pengaruh pelaksanaan full day school...

153
PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT ( STUDI KASUS DI MTS ATTAQWA 10 TERPADU BEKASI) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Wais Al-Qurni NIM 1112015000112 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 16-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL

TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI

ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

( STUDI KASUS DI MTS ATTAQWA 10 TERPADU

BEKASI)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Wais Al-Qurni

NIM 1112015000112

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

i

Page 3: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap
Page 4: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap
Page 5: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap
Page 6: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap
Page 7: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

ABSTRAK

Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School

Terhadap Interaksi Sosial dan Sosialisasi Anak di Lingkungan Masyarakat

(Studi Kasus di Mts Attaqwa 10 Terpadu Bekasi)”.

Penerapan full day school atau sekolah sehari penuh akan membawa

dampak bagi siswa. Terlebih dalam hal bersosialisasi dengan lingkungannya,

karena waktu mereka banyak digunakan untuk belajar di sekolah, sehingga waktu

yang digunakan untuk berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat di

lingkungannya menjadi berkurang. Dari keadaan tersebut muncul pertanyaan.

Apakah jumlah waktu belajar yang banyak itu mempengaruhi perkembangan sosial

anak ? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak full day school terhadap

perkembangan sosial anak di pengaruh pelaksanaan full day school terhadap

interaksi dan sosialisasi anak kelas VIII MTs At-Taqwa 10 Terpadu Bekasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, metode, wawancara,

Observasi dan dokumentasi. Adapun analisis data dalam penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga bagian yaitu

pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya dampak positif dan dampak

negatif dari pelaksanaan full day school terhadap perkembangan sosial anak.

Dampak positif pelaksanaan full day school terhadap perkembangan sosial anak di

MTs At-Taqwa 10 Terpadu Bekasi adalah: siswa lebih mudah bergabung dalam

bersosialisasi karena hubungan mereka yang lebih intens, baik dengan teman

maupun dengan guru, dengan program-program khusus yang diselenggarakan di

sekolah ternyata juga memberi dampak yang positif terhadap perkembangan sosial

anak. MTs At-Taqwa 10 Terpadu Bekasi juga mempunyai target tugas

perkembangan sosial yang harus dicapai siswa dengan hal tersebut akan

memberikan dampak yang positif karena MTs At-Taqwa 10 Terpadu Bekasi dapat

membimbing dan mengevaluasi perkembangan sosial siswanya lebih terarah,

sehingga dapat mencapai indikator yang telah ditentukan. Dampak negatif

pelaksanaan full day school terhadap perkembangan sosial anak di MTs At-Taqwa

10 Terpadu Bekasi adalah kurangnya waktu siswa berinteraksi dengan keluarga dan

masyarakat di lingkungannya.

Kata Kunci:Pengaruh, Full day, Anak

Page 8: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

ABSTRACT

Wais Al-Qurni (1112015000112) "Effects of School Implementation Full Day on

Social Interaction and Socialization of Children in the Community Environment

(Case Study at Mts Attaqwa 10 Integrated Bekasi)".

Full day school or full day school will have an effect on students. Involved

in socializing with the environment, because their time is widely used to study at

school, so that the time spent facilitating with family and community in the

environment is decreasing. From the situation the question arises. Does the large

amount of study time affect children's social development? This study aims to study

the impact of a full-day school on the social development of children in schools in

the implementation of a full-day school implementation of the interaction and

dissemination of class VIII MTs At-Taqwa 10 Integrated Bekasi. This study uses

qualitative descriptive, methods, interviews, observation and documentation. The

data analysis in this study uses a qualitative descriptive method which consists of

three parts, namely collecting data and reducing data, presenting data, and

completing conclusions.

The results of this study show the positive and negative effects of full day

school implementation on children's social development. The positive impact of

full-day school implementation on the social development of children at the

Integrated At-Taqwa 10 MTs in Bekasi is: students are easier to join in socializing

because their relationship is more intense, good with friends and teachers, with

special programs that help in school it also gave a positive contribution to the social

development of children. Integrated At-Taqwa 10 MTs Bekasi also has a social

development task target that must be completed by students. This will provide

positive positives because the Bekasi Integrated At-Taqwa 10 MTs can guide and

develop their students' social development more targeted, accessible to. The

negative impact of a full-day school implementation on the social development of

children in the Integrated MT-At-Taqwa 10 MTs in Bekasi is the shortage of

students' time related to their families and communities in their environment

Keywords: Influence, Full day, Child

Page 9: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat,

nikmat akal, serta nikmat yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan

alam Nabi Muhammad SAW, para keluarganya yang disucikan, dan para sahabat

setianya serta kepada para pengikutnya hingga akhir zaman.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga atas bimbingan, pengarahan,

dukungan serta bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada yang terhormat:

1. Ayah dan Umi tercinta yang senantiasa merawat, mendidik dan

mencurahkan segala kasih sayang kepada penulis sehingga penulis bisa

melanjutkan study ke peguruan tinggi, semoga Allah SWT membalas

kebaikan mu ayah, dan Allah SWT tempatkan di tempat yang sebaik-

baiknya, untuk umi tercinta terima kasih untuk perjuangan mu membimbing

ananda sehinggs ananda bisa menyesaikan study diperguruan ini. (semoga

Allah SWT jua lah yang hanya dapat membalas segala pengorbanan

mereka)

2. Dr.Sururin,M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Dr.Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

4. Drs.H.Syaripullah, M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial.

5. Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang mau

meluakan waktu untuk memberikan pengarahan dan motivasi kepada

penulis selama proses bimbingan.

6. Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd selaku Dosen Penasehat Akademik.

7. Seluruh dosen dan staff jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

8. Kakak-kakak tercinta: Alipiah S.Pd.I beserta Suami, Alpan Muhammad

S.Pd.I beserta Istri, dan adik-adik tercinta yang selalu menghibur: Ade

Safaruddin dan Atik Rhomdoni.

Page 10: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

9. Saudara-saudara yang penulis cintai, Bapak: Drs.H.Abdul Somad, MA

beserta Istri, Ibu: Dra. Nurshobah, SPd.I beserta Suami. Serta ncang ncing

yang namanya tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas

sokongan dari beliau baik bentuk moril maupun materil sehingga penulis

bisa menyelesaikan skripsi ini.

10. Mawaddah Warohmah yang terus memberi semangat, doa dan dukungan

serta namtuan lainya kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS)

angkatan 2012 terutama untuk kelas Sosiologi, semoga sukses selalu.

12. Segenap teman-teman FKMA (Forum komunikasi Mahasiswa Attaqwa)

Jakarta, S.E.V (Sosial Ethnic Voyager), Semoga kita selalu berhubungan

baik dan saling silaturrahmi.

13. Untuk semua orang yang ada dalam kehidupan penulis yang senantiasa

memberikan semangat dan motivasi.

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan atas jasanya yang

diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

banyak kekurangan karena keterbatasan penulis

Mudah-mudahan skripsi ini mempunyai nilai manfaat dalam memahami

dan memasuki dunia pendidikan di masa yang akan datang. Amin.

Jakarta,16 April, 2019

Penulis

Wais Al-Qurni

NIM .1112015000112

Page 11: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 5

D. Perumusan Masalah ................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

F. Manfaat Penelitin ....................................................................... 6

G. Struktur Organisasi Skripsi ........................................................ 8

BAB II KAJIAN TEORI .............................................................................. 9

A. Full Day School ........................................................................ 9

1. Pengertian Full Day School ................................................ 9

2. Konsep Dasar Full Day School ........................................... 10

3. Tujuan Pelaksanaan Full Day School ................................. 12

4. Kelebihan Full Day School ................................................. 13

5. Kekurangan Full Day School .............................................. 14

B. Interaks Sosial ........................................................................... 15

1. Pengertian Interaksi Sosial .................................................. 15

2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ...................................... 16

3. Faktor-Faktor Terjadinya Interaksi Sosial .......................... 18

4. Teori Proses Sosial .............................................................. 20

C. Sosialisasi .................................................................................. 25

1. Pengertian Sosialisasi .......................................................... 25

2. Tujuan Sosialisasi ............................................................... 26

3. Media Sosialisasi ................................................................. 26

Page 12: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

4. Teori Pengambilan Peran .................................................... 29

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 34

A. Metode Penelitian...................................................................... 34

B. Loaksi dan Subjek Penelitian .................................................... 36

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 36

1. Populasi .............................................................................. 36

2. Sempel ............................................................................... 36

D. Variabel Penelitian .................................................................... 38

E. Instrumen Penelitian.................................................................. 38

1. Instrumen/Alat Pengumpulan Data .................................... 39

2. Proses Pengembangan Instrumen ....................................... 42

F. Prosedur Penelitian.................................................................... 53

G. Analisis Data ............................................................................. 55

1. Analisis Data Kuantitatif .................................................... 55

2. Analisis Data Kualitatif ...................................................... 59

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 61

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 61

1. Profil MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi ............................ 61

2. Karakteristik Responden .................................................... 61

B. Temuan ..................................................................................... 62

1. Hasil Penelitian Kuantitatif ................................................ 62

2. Analisis Statistika Inferensial ............................................ 99

3. Temuan Hasil Penelitian Kualitatif ................................... 101

C. Pembahasan .............................................................................. 107

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 119

A. Kesimpulan .............................................................................. 119

B. Implikasi .................................................................................. 120

C. Saran-Saran .............................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skala Likert

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Angket (Sebelum Uji Validitas)

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Angket Pelaksanaan Full Day School

Tabel 3.4 Keterangan Hasil Uji Validitas Angket Pelaksanaan Full Day

School

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Interaksi Sosial

Tabel 3.6 Keterangan Hasil Uji Validitas Angket Interaksi Sosial

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Angket Proses Sosialisasi

Tabel 3.8 Keterangan Hasil Uji Validitas Angket Proses Sosialisasi

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Angket (Sesudah Uji Validitas)

Tabel 3. 10 Kriteria Reliabilitas

Tabel 3.11 Kriteria Penilaian Persentase/skor

Tabel 3.12 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Perhitungan Statistik Kegiatan Pembelajaran Full Day School

Tabel 4.3 Interval Pengkategorian Kegiatan Pembelajaran Full Day School

Tabel 4.4 Kategorisasi Kegiatan Pembelajaran Full Day School

Tabel 4.5 Perhitungan Statistik Kegiatan Keagamaan

Tabel 4.6 Interval Pengkategorian Kegiatan Keagamaan

Tabel 4.7 Kategorisasi Kegiatan Keagamaan

Tabel 4.8 Perhitungan Statistik Kepribadian Siswa

Tabel 4.9 Interval Pengkategorian Kepribadian Siswa

Tabel 4.10 Kategorisasi Kepribadian Siswa

Tabel 4.11 Perhitungan Statistik Kegiatan Ekstrakulikuler

Tabel 4.12 Interval Pengkategorian Kegiatan Ekstrakulikuler

Tabel 4.13 Kategorisasi Kegiatan Ekstrakulikuler

Tabel 4.14 Perhitungan Statistik Tentang Kebiasaan (sikap, pola, dan

tingkah laku siswa)

Tabel 4.15 Interval Pengkategorian Kebiasaan (sikap, pola, dan tingkah laku

siswa)

Page 14: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

Tabel 4.16 Kategorisasi Kebiasaan (sikap, pola, dan tingkah laku siswa)

Tabel 4.17 Perhitungan Statistik Tentang Proses Komunikasi

Tabel 4.18 Interval Pengkategorian Proses Komunikasi

Tabel 4.20 Perhitungan Statistik Tentang Intensitas Waktu

Tabel 4.21 Interval Pengkategorian Intensitas Waktu

Tabel 4.22 Kategorisasi Intensitas Waktu

Tabel 4.23 Perhitungan Statistik Tentang Proses Kerjasama

Tabel 4.24 Interval Pengkategorian Proses Kerjasama

Tabel 4.25 Kategorisasi Proses Kerjasama

Tabel 4.26 Perhitungan Statistik Tentang Proses Akomodasi

Tabel 4.27 Interval Pengkategorian Proses Akomodasi

Tabel 4.28 Kategorisasi Proses Akomodasi

Tabel 4.29 Perhitungan Statistik Tentang Proses Asimilasi

Tabel 4.30 Interval Pengkategorian Proses Asimilasi

Tabel 4.31 Kategorisasi Proses Asimilasi

Tabel 4.32 Perhitungan Statistik Tentang Proses Disosiatif

Tabel 4.33 Interval Pengkategorian Proses Disosiatif

Tabel 4.34 Kategorisasi Proses Disosiatif

Tabel 4.35 Perhitungan Statistik Tentang Tahap Persiapan

Tabel 4.36 Interval Pengkategorian Tahap Persiapan

Tabel 4.37 Kategorisasi Tahap Persiapan

Tabel 4.39 Interval Pengkategorian Tahap Meniru

Tabel 4.40 Kategorisasi Tahap Meniru

Tabel 4.41 Perhitungan Statistik Tentang Tahap Persiapan Bertindak

Tabel 4.42 Interval Pengkategorian Tahap Persiapan Bertindak

Tabel 4.43 Kategorisasi Tahap Persiapan Bertindak

Tabel 4.44 Perhitungan Statistik Tentang Tahap Penerimaan Norma

Kolektif

Tabel 4.45 Interval Pengkategorian Tahap Penerimaan Norma Kolektif

Tabel 4.46 Kategorisasi Tahap Penerimaan Norma Kolektif

Tabel 4.47 Hasil Perhitungan Korelasi

Page 15: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam proses

perkembangan peserta didik. Pendidikan juga sebagai sebuah upaya untuk

mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranannya di kehidupan

yang akan datang. Seperti dalam pengertian pendidikan itu sendiri, menurut

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

menyatakan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa, dan negara”. Maka dari itu,

pendidikan dipercaya sebagai wadah yang dapat membangun kecerdasan

peserta didik dan dapat membangun kepribadian peserta didik ke arah yang

lebih baik.

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional bahwa tujuan utama pendidikan

yaitu berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

kemampuan peserta didik agar peserta didik dapat memiliki pengetahuan dan

keterampilan serta memiliki kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab

dengan diimbangi moral dan akhlak yang terpuji. Oleh karena itu, berbagai

lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia baik pemerintah maupun swasta

berupaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, yaitu dengan

melakukan perbaikan kualitas pendidikan.

Salah satu perbaikan kualitas pendidikan yaitu dengan adanya sistem

pendidikan full day school. Full day school diyakini dapat memperbaiki

manajemen pendidikan saat ini. Full day dalam Kamus Bahasa Inggris berarti

‘sehari penuh’, sedangkan school yaitu ‘sekolah’. Jadi, full day school memiliki

Page 16: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

2

arti yaitu kegiatan sehari penuh di sekolah.Menurut Baharuddin1 menyatakan

bahwa full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar

mengajar yang diberlakukan dari pagi hari sampai sore hari, mulai pukul 06.45-

15.30 WIB, dengan durasi istirahat setiap dua jam sekali.

Salah satu sekolah menengah pertama yang menerapkan sistem full day

school yaitu MTs At-Taqwa 10 Terpadu Bekasi. Sekolah ini menerapkan

kegiatan belajar mengajar secara full day yang dimulai dari pukul 07.00 - 16.00

WIB. Sekolah ini terletak di Kali abang rawa silam, Bekasi. Kegiatan

pembelajaran di MTs At-Taqwa 10 Bekasi menerapkan sistem gabungan antara

Kurikulum Nasional dengan kurikulum keagamaan yang dibuat sendiri oleh

sekolah tersebut yang berarti bahwa selain mengutamakan mata pelajaran

umum juga lebih mengedepankan nilai-nilai keagamaan seperti sholat wajib dan

sunnah, menghafal Al-Qur’an, puasa sunnah, ceramah agama, mabit, dan

diskusi-diskusi serta mengupayakan setiap peserta didiknya agar dapat

mengamalkan Al-Qur’an dan Hadist dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian, peserta didik bukan hanya unggul dalam prestasi akademik saja

melainkan juga unggul dalam kecerdasan spiritualnya, dimana setiap peserta

didik dapat mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-

harinya.

Full day school adalah sistem pendidikan yang sengaja dirancang untuk

menjawab tuntutan berbagai kalangan masyarakat, khususnya para orang tua

yang mengkhawatirkan pergaulan sosial zaman sekarang dan lebih memilih

agar anak mereka mempunyai waktu belajar lebih lama.2 Para orang tua juga

lebih menginginkan anak mereka bukan hanya cerdas dalam kemampuan

kognitif saja, akan tetapi juga dituntut agar karakter kecerdasan emosi dan

1 Aryanti, Harnida Gigih. Studi Implementasi Sistem Full Day School Dalam Upaya

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta

Tahun 2010. (Skripsi). Surakarta : Universitas Sebelas Maret (2011).,. Hal. 24 2 Aryanti, Harnida Gigih. Studi Implementasi Sistem Full Day School Dalam Upaya Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun 2010. (Skripsi). Surakarta :

Universitas Sebelas Maret (2011).,. Hal. 37

Page 17: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

3

spiritual anak bisa berkembang. Oleh karena itu, full day school dianggap

sebagai pilihan yang tepat bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya agar

anak bukan hanya bisa mengembangkan kemampuan kognitifnya saja tetapi

juga seimbang dengan kecerdasan emosi dan spiritualnya.

Full day school menjadikan peserta didik memiliki keterampilan sosial

yang lebih baik, anak juga menjadi lebih mudah untuk bergabung dan

bersosialisasi dengan teman-teman sekolahnya karena waktu anak sebagian

besar dihabiskan di sekolah. Akan tetapi dengan dimulainya jam sekolah dari

pagi sampai sore hari, maka waktu dan segala kegiatan anak lebih banyak

bahkan hampir sebagian besar dihabiskan di lingkungan sekolah daripada di

lingkungan rumah.

Secara umum, sekolah full day didirikan untuk mengatasi berbagai

permasalahan yang ada di masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang begitu cepat dapat membawa dampak negatif bagi anak, seperti

program-program yang ditayangkan di televisi serta menjamurnya play station

membuat anak lebih memilih untuk menonton televisi dan bermain play station

daripada harus belajar. Kondisi inilah yang menjadi alasan orang tua untuk

menyekolahkan anaknya ke sekolah full day, dengan harapan agar orang tua

dapat mencegah dan menjauhkan anak dari pergaulanyang negatif tersebut.

Orang tua tidak akan merasa khawatir karena anak akan berada seharian di

sekolah yang artinya sebagian besar waktu anak adalah untuk belajar. Orang tua

juga tidak akan takut anak akan terkena pengaruh negatif karena full day school

pada umumnya identik dengan hal keagamaan jadi anak akan dapat dipastikan

memiliki kecerdasan spiritual yang lebih baik.

Kenyataan yang terjadi di lapangan, tidak sedikit para siswa yang merasa

jenuh setelah melakukan kegiatan belajar selama kurang lebih delapan jam

pelajaran di sekolah, sehingga pada saat siswa pulang dari sekolah mereka

merasa lelah dan memilih untuk beristirahat, sehingga siswa sekolah full day

cenderung tidak memiliki waktu yang banyak untuk mengenal lingkungan

sosialnya secara luas. Mereka juga akan banyak kehilangan waktu bermain dan

Page 18: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

4

mengeksplorasi hal-hal lain yang bisa mereka dapati di luar lingkungan

sekolahnya.

Disinilah permasalahannya, anak akan banyak kehilangan waktu di rumah.

Sore hari anak akan pulang dalam keadaan lelah dan langsung beristirahat

sehingga anak cenderung kurang berkomunikasi dengan anggota keluarga

lainnya. Intensitas waktu yang dimiliki anak untuk berkomunikasi dengan

kedua orang tuanya menjadi sangat kurang. Anak menjadi jarang berinteraksi

dengan kedua orang tuanya karena minimalnya waktu yang mereka miliki untuk

quality time bersama. Keterlibatan orang tua dalam proses sosialisasi anak juga

cenderung minim, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki orang

tua untuk memerhatikan perkembangan anaknya. Padahal keluarga khususnya

orang tua merupakan agen yang paling penting pengaruhnya terhadap proses

sosialisasi anak. Anak semestinya harus mendapatkan perhatian dan

keterlibatan langsung dari kedua orang tua pada setiap tahap perkembangannya.

Selain lingkungan keluarga, anak sebenarnya juga tidak bisa lepas dari

lingkungan masyarakat karena anak juga dituntut untuk dapat mempertahankan

diri dan menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Akibat dari

terbatasnya waktu anak untuk bisa berkomunikasi dengan orang tuanya

menyebabkan proses sosialisasi anak menjadi terhambat. Jika orang tua tidak

memiliki banyak waktu untuk memerhatikan perkembangan anak, maka orang

tua cenderung kurang mengajarkan proses sosialisasi kepada anaknya. Hal ini

berarti proses sosialisasi anak untuk dapat mengetahui peranannya di

lingkungan masyarakat menjadi terhambat. Anak cenderung menjadi anti sosial

dengan lingkungan masyarakatnya karena seharian waktu anak dihabiskan di

sekolah sehingga anak tidak mempunyai waktu untuk bergaul atau bermain. Hal

inilah yang perlu diperhatikan, bahwa pada dasarnya anak juga perlu untuk

berinteraksi dan bersosialisasi di lingkungan masyarakat agar ia tidak menjadi

anak yang anti sosial dan dapat memerhatikan kehidupan masyarakat di

sekitarnya.

Maka dari itu inilah yang menjadi acuan peneliti untuk mengangkat

masalah yang sama tetapi dengan fokus penelitian yang berbeda. Peneliti

Page 19: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

5

mencoba untuk meneliti apakah pelaksanaan full day school memberikan

pengaruh dalam perkembangan interaksi dan sosialisasi anak di lingkungan

masyarakat, dengan judul “PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY

SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK

DI LINGKUNGAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI MTS

ATTAQWA 10 TERPADU BEKASI)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Apa manfaat penerapan pelaksanaan full day school di MTs At-Taqwa 10

Terpadu?

2. Bagaimana dampak pelaksanaan full day school di MTs At-Taqwa 10

Terpadu terhadap anak

3. Bagaimana pelaksanaan full day school di MTs At-Taqwa 10 Terpadu?

4. Bagaimana perkembangan interaksi sosial dan proses sosialisasi anak di

lingkungan masyarakat?

5. Bagaimana pengaruh pelaksanaan full day school terhadap interaksi sosial

anak dan sosialisasi anak di lingkungan masyarakat?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, penulis ingin membatasi subuah

penelitian ini agar tidak terlalu panjang pembahasaannya. Maka penulis

membatasi bagaimana pelaksanaan full day school di MTs At-Taqwa 10

Terpadu Bekasi mengenai perkembangan interaksi sosial proses sosialisasi

anak di lingkungan masyarakat?

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu: “Bagaimana

pengaruh full day school terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di

lingkungan masyarakat?”

Page 20: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

6

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan,

maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan full day school di MTs At-Taqwa 10 Terpadu?

2. Bagaimana perkembangan interaksi sosial dan proses sosialisasi anak di

lingkungan masyarakat?

3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan full day school terhadap interaksi sosial

anak dan sosialisasi anak di lingkungan masyarakat?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

mendapatkan gambaran dan jawaban mengenai pengaruh pelaksanaan full

day school terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di lingkungan

masyarakat.

2. Tujuan Khusus

Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui :

a. Agar penulis mengetahui pelaksanaan full day school di MTs At-

Taqwa 10 Terpadu Bekasi.

b. Agar mengetahui Perkembangan interaksi social dan proses

sosialisasi anak di lingkungan masyarakat.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, serta bermanfaat

untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi pada

umumnya dan khususnya mengenai interaksi sosial dan sosialiasi yang

terjadi pada siswa full day school di lingkungan masyarakatnya.

