jumlah Siswa 45
Nomor Soal Valid 1,2,4,6,9,10,11,12,13,14,16,17,18,19,20,22,23,24,
25,26,27,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41,
43,44,45
Jumlah Soal Valid 37
Presentase (%) 82,22%
41
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5 Interprestasi Reliabilitas
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Hasil uji coba
reliabilitas instrument tes dengan menggunakan software anates versi 4.0 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabe l di bawah ini :
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Berdasarkan
perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah
0,80. Nilai ini termasuk kategori reliabilitas tinggi. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini.
3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu
mudah tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula
sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan
tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya. Oleh karena itu, soal yang
dibuat untuk mengukur tes hasil belajar sebaiknya adalah soal yang dapat
menjangkau semua kemampuan siswa. Untuk mengetahui taraf kesukaran soal
yang dibuat, sebaiknya pembuat soal harus melakukan perhitungan taraf
Koefisien Korelasi Krite ria Reliabilitas
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
<0,20 Sangat rendah
Statistik Item Soal
r11 0,80
Kesimpulan Reliabilitas Tinggi
42
kesukaran soal. Atas dasar pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti
melakukan perhitungan taraf kesukaran soal dengan menggunakan rumus:6
dimana:
P = indeks tingkat kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Interprestasi mengenai tingkat kesukaran yang diperoleh digunakan tabel
klasifikasi dibawah ini:
Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran Soal
Hasil uji coba instrument tes dengan menggunakan software anates versi
4.0 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis
pada 45 soal yang diujicobakan.
Tabel 3.8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 45 soal tes hasil
belajar yang diujikan soal sangat mudah 8 soal, mudah 10 soal, sedang 12 soal,
sukar 5 soal dan sangat sukar 10 soal.
6
Ahmad Sofyan, dkk, op.cit. hal. 103
Kriteria Item Soal
No. Soal Jumlah Soal Presentase Sangat Mudah 1,3,5,11,12,13,18,19 8 17,78%
Mudah 7,8,9,14,15,16,17,20,31,32 10 22,22%
Sedang 10,21,22,24,28,30,33,34,37,38,40,44 12 26,67% Sukar 23,25,26,27,29 5 11,11%
Sangat Sukar 2,4,6,35,36,39,41,42,43,45 10 22,22%
Jumlah 45 100%
Taraf Kesukaran Klasifikasi
0.00 - 0.15 Sangat sukar
0.15 - 0.30 Sukar
0.30 - 0.70 Sedang
0.70 – 0.85 Mudah
0.85 – 1.00 Sangat Mudah
43
4. Daya Pembeda
Suharsimi Arikunto mendefinisikan daya pembeda soal sebagai
kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Adapun rumus yang
digunakan untuk mencari daya pembeda soal adalah:
=
dimana:
D = daya pembeda
BA= jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda
Hasil uji coba instrumen tes dengan menggunakan software anates versi 4.0
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 45 soal yang
diujicobakan.
Tabel 3.10 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal
Krite ria
Item Soal
No. Soal Jumlah
Soal
Presentase
Jelek 1,3,5,7,15,21,39,41,42,43,45 11 24,44%
Cukup 4,6,8,9,11,12,13,16,18,20,24,28,29,36,40 15 33,33%
Daya
Pembeda Klasifikasi
0.00 – 0.20 Jelek
0.20 – 0.40 Cukup
0.40 – 0.70 Baik
0.70 – 1.00 Baik sekali
44
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 11 soal yang
memiliki daya jelek, 15 soal dalam kategori cukup, 13 soal dalam kategori
baik, dan 6 soal dalam kategori sangat baik.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data intrumen tes ini meliputi uji prasyarat hipotesis dan
pengujian hipotesis, yaitu sebagai berikut:
a. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat
hipotesis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data
yang akan dianalisis. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas dalam
penelitian ini adalah uji Chi-Kuadrat. Adapun langkah- langkah uji normalitas
Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:7
a) Mencari skor terbesar dan terkecil
b) Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar-skor terkecil
c) Mencari banyaknya Kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 log N (Rumus Sturgess)
d) Mencari nilai panjang kelas (i)
7
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula (Bandung: ALFABETA, 2009) h.121-124.
Krite ria
Item Soal
No. Soal Jumlah
Soal
Presentase
Baik 2,10,14,17,19,22,23,31,32,33,35,37,38,44 13 28,90%
Baik
Sekali 25,26,27,30,33,34 6 13,33%
Jumlah 45 100%
45
e) Membuat tabulasi dengan tabel penolong
f) Mencari rata-rata (mean)
g) Mencari simpangan baku (standard deviasi)
h) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:
i. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri batas interval pertama dikurangi
0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5
ii. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
iii. Mencari luas O-Z dari tabel kurva normal 0-Z dengan menggunakan angka-
angka untuk batas kelas.
iv. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z,
yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi
baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada
baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.
v. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden.
vi. Mencari chi-kuadrat hitung (χ2hitung))
No. Kelas
Interval
f Nilai
Tengah ( xi )
xi 2 f .xi f .xi
2
Jumlah Σ
f
=
- - Σ f .xi
=
Σ
f .xi 2
=
46
vii. Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel untuk α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = n-1, dengan kriteria:
Jika χ2hitung ≥ χ2tabel, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan
Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, artinya Data Berdistribusi Normal.
2) Uji Homogenitas
Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji
kehomogenitasannya. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada
penelitian ini adalah dengan uji Fisher. Adapun langkah- langkah pengujiannya
adalah sebagai berikut:8
a) Hipotesis
b) Bagi data menjadi dua kelompok
c) Cari masing- masing kelompok nilai simpangan bakunya
d) Tentukan Fhitung dengan rumus:
F
SA
SB
2 2
Keterangan:
F = Homogenitas
SA2 = Varians terbesar
SB2 = Varians terkecil
e) Tentukan kriteri pengujian:
Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti populasi homogen .
Jika F hitung Ftabel maka H0 ditolak, ang berarti populasi tidak homogen.
b. Pengujian Hipotesis
Metode statistika untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan
harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan
kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan
varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan
8 Riduwan, Op. cit. hal. 120.
47
adalah data berdistribusi normal dan homogen. Data berdistribusi normal dan
homogen, untuk menguji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji-t
sesuai persamaan berikut:9
Langkah- langkah perhitungan uji-t adalah sebagai berikut:
1) Mencari mean yaitu
2) Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu
3) Mencari Standar Eror mean (SEM), yaitu 4) Mencari Standar Eror dari perbedaan mean (SEM1-M2) antara variable:
5) Mencari “t” atau “t0 ”, yaitu
Langkah selanjutnya adalah:
1) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus :
Dk = (n1 – 1) + (n2 – 1)
2) Menentukan nilai t-tabel
3) Menguji hipotesis
Jika : – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel = Terima H0, Tolak Ha
– t tabel < t hitungatau t tabel < t hitung= Terima Ha, Tolak H0
c. Hipotesis Statistik
Berikut adalah hipotesis statistik pada penelitian ini:
Ho : µ1= µ2
Ha : µ1≠ µ2
Kriteria pengujian:
Ho ditolak jika thitung> ttabel
Ho diterima jika thitung<ttabel
9
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan Cet. Ke-10 (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000), h. 314-316.
48
Keterangan :
Ho = hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa
Ha = hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa
µ1 =nilai rata-rata hasil belajar IPAyang telah diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
µ2 = nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diajarkan secara konvensional.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Deskripsi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol setelah dikelompokan ke dalam rentang nilai yang telah
ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai pretest antara
kelas eksperimen maupun kelas kontrol secara umum tidak terlalu jauh
perbedaannya. Perbedaan terlihat jelas pada rentang nilai 20 sampai 29, dimana
pada kelas eksperimen siswa yang memperoleh nilai pada rentang tersebut ada
1 siswa, sedangkan pada kelas kontrol ada 1 siswa yang memperoleh nilai pada
rentang tersebut. Kemudian pada rentang 40 sampai 49 pada kelas eksperimen
sebanyak 7 siswa sedangkan kelas kontrol 13 siswa. Selanjutnya perolehan
nilai pada rentang 80 sampai 89 untuk kelas eksperimen sebanyak 1 siswa yang
memperoleh nilai tersebut, sedangkan kelas kontrol 3 siswa.
49
No Rentang
Nilai
Frekuensi ( f1) Pretest
Eksperime n Kontrol
1 20 – 29 1 1
2 30 – 39 3 5
3 40 – 49 7 13
4 50 – 59 5 10
5 60 – 69 20 4
6 70 – 79 8 7
7 80 – 89 1 3
8 90 – 99 - 2
Jumlah siswa 45 45
50
Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut ditunjukkan
pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, menunjukan hasil pretest kedua kelompok.
Terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 80
dan nilai terendah yang diperoleh kelompok eksperimen adalah 20, sedangkan
kelas kontrol nilai tertinggi adalah 92 dan nilai terendah 20. Nilai rata-rata
(Mean) tidak berbeda jauh kelas eksperimen 58,76 dan kelas kontrol 55,56.
Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 60 dan kelas kontrol 52. Untuk standar
deviasi kelas eksperimen 13,39 dan kelas kontrol 17,03. Lampiran 18 halaman
132.
2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Berikut ini disajikan tabel hasil posttest kelompok eksperimen dan kontrol
setelah dikelompokan ke dalam rentan nilai yang ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
50
No Rentang Nilai Frekuensi ( f1) Posttest
Eksperime n Kontrol
1 24 – 33 1 2
2 34 – 43 1 4
3 44 – 53 2 13
4 54 – 63 7 5
5 64 – 73 17 8
6 74 – 83 17 8
7 84 – 93 - 4
8 94 –100 - 1
Jumlah siswa 45 45
No Pemusatan dan
Penyebaran Data
Pretest
Eksperime n Kontrol
1 Nilai Tertinggi 80 92 2 Nilai Terendah 20 20
3 Mean 58,76 55,56
4 Median 60 52
5 Standar Deviasi 13,39 17,03
51
Dari tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa perolehan nilai posttest siswa pada
kelas ekperimen pada rentang nilai 24 sampai 33 sebanyak 1 siswa, sedangkan
kelas kontrol sebanyak 2 siswa. Kemudian perolehan rentang nilai 44 sampai
53 pada kelas eksperimen sebanyak 2 siswa, sedangkan kelas kontrol 13 siswa.
Selanjutnya perolehan rentang nilai 74 sampai 83 lebih banyak pada kelas
eksperimen. Pada kelas eksperimen, siswa yang memperoleh rentang nilai 74
sampai 83 sebanyak 17 siswa, sedangkan pada kelas kontrol 8 siswa.
Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut ditunjukkan
pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.4 di atas memperlihatkan hasil posttest nilai tertinggi yang
diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 80 dan nilai terendah yang diperoleh
kelompok eksperimen adalah 24, sedangkan kelas kontrol nilai tertinggi adalah
96 dan nilai terendah 24. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh kelas
eksperimen 67,56 dan kelas kontrol 60,44. Nilai tengah (Median) kelas
eksperimen 72 dan kelas kontrol 60. Untuk standar deviasi kelas eksperimen
11,51 dan kelas kontrol 17,50. Lampiran 18 halaman 133.
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol yang terdiri dari 45 siswa, diperoleh rekapitulasi data
sebagai berikut:
51
No Pemusatan dan
Penyebaran Data
Posttest
Eksperime n Kontrol
1 Nilai Tertinggi 80 96 2 Nilai Terendah 24 24
3 Mean 67,56 60,44
4 Median 72 60
6 Standar Deviasi 11,51 17,50
52
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukan hasil pretest kedua kelas.
Terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar
80, sedangkan kelas kontrol adalah 92. Nilai terendah yang diperoleh kelas
eksperimen adalah sebesar 20, sedangkan kelas kontrol adalah 20. Nilai rata-
rata (Mean) tidak berbeda jauh yaitu sebesar 58,76 dan 55,56. Nilai tengah
(Median) kelas eksperimen 60 dan kelas kontrol 52. Untuk standar deviasi
kelas eksperimen 13,39 dan kelas kontrol 17,03.
Tabel 4.5 di atas memperlihatkan hasil posttest nilai tertinggi yang
diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 80, sedangkan kelas kontrol 96.
Nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 24, sedangkan
kelas kontrol adalah sebesar 24. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh kelas
eksperimen 67,56 dan kelas kontrol 60,44. Nilai tengah (Median) kelas
eksperimen 72 dan kelas kontrol 60. Untuk standar deviasi kelas eksperimen
11,51 dan kelas kontrol 17,50.
Sesudah melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dengan
memberikan model pembelajaan kooperatif tipe jigsaw dan kelas kontrol
dengan pembelajaran konvensional, data di atas memberikan gambaran bahwa
terjadi perubahan nilai baik terhadap kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Perubahan yang terbesar terjadi pada kelas eksperimen yaitu 58,76 menjadi
67,56, sedangkan kelas kontrol 55,56 menjadi 60,44. Artinya rata-rata nilai
siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai siswa
pada kelas kontrol.
52
No Distribusi
Frekuensi
Pretest Posttest
Eksperime n Kontrol Eksperime n Kontrol
1 Nilai Tertinggi 80 92 80 96 2 Nilai Terendah 20 20 24 24
3 Mean 58,76 55,56 67,56 60,44
4 Median 60 52 72 60
5 Standar Deviasi 13,39 17,03 11,51 17,50
53
B. Hasil Analisis
1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Setelah data hasil penelitian di dapat, maka data akan dianalisis. Sebelum
melakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data,
yaitu uji normalitas dan homogenitas guna mengetahui apakah data yang
diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak.
Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data
adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji
Shapiro Wilk pada program SPSS 17,0. Uji Shapiro Wilk digunakan karena n ≥
45 buah. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. Hasil
perhitungan uji normalitas dengan taraf kepercayaan 95% ( = 0,05) untuk
data pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ialah sebagai
berikut.
