pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe …digilib.unila.ac.id/26563/2/skripsi tanpa bab...

86
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 METRO TIMUR (Skripsi) Oleh FITRI MARTIAS DININGSIH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: vankhuong

Post on 16-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

SD NEGERI 1 METRO TIMUR

(Skripsi)

Oleh

FITRI MARTIAS DININGSIH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

i

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

SD NEGERI 1 METRO TIMUR

Oleh

FITRI MARTIAS DININGSIH

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada matapelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur. Tujuan penelitian ini untukmengetahui pengaruh yang positif dan signifikan pada penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar IPS siswakelas IV SD Negeri 1 Metro Timur. Jenis penelitian ini penelitian eksperimen.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Alat pengumpul databerupa soal pilihan jamak yang sebelumnya telah diujikan dan dianalisis denganvaliditas dan reliabilitas. Teknik analisis data berupa kuantitatif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest kelas IV A 68,00 sedangkan nilai rata-rata kelas IV B 74,25. Hasil perhitungan uji hipotesis menunjukan nilai sig (2-tailed) 0,025, (0,025 < 0,05) sehingga H0 ditolak. Dari perhitungan tersebut dapatdiperoleh bahwa 2,5% model pembelajaran kooperatif tipe two stay two straydapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Kata kunci: hasil belajar, IPS, model kooperatif, two stay two stray

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAYTWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

SD NEGERI 1 METRO TIMUR

Oleh

FITRI MARTIAS DININGSIH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu PendidikanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro
Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro
Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro
Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Fitri Martias Diningsih, dilahirkan di

Pringsewu, pada tanggal 3 Maret 1995. Peneliti merupakan

anak kelima dari enam bersaudara, putri pasangan Bapak

Mudakir, S.Pd.I dan Ibu Suwarni.

Pendidikan formal yang telah diselesaikan peneliti sebagai berikut.

1. SD Negeri 2 Jatiagung Ambarawa Pringsewu lulus pada tahun 2007.

2. SMP Hanura Bhakti Ambarawa Pringsewu lulus pada tahun 2010.

3. SMA Negeri 1 Kalirejo Lampung Tengah lulus pada tahun 2013.

Pada tahun 2013, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

MOTO

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagaipenolongmu. Sesungguhnya Allah

beserta orang -orangyang sabar”

(QS. Al Baqarah: 153)

“Segala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas,pasti akan terbalas”

(“Fitri Martias Diningsih)

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

PERSEMBAHAN

Puji syukur selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWTbeserta Shalawat dan salam semoga selalu tercurah

kepada Rasullah SAWKu persembahkan skripsi ini untuk:

Bapak Mudakir, S.Pd.I dan Ibu SuwarniSebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang

tiada terhingga kupersembahkan karya inikepada Bapak dan Ibu yang telah memberikan dukungan

moril maupun materi serta do’a yang tiadahenti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah

lantunan do’a dan tiada do’a yang palingkhusuk selain do’a yang terucap dari orang tua

Kakak-kakakku:Ida Oktafriani, S.Pd.

Kahar Adi Priyanto, Amd.Kep.Resti Agustina, S.Pd.

Rahman Ade Kurniawan, S.Pd.

Adikku:Yeyen Raga Ramadhani

Terimakasih selalu memberikan dukungan yang luar biasauntuk menyelesaikan karya ini dan tak

pernah lelah membagi cerita, cinta, canda, suka, duka, tangisserta tawa

Alamamater tercintakuUniversitas Lampung

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

ii

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga peneliti mampu menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Two Stay Two Stray terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1

Metro Timur”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dengan kerendahan hati yang tulus peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., Rektor Universitas Lampung

yang mengesahkan ijasah dan gelar sarjana kami, sehingga peneliti termotivasi

untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan FKIP Universitas Lampung

yang telah memberikan semangat kemajuan serta dorongan untuk memajukan

program studi PGSD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna

syarat skripsi.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

iii

PGSD dan juga membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat

skripsi.

4. Bapak Drs. Maman Surahman., M.Pd., Ketua Program Studi S-1 PGSD

Universitas Lampung yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti dan

ide-ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD.

5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses

penyusunan skripsi.

6. Bapak Dr. Suwarjo, M.Pd., Dosen Penguji Utama yang telah memberikan

saran dan masukan yang sangat bermanfaat.

7. Bapak Drs. A. Sudirman, M.H., Dosen Ketua Penguji dan Dosen Pembimbing

Akademik yang telah mengarahkan dengan bijaksana, membimbing dengan

penuh kesabaran dan memberikan saran yang sangat bermanfaat.

8. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., Dosen Sekretaris Penguji yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran.

9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Kampus B FKIP Universitas Lampung yang

turut andil dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

10. Ibu Sutini, S.Pd., Koordinator Administrasi Kampus B FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses

penyusunan skripsi.

11. Ibu Masdiana, S.Pd., SD., Kepala SD Negeri 1 Metro Timur yang telah

banyak membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

12. Ibu Rozma Yuliza, S.Pd., teman sejawat yang banyak membantu peneliti

dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

iv

13. Ibu Dewi Retnawati, S.Pd., teman sejawat yang banyak membantu peneliti

dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

14. Sahabat seperjuangan dalam menulis skripsi: Nurul Suparni, Luvirta Tiyas

Mawarni, Ni Made Sukerti Sari, Made Melsa Helma Hera, Ni Wayan

Setiawati, Komang Kumara Ratih, Evi Nur Indah Sari, Mareta Ulfa, Nur

Widiantoko, Muhamad Khoirudin, Muhammaad Isro’i Subariyanto, Yesi

Wulan Sari, Siti Nur Azizah, Retno Purwasih, dan Rina Murniati yang selalu

memberikan semangat serta motivasi untuk keberhasilan peneliti dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

15. Seluruh rekan-rekan S-1 PGSD angkatan 2013, yang telah berjuang bersama

demi masa depan yang cerah, kalian akan menjadi cerita terindah di masa

depan.

16. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT melindungi dan membalas semua kebaikan yang sudah kalian

berikan kepada peneliti. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih

terdapat kekurangan, akan tetapi semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita

semua. Aamiin.

Metro, Februari 2017Peneliti

Fitri Martias DiningsihNPM 1313053065

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

v

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 6C. Batasan Masalah ................................................................................... 6D. Rumusan Masalah................................................................................. 6E. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7G. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 8

II. KAJIAN PUSTAKAA. Belajar dan Pembelajaran ..................................................................... 9

1. Belajar .............................................................................................. 9a. Pengertian Belajar ....................................................................... 9b. Teori Belajar ................................................................................ 10c. Hasil Belajar ................................................................................ 12

2. Pembelajaran................................................................................... 14B. Model Pembelajaran ............................................................................. 15C. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................................... 16D. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif ........................................... 17E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray.................. 18

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay TwoStray ................................................................................................. 18

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two StayTwo Stray.......................................................................................... 20

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif TipeTwo Stay Two Stray.......................................................................... 23

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

vi

a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay TwoStray............................................................................................. 23

b. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay TwoStray............................................................................................. 25

F. Macam-macam Metode Pembelajaran yang digunakan dalam kelaskontrol ................................................................................................... 251. Metode Ceramah .............................................................................. 25

a. Pengertian Metode Ceramah ....................................................... 25b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah .............................. 26

1) Kelebihan Metode Ceramah ................................................... 262) Kelemahan Metode Ceramah ................................................. 27

2. Metode Diskusi ................................................................................ 28a. Pengertian Metode Diskusi.......................................................... 28b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi ................................ 29

1) Kelebihan Metode Diskusi ..................................................... 292) Kelemahan Metode Diskusi.................................................... 30

3. Metode Tanya Jawab........................................................................ 31a. Pengertian Metode Tanya Jawab................................................. 31b. Kelebihan dan Kelemahan Tanya Jawab..................................... 31

1) Kelebihan Metode Tanya Jawab............................................. 312) Kelemahan Metode Tanya Jawab ........................................... 32

4. Metode Penugasan............................................................................ 33a. Pengertian Metode Penugasan..................................................... 33b. Kelebihan dan Kelemahan Penugasan......................................... 34

1) Kelebihan Metode Penugasan................................................. 342) Kelemahan Metode Penugasan............................................... 35

G. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ............................................................. 361. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)....................................... 362. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ............................................ 37

H. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................ 38I. Kerangka Pikir ...................................................................................... 40J. Hipotesis ............................................................................................... 41

III. METODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian............................................................................ 43B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 46

1. Tempat Penelitian............................................................................. 462. Waktu Penelitian .............................................................................. 46

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........................ 471. Variabel Penelitian ........................................................................... 472. Definisi Operasional Penelitian........................................................ 47

D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 481. Populasi Penelitian ........................................................................... 482. Sampel Penelitian............................................................................. 49

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

vii

E. Instrumen Penilaian .............................................................................. 501. Pengertian Instrumen Tes................................................................. 502. Uji Coba Instrumen Tes ................................................................... 513. Uji Persyaratan Instrumen................................................................ 51

a. Validitas ..................................................................................... 51b. Reliabilitas.................................................................................. 53

F. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis ............................................. 541. Uji Persyaratan Analisis Data .......................................................... 54

a. Uji Normalitas........................................................................... 54b. Uji Homogenitas ....................................................................... 55

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif...................................................... 56a. Nilai Hasil Belajar Secara Individual........................................ 56b. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa........................................... 57c. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal .... 57d. Pengujian Hipotesis................................................................... 58

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 60

1. Visi dan Misi .................................................................................... 61a. Visi .............................................................................................. 61b. Misi.............................................................................................. 61

2. Keadaan Prasarana ........................................................................... 613. Keadaan Siswa dan Tenaga Pendidik............................................... 62

B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 631. Persiapan Penelitian ......................................................................... 632. Uji Coba Instrumen Penelitian ......................................................... 63

a. Validitas....................................................................................... 63b. Reliabilitas................................................................................... 65

3. Pelaksanaan Penelitian.................................................................... 664. Pengambilan Data Penelitian ........................................................... 665. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 666. Analisis Data Penelitian ................................................................... 667. Uji Prasyarat Analisis Data .............................................................. 74

a. Uji Normalitas ............................................................................. 74b. Uji Homogenitas.......................................................................... 75c. Uji Hipotesis................................................................................ 76

C. Pembahasan........................................................................................... 78

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

viii

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ............................................................................................ 81B. Saran ...................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 83

LAMPIRAN....................................................................................................... 86

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data Nilai Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.... 4

