pengaruh model think pair shaire berbantuan mobile...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL THINK PAIR SHAIRE BERBANTUAN MOBILE
LEARNING BARBASIS ANDROID TERHADAP KEMAMPUAN
KOGNITIF SISWA PADA KONSEP SUHU, KALOR DAN
PERPINDAHAN KALOR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
AHMA WIROGO
NIM: 1113016300052
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2020 M
i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
Ahma Wirogo, 1113016300052. Pengaruh Model Think Pair Share Berbantuan
Mobile Learning Berbasis Android Terhadap Kemampuan Kognitif Pada
Suhu, Kalor, dam Perpindahan Kalor. Skripsi Program Studi Tadris Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif siswa yang
masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
model Think Pair Share berbantuan Mobile Learning berbasis Android terhadap
kemampuan kognitif siswa pada materi suhu, kalor, dan perpindahan kalor.
Penelitian dilaksanakan di SMK Kesehatan Utama Insani pada bulan Desember
2019 sampai Januari 2020. Sampel dari penelitian ini N=80 dengan 𝛼 = 5%, yaitu
kelas X Perawat B sebagai kelas eksperimen dan kelas XI Perawat A sebagai kelas
kontrol, dengan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling. Metode
penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain nonequivalent
control grup. Instrument yang digunakan berupa 23 soal pilihan ganda dan
instrumen non tes berupa angket. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan
menggunakan uji Mann-Whitney yang dilakukan terhadap data posttest diperoleh
nilai Sig. (2-tailed) 0,00 < taraf signifikansi (α). Hal ini menunjukkan bahwa secara
signifikan, pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
berbantuan Mobile Learning berbasis Android berpengaruh terhadap kemampuan
kognitif siswa. Selain itu, hasil N-Gain, kelas eksperimen mengalami peningkatan
yang lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Sementara, hasil angket respon
siswa terkait penggunaan model pembelajaran Think Pair Share berbantuan Mobile
Learning berbasis Androi pada pembelajaran, mendapat kategori baik dengan
persentase sebesar 78%.
Kata kunci: Model Think Pair Share berbantuan Mobile Learning berbasis
Android, kemampuan kognitif, suhu, kalor, dan perpindahan kalor.
v
ABSTRACT
Ahma Wirogo, 1113016300052. The influence of Think Pair Share Model-
assisted Mobile Learning Android based on cognitive ability at temperature, heat,
and heat transfer. Thesis study Program of Tadris Physics Faculty of Tarbiyah and
teaching UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
The main problem in this research is that students ' cognitive abilities are still low.
The study aims to determine how the adoption of a Think Pair Share model is
assisted by Android-based Mobile Learning against the cognitive abilities of
students in temperature, heat, and heat transfer materials. The research was
conducted in SMK Utama Insani Health in December 2019 until January 2020.
Sample of this study N = 80 with, namely Class X nurse B as experimental class
and class XI nurse A as control class, with sampling technique in the form of
purposive sampling. The research method used is the quasi experiment with a
nonequivalent control group design. The instruments used are 23 questions and a
non-test instrument in the form of a poll. Based on the hypothesis test results using
the Mann-Whitney test conducted against the Posttest data obtained the value of
GIS. (2-tailed) 0.00 < level of Significance (α). This suggests that in a significant
way, learning using Think Pair Share-assisted learning models of Android-based
Mobile Learning affects students ' cognitive abilities. In addition, the results of N-
Gain, the experiment class experienced a superior increase compared to the control
class. Meanwhile, the student response poll's use of Think Pair Share's learning
model with the help of Androi-based Mobile Learning on learning, got a good
category with a percentage of 78%.
Keywords: Think Pair Share Model assisted with Android-based Mobile Learning,
cognitive ability, temperature, heat, and heat transfer.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Think
Pair Share Berbantuan Mobile Learning Berbasis Android Terhadap
Kemampuan Kognitif Pada Suhu, Kalor, dam Perpindahan Kalor”. Sholawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman.
Aamiin ya Rabbal’alamiin.
Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih
tersebut disampaikan kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku ketua Program Studi Tadris
Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd selaku penguji I dan Bapak Taufiq Al Farizi,
M.P.Fis, selaku penguji II sidang skripsi.
4. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran
kepada peneliti selama proses pembuatan skripsi ini.
5. Ibu Erina Hertanti, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan peneliti selama menjadi mahasiswa
pendidikan fisika.
6. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Tadris Fisika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses
perkuliahan.
7. Ibu Dartini, M.Pd. selaku Kepala SMK Kesehatan Utama Insani yang telah
memberikan izin melakukan penelitian di SMK tersebut.
vii
8. Dewan guru, staf, karyawan dan siswa-siswi SMK Kesehatan Utama Insani,
khususnya kelas X Perawat A dan X perawat B tahun ajaran 2019/2020.
9. Keluarga tercinta, Ayahanda Jamburi dan Ibunda Suparni yang selalu
memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan yang luar biasa kepada
peneliti.
10. Sahabat-Sahabatku Ali Fikri Abdillah, Rahmat, dan Succy Yuliyawati.
11. Keluarga Besar Tadris Fisika 2013 yang senantiasa menjadi keluarga selama
di perantauan, tempat peneliti berproses untuk menjadi lebih baik.
12. Keluarga Besar UKM FLAT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
13. Seluruh Pengurus DKM Masjid Al Falah Taman Bona Indah.
14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang
diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Amin.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
peneliti harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Ciputat, Maret 2020
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................. Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................. iii ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
1. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
2. BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ...................... 7 A. Deskripsi Teoritis ....................................................................................... 7
1. Model Think Pair Share (TPS) ............... Error! Bookmark not defined.
2. Mobile Learning ..................................................................................... 9
3. Kajian Materi Subjek Suhu dan Kalor .................................................. 13
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 29
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 30 A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 30
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................... 30
C. Prosedur Penelitian ................................................................................... 31
1. Tahap Persiapan ................................................................................... 31
2. Tahap Pelaksanaan ............................................................................... 31
3. Tahap Akhir ......................................................................................... 32
D. Variabel Penelitian.................................................................................... 32
E. Populasi dan Sampel ................................................................................. 32
ix
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 33
G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 33
H. Kalibrasi Instrumen Tes ............................................................................ 35
I. Teknik Analisis Data ................................................................................ 39
1. Uji Normalitas ...................................................................................... 39
2. Uji Homogenitas .................................................................................. 40
3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 41
4. N-Gain (Normal Gain) ......................................................................... 42
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 44 A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 44
1. Rekapitulasi Data Penelitian ..............................................................................43
2. Data Hasil Pretest ................................................................................. 44
3. Data Hasil Posttest ................................. Error! Bookmark not defined.
4. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis SiswaError! Bookmark not
defined.
5. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik .................................................... 47
B. Pembahasan .............................................................................................. 50
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 55 A. Kesimpulan ............................................................................................... 54
B. Saran ........................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 55
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Konsep Materi Suhu dan Kalor............................................... 13
Gambar 2. 2 Perbandingan Skala pada Termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur,
dan Kelvin. ..................................................................................... 15
Gambar 2. 3 Aliran Panas Secara Konduksi Tidak Disertai Perpindahan Partikel.
....................................................................................................... 21
Gambar 2. 4 Perpindahan Kalor pada Peristiwa Angin Laut dan Angin Darat Terjadi
Secara Konveksi. ............................................................................ 22
Gambar 2. 5 Perpindahan Kalor pada Air Mendidih Terjadi Secara Konveksi. ... 22
Gambar 2. 6 Tubuh Menjadi Hangat Ketika Berada Dekat dengan Api Unggun. 23
Gambar 2. 7 Kerangka Berpikir. ........................................................................ 28
Gambar 4.1 Grafik Skor Mean Pretest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen.......45
Gambar 4.2 Grafik Skor Mean Posstest pada Kelas Eksperimen dan Kontrol......46
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Tahapan (sintaks) Pembelajaran Kooperatif TPS ................................. 7
Tabel 2. 2 Kalor Jenis dari berbagai zat .............................................................. 16 Tabel 3. 1 Desain Penelitian ............................................................................... 31
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen s ......................................................................... 34
Tabel 3. 3 Kategori Validitas ............................................................................. 36
Tabel 3. 4 Interpretasi Koefisien Korelasi .......................................................... 36
Tabel 3. 5 Kriteria Penafsiran Indeks Reliabilitas ............................................... 37
Tabel 3. 6 Klasifikasi Indeks Kesukaran............................................................. 38
Tabel 3. 7 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................. 39
Tabel 3. 8 Kriteria Pengujian N-Gain ................................................................. 42 Tabel 4. 1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest ............... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest ..................... 45
Tabel 4. 3 N-gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................... 47
Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontroll ....................................................... 47
Tabel 4. 5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ............................................................................................ 48
Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan PosttestError! Bookmark
not defined.
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. 1 Hasil Angket Siswa pada Studi Pendahuluan ............................ 59
Lampiran A. 2 RPP Kelas Eksperimen ............................................................. 61
Lampiran A. 3 RPP Kelas Kontrol.................................................................... 85
Lampiran A. 4 Mobile Learning ...................... Error! Bookmark not defined.6
Lampiran B. 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .......................... 1098
Lampiran B. 2 Instrumen Tes Uji Coba PenelitianError! Bookmark not
defined.
Lampiran B. 3 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes.................................. 1094
Lampiran C. 1 Hasil Pretest ........................................................................... 126
Lampiran C. 2 Hasil Posttest .............................. Error! Bookmark not defined.
Lampiran C. 3 Hasil Olah Data Per Jenjang Kognitif Bloom ...........................130
Lampiran C. 4 Uji Normalitas Hasil Pretest.................................................... 142
Lampiran C. 5 Uji Normalitas Hasil Posttest .................................................. 144
Lampiran C. 6 Uji Homogenitas Hasil Pretest ................................................ 146
Lampiran C. 7 Uji Homogenitas Hasil Posttest ............................................... 147
Lampiran C. 8 Uji Hipotesis Hasil Pretest ...................................................... 148
Lampiran C. 9 Uji Hipotesis Hasil Posttest ..................................................... 149
Lampiran C. 10 Uji N-gain............................................................................. 150
Lampiran C. 11 Uji Hipotesis N-gain................................................................152
Lampiran C. 12 Hasil Peningkatan Jenjang Kognitif Bloom.............................153
Lampiran D. 1 Surat Keterangan Penelitian .................................................... 156
Lampiran D. 2 Dokumentasi Penelitian .......................................................... 158
Lampiran D. 3 Uji Refrensi ............................................................................ 158
Lampiran D. 4 Daftar Riwayat Hidup Penulis................................................. 159
1
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan cabang mata pelajaran ilmu sains yang pengaplikasiannya
dapat mengembangkan kemampuan berfikir analitis anak. Kemampuan berfikir
analitis dapat dikembangkan dengan menggunakan berbagai peristiwa fenomena
alam sebagai bentuk implementasi dari ilmu Fisika.1 Kemampuan berpikir analitis
juga dapat mempengaruhi kemampuan belajar, kecepatan dan efektivitas belajar.
Kemampuan berpikir seperti pada kemampuan menganalisis, kemampuan
mengevaluasi, dan kemampuan mencipta dalam memecahkan masalah dibutuhkan
dalam kehidupan, baik dilingkungan pekerjaan, maupun masyarakat terutama pada
abad ke 21. Keterampilan pada abad 21 sangat diperlukan, sehingga siswa harus
belajar untuk dapat memiliki kemampuan kecakapan di abad 21.2 Kecakapan abad
21 meliputi: bepikir kritis, pemecahan masalah, komunikasi dan kolaborasi.3
Namun pada kenyataannya kemampuan satu diantara kecakapan abad 21 yaitu
komunikasi antar siswa di kelas masih rendah.
Indikasi rendahnya kemampuan berkomunikasi satu diantaranya yaitu nilai
rata-rata keterampilan berbicara dari 32 orang siswa adalah 59,81, sedangkan
ketuntasan belajar berbicara siswa 67,50. Siswa yang telah dikategorikan tuntas
sebanyak 5 orang (15,63%), sisanya 27 orang (84,37%) belum tuntas.4 Kemudian
peringkat kemampuan kognitif siswa Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70
negara yang ikut serta.5 Kurang dari 1% siswa Indonesia yang masuk dalam
1 Fimatu Rizka Erviani, dkk “MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN
EVALUATING (MPIDE) DISERTAI RESUME DAN VIDEO FENOMENA ALAM DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA” Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 5 No. 1, Juni 2016 h. 53
2 Ali Fikri Abdillah, Pengembangan Hypermedia Melalui 3D Flipbook untuk
Meningkatkan High Order Thinking Skill Pada Materi Gerak Parabola SMA” Skripsi, hl. 1 3 Joseph Bishop, Ph.D. Partnership for 21st Century Skills, Artikel. h. 10 4 I Putu Mas Dewantara, “Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Viie Smpn 5 Negara dan Strategi Guru Untuk Mengatasinya”,
Artikel Penelitian , Prodi Pendidikan Bahasa, Mei 2012, h. 4 5 OECD, “PISA 2015 Result in Focus”, 2016, h.5
2
kategori mahir (mampu mengkritisi dan mengomunikasikan ide berdasarkan fakta-
fakta ilmiah dan pengetahuan yang dimiliki).6 Indikasi rendahnya kemampuan
siswa dalam berkomunikasi juga didasari pada pembelajaran Fisika cenderung
pasif, interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa kurang. Pada
saat guru memotivasi siswa untuk bertanya, hanya siswa yang memperhatikan saja
yang merespon. Akibatnya siswa kurang memahami materi yang diajarkan,
sehingga nilai rata-rata mata pelajaran Fisika masih rendah.7
Rendahnya siswa dalam kemampuan kognitif pada materi fisika satu
diantaranya yaitu Suhu dan Kalor. Suhu dan Kalor merupakan konsep yang banyak
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam mengukur suhu suatu wilayah,
memuaikan benda zat padat, perubahan wujud pada benda, perubahan kalor dengan
berbagai konduktor, misalkan untuk memasak, mengeringkan pakaian, menyetrika,
mendinginkan, dan sebagainya. Contoh-contoh tersebut menuntut seseorang untuk
memiliki kemampuan berkomunikasi bagaimana dapat mengkomunikasikan hasil
pengukuran yang baik, menentukan suhu wilayah dan mengkomunikasikan nilai
derajat panas suatu benda, sehingga meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
Tidak hanya itu, kompetensi dasar materi suhu dan kalor pada kurikulum 2013 edisi
revisi 2017 mengindikasikan siswa untuk menganalisis proses pemuaian,
perubahan wujud zat, dan perpindahan kalor dengan konsep suhu dan kalor.8
Satu diantara upaya untuk meningkatkan kognitif siswa dengan kemampuan
berkomunikasi yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share
(TPS). TPS lebih efektif mengembangkan keterampilan komunikasi lisan siswa.
Skor rata-rata keterampilan komunikasi siswa dengan model pembelajaran TPS
lebih baik dari skor rata-rata keterampilan komunikasi siswa.9 Terdapat
peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran fisika siswa kelas XI IPA 3 MAN 1
6 Iwar Permana Suwarna, “Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa
Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Pendidikan Fisika”, Laporan Penelitian UIN
Jakarta, 2016, h.2 7 A. Neizhela, Mosik, MENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN
KONTEKSTUAL DENGAN METODE THINK PAIR SHARE MATERI KALOR PADA SISWA
SMP, Unnes Physics Education Journal, h. 38 8 Sutejo, Fisika SMK/MAK Kelas X, (Bogor: Yudhistira, 2018), h. V. 9 A. Neizhela, Mosik, Op. Cit h. 41
3
Jember semester genap tahun ajaran 2014/2015 dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai metode praktikum.10
Hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 9 Makassar
mengalami peningkatan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share (TPS) sebesar 23,5% dari 62,55 menjadi 86% peserta didik telah memenuhi
standar nilai ketuntasan minimum. Namun, dikarenakan perkembangan zaman,
pembelajaran melalui model Think Pair Share lebih efektif jika diperbantukan
dengan mobile learning berbasis Android. Hasil wawancara guru dan siswa di
SMAN 13 Kabupaten Tangerang pada tanggal 6 September 2016, yaitu data
lapangan menunjukkan hampir 98% siswa SMAN 13 kabupaten Tangerang
memiliki smartphone berbasis Android, media yang digunakan dalam pembelajaran
adalah papan tulis dan sesekali proyektor dikarenakan tidak semua kelas memiliki
proyektor. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurangnya sarana dan prasarana di
sekolah tersebut. Media pembelajaran yang tidak memadai membuat peneliti
berinisiatif memilih media pembelajaran alternatif yaitu mobile learning berbasis
Android.
Mobile Learning diantaranya memiliki 3 kelebihan yaitu memudahkan
dalam mobilitas teknologi, meningkatkan keinginan siswa untuk belajar, dan
meningkatkan mobilitas dalam proses pembelajaran pada aspek informasi dan
evaluasi.6 Siswa akan lebih mudah mengakses pelajaran dimana pun dan kapan
pun, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Ali Alfian dan Rudy
Kustijono bahwa media yang dikembangkan praktis, ditinjau dari siswa dapat
mengoperasikan secara mandiri dan lancar meski proses transfer file lambat.7
Sesuai data lapangan, memunculkan ide untuk menciptakan media pembelajaran
yang praktis di SMAN 13 kabupaten Tangerang, dengan menciptakan media
pembelajaran mobile learning berbasis Android, yang untuk saat ini adalah pilihan
tepat bagi siswa untuk lebih memanfaatkan smartphone, sehingga mampu
10 Mukhammad Irwansyah , dkk, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) Disertai Metoed Praktikum untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas XI IPA 3 MAN 1 Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.4, Maret 2016,
h. 375
4
meningkatkan pemahaman konsep fisika, dan tidak dipungkiri akan membantu guru
dalam mengajar.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti tertarik
untuk menerapkan model Think Pair Share berbantuan media pembelajaran
menggunakan mobile learning berbasis Android kepada siswa SMK Kesehatan
Utama Insani Tangerang pada pembelajaran fisika khususmya dalam konsep Suhu
dan Kalor, dan untuk mengetahui pengaruh terhadap hasil kognitif siswa. Maka
untuk mendapatkan jawaban tersebut peneliti melakukan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Model Think Pair Share berbantuan Mobile Learning berbasis
Android terhadap Kemampuan Kognitif Siswa pada Konsep Suhu, Kalor, dan
Perpindahan Kalor” diharapkan dapat dijadikan sebagai indikator para guru untuk
mengetahui keberhasialan belajar para siswa dalam memahami pelajaran di
sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang timbul dari latar belakang di atas diantaranya:
1. Rendahnya tingkat komunikasi siswa dalam belajar fisika khususnya pada
konsep Suhu dan Kalor.
2. Suhu dan kalor merupakan konsep yang banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, guru belum menerapkan model pembelajaran yang
mengaplikasikan konsep suhu dan kalor pada proses pembelajaran.
3. Siswa kurang aktif dan interaktif pada proses pembelajaran fisika di kelas.
4. Media pembelajaran yang digunakan di sekolah kurang menunjang.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
hanya dibatasi pada:
1. Hasil belajar siswa mengacu pada Taksonomi Bloom yang telah direvisi. Ranah
kognitif yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkatan C1 (mengingat), C2
(memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis).
5
2. Mobile learning yang di gunakan yaitu pembelajaran menggunakan
smartphone.
3. Kemampuan yang diukur yaitu kemampuan kognitif.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh model Think Pair Share berbantuan Mobile
Learning berbasis Android terhadap kemampuan kognitif siswa?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah diterapkan
model Think Pair Share berbantuan Mobile Learning berbasis Android?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui:
1. Pengaruh model Think Pair Share berbantuan Mobile Learning berbasis
Android terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi suhu, kalor, dan
perpindahan kalor.
2. Peningkatan kemampuan kognitif siswa setelah diterapkan model Think Pair
Share berbantuan Mobile Learning berbasis Android.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan sebagai
latihan menimba ilmu pengetahuan melalui analisa praktik lapangan dengan
disertai data konkrit dalam penelitian tersebut.
b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran pada
siswa dalam mata pelajaran Fisika.
6
2. Praktis
a. Bagi guru, penelitian ini bermanfaat memberikan alternatif dan informasi
kepada guru tentang model Think Pair Share berbantuan media mobile learning
berbasis Android yang dapat diterapkan guna meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X pada mata pelajaran Fisika dengan materi Suhu dan Kalor.
b. Bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar
siswa pada konsep Suhu dan Kalor melalui model Think Pair Share berbantuan
mobile learning berbasis Android.
c. Bagi pembaca dan peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah
satu sumber informasi dan bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian
lebih lanjut.
7
2. BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Model Think Pair Share (TPS)
Think Pair Share merupakan jenis cooperative learning yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (Trianto, 2011:61). TPS dimaksudkan
sebagai alternatif terhadap metode tradisional yang diterapkan di kelas dengan
mengganti suasana pola diskusi secara efektif. TPS memberikan waktu kepada para
siswa untuk berpikir dan merespon serta saling membantu satu sama lain. Tahap
utama dalam pembelajaran TPS menurut Trianto (2011: 61-62) dapat dilihat dalam
Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Tahapan (sintaks) Pembelajaran Kooperatif TPS
No. Tahapan TPS Kegiatan pembelajaran
Tahap I
Thinking (berpikir)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau
masalah yang dikaitkan dengan pelajaran,
dan meminta siswa menggunakan waktu
beberapa menit untuk berpikir mengenai
jawaban atau masalah.
Tahap II
Pairing (berpasangan)
Guru meminta siswa berpasangan dengan
siswa lain untuk mendiskusikan apa yang
telah mereka peroleh.
Tahap III
Sharing (berbagi)
Guru meminta pasangan-pasangan untuk
berbagi dengan keseluruhan kelas
mengenai apa yang telah mereka
bicarakan.
Sumber: Trianto (2011: 61-62).
Strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
8
pola interaksi siswa. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi
membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dalam
prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu dalam berpikir, merespon dan juga saling membantu satu sama lain.11
Think Pair Shre bisa efektif untuk tiga alasan: strategi ini mengundang
respon dari semua orang di dalam kelas dan mendapatkan semua siswa ke dalam
peran-peran yang aktif secara kognitif. Karena setiap anggota dari pasangan
diharapkan untuk berpartisipasi, strategi ini mnegurangi kecendrungan
“penumpang gratis” yang bisa menjadi masalah saat menggunakan kerja kelompok.
Strategi ini mudah direncanakan dan diterapkan.12
Teknik Think Pair Share memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri
serta bekerja sama dengan siswa yang lain. Pada teknik ini guru membagi siswa
dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok
kemudian setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.
Selanjutnya siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan
berdiskusi dengan pasangannya. Setelah itu kedua pasangan bertemu kembali
dalam kelompok berempat dan siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan
hasil kerjanya kepada kelompok berempat.13
Berdasarkan paparan para ahli di atas maka dapat disimpukan bahwa
pembelajaran Think Pair Share memiliki kesimpulan pada tahap Think guru
membeirkan pertanyaan kepada siswa kemudian siswa diberikan waktu untuk
berpikir terkait pertanyaan tersebut. Pada tahap Pair siswa bertukar informasi
dengan temannya untuk saling bertukar pendapat, kemudian pada tahap Share
siswa membagikan hasil diskusi dengan temannya di depan kelas. Tujuan
menggunakan pembelajaran Think Pair Share agar tercapainya tujuan
11 Fransiska, dkk, “Pengaruh Think Pair Share disertai Make A Match terhadap Hasil Belajar Materi Gerak Tumbuhan”, Artikel Penelitian Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura, tahun 2015, h. 5. 12 Paul Eggen, Doon Kauchak, Strartegi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir Edisi 6, terjemahan dari Strategi and Models for Teacher: Teaching
Content and Thinking Skills, Sixth Edition, oleh Satrio Wahono, (Jakarta: PT, Indeks, 2012), Cet. 1,
h. 134. 13 Andri WIjaksono, dkk, Teori Pembelajaran Bahasa: Suatu Catatan SIngkat,
(Yogyakarta: Penerbit Garudawacha, 2016), h. 338.
