pengaruh penggunaan informasi …digilib.polban.ac.id/files/disk1/58/jbptppolban-gdl...neneng...
TRANSCRIPT
Ekspansi Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan dan Akuntansi
Vol. 3, No. 2, November 2011, 331 - 358
331
PENGARUH PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
BERDASARKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (SURVEI PADA HOTEL BINTANG EMPAT DAN LIMA DI KOTA BANDUNG)
Neneng Dahtiah
Program Studi Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung
ABSTRACT
The aim of this research is to find an effect of using the management accounting information on the performance of the four and five stared hotel in city of Bandung. The effect of using the management accounting information which are including routine information, non routine information, and the quality of the management accounting information was analyzed partially and simultaneously on the on the performance of the four and five stared hotel in city of Bandung This research is conducted with in explanatory survey with all of population has been chosen as the unit analysis. The data ware collected with collected in distribution of questioner to all of general managers at the four and five stared hotel in Bandung city. The statistical results shows that the using of management accounting information which are including routine information, non routine information, and the quality of the management accounting information have effect of performance of four and five stared hotel in city of Bandung partially and simultaneously. In other word the greater of using management accounting information which are including the routine information, non routine information, and the quality of the management accounting information will make performance of four and five stared hotel in Bandung city.
Keyword : Management Accounting Information, Performance, Balanced Scorecard
PENDAHULUAN
Semua tingkatan manajemen dalam suatu organisasi, mulai dari level manajemen
tertinggi yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan, hingga ke level manajemen operasional yang hanya
bertanggungjawab secara spesifik dari bagian operasional tertentu, kesemuanya
membutuhkan informasi dalam pelaksanaan tugas – tugas mereka. Informasi yang
dibutuhkan oleh manajemen dalam memecahkan masalah yang muncul dalam
proses pencapaian tujuan, berguna untuk pengambilan keputusan.
Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen untuk
perencanan , pengimplemenatsian, dan pengendalian. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Hawkins dan Merchant (1999 : 470) bahwa
”Management accounting, is the process within organisation that provides
information used by an organization”s managers in planning, implementing, and
controlling the organization”s activities.”
Ekspansi
Akuntansi
332
Hal ini berarti bahwa penggunaan informasi akuntansi manajemen mendukung
pencapaian tujuan organisasi dan diperlukan dalam semua lingkup kegiatan
manajer, yang meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan,
yang semuanya mengarah kepada pencapaian kinerja perusahaan.
Implementasi aktivitas perencanaan dan pengendalian memerlukan berbagai
bentuk informasi diantaranya berupa laporan rutin dan laporan tidak rutin Hal ini
sejalan dengan pendapat Horngren et al (2001 : 2 ) bahwa informasi akuntansi
manajemen membutuhkan informasi berupa laporan rutin dan laporan tidak rutin.
Keputusan yang diambil oleh manajemen dari informasi akuntansi manajemen yang
berkualitas akan menghasilkan suatu proses yang lebih baik, yang akhirnya akan
meningkatkan kinerja organisasi. Informasi yang berkualitas tersebut adalah
informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu. Hal ini sejalan dengan pendapat
Nash dan Heagy (1993:139) ”High quality information is accurate, relevance and
timely”.
Umumnya perusahaan masih mengukur kinerja hanya berdasarkan kinerja yang
bersifat keuangan sedangkan kinerja non keuangan tidak diukur. Pengukuran
kinerja keuangan menurut beberapa pakar akuntansi tidak lagi memberikan
informasi yang memadai bagi manajemen dalam pengambilan keputusan, karena
banyak hal dalam perusahaan harus menggunakan informasi non keuangan
terutama dalam hal perbaikan proses bisnis. Gagasan dalam menyeimbangkan
pengukuran kinerja perusahaan dalam perspektif keuangan dengan perspektif non
keuangan melahirkan apa yang dinamakan Balanced Scorecard. (Ali Mutasowifin,
2002 : 41)
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen yang meliputi Laporan Rutin, Laporan
Tidak Rutin, dan Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen berpengaruh positif
secara bersama-sama maupun individu terhadap kinerja Perusahaan berdasarkan
pendekatan balanced scorecard.
Tinjauan Teoritis dan Hipotesis
Informasi Akuntansi Manajemen
Informasi Akuntansi Manajemen merupakan bagian dari informasi akuntansi yang
bertujuan menyediakan informasi untuk kepentingan manajemen dalam
Neneng Dahtiah
333
menjalankan fungsinya, yang meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hansen dan Mowen (2000) yang
menyatakan bahwa aktivitas akuntansi manajemen adalah mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang
berguna bagi manajemen dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Hal ini berarti bahwa penggunaan informasi akuntansi manajemen
mendukung pencapaian tujuan organisasi dan diperlukan dalam semua lingkup
kegiatan manajer yang meliputi perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan yang semuanya mengarah kepada pencapaian kinerja perusahaan.
Implementasi aktivitas perencanaan dan pengendalian memerlukan berbagai
bentuk informasi, dalam bentuk laporan keuangan dan kaporan sejenisnya, berupa
laporan rutin (terstruktur) dan tidak rutin (tidak terstruktur) atau laporan analitik.
Informasi tersebut disediakan dalam informasi akuntansi manajemen, seperti yang
diungkapkan oleh Horngren et al (2001 : 2 ) :
a. Routine internal reporting for decissions of managers, such information provides
for decission that occur with some regularity.
b. Non routine internal reporting for decission that occur irregulary or without
precedent
Informasi akuntansi manajemen pada umumnya lebih ditujukan kepada fihak
internal perusahaan. Manajemen dalam perusahaan memerlukan informasi yang
lebih lengkap dan terinci serta mengarah kepada aktivitas – aktivitas harian,
merencanakan masa depan, menyelesaikan masalah – masalah dan membuat
keputusan terhadap masalah yang ada, baik bersifat rutin maupun non rutin, yang
semuanya membutuhkan informasi yang berkualitas yaitu akurat, relevan dan tepat
waktu (Wilson dan Colford : 1991: 944).
