pengaruh parenting self-efficacy dan dukungan...

154
PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PARENTING STRESS PADA ORANGTUA DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Disusun Oleh : SITI FATIMAH 109070000174 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: hakhuong

Post on 30-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PARENTING STRESS PADA ORANGTUA DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN

KHUSUS

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Disusun Oleh :

SITI FATIMAH

109070000174

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina
Page 3: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina
Page 4: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina
Page 5: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

v

RASA SYUKUR

ALLAH S.W.T, The Lord Of The Word

MUHAMMAD S.A.W, Our Beloved Prophet

Karya ini ku persembahkan untuk:

(Alm) Abah & ibuku yang selalu bersabar dan

mendoakan anakmu ini

dan keluarga kecilku yang selalu mendukungku

Motto

Tiada kata lelah untuk Belajar

Belajar Bersyukur, Bersabar dan Introspeksi Diri

Page 6: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Juli 2015 (C) Siti Fatimah (D) Pengaruh Parenting Self-Efficacy dan Dukungan Sosial Terhadap Parenting

Stress Pada Orangtua dengan Anak Berkebutuhan Khusus (E) Xiii + 110 halaman + 23 lampiran (F) Penelitan ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

parenting stress pada orangtua dengan anak berkebutuhan khusus. Penulis berteori bahwa parenting self-efficacy (task-spesific & domain spesific dan domain general), dukungan sosial (attachment, social integration, reassurance of worth, reliable alliance, guidance dan opportunity for nurturance) dan jenis kelamin mempengaruhi parenting stress pada orangtua dengan anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Sampel berjumlah 150 orangtua dari siswa SLB Nur Abadi dan SLB A Pembina Lebak Bulus yang diambil dengan teknik nonprobability sampling. Dalam penelitian ini, penulis memodifikasi instrumen pengumpulan data yaitu: Parenting Stress Index Short-Form (PSI-SF), Parenting Sense of Competence (PSOC), Self-Efficacy Parenting Tasks Index (SEPTI) dan Sosial Provision Scale (SPS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa parenting self-efficacy, dukungan sosial dan jenis kelamin memberikan pengaruh signifikan terhadap parenting stress pada orangtua dengan anak berkebutuhan khusus sebesar 35,8%. Sedangkan dilihat dari tabel koefisien regresi terdapat tiga variabel yang menunjukkan pengaruh secara signifikan yaitu task spesific & domain spesific, attachment dan reassurance of worth. selanjutnya dari hasil analisi proporsi varians diketahui bahwa task-spesific & domain spesific, reassurance of worth, domain general dan reliable alliance memberikan sumbangan signifikan sebesar 20,4%, 7,3%, 6,1% dan 1,9%. Dengan hasil penelitian ini, diharapkan pada orangtua dengan anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mendapat dukungan sosial agar berkurangnya parenting stress.

(G) Daftar Bacaan: 58: buku: 11+ jurnal: 33 +disertasi: 5 + thesis: 3 + skripsi: 2 + artikel: 4

Page 7: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Parenting Self-

Efficacy dan Dukungan sosial Terhadap Parenting Stress pada Orangtua

dengan Anak Berkebutuhan Khusus.” Shalawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada suri tauladan kita, yaitu nabi besar Muhammad SAW beserta

keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Dengan berbagai proses yang dilewati dan dukungan yang diterima oleh

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, maka penulis ingin mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

Jakarta beserta guru dan juga seluruh orangtua siswa. Terima kasih

banyak untuk kalian yang telah memberikan kemudahan dan waktu

dalam pengambilan data.

3. Ibu Dra. Zahrotun Nihayah, M.Si, dan Ibu Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi,

Dosen pembimbing skripsi penulis. Terima kasih atas kesabaran,

bimbingan, nasehat, waktu serta ilmu pengetahuan yang telah diberikan

Page 8: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

selama penyelesaian skripsi ini. Terima kasih ibu yang telah

mengenalkan lebih dekat akan kehidupan parenting dan keluarga.

4. Ibu Solicha, M.Si, Dosen Pembimbing Akademik kelas D 2009, terima

kasih atas bimbingan dan dukungan yang telah diberikan selama

menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

5. Seluruh dosen fakultas psikologi, staf dekanat, akademik, perpustakaan

maupun keuangan yang telah membantu penulis selama menjadi

mahasiswi.

6. Orangtua dan keluarga kecil penulis. (Alm) Abahku H.Mansyur dan

ibuku Hj. Nurhayati terima kasih atas segala doa yang tak pernah henti

dan segala pengorbanan yang abah dan ibu berikan pada anakmu ini.

Terima kasih juga pada kang Qomarudin, S.Hum yang selalu sabar dan

memberikan support kepada penulis. I Love You All…

7. Teman-teman kelas angkatan 2009 fakultas Psikologi wa bil khusus D-

One Heart atas pertemuan dan masa-masa indah dalam kuliah: Irlen,

Isni, Ziya, Santi, Wisti, Nia RJ, Hanifah, Naili, Dini, Ayu, Riska, Titi,

Indah, Ori, Zizi, Indah, Hanim, Dila, Emi, Emir, Syifa, Rani, Ais, Hani,

Adis, Uus, Tia, Lina, Bonie, KM Sukma, Adi, Rida Dayat, Khoir, Rizki,

Jazran, Mukhtar, Deden, Aziz, Tiar, Fajar, Arif, Nafisa dan Findo.

8. Untuk sahabat-sahabat penulis: Hana, Kiyah, Twins, Mba Faiq, Nuris,

Bebeb Fitri, De Fika, Cengceremen group dan Antabena yang telah

menemani hari-hari penulis dengan kebersamaan.

Page 9: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

atas dukungan dan bantuan yang diberikan.

Penulis sangat berterima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah memberikan balasan yang berlipat

ganda, Amin.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa yang membacanya.

Jakarta, 4 Agustus 2015

Siti Fatimah

Page 10: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ ii LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v ABSTRAK ...................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Pembatasan dan Perumusan masalah .......................................... 8 1.2.1 Pembatasan masalah.......................................................... 8 1.2.2 Perumusan masalah ........................................................... 9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 10 1.3.1 Tujuan penelitian ............................................................. 10 1.3.2 Manfaat penelitian ........................................................... 10 1.4 Sistematika Penulisan ............................................................... 11

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Parenting Stress ........................................................................ 13 2.1.1 Definisi parenting stress ................................................. 13

2.1.2 Aspek-aspek parenting stress ......................................... 15 2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi parenting stress.......18 2.1.4 Pengukuran parenting stress...........................................21

2.2 Parenting Self-Efficacy..............................................................24 2.2.1 Definisi parenting self-efficacy........................................ 24 2.2.2 Aspek- aspek parenting self-efficacy............................... 25 2.2.3 Pengukuran parenting self-efficacy ................................. 26

2.3 Dukungan Sosial ....................................................................... 27 2.3.1 Definisi dukungan sosial ................................................. 27 2.3.2 Aspek- aspek dukungan sosial ........................................ 28 2.3.3 Pengukuran dukungan sosial ........................................... 29

2.4 Anak Berkebutuhan Khusus ...................................................... 30 2.4.1 Definisi anak berkebutuhan khusus ................................. 30 2.4.2 Klasifikasi anak berkebutuhan khusus ............................. 31 2.4.2.1 Tunanetra............................................................. 31 2.4.2.2 Tunarungu ........................................................... 37 2.4.2.3 Tunagrahita ......................................................... 41

Page 11: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

xi

2.5 Kehidupan Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus ................... 46 2.6 Kerangka berpikir...................................................................... 47 2.7 Hipotesis penelitian....................................................................52

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 54 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............ 55

3.2.1 Varibel penelitian ........................................................... 55 3.2.1 Definisi operasional variabel .......................................... 55

3.3 Instrumen Pengumpulan Data .................................................. .57 3.3.1 Alat ukur parenting stress .............................................. 58 3.3.2 Alat ukur parenting self-efficacy .................................... 60 3.3.3 Alat ukur dukungan sosial...............................................62

3.4 Uji Validitas Konstruk .............................................................. 63 3.4.1 Uji validitas alat ukur parenting stress ........................... 65 3.4.2 Uji validitas alat ukur parenting self-efficacy ................. 69 3.4.3 Uji validitas alat ukur dukungan sosial........................... 72

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................. 78 3.6 Prosedur Penelitian ...................................................................81

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ......................................... 83 4.1.1 Deskripsi data subjek penelitian...................................... 84 4.1.2 Deskripsi hasil penelitian ................................................ 86

4.2 Kategorisasi Variabel penelitian ............................................... 88 4.3 Uji Hipotesis Penelitian............................................................. 90

4.3.1 Uji regresi berganda ........................................................ 90 4.3.2 Pengujian proporsi varian ............................................... 97 BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 101 5.2 Diskusi .................................................................................... 102 5.3 Saran ........................................................................................ 107

5.3.1 Saran metodologis ......................................................... 108 5.3.2 Saran praktis .................................................................. 108

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skoring item favorable dan unfavorable .......................................... 58 Tabel 3.2 Blue Print Parenting Stress Index – Short Form (PSI-SF) ................ 59 Tabel 3.3 Blue Print alat ukur Parenting Self-Efficacy ..................................... 62 Tabel 3.4 Blue Print Social Provision Scale (SPS) ............................................ 63 Tabel 3.5 Muatan Faktor Item parent distress ................................................... 66 Tabel 3.6 Muatan Faktor Item parent-child dysfunctional interaction .............. 67 Tabel 3.7 Muatan Faktor Item child difficult ..................................................... 69 Tabel 3.8 Muatan Faktor Item domain general .................................................. 70 Tabel 3.9 Muatan Faktor Item task spesific & domain spesific .........................71 Tabel 3.10 Muatan Faktor Item attachment ......................................................... 73 Tabel 3.11 Muatan Faktor Item social integration............................................... 74 Tabel 3.12 Muatan Faktor Item reassurance of worth. ........................................ 75 Tabel 3.13 Muatan Faktor Item reliable alliance................................................. 76 Tabel 3.14 Muatan Faktor Item guidance. ........................................................... 77 Tabel 3.15 Muatan Faktor Item opportunity for nurturance................................ 78 Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan kategori disabilitas anak ...... 83 Tabel 4.2 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin. ..................... 84 Tabel 4.3 Deskripsi data berdasarkan kategori disabilitas ................................. 84 Tabel 4.4 Deskripsi data berdasarkan jenis kelamin .......................................... 85 Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian .............................................. 87 Tabel 4.6 Norma skor variabel .......................................................................... 88 Tabel 4.7 Kategorisasi skor parenting stress, parenting self-efficacy dan dukungan

sosial....................................................................................................89 Tabel 4.8 Model Summary Analisis Regresi. ................................................... 91 Tabel 4.9 Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ................................ 92 Tabel 4.10 Koefisien Regresi .............................................................................. 93 Tabel 4.11 Proporsi Varians Independent Variable (IV).....................................98

Page 13: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Parenting Stress Abidin ………………………………..........17

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian ………………………………............51

Page 14: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Surat Izin Penelitian Lampuran B Kuesioner Lampiran C Path Diagram Lampiran D Syntax

Page 15: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal. Di antaranya: fenomena

parenting stress yang terjadi pada orangtua dengan anak berkebutuhan khusus dan

latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penelitian.

1.1 Latar Belakang Masalah

Menjadi orangtua adalah potensi besar di dalam perkembangan pribadi

individu, pengalihan tanggungjawab ke yang lebih besar dan tahapan untuk

menghadapi berbagai tantangan. Bagi sebagian orang, menjadi orangtua

merupakan perjalanan yang sulit yang melibatkan kekhawatiran terhadap anak

mereka, perubahan ikatan dengan pasangan dan penurunan serta peningkatan

kesehatan secara fisik dan mental (Deater & Deckard, 2004). Oleh karena itu,

orangtua akan mengalami stres dalam parenting berbentuk ketegangan fisik dan

emosional yang disebut parenting stress (Lauer & Lauer, 2007).

Menurut Abidin (dalam Ahern, 2004) parenting stress adalah kecemasan atau

ketegangan berlebihan yang dialami orangtua terhadap peran mereka sebagai

orangtua dan interaksi dengan anak mereka. Dalam penelitiannya, Abidin

menemukan bahwa tingkat parenting stress yang tinggi akan menyebabkan

peningkatan disfungsi pengasuhan. Akan tetapi, parenting stress dapat dijadikan

sebagai variabel motivasi yang mendorong orangtua untuk menggunakan sumber

daya yang ada dalam proses parenting (Abidin, 1992).

Page 16: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

2

Walker (2000) mengungkapkan bahwa parenting stress secara negatif

memiliki hubungan yang signifikan terhadap peranan orangtua dan fungsi

keluarga bagi orangtua yang memiliki anak normal dan berkebutuhan khusus.

Meskipun demikian, sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat

parenting stress pada orangtua dengan anak berkebutuhan khusus lebih tinggi

daripada tingkat parenting stress pada orangtua yang memiliki anak normal.

Hal ini sesuai dengan penelitian Shyam dan Kavita (2014) yang berjudul

“Stress and Family Burden in Mother of Children with Disabilities” menyatakan

bahwa orangtua anak berkebutuhan khusus mengalami tingkat stres dan memiliki

beban yang lebih tinggi dibandingkan dengan orangtua yang memiliki anak

normal. Begitu pula, Jenaabadi (2013) yang meneliti parenting stress orangtua

anak normal dan orangtua anak berkebutuhan khusus dengan tiga jenis disabilitas

yaitu tunanetra, tunarungu dan tunagrahita di Zahedan. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat parenting stress orangtua anak berkebutuhan khusus

signifikan lebih tinggi daripada tingkat parenting stress orangtua anak normal.

Fenomena parenting stress yang terjadi pada orangtua dengan anak

berkebutuhan khusus disebabkan oleh keadaan kronis atas kecacatan pada anak

baik secara klinis dan emosi. Hal ini membuat orangtua tertuntut dan merasa

tanggung jawab parenting dirasakan melebihi kemampuan yang dimiliki,

sehingga membuat orangtua kesulitan untuk berperan sebagai orangtua (Cherly,

2012). Selain itu, orangtua akan mengalami parenting stress yang disertai

ketidakseimbangan dalam sistem keluarga, ketika mengasuh anak yang memiliki

kekurangan. Karena harapan orangtua akan menjadi kekecewaan ketika anak yang

Page 17: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

3

dinantikan memiliki perbedaan dan keterbatasan serta ketidaksempurnaan

sebagaimana anak-anak normal lainnya yang disebut anak berkebutuhan khusus

(Burrell dalam Boyd, 2002).

Definisi anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami

keterbatasan/keluarbiasaan baik fisik, mental-intelektual, sosial maupun

emosional yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan dan

perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (Peraturan

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik

Indonesia, 2011).

Orangtua anak berkebutuhan khusus akan mengalami parenting stress yang

tinggi yang disebabkan oleh karakteristik anak yang tidak memiliki kemampuan

komunikasi yang baik dan tingkah laku yang sulit diatur (Frey dalam Erjuna,

2013). Siegel, Sedey dan Itano (2002) mengungkapkan bahwa ketidakmampuan

orangtua anak tunarungu untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak

secara maksimal akan meningkatkan parenting stress dan menyebabkan disfungsi

interaksi orangtua dengan anak mereka. Hal ini dikuatkan dengan hasil penelitian

Quitnerr (dalam Ledberg & Golbach, 2002) yang menunjukkan bahwa orangtua

anak berkebutuhan khusus dengan jenis disabilitas tunarungu akan mengalami

tingkat parenting stress yang lebih tinggi daripada orangtua yang memiliki anak

yang normal pendengarannya.

Penelitian Peer dan Hilman (2012) mengungkapkan bahwa anak berkebutuhan

khusus jenis disabilitas tunagrahita mengalami parenting stress yang lebih tinggi

daripada orangtua anak normal. Orangtua yang memiliki anak normal dapat

Page 18: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

4

mengharapkan anaknya mandiri dengan bertambahnya usia sehingga beban dan

tanggung jawabnya akan berkurang. Sebaliknya orangtua yang memiliki anak

tunagrahita tidak dapat memprediksi tanggung jawab mereka dalam parenting.

Oleh karena itu, tuntutan pelayanan dan pengawasan khusus yang harus

diberikan kepada anak berkebutuhan khusus akan mengganggu kegiatan orangtua

setiap harinya. Di antaranya: keterbatasan waktu yang dimiliki orangtua untuk

beristirahat, untuk menyenangkan dirinya sendiri yang menyebabkan kelelahan,

kejenuhan dan tekanan pada orangtua (Martin & Colbert dalam Erjuna, 2013).

Selain itu, tingkat pendapatan orangtua memiliki pengaruh terhadap tingkat

parenting stress yang dimiliki orangtua (Sameroff dalam Gupta, 2012). Karena

sesungguhnya dalam kondisi kemiskinan, anak disabilitas dianggap sebagai suatu

beban dan kesialan bagi orangtua sehingga keluarga memperlakukan dengan

buruk (Pal dalam Gupta, 2012).

Untuk mengurangi kecemasan dan tekanan yang dirasakan orangtua dalam

parenting, maka orangtua harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

parenting stress. Abidin (1992) mengungkapkan bahwa ada tiga faktor utama

yang mempengaruhi parenting stress, yaitu: karakteristik anak, karakteristik

orangtua dan karakteristik lingkungan. Karakteristik anak terdiri dari; kurangnya

adaptasi anak, tuntutan anak terhadap orangtua, mood dan tingkah laku anak yang

hiperkatif. Karakteristik orangtua terdiri dari tingkat depresi, peran orangtua,

kesehatan yang dimiliki orangtua, hubungan dengan pasangan, kepercayaan diri

yang dimiliki orangtua dan dukungan sosial. Sedangkan karakteristik lingkungan

Page 19: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

5

terdiri dari; attachment orangtua dan anak, kesesuaian harapan orangtua terhadap

anak.

Raikes dan Thompson (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Self-Efficacy

and Social Support as Predictors of Parenting Stress Among Families In Poverty

menunjukkan bahwa self-efficacy secara negatif memiliki hubungan yang

signifikan dengan parenting stress. Penelitian ini dikuatkan oleh penelitian

Bloomfield dan Kendal (2012) yang menunjukkan bahwa orangtua yang memiliki

self-efficacy yang rendah akan merasakan tekanan stres yang lebih tinggi

sedangkan orang tua yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan merasakan

tekanan stres yang rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa salah satu sumber daya yang harus dimiliki

orangtua untuk mengurangi tingkat parenting stress tersebut adalah tingginya self-

efficacy yang dimiliki orangtua dan self-efficacy dalam domain parenting disebut

parenting self-efficacy. Pada penelitian ini, peneliti menjadikan parenting self-

efficacy sebagai independent variable pertama yang akan diteliti dalam penelitian

ini.

Parenting self-efficacy merupakan unsur kognitif yang penting dalam

parenting, yang memiliki definisi sebagai persepsi orangtua terhadap

kemampuannya untuk menjalankan perannya sebagai orangtua yang dapat

membantu perkembangan anak secara positif (Coleman & Karraker, 2000).

Tingkat parenting self-efficacy yang dimiliki orangtua berhubungan dengan usaha

orangtua untuk mempelajari parenting. Oleh karena itu, orangtua yang memiliki

parenting self-efficacy yang tinggi secara kognitif dan emosional akan lebih

Page 20: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

6

memperhatikan pertumbuhan, perkembangan dan kepribadian anak secara

maksimal (Ryff dalam Maclnnes, 2006).

Sebaliknya orangtua yang tidak memiliki self-efficacy maka dalam

kemampuannya sebagai orangtua tidak menempatkan pengetahuan dalam

tindakannya sebagai orangtua, disibukkan dengan dirinya sendiri, sering

mengalami tekanan emosional yang tinggi dan tidak menujukkan ketekunan

dalam mengasuh anak (Grusec dalam Coleman, 1998). Selain itu, orangtua akan

mengalami stres, depresi, perasaan negatif dan kemungkinan untuk menarik diri

dari situasi yang melelahkan dan kepekaan terhadap perilaku anak yang sulit jika

parenting self-efficacy yang dimiliki orangtua sangat rendah (Maclnnes, 2006)

Selain parenting self-efficacy, faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat

parenting stress dalam penelitian ini adalah dukungan sosial. Sipal dan Sayin

(2013) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa dukungan sosial yang

diperoleh dari keluarga dapat dijadikan sebagai sumber daya bagi orangtua untuk

mengurangi tingkat kecemasan dan depresi serta secara tidak langsung

memudahkan orangtua untuk menghasilkan parenting yang positif.

Penelitian lainnya yang meneliti pengaruh dukungan sosial terhadap parenting

stress adalah penelitian Boyd (2002) yang mengungkapkan bahwa orangtua yang

mendapat dukungan sosial akan mengalami parenting stress yang rendah dan

memiliki hubungan yang lebih positif dengan anak mereka. Sebaliknya, jika

orangtua tidak mendapatkan dukungan sosial, maka orangtua akan kesulitan

menghadapi anak.

Page 21: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

7

Alasan peneliti memilih dukungan sosial sebagai sebagai variabel yang diteliti

karena dukungan sosial dipercaya dapat membantu orangtua untuk mengatasi

kesulitan yang mereka alami saat membesarkan anak-anak disabilitas (Kraus

dalam Walker, 2000). Dengan adanya dukungan sosial yang diperoleh orangtua,

maka orangtua termotivasi untuk parenting yang lebih baik meskipun orangtua

mengalami stres (Thompson dalam Raikes, 2005).

Sarafino (2002) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan,

perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain.

Dukungan sosial adalah bantuan untuk mendukung orang lain, yang diketahui

berdasarkan enam aspek. Di antaranya: attachment (ikatan emosional), social

integration (integrasi sosial), reassurance of worth (pengakuan kemampuan oleh

orang lain), reliable alliance (bantuan nyata), guidance (bimbingan) dan

opportunity for nurturance (perasaan dibutuhkan oleh orang lain) (Weis dalam

Cutrona, 1994).

Selanjutnya, peneliti akan meneliti perbedaan tingkat parenting stress

berdasarkan jenis kelamin orangtua. Meskipun secara historis ibu menjadi

informan utama dalam studi tentang perkembangan anak-anak dan kehidupan

keluarga. Akan tetapi, saat ini ayah telah banyak diteliti karena telah disadari

betapa pentingnya keterlibatan ayah dalam keluarga (Davis & Carter, 2008).

Penelitian yang meneliti perbedaan parenting stress yang dialami ayah dan

ibu adalah penelitian Sharpley (1997) yang menunjukkan bahwa ibu mengalami

parenting stress yang lebih tinggi daripada ayah. Hal ini dikuatkan oleh Maclnnes

(2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ibu lebih merasakan kelelahan,

Page 22: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

8

pikiran lebih terganggu dan mengalami depresi yang lebih tinggi daripada ayah.

Sebaliknya, hasil penelitian Walker (2000) yang menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap parenting stress.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan dalam parenting anak

berkebutuhan khusus, orangtua akan mengalami parenting stress lebih tinggi

daripada parenting anak normal. Parenting stress pada orangtua anak

berkebutuhan khusus dapat dipengaruhi oleh parenting self-efficacy, dukungan

sosial dan jenis kelamin orangtua. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui

perbedaan parenting stress yang dialami orangtua anak berkebutuhan khusus.

Oleh karena itu, peneliti tertarik utuk mengangkat fenomena tersebut menjadi

sebuah permasalahan pada penelitian. Peneliti ingin mengetahui “Pengaruh

Parenting Self-Efficacy dan Dukungan Sosial terhadap Parenting Stress pada

Orangtua dengan Anak Berkebutuhan Khusus”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Dalam karya ilmiah sangat diperlukan adanya pembatasan dan perumusan

masalah. Tujuannya adalah agar dalam penulisan tidak menyimpang dari sasaran

yang dikehendaki, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu:

a. Parenting Stress yang dimaksud adalah kecemasan atau ketegangan

berlebihan yang secara khusus terkait dengan peran orangtua dan interaksi

antara orangtua dan anak (Abidin dalam Ahern, 2004).

Page 23: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

9

b. Parenting Self-Efficacy yang dimaksud adalah persepsi orangtua terhadap

kemampuannya untuk menjalankan perannya sebagai orangtua yang dapat

membantu perkembangan anak secara positif (Coleman, 2000)

c. Dukungan sosial pada penelitian ini mengacu pada pengertian Weis (dalam

Cutrona, 1994). Dukungan sosial merupakan adanya bantuan untuk

mendukung orang lain. Hal ini dapat diketahui berdasarkan enam aspek,

yaitu: kedekatan emosional (attachment), integrasi sosial (social integration),

pengakuan orang lain (reassurance of worth), hubungan yang dapat

diandalkan (relliable alliance), bimbingan/informasi (guidance), perasaan

dibutuhkan (opportunity for nurturance)

d. Sampel dalam penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak

berkebutuhan khusus dengan tiga jenis disabilitas anak, yaitu: tunanetra,

tunarungu dan tunagrahita.

