pengaruh pembelajaran berbasis …digilib.unila.ac.id/22941/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN TERHADAP
PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI TK DHARMA WANITA RANTAU JAYA
BANJIT WAY KANAN
(Skripsi)
Oleh
NANING INDRIYANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN TERHADAP
PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI
TK DHARMA WANITA RANTAU JAYA
BANJIT WAY KANAN
Oleh
NANING INDRIYANI
Masalah penelitian ini dilatarbelakangi kreativitas anak masih rendah. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap
peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya
Banjit Way Kanan. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian pre-
eksperimental design. Responden dalam penelitian ini berjumlah 31 anak. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan dokumen, instrumen
penelitian yang digunakan adalah lembar observasi berupa rubrik penilaian.
Teknik analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana. Hasil uji regresi
linier sederhana menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran berbasis
bermain terhadap peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharma
Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan.
Kata kunci : anak usia dini, pembelajaran berbasis bermain, dan kreativitas.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PLAY -BASED LEARNING TOWARD
CREATIVITY OF CHILDREN AGED 5-6 YEARS AT
DHARMA WANITA’S KINDERGARTEN
RANTAU JAYA BANJIT RIGHT WAY
By
NANING INDRIYANI
The problem of this research there were children with low creativity. This
research aimed to determine the influence of play -based learning toward
creativity of children aged 5-6 years at Dharma Wanita’s Kindergarten Rantau
Jaya Banjit Right Way Academic Years 2015/2016. The method used is a type of
pre-experimental design. The respondent of this research consist of 31 children..
Technique of data collection using observation and documents technique.
Instrument used in this research was the observation sheet the form of an
assessment rubric. The data analyze technique using simple linear regression test.
The result of simple linear regression test showed that there is an influence of of
play -based learning toward creativity of children aged 5-6 years at Dharma
Wanita’s Kindergarten Rantau Jaya Banjit Right Way Academic.
Key words : early childhood, play -based learning, and creativity.
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS BERMAIN TERHADAP
PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI TK DHARMA WANITA RANTAU JAYA
BANJIT WAY KANAN
Oleh
NANING INDRIYANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Guru Pendidik Anak Usia Dini
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
vii
RIWAYAT HIDUP
Naning Indriyani dilahirkan di Rantau Jaya, Kecamatan
Banjit, Kabupaten Way Kanan pada tanggal 22 Juni 1994,
sebagai anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bapak
Sutarmin dan Ibu Rini Umiasih, S.Pd AUD. Penulis
menempuh pendidikan pra sekolah di TK Dharma Wanita
Rantau Jaya, Kecamatan Banjit, Kabupaten Way Kanan ditamatkan pada tahun
2000, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri Petung, Kecamatan
Kepuharjo, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ditamatkan pada tahun 2006, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Banjit, Kabupaten Way Kanan
diselesaikan pada tahun 2009, dan menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Banjit pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1-PG
PAUD melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN)
jalur tes tertulis, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti
lembaga kemahasiswaan di PRAMUKA sebagai anggota bidang minat bakat pada
periode 2013-2014. Pada tahun akademik 2012/2013-2015/2016, penulis
mendapatkan beasiswa Peningkatan Preastasi Akademik (PPA).
viii
MOTO
“Man Jadda Wa Jadda” “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”
(Al-hadits)
“Jangan pernah takut gagal, karena yang tidak gagal hanyalah Orang-orang yang tidak pernah melangkah”
(Buya Hamka)
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”
(Aristoteles)
“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul ombak, ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah
ombak dan gelombang itu”
(Marcus Aurelicus)
“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, dan saya menang”
(Naning Indriyani)
ix
PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmanirrohim...
Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada ALLAH SWT beserta
Nabi junjungan kami Muhammad SAW dan ucapan terimakasih serta rasa
banggaku kepada
:
Almamater tercinta Universitas Lampung
Sebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku sosok yang mandiri, serta
Jati diriku kelak
dan
TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan
Sebagai tempat dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.
x
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Bermain Terhadap
Peningkatan Kreativitas Anak Usia 5-6 Tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya
Banjit Way Kanan”.
Penulisan menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini
tentunya tidak akan mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, terimakasih atas dukungan moril maupun materil
untukku selama ini. Bapakku yang kubanggakan Bapak Sutarmin yang
senantiasa berkorban segala sesuatunya kepada keluarga serta senantiasa
menantikan keberhasilanku. Ibundaku tercinta Ibu Rini Umiasih, S.Pd AUD
yang menjadi sumber inspirasiku. Sosok wanita hebat yang senantiasa berdo’a
bagi kesuksesan disetiap langkah anak-anaknya, yang selalu tiada henti
mencurahkan kasih dan sayangnya kepada keluarga. Terimakasih Bapak dan
Ibu untuk segala pelajaran kehidupan yang luar biasa ini.
2. Bapak/ibu Dosen dan Staf Karyawan PG-PAUD, yang telah membantu
sampai skripsi ini selesai.
xi
3. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M.S., selaku Pembimbing 1 sekaligus
Pembimbing Akademik atas jasanya tenaga dan pikiran yang tercurahkan
untuk bimbingan, masukan, kritik dan saran yang diberikan dengan sabar dan
ikhlas di sela kesibukanya dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dr. Een Yayah Haenilah, M.Pd., selaku Pembimbing II atas jasanya dalam
memberikan masukan, kritikan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., selaku Pembahas yang telah
memberikan saran-saran dan masukan guna perbaikan dalam penyusunan dan
kelancaran skripsi ini.
6. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila yang
telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan studi
PG-PAUD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat
skripsi.
7. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang
telah membantu sumbangsih untuk kemajuan kampus PG-PAUD tercinta.
8. Ibu Ari Sofia, S.Psi. MA.Psi., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini yang telah memberikan sumbangsih untuk
kemajuan kampus PG-PAUD tercinta.
9. Ibu Rini Umiasih, S.Pd AUD., selaku Kepala Sekolah dan dewan guru TK
Dharma Wanita Rantau Jaya yang telah memberikan izin dan dukungan dalam
pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
10. Untuk adikku tersayang Evi Febri Armitha yang selalu menjadi penyemangat
dan senyuman kebahagiaan dikala susah.
xii
11. Keluarga seperjuangan (Ria Elyana, Cici Yanti, Rizki Fitri Apriyani, Dewi
Istiqoma, Milla Amalia) yang telah memberikan senyum, motivasi, dan
bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
12. Keluarga satu atap selama empat tahun (Martina Tri Budianti, Sanah Liyana,
dan Siti Marinda) yang selalu membantu dan ada bersamaku terimakasih telah
menemani selama ini dikala susah dan senang. Kita adalah keluarga yang
dipertemukan Allah melalui rahim Ibu yang berbeda.
13. Keluarga KKN dan PPL di pekon Banding Kec. Bandar Negeri Semuong,
Kab. Tanggamus (Rizki, Asrul, Yulia, Suci, Utari, Mami Ginting, dan Umi
Selvi) yang selalu menjaadi suporter terheboh selama ini.
14. Sahabat seperjuangan yang bersama-sama bertukar pikiran (Lia, Hilma,
Syafura, Kiki, Maulida, Tyas, Cica) terimakasih sudah menjadi sahabat yang
baik.
15. Keluarga besar PG-PAUD angkatan 2012 kelas A.
16. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2012 kelas A dan B yang
telah bersama-bersama berusaha dari awal hingga akhir.
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih.
