pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH
TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN
MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN
(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Pati)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S1)
Jurusan Ekonomi Islam
Oleh:
NUR IZA KHOLIDA 0 7 2 4 1 1 0 5 1
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
iii
iv
ABSTRAKSI Perkembangan fisik yang dilakukan oleh berbagi Rumah Sakit Islam dengan tujuan mampu bersaing dengan Rumah Sakit Umum tidak diimbangi dengan melakukan pengembangan pada bidang pelayanan. Dan sebagai rumah sakit yang bernanung di bawah nama Islam maka pelayanan dan kegiatan operasional rumah sakit Islam harus berdasar pada prinsip-prinsip syari’ah Islam yang sudah ditentukan, agar tercapai kemashlahatan bagi semua pihak, baik pihak rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan dan pihak pasien atau masyarakat sebagai pengguna pelayanan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah di Rumah Sakit Islam (RSI) Pati (2) Untuk mengetahui pengaruh-pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan pasien dalam memilih pelayanan kesehatan pada RSI Pati.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif-kuantitatif. Objek penelitian adalah penerapan prinsip-prinsip syariah sebagai variabel independen (X) dan keputusan pasien sebagai variabel dependen (Y). Adapun subjek penelitian adalah pasien Rumah Sakit Islam (RSI) Pati sebagai unit yang dianalisis. Sampel penelitian sebanyak 70 pasien dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Untuk menganalisis penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang terdapat pada RSI Pati menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang berkepentingan, bahwa penerapan prinsip-prinsip syari’ah pada RSI Pati dikatakan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah, akan tetapi pelaksanaannya belum maksimal dikarenakan adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia sebagai faktor utama.
Sedangkan untuk mengukur pengaruh prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan pasien di RSI Pati maka digunakan metode deskriptif dengan alat analisis yang dipergunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear sederhana, dengan tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 memperoleh t hitung sebesar 3, 898 dan nilai signifgikan 0,000, untuk membuktikan tingkat signifikan yang diperoleh digunakan uji normalitas dengan Normal Probability Plot, yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan penerapan prinsip-prinsip syari’ah (variabel X) terhadap keputusan pasien (variabel Y) di RSI Pati.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2 besarnya 0,183, ini berarti variabel keputusan pasien dapat dijelaskan oleh variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah (X) yang berarti keputusan psien dipengaruhi oleh variabel X sebesar 18,3%.
v
vi
MOTTO
“Allah SWT tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan
kesanggupannya” (Q.S. Al-Baqarah: 268)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
- Kedua Surga, Bapak H. Abdullah Zawawi dan Ibu Hj. Muslichah, matur sembah nuwun atas ketulusan, kesabaran, kasih sayang, semangat, bimbingan, dan do’a yang senantiasa mengiringi langkah demi keberhasilan penulis.
- Kakak-kakak penulis, Mbak Ririn dan Mas Ali, Mas Iful dan Mbak Ida, Mas
Chotib dan Mbak Lilah, Mas Anaz dan Mbak Linda, Mas Hanif dan Mbak Anik, Mbak Ella dan Mas Uscan, terima kasih untuk semua yang telah kalian berikan.
- Pemberi semangat dan keceriaan bagi penulis, Isfa, Mala, Novice, si kembar
Nava-Vina, Ula, Nabila, Afudz, Aufa, Isna, Dila, Eva, dan Afiq, kalian adalah keponakan-keponakan yang menggemaskan.
- Seseorang yang senantiasa menemani dan membantu penulis dalam
menyusun skripsi ini, terima kasih atas do’a dan dukungannya. - Wadyabala Crazy House (Zuntet, Cha dan Yuyun) - Keluarga Besar EIB Belguyank, terkhusus untuk Mihex, Rani, Safi’, Firoh,
Yuyun, Malik, Faqeh, Bay, Fajri, Aik, thank’s for a lovelly class and thank’s for our gatherness, I love you all.
- Semua orang yang telah mendo’akan penulis dan semua pihak yang telah
membantu tercapainya skripsi ini.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita pada zaman yang penuh dengan cahaya Islam.
Berkat nikmat yang diberikan oleh Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip
Syari’ah Islam Terhadap Keputusan Pasien Memilih Pelayanan Kesehatan di
Rumah Sakit Islam Pati”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dorongan,
bantuan dan kerjasama dari pihak-pihak yang berperan dalam penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. DR. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang
2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo Semarang beserta Pembantu Dekan I, II dan III.
3. Ketua dan Sekertaris Jurusan Ekonomi Islam.
4. Bapak DR. Ali Murtadlo, M.Ag dan Bapak H. Muchamad Fauzi, SE, MM
selaku pembimbing I dan II.
5. Semua dosen yang telah membimbing dan mengajar penulis selama belajar di
bangku kuliah.
6. Seluruh staf dan karyawan akademik Fakultas Syari’ah dan perpustakaan baik
Institut maupun Fakultas Syari’ah.
7. Bapak, Ibu dan ketujuh kakakku tercinta yang senantiasa memberikan
semangat, kasih sayang dan doa tiada henti untuk penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
8. Keluarga EIB Belguyank (2007) yang telah memberikan dorongan dan
motivasi kepada penulis.
ix
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu penulis
harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak.
Semarang, November 2011
Penulis,
NUR IZA KHOLIDA NIM: 072411051
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
PENGESAHAN....................................................................................... iii
ABSTRAKSI ........................................................................................... iv
DEKLARASI .......................................................................................... v
MOTTO .................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GRAFIK ................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 6
1.4 Sistematika Penulisan Penelitian ....................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .................................................................. 9
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit ......................................... 9
2.1.2 Karakteristik Rumah Sakit Islam ............................ 10
2.1.3 Pengertian Prinsip-Prinsip Syari’ah ......................... 13
2.1.4 Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah.......................... 14
2.1.5 Perilaku Konsumen ................................................. 19
2.1.6 Keputusan Memilih ................................................. 23
2.1.7 Pelayanan Kesehatan ............................................... 27
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................... 30
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis .............................................. 32
2.4 Hipotesis ............................................................................ 32
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................. 34
3.2 Populasi dan Sampel .......................................................... 35
3.3 Jenis Data........................................................................... 37
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................ 38
3.5 Variabel Penelitian............................................................. 40
3.6 Definisi Operasional Variabel ............................................ 40
3.7 Validitas dan Reliabilitas.................................................... 41
3.7.1 Validitas .................................................................. 41
3.7.2 Reliabilitas .............................................................. 42
3.8 Metode Analisis Data ......................................................... 42
3.8.1 Analisis Deskriptif................................................... 42
3.8.2 Uji Normalitas......................................................... 43
3.8.3 Analisis Regresi ...................................................... 43
3.8.4 Uji Hipotesis ........................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ................................................ 45
4.1.1 Gambaran Umum RSI Pati ........................................ 45
4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi............................................ 46
4.1.3 Struktur Organisasi RSI Pati...................................... 48
4.1.4 Kegiatan Pelayanan ................................................... 49
4.2 Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah di RSI Pati................... 54
4.2.1 Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah di RSI Pati.......... 54
4.2.2 Hambatan dan SolusiPenerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah 58
4.2.3 Analisis Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah 61
4.3 Deskripsi Data Penelitian dan Karakteristik Responden...... 73
4.3.1 Deskripsi Data Penelitian ........................................ 73
4.3.2 Karakteristik Responden.......................................... 74
4.4 Uji Validitasdan Reliabilitas Instrumen… .......................... 79
4.4.1 Uji Validitas .............................................................. 79
4.4.2 Uji Reliabilitas .......................................................... 80
xii
4.5 Uji Normalitas.................................................................... 81
4.6 Deskripsi Variabel Penelitian ............................................. 82
4.6.1 Variabel Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah............ 82
4.6.2 Variabel Keputusan Pasien ...................................... 91
4.7 Hasil Analisis dan Uji Hipotesis ......................................... 94
4.7.1 Analisis Regresi Sederhana ....................................... 94
4.7.2 Hasil Uji Parsial ........................................................ 95
4.7.3 Koefisien Determinasi ............................................... 96
4.8 Pembahasan ....................................................................... 97
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................... 101
5.2 Saran................................................................................... 102
5.3 Penutup............................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Populasi ........................................................................... 35
Tabel 3.2 : Operasional Variabel ....................................................... 40
Tabel 4.1 : Umur ............................................................................... 74
Tabel 4.2 : Jenis Kelamin .................................................................. 75
Tabel 4.3 : Pendidikan ....................................................................... 77
Tabel 4.4 : Pekerjaan ......................................................................... 78
Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas ........................................................... 79
Tabel 4.6 : Hasil Uji Reliabilitas........................................................ 80
Tabel 4.7 : Indikator Pelayanan Islami............................................... 83
Tabel 4.8 : Indikator Pembagian Perawat........................................... 84
Tabel 4.9 : Indikator Fasilitas Ibadah ................................................. 85
Tabel 4.10 : Indikator Makanan dan Minuman Halal ........................... 86
Tabel 4.11 : Indikator Busana Karyawan ............................................. 87
Tabel 4.12 : Indikator Kebersihan dan Kesucian.................................. 88
Tabel 4.13 : Indikator Bimbingan Rohani ............................................ 89
Tabel 4.14 : Indikator Pemulasaran Jenazah ........................................ 90
Tabel 4.15 : Indikator Faktor Budaya .................................................. 91
Tabel 4.16 : Indikator Faktor Sosial..................................................... 92
Tabel 4.17 : Indikator Faktor Pribadi ................................................... 93
Tabel 4.18 : Indikator Faktor Psikologi................................................ 94
Tabel 4.19 : Hasil Uji Hipotesis........................................................... 96
Tabel 4.20 : Hasil Koefisien Determinasi ............................................ 96
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 : Umur ............................................................................... 75
Grafik 4.2 : Jenis Kelamin .................................................................. 76
Grafik 4.3 : Pendidikan ....................................................................... 77
Grafik 4.4 : Pekerjaan ......................................................................... 78
Grafik 4.5 : Hasil Uji Normalitas ........................................................ 82
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Proses Perilaku Konsumen............................................... 20
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi .......................................................... 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Rumah sakit yang semula bertujuan untuk membantu masyarakat dan
berorientasi pada aspek sosial1, kini telah menjadi institusi yang menitikberatkan
pada profit oriented. Hal tersebut dapat dilihat banyaknya rumah sakit-rumah sakit
yang lebih mengutamakan perkembangan bangunannya dari pada pelayanannya
dengan maksud untuk menarik perhatian masyarakat. Perbaikan dibidang
pembangunan memang sangat diperlukan demi kenyamanan pasien dan
pengunjung, seperti penyediaan kamar-kamar pavilium dengan tarif kamar hotel.
Akan tetapi jika tidak diimbangi dengan perkembangan dan perbaikan dibidang
pelayanan hal tersebut tidaklah berarti. Pembuktian hal tersebut juga dapat dilihat
dari adanya sebagian rumah sakit atau instansi kesehatan yang tidak mau
memberikan pelayanan bagi warga miskin atau parahnya pasien yang tidak dapat
menyelesaikan administrasi pembayaran maka harus ditahan oleh pihak rumah
sakit dan baru bisa dibawa pulang jika pembayaran telah lunas. Beberapa hal
tersebut menunjukkan rumah sakit melakukan pemusatan pada keuntungan
(profit) dan mengkesampingkan aspek sosial.
1 Dalam pasal 2 UU No. 44 tahun 2009 ditegaskan bahwa rumah sakit juga memiliki fungsi sosial, disamping memberikan perlindungan dan keselamatan pasien. Fungsi sosial ini diwujudkan dengan memberikan pelayanan kepada fakir miskin dan orang tidak mampu. Namun dalam kenyataannya banyak kasus yang ditemukan dimana orang miskin sulit memperoleh pelayanan yang standar dari rumah sakit. Selengkapnya lihat Undang-undang Kesehatan Rumah Sakit tahun 2009, Yogyakarta: Nuha Medika, 2007. Kritik atas realitas ini direspon oleh Eko Prasetyo dengan judl (pemeo) bukunya “Orang Miskin Dilarang Sakit” pada tahun 2004. Sehingga seakan-akan hanya orang kaya yang boleh sakit karena ia mampu membayar biaya rumah sakit.
2
Bergesernya orientasi rumah sakit diatas, direspon oleh sebagian umat
Islam dengan mendirikan rumah sakit Islam. Rumah sakit ini diharapkan lebih
mengkedepankan aspek-aspek sosial yang digali dari nilai-nilai (value) al Qur’an,
dengan cara memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa adanya diskriminasi
antara pasien dari keluarga kaya atau miskin dan mengutamakan keselamatan jiwa
(hifd al nafs) yang menjadi tujuan syari’ah (maqashid al syari’ah). Kepedulian
umat Islam diwujudkan dengan mendirikan pusat-pusat layanan kesehatan, seperti
poliklinik dan rumah sakit-rumah sakit Islam.
Meskipun rumah sakit Islam mengklaim mengkedepankan aspek sosial,
masih banyak dijumpai Rumah sakit Islam yang mengfokuskan pada profit,
dengan alasan untuk meningkatkan sistem pelayanan kepuasan pasien. Hingga
pada kenyataannya masih banyak rumah sakit Islam yang tidak mengindahkan
bagaimana etika berbisnis islami, tidak memberikan pelayanan yang memusakan
akan tetapi berusaha mengambil keuntungan sebesar mungkin. Hal ini sudah jelas
bertentangan dengan ajaran Islam sesuai dalil:
Artinya: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan janganlah kamu membawa urusan itu kapada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari pada harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui. (QS. Al Baqarah 188)
Namun tanpa dukungan dana (‘keuntungan’) yang memadai rumah sakit
sulit untuk meningkatkan layanan yang menyangkut sarana dan prasarana. Seiring
dengan tuntutan tersebut maka rumah sakit Islam dipandang sama seperti rumah
3
sakit umum yang berorientasi pada keuntungan semata. Sehingga tambahan kata
“Islam” pada rumah sakit kurang mencerminkan prinsip-prinsip syari’ah yang
digali dari al Qur’an dan al Hadist. Dengan demikian maka rumah sakit Islam
hanya mencerminkan rumah sakit yang dimiliki oleh umat Islam, belum
mencerminkan rumah sakit yang menggunakan system syari’ah. Oleh karenanya
simbol-simbol ke’Islam’an pada rumah sakit Islam diwujudkan dengan adanya
fasilitas-fasilitas keagamaan, seperti tempat sholat (masjid/mushola), pemisahan
rawat inap berdasarkan jenis kelamin, menu makanan yang halal, busana Islami
para pegawainya dan pemasangan kaligrafi arab di sudut-sudut bangunan dan
adanya al Qur’an dalam ruang pasien. Sementara yang terkait dengan sistem
pelayanan yang syari’ah belum memperoleh perhatian cukup, seperti pengadaan
bimbingan rohani, sebagai contoh bimbingan sakaratul maut, kemudian
penanganan pasien perempuan oleh dokter laki-laki atau pasien laki-laki oleh
dokter perempuan. Padahal menurut ajaran agama Islam dijelaskan bahwa
berobatlah kepada ahli/dokter yang sama jenis kelaminnya, kecuali alasan darurat.
Disamping itu masih banyak dokter-dokter dan perawat laki-laki yang bekerja
pada bagian bersalin (ibu melahirkan).
Demikian juga pelayanan kepada orang-orang miskin, rumah sakit Islam
belum memberikan pelayanan secara maksimal, sebagaimana ditunjuk oleh pasal
2 Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit yang menyatakan
bahwa Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada
nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan
anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta
4
mempunyai fungsi sosial. Fungsi sosial ini kadang diabaikan oleh rumah sakit
sehingga banyak pasien yang berasal dari keluarga miskin (kurang mampu) kurang
memperoleh perhatian. Padahal menurut ajaran Islam, ketika pasien tidak mampu
membayar biaya rumah sakit, maka pihak rumah sakit atau dokter harus menanggung
biaya tersebut (dibebaskan).2Oleh karenannya sangat penting untuk dikaji
bagaimana rumah sakit-rumah sakit Islam menerapkan prinsip-prinsip syari’ah
dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat, bukan hanya sekedar simbol-
simbol keislaman saja.
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat oleh rumah sakit merupakan salah
satu faktor yang menentukan bagi perkembangan rumah sakit itu sendiri.
Ramainya rumah sakit dengan dipadatinya ruang-ruang inap pasien dan keluarga
pasien menunjukkan bahwa trust masyarakat kepada rumah sakit tersebut cukup
tinggi. Sebagai contoh adalah Rumah Sakit Islam (RSI) Pati yang pada saat-saat
tertentu ruang inapnya selalu padat dan menolak pasien karena sudah tidak ada
tempat lagi, atau jika memungkinkan booking kamar dulu untuk penyakit yang
tidak harus segera ditangani. Rumah Sakit Islam Pati3 (selanjutnya di tulis RSIP)
ini memiliki tingkat hunian yang cukup padat dibanding dengan rumah sakit
Kristen Tayu yang jaraknya cukup dekat (+ 8 km). Fenomena ini berbeda juga
dengan rumah sakit-rumah sakit lainnya yang berada di wiliayah Pati, seperti RS
Umum Soewondo, RS Mitra Bangsa, dan RS Keluarga Sehat.
2 K.H.A. Aziz Masyhuri, Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama (kesatu-1926 s/d kedua puluh Sembilan 1994), Surabaya: Dinamika Perss, 1997, h.304
3 RSIP berada di Desa Waturoyo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. RSIP ini berdiri sejak 9 September 1986.
5
Realita menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan masyarakat setempat
untuk memilih RSIP sebagai tempat layanan kesehatan. Keputusan pemilihan
RSIP tersebut secara garis besar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain,
pertama, banyak warga yang memeluk agama Islam sehingga menganut ajaran
agama Islam dengan komitmen keagamaannya akan lebih nyaman memilih RSIP
dibanding dengan yang lainnya. Kedua, RSIP memberikan layanan Askes,
Jamsostek dan Jamkesmas sehingga masyarakat merasa lebih mudah dan lebih
ringan dalam melakukan pembayaran, tentunya bagi warga yang kurang mampu..
Ketiga, fasilitas yang dimiliki RSIP cukup lengkap dan cukup berteknologi tinggi
sehingga mampu mengatasi segala keluhan masyarakat dibanding dengan rumah
sakit terdekat (RSK Tayu) sehingga jika memungkinkan tidak perlu diadakan
rujukan ke rumah sakit yang lain dan lebih jauh.
