pengaruh pendekatan metacognitive self- questioning...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENDEKATAN METACOGNITIVE SELF-
QUESTIONING TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI
MATEMATIS SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
DIANA RATNA WATI
NIM: 11150170000060
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Diana Ratna Wati (11150170000060), Pengaruh Pendekatan Metacognitive
Self-questioning terhadap Kemampuan Literasi Matematis Siswa, Skripsi
Jurusan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, November 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran dengan
pendekatan Metacognitive Self-questioning terhadap kemampuan literasi matematis
siswa. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di Kabupaten
Tangerang tahun ajaran 2019/2020. Indikator kemampuan literasi matematis siswa
yang diukur dalam penelitian ini yaitu: (1) merumuskan, (2) menggunakan, dan (3)
menafsirkan ide matematis. Metode yang digunakan adalah eksperimen semu
dengan desain randomized posttest only control group design. Pengambilan sampel
menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel terdiri dari dua kelas, yaitu
33 siswa kelas eksperimen dan 36 siswa kelas kontrol. Teknik analisis data
menggunakan uji shapiro-wilk dan uji-t. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai signifikansi
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi matematis siswa yang
diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Self-questioning lebih
tinggi dibandingkan kemampuan literasi matematis siswa yang diterapkan
pembelajaran dengan pendekatan ekspositori. Secara spesifik, indikator dari
kemampuan literasi matematis siswa yang mendapatkan hasil paling tinggi yaitu
indikator menerapkan prosedur matematis.
Kata kunci: Metacognitive Self-questioning, Kemampuan Literasi Matematis
Siswa
ii
ABSTRACT
Diana Ratna Wati (11150170000060), “The Effect of Metacognitive Self-
questioning Approach Students’ Mathematical Literacy Ability”. Undergraduate
Thesis of Mathematics Education Department, Faculty of Educational Sciences,
Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, November 2019.
The aim of this research to analyze the effect of Metacognitive Self-questioning
towards students’ mathematical literacy ability. This research was conducted in
one of state Junior School in Tangerang on academic year of 2019-2020. The
indicators of mathematical literacy ability that measured are, (1) formulate, (2)
employ, and (3) interpret idea mathematical. A quasi experiment with randomized
posttest only control group design method was used. Sample consisted of two
groups with experiment group of 33 students and control group of 36 students
selected by cluster random sampling technique. The analytical method used is the
means difference testing using and shapiro-wilk test and independent sample t test.
The findings showed the significant effect of Metacognitive Self-questioning on
mathematical literacy ability as measured by essay test. Based on result hypothesis
testing with t-test at significant level of 5% it was obtained that the significant level
is 0,000 (specified significant level). It indicated that students’ mathematical
literacy ability which was taught by Metacognitive Self-questioning approach is
higher than students’ mathematical literacy ability of those which was taught by
expository approach. Compared to other indicators, the indicator of the students’
mathematical literacy ability which got the higher score was the indicator of
employ math procedures.
Keywords: Metacognitive Self-questioning, Students’ Mathematical Literacy
Ability
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya.
Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
program studi pendidikan matematika. Penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan skripsi ini dikarenakan keterbatasan penulis. Berkat
do’a dan dukungan dari berbagai pihak, Alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Sururin M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Gusni Satriawati, M.Pd., Sekertaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk membimbing, memotivasi, dan memberikan
semangat selama penulisan skripsi. Semoga Bapak selalu diberi kesehatan,
dimudahkan segala urusannya, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
5. Ramdani Miftah, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Dosen
Penasihat Akademik yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk
membimbing, memotivasi, dan memberikan semangat dari awal perkuliahan
hingga proses penyusunan skripsi. Semoga Bapak selalu diberi kesehatan,
dimudahkan segala urusannya, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu selama
perkuliahan. Semoga ilmu yang Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan-
Nya.
iv
7. Didin Ridwanudin, M.Pd., selalu Kepala Laboratorium Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing
Lapangan KKN Riset Aksi Kementerian Agama RI tahun 2018 yang telah
memberikan dukungan serta motivasi selama proses penulisan skripsi. Semoga
Bapak selalu diberi kesehatan, dimudahkan segala urusannya, dan selalu dalam
lindungan Allah SWT.
8. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kemudahan dalam proses administrasi.
9. Bapak kepala sekolah, Bapak wakil kepala sekolah, Ibu guru mata pelajaran
Matematika kelas VIII C, VIII F dan IX C, dan seluruh staff SMP Negeri 3
Cisauk Tangerang yang telah mengizinkan untuk melakukan observasi dan
penelitian, sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh data. Semoga
Bapak dan Ibu diberikan kesehatan, dimudahkan segala urusan dan selalu dalam
lindungan Allah SWT.
10. Teristimewa dan terkasih untuk Ayahanda Mochamad Jalal dan Ibunda Sri
Wahyuni yang telah mendukung secara moril dan materil, memotivasi,
memberikan arahan, dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, kebahagiaan, panjang umur,
murah rizki, dimudahkan segala urusan, dan selalu dalam lindungan Allah
SWT.
11. Teruntuk tanteku dan nenekku tersayang yang selalu mendo’akan, mendukung
dan menyemangati penulis. Semoga Allah selalu memberikan perlindungan dan
keselamatan untuk kalian.
12. Teruntuk keluarga besar Alm. Engkong Saimin dan keluarga besar Mbah Bayan
terutama bulek-bulekku yang telah mendo’akan, mendukung dan memotivasi
penulis. Semoga Allah melimpahkan keberkahanNya.
13. Teman terkasih yang selalu memberikan semangat, motivasi, dukungan dan
do’a. Semoga Allah selalu memudahkan segala urusanmu.
14. Sahabat tersayang Lati Fadillah yang selalu setia menemani penulis bimbingan,
memberikan dukungan, dan do’a kepada penulis.
v
15. Sabahat Nurul Syafriah S.Pd., Risma Arsida Rianti dan Sasqia Nafrada Sary
yang selalu memberikan bantuan, mendukung, dan mendo’akan penulis.
16. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2015
khususnya kelas B yang saling memotivasi dan bertukar informasi yang
dimiliki.
17. Teman seperbimbingan Pak Ramdani, Septi Nur Fauziya, Galuh Ajeng Dwi
Astuti dan teman lainnya yang selalu memotivasi, meluangkan waktu untuk bisa
bimbingan bersama, mendukung, dan banyak membantu penulis.
18. Teman seperbimbingan Pak Mu’in, Zharotun Nisa dan teman lainnya yang
banyak membantu dan bertukar informasi.