Laporan Rutin
Laporan rutin berisi informasi akuntansi untuk manajemen puncak yang diterbitkan
secara bulanan dan kumulatif, tiga bulanan, tengah tahunan dan akhir tahun.
Periode laporan rutin yang diterbitkan setiap perusahaan tidak sama, namun
demikian informasi ini biasanya diterbitkan setiap bulan dalam bentuk akhtisar,
seperti yang dikemukakan oleh Wilson dan Colford (1990 ; 947) sebagai berikut :
“These reports summarize the performance over a period of time, usually a month
and serve at least two useful functions ; they inform higher management of the
general effectiveness of performance and they act as a check the current control
report”.
Ekspansi
Akuntansi
334
Laporan yang diterbitkan perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Agus sulistiyono (2004 : 383) menyatakan bahwa laporan yang dihasilkan oleh
perusahaan perhotelan meliputi Laporan keuangan yang terdiri dari Neraca,
Laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan, dan laporan arus kas.
Kemudian laporan tambahan dapat berupa analisis rasio keuangan yang terdiri atas
analisis likuiditas dan struktur modal, analisis profitabilitas, analisis efisiensi usaha,
dan analisis statistik.
Laporan Tidak Rutin
Laporan tidak rutin berisi informasi akuntansi dibuat secara insidentil, umumnya
berupa analisis dan model - model pengambilan keputusan. Dalam satu tahun,
laporan analitik mungkin dibuat hanya satu kali, dua kali atau tiga kali dengan
interval yang tidak teratur sesuai dengan kondisi (Wilson dan Colford 1990 : 948).
Catatan atau Laporan tentang angka-angka pasar yang dikuasai (market share)
sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana bisnis dilakukan untuk
dibandingkan dengan di daerah lain. (H. Oka A. Yoeti, 2004 : 90). Selanjutnya H.
Oka A. Yoeti, 2004 : 73) menyatakan informasi yang lain : segmentasi pasar
(pelanggan), analisis pulang pokok, pangsa pasar, kebijakan pemerintah dan
kondisi politik dalam negeri.Maka dapat disimpulkan bahwa Laporan Tidak Rutin
meliputi analisis ulang pokok, analisis kebijakan pemerintah, analisis market
environment, analisis dampak inflasi, dan analisis segmen pasar .
Kualitas Informasi Akutansi Manajemen
Proses pengambilan keputusan membutuhkan informasi yang tidak hanya tersedia
atau cukup, tetapi harus memiliki kualitas yang baik, yaitu memiliki karakteristik
relevan, akurat dan tepat waktu (Hilton at al : 2000 :551, Nash dan Heagy 1993 :
139).
Informasi yang relevan artinya informasi yang dihasilkan dapat dipercaya, relevan
artinya informasi yang diberikan sesuai dengan yang dibutuhkan, dan tepat waktu
adalah informasi yang dihasilkan dapat diterima pada waktu yang dibutuhkan.
Penelitian yang dinyatakan oleh Nichol dan Galliers (1990) menyatakan bahwa
informasi yang dihasilkan harus mengikuti kriteria tertentu sebagai pedoman bagi
pembuat keputusan melalui penentuan kebutuhan informasi. Informasi tersebut
harus berkualitas, memenuhi kriteria akurat, relevan, dan tepat waktu.
Neneng Dahtiah
335
Kinerja Perusahaan berdasarkan Balanced Scorecard
Secara mendasar Pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya berkaitan dengan
aspek keuangan semata, namun juga berkaitan dengan aspek non keuangan dan
keduanya merupakan aspek yang saling berkaitan erat dalam pencapaian kinerja
perusahaan. Oleh karenanya perusahaan dituntut untuk menyeimbangkan penilaian
kinerja dengan pengukuran dari aspek non keuangan. Penyeimbangan kedua
pengukuran tersebut salah satunya menggunakan konsep balanced scorecard,
seperti yang dinyatakan oleh Chang dan Chow (1999 :396) bahwa :
“ The Balanced Scorecard is an integrated set of performance measures comprising
both current performance indicators and drivers of future performance, and financial
as well as non-financial scorecard is to provide a holistic view of what is happening
both inside and outside the organization “
Konsep balanced scorecard memungkinkan untuk melakukan pengukuran kinerja
perusahaan baik dalam bentuk kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan.
Dengan balanced scorecard tujuan suatu unit usaha tidak hanya dinyatakan dalam
suatu ukuran financial, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam pengukuran
bagaimana unit usaha tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada
sekarang, dan masa yang akan datang, dan bagaimana unit usaha tersebut harus
meningkatkan kemampuan internalnya serta investasi pada pengembangan sumber
daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja dimasa depan.
Penggunaan balanced scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaan dinyatakan
oleh Wheelen Hunger (2002:250) sebagai berikut :
“Rather than evaluate a corporation using a few financial measures, Kaplan and Norton argue for a balanced scorecard, including non financial as well as financial measures. The balanced scorecard combines financial measures that tell the results of action already taken with operational measures on customer satisfaction, internal processes, and the corporation’s innovation and improvement activities-the drivers of future financial performance”.