2. Manfaat Praktis

Page 21: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

7

a. Bagi peneliti, penelitian tentang pengaruh pelaksanaan full day school

terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di rumah dan masyarakat

dapat menambah wawasan peneliti mengenai perkembangan interaksi

sosial dan sosialisasi anak sehingga dapat memberikan pengalaman,

pengetahuan, dan pembelajaran terutama saat melaksanakan penelitian.

b. Bagi pihak sekolah, penelitian ini berupaya untuk memberikan

informasi kepada pihak sekolah khususnya kepada para guru agar bisa

memberikan masukan dalam mengelola kondisi belajar mengajar

dilihat dari penuhnya jam belajar siswa dengan tetap memperhatikan

aspek-aspek perkembangan interaksi sosial siswa.

c. Bagi pihak keluarga, penelitian ini berupaya untuk memberikan

informasi khususnya kepada orang tua untuk dapat memperhatikan

aspek perkembangan interaksi sosial anak agar anak bisa berinteraksi

dan bersosialisasi dengan baik di lingkungan rumah dan

masyarakatnya.

d. Bagi mahasiswa sosiologi sebagai calon pendidik, penelitian ini

memberikan gambaran dan informasi mengenai kondisi belajar

mengajar di sekolah dan agar diharapkan mahasiswa lulusan sosiologi

dapat menjadi guru yang bisa menanamkan kecerdasan interpersonal

pada anak didiknya sehingga anak tidak menjadi anti sosial di

lingkungan masyarakatnya.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab,

yaitu:

BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan

manfaat penelitian.

BAB II : Tinjauan pustaka. Pada bab ini menguraikan tentang pengertian

full day school, konsep dan sistem pembelajaran full day school,

Page 22: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

8

tujuan didirikannya full day school, kelebihan serta kelemahan

full day school, serta tinjauan tentang interaksi sosial meliputi

pengertian, syarat terjadinya interaksi sosial, serta faktor

terjadinya interaksi sosial, dan tinjauan tentang proses sosialisasi,

serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.

BAB III : Metode penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metode dan

desain penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, serta

teknik pengumpulan dan analisis data yang digunakan dalam

penelitian mengenai “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School

Terhadap Interaksi Sosial dan Sosialisasi Anak di Lingkungan

Masyarakat”.

BAB IV : Hasil penelitian dalam pembahasan. Dalam bab ini penulis

menganalisis hasil temuan data tentang gambaran umum dari

pengaruh full day school terhadap interaksi dan sosialisasi anak

di lingkungan masyarakat.

BAB V : Simpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba

memberikan simpulan dan saran sebagai penutup dari hasil

penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji

dalam skripsi.

Page 23: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Full Day School

1. Pengertian Full Day School

Secara etimologis kata full day berasal dari Bahasa Inggris, full

artinya ‘penuh’, day artinya ‘hari’. Maka full day mengandung arti sehari

penuh. Sedangkan school artinya ‘sekolah’. Jadi, full day school berarti

sekolah sehari penuh. Sedangkan secara terminologi menurut Baharuddin3

menyatakan bahwa Full day school adalah kegiatan belajar selama sehari

penuh atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari pagi hari

sampai sore hari mulai pukul 06.45-15.00 WIB. Dengan demikian, sekolah

dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot

mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.

Berdasarkan pengertian tersebut, full day school merupakan

kegiatan belajar yang berlangsung selama sehari penuh di sekolah. Sesuai

dengan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian, MTs At-Taqwa 10

Terpadu Bekasi menerapkan proses pembelajaran ful day school dimulai

dari pukul 07.00-15.00, dimana sekolah dengan leluasa mengatur segala

kegiatan pembelajaran, baik itu jadwal pelajaran sampai kegiatan

ekstrakulikuler, dimana inti dari setiap kegiatan pembelajaran yaitu

mengedepankan nilai-nilai keagamaan.

Sedangkan Hasan4 mendefinisikan full day school sebagai suatu

proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif, dan

transformatif selama sehari penuh. Dalam pengertian tersebut terdapat dua

kata kunci, yaitu:

a. Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif, dan

transformatif.

3 Aryanti, Harnida Gigih. Studi Implementasi Sistem Full Day School Dalam Upaya Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun ajaran 2010. (Skripsi).

Surakarta : Universitas Sebelas Maret, 2011. Hal.8 4 Hasan, Nor. Full Day School (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa Asing). Jurnal Tadris.

(2006). Hal. 110-111

Page 24: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

10

Proses pembelajaran secara aktif, dalam arti

mengoptimalisasikan seluruh potensi dan kemampuan peserta didik

untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Secara kreatif,

yaitu mengoptimalisasikan seluruh sarana dan prasarana untuk

mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif untuk

pengembangan potensi siswa. Adapun secara transformatif, proses

pembelajaran full day school dilakukan untuk mengembangkan

seluruh potensi kepribadian siswa dengan lebih seimbang.

b. Proses pembelajaran selama sehari penuh.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif,

dan transformatif dibutuhkan waktu selama sehari penuh atau kurang

lebih selama 8-9 jam pelajaran. Kegiatan pembelajaran sehari penuh

tersebut bukan berarti siswa belajar selama sehari penuh tanpa

istirahat, tetapi juga digabungkan dengan kegiatan permainan yang

menyenangkan sehingga siswa tidak cenderung bosan.

2. Konsep Dasar Full Day School

Full day school menerapkan konsep integrated activity dan

integrated curriculum yang berarti bahwa seluruh aktifitas dan kegiatan

anak yang ada di sekolah dari mulai datang hingga pulang berupa

belajarnya, ibadahnya, serta bermainnya dikemas dalam satu sistem

pendidikan sehingga diharapkan dapat membentuk kepribadian siswa

yang berintelektual tinggi dan dapat memadukan aspek keterampilan dan

pengetahuan dengan sikap yang baik dan islami.”

Integrated activity adalah suatu konsep yang mengintegrasikan

antara seluruh kegiatan di sekolah dengan kegiatan-kegiatan yang

bernuansa islami, yaitu dengan lebih mengedepankan nilai-nilai

keagamaan dalam kegiatan siswa setiap harinya.. Dengan adanya konsep

integrated curriculum, kurikulum umum yang telah ditetapkan oleh

Depdiknas diintegrasikan dengan kurikulum agama yang dibuat sendiri

oleh sekolah full day, yang berarti menjadikan pendidikan umum

diperkaya dengan pendidikan agama dan begitu pula sebaliknya. Begitu

pula dengan MTs At-Taqwa 10 Terpadu Bekasi, mengintegrasikan

Page 25: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

11

kurikulum umum dengan kurikulum agama serta mengutamakan nilai-

nilai keteladanan siswa.

Kurikulum full day school bukan hanya menambah waktu belajar

dan memperbanyak materi pelajaran saja tetapi juga diupayakan untuk

dapat melatih kemandirian anak dan meningkatkan kreatifitas anak dalam

ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Konsep full day school di MTs

At-Taqwa 10 Terpadu Bekasi juga memaksimalkan kemampuan dan

perkembangan anak pada setiap aktivitas belajarnya dengan

diinternalisasikannya nilai-nilai keagamaan pada setiap kegiatan belajar

anak.

Titik tekan dalam konsep full day school ini yaitu anak dapat

menjadi siswa yang selalu berprestasi sehingga diharapkan dapat terjadi

perubahan yang positif dalam hasil dan prestasi belajarnya. Menurut

Muhibbin Syah prestasi belajar yang dimaksimalkan dalam full day school

terbagi menjadi tiga macam, yaitu :

a. Prestasi yang bersifat kognitif

Yang termasuk prestasi yang bersifat kognitif yaitu ingatan,

pemahaman, penerapan, pengamatan, analisis, sintesis, dll. Misalnya

seorang siswa dapat menguraikan kembali materi pelajaran yang sudah

dipelajari pada minggu lalu, maka siswa tersebut dapat dikatakan

memiliki prestasi dalam hal kognitifnya.

b. Prestasi yang bersifat afektif

Yang termasuk prestasi yang bersifat afektif yaitu jika anak sudah

bisa bersikap untuk menghargai, serta dapat menerima dan menolak

suatu pernyataan atau permasalahan yang dihadapinya.

c. Prestasi yang bersifat psikomotorik

Yang termasuk prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu

kecakapan, eksperimen verbal dan nonverbal, keterampilan bertindak

dan gerak. Misalnya seorang anak menerima pelajaran adab sopan

santun kepada orang tua, maka anak mengaplikasikan pelajaran

tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Page 26: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

12

Dengan demikian, apabila anak sudah dapat memenuhi atau

mencapai ketiga ranah tersebut dapat dikatakan seorang guru telah

berhasil dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya karena dalam

konsep full day school menitikberatkan ketiga ranah tersebut.

3. Tujuan Pelaksanaan Full Day School

Pelaksanaan full day school merupakan salah satu alternatif untuk

mengatasi berbagai masalah pendidikan, baik dalam hal prestasi maupun

moral. Fenomena kenakalan remaja yang banyak terjadi sekarang ini yang

sangat mengkhawatirkan para orang tua dan masyarakat merupakan salah

satu bentuk dekadensi moral pada diri anak remaja.

Kemerosotan moral yang terjadi pada diri remaja itulah yang

menjadi alasan utama atau tujuan didirikannya sekolah full day. Kenakalan

remaja yang semakin hari semakin meningkat, dan pergaulan anak yang

semakin bebas menjadi alasan utama orang tua memasukkan anaknya ke

sekolah full day. Full day school dapat membantu orang tua untuk

mengontrol aktivitas dan pergaulan anak.

Tujuan berikutnya dengan adanya sistem full day school yaitu

keterampilan, minat dan bakat siswa dapat lebih mudah terarahkan. Siswa

akan menjadi lebih aktif karena minat dan bakat mereka dapat diatur dan

difasilitasi oleh sekolah, selain itu nilai-nilai positif yang diajarkan di

sekolah contohnya seperti kebiasaan melakukan solat berjama’ah, hafalan

Qur’an, puasa sunnah akan menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh siswa

tanpa harus diperintah dan mudah diimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari mereka.

Menurut Suyuthi5 menyatakan bahwa full day school bertujuan

untuk menyeimbangkan antara hablun minAllah dan hablun minannas

yang terukur dalam sikap religius siswa (beraqidah kokoh berakhlaq

5 Suyuthi, Ahmad. Model Pendidikan Full Day School dalam Perpektif Inovasi Pendidikan di

Indonesia. Jurnal Akademika, 2013. hal. 115-116

Page 27: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

13

mulia) dalam kehidupan sehari-hari tanpa dibatasi ruang dan waktu, dan

memiliki kemampuan akademis tinggi.

Dengan demikian, full day school bukan hanya bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan saja tetapi bertujuan untuk membentuk

moral dan akhlak siswa serta menanamkan nilai-nilai yang positif. Dengan

pelaksanaan full day school dapat memberikan dasar pendidikan agama

yang kuat terhadap siswa untuk meningkatkan potensi dan kecerdasan

siswa baik dalam hal kognitif maupun spiritualnya.

Begitu pula, tujuan dari didirikannya MTs At-Taqwa 10 Terpadu

Bekasi sebagai sekolah full day dikarenakan banyaknya tuntutan orang tua

yang lebih menginginkan anaknya untuk bersekolah di sekolah full day

yang lebih identik dengan hal keagamaan dibandingkan dengan bersekolah

di sekolah reguler.

4. Kelebihan Full Day School

Dengan adanya full day school produktifitas anak dalam kegiatan

belajarnya akan meningkat, hal ini karena dalam sehari penuh anak akan

lebih banyak belajar daripada bermain. Anak juga akan lebih dekat dengan

gurunya sehingga anak akan lebih menunjukkan sikap yang positif dan

guru bisa lebih mudah untuk mengawasi perkembangan anak. Anak juga

tidak mempunyai waktu luang untuk melakukan penyimpangan-

penyimpangan karena seharian anak berada di lingkungan sekolah yang

selalu dalam pengawasan guru. Beberapa kelebihan lainnya dalam

pelaksanaan full day school antara lain, yaitu:

a. Sistem pendidikan full day school memungkinkan terjadinya

pendidikan utuh. Karena dengan sistem full day school bukan hanya

kemampuan kognitif anak saja yang dapat diarahkan melainkan

kemampuan afektif dan psikomotorik anak juga lebih diarahkan.

b. Sistem full day school juga memungkinkan terwujudnya efektivitas

proses edukasi karena segala proses kegiatan pembelajaran dan

aktivitas anak menjadi lebih terpantau dan mudah diarahkan.

c. Sistem full day school terbukti sebagai lembaga pendidikan yang efektif

dalam mengaplikasikan kemampuan siswa dalam segala hal. Full day

Page 28: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

14

school identik dengan pelajaran atau aktivitas keagamaan yang lebih

banyak dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum, hal ini

menjadikan siswa bisa memliki banyak kemampuan bukan hanya

dalam sisi kognitif saja tetapi kemampuan lainnya dalam ranah

kegamaan atau moral.

Dengan demikian, full day school dapat dikatakan sangat

memberikan manfaat yang signifikan khususnya bagi perkembangan

kognitif, afektif, dan psikomotorik anak dimana segala kemampuan anak

menjadi lebih terarahkan ditambah lagi dengan pembentukan akidah dan

akhlak anak yang lebih kuat dengan diinternalisasikannya aktivitas-

aktivitas keagamaan pada setiap proses belajar anak.

5. Kekurangan Full Day School

Sistem full day school juga mempunyai beberapa kekurangan

diantaranya, yaitu:

a. Secara sosial emosional, kemampuan atau kesempatan anak dalam

berinteraksi dengan lingkungan rumah dan masyarakat menjadi

berkurang. Hal ini dikarenakan jam sekolah anak dari pagi sampai sore

hari dan ketika anak pulang sekolah anak sudah terlalu lelah sehingga

anak jarang berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.

b. Karena hampir seluruh waktu anak dihabiskan di sekolahnya dan anak

menjadi jarang berinteraksi atau bersosialisasi dengan masyarakat

sekitarnya menjadikan anak anti sosial. Walaupun disekolah anak

bersosialisasi dengan teman-teman dan gurunya tetapi akan berbeda

dengan sosialisasinya ketika berada di lingkungan rumah atau di

masyarakat.

c. Karena full day school menghabiskan waktu anak sehari penuh berada

di sekolah, anak cenderung merasa bosan. Maka dari itu disini sangat

membutuhkan kemampuan dalam merancang model full day school

agar kegiatan belajar tidak membosankan.

Kekurangan atau kelemahan dari full day school inilah yang menjadi

fokus masalah dalam penelitian ini, bahwa selain full day school

memberikan manfaat yang signifikan bagi anak dan juga bagi orang tua,

Page 29: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

15

akan tetapi pelaksanaan full day school juga memberikan masalah baru

yaitu dalam proses perkembangan sosial anak. Seperti yang telah

disebutkan bahwa kemampuan interaksi dan sosialisasi anak di lingkungan

masyarakat menjadi terhambat dikarenakan keterbatasan waktu anak

untuk berada di rumah sehingga anak kurang mengenal lingkungan

sosialnya.

B. Interaksi Sosial

1. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan bentuk pelaksanaan kedudukan manusia

sebagai makhluk sosial. Artinya, manusia dituntut untuk saling

mengadakan hubungan dengan orang lain dalam kehidupannya. Bentuk

hubungan sosial tersebut menjadi bukti bahwa manusia tidak dapat hidup

sendiri dan membutuhkan kebersamaan dengan orang lain. Interaksi sosial

menurut Setiadi dan Kolip adalah “hubungan-hubungan sosial yang

dinamis antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun

antara orang perorangan dan kelompok manusia”. Adapun pengertian

interaksi sosial tersebut menurut beberapa ahli diantaranya, yaitu:

a. Gillin menyatakan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-

hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara

orang perorangan, antara kelompok, maupun antara individu dengan

kelompok.

b. Kimball Young dan Raymond W. Mack menyatakan bahwa interaksi

sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena itu

tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.

c. Hubert Bonner menyatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu

hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan

individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki

kelakuan individu lain, atau sebaliknya. Dalam hal ini Hubert Bonner

menekankan tentang proses hubungan antara dua atau lebih individu

yang berada dalam situasi yang sama yaitu situasi sosial.6

6 Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.hal. 164

Page 30: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

16

Berdasarkan pengertian para ahli, interaksi sosial dapat diartikan

sebagai hubungan-hubungan yang dinamis, dimana hubungan-hubungan

sosial ini berupa hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan

individu lainnya, atau antara kelompok yang satu dengan kelompok

lainnya, maupun antar individu dengan kelompok dan masing-masing

individu saling memainkan peranannya.

2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial tidak dapat dapat terjadi tanpa adanya dua syarat,

yaitu kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap

pertama dari proses terjadinya hubungan sosial, sedangkan komunikasi

merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan

reaksi terhadap informasi yang disampaikan.

a. Kontak Sosial

Secara etimologi kontak berasal dari bahasa Latin cum atau con

yang artinya “bersama-sama” dan tangere yang artinya “menyentuh”,

jadi kontak artinya bersama-sama menyentuh. Akan tetapi dalam

konteks sosiologi, kontak dikaitkan dengan masyarakat dan sosial.

Kontak sosial terjadi jika seseorang atau sekelompok orang

mengadakan suatu hubungan sosial tanpa harus saling menyentuh

secara fisik, yaitu dengan saling berbicara dengan orang lain secara

langsung ataupun melalui perantara, seperti telepon, radio, surat-

menyurat, dan lain sebagainya. Dengan demikian, kontak sosial adalah

aksi individu atau kelompok dalam bentuk isyarat yang memiliki

makna bagi pelaku, dan penerima aksi tersebut membalasnya dengan

reaksi.7

Berdasarkan dari sifatnya, kontak sosial menurut Nazsir8 dapat

berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu:

7 Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011. hal.73-74

8 Nazsir, Nasrullah. Kajian Lengkap Konsep dan Teori Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial. Bandung:

Widya Padjajaran, 2008.hal.-29

Page 31: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

17

1) Antara orang perorangan, yaitu apabila anak kecil mempelajari

kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya. Proses ini terjadi melalui

socialization, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang

baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakatnya.

Seperti seorang anak yang mempelajari nilai dan norma yang

diajarkan oleh orang tuanya.

2) Antara orang perorangan dengan suatu kelompok atau sebaliknya.

Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan

bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma

dalam masyarakat.

3) Antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya, misalnya dua

kelompok belajar yang berdebat dalam suatu kegiatan

pembelajaran di kelas.

b. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan

pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain (pengirim kepada

penerima) agar terjadi upaya saling memengaruhi antara keduanya.

Komunikasi dapat dilakukan dengan bahasa atau kata-kata yang dapat

dimengerti kedua pihak (komunikasi verbal). Komunikasi juga dapat

dilakukan dengan gerak-gerik badan atau kode tertentu (komunikasi

nonverbal). Contohnya seperti tersenyum, menganggukkan kepala,

menggelengkan kepala, mengedipkan mata, mengangkat bahu, dan

sebagainya.9

Adapun pengertian komunikasi menurut 10 “proses saling

memberikan tafsiran kepada/dari pihak yang sedang melakukan

hubungan yang kemudian antarpihak tersebut mewujudkan perilaku

sebagai reaksi atas pesan yang disampaikan oleh pihak lain”. Dengan

adanya komunikasi sikap dan perasaan kelompok dapat diketahui oleh

kelompok lain atau orang lain. Hal ini kemudian merupakan bahan

9 Muin, Idianto. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Erlangga, 2013.hal-55 10 Muin, Idianto, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Erlangga, 2013. hal-75

Page 32: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

18

untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya. Dalam

komunikasi kemungkinan sekali terjadi berbagai macam penafsiran

terhadap tingkah laku orang lain, maka dari itu diperlukan adanya

pemahaman makna atas pesan yang disampaikan oleh masing-masing

pihak yang melakukan komunikasi.

Kontak dan komunikasi sangat berperan penting dalam proses

interaksi. Tidak mungkin dapat terjadi interaksi jika tidak ada kontak

dan komunikasi. Setiap individu baik itu masih anak-anak sampai

meninggal dunia pasti mengalami proses interaksi karena proses

tersebut adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup. Begitu pula

dengan anak yang bersekolah di sekolah full day, komunikasi dan

interaksi dengan masyarakat sekitar sangat diperlukan agar anak dapat

dicintai, dihargai, dan diakui keberadaannya. Anak tidak mungkin bisa

berkembang dengan sendirinya tanpa bantuan dari lingkungan

sosialnya. Dari proses komunikasi anak dapat memahami keadaan yang

terjadi di sekitarnya sehingga anak peka dan dapat mengenal

lingkungan sosialnya secara luas.

3. Faktor-Faktor Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah suatu proses yang memiliki dasar-dasar atau

faktor yang kuat, sehingga interaksi sosial tersebut dapat berlangsung baik

dan sesuai dengan tujuan. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya interaksi sosial tersebut antara lain, yaitu:

a. Imitasi

Imitasi menurut Gabriel Tade11 adalah “contoh-mencontoh yang

dilakukan individu dari individu lain dalam kehidupan”. Imitasi bisa

diartikan juga sebagai proses meniru tingkah laku individu lain, seperti

perkataan-perkataan orang lain dan penampilan fisik seseorang.

Jadi dari proses imitasi inilah yang menyebabkan setiap individu

memiliki tingkah laku yang sama dalam interaksi sosial. Imitasi bisa

berdampak positif jika yang ditiru adalah hal yang baik, akan tetapi juga

bisa berdampak negatif jika yang ditiru adalah hal yang negatif. Sisi

11 Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.hal-167

Page 33: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

19

positif dari imitasi ini adalah bisa mendorong seseorang untuk

mematuhi kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat. Contohnya,

walaupun anak yang bersekolah full day kurang mengenal lingkungan

masyarakatnya akan tetapi anak bisa bersosialisasi dengan baik dengan

lingkungannya jika orang tua atau keluarganya mengajarkan proses

sosialisasi dengan baik dan anak akan mengikuti apa yang diajarkan

orang tuanya.

b. Sugesti

Menurut Gustave Le Bone12 sugesti berasal dari kata sugepere

yang berarti mempengaruhi. Kemudian arti tersebut berkembang

sehingga sugesti mempunyai arti sebagai suatu proses dimana

seseorang individu memperoleh pandangan, sikap, dan tingkah laku

individu lain tanpa dikritik lebih dahulu.

Berdasarkan pengertian tersebut, sugesti adalah proses pemberian

pengaruh dari satu individu ke individu lain dimana individu atau pihak

yang dipengaruhi menerima dan mengikuti pengaruh tersebut tanpa

berpikir panjang. Contohnya adalah orang tua yang membujuk dan

mempengaruhi anaknya untuk bersekolah di sekolah full day dengan

harapan agar kegiatan dan pergaulan anak dapat lebih terarahkan.

c. Simpati

Menurut Mac Dougall dan Herbert Spencer13 “simpati berasal

dari bahasa Latin syempater yang berarti turut merasakan. Kemudian

pengertian tersebut berkembang dan diartikan sebagai suatu proses

perasaan tertariknya seseorang atau sekelompok orang terhadap orang

lain”. Rasa tertarik tersebut didasari oleh keinginan untuk mengerti

orang lain agar orang lain tersebut juga memahami perasaannya.

Keinginan untuk saling memahami tersebut sebagai dorongan utama

dari proses simpati sehingga terbentuklah keinginan untuk saling

bekerja sama. Peranan simpati cukup nyata dalam hubungan

persahabatan antara dua orang atau lebih.

12 Santoso, Slamet., Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.hal-172

13 Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.hal.178

Page 34: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

20

d. Empati

Empati hampir sama dengan simpati, tetapi empati tidak semata-

mata merupakan perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan

perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contohnya, jika seorang

anak yang bersosialisasi dengan baik di lingkungan masyarakatnya,

ketika tetangganya mendapat suatu musibah, maka anak akan

berempati dan merasa sedih seolah-olah ia ikut merasakannya.14

e. Motivasi

Motivasi menurut Muin15 adalah rangsangan atau pengaruh yang

dapat diberikan oleh seorang individu kepada individu lain, seorang

individu kepada kelompok, atau kelompok kepada kelompok lain.