9
pembelajaran dan siswa dapat mengasah keterampilan mereka dalam bersosialisasi
juga mengemukakan pendapat.
2. Mobile learning
a. Pengertian Mobile learning
Mobile learning merupakan bagaian dari pembelajaran. Mobile learning
adalah suatu pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan perangkat
wireless seperti handphone, personal digital assistants (PDAs), atau laptop.14
Mobile learning dapat juga diartikan sebagai kombinasi dari teknologi seluler dan
biaya yang menciptakan lingkungan belajar yang unik dan memberikan peluang
yang dapat melintasi waktu dan tempat.15
Mobile learning dapat diakses kapan saja dan tidak memiliki batas ruang
maupun waktu. Salah satu manfaat mobile learning adalah meningkatkan
produktivitas belajar siswa untuk memperluas pengetahuan yang dapat diperoleh
kapan saja dan dimana saja. Teknologi mobile mendukung akses dan tersedia lebih
luas untuk digunakan dalam pembelajaran.16 Perangkat mobile seperti smartphone,
laptop, dan PDA dengan adanya koneksi ke nirkabel dapat memfasilitasi mobile
learning. Mobile learning memungkinkan guru dan siswa dapat meningkatkan
fleksibilitas atau keluasan dalam kegiatan pembelajaran.17
b. Karakeristik Mobile Learning
14 Claire O’maley, “Guidelines for learning/teaching/tutoring in a mobile environment”.
Jurnal MOBIlearn, 2005, h. 7. 15 Genevieve Stanton and Jacues Ophoff, “Toward a method for mobile learning design”.
Article, Issues in Informing Science and Information Technology, 2013, h. 503 16 Muhamed Sarrab, Laila Elgamel and Hamza Aldabbas, “Mobile Learning (M-Learning)
and Educational Environments”. International Journal of Distributed and Parallel System
(IJDPS), 2012, h. 34. 17 Persita Pupung Hariadi, “Pengembangan Mobile Learning berbasis Multimedia Pada Materi
Sistem Imun Manusia untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi dan Pemahaman Konsep untuk
Siswa SMA kelas XI IPA”. Tesis, Universitas Negeri Yogyakarta, 2017, h. 16.
10
Mobile learning memiliki beberapa karakteristik yaitu Nomadicy, Ubiquity,
Personalization, Social Interactivity dan Context Sensitivity.18
Karakteristik Mobile learning Penjelasan
Nomadicy Perangkat mobile learning bersifat
portable bisa digunakan dimana saja dan
kapan saja. Siswa dapat mengakses
materi pelajaran dimanapun dan
kapanpun
Ubiquity, Keterkaitan mobile learning dengan
lingkungan belajar siswa. Siswa dapat
mengaitkan pembelajaran dengan
lingkungan sekitarnya dan dapat
menggali informasi dari mobile learning
dimana saja
Personalization, Mobile learning dapat digunakan secara
mandiri dan dapat dikontrol sendiri oleh
siswa. Mobile learning dapat diakses
sesuai dengan kebutuhan siswa.
Social Interactivity dan Konteks atau materi pelajaran menjadi
tujuan tercapainya pembelajaran dengan
menggunakan media mobile learning
Karakteristik Mobile learning Penjelasan
Context Sensitivity Mobile learning dapat meningkatkan
partisipasi aktif antara siswa dengan
siswa maupun siswa dengan guru yaitu
dengan kombinasi kegiatan kolaboratif
pada saat pembelajaran
18 Genevieve Stanton and Jacues Ophoff, “Toward a method for mobile learning design”.
Article, Issues in Informing Science and Information Technology, 2013, h. 503-504
11
c. Manfaat dan Kontribusi Mobile Learning
Terdapat beberapa manfaat mobile learning didapatkan daripenggunaan media
pendidikan menurut Daryanto(2010), yaitu:
1) Memperjelas pesan agar tidakterlalu verbalistis;
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra;
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antarmurid dengan
sumber belajar;
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori dan kinestetiknya;
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.19
Selain manfaat, mobile learning memiliki kontribusi dalam penggunaannya
dimasa yang akan datang. Berikut merupakan kontribusi mobile learning menurut
Daryanto (2010), yaitu:
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar;
2) Pembelajaran dapat lebih menarik;
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar;
4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek;
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan;
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di manapun;
7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran
dapat ditingkatkan;
8) Peran guru berubah ke arah yang positif.20
19 Indra Gunawan, Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Fisika Sebagai Media
Pembelajaran Pendukung, Artikel Prodi Fisika IAIN Reden Intan Lampung,2014 h. 2 20 Ibid, h.2
12
3. Android
a. Pengertian Android
Sugeng Purwantoro dalam Gian Dwi mengatakan bahwa Android
merupakan suatu software (perangkat lunak) yang digunakan pada mobile device
(perangkat berjalan) yang meliputi sistem operasi, middleware dan aplikasi inti.21
Pengertian lain dari Android adalah sebuah sistem operasi untuk mobile berbasis
linux yang mencakup sistem operasi, middlware dan aplikasi.22
Menurut Bambang, “Sistem Operasi Android adalah program yang
bertindak sebagai perantara antara pemakai komputer dan perangkat keras
komputer”.23 Menurut Kusnadi, “Sistem operasi merupakan perangkat lunak yang
dibuat untuk mempermudah pengguna atau program aplikasi dalam mengakses
sumber daya komputer atau mobile device.24
21 Gian dwi oktiana, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Dalam Bentuk
Buku Digital Untuk Mata Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar Membuat Intisari Siklus
Akuntansi Perusahaan Jasa Di Kelas XI MAN 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”, (skripsi
pendidikan akuntansi univeritas negeri yogyakarta: t. D.,2015), h. 30. 22 Nazruddin Safaat H., Android: Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan Tablet PC
Berbasis Android Revisi Kedua, (Bandung: Informatika Bandung, 2015), h. 1 23 Bambang Hariyanto, Sistem Operasi, (Bandung: Informatika Bandung, 2009), Cet. 4, h.1 24 Kusnadi, dkk, Sistem Operasi, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008), h. v
13
4. Kajian Materi Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
a. Peta Konsep
Peta konsep materi suhu dan kalor dapat dilihat pada gambar 2.1.
Alat ukur Menyebabkan
Berdasarkan skala
Berdasarkan jenis zat
yang diukur
Berkurang Bertambah
Berupa
Mekanisme
Perpindahannya
Gambar 2. 1 Peta Konsep Materi Suhu dan Kalor
b. Uraian Materi
1) Suhu
Suhu merupakan besaran yang menyatakan derajat panas atau dingin suatu
benda. Benda yang panas dikatakan dikatakan memiliki suhu tinggi. Benda yang
dingin dikatakan memiliki suhu rendah. Suhu dapat didefinisikan sebagai ukuran
2.Kalor 1.Suhu
Termometer
Reamur
Termometer
Celcius
Pemuaian Penyusutan
Perubahan
Suhu
Termometer
Termometer
Fahrenheit
Termometer
Kelvin
Termometer
Bimetal
Termometer
Zat Gas
Termometer
Zat Cair
Pemuaian
luas
Pemuaian
panjang
Pemuaian
volume
Radiasi Konveksi Konduksi
2.Kalor 1.Suhu
Perubahan Wujud
14
rata-rata energi kinetik yang memiliki molekul-molekul benda. Definisi ini
berdasarkan pada tinjauan mikroskopis.
2) Termometer
Termometer dibuat berdasarkan sifat termometrik zat. Sifat termometrik
adalah sifat zat yang dapat berubah akibat perubahan suhu pada benda tersebut.
Sebagai contoh, apabila zat cair dipanaskan maka volumenya akan naik.
Sebaliknya, apabila zat cair didinginkan maka volumenya akan turun. Naik atau
turunnya volume zat cair tersebut dimanfaatkan sebagai acuan untuk menentukan
suhu suatu benda. Namun, tidak semua zat cair dapat digunakan sebagai bahan
pengisi termometer. Ada kriteria yang harus dipenuhi agar suatu zat dapat
digunakan sebagai bahan pengisi termometer, diantaranya memiliki pemuaian yang
teratur, mudah dilihat, dan tidak membasahi dinding termometer. 25
3) Skala Termometer
Setiap termometer pasti memiliki skala. Penetapan skala pada termometer
melalui tahapan penetapan titik tetap atas dan titik tetap bawah. Titik tetap
termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Penetapan titik tetap bawah
berdasarkan pada suhu ketika es melebur dan penetapan titik tetap atas adalah suhu
air ketika mendidih.
Titik tetap bawah dipilih titik beku air, yaitu suhu campuran antara es dan air
pada tekanan normal (76 cm Hg) dinyatakan 0℃. Titik tetap atas dipilih titik didih
air, yaitu suhu ketika air mendidih pada tekanan normal dinyatakan 100℃.26
Terdapat empat skala termometer yang sering digunakan, yaitu skala Celcius,
Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin. Perbandingan antarskala tersebut adalah sebagai
berikut.
25 Siti Wahyuni, Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa, Kesehatan), (Jakarta: Sinektika, 2014), h. 194 26 Ibid., h. 195.
15
Gambar 2. 2 Perbandingan Skala pada Termometer Celcius, Fahrenheit, Reamur,
dan Kelvin.
Misal terdapat dua buah termometer X dan termometer Y, maka perumusan
umum untuk menentukan nilai suhu pada termometer X dan termometer Y adalah
sebagai berikut. 27
𝑇𝑥−𝑇𝑏𝑥
𝑇𝑎𝑥−𝑇𝑏𝑥=
𝑇𝑦−𝑇𝑏𝑦
𝑇𝑎𝑦−𝑇𝑏𝑦 (2.1)
Dengan
Tx = suhu pada termometer X;
Tbx = titik tetap bawah termometer X;
Tax = titik tetap atas termometer X;
Ty = suhu pada termometer Y;
Tby = titik tetap bawah termometer Y;
Tay = titik tetap atas termometer Y.
4) Kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda
bersuhu tinggi ke benda bersuhu lebih rendah. Kalor dapat menyebabkan perubahan
suhu suatu benda. Benda yang menerima kalor, suhunya menjadi lebih tinggi.
Benda yang melepaskan kalor, suhunya menjadi lebih rendah. Dengan demikian,
terdapat hubungan antara kalor dan perubahan suhu benda, yaitu berbanding lurus.
27 Ibid, h. 196.
Sumber: berpendidikan.com
16
Artinya, jika suatu benda menerima (melepaskan) sejumlah kalor yang besar maka
perubahan suhuyang terjadi pada benda tersebut juga besar.
Selain perubahan suhu benda, massa benda juga berpengaruh terhadap kalor
yang diserap atau dilepaskan. Misalnya pada saat memasak air menggunakan dua
buah bejana. Bejana pertama berisi 1 kg air, sedangkan bejana kedua berisi 4 kg air.
Apabila kedua bejana dipanaskan atau diberi kalor dengan jumlah yang sama maka
bejana yang berisi air lebih sedikit akan lebih cepat naik suhunya. Hal ini berarti,
untuk menaikkan suhu air sampai rentang suhu yang sama, air yang massanya lebih
kecil memerlukan kalor yang lebih kecil. Begitu pula sebaliknya, air yang massanya
lebih besar memerlukan kalor yang lebih besar juga.
5) Kalor jenis
Selain massa benda, dua benda yang berbeda yang diberi kalor yang sama
mengalami perubahan suhu yang berbeda. Ternyata, setiap benda memerlukan
jumlah kalor yang berbeda untuk perubahan suhu yang sama. Misalnya, 1 kg besi
dan 1 kg air diberi kalor yang sama besar. Ternyata, besi akan mengalami kenaikan
suhu yang lebih besar dibandingkan air. Karakteristik suatu benda yang menyatakan
kemampuan benda tersebut untuk menyerap kalor disebut dengan kalor jenis. Jadi,
kalor jenis didefinisikan sebagai banyakanya kalor yang diperlukan oleh 1 kg benda
untuk menaikkan atau menurunkan suhu benda sebesar 1℃ atau 1 K. 28
Tabel 2. 1 Kalor Jenis dari berbagai zat29
No Zat Kalor Jenis
J.kg-1. ℃-1 kKal.kg-1. ℃-1
1. Air 4.200 1.000
2. Alkohol 2.400 580
3. Gliserin 2.400 580
4. Minyak tanah 2.200 550
5. Es 2.100 500
6. Uap air 2.010 480
28 Ibid., h. 204. 29 Ibid., h. 205.
17
No Zat Kalor Jenis
J.kg-1. ℃-1 kKal.kg-1. ℃-1
No Zat Kalor Jenis
J.kg-1. ℃-1 kKal.kg-1. ℃-1
7. Kayu 1.700 400
8. Alumunium 900 210
9. Marmer 860 210
10. Besi/baja 450 110
11. Seng 390 90
12. Tembaga 390 90
13. Kuningan 380 90
14. Perak 230 60
15. Raksa 140 30
16. Emas 130 30
17. Timbal 130 30
Dari uraian tersebut, hubungan antara kalor dengan massa, perubahan suhu,
dan kalor jenis dirumuskan sebagai berikut.
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇 (2.2)
Dengan
𝑄 = kalor yang diserap/ dilepas benda (J);
𝑚 = massa benda (kg);
𝑐 = kalor jenis benda (J.kg-1.℃-1);
∆𝑇 = perubahan suhu (℃).
Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1℃.
𝐶 = 𝑚. 𝑐 (2.3)
Dengan
𝐶 = kapasitas kalor benda (J/℃).
18
Dengan menggunakan hubungan antara kalor dan kapasitas kalor,
perumusan atas dapat dituliskan kembali dalam bentuk yang lain, yaitu sebagai
berikut.30
𝑄 = 𝐶. ∆𝑇 (2.4)
6) Asas Black
Dua benda yang suhunya berbeda dicampur, maka akan terjadi aliran kalor
dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah hingga terjadi
kesetimbangan. Hal ini diselidiki oleh Joseph Black, seorang ilmuwan Inggris.
Black menemukan fakta bahwa banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya
lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima oleh benda yang bersuhu
lebih rendah. Pernyatan tersebut disebut asas Black yang dalam bentuk persamaan
sederhana dapat ditulis,
Qlepas = Qditerima (2.5)
dengan Qlepas adalah banyaknya kalor yang dilepas oleh benda bersuhu lebih
rendah. Dalam hal ini diasumsikan taka da kalor yang terbuang.
Berdasarkan asas Black berlaku persamaan berikut:31
𝑚1𝑐1∆𝑇1 = 𝑚2𝑐2∆𝑇2 atau 𝑚1𝑐1(𝑇1 − 𝑇) = 𝑚2𝑐2(𝑇 − 𝑇2) (2.6)
7) Perubahan Wujud Zat
Besar kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud benda sebanding dengan
massa benda dan nilai karakteristik benda itu yang mewakili suatu besaran yang
mewakili suatu besaran yang disebut kalor laten. Kalor laten suatu zat didefinisikan
sebagai besar kalor yang diperlukan oleh 1 kilogram zat tersebut untuk berubah
wujud. Kalor laten secara umum dilambangkan dengan L, sedangkan massa benda
dilambangkan dengan m sehingga kalor (Q) yang diperlukan untuk mengubah
wujud benda dapat dirumuskan dengan:32
Q = m . L (2.7)
30 Ibid. 31 Sutejo, Fisika SMK/MAK Kelas X, (Bogor: Yudhistira, 2018), h. 165. 32 Ibid., h. 171.
19
Dalam SI, satuan kalor laten adalah joule per kilogram (J/kg). Ada dua macam
kalor laten sehubungan dengan perubahan wujud zat, yaitu kalor laten lebur atau
disingkat kalor lebur (Lb) dan kalor laten uap atau disingkat kalor uap (Lu).
Tabel 2.3 Kalor Laten Zat33
Zat Titik Lebur
(℃)
Kalor Lebur
(J.kg-1)
Titik Didih
(℃)
Kalor Uap
(J.kg-1)
Alumunium 660 2,45 x 104 2.450 1,14 x 104
Emas 1.063 6,45 x 104 2.660 1,58 x 106
Air 0 3,34 x 105 100 2,26 x 106
Raksa 507 1,18 x 104 903 2,72 x 105
8) Pemuaian
Benda akan mengalami pemuaian jika suhunya dinaikkan dan akan menyusut
jika suhunya diturunkan. Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, zat cair dan gas.
Pemuaian pada zat pada zat padat dibedakan menjadi tiga, yaitu muai panjang, luas,
dan ruang (volume). Rumus untuk menentukan muai panjang, luas dan volume pada
zat padat dapat dilihat pada tabel 2.3.
Gas hanya mengalami pemuaian volume. Pemuaian pada gas dapat
berlangsung pada tekanan tetap, volume tetap atau suhu tetap. Perumusan pemuaian
pada gas mengikuti hukum Boyle-Gay Lussac.
𝑃1𝑉1
𝑇1=
𝑃2𝑉2
𝑇2 atau
𝑃
𝑉= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.8)
Dengan
V = volume gas (m3)
T = suhu mutlak gas (K)
P = tekanan gas (N.m-2)
33 Ibid, h. 172
20
Tabel 2.4 Rumus Menentukan Muai Panjang, Luas dan Volume pada Zat Padat34
Muai panjang Muai luas Muai volume
∆𝐿 = 𝐿0. 𝛼. ∆𝑇
𝐿 = 𝐿0. (1 + 𝛼. ∆𝑇)
∆𝐴 = 𝐴. 𝛽. ∆𝑇
𝐴 = 𝐴0. (1 + 𝛽. ∆𝑇)
∆𝑉 = 𝑉. 𝛾. ∆𝑇
𝑉 = 𝑉0. (1 + 𝛾. ∆𝑇)
9) Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor dapat dibedakan menjadi tiga cara, yaitu konduksi,
konveksi, dan radiasi:
a) Konduksi
Konduksi kalor pada banyak zat dapat digambarkan sebagai hasil tumbukan
antar molekul. Tumbukan molekul mentransfer energi gerakan termal ke sepanjang
benda. Konduksi atau kecepatan aliran kalor dinyatakan oleh hubungan,35
∆𝑄
∆𝑡= 𝑘𝐴
𝑇1−𝑇2
𝑙 (2.9)
Di mana A adalah luas penampang suatu benda, l adalah jarak antara kedua
ujung, yang mempunyai temperature 𝑇1 dan 𝑇2 dan k adalah konstanta pembanding
atau konduktivitas termal yang merupakan karakteristik zat tersebut. Zat-zat
dimana k besar, menghantarkan kalor dengan baik dan cepat dinamakan konduktor.
Sedangkan zat-zat yang memiliki k yang kecil merupakan penghantar kalor yang
buruk atau isolator.36 Jadi, zat non logam umumnya merupakan penghantar kalor
yang buruk (isolator), termasuk air dan udara. Udara sebagai isolator sering kita
manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika malam hari, udara terasa dingin
sehingga kita sering tidur menggunakan selimut untuk melindungi badan kita dari
udara dingin. Udara yang terperangkap diantara badan dan selimut berfungsi
sebagai isolator, yang dapat menghambat perpindahan kalor dari tubuh ke udara
34 Siti Wahyuni, op.cit., h. 217 35 Douglas C Giancoli, Fisika, Edisi 5, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 501. 36 Ibid, h. 502
21
dingin di luar selimut yang menyebabkan badan kita tetap hangat. Fenomena pada
peristiwa konduksi dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2. 3 Aliran Panas Secara Konduksi Tidak Disertai Perpindahan Partikel.
b) Konveksi
Konveksi adalah proses dimana kalor ditransfer dengan pergerakan molekul
dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila konduksi hanya melibatkan molekul
yang bergerak dalam jarak dekat dan bertumbukan, maka konveksi melibatkan
pergerakan molekul dalam jarak yang lebih jauh.37 Jadi, konveksi merupakan
transfer energi dengan cara perpindahan massa menempuh jarak yang cukup jauh.
Proses konveksi dapat diamati pada air yang dimasak di atas kompor. Air
yang berada di dasar wadah mendapatkan kalor dari nyala api secara konduksi.
Kemudian suhu air di dasar wadah akan bertambah sehingga volumenya naik.
Kenaikan volume ini yang menyebabkan massa jenis air menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan air yang ada di bagian atas sehingga air menjadi lebih ringan
lalu bergerak ke atas. Perpindahan tersebut meninggalkan ruang kosong yang
langsung diisi oleh air yang belum panas dengan massa jenis lebih besar. Hal ini
akan terus terjadi sampai air bergerak dan terus berputar. Jadi, perpindahan kalor
secara konveksi dipengaruhi oleh perbedaan massa jenis fluida. Salah satu contoh
perpindahan kalor secara konveksi pada udara adalah peristiwa angin laut dan
angina darat, sedangkan perpindahan kalor secara konveksi pada air adalah
peristiwa air yang dimasak hingga mendidih seperti yang ditunjukkan pada gambar
2.5 dan gambar 2.6.
37 Ibid., h. 504.
22
Gambar 2. 4 Perpindahan Kalor pada Peristiwa Angin Laut dan Angin Darat
Terjadi Secara Konveksi.
Gambar 2. 5 Perpindahan Kalor pada Air Mendidih Terjadi Secara Konveksi.
c) Radiasi
Setiap kehidupan di bumi ini bergantung pada transfer energi oleh matahari.
Energi ini ditransfer ke bumi melalui ruang yang hampa. Bentuk transfer energi dari
matahari ke bumi dalam kalor dinamakan radiasi. Radiasi pada intinya terdiri dari
gelombang elektromagnetik. Jadi, radiasi merupakan transfer energi oleh
gelombang elektromagnetik yang tidak memerlukan adanya materi, seperti dari
matahari. 38
38 Ibid., h. 507.
Sumber: mikirbae.com
23
Gambar 2. 6 Tubuh Menjadi Hangat Ketika Berada Dekat dengan Api Unggun.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah:
1. Eka Erma Suryani dan Ishafit (2018) Pada Prosiding Seminar Nasional
Quantum yang berjudul “Penerapan Mmodel Pembelajaran Think -Pair-Share
(TPS) berbantuan Aplikasi APP Invertor pada Materi Kalor SMA kelas X
untuk Meningkatkan Hasil Belajar”. menunjukkan bahwa TPS berbantuan
Aplikasi APP Invertor dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
kalor.
2. Juliana Audina Pratiningsih, dkk. (2018) pada Jurnal Pendidikan Fisika dan
Teknologi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share dengan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik MAN Lombok Barat Tahun Pelajaran 2017/2018” menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share dengan metode
eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
3. A. Neizhela, Mosik (2015) pada Unnes Physics Education Journal yang
berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Kontekstual
dengan Metode Think Pair Share Materi Kalor pada Siswa SMP”
menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kontekstual dengan metode
think pair share dapat meningkatkan hasil belajar.