Kaplan, Norton (1996;25) menyatakan bahwa ukuran balanced scorecard
diturunkan dari visi dan strategi perusahaan. Tujuan dan ukuran tersebut
memandang bahwa kinerja perusahaan berdasarkan balanced scorecard meliputi
empat perspektif yaitu :
1. Perspektif keuangan (Financial perspektif )
2. Perspektif Pelanggan (Customer Perspektif )
3. Perspektif Proses Bisnis internal (Internal Bisnis Process Perspektif )
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth)
Berdasarkan keempat perspektif pengukuran kinerja tersebut, maka tolok ukur
Ekspansi
Akuntansi
336
yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan menurut Hoque dan James
(2002;2) adalah :
“A balanced scorecard looks to following , four key perspectives : Financials perspective – includes profitability measures such as operating income. Return on capital employed , sales growth, generation of cashflow, or economic-value-added; Customer perspective – encompasses such measures as customer satisfaction, customer retention, new customer acquisition, customer response time, maeket share, and customer profitability; Internal-bisnis-processes perspective – the key measures include product development, post-sale service, manufacturing efficiency, quality, etc; and Learning and growth perspective – measures the ability of employees, information systems, and organizational procedures in manage the business and adopt to change
Perspektif Keuangan
Aspek yang dinilai adalah berbagai aspek keuangan yang terdiri dari pengukuran
profitabilitas perusahaan melalui berbagai ratio misalnya Return on Investment,
return on Capital – employed, sales Growth, cash flow atau economic – value
added.
Pengukuran kinerja keuangan perlu mempertimbangkan adanya tahapan siklus
kehidupan bisnis yaitu pertumbuhan, bertahan, dan memperoleh laba. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kaplan dan Norton (1996:48) bahwa :
“Financial objectives can differ considerably at each stage of business’s life cycle. Business strategy theory suggests different strategies that business unit can follow, ranging from aggressive market share growth down to consolidation, exit, and liquidation. For simplification purposes, we identify just three stages; growth, sustain and harvest”.
Pada tahapan siklus pertumbuhan biasanya perusahaan akan beroperasi dengan
arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan
demikian, tolok ukur kinerja keuangan yang cocok digunakan dalam tahap ini adalah
tingkat pertumbuhan pendapatan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Kaplan dan Norton (1996:48) sebagai berikut :
“ Business in the growth stage may actually operate with negative cash flows and
low currents return on invested capital. The overall financial objectives for growth-
stage business will be percentage growth rates in revenues and sales growth rates
in targeted markets, customers groups, and regions “.
Pada tahapan bertahan, Kaplan dan Norton menjelaskan bahwa
“ Probability the majority of business units in a company will be in the sustain stage,
Neneng Dahtiah
337
where they still attract investment and reinvestment, but are to earn excellent
returns on investment capital”.
Pada tahapan ini perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi, berusaha
mempertahankan pangsa pasar, dan mengembangkannya apabila memungkinkan.
Sasaran keuangan pada tahapan ini lebih ditekankan pada besarnya tingkat
pengembalian investasi yang dilakukan misalnya return on investment (ROI) atau
return on assets (ROA).
Pada tahapan memperoleh laba menurut Kaplan dan Norton (1996:49) menjelaskan
bahwa “ some business units will have reached a mature phase of their life cycle,
where the company wants in harvest the investment made in the two earlier stage”.
Pada tahapan ini perusahaan berada pada tahap kematangan, sehingga
perusahaan memperoleh hasil atas investasi yang dilakukannya. Sasaran keuangan
pada tahap ini adalah memaksimalkan arus kas serta penghematan berbagai
kebutuhan modal kerja perusahaan.
Perspektif Pelanggan
Aspek yang diukur adalah kepuasan pelanggan. Apabila kinerja yang diukur melalui
aspek ini buruk, maka akan menurunkan jumlah pelanggan masa yang akan
datang, meskipun aspek keuangan terlihat baik pada saat itu.
Pengukuran perspektif pelanggan menurut Kaplan dan Norton dibagi dalam dua
kelompok pengukuran yaitu kelompok pengukuran pelanggan utama dan kelompok
pengukuran pelanggan penunjang.
Berdasarkan pernyataan di atas, perusahaan harus mengidentifikasi pangsa
pasarnya terlebih dahulu guna mengukur pangsa pasar dan kemampuan untuk
bersaing di pasar yang telah ditentukan. Upaya yang bias dilakukan dalam
mempertahankan pangsa pasar dan meningkatkannya diawali dengan
mempertahankan pelanggan yang berada dalam segmen tersebut. Guna
menumbuhkan segmen pasarnya, maka perusahaan berupaya untuk menarik dan
memenangkan pelanggan atas bisnis barunya. Retensi dan akuisi pelanggan
ditentukan oleh upaya perusahaan untuk memuaskan pelanggan, yang akan
memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan melaksanakan
usahanya. Secara umum perusahaan menginginkan pelanggannya lebih dari
sekedar terpuaskan kebutuhannya, namun menginginkan pelanggannya
memberikan keuntungan bagi usahanya.
Berbagai ukuran dalam kelompok pelanggan utama tersebut perlu didukung oleh
Ekspansi
Akuntansi
338
kelompok pengukuran pelanggan penunjang, yang berfungsi sebagai pemicu kinerja
yang terdapat pada kelompok pengukuran pelanggan utama. Kelompok pengukuran
kinerja penunjang menurut Kaplan dan Norton (1997:73) terdiri dari tiga atribut yaitu
product/service attributs, customer relationship, dan image and reputation.
Product/service attributs, meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga dan mutu
pelayanan produk dan jasa. Para pelanggan memiliki preferensi yang berbeda –
beda atas produk dan jasa yang dilayankan. Sehubungan dengan kondisi tersebut,
maka perusahaan harus mengidentifikasikan mengenai apa yang diinginkan
pelanggan atas produk dan jasa yang dilayankan selanjutnya dilakukan pengukuran
kinerja berdasarkan hal tersebut
Customer relationship, menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses
pelayanan produk. Perasaan pelanggan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat
responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan
masalah waktu dan prosedur pelayanan. Waktu dan prosedur pelayanan
merupakan komponen penting dalam persaingan perusahaan, karena pelanggan
biasanya menganggap penyelesaian kebutuhannya yang cepat dan tepat waktu
sebagai faktor penting bagi kepuasannya,
Image and reputation, menggambarkan faktor – faktor intangible yang menarik para
pelanggan untuk berhubungan dengan perusahaan. Upaya untuk membangan citra
dan reputasi perusahaan biasa dilakukan dengan kegiatan pemasaran melalui
pemasangan iklan di media masa maupun di media pemasaran lainnya. Kemudian
perusahaan perlu menjaga produk dan jasa sesuai dengan berbagai hal yang
menyangkut janji pelayanan produk dan jasa kepada pelanggannya.
