pengaruh pendapatan asli daerah, dana …pemerintah daerah. dana perimbangan yang meliputi dana bagi...

19
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012-2013 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada program Akuntansi Fakultas Ekonomi dan bisnis Disusun Oleh : FISA APRILIA MUHAYANAH B 200 120 284 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN

BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012-2013

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada program

Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan bisnis

Disusun Oleh :

FISA APRILIA MUHAYANAH

B 200 120 284

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah
Page 3: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah
Page 4: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah
Page 5: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

1

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN

BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2012-2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak

Kinerja merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan,

visi, dan misi suatu organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakan Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan, dan Belanja Modal berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2013. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh laporan realisasi APBD Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah yang

terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota. Sampel penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling.

Sampel yang digunakan adalah 61 selama 2 tahun. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier

berganda. Hasil model penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pendapatan Asli Daerah berpengaruh

terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah; (2) Dana

Perimbangan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di

Provinsi Jawa Tengah; (3) Belanja Modal berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah.

Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Belanja Modal, Kinerja Keuangan Pemerintah

Daerah.

Abstract

Performance is the description of the achievement of the implementation of activities in

achieving the objectives, vision and mission of an organization. This study aims to investigate whether

Regional Income, Balance Fund, and Capital Expenditure affect the financial performance and the City

District Government in Central Java province Years 2012-2013. The population used in this study were all

district budget realization reports and Cities in Central Java province consists of 29 districts and 6 cities.

The research sample was determined by purposive sampling method. The samples used were 61 for 2

years. The hypothesis test uses multiple linear regression analysis. The model results of this study indicate

that (1) the original income affect the financial performance and the City District Government in Central

Java Province; (2) The Balance Fund does not affect the financial performance and the City District

Government in Central Java Province; (3) Capital expenditures affect the financial performance and the

City District Government in Central Java Province.

Keywords : Regional Income, Balance Fund, Capital Expenditure, Financial Performance of Local

Government.

1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan sistem pemerintahan sentralistik selama pemerintahan

Orde Baru ternyata rapuh dan menciptakan kesenjangan ekonomi serta kemiskinan yang besar. Kondisi

tersebut diperparah oleh krisis ekonomi yang menyebabkan kualitas pelayanan publik terganggu dan

seluruh sektor perekonomian, sehingga mengakibatkan krisis kepercayaan terhadap pemerintah. Lahirnya

Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 yang telah direvisi UU Nomer No. 32 Tahun 2004 tentang

Page 6: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

2

Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 yang direvisi menjadi UU Nomor 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, mempunyai

konsekuensi yang serius dalam pelayanan publik dan kinerja ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di daerah.

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang mulai dilaksanakan sejak tahun anggaran 2001

merupakan peluang bagi pemerintah daerah di Indonesia untuk melaksanakan serta membiayai sendiri

kemajuan pembangunan di daerahnya masing-masing. Sesuai dengan hasil penelitian serta evaluasi

terhadap pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Daerah (APBD), hanya beberapa

daerah yang tergolong kaya yang mampu membiayai sendiri proyek-proyek pembangunannya.

Tuntutan yang tinggi terhadap kinerja dan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah berujung pada

kebutuhan pengukuran kinerja pemerintah daerah. Pengukuran kinerja pemerintah daerah mempunyai

banyak tujuan. Tujuan tersebut untuk meningkatkan kinerja dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah

daerah. Untuk itu pemerintah daerah dituntut untuk mampu membangun ukuran kinerja yang baik.

Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi. Apabila

pencapaian sesuai dengan yang direncanakan, maka kinerja yang dilakukan terlaksana dengan baik. Apabila

pencapaian melebihi dari apa yang direncanakan dapat dikatakan kinerjanya sangat bagus. Apabila

pencapaian tidak sesuai dengan apa yang direncanakan atau kurang dari apa yang direncanakan, maka

kinerjanya jelek (Nugroho, 2012).

Dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah daerah dalam bentuk pelaksanaan

kewenangan fiskal, daerah harus dapat mengenali potensi dan mengidentifikasi sumber-sumber daya yang

dimilikinya. Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya

untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui

Pendapatan Asli daerah (PAD). Tuntutan peningkatan PAD semakin besar seiring dengan semakin

banyaknya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah disertai pengalihan personil,

peralatan, pembiayaan, dan dokumentasi ke daerah dalam jumlah besar.

