pengaruh model pembelajaran simayang dalam …digilib.unila.ac.id/32075/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI KIMIA
PADA MATERI ASAM BASA
(Skripsi)
Oleh
IRA NOVITA SARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI KIMIA
PADA MATERI ASAM BASA
Oleh
IRA NOVITA SARI
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh serta ukuran pengaruh
model pembelajaran SiMaYang dalam meningkatkan kemampuan literasi kimia
siswa pada materi asam basa. Penelitian ini dilaksaksanakan di SMA Negeri 16
Bandarlampung menggunakan metode kuasi eksperimen dengan Pretest-Posttest
Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
XI IPA. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random samplingdan
diperoleh sampel kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimendan XI IPA 4 sebagai
kelas kontrol. Pengaruh model pembelajaran SiMaYang diukur berdasar- kan
rata-rata nilai n-Gain kemampuan literasi kimiasiswa, kemudian ukuran besar
pengaruh model pembelajaran SiMaYangtersebut diukur berdasarkan perhitungan
effect size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen rata-rata
nilai n-Gain kemampuan literasi kimiasiswa memiliki kriteria “tinggi”. Model
pembelajaran SiMaYang memiliki pengaruh “besar” dalam meningkatkan
kemampuan literasi kimia siswa pada materi asam basa. Berdasarkan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SiMaYang
berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan literasi kimiasiswa pada materi
larutan asam basa.
Kata kunci: model pembelajaran SiMaYang , kemampuan literasi kimia siswa
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SiMaYang DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI KIMIA
PADA MATERI ASAM BASA
Oleh
IRA NOVITA SARI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Pada tanggal 27 November 1996 penulis dilahirkan di Pringsewu dan merupakan
anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak Samiran dan Ibu Afrida Yunita.
Pendidikan formal diawali di SD Negeri 3Lugusari Kec. Pagelaran Kab.
Pringsewutahun 2002 dan lulus pada tahun 2008, kemudian dilanjutkan ke SMP
Negeri 1 Pagelaran Kec. Pagelaran Kab. Pringsewu tahun 2008 dan diselesaikan
pada tahun 2011, kemudian diteruskan ke SMA Negeri 1 Pringsewu Kab.
Pringsewu tahun 2011 dan selesai pada tahun 2014.
Tahun 2014 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kimia Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Universitas Lampung melalui jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada bulan Juli –
September 2017 pernah mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA
Negeri 2 Banjit yang terintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di
Kampung Simpang Asam Kec. Banjit Kab. Way Kanan.
PERSEMBAHAN
Puji syukur ke hadirat Allah SWT selalu terpatri dalam hati, sehingga karena-Nya
skripsi ini dapat terselesaikan, “Alhamdulillahirabbil „alamin”. Dengan rasa
bangga dan tulus hati, ku persembahkan lembaran goresan tinta ini untuk :
Ayah dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan semangat, do’a. kasih
sayang. Semoga ALLAH memperkenankan anandauntuk selalu
memberikan lebih banyak kebahagiaandi masa depan
Adikku Aji Rahmad Hidayat tercinta yang selalu memberikan doa,
semangat, dan dukungan yang tulusuntuk ku
Keluarga tercinta, terimakasih atas semangat dan dukungan
yang kalian berikan.
Sahabat dan teman tersayang atas segala pengalaman suka, duka, canda,
tawa, tangis yang telah kita lewati bersama.
Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Almamater tercintaku Universitas Lampung, sebagai tempat menimba
ilmu
MOTTO
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang
mengubah nasib atau keadaan yang ada pada dirinya
(Q.S Ar-Ra’d : 11)
Kau tidak akan pernah mampu menyeberangi lautan sampai kau berani
berpisah dengan daratan
(Christopher Colombus)
Visi tanpa eksekusi adalah halusinasi
(Henry Ford)
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran
SiMaYang dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Kimia Pada Materi Asam
Basa” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan dapat
diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi besar Rasulullah Muhammad SAW atas suri tauladan serta syafa’atnya
kepada seluruh umat manusia.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila;
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;
3. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Ketua Program Studi
PendidikanKimia;
4. Bapak Dr, Sunyono, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan,
keikhlasan,dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam
prosesperbaikan serta penyelesaian skripsi ini;
5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Pembimbing II atas kesediaannya
memberi bimbingan, masukan, kritik dan saran,serta motivasi;
6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Pembahas atas kesediannyauntuk
memberikan bimbingan, saran dan kritik, dalam proses penyelesaiankuliah
dan penyusunan skripsi;
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Kimia Universitas Lampung, serta
KepalaSekolah, WakilKurikulum, Guru Kimia, Staff TU, dan siswa kelas XI
IPA 5 dan XI IPA 4 SMA Negeri 16Bandarlampung;
8. Ibunda (Afrida Yunita), Ayahanda (Samiran), adik (Aji Rahmad
Hidayat)serta seluruh keluarga besar atas segala doa, pengorbanan, cinta,
semangat, dukungan, serta bimbingannya demi kelancaran menyelesaikan
studi;
9. Teman setimku (Nurmala, Elok Suci Wayuni, Mentari Bela
Wahyudienie)atas kerja sama dandukungannya selama penyusunan skripsi
ini. Sahabat-sahabat terbaikku (Desi, Hasung, Fida), Simpang Asam Squad,
teman sekosan (Afriani, Mba Septi, Mei, Neni, Tika) atas doa, cinta, kasih
sayang, motivasi dan dukungan selama perkuliahan serta teman-temanku di
Pendidikan Kimia 2014.
10. Semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu.
Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala khilaf yang menyakiti. Sedikit
harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, 26 Juni 2018
Penulis,
Ira Novita Sari
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
E. Ruang Lingkup .................................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengaruh .............................................................................................. 11
B. Representasi Kimia ............................................................................. 12
C. Model Pembelajaran SiMaYang .......................................................... 15
D. Literasi Sains (Kimia) .......................................................................... 19
E. Kerangka Pemikiran............................................................................. 21
F. Anggapan Dasar .................................................................................. 24
G. Hipotesis ............................................................................................. 24
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian................................................................................. 25
B. Metode Penelitian ............................................................................... 25
C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 26
D. Perangkat Pembelajaran ...................................................................... 28
E. Instrumen Penilaian ............................................................................ 29
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 29
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ...................................................... 38
B. Pembahasan ......................................................................................... 49
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 55
B. Saran ................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 57
LAMPIRAN
1. Analisis SKL-KI-KD ........................................................................... 61
2. Analisis Konsep ................................................................................... 64
3. Silabus ................................................................................................. 66
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ......................................... 70
5. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................. 77
6. Kisi-Kisi Pretes Postes ......................................................................... 99
7. Soal Pretes Postes ............................................................................... 100
8. Rubrik Penilaian Petes Postes .............................................................. 103
9. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP SiMaYang ............................ 107
10. Lembar Observasi Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ......... 109
11. Hasil Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 112
12. Data Hasil Keterlaksanaan RPP SiMaYang ........................................ 115
13. Data Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ..................... 118
14. Daftar Nilai Pretes, Postes, dan n-Gain ............................................... 125
15. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas ............................................... 127
16. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata ...................................................... 129
17. Hasil Perhitungan Effect Size ............................................................... 132
18. Surat Telah Melaksanakan Penelitian .................................................. 193
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tiga level fenomena kimia ............................................................. . 13
Gambar 2. Fase-Fase Model Pembelajaran Si-5 Layang-Layang (SiMaYang)
Hasil revisi ....................................................................................................... . 17
Gambar 3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .................................................... . 28
Gambar 4. Rata-rata nilai pretes dan nilai postes kemampuan literasi
kimia siswa ....................................................................................................... 43
Gambar 5. Rata-rata perolehan nilai n-Gain .................................................... 44
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Fase (Tahapan) Pembelajaran Model SiMaYang ............................ 18
Tabel 2. Desain Penelitian............................................................................. 26
Tabel 3. Kriteria Derajat Reliabilitas Alat Evaluasi....................................... 30
Tabel 4. Kriteria Tingkat Keterlaksanaan ........................................................ 32
Tabel 5. KriteriaTingkat Kemampuan Guru dalam Mengelola
Pembelajaran ................................................................................... 33
Tabel 6. Kriteria Efek Pengaruh.................................................................... 37
Tabel 7. Validitas instrumen tes ..................................................................... 39
Tabel 8. Data Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP SiMaYang ............... 40
Tabel 9. Data Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ................ 41
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Literasi Kimia ......................... 45
Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Literasi Kimia ...................... 46
Tabel 12. Hasil Uji independent sample T-test dan effect size Kemampuan
Literasi Kimia................................................................................................... 48
Tabel 13. Hasil Perhitungan effect size ............................................................ 48
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sains merupakan salah satu aspek pendidikan yang memiliki
peran pentingdalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya di dalam
menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang
mampu berpikir kritis, kreatif,mampu dalam mengambil keputusan, dan
mampu memecahkan masalah sertamampu mengaplikasikan ilmu penge-
tahuan dalam kehidupan untuk kesejahteraanumat manusia (Sastrika, 2013).