2. Data Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur. ........................................ 49

3. Sampel Penelitian......................................................................................... 50

4. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ......................................................... 52

5. Koofisien Reliabilitas................................................................................... 54

6. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ................................................. 57

7. Keadaan Prasarana SD Negeri 1 Metro Timur ............................................ 61

8. Keadaan Siswa SD Negeri 1 Metro Timur .................................................. 62

9. Keadaan Tenaga Pendidik SD Negeri 1 Metro Timur................................. 62

10. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Tes Kognitif ......................................... 65

11. Nilai Hasil Belajar IPS (pretest) Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen ..... 67

12. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ............. 67

13. Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen............................................... 68

14. Nilai Hasil Belajar IPS (posttest) Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen .... 70

15. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ........... 70

16. Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen.............................................. 71

17. Klasifikasi Nilai N-Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen............................ 72

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

x

18. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ......................................................... 74

19. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen .................................................. 74

20. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ....................................................... 75

21. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen................................................. 75

22. Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .......................... 76

23. Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ......................... 76

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diskusi Pertama dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Two StayTwo Stray ..................................................................................................... 21

2. Diskusi Kedua dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Two StayTwo Stray ..................................................................................................... 22

3. Kerangka Konsep Variabel .......................................................................... 41

4. Desain Eksperimen ...................................................................................... 45

5. Denah Letak Bagunan di SD Negeri 1 Metro Timur. .................................. 60

6. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol danEksperimen ................................................................................................. 68

7. Diagram Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Pretest .............................. 69

8. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol danEksperimen ................................................................................................. 71

9. Diagram Batang Perbandingan Nilai Rata-rata Posttest ............................. 72

10. Diagram Batang Perbandingan Ngain Siswa Kelas Kontrol dengan

Eksperimen .................................................................................................. 73

11. Diagram Batang Perbandingan Nilai rata-rata Ngain ................................ 73

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

SURAT- SURAT PENELITIAN

1. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas............................................. 88

2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ............................................................ 89

3. Surat Keterangan dari Fakultas ................................................................. 90

4. Surat Pemberian Izin Penelitian................................................................ 91

5. Surat Pernyataan Teman Sejawat Kelas IV A .......................................... 92

6. Surat Pernyataan Teman Sejawat Kelas IV B........................................... 93

7. Surat Keterangan Penelitian...................................................................... 94

PERANGKAT PEMBELAJARAN

8. Pemetaan SK dan KD ............................................................................... 96

9. Silabus Pembelajaran ................................................................................ 98

10. RPP Kelas Kontrol .................................................................................... 100

11. RPP Kelas Eksperimen ............................................................................. 106

12. Lembar Kerja Siswa.................................................................................. 113

13. Format Kisi-kisi Instrumen ...................................................................... 114

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

xiii

14. Soal Uji Instrumen .................................................................................... 115

15. Kunci Jawaban Soal Instrumen................................................................. 122

HASIL UJI VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN HASIL BELAJAR SISWA

16. Hasil Uji Validitas..................................................................................... 124

17. Hasil Uji Reliabilitas................................................................................. 127

18. Perhitungan Manual Validitas................................................................... 129

19. Format Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ............................................... 131

20. Soal Pretest .............................................................................................. 132

21. Kunci Jawaban Soal Pretest..................................................................... 136

22. Soal Posttest ............................................................................................. 141

23. Kunci Jawaban Soal Posttest ................................................................... 145

HASIL PENELITIAN

24. Nilai Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Kontrol............................................ 151

25. Nilai Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Eksperimen ..................................... 152

26. Tabel Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol............................................. 153

27. Tabel Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ...................................... 154

28. Tabel Uji Normalitas Posttestt Kelas Kontrol .......................................... 155

29. Tabel Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen..................................... 156

30. Tabel Uji Homogenitas Pretest................................................................ 157

31. Tabel Uji Homogenitas Posttest ............................................................. 159

32. Tabel Uji Hopitesis ................................................................................... 161

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

xiv

TABE-TABEL STATISTIK

33. Tabel Nilai r Product Moment .................................................................. 163

34. Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi t .......................................................... 164

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan dalam

rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan juga merupakan

salah satu sarana untuk mengembangkan potensi diri dan keterampilan siswa

melalui proses pembelajaran sebagai bekal bagi dirinya menjalani hidup

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionalsecara tegas dinyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaranagar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa, dan negara (Kemendiknas 2003: 2).

Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur

kurikulum, sistem pendidikan, dan model pembelajaran yang efektif dan

efesien. Upaya tersebut antara lain perubahan dan perbaikan kurikulum,

peningkatan daya dukung sarana dan prasarana, serta peningkatan mutu para

pendidik dan siswa. Pendidikan yang diharapkan di masa mendatang adalah

pendidikan yang mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki

kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Oleh karena itu, sekolah sebagai

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

2

tempat penyelenggara pendidikan harus mampu mewujudkan tujuan

pendidikan yang diharapkan.

Fadillah (2014: 13) berpendapat bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan

tentu tidak bisa terlepas dari kurikulum sekolah. Karsidi (2007: IV)

mengemukakan kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar pada saat ini

menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum

2013. Dalam hal ini SD Negeri 1 Metro Timur merupakan sekolah yang

menerapkan KTSP. Struktur KTSP untuk tingkat SD/MI disusun berdasarkan

standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan

salah satu ketentuannya memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan

pengembangan diri. Salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

tersebut adalah ilmu pengetahuan sosial (IPS).

Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dariSD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkatperistiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isusosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materiGeografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi (BSNP 2006: 175).

Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa

pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu, pendidikan

IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional.

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi menyatakan bahwatujuan pendidikan IPS meliputi (1) mengenal konsep-konsep yangberkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

3

kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3)memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dankemanusiaan; dan (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkatlokal, nasional, dan global (BSNP 2006: 175).

Tujuan-tujuan pendidikan IPS dapat tercapai apabila pelaksanaan

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Tujuan tersebut dapat tercapai

apabila dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang

tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa. Joyce dan Weil (dalam Sagala

2013: 176) menjelaskan model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari

lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-

kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar,

buku-buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan

belajar melalui program komputer. Komalasari (2010: 57) mendefinisikan

model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Pemilihan model pembelajaran di kelas hendaknya sesuai dengan prinsip-

prinsip pengembangan KTSP. Trianto (2009: 67) menyatakan salah satu

prinsip pengembangan KTSP ialah berpusat pada potensi, pengembangan,

kebutuhan, dan kepentingan siswa, dan lingkungannya (student centered).

Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa ialah model

pembelajaran kooperatif.

Hasil observasi yang diperoleh peneliti di SD Negeri 1 Metro Timur dapat

diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah,

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

4

proses pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered), siswa

belum semua terlihat aktif dalam proses pembelajaran, siswa belum

ditempatkan sebagai subjek belajar yang harus dibekali kemampuan bekerja

sama, memiliki tanggung jawab akan tugasnya, serta mampu menghargai

orang lain. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya hasil belajar IPS siswa yang

tampak pada hasil dokumentasi nilai ujian tengah semester ganjil SD Negeri

1 Metro Timur sebagai berikut.

Tabel 1. Data nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 MetroTimur

No. KKM Kelas Nilai JumlahSiswa

PersentaseKetuntasan

Rata-rataKelas

1.75

IV A≥75 4 20%

66,802. <75 16 80%3.

IV B≥75 4 20%

63,204. <75 16 80%

(Sumber: Dokumentasi ujian tengah semester ganjil)

Berdasarkan tabel 1 di atas, terlihat bahwa di kelas IV B masih banyak siswa

yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditentukan yaitu 75, dari seluruh siswa kelas IV B yang berjumlah 20 orang

siswa, hanya ada 4 orang siswa atau sekitar 20% siswa yang telah mencapai

KKM dan 16 orang siswa atau sekitar 80% siswa yang belum mencapai KKM

dengan nilai rata-rata kelas sebesar 63,20. Nilai rata-rata kelas IV A sebesar

66,80 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM dan belum mencapai KKM

sama dengan jumlah siswa pada kelas IV B, oleh sebab itu peneliti memilih

kelas IV B sebagai kelas eksperimen karena nilai rata-rata kelas IV B lebih

rendah dari nilai rata-rata kelas IV A, sedangkan kelas IV A sebagai kelas

kontrol.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

5

Setelah mengetahui beberapa permasalahan di atas, perlu adanya solusi untuk

perbaikan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Negeri 1

Metro Timur. Salah satunya dengan model pembelajaran yang mampu

memotivasi siswa, membuat siswa terlihat aktif dan memiliki tanggungjawab

akan tugasnya serta menghargai orang lain. Salah satu model pembelajaran

yang bisa digunakan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa

adalah model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Huda (2014:

207) menyatakan model pembelajaran tipe two stay two stray dikembangkan

oleh Spencer Kagan dan dapat digunakan untuk semua mata pelajaran pada

tingkatan usia siswa baik di kelas tinggi maupun rendah.

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ini, siswa

dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen, masing-masing kelompok

terdiri dari 4 siswa. Mereka berdiskusi atau bekerja sama membuat laporan

suatu peristiwa dengan tema tertentu yang disampaikan guru. Setelah selesai,

dua siswa dari masing-masing kelompok akan bertamu ke kelompok lain.

Dua siswa yang tinggal dikelompoknya bertugas membagi hasil kerja atau

menyampaikan informasi kepada tamu mereka. Siswa yang menjadi tamu

mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri. Mereka melaporkan hal

yang didapat dari kelompok lain, kemudian siswa membuat laporan tentang

hasil diskusi tersebut.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

6

Stay Two Stray terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1

Metro Timur Tahun Pelajaran 2016/2017?”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang berkaitan dengan rendahnya hasil

belajar di atas, dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut.

1. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS.

2. Proses pembelajaran IPS masih berpusat pada guru (teacher centered).

3. Siswa belum ditempatkan sebagai subjek belajar yang harus dibekali

kemampuan bekerja sama, memiliki tanggung jawab akan tugasnya, serta

mampu menghargai orang lain.

4. Siswa belum semua terlihat aktif dalam proses pembelajaran.

5. Guru belum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay

two stray dalam kegiatan pembelajaran.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah dalam

penelitian ini pada hasil belajar IPS aspek kognitif. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray untuk

melihat pengaruh hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur

Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian

yakni, “Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada penerapan

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

7

model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar

IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur Tahun Pelajaran 2016/2017?”.

E. Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih jelas dan terarah, perlu

ditetapkan terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan pada

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap

hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur Tahun Pelajaran

2016/2017.

