pengaruh model pembelajaran reciprocal …
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL
TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMASWASTA MUSLIMAT YAYASAN
PENDIDIKAN WANITA ISLAM
KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh :
MUHAMMAD HABIBI
TM.130836
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL
TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMASWASTA MUSLIMAT YAYASAN
PENDIDIKAN WANITA ISLAM
KOTA JAMBI
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan
Oleh :
MUHAMMAD HABIBI
TM.130836
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
ii
Hal : Nota Dinas
Lampiran :
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Muhammad Habibi
NIM : TM 130836
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembejaran Reciprocal Teaching Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa di Sekolah
Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan
Wanita Islam Kota Jambi.
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program
Studi Tadris Matematika Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam ilmu
Pendidikan Matematika.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas
dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, Juni 2018
Pembimbing I
Drs.Habibuddin Ritonga, MA
NIP.19590612198703 1 003
iii
Hal : Nota Dinas
Lampiran :
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di
Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi saudara:
Nama : Muhammad Habibi
NIM : TM 130836
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa di Sekolah
Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan
Wanita Islam Kota Jambi.
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program
Studi Tadris Matematika Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam ilmu
Pendidikan Matematika.
Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas
dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, Juni 2018
Pembimbing II
Devie Novallyan S. Si,M.Pd
NIP. 19820327200604 2 003
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
حيم بسم حمن الره الره الله
Dengan mengucap syukur Alhamdhulillah, kupersembahkan karya kecilku ini
untuk orang-orang yang kusayangi, terutama ayahanda Ismail dan ibunda Jaminar
adalah motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendoakan dan
menyayangiku, dan tidak luput dari kedelapan saudaraku yaitu : Rosnidar, Zainal
Abidin saudara laki-lakiku satu-satunya, Misrayanti, Asmawati, Jawariah, Eli Yani,
Dewi Sartika ini kakakku yang tiada henti memberiku semangat, dan yang terakhir
Rika Oktavia adek bungsuku yang cerewet yang setiap pulang selalu meneyakan
tentang kulyahku, semuanya terimakasih banyak atas motivasinya, do’anya, dan
kepeduliannya hingga aku sampai kini.
Terimakasih atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarkanku sampai
kini. Tak pernah cukup ku membalas cinta ayah bunda dan saudara-saudaraku
terhadapku. Yang telah memberiku kelonggaran waktu sehingga aku dapat
melaksanakan perkuliahan hingga penyusunan skripsi sampai tuntas.
Sahabat-sahabatku seperjuangan di jurusan Pendidikan Tadris Matemaika
yaitu: Indo Nasutra, Ridho Romanda dan semua teman-teman yang tak mungkin
penulis sebutkan satu-persatu, for you all I miss you forever.
vii
MOTTO
( الأنبياء: ) وا
لاسأ
فهل
رأ
ك نتمإنالذ
ك
لمون
عل
.... ت
Artinya: Artinya : ..., maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang
berilmu, jika kamu tiada mengetahui.(QS. Al-Anbiya : 7) (Anonim. Al-Quran dan
Terjemahan)
V
viii
ix
ABSTRAK Nama : Muhammad Habibi Jurusan : Pendidikan Matematika Judul : Pengaruh Model Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematika Siswa di Sekolah Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi.
Pengaruh Model Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa di Sekolah Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain One-Group pretest-postest Design sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 orang siswa dan siswa kelas VIII B sebagai kelas kontrol berjumlah 28 orang siswa. Data hasil penelitian di peroleh skor tertinggi di kelas eksperimen adalah 100 dan skor terendah 60 dengan rata-rata 77,07, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh skor tertinggi 93 dan skor terendah 46 dengan rata-rata 63,25. Berdasarkan perrhitungan menggunakan uji t diperoleh thitung = 4,63 dan pada taraf signifikan 5% diperoleh ttabel = 2,004 dan taraf signifikansi 1% ttabel = 2,669 dengan demikian Sehingga Ha diterima, artinya bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang Menggunakan Model Reciprocal Teaching dengan yang tidak Menggunakan Model Reciprocal Teaching. Kata kunci : Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa, model reciprocal
teaching.
x
ABSTRACT
Name : Muhammad Habibi
Departement : Math Education
Title : The Effect of Reciprocal Teaching Model on Ability of
Mathematica Think Creatively of Students at Private Junior
High School Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota
Jambi.
The Effect of Reciprocal Teaching Model on Ability of Mathematica Think
Creatively of Students at Private Junior High School Muslimat Yayasan
Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi. This research is a quantitative research
using One-Group Pretest-Postest Design design while data collection is done by
test technique. The subjects of the study were the students of class VIII A as the
experimental class of 30 students and the students of class VIII B as the control
class were 28 students. The data of the research in obtaining the highest score in
the experimental class were 100 and the lowest score was 60 with the average of
77.07, while in the control class obtained the highest score 93 and the lowest
score 46 with an average of 63.25. Based on the calculation using t test obtained t
count = 4.63 and at 5% significant level obtained ttable = 2,004 and significance
level 1% ttable = 2,669 thus 2,004 <4,63> 2,669. Thus Ha is accepted, meaning
that there is a significant difference between the mathematica Think Creatively of
students using the Reciprocal Teaching Model with those who do not use the
Reciprocal Teaching Model.
Keywords : Ability of mathematica think creatively, reciprocal teaching model.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
NOTA DINAS ............................................................................................ ii
PENGESAHAN .......................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. v
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi
MOTTO....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
ABSTRACT ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.............................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ..................................................................... 8
B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 18
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 20
D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 23
B. Pendekatan dan Desain Penelitian............................................ 23
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 24
D. Variabel-variabel dan Perlakuan Penelitian ............................. 25
E. Instrumen Penelitian ................................................................. 26 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 33
G. Hipotesis Statistik..................................................................... 36
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data.......................................................................... 38
B. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………. 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................... 59
B. Saran ........................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Jumlah Kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Swasta
Yayasan Pendidikan Eanita Islam Kota Jambi .............. ............... 24
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika ... 30
Tabel 3.3. Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika 31
Tabel 4.1. Jadwal Pembelajaran ..................................................................... 39
Tabel 4.2. Uji Normalitas ............................................................................... 39
Tabel 4.3. Skor Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika Yang Tidak
Menggunakan Model Reciprocal Teaching................................ ....... 41
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Siswa Yang tidak Mengguanakan Model Reciprocal Teaching ... 43
Tabel 4.5. Perhitungan Untuk Mencari Standar Deviasi Kemampuan
Berpikir Matematika Siswa Yang tidak Mengguanakan Model
Reciprocal Teaching ...................................................................... 44
Tabel 4.6. Nilai Tes Kemampuan Berpikir kreatif Matematika Siswa
Eksperimen .................................................................................... 46
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Siswa Yang Mengguanakan Model reciprocal
Teaching.................................... .................................................... 48
Tabel 4.8. Perhitungan Untuk Mencari Standar Deviasi Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematika Siswa Yang Mengguanakan Model
reciprocal Teaching ....................................................................... 49
Tabel 4.9. Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika
Siswa Dari Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ........................ 51
Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Postest..................................................... .... 52
Tabel 4.11. Hasil Uji Homogenitas Postest.................................................. ... 53
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Analisin Pengaruh Model Reciprocal Teaching ....................... 18
Gambar 2.2. KerangkaPikir ........................................................................... 21
Gambar 3.1. Desain Penelitian ...................................................................... 23
Gambar 4.1. Grafik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa
Kelas Kontrol ............................................................................ 43
Gambar 4.2. Grafik Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa
Kelas Eksperimen ..................................................................... 49
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 62
Lampiran 2 Uji Normalitas Populasi ......................................................... 63
Lampiran 3 Uji Homogenitas Populasi...................................................... 71
Lampiran 4 Penskoran Hasil Postest Eksperimen .................................... 77
Lampiran 5 Penskoran Hasil Postest Kontrol ............................................ 78
Lampiran 6 Uji Normalitas Postest ........................................................... 79
Lampiran 7 Uji Homogenitas Postest ....................................................... 87
Lampiran 8 Uji .................................................................................. 93 Lampiran 9 Tabel Uji Z ............................................................................. 98
Lampiran 10 Tabel Uji Liliefors ................................................................. 99
Lampiran 11 Tabel Uji F ............................................................................. 100
Lampiran 12 Tabel Uji t .............................................................................. 104
Lampiran 13 Dokumentasi .......................................................................... 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh
kembangkan potensi sumber daya manusia, peserta didik dengan cara mendorong
dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan dapat didefinisikan sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlikan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003).
Belajar memiliki peran utama dalam pendidikan, dengan belajar seseorang
mengalami pendidikan. Proses pembelajaran sebagai bagian dari proses
pendidikan pada pelaksanaannya cenderung masih monoton. Kegiatan
pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses belajar peserta didik harus diberikan
kebebasan mengeluarkan pendapat. Peserta didik harus aktif dan tidak hanya
menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, guru harus
menciptakan suasana belajar agar peserta didik senantiasa merasa haus akan
pengetahuan.
Puwanto dalam Sri I. R. A.(2012) Mengemukakan bahwa “Proses
pembelajaran menyangkut kegiatan fisik dan berfikir. Perilaku fisik merupakan
kegiatan motoris yang dapat diamati, sedangkan aktivitas keterampilan berfikir
adalah tingkah laku yang menggunakan ide berupa suatu proses simbolis”. Mata
pelajaran matematika diberikan kepada siswa untuk membekali kemampuan
berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif. Selain itu, mata pelajaran matematika
juga membekali siswa kemampuan bekerjasama. Ada beberapa aspek yang perlu
dikembangkan dalam pembelajaran matematika, diantaranya adalah pemahaman
2
konsep, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Berfikir kreatif merupakan
berfikir divergen, yang bersifat menyebar dari suatu titik.
Berfikir kreatif adalah suatu proses berfikir yang menghasilkan bermacam-
macam kemungkinan jawaban. Penerapan berfikir kreatif dalam pemecahan
masalah akan menghasilkan banyak ide-ide yang berguna dalam menemukan
penyelesaian masalah. Kemampuan berfikir kreatif dapat tumbuh subur dalam
suasana non-otoriter, ketika belajar atas kemauan sendiri dapat berkembang
karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berfikir dan
berani mengemukakan gagasan baru, dan ketika anak diberi kesempatan untuk
bekerja sesuai dengan minat kebutuhannya. Hasil observasi awal yang dilakukan
pada tanggal 12 September 2016 kelas VIII A yang terdiri dari 30 siswa,
Kemampuan berfikir kreatif siswa masih rendah terhadap matematika karena
dalam proses pembelajaran matematika, guru umumnya konsentrasi pada latihan
penyelesaian soal yang lebih bersifat prosedural. Dalam kegiatan pembelajaran
guru cendrung menjelaskan konsep memberikan contoh kemudian memberikan
soal-soal latihan. Pembelajaran seperti ini merupakan karakteristik dari
pembelajaran konvensional.
Maka dari itu penulis mengangkat judul pembelajaran yang meningkatkan
pemikiran kreatif siswa dan mempunyai keberanian siswa untuk mengemukakan
pendapat dan gagsannya yaitu pembelajaran Reciprocal Teching atau
pembelajaran terbalik dimana siswa turun langsung berperan mengawali
pembelajaran dalam kelompok dan guru hanya menjadi sebagai fasilisator atau
menyediakan fasilitas yang dibutuhkan siswanya. Setelah itu baru ditemukan
siswa yang menunjukkan bahwa pada saat pelajaran siswa yang lancar
mengungkapkan gagasannya 13 siswa (41.38%). Penyampaian gagasan atau
pertanyaan atau jawaban yang bervariasi, siswa yang memiliki pendapat yang
berbeda dengan teman yang lain hanya 10 siswa (34.48%), kemampuan siswa
untuk melahirkan gagasan baru dan unik terlihat hanya 10 siswa (34.48%) dan
siswa yang berusaha memberikan pertanyaan untuk memperkaya gagasan
temannya hanya 11 siswa (38%32), jadi dapat dilihat bahwa kemampuan berfikir
3
kreatif siswa masih rendah, sekitar 13 siswa yang mampu berfikir kreatif
dan 18 siswa yang belum terlihat sama sekali kemampuan berfikir kreatifnya.
Kelas VIII B yang terdiri dari 28 siswa menunjukkan bahwa pada saat pelajaran
siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dengan beberapa
jawaban, dan siswa yang lancar mengungkapkan gagasannya 10 siswa (40%).
Penyampaian gagasan atau pertanyaan atau jawaban yang bervariasi, siswa yang
memiliki pendapat yang berbeda dengan teman yang lain hanya 9 siswa (36%),
kemampuan siswa untuk melahirkan gagasan baru dan unik terlihat hanya 8 siswa
(32%) dan siswa yang berusaha memberikan pertanyaan untuk memperkaya
gagasan temannya hanya 9 siswa (36%), jadi dapat dilihat bahwa kemampuan
berfikir kreatif siswa masih rendah, sekitar 10 siswa yang mampu berfikir kreatif
dan 15 siswa yang belum terlihat sama sekali kemampuan berfikir kreatifnya.
Data diatas menunjukkan kurangnya kemampuan berfikir kreatif siswa,
dilihat dari salah satu jawaban siswa dalam menyelesaikan soal, pada gambar.
Kemampuan berfikir kreatif siswa rendah terhadap matematika karena
dalam proses pembelajaran matematika, guru umumnya konsentrasi pada latihan
penyelesaian soal yang lebih bersifat prosedural. Dalam kegiatan pembelajaran
guru cendrung menjelaskan konsep memberikan contoh kemudian memberikan
soal-soal latihan. Pembelajaran seperti ini merupakan karakteristik dari
pembelajaran konvensional. Sehingga dapat menimbulkan kurangnya keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran, dan rendahnya kemampuan berfikir kreatif
siswa, sehingga siswa kurang dapat mengembangkan kemampuan berfikir kreatif
matematis.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir kreatif matematis
siswa. Di samping itu guru hanya menggunakan model-model pembelajaran yang
membuat siswa menjadi pasif ketika belajar. Maka dari itu untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif siswa, jika salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Model ini
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Ada dua kegiatan
kognitif sehari-hari, yaitu pengambilan keputusan dan berfikir kreatif. Sehingga
4
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang
cukup dianggap menarik, dan diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan
siswa untuk berfikir kreatif dalam pembelajaran matematika.
Reciprocal Teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang
dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengan tepat melalui proses
belajar mandiri dan siswa mampu menyajikannya di depan kelas. Reciprocal
Teaching digunakan empat strategi, yaitu membuat pertanyaan (question
generating), mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami (clarifying),
memprediksi materi lanjutan (predicting), dan merangkum (summarizing).
Melalui model pembelajaran terbalik ini siswa dapat mengembangkan
kemampuan belajar mandiri, siswa memiliki kemampuan mengembangkan
pengetahuannya sendiri dan guru berperan sebagai fasilitator, mediator, dan
manager dalam proses pembelajaran.
Siswa juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif
matematis siswa. Hal ini dikarenakan ketika siswa mampu mengembangkan
langkah-langkah dalam Reciprocal Teaching berarti mereka dapat menemukan
dan menyelidiki materi yang dibahas secara mandiri sehingga hasil yang diperoleh
akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan oleh siswa.