Sumber: fisikaasyik90.blogspot.com
24
4. Mukhammad Irwansyah, dkk (2016) pada Jurnal Pembelajaran Fisika yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS) disertai Metode Praktikum untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA 3 MAN 1 Jember” menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan aktivitas dalam pembelajaran fisika kelas XI dengan
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS melalui metode
praktikum.
5. Kasimuddin (2016) pada Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah
Makasar yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri Makassar” menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika peserta didik.
6. Toni Rahmanto (2016) pada Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tpe Think Pair Share (TPS) Menggunakan Metode
Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Fisika dan Motivasi Belajar Peserta
Didik SMA UII Yogyakarta Kelas X Materi Suhu dan Kalor” menunjukkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS menggunakan metode problem
solving dapat meningkatkan hasil belajar kognitif fisika materi suhu dan kalor
peserta didik.
7. Rahmania Sukmawati (2017) pada Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model
Think Pair Share Berbantuan Media Couple Card Tema Bunyi Terhadap
Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berkomunikasi Ilmiah” menunjukkan
bahwa model think pair share berbantuan media couple card berpengaruh
signifikan terhadap pemahaman konsep siswa.
8. Lia Rahmawati (2010) pada Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia” menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap hasil
belajar siswa.
25
9. Rina Yanti Pasaribu, dkk pada Artikel yang berjudu “Pengaruh Model
Kooperatif Tipe Think Pair Share Terhadap Hasil belajar Kognitif Fisika Siswa
di SMAN 1 Tambusai Pada Pokok Bahasan Usaha dan Energi” menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap
hasil belajar kognitif fisika siswa kelas XI MIPA I SMA N 1 Tambusai.
10. Ika Yulianti Siregar, dkk (2017) pada Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia
yang berjudul “Pengaruh Think Pair Share Write Berbasis Hybrid Leraning
Terhadap Keterampilan Metakognitif, Berpikir dan Hasil Belajar Kognitif
Siswa SMA Negeri 3 Malang” menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif
dengan F hitung sebesar 175,068 dan Sig. 0,000. Hasil tersebut menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan.
11. Miswandi Tendrita, dkk (2017) pada Jurnal Pendidikan yang berjudul
“Pembelajaran Reading -Concept-Map-Think Pair Share (Remap TPS) dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif” menunjukkan bahwa Remap TPS
berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa.
12. B.H. Siswati, A.D. Corebima (2016) pada Jurnal Biologi F-MIPA yang
berjudul “Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Kognitif IPA
dan Biologi Siswa SMP dan SMA di Malang Pada Pembelajaran Think Pair
Share (TPS)” menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara
keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa.
26
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan penelitian Ika Yulianti Siregar, dkk bahwa (1) sedikitnya
kesempatan siswa untuk tatap muka dengan guru, (2) terbatasnya kesempatan
untuk berkonsultasi dengan guru mengenai permasalahan-permasalahan yang
muncul pada pembelajaran, (3) terbatasnya kesempatan untuk mengkonsultasikan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hal tersebut mengakibatkan siswa tidak
dapat mengembangkan kemampuan belajar kognitif. Kemampuan kognitif
merupakan salah satu dari bidang pengembangan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan agar anak mampu megolah
perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternative pemecahan
masalah, pengembangan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan
waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan, dan persiapan pengembangan
kemampuan berpikir teliti (Depdiknas 2007:3).
Salah satu penyebab kurangnya kemampuan kognitif siswa yaitu karena
kerapkali dalam proses pembelajaran guru masih menjadi pusat pembelajaran. Guru
menjadi pusat pembelajaran sedangkan siswa hanya sebagai objek penerima
informasi saja. Sehingga siswa kurang mengoptimalkan kemampuannya untuk
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan kognitif. Selain itu guru belum
menstimulus kemampuan kognitif siswa dan banyak siswa yang menganggap
konsep suhu dan kalor sebagai konsep yang sulit untuk dipahami.
Berdasarkan permasalahan di atas dapat diatasi dengan melatih siswa melalui
kegiatan pembelajaran. Guru sebagai tenaga pendidik harus merancang kegiatan
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa agar
kesuksesan dalam belajar lebih optimal. Salah satu model pembelajaran yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan kemampuan kognitif adalah model pembelajaran
Think Pair Share berbantuan Mobile Learning.
Model pembelajaran Think Pair Share efektif untuk membuat variasi suasana
pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan
pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang
27
digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu
berpikir, untuk merespons dan saling membantu.39 Model pembelajaran Think Pair
Share melibatkan siswa secara langsung untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Model pembelajaran
Think Pair Share juga melatih siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri
sehingga dapat menumbuhkan kemampuan kognitif. Dengan menerapkan Model
pembelajaran Think Pair Share siswa menjadi lebih aktif dalam mengaplikasikan
materi konsep dan kemampuan kognitif siswa akan meningkat. Bagan penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 2.7.
39 Rina Yanti Pasaribu, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Terhadap Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa di SMAN 1 Tambusai Pada Pokok Bahasan Usaha
dan Energi. Artikel Program studi Pendidikan Fisika, Universitas Pasir Pengaraian, 2014. h. 2
28
Gambar 2. 7 Kerangka Berpikir.
Kemampuan Kognitif Siswa Masih
Rendah
Penyebab:
Siswa masih menganggap konsep Suhu, Kalor, dan
Peprindahan Kalor sebagai konsep yang sulit untuk
dipahami.
Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru
Guru kurang menstimulasi dan melatih kemampuan kognitif
siswa.
Solusi: Model pembelajaran Think Pair
Share
Siswa menjadi aktif berkomunikasi dalam proses pembelajaran dan siswa
dapat memahami, berperan aktif dalam belajar, dan menstimulus
kemampuan kognitif.
Kemampuan Kognitif Siswa Meningkat
29
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu: “Penggunaan Model pembelajaran
Think Pair Share berbantuan Mobile Learning berpengaruh terhadap kemampuan
kognitif siswa pada materi suhu, kalor, dan perpindahan kalor”.
30
3. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMK Kesehatan Utama Insani yang
berlokasi di Jl. Amd. No. 9 Kec. Panongan Kab. Tangerang. Penelitian ini
berlangsung selama 2 bulan, sedangkan untuk pengambilan data dilakukan selama
empat minggu dari tanggal 16 Desember 2019 sampai 29 Januari 2020 pada
semester genap tahun ajaran 2019/2020.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode quasi
experimental (eksperimen semu). Metode quasi experimental (eksperimen semu)
merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk mencari sebuah pengaruh dari
sebuah treatment (perlakuan) yang diberikan terhadap sebuah populasi atau sampel,
desain ini mempunyai kelas kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.40
Metode ini digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat keterampilan kognitif
siswa pada materi suhu dan kalor yang diberikan pembelajaran dengan model Think
Pair Share berbantuan Mobile Learning berbasis Android dengan pembelajaran
konvensional. Desain penelitian ini menggunakan desain nonequivalent control
group design. Desain ini terdapat dua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol)
yang tidak dipilih secara acak.41
Kedua kelas yang digunakan pada pelaksanaan penelitian ini diberikan
perlakuan yang berbeda. Kelas pertama diberikan perlakuan dengan model
pembelajaran Think Pair Share berbantuan Mobile Learning berbasis Android
sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas kedua dijadikan kelas kontrol dengan
model pembelajaran konvensional sesuai dengan yang biasa digunakan guru
disekolah tempat penelitian berlangsung.
40 Sugiyono, Metode penelitian kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 116. 41 Ibid., h. 118.
31
Kedua kelas tersebut akan diberikan tes awal (pretest) sebelum dilakukan
perlakuan dan tes akhir (posttest) setelah dilakukan perlakuan dan hasil dari kedua
kelas tersebut dibandingkan oleh peneliti. Desain penelitian ini dapat dilihat dalam
rancangan sebagai berikut:42
Tabel 3. 1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
X1 : Pembelajaran berdasarkan model pembelajaran Think Pair Share
berbantuan Mobile Learning berbasis Android
X2 : Pembelajaran konvensional
O1 : Test awal (Pretest) sebelum diberikan perlakuan
O2 : Test akhir (Posttest) sesudah diberikan perlakuan
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini memiliki tiga tahap prosedur penelitian yaitu:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahapan awal dari penelitian. Tahapan ini
meliputi merumuskan masalah yang akan diteliti; studi pendahuluan berupa
wawancara guru; penyusunan RPP; menganalisis beberapa sumber referensi;
pembuatan instrumen tes. Kemudian instrumen tes yang telah disusun divalidasi
oleh beberapa ahli dan siswa untuk menguji kelayakan instrumen yang digunakan
untuk pretest dan posttest sebagai tes pengukuran variabel yang akan dicapai.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan atau tahap pengambilan data dimulai dengan memberikan
pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan
awal peserta didik terhadap konsep fisika yang akan dipelajari. Kemudian,
dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pembelajaran kepada kelas eksperimen
42 Ibid.
32
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share berbantuan Mobile Learning
berbasis Android, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional. Setelah proses pembelajaran dan pembelajaran selesai, peserta didik
diberikan posttest untuk mengetahui adanya pengaruh terhadap keterampilan
kognitif peserta didik pada materi suhu dan kalor.
3. Tahap Akhir
Tahap akhir merupakan tahapan analisis dan pelaporan. Pada tahap ini,
peneliti akan melakukan pengolahan dan menganalisis data yang diperoleh selama
pelaksanaan pembelajaran. Kemudian, peneliti akan menguji hipotesis penelitian
hingga penarikan kesimpulan.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.43
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (Independent) dan
variabel terikat (Dependent). Variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah:
1. Variabel Bebas (Independent), yaitu Model Pembelajaran Think Pair Share
berbantuan Mobile Learning berbasis Android.
2. Variabel Terikat (Dependent), yaitu Kemampuan Kognitif Siswa pada Materi
Suhu, Kalor dan Perpindahan Kalor.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.44 Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X di SMK Kesehatan Utama Insani tahun ajaran
2019/2020.
43 Ibid., h.64. 44 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi V.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). h. 108.
33
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.45 Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X Perawat B sebagai kelas eksperimen dan X
Perawat A sebagai kelas kontrol.
Teknik pemilihan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan
tertentu.46 Pengambilan sampel dengan teknik ini bertujuan untuk menentukan
kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, sehingga dari beberapa kelas yang
menjadi populasi diambil dua kelas yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel
penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua tahapan dalam Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
yaitu tahap pertama dengan melakukan wawancara pada beberapa guru fisika di
Tangerang untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan dan
keterampilan kognitif siswa. Pada tahap kedua ketika berlangsungnya pembelajaran
dengan memberikan tes pada kelompok eksperimen dan kontrol. Tes adalah
kumpulan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan maupun bakat yang dimiliki oleh seseorang.47
Tes yang digunakan berupa pretest yang diberikan sebelum perlakuan dan
posttest yang diberikan setelah diterapkan model pembelajaran Think Pair Share
berbantuan Mobile Learning berbasis Android pada kelas eksperimen dan model
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
45 Ibid. h. 109.
46 Sugiyono. loc. cit., h.126 47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), cet. 15, h. 193
34
G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian.48
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah instrumen tes. Instrumen
tes dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang bertujuan untuk mengukur
keterampilan kognitif peserta didik yang memenuhi indikator tes. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang terdiri atas 30 soal
dan diberikan kepada peserta didik kelas X SMK Kesehatan Utama Insani.
Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Tes
48 Sugiyono, op. cit., h. 148
No Indikator Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
1 Memahami pengertian suhu dan skala termometer
1 2,3 3
2 Menganalisis pengaruh perubahan
suhu benda terhadap ukuran benda
(pemuaian)
4 5,7 6,8 5
3 Menganalisis pengaruh kalor
terhadap perubahan suhu 9 10 11 12,13 5
4 Menganalisis pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud benda 15,16 14 17 4
5 Menyelidiki proses konservasi
energi 18,19 2
6 Menyelidiki perpindahan kalor
secara konduksi, konveksi dan
radiasi
20,21 2
7 Menghitung laju perpindahan Kalor
secara konveksi, konduksi dan
radiasi
22,23 2
35
H. Kalibrasi Instrumen Tes
Kalibrasi instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan
instrumen yang digunakan. Sebelum instrumen tes digunakan pada sampel, terlebih
dahulu diuji cobakan pada siswa yang sudah mempelajari materi suhu dan kalor.
Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari setiap butir soal. Berikut uji
coba yang dilakukan peneliti dengan bantuan Software anates A4.
1. Uji Validitas
Pada uji validitas dilakukan melalui dua tahap yaitu validitas konstruk dan
validitas lapangan.
a. Validitas Konstruk
Validasi konstruk pada penelitian ini menggunakan pendapat ahli (Judgement
expert) untuk menilai kesesuaian antara instrumen dengan aspek yang diukur.
Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang sesuai dengan lingkup yang
diteliti. Validitas konstruk ini memiliki dua aspek yang dapat diukur, yaitu aspek
materi meliputi kesesuaian isi materi fisika dalam soal dengan materi fisika yang
digunakan dalam penelitian yaitu suhu dan kalor dan aspek pendidikan meliputi
kesesuaian indikator soal dengan indikator berpikir kritis, indikator pembelajaran
yang tercantum pada RPP, serta kaidah penulisan soal.
b. Validitas Lapangan
Validitas lapangan dilakukan setelah pengujian konstruk oleh ahli dengan uji
coba instrumen. Instrumen tersebut di uji cobakan pada sampel darimana populasi
diambil dengan jumlah sampel yang digunakan 35 siswa pada kelas XII SMAN 1
Megamendung.
Jumlah 3 6 10 4 23
Presentase 13,1
% 26%
43,5
%
17,4
% 100%
36
Hasil validitas lapangan dapat dihitung menggunakan rumus product moment
(rxy) dari persen yang dinyatakan secara matematis pada persamaan 3.1.49
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
√(𝑁 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥)2)((𝑁 ∑ 𝑦2−(∑ 𝑦)2) (3.1)
Keterangan:
rxy = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Skor item
Y = Skor total
Untuk mengetahui valid atau tidak validnya suatu butir soal (item), maka rxy
hitung dibandingkan dengan rxy tabel Product moment.
Tabel 3. 3 Kategori Validitas
Interpretasi besarnya koefisien korelasi dan hasil uji validasi instrumen tes
dapat dilihat pada tabel 3.4 dan tabel 3.5.
Tabel 3. 4 Interpretasi Koefisien Korelasi50
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,81 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 ˂ rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,41 ˂ rxy ≤ 0,60 Cukup
49 Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Bumi
Aksara,2006), h. 87. 50 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 257.
Ketentuan nilai rtabel Kategori
rxy ≥ rtabel Valid
rxy ˂ rtabel Tidak Valid
37
0,21 ˂ rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui keajegan instrumen
dalam tes yang diukur. Artinya jika hasil tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap maka tes tersebut dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi.51
Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan cara menghitung koefisien reliabilitas,
rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes uraian menggunakan
rumus Alpha, yaitu:52
𝛼 = (𝑛
𝑛−1) (1 − ∑ 𝜎𝑥
2
𝜎𝑥2 ) (3.2)
Keterangan:
r = Jumlah butir soal
𝜎𝑖2 = Varians butir soal
𝜎𝑥2 = Varians skor total
Kriteria penafsiran indeks reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6.53
Tabel 3. 5 Kriteria Penafsiran Indeks Reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
51 Arikunto, op.cit., h. 100. 52 Ibid., h. 122. 53 Ibid., h. 89.
38
0,80 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 ˂ rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 ˂ rxy ≤ 0.60 Cukup
0,20 ˂ rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah (Tidak Valid)
3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.54
Soal yang dibuat terlalu mudah merangsang siswa untuk meningkatkan kemampuan
berpikirnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar membuat siswa menjadi putus asa
dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena terlalu jauh dari
jangkauan kemampuan berpikirnya. Adapun persamaan untuk menentukan tingkat
kesukaran:
𝑃 =𝐵
𝐽𝑠 (3.3)
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar
Js = Jumlah seluruh peserta tes
Klasifikasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran dapat
dilihat pada tabel 3.8 berikut:55
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran
No Rentang Nilai Kriteria
1 0,00 – 0,30 Sukar
2 0,30 – 0,70 Sedang
3 0,70 – 1,00 Mudah
4. Daya Pembeda
54 Ibid., h. 223. 55 Ibid., h. 225.
39
Daya Pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.56
Untuk menghitung daya pembeda dapat ditentukan dengan persamaan berikut.57
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴=
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 (3.4)
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA = Proporsi peserta kelompok atas
JB = Proporsi peserta kelompok bawah
Adapun kriteria daya pembeda suatu butir soal didasarkan pada klasifikasi
yang dapat dilihat pada tabel 3.10.58
Tabel 3. 7 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
Negative Drop
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
I. Teknik Analisis Data
Data yang nantinya diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya akan
diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan
56 Ibid., h.226. 57 Ibid., h. 228. 58 Ibid., h. 232.
40
penelitian dan menguji hipotesis.59 Analisis data pada penelitian ini menggunakan
software SPSS untuk menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji asumsi yang digunakan untuk mengecek
apakah populasi data terdistribusi normal atau tidak.60 Teknik yang digunakan
untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorof-Smirnov dan
Shapiro Wilk dengan bantuan Software Product and Service Solution (SPSS),
dengan langkah-langkah sebagai berikut:61
a. Tetapkan hipotesis statistik.
1) H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal
2) H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
b. Gunakan taraf signifikan α = 5%.
c. Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh
significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis
yang akan dipilih.
d. Kriteria pengambilan keputusan adalah:
1) Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak
2) Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas merupakan pengujian terhadap sebuah objek (kelas
eksperimen dan kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui apakah objek
tersebut memiliki varian data yang sama (homogen) atau tidak62. Uji homogenitas
dalam penelitian ini menggunakan uji One Way Anova pada Software Product and
Service Solution (SPSS) dengan langkah-langkah sebagai berikut:63
a. Tetapkan hipotesis statistik
59 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan RnD, (Bandung: Alfabeta,2011),
h.147. 60 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 153. 61 Ibid. 62 Ibid,. h. 167. 63 Ibid,. h. 168.
41
1) Ho = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen)
2) H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen)
b. Gunakan taraf signifikan α = 0,05
c. Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data
d. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
1) Jika sig. > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu kedua kelas memiliki
varian nilai yang sama (homogen)
2) Jika sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu kedua kelas memiliki
varian nilai yang berbeda (tidak homogen)
3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh pada penerapan model pembelajaran
pembelajaran Think Pair Share berbantuan Mobile Learning berbasis Android
secara signifikan terhadap kemampuan kognitif siswa pada penelitian ini
menggunakan uji hipotesis yang dilakukan dengan bantuan Software Product and
Service Solution (SPSS). Uji hipotesis yang digunakan dalam tahap ini harus sesuai
dengan asumsi-asumsi statistik (uji normalitas dan uji homogenitas) yang telah
dilakukan. Langkah-langkah uji hipotesis menggunakan bantuan software SPSS
sebagai berikut:64
a. Tetapkan hipotesis statistik
1) Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua
kelas
2) H1 = terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua kelas
b. Gunakan taraf signifikan α = 0,05
c. Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data
d. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
1) Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak terdapat
perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua kelompok
2) Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat
perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada kedua kelompok
64 Ibid., h. 178.
42
4. N-Gain (Normal Gain)
Gain merupakan selisih antara nilai posttest dan pretest yang menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Uji
N-gain digunakan untuk mengetahui “judgement nilai” hasil peningkatan yang
terjadi (tinggi/sedang/rendah).65 N-Gain (Normalized Gain) digunakan untuk
mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil N-Gain dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut.66
𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 (3.7)
Kriteria pengujian N-Gain menurut Hake dapat dilihat pada tabel 3.12.67
Tabel 3. 8 Kriteria Pengujian N-Gain
Nilai N-Gain (g) Kriteria
N-gain < 0,3 Rendah
N-gain 0,3 – 0,7 Sedang
N-gain > 0,7 Tinggi
65 Yanti Herlanti, Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.76. 66 Karman La Nani and Yaya S. Kusumah, The Effectiveness Ofict-Assisted Project Based
Learning In Enhancing Students’ Statistical Communication Ability, International Journal of
Education and Research: Vol.3 No. 8 August 2015, h. 190. 67 Ibid., h. 191.
43
44
4. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan untuk
pelaksanaan pembelajaran dan dua kali pertemuan untuk melaksanakan pretest dan
posttest. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, didapat hasil pretest
dan posttest untuk pengukuran kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Data tersebut diperoleh dari instrumen tes yang telah valid dengan jumlah 30
soal. Data pretest diperoleh lebih dahulu sebelum kedua kelas diberikan
pembelajaran yang berbeda untuk memastikan kemampuan awal kedua kelas
penelitian sama. Sedangkan data posttest diperoleh setelah kedua kelas
melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran yang berbeda. Peneliti
menggunakan soal posttest yang sama dengan soal pretest. Adapun data hasil
penelitian pretest dan posttest yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kontrol
adalah sebagai berikut:
1. Rekapitulasi Data Penelitian
N = 80 Kontrol Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest 1 4 17 12 13 2 6 13 8 15 3 5 12 8 13 4 7 12 5 17 5 6 11 5 17 6 6 15 9 15 7 8 12 8 17 8 5 12 6 16 9 8 13 8 15
10 9 9 6 17 11 10 10 6 16 12 5 13 8 13 13 7 9 5 18 14 3 15 8 8 15 5 9 5 14 16 8 13 12 17 17 7 12 7 18 18 7 15 9 15 19 8 14 8 13
45
N = 80 Kontrol Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest 20 9 11 5 16 21 8 12 8 17 22 8 13 4 18 23 7 12 8 13 24 5 10 7 15 25 7 15 7 14 26 6 12 5 15 27 4 10 6 15 28 5 14 9 13 29 4 17 7 15 30 9 13 7 17 31 7 9 4 17 32 7 16 11 12 33 8 12 6 10 34 3 14 10 14 35 8 11 4 16 36 6 12 11 15 37 7 10 3 11 38 6 14 9 16 39 7 14 10 14 40 5 12 9 17
Jumlah 260 499 293 597
2. Data Hasil Pretest
Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh skor permusatan dan penyebaran
data dari 23 soal pretest yang ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Pretest Kelas
Kontrol dan Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas
kontrol
Kelas
Eksperimen
Skor Tertinggi 12,00 10,00
Skor Terendah 3,00 3,00
Mean 7,33 6,50
Median 7,50 7,00
Modus 8,00 7,00
Standar Deviasi 2,25 1,70
Skor maksimum = 23,00
Table 4.1 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data berdasarkan skor
benar yang diperolah siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dengan skor
maksimum 23,00. Perolehan skor terendah diperoleh oleh kelas eksperimen yaitu
46
3,00 dan mean terendah diperoleh kelas eksperimen yaitu 6,50. Skor tertinggi dari
kedua kelas diperoleh oleh kelas eksperimen yaitu sebesar 12,00 dari 23,00.
Gambar 4.1: Grafik Skor Mean Pretest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen
3. Data Hasil Postest
Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa skor permusatan dan
penyebaran data dari 23 soal posttest yang ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Skor Posttest Kelas
Kontrol dan Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data Kelas kontrol
Kelas
Eksperimen
Skor Tertinggi 17,00 18,00
Skor Terendah 9,00 8,00
Mean 12,48 14,93
Median 12,00 15,00
Modus 12,00 15,00
Standar Deviasi 2,11 2,24
7.3256.5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Sk
or M
ea
n
Nama Kelas
Kelas kontrol
Kelas Eksperimen
47
Tabel 4.2 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data berdasarkan skor
benar yang diperolah siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dengan skor
maksimum 23,00. Skor tertinggi yang diperoleh kelas kontrol sebesar 17,00 dan
pada kelas eksperimen sebesar 18,00. Skor rata-rata atau mean dari kelas kontrol
sebesar 12,48 dan pada kelas eksperimen sebesar 14,93. Skor nilai tengah atau
median dari kelas kontrol sebesar 12,00 dan pada kelas eksperimen sebesar 15,00.