Selain PAD, Dana Perimbangan juga merupakan salah satu sumber penerimaan daerah yang

memiliki kontribusi besar terhadap sturktur APBD. Dalam Undang-undang nomor 33 tahun 2004 Dana

Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk

mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Perimbangan keuangan antara

pemerintah dan pemerintahan daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional,

demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan

memper-timbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan

dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Belanja modal sangat erat kaitannya dengan investasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Belanja modal yang besar merupakan cerminan dari banyaknya infrastruktur dan sarana yang dibangun

berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak pembangunan yang dilakukan akan

meningkatkan pertumbuhan kinerja keuangan daerah. Dengan ditambahnya infrastruktur dan perbaikan

insfratuktur yang ada oleh pemerintah daerah, diharapkan akan memacu pertumbuhan perekonomian

didaerah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis memilih judull

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Belanja Modal Terhadap Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2013. Rumusan masalah

adalah bagian penting yang harus ada dalam penulisan suatu karya ilmiah. Perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah pengaruh pendapatan asli darah, dana perimbangan dan belanja modal

terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah

Page 7: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

3

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pendapatan asli darah, dana

perimbangan dan belanja modal terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah. Manfaat penelitian ini

diharapkan mampu memberikan informasi, memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai

Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Belanja Modal, dan Kinerja Keuangan pemerintah daerah di

Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian di bidang yang

sama.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Tinjauan Pustaka

Menurut Sijabat dkk. (2014) Kinerja keuangan merupakan kemampuan perusahaan dalam

mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya. Undang-undang nomor 33 tahun 2004

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber

dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi. Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk memperoleh asset tetap

dan asset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi (Halim, 2008).

Pengaru Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan tulang punggung pembiayaan daerah. Karena itu,

kemampuan suatu daerah menggali PAD akan mempengaruhi perkembangan dan pembangunan daerah

tersebut. Di samping itu semakin besar kontribusi PAD terhadap APBD, maka akan semakin kecil pula

ketergantungan terhadap bantuan pemerintah pusat. Sumber keuangan yang berasal dari PAD lebih

penting dibanding dengan sumber yang berasal dari luar PAD. Hal ini karena PAD dapat dipergunakan

sesuai dengan kehendak dan inisiatif pemerintah daerah demi kelancaran penyelenggaraan urusan

daerahnya.

H1 : Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

Pengaru Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada

Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Dana Perimbangan

bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah dan antar-

Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU

dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah pusat kepada pemeritah daerah dengan tujuan untuk

membiayai kelebihan belanja daerah. Dana Perimbangan yang diterima dari pemerintah pusat akan

memperlihatkan semakin kuat pemerintah daerah bergantung kepada pemerintah pusat untuk memenuhi

kebutuhan daerahnya.

H2 : Dana Perimbangan berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

Pengaru Belanja Modal Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Belanja modal yang dikeluarkan pemerintah daerah merupakan investasi daerah dalam rangka

memberikan pelayanan kepada masyarakat yang manfaatnya baik secara langsung maupun tidak langsung

dapat dirasakan oleh masyarakat. Kemajuan suatu daerah dapat ditunjukkan dengan pertumbuhan

ekonomi yang baik, dimana salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah investasi

yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Untuk dapat meningkatkan investasi maka kemampuan

Page 8: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

4

keuangan daerah juga harus memadai. Indikator besar kecilnya investasi daerah adalah tingginya rasio

belanja modal dalam APBD. Alokasi belanja modal pada pemerintah daerah juga dipengaruhi oleh baik

tidaknya kinerja keuangan daerah.

H3 : Belanja Modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah.