Keputusan pasien atau keluarga pasien untuk memperoleh layanan
kesehatan yang memadai di rumah sakit bukan pertimbangan praktis (kedekatan
lokasi), namun lebih pada aspek-aspek lain, seperti penerapan prinsip-prinsip
syari’ah. Berdasarkan uraian di atas, maka sangat penting penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui dan sejauh mana pengaruh penerapan prinsip syari’ah terhadap
keputusan konsumen dalam memilih layanan kesehatan, dalam wujud proposal
penelitian skripsi “PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP
SYARI’AH TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN
KESEHATAN (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Pati).”
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang diterapkan oleh
Rumah Sakit Islam Pati?
2. Bagaimana pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap
keputusan pasien dalam memilih layanan kesehatan di Rumah Sakit Islam
Pati?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan sebuah
perencanaan kerja sudah dapat dipastikan memiliki tujuan sebagai cita-cita
kegiatan tersebut, termasuk dalam penelitian karya ilmiah.
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk dari penerapan prinsip-prinsip syari’ah
yang diterapkan di rumah sakit Islam.
2. Untuk mengukur dan menganalisis pengaruh penerapan prinsip-
prinsip syari’ah terhadap keputusan pasien memilih layanan kesehatan
di rumah sakit Islam.
7
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Untuk mendapatkan nilai tambah dengan mengadakan studi
perbandingan antara teori yang didapat dengan praktek lapangan,
khususnya tentang prinsip-prinsip syari’ah dalam penerapan dan
pengaruhnya.
2. Bagi Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah
dan mengambil keputusan dimasa yang akan datang, khususnya dalam
rangka penerapan prinsip-prinsip syari’ah.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan untuk menambah pengetahuan khususnya bagi pihak-
pihak yang tertarik pada masalah yang dibahas untuk diteliti lebih
lanjut.
1.4 Sistematika Penulisan Penilitian
Sistematika penulisan penelitian ini mencakup 5 bab. Bab pertama terdiri
dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
serta Sistematika Penelitian. Bab kedua pada penelitian ini mencakup tentang
Landasan Teori, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran Teoritik dan
8
Hipotesis. Bab ketiga terdiri dari Jenis Penelitian, Jenis dan Sumber Data,
Populasi dan Sampel, Metode Pengumpulan Data, Variabel Penelitian dan
Pengukuran, serta Teknik Analisis Data. Sedangkan pada Bab empat terdiri dari
Penyajian Data, Analisis Data dan Interpretasi Data, serta Pembahasan. Sebagai
penutup adalah Bab lima yang berisi tentang Kesimpulan dan Saran.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima
pelayanan kedokteran, serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa
kedokteran, perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya yang
diselenggarakan.4
4 Ery Rustiyanto, Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 28
10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud Rumah sakit
adalah rumah tempat merawat orang sakit atau gedung tempat menyediakan
pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan.5
Sedang menurut Wikipedia Indonesia, Rumah Sakit (hospital) adalah
sebuah institusi perawatan kesehatan professional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Dalam UU No. 44 tahun 2006 dinyatakan bahwa Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri
yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
Rumah sakit juga disebut pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan medis, pelayanan rawat tinggal secara preventif,
diagnostik, kuratif, dan rehabilitatif melalui kegiatan rawat jalan dan rawat
tinggal (Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan departemen Kesehatan R.I.
No.895/ Kes/ PPL/ 81). Menurut S.K. Menteri Kesehatan R.I. No. 031/ Birhup/
1972), yang dimaksud rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan medik umum dan spesialistik, pelayanan
penunjang medik, pelayanan instalasi, dan pelayanan secara rawat jalan dan
rawat tinggal.
5 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, h. 968
11
2.1.2 Karakteristik Rumah Sakit Islam
Untuk mendefinisikan rumah sakit Islam tidaklah sederhana,
mengingat adanya kemiripan rumah-rumah sakit umum dengan rumah sakit
Islam. Misalnya rumah sakit umum juga harus menyediakan fasilitas/tempat
ibadah.6 Untuk memahami rumah sakit Islam perlu kiranya memperhatikan
karakteristik Rumah Sakit Islam pada era keemasan Islam.
Menurut sejarah rumah sakit Islam pertama kali bernama Bimaristan
yang didirikan pada masa Dinasti Umayyah oleh khalifah ke-6, Walid bin
Abdul Malik di Damaskus tahun 702. Pada masa ini rumah sakit sudah
memberikan pelayanan yang gratis karena dikelola melalui kas Negara atau
dana wakaf umat tanpa membedakan antara yang kaya dan yang miskin.
Rumah sakit Islam ini juga dilengkapi dengan adanya toko obat, perpustakaan,
dan dapur.7 Rumah sakit Islam selanjutnya juga telah didirikan pada masa Bani
Abasiyah oleh khalifah Harun Al Rasyid di kota Baghdad. Rumah sakit Islam
ini memiliki ruang khusus untuk perempuan, perspustakaan, dan toko obat.8
Design rumah sakit Islam yang dihiasi dengan kaligrafi terdapat pada Rumah
Sakit Yusuf Al Mansur yang didirikan oleh Amirul Mikminin Al Mansur Ibnu
Yusuf, di rumah sakit ini juga sudah disediakan makanan dan minuman untuk
6 Pasal 10 ayat 2 huruf l Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 7 Http: books.google.co.id., diakses pada tanggal 25 Mei 2011,.Irfan Amalee, Islam for
Kids, Bandung: Mizan, 2006, h. 211 8 Http: books.google.co.id., diakses pada tanggal 25 Mei 2011, Philip K. Hitti, History of
the Arabs, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2005, h. 457
12
para pasien.9 Dan masih banyak rumah sakit-rumah sakit Islam yang didirikan
pada zaman keemasan Islam.
Dari banyaknya rumah sakit Islam yang tersebar di kawasan Arab,
menurut Dr Hossam Arafa dalam tulisannya berjudul Hospital in Islamic
History Rumah Sakit Islam memiliki karakteristik antara lain:10
1. Rumah Sakit Islam melayani semua orang tanpa membedakan warna
kulit, agama, serta strata sosial. Rumah sakit dikelola pemerintah.
Direkturnya biasanya seorang dokter. Di sebuah rumah sakit, meski
berbeda agama, semua dokter dapat bekerja sama dengan baik untuk
menyembuhkan pasiennya.
2. Sudah diterapkan pemisahan bangsal. Pasien laki-laki dan perempuan
menempati bangsal yang terpisah. Penderita penyakit menular juga
dirawat di tempat yang berbeda dengan pasien lainnya.
3. Pembagian perawat. Perawat laki-laki bertugas merawat pasien laki-
laki dan perawat perempuan merawat pasien perempuan.
4. Memperhatikan kamar mandi dan pasokan air. Dalam kondisi sehat
ataupun sakit, shalat tetap merupakan sebuah kewajiban. Meski
begitu, orang yang sakit mendapat keringanan untuk melaksanakan
shalat berdasarkan kemampuan fisiknya. Sebelum menunaikan ibadah
shalat, setiap Muslim harus berwudlu membersihkan muka, tangan,
9 Http: books.google.co.id., diakses pada tanggal 25 Mei 2011, Syaifuddin Al Indunisi, Ensiklopedia Anak Muslim – Temuan yang Mengubah Dunia, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, h. 24
10 Harian Republika terbit pada Tanggal 18 Maret 2008, Http: //www.republika.co.id/berita/asal-mula-rumah-sakit-dalam-sejarah-islam, diakses pada 23 Mei 2011
13
kepala, dan kaki. Untuk memenuhi kebutuhan itu, rumah sakit
menyediakan air yang melimpah dengan dilengkapi fasilitas kamar
mandi.
5. Tidak sembarang dokter bisa berpraktik di rumah sakit. Hanya dokter-
dokter yang berkualitas diizinkan untuk mengobati pasien di rumah
sakit. Khalifah Al-Mugtadir dari Dinasti Abbasiyah sangat
memperhatikan kualitas dokter yang bertugas di rumah sakit. Untuk
memastikan semua dokter berkualitas, khalifah memerintahkan kepala
dokter istana, Sinan Ibn-Thabit, untuk menyeleksi 860 dokter yang
ada di Baghdad. Dokter yang mendapat izin praktik di rumah sakit
hanyalah mereka yang lolos seleksi ketat. Tak hanya di Baghdad,
khalifah juga memerintahkan Abu Osman Sa’id Ibnu Yaqub untuk
melakukan seleksi serupa di wilayah Damaskus, Mekah, dan
Madinah. Hal itu dilakukan lantaran dua kota suci itu setiap tahunnya
dikunjungi jamaah haji dari seluruh dunia.
6. Rumah Sakit Islam pada zaman kekhalifahan tak hanya sekadar
tempat untuk merawat dan mengobati orang sakit. Rumah sakit juga
berfungsi sebagai tempat menempa mahasiswa kedokteran, tempat
pertukaran ilmu kedokteran, dan pusat pengembangan dunia kesehatan
dan kedokteran secara keseluruhan. Rumah sakit besar dan terkemuka
dilengkapi dengan perpustakaan mewah yang memiliki koleksi buku-
buku terbaru. Selain itu, rumah sakit Islam zaman kekhalifahan juga
dilengkapi auditorium untuk pertemuan dan perkuliahan. Di kompleks
14
rumah sakit juga berdiri mes atau perumahan untuk mahasiswa
kedokteran serta staf rumah sakit.
7. Rumah Sakit Islam menyimpan data pasien dan rekam medisnya.
Konsep itu hingga kini digunakan rumah sakit yang ada di seluruh
dunia.
8. Selama era kekhalifahan Islam, ilmu farmasi dan profesi apoteker
telah berkembang menjadi ilmu dan profesi terkemuka.
2.1.3 Pengertian Prinsip-prinsip Syari’ah
Dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa arti kata prinsip
adalah dasar, asas dasar yang menjadi pokok dasar berpikir.11 Sedangkan
syari’ah berasal dari kata syara’a yang menurut bahasa berarti jalan menuju
sumber air, dapat juga bermakna sebagai jalan ke arah sumber pokok
kehidupan. 12 Dan jika diartikan menurut istilah syari’ah adalah peraturan-
peraturan yang diturunkan Allah SWT melalui Muhammad SAW untuk
seluruh umat manusia baik menyangkut masalah ibadah, akhlak, makanan,
minuman, pakaian, maupun muammalah guna meraih kebahagiaan baik di
dunia maupun akhirat.
Jadi secara keseluruhan yang dimaksud prinsip-prinsip syari’ah
adalah segala pedoman atau dasar berpikir dalam menjalani kehidupan di dunia
ini untuk mencari kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat sesuai dengan
11 Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Revisi, Semarang: Difa Publisher, 2008,cet. Ke-3, h. 671
12 Totok Jumantoro, Samsul Munir Amin, Kamus Ushul Fikih, Jakarta: Penerbit Amzah, 2005, cet.I, h. 307
15
peraturan-peraturan yang sudah ditentukan oleh Allah SWT agar dapat
mencapai kemaslahatan bagi umat manusia.
2.1.4 Penerapan Prinsip-prinsip Syari’ah
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
penerapan prinsip-prinsip syari’ah pada rumah sakit adalah pelaksanaan
pedoman-pedoman dalam operasional bisnis sehari-hari dengan berdasarkan
nilai-nilai syari’ah, dalam hal ini terkait dengan bisnis rumah sakit.
Ada beberapa prinsip etika bisnis yang Islami diantaranya adalah:13
1. Prinsip Ketauhidan (kesatuan/unity)
Prinsip ini merupakan pokok dari segala sesuatu, karena di dalamnya
terkandung perpaduan keseluruhan aspek-aspek kehidupan Muslim
baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan lain sebagainya
menjadi satu (homogeneus whole) dimana Islam menawarkan
keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan.14
Atas dasar inilah etika dan ekonomi atau etika dengan bisnis
diharapkan bisa saling harmonis menuju saling keterpaduan dengan
yang lain, sehingga para pelaku bisnis tidak akan melakukan
diskriminasi diantara pekerja, dan akan menghindari praktik-praktik
bisnis haram atau yang melanggar ketentuan syari’ah, seperti yang
tercantum dalam surat Al Hujurat ayat 13
13 Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail, 2007, cet.I, h.80-87 14 R. Lukman Fauroni, Etika Bisnis dalam Al Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pesantren,
2006, h.145
16
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
2. Prinsip Keseimbangan (keadilan/equilibrium)
Prinsip ini mengajarkan keadilan yang merupakan salah satu prinsip
dasar yang harus dipegang oleh para pebisnis. Kunci dalam prinsip ini
adalah senantiasa berorientasi kepada dua hal yaitu untuk
mewujudkan keseimbangan antara kehidupan akhirat sebagai tujuan
panjang, dan kehidupan duniawi sebagai tujuan saat ini, sedang untuk
mewujudkannya diperlukan keadilan yang seimbang, dimana
keduanya sama pentingnya untuk kehidupan semua orang. Sehingga
dengan adanya prinsip ini menghindarkan para pebisnis untuk
melakukan praktik monopoli dan segala macamnya. Keseimbangan
merupakan landasan pikir dan kesadaran dalam pendayagunaan dan
pengembangan harta benda agar harta benda tidak menyebabkan
kebinasaan bagi manusia.15
3. Prinsip Kehendak Bebas (ikhtiyar/free will)
Dalam Islam, kehendak dan berlaku bebas dalam menjalankan roda
bisnis harus benar-benar dilandaskan pada aturan-aturan syari’ah.
15 Ibid,. h.150
17
Tidak diperkenankan melakukan persaingan dengan cara-cara yang
kotor dan bisa merugikan orang banyak. Sehingga dalam berbisnis,
manusia memiliki kebebasan untuk membuat suatu perjanjian,
termasuk menepati janji atau mengingkarinya.16 Dan seorang Muslim
yang percaya kehendak Allah akan menepati semua janji yang
dibuatnya. Hal ini dianjurkan dalam firman Allah (Q.S Al Kahfi 29)
Artinya:”Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.”
4. Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab disini diharapkan mampu menghantarkan manusia
untuk selalu mengacu kepada tauhid dan keseimbangan, sehingga
melahirkan antara lain kesadaran sosial yang mengantarkannya
mengulurkan bantuan kepada sesama manusia. Dan memberi batasan
tersendiri pada prinsip kehendak bebas yang dibutuhkan
16 Ibid,. h.151
18
pertanggungjawaban atas semua yang dilakukannya. (Q.S An Nisa’
85)
Artinya:“Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik niscaya ia akan memperoleh bahagian (pahala) dari padanya, dan barangsiapa memberi syafa'at yang buruk niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, syafa'at yang baik ialah: setiap sya'faat yang ditujukan untuk melindungi hak seorang muslim atau menghindarkannya dari sesuatu kemudharatan syafa'at yang buruk ialah kebalikan syafa'at yang baik.”
5. Prinsip Kebenaran
Kebenaran mengandung dua unsure penting, yaitu kebajikan dan
kejujuran. Dimana kebenaran merupakan satu prinsip yang tidak
bertentangan dengan seluruh ajaran Islam. Dalam konteks bisnis
kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku yang benar
dan jauh dari kesan salah.
Agama Islam menjadikan prinsip-prinsip tersebut menjadi tolok ukur
sebagai suatu nilai yang harus dipatuhi dalam melakukan kegiatan bisnis
termasuk dalam melakukan kegiatan operasional rumah sakit. Sehingga
prinsip-prinsip syari’ah tersebut dapat diterapkan melalui karakteristik rumah
sakit Islam yang sudah ada sebelumnya. Sehingga yang menjadi indikator
dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Pelayanan yang Islami
2. Pembagian perawat
19
3. Penyediaan fasilitas ibadah
4. Sajian makanan dan minuman
5. Busana karyawan
6. Kebersihan dan kesucian
7. Bimbingan rohani
8. Pemulasaran jenazah
Bimbingan rohani pasien rawat inap memberikan tuntunan rohani
secara Islam kepada pasien dan keluarga untuk dapat melaksanan kewajiban
sebagai muslim/muslimah selama dalam perawatan. Bimbingan ini
dimaksudkan agar pasien dan keluarga mendapatkan keikhlasan, kesabaran,
dan ketenangan dalam menghadapi cobaan sakit.
Bentuk bimbingan yang diberikan biasanya seperti palaksanaan sholat
atau thoharoh bagi orang yang sakit, tuntunan dzikir atau do’a menghadapi rasa
sakit, ataupun bimbingan sakaratul maut.
Sedangkan pemulasaran jenazah, sudah sepatutnya sebagai Rumah
Sakit Islam menyediakan pelayanan tersebut bagi pasien yang sudah meninggal
sesuai yang diinginkan oleh pihak keluarganya. Dan pelaksanaan pemulasaran
jenazah Muslim/Muslimah sesuai dengan tata cara dan rukun sesuai syari’at
Islam untuk selanjutnya diserahkan kepada keluarga masing-masing.
2.1.5 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan kegiatan manusia, sehingga bila
dibahas perilaku konsumen berarti membahas kegiatan manusia hanya dalam
lingkup yang terbatas. Perilaku konsumen akan selalu berubah-ubah sesuai
20
dengan pengaruh sosial budaya yang semakin meluas, latar belakang sosial
yang semakin meningkat, sehingga berusaha mencari motivasi dalam diri
konsumen.
Seperti yang dikutip oleh Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw,
menurut Schiffman dan Kanuk Perilaku konsumen didefinisikan sebagai proses
yang dilalui seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi,
dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa
memenuhi kebutuhannya.17 Jadi dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen
merupakan studi tentang bagaimana pembuat keputusan (decision units), baik
individu, kelompok ataupun organisasi, membuat keputusan-keputusan beli
atau melakukan transaksi pembelian suatu produk/jasa dan mengkonsumsinya.
Proses perilaku konsumen terdiri dari beberapa tahap seperti gambar
di bawah ini:18
1. Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli
(purchasing)
2. Tahap Konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan
mengevaluasi (evaluating)
17 Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Andi, 2004, h. 9
18 Ibid,. h. 10
Kebutuhan
Mendapatkan produk
(mencari):
- Informasi - Alternatif - Keputusan
membeli
Konsumsi:
- Menggunakan - mengevaluasi
Pasca Beli:
Perilaku Pasca Beli
21
3. Tahap tindakan pasca beli (disposition): apa yang dilakukan oleh
konsumen setelah produk/jasa itu digunakan atau dikonsumsi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah
sebagai berikut:19
1. Faktor budaya
Budaya merupakan perilaku penentu yang paling dasar. Masing-
masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi
anggota-anggotanya. Sub budaya terdiri atas kebangsaan, agama,
kelompok ras, dan daerah geografis. Budaya juga dipengaruhi oleh
kelas sosial yang merupakan pembagian masyarakat relatif homogen
dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya
menganut nilai-nilai, minta, dan perilaku yang serupa.