Bandar Lampung,17 Juni 2016
Penulis,
Naning Indriyani
NPM. 1213054063
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix
SANWACANA ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
II. KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 9
A. Anak Usia Dini .............................................................................. 9
1. Pengertian Anak Usia Dini ..................................................... 9
2. Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini .................................... 10
B. Teori Belajar dan Pembelajaran .................................................... 11
1. Teori Konstruktivisme ............................................................ 11
2. Teori Behaviorisme ................................................................. 13
C. Kreativitas Anak Usia Dini ........................................................... 14
xiv
1. Pengertian Kreativitas Anak Usia Dini ................................... 14
2. Karakteristik Kreativitas Anak Usia Dini ............................... 16
3. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Anak Usia Dini ....... 17
4. Strategi Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini .............. 18
D. Bermain Anak Usia Dini ............................................................... 19
1. Pengertian Bermain Anak Usia Dini ....................................... 19
2. Fungsi Bermain Anak Usia Dini ............................................. 20
3. Karakteristik Kegiatan Bermain Anak Usia Dini.................... 22
4. Jenis-Jenis Bermain Anak Usia Dini....................................... 23
E. Penelitian Relevan ......................................................................... 26
F. Kerangka Pikir Peneltian............................................................... 28
G. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 31
III. METODE PENELITIAN ................................................................. 32
A. Metode Penelitian.......................................................................... 32
B. Desain Penelitian ........................................................................... 32
C. Prosedur Penelitian........................................................................ 33
1. Tahap Persiapan ...................................................................... 33
2. Tahap Pelaksanaan .................................................................. 33
3. Tahap Pengumpulan Data ....................................................... 34
4. Tahap Akhir ............................................................................ 34
D. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 34
1. Waktu Penelitian ..................................................................... 34
2. Tempat Penelitian.................................................................... 35
E. Populasi dan Sampel ..................................................................... 35
1. Populasi ................................................................................... 35
2. Sampel ..................................................................................... 35
F. Variabel Penelitian ........................................................................ 36
1. Variabel Bebas ........................................................................ 36
2. Variabel Terikat ...................................................................... 36
G. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ............................. 36
1. Definisi Konseptual ................................................................. 36
2. Definisi Operasional................................................................ 37
H. Analisis Uji Instrumen .................................................................. 38
I. Teknik Pengumpulan Data`........................................................... 40
1. Metode Observasi.................................................................... 40
2. Metode Dokumen .................................................................... 40
J. Teknik Analisis Data ..................................................................... 40
1. Analisis Tabel.......................................................................... 41
2. Analisis Uji Hipotesis ............................................................. 42
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 45
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 45
1. Deskripsi Proses Penelitian ..................................................... 45
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................. 47
a. Pembelajaran Berbasis Bermain ....................................... 47
b. Peningkatan Kreativitas .................................................... 49
c. Analisis Tabel Silang ........................................................ 51
xv
3. Pengujian Hipotesis ................................................................. 54
B. Pembahasan Penelitian .................................................................. 56
V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 61
A. Simpulan ....................................................................................... 61
B. Saran .............................................................................................. 61
1. Kepada Guru ........................................................................... 61
2. Kepada Kepala Sekolah .......................................................... 61
3. Kepada Peneliti Lain ............................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Pra Survey.................................................................................... 4
2. Pembelajaran Berbasis Bermain .......................................................... 41
3. Peningkatan Kreativitas ....................................................................... 42
4. Pembelajaran Berbasis Bermain dan Kreativitas ................................. 42
5. Rekapitulasi Nilai Pembelajaran Berbasis Bermain ............................ 48
6. Rekapitulasi Nilai Peningkatan Kreativitas ......................................... 50
7. Pembelajaran Berbasis Bermain dan Peningkatan Kreativitas ............ 52
8. Rekaptulasi Hasil Nilai Anak ............................................................... 56
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................... 31
2. Desain One Group Pretest-Postest ...................................................... 33
3. Rumus Karl Person .............................................................................. 39
4. Rumus Spearman Brown ..................................................................... 39
5. Rumus Interval ..................................................................................... 41
6. Rumus Regresi Linier Sederhana ......................................................... 43
7. Rumus Mencari Nilai Konstanta α ....................................................... 43
8. Rumus Mencari Nilai Konstanta b ....................................................... 44
9. Rekapitulasi Peningkatan Kreativitas Sebelum dan Sesudah
Menggunakan Pembelajaran Berbasis Berman .................................... 53
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Anak Usia 5-6 Tahun ................................................................... 65
2. Uji Validitas ......................................................................................... 66
3. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 73
4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .............................................................. 81
a. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pembelajaran Berbasis
Bermain (X) ................................................................................... 81
b. Kisi-kisi Rubrik Penilaian Pembelajaran Berbasis Bermain (X) ... 82
c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Perkembangan Kreativitas
Anak (Y)......................................................................................... 86
d. Kisi-kisi Rubrik Penilaian Perkembangan Kreativitas Anak (Y) .. 87
5. Rekapitulasi Data Anak........................................................................ 90
a. Data Aktivitas Pembelajaran Sebelum diberi Perlakuan (X1) ....... 90
b. Data Aktivitas Pembelajaran Sesudah diberi Perlakuan (X2)........ 91
c. Data Kreativitas Anak Sebelum diberi Perlakuan (Y1) ................. 92
d. Data Kreativitas Anak Sesudah diberi Perlakuan (Y2) .................. 93
e. Tabel Penolong Untuk Menghitung Persamaan Regresi Linier
Sederhana ....................................................................................... 94
6. Rencana Pelaksaan Pembelajaran Harian (RPPH) ............................... 95
7. Lembar Observasi ................................................................................ 113
8. Surat Penelitian Pendahuluan ............................................................... 121
9. Surat Izin Pendahuluan ........................................................................ 122
10. Surat Balasan Sekolah .......................................................................... 123
11. Foto Penelitian ..................................................................................... 124
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu program untuk mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan dalam mempersiapkan kehidupan yang lebih
lanjut, pendidikan ini dimulai sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan
berfungsi untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih lanjut, dalam hal ini
peran guru, orang tua, dan lingkungan sangatlah penting untuk membantu
perkembangan anak, karena disitulah mereka membentuk kepribadian atau
pembiasaan yang dijadikan contoh oleh anak usia dini.
Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), dimana pada masa ini
pendidikan yang diberikan sangat fundamental yang menentukan
perkembangan selanjutnya. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar
pertama untuk mengembangkan seluruh kemampuan anak. Selain itu juga
pada masa ini anak sedang menjadi individu peniru yang baik, karena apa
yang dilihat dan didengar anak dijadikan sebagai contoh perilaku dan
pembiasaan yang akan sering dilakukan oleh anak. Oleh karena itu
pembelajaran atau pembiasaan yang diberikan haruslah tepat, sehingga anak
dapat berkembang secara optimal.Seperti yang diatur dalam UU No.20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 1 pasal1 butir 14 dalam Sujiono
(2007:30) :
2
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya yang ditunjukan bagi
anaksejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletak dasar ke arah pertumbuhan
dan perkembangan anak itu sendiri. Pendidikan anak usia dini memiliki
tujuan untuk mengembangkan berbagai aspek kecerdasan yang yang dimiliki
oleh anak.
Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik dan
membimbing agar anak menjadi pribadi yang bermoral, yang tidak hanya
cerdas dalam kognitifnya saja tetapi perkembangan yang lainnya pun seperti
nilai-nilai moral dan agama, fisik motorik, bahasa, sosial emosional, dan seni
yang selalu berkaitan satu dengan yang lainnya, sebagaimana telah diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No.137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Salah satu aspek yang perlu dikembangkan yaitu kreativitas anak.
Kreativitas merupakan proses yang dinamis dalam diri seseorang yang dapat
menghasilkan beberapa pilihan atau alternativ suatu masalah. Dalam
kehidupan sehari-hari pengembangan kreativitas sangatlah penting karena
kreativitas merupakan kemampuan yang sangat berarti dalam kehidupan
manusia. Orang yang kreatif akan mencoba suatu hal yang baru untuk
mencapai keberhasilannya.
3
Pengembangan kreativitas hendaknya dimulai pada usia dini. Kreativitas
perlu dipupuk, dikembangkan, dan ditingkatkan. Pada usia pra sekolah anak
mendapatkan transfer pengetahuan dan keterampilan. Pada hal pengetahuan
dan keterampilan yang dipelajari anak akan melekat lebih lama pada diri anak
jika diperoleh melalui usaha dan pengalaman mereka sendiri. Dengan
demikian pengetahuan keterampilan dan pengalamannya akan merangsang
pikiran imajinatif mereka sehingga dapat menghasilkan produk-produk
kreatifnya. Pengembangan kreativitas hendaknya dilakukan melalui kegiatan
yang menarik, salah satu nya yaitu dengan bermain.
Bermain merupakan kebutuhan anak yang sangat penting dalam masa
perkembangannya, karena pada hakikatnya dunia anak adalah dunia bermain,
dan anak belajar melalui bermain. Bermain merupakan kebutuhan setiap anak
atau individu, melalui bermain, anak akan memperoleh pengetahuannya
sendiri dan membangun pemikirannya sendiri. Melalui bermain anak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan menemukan pengetahuan baru
serta menstimulus perkembangannya sendiri.Bermain juga merupakan
kebutuhan bagi anak yang dapat mengoptimalkan seluruh aspek
perkembangan anak.
Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat penting dalam memfasilitasi
kebutuhan anak, seperti guru harus mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang tepat dan menyenangkan. Metode yang menarik bagi anak
dapat menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak usia dini. Ada banyak
kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan kreativitas anak salah
4
satunya melalui pembelajaran berbasis bermain.Dengan bermain
pembelajaran menjadi menyenangkan dan sangat dibutuhkan.
Berdasarkan pra survey di TK Dharma Wanita Rantau diketahui bahwa
perkembangan kreativitas di TK Dharma Wanita Rantau Jaya masih rendah.
Hal ini dapat dilihat 24 dari 31 anak masih bingung akan melakukan apa
ketika diberikan playdough. Bahkan setiap diminta untuk menggambar sesuai
dengan kreativitas anak masing-masing, 23 dari 31 anak hanya menggambar
gambaran yang sama seperti yang pernah digambar. Selain itu 20 anak dari 31
anak ketika diminta untuk menyusun balok, susunan balok yang anak buat
belum berbentuk. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Data Pra Survey Perkembangan Kreativitas Anak Usia5-6 Tahun di
TK Dharma Wanita Rantau Jaya
No Kegiatan
Bermain
Kategori Perkembangan
BB % SB % Jumlah Jumlah
(%)
1 Playdough 24 77,42 7 22,58 31 100,00
2 Menggambar 23 74,19 8 25,81 31 100,00
3 Balok Unit 20 64,52 11 35,48 31 100,00
Sumber: dokumen TK Dharma Wanita Rantau Jaya
Keterangan:
BB: Belum Berkembang
SB: Sudah Berkembang
5
Berdasarkan data pra survey tersebut dapat disimpulkan bahwa
perkembangan kreativitas anak usia 5-6 tahun masih rendah. Hal ini
ditunjukkan dengan lebih dari 50% yaitu 77,42% anak masih kebingungan
menggunakan playdough, 74,19% anak selalu menggambar gambaran yang
sama, dan 64,52% anak ketika diminta untuk menyusun balok, susunan
balok yang anak buat belum berbentuk sehingga sangat terlihat kreativitas
anak yang kurang terstimulus. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti
terhadap guru di TK Dharma Wanita Rantau Jaya diketahui orang tua anak
menuntut agar anak mereka dapat menulis dengan benar. Karena tuntutan dari
orang tua inilah yang membuat guru menjadi terpaku untuk memberikan
tugas menulis kepada anak, sehingga pembelajaran menjadi monoton dan
tidak mampu mengembangkan kreativitas anak.