3. METODE

Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian

Desain penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan melakukan uji hipotesis. Data yang

digunakan adalah data sekunder dengan melihat dokumen laporan realisasi APBD Kabupaten dan Kota

di Provinsi Jawa Tengah. Data penelitian ini diperoleh dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

(www.djpk.depkeu.go.id) selama tahun 2012 sampai 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

APBD Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota. Sampel

penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.. Pengambilan sampel bertujuan

dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria pengambilan

sampel dalam penelitian ini adalah Seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Tengah yang melaporkan

secara lengkap realisasi APBD tahun anggaran 2012-2013.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan pemerintah daerah. Menurut Sijabat

dkk. (2014) Kinerja keuangan merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan

mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.Pengukuran Kinerja Keuangan berdasarkan data keuangan

yang bersumber dari APBD dapat diukur dengan menilai rasio efisiensi. Rumus rasio efisiensi sebagai

berikut:

Variabel Independen

Pendapatan Asli Daerah

Menurut UU nomor 33 Tahun 2004 Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah yang

bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan memberikan keleluasaan kepada

derah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi.

Total Belanja Rasio Efisiensi =

Total Penerimaan

PAD = Pajak Daerah + Retribusi Daerah + Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan + Lain-lain PAD

yang Sah

Page 9: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

5

Dana Perimbangan

Menurut UU nomor 33 Tahun 2004 Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi.

Belanja Modal

Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk memperoleh asset tetap dan asset lainnya

yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi (Halim, 2008).

Metode Analisis Data

Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti

yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

Analisis Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, yang menginformasikan tentang nilai minimum, nilai

maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi (standarddeviation).

Pengujian Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal.

Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukanadanya korelasi antar

variabel bebas (Ghozali, 2009).

Uji Heterokedastisitas

Dana Perimbangan = Dana Bagi Hasil Pajak + Dana Bagi Hasil

Bukan Pajak + DAU + DAK

Belanja Modal = Belanja Modal Tanah + Belanja Modal Peralatan dan Mesin + Belanja

Modal Gedung dan Bangunan + Belanja Modal Jalan, Irigrasi,

dan Jaringan + Belanja Modal Lainnya + Belanja Modal Badan

Layanan Umum

Page 10: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

6

Menurut Imam Ghozali (2019) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residu suatu pengamatan ke pengamatan lain.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Metode Regresi Linier Berganda

Penelitian ini terdiri dari 3 variabel independen (Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan

Belanja Modal) dan 1 variabel dependen (Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah), sehingga menggunakan

persamaan regresi berganda. Persamaan regresi yang digunakan adalah:

KKPD = α + β1PAD + β 2DP + β 2BM + e

Keterangan :

KKPD : Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

α : Konstata

PAD : Pendapatan Asli Daerah

DP : Dana Perimbangan

BM : Belanja Modal

e : Eror

Pengujian Ketepatan Model

Uji Silmultan (Uji F)

Menurut Ghozali (2009) uji F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2009) koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Pengujian Hipotesis

Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t)

Uji t pada dasarnya untuk menentukan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individu

dalam menjelaskan variasi variabel dependen.

4. HASIL PENELITIAN

Uji Statistik Deskriptif

Hasil perhitungan statistik deskripsi data penelitian dari tahun 2012 – 2013 ditunjukkan pada tabel

4.2 sebagai berikut.

Page 11: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

7

Tabel 1

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KKPD 61 0,81 1,11 0,9411 0,04974

PAD (Rp) 61 77.798.000.000 925.919.000.000 155.174.518.033 137.910.299.688

DP (Rp) 61 387.037.000.000 1.271.384.000.000 876.423.065.574 227.347.423.111

BM (Rp) 61 69.203.000.000 591.011.000.000 202.772.245.902 90.480.867.899

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Pada tabel 1 di atas diperoleh nilai rata-rata (mean) variabel Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

(KKPD) sebesar 0,9411 dengan standar deviasi sebesar 0,04974 sedangkan nilai minimum sebesar 0,81 dan

nilai maximum 1,11. Dari tabel 1 juga dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) variabel Pendapatan Asli

Daerah sebesar 155.174.518.033 dengan standar deviasi sebesar 137.910.299.688 sedangkan nilai minimum

sebesar 77.798.000.000 dan nilai maximum 925.919.000.000. Sedangkan nilai rata-rata (mean) variabel Dana

Perimbangan (DP) sebesar 876.423.065.574 dengan standar deviasi sebesar 227.347.423.111 sedangkan

nilai minimum sebesar 387.037.000.000 dan nilai maximum sebesar 1.271.384.000.000. Nilai rata-rata

(mean) variabel Belanja Modal (BM) adalah 202.772.245.902 dengan standar deviasi sebesar 90.480.867.899

sedangkan nilai minimum sebesar 69.203.000.000 dan nilai maximum adalah 591.011.000.000.

