pengaruh model pembelajaran quantum teaching and …digilib.unila.ac.id/55753/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
-
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU
PESERTADIDIK KELAS IV SD NEGERI 2
KEMILING PERMAI
(Skripsi)
Oleh
SUHARTINI DAMAYANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
http://www.kvisoft.com/pdf-merger/
-
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUMTEACHING AND
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU
PESERTA DIDIK KELAS IVSD NEGERI 2
KEMILING PERMAI
Oleh
SUHARTINI DAMAYANTI
Masalah penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar tematik peserta didik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran Quantum Teaching And learning terhadap hasil belajar tematik
peserta didik. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi
experimental), dengan nonequivalent control group design. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen
yang digunakan peneliti adalah instrumen lembar observasi dan tes. Analisis data
menggunakan rumus regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa model pembelajaran Quantum Teaching And learningberpengaruh
terhadap hasil belajar tematik terpadu peserta didik kelas IV SD Negeri 2
Kemiling Permai.
Kata kunci: Hasil belajar, Quantum Teaching And learning, tematik terpadu.
-
ABSTRACT
THE EFFECT OF IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING AND
LEARNING MODEL STUDENTS’ INTEGRATED THEMATIC
LEARNING ACHIEVEMENT AT THEFOURTH GRADE
OF SD N 2 KEMILING PERMAI
By
SUHARTINI DAMAYANTI
The problem of this research was the students result of thematic learning was still
low. This study aims to find the effect of Quantum Teaching and Learning model
implementation to the students result of thematic learning. This research method
is quasi experimental, whit nonequivalent control grup design. Sampling
technique in the research using purposive sampling technique. The instrument
used by the researcher is the instrument of observation and test sheet. Data
analysis using sampling linear regression formula. The result shows there is a
effect of the Quantum Teaching And Learning model implementation to the
students’ result of thematic learning at the fourth grade students of SD Negeri 2
Kemiling Permai.
Keywords: Result of learning,Quantum Teaching and Learning, thematic
learning.
-
Oleh
SUHARTINI DAMAYANTI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING AND
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU
PESERTADIDIK KELAS IV SD NEGERI 2
KEMILING PERMAI
-
RIWAYAT HIDUP
Suhartini Damayanti lahir di Tanjungkarang pada hari
Selasa, 09 Juli 1996. Peneliti merupakan anak keenam dari
delapan saudara pasangan dari Bapak Mas Dhani Djohani
Alm dan Ibu Rantinah,
Peneliti memperoleh pendidikan formal pertama kali di SD Negeri 1 Durian
Payung Bandar Lampung, diselesaikan pada tahun 2008. Peneliti menyelesaikan
pendidikan lanjutan di SMP PGRI 3 Bandar Lampung pada tahun 2011.
Pendidikan menengah di SMA Adiguna Bandar Lampung pada tahun 2014.
Selanjutnya pada tahun 2014 peneliti terdaftar sebagai mahasiswa S1-PGSD FKIP
Universitas Lampung melalui jalur seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN).
Tahun 2017, peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik
Mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di desa Air Hitam,
Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat.
-
MOTTO
“Orang-orang pemberani adalah yang berani belajar dan mengajar”
(Ibnu Alqayyim Al-Jauziah)
“Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat, orang yang menuntut
ilmu berarti menjalankan Rukun Islam dan pahala yang diberikan
kepadanya sama dengan para nabi”
(HR. Dailani dari Anas r.a)
“Hidup itu butuh perjuangan. Berdirilah tegap. Selesaikan sampai akhir
dengan baik”
(Penulis)
-
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Skripsi sederhanaku ini
kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Mas Dhani Djohani Alm dan Ibu Rantinah
yang selalu menyayangiku dan selalu memberikan dukungan, motivasi serta
mendoakan keberhasilanku demi tercapainya cita-citaku.
Kakakku Sudiyanti, Dona, Dewi, Noerul, Ayu dan Adikku Doni, Mas Noni, yang
telah memberikan dukungan selama ini dan seluruh keluarga besarku.
Para guru dan dosen yang telah berjasa memberikan bimbingan dan ilmu yang
sangat berharga melalui ketulusan dan kesabarannya.
Semua sahabatku yang begitu tulus dan menyayangiku dengan segala
kekuranganku.
Almamater tercinta Universitas Lampung
-
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
berjidul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching And Learning
Terhadap Hasil Belajar Tematik Peserta Didik Kelas IV SD N 2 Kemiling
Permai”. Sebagai syarat meraih gelar serjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya
tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:Ibu Dr. Rochmiyati, M.Si., selaku
pembimbing I. Bapak Drs. Sugiman, M.Pd., selaku pembimbing II., Ibu Dra.
Fitria Akhyar, M.Pd., selaku dosen penguji atas kesediaannya memberikan
bimbingan, motivasi, ilmu yang berharga, saran, dan kritik-kritik selama proses
penyusunan ini menjadi lebih baik. Terimakasih pula kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.Pd., selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku dekan FKIP Universitas
Lampung.
3. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.
-
4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD.
5. Bapak Ibu Dosen serta Staf karyawan PGSD Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmunya, pengalamannya yang sangat berharga dan tak ternilai
bagi penulis.
6. Keluargaku tercinta, Ayahku Mas Dhani Djohani Alm dan Ibuku Rantinah,
serta Kakak-adikku. Terimakasih atas pengorbananya, kasih sayang dalam
balutan do’a yang tulus, dan selalu memberikan dorongan dan memotivasi
peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku, Annisa Ulva Zulva, Apri Hanifah, Dwi Sulistyaningtyas,
Nur Asma, Rika Tiara Sari, Tri Wahyunisari, serta Noprian Hadi yang selalu
membantu, memotivasi, serta menjadi penasihat yang baik disaat peneliti
sedang merasakan penat dalam penulisan ini.