Motivasi yang diberikan dapat berupa sikap, perilaku, saran, atau

pertanyaan. Misalnya, ketika seorang siswa diberikan pujian oleh

gurunya karena memenangkan suatu perlombaan, maka pujian tersebut

memotivasi dia untuk belajar lebih giat lagi.

4. Teori Proses Sosial

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan antar individu atau antar

kelompok sehingga terjadi hubungan saling mempengaruhi satu sama lain.

Proses sosial tersebut merupakan hal yang mendasari terjadinya interaksi

sosial. Kegiatan manusia dimana seseorang atau sekelompok orang

memberikan aksinya yang kemudian dari pihak lain memberikan reaksi

atau respon, kegiatan itulah yang dinamakan dengan interaksi. Dengan

demikian, bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial karena

interaksi adalah syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas social.16

Dalam interaksi sosial, Gillin dan Gillin membagi proses-proses

sosial menjadi dua, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif. Proses

asosiatif adalah proses yang bersifat positif, yaitu proses yang mendukung

seseorang atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan

14 Muin, Idianto. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Erlangga, 2013.hal.53 15 Muin, Idianto, Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Erlangga, 2013.hal.54 16 Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011.hal.62

Page 35: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

21

proses disosiatif merupakan proses yang bertentangan dengan seseorang

atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu17

a. Proses Asosiatif

1) Kerja sama

Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok dan

sebagai proses yang utama. “Kerja sama merupakan suatu usaha

bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk

mencapai tujuan bersama”18.

Charles H. Cooley19 memberikan gambaran tentang kerja

sama dalam kehidupan sosial. Kerja sama timbul jika individu

menyadari bahwa ia mempunyai kepentingan yang sama dan

individu tersebut menyadari untuk memenuhi kepentingannya

melalui kerja sama dengan individu lain.

Dengan demikian, faktor pendorong terjadinya kerja sama

adalah kepentingan bersama. Seperti halnya, antara orang tua dan

guru saling bekerja sama dalam mengembangkan kemampuan dan

kepribadian anak. Ketika anak berada di sekolah guru mengawasi

segala kegiatan anak agar aktivitas yang anak lakukan di sekolah

menjadi lebih terarahkan, sehingga orang tua percaya dan merasa

aman bahwa anak akan terpantau pergaulannya. Begitu juga antara

anak dengan lingkungan masyarakat, saling bekerja sama agar anak

dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakatnya. Dengan

proses kerjasama tersebut, anak memiliki ruang gerak yang lebih

luas dalam hubungan sosialnya sehingga anak akan peduli dengan

apa yang terjadi di lingkungannya.

2) Akomodasi

Menurut Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang

digunakan oleh sosiologi untuk menggambarkan suatu proses

hubungan sosial yang sama dengan adaptasi dalam hal biologi.

Maksudnya, akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri

17 Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011. hal. 60 & 70 18 Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011. hal.60 19 Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011.hal.78

Page 36: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

22

individu atau kelompok manusia yang semula saling bertentangan

sebagai upaya untuk mengatasi suatu ketegangan. Akomodasi

berarti adanya keseimbangan interaksi sosial kaitannya dengan

norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Akomodasi seringkali

merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan pertentangan, baik

itu dengan cara menghargai pihak lawan atau dengan cara paksaan.20

Keterampilan sosial yang baik yang dimiliki oleh anak akan

mempengaruhi cara anak untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Ketika anak pintar bergaul dan bisa bekerja sama dengan masyarakat

sekitarnya, anak akan mengerti bentuk akomodasi yang tepat untuk

mengatasi permasalahan di sekitar lingkungannya. Misal, jika terjadi

pertentangan antara teman sebaya di lingkungannya, ia akan

mengambil jalan tengah yang tepat untuk menyelesaikan

pertentangan tersebut. Ketika terjadi suatu perbedaan atau

ketegangan di lingkungannya, ia akan bersikap peduli dan tidak acuh

pada keadaan yang terjadi di sekitarnya. Maka dari itu, perlu adanya

proses pengenalan nilai dan norma yang baik dan tata cara bergaul

yang baik pula pada diri anak agar anak dapat mengatasi suatu

pertentangan yang terjadi di lingkungan sosialnya dengan tepat dan

bijak.

3) Asimilasi

Asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan

akomodasi. Asimilasi pada dasarnya merupakan perubahan yang

dilakukan secara suka rela, ditandai dengan upaya untuk mengurangi

perbedaan dalam masyarakat dengan mempererat kesatuan tindakan,

sikap, dan perasaan tujuan bersama. Hasil dari proses asimilasi ini

berupa semakin tipisnya batas perbedaan antara individu dalam

suatu kelompok atau batas antar kelompok.21

20 Muin, Idianto. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Erlangga, 2013.hal.63 21 Muin, Idianto. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Erlangga, 2013.hal.68

Page 37: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

23

Jika anak memiliki keterampilan sosial yang baik, seperti anak

memiliki sikap toleransi yang tinggi dan memiliki sikap saling

menghargai antar perbedaan setiap individu, maka anak akan

memahami bagaimana cara mengurangi suatu perbedaan yang

terjadi di lingkungannya.

b. Proses Disosiatif

1) Persaingan

Menurut Gillin22 persaingan adalah suatu proses sosial dimana

individu atau kelompok-kelompok manusia saling bersaing atau

saling berlomba untuk mencari keuntungan dengan cara menarik

perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah

ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan

terjadi jika beberapa pihak menginginkan sesuatu yang menjadi

pusat perhatian umum. Contohnya, para siswa yang bersaing untuk

mendapatkan peringkat pertama di kelasnya.

2) Pertikaian

Pertikaian menurut Soekanto23 adalah suatu proses sosial

dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya

dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau

kekerasan. Pertikaian terjadi karena adanya perbedaan tertentu

dalam masyarakat.

Penyebab terjadinya pertikaian 24 yaitu:

a) Perbedaan antar-individu atau antar-kelompok

b) Perbedaan kebudayaan

c) Perbedaan antar-kepentingan

d) Perubahan sosial

Proses-proses sosial asosiatif dan disosiatif merupakan suatu

bentuk hubungan dari interaksi sosial. Ketika seseorang melakukan

proses sosial didalamnya terjadi interaksi. Proses-proses sosial dapat

22 Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.hal.83 23 Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012. hal.91 24 Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011.hal.91

Page 38: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

24

terjadi dikarenakan adanya beberapa faktor, yaitu faktor dorongan

karena saling membutuhkan, individu melakukan kerja sama dengan

orang lain karena saling membutuhkan satu sama lainnya. Faktor

lainnya yaitu dorongan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi,

segala proses sosial yang individu lakukan dikarenakan individu

tersebut membutuhkan proses komunikasi dengan individu lainnya

dan membutuhkan proses sosialisasi juga sebagai warga masyarakat

agar diakui keberadaannya di lingkungannya. Akan tetapi, segala

proses sosial tersebut dapat menjadi terhambat dikarenakan individu

atau anak jarang berada di rumah atau di lingkungan masyarakat.

Hal ini dikarenakan anak sebagian besar waktunya dihabiskan

untuk belajar di sekolah, sehingga intensitas waktu anak untuk dapat

berinteraksi dengan lingkungannya menjadi berkurang. Padahal

pada kenyataannya bentuk hubungan interaksi yang baik

menyebabkan proses sosial tersebut berjalan dengan baik pula.

Keterampilan anak dalam berinteraksi sosial menentukan

bagaimana bentuk hubungan sosial anak dengan masyarakat. Ketika

seorang anak memiliki hubungan sosial yang baik dengan

lingkungannya, anak dapat memahami segala keadaan yang terjadi

di lingkungannya. Anak dapat bersosialisasi dengan baik dan bekerja

sama dengan masyarakat. Ketika di lingkungan tersebut sedang

mengadakan suatu kegiatan bersama, anak turut andil mengikuti

kegiatan tersebut. Ketika di lingkungannya terjadi suatu

permasalahan atau pertentangan, anak akan peduli dengan masalah

yang sedang terjadi tersebut. Seharusnya, keterbatasan waktu anak

untuk berada di rumah tidak akan menjadi masalah bagi anak untuk

bergaul dengan lingkungan sekitarnya jika anak memiliki kesadaran

untuk mau bersosialisasi dengan lingkungannya.

C. Sosialisasi

1. Pengertian Sosialisasi

Dalam kehidupan masyarakat terdapat nilai-nilai dan norma yang

harus dijalankan oleh setiap individu. Nilai-nilai dan norma sosial tersebut

Page 39: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

25

sebagai pedoman agar kehidupan masyarakat berjalan dengan tertib. Akan

tetapi tidak semua masyarakat menjalankan nilai dan norma tersebut, hal

ini dikarenakan ketidaktahuannya karena tidak mendapatkan sosialisasi

mengenai nilai-nilai dan norma tersebut. Maka dari itu, perlu adanya

proses pengenalan nilai-nilai dan norma sosial agar masyarakat

mengetahui tatanan nilai dan norma sosial tersebut. Proses pengenalan

atau proses belajar mengenai nilai-nilai dan norma sosial dinamakan

dengan sosialisasi. Adapun pengertian sosialisasi menurut para ahli, yaitu:

a. Charlotte Buhler25 “sosialisasi adalah proses yang membantu

individu-individu untuk belajar dan menyesuaikan diri terhadap cara

hidup dan cara berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan

berfungsi dalam kelompoknya”.

b. Horton dan Hunt26 “mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses

dengan mana seseorang mendarahdagingkan norma-norma kelompok

dimana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik”.

c. Soerjono Soekanto27 juga mengemukakan bahwa sosialisasi adalah

proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma dan

nilai-nilai masyarakat dimana ia menjadi anggota.

Berdasarkan pengertian tersebut, sosialisasi bisa diartikan sebagai

bentuk proses mempelajari nilai dan norma-norma yang berlaku di

masyarakat sehingga individu dapat menyesuaikan diri dan dapat

memainkan peranannya dengan baik dalam kehidupan masyarakat.

2. Tujuan Sosialisasi

Menurut Bruce J. Cohen28 sosialisasi memiliki beberapa tujuan, yaitu:

a. Memberikan bekal keterampilan yang dibutuhkan bagi individu untuk

masa kehidupan yang akan datang.

25 Muin, Idianto. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Erlangga, 2013.hal-115 26 Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2011.hal.65 27 Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011.hal.156 28Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman, Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011hal.157

Page 40: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

26

b. Memberikan bekal kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif

dan mengembangkan kemampuan individu untuk membaca, menulis,

dan berbicara.

c. Mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan mawas diri yang

tepat.

d. Membiasakan diri individu dengan nilai dan norma yang ada di

masyarakat.

Berdasarkan tujuan sosialisasi tersebut, sosialisasi berperan sangat

penting pada setiap individu sebagai bekal individu dalam menyesuaikan

diri dengan lingkungannya dan sebagai cara agar individu dapat

berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

3. Media Sosialisasi

Sosialisasi tidak akan berjalan jika tanpa adanya peran media atau

pihak-pihak yang melakukan sosialisasi. Agen sosialisasi inilah yang

berperan dalam membentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku agar sesuai

dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Beberapa agen atau

media sosialisasi, yaitu:

a. Keluarga

Keluarga merupakan lembaga yang paling penting pengaruhnya

terhadap proses sosialisasi. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan

kelompok paling utama yang mengetahui perkembangan masing-

masing anggotanya. Orang tua juga memiliki peran yang penting

untuk mendidik anak-anaknya, sehingga menimbulkan hubungan

emosional dimana hubungan tersebut sangat memerlukan adanya

proses sosialisasi.29

Peran orang tua selain mendidik anak-anaknya juga

mengajarkan nilai dan norma yang ada di masyarakat sehingga anak

dalam hidup bermasyarakat dapat mengetahui bagaimana cara

bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang

berlaku. Keluarga khususnya orang tua adalah orang pertama yang

29 Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011.hal.177

Page 41: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

27

mengajarkan anak mengenai nilai dan norma yang ada di masyarakat.

Proses internalisasi nilai dan norma antara orang tua dan anak jika

berjalan dengan baik, maka akan baik pula proses sosialisasi anak

dengan lingkungan masyarakatnya, dan begitu juga sebaliknya.

b. Teman Sebaya (Kelompok)

Kelompok teman sebaya merupakan media sosialisasi yang

besar pengaruhnya setelah keluarga, dimana puncak pengaruh teman

sebaya yaitu pada masa remaja. Kelompok sebaya lebih banyak

peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Sosialisasi

dalam kelompok sebaya dilakukan dengan cara mempelajari pola

interaksi dengan orang-orang yang seumur dengan dirinya.

Ketika mulai memasuki masa remaja awal, anak lebih banyak

berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Anak lebih merasa dekat

dengan teman sebayanya dibandingkan dengan keluarganya, sehingga

anak lebih ingin menceritakan keadaaan yang sedang terjadi pada

dirinya kepada teman sebayanya daripada kepada orang tuanya.

Kebanyakan anak merasa sungkan atau takut untuk menceritakan apa

yang terjadi pada dirinya kepada orang tuanya. Pada tahap awal masa

remaja ini, anak mudah sekali untuk mengikuti pengaruh yang

diberikan dari teman sebayanya. Pengaruh teman sebaya inilah yang

dikhawatirkan berdampak negatif pada perkembangan kepribadian

anak. Maka dari itu, orang tua lebih memilih anak untuk memasukkan

anaknya ke sekolah full day agar anak bisa terhindar dari pengaruh

negatif dari teman sebayanya tersebut.

c. Lembaga Pendidikan Sekolah

“Lembaga pendidikan adalah lembaga yang diciptakan oleh

pemerintah untuk mendidik anak-anak sebagai langkah untuk

mempersiapkan potensi dan kemampuan anak dalam membangun

negara”30 Di dalam lembaga pendidikan sekolah, anak bukan hanya

diajarkan untuk membaca, menulis, dan berhitung, akan tetapi anak

30 Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011.hal.178

Page 42: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

28

juga diajarkan tentang nilai dan norma yang berlaku di sekolah

tersebut. Misalnya, anak diajarkan untuk mempunyai sikap disiplin,

seperti tepat waktu datang ke sekolah, memakai seragam dan atribut

sekolah seperti yang sudah ditentukan.

Sekolah juga mengajarkan anak untuk dapat bersosialisasi

dengan baik dengan orang-orang di sekitarnya. Anak dapat

bersosialisasi dengan baik dengan teman-temannya di sekolah,

dengan gurunya, dan dengan semua masyarakat yang ada di sekolah

tersebut. Akan tetapi, sosialisasi anak di lingkungan sekolah akan

berbeda dengan di lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan waktu

anak lebih banyak berada di sekolah sehingga anak merasa lebih dekat

dengan teman-temannya di sekolah daripada di rumah apalagi di

lingkungan sekitarnya.

d. Media Massa

Media massa seperti internet, surat kabar, majalah, televisi,

radio, dan lain sebagainya dapat memberikan pengaruh yang besar

dalam menyebarluaskan suatu berita atau informasi. Melalui media

massa tersebut, setiap masyarakat dapat memberikan opininya

terhadap suatu permasalahan yang sedang diberitakan. Penayangan

acara-acara film, tontonan televisi, majalah anak-anak juga sangat

memberikan pengaruh yang besar pada proses pembentukan

kepribadian anak. Seperti contoh, apa yang diajarkan oleh keluarga

bisa jadi bertentangan dengan yang anak dapati lewat media massa.

Misalnya, didalam keluarga anak diajarkan untuk tidak boleh

merokok, tidak boleh menggunakan obat-obatan terlarang, tidak boleh

berkelahi, tetapi mereka bisa mempelajari hal yang dilarang tersebut

melalui media massa atau teman sebaya.

4. Teori Pengambilan Peran

Beberapa sosiolog mengatakan bahwa sosialisasi terkait dengan teori

mengenai peran (role theory) karena dalam proses sosialisasi diajarkan

peran-peran yang harus dijalankan oleh setiap individu.

a. Tahap-Tahap Proses Sosialisasi

Page 43: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

29

George Herbert Mead31 mengemukakan bahwa manusia untuk

menjadi sama dengan orang lain harus melalui beberapa tahap-tahap

sosialisasi, yaitu sebagai berikut:

1) Tahap persiapan (prepatory stage)

Pada tahap perkembangan awal ini, anak mempersiapkan diri

untuk mengenal dunia sosialnya. Anak belajar mengambil

perspektif orang lain yang dianggap sesuai dengan dirinya, dan

memperoleh pemahaman tentang dirinya sendiri. Pada tahap ini,

anak mulai meniru kegiatan orang tuanya atau orang di sekitarnya

meskipun tidak sempurna. Misalnya, kata “mama” atau “papa”

yang diajarkan ibu dan ayah kepada anaknya. Kata tersebut

akhirnya dipahami oleh anak sebagai sebutan untuk orang tuanya.

2) Tahap meniru (play stage)

Pada tahap meniru ini, anak akan semakin sempurna

menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang-orang di

sekitarnya. Kemampuan anak untuk mengetahui peran yang

dimainkannya, dan dapat menempatkan diri pada posisi orang lain

sudah mulai terbentuk. Anak mulai menyadari apa yang dilakukan

orang tuanya dan apa yang diharapkan orang tuanya dari dirinya.

Di tahap meniru ini, anak akan mengikuti atau memainkan peran

seperti yang ia lihat, dimana anak akan mempertimbangkan peran

orang lain yang dianggap sesuai dengan kebutuhannya atau yang

sering muncul dalam hidupnya, yang dikenal dengan significant

other.

3) Tahap persiapan bertindak (game stage)

Pada tahap ini, tindakan meniru yang dilakukan anak sudah

mulai berkurang. Anak dapat memainkan perannya sendiri dengan

penuh kesadaran. Kemampuan anak untuk dapat menempatkan diri

pada posisi orang lain pun sudah mulai meningkat. Anak mulai

berinteraksi dengan teman-teman sebayanya di luar rumah. Anak

31 Muin, Idianto. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Erlangga, 2013.hal.116-118

Page 44: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

30

juga sudah mulai mengerti mengenai nilai-nilai dan norma yang

berlaku di lingkungannya.

4) Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other)

Pada tahap ini, anak mampu untuk mengontrol perilakunya

sendiri dan sudah dapat menempatkan dirinya dalam lingkungan

masyarakat. Anak dianggap telah dewasa, dimana anak sudah

dapat mengetahui bagaimana ia harus bersikap dan berperilaku.

Anak juga sudah menyadari mengenai pentingnya nilai dan norma

serta kemampuan bekerja sama bukan hanya dengan orang yang

berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan orang lain yang baru

atau tidak dikenalnya.

Seperti yang telah dibahas pada sebelumnya, bahwa proses

sosialisasi adalah proses yang terjadi sepanjang hidup, dari mulai

individu lahir sampai meninggal dunia. Proses sosialisasi disebut

juga proses pengambilan peran dikarenakan dalam proses

sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh

individu. Peran-peran tersebut dijalankan melalui empat tahapan.

Keempat tahapan tersebut mempunyai peranan dan fungsi masing-

masing. Dimulai dari tahap persiapan, tahap dimana anak

mempersiapkan diri untuk mengenal lingkungannya, kemudian

tahap meniru dan tahap persiapan bertindak dimana anak sudah

mengerti mengenai siapa dirinya dan ia mulai berhubungan dengan

orang-orang di sekitarnya selain keluarganya, dan sampai pada

tahap terakhir yaitu tahap penerimaan norma kolektif dimana anak

dianggap telah dewasa dan sudah dapat menempatkan dirinya di

masyarakat secara luas.

Tahapan-tahapan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai

dengan caranya, jika keluarga khususnya orang tua mengajarkan

dengan baik proses sosialisasi tersebut. Pada tahap persiapan dan

tahap meniru, keluarga berperan besar untuk mengajarkan nilai dan

norma yang harus dijalankan oleh anak. Akan tetapi, karena

kesibukan orang tua yang bekerja anak menjadi jarang berinteraksi

Page 45: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

31

dengan keluarga khususnya dengan orang tua, sehingga proses

pengenalan nilai dan norma tersebut menjadi terhambat. Ditambah

lagi dengan anak bersekolah di sekolah full day yang

menghabiskan waktu anak untuk berada seharian penuh di sekolah

menyebabkan semakin sedikitnya waktu anak untuk berada di

rumah untuk dapat berinteraksi dengan anggota keluarganya dan

dengan masyarakat sekitarnya.

Selanjutnya, ketika memasuki tahap persiapan bertindak dan

tahap penerimaan norma kolektif, anak cenderung kurang mampu

untuk menempatkan dirinya di lingkungan masyarakat. Hal ini

dikarenakan adanya proses internalisasi nilai dan norma yang

terhambat akibat keterbatasan waktu tersebut. Padahal ketika anak

dapat mengidentifikasi dengan baik peran orang-orang di

sekitarnya, anak akan memahami peran orang-orang tersebut

sampai ia dewasa, sehingga anak akan mengerti dan mengetahui

nilai dan norma yang harus dijalankan serta tingkah laku mana

yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Jadi, jika proses

atau tahapan sosialisasi tersebut berjalan dengan baik tanpa ada

tahapan yang terlewatkan, maka anak dapat menempatkan dirinya

dengan baik pula dan anak dapat mengerti peranannya di

lingkungan masyarakat.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Full-Day Kindergarten Effects on Later Academic Success

Penelitian pada jurnal internasional ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ada perbedaan dalam prestasi akademik siswa bagi TK yang

menerapkan sistem full day yaitu sekolah sehari penuh dengan TK yang

menerapkan program regular atau sekolah setengah hari. Hasil

penelitiannya yaitu bahwa tidak ada pengaruh antara TK full day dengan TK

regular, hal itu dilihat dari standar nilai siswa pada kedua sekolah tersebut,

bahwa setiap anak baik yang bersekolah di TK full day maupun TK regular

dapat menunjukkan prestasinya masing-masing.

Page 46: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

32

Hal ini dikarenakan setiap sekolah baik itu full day maupun reguler

mempunyai sistemnya masing-masing untuk mengembangkan prestasi

akademik setai peserta didiknya. Hanya saja sekolah full day lebih

mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sekolah regular yaitu kegiatan

anak menjadi lebih bermanfaat karena waktu yang dihabiskan di sekolah

diisi dengan belajar tambahan dan kegiatan yang positif.

2. Studi Implementasi Sistem Full Day School Dalam Upaya Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi

sistem full day school dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di SMP

Muhammadiyah 8 Surakarta serta hambatan-hambatan apa saja yang

dihadapi oleh sekolah tersebut dalam pelaksaan sistem full day school di

sekolah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana

teknik pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara,

dan dokumentasi.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa sistem pembelajaran full day

school di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta adalah pengintegrasian antara

kurikulum Nasional dengan muatan syariah dimana kegiatan yang

diterapkan di sekolah tersebut antara lain, yaitu meningkatkan kompetensi

peserta didik melalui penyeimbangan IQ, EQ, dan SQ siswa, meningkatkan

kompetensi tenaga pengajar dengan pengembangan kompetensi personal,

pedagogik, professional, dan sosial, juga melibatkan peran orang tua dalam

aktivitas belajar dan ibadah siswa di rumah melalui lembar monitoring, dan

bekerja sama dengan lingkungan sekitar dalam kegiatan pembelajaran yang

melibatkan siswa dalam berinteraksi sosial, seperti solat jum’at bersama,

kerja bakti, dan sebagainya, serta diimbangi dengan sarana dan prasarana

sekolah yang memadai untuk mendukung kelancaran dan keberhasilan

pelaksanaan sistem full day school tersebut.