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan maka perumusan masalah

dari penelitian ini adalah :

a. Apakah parenting self-efficacy, dukungan sosial dan jenis kelamin

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parenting stress pada

orangtua dengan anak berkebutuhan khusus?

b. Apakah dimensi-dimensi dari parenting self-efficacy dan dukungan sosial

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap parenting stress pada

orangtua dengan anak berkebutuhan khusus?

c. Berapa proporsi varian dari masing-masing variabel?

Page 24: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

10

d. Apakah ada perbedaan tingkat parenting stress pada tiga jenis disabilitas

dalam penelitian ini?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan parenting self-efficacy,

dukungan sosial dan jenis kelamin terhadap parenting stress pada orangtua

dengan anak berkebutuhan khusus.

b. Untuk mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap

parenting stress pada orangtua dengan anak berkebutuhan khusus.

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

praktis, yaitu:

1.3.2.1 Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam

pengembangan bidang keilmuan psikologi dan memperkaya literatur penelitian

mengenai parenting self-efficacy dan dukungan sosial serta jenis kelamin terhadap

parenting stress pada orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

1.3.2.2 Manfaat praktis

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan

informasi serta wawasan kepada orangtua mengenai faktor-faktor parenting

stress dalam mengasuh anak berkebutuhan khusus.

Page 25: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

11

b. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pada orangtua yang memiliki anak

berkebutuhan khusus untuk meningkatkan parenting self-efficacy dan untuk

lingkungan sekitarnya agar memberikan dukungan sosial pada orangtua yang

memiliki anak berkebutuhan khusus.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini berpedoman pada penulisan skripsi

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

mengacu pada American Psychological Association (APA) style dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, peneliti mengemukakan latar belakang adanya penelitian

parenting stress pada orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta

sistematika penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, peneliti menuliskan teori-teori yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian di antaranya parenting stress, parenting self-

efficacy, dukungan sosial dan klasifikasi anak berkebutuhan khusus.

Uraian ini meliputi definisi-definisi, aspek-aspek, faktor-faktor yang

mempengaruhi, instrumen alat ukur variabel dan disertai kerangka

berfikir, diagram penelitiannya dan hipotesis penelitian.

Page 26: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

12

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti memaparkan prosedur yang digunakan saat

dilakukannya penelitian. Di dalamnya mencakup populasi, sampel dan

teknik penelitian. Selanjutnya membahas variabel penelitian, definisi

operasional variabel, instrumen pengumpulan data, uji validitas

instrumen pengumpulan data prosedur penelitian dan analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti memberikan gambaran tentang hasil dari

analisis yang telah dilakukan. Hasil yang akan dibahas di antaranya:

deskripsi data, analisis data dan pengujian hipotesis.

BAB V : KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Di akhir bab peneliti menyajikan kesimpulan hasil penelitian, diskusi

dan saran-saran yang terkait penelitian ini hingga diharapkan dapat

bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

Page 27: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

13

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab kedua ini dipaparkan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan

penelitian. Pembahasan pertama membahas mengenai parenting stress yang

meliputi definisi, aspek-aspek, faktor yang mempengaruhi dan pengukurannya.

Kedua, pembahasan mengenai parenting self-efficacy meliputi definisi, aspek-

aspek dan pengukurannya. Ketiga, pembahasan mengenai dukungan sosial

meliputi definisi, aspek-aspek dan pengukurannya. Keempat, pembahasan

mengenai anak berkebutuhan khusus meliputi definisi dan klasifikasi anak

berkebutuhan khusus. Pembahasan ini disertai kerangka berfikir, diagram

penelitiannya dan hipotesis penelitian.

2.1 Parenting Stress

2.1.1 Definisi parenting stress

Parenting adalah proses yang mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan

serta kemampuan yang sesuai untuk merencanakan masa depan, melahirkan,

membesarkan dan merawat keturunan (Morison dalam Hammer & Turner, 1932).

Sedangkan Brooks (2003) mendefinisikan parenting sebagai proses dari

serangkaian tindakan dan interaksi orangtua untuk meningkatkan perkembangan

yang dipengaruhi oleh budaya dan sosial.

Sebagian besar orangtua merasakan parenting sebagai pengalaman yang

menyenangkan dan membahagiakan. Menjadi orangtua membutuhkan komitmen

untuk melindungi, mengasuh dan merawat anak-anak mereka selama bertahun-

Page 28: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

14

tahun. Selain itu, menjadi orangtua harus memiliki jiwa pantang menyerah dan

tahan banting dalam setiap cobaan. Akan tetapi, sebaliknya ada sebagian kecil

orangtua yang tidak memiliki ketekunan dan kurangnya keterampilan yang

memadai dalam parenting sehingga orangtua merasakan parenting sebagai hal

yang tidak menyenangkan (Coleman & Karraker, 1997). Oleh karena itu,

tanggung jawab mengasuh anak tersebut terkadang membuat stres pada orangtua

atau parenting stress (Brooks, 2003).

Parenting stress memiliki makna berbeda dari life stress. Life stress bisa di

definisikan sebagai faktor lingkungan dalam kehidupan yang bisa menyebabkan

stres seperti: pekerjaan, menjadi pengangguran, hubungan dengan teman, orang

tua, saudara kandung, pasangan dan masalah keuangan. Sedangkan parenting

stress secara spesifik adalah faktor peran orang tua, seperti: persepsi orang tua

akan hubungannya dengan anak, persepsi orang tua akan kekurangan kehidupan

sosial dan pernikahan (Levendosky & Berman, 1998).

Abidin (dalam Ahern, 2004) mendefinisikan stres pada orangtua atau

parenting stress sebagai kecemasan dan ketegangan yang berlebihan dan secara

khusus berhubungan dengan peran orangtua dan interaksi antara orangtua dan

anak. Parenting stress ini akan mendorong orangtua ke arah tidak berfungsinya

dalam pengasuhan sehingga menimbulkan ketidaksesuaian respon orangtua dalam

menanggapi konflik yang berasal dari anak maupun dari diri orangtua tersebut.

Deater dan Deckard (2004) mendefinisikan parenting stress sebagai bentuk

proses reaksi psikologis dan fisiologis terhadap tuntutan menjadi orangtua, hal ini

diidentifikasi sebagai hal yang paling sering dihadapi orangtua. Munculnya

Page 29: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

15

parenting stress ini ketika harapan orangtua akan sumber daya yang dibutuhkan

tidak sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Sementara itu, Cheryl (2012)

mendefinisikan parenting stress sebagai fenomena psikologis terhadap keadaan

kronis atas kecacatan baik secara klinis dan emosi yang membuat orangtua

tertuntut dan merasa tanggung jawab mengasuh dirasakan melebihi sumber daya

yang ada, sehingga membuat orangtua kesulitan untuk berperan sebagai orangtua.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka peneliti memilih teori Abidin

(dalam Ahern 2004) sebagai dasar teori dalam penelitian ini yang yang

mendefinisikan parenting stress sebagai kecemasan dan ketegangan yang

berlebihan dan secara khusus berhubungan dengan peran orangtua dan interaksi

antara orangtua dan anak.

2.1.2 Aspek - aspek parenting stress

Dalam penelitian ini, aspek-aspek yang digunakan berdasarkan teori parenting

stress milik Abidin. Teori ini menggunakan stres sebagai konstruk utama yang

mengarah kepada disfungsi parenting sehingga menimbulkan ketidaksesuaian

respon orangtua dalam menanggapi konflik dengan anak mereka (Abidin, 1992).

Komponen model tersebut adalah:

1. The parent distress

Aspek yang menunjukkan pengalaman stres yang dialami orangtua dalam

kehidupannya dan dalam pengasuhan anaknya. Di antaranya:

a. Depression; gejala depresi yang dialami orangtua yang dapat

menyebabkan tidak semangatnya dalam parenting. Misalnya: rasa

bersalah.

Page 30: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

16

b. Sense of competence; kurangnya kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki orangtua dalam parenting.

c. Restriction of role; pembatasan pada kebebasan pribadi yang disebabkan

perannya sebagai orangtua.

d. Relation spouse; tidak adanya dukungan secara emosional dan material

dari pasangan untuk memenuhi peran sebagai orangtua dan untuk

menghadapi konflik yang terjadi dalam parenting.

e. Parental health; tingkat kesehatan orangtua yang dapat mempengaruhi

peran sebagai orangtua.

f. Social support; dukungan sosial yang diperoleh orangtua dari keluarga dan

teman.

2. The difficult child

Aspek yang berasal dari karakteristik anak yang dapat meningkatkan parenting

stress. Di antaranya:

a. Adaptability; kurangnya kemampuan anak dalam beradaptasi dengan

perubahan fisik dan lingkungan.

b. Demandingness; tuntutan anak terhadap orangtua berupa perhatian dan

bantuan.

c. Mood; sikap menarik diri dan menangis berlebihan pada anak sehingga

membuat orangtua marah.

d. Hyper/Distract; perilaku anak yang terlalu aktif dan sulit mengikuti

perintah orangtua.

Page 31: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

17

3. The parent-child dysfunctional interaction

Aspek yang menujukkan interaksi orangtua dan anak yang tidak baik serta tingkat

harapan orangtua terhadap anak. Di antaranya:

a. Child reinforces parent; orangtua tidak menganggap anak sebagai penguat

positif.

b. Acceptability; kesesuaian karakteristik anak dengan harapan orangtua.

c. Attachment; kedekatan emosional orangtua dengan anak

Gambar 2.1 Teori parenting stress Abidin (1992)

Webster dan Stratton (dalam Theulu, 2010) mengungkapkan bahwa parenting

stress memiliki tiga aspek, yaitu:

1. Extrafamilial Stressor (stressor yang berasal dari keluarga). Antara lain:

pengangguran dan status ekonomi yang rendah.

Page 32: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

18

2. Interpersonal Stressors (stressor yang berasal dari pribadi). Antara lain:

tekanan dalam pernikahan dan perceraian.

3. Child Stressor (stressor yang berasal dari anak) yang paling berpengaruh

adalah gangguan perilaku.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi parenting stress

Kraus (1993) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor yang

dapat mempengaruhi parenting stress orangtua yang memiliki anak berkebutuhan

khusus, yaitu:

1. Family functioning

Faktor yang berasal dari keadaan keluarga yang berupa kohesi dan

adaptasi dari keadaan keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

Krauss (1993) menyebutkan bahwa rendahnya fungsi keluarga secara

signifikan meningkatkan parenting stress.

2. Dukungan sosial

Dukungan secara emosional dan materi yang didapat oleh orangtua dapat

mengurangi parenting stress (Krauss, 1993). Selain itu, dukungan sosial

dipercaya dapat membantu orangtua untuk mengatasi kesulitan saat

membesarkan anak berkebutuhan khusus. Dukungan sosial ini dapat

diperoleh dari pasangan, keluarga, kerabat dan profesional.

3. Locus of control

Folkman (dalam Krauss, 1993) meneliti bahwa locus of control dan

problem solving skills adalah strategi koping yang sangat penting untuk

mengurangi stres.

Page 33: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

19

Selanjutnya, Mash dan Johnson (dalam Theule, 2010) menyebutkan bahwa

karakteristik anak dan faktor lingkungan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

parenting stress. Dimana pengaruh anak dan lingkungan dimediasi oleh

karakteristik orangtua, di antaranya:

1. Kepribadian

Beberapa aspek temperamen dan kepribadian dapat mempengaruhi

parenting stress dan meningkatkan kerentanan orangtua terhadap tuntutan

peran sebagai orangtua yang berdampak pada koping dan kesehatan

mental orangtua. Meskipun adanya keraguan terhadap keterlibatan

temperamen dan kepribadian dalam parenting stress. Namun perbedaan

individu dalam keyakinan orangtua sangatlah penting (Deater & Deckard,

2004).

2. Kesehatan

Orangtua yang menderita penyakit dan memiliki disabilitas mengalami

tingkat kecemasan, depresi dan stres yang lebih tinggi daripada orangtua

yang sehat. Hal ini membuat tugas parenting menjadi lebih sulit yang

disebabkan bahwa orangtua dalam keadaan tidak sehat (Sharpley, Bitsika

& Eferemedis, 1997).

3. Self-efficacy

Orangtua yang memiliki self-efficacy yang rendah akan merasakan tekanan

stres yang lebih tinggi sedangkan orang tua yang memiliki self-efficacy

yang tinggi akan merasakan tekanan stres yang rendah (Bloomfield &

Kendal, 2012).

Page 34: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

20

4. Disabilitas anak

Perbedaan orangtua yang memiliki anak normal, orangtua anak

berkebutuhan khusus akan lebih rentan terhadap parenting stress.

Penelitian disabilitas terhadap parenting stress menggambarkan dampak

disabilitas yang diderita anak terhadap peran dan penerimaan orangtua.

Sesungguhnya hubungan parenting stress dan disabilitas tergantung

dengan gejala dan kesulitan yang dihadapi orangtua terhadap anak (Deater

& Deckard, 2004).

Selain variabel-variabel psikologis, terdapat beberapa variabel demografis

yang dapat mempengaruhi parenting stress. Di antaranya:

1. Jenis kelamin orangtua

Berbagai penelitian jenis kelamin orangtua terhadap parenting stress

memperlihatkan hasil yang berbeda. Penelitian Kraus (1993) menyatakan

bahwa ayah dan ibu anak berkebutuhan khusus merasakan tingkat

parenting stress yang sama. Sedangkan Davis (2008) menyatakan adanya

perbedaan tingkat parenting stress yang dirasakan antara ayah dan ibu.

2. Tingkat pendidikan orangtua

Tingkat pendidikan orangtua dapat meningkatkan efektifitas peran sebagai

orangtua (Hammer & Tunner, 1932). Indriyani (2011) menyatakan bahwa

pendidikan orangtua secara signifikan mempengaruhi parenting stress.

3. Jenis kelamin anak

Beberapa penelitian menyatakan bahwa sikap orangtua berbeda terhadap

anak laki-laki dan anak perempuan mereka. Akan tetapi, hal ini tidak

Page 35: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

21

berarti jenis kelamin secara biologis yang dapat mempengaruhi parenting

stress. Perbedaan jenis kelamin ini disebabkan adanya kemungkinan anak

laki- laki lebih rentan menunjukkan masalah perilaku (misalnya; tidak

patuh, agresif dan hiperaktif) dibanding anak perempuan (Deater &

Deckard, 2004).

4. Status ekonomi,

McLoyd (dalam Raikes & Thompson, 2005) menyebutkan bahwa

pendapatan orangtua yang rendah berhubungan dengan kurangnya

ekspresi kasih sayang dan minimnya rasa tanggap terhadap kebutuhan

anak.

2.1.4 Pengukuran Parenting Stress

Para ilmuwan telah mengembangkan berbagai macam skala untuk mengukur

parenting stress. Beberapa skala yang ada, di antaranya sebagai berikut:

1. Perceived stress scale

Disusun oleh Cohen, Kamarck dan Mermelstein pada tahun 1983.

Instrument ini membahas pengukuran global untuk mengetahui perasaan

tertekan pada individu di dalam kehidupannya. Kelebihan instrument ini

adalah dapat mengetahui sumber stres yang ada dalam kehidupannya dan

sumber koping saat mengalami stres. Instrument ini terdiri 14 item dan

mengukur keyakinan individu akan kejadian yang dapat membuat stres.

2. Family inventory of live events and changes

Disusun oleh Mc Cubbin dan Patterson pada tahun 1983. Instrument ini

disusun untuk mengetahui kejadian dan perubahan yang dijadikan sebagai

Page 36: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

22

sumber stres dalam keluarga. Instrument ini terdiri dari 171 item dan

delapan subskala, yaitu: family development dan relationships, family dan

extended family relationships, family dan work, family management dan

decisions, family dan helath, family dan social activities, family dan

finances and family dan law.

3. Parent satisfaction scale

Disusun oleh Guidubaldi dan Cleminshaw pada tahun 1985. Instrument ini

mengukur tingkat kepuasan orangtua dalam parenting. Instrumen ini

terdiri dari 10 item dan lima subskala, yaitu: dukungan pasangan,

hubungan orangtua dengan anak, penampilan orangtua, disiplin dan

kontrol keluarga, dan kepuasan secara umum.

4. The parental stress scale

Dikembangkan oleh Berry dan Jones pada tahun 1995. The parental stress

scale ini mengukur emosi dan tingkat kepuasan orangtua dalam parenting.

Instrument ini terdiri dari 18 item yang menguraikan hubungan anak

dengan orangtua dan perasan orangtua, di antaranya: kebahagiaan, optimis,

kedekatan dan kepuasan dalam parenting.

5. Parenting stress index (PSI)

Dikembangkan oleh Abidin pada tahun 1983. Parenting stress index

adalah salah satu alat ukur yang memiliki banyak item sejumlah 120 dan

dalam asesmen membutuhkan waktu yang lama. Kemudian Abidin

menjadikan parenting stress index (PSI) menjadi parenting stress index

Page 37: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

23

short-form (PSI-SF) yang lebih ringkas terdiri dari 36 item (Ahern &

Haskett, 2006)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan parenting stress index – short form

(PSI- SF) yang dikembangkan Abidin. PSI-SF sering digunakan untuk mengukur

parenting stress pada orangtua anak bekebutuhan khusus baik secara medis dan

psikis. Orangtua anak berkebutuhan khusus mengalami tingkat stres lebih tinggi

daripada orangtua anak normal saat memenuhi kebutuhan anak mereka. Orangtua

anak berkebutuhan khusus memiliki skor parenting stress yang lebih tinggi dalam

pengukuran PSI-SF (Ahern, 2004). PSI-SF memiliki 36 item yang mengukur tiga

subskala (Ahern, 2004), yaitu:

1. The parent distress

Subskala yang terdiri dari 12 item dan mengukur pengalaman stres yang

dialami orangtua dalam kehidupannya dan dalam pengasuhan anaknya.

Contoh: Seringkali saya merasa tidak bisa menangani permasalahan anak

dengan baik.

2. The difficult child

Subskala yang terdiri dari 12 item dan menggambarkan karakteristik anak

yang dapat meningkatkan parenting stress. Contoh: Anak saya mudah

marah terhadap hal sepele.

3. The parent child dysfunctional interaction

Subskala yang terdiri dari 12 item dan menujukkan interaksi orangtua dan

anak serta tingkat harapan orangtua terhadap anak. Contoh: Anak saya

tersenyum kepada saya lebih sedikit dari yang saya harapkan.

Page 38: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

24

2.2 Parenting Self-Efficacy

2.2.1 Definisi parenting self-efficacy

Definisi parenting self-efficacy adalah keyakinan yang dimiliki orangtua terhadap

kemampuannya untuk menjalankan perannya sebagai orangtua secara efektif

(Teti, Connell, & Reiner, 1996). Selanjutnya, Coleman dan Karraker (2000)

mendefinisikan parenting self-efficacy sebagai persepsi orangtua terhadap

kemampuannya untuk menjalankan perannya sebagai orangtua yang dapat

membantu perkembangan anak secara positif.

Ardelt dan Eccless (2001) mendefinisikan parenting self-efficacy sebagai

keyakinan orangtua terhadap kemampuannya dalam mempengaruhi anak dan

lingkungannya untuk mencapai perkembangan anak yang baik. Selain itu, Jonez

dan Prinz (2005) berpendapat bahwa parenting self-efficacy adalah konstruk

kognitif yang penting yang berkaitan dengan anak dan fungsi keluarga, yang

memiliki definisi sebagai harapan orangtua terhadap kemampuannya untuk

menjadi orangtua yang sukses.

Parenting self-efficacy adalah unsur kognitif yang penting dalam pengasuhan.

Umumnya, orangtua yang memiliki parenting self-efficacy yang tinggi akan

berdampak positif dalam parenting (Coleman dan Karraker, 2000). Sebaliknya,

orangtua yang memiliki parenting self-efficacy yang rendah akan berdampak

negatif, di antaranya; pembelaan diri, perasaan yang negatif, depresi, stres dan

adanya kemungkinan untuk menarik diri dari situasi yang melelahkan dan

kepekaan terhadap perilaku anak yang sulit (Maclnnes, 2006).

Page 39: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

25

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka peneliti memilih teori Coleman

dan Karraker (2000) sebagai dasar teori dalam penelitian ini yang mendefinisikan

parenting self-efficacy sebagai persepsi orangtua terhadap kemampuannya untuk

menjalankan perannya sebagai orangtua yang dapat membantu perkembangan

anak secara positif.

2.2.2 Aspek- aspek parenting self-efficacy

Uji pada penelitian parenting self-efficacy mengungkapkan variabilitas substantial

dalam konseptualisasi dan pengukuran konstruk tersebut (Coleman, 1998). Dalam

penelitian ini, ada tiga pendekatan parenting self-efficacy Bandura yang

diungkapkan Coleman dan Karraker (2003) dalam penelitiannya, yaitu:

1. Task Specific

Pendekatan yang berfokus pada persepsi orangtua terhadap kompetensi

mereka yang berkaitan dengan tugas yang berbeda dalam domain

parenting. Misalnya, merawat anak disaat demam dan mengadakan

rekreasi tertentu bersama anak.

2. Domain Spesific

Pendekatan yang merupakan kombinasi pengukuran dari task specific.

Misalnya, orangtua diminta untuk menilai atas persepsi kompetensi

mereka terkait dengan kedisiplinan, pengasuhan emosional dan perilaku

pembentukan fisik.

Selanjutnya, informasi yang diperoleh dari task specific orangtua

digabungkan untuk membuat indeks multidemensi domain dari parenting

self-efficacy.

Page 40: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

26

3. Domain General

Pendekatan yang yang memandang parenting self-efficacy sebagai konsep

yang berbeda dari domain self-efficacy lainnya. Namun penilaian ini

didasarkan pada ekspektasi efficacy secara umum yang tidak terkait

dengan tugas-tugas pengasuhan tertentu (Abidin dalam Coleman, 2003).

2.2.3 Pengukuran parenting self-efficacy

Sebagian besar penelitian parenting self-efficacy hanya menggunakan satu alat

ukur yang menyebabkan sedikitnya informasi pengukuran parenting self-efficacy

berdasarkan konsep yang berkaitan dengan orangtua dan tingkah laku anak

(Coleman & Karraker, 2003). Oleh karena itu, alat ukur domain spesific dan

domain general secara khusus dibedakan dalam penelitian ini.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur domain general adalah parenting

sense of competence (PSOC) yang disusun oleh Gibaud-Wallston dan

Wandersman pada tahun 1978 (Mash & Johnson 1989). Alat ukur ini terdiri dari

16 item untuk mengukur dua variabel yaitu, parenting satisfaction (berkaitan

dengan aspek afektif dalam parenting. Ex: kecemasan dan frustasi) dan parent

efficacy (berkaitan dengan aspek instrumental dalam parenting. Ex: kemampuan

yang dimiliki orangtua dan problem solving).

Untuk mengukur domain spesific dan task spesific, peneliti mengunakan alat

ukur yang diadaptasi dari self-efficacy parenting task indeks (SEPTI). SEPTI ini

dikembangkan karena sulitnya ditemukan alat ukur untuk mengukur domain

spesific yang sesuai dengan kerangka teori Bandura tentang multidimensional dari

task spesific (Coleman, 1998). Secara spesifik, alat ukur ini di dalam

Page 41: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

27

penelitiannya terdiri dari 53 item dan tujuh subskala, yaitu: emotional availability,

nurturance, protection from harm or injury, discipline dan limit setting; play,

teaching, dan instrumental care.

2.3 Dukungan Sosial

2.3.1 Definisi dukungan sosial

Dukungan sosial adalah kontruk multidimensi yang terdiri dari berbagai informasi

dan sumber daya yang ada, bantuan instrumental dan dukungan secara psikis dan

emosional. Dukungan sosial juga berkenaan tentang bantuan yang didapat secara

formal yng berasal dari profesional dan informal yang berasal dari keluarga.

(Dunst dalam Boyd, 2002).

Sarason (1983) mendefinisikan dukungan sosial dengan adanya seseorang

yang dapat kita andalkan dan orang-orang yang membiarkan kita tahu bahwa

mereka peduli, menghargai serta mencintai kita. Selain itu, Sarafino (2002)

menyatakan dukungan sosial sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan

ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain.

Dukungan sosial merupakan adanya bantuan yang didapatkan dari orang lain.

Hal ini dapat diketahui berdasarkan enam aspek, yaitu: bimbingan dan informasi

(guidance), bantuan nyata (reliable alliance), kedekatan emosional (attachment),

pengakuan kemampuan oleh orang lain (reassurance of worth), integrasi sosial

(social integration), perasaan dibutuhkan oleh orang lain (opportunity for

nurturance) (Weis dalam Cutrona, 1994).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka peneliti memilih teori Weis

(dalam Cutrona, 1987) sebagai dasar teori dalam penelitian ini yang

Page 42: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

28

mendefinisikan dukungan sosial sebagai bantuan yang didapatkan dari orang lain

yang diketahui beradasarkan enam aspek, yaitu: guidance, reliable alliance,

attachment, reassurance of worth, social integration, dan opportunity for

nurturance.

2.3.2 Aspek- aspek dukungan sosial

Sarason (1983) menyatakan dukungan sosial mencakup dua komponen penting,

yaitu:

1. Persepsi bahwa ada sejumlah orang yang dapat diandalkan oleh individu

pada saat ia membutuhkan bantuan.