Skor yang sering muncul atau modus dari kelas kontrol adalah skor 12,00 dan pada
kelas eksperimen adalah skor 15,00. Standar deviasi yang diperoleh dari skor kelas
kontrol adalah 2,11 sedangkan kelas eksperimen adalah 2,24.
Gambar 4.2. Grafik Skor Mean Posstest pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
4. Peningkatan Kemampuan Kognitif Siswa
Peningkatan kemampuan kognitif siswa pada materi suhu, kalor, dan
perpindahan kalor dapat dihitung menggunakan rumus N-gain. N-gain pada
masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut.
12.475
14.925
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Sk
or M
ea
n
Nama Kelas
Skor Mean Posstest pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas kontrol
Kelas Eksperimen
48
Tabel 4.3 N-gain Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kelas N-gain Kategori
Kontrol 0,33 Sedang
Eksperimen 0,51 Sedang
*Lampiran B.3
Tabel 4.3 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata N-gain untuk kelas kontrol dan
eksperimen. Peningkatan kemampuan kognitif siswa kelas kontrol dan eksperimen
berada pada kategori sedang namun kelas eksperimen mengalami peningkatan yang
lebih besar. Kelas kontrol mendapatkan N-gain sebesar 0,33 lebih rendah
dibandingkan, N-gain yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 0,51.
5. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal
atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan posttest
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji normalitas kedua data menggunakan
rumus Shapiro-wilk melalui software SPSS. Berikut merupakan tabel 4.4
menggambarkan hasil yang diperoleh.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
sig. 0,154 0,280 0,006 0,123
Uji Shapiro-wilk Sig. > 0,05 = Ho diterima
Keputusan
Data
Terdistribusi
Normal
Data
Terdistribusi
Normal
Data Tidak
Terdistribusi
Normal
Data
Terdistribusi
Normal
Nilai sig. diperoleh dari tabel Shapiro-wilk pada taraf signifikansi 5% atau
0,05. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis
normalitas, yaitu jika Jika sig. > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai sig. data pretest kelas eksperimen dan kontrol
49
di atas 0,05 yaitu sebesar 0,154 dan 0,280. Sehingga dapat disimpulkan data hasil
pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal. Nilai sig. data
posttest kelas kelas eksperimen di bawah 0,05 yaitu sebesar 0,006 atau data tidak
terdistribusi normal, sedangkan nilai sig. data posttest kelas kontrol di atas 0,05
yaitu sebesar 0,123. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas kontrol
terdistribusi normal.
b. Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki
varians yang homogen atau tidak. Sama halnya dengan uji normalitas, uji
homogenitas juga dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan posttest
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji homogenitas pada penelitian ini
menggunakan uji Levene melalui software SPSS. Berikut merupakan tabel 4.8
menggambarkan hasil yang diperoleh.
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Pretest Posttest
Sig. 0,093 0,934
Uji Lavene Sig.≥ 0,05 = Ho diterima
Keputusan Data Homogen Data Homogen
Berdasarkan uji homogenitas Lavene Statistic pada taraf signifikansi 5% atau
0,05 diperoleh nilai sig. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian
hipotesis homogenitas yaitu jika Sig.≥ 0,05 maka Ho diterima, data dinyatakan
memiliki varian yang sama atau homogen. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai sig.
data hasil pretest dan posttest di atas 0,05 yaitu pretest sebesar 0,093 dan posttest
sebesar 0,934 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sama atau homogen.
6. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data skor pretest
terdistribusi normal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data posttest
terdistribusi tidak normal pada kelas eksperimen dan terdistribusi normal pada kelas
kelas kontrol. Varian data kedua kelas sama yaitu memiliki varian data yang
50
homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis pada saat pretest menggunakan uji-
t’ dan pengujian hipotesis pada saat posttest menggunakan uji. Mann-Whitney.
Analisis tes statistik parametrik dan non parametrik ini melalui bantuan software
SPSS. Berikut merupakan tabel 4.6 menggambarkan hasil yang diperoleh.
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Pretest (Uji-t’) Posttest (Uji
Mann-Whitney)
N-Gain (Uji
Mann-Whitney)
Asymp.sig.
(2-tailed) 0,067 0,00 0,00
Keputusan Tidak terdapat
perbedaan Terdapat perbedaan Terdapat perbedaan
Nilai sig.(2-tailed) diperoleh dari tabel uji-t’ dan uji Mann-Whitney pada taraf
signifikansi 5% atau 0,05. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan
pengujian hipotesis untuk uji hipotesis, yaitu jika nilai Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka
H0 ditolak H1 diterima. Tabel 4.6 menunjukkan nilai sig.(2-tailed) pretest
menggunakan uji-t’ didapatkan nilai sebesar 0,067 lebih besar dari taraf signifikansi
0,05, maka dinyatakan H0 diterima. Artinya, tidak terdapat perbedaan rata-rata
kemampuan kognitif siswa pada kelompok eksperimen dan rata-rata kemampuan
kogntitif siswa pada kelompok kontrol. Dengan demikian, kedua kelas memiliki
kemampuan yang sama dan kedua kelas layak untuk dijadikan sampel penelitian.
Nilai sig.(2-tailed) posttest menggunakan uji Mann Whitney di dapatkan nilai
sebesar 0,00 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, maka dinyatakan H0 ditolak.
Artinya terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok
eksperimen dan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok kontrol. Nilai
sig.(2-tailed) N-gain menggunakan uji Mann Whitney yaitu sebesar 0,00 lebih kecil
dari taraf signifikansi 0,05, maka dinyatakan H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan
rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok eksperimen dan rata-rata
kemampuan kognitif siswa pada kelompok kontrol. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Model Pembelajaran Think Pair Share berbantuan Mobile Learning
berpengaruh terhadap kemampuan kognitif siswa SMA pada materi Suhu, Kalor,
dan Perpindahan Kalor.
51
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMK Kesehatan Utama Insani yang dilakukan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Think Pair Share berbantuan
Mobile Learning terhadap kemampuan kognitif peserta didik pada materi suhu,
kalor, dan perpindahan kalor. Kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan model Think Pair Share berbantuan Mobile Learning dan kelas
kontrol menggunakan pendekatan saintifik.
Penelitian ini dilakukan di SMK Kesehatan Utama Insani yang dilakukan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Think Pair Share berbantuan
Mobile Learning terhadap kemampuan kognitif peserta didik pada materi suhu,
kalor, dan perpindahan kalor. Kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan model Think Pair Share berbantuan Mobile Learning dan kelas
kontrol menggunakan pendekatan saintifik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, skor pretest pada kedua kelas
masih dibawah rata-rata setengah skor maksimum yaitu 11,50 dari skor maksimum
23. Rata-rata yang didapatkan oleh kelas eksperimen sebesar 6,50 dan kelas kontrol
sebesar 7,33. Hasil ini dikarenakan pada saat dilakukan pretest kedua kelas tersebut
belum mempelajari materi suhu, kalor, dan perpindahan kalor. Pretest merupakan
tes yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh peserta didik telah memiliki
kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari.68
Berdasarkan perhitungan hipotesis dengan menggunakan uji t rata-rata nilai
pretest kelas eksperimen dna kelas kelas kontrol bahwa nilai Sig. (2-tailed) = 0,068
> 0,05, maka H0 diterima H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan pengetahuan peserta didik pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Setelah melakukan pretest, kelas eksperimen dan kelas kontrol menjalankan
proses belajar mengajar. Untuk kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share berbantuan Mobile Learning dalam proses belajar
mengajar. Pada saat ini dilakukan model pembelajaran Think Pair Share berbantuan
68 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Prenada Media
Group, 2012), Cet. 5, h. 236.
52
Mobile Leraning peserta didik belajar melalui handphone dengan saling
berpasangan. Peserta didik sangat antusias dan aktif dalam menemukan jawaban-
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam mobile learning.
Sehingga membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
Hasil penelitian sesuai dengan pernyataan Eka Erma Suryana dan Ishafit
penerapan model pembelajaran Think Pair share berbantuan aplikasi APP Invertor
membuat peserta didik merasa puas belajar dengan menggunakan model Think Pair
Share berbantuan aplikasi APP Invertor (Mobile Learning).69
Setelah peserta didik dapat menemukan jawaban dari tahap apersepsi, model
Think Pair Share ini dilanjut dengan berdiskusi dengan pasangannya bagian materi
yang ada dalam mobile learning. Karena peserta didik berdiskusi secara
berpasangan sehingga dapat mengembangkan kerja sama antar peserta didik dan
juga keterampilan sosial peserta didik. Ketika saat melakukan presentasi peserta
didik juga tidak mengandalkan satu sama lain dan saling bekerja sama, sehingga
tidak hanya satu peserta didik saja yang memahami materi suhu, kalor, dan
perpindahan kalor tetapu seluruh peserta didik dapat memahami materi tersebut.
Hasil penelitian sesuia dengan Kasimuddin penerapan model pembelajaran
koopertaif tipe Think Pair Share ini membuat peserta didik mampu mendiskusian
tugas yang diberikan oleh guru kepada teman serta mampu mencari solusi dengan
baik, peningkatkan hasil belajar disebabkan karena peserta didik mendiskusikan
solusi yang akan diperoleh serta berbagi bersama kelompok lain telah membuat
peserta didik mampu berbagi bersama teman sehingga tersebut juga disebabkan
karena peserta didik lebih mudah memahami materi pelajaran yang didiskusikan
bersama dengan temannya dan tidak lagi ada perasaan malu untuk bertanya atau
meminta bantuan.70
69 Eka Erma Suryani, dan Ishafit, Penerapan Model Pembelajaran Thin Pair Share (TPS)
berbantuan Aplikasi APP Invertor pada materi kalor SMA Kelas X untuk meningkatkan hasil
belajar. Prosiding Seminar Nasional Quantum. 2018. h. 428 70 Kasimuddin, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 9
Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makasar. 2015 Vol. 4. h. 70
53
Mobile Learning efektif dan praktis dalam membantu proses pembelajaran
dengan model Thin Pair Share. Media pembelajaran mobile learning berbasis
Android dikatakan praktis terkait dengan mudah tidaknya media pembelajaran
tersebut untuk digunakan. Media pembelajaran mobile learning berbasis Android
mudah dioperasikan karena terdapat petunjuk penggunaan dan sebagian fitur yang
digunakan dalam aplikasi menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemenarikan bagi
siswa. Media pembelajaran mobile learning berbasis Android dapat digunakan
dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi apapun. Penggunaan media pembelajaran
mobile learning berbasis Android bisa melalui bluetooth atau bisa berbagi
menggunakan share it untuk diinstall. Pengaplikasian media pembelajaran Fisika
kedalam bentuk Android bagi siswa menjadi pertimbangan bagi guru untuk
menyatakan media pembelajaran ini praktis karena bersifat mobile learning. Guru
berpendapat bahwa penggunaan media pembelajaran dalam bentuk Android
menambah variasi belajar siswa.71
Berdasarkan hasil uji hipotesis data posttest, diperoleh nilai Sig. Sebesar 0,00
dan taraf signifikansi sebesar 0,05. Artinya, nilai Sig. (2-tailed) < taraf signifikansi
(α), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran
think pair share berbantuan mobile learning terhadap kemampuan kognitif siswa
pada materi suhu, kalor, dan perpindahan kalor. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Eka Erma Suryani, dan Ishafit, bahwa model pembelajaran think
pair share berbantuan mobile learning efektif dalam meningkatkan kemampuan
kognitifi berdasarkan hasil posttest yang diberikan setelah pembelajaran
menggunakan model pembelajaran think pair share berbantuan mobile learning.72
Jika ditinjau dari skor rata-rata posttest, kelas eksperimen (14,93) memperoleh nilai
rata-rata yang lebih besar dibandingkan kelas kontrol (12,48). hal yang sama juga
diungkapan oleh Toni Rahmanto, bahwa pembelajaran menggunakan Think Pair
Share dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Hal ini berarti, model
71 Apan Fauzi. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING
BERBASIS ANDROID PADA MATERI SUHU KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR UNTUK
SISWA SMA. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. h. 109 72 Op. Cit. h. 428
54
pembelajaran think pair share berbantuan mobile learning dapat menjadi solusi atas
permasalahan dari rendahnya kemampuan berpikir kognitif siswa. Artinya, secara
keseluruhan penggunaan model pembelajaran think pair share berbantuan mobile
learning dalam proses pembelajaran memberikan pengaruh yang positif terhadap
kemampuan kognitif siswa khususnya pada materi suhu, kalor, dan perpindahan
kalor.
55
5. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini yaitu:
1. Terdapat pengaruh model pembelajaran Think Pair Share berbantuan Mobile
Learning terhadap kemampuan kognitifi siswa SMA pada materi suhu, kalor,
dan perpindahan kalor. Hasil uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney
terhadap data posstest menunjukkan nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,00. Skor rata-
rata posttest kelas eksperimen 14,93 dan kelas kontrol 12,48. Hal ini
menunjukkan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol.
1. Peningkatan kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen berada pada kategori
sedang. Secara keseluruhan kelas eksperimen mengalami peningkatan yang
lebih tinggi dari kelas kontrol. Peningkatan kemampuan kgonitif siswa kelas
eksperimen adalah 0,50 (sedang).
B. Saran
Berdasarkan temuan hasil penelitian, saran yang dapat dipertimbangkan
antara lain:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran fisika dengan model Think
Pair Share berbantuan Mobile Learning berbasis Android dapat meningkatkan
kemampuan kognitif siswa, sehingga model pembelajaran ini dapat dijadikan
sebagai pilihan utama dalam melakukan pembelajaran fisika yang bisa
melibatkan siswa secara aktif dan meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Think Pair Share yang dipadukan dengan Mobile
Learning untuk meneliti terkait variabel lain selain kemampuan kognitif siswa.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
V. Jakarta: Rineka Cipta, 2002
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Jakarta: Bumi
Aksara,2006.
Bambang Hariyanto, Sistem Operasi, Bandung: Informatika Bandung, 2009.
Bishop, Joseph, Partnership for 21st Century Skills, Artike. 2012
Dewantara, I Putu Mas, “Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Keterampilan Berbicara Siswa Kelas Viie Smpn 5 Negara dan Strategi Guru
Untuk Mengatasinya”, Artikel Penelitian Prodi Pendidikan Bahasa, 2012.
Douglas C Giancoli, Fisika, Edisi 5, Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2001.
Eggen, Paul Doon Kauchak, Strartegi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir Edisi 6, terjemahan dari Strategi and
Models for Teacher: Teaching Content and Thinking Skills, Sixth Edition,
oleh Satrio Wahono, Jakarta: PT, Indeks, 2012.
Erviani, Fimatu Rizka, dkk. “Model Pembelajaran Instruction, DOing, dan
Evaluating (MPID) disertai Resume dan Video Fenomena Alam dalam
pembelajaran Fisika di SMA”, Jurnal Pembelajaran Fisika. 2016.
Fauzi, Apan. Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis
Android Pada Materi Suhu kalor dan Perpindahan Kalor untuk Siswa SMA.
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Fikri Abdillah, Ali, “Pengembangan Hypermedia Melalui 3D Flipbook untuk
Meningkatkan High Order Thinking Skill Pada Materi Gerak Parabola
SMA”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018
Fransiska, dkk, “Pengaruh Think Pair Share disertai Make A Match terhadap Hasil
Belajar Materi Gerak Tumbuhan”, Artikel Penelitian Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura, 2015.
Hariadi, Persita Pupung, “Pengembangan Mobile Learning berbasis Multimedia
Pada Materi Sistem Imun Manusia untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Biologi dan Pemahaman Konsep untuk Siswa SMA kelas XI IPA”. Tesis,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2017.
Herlanti, Yanti. Buku Saku Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains,
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
57
Indra Gunawan, Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Fisika Sebagai Media
Pembelajaran Pendukung, Artikel Prodi Fisika IAIN Reden Intan Lampung,
2014.
Irwansyah, Mukhammad, dkk, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) Disertai Metoed Praktikum untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA 3 MAN 1 Jember”,
Jurnal Pembelajaran Fisika, 2016.
Karman La Nani and Yaya S. Kusumah, The Effectiveness Ofict-Assisted Project
Based Learning In Enhancing Students’ Statistical Communication Ability,
International Journal of Education and Research, 2015.
Kasimuddin, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 9 Makassar, Jurnal Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Makasar. 2015.
Kusnadi, dkk, Sistem Operasi, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2008.
Neizhela, A, “Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Konstekstual
dengan Metode Think Pair Share Materi Kalor Pada Siswa SMP” Jurnal
Unnes Physics Education, 2015.
OECD, “PISA 2015 Result in Focus”, Artikel, 2016.
Oktiana, Gian dwi,“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android Dalam
Bentuk Buku Digital Untuk Mata Pelajaran Akuntansi Kompetensi Dasar
Membuat Intisari Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Di Kelas XI MAN 1
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015”, Skripsi pendidikan akuntansi
univeritas negeri yogyakarta, 2015.
O’maley, Claire “Guidelines for learning/teaching/tutoring in a mobile
environment”. Jurnal MOBIlearn, 2005.
Pasaribu, Rina Yanti, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa di SMAN 1
Tambusai Pada Pokok Bahasan Usaha dan Energi. Artikel Program studi
Pendidikan Fisika, Universitas Pasir Pengaraian, 2014.
Safaat H., Nazruddin , Android: Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphone dan
Tablet PC Berbasis Android Revisi Kedua, Bandung: Informatika Bandung,
2015.
Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Prenada
Media Group, 2012.
Sarrab, Muhamed, Elgamel, Laila and Aldabbas, Hamza, “Mobile Learning (M-
Learning) and Educational Environments”. International Journal of
Distributed and Parallel System (IJDPS), 2012.
58
Stanton, Genevieve and Ophoff, Jacues, “Toward a method for mobile learning
design”. Article, Issues in Informing Science and Information Technology,
2013.
Sugiyono, Metode penelitian kombinasi, Bandung: Alfabeta, 2016.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan RnD, Bandung: Alfabeta,
2011.
Suryani, Eka Erma dan Ishafit, Penerapan Model Pembelajaran Thin Pair Share
(TPS) berbantuan Aplikasi APP Invertor pada materi kalor SMA Kelas X
untuk meningkatkan hasil belajar. Prosiding Seminar Nasional Quantum.
2018.
Sutejo, Fisika SMK/MAK Kelas X. Bogor: Yudhistira, 2018.
Suwarna, Iwar Permana, “Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif
Mahasiswa Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Pendidikan
Fisika”, Laporan Penelitian UIN Jakarta, 2016.
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Bumi
Aksara, 2014.
Wahyuni, Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK/MAK Kelas X (Bidang Keahlian Teknologi
dan Rekayasa, Kesehatan), Jakarta: Sinektika, 2014.
Wijaksono, Andri, dkk, Teori Pembelajaran Bahasa: Suatu Catatan SIngkat,
Yogyakarta: Penerbit Garudawacha, 2016.
LAMPIRAN A
PERANGKAT PEMBELAJARAN
1. Hasil Angket Siswa pada Studi Pendahuluan
2. RPP Kelas Eksperimen
3. RPP Kelas Kontrol
4. Mobile Learning
Lampiran A. 1 Hasil Angket Siswa pada Studi Pendahuluan
HASIL ANALISIS ANGKET SISWA
Nama Sekolah : SMK Kesehatan Utama Insani
Jumlah Responden : 100 siswa
1. Bagaimana pendapat Anda tentang mata pelajaran fisika?
Sangat Menarik : 6 (6%)
Menarik : 13 (18%)
Kurang Menarik : 33 (33%)
Tidak Menarik : 30 (30%)
2. Menurut Anda, apakah pelajaran fisika itu sulit?
Ya : 90 (90%)
Tidak : 10 (10%)
3. Menurut Anda, apakah materi suhu dan kalor memiliki tingkat kesulitan yang tinggi?
Ya : 85 (85%)
Tidak : 15 (15%)
4. Berapa nilai UAS Fisika Anda?
Rentang Nilai
Jumlah Siswa
Semester 1 Semester 2
0-49 26 28
50-79 63 60
80-100 11 12
5. Apakah guru mata pelajaran fisika sudah mengajar sesuai keinginan Anda?
Ya : 40 (40%)
Tidak : 60 (60%)
6. Apakah anda sudah paham akan materi yang diajarkan oleh guru?
Ya : 40 (40%)
Tidak : 60 (60%)
7. Model pembelajaran apa yang paling sering digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas pada mata pelajaran fisika?
No Model pembelajaran Jumlah pemilih Presentase (%)
1. Problem Based Learning 2 2%
2. Cooperative Learning 3 3%
3. Introduction Connection Application
Reflection Extension
0 0%
4. Lainnya: Ceramah 95 95%
Lampiran A. 2 RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMK Kesehatan Utama Insani
Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 2
Materi Pokok : Suhu Kalor dan Perpindahan Kalor
Sub Materi Pokok : Suhu, Kalor, Kalor Jenis dan Termometer
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
Pertemuan : 1
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD-1 KD-2
1.11 Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya.
2.11 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggungjawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan,
dan berdiskusi.
IPK IPK
1.11.1 Mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
2.11.1 Menanggapi pertanyaan tentang suhu dan
kalor dengan aktif dan kritis.
2.11.2 Mengikuti arahan guru dengan cermat, teliti,
tekun, hati-hati dan bertanggungjawab.
KD-3 KD-4
3.11 Menganalisis proses pemuaian,
perubahan wujud zat, dan perpindahan
kalor dengan konsep suhu dan kalor.
4.11 Menggunakan alat sederhana dalam percobaan
yang berhubungan dengan kalor.
IPK IPK
3.11.1 Menjawab pertanyaan klarifikasi
terkait konversi suhu.
4.11.1 Menggunakan termometer analog dan
termometer digital dengan tepat untuk
pengukuran suhu air.
3.11.2 Menilai definisi kalor yang telah dibuat. 4.11.2 Melakukan diskusi kelompok tentang kalor.
3.11.3 Menilai definisi kalor jenis zat yang
telah dibuat
4.11.3 Melakukan diskusi tentang kalor jenis.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjawab pertanyaan klarifikasi terkait konversi suhu melalui penggunaan
termometer analog dan termometer digital dengan tepat untuk pengukuran suhu air dengan benar.
2. Siswa dapat menilai definisi kalor yang telah dibuat melalui diskusi kelompok tentang kalor.
3. Siswa dapat menilai definisi kalor jenis zat yang telah dibuat melalui diskusi tentang kalor jenis.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
I
a. Air panas, air
hangat dan air
dingin
b. Tangan dapat
merasakan
perbedaan
panas dingin.
a. Wujud Zat
b. Suhu
c. Termometer
d. Kalor
e. Kalor jenis
Suhu Pengukuran suhu
E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran : Cooverative Learning Think Pair Share
Metode pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab
F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran : Mobile Learning
2. Alat dan Bahan
a. Handphone
3. Sumber Belajar
a. Sutejo. Fisika. Bogor: Yudhistira, 2018.
b. Wahyuni, Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Sinektika Parbuesa, 2014.
G. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Pendahuluan
Orientasi
1. Memberikan salam.
2. Meminta perwakilan siswa
untuk memimpin doa bersama.
3. Memeriksa kehadiran siswa.
1. Menjawab salam.
2. Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu
siswa.
5 menit
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
3. Menanggapi guru saat
pemeriksaan kehadiran.
a. Apersepsi
1) Guru membuka pelajaran,
mengabsen pendidik, dan
menyampaikan kegiatan yang
akan dilakukan.
2) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi
dasar yang akan dicapai.
3) Guru menyampaikan cakupan
materi yang akan dipelajari.
(empati)
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
5 menit
b. Motivasi:
Guru menjelaskan tentang manfaat
dan pentingnya mempelajari materi
ini.”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. 5 menit
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi yang
akan dibahas yaitu suhu dan
kalor.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ditempilkan
pada power point.
3. Memberitahukan model
pembelajaran yang digunakan
yaitu model Think Pair Share
berbantuan Mobile Learning
1. Menyimak materi yang
akan dibahas yang
disampaikan oleh guru.
2. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
ditampilkan melalui
power point.
3. Menyimak model
pembelajaran yang
digunkan oleh guru.
5 menit
Inti
Mengamati
Pengenalan tentang materi suhu
diawali dengan pengenalan konversi
suhu termometer analog dan
Memperhatikan demonstrasi
yang ditampilkan oleh guru. 5 menit
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
termometer digital dengan tepat
untuk pengukuran suhu air.
Menanya
Guru mendorong peserta didik
untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan.
Peserta didik bertanya
tentang penjelasan yang
belum di mengerti.
30 menit
Mencoba
Guru membagi peserta didik
aplikasi mobile learning
tentang suhu.
Kemudian guru memberikan
waktu kepada peserta didik
untuk berpikir (think) terkait
materi yang ditampilkan pada
mobile learning kemudian
guru memberikan waktu untuk
peserta didik dapat memahami
materi yang di sampaikan.
Selanjutnya peserta didik yang
sudah telah membuka mobile
learning dan memahami isi
materi yang di dalamnya
duduk secara berpasangan
(Pair) dan mendiskusikan hasil
dari materi yang didapatkan.
Peserta didik menerima
aplikasi mobile
learning.
Peserta didik berpikir
(think) isi materi dalam
mobile learning yang
mereka terima dari
guru
Peserta didik duduk
dengan temannya dan
mendiskusikan hasil
kesimpulan dengan
pasangan temannya
(pair)
20 menit
Menalar
Guru membimbing peserta
didiknya dalam berdiskusi
pada penggunaan mobile
learning yang telah dipelajari
oleh peserta didik
Guru menilai sikap peserta
pada saat diskusi
Peserta didik berdiskusi
berdasarkan pertanyaan
yang ada dalam mobile
learning secara
berpasangan
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Mengkomunikas
ikan
Guru memberikan peringatan
bahwa waktu diskusi sudah
hampir selesai.
Guru memberikan kesempatan
untuk setiap pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya (share)
Peserta didik selesai
berdiskusi dengan
pasangannya
Setelah itu peserta
didik membacakan
hasil diskusinya
Penutup
a. Guru membimbing peserta
didik dalam meyimpulkan
b. Guru memberikan pertanyaan
secara lisan
Menyimpulkan materi
pembelajaran
Perwakilan peserta didik
menjawab
15 menit
c. Refleksi terhadap kegiatan
yang telah dilaksanakan.
Mencatat tugas rumah yang
diberikan oleh guru. 3 menit
d. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu siswa
dan mengucapkan salam
penutup.
2 menit
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik Penilaian: Tertulis
Bentuk Instrumen: Pilihan Ganda
Tangerang, Januari 2020
Mengetahui,
Guru bidang studi Peneliti
Anisa Pratiwi, S.Pd Ahma Wirogo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMK Kesehatan Utama Insani
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 2
Materi Pokok : Suhu Kalor dan Perpindahan Kalor
Sub Materi Pokok : Perubahan wujud zat dan pemuaian
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit
Pertemuan : 1
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD-1 KD-2
1.11 Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya.
2.11 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggungjawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan,
dan berdiskusi.
IPK IPK
1.11.1 Mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
2.11.1 Menanggapi pertanyaan tentang perubahan
wujud zat dan pemuaian dengan aktif dan
kritis.
2.11.2 Mengikuti arahan guru dengan cermat, teliti,
tekun, hati-hati dan bertanggungjawab.
KD-3 KD-4
3.11 Menganalisis proses pemuaian,
perubahan wujud zat, dan
perpindahan kalor dengan konsep
suhu dan kalor.
4.11 Menggunakan alat sederhana dalam percobaan
yang berhubungan dengan kalor.
IPK IPK
3.11.1 Menjawab pertanyaan klarifikasi
yang berkaitan dengan konsep
pemuaian
4.11.1 Melakukan diskusi kelompok tentang
pemuaian pada zat padat, zat cair dan zat gas.
3.11.2 Mempertimbangkan prosedur yang
tepat pada permasalahan pemuaian
4.11.2 Mendemonstrasikan percobaan pemuaian zat
cair yang dipanaskan.
3.11.3 Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan berdasarkan fakta
pada permasalahan pemuaian zat
padat
4.11.3 Melakukan diskusi tentang fakta anomali air.
IPK IPK
3.11.4 Membuat strategi yang logis pada
permasalahan perubahan wujud zat
4.11.4 Mendemonstrasikan percobaan pemanasan
air dan pembakaran lilin untuk mengamati
proses perubahan wujud zat.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjawab pertanyaan klarifikasi yang berkaitan dengan konsep pemuaian melalui
diskusi kelompok tentang pemuaian pada zat padat, zat cair dan zat gas dengan benar
2. Siswa dapat mempertimbangkan prosedur yang tepat pada permasalahan pemuaian melalui
demonstrasi percobaan pemuaian zat cair yang dipanaskan dengan benar
3. Siswa dapat membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan fakta pada permasalahan
pemuaian zat pada melalui diskusi tentang fakta anomali air dengan benar
4. Siswa dapat membuat strategi yang logis pada permasalahan perubahan wujud zat melalui
demonstrasi percobaan pemanasan air dan pembakaran lilin untuk mengamati proses perubahan
wujud zat dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
II
a. Air panas, air
hangat dan air
dingin
b. Air dan lilin
memuai jika
dipanaskan
a. Perpindahan
panas
b. Pemuaian zat
padat, zat cair
dan zat gas
c. Perubahan
wujud zat
Pemuaian
Pemuaian
volume pada zat
padat dan zat cair.
E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran : Cooverative Learning Think Pair Share
Metode pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab
F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran : Mobile Learning
2. Alat dan Bahan
a. Handphone
3. Sumber Belajar
a. Sutejo. Fisika. Bogor: Yudhistira, 2018.
b. Wahyuni, Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Sinektika Parbuesa, 2014.
G. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Pendahuluan
Orientasi
4. Memberikan salam.
5. Meminta perwakilan siswa
untuk memimpin doa bersama.
6. Memeriksa kehadiran siswa.
4. Menjawab salam.
5. Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu
siswa.
6. Menanggapi guru saat
pemeriksaan kehadiran.
5 menit
b. Apersepsi
4) Guru membuka pelajaran,
mengabsen pendidik, dan
menyampaikan kegiatan yang
akan dilakukan.
5) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi
dasar yang akan dicapai.
6) Guru menyampaikan cakupan
materi yang akan dipelajari.
(empati)
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
5 menit
c. Motivasi:
Guru menjelaskan tentang manfaat
dan pentingnya mempelajari materi
ini.”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. 5 menit
Pemberian Acuan
4. Memberitahukan materi yang
akan dibahas yaitu perubahan
wujud zat dan pemuaian.
5. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ditempilkan
pada power point.
6. Memberitahukan model
pembelajaran yang digunakan
yaitu model Think Pair Share
berbantuan Mobile Learning
4. Menyimak materi yang
akan dibahas yang
disampaikan oleh guru.
5. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
ditampilkan melalui
power point.
6. Menyimak model
pembelajaran yang
digunkan oleh guru.
5 menit
Inti
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Mengamati
Pengenalan tentang materi
perubahan wujud zat diawali dengan
pengenalan perubahan wujud zat
pada benda di sekitar.
Memperhatikan demonstrasi
yang ditampilkan oleh guru. 5 menit
Menanya
Guru mendorong peserta didik
untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan.
Peserta didik bertanya
tentang penjelasan yang
belum di mengerti.
30 menit
Mencoba
Guru membagi peserta didik
aplikasi mobile learning
tentang suhu.
Kemudian guru memberikan
waktu kepada peserta didik
untuk berpikir (think) terkait
materi yang ditampilkan pada
mobile learning kemudian
guru memberikan waktu untuk
peserta didik dapat memahami
materi yang di sampaikan.
Selanjutnya peserta didik yang
sudah telah membuka mobile
learning dan memahami isi
materi yang di dalamnya
duduk secara berpasangan
(Pair) dan mendiskusikan hasil
dari materi yang didapatkan.
Peserta didik menerima
aplikasi mobile
learning.
Peserta didik berpikir
(think) isi materi dalam
mobile learning yang
mereka terima dari
guru
Peserta didik duduk
dengan temannya dan
mendiskusikan hasil
kesimpulan dengan
pasangan temannya
(pair)
20 menit
Menalar
Guru membimbing peserta
didiknya dalam berdiskusi
pada penggunaan mobile
learning yang telah dipelajari
oleh peserta didik
Peserta didik berdiskusi
berdasarkan pertanyaan
yang ada dalam mobile
learning secara
berpasangan
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Guru menilai sikap peserta
pada saat diskusi
Mengkomunikas
ikan
Guru memberikan peringatan
bahwa waktu diskusi sudah
hampir selesai.
Guru memberikan kesempatan
untuk setiap pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya (share)
Peserta didik selesai
berdiskusi dengan
pasangannya
Setelah itu peserta
didik membacakan
hasil diskusinya
Penutup
e. Guru membimbing peserta
didik dalam meyimpulkan
f. Guru memberikan pertanyaan
secara lisan
Menyimpulkan materi
pembelajaran
Perwakilan peserta didik
menjawab
15 menit
g. Refleksi terhadap kegiatan
yang telah dilaksanakan.
Mencatat tugas rumah yang
diberikan oleh guru. 3 menit
h. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu siswa
dan mengucapkan salam
penutup.
2 menit
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik Penilaian: Tertulis
Bentuk Instrumen: Pilihan Ganda
Tangerang, Januari 2020
Mengetahui,
Guru bidang studi Peneliti
Annisa Pratiwi, S.Pd Ahma Wirogo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMK Kesehatan Utama Insani
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 2
Materi Pokok : Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
Sub Materi Pokok : Asas Black
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit
Pertemuan : 1
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD-1 KD-2
1.11 Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya.
2.11 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggungjawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan
percobaan, melaporkan, dan berdiskusi.
IPK IPK
1.11.2 Mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
2.11.3 Menanggapi pertanyaan tentang Asas
Black dengan aktif dan kritis.
2.11.4 Mengikuti arahan guru dengan cermat,
teliti, tekun, hati-hati dan
bertanggungjawab.
KD-3 KD-4
3.11 Menganalisis proses pemuaian,
perubahan wujud zat, dan perpindahan
kalor dengan konsep suhu dan kalor.
4.11 Menggunakan alat sederhana dalam
percobaan yang berhubungan dengan kalor.
IPK IPK
3.11.1 Menilai laporan observasi
berdasarkan catatan observasi terkait
konsep Asas Black
4.11.1 Mendemonstrasikan percobaan
pencampuran air dingin dan air panas.
3.11.2 Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan berdasarkan alternatif
yang tersedia terkait konsep Asas
Black
4.11.2 Melakukan diskusi kelompok tentang
konsep Asas Black.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menilai laporan observasi berdasarkan catatan observasi terkait konsep Asas Black
melalui penggunaan alat sederhana dalam percobaan yang berhubungan dengan kalor dengan benar
2. Siswa dapat membuat dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan alternatif yang tersedia
terkait konsep Asas Black melalui diskusi kelompok tentang konsep Asas Black dengan benar
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
III
a. Air panas dan
air dingin
b. Air menjadi
hangat ketika
air panas dan
air dingin
dicampurkan
a. Suhu akhir
campuran Asas Black
Percobaan Asas
Black
E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran : Cooverative Learning Think Pair Share
Metode pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab
F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran : Mobile Learning
2. Alat dan Bahan
Handphone
3. Sumber Belajar
a. Sutejo. Fisika. Bogor: Yudhistira, 2018.
b. Wahyuni, Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Sinektika Parbuesa, 2014.
G. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Pendahuluan
Orientasi
7. Memberikan salam.
8. Meminta perwakilan siswa
untuk memimpin doa bersama.
9. Memeriksa kehadiran siswa.
7. Menjawab salam.
8. Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu
siswa.
9. Menanggapi guru saat
pemeriksaan kehadiran.
5 menit
c. Apersepsi
7) Guru membuka pelajaran,
mengabsen pendidik, dan
menyampaikan kegiatan yang
akan dilakukan.
8) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi
dasar yang akan dicapai.
9) Guru menyampaikan cakupan
materi yang akan dipelajari.
(empati)
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
5 menit
d. Motivasi:
Guru menjelaskan tentang manfaat
dan pentingnya mempelajari materi
ini.”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. 5 menit
Pemberian Acuan
7. Memberitahukan materi yang
akan dibahas yaitu Asas Balck.
8. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ditempilkan
pada power point.
9. Memberitahukan model
pembelajaran yang digunakan
yaitu model Think Pair Share
berbantuan Mobile Learning
7. Menyimak materi yang
akan dibahas yang
disampaikan oleh guru.
8. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
ditampilkan melalui
power point.
9. Menyimak model
pembelajaran yang
digunkan oleh guru.
5 menit
Inti
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Mengamati
Pengenalan tentang materi Asas
Black diawali dengan pengenalan
perubahan kalor masuk dan kalor
yang keluar dalam sistem.
Memperhatikan demonstrasi
yang ditampilkan oleh guru. 5 menit
Menanya
Guru mendorong peserta didik
untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan.
Peserta didik bertanya
tentang penjelasan yang
belum di mengerti.
30 menit
Mencoba
Guru membagi peserta didik
aplikasi mobile learning
tentang suhu.
Kemudian guru memberikan
waktu kepada peserta didik
untuk berpikir (think) terkait
materi yang ditampilkan pada
mobile learning kemudian
guru memberikan waktu untuk
peserta didik dapat memahami
materi yang di sampaikan.
Selanjutnya peserta didik yang
sudah telah membuka mobile
learning dan memahami isi
materi yang di dalamnya
duduk secara berpasangan
(Pair) dan mendiskusikan hasil
dari materi yang didapatkan.
Peserta didik menerima
aplikasi mobile
learning.
Peserta didik berpikir
(think) isi materi dalam
mobile learning yang
mereka terima dari
guru
Peserta didik duduk
dengan temannya dan
mendiskusikan hasil
kesimpulan dengan
pasangan temannya
(pair)
20 menit
Menalar
Guru membimbing peserta
didiknya dalam berdiskusi
pada penggunaan mobile
learning yang telah dipelajari
oleh peserta didik
Peserta didik berdiskusi
berdasarkan pertanyaan
yang ada dalam mobile
learning secara
berpasangan
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Guru menilai sikap peserta
pada saat diskusi
Mengkomunikas
ikan
Guru memberikan peringatan
bahwa waktu diskusi sudah
hampir selesai.
Guru memberikan kesempatan
untuk setiap pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya (share)
Peserta didik selesai
berdiskusi dengan
pasangannya
Setelah itu peserta
didik membacakan
hasil diskusinya
Penutup
Guru membimbing peserta
didik dalam meyimpulkan
Guru memberikan pertanyaan
secara lisan
Menyimpulkan materi
pembelajaran
Perwakilan peserta didik
menjawab
15 menit
Refleksi terhadap kegiatan
yang telah dilaksanakan.
Mencatat tugas rumah yang
diberikan oleh guru. 3 menit
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu siswa
dan mengucapkan salam
penutup.
2 menit
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik Penilaian: Tertulis
Bentuk Instrumen: Pilihan Ganda
Tangerang, Januari 2020
Mengetahui,
Guru bidang studi Peneliti
Annisa Pratiwi, S.Pd Ahma Wirogo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMK Kesehatan Utama Insani
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 2
Materi Pokok : Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
Sub Materi Pokok : Peprindahan Kalor
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
Pertemuan : 1
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD-1 KD-2
1.11 Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianutnya.
2.11 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa
ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggungjawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan
percobaan, melaporkan, dan berdiskusi.
IPK IPK
1.11.1 Mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
2.11.1 Menanggapi pertanyaan tentang
perpindahan kalor dengan aktif dan kritis.
2.11.2 Mengikuti arahan guru dengan cermat,
teliti, tekun, hati-hati dan
bertanggungjawab.
KD-3 KD-4
3.11 Menganalisis proses pemuaian,
perubahan wujud zat, dan perpindahan
kalor dengan konsep suhu dan kalor.
4.11 Menggunakan alat sederhana dalam
percobaan yang berhubungan dengan kalor.
IPK IPK
3.11.1 Mengidentifikasi alasan pada
permasalahan perpindahan kalor
4.11.1 Mendemonstrasikan percobaan
perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi dan radiasi.
3.11.2 Kemampuan memberikan alasan
pada permasalahan perpindahan kalor
4.11.2 Melakukan diskusi tentang perpindahan
kalor bersama kelompoknya.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi alasan pada permasalahan perpindahan kalo melalui demonstrasi
percobaan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi dengan benar
2. Siswa dapat memberikan alasan pada permasalahan perpindahan kalor melalui diskusi tentang
perpindahan kalor bersama kelompoknya dengan benar
D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Fakta Konsep Prinsip Prosedur
IV
a. Sendok menjadi
panas
b. Air menjadi
panas
c. Kain menjadi
kering
a. Konduksi
b. Konveksi
c. Radiasi
Perpindahan
kalor
a. Eksperimen
tentang
konduksi
b. Eksperimen
tentang
konveksi
c. Eksperimen
tentang radiasi
E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Pendekatan Saintifik
Model Pembelajaran : Cooverative Learning Think Pair Share
Metode pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab
F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran : Mobile Learning
2. Alat dan Bahan
Handphone
3. Sumber Belajar
a. Sutejo. Fisika. Bogor: Yudhistira, 2018.
b. Wahyuni, Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Sinektika Parbuesa, 2014.
G. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Pendahuluan
Orientasi
10. Memberikan salam.
11. Meminta perwakilan siswa
untuk memimpin doa bersama.
12. Memeriksa kehadiran siswa.
10. Menjawab salam.
11. Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu
siswa.
12. Menanggapi guru saat
pemeriksaan kehadiran.
5 menit
d. Apersepsi
10) Guru membuka pelajaran,
mengabsen pendidik, dan
menyampaikan kegiatan yang
akan dilakukan.
11) Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan kompetensi
dasar yang akan dicapai.
12) Guru menyampaikan cakupan
materi yang akan dipelajari.
(empati)
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
5 menit
e. Motivasi:
Guru menjelaskan tentang manfaat
dan pentingnya mempelajari materi
ini.”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru. 5 menit
Pemberian Acuan
10. Memberitahukan materi yang
akan dibahas yaitu Asas Balck.
11. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ditempilkan
pada power point.
12. Memberitahukan model
pembelajaran yang digunakan
yaitu model Think Pair Share
berbantuan Mobile Learning
10. Menyimak materi yang
akan dibahas yang
disampaikan oleh guru.
11. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
ditampilkan melalui
power point.
12. Menyimak model
pembelajaran yang
digunkan oleh guru.
5 menit
Inti
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Mengamati
Pengenalan tentang materi
Perpindahan Kalor diawali dengan
pengenalan fenomena konduksi,
konveksi dan radiasi.
Memperhatikan demonstrasi
yang ditampilkan oleh guru. 5 menit
Menanya
Guru mendorong peserta didik
untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan.
Peserta didik bertanya
tentang penjelasan yang
belum di mengerti.
30 menit
Mencoba
Guru membagi peserta didik
aplikasi mobile learning
tentang suhu.
Kemudian guru memberikan
waktu kepada peserta didik
untuk berpikir (think) terkait
materi yang ditampilkan pada
mobile learning kemudian
guru memberikan waktu untuk
peserta didik dapat memahami
materi yang di sampaikan.
Selanjutnya peserta didik yang
sudah telah membuka mobile
learning dan memahami isi
materi yang di dalamnya
duduk secara berpasangan
(Pair) dan mendiskusikan hasil
dari materi yang didapatkan.
Peserta didik menerima
aplikasi mobile
learning.
Peserta didik berpikir
(think) isi materi dalam
mobile learning yang
mereka terima dari
guru
Peserta didik duduk
dengan temannya dan
mendiskusikan hasil
kesimpulan dengan
pasangan temannya
(pair)
20 menit
Menalar
Guru membimbing peserta
didiknya dalam berdiskusi
pada penggunaan mobile
learning yang telah dipelajari
oleh peserta didik
Peserta didik berdiskusi
berdasarkan pertanyaan
yang ada dalam mobile
learning secara
berpasangan
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Guru menilai sikap peserta
pada saat diskusi
Mengkomunikas
ikan
Guru memberikan peringatan
bahwa waktu diskusi sudah
hampir selesai.
Guru memberikan kesempatan
untuk setiap pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya (share)
Peserta didik selesai
berdiskusi dengan
pasangannya
Setelah itu peserta
didik membacakan
hasil diskusinya
Penutup
Guru membimbing peserta
didik dalam meyimpulkan
Guru memberikan pertanyaan
secara lisan
Menyimpulkan materi
pembelajaran
Perwakilan peserta didik
menjawab
15 menit
Refleksi terhadap kegiatan
yang telah dilaksanakan.
Mencatat tugas rumah yang
diberikan oleh guru. 3 menit
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya.
Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu siswa
dan mengucapkan salam
penutup.
2 menit
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik Penilaian: Tertulis
Bentuk Instrumen: Pilihan Ganda
Tangerang, Januari 2020
Mengetahui,
Guru bidang studi Peneliti
Annisa Pratiwi, S.Pd Ahma Wirogo
Lampiran A. 3 RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Kesehatan Utama Insani
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 2
Materi Pokok : Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
Sub Materi Pokok : Suhu, Kalor, Kalor Jenis dan Termometer
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
Pertemuan : 1
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD-3 KD-4
3.11 Menganalisis proses pemuaian, perubahan
wujud zat, dan perpindahan kalor dengan
konsep suhu dan kalor.
4.11 Menggunakan alat sederhana dalam
percobaan yang berhubungan dengan
kalor.
IPK IPK
3.11.1 Menjawab pertanyaan klarifikasi terkait
konversi suhu.
4.11.1 -
3.11.2 Menilai definisi kalor yang telah dibuat. 4.11.2 -
3.11.3 Menilai definisi kalor jenis zat yang telah
dibuat
4.11.3 -
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.11.1 Siswa dapat mengklarifikasi pernyataan yang berkaitan dengan konversi suhu dengan benar,
setelah siswa melakukan kegiatan memperhatikan pemaparan konversi suhu yang disampaikan
oleh guru.
3.11.2 Siswa dapat mendefinisikan kalor dengan benar, setelah siswa melakukan kegiatan
memperhatikan pemaparan kalor yang disampaikan oleh guru.