Kimia sebagai cabang dari ilmu sains pun memegang peranan penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari, namun
sampai saat ini mata pelajaran kimia masih menjadi salah satu mata pelajaran
yang sulit dipahami baik konsep maupun penerapannya (Annisa, 2013).
Kimia merupakan salah satu ilmuyangmemunculkan konsep dan
fenomenayang abstrak untuk memahamiaspekkualitatif dan kuantitatifnya.
Konsepyang kompleks dan fenomenakimiayangabstrak tersebut menjadi
salah satu halyang mengakibatkan kimia dianggap sulituntuk dimengerti oleh
sebagian besar siswa (Wang, 2007).Kesulitan untuk memahami konsep dan
menerap- kan ilmu kimiaini menjadikan siswa lebih memilih menggunakan
2
cara cepat dalam belajar seperti dengan caramenghafal untukmengatasi
kesulitan yang mereka hadapi (Johnstone,2005). Seperti yang kita ketahui
belajar dengan cara hanya menghafal materi tanpa memahami materi itu
sendiri tentu saja akan membuat siswa cepat melupakan materi yang telah
dipelajari.
Materi asam dan basa merupakan materi berisi konsep dan hafalan yang
membutuhkan kemampuan berpikir serta berkaitan dengan teori-teori yang
belumpernah diajarkansebelumnya. Menurut Anisa (2013) untuk mengajar-
kan materi asam danbasa kepada siswa diperlukan metode pembelajaran yang
melibatkan keaktifansiswa dalam memperolehpengetahuan atau konsep
sehingga dapat lebih dipahamidan terdapat dalam ingatan jangka panjang. Hal
sejalan dengan Amri dan Ahmadi (2010) yang menyatakan bahwa
pembelajaran kimia dapat tercipta melalui interaksi aktif siswa dengan teman
sejawat, guru, buku, sumber-sumber belajar yang relevan, dan alam
sekitarnya, maka pembelajaran kimia seperti pada materi asam basa seharus-
nya diarahkan kepada keterlibatan siswa secara aktif dengan lingkungannya
melalui percobaan ataupun eksperimen.
Proses belajar mengajar untuk mata pelajarankimia sendiri dari dahulu sampai
sekarang masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada peserta didik.
Akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada pengajar- an
daripada pembelajaran.Menurut Tasker dan Dalton (dalam Sunyono, 2015)
pada umumnya pembelajarankimia yang terjadi saat ini hanya membatasi
pada dua level representasi, yaitumakroskopik dan simbolik. Level berpikir
3
terpisah dari dua tingkat berpikir lainnya. Pengintegrasian fenomena
mikroskopik dan makroskopik atau simbolik diserahkan kepada peserta
didiksendiri untuk memahaminya melalui gambar-gambar dan diagram-
diagram yangada di buku, tanpa bimbingan dan arahan guru.
Menurut Sunyono (2015) kebanyakan dari pembelajaran cenderung hanya
menghafalkan representasi submikroskopik dan simbolik yang bersifat
abstrak (dalam bentuk deskripsi kata-kata) akibatnya peserta didik tidak
mampu untuk membayangkanbagaimana proses dan struktur dari suatu zat
yang mengalami reaksi.Hal ini diduga merupakan salah satu faktor penyebab
rendahnya kualitas proses pembelajaran sains.
Dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran sains khususnya
kimia maka sangat penting untuk mengetahui proses pembelajaran yang baik.
Pembelajaran kimia yangbaik adalah pembelajaran kimia yang dapat mem-
berikan makna bagi siswa.Kebermaknaan ini dapat terjadi jika siswa dapat
menghubungkan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah
mereka miliki sebelumnya (Dahar, 1989). Pengetahuan baru akan didapat
secara terus menerus seiringdengan bertambahnya pengalaman yang manusia
peroleh dalam kehidupan siswasehari-hari. Hal ini sejalan dalam pendapat
Piaget (dalam Dahar, 1989) yang mengemukakanpengetahuan merupakan
ciptaan manusia yang dikonstruksi dari pengalamannya.Pengalaman yang
didapat ini akan mengkonstruksi pemikiran manusia sehinggamemunculkan
pemahaman yang baru.
4
Menurut Halimah (2016), suatu prosesbelajar dikatakan berhasil apabila hasil
belajar yang didapatkan meningkat ataumengalami perubahan setelah siswa
melakukan aktivitas belajar yang dapat dilihatdari suatu tes kognitif, yaitu
seperti literasi kimia. PISA (Programme for International Student Assess-
ment) mendefinisikan literasisains sebagai kemampuan dalam
menggunakanpengetahuan ilmiah (scientificknowledge),mengidentifikasi
pertanyaandan dalam menarik kesimpulanberdasarkan bukti dalam
rangkamemahami dan membuat keputusantentang alam semesta dan
melakukanberbagai perubahan melalui aktivitas manusia (OECD, 2016).
PISA 2006 menguraikan konsepscientific knowledge menjadi 2
komponenyaitu knowledge of science dan knowledgeabout science. Gagasan
ini selanjutnyadikembangkan lagi dalam definisi PISA2016. Perbedaan utama
adalah bahwagagasan knowledge about science lebihjelas dan dibagi menjadi
2 komponenpengetahuan prosedural dan pengetahuanepistemik.
OECD (2016) menjelaskan bahwadalam upaya memahami dan terlibatdalam
diskusi kritis tentang isu-isu sainsdan teknologi, ada tiga kompetensispesifik
dalam literasi sains yangdibutuhkan yaitu menjelaskan fenomenasains secara
ilmiah, mengevaluasi danmerancang penyelidikan atau inkuiri,
danmenafsirkan data secara ilmiah. Semuakompetensi tersebut
membutuhkanpengetahuan. Menjelaskan fenomena sains dan teknologi secara
ilmiah membutuhkan pengetahuan tentang materi sains yang disebut
pengetahuan konten (contentknowledge), kompetensi kedua dan ketiga
membutuhkan lebih dari pengetahuan yang diketahui, yaitu pemahaman
tentang bagaimana pengetahuan ilmiah tersebut dibangun dan diyakini.
5
Pengetahuan inidisebut dengan pengetahuan prosedural(procedural
knowledge) dan pengetahuanepistemik (epistemic knowledge).
Hasil pengukuran literasi sains yang dilaporkan PISA pada tahun 2016
menunjukkan bahwa rata-rata skorliterasi sains siswa di Indonesia adalah
403, sedangkan rata-rata skor literasi sainssiswa internasional adalah 493.
Hasil tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat 62 dari 70 negara
peserta (OECD, 2016), sehingga literasi sains siswa(yang mencakup juga
literasi kimia) di Indonesia perlu ditingkatkan.
Literasi sains sudah menjadiisu yang penting untuk dibahas dalam
beberapadekade terakhir, membuat pesertadidik sadar terhadap manfaat
literasi men- jaditujuanutamabagipendidik,ilmuwan,sertapemangku kebijakan
kuriku- lum(Hernandez, Martinez & Irene, 2015).Rendahnya literasi sains
(kimia)siswa merupakan suatu alasan yang melandasipemerintah melakukan
revisi kurikulum 2006 ke 2013. Berdasarkan pernyataan diatas, individu yang
me-miliki kemampuan literasi sains yang tinggi akan lebihdapat menguasai
fenomena-fenomena sains yang ada dalam kehidupan dan lebihmudah ter-
motivasi untuk memecahkan dan menjelaskan isu-isu fenomena ilmiah (Odja
& Payu, 2014).
Rendahnya kemampuan literasi sains (kimia) siswa disebabkan karena
pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum melatih kemampuan literasi
kimia siswa. Banyak guru di sekolah yang tidak mengintegrasikan ketiga
level fenomena kimia yaitu makroskopik, submikroskopik dan simbolik
didalam pembelajaran. Berdasarkan observasi di sekolah, sebagian guru
6
hanya menekankan level simbolik saja tanpa dikaitkan dengan fenomena
alam dan pengalaman siswa sehari-hari sebagai level makroskopik, serta
penjelasannya sebagai level submikroskopik. Levelsubmikroskopik dan
simbolik adalah dua level yang bersifat abstrak dan tidak dialami secara
langsung oleh siswa (Dhindsa dan Treagust, 2009). Salah satu cara yang
dapat dilakukanuntuk membantu siswa dalam mengembangkan literasi kimia,
adalahdengan menerapkan beberapa pendekatanatau model pembelajaran,
danmengembangkan soal-soal serta instrumen evaluasi yang dapat
meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa.
Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemam-
puanliterasi kimia adalah model pembelajaran SiMaYang.Model pembela-
jaran SiMaYang merupakan model pembelajaran kimia berbasis multipel
representasi dengan mengkombinasikan teorifaktor interaksi yang
mempengaruhi kemampuan peserta didik untukmempresentasikan fenomena
sains. Model pembelajaranSiMaYang menekankan padainterkoneksi tiga
level fenomena sains, yaitu level makro, submikro, dan simbolik (Sunyono,
2015).
Menurut Sunyono (2015), fokus utama yang menjadi sasaran dalam
pembelajaran dengan model SiMaYangadalah kemampuan peserta didik
dalam menggunakan potensi berpikir tingkat tinggiyang dimilikinya melalui
proses imajinasi untuk mengembang- kan kemampuan modelmental peserta
didik. Modelpembelajaran SiMaYang sendiri memiliki 4 tahapan yaitu tahap
orientasi, eksplorasi-imajinasi, internalisasi dan evaluasi. Tahapan dalam
7
model pembelajaran SiMaYang yang dapat meningkatkan kemampuan
literasi kimia siswa adalah pada tahap eksplorasi-imajinasi, karena pada fase
ini aktivitas siswa berdasarkan pengetahuanyang telah dipe- roleh dengan
melakukan imajinasi representasi.
Model pembelajaran ini menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Hasil
kajian empiris menunjukkan bahwa lebih dari 80% pembelajar memberikan
responpositif dan senang dengan pelaksanaan pembelajaran menggunakan
model SiMaYang (Sunyono, 2015). Model pembelajaran SiMaYang memi-
liki validitas atau kelayakan yang tinggi berdasarkan penilaian validator.
Validitias isi maupun validitas konstruk model SiMaYang memiliki kategori
tinggi sehingga layak digunakan dalam pembelajaran (Sunyono, 2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmawanti (2017) menyimpulkan
bahwa model pembelajaran SiMaYang menggunakan strategi scaffolding
berpengaruh besar untuk meningkatkan kemampuan literasi kimia dan self
efficacy pada materi asam basa, serta hasil penelitian Karimah (2017)
menyimpulkan bahwa model pembelajaran SiMaYang menggunakan strategi
scaffolding berpengaruh besar untuk meningkatkan kemampuan literasi kimia
dan metakognisi pada materi asam basa
Asam basa merupakan salah satu konsep dasar yang dapat diambil
untukmeningkatkan kemampuan literasi kimia siswa, dimana
padapembelajaran ini siswa akan dituntut untuk bisa mengamati,
menganalisis,menyimpulkan dan mengajukan ide atau gagasan dari asam
basa.Dengan menggunakan model pembelajaran SiMaYang serta
8
beberapaketerampilan pada kompetensi dasar asam basadiharapkan akan
meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa.Berdasarkan uraian latar
belakang diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model
PembelajaranSiMaYang dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Kimia
pada Materi Asam Basa”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimanakah:
1. Pengaruhmodel pembelajaranSiMaYang dalam meningkatkan kemam-
puan literasi kimia siswa pada materi asam basa?
2. Ukuran pengaruh model pembelajaranSiMaYang dalam meningkatkan
kemampuan literasi kimia pada materi asam basa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Pengaruh model pembelajaranSiMaYang dalam meningkatkan kemam-
puan literasi kimia siswa pada materi asam basa.
2. Ukuran pengaruh model pembelajaranSiMaYang dalam meningkatkan
kemampuan literasi kimia pada materi asam basa.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:
9
1. Siswa
Melalui penerapan model pembelajaran SiMaYangyang mempelajari feno-
mena kimia yang bersifat abstrak dapat memberikanpengalaman belajar
secara langsung kepada siswa serta dapat membantumeningkatkan kemam-
puan literasi kimia siswa padamateri asam basa.
2. Guru
Sebagai alternatif pilihan bagi guru sehingga menjadi lebih kreatif menggu-
nakan model pembelajaran SiMaYang dalam menyajikan materi yang
dapatditerapkan di kelas untuk meningkatkan kemampuan literasi kimia
siswa.
3. Sekolah
Penerapan model pembelajaran SiMaYang dalampembelajaran merupakan
suatu usaha bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran kimia yang bersifat abstrak.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik
orangmaupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan
danberpengaruh terhadap orang lain (Poerwadarminta, 1984). Ukuran
penga- ruhdalam penelitian ini diuji dengan studi perbandingan siswa
10
pada kelas yang memiliki kemampuan hampir sama, namun digunakan
perlakuan yang berbeda.
2. Literasisains didefinisikan oleh PISA (Programme for International
Student Assessment) sebagai kapasitas individu dalam menggunakan peng-
etahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan, menarik kesim-
pulan berdasarkan bukti-buktiagar dapat memahami dan membantu mem-
buat keputusan tentang dunia alamiserta interaksi manusia dengan alam
(OECD, 2011).
3. Materi yang akan diujikan pada penelitian ini adalah asam basa,
dimanapada penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap sifat larutan
berdasarkan konsep asam basa (Safitri, 2015)
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengaruh
Pengaruh merupakan daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik
orangmaupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan
danberpengaruh terhadap orang lain (Poerwadarminta, 1984). Menurut
Badudu Zain (1996) , „pengaruh‟ adalah “daya menyebabkan sesuatuterjadi,
dalam arti sesuatu yang dapat membentukatau mengubah sesuatu yang lain
dengan kata lain pengaruh merupakan penyebabsesuatu terjadi atau
dapatmengubah sesuatu hal ke dalam bentuk yang kita inginkan”.Pengaruh
memiliki makna sebagai daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau
benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang
(Depdikbud, 1998).
Ukuran pegaruh (effect size) merupakan ukuran mengenai besarnya ukuran
efek suatu variabelpada variabel lain, besarnya perbedaan maupun hubungan,
yang bebas daripengaruh besarnya sampel (Olejnik dan Algina, 2003).
Variabel-variabel yang terkait biasanya berupa variabel respon atau dikenal
juga variabel independen danvariabel hasil (outcome variable) atau sering
disebut variabel dependen. Effect size juga dapat dianggap sebagai ukuran
12
mengenaikebermaknaan hasil penelitiandalam tataran praktis (Huck,
2008).Ukuran ini dibutuhkan karena signifikan statistik tidak memberikan
infor- masi yang cukup berarti terkait dengan besarnyaperbedaan atau
korelasi. Signifikasi statistik hanya menggambarkan besarnya kemungkinan
muncul- nya statistik dengan nilai tertentu dalam suatu distribusi (Olejnik dan
Algina, 2003). Effect size memeiliki dua cara penggunaan yang berbeda, dan
karena- nya memiliki cara interpretasi yang berbeda pula (Huck, 2008).
Cara pertama, penelitimenentukan terlebih dahulu besarnya effect sizeyang
dianggap bermakna sebelum penelitian dilakukan. Besarnya effect
sizeinikemudian akan menentukan besarnya sampel yang akan digunakan
untuk dapat menghasilkan effect sizeminimal sebesar yang dianggapnya
bermakna. Peneliti kemudian mengambil sampel penelitian sebesar yang
telah ditentu- kan dengan harapanmemperoleh effect sizesebesar yang
dianggapnya ber- makna. Cara penggunaankedua bersifat post hoc. Effect
sizedihitung setelah signifikansi statistik dilakukan.Effect sizeinilah yang
kemudian dilaporkan sebagai effect sizedalam penelitian.
B. Representasi Kimia
Menurut The Australian Concise Oxford Dictionary (Chittleborough, 2004),
representasi adalah sesuatu yang dapat menggambarkan yang lain.
McKendreedkk. (Nakhleh, 2008) menyatakan bahwa representasi adalah
struktur yang berarti dari sesuatu: suatu kata untuk suatu benda, suatu kalimat
13
untuk suatu keadaan hal, suatu diagram untuk suatu susunan hal-hal, suatu
gambar untuk suatu pemandangan.
Representasi ilmu kimia dibedakan ke dalam tiga tingkatan atau dimensi
olehJohnstone (1982) sebagai berikut:Dimensi pertama adalah makroskopis
yang bersifat nyata dan kasatmata. Dimensi ini menunjukkan fenomena-
fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari maupun yang dipelajari di
laborato- rium menjadi bentuk makro yang dapat diamati, dimensi kedua
adalah mikroskopis juga nyata tapi tidak kasat mata.
