pengaruh pembiayaan murabahah dan pembiayaan...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH TERHADAP LABA BERSIH SERTA IMPLIKASINYA
TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2012-2018
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
ANISSA ABDA
NIM. 11150850000051
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H/2020
ii
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH TERHADAP LABA BERSIH SERTA IMPLIKASINYA
TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2012-2018
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Skripsi Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh:
Anissa Abda
NIM. 11150850000051
Dibawah Bimbingan
Pembimbing,
UMIYATI SE.I., M.Si
NIDN. 2020047903
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H/2020
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Senin, 20 Januari 2020 Telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Anissa Abda
2. NIM : 1115085000051
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pembiayaan Murabahah Dan Pembiayaan
Mudharabah Terhadap Laba Bersih Serta Implikasinya Terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2018
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar SarjanaEkonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Januari 2020
1. Yuke Rahmawati, M.A (________________)
NIP.197509032007012023
2. Ay Maryani, SE., M.Si (________________)
NIDN. 2019057902 Penguji Ahli
3. Umiyati, SE.I, M.Si (________________)
NIDN. 2020047903 Pembimbing
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari Rabu, 10 April 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa/i:
1. Nama : Anissa Abda
2. NIM : 11150850000051
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pembiayaan Murabahah Dan Pembiayaan
Mudharabah Terhadap Laba Bersih Serta Implikasinya Terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012-2018
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa/I tersebut telah dinyatakan LULUS dengan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pad Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitan Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 April 2019
1. Ahmad Tibrizi Soni Wicaksono, SE, ME (________________)
NIDN. 2013079002 Dosen Penguji I
2. Fitri Damayanti, M.Si (________________)
NIP. 198107312006042003 Dosen Penguji II
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Anissa Abda
Nomor Induk Mahasiswa : 11150850000051
Jurusan : Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa menyebutkan pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ilmiah ini.
Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan demikian
pernyataan saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 15 Oktober 2019
Yang Menyatakan,
(Anissa Abda)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama Lengkap : Anissa Abda
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Lengkap : Jalan Sunan Gunung Jati Gg. Mair Rt 02/05 No. 82c,
Paninggilan, Ciledug, Tangerang.
Agama : Islam
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
1. Program Sarjana (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. SMK Negeri 45 Jakarta
3. MTS Negeri 32 Jakarta
4. MI Al-Husna Tangerang
5. RA Al-Husna Tangerang
Pengalaman Organisasi
1. 2018-2019 : Bendahara Umum HMJ Perbankan Syariah
2. 2017-2018 : Anggota Biro Project Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. 2016-2017 : Anggota Departemen Minat dan Bakat HMJ Perbankan
Syariah
4. 2016-2017 : Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis
vii
Latar Belakang Keluarga
Ayah : Abdul Choir
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 01 Mei 1968
Ibu : Syafridah Lubis
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 05 Mei 1968
Kakak : Alifikram Mughofir
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 Juni 1994
Anak ke : 2 dari 2 Bersaudara
viii
ABSTRACT
This research analyze the effect of murabaha financing and mudharabah
financing on net income and its implications for the profitability of islamic
commercial banks. the type of data used in this study is panel data that is annual
data from 2012 to 2018 and uses a sample of 6 sharia commercial banks with a
purposive sampling technique as the sampling technique used. The method of
analysis used in this study is path analysis using eviews 9.5. the results of this
study indicate that murabaha financing directly affects the return on equity or
indirectly through net income. Whereas mudharabah financing does not directly
influence return on equity or indirectly through net income.
Keynote : Murabahah, Mudharabah, Net Income, ROE
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pengaruh dari
Pembiayaan Murabahah dan Pembiayaan Mudharabah terhadap Laba Bersih
serta implikasinya terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yaitu data tahunan dari tahun
2012 sampai tahun 2018 dan menggunakan sampel 6 Bank Umum Syariah dengan
teknik Purposive Sampling sebagai teknik pengambilan sampel yang digunakan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Jalur (Path
Analysis) menggunakan program Eviews 9,5. Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh secara langsung terhadap Return On
Equity (ROE) maupun tidak langsung melalui Laba Bersih. Sedangkan
pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh secara langsung terhadap Return On
Equity (ROE) maupun tidak langsung melalui Laba Bersih.
Kata Kunci: Murabahah, Mudharabah, Laba Bersih, ROE
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohiim.
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan beribu-ribu
rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan lancar dan baik. Shalawat serta salah
semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
menuntun umatnya dari zaman Jahiliyah hingga zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelarsarjana pada Program Sarjana Ekonomi Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Adapun judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh
Pembiayaan Murabahah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Laba Bersih
Serta Implikasinya Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia
Periode 2012-2018”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa
keberhasilan dari skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan semangat dan motivasi. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan hidayahnya dalam
melancarkan penulis untuk myelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Kedua orang tua saya. Ayah dan mama yang sudah mendidik dan
mebesarkan penulis dengan sangat baik. Yang selalu memberi semangat
dan nasehat kepada penulis untuk tidak menyerah dalam menyusun
penelitian ini. Yang selalu mengingatkan untuk tidak melupakan ibadah
dan berdoa. Yang selalu memberikan kritik yang membangun kepada
penulis ketika penulis lalai. Yang selalu mencukupi kebutuhan material
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
xi
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP.,
selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
kesempatan menyelesaikan skripsi kepada peneliti.
4. Ibu Umiyati, SEI., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk memberikan arahan,
masukan dan evaluasi sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini
dengan baik. Semoga segala kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.
5. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., M.B.A dan Ibu Yuke Rahmawati,
M.A selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan wawasan serta arahan dalam menyelesaikan penelitian
ini.
6. Ibu Santi Yustini, SE., M.Ak selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah menjadi penasehat terbaik dari awal kuliah hingga selesai.
7. Seluruh dosen-dosen Perbankan Syariah yang tidak bisa penulis
sebutkan namanya satu per satu, terimakasih atas ilmu dan wawasan
yang telah diberikan. Semoga segala kebaikannya dibalas oleh Allah
8. Sahabat-sahabat group Pewaris Sejarah seperti Lizein, Rahmad, Miftah,
Nae, Ayu, Teteh, Fiqi, Om, Mahatir, Karin, Alysha, Sule, Halid yang
telah mewarnai masa perkuliahan penulis hingga penuh dengan suka dan
duka.
9. Serta seluruh pihak yang telah membantu dari masa perkuliahan hingga
skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh
karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan demi pencapaian yang lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 10 November 2019
Anissa Abda
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 12
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 12
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 13
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ...................................................................... 14
G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 27
A. Landasan Teori ....................................................................................... 27
1. Kinerja Perbankan Syariah................................................................... 27
2. Analisis Laporan Keuangan ................................................................. 30
3. Profitabilitas ........................................................................................ 31
4. Laba bersih .......................................................................................... 32
5. Pembiayaan Murabahah ....................................................................... 34
6. Pembiayaan Mudharabah ..................................................................... 37
7. Bank Syariah ....................................................................................... 39
B. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 46
xiii
C. Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian ................................. 49
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 54
A. Populasi dan Sampel ............................................................................... 54
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 56
C. Sumber Data ........................................................................................... 56
D. Teknik Pengumpulan data ....................................................................... 57
E. Definisi Operasionalisasi Variabel .......................................................... 57
F. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 61
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 70
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 70
B. Analaisis Data Deskriptif ........................................................................ 71
C. Hail Uji Instrumen Penelitian .................................................................. 76
1) Hasil Uji Stasionerit as Data ................................................................ 76
2) Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 77
3) Hasil Estimasi Model Regresi Data Panel Sub-Struktur 1..................... 78
4) Menguji dan Memaknai Sub-Struktur 1 ............................................... 80
5) Hasil Estimasi Model Regresi Data Panel Sub-Struktur 2..................... 82
6) Menguji dan Memaknai Sub-Struktur 2 ............................................... 84
7) Perhitungan Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung .......... 87
D. Pembahasan ............................................................................................ 88
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 95
A. Kesimpulan ............................................................................................. 95
B. Saran ....................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 97
LAMPIRAN ................................................................................................... 106
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Return On Equity pada Bank Umum Syariah …………3
Tabel 1.2 Tunjauan Kajian Terdahulu ……………………………………………3
Tabel 2.1 Kriteria Penetapan Peringkat Faktor Return On Equity (ROE) ……... 31
Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ……………………41
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ………………………………………………..…. 53
Tabel 3.2 Proses Pengambilan Sampel ………………………………………… 54
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ……………………………………………………. 55
Tabel 3.4 Operasional Penelitian ………………………………………………..58
Tabel 4.1 Tabel Deskriptif Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah ……..71
Tabel 4.2 Tabel Deskriptif Pembiayaan Mudharabah Bank Umum Syariah …....72
Tabel 4.3 Tabel Deskriptif Laba Bersih Bank Umum Syariah ……………...…..73
Tabel 4.4 Tabel Deskriptif Return On Equity (ROE) Bank Umum Syariah …....74
Tabel 4.5 Hasil Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) …………….…………… 75
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Sub-Struktur 1 …………………………...76
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Sub-Struktur 2 …………………………...77
Tabel 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas Sub-Struktur 1 …………………..……...77
Tabel 4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas Sub-Struktur 2 …………………..……...77
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Sub-Struktur 1 ………………..…………......78
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi Sub-Struktur 2 ………………..…………......78
Tabel 4.12 Hasil Uji Chow Sub-Struktur 1 ………………..……………...…......78
Tabel 4.13 Hasil Common Effect Model Sub-Struktur 1…..……..…………......79
Tabel 4.14 Koefisien Jalur untuk persamaan Sub-Struktur 1 ………………….. 80
Tabel 4.15 Hasil Uji Chow Sub-Struktur 2 ………………..……………...…......82
xv
Tabel 4.16 Hasil Common Effect Model Sub-Struktur 2 ……..……..………......83
Tabel 4.17 Koefisien Jalur untuk persamaan Sub-Struktur 2 ………………….. 80
Tabel 4.18 Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, Pengaruh Total dan
Pengaruh Simultan X1 dan X2 terhadap Y dan Z ……………………………… 87
xvi
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
Gambar 1.1 Perbandingan Market Share Perbankan Syariah di Indonesia …...… 2
Gambar 1.2 Pertumbuhan Laba Bersih Bank Umum Syariah 2012-2018 …......... 4
Gambar 1.3 Jenis Penggunaan Produk Pembiayaan Bank Umum Syariah …...… 6
Gambar 1.4 Perkembangan Pembiayaan dengan Akad Murabahah pada Bank
Umum Syariah 2012-2018 …................................................................................. 7
Gambar 1.5 Perkembangan Pembiayaan dengan Akad Murabahah pada Bank
Umum Syariah 2012-2018 …................................................................................. 8
Gambar 2.1 Bagan Proses Murabahah …............................................................. 34
Gambar 2.2 Bagan Proses Murabahah …............................................................. 37
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ……………………………………….……… 46
Gambar 3.1 Substruktur-1 ……………………………………………………… 66
Gambar 3.1 Substruktur-1 ……………………………………………………… 67
Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas Sub-Struktur 1 …….......................................... 77
Grafik 4.2 Hasil Uji Normalitas Sub-Struktur 2 ….............................................. 77
Gambar 4.1 Sub –Struktur 1 ………...………………………………………….. 81
Gambar 4.2 Model Jalur Path Struktur 1 ……………………..………………... 83
Gambar 4.3 Sub-Struktur 2 ……………………………………………..……… 85
Gambar 4.4 Model Jalur Path Dtruktur 2 ……………………………………… 87
Gambar 4.5 Diagram Jalur Persamaan Sub-Struktur 1 dan 2 ………………..… 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu yang dapat mendukung perekonomian di Negara Indonesia
adalah bidang perdagangan dan bisnis. Banyaknya sektor perdagangan dan
bisnis menyebabkan para pebisnis untuk berfikir inovatif terhadap usahanya,
sehingga dibutuhkan modal yang cukup besar untuk kemajuan usaha suatu
perusahaan. Kebutuhan modal yang cukup besar tidak memungkinkan
pelaku usaha mendanai modal yang dibutuhkan bagi usahanya secara
keseluruhan, oleh karena itu para pelaku usaha mencari tambahan modalnya
dengan meminjam di lembaga keuangan.
Sebagai salah satu lembaga keuangan, perbankan merupakan tonggak
bagi perekonomian di Indonesia karena memiliki peranan yang sangat
penting. Dengan fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi atau
perantara dalam sektor keuangan untuk menghimpun dana dari masyarakat
yang kelebihan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan sehingga masyarakat sepakat bahwa bank
menjadi salah satu lembaga yang dipercaya untuk mengelola dana agar lebih
produktif.
Bank terbagi menjadi dua jenis, yaitu Bank Syariah yang sistem
operasionalnya menggunakan sistem bagi hasil dan Bank Konvensional
yang sistem operasionalnya menggunakan sistem bunga (riba). Menurut
Umam (2011) setelah banyaknya kritik terhadap Perbankan Konvensional
karena karakteristiknya yang masih terdapat unsur riba, judi (maysir),
ketidakpastian (gharar), dan bathil maka perbankan syariah menjadi sebuah
alternatif bagi praktek perbankan sehingga pertumbuhannya semakin
meningkat. Selain itu, pertumbuhan perbankan syariah saat ini mulai
diminati oleh masyarakat karena karakteristik perbankan syariah yang
menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang ber-etika,
2
mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam
berproduksi.
Namun, menurut Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) dalam pernyataan resminya pada situs
www.cnbcindonesia.com tahun 2019 mengatakan bahwa saat ini kinerja
perbankan syariah masih melambat dan masih sulit melawan perbankan
konvensional. Menurut Bapak Harnovinsah selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Mercu Buana dalam pertemuan para pakar ekonomi
syariah dari Universitas Sains Malaysia dan Universitas Mercu Buana di
Jakarta pada bulan September 2019 mengatakan bahwa perbankan syariah
sudah beroperasi hampir 30 tahun di tanah air, tapi market share nya masih
rendah hanya 5.9%. hal ini disebabkan karena kurang sosialisasinya kepada
masyarakat di Indonesia dan lambatnya kinerja keuangan perbankan syariah.
Gambar 1.1
Perbandingan Market Share Perbankan Syariah di Indonesia
(presentase)
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK Maret 2019
Adapun jumlah Perbankan Syariah di Indonesia menurut OJK adalah
198 yang terdiri dari 14 Bank Umum Syariah (BUS), 20 Unit Usaha Syariah
(UUS) dan 164 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Keberadaan
Perbankan Syariah yang salah satunya yaitu Bank Umum Syariah (BUS)
64.62
32.86
2.52
Bank Umum Syariah
Unit Usaha Syariah
BPRS
3
diharapkan dapat mendorong dan mempercepat kemakmuran ekonomi
masyarakat melalui kegiatan perbankan, pembiayaan, dan investasi sesuai
kaidah Islam. Sehingga, munculnya bank-bank syariah baru dapat
menimbulkan persaingan sehat antar bank syariah dalam peningkatan
pelayanan jasa maupun peningkatan kinerja bank itu sendiri
Menurut Haq (2015) Salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur kinerja suatu Bank baik atau tidak ialah dengan melihat nilai
profitabilitasnya. Pada umumnya, rasio profitabilitas yang sering digunakan
oleh bank untuk mengetahui kinerja keuangannya adalah Return On Asset
(ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA merupakan rasio untuk menilai
seberapa besar kemampuan bank dalam mengelola asset untuk
menghasilkan laba. Sementara ROE merupakan rasio untuk melihat
seberapa besar kemampuan bank dalam mengelola modal untuk
menghasilkan laba bersih. Beberapa literatur menjelaskan bahwa ROA lebih
menggambarkan tingkat profitabilitas sebuah bank, khususnya bank syariah.
Namun umumnya para stakeholder lebih melihat ROE untuk memprediksi
tingkat pengembalian yang akan diperoleh karena ROE menggambarkan
return dari jumlah modal dan ekuitas suatu bank, semakin tinggi ROE maka
tingkat pengembalian investasi pun semakin besar, hal ini memungkinkan
para pemegang modal untuk meningkatkan investasi di industry perbankan.
(Dewi dan Mohammad, 2017).
Tabel 1.1
Perkembangan Return On Equity pada Bank Umum Syariah
Periode ROE%
2012 24,06
2013 17,24
2014 5,85
2015 4.17
2016 5,25
2017 5,45
2018 10,35
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK 2012-2018
4
Dari data statistik yang tercantum pada tabel 1.1 menunjukkan
perkembangan Return On Equity (ROE) yang mengalami fluktuatif. Pada
tahun 2012 hingga 2015 nilai ROE mengalami penurunan yaitu dari 24,06%
hingga menjadi 4,17% walaupun setelahnya mengalami peningkatan
kembali hingga tahun 2018 nilai ROE menjadi 10,35%. Sementara itu,
menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Tahun 2011 yang
menyatakan batas aman tingkat ROE yaitu minimal 13% dengan kriteria
nilai cukup baik, tetapi dalam tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa tingkat
ROE pada tahun 2014-2018 hanya mencapai kurang dari 13% yang dapat
dinyatakan berada pada kodisi kurang baik bahkan bisa dikatakan tidak baik.
Lemahnya kondisi ekonomi di Indonesia menjadi salah satu penyebab
menurunnya tingkat laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang
tertanam dalam ekuitas. Apabila tidak segera diambil sebuah tindakan dalam
fenomena ini, maka akan berpengaruh terhadap permodalan bank dan
kinerja bank dalam mengelola dana. ROE akan cenderung mengurangi akses
bank untuk mendapatkan modal baru yang mungkin diperlukan apabila nilai
ROE relatif lebih rendah dibandingkan dengan bank lain dan berdampak
langsung pada perluasan dan usaha bank dalam mempertahankan posisi
kompetitif dipasar.
Sesuai teori yang dijelaskan oleh Syamsudin (2011) yang mengatakan
bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba, maka salah satu indikator pencapaian kinerja bank yang baik juga
harus memperhatikan laba bersih yang diperoleh. Karena salah satu tujuan
didirikannya suatu Bank Umum Syariah adalah untuk memperoleh laba atau
profit. Laba merupakan pengembalian modal yang diperoleh perusahaan dari
hasil investasi yang dibuat dari suatu periode fiskal. Laba yang dihasilkan
dapat mencerminkan efektifitas operasional perusahaan dalam menjalankan
kinerjanya.
5
Gambar 1.2
Pertumbuhan laba bersih Bank Umum Syariah 2012-2018
(dalam miliar rupiah)
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK 2012-2018
Dari data statistik menunjukan perkembangan laba bersih yang
diperoleh Bank Umum Syariah mengalami fluktuatif. Pada tahun 2012
hingga 2015 mengalami penurunan dengan laba bersih yang diperoleh
sebesar 1,8 triliun hingga 635 miliar walaupun setelahnya mengalami
peningkatan hingga tahun 2018 sebesar 2,8 triliun. Perolehan tersebut
diduga mendukung penjelasan diatas bahwa salah satu faktor yang
menyebabkan peningkatan ROE adalah meningkatnya laba bersih yang
diperoleh, berlaku juga sebaliknya bahwa salah satu faktor yang
menyebabkan penurunan ROE adalah menurunnya laba bersih yang
diperoleh.
Untuk memperoleh laba, setiap perusahaan termasuk bank syariah
dituntut untuk melakukan kegiatan operasional. Sesuai dengan salah satu
peran bank syariah sebagai lembaga intermediasi, Pertumbuhan laba pada
Bank Umum Syariah dapat dilihat dari besarnya dana yang disalurkan
kepada masyarakat melalui pembiayaan dan besarnya tingkat keuntungan
yang diperoleh bank dari pembiayaan atau produk-produk yang disalurkan
oleh Bank Umum Syariah.
1800 1600
702 635
952 987
2806
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
6
Seperti bank konvensional, bank syariah juga memberikan jasa-jasa
pembiayaan. Pembiayaan di bank syariah dibedakan berdasarkan jenisnya,
dan terdapat tiga jenis pembiayaan yang merupakan ciri khas dari bank
syariah, pertama; pembiayaan dengan prinsip bagi hasil dengan
menggunakan akad mudharabah dan musyarakah, kedua; pembiayaan
dengan prinsip jual beli dengan menggunakan akad murabahah, salam,dan
istishna‟, dan yang ketiga; menggunakan prinsip sewa dengan menggunakan
akad ijarahdan ijarah muntahiyah bitamlik (IMBT).