Hasil uji normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian dapat
dilihat seperti pada tebel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest
Berdasarkan tabel 4.6, terlihat bahwa keempat data terdistribusi normal
dan tidak normal. Nilai Sig. data pretest untuk kelas eksperimen sebesar 0,017,
sedangkan posttest pada kelas eksperimen sebesar 0,000. Terlihat data pretest
0,017 < 0,05 dan data posttest 0,000 < 0,05 pada kelas eksperimen. Hal ini
menunjukkan bahwa data pretest dan posttest untuk kelas eksperimen tidak
normal dan tidak normal. Nilai Sig. data pretest untuk kelas kontrol sebesar
53
Statistik Eksperime n Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Sig. 0,017 0,000 0,147 0,442
Uji Shapiro-Wilk Sig. ≥ 0,05 Sig. 0,05 Sig. ≥ 0,05 Sig. ≥ 0,05
Kesimpulan Tidak
Normal
Tidak
Normal
Normal Normal
54
0,147, sedangkan posttest pada kelas kontrol sebesar 0,442. Terlihat data
pretest 0,147 > 0,05 dan data posttest 0,442 > 0,05 pada kelas kontrol. Hal ini
menunjukkan bahwa data pretest dan posttest untuk kelas kontrol normal dan
normal.
b. Uji Homogenitas Pretest-Posttest
Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi
normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas
didapat dengan menggunakan Levene’s pada SPSS 17,0. Perhitungan secara
lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat dilihat pada lampiran.
Berikut adalah rekapitulasi hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen dan
kontrol.
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest - Posttest
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Sig. pada pretest untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,094 yang artinya 0,094 > 0,05. Sesuai
dengan kriteria bahwa jika nila Sig. 0,05 maka sampel varians yang
homogen. Perolehan nilai ini menunjukkan bahwa kelas eksperimen maupun
kelas kontrol berasal dari populasi homogen. Sedangkan nilai Sig. pada posttest
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,002 yang artinya 0,002 <
0,05. Sesuai dengan kriteria bahwa jika nilai Sig. 0,05 maka sampel varians
yang tidak homogen. Karena antara data pretest dan posttest menunjukkan
hasil yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas
kontrol memiliki varians yang homogen dan tidak homogen. Artinya kedua
kelas memiliki kemampuan yang berbeda.
54
Statistik
Pretest pada kelas
Ekpe rimen dan
Kontrol
Posttest pada kelas
Eksperime n dan
Kontrol
Sig 0,094 0,002
Uji Levene’s Sig. 0,05 Sig. 0,05
Kesimpulan Homogen Tidak Homogen
55
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik diperoleh bahwa data pretest
dan posttest terdistribusi tidak normal dan tidak homogen, sehingga pengujian
hipotesis parametrik yaitu uji Nonparametric Samples Tests pada program
SPSS 17,0. Output uji Nonparametric Samples Tests untuk data pretest dan
posttest secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah tabel hasil
uji hipotesis data pretest dan posttest menggunankan Nonparametric Samples
Tests.
Tabel 4.8 Hasil Uji Hiopotesis Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa untuk data pretest diperoleh nilai
Sig. (2-tailed) sebesar 0,003. Nilai Sig (2-tailed) 0,05 artinya tidak terdapat
perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk data
posttest diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai Sig (2-tailed) 0,05
artinya tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pembelajaran cahaya terhadap hasil belajar
IPA siswa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis data (uji homogenitas) sebelum diberikan perlakuan antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,094. Sig. > 0,05
yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara
kedua kelas tersebut. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sebelum
diberikan perlakuan pembelajaran kedua kelas memiliki kemampuan yang
55
Uji Hipotesis
Nonparametric
Samples Tests
Pretest Posttest
Kriteria Sig (2-tailed) 0,05
Sig. (2-tailed) 0,003 0,000
Keputusan Ho diterima Ho diterima
56
sama berdasarkan uji statistik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil nilai
pretest kelas eksperimen yaitu sebesar 58,76 yang tidak jauh berbeda dengan
nilai kelas kontrol yaitu sebesar 56,56. Dengan asumsi tersebut, pengujian
untuk melihat pengaruh penggunaan model kooperatif tipe jigsaw
pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa didasarkan pada hasil tes akhir
(posttest).
Hasil uji hipotesis pada posttest menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang menggunakan
pembelajaran model kooperatif tipe jigsaw dengan siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional pada konsep cahaya. Hal ini terlihat dari rata-rata
siswa kelas eksperimen yang menggunakan model kooperatif tipe jigsaw lebih
tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional, terdapat selisih sebesar 7,12. Perbedaan tersebut signifikan jika
dilihat dari perolehan uji Nonparametric Samples Tests untuk hasil akhir
(posttest) pada taraf signifikansi 5% ( ) dan tingkat kepercayaan
95%. Berdasarkan analisis tersebut, nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,000. Sig. (2-
tailed) < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk
rata-rata hasil belajar antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe jigsaw, dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran secara konvensional. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian
Supriono, bahwa dengan metode kooperatif tipe jigsaw terjadi perubahan
dalam proses pembelajaran yang meliputi peningkatan keterampilan sosial,
interaksi, kerjasama antar siswa dan keberanian mengemukakan pendapat .1
Menurut Supriono pembelajaran ini terjadi pada saat peserta didik harus
mempertanggung-jawabkan hasil diskusi mereka bersama kelompok ahli
kepada kelompok induk. Ketika mempresentasikan tidak dengan sikap
tanggung jawab dan percaya diri, maka akan memberikan hasil yang tidak
maksimal untuk pemahaman kelompok induk terhadap konsep tersebut.
Pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw dapat membantu siswa
1 Supriono, Penerapan Metode Pembe lajran Kooperatif Model Jigsaw dalam Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraaan.Jurnal Pendid ikan Inovatif vol. 2.No mor 1. September 2006. Hal. 22.
56
57
meningkatkan pengetahuan, pemahaman,, dan penerapan siswa terhadap
konsep yang sedang dipelajari. Peningkatan terhadap pengetahuan dan
pemahaman dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Peningkatan ini terjadi dikarenakan siswa secara langsung
mencari dan memahami konsep serta menjelaskan kembali pada teman-teman
satu kelompoknya, baik di kelompok induk maupun di kelompok ahli.
Pada kelas eksperimen kemampuan kognitif siswa mengamalami
peningkatan hasil belajar lebih tinggi dari pada kelas kontrol dengan
perbandingan kelas eksperimen sebesar 67,56 sedangkan kelas kontro l sebesar
60,44. Peningkatan dikelas ekperimen disemua jenjang kognitif di jenjang C1-
C3, artinya bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw
mempengaruhi hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C1 yaitu pengetahuan,
C2 yaitu pemahaman, dan C3 yaitu penerapan. Hal ini dikarenakan pada proses
pembelajaran model jigsaw siswa diajak untuk melakukan tahapan berdiskusi
dengan kelompok induk dan kelompok ahli sehingga memudahkan siswa
dalam mengingat dan memahami konsep karena siswa yang melakukan
kegiatan sendiri, sehingga informasi- informasi baru yang didapat dari
pengalaman siswa menjadi lebih tahan lama. Hal ini sejalan dengan pendapat
Mayer, bahwa siswa melakukan proses kognitif secara aktif, yakni
memperhatikan informasi relevan yang datang, mendata informasi ini di otak
jadi gambaran yang koheren, dan memadukan informasi tersebut dengan
pengetauan yang telah tersimpan di otak. 2
Peningkatan pada jenjang pengetahuan (C1) disebabkan dari adanya
kegiatan membaca teks materi yang menjadi bahan diskusi. Dari kegiatan
membaca mandiri, siswa dapat mengingat dan menghafal konsep yang akan
dipelajari, sehingga siswa dapat mengidentifikasi dan mengingat konsep pada
materi sifat-sifat cahaya. Peningkatan kognitif pada jenjang pemahaman (C2)
dipengaruhi dengan adanya proses diskusi antara kelompok. Diskusi yang
terjadi di dalam pembelajaran menggunakan model Jigsaw terjadi secara dua
2
Lorin W. Anderson, dan David R. Krathwolh, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, Agung Prihantoro (Terjemahan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010), h.98.
57
58
tahap, yaitu diskusi yang dilakukan di kelompok ahli dan kelompok induk.
Pada tahap pertama, siswa berdiskusi mengenai konsep yang diperdalam secara
mandiri oleh siswa dan berkumpul dengan anggota dari kelompok lain yang
membahas materi yang sama. Dengan dilakukannya diskusi ini, siswa akan
lebih memahami tentang materi yang diemban olehnya. Pada tahapan kedua,
siswa kembali diskusi dengan kelompok induk, mempresentasikan mengenai
hasil diskusi dengan kelompok ahli. Tingkatan kedua ini menuntut siswa untuk
bertanggung jawab terhadap pemahaman anggota kelompok lainnya terhadap
materi yang diembannya. Peningkatan pemahaman ini terjadi dikarenakan
siswa menjelaskan dengan cara yang sesuai dengan kemampuan masing-
masing siswa dalam belajar. Adanya peningkatan pada aspek kognitif
penerapan (C3) ditunjukkan dari kemampuan siswa mempresentasikan
kegunaan dan penerapan berbagai macam alat ya ng digunakan dalam
kehidupan sehari- hari yang menerapkan konsep cahaya dalam
pengaplikasiannya. Pada saat diskusi dipertemuan ketiga, guru memfasilitasi
diskusi siswa dengan membawa berbagai macam alat yang berhubungan
dengan cahaya dalam kehidupan. Pada diskusi ini, siswa diminta untuk
mendiskusikan manfaat cahaya dalam kehidupan. Pemberian alat peraga
bertujuan supaya siswa mampu mengaitkan secara langsung manfaat cahaya
dalam kehidupan. Dari alat peraga yang ada, guru meminta siswa untuk
mempresentasikan kegunaan dan penerapan alat tersebut dalam kehidupan.
Berdasarkan hasil yang didapatkan diketahui bahwa tipe jigsaw berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada konsep cahaya. Artinya bahwa peran guru
dalam membimbing pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berhasil
meningkatkan hasil belajar siswa.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw terhadap hasil belajar IPA siswa pada konsep cahaya di SDN
Cirendeu III Tanggerang Selatan. Hal ini dapat dibuktikan dari hasi uji
hipotesis Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0,000. Nilai rata-rata hasil
pretest kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-rata hasil prettest kelas
kontrol, yaitu 58,76 untuk kelas eksperimen dan 55,56 untuk kelas kontrol.
Sedangkan rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih besar dari pada rata-
rata hasil posttest kelas kontrol, yaitu 67,56 untuk kelas eksperimen dan 60,44
untuk kelas kontrol. Demikian juga berdasarkan hasil perhitungan uji
Nonparametric Samples Tests data pretest diperoleh nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,003. Nilai Sig (2-tailed) 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan nilai
rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk data posttest diperoleh
nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai Sig (2-tailed) 0,05 artinya terdapat
perbedaan nilai rata-rata kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw pembelajaran cahaya terhadap hasil belajar IPA siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya dapat diajukan beberapa
saran yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu:
1. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan lembar observasi dan angket,
untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran dan persepsi siswa
terhadap model kooperatif tipe jigsaw.
59
60
2. Guru hendaknya dapat menggunakan model kooperatif sebagai alternatif dalam
proses belajar mengajar, karena model kooperatif berpengaruh positif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
60
61
DAFTAR PUSTAKA
Amri,Sofan.kontruksi pengembangan pembelajaran pengaruhnya terhadap
mekanisme dan praktik kurikulum, Jakarta: Prestasi Pustaka.
Arikunto,Suharsimi .Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara, 20009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
Hakim, Lukmanul.Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009.
Hinze, Udo. Jigsaw Method in the Context of CSCL.Jurnal.
Hizam, Ibnu.Koopertif Learning Metode Jigsaw (Orientasi dan aplikasinya dalam
KBM), Jurnal Studi Pendidikan STAI Muhammadiyah BIMA, Volume III
nomor 2 Mei 2006.
Ibrahim, Muslimin, dkk, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: University Press,2001.
IkaWulandari, Agasta. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dipadu
dengan Eksperimen Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi. Universitas Sebelas
Maret. 2012,
Isjoni, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, Jakarta: Alfabeta,
2013.
Masitoh dkk. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.
62
Nurhaeni, Yani. Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Listrik Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas XI SMPN 43
Bandung.Jurnal.
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula
Bandung: ALFABETA, 2009.
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Jakarta: Raja wali press.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Refrensi Bagi Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta:
Kencana Prenada Group, 2009.
Sharan, Shlomo. The Handbook Of Cooperative Learning, Inovasi Pengajarandan
Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa Di Kelas. Yogyakarta:
Familia, 2012.
Slavin, Robert.Cooperative Learning:What Makes Groupwork Work . (University of
York and Jhons Hopkins university), h.6 Robert E. Slavin, Cooperative
Learning, teori, riset, dan praktik. Bandung: Nusa Media, 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001.
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D, Bandung: Alfabeta, 2013.
63
Supriono, Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dalam
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan.Jurnal Pendidikan Inovatif vol.
2.Nomor 1. September 2006.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Sofyan, Ahmad. dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: LP
UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006.
Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: LP UIN
Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006.
Tiwan.Peningkatan Kualitas Proses Dan Hasil Pembelajaran Bahan Teknik Melalui
Penerapan Pembelajaran Kooperatif JigSaw.
Trianto,model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, Jakarta :
Presta Pustaka, 2007.
Warsono Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, Bandung: PT Remaja Rosda Karya:
2012.
W. Anderson, Lorin. dan David R. Krathwolh, Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, danAsesmen, Agung Prihantoro
(Terjemahan),Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010.
WWW. Kompas.com .Kemampuan Sains Rendah, diakses pada tanggal 14 desember
2012
Yunarwi, Lilin. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas
VIID SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011,
Skipsi.Universitas Sebelas Maret. 2011.