Hasil Pengujian Asumsi

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu dan

residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki data yang

terdistribusi normal. Salah satu cara untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak

dengan menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai probabilitasnya lebih

dari tingkat kepercayaan 5% maka model regresi memenuhi asumsi normal. Hasil uji normalitas data secara

ringkas hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-

Sminov

p value Keterangan

Unstandardized Residual 0,067 0,200 Data terdistribusi normal

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikansinya (p value) sebesar

0,200> 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi

asumsi normalitas atau dapat dikatakan sebaran data penelitian terdistribusi normal.

Page 12: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

8

Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Multikolonieritas terjadi dalam analisis regresi berganda apabila

variabel-variabel bebas saling berkorelasi yang dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation

Factor (VIF), yaitu jika besaran VIF < 10 dan Tolerance> 0,10 maka tidak terjadi multikolineariras. Hasil uji

multikolinieritas dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 3.

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

PAD 0,621 1,611 Tidak terjadi multikolinieritas

DP 0,656 1,525 Tidak terjadi multikolinieritas

BM 0,456 2,192 Tidak terjadi multikolinieritas

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai VIF lebih

kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Hal ini berarti menunjukkan bahwa tidak adanya masalah

multikolinier dalam model regresi, sehingga memenuhi syarat analisis regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2009) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residu suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika ada pola

tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Page 13: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

9

Berdasarkan Gambar 1 diatas menunjukkan bahwa data menyebar acak, tidak beraturan, dan tidak

membentuk pola tertentu yang jelas dan tersebar baik diatas ataupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal

ini berarti menunjukkan bahwa tidak adanya masalah heteroskedastisitas dalam model regresi, sehingga

memenuhi syarat analisis regresi.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan

pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2009).Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi penelitian ini

menggunakan metode uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2009). Metode Durbin-Watson

menggunakan titik kritis yaitu batas bawah dl dan batas atas du.Bila nilai DW terletak antara batas atas (du)

dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.Tabel di bawah ini

menunjukkan hasil dari uji autokorelasi sebagai berikut

Tabel 4

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 2,288

a. Predictors: (Constant), PAD, DP, BM

b. Dependent Variable: KKPD

Sumber : Data Sekunder diolah, 2016

Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai Durbin-WatsonD-W berada diantara dU dan 4-dU (1,690 < 2,288 <

2,309). Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi antara variabel

independen.

Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Belanja Modal terhadap Kinerja

Keuangan Pemerintah Daerah. Hasil analisis regresi linier berganda ditunjukkan pada Tabel 4.6 sebagai

berikut ini :

Page 14: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

10

Tabel 5

Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Koefisien T Sig

(Constant) 0,943

PAD 2,248 4,347 .000

DP -4,039 -1,323 .191

BM 3,401 3,699 .000

R2 0,273 F hit 7,118

Adjusted R2 0,234 F tab 2,76

t table 2,001

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Dari hasil analisis regresi berganda di atas, dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:

KKPD = 0,943+2,248PAD -4,039DP + 3,401BM + e

Berdasarkan persamaan regresi berganda diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Nilai konstanta sebesar 0,943 yang berarti bahwa apabila semua variabel independen yaitu Pendapatan

Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan (BM), dan Belanja Modal (BM) bernilai 0 atau konstan maka

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (KKPD) cenderung meningkat sebesar nilai konstanta.

2. Koefisien regresi variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD) bernilai positif sebesar 2,248 artinya bahwa

apabila variabel PAD meningkat sebesar satu satuan, maka KKPD akan meningkat sebesar 2,248.

3. Koefisien regresi variabel Dana Perimbangan (DP) bernilai negatif sebesar 4,039 artinya bahwa

apabila variabel DP meningkat sebesar satu satuan, maka KKPD akan menurun sebesar 4,039.

4. Koefisien regresi variabel Belanja Modal (BM) bernilai positif sebesar 3,401 artinya bahwa apabila

variabel BM meningkat sebesar satu satuan, maka KKPD akan meningkat sebesar 3,401.