Perspektif Proses Bisnis
Penilaian ini memungkinkan pihak manajemen untuk mengetahui seberapa baik
bisnis perusahaannya dijalankan dan apakah produk dan jasa sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan pelanggan, yang terdiri dari proses inovasi, operasi dan
purna jual. (Kaplan dan Norton, 1996 : 96)
Tolok ukur yang digunakan dalam tahap inovasi menurut Kaplan dan Norton
(1996:100) terdiri dari dua hal, yaitu ukuran untuk penelitian dasar dan terapan dan
ukuran untuk pengembangan produk, yang terdiri dari :
1. Percentage of sales from new products.
2. Percentages of sales from proprietary productss
3. New products introduction versus competitors, also new product
introduction versus plan.
Neneng Dahtiah
339
4. Manufacturing process capability .
5. Time to develop next generation of products
Proses operasi dalam perusahaan menurut Kaplan dan Norton (1996:104) akan
menitikberatkan pada proses pelayanan kepada pelanggan secara efisien,
berkualitas, dan tepat waktu. Sehubungan dengan hal tersebut, maka ukuran kinerja
yang terkait dengan proses operasi perusahaan adalah besarnya permintaan
produk dan jasa dari pelanggan yang mampu maupun yang tidak mampu akan
dilayani oleh perusahaan secara, berkualitas, dan tepat waktu.
Proses pelayanan purna jual menurut Kaplan dan Norton (1996:105) merupakan
upaya penanganan keluhan – keluhan dari pelanggan atas produk dan jasa yang
telah diberikan kepada pelanggan. Dalam hal ini, perusahaan biasa mengukur
mengenai upayanya apakah dalam pelayanan purna jual telah memenuhi harapan
para pelanggannya dengan menggunakan tolok ukur yang bersifat kualitas, biaya,
dan waktu seperti halnya dengan proses operasi. Tolok ukur yang utama yang
umumnya digunakan dalam proses pelayanan purna jual adalah tingkat waktu dan
besarnya biaya layanan purna jual, serta tingkat pelayanan ulang produk dan jasa
yang dikeluhkan pelanggan.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur yang
memungkinkan tujuan dalam perspektif sebelumnya biasa tercapai. Jadi pada
dasarnya perspektif ini merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang
sempurna dalam tiga perspektif sebelumnya. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka pada dasarnya tujuan pembelajaran dan pertumbuhan merupakan faktor
pendorong dihasilkannya kinerja yang sempurna dalam tiga perspektif scorecard
sebelumnya.
Tolok ukur yang digunakan pada perspekif ini menurut Kaplan dan Norton
(1996:127) terdiri dari tiga kategori untuk ukuran utama, meliputi Employee
capabilities, information systems capabilities dan motivations.
Tolok ukur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kapabilitas pegawai
Pemanfaatan peralatan mesin dalam aktivitas operasional perusahaan
telah menggantikan penggunaan tenaga pegawai untuk pemrosesan data
secara manual menjadi komputerisasi. Perubahan ini akan membutuhkan
keterampilan para pegawai yang menjamin kecerdasan dan kreativitasnya
dapat dimobilisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan demikian
Ekspansi
Akuntansi
340
maka tolok ukur yang digunakan untuk mengukur kapabilitas pegawai
dalam perusahaan adalah tingkat produktivitas pegawai, tingkat perputaran
pegawai, tingkat kepuasan pegawai, dan tingkat pelatihan pegawai untuk
menunjang keahlian dan produktivitasnya.
b. Kapabilitas sistem informasi
Penyediaan sistem informasi yang memadai .akan menyebabkan
kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang
akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik–baikya. Dengan
demikian maka tolok ukur yang digunakan untuk mengukur kapabilitas
sistem informasi adalah ketersediaan informasi yang dibutuhkan, tingkat
keakuratan informasi, dan jangka waktu untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan.
c. Motivasi
Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang
berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang
sebesar–besarnya bagi para pegawai perusahaan. Paradigma manajemen
terbaru menjelaskan bahwa proses pembelajaran melalui trial and error
sangat penting bagi para pegawai, sehingga turbelensi lingkungan secara
bersama–sama akan dicoba untuk dikenali para pegawai dalam jenjang
manajemen strategis yang sesuai dengan kompetensi masing–masing
dalam organisasi perusahaan. Berbagai upaya tersebut perlu didukung
dengan motivasi yang besar dan pemberdayaan pegawai melalui
pendelegasian wewenang yang memadai untuk pengambilan keputusan,
serta diperlukan upaya penyesuaian yang berkelanjutan sesuai dengan
tujuan perusahaan. Dengan demikian, tolok ukur yang digunakan untuk
mengukur motivasi adalah jumlah saran per pegawai, jumlah saran yang
diimplementasikan, jumlah saran yang berhasil guna, dan jumlah pegawai
yang memahami visi dan tujuan perusahaan.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan mengawali perspektif lainnya. Perspektif
ini mendorong sumber daya manusia untuk meningkatkan kemampuannya, hal ini
akan mempengaruhi efisiensi dalam aktivitasnya, sehingga berakibat terhadap
perspektif internal bisnis yang didalamnya menghilangkan aktivitas–aktivitas untuk
menambah nilai, sehingga biaya operasional perusahaan akan menjadi berkurang.
