pengaruh penerapan strategi (ambt) aktivitas …
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI (AMBT) AKTIVITAS MEMBACA
BEPIKIR TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA PEMAHAMAN INTENSIF MURID KELAS 1V SD INPRES
PERUMNAS ANTANG 11/1 KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Muhammadiyah Makassar
ULFA FITRIA
10540 9617 15
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ulfa Fitria
NIM : 10540 9617 15
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul : ”Pengaruh Penerapan Strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Intensif Murid Kelas IV SD Inpres Perumnas Antang II/I Kota Makassar”.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan
oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Agustus 2019
Yang Membuat Pernyataan
Ulfa Fitria NIM: 10540 9617 15
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 Makassar 90221
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :Ulfa Fitria
NIM : 10540 9617 15
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul : ”Pengaruh Penerapan Strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman Intensif Murid Kelas IV SD Inpres Perumnas Antang II/I Kota Makassar”.
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (Tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Agustus 2019
Yang membuat perjanjian
Ulfa Fitria NIM: 10540 9617 15
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa.
Selalu ada jalan bagi mereka yang sering berusaha.
Kupersembahkan untuk Ayahanda, Ibunda, Saudara dan seluruh keluarga besarku. Semoga
dapat bermanfaat untuk meraih kebahagiaan didunia dan akhirat. Dan semoga Allah SWT
melimpahkan rahmat maghfira dan inayah-Nya kepada kita semua. Aamiin… … … …
ABSTRAK
Ulfa Fitria. 2019. Pengaruh Penerapan Strategi (AMBT) Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing) Terhadap Hasil Belajara Membaca Pemahaman Intensif
vii
Murid Kelas IV SD Inpres Perumnas Antang II/I Kota Makassar. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Andi Adam dan Tasrif Akib
Jenis penelitian ini yaitu suatu jenis penelitian eksperimen bentuk pre-experimental design dengan bentuk one group prestes-postest desing. Adapun design yang digunakan dalam penelitian adalah one grouf prestes-postest design. Didalam desain ini tes dilakukan 2 kali yaitu sebelum experimen dan setelah experimen. Tes yang dilakukan sebelum experimen O1 disebut pres-test yang dilakukan setelah experimen O2 disebut post-test perbedaaan antara O1 dan O2 yakni O2 – O1 diasumsikan merupan efek dari perlakuan atau experimen.
Sampel dalam penelitian ini adalah murid kelas IV sebanyak 31 orang. Variable penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua variable yaitu variabel bebas yaitu strategi AMBT dan variabel terikat yaitu membaca pemahaman intensif . Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir. Hasil analisis uji hipotesis berdasarkan hasil analis statistik inferensial dengan menggunakan teknik untuk menguji hipotesis Hasil uji hipotesis nilai sig pada pretest dan postest adalah 0,000. Jika dilihat dari hasil uji hipotesis data pretest dan postest diketahui bahwa 0,000 >0,005 , maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.Berdasarkan analisis deskriptif, hasil belajar Bahasa Indonesia murid sebelum menggunakan strategi AMBT menunjukkan bahwa terdapat 2 murid atau 6% murid mencapai ketuntasan individu (skor minimal 82) sedangkan murid yang tidak mencapai ketuntasan minimal atau individu sebanyak 29 murid atau 94%. Sedangkan hasil analisis data hasil belajar Bahasa Indonesia murid setelah menggunakan strategi AMBT menunjukkan bahwa terdapat 30 murid atau 97% murid mencapai ketuntasan individu sedangkan murid yang tidak mencapai ketuntasan minimal sebanyak 1 murid atau 3%. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman intensif dengan menarapkan strategi AMBT dapat meningkatkan kemampuan memabaca pemahaman intensif murid kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang II/I Kota Makassar.Hal ini dapat memberikan gambaran dari hasil analisis tes pretest dan perlakuan kemudian tes posttest berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman intensif dengan menarapkan strategi AMBT dapat meningkatkan kemampuan memabaca pemahaman intensif murid kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang II/I Kota Makassar.
Kata kunci: strategi AMBT dan membaca pemahaman intensif
KATA PENGANTAR
viii
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan senantiasa menyebut dan menggunakan Asma Allah Rabbul Alamin,
penulis memanjatkan puji dan syukur atas limpahan rahmat dan nikmat Allah Swt.,
karena dengan petunjuk dan maghfirah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang merupakan salah satu syarat akademik untuk mengikuti ujian meja
guna memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Salam dan Shalawat semoga tetap tercurahkan kepada Junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta para keluarganya yang suci dan sahabat-sahabatnya yang
setia mendampingi dan orang-orang yang hingga saat ini masih setia pada ajaran-
Nya. Penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda
Andi Mappaita dan Ibunda Nirwana, S.Pd.I yang senantiasa mencurahkan kasih
sayangnya kepada penulis. Adapun judul skripsi ini yaitu Pengaruh Penerapan
Strategi (AMBT) Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing) Terhadap Hasil Belajara
Membaca Pemahaman Intensif Murid Kelas IV SD Inpres Perumnas Antang II/I
Kota Makassar.
Dalam penulisan skripsi ini banyak kendala dan hambatan serta kesulitan-
kesulitan yang penulis hadapi, maka dari itu penulis menyadari bahwa isi dan materi
skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan
penulis sebagai manusia biasa. Penulis juga menyadari bahwa dengan selesainya
skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah banyak membantu baik moril
maupun materil. Untuk itu dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati, penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada Dra.Hj.Rahmiah B,
M.Si. Penasehat Akademik yang ikhlas dan telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, petunjuk, sumbangan pemikiran, arahan, dan senantiasa
memotivasi Penulis untuk tidak pernah berhenti belajar dan berusaha.
Andi Adam, S.Pd.,M.Pd. Pembimbing I dan Tasrif Akib,S.Pd.,M.Pd.
pembimbing II yang dalam penulisan skripsi ini telah ikhlas dan banyak membantu
penulis dan meluangkan waktunya untuk memberi petunjuk dan bimbingan serta
saran- saran kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
ix
Bapak ibu dosen Penguji penulis yang ikhlas dalam memberikan saran dan
arahan bagi peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dan dosen serta Staf
Administrasi di Lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi.
Pendididkan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan berupa pengajaran
dan mendidik penulis selama penulis dalam proses pembelajaran di kampus.
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Muhammadiyah Makassar Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd yang telah banyak memberikan
petunjuk bagi penulis. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. dan Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar. Suharniati, S.Pd. Kepala Sekolah SD Inpres
Perumnas Antang II/I Kecamatan Manggala Kota Makassar beserta Guru dan Staf
yang telah memberikan izin penelitian dan membantu penulis selama proses
penelitian dilaksanakan.
Teristimewa untuk saudaraku Kakak A.Azhar Ma‟ruf serta adikku
Muh,Amar Ramadhana dan Mawaddah Khairia kalian adalah sumber inspirasi
terbesar yang ku miliki. Tak lupa juga penulis ucapkan rasa terima kasih kepada
keluarga besarku, terkhusus tanteku Nur Haedah Amd. adalah pemberi motivasi
yang sangat berharga yang ku miliki. Untuk sahabatku Nurul Wasilah Mustamin
yang dari semester satu telah setia menemani penulis selama perkuliahan. Dan juga
untuk teman-teman yang telah memberikan keceriaan kepada penulis terima kasih
atas keceriaan yang telah diberikan.
Untuk saudara- saudariku, keluarga besar Revability 015, terima kasih atas
kebersamaan dan kerjasama kalian selama ini. Kalian semua adalah sahabat, teman
terbaik buat saya. Untuk teman-teman satu Pembimbingku, terima kasih banyak atas
bantuan kalian selama ini, selama proses bimbingan dan sampai sekarang. Serta
semua pihak yang tidak sempat disebut satu- persatu atas segala jasa dan bantuannya
kepada penulis di ucapkan banyak terima kasih.
Dalam penyusunan skripsi ini di dalamnya tentu masih terdapat banyak
kesalahan-kesalahan. Olehnya itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
senantiasa penulis harapkan sebagai bahan masukan agar skripsi ini dapat lebih
sempurna sebagaimana yang diharapkan.
x
Akhirnya kepada Tuhan jualah penulis panjatkan semoga amal bakti
Bapak/Ibu, saudara (i) mendapat limpahan rahmat dan karunianya. Harapan penulis
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang telah membantu dan
pada pihak yang memerlukan skripsi ini. Aamiin.
Makassar, Agustus 2019
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
xi
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 8
1. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 8
2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia .......................................... 9
3. Keterampilan Berbahasa ................................................................... 10
B. Kerangka Pikir ........................................................................................ 30
C. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian ............................................ 35
B. Populai dan Sampel ................................................................................. 37
1. Populasi ............................................................................................. 37
2. Sampel .............................................................................................. 37
C. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 38
D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 39
xii
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 39
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 43
B. Pembahasan ............................................................................................ 52
BAB V Simpulan dan Saran
A. Simpulan ................................................................................................. 56
B. Saran ....................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 58
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 35
xiii
3.2 Populasi dan Sampel ......................................................................... 37
3.3 kategori nilai hasil belajar ................................................................ 41
3.4 Pedoman Pemberian Skor ................................................................. 41
4.1 Data skor hasil belajar pretest ........................................................... 44
4.2 Distribusi Nilai, Frekuensi, dan Presentasi Hasil Belajar
Pretest ............................................................................................. 44
4.3 Klasifikasi Nilai Siswa Pretest ......................................................... 45
4.4 Data skor hasil belajar postest ........................................................... 46
4.5 Distribusi Nilai, Frekuensi, dan Presentasi Hasil Belajar
Postest .............................................................................................. 47
4.6 Klasifikasi Nilai Siswa Kelas 1V (Posttest) .............................................. 48
4.7 Hasil Uji Normalitas pretest dan postest .................................................. 49
4.8 Hasil Uji Homogenits pretest dan postest ................................................ 50
4.9 Hasil Uji Hipotesis Nilai pretest dan postest ........................................... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir ......................................................................... 32
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1. Deskripi Umum Sekolah
xv
2. Daftar Nama Guru
3. Daftar Nama Murid
4. RPP
5. Soal Pretest dan Postest , kunci jawaban dan LKS
6. Daftar Nilai Murid
7. Hasil Analisis SPSS
8. Dokumentasi
9. Surat Izin Penelitian dari PMPTS
10. Surat Izin Penelitian dari Walikota Makassar
11. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Makassar
12. Kontrol Pelaksanaan Penelitian
13. Surat Keterangan Meneliti
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan
suatu negara. Pendidikan merupakan sarana dalam upaya mencapai tujuan
nasional Indonesia. Sekolah sebagai salah satu tujuan formal yang mempunyai
peranan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain dari pada itu
sekolah senantiasa diupayakan secara optimal agar dapat menghasilkan lulusan
yang berkualitas.
Dalam pendidikan bahasa merupakan sarana yang sangat penting.
Pendidikan di Indonesia menepatkan bahasa indonesia salah satu bidang studi
yang diajarkan di sekolah. Pengajaran bahasa indonesia haruslah untuk
membentuk serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubunganya
dengan proses yang mendasari pikiran, semakin terampil orang berbahasa
semakin jelas pulah jalan pikiranya.
Interaksi belajar mengajar dapat diperoleh melalui proses pendidikan
yang berlaku dalam masyarakat. Proses pendidikan yang berlangsung dalam
lembaga baik berupa sekolah, rumah tangga, maupun lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Sekolah merupakan lembaga yang secara formal bertanggung
jawab atas berlangsungnya proses pendidikan. Pendidikan yang berlangsung
didalamnya pendidkan formal adalah pendidikan yang terarah pada tujuan
tertentu. Dengan demikian pengajaran adalah proses membuat orang menjadi
terpelajar (tahu, mengerti, dan menguasai), sedangkan pendidikan adalah
2
membuat orang terdidik. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka disusun
kurikulum sebagai alat yang membawa segalah kegiatan kependidikan kepada
tujuan yang dikehendaki.
Sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendididkan formal.
Sekolah mempunyai peranan penting dalam usaha untuk mendewasakan anak
yang sedang berbuat kebaikan. Salah satu lembaga pendidikan yang melalaui
jalur formal adalah sekolah SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar
sebagai objek penelitian.
Pembelajaran selama ini hampir semua mata pelajaran diajarkan dengan
pembelajaran mayoritas berupa direct intructional yang berpusat pada guru.
Guru mendominasi seluruh proses pembelajaran dan siswa diperlakukan sebagai
objek yang fasif yang kerjanya hanya menerima pembelajaran dalam bentuk
teori semata dan menghafal. Akibatnya, siswa merasa malas dan terkesan
membosankan.
Membaca merupakan salah satu kegiatan berbahasa tulis yang reseptif.
Diakui reseptif karena dengan membaca seorang akan dapat memperoleh
informasi, ilmu pengetahuan serta pengalaman- pengalaman baru. Semua yang
diperoleh dengan bacaan itu akan memungkinkan orang tersebut dapat
mempertinggi daya pikir, mempertajam pandangan, dan memperluas wawasan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegiatan membaca merupakan
kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapa yang ingin maju dan meningkatkan
diri.
3
Menurut Bowman (dalam Sumandayo,2011:11) mengatakan bahawa
membaca merupakan arana yang tepat untuk mempromosikan suatu
pembelajaran sepanjanag hayat (life long learning) dengan mengajarkan kepada
anak cara membaca, berarti memberi anak tersebut suatu masa depan, yaitu
memberi suatu teknik bagaimana cara bereksplorasi “dunia” manapun yang ia
pilih dan meberikan kesempatan untuk mendapatkan tujuan hidupnya.
Membaca di sekolah dasar hakikatnya terbagi atas dua bagian, yaitu
membaca permulaan pada kelas 1-2 dan membaca lanjut untuk membaca
pemahaman untuk kelas 3–6, dalam kurikulum ditetapkan bahwa untuk kelas 3-
6 adalah membaca lanjut atau membaca pemahaman karena tujuannya adalah
anak mampu memahami makna dan mengambil mamfaat yang disampaikan
penulis kepada pembacanya..