Menurut Sarwono selaku kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Regional 2 Jawa Barat pada www.sindonews.com 2018 lalu mengatakan
bahwa salah satu yang menyebabkan melambatnya pertumbuhan perbankan
syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional karena belum
memiliki produk yang inovatif dan berbeda dengan konvensional. Beliau
juga mengatakan duplikasi sistem perbankan syariah mengakibatkan harus
bersaing secara ketat dengan perbankan konvensional. Penyaluran dana pada
bank syariah salah satu kelemahan yang memicu perbankan syariah saat ini
ialah hanya memfokuskan kepada fungsi sebagai bank komersial biasa, tidak
memkasimal kan fungsi sebagai bank investasi.
Gambar 1.3
Jenis Penggunaan Produk Pembiayaan Bank Umum Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK Maret 2019
Investasi 23%
Modal Kerja 33%
Konsumsi 44%
7
Dapat dilihat bahwa penggunaan dana dalam bentuk pembiayaan
paling banyak digunbakan dalam bentuk kegiatan konsumtif sebesar 44%,
lalu di ikuti dengan kegiatan permodalan kerja sebesar 33% dan kegiatan
investasi sebesar 23%. Orientasi penyaluran pembiayaan bank syariah juga
bisa disebut orientasi berjangka pendek yaitu menyalurkan pembiayaan
konsumtif jangka pendek yaitu terbanyak pada sektor Rumah tangga sebesar
41.90%, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran 10.23%, Kontruksi
8.31%, industry pengolahan 7.75% dan perantara keuangan 5.61%.
Salah satu produk yang dominan dalam kegiatan penyaluran
pembiayaan adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli menggunakan akad
murabahah. Hal tersebut dibuktikan hasil snapshot perbankan syariah di
Indonesia yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2018
pembiayaan murabahah berkisar 51,77%, musyarakah 36,86%,
mudharabah 5,27%, dan ijarah 3,18%.
Pembiayaan murabahah merupakan jasa pembiayaan dengan
mengambil bentuk transaksi jual beli dengan cicilan. Sedangkan pola
pelayannya dengan memakai jenis pembelian berdasarkan pesanan. Pada
perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang atau asset yang
dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok
barang dan kemudian menjualnya kepada nasabah tersebut dengan
menambah suatu mark-up atau keuntungan. Dengan kata lain, penjualan
barang oleh bank kepada nasabah dilakukan atas dasar cost-plus profit.
8
Gambar 1.4
Perkembangan Pembiayaan dengan akad Murabahah pada Bank
Umum Syariah 2012-2018
(dalam miliar rupiah)
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK 2012-2018
Dari data statistik yang tercantum pada gambar diatas menunjukkan
perkembangan pembiayaan dengan akad murabahah pada Bank Umum
Syariah selama periode 2012-2018 yang menggambarkan bahwa
pembiayaan dengan akad murabahah mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun selama periode tersebut dan tetap menjadi produk unggulan dalam
bank syariah yang masih berjalan sampai saat ini. Fenomena ini
menunjukkan bahwa minat masyarakat dalam menggunakan produk
pembiayaan dengan akad murabahah ini banyak di minati setiap tahunnya
cukup masuk akal kiranya, ketika masyarakat lebih memilih produk
pembiayaan murabahah, sebab produk ini lebih mudah diterapkan karena
tidak rumit dan mirip dengan produk pembiayaan yang sudah lama dikenal
masyarakat di bank-bank konvensional. Maka lebih dari separuh pendapatan
(profitabilitas) yang dicatat oleh bank-bank syariah sebagian besar berasal
dari pembiayaan murabahah.
Selain dengan sistem jual beli, produk pembiayaan yang ditawarkan
oleh bank syariah juga ada dengan menggunakan prinsip bagi hasil. Salah
satu akad yang banyak dikenal masyarakat dalam prinsip bagi hasil ini
adalah akad mudharabah. Pembiayaan mudharabah adalah kerjasama antara
seorang partner yang memberikan uang kepada partner lain untuk
88909 90746 91867 93642
110063 114494 118134
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
9
diinvestasikan ke perusahaan komersial. Pihak bank (shahibul maal)
berkewajiban memberikan dana 100% kepada nasabah (mudharib) dan
mudharib hanya mengelola usaha yang sudah ditentukan oleh pihak
shahibul maal. Pembagian keuntungan akan dibagikan berdasarkan
kesepakatan pada awal kontrak, sedangkan jika terjadi kerugian akan
ditanggung oleh pemilik modal. Pengelola juga bertanggung jawab apabila
kerugian itu disebabkan oleh pengelola. (Rivai, 2012).
Gambar 1.5
Perkembangan Pembiayaan dengan akad Mudharabah pada Bank
Umum Syariah 2012-2018
(dalam miliar rupiah)
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK 2012-2018
Dari data statistik yang dicantumkan oleh gambar diatas menjelaskan
bahwa selama periode 2012-2018 pembiayaan dengan akad mudharabah
pada Bank Umum Syariah mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Fenomena ini menunjukan bahwa minat masyarakat terhadap produk bank
syariah dengan akad mudharabah menurun setiap tahunnya selama periode
tersebut berbanding terbalik dengan pembiayaan dengan akad murabahah.
Fenomena ini menggambarkan bahwa operasi bank syariah belum
sepenuhnya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Imama
(2014) berdirinya perbankan syariah bertujuan untuk memperkenalkan suatu
sistem untuk menggantikan mekanisme bunga dalam transaksi perbankan,
yaitu transaksi berbasis profit and lost sharing atau lebih dikenal di
9409 8897 8754 8431 8099
7050
5889
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
10
Indonesia dengan sistem bagi hasil.hal ini dibuktikan dengan Undang-
Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, melalui pasal 6 huruf 1 yang
penjelasannyatidak menggunakan istilah bank islam atau bank syariah,
melainkan hanya menyebutkan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan
prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan dalam peraturan pemerintah.
Bank syariah seharusnya memperbesar pangsa produk bagi hasil
karena identik dengan perbedaan antara bank syariah dengan bank
konvensional. Menurut Perwataatmadja (2002) dalam Muklis (2018) secara
teoritis pembiayaan dalam bentuk kerja sama seperti pembiayaan dengan
akad mudharabah mempunyai dampak langsung kepada pertumbuhan
ekonomi berupa tumbuhnya peluang usaha baru, kesempatan kerja baru, dan
peningkatan pendapatan penduduk. bukan hanya terfokus pada produk jual
beli.
Menurut pandangan Abdullah Saeed melihat bahwa bank syariah
dalam merealisasikan sistem bagi hasil, sebagaimana dijabarkan dalam teori,
ternyata tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam sistem perbankan
syariah yang menginginkan pihak bank mempunyai hak untuk turut
menanggung beban resiko dari pembiayaan tersebut. Realitas ini mendorong
bank syariah menempuh jalan dengan membatasi fleksibilitas konsep
mudharabah tersebut dari sistem bagi hasil dan mencoba
mentransformasikannya ke dalam mekanisme pembiayaan bebas resiko.
(Saeed, 2008)
Oleh karena itu, tinggi rendahnya penawaran bank dan minat nasabah
untuk menggunakan produk pembiayaan dengan akad murabahah dan
mudharabah di bank syariah tentunya akan memberikan dampak bagi
pendapatan bank syariah serta besar kecilnya perolehan laba pada bank itu
sendiri. Dari laba tersebut dapat dijadikan sebagai alat ukur apakah kinerja
bank syariah tersebut baik atau tidak dilihat dari tingkat profitabilitasnya
seperti yang sudah dijelaskan pada beberapa teori bahwa profitabilitas yaitu
kemampuan bank dalam memperoleh laba dengan menggunakan salah satu
rasio yaitu ROE (Return on Equity).
11
Ada beberapa penelitian yang membahas tentang variabel penelitian
ini. Seperti penelitian Novi Fadhilah (2015) yang menyatakan bahwa secara
simultan pembiayaan dengan akad murabahah dan mudharabah memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih Bank Syariah Mandiri, tetapi
secara parsial pembiayaan dengan akad mudharabah tidak berpengaruh
terhadap laba bersih Bank Syariah Mandiri. Berbanding terbalik dengan
penelitian Ima Fatmawati dkk (2016) yang menyatakan bahwa secara parsial
pembiayaan dengan akad mudharabah memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Laba bersih di Bank Umum Syariah. Penelitian lainnya yaitu
penelitian Yeni Susi Rahayu dkk (2016) yang menyatakan bahwa
pembiayaan dengan akad mudharabah memiliki pengaruh positif terhadap
Profitabilitas (ROE). Pada penelitan Purnama Putra (2018) dan Kurniawan
(2015) yang menyatakan bahwa pembiayaan dengan akad murabahah
memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas (ROE). Sedangkan
menurut Reinnisa (2015) menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas (ROE).
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti termotivasi untuk
melakukan penelitian untuk membuktikan tentang adanya pengaruh atau
tidak pada setiap variabel independen yang penulis gunakan terhadap
peningkatan profitabilitas bank umum syariah di Indonesia sehingga dapat
bersaing di pangsa pasar perbankan di Indonesia. Karena Profitabilitas bank
itu menjadi indikator penting apakah kinerja keuangan bank syariah tersebut
baik atau tidak dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Selain itu,
adanya Research Gap penelitian terdahulu membuat penulis ingin
melakukan pengujian kembali terhadap variabel-variabel tersebut dengan
objek dan metode yang berbeda dengan sebelumnya.
Penulis memilih Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2012-2018.
Hal ini dikarenakan terkait dengan kelengkapan data yang akan penulis
peroleh dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan dan Website masing-masing Bank yang ada di Bank Umum
Syariah dan juga sekaligus memberikan hasil penelitian yang ter-update.
12
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin menuangkan penelitian
ini dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Pembiayaan
Mudharabah terhadap Laba Bersih serta implikasinya terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012-2018”
B. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Melambatnya pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia dengan
market share di perbankan Indonesia hanya mencapai 5.9% pada kuartal
I (satu) tahun 2019 yang menyebabkan kalah bersaing dengan perbankan
konvensional.
2. Kurang inovatifnya bank syariah dalam menghasilkan produk sehingga
harus bersaing secara ketat dengan bank konvensional.
3. Lemahnya perkembangan bank syariah karena hanya mendominasi
produk penyaluran dana dalam kegiatan konsumtif yang berorientasi
jangka pendek dibanding kegiatan produktif dalam investasi yang
berorientasi jangka panjang.
4. Tingkat ROE dengan hasil dibawah 13% pada 5 tahun terakhir yang
dinyatakan dalam posisi kurang baik bahkan bisa dikatakan tidak baik
pada tahun 2015 yang berdampak pada permodalan bank dan
pengelolaan dana bank yang kurang baik.
C. Pembatasan Masalah
1. Data yang digunakan dalam penelitian adalah Annual Report atau
laporan tahunan Bank Umum Syariah tahun 2012-2018
2. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable
pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah, laba bersih dan
Profitabilitas.
3. Variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan tingkat rasio
Return On Equity (ROE)
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
13
1. Apakah Pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah memiliki
pengaruh langsung terhadap Return On Equity (ROE) Bank Umum
Syariah periode 2012-2018?
2. Apakah pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah memiliki
pengaruh tidak langsung terhadap Return On Equity (ROE) Bank Umum
Syariah periode 2012-2018 melalui laba bersih?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut?
1. Untuk menganalisis besarnya pengaruh langsung pembiayaan
murabahah dan pembiayaan mudharabah terhadap Return On Equity
(ROE) Bank Umum Syariah periode 2012-2018.
2. Untuk menganalisis besarnya pengaruh tidak langsung pembiayaan
murabahah dan pembiayaan mudharabah terhadap Return On Equity
(ROE) Bank Umum Syariah periode 2012-2018 melalui laba bersih.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan serta memperluas ilmu
pengetahuan tentang pengaruh pembiayaan murabahah dan
mudharabah terhadap laba bersih serta implikasinya terhadap
Profitabilitas bank syariah.
b. Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan
untuk menambah informasi dalam penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai kinerja bank syariah sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di perusahaan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan pihak manajemen
dalam rangka peningkatan profitabilitas.
14
c.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan Profitabilitas Bank Syariah
sudah pernah dilakukan sebelumnya. Hasil dari penelitian terdahulu akan
digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini.
Secara ringkas, hasil penelitian terdahulu dirangkum dalam tabel dibawah
ini:
Tabel 1.2
Tinjauan Kajian Terdahulu
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
1 Purnama
Putra (Jurnal
Organisasi
dan
Manajemen,
Vol. 14 No. 2,
September
2018)
Pengaruh
Pembiayaan
Mudharabah,
Musyarakah,
Murabahah dan
Ijarah terhadap
Profitabilitas 4
Bank Umum
Syariah Periode
2013-2016
Variabel
Independen:
Murabahah dan
Mudharabah
Variabel Dependen:
Profitabilitas (ROE)
Teknik
Pengambilan
Sampel:
Teknik Purposive
Sampling
Variabel
Independen:
penelitian
terdahulu
menggunakan
variabel Ijarah dan
Musyarakah
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu
menggunakan 4
Bank Syariah,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
Pembiayaan
Mudharabah
tidak
berpengaruh
terhadap
tingkat
profitabilitas,
pembiayaan
Musyarakah
berpengaruh
negatif
terhadap
profitabilitas,
pembiayaan
Murabahah
dan Ijarah
berpengaruh
positif
terhadap
profitabilitas,
15
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
dan secara
simultan
seluruh
variabel
independen
berpengaruh
positif
terhadap
profitabilitas
2 Dewi Wulan
Sari dan
Mohamad
Yusak
Anshori
(Accounting
and
Management
Journal, Vol
1, No. 1, Juli
2017)
Pengaruh
pembiayaan
Murabahah,
Istishna,
Mudharabah, dan
musyarakah
terhadap
Profitabilitas
(Studi Pada Bank
Syariah di
Indonesia periode
Maret 2015-
Agustus 2016)
Variabel
Independen:
Murabahah,
Mudharabah
variabel dependen:
Profitabilitas (ROE)
Variabel
Independen:
penelitian
terdahulu
menggunakan
variabel Istishna
dan Musyarakah
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu
menggunakan 4
Bank Syariah,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
Murabahah
dan
Mudharabah
berpengaruh
negative dan
positif
terhadap
ROE,
sedangkan
Musyarakah
dan Istishna
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
ROE.
16
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
3 Novi Fadhila
(Jurnal Riset
Akuntansi dan
Bisnis Vol. 15
No. 1, Maret
2015)
Analisis
Pembiayaan
Mudharabah dan
Murabahah
terhadap Laba
Bank Syariah
Mandiri
Variabel
Independen:
Mudharabah dan
Murabahah
Variabel Dependen:
Laba
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu hanya
menggunakan 1
Bank Syariah,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
Mudharabah
tidak
berpengaruh
terhadap laba
Bank Syariah
Mandiri,
sedangkan
Murabahah
Berpengaruh
positif
terhadap
Laba Bank
Syariah
Mandiri
4 Russely Inti
Dwi Permata,
et al. (Jurnal
Analisis Pengaruh
Pembiayaan
Mudharabah dan
Variabel
Independen:
Mudharabah
Variabel
Independen:
penelitian
Pembiayaan
Mudharabah
berpengaruh
17
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Administrasi
Bisnis Vol. 12
No. 1, Juli
2014)
Musyarakah
terhadap Tingkat
Profitabilitas
(Return On
Equity) studi pada
Bank Umum
Syariah yang
terdaftar di Bank
Indonesia Periode
2009-2012)
Variabel Dependen:
Profitabilitas (ROE)
Teknik
Pengambilan
Sampel:
Teknik Purposive
Sampling
terdahulu
menggunakan
Musyarakah
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu
menggunakan 5
Bank Syariah,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
signifikan
negatif
terhadap
ROE,
pembiayaan
Musyarakah
berpengaruh
positif
terhadap
ROE.
Sedangkan
secara
simultan,
kedua
variabel
tersebut
berpengaruh
yang
signifikan
terhadap
ROE
5 Zaim nur Afif
(JEST Vol. 1
No. 8,
Agustus
2014)
Pengaruh
Pembiayaan
Murabahah
terhadap Laba
Melalui Variabel
Intervening
Pembiayaan
Variabel
Independen:
Murabahah
Variabel Dependen:
Laba
Teknik
Pengambilan
Variabel
Independen:
penelitian
terdahulu tidak
menggunakan
variabel
Mudharabah
Murabahah
berpengaruh
positif
terhadap laba
maupun
NPF,
sedangkan
18
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Bermasalah Bank
Umum Syariah di
Indonesia Periode
2009-2013
Sampel:
Teknik Purposive
Sampling
Teknik Analisis
Data:
Path Analysis
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu
menggunakan 5
Bank Syariah,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
NPF tidak
berpengaruh
terhadap
Laba.
6 Ferdian Arie
Bowo. (Jurnal
studia
Akuntansi dan
Bisnis Vol. 1,
2013-2014)
Pengaruh
Pembiayaan
Murabahah
terhadap
Profitabilitas
Variabel
Independen:
murabahah,
variabel dependen:
Profitabilitas
Objek hanya Bank
Muamalat
Indonesia,
Pembiayaan
murabahah
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
profitabilitas
Bank
Muamalat
19
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Indonesia
7 Yeni Susi
Rahayu, et al.
(Jurnal
Administrasi
Bisnis, Vol.33
No. 1, April
2016)
Pengaruh
Pembiayaan Bagi
Hasil
Mudharabah dan
Musyarakah
terhadap
Profitabilitas
(Studi pada Bank
Umum Syariah
yang terdaftar
pada Bursa Efek
Indonesia periode
2011-2014)
Variabel
Independen:
Mudharabah
Variabel Dependen:
Profitabilitas (ROE)
Teknik
Pengambilan
Sampel:
Teknik Purposive
Sampling
Variabel
Independen:
penelitian
terdahulu
menggunakan
variabel
Musyarakah
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu
menggunakan 4
Bank Syariah,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
Pembiayaan
Mudharabah
berpengaruh
positif
terhadap
tingkat ROE,
pembiayaan
Musyarakah
berpengaruh
negatif
terhadap
tingkat ROE,
dan secara
simultan
keduanya
berpengaruh
signifikan
terhadap
tingkat ROE.
8 Sutrisni Pengaruh Variabel Variabel baik secara
20
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Harisadono
dan Nurul
Fauziah
(Islaminomic
Jurnal Vol. 4,
No. 3, 2013.
ISSN: 2087-
9202)
Pembiayaan
Musyarakah dan
Pembiayaan
Mudharabah
terhadap Laba
Bersih pada Bank
Umum Syariah
Independen:
Mudharabah
Variabel Dependen:
Laba Bersih
Independen:
penelitian
terdahulu
menggunakan
variabel
Musyarakah
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu
menggunakan
seluruh Bank
Syariah,
sedangkan
penelitian
sekarang hanya
menggunakan 6
Bank Syariah
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
parsial
maupun
simultan,
kedua
variabel
Musyarakah
dan
Mudharabah
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
variabel laba
bersih
9 Dy Ilham
Satria dan
Haryati
Pengaruh
Pendapatan
Murabahah,
Variabel
Independen:
Murabahah dan
Variabel
Independen:
penelitian
Murabahah
memiliki
pengaruh
21
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Saputri
(Jurnal
Visioner &
strategis, Vol
5 No.2,
September
2016)
Mudharabah dan
Musyarakah
terhadap Return
On Equity PT
Bank Syariah
Mandiri
Mudharabah
Variabel Dependen:
Profitabilitas (ROE)
Teknik
Pengambilan
Sampel:
Teknik Purposive
Sampling
terdahulu
menggunakan
variabel
Musyarakah
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu hanya
menggunakan 1
Bank Umum
Syariah yaitu Bank
Syariah Mandiri,
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
terhadap
ROE,
sedangkan
mudharabah
dan
musyarakah
tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
ROE
10 Mohammed
T.Abusharbeh
(World
Review of
Business
Credit Risks and
Profitability of
Islamic Bankss:
Evidence From
Indonesia
Variabel
Independen: Profit
and Loss Sharing
Financing
(Mudharabah) dan
Variabel
Independen:
penelitian
terdahulu
menggunakan
Profit and
Loss Sharing
Financing
tidak
berpengaruh
22
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Research vol.