2. Derajat kepuasaan akan dukungan yang diterima berkaitan dengan

persepsi individu bahwa kebutuhannya terpenuhi.

Akan tetapi, dalam penelitian ini penulis berpacu pada enam aspek yang

dikembangkan oleh Weiss (dalam cutrona, 1987) dalam dukungan sosial:

1. Attachment (kedekatan emosional)

Dukungan sosial berupa kedekatan emosional yang menjadikan invidu

memiliki rasa aman dan nyaman. Sumber dukungan ini biasanya diperoleh

dari pasangan, teman dekat atau hubungan keluarga.

2. Social integration (integrasi sosial)

Dukungan sosial ini berupa peran dan perasaan individu dalam suatu

kelompok yang memungkinkan individu untuk berbagi minat, perhatian

serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama.

Dukungan ini memberikan rasa aman, kenyamanan, kesenangan, adanya

identitas diri dan biasanya diperoleh dari teman.

Page 43: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

29

3. Reassurance of worth (penghargaan atau pengakuan)

Dukungan sosial ini berupa pengakuan atas kemampuan dan keahlian serta

penghargaan dari orang lain atau lembaga terhadap kompetensi,

keterampilan dan nilai yang dimiliki seseorang.

4. Reliable alliance (hubungan yang dapat diandalkan)

Dukungan sosial ini berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat

diandalkan bantuannya ketika individu membutuhkan bantuan tersebut.

Sumber dukungan ini berasal dari anggota keluarga.

5. Guidance (nasehat atau informasi)

Dukungan sosial ini berupa nasehat yang diperoleh dari orang yang dpaat

dipercaya dan berwibawa. Dukungan ini berasal dari guru, mentor atau

sosok orangtua.

6. Opportunity for nurturance (kesempatan untuk membantu)

Dukungan sosial ini berupa perasaan bahwa individu dibutuhkan oleh

orang lain. Aspek ini merupakan aspek penting dalam hubungan

interpersonal.

2.3.3 Pengukuran dukungan sosial

Para ilmuwan telah mengembangkan berbagai macam skala untuk mengukur

dukungan sosial. Beberapa skala yang ada, di antaranya adalah:

1. Social support qustionnaire (SSQ)

SSQ dikembangkan oleh Sarason pada tahun 1983 yang terdiri dari enam

item. Ada dua aspek dukungan sosial dalam instrumen ini, yaitu:

a. Persepsi, jumlah dukungan sosial yang dirasakan individu

Page 44: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

30

b. Derajat kepuasan, sejauh mana individu terpuaskan secara personal.

2. Multidemensional scale perceived social support (MSPSS)

MSPSS dikembangkan oleh G.D. Zimet, Dahlem, S.G. Zimet dan Farley

pada tahun 1988 yang terdiri dari 12 item. Instrumen ini didesain untuk

menilai keberadaan dukungan sosial yang dirasakan dan kecukupan

dukungan emosi dan instrumental dari tiga sumber spesifik; keluarga,

teman dan significant other.

3. The social provisions scale (SPS)

SPS ini dikembangkan oleh Cutrona dan Russell pada tahun 1987.

Instrumen ini terdiri dari 24 item. Yang terdiri dari enam hal, attachment,

social intergration, reassurance of worth, realiable alliance, guidance dan

oppurtunity for nurturance.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan the social provisions scale (SPS)

instrumen yang disusun oleh Cutrona dan Russell. Tujuan menggunakan

instrumen ini untuk melihat hubungan sosial dengan teman, keluarga dan

komunitas.

2.4 Anak Berkebutuhan Khusus

2.4.1 Definisi anak berkebutuhan khusus

Berdasarkan batasan para ahli, telah dikemukakan bahwa anak berkebutuhan

khusus adalah anak yang signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting

dari fungsi kemanusiannya. Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif atau

sosial terhambat dalam mencapai tujuan-tujuan/ kebutuhan dan potensinya secara

maksimal, meliputi yang tuli, buta, mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh,

Page 45: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

31

retardasi mental, gangguan emosional. Juga anak-anak yang berbakat dengan

intelegensi yang tinggi, dapat dikategorikan sebagai anak khusus karena

memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional (Suran & Rizzo

dalam Mangunsong, 2009)

Dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Republik Indonesia Tahun (2011) definisi anak berkebutuhan

khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan/ keluarbiasaan baik fisik,

mental-intelektual, sosial maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan

dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak-

anak lain seusianya.

2.4.2 Klasifikasi anak berkebutuhan khusus

Menurut Hallahan dan Kauffman (1944) yang termasuk anak berkebutuhan

khusus adalah (1) tunagrahita (mental retardation) atau anak dengan hambatan

perkembangan (child with development impairmental), (2) kesulitan belajar

(learning disabilities), (3) tuna laras (Emotional and behavioral diosrder), (4)

tunadaksa (physical disabilities), (5) gangguan komunikasi (disorder of

communication), (6) autis (autism), (7) tunarungu (impaired hearing), (8)

tunanetra (impaired sight) dan (9) anak berbakat (special gifts or talent).

Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil tiga jenis disabilitas anak

berkebutuhan khusus, yaitu tunanetra, tunarungu dan tunagrahita.

2.4.2.1 Tunanetra

Seseorang dapat dikatakan tunanetra jika setelah dilakukan berbagai upaya

perbaikan terhadap kemampuan visualnya, ternyata ketajaman visualnya tidak

Page 46: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

32

melebihi 20/200 atau setelah dilakukan berbagai upaya perbaikan terhadap

kemampuan visualnya ternyata pandangannya tidak melebihi 20 derajat (Hallahan

& Kauffman, 1944).

Adapun definisi anak tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya

penglihatan berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian (Peraturan Menteri

Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia,

2011). Sedangkan menurut Soemantri (2006) mendefinisikan anak tunanetra

sebagai individu yang indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi

sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya

orang awas.

Ciri utama dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan adalah adanya

penglihatan yang tidak normal. Bentuk-bentuk ketidaknormalannya dapat dilihat

sebagai berikut (Mangunsong, 2009):

1. Penglihatan samar-samar untuk jarak dekat atau jauh, hal ini dijumpai

pada kasus myopia, hyropia ataupun astigmatismus. Semua ini masih

dapat di atasi dengan menggunakan kacamata ataupun lensa kontak.

2. Medan penglihatan yang terbatas, misalnya hanya jelas melihat tepi/perifer

atau sentral.

3. Tidak mampu membedakan warna

4. Adaptasi terhadap terang dan gelap terhambat. Banyak terjadi pada proses

penuaan.

5. Sangat sensitif/peka terhadap cahaya atau ruang terang.

Page 47: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

33

Selanjutnya, Soemantri (2006) mengungkapkan ada dua faktor yang

menyebabkan anak mengalami tunanetra. Di antaranya:

1. Faktor Internal

Faktor- faktor yang erat hubungannya dengan keadaan bayi selama dalam

kandungan. Di antaranya: faktor gen, kondisi psikis ibu, kekurangan gizi,

keracunan obat, dll.

2. Faktor Eksternal

Faktor- faktor yang terjadi pada saat atau sesudah bayi dilahirkan. Contoh:

kecelakaan, terkena penyakit siphlis yang mengenai matanya saat

dilahirkan, pengaruh alat bantu medis (tang) saat melahirkan sehingga

sistem syaraf terjadi kerusakan, kurang gizi atau vitamin, terkena racun,

virus trachoma, panas badan yang terlalu tinggi, serta peradangan mata

karena penyakit, bakteri ataupun virus.

Secara garis besar anak tunanetra diklasifikasikan menjadi dua macam

(Soemantri, 2006), yaitu:

1. Total blind (Buta), jika anak sama sekali tidak memiliki kemampuan

untuk menerima rangsang cahaya dari luar.

2. Low vision, bila anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar,

tetapi ketajamannya lebih dari 6/21, atau jika anak hanya mampu

membaca headline surat kabar.

Selain dua klasifikasi besar tersebut, tunanetra juga dapat diklasifikasikan

berdasarkan waktu terjadinya ketunetraan (Agustyawati & Solicha, 2009), yaitu:

Page 48: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

34

1. Tunanetra sebelum dan sejak lahir, yakni mereka yang sama sekali tidak

memiliki pengalaman penglihatan.

2. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil, mereka telah memiliki kesan-

kesan serta pengalaman visual tapi belum kuat dan mudah terlupakan.

3. Tunanetra pada usia dewasa, pada umumnya mereka yang dengan segalaa

kesadaran mampu melakukan latihan-latihan penyesuaian diri.

4. Tunanetra dalam usia lanjut, sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan-

latihan penyesuaian diri.

Anak yang sejak lahir mengalami tunanetra berat akan kesulitan untuk belajar

bahasa, sebab sebagian besar proses pembelajaran bahasa dan bicara pada anak

melalui imitasi dan penglihatan yang diobservasi dari lingkungannya (Efendi,

2006). Meskipun demikian, perlu diketahui bahwa intelektual anak dengan

keterbatasan penglihatan secara umum tidak mengalami hambatan yang berarti.

Agustyawati dan Solicha (2009) mengungkapkan bahwa intelektual atau

kecerdasan anak tunanetra umumnya tidak berbeda jauh dengan anak normal/

awas. Kecenderungan IQ anak tunenetra pada batas atas sampai batas bawah, jadi

ada anak yang sangat pintar, cukup pintar dan yang kurang pintar.

Selanjutnya, anak tunanetra akan mengalami kesulitan untuk memperoleh

informasi tentang situasi sekitar lingkungannya yang menyebabkan anak tunanetra

kesulitan menyelaraskan tindaknnya pada situasi yang ada. Keterbatasan ini akan

membuat mereka merasa terisolasi dari orang normal, atau dapat menimbulkan

perasaan bimbang, ragu, tidak percaya diri jika berada dalam situasi yang tidak

dikenalnya (Efendi, 2006). Oleh karena itu, perkembangan sosial anak tunanetra

Page 49: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

35

sangat bergantung pada bagaimana perlakuan dan penerimaan lingkungan

terutama keluarga terhadap anak tunanetra itu sendiri (Agustyawati & Solicha,

2009).

Orangtua adalah pihak yang paling berat yang merasakan dampak lahirnya

anak tunanetra dalam keluarga sehingga sebagian orangtua tidak siap menerima

kehadiran anak tunanetra tersebut. Soemantri (2006) menyebutkan lima reaksi

orangtua yang memiliki anak tunanetra, yaitu:

1. Penerimaan secara realistis terhadap anak dan ketunanetraannya

Sikap ini ditujukan dengan pemberian kasih sayang yang wajar serta

pemberian perlakuan yang sama dengan anak lainnya. Orangtua terbuka

terhadap permasalahan yang dihadapi anak dan keluarganya.

2. Penyangkalan terhadap ketunanetraan anak

Ketunanetraan anak biasanya dianggap dengan sikap yang terbuka tetapi

disertai dengan berbagai alasan yang tidak realistis terhadap kecacatannya

terutama terhadap kebutuhan dan permasalahannya. Dalam pendidikan,

orangtua seringkali tidak percaya bahwa anaknya perlu layanan secara

khusus dan menyangkal bahwa akhirnya prestasi rendah.

3. Perlindungan yang berlebihan (Overprotection)

Biasanya dilakukan orangtua sebagai kompensasi karena ketunanetraan

anaknya dirasakan sebagai akibat dari perasan bersalah atau berdosa.

Sikap ini cenderung tidak menguntungkan bagi anak, karena akan

menghambat perkembangan dan kematangan anak terutama dalam aspek

kemandirian.

Page 50: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

36

4. Penolakan secara tertutup

Biasanya ditunjukkan dengan sikap menyembunyikan anaknya dari

masyarakat. Orangtua tidak ingin diketahui memiliki anak tunanetra.

Selain itu, orangtua tidak peduli, tidak menyayangi dan cenderung

mengasingkan anaknya dari lingkungan keluarga.

5. Penolakan secara terbuka

Orangtua dalam tahapan ini akan menyadari kekurangan anaknya, tetapi

secara rasio dan emosional orangtua tidak pernah dapat menerima

kehadiran anaknya tersebut. Selain itu, orangtua tidak akan pernah merasa

bersalah dan tidak mau menerima kenyataan tersebut. Orangtua hanya

ingin mengetahui penyebab kekurangan anaknya dari para ahli, tetapi tidak

pernah menemukan jawabannya. Pada akhirnya orangtua yang demikian

biasanya bersikap masa bodoh dan tidak peduli terhadap segala kebutuhan

anaknya.

Hummer dan Turner (1932) dalam bukunya menyebutkan bahwa orangtua

berperan penting dalam meningkatkan kehidupan bagi anak yang memiliki

gangguan penglihatan. Oleh karena itu, orangtua anak berkebutuhan khusus lebih

baik menerima secara realistis tanpa adanya sikap overprotecting atau sebaliknya

yang menunjukkan harapan yang tinggi. Untuk menuju proses keseimbangan ini,

orangtua membutuhkan konseling dengan penilaian akurat tentang kemampuan

anak.

Peranan penting orangtua anak berkebutuhan khusus selanjutnya adalah

menyediakan anak dengan berbagai pengalaman yang membantu perkembangan

Page 51: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

37

indera lainnya, seperti mendengar, menyentuh, merasa dan mencium. Selain itu,

orangtua memberikan intervensi secara medikal, pendidikan, dan sumber sumber

psikologi sedini mungkin untuk memberikan pelatihan dan pengobatan yang

dibutuhkan. Orangtua menekankan kekuatan anak daripada kekurangannya dan

memberikan pengalaman akan keberhasilan agar anak dapat mengembangkan

konsep diri yang positif.

2.4.2.2 Tunarungu

Hallahan dan Kaufman (1944) mendefinisikan tunarungu sebagai istilah umum

yang mengindikasikan gangguan pendengaran, yang tingkat keparahannya dari

ringan sampai berat. Di antaranya tuli dan kesulitan untuk mendengar.

Orang yang tuli adalah mereka yang ketidakmampuan mendengarnya

menghambat keberhasilan memproses informasi bahasa melalui pendengaran

dengan maupun tanpa alat bantu dengar. Sementara itu, orang yang secara umum

sulit untuk mendengar dengan bantuan alat bantu dengar, masih memiliki

kemampuan mendengar yang cukup untuk memproses informasi bahasa melalui

pendengaran (Brill, MacNeil & Newman dalam Hallahan & Kaufmann, 1944).

Sedangkan, Soemantri (2006) mendefinisikan tunarungu bagi mereka yang

kehilangan pendengaran baik sebagian (hard of hearing) maupun seluruhnya

(deaf) yang menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional

didalam kehidupan sehari-hari. Adapun faktor-faktor terjadinya ketunarunguan

pada anak (Soemantri, 2006), yaitu:

1. Pada saat sebelum dilahirkan

a. Orangtua memiliki gen sel pembawa sifat abnormal.

Page 52: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

38

b. Ibu menderita penyakit pada saat kehamian tri semester pertama yaitu

saat pembentukan ruang telinga

c. Keracunan obat- obatan pada saat kehamilan.

2. Pada saat kelahiran

a. Sewaktu melahirkan, ibu mengalami kesulitan sehingga persalinan

dibantu dengan penyedotan (tang)

b. Prematuritas, yakni bayi yang lahir belum waktunya.

3. Pada saat setelah kelahiran

a. Ketulian yang terjadi karena infeksi (meningitis, difteri, morbili)

b. Pemakaian obat-obatan otoksi pada anak-anak

c. Terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat

pendengaran (ex: jatuh).

Selanjutnya, Mangunsong (2009) membuat kategorisasi dari ketulian tampak

sebagai berikut:

1. Kelompok 1: Hilangnya pendengaran yang ringan (20-30 dB). Orang-

orang dengan kehilangan pendengaran sebesar ini mampu berkomunikasi

dengan menggunakan pendengarannya. Gangguan ini merupakan ambang

batas (borderline) antar orang yang sulit mendengar dengan orang normal.

2. Kelompok 2: Hilangnya pendengaran yang marginal (30-40 dB). Orang-

orang dengan gangguan ini sering mengalami kesulitan untuk mengikuti

suatu pembicaraan pada jarak beberapa meter. Pada kelompok ini, orang-

orang masih bisa menggunakan telinganya untuk mendengar, namun harus

dilatih.

Page 53: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

39

3. Kelompok 3: Hilangnya pendengaran yang sedang (40-60 dB). Dengan

bantuan alat bantu dengar dan bantuan mata, orang-orang ini masih bisa

belajar berbicara dengan mengandalkan alat-alat pendengaran.

4. Kelompok 4: Hilangnya pendengaran yang berat (60-75 dB). Orang-orang

ini tidak bisa belajar berbicara tanpa menggunakan teknik-teknik khusus.

Pada gangguan ini mereka sudah dianggap sebagai “tuli secara edukatif”.

Mereka berada pada ambang batas antara sulit mendengar dengan tuli.

5. Kelompok 5: Hilangnya pendengaran yang berat (>75 dB). Orang-orang

dalam kelompok ini tidak bisa belajar bahasa hanya semata-mata dengan

mengandalkan telinga, meskipun didukung dengan alat bantu dengar

sekalipun.

Secara historis, anak tunarungu mengalami kesulitan yang besar dalam

berbahasa sehingga tak jarang dijuluki “tuli” dan “bisu”, yaitu mereka tidak bisa

mendengar dan berbicara. Namun, istilah tersebut tidak beralasan setelah

ditemukan hubungan antara mendengar dan berbicara (Mangunsong, 2009). Pada

umumnya dari segi bahasa anak tunarungu mempunyai ciri khas (Agustyawati &

Solicha, 2009), di antaranya:

1. Miskin dalam kosakata

2. Sulit mengartikan ungkapan-ungkapan bahasa yang mengandung arti

kiasan.

3. Sulit mengartikan kata-kata abstrak

4. Kurang menguasai irama dan gaya bahasa

Page 54: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

40

Dan pada dasarnya kondisi kecerdasan anak tunarungu dilihat dari

distribusinya tidak berbeda dengan anak normal, tetapi untuk menggambarkan

secara nyata akan keragaman kecerdasan anak tunarungu mengalami kesulitan.

Hal ini disebabkan kemiskinan bahasa dan kesulitan berkomunikasi merupakan

penyebab perbedaan apa yang tidak dapat dan apaa yang dapat dikerjakan anak

tunarungu maupun normal (Efendi, 2006). Selain itu, fungsi intelektual anak

tunarungu juga sulit diukur karena kebanyakan alat ukurnya berbentuk verbal,

dimana sangat bergantung pada kemampuan bahasa seseorang (Mangunsong,

2009).

Soemantri (2006) menyebutkan bahwa anak tunarungu sering mengalami

berbagai konflik, kebingungan dan ketakutan. Oleh karena itu, kecemasan akan

menghampiri anak tunarungu saat menghadapi lingkungan yang beraneka ragam,

disebabkan minimnya komunikasi dan bahasa yang dapat dan membuat anak

tunarungu tidak mampu terlibat secara baik dalam bersosialisasi. Selain itu, bukti

lain menujukkan bahwa anak yang tuli lebih impulsive daripada anak yang

memiliki pendengaran yang normal. Sehingga orangtua menilai mereka terlalu

bergantung, gelisah, cerewet dan tidak patuh kepada orangtua (Hummer & Turner

1932).

Oleh karena itu, orangtua anak tunarungu akan lebih protektif daripada

orangtua yang memiliki anak normal dalam usaha mereka untuk menjaga anak

mereka dari bahaya. Sikap protektif ini terjadi karena ketidakmampuan anak

mendengar panggilan orangtua, sehingga orangtua harus mengetahui metode

untuk membantu anaknya ketika terkena bahaya (Hummer & Turner 1932).

Page 55: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

41

Selanjutnya, Agustyawati dan Solicha (2009) menyebutkan empat masalah

penting yang merupakan kesulitan orangtua anak tunarungu, di antaranya:

1. Pemahaman akan apa yang salah pada anaknya yang tunarungu.

2. Masalah-masalah praktis dalam mengatur dan membimbing anak,

menyangkut latihan kecakapan bahasa, latihan kegiatan keluarga serta

latihan dan pembiasaan dalam kehidupan dan pergaulan luas.

3. Problem emosional yang meliputi penerimaaan secara wajar kehadiran

anaknya.

4. Problem pengalaman yang merangkum probelm geografis, medis dan

ekonomis.

2.4.2.3 Tunagrahita

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai

kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Dalam kepustakaan asing digunakan

istilah-istilah mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, dll

(Soemantri, 2006).

Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama menjelaskan kondisi

anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan

intelegensi atau ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Anak tunagrahita atau

dikenal juga dengan istilah terbelakang mental karena keterbatasan kecerdasannya

mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan disekolah luar

biasa secara klasikal. Oleh karena itu, anak terbelakang mental membutuhkan

layanan pendidikan secara khusus yakni disesuaikan dengan kemampuan anak

tersebut (Soemantri, 2006).

Page 56: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

42

Anak tunagrahita memiliki banyak keragaman dalam tingkah laku, dimana hal

ini menunjukkan keunikan dirinya. Mangunsong (2009) menyebutkan defisit yang

dialami anak tunagrahita mencakup beberapa area utama, yaitu:

1. Atensi (perhatian) sangat diperlukan dalam proses belajar. Seseorang

harus dapat memusatkan perhatiannya sebelum ia mempelajari sesuatu.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa anak tunagrahita mengalami

kesulitan belajar disebabkan karena masalah dalam memusatkan

perhatiannya. Anak tunagrahita sering memusatkan perhatian pada benda

yang salah serta sulit mengalokasikan perhatian mereka dengan tepat.

2. Daya ingat. Sebagian besar dari mereka yang menderita keterbelakangan

mental mengalami kesulitan dalam mengingat suatu informasi.

3. Perkembangan bahasa. Secara umum anak tunagrahita mengikuti tahap-

tahap perkembangan bahasa yang sama dengan anak yang normal, tetapi

perkembangan bahasa mereka biasanya terlambat muncul, lambat

mengalami kemajuan dan berakhir pada tingkat perkembangan yang

rendah.

4. Self regulation. Adalah kemampuan seseorang untuk mengatur tingkah

lakunya sendiri. Self regulation merupakan salah satu alasan utama

mengapa penderita keterbelakangan mental memiliki masalah dalam daya

ingatnya. Jadi bila seseorang diberikan sejumlah daftar kata-kata yang

perlu diingat, maka kebanyakan orang akan mengulanginya dengan cara

mengahafal dan menyaimpannya dalam ingatan. Akan tetapi, mereka yang

Page 57: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

43

keterbelakangan mental mengalami kesulitan dalam menentukan self-

regulation nya seperti mengulang suatu materi.

5. Perkembangan sosial. Anak tunagrahita cenderung sulit mendapat teman

dan mempertahankan teman disebabkan mereka tidak tahu bagaimana

memulai interaksi sosial dengan orang lain dan mereka tidak sedang

berusaha untuk berinteraksi dengan orang lain melainkan menampilkan

tingkah laku yang membuat teman-teman mereka menjauh.

6. Motivasi. Jika anak tungrahita selalu mengalami kegagalan maka dapat

berisiko mengembangkan kondisi learned helplesness, dimana munculnya

perasaan bahwa seberapa besarpun usaha mereka, pasti akan menunjukan

kegagalan.

7. Prestasi akademis, anak tunagrahita akan terhambat dalam semua prestasi

akademisnya dibandingkan dengan mereka yang normal. Performa anak-

anak cacat mental pada semaua area kemampuan akdemis berada dibawah

rata-rata mereka yang sesuai dengannya.

Adapun faktor penyebab tunagrahita dapat dibedakan dalam faktor

lingkungan maupun faktor yang bersumber dari dalam. Faktor lingkungan pada

masa prenatal berpengaruh pada perkembangan anak. Malnutrisi pada ibu,

keracunan atau efek obat-obatan saat kehamilan, radiasi (sinar X-rays atau nuklir),

kerusakan pada otak waktu kelahiran, panas yang terlalu tinggi, infeksi pada ibu

seperti rubella (campak jerman), gngguan pada otak, gangguan fisiologis dan

pengaruh lingkungan pada anak-anak yang dibesarkan di lingkungan buruk.

Sementara itu, faktor bersumber dari dalam yaitu faktor keturunan yang dapat

Page 58: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

44

berupa gangguan pada plasma inti atau chromosome abnormality (Mangunsong,

2009).

Pengelompokan pada umumnya didasarkan pada taraf intelegensinya, yang

terdiri dari tiga macam (Soemantri, 2006). Di antaranya:

1. Tunagrahita ringan (moron atau debil)

Kelompok ini memiliki IQ 68-52 menurut Binet, sedangkan menurut skala

Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55. Mereka masih dapat belajar

membaca, menulis dan berhitung sederhana. Dengan bimbingan dan

pendidikan yang baik, anak terbelakang mental ringan pada saatnya akan

memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri. Pada umunya anak

tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan fisik. Mereka secara fisik

tampak seperti anak normal pada umumnya. Oleh karena itu, agak sukar

membedakan secara fisik anak tunagrahita

2. Tunagrahita sedang (imbesil)

Kelompok ini memiliki IQ 51-36 menurut Binet, sedangkan menurut skala

Weschler (WISC) memiliki IQ 54-40. Anak tunagrahita sedang snagat

sulit bahakan tidak dapat belajar secara akademik seperti belajar menulis,

membaca dan berhitung walaupun mereka masih dapat menulis secara

social, misalnya menulis namanya sendiri, alamat rumahnya, dll.