LAMPIRAN 1
PETA KONSEP MATERI CAHAYA
Pertemuan 1
Pengertian Cahaya
Pertemuan 1
65
Sumber-sumber
cahaya
CAHAYA Pertemuan 1
Sifat-sifat cahaya
a. Alami
b. Buatan
a. Merambat lurus
b. Menembus benda
bening
c. Dibiaskan
d. Dipantulkan
Pertemuan 2
Cermin dan Lensa a. Cermin datar
b. Cermin cekung
c. Cermin cembung
d. Lensa cekung
e. Lensa cembung
Pertemuan 3
Manfaat cahaya
a. Bagi kehidupan
b. Untuk alat optik
(kacamata,
kamera, periskop,
ohp, teropong,
dan mikroskop)
LAMPIRAN 2
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SDN III Cirendeu
Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)
Waktu : 2 x 35 Menit
Pertemuan ke : 1 (satu)
A. Standar Kompetensi
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya
C. Indikator Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber cahaya
2. Siswa dapat mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan
cahaya buatan
3. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya
4. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya
5. Siswa dapat mengelompokkan sifat-sifat cahaya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan sumber-sumber cahaya
2. Mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan cahaya buatan
3. Menyebutkan sifat-sifat cahaya
4. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
5. Mengelompokkan sifat-sifat cahaya
E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:
Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),
Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Materi Ajar
Sumber-sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya
G. Metode/Strategi Pembelajaran
67
Kooperatif / Jigsaw
H. Sumber Belajar
1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media
Utama, 2008)
2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)
3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya
I. Kegiatan Pembelajaran I
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter Waktu
Pendahuluan Memberi salam
Mengkondisikan
kelas dengan
memperhatikan sikap
dan tempat duduk
siswa, serta
menanyakan kabar
Menanyakan
pengertian cahaya
dan mengajak siswa
untuk menyebutkan
sifat-sifat cahaya
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
kepada siswa serta
manfaatnya jika
siswa mampu
menguasai materi
Menjawab salam
Duduk dengan rapih
Menjawab petanyaan
dari guru
Memperhatikan tujuan
yang harus dicapai
Disiplin,
rasa
hormat,
dan
perhatian
5
menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Memberikan
informasi
pembelajaran model
jigsaw
Membagi siswa
menjadi beberapa
Menyimak informasi
dari guru
Berkumpul dengan
teman kelompok
20
menit
68
kelompok induk
Memberikan lima
materi yang berbeda
ke setiap siswa pada
setiap kelompok
induk
1: pengertian cahaya,
sumber cahaya,
dispersi cahaya
2: menjelaskan sifat
cahaya dapat
merambat lurus
3: menjelaskan sifat
cahaya dapat
dibiaskan
4: menjelaskan sifat
cahaya dapat
menembus benda
bening
5 : menjelaskan sifat
cahaya dapat
dipantulkan
Meminta siswa yang
mendapatkan materi
yang sama untuk
berkumpul
membentuk tim ahli
dan mendiskusikan
materi yang mereka
dapatkan
induk
Menerima materi yang
diberikan guru
Mendiskusikan
sumber-sumber
cahaya dan sifat-sifat
cahaya bersama
kelompoknya sesuai
nomor
69
Elaborasi Meminta siswa pada
kelompok ahli untuk
kembali ke kelompok
induk
Meminta dari
kelompok induk
untuk menjelaskan
materi ke kelompok
induknya
Mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok induk di
depan kelas
Kembali ke kelompok
asalnya
Saling bertukar
pengetahuan yang
dimiliki
Mempresentasikan di
depan kelas
20
menit
Konfirmasi Memberikan
penjelasan dengan
membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi tanya
jawab bagi siswa-
siswa yang belum
mengerti dan
memberikan
penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal- hal yang
belum dimengerti
Disiplin,
tekun,
tanggung
jawab, dan
ketelitian
15
menit
Penutup Membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan
penghargaan kepada
perwakilan anggota
kelompok terbaik
Memberikan soal
latihan
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Menerima
penghargaan
Mengerjakan soal
perhatian
dan
ketelitian
10
menit
70
Membaca do’a latihan
Membaca do’a
J. Penilaian Hasil Belajar
Kunci Jawaban:
1. Sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan
2. Matahari, lampu listrik, lampu minyak, lampu senter, dan lilin
3. Cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan,
dan cahaya dapat dibiaskan
4. Cahaya merambat lurus contoh: lampu mobil, senter dan proyektor film. Cahaya dapat
menembus benda bening contoh: kaca bening, plastik bening, dan air jernih
5. Cahaya dapat dipantulkan contoh: bidang yang datar cermin dan bidang yang tidak
beraturan pecahan gelas atau pecahan kaca. Cahaya dapat dibiaskan contoh: sendok dan
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menyebutkan
sumber-sumber
cahaya
Tes tertulis Essay 1. Sebutkan 2 sumber-
sumber cahaya
2. Sebutkan 5 contoh
sumber-sumber
cahaya
3. Sebutkan sifat-sifat
cahaya
4. Sebutkan 3 contoh
peristiwa cahaya
merambat lurus dan
cahaya menembus
benda bening
5. Sebutkan 3 contoh
peristiwa cahaya
dapat dipantulkan dan
dapat dibiaskan
10
20
20
25
25
71
pensil saat dimasukkan kedalam gelas berisi air, kolam renang yang begitu tenang nampak
dasar kolam yang dangkal, dan jalan beraspal pada siang hari terlihat seperti berair.
Ciputat, April 2013
Peneliti
Angga Pranata
NIM. 108018300050
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SDN III Cirendeu
Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)
Waktu : 2 x 35 Menit
Pertemuan ke : 2 (dua)
A. Standar Kompetensi
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya
C. Indikator Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin
cembung
2. Siswa dapat menjelaskan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin
cembung
3. Siswa dapat memberikan contoh cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh cermin datar
2. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh cermin cekung
3. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh cermin cembung
4. Siswa dapat menjalaskan dengan contoh lensa cekung
5. Siswa dapat memberikan dengan contoh lensa cembung
E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:
Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),
Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Materi Ajar
Cermin dan lensa
G. Metode/Strategi Pembelajaran
Kooperatif / Jigsaw
H. Sumber Belajar
73
1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media
Utama, 2008)
2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)
3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya
I. Kegiatan Pembelajaran II
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter Waktu
Pendahuluan Memberi salam
Mengkondisikan
kelas dengan
memperhatikan sikap
dan tempat duduk
siswa, serta
menanyakan kabar
Melakukan pretest,
dengan menanyakan
pengertian cermin
dan lensa dan
mengajak siswa
untuk menyebutkan
contoh cermin dan
lensa
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
kepada siswa serta
manfaatnya jika
siswa mampu
menguasai materi
Menjawab salam
Duduk dengan rapih
Menjawab pertanyaan
dari guru
Memperhatikan tujuan
yang harus dicapai
Disiplin,
rasa
hormat,
dan
perhatian
5
menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Membagi siswa
menjadi beberapa
kelompok
Memberikan lima
Mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru
Berkumpul dengan
20
menit
74
materi yang berbeda
ke setiap siswa pada
setiap kelompok.
1: menjelaskan sifat
cermin datar,
2: menjelaskan sifat
cermin cembung
3: menjelaskan sifat
cermin cekung
4: menjelaskan lensa
cekung
5 : menjelaskan lensa
cembung
Meminta siswa
membaca dan
memahami spintas
materi yang
dibagikan kepada
setiap siswa
Meminta siswa yang
mendapatkan materi
yang sama untuk
berkumpul
membentuk tim ahli
dan mendiskusikan
materi yang mereka
dapatkan
teman kelompoknya
Menerima materi yang
diberikan guru
Membaca sepintas
materi yang diberikan
guru
Mendiskusikan
sumber-sumber
cahaya dan sifat-sifat
75
cahaya bersama
kelompoknya sesuai
nomor
Elaborasi Meminta siswa pada
kelompok ahli untuk
kembali ke kelompok
asal dan menjelaskan
materi kepada setiap
anggota kelompok
Menjelaskan materi
ke kelompok asalnya
Kembali kelompok
asalnya
Saling bertukar
pengetahuan yang
dimiliki
20
menit
Konfirmasi Memberikan
penjelasan dengan
membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi Tanya
jawab bagi siswa-
siswa yang belum
mengerti dan
memberikan
penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal- hal yang
belum dimengerti
Disiplin,
tekun,
tanggung
jawab, dan
ketelitian
15
menit
Penutup Membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca do’a
perhatian
dan
ketelitian
10
menit
76
J. Penilaian Hasil Belajar
Kunci Jawaban:
1. Cermin ada 3 yaitu cermin datar, cermin cekung, cermin cembung
2. Cermin datar contohnya: cermin untuk berkaca
Cermin cekung contohnya: sendok untuk makan
Cermin cembung contohnya: spion pada mobil dan motor
3. Sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu:
a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus
b. Sinar datang yang melalui titik fokus akan dipantulkan melalui pusat kelengkungan
c. Sinar datang yang melalaui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali
melalui sumbu utama
Sinar istimewa pada cermin cembung, yaitu:
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menyebutkan
cermin
Tes tertulis Essay 1. Sebutkan 3 jenis
cermin
2. Sebutkan contoh
cermin datar,
cermin cekung, dan
cembung
3. Sebutkan 3 sinar
cermin cekung dan
cermin cembung
4. Sebutkan sifat
bayangan cermin
datar
5. Sebutkan sifat
bayangan cermin
cekung dan
cembung
10
20
20
25
25
77
a. Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari tititk
fokus
b. Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama
c. Sinar datang yang menuju titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui
sumbu utama.
4. Bayangan pada cermin datar bersifat semu, tegak, dan sama besar dengan bendanya
5. Bayangan pada cermin cekung bersifat jika letaknya dekat dengan cermin cekung bersifat
semu, lebih besar, dan tegak. Jika letaknya jauh dengan cermin cekung bersifat nyata
(sejati), lebih kecil, dan terbaik.
Bayangan pada cermin cembung bersifat semu, lebih kecil, dan tegak
Ciputat, ... April 2013
Peneliti
Angga Pranata
NIM. 108018300050
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SDN III Cirendeu
Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)
Waktu : 2 x 35 Menit
Pertemuan ke : 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya
C. Indikator Pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan
2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera
3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik ohp
4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kacamata
5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik teropong
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan
2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya dengan alat optik kamera
3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya denganalat optik ohp
4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya dengan alat optik kacamata
5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya dengan alat optik teropong
E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:
Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),
Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Materi Ajar
Manfaat cahaya
G. Metode/Strategi Pembelajaran
Kooperatif / Jigsaw
H. Sumber Belajar
79
1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media
Utama, 2008)
2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)
3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya
I. Kegiatan Pembelajaran III
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter Waktu
Pendahuluan Memberi salam
Mengkondisikan kelas
dengan memperhatikan
sikap dan tempat duduk
siswa, serta
menanyakan kabar
Menanyakan manfaat
cahaya dan mengajak
siswa untuk
menyebutkan contoh
alat-alat optik
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta manfaatnya
jika siswa mampu
menguasai materi
Menjawab salam
Duduk dengan rapih
Menjawab pertanyaan
dari guru
Memperhatikan tujuan
yang harus dicapai
Disiplin,
rasa
hormat,
dan
perhatian
5 menit
80
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Membagi siswa
menjadi beberapa
kelompok
Memberikan lima
materi yang berbeda ke
setiap siswa pada
setiap kelompok induk
1: menjelaskan manfaat
cahaya bagi kehidupan
2: menjelaskan
kegunaan alat optik
kacamata
3: menjelaskan alat
optic kamera
4: menjelaskan alat
optic periskop
5 : menjelaskan alat
optic mikroskop
Meminta siswa
membaca dan
memahami spintas
materi yang dibagikan
kepada setiap siswa
Meminta siswa yang
mendapatkan materi
yang sama untuk
berkumpul membentuk
tim ahli dan
mendiskusikan materi
yang mereka dapatkan
Mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru
Berkumpul dengan
teman kelompoknya
Menerima menetima
materi yang diberikan
guru
Membaca sepintas
materi yang diberikan
guru
Mendiskusikan sumber-
sumber cahaya dan sifat-
sifat cahaya bersama
kelompoknya sesuai
nomor 20
menit
81
Elaborasi Meminta siswa pada
kelompok ahli untuk
kembali ke kelompok
asal dan menjelaskan
materi kepada setiap
anggota kelompok
Menjelaskan materi ke
kelompok asalnya
Kembali kelompok
asalnya
Saling bertukar
pengetahuan yang
dimiliki
20
menit
Konfirmasi Memberikan penjelasan
dengan membahas hasil
diskusi tiap-tiap
kelompok
Membuka sesi Tanya
jawab bagi siswa-siswa
yang belum mengerti
dan memberikan
penguatan
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal- hal yang
belum dimengerti
Disiplin,
tekun,
tanggung
jawab, dan
ketelitian
15
menit
Penutup Membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan soal
latihan
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Mengerjakan soal
latihan
Membaca do’a
perhatian
dan
ketelitian
10
menit
82
J. Penilaian Hasil Belajar
Kunci jawaban
1. Manfaat cahaya diantaranya:
a. Untuk membantu proses pembentukkan vitamin D dalam tubuh kita
b. Bagi kehidupan makhluk hidup
c. Bidang kesehatan untuk foto rotgen, sinar laser, dan lain- lainnya
d. Bidang industri untuk mempermudah pekerjaan seperti memfotocopy, kamera foto,
mikroskop, teleskop dan periskop.
2. Kegunaan dua buah cermin dalam pembuatan periskop sebagai pemantul yang berfungsi
sebagai lubang objektif yang terletak di atas, sedangkan lubang okuler yang terletak di
bawah supaya cahaya yang berasal dari benda dapat diteruskan melalui dua cermin
tersebut.
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menyebutkan
manfaat cahaya
Tes tertulis Essay 1. Sebutkan 3 manfaat
cahaya bagi
kehidupan
2. Sebutkan 2 fungsi
cermin dalam
pembuatan periskop
3. Sebutkan 3 macam
cacat mata dan cara
mengatasinya
4. Sebutkan alat,
bahan, dan langkah-
langkah yang
digunakan dalam
pembuatan periskop
5. Sebutkan contoh
alat optik
10
20
20
25
25
83
3. Rabun jauh (miopi) menggunakan kacamata berlensa cekung
Rabun dekat (hipermetropi) menggunakan berlensa cembung
Cacat mata tua (presbiopi) menggunakan berlensa cembung.
4. Alat dan bahan: kotak pasta gigi berukuran besar, dua buah cermin datar yang sama
ukurannya, solatip, dan pisau atau cutter
Langkah- langkah pembuatan:
- Buatlah lubang di bagian depan atas kotak pasta gigi bekas dengan cara
mengeratkannya menggunakan cutter. Berhati-hatilah pada saat menggunakan cutter.
- Buatlah pula lubang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang sama, tetapi
arahnya berlawanan.
- Letakkan cermin pada bagian atas dengan posisi miring (45) menghadap ke lubang di
bagian bawah, kemudian rekatkan menggunakan selotip.
- Letakkan satu cermin lagi pada cermin bagaian bawah dengan posisi miring (45)
menghadap ke lubang bagian atas, kemudian rekatkanlah dengan selotip.
- Uji coba hasil karyamu itu dengan mengamati benda-benda yang berada pada tempat
yang lebih tinggi.