.F. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian eksperimen ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi:

1. Siswa

Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray diharapkan dapat

saling membantu memecahkan masalah serta saling mendorong satu sama

lain untuk berprestasi dan melatih untuk bersosialisasi.

2. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tentang

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dan

diharapkan nantinya guru dapat mengembangkan pembelajaran dengan

pendekatan yang bervariasi dalam rangka memperbaiki kualitas

pembelajaran bagi siswanya.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

8

3. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk

meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri 1 Metro Timur maupun

Sekolah Dasar di sekitar yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray tersebut.

4. Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebuah ilmu dan pengalaman yang berharga

guna menghadapi permasalahan dimasa depan dan menjadi sarana

pengembangan wawasan mengenai pendekatan pembelajaran.

5. Peneliti Lanjutan

Memberikan bahan pertimbangan bagi peneliti yang ingin meneliti lebih

mendalam mengenai model pembelajaran kooperatif tipe two stay two

stray.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini meliputi:

1. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen.

2. Objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe two stay

two stray dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.

3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur.

4. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Metro Timur semester genap

Tahun Pelajaran 2016/2017.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

9

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan

hasil dari proses belajar. Perubahan yang terjadi melalui belajar tidak

hanya mencakup pengetahuan, tetapi juga keterampilan untuk hidup

(life skill) bermasyarakat meliputi keterampilan berpikir (memecahkan

masalah), keterampilan sosial, dan yang tidak kalah pentingnya adalah

nilai dan sikap. Akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi dalam

diri seseorang merupakan hasil proses belajar. Yang harus digaris

bawahi bahwa perubahan hasil belajar diperoleh karena individu yang

bersangkutan berusaha untuk belajar.

Gagne (dalam Susanto 2013: 1) menyatakan belajar adalah suatu

proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. Belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,

dan tingkah laku. Hamalik (dalam Susanto 2013: 3) belajar adalah

memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

10

Hamalik (dalam Susanto 2013: 3) menegaskan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui

interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Sunaryo (dalam

Komalasari 2010: 2) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu

kegiatan di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu

perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan,

sikap, dan keterampilan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan belajar

sebagai suatu proses interaksi antara individu dengan individu lainnya

dan individu dengan lingkungannya. Dimana dalam suatu kegiatan

seseorang membuat atau menghasilkan serta memperoleh motivasi

dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.

b. Teori Belajar

Banyak teori belajar yang dikembangkan dan mempengaruhi

pelaksanaan pendidikan. Teori belajar dibuat dan disusun untuk

menjelaskan keadaan sebenarnya tentang pelaksanaan pendidikan.

Winataputra (2008: 1.6-1.15) mengemukakan beberapa teori belajar

sebagai berikut.

1) Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik mendefinisikan bahwa belajar

merupakan perubahan tingkah laku, khususnya perubahan kapasitas

siswa untuk beperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar, bukan

sebagai hasil proses pematangan (atau pendewasaan) semata.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

11

Perubahan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan

yang akan memberikan beragam pengalaman kepada seseorang.

2) Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif memandang bahwa pada dasarnya setiap

orang dalam bertingkah laku dan mengerjakan segala sesuatu

senantiasa dipengaruhi oleh tingkat-tingkat perkembangan dan

pemahamannya atas dirinya sendiri. Setiap orang memiliki

kepercayaan, ide-ide dan prinsip yang dipilih untuk kepentingan

dirinya.

3) Teori Belajar Sosial

Teori ini menjelaskan tentang pengaruh penguatan dari luar diri

atau lingkungan seorang siswa, dan aktifitas kognitif dari dalam

diri siswa digabungkan dengan filsafat dasar teori belajar

humanistik, yaitu “memanusiakan manusia”, terhadap kemampuan

siswa belajar melalui cara “modelling” atau mencontoh perilaku

orang lain.

4) Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik manjelaskan bahwa belajar merupakan

suatu proses di mana siswa mengembangkan kemampuan pribadi

yang khas dalam bereaksi terhadap lingkungan sekitar.

5) Teori Belajar Konstruktifis

Teori belajar konstruktifis memaknai belajar sebagai proses

mengonstruksi pengetahuan melalui proses internal seseorang dan

interaksi dengan orang lain. Hasil belajar akan dipengaruhi oleh

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

12

kompetensi dan struktur intelektual seseorang. Hasil belajar

dipengaruhi pula oleh tingkat kematangan berpikir, pengetahuan

yang telah dimiliki sebelumnya, serta faktor lainnya seperti konsep

diri dan percaya diri dalam proses belajar.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan teori yang

mendukung desain pembelajaran pada penelitian ini ialah teori belajar

konstruktifis karena teori belajar ini memaknai belajar sebagai proses

mengonstruksi pengetahuan melalui proses internal seseorang dan

interaksi dengan orang lain. Hasil belajar akan dipengaruhi oleh

kompetensi dan struktur intelektual seseorang serta tingkat

kematangan berpikir, pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya,

dan juga faktor lainnya seperti konsep diri dan percaya diri dalam

proses belajar.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hal yang diperoleh dari proses belajar

mengajar. Melalui hasil belajar, tujuan pembelajaran dapat diukur

apakah sudah tercapai atau belum tercapai.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar olehPendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulaninformasi/bukti tentang capaian pembelajaran siswa dalamkompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensipengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secaraterencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran(Permendikbud 2014: 2).

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

13

Suprijono (2015: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-

pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi dan keterampilan. Benjamin S. Bloom (dalam Suprijono,

2015: 6) mendefinisikan hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, dan contoh), application (menerapkan), analysis

(menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,

membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif

adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons),

valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine,

dan rountinized.

Susanto (2013: 5) mengemukakan hasil belajar adalah perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat diamati dan diukur

dalam bentuk perubahan pengetahuan siswa sebagai hasil belajar dan

proses interaksi dengan lingkungannya yang diwujudkan melalui

pencapaian hasil belajar.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan hasil belajar

adalah suatu perubahan yang dialami oleh siswa setelah mengikuti

kegiatan belajar, melalui pengumpulan informasi untuk mengetahui

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

14

tingkat keberhasilan siswa dalam materi pelajaran di sekolah. Pada

penelitian ini, hasil belajar yang diamati difokuskan pada ranah

kognitif pada kata kerja operasional “menyebutkan”, “menjelaskan”,

dan “mengklasifikasikan” serta “menentukan”.

2. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengarah pada tercapainya

tujuan belajar yang telah dirumuskan. Menurut Undang-Undang Nomor

20 (2003: 2) tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 mendefinisikan

pembelajaran sebagai proses interaksi siswa dengan guru dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.

Wenger (dalam Huda, 2014: 2) menyatakan bahwa pembelajaran

bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak

melakukan aktivitas lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang

berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa

terjadi dimana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual,

kolektif, ataupun sosial.

Kosasih (2013: 21) mendefinisikan pembelajaran adalah proses kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam situasi

tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hamalik (dalam

Kosasih 2013: 21) menjelaskan pembelajaran merupakan suatu proses

yang berlangsung secara berkelanjutan dan bertahap, yakni tahap

persiapan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

15

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran adalah sebagai proses interaksi siswa dengan guru dan

sumber belajar yang terjadi di sekolah untuk mencapai suatu tujuan serta

berlangsung secara berkelanjutan dan bertahap. Proses belajar tersebut

terjadi secara sadar maupun tidak sadar.

B. Model Pembelajaran

Selama proses pembelajaran guru harus menggunakan model pembelajaran

agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Rusman (2014: 133)

menyatakan model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka

panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing

pembelajaran di kelas atau yang lain.

Suprijono (2012: 46) mengemukakan bahwa model pembelajaran ialah pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

maupun tutorial. Sedangkan Suwarjo (2008: 97) menyatakan model

pembelajaran merupakan sebuah proses yang disusun secara sistematis dan

terencana untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran yang disusun secara sistematis

untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir sesuai pola yang digunakan untuk mencapai

suatu tujuan pembelajaran.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

16

C. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

menekankan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Model ini dapat

membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan intelektual, sosial dan

menumbuhkan sikap toleransi terhadap perbedaan pendapat.

Slavin (dalam Fathurrohman 2015: 45) model pembelajaran kooperatif adalah

suatu model pembelajaran dimana upaya-upaya berorientasi pada tujuan

bersama. Dengan kata lain, pembelajaran kooperatif adalah bentuk

pembelajaran yang menggunakan pendekatan melalui kelompok kecil siswa

untuk bekerja sama dan memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai

tujuan belajar.

Rusman (2014: 202) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif

merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari

empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Art dan Newman (dalam Huda 2014: 32) mengemukakan bahwa model

pembelajaran kooperatif adalah suatu kelompok kecil/siswa yang bekerja

sama dalam suatu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah

tugas, atau mencapai satu tujuan bersama.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok

yang beranggotakan 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

17

heterogen. Dalam kelompok tersebut anggota kelompok berkerja sama untuk

mengatasi sebuah masalah dalam mencapai tujuan belajar.

D. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya tipe-tipe dalam model pembelajaran kooperatif ini adalah sama

yaitu siswa diajarkan untuk bekerja sama dan diajarkan agar siswa mampu

bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, namun pada proses

pelaksanaannya saja yang berbeda. Misalnya pada jumlah anggota dalam

penerapannya, ada tipe yang mengharuskan kelompok terdiri dari 4 siswa ada

tipe yang kelompok hanya terdiri dari 2 orang siswa.

Fathurrohman (2015: 53) memaparkan 35 tipe model pembelajaran kooperatif

yaitu.

(1) Student Team Achievement Division (STAD), (2) Team AssistedIndividualization (TAI), (3) Teams Games Tournament (TGT), (4)Snowball Throwing, (5) Jigsaw, (6) Learning Togheter, (7) CooperativeLearning Structures (CLS), (8) Group Investigation (GI), (9) ComplexInstruction, (10) Team Accelerated Intruction (TAI), (11) CooperativeIntegrated Reading and Composition (CIRC), (12) Structured DyadicMethods (SDM), (13) Spontaneous Group Discusion (SGD), (14)Numbered Head Together (NHT), (15) Team Product (TP), (16)Cooperative Review (CR), (17) CO-OP CO-OP, (18) Think Pair Share(TPS) , (19) Discusion Group (DG), (20) Make a Match, (21) BertukarPasang, (22) Structured Numbered Heads, (23) Two Stay Two Stray, (24)Keliling Kelompok, (25) Kancing Gemerincing, (26) Keliling Kelas, (27)Role Playing, (28) Tea Party, (29) Berkirim salam dan soal, (30) WriteAround, (31) Listening Team, (32) Student Team Learning (STL), (33)Inside Outside Circle, (34) Tari Bambu, dan (35) Paired Strory Telling(PST).