Ada beberapa tipe pemahaman yaitu: (1) pemahaman literal (literal
komperhension), (2) pemahaman interpretatif (interpretative comperhension),
(3) pemhaman kritis (kritical comperhension), (4) pemhaman kreatif (kreativ
comperhencion). Pemahaman intensif yaitu pemahaman yang dihasilkan oleh
suatu proses perolehan ide - ide yang tidak dinyatakan secara langsung dalam
bacaan. Pemahaman merupakan pemahan yang lebih tinggi seperti
menginterprestasi, analisis dan sintesis informasi. Dalam pemahaman ini,
prediksi suatu bacaan merupakan keterampilan yang sangat penting. Pemahaman
ini mencakup kemampuan antara lain: (1) membuat kesimpulan, (2) membuat
generalisasi, (3) mencari hubunngan sebab-akibat, (4) membuat perbandingan,
(5) menentukan hubungan antara posisi menangkap apa yang tersirat dalam
4
wacana. Sehingga siswa muda membuat kesimpulan bacaan dan ide pokok pada
isi bacaan dalam setiap paragraf terhadap wacana yang dibacanya. Untuk
mendapatkan ide pokok dalam bacaan siswa harus berpikir bersama penulis dari
bacaan tersebut lazimnya ide pokok berada diawal paragraf, ditengah paragraf,
dan akhir paragraf.
Pada umumnya, para guru dan masyarakat pendidikan mengeluhkan
bahwa pembelajaran membaca pemahaman di kelas- kelas tinggi SD belum
menunjukan hasil yanag memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan
membaca siswa yang masih rendah.
Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah
-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa,
pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa yang sesuai
dengan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar. Dengan demikian,
penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian
unjuk kerja (performance), penilaian tertulis (paper and pencil test) atau lisan,
penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan . (Depdiknas,
2008)
Permasalahan dalam kegiatan pemebelajaran yang berkaitan dengan
rendahnya kemampuan pemahaman dan penugasan terhadap materi yang
diajarakan guru, dalam hal ini siswa kurang mampu dalam menguasai materi
khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kurang mampu
memproduksikan kembali kosa kata pada saat menjawab pertanyaan .
5
Mengatasi masalah tersebut di atas penulis merencanakan penelitian
experimen dengan menerapkan “Pengaruh Penerapan Strategi Aktivitas
Membaca Pemahaman Terbimbing (AMBT) sebagai alternaif tindakan dalam
meningkatakan kemampuan membaca pemahaman intensif siswa kela 1V SD
Inpres Perumnas Antang 11/1. Hal ini sejalan dengan pendapat, Steuper dan
Manzo (Hairuddin) bahawa strategi AMBT merupakan strategi yang berguna
untuk membimbing siswa berinteraksi dengan teks yang berlandaskan pada
pendekatan proses membaca melalui tiga tahap yaitu, tahap pra-baca, tahap saat-
baca, tahap pasca - baca.
Membaca pemahaman sangat penting karena keberhasilan guru sangat
penting dalam mengajarkan membaca berdampak positif terhadap keberhasilan
mata pelajaran. Banyak aspek yang perlu diketahui tentang kesulitan yang
dihadapi siswa khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia antara lain:
menentukan ide pokok, menarik kesimpulan isi bacaan. Dengan mendasari
pelaksanaan experimen tentang “ Pengaruh penerapan strategi (AMBT)
Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing terhadap hasil belajar membaca
pemahaman intensif murid kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota
Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh Penerapan Strategi
AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing) terhadap Hasil Belajar
6
Pemaham Intensif pada Murid Kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota
Makassar?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan umum dari penelitian ini
adalah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi
AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing) terhadap menentukan hasil
belajar pemaham intensif pada siswa kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang
11/1 kota Makassar signitifikan ?
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoriritis
a. Bagi peneliti, menjadi masukan dan acuan dalam
mengembangkan penelitian dimasa mendatang serta menjadi informasi
yang berharga sebagai calon pembimbing.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi guru pembimbing, agar strategi AMBT (Aktivitas Membaca
Berpikir Terbimbing) senantiasa diterapkan dalam rangka meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman intensif siswa.
b. Bagi siwa agar strategi ini bisa diterapkan dalam rangka meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman intensif yang dimilikinya demi
menyongsong masa depan yang cerah.
c. Bagi sekolah sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan bahan acuan
dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam bidang studi bahasa
Indonesia.
7
d. Bagi pembaca memberikan informasi secar tertulis maupun sebagai
referensi mengenai penerapan strategi AMBT.
e. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk
meningkatkan profesionalisme dibidang penelitian dan pembelajaran
sebagai pengalaman yang berharga dalam melakukan kajian yang
bersifat ilmiah.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Penelitian yang Relevan
“Pengaruh Penggunaan Metode Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Fiksi
Anak Murid Kelas IV SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar. Uswatun
Chasanah pada tahun 2012. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol. Rata
kelompok “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Bukateja
Kabupaten Purbalingga” yang disusun oleh Adi Prasetya pada tahun 2011. Hasil
penelitian memberikan gambaran ada peningkatan kemampuan membaca
pemahaman. Peningkatan tersebut terlihat pada jumlah siswa yang berhasil
mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar sebesar 70%
Ada beberapa tipe pemahaman yaitu: (1) pemahaman literal (literal
komperhension), (2) pemahaman interpretatif (interpretative comperhension), (3)
pemhaman kritis (kritical comperhension), (4) pemhaman kreatif (kreativ
comperhencion). Pemahaman intensif yaitu pemahaman yang dihasilkan oleh
suatu proses perolehan ide - ide yang tidak dinyatakan secara langsung dalam
bacaan. Pemahaman merupakan pemahan yang lebih tinggi seperti
menginterprestasi, analisis dan sintesis informasi. Dalam pemahaman ini, prediksi
suatu bacaan merupakan keterampilan yang sangat penting. Pemahaman ini
mencakup kemampuan antara lain: (1) membuat kesimpulan, (2) membuat
9
generalisasi, (3) mencari hubunngan sebab-akibat, (4) membuat perbandingan, (5)
menentukan hubungan antara posisi menangkap apa yang tersirat dalam wacana.
Sehingga siswa muda membuat kesimpulan bacaan dan ide pokok pada isi bacaan
dalam setiap paragraf terhadap wacana yang dibacanya. Untuk mendapatkan ide
pokok dalam bacaan siswa harus berpikir bersama penulis dari bacaan tersebut
lazimnya ide pokok berada diawal paragraf, ditengah paragraf, dan akhir
paragraf.
2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Pendidikan
Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan
kepada para siswa di sekolah. Maka mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak
masih di bangku SD karena dari situ diharapkan siswa mampu menguasai,
memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti
membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Permendiknas No. 22 Tahun 2006,
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu
peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan
10
baik dan benar. Hal tersebut dilakukan baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk
memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. (Unknown,
2015)
3. Keterampilan Berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan
dasar bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.
(septimartiana, 2014)
a. Keterampilan Mendengarkan (menyimak)
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat
reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-
bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama
(bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses
yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya
proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut..
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi
mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara non
interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap
muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam
11
mendengarkan jenis ini kita secara bergantuan melakukan aktivitas
mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara mengulang
apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih
lambat.
b. Keterampilan Berbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis
besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan
noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara
tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya
pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan
kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan
berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula
situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum
secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan
interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi
pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi
berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui
radio atau televisi.
c. Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan
membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan
mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi
lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca
12
dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan
berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses
membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah;
1) Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
2) Mengenal kosakata.
3) Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan
utama.
4) Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks
tertulis.
5) Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya
d. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
dalam bidang tulis menulis sehingga tenaga potensial dalam menulis.
Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah menjadi rebutan dan setiap
orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis. Banyak orang
berusaha meningkatkan keterampilan menulisnya dengan harapan dapat
menjadi penulis handal.
4. Strategi AMBT dalam Membaca Pemahaman
a. Pengertian Strategi AMBT
Upaya untuk mengoptimalkan pengajaran sebagai salah satu bentuk
pembelajaran membaca dan keterampilan berbahasa di SD strategi yang dapat
13
digunakan adalah strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing)
(direct reading – thingking aktivities). Menurut Stauffer dan Manzo (Eanes,
1997:127) strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing) merupakan
strategi yang berguna untuk membimbing siswa berinteraksi dengan teks yang
berlandaskan pada pendekatan proses membaca. Strategi ini berguna untuk
membimbing siswa untuk berinteraksi dengan teks berlandas pada pendekatan
proses membaca mulai dari tahap pra - baca, saat - baca, dan pasca - baca.
Aktivitas yang dilakukan saat pra - baca ini membangkitkan pengalaman
atau skemata. Aktivitas yang dapat dilakukan antara lain, menyampaikan tujuan
membaca, menanyakan topik bacaan, menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran, mencatat prediksi -prediksi siswa di papan tulis. Aktivitas pada
saat pra - baca memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih mencoba
kebiasaan untuk memecahkan suatu masalah dan termotivasi untuk menguji
kebenaranya dari bacaan. Disamping itu siswa dapat mengaktifkan skemata
untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan topik yang akan
dibaca aktivitas yang akan dibaca adalah sebagai berikut:
1) Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa bagian kelompok yang
terdiri atas 5 siswa yang berbeda kemampuan.
2) Guru kemudian memperkenalkan topik bacaan. Guru memberikan
penjelasan atau peryataan yang akan membantu siswa menghubungkan
judul bacaan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki
siswa. Dalam hal ini akan membantu membangkitkan pengetahuanya.
14
3) Guru memberikan penjelasan tentang judul bacaan yang akan diberikan
kepada siswa.
4) Guru menjelaskan langkah-langkah yang akan dilaksanakan guna
mempersiapkan mental dan kerangka kerja terhadap metakognisi yang telah
dimiliki. Penulis memfokuskan siswa terhadap isi bacaan. Dari judul bacaan
dapat dihubungkan dengan petunjuk-petunjuk yang ada dalam bacaan seperti
gambar dan kata-kata yang memnghubungkan dengaan pengalaman siswa.
Apabila siswa menemui hambatan dalam memprediksi guru melaksanakan
pengajaran mini yaitu memberi penjelasan singkat mengaenai memprediksi.
5) Aktivitas saat - baca yaitu membaca dalam hati yang menggunakan isi
bacaan. Pelaksanaan membaca dapat dilkukan perseorangan, maupun
kelompok. Membaca dalam hati biasanya untuk penikmatan atau
kesenangan. Oleh karena itu, membaca dalam hati sering juga disebut
membaca rekreasional, yang memerlukan ketenangan dan terbebas dari rasa
tertekan. Kegiatan membaca dalam hati, siswa dan guru harus membaca.
Guru harus turut serta membaca karena ia sebagai model membaca bagi
siswa (dalam Holaway, 1980). Banyak hal harus dibaca dapat ditemukan
oleh guru sewaktu membaca dalam hati, karena dapat menentukan letak ide
pokok, memnentukan ide pokok dan ide penjelas dalam tiap paragraf,
menjumlah kata dalam paragraf, mencari kalimat inti suatu paragraf, dan
menemukan isi suatu paragraf sehingga memudahkan menyimpulkan isi
bacaan suatu paragraf.
15
6) Aktivitas pasca- baca adalah aktivitas pengajaran setelah siswa melakukan
kegiatan membaca. Kegiatan pasca-baca sangat menbabtu siswa
mengintegrasikan impormasi yang baru dalam kehidupan skematanya. Dan
juga penghadiran pengajaran belajarnya pada tahap yang dilaluinya.
Pengajaran pada pasca- baca iyalah mengulang prediksi awal yang dilakukan
pada tahap pra- baca bertanya jawab untuk merevisi atau menguji prediksi
awal, melakukan shering hasil dalam diskusi kelas, serta menjawab
pertanyaan tingkat literal, inferensial,kritis dan kreatif secara individu.
Strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing) adalah sebagai
salah satu bentuk pembelajran membaca dan keterampilan berbahasa di SD,
strategi ini berguna untuk memmbimbing siswa berinteraksi dengan teks
berlandaskan pada pendekatan proses membaca dimulai dari tahap pra – baca,
saat – baca, dan pasca – baca.
b. Penerapan Strategi AMBT
Menurut Stauffer (dalam Burns, 1996:331) strategi AMBT (Aktivitas
Membaca Berpikir Terbimbing) dapat mendorong siswa mengembangkan
kemampuan berpikir melalui keterampilan membaca dalam memahami suatu
bacaan untuk menentukan ide pokok dalam menarik kesimpulan isi bacaan
melalui beberapa tahap atau langkah untuk mempermudah dalam menemukan ide
pokok dan kesimpulan terhadap waacana yang dibacanya. Oleh karena itu
metode yang sesuai atau relevan digunakan dalam menentukan ide pokok adalah
strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing) untuk menentukan ide
pokok paragraf. Paragraf adalah bagian bacaan yang mengandung satu satuan
16
gagasan, yang biasanya disebut dengan ide pokok paragraf. Dilain pihak, setiap
paragraf selalu mengandung beberapa kalimat. Biasanya berkisar antara tiga
sampai enam kalimat, atau banhkan lebih. Ide pokok paragraf pada umumnya
ide pokok berada pada kalimat- kalimat topik ( kalimat utama). Kalimat topik
dapat ditemukan melalui 4 kemungkinan yaitu : (1) kalimat topik di awal
paragraf bacalah kalimat pertama yang ada dalam wacana karena kemungkinan
ide pokoknya terletak pada kalimat pertama,(2) kalimat topik pada akhir kalimat
(kalimat penutup). Bila tidak menemukanya pada kalimat pertama, bacalah
kalimat yang terakhir, (3) ide pokok terdapat pada kalimat pertama dan terakhir,
jika lamgkah kedua juga gagal coba gabungan antara kalimat pertama dan
kalimat terakhir, (4) ide pokok menyebar di seluruh paragraf. Jika siswa dalam
membaca wacana tidak menemukan ide pokok melalui prosedur satu, dua, dan
tiga maka siswa (membaca) harus mencari ide pokok sendiri sebab ide pokok
menyebar di seluruh paragraf.
Fungsi kalimat dalam suatu paragraf ada 2 macam: (1) sebagai wada
gagasan utama, (2) sebagai penjelas yaitu menjelaskan kalimat utama, sebagai
penunjang saja. Fungsi kalimat kedua ini yang biasanya dihubungkan perlu
tidaknya seorang membaca lebih lanjut.
Melatih keterampilan siswa menemukan ide pokok adalah latihan
menemukan ide pokok paragraf. Latihan itu meliputi: (a) latihan menemukan
letak ide pokok dalam paragraf (b) latihan menyatakan ide pokok sebuah
paragraf, (c) latihan menangkap maksud sebuah paragraf (d) latihan menemukan
ide pokok dalam memmbaca kecepatan yang tinggi.