4 No. 3
Oktober
2014)
Non Profit and Loss
Sharing Financing
(Murabahah)
Variabel Dependen:
Profitabilitas
Teknik Analisis
Data:
Path Analysis
variabel
Musyarakah
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu hanya
menggunakan
seluruh Bank
Umum Syariah di
Indonesia,
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
signifikan
terhadap
Profitabilitas
sedangkan
Non Profit
and Loss
Sharing
Financing
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
profitabilitas
11 Febby Angga
Rianti dan
Elmanizar
(Jurnal Pajak,
Akuntansi,
Sistem
Informasi dan
Pengaruh Piutang
Murabahah,
pembiayaan
Mudharabah dan
pembiayaan
Musyarakah
terhadap
Variabel
Independen:
Murabahah dan
Mudharabah
Variabel Dependen:
Profitabilitas (ROE)
Variabel
Independen:
penelitian
terdahulu
menggunakan
variabel
Musyarakah
Piutang
Murabahah
dan
Pembiayaan
Mudharabah
berpengaruh
positif dan
23
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Auditing Vol.
1 No. 1 Juni
2019)
Profitabilitas
Bank Syariah
Variabel
Dependen: ROA,
RBO, NPM
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu
menggunakan
seluruh Bank
Umum Syariah di
Indonesia,
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
Signifikan
tehadap ROE
12 Dr. Sufian
Radwan
Almanaseer
dan Dr. Zaher
Abdelfattah
(European
The Impact of
Financing
Revenues of The
Banks On Their
Profitability: An
Empirical Study
Variabel
Independen:
Murabahah dan
Mudharabah
Variabel Dependen:
Profitabilitas
Variabel
Independen:
penelitian
terdahulu
menggunakan
variabel Deffered
Terdapat
pengaruh
antara
variabel
murabahah
dan
24
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Journal of
Business and
Management,
Vol.8 No. 12,
2016)
on Local
Jordanian Islamic
Banks.
Sale
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu
menggunakan
Bank Umum
Syariah di
Jordania,
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah di
Indonesia
mudharabah
terhadap
profitabilitas
Bank Syariah
di Jordania.
13 Muklis dan
Siti Fauziah
(Jurnal
Islaminomic,
Vol. 6 No. 2,
Agustus 2015
Mudharabah,
Murabahah dan
Musyarakah
Pengaruhnya
terhadap Laba
Bersih BUS di
Indonesia
Variabel
Independen:
Murabahah dan
Mudharabah
Variabel Dependen:
Laba Bersih
Teknik
Pengambilan
Sampel:
Teknik Purposive
Sampling
Variabel
Independen:
penelitian
terdahulu
menggunakan
variabel
Musyarakah
Objek Penelitian:
penelitian
terdahulu
menggunakan 5
Bank Syariah di
Indonesia,
penelitian
sekarang
menggunakan 6
Bank Syariah
Secara
parsial,
terdapat
pengaruh
antara
pembiayaan
murabahah
terhadap laba
bersih BUD
di Indonesia,
sedangkan
pembiayaan
mudharabah
dan
musyarakah
tidak terdapat
pengaruh
25
No. Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Alat Penelitian:
Penelitian
terdahulu
menggunakan
software SPSS,
sedangkan
penelitian
sekarang
menggunakan
Eviews
terhadap laba
bersih BUS
di Indonesia.
Secara
simultas,
terdapat
pengaruh
antara ketiga
variabel
independen
terhadap laba
bersih BUS
di Indonesia.
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada pedoman
penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2019, yang mana penulis menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penilitan, tinjauan penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas teori terkait dengan variable penelitian, kerangka
pemikiran, hubungan antar variable, dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, sumber
data, teknik pengumpulan data, dan operasional variable penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
26
Bab ini berisi data tentang analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan
hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran.
27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kinerja Perbankan Syariah
a. Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Fahmi (2011) kinerja kauangan adalah suatu analisis yang
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu
gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang di analisis
dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai
baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan
prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber
daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan
lingkungan.
Menurut Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya agar kepercayaan
masyarakat terhadap bank dapat terjaga. Kesehatan bank merupakan
cerminan kondisi dan kinerja bank merupakan sarana bagi otoritas
pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap
bank. Selain itu bank juga menjadi kepentingan semua pihak yang
terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen), dan masyarakat pengguna
bank.
Peraturan perundang-undangan yang secara spesifik mengatur
tentang kesehatan bank syariah adalah PBI No. 9/1/PBI/2007. Peraturan
ini sudah tidak berlaku sejak 1 Juli 2014 dan mulai diberlakukan
peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014 tentang
sistem penilaian tingkat kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah dalam rangka meningkatkan efektivitas penilaian tingkat
kesehatan bank untuk menghadapi perubahan kompleksitas usaha dan
28
profil risiko yang dapat berasal dari bank maupun dari perusahaan anak
bank.
Menurut Kamir (2008) tingkat kesehatan bank adalah kemampuan
suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara
normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan baik dengan cara-
cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. (Husein,
2016)
b. Pengukuran Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja sangat berkaitan erat dengan kinerja keuangan
perusahaan. Menurut Hery (2017) pengukuran kinerja (performing
measurement) adalah upaya yang dilakukan untukmengukur tingkat
keberhasilan aktivitas bisnis berdasarkan standar dan kriteria yang telah
ditetapkan, juga bagaimana tingkat pencapaian keberhasilan perusahaan
apakah sudah sesuai dengan target, sehingga penyimpangan yang terjadi
dapat dieliminasi melalui proses perbaikan yang berkesinambungan.
pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan
perbaikan atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian
secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur,
menginterpretasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan
pada suatu periode tertentu.
Menurut Munawir (2012) menyatakan bahwa tujuan dari
pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah:
1. Mengetahui tingkat likuiditas. Yaitu menunjukan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
diselesaikan pada saat ditagih.
2. Mengetahui tingkat solvabilitas. Yaitu menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek
maupun jangka panjang.
29
3. Mengetahui tingkat rentabilitas atau yang sering disebut dengan
profitabilitas. Yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Mengetahui tingkat stabilitas. Yaitu menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur
dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas
hutang-hutangnya tepat pada waktunya.
c. Alat Analisis Kinerja Keuangan
Menurut Jumingan (2017) kinerja keungan dapat dinilai dengan
beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat
dibedakan menjadi:
1. Analisis perbandingan laporan keuangan, merupakan teknik analisis
dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau
lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut)
maupun dalam presentase (relative).
2. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk
mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menujukkan
kenaikan atau penurunan.
3. Analisis Persentase per-Komponen (common size), merupakan teknik
analisis untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing
aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.
4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, merupakan teknik
analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal
kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan
kas pada suatu periode waktu tertentu.
6. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun
laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.
30
7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.
8. Analisis Break Event, merupakan teknik analisis untuk mengetahui
tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
2. Analisis Laporan Keuangan
a. Definisi Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan instrumen untuk
mendiagnosa kekuatan dan kelemahan kinerja perusahaan melalui
analisis hubungan-hubungan kuantitatif dari laporan keuangan 22
perusahaan kemudian mengetahui pengaruhnya yang lebih luas.
Penggunaan rasio ini disesuaikan dengan kebutuhan, maksudnya
untuk beberapa situasi tertentu dibutuhkan variabel-variabel laporan
keuangan secara rinci, dan untuk situasi lain penggunaan beberapa
rasio saja sudah cukup.
b. Tahap Analisis Laporan Keuangan
1) Analisis neraca yaitu menghubungkan setiap posdengan aktiva.
2) Analisis laporan rugi laba dengan menghubungkn seluruh pos
dengan pendapatan bersih.
3) Analisis laporan arus kas, metode ini mulai dengan laba bersih
dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk sampai pada
kas yang dihasilkan oleh kegiatan pembiayaan bertanda negatif.
c. Analisis Rasio Keuangan
1) Ukuran Kinerja
a) Rasio profitabilitas, yaitu mengukur efektivitas manajemen
berdasarkan hasil pengembangan yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi.
b) Rasio pertumbuhan, yaitu mengukur kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan posisi ekonomisnya dalam
pertumbuhan perekonomian dan dalam industri atau pasar
produk tempatnya beroperasi.
31
c) Ukuran penilaian (valuation measures), yaitu mengukur
kemampuan manajemen untuk mencapai nilai-nilai pasar yang
melebihi pengeluaran kas.
2) Efesiensi Operasi
a) Manajemen aktiva, mengukur seberapa efektif perusahaan
memanfaatkan investasi dan sumber daya ekonomis dalam
kekuasanya.
b) Manajemen biaya, operasi yang efisien mengelola investasi
dengan baik dan mengendalikan biaya dengan efektif.
3) Kebijakan Keuangan
a) Rasio leverage, mengukur sebatas mana total aktiva dibiayai
pemilik jika dibandingkan dengan pembiayaan yang
disediakan kreditur.
b) Rasio likuiditas, mengukur kemempuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajibanya yang jatuh tempo.
3. Profitabilitas
Menurut Harmono (2009) profitabilitas merupakan suatu kemampuan
yang menggambarkan kinerja fundamental perusahaan yang ditinjau dari
tingkat efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba.
Menurut Rodoni dan Ali (2014) rasio profitabilitas yaitu mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio yang biasa
digunakan untuk mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas bank
adalah ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Asset).
a) Return On Equity (ROE)
Adapun yang digunakan dalam pengukutan profitabilitas adalah
salah satunya Return On Equity yang merupakan indikator untuk
mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang
tersedia untuk mendapatkan keuntungan tersisih. Semakin tinggi rasio
ini semakin baik perusahaan dalam menghasilkan profitabilitas, jadi
informasi ROE yang mengidentifikasi tingkat kemampuan perusahaan
menggunakan modalnya untuk memperoleh pendapatan bersih, akan di
32
respon oleh investor, baik secara positif maupun negative. (Harahap,
2015)
Return On Equity adalah ukuran yang lebih penting karena
merefleksikan kepentingan kepemilikan mereka ( Arifin, 2006).
pengunaan ROE sebagai variabel lebih dikarenakan sampai saat ini bank
syariah menggunakan ROE untuk menentukan tingkat bagi hasil/pada
masa yang akan datang.
ROE yaitu indikator kemampuan perbankan dalam mengelola
modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih. ROE dapat
diperoleh dengan cara menghitung rasio antara Laba setelah pajak
dengan total ekuitas (Net Income dibagi total equity).
ROE =
x 100%
Tabel 2.1
Kriteria Penetapan Peringkat Faktor Return On Equity (ROE)
Peringkat Kriteria Penilaian
1 ROE > 23% (Sangat Baik)
2 18% < ROE ≤ 23% (Baik)
3 13% < ROE ≤ 18% (Cukup Baik)
4 8% < ROE ≤ 13% (Kurang Baik)
5 ROE ≤ 8% (Tidak Baik)
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP Tahun 2011
4. Laba bersih
a. Pengertian
Laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu
periode yang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan
kemakmuran awal masih tetap dipertahankan (Jumingan,2009).
Sedangkan menurut lainnya “laba adalah selisih nyata penghasilan
yang diterima perusahaan dari pelanggan atas penjualan barang dan jasa
33
dengan pengorbanan ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk
memperoleh barang dan jasa tersebut.”
Salah satu hadis Nabi saw. yang perlu dikaji adalah hadis
yang secara tekstual kaitannya dengan pernyataan tentang
keuntungan dalam jual beli, hadis tersebut sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari, sebagai berikut: Dari „Urwah al-
Bariqi. “Bahwasannya Nabi saw. memberinya uang satu dinar untuk
dibelikan kambing. Maka dibelikannya dua ekor kambing dengan uang
satu dinar tersebut, kemudian dijualnya yang seekor dengan harga satu
dinar. Setelah itu ia datang kepada Nabi saw. dengan membawa satu
dinar dan seekor kambing. Kemudian beliau mendoakan semoga jual
belinya mendapat berkah. Dan seandainya uang itu dibelikan tanah,
niscaya mendapat keuntungan pula”.
Hadis diatas seringkali dijadikan patokan oleh para pedagang
untuk mengambil keuntungan yang sebanyak-banyaknya, dengan
meminimalkan modal yang dikeluarkan, sehingga tujuan dari
perdagangan yaitu untuk memperoleh laba semaksimal mungkin dapat
cepat terwujud. Hadis tentang keuntungan jual beli tidak hanya
dipahami secara tekstual, tetapi bisa dipahami secara kontekstual,
faktor historis pada saat disabdakannya hadis ini sangat membantu
dalam memahami hadis secara benar. Islam tidak memberikan batasan
tertentu terhadap laba atau keuntungan dalam perdagangan, hal ini
diserahkan kepada masing-masing pedagang dan tradisi masyarakat
sekitar, dengan tetap memelihara kaidah-kaidah keadilan dan kebijakan
serta larangan memberikan manfaat terhadap diri sendiri ataupun
terhadap orang lain.
Menurut Harahap (2009), laba adalah kelebihan penghasilan diatas
biaya selama satu periode akuntansi.Sementara pengertian laba yang
dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran
pendapatan dan biaya. Menurut Warren (2005), laba bersih atau
keuntungan bersih yakni (net income atau net profit) merupakan
kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi.
34
Menurut Suwardjono (2008), laba adalah imbalan atas upaya
perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan
kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan
produksi dan penyerahan barang atau jasa).
Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa laba adalah perkiraan antara pendapatan dan beban-beban yang
terjadi pada suatu periode tertentu. Sedangkan laba bersih adalah angka
terakhir dalam perhitungan laba atau rugi dimana untuk mencarinya
laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan beban lain-
lain.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Laba Bersih
Menurut Ekawati (2010) diantara beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah laba yang diterima bank syariah, yaitu:
1) Dana pihak ketiga, dimana semakin besar dana nasabah yang
dihimpun produk bank syariah maka aset yang dimiliki pun akan
semakin besar yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pembiayaan dan salah satu tolak ukur kesehatan bank.
2) Pembiayaan yang disalurkan bank, dimana semakin besar
pembiayaan yang disalurkan bank syariah maka margin bagi
hasil yang diterima pihak bank juga semakin besar, hal ini
merupakan motivasi untuk bank syariah agar mampu menjalankan
pembiayaan yang lancar dan terpercaya.
3) Modal yang dimiliki bank, dimana semakin besar jumlah modal yang
ada maka semakin kuat keuangan bank syariah, semakin banyak
dana yang bisa digunakan untuk penyaluran pembiayaan dan
sebagai salah satu tolak ukur kesehatan bank
5. Pembiayaan Murabahah
Secara bahasa, kata murabahah berasal dari kata (Arab) rabaha,
yurabihu, murabahatan, yang berarti untung atau menguntungkan, seperti
ungkapan “tujaratus rabihah, wa baa‟u asy-syai murabahatan” artinya
perdagangan yang mengntungkan, dan menjual sesuatu barang yang
35
memberi keuntungan. Kata murabahah juga berasal dari kata ribhun atau
rubhun yang berarti tumbuh, berkembang dan bertambah.
Menurt Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah,
yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada
pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Sedangkan menurut PBI No. 7/46/pbi/2005 tentang Akad Penghimpunan
dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah adalah jual beli barang sebesar harga pokok
barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati.
Menurut Karim (2006) murabahah yang berasal dari Ribhu
(keuntungan), adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementa nasabah bertindak
sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan (Margin).
Menurut Zulkifli (2003) transaksi murabahah adalah jenis dimana
bank bertindak selaku penjual disatu sisi, dan disisi lain bertindak selaku
pembeli. Kemudian bank akan menjualnya kembali kepada pembeli
dengan harga beli ditambah margin (Ribhun) yang disepakati
Menurut Ascarya (2015), murabahah adalah suatu bentuk jual beli
tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga
barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang
tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan
36
Gambar 2.1
Bagan Proses Murabahah
Sumber: Ascarya (2015)
Rukun akad murabahah ini adalah (1) pelaku akad (2) objek akad (3)
ijab dan qabul. Sedangkan syarat murabahah adalah (1) tingkat
keuntungan dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama (2)
semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang
dimasukkan ke dalam biaya perolehan sedangkan pengeluaran yang
timbul seperti gaji pegawai, sewa tempat, dan lain sebagainya tidak
dapat dimasukkan ke dalam harga untuk suatu transaksi (3) biaya perolehan
dapat ditentukan secara pasti.Jenis murabahah yaitu (1) murabahah dengan
pesanan, jadi bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan
dari nasabah (2) murabahah tanpa pesanan, jenis ini bersifat tidak mengikat.
Jadi ada pesanan atau tidak, bank tetap menyediakan barang (Ascarya,
2015)
Menurut Djamil (2013) rukun Murabahah adalah sama dengan rukun
jual beli pada umumnya, yaitu ada penjual (al-bai‟), pembeli (al-musytari‟),
barang yang dibeli (al-mabi), harga (al-tsaman) dan shigat (ijab-qabul).
37
Menurut PBI No. 7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpuanan dan
penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, telah ditetapkan bahwa ketentuan pembiayaan melalui jual
beli murabahah adalah sebagai berikut:
1) Bank menyediakan dana pembiayaan berdasarkan perjanjian jual beli
barang
2) Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah kepada bank
ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama
3) Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang
yang terlah disepakati kualifikasinya
4) Dalam hal bank mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk memberi
barang maka akad murabahah harus dilakukan setelah barang secara
prinsip menjadi milik bank.
5) Bank dapat meminta nasabah untuk membayar uang muka atau urbun
saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan barang oleh nasabah
6) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan agunan tambahan
selain barang yang dibiayai bank
7) Kesepakatan margin harus ditentukan satu kali pada awal akad dan tidak
berubah selama periode akad
8) Angsuran pembiayaan selama periode akad harus dilakukan secara
proporsional.
6. Pembiayaan Mudharabah
Al-Mudharabah berasal dari kata dharb, artinya memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah
proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya.
Secara teknis al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak dimana pihak pertama (shohibul maal) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usaha tersebut
(Muhammad, 2005). Sedangkan menurut Ascarya, (2015) mudharabah
atau penanaman modal adalah penyerahan modal kepada orang yang
berniaga sehingga ia mendapatkan persentase keuntungan.
38
Syarat akad pembiayaan mudharabah ini adalah (1) modal harus
berupa uang atau barang yang dinilai, diketahui jumlahnya, harus tunai
atau bukan piutang (2) keuntungan harus dibagi kedua pihak, besar
keuntungan disepakati pada waktu awal kontrak, penyedia dana
menanggung kerugian. Rukun akad pembiayaan ini adalah (1) pelaku
akad (2) objek akad (3) ijab dan qabul (Jayadi dalam Russely, Fransisca dan
Zahroh, 2014).
Jenis pembiayaan mudharabah adalah (1) mudharabah muqayyadah,
jenis usaha akan ditentukan oleh pihak bank (shahibul maal) dan
nasabah hanya mengelolanya (2) mudharabah mutlaqah, jenis usaha boleh
ditentukan oleh pihak nasabah (mudharib), meskipun modal tetap
ditanggung oleh shahibul maal (Sulhan dan siswanto dalam Russely,
Fransisca dan Zahroh, 2014)
Gambar 2.2
Bagan Proses Mudharabah
Sumber: Ascarya (2015)
Teknis pembiayaan mudharabah pada perbankan Indonesia adalah
pembiayaan ditujukan untuk membiayai investasi, modal kerja dan
penyediaan fasilitas. Penghitungan bagi hasil menggunakan metode
revenue sharing, dikarenakan resiko yang ditanggung lebih kecil
39
kerugiannya. Pendapatan pemilik modal bergantung pada ketidakpastian
usaha dan biaya-biaya yang ditimbulkan dalam proses tersebut (Ascarya,
2015).
Nisbah bagi hasil antara pemodal dan pengelola harus disepakati
diawal perjanjian. Besarnya nisbah bagi hasil masing-masing pihak tidak
diatur dalam Syariah, tetapi tergantung kesepakatan kedua belah pihak.
Nisbah bagi hasil bisa dibagi rata 50:50, bisa juga 30:70, 60:40, atau
proporsi lain yang disepakati. Pembagian keuntungan yang tidak
diperbolehkan adalah dengan menentukan alokasi jumlah tertentu untuk
salah satu pihak (Ascarya, 2015).
Keuntungan mudharabah adalah jumlah kelebihan dari modal.
Syarat keuntungan berikut ini harus dipenuhi (1) harus diperuntukkan bagi
kedua pihak dan tidak boleh diisyaratkan hanya untuk satu pihak (2)
bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan
dinyatakan pada waktu kontrak disepakati (3) penyedia dana menanggung
semua kerugian akibat dari mudharabah dan pengelola tidak boleh
menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan
disengaja, kelalaian, atau melanggar kesepakatan (Chalifah, 2015).
7. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Legalitas bank syariah di Indonesia telah dilindungi oleh hukum
sejak dikeluarkannya Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 yang
kemudian direvisi ke dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998.
Namun, karena dirasa belum spesifik dan kurang mengakomodasi
karakteristik operasional perbankan syariah yang mana di sisi lain
pertumbuhan dan volume usaha bank syariah berkembang cukup pesat
maka disempurnakan lagi sesuai keadaan perbankan yang tertuang
dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2008.
Menurut Undnag-Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam
Fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti prinsip keadilan dan
40
keseimbangan („adl wa tawazun), kemaslahatan (maslahah),
universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung gharar, maysir,riba,
zalim dan objek yang haram.
Menurut Sudarsono (2012) bank syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-
prinsip syariah.
Bank syariah memiliki perbedaan yang mendasar dengan bank
konvensional jika dilihat dari segi operasionalnya yaitu bank syariah
memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya. Prinsip dasar
yang digunakan bank syariah yaitu prinsip bagi hasil.
Menurut Ismail (2012) dalam sistem operasional bank syariah,
pembayaran dan penarikan bunga dilarang dalam semua bentuk
transaksi. Bank syariah tidak mengenal sistem bunga yang dibayar
kepada penyimpan dan di bank syariah. Konsep dasar bank syariah
didasarkan pada Al-Quran dan Hadits. Semua produk dan jasa yang
ditawarkan tidak boleh bertentangan dengan isi Al-Quran dan Hadits
Rasulullah SAW. Oleh karena itu didirikannya lembaga perbankan yang
bebas bunga diharapkan mampu membawa perubahan bagi peningkatan
mutu dan kualitas perekonomian masyarakat Indonesia.
Bank syariah sebagai sebuah lembaga mempunyai mekanisme
dasar, yaitu menerima deposito dari pemilik modal (Depositor) dan
mempunyai kewajiban (Liability) untuk menawarkan pembiayaan
kepada investor pada sisi asetnya, dengan pola dan/atau skema
pembiayaan yang sesuai dengan syariat Islam. Pada sisi kewajiban,
terdapat dua kategori utama, yaitu Interest fee current and saving
accountdan Investment accounts yang berdasarkan pada prinsip PLS
(Profit and Loss Sharing) antara pihak bank dengan pihak depositor;
sedangkan pada sisi asset, yang termasuk didalamnya adalah segala
bentuk pola pembiayaan yang bebas riba dan sesuai prinsip atau standar
syariah seperti mudharabah, musyarakah, istishna, salam dan lain-lain
(Ali,2008).
41
b. Tujuan Bank Syariah
Tujuan bank syariah dalam undang-undang No. 21 tahun 2008
pasal 3 adalah untuk menunjangpelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat.
Menurut Sudarsono (2012), bank syariah memiliki beberapa
tujuan, antara lain sebagai berikut:
1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara
islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan
perbankan, agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis
usaha lainnya yang mengandung unsur Gharar (tipuan).
2. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan
jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak
terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal
dengan pihak yang membutuhkan dana.
3. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka
peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin,
yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif menuju
terciptanya kemandirian usaha.
4. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya
merupakan program utama dari Negara-negara yang sedang
berkembang.
5. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas
bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi
diakibatkan adanya inflasi.
6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank
non syariah.
c. Jenis-Jenis Bank Syariah
Menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah, bank syariah adalah bank yang menjalankan
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, dan menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
42
Bank Umum Syariah adalah Bank yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Unit Usaha Syariah yang biasa disebut UUS adalah unit kerja dari
kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor atau unit yang melaksanakn kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu
bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah
Berdasarkan kepemilikan, jenis bank syariah mencakup Bank
Umum Milik Negara (BUMN), Bank Umum Swasta (BUS), Bank
Campuran, dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagaimana
umumnya. Selain itu, ada juga yang berstatus devisa (dapat melayani
valuta asing dan transaksi internasional) dan nondevisa (tidak
memberikan layanan valuta asing dan transaksinya berskala
domestic).(Ikatan Bankir Indonesia,2014)
d. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Menurut Sadi (2015), secara garis besar perbandingan antara bank
syariah dengan bank konvensional dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
No. Bank Syariah Bank Konvensional
1. Melakukan invstasi-investasi
yang halal saja
Investasi yang halal dan yang
haram
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,
jual beli atau sewa
Memakai perangkat bunga
3. Profit dan falah oriented Profit oriented
4. Hubungan dengan nasabah
dalam bentuk kemitraan
Hubungan nasabah dalam
bentuk hubungan kreditur dan
43
No. Bank Syariah Bank Konvensional
debitur
5. Penghimpunan dan penyaluran
dana harus sesuai dengan fatwa
Dewan Pengawas Syariah
Tidak terdapat dewan sejenis
e. Sumber Dana Bank Syariah
Arifin (2009) mengatakan bahwa sumber dana bank syariah
terdiri dari:
1) Modal inti (core capital)
Modal inti adalah dana modal sendiri yaitu dana yang berasal dari
para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya
dana modal inti terdiri dari:
a) Modal yang disetor oleh para pemegang saham.
b) Cadangan yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang
disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian di
kemudian hari.
c) Laba ditahan yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan
kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham
sendiri diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank.
2) Kuasi Ekuitas (mudharabah account)
Bank menghimpun dana berbagi hasil atas dasar prinsip
mudharabah, yaitu akad kerjasama antara pemilik dana (shahib
al maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu
usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri
pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, bank
menyediakan jasa bagi investor berupa:
a) Rekening investasi umum
Bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari
kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi
berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah (unrestricted
investment account). Dalam hal ini bank bertindak sebagai
mudharib dan nasabah bank bertindak sebagai Shahib al Maal,
44
sedang keduanya menyepakati pembagian laba (bila ada) yang
dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan nisbah
tertentu. Dalam hal terjadi kerugian, nasabah menanggung
kerugian tersebut dan bank kehilangan keuntungan.
b) Rekening investasi khusus
Bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah
institusi (pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau nasabah
korporasi untuk menginvestasikan dan mereka pada unit-unit
usaha atau proyek-proyek tertentu yang mereka setujui atau
mereka kehedaki.
c) Rekening tabungan mudharabah.
Dalam aplikasinya bank syariah melayani tabungan
mudharabah dalam bentuk targeted saving, seperti tabungan
korban, tabungan haji atau tabungan lain yang dimaksudkan
untuk suatu pencapaian target kebutuhan dalam jumlah dan
atau jangka waktu tertentu.
3) Dana titipan (wadi‟ah/non renumerated deposit)
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada
bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan. Menurut Arifin
(2009), dana titipan ini dikembangkan dalam bentuk berikut:
a) Rekening giro wadi‟ah
Dalam hal ini bank menggunakan prinsip wadiah yad
dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai custodian harus
menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi‟ah.
Dana tersebut dapat digunakan oleh bank untuk kegiatan
komersial dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh
dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam kegiatan
komersial.
b) Rekening tabungan wadi‟ah
Dalam hal ini nasabah dapat menarik sebagian atau
seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu atau sesuai dengan
perjanjian yang disepakati. Bank menjamin pembayaran
45
kembali simpanan mereka. Semua keuntungan atas
pemanfaatan dana tersebut adalah milik bank, tetapi, atas
kehendaknya sendiri, bank dapat memberikan imbalan
keuntungan yang berasal dari sebagian keuntungan bank. Bank
menyediakan buku tabungan dan jasa-jasa yang berkaitan
dengan rekening tersebut.
f. Penggunaan Dana Bank Syariah
Bank dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi sebagai
financial intermediary. Sehingga setelah berhasil menghimpun dana
pihak ketiga, bank syariah berkewajiban untuk menyalurkan dana
tersebut untuk pembiayaan. Alokasi penggunaan dana bank syariah
pada dasarnya dapat dibagi dalam dua bagian penting (Muhammad,
2005), yaitu:
1) Aktiva yang menghasilkan (Earning Asset)
Aktiva yang dapat menghasilkan atau earning Asset adalah aset
bank yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Aset ini
disalurkan dalam bentuk investasi yang terdiri atas:
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah).
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(Musyarakah).
c) Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli (Al Bai‟)
d) Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (Ijarah dan Ijarah wa
Iqtina)
e) Surat-surat berharga syariah dan investasi lainnya.
1) Aktiva yang tidak menghasilkan (Non Earning Asset)
a) Aktiva dalam bentuk tunai (cash Asset), terdiri dari uang tunai,
cadangan likuiditas (primary reserve) yang harus dipelihara pada
bank sentral, giro pada bank dan item-item tunai lain yang masih
dalam proses penagihan (collections).
b) Pinjaman (qard), merupakan salah satu kegiatan bank syariah
dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan
ajaran Islam.
46
c) Penanaman dana dalam aktiva tetap dan inventaris (premises
dan equipment).
g. Sumber Pendapatan Bank Syariah
Portofolio pembiayaan pada bank komersial menempati porsi
terbesar, pada umumnya sekitar 55%- 60% dari total aktiva. Dari
pembiayaan yang dikeluarkan atau disalurkan bank diharapkan
dapat mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari pembiayaan
(yield on financing) merupakan tingkat penghasilan tertinggi bagi bank
(Muhammad, 2005). Dengan demikian, sumber pendapatan bank
syariah dapat diperoleh dari:
1) Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah.
2) Keuntungan atas kontrak jual-beli (al bai‟)
3) Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina
4) Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir adalah model konseptual antar variabel yang
merupakan hasil sintesis landasan teori, pustaka dan hasil penelitian
terdahulu yang disusun dalam bentuk paradigm penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh langsung variabel
independen Pembiayaan Murabahah dan Pembiayaan Mudharabah terhadap
Profitabilitas (ROE) maupun pengaruh tidak langsung melalui Laba Bersih.
Gambar berikut ini menunjukan kerangka pemikiran model penelitian
mengenai pengaruh langsung atau tidak langsung antara variabel
Pembiayaan murabahah dan Pembiayaan mudharabah terhadap Profitabilitas
(ROE) melalui Laba bersih.
47
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Pembiayaan
Murabahah
(X1)
Pembiayaan
Mudharabah
(X2)
Laba Bersih
(Y)
Profitabilitas
(ROE)
(Z)
ρx1y
ρx2y
ρx1z
ρx2z
ρyz
ρyƐ1
ρzƐ2
Pembiayaan
Murabahah
Pembiayaan
Mudharabah Laba Bersih Profitabilita
s (ROE)
Tingakt Return On Equity (ROE) yang diperoleh Bank Umum Syariah di indonesia
pada 5 tahun terakhir kurang dari 13% yaitu berada dalam kondisi kurang baik
bahkan bisa dikatan tidak baik yang berdampak pada kemungkinan para pemegang
modal untuk berfikir kembali dalam meningkatkan investasi di industri perbankan.
Semakin tinggi ROE maka tingkat pengembalian investasi pun semakin besar. (Dewi
& Mohamad, 2017)
Grand Theory : Kinerja Keuangan
Uji Stasioneritas
48
Sub-Struktur1 Sub-Struktur 2
Pemilihan Model Estimasi Data Panel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Estimasi Model Terpilih
Uji Koef. Detrminasi Uji t Uji F
Analisis Jalur
Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran
49
C. Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis Penelitian
1. Hubungan Antar Variabel dan Uji Hipotesis penelitian model 1
a. Hubungan Pembiayaan Murabahah terhadap Laba Bersih
Pembiayan Murabahah merupakan salah satu produk yang
digunakan oleh bank syariah dalam menjalankan kegiatan
opersaionalnya. Pengelolaan pembiayaan murabahah yang merupakan
salah satu komponen penyusun asset terbesar pada perbankan syariah
akan menghasilkan pendapatan berupa margin/mark up. Dengan
diperolehnya pendapatan mark up tersebut maka akan mempengaruhi
besarnya laba yang diperoleh bank syariah. (Zaim, 2014). Fenomena ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Novi Fadhila (2015) yang
mengatakan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif
terhadap laba bersih bank syariah. Dan penelitian lainnya yang
dilakukan oleh Fatmawati et al (2016) menunjukan hasil bahwa
pembiayaan murabahah berpengaruh negatif terhadap laba bersih Bank
Umum Syariah. Sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Pembiayaan Murabahah (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Laba Bersih (Y).
Ha : Pembiayaan Murabahah (X1) berpengaruh signifikan terhadap Laba
Bersih (Y).
b. Hubungan Pembiayaan Mudharabah terhadap Laba Bersih
Pembiyaan mudharabah merupakan jenis pembiayaan yang
berprinsipkan bagi hasil. Pembiayaan yang telah disalurkan oleh bank
kepada nasabah akan menghasilkan pendapatan yang nantinya akan
dilakukan pembagian hasil sesuai kesepakatan yang telah disepakati di
awal akad. Pendapatan yang telah diterima oleh bank dari bagi hasil
akan mempengaruhi besarnya laba bank, begitu pula dengan kerugian
yang dialami oleh bank atas pembiayaan mudharabah ini juga akan
berpengaruh terhadap perubahan laba bersih. (Fatmawati,2016).
Fenomena ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Busthomi Emha (2014) yang mengatakan bahwa pembiayaan
mudharabah berpengaruh signifikan terhadap laba bank syariah. Selain
50
itu menurut Sutrisni Harisadono dan Nurul Fauziah (2013) mengatakan
bahwa Pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap Laba
bersih Bank Umum Syariah. Sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai
berikut:
H0 : Pembiayaan Mudharabah (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Laba Bersih (Y)..
Ha : Pembiayaan Mudharabah (X2) berpengaruh signifikan terhadap
Laba Bersih (Y).
c. Hubungan Pembiayaan Murabahah dan Pembiayaan Mudharabah
terhadap Laba Bersih
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, menurut Novi
Fadhila (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Pembiayaan
Murabahah berpengaruh positif terhadap Laba Bersih.
Menurut Sutrisni Harisadonodan Nurul Fauziah (2013) serta
Muhammad Busthomi Emha (2014) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh signifikan terhadap laba
bersih. Sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Pembiayaan Murabahah (X1) dan Pembiayaan Mudharabah (X2)
tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih (Y).
Ha : Pembiayaan Murabahah (X1) dan Pembiayaan Mudharabah (X2)
berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih (Y).
Dari rumusan Hipotesis diatas, maka diketahui persamaan struktural model
1 nilai pengaruh ρ dari variable eksogen terhadap variable endogen
diperoleh dari nilai beta (β) pada analisis yang dilakukan sehingga
membentuk struktur persamaan model 1 seperti dibawah ini:
Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρyƐ1
2. Hubungan Antar Variabel dan Uji Hipotesis Penelitian Model 2
a. Hubungan Pembiayaan Murabahah terhadap Return On Equity (ROE)
Akad pembiayaan murabahah termasuk dalam akad tijarah
digunakan dalam transaksi yang sifatnya komersil (profit oriented).
Sesuai dengan konsep profitabilitas, bahwa salah satu yang
51
mempengaruhi profitabilitas suatu bank adalah pembiayaan yang
disalurkan oleh suatu bank. Jika tingkat pembiayaan murabahah tinggi ,
maka profitabilitas akan mangalami kenaikan.(Harahap,2008). Dalam
penelitian ini menggunakan rasio Return On Equity dalam mengukur
suatu profitabilitas bank. Fenomena ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Yeni Susi Rahayu et al (2016) yang menyatakan bahwa
pembiayaan murabahah berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas (ROE). Dan penelitian lainnya yaitu yang dilakukan oleh
Dewi Wulan Sari dan Mohamad Yusak Anshori (2017) menyatakan
bahwa pembiayaan murabahah memiliki pengaruh signifikan negatif
terhadap ROE. Sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Pembiayaan Murabahah (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROE (Z)
Ha : Pembiayaan Murabahah (X1) berpengaruh signifikan terhadap ROE
(Z)
b. Hubungan Pembiayaan Mudharabah terhadap Return On Equity (ROE)
Selain pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah juga
dilakukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan (Profit Oriented)
pembiayaan tersebut akan menghasilkan laba dari perhitungan bagi
hasilnya. Keuntungan tersebut akan dibagi antara bank dan nasabah
pengelolanya. Keuntungan tersebut akan digunakan untuk
mengembalikan modal yang dialokasikan untuk pembiayaan. Tingkat
pengembalian modal tersebut dapat mengukur tingkat profitabilitas suatu
bank dengan cara memperbandingkan keuntungan/laba dan modal yang
dimilikinya. (Permata et al,2014). Fenomena ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Purnama Putra (2018) yang menyatakan bahwa
pembiayaan mudharabah memiliki pengaruh positih dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas (ROE). Selain itu, menurut Febby Angga Rianti
dan Elmanizar (2019) menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah
berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROE). Sehingga dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
52
H0 : Pembiayaan Mudharabah (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROE (Z)
Ha : Pembiayaan Mudharabah (X2) berpengaruh signifikan terhadap
ROE (Z)
c. Hubungan Antara Laba Bersih dan Return On Equity (ROE)
Kemampuan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) bagi bank
syariah sangat berdampak dalam meningkatkan pertumbuhan bank
syariah itu sendiri. Karena dalam meningkatkan pertumbuhan bank,
diperlukan adanya suatu komponen yang dapat mendukung tingkat
keberhasilan dalam pencapaiannya, yaitu banyaknya laba yang
diperoleh. Menurut Haq (2015) tingginya profitabilitas (dalam penelitian
ini menggunakan rasio ROE) menunjukan bahwa bank syariah memiliki
kinerja yang baik, terutama dalam menghasilkan laba. Sebaliknya,
rendahnya profitabilitas mengindikasikan bank syariah tidak berkinerja
baik, terlebih dalam hal memperoleh laba.
Menurut Kasmir (2014) hasil pengembalian ekuitas atau Return On
Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan
modal sendiri. Makin tinggi rasio ini makin baik. Artinya, posisi pemilik
perusahaan makin kuat, demikian pula sebaliknya. Sehingga dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Laba Bersih (Y) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE (Z)
Ha : Laba Bersih (Y) berpengaruh signifikan terhadap ROE (Z)
d. Hubungan Antara Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Mudharabah
dan Laba Bersih terhadap Return On Equity (ROE)
Berdasarkan pemaparan diatas, menurut Yeni Susi Rahayu et al
(2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pembiayaan murabahah
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROE).
Purnama Putra (2018) yang menyatakan bahwa pembiayaan
mudharabah memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas (ROE)
53
Menurut Kasmir (2014) hasil pengembalian ekuitas atau Return On
Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri yang apabila Makin tinggi rasio ini makin
baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula
sebaliknya. Sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Pembiayaan Murabahah (X1), Pembiayaan Mudharabah (X2) dan
Laba Bersih (Y) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE (Z).
Ha : Pembiayaan Murabahah (X1), Pembiayaan Mudharabah (X2) dan
Laba Bersih (Y) berpengaruh signifikan terhadap ROE (Z).