Adapun hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran

sistem full day school yaitu adanya kejenuhan siswa akibat terlalu lamanya

berada di sekolah, sehingga sekolah berupaya untuk mengurangi rasa

kejenuhan siswa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

Page 47: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

33

menarik dengan menggunakan model moving class dan outdoor learning

dimana kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas

melainkan berada di luar ruangan dan lebih menekankan kepada

pembelajaran yang bersifat menyenangkan.

Page 48: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian campuran

(mixed methods) yang menggabungkan antara penelitian kuantitatif dengan

penelitian kualitatif. Seperti yang dikemukakan oleh Creswell32 bahwa

“penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang

mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk

kuantitatif.” Jadi, mixed methods merupakan metode penelitian yang

menggabungkan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif sehingga

diharapkan dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

Model yang dipakai dalam metode penelitian campuran ini adalah

metode campuran konkuren/satu waktu (concurrent mixed methods) dengan

strategi triangulasi konkuren. bahwa: Metode campuran konkuren/satu waktu

(concurrent mixed methods) merupakan prosedur-prosedur dimana didalamnya

peneliti mempertemukan atau menyatukan data kuantitatif dan data kualitatif

untuk memperoleh analisis komprehensif atas masalah penelitian.

Dengan demikian, dalam metode ini peneliti mengumpulkan dua jenis

data penelitian pada satu waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu

data hasil keseluruhan. Sedangkan strategi triangulasi konkuren menurut

Creswell33 “merupakan strategi yang paling populer dalam penelitian metode

campuran dimana peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dalam

satu waktu.” Jadi, dengan menggunakan strategi triangulasi konkuren dalam

penelitian ini peneliti dapat menghasilkan data yang benar-benar tervalidasi

dan hanya membutuhkan jangka waktu yang relatif sebentar karena data dapat

dikumpulkan sekaligus dalam satu waktu.

Pada dasarnya, pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif

mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Maka jika kedua

32 Creswell, John.W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013.hal.5 33 Creswell, John.W, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013 hal. 320

Page 49: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

35

pendekatan ini digabungkan dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Seperti

yang dikemukakan oleh Creswell34 “penelitian kualitatif merupakan metode

untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap oleh individu atau

oleh sejumlah orang berasal dari suatu masalah sosial.” Jadi, pendekatan

kualitatif adalah pendekatan yang digunakan oleh peneliti dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang bersifat wawancara kepada para partisipan atau

orang yang terlibat dalam penelitian tersebut, yang kemudian data yang

diperoleh dianalisis sehingga menjadi suatu laporan akhir sebagai hasil

penelitian.

Adapun pendekatan kuantitatif menurut Creswell35 “merupakan metode-

metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan

antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrumen-

instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat

dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.” Berdasarkan pengertian

tersebut, pendekatan kuantitatif dipakai untuk menguji teori-teori tertentu

dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Pendekatan ini digunakan untuk

melihat pengaruh pelaksanaan full day school terhadap interaksi dan sosialisasi

anak di masyarakat. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian studi deskriptif. Metode deskriptif dipilih karena

penelitian bermaksud untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan mengambil

suatu generalisasi mengenai pengaruh pelaksanaan full day school terhadap

interaksi dan sosialisasi anak kelas VIII MTs At-Taqwa 10 Terpadu Bekasi.

Penelitian dengan metode deskriptif menurut Silalahi36 “bertujuan untuk

menggambarkan secara tepat mengenai gejala atau ciri-ciri yang berkaitan

dengan suatu populasi tertentu, estimasi atau perkiraan mengenai proporsi

populasi yang mempunyai ciri-ciri tersebut.” Jadi, penelitian dengan metode

deskriptif dilakukan untuk menganalisis dan menyajikan fakta secara akurat

mengenai pelaksanaan full day school di MTs At-Taqwa 10 Terpadu Bekasi

34 Creswell, John.W., Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. hal. 4 35Creswell, John.W., Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013. hal. 5 36 Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2012. hal.29

Page 50: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

36

dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan interaksi dan proses

sosialisasi anak dengan lingkungan sekitarnya.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di MTs At-Taqwa ini terletak

di Kali abang kota Bekasi. Peneliti sudah melakukan pengamatan bahwa jam

belajar di MTs At-Taqwa Terpadu 10 Bekasi ini mulai dari 07.00 – 16.00. Hal

ini yang menjadi dukungan bagi peneliti untuk melakukan penelitian melihat

hampir keseharian siswa berada di sekolah. Subjek penelitian dalam penelitian

ini adalah siswa kelas VIII MTs At-Taqwa 10 Terpadu Bekasi.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono37 bahwa “populasi wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuanitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Arikunto38 “populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian.”

Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di MTs At-Taqwa 10

Terpadu sebanyak 116 siswa

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono39 adalah “bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Sedangkan sampel menurut

Arikunto40 adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Jadi,

berdasarkan pengertian tersebut sampel penelitian hanya diambil dari

sebagian populasi saja untuk diteliti.

Dalam pengambilan sampel terdapat dua teknik sampling, yaitu

probability sampling dan nonprobability sampling. Pada penelitian ini

37 Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2015.hal.25 38 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta,

2010. 39 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2015,.hal. 62 40 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2015, hal. 174

Page 51: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

37

menggunakan teknik sampel probability sampling, yang menurut

Sugiyono41 “probability sampling adalah teknik pengambilan sampel

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel.” Dalam teknik sampel probability

sampling terdapat beberapa macam cara pengambilan sampel, dimana

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simple random sampling, yaitu

setiap anggota populasi yang ada memiliki peluang yang sama untuk

dipilih sebagai sampel penelitian. Perhitungan sampel dalam penelitian ini

menggunakan rumus:42

n =𝑁

𝑁. 𝑑2 + 1

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = presisi yang ditetapkan (5%)

Dengan menggunakan rumus diatas, didapat jumlah sampel siswa

sebagai berikut:

n =𝑁

𝑁. 𝑑2 + 1

n =116

116. (0,05)2 + 1

n =116

116. 0,0025 + 1

n =116

1,29

n = 89,92 = 90

41 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2015, hal.63 42 Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta, 2010,

hal.249

Page 52: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

38

Dari perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal dalam

penelitian ini adalah 90 siswa/responden.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif terdapat dua macam variabel, yaitu variabel

bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen). Menurut

Sugiyono43 “variabel bebas atau independen adalah variabel yang

mempengaruhi atau mejadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat atau dependen merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas.”

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan pelaksanaan full day school

sebagai variabel bebas (X) dan interaksi sosial (Y1) serta sosialisasi anak

sebagai variabel terikat (Y2). Dengan diuraikan sebagai berikut:

Variabel X: pelaksanaan full day school

Variabel Y1: interaksi sosial anak di masyarakat

Variabel Y2: sosialisasi anak di masyarakat

E. Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan full day school terhadap

interaksi sosial dan proses sosialisasi anak di lingkungan masyarakat, maka

peneliti membutuhkan instrumen penelitian agar mendapatkan hasil penelitian

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. “Instrumen penelitian menurut

Sugiyono44 digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti.” Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pelaksanaan full day school sebagai

variabel bebas (X) dan interaksi sosial (Y1) serta sosialisasi anak sebagai

variabel terikat (Y2).

Karena penelitian ini menggunakan mixed methods maka alat

pengumpulan datanya menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan

kualitatif. Untuk pendekatan kuantitatif teknik pengumpulan datanya

menggunakan angket atau kuesioner, sedangkan untuk pendekatan kualitatif

43 Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2015.hal.4 44 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2012.hal.105

Page 53: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

39

alat pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan observasi. Dalam

penelitian ini instrumen yang digunakan antara lain, yaitu:

1. Instrumen/Alat Pengumpulan Data

a. Angket atau Kuesioner

Menurut Sugiyono45 “kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.” Jadi, angket

atau kuesioner adalah alat pengumpul data yang berisikan pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan kepada responden yang menyangkut hal-hal

dalam masalah penelitian guna memperoleh jawaban sebagai hasil dari

sebuah penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih teknik pengumpulan

datanya dengan menggunakan angket atau kuesioner untuk

memudahkan peneliti dalam mengumpulkan informasi dan jawaban

dalam bentuk kuantitatif serta agar dapat memperoleh hasil yang akurat

dan lengkap mengenai perkembangan interaksi dan sosialisasi anak.

Sasaran dalam penyebaran angket ini adalah siswa yang sudah terpilih

menjadi sampel yang dianggap dapat mewakili jawaban dari

keseluruhan objek penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup yang

jawabannya telah disediakan oleh peneliti sehingga responden hanya

tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pilihan responden. Dalam

penelitian ini, peneliti juga menggunakan skala pengukuran Likert yang

didalamya digunakan untuk mengukur pendapat seseorang terhadap

suatu fenomena sosial. Menurut Riduwan dan Akdon46 bahwa, “skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial,

kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

45 Sugiyono. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta,

2009.hal.199 46 Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta,

2010.hal.16

Page 54: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

40

pertanyaan.” Jadi, dengan menggunakan skala Likert peneliti akan

mengukur pendapat siswa tentang pengaruh pelaksanaan full day school

terhadap interaksi dan sosialiasi mereka di lingkungan rumahnya. Skala

Likert yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Likert

Alternatif Jawaban Variabel Bobot

Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif 4

Setuju/Sering/Positif 3

Ragu-Ragu/Kadang-Kadang/Netral 2

Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif 1

(Sumber: Sugiyono,47)

b. Wawancara

Sugiyono48 mengemukakan bahwa wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan

studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menggunakan teknik

wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam

mengenai masalah yang diteliti dengan cara mengajukan beberapa

pertanyaan secara lisan dan langsung dijawab oleh responden secara

lisan pula. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara

sistematik dimana peneliti menyiapkan pedoman wawancara terlebih

dahulu sebelum melakukan wawancara terhadap responden. Jadi,

peneliti sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

47 Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2012.hal.94 48 Sugiyono. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta,

2009.hal.194

Page 55: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

41

nantinya akan ditanyakan kepada responden ketika berada di lapangan

agar memudahkan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan yang

diinginkan dan dapat memperkuat data dari pendekatan kuantitatif yang

dilakukan pada sebelumnya.

c. Observasi

Menurut Riduwan49 “observasi yaitu melakukan pengamatan

secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan

yang dilakukan”. Berdasarkan pengertian tersebut, observasi berarti

suatu teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian dengan cara

melihat dan ikut serta langsung dalam suatu kegiatan yang dilakukan

yang berhubungan dengan masalah penelitian yang sedang diteliti.

Alasan peneliti memilih teknik pengumpulan data dengan

observasi yaitu agar dapat memperoleh data atau informasi dari objek

penelitian yang tidak bisa didapatkan dengan angket dan wawancara.

Dengan observasi, peneliti dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya

terjadi di lapangan dan dapat berbaur langsung dengan objek penelitian

sehingga data atau informasi yang didapat lebih jelas dan lebih akurat.

d. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi menurut Usman

dan Akbar50 “adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.” Begitu pula menurut Riduwan51 mengatakan

bahwa “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data

langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,

peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan

data penelitian yang relevan.” Jadi, teknik pengumpulan data dengan

dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencari data

langsung di lapangan dimana data yang diperoleh yaitu berupa

dokumen-dokumen atau foto-foto yang mendukung penelitian.

49 Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:

Alfabeta, 2012.hal.76 50 Usman dan Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.hal.69 51 Riduwa, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:

Alfabeta, 2012.hal.77

Page 56: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

42

Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mendapatkan

data-data seperti dokumen-dokumen yang akan menguatkan penelitian

ini dan foto-foto sebagai bukti otentik dari lapangan. Dengan

dokumentasi, peneliti dapat melengkapi data yang diperoleh dalam

menganalisis tentang pengaruh pelaksanaan full day school terhadap

proses interaksi dan proses sosialiasi anak di lingkungan masyarakat.

2. Proses Pengembangan Instrumen

a. Uji Validitas

Sebuah instrumen bisa dikatakan baik dan layak apabila

memenuhi persyaratan valid dan reliabel. Oleh karena itu sebelum

digunakan instrumen akan diuji coba terlebih dahulu melalui validasi

instrumen supaya instrumen yang digunakan bisa mengukur apa yang

harus diukur. Untuk mengukur validitas dari sebuah instrumen maka

dibutuhkan rumus, rumus yang digunakan oleh peneliti adalah rumus

spearman karena data penelitian ini menggunakan skala ordinal. Rumus

yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝑟𝑠 = 16(∑ 𝑑²)

𝑛(𝑛2 − 1)

Dimana: ∑ 𝑑² = ∑[Rx − Ry ]²

𝑟𝑠 = koefisien korelasi

d = beda/selisih ranking x dan y

Rx/y = ranking

N = jumlah responden

Apabila telah diketahui nilai validitas, selanjutnya nilai validitas

𝑟𝑠 dari kedua intrumen dibandingkan dengan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Adapun

kaidah keputusan suatu intrumen dinyatakan valid atau tidak, yaitu:

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti valid, sebaliknya

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak valid

Page 57: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

43

Jika instrumen itu valid, maka dilihat dari kriteria penafsiran

mengenai indeks korelasinya (r) seperti menurut Riduwan dan Akdon52

diantaranya sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,799: tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599: cukup tinggi

Antara 0,200 sampai dengan 0,399: rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199: sangat rendah (tidak valid)

Pengujian validitas dilakukan terhadap 30 item angket

pelaksanaan full day school, 42 item angket interaksi sosial, dan 24 item

angket proses sosialisasi dengan jumlah subjek 60 orang siswa.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus menetapkan butir-butir

soal yang akan dipakai untuk mengetahui sebuah informasi di lapangan,

butir-butir soal tersebut dibuat berdasarkan indikator yang telah

ditetapkan oleh peneliti dalam kisi-kisi penelitian, adapun kisi-kisi

penelitian yang diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Angket (Sebelum Uji Validitas)

Variabel Indikator Sub Indikator Instrumen No Angket

Pelaksanaan

Full Day

School (X)

1. Kegiatan

full day

school

a. Kegiatan

pembelajaran

Angket 1-6

b. Kegiatan

keagamaan

Angket 7-12

c. Kepribadian

siswa

Angket 13-18

d. Ekstrakulikuler Angket 19-24

e. Kebiasaan (sikap,

pola, dan tingkah

laku siswa)

Angket 25-30

52 Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta,

2010.hal.124

Page 58: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

44

Interaksi

Sosial Anak

di Masyarakat

(Y1)

1. Interaksi

sederhana

a. Komunikasi Angket 31-36

b. Intensitas waktu Angket 37-42

2. Proses

asosiatif

a. Kerjasama Angket 43-48

b. Akomodasi Angket 49-54

c. Asimilasi Angket 55-60

3. Proses

disosiatif

a. Persaingan Angket 61-66

b. Pertikaian Angket 67-72

Sosialisasi

Anak di

Masyarakat

(Y2)

1. Proses

sosialisasi

a. Tahap persiapan Angket 73-78

b. Tahap meniru Angket 79-84

c. Tahap persiapan

bertindak

Angket 85-90

d. Tahap

penerimaan

norma kolektif

Angket 91-96

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Angket Pelaksanaan Full Day School

No Item r hitung r table Keterangan

1. 0.052 0,254 Tidak Valid

2. 0.355 0,254 Valid

3. 0.218 0,254 Tidak Valid

4. 0.357 0,254 Valid

5. 0.421 0,254 Valid

Page 59: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

45

6. 0.147 0,254 Tidak Valid

7. 0.216 0,254 Tidak Valid

8. 0.254 0,254 Valid

9. 0.057 0,254 Tidak Valid

10. 0.405 0,254 Valid

11. 0.356 0,254 Valid

12. 0.402 0,254 Valid

13. 0.329 0,254 Valid

14. 0.298 0,254 Valid

15. 0.304 0,254 Valid

16. 0.358 0,254 Valid

17. 0.462 0,254 Valid

18. 0.326 0,254 Valid

19. 0.264 0,254 Valid

20. 0.218 0,254 Tidak Valid

21. 0.262 0,254 Valid

22. 0.386 0,254 Valid

23. 0.298 0,254 Valid

24. 0.232 0,254 Tidak Valid

25. 0.224 0,254 Tidak Valid

26. 0.276 0,254 Valid

Page 60: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

46

27. 0.172 0,254 Tidak Valid

28. 0.387 0,254 Valid

29. 0.400 0,254 Valid

30. 0.152 0,254 Tidak Valid

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Tabel 3.4

Keterangan Hasil Uji Validitas Angket Pelaksanaan Full Day

School

Keterangan No. Item Jumlah

Valid 2, 4, 5, 8, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19, 21, 22,

23, 26, 28, 29

20

Tidak Valid 1, 3, 6, 7, 9, 20, 24, 25, 27,

30

10

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Angket Interaksi Sosial

No Item r hitung r tabel Keterangan

31. 0.298 0,254 Valid

32. 0.439 0,254 Valid

33. 0.511 0,254 Valid

34. 0.214 0,254 Tidak Valid

35. 0.197 0,254 Tidak Valid

36. 0.516 0,254 Valid

Page 61: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

47

37. -0.061 0,254 Tidak Valid

38. 0.192 0,254 Tidak Valid

39. 0.404 0,254 Valid

40. -0.120 0,254 Tidak Valid

41. 0.154 0,254 Tidak Valid

42. 0.513 0,254 Valid

43. 0.332 0,254 Valid

44. 0.346 0,254 Valid

45. 0.269 0,254 Valid

46. 0.503 0,254 Valid

47. 0.050 0,254 Tidak Valid

48. 0.577 0,254 Valid

49. 0.150 0,254 Tidak Valid

50. 0.411 0,254 Valid

51. 0.224 0,254 Tidak Valid

52. 0.483 0,254 Valid

53. 0.179 0,254 Tidak Valid

54. 0.308 0,254 Valid

55. 0.363 0,254 Valid

56. 0.348 0,254 Valid

57. 0.502 0,254 Valid

Page 62: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

48

58. 0.389 0,254 Valid

59. 0.411 0,254 Valid

60. 0.404 0,254 Valid

61. -0.057 0,254 Tidak Valid

62. 0.195 0,254 Tidak Valid

63. 0.421 0,254 Valid

64. 0.391 0,254 Valid

65. 0.588 0,254 Valid

66. 0.115 0,254 Tidak Valid

67. 0.289 0,254 Valid

68. 0.291 0,254 Valid

69. 0.356 0,254 Valid

70. 0.397 0,254 Valid

71. 0.261 0,254 Valid

72. 0.299 0,254 Valid

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Tabel 3.6

Keterangan Hasil Uji Validitas Angket Interaksi Sosial

Keterangan No. Item Jumlah

Valid 31, 32, 33, 36, 39, 42, 43,

44, 45, 46, 48, 50, 52, 54,

55, 56, 57, 58, 59, 60, 63,

64, 65, 67, 68, 69, 70, 71, 72

29

Page 63: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

49

Tidak Valid 34, 35, 37, 38, 40, 41, 47,

49, 51, 53, 61, 62, 66

13

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Angket Proses Sosialisasi

No Item r hitung r table Keterangan

73. 0.487 0,254 Valid

74. 0.275 0,254 Valid

75. 0.408 0,254 Valid

76. 0.104 0,254 Tidak Valid

77. -0.032 0,254 Tidak Valid

78. 0.069 0,254 Tidak Valid

79. 0.630 0,254 Valid

80. 0.450 0,254 Valid

81. -0.253 0,254 Tidak Valid

82. 0.311 0,254 Valid

83. 0.112 0,254 Tidak Valid

84. 0.305 0,254 Valid

85. 0.568 0,254 Valid

86. -0.091 0,254 Tidak Valid

87. 0.566 0,254 Valid

88. 0.212 0,254 Tidak Valid

Page 64: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

50

89. 0.137 0,254 Tidak Valid

90. 0.073 0,254 Tidak Valid

91. 0.145 0,254 Tidak Valid

92. 0.579 0,254 Valid

93. 0.432 0,254 Valid

94. 0.055 0,254 Tidak Valid

95. 0.379 0,254 Valid

96. 0.285 0,254 Valid

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Tabel 3.8

Keterangan Hasil Uji Validitas Angket Proses Sosialisasi

Keterangan No. Item Jumlah

Valid 73, 74, 75, 79, 80, 82, 84,

85, 87, 92, 93, 95, 96

13

Tidak Valid 76, 77, 78, 81, 83, 86, 88,

89, 90, 91, 94

11

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Pada saat perhitungan validitas angket yang berjumlah 96 butir

soal, peneliti menemukan 34 butir soal yang tidak valid. Data yang tidak

valid tersebut tidak diikutsertakan dalam analisis data selanjutnya

karena sudah terwakili dengan butir soal lainnya, sehingga hanya

menggunakan 62 butir soal yang valid. Berikut kisi-kisi instrumen

angket setelah uji validitas:

Page 65: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

51

Tabel 3.9

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Angket (Sesudah Uji Validitas)

Variabel Indikator Sub Indikator Instrumen No Angket

Pelaksanaan

Full Day

School (X)

1. Kegiatan

full day

school

a. Kegiatan

pembelajaran

Angket 1-3

b. Kegiatan

keagamaan

Angket 4-7

c. Kepribadian siswa Angket 8-13

d. Ekstrakulikuler Angket 14-17

e. Kebiasaan (sikap,

pola, dan tingkah

laku siswa)

Angket 18-20

Interaksi

Sosial Anak di

Masyarakat

(Y1)

1. Interaksi

sederhana

a. Komunikasi Angket 21-24

b. Intensitas waktu Angket 25-26

2. Proses

asosiatif

a. Kerjasama Angket 27-31

b. Akomodasi Angket 32-34

c. Asimilasi Angket 35-40

3. Proses

disosiatif

a. Persaingan Angket 41-43

b. Pertikaian Angket 44-49

Sosialisasi

Anak di

Masyarakat

(Y2)

1. Proses

sosialisasi

a. Tahap persiapan Angket 50-52

b. Tahap meniru Angket 53-56

c. Tahap persiapan

bertindak

Angket 57-58

d. Tahap penerimaan

norma kolektif

Angket 59-62

Page 66: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

52

b. Uji Reliabilitas

Menurut Riduwan53 “metode mencari reliabilitas yaitu dengan

menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran”. Rumus

yang digunakan dalam uji reliabilitas ini adalah rumus Alpha54

r11 = (𝑘

𝑘 − 1) . (1 −

𝜎²𝑡

𝜎²𝑡

)

Keterangan:

r11 : Uji reliabilitas instrumen

∑ 𝜎²𝑡 : Jumlah varians skor tiap-tiap item

𝜎²𝑡 : Varians total

k : Jumlah item55

Untuk menyatakan kriteria reliabilitas, besar koefisien reliabilitas

diinterprestasikan sebagai berikut:

Tabel 3. 10

Kriteria Reliabilitas

Angka Keterangan

0,81 - 1,00 Sangat tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Sedang

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat rendah

53 Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung:

Alfabeta, 2012.hal.196 54 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta,

2012.hal.239 55 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta,

2010.

hal.239

Page 67: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

53

Sumber: Arikunto56

Kuisioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien

Alpha yang lebih besar dari 0,6.

Keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel

Kaidah keputusan: jika t11 > ttabel berarti reliabel

t11 < ttabel berarti tidak reliabel

Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan

bantuan program Microsoft Excel, maka diperoleh nilai reliabilitas

0,727 dan angket tersebut memiliki tingkat reliabilitas tinggi.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah atau tahapan yang dilakukan oleh

peneliti dalam melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti

mengelompokkan kedalam tiga tahapan, yaitu sebagai berikut:

a. Tahap Pra-Penelitian

Pada tahapan ini, peneliti mengidentifikasi isu, masalah, dan

fenomena yang menarik yang sedang terjadi untuk diangkat menjadi

masalah penelitian. Kemudian peneliti merumuskan masalah dan

membuat sejumlah pertanyaan, serta mempertimbangkan manfaat dari

penelitian yang akan dilakukan. Selanjutnya peneliti melakukan studi

pendahuluan ke sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian untuk

mencari informasi dan data yang relevan mengenai penelitian, seperti

jumlah siswa untuk menentukan siapa yang akan menjadi subjek

penelitian. Pada tahap ini, peneliti juga menentukan desain penelitian,

populasi, sampel teknik analisis data, dan pengujian intrumen.

b. Tahap Penelitian

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang sesuai untuk

menjawab rumusan masalah yang telah disusun dengan mempersiapkan

instrumen sebagai alat ukur. Pada awal pelaksanaan, peneliti menyebarkan

angket kepada responden kemudian melakukan wawancara kepada

56 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta,

2010.hal.319

Page 68: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

54

beberapa guru dan orang tua, serta melakukan observasi untuk melengkapi

data penelitian.

c. Tahap Pengolahan Data

Tahap ini adalah tahap terakhir dalam melakukan penelitian. Setelah

peneliti mendapatkan data dari penelitian di lapangan, kemudian peneliti

mengolah data, menganalisis, dan mendeskripsikan hasil penelitian.

Setelah mendapatkan hasil penelitian, peneliti memberikan kesimpulan

yang diambil dari hasil penelitian dan memberikan rekomendasi serta sar

Tahapan dalam penelitian ini secara lebih jelas terlihat pada bagan

berikut:

Bagan 3.2: Tahap-Tahap Penelitian

Tahap Pra-Penelitian

Mengidentifikasi Masalah Studi Pendahuluan Merumuskan Masalah

Tahap Penelitian

Menyebarkan Angket Wawancara Observasi Dokumentasi

Tahap Pengolahan Data

Analisis Data

Deskripsi Hasil Penelitian Menarik Kesimpulan

Page 69: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

55

G. Analisis Data

Dalam penelitian ini karena menggunakan pendekatan campuran

(mixed methods), maka peneliti menggunakan dua analisis data, yaitu analisis

data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Kedua analisis data ini memiliki

fungsi yang berbeda, dimana analisis data kuantitatif untuk mengitung uji

korelasi dari dua variabel sedangkan analisis data kualitatif yaitu untuk

menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi di lapangan.

1. Analisis Data Kuantitatif

Menurut oleh Creswell57 analisis data kuantitatif harus disajikan

dalam bentuk langkah-langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai

berikut:

Langkah 1 : Sajikan informasi tentang jumlah sampel. Informasi ini bisa

dirancang dalam bentuk tabel yang berisi angka-angka dan

persentase-persentase.

Langkah 2 : Jelaskan metode-metode yang sekiranya dapat mengidentif

ikasi respon bias.

Langkah 3 : Lakukan analisis data secara deskriptif terhadap variabel

bebas dan variabel terikat dalam penelitian.

Langkah 4 : Gunakanlah prosedur statistik untuk proses pengembangan

instrumen.

Langkah 5 : Gunakanlah statistik atau program statistik komputer untuk

menguji rumusan masalah.

Langkah 6 : Langkah terakhir dalam proses analisis data adalah

menyajikan hasil survei dalam bentuk tabel atau gambar,

kemudian menginterpretasikan hasil statistik.

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti juga menggunakan analisis

statistik deskriptif. Menurut Sugiyono58 “Statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu

57 Creswell, John.W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013.hal.226 58 Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2015.hal.21

Page 70: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

56

statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas”. Analisis data secara deskriptif disini

menggunakan analisis statistik kuantitatif diantaranya:

a. Perhitungan Persentase

Dengan menggunakan rumus: 59

P = f x 100%

n

Keterangan

P : Besaran persentase

f : Frekuensi jawaban

n : Jumlah total responden

100% : Bilangan konstan

Hasil perhitungan dari rumus tersebut kemudian diselaraskan

dengan kriteria penafsiran nilai prosentase yang telah memiliki

ketetapan sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Penilaian Persentase/skor

Persentase Kriteria

100% Seluruhnya

75% – 95% Sebagian besar

51% - 74% Lebih besar dari setengahnya

50% Setengahnya

25% - 49% Kurang dari setengahnya

1% - 24% Sebagian kecil

0% Tidak ada/tak seorangpun

59 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2012.hal.95

Page 71: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

57

Sumber: Effendi dan Manning60

b. Statistika Inferensial

Statistika inferensial digunakan untuk menjawab permasalahan

ketiga, yaitu seberapa besar pengaruh pelaksanaan full day school

terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di lingkungan

masyarakat. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan statistika

nonparametric atau statistika yang bebas persyaratan.

1) Uji Korelasi

Dalam penelitian ini karena jenis data yang digunakan yaitu

ordinal, maka teknik korelasinya adalah korelasi Rank Spearman.

Rumus korelasi Rank Spearman yang digunakan menurut Riduwan

dan Akdon61 ialah sebagai berikut:

𝑟𝑠 = 16(∑ 𝑑²)

𝑛(𝑛2 − 1)

Dimana: ∑ 𝑑² = ∑[Rx − Ry ]²

𝑟𝑠 = koefisien korelasi

d = beda/selisih ranking x dan y

Rx/y = ranking

N = jumlah responden

Untuk bisa menentukan besarnya koefisien korelasi, peneliti

melihat pedoman sehingga bisa memberikan interpretasi terhadap

kuat lemahnya suatu hubungan dengan melihat hasil dari

perhitungan korelasi

60 Effendi, Tadjoeddin N. dan Manning, Chris. Urbanisasi, Pengangguran, dan Sektor Informal di

Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1991.hal.77

61 Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta, 2010.hal.74

Page 72: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

58

Tabel 3.12

Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0, 00 – 0, 199 Sangat Rendah

0, 200 – 0, 399 Rendah

0, 400 – 0, 599 Sedang

0, 600 – 0,799 Kuat

0, 800 – 1, 000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono62

2) Pengujian hipotesis

Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi, langkah selanjutnya

adalah uji hipotesis. Adapun hipotesis pada penelitian ini, yaitu:

𝐻0 : 𝜌 = 0, tidak ada pengaruh antara pelaksanaan full day school

terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di lingkungan

masyarakat

𝐻𝑎 : 𝜌 ≠ 0, ada pengaruh antara pelaksanaan full day school

terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di lingkungan

masyarakat

Pada penelitian ini, α yang ditetapkan peneliti adalah sebesar

5% atau 0,05, dengan derajat kebebasan n-2. Statistik ujinya 𝑟𝑠 dan

kriteria uji menggunakan tabel nilai kritis untuk uji korelasi rank

spearman. Adapun rumus statistik uji t, yaitu:

𝑡 =𝑟𝑠√𝑛 − 2

√1 − 𝑟𝑠²

Dimana:

t = nilai uji t

62 Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2012.hal.250

Page 73: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

59

𝑟𝑠 = koefisien korelasi

N = jumlah responden

Menurut Creswell63 kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis

yaitu:

Terima 𝐻0 jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau sig. > 0,05

Tolak 𝐻0 jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sig. < 0,05

3) Koefisien Determinasi

Dalam penelitian pasti terdapat variabel dan jika penelitian

itu menggunakan metode kuantitatif yang memiliki lebih dari satu

variabel maka harus menganalisis hubungan antar dua variabel,

dalam menganalisis membutuhkan skala pengukuran, dalam

penelitian ini menggunakan koefisien determinasi. Adapun

perhitungannya adalah dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:64

KD = r² x 100%

Keterangan:

KD : koefisien determinasi

r : koefisien korelasi

100 : bilangan tetap

2. Analisis Data Kualitatif

Miles dan Huberman dalam Sugiyono65 mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis

63 Creswell, John.W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013.hal.120 64 Furqon. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2011.hal.100

65 Sugiyono. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta,

2009.hal.337

Page 74: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

60

data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.

a. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan

menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti,

dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh

pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari

hasil catatan lapangan dengan cara merangkum mengklasifikasikan

sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

Seluruh data yang diperoleh peneliti melalui studi dokumentasi,

observasi dan wawancara diklasifikasikan berdasarkan kategori-

kategori yang relevan dengan permasalahan peneliti yaitu proses

interaksi dan sosialisasi anak di masyarakat. Kategorisasi tersebut

menggunakan teknik koding.

b. Data Display (penyajian data)

Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi

tersusun yang akan memberikan gambaran penelitian secara

menyeluruh dengan kata lain menyajikan data secara terperinci dan

menyeluruh dengan mencari pola hubungannya.

Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan

terperinci namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami

gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara

keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya

disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil

penelitian yang diperoleh.

c. Conclusion Drawing Verification

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk

mencari arti, makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data

yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini

disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah dengan mengacu

kepada tujuan penelitian.

Page 75: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi adalah lembaga pendidikan yang

berdiri sejak tahun 1992 yang terletak di Rawa Silam Kaliabang Tengah

Bekasi, MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi mengintegrasikan kurikulum

Diknas dengan Al Qur’an dan Hadits, dimana tahfidz Al Qur’an menjadi

basic utama dan menjadikan bahasa Inggris dan bahasa Arab sebagai

budaya. Proses kegiatan belajar mengajar selama lima hari dari pukul 07.00-

16.00 (full day school) dilaksanakan dengan model pembinaan yang

terkontrol (Controlled Guiding Model).

2. Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini berjumlah 90 orang yang merupakan

sampel penelitian. Teknik yang digunakan dalam mengambil sampel adalah

probability sampling yang mengambil beberapa siswa dari masing-masing

kelas berdasarkan jenis kelaminnya, sebagaimana dipaparkan sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Kelas Jenis

Kelamin Frekuensi Prosentase

8.1 L 22 24,4%

8.2 L 23 25,6%

8.3 P 23 25,6%

8.4 P 22 24,4%

Jumlah 90 100%

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Page 76: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

62

B. Temuan

1. Hasil Penelitian Kuantitatif

Data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden dalam mengisi

angket penelitian yang disebarkan. Pada bagian ini peneliti akan

memaparkan hasil dari penelitian di lapangan mengenai pengaruh

pelaksanaan full day school terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di

lingkungan masyarakat yang terbagi kedalam beberapa aspek, diantaranya

yaitu:

a. Kegiatan Pembelajaran Full Day School di MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi

Dibawah ini akan dipaparkan perhitungan statistik mengenai aspek

kegiatan pembelajaran full day school di MTs Attaqwa 10 Terpadu

Bekasi, yang berdasarkan dengan perhitungan statistik uji mean dan

standar deviation dengan menggunakan software SPSS 20. Hasil

perhitungannya sebagai berikut:

Tabel 4.2

Perhitungan Statistik Kegiatan Pembelajaran Full Day School

Descriptive Statistics

Kegiatan Pembelajaran

N Valid 90

Missing 0

Mean 9.83

Median 10.00

Std. Deviation 1.084

Minimum 7

Maximum 12

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh dari

aspek kegiatan pembelajaran adalah sebesar 9,83, standar deviation

sebesar 1,08, nilai maksimum 12, dan nilai minimum 7. Adapun untuk

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 12

Nilai minimum = 7

Page 77: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

63

Range 12 – 7 = 5

Interval 5 : 3 = 1,6

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian aspek kegiatan pembelajaran full day school dari hasil

keseluruhan jawaban responden, sebagai berikut:

Tabel 4.3

Interval Pengkategorian Kegiatan Pembelajaran Full Day School

Batas Kategori

7 – 8,6 Kurang Baik

8,7 – 10,3 Cukup Baik

10,4 – 12 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek kegiatan

pembelajaran full day school diklasifikasikan berdasarkan perhitungan

frekuensi dan prosentase dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya

dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Kategorisasi Kegiatan Pembelajaran Full Day School

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 29 32.2 32.2 32.2

Cukup Baik 54 60.0 60.0 92.2

Kurang Baik 7 7.8 7.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai kegiatan pembelajaran full day school di MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi adalah sebagai berikut:

Page 78: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

64

Diagram 4.1

Tanggapan Responden Tentang Kegiatan Pembelajaran Full Day

School

Berdasarkan tabel 4.4 dan diagram diatas, bahwa kategorisasi

kegiatan pembelajaran full day school di MTs Attaqwa 10 Terpadu

Bekasi sebanyak 60% atau 54 responden menjawab tingkat kegiatan

pembelajaran di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi berjalan dengan cukup

baik, kemudian sebanyak 32% atau 29 responden mengatakan kegiatan

pembelajaran di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi berjalan dengan baik,

dan 8% atau sebanyak 7 responden mengatakan kegiatan pembelajaran

di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi berjalan dengan kurang baik. Maka

dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran full day school di MTs

Attaqwa 10 Terpadu Bekasi, yaitu berjalan dengan cukup baik.

b. Kegiatan Keagamaan di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi (Sholat

Berjama’ah dan Hafalan Qur’an)

Kegiatan keagamaan di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi yang

dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu mencakup kegiatan sehari-hari

siswa dalam melakukan sholat berjama’ah dan hafalan Qur’an sebagai

basic utama dalam program full day school MTs Attaqwa 10 Terpadu

Bekasi. Berikut hasil perhitungan statistik tentang kegiatan keagamaan

di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi:

32%

60%

8%

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 79: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

65

Tabel 4.5

Perhitungan Statistik Kegiatan Keagamaan

Descriptive Statistics

Kegiatan Keagamaan

N Valid 90

Missing 0

Mean 12.97

Median 13.00

Std. Deviation 1.719

Minimum 8

Maximum 16

Sumber: Diolah Peneliti 2016

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh dari

aspek kegiatan keagamaan adalah sebesar 12,97, standar deviation

sebesar 1,71, nilai maksimum 16, dan nilai minimum 8. Adapun untuk

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 16

Nilai minimum = 8

Range 16 – 8 = 8

Interval 8 : 3 = 2,6

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian aspek kegiatan keagamaan dari hasil keseluruhan

jawaban responden, sebagai berikut:

Tabel 4.6

Interval Pengkategorian Kegiatan Keagamaan

Batas Kategori

8 – 10,6 Kurang Baik

10,7 – 13,3 Cukup Baik

13,4 – 16 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Page 80: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

66

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek kegiatan

keagamaan diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan

prosentase dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

[

Tabel 4.7

Kategorisasi Kegiatan Keagamaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 15 16.7 16.7 16.7

Cukup Baik 56 62.2 62.2 78.9

Kurang Baik 19 21.1 21.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai kegiatan keagamaan di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

adalah sebagai berikut:

Diagram 4.2

Tanggapan Responden Tentang Kegiatan Keagamaan

Berdasarkan tabel 4.7 dan diagram 4.2, bahwa kategorisasi

kegiatan keagamaan di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi sebanyak 62%

atau 56 responden menjawab tingkat kegiatan keagamaan berupa

kegiatan sholat berjama’ah dan hafalan Qur’an di MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi berjalan dengan cukup baik, kemudian sebanyak 17%

17%

62%

21%Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 81: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

67

atau 15 responden mengatakan kegiatan keagamaan MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi berjalan dengan baik, dan 21% atau sebanyak 19

responden mengatakan kegiatan keagamaan di MTs Attaqwa 10 Terpadu

Bekasi berjalan dengan kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa

kegiatan keagamaan di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi berjalan dengan

cukup baik, dimana siswa rajin dan aktif dalam melakukan sholat

berjamaah serta menyetor hafalan Qur’an.

c. Kepribadian Siswa MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

Kepribadian siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu

kepatuhan siswa dalam menaati peraturan sekolah dan perilaku yang

ditunjukkan siswa dalam bergaul dengan teman-temannya. Hasil

perhitungan statistik tentang kepribadian siswa di MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Perhitungan Statistik Kepribadian Siswa

Descriptive Statistics

Kepribadian Siswa

N Valid 90

Missing 0

Mean 20.82

Median 21.00

Std. Deviation 1.975

Minimum 16

Maximum 24

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh dari

aspek kepribadian siswa adalah sebesar 20,82, standar deviation sebesar

1,97, nilai maksimum 24, dan nilai minimum 16. Adapun untuk

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 24

Nilai minimum = 16

Range 24 – 16 = 8

Interval 8 : 3 = 2,6

Page 82: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

68

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian aspek kepribadian siswa dari hasil keseluruhan jawaban

responden, sebagai berikut:

Tabel 4.9

Interval Pengkategorian Kepribadian Siswa

Batas Kategori

16 – 18,6 Kurang Baik

18,7 – 21,3 Cukup Baik

21,4 – 24 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek kepribadian siswa

diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan prosentase

dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.10

Kategorisasi Kepribadian Siswa

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 16 17.8 17.8 17.8

Cukup Baik 61 67.8 67.8 85.6

Kurang Baik 13 14.4 14.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai kepribadian siswa MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi adalah

sebagai berikut:

Page 83: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

69

Diagram 4.3

Tanggapan Responden Tentang Kepribadian Siswa

Berdasarkan tabel 4.10 dan diagram diatas, bahwa kategorisasi

kepribadian siswa MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi sebanyak 68% atau

61 responden/siswa memiliki kepribadian yang cukup baik, kemudian

sebanyak 18% atau 16 siswa memiliki kepribadian yang baik, dan 14%

atau sebanyak 13 siswa memiliki kepribadian yang kurang baik. Maka

dapat disimpulkan bahwa siswa MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

memiliki kepribadian yang cukup baik, dimana siswa dapat mematuhi

peraturan sekolah dan memiliki perilaku yang baik antar sesama siswa.

d. Kegiatan Ekstrakulikuler di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

Hasil perhitungan statistik tentang kegiatan ekstrakulikuler di MTs

Attaqwa 10 Terpadu Bekasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11

Perhitungan Statistik Kegiatan Ekstrakulikuler

Descriptive Statistics

Kegiatan Ekstrakulikuler

N Valid 90

Missing 0

Mean 13.44

Median 14.00

Std. Deviation 2.034

Minimum 8

Maximum 16

Sumber: Diolah Peneliti 2019

18%

68%

14%

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 84: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

70

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh dari

aspek kegiatan ekstrakulikuler adalah sebesar 13,44, standar deviation

sebesar 2,03, nilai maksimum 16, dan nilai minimum 8. Adapun untuk

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 16

Nilai minimum = 8

Range 16 – 8 = 8

Interval 8 : 3 = 2,6

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian aspek kegiatan ekstrakulikuler di MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi dari hasil keseluruhan jawaban responden, sebagai

berikut:

Tabel 4.12

Interval Pengkategorian Kegiatan Ekstrakulikuler

Batas Kategori

8 – 10,6 Kurang Baik

10,7 – 13,3 Cukup Baik

13,4 – 16 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek kegiatan

ekstrakulikuler di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi diklasifikasikan

berdasarkan perhitungan frekuensi dan prosentase dengan menggunakan

SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Page 85: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

71

Tabel 4.13

Kategorisasi Kegiatan Ekstrakulikuler

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 16 17.8 17.8 17.8

Cukup Baik 63 70.0 70.0 87.8

Kurang Baik 11 12.2 12.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai kegiatan ekstrakulikuler di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

adalah sebagai berikut:

Diagram 4.4

Tanggapan Responden Tentang Kegiatan Ekstrakulikuler

Berdasarkan tabel 4.13 dan diagram diatas, bahwa kategorisasi

kegiatan ekstrakulikuler di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi sebanyak

70% atau 63 responden menjawab tingkat kegiatan ekstrakulikuler di

MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi berjalan dengan cukup baik, kemudian

sebanyak 18% atau 16 responden mengatakan kegiatan ekstrakulikuler

di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi berjalan dengan baik, dan 12% atau

sebanyak 11 responden mengatakan kegiatan ekstrakulikuler di MTs

Attaqwa 10 Terpadu Bekasi berjalan dengan kurang baik. Maka dapat

disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakulikuler di MTs Attaqwa 10 Terpadu

Bekasi berjalan dengan cukup baik. Kegiatan ekstrakulikuler di MTs

Attaqwa 10 Terpadu Bekasi dinyatakan dapat memberikan manfaat yang

18%

70%

12%

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 86: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

72

baik kepada siswa dengan mengembangkan bakat dan kemampuan yang

dimiliki oleh siswa.

e. Kebiasaan (sikap, pola, dan tingkah laku siswa)

Kebiasaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu seperti

kebiasaan atau sikap dan tingkah laku siswa ketika bertemu dan berbicara

dengan guru, teman, dan dengan anggota sekolah lainnya. Hasil

perhitungan statistik tentang kebiasaan (sikap, pola, dan tingkah laku)

siswa MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14

Perhitungan Statistik Tentang Kebiasaan

(sikap, pola, dan tingkah laku siswa)

Descriptive Statistics

Kebiasaan Siswa

N Valid 90

Missing 0

Mean 10.17

Median 10.00

Std. Deviation 1.416

Minimum 6

Maximum 12

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh dari

aspek kebiasaan siswa adalah sebesar 10,17, standar deviation sebesar

1,41, nilai maksimum 12, dan nilai minimum 6. Adapun untuk

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 12

Nilai minimum = 6

Range 12 – 6 = 6

Interval 6 : 3 = 2

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian aspek kebiasaan dan tingkah laku siswa MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi dari hasil keseluruhan jawaban responden, sebagai

berikut:

Page 87: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

73

Tabel 4.15

Interval Pengkategorian Kebiasaan

(sikap, pola, dan tingkah laku siswa)

Batas Kategori

6 – 8 Kurang Baik

9 – 11 Cukup Baik

12 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek kebiasaan (sikap,

pola, dan tingkah laku) siswa MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan prosentase

dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.16

Kategorisasi Kebiasaan (sikap, pola, dan tingkah laku siswa)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 20 22.2 22.2 22.2

Cukup Baik 60 66.7 66.7 88.9

Kurang Baik 10 11.1 11.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai kebiasaan (sikap, pola, dan tingkah laku) siswa MTs Attaqwa

10 Terpadu Bekasi adalah sebagai berikut:

Page 88: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

74

Diagram 4.5

Tanggapan Responden Tentang Kebiasaan

(sikap, pola, dan tingkah laku siswa)

Berdasarkan tabel 4.16 dan diagram 4.5, bahwa kategorisasi

kebiasaan (sikap, pola, dan tingkah laku) siswa MTs Attaqwa 10 Terpadu

Bekasi sebanyak 67% atau 60 responden/siswa memiliki kebiasaan,

sikap, dan tingkah laku yang cukup baik, kemudian sebanyak 22% atau

20 siswa memiliki kebiasaan, sikap, dan tingkah laku yang baik, dan 11%

atau sebanyak 10 siswa memiliki kebiasaan, sikap, dan tingkah laku yang

kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi memiliki kebiasaan, sikap, dan tingkah laku yang cukup

baik. Kebiasaan yang cukup baik itu ditunjukkan dengan sikap dan

tingkah laku keseharian siswa di sekolah seperti ketepatan waktu datang

ke sekolah, menaati nasihat guru, bersalaman ketika berpapasan dengan

guru, tidak bertengkar dengan siswa lainnya, dan sikap-sikap positif

lainnya.

f. Interaksi Sosial

1) Komunikasi

Salah satu syarat terjadinya interaksi sosial yaitu harus ada

komunikasi antara dua pihak, yaitu komunikasi antara anak dengan

orang tua, anak dengan anggota keluarga lainnya, dan komunikasi

antara anak dengan masyarakat sekitarnya. Hasil perhitungan statistik

tentang proses komunikasi antara anak dengan orang tua, keluarga,

dan masyarakat adalah sebagai berikut:

22%

67%

11%

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 89: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

75

Tabel 4.17

Perhitungan Statistik Tentang Proses Komunikasi

Descriptive Statistics

Komunikasi

N Valid 90

Missing 0

Mean 13.38

Median 14.00

Std. Deviation 2.042

Minimum 7

Maximum 16

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh

dari aspek proses komunikasi antara anak dengan orang tua, keluarga,

dan masyarakat adalah sebesar 13,38, standar deviation sebesar 2,04,

nilai maksimum 16, dan nilai minimum 7. Adapun untuk menentukan

kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 16

Nilai minimum = 7

Range 16 – 7 = 9

Interval 9 : 3 = 3

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian aspek proses komunikasi antara anak dengan orang

tua, keluarga, dan masyarakat dari hasil keseluruhan jawaban

responden, sebagai berikut:

Tabel 4.18

Interval Pengkategorian Proses Komunikasi

Batas Kategori

7 – 10 Kurang Baik

11 – 14 Cukup Baik

15 – 16 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Page 90: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

76

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek proses

komunikasi antara anak dengan orang tua, keluarga, dan masyarakat

diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan prosentase

dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.19

Kategorisasi Proses Komunikasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 14 15.6 15.6 15.6

Cukup Baik 60 66.7 66.7 82.2

Kurang Baik 16 17.8 17.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai proses komunikasi antara anak dengan orang tua, keluarga,

dan masyarakat adalah sebagai berikut:

Diagram 4.6

Tanggapan Responden Tentang Proses Komunikasi

Berdasarkan tabel 4.19 dan diagram diatas, bahwa kategorisasi

mengenai proses komunikasi antara anak dengan orang tua, keluarga,

dan masyarakat sebanyak 67% atau 60 responden/siswa menjawab

proses komunikasi antara anak dengan orang tua, keluarga, dan

masyarakat berjalan dengan cukup baik, kemudian sebanyak 15% atau

15%

67%

18%

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 91: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

77

14 responden mengatakan proses komunikasi antara anak dengan

orang tua, keluarga, dan masyarakat berjalan dengan baik, dan 18%

atau sebanyak 16 responden mengatakan proses komunikasi antara

anak dengan orang tua, keluarga, dan masyarakat berjalan dengan

kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terjadi

antara anak dengan orang tua, keluarga, teman sebaya, dan

masyarakat sekitarnya berjalan dengan cukup baik.