Meskipun demikian, mereka dapat didik mengurus diri sendiri, melindungi

diri sendiri dari bahaya seperti menghindari kebakaran, berjalan dijalan

raya, berlindung dari hujan dan sebagainya.

Page 59: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

45

3. Tunagrahita berat (idiot)

Kelompok ini dapat dibedakan lagi antara anak tunagrahita berat dan

sangat berat. Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ 32-20 menurut Binet,

sedangkan menurut skala Weschler (WISC) memiliki IQ 39-25.

Tunagrahita sangat berat (profound) memiliki IQ dibawah 19 menurut

binet dan IQ dibawah 24 menurut skala Weschler. Anak tunagrahita berat

memerlukan bantuan perawatan secara total dalam hal berpakaian, mandi,

makan dll. Bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya

sepanjang hidupnya.

Orang yang paling banyak menanggung beban akibat ketunagrahitaan adalah

orangtua dan keluarga anak tersebut. Soemantri (2006) menyebutkan bahwa

perasaan dan tingkah laku orangtua itu berbeda-beda dan dapat dibagi menjadi:

1. Perasaan melindungi anak secara berlebihan, yang dibagi dalam wujud:

a. Proteksi biologis

b. Perubahan emosi yang tiba-tiba, hal ini dapat mendorong untuk

menolak kehadiran anak dengan memberikan sikap dingin, menolak

dengan rasionalisasi yaitu menahan anaknya dengan mendatangkan

orang yang terlatih untuk mengurusnya, merasa berkewajiban untuk

memelihara tetapi melakukan tanpa memberikan kehangatan dan

memeliharanya dengan berlebihan sebagai kompensasi terhadap

perasaan menolak.

2. Ada perasaan bersalah melahirkan anak berkelainan, kemudian terjadi

praduga yang berlebihan dalam hal:

Page 60: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

46

a. Merasa ada yang tidak beres tentang urusan keturunan, perasaan ini

mendorong timbulnya depresi

b. Merasa kurang mampu mengasuhnya.

3. Kehilangan kepercayaan akan mempunyai anak yang normal.

a. Karena kehilangan kepercayaan tersebut orangtua cepat marah dan

memiliki tingkah laku agresif

b. Kedudukan tersebut dapat mengakibatkan depresi

c. Pada permulaan, mereka segera menyesuaikan diri sebagai orangtua

anak tunagrahita, akan tetapi mereka terganggu lagi saat menghadapi

peristiwa-peristiwa kritis.

4. Terkejut dan kehilangan kepercayaan diri, kemudian berkonsultasi untuk

mendapat berita-berita yang lebih baik

5. Merasa bingung malu, yang mengakibatkan orangtua kurang suka bergaul

dengan tetangga dan lebih suka menyendiri.

2.5 Kehidupan Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus

Setiap orangtua mengharapkan kesehatan dan kebahagiaan anak. Akan tetapi,

kelahiran anak berkebutuhan khusus akan membuat orangtua dalam kebingungan

dan memiliki masalah yang berkepanjangan sehingga akan mengalami tekanan

yang mendalam yang kita sebut stres (Christensen dan DeBlassie dalam Hammer

& Turner 1932).

Orangtua anak berkebutuhan khusus melihat ada perbedaan perkembangan

dalam setiap tahapan perkembangan anaknya dibandingkan anak yang lainnya.

Oleh karena itu, mereka merasa cemas dan mental yang tertekan. Selain itu,

Page 61: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

47

orangtua anak berkebutuhan khusus melihat perkembangan anaknya dengan

cemas dan memikirkan yang akan mengurus anak mereka setelah mereka

meninggal (Tavakol, 2008).

Klaus (dalam Hummer & Turner 1932) menyebutkan reaksi awal orangtua

anak berkebutuhan khusus adalah tidak percaya dengan kenyataan akan kelahiran

anaknya yang berbeda dengan yang lain. Rasa tidak percaya orangtua ini disertai

penolakan atau keinginan untuk pergi dari situasi tersebut. Penolakan ini terjadi

karena orangtua membutuhkan sedikit waktu untuk menerima kekecewaan,

penderitaan dan perubahan dalam keluarga. Orangtua juga akan mengalami rasa

sedih yang mendalam, kecemasan dan ketakutan yang berlebihan akan kehidupan

anak.

Reaksi lain orangtua anak berkebutuhan khusus adalah menyalahkan dirinya

sendiri ketika sedang mencari penyebab kekurangan pada anaknya. Rasa bersalah

itu muncul karena kurangnya pengetahuan akan sebab kelahiran anak

berkebutuhan khusus (Christensen dan DeBlassie dalam Hummer & Turner

1932). Begitu pula dengan Halahan dan Kaufman (1944) menyebutkan bahwa

rasa bersalah adalah perasaan yang paling dirasakan oleh ibu dari anak

berkebutuhan khusus.

2.6 Kerangka berpikir

Bagi orangtua anak adalah harapannya dimasa mendatang, maka kehadiran anak

dalam keluarga merupakan hal yang ditunggu bagi semua orangtua dimuka bumi

ini. Akan tetapi, harapan itu akan menjadi kekecewaan ketika anak yang ditunggu

memiliki keterbatasan dan ketidaksempurnaan seperti anak-anak yang lain.

Page 62: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

48

Karena, orangtua harus menghadapi penerimaan, kompetensi pengasuhan dan

ketidakpastian mengenai masa depan anak.

Pada kenyataannya, mengasuh anak dapat menghadirkan pengalaman yang

menegangkan bagi orangtua dan menuntut secara emosional (Lauer dan Lauer,

2007), sehingga tanggung jawab mengasuh anak terkadang membuat orangtua

mengalami stres (Brooks, 2003). Begitu pula orangtua yang memiliki anak

berkebutuhan khusus akan mengalami stres yang disertai ketidakseimbangan

dalam sistem keluarga (Boyd, 2002). Jeenabadi (2013) dalam hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa tingkat stres pada orangtua dengan anak bekebutuhan khusus

signifikan lebih tinggi daripada orangtua dengan anak normal.

Stress pada orangtua atau parenting stress di definisikan sebagai kecemasan

atau ketegangan berlebihan yang secara khusus terkait dengan peran orangtua dan

interaksi orangtua dan anak. Stres tersebut mendorong ke arah tidak berfungsinya

pengasuhan orangtua dalam menanggapi konflik dengan anak-anak mereka secara

maksimal (Abidin dalam Ahern. 2004). Variabel-variabel yang mempengaruhi

parenting stres antara lain: karakteristik anak, peran orangtua dalam parenting,

hubungan dengan pasangan, kesehatan orangtua, interaksi orangtua dan anak,

dukungan sosial dan kemampuan/kepercayaan diri yang dimiliki orangtua

(Abidin, 1992).

Pada penelitian ini, peneliti mengambil dua variabel dari variabel-variabel

diatas yang dapat mempengaruhi parenting stress yaitu kemampuan yang dimiliki

orangtua dan dukungan sosial yang diperoleh orangtua.

Page 63: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

49

Persepsi orangtua terhadap kemampuannya untuk menjalankan perannya

sebagai orangtua yang dapat membantu perkembangan anak secara positif disebut

parenting self-efficacy. Orangtua yang memiliki parenting self-efficacy yang

tinggi secara kognitif dan emosional akan lebih memperhatikan pertumbuhan,

perkembangan dan kepribadian anak secara maksimal (Ryff dalam Maclnnes,

2006). Selain itu, orangtua yang memiliki parental self-efficacy yang tinggi akan

bersikap positif dalam parenting dan akan lebih mengetahui kebutuhan anak

(Small, 2010).

Parenting self-efficacy dapat dijadikan sebagai penyangga dan sumber daya

penting untuk menghadapi parenting stress (Raikes & Thompson, 2005). Hal ini

ditunjukkan dengan tingkat parenting self-efficacy yang secara signifikan

mempengaruhi tingkat parenting stress orangtua dalam parenting. Bloomfield dan

Kendal (2012) hasil penelitiannya menunjukan bahwa orangtua yang memiliki

self-efficacy yang rendah akan merasakan tekanan stres yang lebih tinggi

sedangkan orang tua yang memiliki self-efficacy yang tinggi akan merasakan

tekanan stres yang rendah sesuai.

Selain parenting self-efficacy, dukungan sosial juga berkontribusi untuk

menetralkan stres. Dukungan sosial berkembang dari hubungan dan interaksi

antara individu, keluarga, teman sebaya dan sistem sosial yang lebih besar (Boyd,

2002). Dukungan sosial dalam penelitian ini berbentuk attachment, integrasi

sosial, pengakuan kemampuan oleh orang lain, hubungan yang dapat diandalkan,

bimbingan dan perasaan dibutuhkan oleh orang lain.

Page 64: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

50

Orangtua yang mendapat dukungan sosial akan mengalami parenting stress

yang rendah dan memiliki hubungan yang lebih positif dengan anak mereka.

Sebaliknya, jika orangtua tidak mendapatkan dukungan sosial, maka orangtua

akan kesulitan menghadapi anak mereka (Boyd, 2002). Peer dan Hilman (2012)

hasil penelitiannya menunjukan bahwa dukungan sosial mempengaruhi tingkat

parenting stress yang dialami oleh orangtua dan perawat anak berkebutuhan

khusus.

Dukungan sosial merupakan sumber daya untuk mengurangi tingkat

kecemasan dan depresi ibu dan secara tidak langsung memudahkan ibu untuk

menghasilkan parenting yang positif (Sipal & Sayin, 2013). Oleh karena itu,

dukungan sosial dipercaya dapat membantu orangtua untuk mengatasi kesulitan

yang mereka alami saat membesarkan anak-anak disabilitas (Kraus dalam

Walker, 2000).

Selanjutnya, hal lain yang memiliki pengaruh terhadap parenting stress adalah

jenis kelamin. Berbagai penelitian jenis kelamin orangtua terhadap parenting

stress memperlihatkan hasil yang berbeda. Kraus (1993) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa ayah dan ibu anak berkebutuhan khusus mengalami tingkat

parenting stres yang sama.

Akan tetapi, berbeda halnya dengan hasil penelitian Sharpley (1997) yang

menunjukkan bahwa ibu mengalami parenting stress yang lebih tinggi daripada

ayah. Dikuatkan oleh darvis (2008) yang menyatakan adanya perbedaan tingkat

parenting stress yang dialami di antara ayah dan ibu. Dari penjelasan di atas,

peneliti mencoba menggambarkan kerangka penelitian ini melalui bagan berikut:

Page 65: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

51

Gambar 2.2 Kerangka berpikir penelitian

Parenting

Self-Efficacy

Domain General

Domain Spesific

dan task spesific

Dukungan Sosial

Reassurance of Worth

Attachment

Social Integration

Opportunity for Nurturance

Guidance

Relliable Alliance

Jenis Kelamin Orangtua

Parenting Stress

orangtua ABK

Page 66: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

52

2.7 Hipotesis penelitian

Untuk melengkapi teori-teori di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis

penelitian secara terperinci sebagai berikut:

1. Hipotesis mayor

H1: Ada pengaruh yang signifikan domain general parenting self-efficacy,

domain spesific parenting self-efficacy Attachment, social integration,

reasuurance of worth, relliable alliance, guidance, opportunity for

nurturance dan jenis kelamin orangtua terhadap parenting stress pada

orangtua anak berkebutuhan khusus.

2. Hipotesis minor

H1: Ada pengaruh yang signifikan domain-general dari parenting self-

efficacy terhadap parenting stress pada orangtua anak berkebutuhan

khusus.

H2: Ada pengaruh yang signifikan task spesific dan domain-spesific dari

parenting self-efficacy terhadap parenting stress pada orangtua anak

berkebutuhan khusus.

H3: Ada pengaruh yang signifikan Attachment dari dukungan sosial

terhadap parenting stress pada orangtua anak berkebutuhan khusus.

H4: Ada pengaruh yang signifikan Social Integration dari dukungan sosial

terhadap parenting stress pada orangtua anak berkebutuhan khusus.

H5: Ada pengaruh yang signifikan Reassurance of Worth dari dukungan

sosial terhadap parenting stress pada orangtua anak berkebutuhan

khusus.

Page 67: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

53

H6: Ada pengaruh yang signifikan Reliable Alliance dari dukungan sosial

terhadap parenting stress pada orangtua anak berkebutuhan khusus.

H7: Ada pengaruh yang signifikan Guidance dari dukungan sosial terhadap

parenting stress pada orangtua anak berkebutuhan khusus.

H8: Ada pengaruh yang signifikan Opportunity for Nurturance dari

dukungan sosial terhadap parenting stress pada orangtua anak

berkebutuhan khusus.

H9: Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin orangtua terhadap

parenting stress pada orangtua anak berkebutuhan khusus.

Page 68: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

54

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ketiga ini akan dipaparkan prosedur yang digunakan saat dilakukannya

penelitian. Di dalamnya mencakup populasi, sampel dan teknik pengambilan

sampel. Selain itu, bab ini membahas variabel penelitian, definisi operasional

variabel, instrumen pengumpulan data, uji validitas instrumen pengumpulan data,

prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua dari anak berkebutuhan khusus

yang berada di SLB A Pembina Lebak Bulus Jakarta Selatan dan SLB BC Nur

Abadi Jagakarsa Jakarta Selatan. Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang

digunakan sebanyak 150 orangtua anak berkebutuhan khusus dengan tiga jenis

disabilitas, yaitu: tunanetra, tunarungu dan tunagrahita.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

nonprobability sampling dengan accidental sampling atau penentuan sampel

berdasarkan kebetulan. Teknik ini dilakukan dengan pengambilan sampel yang

dilakukan tiba-tiba berdasarkan siapa yang ditemui peneliti. Siswa dari dua

sekolah tersebut memiliki jenis disabilitas yang akan diteliti, yaitu tunanetra,

tunarungu dan tunagrahita. Pada SLB A Pembina Jakarta ditentukan 50 orangtua

siswa yang dijadikan sampel dan SLB BC Nur Abadi Jagakarsa ditentukan 100

orangtua siswa yang dijadikan sampel.

Page 69: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

55

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Parenting stress (dependent variable)

2. Parenting self-efficacy (independent variable)

a. Domain general (X1)

b. Task spesific dan domain spesific (X2)

3. Dukungan sosial (independent variable)

a. Attachment (X3)

b. Social integration (X4)

c. Reassurance of worth (X5)

d. Reliable alliance (X6)

e. Guidance (X7)

f. Opportunity for nurturance (X8)

4. Jenis kelamin (X9)

3.2.2 Definisi operasional variabel

Berikut definisi operasional untuk variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini:

1. Parenting stress adalah kecemasan dan ketegangan yang berlebihan terhadap

perannya sebagai orangtua yang disebabkan interaksi antara orangua dengan

anak dan minimnya sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kewajiban

sebagai orangtua, yang meliputi tiga aspek, yaitu:

a. The parent distress (pengalaman stress yang dialami orangtua dalam

kehidupannya dan dalam pengasuhan anaknya).

Page 70: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

56

b. The parent-child dysfunctional interaction (interaksi orangtua dan anak

yang tidak baik serta tingkat harapan orangtua terhadap anak)

c. The difficult child (karakteristik anak yang dapat meningkatkan parenting

stress).

2. Parenting self-efficacy adalah harapan dan keyakinan orangtua untuk

mengasuh anaknya dalam perkembangannya dengan sebaik mungkin yang

berpacu pada tiga aspek yang dikemukakan oleh Coleman (2000), yaitu:

a. Task-spesific (persepsi orangtua terhadap kompetensi mereka yang

berkaitan dengan tugas yang berbeda dalam domain orangtua) lalu

domain-spesific (kombinasi pengukuran dari task-specific, yang

mencerminkan pengukuran self-efficacy dalam domain yang lebih luas

yaitu pengasuhan). Dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan aspek

task-spesific dan domain-spesific dalam satu pengukuran.

b. Domain general (ekspektasi efficacy secara umum yang tidak terkait

dengan tugas-tugas pengasuhan tertentu).

3. Dukungan sosial adalah bentuk bantuan yang diterima dari orang lain yang

disayang dan dihargai kepada individu yang sedang mengalami tekanan

dalam kehidupannya. Dalam penelitian ini, dukungan sosial memiliki enam

aspek, yaitu:

a. Attachment adalah kedekatan emosional yang menjadikan invidu

memiliki rasa aman dan nyaman.

Page 71: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

57

b. Social integration adalah peran dan perasaan dalam suatu kelompok yang

memungkinkan individu untuk berbagi minat, perhatian serta melakukan

kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama.

c. Reassurance of worth adalah pengakuan atas kemampuan dan

keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau lembaga

terhadap kompetensi, keterampilan dan nilai yang dimiliki seseorang.

d. Reliable alliance adalah hubungan yang dapat diandalkan ketika individu

membutuhkan bantuan tersebut.

e. Guidance adalah saran dan informasi yang diperoleh dari orang yang

dapat dipercaya dan berwibawa.

f. Opportunity for nurturance adalah adanya perasaan dibutuhkan oleh

orang lain.

4. Jenis kelamin orangtua adalah variabel yang diukur dengan cara meminta

subjek untuk mengisi identitas diri mereka yang telah disediakan pada

kuesioner. Jenis kelamin diketahui dengan mencentang pilihan jenis kelamin,

yaitu laki-laki (disandikan satu) dan perempuan (disandikan nol).

3.3 Intrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala model likert dengan empat

kategori jawaban, yaitu:

1. STS (sangat tidak setuju)

2. TS (tidak setuju)

3. S (setuju)

4. SS (sangat setuju)

Page 72: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

58

Pada skala penelitian ini terdapat pernyataan positif (favorable) dan

pernyataan negatif (unfavorable). Untuk pernyataan favorable jawaban sangat

setuju memiliki nilai tertinggi dan nilai terendah pada jawaban sangat tidak setuju.

Sedangkan dalam pernyataan unfavorable jawaban sangat setuju memiliki nilai

terendah dan jawaban sangat tidak setuju memiliki nilai jawaban yang tertinggi.

Jika digambarkan dalam bentuk tabel, maka hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skoring item favorable dan unfavorable

Pernyataan STS (Sangat Tidak

Setuju)

TS (Tidak Setuju)

S (Setuju)

SS (Sangat Setuju

Favorable

1 2 3 4

Unfavorable

4 3 2 1

3.3.1 Alat ukur parenting stress

Untuk mengukur parenting stress pada orangtua yang memiliki anak

berkebutuhan khusus, peneliti menggunakan alat ukur baku yang dikembangkan

oleh Abidin (1995) yang dinamakan parenting stress index- short form (PSI-SF).

PSI-SF ini mengukur tiga aspek yaitu: the parent distress, the difficult child, dan

the parent-child dysfunctional interaction.

Peneliti melakukan pengadaptasian PSI-SF ini dengan menterjemahkan

sendiri alat ukur tersebut ke bahasa Indonesia. Tujuan dilakukannya adaptasi

adalah untuk mempermudah partisipan dalam pengisian kuesioner. Di samping

itu, peneliti mengurangi jumlah item yang asal mulanya 36 item menjadi 31 item.

Dalam pengisiannya alat ukur ini menggunakan skala model likert dengan

Page 73: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

59

rentangan lima poin (sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju).

Akan tetapi, peneliti mengubah rentangan menjadi empat poin (sangat setuju,

setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) dengan pertimbangan agar tidak ada

jawaban skala ragu-ragu. Adapun blue print dari skala parenting stress index -

short form dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2

Blue Print Parenting Stres Index – Short Form (PSI-SF)

No Aspek Indikator Favorable Jumlah

1. The Parent

Distress

Kemampuan orangtua 1,2,3 3

Keterbatasan peran orangtua 4,5 2

Gejala depresi orangtua 6,11,12 3

Tingkat kesehatan orangtua 7 1

Hubungan dengan pasangan 8 2

Dukungan sosial yang

diperoleh orangtua

9,10 1

2. The Parent-

Child

Dysfunctional

Interaction

Penguatan positif bagi

orangtua dari anak

13,15,22 3

Kedekatan emosional orangtua

dan anak

14,21 2

Kesesuaian karakteristik anak

dengan orangtua

16,17,18,

19,20

5

3. The Difficult

Child

Perilaku anak yang terlalu aktif 23,27 2

Mood anak 24,25,28 3

Tuntutan anak terhadap

orangtua

26,31 2

Karakteristik anak yang sulit

diatur

29,30 2

Jumlah Item 31

Page 74: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

60

3.3.2 Alat ukur parenting self-efficacy

Untuk mengukur parenting self-efficacy orangtua anak berkebutuhan khusus,

peneliti menggunakan dua skala baku untuk mengukur tiga aspek yang ada dalam

parenting self-efficacy. Skala pertama yang digunakan oleh peneliti adalah

parenting sense of competence (PSOC) untuk mengukur domain-general dari

parenting self-efficacy. Skala ini disusun oleh Gibaud-Wallston & Wandersman

pada tahun 1978. Skala ini terdiri dari 16 item yang mengukur dua domain, yaitu:

(1) Parenting satisfaction (kualitas seseorang yang berhubungan dengan

parenting), (2) Parent-efficacy (tingkat perasaan akan kemampuan dan

kepercayaan orangtua untuk mengurus anak).

Peneliti melakukan pengadaptasian dengan menterjemahkan sendiri skala ini

ke dalam bahasa indonesia. Selain itu, pengadaptasian lain yang dilakukan peneliti

adalah peneliti hanya mengambil tujuh item yang mengukur dimensi efficacy dan

tidak melampirkan item-item yang mengukur satisfaction. Bentuk skala baku ini

menggunakan skala model likert dengan rentangan enam poin (sangat setuju,

setuju, agak setuju, agak tidak setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju), namun

peneliti mengubah rentangan skala menjadi empat poin (sangat setuju, setuju,

tidak setuju, sangat tidak setuju).

Selain PSOC, peneliti menggunakan self-efficacy parenting task index

(SEPTI) yang disusun oleh Coleman untuk mengukur domain-spesific dan task-

spesific dari parenting self-efficacy. Skala ini terdiri dari 53 item yang memiliki

tujuh subdimensi, yaitu: (1) Emotional availability (2) Nurturance (3) Protection

Page 75: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

61

from harm or injury (4) Discipline & limit setting (5)Play (6) Teaching (7)

Instrumental care.

Sama halnya dengan PSOC, SEPTI juga menggunakan enam poin (sangat

setuju, setuju, agak setuju, agak tidak setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju),

namun peneliti mengubah rentangan skala menjadi empat poin (sangat setuju,

setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju). Untuk penilaian item favorable, pilihan

“Sangat Setuju” memiliki nilai empat poin dan pilihan “Sangat Tidak Setuju”

memiliki nilai satu poin. Dan sebaliknya penilaian item unfavorable adalah

pilihan “Sangat Setuju” memilki nilai satu poin dan pilihan “Sangat Tidak Setuju”

memiliki nilai empat poin.

Seperti skala-skala sebelumnya, skala ini didaptasi oleh peneliti ke dalam

bahasa indonesia dengan tujuan untuk mempermudah responden dalam mengisi

kuesioner ini. Selain itu, peneliti hanya mengambil 39 dari 53 item dalam skala

SEPTI, dengan pertimbangan responden akan kelelahan jika harus mengisi

kuesioner dengan banyak item, hal ini akan mengakibatkan terjadinya error lebih

banyak. Adapun blue print dari skala yang mengukur parenting self-efficacy-

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 76: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

62

Tabel 3.3

Blue Print Alat ukur parenting self-efficacy

Aspek Indikator Item Favorable Unfavorable

1 Domain general Tidak terkait dengan

tugas-tugas pengasuhan

tertentu

1,2,3,4

5,6,7

2 Task-spesific &

Domain spesific

Ketersediaan emosi 1,2,3 3,5

Pengasuhan, menghargai

anak, empati

6,7,8,10,

11

9

Melindungi dari bahya dan

cedera

13,14,15 12,16

Disiplin dan pembatasan 19 17,18,20,21

Bermain 22,24,25 23,26

Pengajaran 27,29,32,33 28,30,31

Peduli dan membentuk

struktur rutinitas

34,35,39 36,37,38

3.3.2 Alat ukur dukungan sosial

Dukungan sosial yang diukur dalam penelitian ini menggunakan the social

provisions scale yang dikembangkan oleh Cutrona pada tahun 1987. Sebagaimana

alat ukur sebelumnya, peneliti juga melakukan pengadaptasian dengan

menterjemahkan sendiri alat ukur ini ke bahasa Indonesia.

Skala ini terdiri dari 24 item yang mengukur enam aspek dukungan sosial,

yaitu: attachment, social integration, reassurance of worth, relliable alliance,

guidance dan opportunity for nurturance.