Dari rumusan Hipotesis diatas, maka diketahui persamaan struktural model
2 nilai pengaruh ρ dari variable eksogen terhadap variable endogen
diperoleh dari nilai beta (β) pada analisis yang dilakukan sehingga
membentuk struktur persamaan model 2 seperti dibawah ini:
Y = ρx1z X1 + ρx2z X2 + ρyz Y + ρzƐ2
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2017) populasi merupakan wilayah generalisasi
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Sedangkan menurut Sanusi (2011) populasi adalah seluruh
elemen yang menunjukan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk
membuat kesimpulan Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum
Syariah yang terdaftar di situs Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) selama periode penelitian.Berikut ini adalah tabel yang
menggambarkan populasi dalam penelitian:
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No. Nama Perusahaan
1. PT. Bank Aceh Syariah
2. Pt. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
3. PT. Bank Muamalat Indonesia
4. PT. Bank Victoria Syariah
5. PT. Bank BRI Syariah
6. PT. Bank Jabar Banten Syariah
7. PT. Bank BNI Syariah
8. PT. Bank Syariah Mandiri
9. PT. Bank Mega Syariah
10. PT. Bank Panin Dubai Syariah
11. PT. Bank Syariah Bukopin
12. PT. BCA Syariah
13. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
14. PT. Maybank Syariah Indonesia
Sumber : Daftar BUS di SPS OJK 2018
55
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono,2015). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, merupakan teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria khusus sehingga layak
dijadikan sampel (Sugiyono,2015). adapun kriteria khusus yang digunakan
peneliti yaitu sebagai berikut:
1) Merupakan Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia (BI)
atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
2) Merupakan Bank Syariah yang sudah berdiri sebagai Bank Umum
Syariah dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan di website
masing-masing BUS sejak 2012-2018
3) Bank Umum Syariah yang memiliki data yang terkait dengan variabel
penelitian selama periode penelitian
4) Bank Umum Syariah yang tidak mengalami kerugian selama periode
penelitian
Berdasarkan kriteria diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian
ini berjumlah 6 bank. Proses pengambilan sampel disajikan pada tabel 3.2
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Proses Pengambilan Sampel
Sumber: Data diolah
No. Keterangan Jumlah Sampel
Penelitian
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia (BI) atau Otoritas Jasa Keuangan
(OJK)
14 BUS
2. Bank Syariah yang sudah berdiri sebagai
Bank Umum Syariah dan mempublikasikan
laporan keuangan tahunan di website masing-
masing BUS sejak 2012-2018
11 BUS
3. Bank Umum Syariah yang memiliki data
yang terkait dengan variabel penelitian
selama periode penelitian
9 BUS
4. Bank Umum Syariah yang tidak mengalami
kerugian selama periode penelitian
6 BUS
Jumlah data sampel yang diobservasi 7 Tahun x 6 BUS = 42
56
Berikut adalah 6 Bank Umum Syariah yang menjadi sampel dalam
penelitian ini, yaitu:
Tabel 3.3
Sampel penelitian
No. Nama Bank Kode
1. Bank BRI Syariah BRIS
2. Bank Muamalat Indonesia BMI
3. Bank BNI Syariah BNIS
4. BCA Syariah BCAS
5. Bank Syariah Mandiri BSM
6. Bank Syariah Bukopin
BSB
Sumber: Data diolah
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan media Website khususnya pada bagian
laporan keuangan dari masing-masing Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2012-2018 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Waktu penelitian pada karya ilmiah ini berada pada rentang waktu Juni
sampai dengan Oktober 2018
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Menurut Wijaya (2013) data sekunder adalah data yang diperoleh
dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap pakai sedangkan menurut
Sugiyono (2011) data sekunder adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, dimana untuk mendapatkan data
penelitian tersebut harus melalui orang lain atau mencarinya melalui
dokumen.
57
Adapun sumber data penelitian ini adalah Laporan Statistik Perbankan
yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Laporan
keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh masing-masing Bank Umum
Syariah
D. Teknik Pengumpulan data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel.
Menurut Basuki dan Prawoto (2016) data panel adalah data yang
menggabungkan data runtut waktu (TimeSeries) dan data silang (Cross
Section). Penelitian ini menggunakan data tahunan 6 Bank Umum Syariah
tahun 2012-2018. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
teknik studi pustaka (library research) dengan menggunakan berbagai
literatur rujukan seperti buku, jurnal, artikel dan sumber informasi lain yang
sesuai dengan penelitian. Dikarenakan buku referensi atau literature
terkadang tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa dikarenakan
ilmu selalu berkembang, oleh karena itu penulis juga menggunakan teknik
Internet Research. Selain itu, penulis juga menggunakan teknik
dokumentasi (Fielad Research) dimana seluruh data sekunder yang
dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan langsung dari website Otoritas
Jasa Keuangn dan masing-masing Bank Umum Syariah.
E. Definisi Operasionalisasi Variabel
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2015)
1) Variabel Endogen
a) Pembiayaan Murabahah (X1)
Menurut Ascarya (2015), murabahah adalah suatu bentuk jual
beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang,
meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin)
yang diinginkan.
Pembiayaan murabahah yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah total pembiayaan murabahah yang disalurkan bank syariah
58
yang dilihat dari neraca masing-masing bank syariah yaitu akun
piutang murabahah (Zaim Nur Afif, 2014). Total pembiayaan
murabahah diukur dengan logaritma natural dari nilai pembiayaan
murabahah pada akhir tiap tahun. Penggunaan logaritma natural
bertujuan agar hasilnya tidak menimbulkan bias, mengingat besarnya
nilai pembiayaan murabahah antar bank syariah yang berbeda-beda.
Selain itu penggunaan logaritma natural juga dimaksudkan agar data
total pembiayaan murabahah dapat terdistribusi normal dan memiliki
standar eror koefisien regresi minimal (Theresia dan tendelilin,
2007) dalam (Mulianti,2010).
b) Pembiayaan Mudharabah (X2)
Secara teknis al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha
antara dua pihak dimana pihak pertama (shohibul maal)
menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola usaha tersebut (Muhammad, 2005). Sedangkan
menurut Ascarya, (2015) mudharabah atau penanaman modal
adalah penyerahan modal kepada orang yang berniaga sehingga
ia mendapatkan persentase keuntungan.
Pembiayaan mudharabah yang dimaksud sama dengan
pembiayaan murabahah yaitu total pembiayaan mudharabah yang
disalurkan bank syariah yang tertera pada laporan neraca yaitu
dengan akun pembiayaan bagi hasil mudharabah (Yeni, et al,2016).
dan yang diukur dengan logaritma natural seperti yang dijelaskan
diatas.
2) Variabel Eksogen
a) Laba Bersih (Y)
Menurut Harahap (2009), laba adalah kelebihan penghasilan
diatas biaya selama satu periode akuntansi.Sementara pengertian
laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah
selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Warren (2005),
laba bersih atau keuntungan bersih yakni (net income atau net
59
profit) merupakan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang
terjadi.
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa laba bersih
adalah kelebihan pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan dan pajak. Dalam penelitian ini, laba bersih
yang digunakan adalah akun laba bersih setelah pajak yang
terpampang di laporan laba rugi bank syariah.
b) Return On Equity (Z)
Adapun yang digunakan dalam pengukutan profitabilitas
adalah salah satunya Return On Equity yang merupakan indikator
untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal
yang tersedia untuk mendapatkan keuntungan tersisih. Semakin
tinggi rasio ini semakin baik perusahaan dalam menghasilkan
profitabilitas, jadi informasi ROE yang mengidentifikasi tingkat
kemampuan perusahaan menggunakan modalnya untuk memperoleh
pendapatan bersih, akan di respon oleh investor, baik secara positif
maupun negative. (Harahap, 2015)
Return On Equity adalah ukuran yang lebih penting karena
merefleksikan kepentingan kepemilikan mereka (Arifin, 2006).
Pengunaan ROE sebagai variabel lebih dikarenakan sampai saat ini
bank syariah menggunakan ROE untuk menentukan tingkat bagi
hasil pada masa yang akan datang.
Adapun variabel ROE pada penelitian ini menggunakan akun
ROE pada laporan rasio keuangan bank syariah yang diperoleh
menggunakan rumus yang ada pada surat edaran Bank Indonesia
Nomor 13/4/DPNP/2011 yaitu:
ROE =
x 100%
Tabel 3.4 dibawah ini merupakan tabel operasional variabel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini.
60
Tabel 3.4
Operasioanl Variabel Penelitian
No. Variabel Definisi
Variabel
Pengukuran
Variabel Sumber
Jenis
Data
1.
Pembiayaan
Murabahah
(X1)
bentuk jual
beli ketika
penjual
menyatakan
biaya
perolehan
barang, , dan
tingkat
keuntungan
(margin)
yang
diinginkan
Total Pembiayaan
Murabahah bank
syariah dalam
tahun tertentu
Zaim Nur Afif
(2014) Nominal
2.
Pembiayaan
Mudharabah
(X2)
akad
kerjasama
usaha antara
dua pihak
dimana pihak
pertama
menyediakan
seluruh
(100%)
modal,
sedangkan
pihak
lainnya
menjadi
pengelola
usaha
tersebut
Total Pembiayaan
Murabahah bank
syariah dalam
tahun tertentu
Yeni Susi Rahayu,
et al (2016) Nominal
3. Laba Bersih
(Y)
kelebihan
pendapatan
setelah
dikurangi
biaya-biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
dan pajak
Laba Bersih =
Pendapatan –
Beban - Pajak
Lampiran Surat
Edaran OJK
Nomor
18/SEOJK.03/2015
Nominal
4. Return On
Equity (Z)
tingkat
kemampuan
perusahaan
menggunakan
modalnya
ROE =
x
100%
Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor
13/4/DPNP/2011
Rasio
61
Sumber: Data diolah
F. Teknik Pengolahan Data
Menurut tujuan awal penelitian, maka untuk menganalisis data
penelitian ini menggunakan regresi data panel dengan metode analisis jalur
(path analysis) dengan bantuan program Eviews 9.5 yang akan melihat
bagaimana pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antara variabel
Endogen dan Variabel Eksogen.
1. Uji Stasioneritas Data
Uji Stasioneritas merupakan suatu proses stochastic yaitu
sekumpulan variabel random yang tersusun dalam waktu. Suatu proses
stochastic dikatakan stasioner jika nilai rata-rata (mean) dan varian
(variance) adalah konstan sepanjang waktu. Jika data runtun waktu
stasioner, maka nilai mean, variance dan autovariance tetap sama
sehingga tidak terpengaruh oleh waktu (time variant) (Ghozali, 2013).
Stasioneritas suatu data sangat penting dalam penggunaan analisis
data yang berbentuk time series. Jika data time series tidak stasioner,
maka tidak mempunyai mean yang dipengaruhi waktu (time varying
mean) atau variance yang diperngaruhi waktu (time varying variance).
Stasioneritas dalam runtut waktu sangat penting karena jika tidak
stasioner, hanya dapat mempelajari perilakunya hanya pada periode
waktu pengamatan. Akibatnya tidak mungkin membuat generalisasi
untuk periode waktu yang lain. Jika hal ini terjadi maka tujuan
peramalan dengan data time series tidak stasioner menjadi tidak bernilai
(Ghozali, 2013)
Terdapat beberapa uji stasioneritas data dalam program Eviews
yaitu: Analisis grafik, Uji Autocorrelation function, dan uji akar unit
(unit root test) (Ghozali,2013). Uji stasioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji akar unit (unit root test) dengan menggunakan
untuk
memperoleh
pendapatan
bersih
62
metode Augmented Dickey Fuller (ADF). Hipotesis dapat dibentuk
sebagai berikut:
H0 = Data Tidak Stasioner
H1 = Data Stasioner
Dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
Probabilitas > 0.05 maka H0 diterima yang berarti data tidak
stasioner
Probabilitas < 0.05 maka H1 diterima yang berarti data stasioner
Menurut Ghozali (2013) jika data tidak stasioner maka dapat dinaikkan
ke diferensiasi tingkat 1 dan tingkat 2.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah pengujian guna mengetahui apakah model
regresi yang digunakan benar-benar menunjukkan hubungan yang
signifikan dan representative. Ada empat uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu: Uji Normalitas, Uji
Multikolinieritas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Autokorelasi.
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,
variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi maka
hasil uji statistic menjadi tidak valid khususnya untuk ukuran sampel
kecil (Ghazali dan Ratmono, 2013).
Pada penelitian ini tidak menggunakan Uji Normalitas karena
menurut Basuki dan Prawoto (2016) uji normalitas bukan merupakan
syarat BLUE (Best Linier Unbias Estimator) dan beberapa pendapat
tidak mengharuskan syarat ini sebagai sesuatu yang wajib dipenuhi.
b) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier
antar variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya gejala
multikolinieritas dengan cara melihat nilai correlation matrix lebih
63
besar dari 0.9 maka data dalam penelitian ini terjadi
multikolinieritas. Dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 = tidak terjadi multikolinieritas
H1 = terjadi multikolinieritas
Dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
r < 0.9 maka H0 diterima (tidak terjadi multikolinieritas)
r > 0.9 maka H1 diterima (terjadi multikolinieritas)
c) Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menganalisis apakah variansi dari eror
bersifat tetap / konstan (homokedastik) atau berubah-ubah
(heterokedastik) (Dedi Rosadi,2012). Dalam penelitian ini tidak
menggunakan uji heterokedastisitas karena menurut Basuki dan
Prawoto (2019) heterokedastisitas biasanya terjadi pada data cross
section, dimana data panel lebih dekat ke ciri data cross section
dibandingkan time series
d) Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali dan Ratmono (2013) uji autokorelasi
bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear
ada korelasi antar keseluruhan pengganggu (residual) pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Dalam penelitian ini tidak menggunakan uji autokorelasi
karena menurut Basuki dan Prawoto (2016) autokorelasi hanya
terjadi pada data time series. Pengujian autokorelasi pada data yang
tidak bersifat times series (cross section atau panel) akan sia-sia
semata atau tidaklah berarti.
3. Pengujian Model Regresi Data Panel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis
berganda dengan data panel. Menurut Ghozali (2013) data panel
merupakan penelitian yang menggabungkan antara cross section (data
silang) dengan time series (runtun waktu). Secara umum terdapat 3
pendekatan model data panel, yaitu:
a) Model Common Effect
64
Regresi data panel dengan menggunakan metode common
effect adalah asumsi yang menganggap bahwa intersep dan slope
selalu tetap baik antar waktu maupun antar individu. Setiap individu
(n) yang diregresi untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependen dengan variabel-variabel independennya akan memberikan
nilai intersep maupun slope yang sama besarnya. Begitu pula dengan
waktu (t), nilai intersep dan slope dalam persamaan regresi yang
menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan variabel-
variabel independennya adalah sama untuk setiap waktu. Hal ini
dikarenakan dasar yang digunakan dalam regresi data panel ini
menggambarkan pengaruh individu dan waktu pada model yang
dibentuknya (Sriyana, 2014). Model ini merupakan model paling
sederhana dibandingkan dengan kedua model lainnya karena hanya
mengkombinasikan data time series dan cross section.
b) Model Fixed Effect
Model ini merupakan cara memasukkan “individualitas” setiap
perusahaan atau setiap unit cross section adalah dengan membuat
intersep bervariasi untuk setiap perusahaan tetapi masih tetap
berasumsi bahwa koefisien slope konstan untuk setiap perusahaan
(Ghozali,2013)
Model ini menggunakan teknik variabel dummy untuk
menangkap perbedaan intersep antar perusahaan, perbedaan intersep
bisa terjadi karena perbedaan budaya kerja, manajerial dan insentif.
Namun demikian slopnya sama antar perusahaan. Model estimasi ini
sering juga disebut dengan teknik Least Square Dummy Variable
(LSDV).
c) Model Random Effect
Model ini tidak seperti pada model Fixed Effect, model ini
diasmsikan bahwa perbedaan intersep dan konstanta disebabkan oleh
residual/error sebagai akibat perbedaan antar unit dan antar periode
waktu yang terjadi secara random (Sriyana, 2014)
65
Model Random Effect mengestimasi data panel yang variabel
residual diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar subjek.
Model ini digunakan untuk mengatasi kelemahan model Fixed
Effectyang menggunakan variabel dummy. Metode analisis data
panel dengan model ini harus memenuhi persyaratan yaitu jumlah
cross section harus lebih besar daripada jumlah variabel penelitian.
Selanjutnya, penentuan model data panel terbaik antara ketida model
tersebutdilakukan dengan dua teknik estimasi model regresi data panel,
yaitu sebagai berikut:
a) Uji Chow
Uji Chow ini dilakukan untuk menentukan model pendekatan
yang akan digunakan antar Common Effect dan Fixed Effect dengan
melihat nilai probabilitasnya. Adapun hipotesis yang digunakan
dalam uji ini adalah (Sriyana,2014):
H0 = Common Effect Model
H1 = Fixed Effect Model
Dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
Probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
Probabilitas < 0.05 maka H1 diterima
Jika H0 diterima, maka model regresi data panel yang tepat untuk
digunakan adalah Common Effect Model. Namun jika H1 diterima
maka model regresi data panel yang terpilih adalah Fixed Effect
Model dan harus diuji kembali untuk memilih apakah model yang
tepat antara Fixed Effect Model dan Random Effect Model.
b) Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menentukan model pendekatan
yang terbaik anatar Fixed Effect Model dan Random Effect Model.
Dengan hipotesis yang digunakan sebagai berikut (Sriyana, 2014):
H0 = Random Effect Model
H1 = Fixed Effect Model
Dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
Probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
66
Probabilitas < 0.05 maka H1 diterima
Jika H0 diterima, maka model regresi data panel yang tepat untuk
digunakan adalah Random Effect Model. Dan jika H1 diterima maka
model regresi data panel yang terpilih adalah Fixed Effect Model.
4. Metode Analisis Jalur (Path Analysis)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur
(Path Analysis). Menurut Eddy Roflin (2009) model jalur merupakan
suatu diagram yang menghubungkan antara variabel bebas, perantara,
dan terikat. Pola hubungan ditunjukkan dengan anak panah. Anak panah
tunggal menunjukan pengaruh sebab akibat antara variabel eksogen atau
perantara dengan satu variabel terikat atau lebih. Anak panah juga
menghubungkan kesalahan (variabel residu) dengan semua variabel
endogen masing-masing. Anak panah ganda menunjukan korelasi antara
pasangan variabel eksogen.
Koefisien jalur adalah koefisien regresi standar atau disebut „beta‟
yang menunjukan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap
variabel terikat dalam suatu model jalur tertentu. Koefisien jalur adalah
koefisien yang tidak mempunyai satuan, oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa makin besar koefisien jalur maka makin besar
pengaruh yang diberikan variabel itu. Koefisien jalur diperoleh melalui
program Eviews 9.5.
Dalam penelitian ini terdapat dua persamaan jalur atau sub-
struktur, yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.1
Substruktur-1
Pembiayaan
Murabahah (X1)
Pembiayaan
Mudharabah (X2)
Laba Bersih
(Y)
67
Gambar 3.2
Substruktur-2
5. Koefisien Determinasi dan Koefisien Residu
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah nol dan satu. Secara umum koefisien
determinasi untuk data silang (Cross Section) relative rendah karena
adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan
untuk data runtut waktu (Time Series) biasanya mempunyai nilai
koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali dan Ratmono, 2013).
Namun, koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias
terhadap jumlah variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model
akan meningkatkan R2 meskipun variabel yang dimasukan tersebut tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantungnya.
Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien
determinasi yang telah disesuaikan., Adjusted R Square (R2adj).
koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien
tersebut telah dikoreksi determinasi yang memasukkan jumlah variabel
dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien
determinasi yang disesuaikan maka nilai keofesien determinasi yang
disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya oenambahan variabel
baru dalam model. (Suliyanto, 2011).
Pembiayaan
Murabahah (X1)
Pembiayaan
Mudharabah (X2) ROE (Z)
Laba Bersih (Y)
68
Sedangkan koefisien residu Ɛyx adalah besarnya pengaruh variabel
lain di luar model yang tidak ikut diamati. Rumus koefisien residu
adalah sebagai berikut:
Ɛyx = √
6. Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial dan Simultan
a) Uji t
Uji Statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen
dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali,
2013). Uji statistic t dalam penelitian ini dapat dilihat pada nilai
probabilitas t-statistic. Hipotesis yang dibentuk dalam uji t ini adalah
sebagai berikut:
H0 = Secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan variabel
eksogen terhadap variabel endogen
Ha = Secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan variabel
eksogen terhadap variabel endogen
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
thitung < ttabel atau Sig > 0.05 maka H0 diterima
thitung > ttabel atau Sig < 0.05 maka Ha diterima
b) Uji F
Uji statistic F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2013). Uji statistic F yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat dari nilai probabilitas F-statistic. Hipotesis yang
dibentuk dalam uji F ini adalah sebagai berikut:
H0 = Secara simultan tidak terdapat pengaruh signifikan variabel
eksogen terhadap variabel endogen
Ha = Secara simultan tidak terdapat pengaruh signifikan variabel
eksogen terhadap variabel endogen
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Fhitung < Ftabel atau Sig > 0.05 maka H0 diterima
69
Fhitung > Ftabel atau Sig < 0.05 maka Ha diterima
7. Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh langsung adalah pengaruh suatu variabel eksogen
terhadap variabel endogen yang terjadi tanpa melalui variabel endogen
lainnya. Besarnya pengaruh langsung suatu variabel eksogen terhadap
variabel endogen adalah perkalian nilai koefisien jalur variabel eksogen
terhadap variabel endogen dengan nilai koefisien jalur variabel eksogen
terhadap variabel endogen.
Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh suatu variabel eksogen
terhadap variabel endogen yang terjadi melalui variabel endogen lainnya
yang terdapat dalam satu model kausal yang sedang di analisis. Besarnya
pengaruh tidak langsung suatu variabel eksogen terhadap variabel
endogen yaitu perkalian nilai koefisien jalur variabel eksogen terhadap
variabel endogen yang dilaluinya. Pengaruh total adalah jumlah dari
pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.
70
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. BRI Syariah
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk.,
terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah
mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui
suratnya No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17
November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi.
Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula
beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip syariah islam. (www.brisyariah.co.id).
2. Bank Syariah Bukopin
PT. Bank Syariah Bukopin sebagai bank yang beroperasi dengan
prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium PT. Bank Bukopin,
Tbk., diakuisisinya PT. Bank Persyarikatan Indonesia oleh PT. Bank
Bukopin yang berlangsung secara bertahap dari 2005 hingga 2008.
(www.syariahbukopin.co.id)
3. BNI Syariah
Berdasarkan keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin
usaha kepada PT. Bank BNI Syariah. Dan didalam corporate plan UUS
BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan
akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada
tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank
Umum Syariah (BUS). (www.bnisyariah.co.id)
4. Bank Muamalat Indonesia
Didirikan pada 1 November 1991 diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan
operasinya pada 1 Mei 1992.
71
Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendikiawan
Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim, pendirian
Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp 84 Miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam
modal senilai Rp. 106 Miliar. (www.bankmuamalat.co.id)
5. BCA Syariah
Tumbuh pesatnya perkembangan perbankan syariah dalam
beberapa tahun akhir menunjukan minat masyarakat mengenai ekonomi
syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan
layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi no. 72 tanggal 12 Juni
2009, Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisis PT. Bank Utama
Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank
BCASyariah. (www.bcasyariah.co.id)
6. Bank Syariah Mandiri
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak juli 1997,
yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk dipanggung politik
nasional, telah menimbulkan beragam dampak negative yang sangat
hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali
dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industry perbankan nasional
didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.
Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitulisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
(www.syariahmandiri.co.id)
B. Analaisis Data Deskriptif
Pada bagian ini akan digambarkan ataupun dideskripsikan dari data
masing-masing variabel yang menampilkan karakteristik dari sampel yang
digunakan dalam penelitian ini. Pengolahan data pada penelitian ini
72
menggunakan software Microsoft excel 2010 dan Eviews 9.5 untuk
mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti
yaitu terdiri dari variabel eksogen: Pembiayaan murabahah dan Pembiayaan
mudharabah. Variabel intervening: Laba Bersih. Sedangkan variabel
endogen: Return On Equity (ROE)
1) Pembiayaan Murabahah
Data yang digunakan dalam variabel pembiayaan murabahah ini yaitu
data yang tertera pada akun piutang murabahah di laporan neraca annual
report masing-masing bank syariah.
Tabel 4.1
Tabel Deskriptif Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah
Pembiayaan Murabahah (dalam jutaan rupiah)
BUS 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
BRIS 6966407 8849045 7858575 8780350 10500533 10457017 10070876
BNIS 7098660 7969128 11292122 13218300 14821164 16177550 17694190
BMI 18908769 19366212 20172146 17314492 17477000 19746000 15632000
BSB 1784352 2133910 2202580 2224645 2268908 1629024 1462523
BCAS 546759 597422 948034 1428091 1495010 1557673 1679410
BSM 50987269 52157147 50343501 34807005 36198341 36233737 38355135
Mean 14382036 12843283.71 15469493 12962147 13793493 14300167 14149022
Min 546759 597422 948034 1428091 1495010 1557673 1679410
Max 50987269 52157147 50343501 34807005 36198341 36233737 38355135
Sumber: Annual Report BUS Data diolah
Berdasarkan hasil tabel 4.1, variabel pembiayaan murabahah 6
bank syariah selama periode 2012-2018 yang menunjukan nilai
73
minimum sebesar 546 miliar rupiah yang terdapat pada Bank BCA
Syariah di tahun 2012 dan nilai maximum sebesar 52 triliyun rupiah
yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri di tahun 2013. Rata-rata
pembiayaan murabahah menunjukkan bahwa nilai nya diatas 12 triliyun
rupiah dan masih menjadi produk yang mendominasi dalam kegiatan
penyaluran dana pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
2) Pembiayaan Mudharabah
Data yang digunakan dalam variabel pembiayaan mudharabah ini
yaitu data yang tertera pada akun pembiayaan bagi hasil mudharabah di
laporan neraca annual report masing-masing bank syariah.
Tabel 4.2
Tabel Deskriptif Pembiayaan Mudharabah Bank Umum Syariah
Pembiayaan Murabahah (dalam jutaan rupiah)
Bus 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
BRIS 859252 936688 876311 1106566 1271485 840974 475300
BNIS 705678 709218 1016696 1258682 1181607 870110 933550
BMI 2239840 2170219 1723618 1052718 829000 737000 438000
BSB 194266 222108 264504 401915 340450 172789 104227
BCAS 189049 201866 188351 198422 342362 223322 238056
BSM 53462 97489 182580 2834182 3085615 21702 3226605
Mean 706924.5 722931.3 708676.7 1142081 1175086.5 477650 902289.7
Min 53462 97489 182580 1984422 340450 21702 104227
Max 2239840 2170219 1723618 2834182 3085615 223322 3226605
Sumber:Annual Report Data diolah
74
Berdasarkan hasil tabel 4.2, variabel pembiayaan 6 bank syariah
selama periode 2012-2018 yang menunjukan nilai minimum sebesar 21
miliar rupiah yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri di tahun 2017
dan nilai maximum sebesar 3.2 triliyun rupiah yang terdapat pada Bank
Syariah Mandiri di tahun 2018. Rata-rata pembiayaan mudharabah
menunjukkan nilai diatas 700 miliar rupiah kecuali pada tahun 2017
yang hanya mencapai 477 miliar rupiah. Angka tersebut menunjukan
bahwa pada tahun 2017 bank umum syariah tidak banyak melakukan
penyaluran dana pada produk pembiayaan mudharabah. Dan nilai rata-
rata tersebut masih jauh dibawah nilai rata-rata pembiayaan murabahah.
3) Laba Bersih
Data yang digunakan dalam variabel Laba Bersih ini yaitu data
yang tertera pada akun Laba Bersih setelah pajak di laporan Laba Rugi
annual report masing-masing bank syariah.
Tabel 4.3
Tabel Deskriptif Laba Bersih Bank Umum Syariah
Laba Bersih (dalam jutaan rupiah)
Bus 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
BRIS 11654 129564 6577 122637 170209 101091 96609
BNIS 101892 177462 163251 229000 277000 307000 416000
BMI 389410 165144 57173 74000 81000 26000 46000
BSB 17297 19547 8661 27778 32710 110514 177878
BCAS 12456 13801 12949 23436 36816 47900 58400
BSM 698748 651000 72000 289576 325414 365166 605213
Mean 205242.8 192753 53435.2 127737.8 153858.2 159611.8 233350
75
Laba Bersih (dalam jutaan rupiah)
Min 12456 13801 8661 23436 32710 26000 46000
Max 698748 651000 163251 289576 325414 365166 605213
Sumber:Anuual Report Data diolah
Berdasarkan hasil tabel 4.3, variabel Laba Bersih 6 bank syariah
selama periode 2012-2018 yang menunjukan nilai minimum sebesar 8
miliar rupiah yang terdapat pada Bank Syariah Bukopin di tahun 2014
dan nilai maximum sebesar 698 miliar rupiah yang terdapat pada Bank
Syariah Mandiri di tahun 2012. Rata-rata perolehan laba bersih
menunjukkan bahwa nilai nya diatas 100 miliar rupiah kecuali pada
tahun 2014 yang hanya mencapai 53 miliar rupiah. Pencapaian laba
bersih tersebut merupakan hasil dari kegiatan operasional bank syariah
dikurangi biaya operasional serta pajak selama periode tersebut.
4) Return On Equity (ROE)
Data yang digunakan dalam variabel Return On Equity (ROE) ini
yaitu data yang tertera pada Akun ROE di laporan Rasio Keuangan
annual report masing-masing bank syariah.
Tabel 4.4
Tabel Deskriptif Return On Equity (ROE) Bank Umum Syariah
Laba Bersih (dalam presentase)
Bus 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
BRIS 7.81 10.2 0.44 6.33 7.4 4.1 2.49
BNIS 10.18 11.73 10.83 11.39 11.94 11.42 10.53
BMI 29.16 11.41 2.2 2.78 3 0.87 1.16
BSB 7.32 7.63 2.39 5.35 5.15 0.2 0.26
BCAS 2.8 4.3 2.9 3.1 3.5 4.3 5
76
Laba Bersih (dalam presentase)
BSM 25.05 15.34 1.49 5.92 5.81 5.72 8.21
Mean 13.72 10.10 3.37 5.81 6.13 4.43 4.6
Min 2.8 4.3 0.44 2.78 3 0.2 0.26
Max 29.16 15.34 10.83 11.39 11.94 11.42 10.53
Sumber: Annual Report Data diolah
Berdasarkan hasil tabel 4.4 diatas, variabel Return On Equity
(ROE) 6 bank syariah selama periode 2012-2018 yang menunjukan nilai
minimum sebesar 0.2% yang terdapat pada Bank Syariah Bukopin di
tahun 2017 dan nilai maximum sebesar 29.16% yang terdapat pada Bank
Muamalat Indonesia di tahun 2012. Melihat rata-rata tingkat ROE
menunjukkan bahwa ROE Bank Umum Syariah di Indonesia kurang
efisien, karena masih terdapat nilai dibawah 8% yang sudah termasuk
kriteria kurang baik yaitu pada tahun 2014-2018. Artinya semakin kecil
keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut semakin kecil pula posisi
bank dari segi penggunaan modal.
C. Hail Uji Instrumen Penelitian
1) Hasil Uji Stasioneritas Data
Langkah awal sebelum mengestimasi model terlebih dahulu
dilakukan uji stasioneritas data terlebih dahulu pada masing-masing
variabel yang ada dalam model. Untuk mendeteksi stasioneritas data
Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Mudharabah, Laba Bersih dan
Return On Equity (ROE) dilakukan dengan menggunakan Augmented
Dickey Fuller (ADF) test.
77
Tabel 4.5
Hasil Uji Augmented Dickey Fuller (ADF)
Variabel
Tingkat Stasioneritas
Level 1st Difference
Probabilitas Keterangan Probabilitas Keterangan
ROE 0.0005 Stasioner 0.0000 Stasioner
Laba Bersih 0.0253 Stasioner 0.0000 Stasioner
Murabahah 0.2819 Tidak Stasioner 0.0000 Stasioner
Mudharabah 0.0008 Stasioner 0.0000 Stasioner
Sumber: Output Eviews 9.4 (data diolah)
Data dikatakan stasioner jika probabilitasnya < 0.05. Dari tabel 4.5
diatas, pada tahap level terdapat variabel yang tidak stasioner yaitu
variabel Pembiayaan Murabahah dengan nilai uji ADF sebesar 0.2819 >
0.05. karena tidak stasioner maka dilakukan ke tahap selanjutnya yaitu
tahap first difference terhadap data tersebut. Dari hasil pada tahap first
difference menunjukkan variabel Pembiayaan Mudharabah sebesar 0.000
< 0.05 yang dapat diartikan bahwa variabel tersebut sudah dikatakan
stasioner. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel pada tingkat
first difference bersifat stasioner.
2) Hasil Uji Asumsi Klasik
a) Uji Multikolinearitas
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas Sub-Struktur 1
MURABAHAH MUDHARABAH
MURABAHAH 1.000000 0.367391
MUDHARABAH 0.367391 1.000000
Sumber: Output Eviews 9.5 (data diolah)
78
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas Sub-Struktur 2
MURABAHAH MUDHARABAH LABABERSIH
MURABAHAH 1.000000 0.367391 0.696209
MUDHARABAH 0.367391 1.000000 0.206030
LABABERSIH 0.696209 0.206030 1.000000
Sumber: Output Eviews 9.5 (data diolah)
Berdasarkan kedua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
pengujian terhadap nilai koefisien diatas, masing-masing variabel
mempunya nilai koefisien < 0.9, maka dapat disimpulkan bahwa model
tidak mengalami multikolinearitas.
3) Hasil Estimasi Model Regresi Data Panel Sub-Struktur 1
Uji Chow digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi
data panel, yaitu antar common effect model dengan Fixed Effect Model.
Hipotesis yang dibentuk berdasarkan hasil uji chow sebagai berikut: H0=
Common Effect Model sedangkan H1= Fixed Effect Model.
Tabel 4.12
Hasil Uji Chow Sub-Struktur 1
Redundant Fixed Effects Tests Equation: SUBSTRUKTUR1
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1.864411 (5,34) 0.1267 Cross-section Chi-square 10.176655 5 0.0704
Sumber: Output Eviews 9.5 (data diolah)
Hasil uji chow menunjukan probabilitas cross-section Chi-Square
test 0.0704 > 0.05, sehingga H0 diterima dan Common Effect Model
79
adalah model yang tepat untuk Sub-Struktur 1. Dan tidak perlu
dilakukan uji selanjutnya yaitu uji hausman.
Tabel 4.13
Hasil Common Effect Model Sub-Struktur 1
Dependent Variable: LOGLB Method: Panel Least Squares Date: 09/13/19 Time: 01:45 Sample: 2012 2018 Periods included: 7 Cross-sections included: 6 Total panel (balanced) observations: 42
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
MURABAHAH 0.062504 0.011059 5.651924 0.0000 MUDHARABAH -0.004764 0.012863 -0.370404 0.7131
C 1.492990 0.193897 7.699928 0.0000
R-squared 0.475165 Mean dependent var 2.419671 Adjusted R-squared 0.448250 S.D. dependent var 0.115829 S.E. of regression 0.086037 Akaike info criterion -1.999320 Sum squared resid 0.288695 Schwarz criterion -1.875201 Log likelihood 44.98573 Hannan-Quinn criter. -1.953826 F-statistic 17.65453 Durbin-Watson stat 1.370115 Prob(F-statistic) 0.000003
Sumber: Output Eviews 9.5 (data diolah)
dari hasil output pada tabel 4.13 didapatkan model persamaan
regresi sebagai berikut:
LBit = 1.492990 + 0.062504MRit – 0.004764MDit + Ɛit
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:
a. Konstanta sebesar 1.492990 menunjukan bahwa jika variable
independen (Murabahah dan Mudharabah) pada observasi ke i dan
periode ke t adalah nol, maka nilai Laba Bersih adalah sebesar
1.492990
b. Koefisien regresi Murabahah sebesar 0.062504 menyatakan bahwa
jika nilai Murabahah pada observasi ke i dan pada periode t naik
80
sebesar 1, maka nilai Laba Bersih naik sebesar 0.062504 pada
observasi i dan periode ke t.
c. Koefisien regresi Mudharabah sebesar -0.004764 menyatakan bahwa
jika nilai Mudharabah pada observasi ke i dan pada periode t naik
sebesar 1, maka nilai Laba Bersih turun sebesar -0.004764 pada
observasi i dan periode ke t.
4) Menguji dan Memaknai Sub-Struktur 1
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Path
Analysis dengan regresi berganda model Common Effect sebagaimana
telah dilakukan dalam pemilihan model terbaik sebelumnya, yaitu
dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji t, uji F dan analisis jalur.
a) Analisis Sub-Struktur 1
Persamaan Sub-Struktur 1 adalah Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρyƐ1
Gambar 4.1
Sub-Struktur 1
Persamaan sub-struktur 1 menggambarkan pengaruh X1 dan X2
terhadap Y. berikut nilai koefisien jalur yang diperoleh:
Tabel 4.14
Koefisien Jalur untuk persamaan Sub-Struktur 1
Hubungan Koef.
Jalur thitung Sig Fhitung Sig R
2 R
2adj dari ke
X1
y
0.0625 5.6519 0.0000
17.6545 0.0000 0.4752 0.4483
X2 -0.0048 -0.3704 0.7131
Sumber: Output Eviews 9.5 (data diolah)
Pembiayaan
Murabahah (X1)
Pembiayaan
Mudharabah (X2)
Laba Bersih
(Y)
81
b) Koefisien Jalur persamaan Sub-Struktur 1
ρx1y X1 = 0.0625
ρx2y X2 = -0.0048
jadi persamaan jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρyƐ1
Y = 0.0625X1 – 0.0048X2 + 0.7244Ɛ1
Angka koefisien residu sebesar 0.7244 di dapat dari √ =
√ = 0.7244
c) Koefisien Determinasi
Adjust R Square atau koefisien determinasi yang telah
disesuaikan merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap
variabel tergantungnya. Semakin tinggi koefisien determinasi
semakin tinggi pula kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan
variasi perubahan pada variabel tergantungnya, nilai Adjust R Square
sebesar 0.4483. artinya, pengaruh pembiayaan murabahah dan
pembiayaan mudharabah terhadap laba bersih sebesar 44.83%
sedangkan sisanya 55.17% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
d) Uji t
1. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Laba Bersih
Pada model koefisien didapat nilai t-statistic murabahah
sebesar 5.6519 yang menunjukan bahwa arah koefisien positif,
sedangkan probabilitas murabahah sebesar 0.0000 < 0.05
menyebabkan H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Pembiayaan Murabahah berpengaruh
signifikan terhadap Laba Bersih.
2. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Laba Bersih
Pada model koefisien didapat nilai t-statistic mudharabah
sebesar -0.3704 yang menunjukan bahwa arah koefisien negatif,
sedangkan probabilitas mudharabah sebesar 0.7131 > 0.05
menyebabkan H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat
82
disimpulkan bahwa Pembiayaan Mudharabah tidak berpengaruh
signifikan terhadap Laba Bersih.
e) Uji F
Bersasarkan hasil uji F dapat dilihat bahwa nilai signifikan
probabilitas F-statistic sebesar 0.0000 < 0.05 sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara
simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Pembiayaan
murabahah dan pembiayaan mudharabah terhadap laba bersih.
Gambar 4.2
Model Jalur Path Struktur 1
0.7244Ɛ1
0.0625
-0.0048
5) Hasil Estimasi Model Regresi Data Panel Sub-Struktur 2
Uji Chow digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi
data panel, yaitu antar common effect model dengan Fixed Effect Model.
Hipotesis yang dibentuk berdasarkan hasil uji chow sebagai berikut: H0=
Common Effect Model sedangkan H1= Fixed Effect Model.
Tabel 4.15
Hasil Uji Chow Sub-Struktur 2
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: SUBSTRUKTUR2
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 1.572665 (5,27) 0.2014
Cross-section Chi-square 9.201549 5 0.1013
Sumber: Output Eviews 9.5 (data diolah)
Laba Bersih
(Y)
Pembiayaan
Mudharabah (X2)
Pembiayaan
Murabahah (X1)
83
Hasil uji chow menunjukan probabilitas cross-section Chi-Square
test 0.2014 > 0.05, sehingga H0 diterima dan Common Effect Model
adalah model yang tepat untuk Sub-Struktur 2. Dan tidak perlu
dilakukan uji selanjutnya yaitu uji hausman.
Tabel 4.16
Hasil Common Effect Model Sub-Struktur 2
Dependent Variable: LOGROE Method: Panel Least Squares Date: 09/13/19 Time: 01:47 Sample: 2012 2018 Periods included: 7 Cross-sections included: 6 Total panel (unbalanced) observations: 36
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LABABERSIH 0.466076 0.116958 3.984984 0.0004 MURABAHAH -0.303717 0.119149 -2.549045 0.0158
MUDHARABAH 0.031113 0.073267 0.424659 0.6739 C -0.429441 1.149753 -0.373507 0.7112
R-squared 0.368671 Mean dependent var 0.483797 Adjusted R-squared 0.309484 S.D. dependent var 0.558383 S.E. of regression 0.464002 Akaike info criterion 1.406582 Sum squared resid 6.889519 Schwarz criterion 1.582528 Log likelihood -21.31847 Hannan-Quinn criter. 1.467992 F-statistic 6.228901 Durbin-Watson stat 0.364391 Prob(F-statistic) 0.001872
Sumber: Output Eviews 9.5 (data diolah)
dari hasil output diatas didapatkan model persamaan regresi sebagai
berikut:
ROEit = -0.429441 – 0.303717MRit + 0.031113MDit + 0.466076LBit + Ɛit
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:
a. Konstanta sebesar -0.429441 menunjukan bahwa jika variable
independen (Murabahah, Mudharabah dan Laba Bersih) pada
observasi ke i dan period ke t adalah nol, maka nilai ROE adalah
sebesar -0.429441
84
b. Koefisien regresi Murabahah sebesar -0.303717 menyatakan bahwa
jika nilai Murabahah pada observasi ke i dan pada periode t naik
sebesar 1, maka nilai ROE turun sebesar -0.303717 pada observasi i
dan periode ke t.
c. Koefisien regresi Mudharabah sebesar 0.031113 menyatakan bahwa
jika nilai Mudharabah pada observasi ke i dan pada periode t naik
sebesar 1, maka nilai ROE naik sebesar 0.308805 pada observasi i
dan periode ke t.
d. Koefisien regresi Laba Bersih sebesar 0.466076 menyatakan bahwa
jika nilai NPF pada observasi ke i dan pada periode t naik sebesar 1,
maka nilai ROE naik sebesar 0.466076 pada observasi i dan periode
ke t.