17
Pada saat membaca, penulis harus ingat bahwa peletakan ide pokok
mempunyai gaya tersendiri untuk lebih muda memahaminya. Lazimnya ide
pokok berada diawal paragraf, ditenga paragraf, diawal dan diakhir paragraf.
Dengan adanya latihan siswa dapat menentukan ide pokok.
Untuk mengetahui ide pokok suatu paragraf sebelumnya harus
mengetahui bagian fungsi paragraf, menemukan ide pokoknya. Paragraf adalah
kumpulan kalimat yang berisi suatu gagasan. Paragraf merupakan jalan yang
ditempuh penulis untuk menyampaikan buah pikiranya, untuk memudahkan
pembaca (siswa) dalam menemukan ide pokok. Dalam satu paragraf ada kalimat
pokok atau kalimat kunci. Kalimat mengandung ide pokok paragraf. Kalimat
lainya adalah kalimat pendukung yang menguraikan, menjelaskan, melukiskan,
menjabarkan, dan menyajikan contoh-contoh ide pokok. Kalimat kunci paragraf
mengandung pernyataan tentang kata benda atau kata ganti orang yang dominan
atau yang menjadi topik (secara umum, garis besar) paragraf itu.
5. Tahap Straregi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing)
a. Tahap Pra-baca
Aktivitas yang dilakukan saat pra-baca menggunakan pengajar
pengajaran mini. Pengajaran mini dilakukan untuk membantu siswa
membangkitkan pengalaman atau skemata. Salah satu tujuan mini untuk
membangkitkan skemata sebelum membaca atau mengisikan skemata pada saat
pembaca. Hal ini penting karena keberhasilan dalam membaca sangat ditentukan
oleh pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa. Selain itu pengajaran
mini yang bertujuan untuk membangkitkan skemata ini dianggap sangat penting
18
karena aktivitas tersebut akan membantu guru dalam menciptakan iklim yang
lebih kuat bagi pengembangan efektif, minat, sikaf positif dan motivasi.
Burns, Rubbin dkk serta Rahim F (dalam Sumadayo, 20011:35)
mengemukakan bahwa pengajaran membaca dilandasi oleh pandangan teori
skemata. Berdasarkan pandangan teori skemata, membaca adalah proses
pembentuk makna terhadap teks. Dalam kegiatan pra-baca guru mengarahkan
perhatian pada pengaktivan skemata siswa yang berhubungan denagan topik
bacaan.
Pelaksanaan kegiatan Pra-baca adalah kegiatan pengajaran yang
dilaksanakan sebelum siswa melakukan kegiatan membaca. dalam kegiatan pra-
baca, guru mengarahkan perhatian pada pengaktifan skenta siswa yang
berhubungan dengan topik bacaan. Pengaktifan skemata siswa dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan peninjauan awal, pedoman antisipasi, pemetaan
makna, menulis sebelum membaca, dan drama kreatif.
Skemata ialah latar belakang pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimilki siswa tentang suatu informasi atau konsep tentang sesuatu. Skemata
menggambarkan sekelompok konsep yang tersusun dalam diri seseorang yang
dihubungkan dengan objek,tempat-tempat,tindakan atau peristiwa.
Guber (dalam Rahim, 2005: 36) menyatakan bahwa ada bebrapa teknik
yang bisa dilkukan untuk mengaktifkan skemata siswa melaui kegiatan pra-baca
diantara ialah:
1) Guru membaca judul bacaan, kemudin memperkenalkan kepada para siswa.
19
2) Kegiatan produksi untuk menceritakan minat siswa pada bacaan dengan
memnggunakan teknik prediksi yang dilkukan dengan cara membaca nyaring
beberapa halaman.
3) Menggunakan berbagai stimulus untuk mempertahankan perhatian siswa
pada pelajaran.
b. Tahap Saat-baca
Setelah kegiatan pra-baca kegiatan berikunya adalah kegiatan saat-baca
(during reading). Strategi yang bisa digunakan dalam kegiatan saat-baca untuk
meningkatkan pemahaman pembaca siswa adalah menggunakan strategi
metokognif. Menurut Burns (1996 : 37) penggunaan strategi metakognitif secara
efektif mempunyai pengaru positif terhadap pemahaman, strategi metakognitif
akan berpengaruh terhadap pemahaman siswa.
Metakognitif itu sendiri merujuk pada pengetahuan seseorang tentang
fungsi intelektual yang datang pada pikiran mereka sendiri serta kesadaran
mereka untuk memonitor dan mengontrol pungsi tersebut. Metakognisi
melibatkan kegiatan menganalisi kegiatan secara berfikir yang sedang
berlangsung. Dalam kegiatan membaca, pembaca yang memperlihatkan
metakognisinya memilih keterampilan membaca dan teknik-teknik membaca
yang cocok dengan tugas membaca tertentu (dalam Burns 1996 :37).
Sejalan dengan teori tersebut, Rubin (dalam Sumadayo 2011:37),
menyatakan bahwa pada saat ini, kegiatan saat-baca dilakukan dengan cara guru
mendorong terjadi diskusi tentang materi bacaan. Hal ini dimaksudkan agar (1)
siswa dapat memprediksi tentang jawaban pertanyaan sesuai dengan tujuan
20
membaca dan mengetes ketetapan prediksi mereka, (2) siswa menyusun
pertanyaan untuk mengetes informasi yang diperolehnya dan bekerja secara
kelompok/ individu, dan (3) siswa membuat ringkasan bacaan.
Pelaksanaan kegiatan pada saat-baca dengan menggunakn teknik
scimming yaitu siswa dituntut membaca dalam hati dan medium memahami
topik bcaan, kemampuan mengidentifikasi pendapat orang (opini), kemampuan
memahami orgnisasi penulisan atau urutan ide pokok, dan kemapuan
menyimpulkan bahan bacaan. Kemampuan ini melibatkan (1) kemampuan
melibatkan scamming topik bacaan, (2) kemampuan melibatkan pakta khusus,
(3) kemampuan melibatkan imformasi tertentu, (4) kemapuan menyimpulkan.
c. Tahap Pasca-baca
Kegiatan pasca-baca dilakukan untuk membantu siswa memandukan
informasi baru yang dibacanya kedalam skemata yang telah dimilkinya sehingga
diperoleh pemahaman yang lebih tinggi. Starategi yang digunakan pada tahap
pasca-baca adalah belajar mengembangkan bahan bacaan pengajaran,
memberikan pertanyaan, menceritakan kembali, dan presentasi visual untuk
menbantu siswa memadukan imformasi baru kedalam skemata yang telah
dimilkinya.
Pada kegiatan pasca-baca, anak - anak diberi kesempatan
mengembangkan belajar mereka dengan menyuruh siswa mempertimbangkan
apakah siswa tersebut membutuhkan ,menginginkan imformasi lebih lanjut.
Setelah itu mereka membaca tentang topik dan berbagai temuannya dengan
teman-teman (Burns 1996:234).
21
Kegiatan pasca-baca lebih lanjut bisa dikembangkan dengan cara sebagai
berikut: (1) siswa diberi ksempatan menemukan imformasi lanjutan tentang
topik, (2) siswa diberi umpan balik dengan pertanyaan tentang isi bacaan, (3)
siwsa diberi kesempatan mengorganisasikan materi yang akan dipersentasikan,
(4) siswa diberi kesempatan mengerjakan tugas-tugas untuk meningkatakan
pemahaman isi bacaan.
Berdasarkan tahap-tahap strategi diatas maka langkah-langkah penerapan
strategi AMBT adalah:
Pra-baca
1) Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa bagian
2) Guru memperkenalkan topik bacaan
3) Guru memberikan penjelasan tentang judul bacaan
4) Guru membimbing siswa membaca dengan cara membaca nyaring kemudian
memperhatikan perhatian siswa
Saat-baca
1) Siswa memprediksi tentang jawaban pertanyaan
2) Siswa menyusun pertanyaan untuk mengetes informasi
3) Siswa membuat ringkasan
Pasca-baca
1) Siswa diberi kesempatan untuk menemukan informasi lanjut
2) Siswa diberi umpan balik dengan pertanyaan isi bacaan.
3) Mengorganisasikan materi yang akan dipersentasikan
22
4) Siswa diberi kesempatan menegrjakan tugas-tugas untuk meningkatkan
pemahaman isi bacaan (Burns, dkk 1996)
6. Keterampilan Membaca
a. Pengertian Manfaat dan Tujuan Membaca Pemahaman
1) Pengertian Membaca
Menurut Harjasujana (dalam 1987:36) bahwa membaca merupakan
suatu proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam
bahasa tulis. Membaca suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta
memahami arti atau makana yang terkandung dalam makna tulis. Disamping itu
membaca juga merupakan suatu proses yang digunakan atau dilakukan serta
dipergunakan untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis
melalui media atau kata-kata atau bahan tulis.
Gilet dan Temple (dalam Syafi‟ie 1999:6) menyataka bahawa membaca
adalah kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti
baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok, melihat
ulang kata-kata dengan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap
bacaan. Membaca juga merupakan proses pengembangan keterampilan, mulai
dari keterampilan memahami.
Syafi‟ie (1999 :8) sebagai suatu proses yang berpikir,membaca
mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpetasi, kritis dan
pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata
dengan menggunakan kamus. Selanjutnya disamping pandangan tentang hakikat
membaca tersebut, salah satu konteks yang sangat penting yang telah dihasilkan
23
dari berbagai penelitian tentang membaca adalah, konsep reading readines atau
emergen litercy (kesiapan membaca).dengan pemahaman membaca tersebut
guru dan orang tua dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam
bimbingan anak belajar membaca.
Klein (dalam Rahim, 2005:3) menyatakan bahwa definisi membaca
mencakup (1) Membaca merupakan suatu proses (2) Membaca adalah strategi
(3) Membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan suatu proses
dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca
yang mempunyai peran utama dalam membentuk makna. Kemudian membaca
juga mempunyai strategi yang sangat efektif sebagai strategi konteks dalam
rangka mengkonstruk makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai
dengan jenis teks dan teks dan tujuan pembaca. Membaca adalah interaktif
artinya keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks, teks yang
dibaca seorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi
antara pembaca dan teks.
Podek dan Saracho (dalam Rofi‟uddin dan Zahdi, 2001:31)
mengungkapkan bahwa membaca merupakan proses memperoleh makana dari
barang cetak. Menurutnya ada 2 cara yang dilakukan oleh pembaca alam
memperoleh makna dari barang cetak (1) langsung, yaitu menghubungkan ciri
penanda visual dari tulisan dengan makna, (2) tidak langsung, yaitu
mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkan dengan makna dengan
demikian cara pertama digunakan pada pembaca lanjut dan cara kedua
digunakan pada pembaca pemula.
24
2) Manfaat Membaca
Membaca merupakan salah satu keterampilan membaca yang sangat
penting disamping tiga keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini karena
membaca merupakan sarana untuk mempengaruhi sarana lain diinginkan
sehingga manusia bisa memperluas pengetahuan, bersenang-senag dan mengali
pesan yang tertulis dalam bahan bacaan. Kemampuan membaca dapat
menyerap imformasi sebanyak mungkin dari berbagai media dan dibutuhkan
keterampilan membaca yang memadai.
Menurut Bowman (dalam Sumadyo,20011;2): menyatakan bahawa
membaca merupakan sarana yang tepat untuk mempromosikan suatu
pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning) dengan mengajarkan kepada
anak cara membaca berarti memberi anak tersebut masa depan yaitu memberi
suatu teknik bagaimana cara mengeksplorasi dunia manapun yang ia pilih dan
memberikan kesempatan untuk mendapatakan hidupnya. Adapun beberapa
paktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalan membaca, secara
umum faktor tersebut dapat teridentifikasi, seperti guru, siswa, kondisi
lingkungan, materi pelajaran serta teknik pelajaran membaca.
Syafi,ie (dalam Sumadayo, 2011: 3) menyatakan bahwa sebagai bagian
dari keterampilan berbahasa, keterampilan membaca mempunyai kedudukan
yang sangat penting dan strategis karena melalui mambaca, orang daapat
memahami kata yang diutarkan seseoarang. Oleh akrana itu, program
pengajaran membaca dapat disajikan sejak pendidikan sekolah dasar (SD). Bila
25
kemapuan membaca tidak diajarkan sebaik mungkin, maka siswa akan
mengalami kesulitan dalam mengakses imformasi secara cepat.
3) Pengertian Membaca Pemahaman Intensif
Menurut Rubin (dalam Sumadayo, 2011:7), membaca pemahaman
adalah proses intelektual yang kompleks yang mencakup 2 kemapuan utama,
yaitu penguasaan makna kata dan kemampuan berfikir tentang konsep verbal.
Pendapat ini memandang bahwa dalam membaca pemahaman, secara semultan
terjadi konstrasi dua arah dalam pikiran pembaca dalam melakukan aktivitas
membaca. pembaca secara aktif merespon dengan mengungkapkan bunyi tulisan
dan bahasa yang digunakan oleh penulis. Untuk itu, pembaca dituntut untuk
dapat mengungkapkan makna yang terkandung didalam teks, yakni makna yang
disampaikan oleh penulis.
Tarigan (1986:56) membaca pemahaman merupakan jenis membaca
yang memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan (literal standars),
resensi krirtis (kritical review), drama tulis (printed drama) serta pola-pola fiksi
(pattrens of ficion). Gilet dan Temple 1994 (dalam Syafi‟ie, 1999 : 33)
menyatakan bahwa membaca menganut aktifitas mental dan dan sifat fisik yang
melibatkan 3 hal pokok:
a) Pengetahuan yang telah dipunyai oleh pembaca (prior know ledge),
b) Pengetahuan tentang struktur teks (knowledge of tekt strukture)
c) Kegiatan menemukan makna (aktive search for imformasions).
Senada dengan itu, Syafi‟ie (dalam 1999: 35) menyatakan bahwa
membaca pada hakikatnya adalah suatu proses membangun wacana tulis. Proses
26
ini terjadi dengan cara menjodohkan atau mehubungkan skema pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan isi informasi dalam wacana
sehingga membentuk pemahaman terhadap wacana yang dibacanya.