Page 77: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

63

Tabel 3.4

Blue Print Social Provision Scale (SPS)

No Aspek

Indikator Item Fav Unfav

1. Attachment Kedekatan emosional 11,17 2,21

Adanya rasa aman

2. Social

Integration

Berbagi minat dan kesenangan

dengan orang lain

5,8 14,22

3. Reassurance of

Worth

Pengakuan kemampuan dan

keahlian

13,20 6,9

4. Reliable

Alliance

Hubungan yang dapat

diandalkan

1,23 10,18

5. Guidance Mendapatkan nasihat dan saran

dari orang lain

12,16 3,19

6. Opportunity

for Nurturance

Perasaan dibutuhkan orang lain 4,7 15,24

Sama halnya dengan SEPTI, SPS juga menggunakan empat poin skala likert.

Untuk penilaian item favorable poin empat mewakili pilihan “Sangat Setuju” dan

poin satu mewakili penilaian pilihan “Sangat Tidak Setuju”. Dan sebaliknya

penilaian item unfavorable adalah pilihan “Sangat Setuju” memilki poin satu dan

pilihan “Sangat Tidak Setuju” memiliki poin empat.

3.4 Uji Validitas Konstruk

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis statistik yang

disebut confirmatory factor analysis (CFA) dengan bantuan lisrel 8.7. Adapun

logika dasar CFA adalah sebagai berikut (Umar, 2012):

Page 78: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

64

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pernyataan untuk mengukurnya.

Kemampuan ini disebut faktor. Sedangkan pengukuran terhadap faktor ini

dilakukan melalui analisis terhadap respon (jawaban) atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur atau memberi informasi tentang

satu faktor tertentu saja. Artinya setiap item maupun subtes bersifat

undimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang

undimensional. Matriks korelasi disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan

dengan matriks dari data empiris yang disebut matrik S. Jika teori

tersebut itu benar (undimensional) maka tentunya tidak ada perbedaan

antara matriks S atau bisa juga dinyatakan ∑ - S = 0.

4. Pernyataan matematik inilah yang dijadikan hipotesis nihil (Ho) yang akan

dianalisis menggunakan CFA. Dalam hal ini, dilakukan uji signifikansi

dengan menggunakan chi square. Jika chi square yang dihasilkan tidak

signifikan (nilai p>0,05), maka hipotesis nihil tersebut dapat diterima bahwa

item atau subtes instrumen hanya mengukur satu faktor saja.

5. Jika teori diterima (model fit), langkah selanjutnya, adalah menguji hipotesis

tentang signifikan tidaknya masing-masing item dalam mengukur apa yang

hendak diukur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan

( > 1,96), berarti item yang bersangkutan signifikan dalam mengukur apa

yang hendak diukur. Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana

Page 79: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

65

yang valid dan yang tidak valid dalam konteks validitas kontruk. Dengan kata

lain, analisis faktor konfirmatori dalam hal ini adalah pengujian terhadap

hipotesis nihil (H0): s - ∑ = 0. Artinya tidak ada perbedaan antar matriks

korelasi yang diharapkan oleh teori dengan matriks korelasi yang diperoleh

dari hasil observasi.

6. Selanjutnya, apabila dari hasil CFA terdapat item yg koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak sesuai

dengan sifat item lain yang bersifat positif.

7. Apabila kesalahan pengukurannya berkorelasi terlalu banyak dengan

kesalahan pengukuran pada item lain, maka item seperti ini pun dapat di drop

karena bersifat sangat multidimensional.

3.4.1 Uji validitas alat ukur parenting stress

1. The parent distress

Peneliti menguji apakah kedua belas item dari parenting stress index short-form

telah bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur parenting stress dari

dimensi parent distress. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 402,88, df = 54, P-value =

0.00000, dan nilai RMSEA = 0.208.

Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-square = 47,14, df = 34, P-value =

0.06640, RMSEA = 0.051. Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005

(tidak signifikan), artinya model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan

Page 80: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

66

bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu parent distress dari parenting

stress.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.5

Muatan faktor item dimensi parent distress dari parenting stress

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.49 0.08 6.15 V 2 0.59 0.08 7.43 V 3 0.62 0.08 8.15 V 4 0.76 0.07 10.63 V 5 0.78 0.07 11.28 V 6 0.51 0.08 6.12 V 7 0.69 0.07 9.29 V 8 0.69 0.07 9.19 V 9 0.68 0.07 9.20 V 10 0.82 0.07 11.63 V 11 0.59 0.08 7.40 V 12 0.72 0.08 9.63 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96), X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.5 di atas, seluruh item memiliki nilai t >1.96, artinya 12

item dari PSI-SF signifikan mengukur dimensi parent distress. Hasil yang

signifikan ini juga menunjukkan tidak ada item yang perlu di-drop sehingga dapat

digunakan untuk analisis berikutnya.

2. The parent-child dysfunctional interaction

Selanjutnya peneliti menguji apakah sepuluh item dari parenting stress index

short-form telah bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur parenting

stress dari dimensi parent-child dysfunctional interaction. Dari hasil analisis CFA

Page 81: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

67

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square =

379,14, df = 35, P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.257.

Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-square = 31,38, df = 21, P-value =

0.06763, RMSEA = 0.058. Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005

(tidak signifikan), artinya model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan

bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu parent-child dysfunctional

interaction dari parenting stress.

Kemudian, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6

Muatan faktor item dimensi parent-child dysfunctional interaction dari parenting

stress

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 13 0.54 0.08 6.82 V 14 0.77 0.07 10.74 V 15 0.84 0.07 12.03 V 16 0.76 0.07 10.49 V 17 0.39 0.08 4.64 V 18 0.68 0.07 9.16 V 19 0.58 0.08 7.39 V 20 0.38 0.09 4.42 V 21 0.76 0.07 10.33 V 22 0.64 0.08 7.78 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96), X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, seluruh item memiliki nilai t >1.96, artinya

sepuluh item dari PSI-SF signifikan mengukur dimensi parent-child dysfunctional

Page 82: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

68

interaction. Hasil yang signifikan ini juga menunjukkan tidak ada item yang perlu

di-drop sehingga dapat digunakan untuk analisis berikutnya.

3. The difficult child dari parenting stress

Selanjutnya peneliti menguji apakah sembilan item dari parenting stress index

short-form telah bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur parenting

stress dari dimensi difficult child. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 170,53, df = 27, P-

value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.189.

Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-square = 30,10, df = 19, P-value =

0.05052, RMSEA = 0.063. Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005

(tidak signifikan), artinya model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan

bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu difficult child dari parenting

stress.

Kemudian, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel dibawah ini:

Page 83: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

69

Tabel 3.7

Muatan faktor item dimensi child difficult dari parenting stress

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 23 0.66 0.08 8.76 V 24 0.81 0.07 11.49 V 25 0.85 0.07 12.67 V 26 0.42 0.07 10.49 V 27 0.67 0.08 8.68 V 28 0.78 0.08 10.32 V 29 0.66 0.07 8.93 V 30 0.58 0.08 7.67 V 31 0.63 0.08 8.33 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96), X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.7 di atas, seluruh item memiliki nilai t >1.96, artinya

sembilan item dari PSI-SF signifikan mengukur dimensi difficult child. Hasil yang

signifikan ini juga menunjukkan tidak ada item yang perlu di-drop sehingga dapat

digunakan untuk analisis berikutnya.

3.4.2 Uji validitas alat ukur parenting self-efficacy

Pada dimensi domain general, peneliti menguji apakah tujuh item tersebut bersifat

unidimensional mengukur satu faktor. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 76,52, df = 14,

P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.173. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-

square = 6,88, df = 4, P-value = 0.54944, RMSEA = 0.000.

Kemudian, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

Page 84: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

70

perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel dibawah ini

Tabel 3.8

Muatan faktor item dimensi domain general dari parenting self-efficacy

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.74 0.07 10.01 V 2 0.75 0.07 10.65 V 3 0.86 0.07 12.43 V 4 0.73 0.07 9.99 V 5 0.76 0.07 10.41 V 6 0.70 0.07 9.56 V 7 0.56 0.08 6.77 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8 di atas, seluruh item memiliki nilai t >1.96, signifikan

mengukur dimensi domain general. Hasil yang signifikan ini juga menunjukkan

tidak ada item yang perlu di-drop sehingga dapat digunakan untuk analisis

berikutnya.

Selanjutnya, peneliti menguji 39 item dari dimensi task-spesific & domain

spesific apakah bersifat unidimensional mengukur satu faktor. Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

square = 2875,89, df = 702, P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.144.

kemudian peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit, dengan Chi-square = 511,42, df = 463, P-value = 0.05932,

RMSEA = 0.026. Kemudian, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel dibawah ini:

Page 85: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

71

Tabel 3.9

Muatan faktor item task-spesific & domain spesific dari parenting self-efficacy

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.69 0.08 9.12 V 2 0.66 0.08 8.65 V 3 0.20 0.08 2.50 V 4 0.64 0.08 8.16 V 5 0.35 0.08 4.14 V 6 0.24 0.08 3.01 V 7 0.62 0.07 7.77 V 8 0.47 0.08 5.64 V 9 0.15 0.08 1.84 X 10 0.30 0.08 3.60 V 11 0.59 0.08 7.64 V 12 0.31 0.08 3.79 V 13 0.51 0.08 6.46 V 14 0.48 0.08 5.91 V 15 0.53 0.08 6.64 V 16 0.21 0.08 2.57 V 17 0.44 0.08 5.26 V 18 0.41 0.08 4.92 V 19 0.46 0.08 5.57 V 20 0.06 0.09 0.76 X 21 -0.27 0.09 -310 V 22 0.67 0.07 9.10 V 23 0.26 0.08 3.09 V 24 0.33 0.08 3.87 V 25 -0.17 0.09 -1.95 X 26 -0.01 0.09 -0.14 X 27 0.55 0.08 6.91 V 28 0.23 0.09 2.68 V 29 0.65 0.08 8.43 V 30 0.22 0.08 2.63 V 31 0.08 0.09 0.93 X 32 0.45 0.08 5.48 V 33 0.76 0.07 10.33 V 34 0.84 0.07 11.89 V 35 0.85 0.07 12.01 V 36 0.18 0.09 1.99 V 37 0.45 0.08 5.59 V 38 0.51 0.08 6.22 V 39 0.55 0.08 6.57 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) ; X = tidak signifikan

Page 86: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

72

Berdasarkan tabel 3.9 di atas, terdapat lima item yang memiliki nilai t <1.96.

Temuan ini menandakan bahwa lima item tersebut harus di–drop. Dengan

demikian ada 34 item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji

hipotesis.

3.4.1 Uji validitas alat ukur dukungan sosial

Pengujian selanjutnya dilakukan terhadap variabel dukungan sosial beserta

dimensi-dimensinya. Dukungan sosial merupakan salah satu variabel independen

dalam penelitian ini yang memiliki enam dimensi, yaitu:

1. Attachment

Sebanyak empat item diuji untuk mengetahui apakah item-item tersebut mampu

menggambarkan attachment. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 21,01, df = 2, P-value

= 0.00003, dan nilai RMSEA = 0.253.

Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-square = 0,00, df = 0, P-value =

1.00000, RMSEA = 0.000. Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005

(tidak signifikan), artinya model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan

bahwa seluruh item mengukur satu faktor yaitu attachment dari dukungan sosial.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti tabel di bawah ini:

Page 87: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

73

Tabel 3.10 Muatan faktor item dimensi attachment dari dukungan sosial

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 11 0.97 0.29 3.35 V 17 0.60 0.19 3.15 V 2 0.19 0.10 1.93 X 21 2.03 1.10 1.84 X

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10 di atas, terdapat dua item yang memiliki nilai t <1.96.

Temuan ini menandakan bahwa dua item tersebut harus di–drop. Dengan

demikian ada dua item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji

hipotesis.

2. Social integration

Sebanyak empat item diuji untuk mengetahui apakah item-item tersebut mampu

menggambarkan social integration. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 29,91, df = 2,

P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.306. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-

square = 0,48, df = 1, P-value = 0.48676, RMSEA = 0.000.

Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005 (tidak signifikan), artinya

model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan bahwa seluruh item

mengukur satu faktor yaitu social integration dari dukungan sosial. Selanjutnya,

peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara

signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,

Page 88: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

74

pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti tabel dibawah ini:

Tabel 3.11 Muatan faktor item dimensi social integration dari dukungan sosial

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 5 1.10 0.32 3.48 V 8 0.48 0.16 3.06 V 14 0.05 0.08 0.62 X 22 0.24 0.11 2.29 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.11 di atas, terdapat satu item yang memiliki nilai t <1.96.

Temuan ini menandakan bahwa satu item tersebut harus di–drop. Dengan

demikian ada tiga item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji

hipotesis.

3. Reassurance of worth

Sebanyak empat item diuji untuk mengetahui apakah item-item tersebut mampu

menggambarkan reassurance of worth. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 21,07, df = 2,

P-value = 0.00003, dan nilai RMSEA = 0.253. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-

square = 14,34, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000.

Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005 (tidak signifikan), artinya

model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan bahwa seluruh item

mengukur satu faktor yaitu reassurance of worth dari dukungan sosial.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

Page 89: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

75

diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti tabel dibawah ini:

Tabel 3.12 Muatan faktor item dimensi reassurance of worth dari dukungan sosial

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 12 0.79 0.34 2.30 V 20 0.53 0.21 2.49 V 6 0.42 0.17 2.38 V 9 0.31 0.14 2.19 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.12 di atas, seluruh item memiliki nilai t >1.96, artinya

keempat item signifikan mengukur dimensi reassurance of worth. Hasil yang

signifikan ini juga menunjukkan tidak ada item yang perlu di-drop sehingga dapat

digunakan untuk analisis berikutnya.

4. Reliable Alliance

Sebanyak empat item diuji untuk mengetahui apakah item-item tersebut mampu

menggambarkan reliable alliance. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 15,95, df = 2, P-value

= 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.216. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-

square = 0,00, df = 1, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000.

Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005 (tidak signifikan), artinya

model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan bahwa seluruh item

mengukur satu faktor yaitu reliable alliance dari dukungan sosial. Selanjutnya,

Page 90: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

76

peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara

signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,

pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti tabel dibawah ini:

Tabel 3.13 Muatan faktor item dimensi reliable alliance dari dukungan sosial

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0.32 0.09 3.39 V 23 -0.01 0.09 -0.08 X 10 0.89 0.15 5.91 V 18 0.63 0.12 5.20 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.13 di atas, terdapat satu item yang memiliki nilai t <1.96.

Temuan ini menandakan bahwa satu item tersebut harus di–drop. Dengan

demikian ada tiga item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji

hipotesis.

5. Guidance

Sebanyak empat item diuji untuk mengetahui apakah item-item tersebut mampu

menggambarkan guidance. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 26,31, df = 2, P-value =

0.00003, dan nilai RMSEA = 0.286. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit, dengan Chi-

square = 0,00, df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000.

Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005 (tidak signifikan), artinya

model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan bahwa seluruh item

Page 91: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

77

mengukur satu faktor yaitu guidance dari dukungan sosial. Selanjutnya, peneliti

melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara

signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak,

pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan

faktor, seperti tabel dibawah ini:

Tabel 3.14 Muatan faktor item dimensi guidance dari dukungan sosial

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 12 0.40 0.10 4.14 V 16 0.29 0.12 2.52 V 3 0.63 0.12 5.50 V 19 0.79 0.13 6.09 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.14 di atas, seluruh item memiliki nilai t >1.96, artinya

keempat item signifikan mengukur dimensi guidance. Hasil yang signifikan ini

juga menunjukkan tidak ada item yang perlu di-drop sehingga dapat digunakan

untuk analisis berikutnya.

6. Opportunity for nurturance

Sebanyak empat item diuji untuk mengetahui apakah item-item tersebut mampu

menggambarkan opportunity for nurturance. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square =

44,96, df = 2, P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.380. Oleh sebab itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit, dengan Chi-square = 2,10, df = 1, P-value = 0.14769, RMSEA = 0.086.

Page 92: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

78

Dari hasil tersebut menunjukkan P-value > 0,005 (tidak signifikan), artinya

model satu faktor dapat diterima yang menunjukkan bahwa seluruh item

mengukur satu faktor yaitu opportunity for nurturance dari dukungan sosial.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti tabel dibawah ini:

Tabel 3.15 Muatan faktor item dimensi opportunity for nurturance dari dukungan sosial

No Item Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 4 1.01 0.20 5.16 V 7 0.35 0.10 3.44 V 15 0.60 0.16 3.64 V 24 0.51 0.12 4.29 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t >1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.15 di atas, seluruh item memiliki nilai t >1.96, artinya

keempat item signifikan mengukur dimensi opportunity for nurturance. Hasil

yang signifikan ini juga menunjukkan tidak ada item yang perlu di-drop sehingga

dapat digunakan untuk analisis berikutnya.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh

parenting self-efficacy, dukungan sosial dan jenis kelamin terhadap parenting

stress pada orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus adalah

menggunakan Multiple Regression Analysis (analisis regresi berganda). Teknik

analisis regresi berganda ini digunakan agar dapat menjawab hipotesis nihil

yang ada pada bab dua. Dalam penelitian ini dependent variable sebanyak satu

Page 93: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

79

buah dan independent variable sebanyak delapan buah. Sehingga susunan

persamaan garis regresi penelitian adalah:

Keterangan:

Y = Dependent variabel (DV) yaitu parenting stress

a = intercept (konstan)

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X

X1= parenting self efficacy (domain general)

X2= parenting self efficacy (task spesific & domain spesific)

X3= dukungan sosial (attachment)

X4= dukungan sosial (social integration)

X5= dukungan sosial (reassurance of worth)

X6= dukungan sosial (reliable alliance)

X7= dukungan sosial (guidance)

X8= dukungan sosial (opportunity for nurturance)

X9= jenis kelamin

e = residual

Dalam menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang

paling sesuai (memiliki eror/residu terkecil), maka diperlukan beberapa pengujian

dan analisis, yaitu:

Y= a + b₁X₁ + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + e

Page 94: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

80

1. R² (koefisien korelasi berganda)

R² merupakan proporsi varian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Dengan kata lain, akan terlihat

besarnya pengaruh parenting self-efficacy (domain general, task spesific &

domain spesific), dukungan sosial (attachment, social integration, reassurance of

worth, reliable alliance, guidance dan opportunity for nurturance) dan jenis

kelamin terhadap parenting stress. Adapun untuk mendapatkan nilai R²,

digunakan rumus sebagai berikut :

R² =SSregSSy

2. Uji F

Selanjutnya R² dapat diuji untuk membuktikan apakah regresi X terhadap Y

signifikan atau tidak maka digunakanlah uji F. Adapun rumus untuk uji F

terhadap R² adalah :

𝐹𝐹 =R²/k

(1 − R²)/ (N− k − 1)

3. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh yang diberikan variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Oleh karena itu, sebelum

diperoleh nilai t dari setiap IV harus diperoleh dahulu nilai standar eror estimate

dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar mean square dibagi SS.

Setelah diperoleh nilai Sb barulah dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien

regresi) dengan Sb itu sendiri. Adapun rumus t-test yang digunakan adalah :

𝑡𝑡 =b

Sb

Page 95: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

81

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1. Peneliti merumuskan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian.

Setelah merumuskan masalah, peneliti mengumpulkan materi penelitian

terdahulu yang dapat memperkuat pentingnya dilakukan penelitian ini (ex:

jurnal, skripsi, tesis dan disertasi). Selanjutnya, peneliti mengumpulkan teori-

teori pendukung dari masing-masing variabel yang akan diteliti. Buku- buku

cetak, buku-buku elektronik (e-book), artikel serta jurnal dapat dijadikan

landasan teori untuk menguatkan penelitian. Ketika sudah dipastikan bahwa

teori dan hasil penelitian sebelumnya telah dikumpulkan secara lengkap,

peneliti mempelajari, menentukan dan mengadaptasi alat ukur yang digunakan

dalam penelitian, yaitu alat ukur parenting stress yang bernama PSI-SF

parenting stress index short-form, dua alat ukur parenting self-efficacy yaitu

PSOC (parenting sense of competence) dan SEPTI (self-efficacy parenting task

index) dan alat ukur dukungan sosial turunan dari Cutrona yaitu SPS (the sosial

provisions scale).

2. Peneliti mencari informasi melalui internet, beberapa teman, guru dan terapis

mengenai sekolah dan yayasan ABK (tunanetra, tunarungu dan tunagrahita).

Setelah nama dan alamat instansi berhasil dikumpulkan peneliti membuat surat

izin penelitian kepada pihak fakultas psikologi dan membuat surat izin

melakukan penelitian yang ditujukan untuk SLB A Pembina Jakarta dan SLB

Nur Abadi Jagakarsa pada bulan januari 2015.

Page 96: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

82

3. Selanjutnya, peneliti mulai melakukan penelitian. Penelitian pertama dilakukan

di SLB Nur Abadi di jagakarsa untuk anak berkebutuhan khusus tunarungu dan

tunagrahita yang disambut hangat oleh ibu kepala sekolah dan dibantu oleh

bagian TU yaitu ibu yanti. Penelitian kedua dilakukan di SLB A Pembina

Lebak Bulus untuk anak berkebutuhan khusus tunanetra yang disambut tegas

oleh bapak kepala sekolah dan dibantu oleh ibu tati sebagai guru pendamping.

4. Selanjutnya setelah mendapatkan data yang diinginkan berjumlah 150

kuesioner peneliti melakukan skoring dan memasukan data skoring ke dalam

Microsoft Excel. Setelah itu, peneliti menganalisis data melalui uji validitas

menggunakan sistem komputerisasi Lisrel 8.70 dan menguji hipotesis

penelitian melalui analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS 16.0.

dan akhirnya peneliti membuat pembahasan dari hasil analisis regresi beganda

disertai kesimpulan dan saran.

Page 97: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

83

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab keempat dalam penelitian ini, peneliti akan memberikan gambaran tentang

hasil dari analisis yang telah dilakukan. Hasil yang akan dibahas diantaranya;

deskripsi data, analisis data dan pengujian hipotesis penelitian.

4.1. Gambaran umum subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orangtua dengan anak berkebutuhan khusus siswa

SLB A Pembina Lebak Bulus dan SLB BC Nur Abadi Jagakarsa. Dalam penelitian

ini, sampel diambil dengan tiga jenis disabilitas yaitu kategori A (tunanetra), B

(tunarungu) dan C (tunagrahita). Selanjutnya, akan dijelaskan gambaran subjek

penelitian berdasarkan jenis disabilitas anak yang dapat dilihat dalam tabel 4.1

dibawah ini.

Tabel 4.1 Subjek Berdasarkan kategori disabilitas anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Tunanetra 50 33,3 33,3 33,3

Tunarungu 50 33,3 33,3 66,7 Tunagrahita 50 33,3 33,3 100,0

Total 150 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 diatas terlihat bahwa subjek dalam penelitian ini adalah 150

orangtua dengan anak berkebutuhan khusus yang terdiri dari 50 orangtua (33,3%)

dengan anak kategori A, 50 orangtua (33,3 %) dengan anak kategori B dan 50

orangtua (33,3 %) dengan anak kategori C.

Page 98: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

84

Selain itu, peneliti juga menguraikan distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin,

seperti halnya pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Perempuan 91 60,7 60,7 60,7

Laki-Laki 59 39,3 39,3 100,0 Total 150 100,0 100,0

Tabel 4.2 diatas menjelaskan jumlah subjek perempuan yang lebih besar

dibanding jumlah subjek laki-laki, dengan perolehan jumlah subjek perempuan

sebanyak 60,7% dari total responden.

4.1.1. Deskripsi data subjek penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat perbedaan parenting stress orangtua yang

memiliki anak berkebutuhan khusus dengan tiga jenis disabilitas, yaitu: tunanetra,

tunarungu dan tunagrahita. Tabel dibawah ini menunjukkan deskripsi data

berdasarkan jenis disabilitas.

Tabel 4.3 Deskripsi data berdasarkan jenis disabilitas

JENIS_DISABILITAS Mean N Std. Deviation Parenting Stress

Tunanetra 47,6945 50 8,68083 Tunarungu 49,7516 50 9,46055 Tunagrahita 52,5539 50 10,29596

Total 50,0000 150 9,64727

Dari tabel 4.3 diatas, diketahui bahwa nilai mean parenting stress yang paling

tinggi dalam penelitian ini adalah nilai mean parenting stress yang dimiliki oleh

Page 99: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

85

orangtua anak tunagrahita sebesar (52,5539). Hal ini menunjukkan bahwa parenting

stress yang dialami oleh orangtua anak tunagrahita lebih besar daripada orangtua

anak tunarungu dan tunanetra. Tingginya parenting stress yang dialami orangtua

anak tunagrahita berhubungan dengan segala kebutuhan dan perawatan anak

tunagrahita yang begitu kompleks (Peer & Hilman, 2012). Penelitian lain yang

menunjukkan tingkat keterbatasan fungsional fungsional anak secara signifikan

memiliki pengaruh terhadap parenting stress yang dialami oleh orangtua (Macias

dalam Peer & Hilman, 2012).