5. Alat-alat optik yang banyak dipergunakan diantaranya sebagai berikut:
a. Kacamata e. Teropong
b. Kaca pembesar (LUP) f. Periskop
c. Kamera g. OHP
d. Mikroskop
Ciputat, ... April 2013
Peneliti
Angga Pranata
NIM. 108018300050
LAMPIRAN 3
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SDN III Cirendeu
Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)
Waktu : 2 x 35 Menit
Pertemuan ke : 1 (satu)
A. Standar Kompetensi
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya
C. Indikator Pembelajaran
1. Siswa dapat meyebutkan sumber-sumber cahaya
2. Siswa dapat mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan
cahaya buatan
3. Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya
4. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat cahaya
5. Siswa dapat mengelompokkan sifat-sifat cahaya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan sumber-sumber cahaya
2. Mengelompokkan sumber-sumber cahaya berdasarkan cahaya alami dan cahaya buatan
3. Menyebutkan sifat-sifat cahaya
4. Menjelaskan sifat-sifat cahaya
5. Mengelompokkan sifat-sifat cahaya
E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:
Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),
Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Materi Ajar
Sumber-sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya
G. Metode/Strategi Pembelajaran
Ceramah dan Tanya Jawab/Drill
85
H. Sumber Belajar
1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media
Utama, 2008)
2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)
3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya
I. Kegiatan Pembelajaran I
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Memberi salam
Mengkondisikan
kelas dengan
memperhatikan sikap
dan tempat duduk
siswa, serta
menanyakan kabar
menanyakan
pengertian cahaya dan
mengajak siswa untuk
menyebutkan sifat-
sifat cahaya
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta
manfaatnya jika siswa
mampu menguasai
materi
Menjawab salam
Duduk dengan rapih
Menjawab pertanyaan
dari guru
Memperhatikan
tujuan yang harus
dicapai
10 menit
Kegiatan Inti Menunjuk beberapa
siswa untuk membaca
buku paket, dimulai
dari sub-bab cahaya
secara bergilir
Mengajukan beberapa
pertanyaan kepada
Menyimak bacaan
temannya
Menjawab pertanyaan
50 menit
86
siswa untuk mulai
menjelaskan materi
pengertian cahaya
dan sifat-sifat cahaya
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan
tanggapan
guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal- hal yang
belum dimengerti
Penutup Membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan tugas
rumah berupa LKS
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Siswa menandai tugas
yang diberikan guru
Membaca do’a
10 menit
87
J. Penilaian Hasil Belajar
Kunci Jawaban:
1. Sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan
2. Matahari, lampu listrik, lampu minyak, lampu senter, dan lilin
3. Cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan,
dan cahaya dapat dibiaskan
4. Cahaya merambat lurus contoh: cahaya lampu mobil, senter dan proyektor film. Cahaya
dapat menembus benda bening contoh: kaca bening, plastik be ning, dan air jernih
5. Cahaya dapat dipantulkan contoh: bidang yang datar cermin dan bidang yang tidak
beraturan pecahan gelas atau pecahan kaca
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menyebutkan
sumber-sumber
cahaya
Tes tertulis Essay 1. Sebutkan 2
sumber-sumber
cahaya
2. Sebutkan 5 contoh
sumber-sumber
cahaya
3. Sebutkan sifat-sifat
cahaya
4. Sebutkan 3 contoh
peristiwa cahaya
merambat lurus
dan cahaya
menembus benda
bening
5. Sebutkan 3 contoh
peristiwa cahaya
dapat dipantulkan
dan dapat
dibiaskan
10
20
20
25
25
88
Cahaya dapat dibiaskan contoh: sendok dan pensil saat dimasukkan kedalam gelas berisi
air, kolam renang yang begitu tenang nampak dasar kolam yang dangkal, dan jalan
beraspal pada siang hari terlihat seperti berair.
Ciputat, ... April 2013
Peneliti
Angga Pranata
NIM. 108018300050
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SDN III Cirendeu
Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)
Waktu : 2 x 35 Menit
Pertemuan ke : 2 (dua)
A. Standar Kompetensi
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya
C. Indikator Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin
cembung
2. Siswa dapat menjelaskan cermin yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin
cembung
3. Siswa dapat memberikan contoh cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh cermin datar
2. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh cermin cekung
3. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh cermin cembung
4. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh lensa cekung
5. Siswa dapat memberikan dengan contoh lensa cembung
E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:
Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),
Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Materi Ajar
Cermin dan lensa
G. Metode/Strategi Pembelajaran
Ceramah dan Tanya Jawab/Drill
H. Sumber Belajar
90
1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media
Utama, 2008)
2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)
3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya
I. Kegiatan Pembelajaran II
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Memberi salam
Mengkondisikan
kelas dengan
memperhatikan sikap
dan tempat duduk
siswa, serta
menanyakan kabar
Menanyakan
pengertian cermin
dan mengajak siswa
untuk menyebutkan
cermin dan lensa
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
kepada siswa serta
manfaatnya jika
siswa mampu
menguasai materi
Menjawab salam
Duduk dengan rapih
Menjawab pretest dari
guru
Memperhatikan tujuan
yang harus dicapai
Menyimak bacaan
temannya
10 menit
Kegiatan Inti Menunjuk beberapa
siswa untuk
membaca buku
paket, dimulai dari
sub-bab cahaya
secara bergilir
Mengajukan
beberapa pertanyaan
Menjawab pertanyaan
guru
Mendengarkan
penjelasan guru
50 menit
91
kepada siswa untuk
mulai menjelaskan
materi cermin dan
lensa
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan
tanggapan
Bertanya hal- hal yang
belum dimengerti
Penutup Membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan tugas
rumah berupa LKS
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Siswa menandai tugas
yang diberikan guru
Membaca do’a
10 menit
92
J. Penilaian Hasil Belajar Kunci Jawaban:
1. Cermin ada 3 yaitu cermin datar, cermin cekung, cermin cembung
2. Cermin datar contohnya: cermin untuk berkaca
Cermin cekung contohnya: sendok untuk makan
Cermin cembung contohnya: spion pada mobil dan motor
3. Sinar istimewa pada cermin cekung, yaitu:
Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus
Sinar datang yang melalui titik fokus akan dipantulkan melalui pusat kelengkungan
Sinar datang yang melalaui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali
melalui sumbu utama
Sinar istimewa pada cermin cembung, yaitu:
Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari tititk
fokus
Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal
Skor
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menyebutkan
cermin
Tes
tertulis
Essay 1. Sebutkan 3 jenis
cermin
2. Sebutkan contoh
cermin datar, cermin
cekung, dan cembung
3. Sebutkan 3 sinar
cermin cekung dan
cermin cembung
4. Sebutkan sifat
bayangan cermin datar
5. Sebutkan sifat
bayangan cermin
cekung dan cembung
10
20
20
25
25
93
Sinar datang yang menuju titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui
sumbu utama.
4. Bayangan pada cermin datar bersifat semu, tegak, dan sama besar dengan bendanya
5. Bayangan pada cermin cekung bersifat jika letaknya dekat dengan cermin cekung bersifat
semu, lebih besar, dan tegak. Jika letaknya jauh dengan cermin cekung bersifat nyata
(sejati), lebih kecil, dan terbaik.
Bayangan pada cermin cembung bersifat semu, lebih kecil, dan tegak
Ciputat, ... April 2013
Peneliti
Angga Pranata
NIM. 108018300050
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SDN III Cirendeu
Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)
Waktu : 2 x 35 Menit
Pertemuan ke : 3 (tiga)
A. Standar Kompetensi
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya
C. Indikator Pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan
2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera
3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera
4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera
5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan manfaat cahaya dalam kehidupan
2. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera
3. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera
4. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera
5. Siswa dapat menjelaskan manfaat cahaya pada alat optik kamera
E. Karakteristik sis wa yang diharapkan:
Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (attention), Tekun (Diligence),
Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Materi Ajar
Manfaat cahaya
G. Metode/Strategi Pembelajaran
Ceramah dan Tanya Jawab/Drill
H. Sumber Belajar
95
1. Putri Arum, dkk., Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Bandung: Acarya Media
Utama, 2008)
2. BSE, Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas 5, (Pusat Perbukuan KEMDIKNAS, 2010)
3. Berbagai sumber yang berkaitan dengan konsep cahaya
I. Kegiatan Pembelajaran III
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Memberi salam
Mengkondisikan kelas
dengan
memperhatikan sikap
dan tempat duduk
siswa, serta
menanyakan kabar
Menanyakan manfaat
cahaya dan mengajak
siswa untuk
menyebutkan manfaat
cahaya bagi kehidupan
dan alat optik
Menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada
siswa serta
manfaatnya jika siswa
mampu menguasai
materi
Menjawab salam
Duduk dengan rapih
Menjawab pretest dari
guru
Memperhatikan
tujuan yang harus
dicapai
10 menit
96
Kegiatan Inti Menunjuk beberapa
siswa untuk membaca
buku paket, dimulai
dari sub-bab cahaya
secara bergilir
Mengajukan beberapa
pertanyaan kepada
siswa untuk mulai
menjelaskan materi
manfaat cahaya
Membuka sesi tanya
jawab bagi peserta
didik yang belum
mengerti dan
memberikan
tanggapan
Menyimak bacaan
temannya
Menjawab pertanyaan
guru
Mendengarkan
penjelasan guru
Bertanya hal- hal yang
belum dimengerti
50 menit
Penutup Membuat kesimpulan
tentang materi yang
telah dibahas
Memberikan tugas
rumah berupa LKS
Membaca do’a
Ikut menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
Siswa menandai tugas
yang diberikan guru
Membaca do’a
10 menit
97
J. Penilaian Hasil Belajar
Kunci jawaban
1. Manfaat cahaya diantaranya:
a. Untuk membantu proses pembentukkan vitamin D dalam tubuh kita
b. Bagi kehidupan makhluk hidup
c. Bidang kesehatan untuk foto rotgen, sinar laser, dan lain- lainnya
d. Bidang industri untuk mempermudah pekerjaan seperti memfotocopy, kamera foto,
mikroskop, teleskop dan periskop.
2. Kegunaan dua buah cermin dalam pembuatan periskop sebagai pemantul yang berfungsi
sebagai lubang objektif yang terletak di atas, sedangkan lubang okuler yang terletak di
bawah supaya cahaya yang berasal dari benda dapat diteruskan melalui dua cermin
tersebut.
3. Rabun jauh (miopi) menggunakan kacamata berlensa cekung
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Instrumen Soal Skor Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen
Menyebutkan
manfaat cahaya
Tes
tertulis
Essay 1. Sebutkan 3 manfaat
cahaya bagi
kehidupan
2. Sebutkan 2 fungsi
cermin dalam
pembuatan periskop
3. Sebutkan 3 macam
cacat mata dan cara
mengatasinya
4. Sebutkan alat, bahan,
dan langkah- langkah
yang digunakan
dalam pembuatan
periskop
5. Sebutkan contoh alat
optik
10
20
20
25
25
98
Rabun dekat (hipermetropi) menggunakan berlensa cembung
Cacat mata tua (presbiopi) menggunakan berlensa cembung.
4. Alat dan bahan: kotak pasta gigi berukuran besar, dua buah cermin datar yang sama
ukurannya, solatip, dan pisau atau cutter
Langkah- langkah pembuatan:
- Buatlah lubang di bagian depan atas kotak pasta gigi bekas dengan cara
mengeratkannya menggunakan cutter. Berhati-hatilah pada saat menggunakan cutter.
- Buatlah pula lubang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang sama, tetapi
arahnya berlawanan.
- Letakkan cermin pada bagian atas dengan posisi miring (45) me nghadap ke lubang di
bagian bawah, kemudian rekatkan menggunakan selotip.
- Letakkan satu cermin lagi pada cermin bagaian bawah dengan posisi miring (45)
menghadap ke lubang bagian atas, kemudian rekatkanlah dengan selotip.
- Uji coba hasil karyamu itu dengan mengamati benda-benda yang berada pada tempat
yang lebih tinggi.
5. Alat-alat optik yang banyak dipergunakan diantaranya sebagai berikut:
a. Kacamata e. Teropong
b. Kaca pembesar (LUP) f. Periskop
c. Kamera g. OHP
d. Mikroskop
Ciputat, ... April 2013
Peneliti
Angga Pranata
NIM. 108018300050
LAMPIRAN 4
2. KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR PADA MATERI CAHAYA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Satuan Pendidikan : MIN 15 BINTARO
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
Jumlah soal : 45 PG
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya / model
99
Kompetensi
Dasar Konsep Indikator Soal
Jenjang Kognitif Naskah Soal Kunci
Jwb
No.
Soal C1 C2 C3
6.1 Mendeskripsikansi fat-sifatcahaya
Sumber- sumber cahaya
Menjelaskan pengertian cahaya, dispersi cahaya, dan penguraian cahaya
√
Benda yang dapat menghasilkan cahaya sendiri dinamakan ... a. benda gelap c. sumber cahaya b. benda bening d. berkas cahaya
C 1
√
Peristiwa penguraian cahaya disebut …. a. dispersi c. spektrum b. monokromik d. polikromik
A 2
√
Warna-warna yang membentuk cahaya putih disebut …. a. warna terang c. spektrum cahaya b. warna gelap d. pelangi
C 3
√
Seragam sekolah biasanya dipilih yang berwarna putih, karena warna putih …. a. menyerap cahaya b. memantulkan cahaya c. tampak bersih d. enak dipandang
B 4
100
Kompetensi
Dasar Konsep Indikator Soal
Jenjang Kognitif Naskah Soal
Kunci
Jwb
No.
Soal C1 C2 C3
Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Lanjutan … Sumber- sumber cahaya
Lanjutan … Menjelaskan pengertian cahaya, dispersi cahaya, dan penguraian cahaya
√
Cakram warna apabila diputar dengan cepat maka membentuk warna …. a. ungu c. merah b. putih d. biru
B 5
√
Pakaian hitam yang dijemur bersamaan dengan pakaian putih, maka
pakaian hitam akan kering terlebih dahulu. Hal ini membuktikan bahwa warna hitam …. a. menyerap panas c. memantulkan cahaya b. merambatkan cahaya d. membiaskan cahaya
A 6
Menyebutkan sumber- sumber cahaya
√
Semua benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut …. a. sumber benda c. sumber bening b. sumber keruh d. sumber cahaya
D 7
√ Di bawah ini yang merupakan sumber cahaya adalah ….
a. matahari c. meteor b. planet d. komet
A 8
√
Sumber cahaya buatan manusia adalah ….
a. c.
b. d.