Pearson dan Jhonson (dalam Barns, Roe dan Roes, 1996:207)
menyatakan bahwa aktivitas membaca pemahaman merupakan suatu kesatuan
proses dan serangkaian yang mempunyai ciri tersendiri. Membaca pemahaman
juga merupakan rekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yan dibaca sehingga
terjadi interaksi bahasa dan pikiran. Dengan demikian terdapat 3 hal pokok dalam
membaca pemahaman, yaitu:
1) Pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki tentang topik,
2) Menghubungkan pengetahuan dan pengalaman dengan teks yang akan
dibaca,
3) Proses memperoleh makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang
dimiliki
Sama halnya dengan itu, Syafi‟ie (1999: 48) menyatakan bahwa dalam
proses membaca, aspek berfikir sangat diperlukan karena aspek berfikir
berkaitan dengan aspek mental. Aspek berfikir mengintegrasikan serangkaian
simbol- simbol grafis, menyimpulkan menentukan tujuan penulis, dan
mengevaluasi ide-ide.
4) Tujuan Membaca Pemahaman Intensif
Tujuan setiap pembaca adalah memahami bacaan yang dibacanya.
Dengan demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam
membaca. pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai proses yeng
27
bergulir teru menerus dan berkelanjutan. Membaca pemahaman intensif sebagi
suatu pros mempercayai bahwa upaya memhami bacaan sudah terjadi ketika kita
blum membaca buku apapun. Kemudian, pemahaman itu menapaki tahapan
yang berbeda dan terus berbeda saat baris demi baris, kalimat demi kalimat,
paragraf deemi paragraf dari bacaan mulai kita baca.
Menurut Rivers dan Temperly (dalam Sumadayo,2011:10) mengajukan
tuju tujuan utama dalam membaca pemahaman intensif:
a) Memperoleh informasi untuk satu tujuan atau merasa penasaran tentang satu
topik.
b) Memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas sebagai
pekerjaan atau kehidupan sehari-hari misalnya, mengetahui cara kerja alat-
alat rumah tangga.
c) Dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki.
d) Berhubungan dengan teman-teman dengan surat menyurat atau untuk
memahami surat-surat bisnis.
e) Mengetahui kapan dan dimana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia.
f) Mengetahui apa yang erjadi atau apa yang telah terjadi sebagau mana
dilaporkan dalam koran, majalah, laporan.
g) Memperoleh kesenangan atau hiburan.
Blanton (dalam Rahim, 2005: 11) membaca hendaknya mempunyai
tujuan karena seorang yang membaca dengan satu tujuan cenderung lebih
memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan
khusus yang sesuai untuk membantu menyusun tujuan tersebut mencakup (1)
28
kesenangan, (2) menyempurnakan kegiatan membaca (3) menggunakan strategi
tertentu, (4) mempengaruhi pengetahuan tentang suatu topik, (5) mengaitkan
informasi baru atau informasi yang telah diketahuinya, (6) memperoleh
informasi untuk laporan lisan atau laporan tulisan, (7) menginformasi atau
menolak prediksi, (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu teks, dan menjawab pertanyaan - pertanyaan
yang spesifik.
5) Proses Membaca Pemahaman
Menurut Harjasujana (1986:36) membaca pemahaman merupakan suatu
proses yang aktif dan bukan merupakan suatu proses yang pasif. Artinya
seorang pembaca harus dengan aktif berusaha menangkap isi bacaan yang
dibacanya. Proses membaca juga tidak selamanya identik dengan proses
mengingat. Membaca bukan hapal kata demi kata kalimat demi kalimat yang
terdapat dalam bacaan, yang lebih penting dalam proses membaca pemahaman
adalah mengkap pesan, informasi, fakta, atau ide fokok bacaan dengan baik.
Menurut Burns (1996:6), kegiatan membaca dapat dilakukan atas 2 yaitu
proses membaca dan produk membaca, proses membaca dapat dilakukan
denagn 9 komponen yang sering dilakan oleh pembaca dalam berkomunikasi
secara aktif untuk menghasilkan produk membaca. sembilan produk membaca
dapat dipaparkan sebagai berikut: (1) sensori, mengamati simbol-simbol tulisan,
(2) perseptual, menginterpestasi apa yang diamati, (3) sequential, mengikuti
urutan yang bersifat linear baris kata yang tertulis, (4) eksperinctial,
menghubungkan kata-kata makna dengan pengetahuan yang dipunyai (5)
29
thiking, membuat inferensi dan evaluasi materi yang dibaca (6) learning,
mengingat apa yang dipelajri sebelumnya, dan memasuki gagasan serta fakta-
fakta baru, (7) asociation, membangun asosiasi, (8) efektive menyikapi secara
personal tugas membaca dan, (9) construktive, mengumpulkan serta menata
semua tanggapan sehingga dapat memahami semua materi yang dibaca.
6) Prinsip - prinsip Membaca Pemahaman
Dalam membaca intensif, pembaca memainkan peran yang aktif untuk
membangun makna dari apa yang dinyatakan didalam teks. Pembaca membuat
simpulan dari imformasi yang imlisit dan mengombinasikan imformasi dalam
teks dengan pengetahuan latar yang dimilki. Lange (dalam Burns1996:263)
menytakan bahwa pembaca membuat simpulan sesuai dengan skemata mereka,
dengan memahami interpretatif menentukan berpikir lebih tinggi.
Menurut Mc Lauglim dan Ellem (dalam Sumadayo,2011:16), prinsip -
prinsip membaca pemahaman yang didasarkan pada penelitian yang paling
mempengaruhi pemahaman membaca yaitu :
a. Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial,
b. Keseimbangan kemakhiraksaran.
c. Guru membaca yang propesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.
d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif
dalam proses membaca.
e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
f. Siswa menemukan mamfaat membaca yang berasal dari berbagai bahan
bacaan pada berbagai tingkat kelas.
30
g. Perkembangan kosa kata dan pembelajaran memengaruhi pemahaman
membaca.
h. Mengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
i. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
j. Asesmen yang dinamis mengiformasikan pembelajran membaca
pemahaman.
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan kurikulum 2013
dengan beberapa muatan pelajaran lainnya pada SD Inpres Perumnas Antang
11/1 Kota Makassar .
Dalam pemebelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan
berbahasa yaitu keterampilan menyimak, menulis, berbicara,dan membaca.
Namun, dalam penelitian ini penulis berfokus pada keterampilan membaca yaitu
membaca pemahaman intensif. Dalam keterampilan membaca pemahaman
intensif ada beberapa aspek yang diperhatikan yaitu gagasan pokok, gagasan
pendukung, gagasan pokok dan pendukung serta sikap mandiri dalam
menyelesaikan tugas.
Hal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah melakukan
pretest kepada murid sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan strategi
AMBT agar mengetahui kemampuan awal yang dimiliki murid. Selanjutnya
peneliti menerapkan strategi AMBT kemudian melakukan postest untuk
mengetahui hasil belajar keterampilan membaca pemahaman intensif dengan
menggunakan strategi AMBT. Setelah itu dilakukan uji test untuk mengetahui
31
ada atau tidaknya pengaruh hasil belajar membaca pemeahaman intensif dengan
menerapkan strategi AMBT dari hasil belajar pretest dan postest. Secara
sederhana kerangka pikir dapat digambarkan dalam bagan berikut:
32
Bagan 2.1 kerangka pikir
Pembelajaran bahasa indonesia Kurikulum
2013
Membaca Berbicara Menulis Menyimak
Pemahaman intensif
Sikap mandiri Gagasan pokok
dan
pendudkung
Gagasan
pendudkung
Gagasan
pokok
Pretest Postest Penerapan strtegi AMBT
Analisis
Temuan
Hasil
33
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti melalui data dari keseluruhan data yang terkumpul.
Berdasarkan uraian yang terdapat latar belakang,kajian pustaka dan
kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0: Tidak ada pengaruh positif terhadap penerapan streategi AMBT dalam
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman intensif.
H1: Ada pengaruh positif terhadap penerapan streategi AMBT dalam
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman intensif.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Metode penelitian adalah prosedur pencarian data, meliput populasi,
sampling, penjelasan konsep dan pengukuran, cara-cara pengumpulan (Arikunto
2013). Sehubung dengan penerapan strategi AMBT terhadap hasil belajar
membaca pemahaman intensif murid kelas IV SD Inpres Perumnas Antang II/I
Kota Makassar maka pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif menekankan
analisis pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik .
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian eksperimen
bentuk pre-experimental design dengan bentuk one group prestes-postest
desing. Adapun design yang digunakan dalam penelitian adalah one grouf
prestes-postest design. Didalam desain ini tes dilakukan 2 kali yaitu sebelum
experimen dan setelah experimen. Tes yang dilakukan sebelum experimen O1
disebut pres-test yang dilakukan setelah experimen O2 disebut post-test
perbedaaan antara O1 dan O2 yakni O2 – O1 diasumsikan merupan efek dari
perlakuan atau experimen. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Desain Penelitian
Pre Tes Perlakuan Post Tes O1 X O2
Sumber: (Sugiyono,2013: 108)
Tabel 3.1
O1xO2
36
keterangan : O1= nilai pre-tes sebelum diberikan perlakuan
X = perlakuan
O2 = nilai pos-tes setelah diberi perlakuan
Penelitian ini hanya memakai satu kelas saja yaitu kelas 1V, untuk
mengetahui tingkat keberhasilan penelitian ini hanya menggunakan prest-test,
post-tes dan obserpai dilakukan setelah perlakuan. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan.
1. Pre test
Memberikan tes berupa pemberian soal-soal untuk mengetahui atau
mengukur tingkat kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan.
2. Perlakuan
Guru memberikan sebuah bacaan dengan menerapka strategi AMBT, yaitu:
a. Pra-baca
1) Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa bagian
2) Guru memperkenalkan topik bacaan
3) Guru memberikan penjelasan tentang judul bacaan
4) Guru memberikan bacaan dengan cara membaca nyaring memudian
mrmperhatikan perhatian siswa
b. Saat-baca
1) Siswa memprediksi tentang jawaban pertanyaan
2) Siswa menyusun pertanyaan untuk mengetes impormasi
3) Siswa membuat ringkasan
37
c. Pasca-baca
1) Siswa diberi kesempatan untuk menemukan impormasi lanjut
2) Siswa diberi umpan balik dengan pertanyaan isi bacaan.
3) Mengorganisasikan materi yang akan dipersentasikan
4) Siswa diberi kesempatan menegrjakan tugas-tugas untuk
meningkatkan pemahaman isis bacaan
3. Post-tes
Guru memberikan serentetan tes untuk mengukur kembali
kemampuan murid setelah diberikan perlakuan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Inpres Perumnas Antang
kelas 1V yang berjumlah 31 orang.
Murid kelas 4 SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar
No. Kelas Jenis kelamin Total
Laki-laki Perempuan
1. Kelas 4.b 15 16 31 (Sumber: Data Dapodikdasmen SD Inpres Perumnas Antang 11/1)
Tabel 3.2
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari proposal yang dijadikan oleh objek / subjek
penelitian jadi, sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah 31 murid
kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar.
Pretest
38
C. Defenisi Operasional Variabel
Untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam menginprestasi judul
penelitian ini, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan pengertian yang
sesuai dengan variabel dalam judul ini, sehingga tidak menimbulkan
kesingpangsiuran dalam pembahasan selanjutnya. Pengertian oprasional variabel
dimaksukkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang variabel - variabel
yang diperhatikan, pengertian operasional variabel ini diuraikan sebagai berikut:
1. Strategi AMBT adalah sebagai salah satu bentuk pembelajaran di SD, strategi
ini berguna untuk membimbing siswa berinteraksi dengan teks berlandaskan
pada pendekantan membaca proses yang dimulai dari tahap pra-baca, saat-
baca, daan pasca-baca.
2. Membaca pemahaman intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan
dengan secara cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif
ini diterapkan dalam upaya mencari informasi secara detailatau diterapkan
pada pencarian informasi sebagai bahan diskusi. Defenisi membaca
pemahamn intensif ialah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam
membaca dengan cermat agar memahami bacaan teks dengan cepat dan tepat.
Pengertian kemampuan membaca intensif yakni kemampuan memahami
secara detail isi bacaan secara lengkap ,akurat, dan kritis pada satu fakta,
konsep, pendapat, gagasan, pengalaman, perasaan, dan pesannya. Saat
membaca pembaca biasanya membaca hanya satu atau hanya beberapa
bacaan yang ada. Hal ini bertujuan agar menumbuhkan dan mengasah
kemampuan dalam membaca dengan kritis.. Membaca pemahaman
39
merupakan proses memperoleh ide- ide yang tidak dinyatakan secara
langsung. Strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing)
merupakan strategi yang berguna untuk membimbing siswa dalam
menemukan ide pokok dan menafsirkan kesimpulan isi bacaan sedangkan
kemampuan membaca pemahaman intensif adalah kemampuan siswa
menemukan ide pokok dan menarik kesimpulan isi bacaan.
D. Instrumen penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar keterampilan membaca pemahaman intensif dengan jenis
pretest dan posttest. pretest dilaksanakan sebelum strategi AMBT (Aktivitas
Membaca Berpikir Terbimbing) diterapkan dengan tujuan membaca
pemahaman intensif yaitu, mengetahui hubungan sebab-akibat, hubungan
baru antara fakta-fakta, tujuan pengarang bacaan, menentukan ide pokok
paragraf, Kesimpulan. sedangkan posttest dilaksanakan setelah murid
mengikuti pembelajaran dengan menerapkan strategi AMBT (Aktivitas
Membaca Berpikir Terbimbing).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
awal dan tes akhir, adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan
dilakukan sebagai berikut:
1. Sumber data dalam penelitian ini adalah SD Inpres Perumnas Antang 11/1
Kota Makassar
40
2. Data hasil belajar diperoleh dengan Tes awal (pretest)
3. Tes awal dilakukan sebelum perlakuan, pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki oleh siswa
sebelum digunakan strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir
Terbimbing).
4. Tes akhir (posttest)
Setelah perlakuan, tindakan selanjutnya adalah post-test untuk mengetahui
pengaruh penggunaan strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir
Terbimbing).
F. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari hasil penelitian
akan digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul
berupa nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan dengan
menggunakan program SPSS.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan dua teknik
analisis statistika, yaitu:
1. Analisis Statistika Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan skor dari
sampel penelitian untuk masing-masing variabel. Dalam hal ini digunakan tabel
distribusi frekuensi skor rata-rata, standar deviasi, skor minimum, dan skor
maksimum. Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar bahasa
Indonesia murid kelas 1V maka, dilakukan pengelompokan . pengelompokan
41
tersebut dilakukan ke dalam 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah, dan sangat rendah.