8. Teman-teman seperjuangan PGSD angkatan 2014 khususnya kelas reguler
terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata, peneliti manyadari bahwa skripsi ini mungkin masih jauh dari
kesempurnaan, namun peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Bandar lampung, 19Desember 2018
Suhartini Damayanti
NPM 1413053129
-
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
........................................................................... 6
C. Batasan Masalah ................................................................................ 6 D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9 A. Pembelajaran ..................................................................................... 9
1. Pengertian Pembelajaran ............................................................ 9 2. Macam-macam Pembelajaran ..................................................... 10
a. Model Pembelajaran Langsung ............................................ 10 b. Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning
........................................... 12
1. Pengertian Model Quantum Teaching and Learning ................. 12 2. Karakteristik Model Quantum Teaching and Learning .............. 14 3. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching and Learning
....... 18
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Quantum Teaching and Learning ...................................................................................... 21
C. Belajar ............................................................................................... 23 1. Pengertian Belajar ....................................................................... 23 2. Teori Belajar ............................................................................... 24
a. Teori Belajar Behavioristik ................................................... 24 b. Teori Belajar Kognitif ........................................................... 25 c. Teori Belajar Kostruktivistik ................................................ 25
D. Hasil Belajar....................................................................................... 26 1. Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 26
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah
.................................................... 11
B. Model Quantum Teaching and Learning
....... 11
c. Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)
........... 16 4. Langkah-langkah Model Quantum Teaching and Learning
-
ii
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....................... 27 E. Pembelajaran Tematik Terpadu ......................................................... 29
1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu ................................. 29 2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu ............................. 30 3. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Pengertian Pendekatan Saintifik
........................................ 36
G. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning Terhadap Pembelajaran Temtik Terpadu ............................................. 38
1. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning Terhadap Pembelajaran Tema 8 Subtema 2 Peserta
didik Kelas IV ................................................................................ 38
2. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning Terhadap RPP ................................................................. 39
H. Penelitian Relevan ................................................................................ 39 I. Kerangka Pikir ..................................................................................... 42 J. Hipotesis
III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 45 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 45 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 46 C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 46 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 48 E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel .................................... 48 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 50 G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 51
1. Instrumen Non-Tes .......................................................................... 51 2. Instrumen Tes .................................................................................. 52
H. Uji Persyaratan Instrumen .................................................................... 52 1. Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................ 52 2. Uji Persyaratan Instrumen Penelitian .............................................. 53
a. Validitas ...................................................................................... 53 b. Reliabilitas .................................................................................. 55 c. Taraf Kesukaran .......................................................................... 56 d. Daya Pembeda Soal .................................................................... 57
I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 58 1. Uji Persyaratan Analisis Data .......................................................... 58
a. Uji Normalitas ............................................................................. 58 b. Uji Homogenitas ......................................................................... 59
2. Uji Hipotesis .................................................................................... 59 a. Uji Regresi Linear Sederhana ..................................................... 59
....................................... 31 F. Pendekatan Saintifik .......................................................................... 32
................................................... 32 2. Karakteristik Pendekatan Saintifik ............................................... 34 3. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
............................................................................................... 43
-
iii
1. Visi Dan Misi Sekolah ..................................................................... 61 2. Situasi Dan Kondisi Sekolah ........................................................... 62
B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 63 1. Persiapan Penelitian ......................................................................... 63 2. Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................ 64 3. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 64
C. Pengambilan Data Penelitian ............................................................... 65 D. Analisis Data Penelitian ....................................................................... 66
1. Analisis Data Aktivitas Pembelajaran Model Quantum Teaching And Learning ................................................................................... 66
2. Analisis Data Hasil Belajar Peserta Didik ....................................... 67 E. Pengujian Persyaratan Analisis Data .................................................... 71
1. Uji Normalitas ................................................................................. 71 2. Uji Homogenitas .............................................................................. 72
F. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 73
V. SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 80 A. Simpulan ............................................................................................. 80 B. Saran .................................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 82
............................................................................................... 61
G. Pembahasan Hasil ............................................................................. 75
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 61 A. Profil Sekolah
-
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar nilai UTS ........................................................................................ 3
2. Jumlah Peserta Didik ................................................................................ 47
3. Kisi-kisi Penilaian aktivitas ...................................................................... 51
4. Daftar Interprestasi Nilai r ........................................................................ 54
5. Kriteria Interprestasi Realibilitas .............................................................. 55
6. Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal ............................................... 56
7. Klasifikasi Taraf Kesukaran Soal ............................................................. 56
8. Hasil Analisis Uji Daya Pembeda Butir Soal ........................................... 57
9. Kriteria Daya Pembeda Soal ..................................................................... 57
10. Ringkas One Way Anova........................................................................... 59
11. Data Fasilitas SD Negeri 2 Kemiling Permai ........................................... 63
12. Jadwal dan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian............................................ 65
13. Rekapitulasi Aktivitas Peserta Didik ........................................................ 66
14. nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ....................................... 67
15. Nilai posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ................................ 68
16. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ............................................ 69
17. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .................................................. 70
18. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol ......... 72
19. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Dan Kontrol ..... 72
20. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ............................. 73
-
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Konsep Variabel .............................................................. 43
2. Desain Eksperimen .................................................................................. 46
3. Perbandingan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol........................ 68
4. Perbandingan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. ............. 69
5. Perbandingan nilai pretest dan nilai posttest kelas eksperimen. ............... 70
6. Perbandingan nilai pretest dan posttest kelas kontrol. .............................. 71
-
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning
Terhadap RPP ........................................................................................... 85
2. Kisi-kisi Instrumen Tes ....................................................................................... 113
3. RPP ........................................................................................................... 117
4. Soal Uji Coba Instrumen Tes .................................................................... 153
5. Soal Pretest dan Posttest ........................................................................... 165
6. Hasil Uji Coba Soal Tes ............................................................................ 171
7. Conten Validitas Instrumen Tes ................................................................ 172
8. Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ..................................................... 179
9. Kelompok Atas dan Kelompok Bawah ..................................................... 181
10. Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Soal ....................................................... 182
11. Rekapitulasi Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes .......................................... 184
12. Rekapitulasi Uji Coba Soal ....................................................................... 186
13. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik ................................................... 188
14. Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Eksperimen .......................................... 196
15. Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Kontrol ................................................. 198
16. Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 200
17. Hasil Uji Homogenitas .............................................................................. 207
18. Uji Hipotesis ............................................................................................. 210
19. Lembar Observasi ..................................................................................... 215
-
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 67 Tahun 2013
menegaskan bahwa Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar didesain dengan
menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran terpadu
merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang melibatkan beberapa
mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada
peserta didik.
Salah satu tuntutan kurikulum 2013 dalam pembelajaran tematik terpadu
adalah untuk menuntun peserta didik agar dapat membangun sendiri
pengetahuannya berdasarkan pengalaman nyata peserta didik. Pendidik
secara profesional merancang pembelajaran afektif dan bermakna, serta
memilih pendekatan pembelajaran yang tepat.
Guna mencapai tujuan tersebut, pendidik dituntut untuk terus menambah
pengetahuan dan memperluas wawasannya. Selain itu, pendidik juga
dituntut untuk bisa mengkondisikan peserta didik agar merasa senang dan
nyaman dalam proses pembelajaran, sehingga akan membuat peserta didik
lebih aktif dan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
-
2
Banyak sekali pendidik yang masih menggunakan model pembelajaran
ceramah pada saat ini. Hal ini menyebabkan peserta didik menjadi tidak
semangat dan kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Selain itu
pembelajaran yang dilakukan kurang dikaitkan dengan kehidupan sehari-
hari, sehingga peserta didik kurang merasakan manfaat pembelajaran yang
telah mereka pelajari.
Pembelajaran terpadu memerlukan model pembelajaran yang tepat yang
dapat meningkatkan pembelajaran yang aktif dan bermakna. Serta
memudahkan peserta didik dalam menguasai dan memahami konsep materi
yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semagat belajar peserta
didik. Diharapkan hasil belajar peserta didik dapat meningkat.
Berdasarkan hasil pengamatan di SD N 2 Kemiling Permai, terdapat
beberapa hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan
dikelas, antara lain pembelajaran bersifat konvensional, pendidik belum
optimal menggunakan model dan media pembelajaran, pendidik belum
menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching And Learning,
kurangnya partisipasi peserta didik dalam proses pembelajran, dan
rendahnya nilai UTS pada kelas IV A rata-rata masih dibawah KKM.
Masalah-masalah yang dialami oleh peserta didik tersebut berdampak pada
hasil belajar yang kurang maksimal. Terutama pada pembelajaran tematik
terpadu kurikulum 2013 adalah SD N 2 Kemiling Permai. Data nilai Ujian
Tengah Semester pada pembelajaran terpadu peserta didik kelas IV SD N 2
Kemiling Permai, tergambar pada tabel daftar nilai berikut:
-
3
Tabel 1. Daftar nilai UTS pada pembelajran terpadu peserta didik
kelas IV SD N 2 Kemiling Permai semester ganjil tahun
ajaran 2018/2019.
No.
Jumlah
Peserta
Didik
KKM Jumlah Persentase keterangan
1. 24
70
13 54,16 Tuntas
11 45,83 Belum Tuntas
2. 21 10 47,61 Tuntas
11 52,38 Belum Tuntas
3. 23 17 73,91 Tuntas
6 26,08 Belum Tuntas
(Sumber: Dokumentasi UTS semester ganjil kelas IV A dan IV B)
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa kriteria ketuntasan
minimal yang telah ditentukan adalah 70. Di kelas A memiliki jumlah
peserta didik 24, persentase peserta didik yang tuntas sebesar, 54,16% dan
prsentase peserta didik yang belum tuntas sebesar, 45,83%, kelas B
berjumlah 21 peserta didik persentase peserta didik yang tuntas sebesar,
47,61%, dan peserta didik yang belum tuntas sebesar, 52,38%, dan kelas IV
C berjumlah 23 peserta didik persentase peserta didik yang tuntas sebesar,
73,91%, dan peserta didik yang belum tuntas sebesar 26,08%.