Juga dengan adanya pembelajaran dan pertumbuhan akan meningkatkan
pendapatan perusahaan dan penurunan biaya. Peningkatan dan penurunan biaya
akan berakibat terhadap peningkatan laba perusahaan yang pada akhirnya akan
Neneng Dahtiah
341
meningkatkan Return on Investment atau Return on Assets perusahaan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriftip Verifikatif. Metode penelitian yang
digunakan adalah explanary survey yang bertujuan untuk memberikan kejelasan
hubungan antara variable independen penggunaan informasi akuntansi manajemen
(X) terhadap variabel dependen kinerja perusahaan berdasarkan pendekatan
balanced scorecard (Y) .
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode sensus, yaitu
penelitian yang mengambil semua populasi.
Metode Pengujian Data
Kesahihan dan kehandalan dari suatu penelitian tergantung dari alat ukur yang
digunakan dan data yang diperoleh. Jika alat ukur yang digunakan tidak sahih dan
tidak andal, maka hasilnya tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
Untuk itu diperlukan dua macam pengujian yaitu tes kesahihan (test of validity) dan
tes keandalan (test of reliability).
Skema Model Penelitian
Struktur model penelitian terlihat pada gambar dibawah ini :
Skema Model Penelitian
Penggunaan Informasi Akuntansi Manajemen
(X)
X1 : Laporan Rutin
X2 : Laporan Tidak Rutin
X3 : Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen
Kinerja Perusahaan
Berdasarkan pendekatan Balanced scorecard (Y)
ε
Ekspansi
Akuntansi
342
Skema tersebut menggambarkan pengaruh penggunaan informasi akuntansi
manajemen terhadap kinerja perusahaan berdasarkan pendekatan balanced
scorecard.
Operasionalisasi variabel
Untuk menentukan data apa yang diperlukan dalam penelitian ini, terlebih dahulu
perlu mengoperasionalkan variabel-variabel, maka operasionalisasi variabel dalam
penelitian ini adalah :
a. Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah penggunaan informasi akuntansi manajemen yang
terdiri dari Laporan Rutin, Laoporan Tidak rutin, dan Kualitas Informasi Akuntansi
Manajemen
1. Laporan rutin, berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wilson dan
Colford (1990) dan Agus Sulistiyono (2004) dengan indikator yang
disesuaikan dengan industri perhotelan, yaitu laporan penggunaan tempat
tidur, laporan penggunaan kamar, laporan rata–rata wisatawan menginap,
laporan pemakaian perlengkapan hotel, laporan kebutuhan kas, laporan
rugi laba, laporan persediaan tempat tidur, laporan biaya operasional,
laporan pendapatan, laporan pembelian perlengkapan hotel dan laporan
piutang.
2. Laporan tidak rutin, berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wilson dan
Colford (1990) dan H. Oka A. Yoeti (2004) dengan indikator yang
disesuaikan dengan industri perhotelan, yaitu analisis pulang pokok,
analisis kebijakan pemerintah, analisis market environment, analisis
dampak inflasi dan analisis segmen pasar.
3. Kualitas informasi akuntansi manajemen, berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Nash dan Heagy (1993), dengan indikator yang diukur
adalah informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu.
Pengukuran atas indikator penggunaan informasi akuntansi manajemen,
menggunakan skala ordinal dengan teknik skala likert’s. dengan menggunakan lima
angka penelitian. Untuk penelitian ini, penggunaan skala likert’s memiliki tiga variasi
jawaban yang disesuaikan dengan format pertanyaan, yaitu :
- Skor 5 untuk jawaban selalu/sangat tinggi/sangat meningkat
- Skor 4 untuk jawaban sering/tinggi/meningkat
- Skor 3 untuk jawaban kadang–kadang/cukup/tetap
- Skor 2 untuk jawaban kurang/rendah/menurun
Neneng Dahtiah
343
- Skor 1 untuk jawaban sangat kurang/sangat rendah/sangat menurun.
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah Kinerja Perusahaan berdasarkan Pendekatan Balanced
Scorecard berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Kaplan dan Norton (1996) dan
penelitian Chang dan Chow (1999) akan menghasilkan satu nilai karena walaupun
terdiri dari empat perspektif yaitu : perspektif keuangan perspektif pelanggan,
perspektif internal bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, namun
keempat perspektif tersebut merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu skala yang
digunakan adalah skala ordinal.
Perspektif keuangan indikatornya Return on Investment skala ordinalnya diperoleh
dengan cara mengelompokkan ratio-ratio dengan batasan yang ditentukan yaitu
batas bawah berupa tingkat deposito terendah, batas atas berupa rata–rata
perolehan return on investment dalam industri perhotelan. Perspektif pelanggan
indikator yang akan diukur yaitu pangsa pasar, mempertahankan wisatawan lama,
perolehan wisatawan baru, kepuasan wisatawan, dan profitabilitas wisatawan.
Perspektif internal bisnis, indikator yang akan diukur yaitu proses inovasi, proses
pelayanan wisatawan, dan proses pelayanan keluhan wisatawan. Perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan, indikator yang akan diukur yaitu kapabilitas
karyawan, kapabilitas sistem informasi, dan motivasi
Populasi dan sampel
Penelitian ini mengambil populasi Hotel di Kota Bandung. Selanjutnya diambil
sampel dengan teknik purposive sampling dengan batasan sampel adalah hotel
bintang empat dan lima di Kota Bandung yang telah berdiri lebih dari 10 tahun.