Uji Ketepatan Model

Uji F (Uji Signifikansi Simultan)

Menurut Ghozali (2009) uji F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Uji F dapat dihitung dengan melihat dari table annova.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat significance level 0,05 (=5%). Apabila > (α;

k-1; n-k) pada tarafsignifikan 0,05 maka model fit dan apabila < pada taraf signifikan 0,05

artinya model tidak fit (Ghozali, 2009).

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui hasil uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 7,118>Ftabel

(2,76)pada tingkat signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan variabel-variabel

independen yang meliputi PAD, DP, dan BM mempunyai pengaruh secara simultan terhadap Kinerja

Keuangan Pemerintah Daerah.

Uji Koefisien Determinasi R2

Menurut Ghozali (2009) koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah

antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen.

Page 15: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

11

Berdasarkan hasil analisis seperti yang tersaji pada tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted

R Square sebesar 0,234 yang berarti variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

independen sebesar 23,4% perubahan naik atau turunnya Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Kabupaten dan Kota di Propinsi Jawa Tengah dapat dijelaskan oleh indikator-indikator pendorong Kinerja

Keuangan Pemerintah Daerah yaitu, Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Belanja Modal.

Sedangkan 76,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis (Uji Statistik t)

Tabel 6

Hasil Uji Hipotesis

Variabel Koefisien T Sig Keterangan

(Constant) 0,943

PAD 2,248 4,347 .000 Signifikan

DP -4,039 -1,323 .191 Tidak Signifikan

BM 3,401 3,699 .000 Signifikan

R2 0,273 F hit 7,118

Adjusted R2 0,234 F tab 2,76

t table 2,001

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Berdasarkan hasil uji statistikt yang disajikan dalam tabel 4.7 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Hasil uji hipotesis kesatu

Hipotesis kesatu bertujuan untuk menguji apakah Pendapatan Asli Daerah berpengaruh

terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Variabel PAD memiliki koefisien memiliki koefisien

beta sebesar 2,248, tingkat signifikasisebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil regresi memberi bukti

secara empiris bahwa PAD berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah sehingga

H1 diterima.

2. Hasil uji hipotesis kedua

Hipotesis kedua bertujuan untuk menguji apakah Dana Perimbangan berpengaruh terhadap

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Variabel Dana Perimbangan memiliki koefisien memiliki

koefisien beta sebesar -4,039, tingkat signifikasi sebesar 0,191 lebih besar dari 0,05. Hasil regresi

memberi bukti secara empiris bahwa Dana Perimbangan tidak berpengaruh terhadap Kinerja

Keuangan Pemerintah Daerah sehingga H2 ditolak.

3. Hasil uji hipotesis ketiga

Hipotesis ketiga bertujuan untuk menguji apakah Belanja Modal berpengaruh terhadap Kinerja

Keuangan Pemerintah Daerah. Variabel Belanja Modal memiliki koefisien memiliki koefisien beta

sebesar 3,401, tingkat signifikasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil regresi memberi bukti secara

empiris bahwa Belanja Modal berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah sehingga

H3 diterima.

Page 16: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

12

5. PEMBAHASAN

Pengaruh PAD terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai t hitung sebesar

(4,347) > t tabel (2,001) dengan tingkat signifikan sebesar (0,000) < α (0,05). Sehingga Pendapatan Asli

Daerah berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi

Jawa Tengah, itu berarti bahwa hipotesis pertama diterima (H1 diterima dan Ho ditolak). PAD sebagai

komponen utama dari penerimaan daerah akan sangat menentukan besaran alokasi belanja. Nilai koefisien

regresi PAD bernilai positif ini dapat diartikan bahwa dengan adanya peningkatan PAD dapat

meningkatkan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Tengah.

Pendapatan Asli Daerah dapat diartikan sebagai pendapatan yang bersumber dari pungutan-

pungutan yang dilaksanakan oleh daerah berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku yang dapat

dikenakan kepada setiap orang atau badan usaha baik milik pemerintah maupun swasta karena perolehan

jasa yang diberikan pemerintah daerah tersebut. Oleh sebab itu daerah dapat melaksanakan pungutan

dalam bentuk penerimaan pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan PAD

lainnya yang sah yang diatur dalam undang-undang. Peningkatan PAD akan mengakibatkan peningkatan

kinerja keuangan pemerintah. Hal ini dapat terjadi karena Pemerintah Kabupaten dan kota di Provinsi

Jawa Tengah menekankan hasil atas PAD mereka berasal dari berbagai sumber yang dikelola oleh daerah

dalam bentuk penerimaan pajak, retribusi dan penerimaan lainnya yang sah yang diatur dalam Undang-

Undang.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Julitawati dkk. (2012) dan Wenny (2012) yang

menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.

