pengaruh penempatan dana pad a bank lain dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENEMPATAN DANA PAD A BANK LAIN DAN PEMBIAYAAN
MUDHARABAH TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN BOPO SEBAGAI
VARIABEL MODERASI PADA BANK UMUM SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Sintia Nurhasanah
NIM: 11160850000037
JURUSAN PERRBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H /2020 M
ii
PENGARUH PENEMPATAN DANA PADA BANK LAIN DAN
PEMBIAYAAN MUDHARABAH TERHADAP PROFITABILITAS
DENGAN BOPO SEBAGAI VARIABEL MODERASI
PADA BANK UMUM SYARIAH
Skripsi
Diajukkan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Sintia NurhasanaH
NIM: 11160850000037
Dibawah Bimbingan
Pembimbing
Ay Maryani
NIDN: 2019057902
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441/2020 H
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Kamis 05 Maret 2020 telah dilakukan uji komprehensif atas mahasiswa:
Nama : Sintia Nurhasanah
NIM : 1160850000037
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Pengaruh Penempatan Dana Pada Bank Lain dan Pembiayaan
Mudharabah Terhadap Proitabilitas Dengan BOPO Sebagai
Variabel Moderasi Pada Bank Umum Syariah
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan LULUS dan diberikan kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian
skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 05 Maret 2020
1. Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag. ( )
NIP. 198008192006041002 Penguji I
2. Ahmad Zubaidi, M.A. ( )
NIP. 197204152005011005 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini 18 Agustus 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
Nama : Sintia Nurhasanah
NIM : 11160850000037
Jurusan : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Pengaruh Penempatan Dana Pada Bank Lain Dan
Pembiayaan Mudharabah Dengan BOPO Sebagai Variabel
Moderasi Pada Bank Umum Syariah
Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama
ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Agustus 2020
1. Yuke Rahmawati, S.Ag., M.A
NIP.197509032007012023
(___________________________)
Ketua
2. Ay Maryani, SE., M.Si
NIDN. 2019057902
(___________________________)
Sekretaris
3. Ay Maryani, SE., M.Si
NIDN. 2019057902
(__________________________)
Pembimbing I
4. Dr. Suhenda Wiranata, ME
NIP.196104211990031002
(___________________________)
Penguji Ahli
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Sintia Nurhasanah
Tempat, Tanggal lahir : Kotabumi, 25 April 1998
Alamat : Perum BDB II Blok AZ No.10 RT/Rw
09/13 Sukahati Cibinong Jawa Barat
No. Telpon : 082249892938
Email : [email protected]
Nama Ayah : Sarmadi
Nama Ibu : Elshinta Rossianti Putri
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1) Sekolah Dasar Negeri 4 Tanjung Aman, Lampung Utara (2004-2010)
2) Sekolah Menengah Pertama 7 Kotabumi, Lampung Utara (2010-2013)
3) Sekolah Menengah Atas 4 Kotabumi, Lampung Utara (2013-2016)
4) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ekonomi Bisnis Jurusan Perbankan Syariah (2016-2020)
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1) Badan Pengawas Pemilahan Umum Mahasiswa (2019-2020)
• Ketua Koordinator Panitia Pengawas Pemilu FEB
2) Dewan Ekskutif Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
• Anggota Departemen Pengabdian Masyarakat (2018-2019)
3) Himpunan Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah
• Anggota Departemen Kewirausahaan (2017-2018)
D. PENGALAMAN PEKERJAAN
1) Magang PT. Axemotrix Digital (Project) (Des’19-Januari 2020)
2) Magang MNC Sekuritas
• Departemen Customer Service (Agustus 2019)
3) PKL Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
• Departemen Literasi Inklusi Keuangan (Januari-Feb 2019)
vii
Pengaruh Penempatan Dana Pada Bank Lain Dan Pembiayaan Mudharabah
Terhadap Profitabilitas Dengan Bopo Sebagai Variabel Moderasi
Pada Bank Umum Syariah
Sintia Nurhasanah
ABSTRACT
The purpose of this research to analyze the effect placements of funds in other banks
and mudharabah financing on profitability (ROA) with moderated BOPO in Islamic
banks. This type of research is a quantitative type. The data source of this research is
secondary data in the form of panel data. The sample used was 3 Sharia Banks in
Indonesia recorded in the OJK period 2015-2019. The method of data collection is done
using a purposive sampling technique by accessing quarterly reports which are
published on the website of each Sharia Bank. The analysis used in this study includes
a stationer test, a classic assumption test, a regression panel test, a multiple linear
regression test, and a moderated analysis regression (MRA). The results of thisstudy
indicate that: 1) The variable placements of funds in other banks affects the profitability
(ROA); 2) The variable mudharabah financing affects the profitability (ROA); 3) The
BOPO variable moderated the relationship of fund placements at the other bank to
profitability (ROA) at Sharia Bank; 4) The BOPO variable moderated the relationship
between mudharabah financing and probability (ROA) at Sharia Bank.
Keywords: Placements of funds in other banks, Mudharabah Financing, Profitability
(ROA), BOPO, Moderated Analysis Regression (MRA)
viii
Pengaruh Penempatan Dana Pada Bank Lain Dan Pembiayaan Mudharabah
Terhadap Profitabilitas Dengan Bopo Sebagai Variabel Moderasi
Pada Bank Umum Syariah
Sintia Nurhasanah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penempatan dana pada bank
lain dan pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas (ROA) dengan BOPO sebagai
variabel moderasi pada bank umum syariah. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.
Sumber data dari penelitian ini merupakan data sekunder berbentuk data panel. Sampel
yang digunakan sebanyak 3bank Umum Syariah di Indonesia yang tercatat di OJK
periode 2015-2019. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik
purposive sampling dengan mengakses laporan triwulan yang dipublikasikan pada
website masing-masing Bank Syariah. Penelitian ini menggunakan analisis meliputi uji
stasioner, uji asumsi klasik, uji regresi data panel, uji regresi linier berganda dan uji
moderated analysis regression (MRA). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa:
1) Variabel penempatan dana pada bank lain berpengaruh terhadap profitabilitas
(ROA) pada bank umum syariah; 2) Variabel pembiayaan mudharabah berpengaruh
terhadap profitabilitas (ROA) pada bank umum syariah; 3) Variabel BOPO
memoderasi hubungan penempatan dana pada bank lain terhadap profitabilitas (ROA)
pada bank umum syariah; 4) Variabel BOPO memoderasi hubungan pembiayaan
mudharabah terhadap profitabilitas (ROA) pada bank umum syariah.
Kata Kunci: Penempatan dana pada bank lain, Pembiayaan Mudharabah, Profitabilitas
(ROA), BOPO, MRA
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menjadikan manusia
sebagai kholifah dimuka bumi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik umat manusia menuju jalan
kebenaran. Berkat rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelsaikan Tugas Akhir mengenai’’
Pengaruh Penempatan Dana Pada Bank Lain dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap
Profitabilitas Yang di Moderasi Oleh BOPO Pada Bank Umum Syariah.’’
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk kelulusan dan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam
penyusunan skripsi iini, penulis banyak sekali menemui hambatan-hambatan akan tetapi
Alhamdulillah berkat doa, semangat, motivasi, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga
penulis dapat menyelasaikan skripsi ini. Oleh karena nya, pada kesemparan kali ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya yang telah diberikan sehingga penulis bosa
mengerjakan penelitian akhir ini.
2. Kedua orang tua, Abah Sarmadi dan Ibu Elshinta Rossianti Putri yang senantiasa selalu
memberikan do’a, semangat serta kasih sayang nya yang tak pernah putus dan bantuan baik
secara moril dan materil sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini dengan baik.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis
selama ini. Aamiin Ya Rabbal’alamin.
3. Kedua wali ku Om Taufik dan Tante Evi terimakasih telah memberikan doa, semangat
serta kasih sayang nya yang tak pernah putus dan bantuan baik secara moril dan materil
sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT
x
membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis selama ini. Aamiin
Ya Rabbal’alamin.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA., CRMP Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta
jajarannya.
5. Ibu Cut Erika Ananda SE., MBA selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah yang
telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membantu penulis dalam
menyusun skripsi ini.
6. Ibu Yuke Rahmawati, M.A., selaku Sekertaris Program Studi Perbankan Syariah yang telah
meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membantu penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Ibu Ay Maryani, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan selama penyusunan skripsi dan terimakasih pula telah menjadi
Dosen Pembimbing Akademik yang selalu ada dan selalu memberikan ilmu yang
bermanfaat.
8. Seluruh bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu yang tak ternilai
hingga penulis menyelsaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bismis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Seluruh Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Temen-teman ku mafia’’Kosan Hjau’ Firdha Marina Ibling, Dinda Ardya, Sri Depong,
Nabilla PEDE dan teman special Nung Fatimmah Azzahra untuk hal-hal yang terlalu
panjang kalau ditulis disini. Pasti Sukses buat kita.
xi
11. Fitriyani teman berjuang mencari pundi-pundi rupiah selama diperkuliahan. Insha allah
pembelajaran hidup yang kita peroleh melalui proses-proses luar biasa membawa bekal
yang baik untuk dunia akherat.
12. Semua pihak yang belum disebut diatas, terimakasih atas segala bantuan selama proses
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
dengan segenap hati penulis mengharapkan saran, arahan, maupun kritik dari kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bogor, 18 Agustus 2020
SintiaNurhasanah
11160850000037
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ……………………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
KOMPREHENSIF …………………………………….. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI …………………………………….. iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN SKRIPSI ……………………………………. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………….. vi
ABSTRACT ……………………………………... vii
ABSTRAK ……………………………………... viii
KATA PENGANTAR ………………...…………………… ix
DATAR ISI ……………………………………... xii
DAFTAR TABEL ……………………………………… xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………... xviii
BAB I: PENDAHULUAN ……………………………………... 1
A. Latar Belakang ……………………………………… 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………. 11
C. Rumusan Masalah ………………………………………. 13
D. Tujuan Penelitian …………………………………….... 13
E. Manfaat Penelitian ……………………………………... 14
xiii
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………... 15
A. Teori Terkait Penelitian ……………………………………... 15
1. Penempatan Dana Pada Bank Lain ……………………………………… 18
2. BOPO ……………………………………… 20
3. Profitabilitas (ROA) ……………………………………… 22
4. Pembiayaan Mudharabah ……………………………………… 25
5. Bank Syariah ……………………………………... 31
B. Penelitian Terdahulu ……………………………………... 35
C. Kerangka Pemikiran ………………………………………. 39
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ……………………………………... 40
BAB III: METODE PENELITIAN ……………………………………... 44
A. Populasi dan Sampel ……………………………………... 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian …………….……………………….. 46
C. Data dan Sumber Data ……………………………………... 46
D. Metode Pengumpulan Data ……………………………………... 47
E. Metode Analisis Data ……………………………………... 48
1. Uji Stasioneritas .…………………………………….. 48
2. Uji Asumsi Klasik ……………………………………... 48
a. Uji Normalitas ……………………………………... 49
b. Uji Multikolinieritas ……………………………………... 49
c. Uji Heteroskedastisitas ……………………………………... 50
d. Uji Autokorelasi ……………………………………... 50
3. Uji Regresi Data Panel ...…………………………………… 51
xiv
a. Regresi Common Effect ...…………………………………… 51
b. Regresi Fixed Effect ...…………………………………… 51
c. Regresi Random Effect ...…………………………………… 52
4. Uji Statsitik ...…………………………………… 53
a. Uji Parameter Individual (Uji t) ...…………………………………… 53
b. Uji Simultan (Uji F) ...…………………………………… 53
c. Uji Koefesien Determinasi (R2) ...…………………………………… 53
d. Analisis Regresi Linier Berganda ...…………………………………… 54
5. Uji Moderated Analysis Regression (MRA) ...…………………………………… 55
F. Operasional Variabel Penelitian ……………………………………... 56
1. Variabel Dependen (Y) ……………………………………... 56
2. Variabel Independen (X) …………….……………………….. 57
3. Variabel Moderating (Z) …………….……………………….. 58
BAB IV: TEMUAN PENELITIAN DAN ………….………………………….. 59
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………..……………………………. 59
B. Temuan Hasil Penelitian ……………………………………... 62
1. Uji Stasioneritas .…………………………………….. 62
2. Uji Asumsi Klasik ……………………………………... 62
a. Uji Normalitas ……………………………………... 62
b. Uji Multikolinieritas ……………………………………... 63
c. Uji Autokorelasi ……………………………………... 64
d. Uji Heteroskedastisitas ……………………………………... 65
xv
3. Uji Regresi Data Panel ...…………………………………… 65
a. Regresi Common Effect ...…………………………………… 65
b. Regresi Fixed Effect ...…………………………………… 66
c. Regresi Random Effect ...…………………………………… 67
4. Uji Statsitik ...…………………………………… 70
a. Uji Parameter Individual (Uji t) ...…………………………………… 71
b. Uji Simultan (Uji F) ...…………………………………… 72
c. Uji Koefesien Determinasi (R2) ...…………………………………… 72
d. Analisis Regresi Linier Berganda ...…………………………………… 72
5. Uji Moderated Analysis Regression (MRA) ...…………………………………… 72
C. Pembahasan ……………………………………... 74
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 83
A. Kesimpulan ………………………………………. 83
B. Saran ………………………………………. 86
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………… 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………….. 92
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Jumlah BUS, Asset, PYD dan Jaringan Kantor ………………………………. 2
Bank Umum Syariah
1.2 Komponen Asset BUS (Kas, Penempatan Dana
Pada BI atau Bank Lainnya dan Surat Berharga) ………………………………… 4
1.3 Komposisi Pembiayaan Berdasarkan Skema
Pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) …………………………………. 7
1.4 Komposisi Pembiayaan Skema Bagi Hasil
Berdasarkan Akad Bank Umum Syariah (BUS) …………………………………. 8
1.5 Perbandingan BOPO Bank Umum Syariah (BUS)
dan Bank Umum Konvensional (BUK) ………………………………… 9
1.6 Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah ………………………………... 10
2.1 Kriteria Peniliaian BOPO ………………………………… 21
2.2 Kriteria Penilaian ROA ………………………………… 22
2.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional …………………………………. 33
2.4 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ………………………………… 34
2.5 Tinjauan Kajian Terdahulu ………………………………… 35
2.6 Kerangka Pemikiran ……………………………….. . 39
2.7 Hipotesis Penelitian ……………………………….. 43
3.1 Daftar Bank Umum Syariah ………………………………… 44
3.2 Proses Pengambilan Sampel ………………………………… 45
3.3 Sampel Penelitian ………………………………… 46
3.4 Tabel Autokorelasi …………………………………. 50
xvii
4.1 Hasil Uji Stasioneritas ………………………………… 62
4.2 Hasil Uji Normalitas ………………………………… 62
4.3 Hasil Uji Multikolineritas ………………………………… 63
4.4 Hasil Uji Autokorelasi ………………………………… 64
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………………………………… 65
4.6 Hasil Uji Regresi Common Effect ………………………………… 65
4.7 Hasil Uji Regresi Fixed Effect ………………………………… 66
4.8 Hasil Uji Random Effect ………………………………… 67
4.9 Hasil Uji Chow (F) ………………………………… 68
4.10 Hasil Uji Hausmant ……………………………….. 68
4.11 Hasil Uji Lagrange Multiplier ………………………………… 69
4.12 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ………………………………… 70
4.13 Hasil Uji MRA ………………………………… 73
4.14 Hasil Penelitian ………………………………… 82
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan Halaman
Lampiran 1: Penempatan Dana Pada Bank Lain …………………………………….. 92
Lampiran 2: Pembiayaan Mudharabah ……………………………………. 92
Lampiran 3: Profitabilitas (ROA) ……………………………………. 93
Lampiran 4: BOPO …………………………………….. 93
Lampiran 5: Uji Stasioneritas First Difference ……………………………………… 94
Lampiran 6: Uji Asumsi Klasik …………………………………….. 98
Lampiran 7: Uji Regresi Data Panel ……………………………………. 99
Lampiran 8: Uji Statistik ……………………………………. 102
Lampiran 9: Uji MRA ……………………………………. 102
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank merupakan lembaga keuangan dengan kegiatan utama yang di jalankannya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana itu kembali kepada masyarakat serta
bank memberikan jasa lainnya (Kasmir, 2015: 54). Bank Syariah merupakan salah satu
lembaga keuangan yang melandaskan semua kegiatan operasional nya menggunakan prinsip
syariah, atau prinsip hukum islam yang diatur dalam Majelis Ulama Indonesia, sehingga segala
aktivitas dan produk bank syariah harus menerapkan kaidah pada akad-akad dalam fiqih
muamalah (Sulistiyo, 2019). Hal ini pun selaras yang disampaikan Farook (2011) bahwa
adanya bank Islam bertujuan untuk menciptakan distribusi keadilan bebas atas segala macam
eksploitasi.
Perbankan syariah di Indonesia memiliki prospek yang sangat besar mengingat jumlah
penduduk Indonesia didominasi oleh seorang muslim, hal ini memberikan potensial pangsa
pasar perbankan syariah semakin besar dan ini mendorong bagi industri perbankan syariah
untuk bisa mendapatkan keuntungan. Ditambah tidak sedikit saat ini masyarakat yang sudah
melihat aspek religiusitas saat memilih produk yang ditawarkan perbankan, karena
kewaspadaan untuk menghindari riba. Pertumbuhan perkembangan perbankan syariah ini
dibuktikan melalui sisi jumlah Bank Umum Syariah, perkembangan aset, pembiayaan yang
disalurkan dan perkembangan jaringan kantor Bank Umum Syariah yang memperlihatkan
perkembangan yang sangat baik setiap tahun nya. Hal ini membuktikan perbankan syariah
2
dapat diterima di Indonesia. Meskipun market share perbankan syariah di Indonesia baru
mencapai 5,95% dari total market share perbankan Indonesia. Terlihat pada tahun 2015 sampai
November 2019 baik jumlah BUS, jumlah kantor, total asset dan PYD terus mengalami
pertumbuhan. Berdasarkan data statistik OJK di November 2019 jumlah Bank Umum Syariah
sudah mencapai 14 BUS dengan jumlah kantor 1.898. Dan pada sisi aset yang dimiliki bank
syariah mencapai Rp.335.482 miliar tumbuh sebesar 18,5% dari tahun 2018 dan dari sisi
pembiayaan yang di salurkan sudah mencapai Rp.220.229 miliar di November 2019
mengalami kenaikan 10,5% dari tahun 2018 sebesar Rp. 202.298 miliar.
Tabel 1.1 Jumlah BUS, Asset, PYD dan
Jaringan Kantor Bank Umum Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK
Sebagai lembaga keuangan bank syariah juga memperhatikan tingkat
pengembalian keuntungan yang diperoleh dalam aktivitasnya. Hal ini dilakukan bank
syariah dalam menjaga kegaiatan operasional. Semakin besar volume transaksi yang
dilakukan bank syariah, maka semakin besar margin keuntungan yang diperoleh bank
syariah. Hal tersebut bisa mempengaruhi peningkatan kinerja Bank Syariah salah satunya
diukur melalui sisi profitabilitas yang dapat dilihat dari bagaimana pengelolaan manejemen
dana bank mengalokasikan dana nya baik dalam kegiatan penghimpun dana, penyaluran
dana serta jasa-jasa yang dilakukan oleh bank (Mirasanti, 2016).
Indikator 2015 2016 2017 2018 Nov’2019
BUS 12 12 13 14 14
Jumlah Kantor 1.990 1.869 1.825 1.875 1.898
Asset (Miliar) 213.423 254.184 288.027 316.691 335.482
PYD (Miliar) 144.581 177.482 189.789 202.298 220.229
3
Tantangan yang dihadapi bank umum syariah tidaklah mudah. Sebagai salah satu
lembaga keuangan, dana merupakan aliran yang penting yang terus harus mengalir dalam
badan usaha. Dana yang dimiliki bank memiliki pengaruh yang sangat penting bagi
perencanaan investasi dalam melakukan kegiatan ushannya (Dendawijaya 2003: 46).