2. Faktor sosial
Faktor sosial ini juga dipengaruhi beberapa faktor seperti kelompok
acuan yang memiliki pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang, keluarga yang merupakan organisasi
pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat,
kemudian peran dan status, dimana peran meliputi kegiatan yang
diharapkan dilakukan seseorang dan masing-masing peran
menghasilkan status.
19 Irine Diana Sari, Manajemen Pemasaran Rumah Sakit, Yogyakarta, Nuha Medika, 2008, h. 86-94
22
3. Faktor pribadi
Karakteristik pribadi meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan
dan lingkungan, gaya hidup yang merupakan pola hidup seseorang di
dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya, serta
kepribadian yang biasanya mencerminkan kepercayaan diri, dominasi,
otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan
kemampuan beradaptasi.
4. Faktor psikologis
Faktor ini dipengaruhi oleh motivasi dan persepsi. Dimana motivasi
itu merupakan gambaran bahwa setiap orang pasti mempunyai
kebutuhan pada waktu tertentu dan biasanya kebutuhan itu ingin
dipuaskan, sehingga kebutuhan biasanya menjadi salah satu faktor
yang mendorong untuk memenuhinya. Sedangkan persepsi merupakan
suatu proses dimana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan
mengartikan informasi untuk memperoleh gambaran dunia yang
berarti.
Dalam pandangan Islam (ilmu ekonomi Islam), perilaku seorang
konsumen haruslah dapat mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah
SWT.20 Artinya segala tindakan dan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya haruslah sesuai dengan perintah Allah, dan tidak
melanggar segala yang di larang-Nya. Ibnu Khaldun seperti dikutip oleh
20 Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 4
23
Muhammad Muflih menyatakan bahwa perilaku konsumen yang telah
terintegrasi dengan syari’at akan memiliki pandangan yang seimbang antara
pemenuhan kebutuhan untuk hidup dunia dan akhiratnya.21 Keseimbangan
tersebut bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia (falah) dan juga
kebahagiaan di akhirat (mardlatillah).
Perilaku konsumen menurut perspektif ilmu ekonomi Islam akan
sangat dipengaruhi oleh tingkat keimanan masing-masing orang.22 Keimanan
akan memberikan cara pandang yang berbeda kepada seseorang, yang akan
berpengaruh pula terhadap kepribadian, perilaku, gaya hidup, selera, dan juga
sikap mereka. Dan sesuai ajaran agama Islam dianjurkan untuk berperilaku
yang benar seperti ajaran Nabi Muhammad sebagai tauladan seluruh umat di
dunia, seperti yang tercantum dalam surat Al Ahzab ayat 21:
Artinya:“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
2.1.6 Keputusan Memilih
Setelah menerima pengaruh perilaku, selanjutnya adalah bagaimana
konsumen/masyarakat (dalam penelitian ini juga termasuk pasien) sampai pada
keputusan membeli/memilih produk atau jasa. Kebanyakan penulis
21 Ibid., h. 12 22 Ibid.
24
mendefinisikan bahwa keputusan adalah sebagai suatu pemilihan tindakan dari
dua atau lebih alternatif.23 Keputusan juga merupakan aktivitas manajemen
berupa tindakan dari sekumpulan alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya
untuk memecahkan suatu masalah dalam manajemen.24 Dengan kata lain orang
yang mengambil keputusan harus mempunyai satu pilihan dari beberapa
alternatif atau perilaku yang berbeda.
Seperti yang ditujukan dalam model pengambilan keputusan, semua
aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan dalam pengambilan keputusan
konsumen, termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan yang diaktifkan dari
ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat dalam
penerjemahan informasi di lingkungan baru.25 Akan tetapi, inti dari
pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua
atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari
proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara kognitif
sebagai keinginan berperilaku.
Proses pengambilan keputusan oleh seorang konsumen terdiri dari
tiga tahapan yaitu:26
1. Sadar akan kebutuhan
Konsumen menyadari akan adanya kebutuhannya ketika menghadapi
masalah.
23 Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Op Cit., h.226 24 Ery Rustiyanto, Op Cit., h. 119 25 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen, Jakarta: Kencana, 2003, h.414 26 Ristiyanti Prasetijo dan John J.O.I Ihalauw, Op Cit., h.233
25
2. Pencarian pra beli
Pencarian pra beli dimulai ketika konsumen mempersepsi suatu
kebutuhan yang mungkin bisa terpuaskan dengan membeli,
menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk/jasa. Selanjutnya
mencari informasi sebagai dasar menentukan pilihan produk/jasa.
3. Evaluasi terhadap alternatif
Ketika mengevaluasi alternatif-alternatif yang potensial, konsumen
cenderung mempergunakan dua tipe informasi, yaitu:
a. Senarai merek yang mereka rencanakan untuk digunakan dalam
memilih.
b. Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek.
Pada akhirnya, setelah membeli produk, konsumen akan merasakan
tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Apabila konsumen merasa puas
akan produk/jasa tersebut maka konsumen akan melakukan pembelian ulang,
dan bahkan menginformasikan kepada pelanggan lain, tetapi apabila konsumen
tidak puas dengan produk/jasa tersebut maka konsumen akan kecewa dan tidak
melakukan pembelian lagi pada produk tersebut.
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan
keputusan konsumen, yaitu:27
1. Sudut pandang ekonomis
Pandangan ini melihat konsumen sebagai orang yang membuat
keputusan secara rasional. Bahwa konsumen harus mengetahui semua
27 Ibid,. h.228-230
26
alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat
dari setiap alternatif yang ditentukan, dilihat dari kegunaan dan
kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasi satu alternatif yang
baik. Namun pada kenyataannya para konsumen jarang mempunyai
semua informasi atau informasi yang cukup akurat ataupun
keterlibatan atau motivasi yang memadai untuk membuat keputusan
yang sempurna. Oleh sebab itu pandangan ini sering ditolak karena
terlalu idealistis dan simplistis.28
2. Sudut pandang pasif
Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang ekonomis.
Pandangan ini mengatakan bahwa konsumen pada dasarnya pasrah
pada kepentingannya sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha
promosi dari para pemasar. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang
impulsif dan irasional. Dalam pandangan pasif, para konsumen
dianggap sebagai pembeli yang menurutkan kata hati dan irasional,
siap menyerah kepada tujuan dan kekuasaan pemasar.
3. Sudut pandang kognitif
Pandangan ini menganggap konsumen sebagai cognitive man atau
sebagai pemecah masalah (problem solver). Disini konsumen
merupakan pengolah informasi yang senantiasa mencari dan
mengevaluasi informasi tentang produk/jasa dan gerai. Pengolahan
informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, selanjutnya
28 Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk dialihbahasakan oleh Zoelkifli Kasip, Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. INDEKS, 2008, h. 490-491
27
terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk/jasa. Pandangan
kognitif menggambarkan konsumen berada di antara pandangan
ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak memperoleh
pengetahuan yang mutlak mengenai semua alternatif produk yang
tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang
sempurna.
4. Sudut pandang emosional
Pandangan menekankan emosi sebagai pendorong utama sehingga
konsumen membeli suatu produk. Favoritisme merupakan salah satu
bukti bahwa seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya.
Dalam pandangan ini hanya sedikit perhatian yang diberikan untuk
mencari informasi sebelum membeli. Sebaliknya lebih banyak
perhatian diberikan kepada suara hati dan perasaan yang timbul
seketika itu.
2.1.7 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan merupakan setiap tindakan/unjuk kerja yang ditawarkan
oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangible (tidak
berwujud) dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun. Pelayanan merupakan
aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.29
Pelayanan juga didefinisikan sebagai aktivitas ekonomi yang
mempunyai sejumlah elemen (nilai dan manfaat) intangible yang berkaitan
29 Fandy Tjiptono, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002, h. 6
28
dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen/barang-
barang milik dan tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Pelayanan (jasa)
adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang pelanggan dengan
menggunakan produk atau fasilitas organisasi.30
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.31 Sehingga pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai
suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang ataupun lebih dengan
menggunakan produk/jasa tertentu dengan tujuan mendapatkan keadaan fisik
maupun mental dalam keadaan sehat, agar mampu hidup secara normal dengan
produktif.
Pelayanan kesehatan menurut jenisnya terdiri atas pelayanan
kesehatan perseorangan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga serta pelayanan kesehatan
masyarakat yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat, yang meliputi:32
1. Pelayanan kesehatan promotif yaitu kegiatan pelayanan kesehatan
yang bersifat mengutamakan kegiatan promosi kesehatan. Hal ini juga
bisa diartikan upaya untuk meningkatkan dari kondisi yang sudah baik
30 Hansen Mowen, Management Accounting (Akuntansi Manajemen),Jakarta: Salemba Empat, 2005, h. 46
31 Undang-undang Kesehatan Rumah Sakit tahun 2009, Yogyakarta: Nuha Medika, 2007, h. 3
32 Ibid,. h.25
29
menjadi lebih baik atau lebih sehat. Upaya ini tercermin dalam ayat
yang menjelaskan bahwa manusia dilarang merusak diri.
وأنفقوا في سبیل اللھ ولا تلقوا بأیدیكم إلى التھلكة وأحسنوا إن اللھ
یحب المحسنینArtinya:“dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan” 2. Pelayanan kesehatan preventif sebagai suatu kegiatan pencegahan
terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. Menurut pandangan
Islam, memelihara nilai-nilai kesehatan merupakan obat mujarab yang
tiada duanya. Oleh karena itu upaya preventif dapat dimulai dengan
meletakkan prinsip:33
al wiqooyatu khoiru min al-“ilaaji
Artinya: “pencegahan lebih baik daripada pengobatan”
3. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan pengobatan yang
ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit atau pengendalian kecacatan akibat penyakit, dan
pelayan kesehatan.
4. Pelayanan kesehatan rehabilitatif merupakan kegiatan untuk
mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat
berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat. Lebih jelasnya adalah
upaya mengembalikan kondisi dari keadaaan sakit menjadi lebih
33 Al-Hafidz, Ahsin W., Fikih Kesehatan, Jakarta: AMZAH, 2007, h. 16
30
sehat, selanjutnya diupayakan agar tidak kembali pada kondisi yang
lebih parah.34
Pelayanan kesehatan tersebut harus dilaksanakan dengan
mendahulukan dan mementingkan pertolongan keselamatan nyawa pasien
dibanding kepentingan lainnya. Oleh sebab itu penyelenggaraan pelayanan
kesehatan harus dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta
merata dan nondiskriminatif, yang pengawasannya langsung oleh pemerintah,
pemerintah daerah, maupun masyarakat.
Pelayanan harus diberikan kepada setiap pasien dengan sebaik-
baiknya, karena setiap pasien yang datang untuk berobat adalah layaknya
seorang tamu yang wajib dimuliakan, seperti tercantum dalam Hadits Nabi
Muhammad SAW:
من : عن أبي ھریرة رضي اهللا عنھ أن رسول اهللا صلى اهللا علیھ وسلم قال
كان یؤمن باهللا والیوم اآلخر فلیقل خیرا أو لیصمت، ومن كان یؤمن باهللا
لیكرم جاره، ومن كان یؤمن باهللا والیوم اآلخر فلیكرم ضیفھوالیوم اآلخر ف
Artinya: dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (Muttafaqun ‘Alaih)
2.2 Penelitian Terdahulu
Kajian tentang pengaruh prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan
konsumen dalam memilih sebuah produk sudah banyak dilakukan. Diantara
34 Ibid., h. 30
31
beberapa penelitian terkait masalah tersebut adalah skripsi dengan judul
“Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah Terhadap
Minat Konsumen Hotel Syari’ah (Studi Kasus pada Hotel Graha Agung
Semarang). Hasil riset ini menjelaskan bahwa (a) kualitas pelayanan berpengaruh
positif terhadap minat konsumen hotel untuk memakai hotel syari’ah), (b) prinsip-
prinsip syari’ah yang diterapkan pada Hotel Graha Agung memiliki pengaruh
signifikan (41.50 %) terhadap minat konsumen di hotel syari’ah tersebut. 35
Selanjutnya skripsi karya Doddy Aryanto dengan judul “Personal Selling
dan Keputusan Membeli Nasabah Asuransi di PT. Fadent Mahkota Sahid Medan.”
Riset ini menjelaskan bagaimana personal selling itu memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap keputusan konsumen dalam memilih asuransi. Semakin
handal personal selling dalam meraih nasabah maka semakin maju perusahaan
tersebut memperoleh keuntungan.36
Penelitian lain yang terkait adalah skripsi karya Siti Ismah dengan judul
“Pengaruh Marketing Mix terhadap Keputusan Konsumen Muslim dalam
Melakukan Pembelian di Alfamart Ngaliyan Semarang.” Dari penelitian yang
telah dilakukan dengan menggunakan sampling incidental sebanyak 90
konsumen, secara parsial menunjukkan yang signifikan antara pengaruh produk
dan promosi, sedangkan hubungan antara harga dan lokasi tidak signifikan. Dan
35 Abdul Waris, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penerapan Prinsip-PrinsipSyari’ah Terhadap Minat Konsumen Hotel Syari’ah (Studi Kasus pada Hotel Graha Agung Semarang), Skripsi S1 pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2009, h.. 53-56
36 Doddy Aryanto, Personal Selling dan Keputusan Membeli Nasabah Asuransi di PT. Fadent Mahkota Sahid Medan, Skripsi S1 Universitas Sumatera Utara, 2001
32
menurut hipotesis terdapat pengaruh marketing mix terhadap keputusan konsumen
Muslim memilih berbelanja di Alfamart Ngaliyan.37
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan uraian di atas kerangka teori dalam penelitian ini sebagai
berikut :
2.4 Hipotesis
Hipotesa adalah penjelasan sementara tentang suatu tingkah laku, gejala-
gejala atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Atau dengan
bahasa lain, hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan
37 Siti Ismah, Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Konsumen Muslim dalam Melakukan Pembelian di Alfamart Ngaliyan Semarang, Skripsi S1 pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2011
Prinsip-prinsip Syari’ah (X):
Pelayanan yang Islami
Pembagian perawat
Fasilitas ibadah
Sajian makanan dan minuman halal
Busana karyawan
Kebersihan dan kesucian
Bimbingan rohani
Pemulasaran jenazah
Keputusan Pasien (Y):
Faktor budaya
Faktor sosial
Faktor pribadi
Faktor psikologi
33
potensial antara dua atau lebih variabel.38 Sedangkan menurut Sutrisno Hadi
sebagaimana dikutip oleh Drs. Marzuki, hipotesa adalah dugaan yang mungkin
benar, atau mungkin juga salah, dimana akan ditolak jika salah atau palsu dan
akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya.39 Hipotesa dalam proposal ini
adalah:
H1= Diduga bahwa penerapan prinsip-prinsip syari’ah di Rumah Sakit Islam
Pati sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam yang
dianjurkan.
H2= Diduga bahwa penerapan prinsip-prinsip syari’ah dapat berpengaruh
terhadap keputusan pasien memilih layanan di rumah sakit Islam.
38 Consuelo G. Sevilla, dkk., Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI Press, 1993, h. 15 39 Drs. Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: Adipura, 2000, h. 35
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif-kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini disebut
juga penelitian inquiri alamiah (naturalistic inquiry).40 Sedangkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang penggalian datanya berupa angka-angka.
Penelitian ini disebut juga penelitian ilmiah (scientific paradigm).41 Dalam
penelitian ini, kualitatif dimaksudkan untuk mencari rumusan atau konsep rumah
sakit Islam guna menjawab rumusan masalah yang pertama, yaitu bagaimanakah
penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang diterapkan oleh Rumah Sakit Islam Pati.
Dalam beberapa literatur yang penulis lacak, belum ditemukan bagaimanakan
konsep rumah sakit syari’ah (bukan rumah sakit Islam). Dengan cara ini maka
dapat diketahui prinsip-prinsip rumah sakit Islam yang memberikan pelayanan
secara syari’ah. Sedangkan metode kuantitatif penulis gunakan untuk menjawab
rumusan kedua dari penelitian ini, yaitu bagaimana pengaruh penerapan prinsip-
prinsip syari’ah terhadap keputusan konsumen dalam memilih layanan kesehatan
di Rumah Sakit Islam Pati.
40 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991, h..3
41 Ibid.
35
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.42 Untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan dan valid maka peneliti mengklasifikasikan unit analisis dan populasi
tersebut melalui sampel. Cakupan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien rawat inap RSI Pati (keluarga pasien dan pengunjung juga bisa dijadikan
sampel jika dianggap perlu) yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tahun Bulan Jumlah
Juli 506
Agustus 533
September 471
Oktober 465
Nopember 512
2010
Desember 491
Januari 492
Februari 461
Maret 525
April 432
Mei 473
2011
Juni 425
Total Populasi 5786 Sumber Data: Daftar Rekam Medis RSI Pati
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampel
non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
42 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005, h. 49
36
peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel
dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan cirri-
ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut yang dipandang mempunyai sangkut
paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sudah diketahui sebelumnya.43.
Biasanya dilakukan dengan beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan
waktu, tenaga dan lain sebagainya.
Berikut adalah kriteria dalam menentukan sampel:
1. Pasien/pengunjung yang penulis anggap memiliki pengetahuan lebih
tentang agama Islam.
2. Pasien/pengunjung yang serendah-rendahnya memiliki pendidikan sampai
tingkat SMA/MA/PonPes.
3. Pasien/pengunjung yang menempati ruang VIP, ruang kelas I, ruang kelas
II A dan ruang kelas II B.
Berdasarkan data yang diperoleh maka peneliti menggunakan rumus
Slovin dengan presisi 12% dengan tingkat kepercayaan 88% yakni sebagai
berikut:
n = __N__
1 + N e²
n = _5786_
1 + 5786. 0,12²
n = 69
43 Muhamad, M.Ag, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif¸Jakarta: Rajawali Pers, 2008, h.175
37
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir, misalnya 2%
Dengan demikian, maka penelitian ini memerlukan sampel sebanyak 70
responden dengan nilai kelonggaran 12%.
3.3 Jenis Data
Data adalah segala informasi yang dijadikan dan diolah untuk suatu
kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. 44Dalam penelitian ini klasifikasi data terdiri dari data-data primer dan
data-data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
obyeknya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.45 Data ini diperoleh melalui
keterangan yang diminta kepada pihak yang memberikan jawaban (responden).