Dimensimakroskopismenjelas-
kandanmenerangkanyangdapatdiamatisehinggamenjadisesuatuyangdapatdipa
hami.Dimensiiniterdiridaritingkatpartikularyangdapatdiguna-
kanuntukmenjelaskanpergerakan elektron,
molekul,partikelatauatom,dimensiyangterakhiradalahsimbolikyangmenggamb
arkantandaataubahasa sertabentuk-
bentuklainnyayangdigunakanuntukmengomunikasi- kanhasilpengamatan.
Dimensiiniterdiridariberbagairepresentasigambar,aljabardanbentukkomputasir
epresentasimikroskopik.
Johnstone (1982) dalam Chittleborough (2004) menganjurkan untuk meng-
gunakan berbagai macam fenomenadalampembelajaran yang melibatkan
ketiga levelsecara serempak sehingga dapatmenghasilkan pemahaman yang
penting dari apayang telah dihasilkan.
14
Ketiga level fenomena kimia tersebut dapat dihubungkan dalam gambar
sebagaiberikut:
Gambar 1. Tiga level fenomena kimia (Sunyono, 2015)
Ketiga level representasi tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam
pemebelajaran. Hal tersebut didukung oleh Tasker Dan Dalton (2004) bahwa
kimia melibatkan proses-proses perubahan yang dapat diamati dalam hal
(misalnya perubahan warna, bau, gelembung) pada dimensi makroskopik atau
laboratorium, namun dalam hal perubahan yang tidak dapat diamati dengan
mata,seperti perubahan struktur atau proses di tingkat submikro atau molekul
imaginerhanya bisa dilakukan dengan pemodelan. Perubahan-perubahan di
tingkat molekuler ini kemudian digambarkan pada tingkat simbolik yang
abstrak dalam duacara, yaitu secara kualitatif menggunakan notasi khusus,
bahasa, diagram sertasimbolis, dan secara kuantitatif dengan menggunakan
matematika (persamaan dan grafik).
Dalam proses pembelajaran kimia, penting untuk memulai dari levelmakros-
kopisdan simbolik sebab keduanya terlihat dan dapat dikonkritkan dengan
contoh.Johnstone (1982) dalam Chittleborough (2004) mengatakan bahwa
levelsubmikroskopik merupakan level yang tersulit sebab menggambarkan
level molekular suatu materi, termasuk partikel seperti elektron, atom, dan
molekul.
Simbolik Sub Mikroskopis
Makroskopis
15
Ainsworth (2008) membuktikan bahwa banyak representasi dapat memainkan
tigaperanan utama. Pertama, mereka dapat saling melengkapi. Kedua, suatu
representasi yang lazim dapat menjelaskan tafsiran dalam suatu representasi
yang tidaklazim. Ketiga, suatu kombinasi representasi dapat bekerja bersa-
ma membantu siswa atau pembelajar menyusun suatu pemahaman yang lebih
dalam tentang suatutopik yang dipelajari (Sunyono, 2015).
C. Model Pembelajaran SiMaYang
Model pembelajaran SiMaYang merupakan model pembelajaran sains
berbasis multipel representasi dengan memasukkan faktor interaksi (tujuh
konsep dasar) yang mempengaruhi kemampuan pembelajar untuk
mempresentasikan fenomena sains ke dalam kerangka model IF-SO
(Sunyono, 2015). Ada tiga dari tujuh konsep yang telah diidentifikasi oleh
Schonborn and Anderson (Sunyono, 2015) yaitu kemampuan penalaran
peserta didik (Reasoning; R), pengetahuan konseptual peserta didik
(conceptual; C); dan keterampilan memilih mode representasi pembelajar
(representationmodes; M).Faktor M dapat dianggap berbeda denganfaktor C
dan R, karena faktor M tidak bergantung pada campur tangan manusiaselama
proses interpretasi dan tetap konstan kecuali jika ER dimodifikasi,
selanjutnya empat faktor lainnya adalah faktor R-C yang merupakan
pengetahuankonseptual dari diri sendiri tentang ER, faktor R-M merupakan
penalaran darifitur ER itu sendiri, faktor C-M adalah faktor interaktif yang
mempengaruhi interpretasi terhadap ER, serta faktor C-R-M adalah faktor
interaksi dari ketigafaktor awal (C-RW) yang mewakili kemampuan seorang
16
pembelajar untuk melibatkan semua faktor dari model agar dapat
menginterpretasikan ER dengan baik.
Model pembelajaran berbasis multipel representasi didesain sedemikian rupa
dengan langkah-langkah pembelajaran yang disusun dengan memperhatikan
tiga faktor utama, seperti yang telah diungkapkan oleh Waldripdan
Abdurrahman (Sunyono. 2015) yaitu aspek konseptual (guru/ dosen dan
pembelajar), penalaran (pembelajar), dan representasi (baik guru/ dosen
maupun pembelajar), selanjutnya dihubungkan dengan 7 (tujuh) konsep dasar
kemampuan pembelajar yang dikemukakan oleh Schonborn and Anderson
(Sunyono, 2015). Dengan mempertimbangkan model teoritis tentang faktor-
faktor yangmempengaruhi kemampuan pembelajar dalam menginterpretasi-
kan representasi eksternal, model kerangka IF-SO dapat disempurnakan
dengan menghasilkan model pembelajaran yang menginterkoneksikan ketiga
level fenomena sains.
Model pembelajaran SiMaYangdisusun dengan mengacu pada ciri suatu
model pembelajaran menurut Arends(dalam Sunyono, 2015)yangmenyebut-
kansetidak-tidaknyaada4cirikhusus dari model pembelajaranyangdapat
digunakanuntuk mecapai tujuan pembelajaran,yaitu:
1.Rasional teoritikyanglogisyangdisusun oleh perancangannya.
2.Landasanpemikiran tentangtujuan pembelajaranyanghendak dicapai dan
bagaimana pembelajarbelajar untuk mencapai tujuan tersebut.
3.Aktivitas guru/ dosen dan pembelajar(siswa/ mahasiswa)yangdiperlukan
agar model tersebut terlaksanadengan efektif.
17
4.Lingkungan belajaryang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran
SiMaYangmemiliki4fase,yaitu orientasi, eksplorasi-imajinasi, internalisasi,
dan evaluasi(Sunyono, 2015 dan Sunyono, et al., 2015). Keempat
fasedalam model pembelajaran tersebut memiliki ciri denganakhiran “si”
sebanyak lima“si”. Fase-fasetersebuttidak selalu berurutan
bergantungpadakonsepyangdipelajari olehpembelajar, terutama
padafaseduayaitu fase eksplorasi-imajinasi.Fase-fase dalam model
pembelajaranini tetap disusun dalam bentuk layang-layang,sehinggatetap
dinamakan Si-5 layang-layangatau disingkat SiMaYang(Sunyono,2015).
Fase-fase model pembelajaran si-5 layang-layangdigambarkan
padaGambar2 berikut:
Gambar 2.Fase-Fase Model Pembelajaran SiMaYangHasil revisi (Sunyono,
2015).
Pada fase I ada orientasi, yaitu peninjauan untuk menentukan sikap dan
pandangan yang mendasari pikiran sehingga siswa dapat terfokus pada
tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari. Fase II ada eksplorasi
dan imajinasi yang saling berkaitan. Eksplorasi adalah kegiatan untuk
Orientasi
Internalisasi
Imajinasi Eksplorasi
Evaluasi
Fase I
Fase II
Fase III
Fase IV
18
memperoleh pengalaman- pengalaman baru dari situasi yang baru.Pada
kegiatan eksplorasi, guru melibatkan siswa dalam mencari dan menghim-
pun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman meng-
elola informasi, memfasilitasi siswa berinteraksi sehingga siswa aktif,
mendorong siswa mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang
membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di
lapangan dan labolatorium. Fase III ada internalisasi yaitu, proses
pemasukan nilai pada seorang yang akan membentuk pola pikirnya dalam
melihat makna realitas pengalaman, dan fase IV ada evaluasi, yaitu me-
review hasil pembelajaran yang sudahdiperoleh (Sunyono, 2015). Sintak
model pembelajaran SiMaYang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Fase (Tahapan) Pembelajaran Model SiMaYang (Sunyono dan
Yulianti, 2014)
Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Fase I:
Orientasi
1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2. Memberikan motivasi
dengan berbagai fenomena
yang terkait dengan
pengalaman siswa
1. Menyimak penyampaian
tujuan pembelajaran sambil
memberikan tanggapan
2. Menjawab pertanyaan dan
menanggapi
Fase II:
Eksplorasi-
Imajinasi
1. Mengenalakan konsep
dengan memberikan
beberapa abstraksi yang
berbeda mengenai fenomena
alam (demonstrasi dan juga
visualisasi atau simulasi atau
animasi, dan atau analogi)
dengan melibatkan siswa)
2. Mendorong, membimbing,
dan memfasilitasi diskusi
siswa untuk membangun
model mental dan membuat
interkoneksi diantara level-
level fenomena alam dan /
atau membuat tranformasi
dari level fenomena satu ke
1. Menyimak (Mengamati) dan
tanya jawab dengan guru
tentang fenomana yang
diperkenalkan (Menanya).