Dengan demikian melalui permainan, anak memperoleh pengalaman
langsung dan dapat mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilannya, jika
didukung dengan adanya kreativitas.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Anak jarang diberikan kegiatan untuk mengembangkan
kreativitasnya.
2. Aktivitas pembelajaran kurang mendukung kreativitas anak
3. Anak masih kebingungan dalam menggunakan media playdough.
4. Anak selalu menggambar gambaran yang sama.
6
5. Ketika diminta untuk menyusun balok, susunan balok yang anak
buat belum berbentuk.
6. Guru jarang memberikan pembelajaran melalui bermain.
C. Pembatasan Masalah
Mengacu kepada identifikasi masalah yang dijabarkan, maka peneliti
membatasi masalah pada pembelajaran berbasis bermain dan peingkatan
kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit
Way Kanan.
D. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah belum berkembangnya kreativitas anak
TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan, dengan demikian
pertanyaan atau permasalahan penelitian adalah “Adakah pengaruh
pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak usia 5-6
tahun TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan?”.Atas dasar
permasalahan tersebut maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh
Pembelajaran Berbasis Bermain Terhadap Peningkatan Kreativitas Anak Usia
5-6 Tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan
kreativitas anak usia 5-6 tahun TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way
Kanan.
7
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi program studi Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini khususnya dalam perkembangan
kreativitas anak, serta menambah pengetahuan tentang metode apa yang
paling tepat agar bisa digunakan untuk meningkatkan kreativitas anak usia
dini.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
2. Secara Praktis
Manfaat secara praktis diperuntukkan bagi:
a. Siswa, penggunaan pembelajaran berbasis bermain ke dalam
pembelajaran anak sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kreativitas anak.
b. Guru, sebagai pengetahuan bagi guru akan pentingnya
pembelajaran berbasis bermain dalam meningkatkan kreativitas
anak.
c. Kepala Sekolah, adapun manfaat penelitian ini bagi kepala
sekolah yaitu sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya
meningkatkan kreativitas anak dengan cara menggunakan
pembelajaran berbasis bermain.
d. Peneliti, adapun manfaat penelitian ini bagi peneliti sendiri yaitu
untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan cara
terjun langsung ke lapangan, sehingga dapat melihat, merasakan,
8
dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang
dilakukan selama ini sudah sesuai atau belum.
e. Peneliti lain, adapun manfaat penelitian ini bagi peneliti lain yaitu
untuk menjadikan penelitian ini sebagai referensi dan motivasi agar
dapat menyusun penelitian yang lebih baik lagi dari peneliti
sebelumnya.
9
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Anak Usia Dini
1. Pengertian Anak Usia Dini
Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi dan kemampuan.Semua
potensi yang dimiliki anak masih harus dikembangkan secara optimal agar
dapat berkembang dengan sebaik-baiknya. Menurut Nurani Yuliani
(2007:4), “Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih
harus dikembangkan”. Anak juga memiliki karakteristiknya sendiri yang
khas dan unik yang tidak sama dengan orang dewasa. Secara singkatnya
dapat dikatakan bahwa anak merupakan seorang manusia atau individu
yang memiliki pola perkembangan dan kebutuhan masing-masing yang
berbeda dengan orang dewasa. Pada dasarnya anak memiliki pola
perkembangan yang bersifat umum yang sama dan terjadi pada setiap
anak. Namun, dalam perkembangannya pada setiap anak berbeda satu
sama lainnya. Hal ini disebabkan berbedanya stimulasi yang diberikan
kepada anak yang satu dengan anak yang lainnya.
Ditinjau dari segi usia, anak usia dini adalah anak yang berada dalam
rentang usia 0-6 tahun. Menurut definisi ini anak usia dini merupakan
kelompok yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Hal ini mengisyaratkan bahwa anak usia dini adalah
10
individu yang unik yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari
pemaparan di atas dapat di analisa bahwa anak usia dini adalah anak yang
berada dalam rentang usia 0-8 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan
dan perkembangan secara fundamental, yang perlu distimulus secara
optimal.
2. Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini
Proses pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini hendaknya
dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki
kebermaknaan bagi anak, melalui pengalaman nyata guna menyalurkan
rasa ingin tahu anak secara optimal sehingga dapat membangun
pemahaman pada anak. Menurut Nurani Yuliani (2007:55-67), ada
beberapa prinsip pembelajaran pada pendidikan anak usia dini, diantaranya
sebagai berikut:
1) Anak sebagai pembelajar aktif
Pendidikan hendaknya mengarahkan anak untuk menjadi
pembelajar yang aktif. Pendidikan yang dirancang secara kreatif
akan menghasilkan pembelajar yang aktif.
2) Anak belajar melalui sensori dan panca indera
Anak memperoleh pengetahuan melalui sensorinya.Oleh karena itu,
pembelajaran pada anak hendaknya mengarahkan anak pada
berbagai kemampuan.Anak membangun pengetahuan sendiri…
3) Anak berfikir melalui benda konkret
Anak lebih mengingat suatu benda-benda yang dapat dilihat,
dipegang lebih membekas dan dapat diterima oleh otak dalam
sensasi dan memory (long term memory dalam bentuk symbol-
simbol).
4) Anak belajar dari lingkungan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sengaja dan
terencana untuk membantu anak mengembangkan potensi secara
optimal sehingga anak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya.Alam sebagai sarana yang tak terbatas bagi anak
11
untuk bereksplorasi dan berinteraksi dengan alam dalam
membangun pengetahuannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat dianalisa bahwasanya pembelajaran
pada anak usia dini hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mampu menstimulasi semua perkembangan anak.
Pembelajaran pada anak usia dini hendaknya menggunakan media yang
mudah didapat khususnya di lingkungan sekitar anak. Pembuatan media
juga harus menarik minat anak dan disesuaikan dengan tema atau materi
pembelajaran, sehingga anak lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran yang tepat untuk anak usia
dini yang dapat menstimulus kreativitas anak salah satunya melalui
pembelajaran berbasis bermain.
B. Teori Belajar dan Pembelajaran
1. Teori Kontrukstivisme
Anak usia dini mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang
cukup pesat. Dalam hal ini lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mendukung tercapainya proses pertumbuhan dan perkembangan, melalui
lingkungan anak dapat berinteraksi dengan orang lain yang akan
mempengaruhi setiap perkembangan yang dimiliki anak.
Menurut Conny dalam Latif (2013:74) bahwa:
Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui
proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Dalam
praktiknya teori konstruktivisme dapat terwujud dalam tahap-tahap
perkembangan yang dkemukakan oleh Jean Piaget dengan “belajar
bermakna” dan “belajar penemuan secara bebas” oleh Jerome
Bruner.
12
Selain itu menurut Vygotsky dalam Yamin, Martinis (2013:9)
mengemukakan bahwa “Alat-alat budaya, yang mencakup alat-alat yang
nyata dan alat-alat simbolik memiliki peran yang sangat penting dalam
perkembangan kognitif”.
Atas dasar tersebut dapat dilihat bahwasanya teori kontruktivisme
memiliki peranan pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Teori kontruktivisme dapat diartikan dan diuraikan menurut beberapa
tokoh atau para ahli, misal menurut Aqib Zainal (2013:66) “Teori
kontruktivisme adalah upaya untuk membangun pemahaman atau persepsi
atas dasar pengalaman yang dialami anak”. Sedangkan menurut Lev
Vygotsky dalam Nurani Yuliani (2013:60) “Pengetahuan bukan diperoleh
dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan sesuatu yang dibangun
dan diciptakan oleh anak”.
Berdasarkan kedua pendapat dari teori kontruktivisme tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa teori konstruktivisme adalah teori yang dimana
pengetahuan atau pemahaman anak dibangun dan diciptakan oleh anak itu
sendiri melalui pengalaman main anak sehingga dapat menciptakan sebuah
perubahan. Perubahan merupakan hasil dari pengalaman yang didapat
dalam kehidupan sehari-hari baik dari kehidupannya sendiri maupun dari
kehidupan kelompok.Pengalaman yang didapat dalam kehidupan sehari-
hari sangat berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Perkembangan pada anak usia dini diperoleh dari proses aktif anak dengan
melibatkan seluruh panca inderanya untuk memperoleh pengetahuan baru
13
berdasarkan penemuan sendiri dari yang bersifat khusus menjadi
kompleks, sehingga anak menggali potensinya secara menyeluruh dengan
pengaruh lingkungan sebagai bagian interaksi anak. Dalam hal ini guru
memiliki peran untuk memberikan kesempatan pada anak agar
berkembang dan memperoleh ilmu melalui pengalaman mainnya dengan
cara memberikan pembelajaran yang kreatif dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan media sebagai sumber belajar serta memberikan
permainan-permainan yang dapat menarik minat anak dalam belajar.