2) Intensitas Waktu

Hasil perhitungan statistik tentang intensitas waktu yang

dimiliki anak untuk berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.20

Perhitungan Statistik Tentang Intensitas Waktu

Descriptive Statistics

Intensitas Waktu

N Valid 90

Missing 0

Mean 5.94

Median 6.00

Std. Deviation 1.310

Minimum 2

Maximum 8

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh

dari aspek intensitas waktu anak adalah sebesar 5,94, standar

deviation sebesar 1,31, nilai maksimum 8, dan nilai minimum 2.

Adapun untuk menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik

yaitu dengan menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 8

Nilai minimum = 2

Range 8 – 2 = 6

Interval 6 : 3 = 2

Page 92: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

78

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian aspek intensitas waktu dari hasil keseluruhan jawaban

responden, sebagai berikut:

Tabel 4.21

Interval Pengkategorian Intensitas Waktu

Batas Kategori

2 – 4 Kurang Baik

5 – 7 Cukup Baik

8 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek intensitas

waktu yang dimilki anak untuk berinteraksi dengan keluarga dan

masyarakat diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan

prosentase dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.22

Kategorisasi Intensitas Waktu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 8 8.9 8.9 8.9

Cukup Baik 71 78.9 78.9 87.8

Kurang Baik 11 12.2 12.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai intensitas waktu yang dimilki anak untuk berinteraksi

dengan keluarga dan masyarakat adalah sebagai berikut:

Page 93: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

79

Diagram 4.7

Tanggapan Responden Tentang Intensitas Waktu

Berdasarkan tabel 4.22 dan diagram diatas, bahwa kategorisasi

mengenai intensitas waktu sebanyak 79% atau 71 responden/siswa

menjawab anak memiliki intensitas waktu yang cukup baik untuk

berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat, kemudian sebanyak 9%

atau 8 responden mengatakan anak memiliki intensitas waktu yang

baik untuk berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat, dan 12%

atau sebanyak 11 responden mengatakan anak memiliki intensitas

waktu yang kurang baik untuk berinteraksi dengan keluarga dan

masyarakat. Maka dapat disimpulkan bahwa anak memiliki intensitas

waktu yang cukup baik untuk berinteraksi dengan keluarga dan

masyarakat.

g. Proses Asosiatif

1) Kerjasama

Hasil perhitungan statistik tentang proses kerjasama sebagai

bagian dari prses interaksi antara anak dengan keluarga, teman, dan

masyarakat adalah sebagai berikut:

9%

79%

12%

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 94: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

80

Tabel 4.23

Perhitungan Statistik Tentang Proses Kerjasama

Descriptive Statistics

Kerjasama

N Valid 90

Missing 0

Mean 14.21

Median 14.00

Std. Deviation 2.206

Minimum 8

Maximum 20

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh

dari aspek kerjasama adalah sebesar 14,21, standar deviation sebesar

2,20, nilai maksimum 20, dan nilai minimum 8. Adapun untuk

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 20

Nilai minimum = 8

Range 20 – 8 = 12

Interval 12 : 3 = 4

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian aspek proses kerjasama dari hasil keseluruhan

jawaban responden, sebagai berikut:

Tabel 4.24

Interval Pengkategorian Proses Kerjasama

Batas Kategori

8 – 12 Kurang Baik

13 – 17 Cukup Baik

18 – 20 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Page 95: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

81

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek kerjasama

diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan prosentase

dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.25

Kategorisasi Proses Kerjasama

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 15 16.7 16.7 16.7

Cukup Baik 56 62.2 62.2 78.9

Kurang Baik 19 21.1 21.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai proses kerjasama adalah sebagai berikut:

Diagram 4.8

Tanggapan Responden Tentang Proses Kerjasama

Berdasarkan tabel 4.25 dan diagram diatas, bahwa kategorisasi

mengenai proses kerjasama sebanyak 62% atau 56 responden/siswa

menjawab proses kerjasama yang terjadi antara anak dengan keluarga,

teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan cukup baik, kemudian

sebanyak 17% atau 15 responden mengatakan proses kerjasama yang

terjadi antara anak dengan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat

berjalan dengan baik, dan 21% atau sebanyak 19 responden

17%

62%

21%Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 96: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

82

mengatakan proses kerjasama yang terjadi antara anak dengan

keluarga, teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan kurang baik.

Maka dapat disimpulkan bahwa proses kerjasama yang terjadi antara

anak dengan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan

cukup baik. Anak memiliki nilai solidaritas yang cukup baik ketika ia

bergaul dengan teman sebayanya maupun dengan tetangga sekitarnya.

2) Akomodasi

Hasil perhitungan statistik tentang proses akomodasi adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.26

Perhitungan Statistik Tentang Proses Akomodasi

Descriptive Statistics

Akomodasi

N Valid 90

Missing 0

Mean 9.92

Median 10.00

Std. Deviation 1.501

Minimum 3

Maximum 12

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh

dari aspek akomodasi adalah sebesar 9,92, standar deviation sebesar

1,50, nilai maksimum 12, dan nilai minimum 3. Adapun untuk

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 12

Nilai minimum = 3

Range 12 – 3 = 9

Interval 9 : 3 = 3

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian aspek proses akomodasi dari hasil keseluruhan

jawaban responden, sebagai berikut:

Page 97: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

83

Tabel 4.27

Interval Pengkategorian Proses Akomodasi

Batas Kategori

3 – 7 Kurang Baik

8 – 11 Cukup Baik

12 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek akomodasi

diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan prosentase

dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.28

Kategorisasi Proses Akomodasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 11 12.2 12.2 12.2

Cukup Baik 64 71.1 71.1 83.3

Kurang Baik 15 16.7 16.7 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai proses akomodasi adalah sebagai berikut:

12%

71%

17%

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 98: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

84

Diagram 4.9

Tanggapan Responden Tentang Proses Akomodasi

Berdasarkan tabel 4.28 dan diagram 4.9, bahwa kategorisasi

mengenai proses akomodasi sebanyak 71% atau 64 responden

menjawab proses akomodasi yang terjadi antara anak dengan

keluarga, teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan cukup baik,

kemudian sebanyak 12% atau 11 responden mengatakan proses

akomodasi yang terjadi antara anak dengan keluarga, teman sebaya,

dan masyarakat berjalan dengan baik, dan 17% atau sebanyak 15

responden mengatakan proses akomodasi yang terjadi antara anak

dengan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan

kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa proses akomodasi yang

terjadi antara anak dengan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat

berjalan dengan cukup baik. Anak memiliki perilaku yang baik seperti

bersedia untuk mengalah, mengakui kesalahan, dan tidak egois.

3) Asimilasi

Hasil perhitungan statistik tentang proses asimilasi adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.29

Perhitungan Statistik Tentang Proses Asimilasi

Descriptive Statistics

Asimilasi

N Valid 90

Missing 0

Mean 19.40

Median 19.50

Std. Deviation 2.503

Minimum 15

Maximum 24

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh

dari aspek asimilasi adalah sebesar 19,40, standar deviation sebesar

2,50, nilai maksimum 24, dan nilai minimum 15. Adapun untuk

Page 99: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

85

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 24

Nilai minimum = 15

Range 24 – 15= 9

Interval 9 : 3 = 3

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian aspek proses asimilasi dari hasil keseluruhan jawaban

responden, sebagai berikut:

Tabel 4.30

Interval Pengkategorian Proses Asimilasi

Batas Kategori

15 – 18 Kurang Baik

19 – 22 Cukup Baik

23 – 24 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek asimilasi

diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan prosentase

dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.31

Kategorisasi Proses Asimilasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 23 25.6 25.6 25.6

Cukup Baik 54 60.0 60.0 85.6

Kurang Baik 13 14.4 14.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai proses asimilasi adalah sebagai berikut:

Page 100: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

86

Diagram 4.10

Tanggapan Responden Tentang Proses Asimilasi

Berdasarkan tabel 4.31 dan diagram diatas, bahwa kategorisasi

mengenai proses asimilasi sebanyak 60% atau 54 responden

menjawab proses asimilasi yang terjadi antara anak dengan keluarga,

teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan cukup baik, kemudian

sebanyak 26% atau 23 responden mengatakan proses asimilasi yang

terjadi antara anak dengan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat

berjalan dengan baik, dan 14% atau sebanyak 13 responden

mengatakan proses asimilasi yang terjadi antara anak dengan

keluarga, teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan kurang baik.

Maka dapat disimpulkan bahwa proses asimilasi yang terjadi antara

anak dengan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan

cukup baik. Anak memiliki rasa saling menghargai yang cukup baik

serta sikap saling tolong menolong antar anak dengan teman-

temannya dan juga dengan keluarganya.

h. Proses Disosiatif

Dalam proses disosiatif, terdapat bentuk proses sosial persaingan

dan pertikian. Persaingan yang dimaksudkan disini adalah persaingan

yang positif seperti persaingan dalam perlombaan, sedangkan pertikaian

lebih dimaksudkan kepada bagaimana sikap anak dalam menghadapi

sebuah pertikaian dengan teman-temannya. Hasil perhitungan statistik

tentang proses disosiatif yang meliputi aspek persaingan dan pertikaian

adalah sebagai berikut:

26%

60%

14%

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 101: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

87

Tabel 4.32

Perhitungan Statistik Tentang Proses Disosiatif

Descriptive Statistics

Proses Disosiatif

N Valid 90

Missing 0

Mean 29.14

Median 29.00

Std. Deviation 3.096

Minimum 22

Maximum 36

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh dari

aspek proses disosiatif adalah sebesar 29,14, standar deviation sebesar

3,09, nilai maksimum 36, dan nilai minimum 22. Adapun untuk

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 36

Nilai minimum = 22

Range 36 – 22 = 14

Interval 14 : 3 = 4,6

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian proses disosiatif dari hasil keseluruhan jawaban

responden, sebagai berikut:

Tabel 4.33

Interval Pengkategorian Proses Disosiatif

Batas Kategori

22 – 26,6 Kurang Baik

26,7 – 31,3 Cukup Baik

31,4 – 36 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Page 102: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

88

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek proses disosiatif

diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan prosentase

dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.34

Kategorisasi Proses Disosiatif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Baik 15 16.7 16.7 16.7

Cukup Baik 54 60.0 60.0 76.7

Kurang Baik 21 23.3 23.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai proses disosiatif yang meliputi aspek persaingan dan

pertikaian adalah sebagai berikut:

Diagram 4.11

Tanggapan Responden Tentang Proses Disosiatif

Berdasarkan tabel 4.34 dan diagram 4.11, bahwa kategorisasi

mengenai proses disosiatif yang meliputi aspek persaingan dan

pertikaian sebanyak 60% atau 54 responden menjawab proses disosiatif

yang terjadi antara anak dengan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat

berjalan dengan cukup baik, kemudian sebanyak 17% atau 15 responden

mengatakan proses disosiatif yang terjadi antara anak dengan keluarga,

teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan baik, dan 23% atau

17%

60%

23%Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 103: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

89

sebanyak 21 responden mengatakan proses disosiatif yang terjadi antara

anak dengan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan

kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa proses disosiatif yang

meliputi aspek persaingan dan pertikaian yang terjadi antara anak dengan

keluarga, teman sebaya, dan masyarakat berjalan dengan cukup baik.

Anak memiliki sikap yang baik ketika ia bersaing dengan teman-

temannya, seperti menerima kekalahan dalam suatu perlombaan. Ketika

menghadapi suatu pertikaian anak pun lebih memilih untuk mengalah

daripada harus berkelahi dengan temannya.

i. Proses/Tahapan Sosialisasi

1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan disini yaitu mencakup bagaimana keterlibatan

orang tua dalam mengajarkan nilai dan norma kepada anak sebagai

bekal awal yang harus dimiliki anak untuk dapat bersosialisasi dengan

orang-orang disekitarnya. Hasil perhitungan statistik tentang tahap

persiapan dalam proses sosialisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.35

Perhitungan Statistik Tentang Tahap Persiapan

Descriptive Statistics

Tahap Persiapan

N Valid 90

Missing 0

Mean 9.94

Median 10.00

Std. Deviation 1.678

Minimum 6

Maximum 12

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh

dari aspek tahap persiapan adalah sebesar 9,94, standar deviation

sebesar 1,67, nilai maksimum 12, dan nilai minimum 6. Adapun untuk

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Page 104: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

90

Nilai maksimum = 12

Nilai minimum = 6

Range 12 – 6 = 6

Interval 6 : 3 = 2

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian tahap persiapan dari hasil keseluruhan jawaban

responden, sebagai berikut:

Tabel 4.36

Interval Pengkategorian Tahap Persiapan

Batas Kategori

6 – 8 Kurang Baik

9 – 11 Cukup Baik

12 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek tahap persiapan

diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan prosentase

dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.37

Kategorisasi Tahap Persiapan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 20 22.2 22.2 22.2

Cukup Baik 51 56.7 56.7 78.9

Kurang Baik 19 21.1 21.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai tahap persiapan dalam proses sosialisasi adalah sebagai

berikut:

Page 105: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

91

Diagram 4.12

Tanggapan Responden Tentang Tahap Persiapan

Berdasarkan tabel 4.37 dan diagram 4.12, bahwa kategorisasi

mengenai tahap persiapan dalam proses sosialisasi sebanyak 57% atau

51 responden menjawab tahap persiapan pada anak terjadi dengan

cukup baik, kemudian sebanyak 22% atau 20 responden mengatakan

tahap persiapan pada anak terjadi dengan baik, dan 21% atau sebanyak

19 responden mengatakan tahap persiapan pada anak terjadi dengan

kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa tahap persiapan pada

anak dalam proses sosialisasi terjadi dengan cukup baik, dimana orang

tua sudah mengajarkan nilai dan norma sejak dini sehingga anak

sudah mengerti mengenai sikap apa yang harus ia lakukan ketika ia

berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

2) Tahap Meniru

Hasil perhitungan statistik tentang tahap meniru dalam proses

sosialisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.38

Perhitungan Statistik Tentang Tahap Meniru

Descriptive Statistics

Tahap Meniru

N Valid 90

Missing 0

Mean 13.24

Median 14.00

Std. Deviation 1.757

Minimum 9

22%

57%

21%Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 106: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

92

Maximum 16

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh

dari aspek tahap meniru adalah sebesar 13,24, standar deviation

sebesar 1,75, nilai maksimum 16, dan nilai minimum 9. Adapun untuk

menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik yaitu dengan

menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 16

Nilai minimum = 9

Range 16 – 9 = 7

Interval 7 : 3 = 2,3

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian tahap meniru dari hasil keseluruhan jawaban

responden, sebagai berikut:

Tabel 4.39

Interval Pengkategorian Tahap Meniru

Batas Kategori

9 – 11,3 Kurang Baik

11,4 – 13,7 Cukup Baik

13,8 – 16 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek tahap meniru

diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan prosentase

dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Page 107: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

93

Tabel 4.40

Kategorisasi Tahap Meniru

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 23 25.6 25.6 25.6

Cukup Baik 51 56.7 56.7 82.2

Kurang baik 16 17.8 17.8 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai tahap meniru dalam proses sosialisasi adalah sebagai

berikut:

Diagram 4.13

Tanggapan Responden Tentang Tahap Meniru

Berdasarkan tabel 4.40 dan diagram diatas, bahwa kategorisasi

mengenai tahap meniru dalam proses sosialisasi sebanyak 57% atau

51 responden menjawab tahap meniru pada anak terjadi dengan cukup

baik, kemudian sebanyak 25% atau 23 responden mengatakan tahap

meniru pada anak terjadi dengan baik, dan 18% atau sebanyak 16

responden mengatakan tahap meniru pada anak terjadi dengan kurang

baik. Maka dapat disimpulkan bahwa tahap meniru pada anak dalam

proses sosialisasi terjadi dengan cukup baik, dimana anak mudah

sekali untuk meniru perbuatan atau perkataan yang sering ia lihat dan

ia dengar dari lingkungannya, termasuk dari anggota keluarganya dan

teman-teman sebayanya.

25%

57%

18%

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 108: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

94

3) Tahap Persiapan Bertindak

Hasil perhitungan statistik tentang tahap persiapan bertindak

dalam proses sosialisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.41

Perhitungan Statistik Tentang Tahap Persiapan Bertindak

Descriptive Statistics

Tahap Persiapan Bertindak

N Valid 90

Missing 0

Mean 6.60

Median 7.00

Std. Deviation 1.421

Minimum 3

Maximum 8

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh

dari aspek tahap persiapan bertindak adalah sebesar 6,60, standar

deviation sebesar 1,42, nilai maksimum 8, dan nilai minimum 3.

Adapun untuk menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang baik

yaitu dengan menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 8

Nilai minimum = 3

Range 8 – 3 = 5

Interval 5 : 3 = 1,6

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian tahap persiapan bertindak dari hasil keseluruhan

jawaban responden, sebagai berikut:

Tabel 4.42

Interval Pengkategorian Tahap Persiapan Bertindak

Batas Kategori

3 – 4,6 Kurang Baik

4,7 – 6,3 Cukup Baik

Page 109: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

95

6,4 – 8 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek tahap persiapan

bertindak diklasifikasikan berdasarkan perhitungan frekuensi dan

prosentase dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya dapat dilihat

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.43

Kategorisasi Tahap Persiapan Bertindak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Cukup Baik 69 76.7 76.7 76.7

Kurang Baik 21 23.3 23.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai tahap persiapan bertindak dalam proses sosialisasi adalah

sebagai berikut:

Diagram 4.14

Tanggapan Responden Tentang Tahap Persiapan Bertindak

Berdasarkan tabel 4.43 dan diagram diatas, bahwa kategorisasi

mengenai tahap persiapan bertindak dalam proses sosialisasi sebanyak

77%

23%

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 110: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

96

77% atau 69 responden menjawab tahap persiapan bertindak pada

anak terjadi dengan cukup baik, dan 23% atau sebanyak 21 responden

mengatakan tahap persiapan bertindak pada anak terjadi dengan

kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa tahap persiapan

bertindak pada anak dalam proses sosialisasi terjadi dengan cukup

baik. Di usia MTs, anak sudah dapat bersosialisasi dengan orang-

orang disekitarnya bahkan dapat bekerja sama dengan baik dengan

orang yang baru dikenalnya.

4) Tahap Penerimaan Norma Kolektif

Hasil perhitungan statistik tentang tahap penerimaan norma

kolektif dalam proses sosialisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.44

Perhitungan Statistik Tentang Tahap Penerimaan Norma Kolektif

Descriptive Statistics

Tahap Penerimaan Norma Kolektif

N Valid 90

Missing 0

Mean 12.48

Median 13.00

Std. Deviation 2.001

Minimum 8

Maximum 16

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Dari tabel diatas, diketahui bahwa skor mean yang diperoleh

dari aspek tahap penerimaan norma kolektif adalah sebesar 12,48,

standar deviation sebesar 2, nilai maksimum 16, dan nilai minimum

8. Adapun untuk menentukan kategori baik, cukup baik, dan kurang

baik yaitu dengan menggunakan perhitungan statistik:

Nilai maksimum = 16

Nilai minimum = 8

Range 16 – 8 = 8

Interval 8 : 3 = 2,6

Page 111: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

97

Berdasarkan perhitungan statistik tersebut, maka diperoleh hasil

pengkategorian tahap penerimaan norma kolektif dari hasil

keseluruhan jawaban responden, sebagai berikut:

Tabel 4.45

Interval Pengkategorian Tahap Penerimaan Norma Kolektif

Batas Kategori

8 – 10,6 Kurang Baik

10,7 – 13,3 Cukup Baik

13,4 – 16 Baik

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Selanjutnya, jawaban responden terhadap aspek tahap

penerimaan norma kolektif diklasifikasikan berdasarkan perhitungan

frekuensi dan prosentase dengan menggunakan SPSS 20 dan hasilnya

dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.46

Kategorisasi Tahap Penerimaan Norma Kolektif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 17 18.9 18.9 18.9

Cukup Baik 53 58.9 58.9 77.8

Kurang Baik 20 22.2 22.2 100.0

Total 90 100.0 100.0

Sumber: Diolah Peneliti 2019

Jika digambarkan dengan diagram, maka gambaran umum

mengenai tahap penerimaan norma kolektif dalam proses sosialisasi

adalah sebagai berikut:

Page 112: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

98

Diagram 4.15

Tanggapan Responden Tentang Tahap Penerimaan Norma Kolektif

Berdasarkan tabel 4.46 dan diagram diatas, bahwa kategorisasi

mengenai tahap penerimaan norma kolektif dalam proses sosialisasi

sebanyak 59% atau 53 responden menjawab tahap penerimaan norma

kolektif pada anak terjadi dengan cukup baik, kemudian sebanyak

19% atau 17 responden mengatakan tahap penerimaan norma kolektif

pada anak terjadi dengan baik, dan 22% atau sebanyak 20 responden

mengatakan tahap penerimaan norma kolektif pada anak terjadi

dengan kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa tahap

penerimaan norma kolektif pada anak dalam proses sosialisasi terjadi

dengan cukup baik. Anak dapat memberikan kontribusi yang baik

kepada lingkungan masyarakatnya, seperti memahami aturan-aturan

yang ada di lingkungannya, aktif mengikuti kegiatan yang diadakan

di lingkungannya, serta dapat bergaul dengan baik dengan orang-

orang yang lebih tua darinya.