A 9
101Kompetensi
Dasar Konsep Indikator Soal
Jenjang Kognitif Naskah Soal
Kunci
Jwb
No.
Soal C1 C2 C3
Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Lanjutan … Sumber- sumber cahaya
Lanjutan … Menyebutkan sumber- sumber cahaya
√
Berikut ini yang tidak termasuk sumber-sumber cahaya adalah ….
a. c.
b. d.
D 10
√
Di bawah ini yang merupakan sumber cahaya adalah ….
a. matahari, lampu, dan api b. air, api, dan tanah c. batu batrai, tanah, dan air d. batu bata, matahari, dan api
A 11
√ Lampu listrik termasuk sumber cahaya …. a. buatan c. sederhana b. alami d. semua jawaban salah
A 12
√
Jika cahaya mengenai permukaan benda yang berwarna gelap maka cahaya tersebut akan …. a. diserap c. dibiaskan b. dipantulkan d. dibelokkan
A 13
102
Kompetensi
Dasar Konsep Indikator Soal
Jenjang Kognitif Naskah Soal
Kunci
Jwb
No.
Soal C1 C2 C3
Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Sifat-sifat cahaya
Menyebutkan sifat-sifat cahaya
√
1. cahaya dapat dibiaskan 2. cahaya dapat merambat lurus 3. cahaya dapat dipantulkan 4. cahaya terdiri dari satu warna sifat-sifat cahaya yang benar ditunjukkan oleh nomor …. a. 1 dan 2 c. 1, 2, dan 3 b. 1 dan 3 d. 1, 2, dan 4
C 14
√
Seberkas cahaya selalu merambat …. a. c.
b. d. D 15
√
Pernyataan berikut yang merupakan sinar-sinar istimewa pemantulan pada cermin cekung adalah …. a. sinar datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui
titik fokus b. sinar datang sejajar dengan titik fokus dipantulkan melalui
titik fokus c. sinar datang menuju titik fokus dipantulkan melalui titik
pusat kelengkungan d. sinar datang tegak lurus dengan melalui sumbu utama
A 16
103Kompetensi
Dasar Konsep Indikator Soal
Jenjang Kognitif Naskah Soal
Kunci
Jwb
No.
Soal C1 C2 C3
Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Lanjutan … Sifat-sifat cahaya
Lanjutan … Menyebutkan sifat-sifat cahaya
√
Sebuah pensil diletakkan di dalam gelas. Dan terlihat pensil seperti bengkok. Hal ini merupakan peristiwa ….
a. pemantulan cahaya c. penguraian cahay
a
b. penguraian cahaya d. pembiasan cahay
a
D 17
√
Gelas bening dapat ditembus oleh cahaya. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya memiliki sifat …. a. merambat lurus c. dapat dipantulkan b. menembus benda bening d. dapat dibiaskan
B 18
√
Dasar kolam yang airnya jernih terlihat lebih
dangkal dari yang sebenarnya merupakan salah satu peristiwa …. a. pembiasan cahaya b. pemantulan cahaya c. penguraian cahaya d. penyerapan cahaya
A 19
Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya
√
Contoh cahaya dapat merambat lurus adalah ….
a. c.
b. d.
A 20
104Kompetensi
Dasar Konsep Indikator Soal
Jenjang Kognitif Naskah Soal
Kunci
Jwb
No.
Soal C1 C2 C3
Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Lanjutan … Sifat-sifat cahaya
Lanjutan … Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya √
Salah satu contoh benda yang dapat ditembus oleh cahaya adalah ….
a. c.
b. d.
B 21
√ Berikut ini yang termasuk benda bening adalah …. a. kayu dan kaca c. kaca dan air b. plastik dan seng d. air dan kertas
C 22
√ Istilah untuk benda-benda yang dapat ditembus cahaya adalah …. a. lensa c. benda terang b. cermin d. benda gelap
C 23
√
Dibalik bahan x, tangan akan terlihat samar-samar. Bahan x yang
mungkin adalah ….
a. c.
b. d.
B 24
105
Kompetensi
Dasar Konsep Indikator Soal
Jenjang Kognitif Naskah Soal
Kunci
Jwb
No.
Soal C1 C2 C3
Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Lanjutan … Sifat-sifat cahaya
Lanjutan … Mencontohkan peristiwa yang menunjukkan sifat-sifat cahaya
√
Sinar datang dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal. Pernyataan tersebut adalah ….
a. sinar-sinar istimewa pemantulan pada cermin cekung
b. sinar-sinar istimewa pemantulan pada cermin cembung c. hukum pembiasan d. dispersi cahaya
C 25
cermin Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung, dan cembung
√
Benda-benda di muka cermin cembung memiliki bayangan yang selalu …. a. nyata c. lebih besar b. terbalik d. lebih kecil
A 26
√
Kita dapat melihat benda di sekitar kita karena benda itu adalah …. a. Membiaskan cahaya c. Memantulkan cahaya b. menyerap cahaya d. membelokkan cahaya
C 27
√ Pemantulan difus/tidak teratur terjadi jika bidang pantulnya …. a. halus c. mendatar b. kasar d. berwarna
B 28
√
Bayangan benda yang dapat ditangkap oleh layar disebut bayangan …. a. tidak teratur c. nyata b. teratur d. Semu
C 29
106
Kompetensi
Dasar Konsep Indikator Soal
Jenjang Kognitif Naskah Soal
Kunci
Jwb
No.
Soal C1 C2 C3
Lanjutan … 6.1 Mendeskripsikansi fat-sifat cahaya
Lanjutan … cermin
Lanjutan … Menunjukkan sifat pemantulan pada cermin datar, cekung, dan cembung
√
Sifat bayangan pada cermin datar adalah … dengan benda aslinya. a. lebih besar c. lebih dekat b. lebih kecil d. sama besar
D 30
√
Cermin yang digunakan untuk mengaca merupakan contoh cermin …. a. datar c. cekung b. cembung d. cembung dan cekung
A 31
√
Cermin yang memiliki bagian pemantul cahaya berupa cekungan adalah …. a. cermin rangkap c. cermin datar b. cermin cembung d. cermin cekung
D 32
√
Berkas cahaya dari pantulan yang dihasilkan teratur dan sejajar disebut pemantulan …. a. tidak teratur c. baur b. teratur d. Bias
B 33
√
Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, hal ini merupakan sifat bayangan pada …. a. cermin datar b. cermin cekung c. cermin cembung d. d. cermin lengkung
A 34
√
Bayangan semu pada cermin cekung dapat terbentuk apabila …. a. jarak benda jauh dari cermin b. jarak benda dekat dengan cermin c. benda pada fokus cermin d. benda diluar fokus cermin
B 35
√
Hukum pemantulan cahaya menyebutkan bahwa sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada …. a. bidang miring c. bidang datar b. bidang bergelombang d. bidang kasar
C 36
Kognitif Naskah Soal Kunci
107
Kompetensi
Dasar Konsep Indikator Soal
6.2 Membuat suatu
Manfaat cahaya Menyebut manfaat cahaya
Jenjang
C1 C2 C3
Jwb
No.
Soal
karya/model misal bagi kehidupan sehari-hari Cermin memiliki bagian pemantul cahaya yang datar adalah …. : periskop/lensa dari bahan
√ a. cermin cembung c. cermin reber b. cermin cekung d. cermin datar
D 37
sederhana dengan menerapkan sifat- sifat cahaya
Cermin cembung biasanya digunakan untuk ….
√
√
√
a. c.
b. d.
Cahaya matahari membantu pembentukkan vitamin … dalam
tubuh. a. A c. C b B d. D Salah satu manfaat cahaya di bidang kesehatan adalah …. a. foto rontgen c. foto album b. foto copy d. album foto
D 38
D 39
A 40
108
Kompetensi
Dasar Konsep Indikator Soal Jenjang
Kognitif Naskah Soal Kunci
Jwb
No.
Soal
C1 C2 C3
Lanjutan … 6.2 Membuat suatu karya/model misal : periskop/lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat- sifat cahaya
Lanjutan … Manfaat cahaya
Lanjutan … Menyebut manfaat cahaya bagi kehidupan sehari-hari
√
Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan kacamata berlensa …. a. datar c. cembung b. cekung d. cekung dan cembung
B 41
√ Jenis teropong yang digunakan pada kapal selam adalah …. a. kamera c. mikroskop b. periskop d. Ohp
B 42
√ Penggunaan periskop menerapkan sifat cahaya …. a. merambat lurus c. dapat dibiaskan b. dapat dipantulkan d. dapat diuraikan
B 43
√
Peralatan yang memiliki periskop adalah sebagai berikut, kecuali …. a. kapal selam c. pesawat militer b. tank d. truk
D 44
√ Cermin yang ada dalam periskop sebanyak …. a. 1 buah c. 3 buah b. 2 buah d. 4 buah
B 45
LAMPIRAN 5
KISI-KISI INSTRUMEN YANG VALID
Keterangan * : Instrumen yang valid
109
No Indikator Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3
1. Menjelaskan
Pengertian
cahaya, dispersi
cahaya, dan
penguraian
cahaya
2* 4* 6* 3
2. Menyebutkan
sumber- sumber
cahaya
9* 10*, 11* 12*, 13* 5
3. Menyebutkan
sifat-sifat
cahaya
14* 16*, 17* 18* 4
4. Mencontohkan
peristiwa yang
menunjukkan
sifat-sifat
cahaya
20* 23* 24*, 25* 4
5. Menunjukkan
sifat
pemantulan
pada cermin
datar, cekung
dan cembung
26*, 29* 34*, 35* 36*, 37* 6
6. Menyebutkan
manfaat cahaya
bagi kehidupan
sehari- hari
38* 40* 44* 3
Jumlah 7 9 9 25
LAMPIRAN 6
TABEL KISI-KISI INSTRUMEN
110
No Indikator Aspek Kognitif Jumlah Soal %
Soal C1 C2 C3
1. Menjelaskan
Pengertian
cahaya, dispersi
cahaya, dan
penguraian
cahaya
1,2 3,4 5,6 6 13,33%
2. Menyebutkan
sumber- sumber
cahaya
7,8,9 10,11 12,13 7 15,56%
3. Menyebutkan
sifat-sifat cahaya
14,15 16,17 18,19 6 13,33%
4. Mencontohkan
peristiwa yang
menunjukkan
sifat-sifat
cahaya
20,21 22,23 24,25 6 13,33%
5. Menunjukkan
sifat pemantulan
pada cermin
datar, cekung
dan cembung
26,27,28, 29,30,31,
32
33,34,35 36,37 12 26,67%
6. Menyebutkan
manfaat cahaya
bagi kehidupan
sehari- hari
38,39 40,41 42,43,44,45 8 17,78%
Jumlah 18 13 14 45 100%
PEMBEDA KEPUTUS AN
111
LAMPIRAN 7
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrume n Penelitian Tes Hasil
Belajar Pilihan Ganda
NO VALIDITAS REALIBILITAS TINGKAT KES UKARAN
DAYA
1 Vali d Reliabel Sangat Mudah Jelek Di buang 2 Vali d Reliabel Sangat Sukar Baik Di pak ai 3 Ti dak Vali d Reliabel Sangat Mudah Jelek Di buang 4 Vali d Reliabel Sangat Sukar Baik Di pak ai 5 Ti dak Vali d Reliabel Sangat Mudah Jelek Di buang 6 Vali d Reliabel Sangat Sukar Cukup Di pak ai 7 Ti dak Vali d Reliabel Mudah Jelek Di buang 8 Ti dak Vali d Reliabel Mudah Cukup Di buang 9 Vali d Reliabel Mudah Cukup Di pak ai
10 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 11 Vali d Reliabel Sangat Mudah Cukup Di pak ai 12 Vali d Reliabel Sangat Mudah Cukup Di buang 13 Vali d Reliabel Sangat Mudah Cukup Di pak ai 14 Vali d Reliabel Mudah Baik Di pak ai 15 Ti dak Vali d Reliabel Mudah Jelek Di buang 16 Vali d Reliabel Mudah Cukup Di pak ai 17 Vali d Reliabel Mudah Baik Di pak ai 18 Vali d Reliabel Sangat Mudah Cukup Di pak ai 19 Vali d Reliabel Sangat Mudah Baik Di pak ai 20 Vali d Reliabel Mudah Cukup Di pak ai 21 Ti dak Vali d Reliabel Sedang Jelek Di buang 22 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 23 Vali d Reliabel Sukar Baik Di pak ai 24 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 25 Vali d Reliabel Sukar Cukup Di pak ai 26 Vali d Reliabel Sukar Baik sekali Di pak ai 27 Vali d Reliabel Sukar Baik Sekali Di pak ai 28 Ti dak Vali d Reliabel Sedang Cukup Di buang 29 Vali d Reliabel Sukar Cukup Di pak ai 30 Vali d Reliabel Sedang Baik Sekali Di pak ai 31 Vali d Reliabel Mudah Baik Di pak ai 32 Vali d Reliabel Mudah Baik Di pak ai 33 Vali d Reliabel Sedang Baik Sekali Di pak ai 34 Vali d Reliabel Sedang Baik Sekali Di pak ai 35 Vali d Reliabel Sangat Sukar Baik Di pak ai 36 Vali d Reliabel Sangat Sukar Cukup Di pak ai 37 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 38 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 39 Vali d Reliabel Sangat Sukar Jelek Di buang 40 Vali d Reliabel Sedang Cukup Di pak ai 41 Vali d Reliabel Sangat Sukar Jelek Di buang 42 Ti dak Vali d Reliabel Sangat Sukar Jelek Di pak ai 43 Vali d Reliabel Sangat Sukar Jelek Di buang 44 Vali d Reliabel Sedang Baik Di pak ai 45 Vali d Reliabel Sangat Sukar Jelek Di buang
112
LAMPIRAN 8
Instrumen Tes
Nama :
Kelas :
Petunjuk :
1. Soal dalam bentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban.
2. Kerjakan soal-soal berikut dengan teliti.
3. Pilihlah jawaban yang paling tepat.
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan me mberi tanda
silang (x) pada huruf a, b, c atau d !
1. Peristiwa penguraian cahaya
disebut ....
a. dispersi
b. monokromik
c. spektrum
d. polikromik
2.