2. Teori Belajar Behaviorisme
Proses belajar pada anak usia dini melibatkan anak secara langsung
melalui kegiatan bermain. Pelaksanaan proses pembelajaran tentunya
dapat menghasilkan sebuah perubahan hasil belajar yang dapat dilihat
secara bertahap sesuai dengan proses perkembangan yang dilaluinya
sehingga diharapkan munculnya perubahan tingkah laku.
Menurut Conny dalam Isjoni (2011:75) mengemukakan bahwa “Belajar
menurut teori behaviorisme merupakan perubahan perilaku yang terjadi
melalui proses stimulus dan respons yang bersifat mekanis”. Oleh karena
itu, lingkungan yang diorganisasikan dapat memberikan stimulus yang
baik.Stimulus yang diberikan diharapkan dapat memberikan pengaruh
yang dapat menghasilkan respon respon atau hasil sesuai dengan yang
diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dianalisa bahwa teori belajar
behaviorisme merupakan proses belajar yang dipengaruhi lingkungan yang
14
dapat menghasilkan perubahan tingkah laku seseorang melalui rangsangan
yang diberikan secara mekanisme.
Berdasarkan ke dua teori di atas secara konseptual mendukung penelitian
ini. Hal ini dikarenakan teori konstruktivisme merupakan teori yang
dimana pengetahuan atau pemahaman anak dibangun dan diciptakan oleh
anak itu sendiri melalui pengalaman main anak sehingga dapat
menciptakan sebuah perubahan, perubahan tersebut adalah perubahan
perilaku melalui proses stimulus dan respon. Mengingat kreativitas anak
dibangun melalui pengalaman mainnya bukan dibiasakan melalui
rangsangan saja, maka perpaduan teori konstruktivisme dan teori belajar
behaviorisme yang paling tepat dalam penelitian ini.
C. Kreativitas Anak Usia Dini
1. Pengertian Kreativitas Anak Usia Dini
Dalam aspek kehidupan, pengembangan kreativitas sangatlah penting.
Kreativitas anak hendaknya distimulasi sejak dini.Hal ini dikarenakan
dunia anak adalah dunia bermain yang membutuhkan kreativitas yang
cukup tinggi. Dalam kata lain anak membutuhkan ruang gerak, ruang
berfikir, dan ruang emosional yang terbimbing dan cukup memadai,
sehingga mampu menghantarkan anak agar dapat mandiri dalam berproses
menapaki tangga kehidupan selanjutnya.
Terdapat beberapa pengertian kreativitas menurut para ahli, diantaranya
yaitu Menurut Susanto Ahmad (2011:112) :
15
Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu
yang baru, baik berupa produk atau gagasan baru yang dapat
diterapkan dala,m memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan
untuk melihat unsure-unsur yang sudah ada sebelumnya.
Pengembangan kreativitas sangatlah penting guna membantu anak dalam
mewujudkan atau meaktualisasikan dirinya. Adapun pendapat lain
menurut Munandar Utami dalam Anwar dan Ahmad (2009:45):
“Kreativitas adalah kemampuan seseorang membuat kombinasi baru
berdasarkan data, kemampuan bereksperimen dan menciptakan sesuatu
yang baru baik berupa produk atau ide-ide yang baru”.
Selain pendapat di atas masih banyak pendapat para ahli mengenai
pengertian kreativitas. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Rhodes dalam Munandar Utami (2009:20), mengungkapkan:
Dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas,
menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam
istilah pribadi (person), proses, dan produk.Kreativitas dapat pula
ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong (press)
individu ke prilaku kreatif. Rhodes menyebut keempat jenis definisi
tentang kreativitas ini sebagai “four P’s of Creativity: Person,
Process, Press, Product.”
Keempat P ini tentunya saling berkaitan: dimana pribadi kreatif yang
melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan
(press) dari lingkungan, dan menghasilkan produk kreatif. Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa kreativitas adalah suatu
aktivitas yang imajinatif yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk
yang berbeda yang merupakan hasil karya atau kreativitas anak.
16
Kreativitas sangat penting dalam perkembangan anak. Hal ini dikarenakan
kreativitas dapat memberi anak kesenangan dan kepuasan pribadi yang
besar. Melalui kreativitas anak dapat mengaktualisasikan apa yang ada
dalam pikirannya dalam bentuk atau wujud yang lebih nyata berupa hasil
kreativitasnya. Misalnya anak akan merasa sangat puas ketika ia mampu
menciptakan sesuatu sendiri. Hal ini tentunya dapat meningkatkan harga
diri seorang anak.Oleh karena itu kreativitas anak perlu dikembangkan
dengan baik.
2. Karakteristik Anak Kreatif
Anak yang kreatif memiliki karakteristik tertentu yang dapat dilihat secara
langsung.Anak yang kreatif biasanya memiliki tingkat energi, spontanitas,
dan kepetualangan yang luar biasa sering tampak, begitu juga keinginan
anak yang besar untuk mencoba aktivitas yang baru. Menurut Supriadi
dalam Rachmawati dan Kurniati (2010:15) ciri anak kreatif yaitu:
a) Mempunyai rasa ingin tahu yang besar
b) Percaya diri dan mandiri
c) Mempunyai minat yang luas
d) Memiliki tanggung jawab
e) Tertarik pada kegiatan kreatif
Sedangkan menurut Munandar Utami (2009:73) bahwa ciri anak kreatif
yaitu:
a) Imajinatif
b) Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi
c) Percaya diri
d) Berani mengambil resiko
e) Mandiri dalam berpikir
Berdasarkan ke dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya
anak yang kreatif memiliki cirri-ciri yang mencolok dan anak yang kreatif
17
memiliki minat dan rasa ingin tau yang sangat luas.Tertarik dengan hal-hal
baru yang mengasikan sehingga dapat mengembangkan imajinasi anak.
Karena rasa penasaran akan hal-hal baru, anak kreatif memiliki
kemandirian dan rasa percaya diri yang cukup tinggi dalam memilih
kegitan dan berpikir khususnya kegiatan yang kreatif. Bahkan mereka
memiliki tanggung jawab serta berani mengambil resiko atas apa yang
diperbuat oleh mereka.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Anak Usia Dini
Kreativitas anak perlu dikembangkan dengan baik sejak dini.Dalam
mengembangkan kreativitas anak tentunya harus memperhatikan banyak
hal, ini dikarenakan kreativitas sangat terkait dengan kebebasan
pribadi.Sehingga perlu diperhatikan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi pengembangan kreativitas anak.
Menurut Rachmawati dan Kurniati (2010:27), terdapat empat hal faktor
yang mempengaruhi kreativitas, yaitu:
1) Memberikan rangsangan baik pada kepribadiannya serta
suasanapsikologis (psychological athmosphere). Karena
kreativitas anak dapat berkembang jika kepribadian anak
terstimulus dengan baik.
2) Menciptakan lingkungan kondusif yang akan memudahkan anak
untuk mengakses apapun yang dilihatnya, dipegang, didengar,
dan dimainkan untuk pengembangan kreativitasnya. Karena
dengan perangsangan mental dan lingkungan kondusif dapat
berjalan beriringan seperti halnya kerja simultan otak kiri dan
kanan.
3) Peran serta guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya
ketika kita ingin anak menjadi kreatif, maka akan dibutuhkan
juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan stimulasi
yang tepat pada anak.
4) Peran serta orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak.
Pola asuh orang tua sangat berpengaruh dalam pengembangan
anak, salah satunya perkembangan kreativitas anak.
18
Berdasarkan beberapa faktor di atas dapat dianalisa bahwasanya ke empat
faktor tersebut berpotensi medukung dan menghambat berkembangnya
kreativitas anak.Keempat faktor tersebut dapat menjadi faktor pendukung,
jika faktor-faktor tersebut dapat terstimulus dengan tepat.Namun
sebaliknya ke empat faktor tersebut dapat menjadi faktor penghambat jika
faktor-faktor tersebut tidak terstimulus dengan baik sehingga dapat
berdampak negative pada perkembangan kreativitas anak.Dengan
memperhatikan faktor tersebut, diharapkan pengembangan kreativitas
dapat meningkat secara optimal.
4. Strategi Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini
Kreativitas anak perlu dikembangkan secara optimal.Dalam
pengembangannya perlu diperhatikan bagaimana langkah-langkah atau
strategi yang benar dalam mengembangkan kreativitas anak.Sehingga
kreativitas anak dapat berkembang dengan baik. Terdapat beberapa
strategi terbaik untuk mengembangkan kreativitas anak menurut Anwar
dan Ahmad (2009:25), yaitu:
1) Buatlah anak terlibat dalam brainstorming. Brainstorming
adalah suatu teknik dimana anak diajak terlibat untuk
memunculkan ide-ide kreatif yang baru dalam sebuah
kelompok, menyoroti ide-ide orang lain, dan mengatakan secara
praktis apapun yang muncul dalam pikiran. Akan tetapi, banyak
anak lebih kreatif jika bekerja sendiri…
2) Sediakan lingkungan yang menstimulasi kreativitas anak.