Misalnya data tentang fitur yang terdapat dalam Rumah Sakit Islam Pati, data
pelanggan, dan lain sebagainya. Data sekunder adalah data yang bukan
diusahakan sendiri pengumpulannya. Data tersebut sudah tersedia di perusahaan
dan dapat diperoleh dengan cara mencatat atau menyalin data tersebut atau dapat
44 Ibid., h. 97 45 Drs. Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: Adipura, 2000, h. 55
38
memperbanyak data.46 Misalnya data tentang sejarah berdirinya Rumah Sakit
Islam Pati, jenis pelayanan, prinsip syari’ah yang diterapkan, dan lain sebagainya.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam proses pencarian data dalam penyusunan penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa metode, yang meliputi :
1. Metode Observasi
Dengan metode ini penulis lakukan dengan cara pengamatan dan
pencatatan langsung secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang
diselidiki, tanpa harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan.47 Dalam
metode ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
obyek yang akan diteliti, yaitu Rumah Sakit Islam Pati.
2. Metode Wawancara
Merupakan metode dengan cara pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan oleh dua pihak antara pihak pewawancara (yang mengajukan
pertanyaan) dengan yang diwawancarai (yang memberikan jawaban).48
Dalam metode ini penulis melakukan wawancara langsung kepada pihak-
pihak yang bersangkutan, yakni pengelola/karyawan Rumah Sakit Islam
Pati. Wawancara ini juga peneliti lakukan kepada pasien jika dipandang
perlu untuk melengkapi data-data (kuesioner/angket).
46 Ibid., h. 56 47 Ibid., h.58 48 Dr. Lexy J. Moleong, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1991, h.135
39
3. Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan cara
meneliti atau mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan kejadian
penelitian, kemudian digunakan sebagai kerangka teori dan perbandingan
kenyataan yang ada di lapangan. Dalam metode ini penulis dalam proses
pencarian data dengan cara membaca buku-buku atau literatur-literatur
kepustakaan ataupun melalui internet yang berhubungan dengan obyek
yang akan penulis teliti.
4. Metode Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan
tertulis untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden. Metode ini
digunakan untuk pengambilan data mengenai tentang pengaruh penerapan
prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan konsumen membeli layanan.
Kuesioner yang dipakai disini adalah model tertutup disediakan dan
pengukurannya menggunakan skala likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini tingkat jawaban mengenai
kesetujuan responden terhadap statement atau pertanyaan yang
dikemukakan mendahului option jawaban yang disediakan. Dengan
ketentuan sebagai berikut:
- SS : Sangat Setuju dengan nilai : 5
- S : Setuju dengan nilai : 4
- N : Netral dengan nilai : 3
40
- TS : Tidak Setuju dengan nilai : 2
- STS : Sangat Tidak Setuju dengan nilai : 1
3.5 Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi.49 Dimana dalam
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi terhadap suatu gejala,
yang disebut dengan variabel X.50 Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas (X) adalah pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah.
2. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, yang
disebut dengan variabel Y.51 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat Y adalah keputusan pasien memilih pelayanan.
3.6 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variable dalam penelitian ini dapat dilihat pada table
berikut:
Variabel penelitian Definisi Indikator
Penerapan Prinsip-
prinsip syari’ah (X)
Pelaksanaan prinsip-
prinsip syari’ah dalam
Pelayanan yang
Islami
49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, h. 89
50 Ibid., h. 93 51 Ibid., h.93
41
operasional sehari-hari
pada RSI Pati
Pembagian perawat
Fasilitas ibadah
Sajian makanan dan
minuman halal
Busanan karyawan
Kebersihan
Bimbingan rahani
Pemulasaran jenazah
Keputusan Pasien (Y) Perilaku pasien dalam
menentukan keputusan
sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor
Faktor budaya
Faktor sosia
Faktor pribadi
Faktor psikologi
3.7 Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Validitas
Validitas instrument dilakukan untuk mengukur tingkat kevalidan
suatu instrument. Tinggi atau rendahnya validitas instrument akan
menunjukkan penyimpangan data yang dikumpulkan. Jika validitas tinggi,
maka data yang ada akan menunjukkan tidak adanya penyimpangan. Rumus
yang digunakan untuk mengukur validitas adalah:
Keterangan:
= Koefisien korelasi X dan Y
42
Jumlah responden
Skor tiap item
Skor total
Validitas data diukur dengan menggunakan r hitung dengan r table.
Apabila r hitung > r table, dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator
tersebut dinyatakan valid dan apabila sebaliknya maka tidak valid.
3.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas digunakan untuk mengukur tingkat keandalan suatu
instrumen. Instrument yang reliabel akan menunjukkan bahwa instrument
tersebut akan mampu mengungkapkan data yang dapat dipercaya (dapat
diandalkan). Teknik pengukuran reliabilitas instrument dalam penelitian ini
menggunakan rumus Alpha, yaitu:
Keterangan:
Reliabilitas Instrumen = Jumlah varian butir
Jumlah kuesioner = Varian total
Untuk menilai reliable tidaknya suatu instrumen dilakukan dengan
mengkonsultasikan dengan . Apabila maka
instrumen dinyatakan reliable dan jika sebaliknya maka dinyatakan tidak
reliable.
43
3.8 Metode Analisis Data
3.8.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu analisis yang digunakan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan masing-masing jawaban penelitian
agar lebih mudah dibaca dan dipahami data atau angka yang ditampilkan.
Metode ini digunakan untuk mengukur nilai atau rata-rata dari hasil uji
pengaruh variable X (prinsip-prinsip syari’ah) terhadap variable Y (keputusan
pasien).
3.8.2 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variable terikat dan variable bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Untuk mengujinya digunakan normal probability plot, yaitu
apabila grafik menunjukkan penyebaran data yang berada di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model tersebut memenuhi
asumsi normalitas.
3.8.3 Analisis Regresi
Analisis regresi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh satu variabel x saja, dengan menggunakan analisis regresi linear
sederhana satu predikator, terhadap satu variabel dependen y, yang
dinyatakan dengan persamaan:
Y= aX + K
Keterangan:
Y = variabel Y (personal selling) a = koefisien predikator
X = variabel X (minat nasabah) K = bilangan konstan
44
3.8.4 Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
signifikan variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan uji t.
Hipotesis uji t :
Ho = b 1 ,b 2 = 0, masing-masing variabel independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Ha = b 1 ,b 2 0, masing-masing variabel independen
berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Dengan tingkat signifikan sebesar 0,05 dan degree of freedom (dk): n-
k, maka diperoleh nilai t tabel . Langkah selanjutnya adalah membandingkan
antara t tabel dengan t hitung . Apabila jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho
diterima, artinya masing-masing variabel independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan nilai variabel dependen. Apabila t hitung lebih
besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya masing-masing
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai variabel
dependen.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum RSI Pati
Rumah Sakit Islam Pati adalah Rumah Sakit Swasta yang bernaung di
bawah Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU Kabupaten Pati yang berperan
membantu pemerintah di bidang kesehatan melalui upaya kegiatan
peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan kesehatan serta
melaksanakan upaya rujukan.
Upaya untuk merealisasi kegiatan rumah sakit tersebut, serta
berdasarkan SK Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU Kabupaten Pati, Rumah
Sakit Islam Pati memiliki Visi dan Misi sebagai berikut52:
1. Falsafah
Memberikan pelayanan kesehatan yang Islami.
2. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Swasta yang menjadi pilihan dalam
pelayanan kesehatan yang professional dan dipercaya masyarakat.
3. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang Islami, terpadu dan
professional dengan meningkatkan sumber daya rumah sakit dan
masyarakat.
52 Profil YKMNU RSI Pati, 2009, h.3
46
b. Memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat.
4. Tujuan
a. Terwujudnya rumah sakit yang representatif.
b. Terlaksananya pelayanan Islami yang komprehensip dan bermutu.
c. Tercapainya kesehatan dan kepuasan yang optimal.
5. Motto
Berjuang untuk maju dalam pelayanan.
4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi
Rumah Sakit Islam Pati adalah rumah sakit swasta yang dipimpin oleh
seorang direktur yang bertanggung jawab kepada Ketua Yayasan
Kesejahteraan Muslimat NU Kabupaten Pati.
Tugas pokok RSI Pati adalah membantu pemerintah dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan kesehatan serta melaksanakan upaya rujukan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, RSI Pati mempunyai Fungsi
sebagai berikut53:
1. Penyelenggaraan pelayanan medis
2. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis
3. Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan
4. Penyelenggaraan pelayanan obat dan alat kesehatan
5. Penyelenggaraan pelayanan rujukan
53 Ibid., h. 3-4
47
6. Penyelenggaraan pelayanan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit
7. Penyelenggaraan pelayanan bimbingan rohani
8. Penyelenggaraan system informasi manajemen
9. Penyelenggaraan keuangan
10. Penyelenggaraan ketata-usahaan
11. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh ketua YKM NU
Kabupaten Pati
48
4.1.3 Struktur Organisasi RSI Pati
Gambar 4.1
YKM NU PATI
Direktur
Kep.Instalasi Gizi
Kep.Instalasi Radiologi
Kep.Instalasi Laboratorium
Kep.Bidang Pelayanan Medis
Kep.instalasi Rawat Jalan& Rehab
Medik
Kepala IGD
Kep.Instalasi Rawat Inap
Kep.Instalasi Intensive Care Unit
Kep.Instalasi Bedah
Kep.Instalasi Obsgyn & Perinatal
Kep.Instalasi Farmasi
Kep.Bidang Pelayanan
Keperawatan
Kep.Bagian Keuangan & Akuntansi
Kep.Bagian SDM
Kap.Bagian Logistik & Umum
Kep.bagian Customer
Kep.Instalasi Rekam Medis
Kep.Instalasi Pemulasarn Jenazah
Kepala IPSRS
49
4.1.4 Kegiatan Pelayanan
4.1.4.1 Jenis Pelayanan
Rumah Sakit Islam Pati memiliki bermacam-macam pelayanan
kepada masyarakat, adapun jenis pelayanannya adalah sebagai berikut54:
1. Pelayanan Administrasi
a. Pelayanan Administrasi Umum
Pelayanan Administrasi Umum berfungsi untuk menunjang
kelancaran pelayanan medis antara lain: dalam keuangan,
persyaratan pasien Askes, Jamsostek, JPK-Jamkesmas dan
Jamkesda dan surat keterangan lainnya.
b. Pelayanan Administrasi Medis
Berfungsi untuk keamanan pemberian pelayanan kesehatan
baik bagi pasien maupun petugas seperti: formulir rekam
medis, pencatatan status penderita, pelaporan hasil kegiatan
pelayanan, pengarsipan dokumen Rekam Medis, surat
keterangan medis, visum et repertum, dll.
2. Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Rawat Jalan/Poliklinik
1) Klinik Rawat Anak
2) Klinik Rawat Jalan
3) Klinik Bedah Umum
4) Klinik Bedah Orthopedi
54 Ibid., h. 8-9
50
5) Klinik Kebidanan dan Kandungan
6) Klinik Konsultasi Gizi
7) Klinik THT
8) Klinik Syaraf
9) Klinik Gigi
10) Klinik Rehabilitasi Medis
b. Pelayanan Rawat Inap
Kelas Perawatan
1) Kelas I : 6 kamar 12 tempat tidur
2) Kelas II : 7 kamar 29 tempat tidur
3) Kelas III : 7 kamar 48 tempat tidur
4) Kelas utama/VIP : 3 kamar 3 tempat tidur
5) Perinatal : 4 tempat tidur
6) ICU : 1 kamar 2 tempat tidur
7) Isolasi : 1 kamar 2 tempat tidur
c. Pelayanan Penunjang
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Kamar Bersalin
3) Instalasi Bedah Sentral
4) Instalasi Radiologi
5) Instalasi Laboratorium
6) Instalasi Farmasi
7) Instalasi Umum dan Sarana Prasarana
51
8) Instalasi Gizi
9) Instalasi Gizi
4.1.4.2 Jadwal Pelayanan
Jadwal pelayananyang ada di Rumah Sakit Islam Pati adalah
sebagai berikut55:
1. Administrasi Umum, buka setiap hari:
Hari Senin – Jum’at Jam 08.00 – 15.00 WIB
Hari Sabtu Jam 08.00 – 13.00 WIB
Pembayaran buka 24 jam
2. Pendaftaran
a. Pendaftaran Poliklinik:
Hari Senin – Jum’at Jam 07.00 – 14.00 WIB
Hari Sabtu Jam 08.00 – 13.00 WIB
b. Pendaftaran di Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Inap
buka 24 jam
3. Poliklinik
Semua Poliklinik buka setiap hari kerja.
4. Instalasi penunjang
a. Instalasi Farmasi, Laboratorium, Perawatan Intensif, Bedah
Sentral, Kamar Bersalin semuanya buka 24 jam.
b. Instalasi Radiologi: 08.09 – 21.00 WIB
c. Instalasi Gizi: 04.30 – 20.00 WIB
55 Ibid., h. 9
52
4.1.4.3 Pengguna Jasa Pelayanan
Untuk jasa pengguna pelayanan kesehatan di RSI Pati dibedakan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut56:
a. Berdasarkan cara pembayaran pasien
a. Pasien dengan jaminan (peserta Askes, Jamsostek)
b. Pasien umum/membayar sendiri
c. Pasien JPK – Jamkesmas, Jamkesda (dijamin pemerintah)
b. Berdasarkan datangnya pasien
a. Pasien rujukan dari rumah sakit lain, Puskesmas, dokter
praktek swasta, bidan praktek swasta
b. Pasien dating sendiri
c. Berdasarkan kegawatan kasus
a. Penderita dengan kasus gawat darurat
b. Penderita dengan kasus biasa/bukan darurat
4.1.4.4 Fasilitas Rawat Inap
Berikut merupakan fasilitas rawat inap yang ada di Rumah Sakit
Islam Pati57:
1. Kelas VIP
- 1 kamar untuk satu pasien
- Almari pakaian
- Kamar mandi sendiri
56 Ibid., h. 9-10 57 Ibid., h. 10-11
53
- TV parabola, AC, Kulkas, Paket Ucapan Selamat Datang
- Pasien dapat ditunggu 3 orang
2. Kelas I
- 1 kamar untuk dua pasien
- Kamar mandi di dalam
- TV Parabola, Almari Pakaian/bed side cabinet
- Sekat masing-masing pasien
- Pasien dapat ditunggu 1 orang
3. Kelas II A
- 1 ruang untuk empat pasien
- Kamar mandi di dalam
- Lemari pakaian/ bed side cabinet
- Pasien dapat ditunggu 1 orang
4. Kelas II B
- 1 ruang untuk tiga pasien
- Kamar mandi di dalam
- Almari pakaian
- Pasien dapat ditunggu 1 orang
5. Kelas III
- 1 ruang untuk enam pasien
- Kamar mandi
- Almari pakaian
- Pasien dapat ditunggu 1 orang
54
4.2 Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah di RSI Pati
4.2.1 Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah di RSI Pati
Rumah Sakit Islam Pati adalah Rumah Sakit Swasta yang bernaung di
bawah Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU yang membantu pemerintah di
bidang kesehatan, dengan motto berjuang untuk maju dalam pelayanan. RSI
Pati ini berada pada lokasi yang strategis di tengah-tengah kota Pati dan dekat
dengan wilayah pesantren. Visinya yang ingin mewujudkan Rumah Sakit
Swasta yang menjadi pilihan dalam pelayanan kesehatan yang profesional dan
dipercaya masyarakat. Dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
Islami, terpadu dan profesional serta memberikan kepuasan pelayanan kepada
masyarakat.
Adapun jenis pelayanan dengan prinsip syari’ah yang diterapkan oleh
RSI Pati menurut keterangan yang penulis peroleh dari Kepala Bagian
Adminstrasi RSI Pati, Ibu H. Istikanatin adalah sebagai berikut58:
1. Pelayanan yang Islami
Adapun pelayanan yang Islami ini RSI dapat memberikan pelayanan
yang mendahulukan dan mementingkan pertolongan keselamatan
nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya. Oleh sebab itu pihak
rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan harus
dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata
dan non diskriminatif. Pelayanan Islami ini direalisasikan oleh RSI
Pati dengan benar-benar menghargai pasiennya dan menjaga
58 Istikanatin, Hasil Wawancara di RSI Pati, pada hari Senin tanggal 22 Agustus 2011 pukul 09.30 WIB
55
kepercayaan yang telah diberikan, serta bersikap selalu tanggap dan
cekatan terhadap kebutuhan dan keluhan pasien, bersikap ramah dan
sopan kepada pelanggan, dan yang terpenting adalah tidak
memberikan prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit.
2. Pembagian Perawat
Maksud RSI Pati dalam pelayanan ini adalah memberikan pelayanan
kepada para pasien dan pelanggan yang menginginkan pengobatan
atau perawatan dengan dilayani (ditangani) oleh perawat yang sesuai
dengan jenis kelaminnya. Dengan maksud agar proses pelayanan
pengobatan dan perawatan dapat berjalan dengan lancar dan nyaman
karena tidak ada batasan jika mereka adalah satu jenis kelamin.
Pelayanan ini dilakukan untuk mengatasi keluhan para pasien atau
pelanggan yang merasa risi atau malu jika dilayani oleh perawat yang
berbeda jenis.
3. Penyediaan Fasilitas Ibadah
Sebagai rumah sakit yang dibangun dibawah naungan agama Islam
sudah selayaknya jika rumah sakit dilengkapi dengan adanya fasilitas
ibadah baik berupa masjid ataupun musholla. Penyediaan fasilitas
ibadah benar-benar diperhatikan oleh RSI Pati dengan dilengkapi
fasilitas wudlu yang baik dan pengairan yang lancar agar para
pasien/pengunjung tidak mengalami kesulitan saat akan melaksanakan
ibadah sholat. Pihak rumah sakit juga memperhatikan kebutuhan
pasien rawat inap dengan menyediakan fasilitas kamar mandi yang
56
dilengkapi tempat wudlu yang baik di setiap kamarnya. Bukan hanya
sebatas ibadah sholat, Al Qur’an juga disediakan di setiap kamar yang
ada di RSI Pati.
4. Sajian Makanan dan Minuman
Pasien rawat inap di rumah sakit ini memperoleh makan dan minum
rutin tiga kali dalam sehari yang selalu dibagikan oleh petugas rumah
sakit saat tiba waktunya. Pemberian makanan dan minuman tidak
dilakukan dengan begitu saja, namun oleh bagian instalasi gizi sajian
makanan dan minuman selalu dijaga kebersihan dan kehalalannya,
serta disesuaikan dengan kebutuhan gizi yang diperlukan oleh pasien
masing-masing. Disamping itu RSI Pati juga dilengkapi oleh sebuah
kantin yang menyediakan makanan dan minuman bagi yang
membutuhkan. Tidak sembarang makanan dan minuman yang dijual
oleh kantin rumah sakit, akan tetapi hanya makanan dan minuman
yang diperbolehkan dalam agama Islam saja yang disediakan.