2. Melakukan penelusuran
informasi melalui webpage /
weblog dan / atau buku teks
( Menggali informasi)
3. Bekerja dalam kelompok
untuk melakukan imajinasi
terhadap fenomena alam
melalui LKS
4. Berdiskusi dengan teman
dalam kelompok dalam
melakukan latihan imajinasi
representasi (Menalar /
19
Fase Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
level lain yang dituangkan
kedalam lembar kegiatan
siswa (LKS)
Mengasosisasi)
Fase III:
Internalisasi
1. Membimbing dan
memfasilitasi siswa dalam
mengartikulasikan / mengko-
munikasikan hasil
pemikirannya melalui
presentasi hasil kerja
kelompok.
2. Memberikan latihan atau
tugas dalam
mengartikulasikan
imajinasinya. Latihan
individu tertuang dalam
lembar kegiatan siswa yang
berisi pertanyaan dan/ atau
perintah untukmembuat
interkoneksi ketiga level
fenomena alam (makro,
mikro/sub-mikro, dan
simbolik).
1. Perwakilan kelompok
melakukan presntasi
terhadap hasil kerja
kelompok
(Mengkomunikasikan).
2. Memberikan tanggapan /
pertanyaan terhadap
kelompok yang sedang
presentasi (Menanya dan
Menjawab).
3. Melakukan latihan individu
melalui LKS individu
(Menggali informasi dan
mengasosiasi).
Fase IV:
Evaluasi
1. Mengevaluasi kemajuan
belajar siswa dan mereviu
hasil kerja siswa.
2. Memberikan tugas latihan
interkoneksi tiga level
fenomena alam ( makro,
mikro, dan simbolik).
Menyimak hasil reviu dari guru
dan menyampaikan hasil
kerjanya (Mengkomunikasikan)
, serta bertanya tentang
pembelajaran yang akan
datang).
D. Literasi Sains (Kimia)
Literasi sains terbentuk dari dua kata, yaitu literasi dan sains. Secara harfiah
literasi berasal dari kata literacyyang berarti melek huruf atau
gerakanpemberantasan buta huruf (Echols dan Shadily, 1990). Pudjiadi
(1987) mengatakan bahwa sains merupakan sekelompok pengetahuan tentang
objek dan fenomena alam yangdiperoleh dari pemikiran dan penelitian para
ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan meng-
gunakan metode ilmiah.PISA (Programme for International Student Assess-
ment) mendefinisikan literasisains sebagai kemampuan dalam
20
menggunakanpengetahuan ilmiah (scientificknowledge),mengidentifikasi
pertanyaandan dalam menarik kesimpulanberdasarkan bukti dalam
rangkamemahami dan membuat keputusantentang alam semesta dan
melakukanberbagai perubahan melalui aktivitas manusia (OECD, 2016).
PISA 2006 menguraikan konsepscientific knowledge menjadi 2
komponenyaitu knowledge of science dan knowledgeabout science. Gagasan
ini selanjutnyadikembangkan lagi dalam definisi PISA2016. Perbedaan utama
adalah bahwagagasan knowledge about science lebihjelas dan dibagi menjadi
2 komponenpengetahuan prosedural dan pengetahuanepistemik.
Literasi kimia merupakan kemampuan peserta didik dalam
mengidentifikasi,menganalisis, dan mengolah konsep kimia untuk
menyelesaikan masalahnyadalam kehidupan sehari-hari dan
mengkomunikasikan setiap fenomena kimiayang terjadi di sekitarnya secara
ilmiah ( Prakasa dan Aznam, 2016). Kemam- puan literasi kimia peserta didik
diukur menggunakan tes literasi kimia yang berformatbenar-salah beralasan
dengan indikator yang diadaptasi dari aspek competenciespada draft science
framework PISA 2015( Prakasa dan Aznam, 2016).
Menurut Bybee (dalam Odja & Payu, 2014) tiga kompetensi ilmiah yang
diukurdalam literasi sains diuraikan sebagai berikut: (1) mengidentifikasikan
isu-isu (masalah) ilmiah, dimana hal ini mengenai masalah yang mungkin
untukpenyelidikan ilmiah, mengidentifikasi kata kunci untuk mencari infor-
masi ilmiah,mengenali fitur kunci dari penyelidikan ilmiah. (2) menjelaskan
fenomena ilmiah, dimana dalam hal ini menerapkan ilmu pengetahuan dalam
21
situasi tertentu,menggambarkan atau menafsirkan fenomena ilmiah dan
memprediksi perubahan,mengidentifikasi dan skripsi yang tepat, memberi -
kan penjelasan, dan prediksi. (3)menggunakan bukti ilmiah, dimana dalam
hal ini menafsirkan dan membuatkesimpulan dan mengkomunikasikan,
mengidentifikasi asumsi, bukti, dan alasandibalik kesimpulan, berkaca pada
implikasi sosial dari ilmu pengetahuan danperkembangan teknologi.
Salah satu kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Millers (Odja, 2014)
yang berhubugan dengan literasi sains menyatakan literasi sains secara global
sangatrendah. Rendahnya kemampuan literasi sains peserta didik merupakan
suatualasan yang melandasi pemerintah melakukan revisi kurikum 2006 ke
2013.Untuk mengkategorikan kemampuan siswa dalam literasi sains Bybee
(2009)mengusulkan kerangka kerja yang terdiri atas empat tingkatan yaitu:
nominal,fungsional, prosedural dan multidimensional.
E. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ada tidaknya pengaruh
modelpembelajaran SiMayang dalam meningkatkan kemampuan literasi
kimia siswa pada materi larutan asam basa.Materi asam basa menuntut
seorang siswa untuk dapatmenganalisis hingga mengajukan ide atau gagasan.
Kom- petensi ini sedikit sulituntuk dapat dimiliki oleh siswa, sehingga
memang dibutuhkan modelpembelajaran yang dapat mencakup kompetensi
tersebut.Melalui pembelajaran dengan pembelajaran SiMaYang, siswa diajak
untuk memahami materi asam basa melalui ketigalevel representasi kimia,
22
yaitu: makroskopik, submikroskopik, dan simbolik sehingga siswa dapat
mempe- roleh pengetahuan konseptual yang diperlukan dalammenyelesaikan
masalah baik secara deskriptif maupun matematis.
Prinsipdasar model pembelajaran SiMaYang adalah guru mengenalkan
konsep materiasam basa dengan cara menyajikan beberapa abstraksi menge-
nai fenomena sainskemudian siswa dibimbing dan difasilitasi untuk meme-
cahkan masalahnya sendiriserta mengemukakan dan mengembangkan
pemikirannya.Adapun fase (tahapan) model pembelajaran SiMaYang terdiri
dari empat fase yaitu fase orientasi, fase eksplorasi-imajinasi, fase interna-
lisasi, dan fase evaluasi.
Tahap awal pada pembelajaran SiMaYang adalah tahap orientasi dimana guru
memberikan motivasi dengan berbagai fenomena sains yang terkait dengan
pengalaman peserta didik sehingga peserta didik dapat lebih termoti- vasi
dalam mempelajari sains. Pada tahap ini, pemberian motivasi dapat
dilakukan dengan pemberian reviu pada materi sebelumnya atau pemberian
pertanyaan- pertanyaan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik
yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari peserta didik. Pertanyaan- pertanyaan yang diberikan
diharapkan mampu merangsangpeserta didik untuk merangsang informasi
mengenai materi asam basa. Pada tahap orientasi ini hendaknya sudah
muncul interaksi antara guru dengan peserta didik dan interaksi antar sesama
peserta didik.
23
Tahap selanjutnya adalah tahap eksplorasi-imajinasi.Pada tahap ini pembe-
lajar akan dituntun untuk membangun pengetahuan melaluipeningkatan
pemahaman dari suatu fenomena dengan menulusuri informasi melalui
berbagai sumber, selanjutnya guru menciptakan aktivitas peserta didik
dalammeningkatkan kemampuan literasi kimia berdasarkan pengetahuan
yang diperolehdengan melakukan imajinasi representasi. Pada tahap ini
siswa akan merasa tertantang untuk dapat mengungkapkan berbagai macam
perta- nyaan atau bahkanjawaban terkait abstraksi yang diberikan. Pada tahap
ini siswa akan berimajinasirepresentasi terkait fenomena sains yang
diberikan dan bekerja keras untukmemahami dan mengembangkan pemikiran
mereka. Pada tahap ini, siswa akan dilatih agar kemampuan literasi kimianya
menga- lamipeningkatan. Pembelajaran bermakna membuat siswa dapat
menggu- nakan pengetahuan sainsnya untuk memecahkan permasalahan
dalam kehi- dupan keseharianmereka.