Banyak suasana lingkungan memelihara munculnya kreativitas,
namun banyak pula yang menekannya.
3) Jangan mengontrol secara berlebihan.
Memberitahu anak bagaimana melakukan sesuatu secara tepat,
persis akan membuat anak merasa bahwa keaslian adalah
kesalahan dan eksploitasi berarti membuang-buang waktu…
4) Doronglah motivasi internal.
19
Penggunaan hadiah yang berlebihan seperti medali, uang, atau
mainan dapat melumpuhkan kreativitas dengan meruntuhkan
kepuasan intrinsik yang diperoleh anak dari berkreasi. Motivasi
yang menggerakkan anak kreatif berupa kepuasan yang muncul
dari hasil kerja itu sendiri.
5) Kenalkan anak dengan orang-orang kreatif .
Guru-guru dapat mengundang orang-orang kreatif ini ke kelas
dan meminta mereka mendeskripsikan apa yang membantu
mereka menjadi kreatif atau mendemonstrasikan keahlian kreatif
mereka.
Berdasarkan uraian di atas dapat dianalisa bahwasanya dalam
pengembangan kreativitas anak, perlu menggunakan strategi yang baik
sehingga kreativitas anak berkembang secara optimal.Strategi yang jitu
atau baik berpotensi mengembangkan kreativitas anak dengan
baik.Sebaliknya strategi yang kurang baik juga berpotensi menghambat
perkembangan kreativitas anak.Oleh karena itu strategi dalam
mengembangkan kreativitas perlu dirancang sedemikian rupa agar lebih
optimal.
D. Bermain Anak Usia Dini
1. Pengertian Bermain Anak Usia Dini
Dunia anak adalah dunia bermain. Dalam kehidupan anak, bermain
mempunyai arti yang sangat penting. Bermain terungkap dalam berbagai
bentuk apabila anak-anak sedang beraktivitas.Dengan bermain anak
memperoleh pengalaman secara langsung dan dapat mengoptimalkan
seluruh aspek perkembangan anak, baik perkembangan sikap,
pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak
untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ada beberapa
20
pendapat menurut para ahli terkait pengertian bermain. Seperti yang
dikemukakan oleh Montolalu (2008:1.18) bahwa:
Bermain bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat penting karena
melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan
kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya.Melalui bermain anak dapat
melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul dengan teman
sebaya, membina sikap hidup positif, mengembangkan peran suatu
jenis kelamin, menambah perbendaharaan kata, dan menyalurkan
perasaan tertekan.
Pendapat lain tentang bermain dikemukakan oleh Moeslichatoen
(2004:32), bahwa “Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan psikologis
dan biologis anak yang sangat esensial bagi anak TK”. Selain itu menurut
Hurlock dalam Musfiroh (2008:2),
Bermain dapat diartikan sebagai kegitan yang dilakukan demi
kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.Kegiatan
tersebut dilakukan secara suka rela, tanpa paksaan atau tekanan dari
pihak luar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
bermain merupakan kegiatan yang amat penting untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak. Melalui bermain tuntutan dan
kebutuhan anak terpenuhi. Melalui bermain juga anak akan mendapat
pengetahuan melalui pengalaman mainnya, bahkan seluruh aspek
perkembangan dapat berkembang secara optimal melalui aktivitas bermain
yang dilakukan oleh anak.
21
2. Fungsi Bermain bagi Anak Usia Dini
Bermain merupakan kebutuhan anak yang harus terpenuhi.Hal ini
dikarenakan bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan seorang anak. Menurut Nurani Yuliani (2010:36-37)
mengidentifikasi banwa ada beberapa fungsi bermain, antara lain:
1) Dapat memperkuat dan mengembangkan otot dan koordinasinya
melalui gerak, melatih motorik halus, motorik kasar, dan
keseimbangan karena ketika bermain fisik anak juga belajar
memahami bagaimana kerja tubuhnya.
2) Dapat mengembangkan keterampilan emosinya, rasa percaya diri
pada orang lain, kemandirian dan keberanian untuk berinisiatif
karena saat bermain pura-pura menjadi orang lain, binatang, atau
karakter orang lain.
3) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya karena
melalui bermain anak sering kali melakukan eksplorasi terhadap
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya sebagai wujud dari
rasa keingintahuannya; serta
4) Dapat mengembangkan kemandiriannya dan menjadi dirinya
sendiri karena melalui bermain anak selalu bertanya, meneliti
lingkungan, belajar mengambil keputusan, dan berlatih peran
sosial sehingga anak menyadari kemampuan serta kelebihannya.
Pendapat lain terkait fingsi bermain dikemukakan oleh Hartley, Frank, dan
Goldenson dalam Moeslichatoen (2004:33), terdapat 8 fungsi bermain bagi
anak yaitu:
1) Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa.
2) Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan
nyata seperti guru mengajar di kelas, sopir mengendarai bus,
petani menggarap sawah, dan sebagainya.
3) Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman
hidup yang nyata
4) Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul
kaleng, menepuk-nepuk air, dan sebagainya
5) Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima
seperti berperan sebagai pencuri, menjadi anak nakal, dan
sebagainya
6) Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok
gigi, sarapan pagi, naik angkutan kota, dan sebagainya
7) Mencerminkan pertumbuhan misalnya semakin bertambah tinggi
tubuhnya, semakin gemuk badannya, dan sebagainya
22
8) Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian
masalah seperti menghias ruangan, menyiapkan makan, dan pesta
ulang tahun.
Berdasarkan penjelasan fungsi bermain di atas dapat disimpulkan bahwa
bermain memiliki fungsi yang sangat penting dalam mempengaruhi
perkembangan anak agar tumbuh dan berkembang dengan optimal.Dalam
hal ini bermain dapat digunakan untuk mengembangkan seluruh aspek
perkembangan, baik aspek fisik motorik, sosial emosional, rasa percaya
diri, kemandirian, kognitif, bahasa,kreativitas, dan aspek perkembangan
lainnya. Melalui bermain juga anak akan mendapatkan pengalaman yang
lebih nyata yang dapat menambah pengetahuan anak. Pengalaman ini akan
muncul dari interaksi yang dilakukan oleh anak terhadap lingkungan
melalui kegiatan bermain.
3. Karakteristik Kegiatan Bermain Pada Anak Usia Dini
Fungsi bermain dapat terlaksana dengan baik, jika orang tua dan pendidik
harus memahami karakteristik kegiatan bermain pada anak usia dini
terlebih dahulu, sehingga stimulasi yang diberikan kepada anak tepat.
Menurut Jeffree dalam Nurani Yuliani, (2010:37), berpendapat bahwa
terdapat enam karakteristik kegiatan bermain pada anak, yaitu sebagai
berikut:
1) Bermain datang dari dalam diri anak artinya, keinginan bermain
harus muncul dari dalam diri anak sehingga dapat menikmati dan
bermain sesuai dengan caranya sendiri.
2) Bermain harus terbebas dari aturan yang mengikat, karena
bermain adalah suatu kegiatan untuk dinikmati, anak memiliki
cara bermainnya sendiri.
3) Bermain adalah aktivitas nyata atau sesungguhnya oleh karenanya
bermain melibatkan partisipasi aktif baik secara fisik maupun
mental, seperti pada saat bereksplorasi dengan bermain air.
23
4) Bermain fokus pada proses daripada hasil artinya, dalam bermain
anak mengenal dan mengetahui apa yang ia mainkan dan
mendapatkan keterampilan baru.
5) Bermain didominasi oleh pemain dimana pemainnya adalah anak
itu sendiri, bukan didominasi oleh orang dewasa.
6) Bermain melibatkan pemain secara aktif, artinya anak sebagai
pemain harus terjun langsung dalam bermain. Jika anak pasif
dalam bermain maka ia tidak akan memperoleh pengalaman baru
karena bagi anak bermain adalah bekerja untuk mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan baru.
Selain pendapat tersebut menurut Montolalu (2007: 1.2-1.3)
mengemukakan tentang karakteristik bermain anak sebagai berikut:
1) Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-anak
membuat aturan mereka sendiri
2) Bermain dilakukan seakan-akan kegiatan itu dalam kehidupan
nyata (bermain drama)
3) Bermain lebih memfokuskan pada kegiatan atau perbuatan dari
pada hasil akhir atau produknya
4) Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-anak
Berdasarkan penjelasan karakteristik bermain di atas dapat disimpulkan
bahwasanya bermain memiliki peranan yang penting dalam kehidupan
anak.Kegiatan bermain tentunya harus dirancang dengan baik agar
memiliki makna yang dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan
anak dengan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan anak.Hal ini
dikarenakan bermain merupakan kebutuhan anak.Jika diibaratkan orang
dewasa bermain adalah bekerja yang menjadi rutinitas yang wajib
dilakukan setiap hari nya.Oleh sebab itu kebutuhan kegiatan bermain anak
harus dipenuhi dengan baik.
24
4. Jenis-Jenis Bermain Anak Usia Dini
Bermain merupakan kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak.Terdapat tiga jenis main dalam bermain yang dapat
mengembangkan seluruh aspek perkembangan pada anak. Menurut Latif
(2014:202), terdapat tiga jenis main pada anak usia dini, diantaranya:
1. Main Sensorimotor atau main fungsional. Kegiatan ini
dilakukan dimana anak belajar melalui pancaindra dan
hubungan fisik dengan lingkungan mereka.
2. Main Peran. Anak bermain dengan benda-benda untuk
membantu menghadirkan konsep yang dimilikinya.
3. Main Pembangunan. Main untuk mempresentasikan ide anak
melalui media.
Berdasarkan beberapa penggolongan kegiatan bermain anak usia dini di
atas, Munandar Utami (2012:40), menjelaskan bahwa: “Bermain yang
mampu melatih kreativitas anak adalah bermain dengan cara membangun
atau menyusun”. Dalam hal ini banyak sekali permainan yang dapat
dimainkan oleh anak dalam rangka meningkatkan kreativitas anak. Pada
penelitian ini, peneliti akan mencoba menerapkan 3 kegiatan bermain
dalam meningkatkan kreativitas anak yaitu:
1) Bermain Playdough
Bermain playdough merupakan salah satu kegiatan bermain yang dapat
mengembangkan kreativitas anak dengan menggunakan salah satu
bahan yang lembut yang dibuat dari tepung dan bisa dibentuk sesuai
dengan kreativitas. Dengan playdough anak dapat membuat bentuk apa
pun dengan cetakan maupun sesuai dengan kreativitas masing-masing
anak, sehingga imajinasinya dapat tersalurkan. Dalam penelitian ini
25
playdough akan dibentuk menjadi kue dan binatang sesuai kreativitas
anak.
2) Bermain Balok Unit
Bermain balok unit merupakan salah satu kegiatan bermain yang dapat
meningkatkan kreativitas anak dengan cara menyusun balok unit
menjadi sebuah bangunan atau bentuk sesuai dengan kreativitas anak.
Menurut Mayke S. Tedjasaputra (2001:57) mengemukakan bahwa,
“Balok yaitu jenis mainan yang dapat disusun menjadi bentuk utuh
yang terbuat dari kayu. Missal: membentuk rumah, istana, benteng,
dan robot”. Melalui bermain balok unit anak mampu mengaplikasikan
kreativitas mereka dengan menyusun balok sesuai dengan
kreativitasnya. Dalam penelitian ini balok unit akan disusun menjadi
rumah dan mobil sesuai kreativitas anak.
3) Menggambar
Menggambar merupakan salah satu kegiatan yang dapat menstimulus
kreativitas anak. Menurut Mayke S. Tedjasaputra (2001:57)
mengemukakan bahwa, “Menggambar adalah jenis permainan yang
menuangkan sebuah imajinasi dengan cara menggambarkan objek
dengan nyata, yang diperkuat dengan warna yang natural agar gambar
terlihat lebih indah dan menarik”. Melalui kegiatan menggambar ini
kretivitas, ide gagasan, dan imajinasi anak dapat diaplikasikan melalui
26
gambaran-gambarannya. Dalam penelitian ini anak akan menggambar
petani dan cita-cita mereka sesuai kreativitas.
Ketiga kegiatan tersebut dipilih karena kegiatan tersebut dapat melatih
anak dalam mengembangkan kreativitas anak, serta dapat
mengaktualisasikan imajinasi yang dimiliki oleh anak, yang pada akhirnya
akan menunjang peningkatan kreativitas anak. Dalam setiap kegiatannya
Anak harus memiliki waktu yag cukup untuk bermain, tempat untuk
bermain, perabotan yang tepat untuk mendukung bermain mereka. Dengan
konsep ini lingkungan anak usia dini harus ditekankan untuk menyediakan
tiga jenis permainan, intensitas dan densitas dari pengalaman bermain.
Konsep intensitas menekankan pada jumlah waktu yang dibutuhkan anak
untuk berpindah melalui tahap perkembangan kognisi, sosial, emosi, dan
fisik yang dibutuhkan agar dapat berperan serta dalam keberhasilan
sekolah di kemudian hari, oleh karena itu ke tiga kegiatan di atas
diharapkan dapat mengembangkan seluruh aspek yang dimiliki oleh anak,
khususnya kreativitas. Konsep dari densitas menekankan pada kegiatan
yang berbeda yang disediakan untuk anak oleh orang dewasa di
lingkungan anak usia dini. Kegiatan-kegiatan di atas diharapkan dapat
memperkaya kesempatan pengalaman anak melalui jenis permainan yang
dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan perkembangan anak.
E. Penelitian Relevan
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Lestari, Sri pada
tahun 2013/2014 yang berjudul “Pengembangan Kemampuan Motorik
27
Halus Melalui Bermain Playdough Pada Anak Kelompok B Di KB
Hudalloh Berkelan Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014”,
dapat disimpulkan sebagai berikut: penelitian siklus 1 kriteria diperoleh
12 dari 15 anak atau 70% anak memiliki kemampuan motorik halus
yang masih rendah, setelah dilakukan siklus I telah meningkatkan
keterampilan motorik halus sebesar 56,25%, hanya saja angka tersebut
belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga diperlukan siklus
selanjutnya. Siklus II pencapaian kriteria meningkat cukup baik bahkan
melebihi indikatorkeberhasilan yaitu sebesar 86,25% .
2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Widyah
Ningsih, Etik tahun 2014 yang berjudul “Meningkatkan Kreativitas Anak
Melalui Kegiatan Bermain Pasir Kelompok A Di Taman Kanak-Kanak
Dharma Wanita Petiken”. Dapat dianalisa sebagai berikut: pada siklus 1
dan 2 diperoleh nilai rata-rata presentase dari 50% mengalami
peningkatan menjadi 85%. Terlihat bahwa pengalaman belajar anak
menjadi termotivasi untuk berkembang dalam kreativitasnya dan anak
cenderung lebih semangat belajar. Dari refleksi pada siklus 1 banyak
sekali kekurangan pada observasi guru antara lain: guru dalam
memberikan penjelasan yang akan dilakukan suara guru harus lebih
keras, jelas dan tidak terlalu panjang lebar atau berbelit-belit agar anak
tidak bosan. Pengulangan-pengulangan dalam kegiatan bermain pasir
perlu dilakukan guna meningkatkan kemampuan kreativitas anak.
Berdasarkan ke dua penelitian relevan terdahulu tersebut dapat disimpulkan
bahwasanya kreativitas anak dapat dikembangankan melalui berbagai
28
kegiatan bermain. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari, Sri
yaitu sama-sama menggunakan playdough sebagai perlakuan yang akan
diberikan saat penelitian, namun perbedaannya adalah peneliti
mengembangkan kreativitas sedangkan Lestari, Sri ingin mengembangkan
motorik halus anak. Sedangkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Widyah Ningsih, Etik yaitu sama-sama mengembangkan
kreativitas, hanya saja perbedaannya pada perlakuan yang diberikan. Peneliti
menggunakan kegiatan bermain dengan playdough, balok, dan menggambar,
sedangkan Widyah Ningsih, Etik hanya menggunakan media pasir.
F. Kerangka Pikir Penelitian
Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang
baru, baik berupa produk atau gagasan baru yang dapat diterapkan dalam
memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat unsur-unsur
yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas juga adalah suatu aktivitas yang
imajinatif yang bertujuan untuk menghasilkan sesuatu produk yang berbeda
yang merupakan hasil karya atau kreativitas anak.
Kreativitas anak perlu dikembangkan agar dapat memberi anak kesenangan
dan kepuasan pribadi yang besar. Melalui kreativitas anak dapat
mengaktualisasikan apa yang ada dalam pikirannya dalam bentuk atau wujud
yang lebih nyata berupa hasil kreativitasnya. Misalnya anak akan merasa
sangat puas ketika ia mampu menciptakan sesuatu sendiri. Hal ini tentunya
dapat meningkatkan harga diri seorang anak.
29
Dunia anak adalah dunia bermain yang membutuhkan kreativitas yang cukup
tinggi. Dalam kata lain anak membutuhkan ruang gerak, ruang berfikir, dan
ruang emosional yang terbimbing dan cukup memadai, sehingga mampu
menghantarkan anak agar dapat mandiri dalam berproses menapaki tangga
kehidupan selanjutnya.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak salah
satunya dengan pembelajaran berbasis bermain. Bermain bagi anak-anak
mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat
menyalurkan segala keinginan dan kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya.
Melalui bermain anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan fisik, belajar
bergaul dengan teman sebaya, membina sikap hidup positif, mengembangkan
peran suatu jenis kelamin, menambah perbendaharaan kata, dan menyalurkan
perasaan tertekan. Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan psikologis
dan biologis anak yang sangat esensial bagi anak TK. Artinya bermain amat
penting untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Melalui
bermain tuntutan dan kebutuhan anak terpenuhi. Melalui bermain juga anak
akan mendapat pengetahuan melalui pengalaman mainnya, bahkan seluruh
aspek perkembangan dapat berkembang secara optimal melalui aktivitas
bermain yang dilakukan oleh anak.
Berdasarkan pra survey yang dilakukan oleh penelti di TK dharma Wanita
Rantau Jaya diketahui bahwasanya kreativitas anak masih rendah. Hal ini
ditunjukkan 24 dari 31 anak masih bngung akan melakukan apa ketika
diberikan playdough. Bahkan setiap diminta untuk menggambar sesuai
30
dengan kreativitas anak masing-masing, 23 dari 31 anak hanya menggambar
gambar yang sama seperti yang pernah digambar. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut peneliti menggunakan pembelajaran berbasis bermain,
dengan menggunakan 3 kegiatan bermain. Adapun kegiatan tersebut yakni
bermain playdough, balok unit, dan menggambar. Dengan bermain tersebut
diharapkan dapat mengembangkan kreativitas anak.