Artinya Pendapatan Asli Daerah sangat mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah sesuai

dengan prinsip otonomi daerah.

Pengaruh DP terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dana Perimbangan memiliki nilai t hitung sebesar (-1,323)

< t tabel (-2,001) dengan tingkat signifikan sebesar (0,191) > α (0,05). Sehingga Dana Perimbangan tidak

berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa

Tengah, itu berarti bahwa hipotesis kedua ditolak (H2 ditolak dan Ho diterima). Dana Perimbangan

sebagai komponen utama dari penerimaan daerah akan sangat menentukan besaran alokasi belanja. Nilai

koefisien regresi Dana Perimbangan bernilai negatif ini dapat diartikan bahwa kenaikan Dana Perimbangan

mengurangi jumlah dana yang dapat dialokasikan untuk membiayai proyek atau kegiatan Pemerintah

Daerah.

Tidak berpengaruhnya Dana Perimbangan terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

dikarenakan Pemerintah Daerah belum mampu mengelola secara maksimal dana yang ditransfer dari

Pemerintah Pusat. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU

dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah pusat kepada pemeritah daerah dengan tujuan untuk

membiayai kelebihan belanja daerah. Apabila realisasi belanja daerah lebih tinggi daripada pendapatan

daerah maka akan terjadinya defisit. Oleh karena itu untuk menutup kekurangan belanja daerah maka

pemerintah pusat mentransfer dana dalam bentuk Dana Perimbangan kepada pemerintah daerah. Semakin

besar transfer Dana Perimbangan yang diterima dari pemerintah pusat akan memperlihatkan semakin kuat

pemerintah daerah bergantung kepada pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan daerahnya

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Cinthya (2012) yang menyatakan bahwa Dana

Perimbangan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Bantul. Artinya

pemerintah belum bisa mengoptimalkan Dana Perimbangan.

Page 17: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

13

Pengaruh BM terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Belanja Modal memiliki nilai t hitung sebesar (3,401) > t

tabel (2,001) dengan tingkat signifikan sebesar (0,000) < α (0,05). Sehingga Belanja Modal berpengaruh

terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah, itu berarti

bahwa hipotesis ketiga diterima (H3 diterima dan Ho ditolak). Nilai koefisien regresi Belanja Modal

bernilai positif ini dapat diartikan bahwa apabila belanja modal suatu daerah tinggi, menunjukkan bahwa

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah yang tinggi.

Belanja Modal secara signifikan mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah, dengan

alasan bahwa belanja modal yang besar merupakan cerminan dari banyaknya infrastruktur dan sarana yang

dibangun. Semakin banyak pembangunan yang dilakukan akan meningkatkan Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Tengah, sesuai dengan logika, semakin banyak sumber yang

menghasilkan, maka hasilnya pun akan semakin banyak.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sularso dan Restianto (2011) yang menyatakan

bahwa alokasi Belanja Modal dipengaruhi oleh Kinerja Keuangan di Kabupaten/Kota Jawa Tengah.

Pemerintah Daerah harus senantiasa meningkatkan kinerja keuangan daerahnya karena berdampak pada

belanja modal, sehingga harus mendapat prioritas yang memadai.

6. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis danpembahasan yang telahdilakukanmaka diperoleh kesimpulan bahwa

Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah berarti H1

diterima. Artinya dengan adanya peningkatan PAD dapat meningkatkan Kinerja Keuangan Pemerintah

Daerah di Provinsi Jawa Tengah. Dana Perimbangan tidak berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah berarti H2 ditolak. Artinya bahwa Pemerintah Daerah belum mampu mengelola secara

maksimal dana yang ditransfer dari Pemerintah Pusat. Belanja Modal berpengaruh terhadap Kinerja

Keuangan Pemerintah Daerah berarti H3 diterima. Artinya bahwa apabila belanja modal suatu daerah

tinggi, menunjukkan bahwa Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Jawa Tengah tinggi.