Meskipun adanya optimisme bahwa pertumbuhan bank syariah akan terus meningkat
dengan besarnya potensi pangsa pasar di Indonesia, bank syariah harus bisa menjaga
kepercayaan nasabah. Kepercayaan nasabah mengharuskan Bank syariah memiliki
operasioanal yang dikelola dengan baik untuk keberlangsungan bank syariah sendiri dan
bank syariah harus memiliki dana yang cukup apabila nasabah sewaktu-waktu memerlukan
dananya yang tersimpan. Kecukupan dana yang dimiliki oleh bank syariah
merepresentasikan kemampuan bank dalam melayani nasabah dengan baik. Ini artinya,
Bank syariah wajib mengelola dana likuiditas nya agar bank dapat memenuhi kewajiban
jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Dalam industri perbankan pengelolaan likuiditas merupakan salah satu hal penting
dan menjadi titik utama. Industri perbankan harus dapat bisa mengoptimalkan kemampuan
nya untuk dapat memenuhi kewajiban keuangan dalam jangka waktu pendek maupun
panjang. Risiko likuidtas dapat terjadi secara natural akibat tidak proposional nya antara
sisi pendanaan dan pembiyaan. Hal ini bisa dikendalikan jika bank memiliki manajemen
risiko yang baik. Kekurangan likuiditas dalam industri perbankan dapat membayakan
keberlangsungan bank, oleh karena nya terdapat upaya yang dapat dilakukan oleh bank;
diantaranya yaitu pertama, memegang likuiditas cadangan di sisi aset (seperti kas,
penempatan pada bank sentral atau bank lainnya, dan surat-surat berharga, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah maupun koorporasi) untuk menekan probability of illiquidity;
4
kedua, menghubungkan sisi liabilities, misalnya menggunakan pinjaman antar bank, tetapi
langkah ini akan sangat bergantung pada market liquidity risk;ketiga, masih terkait dengan
sisi liabilities, yaitu memanfaatkan bantuan likuiditas dari bank sentral yang memiliki
fungsi the lender of last restort. (Muljawan, dkk, 2014).
Perbankan syariah harus memperhatikan tantangan pengelolaan likuiditas. Kondisi
tersebut tidak terlepas dari keadaan global yang menjadi perhatian banyak pihak. Dalam
menjaga ketersediaan likuiditas bank sayariah melakukan kegiatan dalam menghimpun
sumber dana berdasakan komponen asset. Namun hal tersebut dalam perjalanannya
mengalami fluktuasi, hanya pada Surat berharga yang mengalami peningkatan setiap
tahunnya diatas 10%, seperti di tahun 2018 sebesar Rp.54.503 miliar menjadi Rp.64.330di
November 2019, namun untuk komponen cadangan asset lain nya mengalami penurunan
mencapai 20%. Terlihat pada sisi kas di November 2019 menjadi Rp. 4.228 miliar dari
tahun sebelum nya 2018 mencapai Rp. 4791 miliar. Dan diikuti komponen asset lainnya
seperti penempatan dana pada BI di tahun 2018 mencapai Rp.37.800 miliar dan menjadi
Rp.33.268 di November 2019 dan penurunan dengan angka terendah yaitu pada komponen
asset berupa penempatan dana pada bank lain yaitu di di 2018 mencapai Rp.4.286 miliar
menjadi Rp. 2.864 miliar di November 2019.
Tabel 1.2 Komponen Asset Bank Umum Syariah
(Kas, penempatan pada bank sentral atau bank lainnya, dan Surat berharga)
(Rp Miliar) Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK
Komponen Aset 2015 2016 2017 2018 Nov'19
Kas 3.495 3.853 2.019 4.791 4.288
Penempatan Pada BI 25.797 34.755 41.162 37.800 33.268
Penempatan Pada
Bank Lain 3.598 4.111 3.174 4.286 2.864
Surat Berharga 18.270 24.106 35.656 54.503 64.330
5
Pengelolaan Likuiditas penting untuk bank syariah dalam menjalankan aktivitas
bisnis dan dapat dijadikan sebagai mitigasi dari permasalahan yang tidak terprediksi, yang
membuat bank syariah harus bertahan dalam keadaan apapun. Seperti saat ini adanya
wabah dari Covid-19 yang mengakibatkan perlambatan ekonomi global dan nasional, hal
ini memberikan dampak pada ekosistem perbankan syariah yang membuat bank syariah
harus mampu bertahan di masa-masa pandemi ini untuk mengatasi kebutuhan mendesak,
memenuhi permintaan nasabah terhadap pembiayaan, dan memberikan fleksebilitas dalam
meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan. Ini artinya likuiditas yang
tersedia harus cukup, Seperti yang dikatakan Branch Manager BNI Syariah Cabang
Medan’’ Bank Syariah harus mampu bertahan dalam pemulihan ekonomi ini, salah satunya
dengan strategi yang dimiliki BNI Syariah dan Perbankan pada umumnya adalah bank
syariah harus menjaga ketersediaan likuiditas nya. Likuiditas menjadi sangat penting bagi
perbankan syariah di masa pandemi dikarenakan ketersediaan likuiditas yang baik
membuat transaksional bank mampu dilakukan dan dapat berjalan (Kompas.com).
Adanya pengelolaan menajemen likuiditas yang baik maka bank akan dapat
memelihara likuiditas yang dianggap sehat dengan ciri-ciri: Memiliki sejumlah likuiditas
yang cukup dalam bentuk (uang kas, rekening pada bank sentral dan bank lainnya) hal ini
diperuntukan agar setara dengan kebutuhan likuiditas yang diperkirakan; Memiliki
likuiditas kurang dari kebutuhan, tetapi memiliki surat-surat berharga yang segera dapat
dialihkan menjadi kas, tanpa harus mengalami kerugian baik sebelum atau sesudah jatuh
tempo; Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara menciptakan uang,
misalnya dengan menjual surat berharga dengan repurchase agreement (Icshan, 2014).
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Messy Febriana (2016) yang
6
menunjukkan bahwa penempatan Pada Bank Indonesia, Penempatan Dana Pada Bank Lain
dan Investasi Pada Surat Berharga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah. Namun secara parsial Surat Berharga yang
memiliki pengaruh positif terhadadap profitabilitas Bank Umum Syariah. Hal serupa
pernah dilakukan dalam penelitian Dedi Fernanda, dkk (2016).
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh bank syariah meliputi penyaluran
dana dalam bentuk simpanan yang disebut DPK, dan jasa. Tujuan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi
sesuai dengan nilai-nilai Islam (Rimdhani dan Erza, 2011). Secara garis besar, produk
pembiayaan pada bank syariah terbagi atas 4 prinsip: pembiayaan dengan prinsip jual beli,
pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan akad pelengkap dan pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil. Pembiayaan merupakan salah satu faktor utama yang dapat
memperngaruhi profitabilitas bank. Fenomena rendahanya pembiayaan berbasis bagi hasil
merupakan permasalahan multidimensi yang telah terjadi sejak lama dan cendrung untuk
belum berubah pada industri perbankan syariah terlihat terlihat pada Statistik Perbankan
Syariah (SPS) OJK dalam periode tahun 2015-November’19 menunjukkan pendapatan
untuk pembiayaan bagi hasil dan piutang memiliki perbedaan pendapatan yang cukup
besar. Selama periode penelitian terlihat untuk pembiayaan dengan skema piutang sampai
di akhir November 2019 bisa mencapai Rp. 130.295 miliar sedangkan untuk skema Bagi
hasil hanya bisa mencapai Rp.86.766 miliar. Hal ini menimbulkan indikasi yang menarik
dimana pembeda antara Bank Umum Konvensional dengan Bank Umum Syariah terletak
pada prinsip yang dilakukan, dimana Bank Umum Konvensional dengan menerapkan
sistem bunga dengan besaran bunga yang tetap, sedangkan untuk Bank Umum Syariah
7
sangat mengutamakan prinsip bagi hasil sehingga pembiayaan bagi hasil seharusnya bisa
mendominasi dibandingkan dengan pembiayaan non-bagi hasil.
Tabel 1.3 Komposisi Pembiayaan
Berdasarkan Skema Pembiayaan BUS
Indikator 2015 2016 2017 2018 Nov'19
Bagi Hasil 48.753 61.629 67.049 74.122 86.766
Piutang 97.276 113.971 119.952 124.997 130.295
(Rp Miliar) Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK
Berdasaarkan penelitian Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksntralan (PPSK) Bank
Indonesia (2004) terdapat beberapa masalah internal bank syariah yang muncul terkait
rendahnya pembiayaan bagi hasil di perbankan syariah, yaitu: Pertama, Literasi Bankir
Syariah terhadap esensi bank syariah kurang. Kedua, Bank Syariah masih terlalu
mengutamakan orientasi dan keuntungan. Ketiga, kualitas dan kuantitas SDM belum
memadai dan kurangnya mengusai hal-hal terdalam penyaluran pembiayaan bagi hasil.
Keempat, Aversion to effort, dimana bank syariah masih bersikap tidak mau melakukan
hal-hal ekstra dalam mendapingi pengusaha. Kelima, aversion to risk yaitu bank syariah
masih menghindari risiko. Penyebab utama nya rendah nya pembiayaan bagi hasil ini
adalah faktor internal dimana rendahnya pemahaman bankir syariah terhadap pembiayaan
bagi hasil sehingga bankir syariah kurang memberi informasi mengenai pembiayaan bagi
hasil, akibatnya calon debitur pun minim informasi bahkan bisa salah persepsi
(Kompasiana.co.id).
Rendahnya pendapatan yang diterima pada pembiayaan skema bagi hasil yang
seharusnya bisa lebih mendominasi berdamapak pada rendah nya pendapatan pembiayaan
dengan skema bagi hasil berdasarkan akad pembiayaan. Terlihat dari (Statistik Perbankan
8
Syariah) SPS OJK hanya pada akad Musyarakah yang mengalami peningkatan dari tahun-
tahun sebelum nya seperti di tahun 2018 pembiayaan ini sebesar Rp.68.644 miliar menjadi
sebesar Rp.81.711 di November 2019. Hal tersebut berbanding terbalik dengan akad
dimana berdasarkan periode yang digunakan dalam penelitian ini di tahun 2015
pembiayaan dengan skema mudharabah mencapai Rp. 7.977 miliar dan terus menurun di
November’19 yaitu sebesar Rp.5056 miliar.
Tabel 1.4 Komposisi Pembiayaan Skema Bagi Hasil Berdasarkan Akad
(Rp Miliar) Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK
Peningkatan pembiayaan bagi hasil bisa menjadi pengaruh kinerja keuangan bank
syariah. Hal ini pun telah dibuktikan dalam penelitian Novi Fadhila (2019) bahwa
peningkatan atas pembiayaan mudharabah dan musyarakah dapat meningkatkan laba bank
syariah. Dalam penelitian Slamet dan Salamah (2019) juga menyatakan adanya pengaruh
murahbahah dan mudharabah akan berpengaruh terhadap profitabilitas dan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan Bank Umum Syariah. Untuk itu dengan melandasakan adanya
bank syariah, akad pembiayaan Mudharabah atau bagi hasil adalah yang paling tepat
dikarenakan tujuan dilakukan nya penyaluran pembiayaan adalah untuk keamanan dan
profitabilitas. Untuk meningkatkan profitabilitas bukan hanya bagaimana bank
memanjemen pengalokasian dana yang dimilikinya namun dalam rangka peningkatan
profitabilitas seperti yang di harapkan bank syariah perlu menyeimbangkan efesiensi biaya
operasional dari bank umum syariah. Salah satunya dilihat dari indikator yang di ukur
Akad 2015 2016 2017 2018 Nov'19
Mudharabah 7.977 7.577 6.584 5.477 5.056
Musyarakah 47.357 54.052 60.465 68.644 81.711
9
melalui BOPO. Hal ini terlihat pada tinggi nya rasio BOPO yang ada pada bank umum
syariah di bandingkan bank umum kovensional karena sistem operasional yang kalah
efesien.
Tabel 1.5 Perbandingan BOPO BUS dan BUK
Sumber: Statistik Perbankan Konvensional dan Syariah OJK
Terlihat data yang tersaji dalam stastik perbankan Konvensional dan Perbankan
Syariah OJK menunjukkan bahwa BOPO pada bank umum Syariah masih tinggi
dibandingkan bank umum konvensional, walaupun pada November 2019 bank syariah
mampu menekan BOPO mencapai 85,32% dari tahun sebelumnya di 2018 sebesar 89,81%.
Meskipun rasio BOPO mampu ditekan oleh Bank umum syariah hingga di November 2019
dengan persentase 79,67% mengingat sejumlah tantangan bank umum Syariah
memungkinkan biaya operasional kembali meningkat, karna bank umum Syariah masih
berada dalam tahap pertumbuhan melalui efesiensi yang membutuhkan biaya
pengembagan terhadap sumber daya dan infrasturktur yang biaya nya tidak sedikit (Fika
Azmi, 2016). Analisa profitabilitas di gunakan dalam mengukur tingkat efesiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai oleh bank syariah. Tingkat profitabilitas suatu bank sangat
ditentukan oleh menajamen yang baik dan factor pendukung lainnya. Semakin tinggi nya
rasio profitabilitas yang didapatkan merepresentasikan semakin tepat manajemen dalam
Perbandingan BOPO BUS dan BUK
Bank Syariah Bank Kovensional
2015 97,01% 81,49%
2016 96,22% 82,22%
2017 94,91% 78,64%
2018 89,91% 77,86%
November 2019 85,32% 79,67%
10
melakukan diversifikasi penempatan dana bank syariah. Rasio yang sering digunakan
dalam mengukur profitabilitas adalah Return On Asset (ROA).
Sumber Statistik Perbankan Syariah OJK
Secara keseluruhan profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah mengalami
peningakatan yang tidak begitu besar dari tahun 2015- November 2019. Bahkan di tahun
2016-2017 angka nya statis hanya di titik 0,63% dan baru meningkat di tahun 2018 sebesar
1,28% menjadi 1,35% di November 2019 namun pertumbuhan ini terhitung masih sangat
kecil atau tidak berjalan seimbang dengan pertumbuhan market share perbankan syariah
yang sudah mencapai double digit padahal proyeksi kemampuan bank umum Syariah
dalam mencetak ROA bisa lebih tinggi. Hal ini pernah disampaikan oleh Direktur Bisnis
Bank Negara Indonesia (BNI) Dhias Wdihiyati: ‘’Profitabilitas Bank Syariah rendah
dikarenakan biaya operasional yang tinggi’’ (Kontan.co.id: 7 Oktober 2019). Hal ini sesuai
dengan penelitian (Rahayu dan Bustanam: 2016) Semakin rendah BOPO maka
menunjukkan semakin efesiensi performa bank tersebut dalam mengendalikan biaya
operasionalnya, dengan adanya efesiensi biaya dalam penyaluran pembiayaan maka
tingkat keuntungan yang didapat oleh bank akan semakin besar.
11
Melihat rendahnya nya pendapatan yang diperoleh pada komponen asset Bank
Umum Syariah berupa Penempatan Dana Pada Bank Lain yang terus mengalami penurunan
dibandingkan dengan komponen asset lain nya yang mengalami peningkatan dan fenomena
rendah nya pendapatan pada pembiayaan bagi hasil khususnya akad Mudharabah yang terus
mengalami penurunan merupakan bentuk dari implikasi rendahnya volume transaksi yang
dilakukan oleh bank syariah pada aktivitas tersebut sebagai diversifikasi pendapatan bagi
Bank Umum Syariah untuk memperoleh keuntungan serta belum tercapainya profitabilitas
pada Bank Umum Syariah untuk mencapai double digit, maka peneliti ingin menguji lebih
lanjut research problem pada perubahan profitabilitas oleh rasio keuangan yang ada. Di
karenakan untuk menadakan profitabilitas pada bank syariah terlihat bagaimana bank
tersebut dapat mengalokasikan dana yang dimilik nya dengan pengambalian keuntungan
berupa bagi hasil, marjin keuntungan, sewa dan lain-lain, serta adanya faktor pendukung
lain salah satu nya berasal dari Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) yang
ada dalam bank syariah yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank syariah. Maka
berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengangkat judul: “Pengaruh Penempatan
Dana Pada Bank Lain Dan Pembiyaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Dengan
BOPO Sebagai Variabel Moderasi Pada Bank Umum Syariah’’
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, diketahui tantangan perbankan syariah cukup besar
dikarenakan perbankan syariah dalam tahap pertumbuhan yang mengharuskan memiliki
manajemen pengalokasian dana yang tepat dengan tujuan pengembalian keuntungan berupa
margin, bagi hasil, sewa dan hal lain nya untuk dapat meningkatan profitabilitas bank serta
12
dapat mempertahankan keberadaan perbankan Syariah di Indonesia. Oleh karenanya
permasalahan tersebut dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Adanya penurunan pendapatan pada komponen cadangan asset bank syariah berupa
penempatan dana pada bank lain yang mengalami penurunan sangat signifikan terlihat dari
periode yang diguanakan dalam peneilitian dari tahun 2015 sebesar Rp.3.5918 miliar
menjadi sebesar Rp.2.864 miliar di Novemeber 2019. Hal tersebut dikarenakan bank
syariah melakukan peralihan instrument invetasi yang dapat memberikan tingkat
pengembalian keuntungan yang lebih baik yaitu pada surat berharga.
2. Masih rendahnya pendapatan dari pembiayaan dengan skema bagi hasil dikarenakan
stigma masyarakat yang masih menganggap bank syariah hampir tidak ada bedanya dengan
bank konvensional. Terlihat dari periode yang digunakan dalam penelitian untuk
pembiayaan mudharabah di tahun 2015 sebesar Rp.7.977 miliar menjadi Rp.5.056 miliar
di November 2019. Fenomena rendah nya pendapatan dari bagi hasil ini dikeranakan salah
satu faktor utama nya adalah rendah nya pemahaman banker syariah terhadap pembahasan
bagi hasil sehingga informasi yang diterima calon debitur pun minim bahkan bisa salah
persepsi.
3. Adanya peningkatan kinerja perbankan syariah yang cukup baik dengan semkain efesiensi
perbankan syariah dengan rasio BOPO namun belum bisa membuat perbankan syariah
meraih pertumbuhan intermediasi double digit. Ini dibuktikan dengan masih rendah nya
ROA BUS yang bisa memberikan angka 1.35% di November 2019. Dari 0.49% di tahun
2015. Hanya terjadi peningkatan di bawah 1% atau pertumbuhan profitabilitas tidak di
imbangi dengan pertumbuhan market share perbankan syariah yang sudah mencapai angka
double digit.
13
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah yang ada, maka permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penempatan dana pada bank lain terhadap profitabilitas pada bank
umum syariah?
2. Bagaimana pengaruh pembiyaan mudharabah terhadap profitabilitas pada bank umum
syariah?
3. Bagaimana BOPO memoderasi pengaruh penempatan dana pada bank lain terhadap
profitabilitas pada bank umum syariah?
4. Bagaimana BOPO memoderasi pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas
pada bank umum syariah?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh penempatan dana pada bank lain terhadap
profitabilitas pada bank umum syariah.
2. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas
pada bank umum syariah.
3. Untuk menguji dan menganalisa BOPO dalam memoderasi peranan penempatan dana pada
bank lain terhadap profitabilitas pada bank umum syariah.
4. Untuk menguji dan menganalisa BOPO dalam memoderasi peranan pembiayaan
mudharabah terhadap profitabilitas pada bank umum syariah.
14
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peniliti, memberi pengetahuan yang mendalam, melakukan implementasi teori yang
telah diperoleh, dan merupakan sebagai ajang pelatihan intelektual yang diharapkan dapat
meningkatkan kompetensi keilmuan dalam disiplin ilmu yang di jalankan di perbankan
syariah.
2. Bagi akademisi, dapat memberikan wawasan ataupun pengetahuan pengaruh dari
penempatan dana pada bank lain dan pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas bank
umum syariah yang dimoderasi oleh BOPO dan bisa dijadikan refrensi dalam penelitian
berikutnya dan dapat memberikan informasi kepada akademisi lain
3. Bagi Bank Umum Syariah, dapat dijadikan analisis untuk memanfaatkan sumber aset
menjadi lebih efesien. Sehingga, Bank Umum Syariah dapat mempertimbangkan poin-poin
tertentu dalam produknya untuk di maksimalkan. Penelitian ini juga diharapkan
memberikan tambahan kontribusi empris terkait variabel-variabel yang berpengaruh pada
profitabilitas pada bank umum syariah di Indonesia.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai
dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan invetasi (Return On Investmen) atau penghasilan
per saham (earnings per share). Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran
penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan
dan beban, dan karena nya juga penghasilan bersih (laba), tergantung sebagian pada konsep
modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan (Harmono, 2014: 72).
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan dalam menilai sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar. Kinerja perusahaan adalah gambaran bagaimana kondisi keuangan suatu
perusahaan yang dianlisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga kita dapat mengetahui
terkait baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja
dalam satu periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya dapat dioptimalkan dalam
menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2012: 43). Dalam mengukur suatu pembanding
digunakan nya rasio. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia rasio adalah hubungan taraf
sebagai pembading antara gejala yang dapat dinyatakan dengan angka.
1. Rasio Keuangan
Rasio keuagan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan membagi satu angka lainnya, perbandingan dapat dilakukan
16
antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuanganatau antar
komponen yang ada diantara laporan keuangan (Kasmir, 2009: 45). Untuk rasio
keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan elemen-elemen laporan keuangan.