Pemilihan hotel bintang empat dan lima didasarkan pada pertimbangan bahwa hotel
bintang empat dan lima telah distandarisasi sesuai dengan standar internasional.
sehingga peneliti menganggap representatif untuk menggambarkan kondisi hotel
secara umum. Selanjutnya pemilihan hotel bintang empat dan lima di Kota Bandung
yang telah berdiri lebih dari 10 tahun dengan pertimbangan bahwa hotel tersebut
telah melakukan pengukuran kinerja. Dengan demikian hotel yang diteliti adalah
hotel bintang empat dan lima di Kota Bandung yang berjumlah sebelas hotel.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang diperoleh melalui teknik
pengumpulan data penyebaran kuesioner yang ditujukan kepada 8 responden untuk
masing–masing hotel yang meliputi : Manajer Room Division, Manajer Akuntansi,
Ekspansi
Akuntansi
344
Manajer Pembelian, Manejer Umum, Manajer Pemasaran, Manajer Food and
Beverage, Manajer Teknik , Manajer Personalia
Pengujian Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, kesahihan (validasi) dan kehandalan (reliabilitas) suatu
hasil penelitian tergantung pada alat pengukur (instrumen) yang digunakan dan data
yang diperoleh. Jika alat ukur yang digunakan tersebut tidak andal, maka hasilnya
tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk itu diperlukan dua
macam pengujian yaitu tes kesahihan (test of validity) dan tes kehandalan (test of
reliability).
Uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan adalah sebagai berikut:
(a) Uji Validitas (Test of Validity)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan benar-benar
mengukur apa yang diukur atau seberapa cermat suatu alat ukur melakukan
fungsinya, dengan cara menghitung korelasinya. Karena data yang akan diuji
validitasnya berskala ordinal maka untuk menghitung korelasinya digunakan teknik
korelasi product moment dengan rumus;
r = ])(.()([(
)).(()(
2222 YYnXXn
YXXYn
pada pengujian ini untuk menentukan apakah butir pernyataan dapat
dinyatakan valid atau tidak digunakan statistik uji t dengan rumus ;
t hitung = 21
2
r
nr
Dengan tingkat keyakinan 95 % (α = 0,05) , jika
1. thitung > ttabel, berarti pernyataan yang bersangkutan valid
2. thitung < ttabel, berartii butir pernyataan yang bersangkutan tidak valid
(b) Uji Reliabilitas (Test of Reliability)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan
tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut dalam
mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilakukan pada
waktu yang berbeda. Pengujian dilakukan terhadap item pernyataan yang valid.
Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas dengan teknik belah dua dari
Spearman-Brown dengan rumus ;
ri = 2 r b / 1 + r b
Neneng Dahtiah
345
dimana : r i = reliabilitas internal seluruh instrument atau pernyataan
r b = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Reliabel dari setiap pernyataan akan ditunjukkan dengan hasil r i positif dan ri >
0,7.
Metode Transformasi Data
Karena data variabel X1, X2 dan X3 yang diperoleh melalui kuesioner merupakan
data dengan skala ordinal, maka agar dapat dianalisis dengan statistik parametrik;
data tersebut harus dinaikkan skalanya menjadi interval dengan menggunakan
method of successive interval (MSI) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(a) Perhatikan setiap item pertanyaan dalam kuesioner.
(b) Untuk setiap item tersebut, tentukan berapa orang responden yang
mendapat skor 1, 2, 3, 4, 5 yang selanjutnya disebut frekuensi (f).
(c) Setiap frekuensi dibagi dengan jumlah responden, hasilnya disebut
proporsi
(d) Hitung proporsi kumulatif (pk).
(e) Hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan
menggunakan tabel normal.
(f) Tentukan nilai interval skala atau SV (scale value) untuk setiap z dengan
rumus:
(Density at lower limit)–(Density at upper limit) Scale Value = (Area under upper limit)–(Area under lower limit)
(g) Ganti scale value terkecil (harga negatif terbesar) menjadi sama dengan 1
(satu) dan transformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala
terkecil sehingga diperoleh transformed scale value atau TSV dengan
rumus:
TSV = Y = SV + SV min + 1
Metode Analisis Data
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, pertama–tama dilakukan dengan uji
analisis jalur untuk memperlihatkan hubungan antar variabel independen dengan
variabel dependen seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Ekspansi
Akuntansi
346
Keterangan :
X1 = Laporan rutin X2 = Laporan tidak rutin X3 = Kualitas informasi akuntansi manajemen Y = Kinerja perusahaan dengan pendekatan Balanced scorecard ε 1 = Variabel lain yang mempengaruhi Y rx1x2 = Koefisien korelasi antara variabel X1dan X2 rx1x3 = Koefisien korelasi antara variabel X1dan X3 rx2x3 = Koefisien korelasi antara variabel X2dan X3 Pyxl = Koefisien jalur dari X1 keY Pyx2 = Koefisien jalur dari X2 ke Y Pyx3 = Koefisien jalur dari X3 ke Y Pyε1 = Koefisien jalur dari ε 1 keY
Analisis jalur dipergunakan dengan pertimbangan bahwa pola hubungan antar
variabel dalam penelitian ini adalah korelatif dan kausalitas. Data yang terkumpul
akan dianalisis hubungan kausalitas antara variabel–variabel atau dimensi–dimensi
yang dilakukan dengan menggambarkan analisis jalur (Harun Al Rasyid 1994 : 14)
yang memperlihatkan pengaruh laporan rutin, laporan tidak tidak, dan kualitas
informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja perusahaan berdasarkan
pendekatan balanced scorecard.. Adapun langkah kerja untuk menghitung koefisien
jalur pada paradigma tersebut menurut modifikasi Harun Al Rasjid (1994:7-9) ialah
sebagai berikut:
1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proporsi
hipotesis yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya.
2. Hitung matriks korelasi antar variabel.
1
:.
21
1211
XurX
XurXXrX
R
Y
Pyε
ε 1 X1
X2
2
X3
rx1x2
rx2x3
rx1x3
Pyx1
Pyx3
Pyx2
Neneng Dahtiah
347
3. Identifikasikan substruktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien
jalurnya dalam persamaan:
Xu = Pxux1X1 + Pxux2X2 + ... + PxuxkXk + ε
Hitung matriks korelasi antar variabel penyebab yang menyusun
substruktur tersebut.