Kelas IV B SD N 2 Kemilig Permai dapat dilihat bahwa pada persentase
peserta didik yang belum tuntas (belum mencapai KKM) masih cukup
tinggi. Masih rendahnya nilai hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
tematik terpadu dipengaruhi beberapa faktor salah satunya yaitu interaksi
yang terjadi dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan masih berpusat
oleh pendidik.
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, penerapan model Quantum
Teaching And Learning merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang
-
4
tepat. Model pembelajaran Quantum Teaching And Learning merupakan
konsep yang menguraikan cara-cara baru dalam memudahkan proses
pembelajaran, lewat pemanduan unsur seni.
Misalnya, dalam pembelajaran IPS indikator yang membahas tentang nama-
nama benua, agar proses pembelajaran menjadi lebih mudah. Pendidik
mengkaitkan unsur seni dengan cara menggunakan lagu, sedangkan lagu
yang dipilih adalah lagu balonku yang diubah menjadi benuaku, lirik
menggunakan benua dan nada menggunakan lagu balonku, maka dengan
begitu peserta didik akan lebih mudah meghafal nama benua.
Quantum Teachig And Learning bermula dari upaya Dr. Georgi Lozanov,
seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa
yang disebutnya sebagai “suggestology” atau “suggesto-pedia”. Prinsipnya
adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar,
dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif.
Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah
menempatkan peserta didik secara nyaman, memasang musik latar didalam
kelas, meningkatkan partisipasi individu, dan menggunakan poster-poster
untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi.
Bobbi Deporter mengembangkan program supercamp pada tahun 80-an.
Menggunaka prinsip dan model Quantum Teachig And Learning. Program
ini diadakan di Kirkwood Meadows California, mendapatkan hasil bahwa
peserta didik secara akademis mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.
Salah satu peserta didik diantaranya bisa mendapatkan indeks prestasinya
-
5
dari 1,8 menjadi 4,0 dan hampir seluruh peserta didik mengubah nilai C
menjadi B.
Penerapan model pembalajaran Quantum Teachig And Learning peserta
didik harus berperan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Selain itu peserta didik juga akan belajar dalam suasana yang meriah dan
menyenangkan sehingga peserta didik tidak akan mudah merasa jenuh
dalam kegiatan pembelajaran berlangsung. Model Quantum Teachig And
Learning Memiliki kelebiham seperti memusatkan perhatian peserta didik,
menciptaka suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan
kepercayaan diri peserta didik dan meningkatkan kreativitas peserta didik.
Pendidik tidak lagi mendominasi dalam proses pembelajarn dan hanya
bertindak sebagai fasilitator. Upaya tersebut diharapkan hasil belajar peserta
didik akan mengalami penigkatan sesuai dengan indikator pencapaian
penelitian yang telah ditentukan. Melalui model pembelajaran Quantum
Teachig And Learning diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan
yang ada pada proses pembelajaran tematik terpadu di kelas IV SD N 2
Kemiling Permai.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Quantum Teaching and Learing Terhadap Hasil Belajar Tematik Peserta
Didik Kelas IV SD N 2 Kemiling Permai Tahun Ajaran 2018/2019.
-
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka berbagai masalah dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Pendidik belum optimal menggunakan model dan media
pembelajaran.
2. Pendidik belum menggunakan model pembelajaran Quantum
Teaching And Learning.
3. Peserta didik kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran,
sehingga peserta didik cenderung pasif.
4. Nilai UTS pada kelas IV B pada pembelajaran terpadu rata-rata
masih dibawah KKM.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
peneliti memberi batasan masalah tentang hasil belajar pada pembelajaran
tematik yang masih rendah pada kelas IV B.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “ Apakah penggunaan model pembelajaran
Quantum Teaching And Learning berpengaruh terhadap hasil belajar
tematik peserta didik kelas IV B SD N 2 Kemiling Permai Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2017/2018.
-
7
E. Tujua Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
model pembelajaran Quantum Teaching And Learning terhadap hasil belajar
tematik peserta didik kelas IV B SD N 2 Kemiling Permai Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2018/2019.
F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Peserta Didik
Meningkatkan hasil belajar dan memperoleh pembelajaran yang
bermakna.
2. Pendidik
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model-model
pembelajaran. Khususnya model pembelajaran Quantum Teaching And
Learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik
serta dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna.
3. Kepala Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan yang diselenggarakan di SD Negeri 2 Kemiling Permai
untuk menghasilkan output yang berkualitas dalam menghadapi
persainga di jenjang sekolah berikutnya.
-
8
4. Peneliti
Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah ilmu dan pengalaman serta
memotivasi peneliti untuk terus belajar dan menggali pengetahuan
mengenai perkembangan dalam dunia pendidikan, guna menambah
wawasan dan pendidikan.
5. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
masukan untuk penelitian lebih lanjut. Selain itu, juga dapat dijadikan
referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian pada hal yang
sama.
-
9
I. II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Proses belajar tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran
dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan
baik dan mendapat ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan
kepercayaan kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran akan menjadi
bermakna bagi peserta didik apabila dilakukan dalam lingkungan yang
memberikan rasa nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik.
Menurut Rusman, (2015: 21) merupakan suatu sistem, yang terdiri dari
berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut melipiti: tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Sejalan dengan pendapat di atas, Warsita dalam Rusman, (2008: 85)
pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran itu menunjukkan pada usaha peserta didik
mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan pendidik. Menurut
Hamalik, (2011: 57) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
-
10
Berdasarkan beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
membuat peserta didik belajar secara aktif dan menciptakan perubahan
tingkah laku pada peserta didik. Perubahan tersebut bersifat pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang didalamnya meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan sumber belajar guna
mencapai tujuan belajar.
2. Macam-macam Model Pembelajaran
Penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar dapat
membantu pendidik menciptakan suasana belajar yang menarik dan
menyenangkan bagi peserta didik. Penggunaan model pembelajaran
dapat meingkatkan hasil belajar peserta didik secara maksimal dan
memungkinkan pendidik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal. Berikut ini macam-macam model pembelajaran menurut
Fathurrohman, (2015: 166-208) yang dapat diterapkan oleh pendidik
dalam proses pembelajaran, sebagau berikut.
a. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung merupakan suatu model pendekatan
mengajar yang dapat membantu peserta didik didalam mempelajari
dan menguasai keterampilan dasar serta memperoleh informasi
selangkah demi selangkah. Keterampilan dasar yang dimaksud dapat
berupa aspek kognitif maupu psikomotorik dan juga informasi
lainnya yang merupakan landasan untuk membangun hasil belajar
yang lebih baik.
-
11
Model pembelajaran langsung dapat diterapkan di bidang studi apa
pun, namun yang paling sesuai adalah untuk mengajarkan mata
pelajaran yang berorientasi seperti, menulis, membaca, matematika,
musik, dan lain-lain. Model ini memberikan kesempatan peserta
didik belajar dengan mengamati secara mengingat, dan menirukan
apa yang dimodelkan gurunya. Model pembelajaran langsung harus
menghindari penyampaian pengetahuan yang terlalu kompleks.
b. Model Pembelajaran Quantum Teachig and Learning
Model quantum teaching and learning merupakan panduan praktis
dalam mengajar yang berusaha mengembangkan setiap bakat peserta
didik atau dapat menjangkau setiap peserta didik. Quantum teaching
and learning memiliki asa seperti, “bawalah dunia mereka ke dunia
kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Quantum teaching
and learning merupakan sebuah strategi untuk memberikan kiat-kiat,
petunnjuk, dan proses pengembangan pemahaman, serta membuat
belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
c. Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME)
Realistik Mathematic Education adalah pendekatan pembelajaran
yang menggunakan situasi dunia nyata atau suatu konteks yang real
dan pengalaman peserta didik sebagai titik tolak belajar matematika.
Teori ini menekankan keterampilan proses berdikusi, berkolaborasi,
dan berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka bisa
menemukan sendiri dan pada akhirnya peserta didik bisa
-
12
memecahkan masalah dalam soal matematika baik secara individu
maupun kelompok.