19. Teman-teman alumni MAN Serpong, alumni MTs Annajah, KKN 203 Sahabat
Natuna, LDK Syahid, dan teman lainnya yang telah bersedia direpotkan,
membantu, saling bertukar informasi, dan mendo’akan penulis.
Ucapan terimakasih juga ditujukkan kepada semua pihak yang namanya tidak
dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya dan
memberikan perlindungan. Aamiin ya robbal’alamin.
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan
skripsi ini. Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi perbaikan
penulis di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, November 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………….…………………. i
ABSTRACT ……………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………...…………………………………….. iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………........ vi
DAFTAR TABEL …………………………………………….………………. viii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………….………………... ix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………….………………… x
BAB I PENDAHULUAN …………………………………….…………………. 1
A. Latar Bekang ………………………………………………………….……. 1
B. Identifikasi Masalah …………………………………….………………….. 7
C. Pembatasan Masalah ………………………………………………….……. 7
D. Rumusan Masalah …………………………………………………….……. 8
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………………….….. 8
F. Manfaat Penelitian ………………………………………………………..... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………….…. 10
A. Deskripsi Teoritik ………………………………………………………… 10
1. Kemampuan Literasi Matematis …………………….………………... 10
2. Pendekatan Metacognitive Self-questioning ………………………….. 16
3. Pendekatan Ekspositori ……………………………………………….. 22
B. Hasil Penelitian yang Relevan ……………………………….…………… 23
C. Kerangka Berpikir ...……………………………………………………… 24
D. Hipotesis Penelitian ………………………………………………………. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………….………….…………… 28
A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………….……………. 28
B. Metode dan Desain Penelitian ……………………………….……………. 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian …………………………….…………….. 30
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………….…………….. 30
E. Instrumen Penelitian ……………………………………………………… 31
F. Analisis Instrumen Penelitian ……………………….……………...…….. 31
1. Uji Validitas …………………………………….…………………….. 31
vii
2. Uji Reliabilitas ………………………………….…………………….. 33
3. Uji Taraf Kesukaran …………………………….……………………. 34
4. Uji Daya Pembeda ………………………………,…………………… 35
G. Teknik Analisis Data …………………………………,………………….. 37
H. Hipotesis Statistik ……………………………………,…………………... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ….………………….. 39
A. Deskripsi Data …………………………………………….………………. 39
1. Kemampuan Literasi Matematis Siswa ………………………………. 39
2. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen ……………….……………… 52
3. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol …………………………………... 58
4. Hasil Uji Analisis ……………………………………………………... 62
B. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………………………... 64
C. Keterbatasan Penelitian …………………………………………………… 67
BAB V KESIMPULAN ……………………………………………………….. 69
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 69
B. Saran ……………………………………………………………………… 69
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perolehan Skor Kemampuan Literasi Matematis Indonesia dalam
Tes PISA …………………………………………………………. 3
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian …..…………………………………. 28
Tabel 3.2 Desain Penelitian ……………………………………………….. 29
Tabel 3.3 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen ……………….. 32
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Validitas …………………………………….. 32
Tabel 3.5 Derajat Reliabilitas Instrumen ……….…………………………. 33
Tabel 3.6 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ……………………………… 34
Tabel 3.7 Klasifikasi Taraf Kesukaran ……………………………………. 34
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran ……………………… 35
Tabel 3.9 Klasifikasi Besar Daya Pembeda ……………………………….. 36
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda ………………………….. 36
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Posttest Kelas MSQ dan Kelas Ekspositori
……………………………….………………………………….. 39
Tabel 4.2 Perbandingan Skor KLMS ……………………………………... 41
Tabel 4.3 Skor KLMS Pada Indikator Formulate ……….………………… 43
Tabel 4.4 Skor KLMS Pada Indikator Employ ………………..…………… 46
Tabel 4.5 Skor KLMS Pada Indikator Interpret ……………………..…….. 50
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kelas MSQ dan Kelas Ekspositori ………. 62
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Kelas MSQ dan Kelas Ekspositori …….. 63
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Literasi Matematis Siswa …….. 63
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep Literasi Matematis …………..…………………………. 11
Gambar 2.2 Pertanyaan Metacognitive Self-questioning …..………………… 18
Gambar 2.3 Hubungan Pendekatan MSQ dengan KLM …………………….. 27
Gambar 4.1 Perolehan Skor KLMS ………………………………………..… 40
Gambar 4.2 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Formulate Berkonteks
Occupational ……………………………………..……………... 44
Gambar 4.3 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Formulate Berkontes
Scientific ………………………………………….…………….. 45
Gambar 4.4 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Employ Berkonteks
Societal …………………………………………………………. 48
Gambar 4.5 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Employ Berkonteks
Personal ………………………………………………………… 49
Ganbar 4.6 Jawaban Siswa yang Mewakili Indikator Interpret Berkonteks
Societal …………………………………………………………. 51
Gambar 4.7 Suasana Pembelajaran Kelas Eksperimen …………………….... 53
Gambar 4.8 Contoh LKS Tahap Planning …………………………………… 54
Gambar 4.9 Contoh LKS Tahap Monitoring ………………………………… 56
Gambar 4.10 Contoh LKS Tahap Reflection ………………………………….. 57
Gambar 4.11 Suasana Pembelajaran Pada Kelas Kontrol …………………….. 59
Gambar 4.12 Kegiatan Persiapan Pada Kelas Kontrol ………………………… 59
Gambar 4.13 Kegiatan Apersepsi Kelas Kontrol ……………………………… 60
Gambar 4.14 Kegiatan Penyajian Pada Kelas Kontrol ………………………… 61
Gambar 4.15 Kegiatan Evaluasi Kelas Kontrol ………………..……………… 61
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pembelajaran Kelas Eksperimen ……………………… 74
Lampiran 2 Rencana Pembelajaran Kelas Kontrol ………………………….. 89
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ……….…………….… 102
Lampiran 4 Instrumen Tes Uji Coba .…….………………………………… 130
Lampiran 5 Kisi-kisi dan Komposisi Instrumen Tes ……….…………….… 132
Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes ………………………………… 135
Lampiran 7 Hasil Uji Coba Instrumen ……………………………………… 140
Lampiran 8 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen …………………………… 142
Lampiran 9 Hasil Tes KLMS Kelas Eksperimen …………………………… 144
Lampiran 10 Hasil Tes KLMS Kelas Kontrol ……………………………….. 145
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas …………………… 147
Lampiran 12 Hasil Uji Hipotesis Statistik …………………………………… 148
Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Penelitian Kelas Eksperimen ………… 149
Lampiran 14 Dokumentasi Kegiatan Penelitian Kelas Kontrol ……………… 150
Lampiran 15 Instrumen Tes Pra-penelitian ………………………………….. 151
Lampiran 16 Hasil Tes Pra-penelitian ……………………………………….. 153
Lampiran 17 Hasil Wawancara Observasi Pra-penelitian …………………… 155
Lampiran 18 Surat Keterangan Observasi …………………………………… 157
Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian …………………………………… 158
Lampiran 20 Hasil Cek Plagiasi …...………………………………………… 159
Lampiran 21 Uji Referensi ……………….………………………………….. 160
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tak lepas dari adanya proses pembelajaran. Proses pembelajaran
merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling
berhubungan satu sama lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode
dan evaluasi.1 Tujuan pembelajaran merupakan gambaran proses dan hasil belajar
yang akan dicapai oleh siswa sesuai kompetensi dasar yang telah dirumuskan.2
Kompetensi dasar merupakan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu. Salah satu mata pelajaran yang dimaksud adalah
matematika.