1
:.
21
1211
1
XkrX
XkrXXrX
R
4. Hitung matriks invers R1-1
kk
k
k
C
CC
CCC
R:.
222
11211
1
1
5. Hitung semua koefisien jalur Pxuxi, i = 1,2,3,...,k melalui rumus:
xuxk
xux
xux
kk
k
k
xuxk
xux
xux
r
r
r
C
CC
CCC
P
P
P
::.:
2
1
222
11211
2
1
4. Hitung R2xu(x1,x2,...,xk) untuk menghitung determinasi total atau determinasi
multipel X1,X2,...,Xk terhadap Xu dengan rumus:
xuxk
xux
xux
xuxkxuxxuxxkxxxu
r
r
r
PPPR:
2
1
21),...,2,1(2
5. Hitung Pxuε berdasarkan rumus:
6. Uji kemaknaan (test of signifikan) dianggap tidak perlu, karena penelitian ini
dilakukan secara sensus. Sedangkan untuk menghitung pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Langsung
),...2,1(21 xxkxxxuxu RP
Ekspansi
Akuntansi
348
Y ← Xi → Y = (PYXi)(PYXi) ; dimana i = 1,2, dan 3
b. Pengaruh yang melalui hubungan korelatif
Y ← Xi Ω Xj → Y = (PYXi) (rxixj) (r(PYXj) ; dimana i = yang berpengaruh, j
= yang dilalui
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Hasil uji validitas laporan rutin menunjukkan bahwa 11 item pertanyaan untuk
variabel penggunaan informasi Laporan Rutin (X) tersebut semuanya valid.,
memiliki nilai thitung yang lebih besar dari ttabel pada tingkat derajat bebas 9 dan =
0,05, sebesar 1,833, sedangkan hasil uji reliabilitas terhadap 11 item dikatakan
reliabel , memiliki koefisien reliabilitas (split Half) lebih besar dari 0,7, yaitu sebesar
0,914.
Hasil Uji validitas dan reliabilitas dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas penggunaan informasi Laporan Rutin
No. Item
Koefisien Korelasi
t-hitung t-tabel
Keterangan
1 0,631 2,439 1,833 Valid
2 0,680 2,781 1,833 Valid
3 0,940 8,240 1,833 Valid
4 0,578 2,122 1,833 Valid
5 0,673 2,732 1,833 Valid
6 0,586 2,167 1,833 Valid
7 0,691 2,870 1,833 Valid
8 0,810 4,144 1,833 Valid
9 0,566 2,061 1,833 Valid
10 0,659 2,625 1,833 Valid
11 0,681 2,788 1,833 Valid
Koefisien korelasi total skor item belahan ganjil dengan genap = 0,841
Koefisien reliabilitas (split Half) = 0,914
Hasil uji validitas Laporan Tidak Rutin menunjukkan bahwa 5 item pertanyaan untuk
variabel penggunaan informasi Laporan Tidak Rutin (X2) tersebut semuanya valid.,
memiliki nilai thitung yang lebih besar dari ttabel pada tingkat derajat bebas 9 dan =
0,05, sebesar 1,833, sedangkan hasil uji reliabilitas terhadap 5 item dikatakan
reliabel , memiliki koefisien reliabilitas (split Half) lebih besar dari 0,7, yaitu sebesar
0,835
Hasil Uji validitas dan reliabilitas dapat digambarkan sebagai berikut
Neneng Dahtiah
349
Tabel : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas penggunaan informasi Laporan Tidak
Rutin
No. Item
Koefisien Korelasi
t-hitung t-tabel
Keterangan
1 0,634 2,463 1,833 Valid
2 0,588 2,183 1,833 Valid
3 0,700 2,945 1,833 Valid
4 0,811 4,158 1,833 Valid
5 0,743 3,328 1,833 Valid
Koefisien korelasi total skor item belahan ganjil dengan genap = 0,717
Koefisien reliabilitas (split Half) = 0,835
Hasil uji validitas kualitas informasi akuntansi manajeen menunjukkan bahwa 5 item
pertanyaan untuk variabel penggunaan informasi kualitas informasi akuntansi
manajemen (X3) tersebut semuanya valid., memiliki nilai thitung yang lebih besar dari
ttabel pada tingkat derajat bebas 9 dan = 0,05, sebesar 1,833, sedangkan hasil uji
reliabilitas terhadap 5 item dikatakan reliabel , memiliki koefisien reliabilitas (split
Half) lebih besar dari 0,7, yaitu sebesar 0,899
Hasil Uji validitas dan reliabilitas dapat digambarkan sebagai berikut
Tabel : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas penggunaan informasi Laporan Tidak
Rutin
No. Item
Koefisien Korelasi
t-hitung t-tabel
Keterangan
1 0,777 3,706 1,833 Valid
2 0,699 2,931 1,833 Valid
3 0,581 2,143 1,833 Valid
4 0,812 4,173 1,833 Valid
5 0,676 2,754 1,833 Valid
Koefisien korelasi total skor item belahan ganjil dengan genap = 0,817
Koefisien reliabilitas (split Half) = 0,899
Hasil uji validitas Kinerja Perusahaan Berdasarkan Pendekatan Balanced Scorecard
menunjukkan bahwa 18 item pertanyaan untuk variabel Kinerja Perusahaan
Berdasarkan Pendekatan Balanced Scorecard tersebut semuanya valid., memiliki
nilai thitung yang lebih besar dari ttabel pada tingkat derajat bebas 9 dan = 0,05,
sebesar 1,833, sedangkan hasil uji reliabilitas terhadap 18 item dikatakan reliabel ,
memiliki koefisien reliabilitas (split Half) lebih besar dari 0,7, yaitu sebesar 0,969.