Berdasarkan beberapa model pembelajaran di atas, penelitian ini
menggunakan model pembelajaran quantum teachig and learning pada
pembelajaran tematik terpadu. Quantum teaching and learning
memiliki motto membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan.
Pengguaan model pembelajaran quantum teaching and learning peserta
didik tidak hanya belajar menghafal dan mendengarkan tetapi
mengalami.
Quantum teaching and learning memiliki tujuan untuk meraih ilmu
pengetahuan yang luas dengan berdasarkan prinsip belajar yang
menyenangkan dan menggairahkan. Peserta didik tidak akan merasa
bosan dalam proses pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitaror
yang memudahkan peserta didik dalam memahami dan menghubugkan
materi pelajaran dengan kehidupan nyata.
B. Model Quantum Teaching and Learning
1. Pengertia Model Quantum Teaching and Learning
Proses pembelajaran memiliki kendala yang terkadang megganggu
aktivitas pembelajaran sendiri. Muculnya berbagai masalah dalam
setiap proses pembelajaran, telah mendorong beberapa praktis
pendidikan untuk menciptakan beberapa model pembelajaran. Model
quantum teaching and learning merupakan solusi tepat untuk
mengurangi kendala dalam pembelajaran.
-
13
Model quantum teaching and learning merupakan model pembelajaran
yang menyenangkan dan bermakna. Poter, dkk, (2014: 31)
mengungkapkan model pembelajaran quantum teaching and learning.
adalah pengubahan belajar yang meriah dan segala nuansanya
yang menyenangkan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubunga
dinamis dalam lingkunngan kelas interaksi yang mendirikan
landasar dalam rangka untuk belajar.
Menurut Shoimin, (2014: 138) model quantum teaching andlearning
adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya.
Quantum teaching and learning juga menyertakan segala kaitan antara
interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
Quantum teaching and learning berfokus pada hubugan dinamis pada
lingkunga kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangkan
untuk belajar.
Selanjutya Kosasi dan Sumarna, (2013: 79) pembelajaran quantum
merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang
dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar
sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermakna.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran quantum teaching and learning adalah suatu
proses pembelajaran terarah dan memadukan unsur seni yang
menciptakan suasana belajar nyaman dan menyenangkan. Menjadikan
pembelajara lebih bermakna melalui interaksi yang berlangsung secara
-
14
dinamis guna mengoptimalkan pencapaian prestasi belajar peserta
didik.
2. Karakteristik Model Quantum Teaching and Learning
Model pembelajara quantum teaching and learningmemiliki
karakteristik yang berbeda dengan pendekata pembelajaran yang
lainnya. Menurut Kosasih dan Sumarna (2013: 79) berpendapat bahwa
karakteristik model pembelajaran quantum teaching andlearning
sebagai berikut.
1) Pembelajaran quantum teaching and learning berpagkal pada psikologi kognitif peserta didik.
2) Pembelajaran quantum teaching and learning lebih manusiawi, individu menjadi pusat perhatian, potensi diri,
kemampuan berpikir, motivasi dan sebagainya.
3) Pembelajaran quantum teaching andlearning lebih bersifat konstruktif namu juga menakankan pentingnya peranan
lingkungan pembelajaran yang afektif dan optimal dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
4) Pembelajaran quantum teaching and learning mensinergikan faktor faktor potensi individu dengan lingkungan fisik dan
psikis dalam konteks pembelajaran. Dalam lingkungan
pandangan quantum teaching and learning, faktor lingkungan
dan kemampuan memiliki posisi yang sama-sama penting.
5) Pembelajaran quantum teaching and learnig memusatkan perhatian peserta didik pada interaksi yang bermutu dan
bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Interaksi yang
menjadi kata kunci dan kosep sentral dalam pembelajaran.
6) Pembelajaran quantum teaching andlearning menekanka pada akselerasi pembelajaran dengan taraf keberhasilan
tinggi. Proses pembelajaran harus berlangsung cepat dan
keberhasilan tinggi. Jadi, segala sesuatu yang menghalangi
harus dihilangkan pada satu sisi da pada sisi lain segala
sesuatu yang mendukung harus diciptakan dan dikelola
sebaik-baiknya.
7) Pembelajaran quantum teaching and learning sangat menekankan kealamian dan kewajaran proses pembelajaran,
bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
8) Pembelajara quantum teaching and learning sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutua proses.
-
15
9) Pembelajaran quantum teaching and learning memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
10) Pembelajaran quantum teaching andlearning memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis,
keterampilan hidup, dan prestasi fisikal atau material.
11) Pembelajaran quantum teaching and learning mengintegrasikan totalitas fisik dan pikiran dalam proses
pembelajaran.
Menurut Sugiyanto, (2009: 74-78) karakteristik model pembelajaran
quantum teaching and learing sebagai berikut.
1) Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Proses pembelajaran dipandang sebagai interaksi-
interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi
kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajaran menjadi
cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajaran.
2) Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Prosesnya menyingkirkan hambatan dan
halangan sehingga menimbulkan hal-hal seperti: suasana
yang menyenangkan, lingkungan yang nyama, penataan
tempat duduk yang nyaman, dll.
3) Menekankan kealamiahan dan proses pembelajaran. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman,
segar sehat, santai, menyenangkan, dan tidak membosankan.
4) Menekankan kebermaknaan dan kebermutuan dalam proses pembelajaran. Kebermaknaan da kebermutuan akan
menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti
bagi pembelajaran.
5) Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
6) Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar.
7) Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi.
Selanjutya menurut Janawi, (2013: 221-223) karakteristik model
pembelajaran quantum teaching and learning sebagai berikut.
1) Menekankan pentingnya penerapan lingkungan pembelajara yang efektif dan optimal dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Mensinergikan faktor potensi individu dengan lingkungan fisik dan psikis dalam konteks pembelajaran.
-
16
3) Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.
4) Menekankan pada interaksi pembelajaran dengan taraf yang tinggi.
5) Berorientasi pada kewajaran proses pembelajara. 6) Menekankan kebermutuan proses. 7) Memiliki keterpaduan dan kesesuaian. 8) Memusatkan perhatian pada pemberdayaan keterampilan
hidup.
9) Menempatkan nilai dan keyakina sebagai bagian penting dalam proses pembelajara.
10) Mengutamakan keberagaman dan kebebasan. 11) Mengintergrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
model quantum teaching and learning yaitu, (1) proses pembelajaran
yang berpangkal pada psikologi kognitif; (2) bersifat humanistis, dan
konstruktivistis; (3) memadukan, menyinergi dan mengkolaborasi
faktor potensi diri manusia; (4) memusatkan perhatian pada interaksi
bermutu dan bermakna; (5) menekankan pada pemercepatan
pembelajaran taraf keberhasilan tinggi; (6) menekankan kealamiahan
dan kewajaran proses pembelajaran; (7) menekankan kebermaknaan
dan kebermutuan proses pembelajaran; (8) memadukan konteks dan isi
pembelajaran; (9) menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian
penting proses pembelajaran; (10) mengutamakan keberagaman dan
kebebasan; dan (11) mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran.
3. Prinsip-prinsip Model Quantum Teaching and Learning
Prinsip merupakan suatu pernyataan kebenaran yang menjadi pokok
berpikir dan bertindak. Poter, dkk (2014: 36) menyebutkan model
-
17
Quantum Teaching and Learning memiliki lima prinsip yang
mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching and Learning.