6) Menguji dan Memaknai Sub-Struktur 2
a) Analisis Sub-Struktur 2
Persamaan Sub-Struktur 2 adalah Y = ρx1z X1 + ρx2z X2 + ρyz Y +
ρzƐ2
Gambar 4.3
Sub-Struktur 2
Pembiayaan
Murabahah (X1)
Pembiayaan
Mudharabah (X2) ROE (Z)
Laba Bersih (Y)
85
Tabel 4.17
Koefisien Jalur untuk persamaan Sub-Struktur 1
Hubungan Koef.
Jalur thitung Sig Fhitung Sig R
2 R
2adj
dari ke
X1
Z
-0.3037 -2.5490 0.0158
6.2289 0.0018 0.3687 0.3095 X2 0.0311 0.4247 0.6739
y 0.4294 3.9849 0.0004
b) Koefisien jalur persamaan Sub-Struktur 2
ρx1z X1 = -0.3037
ρx2z X2 = 0.0311
ρyzY = 0.4294
jadi persamaan jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = ρx1z X1 + ρx2z X2 + ρyz Y + ρzƐ2
Y = -0.3037X1 + 0.0311X2 + 0.4294Y + 0.7945Ɛ2
Angka koefisien residu sebesar 0.7945 di dapat dari √ =
√ = 0.7945
c) Koefisien Determinasi
Adjust R Square atau koefisien determinasi yang telah
disesuaikan merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap
variabel tergantungnya. Semakin tinggi koefisien determinasi
semakin tinggi pula kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan
variasi perubahan pada variabel tergantungnya, nilai Adjust R Square
sebesar 0.3095. artinya, pengaruh pembiayaan murabahah,
pembiayaan mudharabah dan laba bersih terhadap ROE sebesar
30.95% sedangkan sisanya 69.05% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
d) Uji t
1. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap ROE
Pada model koefisien didapat nilai t-statistic murabahah
sebesar -2.5490 yang menunjukan bahwa arah koefisien negatif,
sedangkan probabilitas murabahah sebesar 0.0158 < 0.05
menyebabkan H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
86
disimpulkan bahwa Pembiayaan Murabahah berpengaruh
signifikan terhadap ROE.
2. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap ROE
Pada model koefisien didapat nilai t-statistic mudharabah
sebesar 0.4247 yang menunjukan bahwa arah koefisien positif,
sedangkan probabilitas mudharabah sebesar 0.6739 > 0.05
menyebabkan H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Pembiayaan Mudharabah tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROE.
3. Pengaruh Laba Bersih terhadap ROE
Pada model koefisien didapat nilai t-statistic laba bersih
sebesar 3.9849 yang menunjukan bahwa arah koefisien positif,
sedangkan probabilitas laba bersih sebesar 0.0004 < 0.05
menyebabkan H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan terhadap
ROE.
e. Uji F
Bersasarkan hasil uji F dapat dilihat bahwa nilai signifikan
probabilitas F-statistic sebesar 0.0018 < 0.05 sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara
simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara Pembiayaan
murabahah, pembiayaan mudharabah dan laba bersih terhadap ROE.
Gambar 4.4
Model Jalur Path Struktur 2
-0.3037
0.7945Ɛ2
0.0311
0.4294
Pembiayaan
Murabahah (X1)
Pembiayaan
Mudharabah (X2) ROE (Z)
Laba Bersih (Y)
87
7) Perhitungan Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung
Berdasarkan hasil dari sub-struktur 1 dan 2 maka dapat
digambarkan secara keseluruhan yang menggambarkan hubungan antar
variabel X1,X2, Y terhadap Z sebagai berikut:
Gambar 4.5
Diagram Jalur Persamaan Sub-Struktur 1 dan 2
0.7244Ɛ1 0.7945Ɛ2
-0.3037
0.0625
0.4294
-0.0048
0.0311
Berikut adalah perhitungan pengaruh langsung dan pengaruh tidak
langsung antara variabel eksogen dengan variabel endogen.
Tabel 4.18
Pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, pengaruh total dan pengaruh
simultan X1 dan X2 terhadap Y dan Z
Pengaruh
Variabel
Koef.
Jalur
Pengaruh
Total
Langsung Tidak Langsung
X1 Y 0.0625 0.0039 - 0.0039
X2 Y -0.0048 - - -
X1 Z -0.3037 0.0922 0.0268 0.1190
X2 Z 0.0311 - - -
Pembiayaan
Murabahah
(X1)
Pembiayaan
Mudharabah
(X2)
Laba Bersih
(Y)
ROE
(Z)
88
Y Z 0.4294 0.1844 - 0.1844
Ɛ1 0.7244
Ɛ2 0.7945
a. Pengaruh Langsung
Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Laba Bersih
X1 Y = 0.06252= 0.00390625 = 0.39%
Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap ROE
X1 Z = -0.30372 = 0.09223369 = 9.22%
Pengaruh Laba Bersih terhadap ROE
Y Z = 0.42942
= 0.18438436 = 18.44%
b. Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap ROE melalui Laba
Bersih
X1 Y Z = 0.0625 x 0.4294= 0.0268 = 2.68%
Dari perhitungan langsung dan perhitungan tidak langsung diatas
dapat diketahui bahwa pengaruh langsung pembiayaan murabahah
terhadap laba bersih sebesar 0.39%, pengaruh langsung pembiayaan
murabahah terhadap ROE sebesar 9.22% dan pengaruh langsung Laba
Bersih terhadap ROE sebesar 18.44%. sedangkan pengaruh tidak
langsung pembiayaan murabahah terhadap ROE melalui laba bersih
sebesar 2.68%
D. Pembahasan
1. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Laba Bersih
Pembiayaan Murabahah berpengaruh signifikan positif terhadap
laba bersih dengan tingkat signifikansi 0.0000 < 0.05 sehingga H0
ditolak dan Ha diterima. pengaruh signifikan menunjukan bahwa
pembiayaan murabahah yang disalurkan memiliki peranan yang
signifikan terhadap perolehan laba bersih pada Bank Umum Syariah.
Hasil ini juga diperkuat oleh penelitian Zaim Nur Afif (2014) dan
Novi Fadhila (2015) yang mengatakan bahwa pembiayaan murabahah
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Laba bersih.
Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa jika pembiayaan
murabahah meningkat maka laba bersih yang diperoleh juga akan
89
meningkat, karena pembiayaan murabahah merupakan salah satu
komponen penyusun asset terbesar pada perbankan syariah yang nyaris
tanpa resiko. Pengelolaan pembiayaan murabahah akan menghasilkan
pendpatan berupa margin/mark up. Dengan diperolehnya mark up
tersebut, maka akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank
syariah.
Dengan demikian, pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap
laba bersih yang artinya bahwa besar kecilnya kegiatan operasional
penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan murabahah dalam satu
periode maka akan berpengaruh secara langsung terhadap besar kecilnya
laba bersih yang diperoleh Bank Umum Syariah di Indonesia pada
periode tersebut dikarenakan produk pembiayaan murabahah
merupakan produk penyaluran dana yang paling diminati dan
mendominasi di perbankan syariah.
2. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Laba Bersih
Pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap
laba bersih dengan tingkat signifikansi 0.7131 > 0.05 sehingga H0
diterima dan Ha ditolak. hasil ini menunjukan bahwa pembiyaan
mudharabah yang disalurkan tidak memiliki peranan yang signifikan
terhapa perolehan laba bersih Bank Umum Syariah.
Hasil penelitian in juga sejalan dengan penelitian Novi Fadhila
(2015) dan Muklis (2015) yang menyebutkan bahwa pembiayaan
mudharabah tidak berpengaruh terhadap laba bersih.
Muklis (2015 menyatakan bahwa hasil penelitian diatas didasarkan
pada: Pertama, bagi hasil pada pembiayaan mudharabah yang diberikan
bank kenyataannya bersifat naik turun. Kedua, umumnya pihak bank
enggan memberikan pembiayaan mudharabah resikonya yang cukup
besar, mengingat pembiayaan tersebut berbagi resiko (Risk Sharing)
antara pihak bank dengan pengelola usaha. Ketiga, kurang minatnya
masyarakat karena agunan atau jaminan yang didapat bank relatif besar.
Keempat, peningkatan pembiayaan mudharabah tidak terlalu besar.
90
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
mudharabah tidak berpengaruh terhadap laba bersih yang artinya
besaran pembiayaan mudharabah dalam suatu periode tidak secara
langsung memberikan penurunan terhadap perolehan laba bersih Bank
Umum Syariah di Indonesia pada periode tersebut. Kurangnya
penawaran yang dilakukan oleh bank syariah terhadap pembiayaan
mudharabah ini dikarenakan terdapat risiko yang ditanggung oleh bank
dapat menjadikan besaran pembiayaan mudharabah pada Bank Umum
Syariah sangatlah minim dibanding dengan pembiayaan jual beli dengan
akad murabahah.
3. Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Pembiayaan Mudharabah
terhadap Laba Bersih
Pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah secara
bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap laba bersih dengan
tingkat signifikansi 0.0000 < 0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Besarnya kontribusi Pembiayaan Murabahah dan Pembiayaan
Mudharabah secara langsung terhadap laba bersih sebesar 44.83% dan
sisanya 55.17% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Novi Fahila (2015) yang
mengatakan bahwa secara bersama pembiayaan murabahah dan
mudharabah memiliki pengaruh signifikan terhadap laba bersih.
Pelaksanaan pembiayaan yang meliputi realisasi mudharabah dan
murabahah secara umum memiliki hubungan terhadap laba bersih bank
umum syariah.. Tidak hanya ditentukan oleh realisasi pembiayaan
namun laba bersih juga dapat diperoleh melalui pos-pos income yang
lain, seperti administrasi tabungan, administrasi ATM dan transaksi
antar bank.
Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa semakin baik atau tinggi
Pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah yang disalurkan
maka semakin besar tingkat laba bersih yang diperoleh pada Bank
91
Umum Syariah. Bank yang memperoleh laba bersih yang tinggi dapat
meningkatkan kinerja bank tersebut.
4. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Return On Equity
(ROE)
Pembiayaan Murabahah berpengaruh signifikan negatif terhadap
Return On Equity (ROE) dengan tingkat signifikansi 0.0158 < 0.05
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Pengaruh signifikan menunjukan
bahwa pembiayaan murabahah yang disalurkan memiliki peranan yang
signifikan terhadap peningkatan Profitabilitas (ROE) pada Bank Umum
Syariah.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Dewi Wulan Sari dan
Mohamad Yusak Anshori (2017) yang menyatakan bahwa variabel
murabahah memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap ROE
dikarenakan pendapatan yang diterima bank syariah dari pembiayaan
murabahah berupa margin keuntungan yang didalamnya juga termasuk
harga jual. Dalam sistem pembayarannya, nasabah dapat melakukan
pelunasan langsung setelah menerima barang, atau nasabah dapat
melakukan pembayaran secara bertahap. Dalam kenyataannya nasabah
akan membayar hutangnya dengan cara angsuran.
Dalam pembayaran secara bertahap melalui angsuran, bank syariah
dapat menaikkan margin keuntungan. Dengan kata lain semakin lama
jangka waktu pembayaran, margin yang ditetapkan oleh bank syariah
akan semakin besar, namun keuntungan diterima secara bertahap. Jika
pelunasan dipercepat maka pendapatan yang diterima bank syariah
kurang maksimal sehingga akan berdampak pada profitabilitas (ROE).
Faktor lain yang menyebabkan profitabilitas turun adalah adanya risiko
gagal bayar oleh nasabah. Semakin besar akad murabahah yang
disalurkan, risiko gagal bayar juga semakin tinggi.
Dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa meningkatnya
pembiayaan murabahah akan menyebabkan meningkatnya profitabilitas
(ROE) jika bank syariah menaikan margin keuntungannya. Tetapi
meningkatnya pembiayaan murabahah juga dapat berdampak negatif
92
atau dengan kata lain dapat menurukan tingkat profitabilitas apabila
nasabah tidak dapat melunasi / gagal bayar.
5. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Return On Equity
(ROE)
Pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return On Equity (ROE) dengan tingkat signifikansi 0.6739 > 0.05
sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. hasil ini menunjukan bahwa
pembiayaan mudharabah yang disalurkan tidak memiliki peranan yang
signifikan terhadap peningkatan Profitabilitas (ROE) Bank Umum
Syariah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dy Ilham Satria dan
Haryati Saputri (2016) yang mengatakan bahwa pembiayaan
mudharabah tidak berpengaruh terhadap ROE. Seperti hal nya
pembiayaan mudharabah yang tidak berpengaruh dengan laba bersih
diatas, pertimbangan dari penyaluran pembiayaan mudharabah yang
dilakukan oleh bank syariah karena banyaknya resiko membuat
lemahnya peranan pembiayaan mudharabah terhadap kinerja keuangan
bank syariah.
Dengan demikian, kesimpulan khusus penelitian ini pembiayaan
mudharabah tidak berpengaruh terhadap ROE yang artinya besaran
pembiayaan mudharabah dalam suatu periode tidak secara langsung
memberikan penurunan / peningkatan ROE Bank Umum Syariah di
Indonesia pada periode tersebut. Kurangnya penawaran yang dilakukan
oleh bank syariah terhadap pembiayaan mudharabah ini dikarenakan
terdapat risiko yang ditanggung oleh bank dapat menjadikan besaran
pembiayaan mudharabah pada Bank Umum Syariah sangatlah minim
peranannya dalam meningkatkan profitabilitas bank umum syariah.
6. Pengaruh Laba Bersih terhadap Return On Equity (ROE)
Laba Bersih berpengaruh signifikan positif terhadap Return On
Equity (ROE) dengan tingkat signifikansi 0.0004 < 0.05 sehingga H0
ditolak dan Ha diterima. Pengaruh signifikan menunjukan bahwa laba
93
bersih yang diperoleh memiliki dampak yang signifikan terhadap
peningkatan Profitabilitas (ROE) pada Bank Umum Syariah.
Sesuai teori yang dijelaskan oleh oleh Haq (2015) yang
mengatakan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan bank dalam
memperoleh laba, maka salah satu indikator pencapaian kinerja bank
yang baik juga harus memperhatikan laba bersih yang diperoleh. Karena
salah satu tujuan didirikannya suatu Bank Umum Syariah adalah untuk
memperoleh laba atau profit. Laba merupakan pengembalian modal yang
diperoleh perusahaan dari hasil investasi yang dibuat dari suatu periode
fiskal. Laba yang dihasilkan dapat mencerminkan efektifitas operasional
perusahaan dalam menjalankan kinerjanya.
Menurut teori yang dijelaskan Kasmir (2014) yang mengatakan
bahwa Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Makin tinggi rasio ini, makin
baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan makin kuat, demikian pula
sebaliknya.
Dengan demikian penelitian ini dapat menunjukan bahwa terdapat
pengaruh Laba Bersih terhadap Profitabilitas yang artinya dalam
pencapaian kinerja bank syariah yang baik dapat diukur dengan tingkat
Return On Equity (ROE) yaitu dengan mengukur besarnya laba bersih
setelah pajak dengan modal sendiri. Dengan kata lain dalam penelitian
ini menunjukan bahwa apabila perolehan laba bersih mengalami
peningkatan atau penurunan maka akan berdampak secara langsung
terhadap pertumbuhan Profitabilitas (ROE).
7. Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Mudharabah dan
Laba Bersih terhadap Return On Equity (ROE)
Pembiayaan murabahah, pembiayaan mudharabah dan Laba Bersih
secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap Return On
Equity (ROE) dengan tingkat signifikansi 0.0018 < 0.05 sehingga H0
ditolak dan Ha diterima. Besarnya kontribusi Pembiayaan Murabahah,
Pembiayaan Mudharabah dan Laba Bersih secara langsung terhadap
94
Return On Equity (ROE) sebesar 30.95% dan sisanya 69.05%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Ferdian Arie Bowo (2013),
Russely Inti Dwi Permata,dkk (2014), Purnama Putra (2018) dan
beberapa peneliti lainnya yang dimana hasil penelitian-penelitian
tersebut menjelaskan bahwa Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan
Mudharabah dan Laba Bersih berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan
Bank Syariah.
Penelitian ini dapat menjelaskan bahwa semakin baik atau tinggi
penyaluran pembiayaan murabahah dan pembiayaan mudharabah serta
perolehan laba bersih bank syariah maka semakin baik pula Return On
Equity (ROE) yang diperoleh oleh bank syariah. Return On Equity
(ROE) sangat penting bagi bank, karena digunakan untuk mengukur
efektifitas bank dalam meperoleh keuntungan dengan memanfaatkan
modal yang dimilikinya. Selain itu, profitabilitas bank syariah tidak
hanya berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang
saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang diberikan
kepada nasabah penyimpan dana. Maka bank syariah perlu
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas
bank syariah tersebut.
95
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pembiayaan
Murabahah, Pembiayaan Mudharabah terhadap laba bersih serta
implikasinya terhadap Profitabilitas (ROE) Bank Umum Syariah selama
periode 2012-2018. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
6 BUS yang mewakili kriteria pengambilan sampel yang telah ditentukan
oleh penulis. Berdasarkan dari data yang telah dikumpulkan dan telah
diolah melalui metode analisis jalur (Path Analysis) dengan program
Eviews 9,5 dan Microsoft Excel 2010, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh secara langsung antar beberapa variabel dalam
penelitian ini. Pertama, terdapat pengaruh secara langsung antara
variabel pembiayaan Murabahah (X1) terhadap variabel laba bersih
(Y) sebesar 0.39%. Kedua, terdapat pengaruh secara langsung antara
variabel pembiayaan Murabahah (X1) terhadap variabel Return On
Equity (ROE) (Z) sebesar 9.22%. Ketiga, terdapat pengaruh secara
langsung antara variabel Laba Bersih (Y) terhadap variabel Return On
Equity (ROE) (Z) sebesar 18.44%
2. Terdapat pengaruh secara tidak langsung dalam penelitian ini yaitu
antara variabel pembiayaan Murabahah (X1) terhadap variabel Return
On Equity (ROE) (Z) melalui variabel Laba Bersih (Y) sebesar 2.68%.
B. Saran
Berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis menyarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan regulasi tentang
Profitabilitas Bank Syariah serta dapat berperan sebagai pengontrol
dan mengawasi pertumbuhan dan perkembangan kinerja keuangan
bank syariah agar terus meningkat.
2. Bagi Bank Umum Syariah untuk lebih menyadari bahwa produk
identik yang banyak ditawarkan pada bank syariah seharusnya adalah
96
produk yang lebih bersifat produktif yaitu produk Profit and Loss
Sharing atau produk kerjasama dengan sistem bagi hasil seperti
Pembiayaan Mudharabah, Bukan hanya memperbanyak produk yang
bersifat konsumtif seperti produk jual beli dalam bentuk Pembiayaan
Murabahah. Dan juga Bank Umum Syariah diharapkan mampu
mengoptimalkan Return On Equity (ROE) dalam menghasilkan laba
bersih.
3. Bagi Peneliti selanjutnya agar lebih banyak menambah literature yang
relevan dengan topik penelitian, memperbanyak objek penelitian
seperti seluruh Perbankan Syariah. Selain itu menambahkan beberapa
variabel yang memungkinkan dapat mempengaruhi profitabilitas Bank
Umum Syariah kedepannya seperti pembiayaan Mudharabah, Ijarah,
Istishna dan Non Performing Financing (NPF) sehingga dapat
memberikan hasil penelitian yang lebih akurat.