2. Analisis Statistika Inferensial

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk mencari seberapa kuat

hubungan antara variabel (X) dengan variabel (Y). Dalam hal ini akan

dicari keeratan hubungan yang terjadi antara pelaksanaan full day

school terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di lingkungan

19%

59%

22%Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Page 113: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

99

masyarakat, berdasarkan perhitungan SPSS 20 maka diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 4.47

Hasil Perhitungan Korelasi

Correlations

Full Day

School

Interaksi Sosial Proses

Sosialisasi

Full Day School

Pearson Correlation 1 .670** .468**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 90 90 90

Interaksi Sosial

Pearson Correlation .670** 1 .630**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 90 90 90

Proses Sosialisasi

Pearson Correlation .468** .630** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 90 90 90

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarakan tabel diatas, dapat dilihat bahwa perolehan nilai

koefisien korelasi antara pelaksanaan full day school dengan interaksi

sosial adalah sebesar 0,670. Berdasarkan pedoman pemberian

interpretasi terhadap koefisien korelasi, termasuk dalam kategori

korelasi kuat, sedangkan nilai yang diperoleh adalah positif. Kemudian

perolehan nilai koefisien korelasi antara pelaksanaan full day school

dengan proses sosialisasi adalah sebesar 0,468, yang berarti termasuk

dalam kategori sedang dan nilai yang diperoleh adalah positif. Hal ini

menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antar variabel adalah

searah, dimana semakin tinggi tingkat pelaksanaan full day school maka

akan semakin tinggi pula tingkat interaksi sosial dan proses sosialisasi

anak di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi.

b. Uji Hipotesis

Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi, langkah berikutnya

yaitu uji hipotesis.

H0 : 𝜌 = 0, tidak ada pengaruh antara pelaksanaan full day school

terhadap interaksi sosial dan sosialisasi anak di lingkungan masyarakat

Page 114: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

100

H𝑎 : 𝜌 ≠ 0, ada pengaruh antara pelaksanaan full day school terhadap

interaksi sosial dan sosialisasi anak di lingkungan masyarakat

Pada penelitian ini, α yang ditetapkan peneliti adalah sebesar 5%

atau 0,05. Dasar pengambilan keputusan dalam uji korelasi spearman

adalah:

Terima 𝐻0 jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau sig. > 0,05

Tolak 𝐻0 jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔< 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sig. < 0,05

Dari tabel 4.47 diperoleh nilai Sig. (2-tailed) 0,00, berarti

didapatkan p<0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan H𝑎 diterima,

yang artinya ada pengaruh antara pelaksanaan full day school terhadap

interaksi sosial dan sosialisasi anak di lingkungan masyarakat.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang menyatakan

besar pengaruh dari variabel independen (pelaksanaan full day school)

terhadap variabel dependen Y1 (interaksi sosial) dan Y2 (proses

sosialisasi). Koefisien determinasi merupakan nilai kuadrat dari

korelasi jika dihitung secara manual maka akan diperoleh hasil sebagai

berikut:

KD (Y1) = r² x 100%

= 0,670² x 100%

= 44,89%

= 45%

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi pada variabel Y1

bahwa pelaksanaan full day school memberikan pengaruh sebesar 45%

terhadap proses interaksi sosial anak di lingkungan masyarakat.

KD (Y2) = r² x 100%

= 0,468² x 100%

= 21,9%

= 22%

Adapun pada variabel Y2, hasil koefisien determinasi yang

diperoleh sebesar 22%. Artinya, pelaksanaan full day school

Page 115: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

101

memberikan pengaruh sebesar 22% terhadap proses sosialisasi anak di

lingkungan masyarakat.

3. Temuan Hasil Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mengecek kebenaran dan

memperdalam hasil penelitian kuantitatif. Dalam pengumpulan data

kualitatif ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara

wawancara sekaligus observasi di lapangan, dan diperkuat dengan studi

dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan empat orang informan yang

terdiri dari Wakil Kepala Sekolah dan guru mata pelajaran, serta dua orang

tua wali murid.

a. Pelaksanaan Full Day School di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi merupakan pendidikan jenjang

sekolah menengah pertama yang menerapkan sistem pembelajaran full

day school. Melalui program full day school, waktu pembelajaran

berlangsung lebih lama dibandingkan dengan sekolah reguler, yaitu

antara 8-9 jam. Kegiatan di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi dengan

sistem pembelajarannya yang full day school juga tidak hanya terfokus

pada pendidikan akademis saja melainkan mengintegrasikan kurikulum

nasional dengan kurikulum keagamaan.

Kurikulum yang diterapkan di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

pada semester awal menggunakan kurikulum 2013 dan di semester

akhir kembali ke kurikulum KTSP sebagai kurikulum umumnya,

dimana dalam penerapan kurikulum di sekolah full day mengacu pada

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, dimana penyusunannya dilaksanakan secara mandiri

dengan menggunakan model pembinaan yang terkontrol (Controlled

Guiding Model).

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan program full day

school di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi diatur langsung oleh pihak

yayasan, sementara Kepala Sekolah dan guru-guru lainnya bertanggung

Page 116: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

102

jawab penuh dalam penerapan full day school. Jadi, para guru selain

diberikan keleluasaan untuk mengatur materi pelajaran, guru juga harus

bisa menginternalisasikan nilai-nilai keislaman dalam setiap kegiatan

pembelajaran yang dilakukan di sekolah, yaitu dengan mengaitkan

materi dengan ayat-ayat Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Proses belajar mengajar di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

dimulai dari pukul 07.00 dengan melakukan sholat dhuha terlebih

dahulu, kemudian pukul 07.15-10.00 memulai pelajaran dengan

membaca doa, pukul 10.00 -10.30 istirahat pertama, pukul 10.30-12.00

dilanjutkan dengan pelajaran efektif, 12.00-13.00 istirahat kedua, sholat

zuhur berjamaah, dan makan siang, pukul 13.00-15.30 pelajaran efektif,

15.30 sholat asar berjamaah kemudian pulang.

Proses belajar mengajar akan semakin baik jika ditunjang dengan

sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Dalam hal sarana

prasarana, di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi setiap tahun selalu

berupaya melengkapi berbagai fasilitas penunjang pembelajaran.

Fasilitas penunjang pembelajaran dengan sistem full day school yang

telah tersedia antara lain adalah perpustakaan, laboratorium komputer,

ruangan kelas yang ber-AC, perangkat pembelajaran audio visual,

lapangan olahraga, laboratorium IPA, UKS, masjid, aula serbaguna,

serta free WIFI hotspot.

Kegiatan-kegiatan yang ada di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

bukan hanya merupakan kegiatan belajar di dalam kelas saja, juga

terdapat kegiatan di luar kelas seperti out bound, camping, rihlah, dan

mengunjungi tempat-tempat edukatif tertentu yang bertujuan untuk

memberikan pengetahuan dan praktek secara langsung kepada siswa.

Pembelajaran di luar kelas ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan

jika selalu melaksanakan kegiatan pembelajaran di lingkungan sekolah.

Dengan adanya kegiatan di luar kelas ini pula diharapkan siswa mampu

mengembangkan sikap bekerja sama, tolong menolong, dan dapat

berkoordinasi yang baik dengan sesama siswa. Selain itu juga terdapat

kegiatan ekstrakulikuler dengan tujuan untuk mengembangkan minat

Page 117: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

103

dan bakat serta kemampuan siswa seperti English Club, Fun Science,

Drumband, Futsal, Silat, dan Nasyid.

Kejenuhan dan keletihan siswa ketika proses kegiatan belajar

berlangsung adalah hambatan yang paling umum terjadi dalam program

full day school. Kegiatan belajar yang berlangsung dari pagi sampai

sore hari membuat siswa merasa lelah sehingga menjadi tidak semangat

untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang umumnya kegiatan di

siang hari pada jam 12.00 keatas, siswa merasa mengantuk, bosan, dan

sebagainya sehingga daya konsentrasi siswa menjadi berkurang.

Kejenuhan siswa ini terlihat ketika mereka mulai malas untuk merespon

materi pelajaran. Maka dari itu, upaya atau cara yang bisa digunakan

untuk mengatasi kejenuhan siswa ini yaitu dengan membuat metode

dan strategi belajar yang unik serta inovatif sehingga mampu membuat

siswa tertarik dan antusias kembali dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran yang sedang berlangsung.

b. Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap Interaksi Sosial

Anak di Lingkungan Masyarakat

Interaksi sosial merupakan suatu hal yang pokok pada setiap

kehidupan manusia. Begitu pula dengan interaksi anak yang pada

penelitian ini terfokus pada anak-anak usia SMP/MTs yaitu yang

berusia sekitar 12-14 tahun, dimana anak sudah memasuki masa remaja

awal dan telah memahami tentang proses interaksi dan sosialisasi yang

ia lakukan setiap harinnya. Proses interaksi dan proses sosialisasi anak

di lingkungan masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

bagaimana anak tetap dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan

lingkungan masyakatnya walaupun hampir sebagian waktu anak lebih

banyak dihabiskan di sekolah daripada di rumah. Ketika anak berada di

sekolah anak pasti bersosialisasi dengan teman-temannya, dengan

gurunya, dan dengan anggota sekolah lainnya. Begitu pula ketika anak

berada di rumah, anak seharusnya juga melakukan interaksi dan

sosialisasi dengan anggota keluarganya dan dengan tetangga ataupun

temen disekitar lingkungan rumahnya. Terjadinya proses interaksi

Page 118: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

104

antara anak dengan lingkungan keluarganya atau dengan lingkungan

masyarakatnya yaitu dengan melakukan penyesuaian terlebih dahulu.

Jika anak lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah, bagaimana

anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan rumahnya.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan salah

satu informan yang anak laki-lakinya bersekolah di sekolah full day

bahwa interaksi yang terjadi antara anak dengan orang tuanya, anak

dengan anggota keluarga seperti dengan kakak-kakanya berjalan

dengan cukup baik. Meskipun anak memiliki sedikit waktu untuk

berada di rumah karena hampir sebagian waktu anak dihabiskan di

sekolah, anak tetap dekat dengan anggota keluarganya. Hubungan

antara anak dengan orang tua dan dengan kakak-kakaknya juga

dikatakan cukup baik. Ketika malam hari sambil mengerjakan

pekerjaan rumah (PR), anak tetap bisa berkomunikasi dengan anggota

keluarganya dan bercerita kegiatan yang ia lakukan selama di sekolah.

Begitu pula dengan lingkungan sekitarnya, anak bisa

memanfaatkan waktunya untuk tetap mengenal teman-teman dan

tetangga disekitarnya dan tetap bergaul serta bermain dengan teman-

teman dirumahnya. Setelah pulang sekolah ketika sore hari anak suka

bermain sepak bola dengan teman-teman rumahnya. Ketika hari libur

pun anak terkadang suka bermain dengan teman-teman rumahnya.

Akan tetapi berbeda halnya dengan wawancara yang dilakukan

kepada informan yang kedua, yang memiliki anak perempuan yang juga

bersekolah di sekolah full day. Informan mengatakan bahwa setelah

pulang sekolah anaknya lebih memilih untuk beristirahat di rumah

daripada bermain dengan teman-teman rumahnya. Walaupun interaksi

antara anak dengan keluarga dan dengan orang-orang di sekitarnya

berjalan dengan cukup baik, tetapi anak merasa lebih dekat jika bermain

dan bergaul dengan temaan-teman sekolahnya dibandingkan dengan

teman-teman rumahnya.

Berdasarkan hasil wawancara dari kedua informan tersebut

mengenai perkembangan interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya,

Page 119: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

105

bahwa terdapat perbedaan proses interaksi antara anak laki-laki dan

perempuan, dimana anak laki-laki dapat lebih mudah berbaur dan

berkomunikasi dengan teman-teman dan orang-orang di sekitar

rumahnya, sedangkan anak perempuan lebih memilih untuk berdiam

diri di rumah daripada bergaul dengan orang-orang disekitarnya.

c. Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap Proses

Sosialisasi Anak di Lingkungan Masyarakat

Dalam perkembangan sosialisasi anak dengan lingkungan

sekitarnya, khususnya dengan keluarga dan tetangga-tetangga

sekitarnya, berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan

bahwa sejak kecil orang tua selalu mengajarkan nilai-nilai dan norma

yang baik kepada anak. Anak sudah diajarkan untuk selalu berbuat baik

dan bersikap ramah dengan orang-orang disekitarnya. Sejak kecil anak

sudah dikenalkan dengan orang-orang terdekat di lingkungannya, dan

dari sebelum anak memasuki sekolah full day anak sudah mengenal dan

melakukan komunikasi yang baik dengan teman-teman dan tetangga di

sekitar rumahnya.

Proses sosialisasi yang anak lakukan dengan orang-orang

disekitarnya pun berjalan dengan cukup baik. Anak menyerap dengan

baik apa yang diajarkan oleh orang tuanya mengenai nilai-nilai, norma,

sikap, dan perilaku yang harus ia aplikasikan kepada orang-orang

disekitarnya. Walaupun pergaulan anak dengan teman-teman

sebayanya juga ikut mempengaruhi, tetapi anak bisa memilah-milih

perilaku dan sikap yang bagaimana yang harus ia tiru atau tidak. Anak

pun dapat memahami bagaimana pergaulan yang baik yang harus ia

ikuti dan dapat menjauhkan diri dari pergaulan yang negatif.

Hubungan anak dengan orang-orang disekitarnya pun dapat

dikatakan berjalan dengan cukup baik. anak bukan hanya bersosialisasi

dengan teman-teman sebayanya saja, juga dengan orang-orang yang

lebih tua darinya. Contohnya, ketika di lingkungan rumah diadakan

kerja bakti bersama anak turut ikut membantu kegiatan tersebut dan

Page 120: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

106

tidak sungkan untuk berbaur dengan orang-orang yang lebih dewasa

darinya.

Dengan demikian, anak sudah melakukan penyesuaian yang baik

dengan masyarakat disekitarnya, anak mudah berbaur dengan teman-

temannya, bersikap ramah dan bertegur sapa dengan tetangga

disekitarnya, mematuhi peraturan yang berlaku, serta suka mengikuti

kegiatan sosial yang diadakan di lingkungan rumah sebagai bentuk

partisipasi dan kepedulian di lingkungannya. Akan tetapi, jika

terkadang aktivitas sekolah anak cukup padat ditambah dengan

kegiatan ekstrakulikuler yang harus anak ikuti sepulang sekolah

sehingga ia pulang sekolah sampai terlalu sore, anak suka merasa dan

mengeluh kelelahan sehingga ia lebih memilih untuk beristirahat lebih

cepat.

Proses sosialisasi yang setiap anak lakukan dengan orang-orang

disekitarnya memang dapat dikatakan berbeda-beda tergantung

bagaimana kondisi di lingkungannya. Lingkungan rumah atau

lingkungan masyarakat yang aktif dapat mendukung perkembangan

proses sosialisasi anak yang aktif dan baik, akan tetapi lingkungan

masyarakat yang pasif akan mendukung proses sosialisasi anak yang

pasif pula. Maka dari itu, dari wawancara spontan yang peneliti lakukan

beberapa anak ada yang mengakui bahwa ia kurang mengenal orang-

orang/tetangga di sekitar rumahnya dikarenakan tidak pernah keluar

rumah dan tidak pernah bersosialisasi dengan orang-orang di

lingkungannya.

C. Pembahasan

1. Pelaksanaan Full Day School di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi

Full day school menurut Baharuddin66 adalah kegiatan belajar

selama sehari penuh atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari

pagi hari sampai sore hari mulai pukul 06.45-15.00 WIB. Dengan

66 Aryanti, Harnida Gigih. Studi Implementasi Sistem Full Day School Dalam Upaya Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun 2010. (Skripsi). Universitas

Sebelas Maret, Surakarta. 2011. Hal. 8

Page 121: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

107

demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa,

disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan

pendalaman materi.” Berdasarkan pengertian tersebut, MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi adalah sekolah menengah pertama yang menerapkan

sistem full day school dimulai dari pukul 07.00-16.00, dimana sekolah

dengan leluasa mengatur segala kegiatan pembelajaran, baik itu jadwal

pelajaran sampai kegiatan ekstrakulikuler.

Program atau mata pelajaran unggulan di MTs Attaqwa 10 Terpadu

Bekasi adalah program Tahfidz Qur’an, dimana program Tahfidz Qur’an

ini dijadikan sebagai salah satu syarat kelulusan di MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi, yang mana setiap siswanya diwajibkan untuk menghafal

Qur’an dan menyetorkan hafalannya kepada guru yang bersangkutan.

Program Tahfidz Qur’an ini sebagai bekal bagi setiap siswa bahwa selain

harus bisa membaca Al-Qur’an siswa juga harus mampu menghafal dan

memahami serta mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-

harinya.

Salah satu program yang diterapkan di MTs Attaqwa 10 Terpadu

Bekasi ini adalah penerapan 1821, dimana 1821 ini adalah suatu program

sekolah yang dilakukan dengan membutuhkan kerjasama dengan orang tua

siswa dimana pada pukul 18.00 – 21.00 siswa/anak dipantau oleh orang

tua untuk belajar dan tidak boleh menonton televisi serta bermain gadget.

Nantinya setiap wali kelas akan menelpon ke rumah masing-masing

siswanya untuk menanyakan apakah program 1821 tersebut dapat

terealisasi dengan baik.

Maka dari itu menurut informan bahwa dalam pelaksanaan full day

school bukan hanya pihak sekolah saja yang dibebankan tetapi juga sangat

dibutuhkan sekali kerjasama dan partisipasi antara pihak sekolah, guru,

orang tua, serta lingkungan dalam mengawasi aktivitas belajar dan

keseharian anak. Pendidikan yang diperoleh di sekolah akan kurang

berhasil jika tanpa partisipasi dan dukungan dari orang tua serta

lingkungan anak.

Page 122: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

108

Adapun hambatan yang terjadi dari pelaksanaan full day school di

MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi yaitu terdapat perbedaan kemampuan

pada setiap peserta didik, dimana tidak seluruh peserta didik dapat

menguasai kedua bidang, yaitu bidang akademik dan bidang keagamaan.

Ada peserta didik yang hanya menguasai bidang akademik saja, dan ada

peserta didik yang hanya menguasai bidang keagamaan saja.

Hal ini menyebabkan kesulitan bagi para guru untuk

menyeimbangkan kedua bidang tersebut. Perbedaan kemampuan ini juga

menjadi kesulitan bagi siswa untuk dapat mencapai dan menguasai kedua

bidang tersebut sehingga terdapat beberapa siswa yang hasil belajarnya

kurang memenuhi target.

Upaya yang dilakukan dalam mengatasi perbedaan kemampuan

setiap peserta didik yaitu dengan memberikan bimbingan belajar tambahan

bagi siswa yang terlihat kurang maksimal di bidang akademik dan

memberikan mentoring khusus bagi siswa yang terlihat lemah atau kurang

mampu di bidang keagamaan, khususnya hafalan Qur’an dengan

didampingi oleh guru pembimbing. Dengan demikian diharapkan secara

perlahan setiap siswa dapat menguasai segala bidang, yaitu bidang

akademik maupun bidang keagamaan sehingga dapat memperoleh hasil

belajar yang maksimal.

Berdasarkan perhitungan statistik, aspek kegiatan pembelajaran full

day school memperoleh persentase sebesar 60%, yang artinya sebanyak 54

dari 90 responden/siswa menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran full

day school di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi berjalan dengan cukup

baik. Kemudian dalam pelaksanaan full day school juga terdapat aspek

kegiatan keagamaan yang didalamnya meliputi aktivitas-aktivitas

keagamaan yang dilakukan siswa ketika di sekolah seperti sholat

berjama’ah dan hafalan Qur’an. Berdasarkan persentase, tingkat kegiatan

keagamaan di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi yaitu sebesar 62%, yang

artinya kegiatan keagamaan di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi berjalan

dengan cukup baik, dimana siswa rajin dan aktif dalam melakukan sholat

berjama’ah serta menyetor hafalan Qur’an.

Page 123: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

109

Aspek berikutnya yaitu tingkat kepribadian siswa MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi. Kepribadian siswa yang dimaksudkan dalam penelitian

ini yaitu kepatuhan siswa dalam menaati peraturan sekolah dan perilaku

yang ditunjukkan siswa dalam bergaul dengan teman-temannya.

Berdasarkan perhitungan statatistik, sebesar 68% atau sebanyak 61 dari 90

siswa memiliki kepribadian yang cukup baik, dimana siswa dapat

mematuhi peraturan sekolah dan memiliki perilaku yang baik antar sesama

siswa. Selanjutnya pada aspek kegiatan ekstrakulikuler, sebesar 70% atau

63 dari 90 siswa menjawab tingkat kegiatan ekstrakulikuler di MTs

Attaqwa 10 Terpadu Bekasi berjalan dengan cukup baik. Kegiatan

ekstrakulikuler MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi dinyatakan dapat

memberikan manfaat yang baik kepada siswa dengan mengembangkan

bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

Adapun aspek dari kegiatan full day school yang terakhir yaitu

mengenai kebiasaan siswa. Kebiasaan yang dimaksudkan dalam penelitian

ini yaitu seperti kebiasaan atau sikap dan tingkah laku siswa ketika

bertemu dan berbicara dengan guru, teman, dan dengan anggota sekolah

lainnya.

Berdasarkan persentase yang diperoleh bahwa sebesar 67% atau

sebanyak 60 responden/siswa memiliki kebiasaan, sikap, dan tingkah laku

yang cukup baik. Kebiasaan yang cukup baik itu ditunjukkan dengan sikap

dan tingkah laku keseharian siswa di sekolah seperti ketepatan waktu

datang ke sekolah, menaati nasihat guru, bersalaman ketika berpapasan

dengan guru, tidak bertengkar dengan siswa lainnya, dan sikap-sikap

positif lainnya.

2. Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap Interaksi Sosial

Anak di Lingkungan Masyarakat

Kegiatan full day school yang melibatkan anak harus berada di

sekolah di sebagian besar waktunya dapat memberikan dampak yang

positif dan dampak negatif kepada diri anak. Pertama, alasan orang tua

mengapa menyekolahkan anaknya ke sekolah full day yaitu karena orang

tua merasa lebih aman anaknya berada di sekolah sehari penuh dengan

Page 124: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

110

kegiatan belajar yang lebih terpantau, orang tua tidak perlu merasa

khawatir mengenai aktivitas dan pergaulan sehari-hari anaknya. Akan

tetapi, full day school juga memberikan dampak negatif terhadap

perkembangan sosial anak, khususnya anak perempuan, yang berdasarkan

hasil penelitian bahwa walaupun proses interaksi antara anak dengan

masyarakat disekitarnya dapat dikatakan cukup baik tetapi kemampuan

atau kesempatan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan rumah dan

masyarakat menjadi berkurang. Anak mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dikarenakan jam

sekolah anak dari pagi sampai sore hari dan ketika anak pulang sekolah

anak sudah terlalu lelah sehingga anak jarang berinteraksi dengan orang-

orang disekitarnya.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pelaksanaan full

day school juga memberikan pengaruh terhadap proses interaksi anak,

dimana lebih besar pengaruhnya kepada anak perempuan dibandingkan

kepada anak laki-laki. Jika siswa/anak laki-laki mengatakan bahwa ia

masih tetap bisa dan suka bermain dengan teman-teman rumahnya ketika

pulang sekolah dan di hari libur, berbeda halnya dengan siswa/anak

perempuan, mereka lebih memilih untuk berada di rumah sepulang

sekolah daripada harus bermain dengan teman-temannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua, bahwa

perkembangan interaksi sosial anak baik buruknya tergantung bagaimana

dengan kondisi fisik anak dan tergantung dari bagaimana cara orang tua

mengajarkan anak untuk dapat berinteraksi dengan baik dengan orang-

orang disekitarnya. Jika anak sedang merasa lelah karena kegiatan

sekolahnya, anak pun akan memilih untuk beristirahat, akan tetapi jika ia

sedang mempunyai waktu untuk bermain dengan teman-teman rumahnya,

maka ia akan memilih untuk bermain dan bergaul dengan teman-temannya

daripada harus berdiam diri di rumah.

Jika anak bisa memanfaatkan waktunya dan peduli dengan orang-

orang disekitarnya, anak tetap dapat berinteraksi dengan baik, bahkan jika

anak mempunyai kepekaan sosial yang tinggi dengan orang-orang

Page 125: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

111

disekitarnya, dengan orang yang belum ia kenal pun anak tetap dapat

berinteraksi atau berkomunikasi yang baik kepada orang tersebut. Akan

tetapi, jika orang tua juga tidak peduli dan tidak ikut berpartisipasi dengan

perkembangan sosial anak ditambah kondisi lingkungan anak yang pasif

maka perkembangan sosial anak pun menjadi terhambat.