Matematika merupakan pelajaran yang mulai dikenalkan di taman kanak-kanak
(TK) dan diajarkan di sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi (PT).
Pembelajaran matematika tidak hanya tertuju pada kemampuan dalam berhitung.
Kemampuan berhitung tidaklah cukup untuk menghadapi masalah yang semakin
kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan kehidupan mengharuskan setiap
orang memiliki kemampuan matematis agar dapat bersaing di dunia global seperti
saat ini. Sehingga pembelajaran matematika lebih ditujukan pada kemampuan-
kemampuan matematis yang dapat membantu menyelesaikan masalah sehari-hari.
Dalam hal ini, konsep-konsep matematika digunakan sebagai alat mengembangkan
kemampuan matematis.3
National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) menetapkan lima
kemampuan matematis dalam pembelajaran matematika. Kelima kemampuan ini
merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa setelah belajar matematika,
yaitu penalaran matematis, representasi matematis, koneksi matematis, komunikasi
1Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua,
(Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014), h. 1.
2Ibid., h. 6. 3Yunus Abidin, Tita Mulyati, dan Hana Yunansah, Pembelajaran Literasi Strategi
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, sains, Membaca dan Menulis, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2018), h. 99.
2
matematis, dan pemecahan masalah matematis.4 Kemampuan yang mencakup
kelima kemampuan matematis di atas adalah kemampuan literasi matematis.5
Kemampuan literasi matematis sangatlah penting dimiliki untuk dapat bersaing
di era global seperti saat ini. Hal ini dikarenakan literasi matematis menekankan
pada kemampuan siswa untuk menganalisis, memberi alasan dan
mengomunikasikan ide secara efektif pada pemecahan masalah matematis yang
dihadapi.6 Kemampuan ini yang akan menghubungkan matematika yang dipelajari
di dalam kelas dengan berbagai macam situasi masalah pada kehidupan sehari-hari.
Kemampuan ini sangat diperlukan untuk membangun sikap kritis dan kreatif
terhadap permasalahan yang dihadapi. Sehingga kemampuan literasi sangat
mumpuni untuk memenuhi kebutuhan individu di abad 21 dalam bidang pekerjaan
dan kehidupan sehari-hari.
Programme for International Student Assessment (PISA) adalah salah satu studi
literasi yang bertujuan meneliti secara berskala tentang kemampuan usia 15 tahun
dalam literasi membaca (reading literacy), literasi matematika (mathematics
literacy), dan literasi sains (scientific literacy).7 Kemampuan literasi matematis
dalam PISA memiliki tiga komponen yang dapat diidentifikasi, yaitu kemampuan
atau proses matematis, konten matematika, serta situasi dan konteks.8 Sehingga
dapat didefinisikan bahwa kemampuan literasi matematis adalah kemampuan
individu yang mencakup kemampuan merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan
matematika dari berbagai konteks yang melibatkan penalaran matematis dan
penggunaan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk mendeskripsikan,
4Ibid., 5Khotimah, “Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis dengan Pendekatan
Metacognitive Guidance Berbantuan Geogebra”, jurnal pada GAUSS: Jurnal Pendidikan
Matematika Vol. 01 No. 01 Mei 2018, h. 54. 6Masjaya dan Wardono, “Pentingnya Kemampuan Literasi Matematika untuk Menumbuhkan
Kemampuan Koneksi Matematika dalam Meningkatkan SDM”, jurnal PRISMA pada Prosiding
Seminar Nasional, 2018, h. 570. 7Arvyaty, Salim dan Era M, “Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Matematis Siswa dengan Pendekatan Metacognitive Guidance”, prosiding pada Seminar
Pendidikan IPA Pascasarjana UM vol. 2, 2017, h. 20. 8Yunus Abidin, Tita Mulyati, dan Hana Yunansah, Pembelajaran Literasi Strategi
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, sains, Membaca dan Menulis, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2018), h. 108.
3
menjelaskan, dan memprediksi fenomena, serta mengkaitkannya dalam kehidupan
nyata.9 Kemampuan literasi matematis berkaitan dengan bagaimana seseorang
dapat mengaplikasikan suatu pengetahuan dalam masalah kehidupan sehari-hari.
Sejak pertama kali mengikuti PISA pada tahun 2000, prestasi siswa diajang ini
tidak pernah beranjak jauh dari posisi terbawah, terutama pada hasil prestasi siswa
dibidang literasi matematis. Indonesia masih berada di peringkat sepuluh terbawah
dengan skor di bawah rata-rata. Berikut ini Tabel 1.1 hasil perolehan skor
kemampuan literasi matematis siswa di Indonesia dari tahun 2003 - 2015:10
Tabel 1.1
Perolehan Skor Kemampuan Literasi Matematis Indonesia dalam Tes PISA
Tahun Skor Rata-rata
Indonesia
Skor Rata-rata
Internasional
Peringkat
Indonesia
Jumlah
Negara
Peserta
2003 360 500 38 40
2006 391 500 50 57
2009 371 500 61 65
2012 375 500 64 65
2015 386 500 63 70
Berdasarkan Tabel 1.1 perolehan skor kemampuan literasi matematis masih
sangat rendah jika dibandingkan dengan rata-rata skor secara internasional sebesar
500. Selain rendahnya perolehan skor dan peringkat dapat dilihat lebih dalam
terdapat fakta yang sangat mencengangkan. Pada hasil PISA 2015 menunjukkan
pencapaian kemampuan literasi matematis siswa di Indonesia masih didominasi di
bawah level 2 yaitu sebanyak 42,3% siswa yang mampu menyelesaikan soal PISA
yang diujikan dan hanya 0,8% siswa Indonesia yang mampu menyelesaikan soal
PISA pada level 5 atau 6.11 Hal ini berbanding terbalik dengan perolehan yang
9Khotimah, “Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis dengan Pendekatan
Metacognitive Guidance Berbantuan Geogebra”, jurnal pada GAUSS: Jurnal Pendidikan
Matematika Vol. 01 No. 01 Mei 2018, h. 54. 10OECD, Firtst Results from PISA 2003, Executive Summary PISA 2006, PISA 2009 Results
Executive Summary, PISA 2012 Results in Focus, and PISA 2015 in Focus. (Paris: OECD Publisher) 11OECD, PISA 2015 Result in Focus. (Paris: OECD Publisher, 2018). h. 5.