Rasio menurut sumber rasio dibuat dan dapat dikelompokkan menjadi (Sutrisno, 2013:
67)
a. Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios), merupakan rasio yang
menghubungkan elemen-elemen yang ada pada neraca saja. Seperti, Current Ratio,
Cash Ratio, Debt to equity ratio, dan sebagainya.
b. Rasio-rasio Laporan Rugi-Laba (Income Statement Ratio), yaitu rasio yang
menghubungkan elemen-elemen yang ada pada laporan rugi-laba saja, seperti profit
margin, operating ratio, dan lain-lain.
c. Rasio-rasio antar laporan (Inter Statement Ratio), rasio-rasio yang
menghubungkan elemen-elemen yang ada pada dua laporan, neraca dan laporan
laba rugi, seperti Return On Asset Return on Equity, dan lain-lain.
Sutrisno (2013: 69) juga menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan
perusahaan secara sederhana bisa diketahui dari tiga aspek berikut:
a. Likuiditas
Likuiditas dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban nya yang harus segera dilunaskan pada saat jatuh
tempo. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar atau
aktiva yang mudah untuk dicairkan dan dijadikan uang tunai, seperti kas, surat
berharga, piutang, dan persediaan. Apabila dikaitkan dengan lembaga bank, yaitu
memiliki pengertian kemampuan bank untuk membayar utang jangka pendeknya
17
apabila tiba-tiba ditagih oleh nasabah dan pihak-pihak terkait. Jadi yang dimaksud
dengan likuiditas adalah kemudahan dalam mengubah asset menjadi uang tunai dari
masing-masing bank yang bersangkutan (Icshan, 2016)
Dengan demikian untuk menghitung besarnya likuiditas dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
Likuiditas = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Tujuan dan manfaat yang didapat dari hasil rasio likuiditas (Kasmir, 2009: 54):
a) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang
yang jatuh tempo pada saat ditagih.
b) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancar secara keseluruhan.
c) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar jangka pendek tanpa
memperhitungkan sediaan atau piutang.
d) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
hutang.
e) Sebagai alat perencana kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan
kas dan piutang.
f) Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing
komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
g) Menjadi alat pemicu bagi pihak menajemen untuk memperbaiki kinerjanya
dengan melihat rasio likuiditas pada saat ini.
18
Secara umum Aspaschs et al (2005) menyebutkan untuk mengatasi terjadinya
kekurangan likuiditas yang membayakan keberlangsungan bank, terdapat tiga upaya yang
dapat dilakukan oleh bank salah satunya dengan memegang likuiditas cadangan di sisi aset
(seperti kas, penempatan pada bank sentral atau bank lainnya, dan surat-surat berharga,
baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun koorporasi) untuk menekan probability of
illiquidity (Muljawan, Diana, dkk: 2014).
1) Penempatan Dana Pada Bank Lain
Penempatan pada bank lain merupakan salah satu komponen aktiva produktif yang
mana bertujuan untuk mendapatkan penghasilan atau pendapatan. Penempatan pada bank
lain merupakan penyaluran dana yang sangat aman, karena risiko nya kecil (Ismail, 2010).
Penempatan dana bank syariah pada bank lain adalah penanaman dana pada bank syariah
lain, baik di dalam maupun luar negeri, dalam bentuk antara lain sertifikat investasi
mudharabah antar bank, deposito mudharabah, tabungan mudharabah, giro wadi’ah dan
tabungan wadi’ah yang dimaksud untuk optimalisasi pengelolaan dana (Fernanda, 2016).
Dari pengertian tersebut penempatan dana pada bank lain merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh suatu lembaga keuangan dalam hal ini bank berupa penanaman dana pada
bank lain nya baik di dalam maupun diluar negeri dalam bentuk tabungan, giro, deposito
berjangka atau kegiatan investasi lainnya yang sejenis dengan tujuan mendapatkan
keuntungan. Selain diterbitkannnya Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) oleh Bank
Indonesia untuk menyerap likuiditas perbankan syariah, bank syariah juga memberikan
kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyimpan dan memperoleh pembiayaan serta
jasa perbankan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Dalam upaya meningkatkan efesiensi
pengelolaan dana perlu diselenggarakan pasar uang berdasarkan prinsip syariah serta
19
piranti yang dapat digunakan dana baik bagi bank konvensional maupun bank syariah serta
untuk memperoleh dana bagi bank syariah. Salah saru cara untuk memperoleh dana adalah
bank syariah melakukan investasi antar bank. Biasanya investasi antar bank dinamakan
Pasar Uang Antar Bank, dimana pada operasional bank syariah disebut Pasar Uang Antar
Bank Syariah (PUAS). Pada dasarnya Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)
dimaksudkan sebagai sarana invetasi antar bank syariah sehingga bank syariah tidak
melakukan penanaman dana pada bank konvensional untuk menghindari pemanfaatan
dana yang akan mengahsilkan suku bunga dan adanya unsur maysir dan gharar, namun
tidak tertutup kemungkinan bagi bank konvensional untuk melakukan invetasi pada bank
syariah.
b. Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber dananya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan
penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Elemen aktiva sebagai penggunaan dana
seharusnya bisa dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal (Sutrisno, 2013:
72). Dalam industri perbankan syariah dalam mengukur rasio efektivitas digunakan
rasio BOPO. Manfaat yang dapat dipetik dari rasio aktivitas, yakni:
a. Perusahaan atau manjemen dapat mengetahui berapa lama piutang mampu
ditagih selama satu periode, dan dapat mengetahui berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Dengan demikian,
dapat diketahui efektif atau tidaknya kegiatan perusahaan dalam bidang
penagihan.
20
b. Menajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata-rata penagihan
piutang (days of receveibel) sehingga menajemen dapat pula mengetahui
jumlah hari piutang tersebut rata-rata tidak ditagih.
c. Manajemen dapat mengetahui berapa dana yang ditanamkan dalam modal
kerja dan aktiva tetap berputar dalam satu periode.
d. Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva perusahaan
dibandingkan dengan penjualan dalam satu periode tertentu.
2) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Berdasarkan Surat Edaran Intern BI (2004) Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) adalah rasio efesieni yang digunakan dalam mengukur kemampuan
menajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional yang dikeluarkan bank
terhaadap pendapatan operasional yang diperoleh oleh bank, karena dapat mempengaruhi
profitabilitas bank. Semakin tinggi BOPO makan semakin kecil ROA yang diperoleh oleh
bank, yang dapat mencerminkan kurangnya kemampuan bank untuk bisa menekan biaya
atas operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan
kerugian karena bank tidak dapat melakukan efesiensi dalam mengelola usahanya,
sehingga kinerja keuangan bank dapat menurun. Menurut Kasmir (2009: 57) Rumus BOPO
adalah sebagai berikut:
Kriteria Keterangan
Peringkat 1 : BOPO ≤ 83% Sangat Rendah
Peringkat 2 : 83 < BOPO 85% Cukup Rendah
Peringkat 3 : 85% < BOPO ≤ 87% Rendah
Peringkat 4 : 87% <BOPO ≤ 89% Cukup Tinggi
21
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian BOPO
Sumber: www.bi.go.id
C. Rentabilitas
Rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan semua modal di dalamnya. Modal ini diperoleh atas
modal sendiri dan modal asing, oleh karena itu untuk mengukur besarnya rentabilitas
adalah (Sutrisno, 2013: 74). Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Terdapat
beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing- masing jenis rasio
profitabilitas digunakan untuk menilai serta megukur posisi keuangan perusahaan dalam
suatu periode tertentu salah satunya rasio profitabilitas yang biasa digunakan adalah
Return On Asset (ROA)
3) Profitabilitas (ROA)
Indikator untuk menilai kinerja keuangan suati bank adalah dengan tingkat
profitabilitasnya. Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang sering
digunakan dalam mengukur profitabilitas bank karena pada Bank Sentral yaitu Bank
Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan akan lebih memperhatikan nilai
profitabilitass suatu bank yang diukur dengan asset yang dana nya sebagian besar di
peroleh dari dana simpanan masyarakat. Kinerja keuangan bank merupakan
representative kondisi keuangan dari lembaga dalam hal ini bank pada suatu periode
tertentu yang mencangkup baik dari sisi penghimpunan dana maupun penyaluran dana.
Semakin besar bank mempertinggi ROA, semakin besar juga tingkat keuntungan yang
Peringkat 5 : BOPO > 90% Tinggi
22
dicapai bank, dan membuat semakin baik posisi bank tersebut dari sisi penggunaan
asset (Munir,2017). ROA menunjukkan seberapa besar laba bersih diperoleh diukur
dari nilai asset. Return On Asset (ROA) digunakan sebagai indicator pengukur kinerja
keuangan perbankan, karena Return On Asset (ROA) mampu mengukur efektivitas
dalam memanfaatkan ativa yang dimiliki. ROA digunakan sebagai rasio antara laba
sebelum pajak terhadap total asset. ROA dapat diperoleh dengan rumus sebagai
berikut:
Return on Asset (ROA) = Laba Bersih
Total Asset
Menurut Bank Indonesia kriteria penilaian ROA, dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.2 Kriteria Penilaian ROA
Sumber: www.bi.go.id
2. Pembiayaan
Pembiayaan secara luas memiliki arti pendanaan yang dikeluarkan dalam
mendukung investasi yang telah direncankan, baik dilaksanakan sendiri ataupun
dilaksankan oleh orang asing. Pembiayaan disebut juga financing atau pembelanjaan
(Muhammad, 2015: 36). Pembiayaan adalah bantuan yang diberikan oleh suatu pihak
untuk mendukung investasi yang direncanakan dalam bentuk pendanaan. Pendanaan
Kriteria Keterangan
Peringkat 1 : ROA > 1,5% Sangat Baik
Peringkat 2 : 1,25% < ROA ≤ 1,5% Baik
Peringkat 3 : 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup Baik
Peringkat 4 : 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang Baik
Peringkat 5 : ROA ≤ 0% Lemah
23
tersebut diadakan berdasarkan kesepakatan antara lembaga keuangan dan pihak
peminjam untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo dengan imbalan atau
bagi hasil (Rivai, 2011). Berdasarkan kesepakatan antara bank syariah dan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiyai dan/atau diberikan fasilitas dana untuk
mengembalikkan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujarah,
tanpa imbalan, atau bagi hasil. Adapun secara garis besar pembiayaan dapat dibagi dua
jenis, yaitu (Nur Rianto, 2012: 48):
a. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang diperuntukkan untuk pembiayaan
yang bersifat konsumtif, seperti pembiayaan untuk membeli rumah, kendaraan
bergerak, pembiayaan pedidikan dan lainnya yang bersifat konsumtif.
b. Pembiayaan Produktif, yaitu ditunjukkan untuk pembiayaan sector produktif,
seperti pembiayaan modal kerja, pembiayaan pembelian barang modal dan lainnya
yang mempunyai tujuan dalam sector pemberdayaan sector riil.
Berdasarkan Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syariah
yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
Muntahiya bittamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murahbahah, salam, dan istishna.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam piutang qardh.
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa.
Salah satu kegiatan utama dari perbankan adalah menyalurkan dana yang
24
telah dihimpun dari masyarkat melalui pembiayaan kepada nasabah. Secara garis
besar produk pembiayaan kepada nasabah yang menjadi ciri khas di perbankan
syariah adalah:
a. Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil digunaka umtuk usaha kerja sama yang
ditujukkan untuk mendapatkan barang dan jasa sekaligus, dimana tingkat keuntungan bank
ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada skema
bagi hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakti di awal. Skema
dengan bagi hasil pada perbankan yang termasuk dalam kelompok ini dengan menggunakan
akad musyarakah dan mudharabah (Nur Rianto, 20132: 50). Keberadaan mudharabah dan
musyarakah mengacu pada hal-hal yang sama. Tetapi terdapat perbedaan mudharabah dan
musyarakah. Perbedaan tersebut diringkas ke dalam poin-poin berikut ini (Muhammad
Imran A dan Zeenat Zubari, 2002:106):
1. Investasi dalam musyarakah berasal dari semua mitra sedangkan dalam mudharabah
ivestasi adalah tanggung jawab rabb-ul-mal.
2. Dalam musyrakah, semua mitra dapat turut serta dalam pengelolaan usaha dan dapat
bekerja untuk itu, sedangkan dalam mudharabah rabb-ul-mal tidak berhak untuk ikut
serta dalam pengelolaan yang dilakukan oleh mudharib saja.
3. Dalam musyrakah semua mitra berbagi kerugian sebesar dari rasio investasinya
sedangkan dalam mudharabah kerugian tersebut, jika ada hanya diderita oleh rabb-ul-
mal dikarenakan mudharib tidak menginvestasikan apapun. Kehilangannya terbatas
pada fakta bahwa jerih payahnya telah sia-sia dan pekerjaannya tidak membuahkan
25
hasil untuknya. Namun, prinsip ini tunduk pada syarat bahwa mudharib telah bekerja
dengan tuntas yang biasanya diperlukan untuk jenis usaha tersebut.
Perbedaan mendasar dari musyarakah dan mudharabah terletak pada besarnya
kontribusi atas manajemen dan keuangan atau salah satu diantara itu. Dalam mudharabah,
modal hanya berasal dari satu pihak, sedangkan dalam musyarakah modal berasak dari dua
pihak atau lebih. Musyarkakah dan mudharabah dalam literature fiqh berbentuk perjanjian
keprcayaan (uquad al-amanah) yang menuntut tingkat kejujuran yang tinggi dan menunjang
keadilan. Karena masing-masing pihak harus menjaga kejujuran untuk kepentingan bersama
dan setiap usaha dari masing-masing pihak melakukan kecurangan dan ketidakadilan
pembagian pendapatan betul-betul akan merusak ajaran islam (Karim.A, 2010: 53).
4) Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah dapat didefinisikan sebagai jenis persekutuan khusus di mana satu
mitra memberikan uang kepada pihak lain untuk di investasikan daalam perusahaan
komersial. Penanaman modal berasal dari mitra yang disebut ‘’rabb-ul-mal’’, sedangkan
pengelola dan pekerja merupakan tanggung jawab ekskulsif pihak lain yang disebut
‘’mudharib’’ (Frank E. Vogel dan Sammuel L. Hayes, 1998:138).
Mudharabah berasal dari orang Irak dan qiradhan atau mugradah yang berasal dari
Hizaz (Nazih Hamad, 1995:312) dengan pengertian Mudharabah sebagai integritas
pengalaman finansial dan pengalaman bisnis (M. Abdul Mannan, 1997:204). Mudharabah
berasal dari frasa ‘’al-darb fil ard’’ dengan arti melakukan perjalanan dikarenakan karena
pekerja pejuang telah bersusah payah dalam berbisnis (M Abdul Mannan, 1997:205).
Demikian pula adanya kata qirad dan muqaradah ini berasal dari kata qarada yang
memiliki arti memotong. Hal ini karena investor memotong disposisi sejumlah uang yang
26
dimiliknya dan memberikan disposisinya ke agen (Taqiyuddin Nabhani, 1990:79). Secara
istilah mudharabah adalah akad kerjsama antara shahibul al-mal (pemilik modal) dengan
mudharib (yang memiliki keahlian atau keterampilan) untuk mengelola sesuatu usaha yang
produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama
berdasarkan nisbah yang disepakti, jika terjadi kerugian ditanggung shahibul maal. Dalam
akad mudharabah ini, terjadi pencampuran/penggabungan (partnership) dua pihak, yaitu
pihak pemilik modal ‘’Shihabul al-mal’’ dan pihak pekerja ‘’mudharib’’ (Nurul Huda
dan Moh.Haykal, 2010).
Legitimasi mudharabah ditetapkan oleh Al-Quran dan Sunnah serta Ijma (Suhenda
Wiranata, 2010:99). Dalam Al-quran disebutkan pada surah Al-Muzammil ayat 20 (73:20):
ن فضله ٱلله يبتغون مه بون فهى ٱلرضه وءاخرون يضره
‘’Dan orang lain yang melakukan perjalanan di bumi untuk mencari kurnia’’ Al-
Muzammil:20).
Selain itu permbiayaan mudharabah didasarkan pada Al-Quran:
1. Surah An-Nisa ayat 29 (4:29):
له تهق تلوا أهنفسهكم إن ٱلله نكم وه اض م ة عهن تهره ره طل إل أهن تهكونه تجه لهكم بهي نهكم بٱل به وه كلوا أهم نوا له تهأ امه ا ٱلذينه ءه أه يهه ي
ا حيم كهانه بكم ره
‘’Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.’’ (An-Nisa:29)
2. Surah Al-Maidah ayat 1 (5:1):
ين آمنوا أوفوا بهالعقوده يا أيها الذه
27
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu’’. (Al-Maidah-1)
3. Surat Al-Baqarah ayat 283 (2:283):
ل يهتق ٱلله نهتههۥ وه تمنه أهمه د ٱلذى ٱؤ ا فهل يؤه ة فهإن أهمنه به ع ضكم بهع ض ن مق بوضه لهم تهجدوا كهاتب ا فهرهه إن كنتم عهلهى سهفهر وه وه
به ره
‘’ Hai orang-orang yang berhutang piutang, jika kalian sedang bersafar dan tidak
menemui orang yang dapat menulis akad hutang piutang, maka hendaklah orang yang
berhutang memberi barang jaminan kepada orang yang memberi hutang, agar orang
yang berhutang mau membayar hitangnya. Dan jika kalian saling percaya maka tidak
mengapa untuk tidak menulis hutang atau memberi barang jaminan. Dan orang yang
hutang wajib membayar hutangnya, dan hendaklah ia merasa diawasi Allah dan tidak
mengkhianati amanah. Dan bagi para saksi janganlah kalian menyembunyikan
persaksian, barangsiapa yang menyembunyikannya maka baginya dosa dan hukuman.
Allah Maha Mengetahui segala yang kalian lakukan.
Ketentuan umum skema pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut: (Karim,
2010: 62):
1. Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus
diserahkan tunai, dan dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya
dalam satuan uang. Apabila modal diserahkan secara bertahap, harus jelas
tahapan tersebut dan disepakati bersama.
2. Hasil dari pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan
dengan cara, yakni:
a. Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing).
b. Perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing).
28
3. Hasil usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan di awal akad, yaitu pada waktu
yang disepakti. Bank akan menanggung seluruh kerugian sebagai pemilik modal.
Kecuali adanya kelalaian dari nasabah.
4. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak
mencampuri urusan pekerjaan/usaha nasabah. Jika nasabah cidera janji dengan
sengaja, missal tidak mau membayar kewajiban atau menunda pembayaran
kewajiban, maka nasabah dapat dikenakan sanksi adminstrasi.
Dalam melaksanakan akad mudharabah terdapat beberapa (rukun) faktor-
faktor yang harus ada diantara nya (Karim, 2010: 64).
1. Pelaku (Pemilik Modal maupun Pengelola Usaha), dalam akad mudharabah,
harus ada minimal dua pelaku. Pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal
(shihabul al-mal), dan pihak kedua sebagai pengelola usha (mudharib).
2. Objek mudharabah (Modal dan kerja), pemilik modal akan menyerahkan
modalnya sebagai objek mudharabah, dan pengelola ushaa menyerahkan
kerjannya sebagai objek mudharabah.
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul), faktor ketiga kedua belah pihak
harus secara rela bersepakat untuk mengingatkan diri dalam akad mudharabah
hal ini merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin minkum (sama-sama
rela).
4. Nisbah keuntungan, faktor inilah yang menjadi ciri khas dari akad mudharabah,
yang tidak ada dalam akad dengan skema jual-beli. Nisbah ini menggambarkan
imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak bermudharabah.
29
Syarat pembagian keuntungan dalam pembiayaan mudharabah meliputi hal-hal
sebagai berikut (Rizal, 2018):
1. Harus diperuntukan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya untuk
satu pihak.
2. Bagian keuntungan harus diketahui masing-masing pihak dan bersifat
proporisional atau dinyatakan dalam angka presentase (nisbah) dari keuntungan
seusai kesepakatan. Sekiranya terdapat perubahan nisabh, harus berdasarkan
kesepakatan penyedia dana menanggung semua kerugian dari mudharabah dan
pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun kecuali diakibatkan dari
kesalahan disengaja atau pelanggaran kesepakatan.
3. Sekira nya terjadi kerugian yang disebabkan oleh kelalaian mudharib, maka
mudharib wajib menanggung segala kerugian tersebut. Kelalaian antara lain
ditunjukkan oleh tidak terpenuhinya persyaratan yang ditentukan di dalam
akad; mengalami kerugian tanpa adanya kondisi diluar kemampuan (force
majeur) yang lazim dan/ayau yang telah ditentukan dalam akad; dan hasil
putusan dari badan arbitase atau pengadilan.
Akad mudharabah dapat diakhiri karena beberapa keadaan diantaranya
(Wabah Az Zuhali, 1997:3965):
1. Pengakhiran sepihak
2. Berakhirnya waktu yang ditentukan
3. Kematian salah satu mitra
4. Ketidakwarasan salah satu mitra
5. Mengabaikan arahan tersurat
30
6. Dengan penghancuran modal karena kontrak mudharabah adalah kontrak
yang tidak mengikat, setiap mitra dapat menghentikannya secara sepihak
asalkan mitra lain diberitahukan dari keputusan ini dan modalnya dalam
bentuk tunai. Namun jika modalnya berupa barang, maka dibatalkan sejak
mudharib memulai usaha untuk menghindari risiko yang dihadapi
mudharib yang disebakan oleh pembatalan mendadak.