Pedoman yang digunakan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh
murid menjadi skor standar nilai mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh
Depdiknas, sebagai berikut:
Tebel 3.3 Kategori Nilai Hasil Belajar Hasil Nilai Belajar Kategori
90-100 Sangat tinggi
80-89 Tinggi
70-79 Sedang
60-69 Rendah
0-59 Sangat rendah (Sumber SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar)
Sedangkan untuk kategori ketuntasan murid, sebagai berikut:
Tabel 3.4 kategori Nilai Ketuntasan Murid
Nilai Kategori ≥ 70 Tuntas ≤ 70 Tidak tuntas
Sumber SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar
2. Analisis Statistika Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji kebenaran
hipotesis yang diajukan. Sebelum melakukan analisis statistik inferensial, maka
sebagai uji prasyarat analisis dilalukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan
bantuan program SPSS .
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti
berasal dari polulasi yang terdistribusi normal. Pengujian normalitas dihitung
42
dengan bantuan program SPSS 22 dengan analisis One Sample Kolmogorov-
Smirnov test atau Shapiro-Wilk test. Kriteria pengujiannya adalah : jika sign.
>0,05 maka data normal dan jika sign. <0,05 maka data tidak normal
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel yang
diambil homogen (mempunyai varians yang sama). Pengujian homogenitas
dihitung dengan bantuan program SPSS menggunakan Univariate Analysis of
Varience . Kriteria pengujiannya yaitu : jika sig >0,05 maka dikatan bawha
varian homogen dan jika sig <0,05 maka dikatakan bahwa varian tidak homogen.
c) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian
yang telah diajukan. Maka pengujian dilakukan dengan menggunakan
pengolahan data SPSS , kemudian menggunakan uji-t. Setelah uji prasyarat
dilakukan dan terbukti bahwa data-data yang diperoleh berdidtribusi homogen,
maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan
untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak .
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Pairred sample t-test yang merupakan
uji beda dua sampel berpasangan yakni dua subjek yang sama namun perlakuan
berbeda . Kriteria pengambilan keputusan adalah jika jika sig >0,05 maka H0
diterima dan H1 ditolak dan jika sig <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan murid kelas 1V SD
Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar penulis dapat mengumpulkan data
melalui instrumen test, adapun gambaran hasil belajar murid sebelum penerapan
strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing). Data perolehan skor
hasil ketrampilan membaca murid dapat diketahui dari hasil data nilai pre-test
dan posttes murid kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar.
1. Hasil Analisis Data Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai
karakteristik hasil belajar murid.
2. Data hasil belajar Bahasa Indonesia murid kelas 1V SD Inpres Perumnas
Antang 11/1 Kota Makassar sebelum penerapan strategi AMBT (Aktivitas
Membaca Berpikir Terbimbing) pretest
Berikut disajikan skor hasil belajar membaca pemahaman intensif
pelajaran Bahasa Indonesia murid kelas IV SD Inpres Perumnas Antang 11/1
Kota Makassar
44
Tabel 4.1 Data Skor Hasil Belajar membaca pemahaman pelajaran Bahasa
Indonesia Murid kelas 1V (pretest)
Statistik Nilai statistik
Ukura sampel 31
Skor tertinggi 82
Skor terendah 50
Skor ideal 100
Rentang skor 32
Skor rata-rata 67
Standar deviation 7.425
(Sumber : Data diolah dari tes hasil belajar murid dan hasil analisis data 2019)
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar
membaca pemahaman pelajaran Bahasa Indonesia murid kelas IV pada saat
pretest adalah 67 dari skor ideal 100. Skor tertinggi yang dicapai murid adalah
82 dan skor terendah 50, dengan standar deviasi sebesar 7.447 yang berarti bahwa
skor hasil belajar membaca pemahaman pelajaran Bahasa Indonesia murid kelas
IV di SD Inpres Perumnas Antang II/I kota Makassar tersebar dari skor terendah
50 sampai skor tertinggi 82.
Jika skor tes hasil belajar Bahasa Indonesia murid kelas IV sebelum
penerapan strategi AMBT dikelompokkan ke dalam empat kategori, maka
diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada Tabel
4.3 berikut:
45
Tabel 4.2 Distribusi Nilai, Frekuensi, dan Persentase Hasil Belajar Membaca Pemahaman Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas 1V SDI
Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar Sebelum penerapan strategi AMBT (Pretest)
No Interval Kategori Frekuensi Presentase (%)
1 90-100 Sangat tinggi - -
2 80-89 Tinggi 2 6,5
3 70-79 Sedang 6 19,3
4 60-69 Rendah 21 67,7
5 0-59 Sangat rendah 2 6,5
Jumlah 31 100
(Sumber: Data diolah dari tes hasil belajar murid 2019)
Berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat digambarkan bahwa dari 31 Murid
kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar, pada umumnya memiliki
tingkat hasil belajar Bahasa Indonesia dalam kategori rendah dengan skor rata-rata
67 dari skor ideal 100.
Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia
Murid pada saat pretest dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Klasifikasi Nilai Siswa Kelas 1V (Pretest)
No. Perolehan Nilai Frekuensi
(f)
Persentase
(%)
1 0 – 79 29 94
2 80 – 100 2 6
Jumlah 31 100
(Sumber: Data diolah dari tes hasil belajar murid 2019)
Berdasarkan frekuensi dari persentase nilai hasil belajar murid kelas 1V SD
Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makasar yaitu murid yang mendapat nilai 80 ke
46
atas sebanyak 2 orang (6%) dari jumlah sampel. Sedangkan murid yang mendapat
nilai 80 ke bawah sebanyak 29 murid (94%) dari jumlah sampel. Dengan demikian,
dapat dikatakan hasil belajar pada murid kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1
Kota Makassar sebelum menggunakan strategi AMBT memadai karena nilai yang
mencapai kriteria kemampuan siswa yaitu hanya mencapai 6% atau sebanyak 2 siswa
3. Data Hasil belajar Bahasa Indonesia murid kelas 1V SD Inpres Perumnas
Antang 11/I Kota Makassar setelah menggunakan strategi AMBT (Posttest)
Berikut disajikan data dan persentase hasil belajar membaca pemahaman
pelajaran Bahasa Indonsia murid kelas 1V pada tahap posttest dengan penerapan
strategi AMBT.
Tabel 4.4 Data Skor Hasil Belajar Membaca Pemahaman Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas 1V (Postest)
Statistik Nilai statistik
Ukura sampel 31
Skor tertinggi 94
Skor terendah 75
Skor ideal 100
Rentang skor 32
Skor rata-rata 85,8
Standar deviation 5.550
Sumber : Data diolah dari tes hasil belajar murid dan hasil analisis data 2019
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar Bahasa
Indonesia murid kelas IV pada saat postest adalah 85,8 dari skor ideal 100. Skor
tertinggi yang dicapai murid adalah 94 dan skor terendah 75, dengan standar deviasi
sebesar 5.550 yang berarti bahwa skor hasil belajar bahasa Indonesia murid kelas
47
IV di SD Inpres Perumnas Antang II/I Kota Makassar tersebar dari skor terendah 75
sampai skor tertinggi 94.
Jika skor tes hasil belajar Bahasa Indonesia murid kelas 1V sebelum penerapan
strategi AMBT dikelompokkan ke dalam tiga kategori, maka diperoleh distribusi
skor frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Nilai, Frekuensi, dan Hasil belajar Membaca Pemahaman
Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas 1V SD Inpres
Perumnas Antang 11/1 Kota Makassa Setelah penerapan stertegi AMBT
(Posttest)
No. Interval Kategori Frekuensi(f) Persentase(%)
1 90-100 Sangat tinggi 8 25,8
2 80-89 Tinggi 22 71
3 70-79 Sedang 1 3,2
4 60-69 Rendah - -
5 0-59 Sangat rendah - -
Jumlah 31 100
(Sumber: Data diolah dari tes hasil belajar murid 2019)
Berdasarkan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 dapat digambarkan bahwa dari 31 Murid
kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar, pada umumnya memiliki
tingkat hasil belajar Bahas Indonesia dalam kategori tiggi dengan skor rata-rata 85,8
dari skor ideal 100.
Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar Bahasa Indoneisa
Murid pada saat pretest dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
48
Tabel 4.6 Klasifikasi Nilai Siswa Kelas 1V (Posttest)
No. Perolehan Nilai Frekuensi
(f) Persentase (%)
1 0 – 79 1 3
2 80 – 100 30 97
Jumlah 31 100
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, maka dapat diketahui bahwa frekuensi dari
persentase hasil belajar membaca pemahaman pelajaran Bahasa Indoneisa pada
murid kelas IV SD Inpres Perumnas Antang II/I Kota Makassar setelah penerapan
strategi AMBT yaitu murid yang mendapat nilai di atas 80 sebanyak 30 orang (97%)
dari jumlah sampel dan ada 1 murid yang mendapat nilai di bawah 80 (3%) dari
jumlah sampel. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar pada murid
1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar menggunakan strategi AMBT
sudah memadai karena hampir semua siswa mencapai kriteria yang ditetapkan
sebagai kriteria kemampuan siswa yaitu mencapai 97% atau sebanyak 30 siswa dari
31 jumlah sampel.
4. Analisis data pretest dan posttes Pengaruh Penerapan Startegi AMBT
(Aktivitas Mmbaca Berpikir Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Membaca
Pemahaman Intensif Murid Kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1
Kota Makassar
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya pada bab III, bahwa untuk
pengujian hipotesis dipergunakan statistik inferensial, dalam hal ini Uji-t dengan
taraf signifikasi α = 0.05. Syarat yang harus dipenuhi untuk pengujian hipotesis
49
adalah data yang diperoleh bedistribusi normal dan mempunyai variansi yang
homogen. Oleh karena itu, terlebih dahulu diadakan uji normalitas dan uji
homogenitas.
1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dihitung dengan bantuan program SPSS dengan
analisis One Sample Kolmogorov-Smirnov test atau Shapiro-Wilk test. Kriteria
pengujiannya adalah : jika sign. >0,05 maka data normal jika sign. <0,05 maka
data tidak normal.
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas pretest dan postest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pretest postest
N 31 31
Normal Parametersa Mean 67.06 85.84
Std. Deviation 7.447 5.550
Most Extreme Differences
Absolute .228 .336
Positive .224 .336
Negative -.228 -.212
Kolmogorov-Smirnov Z 1.270 1.871
Asymp. Sig. (2-tailed) .079 .022
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil analisis data tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai
pretest dan postest adalah 0,079 dan postest adalah 0,022. Jika dilihat dari hasil
uji normalitas pretest diketahui bahwa 0,074 >0,005 dan hasil uji normalitas
postetst diketahui bahwa 0,022 > 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa data yang
50
yang diperoleh berdistribusi normal.Kolmogorov-Smirnov test atau Shapiro-Wilk
test, diperoleh nilai sig 0,000 >0,05 dengan taraf signifikasi α=0,05, maka data
berdistribusi normal,. Jadi, syarat pengujian normalitas data terpenuhi.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel yang
diambil homogen (mempunyai varians yang sama). Pengujian homogenitas
dihitung dengan bantuan program SPSS menggunakan Univariate Analysis of
Varience . Kriteria pengujiannya yaitu : jika sig >0,05 maka dikatan bawha
varian homogen dan jika sig <0,05 maka dikatakan bahwa varian tidak homogen.
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenits pretest dan postest
Test of Homogeneity of Variances
hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.462 2 27 .104
Berdasarkan hasil analisis data tabel 4.8 dengan menggunakan Test of
Homogeneity of Variance, diperoleh nilai sig 0,104 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan untuk menerima H1 dan menolak H0 atau kedua sampel homogen.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian
yang telah diajukan. Maka pengujian dilakukan dengan menggunakan
pengolahan data SPSS , kemudian menggunakan uji-t. Setelah uji prasyarat
dilakukan dan terbukti bahwa data-data yang diperoleh berdidtribusi homogen,
51
maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan
untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak .
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Pairred sample t-test yang merupakan
uji beda dua sampel berpasangan yakni dua subjek yang sama namun perlakuan
berbeda . Kriteria pengambilan keputusan adalah jika jika sig >0,05 maka H0
diterima dan H1 ditolak dan jika sig <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Nilai pretest dan postest
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pretest -
postest
-
18.774 5.835 1.048 -20.914 -16.634
-
17.914 30 .000
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai sig pada pretest dan postest adalah
0,000.jika dilihat dari hasil uji hipotesis data pretest dan postest diketahui bahwa
0,000 >0,005 , maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan strategi AMBT Terhadap
Hasil Belajar Pemahaman Intensif Murid Kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang
11/1 Kota Makassar.
52
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian di atas,
maka pada bagian ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi
pembahasan analisis deskriptif dan analisis inferensial.
Berdasarkan analisis Deskriptif, hasil belajar Bahasa Indonesia murid
sebelum menggunakan strategi AMBT menunjukkan bahwa terdapat 2 murid
atau 6% murid mencapai ketuntasan individu (skor minimal 80) sedangkan
murid yang tidak mencapai ketuntasan minimal atau individu sebanyak 29 murid
atau 94%. Sedangkan hasil analisis data hasil belajar Bahasa Indonesia murid
setelah menggunakan strategi AMBT menunjukkan bahwa terdapat 30 murid
atau 97% murid mencapai ketuntasan individu sedangkan murid yang tidak
mencapai ketuntasan minimal sebanyak 1 murid atau 3%. Dengan demikian kita
dapat menyimpulkan bahwa ada perbedaan secara signifikan hasil belajar antara
murid yang diajar menggunakan stategi AMBT dan murid yang diajar tanpa
menggunakan strategi AMBT.
Hal ini menunjukkan bahwa, sesuai dengan rumusan masalah yang di
bahas pada bab I bagian pendahuluan yang menyatakan bahwa “Apakah ada
Pengaruh Penerapan Strategi AMBT (Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing)
Terhadap Hasil Membaca Pemahaman Intensif Murid Kelas 1V SD Inpres
Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar?”. Setelah di analisis dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada Pengaruh Penerapan strategi AMBT terhadap Hasil
Belajar Membaca Pemahaman Intensif Murid Kelas 1V SD Inpres Perumnas
Antang 11/1 Kota Makassar.