Selanjutnya, peneliti menguji perbedaan pengaruh jenis kelamin terhadap tingkat

parenting stress sebagai uji pendahuluan untuk kemudian melihat nilai

signifikansinya. Berikut ini disajikan tabel yang menujukkan deskripsi data

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.4 Deskripsi data berdasarkan jenis kelamin

JENIS_KELAMIN Mean N Std. Deviation Parenting stress Laki-laki 49,4011 59 9,13662

Perempuan 50,9237 91 10,39846 Total 50,0000 150 9,64727

Dari tabel 4.4 diatas, diketahui nilai mean parenting stress yang dimiliki oleh

subjek laki-laki sebesar (49,4011) sedangkan nilai mean parenting stress yang

dimiliki oleh subjek perempuan sebesar (50,9237). Berdasarkan hal ini dapat

disimpulkan bahwa nilai mean parenting stress subjek perempuan lebih besar

daripada subjek laki-laki.

Page 100: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

86

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Sebelum dijelaskan secara detail tentang beberapa subbab selanjutnya, perlu

dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor faktor

dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi,

penghitungan skor faktor pada tiap variabel dihitung dengan menggunakan maximum

likehood, skor ini disebut true score, item-item yang dianalisis oleh maximum

likehood adalah item yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang

dihasilkan oleh maximum likehood satuannya berbentuk Zscore. Untuk menghilangkan

bilangan negative dari Zscore, semua skor ditransformasi ke skala T yang semuanya

positif dengan menetapkan mean = 50 dan standar deviasi = 10. Langkah selanjutnya

adalah melakukan proses komputasi melalui formula T-score = 50 + (10.z).

Selanjutnya untuk menjelaskan gambaran umum tentang statistik deskriptif dari

variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi patokan adalah nilai

mean, median, standar deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari masing-masing

variabel. Nilai tersebut ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:

Page 101: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

87

Tabel 4.5 Deskripsi statistik variabel penelitian

Variabel N Minimum Maximum Mean Std Deviation PARENTING_STRESS 150 30,36 76,61 50,0000 9,64727 DOMAIN_GENERAL 150 17,14 65,37 50,0000 9,25457 DOMAIN_SPESIFIC 150 20,08 70,08 50,0000 9,54283 ATTACHMENT 150 20.54 65.12 50,0000 8,77384 SOCIAL_INTEGRATION 150 18,28 70,99 50,0000 9,34167 REASSURANCE_OF_WORTH 150 32,78 66,83 50,0000 7,72385 RELIABLE_ALLIANCE 150 26,44 63,77 50,0000 8,64952 GUIDANCE 150 27,53 65,78 50,0000 8,13907 OPPORTUNITY_FOR_NURTURANCE 150 26,18 67,18 50,0000 7,73630 Valid N (listwise) 150

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian

berjumlah 150 orang dengan skor parenting stress yang terendah adalah 30,36

sedangkan skor parenting stress yang tertinggi adalah 76,61.

Sementara itu, untuk skor parenting self-efficacy dimensi domain general

memiliki skor terendah 17,14 dan skor tertinggi 65,37. sedangkan dimensi domain

spesific & task spesific dari parenting self-efficacy memiliki skor terendah 20,08 dan

skor tertinggi 70,08.

Skor dukungan sosial pada dimensi attachment memiliki skor terendah 20,54 dan

skor tertinggi 65,12, dimensi social integration memiliki skor terendah 18,28 dan

skor tertinggi 70,99, dimensi reassurance of worth memiliki skor terendah 32,78 dan

skor tertinggi 66,83, dimensi reliable alliance memiliki skor terendah 26,44 dan skor

tertinggi 63,77, dimensi guidance memiliki skor terendah 27,53 dan skor tertinggi

65,78, dimensi opportunity for nurturance memiliki skor terendah 26,18 dan skor

tertinggi 67,18.

Page 102: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

88

4.2. Kategorisasi variabel penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok–

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi

yang akan peneliti gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian.

Sebelum mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat

rendah dan tinggi, penulis terlebih dahulu menetapkan norma dari skor dengan

menggunakan nilai mean dan standar deviasi pada tabel 4.3 dan berlaku pada semua

variabel. Adapun norma skor tersebut dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Norma skor variabel

Kategori Norma

Rendah X<M-1SD

Tinggi X>M+1SD

Berdasarkan norma kategorisasi tersebut, diperoleh persentase kategori untuk

variabel parenting stress, parenting self-efficacy (domain general, task spesific &

domain spesific) dan dukungan sosial (attachment, social integration, reassurance of

worth, reliable alliance, guidance, opportunity for nurturance).

Page 103: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

89

Tabel 4.7 Kategorisasi skor parenting stress, parenting self-efficacy dan dukungan sosial

No

Variabel

Kategori & Persentase Skor Total Rendah % Tinggi %

1. Parenting stress 77 51.3 73 48.7 150 2. Domain general 76 50.7 74 49.3 150 3. Task spesific& domain spesific 83 55.3 67 44.7 150 4. Attachment 105 70.0 45 30.0 150 5. Social integration 28 18.7 122 81.3 150 6. Reassurance of worth 94 62.7 56 37.3 150 7. Reliable alliance 96 64.0 54 36.0 150 8. Guidance 86 57.3 64 42.7 150 9. Opportunity for nurturance 70 46.7 80 53.3 150

Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini orangtua yang

memiliki anak berkebutuhan khusus mengalami parenting stress pada kategori yang

rendah yaitu sebesar 51,3% (sebanyak 77 orangtua). sementara 73 orangtua lainnya

atau 48,7% berada pada kategori parenting stress yang tinggi.

Pada variabel parenting self-efficacy, orangtua yang memiliki anak berkebutuhan

khusus dalam penelitian ini memiliki tingkat parenting self-efficacy yang rendah.

Hasil ini dapat dilihat dari persentasi dimensi domain general orangtua sebesar 50,7%

(sebanyak 76 orangtua). Begitu pula dengan persentasi dimensi task spesific &

domain spesific sebesar 55,3% (sebanyak 83 orangtua). Hal ini menunjukkan

bahwasanya orangtua anak berkebutuhan khusus belum seutuhnya percaya dan yakin

terhadap kemampuannya untuk mengasuh anak berkebutuhan khusus dengan baik.

Selanjutnya, pada variabel dukungan sosial ada empat dimensi yang berada pada

kategori rendah, di antaranya: persentasi dimensi attachment sebesar 70% yang

berarti sebanyak 105 orangtua anak berkebutuhan khusus memiliki kedekatan

Page 104: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

90

emosional yang rendah terhadap orang sekitarnya. Dimensi selanjutnya adalah

reassurance of worth yang memiliki persentasi sebesar 62,7% yang berarti sebanyak

94 orangtua anak berkebutuhan khusus tidak mendapatkan pengakuan ataupun

penghargaan terhadap kemampuannya untuk mengasuh anak berkebutuhan khusus.

Dimensi reliable alliance memiliki persentasi sebesar 64% dan dimensi guidance

memiliki persentasi sebesar 57.3%. Hal ini menunjukkan bahwa orangtua anak

berkebutuhan khusus dalam penelitian ini tidak memperoleh secara maksimal akan

bantuan nyata dan bimbingan serta nasehat disaat membutuhkan.

Adapun variabel dukungan sosial yang berada pada posisi tinggi adalah dimensi

social integration yang memiliki persentasi sebanyak 81,3% yang berarti 122

orangtua anak berkebutuhan khusus memiliki peran dalam kelompok untuk berbagi

kegiatan. Selanjutnya dimensi opportunity for nurturance yang memiliki persentasi

sebanyak 53,3%. Hal ini menunjukkan bahwa 80 orangtua anak berkebutuhan khusus

memiliki perasaan dibutuhkan orang lain.

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1 Uji regresi berganda

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik analisis regresi

berganda yang penghitungannya menggunakan software SPSS 16. Ada tiga hal yang

perlu diperhatikan dalam analisis regresi:

1. Melihat besaran R square untuk mengetahui besaran sumbangan (persentase)

keseluruhan aspek-aspek IV terhadap varian pada DV.

2. Melihat apakah IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV

Page 105: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

91

3. Melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV

terhadap DV.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis besaran R square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians pada DV yang dijelaskan oleh IV. Untuk tabel

R square bisa dilihat sebagai berikut.

Tabel 4.8 Model Summary Analisis Regresi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,598a ,358 ,317 7,97422 a. Predictors: (Constant), JENIS_KELAMIN, REASSURANCE_OF_WORTH, DOMAIN_GENERAL,

OPPORTUNITY_FOR_NURTURANCE, SOCIAL_INTEGRATION, RELIABLE_ALLIANCE, DOMAIN_SPESIFIC,

GUIDANCE, ATTACHMENT

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai R square yang diperoleh adalah 0.358.

Hal ini berarti domain general parenting self-efficacy, task spesific & domain spesific

parenting self-efficacy, attachment, social integration, reassurance of worth, reliable

alliance, guidance, opportunity for nurturance dan jenis kelamin. dalam penelitian ini

memberikan sumbangan sebesar 35.8% terhadap proporsi varian parenting stress,

sedangkan 64.2% lainnya dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Langkah kedua, peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variabel

terhadap parenting stress. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 106: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

92

Tabel 4.9 Anova

Model Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression 4965,048 9 551,672 8,676 ,000a Residual 8902,347 140 63,588

Total 13867,394 149 a. Predictors: (Constant), JENIS_KELAMIN, REASSURANCE_OF_WORTH, DOMAIN_GENERAL,

OPPORTUNITY_FOR_NURTURANCE, SOCIAL_INTEGRATION, RELIABLE_ALLIANCE, DOMAIN_SPESIFIC, GUIDANCE, ATTACHMENT

b. Dependent Variable: PARENTING_STRESS

Analisis ini dilakukan berdasarkan uji F (lihat tabel 4.8). dari hasil uji F

didapatkan bahwa p=0.00 (p <0,05) atau signifikan, maka hipotesis nol ditolak. Oleh

karenanya, hipotesis minor yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan seluruh

variabel independen terhadap parenting stress diterima. Artinya, ada pengaruh yang

signifikan dari parenting self-efficacy (domain general, task spesific & domain

spesific), dukungan sosial (attachment, social integration, reassurance of worth,

reliable alliance, guidance,e opportunity for nurturance) dan jenis kelamin terhadap

parenting stress orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

Langkah ketiga adalah melihat koefisien regresi tiap independent variabel. Jika

nilai t >1.96 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV

tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap parenting stress orangtua anak

berkebutuhan khusus. Adapun penyajiannya ditampilkan pada table dibawah ini:

Page 107: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

93

Tabel 4.10

Coefficients regression

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T

Sig. B Std.Error Beta

1 (Constant) 82,033 6,561 12,503 ,000 DOMAIN_GENERAL ,066 ,086 ,063 ,768 ,444 DOMAIN_SPESIFIC -,471 ,088 -,465 -5,361 ,000 ATTACHMENT -,414 ,155 -,376 2,671 ,008 SOCIAL_INTEGRATION ,064 ,082 ,062 ,790 ,431 REASSURANCE_OF_WORTH -,515 ,196 -,412 -2,625 ,010 RELIABLE_ALLIANCE -,185 ,096 -,116 -1,921 ,057 GUIDANCE -,039 ,105 -,033 -,369 ,713 OPPORTUNITY_FOR_NURTURANCE ,027 ,101 ,022 ,270 ,788 JENIS_KELAMIN -,389 1,372 -,020 -,283 ,777

a. Dependent Variable: PARENTING_STRESS

Didasarkan pada koefisien regresi pada tabel 4.9 peneliti merumuskan persamaan

regresi berikut.

Parenting Stress = 82.033 + 0.066 Domain_General – 0.471 Domain_Spesific* -

0.414 Attachment* + 0.064 Social_Integration - 0.515

Reassurance_Of_Worth* - 0,185 Reliable_Alliance - 0,039

Guidance + 0,027 Opportunity_For_Nurturance - 0,399

Jenis_Kelamin

Tanda bintang (*) pada persamaan diatas menandakan bahwa konstruk task

spesific & domain spesific, attachment dan reassurance of worth memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap parenting stress. Selain dilihat dari nilai t-score (t > 1.96)

suatu dimensi dapat diketahui signifikan atau tidak diketahui dari kolom sig. Syarat

yang harus dipenuhi adalah “jika konstruk memiliki nilai (sig < 0.05), maka konstruk

Page 108: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

94

tersebut dinayatakan signifikan mengukur variabel dependennya”. Penting diketahui,

baik nilai t maupun nilai Sig adalah indikator suatu dimensi dapat dikatakan

signifikan atau tidak. Kaitan yang terjadi adalah nilai t tertentu akan menghasilkan

nilai Sig. tertentu pula.

Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa dari kesembilan hipotesis minor hanya

ada tiga hipotesis saja yang berkolerasi secara signifikan. Penjelasan dari nilai

koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai berikut.

1. Uji H1

Variabel domain general

Diperoleh nilai koefisien regresi variabel domain general sebesar 0,066

dengan signifikansi sebesar 0.444 (p > 0.05) yang berarti bahwa secara positif

tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel domain general terhadap

parenting stress orangtua anak berkebutuhan khusus.

2. Uji H2

Variabel task spesific & domain spesific

Diperoleh nilai koefisien regresi variabel task spesific & domain spesific

sebesar -0,471 dengan signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05) yang berarti

bahwa secara negatif terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel task

spesific & domain spesific terhadap parenting stress orangtua anak

berkebutuhan khusus. Jadi semakin tinggi task spesific & domain spesific

maka semakin rendah parenting stress orangtua anak berkebutuhan khusus.

Page 109: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

95

3. Uji H3

Variabel attachment

Diperoleh nilai koefisien regresi variabel attachment sebesar -0,414 dengan

signifikansi sebesar 0.008 (p < 0.05) yang berarti bahwa secara negatif

terdapat pengaruh yang signifikan dari attachment terhadap parenting stress

orangtua anak berkebutuhan khusus. Jadi semakin tinggi attachment yang

diperoleh maka semakin rendah parenting stress orangtua anak berkebutuhan

khusus.

4. Uji H4

Variabel social integration

Diperoleh nilai koefisien regresi variabel social integration sebesar 0,065

dengan signifikansi sebesar 0.429 (p > 0.05) yang berarti bahwa secara positif

tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel social integration

terhadap parenting stress orangtua anak berkebutuhan khusus.

5. Uji H5

Variabel reassurance of worth

Diperoleh nilai koefisien regresi variabel reassurance of worth sebesar -0,519

dengan signifikansi sebesar 0.009 (p < 0.05) yang berarti bahwa secara negatif

terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel reassurance of worth terhadap

parenting stress orangtua anak berkebutuhan khusus. Jadi semakin tinggi

reassurance of worth yang diperoleh maka semakin rendah parenting stress

orangtua anak berkebutuhan khusus.

Page 110: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

96

6. Uji H6

Variabel reliable alliance

Diperoleh nilai koefisien regresi variabel reliable alliance sebesar -0,189

dengan signifikansi sebesar 0.055 (p > 0.05) yang berarti bahwa secara positif

tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel reliable alliance

terhadap parenting stress orangtua anak berkebutuhan khusus.

7. Uji H7

Variabel guidance

Diperoleh nilai koefisien regresi variabel guidance sebesar 0,031 dengan

signifikansi sebesar 0.776 (p > 0.05) yang berarti bahwa secara positif tidak

terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel guidance terhadap parenting

stress orangtua anak berkebutuhan khusus.

8. Uji H8

Variabel opportunity for nurturance

Diperoleh nilai koefisien regresi variabel opportunity for nurturance sebesar

0,027 dengan signifikansi sebesar 0.794 (p>0.05) yang berarti bahwa secara

positif tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel opportunity for

nurturance terhadap parenting stress orangtua anak berkebutuhan khusus.

9. Uji H9

Variabel jenis kelamin

Diperoleh nilai koefisien regresi variabel jenis kelamin sebesar -0,256 dengan

signifikansi sebesar 0.777 (p>0.05) yang berarti bahwa secara positif tidak

Page 111: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

97

terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel jenis kelamin terhadap

parenting stress orangtua anak berkebutuhan khusus.

Melalui pemaparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat tiga

hipotesis minor yang berkontribusi secara signifikan terhadap variabel

parenting stress yaitu task spesific & domain spesific, attachment dan

reassurance of worth

4.3.2 Pengujian proporsi varian masing-masing independent variable

Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui bagaimana sumbangan proporsi varians dari

masing-masing variabel independen yang diteliti. Berikut ini akan disajikan tabel

dimana dalam tabel tersebut terdiri atas kolom pertama (model) adalah IV yang

dianalisis satu persatu, kolom ketiga (R Square) merupakan total penambahan varians

DV dari tiap IV yang dianalisis satu persatu tersebut, kolom keenam (R square

change) merupakan nilai murni varians DV dari tiap IV yang dianalisis satu persatu,

kolom ketujuh (F change) adalah nilai F hitung bagi IV yang bersangkutan, kemudian

kolom df ialah derajat kebebasan atau taraf nyata bagi IV yang bersangkutan dan df

terdiri atas numerator dan denumerator. Kolom terakhir adalah kolom Sig. F Change

yang fungsinya untuk mengetahui signifikansinya. Apabila p<0.05 maka IV memiliki

sumbangan yang signifikan. Jika signifikan artinya bahwa penambahan (incremented)

proporsi varians dari IV yang bersangkutan, dampaknya signifikan. Besarnya

proporsi varians pada parenting stress dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 112: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

98

Tabel 4.11

Proporsi Varians Parenting Stress dari masing-masing Variabel Independen

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

dimension0

1 ,247a ,061 ,055 9,37907 ,061 9,643 1 148 ,002

2 ,515b ,265 ,255 8,32843 ,204 40,696 1 147 ,000

3 ,515c ,265 ,250 8,35672 ,000 ,007 1 146 ,936

4 ,515d ,265 ,245 8,38460 ,000 ,031 1 145 ,861

5 ,582e ,338 ,315 7,98323 ,073 15,947 1 144 ,000

6 ,597f ,357 ,330 7,89719 ,019 4,155 1 143 ,043

7 ,598g ,357 ,326 7,92262 ,000 ,084 1 142 ,773

8 ,598h ,358 ,321 7,94817 ,000 ,089 1 141 ,767

9 ,598i ,358 ,317 7,97422 ,000 ,080 1 140 ,777 a. Predictors: (Constant), DOMAIN_GENERAL b. Predictors: (Constant), DOMAIN_GENERAL, DOMAIN_SPESIFIC c. Predictors: (Constant), DOMAIN_GENERAL, DOMAIN_SPESIFIC, ATTACHMENT d. Predictors: (Constant), DOMAIN_GENERAL, DOMAIN_SPESIFIC, ATTACHMENT,

SOCIAL_INTEGRATION e. Predictors: (Constant), DOMAIN_GENERAL, DOMAIN_SPESIFIC, ATTACHMENT,

SOCIAL_INTEGRATION, REASSURANCE_OF_WORTH f. Predictors: (Constant), DOMAIN_GENERAL, DOMAIN_SPESIFIC, ATTACHMENT,

SOCIAL_INTEGRATION, REASSURANCE_OF_WORTH, RELIABLE_ALLIANCE g. Predictors: (Constant), DOMAIN_GENERAL, DOMAIN_SPESIFIC, ATTACHMENT,

SOCIAL_INTEGRATION, REASSURANCE_OF_WORTH, RELIABLE_ALLIANCE, GUIDANCE

h. Predictors: (Constant), DOMAIN_GENERAL, DOMAIN_SPESIFIC, ATTACHMENT, SOCIAL_INTEGRATION, REASSURANCE_OF_WORTH, RELIABLE_ALLIANCE, GUIDANCE, OPPORTUNITY_FOR_NURTURANCE

i. Predictors: (Constant), DOMAIN_GENERAL, DOMAIN_SPESIFIC, ATTACHMENT, SOCIAL_INTEGRATION, REASSURANCE_OF_WORTH, RELIABLE_ALLIANCE, GUIDANCE, OPPORTUNITY_FOR_NURTURANCE, JENIS_KELAMIN

Dari tabel 4.10 di atas dapat dijelaskan informasi sebagai berikut:

1. Variabel domain general memberikan sumbangan sebesar 6.1% dalam varians

parenting stress. Sumbangan ini signifikan secara statistik dengan (F(1. 148)

= 9.643; sig<0.05).

Page 113: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

99

2. Variabel task spesific & domain spesific memberikan sumbangan sebesar

20.4% dalam varians parenting stress. Sumbangan ini signifikan secara

statistik dengan (F(1. 147) = 40.696; sig<0.05)

3. Variabel attachment memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians

parenting stress. Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik dengan (F(1.

146) = 0.007; sig>0.05)

4. Variabel social integration memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians

parenting stress. Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik dengan (F(1.

145) = 0.031; sig>0.05)

5. Variabel reassurance of worth memberikan sumbangan sebesar 7.3% dalam

varians parenting stress. Sumbangan ini signifikan secara statistik dengan

(F(1. 144) = 15,947; sig<0.05)

6. Variabel reliable alliance memberikan sumbangan sebesar 1.9% dalam

varians parenting stress. Sumbangan ini signifikan secara statistik dengan

(F(1. 143) = 4,155; sig<0.05)

7. Variabel guidance memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians

parenting stress. Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik dengan (F(1.

142) = 0.084; sig>0.05)

8. Variabel opportunity for nurturance memberikan sumbangan sebesar 0%

dalam varians parenting stress. Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik

dengan (F(1. 141) = 0.089; sig>0.05)

Page 114: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

100

9. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians

parenting stress. Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik dengan (F(1.

140) = 0.080; sig>0.05)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada empat variabel bebas yaitu domain

general, task spesific & domain spesific, reassurance of worth dan reliable alliance

yang signifikan sumbangannya terhadap parenting stress. jika dilihat dari besarnya

pertambahan R2 yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan variabel bebas

(sumbangan: proporsi varian yang diberikan). Dari keempat variabel bebas tersebut

dapat dilihat variabel mana yang paling besar memberikan sumbangan terhadap

variabel terikat. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai R2 change-nya.

Semakin besar R2 change-nya maka semakin banyak sumbangan yang diberikan

terhadap veriabel terikat.

Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat variabel bebas yang memberikan sumbangan

paling besar adalah variabel task spesific & domain spesific memberikan sumbangan

sebesar 20.4% dilanjutkan oleh reassurance of worth memberikan sumbangan

sebesar 7.3% dan domain general memberikan sumbangan sebesar 6.1% serta yang

terakhir reliable alliance memberikan sumbangan sebesar 1.9%.

Page 115: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

101

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Bab penutup ini akan berisi tentang rangkuman keseluruhan hasil dari penelitian.

Didalamnya meliputi tiga sub-bab utama, yaitu kesimpulan, diskusi dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor penelitian, maka kesimpulan yang dapat

diambil dari penelitian ini adalah “Ada pengaruh yang signifikan domain general

parenting self-efficacy, task spesific & domain spesific parenting self-efficacy,

attachment, social integration, reassurance of worth, reliable alliance, guidance,

opportunity for nurturance dan jenis kelamin orangtua terhadap parenting stress

orangtua anak berkebutuhan khusus. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji F yang

menguji seluruh independent variabel (IV) terhadap dependent variabel (DV).

Kemudian, hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-masing

koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh hanya tiga variabel yang

signifikan pengaruhnya terhadap parenting stress yaitu task spesific & domain

spesific parenting self-efficacy, attachment dan reassurance of worth.

Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan proporsi varians masing-masing variabel,

terdapat empat variabel yang signifikan diantarnya adalah domain general parenting

self-efficacy, task spesific & domain spesific parenting self-efficacy, reassurance of

worth, reliable alliance.

Page 116: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

102

5.2 Diskusi

Penelitian ini menunjukkan bahwa 51,3% (lebih dari setengah total subjek penelitian)

orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus mengalami parenting stress yang

renda. Adapun sebagian lain orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus

mengalami parenting stress yang tinggi, yang dapat disebabkan oleh rendahnya

parenting self-eficacy yang dimiliki orangtua anak berkebutuhan khusus.

Parenting self-efficacy merupakan unsur kognitif yang penting dalam parenting

yang dikembangkan dari konsep self-efficacy. Self-efficacy dapat mempengaruhi

individu untuk menghadapi yang sulit dan memiliki pengaruh yang positif atau

negatif dalam tumbuh kembang anak (Maclness, 2006). Oleh karena itu, self-efficacy

yang dimiliki orangtua secara efektif mempengaruhi tingkat stres orangtua dalam

parenting (Coleman & Karraker, 1998).

Dalam penelitian ini, orangtua anak berkebutuhan khusus memiliki tingkat

parenting self-efficacy yang rendah, baik dari dimensi domain general maupun

dimensi task-spesific & domain spesific. Rendahnya parenting self-efficacy yang

dimiliki orangtua berdampak negatif pada parenting, di antaranya: stres, depresi,

perasaan negatif, menarik diri dari situasi yang melelahkan dan kurangnya kepekaan

terhadap perilaku anak yang sulit (Maclness, 2006). Sebaliknya, orangtua yang

memiliki self-efficacy yang tinggi dalam parenting, maka akan lebih memperhatikan

perkembangan anaknya, memiliki interaksi yang positif dan tidak menunjukkan

tingkah laku yang negatif (Coleman & Karraker, 2003), serta lebih siap untuk

menghadapi tuntutan-tuntutan dalam parenting (Raikes & Thompson, 2005).