Pembelajaran mandiri tidak diartikan bahwa siswa harus selalu mengkonstruksi
konsep secara individual, tetapi mereka dapat mendiskusikan materi tersebut
dengan siswa lainnya. Jadi dengan menggunakan model Reciprocal Teaching
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman berfikir kreatif siswa pada pelajaran
matematika dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis
mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching
Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika Siswa di Sekolah
Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam
Kota Jambi”.
5
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka dapat di identifikasi masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Guru masih menggunakan model pembelajaran langsung.
2. Kemampuan berfikir kreatif matematika siswa masih rendah.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam
penelitian ini dibatasi masalah sebagi berikut:
1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII di sekolah Sekolah Menengah
Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi
yang memiliki tingkat kemampuan berfikir kreatif masih rendah.
2. Kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa dalam menciptakan gagasan.
3. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi bangun ruang sisi
datar.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh model pembelajaran Reciprocal
Teaching terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika siswa kelas VIII di
Sekolah Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam
Kota Jambi, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1. Berapa skor kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang
menerapkan model pembelajaran Konvensional kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam
Kota Jambi?
2. Berapa skor kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang
menerapkan model pembelajaran Reciprocal Teaching kelas VIII Sekolah
6
Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam
Kota Jambi?
3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching
terhadap berfikir kreatif matematika kelas VIII Sekolah Menengah Pertama
Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi?
E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui skor kemampuan berfikir kreatif matematika siswa
sebelum menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching kelas
VIII Sekolah Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan
Wanita Islam Kota Jambi.
b. Untuk mengetahui skor kemampuan berfikir kreatif matematika siswa
sesudah menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita
Islam Kota Jambi.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan model
pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap berfikir kreatif matematika
kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan
Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi.
2. Kegunaan penelitian
a. Secara teoritis
Untuk menambah Ilmu pengetahuan bagi penulis da pembaca
selanjutnya, dan sebagai bahan acuan dalam pembelajaran
matematika bagi guru yang ingin menerapkan startegi Reciprocal
Teaching.
7
b. Secara praktis
1) Bagi siswa
Untuk menambah pengetahuan dan menumbuhkan keberanian
dalam berpendapat serta dapat membuat siswa berpikir lebih
kreatif.
2) Bagi guru
Untuk dijadikan sebagai bahan informasi dan untuk menambah
wawasan dalam menerapkan startegi pembelajaran agar dapat
meningkat kemampuan berpikir kreatif matematika siswa.
3) Bagi sekolah
Sebagai masukan untuk sekolah yang dapat menentukan arah
kebijakan sekolah dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematika siswa pada mata pembelajaran matematika
dengan menerapkan starategi Reciprocal Teaching.
4) Bagi peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata
satu (S1) pada Program Studi Tadris Matematika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jamb
8
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan cara atau teknik penyajian yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan
pembelajaran. Ada beberapa model-model pembelajaran, yakni ceramah,
diskusi, demonstrasi, studikasus, bermain peran (role play) dan lain
sebagainya. Tentu saja masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan.
Metode atau model sangat penting perannya dalam pembelajaran, karena
pemilihan model atau metode yang tepat dapat mengarahkan guru pada
kualitas pembelajaran efektif.
Selain itu, model pembelajaran ini dapat diartikan sebagai cara, contoh,
maupun pola, yang mempunyai tujuan untuk menyajikan pesan kepada siswa
yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami, yaitu dengan cara membuat
sesuatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik
atau guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi dalam kelas. Satu
model akan mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat dari faktor-faktor yang
melengkapinya. Pada tahun 1950, di Amerika, Marc Belt menemukan ciri-ciri
dari beberapa model pembelajaran, antara lain:
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu, misalnya model
pembelajaran inkuiri yang disusun oleh Richard Suchman dan dirancang
untuk mengembangkan penalaran berdasarkan tata cara penelitian ilmiah.
Model pembelajaran kelompok yang disusun oleh Hebert Thelen yang
dirancang untuk melatih partisipasi dan kerjasama dalam kelompok
didasarkan pada teori Jhon Dewey.
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas
9
d. Memiliki perangkat bagian model yang terdiri dari:
1) Urutan langkah pembelajaran, yaitu tahap-tahap yang harus dilakukan oleh
guru bila akan menggunakan model pembelajaran tertentu.
2) Prinsip reaksi, yaitu pola perilaku guru dalam memberikan reaksi terhadap
perilaku siswa dalam belajar.
3) Sistem sosial, yaitu pola hubungan guru dengan siswa pada saat
mempelajari materi pembelajaran. Ada tiga pola hubungan dalam system
sosial, yaitu tinggi, menengah dan rendah. Pola hubungan disebut tinggi
apabila guru menjadi pemegang kendali dalam pembelajaran. Pola
hubungan disebut menengah apabila guru berperan sederajat dengan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Pola hubungan disbut rendah apabila guru
memberikan kebebasan kepada siswa dalam kegiatan pebelajaran.Sistem
pendukung, yaitu penunjang keberhsilan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dikelas, misalnya media dan alat peraga.
4) Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran, baik
dampak langsung dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maupun
dampak tidak langsung yang berhubungan dengan hasil belajar jangka
panjang.
Joyce dan Weil (2000) mengatakan bahwa terdapat empat kategori penting
yang perlu diperhatikan dalam model mengajar, yaitu model informasi, modal
personal, model interaksi, dan model tingkah laku. Model mengajar yang telah
dikembangkan dan diuji keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan
mengklasifikasikan model pembelajaran dalam empat kelompok yaitu:
a. Model pemrosesan informasi (information processing models), yaitu
menjelaskan bagaimana cara individu memberi respons yang datang dari
lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan
masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta
menggunakan simbol-simbol verbal dan nonverbal.
10
b. Model personal (personal family) merupakan rumpun model pembelajaran
yang menekankan kepada proses pengembangan kepribadian individu siswa
dengan memperhatikan kehidupan emosional.
c. Model sosial (social family) menekankan kepada usaha mengembangkan
kemampuan siswa agar memiliki kecakapan untuk berhubungan dengan orang
lain guna membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap
perbedaan dalam realitas sosial.
d. Model system perilaku dalam pembelajaran (behavioral model of teaching)
dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku. (Nur Hamiyah, 2014,
hal. 57-64)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan persiapan yang digunakan dalam merancang suatu
pembelajaran yang kemudian diimplementasikan dalam kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas. Oleh sebab itu, guru harus cerdas dan cakap dalam
memilih model pembelajaran yang tepat agar apa yang menjadi tujuan dalam
sebuah pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Karena salah satu hal yang
mempengaruhi pemahaman belajar siswa adalah bagai mana memilih model
yang tepat dalam pembelajaran.
2. Model pembelajaran Rechiprocal Teaching ( X )
Menurut Trianto dalam sufina (2010) mengemukakan bahwa “model
pembelajaran Reciprocal Teaching atau pengajaran terbalik merupakan suatu
pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi-strategi belajar.
Pengajaran terbalik adalah pendekatan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip
pembuatan atau pengajuan petanyaan”. Pengajaran terbalik mengacu pada
sekumpulan kondisi belajar dimana siswa pertama-tama mengalami
sekumpulan kegiatan kognitif tertentu dan perlahan-lahan baru melakukan
fungsi-fungsi itu sendiri.
Model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran
berupa kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Pada model pembelajaran
ini siswa berperan sebagai guru untuk menyampaikan materi kepada teman-
11
temannya. Sementara itu guru lebih berperan sebagai model yang menjadi
fasilitator dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah
bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang
kurang tahu atau belum tahu.
Model pembelajaran Reciprocal teaching atau pengajaran terbalik lebih
menghendaki guru menjadi model dan pembantu dari pada penyaji proses
pendidikan.
Ibrahim dalam sufina (2010) mengemukakan bahwa “model
pembelajaran Reciprocal teaching adalah prosedural pengajaran atau
pendekatan yang dirancang untuk pengajaran kepada siswa tentang
strategi-strategi kognitif serta untuk membantu siswa memahami materi
dengan baik, dengan menggunakan pendekatan reciprocal teaching siswa
diajarkan empat strategi pemahaman dan pengaturan diri spesifik, yaitu
merangkum, mengajukan pertanyaan, memprediksi dan mengklarifikasi”.
Empat strategi dalam pembelajaran Reciprocal Teaching menurut
Palinscar (dalam Warsono dkk, 2013, hal. 86) yaitu :
a. Question Generating
Strategi ini, siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait
materi yang sedang dibahas. Kemudian mereka menyusun pertanyaan
berdasarkan materi, pertanyaan tersebut diharapkan dapat mengungkap
penguasaan konsep terhadap materi yang sedang dibahas. Dalam
mengajukan pertanyaan ini guru mengajarkan tentang bagaimana membuat
pertanyaan yang baik, dan didorong untuk membuat pertanyaan dengan
tingkat kesulitan yang bermacam-macam.
b. Clarifying
Strategi clarifying ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran,
terutama bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami suatu
materi. Siswa dapat bertanya kepada guru tentang konsep yang dirasa
masih sulit atau belum bisa dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu,
guru juga dapat mengklarifikasi konsep dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa.
12
c. Predicting
Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan hipotesis atau
perkiraan mengenai konsep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh
penyaji.
d. Summarizing
Strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk mengidentifikasikan
serta memadukan informasi-informasi yang paling penting dalam materi.
Pengajaran terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan
kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan
perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan
keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat,
dukungan dan suatu sistem scoffolding (bimbingan yang diberikan oleh orang
yang lebih tehu kepada orang yang kurang atau belum tahu).
Langkah-langkah dalam Reciprocal Teaching menurut Brown dalam
Abdul. R. H (2015) adalah sebagai berikut:
a. Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab memimpin tanya
jawab dan melaksanakan ke empat strategi Reciprocal Teaching yaitu
menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, memprediksi, dan
merangkum.
b. Guru menerangkan bagaimana cara menyusun pertanyaan, menjelaskan
kembali, memprediksi, dan merangkum setelah membaca materi yang
akan dipelajari.
c. Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau
tanpa adanya guru.
d. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian
berkenaan dengan penampilan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
tanya jawab.
Cara pengajaran Reciprocal Teaching ini menuntut sekelompok kecil
pelajar, pada saat pelajaran berjalan, situasinya terbalik, yaitu siswa
13
mengambil giliran melaksanakan peran guru dan bertindak sebagai pemimpin
diskusi untuk kelompok tersebut, sementara salah seorang siswa berperan
sebagai guru, guru tersebut memberikan dukungan, umpan balik, semangat
ketika siswa-siswa belajar strategi-strategi tersebut dan membantu mereka
saling mengajar satu sama lain. Prosedur ini melibatkan anak secara aktif
dalam kegiatan, dan mengajarkan teknik untuk menelaah pemahaman
mereka sendiri.
1. Kelebihan Model Reciprocal Teaching
Menurut Muslim, dkk
1) Melatih kemampuan siswa dalam belajar mandiri
2) Melatih kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat, ide dan
gagasan
3) Meningkatkan kemampuan bernalar siswa
4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep dan
pemecahan masalah (Hasanah, 2005, hal. 20).
2. Kelemahan Model Reciprocal Teaching
Adapun kelemahan model reciprocal teaching ialah terletak pada
siswa dengan kesulitan dekoding atau merangkai kata – kata (hashey, etal,
2003) dalam (foster dan becky, 2009)
1) Siswa yang tidak dapat membaca sandi atau menghancurkan kata-kata
dalam fonem.
2) Perpaduan mereka hanya cukup untuk mengenali dan mengatakan
sebagian besar kata dalam keseluruhan bacaan dengan benar.
3) Siswa merasa tidak nyaman atau malu ketika berkerja dalam kelompok
yang terlibat dalm proses pembelajaran
Dengan demikian maka pada kegiatan tanya jawab hanya akan dikuasi
oleh siswa yang berani mengungkapkan pendapat sedangkan siswa yang pasif
akan cendrung diam.Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka langkah-
langkah pembelajaran dalam model Reciprocal Teaching yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
14
a. Mengelompokkan siswa dalam diskusi
Siswa dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil.
Pengelompokkan siswa didasarkan pada kemampuan setiap siswa. Hal ini
bertujuan agar kemampuan setiap kelompok yang terbentuk hampir sama.
Setelah kelompok terbentuk mereka diminta untuk mendiskusikan materi
yang telah diterima.
b. Membuat Pertanyaan (Question Generating)
Siswa dituntut membuat pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajari
atau yang dibahas kemudian menyampaikannya di depan kelas.
c. Menyajikan Hasil Kerja Kelompok
Guru menyuruh salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil temuannya
didepan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi atau bertanya
tentang hasil temuan yang disampaikan.
d. Mengklarifikasi Permasalahan (Clarifying)
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang dianggap
sulit kepada guru. Guru berusaha menjawab dengan memberi pertanyaan
pancingan. Selain itu, guru mengadakan tanya jawab terkait materi yang
dipelajari untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep
siswa.
e. Memberikan Soal Latihan yang Memuat Soal Pengembangan (Predicting)
Siswa mendapat soal latihan dari guru untuk dikerjakan secara individu.
Soal ini memuat soal pengembangan dari materi yang akan dibahas. Hal
ini dimaksudkan agar siswa dapat memprediksi materi apa yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya.
f. Menyimpulkan Materi yang dipelajari (Summarizing)
3. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis (Y)
Setiap manusia pada hakikatnya pasti selalu berpikir, namun tingkat
keluasan berpikir akan selalu berbeda. Berpikir lebih kreatif dalam
15
menghadapi permasalan dan situasi tidak akan dimiliki tanpa adanya
pengetahuan yang luas. Hal ini merupakan salah satu tuntutan terhadap siswa
untuk berpikir lebih kreatif. Berpikir lebih kreatif tidak akan lahir secara tiba-
tiba tanpa adanya kemampuan. Keingintahuan yang tinggi dan diikuti dengan
keterampilan dalam membaca. Seperti yang diungkapkan oleh porter dan
“bahwa seorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin
mencoba-coba serta intuitif” (Hamsah dkk., 2001).
Seniawan dalam Fety. H. A, (2011) mengemukakan bahwa “Kreativitas
adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat
hubungan-hubungan baru antar unsur, data atau hal-hal yang sudah ada
sebelumnya. Dari penjelasan tersebut tampak bahwa kreativitas tidak selalu
menghasilkan produk yang benar-benar baru”. Sedangkan berpikir
merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka
dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Terdapat
bermacam-macam cara berpikir, antara lain: berpikir vertikal, lateral, kritis,
analitis, kreatif dan strategis (Abdul R. S, 2015).
Munandar dalam Fety. H. A, (2011) mengemukakan bahwa “Berpikir
kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang
baru. Berpikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang
digunakan seorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru. Berpikir
kreatif sering pula disebut berpikir divergen, artinya adalah memberikan
bermacam-macam kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang sama”.
Kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia mampu
menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Bahwa
berpikir kreatif adalah kegiatan menciptakan model-model tertentu, dengan
maksud untuk menambah agar lebih kaya dan menciptakan yang baru. Maka
berpikir kreatif dapat diartikan yaitu berpikir secara logis dan divergen untuk
menghasilkan sesuatu yang baru. “kemampuan berpikir kreatif matematis
sebagai kemampuam menemukan solusi masalah matematika secara mudah”
(Abdul. R. S, 2015).