4
dicapai oleh negara peringkat satu pada penilaian PISA yaitu Singapura. Siswa
Singapura sebanyak 39,1% mampu menyesaikan soal PISA pada level 5 atau level
6 dan hanya 4,8% siswa yang mampu menyelesaikan soal PISA pada level 2 ke
bawah.12 Ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi matematis siswa di Indonesia
masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan literasi matematis siswa di Indonesia
terletak pada kemampuan menjawab soal PISA pada level 5 dan level 6 yang artinya
siswa belum mampu menginterpretasikan kemampuan matematis dalam kehidupan
sehari-hari di berbagai konteks.13
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agus Maulana pada tahun 2016
mendeskripsikan kemampuan literasi matematis siswa kelas VIII di Kendari
menjelaskan bahwa persentase siswa yang dapat menyelesaikan soal literasi
matematis pada proses formulate sebesar 43,4%, proses employ sebesar 40,57%,
dan proses interpret hanya 19%.14 Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
belum mampu merumuskan masalah kontekstual dengan baik. Begitupun pada
proses employ dan proses interpret siswa belum mampu merealisasikan
pengetahuannya secara optimal sehingga hasilnya tidak maksimal. Siswa masih
kesulitan menerapkan pengetahuan matematika yang telah mereka pelajari untuk
menyelesaikan permasalahan konteks yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
yang menuntut kemampuan matematis.15 Selain itu pembelajaran yang dilakukan
selama ini belum mampu menjadikan siswa mempunyai kebiasaan membaca sambil
berpikir dan bekerja, agar dapat memahami informasi penting dan strategis dalam
menyelesaikan soal, dan siswa belum aktif dalam keikutsertaan pada proses
penyelesaian masalah.16
12 Ibid., 13 Arvyaty, Salim dan Era M, “Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Matematis Siswa dengan Pendekatan Metacognitive Guidance”, prosiding pada Seminar
Pendidikan IPA Pascasarjana UM vol. 2, 2017, h. 20. 14Agus Maulana dan Hasnawati, “Deskripsi Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas
VIII-2 SMPN 15 Kendari”, jurnal Penelitian Pendidikan Matematika vol. 4, no. 2, 2016, h. 10. 15Yunus Abidin, Tita Mulyati, dan Hana Yunansah, Pembelajaran Literasi Strategi
Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika, sains, Membaca dan Menulis, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2018), h. 112. 16Wardono, dkk, “Literasi Matematika Siswa SMP pada Pembelajaran Problem Based
Learning Realistik Edmodo Schoology, prosiding PRISMA, Seminar Nasional Matematika, 2018,
h. 479.
5
Selain itu peneliti melakukan observasi pra penelitian di sekolah yang akan
digunakan untuk penelitian yaitu SMP Negeri 3 Cisauk yang beralamat di Cisauk,
Kabupaten Tangerang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, persentase skor
kemampuan literasi matematis pada indikator formulate mencapai 49%, employ
persentase mencapai 35%, dan interpret mencapai 35%. Dari persentase tersebut
menunjukkan kemampuan literasi matematis siswa masih tergolong rendah karena
masih di bawah 50%. Selain itu, hasil wawancara yang dilakukan salah satu guru
matematika di SMPN 3 Cisauk, siswa masih mengalami kesulitan jika diberikan
soal-soal yang berbeda dengan contoh atau soal non rutin yang menuntut
kemampuan literasi matematis. Siswa belum mampu mengidentifikasikan masalah
yang dihadapi, siswa belum mampu mengunakan prosedur matematis yang tepat
untuk dapat menyelesaikan masalah masih terpaku pada cara yang diberikan guru,
siswa belum mampu menuliskan langkah-langkah penyelesaian secara bertahap,
dan siswa belum mampu menyimpulkan hasil yang didapat dengan baik harus
diberikan arahan terlebih dahulu. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
literasi matematis siswa masih rendah, pembelajaran yang digunakan masih
konvensional dengan metode ceramah, sehingga proses pembelajaran yang
diterapkan belum mampu mengembangkan kemampuan literasi matematis siswa.
Berdasarkan permasalah di atas dibutuhkan sebuah pendekatan yang mampu
mengaktifkan siswa untuk mengkontruksi pengetahuannya, sehingga siswa
memiliki kesadaran tentang apa yang sudah diketahui dan apa yang belum
diketahuinnya serta bagaimana mereka memikirkan agar dapat menyelesaikan
suatu permasalahan yang dihadapi. Pembelajaran yang dilakukan haruslah melatih
siswa untuk mampu memahami dan menggunakan matematika dalam proses
penyelesaian masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan pengetahuan
dan kemampuan matematis melalui berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan literasi matematis dapat
dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan sejalan dengan
indikator literasi yang digunakan, sehingga siswa dapat terlibat langsung dalam
proses penyelesaian masalah.