Suprijono (2015: 108) mengemukakan sebelas tipe model pembelajraan

kooperatif sebagai beikut: (1) Jigsaw, (2) Think Pair Share (TPS), (3)

Numbered Head Together (NHT), (4) Group Investigation (GI), (5) Two Stay

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

18

Two Stray (TSTS), (6) Make a Match, (7) Listening Team, (8) Inside-Outside

Circle, (9) Bamboo Dancing, (10) Point-Counter-Point, dan (11) The Power

Of Two.

Huda (2014: 197) menyatakan terdapat sepuluh tipe yang termasuk dalam

model pembelajaran kooperatif antara lain: (1) Team Games Tournament

(TGT), (2) Team Assisted Individualization (TAI), (3) Student Team

Achievement Division (STAD), (4) Numbered Head Together (NHT), (5)

Jigsaw, (6) Think Pair Share (TPS), (7) Two Stay Two Stray (TSTS), (8) Role

Playing, (9) Pair Check, dan (10) Cooperative Script.

Berdasarkan uraian tentang tipe-tipe model pembelajaran kooperatif di atas,

maka peneliti menetapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two

stray untuk dicari pengaruhnya terhadap hasil belajar dalam penelitian yang

dilaksanakan peneliti.

E. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Model pembelajaran two stay two stray dikembangkan oleh Kagan pada

tahun 1990. Model pembelajaran ini cocok untuk digunakan di semua

mata pelajaran dan semua tingkatan usia siswa.

Suyatno (dalam Fathurrohman 2015: 90) model pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan

pengalaman dengan kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap

dikelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

19

kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, dan laporan

kelompok. Suprijono (2015: 112) menyatakan model pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray merupakan model pembelajaran yang

diawali dengan pembagian kelompok, kemudian berdiskusi untuk

memecahkan masalah yang diberi oleh guru dan selanjutnya bertukar

hasil diskusi dengan kelompok lain, setelah selesai bertukar kemudian

dicocokkan dan dibahas kembali bersama kelompok untuk membuat

kesimpulan.

Huda (2014: 207) mendefinisikan model kooperatif tipe two stay two

stray sebagai sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar dapat

saling bekerja sama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan

masalah, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi serta

melatih siswa untuk bersosialisasi.

Berdasarkan teori di atas, peneliti menyimpulkan model pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray adalah model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada kelompok untuk bertukar pengetahuan,

pengalaman, hasil diskusi antara satu kelompok dengan kelompok yang

lain. Dengan tujuan saling membantu memecahkan masalah serta saling

mendorong satu sama lain untuk berprestasi dan melatih untuk

bersosialisasi.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

20

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two StayTwo Stray

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

yang dinyatakan oleh Fathurrohman (2015: 91) sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan materi pelajaran atau permasalahan kepadasiswa sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari4-5 orang siswa secara heterogen dengan kemampuan berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang, dan rendah) maupunjenis kelamin.

c. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) atau tugas untukdibahas dalam kelompok.

d. Siswa 2-3 orang dari tiap kelompok berkunjung ke kelompok lainuntuk mencatat hasil pembahasan LKS atau tugas dari kelompoklain, dan sisa kelompok tetap di kelompoknya untuk menerimasiswa yang bertamu ke kelompoknya.

e. Siswa yang bertamu kembali ke kelompoknya masing-masing danmenyampaikan hasil kunjungannya kepada teman yang tetapberada dalam kelompok. Hasil kunjungan dibahas bersama dandicatat.

f. Hasil diskusi kelompok dikumpulkan dan salah satu kelompokmempresentasikan jawaban mereka, kelompok lain memberikantanggapan.

g. Guru memberikan klarifikasi terhadap jawaban yang benar.h. Guru membimbing siswa merangkum pelajaran.i. Guru memberikan penghargaan secara berkelompok.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

yang dinyatakan oleh Huda (2014: 207) sebagai berikut.

a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiapkelompoknya terdiri dari empat siswa. Kelompok yang dibentukmerupakan kelompok heterogen, misalnya satu kelompok terdiridari satu siswa berkemampuan tinggi, dua siswa berkemampuansedang, dan satu siswa berkemampuan rendah. Hal ini dilakukankarena model pembelajaran two stay two stray bertujuan untukmemberikan kesempatan pada siswa untuk saling membelajarkan(peer tutoring) dan saling mendukung.

b. Guru memberikan subpokok bahasan pada tiap-tiap kelompokc. Untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompok masing-

masing.d. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang beranggotakan empat

orang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepadasiswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

21

e. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompokmeninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain.

f. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikanhasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain.Tamu memohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiriuntuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

g. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.h. Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerja mereka.

Sani (2014: 191) menjelaskan langkah-langkah melaksanakan

pembelajaran model kooperatif tipe two stay two stray sebagai berikut.

a. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah empat orang.b. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu ke

kedua kelompok yang lainc. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan

hasil kerja dan informasi ke tamu mereka.d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. Kelompokmencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

Lebih jelasnya, Sani (2014: 191) membuat skema pergantian anggota

kelompok dalam metode pembelajaran ini sebagai berikut.

Gambar 1. Diskusi Pertama dalam PembelajaranKooperatif Tipe Two Stay Two Stray.

A BC D

E FG H

P QR S

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

22

Gambar 2. Diskusi Kedua dalam PembelajaranKooperatif Tipe Two Stay Two Stray.

Komalasari (2010: 69) menjelaskan prosedur pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray sebagai berikut.

a. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang.b. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua

kelompok yang lain.c. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil

kerja dan informasi ke tamu mereka.d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka.

Berdasarkan uraian ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prosedur

pembelajaran koopeatif tipe two stay two stray adalah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan materi pelajaran atau permasalahan kepada

siswa sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi yang terdiri

dari 4 orang.

c. Siswa diberi topik permasalahan untuk didiskusikan bersama

kelompoknya.

d. Setelah selesai berdiskusi, siswa kemudian dibagi dua kelompok

dalam satu kelompok diskusi dengan ketentuan dua orang bertugas

untuk bertamu ke kelompok lainnya dan dua orang bertugas untuk

C QG H

D FR S

A BE P

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

23

membagikan hasil diskusi dan informasi kepada tamu yang

mengunjungi kelompoknya.

e. Setelah memperoleh informasi dari kelompok lain, dua orang yang

bertugas sebagai tamu mohon diri dan kembali ke kelompoknya untuk

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

f. Kelompok mencocokkan dan mempersentasikan hasil kerja mereka di

depan kelas.

g. Bersama guru, siswa menarik kesimpulan dari materi pembelajaran

hari ini berdasarkan hasil diskusi dan presentasi di depan kelas.

h. Guru memberikan apresiasi atas hasil kerja keras siswa.

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif TipeTwo Stay Two Stray

a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay TwoStay

Sebagai suatu model pembelajaran, model kooperatif tipe two stay

two stray memiliki kelebihan-kelebihan. Fathurrohman (2015: 91)

menjelaskan kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe two

stay two stray yaitu dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan

tingkat usia siswa, model ini tidak hanya bekerja sama dengan

anggota kelompok, tetapi bisa juga bekerja sama dengan kelompok

lain yang memungkinkan terciptanya keakraban sesama teman dalam

suatu kelas dan lebih berorientasi pada keaktifan siswa.

Huda (2014: 207) menjelaskan kelebihan model pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray yakni dapat digunakan untuk semua

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

24

mata pelajaran dalam semua tingkat usia dan melatih siswa untuk

bertanggungjawab dan saling membantu, serta saling mendorong

siswa untuk berprestasi.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray memiliki beberapa

kelebihan, yakni: 1) bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan

semua tingkat usia siswa; 2) melatih siswa untuk bertanggung jawab

dan saling berbagi serta memotivasi untuk saling berprestasi; 3)

memungkinkan terciptanya keakraban sesama teman dalam suatu

kelas; 4) kegiatan belajar siswa menjadi lebih bermakna; dan 5) lebih

berorientasi pada keaktifan siswa.

b. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay TwoStay

Selain memiliki kelebihan-kelebihan sebagaimana dijelaskan pada

kajian sebelumnya, model pembelajaran kooperatif tipe two stay two

stray juga memiliki beberapa kelemahan. Fathurrohman (2015: 91)

menjelaskan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe two stay

two stray yakni jumlah siswa dalam satu kelas tidak boleh ganjil

harus berkelipatan empat, peralihan dari seluruh kelas ke kelompok

kecil, dan junjungan dari 2 orang anggota kelompok yang satu ke

kelompok lain membutuhkan perhatian khusus dalam pengelolaan

kelas serta dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Selain itu,

guru juga harus membutuhkan banyak persiapan. Adapun Huda

(2014: 207) menyatakan bahwa kelemahan dari model pembelajaran

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

25

kooperatif tipe two stay two stay meliputi membutuhkan banyak

waktu, membutuhkan sosialisasi yang lebih baik, dan jumlah

kelompok genap menyulitkan pengambilan suara.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

meliputi: 1) membutuhkan waktu yang lama; 2) jumlah kelompok

genap menyulitkan pengambilan suara; 3) membutuhkan perhatian

khusus dalam pengelolaan kelas; dan (4) bagi guru, membutuhkan

banyak persiapan (materi, dana, dan tenaga).

F. Macam-macam Metode Pembelajaran yang digunakan dalam KelasKontrol

1. Metode Ceramah

a. Pengertian Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode yang lebih banyak dipakai sejak

dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas. Guru tidak mungkin

meninggalkan ceramah, walaupun hanya sekedar sebagai kata

pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah proses

pembelajaran.