16
Berpikir kreatif sebagai kemampuan yang mencerminkan Keterampilan
berpikir lancar dan berpikir luwes. Berpikir lancar memiliki ciri-ciri: (1)
mencetuskan banyak gagasan dalam menyelesaikan masalah; (2) memberikan
banyak cara atau saran untul melakukan berbagai hal; (3) bekerja lebih cepat
dan melakukan lebih banyak daripada yang lain. Kemampuan berpikir luwes
mempunyai ciri-ciri: (1) menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau
jawaban suatu pertanyaan yang bervariasi; (2) dapat melihat suatu masalah
dari sudut pandang yang berbeda-beda; (3) menyajikan suatu konsep dengan
cara yang berbeda.
Kreativitas dapat dilihat dari 3 aspek yakni sebuah kemampuan,
perilaku, dan proses. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
berpikir kreatif, usaha yang baik untuk lakukan oleh guru adalah dengan
meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif dalam menunjang
perkembangan kreativitas yakni lingkungan belajar yang secara langsung
memberi peluang bagi kita untuk berpikir terbuka dan fleksibel tanpa adanya
rasa takut atau malu.
Empat indikator berpikir kreatif, aspek-aspek berpikir kreatif yang
diukur berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar
(dalam deddy. I, 2015).
Tabel 2.1
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
No Aspek Indikator
1 Berpikir lancar
(fluency)
Menghasilkan banyak jawaban dan bernilai benar
2
Berpikir luwes
(flexibility)
Mampu menghasilkan berbagai macam ide dengan
pendekatan yang berbeda
3 Berpikir orisinal
(originality)
Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain
dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan
17
orang
4
Berpikir
terperinci
(elaboration)
Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu
gagasan
Lima indikator berpikir kreatif menurut Guilford (dalam Feti. H. A,
2011), yaitu:
a. Kepekaan (problem sensitivity)
adalah kemampuan mendeteksi, mengenali, dan memahami serta
menanggapi suatu pernyataan, situasi, atau masalah.
b. Kelancaran (fluency)
adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
c. Keluwesan (flexibility)
adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan
atau pendekatan terhadap masalah.
d. Keaslian (originality)
adalah kemampuan untuk mencetuskan gagsan dengan cara-cara yang asli,
tidak klise, dan jarang diberikan kebanyakan orang.
e. Elaborasi (elaboration)
adalah kemampuan menambah suatu situasi atau masalah sehingga
menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang didalamnya terdapat
berupa tabel, grafik, gambar, model dan kata-kata.
Berdasarkan pendapat diatas di atas, maka kemampuan berpikir kreatif
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Kelancaran (fluency) adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak
gagasan.
2) Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan
bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
18
3) Keaslian (originality) adalah kemampuan untuk mencetuskan gagsan
dengan cara-cara yang asli, tidak klise, dan jarang diberikan
kebanyakan orang.
4) Elaborasi (elaboration) adalah kemampuan menambah suatu situasi
atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail,
yang didalamnya terdapat berupa tabel, grafik, gambar, model dan
kata-kata.
4. Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching
Terhadap Berpikir Kreatif Matematika Siswa di Sekolah Menengah
Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota
Jambi.
Hubungan antara variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hubungan kausal. Hubungan kausal adalah bentuk hubungan yang sifatnya
sebab-akibat, artinya keadaan satu variabel disebabkan atau ditemukan
oleh keadaan satu atau lebih variabel lain. Paradigma yang akan digunakan
adalah paradigma sederhana, yaitu paradigma penelitian yang terdiri atas
satu variabel independen dan satu variabel dependen. Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2014, hlm 42).
Gambar 2.1
r
Keterangan:
X : Penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching
r : Pengaruh penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching
terhadap kemampuan berpikir kreatif matematika
Y : Kemampuan berpikir kreatif matematika
X Y
19
B. Studi Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Rahman Samaitu (2015),
Jurusan Matematika Universitas Negeri Gorontalo dengan judul skripsi
“Pengaruh Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1
Bolang Uki Pada Matrei Lingkaran”. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen semu (Quasy
Eksperiment) dengan desain penelitian yang digunakan adalah
“Nonequivalent Control Group Design” dan pengambilan sampel
menggunakan random sampiling. Menyimpulkan bahwa hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan komunikasi siswa dalam pembelajaran
matematika. Peningkatan komunikasi diamati dari: 1). kemampuan lisan
sebelum tindakan 17,21% dan setelah tindakan mengalami peningkatan
sebesar 65,51%. 2). Kemampuan dalam menulis sebelum tindakan 24,13%
setelah tidakan meningkat sebesar 72,41%. 3). Kemampuan dalam
menggambar sebelum tindakan 20,68% setelah tindakan meningkat
sebesar 68,98%. 4). Kemampuan dalam menjelaskan konsep-konsep
sebelum tindakan 10,38% dan setelah tindakan meningkat sebesar 58,62%.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa komunikasi matematika dapat
ditingkatkan melalui model pembelajaran Reciprocal Teaching.
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti model
pembelajaran Reciprocal Teaching dan jenis penelitian kuantitatif.
Perbedaan dari penelitian ini adalah variabel Y yaitu berpikir kreatif siswa,
desain yang digunakan One-Group Pretest-Posttest Design dan teknik
pengambilan sampel menggunakan Simple random sampling.
Penelitian yang dilakukan oleh Sufina Nurhasanah (2010), seorang
mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas FITK Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Pengaruh Pendekatan
Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Matematika Siswa SMP”. Menggunakan jenis penelitian kuantitatif,
20
metode penelitian kuasi eksperimen dan desain penelitian Two
Randomized Conrol, Group Pretes-Posttet Design, teknik pengambilan
sampel menggunakan cluster random sampling. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa langkah-langkah pembelajaran Reciprocal Teaching
yang dapat meningkatkan hasil berfikit kritis siswa kelas VIII-B SMP Al-
Hasra Depok, peningkatan tersebut meliputi: (1) pengerjaan masalah
secara individu, (2) penyampaian kesimpulan oleh pembicara kepada
pendengar, (3) pertukaran peran. Hasil tes setiap siklusnya mengalami
peningkatan yaitu dari 56,6% pada siklus I menjadi 86,67% pada siklus II.
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
model pembelajaran Reciprocal Teaching, jenis penelitian kualititatif. dan,
mata pelajaran matematika. Perbedaan dalam penelitian ini adalah variabel
Perbedaan dalam penelitian ini adalah variabel Y berfikit kreatif siswa,
desain yang digunakan One-Group Posttest Design, dalam pengambilan
sampel menggunakan Simple random sampling
Penelitian yang dilakukan oleh Munifah Sri Fajarwati (2010) dari
Universitas Negeri Yogyakarta Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Timbal
Balik (Reciprocal Teaching) Bebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman
Konsep Matematika Siswa Kelas XI Akuntansi RSBI” dengan
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas dan model penelitian yang
digunakan adalah model Kemmis dan McTaggart. Menunjukkan bahwa
pembelajaran timbal balik dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata kelas dan ketuntasan belajar
mahasiswa yaitu pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 64,2 dengan
ketuntasan belajar 66,7%, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas 67,7
dengan ketuntasan belajar 82,1%, dan pada siklus III diperoleh nilai rata-
rata kelas 71,2 dengan ketuntasan belajar 87,2%.
Persaman dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti model
pembelajaran Reciprocal Teaching dan sama-sama meneliti pelajaran
21
matematika. Perbedaan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kuntitatif dan desain yang digunakan One-Group Posttest Design.
C. KerangkaBerpikir
Landasan berpikir dalam menganalisa, menelaah dan mengkaji serta
menjabarkan permasalahan yang diteliti maka diperlukan suatu rujukan dan
konsep dari para ahli atau pakar dalam bidang pendidikan yang sesuai dengan
masalah yang diteliti. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan berfikir kreatif
siswa adalah penggunaan model pembelajaran yang cenderung satu arah sehingga
pembelajaran yang berlangsung menjadi pasif dan siswa kurang memahami
materi yang diajarkan oleh guru.
Gambar 2.2. Kerangka pikir
Rendahnya Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa
Model Pembelajaran
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tes
Analisis
Kesimpulan
Penerapan Model
Pembelajaran
Reciprocal Teaching
Penerapan Model
Pembelajaran
Konvensional
22
D. Hipotesis
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan” (sugiyono, 2013, hal. 96).
Hipotesis penelitian ini adalah “ Kemampuan berfikir kreatif siwa yang
proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching
diduga lebih baik dari kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang proses
pembelajarannya mengguanakan pembelajaran konvensional.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Swasta Muslimat
Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi kelas VIII Tahun Ajaran
2017/2018 dengan lama penelitian yakni dari awal april sampai pertengah bulan
mei .
B. Metode dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelian kuantitaif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiono, 2013, hal. 13).
Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang merupakan
bagian dari metode kuanitatif dengan desain penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah One-Group Pretest-Posttest Design. (Sugiyono, 2014, hal.
76). Pengaruh adanya perlakuan adalah (O2 – O1)
Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest
Design.
Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design
Keterangan:
X : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal
Teaching
O1 X O2
24
O1 : Hasil pretest sebelum menggunakan model pembelajaran
Reciprocal Teaching
O2 : Hasil posttest setelah menggunakan model pembelajaran
Reciprocal Teaching
C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan
oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”
(Sugiyono, 2014, hal. 80). Populasi target adalah seluruh siswa kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita
Islam Kota Jambi dan populasi terjangkau dalam penelitian wasini adalah
seluruh siswa kelas VIII SMPS MUSLIMAT YPWI Kota Jambi.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas VIII SMPS MUSLIMA TYPWI Kota Jambi
Sumber : Dokumentasi Data SMPS Muslimat YPWI Kota Jambi
2. Teknik pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik
tertentu. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi dapat mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
Lokal Jumlah
A 30
B 28
Jumlah 58
25
maka peneliti ini dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
refresentatif (mewakili) (Sugiyono, 2014, hal. 81).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple
Random Sampling, yaitu simple (sederhana) karena pengambilan anggota
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
dalam populasi itu dengan syarat populasi homogen. Maka sampel didapat
dengan cara, dipilih secara acak menggunakan undian dengan gulungan
kertas yang ditulis masing-masing nama siswa yang berjumlah 30 orang,
kemudian terpilih sampel dalam penelitian ini adalah 17 orang, yaitu 50%
dari 30 orang siswa yang memiliki kemampuan berpikir kreatif matematika
rendah.
D. Variabel-variabel dan Perlakuan Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2014, hal.
39).
Macam-macam variable dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi :
1. Variabel Independen, variable ini sering disebut sebagai variable stimulus,
prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable
bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahnya atau yang menjadi sebab timbulnya variable
dependen (terikat) (Sugiono, 2014, hal. 39).
2. Variabel dependen sering disebut sebagai variable output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut variable terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variable bebas (Sugiono, 2014, hal. 39).
26
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diidentifikasikan bahwa
penelitian ini mengandung dua variabel, yaitu :
1. Variabel bebas (X) yakni model pembelajaran Reciprocal Teaching yang
digunakan siswa pada kelas eksperimen pada pokok bahasan bangun ruang
sisi datar. Pelaksanaan dikelas disesuaikan dengan fase serta langkah model
pembelajaran Reciprocal Teaching yang diterapkan sebanyak tiga kali
pertemuan hingga pokok bahasan bangun ruang sisi datar.
2. Variabel terikat (Y) yakni kemampuan berfikir kratif matematika siswa.
Kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang dimaksud adalah
kemampuan siswa dalam mengomunikasikan hasil interpretasi dari
pikirannya baik dikelas kontrol (menerapkan model konvensional) maupun
dikelas eksperimen (menerapkan model Reciprocal Teaching).
E. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
variabel dalam penelitian” (Sugiono, 2013, hal. 102). Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan tes, untuk mengukur kemampuan
berfikir kreatif matematika siswa dalam menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan pokok bahasan bangun ruang sisi datar. “Tes adalah alat bantu prosedur
yang dapat dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penelitian” (Riduwan,
2013, hal.76).
1. Definisi Konseptual Model Pembelajaran Reciprocal Teaching (X)
Model Reciprocal Teaching atau pengajaran terbalik “merupakan suatu
pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi-strategi belajar. Pengajaran
terbalik adalah pendekatan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pembuatan
atau pengajuan petanyaan” Trianto (dalam sufina, 2010). Pengacaran terbalik
mengacu pada sekumpulan kondisi belajar dimana siswa pertama-tama
mengalami sekumpulan kegiatan kognitif tertentu dan perlahan-lahan baru
melakukan fungsi-fungsi itu sendiri.
27
Model Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran berupa kegiatan
mengajarkan materi kepada teman. Pada model pembelajaran ini siswa
berperan sebagai “guru” untuk menyampaikan materi kepada teman-temannya.
Sementara itu guru lebih berperan sebagai model yang menjadi fasilitator dan
pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang
diberikan oleh orang yang lebih tahu kepada orang yang kurang tahu atau
belum tahu.
Reciprocal teaching atau pengajaran terbalik lebih menghendaki guru
menjadi model dan pembantu dari pada penyaji proses pendidikan. Reciprocal
Teaching adalah prosedural pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk
pengajaran kepada siswa tentang strategi-strategi kognitif serta untuk
membantu siswa memahami materi dengan baik, dengan menggunakan
pendekatan Reciprocal Teaching siswa diajarkan empat strategi pemahaman
dan pengaturan diri spesifik, yaitu merangkum, mengajukan pertanyaan,
memprediksi dan mengklarifikasi. Ibrahim (dalam sufina, 2010)
2. Definisi Operasional
Model Recipprocal Teaching yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pembelajaran mandiri, dimana siswa berperan sebagai “guru” untuk
menyampaikan materi kepada teman-temannya. Semantara guru lebih berperan
sebagai fasilitator.
Langkah-langkah pembelajaran Reciprocal Teaching.
a) Mengelompokkan siswa dalam diskusi.
Siswa dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil.
Pengelompokkan siswa didasarkan pada kemampuan setiap siswa. Hal ini
bertujuan agar kemampuan setiap kelompok yang terbentuk hampir sama.
Setelah kelompok terbentuk mereka diminta untuk mendiskusikan
materiyang telah diterima.
b) Membuat Pertanyaan (Question Generating).
Siswa dituntut membuat pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajari
atau yang dibahas kemudian menyampaikannya di depan kelas.
28
c) Menyajikan Hasil Kerja Kelompok.
Guru menyuruh salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil temuannya
didepan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi atau bertanya
tentang hasil temuan yang disampaikan.
d) Mengklarifikasi Permasalahan (Clarifying).
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang dianggap sulit
kepada guru. Guru berusaha menjawab dengan memberi pertanyaan
pancingan. Selain itu, guru mengadakan tanya jawab terkait materi yang
dipelajari untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep siswa.
e) Memberikan Soal Latihan yang Memuat Soal Pengembangan (Predicting).
Siswa mendapat soal latihan dari guru untuk dikerjakan secara individu.
Soal ini memuat soal pengembangan dari materi yang akan dibahas. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat memprediksi materi apa yang akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya.
f) Menyimpulkan Materi yang dipelajari (Summarizing).
Siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas.
3. Definisi Konseptual Kemampuan Berpikir Kreatif (Y)
“Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru
atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data atau hal-hal yang sudah
ada sebelumnya. Dari penjelasan tersebut tampak bahwa kreativitas tidak selalu
menghasilkan produk yang benar-benar baru” Seniawan (dalam Fety. H. A, 2011).