Selanjutnya tahap ketiga yaitu internalisasi. Pada tahap ini merupakanper-
wujudan dari proses orientasi dan eksplorasi dimana siswa akanmempresen-
tasikan hasil pemikirannya, siswa akan meyampaikan komentar ataumenang-
gapi presentasi dari kelompok lain. Pada tahap ini siswa juga akandiberikan
latihan untuk dapat mengartikulasikan imajinasi siswa setelahmengalami fase
orientasi. Tahap terakhir merupakan fase evaluasi. Pada tahap ini
akandidapatkan umpan balik dari hasil keseluruhan pembelajaran di kelas,
dimanasiswa akan mereviu hasil kerjaanya, berlatih menginterkoneksikan
ketiga levelfenomena sains dan melakukan evaluasi diagnostik, formatif, dan
sumatif.
24
Kemampuan literasi kimia siswa akan dilatihkan pada fase eksplorasi-
imajinasi,internalisasi, dan evaluasi karenapada fase tersebut terdapat
aktivitas siswa seperti memahami, mengomunikasikan, dan menerapkan
pengetahuan mereka untukmemecahkan masalah, sehingga diharapkan
kemampuan literasi kimia siswa akanmeningkat. Berdasarkan uraian dan
langkah-langkah di atas dengan diterapkannya pembelajaranSiMaYangpada
materi asam basa akan dapat meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
1. Siswa kelas XI IPA semester genap di SMA Negeri 16 Bandarlampung
yang menjadi subjek penelitian mempunyai kemampuan literasi kimia yang
hampir sama.
2. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan keampuan
literasi kimia siswa pada materi asam basa selama penelitian diabaikan.
G. Hipotesis
1. Model pembelajaran SiMaYang pada kelas eksperimen memiliki pengaruh
yang lebih tinggi daripada kelas kontrol dalam meningkatkan kemampuan
literasi kimia siswa pada materi asam basa.
2. Model pembelajaran SiMaYang pada kelas eksperimen memiliki pengaruh
yang lebih rendah daripada kelas kontrol dalam meningkatkan kemampuan
literasi kimia siswa pada materi asam basa.
25
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 16 Bandarlampung, dimana
sekolah tersebut masih memiliki akreditasi B.Populasinya adalah
seluruhsiswa kelas XI IPA SMA Negeri 16 Bandarlampung tahunpelajaran
2017/ 2018 yang tersebar dalam lima kelas. Sampel diambil secara
acakdengan teknik cluster random sampling, sehingga didapatkan 2 (dua)
kelas penelitian sebagai sampel. Kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen
dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Pretest-Posttest Control Group Design (Fraenkel, 2012). Pada desain
penelitian ini melihat perbedaan pretes maupun postes kemapuan literasi
kimia siswa pada dua kelas yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukandengan
memberi suatu perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakanmodel
pembelajaran SiMaYang untuk kelas eksperimendan untuk kelas kontrol
tanpa menggu- nakan model pembelajaran SiMaYang.
26
Tabel 2. Desain penelitian
Kelas Pretes Perlakuan Postes
Kelas Eksperimen O1 X O2
Kelas Kontrol O1 C O2
Keterangan:
O1 : Kelas diberi pretes
X : Pembelajaranmenggunakan modelpembelajaran SiMaYang
C : Pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran
SiMaYang
O2 ::Kelas diberi postes
C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Langkah- langkap dalam prosedur pelaksanaan penelitian, yaitu:
1. Tahap pendahuluan penelitian
Prosedur tahap pendahuluan, yaitu:
a. Meminta izin kepada kepala SMA Negeri 16 Bandarlampung
untukmelaksanakanpenelitian
b. Menentukan subyek penelitian
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Prosedur tahap pelaksanan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap persiapan
Mempersiapkan perangkat pembelajaran meliputi silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa ( LKS) serta
mempersiapkan instrumen penelitian meliputi lembar penilaian, soal
pretes dan postes yang terdiri dari soal literasi kimia.
b. Tahap validasi instrument penelitian
27
Instrumen penelitian yang divalidasi instrumen pada tahap ini,
yaituinstrumen tes kemampuan literasi kimia berupa soal pretes dan
postes.
c. Tahap penelitian
Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan pada dua kelas
penelitian, yaitu kelas eksperimen yang menerapkan model
pembelajaranSiMaYang, sedangkan pada kelas kontrol tidak
menerapkan model pembelajaran SiMaYang.
Urutan prosedur pelaksanaan tahap penelitian, yaitu:
1) Melakukan pretes kemampuan literasi kimia siswa pada kedua
kelas penelitian.
2) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi larutan asam
basa sesuai dengan model pembelajaran yangtelah direncanakan
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3) Melakukan postes kemampuan literasi kimia pada kedua kelas
penelitian.
3. Tahap akhir penelitian
Prosedur tahap akhir penelitian, yaitu:
a. Menganalisis data hasil penelitian.
b. Melakukan pembahasan hasil penelitian.
c. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk
bagan padagambar 3. sebagai berikut:
28
Gambar 3. Prosedur pelaksanaan penelitian
D. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Silabus, diadopsi dari Hasanah (2015)
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimodifikasi dari Izzati (2015)
Izin penelitian
Analisis data
Menentukan subjek
penelitian
Mempersiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian
Validasi intrumen tes
Tes literasi
kimia awal
Pretes
Pembahasan
Kesimpulan
Tes literasi
kimia akhir
postes
Pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran
SiMaYang pada kedua
kelas replika
Tahap
Pendahuluan
Tahap
Pelaksanaan
penelitian
Tahap Akhir
Penelitian
29
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) menggunakan model pembelajaran SiMaYang
dimodifikasi dari Safitri (2015) pada materi asam basa. LKS yang
digunakan terdiri dari LKS kelompok dan individu denganmenggunakan
model pembelajaran SiMaYang serta LKSkelompok dan individu tanpa
menggunakan model pembelajaran SiMaYang dengan jumlah masing-
masing sebanyak 3 LKS kelompok dan 3 LKS individu.
E. Instrumen Penilaian
Adapun instrumen penilaian sebagai berikut:
1. Soal tes literasi kimia berupa soal pretes dan postes yang dimodifikasi dari
Hasanah (2015)
2. Lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran SiMaYang, diadopsi
dari Sunyono (2014)
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis validitas
danreliabilitas instrumen tes.
1. Analisis Validitas DanReliabilitas Instrumen Tes
Analisis validitas dan reabilitas instrumen tes digunakan untuk
mengetahuikualitas instrument yang digunakan dalam penelitian.Uji coba
instrumendilakukan untuk mengetahui dan mengukur apakah instrumen yang
diguna- kantelah memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai pengumpul
30
data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu
valid danreliabel (Arikunto, 2010). Berdasarkan hasil uji coba tersebut makan
akandiketahui validitas dan reliabilitas instrumen tes.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesa-
hihan suatu instrumen tes (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan
valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas dilakukan
menggunakan rumus product moment dengan angka kasar seperti yang dike-
mukakkan olehPearson, dalam hal ini analisis dilakukan dengan menggun-
kan software SPSSStatistics 17.0.
b. Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan
instrumenpenelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu alat
evaluasi disebut reliabel jika alat tersebut mampu memberikan hasil yang
dapat dipercaya dankonsisten. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan rumus
Alpha Cronbach dengan membandingkan r11 dan rtabel. Instrumen tes
dikatakan reliabel jika r11 ≥ rtabel. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan statistic SPSS 17.0.
Tabel 3.Kriteria derajat reliabilitas (r11) alat evaluasi menurut Guilford
No Interval Kriteria Reliabilitas
1 0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi
2 0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
3 0,40 < r11 ≤ 0,60 Sedang
4 0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah
5 0,00 < r11 ≤ 0,20 Tidak reliabel
31
2. Analisis Data Keterlakasanaan RPP SiMaYang
Pengaruh model pembelajaran SiMaYang diukur berdasarkan hasil
observasi keterlaksanaan RPP SiMaYang.Keterlaksanaan model pembelajar-
an SiMaYangdi kelas eksperimen diukurmelalui lembarobservasi
keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYangyang diisi oleh
duaorangobserveryaituguru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 16
Bandarlampungdanrekan penelitianyangmengamati selama proses
pembelajaran berlangsungdi kelas.Penilaian keterlaksanaan model
pembelajaran SiMaYang ditentukan dari aspek sintak pembelajaran, sistem
sosial dan perilaku guru (prinsip reaksi).