Hamdayama (2014: 168) mengungkapkan bahwa metode ceramah

adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional karena sejak

dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan

antara guru dan siswa dalam interaksi edukatif. Djamarah dan Zain

(2013: 97) menjelaskan metode ceramah merupakan metode yang

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

26

boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini

telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan

anak didik dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

metode ceramah adalah metode klasik yang digunakan guru dalam

interaksi edukatif pada proses belajar mengajar yang mengutamakan

kemampuan berbicara. Metode ceramah selalu digunakan pada awal,

inti, dan akhir pembelajaran.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah

1) Kelebihan Metode Ceramah

Sebagai suatu metode pembelajaran, metode ceramah memiliki

kelebihan. Hamdayama (2014: 169) mengungkapkan kelebihan

dari metode ceramah yaitu.

a) Guru mudah menguasai kelas karena gurumenyampaikan informasi dan materi secara langsungdengan tatap muka langsung dengan siswa.

b) Metode dianggap paling ekonomis waktu dan biayakarena waktu dan materi dapat diatur oleh guru secaralangsung, materi dan waktu pelajaran sangat ditentukanoleh sistem nilai yang dimiliki oleh guru yangbersangkutan.

c) Mudah dilaksanakan.d) Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar bisa juga dengan

menggunakan media sound sistem sehingga suara guruyang sedang menerangkan bisa terdengar lebih kerasdengan jangkauan suara lebih jauh.

e) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlahbesar.

Djamarah dan Zain (2013: 97) menjelaskan kelebihan metode

ceramah yakni sebagai berikut.

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

27

a) Guru mudah menguasai kelas.b) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.c) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.d) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.e) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

kelebihan dari metode ceramah meliputi: 1) guru mudah

menguasai kelas; 2) metode yang paling ekonomis dari segi

waktu, biaya, dan pelaksanaannya; dan 3) guru mudah

menerangkan pelajaran dengan baik.

2) Kelemahan Metode Ceramah

Selain memiliki kelebihan, metode ceramah juga memiliki

beberapa kelemahan. Hamdayama (2014: 169) menjelaskan

kelemahan dari metode ceramah yakni.

a) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertiankata-kata).

b) Siswa yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadirugi dan siswa yang lebih tanggap auditifnya dapat lebihbesar menerimanya.

c) Bila terlalu lama membosankan.d) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar

siswa.e) Menyebabkan siswa pasif.

Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2013: 97-98)

kelemahan metode ceramah yaitu.

a) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).b) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang

besar menerimanya.c) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.d) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik

pada ceramahnya, ini sukar sekali.e) Menyebabkan siswa menjadi pasif.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

28

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

kelemahan dari metode ceramah meliputi: 1) kegiatan

pengajaran menjadi verbalisme; 2) siswa yang visual menjadi

rugi dan yang auditif dapat lebih besar menerimanya; 3) siswa

cepat bosan bila selalu digunakan dan terlalu lama

menggunakannya; dan 4) siswa menjadi pasif.

2. Metode Diskusi

a. Pengertian Metode Diskusi

Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran

pendapat, permunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang

dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu

untuk mencari kebenaran. Hamdayama (2014: 131) menyatakan

metode diskusi merupakan kegiatan tukar menukar informasi,

pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur. Sedangkan

Djamarah dan Zain (2013: 87) menjelaskan metode diskusi adalah

cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada

suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang

bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa metode diskusi merupakan kegiatan tukar menukar informasi,

pendapat, dan pengalaman secara teratur untuk menyelesiakan suatu

masalah yang dihadapinya. Dengan demikian, metode diskusi dapat

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

29

membantu siswa dalam mengungkapkan pendapatnya saat proses

pembelajaran berlangsung.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi

1) Kelebihan Metode Diskusi

Sebagai suatu metode pembelajaran, metode diskusi memiliki

kelebihan. Hamdayama (2014: 134) menjelaskan kelebihan dari

metode diskusi yakni.

a) Menyadarkan siswa bahwa masalah dapat dipecahkandengan berbagai jalan dan bukan satu jalan (satu jawabansaja).

b) Menyadarkan siswa bahwa dengan berdiskusi merekasaling mengemukakan pendapat secara kontruktifsehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.

c) Membiasakan siswa untuk mendengarkan pendapatorang lain, sekalipun berbeda dengan pendapatnyasendiri dan membiasakan bersikap toleran.

d) Membiasakan siswa untuk berpikir kritis dan maumengemukakan ide-ide kritisnya.

Djamarah dan Zain (2013: 88) mengungkapkan kelebihan dari

metode diskusi yaitu.

a) Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide,gagasan prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahansuatu masalah.

b) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain.c) Memperluas wawasan.d) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat

dalam memecahkan suatu masalah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

kelebihan dari metode diskusi meliputi: 1) menyadarkan siswa

bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan seperti

berdiskusi; 2) membiasakan siswa menghargai pendapat orang

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

30

lain; dan 3) membiasakan siswa untuk berpikir kritis dan mau

mengemukakan ide-idenya.

2) Kelemahan Metode Diskusi

Selain memiliki kelebihan, metode diskusi juga memiliki

beberapa kelemahan. Hamdayama (2014: 134) mengatakan

kelemahan dari metode diskusi adalah.

a) Tidak dapat dipakai pada kelompok besar.b) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.c) Apabila siswa tidak memahami konsep dasar

permasalahan maka diskusi tidak efektif.d) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.e) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih

formal.f) Alokasi waktu yang sulit karena banyak memakan

waktu.

Djamarah dan Zain (2013: 88) menjelaskan kelemahan metode

diskusi yakni sebagai berikut.

a) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehinggamemerlukan waktu yang panjang.

b) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.c) Siswa mendapat informasi yang terbatas.d) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara

atau ingin meninjilkan diri.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

kelemahan dari metode diskusi meliputi: 1) tidak dapat dipakai

pada kelompok yang besar; 2) siswa mendapatkan informasi

yang terbatas; dan 3) alokasi waktu yang sulit karena banyak

memakan waktu yang lama.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

31

3. Metode Tanya Jawab

a. Pengertian Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara mengajar atau menyajikan

materi melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan

siswa memahami materi tersebut. Hamdayama (2014: 107)

menjelaskan metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran

dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru

kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Djamara dan

Zain (2013: 95) berpendapat metode tanya jawab merupakan metode

yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di

lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa metode tanya jawab adalah metode yang tertua dan sering

digunakan pada proses pembelajaran berlangsung, bentuk pertanyaan

yang harus dijawab oleh guru kepada siswa dan sebaliknya. Metode

tanya jawab sangat membantu interaksi yang terjalin di dalam kelas.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Tanya Jawab

1) Kelebihan Metode Tanya Jawab

Sebagai suatu metode pembelajaran, metode tanya jawab

memiliki kelebihan. Hamdayama (2014: 109) menjelaskan

kelebihan dari metode tanya jawab yaitu.

a) Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir danmenyampaikan pikiran melalui berbicara.

b) Baik sekali untuk melatih anak didik agar beranimengemukakan pendapatnya.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

32

c) Akan membawa kelas kedalam suasana diskusi.

Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2013: 95) kelebihan

metode tanya jawab yakni sebagai berikut.

a) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatiansiswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yangmengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.

b) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkandaya pikir, termasuk daya ingatan.

c) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswadalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

kelebihan dari metode tanya jawab meliputi: 1) pertanyaan dapat

menarik dan memusatkan perhatian siswa; 2) baik melatih siswa

agar berani mengemukakan pendapatnya; dan 3) membawa

kelas kedalam suasana diskusi.

2) Kelemahan Metode Tanya Jawab

Selain memiliki kelebihan, metode tanya jawab juga memiliki

beberapa kelemahan. Hamdayama (2014: 109) mengungkapkan

kelemahan dari metode tanya jawab yakni:

a) Siswa sering merasa takut, apabila guru kurang dapatmendorong siswa untuk berani, dengan menciptakansuasana yang tidak tegang melainkan akrab.

b) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengantingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.

c) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswatidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tigaorang.

d) Pembicaraan sering menyimpang dari pokok persoalanbila dalam mengajukan pertanyaan.

Djamarah dan Zain (2013: 95) menyatakan kelemahan metode

tanya jawab adalah.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

33

a) Siswa merasa takut, apabila guru kurang dapatmendorong siswa untuk berani, dengan menciptakansuasana yang tidak tegang melainkan akrab.

b) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengantingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.

c) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswatidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tigaorang.

d) Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukupwaktu untuk memberikan pertanyaan kepada setiapsiswa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

kelemahan dari metode tanya jawab meliputi: 1) siswa merasa

takut; 2) tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan

tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa; 3) waktu sering

banyak terbuang; dan 4) jumlah siswa yang banyak, tidak

mungkin cukup waktu untuk memberikan pertanyaan kepada

setiap siswa.

4. Metode Penugasan

a. Pengertian Metode Penugasan

Metode penugasan adalah metode yang aktif dimana siswa harus

mengerjakan suatu permasalahan yang harus diselesaikan.

Hamdayama (2014: 183) menjelaskan metode pengugasan

merupakan metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas

tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut

Djamarah dan Zain (2013: 85) metode penugasan ini diberikan

karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu

sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu yang

kurang seimbang.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

34

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa metode penugasan adalah metode penyajian bahan yang

diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan

tujuan, guru dapat melihat hasil belajar siswa setelah diberikan

penugasan yang telah dikerjakan.

b. Kelebihan dan Kelemahan Metode Penugasan

1) Kelebihan Metode Penugasan

Sebagai suatu metode pembelajaran, metode penugasan

memiliki kelebihan-kelebihan. Hamdayama (2014: 187)

kelebihan dari metode penugasan yaitu.

a) Dapat dilaksanakan pada berbagai materi pembelajaran.b) Melatih daya ingat dan hasil belajar siswa.c) Jika tugas individu dapat melatih belajar bersama

mandiri siswa dan jika tugas kelompok melatih belajarbersama menguasai materi.

d) Mengembangkan kreativitas siswa.e) Meningkatkan keaktifan belajar siswa.f) Pengetahuan yang diperoleh siswa baik dari hasil belajar,

hasil eksperimen atau penyelidikan, banyak berhubungandengan minat dan berguna untuk hidup mereka.

Djamarah dan Zain (2013: 87) kelebihan metode penugasan

yakni sebagai berikut.

a) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitasbelajar individual dan kelompok.

b) Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luarpengawasan guru.

c) Dapat membina tanggung jawan dan disiplin siswa.d) Dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

kelebihan dari metode penugasan meliputi: 1) merangsang siswa

dalam melakukan aktivitas belajar individual dan kelompok; 2)

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

35

mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru; 3)

mengembangkan kreativitas siswa; dan 4) meningkatkan

keaktifan belajar siswa.