Page 117: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

103

Parenting self-efficacy merupakan sumber daya untuk mengatasi stres, karena

parenting self-efficacy dapat mengontrol atas ancaman dan tuntutan yang berlebihan.

Misalnya, ketika merawat anak berkebutuhan khusus dengan parenting self-efficacy

yang dimiliki orangtua secara efektif dapat mengurangi tingkat parenting stress yang

dialami. Jika orangtua percaya bahwa mereka dapat menangani tekanan-tekanan yang

berasal dari lingkungan secara efektif, di antaranya: kurangnya keterampilan

komunikasi dan sosial anak, kemandirian anak dan tingkah laku anak) maka mereka

tidak akan terganggu. Sebaliknya, jika orangtua tidak percaya diri untuk

mengendalikan keadaan tersebut maka orangtua akan mengalami parenting stress

yang tinggi (Bandura dalam Jusmine, 2013).

Oleh karena itu, betapa pentingnya parenting self-efficacy yang harus dimiliki

orangtua anak berkebutuhan khusus. Dengan adanya kepercayaan diri pada orangtua

dalam parenting maka anak dapat meningkatkan kompetensi dan berkurangnya

permasalahan tingkah laku pada anak. Prasa (2013) dalam penelitiannya

mengungkapkan bahwa salah satu sumber koping parenting stress pada orangtua

yang memiliki anak tunagrahita adalah kepercayaan diri. Rasa percaya diri pada

individu akan menentukan dalam melakukan pengambilan keputusan dalam situasi

yang penuh tekanan. Penelitian lainnya oleh Astriamitha (2012) yang

mengungkapkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara parenting

stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita

Faktor lain yang dapat mengurangi parenting stress adalah dukungan sosial.

Dukungan sosial dipercaya dapat membantu orangtua untuk mengatasi kesulitan

Page 118: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

104

mereka saat membesarkan anak-anak disabilitas (Abidin, 1992). Misalnya, Peer dan

Hillman (2012) dalam penelitiannya pada orangtua yang memiliki anak tunagrahita

menemukan bahwa dukungan sosial mempengaruhi tingkat parenting stress yang

dialami oleh orangtua.

Secara lebih spesifik, dari keenam jenis dukungan sosial dalam penelitian ini,

hanya dimensi reassurance of worth dan attachment yang secara signifikan

berpengaruh terhadap parenting stress. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan Fick dan McMahon (2009) bahwasanya parenting stress secara

signifikan dipengaruhi oleh dimensi reassurance of worth, social integration dan

attachment.

Dimensi reassurance of worth memberikan sumbangan sebesar 7,3% dalam

varians parenting stress dan memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,519 (0,009 <

0,05). Pengaruh pada dimensi reassurance of worth bernilai negatif, artinya jadi

semakin tinggi reassurance of worth yang diterima oleh orangtua maka semakin

rendah tingkat parenting stress yang dialami oleh orangtua.

Reassurance of worth adalah dukungan yang didapatkan dari keluarga maupun

lembaga. Bentuk dukungan ini berupa pengakuan atas kemampuan dan keahliannya

serta penghargaan yang diberikan oleh orang lain baik keluarga maupun lembaga

terhadap kompetensi, keterampilan dan nilai yang dimiliki seseorang (Cutrona, 1987).

Dalam penelitian ini menunjukan bahwasanya pengakuan kemampuan dan

penghargaan kompetensi yang diperoleh orangtua dalam mengasuh anak

berkebutuhan khusus dapat mengurangi tingkat parenting stress. Dengan adanya

Page 119: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

105

dukungan ini, orangtua akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas parenting

pada anak berkebutuhan khusus yang dimilikinya.

Dimensi selanjutnya adalah attachment, yang memiliki nilai koefisien regresi

sebesar -0,414 (0,008 < 0,05). Sama halnya dengan dimensi reassurance of worth

dimensi ini bernilai negatif, artinya semakin tinggi attachment yang diterima oleh

orangtua maka semakin rendah tingkat parenting stress yang dialami oleh orangtua

anak berkebutuhan khusus.

Attachment adalah bentuk dukungan sosial yang berupa kedekatan emosional

yang menjadikan invidu memiliki rasa aman dan nyaman. Sumber dukungan ini

biasanya diperoleh dari pasangan, teman dekat atau hubungan keluarga (Cutrona,

1987). Dengan adanya kedekatan emosional orangtua anak berkebutuhan khusus

dengan orang disekitarnya, maka parenting stress akan mengalami penurunan. Hal ini

disebabkan bahwa orangtua anak berkebutuhan khusus memiliki rasa aman meskipun

mengalami kesulitan dalam parenting.

Variabel lain yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin. Dari hasil uji

beda jenis kelamin, telah diperoleh mean parenting stress yang dimiliki perempuan

lebih besar daripada mean laki-laki. Hal ini disebabkan karena jumlah persentase

yang tidak seimbang antara perempuan dan laki-laki dalam mengsisi kuesioner

penelitian ini. Sementara hasil uji statistik menunjukkan bahwa jenis kelamin secara

signifikan tidak mempengaruhi parenting stress dan jika melihat proporsi varian,

jenis kelamin tidak sumbangan dalam varian parenting stress.

Page 120: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

106

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Kraus (1993) yaitu tidak

adanya perbedaan parenting stress yang dialami oleh laki-laki dan perempuan.

Adapun penelitian yang bertentangan dengan hasil penelitian ini adalah penelitian

Walker (2000) yang menyatakan bahwa perempuan lebih tertekan dan tidak percaya

diri dalam peran pengasuhan daripada laki-laki. Selanjutnya hasil penelitian Lindsey

(2006) adalah tingkat parenting stress yang dialami oleh perempuan lebih tinggi

daripada laki-laki.

Adapun tingkat parenting stress yang paling tinggi dialami oleh orangtua anak

tunagrahita dilanjutkan oleh orangtua anak tunarungu dan diakhiri orangtua anak

tunanetra. Hal ini terjadi karena memiliki anak tunagrahita berdampak terhadap

waktu yang dihabiskan orangtua untuk membantu mereka dan beratnya beban dalam

parenting yang dirasakan orangtua (Heller dalam Mitha, 2012).

Macias (dalam Peer & Hilman, 2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

tingkat keterbatasan fungsional anak memiliki pengaruh yang signifikan memiliki

terhadap parenting stress yang dialami oleh orangtua. Oleh karena itu, orangtua anak

tunagrahita mengalami parenting stress yang tinggi yang disebabkan kebutuhan dan

perawatan anak tunagrahita yang lebih kompleks sehingga orangtua yang memiliki

anak tunagrahita tidak dapat memprediksi tanggung jawab mereka dalam parenting

(Peer & Hilman, 2012).

Selain itu, orangtua anak tunagrahita akan kehilangan kepercayaan diri dalam

pengasuhannya sehingga menyebabkan depresi pada orangtua, tingkah laku agresif,

malu dan merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengasuh anak tunagrahita

Page 121: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

107

(Soemantri, 2006). Oleh karena itu, pentingnya parenting self-efficacy dalam

parenting anak tunagrahita.

Selanjutnya, tingkatan kedua parenting stress dalam penelitian ini adalah orangtua

yang memiliki anak tunarungu. Salah satu sikap dominan yang akan ditunjukkan

adalah sikap protektif pada anak. Orangtua anak tunarungu akan lebih protektif

daripada orangtua yang memiliki anak normal dalam usaha mereka untuk menjaga

anak mereka dari bahaya. Sikap protektif ini terjadi karena ketidakmampuan anak

mendengar panggilan orangtua, sehingga orangtua harus mengetahui metode untuk

membantu anaknya ketika terkena bahaya (Hummer & Turner 1932).

Selanjutnya, orangtua anak tunanetra dalam pengasuhannya. Meskipun, orangtua

anak tunanetra berada pada tingkat terendah dalam parenting stress dalam penelitian

ini, orangtua tetap akan mengalami parenting stress karena orangtua adalah pihak

yang paling berat yang merasakan dampak lahirnya anak tunanetra dalam keluarga

sehingga sebagian orangtua tidak siap menerima kehadiran anak tunanetra tersebut

(Soemantri, 2006)

5.3 Saran

Pada bagian ini, saran dibagi menjadi dua bagian yaitu saran metodologis dan saran

praktis. Peneliti memberikan saran secara metodologis dengan harapan dapat

memberikan kontribusi untuk penelitian selanjutnya, terutama dalam ranah psikologi

klinis dan psikologi keluarga. Selain itu, peneliti juga menguraikan saran secara

praktis dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan, terutama bagi

Page 122: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

108

pembaca yang berniat melakukan penelitian mengenai parenting stress orangtua anak

berkebutuhan khusus.

5.3.1 Saran Metodologis

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggali variabel-variabel

lainnya yang dapat mempengaruhi parenting stress, diantaranya: lokus

dan kontrol, family functioning, tingkat pendidikan orangtua, tingkat

pendapatan dan status pernikahan.

2. Berkaitan dengan alat ukur yang digunakan, disarankan pada penelitian

selanjutnya untuk memilih alat ukur yang dapat melengkapi teori yang

digunakan dan juga dapat mengadaptasi alat ukur dari segi

menerjemahkannya tanpa mengurangi esensi alat ukur yang sebenarnya.

3. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengikutsertakan penelitian

kuantitatif atau mix methode agar hasil penelitian lebih valid.

5.3.2 Saran Praktis

1. Penting bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk

meningkatkan parenting self-efficacy dalam parenting anak berkebutuhan

khusus. Diantaranya dengan sebagai berikut: mengikuti seminar yang

diadakan di sekolah, membaca literatur berkaitan parenting anak

berkebutuhan khusus dan konsultasi dengan para profesional tentang

penilaian akurat kemampuan yang dimiliki anak. Karena sesungguhnya

parenting self-efficacy yang dimiliki orangtua memberikan dampak positif

terhadap perkembangan anak

Page 123: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

109

2. Dalam parenting, sebaiknya orangtua menekankan kekuatan anak

daripada kekurangan yang dimilikinya serta memberikan pengalaman

orangtua agar anak dapat mengembangkan konsep diri yang positif.

Bagaimanapun anak adalah anugrah terindah dari Allah bagi setiap

orangtua dan orangtua yang menjadikannya hitam maupun putih.

3. Bagi para kerabat dan masyarakat untuk memberikan dukungan kepada

orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus baik secara emosional

dan dukungan nyata. Hal ini dapat mengurangi beban dan membantu pola

pikir orangtua untuk termotivasi dalam parenting anak berkebutuhan

khusus dengan lebih baik.

Page 124: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, R.R. (1992). The determinants of parenting behavior. Journal of Clinical Child Psychology, 21 (4), 407-412.doi:10.1207.s15374424jccp2104.12.

Ahern, L.S. (2004). Psychometric properties of the parenting stress index – short form. Thesis. Raleigh: North Carolina State University.

Agustyawati & Solicha. (2009). Psikologi pendidikan anak berkebutuhan khusus. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN.

Ardelt, M. & Eccles, J.S. (2001). Effect of mother’s parental efficacy beliefs and promotive parenting strategies on inner city youth. Journal of Family Issues, 22(8), 944-972.

Astriamitha. (2012). Hubungan antara parenting stress dan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita taraf ringan dan sedang usia kanak-kanak madya. Skripsi. Depok: fakultas psikologi universitas indonesia.

Baron, R.A. & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial. Jilid I (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Berry, J.O. & Jones, W.H. (1995). The parental stress scale: initial psychometric evidence. Journal of Social and Personal Relationship, 12(3), 463-472. doi:10.1177/0265407595123009.

Bloomfield, L., & Kendall, K. (2012). Parenting self-efficacy, parenting stress and child behaviour before and after a parenting programme. Primary Health Care Research & Development, 13, 364-372.doi:10.10.17/S1463423612000060.

Boyd, B.A. (2002). Examining the relationship between stress and lack of social support in mothers of children with autism. Focus on Autism and Other Development Disabilities, 17 (4), 208-215.doi: 10.1177/10883576020170040301.

Brooks, J.B. (2003). The process parenting, sixth edition. McGraw-Hill Company.

Cheryl, M.S. (2012). Parenting Stress in Mothers of Preschool Children Recently Diagnosed with Autism Spectrum Disorder. Dissertation. Newark: New Jersey State University.

Cohen, S., Kamarck, T., & Mermelstein, R. (1983). A global measure of perceived stress. Journal of Health and Social Behavior, 24 (4), 385-396. http://www.jstor.org/stable/584685 .

Coleman, P.K,. & Karraker, K.H. (1997). Self efficacy and parenting quality: findings and future applications. Developmental review, 18, 47-85.

Page 125: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

Coleman, P.K. (1998). Maternal self-efficacy beliefs as predictors of parenting competence and toddlers’ emotional, social and cognitive development. Dissertation: Life-Span Development Psychology. West Virginia University.

Coleman, P.K. & Karraker, K.H. (2000). Parenting self-efficacy among mothers of school age children: conceptualization, measurement and correlates. Family Relations, 49(1), 13-24.

Coleman, P.K. & Karraker, K.H. (2003). Maternal self-efficacy beliefs, competence in parenting and toddlers behavior and developmental status. Infant Mental Health Journal, 24(2), 126-148.doi:10.1002/imhj.10048.

Cutrona, C.E. & Russell, D.E. 1987. The provisions of social relationship and adaption to stress. Advances in personal relationship, 1, 37-67.

Cutrona, C.E., Cole, V., Colangelo, N., Assouline., S.G., Russell, D.W. (1994). Perceived parental sosial support and academic achievement an attachment: an attachment theory perspective. Journal of Personality and Social Psychology, 66 (2), 369-378.doi:0022.3514.94.

Davis, N.O. & Carter, A.S. (2008). Parenting Stress in Mothers and Fathers of Toddlers with Autism Spectrum Disorders: Associations with Child Characteristics. Journal Autism Dev Disord, 38, 1278-1291.doi:10.1007/s10803.007.0512.z.

Deckard, K.D. (2004). Parenting stress. London: Yale University Press.

Efendi, M. (2006). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.

Erjuna. (2013). Parental stress in families of children with disabilities: a literature review. Journal of Educational and Social Research,3 (7), 579-584.doi:10.5901.

Fick, M.N. & McMahon, C.A. (2009). Psychosocial Correlates of parenting stress in australian parents with a daughter from china. Australian Journal of Adoption, 1 (2).

Folkman, S., Lazarus, R.S., Gruen, R.J., & DeLongis, A. (1986). Appraisal, coping, health sttus and psychological symptomps. Journal of Personality and Social Psychology, 50 (3), 571-579.doi:0022-3514/86/800.75.

Guidubaldi, J. & Cleminshaw, H.K. (1985). The development of the Cleminshaw-Guidubaldi parent satisfaction scale. Journal of Clinical Child Psychology. retrieved from

Gupta, V.B., Mehrotra, P., Mehrotra, N. (2012). Parental stress in raising a child with disabilities in india, 23(2),41-52.doi:10.5463.

:http://pdfserve.informaworld.com/29213_740385036_783757539.pdf.

Hallahan, D.P. & Kauffman, J.M. (1944). Exceptional children: introduction to special education. Sixth edition. University of Virginia.

Page 126: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

Hammer, T.J. & Turner, P.H. (1932). Parenting in contemporary society (second edition). New Jersey: Prentice Hall.

Haskett, M.E., Ahern, L.S., Ward, C.S., Allaire, J,C. (2006). Factor structure and validity the parenting stress index-short form. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology, 35(2), 302-312.

Indriyani, I. (2011). Pengaruh kepuasan pernikahan terhadap parenting stress: studi pada ibu dengan anak usia 2-5 tahun. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN.

Jeenabadi, H. (2013). The study and comparison of stress level and coping strategies in parents of exceptional (mentally retarded, blind and deaf) and normal children in Zahedan. Procedia; Social and Behavioral Sciences, 114, 197-202.

Jusmine, F. (2013). The relationship between parenting stress, child characteristics, parenting self-efficacy and social support in parents of children with autism in taiwan. Dissertation. Columbia university.

Johnson, C. & Mash, E.J. (1989). A measure of parenting satisfaction and efficacy. journal of Clinical Child Psychology, 18(2), 167-175. doi: 10.1207/ s15374424jccp1802.8.

Jones, T.L. & Prinz, R.J. (2005). Potential roles of parental self-efficacy in parent and child adjusment: A review. Clinical Psychology Review, 25, 341-363.

Krauss, M.W. (1993). Child-related and parenting stress: similarities and differences between mothers and fathers of children with disabilities. American Journal on Mental Retardation, 97 (4), 393-404.

Lauer, R.H. & Lauer, J.C. (2007). Marriage & family: the quest for intimacy (second edition). New York: McGraw Hill.

Lederberg, A.R., & Golbach, T. (2002). Parenting stress and social support in hearing mothers of deaf and hearing children: a longitudinal study. Journal of Deaf Studies and Deaf Education. George: State University.

Levendosky, A.A. & Bermann, S.A.G. (1998). The moderating effects of parenting stress on children’s adjusment in woman-abusing families. Journal of Interpersonal violence, 13 (3), 383-397. doi: 10.1177/088626098013003005.

Maclnnes, L.K. (2006). Parenting self-efficacy and stress in mothers and fathers of children with down syndrome. Thesis. Simon Fraser University.

Mangunsong, F. (2009). Psikologi dan pendidikan anak berkebutuhan khusus, jilid kesatu. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3).

Patterson, J.M. & McCubbin, H.I. (1983). The impact of family life events and changes on the health of a chronically ill child. National Council on Family Relations, 32 (2), 255-264. retrieved from http://www.jstor.org/stable/584685

Page 127: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

Peer, J.W., Hillman, S.B. (2012). The mediating impact of coping style on stress perception for parents of individuals with intelectual disabilities. Journal of Intelectual Disabilities, 16(1), 45-59.doi:10.177/1744629512440783.

Peraturan menteri negara pemberdayaan perempuan & perlindungan anak republik indonesia. Nomor 10 tahun 2011.

Prasa., B.M. (2013). Stres dan koping orangtua dengan anak retardasi mental. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Raikes, H.A. & Thompson, R.A. (2005). Efficacy and social support as predictors of parenting stress among families in poverty. Infant Mental Health Journal, 26(3), 177-190.doi:10.1002/imhj.20044.

Small., R.P. (2010). A comparison of parental self-efficacy, parenting satisfaction, and other factors between single mother with and without children with developmental disabilities. Dissertation. Michigan: Wayne State University.

Sarafino, E.P. (1994). Health psychology: Biopsychosocial interaction (second edition). Trenton: State College.

Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., Sarason, B.R. (1983). Assesing social support: the social support questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology, 44 (1), 127-139.

Sharpley, C.F., Bitsika, V., & Efremidis, B. (1997). Influence of gender, parental health and perceived expertise of assistance upon stress, anxiety and depression among parent of children with autism. Journal of Intellectual and Developmental Disability, 22 (1), 19-28. doi: 10.180/13668259700033261.

Shyam, R., & Kavita. (2014). Stress and family burden in mothers of children with disabilities. International Journal of Interdisciplinary and Multidisciplinary Studies (IJIMS), 1 (4), 152-159.

Siegel, S.P., Sedey, A.L., Itano, C.Y. (2002). Predictors of parental stress in mother of young children. Journal of Deaf Studies and Deaf Education. Boulder: University of Colorado.

Sipal, R.F., & Sayin, U. (2013). Impact of perceived social support and depression on the parental attitudes of mother children who are deaf. Journal Child Family Study, 22, 1103-1111.doi:10.1007/s10826.012.9672.3.

Soemantri, S. (2005) Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tavakol, K., Dehi, M., Naji, H., Nasiri, M. (2008). Parental Anxiety and Quality of Life in Children with Blindness in Ababasire institution: IJNMR, 13 (4), 141-144.

Teti, D.M., Connell, M.A., Reiner, C.A. (1996). Parenting sensitivity, parental depression and child health: the mediational role of parental self-efficacy. Early Development and Parenting, 5(4), 237-250.

Page 128: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

Theule, J. (2010). Predicting parenting stress in families of children with ADHD (thesis). Ontario: University of Taronto.

Walker, A.P. (2000). Parenting stress : A Comparison Of Disable And Non Disabled Children. (Doctoral Disertation). Texax: University of North Texax.

Zimet, G.D., Dahlem, N.W., Zimet, S.G. & Farley, G.K. (1988). The multidimensional scale of perceived social support. Journal of Personality Assessment, 52, 30-41. doi:10.1207/s15327752jpa5201_2.

Page 129: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

LAMPIRAN

Page 130: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina
Page 131: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina
Page 132: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina
Page 133: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

Lembar Kesediaan

Assalamualai’kum Wr Wb

Kepada Para Orangtua Hebat...

Saya adalah mahasiswi psikologi UIN Jakarta, saat ini saya sedang melakukan

penelitian mengenai pengasuhan orangtua dengan anak berkebutuhan khusus.

Dalam penelitian ini, saya membutuhkan data mengenai aspek yang terkait dengan

pengalaman anda sebagai orangtua anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, saya sangat

mengaharapkan kesediaan anda untuk memberikan beberapa informasi dengan cara mengisi

kuesioner berikut. Dalam menjawab kuesioner, anda diminta untuk menjawab dengan kondisi

yang menggambarkan kondisi anda dan bukan situasi umum ataupun ideal. Tidak ada

jawaban salah dan benar dalam kuesioner ini, akan tetapi jawaban yang sesuai dengan kondisi

anda yang sebenarnya.

Data yang diberikan akan dijamin kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan anda bersedia membaca

petunjuk pengisian dan memeriksa kembali kelengkapan jawaban kuesioner ini sehingga

tidak ada yang terlewati.

Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih atas waktu dan informasi yang

anda sediakan untuk mengisi kuesioner ini.

Jakarta, 22 Desember 2014

Hormat Saya

Siti Fatimah

Page 134: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

Nama / Inisial :

Biodata Responden

Jenis Kelamin :

*Pendidikan Terakhir : a. SD d. S1

b. SMP e. Lainnya____________

c. SMA

*Jenis Disabilitas Anak : a. Tunanetra

b. Tunarungu

c. Tunagrahita

Usia Anak :

(*) Lingkari yang Sesuai

Petunjuk Pengisian

Tandai jawaban yang paling menggambarkan perasaan Bapak/Ibu dari pernyataan

dibawah ini. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar asalkan sesuai

dengan diri Bapak/Ibu. Terdapat empat pilihan jawaban, yaitu:

Keterangan:

SS : SANGAT SETUJU TS : TIDAK SETUJU

S : SETUJU STS : SANGAT TIDAK SETUJU

Contoh

NO Pernyataan SS S TS STS Saya merasa terbebani oleh tanggung jawab saya

sebagai orangtua X

Page 135: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

Skala 1

No Pernyataan SS S TS STS 1 Seringkali saya merasa tidak bisa menangani segala

permasalahan dengan baik.

2 Saya merasa menyerah untuk memenuhi kebutuhan anak saya yang tidak sesuai harapan.

3 Saya merasa terbebani oleh tanggung jawab saya sebagai orangtua

4 Sejak memiliki anak ini, saya sudah tidak dapat melakukan hal-hal yang baru dan berbeda.

5 Sejak memiliki anak, saya merasa tidak bisa melakukan hal-hal yang saya suka lakukan.

6 Saya tidak senang dengan pembelian pakaian terakhir untuk diri saya.

7 Ada beberapa hal yang menganggu kehidupan saya. 8 Kehadiran anak menyebabkan masalah yang lebih besar

antara saya dan pasangan saya.

9 Saya merasa sendiri tanpa teman 10 Ketika pergi ke suatu acara, biasanya saya tidak

menikmatinya.

11 Saya tidak tertarik dengan orang lain seperti dulu. 12 Saya tidak menikmati berbagai hal seperti yang dulu saya

lakukan

13 Anak saya jarang melakukan hal yang membuat saya merasa baik.

14 Kadang-kadang saya merasa anak saya tidak menyukai saya dan tidak ingin dekat dengan saya

15 Ketika saya berbuat sesuatu untuk anak saya, saya merasa bahwa usaha saya tidak dihargai.

16 Ketika bermain, anak saya jarang tertawa 17 Anak saya sepertinya belajar tidak secepat anak pada

umumnya.

18 Anak saya sepertinya tidak tersenyum sebanyak anak pada umumnya.

19 Anak saya tidak bisa melakukan banyak hal seperti yang saya harapkan.

20 Anak saya kesulitan dan membutuhkan waktu lama untuk terbiasa dengan hal baru

21 Saya berharap adanya perasaan dekat dan hangat dengan anak saya, tetapi saya kesulitan dan ini menganggu saya.

22 Terkadang anak saya melakukan hal yang mengganggu saya untuk mendapatkan perhatian

23 Anak saya tampaknya lebih sering menangis dan rewel daripada anak-anak pada umumnya.

24 Anak saya biasanya bangun dalam suasana hati yang buruk 25 Saya merasa anak saya mudah murung dan marah

Page 136: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

No Pernyataan SS S TS STS 26 Anak saya melakukan beberapa hal yang menganggu saya. 27 Anak saya bersikap berlebihan ketika tidak menyukai

sesuatu.