Sedangkan “berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang
bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.
Terdapat bermacam-macam cara berpikir, antara lain: berpikir vertikal, lateral,
kritis, analitis, kreatif dan strategis. (Abdul R. S, 2015).
Berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan
yang baru. Berpikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental
yang digunakan seorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru. Berpikir
kreatif sering pula disebut berpikir divergen, artinya adalah memberikan
29
bermacam-macam kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang sama” Munandar
(dalam Fety. H. A, 2011).
Kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia mampu
menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Bahwa berpikir
kreatif adalah kegiatan menciptakan model-model tertentu, dengan maksud untuk
menambah agar lebih kaya dan menciptakan yang baru. Maka berpikir kreatif
dapat diartikan yaitu berpikir secara logis dan divergen untuk menghasilkan
sesuatu yang baru. “kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuam
menemukan solusi masalah matematika secara mudah” Kruteksi (Abdul. R. S,
2015).
a. Definisi Operasional
Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah skor yang
diperoleh siswa setelah menjawab instrumen tes dengan materi bangun ruang
sisi datar yang berbentuk esay. Hasil kemampuan berpikir kreatif dinilai
berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif siswa. Siswa yang dapat
memenuhi keempat indikator tersebut berarti siswa dapat dikategorikan
memiliki kemampuan berpikir kreatif. Masing-masing indikator berpikir kreatif
tersebut dinilai dengan cara sebagai berikut:
1. Lancar, siswa dapat menjawab soal lebih dari satu jawaban.
2. Luwes, siswa dapat menjawab soal secara beragam atau bervariasi
3. Orisinal, siswa dapat memberikan jawaban yang lain dari yang sudah biasa
4. Elaborasi, siswa dapat mengembangkan atau memperkaya gagasan jawaban
suatu soal.
30
4. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen
No Indikator Berpikir
Kreatif Indikator soal
Butir
soal
1 Lancar, menjawab
soal lebih dari satu
jawaban
- Mengenal dan menyebutkan
bidang, rusuk, diagonal bidang,
bidang diagonal, diagonal ruang
dan tinggi limas dan prisma tegak
1
2 Luwes, menjawab
soal secara beragam
/ bervariasi
- Melukiskan limas dan prisma
tegak.
2
- Melukiskan jaring-jaring limas
dan jaring-jaring prisma tegak
serta menghitung luas
permukaannya
3
3 Orisinal,
memberikan
jawaban yang lain
dari yang sudah
biasa
- Menemukan rumus volume dan
menghitung volume limas dan
prisma tegak
4
- Merancang benda limas dan
prisma tegak untuk volume
tertentu
5
4 Elaborasi,
mengembangkan
atau memperkaya
gagasan jawaban
- Menghitung besar perubahan
volume bangun prisma dan limas
tegak jika rusuknya berubah
6
Jumlah 6
31
Tabel 3. 3
Rubrik penilaian
No Aspek yang
dinilai Kriteria Skor
1
Lancar,
menjawab
soal lebih
dari satu
jawaban
Siswa tidak mampu menjawaban lebih dari satu cara
penyelesaian 1
Siswa mampu memberikan jawaban lebih dari satu
cara penyelesaian 2
Siswa mampu memberikan jawaban lebih dari satu
cara penyelesaian, namun belum benar 3
Siswa mampu memberikan jawaban lebih dari satu
cara peneyelesaian, dan benar 4
2
Luwes,
menjawab
soal secara
beragam /
bervariasi
Siswa tidak mampu memberikan jawaban yang
bervariasi 1
Siswa tidak mampu memberikan jawaban yang
bervariasi 2
Siswa mampu memberikan jawaban yang bervariasi,
namun belum benar 3
Siswa mampu memberikan jawaban yang bervariasi
dengan benar 4
3
Orisinal,
memberikan
jawaban yang
lain dari yang
sudah biasa
Siswa tidak mampu memberikan dan
mengungkapkan gagasan baru dari permasalahan
yang diberikan
1
Siswa tidsk mampu memberikan dan
mengungkapkan gagasan baru dari permasalahan 2
32
yang diberika
Siswa mampu memberikan dan mengungkapkan
gagasan baru dari permasalahan yang diberikan,
namun belum benar
3
Siswa mampu memberikan dan mengungkapkan
gagasan baru dari permasalahan yang diberikan
dengan benar
4
4
Elaborasi,
mengembang
kan atau
memperkaya
gagasan
jawaban
Siswa tidak mampu mengembangkan gagasan dari
suatu permasalan 1
Siswa kurang mampu mengembangkan gagasan dari
suatu permasalan 2
Siswa mampu mengembangkan gagasan dari suatu
permasalan, namun belim benar 3
Siswa mampu mengembangkan gagasan dari suatu
permasalan, dengan benar 4
Modifikasi dari penelitian: Susanti (2012) dengan judul Dampak Problem-
Based Learning Menggunakan Open-Ended Problem Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Menengah Pertama Ditinjau Dari Kemampuan
Awal Matematika
5. Teknik Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang akan digunakan adalah tes hasil belajar siswa, yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah
diberikan. Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian
pernyataan atau pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan pengetahuan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
33
untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Tes yang digunakan adalah
tes uraian (essay) sebanyak 6 soal. Yang divalidasi menggunakan validitas
konstruk.
Validitas konstruk adalah disusun berdasarkan teori yang relevan dengan
cara berkonsultasi dengan ahli yang disebut validator. “Validitas konstruk adalah
uji validitas dengan meminta pendapat para ahli tentang instrumen yang telah
disusun, mungkin para ahli akan memberikan keputusan: dapat digunakan tanpa
perbaikan, dan mungkin dirombak total”. (Sugiyono, 2014, hal 177).
Divalidasi oleh satu orang dosen matematika dan satu orang guru
matematika di SMPS YPWI Muslimat Kota Jambi, dengan hasil validasi tes dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Divalidasi oleh dosen matematika, soal
yang diajukan dengan 6 soal tidak terdapat penambahan soal maupun
pengurangan soal, tetapi soal ada perbaikan pada soal no 2 dan pada rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) terdapat perbaikan sedikit pada bagian alokasi
waktu. Divalidasi oleh guru matematika di Sekolah Menengah Pertama Swasta
Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk melihat apakah sampel distribusi
normal atau tidak. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Liliefors karena sampel dalam penelitian ini adalah sampel kecil.
Langkah-langkah uji liliefors adalah sebagai berikut:
1) Urutkan data dari terkecil sampai terbesar
2) Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan
rata-rata tunggal
3) Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan rata-rata
tunggal
4) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus
34
Keterangan :
Zi = Skor baku
Xi = Skor data
= Mean
S = Simpangan baku/standar deviasi (SD)
5) Tentukan Zi dengan mengkonsultasikan ketabel Z
6) Tentukan besar peluang untu kmasing-masing nilai Zi berdasarkan tabel
Zi sebutkan dengan F(Zi) dengan aturan jika Zi > 0 maka F(Zi) 0,5 + nilai
tabel, jika Zi< 0 maka F(Zi) 0,5 –nilai tabel.
7) Selanjutnya hitung proporsi jika Z1, Z2,Z3... Zn yang lebih kecil atau sama
dengan Zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Zi) maka:
8) Hitung selisih nilai F(Zi) – S(Zi), kemudian tentukan harga mutlaknya.
9) Ambil nilai terbesar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai
ini di namakan Lo
10) Memberikan interpretasi Lo dengan membandingkan Lt. Lt adalah harga
yang diambil dari tabel harga kritis uji liliefors.
11) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah di dapat.
Apabila maka Lo<Lt sampel berasal dari distribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kedua sampel
mempunyai varian yang homogenitas atau tidak. Uji homogenitas yang peneliti
gunakan adalah uji beda varians terbesar dan varians terkecil karena data yang
diteliti terdiri dari dua varians kelas dengan menggunakan rumus.
Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil.
2. Bandingkan dengan nilai dengan rumus :
35
dk pembilang = n-1 = (untuk varians terbesar)
dk penyebut = n-1 = (untuk varians terkecil)
kedua variabel dikatakan homogen apabila pada taraf signifikansi α = 0.05
dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika fhitung ≥ f tabel, tidak homogen
Jika fhitung≤ f tabel, homogen
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ”T” test
adalah salah satu tes statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa di antara dua buah mean
sampel yang diambil secara simple random sampling dari populasi yang sama
tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Anas Sudijono, 2012, hlm 347).
Sampel dalam penelitian ini adalah sampel kecil yang satu sama lainnya saling
berhubungan, maka rumus yang di gunakan adalah:
Langkah-langkah perhitungan ”t” tes adalah sebagai berikut :
1) Mencari D (Difference = perbedaan) antara skor variabel I (X) dan
skor variabel II (Y), maka : D = X – Y.
2) Menjumlahkan D, sehingga diperoleh ∑
Tanda “plus” dan “minus” ikut serta diperhitungkan dalam
perjumlahan.
3) Mencari mean dari Difference, dengan rumus:
MD = ∑
4) Mengkuadratkan D : lalu dijumlahkan sehingga diperoleh ∑ D2
5) Mencari Standar Deviasi dari Difference (SDD) dengan rumus :
√∑
(
∑
)
36
6) Mencari standar error dari mean of Difference, yaitu dengan rumus :
SEMD =
√
7) Mencari t0 dengan rumus :
8) Memberi interprestasi
a) Jika to lebih besar atau sama dengan tt maka hipotesis nihil atau
ditolak, sebaliknya hipotesis alternatif diterima atau disetujui.
Berarti antara kedua variabel yang sedang kita selidiki
perbedaannya, secara signifikan memang terdapat perbedaan.
b) Jika to lebih kecil dari pada tt maka hipotesis nihil diterima atau
disetujui, sebaliknya hipotesis alternatif ditolak. Berarti bahwa
perbedaan antara variabel X dan variabel Y itu bukanlah
perbedaan yang berarti, atau bukan perbedaan yang signifikan
(Anas sudijono, 2009:346).
4. Uji Korelasi
Teknik analisis korelasional adalah teknik analisis statistic mengenai
hubungan antar dua variable atau lebih (Sudijono, 2012, hal. 188). Peneliti
menggunakan teknik korelasi “r” product moment. Disebut teknik korelasi “r”
product moment karena koefisien korelasinya diperoleh dengan cara mencari
hasil perkalian dari momen-momen variabel yang dikorelasikan (Sudijono, 2012,
hal. 190).
Rumus yang dipergunakan adalah:
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]
Keterangan:
: Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of Cases
∑ : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
37
∑ : Jumlah seluruh skor X
∑ : Jumlah seluruh skor Y
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik ialah suatu pernyataan tentang bentuk fungsi suatu
variable atau tentang nilai sebenarnya suatu parameter. Suatu pengujian hipotesis
statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu
keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan
(Sugiono, 2013, hal. 64).
Hipotesis statistik ada bila penelitian bekerja dengan sampel, jika peneliti
tidak menggunakan sampel maka tidak ada hipotesis statistik. Dalam hipotesis
statistik yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang menyatakan tidak
ada perbedaan antara data sampel dan data populasi.
Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah :
Keterangan :
Skor rata-rata kemampuan berfikir kreatif matematika siswa
melalui model pembelajaran Reciprocal Teaching.
Skor rata-rata kemampuan berfikir kreatif matematika siswa
melalui model pembelajaran konvensional.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
berpikir kreatif matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Reciprocal Teaching.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir
kreatif matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal
teaching.
38
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan analisis pengaruh yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran Reciprocal Teaching dalam pembelajaran matematika terhadap
tingkat kemampuan berfikir kreatif matematika studi pada Sekolah Menengah
Pertama Swasta Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII A, dan VIII B yang memiliki tingkat
kemampuan berfikir kreatif matematika rendah dan telah di ambil dengan teknik
simpel random sampling yang terdiri dari kelas A 30 siswa dan kelas B 28 siswa.
Data penelitian yang dideskripsikan mencakup dua variabel yaitu
variabel X (penggunaan model pembelajaran Reciprocal Teaching) dan variabel Y
(kemampuan berfikir kreatif matematika) di kelas VIII SMPS Yayasan
Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi. Sebelum diberikan perlakuan, terlebih
dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap
materi luas permukaan dan volume bangun ruang. Setelah itu diberikan perlakuan
dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Selanjutnya
dilakukan posttest dengan tujuan untuk mengetahui selisih perbandingan nilai
siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran Reciprocal Teaching.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes bentuk
uraian yang sebelumnya telah di validasi oleh validator. Berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan, diperoleh 6 soal yang valid dan digunakan dalam penelitian
ini. Berikut ini disajikan data hasil tes kemampuan berfikir kreatif matematika
siswa kelas VIII SMPS Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi sebelum
(pretest) dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan (treatmen).
39
Tabel 4.1
Jadwal Pembelajaran
Pertemuan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pertama 19 Januari 2018 19 Januari 2018
Kedua 22 Januari 2018 22 Januari 2018
Ketiga 26 Januari 2018 26 Januari 2018
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Populasi
Kelas JumlahSiswa hitung
tabel Keterangan Kesimpulan
VIII A
Normal
VIII B
Normal
Dari tabel 4.2 terlihat bahwa 1 kelas memiliki
maka
dapat disimpulkan data kedua kelas berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan
Uji Homogenitas Varians terhadap populasi dengan menggunakan uji lilifoers
(perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 3). Dari uji homogenitas kelas
dalam populasi, diperoleh dan
. Karena
maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut memiliki
varians yang homogenya pada taraf kepercayaan , maka diterima dan
disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut mempunyai varians yang homogen.
Penelitian ini dilakukan dalam 6 (enam) kali pertemuan pada pokok
bahasan Bangun Ruang sisi datar. Penelitian dilaksanakan pada dua kelas, yaitu
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol yaitu kelas VIII B (28 orang)
yang tidak menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching dan masih
menggunakan model langsung, tanya jawab, dan penugasan seperti yang biasa
diterapkan oleh guru mata pelajaran Matematika sebelumnya, sedangkan kelas
eksperimen adalah kelas VIII A (30 orang) yang menggunakan model
pembelajaran Reciprocal Teaching.
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang
digunakan berupa tes uraian. Tes yang dipersiapkan penulis berjumlah 6 soal
40
untuk posttest setelah materi selesai, peneliti mengadakan posttest untuk
mengetahui berapa skor kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dalam
proses pembelajaran. Data yang diperoleh tersebut digunakan untuk melihat
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa yang tidak menggunakan model
pembelajaran Reciprocal Teaching dengan kemampuan berpikir kreatif
matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching.
Kemudian hasil dari perbandingan yang diperoleh digunakan untuk mengetahui
dan membuktikan pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa di Sekolah Menengah Pertama
Swasta Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi pada pokok bahasan
Bangun Ruang Sisi Datar.
Peneliti melakukan perhitungan atau pengolahan data setelah data tes
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa didapatkan dari hasil analisis data
yang telah dikumpulkan maka nilai akan dibandingkan dengan nilai .
Jika nilai lebih besar dari nilai maka hipotesis alternatif yang
diajukan dalam skripsi ini diterima. Jika sebaliknya lebih kecil dari
nilai maka hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nol yang diterima.