2) Kelemahan Metode Penugasan

Selain memiliki kelebihan, metode penugasan juga memiliki

beberapa kelemahan. Hamdayama (2014: 187) kelemahan dari

metode penugasan adalah.

a) Seringkali siswa melakukan penipuan di mana merekahanya maniru hasil pekerjaan orang lain tanpa maubersusah payah mengerjakan sendiri.

b) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpapengawasan.

c) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaanindividual.

d) Sulit mengukur keberhasilan belajar peserta didik.

Djamarah dan Zain (2013: 87) kelemahan metode penugasan

yakni sebagai berikut.

a) Siswa sulit untuk dikontrol, apakah benar ia yangmengerjakan tugas ataukah orang lain.

b) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktifmengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggotatertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidakberpartisipasi dengan baik.

c) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai denganperbedaan individu siswa.

d) Seiring memberikan tugas yang monoton (tidakbervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan

kelemahan dari metode penugasan meliputi: 1) siswa sulit untuk

dikontrol; 2) terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa

pengawasan; 3) tidak mudah memberikan tugas yang sesuai

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

36

dengan perbedaan individu siswa; dan 4) sulit mengukur

keberhasilan belajar siswa.

G. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS merupakan ilmu yang mempelajari disiplin ilmu-ilmu sosial, yang

bertujuan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam

kehidupan sehari-hari. Susanto (2013: 6) IPS merupakan integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena

sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan

cabang-cabang ilmu sosial. Banks (dalam Sapriya 2006: 4) IPS sebagai bagian

dari kurikulum sekolah dasar dan menengah yang mempunyai tanggung

jawab pokok membantu para siswa untuk mengembangkan pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan dalam hidup bernegara di

lingkungan masyarakat.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 175) menyatakan IlmuPengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yangdiberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPSmengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yangberkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPSmemuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.

Berdasarkan teori-teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan IPS adalah suatu program pendidikan yang dirumuskan

atas dasar realitas dan fenomena sosial yang membantu siswa dalam

mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam kehidupan

bermasyarakat. Dengan demikian, menjadikan siswa lebih peka terhadap

permasalahan-permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekitarnya.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

37

2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pendidikan IPS sebagai mata pelajaran yang diberikan di sekolah bukan

hanya memberikan bekal pengetahuan saja melainkan memberikan bekal

nilai dan sikap serta keterampilan dalam kehidupan siswa di masyarakat,

bangsa, dan negara dalam berbagai karakteristik. Pendidikan IPS

mengembangkan tiga ranah atau aspek pembelajaran, yaitu aspek kognitif

(pengetahuan), psikomotorik (keterampilan), dan afektif (sikap).

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi menyatakanbahwa tujuan pendidikan IPS meliputi (1) mengenal konsep-konsepyang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2)memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingintahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalamkehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadapnilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan (4) memiliki kemampuanberkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakatyang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global (BSNP 2006:175)

Susanto (2014: 145) tujuan utama pembelajaran IPS ialah untukmengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosialyang terjadi di masyarakat, memiliki mental positif terhadapperbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasisetiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinyasendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Supriatna dkk (2007: 11) berpendapat bahwa tujuan pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam

menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan

yang lebih tinggi.

Berdasarkan teori-teori di atas, peneliti menyimpulkan tujuan pendidikan

IPS ialah mengembangkan potensi siswa agar mampu berpikir logis dan

kritis dalam mempelajari ilmu-ilmu sosial untuk mencapai ilmu yang lebih

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

38

tinggi sehingga siswa dapat mudah tanggap dan mampu menyelesaikan

isu-isu dan permasalahan yang berkembang dalam dirinya sendiri,

lingkungan dan masyarakat serta meningkatkan taraf kesejahteraan dan

keamanan dari potensi konflik yang mungkin saja terjadi di sekitar tempat

tinggal siswa. Dengan demikian, tujuan pendidikan IPS dapat tercapai

apabila dengan meningkatkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama

dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,

nasional, dan global.

H. Kajian Penelitian yang Relevan

Berikut ini adalah hasil penelitian yang relevan dengan penelitian eksperimen

dalam skripsi ini.

1. Murniati. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay

Two Stray Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs

Tamrin Yahya Rambah Hilir. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Pengujian hipotesis tersebut menggunakan uji

t, hasil perhitungannya diperoleh thit = 3,28 dan ttabel = 2,0057. Hal ini

menunjukkan bahwa thit > ttabel pada taraf nyata 5%. Dengan demikian ada

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap

hasil belajar matematika. Sehingga untuk jawaban dari rumusan masalah

apakah dengan menerapkan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

two stay two stray terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTs

Tamrin Yahya Rambah Hilir adalah berpengaruh.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

39

Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan

oleh peneliti. Kesamaan tersebut yaitu kedua penelitian menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yang melihat pengaruhnya

terhadap hasil belajar. Namun kedua penelitian ini memiliki perbedaan

yaitu pada penelitian tersebut menggunakan sampel kelas VII Mts

sedangkan peneliti menggunakan sampel kelas IV Sekolah Dasar.

2. Anam. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Materi

Sejarah Siswa Kelas X SMK NU 01 Kendal Tahun Ajaran 2014/2015.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengujian

hipotesis tersebut menggunakan uji t yang diperoleh ttabel = 1,67 pada α =

5% dan dk (kelas kontrol) = 32,00 dk (kelas eksperimen) = 33,00 serta

thitung = 4,714, diketahui bahwa thitung >ttabel artinya, terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap hasil belajar siswa, sedangkan uji regresi linear

sederhana diperoleh nilai thitung = 4,207 dengan ttabel = 2,04. Karena thitung

>ttabel artinya, bahwa Ha diterima yang berarti ada pengaruh penerapan

model pembelajaran two stay two stray terhadap hasil belajar sejarah pada

mata pelajaran IPS siswa kelas X. Koefisien determinasinya adalah 0,3562.

Hal ini berarti 35,62% hasil belajar sejarah pada mata pelajaran IPS siswa

kelas X dipengaruhi oleh model two stay two stray, sisanya 64,38%

dipengaruhi oleh fakor lain. Persentase ketuntasan hasil belajar klasikal

kelas eksperimen yaitu 67,64% <75 %, sedangkan persentase ketuntasan

hasil belajar klasikal kelas kontrol mencapai 15,15% < 75%.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

40

Berdasarkan hasil tersebut, maka model two stay two stray lebih efektif

dan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sehingga model

pembelajaran koopertaif tipe two stay two stray dapat diterapkan dalam

proses pembelajaran. Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kesamaan tersebut yaitu kedua

penelitian menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two

stray yang melihat pengaruhnya terhadap hasil belajar. Namun kedua

penelitian ini memiliki perbedaan yaitu pada penelitian tersebut

menggunakan sampel kelas X SMK sedangkan peneliti menggunakan

sampel kelas IV Sekolah Dasar.

I. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan kesimpulan untuk mengetahui adanya hubungan

antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Uma Sekaran (dalam

Sugiyono 2016: 91) menyatakan kerangka pikir merupakan model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah penting.

Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam

penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian

hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang

dilakukan peneliti di samping mengemukakan deskripsi teoritis untuk

masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel

yang diteliti.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

41

Berdasarkan pokok pemikiran yang telah dijelaskan, memungkinkan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa. Hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian ini

dapat dilihat pada gambar diagram kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 3. Kerangka konsep variabel.

Keterangan:

X = Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

Y = Hasil belajar

= Pengaruh

Alur kerangka pikir pada gambar 3 dapat dideskripsikan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yang dilakukan saat proses

pembelajaran berlangsung dapat membuat siswa lebih mudah menguasai.

Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray juga dapat

mempermudah siswa dalam menghayati materi pelajaran dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

J. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, setelah penulis mengemukakan landasan teori dan kerangka pikir

(Sugiyono, 2013: 96). Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas,

maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah.

X Y

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

42

H0 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan pada penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar

siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS.

Ha: Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar

siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS.

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

43

III. METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimen. Sugiyono

(2014: 72) menyatakan metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Campbell dan Stanley

(dalam Yusuf, 2014: 77) mengemukakan penelitian eksperimental merupakan

suatu bentuk penelitian dimana variabel dimanipulasi sehingga dapat

dipastikan pengaruh dan efek variabel tersebut terhadap variabel lain yang

diselidiki atau diobservasi. Sanjaya (2014: 85) berpendapat bahwa penelitian

eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh dari suatu tindakan atau perlakuan tertentu yang sengaja dilakukan

terhadap suatu kondisi tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas, penelitian eksperimen merupakan penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

lain dalam kondisi yang terkendalikan atau variabel terhadap variabel lain.

Ide pemikiran penelitian ini adalah cobakan sesuatu dan secara sistematis

amati perubahan yang terjadi.

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

44

Objek penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two

stay two stray (X) terhadap hasil belajar siswa (Y). Bentuk desain eksperimen

yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Design.

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true

experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai

kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design.

Sugiyono (2014: 77) Quasi Eksperimental Design, digunakan karena pada

kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk

penelitian.

Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen The Non-Equivalent

Group Design. Desain ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kelas

eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelompok

yang diberikan perlakuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two

stay two stray. Sedangkan kelompok kelas kontrol adalah kelompok

pengendali yaitu kelas yang tidak mendapat perlakuan. Penentuan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Paradigma dalam non-equivalent control group design dapat digambarkan

seperti berikut (Sugiyono, 2014: 116).

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

45

Gambar 4. Desain Eksperimen.

Keterangan:O1 = nilai pretest kelompok yang diberi perlakuan (eksperimen)O2 = nilai posttest kelompok yang diberi perlakuan (eksperimen)O3 = nilai prestest kelompok yang tidak diberi perlakuan (kontrol)O4 = nilai posttest kelompok yang tidak diberi perlakuan (kontrol)X = perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

Dengan adanya pretest sebelum perlakuan, baik untuk kelompokeksperimen maupun kelompok kontrol (O1, O3), dapat digunakan sebagaidasar dalam menentukan perubahan. Disamping itu, dapat pulameminimalkan atau mengurangi kecondongan seleksi (selection bias).Sedangkan pemberian posttest pada akhir kegiatan akan dapatmenunjukkan seberapa jauh akibat perlakuan (X). Hal itu dilakukandengan mencari perbedaan skor O2 – O1 sedangkan pada kelompokkontrol (O4 – O3) perbedaan itu bukan karena perlakuan. Perbedaan O2

dan O4 akan memberikan gambaran lebih baik akibat perlakuan X,setelah memperhitungkan selisih O3 dan O1 (Yusuf, 2014: 185-186).