Prinsip-prinsip model Quantum Teaching and Learning meliputi: (a)
segalanya berbicara, (b) segalanya bertujuan, (c) pengalaman sebelum
pemberian nama, (d) akui setiap usaha, (e) jika layak dipelajari, layak
pula dirayakan. Kemudian seiring dengan pendapat di atas, Shoimin
(2014: 141) menjelaskan prinsip-prinsip model quantum teaching and
learning sebagi berikut.
a. Segalanya berbicara Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, kertas
yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semua mengirim
pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan Hal ini mengandung arti bahwa semua upaya yang dilakukan
oleh guru dalam mengubah kelas mempunyai tujuan, yaitu
agar peserta didik dapat belajar secara optimal untuk
mencapai prestasi yang tertinggi.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama Poses belajar paling efektif terjadi ketika peserta didik telah
mengalami sebelum mereka memperoleh nama untuk apa
yang mereka pelajari.
d. Akui setiap usaha Setiap mengambil langka peserta didik perlu mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
Dalam pembelajaran quantum tidak dikeal istilah “gagal”,
yang ada hanyalah hasil dan umpan balik. Setiap hasil adalah
prestasi dan masing-masing akan menjadi umpan balik demi
pencapaian hasil yang tepat sebagaimana dimaksudkan.
e. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan Perayaan memberikan umpan balik mengeai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
Selanjutnya menurut Fathurrohman, (2015: 180-181) menyatakan
bahwa prisip-prinsip model quantum teaching and learning sebagai
berikut.
a. Segalanya berbicara
-
18
b. Segalanya dari lungkungan kelas hingga bahasa tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pembelajaran,
semuanya mengirim pesan tentang belajar.
c. Segalanya bertujuan. “Tetapkanlah sasaran tersebut agar bisa berprestasi setiap hari.
d. Pengalaman sebelum pemberian nama. e. Akui setiap usaha. Belajar menanggung resiko. Pada saat
peserta didik mengambil langkah ini mereka patut mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
f. Jika layak dipelajari, layak juga dirayakan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model quantum teaching and learning dalam proses
pembelajaran memiliki prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip tersebut
mencakup merangsang segala aspek lingkungan kelas maupun sekolah
menjadi sumber belajar peserta didik, menyampaikan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik, memberi pengalaman terlebih
dahulu, Sehingga mampu menanamkan konsep terhadap materi
pelajaran, dan memberikan umpan balik positif yang dapat mendorong
semangat belajar peserta didik.
4. Langkah-langkah Model Quantum Teaching and Learning
Quantum Teahning and Learning menigkatkan pentingnya memasuki
dunia peserta didik sebagai langkah pertama. Asas utama model
Quantum Teahning and Learning meningkatkan pentingnya memasuki
dunia peserta didik sebagai langkah awal dalam melaksnakan sebuah
pembelajaran. Memahami dunia dan kehidupan peserta didik,
merupakan lisensi bagi para pendidik untuk memimpin, menuntun dan
memudahkan peserta didik dalam meraih hasil belajar yang optimal.
-
19
Model Quantum Teahning and Learning memiliki langkah-langkah
yang digunakan untuk membuat sekenario dalam pembelajaran.
Menurut Porter, dkk, (2014: 39) mengetakan bahwa langkah-langkah
model quantum teaching and learning yang dikenal dengan singkata
TANDUR merupaka kepanjangan dari tumbuhkan, alami, namai,
demonstrasi, ulangi, rayakan. Unsur-unsur tersebut membentuk basis
struktural keseluruhan yang melandai model pembelajaran Quantum
Teahning and Learning. Shoimin (2014: 139-141) menjelaskan lebih
lanjut mengenai langkah-langkah model Quantum Teahning and
Learning.
1) Tumbuhkan Tahap menumbukhan minat peserta didikterhadap pembelajara
yang akan dilakukan. Melalui tahap ini, pendidik berusaha
mengikutsertakan siswa dalam proses belajar. Motivasi yang
kuat membuat peserta didik tertarik untuk mengikuti seluruh
rangkaian pembelajaran. Tahap tumbuhka peserta didik
dilakukan untuk menggali permasalahan terkait denga materi
yang akan dipelajari, menampilkan suatu gambaran atau benda
nyata, cerita pendek atau video.
2) Alami Alami merupakan tahap ketika pendidik menciptakan atau
mendatangkan pengalama yang dapat dimengerti semua peserta
didik. Tahap ini memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan pengetahuan awal yang telah
dimilikinnya. Selain itu, tahap ini juga untuk mengembagkan
keingintahuan peserta didik. Tahap alami bisa dilakukan dengan
menggunakan pengamata.
3) Namai Tahap namai merupakan tahap memberikan kata kunci, konsep,
model, rumus, atau strategi atas pengalaman yang telah
diperoleh peserta didik. Tahap ini peserta didik dengan bantuan
guru berusaha menemukan konsep atas pengalaman yang telah
dilewati. Proses penamaan dibangun atas pengetahuan awal dan
keingintahuan peserta didik saat itu. Untuk membantu penamaan
dapat dapat digunakan susunan gambar, warna alat bantu,kertas
tulis, da poster dinding.
4) Demonstrasi
-
20
Tahap demonstrasi memberikan kesempatan untuk menerapkan
pengetahuan ke dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam
kehidupan meraka.
5) Ulangi Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf sehingga
menggunakan struktur kognitif peserta didik. Semakin sering
dilakukan pengulangan, pengetahuan akan semakin mendalam.
6) Rayakan Rayakan merupakan wujud pengakuan utuk menyelisaikan
partisipasi dan memperoleh keterampilan dalam ilmu
pengetahuan. Bisa dilakukan dengan pujian, tepuk tangan, da
bernyanyi bersama.
Selanjutnya, Wena (2013: 165-166) menjelaskan lebih lanjut mengenai
model pembelajaran Quantum Teahning and Learning sebagai berikut.
1) Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung makna bahwa pada awal kegiatan
pembelajaran pengajar harus berusaha menumbuhkan
/mengembangkan minat peserta didik untuk belajar.
2) Alami Alami mengandung makna bahwa proses pembelajara akan lebih
bermakna jika peserta didik mengalami secara langsung materi
yang diajarkan.
3) Namai Namai mengandung makna bahwa penamaan adalah saatnya
untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi
belajar.
4) Demonstrasi Mendemonstrasikan berarti memberi peluang pada peserta didik
untuk menerjemahkan dan menerapkan pegetahuan peserta didik
kedalam pembelajaran lain atau kedalam kehidupan peserta didik.
5) Ulangi Ulangi berarti proses pengulangan dalam kegiatan pembelajaran
dapat memperkuat koneksi saraf dan menumbuhka rasa tahu
yakin terhadap kemampuan peserta didik.
6) Rayakan Rayakan mengandung makna memberikan penghormatan kepada
peserta didik atas usaha, ketekunan, dan kesuksesannya.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menggunakan langkah-langkah
penerapan model pembelajaran Quantum Teahning and Learning:
Shoimin (2014: 139-141) yaitu, (1) menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik untuk mengikuti pelajaran (tumbuhkan), (2)
-
21
memfasilitasi peserta didik untuk mendapat pengalaman belajar
dengan percobaan dda penegasan (alami), (3) membimbing peserta
didik untuk menarik kesimpulan berdasarkan informasi (namai),
(4) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memaparkan
hasil percobaan yang telah dilakukan (demonstrasi), (5)
mengarahkan peserta didik untuk mengulangi pengetahuan yang
telah dimiliki kedalam suatu persoalan supaya memperkuat
pemahaman konsep (ulangi), dan (6) memberikan perayaan sebagai
feedback positif terhadap usaha peserta didik selama proses
belajar.
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Quantum Teaching and
Learning
Setiap model pembelajaran selalu memiliki kelebihan dan kekurangan,
sama halnya dengan model pembelajaran Quantum Teahning and
Learning memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut. Menurut
Shoimin (2014: 145-146) menyatakan kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran Quantum Teahning and Learning sebagai berikut.
a. Kelebihan Quantum Teahning and Learning 1) Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama
dalam satu saluran pikiran yang sama.
2) Karena quantum teaching and learning lebih melibatka peserta didik, saat proses pembelajaran perhatian peserta
didik dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting
oleh pendidik sebagai hal yang penting itu dapat diamati
secara teliti.
3) Karena gerakan dan proses ditunjukka maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
4) Proses belajar menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. 5) Peserta didik dirangsang untuk aktif mengamati,
menyesuaikan atara teori dengan kenyataan, dan dapat
mencoba kelakuannya sendiri.