1. Deskripsi Data Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa yang Menggunakan
Model Pembelajaran Konvensional.
Dari hasil tes yang diberikan sebelum diberi perlakuan menggunakan
model pembelajaran Reciprocal Teaching dengan jumlah siswa sebanyak
kelas A 30 orang dan kelas B 28 orang, diperoleh nilai tertinggi sebagai
berikut.
41
Tabel 4.3.
Skor postest kemampuan berfikir kreatif matematika yangtidak menggunakan
model reciprocal teaching
No Nama
Skor
1 2 3 4 5 6 Skor
Nilai
Nilai
Konversi (5) (5) (5) (5) (5) (5)
1 Ami yati 2 2 3 2 3 2 14 46
2 Ari patria 2 2 2 2 2 3 15 50
3 Amar saleh 3 3 3 4 3 3 19 64
4 Agustianus 3 4 3 3 3 3 19 61
5 Agung p 3 3 3 4 3 3 19 64
6 Andre boy 3 4 3 4 3 3 20 68
7 Dewi r 3 3 4 3 4 4 21 71
8 Dinda s 4 4 4 4 4 4 24 79
9 Fitri y 5 5 5 5 5 5 30 93
10 Haris A 3 3 3 4 3 3 19 64
11 Indita t 3 3 3 3 3 3 18 59
12 Maria c 3 3 3 4 3 3 19 64
13 m. gilang 2 2 2 2 2 3 15 50
14 M riski 3 3 3 4 3 3 19 64
15 M sapi’i 2 2 2 2 2 3 15 50
16 M akbar 3 4 3 3 3 3 19 61
17 M nur arifin 2 3 2 3 2 2 14 46
18 Nurmala 3 4 3 4 3 3 20 68
19 Nuriyah 3 3 3 4 3 3 19 64
20 Neha oktavia 3 4 3 3 4 4 21 71
21 Ridho k 3 3 3 3 3 3 18 59
22 Reni e 4 4 4 4 4 4 24 79
23 Selvia 3 4 3 4 3 3 20 68
24 Sela marsela 2 2 2 2 2 3 15 50
25 Sela 3 4 3 3 3 3 19 61
26 Tasya 3 4 3 4 3 3 20 68
27 Tandri 3 3 3 3 3 3 18 59
28 Zainatul 3 4 3 4 4 4 19 61
42
Dari tabel di atas dapat dipeoleh
a. Sebaran Data
b. Nilai tertinggi dan terendah
Tertinggi = 93
Terendah = 46
c. Rentang
R = H – L + 1
R = 93 – 46 + 1
= 48
d. Banyak kelas
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 28
= 1 + 3,3 ×1,45
= 1 + 4,785
= 5,785 ≈ 6 (dibulatkan)
e. Panjang kelas
f. Mean (
46 46 50 50 50 59 59 59 59 61
61 61 61 64 64
64 64 64 64 68
68 68 68 71 71
79 79 93
43
a. Modus ( )
Modus = 64
b. Mencari median
Posisi
= 64
i. Membuat Tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.4.
Tabel Distribusi Frekuensi kemampuan berpikir kreatif matematika
siswa yang tidak menggunakan model Reciprocal Teaching dengan
pemberian soal tes.
No Interval F
1
2 3
4
5
6
Jumlah
j. Grafik Poligon Distribusi Frekuensi
44
Gambar 4.1. Grafik Distribusi Frekuensi kemampuan berfikir kreatif
dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional.
k. Standar Deviasi (SD)
Tabel 4.5.
Perhitungan Untuk Mencari Standar Deviasi kemampuan berfikir
kreatif dengan menggunakan Model Pembelajaran Reciprocal
Teaching.
1 46 -17,25 297,5625
2 50 -13,25 175,5625
3 64 0,75 0,5625
4 61 -2,25 5,0625
5 64 0,75 0,5625
6 68 4,75 22,5625
7 71 7,75 60,0625
8 79 15,75 248,0625
9 93 29,75 885,0625
10 64 0,75 0,5625
11 59 -4,25 18,0625
12 64 0,75 0,5625
13 50 -13,25 175,5625
14 46 -17,25 297,5625
15 64 0,75 0,5625
16 50 -13,25 175,5625
17 61 -2,25 5,0625
18 68 4,75 22,5625
0
2
4
6
8
10
12
49,5 57,5 65,5 73,5 81,5 89,5
Nilai Tengah
45
19 64 0,75 0,5625
20 71 7,75 60,0625
21 79 15,75 248,0625
22 68 4,75 22,5625
23 59 -4,25 18,0625
24 59 -4,25 18,0625
25 61 -2,25 5,0625
26 68 4,75 22,5625
27 59 -4,25 18,0625
28 61 -2,25 5,0625
Jumlah 2809,25
l. Mencari Standar Deviasi
√∑
√
m. Mencari standar error deviasi
√
=
√
√
2. Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika Siswa Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching
Setelah penulis menerapkan model Reciprocal Teachingdengan
pemberian kuisdalam proses pembelajarannya, penulis melakukan posttest
untuk mengetahui skor kemampuan berpikir kreatif matematika siswadan
diadakan evaluasi dalam aspek kognitif kepada siswa dalam materi bangun
ruang sisi datardengan indikator kemapuan berfikri kreatif matematika
46
siswa. sehingga diperoleh skor kemampuan berfikir kreatif matematika
siswa yang selanjutnya dikonversi untuk medapatkan nilai akhir siswa
dengan rumus
sebagai berikut:
Tabel 4.6.
No Nama
Skor
1 2 3 4 5 6 Skor
Nilai
Nilai
Konversi (5) (5) (5) (5) (5) (5)
1 Andre V 3 4 4 4 4 4 23 77
2 Agnes 4 4 5 5 5 4 27 90
3 Adinda S 3 4 4 4 4 4 23 77
4 Ari Jumadan 4 4 5 5 5 4 27 90
5 Abdul Rohim 3 3 3 3 4 4 20 67
6 Teddy 3 4 4 4 4 4 23 77
7 Dwita R 4 4 5 5 5 4 27 90
8 Faris D 3 3 3 3 4 4 20 67
9 Fitria N 3 4 4 4 4 4 23 77
10 Gusti 3 3 3 3 4 4 20 67
11 Gita 3 3 3 4 4 4 21 70
12 Herdi 3 3 3 3 4 4 20 67
13 Lidya 4 4 4 4 4 5 25 83
14 Melisa M 5 5 5 5 5 5 30 100
15 Melisa J 4 4 5 5 5 4 27 90
16 M. Arya 3 3 3 3 3 3 18 60
17 Tio M 3 3 3 4 4 4 21 70
18 M. Triwahyu 4 4 4 4 4 5 25 83
19 Nayatul 3 3 3 4 4 4 21 70
20 Putri Oktavia 3 4 4 4 4 4 23 77
47
Nilai Tes kemampuan berpikir kreatif Matematika Siswa Kelas
Eksperimen. Skor postest kemampuan berfikir kreatif matematika
Dari tabel di atas dapat dipeoleh :
a. Sebaran Data
b. Nilai tertinggi dan terendah
Tertinggi = 100
Terendah = 60
c. Rentang
R= H – L + 1
R = 100 – 60 + 1
= 41
d. Mencari banyak kelas
21 Trimanda 3 3 3 4 4 4 21 70
22 Ratih 4 4 4 4 4 5 25 83
23 Riki 3 4 4 4 4 4 23 77
24 Rendi 4 4 4 4 4 5 25 83
25 Regisca 3 4 4 4 4 4 23 77
26 Suci 3 3 3 4 4 4 21 70
27 Tasya 3 3 3 3 3 3 18 60
28 Tasya R 4 4 4 4 4 5 25 83
29 Yudha 3 4 4 4 4 4 23 70
30 Marfuah 4 4 5 5 5 4 27 90
60 60 67 67 67 67 70 70 70 70
70 70 77 77 77
77 77 77 77 83
83 83 83 83 90
90 90 90 90 100
48
e. Mencari interval
=
f. Mean (
g. Modus ( )
Modus = 77
h. Mencari Median
Posisi
i. Membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi kemampuan berfikir kreatif
matematika siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching.
No Interval
49
1
2
3
4 5
6
Jumlah
j. Grafik poligon distribusi frekuensi
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi kemampuan berfikir kreatif
matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran Reciprocal
Teaching dengan pemberian soal tes.
k. Standar Deviasi (SD)
Tabel 4.8. Perhitungan Untuk Mencari Standar Deviasi kemampuan
berfikir kreatif matematika siswa dengan menggunakan model
Reciprocal Teaching
No X 2
1 77 -0,07 0,0049
2 90 12,93 167,1849
3 77 -0,07 0,0049
4 90 12,93 167,1849
5 67 -10,07 101,4049
6 77 -0,07 0,0049
7 90 12,93 167,1849
8 67 -10,07 101,4049
0
2
4
6
8
10
12
63 70 77 84 91 98
Nilai Tengah
50
9 77 -0,07 0,0049
10 67 -10,07 101,4049
11 70 -7,07 49,9849
12 67 -10,07 101,4049
13 83 5,93 35,1649
14 100 22,93 525,7849
15 90 12,93 167,1849
16 60 -17,07 291,3849
17 70 -7,07 49,9849
18 83 5,93 35,1649
19 70 -7,07 49,9849
20 77 -0,07 0,0049
21 70 -7,07 49,9849
22 83 5,93 35,1649
23 77 -0,07 0,0049
24 83 5,93 35,1649
25 77 -0,07 0,0049
26 70 -7,07 49,9849
27 60 -17,07 291,3849
28 83 5,93 35,1649
29 70 -7,07 49,9849
30 90 12,93 167,1849
2312 -0,10 2825,867
l. Mencari Standar Deviasi
√∑
√
√
m. Mencari standar error mean variabel 2
√
=
√
51
√
= 1,80
3. Pengaruh Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika Siswa Dengan
Menggunakan Model Reciprocal Teaching Kelas VIII Di SMPS
Yayasan Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi
Pengaruh kemampuan berfikir kreatif matematika siswa dari kelas
kontrol (kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran reciprocal
teaching dalam proses pembelajarannya tetapi menerapkan metode ceramah,
tanya jawab, dan penugasan seperti yang biasa diterapkan oleh guru mata
pelajaran Matematika dalam proses pembelajarannya) dan kelas eksperimen
(kelas yang menerapkan model pembelajaran reciprocal teaching dalam
proses pembelajarannya) bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9.
Perbedaan kemampuan berfikir kreatif matematika siswa dari kelas Kontrol
dan kelas eksperimen
No Ukuran Penetapan Kelas kontrol Kelas Eksperimen
1 Tertinggi 93 100
2 Terendah 46 60
3 Range 48 41
4 Mean 63,25 77
5 Median 64 77
6 Modus 64 77
7 Standar Deviasi 10,02 9,71
52
8 Standar Error 1,93 1,86
Dapat dilihat dari tabel 4.6 bahwa nilai tertinggi dari kelas
eksperimenlebih besar dibandingkan nilai tertinggi dari kelas kontrol yaitu
nilai tertinggi dari kelas eksperimen dan nilai tertinggi dari kelas
kontrol . Kemudian, nilai terendah dari kelas eksperimen juga lebih
besar dibandingkan nilai terendah dari kelas kontrol, yaitu nilai terendah dari
kelas eksperimen dan nilai terendah dari kelas kontrol . Selain itu
juga, nilai rata-rata dari kelas eksperimen juga lebih besar dibandingkan nilai
rata-rata dari kelas kontrol , yaitu nilai rata-rata dari kelas esperimen
dan nilai rata-rata dari kelas kontrol . Kemudian, standar deviasi yang
diperoleh ternyata lebih besar kelas konrol dari kelas ekserimen, yaitu
standar deviasi dari kelas eksperimen dan standar deviasi dari kelas
kontrol . Jika standar deviasi yang diperoleh seperti ini, maka hasil
belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran
Reciprocal Teaching lebih baik dibandingkan hasil belajar matematika siswa
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel
berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah liliefors. Setelah
diadakan uji normalitas dengan langkah-langkah (perhitungan lengkap dapat
dilihat pada lampiran 6). Hasil Uji Normalitas Postest Kelas eksperimen dan
Kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini :
Tabel 4.10.
Hasil Uji Normalitas Postest
No Statistik
Postest
Kontrol Eksperimen
1
53
2
3
4
5
6 Kesimpulan maka kedua
sampel penelitian berdistribusi
Normal.
Berdasarkan tabel 4.9 diatas diperoleh :
a. Kemampuan berfikir kreatif matematika siswa kelas kontrol
atau .
b. Kemampuan kemampuan berfikir kreatif matematika siswa kelas
eksperimen atau .
Maka kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi Normal.
5. Uji Homogenitas
Uji homogenitas terhadap varians-varians yang terdapat didalam
populasi yang diteliti dilakukan dengan menggunakan uji varians terbesar
dibanding varians terkecil. Adapun hasil perhitungan Uji Homogenitas data
pada penelitian ini adalah sebagai berikut (perhitungan lengkap dapat dilihat
pada lampiran 7)::
Hasil Uji Normalitas Postest Kelas kontrol dan Kelas eksperimen
dapat dilihat pada tabel 4.10 dibawah ini :
Tabel 4.11.
Hasil Uji Homogenitas Postest
No Statistik Nilai Postest
1 97,44
2 104,046
54
3 1,06
4 1,84
5 Perbandingan
6 Kesimpulan , maka kedua sampel
penelitian bervarians Homogen
Berdasarkan tabel 4.10 Uji Homogenitas menunjukkan bahwa hasil
perhitungan varians kelas kontrol = 97,44 sedangkan varians kelas
eksperimen 104,046. Dengan membandingkan dengan ,
diperoleh 1,06dengan (untuk
varians besar) dan (untuk varians kecil),
taraf signifikan maka diperoleh ,84. Hasil tersebut
memberikan interpretasi bahwa atau 1,06 1,84 maka
varians-varians dalam populasi yang diteliti adalah homogen.
6. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas, diperoleh kesimpulan bahwa kedua data berdistribusi
normal dan homogen. Selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji t. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
rata-rata kemampuan berfikir kreatif matematika siswa pada kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan berfikir kreatif matematikasiswa kelas
kontrol yang menggunakan model pembelajaran yang biasa diterapkan guru.
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
55
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan model
pembelajaran Reciprocal Teaching dengan kemampuan berpikir
kreatif matematika
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan model
pembelajaran Reciprocal Teaching dengan kemampuan berpikir
kreatif matematika
: Skor kemampuan berfikir kreatif matematika siswa kelompok
eksperimen
: Skor kemampuan berfikir kreatif matematika siswa kelompok kontrol
Berdasarkan perhitungan sebelumnya diperoleh:
M1 = 77,067 SD1 =
M2 = 63,25 SD2 =
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh :
1. Perhitungan standar error variabel 1 dengan variabel 2
√(
) (
)
= √
= √
= √
= 2,64
2. Mencari t0 atau “tt”, dengan rumus :
56
3. Mencari interpretasi terhadap t0 atau “ttest”
atau
=
Karena sebesar 56 tidak ada di tabel, sedangkan yang ada di tabel
40 dan 60 oleh karena itu dilakukan interpolasi sebagai berikut:
Pada taraf signifikan
,00
Pada taraf signifikan
Sehingga didapat sebagai berikut:
Pada taraf signifikan ,00
Pada taraf signifikan 7
Karena yang diperoleh dalam perhitungan adalah
lebih besar dari pada baik pada taraf signifikan maupun
pada taraf signifikan yaitu dengan
57
demikian berarti ditolak, dan diterima. Hal ini berarti terdapat
perbedaan yang signifikan hasil analisis tes antara kemempuan berfikir kreatif
matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran Reciprocal
Teaching dan kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang
menggunakan pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Swasta Yayasan
Pendidikan Wanita Islam Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang menggunakan
model pembelajaran Reciprocal Teaching dan pembelaran biasa yang diterapkan
guru kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Swasta Yayasan Pendidikan
Wanita Islam Kota Jambi.