Menurut PSAK 105, kontrak mudharabah dapat dibagi atas tiga jenis:
a. Mudharabah Muqayyadah, adalah bentuk kerjasama antara pemilik dana
dan pengelola, dengan kondisi pengelola dikenakan pembatasan oleh
pemilik dana dalam hal tempat, cara, dan/atau objek investasi. Dalam
praktik perbankan, mudharabah Muqayyadah terdiri atas dua jenis (Rizal
Yaya, 2018):
b. Mudharabah Muqayyadah Excuting, bank syariah sebagai pengelola
menerima dana dari pemilik dana dengan pembatasan dalam hal, tempat,
cara, dan objek investasi. Akan tetapi Bank Syariah memiliki hak dalam
melakukan seleksi terhadap calon mudharib.
c. Mudharabah Muqqayadah Channeling, bank syariah tidak memiliki
kewenangan dalam menyeleksi calon mudharib.
d. Mudharabah Muthalaqah, adalah bentuk kerjasama antara pemilik dana
dan pengelola tanpa adanya batasan dari si pemilik dana, dalam hal ini
pemilik dana memberikan kewenangan yang sangat luas kepada mudharib
untuk menggunakan dana yang diinvestasikan. Kontrak mudharabah
31
Muthalaqah dalam praktik perbankan digunakan untuk tabungan dan
pembiayaan,
e. Mudharabah Musyaratkah, adalah bentuk dari mudharabah dimana
pengelola dana menyertakan modal atau dana ya dalam kerja sama
investasi. Akad ini adalah solusi dari perjalanan usaha dan pengelola dana
memiliki modal untuk dikontribusikan dalam investasi dengan tujuan
meningkatkan kemajuan invetasi.
3. Bank Syariah
Dalam Enksiklopedi Islam, Bank Islam atau Bank syariah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariah (Mucthar, 2016). Dan sesuai UU No.21
tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah, atau prinsip hukum islam yang telah diatur dalam fatwa Majelis
Ulama Indonesia seperti adanya prinsip keadilan dan keseimbangan (‘adl wa tawazun),
kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak mengandung apa yang menjadi
larangan dalam agama islam seperti mengandung ghrar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram.
Atas pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa, bank syariah sebuah lembaga keuangan yang
melaksanakan seluruh kegiatan operasional nya dalam penghimpunan dana dan memberikan
penyaluran pembiayaan serta jasa-jasa lain nya baik dalam pembayaran diwajibkan berlandaskan
prinsip syariat islam dan harus sesuai dengan Alquran dan Al Hadist. Bank Syariah bukan hanya
bank bebas bunga, melainkan juga memiliki orientasi pencapaian sejahtera. Secara fundamental
karakteristik bank syariah, yaitu sebagai berikut (Soemitra, 2009):
32
a. Penghapusan riba.
b. Pelayanan pada kepentingan public dan merealisasikan sasaran sosio-ekonomi Islam.
c. Bersifat Universal, yang merupakan gabungan dari bank komresial dan bank investasi.
d. Adanya evaluasi yang lebih berhati-hati terhadap permohonan pembiayaan, yang
berorientasi pada penyertaan modal karena bank komersial menerapkan profit-loss sharing
dalam konsinyasi, ventura, bisnis atau industry.
Asas-asas hukum Perbankan Syariah telah diatur dalampasal 2 Undang-Undang No.21
Tahun 2008 tentang perbankan syariah, dimana dikatakan bahwa Perbankan Syariah dalam
melaksanakan kegiatan usahanya berasaskan prinsip syariah, demokarasi ekonom, dan prinsip
kehati-hatian. Kegiatan usaha Perbankan Syariah sebagaimana yang terdapat pada penjelasan
Pasal 2-nya, bahwa kegiatan usaha perbankan syariah berasaskan prinsip syariah, antara lain
adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur (Sadi.M, 2015: 76).
a) Maisir, merupakan transaksi yang bergantung kepada keadaan yang tidak bisa diprediksi
dan bersifat untung-untungan.
b) Gharar, merupakan transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak diketahui
keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi dilakukan kecuali diatur
lain dalam syariah.
c) Haram, transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah.
d) Zalim, bentuk transaksi yang menunjukkan ketidakadilan bagi pihak lain.
e) Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak batil,antara lain dalam transaksi
pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan
(fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan nasabah penerima
fasilitas pengembalian dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya
33
wak u (nasi’ah).
Dibalik adanya penilaian masyarakat tentang persamaan Bank Konvensional dan
Bank Syariah seperti yang telah dipaparkan diatas, sebenarnya secara prinsip keduanya
memiliki perbedaam uamh sangat jelas. Berikut dijabarkan perbedaan antara Bank
Konvensional dan Bank Syariah (Muhammad, 2016:10) Berikut ringkasan perbedaan
system bunga (Bank Konvensional). Dengan system bagi hasil (Bank Syariah).
Tabel 2.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Tabel 2.4 Perbedaan Bunga (BUK) dan Bagi Hasil (BUS)
Kriteria Bank Konvensional Bank Syariah
Pendapatan Bunga Bagi Hasil
Objek Invetasi Halal, Haram Halal
Hubungan Debitur, Kreditur Kesamaan Hak
Lembaga Pengawas Tidak Ada DPS Ada DPS
Sistem Bukan dari Islam Dari Islam
Akuntansi PSAK 31 PSAK 59, Revisi 101-111
Perhitungan Accrual basis Cash basis
Perizinan
Bisa dikonversi ke
Bank Syariah
Tidak bisa di konversi bank
konvensional
Bunga Bagi Hasil
Dengan Asumsi Untung Dengan Asumsi Bisa Untung Bisa Rugi
Besaran Bunga Tetap, Tidak Terpengaruh
Hasil Usaha Yang diPeroleh Bank
Hasil yang diperoleh bervariasi tergantung dari
usaha yang diperoleh Bank
Dihitung dari Persentase Simpanan Nasabah
yang Ditetapkan Dimuka
Dihitung dari nisbah x hasil yang diperoleh
bank x simpanan nasabah x share simpanan
produk yang diambil
Tidak Mengenal Sharing karena hanya
didasarkan dengan pokok simpanan atau
Pinjaman Saja
Menggunakan prinsip Profit Loss Sharing atau
Revenue Sharing sesuai dengan perjanjian di
akad
34
B. Tinjauan Kajian Terdahulu
Berikut beberapa penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan peneliti saat ini sebagai bahan refrensi peneliti sebagai berikut:
Tabel 2.5 Tinjauan Kajian Terdahulu
No Judul Penulis Hasil Persamaan Perbedaan
1 Analysis of
Financial
Allocation and its
Impact on The
Proibality of
Islamic Banking
In Indonesia
Yogi
Afrianto,
Dini Tri
Wardani dkk
(2010
Secara simultan
dan parsial
Simpanan Bank
di Inosnesia,
Penempatan Dana
di Bank Lai, dan
Pembiayaan pada
Usaha Kecil dan
Menengah tidak
memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap ROA.
Variabel
Independen:
ROA
Variabel
Dependen:
Penempatan
Dana Pada
Bank Lain
Metode:
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Variabel
Dependen
Lainnya:
Deposito di
Bank
Indonesia,
dan
pembiayaan
kecil dan
menengah.
2
Mudharabah
Financing
Supervision Of
Islamic Banking
In Indonesia
Bagas
Herdhayaksa,
Ruzian
Markom
(2018)
Diperlukan
regulasi yang
ketat terhadap
pengawasan
pembiayaan
mudharabah
dengan memiliki
dasar hukum dan
standar yang kuat
diantara Bank
Umum Syariah
Variabel:
Pembiayaan
Mudharabah
Metode:
Pendekatan
Kualitatif
3
Hidrance of
Mudharabah
Financing: A
Study Form
Tuqie Afzal,
Shazia Hasan
(2018
pembiayaan
mudharabah
bukan menjadi
Metode:
Pendekatan
Kualitatif
35
Islamic Banking
Paksitan
pilihan utama
bagi nasabah.
Variabel:
Pembiayaan
Mudharabah
4
The Effect of FDR,
NPF, EOIE, and
Size Toward ROA
(Comporative
Study On
Indonesian
Islamic Bank and
Malaysian Islamic
Anafil Widya
(2019)
Secara simultan
variabel yang
diujikan
berpengaruh
terhadap ROA
baik di Bank
Indonesia
maupun di Bank
Malaysia.
Variabel
Independen:
Metode:
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
ROA
Variabel
Dependen:
FDR, NPF,
OEOI,
Ukuran
Perusahaan.
7
Faktor-Faktor
yang
mempengaruhi
Profitabilitas Bank
Syarih
Nur Waddah
(2015)
ROA paling
dominan
dipengaruhi
langsung oleh
pembiayaan dan
NIM
Variabel
Dependen:
ROA
Variabel
Independen:
Pembiayaan
dan NIM
Metode:
Analisis
Jalur (Path
Anaysis
8
Pengaruh DPK,
CAR dan NPF
terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah dengan
Pembiayaan
sebagai Variabel
Intervening
Ulin Nuha
Aji, Astiwi
Indiani
(2016)
Pembiayaan tidak
dapat memidiasi
inflasi antara
variabel
pembiayaan dan
DPK, CAR, dan
NPF terhadap
profitabilita
Variabel
Dependen:
ROA
Variabel
Independen:
DPK, NPF,
dan CAR
Metode:
Analisis
Jalur (Path
Analysis)
9
Pengaruh FDR,
CAR terhadap
ROA dengan NPF
sebagai Variabel
Moderasi Pada
Bank Umum
Syariah
Muhammad
Taufik
(2017)
NPF tidak
memoderasi
pengaruh FDR
dan CAR
terhadap ROA
Variabel
Dependen:
ROA
Teknik
Analisis:
Moderated
Regression
Variabel
Independen:
FDR dan
CAR
Variabel
Moderasi:
NPF
36
Analysis
(MRA)
Metode:
Regresi
Linier
Berganda
10
Pengaruh LDR
dan BOPO
Terhadap
Perubahan Laba
pada Perbankan
dengan NIM
sebagai Variabel
Moderating
Luluk
Supriyanti
(2015)
NIM tidak dapat
memoderasi
pengaruh antara
BOPO dan LDR
terhadap
perubahan laba.
Variabel:
BOPO
Teknik
Analisis:
Moderated
Regression
Analysis
(MRA)
Metode:
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Variabel
Independen :
LDR
Variabel
Dependen:
Perubahan
Laba
Variabel
Moderasi:
NIM
11
Analisi Pengaruh
Pembiayaan
Murahbahah dan
Mudharabah
Terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Profitabilitas
sebagai Variabel
Intervening
Slamet
Raharjo
(2015)
Pembiayaan
mudharabah dan
murahbahah
berpengaruh
terhadap
profitabilitas dan
mudharbah dan
profitabilitas
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan BUS
Variabel
Independen:
Pembiayaan
Mudharabah
Variabel
Dependen:
Nilai
Perusahaan
Metode:
Analisis
Jalur (Path
Analysis)
12
Analisis Pengaruh
Volume
Pembiayaan
Terhadap
Profitabilitas
dengan BOPO
sebagai variabel
Fika Azmi
(2016)
BOPO
memoderasi
volume
pembiayaan bagi
Variabel
Independen:
ROA
Variabel
Dependen:
Volume
Pembiayaan
37
Moderasi Pada
Bank Umum
Syariah
hasil terhadap
profitabilitas
Variabel
Moderasi:
BOPO
Metode:
Analisis
Regresi
Sederhana
13
Analisis Pengaruh
CAR, BOPO,
NPM dan LDR
Terhadap
Pertumbuhan
LABA dengan
Suku Bunga
Sebagai Variabel
Moderasi Pada
Perusahaan
Perbankan yang
Terdaftar di BEI
Tahun 2013-2016
Suriani
Ginting
(2019)
Suku bunga tidak
mampu
memoderasi
hubungan antara
CAR, BOPO,
NPM, dan LDR
terhadap
pertumbuhan
laba.
Teknik
Analisis:
Moderated
Regression
Analysis
(MRA)
Metode:
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Variabel
Dependen:
Pertumbuhan
Laba
Variabel
Independen:
CAR, NPM,
LDR
Variabel
Moderasi:
Suku Bunga
14 Pengaruh Giro dan
Penempatan Dana
Pada Bank Lain,
Investasi Pada
Surat Berharga,
Pembiayaan dan
Pinjaman Qard
Terdahap
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia
Dedi
Fernanda,
Maylinda,
dkk (2016)
Secara simultan
Giro dan
Penempatan Dana
Pada Bank Lain,
Investasi Pada
Surat Berharga,
Pembiayaan dan
Pinjaman Qard
berpengaruh
positif Terdahap
Prrofitabilitas
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
Variabel
Independen:
ROA
Variabel
Depeden:
Penempatan
Dana Pada
Bank Lain
Metode:
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Variabel
Dependen:
Investasi
Pada Surat
Berharga dan
Pinajaman
Qard
38
C. Kerangka Pemikiran
Tabel 2.6 Kerangka Pemikiran
39
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
Pada penelitian ini peneliti akan memperlihatkan pengaruh variabel penempatan dana
pada lain dan pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas dengan BOPO sebagai variabel
moderasi pada profitabilitas Bank Umum Syariah. Variabel moderasi yang dapat memberi
pengaruh memperlemah atau memperkuat variabel bebas dalam mempengerauhi variabel
dependen.
1. Penempatan Dana Pada Bank Lain Bepengaruh Posisitf Signifikan Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah
Penempatan pada bank lain merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
perbankan dalam hal ini berupa penanaman dana pada bank lain baik dalam maupun luar
negeri dalam bentuk tabungan, giro, deposito berjangka atau kegiatan investasi lainnya
dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Penempatan pada bank lain merupakan
penyaluran dana yang sangat aman, karena memiliki risiko yang sangat kecil. Dalam
penelitian terdahulu hasil yang didapatkan oleh Yogi Afrianto dkk (2010), Dedi Fernanda
dkk (2016) dan Meisya Febriana (2013) menyatakan bahwa penempatan dana pada bank
lain tidak berpengaruh positif terhadap profitabiltas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
maka diturukan hipotesis yang akan dibuktikan secara empiris:
H1: Penempatan dana pada bank lain berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas pada bank umum syariah
2. Pembiayaan Mudharabah Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Profitabilitas
Pada Bank Umum Syariah
40
Pembiayaan memiliki arti yaitu bantuan yang diberikan oleh suatu pihak untuk
mendukung investasi yang direncankan dalam bentuk pendanaan. Pembiayaan merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh bank syariah dalam menjalankan salah satu fungsinya.
Pembiayaan mudharabah merupakan akada kerjasama antara shahibul al-mal (pemilik
modal) dengan mudharib (pengelola usaha) untuk mengelola sesuatu usaha yang produktif
dan halal. Dari pembiyaan mudharabah yang disalurkan, akan diperoleh keuntungan
nisbah bagi hasil yang disepakati. Semakin besar penyaluran pembiayaan maka
keuntungan yang diperoleh bank juga akan semakin besar. Penjelesan tersebut didukung
oleh hasil peneltian terdahulu yang dilakukan Nurfajri dan Priyanto (2019), Hasibuan
(2019) dan Fitriyani (2019) menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh
positif signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diturunkan
hipotesis yang aka dibuktikan secara empiris:
H2: Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas
pada bank umum syariah
3. BOPO Memoderasi Pengaruh Penempatan Dana Pada Bank Lain Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan rasio efesiensi
yang digunakan dalam mengukur kemampuan menajemen bank dalam mengendalikan
biaya operasional yang dikeluarkan bank terhadap pendapatan opersional yang diperoleh
oleh bank. Tingkat BOPO yang rendah menunjukkan kemampuan menajamen yang baik
dalam memenuhi biaya-biaya operasional dengan menghasilkan laba yang optimal hal ini
berkaitan dengan tugas manajemen sebuah bank yaitu memperoleh laba, meminimalkan
risiko serta menjamin ketersediaan likuiditas yang cukup. Dengan adanya fasilitas pasar
41
uang antar bank, bank-bank syariah memperoleh adanya kemudahan-kemudahan untuk
memanfaatkan dana yang sementara belum digunakan. Bank dapat melakukan investasi
jangka pendek dipasar uang, dan begitu juga sebaliknya. Untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas jangka pendek bank juga dapat memperolehnya dari pasar uang. Penjelesan
tersebut didukung oleh hasil peneltian terdahulu yang dilakukan Mita Puji dkk (2011) yang
menyatakan BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap rasio likuiditas. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut maka diturunkan hipotesis yang akan dibuktikan secara empiris:
H3: BOPO memoderasi peranan penempatan dana pada bank lain terhadap
profitabilitas pada bank umum syariah
4. BOPO Memoderasi Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas
Pad Bank Umum Syariah
Efesiesi kerja operasional perbankan dapat diukur dengan BOPO. Bank Sentral
menetapkan angka terbaik dalam BOPO yaitu dibawah 90%, karena jika rasio BOPO
melebihi 90% hingga mendekati 100% maka bank tersebut masuk dalam kategori tidak
efesien dalam melakukan operasi nya. Semaki kecil rasio BOPO menunjukkan semakin
tinggi efesiensi aktiva bank dalam menghasilkan keuntungan yang ditunjukkan dengan
meningkatnya penempatan dana pada pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh bank.
Semakin besaar penyaluran pembiayaan mudharabah akan berpengaruh besaran biaya
operasional yang dikeluarkan yang berdampak pada profitabilitas yang diperoleh oleh
bank. Penjelesan tersebut didukung oleh hasil peneltian terdahulu yang dilakukan oleh
Jamilah dkk (2016) dan Fika Azmi (2016) yang menyatakan bahwa BOPO mampu
memoderasi pengaruh volume pembiayaan bagi hasil terhadap profitabilitas. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut maka diturunkan hipotesis yang akan dibuktikan secara empiris:
42
H4: BOPO memoderasi peranan pembiayaan Mudharabah terhadap profitabilitas
pada bank umum syariah
Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan atau penyataan tentang karakteristik (parameter populasi)
(Suryani, 2015). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis jawaban yang
bersifat sementara atas pertanyaan atau masalah yang dikemukakan yang akan dibuktikan
kebenarannya melalui prosedur yang ada.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7 Hipotesis Penelitian
No Hipotesis
H1 Penempatan dana pada bank lain berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah
H2 Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah
H3 BOPO memoderasi peranan penempatan dana pada bank
lain terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah
H4 BOPO memoderasi peranan pembiayaan mudharabah
terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah
43
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karaktersitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 72). Atas adanya pengertian tersebut, maka
obyek/subyek yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu Bank Umum Syariah yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama periode 2015-2019.
Berikut adalah gambaran populasi dalam penelitian
Tabel 3.1
Daftar Bank Umum Syariah
No. Bank Umum Syariah di Indonesia Kode
1 Bank Muamalat Indonesia BMI
2 Bank Syariah Mandiri BSM
3 Bank BRI Syariah BRIS
4 Bank BNI Syariah BNIS
5 Bank Mega Syariah BMS
6 Bank Panin Syariah BPS
7 Bank BCA Syariah BCAS
8 Maybank Syariah Indonesia MBS
9 Bank Tabungan Pensiuanan Nasional Syariah BTPNS
44
10 Bank Syariah Bukopin BKPS
11 Bank Jabar Banten Syariah BJBS
12 Bank Victoria Syariah BVS
13 Bank Aceh Syariah BAS
14 Bank Nusa Tenggara Barat Syariah BNTBS
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, atau bagian yang lebih kecil dari bagian populasi yang digunakan menurut
prosedur yang ditetapkan sehingga mewakili populasi tersebut dengan memenuhi kriteria
untuk dijadikan sampel. (Sugioyono, 2013: 76). Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik atas penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Adapun kriteria penarikan sampel adalah:
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Bank Umum Syariah yang meyajikan laporan keuangan triwulan selama lima tahun
berturut-turut dari periode 2015 sampai 2019 dan telah dipublikasikan dalam
website resmi Bank Umum Syariah bersangkutan.
3. Bank Umum Syariah yang menyertakan informasi jumlah pembiayaan
mudharabah yang diaslurkan dan rasio keuangan.