6) Merasang kreatifitas peserta didik dan guru. 7) Pelajaran yang diberikan oleh pendidik mudah diterima atau
dimengerti oleh siswa.
b. Kekurangan Quantum Teahning and Learning 1) Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang,
yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran
lain.
-
22
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
3) Karea dalam model ini ada perayaan untuk menghormati usaha seorang peserta didik, baik berupa tepuk tangan,
jentikan jari, nyanyian,dll, mengganggu kelas lain.
4) Banyak memakan waktu dalam hal persiapan. 5) Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus
karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak
akan efektif.
6) Agar belajar denga model pembelajara ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun,
kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan
sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana
mestinya.
Menurut Poter, dkk, (2014: 47) kelebihan dan kerukarangan model
Quantum Teahning and Learning dalam pembelajaran sebagai berikut.
a. Kelebihan quantum teaching and learning 1) Memberikan kebebasan belajar. 2) Menjadikan peserta didik lebih aktif dan berani
mengungkapkan pendapat.
3) Pemahaman peserta didik pada materi berikutnya tinggi. 4) Menciptakan keringanan dan ketabjukan belajar
b. Kekurangan Quantum Teahning and Learning 1) Menuntun sarana yang memadai 2) Memerlukan waktu yang lama
Selanjutnya menurut Wena, (2013: 161-165) meyatakan kelebiha dan
kekurangan Quantum Teahning and Learning sebagai berikut.
a. Kelebihan Quantum Teahning and Learning 1) Selalu berpusat kepada apa yang berpusat pada peserta
didik.
2) Menumbuhka dan menimbulkan minat peserta didik. 3) Adanya kerjasama. 4) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang
enak dipahami peserta didik.
5) Menciptakan lingkungan, tigkah laku da sikap kepercayaan dalam diri sediri menuju kesuksesan.
6) Belajar nyaman dan menyenangkan. 7) Ketenangan psikologi. 8) Adanya kebebasan dalam berekspresi.
-
23
b. Kekurangan Quantum Teahning and Learning 1) Memerlukan kesiapan yang matang bagi guru dan
lingkungannya mendukung.
2) Memerlukan fasilitas yang memadai. 3) Kurang dapat mengontrol peserta didik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
kelebihan model Quantum Teahning and Learning yaitu dapat
menumbuhkan sikap positif peserta didik, menumbuhkan kepercayaan
diri peserta didik dan membuat suasana belajar menjadi nyaman.
Kekurangan model Quantum Teahning and Learning yaitu menuntuk
keterampila tinggi guru, fasilitas yang cukup memadai, dan
membutuhkan waktu yang lama.
C. Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah sebuah proses perubahan didalam kepribadian manusia
dan perubahan tersebut ditampilkan dalam bentuk perubahan kualitas
dan kuantitas tingkah laku. Menurut Sujarwo (2011: 1) “belajar adalah
perubahan yang terjadi berupa tingkah laku yang ditimbulkan atau
peningkatan dari pengalaman”. Gagne dalam Sujarwo (2011: 1)“belajar
adalah suatu proses dimana suantu organisme berubah perilakunya
akibat suatu pengalaman”.
Menurut Rusman, (2015: 12) “belajar merupakan suatu aktivitas yang
dapat dilakukan secara psikologi maupun secara fisiologis”.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku, sikap, kepribadian,
-
24
dan keterampilan, pada setiap individu yang bertujuan mendapatkan
sebuah ilmu, pengetahuan, dan pemahaman yang dapat membantu
membangun pengetahuan baru. Diperoleh dari pengalaman dan
pengetahuan yang sudah dimiliki.
2. Teori Belajar
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan bagaimana
terjadinya belajar atau bagaimana informasi di proses dalam pikiran
peserta didik. Pernyataan dapat menjadi sebuah teori jika sudah diteliti
dan didasarkan pada data-data yang relevan. Menurut Sukmadinata
dalam Rusman, (2015: 44) “teori belajar merupakan suatu set atau
sistem pernyataan yang menjelaskan serangkaian hal”.
Menurut Bigge dalam Rusman, (2015: 45) “teori belajar adalah suatu
pandangan yang terpadu dari sistematika dalam hubungannya dengan
meningkatkan kemampuan mereka”. Teori belajar dapat membantu
pendidik untuk memahami bagaimana peserta didik belajar. Teori
belajar diperlukan sebagai landasar terjadinya proses belajar.
a. Teori Belajar Behavioristik
Teori ini menyataka bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku
yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal balik antara
pendidik sebagai pemberi stimulus dan peserta didik sebagai respon
tindakan stimulus yang diberikan. Menurut Budinigsih, (2005: 19)
teori belajar behavioristik “belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon”.
-
25
Sedangkan menurut Rusman, (2015: 45) “teori belajar behavioristik
adalah tingkah laku yang dapat diamati yang disebabkan adanya
stimulus dari luar”.
b. Teori Belajar Kognitif
Teori kognitif menganggap bahwa proses mental dalam mengolah
informasi dengan menggunaka strategi kognitif. Teori kognitif
lebih meningkatkan proses belajar dari pada hasil belajarnya.
Belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon melainkan tingkah laku seseorang ditentuka oleh persepri
serta pemahamannya tentang situasi yang berhubugan dengan
tujuan belajarnya. Menurut Piaget dalam Komalasari (2015: 19),
menjelaskan bahwa:
Bagaimana seseorang memperoleh kecakapan intelektual,
pada umumnya akan berhubugan dengan memproses mencari
keseimbangan antara apa yang ia rasakan dan ketahui pada
satu sisi dengan apa yang ia lihat sebagai semua fenomena
baru sebagai pengalaman dan persoalan.
c. Teori Konstruktivistik
Teori ini menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia
sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Karena pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap dipraktikkan
tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi
makna melalui pengetahuan nyata. Menurut Brook & Brooks
dalam Sukardi (2011: 63) pengetahuan adalah non-objective,
bersifat temporer, selalu berubah dan tidak menentu.
-
26
Menurut Rusman, (2015: 49) menyatakan bahwa teori belajar
konstruktivistik itu sendiri menganggap manusia mampu
mengkostruk atau membangun pengetahuan setelah ia beriteraksi
dengan lingkungannya. Selain itu menurut Cooper dalam Rusman,
(2015: 49) menyatakan bahwa konstruktivistik memandang peserta
didik menginterprestasi informasi dan dunia sesuai dengan realitas
personal mereka dan mereka belajar melalui observasi, proses dan
interprestasi dan membentuk informasi tersebut kedalam
pengetahuan personalnya.
Berdasarkan uraian teori-teori belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
teori belajar yang mendukung desain pembelajaran pada penelitian ini
adalah teori belajar konstruktivistik. Peneliti beranggapan bahwa
belajar terjadi bila peserta didik berperan aktif dalam membangun atau
mencipkatan pengetahuan setelah ia berinteraksi dengan
lingkungannya.
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpeting dalam pembelajaran. Hasil
belajar merupakan ukuran keberhasilan kegiatan belajar peserta didik
dalam menguasai sejumlah mata pelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk simbol atau angka, yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap peserta didik. Menurut Purwanto, (2010: 46)
-
27
menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta
didik akibat belajar.
Menurut Dimiyati dan Mudjiono, (2006: 3-4) mendefinisikan:
Hasil belajr merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri
dengan proses evalasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Sedangkan menurut Hamalik, (2009: 15) hasil belajar menunjukkan
kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar merupakan indikator
adanya derajat perubahan tingkah laku peserta didik. Selanjutnya
Sanjaya, (2009: 13) mengatakan bahwa hasil belajar berkaitan dengan
pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan
khusus yang direncanakan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil akhir dari proses belajar yang telah dicapai, dengan
pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan
khusus yang direncanakan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Waslimah dalam Susanto, (2013: 12) hasil belajar yang dicapai
peserta didik merupaka hasil interaksi antara berbagai faktor yang yang
mempengaruhi baik faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut
Munandi dalam Rusman, (2015: 67) faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yaitu sebagai berikut.
a. Faktor internal 1) Faktor fisiologis
-
28
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang
prima,tidak dalam keadaan lelah dan capek,tidak dalam
keadaan cacat jasmani dan sebagainya.