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan model dengan
pembelajaran biasa yang diterapkan gurusedangkan pada kelas eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Proses
pembelajaran ini dilakukan dalam 6 kali pertemuan. Di akhir pertemuan diberikan
tes kemampuan berfikir kreatif matematika siswa (Posttest) kepada kelompok
kontrol dan kelompok ekaperimen. Pada kelas eksperimen berjumlah siswa
diperoleh hasil Posttest terendah , tertinggi dengan rata-rata hitung
dan standar deviasi 9,71. Sedangkan pada kelas kontrol yang berjumlah
siswa diperoleh hasil Posttest terendah 46, tertinggi 93 dengan rata-rata 63,25
dan standar deviasi .
Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang menggunakan model
pembelajaran Reciprocal Teaching dan pembelajaran yang biasa diterapkan guru
maka dilakukan analisis data dengan menggunakan Uji . Dari hasil
perhitungan diperoleh t0 = 5,23 lebih besar dari ttabel (baik pada taraf signifikan
5% ataupun 1%), berarti hipotesis nihil ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa rata-rata kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang menggunakan
58
model pembelajaran Reciprocal Teaching lebih baik daripada rata-rata
kemampuan berfikir kreatif matematika siswa dengan pemberian pembelajaran
yang biasa diterapkan guru.
Faktor yang menjadi penyebab perbedaan yang signifikan antara rata-rata
kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang menggunakan model
pembelajaran Reciprocal Teaching dan kemampuan berfikir kreatif matematika
siswa yang menggunakan pemberian pembelajaran yang biasa diterapkan guru
adalah sebagai berikut:
1. Pada pembelajaran matematika dengan pengaruh model pembelajaran
Reciprocal Teaching, guru menyediakan pengalaman belajar yang membantu
peserta didik dalam memahami materi dan membangun pengetahuannya
sendiri dengan pendampingan guru. Sehingga peserta didik lebih mudah
mengingat materi yang telah dipelajari
2. Melalui pengaruh model pembelajaran Reciprocal Teaching menjadi lebih
menarik sehingga siswa lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Hal
ini terlihat dari keaktifan siswa dalam bertanya setelah diadakan
pemebelajaran Reciprocal Teaching.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Reciprocal Teaching. Peserta didik terlibat dalam setiap
pembelajaran, mulai dari perencanaan, proses pembelajaran hingga dalam proses
evaluasi pembelajaran sehingga pembelajaran tidak berjalan monoton. Karena
model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah suatu model pembelajaran yang
melatih kemampuan berfikir kreatif matematika siswa, Ketika dihadangkan
dengan suatu pertanyaan, siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan konsep
tatacara pembelajaran yang diberikan.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV maka didapat kenyataan bahwa:
1. Skor kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang menerapkan
model pembelajaran konvensional diperoleh nilai tertinggi 93 dan nilai
terendah 46. Nilai rata-rata sebesar 63,25 dan standar deviasinya
10,0165.
2. Skor kemampuan berfikir kreatif matematika siswa yang menerapkan
model pembelajaran reciprocal teaching dengan nilai tertinggi 100 dan
nilai terendah 60. Nilai rata-rata posttest sebesar 77 dan standar
deviasinya 9,71.
3. Hasil pencarian pada taraf signifikan . Karena yang
diperoleh dalam perhitungan adalah lebih besar dari pada (baik
pada taraf signifikan maupun ) yaitu
sehingga yanng menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara
penggunaan model pembelajan Reciprocal Teaching terhadap tingkat
kemampuan berfikir kreatif matematika di SMPS Yayasan Pendidikan
Wanita Islam Kota Jambi.
Berdasarkan kenyataan diatas dapat disimpulkan bahwa “ ” didapat
pada taraf signifikan 5% maupun taraf 1% atau
Dengan kata lain terdapat pengaruh signifikan
antara penggunaan model pembelajaran Reciprocal Teaching
berpengaruh dan tingkat kemampuan berfikir kreatif matematika Sekolah
Menengah Pertama Swasta Muslimat Yayasan Pendidikan Wanita Islam
Kota Jambi.
60
B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian yang telah disebutkan sebelumnya,
berikut adalah beberapa saran yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.
2. Bagi Guru
Guru matematika dapat menggunakan model pembelajaran Reciprocal
Teaching dalam proses kemempuan berfikir kreatif matematika pada
materi bangun ruang sisi datar, untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan berfikir kreatif matematika siswa, karena model
pembelajaran tersebut terbukti lebih baik daripada model yang biasa
dipakai di sekolah tersebut, yakni model pembelajaran langsung.
3. Bagi Siswa
Dalam belajar, hendaknya siswa memperbanyak latihan soal, sehingga
kemampuan berfikir kreatif dapat meningkat.
4. bagi Peneliti
Harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan
menambah wawasan serta pengetahuan bagi yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, P. (2013). Model Pembelajaran Reciprocal Teaching.
www.agungprudent.wordpress.com.
E, M. (2013, Juli 22). Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan
Open Ended Terhadap Kemampuan Berfikir Kreatif Matematika Siswa
SMA.
Hamzah. (2000). Pembelajaran Matematika I. Jakarta: Bumi Aksara.
Hudojo, H. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Johnson, E. (2007). Menjadi Kegiatan Belajar Mengasyikan dan Bermakna.
Bandung: Mizan Learning Center.
Nasional, D. P. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Nazir, M. (2002). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nur, M. (2013). Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Roestiyah, N. K. (1988). Didaktik Metodik. Bandung: Jemaars.
Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Setiady, H. U. (2006). Pengertian Statistika. Jakarta: Bumi Askara.
Setiawan, I. (2008). Menjadikan Belajar Kegiatan Mengasyikan dan Bermakna.
Bandung: Mizan Learning Center.
Sugiono. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana
Pustaka
Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu, Strategi dan Implementasinya
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Utami, M. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta:
Gramedia.
--------- (2015). Pedoman Penulisan Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN STS Jambi
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
JUDUL: PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING
TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA YAYASAN PENDIDIKAN WANITA
ISLAM KOTA JAMBI
1. TES
Penilaian ini menggunakan tes berbentuk uraian, dengan jumlah item soal
sebanyak 6 butir soal dengan item terlampir.
61
Uji Normalitas Populasi
A. Uji Normalitas Siswa Kelas VIII A
1. Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar
1 35 2 35 3 40 4 40 5 40 6 45 7 45 8 50 9 50
10 50 11 50 12 53 13 53 14 53 15 53 16 53 17 53 18 58 19 58 20 58 21 58 22 58 23 62 24 62 25 62 26 69 27 69 28 74 29 76 30 76
2. Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan
rata-rata tunggal.
35 2 70 40 3 120 45 2 90 50 4 200 53 6 318 58 5 290 62 3 186
69 2 138 74 1 74 76 2 152
30 1638
Untuk mencari rata-rata menggunakan rumus:
∑
3. Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan standar deviasi
tunggal
1 35 2 70 -19,6 384,16 768,32
2 40 3 120 -14,6 213,16 639,48
3 45 2 90 -9,6 92,16 184,32
4 50 4 200 -4,6 21,16 84,64
5 53 6 318 -1,6 2,56 15,36
6 58 5 290 3,4 11,56 57,8
7 62 3 186 7,4 54,76 164,28
8 69 2 138 14,4 207,36 414,72
9 74 1 74 19,4 376,36 376,36
10 76 2 152 21,4 457,96 915,92
Jumlah 30
16 1821,2 3621,2
Untuk mencari deviasi standar menggunakan rumus :
63
√∑
√
√
4. Menghiitung dengan rumus :
5. Menentukan nilai tabel (melihat lampiran tabel ) berdasarkan nilai ,
dengan mengabaikan nilai negatifnya
6. Menentukan besar peluang masing-masing nilai berdasarkan tabel
(tulis dengan symbol yaitu dengan cara nilai nilai tabel
apabila nilai negative , dan nilai tabel apabila positif
7. Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai untuk
setiap baris, dan sebut dengan kemudian dibagi dengan jumlah
number of cases sampel.
Sehingga didapat tabel seperti dibawah ini :
1 35 -1,75 0,4599 1 0,0401 0,033333 0,006767 2 35 -1,75 0,4599 2 0,0401 0,066667 0,026567 3 40 -1,31 0,4049 3 0,0951 0,1 0,0049 4 40 -1,31 0,4049 4 0,0951 0,133333 0,038233 5 40 -1,31 0,4049 5 0,0951 0,166667 0,071567 6 45 -0,86 0,3051 6 0,1949 0,2 0,0051 7 45 -0,86 0,3051 7 0,1949 0,233333 0,038433
8 50 -0,41 0,1591 8 0,3409 0,266667 0,074233 9 50 -0,41 0,1591 9 0,3409 0,3 0,0409
10 50 -0,41 0,1591 10 0,3409 0,333333 0,007567 11 50 -0,41 0,1591 11 0,3409 0,366667 0,025767 12 53 -0,14 0,0557 12 0,4443 0,4 0,0443 13 53 -0,14 0,0557 13 0,4443 0,433333 0,010967 14 53 -0,14 0,0557 14 0,4443 0,466667 0,022367
15 53 -0,14 0,0557 15 0,4443 0,5 0,0557
16 53 -0,14 0,0557 16 0,4443 0,533333 0,089033 17 53 -0,14 0,0557 17 0,4443 0,566667 0,122367 18 58 0,30 0,1179 18 0,6179 0,6 0,0179
19 58 0,30 0,1179 19 0,6179 0,633333 0,015433 20 58 0,30 0,1179 20 0,6179 0,666667 0,048767 21 58 0,30 0,1179 21 0,6179 0,7 0,0821 22 58 0,30 0,1179 22 0,6179 0,733333 0,115433 23 62 0,66 0,2454 23 0,7454 0,766667 0,021267 24 62 0,66 0,2454 24 0,7454 0,8 0,0546 25 62 0,66 0,2454 25 0,7454 0,833333 0,087933 26 69 1,29 0,4015 26 0,9015 0,866667 0,034833
27 69 1,29 0,4015 27 0,9015 0,9 0,0015 28 74 1,74 0,4591 28 0,9591 0,933333 0,025767 29 76 1,92 0,4726 29 0,9726 0,966667 0,005933 30 76 1,92 0,4726 30 0,9726 1 0,0274
8. Menentukan nilai Lhitung yang diambil dari nilai yang paling besar di antara
harga-harga mutlak selisih F(zi) – S(zi) .
Dari tabel diatas diperoleh Lhitung = 0,122 dengan = 30
Sehingga diperoleh Ltabel = 0,161
Karena atau 0,122 0,161 ,maka data berdistribusi
normal.
B. Uji Normalitas Siswa Kelas VIII B
1. Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar
1 40 2 40 3 45 4 52 5 52
6 52 7 55 8 55 9 55
10 55 11 55 12 63 13 63
65
14 63 15 63 16 63
17 63 18 68 19 68 20 68 21 70 22 70 23 70 24 70
25 70 26 73 27 73 28 75
Jumlah 1709
2. Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan
rata-rata tunggal.
40 2 80 45 1 45 52 3 156 55 5 275 63 6 384
68 3 204 70 5 350 73 2 146 75 1 75
Jumlah 28 1709
Untuk mencari rata-rata menggunakan rumus:
∑
3. Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan standar deviasi
tunggal
40 2 80 -21,04 442,682 885,363
45 1 45 -16,04 257,282 257,282
52 3 156 -9,04 81,7126 245,165
55 5 275 -6,04 36,4816 182,408
63 6 384 1,96 3,8416 23,0496
68 3 204 6,96 48,4416 145,325
70 5 350 8,96 80,2816 401,408
73 2 146 11,96 143,042 286,083
75 1 75 13,96 194,882 194,882
Jumlah 28 1763 - 8,36 1288,65 2620,96
Untuk mencari deviasi standar menggunakan rumus :
√∑
√
√
4. Menghiitung dengan rumus :
5. Menentukan nilai tabel (melihat lampiran tabel ) berdasarkan nilai ,
dengan mengabaikan nilai negatifnya
6. Menentukan besar peluang masing-masing nilai berdasarkan ,
(tulis dengan symbol F(zi). yaitu dengan cara nilai nilai tabel
apabila nilai negative , dan nilai tabel apabila positif
.
7. Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai z untuk
setiap baris, dan sebut dengan kemudian dibagi dengan jumlah
number of cases sampel.
Sehingga didapat tabel seperti dibawah ini :
1 40 -2,14 0,4838 1 0,0162 0,035714 0,019514 2 40 -2,14 0,4838 2 0,0162 0,071429 0,055229 3 45 -1,63 0,4484 3 0,0516 0,107143 0,055543 4 52 -0,92 0,3212 4 0,1788 0,142857 0,035943 5 52 -0,92 0,3212 5 0,1788 0,178571 0,000229
67
6 52 -0,92 0,3212 6 0,1788 0,214286 0,035486 7 55 -0,61 0,2291 7 0,2709 0,25 0,0209 8 55 -0,61 0,2291 8 0,2709 0,285714 0,014814 9 55 -0,61 0,2291 9 0,2709 0,321429 0,050529
10 55 -0,61 0,2291 10 0,2709 0,357143 0,086243 11 55 -0,61 0,2291 11 0,2709 0,392857 0,121957 12 63 0,20 0,0793 12 0,5793 0,428571 0,150729 13 63 0,20 0,0793 13 0,5793 0,464286 0,115014 14 63 0,20 0,0793 14 0,5793 0,5 0,0793 15 63 0,20 0,0793 15 0,5793 0,535714 0,043586 16 63 0,20 0,0793 16 0,5793 0,571429 0,007871 17 63 0,20 0,0793 17 0,5793 0,607143 0,027843 18 68 0,71 0,2612 18 0,7612 0,642857 0,118343 19 68 0,71 0,2612 19 0,7612 0,678571 0,082629 20 68 0,71 0,2612 20 0,7612 0,714286 0,046914 21 70 0,91 0,3186 21 0,8186 0,75 0,0686 22 70 0,91 0,3186 22 0,8186 0,785714 0,032886 23 70 0,91 0,3186 23 0,8186 0,821429 0,002829 24 70 0,91 0,3186 24 0,8186 0,857143 0,038543 25 70 0,91 0,3186 25 0,8186 0,892857 0,074257 26 73 1,21 0,3869 26 0,8869 0,928571 0,041671 27 73 1,21 0,3869 27 0,8869 0,964286 0,077386 28 75 1,42 0,4222 28 0,9222 1 0,0778
8. Menentukan nilai Lhitung yang diambil dari nilai yang paling besar di antara
harga-harga mutlak selisih F(zi) – S(zi) .