Tabel 3.2
Proses Pengambilan Sampel
No Keterangan Jumlah
1 Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK 14 BUS
2 Bank Umum Syariah menyajikan laporan keuangan
triwulan dari Maret 2015 sampai September 2019
11 BUS
45
3 Laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah
memiliki data-data yang mendukung dan
dibutuhkan dalam penelitian
3 Bus
Sumber: Data diolah 2020
Berdasarkan kriteria diatas dapat diketahui bawa jumlah sampel pada penelitian ini
adalah sebanyak 3 (tiga) bank umum syariah diantaranya: Bank BNI Syariah, Bank
Bukopin Syariah, dan Bank Panin Syariah. DTotal data dalam penelitian ini berjumlah
3bank x 4triwuan (pertahun) x 5 tahun = 120 Data
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
No Bank Umum Syariah Kode
1 Bank BNI Syariah BNIS
2 Bank Panin Syariah BPS
3 Bank Syariah Bukopin BKPS
Sumber: Data diolah 2020
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah di Indonesia yang telah mempublish
laporan keuangan nya di website resmi masing-masing Bank Umum Syariah yaitu BNI
Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Syariah Bukopin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Januari-Juli 2020.
C. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
46
hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013: 81). Sumber data yang digunakan adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan diproses oleh sumber data. Data
yang diambil secara tidak langsung atau menggunakan media perantara atau dengan pihak
ketiga (Sugiyono, 2013: 81)
D. Metode Pengumpulan Data
Metode dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, teknik
dokumentasi digunakan dalam memperoleh informasi dan data yang dapat dibuktikan
kebenaran nya terkait variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini melalui tinjauan
pustaka, studi pustaka, jurnal-jurnal ilmiah. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah:
a. Field Research
Data yang digunakan penelitian ini termasuk data sekunder berupa laporan triwulan
Maret 2014 – Desember 2019 Keuangan Bank Umum Syariah yang dipublikasikan pada
laman resmi masing-masing Bank Umum Syariah, dan laporan Statistik Perbankan Syariah
dan Perbankan Konvensional yang dipublikasikan pada laman resmi Otoritas Jasa
Keuangan.
b. Library Reseacrch
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari kajian litiratur terkait, buku,
artikel, jurnal dan sejenisnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian peneliti.
c. Internet Research
47
Keterbatasan serta adanya kekurangan dari data lituratur yang digunakan jadi
menjadikan penulis memanfaatkan sumber dari internet dengan mencari berita, refrensi
maupun bacaan di internet yang berkaitan dengan penelitian peneliti.
E. Metode Analisis Data
Peneliti menggunakan Eviews 9 sebagai alat bantu dalam meregresikan serta menganalisis
data, karena dapat membantu peneliti dalam memproses data-data statistik secara cepat dan
tepat, serta menghasilkam berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Uji Stasioneritas
Jenis penelitian ini menggunakan data sekunder, oleh karna nya perlu dilakukan uji
stasioner. Data akan dikatakan stasioner jika memenuhi asumsi bahwa rata-rata dan
variansi nya konstan sepanjang waktu serta kovarian antar dua data runtut waktu akan
bergantung pada kelambanan antara dua perioder tersebut. Pengambilan keputusan
pada uji ini adalah jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka data tersebut
dikatakan stasioner (Wirano, 2015: 11). Pada Uji Stasioner ini menggunakan uji Unit
Root dengan uji Philips Perron-Fisher.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas,
multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedasitas pada model regresi.’’ Harus
terpenuhinya asumsi klasik agar diperoleh model regresi dengan estimasi yang tidak
bias dan pengujian dapat dipercaya (Priyatno, 2014). Adapun beberapa tahapan dalam
pengujian asumsi klasik adalah sebagai berikut:
48
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan uji hipotesis
atau model-model peneliti lainnya. Dengan kata lain, uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal.
Pengujian ini data menggunakan alat uji Eviews maka untuk melakukan pengujian
asumsi normalitas data tersebut dilakukan dengan menggunakan pengujian Jarque
Berra (JB) yaitu uji statistic untuk mengetahui apakahh data berdistribusi normal.
Uji ini mengukur perbedaaan skeweness dan kurtosis data dan dibandingka dengan
apabila data bersifat normal. Jika nilai probabilitas Jarque berra (JB) > 0.05 maka
berdistribusi normal namun sebaliknya jika sig < 0.05 maka variabel tidak
berdistribusi normal (Ghozali, 2013: 160).
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pada regresi ditemukan adanya
korelasi antar-variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
problem Multikolinieritas (Multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Pengujian ini dilakukan dengan
mengukur besar korelasi antar-variabel independen; jika dua variabel independen
terbukti berkorelasi secara kuat, maka dikatakan terdapat multikolinieritas pada
kedua variabel tersebut (Santoso, 2019). Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya
gejala multikolinieritas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor
(VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari
0,1, maka dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas (Priyatno, 2014).
49
c. Uji Heteroskedasitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah jikavariance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap heteroskedasitas dan tidak mengalami heteroskedasitas
(Ghozali, 2013: 139). Untuk mendeteksi ada atau tidak nya gejala
heteroskedastisitas dapat menggunakan uji glesjer yaitu uji untuk meregres nilai
absolut residual terhadap variabel independent. Jika variabel independent
signifikan secara statsitik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi heteroskedasitisitas (Ghozali, 2013, 141).
d. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan untuk data penelitian yang digunakan
berbentuk time series yang dikumpulkan pada jangka waktu tertentu. Penggunaan
uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara linear eror
serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series). Untuk
melihat atau mendeteksi ada tidaknya gejala autokorelasi digunakan uji Durbin-
Watson (DW Test) (Pandjaitan 2017). Durbin Watson yaitu uji yang hanya
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intersep
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel
independent. Pengambilan keputusan ada tidak nya autokorelasi (Ghozali,
2013:111).
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No dection dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4
50
Tidak ada autokorelasi negative No dection 4 – dl < d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif atau
negative
Tolak Tolak du ≤ d ≤ 4 – du
3. Regresi Data Panel
Data yang digunakan dalam penilitian ini adalah data panel sehingga regresi harus
estimate terlebih dahulu untuk dilakukan spesifikasi model atau adanya kecocokan
moder regresi. Untuk memilih model regresi dapat menggunakan salah satu metode,
diantara nya:
a. Regresi dengan common effect
Regresi common effect adalah data gabungan yang menunjukkan kondisi
yang sesungguhnya dan ini merupakan teknik sederhana serta hasil regresi
dianggap berlaky semua objek dan semua waktu (Wirano, 2015:14).
Kelemahan pada asumsi ini adalah ketidak sesuaian model dengan keadaan
yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbdeda bahkan satu objek pada
suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek yang ada pada waktu
yang lain. Regresi dengan common effect ini dapat di jelaskan melalui uji
Lagrange-Multiplier Test. Dengan dara melihat nilai dari cross section
Breusch-pagam. Apabila nilai cross section Breusch pagam > 0.05 maka
moderl menggunakan common effect sebagai model regresi terbaik. Dan
apabila nilai cross section Breusch-pagam diketahui < 0.05, maka model yang
digunakan random effecr.
b. Regresi dengan fixed effect
Model regresi ini dimkaksudkan untuk mengatasi kelemahan pada model
51
common effect, oelh karna nya diperlukan suatu model yang dpat menunjukkan
perbedaan konstanta antar objek, meskipun dengan koefesien regresi yang
sama. Regresi dengan fixed effect adalah bahwa satu objek mimiliki konstanta
yang memiliiki konstanta yang tetap besarnya untuk berbagai periode wakatu.
Demikian juga dengan koefesien regresi nya, akan tetap besarnya dari waktu ke
waktu (Wiranto, 2015:15). Regresi dengan fiexed effect dapat diketahui dan
dijelaskan melalui uji chow test dengan likelihood ratio, yaitu dengan cara
melihat cross section Chi-Square. Apabila nilai menunjukkan cross section
Chi-Square < 0.05 maka model yang terbaik adalah fixed effect.
c. Regresi dengan random effect
Regresi dengan random effect digunakan untuk mengatasi kelemahan
moderl fixed effect yang menggunakann variabel semu, sehingga model
mengalami ketidakpastian, Tanpa menggunakan variabel semu, model ini
menggunakan residyal, yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan antar
objek. Namun untuk mneganalisis dengan metode random effect, objek data
silang harus lebih besar daripada banyak koefeisien (Wiranto, 2015:17).
Regresi dengan metode ini dapat dijelaskan dengan cara melihat probabilitas
cross section random. Jika nilai probabilitas diketahui > 0.05 maka ditarik
kesimpulan bahwa regresi yang baik digunakan adalah random effect. Jika nilai
probabilitas < 0.05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa moderl regresi yang
baik digunakan adalah model fixed effect.
52
4. Uji Statistik/Uji Hipotesis
a. Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk menunjukkan pengaruh satu variabel independent secara
indivudal dalam menerangkan variasi variabel terikat dependen. Pengambilan
keputusan dilakukan berdasaasrkan perbandingan nilai pada thitung masing-masing
dari koefesien regresi dengan nilai ttabel sesuai dengan signifikansi yang digunakan.
Jika thitung > ttabel, maka bariabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika thitung < ttabel maka variabel bebas beperngaruh terhadap variabel
terikat.
b. Uji Simultan (Uji Statistik F)
Uji simultan adalah uji statistik untuk koefesien regresi yang simultan atau serentak
bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Y). Tingkat signifikan yang
digunakan adalah 0,05 sebagai pengambilan keputusan statistik. Dasar pengambilan
keputusan perbandingan Fhitung dengan Ftabel (Santoso, 2014):
1. Jika statistik hitung (angka F output) > Statistik Tabel (table F), maka H0 ditolak.
2. Jika statistik hitung (angka F output) < Statsistik Tabel (table F), maka H0 diterima.
c. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Uji ketepatan koefesien determinasi (R2) menjelasakan dalam untuk mengetahui
gambaran dari bagian variasi total yang dapat diterangkan oleh model. Semakin besar
nilai R2 (mendekati 1), maka ketepatannya dikatakan semakin baik. Sifat yang dimiliki
koefesien determinasi adalah nilai R2 selalu positif karena merupakan nisbah dari
jumlah kuadrat. Jika 0 ≤ R2 ≤ 1. R2 = 0, ini berarti tidak ada hubungan antara X dan Y,
atau model regresi yang terbentuk tidak tepaat untuk meramalkan Y. R2 = 1, garis
53
regresi yang terbentuk dapat meramalkan Y secara sempurna (Ghozali, 2009).
d. Analisis Regresi Linier Berganda
Uji regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan
secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen
(Prayitno, 2014). Formulasi persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut (Sugiyono,
2011).
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y : Profitabilitas
a : Konstanta Persamaan Regresi
X1 : Penempatan Dana Pada Bank Lain
X2 : Pembiayaan Mudharabah
b : Koefesien
e : Unsur Gangguan (eror)
Pada model persamaan ini, dapat diketahui adanya tanda positif ataupun negatif
dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefesien
regresi dalam penelitian ini sangat menentukan sebagai dasar analisis. Hal ini berarti jika
Penempatan Dana
Pada Bank Lain
(X1)
Peembiayaan
Mudharabah
(X2)
Profitabilitas
(Y)
54
koefesin b bernilai positif maka dapat dikatakan terjadi pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Namun, bila koefesien nilai b bernilai negatif hal ini menunjukkan
adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas mengakibatkan penurunan
nilai variabel terikat (Ghozali, 2009).
5. Moderated Regression Analysis (MRA)
Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda
linier yang didalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua
atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut (Ghozali,
2009):
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4Z + e
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4Z + β5(X1*Z) +β6(X2*Z) + β7(X3*Z) + e
Keterangan:
Y : Profiabilitas
a : Konstanta persamaan regresi
β1-β7 : Koefeisien Regresi
X1 : Penempatan Dana Pada Bank Lain
Penempatan Dana Pada Bank
Lain (X1) Profitabilitas
(Y)
Pembiayaan Mudharabah
(X2)
BOPO (Z)
55
X2 : Pembiayaan Mudharabah
Z : BOPO
e : eror tern (variabel penggangu)
Variabel perkalian antara X2 dan X3 disebut juga dengan variabel moderat karena
hasil perkalian variabel tersebut menggambarkan pengaruh moderating variabel X3
terhadap hubungan X2 dan Y. Sedangkan variabel X2 dan X3 merupakan pengaruh
langsung dari variabel X2 dan X3 terhadap Y. Persamaan tersebut memiliki arti bahwa
dY/dX2 merupakan fungsi dari X3 atau variabel X3 memoderasi hubungan antara X2 dan
Y. Variabel moderating mempengaruhi hubungan langsung antara variabel dependen dan
independen. Pengaruh tersebut dapat memperkuat atau memperlemah hubungan langsung
antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderating juga dapat
menimbulkan sifat atau hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
menjadi positif atau negatif. Semakin tinggi X1 dan X2 maka akan berpengaruh terhadap
semakin tingginya Y.
F. Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel penelitian merupakan bagian spesifikasi kegiatan peneliti dalam
mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut memperlihatkan indicator-indikator dari variabel
peneliti yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian terdahulu.
1. Variabel Dependen (Y)
56
Variabel dependen merupakan variabel yang memberikan rekasi atau pengaruh jika
dihubungkan dengan variabel independen. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang diukur melalui, return
on asset (ROA). ROA adalah instrumen pengukuran dalam memperlihatkan
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan. Jika ROA suatu bank
semakin besar, maka semakin besar tingkat keuntungan yang telah dicapai bank
tersebut dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi pengamanan asset.
2. Variabel Independen (X)
Variabel independen merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat
mempengaruhi variabel lain, variabel yang dapat diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh
peneliti untuk menentuk hubungannya dengan suatu gejala yang terdapat dalam
melakukan penelitian (pemanatan/observasi). (Sarwono, 2012). Tipe variabel ini dapat
menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam
penelitian terdiri atas:
a. Penempatan Dana Pada Bank Lain (X1)
Penempatan dana pada bank lain adalah penanaman dana pada bank syariah
lain, baik di dalam maupun luar negeri, dalam bentuk antara lain sertifikat investasi
mudharabah antar bank (SIMA), deposito mudharabah, tabungan mudharabah,
giro wadi’ah dan tabungan wadi’ah yang dimaksud untuk optimalisasi dana
(Muhammad, 2004).
57
b. Pembiayaan Mudharabah (X2)
Mudhrabah adalah akad bagi hasil ketika pemiliki dana (shihabul mal)
menyediakan modal 100% kepada pengusaha sebagai pengelola (mudharib) untuk
melakukan usaha/ aktivitas produktif dengan syarat keuntungan dibagi sesuai
kesepakatan yang di tentukan dalam perjanjian (Ascarya, 2013). Indikator
pengukuran mudharabah adalah:
Mudharabah = Jumlah pembiayaan mudharabah
3. Variabel Moderasi / Moderating (Z)
Definisi variabel moderating merupakan variabel yang mempengaruhi dalam hal
ini memperkuat atau memperlemaah hubunga antara variabel independen dengan
variabel dependen. Variaabel moderator yang di gunakan dalam penelitian ini ada Biaya
Operasional Pendapatan Operional (BOPO). BOPO adalah bagian kelompok rasio yang
dapat mengukur efesiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan analisa
jalur memebandingka satu terhadap lainnya. Berbagai angka pendapatan dan
pengeluaran dari laporan laba rugi dan terhadap angka-angka neraca sehingga dari nilai
rasio BOPO mampu dijelaskan untuk menggambarkan kondisi kinerja bank. Menurut
Kasmir (2009) Rumus BOPO adalah sebagai berikut:
58
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Perusahaan BNI Syariah
Berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998. Pada tanggal 29 April 2000
didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, malang,
Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Melalui keputusan Gubernur Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT
Bank BNI Syariah berdasarkan Corporate Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa
status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Sehingga rencana
tersebut terwujud pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spim off bulan Juni tidak terlepas dari faktor
eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19
tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah. Per 31 Desember 2018 jumlah cabang BNI Syariah mencapai
68 Kantor Cabang, 196 Kantor Cabang Pembantu, 16 Kantor Kas, 23 Mobil Layanan
Gerak, 52 Payment Point, dan ATM BNI 18.311.
2. Profil Perusahaan Bank Panin Syariah
Bank Panin Dubai Syariah Tbk (dahulu Bank Panin Syariah) didirikan di Malang
tanggal 08 Januari 1972 dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja. Panin Dubai
Syariah Bank mendapat ijin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
59
Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai
Bank Umum berdasarkan pinriip syariah dan mulai beroperasi sebagai Bank Umum
Syariah pada tanggal 2 Desember 2009. Bank Panin Dubai Syariah Tbk mendapatkan
persetujuan mmenjadi bank devisa dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada taggal 08
Desember 2015. Induk usaha dari PNBS adalah Bank Panin Indonesia (Bank Panin)
(PNBN), sedangkan induk usaha terkahir adalah PT Panin Investment. Dan pemgang
saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Panin Dubai Syariah Tbk, yaitu: Bank
Panin (induk usaha) (50, 22) dan Dubai Islamic Bank (38, 25%). Pada tanggal 30 Desember
2013, PNBS memperoleh pertanyaan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PNBS (IPO) kepada masyarakat. Per 31
Desember 2018 Jumlah Jaringan Kantor PNBS yaitu 17 Kantor terdiri dari 14 Kantor
cabang dan 5 kantor cabang pembantu.
3. Profil Perusahaan Bank Syariah Bukopin
PT Bank Syariah Bukopin Tbk bank yang beroperasi dengan syariah dimulai pada
tahun 1990 dengan meleburnya 2 (dua) bank Pasar yaitu PT Bank Swansarindo dan BPR
Gunung Kendeng di Samarinda Kalimantan Timur. Proses peleburan ini berdasarkan Akta
No.102 tanggal 29 Juli 1990 dan SK Menteri Keuangan No 1659/KMK.013/1990 tanggal
31 Desember 1990 tentang peleburan usaha 2 (dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status
menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swasarindo Internasional yang memperoleh
kegiatan operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) No.24/1/UPBD/PBBD2/Smr
tanggal 1 Mei 1991 tentang pemberian izin usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor
Bank, dengan proses akusisi di tahun 2002 oleh Organisasi Muhammadiyah sekaligus
60
melalukan perubahan nama PT Bank Swansarindo Intermational menjadi PT Bank
Persyarikatan Indonesia yang memperoleh persetujuan dari (BI) No.5/4/KEP.DGS/2003
tanggal 24 Januari 2003 yang dituangkan ke dalam akta No.109 Tanggal 31 Januari 2003.
Dalam perkembangannya pada tahun 2008 setelah memperoleh izin kegiatan usaha bank
umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah melalui Surat Keputusan Gubernur
Bank Indonesia No.1069/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang pemberian
izin perubahan kegiatan usaha Bank Konvensional menjadi Bank Syariah, dan perubahan
Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana secara
resmi efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008. Dan Per 31 Desember 2018 perseroan
memiliki 1 Kantor Pusat dan Operasional (KPO), 11 Kantor Cabang, 7 Kantor Pembantu
4 Kantor Kas, 6 Mobil Kas Keliling, 97 Layanan Syariah Bank, dan 33 ATM Jaringan
Bukopin.
61
B. Temuan Hasil Penelitian
1. Uji Stasioner
Uji yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji Unit Root Test dengan uji
Phililips Perron -Fisher. Maka hasil uji stasioner nya adalah:
Tabel 4.1
Uji Stasioner pada Tingkat Level
Sumber: Data sekunder yang diolah 2020
Output yang di hasilkan, terlihat bahwa nilai Probabilitas < 0,05. Dengan demikian
variabel di atas menunjukkan data stasioner, artinya data dari semua hasil uji tiap variabel
tersebut layak untuk dilakukan pengujian selanjutnya. Keterangan dari X1_Z (Penempatan
dana pada bank lain), dan X2_Z (Pembiayaan Mudharabah) yang di moderasi oleh BOPO
(Z). Sehingga X1_Z merupakan variabel penempatan dana pada bank lain yang di
moderasi oleh BOPO, dan X2_Z merupakan variabel pembiayaan mudharabah yang di
moderasi oleh BOPO.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
Variabel Probability Keterangan
Y ROA 0,0000 Stasioner
X1 Penempatan Dana Pada Bank Lain 0,0122 Stasioner
X2 Pembiayaan Mudhrabah 0,0003 Stasioner
Z BOPO 0,0000 Stasioner
X1_Z Penempatan Dana Pada Bank Lain
* BOPO
0,0153 Stasioner
X2_z Pembiayaan Mudharabah *BOPO 0,0004 Stasioner
62
0
4
8
12
16
20
-2 -1 0 1 2
Series: Residuals
Sample 1 60
Observations 60
Mean -2.19e-15
Median -0.299319
Maximum 2.530372
Minimum -2.570062
Std. Dev. 0.890460
Skewness 0.543534
Kurtosis 3.822700
Jarque-Bera 4.646375
Probability 0.097961
Sumber: Data sekunder diolah 2020
Berdasarkan hasil pada tabel 4.2 diketahui nilai probabilitas Jarque- Bera
0.097961> 0,05 dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa data dari variabel
penelitian ini berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Berdasarkan syarat asumsi klasik regresi linier dengan OLS, model regresi linier
yang baik adalah terbebas dari adanya multikolinieritas.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors
Date: 07/25/20 Time: 15:20
Sample: 1 60
Included observations: 60 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 1.247283 89.58247 NA
X1 2.07E-13 2.243732 1.086153
X2 1.14E-14 2.236256 1.167509
Z 0.000141 85.62942 1.124313
Sumber: Data sekunder diolah 2020
63
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas, dapat dilihat pada kolom Centered VIF.
Nilai VIF tidak ada yang lebih dari 5 atau 10 maka dapat dikatakan pada penelitian ini tidak
terjadi multikolinieritas pada variabel bebas tersebut. Berdasarkan syarat asumsi klasik
regresi linier dengan OLS, maka model regresi linier yang baik adalah yang terbebas dari
adanya multikolinieritas. Dengan demikian, model di atas telah terbebas dari adanya
multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Dalam mengetahui terdapat atau tidaknya autokorelasi dapat menggunakan
uji durbin-watson (DW test) dengan kriteria du<dw<4-du. Hasil uji autokorelasi diketahui
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2020
Dari hasil uji pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui nilai dw sebesar 1,8602 dengan
nilai tabel tingkat signifikan 0,05. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah n=60, dan jumlah variabel independent 2, nilai pada tabel durbin watson
menunjukkan bahwa perbandaingan antara nilai durbin Watson dengan nilai diperoleh nilai
dw 1,8602 lebih besar dari batas bawah (du) 1,6518 dan kurang dari batas atas 4 - 1,6518
(4-du) yaitu 2,3482. Maka dapat disimpulkan data dalam penelitian ini tidak terdapat gejala
autokorelasi.
R-squared 0.162597 Mean dependent var 0.618000
Adjusted R-squared 0.133215 S.D. dependent var 1.611733
S.E. of regression 1.500545 Akaike info criterion 3.698240
Sum squared resid 128.3431 Schwarz criterion 3.802957
Log likelihood -107.9472 Hannan-Quinn criter. 3.739201
F-statistic 5.533810 Durbin-Watson stat 1.860242
Prob(F-statistic) 0.006362
64
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain
dalam model regresi. Untuk mengetahui terdapat atau tidaknya gejala heterokedastisitas
pada penelitian ini dilakukan pengujian dengan uji glejser.
Tabel 4.5
Hasil Uji Heterokedastisitas (Glejser)
Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 2.518612 Prob. F(2,57) 0.0895
Obs*R-squared 4.871808 Prob. Chi-Square(2) 0.0875
Scaled explained SS 11.20124 Prob. Chi-Square(2) 0.0037 Sumber: Data sekunder diolah 2020
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, didapatkan hasil pada uji heterokedastisitas dapat
dilihat bahwa nilai probabilitas sebesar 0,0895 > 0,05. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa penelitian ini tidak terjadi masalah heterokedastisitas.
3. Uji Regresi Data Panel
Sebelum melakukan regresi data panel dilakukan pemilihan model regresi yang
tepat untuk digunakan. Berikut pemilihan model regresi data panel:
a. Uji Regresi dengan Common Effect (OLS)
Berdasarkan tabel dibawah ini bentuk regresi common effect adalah:
Y= -23.74903 + 0.078886 (Penempatan dana pada bank lain) + 0.865660
(Pembiayaan Mudharabah) + 0.131018 (BOPO)
Tabel 4.6
Model Regresi Common Effect
65
Sumber: Data Sekunder diolah 2020
b. Uji Regresi dengan Fixed Effect
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bentuk regresi fixed effect adalah:
Y= -23.22247 + 0.062990 (Penempatan dana pada bank lain) + 0.8333745
(Pembiayaan mudharabah) + 0.131787 (BOPO)
Tabel 4.7
Model Regresi Fixed Effect
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 14:59
Sample: 2015Q1 2019Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -23.74903 1.751916 -13.55604 0.0000
LX1 0.078886 0.033744 2.337768 0.0230
LX2 0.865660 0.089678 9.652941 0.0000
Z 0.131018 0.010060 13.02337 0.0000
R-squared 0.792142 Mean dependent var 0.618000
Adjusted R-squared 0.781006 S.D. dependent var 1.611733
S.E. of regression 0.754239 Akaike info criterion 2.338125
Sum squared resid 31.85707 Schwarz criterion 2.477748
Log likelihood -66.14375 Hannan-Quinn criter. 2.392739
F-statistic 71.13809 Durbin-Watson stat 1.083299
Prob(F-statistic) 0.000000
66
Sumber: Data Sekunder diolah 2020
c. Uji Regresi dengan Random Effect
Tabel 4.8
Model Regresi Random Effect
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/25/20 Time: 15:13
Sample: 2015Q1 2019Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 60
Wallace and Hussain estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -11.63919 0.998528 -11.65635 0.0000
X1 -6.95E-09 3.80E-07 -0.018302 0.9855
X2 7.74E-07 8.77E-08 8.834620 0.0000
Z 0.124363 0.009838 12.64055 0.0000 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.639923 0.4240
Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 07/25/20 Time: 14:59 Sample: 2015Q1 2019Q4 Periods included: 20 Cross-sections included: 3 Total panel (balanced) observations: 60
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -23.22247 1.489469 -15.59111 0.0000
LX1 0.062990 0.028799 2.187203 0.0331 LX2 0.833745 0.076841 10.85027 0.0000
Z 0.131787 0.008586 15.34871 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.855918 Mean dependent var 0.618000
Adjusted R-squared 0.842577 S.D. dependent var 1.611733 S.E. of regression 0.639481 Akaike info criterion 2.038319 Sum squared resid 22.08253 Schwarz criterion 2.247754 Log likelihood -55.14958 Hannan-Quinn criter. 2.120241 F-statistic 64.15717 Durbin-Watson stat 1.552863 Prob(F-statistic) 0.000000
67
Idiosyncratic random 0.745791 0.5760 Weighted Statistics R-squared 0.779060 Mean dependent var 0.155846
Adjusted R-squared 0.767224 S.D. dependent var 1.541372
S.E. of regression 0.743664 Sum squared resid 30.97003
F-statistic 65.82079 Durbin-Watson stat 1.439146
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.688960 Mean dependent var 0.618000
Sum squared resid 47.67108 Durbin-Watson stat 0.934957
Sumber: Data Sekunder diolah 2020
Berdasarkan tabel diatas, bentuk dari regresi fixed effect adalah:
Y= -11,6391 -0.00000000695 (Penempatan dana pada bank lain) + 0.000000774
(Pembiayaan Mudharabah) + 0,1243 (BOPO)
Setelah melakukan tiga (3) model regresi diatas langkah berikutnya adalah
pemilihan model regresi data panel dengan chow test (Uji F), uji hausman, dan Uji
Lagrange Multiplier sebagai berikut:
a. Uji Chow Test (Uji F)
Tabel 4.9
Uji Chow (Uji F)
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 15.341898 (2,54) 0.0000
Cross-section Chi-square 26.996413 2 0.0000
Sumber: Data Sekunder diolah 2020
Dari hasil ujui chow dapat diketahui pada tabl 4.9 bahwa nilai probabilitas < 0.05
maka dapat disimpulkan model yang terbaik menggunakan model FE atau Fixed Effect.
b. Uji Hausman
68
Tabel 4.10
Uji Hausman test
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 3 1.0000
Sumber: Data Sekunder yang diolah 2020
Dari hasil tabel 4.10 diatas uji hausman dapat diketahui nilai probabilitas cross
section random adalah sebesar 1,0000 dan jika nilai probabilitas > 0,05 maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa model regresi yang baik digunakan adalah model random
effect.
c. Uji Lagrange Multiplier
Tabel 4.11
Uji Lagrange Multiplier
Lagrange multiplier (LM) test for panel data
Date: 07/25/20 Time: 15:07
Sample: 2015Q1 2019Q4
Total panel observations: 60
Probability in () Null (no rand. effect) Cross-section Period Both
Alternative One-sided One-sided Breusch-Pagan 53.75693 0.222188 53.97911
(0.0000) (0.6374) (0.0000)
Honda 7.331911 -0.471368 4.851137
(0.0000) (0.6813) (0.0000)
King-Wu 7.331911 -0.471368 6.828571
(0.0000) (0.6813) (0.0000)
GHM -- -- 53.75693
-- -- (0.0000)
Sumber: Data Sekunder diolah 2020
69
Dari hasil uji di atas pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa jika nilai cross
section breusch-pagam > 0,05 maka model menggunakan common effect sebagai model
regresi terbaik.
Berdasarkan pengujian tiga model dalam menentukan model regresi data panel
dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menggunakan
metode regresi data panel common effect untuk digunakan lebih lanjut dalam
mengestimasi pengaruh penempatan pada bank lain dan pembiayaan mudharabah
terhadap ROA dengan BOPO sebagai variabel moderasi untuk mengetahui dan menguji
hubungan antara variabel independen, Penempatan dana pada bank lain dan Pembiayaan
mudharabah terhadap variabel dependen ROA.
4. Uji Statistik/ Uji Hipotesis
Tabel 4.12
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 14:59
Sample: 2015Q1 2019Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -23.74903 1.751916 -13.55604 0.0000
LX1 0.078886 0.033744 2.337768 0.0230
LX2 0.865660 0.089678 9.652941 0.0000
Z 0.131018 0.010060 13.02337 0.0000 R-squared 0.792142 Mean dependent var 0.618000
Adjusted R-squared 0.781006 S.D. dependent var 1.611733
S.E. of regression 0.754239 Akaike info criterion 2.338125
Sum squared resid 31.85707 Schwarz criterion 2.477748
Log likelihood -66.14375 Hannan-Quinn criter. 2.392739
F-statistic 71.13809 Durbin-Watson stat 1.083299
Prob(F-statistic) 0.000000 0.230
u
70
Sumber: Data Sekunder diolah 2020
Berdasarkan tabel 4.12 setelah dilakukan uji regresi linier berganda maka dapat
diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut:
ROA = α + β1*Penempatan dana pada bank lain + β2*Pembiayaan mudharabah+
βZ
ROA = -2374903 + 0.078896 + 0.865560 + 0.131018
a. Uji Paramater Individual (Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial atau individu. Hasil pengujian terhadap t-statistik
dengan standar sig. a = 5% yaitu jika sig < a, maka diartikan hipotesis diterima.
Adapun penjelasan mengenai output regresi linier berganda yaitu dapat dilihat pada
tabel 4.12 dengan keterangan sebagai berikut:
1) Penempatan dana pada bank lain terhadap ROA
Pada variabel penempatan dana pada bank lain diketahui nilai probabilitas
sebesar 0,0230 < 0,05 maka dapat disimpulkan variabel penempatan dana pada
bank lain berpengaruh positif signifikan terhadap ROA pada alpha 5%.
2) Pembiayaan Mudharabah terhadap ROA
Pada variabel pembiayaan mudharabah diketahui nilai probabilitas sebesar
0,000 < 0,05 maka disimpulkan variabel pembiayaan mudharabah berpengaruh
positif signifikan terhadap ROA pada alpha 5%.
3) BOPO terhadap ROA
Pada variabel BOPO diketahui nilai probabilitas sebesar 0,000 < 0,05, maka
disimpulkan variabel BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap ROA pada
71
alpha 5%.
b. Uji Simultan (Uji F)
Berdsarkan pengolahan data pada uji F untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen secara bersama-sama,
diketahui hasil pada uji F tabel 4.12 diatas yaitu menunjukkan nilai Prob (F-
Statistik) sevesar 0,000 yang dapat disimpulkan sig 0,0000 < 0,05. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa variabel independent secara simultan mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap ROA.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefesien determinasi bertujuan untuk melihat atau mengukut seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Berdasarkan
pengolahan data pada tabel 4.12 diatas besarnya Adjusted R Square adalah 0,7810.
Hal ini mengindikasi bahwa pengaruh variabel X1, X2 dan Z sebesar 78,10%,
sedangkan sisanya di tentukan oleh factor lain diluar model yang tidak terdeteksi
dalam penelitian ini sebesar 21,9%
5. Uji MRA (Moderated Analysis Regression)
Uji MRA digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel moderating
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.
Tabel 4.13
Hasil Uji MRA
Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
72
Date: 07/25/20 Time: 15:35
Sample: 2015Q1 2019Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 60
Wallace and Hussain estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -83.86967 18.76911 -4.468495 0.0000
LX1 2.479492 0.355232 6.979930 0.0000
LX2 4.109521 1.451385 2.831449 0.0065
Z 0.850250 0.202236 4.204249 0.0001
X1_Z -0.026202 0.003777 -6.936649 0.0000
X2_Z -0.040283 0.015519 -2.595694 0.0121 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.438781 0.5026
Idiosyncratic random 0.436464 0.4974 Weighted Statistics R-squared 0.926303 Mean dependent var 0.134180
Adjusted R-squared 0.919479 S.D. dependent var 1.540107
S.E. of regression 0.437023 Sum squared resid 10.31341
F-statistic 135.7464 Durbin-Watson stat 0.964152
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.883668 Mean dependent var 0.618000
Sum squared resid 17.82948 Durbin-Watson stat 0.557711
Sumber: Data Sekunder diolah 2020
Maka, persamaan dari Tabel 4 diatas, sebagai berikut:
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3bZ + b4X1_Z+ b5X2_Z
Y = -83,8696 + 2,4794X1 + 4,1095X2 + 0,8502Z -0,0262X1_Z -0,0402X2_Z
Dari tabel 4.13 dapat dilihar jika nilai adjusted R2 sebesar 0.919479, lebih besar
dibandingkan nilai adjusted R2 pada tabel 4.12. Hal tersebut menunjukkan setelah adanya
variabel moderasi berupa BOPO dapat meningkatkan nilai adjusted R2 sebelum nya sebesar
0.781006.
73
Dari tabel 4.12 juga di peroleh uji F pada penelitian ini memiliki nilai koefesien sebesar
135.7464 dengan probabilitas sebesar 0.00 < 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel
penempatan dana pada bank lain dan pembiayaan mudharabah secara bersama-sama bepengaruh
terhadap variabel profitabilitas (ROA). Hal tersebut juga menunjukkan setelah adanya variabel
moderasi BOPO dapat meningkatkan nilai koefesien sebelumnya pada tabel 4.12 yang
menunjukkan nilai koefesien sebesar 71.13809.
C. Pembahasan
Setelah melakukan pengujian uji statistic, uji asumsi klasik, uji model regresi dan hasil
analisis data menggunakan regresi linier berganda menggunakan program Eviews 10. Berdasarkan
uji tersebut maka dapat dijelaskan uji hipotesis dari masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Pengaruh Penempatan Dana Pada Bank Lain Terhadap Profitabilitas pada Bank
Umum Syariah
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel 4.12 variabel penempatan
dana pada bank lain memiliki nilai probabilitas 0,0230 < 0,05 yang artinya terdapat
pengaruh positif signifikan pada variabel penempatan dana pada bank terhadap rasio
profitabilitas pada bank umum syariah.
Hasil positif menunjukkan aktivitas cadangan asset yang dilakukan bank syariah
dari penempatan pada bank lain merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
perbankan dalam hal ini berupa penanaman dana pada bank lain baik dalam maupun luar
negeri dalam bentuk tabungan, giro, deposito berjangka atau kegiatan investasi lainnya
dengan tujuan mendapatkan keuntungan, dimana penempatan pada bank lain merupakan
penyaluran dana yang sangat aman, karena memiliki risiko yang sangat kecil maka dari
74
itu penempatan dana pada bank lain dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dengan
menyimpan dana likuid nya sebagai dana cadangan apabila bank terkena risiko likuiditas
(Ismail, 2010).
Mengacu pada teori dan hasil penelitian dengan adanya pengaruh positif signifikan
dari penempatan dana pada bank lain terhadap profitabilitas pada bank umum syariah
dengan sampel penelitian pada BNI Syariah, Bank Bukopin Syariah dan Bank Panin
Syariah oleh karena nya Bagi bank syariah perlu memperbesar volume transaksi pada
penempatan dana pada bank lain sehingga optimalisasi dana bank syariah berupa
penempatan dana nya melalui kegiatan aktiva produktif perbankan dengan penempatan
dana pada bank lain bisa meningkatkan profitabilitas pada bank umum syariah dengan
penyimpanan dana nya untuk keamanan likuiditas nya sebagai dana cadangan apabila
bank syariah terkena risiko likuditas dengan penyaluran dana yang aman dan risiko yang
sangat kecil.
Namun hasil penelitian ini berbeda dengan yang pernah dilakukan oleh Mardiyah
Fitria (2010), Dedi Fernanada dkk (2016), Yogi Afrianto dkk (2010) dan Meisy Febriana
(2013) yang menyatkan bahwa variabel penempatan dana pada bank lain tidak
berpengaruh terhadap ROA. Hal ini karena Bank Umum Syariah memiliki alternatif
investasi pada surat berharga sehinga memungkinkan untuk mendapatkan pendapatan
yang lebih baik karena kebijakan tersebut.
2. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas pada Bank Umum
Syariah
75
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel 4.12 variabel pembiayaan
mudharabah memiliki nilai probabilitas 0,000 < 0,05 yang artinya terdapat pengaruh
signifikan pada variabel pembiayaan mudharabah terhadap rasio profitabilitas pada bank
umum syariah.
Hasil positif dari pembiyaan mudharabah dikarenakan semakin besar volume
penyaluran pembiayaan mudharabah maka akan meningkatkan nisbah bagi hasil yang
kemudian mempengaruhi tinggi nya profitabilitas bank syariah. Dengan kemudahan bagi
sistem bagi hasil dan persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan mudharabah akan
mempengaruhi minat nasabah untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah pada
bank umum syariah (Nurfajri dan Priyatno, 2016).
Mengacu pada teori dan hasil penelitian dengan adanya pengaruh positif signifikan
dari pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas pada bank umum syariah dengan
sampel penelitian pada BNI Syariah, Bank Bukopin Syariah dan Bank Panin Syariah oleh
karena nya untuk meningkatkan pendapatan pembiayaan mudharabah yang merupakan
masalah multidimensi yang telah terjadi sejak lama dapat dilakukan dengan bank syariah
memberikan memberikan pelatihan/pengajaran untuk pemahaman lebih mendalam untuk
pembiayaan bagi hasil bagi banker syariah untuk sehingga banker syariah bisa lebih
banyak memberikan informasi mengenai pembiayaan bagi hasil kepada nasabah dan ini
akan mempengaruhi pembiayaan mudharabah dapat mendominasi dibandingkan dengan
pembiayaan non-bagi hasil serta bank syariah juga dapat meningkatkan melalui
penghimpunan DPK dengan cara meningkatkan jumlah nasabah melalui promosi-promosi
produk simpanan kepada masyarakat, baik melalui pameran-pameran di pusat
perbelanjaan ataupun berbagai acara yang dihadiri oleh banyak pengunjung, mengadakan
76
promosi ke sekolah-sekolah ataupun perguruan tinggi untuk nantinya bank syariah dapat
melakukan kerja sama dengan pihak-pihak lembaga Pendidikan untuk pembuatan kartu
pelajar atau kartu mahasiswa yang memiliki fungsi ATM serta melakukan promosi dengan
pendekatan milienal melalui sosial media dengan konten-konten yang menarik,informatif
serta menghibur untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Penjelesan tersebut didukung oleh hasil peneltian terdahulu yang dilakukan
Nurfajri dan Priyanto (2019), Hasibuan (2019), Fitriyani (2019) dan Faradilla, Arfan &
Shabri (2017) menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah mempunyai pangaruh positif
signifikan terhadap ROA.hubungan yang positif akan berdampak pada pendapatan yang
tinggi akan bepengaruh pada peningkatan laba bersih bank syariah.
Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Nofi Fadhilla
(2015), Hermawan (2010), Anjani dan Hasmarani (2016), Reinnisa (2015) yang
menyatakan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas dikarenakan mudharabah memiliki risiko relatif tinggi karena adanya sistem
bagi hasil yang membuat masalah ketidakpastiaan pendapatan keuntungan.
3. Pengaruh Penempatan Dana Pada Bank Lain terhadap Profitabilitas yang di
Moderasi oleh BOPO Pada Bank Umum Syariah
Diketahui pada pengujian moderated analysis regression (MRA) hasil uji statistic
t sebesar -6.936649 yang artinya BOPO mampu memoderasi dengan memperlemah
pengaruh penempatan dana pada bank lain terhadap profitabilitas dengan hubungan
negaatif signifikan dengan nilai probabilitas 0.000>0.005 dengan uji statistic t sebelum
moderasi diperoleh koefesien sebesar 6.9799330.