Langkah-langkah analisis terhadap keterlaksanaan RPP model pembelajaran
SiMaYangadalah sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek
pengamatan, kemudian dihitung presentase dengan pencapaian dengan
rumus sebagai berikut:
%Ji = x 100% (Sudjana, 2005)
Keterangan:
%Ji = persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspek
pengamatan pada pertemuan ke-i
Ji = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh
pengamat pada pertemuan ke-i
N = Skor maksimal (skor ideal)
2. Menghitung rata-rata persentase ketercapaian untuk setiap aspek pengama-
tan dari dua orang pengamat.
32
3. Manafsirkan data pelakasaan pembelajaran (RPP) dengan tafsiran harga
persentase ketercapaian menurut Ratumanan dalam Sunyono (2012a)
seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Kriteria tingkat keterlaksanaan
Persentase Kriteria
80,1% - 100% Sangat Tinggi
60,1% - 80 % Tinggi
40,1% - 60% Sedang
20,1% - 40% Rendah
0,0% - 20% Sangan Rendah
3. Analisis kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan model SiMaYang
Analisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan
menggunakan model SiMaYang, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitungjumlah skoryangdiberikan oleh pengamat untuk setiap aspek
pengamatan kemudian dihitungpersentaseketercapaian dengan rumus:
(Sudjana, 2005)
Keterangan :
%Ji =Persentaseketercapaian untuksetiap aspek pengamatan padapertemuan
ke-i
∑Ji =Jumlah skorsetiap aspek pengamatanyang diberikan oleh
pengamatpadapertemuan ke-i
N =Skormaksimal (skorideal)
b. Menghitungrata-ratapersentasekemampuan guru untuk setiap
aspekpengamatan dari dua orang pengamat.
c. Menafsirkan data dengan tafsiran harga persentase kemampuan guru
seperti pada Tabel 5.
33
Tabel 5. KriteriaTingkat Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Persentase Kriteria
80,1%-100%
60,1%-80% 40,1%-60%
20,1%-40%
0,0%-20%
Sangattinggi
Tinggi Sedang
Rendah
Sangat rendah
4. Analisis Data Kemampuan Literasi Kimia
Analisis data kemampuan literasi kimia siswa dapat diukur denganmenggu-
nakandata kuantitatif berupa skor kompetensi literasi kimia siswa yang
merupakan testertulis.Peningkatan literasi kimia ditunjukkan melalui nilai n-
Gain, yaitu selisih antaraskor postes dan skor pretes, dan dihitung
berdasarkan rumus berikut:
n-Gain =
Kriteria nilai n-Gain menurut Hake (dalam Sunyono, 2014) adalah:
1. Pembelajaran dengan nilai n-Gain “tinggi” , jika n-Gain> 0,7.
2. Pemebelajaran dengan nilai n-Gain “sedang”, jika n-Gain terletak antara
0,3 <n-Gain = 0,7.
3. Pembelajaran dengan nilai n-Gain “rendah”, jika n-Gain = 0,3
5. Teknik Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
model pembelajaran SiMaYang dalam meningkatan keterampilan proses
sains pada materi asam basa. Teknik pengujian hipotesis yang digunakan
dalam pene-litian ini adalah uji perbedaan dua rata-rata dan uji pengaruh
34
(effect size). Sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata, harus dilakukan
uji prasyarat telebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dua
varians.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa
sampelbenar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi normal sehingga
uji hipotesisdapat dilakukan. Rumusan hipotesis pada uji ini adalah sebagai
berikut:
H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1: sampel berasal dari populasiyang tidak berdistribusi normal
Dalam hal ini analisis dilakukan dengan menggunakan statistic SPSS 17.0
dengan cara One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Kriteria uji dalam
penelitian ini adalah terima H0apabila nilai signifikan > 0.05 atau dengan kata
lainsampel dalam penelitian ini berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dua varians digunakan untuk mengetahui apakah dua
kelompoksampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Rumusan
hipotesis padauji ini adalah sebagai berikut:
H0 = sampel mempunyai variansi yang homogen
H1 = sampel mempunyai variansi yang tidak homogen
Dalam hal ini analisis uji homogenitas dilakukan dengan uji One Way
ANOVAmenggunakan statistic SPSS 17.0. Kriteria uji dalam penelitian ini
35
adalah terima H0apabila nilai signifikan > 0.05 atau dengan kata lain sampel
yang digunakan dalam penelitian ini memiliki variansi yang homogen.
c. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Jika data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai varians yang
homogen, maka pengujian selanjutnya menggunakan uji statistik parametrik,
yaitu menggunakan uji-t (Sudjana, 2005).Uji perbedaan dua rata-rata (uji-t)
digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata skor n- Gain literasi kimia pada
kelas eksperimen dengan rata-rata skor n-Gain literasi kimia pada kelas
kontrol berbeda secara signifikan. Sehingga dapat diketahui perbedaan antara
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran SiMaYang dan
pembelajaran yang tanpa menggunakan model pembelajaran SiMaYang
dalam meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa. Adapun rumus
hipotesis pada uji ini adalah:
Hipotesis Literasi Kimia
H0 : : Rata-rata nilai n-Gain literasi kimia siswa kelas eksperimen
lebih tinggi dari atau sama dengan rata-rata nilai n-Gain
literasi kimia siswa kelas kontrol.
H1 : : Rata-rata nilai n-Gain literasi kimia siswa kelas eksperimen
lebih rendah dengan rata-rata nilai n-Gain literasi kimia siswa
kelas kontrol
Keterangan:
= Rata-rata nilai pretes (x) pada materi reaksi asam basa eksperimen
= Rata-rata nilai pretes (x) pada materi reaksi asama basa kontrol
= Literasi kimia
36
Pengujian data perbedaan dua rata-rata ini dihitung dengan cara
IndependentSamples T Testyang dapat dilakukan dengan menggunakan
statistic SPSS 17.0.Kriteria uji dalam penelitian ini adalah terima H0apabila
nilai signifikan < 0.05.
Jika kedua sampel tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka
pengujian perbedaan dua rata-rata tidak menggunakan uji statistik parametrik
yaitu uji-t, melainkan menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji
Mann-Whitney U. Hipotesis uji statistik non parametrik sama dengan
hipotesis uji statistik parametrik.
6. Analisis Ukuran Pengaruh (effect size)
Analisis terhadap ukuran pengaruh modelpembelajaran SiMaYang dalam
meningkatkan kemampuan literasi kimia siswa dilakukan dengan menggu-
nakan uji-t dan uji effect size. Uji-tdilakukan terhadap perbedaan rata-rata
antara nilai rata-rata pretes dan postes, yaitu nilai rata-rata literasi kimia.
Dalam hal inianalisis dilakukan dengan menggunakan software SPSS
Statistics 17.0.
Berdasarkan uji-t, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan
ukuranpengaruh dengan rumus (Abu Jahjouh, 2014):
Keterangan:
= effect size
= t hitung dari uji-t
= derajat kebebasan
37
Tabel 6. Kriteria efek pengaruh (Dincer , 2015)
No Interval Kriteria
1 ≤ 0,15 Efek diabaikan (sangat kecil)
2 0,15 < ≤ 0,40 Efek kecil
3 0,40 < ≤ 0,75 Efek sedang
4 0,75 < ≤ 1,10 Efek tinggi
5 > 1,10 Efek sangat tinggi
55
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis kemampuan literasi
kimia siswa menggunakan model pembelajaran SiMaYang dapat disimpulkan
bahwa :
1. Model pembelajaran SiMaYang berpengaruhdalam meningkatkan
kemampuan literasi kimia siswa pada materi asam basa.
2. Ukuran pengaruh model pembelajaran SiMaYang dalam meningkatkan
kemampuan literasi kimia siswaberkategori tinggi, yaitu pada kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran SiMaYang 92%
peningkatan literasi kimia siswa dipengaruhi oleh pembelajaran dengan
model SiMaYang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :
1. Penerapan model pembelajaran SiMaYang terbukti dapat meningkatkan
kemampuan literasi kimia siswa, sehinggapeneliti merekomendasikan
56
kepada guru-guru IPA untuk mengimplementasikan dan mengembangkan
model pembelajaran dan strategi tersebut di kelas.
2. Bagi calon peneliti lain yang akan melakukan penelitian sebaiknya
melakukan observasi di kelas yang akan digunakan sebagai kelas
penelitian agar peneliti dapat mengetahui suasana kelas ketika proses
pembelajaran berlangsung.
3. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya peneliti membuat perencanaan
kegiatan yang lebih matang untuk mengoptimalkan penggunaan waktu,
sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan maksimal.
4. Agar pengaruh model pembelajaran SiMaYang berjalan dengan baik,
hendaknya peneliti menyiapkan media pendukung pembelajaran yang
yang mendukung jalannya proses pembelajaran seperti, LKS berbasis
multiple representasi, layanan internet, dan LCD projector.