Dari tabel diatas diperoleh Lhitung = 0,151 dengan = 28
Karena sebesar 28 tidak ada di tabel, sedangkan yang ada di tabel
dan oleh karena itu dilakukaninterpolasisebagaiberikut:
Pada taraf signifikansi sebesar 5% (0,05)
Sehingga diperoleh Ltabel = 0,1658
Karena atau 0,151 0,1658 ,maka data berdistribusi
normal.
Uji Homogenitas Populasi
Dalam uji homogenitas menggunakan rumus sebagai berikut :
Dengan :
∑
A. Proses pengujian homogenitas :
1. Nilai kelas eksperimen
1 Andre Valentino 35
2 Agnes 35
3 Adinda Septiani 40
4 Ari Yomadan 40
5 Dewita R 40
6 Deni Syaputra 45
7 Faris Darmawansa 45
8 Fitria N 50
9 Gusti 50
10 Gita 50
11 Herdi 50
12 Lindya 53
13 Melisa M 53
69
14 Melisa J 53
15 M. Ariana J 53
16 M. Triwahyu 53
17 M. Akbar 53
18 M. Asraf 58
19 Nur Abdul Hamid 58
20 Nayatul A 58
21 Putri Oktavia 58
22 Tasya 58
23 Tri Manda 62
24 Tio Mahendra 62
25 Teddy Tri Handoko 62
26 Rigiscah 69
27 Rudi 69
28 Riki 74
29 Tania 76
30 Yudha 76
Dari data di peroleh :
1 35 -19,6 384,16
2 35 -19,6 384,16
3 40 -14,6 213,16
4 40 -14,6 213,16
5 40 -14,6 213,16
6 45 -9,6 92,16
7 45 -9,6 92,16
8 50 -4,6 21,16
9 50 -4,6 21,16
10 50 -4,6 21,16
11 50 -4,6 21,16
12 53 -1,6 2,56
13 53 -1,6 2,56
14 53 -1,6 2,56
15 53 -1,6 2,56
16 53 -1,6 2,56
17 53 -1,6 2,56
18 58 3,4 11,56
19 58 3,4 11,56
20 58 3,4 11,56
21 58 3,4 11,56
22 58 3,4 11,56
23 62 7,4 54,76
24 62 7,4 54,76
25 62 7,4 54,76
26 69 14,4 207,36
27 69 14,4 207,36
28 74 19,4 376,36
29 76 21,4 457,96
30 76 21,4 457,96
Jumlah 0,00 3621,2
71
2. Nilai Kelas Kontrol
1 Amiyati 63
2 Ari Patria 75
3 Amar Saleh 52
4 Agustianus 40
5 Agung P 45
6 Andre Boy 63
7 Dewi R 55
8 Dinda S 40
9 Fitri Y 70
10 Haris Alfandi 68
11 Indita T 73
12 Maria E 70
13 M. Nur Arifin 63
14 M. Riki S 68
15 M. Sapil 70
16 M. Akbar 73
17 Nurmala 52
18 Nuriyah 55
19 Neha Oktavia 63
20 Reni E 68
21 Ridho K 70
22 Riyansyah 55
23 Silvia 63
24 Sela Marsella 70
25 Sela 55
26 Tasya S 63
27 Tandri 55
28 Zanatul B 52
Dari tabel diatas diperoleh :
1 63 1,96 3,8416
2 75 13,96 194,8816
3 52 -9,04 81,7216
4 40 -21,04 442,6816
5 45 -16,04 257,2816
6 63 1,96 3,8416
7 55 -6,04 36,4816
8 40 -21,04 442,6816
9 70 8,96 80,2816
10 68 6,96 48,4416
11 73 11,96 143,0416
12 70 8,96 80,2816
13 63 1,96 3,8416
14 68 6,96 48,4416
15 70 8,96 80,2816
16 73 11,96 143,0416
17 52 -9,04 81,7216
18 55 -6,04 36,4816
73
19 63 1,96 3,8416
20 68 6,96 48,4416
21 70 8,96 80,2816
22 55 -6,04 36,4816
23 63 1,96 3,8416
24 70 8,96 80,2816
25 55 -6,04 36,4816
26 63 1,96 3,8416
27 55 -6,04 36,4816
28 52 -9,04 81,7216
Jumlah -0,12 2620,965
3. Proses pengujian homogenitas
35 384,16 63 3,8416
35 384,16 75 194,8816
40 213,16 52 81,7216
40 213,16 40 442,6816
40 213,16 45 257,2816
45 92,16 63 3,8416
45 92,16 55 36,4816
50 21,16 40 442,6816
50 21,16 70 80,2816
50 21,16 68 48,4416
50 21,16 73 143,0416
53 2,56 70 80,2816
53 2,56 63 3,8416
53 2,56 68 48,4416
53 2,56 70 80,2816
53 2,56 73 143,0416
53 2,56 52 81,7216
58 11,56 55 36,4816
58 11,56 63 3,8416
58 11,56 68 48,4416
58 11,56 70 80,2816
58 11,56 55 36,4816
62 54,76 63 3,8416
62 54,76 70 80,2816
62 54,76 55 36,4816
69 207,36 63 3,8416
69 207,36 55 36,4816
74 376,36 52 81,7216
76 457,96
76 457,96
Jumlah 3621,2
2620,965
54,6
61,04
∑
∑
75
B. Membandingkan dengan
Dengan rumus :
(untuk varians besar)
(untuk varians kecil)
Karena sebesar 21 tidak ada di tabel, sedangkan yang ada di tabel
dan oleh karena itu dilakukan interpolasi
sebagai berikut:
Pada taraf signifikansi
Sehingga di peroleh
Kriteria pengujian:
Jika maka tidak homogen
Jika maka homogen
Karena atau 1,286 < 1,798 maka dapat disimpulkan bahwa kelas
VIII A dan kelas VIII B bersifat homogen atau mempunyai varians yang sama.
Nama
Skor
1 2 3 4 5 6 Skor
Nilai
Nilai
Konversi (5) (5) (5) (5) (5) (5)
Andre Valentino 3 4 4 4 4 4 23 77
Agnes 4 4 5 5 5 4 27 90
Adinda S 3 4 4 4 4 4 23 77
Ari Jumadan 4 4 5 5 5 4 27 90
Abdul Rohim 3 3 3 3 4 4 20 67
Teddy 3 4 4 4 4 4 23 77
Dwita R 4 4 5 5 5 4 27 90
Faris D 3 3 3 3 4 4 20 67
Fitria N 3 4 4 4 4 4 23 77
Gusti 3 3 3 3 4 4 20 67
Gita 3 3 3 4 4 4 21 70
Herdi 3 3 3 3 4 4 20 67
Lidya 4 4 4 4 4 5 25 83
Melisa M 5 5 5 5 5 5 30 100
Melisa J 4 4 5 5 5 4 27 90
M. Arya 3 3 3 3 3 3 18 60
Tio Mahendra 3 3 3 4 4 4 21 70
M. Triwahyu 4 4 4 4 4 5 25 83
Nayatul 3 3 3 4 4 4 21 70
Putri Oktavia 3 4 4 4 4 4 23 77
Trimanda 3 3 3 4 4 4 21 70
Ratih 4 4 4 4 4 5 25 83
Riki 3 4 4 4 4 4 23 77
Rendi 4 4 4 4 4 5 25 83
Regisca 3 4 4 4 4 4 23 77
Suci 3 3 3 4 4 4 21 70
Tasya 3 3 3 3 3 3 18 60
77
Data Penskoran Nilai Postest Eksperimen
Tasya R 4 4 4 4 4 5 25 83
Yudha 3 4 4 4 4 4 23 70
Marfuah 4 4 5 5 5 4 27 90
Nama
Skor
1 2 3 4 5 6 Skor
Nilai
Nilai
Konversi (5) (5) (5) (5) (5) (5)
Ami yati 2 2 3 2 3 2 14 46
Ari patria 2 2 2 2 2 3 15 50
Amar saleh 3 3 3 4 3 3 19 64
Agustianus 3 4 3 3 3 3 19 61
Agung p 3 3 3 4 3 3 19 64
Andre boy 3 4 3 4 3 3 20 68
Dewi r 3 3 4 3 4 4 21 71
Dinda s 4 4 4 4 4 4 24 79
Fitri y 5 5 5 5 5 5 30 93
Haris alfiandri 3 3 3 4 3 3 19 64
Indita t 3 3 3 3 3 3 18 59
Maria c 3 3 3 4 3 3 19 64
m. gilang 2 2 2 2 2 3 15 50
M riski 3 3 3 4 3 3 19 64
M sapi’i 2 2 2 2 2 3 15 50
M akbar 3 4 3 3 3 3 19 61
M nur arifin 2 3 2 3 2 2 14 46
Nurmala 3 4 3 4 3 3 20 68
Nuriyah 3 3 3 4 3 3 19 64
Neha oktavia 3 4 3 3 4 4 21 71
Ridho k 3 3 3 3 3 3 18 59
Reni e 4 4 4 4 4 4 24 79
Selvia 3 4 3 4 3 3 20 68
Sela marsela 2 2 2 2 2 3 15 50
Data Penskoran Nilai Postest Kelas Kontrol
Uji Normalitas Analisis Data
C. Uji Normalitas Siswa Kelas VIII A
9. Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar
1 60 2 60 3 67 4 67 5 67 6 67 7 70 8 70 9 70
10 70 11 70 12 70 13 77 14 77 15 77 16 77 17 77 18 77 19 77 20 83 21 83 22 83
Sela 3 4 3 3 3 3 19 61
Tasya 3 4 3 4 3 3 20 68
Tandri 3 3 3 3 3 3 18 59
Zainatul 3 4 3 4 4 4 19 61
79
23 83 24 83 25 90 26 90 27 90 28 90 29 90 30 100
10. Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan
rata-rata tunggal.
60 2 120
67 4 268
70 6 420
77 7 539
83 5 415
90 5 450
100 1 100
Jumlah 30 2312
Untuk mencari rata-rata menggunakan rumus:
∑
11. Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan standar deviasi
tunggal
60 2 120 -17,067 291,271 582,5422 67 4 268 -10,067 101,338 405,3511 70 6 420 -7,067 49,338 299,6267 77 7 539 -0,067 0,004 0,031111 83 5 415 5,933 35,204 176,0222 90 5 450 12,933 167,271 836,3558
100 1 100 22,933 525,938 525,9378
Jumlah 30 2283 7,533 1170,964 2825,867
Untuk mencari deviasi standar menggunakan rumus :
√∑
√
√
12. Menghiitung dengan rumus :
13. Menentukan nilai tabel (melihat lampiran tabel ) berdasarkan nilai ,
dengan mengabaikan nilai negatifnya
14. Menentukan besar peluang masing-masing nilai berdasarkan tabel
(tulis dengan symbol yaitu dengan cara nilai nilai tabel
apabila nilai negative , dan nilai tabel apabila positif
15. Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai untuk
setiap baris, dan sebut dengan kemudian dibagi dengan jumlah
number of cases sampel.
Sehingga didapat tabel seperti dibawah ini :
1 60 -1,76 0,4608 0,03 1 0,033333 0,01 2 60 -1,76 0,4608 0,03 2 0,066667 0,02 3 67 -1,04 0,3508 0,14 3 0,1 0,04 4 67 -1,04 0,3508 0,14 4 0,133333 0,02 5 67 -1,04 0,3508 0,14 5 0,166667 0,02 6 67 -1,04 0,3508 0,14 6 0,2 0,05 7 70 -0,73 0,2673 0,23 7 0,233333 0,00 8 70 -0,73 0,2673 0,23 8 0,266667 0,03 9 70 -0,73 0,2673 0,23 9 0,3 0,07
10 70 -0,73 0,1773 0,23 10 0,333333 0,1 11 70 -0,73 0,1773 0,23 11 0,366667 0,13 12 70 -0,73 0,1773 0,23 12 0,4 0,16 13 77 -0,01 0,004 0,49 13 0,433333 0,06
81
14 77 -0,01 0,004 0,49 14 0,466667 0,03 15 77 0,01 0,004 0,49 15 0,5 0,00 16 77 0,01 0,004 0,49 16 0,533333 0,04 17 77 0,01 0,004 0,49 17 0,566667 0,07 18 77 0,01 0,004 0,49 18 0,6 0,1 19 77 0,01 0,004 0,49 19 0,633333 0,14 20 83 0,61 0,2291 0,72 20 0,666667 0,06 21 83 0,61 0,2291 0,72 21 0,7 0,03 22 83 0,61 0,2291 0,72 22 0,733333 0,00 23 83 0,61 0,2291 0,72 23 0,766667 0,03 24 83 1,61 0,2291 0,72 24 0,8 0,07 25 90 1,33 0,40082 0,90 25 0,833333 0,06 26 90 1,33 0,40082 0,90 26 0,866667 0,03 27 90 1,33 0,40082 0,90 27 0,9 0,00 28 90 1,33 0,40082 0,90 28 0,933333 0,03 29 90 1,33 0,40082 0,90 29 0,966667 0,06 30 100 2,36 0,4909 0,99 30 1 0,00
16. Menentukan nilai Lhitung yang diambil dari nilai yang paling besar di antara
harga-harga mutlak selisih F(zi) – S(zi) .
Dari tabel diatas diperoleh Lhitung = 0,16 dengan
Karena atau , maka data berdistribusi
normal.
D. Uji Normalitas Siswa Kelas VIII B
2. Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke terbesar
1 46 2 46 3 50 4 50 5 50 6 59 7 59 8 59 9 59
10 61 11 61 12 61 13 61
14 64 15 64 16 64 17 64 18 64 19 64 20 68 21 68 22 68 23 68 24 71 25 71 26 79 27 79 28 93
9. Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan
rata-rata tunggal.
46 2 92
50 3 150
59 4 236
61 4 244
64 6 384
68 4 272
71 2 142
79 2 158
93 1 93
Jumlah 28 1771
Untuk mencari rata-rata menggunakan rumus:
∑
10. Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan standar deviasi
tunggal
83
46 2 92 -17,25 297,5625 50 3 150 -13,25 175,5625
57 4 228 -4,25 18,0625 61 4 244 -2,25 5,0625 64 6 384 0,75 0,0625 68 4 272 4,75 22,5625 71 2 142 7,75 60,0625 79 2 158 15,75 248,0625 93 1 93 29,75 885,0625
Jumlah 28 1771
2809,25
Untuk mencari deviasi standar menggunakan rumus :
√∑
√
√
11. Menghiitung dengan rumus :
12. Menentukan nilai tabel (melihat lampiran tabel ) berdasarkan nilai ,
dengan mengabaikan nilai negatifnya
13. Menentukan besar peluang masing-masing nilai berdasarkan ,
(tulis dengan symbol F(zi). yaitu dengan cara nilai nilai tabel
apabila nilai negative , dan nilai tabel apabila positif
.
14. Menghitung frekuensi kumulatif nyata dari masing-masing nilai z untuk
setiap baris, dan sebut dengan kemudian dibagi dengan jumlah
number of cases sampel.