77
Mengacu pada teori penempatan dana pada bank lain merupakan bagian aktiva
produktif yang dilakukan bank syariah berupa penanaman dana nya pada bank lain nya
dengan berbagai kegiatan invetasi didalam nya dengan tujuan mendapatkan keuntungan
hal ini terlihat dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu BNI Syariah, Bank
Bukopin Syariah dan Bank Panin Syariah cukup akitf dalam melakukan kegiatan tersebut
dimana pendapatan dari kegiatan ini mengalami fluktuasi setiap tahun nya dan pendapatan
tertinggi dari kegiatan ini dilakukan oleh BNI Syariah dengan perolehan sebesar
Rp.863403 miliar dan berdasarkan hasil penilitian penempatan dana pada bank lain
memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas bank umum syariah sehingga bisa
menaikkan profitabilitas pada bank syariah.
Namun hasil penelitian negatif signifikan dari variabel moderasi yang merupakan
interaksi atau perkalian antara mengindikasikan bahwa BOPO memeperlemah
kemampuan likuiditas bank berupa penempatan dana pada bank lain dalam mempengaruhi
profitabilitas bank umum syariah dikarenakan apabila likuiditas meningkat namun dalam
menjalankan kegiatan operasional nya BOPO juga meningkat disebabkan karena ada
peningkatan pendapatan di luar pendapatan opersional makan akan menurunkan
pendapatan yang akan diterima oleh bank syariah
Terlihat pada sampel penelitian yaitu BNI Syariah, Bank Panin Syariah dan Bank
Bukopin Syariah adanya pengaruh signifikan ini dikarenakan masih memiliki rasio BOPO
yang sangat tinggi dan rasio tertinggi dimiliki oleh Bank Panin Syariah dan Bank Bukopin
Syariah dimana terlihat di 2019 rasio BOPO mencapai 97,74%. Sehingga pengembalian
keuntungan yang diperoleh digunakan untuk memenuhi biaya-biaya operasional yang
dilakukan oleh bank syariah. Jika kegiatan operasional dari bank syariah terrsebut
78
dilakukan dengan efesien maka pendapatan yang dihasilkan bank syariah tersebut akan
naik Selain itu besarnya rasio BOPO juga disebabkan karena tingginya biaya dana yang
dihimpun dan rendahnya pendapatan dari penanaman dana berupa penempatan dana pada
bank lain.
Hal ini juga membuktikkan bagi bank syariah pada umumnya dengan adanya
variabel moderasi BOPO dapat mencapai profitabilitas yang maksiamal tidak hanya
dengan memanfaatkan kemampuan manajamen yang baik dalam memenuhi biaya-biaya
operasional untuk menghasilkan laba yang optimal. Namun BOPO memberikan indikasi
bahwa apabila manajemen mampu menekan BOPO menandakan efesiensi meningkat akan
sangat signifikan terhadap kenaikan keuntungan yang dapat dilihat pada besarnya ROA.
Semakin tingginya rasio BOPO maka semakin rendah tingkat ROA suatu bank
dikarenakan Biaya operasional yang dikeluarkan bank syariah masih tergolong tinggi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Kurniasih (2012), Niode
(2016), Sejati (2016) Nurvarda (2017) yang menyatakan hubungan negatif antara BOPO
dan ROA karna semakin tinggi biaya yang dikeluarkan kemungkinan merupakan deteksi
bahwa aktifitas operasional yang dilakukan oleh bank umum syariah tidak efesien.
Sementara hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Irmawati dan Lestari (2014),
Rendiana (2015), dan Yusuf (2017) yang menyatakan BOPO berpengaruh positif terhadap
ROA apabila bank umum syariah ingin mendapatkan jumlah profit yang maksimal, maka
harus efesien dalam pengeluaran biaya operasional.
4. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas yang dimoderasi oleh
BOPO
79
Diketahui berdasarkan pengujian moderated analysis regression (MRA) diperoleh
hasil uji statistic t nya sebesar -2.595694, ini artinya BOPO mampu memoderasi dengan
memperlemah pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas dengan
hubungan negaatif signifikan dengan nilai probabilitas 0.000>0.005 dengan uji statistic t
sebelum moderasi diperoleh koefesien sebesar 2.831449.
Pembiayaan mudharabah sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan bank
syariah dalam bentuk penyaluran dana untuk mendukung kegiatan invetasi yang telah
direncanakan dalam bentuk pendanaan dengan tujuan pengembalian keuntungan berupa
bagi hasil. Semakin besar volume transaksi yang dilakukan pada pembiayaan mudharabah
membuat semakin besar bagi hasil yang diterima oleh bank syariah. Hal ini terlihat dari
pendapatan pembiayaan mudharabah yang dilkukan pada sampel penelitian ini yaitu BNI
Syariah, Bank Bukopin Syariah, dan Bank Panin Syariah yang setiap tahun nya mengalami
fluktuasi dengan arah positif. Hubungan positif ini terbukti dari penelitian yang dilakukan
peneliti dimana pembiayaan mudharabah memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas bank syariah dikarenakan adanya sistem kemudahan bagi hasil dan
persyaratan dari pembiayaan mudharabah mempengaruhi minat nasabah untuk
mengembangkan usaha mikro atau kecil pada pembiayaan bank umum syariah dengan
menggunakan akad mudharabah. Sehingga hal itu dapat mempengaruhi profitabilitas
bank syariah yang kemudian akan meningkatkan profitabilitas bank syariah.
Namun hasil penelitian negatif signifikan dari variabel moderasi yang merupakan
interaksi atau perkalian antara mengindikasikan bahwa BOPO memeperlemah
pembiayaan mudharabah dalam mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah
dikarenakan tinggi nya BOPO pada sampel penelitian pada Bank BNI Syariah, Bank Panin
80
Syariah, dan Bank Bukopin Syariah masih sangat tinggi dengan rasio tertinggi dimiliki
oleh Bank Panin Syariah dan Bank Bukopin Syariah dimana terlihat di 2019 rasio BOPO
mencapai 97,74%. Rasio BOPO dapat digunakan sebagai indikasi yang menunjukkan
semakin tingginya aktivitas operasional bank syariah dapat mempengaruhi pendapatan
bank syariah sehingga menurunkan profitabilitas bank syariah. Jika pembiayaan bagi hasil
tinggi namun BOPO juga meningkat maka jumlah profitabilitas menurun hal ini
dikarenakan pada saat penyaluran pembiayaan oleh bank umum syariah akan berpengaruh
dengan jumlah biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank syariah. Sehingga laba yang
didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan dikarenakan pengembalian keuntungan yang
optimal digunakan untuk memenuhi biaya-biaya operasional dari kegiatan yang dilakukan
bank syariah.
BOPO merupakan biaya yang menunjang kegiatan yang menghasilkan
profitabilitas oleh karena nya sudah seharusnya biaya operasional yang dikeluarkan harus
seefesien mungkin. Biaya operasional yang menunjang ataupun yang mempengaruhi
permbiayaan terutama akad bagi hasil pada bank umum syariah tidak efesien dikarenakan
pada akad bagi hasil bank harus lebih memaksimalkan pengawasan terhadap penggunaan
dana dan usaha yang dilakukan nasabah. Hal inilah yang menyebabkan tingginya biaya
operasional pada sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu BNI Syariah, Bank
Bukopin Syariah dan Bank Panin Syariah sehingga pernah mencapai 99,60% sehingga hal
ini mempengaruhi yang dihasilkan akibat adanya penyaluran pembiayaan bagi hasil (Fika
Azmi, 2016).
Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian dengan hasil penelitian Sabir,
Ali dan Habble (2012) Kurniasih (2012), Niode (2016), Sejati (2016) Nurvarda (2017)
81
yang menyatakan hubungan negatif antara BOPO dan ROA disebabkan semakin tinggi
BOPO maka semakin rendah tingkat ROA suatu bank dikarenakan Biaya operasional yang
dikeluarkan bank syariah masih tergolong besar karena bank syariah masih dalam proses
ekspansi pasar sehingga memerlukan dana operasional yang besar. Semakin tinggi biaya
yang dikeluarkan kemungkinan merupakan deteksi bahwa aktifitas operasional yang
dilakukan oleh bank umum syariah tidak efesien dan sesuai dengan penelitian Azmi (2016)
yang menyatakan bahwa BOPO mampu memoderasi pembiayaan bagi hasil (mudharabah
dan musyarkah).
Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
Isna dan Sunaryo (2012), Rahman dan Rochmanika (2012), Jamilah dan Wahidawati
(2016), Haryani (2016), yang menyatakan BOPO berpengaruh positif signifikan sehingga
dapat mempengaruhi pembiayaan mudharabah.
Tabel 4.14
Hasil Penelitian
No Hipotesis Hasil
H1 Penempatan dana pada bank lain berpengaruh positif
signifikan terhadap Profitabilitas pada Bank Umum
Syariah
Diterima
H2 Pembiayaan mudharabah berpengaruh positif
signifikan terhadap Profitabilitas pada Bank Umum
Syariah
Diterima
H3 BOPO memoderasi peranan penempatan dana pada
bank lain terhadap profitabilitas pada Bank Umum
Syariah
Diterima
H4 BOPO memoderasi peranan pembiayaan mudharabah
terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah
Diterima
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh penempatan dana
pada bank lain dan pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas dengan BOPO sebagai
variabel moderasi pada bank umum syariah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel penempatan dana pada bank lain berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas pada bank umum syariah periode 2015-2019 dengan nilai probabilitas (sig)
sebesar 0.230 >0.05. Hal ini dikarenakan penempatan dana pada bank lain merupakan
salah satu aktiva produktif dari perbankan syariah yang dimana perbankan melakukan
penanaman dana nya kepada bank lain nya dalam bentuk investasi beragam seperti giro,
tabungan, deposito dan invetasi lain nya dengan tujuan mendapatkan keuntungan dalam
menyimpan dana nya dengan dana likuid sebagai dana cadangan apabila bank terkena
risiko likuiditas (Ismail, 2010).
2. Variabel pembiayaan mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas
pada bank umum syariah periode 2015-2019 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0.000
> 0.05. Hal ini dikarenakan semakin besar penyaluran pembiayaan mudharabah maka
semakin meningkatkan nisbah bagi hasil yang kemudian mempengaruhi tinggi nya
Profitabilits (ROA) bank umum syariah, dan adanya dengan kemudahan system bagi hasil
dan persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan mudharabah akan mempengaruhi minat
83
nasabah untuk mengembangkan usaha kecil maupun menengah pada Bank Syariah
menggunakan akad mudharbah (Nurfajri dan Priyatno, 2019).
3. BOPO memoderasi dengan memperlemah hubungan penempatan dana pada bank lain
terhadap profitabilitas pada bank umum syariah periode 2015-2019 dengan memberikan
hubungan negatif signifikan pada uji statistic t dengan koefesien -6.936649 dengan nilai
probabilitas 0.00 dengan nilai koefesien sebelum moderasi sebesar 6.9799330.
BOPO memperlemah kemampuan likuiditas bank berupa penempatan dana pada bank lain
dalam mempengaruhi profitabilitas bank umum syariah dikarenakan apabila likuiditas
meningkat namun dalam menjalankan kegiatan operasional nya BOPO juga meningkat
disebabkan karena ada peningkatan pendapatan di luar pendapatan opersional makan akan
menurunkan pendatan yang akan diterima oleh bank syariah. Selain itu variabel moderasi
BOPO menujukkan untuk mendapatkan profitabilitas yang maksiamal tidak hanya dengan
memanfaatkan kemampuan manajamen yang baik dalam memenuhi biaya-biaya
operasional untuk menghasilkan laba yang optimal. Namun BOPO memberikan indikasi
bahwa apabila manajemen juga harus mampu menekan BOPO untuk memenuhi biaya-
biaya operasional nya dikarenakan ketidakefesienan biaya opersaional mampu berdampak
pada pendapatan yang akan dihasilkan bank syariah dan hal ini akan mempengaruhi
profitabilitas bank umum syariah (Nurvanda, 2017).
Variabel moderasi pada uji analisis ini berfungsi sebagai variabel moderasi yang dapat
memoderasi hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen sekaligus
berperan menjadi variabel dependen. Jenis moderator pada penelitian ini tergolong dalam
quasi moderator (moderator semu).
84
4. BOPO memoderasi dengan memperlemah hubungan pembiayaan mudharabah terhadap
profitabilitas pada bank umum syariah periode 2015-2019 dengan memberikan hubungan
negatif signifikan pada uji statistic t dengan koefesien -2.595694 dengan nilai probabilitas
0.00 dengan nilai koefesien sebelum moderasi sebesar 2.831449.
BOPO memperlemah pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap profitabilitas dengan
hubungan negaatif signifikan dikarenakan saat penyaluran pembiayaan oleh bank umum
syariah berpengaruh dengan jumlah biaya operasional yang dikeluarkan. Jika pembiayaan
bagi hasil tinggi tetapi BOPO juga meningkat maka jumlah proitabilitas menurun. Dengan
adanya variabel moderasi berupa BOPO dapat mempengaruhi besarnya volume
profitabilitas bank umum syariah dengan semakin efesien bank dalam mengelola BOPO
maka membuat semakin efesien bank membuat dana atau modal yang tersedia semakin
banyak sehingga semakin kecil biaya yang dikeluarkan dari pendapatan maka tidak akan
mengurangi laba yang dapat (Nurvanda, 2017).
Berdasarkan hasil tersebut menyatakan bahwa variabel moderasi pada uji analisis
berfungsi sebagai variabel independent dan sekaligus berinteraksi dengan variabel
predictor lainnya dengan jenis variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah quasi moderator.
85
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Perbankan berdasarakan hasil penelitian ini bagi bank umum syariah perlu
adanya perhatian lebih terhadap pengembangan factor-faktor yang dapat
meningkatkan profitabilitas bank syariah terutama penyaluran pembiayaan dan dalam
menempatkan kelebihan dana likuiditas nya, serta lebih mengembangkan pembiayaan
dengan skema bagi hasil aini agar dapat menarik minat dari nasabah untuk bekerja
sama, sehingga mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh pihak bank. Semakin
besar porsi penyaluran pembiayaan dan penempatan dana pada bank lain nya dapat
memberikan keuntungan atau return yang besar dan pada akhirnya berpengaruh
terhadap laba dengan adanya BOPO sebagai variabel moderasi dapat mencapai
proitabilitas yang maksiamal dengan memanfaatkan kemampuan manajamen yang
baik dalam memenuhi biaya-biaya operasional dengan menghasilkan laba yang
optimal sesuai dengan tugas manajemen sebuah bank adalah memperoleh laba,
meminimalkan risiko serta menjamin ketersediaan likuiditas yang cukup.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya dapat menambah variabel-variabel yang beragam dengan
rasio likuiditas maupun rasio keuangan lain, menambah jumlah objek penelitian, serta
menambahkan periode pengamatan, sebab semakin lama interval waktu pengamatan
maka semakin besar peluang untuk memperoleh hasil penelitian akurat dan lebih baik
lagi.
86
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU
Ascarya. (2013). Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajawali Press.
Dendawijaya, Lukman. (2003). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Duwi Priyatno. (2014). SPSS 22 Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi Offset.
Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro
Harmono. (2014). Manajemen Keuangan berbasis balanced scorecard. Jakarta: Mitra Jaya.
Huda Nurul, dkk. (2010). Lembaga Keuangan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Ikit. (2018). Manajemen Dana Syariah. DIY: Gava Media.
Ismail. (2010). Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Grop.
Karim, Adiwarman. (2010). Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan). Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. (2015). Manajemen Perbankan. Ed.Rev. Cet.1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
.2(009). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lata, Hengky & SelvaTemalagi. (2013). Analisis Multivariate Teknik dan Aplikasi Menggunakan
Program IBM SPSS 20.0. Bandung: Alfabeta
Nazih Hamad. (1995). Muz’am al Mutshalahat al Iqtihadiyah fi laughat al Fuqaha. Herndon Virginia: al-
Mah’ad al Ali lil Fikria Islamiyah.
Nur M. Rianto. (2016). Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta.
Nurhasanah Siti. (2016). Praktik Statistik 2: Untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
M. Abdul Mannan. (1997). Islamic Economy: Theory and Pratice, (Indonesia Edition). Jakarta: Dana
Bhakti Prima Yasa.
Muhammad. dkk. (2004). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP YKPN.
Muhammad Abu. (2016). Ayo Ke Bank Syariah. Jakarta: Mitra Sukses.Jakarta.
87
Muhammad Imran Ashraf Usmani dan Zeenat Zubari. (2002). Meezanbank’s Guide to Islamic Banking.
Karachi: Dahrul Ishaat.
Rouly Dorothy &Aripin Ahmad. (2017). Metode Penelitian Untuk Bisnis. Lampung: DIPA BLU FEB
UNILA
Sadi M. (2015). Perbankan Syariah: Pola Relasi Sebagai Institusi Intermediasi dan Agen Invetasi.
Jakarta: Setara Press.
Sarwono Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Salema Empat
Selamet Riyadi. (2006). Banking Asset and Liablity Management. Jakarta: Lembaga Pusat FE-UI.
Singgih Santoso. (2014). Mahir Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta
. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Suryani. dkk. (2015). Motede Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang
Menajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Edisi Pertama. Renada Media Group.
Sutrisno. (2013). Menajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia
Taqiyuddin Nabhani. (1990). Taquyuddin An Nidlam al Iqtishadi fil Islami. Beirut: Darul Ummah.
Wiranata Suhenda. (2010). Mudharabah Financing In Sharia Capital Market. Jakarta: SPs. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Yaya, Rizal dkk. (2018). Akuntnasi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Konteporer. Edisi 2. Cet.5.
Jakarta: Salemba Empat.
2. Jurnal
Afrianto, et. All. (2014). Analysis of Financial Allocation and Its Impact The Profitability of Islamic
Indonesia. The First International Credit Union Confrence on Social Microfinance And
Community Development, BKCU Kalimantan, Gunadarma University.
Afzal Tuqir, Shazia Hassan. (2018) Hindrance of Mudharabah Financing: A Study from Islamic Banking
Industry of Pakistan. International Journal of Islamic Banking and Finance Research. Vol.2, No.2.
B. Heradhyaksa, R & Markom. Mudharabah Financing Supervision of Islamic Banking in Indonesia.
(2018). Diponogoro Law Review. Vol. No.1. April.
Cahya Rima & Ahmad Mifdol. (2018). Analisis Pengaruh NPF, FDR, BOPO, CAR, dan GCG terhadap
Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia 2013-2017. Jurnal Bisnis dan Manajemen
Islam. Vol.6. No.1.
88
Ervani Eva. (2010). Analisis Pengaruh CAR, LDR, dan Biaya Operasional Bank Terhadap Profitabilitas
Bank Go Public di Indonesia Periode 2000-2007. JEJAK. Vol.3. No.2 September.
Fadhila Novi. (2015). Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Murahbahah Terhadap Laba Bank Syariah
Mandiri. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis. Vol.15. 1. Maret.
Farook, S. Kabir & Lanis, R. (2011). Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure: The
Case of Islamic Banks. Journal of Islamic Accounting and Business Research. Vol.2, No.2.
Febriana Messy. (2014). Pengaruh Penempatan Dana pada Bank Indonesia, Penempatan Pada Bank lain
dan Investasi pada Surat Berharga terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2009-2012.TanjungPinang, Jurnal tidak diterbitkan.
Fernanda Dendi & Maivalinda dkk. (2016). Pengaruh Penempatan Pada Bank Lain, Invetasi Pada Surat
Berharga, Pembiayaan Dan Pinjaman Qard Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia. MENARA Ilmu. Vol. X Jilid 2, No.73, Desember.
Fika Azmi. (2016). Analisis Pengaruh Volume Pembiayaan Terhadap Profitabilitas Dengan BOPO
Sebagai Variabel Moderasi Pada Bank Umum Syariah di Indoensiaa. EBBANK. Vol 7. No. 2.
Desember.
Fitriyani Ana, dkk. (2019). Pengaruh Pembiayaan Murahbahah, Mudharabah dan NPF terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah Terdaftar di Bank Indonesia tahun 2014-2017. Jurnal Widya
Ganeswara Vol.28. No.1.
Firmansyah Imam. (2013). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengeluaran Zakat Pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Liquidity.
Vol.2, No.2, Juli-Desember.
Frank E. Vogel dan Sammuel L. Hayes. (1998). Islamic Law and Finance: Religion Risk, and Return.
London: Kluwer Law International.
Ichsan Nurul. (2014). Pengelolaan Likuiditas Bank Syariah. Al-Iqtishad. Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah.
Vol.6, No.1.
Mawwadah Nur. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah. Jurnal
Etikonomi. Vol.14, No.2, Oktober.
Muljawan, Dadang. Dkk. (2014). Penggunaan Sukuk IILM Sebaga iInstrumen Investasi dan Likuiditas
PerbankanSyariah. Working Paper Bank Indonesia.
Munir, Akhmad Sirojudin. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah di Indonesia. Jurnal Ummul Qura. Vol. IX. No.1.2017.
Nuha Ulin Aji Setiawan & Astiwi Indriani. (2016). Pengaruh DPK, CAR dan NPF terhadap Profitabilitas
Bank Syariah dengan Pembiayaan Sebagai Variabel Intervening. Diponegoro Journal Of
Management. Vol.5, No.4.