5. Penerapan model pembelajaran SiMaYang dapatmeningkatkan
kemampuan literasi kimia siswa, khususnya pada matapelajaran sains yang
mengedepankan mulitipel representasi. Sehingga,
penelitimerekomendasikan kepada guru-guru IPA untuk
mengimplementasikan danmengembangkan model pembelajaran dan
strategi tersebut di kelas.
57
DAFTAR PUSTAKA
Abujahjouh, Y. M. 2014. The Effectiveness of Blended E-Learning Forum
inPlanning for Science Instruction. Journal of Turkish Science
Education,11(4): 3-16.
Ainsworth, S. 2008. The Educational Value of Multiple-Representations
WhenLearning Complex Scientific Concepts. Models and Modeling in
ScienceEducation Visualization : Theory and Practice in Science
Education.Springer. USA.
Amri, S dan Ahmadi, I.K. 2010.Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas.Jakarta : Prestasi Pustaka
Anisa, D.N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Poe (Predict, Observe, And
Explanation)Dan Sikap Ilmiah Terhadap Prestasi Belajar Siswa PadaMateri
Asam, Basa Dan Garam Kelas VII Semester 1 SMPN 1 JatengTahun
Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia,(2)2: 16-23
Arikunto, S. 2010. Penilaian Program Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.
Bybee, R. W. 2009. PISA’S 2006 Measurement of Scientific Literacy:
AnInsider’s Perspective for the U.S. A Presentation for the NCES
PISAResearch Conference.Washington: Science Forum and Science
ExpertGroup.
Chittleborough, G. D. 2004. The Role of Teaching Models and
ChemicalRepresentationsinDevelopingMentalModelsofChemicalPhenomen
a.Thesis.ScienceandMathematicsEducationCentre.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Erlangga: Jakarta.
Darmawanti, V. 2017.Pengaruh Strategi Scaffolding dalam Pembelajaran
Simayang untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Dkimia Dan Self
Efficacy Pada Materi Asam Basa.(Skripsi). Universitas Lampung : Bandar
Lampung.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka: Jakarta.
58
Dhindsa, H. S. dan Treagust, D. F. 2009. Conceptual Understanding ofBrunenian
Tertiary Students: Chemical Bonding and Structure. Burnei Int
Journal of Science and Math Education. 1, (1), 33-51.
Dincer, S. 2015. Effect of Computer Assisted Learning on Students’
Achievement in Turkey: a Meta-Analysis.Journal of Turkish Science
Education, 12 (1): 99-118.
Echols, J. M., dan H. Shadily. 2005. Kamus Inggris Indonesia: An
EnglishIndonesian Dictionary. PT Gramedia: Jakarta.
Fraenkel, J. R., N. E. Wallen., dan H. H. Hyun. 2012. How to Design andEvaluate
Research in Education (8th
Edition.McGrow-Hill. New York.
Halimah, S. N. 2016. Penerapan Model Inkuiri Terbimbing dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep pada Materi Larutan
Elektrolitdan Non-elektrolit. (Skripsi). Universitas Lampung: Bandar
Lampung.
Hasanah, S. 2015. Penerapan Pembelajaran Berbasis Multipel
RepresentasiSiMaYang Tipe II dalam Menumbuhkan Model Mental dan
PenguasaanKonsep Asam Basa Siswa. (Skripsi). Universitas Lampung:
BandarLampung.
Hernandez, Martinez, K., & Irene, K. and.2015. Perspectives on ScienceLiteracy:
A comparative study of United States and Kenya.Educational
ResearchInternational,25–34.
Huck, S. W. 2008. Reading Statistics and Research 5th Edition. Pearson/
Allynand Bacon: Boston.
Johnstone, A. H. 1982. Macro and Micro Chemistry. School Science Review, 227
(64): 377-379. Tesedia
di:http://www.rsc.org/images/chittleborough%20finaltcm18-94350.pdf. (28
November 2017).
Johnstone, A.H. & Kevin H. O. 2005. Concept Mapping in Problem Based
Learning: a cautionary tale. Journal Of Royal Society Of Chemistry, 7
(2):84-95.
Karimah, U. 2017. Pengaruh Strategi Scaffolding dalam Pembelajaran Simayang
untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Dkimia Dan Metakognisi Pada
Materi Asam Basa. (Skripsi). Universitas Lampung : Bandar Lampung.
Laliyo, L. A. R. 2011. Model Mental Siswa dalam Memahami Perubahan Wujud
zat. Jurnal Penelitian dan Pendidikan., 8(1): 1-2.
59
Nakhleh, M.B. 2008. Learning Chemistry Using Multiple
ExternalRepresentations. Visualization: Theory and Practice in Science
Education. Gilbert et al., (eds.). 209–231.
Ngertini, N. 2013. Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran
InkuiriTerbimbing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Dan
LiterasiSains Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Amplapura. e-Journal
ProgramPascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha.(4)1: 1-11.
Nurmala, V. 2016. Pembelajaran SiMaYang Tipe II untuk Meningkatkan
Kemampuan Metakognisi dan Keterampilan Berpikir Kritris pada Materi
Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit. (Skripsi). Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
Odja, A.B. dan Payu, C.S. 2014. Analisis Kemampuan Awal Literasi Sains Siswa
pada Konsep IPA. Prosiding Seminar Nasional Kimia. Surabaya:
JurusanKimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya
OECD. 2016. Programme for International Student Assessment and Non OECD
Countries. EOCD Piblishing Online. Tersedia di:
http://www.oecd.org/edu/school/programmeforinternationalstudentassessme
ntpisa/33690591.pdf (20 november 2017).
Olejnik, S., dan J. Algina. 2003. Measures of Effect Size for Comparative Studies:
Applications, Interpretations, and Limitations Designs.
PsicologycalMethods, 8 (4): 434-447.
Poerwadarminta, W. J. S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka:Jakarta.
Prakasa, M., & N. Aznam. 2016. Pengembangan SSP Kimia Berbasis Pendidikan
Berkelanjutan untuk Meningkatkan Literasi Kimia dan KesadaranTerhadap
Lingkungan. Inovasi Pendidikan IPA, 2, 46-57.
Pudjiadi, A. 1987. Sejarah dan Filsafat Sains. Yayasan Cendrawasih: Bandung.
Rusman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara : Jakarta
Safitri, A. R. 2015. Lembar Kerja Siswa Berbasis Multipel Representasi
denganModel SiMaYang Tipe II untuk Menumbuhkan Model Mental
danPenguasaan Konsep Asam Basa. (Skripsi). Universitas Lampung:
BandarLampung.
Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. Transito: Bandung.
Sunyono. 2014. Model Pembelajaran Kimia Berbasis Multipel Representasi
dalamMembangun Model Mental dan Penguasaan Konsep Mahasiswa
KimiaDasar. Disertasi. Program S3 Pendidikan Sains. Program
PascasarjanaUniversitas Negeri Surabaya: tidak dipublikasikan.
60
Sunyono dan D. Yulianti. 2014. Pengembangan Model Pembelajaran Kimia SMA
Berbasis Multipel Representasi dalam Menumbuhkan Model Mental
danMeningkatkan Penguasaan Konsep Kimia Siswa Kelas X.
LaporanPenelitian Hibah Bersaing Tahun I.Lembaga Penelitian
UniversitasLampung: Bandar Lampung.
Sunyono, 2015. Model Pembelajaran Multipel Representasi (Pembelajaran
Empat Fase dengan Lima Kegiatan: Orientasi, Eksplorasi Imajinatif,
Internalisasi, dan Evaluasi). Yogyakarta : Media Akademi.
Sunyono, L. Yuanita, & M. Ibrahim. 2015. Supporting Students in Learning with
Multiple Representation to Improve Student Mental Models on
AtomicStructure Concepts. Science Education International, 26 (2): 104-
125, Tesedia di: http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1064043.pdf. (28
November 2017)
Tasker, R dan R. Dalton. 2006. Research into practice: Visualisation of
TheMolecular World Using Animations. (Online) Chemistry
EducationResearch and Practice, 7 (2): 141-159.
Wang, C.Y. 2007. The role of mental-modeling ability, content knowledge, and
mental models in general chemistry students’ understanding about
molecular polarity. Doctoral dissertation. University of Missouri
Columbia.
Wati, N.K., dan Iriani, R. 2016.Pengaruh Model Pembelajaran SiMaYang Tipe II
Berbantuan Media PhET terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Represen-
tasi Visual Siswa pada Materi Larutan Asam Basa. Jurnal InovasiPendidik-
an Sains, 7 (2): 121-126.
Zain, B. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar.