pengaruh pemberian senyawa crcl3 6h2o … halaman persembahan segala puji dan syukur kehadirat allah...

78
i PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl 3 6H 2 O TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN STREPTOZOTOCIN-NICOTINAMIDE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Kimia Oleh: Asri Setyawati 12307141010 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016

Upload: volien

Post on 11-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

i

PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3∙6H2O TERHADAP KADAR

GULA DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI

DENGAN STREPTOZOTOCIN-NICOTINAMIDE

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Sarjana Sains Kimia

Oleh:

Asri Setyawati

12307141010

PROGRAM STUDI KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Senyawa CrCl3∙6H2O terhadap Kadar

Gula Darah Tikus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi dengan Streptozotocin-

Nicotinamide” yang disusun oleh Asri Setyawati, NIM 12307141010 ini telah

disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 23 Maret 2016

Mengetahui,

Koordinator Tugas Akhir Skripsi

Program Studi Kimia

Jaslin Ikhsan, Ph.D

NIP. 196806291993031001

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Skripsi

Dr. Kun Sri Budiasih, M.Si

NIP. 197202022005012001

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Senyawa CrCl3∙6H2O terhadap Kadar

Gula Darah Tikus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi dengan Streptozotocin-

Nicotinamide” yang disusun oleh Asri Setyawati, NIM 12307141010 ini telah

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 15 April 2016 dan

dinyatakan lulus.

Susunan Tim Penguji

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Dr. Kun Sri Budiasih, M.Si

NIP.19720202 200501 2 001

Ketua Penguji

..................

...............

Dewi Yuanita L, M.Sc

NIP.19810601 200501 2 002

Sekretaris

..................

...............

Eddy Sulistyowati, Apt, MS

NIP.19520610 198203 2 001

Penguji Utama

..................

...............

M. Pranjoto Utomo, M.Si

NIP.19710408 199802 1 002

Penguji Pendamping

..................

...............

Yogyakarta, Juni 2016

Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam

Dekan,

Dr. Hartono

NIP.19620329 198702 1 002

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Asri Setyawati

Nomor Mahasiswa : 12307141010

Program Studi : Kimia

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Judul Penelitian : Pengaruh Pemberian Senyawa CrCl3∙6H2O terhadap Kadar

Gula Darah Tikus Jantan Galur Wistar yang Diinduksi

dengan Streptozotocin-Nicotinamide

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya yang

tergabung dalam penelitian payung Dr. Kun Sri Budiasih, M.Si yang berjudul

“Pengembangan Suplemen Hipoglikemik Berbasis Cr(III)-asam amino Melalui

Uji Pre Klinik-Klinik untuk Penyediaan Nutraceutical bagi Penyandang Diabetes

Mellitus Tipe 2”.

Sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan

atau ditulis orang lain atau telah digunakan sebagai persyaratan penyelesaian studi

di perguruan tinggi lain, kecuali pada bagian tertentu yang saya ambil sebagai

acuan.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam pengesahan adalah asli.

Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode

berikutnya.

Yogyakarta, 23 Maret 2016

Yang menyatakan,

Asri Setyawati

NIM. 12307141010

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

v

MOTTO

Maka nikmat Tuhan kamu

yang manakah yang kamu dustakan?

(QS. Ar- Rahman: 55)

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan

karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Karya ini kupersembahkan teruntuk . .

Bapak, Ibu, Adik, seluruh kerabat dan sahabat-sahabat tercinta yang selalu

memberi dukungan, semangat, dan kasih sayang selama ini. Terimakasih atas

doa dan cinta yang telah kalian berikan.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

vii

PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3∙6H2O TERHADAP KADAR

GULA DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI

DENGAN STREPTOZOTOCIN-NICOTINAMIDE

Oleh:

Asri Setyawati

12307141010

Pembimbing Skripsi: Dr. Kun Sri Budiasih, M.Si

ABSTRAK

Prevalensi diabetes di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun

dan sejalan dengan peningkatan keadaan sosial ekonomi. Senyawa CrCl3∙6H2O

merupakan kromium(III) yang merupakan salah satu unsur mikro yang memiliki

peranan dalam metabolisme glukosa di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui kadar glukosa darah tikus percobaan sebelum dan sesudah

diinduksi streptozotocin-nicotinamide serta mengetahui pengaruh pemberian

senyawa CrCl3∙6H2O terhadap kadar gula darah tikus Wistar yang telah diinduksi

dengan streptozotocin-nicotinamide.

Penelitian ini menggunakan model uji pre-klinis yang dilakukan secara in

vivo pada 20 ekor tikus. Induksi dilakukan dengan streptozotocin-nicotinamide

secara intraperitonial dengan dosis masing-masing 60 mg/kg BB dan 120 mg/kg

BB. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok I yaitu

kelompok yang diberikan CrCl3∙6H2O dengan dosis Cr 200 µg/mL. Kelompok II

merupakan kelompok kontrol positif yang diberikan suplemen Cr-pikolinat.

Kelompok III diberikan glibenklamid, kelompok IV merupakan kelompok kontrol

negatif dan kelompok V adalah kelompok normal. Pemberiaan sediaan uji

dilakukan dalam rentang waktu 8 pekan dan pengukuran kadar glukosa darah

dilakukan pada hari ke 1, 8 dan 64 melalui vena mata.

Kadar glukosa darah awal pada semua tikus percobaan adalah normal

yaitu dalam rentang 64-114 mg/dL. Setelah induksi streptozotocin-nicotinamide

tikus pada kelompok I, II, III dan IV menderita diabetes dengan kadar glukosa

darah puasa 131,7-218,8 mg/dL. Pemberian senyawa CrCl3∙6H2O berpengaruh

terhadap kadar glukosa darah tikus percobaan. Hasil penelitian menujukkan

bahwa pemberian senyawa CrCl3∙6H2O selama 56 hari memberikan nilai %GL

(glucose lowering) mencapai 58,77%.

Kata kunci: kromium(III), streptozotocin, nicotinamide, diabetes melitus

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

viii

THE EFFECT OF CrCl3∙6H2O IN BLOOD GLUCOSE LEVEL ON

DIABETIC MALE WISTAR RATS INDUCED BY

STREPTOZOTOCIN-NICOTINAMIDE

By:

Asri Setyawati

12307141010

Supervisor: Dr. Kun Sri Budiasih, M.Si

ABSTRACT

Diabetic prevalence in Indonesia became higher by year to year and went

along with increasing social econimic condition. CrCl3∙6H2O is a trivalent

chromium compound, the micro-elements that have a role in the metabolism of

glucose in the body. The aim of this research was to determine the blood glucose

levels of rats before and after inducted, and to determine the effect of CrCl3∙6H2O

on the blood glucose levels of streptozotocin-nicotinamide induced diabetic

Wistar rats.

This research is a pre-clinical trials conducted in vivo in 20 rats. Induction

of diabetes mellitus was inducted 120 mg / kg bw for nicotinamide and 60 mg / kg

bw of streptozotocin. Each group consisted of 4 rats. Group I is the group

administered by CrCl3∙6H2O with Cr dose of 200 µg / mL. Group II is the positive

control group by Cr-picolinate supplements. Group III is glibenclamide group.

Group IV is a negative control group and group V is the normal control group

(non diabetic). Supplementation was carried out in 8 weeks and the blood glucose

level were measured at day 1, 8 and 64. The blood sample was taken from the eye

vein.

Initial blood glucose levels of rats are normal is in the range 64-114

mg/dL. After streptozotocin-nicotinamide induced diabetic rats, the blood glucose

levels is in the range 131,7-218,8 mg/dL. Antihyperglycemic activity expressed in

%GL (glucose lowering). The result showed that administration of CrCl3∙6H2O

for 56 days gived %GL is 58,77%.

Key words: chromium(III), streptozotocin, nicotinamide, diabetes mellitus

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini membutuhkan banyak bimbingan

dan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak baik

semasa perkuliahan maupun selama penelitian. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih secara tertulis kepada:

1. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan FMIPA UNY atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini.

2. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia dan Ketua

Program Studi Kimia FMIPA UNY.

3. Ibu Dr. Kun Sri Budiasih, M.Si selaku Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, motivasi, solusi serta nasehat dalam pelaksanaan

penelitian dan penyelesaian Tugas Akhir Skripsi.

4. Ibu Eddy Sulistyowati, Apt, MS selaku Penguji Utama yang telah memberi

saran dan pertanyaan guna memperbaiki skripsi.

5. Bapak M. Pranjoto Utomo, M.Si selaku Penguji Pendamping yang telah

memberi saran dan pertanyaan guna memperbaiki skripsi.

6. Ibu Dewi Yuanita L, M.Sc selaku Sekretaris Penguji yang telah memberi

saran dan pertanyaan guna memperbaiki skripsi.

7. Bapak Dr. P. Yatiman selaku Pembimbing Akademik atas segala bimbingan

dan arahan yang diberikan selama empat tahun masa studi.

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

x

8. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah membantu,

baik selama masa perkuliahan maupun penelitian.

9. Kedua orang tua tercinta, Ayah Jumahir dan Ibu Puji Astuti yang telah

membesarkan, mendidik, dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran

dan pengorbanan yang tak terbalaskan. Tak lupa rasa sayang dan bangga

penulis sampaikan kepada adik Yuli Dwi Astuti dan Hilmy Ra’if yang selalu

menjadi pemantik semangat.

10. Rekan-rekan penelitian, khususnya Sita Anindasari yang telah berjuang

bersama-sama selama penelitian.

11. Sahabat-sahabat Kimia 2012, khususnya Ratna Setyawati, Vina Ayu,

Purdiana S. dan Fitri Khoiriatun, yang dengan sabar selalu memotivasi dan

memberikan solusi kepada penulis.

12. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut membantu

dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat

penulis sebut satu per satu.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, April 2016

Yang menyatakan,

Asri Setyawati

NIM. 12307141010

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

ABSTRACT ................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 3

C. Batasan Masalah .................................................................. 3

D. Rumusan Masalah ................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 4

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 6

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

xii

A. Deskripsi Teori .................................................................... 6

1. Pankreas dan Hormon Insulin .........................................

2. Kromium .........................................................................

3. Diabetes Melitus .............................................................

a. Definisi dan Klasifikasi Diabetes ...............................

b. Pengobatan Diabetes ...................................................

4. Uji Aktivitas ....................................................................

a. Hewan Coba ................................................................

b. Pemberian Sediaan Uji ...............................................

c. Induksi Streptozotocin-Nicotinamide ........................

6

9

16

16

17

21

21

24

25

B. Penelitian yang Relevan ....................................................... 28

C. Kerangka Berpikir ................................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 30

A. Subjek dan Objek Penelitian ................................................ 30

1. Subjek Penelitian .............................................................

2. Objek Penelitian ..............................................................

3. Variabel Penelitian ..........................................................

30

30

30

B. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................

1. Alat yang digunakan ........................................................

2. Bahan yang digunakan .....................................................

3. Hewan Coba ....................................................................

4. Besar Sampel ...................................................................

30

30

30

31

31

C. Prosedur Penelitian .............................................................. 31

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

xiii

1. Persiapan Bahan Uji ........................................................

2. Induksi Streptozotocin-Nicotinamide .............................

3. Uji Aktivitas Antihiperglikemia ......................................

4. Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah ....................

5. Pengambilan dan Analisis Data .......................................

31

32

33

34

35

D. Teknik Analisis Data ............................................................ 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 37

A. Persiapan Bahan Uji ............................................................. 37

B. Induksi Streptozotocin-Nicotinamide .................................. 38

C. Uji Aktivitas Antihiperglikemia .......................................... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 46

A. Kesimpulan .......................................................................... 46

B. Saran .................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 48

LAMPIRAN ............................................................................................... 51

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Tabel 2.

Tabel 3.

Klasifikasi Lunak-Keras Asam Basa Pearson ............................

Sifat Fisik Senyawa CrCl3∙6H2O ................................................

Data Biologis Tikus Wistar .........................................................

10

15

23

Tabel 4.

Tabel 5.

Tabel 6.

Volume Maksimum Pemberian Larutan pada Hewan Coba ......

Konversi Perhitungan Dosis Antar-Jenis Subjek Uji ..................

Pembagian Kelompok Hewan Uji ...............................................

24

25

34

Tabel 7. Kadar Glukosa Darah Puasa Sebelum dan Setelah Induksi

Diabetes .......................................................................................

40

Tabel 8. Hasil Uji Aktivitas Antihiperglikemia dalam (%GL) .................. 43

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Gambar 2.

Gambar 3.

Gambar 4.

Gambar 5.

Gambar 6.

Morfologi Pankreas .................................................................

Struktur Insulin Manusia .........................................................

Mekanisme Sekresi Insulin .....................................................

Sturktur Reseptor Membran Sel untuk Insulin ........................

Struktur Kimia Kromodulin .....................................................

Rumus Kimia Cr-Pikolinat ......................................................

6

7

8

9

12

14

Gambar 7. Kristal CrCl3∙6H2O .................................................................. 15

Gambar 8.

Gambar 9.

Gambar 10.

Tikus Galur Wistar (Rattus norvegicus) ..................................

Struktur Kimia Streptozotocin dan Nicotinamide .....................

Skema Aksi Sitotoksik Streptozotocin dan Aksi Proteksi

Nicotinamide .............................................................................

22

26

28

Gambar 11.

Gambar 12.

Reaksi Kondensasi Glukosa dengan o-Toluidin .....................

Grafik Kadar Glukosa Darah Rata-rata pada H1, H8 dan H64 ..

35

42

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Kerja ............................................................................ 52

Lampiran 2. Pembuatan Larutan Uji ........................................................... 53

Lampiran 3. Perhitungan Dosis Streptozotocin-Nicotinamide secara

Intraperitonial ..........................................................................

57

Lampiran 4. Data Kadar Glukosa Darah ..................................................... 58

Lampiran 5. Perhitungan Persen Penurunan Kadar Glukosa Darah (%GL) 59

Lampiran 6. Foto-foto Penelitian ................................................................ 60

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan

hiperglikemia kronik, yaitu peningkatan kadar glukosa darah dalam jangka lama,

dan gangguan metabolisme khususnya karbohidrat di dalam tubuh yang

disebabkan kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Menurut

International Diabetes Federation (IDF), terdapat 382 juta orang yang hidup

dengan diabetes di dunia pada tahun 2013. Jumlah tersebut diperkirakan akan

meningkat menjadi 592 juta orang pada tahun 2035.

Jenis diabetes adalah diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1

disebabkan oleh autoimun dimana sistem imun tubuh menghancurkan sel beta

pankreas yang menghasilkan insulin. Diabetes tipe 1 biasanya dimulai pada masa

anak-anak dan membutuhkan perawatan insulin untuk mengatasinya. Diabetes

tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin bersama-sama dengan defisiensi insulin.

Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namun

karena sel-sel sasaran insulin tidak mampu merespon insulin secara normal

(Restyana, 2015: 94-95).

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta pankreas dan

memiliki banyak fungsi. Salah satu fungsi utama insulin adalah memfasilitasi

penyerapan glukosa ke dalam sel. Oleh karena itu sel dapat mengalami gangguan

fungsional jika terjadi gangguan pada produksi dan atau resistensi insulin (Guyton

dan Hall, 2006).

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

2

Penyakit diabetes melitus harus ditangani secara serius karena penyakit ini

dapat menimbulkan komplikasi pada organ tubuh lainnya. Untuk itu perlu

dilakukan pencegahan, pengendalian serta pengaturan melalui terapi diet,

suplemen, olahraga dan pengobatan bagi penyandang diabetes sehingga dapat

mencegah meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Terapi suplemen sangat

penting peranannya karena beberapa suplemen dapat membantu tubuh

memaksimalkan penggunaan insulin sehingga kadar glukosa darah tetap

terkontrol (Pandey dan Vijayakumar, 2011: 34). Salah satu suplemen yang

penting bagi penyandang diabetes melitus adalah kromium.

Kromium merupakan salah satu unsur mikro yang kadarnya dalam

jaringan lazim dalam ukuran mikrogram. Kromium berpotensi meningkatkan

kerja insulin dalam memindahkan glukosa ke dalam sel. Jika unsur kromium

kurang dalam tubuh proses metabolisme glukosa akan terganggu sehingga

masuknya glukosa ke dalam sel juga akan terganggu, akibatnya kadar gula dalam

darah akan meningkat (Anderson, 2000: 26). Kromium diketahui terdapat secara

alami di berbagai sayuran, buah-buahan, daging, ragi, dan biji-bijian.

Penggunaan kromium sebagai suplemen perlu dilakukan uji terlebih

dahulu. Kromium yang dimaksud adalah kromium(III). Pada penelitian ini akan

dilakukan uji aktivitas dari CrCl3∙6H2O dengan menggunakan uji in vivo yang

akan menggunakan hewan coba sebagai subjek penelitian. Hewan coba yang

digunakan adalah tikus galur Wistar yang diinduksi diabetes dengan

streptozotocin-nicotinamide secara intraperitonial (pada area rongga-rongga

perut). Penyuntikan secara intraperitonial dosis tunggal akan menyebabkan

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

3

kenaikan gula darah secara cepat. Streptozotocin menginduksi diabetes pada

berbagai spesies hewan sehingga menyerupai adanya hiperglikemik pada manusia

(Nugroho, 2006). Nicotinamide berperan menjadi penyangga (buffer) sehingga

kerusakan pankreas secara fatal dapat dicegah sehingga dapat diamati dalam

waktu lama (Ibrahim and Rizk, 2008: 178).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah

sebagai berikut:

1. Ada dua tipe diabetes melitus yang utama yaitu diabetes melitus tipe 1 dan

diabetes melitus tipe 2.

2. Senyawa kromium(III) merupakan senyawa yang berperan dalam metabolisme

glukosa.

3. Uji aktivitas terhadap hewan coba dilakukan secara in vivo untuk mengetahui

peranan kromium(III) dalam penurunan kadar gula darah dengan tikus rattus

galur Wistar.

4. Metode induksi yang memerlukan streptozotocin dan nicotinamide digunakan

untuk mengoptimalisasikan hewan coba agar menjadi diabetes tipe 2.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini masalah

dibatasi sebagai berikut:

1. Penyakit diabetes melitus pada penelitian ini adalah diabetes melitus tipe 2

pada hewan coba.

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

4

2. Senyawa kromium(III) yang digunakan sebagai bahan suplemen adalah

CrCl3∙6H2O.

3. Hewan coba yang digunakan adalah tikus galur Wistar jantan dengan berat

badan 180-240 gram dengan umur lebih kurang 4 minggu.

4. Metode induksi diabetes melitus yang digunakan adalah streptozotocin dan

nicotinamide secara intraperitonial.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan

penelitian guna mengetahui:

1. Bagaimanakah kadar gula darah awal tikus percobaan sebelum diinduksi

dengan streptozotocin-nicotinamide?

2. Bagaimanakah kadar gula darah tikus percobaan setelah diinduksi dengan

streptozotocin-nicotinamide?

3. Bagaimanakah pengaruh pemberian senyawa CrCl3∙6H2O terhadap profil kadar

gula darah tikus percobaan yang telah diinduksi diabetes melitus dengan

streptozotocin-nicotinamide selama 8 minggu?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kadar gula darah awal tikus percobaan sebelum diinduksi dengan

streptozotocin-nicotinamide.

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

5

2. Mengetahui kadar gula darah tikus percobaan setelah diinduksi dengan

streptozotocin-nicotinamide.

3. Mengetahui pengaruh pemberian senyawa CrCl3∙6H2O selama 8 minggu

terhadap profil kadar gula darah tikus diabetes karena diinduksi dengan

streptozotocin-nicotinamide.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Memberikan pengalaman dan sebagai wujud aplikasi ilmu pengetahuan dan

keterampilan selama kuliah.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang adanya pengaruh

mengkonsumsi kromium(III) terhadap kadar gula darah pada penderita

diabetes.

3. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan referensi untuk

penelitian selanjutnya.

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pankreas dan Hormon Insulin

Pankreas adalah salah satu kelenjar di dalam tubuh yang menghasilkan

sekresi untuk pencernaan atau emulsifikasi makanan. Pankreas merupakan organ

yang mensekresikan dua hormon yang penting, yakni insulin dan glukagon.

Pankreas terdiri atas dua jenis jaringan utama, yakni: (1) asini, yang

mensekresikan getah pencernaan ke dalam duodenum, dan (2) pulau Langerhans,

yang tidak mempunyai alat untuk mengeluarkan getahnya ke luar namun

sebaliknya mensekresi insulin dan glukagon langsung ke dalam darah (Guyton

dan Hall, 2006).

Gambar 1. Morfologi Pankreas (Guyton dan Hall, 2006)

Pankreas manusia mempunyai 1 sampai 2 juta pulau Langerhans. Pulau

Langerhans mengandung tiga jenis sel utama, yakni sel alfa, beta, dan delta, yang

dapat dibedakan dari ciri morfologik dan pewarnaannya. Sel beta, yang mencakup

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

7

kira-kira 60 persen dari semua sel, terletak terutama di tengah dari setiap pulau

dan mensekresikan insulin. Sel alfa, yang mencakup kira-kira 25 persen dari

seluruh sel, mensekresikan glukagon. Dan sel delta, yang merupakan 10 persen

dari seluruh sel, mensekresikan somatostatin yang fungsinya mengatur tingkat

penyerapan, pemanfaatan, dan penyimpanan glukosa, asam amino, dan asam

lemak. Selain itu, paling sedikit terdapat satu jenis sel lain, yang disebut sel PP,

mensekresikan hormon yang fungsinya masih diragukan yakni polipeptida

pankreas (Guyton dan Hall, 2006).

Insulin merupakan suatu hormon polipeptida dan pertama kali diisolasi

dari pankreas anjing pada tahun 1922 oleh Frederick Banting dan Charles Best.

Insulin memiliki fungsi mempertahankan kadar gula darah dalam keadaan normal.

Insulin memiliki berat molekul 5808 Da dan terdiri dari dua rantai asam amino

(rantai A, 21 asam amino; rantai B, 30 asam amino) yang dihubungkan oleh

ikatan disulfida (Guyton dan Hall, 2006).

Gambar 2. Struktur Insulin Manusia (Guyton dan Hall, 2006)

Sekresi insulin dari sel beta pankreas secara umum dirangsang oleh

glukosa. Glukosa merangsang sekresi insulin dengan masuk ke dalam sel beta

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

8

melalui transporter glukosa GLUT 2. Selanjutnya di dalam sel, glukosa

mengalami proses fosforilasi oleh enzim glukokinase dan glikolisis yang akan

membebaskan molekul ATP. Molekul ATP yang terbebas tersebut, dibutuhkan

untuk mengaktifkan proses penutupan K channel yang terdapat pada membran sel.

Terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam sel menyebabkan depolarisasi

membran sel, yang diikuti kemudian oleh pembukaan Ca channel. Keadaan inilah

yang memungkinkan masuknya ion Ca sehingga meningkatkan kadar ion Ca

intrasel dan menyebabkan sekresi insulin. Aktivasi penutupan K channel terjadi

tidak hanya disebabkan oleh rangsangan ATP hasil proses fosforilasi glukosa

intrasel, tetapi juga dipengaruhi beberapa faktor lain termasuk obat-obatan.

Namun senyawa obat-obatan tersebut bekerja mengaktivasi K channel tidak pada

reseptor yang sama dengan glukosa, tetapi pada reseptor tersendiri yang disebut

sulphonilurea receptor (SUR), yang juga terdapat pada membran sel beta.

Mekanisme sekresi insulin terlihat pada Gambar 3 (Fauci, 2008).

Gambar 3. Mekanisme Sekresi Insulin (Fauci, 2008)

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

9

Insulin dalam memberikan efeknya harus berikatan dengan reseptor

insulin. Reseptor insulin merupakan glikoprotein yang terdiri dari subunit α dan

subunit β yang dihubungkan dengan ikatan disulfida dan berlokasi di membran

sel. Struktur reseptor insulin diperlihatkan pada gambar 4.

Gambar 4. Struktur Reseptor Membran Sel untuk Insulin

Kerja Insulin dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah

kromium. Kromium(III) terlibat dalam pengaturan kadar gula dalam darah baik

ketika kekurangan maupun kelebihan gula di dalam tubuh.

2. Kromium

Kromium adalah salah satu unsur logam transisi golongan VIB yang

berwarna putih, nomor atom 24 dengan massa atom 51,996 g/mol, mempunyai

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

10

titik lebur 1765 oC, dapat dapat larut dalam asam klorida encer atau pekat. Dalam

larutan berair, kromium membentuk tiga jenis ion, kation-kation kromium(II) dan

kromium(III) dan anion kromat (dan dikromat). Ion kromium(III) (atau kromi,

Cr3+

) adalah stabil dan diturunkan dari dikromium trioksida (atau kromium

trioksida), Cr2O3. Dalam larutan, ion-ion ini berwarna hijau atau lembayung

(Vogel, 2003: 270-271).

Berdasarkan sifat asam-basa, kromium(III) menurut konsep HSAB,

singkatan dari “hard soft acids and base” (asam basa keras lunak) atau yang biasa

dikenal sebagai asam basa Pearson, diklasifikasikan sebagai asam keras.

Tabel 1. Klasifikasi Lunak-Keras Asam Basa Pearson

Kelas Asam Basa

Keras H+, Na

+, K

+, Be

2+, Mg

2+, Ca

2+,

Sr2+

, Ti4+

, Cr3+

, Mn2+

, Mn7+

,

Fe3+

, Co3+

, BF3, BCl3, Al3+

,

AlCl3, SO3, Mo6, AlH2, CO2,

Si4+

, HX

H2O, NH3, N2H4, F-, Cl

-, OH

-

, ROH, R2O, ClO4-

,

CH3COO-, CO3

2-, SO4

2-,

PO43-

, RNH2

Daerah Batas Fe2+

, Co2+

, Ni2+

, Cu2+

, Zn2+

,

Sn2+

, Pb2+

, NO+, Sb

3+, SO2

C6H5NH2, N2, NO2-, Br

-,

SO32-

Lunak Cu+, Ag

+, Au

+, Hg2

2+, Hg

2+,

CH3Hg+, Cd

2+, Pd

2+, Pt

2+, Pt

4+,

Br2, O, Cl, Br, I, N atom-atom

logam

H-, C2H4, C6H6, CO, SCN

-,

CN-, I

-, S2

-, S2O3

2-

Peran klasifikasi Pearson adalah untuk meramalkan reaksi berbagai macam

spesies, yaitu asam-asam keras memilih bersenyawa dengan basa-basa keras, dan

asam-asam lunak memilih bersenyawa dengan basa-basa lunak (Pearson,1968:

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

11

581). Kromium(III) yang bersifat asam keras memiliki kecenderungan mengikat

senyawa yang bersifat basa keras. Senyawa-senyawa yang memiliki ikatan dengan

kromium(III) diantaranya Cr-klorida, Cr-amino, Cr-pikolinat, Cr-nitrat.

Kromium(III) terlibat dalam pengaturan gula darah, baik ketika

kekurangan maupun kelebihan gula di dalam tubuh. Percobaan pada hewan

menunjukkan bahwa kekurangan krom dapat menyebabkan gangguan toleransi

terhadap glukosa, walaupun konsentrasi insulin normal. Kadar Cr(III) menjadi

faktor penentu utama dalam sensitivitas insulin, sebagai pengatur transportasi gula

di dalam tubuh. Kromium(III) berperan untuk mengendalikan metabolisme

glukosa dalam tubuh, sehingga disebut faktor pengendali kadar gula darah

(glucose tolerance factor/ GTF) (Vincent and Dontarie, 2007: 2-7).

Mekanisme kerja dari kromium(III) dalam kontrol glukosa darah adalah

dengan meningkatkan aktivitas insulin sehingga sensitivitas sel beta juga

meningkat. Kromium(III) mengaktifkan reseptor kinase insulin dan merangsang

aktivitas kinase 8 kali lipat. Jika unsur kromium(III) kurang dalam tubuh, maka

proses metabolisme karbohidrat akan terganggu sehingga masuknya glukosa ke

dalam sel juga akan terganggu akibatnya kadar gula dalam darah akan meningkat

(Anderson, 2000: 26).

Kromium(III) bekerja dengan mengaktifkan hormon insulin dengan

memfasilitasi interaksi insulin dengan reseptor pada permukaan sel. Dalam tubuh,

Cr3+

ditransformasikan menjadi bentuk aktif biologis yang disebut kromodulin.

Pengaruh insulin dengan keberadaan kromodulin adalah dua kali atau lebih besar

dibandingkan dengan kinerja insulin tanpa adanya kromodulin (Anderson, 2000).

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

12

Struktur kromodulin tersusun dari komplek antara Cr3+

dengan 2 molekul

asam nikotinat dan 3 asam amino yang terkandung dalam glutation yaitu glutamat,

glisin dan sistein (Linder,2007). Struktur kromodulin diperlihatkan pada gambar

5. Unsur Cr3+

merupakan komponen aktif dalam struktur kromodulin, sehingga

tanpa adanya Cr3+

pada pusat atau intinya kromodulin tidak dapat bekerja

mempengaruhi insulin (Burton, 2005).

Gambar 5. Struktur Kimia Kromodulin

Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mensintesis

kromodulin. Sintesis kromodulin berlangsung dalam usus halus oleh bakteri atau

dalam hati (Piliang dan Soewondo, 2006). Hasil metabolisme protein yang diserap

di usus dapat menghasilkan asam nikotinat yang akan berikatan dengan Cr3+

dan

molekul glutation sehingga membentuk kromodulin (Linder, 2007). Glutation

merupakan senyawa tripeptida terdiri dari glutamat, glisin dan sistein yang

mempunyai gugus spesifik SH pada sistein. Glutation diperlukan untuk aktivitas

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

13

insulin dan beberapa enzim. Diduga glutation berfungsi pada degradasi insulin

dan pembentukan ikatan disulfida pada insulin (Burton, 2005).

Mertz (1998) mengusulkan kemungkinan mekanisme kerja untuk

kromium, bahwa kromium mengkatalis pertukaran sulfida antara insulin dengan

reseptor insulin. Hal ini mampu meningkatkan daya ikat (binding) dari insulin ke

reseptor pada permukaan membran sel, dan dengan cara demikian kromium dapat

berperan secara sinergis meningkatkan aktivitas insulin sehingga mampu

menurunkan kadar gula darah. Mekanisme reaksi katalis kromium pada hewan

dan manusia belum dipelajari secara detail dan masih belum diketahui secara

pasti.

Angka kecukupan kromium dikeluarkan oleh Institute of Medicine (IOM)

yang menyimpulkan bahwa tidak ada bukti nyata yang cukup untuk menentukan

RDA (Recommended Dietary Allowance) kromium, tetapi hanya sebatas

kecukupan saja karena terbatasnya informasi mengenai jumlah normal yang

dikonsumsi orang sehat. Berdasarkan informasi tersebut maka ditetapkan bahwa

kecukupan kromium adalah 35 µg per hari untuk laki-laki dan 25 µg per hari

untuk perempuan umur 19-50 tahun. Nilai tengah suplementasi kromium untuk

orang sehat adalah 23 µg perhari (Institute of Medicine, 2001). Dosis konsumsi

kromium untuk orang yang mengalami intoleransi glukosa dalam tingkat ringan

adalah 200 µg per hari sedangkan orang yang lebih parah toleransi glukosa

membutuhkan lebih dari 200 µg per hari (Anderson, 2000: 24-25). Penyerapan

kromium berbanding terbalik dengan proporsi kromium yang dikonsumsi karena

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

14

penyerapan tubuh terhadap kromium dari makanan sangat rendah. Hanya sekitar

0,4% sampai 2% kromium dapat diserap tubuh (Feng, 2007: 121).

Suplemen kromium umumnya dalam bentuk kromium pikolinat dan garam

klorida dalam bentuk nikotinik dan asam amino. Sumber alami kromium adalah

ragi, biji-bijian, organ hati, merica, keju dan daging. Hampir semua studi yang

menggunakan suplemen kromium pikolinat menunjukkan efek positif dalam

menurunkan kadar glukosa dalam darah, insulin dan kadar lemak pada subyek

dengan resistensi insulin dan diabetes tipe 2 (Anderson, 2000: 25).

Batas aman untuk konsumsi kromium yaitu sebanyak kurang lebih 350

kali pemberian dosis suplemen 200 µg sebelum efek berbahaya muncul. Data dan

hasil penelitian memberikan informasi tambahan terhadap keamanan kromium

pikolinat. Kromium pikolinat sebagai suplemen batas maksimum yang dianjurkan

yaitu sebanyak 2,4 mg atau 600 µg per hari.

Gambar 6. Rumus Kimia Cr-Pikolinat

Kromium pikolinat telah banyak dipasarkan secara komersial dalam

produk seperti susu. Meskipun kromium pikolinat tidak menunjukkan bisa

bermutasi dan karsinogenik pada manusia dan hewan coba, tapi diduga kromium

pikolinat dapat bermutasi dalam kultur sel pada penelitian in vitro dan pada lalat

buah (Stearns, 1995; Speetjens, 1999; Hepburn, 2003).

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

15

Alternatif garam yang lain adalah garam klorida, oleh karena itu penelitian

ini digunakan senyawa CrCl3∙6H2O (gambar 7) untuk diuji apakah senyawa ini

dapat menurunkan kadar gula darah tikus yang telah diinduksi diabetes. Senyawa

CrCl3∙6H2O sudah tersedia dipasaran dengan harga yang relatif murah.

Gambar 7. Kristal CrCl3∙6H2O

Ion kromium(III) berikatan dengan klorida akan membentuk kromium(III)

klorida. Senyawa kromium klorida terdiri dari senyawa anhidrat (CrCl3) yang

berwarna ungu dan senyawa hidrat dengan bentuk paling umum adalah

heksahidrat (CrCl3∙6H2O) memiliki warna hijau gelap. Sifat fisik senyawa

CrCl3∙6H2O disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Sifat Fisik Senyawa CrCl3∙6H2O

Nama Kromium(III) klorida

Massa Molar 266.5 g/mol

Warna Hijau gelap

Densitas 1.760 g/cm3

Titik Leleh 83 ºC

Kelarutan

pH larutan

Larut dalam air

~2

Struktur Kristal YCl3

Geometri Oktahedral

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

16

3. Diabetes Melitus

a. Definisi dan Klasifikasi Diabetes

Menurut WHO, definisi dibetes melitus (DM) adalah suatu penyakit yang

ditandai dengan hiperglikemia kronik, yaitu peningkatan kadar glukosa darah

dalam jangka lama, dan gangguan metabolisme khususnya karbohidrat di dalam

tubuh yang disebabkan kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.

International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi DM di

dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian urutan

ke tujuh di dunia. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukkan

prevalensi DM di Indonesia sampai 5,7%.

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan

perawatan medis secara kontinu dan kelanjutan manajemen pribadi pasien,

edukasi dan support untuk mencegah komplikasi akut dan mengurangi risiko

komplikasi kronis. Pengelolaan diabetes adalah kompleks dan menuntut banyak

hal (Pandey dan Vijayakumar, 2011: 33). Seseorang dikategorikan sebagai

penderita diabetes jika kadar gula darah ketika puasa lebih dari 126 mg/dL dan

kadar gula darah sewaktu lebih dari 200 mg/dL. Kadar gula darah puasa normal

sekitar 70-110 mg/dL (Restyana, 2015: 96).

Ada dua tipe diabetes melitus yang utama yaitu diabetes melitus tipe 1 dan

diabetes melitus tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta

pankreas karena sebab autoimun (kelainan respon kekebalan). Diabetes melitus

tipe 1 biasanya dimulai pada masa anak-anak dan membutuhkan perawatan

insulin sepanjang hidup sehingga disebut sebagai insulin dependent diabetes

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

17

mellitus. Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat

insensitivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau

berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta

pankreas, maka diabetes melitus tipe 2 dianggap sebagai non insulin dependent

dibetes mellitus. Diabetes melitus tipe 2 merupakan diabetes yang paling banyak

dijumpai, dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari

populasi dunia yang menderita diabetes (Restyana, 2015: 94).

Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,

namun karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin

secara normal. Keadaan ini disebut sebagai “resistensi insulin”. Pada diabetes

melitus tipe 2 jumlah insulin yang diproduksi normal tetapi jumlah reseptor

insulin yang terdapat pada permukaan sel sedikit sehingga sel akan kekurangan

glukosa dan glukosa di dalam darah meningkat menyebabkan terjadinya

hiperglikemia (Restyana, 2015:94-95).

b. Pengobatan Diabetes

1) Terapi Tanpa Obat

Pengelolaan diabetes tanpa obat meliputi terapi diet, olahraga, dan

suplemen atau nutraceutical sehingga dapat mencegah meningkatnya kadar

glukosa dalam darah. Food suplement atau dietary suplement adalah produk

kesehatan yang mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau obat

yang dikemas dalam bentuk kapsul, kapsul lunak, tablet, bubuk atau cairan yang

berfungsi sebagai pelengkap kekurangan zat gizi dalam tubuh. Cakupan food

suplement meliputi vitamin, mineral, enzim, asam amino, herba, antioksidan dan

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

18

probiotik. Terapi suplemen sangat penting peranannya dalam pengelolaan

diabetes karena beberapa suplemen dapat membantu tubuh memaksimalkan

penggunaan insulin sehingga kadar glukosa darah tetap terkontrol (Pandey dan

Vijayakumar, 2011: 33-40). Salah satu suplemen yang penting bagi penyandang

diabetes adalah kromium.

2) Terapi Hormon

Hormon Insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan

menstimulasi pengambilan glukosa perifer dan menghambat produksi glukosa

hepatik (Sukandar et al, 2008). Sediaan insulin diperoleh dari bovine (sapi),

porcine (babi), atau melalui rekombinasi DNA (human insulin). Kini human

insulin paling banyak digunakan karena rendahnya efek samping dan komplikasi

yag dihasilkan (Corwin, 2008).

Insulin mutlak diberikan kepada pasien diabetes tipe 1. Pada diabetes

tipe1, sel-sel beta pasien mengalami kerusakan sehingga tidak dapat lagi

memproduksi insulin (Departemen Kesehatan RI, 2005). Selain itu, insulin juga

diberikan kepada pasien diabetes tipe 2 yang kadar glukosa darahnya tidak dapat

dikendalikan dengan diet dan antidiabetik oral, diabetes dengan berat badan yang

menurun cepat, diabetes dengan komplikasi akut, diabetes paska bedah pankreas.

Insulin tersedia dalam bentuk injeksi. Umumnya, insulin diberikan secara

subkuntan sebanyak 5-150 U sehari terbagi menjadi 1-4 kali pemberian

bergantung pada keadaan pasien (Corwin, 2008).

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

19

3) Terapi Obat

Antidiabetik oral diindikasikan untuk penderita diabetes tipe 2 yang kadar

glukosa darahnya tidak dapat dikendalikan hanya dengan diet dan olahraga saja.

Obat antidiabetik oral terbagi menjadi lima golongan sebagai berikut:

a) Meglitinid

Mekanisme kerja obat golongan meglitinid yakni meningkatkan sintesis

dan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Contoh obat antidiabetik golongan ini

adalah repaglinid dan nateglinid.

b) Biguanid

Satu-satunya senyawa golongan biguanid yang hingga saat ini masih

digunakan sebagai antidiabetik oral adalah metformin. Mekanisme kerja obat ini

ialah menurunkan produksi glukosa di hepar dengan mengurangi terjadinya

glukoneogenesis. Selain itu, metformin juga meningkatkan sensitifitas jaringan

otot dan adiposa terhadap insulin.

c) Tiazolidindion

Senyawa golongan tiazolidindion bekerja dengan meningkatkan kepekaan

sel tubuh terhadap insulin dengan cara berikatan dengan Peroxisome Proliferator

Activated Receptor- gamma di otot, jaringan lemak, dan hati. Contoh obat

golongan ini adalah rosiglitazon dan pioglitazon.

d) Penghambat α-Glukosidase

α-Glukosidase berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida pada dinding

usus halus. Penghambatan terhadap kerja enzim tersebut secara efektif dapat

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

20

memperkecil peningkatan kadar glukosa darah melalui pengurangan absorbsi

karbohidrat kompleks. Contoh obat golongan ini adalah akarbose dan miglitol.

e) Sulfonilurea

Golongan sulfonilurea merupakan obat hipoglikemik oral yang paling

dahulu ditemukan. Golongan ini sering disebut insulin secretogogues karena

mekanisme kerjanya merangsang sekresi insulin di pankreas.

Glibenklamid adalah antidiabetik generasi kedua dari golongan

sulfonilurea yang memperbaiki cara kerja metabolisme glukosa melalui sekresi

insulin, aksi insulin, ataupun keduanya. Efek predominan dari sulfonilurea berada

pada sekresi insulin, sementara sensitifitas efek terhadap insulin dapat dimediasi

baik melalui perbaikan kontrol metabolik atau melalui efek perifer secara

langsung (Sukandar, 2008: 26). Glibenklamid dipilih sebagai terapi pembanding

obat akut dikarenakan konsumsi glibenklamid tetap mampu menjaga berat badan

(bb) tikus percobaan bila dibandingkan dengan metformin yang dapat

menurunkan berat badan, sehingga kematian hewan coba saat penelitian dapat

dicegah.

Mekanisme aksi dari glibenklamid adalah membentuk ikatan dari molekul

obat dengan reseptor pada sel beta. Ikatan yang terbentuk dapat merangsang

keluarnya hormon insulin dari granul-granul sel beta pulau Langerhans pada

pankreas. Oleh karena itu, syarat pemakaian glibenklamid pada penderita diabetes

melitus adalah jika pankreas masih dapat memproduksi insulin. Mekanisme

sekresi insulin oleh glibenklamid dapat dilihat pada Gambar 3 halaman 8, yaitu

glibenklamid berikatan dengan sulphonilurea receptor (SUR) pada sel beta.

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

21

4. Uji Aktivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) uji adalah percobaan

untuk mengetahui mutu sesuatu. Uji aktivitas dibagi menjadi 2 macam yaitu in

vivo dan in vitro. In vivo dalam bahasa Latin artinya dalam organisme hidup

sehingga uji in vivo adalah penelitian yang dilakukan menggunakan subjek

manusia atau hewan. Sedangkan in vitro dalam bahasa Latin artinya di kaca,

artinya uji in vitro mengacu pada penelitian yang dilakukan dalam lingkungan

yang terkontrol, misalnya di dalam tabung uji atau media kultur di laboratorium.

a. Hewan Coba

Pada penelitian ini akan melakukan uji aktivitas dari CrCl3∙6H2O dengan

menggunakan uji in vivo yang akan menggunakan hewan coba sebagai subjek

penelitian. Hewan coba atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan

yang khusus diternakkan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan

laboratorium tersebut digunakan sebagai model untuk penelitian pengaruh bahan

kimia atau obat pada manusia. Beberapa jenis hewan dari yang ukurannya terkecil

dan sederhana ke ukuran yang besar dan lebih komplek digunakan untuk

keperluan penelitian, yaitu mencit, tikus, kelinci, dan kera (Kusumawati, 2004:

88-91).

Penelitian ini menggunakan tikus putih jantan sebagai hewan percobaan

karena tikus putih jantan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih stabil

karena tidak dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi dan kehamilan seperti

pada tikus putih betina. Tikus putih jantan juga mempunyai kecepatan

metabolisme obat yang lebih cepat dan kondisi biologis tubuh yang lebih stabil

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

22

dibanding tikus betina (Ngatidjan, 2006). Tikus putih sebagai hewan percobaan

relatif resisten terhadap infeksi dan sangat cerdas.

Klasifikasi tikus putih dalam sistematika hewan percobaan adalah sebagai

berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Classis : Mammalia

Subclassis : Placentalia

Ordo : Rodentia

Familia : Muridae

Genus : Rattus

Species : Rattus norvegicus (Tikus Galur Wistar)

Gambar 8. Tikus Galur Wistar (Rattus norvegicus)

Terdapat beberapa galur tikus yang memiliki kekhususan tertentu antara

lain galur Wistar Albino dengan kepala besar, telinga panjang dan ekor pendek,

galur Sprague Dawley yang albino putih berkepala kecil dan ekor panjang, dan

galur Long Evans yang memiliki badan berwarna putih, sedangkan kepala dan

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

23

ekstremitas berwarna hitam. Galur Sprague Dawley dan Long Evans berasal dari

pengembangan galur Wistar (Hubrecht dan Kirkwood, 2010).

Panjang badan tikus diukur dari ujung hidung sampai pertengahan anus,

sedangkan panjang ekor diukur dari pertengahan anus sampai ujung ekor. Tikus

Wistar memiliki panjang ekor yang selalu lebih pendek daripada panjang badan,

sedangkan tikus Sprague Dawley memiliki panjang ekor yang sama atau lebih

dari panjang badan (Krinke, 2000).

Tabel 3. Data Biologis Tikus Wistar

Berat badan lahir 4,5 – 6 gram

Berat badan jantan dewasa 200 – 280 gram

Berat badan betina dewasa 150 – 220 gram

Lama hidup 2,5 – 3 tahun

Usia pubertas 3 – 5 minggu

Konsumsi makanan 15 – 30 g/hari

Konsumsi air minum 20 – 45 g/hari

Defekasi 9 – 13 g/hari

Produksi urin 10 – 15 mL/hari

(Sumber: Krinke, 2000; Hubrecht dan Kirkwood, 2010)

Tikus laboratorium jantan jarang berkelahi seperti mencit jantan. Tikus

dapat tinggal sendirian dalam kandang, asal dapat melihat dan mendengar tikus

lain. Jika dipegang dengan cara yang benar, tikus-tikus ini tenang dan mudah

ditangani di laboratorium. Ada dua sifat yang membedakan tikus dari hewan

percobaan lain. Tikus tidak dapat muntah, karena struktur anatomi yang tidak

lazim di tempat esofagus bermuara ke dalam lambung dan tikus tidak mempunyai

kandung empedu (Krinke, 2000). Umumnya penelitian di Indonesia menggunakan

galur Wistar dan Sprague Dawley (SD).

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

24

b. Pemberian Sediaan Uji

Pemberian atau pemejanan sediaan uji dilakukan melalui beberapa jalur

oral, intravena, intraperitonial, intramuskular dan subkuntan.

Pemberian melalui oral (p.o), dilakukan dengan cara memasukkan sediaan

uji dengan jarum tuberkulin (jarum tumpul ukuran 18G panjang 3-5 cm) yang

berisi larutan, suspensi, atau emulsi senyawa uji melalui mulut dengan cara

menelusurkan searah tepi langit-langit ke arah belakang sampai esofagus.

Pemberian melalui intravena (i.v) dilakukan pada daerah vena. Pemberian

intraperitonial (i.p) yaitu pada daerah perut lebih kurang 1 cm diatas kelamin.

Pemberian intramuskular (i.m) pada daerah otot paha. Pemberian secara

subkuntan (s.c) yaitu pada daerah tengkuk.

Sebagai acuan tentang pemberian larutan pada berbagai cara pemberian

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Volume Maksimum Pemberian Larutan pada Hewan Coba

Hewan Coba

Volume Maksimum (mL)

Cara Pemberian

i.v i.m i.p s.c p.o

Mencit (30 g) 0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0

Tikus (200 g) 1,0 0,1 2,0-5,0 2,0-5,0 5,0

Hamster (50 g) - 0,1 1,0-5,0 2,5 2,5

Marmut (250 g) - 0,25 2,0-5,0 5,0 10,0

Kelinci (2,5 kg) 5,0-10,0 0,5 10,0-20,0 5,0-10,0 20,0

Anjing (5 kg) 10,0-20,0 5,0 20,0-50,0 5,0-10,0 100,0

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

25

Dosis yang diberikan pada subjek uji harus mempertimbangkan dosis

efektif pada manusia. Oleh Laurence dan Bacharach (1964), dirumuskan suatu

tabel konversi dosis atau perhitungan dosis antar jenis hewan dan manusia,

berdasarkan nisbah (ratio) luas permukaan badan, seperti tampak pada Tabel 5.

Tabel 5. Konversi Perhitungan Dosis Antar-Jenis Subjek Uji Berdasarkan Luas

Permukaan Badan (Laurence dan Bacharach, 1964)

Mencit

20 g

Tikus

200 g

Marmut

400 g

Kelinci

1,5 kg

Anjing

12 kg

Manusia

70kg

Mencit

20 g

1,0 7,0 12,225 27,8 124,2 387,9

Tikus

200 g

0,14 1,0 1,74 3,9 17,8 56,0

Marmut

400 g

0,08 0,57 1,0 2,25 10,2 31,5

Kelinci

1,5 kg

0,04 0,25 0,44 1,0 4,5 14,2

Anjing

12 kg

0,008 0,06 0,10 0,22 1,0 3,1

Manusia

70 kg

0,0026 0,018 0,031 0,07 0,32 1,0

c. Induksi Streptozotocin-Nicotinamide

Beberapa metode penelitian dengan menggunakan hewan coba telah

dikembangkan untuk mempelajari diabetes melitus atau menguji agen anti-

diabetes. Metode ini meliputi kimia, bedah (pankreatektomi) dan manipulasi

genetik pada beberapa spesies hewan. Obat-obatan diabetogenik (penginduksi

diabetes) yang digunakan meliputi monohidrat aloxan, streptozotocin dengan atau

tanpa nicotinamide, nitrolotriasetat besi, ditizona dan serum anti insulin (Etuk,

2010: 130). Induksi streptozotocin-nicotinamide dilakukan secara intraperitonial.

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

26

1) Mekanisme Streptozotocin Menginduksi Diabetes Melitus

Gambar 9. Struktur Kimia Streptozotocin dan Nicotinamide (Szkudelski, 2012)

Streptozotocin adalah suatu analog nitrosourea yang sering digunakan

untuk menginduksi diabetes pada hewan percobaan (Szkudelski, 2012). Induksi

percobaan diabetes menggunakan streptozotocin sangat mudah untuk dilakukan.

Penyuntikan streptozotocin menyebabkan degradasi dari pulau Langerhans sel

beta pankreas. Transportasi streptozotocin ke dalam sel beta pankreas melalui

glucose transporter GLUT 2, dimana sebagian nitrosamide dari streptozotocin

(methylnitrosourea) berperan toksik. Paparan streptozotocin pada sel beta

pankreas menyebabkan kerusakan DNA. Banyak penelitian in vitro membuktikan

bahwa streptozotocin menyebabkan alkilasi DNA, sehingga terjadi fragmentasi

DNA. Dampak dari kerusakan DNA, diaktifkannya suatu mekanisme intrasel

yang bertujuan untuk memperbaiki DNA, yaitu oleh enzim poly (ADP-ribose)

polymerase-1 (PARP-1). Enzim ini mengkatalisis sintesa poly (ADP-ribose) dari

NAD+. Kerusakan DNA karena streptozotocin menginduksi overstimulasi PARP1

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

27

pada sel beta pankreas. Pada kondisi kerusakan DNA yang ringan, aktivasi PARP-

1 menguntungkan. Tetapi, kerusakan intensif DNA yang diinduksi streptozotocin

menyebabkan hiperaktivitas PARP-1 dan kerugian pada sel, karena terjadi

penurunan NAD+. NAD+ adalah molekul penting yang terkait dalam

metabolisme energi pada tingkat sel. Penurunan NAD+ yang berat menyebabkan

penurunan ATP, karena biosintesa NAD+ tergantung ATP. Tetapi penurunan

ATP ini tidak hanya ditimbulkan karena menurunnya NAD+, melainkan karena

adanya disfungsi mitokondria. Telah diteliti bahwa paparan streptozotocin dalam

jangka pendek mengurangi aktivitas mitokondria sel islet, menurunkan konsumsi

oksigen mitokondria, dan menurunkan potensial membran mitokondria

(Szkudelski, 2012).

Secara klinis, gejala dari diabetes pada tikus akan terlihat jelas dalam 2

sampai 4 hari setelah penyuntikan intraperitonial dengan dosis tunggal

streptozotocin (Szkudelski, 2012).

2) Mekanisme Nicotinamide Melindungi Sel Beta Pankreas

Nicotinamide (pyridine-3-carboxamide) adalah amida dari vitamin B3

(Niacin). Data dari literatur menyimpulkan bahwa mekanisme proteksi

nicotinamide terhadap kerusakan sel beta pankreas yang ditimbulkan oleh

streptozotocin melalui 2 mekanisme yaitu inhibisi PARP-1 dan peningkatan

NAD+ (Szkudelski, 2012).

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

28

Gambar 10. Skema Aksi Sitotoksik Streptozotocin dan Aksi Proteksi

Nicotinamide (Szkudelski, 2012)

PARP-1= poly(adenosine triphosphate [ADP]-ribose) polymerase-1, PRPP= 5-

phosphoribosylpyrophosphate, NMN= nicotinamide mononucleotide, Nampt=

nicotinamide phosphoribosyltransferase, Nmnat= nicotinamide/ nicotinic acid

mononucleotide adenyltransferase, = meningkatkan/ aktivasi, =

menurunkan/ inaktivasi.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian Purna, Raghu dan Goverdhan (2011) tentang aktivitas

antidibetik dan hipoglikemia daun Glochidion velutinum dilakukan terhadap

hewan coba tikus yang diinduksi diabetes melitus tipe 2 dengan streptozotocin-

nicotinamide. Penelitian tersebut relevan dalam hal metode yaitu induksi diabetes

melitus tipe 2 menggunakan streptozotocin-nicotinamide. Penelitian lain yang

relevan adalah penelitian yang dilakukan Kun (2013), yang juga menginduksi

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

29

diabetes dengan streptozotocin-nicotinamide dan menggunakan senyawa

kromium(III) dan asam amino sebagai bahan uji.

C. Kerangka Berpikir

Diabetes terjadi bila tubuh tidak dapat menangani glukosa dan

menimbunnya sampai kadarnya dalam darah mencapai tingkat yang

membahayakan. Hal ini disebabkan karena adanya gangguan metabolisme

khususnya karbohidrat di dalam tubuh yang disebabkan kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua-duanya.

Kromium(III) merupakan salah satu mineral yang berperan dalam

metabolisme karbohidrat dalam tubuh, yakni dalam meningkatkan asupan glukosa

darah masuk ke dalam sel. Kekurangan kromium(III) dapat menghambat asupan

glukosa ke dalam sel sehingga kadar glukosa dalam darah akan meningkat.

Pentingnya peranan kromium di dalam tubuh, yaitu kromium(III), dalam proses

metabolisme karbohidrat menjadikan senyawa kromium(III) sebagai salah satu

komponen dalam suplemen yang diperlukan oleh penyandang diabetes melitus.

Penelitian ini menggunakan senyawa CrCl3∙6H2O sebagai suplemen

kromium yang diuji secara in vivo menggunakan hewan coba tikus diabetes

selama 8 pekan untuk diukur kadar gula darah sehingga dapat diketahui pengaruh

dari pemberian senyawa CrCl3∙6H2O.

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah tikus Wistar jantan.

2. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah kadar glukosa darah hewan coba.

3. Variabel Penelitian

Variabel Bebas : Konsumsi CrCl3∙6H2O

Variabel Terikat : Kadar gula darah hewan coba

Variabel Perancu : Pakan, berat badan, jenis kelamin

B. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat yang Digunakan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sonde oral, jarum dan

alat suntik (Terumo), timbangan analitik (Ohaus), timbangan hewan (And),

mikrotube, pemanas, pipa kapiler, kandang, spektrofotometer UV-Vis double-

beam (Shimadzu UV-1601), botol sediaan, dan alat-alat gelas.

2. Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuades, Na-

CMC (didistribusikan oleh PT. Brataco), streptozotocin (Sigma), nicotinamide

(PT. Cortico Mulia), CrCl3∙6H2O (Merck), susu bersuplemen mengandung Cr-Pic

(PT. Kalbe Farma Tbk), serbuk glibenklamid (PT. Mersifarma Tirmaku

Mercusuana), larutan NaCl 0,9%, dan larutan Buffer Sitrat pH 4,5.

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

31

3. Hewan Coba

Tikus jantan galur Wistar umur ± 4 minggu, berat badan (bb) 180-240 gram.

4. Besar Sampel

Besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini didasarkan pada rumus

Federer (2008)

(n-1) x (t-1) ≥ 15

Keterangan : n = jumlah sampel

t = jumlah perlakuan

maka, (n-1) (10-1) ≥ 15

n = 2,7

Untuk penelitian ini digunakan sampel 2,7 dibulatkan menjadi 3 ekor per

kelompok, dan untuk cadangan bila terjadi kematian atau sakit pada saat

penelitian maka sampel ditambah menjadi 4 ekor per kelompok perlakuan.

C. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Bahan Uji

a. Larutan CrCl3∙6H2O

Larutan CrCl3∙6H2O dibuat dengan dosis Cr(III) 200 µg/mL dengan angka

konversi tikus adalah 0,018. Larutan CrCl3∙6H2O dilarutkan dalam Na-CMC

0,2% (cara pembuatan dapat dilihat pada Lampiran 2).

b. Larutan Susu merk “D”

Sediaan larutan susu merk “D” harus selalu dalam keadaan fresh sehingga

dibuat setiap hari. Takaran menyesuaikan dengan takaran saji pada kemasan

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

32

dan konversi untuk tikus dengan angka 0,018 (cara pembuatan dapat dilihat

pada Lampiran 2).

c. Larutan Glibenklamid

Glibenklamid diberikan sesuai dosis efektif pada manusia (5 mg/hari) yang

dikonversi berdasarkan konversi Paget dan Barnes, yaitu dosis untuk setiap

200 g bb tikus setara dengan 0,018 x dosis manusia dan dikalikan faktor

farmakokinetika 10, sehingga dosis yang digunakan adalah 0,9 mg/200 g bb

tikus yang dilarutkan dalam Na-CMC 0,2% (cara pembuatan dapat dilihat

pada Lampiran 2).

2. Induksi Streptozotocin-Nicotinamide

Sebelum induksi streptozotocin-nicotinamide, hewan uji dipuasakan

terlebih dahulu namun tetap diberikan air minum. Ini sesuai dengan protokol

percobaan yang menyebutkan bahwa hewan uji yang dipuasakan selama 8-12 jam

lebih rentan mengalami hiperglikemia dibanding hewan uji yang tidak dipuasakan

(Katsumata et al, 1992: 509). Pertama-tama dilakukan pengukuran kadar glukosa

darah puasa untuk mengetahui kadar glukosa darah hewan uji sebelum diinduksi

streptozotocin-nicotinamide. Setelah itu, larutan nicotinamide disuntikkan secara

intraperotonial dengan dosis 24 mg/200 g bb tikus, kemudian 15 menit setelah

injeksi nicotinamide dilanjutkan injeksi streptozotocin dengan dosis 12 mg/200 g

bb tikus. Besarnya volume penyuntikan disesuaikan dengan berat badan masing-

masing tikus. Setelah penyuntikan, tikus diberi makan dan minum seperti biasa

(Sharrma et al, 2011: 53).

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

33

Pengukuran kadar glukosa darah puasa tikus dilakukan kembali pada hari

ke-8 setelah induksi streptozotocin-nicotinamide untuk memastikan bahwa tikus

mengalami hiperglikemia (Lenzen, 2008). Parameter keberhasilan penginduksian

ialah kenaikan kadar glukosa darah puasa yang melebihi 126 mg/dL.

3. Uji Aktivitas Antihiperglikemia

a. Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus Wistar jantan dengan berat

lebih kurang 200 gram.

b. Pemeliharaan awal tikus sebelum induksi streptozotocin-nicotinamide adalah

selama satu minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan

baru. Selama adaptasi, tikus diberi makanan dan minuman yang sama secara

teratur setiap harinya.

c. Untuk induksi diabetes melitus tipe 2 dalam tubuh hewan uji, diberikan

streptozotocin-nicotinamide dengan injeksi secara intraperitonial, 120 mg/kg

bb untuk nicotinamide dalam NaCl 0,9 % dan 60 mg/kg bb untuk

streptozotocin dalam buffer sitrat (Sharrma et al, 2011: 53).

d. Setelah dilakukan induksi, tikus Wistar diadaptasi selama 7 hari kemudian

dikelompokkan dan diberi nomor pada ekor tikus.

e. Pemberian sediaan uji dimulai pada hari ke-8.

f. Pada pemberiaan sediaan uji hewan dibagi menjadi 5 kelompok hewan

percobaan, dimana setiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Pembagian

kelompok hewan uji dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

34

Tabel 6. Pembagian Kelompok Hewan Uji

No. Nama

Kelompok

Perlakuan

1. CrCl3∙6H2O Dibuat diabetes, kemudian diberi CrCl3∙6H2O dalam Na-

CMC 0,2%.

2. Cr-Pic Kontrol positif, dibuat diabetes kemudian diberi susu

merk “D” yang mengandung Cr-pikolinat.

3. Glibenklamid Kontrol glibenklamid, dibuat diabetes dan diberi

glibenklamid (0,9 mg/200 g bb tikus) dalam Na-CMC

0,2%.

4. Kontrol

Diabetes

Kontrol diabetes (kontrol negatif), dibuat diabetes dan

hanya diberi Na-CMC 0,2%.

5. Kontrol

Normal

Kontrol normal, non-diabetes, diberi Na-CMC 0,2%.

g. Pemberian suplemen dilakukan per oral dengan sonde sebanyak 1 mL/hari

dengan kadar 200 µg/mL Cr/hari (kadar untuk manusia) dengan angka

konversi untuk tikus adalah 0,018.

h. Larutan kontrol Na-CMC dan glibenklamid diberikan sebanyak 1 mL/hari

sedangkan untuk susu dengan Cr-Pic sebanyak 5 mL/hari.

i. Masing-masing kelompok dipelihara dengan diet 15-20 gram pakan per hari.

Pemberian minum dilakukan secara ad libitum (semaunya, tidak ada takaran).

4. Metode Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

Kadar gula darah diukur dengan spektrofotometer UV-Vis dengan metode

kondensasi gugus amin. Prinsip metode ini adalah terjadinya reaksi kondensasi

pada gugus aldehid glukosa oleh senyawa amin aromatis dalam suasana asam

sehingga menghasilkan campuran kromogen biru-hijau setelah dipanaskan. Kadar

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

35

glukosa darah ditentukan sesuai dengan intensitas warna yang dihasilkan dan

diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 630 nm dimana

campuran kromogen biru-hijau memberikan adsorbsi maksimum. Berbagai

senyawa amin aromatis seperti anilin, benzidin, 2-aminidifenil, dan o-toluidin

bereaksi dengan ikatan aldehid glukosa dalam larutan asam asetat panas

membentuk derivat-derivat yang berwarna. Pemakaian reagen terbatas hanya pada

o-toluidin karena senyawa amin aromatis lainnya diduga bersifat karsinogenik

(Dubowsky, 2008).

Gambar 11. Reaksi Kondensasi Glukosa dengan o-Toluidin

(Dubowsky, 2008)

5. Pengambilan dan Analisis Data

a. Pemberian sediaan uji dilakukan dalam rentang waktu 56 hari (8 minggu), hal

ini sesuai dengan protokol percobaan untuk menguji bahan nutraceutical

(Pandey dan Vijayakumar, 2011).

b. Variabel yang diukur adalah kadar gula darah tikus Wistar setelah pemberian

CrCl3∙6H2O pada pengamatan hari ke 56.

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

36

c. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan hari ke 1 (kadar gula awal

sebelum diinduksi diabetes), hari ke 8 (kadar gula setelah diinduksi diabetes)

dan hari ke 64 (kadar gula setelah pemberian perlakuan selama 8 pekan),

setiap kelompok dipuasakan sebelum pengukuran.

d. Sampel darah diambil dengan kapiler melalui vena mata karena sampel darah

yang dibutuhkan kurang dari 2 mL dan metode pengambilan sampel darah

melalui vena mata lebih mudah dibanding melalui vena ekor.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data kadar glukosa darah diolah secara kualitatif menggunakan

grafik. Aktivitas antihiperglikemia ditunjukkan dengan persen penurunan kadar

gula (%GL) dengan rumus:

%GL =

x 100%

Keterangan:

KGD = Kadar Glukosa Darah

% GL = persen Glucose Lowering

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Bahan Uji

Bahan uji pada penelitian ini dilarutkan dengan menggunakan agen

pensuspensi Na-CMC (Carboxy Methyl Celulose). Alasan pemilihan Na-CMC

dikarenakan sistem pencernaan tikus tidak memiliki enzim selulase, maka

penggunakan Na-CMC tidak akan berpengaruh pada kadar glukosa darah. Akan

tetapi, untuk memastikan tidak adanya pengaruh Na-CMC pada hasil percobaan,

kelompok kontrol diabetes dan kontrol normal diberikan larutan Na-CMC 0,2%

sebagai pengganti bahan uji. Perhitungan dan cara pembuatan bahan uji dapat

dilihat pada Lampiran 2.

Sediaan bahan uji larutan CrCl3∙6H2O dan glibenklamid dibuat sebanyak

250 mL untuk asupan selama 56 hari dengan pemberian 1mL per hari untuk 4

ekor tikus setiap kelompok perlakuan. Larutan susu yang mengandung Cr-Pic

dibuat setiap hari.

Larutan CrCl3∙6H2O dibuat dengan dosis Cr(III) 200 µg/mL. Angka

konversi untuk tikus adalah 0,018 yaitu rasio luasan tubuh tikus (200 g) terhadap

tubuh manusia (70 kg). Untuk membuat larutan CrCl3∙6H2O sebanyak 250 mL

diperlukan 0,0046 gram kristal CrCl3∙6H2O dan dilarutkan dalam Na-CMC 0,2%.

Pembuatan larutan susu yang mengandung Cr-Pic dilarutkan dengan 20mL

air hangat, agar larutan tidak terlalu kental, dengan takaran 6,5 gram. Larutan

harus selalu fresh. Ukuran menyesuaikan dengan takaran saji pada kemasan dan

konversi untuk tikus dengan angka 0,018.

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

38

Larutan glibenklamid dibuat sesuai dosis efektif pada manusia (5 mg/hari)

yang dikonversi berdasarkan rumus konversi Paget dan Barnes. Dosis untuk setiap

200 g bb tikus setara dengan 0,018 dikali dosis manusia dan dikalikan faktor

farmakokinetika 10. Dosis yang digunakan adalah 0,9 mg/200 g bb tikus. Untuk

250 mL larutan glibenklamid dibutuhkan 225 mg serbuk glibenklamid yang

dilarutkan dalam Na-CMC 0,2%. Tiap 1 mL suspensi glibenklamid mengandung

0,9 mg glibenklamid.

Glibenklamid dipilih sebagai terapi pembanding senyawa CrCl3∙6H2O

karena glibenklamid merupakan obat hipoglikemia oral. Dalam penelitian ini

dibandingkan pengaruh pemberian glibenklamid sebagai obat akut terhadap

CrCl3∙6H2O yang dimaksudkan sebagai suplemen, dikarenakan mekanismenya

yang berbeda. Pemilihan Cr-pikolinat sebagai kontrol positif dikarenakan Cr-

pikolinat merupakan suplemen kromium(III) yang sudah diuji dan dikomersilkan.

B. Induksi Streptozotocin-Nicotinamide

Metode induksi pada penelitian ini menggunakan streptozotocin dengan

nicotinamide. Streptozotocin merupakan suatu jenis antibiotika yang mempunyai

efek toksik. Streptozotocin digunakan sebagai agen diabetogenik karena bersifat

sitotoksik spesifik bagi sel beta pankreas sehingga merusak sel-sel beta pankreas

yang kemudian akan menghambat atau menghalangi sintesis proinsulin dan

akhirnya menyebabkan diabetes (Nugroho, 2006). Pemilihan streptozotocin

sebagai agen penginduksi diabetes disebabkan streptozotocin mampu

menginduksi diabetes secara cepat dan dapat mempertahankan hiperglikemi

dengan durasi yang panjang. Induksi diabetes juga menggunakan nicotinamide

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

39

yang berperan sebagai penyangga (buffer). Dalam penelitian ini senyawa

CrCl3∙6H2O dimaksudkan sebagai suplemen antidiabetes, pemberian nicotinamide

dapat mencegah kerusakan pankreas secara fatal yang dapat menyebabkan

kematian pada tikus sehingga dapat diamati dalam waktu lama.

Dosis injeksi streptozotocin adalah 60 mg/kg bb yang dilarutkan dalam

buffer sitrat (pH 4,5), injeksi streptozotocin dilakukan 15 menit setelah tikus

diinjeksi nicotinamide dengan dosis 120 mg/kg bb yang dilarutkan dalam NaCl

0,9%. Injeksi dilakukan secara intraperitonial yaitu pada area rongga-rongga

perut, lebih kurang 1 cm di atas kelamin (Sharma et al., 2011: 53). Dosis tersebut

dipilih untuk membuat diabetes tipe 2 dalam penelitian ini, karena diharapkan

diabetes yang timbul berupa resistensi insulin yang masih dapat diobati dengan

terapi suplemen.

Induksi diabetes dilakukan setelah tikus diadaptasi selama satu minggu.

Sebelum tikus diinduksi diabetes, terlebih dahulu diambil sampel darahnya untuk

diukur kadar glukosa darah sebelum diinduksi sehingga dapat diketahui perbedaan

sebelum dan sesudah induksi streptozotocin-nicotinamide. Adapun sebelum

dilakukan pengukuran kadar glukosa darah, seluruh tikus dipuasakan selama 10

jam untuk meniadakan pengaruh zat-zat lain pada pengukuran kadar glukosa

darah.

Hasil pengukuran kadar glukosa darah puasa sebelum diinduksi diabetes

memperlihatkan data yang cukup beragam. Hal ini disebabkan karena adanya

variasi biologis yang dimiliki tiap tikus sehingga tidak memungkinkan untuk

memperoleh kadar glukosa darah puasa yang tepat sama antar tikus yang berbeda.

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

40

Kadar glukosa darah puasa sebelum diinduksi dan setelah diinduksi diabetes dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kadar Glukosa Darah Puasa Sebelum dan Setelah Induksi Diabetes

Kelompok Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dL)

Pra-Induksi Hari ke-7 Pasca-Induksi

CrCl3∙6H2O 93,63 218,80

Cr-Pic 68,76 131,73

Glibenklamid 114,03 227,33

Kontrol Diabetes 81,16 134,96

Kontrol Normal 64,00 46,23

Berdasarkan Tabel 7, terlihat bahwa seluruh kelompok uji mengalami

kenaikan kadar glukosa darah kecuali kelompok kontrol normal yang memang

tidak diinduksi diabetes. Seluruh kelompok uji yang diinduksi streptozotocin-

nicotinamide mengalami keadaan hiperglikemia dan menderita diabetes dengan

kadar glukosa darah puasa di atas 126 mg/dL pada hari ke-7 pasca-induksi.

Data kadar glukosa darah puasa setelah induksi bersifat random namun

masih dapat diterima karena seluruh kelompok perlakuan yang diinduksi

streptozotocin-nicotinamide menderita diabetes melitus dengan kadar glukosa

darah puasa 131,73 – 227,33 mg/dL. Data mengalami kerandoman disebabkan

subjek biologi sangat tergantung dari individu.

C. Uji Aktivitas Antihiperglikemia

Sampel yang diuji dalam penelitian ini adalah senyawa CrCl3∙6H2O

sebagai suplemen antidiabetes. Subjek dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah

20 ekor tikus Wistar jantan, kemudian dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 4

kelompok diinduksi diabetes dan 1 kelompok non-diabetes. Masing-masing

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

41

kelompok terdiri dari 4 ekor tikus namun karena adanya kematian pada tikus

percobaan pada saat penelitian, hanya 3 data yang digunakan pada penelitian ini.

Kelompok I adalah kelompok yang diberikan CrCl3∙6H2O sebanyak 1 mL per hari

dengan dosis Cr 200 µg/mL. Kelompok II merupakan kelompok kontrol positif

yang diberikan susu yang mengandung Cr-pikolinat. Kelompok III diberikan

glibenklamid, kelompok IV merupakan kelompok kontrol negatif yang hanya

diberikan plasebo (Na-CMC) dan kelompok V adalah kontrol normal yang tidak

diinduksi diabetes dan diberikan Na-CMC.

Tikus percobaan dipelihara menggunakan kandang dengan alas serbuk

gergaji untuk mempermudah membersihkan kandang setiap hari. Masing-masing

kandang terdiri dari 4 ekor tikus sesuai dengan kelompok perlakuannya.

Pemberian makan dan minum diperhatikan setiap pagi dan sore hari. Sampel

darah diambil dengan kapiler melalui vena mata karena sampel darah yang

dibutuhkan kurang dari 2 mL. Metode pengambilan sampel darah melalui vena

mata lebih mudah dibanding melalui vena ekor.

Data kadar glukosa darah yang diperoleh hanya mampu diolah secara

kualitatif menggunakan grafik. Kematian tikus percobaan selama masa penelitian

menyebabkan data memiliki standar deviasi yang besar sehingga tidak dapat

dianalisis menggunakan statistik. Kematian tikus terjadi setelah induksi

streptozotocin-nicotinamide, hal ini dikarenakan daya tahan tiap individu hewan

coba berbeda.

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

42

Perlakuan dilakukan selama 56 hari setelah tikus diinduksi menjadi

diabetes tipe 2. Kadar glukosa darah puasa tikus dalam percobaan ini dapat dilihat

pada Gambar 12.

Gambar 12. Grafik Kadar Glukosa Darah Rata-rata pada H1, H8 dan H64

Dari Gambar 12 terlihat bahwa sebelum tikus diinduksi diabetes kadar

glukosa rata-rata dari semua kelompok perlakuan dalam batas normal yaitu berada

antara 64 mg/dL sampai 114 mg/dL. Pada hari ke 8, yaitu setelah 7 hari induksi

diabetes, kadar glukosa darah kelompok perlakuan I, II, III dan IV telah melewati

batas ambang diabetes, di atas 126 mg/dL, sedangkan untuk kelompok perlakuan

V kadar glukosa darah normal karena memang tidak diinduksi diabetes. Perlakuan

selama 56 hari menunjukkan penurunan kadar glukosa darah dan terjaga di daerah

normal pada kelompok perlakuan I, II, dan III. Untuk kelompok perlakuan IV

yaitu kelompok kontrol negatif mengalami peningkatan kadar glukosa darah dan

kadar glukosa darah tetap di atas ambang diabetes. Sementara untuk kelompok V,

0255075

100125150175200225250

CrC

l3.6

H2

0

Cr-

Pic

Glib

en

klam

id

Ko

ntr

ol D

M

Ko

ntr

ol N

orm

al

Kad

ar G

ula

Dar

ah (

mg/

dL)

Kelompok

hari ke-1

hari ke-8

hari ke-64

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

43

kelompok kontrol normal, meskipun mengalami kenaikan kadar glukosa darah

tapi masih di daerah normal yaitu 75,5 mg/dL.

Aktivitas antihiperglikemia ditunjukkan dengan persen penurunan kadar

gula (%GL). Hasilnya disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Uji Aktivitas Antihiperglikemia dalam % glucose lowering (%GL)

Kadar Glukosa Darah (mg/dL)

Perlakuan Sebelum

Perlakuan (X)

Sesudah

Perlakuan (Y)

(X-Y) %GL

CrCl3∙6H2O 218,8 90,2 128,6 58,775

Cr-Pic 131,73 81,3667 50,366 38,233

Glibenklamid 227,33 74,9 152,433 67,052

Tabel 8 menunjukkan bahwa persen penurunan kadar gula pada kelompok

perlakuan CrCl3∙6H2O (%GL= 58,775) lebih besar dibanding kontrol positif Cr-

pikolinat (%GL= 38,233) tetapi masih lebih rendah dibanding kontrol

glibenklamid (%GL= 67,052).

Penurunan kadar glukosa darah (%GL) glibenklamid lebih besar

dibandingkan CrCl3∙6H2O dikarenakan mekanismenya yang berbeda. Pada Cr(III)

mekanisme dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan

aktivitas insulin sedangkan pada glibenklamid dengan menskresi hormon insulin.

Glibenklamid merupakan obat akut yang bereaksi secara cepat untuk diabetes.

Glibenklamid juga cukup kuat untuk mereduksi kadar glukosa hingga membuat

hipoglikemia. Jika dibandingkan dengan Cr-Pic, persen penurunan glukosa darah

senyawa CrCl3∙6H2O lebih besar, sehingga secara mendasar CrCl3∙6H2O dapat

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

44

menurunkan kadar glukosa darah, dan dapat dikatakan bahwa senyawa

CrCl3∙6H2O memiliki aktivitas hipoglikemia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus percobaan dengan kadar

glukosa darah puasa normal setelah diinduksi streptozotocin-nicotinamide

mengalami kenaikan kadar glukosa darah menjadi diabetes. Kadar glukosa darah

puasa tikus percobaan setelah diinduksi streptozotocin-nicotinamide diatas

126mg/dL yaitu pada rentang 131-219 mg/dL. Pemberian senyawa CrCl3∙6H2O

selama 8 pekan memberikan hasil yang positif dalam menurunkan kadar glukosa

darah puasa tikus diabetes. Persen penurunan kadar gula senyawa CrCl3∙6H2O

sebesar 58,77%.

Senyawa CrCl3∙6H2O merupakan salah satu senyawa kromium trivalen.

Kromium(III) berperan dalam pengaturan kadar gula darah. Di dalam tubuh Cr3+

ditansformasikan dalam bentuk aktif biologis yang disebut kromodulin.

Kromodulin bekerja dengan mengaktifkan hormon insulin dengan memfasilitasi

interaksi insulin dengan reseptor pada permukaan membran sel. Kromium

berikatan dengan reseptor insulin yang terdapat pada membran sel beta pankreas,

menyebabkan reseptor aktif dan mampu mengikat insulin sehingga gula di dalam

darah masuk ke dalam sel. Ikatan Cr3+

dengan reseptor insulin dapat dilihat pada

Gambar 4, halaman 9. Mertz (1998) mengusulkan kemungkinan mekanisme kerja

untuk kromium, bahwa kromium mengkatalis pertukaran sulfida antara insulin

dengan reseptor insulin. Hal ini mampu meningkatkan daya ikat (binding) dari

insulin ke reseptor pada permukaan membran sel, dan dengan cara demikian

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

45

kromium dapat berperan secara sinergis meningkatkan aktivitas insulin sehingga

mampu menurunkan kadar gula darah.

Pemberian senyawa CrCl3∙6H2O dalam penelitian ini menggunakan dosis

yang sama dengan dosis Cr-pic yang berperan sebagai kontrol positif, yaitu 200

µg per hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa CrCl3∙6H2O memiliki

kemampuan menurunkan kadar glukosa lebih besar dibanding Cr-pic, sehingga

dapat dijadikan rujukan sebagai bahan suplemen. Namun tingkat keamanan

senyawa CrCl3∙6H2O masih belum diketahui sehingga diperlukan uji lebih lanjut

untuk mengetahui keamanan senyawa ini.

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Kadar glukosa darah awal tikus percobaan sebelum diinduksi diabetes adalah

dalam rentang normal yaitu 64-114 mg/dL.

2. Kadar glukosa darah tikus percobaan setelah diinduksi streptozotocin-

nicotinamide adalah menderita diabetes melitus dengan kadar glukosa darah

puasa 131,7-218,8 mg/dL.

3. Pemberian senyawa CrCl3∙6H2O berpengaruh terhadap kadar glukosa darah

puasa tikus percobaan yang diinduksi diabetes tipe 2. Kadar glukosa darah

puasa mengalami penurunan dengan nilai %GL sebesar 58,77% setelah 56 hari

pemberian.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran:

1. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menggunakan parameter lain seperti

kadar Cr(III) dalam darah, menggunakan lima atau enam ekor tikus pada setiap

kelompok perlakuan untuk memperkecil simpangan yang dihasilkan akibat

adanya variasi biologis.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji toksisitas guna mengetahui

keamanan dari senyawa CrCl3∙6H2O.

3. Pemilihan obat sebagai kontrol pembanding seharusnya memiliki mekanisme

yang sama dengan senyawa yang diuji.

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

47

4. Pengambilan data kadar glukosa darah puasa sebaiknya dipantau setiap

minggunya.

5. Konsumsi pakan harusnya dipantau per individu karena akan berpengaruh pada

data kadar glukosa darah.

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

48

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.A. (2000). Chromium in the Prevention and Control of Diabetes.

Diabetes & Metabolism. 26: 22-27.

Burton, J.L. (2005). Supplemental chromium: its benefit to the bovine immune

system. Journal Animal Feed Science Technology. 53: 117-125.

Chander, Purna Are, Raghu Ram Reddy Adidala dan Goverdhan Puchchakayala.

(2011). Hypoglycemic and Antidiabetic Activity of Glochidion velutinum

on Streptozotocin-Nicotinamide Induced Type 2 Diabetic Rats. European

Journal of Biological Sciences. 3 (4): 126-130.

Corwin, Elizabeth J. (2008). The Pancreas and Diabetes Mellitus. Dalam

Handbook of Pathophysiology. Philadelphia: Lippincott Williams and

Wilkins.

Departemen Kesehatan RI. (2005). Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes

Melitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Dubowsky, K. M. (2008). An O-toluidine Method for Body-Fluid Glucose

Determination. Clinical Chemistry. 54: 1919-1920.

Etuk, E.U. (2010). Animal Models for Studying Diabetes Mellitus. Agricultur and

Biology Journal of North America. 1 (2): 130-134.

Fauci. (2008). Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th

edition. USA: Mc

Graw-Hill.

Feng, Weiyue. (2007). The transport of chromium(III) in the body: Implications

for function. The Nutritional Biochemistry of Chromium(III).

Guyton, A.C dan Hall, J.E. (2006). Textbook of Medical Physiology 11th ed.

China: Elsevier.

Hepburn DD, Xiao J, Bindom S, Vincent JB, O’Donnell J. (2003). Nutritional

supplement chromium picolinate causes sterility and lethal mutations in

Drosophila melanogaster. Proceedings of the National Academy of Sciences.

Hubrecht, R and Kirkwood, J. (2010). The UFAW Handbook of The Care and

Management of Laboratory and Other Research Animals. Edisi ke-8.

Universities Federation for Animal Welfare. p. 311-324.

Ibrahim, Safinaz S dan Sherime M. Rizk. (2008). Nicotinamide: A cytoprotectant

against streptozotocin induced diabetic damage in wistar rat brains. African

Journal of Biochemistry Research. 2(8): 174-180.

Page 65: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

49

Institute of Medicine /IOM. (2001). Chromium Picolinate – Prototype Monograph

Summary. In: Dietary Supplement; A Framework for Evaluating Safety.

Washington, DC.

Katsumata, K., Katsumata, Jr., Katsumata, Y. (1992). Protective Effect of

Diltiazem Hydrocloride on The Occurence of Alloxan- or Streptozotocin-

Induced Diabetic in Rats. Hormone and Metabolic Research. 24: 508-510.

Krinke, G. J. (2000). The Laboratory Rat. The Handbook of Experimental

Animals. Academic Press. p. 3-56.

Kun Sri Budiasih. (2013). Antihyperglicemic activity of some Cr-amino acids

complexes on diabetics Rats. Journal of Chemical and Pharmaceutical

Research. 5 (9): 34-39.

Kusumawati Diah. (2004). Bersahabat dengan Hewan Coba Edisi Pertama.

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Laurence, D.R dan Bacharacli. (1964). Evaluation of Drug Activities,

Pharmacometrics.

Lenzen, S. (2008). The Mechanisms of Alloxan- and Streptozotocin-Induced

Diabetes. Diabetologia. 51: 216-226.

Linder, M.C. (2007). Nutrisi dan Metabolisme Mikromineral dalam: Biokimia

Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian secara Klinis. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Mertz, W.M.D. (1998). Chromium research from a distance: from 1959 to 1980.

Journal American College of Nutrition. 17: 544-547.

Ngatidjan. (2006). Metode Laboratorium dalam Toksikologi. Metode Uji

Toksisitas.

Nugroho, A.E. (2006). Hewan Percobaan Diabetes Melitus: Patologi dan

Mekanisme Aksi Diabetogenik. BIODIVERSITAS. 7: 378-382.

Pandey, Manju dan Vijayakumar. (2011). Nutraceutical Supplementation for

Diabetes: A Review. International Journal of Pharmacy and

Pharmaceutical Sciences. 3 (4): 33-40.

Pearson, Ralph G. (1968). Hard and Soft Acids and Bases, HSAB, Part 1:

Fundamental Principles. Journal of Chemical Education. 45 (9): 581.

Piliang, W.G. dan D.A.H. Soewondo. (2006). Fisiologi Nutrisi Volume II. Bogor:

Institut Pertanian Bogor Press.

Restyana Noor Fatimah. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. J Majority. 4 (5).

Page 66: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

50

Sharma, M., M.W. Siddique, Akhter M. Shamim, Shukla Gyanesh dan K.K.

Pillai. (2011). Evaluation of Antidiabetic and Antioxidant Effects of

Seabuckthorn (Hippophae rhamnoides L.) in Streptozotocin-Nicotinamide

Induced Diabetic Rats. The Open Conference Proceedings Journal. 2: 53-

58.

Speetjens JK, Collins RA, Vincent JB, Woski SA. (1999). The nutritional

supplement chromium(III) tris (picolinate) cleaves DNA. Chemical

Research in Toxicology.

Stearns DM, Wise, JP, Patierno SR, Wetterhalm KE. (1995). Chromium(III)

picolinate produces chromosome damage in Chinese hamster ovary cells.

Journal of the Federation of American Societies for Experimental Biology.

Sukandar, Elin Yulinah, Andrajati, Retnosari, Sigit, Joseph I., Adnyana, I Ketut,

Setiadi, A. Adji Prayitno, dan Kusnandar. (2008). ISO Farmakoterapi.

Jakarta: PT ISFI Penerbitan.

Szkudelski, Tomasz. (2012). Streptozotocin-Nicotinamide Induced Diabetes in the

Rat. Characteristics of the Experimental Model. Experimental Biology and

Medicine. 237 (5): 481.

Vincent, John B dan Dontarie Stallings. (2007). Introduction: a history of

chromium studies (1955-1995). The Nutritional Biochemistry of

Chromium(III).

Vogel, A.I. direvisi oleh G. Svehla alih bahasa oleh Ir. L. Setiono dan Dr. A.

Hadyana Pudjaatmaka. (2003). Buku Analisis Anorganik Kualitatif Makro

dan Semimikro Edisi ke Lima. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Page 67: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

51

LAMPIRAN

Page 68: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

52

Lampiran 1. Skema Kerja

tikus wistar jantan dengan berat ± 200 g dipelihara selama 1 minggu

diambil sampel darah sebagai KGD1

diinduksi diabetes dengan STZ-Ni

tikus diadaptasi selama 7 hari

diambil sampel darah sebagai KGD8 setelah induksi diabetes

tikus dikelompokkan dalam 5 kelompok dan diberi nomor pada ekor

DM

CrCl3∙6H2O

DM

Cr-Pikolinat

DM

Glibenklamid

DM

Na-cmc

Non DM

GDP ≥ 126 mg/dL GDP < 126 mg/dL

Diberikan sediaan uji selama 56 hari

Diukur KGD darah akhir

*Tikus dipelihara dengan diet pakan berupa pelet ayam broiler 15-20 gram per

hari

Page 69: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

53

Lampiran 2. Pembuatan Larutan Uji

A. Larutan Suspensi Na-CMC 0,2% b/v

Dibuat larutan suspensi Na-CMC 0,2% b/v sebanyak 1 liter, berdasarkan

pehitungan sebagai berikut:

x 1000 mL = 2 g

1) Na-CMC ditimbang sebanyak 2 gram kemudian dilarutkan dalam ± 120

mL akuades yang telah dipanaskan

2) Larutan didiamkan hingga diperoleh massa yang transparan

3) Larutan dicampur hingga homogen lalu dipindahkan ke dalam labu takar 1

L dan ditambahkan akuades sampai tanda batas

B. Larutan CrCl3∙6H2O 200 µg/mL sebanyak 250 mL

Dibuat larutan CrCl3∙6H2O 200 µg/mL sebanyak 250 mL, berdasarkan

perhitungan sebagai berikut:

200 µg/mL x 250 mL = 50000 µg

= 0,05 g

0,05 gram Cr(III) dalam CrCl3∙6H2O

=

x 0,05 g

=

x 0,05 g

= 0,256 g

Angka konversi untuk tikus = 0,018

Sehingga 0,256 g x 0,018 = 0,0046 g

Page 70: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

54

1) Kristal CrCl3∙6H2O ditimbang sebanyak 0,0046 gram kemudian dilarutkan

dengan sedikit larutan Na-CMC 0,2% dalam gelas beker

2) Larutan dituang ke dalam labu takar 250 mL dengan corong dan

tambahkan larutan Na-CMC 0,2% sampai tanda batas

3) Sampel dikocok hingga homogen

C. Larutan Susu merk “D”

Sediaan larutan susu merk “D” harus selalu dalam keadaan fresh sehingga

dibuat setiap hari.

Takaran saji untuk manusia pada kemasan = ± 60 gram (mengandung 33,34

µg Cr-pic)

Angka konversi tikus = 0,018

Dosis untuk tikus =

x 0,018 = 6,47 g

1) Ditimbang 6,5 gram susu yang mengandung Cr-Pic

2) Dilarutkan dengan air hangat 20 mL

3) Diaduk hingga homogen

D. Larutan Glibenklamide

Dosis efektif glibenklamid untuk manusia 5 mg/hari

Angka konversi tikus adalah 0,018

Faktor farmakokinetika adalah 10

Dosis tikus (200 g) = 5 mg x 0,018 x 10 = 0,9 mg

Untuk membuat 250 mL larutan = 0,9 x 250 = 225

Page 71: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

55

1) Serbuk glibenklamid ditimbang sebanyak 225 mg kemudian dilarutkan

dengan sedikit larutan Na-CMC 0,2% dalam gelas beker

2) Larutan dituang ke dalam labu takar 250 mL dengan corong dan

tambahkan larutan Na-CMC 0,2% sampai tanda batas

3) Sampel dikocok hingga homogen

E. Larutan Buffer Sitrat pH 4,5

1. Pembuatan sodium sitrat (C6H5Na3O7 2H2O) 0,1M

Sodium sitrat ditimbang seberat 29,4 gram.

Dilarutkan dengan akuades hingga volume 1000 mL.

2. Pembuatan asam sitrat (C6H8O7) 0,1 M

Asam sitrat ditimbang seberat 19,2 gram.

Dilarutkan dengan akuades hingga volume 1000 mL.

3. Prosedur pembuatan larutan buffer sitrat 0,1 M pH 4,5

Larutan asam sitrat 0,1 M sebanyak 25,5 mL dicampurkan dengan 24,5 mL

larutan sodium sitrat 0,1M kemudian ditambahkan akuades sampai volume

100 mL. pH dicek dengan menggunakan pH universal untuk mendapatkan

pH 4,5 dengan menambahkan larutan asam sulfat (1N) atau larutan sodium

hidroksida (1N).

F. Larutan NaCl 0,9%

Larutan NaCl 0,9% sebanyak 250 mL =

x 250 = 2,25 g

1) Ditimbang 2,25 gram NaCl diatas gelas arloji

Page 72: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

56

2) Dilarutkan di dalam gelas beaker menggunakan akuades

3) Dipindahkan ke dalam labu ukur 250 mL

4) Ditambah akuades sampai tanda batas kemudian dikocok hingga

homogen.

Page 73: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

57

Lampiran 3. Perhitungan dosis Streptozotocin-Nicotinamide secara

intraperitonial

Dosis steptozotocin yang digunakan = 60 mg/kg bb ≈ 12 mg/ 200 g bb

Sehingga untuk membuat 100 mL larutan streptozotocin dibutuhkan 120 mg

streptozotocin. Konsentrasi larutan streptozotocin adalah 12 mg/mL

Dosis nicotinamide yang digunakan = 120 mg/kg bb ≈ 24 mg/ 200 g bb

Sehingga untuk membuat 100 mL larutan nicotinamide dibutuhkan 240 mg

nicotinamide. Konsentrasi larutan nicotinamide adalah 24 mg/mL

Page 74: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

58

Lampiran 4. Data Kadar Glukosa Darah (mg/dL)

A. Kadar Glukosa Darah Puasa H1 (Pra-Induksi)

Kelompok KGD ± SD

CrCl3∙6H2O 93,63 ± 36,63

Cr-Pic 68,76 ± 12,03

Glibenklamid 114,03 ± 40,53

Kontrol Diabetes 81,16 ± 17,83

Kontrol Normal 64,00 ± 17,24

B. Kadar Glukosa Darah Puasa H8 (Pasca-Induksi)

Kelompok KGD ± SD

CrCl3∙6H2O 218,80 ± 110,97

Cr-Pic 131,73 ± 33,40

Glibenklamid 227,33 ± 124,50

Kontrol Diabetes 134,96 ± 32,46

Kontrol Normal 46,23 ± 17,82

C. Kadar Glukosa Darah Puasa H64 (Setelah Perlakuan)

Kelompok KGD ± SD

CrCl3∙6H2O 90,20 ± 54,05

Cr-Pic 81,36 ± 20,62

Glibenklamid 74,90 ± 48,08

Kontrol Diabetes 176,20 ± 30,10

Kontrol Normal 75,50 ± 16,54

Keterangan:

H1 : Hari saat induksi streptozotocin-nicotinamide

H8 : 7 hari setelah induksi streptozotocin-nicotinamide

H64 : Hari ke-64, setelah 56 hari perlakuan

Page 75: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

59

Lampiran 5. Perhitungan persen penurunan kadar glukosa darah (%GL)

Aktivitas antihiperglikemia ditunjukkan dengan persen penurunan kadar

gula (%GL) dengan rumus:

%GL =

x 100%

a. Senyawa CrCl3∙6H2O

%GL =

x 100%

= 58,775%

b. Kontrol positif Cr-pikolinat

%GL =

x 100%

= 38,233%

c. Kontrol glibenklamid

%GL =

x 100%

= 67,052%

d. Kontrol diabetes

%GL =

x 100%

= - 30,557%

e. Kontrol normal

%GL =

x 100%

= - 63,313%

Page 76: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

60

Lampiran 6. Foto-foto Penelitian

Kristal CrCl3∙6H2O

Pemeliharaan Hewan Coba

Page 77: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

61

Pemberiaan Sediaan Bahan Uji

Page 78: PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA CrCl3 6H2O … HALAMAN PERSEMBAHAN Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-Nya sebuah karya kecil ini dapat terselesaikan

62

Pengambilan Sampel Darah