6
Salah satu alternatif pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan
literasi matematis adalah pembelajaran melalui proses metakognisi. Metakognisi
merupakan kesadaran berpikir secara mandiri untuk dapat menyesaikan tugas-tugas
khusus dan kemudian menggunakan kesadaran tersebut untuk mengontrol apa yang
akan dikerjakan.17 Pembelajaran metakognisi dibutuhkan untuk mengaktifkan
siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya, sehingga siswa memiliki kesadaran
tentang apa yang telah diketahui dan yang belum diketahui serta bagaimana siswa
dapat memilih strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
melalui dukungan metakognitif.18 Dukungan metakognitif bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi belajar dengan cara panduan eksplisit sistematis dimana
siswa akan berpikir dan merefleksikan tugas yang diberikan. Metode yang paling
direkomendasikan untuk panduan eksplisit yaitu self-questioning.19
Self-questioning merupakan suatu keadaan dimana siswa mengajukan
pertanyaan untuk diri mereka sendiri mengenai suatu masalah matematika yang
sedang mereka hadapi dan berguna untuk mengarahkan kepada proses pencarian
solusi.20 Idealnya guru harus mengajarkan siswa untuk mengajukan pertanyaan
pada sebelum, saat dan setelah kegiatan pemecahan masalah. Self-questioning ini
sangat membantu siswa dalam membentuk sikap dan cara berpikir mandiri melalui
empat pertanyaan metakognitif yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat
diajukan diantaranya adalah pertanyaan pemahaman, pertanyaan strategi,
pertanyaan koneksi, dan pertanyaan refleksi.
Pembelajaran menggunakan empat jenis pertanyaan metakognitif dalam
menyelesaikan masalah disebut dengan pendekatan Metacognitive Self-
17Arvyaty, Salim dan Era M, “Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Matematis Siswa dengan Pendekatan Metacognitive Guidance”, prosiding pada Seminar
Pendidikan IPA Pascasarjana UM vol. 2, 2017, h. 20. 18Khotimah, “Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis dengan Pendekatan
Metacognitive Guidance Berbantuan Geogebra”, jurnal pada GAUSS: Jurnal Pendidikan
Matematika Vol. 01 No. 01 Mei 2018, h. 55 19Bracha Kramarski dan Vered Dudai, “Group-Metacognitive Support for Online Inquiry in
Mathematics with Differential Self-Questioning”, jurnal Educational Computing Research vol. 40(4)
377-404, 2009, h. 381. 20Ita Chairun Nissa dan Yuntawati, “Pengaruh Pembelajaran Self-questioning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemandirian Mahasiswa Calon Guru Matematika”, jurnal
LPPM IKIP Mataram, 2017, h. 49.
7
questioning. Metacognitive Self-questioning merupakan pendekatan yang
menanamkan kesadaran bagaimana merancang, memonitor serta mengontrol
tentang apa, dan bagaimana menyelesaikan masalah melalui pertanyaan
metakognisi. Tahapannya yaitu merencanakan (planning), memonitoring
(monitoring), dan merefleksikan (reflection) dengan bantuan pertanyaan
metakognitif. Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka peneliti akan
melakukan penelitian menggunakan pendekatan Metacognitive Self-questioning
untuk meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa. Penelitian ini berjudul
“Pengaruh Pendekatan Metacognitive Self-questioning terhadap Kemampuan
Literasi Matematis Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah tersebut
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan literasi matematis siswa pada kategori proses yaitu,
kemampuan dalam merumuskan (formulate), menggunakan (employ), dan
menginterpretasikan (interpret).
2. Kurang efektifnya proses pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam
proses penyelesaian masalah, sehingga tidak terciptanya kemampuan siswa
untuk menerapkan pengetahuan matematikanya dalam mengahadapi masalah
kontekstual.
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini fokus pada kemampuan literasi matematis yang memiliki tiga
indikator yaitu formulate, employ dan interpret dengan menggunakan konteks
kehidupan sehari-hari dan konten matematika. Konteks kehidupan sehari-hari
yang digunakan adalah konteks pribadi (personal), pekerjaan (occupational),
umum (public), dan ilmiah (scientific). Dan konten matematika yang digunakan
adalah perubahan dan hubungan (change and relationship) yaitu mengenai
konsep persamaan garis lurus.
8
2. Pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran dengan pendekatan
Metacognitive Self-questioning dengan tahapan planning, monitoring dan
reflection dengan menggunakan empat pertanyaan metakognitif yaitu
comprehension questions, connection questions, strategy questions, dan
reflection questions.
3. Pembelajaran yang menjadi kontrol adalah pembelajaran dengan pendekatan
ekspositori dengan langkah-langkah sebagai berikut: persiapan, apersepsi,
penyajian materi, dan evaluasi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan literasi matematis siswa yang pembelajarannya
menggunakan pendekatan Metacognitive Self-questioning?
2. Bagaimana kemampuan literasi matematis siswa yang pembelajarannya
menggunakan pendekatan Ekspositori?
3. Apakah kemampuan literasi matematis siswa dengan pembelajaran
menggunakan pendekatan Metacognitive Self-questioning lebih tinggi daripada
kemampuan literasi matematis siswa dengan pendekatan Ekspositori?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kemampuan literasi matematis siswa yang diajarkan dengan
pendekatan Metacognitive Self-questioning.
2. Mengidentifikasi kemampuan literasi matematis siswa yang diajarkan dengan
pendekatan Ekspositori.
3. Menganalisis perbedaan kemampuan literasi matematis siswa yang diajarkan
dengan pendekatan Metacognitive Self-questioning dengan pendekatan
Ekspositori.
9
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diberikan dari penelitian ini, antara lain:
1. Bagi siswa, penerapan pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Self-
questioning dapat meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan yang tepat
untuk digunakan dalam proses pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive
Self-questioning.
3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat menambah referensi pembelajaran yang
dapat digunakan sekolah sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran
matematika di sekolah.
4. Bagi penelitian selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi untuk menindaklanjuti penelitian yang berkaitan mengenai
peningkatan kemampuan literasi matematis siswa menggunakan pendekatan
Metacognitive Self-questioning.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Cisauk yang beralamat di Jl Raya
Lapan Komplek GSA Suradita Cisauk Kabupaten Tangerang. Penelitian
dilaksanakan di kelas VIII pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Jadwal
persiapan dan pelaksanaan penelitian disajikan pada Tabel 3.1 sebagi berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan Juni Juli Ags Sep Okt Nov
1 Persiapan dan Perencanaan v v v
2 Observasi Sekolah v v v
3 Pelaksanaan di lapangan v
4 Analisis Data v v
5 Laporan Penelitian v
B. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental
Design atau eksperimen semu. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Pada penelitian ini terdapat dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diajarkan menggunakan pendekatan
Metacognitive Self-questioning dan kelompok kontrol yang diajarkan dengan
pembelajaran menggunakan pendekatan Ekspositori.
1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alpabeta, 2017),
h. 77.
29
2. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah randomize posttest only control group design.