97
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdullah, Faisal. 2003. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi
Pertama.Malang: Universitas Muhammadiyah.
Ali, Masyhud. 2006. Manajemen Resiko: Strategi Perbankan dan Dunia
Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Antonio, Syafi‟i.2018. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik cetakan ke dua
puluh Sembilan. Jakarta:Gema Insani.
Ascarya dan Yumanita. 2005. Bank Syariah. Jakarta: PPSK Bank Indonesi.
Ascarya.2011. Akad dan Produk Bank Syariah.Jakarta: Rajawali Pers.
Bank Indonesia.2003.Bank Sentral Republik Indonesia.Jakarta: PPSK.
Baltagi, Badi H. 2005. Econometric Analysis of Panel Data. 3RD
ed. John
Wiley & Sosn Ltd, Chichester.
Basuki, Agus Tri dan Nano Prawoto. 2016. Analisis Regresi Dalam Penelitian
Ekonomi dan Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & Eviews. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi,
Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya.
Jakarta: Kencana.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Ghozali,Imam. 2013.Analisis Multivariat dan ekonometrik: Teori, Konsep dan
Aplikasi dengan Eviews 8. Semarang: Universitas Dipenogoro.
98
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard
(pendekatan teori, kasus dan riset bisnis). Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, Sofyan S. Wiroso dan Muhammad Yusuf. 2005. Akuntansi
Perbankan Syariah. Jakarta: LPFE- Usakti.
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.
Jakarta.:Raja Grafindo.
Hery .2017. Balanced Scorecard For Busines.Jakarta.:PT. Grasindo
Idroes, Ferry N. 2011.Manajemen Resiko Perbankan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitan Sosial. Jakarta: Erlangga.
Ikatan Bankir Indonesia (IBI)., Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan
(LSPP). 2014. Mengelola Kualitas Layanan Perbankan: Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Memahami Bisnis Bank Syariah.Jakarta:PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Irham, Fahmi. 2011. Analisis Lapora Keuangan. Lampulo:ALFABETA
Ismail. 2016. Perbankan Syariah Cetakan ke 4.Jakarta: Prenada Media
Group.
Is, Muhammad Sadi. 2015. Konsep Hukum Perbankan Syariah. Malang:Setara
Press
Jumingan. 2017.Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keenam. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Karim, Adiwarman A. 2007. Bank Islam “Analisis Fiqih dan Keuangan”.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Karim, Adiwarman A. 2013. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
99
Karim, Adiwarman A. 2013. Bank Islam “Analisis Fiqih dan Keuangan”.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenda
Media Group.
Kasmir.2011.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 11. Jakarta:
Rajawali Pers.
Kasmir.2014. Analisis Laporan Keuanganedisi satu cetakan ketujuh. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2015. Manajemen Perbankan edisi revisi.Jakarta: Rajawali Pers.
K. Umam. 2011. Legislasi Fikih Ekonomi dan Penerapannya dalam Produk
Perbankan Syariah Di Indonesia, Yogyakarta: BPFE.
Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat.
Manurung, Irfan dan Juliandi. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Medan:
UMSU Press.
Martono. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan lain.Yogyakarta: Ekonisia.
Muhammad. 2014. Manajemen Keuangan Syariah. Jakarta: UPP STIM
YKPN.
Munawir,S. 2012.Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta:Liberty
Nurhayati dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah Di Indonesia Edisi 4.
Jakarta: Salemba Empat
Rodono, Ahmad dan Ali Herni. 2014. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Saeed, Absullah. 2008. Bank Islam dan Bunga: Studi Kritis dan interpretasi
kontemporer tentang riba dan bunga. Yohyakarta: Pustaka Pelajar.
100
Sanusi,Anwar. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat
Sarwono, Jonathan. 2012/ Path Analysis Untuk Riset Skripsi, Tesis dan
Disertasi. Jakarta: Elexmedia Komputindo.
Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sudarsono, Heri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,. Yogyakarta:
Ekonosia FE UII,
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono.2015. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Syamsudin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep
Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan
Keputusan) Edisi Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Konsep Teknik dan Aplikasi.
Yogyakarta: UPP STM YPKN.
Widjajanta dan Widyaningsih. 2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi.
Bandung: Citra Praya.
Wijaya, Tony. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan Statistik dengan
Eviews Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Wiroso. 2015. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank
Syariah. Jakarta.: PT. Grasindo.
101
Yaya Rizal, Martawireja dan Abdurrahim. 2014. Akuntansi Perbankan
Syariah. Jakarta: Salemba Empat.
Zulfikar dan Budiantara. 2014. Manajemen Riset Dengan Pendekatan
Komputasi Statistika.Yogyakarta: Deepublish.
B. Penelitian/Jurnal
Abusharbeh, Mohammed T. 2014. Credit Risks and Profitability of Islamic
Banks: Evidence from Indonesia. World Review Of Business
Research: Vol. 4, No. 3, October 2014.
Afif, Zaim Nur. 2014. Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Laba
Melalui Variabel Intervening Pembiayaan Bermasalah Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2009-2013.KESTT: Vol. 1,
No. 8, Agustus 2014.
Almanaseer, Dr. Sufian Radwan dan Dr. Zaher Abdelfattah. 2016. The Impact
Of Fianancing Revenues Of The Banks on Their Profitability: An
Empirical Studyon Local Jordanian Islamic Banks.European
Journal Of Business and Management: Vol. 8, No. 1.
Alzoubi, Tariq. 2017. Profitability of Islamic Financing Tools.Banking and
Finance Review.
Arie Bowo, Ferdian. 2013-2014. Pengaruh Pembiayaan Murabahah
Terhadap Profitabilitas. Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis: Vol.
1, No. 1.
Emha, Muhammad Busthomi.2014. Analisis Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, dan Ijarah terhadap Kemampuan
Labaan Bank Muamalat di Indoneisa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya: Vol. 3, No. 1.
102
Fadhila, Novi. 2015. Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah
Terhadap Laba Bank Syariah Mandiri. Jurnal Riset Akuntansi dan
Bisnis: Vol. 15, No. 1, Maret 2015.
Fatmawati, Ima, et al. 2016. Pengaruh Pembiayaan Murabahah,
Mudharabah, Musyarakah, dan Ijarah terhadap Laba Bersih Bank
Umum Syariah di Indonesia.Artikel Ilmiah Mahasiswa Universitas
Jember.
Fitriyani, Ana, et al. 2019. Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Mudharabah
dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah terdaftar di Bank Indonesia Tahun 2014-
2017. Jurnal Widya Ganeswara: Vol. 28, No. 1. ISSN. 0853-0521.
Harisadono, Sutrisni dan Nurul Fauziah. 2013. Pengaruh Pembiayaan
Musyarakah dan Pembiayaan Mudharabah terhadap Laba Bersih
pada Bank Umum Syariah. Islaminomic Jurnal: Vol. 4, No. 3,
ISSN: 2087-9202.
Haq, Rr Nadia Arini. 2015. Pengaruh Pembiayaan dan Efisiensi terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah. Perbanas Review: Vol. 1, No.
1, November 2015.
Husein, Arif Rachman & Fatin Fadhilah Hasib. 2016. Tingkat Kesehatan
Bank:Analisa Perbandingan Pendekatan CAMELS dan RGEC
(Sudi Pada Bank Umum Syariah Tahun Periode 2012-2014).
Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, 3 No.2.
Imama, Lely Shofa. 2014. Konsep dan implementasi Murabahah pada produk
pembiayaan Bank Syariah. Jurnal Iqtishadia: Vol 1, No. 2,
Desember 2014.
Mardhiyah, Risma Ifatul. 2016. Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah
dan Musyarakah terhadap tingkat profitabilitas (Return On
103
Equity) pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Artikel Ilmiah
Mahasiswa STIE Perbanas Surabaya.
Muklis dan Siti Fauziah. 2015. Mudharabah, Murabahah dan Musyarakah
pengaruhnya terhadap Laba Bersih BUS di Indonesia. Jurnal
Islaminimic: Vol. 6, No. 2, Agustus 2015.
Permata, Russely Inti Dwi et al. Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah
dan Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas (Return On
Equity) (Studi Pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia Periode 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB):
Vol. 12, No. 1, Juli 2014.
Putra, Purnama. 2018. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,
Murabahah, dan Ijarah Terhadap Profitabilitas 4 Bank Umum
Syariah Periode 2013-2016. Jurnal Organisasi dan manajemen:
Vol. 14, No. 2, September 2018.
Prasetyo, Whedy. 2011. Pembiayaan Prinsip Bagi Hasil, Prinsip Jual Beli
dan Prinsip Sewa Terhadap Falah Laba. Jurnal Keuangan dan
Perbankan: Vol. 15, No. 3, September 2011.
Qomar, Moh. Nurul. 2018. Mudharabah sebagai produk pembiayaan
Perbankan Syariah. MALIA (Journal Of Islamic Banking and
Finance: Vol. 2, No. 2, ISSN 2654-8577.
Rahayu, Yeni Susi, et al. 2016. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil
Mudharabah dan Musyarakah terhadap Profitabilitas (studi pada
Bank Umum Syariah yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2014). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB): Vol. 33,
No. 1, April 2016.
Riyadi, Slamet dan Agung Yulianti. 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil,
Pembiayaan Jual Beli, Financing ti Deposit Ratio (FDR) dan Non
104
Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia. Accounting Analysis Journal: Vol. 3, No. 4.
Rianti, Febby Angga dan Elmanizar. 2019. IPengaruh Piutang Murabahah,
Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Musyarakah terhadap
profitabilitas Bank Syariah. Jurnal Pajak, Akintansi, Sistem
Informasi, dan Auditing: Vol. 1, No. 1, Juni 2019.
Rokhmah, Laila dan Euis Komariah. 2017. Pembiayaan Mudharabah dan
Musyarakah terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di
Indonesia. Jurnal Ilmiah MBiA: Vol. 16, No. 1, April 2017.
Said Muhammad dan Ali Herni . 2016. An Analysis on the Factors
Affecting Profitability Level of Sharia Banking in Indonesia.
Banks and Banks System Journal Scope International
Satria, Dy Ilham dan Haryati Saputri. 2016. Pengaruh Pendapatan
Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Return On
Equity PT. Bank Syariah Mandiri.Jurnal Visioner & Strategis: Vol.
5, No. 2, September 2016.
Wulan Sari, Dewi dan Mohamad Yusak Anshori. 2017. Pengaruh
Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, dan Musyarakah
terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Syariah Di Indonesia
Periode Maret 2015 – Agustus 2016). Accounting and
Management Journal: Vol. 1, No. 1, July 2017.
C. Website
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
www.syraiahmandiri.co.id
www.bankmuamalat.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.syariahbukopin.co.id
105
www.bcasyariah.co.id
D. Laporan
Statistik Perbankan Syariah Tahun 2012-2018
106
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Variabel Penelitian
TAHUN BANK LABABERSIH ROE MURABAHAH MUDHARABAH
2012 BRIS 11654 7.81 6966407 859252
2013 BRIS 129564 10.2 8849045 936688
2014 BRIS 6577 0.44 7858575 876311
2015 BRIS 122637 6.33 8780350 1106566
2016 BRIS 170209 7.4 10500533 1271485
2017 BRIS 101091 4.1 10457017 840974
2018 BRIS 96609 2.49 10070876 475300
2012 BSB 17297 7.32 1784352 194266
2013 BSB 19547 7.63 2133910 222108
2014 BSB 8661 2.39 2202580 264504
2015 BSB 27778 5.35 2224645 401915
2016 BSB 32710 -13.74 2268908 340450
2017 BSB 110514 0.2 1629024 172789
2018 BSB 177878 0.26 1462523 104227
2012 BNIS 101892 10.18 7098660 705678
2013 BNIS 177462 11.73 7969128 709218
2014 BNIS 163251 10.83 11292122 1016696
2015 BNIS 229000 11.39 13218300 1258682
2016 BNIS 277000 11.94 14821164 1181607
2017 BNIS 307000 11.42 16177550 870110
107
2018 BNIS 416000 10.53 17694190 933550
2012 BMI 389410 29.16 18908769 2239840
2013 BMI 165144 11.41 19366212 2170219
2014 BMI 57173 2.2 20172146 1723618
2015 BMI 74000 2.78 17314492 1052718
2016 BMI 81000 3 17477000 829000
2017 BMI 26000 0.87 19746000 737000
2018 BMI 46000 1.16 15632000 438000
2012 BCAS 12456 2.8 546759 189049
2013 BCAS 13801 4.3 597422 201866
2014 BCAS 12949 2.9 948034 188351
2015 BCAS 23436 3.1 1428091 198422
2016 BCAS 36816 3.5 1495010 342362
2017 BCAS 47900 4.3 1557673 223322
2018 BCAS 58400 5 1679410 236056
2012 BSM 698748 25.05 50987269 53462
2013 BSM 651000 15.34 52157147 97489
2014 BSM 72000 -0.94 50343501 182580
2015 BSM 289576 5.92 34807005 2834182
2016 BSM 325414 5.81 36198341 3085615
2017 BSM 365166 5.72 36233737 21702
2018 BSM 605213 8.21 38355135 3226605
108
Lampiran 2: Uji Stasioneritas data Tahap Level
1) Laba Bersih
Null Hypothesis: LOGLB has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.230008 0.0253
Test critical values: 1% level -3.600987
5% level -2.935001
10% level -2.605836
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LOGLB)
Method: Least Squares
Date: 09/13/19 Time: 04:02
Sample (adjusted): 2 42
Included observations: 41 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOGLB(-1) -0.417284 0.129190 -3.230008 0.0025
C 1.016554 0.312404 3.253976 0.0024
R-squared 0.211053 Mean dependent var 0.008584
Adjusted R-squared 0.190823 S.D. dependent var 0.103641
S.E. of regression 0.093230 Akaike info criterion -1.859949
Sum squared resid 0.338980 Schwarz criterion -1.776360
Log likelihood 40.12894 Hannan-Quinn criter. -1.829510
F-statistic 10.43295 Durbin-Watson stat 2.155998
Prob(F-statistic) 0.002515
109
2) ROE
Null Hypothesis: LOGROE has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.720451 0.0004
Test critical values: 1% level -3.600987
5% level -2.935001
10% level -2.605836
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LOGROE)
Method: Least Squares
Date: 09/13/19 Time: 04:05
Sample (adjusted): 2 42
Included observations: 41 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOGROE(-1) -0.727685 0.154156 -4.720451 0.0000
C 0.370462 0.112619 3.289508 0.0021
R-squared 0.363605 Mean dependent var 0.000586
Adjusted R-squared 0.347287 S.D. dependent var 0.641111
S.E. of regression 0.517958 Akaike info criterion 1.569704
Sum squared resid 10.46293 Schwarz criterion 1.653293
Log likelihood -30.17894 Hannan-Quinn criter. 1.600143
F-statistic 22.28266 Durbin-Watson stat 2.054914
Prob(F-statistic) 0.000030
110
3) Murabahah
Null Hypothesis: LOGMR has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.009294 0.2819
Test critical values: 1% level -3.600987
5% level -2.935001
10% level -2.605836
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LOGMR)
Method: Least Squares
Date: 09/13/19 Time: 04:04
Sample (adjusted): 2 42
Included observations: 41 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOGMR(-1) -0.204964 0.102008 -2.009294 0.0515
C 0.567342 0.281238 2.017305 0.0506
R-squared 0.093808 Mean dependent var 0.002507
Adjusted R-squared 0.070573 S.D. dependent var 0.055991
S.E. of regression 0.053979 Akaike info criterion -2.952876
Sum squared resid 0.113637 Schwarz criterion -2.869287
Log likelihood 62.53395 Hannan-Quinn criter. -2.922437
F-statistic 4.037261 Durbin-Watson stat 1.750674
Prob(F-statistic) 0.051463
111
4) Mudharabah
Null Hypothesis: LOGMD has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.516911 0.0008
Test critical values: 1% level -3.600987
5% level -2.935001
10% level -2.605836
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LOGMD)
Method: Least Squares
Date: 09/13/19 Time: 04:03
Sample (adjusted): 2 42
Included observations: 41 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LOGMD(-1) -0.714338 0.158147 -4.516911 0.0001
C 1.836241 0.406252 4.519957 0.0001
R-squared 0.343462 Mean dependent var 0.002254
Adjusted R-squared 0.326627 S.D. dependent var 0.105509
S.E. of regression 0.086580 Akaike info criterion -2.007944
Sum squared resid 0.292348 Schwarz criterion -1.924355
Log likelihood 43.16284 Hannan-Quinn criter. -1.977505
F-statistic 20.40248 Durbin-Watson stat 1.906070
Prob(F-statistic) 0.000057
112
Lampiran 2: Uji Stasioneritas data Tahap 1ST
Difference
1) Laba Bersih
Null Hypothesis: D(LOGLB) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -10.26833 0.0000
Test critical values: 1% level -3.605593
5% level -2.936942
10% level -2.606857
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LOGLB,2)
Method: Least Squares
Date: 09/13/19 Time: 04:03
Sample (adjusted): 3 42
Included observations: 40 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(LOGLB(-1)) -1.410817 0.137395 -10.26833 0.0000
C 0.006294 0.014265 0.441192 0.6616
R-squared 0.735078 Mean dependent var -0.004756
Adjusted R-squared 0.728107 S.D. dependent var 0.172530
S.E. of regression 0.089963 Akaike info criterion -1.930130
Sum squared resid 0.307547 Schwarz criterion -1.845686
Log likelihood 40.60260 Hannan-Quinn criter. -1.899597
F-statistic 105.4386 Durbin-Watson stat 1.605556
Prob(F-statistic) 0.000000
113
2) ROE
Null Hypothesis: D(LOGROE) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.915431 0.0000
Test critical values: 1% level -3.610453
5% level -2.938987
10% level -2.607932
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LOGROE,2)
Method: Least Squares
Date: 09/13/19 Time: 04:06
Sample (adjusted): 4 42
Included observations: 39 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(LOGROE(-1)) -2.030669 0.256546 -7.915431 0.0000
D(LOGROE(-1),2) 0.417803 0.151556 2.756749 0.0091
C -0.008788 0.088662 -0.099114 0.9216
R-squared 0.765156 Mean dependent var 0.004723
Adjusted R-squared 0.752109 S.D. dependent var 1.111939
S.E. of regression 0.553619 Akaike info criterion 1.729125
Sum squared resid 11.03380 Schwarz criterion 1.857091
Log likelihood -30.71793 Hannan-Quinn criter. 1.775038
F-statistic 58.64667 Durbin-Watson stat 2.205217
Prob(F-statistic) 0.000000
114
3) Murabahah
Null Hypothesis: D(LOGMR) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.998636 0.0000
Test critical values: 1% level -3.605593
5% level -2.936942
10% level -2.606857
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LOGMR,2)
Method: Least Squares
Date: 09/13/19 Time: 04:04
Sample (adjusted): 3 42
Included observations: 40 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(LOGMR(-1)) -0.972103 0.162054 -5.998636 0.0000
C 0.002124 0.009083 0.233816 0.8164
R-squared 0.486373 Mean dependent var -0.000295
Adjusted R-squared 0.472856 S.D. dependent var 0.079040
S.E. of regression 0.057386 Akaike info criterion -2.829309
Sum squared resid 0.125142 Schwarz criterion -2.744865
Log likelihood 58.58619 Hannan-Quinn criter. -2.798777
F-statistic 35.98363 Durbin-Watson stat 1.992941
Prob(F-statistic) 0.000001
115
4) Mudharabah
Null Hypothesis: D(LOGMD) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.785712 0.0000
Test critical values: 1% level -3.610453
5% level -2.938987
10% level -2.607932
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(LOGMD,2)
Method: Least Squares
Date: 09/13/19 Time: 04:03
Sample (adjusted): 4 42
Included observations: 39 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(LOGMD(-1)) -2.155514 0.317655 -6.785712 0.0000
D(LOGMD(-1),2) 0.618239 0.272331 2.270170 0.0293
C -0.000657 0.015042 -0.043658 0.9654
R-squared 0.695910 Mean dependent var 0.010537
Adjusted R-squared 0.679016 S.D. dependent var 0.164856
S.E. of regression 0.093400 Akaike info criterion -1.830050
Sum squared resid 0.314047 Schwarz criterion -1.702084
Log likelihood 38.68598 Hannan-Quinn criter. -1.784137
F-statistic 41.19296 Durbin-Watson stat 1.940059
Prob(F-statistic) 0.000000