Berdasarkan penelitian relevan terdahulu yang dilakukan oleh Lestari, Sri
yang berjudul “Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain
Playdough Pada Anak Kelompok B di KB Hudalloh Berkelan Karangnongko
Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014” dan penelitian oleh Widyah Ningsih, Etik
yang berjudul “Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain
Pasir Kelompok A di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Petiken”. Dari ke
dua penelitian relevan terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwasanya
kreativitas anak dapat dikembangankan melalui berbagai kegiatan bermain.
Adapun persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari, Sri yaitu sama-sama
menggunakan playdough sebagai perlakuan yang akan diberikan saat
penelitian, namun perbedaannya adalah peneliti mengembangkan kreativitas
sedangkan Lestari, Sri ingin mengembangkan motorik halus anak. Sedangkan
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyah
Ningsih, Etik yaitu sama-sama mengembangkan kreativitas, hanya saja
perbedaannya pada perlakuan yang diberikan. Peneliti menggunakan kegiatan
bermain dengan playdough, balok, dan menggambar, sedangkan Widyah
Ningsih, Etik hanya menggunakan media pasir.
31
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti mencoba untuk melakukan sebuah
penelitian dengan menggunakan pembelajaran berbasis bermain.
Pembelajaran berbasis bermain diharapkan dapat meningkatkan kreativitas
anak yang rendah. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel
bebas (pembelajaran berbasis bermain/X) akan mempengaruhi variabel terikat
(kreativitas anak usia 5-6 tahun/Y). Maka kerangka pikir dalam penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
G. Hipotesis Penelitian
Berpedoman pada teori-teori sebelumnya serta kerangka pikir yang telah
diuraikan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho :Tidak ada pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan
kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit
Way Kanan.
Kreativitas anak dapat
berkembang
Kreativitas anak belum
berkembang
Pembelajaran berbasis
bermain
32
Ha :Ada pengaruh pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan
kreativitas anak usia 5-6 tahun di TK Dharmarma Wanita Rantau Jaya
Banjit Way Kanan.
33
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen yang didalamnya peneliti
sengaja membangkitkan atau membuat suatu kejadian atau keadaan. Menurut
Dimyati (2013:11) “penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terkait”.
Metode penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Designs, menurut
Sugiyono (2014:74) kenapa dikatakan Pre-Experimental Designs,
dikarenakan desain ini merupakan belum eksperiment sungguh-sungguh dan
masih terdapat variabel luar yang ikut mempengaruhi terbentuknya variabel
dependen.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain One Grup Pretest-Postest. Dimana
peneliti hendak mengetahui pengaruh sebelum diberikan perlakuan dan
sesudah diberikan perlakuan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti
memberikan pre-test sebelum diberikan perlakuan yaitu dengan memberikan
pembelajaran secara konvensional, lalu melakukan post-test setelah diberikan
perlakuan yaitu dengan memberikan perlakuan berupa pembelajaran berbasis
bermain. Hal ini dilakukan agar hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
34
karena dapat membandingkan antara keadaan sebelum diberi perlakuan dan
sesudah diberi perlakuan. Adapun desain tersebut dapat digambar sebagai
berikut:
Gambar 2. Desain One Grup Pretest-Postest
Keterangan:
O1: Pre-Test diberikan sebelum menggunakan permainan
X : Pemberian atau penggunaan pembelajaran berbasis bermain
O2: Post-Test diberikan setelah menggunakan permainan
C. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan:
a. Pembuatan kisi-kisi instrument penelitian
b. Membuat Rencana Pelaksanaan PembelajaranHarian (RPPH) yang
menggunakan pembelajaran berbasis bermain dengan kegiatan
bermain playdough, balok unit, dan menggambar.
c. Pembuatan lembar observasi/pedoman observasi
d. Menyediakan media dan alat permainan yang dapat menunjang
pelaksanaan kegiatan bermain anak.
X
35
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pertemuan dilakukan 9 kali pertemuan, 3 kali pertemuan tanpa
menggunakan pembelajaran berbasis bermain, dan 6 kali
pertemuan dengan menggunakan pembelajaran berbasis bermain.
b. Lembar observasi/ pedoman observasi digunakan sebelum dan
sesudah pemberian perlakuan melalui pembelajaran berbasis
bermain.
3. Tahap Pengumpulan Data
a. Pengamatan pada pembelajaran konvensional dengan
menggunakan lembar observasi/pedoman observasi
b. Pelaksaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
berbasis bermain, kemudian diamati dengan menggunakan lembar
observasi/pedoman observasi.
4. Tahap Akhir
Pengolahan dan analisis data dari hasil penelitian yang diperoleh
melalui instrument penelitian dan lembar observasi/pedoman
observasi.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4-9 April 2016 sebanyak 9 kali
pertemuan, dengan 3 kali pertemuan secara konvensional dan 6 kali
pertemuan dengan menggunakan pembelajaran berbasis bermain, pukul
7.30 s.d. 10.00 WIB.
36
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Kecamatan
Banjit Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung Tahun Ajaran
2015/2016.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,
2014:117).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak di TK Dharma Wanita
Rantau Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Way Kanan dengan jumlah 31
anak, terdiri 10 anak perempuan dan 21 anak laki-laki.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.Sampel pada penelitian ini adalah seluruh anak di TK
Dharma Wanita Rantau Jaya Kecamatan Banjit Kabupaten Pesisir Barat
dengan jumlah 31 anak.Teknik sampel pada penelitian ini menggunakan
sampling jenuh (penuh) atau sampling total. Menurut Sugiyono (2014:85),
“Sampling jenuh (penuh) ini adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel”.
37
F. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen).
1. Variabel bebas menurut Sugiyono (2014:61) merupakan “variabel
yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel
dependen/terikat”. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah
pembelajaran berbasis bermain.
2. Variabel terikat menurut Sugiyono (2014:61) merupakan “variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas”. Variabel terikat (Y) adalah kreativitas anak usia dini usia 5-6
tahun.
G. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual
a) Pembelajaran Berbasis Bermain (X)
Pembelajaran berbasis bermain merupakan aktivitas yang dilakukan
sebagai upaya mendapat pengetahuan melalui pengalaman
bermainnya, guna mengembangkan seluruh aspek perkembangan
dapat berkembang secara optimal melalui aktivitas bermain yang
dilakukan oleh anak.
b) Peningkatan Kreativitas (Y)
Kreativitas adalah suatu aktivitas yang imajinatif yang bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk yang berbeda yang merupakan hasil karya
atau kreativitas anak.
38
2. Definisi Operasional
a) Pembelajaran Berbasis Bermain (X)
Pembelajaran berbasis bermain merupakan upaya pembinaan tumbuh
dan kembang anak melalui kegiatan bermain. Aktivitas bermain
dilakukan dengan tiga tahap yaitu: pembukaan, inti, dan penutup, yang
meliputi aspek sebagai berikut: mentaati aturan bermain playdough,
mentaati aturan bermain balok unit, mentaati aturan menggambar,
melaksanakan kegiatan playdough, melaksanakan kegiatan balok unit,
melaksanakan kegiatan menggambar, melaksanakan kegiatan
playdough bersama teman, melaksanakan kegiatan balok unit
bersama teman, melaksanakan kegiatan menggambar bersama teman.
b) Peningkatan Kreativitas (Y)
Kreativitas yang berkembang dengan baik dapat ditandai dengan
munculnya indikator berupa: membuat kue dari playdough dan
pewarna, membuat binatang dari playdough dan pewarna, membuat
rumah dari balok unit, membuat mobil dari balok unit, membuat kue
sesuai kreativitas, membuat binatang sesuai kreativitas, membuat
rumah sesuai kreativitas, membuat mobil sesuai kreativitas,
mengerjakan pembuatan kue sesuai kreativitas, mengerjakan
pembuatan binatang sesuai kreativitas, mengerjakan pembuatan rumah
sesuai kreativitas, menggambar petani sesuai kreativitas, menggambar
cita-cita masing-masing anak sesuai kreativitas.
39
H. Analisis Uji Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Analisis uji instrumen dilakukan agar penelitian valid dan reliabel. Valid
artinya instrumen yang digunakan mampu memberikan informasi yang
digunakan mampu memberikan informasi yang tepat dan objektif.
Sugiyono (2011:348) mengemukakan bahwa: “Instrumen yang valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
hendak diukur”. Pada penelitian ini validitas yang digunakan yaitu
validitas isi (content validity). Secara teknis pengujian validitas ini dapat
dibantu menggunakan kisi-kisi instrument. Sugiyono (2011:353)
mengatakan bahwa “Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti,
indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau
pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator”.
Analisis uji validasi ini dikonsultasikan kepada ahli. Pengujian ini
dilakukan untuk menguji dan memvalidasi isi dari kisi-kisi instrumen
penilaian tersebut dan memberikan saran terhadap kesesuaian indikator
pada setiap variabel yang diteliti. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 2.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berarti instrumen yang digunakan mampu memberikan
informasi yang tetap/ajeg, meskipun dilakukan oleh orang lain walaupun
di waktu yang berbeda tapi instrumen tersebut masih bisa digunakan. Hal
ini dapat dilihat pada lampiran 3.