53
Berdasarkan analisis inferensial,dalam penelitian ini terdapat tiga uji
yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan
menggunakan program SPSS. Uji normalitas menunjukkan bahwa nilai sig pada
pretest adalah 0,074 dan postest adalah 0,022. Jika dilihat dari hasil uji
normalitas pretest diketahui bahwa 0,074 >0,005 dan hasil uji normalitas
postetst diketahui bahwa 0,022 > 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa data
yang yang diperoleh berdistribusi normal. Uji homogenitas diperoleh nilai sig
0,100 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan untuk menerima H1 dan menolak H0
atau kedua sampel homogen. Hasil uji hipotesis nilai sig pada pretest dan postest
adalah 0,000. Jika dilihat dari hasil uji hipotesis data pretest dan postest
diketahui bahwa 0,000 >0,005 , maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan
H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan strategi
AMBT Terhadap Hasil Belajar Pemahaman Intensif Murid Kelas 1V SD Inpres
Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar.
H0 : Tidak terdapat peningkatan kemampuan membaca pemahaman intensif
yang signifikan sebelum penerapan strategi AMBT murid kelas 1V SD
Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar.
H1 : Terdapat peningktan kemampuan membaca pemahaman intensif yang
signifikan setelah penerapan srategi murid kelas 1V SD Inpres Perumnas
Antang 11/1 Kota Makassar.
56
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang lebih rinci berkaitan pelaksanaan strategi AMBT tehadap
kemampuan membaca pemahaman intensif murid kelas 1V SD Inpres Perumnas
Antang 11/1 Kota Makassar.
1. Berdasarkan analisis Deskriptif, hasil belajar Bahasa Indonesia murid
sebelum menggunakan strategi AMBT menunjukkan bahwa terdapat 2 murid
atau 6% murid mencapai ketuntasan individu (skor minimal 80) sedangkan
murid yang tidak mencapai ketuntasan minimal atau individu sebanyak 29
murid atau 94%. Sedangkan hasil analisis data hasil belajar Bahasa Indonesia
murid setelah menggunakan strategi AMBT menunjukkan bahwa terdapat 30
murid atau 97% murid mencapai ketuntasan individu sedangkan murid yang
tidak mencapai ketuntasan minimal sebanyak 1 murid atau 3%.
2. Berdasarkan analisis inferensial, jika dilihat dari hasil uji hipotesis data
pretest dan postest diketahui bahwa 0,000 >0,005 , maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh penerapan strategi AMBT Terhadap Hasil Belajar Pemahaman
Intensif Murid Kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar.
H0 : Tidak terdapat peningkatan kemampuan membaca pemahaman intensif
yang signifikan sebelum penerapan strategi AMBT murid kelas 1V SD
Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar.
57
H1 : Terdapat peningktan kemampuan membaca pemahaman intensif yang
signifikan setelah penerapan srategi murid kelas 1V SD Inpres Perumnas
Antang 11/1 Kota Makassar.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian bahwa penerapan
strategi AMBT terhadap kemampuan membaca pemahaman intensif pada murid
kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar, maka dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada para pendidik khususnya guru SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota
Makassar, disarankan menerapkan strategi AMBT untuk membangkitkan
minat dan motivasi siswa untuk belajar.
2. Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan strategi AMBT ini
dengan menerapkan pada materi lain untuk mengetahui apakah pada materi
lain cocok dengan metode pembelajaran ini demi tercapainya tujuan yang
diharapkan.
3. Kepada calon Peneliti, agar dapat mengembangkan dan memperkuat strategi
AMBT ini serta memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji
terlebih dahulu dan mampu mengadakan penelitian yang lebih sukses.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Satuan pendekatan Praktik, Cek.XI Jakarta Rineka Cipta,
Bruns, Pearson, Jhonson, Roe dan Ross.1996. Theaching rreading in the elemntary schools. Dallas geneva, illions hopewel : new jersey hougthon mifflin boston.
Depdiknas. 2008. Pengajaran Membaca. Jakarta: Depdiknas
Eanes, R. 1997. Content Area Literacy: Teaching for Today and Tomorrow Albany: New York: Delmar Publishers
Harjasujana, Ahmad S. Buku Materi Pokok Keterampilan Membaca. Jakarta:
Karunika, Universitas Terbuka, 1987. Harjasujana, Ahmad S. Buku Materi Pokok Keterampilan Membaca.
Jakarta: Karunika, Universitas Terbuka, 1987. Rahim F. 2005. Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar.1 cet; 1 ; Jakarta: PT Bumi
Aksara. Rofi‟uddin, A dan D. Zahdi.2001.Ppendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Ddikelas Tinggi. Jakarta : Dirjen dikti. septimartiana. (2014, Januari 17). Aspek keterampilan Berbahasa. Retrieved April
12, 2019, from keterampilan-berbahasa: http://septimartiana.blogspot.com/2014/01/pengertian-keterampilan-berbahasa.html
Sugiyono 2013.Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,kualitatif, dan R & D. Jakarta; Alfabeta.
Sumandayo S. 2011. Strategi dan Tehnik Pembelajaran Membaca.Yogyakarta:
Graha Ilmu. Syafi‟ie. 1999. Terampil Berbahasa Indonesia Jakarta Gheneral Bhakti Pratama..
Syafi‟ie. I. 1999. Pengajaran membaca Dikelas-kelas Awal Sekolah
Dasar. Pidato pengukuhan guru Desar Dalam Bidang Ilmu
59
Pengajaran Bahasa Indonesia Pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Seni Disampaikan Pada Sidang Terbuka Senat Universitas Negri Malang.
Tarigan H.G.Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: IKIP- STIA.Rajawali Pers,1986. Unknown, P. b. (2015, januari 10). Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Retrieved februari 20, 2019, from hakikat-pembelajaran-bahasa-indonesia: http://latahzhan10.blogspot.com/2015/01/hakikat-pembelajaran-bahasa-indonesia.html
LAMPIRAN
Lampiran 1
Profil Sekolah SD Inpres Perumnas Antang II/I Kecamatan Manggala Kota Makassar
1. Identitas Sekolah 1 Nama Sekolah : SD INPRES PERUMNAS ANTANG II1 2 NPSN : 40312640 3 Jenjang Pendidikan : SD 4 Status Sekolah : Negeri 5 Alamat Sekolah : Jl. Lasuloro Blok I No.17
RT / RW : 1 / 1
Kode Pos : 90234
Kelurahan : Manggala
Kecamatan : Kec. Manggala
Kabupaten/Kota : Kota Makassar
Provinsi : Prov. Sulawesi Selatan
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -5.1689 Lintang
119.4848 Bujur
3. Data Pelengkap 7 SK Pendirian Sekolah : - 8 Tanggal SK Pendirian : 1990-01-07 9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : - 11 Tgl SK Izin Operasional : 1991-01-07 12 Kebutuhan Khusus Dilayani : 13 Nomor Rekening : 0130-202-000008312-6 14 Nama Bank : Bank Sulsel 15 Cabang KCP/Unit : 16 Rekening Atas Nama : SD Inpres Perumnas Antang II/I 17 MBS : Tidak 18 Luas Tanah Milik (m2) : 289 19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0 20 Nama Wajib Pajak : 21 NPWP : 599079381804000 3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 085323879354 21 Nomor Fax : 22 Email : [email protected]
23 Website : 4. Data Periodik 24 Waktu Penyelenggaraan : Double Shift/6 hari 25 Bersedia Menerima Bos? : Ya 26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat 27 Sumber Listrik : PLN 28 Daya Listrik (watt) : 900 29 Akses Internet : Tidak Ada 30 Akses Internet Alternatif : Tidak Ada 5. Sanitasi 31 Kecukupan Air : Cukup 32 Sekolah Memproses Air : Tidak
Sendiri
33 Air Minum Untuk Siswa : Tidak Disediakan 34 Mayoritas Siswa Membawa : Ya
Air Minum
35 Jumlah Toilet Berkebutuhan : 0
Khusus
36 Sumber Air Sanitasi : Ledeng/PAM 37 Ketersediaan Air di : Tidak Ada
Lingkungan Sekolah
38 Tipe Jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok) 39 Jumlah Tempat Cuci : 1
Tangan
40 Apakah Sabun dan Air : Ya
Mengalir pada Tempat Cuci
Tangan 41 Jumlah Jamban Dapat : Laki-laki
Perempuan Bersama
Digunakan
1 1 0 42 Jumlah Jamban Tidak Dapat : Laki-laki
Perempuan Bersama
Digunakan
0 0 0
Lampiran 2 Daftar Guru SD Inpres Perumnas Antang II/I Kecamatan Manggala
Kota Makassar
No Nama/ NIP Tempat/ Tanggal Lahir
Jabatan Pendidikan Terakhir
Golongan
1 Suharniati, s.pd. Nip. 19660709 198803 2 011
Jeneponto, 09 Juli 1966
Kepala Sekolah
S.1 IV/b
2 Sitti Nurhidayah, S.Pd Nip. 19591231 198203 2 151
Ujung Pandang/21 Desember 1959
Guru Kelas
S.1 IV/b
3 Hj. Herlina, S.Pd Nip. 19631231 198511 2 030
Wajo/31 Desember 1963
Guru Kelas
S.1 IV/b
4 Saripina, S.Pd Nip. 19660121 199107 2 001
Minanga/21 Januari 1966
Guru Kelas
S.1 IV/b
5 Subaeda, S.Pd Nip. 19670401 199303 2 007
Allu/01 Januari 1967 Guru Kelas
S.1 IV/b
6 Ponisih, S.Pd Nip. 19681008 199107 2 001
Grabag, Jawa Tengah 08 Oktober 1968
Guru Kelas
S.1 IV/b
7 Yanus T Mohi Nip. 19590612 198612 1 002
Gorontalo/12 Juni 1959
Guru Bid.Studi
D-3 IV/a
8 Hj. Hasnawaty Nip. 19591231 198411 2 073
Atapange/31 Desember 1959
Guru Kelas
S.1 IV/a
9 Sitti Maryam, S.Pd Nip. 19770302 200701 2 016
Ujung Pandang/02 Maret 1977
Guru Kelas
S.1 III/b
10 Yusrika Bahara, S.Pd Nip. 19790909 200801 2
Ujung Pandang/09 September 1979
Guru Kelas
S.1 III/b
035 11 Nashrullah, S.Pd
Nip. 19870214 201101 1 009
Ujung Pandang/14 Pebruari 1987
Guru Kelas
S.1 III/c
12 Dian Ikawati Ilham, S.Pd Nip. 19871130 201001 2 021
Pangkep/30 Nopember 1987
Guru Kelas
S.1 III/b
13 Heryani Tahir, S.Pd Patampanua/17 April 1984
Guru Kelas
S.1 -
14 Wirdaningsih, S.Pd Ujung Pandang/07 Januari 1988
Guru Kelas
S.1 -
15 Muh. Ikhwan, S.Pd Kapita/08 Maret 1984
Guru Bid.Studi
S.1 -
16 Sri Nengsi Alwi, S.Pd Sengkang/02 Pebruari 1982
Guru Bid.Studi
S.1 -
17 Andi Mustika Adjo, S.Pd.I
Makassar/17 Agustus 1983
Guru Bid.Studi
S.1 -
18 Jumriati, S.Pd Kapita/12 Agustus 1986
Guru Bid.Studi
S.1 -
19 Zainuddin Parman, S.Pd Pangkajene'/24 Pebruari 1988
Guru Bid.Studi
S.1 -
20 Dian Fatmawati, S.Pd Ujung Pandang/02 Mei 1993
Guru Bid.Studi
S.1 -
21 Supardi, S.Pd Tonroa/20 Nopember 1991
Guru Bid.Studi
S.1 -
22 Fira Yulianti, S.Pd Ujung Pandang/20 Juli 1991
Guru Bid.Studi
S.1 -
23 Rafika Ruqaya Harfa, S.Pd.I
Jeneponto/02 September 1989
Guru Bid.Studi
S.1 -
Lampiran 3
Daftar Hadir Murid Kelas 1V Sd Inpres Perumnas Antang 11/1
Kota Makassar
No. NISN Nama Murid Pertemuan
1 2 3 4 5 6 1. 3105726069 Aisyah Aulia Putri √ √ √ √ √ √ 2. 0101830781 Alvi Maulani √ - √ √ √ √ 3. 0102614851 Arfah Adam Syaputra √ √ √ √ √ √ 4. 0103502109 Aura Ratu Keyla √ √ √ √ √ √ 5. 0104882777 Farid Al Hidayah Fadly i √ √ √ √ √ 6. 0097500166 Fauqiyah Syalbiah An Nur √ √ √ √ √ √ 7. 0099637145 Gadis Sifa Khumairah Umar √ √ √ √ √ √ 8. 0101178472 Monika Bulawan - √ √ √ √ √ 9. 0106397928 Muh. Alfarezha Mahmud √ √ √ √ √ √ 10. 0099304988 Muh. Azhari Ramadhan √ √ √ √ √ I 11. 0095342721 Muh. Dafa Putra Rinaldi S S √ √ √ √ 12. 0093595160 Muh. Fadilah √ √ √ √ √ √ 13. 0096620799 Muh. Isnan Rahmad √ √ √ √ √ √ 14. 0102413418 Muh. Nur Fajar Ramadhan Hd √ √ √ √ √ √ 15. 0097512710 Muh. Razzak Ramadhan √ S √ √ √ √ 16. 0105011626 Muh. Sabrial √ √ √ √ √ √ 17. 0107709321 Muhammad Arviansyah Alim √ √ √ √ √ √ 18. 0091418001 Nafisah Eltsania Fajriyah - √ √ S √ √ 19. 0104802037 Naurah Khairunnisa √ √ √ √ √ √ 20. 0106325561 Qonita Nur Fatimah Zalfa S √ - √ √ √ √ 21. 0097440070 Resky Aulia Samad √ √ √ √ √ - 22. 0107444862 Syahrul Ramadhan √ √ √ √ √ √ 23. 0107134733 Syakira Firna Syarif √ √ √ √ √ √ 24. 0105476889 Wilda Qalbi Ramadani √ √ √ √ √ √ 25. 0104352840 Zakiyyah Nailatul Izzah √ √ √ √ √ - 26. 0101564042 Zhafira Alifa Achmad √ √ √ √ √ √ 27.
Nada Aulya Amanda √ √ √ √ √ √
28.
Zhiny Aqesha Febriyanti √ √ √ - √ √ 29.
Asyam Haidar Zaki √ - √ √ √ √
30.
Reva Nur Azizah √ √ √ √ √ √ 31.
Kevin Cannavaro Putra Diandra - √ √ √ √ √
Keterangan Hadir : √ Izin :i Alpa :- Sakit :s
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDI Perumnas Antang II/I
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 1 : Indahnya Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman Budaya Bangsaku
Pembelajaran : 1(Satu)
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) dan INDIKATOR
Bahasa Indonesia
3.1 Menunjukkan gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan, tulis, atau visual.
4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antar gagasan ke dalam kerangka tulis.