Seragam sekolah dipilih berwarna
putih, karena warna putih ....
a. menyerap cahaya
b. memantulkan cahaya
3. Pakaian hitam yang dijemur
bersamaan dengan pakaian putih,
maka pakaian hitam akan kering
terebih dahulu. Hal ini
membuktikan bahwa warna hitam
....
a. menyerap panas
b. merambatkan cahaya
c. memantukan cahaya
d. membiaskan cahaya
4. Sumber cahaya buatan manusia
adalah ....
a. c.
c. tampak bersih
d. enak dipandang
b. d.
113
5. Berikut ini yang tidak termasuk
sumber- sumber cahaya adalah ....
a. c.
b. d.
9. 1. cahaya dapat dibiaskan
2. cahaya dapat merambat lurus
3. cahaya dapat dipantulkan
4. cahaya terdiri dari satu warna
Sifat-sifat cahaya yang benar
ditunjukkan oleh nomor ....
a. 1 dan 2 c. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3 d. 1, 2, dan 4
6. Lampu listrik termasuk sumber
cahaya ....
a. buatan c. sederhana
b. alami d. semua salah
7. Di bawah ini yang merupakan
sumber cahaya adalah ....
a. matahari, lampu, dan api
b. air, api, dan tanah
c. batu batrai, tanah, dan air
d. batu bata, matahari, dan api
8.
10. Pernyataan berikut yang
merupakan sinar-sinar istimewa
pemantulan pada cermin cekung
adalah ....
a. sinar datang sejajar dengan
sumbu utama dipantulkan
melalui titik fokus
b. sinar datang sejajar dengan titik
fokus dipantulkan melalui titik
fokus
c. sinar datang tegak lurus dengan
melalui titik fokus
d. sinar datang tegak lurus dengan
melalui sumbu utama
Jika cahaya mengenai permukaan
benda yang berwarna gelap maka
cahaya tersebut akan ....
a. diserap c. dipantulkan
b. dibiaskan d. dibelokkan
114
11.
Sebuah pensil diletakkan didalam
gelas. Kemudian seakan-akan
pensil terlihat seperti bengkok.
Hal ini merupakan peristiwa ....
a. pemantulan cahaya
b. penguraian cahaya
c. penyerapan cahaya
d. pembiasan cahaya
12. Gelas bening dapat ditembus oleh
cahaya. Hal ini menunjukkan
bahwa cahaya memiliki sifat ....
a. merambat lurus
b. menembus benda bening
c. dapat dipantulkan
d. dapat dibiaskan
13. Contoh cahaya dapat merambat
lurus adalah .... a. c.
b. d.
14. Benda yang ditembus cahaya
dinamakan ....
a. lensa c. benda terang
b. cermin d. benda gelap
15. Dibalik bahan x, tangan akan
terlihat samar-samar. Bahan x
yang mungkin adalah ....
a. kayu c. cermin
b. kertas hvs d. kursi
16.
Sinar datang dari zat yang kurang
rapat ke zat yang lebih rapat akan
dibiaskan mendekati garis normal.
pernyataan tersebut adalah ....
a. sinar-sinar istimewa
pemantulan pada cermin
cekung
b. sinar-sinar istimewa
pemantulan pada cermin
cembung
c. hukum pembiasan
d. dispersi cahaya
17. Benda-benda di muka cermin
cembung memiliki bayangan yang
selalu ....
a. nyata c. lebih besar
b. terbalik d. lebih kecil
115
18. Bayangan benda yang dapat
ditangkap oleh layar disebut
bayangan ....
a. tidak teratur c. nyata
b. teratur d. semu
19. Jarak bayangan ke cermin sama
dengan jarak benda ke cermin, hal
ini merupakan sifat bayangan pada
….
a. cermin datar
b. cermin cekung
c. cermin cembung
d. cermin lengkung
20. Bayangan semu pada cermin
cekung dapat terbentuk apabila
….
a. jarak benda jauh dari cermin
b. jarak benda dekat dari cermin
c. benda fokus pada fokus cermin
d. benda diluar fokus cermin
21. Hukum pemantulan cahaya
menyebutkan bahwa sinar datang,
sinar pantul, dan garis normal
terletak pada ….
a. bidang miring
b. bidang bergelombang
c. bidang datar
d. bidang kasar
22. Cermin memiliki bagian pemantul
cahaya yang datar adalah ….
a. cermin cembung
b. cermin cekung
c. cermin reber
d. cermin datar
23. Cermin cembung biasanya
digunakan untuk ….
a. c.
b. d.
24. Salah satu manfaat cahaya di
bidang kesehatan adalah ….
a. foto rontgen c. foto album
b. foto copy d. album foto
25. Peralatan yang memiliki periskop
adalah sebagai berikut, kecuali ....
a. kapal selam
b. tank
c. pesawat militer
d. truk
LAMPIRAN 9
KUNCI JAWABAN SOAL INSTRUMEN PENELITIAN TES HASIL
BELAJAR YANG DIPAKAI DALAM PENELITIAN
1. A 11. D 21. C
2. B 12. B 22. D
3. A 13. A 23. D
4. A 14. C 24. A
5. D 15. B 25. D
6. A 16. C
7. A 17. A
8. A 18. C
9. C 19. A
10.A 20. B
116
LAMPIRAN 10
117
Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan
standar deviasi (S) nilai pretest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0.
Berikut adalah langkah- langkahnya:
1. Input data yang akan dianalisis.
2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore
3. Pindahkan Variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang
berada di sebelah kanan
4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test
5. Klik Continue, kemudian OK
No Nilai
1 20
2 32
3 32
4 36
5 40
6 40
7 44
8 48
9 48
No Nilai
37 72
38 72
39 72
40 72
41 72
42 76
43 76
44 76
45 80
No Nilai
10 48
11 48
12 52
13 52
14 52
15 56
16 56
17 60
18 60
No Nilai
19 60
20 60
21 60
22 60
23 60
24 60
25 64
26 64
27 64
No Nilai
28 64
29 64
30 64
31 64
32 68
33 68
34 68
35 68
36 68
118
Data Hasil Pretest Kelas Kontrol
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan
standar deviasi (S) nilai pretest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0.
Berikut adalah langkah- langgkahnya:
1. Input data yang akan dianalisis.
2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore
3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang
berada di sebelah kanan
4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test
Klik Continue, kemudian OK
No Nilai
28 56
29 56
30 60
31 60
32 64
33 68
34 72
35 72
36 72
No Nilai
10 44
11 44
12 44
13 44
14 44
15 44
16 48
17 48
18 48
No Nilai
1 20
2 32
3 32
4 32
5 36
6 36
7 40
8 40
9 44
No Nilai
37 72
38 72
39 76
40 76
41 80
42 80
43 88
44 92
45 92
No Nilai
19 48
20 52
21 52
22 52
23 52
24 52
25 52
26 56
27 56
LAMPIRAN 11
119
Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan
standar deviasi (S) nilai posttest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut
adalah langkah- langkahnya:
1. Input data yang akan dianalisis.
2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore
3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang berada
di sebelah kanan
4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test
5. Klik Continue, kemudian OK
No Nilai
10 60
11 60
12 64
13 64
14 64
15 64
16 64
17 64
18 64
No Nilai
28 72
29 76
30 76
31 76
32 76
33 76
34 76
35 76
36 76
No Nilai
37 76
38 76
39 76
40 80
41 80
42 80
43 80
44 80
45 80
No Nilai
19 68
20 68
21 68
22 68
23 72
24 72
25 72
26 72
27 72
No Nilai
1 24
2 40
3 48
4 52
5 56
6 56
7 56
8 60
9 60
120
Data Hasil Posttest Kelas Kontrol
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan
standar deviasi (S) nilai posttest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut
adalah langkah- langkahnya:
1. Input data yang akan dianalisis.
2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore
3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang berada
di sebelah kanan
4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test
5. Klik Continue, kemudian OK
No Nilai
37 80
38 80
39 80
40 80
41 84
42 84
43 92
44 92
45 96
No Nilai
28 64
29 64
30 64
31 68
32 72
33 76
34 76
35 76
36 76
No Nilai
10 44
11 48
12 48
13 48
14 48
15 52
16 52
17 52
18 52
No Nilai
1 24
2 28
3 36
4 40
5 40
6 40
7 44
8 44
9 44
No Nilai
19 52
20 56
21 56
22 56
23 60
24 60
25 64
26 64
27 64
LAMPIRAN 12
121
UJI NORMALITAS
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan
standar deviasi (S) nilai pretest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0.
Berikut adalah langkah- langkahnya:
1. Input data yang akan dianalisis.
2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore
3. Pindahkan variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang
berada di sebelah kanan
4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test
5. Klik Continue, kemudian OK
6. Lihat pada tabel Test Of Normality
7. Karena jumlah n ≥ 45, maka pada tabel menggunakan data pada bagian Shapiro Wilk.
kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal)
b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak terdistribusi normal)
a.1 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Berikut ialah hasil uji nornalitas nilai pretest pada kelas eksperimen:
Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka
0,017. Hal tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,017 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).
Tests of Normality
a Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Eks_Pre .18
1
4
5
.001 .937 4
5
.01
7 a. Lilliefors Significance Correction
122
a.2 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Berikut ialah hasil uji normalitas nilai pretest pada kelas kontrol:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Kon_Pre .138 45 .031 .962 45 .147
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka
0,147. Hal tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,147 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha
diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal).
123
LAMPIRAN 13
Uji Normalitas
Berdasarkan data di atas maka dapat ditentukan nilai rata-rata ( ), median (Me) dan
standar deviasi (S) nilai posttest. Data tersebut diolah menggunakan program SPSS 17.0. Berikut
adalah langkah- langkahnya:
1. Input data yang akan dianalisis.
2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore
3. Pindahkan Variable nilai pretest dari kolom sebelah kiri ke kolom Dependent List yang
berada di sebelah kanan
4. Klik Plots, kemudian isi beri tanda ceklist pada Normality Plots With Test
5. Klik Continue, kemudian OK
6. Lihat pada tabel Test Of Normality
7. Karena jumlah n ≥ 45, maka pada tabel menggunakan data pada bagian Shapiro Wilk.
kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi normal)
b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak terdistribusi normal)
a.1 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Berikut ialah hasil uji nornalitas nilai posttest pada kelas eksperimen:
Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka 0,000.
Hal tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima
dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi normal).
Tests of Normality
a Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Eks_Pos .16
1
4
5
.00
5
.85
6
4
5
.00
0 a. Lilliefors Significance Correction
124
a.2 Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Berikut ialah hasil uji normalitas nilai posttest pada kelas kontrol:
Berdasarkan tabel di atas, nilai Sig. pada tabel Shipiro-Wilk menunjukkan angka 0,442. Hal
tersebut berarti bahwa nilai Sig. 0,442 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan
Ho ditolak (data terdistribusi normal).
Tests of Normality
a Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Kon_Pos .10
7
4
5
.200
* .97
5
4
5
.44
2 a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
LAMPIRAN 14
125
Uji Homogenitas
Perhitungan homogenitas dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Input data yang akan dianalisis. Pada variable view input, variable kelas eksperimen pretes
dan variable kelas kontrol. Kemudian beri nama di kolom bawahnya nilai dan kelompok. Saat
di bagian tabel jangan lupa tulis nilai dan juga kelompok. Khusus untuk variable kelas kita
akan melakukan pengelompokkan serta pemberian kode (koding) bagi kelas Eksperimen 1
dan kelas Kontrol 2
2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore
3. Pindahkan variable kelas pretest dikelompokkan dipindahkan pada kolom Dependent List
yang berada di sebelah kanan, demikian pula variable kelas yang sudah dikelompokkan
dengan kode (koding) dipindahkan ke kolom Factor List
4. Klik Plots, kemudian pilih Untransformed pada bagian bawah Levene Test
5. Klik Countinue, kemudian OK
6. Pilih tabel Test Of Homogeneity Of Variance
7. Lihat Based On Mean pada kolom Sig.
126
Kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen)
b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak homogen)
Hasil uji homogenitas nilai pretest ialah sebagai berikut:
Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai Sig.
sebesar 0,094 > 0,05 yang berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen)
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Gab_Pre Based on Mean
Based on Median
Based on Median and with
adjusted df
Based on trimmed mean
2.86
4
2.33
3
2.33
3
3.04
7
1
1
1
1
8
8
8
8
83.58
8
8
8
.09
4
.13
0
.13
0
.08
4
LAMPIRAN 15
127
Uji Homogenitas
Perhitungan homogenitas dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Input data yang akan dianalisis. Pada Variable View Input, variable kelas eksperimen pretes
dan variable kelas kontrol. Kemudian beri nama di kolom bawahnya nilai dan kelompok. Saat
di bagian tabel jangan lupa tulis nilai dan juga kelompok. Khusus untuk variable kelas kita
akan melakukan pengelompokkan serta pemberian kode (koding) bagi kelas Eksperimen 1
dan kelas Kontrol 2
2. Pada menu Analyze pilih Descriptive Statistics, kemudian pilih Explore
3. Pindahkan variable kelas pretest dikelompokkan dipindahkan pada kolom Dependent List
yang berada di sebelah kanan, demikian pula variable kelas yang sudah dikelompokkan
dengan kode (koding) dipindahkan ke kolom Factor List
4. Klik Plots, kemudian pilih Untransformed pada bagian bawah Levene Test
5. Klik Countinue, kemudian OK
6. Pilih tabel Test Of Homogeneity Of Variance
7. Lihat Based On Mean pada kolom Sig.
Kriteria pengujiannya ialah sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data homogen)
b. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak (data tidak homogen)
Hasil uji coba homogenitas nilai posttest : Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai Sig. sebesar 0,002. Hal tersebut menunjukkan bahwa
nilai Sig. sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak
homogen).
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Gab_Pos Based on Mean
Based on Median
Based on Median and with
adjusted df
Based on trimmed mean
10.418
9.383
9.383
10.560
1
1
1
1
8
8
8
8
87.442
8
8
.00
2
.00
3
.00
3
.00
2
LAMPIRAN 16
128
Uji Hipotesis Data Pretest
Hipotesis Statistik :
Ho : µA = µB
Ha : µA µB
Keterangan :
Ho : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar IPA siswa
Ha : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar IPA siswa
µA : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan
kooperatif tipe jigsaw pembelajaran cahaya
µB : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan
konvensional
Uji hipotesis dan data pretest dilakukan dengan menggunakan uji Non parametris pada
program SPSS 17.0, karena uji prasyarat analisis menunjukkan data berdistribusi tidak normal
dan homogen. Langkah- langkah melakukan uji Nonparametric Sample Tests adalah sebagai
berikut:
1. Input data yang akan dianalisis. Pada Variabel View Input, variabel kelas dan variabel nilai.
Khusus untuk variabel kelas kita akan melakukan pengelompokkan serta pmberian kode
(koding) bagi kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol 2.