5. Busana Karyawan
Sudah semestinya sebagai Muslim wajib mematuhi peraturan dalam
menutup aurat. Hal ini juga yang diupayakan oleh RSI Pati, sebagai
rumah sakit yang berdiri atas nama Islam, maka kewajiban dalam
menutup aurat pun diharuskan bagi seluruh dokter, perawat dan
karyawan yang ada. Kewajiban menutup aurat diwujudkan dalam
pemakaian busana yang sesuai dengan syari’at Islam dengan menutup
57
seluruh aurat dan pakaian tidak boleh ketat sehingga memperlihatkan
lekuk tubuh seseorang. Karena hal tersebut dilarang oleh agama Islam.
6. Kebersihan dan Kesucian
Rumah sakit yang sesuai fungsinya adalah sebagai tempat untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, maka sudah
suatu keharusan kebersihan selalu ditekankan oleh pihak RSI Pati,
karena kebersihan juga termasuk upaya promotif pencegahan suatu
penyakit. Bukan hanya kebersihan saja, karena kesucian juga
diupayakan untuk selalu dijaga demi kenyamanan dan kepuasan bagi
semua pihak. Slogan kebersihan dan kesucian tidak hanya ditujukan
pihak rumah sakit bagi para petugas kebersihan semata, namun
seluruh pihak yang ada diharapkan mampu bekerja sama menciptakan
dan menjaga kebersihan dan kesucian.
7. Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani disediakan oleh rumah sakit sebagai pelayanan
tambahan untuk membantu meringankan beban para pasien dalam
menghadapi ujian dan cobaan berupa sakit. Kegiatan bimbingan
rohani ini meliputi pemasangan poster, pemutaran kaset bacaan Al
Qur’an dan ceramah yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu.
Pelayanan ini juga dilengkapi dengan bimbingan sakaratul maut bagi
pihak yang membutuhkannya.
58
8. Pemulasaran Jenazah
Pelayanan di RSI Pati ini tidak berhenti begitu saja ketika pasien telah
meninggal, karena di rumah sakit ini memberikan pelayanan
pemulasaran jenazah sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak
keluarga yang ditinggalkan oleh pasien. Tentu saja pelaksana dari
pemulasaran jenazah ini dilakukan sesuai dengan tata cxara dan rukun
yang sudah ditentukan oleh syari’at Islam.
4.2.2 Hambatan dan Solusi dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah
Islam di RSI Pati
4.2.2.1 Hambatan dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah Islam
di RSI Pati
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, banyak hambatan
yang dialami oleh pihak rumah sakit dalam menerapkan prinsip-prinsip
syari’ah Islam pada rumah sakitnya. Hambatan-hambatan tersebut antara
lain adalah59:
1. Berkaitan dengan penerapan prinsip yang pertama, yaitu tentang
pelayanan yang Islami, RSI Pati masih mendapat kritikan bahwa
pelayanan pendaftaran yang prosesnya kurang cepat, pelayanan
rawat juga dinilai kurang tanggap dan kurang ramah dalam
menjalankan tugasnya, dan pelayanan dokter spesialis juga
dirasa sangat terbatas. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga medis
59 Ibid.
59
dan non medis masih belum sesuai standar yang ditentukan,
masih terdapat kekurangan.
2. Mengenai penerapan prinsip syari’ah berupa pembagian perawat
yang harus menangani pasien sesuai dengan jenis kelaminnya,
kadang masih tidak bisa dilaksanakan karena hal yang sama
yaitu masih terdapat kekurangan tenaga medis. Sehingga pada
saat-saat tertentu disaat yang mendesak hal tersebut diabaikan
demi tetap berlangsungnya kegiatan pelayanan kesehatan untuk
pasien.
3. Dalam penyediaan fasilitas ibadah hanya mengalami hambatan
pada penyediaan air yang kadang kebutuhan air kadang kurang
tercukupi jika terdapat kerusakan di bagian pompa air, maka
pemenuhan saluran air terhambat.
4. Satu hambatan mengenai prinsip penyajian makanan dan
minuman yang halal yang dihadapi oleh pihak Instalasi Gizi RSI
Pati yaitu variasi dan rasa makanan pasien kurang memuaskan.
5. Untuk penerapan prinsip syari’ah yang mengharuskan seluruh
petugas medis maupun non medis RSI Pati dalam menggunakan
pakaian yang menutup aurat dirasa tidak mengalami hambatan
apapun karena semua dapat mematuhi peraturan ini.
6. Mengenai kebersihan dan kesucian, pihak rumah sakit mendapat
hambatan mengenai toilet yang dirasa pelanggan masih kurang
bersih dan kadang bau sehingga diragukan kesuciannya. Padahal
60
dari pihak petugas kebersihan menyampaikan bahwa mereka
selalu menjaga kebersihan dan kesucian rumah sakit disetiap
waktu. Namun hal tersebut tidak dapat terwujud jika tidak
diimbangi dengan kerja sama bagi semua pihak yang ada di
rumah sakit.
7. Berhubungan dengan pelayanan bimbingan rohani, hambatan
terdapat pada pemutaran kaset bacaan Al Qur’an yang masih
kurang rutin pelaksanaannya. Hambatan ini disampaikan pihak
rumah sakit karena masih terbatasnya petugas yang khusus
menangani pelayanan tersebut. Sedang untuk pelayanan
bimbingan sakaratul maut hanya akan diberikan jika ada pihak
pasien atau keluarga pasien yang membutuhkannya.
8. Untuk pelayanan pemulasaran jenazah pihak rumah sakit tidak
menghadapi kendala karena petugas di instalasi ini sudah
dibekali ketrampilan yang sesuai dengan ajaran syari’at Islam.
Hal ini juga dikarenakan pelaksanaannya hanya sebatas sampai
yang diinginkan oleh pihak keluarga. Namun setidaknya jenazah
akan tetap dibersihkan dan dimandikan oleh petugas yang
bersangkutan.
4.2.2.2 Solusi dalam Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah Islam di
RSI Pati
Untuk mengatasi masalah hambatan yang dialami, maka
berbagai upaya dilakukan oleh RSI Pati dalam rangka menjaga dan
61
meningkatkan kepuasan serta kepercayaan pelanggan. Solusi yang
ditempuh oleh RSI Pati antara lain sebagai berikut60:
1. Melengkapi kebutuhan Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan
rumah sakit sesuai dengan kebutuhan RSI Pati.
2. Meningkatkan kwalitas karyawan, melalui pendidikan formal
dan non formal, mengikutsertakan karyawan untuk pelatihan
manajerial maupun fungsional.
3. Meningkatkan kinerja karyawan melalui pengawasan dan
disiplin tugas serta melengkapi SOP semua jenis kegiatan.
4. Mencukupi sarana dan prasarana baik medis maupun non medis
sesuai kemampuan uang.
5. Melakukan pengembangan pelayanan rumah sakit sesuai dengan
tuntutan masyarakat.
4.2.3 Analisis Terhadap Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah
Sesuai dengan ajaran agama Islam yang menerangkan bahwa segala
tingkah laku manusia harus disesuaikan dengan ketentuan yang terdapat dalam
Al Qur’an dan Hadits. Begitu juga tentang pelaksanaan pelayanan, perawatan
dan pengobatan yang dijalankan oleh instansi rumah sakit maupun lembaga
pelayanan kesehatan lainnya harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang
ditentukan, baik ketentuan sesuai ajaran Islam yaitu Al Qur’an dan Hadits atau
60 Tim Panyusun, Jurnal RSI Pati, 2011, h. 11
62
ketentuan sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit, demi tetap terjaga dan
terlaksananya syari’at Islam dan demi kemaslahatan umat bersama.
Adapun mengenai dasar penerapan prinsip-prinsip syari’ah pada RSI
Pati ini adalah:
1. Pelayanan yang Islami
Islam mengajarkan untuk selalu menghargai orang lain, dalam
hal ini adalah menghargai pasien (pelanggan), dimana Rasulullah
memberikan tauladan kepada umatnya dalam hal pelayanan (service),
bahwa nabi benar-benar menghargai pelanggannya sebagaimana
beliau menghargai dirinya sendiri,61 seperti tercantum dalam Hadits:
من كان : عن أبي ھریرة رضي اهللا عنھ أن رسول اهللا صلى اهللا علیھ وسلم قال
یؤمن باهللا والیوم اآلخر فلیقل خیرا أو لیصمت، ومن كان یؤمن باهللا والیوم
لیكرم جاره، ومن كان یؤمن باهللا والیوم اآلخر فلیكرم ضیفھاآلخر ف
Artinya: dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda: “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Sehingga kepentingan pasien harus menjadi prioritas utama
dibanding kepentingan lainnya. Pelayanan kesehatan juga harus
diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan secara
bertanggung jawab, aman, bermutu, serta merata dan nondiskriminatif
sesuai dengan isi dari UU No.36 pasal 2 yaitu pembangunan
kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan,
61 Thorik Gunara, Utus Hardiyono Sudibyo, Marketing Muhammad, Bandung: PT. Karya Kita, 2007, h.85
63
keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak
dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-
norma agama.62
2. Pembagian Perawat
Bahwa perawat pria menangani pasien pria dan perawat wanita
menangani pasien wanita. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan diri
dari kemudlaratan agar terhindar dari fitnah. Karena terdapat
keterangan bahwa tidak bolehnya menyentuh kulit wanita Ajnabiyah
(non muhrim) tanpa keperluan darurat. Dalam Hadits yang
diriwayatkan oleh Ruba’i binti Mu’awwidz bin ‘Afra:
Artinya: “Kami pernah ikut berperang bersama Rasulullah, dimana kami memberikan minum kepada pasukan, mengurus dan membawa tentara-tentara yang terbunuh dan juga terluka kembali ke Madinah.”
Hadits tersebut menerangkan bahwa seorang wanita
Muslimah diperbolehkan berobat kepada dokter pria dan sebaliknya,
ketika dalam keadaan darurat dan tidak ada dokter lain yang mampu
mengobatinya. Jika dalam keadaan terpaksa, seorang dokter pria boleh
melihat aurat pasien wanita demikian sebaliknya.63
Keterangan tersebut lebih dikhususkan untuk pemenuhan
dokter, sedangkan yang ditekankan dalam prinsip syari’ah rumah sakit
adalah penanganan perawat. Sehingga rumah sakit tetap
mengusahakan sepenuhnya mematuhi prinsip tersebut berhubung
62 Undang-Undang Kesehatan Rumah Sakit Tahun 2009, Yogyakarta: Nuha Medika, 2009, h. 6
63 Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Al-Jami’ fii Fiqhi An-Nisa’, yang diterjemahkan oleh M. Abdul Ghoffar, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010, h. 211
64
ketersediaan sumber daya perawat di Indonesia ini sudah sangat
banyak, terbukti sekarang ini banyak didirikan perguruan tinggi
kejuruan perawat.
Namun jika keadaan benar-benar mendesak tidak bisa
melaksanakan prinsip tersebut maka dibolehkan penanganan pasien
oleh perawat yang berbeda muhrim sebatas sekedar yang
dibutuhkan.64 Meskipun begitu tetap diupayakan dahulu jalan yang
dibolehkan, kecuali tidak ada lagi alternatif lain.
3. Penyediaan Fasilitas Ibadah
Penyediaan fasilitas ini berkaitan erat dengan adanya perintah
sholat yang merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan
bagi seluruh umat manusia yang sudah baligh tanpa terkecuali bagi
mereka yang sakit ataupun bepergian. Penyediaan fasilitas ibadah
dilakukan oleh pihak rumah sakit karena berkaitan dengan upaya
kuratif, dimana orang sakit tetap diwajibkan untuk melakukan sholat
dengan keringanan sesuai kemampuan fisik masing-masing.
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan
kemampuannya” (QS. Al Baqarah: 286) Selain sebagai kewajiban bagi umat Muslim, sholat juga dapat
menjadi media permohonan pertolongan dalam menyingkirkan segala
64 A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih,Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis, Jakarta: Kencana, 2007, h. 73
65
bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya,65
termasuk mereka yang sedang mengalami ujian sakit. Hal ini
sebagaimana firman Allah:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai pertolonganmu” (QS. Al Baqarah: 153)
Dalam UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yaitu
pasal 10 ayat 2 dijelaskan bahwa dalam salah satu persyaratan dalam
pembangunan rumah sakit adalah harus terdapat ruang ibadah di
dalamnya.66
4. Sajian Makanan dan Minuman
Al Qur’an selalu mengajarkan untuk memakan makanan yang
halal. Karena makan dan minum juga termasuk salah satu upaya
menjaga kesehatan melalui upaya preventif (pencegahan). Keberadaan
makanan dan minuman dalam tubuh manusia sangat diperhatikan oleh
agama Islam karena ditemukan bahwa perut merupakan sumber utama
penyakit. Oleh sebab itu banyak sekali tuntutan (baik dalam Al Qur’an
maupun Hadits) yang berkaitan dengan makanan, jenis maupun
kadarnya.67 Hal ini sesuai dengan Q.S Al Baqarah ayat 168 yang
65 Abdul Aziz MA., Abdul Wahab SH., Fiqh Ibadah, Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, Jakarta: Amzah, 2009, h. 145
66 Undang-Undang Kesehatan Rumah Sakit Tahun 2009, Yogyakarta: Nuha Medika, 2009, h. 146
67 Ahsin W. Alhafidz, M.A., Fikih Kesehatan, Jakarta: Amzah, 2007, h. 18
66
menerangkan bahwa kita dianjurkan untuk memakan makanan yang
baik untuk tubuh.
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh manusia” (QS. Al Baqarah: 168)
Keterangan bahwa makanan dan minuman yang halal termasuk
upaya mencegah datangnya penyakit juga penulis dapatkan dari
sebuah makalah yang berjudul “Pengobatan Ilmiah dan Islami” yang
disampaikan oleh seorang Guru Besar Kedokteran Universitas Brunei,
yaitu Prof. Dr. Omar Hassan Kasule yang disampaikan pada dalam
seminar di UNDIP Semarang. yang memaparkan bahwa Al Qur'an
memuat do'a untuk kesehatan yang baik sebagaimana panduan terapi
khusus, seperti madu, hanya memakan makanan yang sehat dan halal,
menghindari makanan yang haram dan tidak sehat, serta tidak makan
dalam jumlah yang berlebihan.68
5. Busana Karyawan
Agama Islam begitu menjaga keselamatan dan kenyamanan bagi
umatnya. Bukan hanya dalam memilih makanan dan minuman yang
halal dan sehat untuk tubuh, tetapi juga Islam juga menjaga
kehormatan setiap Muslim dengan mewajibkan menggunakan pakaian
68Http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah%20seminar%20pengobatan%20ilmiah%20dan%20islam, diakses pada tanggal 31 Agustus 2011
67
yang menutup aurat mereka, agar terhindar dari segala macam
ancaman dan celaan, dan dikhawatirkan juga dapat menimbulkan
mudlarat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Sesuai perintah
Allah kepada Nabi yang terurai dalam ayat:
Artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Ahzab: 59)
Dalil yang menjelaskan tentang perintah menutup aurat juga
terdapat dalam surat Al A’raf 26 yang menerangkan bahwa adanya
perintah menggunakan pakaian yang menutup aurat:
Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya kami menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat (QS. Al A’raf: 26)
6. Kebersihan dan Kesucian
Kebersihan merupakan bagian dari menjaga kesehatan melalui
upaya preventif, yaitu upaya mencegah atau melindungi diri dari
68
terjadinya penyakit.69 Karena dari lingkungan yang bersih akan
tercipta lingkungan yang sehat pula. Al Qur’an bahkan mensejajarkan
kebersihan dengan taubat yang merupakan salah satu sifat manusia
yang disukai Allah sesuai dengan firman-Nya:
Artinya: “Sesungguhnya Allah senang kepada orang yang bertaubat, dan senang kepada orang yang membersihkan diri” (QS. Al Baqarah: 222)
Kepentingan kebersihan sebagai upaya pencegahan juga
terdapat dalam firman Allah QS. Al Muddatstsir ayat 4-5 yang
bunyinya:
Artinya: ”Dan bersihkanlah pakaianmu, dan tinggalkanlah segala macam kotoran”
Namun kepentingan kebersihan bagi individu manusia atau
rumah sakit sebagai instansi harus diimbangi dengan jaminan kesucian
di setiap tempat, agar pelaksanaan ibadah dapat dijalankan dengan
mudah dan lancar. Karena salah satu syarat untuk melakukan ibadah
adalah dalam keadaan bersih dan suci.
Kata suci itu sendiri berasal dari bahasa Arab menurut arti
bahasa ath-thaharah yang berarti bersih dan jauh dari kotoran-
kotoran, baik yang kasat mata ataupun tidak kasat mata seperti aib dan
69 Ahsin W. Alhafidz, M.A., Op Cit., h. 15
69
dosa. Sedang menurut istilah syara’ adalah bersih atau suci dari najis
baik najis faktual seperti tinja maupun secara hukmi, yaitu hadits.70
7. Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani sangat penting keberadaannya disetiap rumah
sakit, karena hal ini membantu dan menjelaskan pada pasien dan
keluarganya bagaimana seharusnya yang dilakukan oleh pasien
Muslim dalam menghadapi penyakit yang diderita menurut ajaran
Islam. Karena dalam keadaan sakit seseorang dapat tergoncang
jiwanya seperti stress. Dengan keadaan seperti ini bimbingan rohani
sangat diperlukan untuk memperkuat psikis pasien, yang pada
akhirnya akan membantu proses kesembuhan pasien sendiri.71
Bimbingan Rohani merupakan menjaga kesehatan melalui
upaya kuratif. Pelayanan bimbingan ini dapat diberikan secara
langsung seperti ceramah yang dilakukan pada saat-saat tertentu baik
untuk pasien ataupun karyawan, bisa juga dalam bentuk bimbingan
berdo’a bagi pasien, sakaratul maut bagi pasien yang membutuhkan
ataupun secara tidak langsung seperti pemutaran kaset bacaan Al
Qur’an.
Contoh yang terakhir memiliki manfaat yang besar bagi orang
yang sedang sakit (pasien). Karena Al Qur’an memiliki pengaruh
70 Abdul Aziz MA., Abdul Wahab SH , Op Cit., h.3 71 dr. Budi Santosa, Sambutan Direktur RSUD Tugurejo Semarang, Bimbingan Rohani
Bagi Pasien, Semarang: LBKI Laboratorium Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2005, h. vii-viii
70
terhadap proses penyembuhan atau penjagaan kesehatan. Seperti yang
tercantum dalam firman Allah:
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Isra’: 82).