3.11.3 Siswa dapat mendefinisikan kalor jenis zat dengan benar, setelah siswa melakukan kegiatan
memperhatikan pemaparan kalor jenis yang disampaikan oleh guru.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : konvensional
Metode pembelajaran : tanya jawab dan ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
Slide Power Point Materi Suhu dan Kalor, video teknik pengukuran suhu dengan thermometer.
2. Alat dan Bahan
a. Laptop
b. LCD
c. Papan tulis, spidol, dan penghapus
3. Sumber Belajar
a. Sutejo. Fisika. Bogor: Yudhistira, 2018.
b. Wahyuni, Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Sinektika Parbuesa, 2014.
G. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapa Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
1. Memberikan salam.
2. Meminta perwakilan siswa
untuk memimpin doa
bersama.
3. Memeriksa kehadiran siswa.
1. Menjawab salam.
2. Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu
siswa.
3. Menanggapi guru saat
pemeriksaan kehadiran.
10 menit
Apersepsi
Menggali pengetahuan awal siswa
dengan pertanyaan:
“apakah ada keterkaitan antara
fluida dengan suhu dan kalor?”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Motivasi
Memberikan motivasi siswa
dengan pertanyaan:
“adakah pengaruh kenaikan suhu
dengan massa jenis suatu zat?”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi yang
akan dibahas yaitu suhu dan
kalor.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang
ditempilkan pada power
point.
1. Menyimak materi yang
akan dibahas yang
disampaikan oleh guru.
2. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
ditampilkan melalui
power point.
Inti
Tahapa Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Mengamati
Meminta siswa mengamati
tayangan video yang diputar di
depan kelas tentang teknik
pengukuran suhu dengan
termometer yang tepat.
Memperhatikan tayangan
video yang diputar oleh
guru di depan kelas.
Menanyakan
Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila ada
hal yang belum dipahami tentang
termometer.
Siswa bertanya hal-hal yang
belum dipahami tentang
video yang telah diamati.
70 menit
Mempersilakan siswa lain untuk
menjawab.
Siswa lain menjawab
pertanyaan.
Mengeksplorasi
Menyampaikan jawaban yang
disampaikan oleh siswa jika
jawaban yang diberikan siswa
kurang tepat.
Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh
guru.
Memaparkan materi tentang cara
konversi suhu, kalor dan kalor
jenis.
Memperhatikan dan
mencatat pemaparan materi
konversi suhu, kalor dan
kalor jenis yang
disampaikan oleh guru.
Mengasosiasikan
Memberi latihan-latihan soal
tentang konversi suhu, kalor dan
kalor jenis dalam bentuk tertulis.
Mengisi latihan-latihan soal
tentang konversi suhu, kalor
dan kalor jenis dalam
bentuk tertulis.
Mengkomunikasikan
Meminta perwakilan dari
beberapa siswa untuk menulis
hasil pekerjaannya di papan tulis.
Beberapa siswa menuliskan
hasil pekerjaannya di papan
tulis.
Bersama dengan siswa membahas
hasil pekerjaan temannya di
papan tulis.
Bersama dengan guru
membahas hasil pekerjaan
temannya di papan tulis.
Memberikan koreksi, tambahan
dan penguatan untuk meluruskan
pemahaman siswa.
Memperhatikan koreksi
tambahan dan penguatan
yang disampaikan oleh
guru.
Penutup
Tahapa Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Kesimpulan
Bersama siswa
menyimpulkan bahan ajar
tentang materi suhu, kalor
dan kalor jenis.
Menyimak kesimpulan yang
disampaikan oleh guru.
10 menit
Memberi kesempatan
kepada siswa jika masih ada
materi yang belum
dipahami.
Bertanya jika masih ada materi
yang belum dipahami.
Menjawab pertanyaan dari
siswa
Memperhatikan penjelasan
dari guru.
Refleksi
Memberikan tugas rumah
kepada siswa untuk
mempelajari dan
merangkum materi
selanjutnya tentang
perubahan wujud zat dan
pemuaian.
Mencatat tugas rumah yang
diberikan oleh guru.
Penutup
Menutup pembelajaran dan
meminta salah satu siswa
memimpin doa bersama.
Berdoa bersama yang dipimpin
salah satu siswa dan
mengucapkan salam penutup.
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik Penilaian: Tertulis
Bentuk Instrumen: Pilihan Ganda
I. LAMPIRAN
Lampiran Materi Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Kesehatan Utama Insani
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 2
Materi Pokok : Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
Sub Materi Pokok : Perubahan wujud zat dan pemuaian
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
Pertemuan : 2
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD-3 KD-4
3.11 Menganalisis proses pemuaian, perubahan
wujud zat, dan perpindahan kalor dengan
konsep suhu dan kalor.
4.11 Menggunakan alat sederhana dalam
percobaan yang berhubungan dengan
kalor.
IPK IPK
3.11.4 Menjawab pertanyaan klarifikasi terkait
peristiwa pemuaian
4.11.1 -
3.11.5 Mempertimbangkan prosedur yang tepat
pada permasalahan pemuaian
4.11.2 -
3.11.6 Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan berdasarkan fakta pada
permasalahan pemuaian zat padat
4.11.3 -
3.11.7 Membuat strategi yang logis pada
permasalahan perubahan wujud zat
4.11.4 -
C. TUJUAN PEMBELAJARAN (A, B, C, D)
3.11.1 Siswa dapat mengklarifikasi pernyataan yang berkaitan dengan pemuaian dengan benar, setelah
siswa melakukan kegiatan memperhatikan pemaparan tentang pemuaian yang disampaikan
oleh guru.
3.11.2 Siswa dapat mempertimbangkan prosedur yang tepat pada permasalahan pemuaian dengan
benar, setelah siswa melakukan kegiatan memperhatikan pemaparan tentang pemuaian zat
padat, zat cair dan zat gas yang disampaikan oleh guru.
3.11.3 Siswa dapat mempertimbangkan fakta pada peristiwa pemuaian dalam kehidupan sehari-hari
dengan tepat, setelah siswa melakukan kegiatan memperhatikan pemaparan tentang fenomena
anomali air yang disampaikan oleh guru.
3.11.4 Siswa dapat membuat strategi yang logis pada permasalahan perubahan wujud zat dalam
kehidupan sehari-hari dengan tepat, setelah siswa melakukan kegiatan memperhatikan
pemaparan tentang konsep perubahan wujud zat yang disampaikan oleh guru.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : konvensional
Metode pembelajaran : Tanya jawa dan ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
Slide power point tentang perubahan wujud zat dan pemuaian, video cara memperbaiki bumper
mobil yang penyok dengan air panas.
2. Alat dan Bahan
a. Laptop
b. LCD
c. Papan tulis, spidol, dan penghapus
3. Sumber Belajar
a. Sutejo. Fisika. Bogor: Yudhistira, 2018.
b. Wahyuni, Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Sinektika Parbuesa, 2014.
G. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
1. Memberikan salam.
2. Meminta perwakilan siswa
untuk memimpin doa
bersama.
3. Memeriksa kehadiran siswa.
1. Menjawab salam.
2. Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu
siswa.
3. Menanggapi guru saat
pemeriksaan kehadiran. 10 menit
Apersepsi
Menggali pengetahuan awal siswa
dengan pertanyaan:
“apakah ada keterkaitan antara
perubahan suhu terhadap
peristiwa perubahan wujud zat
dan pemuaian?”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Motivasi
Memberikan motivasi siswa
dengan menyampaikan manfaat
pembelajaran:
“setelah mempelajari materi
perubahan wujud zat dan
pemuaian, kalian dapat
mengetahui fenomena alam
beserta penyebabnya. Seperti
hilangnya kamper dalam lemari
dan rel kereta api yang diberi
celah tiap panjang tertentu”
Menyimak manfaat
mempelajari perubahan
wujud zat dan pemuaian
yang diberikan oleh guru.
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi
yang akan dibahas yaitu
perubahan wujud zat dan
pemuaian.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang
ditempilkan pada power
point.
1. Menyimak materi yang
akan dibahas yang
disampaikan oleh guru.
2. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
ditampilkan melalui
power point.
Inti
Mengamati
Meminta siswa mengamati
tayangan video yang diputar di
depan kelas tentang cara
memperbaiki bumper mobil yang
penyok dengan air panas.
Memperhatikan tayangan
video yang diputar oleh
guru di depan kelas.
70 menit
Menanyakan
Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila ada
hal yang belum dipahami tentang
video yang ditampilkan dengan
materi yang akan dipelajari.
Siswa bertanya hal-hal yang
belum dipahami tentang
video yang telah diamati.
Mempersilakan siswa lain untuk
menjawab.
Siswa lain menjawab
pertanyaan.
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Mengeksplorasi
Menyampaikan jawaban yang
disampaikan oleh siswa jika
jawaban yang diberikan siswa
kurang tepat.
Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh
guru.
Memaparkan materi tentang
perubahan wujud zat dan
pemuaian.
Memperhatikan dan
mencatat pemaparan materi
perubahan wujud zat dan
pemuaian yang
disampaikan oleh guru.
Mengasosiasikan
Memberi latihan-latihan soal
tentang perubahan wujud zat dan
pemuaian dalam bentuk tertulis.
Mengisi latihan-latihan soal
tentang perubahan wujud
zat dan pemuaian dalam
bentuk tertulis.
Mengkomunikasikan
Meminta perwakilan dari
beberapa siswa untuk menulis
hasil pekerjaannya di papan tulis.
Beberapa siswa menuliskan
hasil pekerjaannya di papan
tulis.
Bersama dengan siswa membahas
hasil pekerjaan temannya di
papan tulis.
Bersama dengan guru
membahas hasil pekerjaan
temannya di papan tulis.
Memberikan koreksi, tambahan
dan penguatan untuk meluruskan
pemahaman siswa.
Memperhatikan koreksi
tambahan dan penguatan
yang disampaikan oleh
guru.
Penutup
Kesimpulan
Bersama siswa menyimpulkan
bahan ajar tentang materi
perubahan wujud zat dan
pemuaian.
Menyimak kesimpulan
yang disampaikan oleh
guru.
10 menit
Memberi kesempatan kepada
siswa jika masih ada materi yang
belum dipahami.
Bertanya jika masih ada
materi yang belum
dipahami.
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Menjawab pertanyaan dari siswa Memperhatikan penjelasan
dari guru.
Refleksi
Memberikan tugas rumah kepada
siswa untuk mempelajari dan
merangkum materi selanjutnya
tentang Asas Black.
Mencatat tugas rumah yang
diberikan oleh guru.
Penutup
Menutup pembelajaran dan
meminta salah satu siswa
memimpin doa bersama.
Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu siswa
dan mengucapkan salam
penutup.
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik Penilaian: Tertulis
Bentuk Instrumen: Pilihan Ganda
I. LAMPIRAN
Lampiran Materi Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Kesehatan Utama Insani
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 2
Materi Pokok : Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
Sub Materi Pokok : Asas Black
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
Pertemuan : 3
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD-3 KD-4
3.11 Menganalisis proses pemuaian,
perubahan wujud zat, dan perpindahan
kalor dengan konsep suhu dan kalor.
4.11 Menggunakan alat sederhana dalam
percobaan yang berhubungan dengan kalor.
IPK IPK
3.11.5 Menilai laporan observasi
berdasarkan catatan observasi terkait
konsep Asas Black
4.11.5 -
3.11.6 Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan berdasarkan alternatif
yang tersedia terkait konsep Asas
Black
4.11.6 -
C. TUJUAN PEMBELAJARAN (A, B, C, D)
3.11.1 Siswa dapat menilai laporam observasi pencampuran dua zat cair yang berbeda suhu dengan
benar, setelah siswa melakukan kegiatan memperhatikan pemaparan tentang Asas Black.yang
disampaikan oleh guru.
3.11.2 Siswa dapat mempertimbangkan adanya alternatif dalam menyelesaikan masalah pencampuran
dua zat yang berbeda suhu dengan menerapkan Asas Black, setelah siswa mengamati tayangan
video pencampuran dua zat cair sejenis namun berbeda warna dan memliliki suhu yang berbeda.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : Konvensional
Metode pembelajaran : Tanya jawab dan ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
Slide power point materi Asas Black dan video pencampuran dua zat cair sejenis dengan suhu dan
warna yang berbeda.
2. Alat dan Bahan
a. Laptop
d. LCD
e. Papan tulis, spidol, dan penghapus
3. Sumber Belajar
c. Sutejo. Fisika. Bogor: Yudhistira, 2018.
d. Wahyuni, Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Sinektika Parbuesa, 2014.
G. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
1. Memberikan salam.
2. Meminta perwakilan siswa
untuk memimpin doa
bersama.
3. Memeriksa kehadiran siswa.
1. Menjawab salam.
2. Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu
siswa.
3. Menanggapi guru saat
pemeriksaan kehadiran.
10 menit Apersepsi
Menggali pengetahuan awal siswa
dengan pertanyaan:
“apakah ada keterkaitan antara
peristiwa perubahan wujud zat
dan pemuaian terhadap Asas
Black?”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Motivasi
Memberikan motivasi siswa
dengan memberi pertanyaan:
“bagaimanakah suhu akhir dari
pencampuran dari dua zat yang
memiliki ukuran suhu berbeda?”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi
yang akan dibahas yaitu Asas
Black.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang
ditempilkan pada power
point.
1. Menyimak materi yang
akan dibahas yang
disampaikan oleh guru.
2. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
ditampilkan melalui
power point.
Inti
Mengamati
Meminta siswa mengamati
tayangan video yang diputar di
depan kelas tentang pencampuran
zat cair sejenis namun memiliki
warna dan suhu yang berbeda.
Memperhatikan tayangan
video yang diputar oleh
guru di depan kelas.
70 menit
Menanyakan
Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila ada
hal yang belum dipahami tentang
video yang ditampilkan dengan
materi yang akan dipelajari.
Siswa bertanya hal-hal yang
belum dipahami tentang
video yang telah diamati.
Mempersilakan siswa lain untuk
menjawab.
Siswa lain menjawab
pertanyaan.
Mengeksplorasi
Menyampaikan jawaban yang
disampaikan oleh siswa jika
jawaban yang diberikan siswa
kurang tepat.
Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh
guru.
Memaparkan materi tentang Asas
Black.
Memperhatikan dan
mencatat pemaparan materi
Asas Black yang
disampaikan oleh guru.
Mengasosiasikan
Memberi latihan-latihan soal
tentang Asas Black dalam bentuk
tertulis.
Mengisi latihan-latihan soal
tentang Asas Black dalam
bentuk tertulis.
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Mengkomunikasikan
Meminta perwakilan dari
beberapa siswa untuk menulis
hasil pekerjaannya di papan tulis.
Beberapa siswa menuliskan
hasil pekerjaannya di papan
tulis.
Bersama dengan siswa membahas
hasil pekerjaan temannya di
papan tulis.
Bersama dengan guru
membahas hasil pekerjaan
temannya di papan tulis.
Memberikan koreksi, tambahan
dan penguatan untuk meluruskan
pemahaman siswa.
Memperhatikan koreksi
tambahan dan penguatan
yang disampaikan oleh
guru.
Penutup
Kesimpulan
Bersama siswa menyimpulkan
bahan ajar tentang Asas Black.
Menyimak kesimpulan
yang disampaikan oleh
guru.
10 menit
Memberi kesempatan kepada
siswa jika masih ada materi yang
belum dipahami.
Bertanya jika masih ada
materi yang belum
dipahami.
Menjawab pertanyaan dari siswa Memperhatikan penjelasan
dari guru.
Refleksi
Memberikan tugas rumah kepada
siswa untuk mempelajari dan
merangkum materi selanjutnya
tentang perpindahan kalor.
Mencatat tugas rumah yang
diberikan oleh guru.
Penutup
Menutup pembelajaran dan
meminta salah satu siswa
memimpin doa bersama.
Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu siswa
dan mengucapkan salam
penutup.
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik Penilaian: Tertulis
Bentuk Instrumen: Pilihan Ganda
I. LAMPIRAN
Lampiran Materi Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(Kelas Kontrol)
Sekolah : SMK Kesehatan Utama Insani
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / 2
Materi Pokok : Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
Sub Materi Pokok : Perpindahan Kalor
Alokasi Waktu : 2 JP x 45 menit
Pertemuan : 4
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
KD-3 KD-4
3.11 Menganalisis proses pemuaian,
perubahan wujud zat, dan perpindahan
kalor dengan konsep suhu dan kalor.
4.11 Menggunakan alat sederhana dalam
percobaan yang berhubungan dengan kalor.
IPK IPK
3.11.1 Mengidentifikasi alasan pada
permasalahan perpindahan kalor
4.11.7 -
3.11.2 Kemampuan memberikan alasan
pada permasalahan perpindahan kalor
4.11.8 -
C. TUJUAN PEMBELAJARAN (A, B, C, D)
3.11.1 Siswa dapat mengidentifikasi alasan yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan
perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari, setelah siswa melakukan kegiatan
memperhatikan pemaparan materi perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi
yang disampaikan oleh guru..
3.11.2 Siswa dapat memberikan alasan yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan perpindahan
kalor dalam kehidupan sehari-hari, setelah siswa mengamati tayangan video cara peletakkan
water heater pada aquarium pada tahap connect di langkah pembelajaran.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Terlampir
E. MODEL PEMBELAJARAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran : konvensional
Metode pembelajaran : Tanya jawab dan ceramah
F. MEDIA PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Media Pembelajaran
Slide power point materi perpindahan kalor, video cara peletakkan water heater pada aquarium.
2. Alat dan Bahan
a. Laptop
b. LCD
c. Papan tulis, spidol, dan penghapus
3. Sumber Belajar
a. Sutejo. Fisika. Bogor: Yudhistira, 2018.
b. Wahyuni, Siti. Fisika Jilid 1 untuk SMK dan MAK Kelas X. Jakarta: Sinektika Parbuesa, 2014.
G. LANGKAH PEMBELAJARAN
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Orientasi
1. Memberikan salam.
2. Meminta perwakilan siswa
untuk memimpin doa
bersama.
3. Memeriksa kehadiran siswa.
1. Menjawab salam.
2. Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu
siswa.
3. Menanggapi guru saat
pemeriksaan kehadiran.
10 menit
Apersepsi
Menggali pengetahuan awal siswa
dengan pertanyaan:
“apakah ada keterkaitan antara
Asas Black terhadap perpindahan
kalor?”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Motivasi
Memberikan motivasi siswa
dengan memberi pertanyaan:
“apakah massa jenis juga
mempengaruhi perpindahan
kalor?”
Menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
Pemberian Acuan
1. Memberitahukan materi
yang akan dibahas yaitu
perpindahan kalor.
1. Menyimak materi yang
akan dibahas yang
disampaikan oleh guru.
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang
ditempilkan pada power
point.
2. Menyimak tujuan
pembelajaran yang
ditampilkan melalui
power point.
Inti
Mengamati
Meminta siswa mengamati
tayangan video yang diputar di
depan kelas tentang peletakkan
water heater pada akuarium.
Memperhatikan tayangan
video yang diputar oleh
guru di depan kelas.
70 menit
Menanyakan
Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya apabila ada
hal yang belum dipahami tentang
video yang ditampilkan dengan
materi yang akan dipelajari.
Siswa bertanya hal-hal yang
belum dipahami tentang
video yang telah diamati.
Mempersilakan siswa lain untuk
menjawab.
Siswa lain menjawab
pertanyaan.
Mengeksplorasi
Menyampaikan jawaban yang
disampaikan oleh siswa jika
jawaban yang diberikan siswa
kurang tepat.
Memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh
guru.
Memaparkan materi tentang
perpindahan kalor.
Memperhatikan dan
mencatat pemaparan materi
perpindahan kalor yang
disampaikan oleh guru.
Mengasosiasikan Memberi latihan-latihan soal
tentang perpindahan dalam
bentuk tertulis.
Mengisi latihan-latihan soal
tentang perpindahan kalor
dalam bentuk tertulis.
Mengkomunikasikan Meminta perwakilan dari
beberapa siswa untuk menulis
hasil pekerjaannya di papan tulis.
Beberapa siswa menuliskan
hasil pekerjaannya di papan
tulis.
Tahapan Langkah-langkah Pembelajaran
Waktu Guru Siswa
Bersama dengan siswa membahas
hasil pekerjaan temannya di
papan tulis.
Bersama dengan guru
membahas hasil pekerjaan
temannya di papan tulis.
Memberikan koreksi, tambahan
dan penguatan untuk meluruskan
pemahaman siswa.
Memperhatikan koreksi
tambahan dan penguatan
yang disampaikan oleh
guru.
Penutup
Kesimpulan
Bersama siswa menyimpulkan
bahan ajar tentang perpindahan
kalor.
Menyimak kesimpulan
yang disampaikan oleh
guru.
10 menit
Memberi kesempatan kepada
siswa jika masih ada materi yang
belum dipahami.
Bertanya jika masih ada
materi yang belum
dipahami.
Menjawab pertanyaan dari siswa Memperhatikan penjelasan
dari guru.
Refleksi
Memberikan tugas rumah kepada
siswa untuk mempelajari dan
merangkum materi selanjutnya
tentang termodinamika.
Mencatat tugas rumah yang
diberikan oleh guru.
Penutup
Menutup pembelajaran dan
meminta salah satu siswa
memimpin doa bersama.
Berdoa bersama yang
dipimpin salah satu siswa
dan mengucapkan salam
penutup.
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik Penilaian: Tertulis
Bentuk Instrumen: Pilihan Ganda
Tangerang, Januari 2020
Mengetahui
Kepala SMK Kesehatan Utama Insani Guru Mata Pelajaran
Dartini, M.Pd Anisa Pratiwi, S. Pd
4. Mobile Learning
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Lampiran B. 1 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
Materi Pokok : Suhu Kalor dan Perpindahan Kalor
Kelas : XI
Jenis Tes : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban
Jumlah Soal : 23
No Indikator Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
1 Memahami pengertian suhu dan skala termometer 1 2,3 3
2 Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda
terhadap ukuran benda (pemuaian) 4 5,7 6,8 5
3 Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan
suhu 9 10 11 12,13 5
4 Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan
wujud benda 15,16 14 17 4
5 Menyelidiki proses konservasi energi 18,19 2
6 Menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi dan radiasi 20,21 2
7 Menghitung laju perpindahan Kalor secara
konveksi, konduksi dan radiasi 22,23 2
Jumlah 3 6 10 4 23
Presentase 13,1% 26% 43,5% 17,4% 100%
110
Lampiran B. 2 Instrumen Tes
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
1 Berikut ini penyebab kenaikan suhu suatu zat adalah....
A. Energi yang hilang dari partikel suatu zat
B. Energi kinetik yang berkurang dari partikel suatu
zat
C. Jumlah atom dan molekul dalam suatu
perubahan zat
D. Volume zat menurun
E. Energi kinetik yang bertambah dari partikel
suatu zat
Suhu merupakan ukuran rata-rata energi
kinetik partikel suatu zat. Suhu dikatakan
naik saat energi kinetiknya meningkat,
begitupun sebaliknya.
Jawaban: E
C2
2 Suhu suatu zat bila diukur dengan termometer Celcius
menunjukan angka 25 0C. Jika suhu benda tersebut
diukur dengan termometer
Fahrenheit, angka yang terbaca
adalah....