2. Pada menu Analyze pilih Nonparametric Tests, kemudian pilih Two Related Samples Tests.
3. Pindahkan variable pretest kontrol pada kolom sebelah kiri ke kolom Test Variable (1) dan
pada kolom Test Variable (2) yang berada di sebelah kanan, demikian pula variabel kelas
dipindahkan ke kolom Test Pairs.
4. Klik data yang ada di sebelah kiri, kemudian isi variable 1 dengan pretest kontrol dan
variable 2 dengan eksperimen pretest.
5. Klik Option pilih tingkat kepercayaan 95% serta Eclude Case Analysis By Analysis
6. Untuk Test Type biarkan saja dengan tanda centang ( ) di bagian Wilcoxon
7. Klik OK.
Kriteria pengujian:
129
a. Sig.(2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah
diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya sama dengan yang diajarkan menggunakan
pembelajaran konvensional.
b. Sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ha diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah
diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya tidak sama dengan yang diajarkan
menggunakan pembelajaran konvensional.
Hasil uji hipotesis nilai pretest ialah sebagai berikut: Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka Sig.(2-tailed) sebesar 0,003. Oleh karena angka
signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. dengan kata lain, nilai rata-rata pretest kelas
eksperimen dan kontrol berbeda secara signifikan.
Test Statisticsb
Kon_Pre -
Eks_Pre
Z -2.971
a Asymp. Sig. (2-tailed) .00
3 a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
LAMPIRAN 17
130
Uji Hipotesis Data Posttest
Ho : µA = µB
Ha : µA µB
Keterangan :
Ho : Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar IPA siswa
Ha : Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
hasil belajar IPA siswa
µA : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan kooperatif tipe
jigsaw pembelajaran cahaya
µB : Nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah diajarkan dengan menggunakan konvensional
Uji hipotesis dan data posttest dilakukan dengan menggunakan uji Non parametris pada
program SPSS 17.0, karena uji prasyarat analisis menunjukkan data berdistribusi tidak normal
dan tidak homogen. Langkah-langkah melakukan uji Non parametris adalah sebagai berikut:
1. Input data yang akan dianalisis. Pada Variabel View Input, variabel kelas dan variabel nilai.
Khusus untuk variabel kelas kita akan melakukan pengelompokkan serta pmberian kode
(koding) bagi kelas eksperimen 1 dan kelas kontrol 2.
2. Pada menu Analyze pilih Nonparametric, kemudian pilih Two Related Samples Tests.
1. Pindahkan variable pretest kontrol pada kolom sebelah kiri ke kolom Test Variable (1) dan
pada kolom Test Variable (2) yang berada di sebelah kanan, demikian pula variabel kelas
dipindahkan ke kolom Test Pairs.
2. Klik data yang ada di sebelah kiri, kemudian isi variable 1 dengan posttest kontrol dan
variable 2 dengan ekperimen posttest.
3. Klik Option pilih tingkat kepercayaan 95% serta Eclude Case Analysis By Analysis
4. Untuk Test Type biarkan saja dengan tanda centang ( ) di bagian Wilcoxon
5. Klik OK.
131
Kriteria pengujian:
a. Sig.(2-tailed) > 0,05, maka Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah
diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya sama dengan yang diajarkan menggunakan
pembelajaran konvensional.
b. Sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ho diterima. Artinya, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang telah
diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya tidak sama dengan yang diajarkan
menggunakan pembelajaran konvensional.
Hasil uji hipotesis nilai posttest ialah sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka Sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Apabila Nilai Sig.(2-
tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima. Artinya, nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA yang
telah diajarkan menggunakan pembelajaran cahaya tidak sama dengan yang diajarkan
menggunakan pembelajaran konvensional.
Test Statisticsb
Kon_Pos -
Eks_Pos
Z -4.206
a Asymp. Sig. (2-tailed) .00
0 a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
LAMPIRAN 18
132
TABEL DISTRIBUSI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
DAN KONTROL
Tabel distribusi pretest kelas eksperimen
Tabel distribusi pretest kelas kontrol Descripti ves
Statistic Std. Erro r Kon_Pre Mean
95% Confidence Interval for Lower Bound
Mean Upper Bound
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviat ion
Minimu m
Maximu m
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
55.56
50.44
60.67
55.16
52.00
290.343
17.039
2
0
9
2
7
2
2
8
.398
-.384
2.540
.354
.695
Descripti ves Statistic Std. Erro r Eks_Pre Mean
95% Confidence Interval for Lower Bound
Mean Upper Bound
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviat ion
Minimu m
Maximu m
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
58.76
54.73
62.78
59.48
60.00
179.507
13.398
2
0
8
0
6
0
1
8
-.875
.483
1.997
.354
.695
133
Tabel Distribusi Postest Kelas Eksperimen
Tabel distribusi postest kelas kontrol
Descripti ves
Statistic Std. Erro r
Kon_Pos Mean 60.44 2.609
95% Confidence Interval for Lower Bound 55.19 Mean Upper Bound 65.70
5% Trimmed Mean 60.44
Median 60.00
Variance 306.343
Std. Deviat ion 17.503
Minimu m 24
Maximu m 96
Range 72
Interquartile Range 28
Skewness .131 .354
Kurtosis -.660 .695
Descripti ves Statistic Std. Erro r Eks_Pos Mean
95% Confidence Interval for Lower Bound
Mean Upper Bound
5% Trimmed Mean
Median
Variance
Std. Deviat ion
Minimu m
Maximu m
Range
Interquartile Range
Skewness
Kurtosis
67.56
64.10
71.01
68.74
72.00
132.525
11.512
2
4
8
0
5
6
1
4
-1.602
3.681
1.716
.354
.695
134
LAMPIRAN 19
Analisis Hasil Uji Coba Instrume n
SKOR DATA DIBOBOT
Jumlah Subyek = 30
Butir soal = 45
Bobot untuk jawaban benar =1
Bobot untuk jawaban salah =0
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot
1 1 Satria... 10 35 0 10 10
2 2 Zeovan... 12 33 0 12 12
3 3 Muhamm... 14 31 0 14 14
4 4 Hasby Y 16 29 0 16 16
5 5 Praja H 18 27 0 18 18
6 6 Muhamm... 19 26 0 19 19
7 7 Shinta... 19 26 0 19 19
8 8 Vina A 19 26 0 19 19
9 9 Muhamm... 19 26 0 19 19
10 10 Bagus ...212402121
11 11 Abdhi ...212402121
12 12 Afifah... 22 23 0 22 22
13 13 Fikri N 23 22 0 23 23
14 14 Alicia... 23 22 0 23 23
15 15 Saresi... 23 22 0 23 23
16 16 Wina O... 23 22 0 23 23
17 17 Adinda... 27 18 0 27 27
18 18 Anggie... 27 18 0 27 27
19 19 Vira S... 26 19 0 26 26
20 20 Yazeed... 26 19 0 26 26
21 21 Sadam A 27 18 0 27 27
22 22 Karina 27 18 0 27 27
23 23 Suci S... 27 18 0 27 27
24 24 Difa I... 31 14 0 31 31
25 25 Risa R... 30 15 0 30 30
26 26 Ahmad ...321303232
27 27 Hudan ...331203333
28 28 Mutiar... 35 10 0 35 35
29 29 Delilah 34 11 0 34 34
30 30 Laili ...36903636
135
LAMPIRAN 20
Analisis Hasil Uji Coba Instrume n
RELIABILITAS TES
Rata2= 24.00
Simpang Baku= 6.73
KorelasiXY= 0.66
Reliabilitas Tes= 0.80
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 Satria Ilham R 7 3 10
2 2 Zeovanca Andr... 6 6 12
3 3 Muhammad Anwar S 9 5 14
4 4 Hasby Y 7 9 16
5 5 Praja H 12 6 18
6 6 Muhammad Nur F 13 6 19
7 7 Shinta Arnanda 11 8 19
8 8 Vina A 11 8 19
9 9 Muhammad Kadafi 10 9 19
10 10 Bagus Putra 12 9 21
11 11 Abdhi Karunia I 11 10 21
12 12 Afifah fitriah 12 10 22
13 13 Fikri N 13 10 23
14 14 Alicia Cinta A 10 13 23
15 15 Saresika Hana P 12 11 23
16 16 Wina Oktaviani 10 13 23
17 17 Adinda Cordia P 12 15 27
18 18 Anggie Dewi L 12 15 27
19 19 Vira Sabrina 12 14 26
20 20 Yazeed Ghinan A 12 14 26
21 21 Sadam A 13 14 27
22 22 Karina 15 12 27
23 23 Suci Sulistia 17 10 27
24 24 Difa Ilham C 18 13 31
25 25 Risa Risma W 13 17 30
26 26 Ahmad Nurofai 16 16 32
27 27 Hudan Al qish... 16 17 33
28 28 Mutiara Al zahwa 17 18 35
29 29 Delilah 16 18 34
30 30 Laili Nisrina 17 19 36
136
LAMPIRAN 21
Analisis Hasil Uji Coba Instrume n
KELOMPOK UNGGUL DAN ASOR
Kelompok Unggul
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 30 Laili Nisrina 36 1 1 1 1 1 1 1
2 28 Mutiara Al zahwa 35 1 1 1 - - - -
3 29 Delilah 34 1 - - 1 1 1 1
4 27 Hudan Al qish... 33 1 - 1 - 1 - 1
5 26 Ahmad Nurofai 32 1 1 1 1 1 - -
6 24 Difa Ilham C 31 1 - 1 - 1 - 1
7 25 Risa Risma W 30 1 1 1 1 1 1 1
8 17 Adinda Cordia P 27 1 - 1 - 1 - 1
Jml Jwb Benar 8 4 7 4 7 3 6
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 30 Laili Nisrina 36 1 1 1 1 1 1 1
2 28 Mutiara Al zahwa 35 - 1 1 1 1 1 1
3 29 Delilah 34 1 1 1 1 1 1 1
4 27 Hudan Al qish... 33 1 1 1 1 1 1 1
5 26 Ahmad Nurofai 32 - - - 1 1 1 1
6 24 Difa Ilham C 31 1 1 - 1 1 1 1
7 25 Risa Risma W 30 1 1 1 1 1 1 1
8 17 Adinda Cordia P 27 1 1 1 1 1 1 1
Jml Jwb Benar 6 7 6 8 8 8 8
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 30 Laili Nisrina 36 1 1 1 1 1 1 1
2 28 Mutiara Al zahwa 35 1 1 1 1 1 1 1
3 29 Delilah 34 1 1 1 1 1 1 1
4 27 Hudan Al qish... 33 1 - 1 1 1 1 1
5 26 Ahmad Nurofai 32 1 1 1 1 1 1 1
6 24 Difa Ilham C 31 1 1 1 1 1 - -
7 25 Risa Risma W 30 - - 1 1 1 1 1
8 17 Adinda Cordia P 27 1 1 1 1 1 1 -
Jml Jwb Benar 7 6 8 8 8 7 6
137
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 30 Laili Nisrina 36 1 1 1 1 1 1 -
2 28 Mutiara Al zahwa 35 1 1 1 1 1 1 1
3 29 Delilah 34 1 1 1 1 1 1 -
4 27 Hudan Al qish... 33 1 - 1 1 1 1 1
5 26 Ahmad Nurofai 32 1 1 1 1 1 1 1
6 24 Difa Ilham C 31 1 1 1 1 1 1 1
7 25 Risa Risma W 30 1 - 1 - - - -
8 17 Adinda Cordia P 27 1 - 1 - - - -
Jml Jwb Benar 8 5 8 6 6 6 4
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 30 Laili Nisrina 36 - 1 1 1 1 1 -
2 28 Mutiara Al zahwa 35 1 1 1 1 1 1 1
3 29 Delilah 34 - 1 1 1 1 1 1
4 27 Hudan Al qish... 33 - 1 1 1 1 1 -
5 26 Ahmad Nurofai 32 1 1 1 1 1 1 1
6 24 Difa Ilham C 31 1 1 1 1 1 1 1
7 25 Risa Risma W 30 - 1 1 1 1 1 -
8 17 Adinda Cordia P 27 - 1 1 1 - 1 -
Jml Jwb Benar 3 8 8 8 7 8 4
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42
1 30 Laili Nisrina 36 - 1 1 - 1 - -
2 28 Mutiara Al zahwa 35 1 1 1 - 1 - -
3 29 Delilah 34 - - 1 - 1 - -