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ahmad Al-Qadhi,
seorang Direktur Utama Islamic Medicine for Education and Research
di Amerika, membuktikan bahwa Al Qur’an memiliki pengaruh
fisiologis maupun psikologis. Contoh dari pengaruh fisiologis adalah
bahwa Al Qur’an memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan
dalam menurunkan ketegangan (stres) dan dapat mengurangi depresi
(gelisah). Diketahui bahwa ketegangan urat syaraf yang dapat
mengurangi daya tahan tubuh karena terganggunya keseimbangan
fungsi organ dalam tubuh untuk melawan sakit atau membantu proses
penyembuhan.72
Bimbingan rohani dalam bentuk bimbingan sakaratul maut
membantu para pasien yang sakit dan telah menunjukkan tanda-tanda
mendekati ajal dengan talqin bagi orang sakit yang mendekati ajal
72 Ahsin W. Alhafidz, M.A., Op Cit., h. 13-14
71
atau membacakan surat Yasin yang faedahnya adalah mempermudah
keluarnya ruh dari dalam tubuh.73 Nabi Muhammad SAW bersabda:
)رواه أبو داود( .اقرؤا یس على موتاكم
Artinya: “Bacakanlah surat Yasin atas orang-orang (akan akan) mati diantara kalian”
8. Pemulasaran Jenazah
Kematian merupakan pintu gerbang menuju kehidupan yang
lain, yaitu kehidupan yang abadi. Dan setiap manusia bahkan makhluk
hidup yang bernyawa di bumi ini akan menemui kematian.74 Dalam
Firman Allah SWT :
Artinya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada kami kamu dikembalikan” ( QS. Al 'Ankabuut : 57).
Ayat tersebut mempertegas bahwa manusia hidup di dunia ini
pasti akan meninggal. Dan perawatan bagi orang yang meninggal
dunia tentu saja merupakan kewajiban bagi orang yang masih hidup,
terutama keluarga yang ditinggalkannya untuk mengurusnya sampai
menguburkannya.
Merawat jenazah adalah hukumnya wajib kifayah, yang artinya
cukup dikerjakan oleh sebagian masyarakat, bila sebagian dari seluruh
masyarakat tidak ada yang merawat maka seluruh masyarakat akan
73 http://el.ibbien.com/index.php/kajian-fiqh/72-tata-cara-merawat-jenazah, diakses pada tanggal 31 Oktober 2011
74 Tim Misykat, 4 Langkah Mengurus Jenazah, Jakarta: MIsykat, 2003, h. 4
72
dituntut dihadapan Allah SWT sedang bagi orang yang
mengerjakannya, mendapat pahala yang banyak disisi Allah SWT.
Namun setiap orang tentunya wajib mengetahui tata cara bagaimana
merawat jenazah yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena
kewajiban merawat jenazah adalah menjadi kewajiban keluarga
terdekat mayit, kalau keluarga yang terdekat tidak ada, barulah orang
Muslim yang lainnya berkewajiban untuk merawatnya.75
Rumah Sakit Islam sebagai tempat yang melaksanakan fungsi
pelayanan kesehatan bagi yang membutuhkan, seperti mereka yang
sedang sakit. Tidak dipungkiri jika pada suatu saat ada pasien yang
meninggal dunia, rumah sakit sebagai tempat yang terdekat orang
yang meninggal berkewajiban untuk menyelenggarakan perawatan
jenazah jika tidak ada kerabat yang mengurusinya, atau bisa saja
memang diminta secara langsung oleh pihak keluarga untuk
melakukan perawatan jenazah.
Perawatan jenazah harus sesegera mungkin dilaksanakan karena
tidak ada keharusan untuk menunggu kerabatnya sesuai dengan Sabda
Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
أسـرعوا بالجنازة فإن تك صالحة فخیر تقدمونھا إلیھ وإن تك سوى
ذلك فشر تضعونھ عن رقابكم
75 //http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg01040.html, diakses padatanggal 31 Oktober 2011
73
Artinya: “Segerakanlah jenazah tersebut, sebab jika dia shaleh maka kalian telah mensegerakannya kepada kebaikan, namun jika selain itu, maka kalian telah melepaskan beban keburukan dari diri kalian” (Muttafaqun ”alaih).76
4.3 Deskripsi Data Penelitian dan Karakteristik Responden
4.3.1 Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner
secara langsung kepada responden yang berhasil ditemui. Kuesioner diperoleh
dengan cara peneliti menemui langsung responden dan memberikan kuesioner
untuk diisi oleh para responden yang merupakan pasien/keluarga pasien atau
bisa juga pengunjung Rumah Sakit Islam Pati. Pengumpulan data dilakukan
secara langsung dengan menemui responden, hal ini bertujuan agar lebih
efektif untuk meningkatkan respon rate responden dalam penelitian ini. Survey
dengan kuesioner dilakukan mulai tanggal 27 Oktober sampai dengan tanggal 2
November 2011 di RSI Pati dengan mengambil 70 responden. Adapun teknik
yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan menggunakan
teknik purposive sampling yaitu sampling yang mengambil sampel dengan
karakteristik tertentu yang dianggap mampu dan lebih paham mengenai
permasalahan. Karena jumlah sampel yang didapat sebanyak 70 sampel,
dengan demikian syarat pengolahan data analisis SPSS dapat terpenuhi.
76Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Op Cit., h. 227
74
4.3.2 Karakteristik Responden
Penyajian data karakteristik responden bertujuan agar dapat dilihat
profil dari data penelitian tersebut dan hubungan antar variabel yang digunakan
dalam penelitian. Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi
responden merupakan informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil
penelitian. Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik.
Karakteristik-karakteristik penelitian terdiri dari:
1. Umur Responden
Adapun data mengenai umur responden RSI Pati adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
umur
12 17,1 17,1 17,116 22,9 22,9 40,017 24,3 24,3 64,320 28,6 28,6 92,9
5 7,1 7,1 100,070 100,0 100,0
15-1920-2930-3940-4950-59Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.1 memperlihatkan bahwa
pasien pasien/keluarga pasien/pengunjung RSI Pati yang diambil
sebagai responden sebagian besar berusia 40–49 tahun, yaitu sebanyak
20 responden atau 28.6 % dari jumlah sampel. Sedangkan yang
berumur kurang dari 19 (15-19) tahun terdapat12 responden, yang
berumur 20-29 tahun sebanyak 16 responden, yang berumur 30-39
75
terdapat 17 responden, dan yang paling sedikit respondennya adalah
kelompok usia yang melebihi umur 50 (50-59) tahun.
Untuk lebih jelasnya, berikut gambar usia/umur responden yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
Grafik 4.1
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011
2. Jenis Kelamin Responden
Adapun data mengenai jenis kelamin responden pasien RSI Pati
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
jenis kelamin
34 48,6 48,6 48,636 51,4 51,4 100,070 100,0 100,0
laki-lakiperempuanTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 di atas, dapat diketahui
tentang jenis kelamin responden psien RSI Pati yang diambil sebagai
76
responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah
perempuan, yaitu sebanyak 36 orang dengan presentase 51,4% dan
responden laki-laki sebanyak 34 orang atau 48,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar dari pasien RSI Pati yang diambil
sebagai responden adalah perempuan.
Untuk lebih jelasnya berikut gambar jenis kelamin responden
yang dapat dilihat pada:
Grafik 4.2
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011
3. Pendidikan Responden
Adapun data mengenai pendidikan responden pasien RSI Pati
adalah sebagai berikut:
77
Tabel 4.3
pendidikan
47 67,1 67,1 67,112 17,1 17,1 84,311 15,7 15,7 100,070 100,0 100,0
SMA/MAS1LainnyaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan keterangan pada tabel di atas memperlihatkan
bahwa pasien RSI Pati yang diambil sebagai responden sebagian besar
berpendidikan SMA/MA sebanyak 67,1% yaitu 47 orang. Kemudian
untuk responden yang memiliki pendidikan sampai tingkat sarjana
hanya 12 orang, dan sisanya sebanyak 11 orang adalah selain
SMA/MA dan S1 yaitu kebanyakan dari Pondok Pesantren.
Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pendidikan responden RSI
Pati yang dapat dilihat pada:
Grafik 4.3
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011
4. Pekerjaan Responden
78
Adapun data mengenai pekerjaan responden pasien RSI Pati
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
pekerjaan
9 12,9 12,9 12,926 37,1 37,1 50,010 14,3 14,3 64,325 35,7 35,7 100,070 100,0 100,0
PNSPegawai SwastaWirausahaLainnyaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa
sebagian besar dari pekerjaan pasien RSI Pati yang diambil sebagai
responden adalah pegawai swasta, yaitu sebanyak 26 orang, sebagai
wirausaha terdapat 10 orang, yang berprofesi sebagai PNS hanya 9
orang, dan sisanya sebanyak 25 orang memiliki pekerjaan yang lain.
Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pekerjaan responden yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
Grafik 4.4
Sumber data: Output SPSS yang diolah, 2011
79
4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
4.4.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor atau
butir pertanyaan dengan skor konstruk atau variabel. Hal ini dapat dilakukan
dengan uji signifikan yang membandingkan dengan untuk degree
of fredom (df) = n-k dalamhal ini n adalah jumlah sampel k adalah konstruk.
Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat nilai rhitung
dibandingkan dengan tabel corelation produk moment untuk dk (Derajat
Kebebasan) = n-1 = 70-1 = 69 untuk alfa 5% adalah 0,235. Jika rhitung > rtabel
maka soal tesebut valid dan sebaliknya.
Tabel 4.5
Uji Validitas
Variabel Item Corrected item-total correlation (r hitung)
r tabel Keterangan
PS1 0.283 0.235 Valid PS2 0.423 0.235 Valid PS3 0.406 0.235 Valid PS4 0.561 0.235 Valid PS5 0.266 0.235 Valid PS6 0.393 0.235 Valid PS7 0.269 0.235 Valid PS8 0.380 0.235 Valid PS9 0.506 0.235 Valid
PS10 0.639 0.235 Valid PS11 0.394 0.235 Valid PS12 0.424 0.235 Valid PS13 0.362 0.235 Valid PS14 0.321 0.235 Valid PS15 0.397 0.235 Valid PS16 0.550 0.235 Valid PS17 0.411 0.235 Valid PS18 0.499 0.235 Valid PS19 0.554 0.235 Valid PS20 0.559 0.235 Valid
Prinsip-Prinsip
Syari’ah (X)
PS21 0.495 0.235 Valid
80
PS22 0.588 0.235 Valid PS23 0.396 0.235 Valid PS24 0.604 0.235 Valid KP1 0.615 0.235 Valid KP2 0.737 0.235 Valid KP3 0.492 0.235 Valid KP4 0.330 0.235 Valid KP5 0.347 0.235 Valid KP6 0.554 0.235 Valid KP7 0.249 0.235 Valid
Keputusan Pasien
(Y)
KP8 0.400 0.235 Valid Sumber Data : output SPSS yang diolah, 2011
Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada kolom Corrected Item-Total
Correlation dibandingkan dengan rtabel. Jadi semua soal dinyatakan valid dari
kedua variabel.
4.4.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Untuk mengetahui soal tersebut reliabel
atau tidak dilihat pada nilai Alpha dicocokkan dengan nilai rtabel = 0,235,
apabila nilai Alpha lebih besar dari r tabel maka artinya signifikan atau reliabel
dan sebaliknya.
Tabel 4.6
Uji Reliabilitas
Variabel Reliability Coefficients Alpha Keterangan X Y
24 Item 82 Item
0.874 0.767
Reliable Reliable
Sumber Data : output SPSS yang diolah, 2011
81
Dari kedua tabel uji reliabilitas di atas, menjelaskan bahwa variabel
prinsip-prinsip syari’ah menunjukkan nilai alpha sebesar 0,874 melebihi r
tabel, maka untuk variabel ini dinyatakan signifikan atau reliabel.
Sedangkan pada variabel keputusan pasien juga menunjukkan bahwa
nilai alpha melebihi nilai r tabel, yaitu sebesar 0,767. Sehingga variabel
keputusan pasien di atas dinyatakan signifikan atau reliabel.
4.5 Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak, dapat dilakukan dengan uji normalitas. Untuk mengujinya digunakan
normal probability plot. Dengan deteksi melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan :
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
dan /atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
82
Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada gambar 4.9 sebagai
berikut:
Grafik 4.5
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: Keputusan Pasien
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal,
serta penyebaranya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak
dipakai untuk prediksi Keputusan pasien berdasar masukan variabel independent-
nya.
4.6 Deskriptif Variabel Penelitian
4.6.1 Variabel Penerapan Prinsip-Prinsip Syari’ah
Dalam variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah disini terdiri atas 8
indikator yaitu pelayanan yang Islami, pembagian perawat, penyediaan fasilitas
83
ibadah, makanan dan minuman halal, busana karyawan, kebersihan dan
kesucian, bimbingan rohani, dan pemulasaran jenazah.
1. Indikator Pelayanan Islami
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
indikator pelayanan yang Islami diwakili dengan 3 item pertanyaan,
dan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pelayanan Islami
SS S N TS STS Total Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
PS1 19 27.1 37 52.9 12 17.1 1 1.4 1 1.4 70 100 PS2 9 12.9 30 42.9 20 28.6 9 12.9 2 2.9 70 100 PS3 8 11.4 44 62.9 12 17.1 4 5.7 2 2.9 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel 4.7 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan
responden untuk indikator pelayanan Islami tergolong baik. Mayoritas
responden memberi jawaban setuju bahwa dalam rumah sakit Islam
memberikan pelayanan yang Islami dengan baik.
Sebanyak 27,15% item pertanyaan pertama dijawab responden
dengan sangat setuju, 52,9% menjawab setuju, 17,1% menjawab
netral dan satu responden saja yang menjawab tidak setuju dan sangat
tidak setuju. Sedangkan pada item pertanyaan kedua dijawab 12,9%
dengan sangat setuju, 42,9% menjawab setuju, 28,6 menjawab netral,
12,9% menjawab tidak setuju, dan 2,9% menjawab sangat tidak
setuju. Selanjutnya 11,4% menjawab sangat setuju pada item
84
pertanyaan ketiga, 62,9% menjawab setuju, 17,1% menjawab netral,
5,7% dengan jawaban netral, dan 2,9% menjawab tidak setuju.
2. Indikator Pembagian Perawat
Pembagian perawat didefinisikan dengan memberikan
pelayanan kepada pasien oleh perawat atau dokter yang sesuai dengan
jenis kelaminnya. Dalam indikator pembagian perawat ini diwakili
dengan 3 item pertanyaan. Sedangkan hasil penelitiannya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pembagian Perawat
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
PS4 17 24.3 21 30.0 21 30.0 11 15.7 0 0 70 100
PS5 11 15.7 19 27.1 23 32.9 17 24.3 0 0 70 100
PS6 37 52.9 21 30.0 8 11.4 3 4.3 1 1.4 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan
responden mengenai indikator pembagian perawat adalah baik jika
pihak rumah sakit memberlakukan prinsip syari’ah tersebut, namun
bisa dikatakan 30% responden bersikap netral terhadap indikator
tersebut.
Sebanyak 24,3% responden menjawab sangat setuju untuk item
pertanyaan keempat, 30% menjawab sangat setuju, 30% menjawab
netral, 15,7% dengan jawaban tidak setuju. Sedangkan untuk item
pertanyaan ke lima adalah 15,7% menjawab sangat setuju, 27,1%
85
dengan jawaban sangat setuju, 32,9% menjawab netral, 24,3%
menjawab tidak setuju. Dan untuk pertanyaan ke enam 52,9 menjawab
sangat setuju, 30% menjawab setuju, 11,4% responden menjawab
tidak setuju, dan 1,4% menjawab sangat tidak setuju .
3. Indikator Fasilitas Ibadah
Dalam penelitian ini untuk indikator fasilitas ibadah diwakili
dengan 3 pertanyaan. Dan hasil penelitian tentang indikator tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Fasilitas Ibadah
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
PS7 21 30.0 26 37.1 18 25.7 4 5.7 1 1.4 70 100
PS8 39 55.7 23 32.9 6 8.6 1 1.4 1 1.4 70 100
PS9 34 48.6 24 34.3 11 15.7 1 1.4 0 0 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa
tanggapan responden mengenai indikator fasilitas ibadah adalah
sangat baik. Mayoritas responden memberikan jawaban sangat setuju
dan setuju bahwa di RSI Pati terdapat fasilitas ibadah yang baik.
Terdapat 30% jawaban sangat setuju pada item pertanyaan ke
tujuh, 37,1% menjawab setuju, 25,7% dengan jawaban netral, 1,4%
untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sedangkan pada
item pertanyaan ke delapan menjawab sebesar 55,7% sangat setuju,
32,9% untuk jawaban setuju, 8,6% menjawab netral, dan 1,4% untuk
86
jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju sekali. Selanjutnya item
pertanyaan ke sembilan dijawab oleh responden dengan jawaban
48,6% dengan sangat setuju, 34.3% menjawab setuju, 15,7% untuk
jawaban netral dan tidak setuju sebesar 1,4%.
4. Indikator Makanan dan Minuman Halal
Definisi dari indikator makanan dan minuman halal adalah
kepastian pemberian makanan yang sehat dan sesuai cakupan gizi,
serta jaminan kepastian kehalalannya. Dan hasil penelitian untuk
indikator ini adalah:
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Makanan dan
Minuman Halal
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
PS10 11 15.7 37 52.9 19 27.1 3 4.3 0 0 70 100
PS11 16 22.9 31 44.3 22 31.4 1 1.4 0 0 70 100
PS12 17 24.3 36 21.4 15 21.4 2 2.9 0 0 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan
responden mengenai indikator makanan dan minuman halal tergolong
baik karena mayoritas responden menjawab setuju.
Sebanyak 15,7% item pertanyaan ke sepuluh dijawab sangat
setuju, 52,9% responden menjawab setuju, 27,1% menjawab netral,
4,3% menjawab tidak setuju. Sedangkan untuk item pertanyaan ke
sebelas adalah 22,9% menjawab sangat setuju, 44,3% menjawab
87
setuju, 31,4% menjawab netral, dan 11,4% menjawab tidak setuju.
Selanjutnya 24,3% responden menjawab sangat setuju pada item
pertanyaan ke dua belas, 21,4% menjawab setuju, 21,4% dengan
jawaban netral, dan jawaban tidak setuju sebesar 2,9%.