Berdasarkan jabaran di atas, secara sederhana peneliti menyimpulkan untuk

mencari hasil dari suatu perlakuan maka perlu mencari selisih antara O2 dan

O1, sedangkan untuk kelas kontrol tanpa perlakuan, hasil diperoleh dari

selisih antara O4 dan O3. Setelah memperhitungkan selisih O3 dan O1,

selanjutnya melihat akibat perlakuan X dengan melihat perbedaan antara O2

dan O4.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan rancangan ini sebagai

berikut:

1. Memilih dua kelompok subjek yang tidak equivalent. Kelompok

eksperimen yang mendapat perlakuan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray dan kelompok kontrol tanpa perlakuan.

O1 X O2

O3 O4

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

46

2. Melaksanakan pretest pada kedua kelompok itu.

3. Mengadakan perlakuan pada kelompok eksperimen, dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray.

4. Memberikan posttest pada kedua kelompok.

5. Mencari beda mean antara posttest dan pretest pada kedua kelompok

tersebut.

6. Mengolah statistik untuk mencari perbedaan hasil langkah kelima,

sehingga dapat diketahui pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Metro Timur yang beralamat di

Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro, Provinsi

Lampung. Sekolah tersebut merupakan salah satu lembaga pendidikan

sekolah dasar yang menerapkan kurikulum KTSP.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah diawali dengan observasi pada bulan awal November

2016. Pembuatan instrumen dilaksanakan pada akhir bulan November

sampai Desember 2016. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 dan

19 di bulan Januari 2017.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

47

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian berkenaan dengan apa yang diteliti dalam suatu

penelitian. Sugiyono (2016: 60) menyatakan variabel penelitian pada

dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat dua macam variabel

dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan terikat.

a. Variabel bebas atau variabel independen yaitu variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat atau dependen (Sugiyono, 2016: 61). Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran koopertif

tipe two stay two stray (X).

b. Variabel terikat atau variabel dependen yaitu variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2016: 61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

terikat atau dependen adalah hasil belajar IPS siswa (Y).

2. Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada sifat-sifat

yang didefinisikan dan diamati. Untuk memberikan penjelasan mengenai

variabel-variabel yang dipilih dalam penelitian, berikut ini akan diberikan

definisi operasional variabel penelitian sebagai berikut.

a. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray merupakan

model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada kelompok

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

48

untuk bertukar pengetahuan, pengalaman, hasil diskusi antara satu

kelompok dengan kelompok yang lain. Dengan tujuan saling

membantu memecahkan masalah serta saling mendorong satu sama

lain untuk berprestasi dan melatih untuk bersosialisasi.

b. Hasil belajar adalah perubahan yang dialami oleh siswa setelah

mengalami kegiatan pembelajaran. Hasil belajar pada penelitian ini

difokuskan pada aspek kognitif (pengetahuan).

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Apabila ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat

untuk objek penelitian, maka populasi adalah hal yang penting dan perlu

mendapat perhatian dengan seksama. Sugiyono (2016: 117)

mendefinisikan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Sanjaya

(2014: 228) populasi adalah kelompok yang menjadi perhatian peneliti,

kelompok yang berkaitan dengan untuk siapa generalisasi hasil penelitian

berlaku. Gunawan (2013: 2) menyatakan populasi merupakan keseluruhan

objek penelitian, baik hasil menghitung ataupun pengukuran (kuantitatif

ataupun kualitatif) dari karakteristik tertentu yang akan dikenai

generalisasi.

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

49

Berdasarkan teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan populasi adalah suatu kelompok yang menjadi objek perhatian

utama peneliti yang digunakan untuk dijadikan sebagai generalisasi dari

sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

IV SD Negeri 1 Metro Timur Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah

40 siswa. Data populasi dalam penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 2. Data siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. IVA 10 10 202. IVB 12 8 20

Jumlah 22 18 40(Sumber: Dokumentasi data siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur)

2. Sampel Penelitian

Setelah menentukan populasi, peneliti menentukan sampel untuk

memudahkan proses pelaksanaan penelitian karena jumlah objek yang

diamati menjadi sedikit namun akurat. Sugiyono (2016: 118)

mendefinisikan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik non probability sampling (sampel tanpa acak), yaitu teknik

pengambilan yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis sampel

yang diambil dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

50

Kelompok eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas

IV B. Alasan kelas IV B dijadikan sebagai kelompok eksperimen karena

penelitian ini peneliti menggunakan metode Quasi Experimental Design,

pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan

untuk penelitian. Desain penelitian ini tidak akan mengambil subjek secara

acak dari populasi tetapi menggunakan seluruh subjek dalam kelompok

yang utuh untuk diberi perlakuan. Peneliti menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap kelas IV B untuk

mencari pengaruhnya. Sedangkan kelas IV A dijadikan kelas kontrol

dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

Sampel yang merupakan seluruh anggota populasi dengan rincian sebagai

berikut.

Tabel 3. Sampel penelitian

Siswa Kelas IV A(kontrol)

Kelas IVB(eksperimen)

Laki-laki 10 12Perempuan 10 8

Jumlah 20 20(Sumber: Dokumentasi data siswa kelas IV SD Negeri 1 Metro Timur)

E. Instrumen Penilaian

Peneliti menggunakan instrumen tes karena tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan hasil belajar siswa setelah

dilakukan perlakuan dalam proses pembelajaran.

1. Pengertian Instrumen Tes

Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang

kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran (Sanjaya, 2014:

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

51

251). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa

pada ranah kognitif. Bentuk tes yang diberikan berupa soal pilihan jamak,

setiap jawaban benar memiliki skor 1 dan jawaban salah memiliki skor 0.

2. Uji Coba Instrumen Tes

Instrumen tes yang telah tersusun, kemudian diujicobakan kepada kelas

yang bukan menjadi subjek penelitian. Uji coba instrumen tes dilakukan

untuk mendapatkan persyaratan soal pretest dan posttest, yaitu validitas

dan reliabilitas. Uji coba instrumen tes dilakukan pada kelas IV SD Negeri

2 Metro Timur. Alasan peneliti memilih SD Negeri 2 Metro Timur karena

secara geografis berada di kecamatan yang sama dengan tempat penelitian

(SD Negeri 1 Metro Timur), mayoritas guru berpendidikan strata satu (S1),

memiliki akreditas yang sama yakni A, memiliki nilai rata-rata kelulusan

yang hampir sama, kelas IV berjumlah 2 kelas, dan nilai KKM 75 pada

mata pelajaran IPS.

3. Uji Persyaratan Instrumen

Setelah dilakukan uji coba instrumen tes, selanjutnya menganalisis hasil

uji coba instrumen. Hal-hal yang dianalisis mencakup.

a. Validitas

Valid berarti instrumen yang telah diujicobakan dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Definisi validitas

dikemukakan oleh Yusuf (2014: 234) bahwa validitas suatu instrumen

yaitu seberapa jauh instrumen itu benar-benar mengukur apa (objek)

yang hendak diukur. Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

52

adalah validitas isi. Validitas isi merupakan modal dasar dalam suatu

instrumen penelitian, sebab kesahihan/validitas isi akan menyatakan

keterwakilan aspek yang diukur dalam instrumen (Yusuf, 2014: 235).

Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan kisi-kisi

instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Dengan kisi-kisi

instrumen maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah

dan sistematis. Untuk mengukur tingkat validitas soal, digunakan

rumus korelasi point biserial dengan bantuan program microsoft office

excel 2010, rumus yang digunakan sebagai berikut.

Keterangan:ϒpbi = Koefisien korelasi biserialMp = Rata-rata subjek yang menjawab benar bagi item yang

dicari validitasnya (rer benar)Mt = Rata-rata skor total (r-tot)St = Standar deviasi dari skor total (Simp. Baku)p = Proporsi siswa yang menjawab benar. Dapat dihitung

rumus p =Banyak Siswa yang Menjawab Benar

Jumlah Siswa Seluruhnya

q = Proporsi Siswa yang Menjawab Salah (q = 1-p)(Adopsi dari Kasmadi dan Nia, 2014: 157)

Tabel 4. Interpretasi koefisien korelasi nilai r

Besar koefisien korelasi Interpretasi0,80 – 1,00 Sangat kuat0,60 – 0,79 Kuat0,40 – 0,59 Sedang0,20 – 0,39 Rendah0,00 – 0,19 Sangat rendah

(Sumber: Sugiyono, 2016: 257)

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

53

Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan α= 0,05, maka alat ukur

tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel, maka

alat ukur tersebut tidak valid.

b. Reliabilitas

Setelah tes diuji tingkat validitasnya, tes yang valid kemudian diukur

tingkat reriabilitasnya. Yusuf (2014: 242) mengemukakan reliabilitas

merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu instrumen penelitian

terhadap individu yang sama, dan diberikan dalam waktu yang

berbeda. Suatu tes dikatakan reliabel apabila instrumen itu dicobakan

kepada subjek yang sama secara berulang-ulang namun hasilnya tetap

sama atau relatif sama. Untuk menghitung reliabilitas soal tes maka

digunakan rumus KR. 20 (Kuder Richardson) sebagai berikut.

Keterangan:r11 = reliabilitas tesp = proporsi subjek yang menjawab item dengan benarq = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

(q= 1-p)Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan qn = banyaknya/jumlah itemS = standar deviasi dari tes ( standar deviasi adalah akar

varians)(Adopsi dari Arikunto, 2012: 115)

Penelitian ini menggunakan program MS Excel 2010 untuk

memudahkan proses penghitungan. Kemudian dari hasil perhitungan

tersebut akan diperolah koefisien reliabilitasnya yang digunakan untuk

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

54

melihat tingkat reliabilitasnya. Kriteria tingkat reliabilitas adalah

sebagai berikut.

Tabel 5. Koefisien reliabilitas

No Koefisien reliabilitas Tingkat reliabilitas1 0,80 – 1,00 Sangat kuat2 0,60 – 0,79 Kuat3 0,40 – 0,59 Sedang4 0,20 – 0,39 Rendah5 0,00 – 0,19 Sangat rendah

(Sumber: Arikunto, 2006: 276)

F. Teknis Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol

diperoleh data berupa hasil pretest, posttest, dan peningkatan pengetahuan

(N-Gain). Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, menurut Meltzer

dalam Khasanah (2014: 39) dapat digunakan rumus sebagai berikut.

G =

Dengan kategori sebagai berikut.