A. 14 0F
B. 20 0F
C. 45 0F
𝑡0𝐹 = (9
5𝑥25) + 32 = 45 + 32
= 770𝐹
Jawaban: D
C3
111
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
D. 77 0F
E. 318 0F
3 Termometer X dirancang dapat mengukur air. Air mulai
membeku di titik pada termometer X menunjukan skala
-20 dan mulai mendidih pada skala 140. Jika suatu
benda diukur dengan termometer Celcius menunjukan
nilai 450C maka tentukan nilai yang ditunjuk saat diukur
dengan termometer X...
A. -520
B. -920
C. 520
D. 720
E. 920
Rasio termometer x = rasio termometer
Celcius
𝑇𝑥 − 𝑋𝑏
𝑋𝑎 − 𝑋𝑏=
𝑇𝑐 − 𝐶𝑏
𝐶𝑎 − 𝐶𝑏
𝑇𝑥 − (−20)
140 − (−20)=
45 − 0
100 − 0
𝑇𝑥 + 20
160=
45
100
100(𝑇𝑥 + 20) = 45(160)
100 𝑇𝑥 + 2000 = 7200
100 𝑇𝑥 = 7200 − 2000
100 𝑇𝑥 = 5200
𝑇𝑥 = 5200
100= 520
Jawaban: C
C3
4 Sebuah plat bimetal terdiri dari dua bahan dengan
koefisien muai yang berbeda. Koefisien muai bagian
Prinsip kerja bimetal, jika suhunya
dinaikan plat bimetal akan melengkung ke
C2
112
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
atas lebih kecil dibanding koefisien muai bagian bawah.
Jika suhunya dinaikan di seluruh bagian plat bimetal,
apa yang terjadi pada plat bimetal tersebut?
A. mengembang
B. mengerut
C. Tetap sama
D. Melengkung ke bawah
E. Melengkung ke atas
arah yang koefisien muainya lebih kecil,
saat suhunya diturunkan akan melengkung
ke arah yang koefisien muainya lebih
besar.
Jawaban: E
5 Sebuah plat alumunium berongga berdiameter 2,000 cm
pada suhu 300,0 K. Perubahan suhu yang dibutuhkan
untuk merubah diameter lubang menjadi 1,996 cm
adalah.... (koefisien muai panjang alumunium = 2,4 x
10-5 K-1 )
A. Didinginkan sampai 83 K
B. Didinginkan sampai 170 K
C. Didinginkan sampai 230 K
D. Dipanaskan sampai 370 K
E. Dipanaskan sampai 430 K
Diketahui:
L0 = 2,000 cm
T0 = 300,0 K
Lt = 1,996 K
α = 2,4 x 10-5 K-1
Ditanyakan: ΔT ?
Jawab:
∆𝑙 = 𝑙0𝛼∆𝑇
∆𝑇 = ∆𝐿
𝐿0 𝛼
∆𝑇 = 1,996 − 2,000
(2,000)(2,4 × 10−5)
∆𝑇 = −83 𝐾
Jawaban: A
C3
113
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
6 Perhatikan tabel panjang (L) dan koefisien muai panjang
(α) dari berbagai jenis logam berikut:
Jenis
Logam
L (cm) A (0C-1) T (0C)
(1) 10 0,00016 50
(2) 100 0,00025 50
(3) 100 0,00018 50
(4) 100 0,00020 50
(5) 100 0,00028 50
Dari data tabel, berdasarkan analisa kamu, logam
yang terpanjang setelah dipanaskan adalah....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
Dengan menggunakan rumus
∆𝑙 = 𝑙0𝛼∆𝑇
Jenis
Loga
m
L
(cm)
A (0C-
1)
T
(0C)
(1) 10 0,0001
6
50
(2) 100 0,0002
5
50
(3) 100 0,0001
8
50
(4) 100 0,0002
0
50
(5) 100 0,0002
8
50
Maka nilai logam yang terpanjang setelah
dipanaskan adalah jenis logam 5
Jawaban: E
C4
7 Sebatang besi pada suhu 20°C memiliki panjang 4 m dan
lebar 4 mm. Jika besi tersebut dipanaskan hingga
mencapai 40°C dan koefisien muai panjang besi sebesar
Diketahui:
P = 4 m
l = 4 mm = 0,004 m
C3
114
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
12×10-6 /°C, besarnya pertambahan luas besi setelah
dipanaskan adalah....
A. 0,000768 m2
B. 0,007680 m2
C. 0,076800 m2
D. 0,700680 m2
E. 7,006800 m2
𝐴0 = 𝑝 × 𝑙 𝐴0 = 4 𝑚 × 0,004 𝑚 = 0,016 𝑚2
T1 = 20 0C
T2 = 40 0C
ΔT = 40 – 20 = 20 0C
α = =12×10-6 /°C
β=2 α= 2(12×10-6 /°C)= 24×10-6 /°C
Ditanyakan: At =?
Jawab:
𝐴𝑡 = 𝐴0 (1 + 𝛽∆𝑇)
𝐴𝑡 = 0,016 (1 + 24 × 10−6 × 20)
𝐴𝑡 = 0,02368 𝑚2
∆𝐴 = 𝐴𝑡 − 𝐴0
∆𝐴 = 0,02368 − 0,01600
∆𝐴 = 0,0076800 𝑚2 Jawaban: B
8 Sebuah drum besi (koefisien muai panjang besi 12 x 10-
6 /0C) volumenya 200 liter diisi minyak sampai penuh
(koefisien muai volume minyak 950 x 10-6 /0C)
diletakan dihalaman toko pengecer minyak pada pagi
hari saat suhunya 20 0C. Pada siang hari suhu naik
menjadi 40 0C, bila drum tidak ditutup dan minyak tidak
menguap maka volume minyak yang tumpah akibat
pemuaian yakni....
A. 3,656 liter
Diketahui:
Besi α = 12 x 10-6 /0C
VDrum = 200 liter
Minyak γ = 950 x 10-6 /0C
Tpagi = 20 0C Tsiang = 40 0C
Ditanyakan:
ΔV?
Jawab:
ΔV = V0.γ. ΔT
C4
115
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
B. 2,656 liter
C. 2,156 liter
D. 1,656 liter
E. 1,156 liter
Minyak: ΔV = (200) ( 950 x 10-6 )(40-20)
Drum: ΔV = (200) ( 12 x 10-6 )(40-20)
Volume tumpah: ΔVminyak – ΔVDrum =
3,656 liter
Jawaban: A
9 Berikut ini peristiwa yang menjelaskan tentang
terjadinya transfer energi adalah....
A. Kalor
B. Energi dalam
C. Suhu
D. Energi kinetik
E. Energi potensial
Kalor merupakan bentuk energi yang
berpindah dari benda yang suhunya lebih
tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah
ketika benda bersentuhan.
Jawaban: A
C1
10 Berikut ini ciri suatu benda menerima/melepaskan kalor
yakni....
A. Beratnya berkurang
B. Terdapat perubahan suhu
C. Massanya bertambah
D. Volumenya tetap
E. Terdapat gelembung-gelembung udara
Kalor merupakan energi panas yang dapat
mempengaruhi suhu suatu benda, sehingga
jika suatu benda menerima kalor maka
suhunya akan naik tetapi jika benda
tersebut melepaskan kalor maka suhunya
akan turun.
Jawaban: B
C2
116
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
11 Sebuah tembaga bermassa 4 kg dengan suhu 20°C menerima
kalor sebanyak 15600 J. Jika kalor jenis tembaga tersebut 390
J/kg°C, suhu tembaga tersebut akan menjadi....
A. 10°C
B. 20°C
C. 30°C
D. 40°C
E. 50°C
Diketahui:
m = 4 kg
T1 = 20°C
Q = 15400 J
c = 385 J/kg°C
Ditanyakan: T2 = ?
Jawab:
∆𝑇 =𝑄
𝑚𝑐=
15600
4 × 390=
15600
1560= 100𝐶
𝑇2 = ∆𝑇 + 𝑇1 = 10 + 20 = 30 0C
Jawaban: C
C3
12 Perhatikan tabel berikut!
Jenis Logam Kalor
(J)
Kalor Jenis
(kal/g0C) ΔT (0C)
(1) 2.200 0,11 40
(2) 2.200 0,90 40
(3) 2.200 0,093 40
(4) 2.200 0,031 40
(5) 2.200 0,056 40
Berdasarkan data pada tabel, jenis logam yang
memiliki massa terbesar adalah....
Diketahui:
Q = mcΔT
𝑚 = 𝑄
𝑐∆𝑇
𝑚1 =𝑄1
𝑐∆𝑇=
2200
0,11 × 40= 500 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚1 =𝑄1
𝑐∆𝑇=
2200
0,90 × 40= 61,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚1 =𝑄1
𝑐∆𝑇=
2200
0,093 × 40= 591,4 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚1 =𝑄1
𝑐∆𝑇=
2200
0,031 × 40
= 1774,2 𝑔𝑟𝑎𝑚
C4
117
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)
𝑚1 =𝑄1
𝑐∆𝑇=
2200
0,056 × 40= 982,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
Dengan pemberian kalor dan suhu yang
sama, massa terbesar yakni logam yang
memiliki kalor jenis paling kecil.
Jawaban: D
13 Kompor listrik digunakan untuk memanaskan 10 liter air
dari suhu 100C menjadi 1000C dibutuhkan waktu selama
6 menit. Jika 1 KWh seharga Rp.415,- , maka biaya yang
harus dikeluarkan yakni....
A. Rp.435,75,-
B. Rp.560,75-
C. Rp.635,75-
D. Rp.720,75-
E. Rp.835,75-
1 KWh = 3.600.000 J
m = 10 liter = 10 kg
cair = 4.200 J/Kg oC
T1= 10 0C
T2 = 100 0C
ΔT = 100-10 = 90 0C
Q = mcΔT
Q = (10) (4.200) (90)
Q = 3.780.000 J
Q = 3.360.000
3.600.000 = 1,05 KWh
Biaya yang harus dibayar:
1,05 𝐾𝑊ℎ × 𝑅𝑝. 415 = 𝑅𝑝. 435,75 −
C4
118
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
Jawaban: A
14 Sebongkah es dimasukan ke dalam wadah berisi air
panas sehingga seluruh es mencair. Pernyataan yang
benar tentang peristiwa tersebut yakni....
A. Energi telah ditransfer dari energi kinetik
partikel yang lebih tinggi menuju energi kinetik
partikel yang lebih rendah
B. Energi telah ditransfer dari energi kinetik
partikel yang lebih rendah menuju energi kinetik
partikel yang lebih tinggi
C. Tidak ada transfer energi antara sebongkah es
dan air panas
D. Kalor telah mengalir kembali dan sebagainya
E. Air panas menerima energi dari es
Benda yg memiliki energi lebih tinggi
akan menyesuaikan dengan lingkungan
sekitarnya, sampai akhirnya terjadi
kesetimbangan.
Jawaban: A
C4
15 Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah
wujud/fasa suatu benda bergantung dari....
A. Massa benda dan kalor jenis benda
B. Massa benda dan perubahan suhu benda
C. Perubahan suhu benda dan kalor jenis benda
D. Kalor jenis benda dan kalor laten
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
mengubah wujud suatu benda bergantung
dari masaa benda m (kg) dan kalor laten L
(J/kg)
Q = m.L
Jawaban: E
C1
119
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
E. Massa benda dan kalor laten
16 Jumlah energi yang dibutuhkan untuk merubah cairan
menjadi gas begitupun sebaliknya tanpa perubahan suhu
adalah....
A. Kalor laten peleburan
B. Kalor laten penguapan
C. Kapasitas kalor
D. Kalor jenis
E. Kalor pemuaian
Kalor laten penguapan adalah kalor yang
dibutuhkan untuk merubah suatu zat dari
fase cair ke uap.
Jawaban: B
C1
17 Bank soal SNMPTN
Lima kilogram es bersuhu -220C dipanaskan sampai
seluruh es tersebut mencair dengan suhu 00C. Jika kalor
laten es 333 kJ/kg dan kalor jenis es 2100 J/kg0C, maka
jumlah kalor yang dibutuhkan yakni....
A. 1496 kJ
B. 1596 kJ
C. 1696 kJ
D. 1796 kJ
E. 1896 Kj
Diketahui:
m = 5 kg
T1 = -22 0C
T2 = 0 0C
Les = 333 kJ/kg = 333000 J/kg
cair = 2100 J/kg0C
Ditanyakan:
Q = ?
Jawab:
Q = Q1 + Q2
Q = m.cair. ΔT + m.Les
Q = (5)(2100)(22) + (5)(333000) =
1896000 J
C3
120
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
= 1896 kJ
Jawaban: E
18 Sebanyak 200 gram air pada suhu 80 0C dicampur
dengan 300 gram air pada suhu 200C. Suhu campuran
pada keadaan setimbang jika cair= 1 kal/g 0C yakni....
A. 20 0C
B. 44 0C
C. 100 0C
D. 220 0C
E. 225 0C
Diketahui:
m1 = 200 gram
m2 = 300 gram
ΔT1 = 80 − Tc
ΔT2 = Tc – 20
Ditanyakan: Tcampuran = Tc
Jawab:
Qlepas = Qterima
m1c1ΔT1= m2c2ΔT2
(200) (1) (80−Tc) = (300) (1) (Tc − 20)
(2) (1) (80 − Tc) = (3) (1) ( Tc − 20)
160 − 2 Tc = 3 Tc − 60
5 Tc = 220
Tc = 440C
Jawaban: B
C3
19 Tiga kilogram batang timah hitam dengan kalor jenis
130 J.kg-1 C-1 bersuhu 800C dicelupkan ke dalam 10 kg
air dengan kalor jenis 4186 J.kg-1 C-1. Setelah terjadi
kesetimbangan termal, suhu akhir campuran 200C. Suhu
air mula-mula adalah ….
A. 14, 440C
B. 19,440C
Dik : mtimah = 3 kg
ctimah = 1400 J.kg-1 C-1
Ttimah = 800C
mair = 10 kg
cair = 4200 J.kg-1 C-1
Suhu kesetimbangan termal (T) = 20 0C
Dit : Suhu air mula-mula (Tair) = ...?
Jawab:
Qlepas = Qterima
Qtimah = Qair
C3
121
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
C. 23,440C
D. 28,440C
E. 35,440C
mtimah ctimah ΔT = mair cair ΔT
(3)(130)(80-20) = (10)(4186)(20-T)
(390)(60) = (41860)(20-T)
23400 = 837200 – 41860 T
41860T = 837200– 23400
41860T =813800
T =813800 / 41860
T = 19, 440C
Jawaban: B
20 Di bawah ini adalah contoh perpindahan kalor secara
konveksi..
A.
B.
Yang merupakan contoh perpindahan
kalor secara konveksi adalah peristiwa
angin laut yaitu pada gambar D. gambar A
dan C merupakan contoh perpindahan
kalor secara radiasi, sementara gambar B
dan E adalah contoh perpindahan kalor
secara konduksi.
Jawaban: D
C2
122
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
C.
D.
E.
21 Saat kamu menggantung baju atau celana pada tali
jemuran, pakaianmu akan cepat kering meskipun tidak
ada cahaya matahari, hal ini disebabkan....
Penguapan cairan tidak hanya terjadi
akibat adanya matahari, faktor lain yakni
hembusan angin dan kelembapan udara.
C2
123
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
A. Mendidihnya parfum
B. Penguapan cairan
C. Mencairnya cairan
D. Kondensasi dari deodoran
Cairan diserap oleh pakaian
Hal ini karena adanya titik kesetimbangan.
Kelembapan udara adalah banyaknya
kandungan air di udara. Tingkat
kelembapan dalam pakaian sangat tinggi
dengan tingkat kelembapan udara sekitar,
sehingga mengakibatkan perpindahan
massa antara air di baju menuju udara.
22 Sebuah ruangan memiliki kaca jendela yang luasnya 2
m × 1,5 m dan tebalnya 3,2 mm. Jika suhu permukaan
dalam kaca 25°C dan suhu pada permukaan luar kaca
30°C, berapakah laju konduksi kalor yang masuk ke
ruang itu? (k = 0,8 J.m-1.s-1.0C-1)
A. 375 J/s
B. 3750 J/s
C. 37500 J/s
D. 375000 J/s
E. 3750000 J/s
Diketahui:
A = (2×1,5) m = 3 m2
d = 3,2 mm = 3,2 x 10-3
k = 0,8 J.m-1.s-1.0C-1
ΔT=30 °C - 25°C = 5°C= 278 K
Ditanyakan:
H = ?
Jawab:
𝐻 = 𝑘𝐴∆𝑇
𝑑=
0,8 × 3 × 5
3,2 × 10−3
= 3750𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒
𝑠
Jawaban: B
C3
23 Dinding sebuah rumah yang berukuran 8 m × 4 m
memiliki suhu permukaan dalam sebesar 20°C dan suhu
permukaan luar sebesar 10°C. Berapa banyak kalor yang
hilang karena konveksi alami pada dinding selama
Diketahui:
A= (8 × 4) m = 32 m2
ΔT= 200C - 100C =100C
t = 24 jam = 86.400 s
C3
124
No Soal Jawaban Aspek
Kognitif
sehari, jika diketahui koefisien konveksi rata-rata
sebesar 3,5 J.s-1.m-2.0C-1....
A. 9,68 x 104 J
B. 9,68 x 105 J
C. 9,68 x 106 J
D. 9,68 x 107 J
E. 9,68 x 108 J
k = J.s-1.m-2.0C-1
Ditanyakan:
Q = ?
Jawab:
Q = k.A. ΔT.t
Q = 3,5 × 32 x 10 × 86400
= 9,68 × 107 J
Jawaban: D
125
Lampiran B. 2 Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes
No. Butir
Soal
Daya pembeda
(%) Tingkat kesukaran korelasi Signifaknsi
1 36,36 mudah 0,390 Signifikan
2 45,45 sedang 0,417 Signifikan
3 45,45 sedang 0,377 Signifikan
4 45,45 sukar 0,521 Sangat signifikan
5 36,36 sukar 0,370 Signifikan
6 36,36 sedang 0,388 Signifikan
7 45,45 sedang 0,454 Sangat signifikan
8 27,27 Sangat sukar 0,535 Sangat signifikan
9 9,09 mudah 0,193 -
10 36,36 mudah 0,277 -
11 54,33 sedang 0,489 Sangat signifikan
12 45,45 sukar 0,388 Signifikan
13 54,55 sukar 0,432 Signifikan
14 54,55 Sangat mudah 0,429 Signifikan
15 45,45 sukar 0,458 Sangat signifikan
16 72,73 mudah 0,593 Sangat signifikan
17 45,45 sukar 0,385 Signifikan
18 36,36 sukar 0,381 Siginifikan
19 63,64 sedang 0,575 Sangat signifikan
20 63,64 sedang 0,575 Sangat signifikan
21 63,64 mudah 0,510 Sangat signifikan
22 45,45 sedang 0,359 Signifikan
23 36,36 sukar 0,426 signifikan
126
LAMPIRAN C
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
1. Hasil Pretest
2. Hasil Posttest
3. Hasil Olah Data Per Indikator Kognitif Bloom
4. Uji Normalitas Hasil Pretest
5. Uji Normalitas Hasil Posttest
6. Uji Homogenitas Hasil Pretest
7. Uji Homogenitas Hasil Posttest
8. Uji Hipotesis Hasil Pretest
9. Uji Hipotesis Hasil Posttest
10. Uji N-gain
11. Hasil Hipotesis N-gain
12. Hasil Peningkatan Kognitif Bloom
127
A. Lampiran C.1 Hasil Pretest
Data Skor Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Siswa Pretest Eksperimen Pretest Kontrol
1 4 12
2 6 8
3 5 8
4 7 5
5 6 5
6 6 9
7 8 8
8 5 6
9 8 8
10 9 6
11 10 6
12 5 8
13 7 5
14 3 8
15 5 5
16 8 12
17 7 7
18 7 9
19 8 8
20 9 5
21 8 8
22 8 4
23 7 8
24 5 7
25 7 7
26 6 5
27 4 6
28 5 9
29 4 7
30 9 7
31 7 4
32 7 11
33 8 6
34 3 10
35 8 4
36 6 11
37 7 3
38 6 9
39 7 10
40 5 9
Jumlah 260 293
Rata-rata 6,50 7,33
SD 1,7 2,245
Penulisan 6,50 ± 1,7 7,33 ± 2,25
128
Deskriptif Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
KELOMPOK Statistic Std. Error
NILAI KELAS
EKSPERIMEN
Mean 6,50 ,268
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 5,96
Upper Bound 7,04
5% Trimmed Mean 6,53
Median 7,00
Variance 2,872
Std. Deviation 1,695
Minimum 3
Maximum 10
Range 7
Interquartile Range 3
Skewness -,216 ,374
Kurtosis -,484 ,733
KELAS
KONTROL
Mean 7,33 ,355
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 6,61
Upper Bound 8,04
5% Trimmed Mean 7,28
Median 7,50
Variance 5,046
Std. Deviation 2,246
Minimum 3
Maximum 12
Range 9
Interquartile Range 4
Skewness ,214 ,374
Kurtosis -,460 ,733
129
B. Lampiran C.2 Hasil Posttest
Data Skor Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Siswa Posttest Eksperimen Posttest Kontrol
1 13 17
2 15 13
3 13 12
4 17 12
5 17 11
6 15 15
7 17 12
8 16 12
9 15 13
10 17 9
11 16 10
12 13 13
13 18 9
14 8 15
15 14 9
16 17 13
17 18 12
18 15 15
19 13 14
20 16 11
21 17 12
22 18 13
23 13 12
24 15 10
25 14 15
26 15 12
27 15 10
28 13 14
29 15 17
30 17 13
31 17 9
32 12 16
33 10 12
34 14 14
35 16 11
36 15 12
37 11 10
38 16 14
39 14 14
40 17 12
Jumlah 597 499
Rata-rata 14,93 12,48
SD 2,23 2,11
Penulisan 14,93 ± 2,23 12,48 ± 2,11
130
Deskriptif Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
KELOMPOK Statistic Std. Error
NILAI KELAS EKSPERIMEN Mean 14,93 ,353
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 14,21
Upper Bound 15,64
5% Trimmed Mean 15,08
Median 15,00
Variance 4,994
Std. Deviation 2,235
Minimum 8
Maximum 18
Range 10
Interquartile Range 4
Skewness -,989 ,374
Kurtosis 1,222 ,733
KELAS KONTROL Mean 12,48 ,334
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 11,80
Upper Bound 13,15
5% Trimmed Mean 12,42
Median 12,00
Variance 4,461
Std. Deviation 2,112
Minimum 9
Maximum 17
Range 8
Interquartile Range 3
Skewness ,209 ,374
Kurtosis -,343 ,733
131
C. Lampiran C.3 Hasil Olah Data Per Jenjang Kognitif Bloom
Perhitungan Data Pretest Ranah Kognitif Bloom
Kelas Eksperimen
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
1 SE1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2 SE2 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 SE3 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
4 SE4 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
5 SE5 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 SE6 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
7 SE7 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
8 SE8 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
9 SE9 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
10 SE10 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1
11 SE11 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
12 SE12 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
13 SE13 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
14 SE14 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 SE15 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
16 SE16 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
132
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
17 SE17 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
18 SE18 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
19 SE19 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
20 SE20 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
21 SE21 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
22 SE22 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1
23 SE23 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
24 SE24 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
25 SE25 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0
26 SE26 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0
27 SE27 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
28 SE28 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 SE29 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
30 SE30 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0
31 SE31 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
32 SE32 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
33 SE33 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
34 SE34 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 SE35 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
36 SE36 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
133
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
37 SE37 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 SE38 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 SE39 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 SE40 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
Jumlah 25 29 25 16 15 17 7 7 9 8 13 3 9 12 6 4 14 5 1 23 5 3 4
Rata-Rata 0.6 0.7 0.6 0.4 0.4 0.4 0.2 0.2 0.2 0.2 0.3 0.