Desain ini terdapat dua kelompok atau kelas yang dipilih secara acak dan hanya
diberikan test akhir (posttest).2 Desain ini dipilih karena hanya ingin melihat
perbedaan kemampuan literasi matematis siswa. Desain penelitian disajikan pada
Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Posttest
E Xe O
K Xk O
Keterangan:
E = Kelas eksperimen
K = Kelas kontrol
Xe = Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan menggunakan
pendekatan Metacognitive Self-questioning
Xk = Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol dengan menggunakan
pendekatan Ekspositori.
O = Pemberian posttest kemampuan literasi matematis
Penelitian ini akan menguji kemampuan literasi matematis siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, kemudian membandingkan hasil tes kemampuan
literasi matematis antara kedua kelas tersebut. Jika terdapat perbedaan yang
signifikan maka pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Self-questioning
berpengaruh terhadap kemampuan literasi matematis siswa.
2 Ibid., h. 76.
30
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.3 Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh siswa SMP Negeri 3 Cisauk. Populasi yang menjadi sasaran penelitian
adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Cisauk tahun pelajaran 2019/2020.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.4 Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah teknik Cluster
Random Sampling. Teknik ini digunakan untuk mengambil sampel dari kelompok-
kelompok atau cluster secara acak, dimana siswa yang menjadi sampel memiliki
kemampuan yang sama. Pengambilan sampel secara acak dari kelas VIII yang
terdiri dari tujuh kelas yaitu VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, dan VIII
G dari tujuh kelas tersebut diambil dua kelas secara acak. Dua kelas yang diperoleh,
diacak kembali untuk penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Didapat kelas
VIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data kemampuan literasi matematis pada penelitian ini
mengunakan teknik tes yaitu pemberian tes akhir (posttest) setelah perlakuan
diberikan. Tes akhir diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal-hal
yang diperhatikan dalam pengumpulan data sebagai berikut:
1. Variabel
Variabel pada penelitian ini adalah kemampuan literasi matematis siswa sebagai
variabel terikat (dependent variable) dan pendekatan Metacognitive Self-
questioning sebagai variabel bebas (independent variable).
3 Ibid., h. 80 4 Ibid., h. 81
31
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel penelitian,
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan literasi matematis. Tes berupa pemberian soal uraian (essay) yang
berjumlah lima soal literasi matematis. Soal berisikan masalah matematika dengan
indikator formulate, employ dan interpret, dari ketiga indikator tersebut dijabarkan
kembali konteksnya berupa konteks occupational, scientific, personal, dan societal.
Dan konten matematis yang digunakan adalah change and relationships yang
terkait dengan materi persamaan garis lurus.
F. Analisis Instrumen Penelitian
Sebelum intrumen penelitian ini digunakan pada posttest dilakukan uji coba
terlebih dahulu. Instrumen akan diuji kualitasnya dengan uji validitas soal, uji
reliabilitas soal, uji daya pembeda soal, dan uji taraf kesukaran soal.
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam instrumen dilakukan untuk mengetahui mengetahui
instrumen yang digunakan valid atau tidak valid dalam mengukur kemampuan
literasi matematis. Teknik pengujian untuk validitas ini menggunakan teknik
korelasi product moment. Pengujian dilakukan dengan mencari angka korelasi “r”
product moment (rxy) dengan rumus sebagai berikut:5
rxy = NΣXY−(ΣX)(ΣY)
√{NΣX2−(ΣX)2} {NΣY2−(ΣY)2}
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Banyaknya peserta tes
X = Skor butir soal
5Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), h.
181.
32
Y = Skor Total
Tolak ukur untuk menginterpretasikan validitas instrumen terdapat pada Tabel
3.3 berikut:6
Tabel 3.3
Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Validitas
0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi Sangat baik
0,70 ≤ rxy < 0,90 Tinggi Baik
0,40 ≤ rxy < 0,70 Sedang Cukup
0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah Buruk
rxy < 0,20 Sangat Rendah Sangat buruk
Uji validitas dilakukan untuk membandingkan r hitung dengan r tabel dengan
alpha 5%. Jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal tersebut dapat dikatakan valid.7 Jika
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal tersebut tidak valid. Perhitungan uji validitas
disajikan pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Uji Validitas
No Soal rxy Korelasi Interpretasi rtabel
1 0,640 Tinggi Baik (valid)
0,306
2 0,836 Sangat Tinggi Sangat Baik (valid)
3 0,645 Tinggi Baik (valid)
4 0,626 Tinggi Baik (valid)
5 -0,01 Sangat Rendah Sangat Buruk (tidak valid)
6 0,366 Rendah Buruk (valid)
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas pada Tabel 3.4, dari 6 butir soal yang
diujikan diperoleh 5 butir soal valid dan 1 butir soal tidak valid yaitu soal nomor 5.
6 Ibid., h. 190. 7 Ibid.,
33
Maka soal nomor 5 tidak digunakan untuk mengukur kemampuan literasi
matematis siswa.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu ketetapan atau ketelitian suatu penelitian atau
evaluasi. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur daya keajegan intrumen yang
akan digunakan.8 Rumus yang digunakan dalam pengujian reliabilitas ini adalah
Alpha Crownbach. Adapun rumus Alpha Cowrnbach yaitu:9
r11 = (n
n−1) (1 − (
ΣSi2
St2 ))
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes
ΣSi2 = Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
St2 = Varian total
Pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) disajikan pada Tabel
3.5 berikut:10
Tabel 3.5
Derajat Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi
0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat baik
0,70 ≤ r11 < 0,90 Tinggi Baik
0,40 ≤ r11 < 0,70 Sedang Cukup baik
0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah Buruk
r11 < 0,20 Sangat rendah Sangat buruk
Berdasarkan hasil uji validitas, maka butir sola yang diuji reliabilitasnya hanya
butir soal yang valid. Soal nomor 5 tidak diikut sertakan dalam uji reliabilitas karena
tidak valid.
8 Ibid., h. 207. 9 Ibid., h. 208. 10 Ibid., h. 209.
34
Hasil uji reliabilitas instrument tes literasi matematis ditunjukkan pada Tabel
3.6 berikut:
Tabel 3.6
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas
Variabel Hasil Uji
Kemampuan Literasi Matematis Siswa 0,642
Hasil uji reliabilitas adalah 0,642 termasuk kategori sedang dan dapat
diinterpretasikan bahwa instrumen cukup baik untuk digunakan.