27 Anak saya mudah marah terhadap hal sepele 29 Jadwal tidur dan makan anak saya sulit ditentukan dari yang

saya harapkan.

30 Anak saya menjadi masalah besar bagi saya, diluar harapan saya.

31 Anak saya menuntut saya lebih banyak daripada anak-anak pada umumnya.

Skala 2

No Pernyataan SS S TS STS 1 Masalah pengasuhan anak mudah diatasi, setelah saya

mengetahui bahwa apa yang saya lakukan mempengaruhi anak. Inilah pemahaman saya.

2 Saya akan menjadi teladan bagi anak saya untuk mempelajari bagaimana menjadi orangtua yang baik.

3 Menjadi orangtua adalah masalah pengelolaan, dan setiap masalah dapat diatasi dengan mudah.

4 Saya memenuhi harapan pribadi saya untuk memiliki keahlian dalam perawatan anak

5 Jika ada yang bisa menemukan jawaban atas apa yang mengganggu anak saya, maka sayalah orangnya

6 Mengingat berapa lama saya menjadi orangtua, saya merasa benar-benar akrab dengan peran sebagai orangtua.

7 Saya benar-benar percaya bahwa saya memiliki semua keterampilan yang diperlukan untuk menjadi orangtua yang baik bagi anak saya.

Skala 3

No Pernyataan SS S TS STS 1. Saya percaya bahwa saya dapat memenuhi kebutuhan

anak saya untuk merasakan aman dan diterima

2. Ketika anak saya membutuhkan saya, saya dengan mudah menyingkirkan semua hal yang sedang saya lakukan

3. Saya kesulitan untuk selalu memberikan anak saya kenyamanan yang dibutuhannya dalam menghadapi frustrasi dan kekhawatiran setiap harinya.

4. Saya akan selalu menghentikan apa yang saya lakukan dan memeluk anak saya ketika ia membutuhkan kasih sayang

5. Saya sering sibuk dengan masalah saya sendiri untuk menjaga emosi anak saya yang berubah.

6. Saya bisa merasakan ketika anak saya mulai tertekan

Page 137: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

No Pernyataan SS S TS STS 7. Anak saya merasa sangat dicintai oleh saya 8. Saya pikir saya toleran dan memahami Ketika anak saya

menunjukkan emosi negatif

9. Saya merasa sangat tertekan ketika suasana hati anak saya tidak baik

10. Saya pasti memenuhi tugas saya sebagai orangtua untuk memberikan dukungan emosional bagi anak saya

11. Ketika anak saya memiliki masalah, ia tahu saya akan membantunya

12. Menyediakan keamanan dari bahaya lingkungan bebas untuk anak saya adalah hal sangat sulit bagi saya

13. Ketika saya menitipkan anak saya dengan orang lain, saya memastikan bahwa orang tersebut dapat melindungi anak saya dari bahaya

14. Saya tidak pernah meninggalkan anak saya tanpa pengawasan

15. Saya selalu memastikan keadaan anak saya dengan melihat keaadaan anak saya bahwa ia tidak terluka

16. Saya mengalami kesulitan untuk menentukan hal aman dan tidak aman yang anak saya lakukan

17. Saya mengalami kesulitan untuk membuat anak saya mendengarkan saya

18. Orangtua lain lebih sukses untuk menetapkan aturan bagi anak-anak mereka daripada yang saya lakukan kepada anak saya

19. Menetapkan aturan terhadap anak saya adalah hal relatif mudah bagi saya.

20. Ketika anak saya melewati aturan yang saya tentukan, saya merasa sangat putus asa.

21. Mengatakan"TIDAK" untuk keselamatan anak saya adalah hal yang mudah bagi saya

22. Saya adalah teman bermain yang menyenangkan bagi anak saya

23. Saya kesulitan untuk meluangkan waktu dan hanya bermain dengan anak saya

24. Saya terlibat secara aktif bermain dengan anak saya 25. Bermain merupakan bagian dari hubungan saya dengan

anak saya dan saya memiliki sedikit kesulitan

26. Saya harus belajar bagaimana untuk bersenang-senang dengan anak saya

27. Saya percaya bahwa anak saya banyak belajar dari usaha saya untuk menunjukkan hal-hal kepadanya

28. Membantu anak saya belajar berbicara dan memahami kata-kata merupakan bagian dari pengasuhan yang saya serahkan kepada orang lain

29. Duduk secara rutin dengan anak saya untuk membaca atau melakukan satu kegiatan adalah hal mudah bagi saya

Page 138: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

No Pernyataan SS S TS STS 30. Saya memiliki kesulitan untuk menggunakan instruksi

yang tepat ketika saya mencoba untuk menjelaskan sesuatu kepada anak saya

31. Membantu anak saya belajar warna, nama benda dan sejenisnya,bukanlah salah satu kelebihan saya

32. Anak saya lebih banyak belajar dari saya daripada orang lain dalam hidupnya

33. Saya dengan mudah menemukan kesempatan untuk menunjukkan hal-hal tentang dunia selama saya berinteraksi dengan anak saya

34. Saya mampu membangun rutinitas sehari-hari dengan anak saya dan kenyamanan telah kami rasakan

35. Saya memberikan kenyamanan kepada anak saya setiap harinya.

36. Saya tidak bisa membuat anak saya untuk bertahan dengan jadwal kegiatan yang teratur

37. Meskipun saya mencoba untuk melatih anak saya untuk makan dengan baik, tetapi usaha saya kurang berhasil

38. Sepertinya saya tidak dapat menetapkan waktu tidur yang teratur pada anak saya

39. Saya telah menyusun rutinitas pagi yang cukup teratur dengan anak saya

Skala 4

No Pernyataan SS S TS STS

1 Ada orang yang dapat saya andalkan ketika saya sangat membutuhkan bantuan.

2 Saya merasa saya tidak memiliki hubungan yang dekat dengan orang lain.

3 Tidak ada satu orangpun yang bisa saya minta nasihat ketika saya mengalami tekanan.

4 Ada beberapa orang yang mengandalkan saya.

5 Ada beberapa orang yang menikmati kegiatan sosial bersama saya.

6 Orang lain melihat saya sebagai orang yang tidak kompeten

7 Saya merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain.

8 Saya merasa menjadi bagian dari sekelompok orang yang berbagi keyakinan dengan saya

9 Saya tidak berfikir orang lain menghargai keahlian dan kemampuan saya.

10 Jika ada sesuatu yang tidak sesuai, tidak ada seorangpun yang datang membantu saya.

11 Saya memiliki hubungan dekat yang memberikan saya rasa senang dan aman secara emosional.

Page 139: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

No Pernyataan SS S TS STS

12 Ada seseorang yang dapat saya ajak bicara tentang keputusan penting dalam kehidupan saya.

13 Saya mempunyai hubungan yang mana kemampuan dan ketrampilan saya diakui.

14 Tidak ada tempat bagi saya untuk berbagi kesenangan dan kekhawatiran

15 Tidak seorangpun yang mempercayai saya untuk kebahagian mereka

16 Ada orang yang dapat saya percayai untuk dimintai nasihat jika saya memiliki masalah

17 Saya merasakan ikatan emosional yang kuat meskipun hanya dengan satu orang.

18 Tidak seorangpun yang dapat saya andalkan ketika saya sangat membutuhkan bantuan

19 Tidak seorangpun yang membuat saya nyaman untuk membicarakan masalah saya.

20 Ada beberapa orang yang mengagumi bakat dan kemampuan saya.

21 Saya merasa tidak dekat dengan orang lain 22 Tidak seorangpun yang menyukai hal-hal yang saya

lakukan

23 Ada orang yang dapat saya andalkan dalam keadaan darurat

24 Tidak seorangpun yang membutuhkan perhatian saya

Terima Kasih

Mohon Periksa Kembali Agar Tidak Ada Pernyataan Yang Terlewat

Page 140: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

1.1. Diagram Path Parenting Stress (Aspek Parent Distress)

1.2. Diagram Path Parenting Stress (Aspek Parent-Child Dysfunctional Interaction)

IT18.43

IT28.36

IT38.06

IT48.48

IT57.31

IT68.11

IT77.94

IT88.29

IT98.14

IT107.20

IT117.98

IT127.28

parent 0.00

Chi-Square=47.14, df=34, P-value=0.06640, RMSEA=0.051

6.15

7.43

8.15

10.63

11.28

6.12

9.29

9.19

9.20

11.63

7.40

9.63

IT138.29

IT147.40

IT155.97

IT167.12

IT178.92

IT188.51

IT198.21

IT208.86

IT217.33

IT227.07

pc 0.00

Chi-Square=31.38, df=21, P-value=0.06763, RMSEA=0.058

6.82

10.74

12.03

10.49

4.64

9.16

7.39

4.42

10.33

7.78

Page 141: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

1.3.Diagram Path Parenting Stress (Aspek Difficult Child)

2.1. Diagram Path Parenting Self-Efficacy (Domain General)

IT238.05

IT246.47

IT256.65

IT268.41

IT277.68

IT286.41

IT298.33

IT308.40

IT318.13

child 0.00

Chi-Square=30.10, df=19, P-value=0.05052, RMSEA=0.063

8.76

11.49

12.67

5.03

8.68

10.32

8.93

7.67

8.33

IT17.35

IT27.93

IT35.16

IT47.57

IT56.99

IT68.24

IT77.71

pse 0.00

Chi-Square=6.88, df=8, P-value=0.54944, RMSEA=0.000

10.01

10.65

12.43

9.99

10.41

9.56

6.77

Page 142: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

2.2. Diagram Path Parenting Self-Efficacy (Domain Spesific)

I T 19 . 2 4

I T 28 . 7 8

I T 39 . 8 2

I T 48 . 9 0

I T 59 . 1 4

I T 61 0 . 2 0

I T 71 0 . 4 3

I T 89 . 9 3

I T 91 0 . 0 3

I T 1 09 . 9 5

I T 1 19 . 2 4

I T 1 29 . 5 5

I T 1 31 0 . 4 0

I T 1 49 . 8 7

I T 1 59 . 3 0

I T 1 69 . 3 2

I T 1 71 1 . 2 7

I T 1 81 0 . 1 4

I T 1 99 . 0 4

I T 2 09 . 5 5

I T 2 19 . 1 9

I T 2 29 . 3 2

I T 2 39 . 4 1

I T 2 48 . 8 7

I T 2 59 . 9 0

I T 2 68 . 9 7

I T 2 79 . 2 6

I T 2 89 . 7 7

I T 2 99 . 2 7

I T 3 09 . 3 2

I T 3 19 . 8 6

I T 3 29 . 5 4

I T 3 39 . 3 5

I T 3 48 . 8 6

I T 3 58 . 1 0

I T 3 69 . 6 6

I T 3 79 . 7 6

I T 3 89 . 0 9

I T 3 99 . 9 0

s e p t i 0 . 0 0

C h i - S q u a r e = 5 1 1 . 4 2 , d f = 4 6 3 , P - v a l u e = 0 . 0 5 9 3 2 , R M S E A = 0 . 0 2 6

9 . 1 28 . 6 52 . 5 08 . 1 64 . 1 43 . 0 17 . 7 75 . 6 41 . 8 43 . 6 07 . 6 43 . 7 96 . 4 65 . 9 16 . 6 42 . 5 75 . 2 64 . 9 25 . 5 70 . 7 6- 3 . 1 09 . 1 03 . 0 93 . 8 7- 1 . 9 5- 0 . 1 46 . 9 12 . 6 88 . 4 32 . 6 30 . 9 35 . 4 81 0 . 3 31 1 . 8 91 2 . 0 11 . 9 95 . 5 96 . 2 26 . 5 7

Page 143: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

3.1. Diagram Path Dukungan Sosial (Aspek Attachment)

3.2. Diagram Path Dukungan Sosial (Aspek Social Integration)

IT110.12

IT172.91

IT28.49

IT21-0.70

attachme 0.00

Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000

3.35

3.15

1.93

1.84

IT5-0.31

IT84.94

IT148.63

IT228.27

integrat 0.00

Chi-Square=0.48, df=1, P-value=0.48676, RMSEA=0.000

3.48

3.06

0.62

2.29

Page 144: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

3.3. Diagram Path Dukungan Sosial (Aspek Reassurance Of Worth)

3.4. Diagram Path Dukungan Sosial (Aspek Reliable Alliance)

IT120.70

IT203.18

IT65.13

IT97.19

worth 0.00

Chi-Square=14.34, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000

2.30

2.49

2.38

2.19

IT18.24

IT238.63

IT100.88

IT184.27

reliable 0.00

Chi-Square=0.00, df=1, P-value=1.00000, RMSEA=0.000

3.39

-0.08

5.91

5.20

Page 145: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

3.5. Diagram Path Dukungan Sosial (Aspek Guidance)

3.6. Diagram Path Dukungan Sosial (Aspek Opportunity For Nurturance)

IT127.84

IT168.07

IT34.51

IT192.02

guidance 0.00

Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000

4.14

2.52

5.50

6.09

IT4-0.12

IT77.97

IT153.37

IT245.94

nurtur 0.00

Chi-Square=2.10, df=1, P-value=0.14769, RMSEA=0.086

5.16

3.44

3.64

4.29

Page 146: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

1. PARENTING STRESS

A.

Parent Distress

UJI VALIDITAS PARENT DA NI=12 NO=150 MA=KM LA IT1 IT2 IT3 IT4 IT5 IT6 IT7 IT8 IT9 IT10 IT11 IT12 PM SY FI=parent.cor SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12/ MO NX=12 NK=1 TD=SY , FI LK parent FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 11 11 TD 12 12 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1 LX 12 1 FR TD 5 4 FR TD 12 11 FR TD 4 3 FR TD 2 1 FR TD 12 5 FR TD 10 6 FR TD 12 6 FR TD 9 8 FR TD 10 3 FR TD 8 2 FR TD 8 3 FR TD 8 4 FR TD 7 1 FR TD 12 2 FR TD 12 1 FR TD 11 2 FR TD 11 1 FR TD 10 7 FR TD 11 6 FR TD 3 2 PD OU AD=OFF IT=500 FS TV MI SS

B.

Parent Child Interaction

UJI VALIDITAS PC DA NI=10 NO=150 MA=KM LA IT13 IT14 IT15 IT16 IT17 IT18 IT19 IT20 IT21 IT22 PM SY FI=pc.cor SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10/ MO NX=10 NK=1 TD=SY , FI LK pc FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 FR TD 6 4 FR TD 7 5 FR TD 10 4 FR TD 5 1 FR TD 8 5 FR TD 8 7

Page 147: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

FR TD 9 8 FR TD 9 6 FR TD 10 9 FR TD 6 1 FR TD 10 3 FR TD 5 3 FR TD 10 5 FR TD 10 8 PD OU AD=OFF IT=500 FS TV MI SS C.

Child Difficult

UJI VALIDITAS CHILD DA NI=9 NO=150 MA=KM LA IT23 IT24 IT25 IT26 IT27 IT28 IT29 IT30 IT31 PM SY FI=child.cor SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9/ MO NX=9 NK=1 TD=SY , FI LK child FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR TD 5 4 FR TD 5 2 FR TD 6 2 FR TD 9 6 FR TD 6 1 FR TD 6 4 FR TD 6 5 FR TD 8 3 PD OU AD=OFF IT=500 FS TV MI SS

2. PARENTING SELF EFFICACY UJI VALIDITAS PSE DA NI=7 NO=150 MA=KM LA IT1 IT2 IT3 IT4 IT5 IT6 IT7 PM SY FI=pse.cor SE 1 2 3 4 5 6 7/ MO NX=7 NK=1 TD=SY , FI LK pse FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 7 6 FR TD 6 2 FR TD 4 1 FR TD 5 3 FR TD 7 1 FR TD 7 3 PD OU AD=OFF IT=500 FS TV MI SS

Page 148: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

UJI VALIDITAS SEPTI DA NI=39 NO=150 MA=KM LA IT1 IT2 IT3 IT4 IT5 IT6 IT7 IT8 IT9 IT10 IT11 IT12 IT13 IT14 IT15 IT16 IT17 IT18 IT19 IT20 IT21 IT22 IT23 IT24 IT25 IT26 IT27 IT28 IT29 IT30 IT31 IT32 IT33 IT34 IT35 IT36 IT37 IT38 IT39 PM SY FI=septi.cor SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39/ MO NX=39 NK=1 TD=SY , FI LK septi FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10 10 TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 TD 17 17 TD 18 18 TD 19 19 TD 20 20 TD 21 21 TD 22 22 TD 23 23 TD 24 24 TD 25 25 TD 26 26 TD 27 27 TD 28 28 TD 29 29 TD 30 30 TD 31 31 TD 32 32 TD 33 33 TD 34 34 TD 35 35 TD 36 36 TD 37 37 TD 38 38 TD 39 39 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18 1 LX 19 1 LX 20 1 LX 21 1 LX 22 1 LX 23 1 LX 24 1 LX 25 1 LX 26 1 LX 27 1 LX 28 1 LX 29 1 LX 30 1 LX 31 1 LX 32 1 LX 33 1 LX 34 1 LX 35 1 LX 36 1 LX 37 1 LX 38 1 LX 39 1 FR TD 15 6 FR TD 38 37 FR TD 25 12 FR TD 11 10 FR TD 23 17 FR TD 30 16 FR TD 17 7 FR TD 33 23 FR TD 38 28 FR TD 37 17 FR TD 27 1 FR TD 27 26 FR TD 22 7 FR TD 13 10 FR TD 20 18 FR TD 22 3 FR TD 18 10 FR TD 32 19 FR TD 39 32 FR TD 12 9 FR TD 36 9 FR TD 27 9 FR TD 12 11 FR TD 16 12 FR TD 28 10 FR TD 36 6 FR TD 9 8 FR TD 13 9 FR TD 8 6 FR TD 34 33 FR TD 19 8 FR TD 35 19 FR TD 3 1 FR TD 31 21 FR TD 39 18 FR TD 29 15 FR TD 37 14 FR TD 38 14

Page 149: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

FR TD 28 13 FR TD 33 4 FR TD 30 18 FR TD 39 1 FR TD 8 1 FR TD 36 25 FR TD 13 2 FR TD 24 6 FR TD 31 3 FR TD 34 14 FR TD 18 14 FR TD 39 37 FR TD 29 18 FR TD 39 15 FR TD 39 5 FR TD 35 7 FR TD 23 9 FR TD 13 7 FR TD 38 11 FR TD 23 3 FR TD 17 3 FR TD 25 24 FR TD 35 12 FR TD 19 9 FR TD 32 13 FR TD 20 12 FR TD 16 6 FR TD 16 15 FR TD 31 7 FR TD 18 7 FR TD 19 7 FR TD 31 14 FR TD 14 13 FR TD 30 4 FR TD 30 25 FR TD 30 12 FR TD 17 16 FR TD 37 16 FR TD 39 8 FR TD 33 9 FR TD 9 7 FR TD 26 5 FR TD 25 6 FR TD 13 6 FR TD 26 13 FR TD 10 9 FR TD 20 2 FR TD 20 8 FR TD 18 15 FR TD 26 20 FR TD 20 5 FR TD 14 6 FR TD 14 4 FR TD 33 27 FR TD 21 20 FR TD 39 33 FR TD 29 25 FR TD 28 17 FR TD 33 1 FR TD 13 3 FR TD 24 13

Page 150: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

FR TD 31 19 FR TD 22 17 FR TD 10 5 FR TD 25 4 FR TD 32 15 FR TD 38 2 FR TD 25 8 FR TD 6 1 FR TD 35 34 FR TD 29 11 FR TD 36 32 FR TD 32 5 FR TD 38 3 FR TD 28 23 FR TD 22 5 FR TD 32 21 FR TD 32 31 FR TD 35 32 FR TD 32 6 FR TD 16 3 FR TD 27 4 FR TD 28 6 FR TD 30 28 FR TD 25 13 FR TD 25 5 FR TD 27 21 FR TD 11 6 FR TD 36 11 FR TD 28 26 FR TD 35 27 FR TD 10 7 FR TD 21 1 FR TD 26 21 FR TD 39 31 FR TD 11 7 FR TD 29 24 FR TD 31 8 FR TD 31 9 FR TD 31 30 FR TD 31 18 FR TD 12 7 FR TD 29 8 FR TD 29 9 FR TD 24 22 FR TD 18 6 FR TD 11 5 FR TD 11 2 FR TD 23 22 FR TD 19 5 FR TD 35 31 FR TD 29 26 FR TD 32 25 FR TD 35 25 FR TD 32 23 FR TD 38 35 FR TD 37 35 FR TD 34 17 FR TD 34 29 FR TD 34 10 FR TD 34 22 FR TD 30 14

Page 151: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

FR TD 15 13 FR TD 20 9 FR TD 39 20 FR TD 24 20 FR TD 2 1 FR TD 36 17 FR TD 17 4 FR TD 30 17 FR TD 33 17 FR TD 32 7 FR TD 18 12 FR TD 21 10 FR TD 21 11 FR TD 38 1 FR TD 34 19 FR TD 34 7 FR TD 5 1 FR TD 34 20 FR TD 24 1 FR TD 16 9 FR TD 38 8 FR TD 35 21 FR TD 38 27 FR TD 19 16 FR TD 21 27 FR TD 21 7 FR TD 21 4 FR TD 7 5 FR TD 28 3 FR TD 30 23 FR TD 36 22 FR TD 22 9 FR TD 26 11 FR TD 31 12 FR TD 13 12 FR TD 23 12 FR TD 12 3 FR TD 9 3 FR TD 36 3 FR TD 36 31 FR TD 36 10 FR TD 10 6 FR TD 31 11 FR TD 11 3 FR TD 33 16 FR TD 27 25 FR TD 26 25 FR TD 27 13 FR TD 31 16 FR TD 18 16 FR TD 31 28 FR TD 28 21 FR TD 39 28 FR TD 36 16 FR TD 36 15 FR TD 39 19 FR TD 18 3 FR TD 30 3 FR TD 30 19 FR TD 23 11 FR TD 11 9

Page 152: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

FR TD 38 30 FR TD 38 15 FR TD 15 12 FR TD 20 15 FR TD 30 20 FR TD 37 8 FR TD 39 35 FR TD 37 25 FR TD 37 12 FR TD 36 12 FR TD 39 7 FR TD 24 3 FR TD 6 3 FR TD 13 11 FR TD 37 9 FR TD 10 8 FR TD 28 24 FR TD 28 25 FR TD 11 8 PD OU AD=OFF IT=500 FS TV MI SS

3. DUKUNGAN SOSIAL UJI VALIDITAS ATTACHMENT DA NI=4 NO=150 MA=KM LA IT11 IT7 IT2 IT21 PM SY FI=attachment.cor SE 1 2 3 4/ MO NX=4 NK=1 TD=SY , FI LK attachment FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 1 FR TD 4 2 PD OU AD=OFF IT=500 FS TV MI SS

UJI VALIDITAS INTEGRATION DA NI=4 NO=150 MA=KM LA IT5 IT8 IT14 IT22 PM SY FI=integration.cor SE 1 2 3 4/ MO NX=4 NK=1 TD=SY , FI LK integration FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 3 PD OU AD=OFF IT=500 FS TV MI SS

Page 153: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

UJI VALIDITAS WORTH DA NI=4 NO=150 MA=KM LA IT12 IT20 IT6 IT9 PM SY FI=worth1.cor SE 1 2 3 4/ MO NX=4 NK=1 TD=SY , FI LK worth FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 2 1 TD 3 1 PD OU AD=OFF IT=OFF FS TV MI SS

UJI VALIDITAS RELIABLE DA NI=4 NO=150 MA=KM LA IT1 IT23 IT10 IT18 PM SY FI=reliable.cor SE 1 2 3 4/ MO NX=4 NK=1 TD=SY , FI LK reliable FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 2 1 PD OU AD=OFF IT=500 FS TV MI SS

UJI VALIDITAS GUIDANCE DA NI=4 NO=150 MA=KM LA IT12 IT16 IT3 IT19 PM SY FI=guidance.cor SE 1 2 3 4/ MO NX=4 NK=1 TD=SY , FI LK guidance FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 2 1 FR TD 4 2 PD OU AD=OFF IT=500 FS TV MI SS

Page 154: PENGARUH PARENTING SELF-EFFICACY DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41351/1/SITI... · Kepala SLB Nur Abadi Jagakarsa beserta guru, Kepala SLB A Pembina

UJI VALIDITAS NURTUR DA NI=4 NO=150 MA=KM LA IT4 IT7 IT15 IT24 PM SY FI=nurtur1.cor SE 1 2 3 4/ MO NX=4 NK=1 TD=SY , FI LK nurtur FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 3 1 PD OU AD=OFF IT=OFF FS TV MI SS