1 0.2 0.3 0.2 0.1 0.4 0.1 0 0.6 0.1 0.1 0.1
Jumlah 110 24 37 12 36 37 4
% Rata-rata
perindikator 0.55 0.30 0.23 0.15 0.23 0.19 0.10
% Rata-rata
perjenjang 39% 20% 19%
Total 260
Total
Persentase 77%
134
Perhitungan Data Pretest Ranah Kognitif Bloom
Kelas Kontrol
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
1 SK1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
2 SK2 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
3 SK3 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
4 SK4 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
5 SK5 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
6 SK6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
7 SK7 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
8 SK8 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
9 SK9 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
10 SK10 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
11 SK11 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
12 SK12 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
13 SK13 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
14 SK14 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0
15 SK15 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
16 SK16 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
17 SK17 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
18 SK18 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
19 SK19 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
135
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
20 SK20 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
21 SK21 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
22 SK22 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
23 SK23 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
24 SK24 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0
25 SK25 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
26 SK26 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 SK27 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 SK28 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
29 SK29 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0
30 SK30 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 SK31 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
32 SK32 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
33 SK33 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 SK34 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
35 SK35 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
36 SK36 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
37 SK37 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
38 SK38 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
39 SK39 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
40 SK40 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
Jumlah 25 25 24 28 9 16 6 16 18 23 7 2 18 2 2 3 13 12 6 23 10 4 1
136
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
Rata-Rata 0.6 0.6 0.6 0.7 0.2 0.4 0.2 0.4 0.5 0.6 0.2 0.1 0.5 0.1 0.1 0.1 0.3 0.3 0.2 0.6 0.3 0.1 0.025
Jumlah 111 22 64 20 20 55 1
% Rata-rata
perindikator 56% 28% 40% 25% 13% 28% 3%
% Rata-rata
perjenjang 45% 17% 28%
Total
Persentase 33%
137
Perhitungan Data Posttest Ranah Kognitif Bloom
Kelas Eksperimen
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
1 SE1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
2 SE2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
3 SE3 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
4 SE4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
5 SE5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1
6 SE6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1
7 SE7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0
8 SE8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
9 SE9 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
10 SE10 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
11 SE11 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
12 SE12 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
13 SE13 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
14 SE14 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 SE15 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1
16 SE16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
17 SE17 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
18 SE18 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
19 SE19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0
138
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
20 SE20 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
21 SE21 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
22 SE22 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
23 SE23 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1
24 SE24 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1
25 SE25 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1
26 SE26 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0
27 SE27 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
28 SE28 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1
29 SE29 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
30 SE30 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1
31 SE31 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
32 SE32 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
33 SE33 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
34 SE34 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1
35 SE35 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
36 SE36 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
37 SE37 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0
38 SE38 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
39 SE39 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
40 SE40 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
139
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
Jumlah 36 34 32 27 24 33 28 25 23 27 20 27 32 20 32 23 18 22 23 33 18 21 19
Rata-Rata 0.9 0.85 0.8 0.68 0.6 0.83 0.7 0.63 0.58 0.68 0.5 0.68 0.8 0.5 0.8 0.58 0.45 0.55 0.58 0.83 0.45 0.53 0.475
% Rata-rata
perindikator 77% 76% 59% 74% 58% 59% 48%
% Rata-rata
perjenjang 70% 63% 59%
Total 597
Total
Persentase 64%
140
Perhitungan Data Posttest Ranah Kognitif Bloom
Kelas Kontrol
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
1 SK1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
2 SK2 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0
3 SK3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
4 SK4 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
5 SK5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
6 SK6 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0
7 SK7 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
8 SK8 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
9 SK9 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0
10 SK10 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
11 SK11 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
12 SK12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
13 SK13 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0
14 SK14 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0
15 SK15 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0
141
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
16 SK16 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
17 SK17 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0
18 SK18 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1
19 SK19 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0
20 SK20 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
21 SK21 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0
22 SK22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
23 SK23 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1
24 SK24 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0
25 SK25 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0
26 SK26 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
27 SK27 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
28 SK28 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0
29 SK29 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
30 SK30 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0
31 SK31 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0
32 SK32 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0
33 SK33 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0
142
No. Nama
Butir Soal
1 4 5 14 17 2 9 8 10 15 21 6 7 11 16 18 19 3 12 13 20 23 22
D C C C B D E D B D C C D A D B C E B D B C D
34 SK34 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1
35 SK35 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0
36 SK36 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0
37 SK37 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1
38 SK38 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
39 SK39 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0
40 SK40 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0
Jumlah 35 34 32 24 23 33 24 17 18 24 16 20 20 18 24 15 14 19 21 26 16 20 6
Rata-Rata 0.8
8
0.8
5
0.
8
0.
6
0.5
8 0.83 0.6
0.4
3
0.4
5
0.
6
0.
4 0.5 0.5
0.4
5
0.
6
0.3
8
0.3
5
0.4
8
0.5
3
0.6
5
0.
4
0.
5 0.15
Jumlah 148 57 75 40 71 102 6
% Rata-rata
perindikato
r
74% 71% 47% 50% 44% 51% 15%
% Rata-rata
perjenjang 64% 46% 51%
Total 499
Total
Persentase 56%
143
D. Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Pretest
1. Kelas Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
a) H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
b) H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Taraf signifikan α = 5 %
3. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
di tunjukan oleh significant pada output yang dihasilkan setelah
pengelolaan data.
4. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak
b) Jika sig. ≤ 0,05 sig maka H0 ditolak H1 diterima.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas
Kontrol 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df ti Statistic df Sig.
Kelas
Kontrol ,118 40 ,169 ,967 40 ,280
a. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan:
Tingkat sig.0,280 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 ditolak H1
diterima sehingga Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
144
2. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Perumusuan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
a) H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
b) H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Taraf signifikan α = 5 %
3. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
di tunjukan oleh significant pada output yang dihasilkan setelah
pengelolaan data.
4. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak
b) Jika sig. ≤ 0,05 sig maka H0 ditolak H1 diterima.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas
Eksperimen 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%
Tests Of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Kelas
Eksperimen ,166 40 ,007 ,959 40 ,154
A. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan:
Tingkat sig.0,154 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 ditolak H1
diterima sehingga Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
145
E. Lampiran C.5 Uji Normalitas Hasil Posttest
1. Kelas Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Perumusuan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
a) H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
b) H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Taraf signifikan α = 5 %
3. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
di tunjukan oleh significant pada output yang dihasilkan setelah
pengelolaan data.
4. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak
b) Jika sig. ≤ 0,05 sig maka H0 ditolak H1 diterima.
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas
Kontrol 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%
Tests Of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Kelas
Kontrol ,139 40 ,050 ,956 40 ,123
A. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan:
Tingkat sig.0,123 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 (5%), maka H0 ditolak H1
diterima sehingga Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
146
2. Kelas Eksperimen
Langkah-langkah dalam melakukan uji normalitas:
1. Perumusuan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
a) H0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
b) H1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
2. Taraf signifikan α = 5 %
3. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
di tunjukan oleh significant pada output yang dihasilkan setelah
pengelolaan data.
4. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak
b) Jika sig. ≤ 0,05 sig maka H0 ditolak H1 diterima.
Case Processing Summary
Kelompok
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas
Eksperimen 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%
Tests Of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Kelas
Eksperimen ,163 40 ,009 ,918 40 ,006
A. Lilliefors Significance Correction
Kesimpulan:
Tingkat sig.0,006 yang menunjukkan bahwa sig ≤ 0,05 sig maka H0 ditolak H1
diterima sehingga Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
147
F. Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Pretest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas:
1. Perumusuan hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:
a) H0 = Varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok sama atau
homogen
b) H1 = Varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok berbeda atau
heterogen
2. Taraf signifikan α = 5 % = 0,05
3. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang di
tunjukan oleh nilai significant pada output yang dihasilkan setelah pengelolaan
data.
4. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Jika nilai sig. > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak.
b) Jika nilai sig. ≤ 0,05 sig maka H0 ditolak H1 diterima.
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Pretest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,900 1 78 ,093
Kesimpulan:
Tingkat sig. 0,093 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 maka H0 diterima H1
ditolak sehingga varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok sama atau
homogen
148
G. Lampiran C.7 Uji Homogenitas Hasil Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Langkah-langkah dalam melakukan uji homogenitas:
1. Perumusuan hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:
a) H = Varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok sama atau
homogen
b) H1 = Varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok berbeda atau
heterogen
2. Taraf signifikan α = 5 % = 0,05
3. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang di
tunjukan oleh nilai significant pada output yang dihasilkan setelah pengelolaan
data.
4. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Jika nilai sig. > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak.
b) Jika nilai sig. ≤ 0,05 sig maka H0 ditolak H1 diterima.
Test of Homogeneity of Variances
Nilai Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,007 1 78 ,934
Kesimpulan:
Tingkat sig. 0,934 yang menunjukkan bahwa sig. > 0,05 maerka H0 diterima H1
ditolak sehingga varian nilai kemampuan kognitif kedua kelompok sama atau
homogen
149
H. Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Pretest
Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis:
1. Data berdistribusi normal dan varian yang homogen, sehingga menggunakan
uji hipotesis parametrik
2. Perumusan hipotesis untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut:
a) H0 = Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kognitif siswa
pada kelompok eksperimen dan rata-rata kemampuan kognitifi siswa pada
kelompok kontrol.
b) H1 = Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada
kelompok eksperimen dan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada
kelompok kontrol.
3. Taraf signifikan α = 5 % = 0,05
4. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditunjukkan oleh nilai Sig. (2-tailed) pada output yang dihasilkan setelah
pengolahan data.
5. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Jika nilai Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima.
b) Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak
Group Statistics
Kelompok N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Nilai Kelas Eksperimen 40 6,50 1,695 ,268
Kelas Kontrol 40 7,33 2,246 ,355
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
F t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal variances
assumed 2,900 -1,854 78 ,067 -,825 ,445 -1,711 ,061
Equal variances
not assumed -1,854 72,533 ,068 -,825 ,445 -1,712 ,062
Kesimpulan:
Nilai Sig. (2-tailed) = 0,068 > 0,05, maka H0 diterima H1 ditolak. Sehingga Tidak
terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok
eksperimen dan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok kontrol.
150
I. Lampiran C.9 Uji Hipotesis Hasil Posttest
Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis:
1. Data berdistribusi tidak normal dan varian yang homogen, sehingga
menggunakan uji hipotesis non parametrik
2. Perumusan hipotesis untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut:
a) H0 = Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kognitif siswa
pada kelompok eksperimen dan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada
kelompok kontrol.
b) H1 = Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada
kelompok eksperimen dan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada
kelompok kontrol.
3. Taraf signifikan α = 5 % = 0,05
4. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditunjukkan oleh nilai Sig. (2-tailed) pada output yang dihasilkan setelah
pengolahan data.
5. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Jika nilai Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima.
b) Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0 diterima H1 ditolak
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum Of Ranks
Kelas Eksperimen 40 52,44 2097,50
Kelas Kontrol 40 28,56 1142,50
Total 80
Test Statisticsa
Nilai
Mann-Whitney U 322,500
Wilcoxon W 1142,500
Z -4,632
Asymp. Sig. (2-Tailed) ,000
A. Grouping Variable: Kelompok
Kesimpulan:
Nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05, H0 ditolak H1 diterima. Sehingga Terdapat
perbedaan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok eksperimen
dan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada kelompok kontrol.
151
J. Lampiran C.10 Uji N-Gain
Uji N-Gain Kelas Kontrol
No Nama
Siswa Pretest (X1)
Postest
(X2) d = X2-X1 N-Gain Kategori
1 SK1 12 17 5 0,45 Sedang
2 SK2 8 13 5 0,33 Sedang
3 SK3 8 12 4 0,27 Rendah
4 SK4 5 12 7 0,39 Sedang
5 SK5 5 11 6 0,33 Sedang
6 SK6 9 15 6 0,43 Sedang
7 SK7 8 12 4 0,27 Rendah
8 SK8 6 12 6 0,35 Sedang
9 SK9 8 13 5 0,33 Sedang
10 SK10 6 9 3 0,18 Rendah
11 SK11 6 10 4 0,24 Rendah
12 SK12 8 13 5 0,33 Sedang
13 SK13 5 9 4 0,22 Rendah
14 SK14 8 15 7 0,47 Sedang
15 SK15 5 9 4 0,22 Rendah
16 SK16 12 13 1 0,09 Rendah
17 SK17 7 12 5 0,31 Sedang
18 SK18 9 15 6 0,43 Sedang
19 SK19 8 14 6 0,40 Sedang
20 SK20 5 11 6 0,33 Sedang
21 SK21 8 12 4 0,27 Rendah
22 SK22 4 13 9 0,47 Sedang
23 SK23 8 12 4 0,27 Rendah
24 SK24 7 10 3 0,19 Rendah
25 SK25 7 15 8 0,50 Sedang
26 SK26 5 12 7 0,39 Sedang
27 SK27 6 10 4 0,24 Rendah
28 SK28 9 14 5 0,36 Sedang
29 SK29 7 17 10 0,63 Sedang
30 SK30 7 13 6 0,38 Sedang
31 SK31 4 9 5 0,26 Rendah
32 SK32 11 16 5 0,42 Sedang
33 SK33 6 12 6 0,35 Sedang
34 SK34 10 14 4 0,31 Sedang
35 SK35 4 11 7 0,37 Sedang
36 SK36 11 12 1 0,08 Rendah
37 SK37 3 10 7 0,35 Sedang
38 SK38 9 14 5 0,36 Sedang
39 SK39 10 14 4 0,31 Sedang
40 SK40 9 12 3 0,21 Rendah
Rata-rata 0,33 Sedang
152
Uji N-Gain Kelas Eksperimen
No Nama Siswa Pretest
(X1)
Postest
(X2) d = X2-X1 N-Gain Kategori
1 SE1 4 13 9 0,47 Sedang
2 SE2 6 15 9 0,53 Sedang
3 SE3 5 13 8 0,44 Sedang
4 SE4 7 17 10 0,63 Sedang
5 SE5 6 17 11 0,65 Sedang
6 SE6 6 15 9 0,53 Sedang
7 SE7 8 17 9 0,60 Sedang
8 SE8 5 16 11 0,61 Sedang
9 SE9 8 15 7 0,47 Sedang
10 SE10 9 17 8 0,57 Sedang
11 SE11 10 16 6 0,46 Sedang
12 SE12 5 13 8 0,44 Sedang
13 SE13 7 18 11 0,69 Sedang
14 SE14 3 8 5 0,25 Rendah
15 SE15 5 14 9 0,50 Sedang
16 SE16 8 17 9 0,60 Sedang
17 SE17 7 18 11 0,69 Sedang
18 SE18 7 15 8 0,50 Sedang
19 SE19 8 13 5 0,33 Sedang
20 SE20 9 16 7 0,50 Sedang
21 SE21 8 17 9 0,60 Sedang
22 SE22 8 18 10 0,67 Sedang
23 SE23 7 13 6 0,38 Sedang
24 SE24 5 15 10 0,56 Sedang
25 SE25 7 14 7 0,44 Sedang
26 SE26 6 15 9 0,53 Sedang
27 SE27 4 15 11 0,58 Sedang
28 SE28 5 13 8 0,44 Sedang
29 SE29 4 15 11 0,58 Sedang
30 SE30 9 17 8 0,57 Sedang
31 SE31 7 17 10 0,63 Sedang
32 SE32 7 12 5 0,31 Sedang
33 SE33 8 10 2 0,13 Rendah
34 SE34 3 14 11 0,55 Sedang
35 SE35 8 16 8 0,53 Sedang
36 SE36 6 15 9 0,53 Sedang
37 SE37 7 11 4 0,25 Rendah
38 SE38 6 16 10 0,59 Sedang
39 SE39 7 14 7 0,44 Sedang
40 SE40 5 17 12 0,67 Sedang
Rata-Rata 6,5 14,925 8,425 0,51 Sedang
153
K. Lampiran C.11 Uji Hipotesis N-Gain
Langkah-langkah dalam melakukan uji hipotesis:
1. Data berdistribusi tidak normal dan varian yang homogen, sehingga
menggunakan uji hipotesis non parametrik
2. Perumusan hipotesis untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut:
a) H0= Tidak terdapat perbedaan rata-rata N-gain kemampuan kognitif siswa
pada kelompok eksperimen dan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada
kelompok kontrol.
b) H1= Terdapat perbedaan rata-rata N-gain kemampuan kognitif siswa pada
kelompok eksperimen dan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada
kelompok kontrol.
3. Taraf signifikan α = 5 % = 0,05
4. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang
ditunjukkan oleh nilai Sig. (2-tailed) pada output yang dihasilkan setelah
pengolahan data.
5. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: Jika nilai Sig. (2-tailed)
≤ 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H0
diterima H1 ditolak
Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai Kelas Kontrol 40 55,20 2208,00
Kelas Eksperimen 40 25,80 1032,00
Total 80
Test Statisticsa
N-Gain
Mann-Whitney U 212,000
Wilcoxon W 1032,000
Z -5,661
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: Kelompok
Kesimpulan:
Nilai Sig. (2-tailed) = 0,000 < 0,05, H0 ditolak H1 diterima. Sehingga Terdapat
perbedaan rata-rata N-gain kemampuan berpikir kognitif siswa pada
kelompok eksperimen dan rata-rata kemampuan kognitif siswa pada
kelompok kontrol.
154
L. Lampiran C.12 Hasil Peningkatan Perjenjang Kognitif Bloom
Hasil Peningkatan Indikator Kemampuan Kognitif
Kelas Kontrol
No Nama
Siswa
Pretest
(X1)
Postest
(X2) d = X2-X1 N-Gain Kategori
1 SK1 8 10 2 0,67 Sedang
2 SK2 6 7 1 0,20 Rendah
3 SK3 6 9 3 0,60 Sedang
4 SK4 3 5 2 0,25 Rendah
5 SK5 4 8 4 0,57 Sedang
6 SK6 7 7 0 0,00 Rendah
7 SK7 7 8 1 0,25 Rendah
8 SK8 5 7 2 0,33 Sedang
9 SK9 6 8 2 0,40 Sedang
10 SK10 5 7 2 0,33 Sedang
11 SK11 4 4 0 0,00 Rendah
12 SK12 6 10 4 0,80 Tinggi
13 SK13 3 5 2 0,25 Rendah
14 SK14 4 8 4 0,57 Sedang
15 SK15 2 4 2 0,22 Rendah
16 SK16 8 8 0 0,00 Rendah
17 SK17 6 8 2 0,40 Sedang
18 SK18 6 8 2 0,40 Sedang
19 SK19 4 7 3 0,43 Sedang
20 SK20 3 5 2 0,25 Rendah
21 SK21 6 7 1 0,20 Rendah
22 SK22 3 9 6 0,75 Tinggi
23 SK23 6 6 0 0,00 Rendah
24 SK24 4 4 0 0,00 Rendah
25 SK25 4 8 4 0,57 Sedang
26 SK26 4 9 5 0,71 Tinggi
27 SK27 5 7 2 0,33 Sedang
28 SK28 6 7 1 0,20 Rendah
29 SK29 2 6 4 0,44 Sedang
30 SK30 6 9 3 0,60 Sedang
31 SK31 3 5 2 0,25 Rendah
32 SK32 7 9 2 0,50 Sedang
33 SK33 5 7 2 0,33 Sedang
34 SK34 5 8 3 0,50 Sedang
35 SK35 2 6 4 0,44 Sedang
36 SK36 5 5 0 0,00 Rendah
37 SK37 1 3 2 0,20 Rendah
38 SK38 6 6 0 0,00 Rendah
39 SK39 8 9 1 0,33 Sedang
40 SK40 6 7 1 0,20 Rendah
Rata-Rata 4,925 7 2,075 0,33754 Sedang
155
Hasil Peningkatan Indikator Kemampuan Kognitif
Kelas Eksperimen
No Nama
Siswa
Pretest
(X1)
Postest
(X2) d = X2-X1 N-Gain Kategori
1 SE1 2 5 3 0,33 Sedang
2 SE2 6 9 3 0,60 Sedang
3 SE3 3 6 3 0,38 Sedang
4 SE4 5 9 4 0,67 Sedang
5 SE5 5 9 4 0,67 Sedang
6 SE6 4 8 4 0,57 Sedang
7 SE7 6 9 3 0,60 Sedang
8 SE8 3 10 7 0,88 Tinggi
9 SE9 5 7 2 0,33 Sedang
10 SE10 5 9 4 0,67 Sedang
11 SE11 5 8 3 0,50 Sedang
12 SE12 4 8 4 0,57 Sedang
13 SE13 5 8 3 0,50 Sedang
14 SE14 2 6 4 0,44 Sedang
15 SE15 3 6 3 0,38 Sedang
16 SE16 5 8 3 0,50 Sedang
17 SE17 5 7 2 0,33 Sedang
18 SE18 5 8 3 0,50 Sedang
19 SE19 6 7 1 0,20 Rendah
20 SE20 6 8 2 0,40 Sedang
21 SE21 5 8 3 0,50 Sedang
22 SE22 3 9 6 0,75 Tinggi
23 SE23 5 6 1 0,17 Rendah
24 SE24 4 8 4 0,57 Sedang
25 SE25 5 8 3 0,50 Sedang
26 SE26 3 9 6 0,75 Tinggi
27 SE27 1 6 5 0,50 Sedang
28 SE28 5 7 2 0,33 Sedang
29 SE29 3 7 4 0,50 Sedang
30 SE30 5 8 3 0,50 Sedang
31 SE31 5 10 5 0,83 Tinggi
32 SE32 3 8 5 0,63 Sedang
33 SE33 3 5 2 0,25 Rendah
34 SE34 2 8 6 0,67 Sedang
35 SE35 7 7 0 0,00 Rendah
36 SE36 4 9 5 0,71 Tinggi
37 SE37 6 6 0 0,00 Rendah
38 SE38 4 9 5 0,71 Tinggi
39 SE39 5 8 3 0,50 Sedang
40 SE40 3 8 5 0,63 Sedang
Rata-Rata 4,275 7,725 3,45 0,50031 Sedang
156
LAMPIRAN D
SURAT KETERANGAN
1. Surat Keterangan Penelitian
2. Dokumentasi Penelitian
3. Uji Referensi
4. Daftar Riwayat Hidup Penulis
157
Lampiran D. 1 Surat Keterangan Penelitian
158
Lampiran D. 2 Dokumentasi Penelitian
159
Lampiran D. 3 Uji Refrensi
160
161
162
163
164
165
Lampiran D. 4 Daftar Riwayat Hidup Penulis
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi
Nama : Ahma Wirogo
Alamat : Jl. Bona Permai IV B4/4, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta
Selatan
Kode Pos : 12440
Nomor Telpon : 083894626935
Email : [email protected]
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Kelahiran : Jakarta, 26 Maret 1995
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
2001 SD Negeri 07 Lebak Bulus
Juni 2001 – Juni 2007
2007 SMP Negeri 226 Jakarta
Juni 2007 – Juni 2010
2010 SMKN 29 Jakarta
Juni 2010 – Juni 2013
2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tadris Fisika
September 2013 – Juli 2020