3. Uji Taraf Kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar dapat diketahui dari
derajat kesukaran atau taraf kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item
tersebut. Butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu
sukar dan tidak terlalu mudah. Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Du Bois yaitu:11
P = B
JS
Keterangan:
P = Angka indeks kesukaran item
B = Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan benar
JS = Jumlah testee yang mengikuti tes
Penafsiran taraf kesukaran berdasarkan Robert L Thorndike dan Elizabeth
Hagen disajikan pada Tabel 3.7 sebagai berikut:12
Tabel 3.7
Klasifikasi Taraf Kesukaran
P Klasifikasi
P < 0,30 Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
P > 0,70 Mudah
11 Ibid., h. 372. 12 Ibid., h. 372.
35
Hasil perhitungan uji tingkat kesukaran instrument ditunjukkan pada Tabel 3.8
berikut:
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran
No Soal Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi
1 0,311 Sedang
2 0,239 Sukar
3 0,350 Sedang
4 0,161 Sukar
5 0,111 Sukar
6 0,200 Sukar
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat
membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang
berkemampuan rendah. Daya pembeda diperlukan untuk menunjukkan bahwa
butir-butir item tes hasil belajar haruslah mampu memberikan hasil tes yang
mencerminkan adanya perbedaan-perbedaan kemampuan yang terdapat dikalangan
testee tersebut. Daya pembeda item dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya
angka indeks diskriminasi item. Perhitungan angka indeks item dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:13
D = PA – PB
D = BA
JA -
BB
JB
Keterangan:
D = Daya pembeda
PA = Proporsi testee kelompok atas
PB = Proporsi testee kelompok bawah
BA = Banyaknya testee kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya testee kelompok bawah yang menjawab benar
13 Ibid., h. 390.
36
JA = Jumlah testee kelompok atas
JB = Jumlah testee kelompok bawah
Setelah mendapatkan besar nilai D selanjutnya melakukan interpretasi. Adapun
klasifikasi besar daya pembeda disajkan pada Tabel 3.9 sebagai berikut:14
Tabel 3.9
Klasifikasi Besar Daya Pembeda
Besar Nilai D Interpretasi Daya Pembeda
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,00 < DP ≤ 0,20 Buruk
DP ≤ 0,00 Sangat Buruk
Hasil perhitungan uji daya pembeda instrument ditunjukka pada Tabel 3.10
berikut:
Tabel 3.10
Hasil Perhitungan Uji Daya Pembeda
No Soal Indeks Daya Pembeda Interpretasi
1 0,400 Cukup
2 2,333 Sangat Baik
3 0,600 Baik
4 0,467 Baik
5 1,200 Sangat Baik
6 5,000 Sangat Baik
Berdasarkan hasil uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda, instrumen tes butir soal nomor 5 tidak digunakan karena tidak valid dan
memiliki tingkat kesukaran yaitu sukar. Soal yang digunakan berjumlah 5 butir soal
dan mewakili seluruh indikator kemampuan literasi matematis yang akan diukur.
14 Ibid., h. 389.
37
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes lima soal essay yang
berisikan soal pemecahan masalah literasi matematika yang diselesaikan secara
bertahap. Setelah memperoleh data maka perlu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu
uji normalitas dan uji homogenitas
a. Uji Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka
dapat dilakukan uji statistik parametrik, jika tidak berdistribusi normal dapat
dilakukan uni statistik nonparametrik. Pengujian normalitas menggunakan uji
Saphiro-Wilk dengan bantuan software IBM Statistic SPSS 23.
Hipotesis yang akan diujikan dalam uji normalitas adalah:15
H0 : Distribusi populasi normal, jika probalitas > 0,05 maka H0 diterima
H1 : Distribusi populasi tidak normal, jika probalitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji untuk mengetahui bahwa data memiliki data sampel
berasal dari sampel yang homogen atau tidak. Uji homogenitas menggunakan
oneway ANOVA dengan bantuan software IBM Statistic SPSS 23. Adapun hipotesis
yang akan diuji adalah sebagai berikut:16
H0 : 𝜎12 = 𝜎1
2, jika probalitas > 0,05 maka H0 diterima
H1 : Bukan H0, jika probalitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata
kemampuan literasi matematis yang diajarkan melalui pendekatan Metacognitive
Self-questioning dengan yang diajarkan menggunakan pendekatan Ekspositori.
15 Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian Edisi Kedua, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016), h. 156. 16 Ibid., h. 160.
38
Pengujian dilakukan menggunakan Independent Sample T Test dengan bantuan
software IBM Statistic SPSS 23.
c. Proporsi Varians
Proporsi varians adalah efek atau pengaruh besarnya (effect size) variabel bebas
terhadap variabel terikat. Pada penelitian ini proporsi varians akan menunjukkan
seberapa besar pengaruh dari pendekatan Metacognitive Self-questioning terhadap
kemampuan literasi matematis siswa. Berikut rumus menghitung proporsi
varians:17
r2 = 𝑡0
2
𝑡02+𝑑𝑓
keterangan:
r2 : Koefisien determinasi
t0 : Nilai t pada uji hipotesis t tes
df : Derajat kebebasan
Kriteria proporsi varians menurut Gravetter dan Wallnau, sebagai berikut:18
Efek kecil: 0,01 < r2 ≤ 0,09
Efek sedang: 0,09 < r2 ≤ 0,25
Efek Besar: r2 > 0,25
H. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut:
H0: 𝜇1 ≤ 𝜇2
H1: 𝜇1 > 𝜇2
Keterangan:
𝜇1: Rata-rata kemampuan literasi matematis siswa pada kelas eksperimen.
𝜇2: Rata-rata kemampuan literasi matematis siswa pada kelas kontrol.
17 Ibid., hal. 296 18 Ibid.,
69
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh pendekatan
Metacognitive Self-questioning terhadap kemampuan literasi matematis siswa,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan penerapan pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive
Self-questioning memiliki pengaruh terhadap kemampuan literasi matematis
siswa. Kemampuan literasi matematis siswa kelas eksperimen dengan
pendekatan Metacognitive Self-questioning memiliki pencapaian tertinggi pada
aspek employ dan pada konteks societal namun pada aspek interpret masih
tergolong rendah. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
Metacognitive Self-questioning merupakan pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan literasi matematis siswa.
2. Kemampuan literasi matematis siswa kelas kontrol dengan pendekatan
ekspositori memiliki pencapain tertinggi pada aspek formulate dan pada
konteks societal namun pada aspek interpret masih tergolong sangat rendah.
Dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan ekspositori belum
optimal untuk mengembangkan kemampuan literasi matematis.