40
Menurut Sugiyono (2011:348) menjelaskan bahwa “Instrumen yang
reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Uji
reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu belah dua (internal
consistency), dimana instrumen diuji cobakan hanya satu kali saja.
Menurut Sugiyono (2011:359) mengemukakan bahwa “Pengujian
Reliabilitas internal consistency dilakukan dengan cara mencobakan
instrumen sekali saja kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik
tertentu”.
Menurut Sayuti, Husin, dan Jaya, M. Thoha B. Sampurna (1995:157)
“Internal consistency teknik belah dua dilakukan dengan cara membagi
perangkat tes menjadi dua bagian (jumlah skor ganjil dan jumlah skor
genap”, dengan rumus:
Gambar 3. Rumus Karl Pearson
Keterangan:
= Koefisien indeks reliabilitas
= perkalian skor kelompok (x) dan (y)
Setelah diperoleh dilanjutkan dengan rumus berikut:
Gambar 4. Rumus Spearman Brown
=
∑
√( )( )
41
Keterangan:
= Koefisien indeks reliabilitas sepenuhnya
= Angka konstanta
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti unruk
mengumpulkan data, agar dapat diolah sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan hasil yang akurat. Adapun metode yang peneliti gunakan dalam
mengumpulkan data, adalah sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi
dilakukan oleh peneliti sebelum diberi perlakuan, saat diberi perlakuan
dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran
berbasis bermain untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak di TK
Dharma Wanita Rantau Jaya Kecamatan Banjiit Kabupaten Way Kanan.
b. Metode Dokumen
Metode dokumen adalah suatu metode yang ditujukan untuk memperoleh
data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter dan
data yang relevan dengan penelitian.
J. Teknik Analisis Data
Setelah diberikan perlakuan, data yang telah diperoleh untuk mengetahui
besarnya peningkatan kreativitas anak usia 5-6 tahun. Data yang diperoleh
digunakan sebagai landasan dalam menguji hipotesis penelitian. Untuk
42
menyajikan data secara singkat maka perlu menentukan interval dalam
Mangkuatmodjo, Soegyarto (1997:37) adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Rumus Interval
Keterangan:
i = interval
NT = Nilai variabel tertinggi
NR = Nilai variabel terendah
K = Keterangan
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
analisis data yaitu analisis tabel dan analisis hipotesis menggunakan uji
regresi linier sederhana.
a. Analisis Tabel
Analisis tabel digunakan untuk mengetahui sebaran data yang
diperoleh dari hasil penelitian.Tabel tersebut berbentuk tabel tunggal
dan tabel silang. Sebagai contoh dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2. Pembelajaran Berbasis Bermain
No Kategori Interval Frekuensi (f) Presentase
(%)
1 SA
2 A
3 CA
4 KA
Jumlah
Keterangan:
i =( )
43
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Aktif
Tabel 3. Peningkatan Kreativitas
No Kategori Interval Frekuensi (f) Presentase
(%)
1 BSB
2 BSH
3 MB
4 BB
Jumlah
Keterangan:
BSB = Berkembang Sangat Baik
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
MB = Mulai Berkembang
BB = Belum Berkembang
Tabel 4. Peningkatan Kreativitas dan Pembelajaran Berbasis Bermain
No Peningkatan Kreativitas
Pembelajaran Berbasis
Bermain
BSB BSH MB BB Jumlah
1 SA
2 A
3 CA
4 KA
Jumlah
Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Aktif
44
BSB = Berkembang Sangat Baik
BSH = Berkembang Sesuai Harapan
MB = Mulai Berkembang
BB = Belum Berkembang
b. Analisis Uji Hipotesis
Analisisi Uji Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui adanya pengaruh (Resiprokal) pembelajaran
berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak, maka dalam
penelitian ini tekhnik yang digunakan dalam menganalisis uji hipotesis
menggunakan uji regresi linier sederhana. Menurut Noor (2014 :78)
berpendapat bahwa “Analasisi regresi merupakan salah satu analisis
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap
variabel lainnya”. Adapun rumusnya dalam Sugiyono (2014:262)
adalah sebagai berikut;
Gambar 6. Rumus Regresi Linier Sederhana
Keterangan:
Ŷ = Subjek dalam variable dependen yang diprediksi
a = Harga Y ketika X=0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukanangka
peningkatanatau pun penurunan variable dependen yang
didasarkan pada perubahanvariable independen. Bila (+)
arah garis naik, dan apabila (-) maka arah garis turun.
X = Subjek pada variable independen yang mempunyai nilai
tertentu.
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung
terlebih dahulu harga a dan b. cara menghitung harga a dan b
menggunakan rumus (Gunawan, 2013:161), sebagai berikut:
=
45
Gambar 7. Rumus mencari nilai konstanta
Keterangan:
α = Harga Y ketika X=0 (harga konstan)
∑ = Jumlah subjek pada variabel independen yang
mempunyai nilai tertentu
∑ = Jumlah subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
X =Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu
Gambar 8. Rumus mencari nilai konstanta
Keterangan:
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu
∑ = Jumlah subjek pada variabel independen yang
mempunyai nilai tertentu
∑ = Jumlah subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan
angka peningkatan atau pun penurunan variabel dependen
yang didasarkan pada perubahan variabel independen.
Bila (+) arah garis naik, dan apabila (-) maka arah garis
turun.
n = Jumlah sampel
(∑ )(∑ ) (∑ )(∑ )
∑ (∑ )
∑ (∑ )(∑ )
∑ (∑ )
62
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
pembelajaran berbasis bermain terhadap peningkatan kreativitas anak usia 5-6
tahun di TK Dharma Wanita Rantau Jaya Banjit Way Kanan. Hal ini dapat
dilihat dari adanya peningkatan kreativitas anak sebanyak empat capaian
indikator per hari. Hal ini mengandung arti bahwa pembelajaran berbasis
bermain memiliki pengaruh yang nyata terhadap peningkatan kreativitas anak.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian, maka penulis
mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Kepada Guru
a. Guru dapat membantu anak dalam mengembangkan kreativitas anak
melalui kegiatan bermain.
b. Guru sebaiknya lebih aktif, kreatif, dan inovatif sehingga anak-anak
akan termotivasi dalam belajar.
2. Kepada Kepala Sekolah
Salah satu pembelajaran yang menarik bagi anak usia 5-6 tahun yaitu
dengan berbasis bermain. Oleh karena itu, pembelajaran berbasis bermain
63
perlu diterapkan di sekolah dalam meningkatkan kreativitas anak usia 5-6
tahun.
3. Kepada Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media untuk menambah
wawasan serta sebagai bahan rujukan atau acuan dalam melakukan
penelitian lebih lanjut terkait dengan upaya peningkatan kreativitas anak
dengan penggunaan pembelajaran berbasis bermain.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar dan Ahmad. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Alfa Beta. Jakarta.
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Yrama. Bandung.
Dimyati, Johni. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada
Pendidikan Anak Usia Dini. Kencana Prenada. Jakarta.
Gunawan, Ali Muhammad. 2013. Statistik Untuk Penelitian Pendidikan. Prama
Publishing. Yogyakarta.
Harianto, Sugeng. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta. Bandung.
Latif, Mukhtar. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini. Prenada Media Group. Jakarta.
. 2014. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Kencana
Prenada Media Group. Jakarta.
Lestari, Sri. 2014. Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Melalui Bermain
Playdough Pada Anak Kelompok B Di KB Hudalloh Berkelan
Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014. {SKRIPSI}.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Mangkuatmodjo, Soegyarto. 1997. Pengantar Statistik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Mayke S, Tedjasaputra. 2001. Bermain, Main, dan Permainan. Gramedia. Jakarta.
Musfiroh, Tadkiroatun. 2008. Memilih, Menyalin, dan Menyajikan Cerita untuk
Anak Usia Dini. Prenada Media Group. Jakarta.
Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Rineka Cipta.
Jakarta.
Montolalu. 2007. Berman dan Permainan Anak. Universitas Terbuka.jakarta.
65
. 2008. Materi Pokok Bermain Dan Permainan Anak. Universitas
terbuka. Jakarta.
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka
Cipta. Jakarta.
. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka
Cipta. Jakarta.
Noor, Juliansyah. 2014. Metodolodi Penelitian. Prenada Media Group. Jakarta.
Nurani, Yuliani dan Bambang Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis
Kecerdasan Jamak. Indeks. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repunlik Indonesia Nomor 137 Tahun
2014
Rachmawati dan Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak
Usia Dini. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Sayuti, Husin dan Jaya, M. Thoha B Sampurna. 1995. Metode Penelitian Sosial
dan Humaniora. Bandar Lampung.
Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Peneliti. Alfabeta. Bandung.
. . 2014. Statistik Untuk Peneliti. Alfabeta. Bandung.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2007. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Universitas Negeri Jakarta. Jakarta.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta.
Widyah Ningsih, Etik. 2014. Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan
Bermain Pasir Kelompok A Di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita
Petiken. {SKRIPSI}. Universitas Surabaya. Surabaya.
Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. GP
Press Group. Jakarta.