2) Faktor psikologis 3) Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya
memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal
ini turut mempengaruhu hasil beajar
b. Faktor eksternal 1) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputiligkungan fisik dan lingkungan sosial.
2) Faktor instrumental Faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai
dengan hasil belajar yang diharapkan.
Selanjutnya menurut Suhana (2014: 8-10) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu, sebagai berikut.
1) Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya yang mencakup:
2) Pengajar yang profesional yang memiliki: 3) Atmosfir pembelajaran pertisipatif dan interaktif yang
dimanifestasika dengan adanya komunikasi timbal balik dan
multiarah secara aktif kreatif, efektif, inovatif dan
menyenangkan.
4) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga peserta didik merasa betah dan bergairah untuk
belajar.
5) Kurikulum 6) Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu dan
teknoligi serta lingkungan sekitar.
7) Atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, partisipasif, demokratis, dan situasional.
8) Pembiyaan yang memadai.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor
yang berasal dari diri peserta didik berupa keadaan fisiologis dan
psikologis, serta faktor eksternal dari luar diri peserta didik berupa
keadaan lingkugan. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi
-
29
kemampuan belajar peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang
telah ditentukan.
E. Pembelajaran Tematik Terpadu
1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajara tematik terpadu merupakan unsur gabungan beberapa
bidang keilmuan mata pelajaran yang mengkaji tentang tema. Menurut
Rusman, (2015: 139) menyatakan bahwa.
Pembelajara tematik terpadu merupakan salah satu pendekatan
dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang
merupakan suatu sisitem pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik, baik secara individu maupun kelompok, aktif
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna dan autentik.
Menurut Suryosubroto, (2009: 133) pembelajaran tematik terpadu dapat
diartikan suatu kegiata pembelajaran dengan mengitegrasikan materi
beberapa mata pelajaran dalam suatu tema. Sedangkan menurut
Sungkono dalam Suryosubroto (2009: 132) pembelajara tematik
terpadu secara singkat diuraika meliputi prinsip-prinsip, ciri-cirinya,
pemilihan tema, dan implementasinya di sekolah.
Berdasarkan menurut beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pokok pikira
yang ditampung dalam suatu wadah untuk diuraika secara singkat.
Pembelajaran tematik terpadu melibatkan beberapa mata pelajaran
untuk memeberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Fokus
perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang
ditempuh peserta didik saat berusaha memahami isi pembelajaran
-
30
sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus
dikembanglannya.
2. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik terpadu memiliki karakteristik sebagaimana
diungkapkan oleh Rusman, (2015: 146-147) sebagai berikut.
1. Berpusat kepada peserta didik Hal ini sesuai dengan pendekatan modern yang lebih banyak
menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar sedangkan
guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator.
2. Memberikan pengalaman langsung pada anak Dengan pengalaman langsung ini, peserta didik dihadapka
pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisaha muatan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik terpadu pemisahan antarmuatan
mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paing dekat
berkaitan dengan kehidupan peserta didik.
4. Menyajikan kosep dari berbagai muatan mata pelajaran Pembelajaran tematik terpadu menyajikan konsep-konsep
berkaitan dengan tema dari berbagai muatan mata pelajaran
yang dipadukan dalam proses pembelajaran. Hal ini
diperlukan utuk membantu peserta didik dalam memecahkan
masalah yang dihadapi dalam kehidupa sehari-hari.
5. Bersifat luwes/fleksibel Pembelajaram tematik terpadu bersifat luwes (fleksibel)
dimana pendidik dapat mengkaitkan da memadukan bahan
ajar dari berbagai muatan mata pelajaran, bahkan
mengkaitkan dengan kehidupan peserta didik dan keadaan
lingkungan dimaa sekolah dan peserta didik berada.
6. Hasil pembelajara berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengoptimalkan
potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat, bakat, dan
kebutuhannya.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Menurut Suryosubroto, (2009:134-135) menyebutkan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut:
-
31
(1) berpusat kepada peserta didik, (2) memberika pengalaman
langsung kepada peserta didik, (3) pemisaha mata pelajaran tidak
begitu jelas, (4 )menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran, (5) bersifat fleksibel, dan (6)
hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuha peserta didik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik. Pembelajaran tematik juga dapat
membantu perkembangan sesuai minat dan kebutuhan peserta didik.
3. Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajara tematik terpadu merupakan pembelajaran dengan
mengintegrasika materi beberapa mata pelajaran dalam satu topik
pembahasan. Adapun pembelajaran tematik dikembangkan untuk
mencapai pembelajara yang ditetapkan.
Meurut Rusman, (2015: 145-146) tujuan pembelajaran tematik terpadu
adalah.
a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu.
b. Mempelajari pengetahuan dan mengembagkan berbagai kompetensi muatan mata pelajaran dalam tema yang sama.
c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan mata pelajaran lain dengan
pengalaman pribadi peserta didik.
e. Lebih semagat dan bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,seperti bercerita, bertanya,
menulis, sekaligus mempelajari pelajaran yang lain.
f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema/subtema yang jelas.
g. Penidik dapat menghemat waktu, karena muatan mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan
diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau
pengayaan.
-
32
h. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuhkembangkan degan mengangkat sejumlah nilai budi
pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
Menurut Sukayati dalam Prastowo, (2013: 140) tujuan pembelajaran
tematik terpadu adalah.
a. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna.
b. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan informasi.
c. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilainilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
d. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, toleransi, serta menghargai pendapat orang lain.
e. Meningkatkan gairah dalam belajar. f. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan
para siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah meningkatkan pemahaman
konsep yang dipelajari lebih bermakna sesuai dengan minat dan
kebutuhan peserta didik. Selain itu, Lebih merasakan manfaat dan
makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks
tema/subtema yang jelas, pembelajaran tematik dapat membantu guru
menghemat waktu karena pembelajaran yang diberikan telah dipadukan
dengan pelajaran lain, dan Menumbuh kembangkan keterampilan sosial
seperti kerjasama, toleransi, serta menghargai pendapat orang lain.
F. Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran pendidik harus menciptakan
pembelajaran aktif melalui kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/mencoba, megasosiasi/ menalar, serta
-
33
menyajikan/mengomunikasikan terkait dengan materi yang
disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Rusman, (2015:
232) menyatakan bahwa pendekatan saintifik adalah.
pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik secara luas untuk melakukan eksplorasi dan
elaborasi materi yang dipelajari, di samping itu memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengaktualisasikan
kemampuannya melalui kegiatan pembelajaran yang telah
dirancang oleh pendidik.
Menurut Kemendikbud, (2013: 200-201) pendekatan saintifik
melatarbelakangi perumusan metode mengajar yang menerapkan
karakteristik ilmiah. Penggunaan pendekatan saintifik ini untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,
memahami berbagai materi, tidak tergantuk pada informasi searah dari
pendidik, melainkan bisa berasal dari mana saja. Selanjutnya menurut
Abadin (2014: 125), sebagai berikut.
Pendekatan saintifik dikatakan sebagai proses pembelajaran yang
memandu peserta didik untuk memecahkan masalah melalui
kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang
cermat, dan analisis data yang diteliti untuk menghasilkan
sebuah kesimpulan. Guna melaksanakan kegiatan tersebut
peserta didik harus dibina kepekaannya terhadap fenomena,
ditingkatkan kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan,
serta dipandu dalam membuat kesimpulan sebagai jawaban atas
pertanyaan yang diajukan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dimpulkan bahwa
pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan
dan mengembangkan sikap, keterampilan peserta didik melalui kegiatan
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan
dalam proses pembelajaran. Memberikan kesempatan kepada peserta
-
34
didik untuk menyampaikan pendapat dan kemampuannya melalui
kegiatan pembelajaran yang telah dirancang oleh pendidik.