Indikator:
3.1.1 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung setiap paragraf dari teks tulis.
4.1.1 Menyajikan gagasan utama dan gagasan pendukung setiap paragraf dari teks tulis dalam bentuk peta pikiran.
IPS
3.2 Memahami keraga man sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.
4.2 Menceritakan keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia.
Indikator: 3.2.1 Mengidentifikasi keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia 4.2.1 Mengomunikasikan secara lisan dan tulisan keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia.
IPA
3.6 Memahami sifat-sifat bunyi dan keterkaitannya dengan indera pendengaran. 4.6 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/atau percobaan tentang sifatsifat
bunyi. Indikator: 3.6.1 Menjelaskan cara menghasilkan bunyi. 4.6.1 Menyajikan laporan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dengan mandiri.
2. Setelah membaca teks tentang keragaman budaya, siswa mampu menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraf dari teks tersebut dalam bentuk peta pikiran dengan tepat.
3. Setelah wawancara sederhana, siswa mampu menyebutkan keragaman budaya, etnis, dan agama dari teman-teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia dengan lengkap.
4. Setelah diskusi, siswa mampu mengomunikasikan keragaman budaya, etnis, dan agama teman di kelas sebagai identitas bangsa Indonesia secara lisan dan tulisan dengan sistematis.
5. Setelah eksplorasi, siswa mampu menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan lengkap.
6. Setelah eksplorasi dan diskusi, siswa mampu menyajikan laporan hasil pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari beragam benda di sekitar dengan sistematis.
D. MATERI PEMBELAJARAN
o Menemukan gagasan pokok dan pendukung dari teks tulis o Mengidentifikasi keberagaman yang ada di sekitar o Melakukan percobaan cara menghasilkan bunyi IPS Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa dan budaya, namun tetap dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keragaman tersebut merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Kita wajib mensyukurinya.
BAHASA INDONESIA
Setiap bacaan biasanya terdiri atas beberapa paragraf. Setiap paragraf memiliki gagasan pokok yang diperkuat oleh gagasan pendukung. Gagasan pokok adalah ide utama yang dibahas dalam suatu bacaan, bisa berupa kalimat inti atau pokok paragraf. Gagasan pendukung adalah uraian atau tambahan informasi untuk gagasan pokok. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menentukan gagasan pokok setiap paragraf. 1. Bacalah paragraf dengan cermat! 2. Cermati kalimat pertama hingga terakhir! - Apakah kalimat pertama merupakan gagasan pokok atau gagasan penjelas? Apakah kalimat kedua yang merupakan gagasan pokok? Teruslah membaca kalimat demi kalimat hingga gagasan pokok paragraf ditemukan. - Ingat, gagasan pokok sebagai isi atau inti paragraf dapat terletak di awal, akhir, awal dan akhir, atau di seluruh paragraf.
IPA
Segala macam bentuk bunyi berasal dari benda yang bergetar. Getaran dari suatu benda akan mengakibatkan udara di sekitarnya bergetar. Getaran tersebut menimbulkan gelombang bunyi di udara. Benda-benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi.
Bunyi dapat merambat melalui benda padat, cair, dan gas. Akan tetapi, bunyi tidak dapat merambat pada ruang hampa.
E. PENDEKATAN, METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan ceramah
Strategi :Aktivitas Membaca Berpikir Terbimbing (AMBT)
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo‟a menurut agama
dan keyakinan masing-masing. Religius
Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu tentang ”Indahnya Kebersamaan”. Nasionalis
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,mengeksplorasi,mengomuni-kasikan dan menyimpulkan.
10 menit
Inti Sebelum memulai pembelajaran, guru menempelkan gambar seorang anak Bali yang memakai baju tradisional. Di belakang anak ada rumah tradisional Bali. (Mengamati)
Siswa diajak mengenal tentang Keragaman Budaya Indonesia. Guru mengajukan pertanyaan pembuka, Communication - siapa di antara kalian yang berasal
dari suku Sunda, Suku Makassar, Suku Minang, dan seterusnya. (Menanya)
150 menit
Guru membimbing siswa secara bergantian diminta untuk saling menginformasikan tentang asal suku mereka kepada teman di sebelahnya. (Mengkomunikasikan)
Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan mendapatkan beragam informasi tentang keragaman budaya Indonesia dari teks bacaan yang akan dipelajari.
Guru membimbing siswa untuk mengamati gambar keragaman budaya yang ada di buku dan membaca teksnya dalam hati. (Mengamati)
Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan tentang isi dari paragraf satu. (Menanya)
Setelah semua selesai, guru membimbing siswa untuk memberikan penguatan tentang strategi dalam menemukan isi cerita yang biasa dinamakan gagasan pokok/gagasan utama/ide utama/ide pokok/ pokok pikiran, dari suatu paragraf.
Guru membimbing siswa siswa untuk menemukan gagasan utama dan gagasan pendukung dari paragraf ketiga, keempat, dan kelima dari teks yang ada di buku dan menuliskannya pada lembar kerja siswa
Siswa mendapatkan penjelasan bagaimana mengisi lembear kerja siswa dari guru.
Guru membimbing siswa menuliskan „Gagasan Pokok‟pada lembar kerja
siswa Siswa diminta menemukan paling
sedikut 5 gagasan pendukung untuk setiap satu gagasan pokok.
Guru membimbing siswa menuliskan setiap satu gagasan kedalam lembar kerja siswa yang telah diberikan oleh
guru Guru memeriksa pekerjaan siswa yang
telah dikerjakan siswa
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya sikap saling menghargai dalam keragaman budaya, suku,dan agama, serta menjadikan keragaman tersebut sebagai identitas bangsa Indonesia. Nasionalis
Siswa menjawab pertanyaan dan mengisi tabel tentang sikap saling menghargai yang terdapat di buku secara mandiri. Mandiri
Siswa akan saling berbagi jawaban tentang pengalaman melaksanakan sikap saling menghargai dan contoh sikap tidak menghargai secara berpasangan bersama teman di sebelahnya. Gotong Royong
Siswa dapat mendiskusikan pengalaman yang menurut mereka menarik. Collaboration
Guru menampilkan satu alat musik tradisional dari daerah asal sekolah.
Guru mengajukan pertanyaan sebagai kegiatan pembuka: - Bagaimana cara memainkan alat
musik ini sehingga dapat menghasilkan bunyi?
Beberapa siswa diminta membunyikan alat musik tersebut di depan kelas.Minta satu/beberapa siswa untuk menjelaskan tentang cara alat musik tersebut dibunyikan. (dipukul, ditiup, digoyang, dipetik, digesek, dsb.) Mandiri
Siswa kemudian akan melakukan kegiatan eksplorasi menggunakan benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi yang terdapat di kelas dan sekitarnya.
Siswa kemudian menjawab pertanyaan
yang terdapat di buku berdasarkan hasil kerjasama mereka dalam menciptakan ansambel bunyi yang enak didengar.
Penutup Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari Integritas
Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
Melakukan penilaian hasil belajar
Mengajak semua siswa berdo‟a
menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran) Religius
15 menit
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
Buku Siswa Tema : Indahnya Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
Teman-teman di sekolah sebagai narasumber kegiatan wawancara.
Alat musik tradisional daerah masing masing.
Beragam benda di kelas dan sekitarnya.
H. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Penilaian Sikap
No Nama
Perubanan tingkah laku
Santun Peduli Tanggung
Jawab K C B SB K C B SB K C B SB 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ...................
2 ...................
3 ……………..
4 ……………..
5 ……………..
dst ……………..
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
2. Penilaian Pengetahuan Bahasa Indonesia Tugas siswa menemukan gagasan pokok dan gagasan utama dari setiap
paragraf dinilai menggunakan rubrik
Kriteria Sangat Baik
(4) Baik
(3) Cukup
(2)
Perlu Pendampingan
(1)
Gagasan pokok.
Menemukan gagasan pokok pada semua paragraf dengan
benar.
Menemukan sebagian besar gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar.
Menemukan sebagian kecil gagasan pokok pada semua paragraf dengan benar.
Belum dapat menemukan
gagsan pokok.
Gagasan Menemukan Menemukan Menemukan Belum dapat
pendukung. gagasan pendukung pada semua paragraf
dengan benar.
sebagian besar gagasan pendukung pada semua paragraf
dengan benar.
sebagian kecil gagasan pendukung pada semua paragraf
dengan benar.
menemukan gagasan
pendukung.
Penyajian gagasan pokok dan gagasan pendukukung dalam peta
pikiran.
Isi pembicaraan menginspirasi teman. Selalu mendukung dan memimpin teman lainnya saat diskusi.
Menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran dengan
tepat.
Menyajikan sebagian kecil gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta pikiran dengan tepat.
Belum dapat menyajikan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam peta
pikiran.
Sikap: Mandiri
Sebagian besar tugas diselesaikan
dengan mandiri.
Tugas diselesaikan dengan motivasi dan bimbingan guru.
Tugas diselesaikan dengan motivasi dan bimbingan guru.
Belum dapat menyeselesaikan tugas meski telah diberikan motivasi dan
bimbingan.
Penilaian (penskoran) : Total nilai siswa x 10
Total nilai maksimal
Contoh : 3+2+4+2 = 10 x 10 = 6,9
16 16
IPS
a. Tugas siswa menemukan dan menuliskan informasi tentang b. keragaman budaya, serta mengomunikasikannya dinilai menggunakan rubrik.
Kriteria Sangat Baik
(4) Baik
(3) Cukup
(2)
Perlu Pendampingan
(1)
Informasi tentang keragaman budaya, etnis, dan agama.
Menuliskan informasi tentang keragaman budaya, etnis, dan agama teman-teman di kelas berdasarkan hasil wawancara dengan lengkap.
Menuliskan sebagian besar informasi tentang keragaman budaya, etnis, dan agama teman-teman di kelas berdasarkan hasil wawancara cukup lengkap.
Menuliskan sebagian kecil informasi tentang keragaman budaya, etnis, dan agama teman-teman di kelas berdasarkan hasil wawancara kurang lengkap.
Belum dapat menuliskan informasi tentang keragaman budaya, etnis, dan agama teman-teman di kelas berdasarkan hasil wawancara.
Komunikasi lisan tentang keragaman budaya, etnis, dan agama.
Mengomunikasikan secara lisan tentang keragaman budaya, etnis, dan agama teman-teman berdasarkan hasil wawancara dengan sistematis.
Mengomunikasikan secara lisan sebagian besar keragaman budaya, etnis, dan agama teman-teman berdasarkan hasil wawancara cukup sistematis.
Mengomunikasikan secara lisan sebagian kecil keragaman budaya, etnis, dan agama teman-teman berdasarkan hasil wawancara kurang sistematis.
Belum dapat mengomunikasikan secara lisan tentang keragaman budaya, etnis, dan agama teman-teman berdasarkan hasil wawancara.
Sikap kerjasama.
Menunjukkan sikap kerjasama dengan semua teman secara konsisten.
Menunjukkan sikap kerjasama dengan semua teman namun belum konsisten.
Menunjukkan sikap kerjasama hanya dengan beberapa teman.
Perlu dimotivasi untuk dapat bekerjasama.
Santun dan saling menghargai.
Menunjukkan sikap santun dan saling menghargai dengan semua
Menunjukkan sikap santun dan saling menghargai dengan semua
Menunjukkan sikap santun dan saling menghargai hanya dengan
Perlu dimotivasi untuk bersikap santun dan saling
teman secara konsisten.
teman namun belum konsisten.
beberapa teman.
menghargai dengan semua teman.
IPA Tugas siswa menjelaskan dan menyajikan laporan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dinilai menggunakan rubrik.
Kriteria Sangat Baik
(4) Baik
(3) Cukup
(2)
Perlu Pendampingan
(1)
Cara menghasilkan bunyi.
Menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari semua benda berdasarkan hasil eksplorasi dengan lengkap.
Menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari sebagian besar benda berdasarkan hasil eksplorasi cukup lengkap.
Menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari sebagian kecil benda berdasarkan hasil eksplorasi kurang lengkap.
Belum dapat menemukan menjelaskan cara menghasilkan bunyi dari benda berdasarkan hasil eksplorasi.
Laporan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi.
Menyajikan laporan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari semua benda berdasarkan hasil eksplorasi dengan sistematis.
Menyajikan laporan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari sebagian besar benda berdasarkan hasil eksplorasi cukup sistematis.
Menyajikan laporan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari sebagian kecil benda berdasarkan hasil eksplorasi kurang sistematis.
Belum dapat menyajikan laporan pengamatan tentang cara menghasilkan bunyi dari benda berdasarkan hasil eksplorasi.
Sikap rasa ingin tahu.
Tampak antusias dan mengajukan banyak ide dan pertanyaan
Tampak cukup antusias dan terkadang mengajukan ide dan pertanyaan
Tampak kurang antusias dan tidak mengajukan ide dan
Tidak tampak antusias dan perlu dimotivasi untuk mengajukan ide
selama kegiatan.
selama kegiatan.
pertanyaan selama kegiatan.
dan pertanyaan.
Penilaian (penskoran) : total nilai siswa X 10 total nilai maksimal Contoh: 2+3+1 = 6 x 10 = 5 12 12 b. Percobaan IPA dinilai menggunakan rubrik.
Kriteria Sangat Baik
(4) Baik
(3) Cukup
(2)
Perlu Pendampinga
n
(1)
Penerapan Konsep
Memperlihatkan pemahaman konsep dengan menunjukkan bukti pendukung dan menyampaikan pemahaman inti dari konsep yang sedang dipelajari dengan benar.
Memperlihatkan pemahaman konsep dengan menunjukkan bukti pendukung namun perlubantuan saat menyampaikan pemahaman inti dari konsep yang yang sedang dipelajari.
Memperlihatkan pemahaman konsep dengan menunjukkan bukti yang terbatas dan penyampaian pemahaman inti dari konsep tidak jelas.
Perlu bimbingan saat menyampaikan bukti dan pemahaman inti dari konsep yang dipelajari.
Komunikasi
Hasil percobaan disampaikan dengan jelas, obyektif dengan didukung data penunjang.
Hasil percobaan disampaikan dengan jelas dan didukung sebagian data penunjang.
Hasil percobaan disampaikan denga njelas namun hanya didukung sebagian kecil data penunjang.
Hasil percobaan disampaikan dengan kurang jelas dan tanpa data penunjang.