Keterbatasan Penelitian

Beberapa hal yang menjadikan adanya keterbatasan pada penelitian ini adalah pertama obyek

penelitianhanya Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah sehingga belum dapat mewakili secara

keseluruhan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah di semua tingkat pemerintah provinsi maupun

pemerintah Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia. Kedua, periode penelitianhanya 2 tahun yaitu dari

tahun 2012 sampai tahun 2013 sehingga belum dapat menggeneralisasi hasil yang diperoleh. Ketiga,

Variabel independen yang digunakan hanya terbatas pada Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,

dan Belanja Modal, yang sebenarnya masih banyak variabel yang belum dimasukkan ke dalam penelitian

yang sebenarnya dapat mempengaruhi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota di

Provinsi Jawa Tengah, dikarenakan hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai adjusted R2 sebesar

23,4% dan sisanya sebesar 76,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

Saran

Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran pertama,

diharapkan dapat menambah periode tahun anggaran tidak hanya 2 tahun yaitu dari tahun 2012 sampai

tahun 2013 sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih komprehensif dan diketahui perbandingan dari tahun

Page 18: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

14

ke tahun. Kedua, diharapkan dapat menambahkan variabel-variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap

Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota seperti sumber lain-lain pendapatan yang sah,

Belanja Operasi, dan Pembiayaan. Ketiga, penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan data

sekunder saja, hendaknya melakukan konfirmasi langsung pada daerah yang menjadi objek penelitian.

7. DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I.. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga

Cinthya, P. Aldilla Sista. 2012. Analisis Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Kinerja Keuangan

Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul). Jurnal Skripsi.

Universitas

Florida, A., 2007. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Darah (PAD) Terhadap Kinerja Keuangan Pada

Pemerintah Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Utara. Tesis. Akuntansi, Fakultas

Ekonomi Sumatera Utara, Medan.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS : Cetakan IV. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit Salemba Empat.

Hidayat, M. Fajar. 2013. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Alokasi Belanja Modal

(Studi pada Kabupaten dan Kota di Jawa Timur). Jurnal Skripsi. Universitas Brawijaya.

Julitawati, dkk. 2012. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan Terhadap Kinerja

Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh. Jurnal Akuntansi ISSN2302-0164

Volume I, No.I, Agustus 2012. Universitas Syiah Kuala.

Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik : Cetakan Pertama. Yogyakarta : Penerbit

BPFE-Yogyakarta.

Nugroho, Fajar. 2012. Pengaruh Belanja Modal Terhadap Kinerja Keuangan Daerah Dengan Pendapatan

Asli Daerah Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus di Propinsi Jawa Tengah). Jurnal Skripsi.

Universitas Diponegoro.

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara.

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No.13/2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. 2011. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.101/PMK.02/2011

tentang Klasifikasi Anggaran.

Republik Indonesia. 2003. Undang- undang RI Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Republik Indonesia. 1999. Undang-undang RI No. 22 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah.

Republik Indonesia.1999. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah, Jakarta 1999.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang RI No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

antara pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.

Rukmana, Wan Vidi. 2013. Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Dana Perimbangan Terhadap

Kinerja Keuangan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Skripsi. Universitas Maritim Raja

Ali Haji Tanjungpinang.

Sijabat, dkk. 2014. Analisis Kinerja Keuangan Serta Kemampuan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam

Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah dan Badan Pengelolaan

Page 19: PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA …Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta DAU dan DAK merupakan dana transfer dari pemerintah

15

Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun Anggaran 2008-2012). Jurnal Administrasi Publik

(JAP), Vol.2, No.2, Hal.236-242. Universitas Brawijaya.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Penerbit: CV. Alfabeta.

Sularso, Havid dan Yanuar E. Restianto. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Alokasi Belanja

Modal dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Media Riset Akuntansi ISSN

2088-2106 Vol.I, No.2, Agustus 2011. Universitas Jendral Soedirman.

Wenny, Dhia Cerrya. 2012. Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Kinerja

Keuangan pada Pemerintah Kabupaten Dan Kota di Provinsi Sumatra Selatan. Jurnal Ilmiah STIE

MDP Vol.2, No.I, September 2012. STIE MDP.