2. Karakteristik Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan panduan nilai-nilai,
paduan, prinsip dan karakteristik. Adapun karakteristik menurut
Rusman, (2015: 233) sebagai berikut.
a. Materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan oleh logika atau penalara tertentu, bukan sebatas
kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
b. Penjelasan guru, respons peserta didik dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta,
pemikiran subjek, atau penalaran yang menyiapkan dari alur
berfikir logis.
c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir keritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pelajaran
d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan dan tautan satu
sama laindari materi pembelajaran.
e. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan dan mengambangkan pola berpikir
yang rasional dan objektif dalam merespons materi
pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Selanjutnya karakteristik pendekatan saintifik menurut kemendikbud
2013 adalah sebagai berikut.
a. materi pelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalara tertentu bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeg semata.
b. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif terbebas dari penalaran yang menyimpang dari alur berpikir
logis.
c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi,
-
35
memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan
materi pelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola pikir
yang rasional dan obyektif dalam merespon materi
pembelajaran.
e. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
f. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajiannya.
Pendapat lain menurut Abidin (2014: 129-130), pendekatan saintifik
memiliki karakteristik khusus diantarannya sebagai berikut.
a. Objektif, pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek tertentu dan peserta didik dibiasakan memberikan penilaian
secara objektif terhadap objek tersebut.
b. Factual, pembelajaran saintifik dilakukan terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi disekitar peserta didik sehingga
peserta didik dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
c. Sistematis, pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan
pelaksanaan belajar.
d. Bermetode, dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu yang telah teruju keefektifannya.
e. Cermat dan tepat, pembelajaran dilakukan untuk membina kecermatan dan ketetapan peserta didik dalam mengkaji
sebuah fenomena atau objek belajar tertentu.
f. Logis, pembelajaran seantiasa mengangkat hal yang masuk akal.
g. Aktual, pembelajara seantiasa melibatkan konteks kehidupan peserta didik sebagai sumber pelajaran yang bermakna.
h. Disinterested, pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak melainkan benar-benar berdasarkan arah capaian
belajar peserta didik yang sebenarya.
i. Unsupported opinion, pembelajara tidak dilakuakn untuk memudahkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-
bukti nyata.
j. Verifikatif, hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat diverifikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasi, direvisi,
dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.
Berdasarka pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan saintifik memiliki karakteristik antara lain yaitu, (a)
-
36
pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan
secara logis, (b) mendorong da menginspirasi peserta didik berpikir
kritis, (c) pembelajaran saintifik melibatka konteks kehidupan peserta
didik, (d) pembelajara berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris
yang dapat dipertanggungjawabkan, (e) tujuan pembelajaran
dirumuskan secara sederhana dan menarik sistem penyajiannya.
3. Langkah-lagkah Pendekatan Saintifik
Pendekata saitifik memiliki lagkah-langkah pembelajaran, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Rusman, (2015: 234) sebagai berikut (a)
mengamati, (b) menanya, (c) menalar, (d) mencoba, (e) mengolah,
(f)menyajikan, (g) menyimpulkan, (h) mengomunikasikan.Menurut
kemendikbud dalam Abidi, (2014: 133-141) langkah-langkah
pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai berikut.
a. Mangamati Metode mengamati peserta didik menemukan fakta bahwa
ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi
pembelajara yang digunakan oleh pendidik.
b. Menanya Kegiatan menanya, pendidik membuka kesempatan secara
luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang
sudah dilihat atau diamati.
c. Menalar Pendidik dan peserta didik merupakan pelaku aktif dalam
proses pembelajaran. Titik tekannya tentu banyak hal dan
situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada pendidik.
d. Mencoba Mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar, yaitu sikap, pengetahuan, da
keterampilan dalam kegiatan mencoba, pendidik
merumuskan tujuan dan menjelaska secara singkat dan jelas
apa yang dilakukan denga baik dan perhitungan waktu yang
tepat.
e. Mengkomunikasikan
-
37
Kemampuan meyampaikan hasil kegiatan yang telah
dilakukan baik secara lisan maupun tulisan, dalam hal ini
peserta didik harus mampu menuliskan dan berbicara secara
komunikatif dan efektif tentang hasil belajar yang telah
disampaikan.
Selanjutnya menurut Majid, (2014: 211-232) menyatakan bahwa
pendekatan saintifik memiliki langkah-langkah pembelajran yaitu
sebagai berikut. (a) mengamti, (b) menanya, (c) menalar, (d)
mencoba,(d) mengolah, (e) menyajikan, (f) menyimpulkan dan (g)
mengkomunikasikan. Serangkaian kegiatan pendekatan saintifik
bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
menganal, memahami berbagai materi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
langlah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran dimulai dari
mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengelola, menyajikan,
menyimpulkan, mengkomunikasikan. Memudahkan peserta didik dalam
memahami suatu materi pembelajaran yang mendorong peserta didik
untuk dapat berpikir kritis dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan
memecahkan suatu masalah.
-
38
G. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and Learning
Terhadap Pembelajaran Tematik.
1. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and
Learning Terhadap Pembelajaran Tema 4 Subtema 2 Peserta didik
Kelas IV.
Ditetapkannya kurikulum 2013 dalam pembelajaran tematik memiliki
empat kompetensi inti (KI) yang harus dicapai antara lain spiritual (KI-
1), sikap (KI-2), pemahaman (KI -3), dan keterampilan (KI-4). Peneliti
dalam mengimplementasikan model pembelajaran Quantum Teahning
and Learning pada pembelajara tematik di kelas IV SD N 2 Kemiling
Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2018/2019 dengan Tema 4
Berbagai Pekerjaan, Subtema 2 Pekerjaan di Sekitarku, Pembelajaran
1,2,3, 4, 5, dan 6
Alasan peneliti memilih Tema 4 Berbagai Pekerjaan, Subtema 2
Pekerjaan di Sekitarku, Pembelajaran 1,2,3, 4, 5, dan 6 karena konsep
model pembelajaran Quantum Teahning and Learning, yaitu
pembelajaran yang memusatkan perhatian kepada peserta didik,
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan
kepercayaan diri peserta didiik, dan meningkatkan kreativitas peserta
didik dalam menemukan suatu konsep serta diharapkan peserta didik
aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar peserta didik pun
meningkat.
-
39
2. Implementasi Model Pembelajaran Quantum Teaching and
Learning Terhadap RPP.
Model pembelajaran Quantum Teahning and Learning dapat
diimplementasikan terhadap rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP)
pada tema 4 Berbagai Pekerjaan, Subtema 2 Pekerjaan di Sekitarku,,
rancangan implementasi model pembelajaran Quantum Teahning and
Learning dalam RPP tema 4 Berbagai Pekerjaan, Subtema 2 Pekerjaan
di Sekitarku, Pembelajaran 1,2,3, 4, 5, dan 6 dapat dilihat pada lampiran
1 hal 85
H. Penelitian Relevan
Guna kesempurnaan dan kelengkapan penelitian ini, maka penulis merujuk
beberapa penelitian terdahulu yang pokok permasalahannya hampir sama
atau nisa dikatakan juga relevan dengan penelitian ini. Berikut beberapa
penelitian yang relevan tersebut:
1. Agus Supramono (2016) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching) Terhadap Hasil
Belajar IPA Peserta Didik Kelas III SD YPS Kecamatan Nuha
Kabupaten Luwu Timur”. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan
pendekatan eksperimen, menggunakan desain pre eksperimen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model quantum di kelas III
D mengalami peningkatan disetiap pertemuan berdasarkan 6 aspek
yang diamati yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi,
Rayakan. Hasil uji paired sample t-test menunjukkan t hitung sebesar
-
40
-11. 568 pada derajat kebebasan (df) dengan probabilitas sebesar
0,000 < 0.05, artinya H0 ditolak H1 diterima. Jadi, terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah
diterapkan quantum teaching.
2. Siti Rohmah (2017) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan
Model Quantum teaching untuk Meigkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Tematik Terpadu peserta didik Kelas IV SD N 2
Sukamenanti”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belaj