3. Kemampuan literasi matematis siswa kelas eksperimen dengan pendekatan
Metacognitive Self-questioning lebih tinggi dibandingkan kemampuan literasi
matematis siswa kelas kontrol dengan pendekatan ekspositori. Pendekatan
Metacognitive Self-questioning memiliki pengaruh sedang terhadap
kemampuan literasi matematis.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, saran yang dapat diberikan peneliti
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian kemampuan literasi matematis siswa yang
diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Self-questioning
70
lebih tinggi dari kemampuan literasi matematis siswa dengan pendekatan
ekspositori. Dengan demikian, pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive
Self-questioning dapat menjadi salah satu pembelajaran yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa.
2. Pembelajaran dengan pedekatan Metacognitive Self-questioning membutuhkan
waktu yang cukup lama dikarenakan dibutuhkan pembiasaan siswa untuk bisa
mengajukan pertanyaan diri. Agar mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam
pembelajaran disarankan untuk mempertimbangkan waktu yang tersedia dalam
menggunakan pendekatan Metacognitive Self-questioning.
3. Penelitian ini hanya melihat pengaruh penerapan pembelajaran dengan
pendekatan dengan Metacognitive Self-questioning terhadap kemampuan
literasi matematis pada konten change and relationships dengan materi
persamaan garis lurus. Oleh sebab itu, sebaiknya penelitian berikutnya dapat
menggunakan konten matematis lainnya dan dapat mengukur kemampuan
matematika lainnya.
4. Pada pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Self-questioning tahap
reflection berupa examine processes dan examine results. Siswa masih perlu
bimbingan lebih untuk dapat mengajukan pertanyaan refleksi pada examine
processes dengan cara membiasakan siswa untuk merefleksikan proses dan
hasil yang telah dilakukan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Anggo, Mustamin. Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual untuk Meningkatkan
Kemampuan Metacognisi Siswa. Jurnal Edumatica vol. 01, no. 02, Oktober 2011.
Arvyaty, Salim dan M, Era. Pengembangan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan
Literasi Matematis Siswa dengan Pendekatan Metacognitive Guidance. Prosiding
pada Seminar Pendidikan IPA Pascasarjana UM vol. 2, 2017.
Chairun Nissa, Ita dan Yuntawati. Pengaruh Pembelajaran Self-questioning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemandirian Mahasiswa Calon Guru
Matematika. Jurnal LPPM IKIP Mataram, 2017.
Stella G dan Bracha K. Guidance for Metacognitive Judgements: A Thinking-Aloud Analysis
in Math Problem Solving. Hellenic Journal of Psycology, vol. 14 pp 83 – 113, 2017.
H. Flavell, John. Metacognition and Cognitive Monitoring A New Area of Cognitive-
Development Inquiry. Stanford University by the American Psycologist
Association, vol. 34, No. 10, 906-911Oktober 1979.
Hasbullah, Hartati dan Basuki. Pengaruh Strategi Pembelajaran Metakognitif dan Gaya
Kognitif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
(Experimen pada Madrasah Tsanawiyah Kecamatan Wanasaba Lombok Timur).
Jurnal pada Jurnal Teknologi Pendidikan, vol. 19, no. 2, Agustus 2017.
Johar, Rahma. Domain Soal PISA untuk Literasi Matematika. Jurnal pada Jurnal Peluang, vol.
1, no. 1 Oktober 2012.
Kadir. Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian Edisi Kedua. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016.
Khotimah. Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis dengan Pendekatan Metacognitive
Guidance Berbantuan Geogebra. Jurnal pada GAUSS: Jurnal Pendidikan
Matematika Vol. 01 No. 01 Mei 2018.
Kramarski B dan Dudai V. Group-Metacognitive Support for Online Inquiry in Mathematics
with Differential Self-Questioning. Jurnal Educational Computing Research vol.
40(4) 377-404, 2009.
M. Iskandar, Srini. Pendekatan Keterampilan Metakognitif dalam Pembelajaran Sains di
Kelas. Jurnal Erudio, Universitas Negeri Malang, Vol. 2, No. 2, Desember 2014.
Masjaya dan Wardono. Pentingnya Kemampuan Literasi Matematika untuk Menumbuhkan
Kemampuan Koneksi Matematika dalam Meningkatkan SDM. Jurnal PRISMA
pada Prosiding Seminar Nasional, 2018.
Maulana, Agus dan Haswati. Deskripsi Kemampuan Literasi Matematika Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning di Kelas VIII-2 SMPN
15 Kendari. Jurnal Penelitian dan Pendidikan Matematika vol. 4, no. 2, 2016.
72
Seto M, Basuki H, dan Raharjo W. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Teori-teori Baru
dalam Psikologi. Depok: RajaGrafindo Persada, 2018.
OECD. PISA 2015 Assessment and Analytical Framework Science Reading, mathematic,
Financial Literacy and Collaborative Problem Solving. Paris: OECD Publisher,
2017.
--------. Executive Summary PISA 2006: Science Competencies for Tomorrow’s Word. Paris:
OECD Publisher, 2007.
-------. Learning for Tomorrow’s World: First Results from PISA 2003. Paris: OECD Publisher,
2004.
-------. PISA 2012 Results in Focus; What 15-Year-Olds Know and What They Can do with
What They Know. Paris: OECD Publisher, 2014.
-------. PISA 2015 Result in Focus. Paris: OECD Publisher, 2018.
-------. PISA2009 Results: Executuve Summary. Paris: OECD Publisher, 2010.
Purnomo, Dwi. Proses Metakognisi dan Pembentukan Konsep dalam Matematika. 2014.
Rosalina. Literasi Matematika: Apa, Mengapa dan Bagaimana? Jurnal pada Seminar Nasional
matematika dan pendidikan UNY, 2015.
Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua.
Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014.
Schraw, Geogery. Metacognitive theories. Educational Psychology and Publication, Nebraska.
1995.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alpabeta, 2017.
Toharudin. Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora, 2011.
Wardono, dkk. Literasi Matematika Siswa SMP pada Pembelajaran Problem Based Learning
Realistik Edmodo Schoology. Prosiding PRISMA, Seminar Nasional Matematika,
2018.
Abidin Y, Mulyati T, dan Yunansah H. Pembelajaran Literasi Strategi Meningkatkan
Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca dan Menulis. Jakarta: Bumi
Aksara, 2018.
Zulfiani, Feronika T, dan Suartini K. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta, Lembaga Penelitian
UIN Jakarta, 2009.