Interaksi sosial yang anak lakukan di sekolah dapat dipastikan

berjalan dengan sangat baik karena anak lebih banyak menghabiskan

waktunya sehari penuh berada di sekolah daripada di rumah. Anak merasa

lebih dekat dengan teman-teman sekolahnya daripada dengan teman

rumahnya. Hal ini terbukti dari hasil wawancara spontan yang dilakukan

oleh peneliti dengan beberapa siswa perempuan bahwa walaupun anak

tidak mengalami kesulitan untuk bergaul di rumahnya tetapi anak

mengakui ia lebih senang jika bergaul dengan teman-teman sekolahnya

daripada dengan teman rumahnya, bahkan terdapat beberapa anak yang

mengakui jika ia tidak mempunyai teman dirumahnya.

Dengan demikian, bahwa walaupun di sekolah anak bersosialisasi

dengan teman-teman dan gurunya tetapi akan berbeda dengan

sosialisasinya ketika berada di lingkungan rumah atau di masyarakat.

Syarat dari terjadinya interaksi sosial itu sendiri yaitu adanya kontak dan

komunikasi dari dua arah. Ketika anak berkomunikasi dengan orang-orang

disekitarnya, anak akan dapat dikenal dan diakui keberadaannya oleh

lingkungannya. Dengan berkomunikasi pula, anak menjadi lebih peka

dengan keadaan disekitarnya.

Akan tetapi, dengan sedikit kesempatan waktu yang anak miliki

untuk dapat berkomunikasi dengan orang-orang di lingkungan rumahnya,

menjadikan anak tidak peka dan kurang dikenal oleh orang-orang

disekitarnya sehingga terdapat beberapa anak yang mengakui bahwa ia

tidak mempunyai teman dirumahnya. Berdasarkan hasil pengolahan data,

dapat diketahui bahwa proses komunikasi antara anak dengan orang tua,

keluarga, dan masyarakat terjadi sebesar 67%.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa anak tetap berkomunikasi

dan berinteraksi dengan orang tua, keluarga, dan orang-orang disekitarnya.

Page 126: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

112

Selanjutnya, selain proses komunikasi aspek lain yang harus diperhatikan

yaitu adanya intensitas waktu yang anak miliki untuk dapat berkomunikasi

dengan keluarga dan orang-orang disekitarnya. Berdasarkan pengolahan

data, dapat diketahui bahwa sebesar 79% anak memiliki intensitas waktu

yang cukup baik untuk berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat.

Dasar dari terjadinya interaksi sosial yaitu adanya proses sosial

bahwa “proses sosial adalah cara-cara berhubungan antar individu atau

antar kelompok sehingga terjadi hubungan saling mempengaruhi satu

sama lain”. Proses sosial itu sendiri terbagi kedalam dua proses, yaitu

proses asosiatif dan proses disosiatif. Proses asosiatif adalah proses yang

mendukung seseorang atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan

tertentu, seperti kerjasama, akomodasi, dan asimilasi. Dalam proses

kerjasama yang terjadi antara anak dengan keluarga, teman sebaya, dan

masyarakat, persentase yang diperoleh yaitu sebesar 62%. Dengan

demikian, dapat diketahui bahwa anak memiliki sikap kerjasama dan nilai

solidaritas yang cukup baik yang ia tunjukkan dengan teman-temannya.

Anak suka melakukan belajar kelompok dengan teman-temannya serta

anak bisa berkoordinasi yang baik dengan teman kelompoknya.

Proses akomodasi dikenal sebagai suatu proses penyesuaian diri

yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok sebagai upaya untuk

mengatasi suatu ketegangan. Akomodasi juga berarti adanya

keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai yang

ada dalam masyarakat. Bentuk akomodasi yang bisa anak lakukan ketika

berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya yaitu anak mudah berbaur

dan dapat bekerja sama dengan baik dengan orang-orang disekitarnya.

Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa

persentase proses akomodasi yang terjadi antara anak dengan keluarga,

teman sebaya, dan masyarakat yaitu sebesar 71%. Artinya, anak memiliki

keterampilan sosial yang cukup baik dalam bergaul seperti mau mengalah

dan tidak egois. Ketika anak melakukan kesalahan ia tidak akan sungkan

untuk mengakui kesalahan tersebut dan berusaha untuk memperbaikinya.

Page 127: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

113

Selain proses akomodasi yang berjalan dengan cukup baik dalam

perkembangan interaksi sosial anak, juga terdapat proses asimilasi yang

terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi, yaitu dalam proses

asimilasi anak akan memiliki sikap toleransi yang tinggi dan memiliki

sikap saling menghargai antarperbedaan setiap individu serta memiliki

tingkat kepedulian yang tinggi terhadap orang-orang yang berada

disekitarnya. Persentase untuk proses asimilasi itu sendiri yaitu sebesar

60%, hal ini berarti dapat diketahui bahwa anak memiliki tingkat

kepedulian, rasa saling menghargai, serta sikap saling tolong menolong

yang cukup baik antara anak dengan teman-temannya, keluarganya, dan

juga dengan tetangga sekitarnya.

Selanjutnya, dalam teori proses sosial selain proses asosiatif juga

terdapat proses disosiatif. Proses disosiatif adalah proses yang

bertentangan dengan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan

tertentu (Muin, 2013, hlm. 70). Dalam proses disosiatif terdapat dua

bentuk yaitu persaingan dan pertikaian. Persaingan dan pertikaian yang

dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu bagaimana sikap anak dalam

menghadapi persaingan atau pertikaian dengan orang-orang sekitarnya

khususnya dengan teman-temannya. Adapun sikap yang anak tunjukkan

ketika ia menghadapi suatu persaingan atau pertentangan berdasarkan

hasil pengolahan data yaitu berada dalam persentase sebesar 60%.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa anak memiliki sikap yang

cukup baik ketika ia bersaing dengan teman-temannya, seperti bersikap

sportif dan tidak berbuat curang serta menerima kekalahan dalam suatu

perlombaan. Ketika menghadapi suatu permasalahan dengan orang-orang

disekitarnya anak mudah untuk mengambil jalan tengah dan lebih memilih

perdamaian daripada harus terjadi keributan.

3. Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap Proses Sosialisasi

Anak di Lingkungan Masyarakat

Proses sosialisasi adalah proses pengenalan nilai-nilai dan norma

yang berlaku di masyarakat sehingga seseorang dapat menyesuaikan diri

dan dapat memainkan peranannya dengan baik dalam kehidupan

Page 128: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

114

masyarakat. Sama halnya dengan interaksi sosial, proses sosialisasi adalah

suatu proses yang berlangsung seumur hidup. Proses sosialisasi berperan

sangat penting pada setiap individu sebagai bekal individu dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan sebagai cara agar individu

dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di

masyarakat. Begitu pula dengan anak-anak yang bersekolah di sekolah full

day, mereka harus melakukan sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya

sebagai bekal mereka dalam menyesuaikan diri dan agar dapat diterima

serta diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya.

Agen sosialisasi yang paling utama yang yang berperan penting

dalam membentuk pengetahuan, sikap, dan perilaku agar sesuai dengan

nilai dan norma yang berlaku di masyarakat adalah keluarga, khususnya

yaitu orang tua. Seorang anak pertama-tama mempelajari nilai, norma,

sikap, dan perilaku dari orang tuanya. Kemampuan sosialisasi yang anak

miliki dipengaruhi oleh sebagian besar dari faktor lingkungannya,

terutama oleh keluarga jika anak mendapatkan stimulasi, penerimaan, dan

kehangatan dari orang tua dan saudara kandungnya maka akan

berpengaruh positif bagi perkembangan sosial anak. Jika lingkungan

rumah secara keseluruhan dapat mengembangkan sikap sosial yang baik,

maka kemungkinan besar akan mempengaruhi anak dalam kemampuan

sosialisasinya baik dalam keluarga maupun di masyarakat. Jika proses

internalisasi nilai dan norma antara orang tua dan anak berjalan dengan

baik, maka akan baik pula proses sosialisasi anak dengan lingkungan

masyarakatnya, dan begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan hasil wawancara, informan mengatakan bahwa sejak

anak kecil ia telah mengajarkan dan membentuk sikap serta perilaku anak

yang sesuai dengan nilai dan norma sehingga anak termasuk anak yang

patuh dan menaati aturan serta menjalankan nilai dan norma yang berlaku

di masyarakat. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa walaupun anak

lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di lingkungan

rumah, anak sudah memahami betul mengenai bagaimana peranannya di

lingkungan masyarakat dan dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan

Page 129: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

115

orang-orang di sekitarnya walaupun kurang mudah berbaur dengan

masyarakat sekitarnya dikarenakan keterbatasan waktu yang anak miliki

untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitarnya.

Agen sosialisasi kedua yang juga paling penting peranannya untuk

menginternalisasikan nilai-nilai dan norma kepada anak yaitu teman

sebaya. Pergaulan anak dengan teman-teman sebayanya yang diakui oleh

informan sebagai orang tua bahwasanya sangat memengaruhi

perkembangan sosial dan pembentukan kepribadian anak. Anak mudah

sekali untuk mengikuti pengaruh yang diberikan dari teman sebayanya.

Pengaruh teman sebaya inilah yang dikhawatirkan berdampak negatif pada

perkembangan kepribadian anak. Maka dari itu, orang tua lebih memilih

anak untuk memasukkan anaknya ke sekolah full day agar anak bisa

terhindar dari pengaruh negatif dari lingkungan dan teman sebayanya

tersebut. Informan pun mengatakan bahwa dengan anaknya bersekolah di

sekolah full day, rasa khawatir mengenai pergaulan anak menjadi lebih

berkurang.

Sama halnya dengan proses interaksi sosial, proses sosialisasi pada

anak pun tergantung bagaimana dengan lingkungan anak. Jika lingkungan

dan orang-orang terdekat dapat mendukung anak untuk tetap bersosialisasi

dengan baik, seperti orang tua yang mudah berbaur dengan tetangga-

tetangga disekitarnya, maka anak pun akan mengikuti apa yang orang

tuanya lakukan, karena dalam tahap-tahap sosialisasi terdapat tahap

meniru yang dimana anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang-

orang terdekatnya khususnya orang tua. Akan tetapi, jika orang tua

termasuk orang tua yang pasif dan kurang bergaul, maka anak pun akan

segan untuk bergaul dengan orang-orang di lingkungannya. Proses

sosialisasi merupakan proses yang sangat penting bagi anak, karena

dengan bersosialisasi anak akan diakui keberadaannya dan diterima oleh

orang-orang disekitarnya.

Dalam teori pengambilan peran yang berkaitan dengan proses

sosisalisasi, bahwa manusia untuk menjadi sama dengan orang lain harus

melalui beberapa tahap-tahap sosialisasi, yang pertama yaitu tahap

Page 130: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

116

persiapan. Dalam tahap persiapan ini anak mempersiapkan diri untuk

mengenal lingkungannya. Anak belajar mengambil perspektif orang lain

yang dianggap sesuai dengan dirinya.

Dalam tahap ini, keluarga khususnya orang tua berperan besar untuk

mengajarkan nilai dan norma yang harus dijalankan oleh anak.

Berdasarkan pengolahan data, dapat diketahui bahwa sebesar 57% tahap

persiapan ini berjalan dengan cukup baik pada diri anak. Dengan

demikian, dapat diketahui bahwa orang tua sudah mengajarkan kepada

anak dari sejak kecil mengenai nilai-nilai, norma, sikap, serta perilaku

yang harus anak aplikasikan di kehidupan sehari-harinya.

Tahapan yang kedua dari tahap-tahap sosialisasi ini yaitu tahap

meniru. Pada tahap meniru ini anak akan mengikuti atau memainkan peran

seperti yang ia lihat. Anak akan menirukan peran-peran yang dilakukan

oleh orang-orang di sekitarnya. Jika agen sosialisasi yang seperti keluarga,

teman sebaya, lingkungan sekitar memainkan perannya dengan baik, maka

anak akan mengikuti atau memainkan peran dengan baik pula seperti apa

yang ia lihat.

Begitu juga sebaliknya, jika agen sosialisasi tersebut memainkan

perannya dengan buruk, maka peran yang ditiru anak akan buruk pula.

Dalam penelitian ini, persentase yang diperoleh dalam tahap meniru yaitu

sebesar 57%, yang berarti tahap meniru pada anak dalam proses sosialisasi

terjadi dengan cukup baik, dimana anak mudah sekali untuk meniru

perbuatan atau perkataan yang sering ia lihat dan ia dengar dari

lingkungannya, termasuk dari anggota keluarganya dan teman-teman

sebayanya.

Tahapan sosialisasi berikutnya yaitu tahap persiapan bertindak. Pada

tahap ini, anak dapat memainkan perannya sendiri dengan penuh

kesadaran. Anak sudah mengerti mengenai pentingnya nilai dan norma

dan memahami siapa dirinya serta bagaimana perannya di lingkungan

masyarakat. Berdasarkan pengolahan data dapat diketahui bahwa sebesar

77% tahap persiapan bertindak pada anak terjadi dengan cukup baik.

Page 131: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

117

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa anak sudah dapat

bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya bahkan dapat bekerja sama

dengan baik dengan orang yang baru dikenalnya sehingga anak tumbuh

menjadi anak yang tahu dan patuh pada aturan yang berlaku di

lingkungannya.

Tahapan terakhir dalam proses sosialisasi yaitu tahap penerimaan

norma kolektif. Pada tahap ini, anak mampu untuk mengontrol perilakunya

sendiri dan sudah dapat menempatkan dirinya dalam lingkungan

masyarakat. Anak sudah dapat mengetahui bagaimana ia harus bersikap

dan berperilaku. Anak juga sudah mengerti bagaimana ia harus memiliki

kemampuan bekerja sama bukan hanya dengan orang yang berinteraksi

dengannya, tetapi juga dengan orang lain yang baru atau tidak dikenalnya.

Pada tahap penerimaan norma kolektif ini persentase yang diperoleh

sebesar 59%, yang artinya bahwa tahap penerimaan norma kolektif pada

anak dalam proses sosialisasi terjadi dengan cukup baik. Anak dapat

memberikan kontribusi yang baik kepada lingkungan masyarakatnya,

seperti memahami aturan-aturan yang ada di lingkungannya, aktif

mengikuti kegiatan yang diadakan di lingkungannya, serta dapat bergaul

dengan baik dengan orang-orang disekitarnya bahkan dengan orang yang

lebih tua darinya.

Page 132: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

118

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data kemudian

menganalisisnya mengenai proses interaksi dan sosialisasi anak di lingkungan

masyarakat pada anak yang bersekolah di sekolah full day di MTs Attaqwa 10

Terpadu Bekasi, maka diperoleh simpulan penelitian sebagai berikut:

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan hasil uji pengaruh bahwa pelaksanaan full day school

memberikan pengaruh terhadap proses interaksi dan sosialisasi anak di

lingkungan masyarakat, dimana anak tetap berinteraksi dan bersosialisasi

dengan keluarga dan orang-orang disekitarnya walaupun dalam intensitas

waktu yang minim.

2. Kesimpulan Khusus

a. MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi Utara merupakan pendidikan

jenjang sekolah menengah pertama yang menerapkan sistem

pembelajaran full day school. Kegiatan di MTs Attaqwa 10 Terpadu

Bekasi Utara tidak hanya terfokus pada pendidikan akademis saja

melainkan mengintegrasikan kurikulum nasional dengan muatan

keislaman, yaitu dengan menerapkan 50% Kurikulum Nasional dan

50% Kurikulum Agama yang didukung dengan program life skill dan

ICT (Informatic Computer and Technology).

b. Perkembangan interaksi sosial anak dengan lingkungan masyarakat

khususnya dengan keluarga, teman-teman sebaya, serta tetangga

sekitarnya berada pada kategori cukup baik, dimana anak tetap bisa

berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan masyarakatnya

walaupun dalam intensitas waktu yang minim.

c. Perkembangan proses sosialisasi anak dengan lingkungan masyarakat

berada pada kategori cukup baik. Kemampuan bersosialisasi anak

tergantung dengan bagaimana kondisi lingkungan anak terdapat 22%

responden.

Page 133: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

119

d. Pelaksanaan full day school memberikan pengaruh sebesar 45%

terhadap proses interaksi sosial anak di lingkungan masyarakat,

dimana lebih besar pengaruhnya kepada anak perempuan

dibandingkan kepada anak laki-laki. Anak laki-laki dapat lebih mudah

berbaur dan berkomunikasi dengan teman-teman dan orang-orang di

sekitar rumahnya, sedangkan anak perempuan lebih memilih untuk

berdiam diri di rumah daripada bergaul dengan orang-orang

disekitarnya.

e. Secara psikologis full day school memberikan rasa nyamanpada orang

tua, karena melakukan kegiatan di sekolah terdapat sebesar 22% di

mana proses sosialisasi anak di lingkungan masyarakat, dimana

keterbatasan waktu anak untuk berada di rumah dan kondisi

lingkungan anak mempengaruhi kemampuan bersosialisasi anak

dengan orang-orang di lingkungannya.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses interaksi dan sosialisasi

anak di lingkungan masyarakat pada anak yang bersekolah di sekolah full day

di MTs Attaqwa 10 Terpadu Bekasi, maka implikasi dari penelitian ini adalah:

1. Perkembangan sosial anak harus diperhatikan dalam menunjang

keberhasilan anak tersebut, salah satunya yaitu perkembangan interaksi

dan sosialisasi anak yang sangat dekat kaitannya dengan kehidupan di

masyarakat sehingga dengan pendidikan yang pelaksanaannya full day

school bisa memberi sumbangan terhadap kematangan sosial anak yang

nantinya bisa membantu anak dalam menghadapi kehidupan sosial yang lebih

luas dan kompleks.

2. Program-program sekolah juga diharapkan tidak selalu mementingkan

perkembangan kognitif anak saja tetapi juga harus memperhatikan

perkembangan anak dari sisi interaksi sosial dan proses sosialisasinya.

Page 134: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

120

C. Saran-saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dipaparkan diatas,

penulis memberikan saran-saran kepada beberapa pihak, diantaranya:

1. Pihak Sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan mempunyai andil dalam

mempengaruhi perkembangan sosial anak, khususnya dalam hal interaksi

dan sosialisasi anak agar anak bukan hanya cakap berinteraksi di sekolah

saja tetapi juga cakap dalam berinteraksi dan bersosialisasi di lingkungan

masyarakat.

2. Para Pendidik

Bagi para pendidik diharapkan dapat mengarahkan perkembangan

sosial anak, salah satunya yaitu dengan memberikan tugas kepada anak

yang melibatkan orang-orang disekitarnya. Pendidik juga harus mampu

menerapkan metode-metode pembelajaran yang inovatif dan variatif agar

dapat mengurangi kejenuhan para siswa.

3. Orang Tua

Orang tua diharapkan dapat mengawasi setiap perilaku dan sikap

anak di rumah. Pengawasan dan bimbingan di rumah sangat berpengaruh

dalam perkembangan sosial anak sehingga akhlak anak tetap terjaga dan

terbimbing terutama pengaruh negatif yang akan mempengaruhi anak. Orang

tua sebagai orang yang paling mengetahui dan mengerti tentang keadaan anak

juga harus sadar untuk mengajarkan dan menginteralisasikan nilai dan norma

kepada anak dan tetap memberikan dukungan kepada anak dalam hal

kemampuan sosialisasi anak sehingga ketika anak tumbuh dewasa anak sudah

memiliki kemampuan sosialisasi yang baik.

4. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi

untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pelaksanaan

full day school terhadap perkembangan sosial anak, bahkan peneliti

selanjutnya juga diharapkan dapat mengadakan penelitian tentang

perbandingan interaksi sosial dan proses sosialisasi antara anak perempuan

dan anak laki-laki yang bersekolah di full day school.

Page 135: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

121

5. Mahasiswa Sosiologi

Bagi mahasiswa sosiologi sebagai calon pendidik, diharapkan

mahasiswa lulusan sosiologi dapat menjadi guru yang bisa menanamkan

kecerdasan interpersonal pada anak didiknya sehingga anak tidak menjadi

anak yang anti sosial di lingkungan masyarakatnya.

Page 136: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

122

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2012.

Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2011.

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012.

Creswell, John.W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Effendi, Tadjoeddin N. dan Manning, Chris. Urbanisasi, Pengangguran, dan

Sektor Informal di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1991.

Furqon. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2011.

Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1980.

Muin, Idianto. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Erlangga, 2013.

Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana,

2009.

Nazsir, Nasrullah. Kajian Lengkap Konsep dan Teori Sosiologi Sebagai Ilmu

Sosial. Bandung: Widya Padjajaran, 2008.

Nurihsan, Juntika, & Agustin, Mubiar. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja:

Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung: PT Refika

Aditama, 2013.

Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:

Alfabeta, 2010.

Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta, 2012.

Santoso, Slamet. Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.

Setiadi, Elly, M. & Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana, 2011.

Silalahi, Ulber. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2012.

Page 137: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

123

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Bandung: Alfabeta, 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta, 2012.

Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2015.

Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2004

Usman dan Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Jurnal dan Skripsi

Aryanti, Harnida Gigih. Studi Implementasi Sistem Full Day School Dalam Upaya

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta

Tahun 2010. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2011.

Rizka, Syahrul. Implementasi Pendidikan Agama Islam di Full Day School SMA

Negeri 5 Malang. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim, Malang, 2010.

Astuti, Marfiah. Implementasi Program Fullday School Sebagai Usaha Mendorong

Perkembangan Sosial Peserta Didik TK Unggulan Al-Ya’lu Kota Malang.

Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, 2013.

Hasan, Nor. Full Day School (Model Alternatif Pembelajaran Bahasa Asing).

Jurnal Tadris,, 2006.

Milligan, Charles. Full-Day Kindergarten Effects on Later Academic Success.

Middle Tennessee State University, Educational Leadership. Jurnal

Internasional, 2012.

Suyuthi, Ahmad. Model Pendidikan Full Day School dalam Perpektif Inovasi

Pendidikan di Indonesia. Jurnal Akademika, 2013.

Page 138: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

124

LAMPIRAN

Page 139: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

125

1. LAMPIRAN SURAT-SURAT

1.1 Surat Bimbingan Skripsi

Page 140: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

126

1.2 Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 141: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

127

1.3 Surat Pernyataan Penelitian

Page 142: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

128

2. LAMPIRAN ANGKET

Page 143: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

129

Page 144: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

130

Page 145: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

131

Page 146: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

132

Page 147: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

133

Page 148: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

134

Page 149: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

135

Page 150: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

136

Page 151: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

137

Page 152: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

138

Page 153: PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46498...ABSTRAK Wais Al-Qurni (1112015000112) “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

139

BIODATA PENULIS

Wais Al-Qurni, lahir di

Bekasi 3 Mei 1994, putra dari Bapak

Alm Muhajir dan Ibu Wahidah yang

beralamat tinggal di Desa Bahagia,

Babelan, Bekasi, Jawa Barat. Putra

ketiga dari 5 bersaudara ini telah

menempuh Pendidikan Madrasah

At-Taqwa (2000-2006), Kemudian

penulis melanjutkan ke Madrasah

Tsanawiyah Bekasi (2007-2009),

selanjutnya meneruskan pendidikan

di Madrasah Madrasah Aliyah At-

Taqwa (2009-2012) dan Setelah lulus

Madrasah Aliyah, penulis melanjutkan pedidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pegetahuan

Sosial konsentrasi Sosiologi angkatan 2012 melalui jalur Mandiri.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pelaksanaan Full Day School Terhadap

Proses Sosialisasi Anak di Lingkungan Masyarakat” ini di bawah bimbingan

Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si sebagai Dosen Pembimbing