4 27 Hudan Al qish... 33 - 1 1 - 1 - 1
5 26 Ahmad Nurofai 32 1 - - - 1 - -
6 24 Difa Ilham C 31 1 1 - - - - -
7 25 Risa Risma W 30 - 1 1 - 1 - -
8 17 Adinda Cordia P 27 - 1 1 - 1 - -
Jml Jwb Benar 3 6 6 0 7 0 1
138
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45
1 30 Laili Nisrina 36 - 1 -
2 28 Mutiara Al zahwa 35 - 1 -
3 29 Delilah 34 - 1 -
4 27 Hudan Al qish... 33 - 1 -
5 26 Ahmad Nurofai 32 - - -
6 24 Difa Ilham C 31 - - -
7 25 Risa Risma W 30 - 1 -
8 17 Adinda Cordia P 27 - 1 -
Jml Jwb Benar 0 6 0
Kelompok Asor
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7
1 7 Shinta Arnanda 19 1 - 1 - 1 - 1
2 8 Vina A 19 1 - 1 - 1 - 1
3 9 Muhammad Kadafi 19 1 - 1 - 1 - 1
4 5 Praja H 18 1 - 1 - 1 - 1
5 4 Hasby Y 16 1 - 1 - 1 - 1
6 3 Muhammad Anwar S 14 1 - 1 - 1 - -
7 2 Zeovanca Andr... 12 1 - 1 - 1 - 1
8 1 Satria Ilham R 10 1 - 1 - 1 - 1
Jml Jwb Benar 8 0 8 0 8 0 7
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14
1 7 Shinta Arnanda 19 1 1 - 1 1 1 1
2 8 Vina A 19 1 1 - 1 1 1 1
3 9 Muhammad Kadafi 19 1 1 - 1 1 1 1
4 5 Praja H 18 1 1 - 1 1 1 1
5 4 Hasby Y 16 - 1 1 - - - -
6 3 Muhammad Anwar S 14 - - - 1 1 1 -
7 2 Zeovanca Andr... 12 - - 1 - - 1 -
8 1 Satria Ilham R 10 - - - 1 1 - -
Jml Jwb Benar 4 5 2 6 6 6 4
139
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21
1 7 Shinta Arnanda 19 1 1 1 1 1 - -
2 8 Vina A 19 1 1 1 1 1 - -
3 9 Muhammad Kadafi 19 1 1 1 1 1 1 -
4 5 Praja H 18 1 1 - - 1 1 1
5 4 Hasby Y 16 - - - 1 - - -
6 3 Muhammad Anwar S 14 1 - 1 1 - 1 1
7 2 Zeovanca Andr... 12 - - - - - - 1
8 1 Satria Ilham R 10 1 - - - - 1 1
Jml Jwb Benar 6 4 4 5 4 4 4
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 7 Shinta Arnanda 19 - - 1 - - - -
2 8 Vina A 19 - - 1 - - - -
3 9 Muhammad Kadafi 19 1 - 1 - - - -
4 5 Praja H 18 - - - - - - -
5 4 Hasby Y 16 1 1 1 - - - 1
6 3 Muhammad Anwar S 14 - - - - - - -
7 2 Zeovanca Andr... 12 1 - 1 - - - 1
8 1 Satria Ilham R 10 - - - - - - -
Jml Jwb Benar 3 1 5 0 0 0 2
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35
1 7 Shinta Arnanda 19 - - 1 1 - - -
2 8 Vina A 19 - - - - 1 1 -
3 9 Muhammad Kadafi 19 - - - 1 - - -
4 5 Praja H 18 - - 1 1 - - -
5 4 Hasby Y 16 - 1 1 - - 1 -
6 3 Muhammad Anwar S 14 - - - 1 - - -
7 2 Zeovanca Andr... 12 - 1 - - - - -
8 1 Satria Ilham R 10 - - - - - - -
Jml Jwb Benar 0 2 3 4 1 2 0
140
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42
1 7 Shinta Arnanda 19 - - - - 1 - -
2 8 Vina A 19 - - - - 1 - -
3 9 Muhammad Kadafi 19 - - - - - - -
4 5 Praja H 18 - 1 - - - - -
5 4 Hasby Y 16 - - - - 1 - -
6 3 Muhammad Anwar S 14 - 1 1 - - - -
7 2 Zeovanca Andr... 12 - - - - 1 - -
8 1 Satria Ilham R 10 - - - - - - -
Jml Jwb Benar 0 2 1 0 4 0 0
Butir Soal
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45
1 7 Shinta Arnanda 19 - - -
2 8 Vina A 19 - - -
3 9 Muhammad Kadafi 19 - - -
4 5 Praja H 18 - - -
5 4 Hasby Y 16 - 1 -
6 3 Muhammad Anwar S 14 - - -
7 2 Zeovanca Andr... 12 - - -
8 1 Satria Ilham R 10 - 1 -
Jml Jwb Benar 0 2 0
141
LAMPIRAN 22
Analisis Hasil Uji Coba Instrume n
DAYA PEMBEDA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 8 8 0 0.00
2 2 4 0 4 50.00
3 3 7 8 -1 -12.50
4 4 4 0 4 50.00
5 5 7 8 -1 -12.50
6 6 3 0 3 37.50
7 7 6 7 -1 -12.50
8 8 6 4 2 25.00
9 9 7 5 2 25.00
10 10 6 2 4 50.00
11 11 8 6 2 25.00
12 12 8 6 2 25.00
13 13 8 6 2 25.00
14 14 8 4 4 50.00
15 15 7 6 1 12.50
16 16 6 4 2 25.00
17 17 8 4 4 50.00
18 18 8 5 3 37.50
19 19 8 4 4 50.00
20 20 7 4 3 37.50
21 21 6 4 2 25.00
22 22 8 3 5 62.50
23 23 5 1 4 50.00
24 24 8 5 3 37.50
25 25 6 0 6 75.00
26 26 6 0 6 75.00
27 27 6 0 6 75.00
28 28 4 2 2 25.00
29 29 3 0 3 37.50
30 30 8 2 6 75.00
31 31 8 3 5 62.50
32 32 8 4 4 50.00
33 33 7 1 6 75.00
34 34 8 2 6 75.00
35 35 4 0 4 50.00
36 36 3 0 3 37.50
37 37 6 2 4 50.00
38 38 6 1 5 62.50
142
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
39 39 0 0 0 0.00
40 40 7 4 3 37.50
41 41 0 0 0 0.00
42 42 1 0 1 12.50
43 43 0 0 0 0.00
44 44 6 2 4 50.00
45 45 0 0 0 0.00
143
LAMPIRAN 23
Analisis Hasil Uji Coba Instrume n
TINGKAT KESUKARAN
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 30 100.00 Sangat Mudah
2 2 4 13.33 Sangat Sukar
3 3 28 93.33 Sangat Mudah
4 4 4 13.33 Sangat Sukar
5 5 26 86.67 Sangat Mudah
6 6 3 10.00 Sangat Sukar
7 7 25 83.33 Mudah
8 8 22 73.33 Mudah
9 9 24 80.00 Mudah
10 10 15 50.00 Sedang
11 11 27 90.00 Sangat Mudah
12 12 27 90.00 Sangat Mudah
13 13 27 90.00 Sangat Mudah
14 14 25 83.33 Mudah
15 15 25 83.33 Mudah
16 16 23 76.67 Mudah
17 17 25 83.33 Mudah
18 18 27 90.00 Sangat Mudah
19 19 26 86.67 Sangat Mudah
20 20 23 76.67 Mudah
21 21 13 43.33 Sedang
22 22 18 60.00 Sedang
23 23 7 23.33 Sukar
24 24 20 66.67 Sedang
25 25 8 26.67 Sukar
26 26 8 26.67 Sukar
27 27 9 30.00 Sukar
28 28 10 33.33 Sedang
29 29 5 16.67 Sukar
30 30 20 66.67 Sedang
31 31 25 83.33 Mudah
32 32 25 83.33 Mudah
33 33 18 60.00 Sedang
34 34 20 66.67 Sedang
35 35 4 13.33 Sangat Sukar
36 36 3 10.00 Sangat Sukar
37 37 20 66.67 Sedang
38 38 15 50.00 Sedang
39 39 0 0.00 Sangat Sukar
144
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
40 40 20 66.67 Sedang
41 41 0 0.00 Sangat Sukar
42 42 1 3.33 Sangat Sukar
43 43 0 0.00 Sangat Sukar
44 44 15 50.00 Sedang
45 45 0 0.00 Sangat Sukar
145
LAMPIRAN 24
Analisis Hasil Uji Coba Instrume n
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 NAN NAN
2 2 0.548 Sangat Signifikan
3 3 -0.182 -
4 4 0.533 Sangat Signifikan
5 5 -0.163 -
6 6 0.470 Sangat Signifikan
7 7 -0.149 -
8 8 0.262 -
9 9 0.340 Signifikan
10 10 0.373 Sangat Signifikan
11 11 0.353 Signifikan
12 12 0.302 Signifikan
13 13 0.319 Signifikan
14 14 0.568 Sangat Signifikan
15 15 0.108 -
16 16 0.310 Signifikan
17 17 0.514 Sangat Signifikan
18 18 0.537 Sangat Signifikan
19 19 0.652 Sangat Signifikan
20 20 0.298 Signifikan
21 21 0.234 -
22 22 0.493 Sangat Signifikan
23 23 0.512 Sangat Signifikan
24 24 0.406 Sangat Signifikan
25 25 0.718 Sangat Signifikan
26 26 0.718 Sangat Signifikan
27 27 0.637 Sangat Signifikan
28 28 0.192 -
29 29 0.432 Sangat Signifikan
30 30 0.620 Sangat Signifikan
31 31 0.622 Sangat Signifikan
32 32 0.541 Sangat Signifikan
33 33 0.709 Sangat Signifikan
34 34 0.694 Sangat Signifikan
35 35 0.533 Sangat Signifikan
36 36 0.437 Sangat Signifikan
37 37 0.374 Sangat Signifikan
38 38 0.473 Sangat Signifikan
39 39 NAN NAN
146
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
40 40 0.342 Signifikan
41 41 NAN NAN
42 42 0.253 -
43 43 NAN NAN
44 44 0.353 Signifikan
45 45 NAN NAN
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
147
LAMPIRAN 25
Analisis Hasil Uji Coba Instrume n
KUALITAS PENGECOH
No Butir Baru No Butir Asli a b c d *
1 1 0 0 30** 0 0
2 2 4** 10++ 6+ 10++ 0
3 3 1+ 1+ 28** 0-- 0
4 4 12+ 4** 11+ 3- 0
5 5 1+ 26** 1+ 2+ 0
6 6 3** 10++ 9++ 8++ 0
7 7 1+ 25** 3-- 1+ 0
8 8 2+ 3++ 22** 3++ 0
9 9 2++ 2++ 2++ 24** 0
10 10 4++ 5++ 15** 6++ 0
11 11 1++ 1++ 1++ 27** 0
12 12 0-- 27** 2-- 1++ 0
13 13 27** 2-- 1++ 0-- 0
14 14 1+ 1+ 3-- 25** 0
15 15 2++ 25** 2++ 1+ 0
16 16 3+ 2++ 23** 2++ 0
17 17 1+ 3-- 1+ 25** 0
18 18 1++ 2-- 27** 0-- 0
19 19 2+ 26** 1+ 1+ 0
20 20 23** 4- 2++ 1- 0
21 21 4+ 11-- 2- 13** 0
22 22 4++ 3+ 5++ 18** 0
23 23 7++ 8++ 7** 8++ 0
24 24 4++ 3++ 20** 3++ 0
25 25 6++ 8** 8++ 8++ 0
26 26 9++ 7++ 6++ 8** 0
27 27 5+ 9** 9+ 7++ 0
28 28 10** 11- 7++ 2- 0
29 29 8++ 7++ 5** 10++ 0
30 30 3++ 2+ 5+ 20** 0
31 31 2++ 1+ 25** 2++ 0
32 32 1+ 25** 3-- 1+ 0
33 33 4++ 4++ 4++ 18** 0
34 34 3++ 3++ 20** 4++ 0
35 35 10++ 4** 11+ 5+ 0
36 36 3** 13+ 7++ 7++ 0
37 37 1- 20** 8--- 1- 0
38 38 5++ 5++ 15** 5++ 0
39 39 14+ 9++ 7+ 0** 0
148
No Butir Baru No Butir Asli a b c d *
40 40 20** 6-- 1- 3++ 0
41 41 9++ 0** 16- 5- 0
42 42 5+ 10++ 1** 14+ 0
43 43 14+ 7+ 9++ 0** 0
44 44 6++ 4++ 5++ 15** 0
45 45 0** 12++ 11++ 7+ 0
Keterangan:
** : Kunci Jawaban
++ : Sangat Baik
+ : Baik
- : Kurang Baik
-- : Buruk
--- : Sangat Buruk
149
LAMPIRAN 25
Analisis Hasil Uji Coba Instrume n
REKAP ANALISIS BUTIR
Rata-rata = 24.00
Simpang Baku = 6.73
KorelasiXY = 0.66
Reliabilitas Tes = 0.80
Butir Soal = 45
Jumlah Subyek = 30
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 0.00 Sangat Mudah NAN NAN
2 2 50.00 Sangat Sukar 0.548 Sangat Signifikan
3 3 -12.50 Sangat Mudah -0.182 -
4 4 50.00 Sangat Sukar 0.533 Sangat Signifikan
5 5 -12.50 Sangat Mudah -0.163 -
6 6 37.50 Sangat Sukar 0.470 Sangat Signifikan
7 7 -12.50 Mudah -0.149 -
8 8 25.00 Mudah 0.262 -
9 9 25.00 Mudah 0.340 Signifikan
10 10 50.00 Sedang 0.373 Sangat Signifikan
11 11 25.00 Sangat Mudah 0.353 Signifikan
12 12 25.00 Sangat Mudah 0.302 Signifikan
13 13 25.00 Sangat Mudah 0.319 Signifikan
14 14 50.00 Mudah 0.568 Sangat Signifikan
15 15 12.50 Mudah 0.108 -
16 16 25.00 Mudah 0.310 Signifikan
17 17 50.00 Mudah 0.514 Sangat Signifikan
18 18 37.50 Sangat Mudah 0.537 Sangat Signifikan
19 19 50.00 Sangat Mudah 0.652 Sangat Signifikan
20 20 37.50 Mudah 0.298 Signifikan
21 21 25.00 Sedang 0.234 -
22 22 62.50 Sedang 0.493 Sangat Signifikan
23 23 50.00 Sukar 0.512 Sangat Signifikan
24 24 37.50 Sedang 0.406 Sangat Signifikan
25 25 75.00 Sukar 0.718 Sangat Signifikan
26 26 75.00 Sukar 0.718 Sangat Signifikan
27 27 75.00 Sukar 0.637 Sangat Signifikan
28 28 25.00 Sedang 0.192 -
29 29 37.50 Sukar 0.432 Sangat Signifikan
30 30 75.00 Sedang 0.620 Sangat Signifikan
31 31 62.50 Mudah 0.622 Sangat Signifikan
32 32 50.00 Mudah 0.541 Sangat Signifikan
150
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
33 33 75.00 Sedang 0.709 Sangat Signifikan
34 34 75.00 Sedang 0.694 Sangat Signifikan
35 35 50.00 Sangat Sukar 0.533 Sangat Signifikan
36 36 37.50 Sangat Sukar 0.437 Sangat Signifikan
37 37 50.00 Sedang 0.374 Sangat Signifikan
38 38 62.50 Sedang 0.473 Sangat Signifikan
39 39 0.00 Sangat Sukar NAN NAN
40 40 37.50 Sedang 0.342 Signifikan
41 41 0.00 Sangat Sukar NAN NAN
42 42 12.50 Sangat Sukar 0.253 -
43 43 0.00 Sangat Sukar NAN NAN
44 44 50.00 Sedang 0.353 Signifikan
45 45 0.00 Sangat Sukar NAN NAN