Puji Mita Utari. Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA, dan BOPO Terhadap LDR. Undergraduate thesis.
Putri Ayu Rahayu & Bustamam. (2011). Pengaruh Return on Asset, BOPO dan Suku Bunga Terhadap
Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah. JIMEKA. Vol.1, No.1, 2016.
Undi.
89
Putu Ni Eka & I Gusti Ayu. (2016). Kualitias Kredit Sebagai Pemoderasi Pengaruh Tingkat Penyaluran
Kredit Dan BOPO Pada Profitabilitas. E-Jurnal Akuntansi Univ. Udayana. Vol.15, No.1, April.
Raharjo Slamet & Salamah Wahyuni. (2019). Analisis Pengaruh Pembiayaan Murahbahah Dan
Mudharabah Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagi Variabel Intervening. Jurnal
Bisnis & Manajemen. Vol.19, No.1.
Rahman Fuad & Ridha Rochmanika. (2012). Pengaruh Pembiayaan Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil,
Ddan Rasio Non Perorming Finance Bank Umum Syariah di Indonesia. IQTISHDUN. Vol 8. No.
1.
Rimdhani & M, O.Erza. (2011) Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Pembiayaan Murbahah
Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2008.01-2011.12. Media Ekonomi. Vol.19, No.1.
Rina Destiana. (2016). Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Terhadap Pembiayaan Mudharabah Dan
Musyarakah Pada Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Logika. Vol.XVII, No.2, Agustus.
Sulistyo Fauzi & Indah Yuliana. (2018). Pengaruh Profitabilitas dan Kecukupan Modal Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Islamic Social report (ISR) Sebagai Variabel Moderasi (Studi Pada Bank
Umum Syariah Indonesa Tahun 2014-2018). Jurnal Manajemen dan Keuangan. Vol.8, No.2,
November.
Suriani Ginting. (2019). Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPM Dan LDR Terhadap Pertumbuhan Laba
Dengan Suku Bunga Sebagai Variabell Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016. JWEM STIE MIKROSKIL. Vol. 9, No.1 April.
Supriyanti Luluk & Astohar Astohar. (2015). Pengaruh LDR dan BOPO Terhadap Perubahan Laba Pada
Perbankan Dengan NIM Sebagai Variabel Moderating. Jurnal Ilmu Menajemen dan Akuntansi
Terapan (JIMAT). Vol.6, No.1, Mei.
Taufik Muhammad. (2017). Pengaruh Finanacing To Deposit Ratio Dan Capital Adequacy Ratio
Terhadap Return On Assets Dengan Non Performing Financing Sebagai Variabel Moderasi Pada
Bank Umum Syariah Di Indonesia. At-Tawassuh, Vo.2, No.1.
Wahbah Az-Zuhaili. (1997). Al Fiqhu al Islami wa Adillatuhu. Suriah Daarul Fikri. Vol.V.
Wahyuni Mirasanti. (2016) Pengaruh Volune Pembiayaan Murahbahah Terhadap Kinerja Keuangan Bank
Umum Syariah dengan NPF Sebagai Variabel Moderasi. EBBANK. Vol.7, No.1, Juni.
Windriya Anafil. (2019). The Effect Of FDR, NPF, OEOI, And Size Toward ROA (Comparative Study
on Indonesian Islamic Bank and Malaysian Islamic Bank Periode 2010-2015). Jurnal IJIBEC.
Vol.3, No.1, June.
3. Laporan
Statistik Perbankan Syariah OJK 2016-2019
Statistik Perbankan Konvensional OJK 2016-2019
Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)-MUI
Pedoman Satuan Akuntansi Keuangan (PSAK)
90
4. Webiste
www.bnisyariah.co.id di akses pada tanggal 25 Juli 2020
www.paninbanksyariah.co.id di akses pada tanggal 25 Juli 2020
www.syariahbukopin.co.id di akeses pada tanggal 25 Juli 2020
www.bi.go.id di akses pada 21 Oktober 2019
www.kontan.co.id di akses pada 07 Januari 2020
91
Lampian 2 : Pembiayaan Mudharabah
Bank Triwulan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Bank
Bukopin
Syariah
1 324109 378961 393353 166704 99570
2 352510 435045 389601 144594 93456
3 352510 346344 184961 133175 95270
4 408704 348370 372130 108864 91409
Bank
BNI
Syariah
1 1102744 1233878 3055212 3470062 2947895
2 1288057 3597104 3503390 3347327 2609607
3 1253877 3347510 3593178 3130443 2205217
4 1279950 3151201 3398751 3273030 1595373
Bank
Panin
Syariah
1 865137 863674 542400 414.00 186482
2 999589 827888 750410 267530 162184
3 999859 718656 668560 226070 139600
4 1040814 599745 553090 210003 358866
Lampiran
Lampian 1 : Penempatan Dana Pada Bank Lain
Bank Triwulan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Bank
Bukopin
Syariah
1 241351 266925 258230 742303 814136
2 240122 260110 275803 745480 747603
3 249005 258711 730474 767943 544321
4 244803 258711 267070 768004 312099
Bank
BNI
Syariah
1 349299 150077 224264 640774 396203
2 291241 226527 788067 435944 367898
3 362424 211275 819900 269098 863403
4 135226 221606 397372 327118 250359
Bank
Panin
Syariah
1 7422 231 472 677 1846
2 447 676 674 1239 2405
3 341 298 656 1654 4598
4 191 212 796 2404 3923
92
Lampian 3 : Profitabilitas (ROA) (%)
Bank Triwulan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Bank
Bukopin
Syariah
1 0,35% 1,13% 0,53% 0,09% 0,03%
2 0,49% 1,00% 0,39% 0,18% 0,04%
3 0,66% 0,99% 0,02% 0,21% 0,03%
4 0,79% 0,76% 0,27% 0,02% 0,04%
Bank BNI
Syariah
1 1,20% 1,65% 1,40% 1,35% 1,66%
2 1,30% 1,59% 1,48% 1,42% 1,97%
3 1,32% 1,53% 1,44% 1,42% 1,91%
4 1,43% 1,44% 1,31% 1,42% 1,82%
Bank
Panin
Syariah
1 1,56% 0,20% 0,80% 0,26% 0,24%
2 1,22% 0,36% 0,45% 0,26% 0,15%
3 1,13% 0,42% 0,29% 0,25% 0,16%
4 1,14% 0,37% -10,77% 0,26% 0,25%
Lampian 4 : BOPO (%)
Bank Triwulan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Bank
Bukopin
Syariah
1 96,10% 88,95% 94,12% 98,81% 99,75%
2 94,78% 89,88% 95,44% 97,61% 99,44%
3 93,14% 89,79% 99,20% 97,22% 99,90%
4 91,99% 91,76% 96,54% 99,45% 99,60%
Bank BNI
Syariah
1 89,87% 85,37% 87,29% 91,20% 86,03%
2 90,39% 85,88% 86,50% 90,09% 83,91%
3 90,39% 86,28% 87,62% 89,73% 83,28%
4 89,63% 87,67% 87,62% 90,68% 81,26%
Bank
Panin
Syariah
1 79,19% 98,14% 91,56% 97,02% 97,47%
2 88,80% 96,51% 95,20% 98,17% 98,84%
3 89,75% 95,80% 96,87% 97,85% 98,65%
4 89,29% 96,17% 217,40% 99,57% 97,74%
93
Lampiran 5: Uji Stasioneritas Pada First Difference
a. X1 (Penempatan Dana Pada Bank Lain)
Null Hypothesis: X1 has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.047632 0.0122
Test critical values: 1% level -4.121303
5% level -3.487845
10% level -3.172314 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X1)
Method: Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 14:51
Sample (adjusted): 2 60
Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1(-1) -0.468588 0.115769 -4.047632 0.0002
C 96962.89 65308.64 1.484687 0.1432
@TREND("1") 1067.753 1837.770 0.581005 0.5636 R-squared 0.227341 Mean dependent var -4024.203
Adjusted R-squared 0.199746 S.D. dependent var 262297.1
S.E. of regression 234642.9 Akaike info criterion 27.61903
Sum squared resid 3.08E+12 Schwarz criterion 27.72466
Log likelihood -811.7613 Hannan-Quinn criter. 27.66026
F-statistic 8.238503 Durbin-Watson stat 1.812377
Prob(F-statistic) 0.000731
b. X2 (Pembiayaan Mudharabah)
Null Hypothesis: X2 has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 6 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.380125 0.0003
Test critical values: 1% level -4.140858
5% level -3.496960
10% level -3.177579 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X2)
Method: Least Squares
94
Date: 07/25/20 Time: 14:52
Sample (adjusted): 8 60
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X2(-1) -1.415556 0.263108 -5.380125 0.0000
D(X2(-1)) 0.914671 0.219862 4.160207 0.0001
D(X2(-2)) 0.930189 0.212885 4.369434 0.0001
D(X2(-3)) 0.600540 0.184902 3.247882 0.0022
D(X2(-4)) 0.245453 0.162520 1.510288 0.1381
D(X2(-5)) 0.450610 0.148839 3.027502 0.0041
D(X2(-6)) 0.391675 0.146001 2.682688 0.0102
C 1761947. 417038.4 4.224904 0.0001
@TREND("1") -1633.351 7839.379 -0.208352 0.8359 R-squared 0.503963 Mean dependent var -16887.00
Adjusted R-squared 0.413774 S.D. dependent var 1130589.
S.E. of regression 865639.4 Akaike info criterion 30.33384
Sum squared resid 3.30E+13 Schwarz criterion 30.66842
Log likelihood -794.8469 Hannan-Quinn criter. 30.46251
F-statistic 5.587879 Durbin-Watson stat 2.135106
Prob(F-statistic) 0.000067
c. Z (BOPO)
Null Hypothesis: Z has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.638371 0.0000
Test critical values: 1% level -4.121303
5% level -3.487845
10% level -3.172314 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(Z)
Method: Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 14:52
Sample (adjusted): 2 60
Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Z(-1) -1.018427 0.133330 -7.638371 0.0000
C 90.65489 12.27572 7.384892 0.0000
@TREND("1") 0.080068 0.083036 0.964256 0.3391 R-squared 0.510483 Mean dependent var 0.027797
Adjusted R-squared 0.493000 S.D. dependent var 15.18365
S.E. of regression 10.81135 Akaike info criterion 7.648580
Sum squared resid 6545.579 Schwarz criterion 7.754217
95
Log likelihood -222.6331 Hannan-Quinn criter. 7.689816
F-statistic 29.19926 Durbin-Watson stat 2.007162
Prob(F-statistic) 0.000000
d. Y (Profitabilitas)
Null Hypothesis: Y has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.518357 0.0000
Test critical values: 1% level -4.121303
5% level -3.487845
10% level -3.172314 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(Y)
Method: Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 14:53
Sample (adjusted): 2 60
Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. Y(-1) -0.861490 0.132164 -6.518357 0.0000
C 0.869595 0.446927 1.945722 0.0567
@TREND("1") -0.011117 0.012503 -0.889168 0.3777 R-squared 0.431455 Mean dependent var -0.001695
Adjusted R-squared 0.411150 S.D. dependent var 2.115135
S.E. of regression 1.623082 Akaike info criterion 3.856040
Sum squared resid 147.5262 Schwarz criterion 3.961678
Log likelihood -110.7532 Hannan-Quinn criter. 3.897277
F-statistic 21.24853 Durbin-Watson stat 2.016350
Prob(F-statistic) 0.000000
e. X1_Z (Penempatan Dana Pada Bank Lain*BOPO)
Null Hypothesis: X1_Z has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.962641 0.0153
Test critical values: 1% level -4.121303
5% level -3.487845
10% level -3.172314 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X1_Z)
96
Method: Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 14:53
Sample (adjusted): 2 60
Included observations: 59 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1_Z(-1) -0.453324 0.114399 -3.962641 0.0002
C 8546374. 6073184. 1.407231 0.1649
@TREND("1") 99221.35 171536.8 0.578426 0.5653 R-squared 0.219938 Mean dependent var -386616.9
Adjusted R-squared 0.192079 S.D. dependent var 24360083
S.E. of regression 21895924 Akaike info criterion 36.69101
Sum squared resid 2.68E+16 Schwarz criterion 36.79665
Log likelihood -1079.385 Hannan-Quinn criter. 36.73224
F-statistic 7.894587 Durbin-Watson stat 1.804059
Prob(F-statistic) 0.000954
f. X2_Z (Pembiayaan Mudharabah)
Null Hypothesis: X2_Z has a unit root
Exogenous: Constant, Linear Trend
Lag Length: 6 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.251357 0.0004
Test critical values: 1% level -4.140858
5% level -3.496960
10% level -3.177579 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X2_Z)
Method: Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 14:53
Sample (adjusted): 8 60
Included observations: 53 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X2_Z(-1) -1.389293 0.264559 -5.251357 0.0000
D(X2_Z(-1)) 0.890835 0.222239 4.008446 0.0002
D(X2_Z(-2)) 0.888656 0.211853 4.194685 0.0001
D(X2_Z(-3)) 0.607391 0.183255 3.314450 0.0018
D(X2_Z(-4)) 0.254937 0.165490 1.540492 0.1306
D(X2_Z(-5)) 0.410893 0.151227 2.717063 0.0094
D(X2_Z(-6)) 0.381013 0.145482 2.618968 0.0121
C 1.54E+08 37190060 4.135093 0.0002
@TREND("1") -175797.4 694445.6 -0.253148 0.8013 R-squared 0.486399 Mean dependent var -1476649.
Adjusted R-squared 0.393017 S.D. dependent var 98490638
S.E. of regression 76733206 Akaike info criterion 39.30309
Sum squared resid 2.59E+17 Schwarz criterion 39.63767
97
Log likelihood -1032.532 Hannan-Quinn criter. 39.43175
F-statistic 5.208696 Durbin-Watson stat 2.129263
Prob(F-statistic) 0.000131
Lampiran 6: Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
0
4
8
12
16
20
-2 -1 0 1 2
Series: Residuals
Sample 1 60
Observations 60
Mean -2.19e-15
Median -0.299319
Maximum 2.530372
Minimum -2.570062
Std. Dev. 0.890460
Skewness 0.543534
Kurtosis 3.822700
Jarque-Bera 4.646375
Probability 0.097961
b. Uji Multikolinieritas
Variance Inflation Factors
Date: 07/25/20 Time: 15:20
Sample: 1 60
Included observations: 60 Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF C 1.247283 89.58247 NA
X1 2.07E-13 2.243732 1.086153
X2 1.14E-14 2.236256 1.167509
Z 0.000141 85.62942 1.124313
c. Uji Autokorelasi
R-squared 0.162597 Mean dependent var 0.618000
Adjusted R-squared 0.133215 S.D. dependent var 1.611733
98
S.E. of regression 1.500545 Akaike info criterion 3.698240
Sum squared resid 128.3431 Schwarz criterion 3.802957
Log likelihood -107.9472 Hannan-Quinn criter. 3.739201
F-statistic 5.533810 Durbin-Watson stat 1.860242
Prob(F-statistic) 0.006362
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 2.518612 Prob. F(2,57) 0.0895
Obs*R-squared 4.871808 Prob. Chi-Square(2) 0.0875
Scaled explained SS 11.20124 Prob. Chi-Square(2) 0.0037
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 15:27
Sample: 1 60
Included observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.000830 1.987048 1.006936 0.3182
LX1 -0.133146 0.060013 -2.218632 0.0305
LX2 -0.004137 0.147288 -0.028091 0.9777 R-squared 0.081197 Mean dependent var 0.507791
Adjusted R-squared 0.048958 S.D. dependent var 1.383143
S.E. of regression 1.348860 Akaike info criterion 3.485104
Sum squared resid 103.7072 Schwarz criterion 3.589821
Log likelihood -101.5531 Hannan-Quinn criter. 3.526065
F-statistic 2.518612 Durbin-Watson stat 2.042653
Prob(F-statistic) 0.089504
Lampiran 7: Uji Regresi Data Panel
a. Common Effect Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 14:59
Sample: 2015Q1 2019Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -23.74903 1.751916 -13.55604 0.0000
99
LX1 0.078886 0.033744 2.337768 0.0230
LX2 0.865660 0.089678 9.652941 0.0000
Z 0.131018 0.010060 13.02337 0.0000 R-squared 0.792142 Mean dependent var 0.618000
Adjusted R-squared 0.781006 S.D. dependent var 1.611733
S.E. of regression 0.754239 Akaike info criterion 2.338125
Sum squared resid 31.85707 Schwarz criterion 2.477748
Log likelihood -66.14375 Hannan-Quinn criter. 2.392739
F-statistic 71.13809 Durbin-Watson stat 1.083299
Prob(F-statistic) 0.000000
b. Fixed Effect Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 14:59
Sample: 2015Q1 2019Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -23.22247 1.489469 -15.59111 0.0000
LX1 0.062990 0.028799 2.187203 0.0331
LX2 0.833745 0.076841 10.85027 0.0000
Z 0.131787 0.008586 15.34871 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.855918 Mean dependent var 0.618000
Adjusted R-squared 0.842577 S.D. dependent var 1.611733
S.E. of regression 0.639481 Akaike info criterion 2.038319
Sum squared resid 22.08253 Schwarz criterion 2.247754
Log likelihood -55.14958 Hannan-Quinn criter. 2.120241
F-statistic 64.15717 Durbin-Watson stat 1.552863
Prob(F-statistic) 0.000000
c. Random Effect Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/25/20 Time: 15:13
Sample: 2015Q1 2019Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 60
Wallace and Hussain estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -11.63919 0.998528 -11.65635 0.0000
X1 -6.95E-09 3.80E-07 -0.018302 0.9855
100
X2 7.74E-07 8.77E-08 8.834620 0.0000
Z 0.124363 0.009838 12.64055 0.0000 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.639923 0.4240
Idiosyncratic random 0.745791 0.5760 Weighted Statistics
Rand R-squared 0.779060 Mean dependent var 0.155846
Adjusted R-squared 0.767224 S.D. dependent var 1.541372
S.E. of regression 0.743664 Sum squared resid 30.97003
F-statistic 65.82079 Durbin-Watson stat 1.439146
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.688960 Mean dependent var 0.618000
Sum squared resid 47.67108 Durbin-Watson stat 0.934957
d. Uji Chow (FEM) Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 15.341898 (2,54) 0.0000
Cross-section Chi-square 26.996413 2 0.0000
e. Uji Hausmant (FEM) Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 3 1.0000
f. Uji Lagrange Multiplier (REM) Lagrange multiplier (LM) test for panel data
Date: 07/25/20 Time: 15:07
Sample: 2015Q1 2019Q4
Total panel observations: 60
Probability in () Null (no rand. effect) Cross-section Period Both
Alternative One-sided One-sided Breusch-Pagan 53.75693 0.222188 53.97911
101
(0.0000) (0.6374) (0.0000)
Honda 7.331911 -0.471368 4.851137
(0.0000) (0.6813) (0.0000)
King-Wu 7.331911 -0.471368 6.828571
(0.0000) (0.6813) (0.0000)
GHM -- -- 53.75693
-- -- (0.0000)
Lampiran 8: Uji Statistik/ Uji Hipotesis
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 07/25/20 Time: 14:59
Sample: 2015Q1 2019Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -23.74903 1.751916 -13.55604 0.0000
LX1 0.078886 0.033744 2.337768 0.0230
LX2 0.865660 0.089678 9.652941 0.0000
Z 0.131018 0.010060 13.02337 0.0000 R-squared 0.792142 Mean dependent var 0.618000
Adjusted R-squared 0.781006 S.D. dependent var 1.611733
S.E. of regression 0.754239 Akaike info criterion 2.338125
Sum squared resid 31.85707 Schwarz criterion 2.477748
Log likelihood -66.14375 Hannan-Quinn criter. 2.392739
F-statistic 71.13809 Durbin-Watson stat 1.083299
Prob(F-statistic) 0.000000 0.230
Lampiran 9: Uji Moderated Analysis Regression (MRA) Dependent Variable: Y
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 07/25/20 Time: 15:35
Sample: 2015Q1 2019Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 3
Total panel (balanced) observations: 60
Wallace and Hussain estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -83.86967 18.76911 -4.468495 0.0000
LX1 2.479492 0.355232 6.979930 0.0000
LX2 4.109521 1.451385 2.831449 0.0065
Z 0.850250 0.202236 4.204249 0.0001
X1_Z -0.026202 0.003777 -6.936649 0.0000
X2_Z -0.040283 0.015519 -2.595694 0.0121
102
Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 0.438781 0.5026
Idiosyncratic random 0.436464 0.4974 Weighted Statistics R-squared 0.926303 Mean dependent var 0.134180
Adjusted R-squared 0.919479 S.D. dependent var 1.540107
S.E. of regression 0.437023 Sum squared resid 10.31341
F-statistic 135.7464 Durbin-Watson stat 0.964152
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.883668 Mean dependent var 0.618000
Sum squared resid 17.82948 Durbin-Watson stat 0.557711