5. Indikator Busana Karyawan
Dalam penelitian ini untuk indikator busana karyawan diwakili
oleh 3 item pertanyaan yang membahas tentang busana yang menutup
aurat dan sesuai syari’at Islam. Dan hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.11
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Busana Karyawan
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
PS13 39 55.7 22 31.4 8 11.4 1 1.4 0 0 70 100
PS14 12 17.1 24 34.3 26 37.1 6 8.6 2 2.9 70 100
PS15 33 47.1 25 35.7 10 14.3 1 1.4 1 1.4 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel4.10 dapat diketahui bahwa untuk indikator busana
karyawan dapat dikatakan sangat baik karena mayoritas responden
menjawab sangat setuju dan setuju.
Sebanyak 55,7% responden menjawab sangat setuju untuk item
pertanyaan ke tiga belas, 31,4% menjawab setuju, 11,4% menjawab
netral, 1,4% menjawab tidak setuju. Sedangkan untuk item pertanyaan
ke empat belas menjawab sangat setuju sebesar 17.1%, dan 34.3%
untuk jawaban setuju, 37,1% menjawab netral, 8,6% menjawab tidak
88
setuju dan2,9% menjawab sangat tidak setuju, kemudian untuk item
pertanyaan ke lima belas adalah 47,1% responden menjawab sangat
setuju, 35,7% menjawab setuju, 14,3% dengan jawaban netral, dan
masing-masing 1,4% untuk jawaban tidak dan sangat tidak setuju.
6. Indikator Kebersihan dan Kesucian
Untuk indikator kebersihan dan kesucian dibatasi mengenai
jaminan kebersihan dan kesucian lingkungan rumah sakit di setiap
tempat dan ruangan. Dan hasil penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kebersihan dan Kesucian
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
PS16 12 17.1 38 54.3 16 22.9 2 2.9 2 2.9 70 100
PS17 11 15.7 20 28.6 29 41.4 9 12.9 1 1.4 70 100
PS18 28 40.0 25 35.7 11 15.7 5 7.1 1 1.4 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil penelitian mengenai indikator kebersihan dan
kehalalan dapat diketahui bahwa responden memberi tanggapan yang
cukup baik untuk indikator ini karena banyak responden yang
menjawab netral dan tidak setuju.
Dengan jawaban 17,1% responden menjawab sangat setuju,
54,3% menjawab setuju, 22,9% menjawab netral, dan masing-masing
2,9% untuk jawaban tidak dan sangat tidak setuju untuk item
pertanyaan ke enam belas. Sedangkan 15,7% dijawab sangat setuju
untuk item pertanyaan ke tujuh belas, 28,6% dijawab setuju, 41,4%
89
dijawab netral, 12,9% dijawab tidak setuju, 1,4% dengan jawaban
sangat tidak setuju. Selanjutnya 40% responden menjawab sangat
setuju, 35,7% menjawab setuju, 15,7% menjawab netral, 7,1% dengan
jawaban tidak setuju dan 1,4% menjawab sangat tidak setuju untuk
item pertanyaan ke delapan belas.
7. Indikator Bimbingan Rohani
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
indikator bimbingan rohani dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Bimbingan Rohani
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
PS19 5 7.1 25 35.7 30 42.9 7 10.0 3 4.3 70 100
PS20 5 7.1 18 25.7 30 42.9 14 20.0 3 4.3 70 100
PS21 7 10.0 24 34.3 34 48.6 4 5.7 1 1.4 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil penelitian mengenai indikator bimbingan
rohani tergolong cukup baik karena kurang lebih 42% dari responden
menjawab netral disetiap item pertanyaan.
Untuk item pertanyaan ke sembilan belas responden menjawab
7,1% dengan sangat setuju, 35,7% dengan jawaban setuju, 42,9%
dengan jawaban netral, 10% menjawab tidak setuju, 4,3% menjawab
sangat tidak setuju. Sedangkan 7,1% item pertanyaan ke dua puluh
dijawab sangat setuju, 25,7% dijawab setuju, 42,9% dijawab netral,
20% dijawab tidak setuju, 4,3% dijawab sangat tidak setuju.
90
Selanjutnya 10% responden menjawab sangat setuju, 34,4%
menjawab setuju, 48,6% menjawab netral, 5,7% menjawab tidak
setuju, dan 1,4% menjawab santa tidak setuju untuk item pertanyaan
ke dua puluh satu.
8. Indikator Pemulasaran Jenazah
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai tata cara
penyelenggaraan jenazah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pemulasaran Jenazah
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
PS22 28 40.0 29 41.4 11 15.7 2 2.9 0 0 70 100
PS23 13 18.6 36 51.4 20 28.6 0 0 1 1.4 70 100
PS24 21 30.0 30 42.9 14 20.0 4 5.7 1 1.4 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel 4.13 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan
responden tentang indikator pemulasaran jenazah dikatakan sangat
baik karena mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju.
Sebanyak 40% responden menjawab sangat setuju pada item
pertanyaan ke dua puluh dua, 41,4% menjawab setuju, 15,7%
menjawab netral, 2,9% menjawab tidak setuju. Sedangkan 18,6%
responden menjawab sangat setuju, 51,4% menjawab setuju, 28,6
menjawab netral, 1,4% menjawab tidak sangat tidak setuju untuk item
pertanyaan ke dua puluh tiga. Dan selanjutnya sebanyak 30% item
pertanyaan ke dua puluh empat dijawab sangat setuju, 42,9% dijawab
91
setuju, 20% dijawab netral, 5,7% dijawab tidak setuju dan 1,4%
sangat tidak setuju.
4.6.2 Variabel Keputusan Pasien
Dalam variabel keputusan pasien dalam mengambil keputusan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor
sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis.
1. Indikator Faktor Budaya
Hasil penelitian mengenai pengaruh faktor budaya dalam
mengambil keputusan pasien dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Faktor Budaya
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
KP1 7 10.0 20 28.6 26 37.1 9 12.9 8 11.4 70 100
KP2 14 20.0 28 40.0 20 28.6 5 7.1 3 4.3 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa faktor budaya
cukup berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pasien dalam
memilih pelayanan kesehatan.
Pada item pertanyaan ke satu untuk variabel keputusan pasien
dijawab 10% sangat setuju, 28,6% dijawab setuju, 37,1% dijawab
netral, 12,9% dijawab tidak setuju, 11,4% dijawab sangat tidak setuju.
Sedangkan 20% item pertanyaan ke dua dijawab sangat setuju, 40%
92
dijawab setuju, 28,6% dijawab netral, 7,1% dijawab tidak setuju, dan
4,3% dijawab sangat tidak setuju.
2. Indikator Faktor Sosial
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
pengaruh faktor sosial dalam mengambil keputusan dapat dilihat
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Faktor Sosial
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
KP3 13 18.6 27 38.6 21 30.0 8 11.4 1 1.4 70 100
KP4 14 20.0 32 45.7 21 30.0 3 4.3 0 0 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa faktor sosial
cukup mempengaruhi responden terhadap pengambilan keputusan
dalam memilih pelayanan kesehatan.
Sebesar 18,6% pertanyaan item ke tiga pada variabel keputusan
pasien dijawab responden dengan sangat setuju, 38,6% dengan setuju,
30% dengan jawaban netral, 11,4% dengan jawaban tidak setuju, dan
1,4% dijawab sangat tidak setuju. Sedangkan 20% responden
menjawab sangat setuju pada item pertanyaan ke empat, 45.7%
menjawab setuju, 30,0% menjawab netral, dan 4,3% menjawab tidak
setuju.
93
3. Indikator Faktor Pribadi
Hasil penelitian mengenai indikator faktor pribadi dalam
pengambilan keputusan pasien dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.17
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Faktor Pribadi
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
KP5 8 11.4 40 57.1 14 20.0 7 10.0 1 1.4 70 100
KP6 11 15.7 20 28.6 25 35.7 8 11.4 6 8.6 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa indikator faktor pribadi
berpengaruh terhadap responden dalam memilih pelayanan kesehatan.
Pada item pertanyaan ke lima pada variabel keputusan pasien
dijawab 11,4% dengan sangat setuju oleh responden, 57,1 dijawab
setuju, 20% dijawab netral, 10% dijawab tidak setuju, 1,4% dengan
jawaban sangat tidak setuju. Sedangkan pada item pertanyaan ke enam
adalah 15,7% responden menjawab sangat setuju, 28,6% menjawab
setuju, 35,7% menjawab netral, 11,4% menjawab dengan jawaban
tidak setuju, dan 8,6% dengan sangat tidak setuju.
4. Indikator Faktor Psikologis
Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai
indikator faktor psikologis dapat dilihat pada tabel 4.17 sebagai
berikut:
94
Tabel 4.18
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Faktor Psikologis
SS S N TS STS Total Q
Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %
KP7 12 17.1 26 37.1 26 37.1 5 7.1 1 1.4 70 100
KP8 9 12.9 36 51.4 22 31.4 3 4.3 0 0 70 100
Sumber Data: Output SPSS yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa indikator
faktor pribadi bisa dikatakan berpengaruh terhadap responden dalam
mengambil keputusan.
Sebanyak 17,1% responden menjawab sangat setuju, 37,1%
menjawab setuju, 37,1 menjawab netral, 7,1% menjawab tidak setuju,
1,4% menjawab sangat tidak setuju pada item pertanyaan ke tujuh
untuk variabel keputusan pasien. Sedangkan 12,9% responden
menjawab sangat setuju, 51,4% menjawab setuju, 31,45 menjawab
netral, dan 4,3%menjawab tidak setuju pada item pertanyaan terakhir.
4.7 Hasil Analisis dan Uji Hipotesis
4.7.1 Analisis Regresi Sederhana
Untuk menganalisis data dalam penelitian skripsi ini digunakan
analisis regresi yang digunakan untuk mengetahui adakah pengaruh yang
signifikan pada prinsip-prinsip syari’ah Islam terhadap keputusan pasien.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persamaan garis regresi
yaitu:
Y= a + bX
95
Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah untuk
variabel bebas = 0,173 dengan konstanta sebesar 12,659 sehingga persamaan
regresi yang diperoleh adalah:
Y = 12,659 + 0,173X
Dimana:
Y= variabel keputusan pasien
X = variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah
1. Nilai konstanta (Y) sebesar 12,659, artinya jika variabel penerapan
prinsip-prinsip syari’ah (X) nilainya adalah 0 (nol), maka keputusan pasien
adalah 12,659.
2. Koefisien regresi penerapan prinsip-prinsip syari’ah (X) dari perhitungan
linier sederhana didapat nilai koefisien (b) = 0,173 yang menyatakan
bahwa setiap penambahan (karena tanda +) 1,- penerapan prinsip-prinsip
syariah akan meningkatkan Keputusan pasien sebesar 0,173.
4.7.2 Hasil Uji t atau Uji Parsial
Untuk menguji pengaruh penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap
keputusan pasien digunakan uji statistik t (uji t). apabila nilai t hitung > nilai t
tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya. Hasil uji t pada
variabel prinsip-prinsip syari’ah dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
96
Tabel 4.19
Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Coefficientsa
12,659 4,144 3,055 ,003,173 ,044 ,427 3,898 ,000
(Constant)Prinsip-prinsip Syariah
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Keputusan Pasiena.
Sumber Data: Output yang diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa uji hipotesis memperoleh
hasil uji t hitung sebesar 3,898 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dengan demikian Ho
ditolak dan menerima H1. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh positif dan
signifikan antara penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan pasien
di RSI Pati.
4.7.3 Koefisien Determinasi
Analisa koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar nilai prosentase kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari
hasil perhitungan didapatkan nilai koefisien sebagai berikut:
Tabel 4.20
Model Summary b
,427a ,183 ,171 3,78888Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Prinsip-prinsip Syariaha.
Dependent Variable: Keputusan Pasienb.
Sumber Data: Output yang diolah SPSS, 2011
97
Dari tabel di atas diketahui bahwa angka R sebesar 0,427 munujukkan
bahwa korelasi/hubungan antara Keputusan pasien dengan variabel
independen lainya adalah lemah, karena berada dibawah 0,5. Sedangkan angka
R square atau Koefisien Determinasi adalah 0,183 (berasal dari 0,427 x 0,427).
Hal ini berarti 18,3% variasi dari Keputusan pasien bisa dijelaskan oleh variasi
dari variabel independent. Sedangkan sisanya (100% - 18,3% = 81,7%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
4.8 Pembahasan
Pembahasan disini menguraikan fakta-fakta lapangan yang sudah
diuraikan di atas kaitannya dengan menjawab rumusan masalah pertama
bagaimanakah penerapan prinsip-prinsip syari’ah pada Rumah Sakit Islam Pati,
serta “Bagaimanakah pengaruh penerapan prinsip-prinsip terhadap keputusan
pasien memilih pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Islam Pati”.
Melihat penilaian deskriptif kantitatif penerapan prinsip-prinsip syari’ah
sebagai variabel independen dan keputusan pasien sebagai variabel dependen
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bahwa berdasarkan pada nilai koefisien regresi sederhana yang telah
diuraikan sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk variabel
penerapan prinsip-prinsip syari’ah dengan variabel terikat keputusan pasien
adalah 0,173 dengan konstanta sebesar 12,659. Persamaan regresi yang diperoleh
dari penelitian ini adalah Y= 12,659 + 0,173X. dari persamaan regresi tersebut
diketahui bahwa parameter koefisien regresi untuk variabel penerapan prinsip-
98
prinsip syari’ah adalah positif terhadap terhadap keputusan pasien memilih
pelayanan kesehatan di RSI Pati.
Dalam upaya mengidentifikasi seberapa jauh pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependennya, perlu melihat dari koefisien
determinasi. Sebagaimana sudah diuraikan sebelumnya, bahwa nilai R adalah
sebesar 0,183, yang artinya besar pengaruh variabel independen (penerapan
prinsip-prinsip syari’ah) terhadap variabel dependen (keputusan pasien) adalah
0,183. Hal ini berarti 18,3% variabel keputusan pasien dijelaskan oleh variabel
independen penerapan prinsip-prinsip syari’ah. Sedangkan sisanya 81,7%
dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak dilteliti dalam penelitian ini.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikan dan tidaknya hasil penelitian ini,
perlu menunjukkan perbandingan antara t hitung dengan t tabel, diketahui dari
hasil uji hipotesis parsial menunjukkan bahwa angka t hitung adalah 3,898 dengan
nilai signifikan 0,000 yang lebih kecil dari 5% (0,05), artinya bahwa variabel X
yaitu penerapan prinsip-prinsip syari’ah berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel Y yaitu keputusan pasien.
Melihat bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara
variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah terhadap keputusan pasien di rumah
sakit Islam, maka seyogyanya pihak rumah sakit Islam Pati perlu adanya suatu
perhatian tersendiri terhadap penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang sesuai
dengan tuntunan ajaran Islam, yang mengedepankan nilai-nilai kemashlahatan
bersama dengan tetap menegakkan syari’at Islam dengan Al Qur’an dan Hadits
sebagai pedoman dalam menjalankan segala perkara yang ada di dunia ini. Dan
99
meskipun pengaruhnya tidak begitu besar, jika variabel independennya
ditingkatkan maka akan meningkatkan juga variabel dependennya yaitu keputusan
pasien dalam memilih pelayanan kesehatan di RSI Pati.
Dan kaitannya dengan variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah masih
banyak ditanggapi responden dengan sikap yang netral. Hal ini dikarenakan masih
kurangnya bentuk realisasi prinsip syari’ah di bidang kesehatan yang diberikan
dengan pelayanan yang ala kadarnya, seperti kurangnya frekuensi pemutaran
kaset bacaan Al Qur’an yang dirasa masih jarang oleh pasien. Contoh lain lagi
adalah masih terdapat pasien yang ditangani oleh perawat yang beda jenis
kelaminnya karena diakibatkan kurangnya Sumber Daya Manusia yang tersedia.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa rumah sakit Islam merupakan
rumah sakit yang menjalankan kegiatan pelayanan kesehatannya termasuk
kegiatan operasionalnya dengan berpedoman pada ketentuan syari’at yang sudah
ditentukan dalam ajaran Islam berdasarkan pada Al Qur’an dan Hadits. Rumah
sakit Islam tetap berusaha menerapkan beberapa prinsip-prinsip syari’ah yang
sudah terurai sebelumnya, seperti memberikan pelayanan tanpa adanya perbedaan
kepada masing-masing pasien dengan sabar, ikhlas, ramah dan sopan, tetap
menjaga aurat pasien dengan penanganan pasien sesuai jenis kelamin, jaminan
kenyamanan ruangan dengan kebersihan dan kesucian, dan sebagainya sesuai
dengan perintah yang dianjurkan dengan analisis-analisisnya yang sudah
dijelaskan di depan.
Karena dalam mencari kemashlahatan manusia secara bersama harus
diambil jalan yang terbaik dulu, yaitu jalan yang dianjurkan oleh agama Islam
100
agar kedua atau semua pihak sama-sama tidak merasa dirugikan dan tetap terjaga
keselamatan baik jiwa dan raga mereka.
Akan tetapi melihat keadaan yang sedemikian, mengingat bahwa masih
kurangnya Sumber Daya Manusia yang mampu menjalankan prinsip syari’ah
tersebut dan terbatasnya SDM yang mampu menangani masalah kesehatan,
menjadikan rumah sakit Islam diperbolehkan menjalankan prinsip tersebut sebatas
kemampuan yang dimiliki, seperti yang tercantum dalam QS. Al Baqarah ayat
286, bahwa Allah tidak membebani manusia kecuali sebatas kemampuannya. Dan
sebagai contoh dalam agama Islam melarang berobat kepada dokter yang tidak
sesuai dengan muhrimnya, kecuali jika tidak ditemukan maka diperbolehkan
berobat kepada selain muhrim dengan sekadarnya saja. Contoh yang lain adalah
dilarang memakan makanan yang haram kecuali dalam keadaan yang terpaksa,
sehingga menghalalkan manusia memakannya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa
Islam masih memberikan kemudahan kepada umatnya dalam menjalankan
kehidupan di dunia ini.
101
BAB V
PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat penulis
simpulkan bahwa:
1. Prinsip-prinsip syari’ah yang diterapkan oleh rumah Sakit Islam sudah bisa
dikatakan sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam, akan tetapi
pelaksanaannya belum dijalankan secara maksimal, melihat hasil dari
penelitian ini yang menunjukkan bahwa prinsip-prinsip syari’ah hanya
memiliki pengaruh yang lemah terhadap keputusan pasien.
2. Variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pasien dalam memilih pelayanan kesehatan
di RSI Pati. Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil perhitungan secara
parsial menunjukkan t hitung 3,898 dengan nilai signifikan 0,000 dibawah
5% (0,05) yang berarti penerapan prinsip syari’ah mempunyai andil.
3. Dari hasil analisis koefisien determinasi adalah sebesar 0,183, artinya
bahwa variabel keputusan pasien dipengaruhi oleh penerapan prinsip-
prinsip syari’ah sebesar 18,3%. Sedangkan sisanya sebesar 81,7%
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain.
4. Berdasarkan analisis regresi linear sederhana diperoleh koefisien variabel
bebas sebesar 0,173 dan konstanta sebesar 12,659 sehingga model
persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 12,659 + 0,173 X. dan jika
pada variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah dinaikkan satu tingkat
102
maka pengaruhnya juga kan bertambah satu tingkat terhadap keputusan
pasien.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka
penulis memberikan saran sebagi berikut:
a. Bagi RSI Pati
Bagi RSI Pati diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan
penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang dimiliki secara maksimal, seperti
melengkapi SDM yang sesuai dengan bidangnya, meningkatkan kwalitas
karyawan baik dari sisi keilmuan kesehatan maupun keilmuan keagamaan
Islam, meningkatkan saran dan pra sarana, melengkapi pelayanan yang
dibutuhkan oleh masyarakat sesuai dengan perkembangan zaman.
b. Bagi Peneliti Selanjtnya
Untuk peneliti berikutnya diharapkan bisa menambah variabel yang
lainnya. Sebab variabel penerapan prinsip-prinsip syari’ah yang peneliti
gunakan sebagai variabel bebas hanya memiliki kontribusi 18,3%
mempengaruhi keputusan pasien, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
faktor-faktor lainnya.
5.3 Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
dengan rahmat dan hidayat-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI’AH
103
TERHADAP KEPUTUSAN PASIEN DALAM MEMILIH PELAYANAN
KESEHATAN DI RSI PATI”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada
Baginda Rasulullah SAW yang membimbing kita dari zaman kebodohan ke
zaman yang penuh ilmu.
Meskipun penulis sudah berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan dan tidak lepas dari kesalahan dan kekeliruan
karena keterbatasan yang ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
untuk kebaikan bersama.
Akhirnya dengan memanjatkan do’a mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi diri penulis sendiri. Selain itu juga mampu
memberikan hasanah ilmu yang positif bagi keilmuan Ekonomi Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hafidz, Ahsin W., Fikih Kesehatan, Jakarta: AMZAH, 2007
Arifin, Johan, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail, 2007
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1993
Aryanto, Doddy, Personal Selling dan Keputusan Membeli Nasabah Asuransi di PT. Fadent Mahkota Sahid Medan, Skripsi S1 Universitas Sumatera Utara, 2001
Aziz, Abdul, Abdul Wahab, Fiqh Ibadah, Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, Jakarta: Amzah, 2009
Djazuli, A., Kaidah-Kaidah Fikih,Kaidah-Kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah yang Praktis, Jakarta: Kencana, 2007
Fauroni, R. Lukman, Etika Bisnis dalam Al Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006
Gunara, Thorik & Utus Hadiono Sudibyo, Marketing Muhammad saw, Bandung: PT. Karya Kita, 2007
Hasan Kasule, Omar, Guru besar Epidemologi dan Kedokteran Islam Universitas Brunei, Makalah Seminar Pengobatan Ilmiah dan Islam di Universitas Diponegoro Semarang
Ismah, Siti, Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Konsumen Muslim dalam Melakukan Pembelian di Alfamart Ngaliyan Semarang, Skripsi S1 pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2011
Jumantoro, Totok, Samsul Munir Amin, Kamus Ushul Fikih, Jakarta: Penerbit Amzah, 2005
Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: Adipura, 2000
Masyhuri, Aziz, Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama (kesatu-1926 s/d kedua puluh Sembilan 1994), Surabaya: Dinamika Perss, 1997
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991
Mowen, Hansen, Management Accounting (Akuntansi Manajemen),Jakarta: Salemba Empat, 2005
Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif¸ Jakarta: Rajawali Pers, 2008
Muflih, Muhammad, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006
Prasetijo, Ristiyanti & John J.O.I Ihalauw, Perilaku Konsumen, Yogyakarta, Andi, 2004
Profil YKMNU RSI Pati, Pati, 2010
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2003
Rustiyanto, Ery, Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010
Santosa, Budi Sambutan Direktur RSUD Tugurejo Semarang, Bimbingan Rohani Bagi Pasien, Semarang: LBKI Laboratorium Dakwah IAIN Walisongo Semarang, 2005
Sari, Irine Diana, Manajemen Pemasaran Rumah Sakit, Yogyakarta, Nuha Medika, 2008
Senja, Ratu aprilia, Zul Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Revisi, Semarang: Difa Publisher, 2008
Setiadi, Nugroho J., Perilaku Konsumen, Jakarta: Kencana, 2003
Sevilla, Consuelo G., dkk., Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI Press, 1993
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk dialihbahasakan oleh Zoelkifli Kasip, Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. INDEKS, 2008
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005
Tjiptono, Fandy, Prinsip-prisip Total Quality Service, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2002
Tim Misykat, 4 Langkah Mengurus Jenazah, Jakarta: Misykat, 2003
Tim Penyusun, Jurnal RSI Pati, Pati, 2010
Undang-undang Kesehatan Rumah Sakit tahun 2009, Yogyakarta: Nuha Medika, 2007
Warits, Abdul, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Penerapan Prinsip-PrinsipSyari’ah Terhadap Minat Konsumen Hotel Syari’ah (Studi Kasus pada Hotel Graha Agung Semarang), Skripsi S1 pada Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2009
Harian Republika terbit pada Tanggal 18 Maret 2008, Http: //www.republika.co.id/berita/asal-mula-rumah-sakit-dalam-sejarah-islam, diakses pada 23 Mei 2011
Http://books.google.co.id. diakses pada tanggal 25 Mei 2011,.Irfan Amalee, Islam for Kids, Bandung: Mizan, 2006
Http://books.google.co.id. diakses pada tanggal 25 Mei 2011, Philip K. Hitti, History of the Arabs, Jakarta: Serambi Ilmu Semsta, 2005
Http://books.google.co.id. diakses pada tanggal 25 Mei 2011, Syaifuddin Al Indunisi, Ensiklopedia Anak Muslim – Temuan yang Mengubah Dunia, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Http://www.wattpad.com/443013-telaah-kritis-atas-doktrin-faham-salafi-wahabi-6?p=18, diakses pada tanggal 13 Oktober 2011.
Http://El.Ibbien.Com/Index.Php/Kajian-Fiqh/72-Tata-Cara-Merawat-Jenazah, diakses pada tanggal 31 Oktober 2011
http://www.mail-rchive.com/[email protected]/msg01040.html, diakses pada tanggal 31 Oktober 2011
Http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah%20seminar%20pengobatan%20ilmiah%20dan%20islam, diakses pada tanggal 31 Agustus 2011.
Hal : Permohonan Pengisian Angket Lampiran : Satu Berkas
Yth. Bapak / Ibu / Sdr/i Pasien / Pengunjung
Rumah Sakit Islam Pati di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sehubungan dengan proses penyelesaian karya ilmiah (skripsi)
saya pada jurusan Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Walisongo Semarang dengan judul Pengaruh Penerapan Prinsip-
Prinsip Syari’ah Terhadap Keputusan Konsumen Memilih
Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam
Pati), saya:
Nama : Nur Iza Kholida
NIM : 072411051
Jurusan: Ekonomi Islam
Memohon dengan hormat kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari
Pasien/Pengunjung RSI Pati untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
Peran serta Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari sangat bermanfaat bagi
keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan.
Atas bantuan dan kerjasama Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari dalam
menjawab pertanyaan/ pernyataan pada kuesioner ini, penulis sampaikan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, Oktober 2011
Hormat Saya,
NUR IZA KHOLIDA
NIM : 072411051
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH TERHADAP
KEPUTUSAN PASIEN MEMILIH PELAYANAN KESEHATAN
(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Pati)
I. IDENTITAS RESPONDEN
Mohon dengan hormat kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari untuk
menjawab pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda ( √ ):
1. Nama : ………………………………..
2. Alamat : ………………………………..
3. Usia : 1 < 20 th 2 20-29 th
3 30-39 th 4 40-49 th
5 > 50 th
4. Jenis Kelamin : 1 Laki-laki 2 Perempuan
5. Pendidikan : 1 SD/MI 2 SMP/MTs
3 SMA/MA 4 S1
5 Lainnya, (PonPes)……..
6. Pekerjaan/Profesi : 1 PNS 2 Pegawai Swasta
3 Wirausaha 4 Lainnya,………
Tanda Tangan
II. PETUNJUK PENGISIAN
1. Berilah tanda silang ( √ ) pada kolom jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/I
anggap sesuai, dengan alternative jawaban sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setujui
2. Lembar angket ini semata-mata bertujuan untuk memperoleh data
sebagai bahan skripsi tentang Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip
Syari’ah terhadap Keputusan Konsumen Memilih Pelayanan Kesehatan
(Studi Kasus Rumah Sakit Islam Pati).
3. Mengenai jawaban yang diberikan, akan dijaga kerahasiaannya.
III. PERTANYAAN
A. Penerapan Prinsip-prinsip Syari’ah
No Pertanyaan/pernyataan SS S N TS STS
1 RSI Pati memberikan pelayanan dan
perhatian kepada setiappasien/pelanggan
tanpa memandang status.
2 Keluhan pasien dapat ditanggapi dengan
cepat dan tepat oleh para dokter/perawat.
3 Dokter/perawat/karyawan di RSI Pati
memberikan pelayanan yang sopan dan
ramah.
4 Pasien ditangani oleh perawat yang
sesuai dengan muhrimnya (pasien wanita
oleh perawat wanita, begitu juga pria).
5 Pasien ditangani oleh dokter sesuai
muhrimnya.
6 Pasien ditangani oleh dokter sesuai
spesialis masing-masing sesuai harapan
anda.
7 Fasilitas ibadah baik peralatan shalat
ataupun Al Qur’an disediakan di setiap
ruangan untuk para pasien.
8 Pada RSI Pati terdapat tempat ibadah
(musholla/masjid) yang memadai.
9 Pada RSI Pati selain terdapat tempat
ibadah, juga dilengkapi dengan tempat
wudlu yang baik.
10 Pasien di RSI Pati mendapatkan
makanan dan minuman yang sesuai gizi
yang sedang dibutuhkan.
11 Pasien di RSI Pati memperoleh makanan
dan minuman yang terjamin
kehalalannya.
12 Pada RSI Pati terdapat fasilitas kantin
yang menyediakan makanan dan
minuman yang tidak bertentangan dengan
agama Islam.
13 Semua dokter/perawat/karyawan RSI Pati
mengenakan busana yang sesuai syar’ah.
14 Semua dokter/perawat/karyawan RSI Pati
memakai busana yang menutup aurat.
15 Tidak ada dokter/perawat/karyawati yang
berbusana minim (ketat).
16 Lingkungan di RSI Pati selalu terjaga
kebersihan di setiap tempat dan
ruangannya.
17 kebersihan di lingkungan RSI Pati sudah
tentu terjamin kesuciannya.
18 Karyawan bagian pembersihan (cleaning
service) selalu tanggap terhadap
kebersihan di RSI Pati.
19 RSI Pati memberikan layanan bimbingan
rohani bagi para pasiennya.
20 Pada RSI Pati terdapat pemutaran kaset
bacaan Al Qur’an sebagai bentuk
bimbingan rohani.
21 RSI Pati juga terdapat pelayanan
bimbingan sakaratul maut bagi
pasien/keluarga pasien yang
menginginkan.
22 Pelayanan pemulasaran jenazah terdapat
pada RSI Pati.
23 Pelayanan pemulasaran jenazah diberikan
sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak
keluarga pasien yang meninggal.
24 Pemulasaran jenazah di RSI Pati sudah
sesuai dengan ketentuan syari’at Islam.
B. Keputusan Memilih Pelayanan
No Pertanyaan/pernyataan SS S N TS STS
25 Saya memilih pelayanan kesehatan di
RSI Pati karena dipengaruhi oleh tradisi
masyarakat setempat.
26 Tingkat pendapatan saya mempengaruhi
pengambilan keputusan saya
dalammemilih RSI ini.
27 Saya memilih pelayanan kesehatan
(berobat) di RSI Pati dipengaruhi oleh
teman, rekan kerja dan keluarga.
28 Menurut pengamatan saya, mayoritas
yang berobat di RSI Pati adalah kelas
menengah.
29 Saya memilih RSI Pati karena jasa
pelayanan yang disediakan sudah
lengkap.
30 RSI Pati menyediakan jasa/pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan dan
kenyamanan saya (sesuai prinsip
syari’ah).
31 Saya berobat di RSI Pati termotivasi oleh
jasa yang lengkap dan harga yang
standar.
32 Saya tertarik pada pelayanan dengan
prinsip syar’ah yang ditawarkan oleh RSI
Pati
LAMPIRAN
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARI'AH KEPUTUSAN PASIEN NO
PS1 PS2 PS3 PS4 PS5 PS6 PS7 PS8 PS9 PS10 PS11 PS12 PS13 PS14 PS15 PS16 PS17 PS18 PS19 PS20 PS21 PS22 PS23 PS24 KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8
1 3 4 4 3 2 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 3 3 4 5 3 4 2 3 4 4 4 5 3 4
2 4 4 4 5 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 2 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 5 4
3 4 3 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 3 2 4 5 4 5 2 3 3 4 4 5 3 5
4 4 4 4 4 2 3 4 5 4 3 3 3 5 5 5 3 3 5 3 4 3 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 3
5 4 4 4 2 2 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4
6 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 5 3 4 5 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 5 5 3 3 4 5 3
7 4 3 3 4 4 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5
8 3 2 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4
9 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 4 4 5 3 3 5 2 5 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5
11 5 5 4 4 3 5 4 5 5 3 4 4 5 5 5 5 3 5 4 2 2 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3
12 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
13 4 4 3 4 2 5 4 5 4 4 3 4 5 5 5 4 5 5 2 2 3 5 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4
14 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 4
15 4 3 4 2 3 4 3 5 4 2 3 2 3 5 4 2 2 4 3 2 3 2 3 4 1 3 1 5 4 3 4 2
16 3 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 3 3 3 3 3 3 3 4 5 5 3 5 4 3
17 3 3 4 5 4 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 3 5 3 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 2 3 3 3 4 5 3 5
19 5 4 4 5 3 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5
20 3 4 4 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4
21 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 3 3 4 3 3 4
22 1 2 2 2 5 5 4 3 5 3 4 5 5 5 5 1 3 5 1 1 1 3 3 3 5 4 3 1 1 3 3 3
23 3 3 3 3 3 3 4 2 5 3 3 3 3 5 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 3 2 2 2 4
24 4 4 4 3 3 5 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 5 4 5 4 2
25 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 3 4 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5
26 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 5 3 4 3 3 4 3 4 5 3 4
27 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3
28 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 2 3 3 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4
29 3 3 4 2 2 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 2 2 3 2 2 3 3 5 2 4 4 4 3 2 5 3 3
30 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 2 3 3 5 3 4 4 5
31 5 4 1 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 2 1 3
32 5 5 5 4 3 5 4 5 2 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 4 4 3 4 4
33 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
34 4 2 4 3 2 5 4 5 4 3 3 3 5 5 4 3 3 2 3 2 4 5 4 3 3 4 4 5 3 3 4 3
35 5 1 1 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 2 1 1 1 3 2 2 2 4 2 3 3 2 4 5 5 2 4
36 4 4 3 4 3 5 3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4
37 5 1 3 4 5 2 4 3 5 2 4 2 3 5 1 4 5 5 4 3 5 3 1 1 2 4 5 5 4 4 3 5
38 5 4 3 2 3 5 3 4 4 4 5 3 5 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
39 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
40 5 4 5 4 3 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 3 4 3 3 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 3 4
41 3 4 4 3 2 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4
42 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 3 4 4 5 4 4 2 3 4 4 4 4
43 4 4 3 5 3 5 3 4 4 5 4 3 4 4 4 5 3 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 3 4 4 5 3
44 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 5 3 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 3 3
45 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 4
46 4 3 3 3 3 2 3 5 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
47 5 4 2 4 2 1 4 3 5 3 2 4 2 4 3 4 2 3 2 3 2 4 3 2 1 3 3 5 4 4 4 2
48 3 3 2 2 2 5 3 3 3 4 4 4 4 5 5 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3
49 5 5 4 5 4 5 1 1 4 3 3 4 5 5 4 3 2 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5
50 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 3 3 3 4 3 4
51 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3
52 4 3 4 4 4 3 3 5 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
53 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 2 5 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 5 4
54 5 3 5 4 2 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 2 3 2 2 3 4 4 5 2 2 2 4 4 5 2 4
55 4 2 4 4 4 5 4 4 4 2 3 4 5 5 5 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 5 5 3 5 4 5 4
56 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3
57 4 2 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 3 3 4 5 4 1 1 2 5 2 5 4 3
58 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 3 5 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4
59 4 4 3 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 5 4 3
60 5 3 4 5 4 2 3 5 3 4 3 5 3 5 3 4 5 3 5 3 4 5 3 5 1 3 5 5 3 4 2 4
61 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 1 3 5 4 4 1 2 3 4 3 4 3 4
62 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 4 3
63 2 2 4 3 3 4 2 5 5 3 3 3 5 5 4 4 3 4 3 2 3 5 3 5 3 3 3 3 4 4 3 4
64 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3
65 4 2 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 3 3 4 5 4 1 1 2 3 2 5 4 3
66 4 3 4 3 2 5 4 5 4 3 3 3 5 5 4 4 2 3 1 1 3 5 5 5 2 3 4 4 4 4 4 4
67 3 2 2 2 2 3 4 4 4 3 3 4 5 5 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 3 4
68 4 3 4 2 2 3 3 3 5 4 3 3 4 5 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3
69 4 2 4 5 5 4 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 3 3 4 5 4 1 1 2 3 2 5 4 5
70 4 3 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 3 5 5 4 1 2 3 4 4 3 1 2 2 4 2 3 3 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nur iza Kholida
Tempat Tanggal Lahir: Pati, 2 Maret 1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Ds. Pakis RT.03 RW.03 Kec. Tayu Kab. Pati
Jenjang Pendidikan :
- TK Raudlathul Athfal Tahun 1991-1992
- SDN Pakis 01 Tahun 1993-1999
- Madrasah Diniyah Tahun 1999-2000
- MTs PIR Pakis Tahun 2000-2003
- SMAN 1 Tayu Tahun 2003-2006
- Fakultas Syari’ah Tahun 2007-sekarang
IAIN Walisongo Semarang
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, November 2011
Nur Iza Kholida