Tinggi : 0,7 ≤ N-Gain ≤ 1

Sedang : 0,3 ≤ N-Gain ≤ 0,7

Rendah : N-Gain < 0,3

1. Uji Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa

cara yang digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain

dengan kertas peluang normal, uji chi kuadrat, uji liliefors, dengan

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

55

teknik kolmogorov-smirnov, dan program Statistical Product and

Service Solutions (SPSS).

Penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS 23 untuk

melakukan uji normalitas data. Langkah-langkah uji normalitas

menurut Gunawan (2013: 77) adalah sebagai berikut.

1) Rumusan hipotesis:

H0 = Populasi yang berdistribusi normal

Ha = Populasi yang berdistribusi tidak normal

2) Mencari nilai signifikansi normalitas data dengan memasukkan

dan mengolahnya menggunakan program SPSS 23. Langkah-

langkah penggunaannya sebagai berikut:

a) Buka program SPSS, kemudian masukkan daftar tabel skoryang diperoleh.

b) Klik menu Analyze pilih Descriptive Statistics klikexplore.

c) Masukkan semua variabel ke dalam kolom Dependent Listmelalui tombol .

d) Selanjutnya klik tombol Plots lalu beri tanda (v) padaNormality Plots with test.

e) Klik Continue-OK.

3) Melihat nilai signifikan hasil perhitungan menggunakan SPSS

yang berupa data test of normality dan menarik kesimpulan

dengan ketentuan jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka data

berdistribusi normal atau Ho diterima.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa kedua

atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

56

variansi sama. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan

program SPSS 23 Adapun langkah-langkah pengujiannya seperti yang

dijelaskan oleh Gunawan (2013: 85) sebagai berikut.

1) Buka file data yang akan dianalisis.2) Pilih menu berikut ini: Analyze Descriptives Statisticts

Explore.3) Pilih y sebagai dependent list dan x sebagai factor list.4) Klik tombol plots.5) Pilih Lavene test, untuk untransformed.6) Klik continue lalu Ok.

Untuk keperluan penelitian hanya keluaran test of homogenity of

varience yang digunakan, sementara keluaran data yang lain tidak

digunakan. Selanjutnya data keluaran tersebut ditafsirkan dengan

memilih salah satu statistik, yaitu statistik ynag didasarkan pada rata-

rata (Based of Mean).

1) Rumusan Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : variansi pada tiap kelompok sama (homogen)

Ha : variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)

2) Kaidah Pengujiana) Tetapkan taraf signifikansi uji, α = 0,05.b) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diproleh.c) Jika signifikansi yang diproleh > α, maka variansi setiap sampel

sama (homogen).d) Jika variansi yang diproleh < α, maka variansi setiap sampel

tidak sama (tidak homogen).(Adopsi dari Gunawan,2013: 87)

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

a. Nilai Hasil Belajar Secara Individual

Menghitung nilai hasil belajar siswa ranah kognitif secara individu

dengan rumus sebagai berikut.

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

57

Keterangan:

NP = nilai pengetahuanR = skor yang diperoleh/item yang dijawab benarSM = skor maksimum100 = bilangan tetap(Sumber: Purwanto, 2008: 102)

b. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa

Menghitung nilai rata-rata seluruh siswa dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:X = nilai rata-rata seluruh siswaΣX = total nilai yang diperoleh siswaΣN = jumlah siswa(Sumber: Aqib, dkk., 2010: 40).

c. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Secara Klasikal

Menghitung persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal

dapat digunakan rumus sebagai berikut.

P =

Σ

Σx 100 %

(Adopsi dari Aqib, dkk., 2010: 41)

Tabel 6. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa

No. Persentase Kriteria1. >85% Sangat tinggi2. 65-84% Tinggi

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

58

No. Persentase Kriteria3. 45-64% Sedang4. 25-44% Rendah5. < 24% Sangat rendah

(Sumber: Modifikasi dari Aqib, dkk., 2010: 41)

d. Pengujian Hipotesis

Jika sampel atau data dari populasi yang berdistribusi normal maka

pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah ada pengaruh X (model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray) terhadap Y (hasil

belajar IPS) maka diadakan uji kesamaan rata-rata. Pengujian

hipotesis ini menggunakan independent sampel t-test dalam program

statistik SPSS 23. Independent sampel t-test digunakan untuk menguji

perbedaan rata-rata dari dua kelompok data atau sampel yang

independen. Adapun langkah-langkah perhitungan sebagai berikut.

Rumus Statistik :

t = ( ) ( )Keterangan :x = rata-rata data pada sampel 1x = rata-rata data pada sampel 2n1 = jumlah anggota sampel 1n2 = jumlah anggota sampel 2S1 = simpangan baku sampel 1S2 = simpangan baku sampel 2(Sumber: Siregar, 2013: 238)

Gunawan (2013: 116-117) menjelaskan langkah-langkah

menggunakan analisis program statistik SPSS 23 dalam pengujian

hipotesis sebagai berikut:

1) Buka program SPSS yang sudah terpasang di komputer, lalumasukan A dan B pada variabel view.

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

59

2) Masukan data hasil penelitian pada kolom yang sesuai pada dataview.

3) Pilih menu Analyze →Compare Mean → Independent samples test.4) Pindahkan variabel X dan Y ke kolom yang sesuai pada kotak

dialog Independent samples test lalu pilih Ok.

Aturan keputusan:

Analisis dengan SPSS sedikit berbeda dengan perhitungan manual,

pada perhitungan dengan SPSS yang dilihat adalah nilai p

(probabilitas) yang ditunjukan oleh nilai sig.= (2-tailed). Dengan

aturan keputusan, jika nilai sig. > 0,05, maka Ho diterima, sebaliknya

jika nilai sig. < 0,05 maka Ho ditolak.

Rumusan Hipotesis:

H0: Tidak ada pengaruh signifikansi pada penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil

belajar IPS siswa.

Ha: Ada pengaruh signifikansi pada penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe two stay two stray terhadap hasil belajar IPS

siswa.

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

81

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil analisis data dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray

terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS. Pengaruhnya

dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Nilai rata-rata posttest kelas kontrol adalah 68,00 sedangkan

kelas eksperimen adalah 74,25. Begitu pula dapat dilihat dari perbandingan

nilai n-gain kelas kontrol 0,29, sedangkan nilai n-gain kelas eksperimen 0,41.

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan program SPSS 23

diperoleh nilai Sig (2-tailed) 0,025, (0,025 < 0,05) sehingga Ho ditolak. Dari

perhitungan tersebut dapat diperoleh bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe two stay two stray dapat mempengaruhi hasil belajar siswa sebesar 2,5%

sedangkan sisanya 97,5% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain yang

tidak diteliti oleh peneliti.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, maka ada beberapa saran

yang dapat dikemukakan oleh peneliti, antara lain.

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

82

1. Siswa

Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat saling

membantu memecahkan masalah serta saling mendorong satu sama lain

untuk berprestasi dan melatih untuk bersosialisasi.

2. Guru

Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat

mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan yang bervariasi dalam

rangka memperbaiki kualitas pembelajaran bagi siswanya.

3. Sekolah

Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat memberikan

kontribusi positif untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri 1

Metro Timur maupun Sekolah Dasar di sekitar yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray tersebut.

4. Peneliti

Hasil penelitian dapat dijadikan sebuah ilmu dan pengalaman yang

berharga guna menghadapi permasalahan dimasa depan dan menjadi

sarana pengembangan wawasan mengenai pendekatan pembelajaran.

5. Peneliti Lanjutan

Memberikan bahan pertimbangan bagi peneliti yang ingin meneliti lebih

mendalam mengenai model pembelajaran kooperatif tipe two stay two

stray.

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

83

DAFTAR PUSTAKA

Anam. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) terhadapHasil Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Materi Sejarah Siswa Kelas X SMKNU 01. Kendal. http://lib.unnes.ac.id/20909/1/3101411118-S.pdf. Diaksespada 7 November 2016. Pukul 15.03 WIB.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Bumi Aksara.Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk SD, SLB, TK. YramaWidya. Bandung.

BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. BSNP.Jakarta.

Djamarah & Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Citra. Jakarta.

Fadillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Fathurrohman, M. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif: Alternatif DesainPembelajaran yang Menyenangkan. Ar-Ruzz Media. Yogjakarta.

Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistik Penelitian Pendidikan. ParanamaPublishing. Yogyakarta.

Hamdayama. 2014. Model dan Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. GhaliaIndonesia. Bogor.

Huda, Miftahul. 2014. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan ModelPenerapan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis danParadigmatis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Karsidi. 2007. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD dan MI. TigaSerangkai. Solo.

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

84

Kasmadi & Sunariah, Nia Siti. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.Alfabeta. Bandung.

Kemendiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas, Jakarta.

Khasanah, Faridhatul. 2014. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif TipeTeka-teki Silang Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 4 Metro Timur.Universitas Lampung.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. PTRefika Aditama. Bandung.

Kosasih, Nandang, dkk. 2013. Pembelajaran Quantum dan Ptimalisasi Kecerdasan.Alfabeta. Bandung.

Masitoh. 2009. Strategi Pembelajaran. Departemen Agama Republik Indonesia.Jakarta.

Murniati, Yusi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay TwoStray terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTs TamrinYahya. Rambah Hilir.http://e-journal.upp.ac.id/index.php/mtkfkip/article/view/263. Diakses pada 7November 2016. Pukul 15.47 WIB.

Permendikbud. 2014. Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang PenilaianHasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan PendidikanMenengah . Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. RemajaRosdakarya. Bandung.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme GuruEdisi Kedua. PT. Rajagrafindo Pustaka. Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Inovasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2014. Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur. KencanaPrenada Media Group. Jakarta.

Sapriya. 2006. Konsep Dasar IPS. UPI PRESS. Bandung.

Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. RemajaRosdakarya. Jakarta.

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …digilib.unila.ac.id/26563/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · two stray terhadap hasil belajar ips siswa kelas iv sd negeri 1 metro

85

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

. 2014. Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Alfabeta. Bandung.

. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif.Alfabeta. Bandung

Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM EdisiRevisi. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta.

Supriatna, Nana, dkk. 2007. Pendidikan IPS di SD. UPI Press. Bandung.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Prenadamedia Group. Jakarta.

. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. PrenadamediaGroup. Jakarta.

Suwarjo. 2008. Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Surya PenaGemilang. Malang.

Trianto. 2009. Pengembangan Model Tematik Pembelajaran Tematik. PT PrestasiPustakarya. Jakarta.

Winataputra, Udin .S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka.Jakarta.

Yusuf, A, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan PenelitianGabungan. Kencana. Jakarta.