Sehingga didapat tabel seperti dibawah ini :
1 46 -1,72 0,4573 0,0427 1 0,035714 0,006986
2 46 -1,72 0,4573 0,0427 2 0,071429 0,028729 3 50 -1,32 0,4066 0,0934 3 0,107143 0,013743 4 50 -1,32 0,4066 0,0934 4 0,142857 0,049457 5 50 -1,32 0,4066 0,0934 5 0,178571 0,085171 6 59 -0,42 0,1628 0,3372 6 0,214286 0,122914 7 59 -0,42 0,1628 0,3372 7 0,25 0,0872 8 59 -0,42 0,1628 0,3372 8 0,285714 0,051486 9 59 -0,42 0,1628 0,3372 9 0,321429 0,015771
10 61 -0,22 0,0871 0,4129 10 0,357143 0,055757 11 61 -0,22 0,0871 0,4129 11 0,392857 0,020043 12 61 -0,22 0,0871 0,4129 12 0,428571 0,015671 13 61 -0,22 0,0871 0,4129 13 0,464286 0,051386 14 64 0,07 0,0279 0,5279 14 0,5 0,0279 15 64 0,07 0,0279 0,5279 15 0,535714 0,007814 16 64 0,07 0,0279 0,5279 16 0,571429 0,043529
17 64 0,07 0,0279 0,5279 17 0,607143 0,079243 18 64 0,07 0,0279 0,5279 18 0,642857 0,114957 19 64 0,07 0,0279 0,5279 19 0,678571 0,150671 20 68 0,47 0,1808 0,6808 20 0,714286 0,033486 21 68 0,47 0,1808 0,808 21 0,75 0,0692 22 68 0,47 0,1808 0,6808 22 0,785714 0,104914 23 68 0,47 0,1808 0,6808 23 0,821429 0,077743 24 71 0,77 0,2794 0,7794 24 0,857143 0,113457
25 71 0,77 0,2794 0,7794 25 0,892857 0,013329 26 79 1,57 0,4419 0,9419 26 0,928571 0,014329 27 79 1,57 0,4419 0,9419 27 0,964286 0,022386 28 93 2,97 0,4985 0,9985 28 1 0,0015
15. Menentukan nilai Lhitung yang diambil dari nilai yang paling besar di antara
harga-harga mutlak selisih F(zi) – S(zi) .
Dari tabel diatas diperoleh Lhitung = 0,150 dengan
Karena sebesar 28 tidak ada di tabel, sedangkan yang ada di tabel
dan oleh karena itu dilakukan interpolasi sebagai berikut:
Pada taraf signifikansi sebesar 5% (0,05)
85
Sehingga diperoleh Ltabel = 0,1658
Karena atau maka data berdistribusi
normal.
Uji Homogenitas Data
Dalam uji homogenitas menggunakan rumus sebagai berikut :
Dengan : ∑
A. Proses pengujian homogenitas :
1. Nilai kelas Eksperimen
NO NAMA NILAI
1 Andre Valentino 77
2 Agnes 90
3 Adinda s 77
4 Ari Jumadan 90
5 Abdul rohim 67
6 Teddy 77
7 Dewita R 90
8 Paris D 67
9 Fitria N 77
10 Gusti 67
11 Gita 70
12 Herdi 67
13 Lidya 83
14 Melisa M 100
15 Melisa J 90
16 M.arya 60
17 M. Triwahyu 70
18 Tio Mahendra 83
19 M. Triwahyu 70
20 Nayatul 77
21 Putri Oktavia 70
22 Trimanda 83
23 Ratih 77
24 Riki 83
25 Rendi 77
26 Regiscah 70
27 Suci 60
28 Tasya 83
29 Yudha 70
30 Tasya 90
2312
87
Dari data di atas di peroleh :
No Nilai
1 77 -0,07 0,0049
2 90 12,93 167,1849
3 77 -0,07 0,0049
4 90 12,93 167,1849
5 67 -10,07 101,4049
6 77 -0,07 0,0049
7 90 12,93 167,1849
8 67 -10,07 101,4049
9 77 -0,07 0,0049
10 67 -10,07 101,4049
11 70 -7,07 49,9849
12 67 -10,07 101,4049
13 83 5,93 35,1649
14 100 22,93 525,7849
15 90 12,93 167,1849
16 60 -17,07 291,3849
17 70 -7,07 49,9849
18 83 5,93 35,1649
19 70 -7,07 49,9849
20 77 -0,07 0,0049
21 70 -7,07 49,9849
22 83 5,93 35,1649
23 77 -0,07 0,0049
24 83 5,93 35,1649
25 77 -0,07 0,0049
26 70 -7,07 49,9849
27 60 -17,07 291,3849
28 83 5,93 35,1649
29 70 -7,07 49,9849
30 90 12,93 167,1849
2312 -0,10 2825,867
2. Nilai Kelas Kontrol
NO NAMA NILAI
1 Arni Yati 46
2 Ari Patria 50
3 Amar Saleh 64
4 Agustianus 61
5 Agung P 64
6 Andre Boy 68
7 Dewi R 71
8 Dinda S 79
9 Fitri Y 93
10 Haris Alpiandri 64
11 Indita T 59
12 Maria c 64
13 m. Gilang 50
14 M. Nur Arifin 46
89
15 M. Riski S 64
16 M. Sapi'i 50
17 M. Akbar 61
18 Nurmala 68
19 Nuriyah 64
20 Neha Oktavia 71
21 Reni E 79
22 Selvia 68
23 Ridho K 59
24 Sela Marsela 59
25 Sela 61
26 Tasya 68
27 Tandri 59
28 Zainatul 61
Dari tabel diatas diperoleh :
No Nilai
1 46 -17,25 297,5625
2 50 -13,25 175,5625
3 64 0,75 0,5625
4 61 -2,25 5,0625
5 64 0,75 0,5625
6 68 4,75 22,5625
7 71 7,75 60,0625
8 79 15,75 248,0625
9 93 29,75 885,0625
10 64 0,75 0,5625
11 59 -4,25 18,0625
12 64 0,75 0,5625
13 50 -13,25 175,5625
14 46 -17,25 297,5625
15 64 0,75 0,5625
16 50 -13,25 175,5625
17 61 -2,25 5,0625
18 68 4,75 22,5625
19 64 0,75 0,5625
20 71 7,75 60,0625
21 79 15,75 248,0625
22 68 4,75 22,5625
23 59 -4,25 18,0625
24 59 -4,25 18,0625
25 61 -2,25 5,0625
26 68 4,75 22,5625
27 59 -4,25 18,0625
28 61 -2,25 5,0625
Jumlah 1771 0 2809,25
91
3. Proses pengujian homogenitas
77 0,0049 46 297,5625
90 167,1849 50 175,5625
77 0,0049 64 0,5625
90 167,1849 61 5,0625
67 101,4049 64 0,5625
77 0,0049 68 22,5625
90 167,1849 71 60,0625
67 101,4049 79 248,0625
77 0,0049 93 885,0625
67 101,4049 64 0,5625
70 49,9849 59 18,0625
67 101,4049 64 0,5625
83 35,1649 50 175,5625
100 525,7849 46 297,5625
90 167,1849 64 0,5625
60 291,3849 50 175,5625
70 49,9849 61 5,0625
83 35,1649 68 22,5625
70 49,9849 64 0,5625
77 0,0049 71 60,0625
70 49,9849 79 248,0625
83 35,1649 68 22,5625
77 0,0049 59 18,0625
83 35,1649 59 18,0625
77 0,0049 61 5,0625
70 49,9849 68 22,5625
60 291,3849 59 18,0625
83 35,1649 61 5,0625
70 49,9849
90 167,1849
2312 2825,867 1771 2809,25
77,07
63,25
∑
∑
B. Membandingkan dengan
Dengan rumus :
(untuk varians kecil)
(untuk varians besar)
Karena sebesar 29 tidak ada di tabel, sedangkan yang ada di tabel
dan oleh karena itu dilakukan interpolasi
sebagai berikut:
Pada taraf signifikansi
93
Sehingga di peroleh
Kriteria pengujian:
Jika maka tidak homogen
Jika maka homogen
Karena atau 1,068 < 1,838 maka dapat disimpulkan bahwa
kelas eksperimen dan Kontrol bersifat homogen atau mempunyai varians yang
sama.
Uji t-test
Tabel Uji t-tes
46 77 -17,25 -0,067 297,5625 0,004489 50 90 -13,25 12,933 175,5625 167,2625 64 77 0,75 -0,067 0,5625 0,004489 61 90 -2,25 12,933 5,0625 167,2625
64 67 0,75 -10,067 0,5625 101,3445 68 77 4,75 -0,067 22,5625 0,004489 71 90 7,75 12,933 60,0625 167,2625 79 67 15,75 -10,067 248,0625 101,3445 93 77 29,75 -0,067 885,0625 0,004489 64 67 0,75 -10,067 0,5625 101,3445 59 70 -4,25 -7,067 18,0625 49,94249
64 67 0,75 -10,067 0,5625 101,3445 50 83 -13,25 5,933 175,5625 35,20049 46 100 -17,25 22,933 297,5625 525,9225 64 90 0,75 12,933 0,5625 167,2625 50 60 -13,25 -17,067 175,5625 291,2825 61 70 -2,25 -7,067 5,0625 49,94249 68 83 4,75 5,933 22,5625 35,20049 64 70 0,75 -7,067 0,5625 49,94249
95
71 77 7,75 -0,067 60,0625 0,004489
79 70 15,75 -7,067 248,0625 49,94249 68 83 4,75 5,933 22,5625 35,20049
59 77 -4,25 -0,067 18,0625 0,004489 59 83 -4,25 5,933 18,0625 35,20049 61 77 -2,25 -0,067 5,0625 0,004489 68 70 4,75 -7,067 22,5625 49,94249 59 60 -4,25 -17,067 18,0625 291,2825 61 83 -2,25 5,933 5,0625 35,20049
1771 70 0 -7,067 2809,25 49,94249
90
12,933
167,2625
2312
-0,01
2825,867
1. Menghitung mean variable
∑
2. Menghitung mean variable
∑
3. Mencari standar deviasi skor variable dengan rumus:
√∑
√
√
4. Mencari standar deviasi skor variable dengan rumus:
√∑
√
√
5. Mencari standar error mean variable , dengan rumus:
√
√
√
6. Mencari standar error mean variable , dengan rumus:
√
√
√
7. Mencari standar error perbedaan antara mean variable dan mean
variable , dengan rumus:
√
√
√
√
8. Mencari atau “ ”, dengan rumus :
97
9. Mencari interpretasi terhadap atau “ ”
atau
Karena sebesar 56 tidak ada di tabel, sedangkan yang ada di tabel
dan oleh karena itu dilakukan interpolasi sebagai berikut :
Pada taraf signifikansi
Pada taraf signifikansi
Sehingga didapat sebagai berikut:
Pada taraf signifikansi
Pada taraf signifikansi
Karena “ ” yang diperoleh dalam perhitungan adalah
lebih besar dari pada (baik pada taraf signifikansi maupun
pada taraf signifikansi yaitu dengan
demikian berarti ditolak, dan diterima. Hal ini berarti terdapat
perbedaan hasil analisis tes antara kemampuan berfikir kreatif matematika
siswa yang menggunakan model Reciprocal Teaching dan yang tidak
menggunakan model Reciprocal Teaching. Hasil beajar yang diperoleh siswa
yang dalam proses pembelajarannya menggunakan model Reciprocal
Teaching lebih baik dari pada yang tidak menggunakan model Reciprocal
Teaching.
99
TABEL
NILAI KRITIS L UJI LILLIEFORS
101
103
105
Tabel Distribusi
untuk uji dua pihak (two tail test)
0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01
untuk uji satu pihak (one tail test)
0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1,000
0,816
0,765
0,741
0,727
0,718
0,711
0,706
0,703
0,700
0,697
0,695
0,692
0,691
0,690
0,689
0,688
0,688
0,687
3,078
1,886
1,638
1,533
1,476
1,440
1,415
1,397
1,383
1,372
1,363
1,356
1,350
1,345
1,341
1,337
1,333
1,330
1,328
6,314
2,920
2,353
2,132
2,015
1,943
1,895
1,860
1,833
1,812
1,796
1,782
1,771
1,761
1,753
1,746
1,740
1,734
1,729
12,706
4,303
3,182
2,776
2,571
2,447
2,365
2,306
2,262
2,228
2,201
2,179
2,160
2,145
2,131
2,120
2,110
2,101
2,093
31,821
6,965
4,541
3,747
3,365
3,143
2,998
2,896
2,821
2,764
2,718
2,681
2,650
2,624
2,602
2,583
2,567
2,552
2,539
63,657
9,925
5,841
4,604
4,032
3,707
3,499
3,355
3,250
3,169
3,106
3,055
3,012
2,977
2,947
2,921
2,898
2,878
2,861
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
40
60
120
0,687
0,686
0,686
0,685
0,685
0,684
0,684
0,684
0,683
0,683
0,683
0,681
0,679
0,677
0,674
1,325
1,323
1,321
1,319
1,318
1,316
1,315
1,314
1,313
1,311
1,310
1,303
1,296
1,289
1,282
1,725
1,721
1,717
1,714
1,711
1,708
1,706
1,703
1,701
1,699
1,697
1,684
1,671
1,658
1,645
2,086
2,080
2,074
2,069
2,064
2,060
2,056
2,052
2,048
2,045
2,042
2,021
2,000
1,980
1,960
2,528
2,518
2,508
2,500
2,492
2,485
2,479
2,473
2,467
2,462
2,457
2,423
2,390
2,358
2,326
2,845
2,831
2,819
2,807
2,797
2,787
2,779
2,771
2,763
2,756
2,750
2,704
2,660
2,617
2,576
Sumber: Iqbal Hasan, 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara
107
Dokumentasi
a. Kelas Kontrol
Gambar 1. Memeriksa kehadiran siswa.
Sumber : Data pribadi
Gambar 2. Menyampaikan dan menjelaskan materi ajar.
Sumber : Data pribadi
Gambar 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang kurang dimengerti.
Sumber : Data pribadi
b. Kelas Eksperimen
Gambar 1. Mengawasi jalannya kerja kelompok.
Sumber : Data pribadi
Gambar 2. Memberikan kesempatan masing-masing kelompok menjelaskan hasil
kerja kelompoknya..
Sumber : Data pribadi
Gambar 3. Memberikan kesempatan kelompok lain untuk bertanya kepada
kelompok yang menjelaskan.
Sumber : Data pribadi
109
111
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE)
Nama : Muhammad Habibi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : Sungai Nilau, 15 Oktober 1993
Alamat (Asal/Sekarang) :Jl.Kapt Pattimura,Kembar Lestari 1,Kel, Kenali
Besar,Kec.Kota Brau
Pekerjaan (Jika ada) : SWASTA
Alamat Email : [email protected]
No Kontak : +62822-8216-6490
Pengalaman-pengalaman Pendidikan Formal
1. SD/MI, tahun tamat : SD Negeri 59/IV Sungai Nilau, Kec. Sungai
Manau Kab. Meragin, Tahun 2007
2. SMP/MTs, tahun tamat : SMP Negeri 05 Sungai Manau, Kab. Merangin
Tahun 2010
3. SMU/MA, tahun tamat : SMK-SPP Negeri Merangin, Kota Bangko, Kab.
Merangin, Tahun 2013
Pelatihan Non Formal : (Pelatihan, Kursus, dll)
1. ...............................................................................................................................
2. ...............................................................................................................................
3. ...............................................................................................................................
Pengalaman Organisasi
1. ...............................................................................................................................
2. ...............................................................................................................................
3. ...............................................................................................................................
Moto Hidup : Berusaha dan berdoa dalam mengapai suatu
impian.