Prosedur dan Strategi
Seluruh data dicatat, langkah kegiatan dilakukan secara sistematis dan strategi yang digunakan membuat percobaan berhasil.
Seluruh data dicatat, langkah kegiatan dilakukan secara sistematis namun masih membutuhkan bimbingan dalam menemukan strategi agar percobaan berhasil.
Sebagian besar data dicatat, langkah kegiatan dan strategi dilakukan secara sistematis setelah mendapat bantuan guru.
Sebagian kecil data dicatat, langkah kegiatan tidak sistematis dan strategi yang dipilih tidak tepat.
Penilaian (penskoran) : total nilai siswa X 10 total nilai maksimal Contoh: 2+3+1 = 6 x 10 = 5 12 12 Refleksi Hal-hal yang perlu menjadi perhatian
……………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………
…………….
Siswa yang perlu mendapat perhatian khusus
……………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………
…………….
Hal-hal yang menjadi catatan keberhasilan
……………………………………………………………………………………
…………….
……………………………………………………………………………………
…………….
Hal-hal yang harus diperbaiki dan ditingkatkan
Lampiran 5
SOAL PRETEST Nama : Kelas/Semester : IV / I Petunjuk:
1. Berdoalah terlebih dahulu! 2. Tulislah nama anda secara lengkap! 3. Periksalah dan bacalah soal-soal dengan cermat sebelum menjawabnya! 4. Sebaiknya dahulukan menjawab soal yang dianggap mudah! 5. Periksalah pekerjaan Anda sebelum dikumpulkan!
1. Tentukanlah kalimat utama teks paragraf berikut!
mempunyai bentuk mulut penusuk dan pengisap. Dengan mulut itu, nyamuk dapat mengisap makanan berupa darah manusia. Karena fungsinya sebagai penusuk, mulut nyamuk berbentuk tajam atau runcing dan panjang. Nyamuk menggunakan mulutnya untuk menusuk kulit manusia dan kemudian menghisap darah manusia.
Kalimat utama :
2. Tentukanlah kalimat utama teks paragraf berikut!
Saat percobaan akan dimulai tiba-tiba terdengar adzan. Siti dan Udin meminta izin teman-temannya untuk shalat . Teman-temannya mengijinkan mereka untuk melakukan ibadah. Edo meminjamkan ruang makannya untuk digunakan Siti dan Udin shalat. Meskipun Edo beragama katolik, ia tidak keberatan rumahnya dipakai untuk shalat. Beni yang beragama kristen, Dayu yang beragama hindu, dan Lani yang beragama budha menunggu dengan sabar temannya beribadah. Keenam sahabatnya selalu menghargai satu dengan yang lain.
Kalimat utama :
3. Tentukanlah kalimat utama teks paragraf berikut!
Edo dan kelima temannya mendapat tugas untuk melakukan percobaan tentang bunyi . sepulalng sekolah, mereka berkumpul di rumahny. Setiap orang sudah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Lani dan Siti membawa beberapa kaleng yang sudah dilubangi. Udin dan Beni membawa benang kasur. Mereka berkumpul di halaman depan rumah. Keenam sekawan siap bekerja sama melakukan percobaan.
Kalimat utama :
4. Tentukanlah kalimat utama teks paragraf berikut!
Tiba saatnya enam sekawan melakukan percobaan. Setiap orang menunjukkan tanggung jawabnya dalam bekerja. Tidak ada satupun diantara mereka yang duduk diam atau memberi perintah saja. Semuanya ikut bagian dalam percobaan. Saat Dayu membutuhkan pertolongan memotong benang, Udin datang membawakan gunting. Saat Edo kesulitan menalikan benang yang di kaleng, Siti ikut membantu. Keenam sahabat bekerja sama dengan semangat. Mereka hidup rukun, saling membantu meskipun berbeda agama.
Kalimat utama :
5. Tentukanlah kalimat utama teks paragraf berikut!
Orang yang akan pensiun tidak perlu stres. Pensiun berarti tidak bekerja, tetapi mendapat gaji. Dengan tidak berdinas lagi berarti mereka tidak memiliki beban pikiran terhadap pekerjaan dan banyak waktu luang untuk bersantai. Kalau waktu luang bisa dioptimalkan dengan berbagai kegiatan yang positif dan produktif, tentu orang tidak akan terkena stres.
Kalimat utama :
SOAL POSTEST Nama : Kelas/Semester : IV / I Petunjuk:
1. Berdoalah terlebih dahulu! 2. Tulislah nama anda secara lengkap! 3. Periksalah dan bacalah soal-soal dengan cermat sebelum menjawabnya! 4. Sebaiknya dahulukan menjawab soal yang dianggap mudah! 5. Periksalah pekerjaan Anda sebelum dikumpulkan!
Jawablah soal berikut ini !
1. Tentukanlah kalimat utama dan gagasan pokok teks paragraf berikut ini!
Pawai Budaya sangat menarik bagi warga Kampung Babakan. Pawai ini selalu menampilkan keragaman budaya Indonesia. Udin dan teman-teman tidak pernah bosan menanti rombongan pawai lewat. Tahun ini mereka datang ke alun-alun untuk melihat pawai tersebut. Kakek Udin pun terlihat sabar menanti. Kalimat utama:
Gagasan pokok: 2. Tentukanlah kalimat utama dan gagasan pokok teks paragraf berikut ini!
Andi merupakan anak yang sangat rajin belajar. Di sekolah ia banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan. Usai sekolah pun, waktu ia habiskan untuk mengikuti berbagai macam les daripada nongkrong bersama teman-temannya. Bahkan di hari liburpun ia lebih terlihat sering terihat membaca buku di pinggir sungai.
Kalimat utama: Gagasan pokok:
3. Tentukanlah kalimat utama dan gagasan pokok teks paragraf berikut ini! Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula. Cara yang
dapat dilakukan dengan menampilkan tokoh kartun, boneka, badut yang lucu, tetapi mengandung unsure pendidikan. Tokoh binatang yang cerdik pun dapat pula mewakili pesan moral. Misalnya, kancil menipu buaya atau sejenisnya. Tokoh orang bertubuh raksasa, tetapi sangat baik terhadap sesama.
Kalimat utama: Gagasan pokok:
4. Tentukanlah kalimat utama dan gagasan pokok teks paragraf berikut ini! 1) Penebangan hutan menjadi penyebab utama kerusakan habitat kupu-kupu. 2) Setiap jenis kupu-kupu sangat tergantung pada jenis pohon tertentu. 3) Jika jenis pohon yang ditebang semakin banyak, jenis kupu-kupu di Indonesia akan semakin berkurang. 4) Julukan sebagai "Negeri Kupu-Kupu" bagi Indonesia pun tidak sesuai lagi.
Kalimat utama: Gagasan pokok:
5. Ayam serama sangat menyenangkan untuk dipiara. Ayam tersebut pandai memikat hati. Ayam terkecil di dunia ini gayanya penuh aksi. Jika kita perhatikan, ayam ini segera mengangkat dada dan meluruskan ekornya tegak ke atas hingga 90 derajat. Kemudian ayam tersebut mengibaskan kedua sayapnya. Kalimat utama: Gagasan pokok:
Kunci jawaban soal pretest:
1. Gagasan pokok: nyamuk mempunyai bentuk mulut penusuk dan pengisap
2. Gagasan pokok: keenam sahabat melakukan percobaan tentang bunyi
3. Gagasan pokok: melakukan percobaan tentang bunyi
4. Gagasan pokok: mereka hidup saling membantu meskipun berbeda agama
5. Gagasan pokok: tidak perlu stres saat menghadapi pensiun.
Kunci jawaban soal postest:
1. Kalimat utama : pawai budaya yang sangat menarik Gagasan pokok : pawai budaya sangat menarik bagi warga kampung Babakan
2. Kalimat utama : Andi merupakan anak yang rajin belajar Gagasan pokok: Andi merupakan anak yang rajin belajar
3. Kalimat utama : bacaan yang baik untuk anak
Gagasan pokok : bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik pula
4. Kalimat utama :ayam serama sangat menyenangkan untuk dipiara Gagasan pokok : ayam serama sangat menyenangkan untuk dipiara
5. Kalimat utama : rusaknya hanitat kupu-kupu Gagasan pokok :penebangan hutan menjadi penyebab utama kerusakan habitat kupu-kupu
Lampiran 6
Lembar kerja murid (pretest )
Lembar kerja murid (postest)
Lampiran 7
Daftar Nilai pretest Murid kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar
No. Nama Murid
Aspek penilaian
Skor Pretest
Nilai Akhir
Kategori
Gag
asan
Pok
ok
Gag
asan
Pe
nduk
ung
Gag
asan
Pok
ok
Dan
Gag
asan
Pe
nduk
ung
Sika
p M
andi
ri
1. AAP 3 2 3 2 10:16X100 63 Tidak Tuntas 2. AM 2 3 2 3 10:16X100 63 Tidak Tuntas 3. AAS 2 3 2 3 10:16X100 63 Tidak Tuntas 4. ARK 2 2 2 2 8:16X100 50 Tuntas 5. FAHF 3 3 3 3 12:16X100 75 Tuntas 6. FSAN 3 2 3 2 10:16X100 63 Tidak Tuntas
7. GSKU 3 2 3 2 10:16X100 63 Tidak Tuntas
8. MB 3 3 3 3 12:16X100 75 Tuntas
9. MAM 2 3 2 3 10:16X100 63 Tidak Tuntas
10. MAR 2 3 3 2 10:16X100 63 Tidak Tuntas
11. MDPR 2 3 3 2 10:16X100 63 Tidak Tuntas
12. MF 2 3 2 3 10:16X100 63 Tidak Tuntas
13. MIR 3 3 3 2 11:16X100 69 Tidak Tuntas
14. MNFRH 2 3 3 2 10:16X100 63 Tidak Tuntas
15. MRR 3 3 3 2 11:16X100 69 Tidak Tuntas
16. MS 3 2 3 2 10:16X100 63 Tidak Tuntas
17. MAM 3 2 3 2 10:16X100 63 Tidak Tuntas
18. NEF 3 2 3 2 10:16X100 63 Tidak Tuntas
19. NK 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
20. QNFS 3 3 3 3 12:16X100 75 Tidak Tuntas
21. RAS 4 2 4 3 13:16X100 82 Tuntas
22. SR 3 3 3 2 11:16X100 69 Tidak Tuntas
23. SFS 3 3 3 2 11:16X100 69 Tidak Tuntas
24. WQR 3 2 3 3 11:16X100 69 Tidak Tuntas
25. ZNI 3 2 3 3 11:16X100 69 Tidak Tuntas
26. ZAA 2 2 2 2 8:16X100 50 Tidak Tuntas
27. NAA 3 2 3 2 10:16X100 63 Tidak Tuntas
28. AQF 3 3 3 2 11:16X100 69 Tidak Tuntas
29. AAZ 3 3 3 3 12:16X100 75 Tuntas
30. RNA 3 3 3 3 12:16X100 75 Tuntas
31. KCPD 3 3 3 3 12:16X100 75 Tuntas
Daftar Nilai PostestMurid kelas 1V SD Inpres Perumnas Antang 11/1 Kota Makassar
No. Nama Murid
Aspek penilaian
Skor Pretest
Nilai Akhir
Kategori
Gag
asan
Pok
ok
Gag
asan
Pe
nduk
ung
Gag
asan
Pok
ok
Dan
Gag
asan
Pe
nduk
ung
Sika
p M
andi
ri
1. AAP 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas 2. AM 4 3 3 4 14:16X100 88 Tuntas 3. AAS 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas 4. ARK 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
5. FAHF 3 3 3 3 14:16X100 88 Tuntas
6. FSAN 3 3 3 3 14:16X100 88 Tuntas
7. GSKU 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
8. MB 4 3 4 4 15:16X100 94 Tuntas
9. MAM 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
10. MAR 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
11. MDPR 3 4 4 4 15:16X100 94 Tuntas
12. MF 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
13. MIR 2 3 3 3 13:16X100 82 Tuntas
14. MNFRH 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
15. MRR 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
16. MS 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
17. MAM 4 4 4 3 15:16X100 94 Tuntas
18. NEF 4 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
19. NK 4 4 4 3 15:16X100 94 Tuntas
20. QNFS 4 3 4 5 15:16X100 94 Tuntas
21. RAS 4 4 4 3 15:16X100 94 Tuntas
22. SR 3 4 4 4 13:16X100 82 Tuntas
23. SFS 4 3 4 4 15:16X100 94 Tuntas
24. WQR 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
25. ZNI 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
26. ZAA 3 3 3 3 12:16X100 75 Tuntas
27. NAA 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
28. AQF 3 3 3 4 13:16X100 82 Tuntas
29. AAZ 4 3 4 3 14:16X100 88 Tuntas
30. RNA 4 3 4 3 14:16X100 88 Tuntas
31. KCPD 4 3 4 4 15:16X100 94 Tuntas
Lampiran 8
Hasil Analisis SPSS
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pretest postest
N 31 31
Normal Parametersa Mean 67.06 85.84
Std. Deviation 7.447 5.550
Most Extreme Differences
Absolute .228 .336
Positive .224 .336
Negative -.228 -.212
Kolmogorov-Smirnov Z 1.270 1.871
Asymp. Sig. (2-tailed) .079 .022
a. Test distribution is Normal.
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.462 2 27 .104
Hasil Uji Hipotesis
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pretest -
postest
-
18.774 5.835 1.048 -20.914 -16.634
-
17.914 30 .000
Lampiran 9
Foto menjelaskan materi yang akan dipelajari
Foto menjelaskan materi yang dipelajari
Foto menjelaskan materi kepada salah satu murid
Foto murid mengerjakan soal latihan
Foto pintu kelas
Foto gerbang sekolah
Foto gerbang sekolah
RIWAYAT HIDUP
Ulfa Fitria lahir di Bontonaraja desa Bonea Makmur
Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar,
pada tanggal 31 Januari1997, anak kedua dari empat
bersaudara dari pasangan ayahanda Andi Mappaita dan
Nirwana S.Pd.I.
Penulis terdaftar sebagai murid di SD Inpres Laloasa pada tahun 2003 dan tamat pada
tahun 2009, kemudian di tahun 2009 melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Bontomanai
dan tamat tahun 2012. Setelah tamat pada sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, penulis
kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Benteng pada tahun 2012 dan tamat
pada tahun 2015. Kemudian pada tahun 2015 penulis terdaftar sebagai salah satu
mahasiswa di Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar pada jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar sampai tahun 2019.