Hasil Uji validitas dan reliabilitas dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel : Hasil Uji Validitas dan reliabilitas Kinerja Perusahaan Berdasarkan
Pendekatan Balanced Scorecard
No. Item
Koefisien Korelasi
t-hitung t-tabel
Keterangan
1 0,706 2,988 1,833 Valid
Ekspansi
Akuntansi
350
No. Item
Koefisien Korelasi
t-hitung t-tabel
Keterangan
2 0,577 2,120 1,833 Valid
3 0,685 2,818 1,833 Valid
4 0,845 4,731 1,833 Valid
5 0,795 3,931 1,833 Valid
6 0,540 1,927 1,833 Valid
7 0,770 3,616 1,833 Valid
8 0,763 3,545 1,833 Valid
9 0,700 2,940 1,833 Valid
10 0,745 3,346 1,833 Valid
11 0,834 4,533 1,833 Valid
12 0,676 2,753 1,833 Valid
13 0,679 2,771 1,833 Valid
14 0,655 2,598 1,833 Valid
15 0,737 3,276 1,833 Valid
16 0,689 2,851 1,833 Valid
17 0,691 2,867 1,833 Valid
18 0,783 3,782 1,833 Valid
Koefisien korelasi total skor item belahan ganjil dengan genap = 0,934
Koefisien reliabilitas (split Half) = 0,969
Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Pengaruh penggunaan informasi akuntansi manajemen terdiri dari laporan rutin
(X1), laporan tidak rutin (X2), kualitas informasi akuntansi manajemen (X3) terhadap
kinerja perusahaan (Y) berdasarkan pendekatan balanced scorecard dihitung
melalui analisis jalur (Path Analysis).
Analisis jalur dalam penelitian ini, data mentah hasil kuesioner yang dikumpulkan
dari responden yang skala ukurannya ordinal di transformasikan menjadi data
berskala interval dengan Methode of Succesive Intervals. Selanjutnya dari total skor
untuk setiap variabel dihitung nilai korelasi antar variabel.
Laporan rutin (X1), laporan tidak rutin (X2), dan kualitas informasi akuntansi
manajemen (X3) sebagai variabel sebab/eksogenus sedangkan variabel
akibat/endogenus adalah kinerja perusahaan (Y).
Koefisien Korelasi
Korelasi antara variabel laporan rutin, laporan tidak rutin, dan akuntansi manajemen informasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Hasil perhitungan koefisien korelasi antar variable sebab (X1,X2,X3) dan variabel
akibat (Y) adalah laporan rutin (X1) dengan laporan tidak rutin (X2) sebesar 0,349,
laporan rutin (X1) dengan kualitas informasi akuntansi manajemen (X3) sebesar
0,353, laporan rutin(X1) dengan kinerja perusahaan (Y) sebesar 0,677. Laporan
tidak rutin (X2) dengan kualitas informasi akuntansi manajemen (X3) sebesar 0,289,
Neneng Dahtiah
351
laporan tidak rutin (X2) dengan kinerja perusahaan (Y) sebesar 0,637. Kualitas
informasi akuntansi manajemen (X3) dengan kinerja perusahaan (Y) sebesar 0,505.
Koefisien Jalur
Dari nilai korelasi yang diperoleh dilakukan perhitungan koefisien jalur dengan
menggunakan program SPSS sebagai berikut :
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -52.692 32.915 -1.601 .153
Laporan Rutin .935 .488 .453 1.917 .097
Laporan Tidak Rutin 2.592 1.443 .415 1.797 .115
Kualitas InformasiAkuntansi Manajemen
.991 1.016 .225 .975 .362
a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
Correlations
Laporan Rutin
Laporan Tidak Rutin
Kualitas Infor. Ak.
Manajemen Kinerja
Perusahaan
Laporan Rutin Pearson Correlation
1 .349 .353 .677*
Sig. (2-tailed) .294 .288 .022
N 11 11 11 11
Laporan Tidak Rutin Pearson Correlation
.349 1 .289 .637*
Sig. (2-tailed) .294 .389 .035
N 11 11 11 11
Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen
Pearson Correlation
.353 .289 1 .505
Sig. (2-tailed) .288 .389 .113
N 11 11 11 11
Kinerja Perusahaan Pearson Correlation
.677* .637
* .505 1
Sig. (2-tailed) .022 .035 .113
N 11 11 11 11
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Ekspansi
Akuntansi
352
Hasil perhitungan koefisien jalur untuk masing-masing variabel adalah laporan rutin
(X1) sebesar 0,453, laporan tidak rutin (X2) sebesar 0,415, dan kualitas informasi
akuntansi manajemen (X3) sebesar 0,225.
Struktur jalur dan koefisien jalurnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengaruh Laporan Rutin, Laporan Tidak Rutin, dan Kualitas Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Perusahaan berdasarkan Balanced Scorecard secara parsial dan bersama-sama
Setelah diperoleh nilai koefisien korelasi dan koefisien jalur di atas, dapat dihitung
besarnya pengaruh laporan rutin (X1), laporan tidak rutin (X2), dan kualitas informasi
akuntansi manajemen (X3) baik secara parsial maupun secara bersama-sama
terhadap kinerja perusahaan sebagai berikut :
a. Pengaruh laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi
akuntansi manajemen secara parsial terhadap kinerja perusahaan.
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel laporan rutin, laporan tidak rutin, dan
kualitas informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja perusahaan secara parsial
adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh laporan rutin terhadap kinerja perusahaan
Besarnya pengaruh laporan rutin secara langsung dan tidak langsung adalah
sebagai berikut :
Pengaruh X1 terhadap Y
Pengaruh X1 terhadap Y langsung = PYX1.PYX1 = 0,205
Pengaruh X1 terhadap Y melalui X2 = PYX1. r x1.x2. PYX2 = 0,066
Pengaruh X1 terhadap Y melalui X3 = PYX1. r x1.x3. PYX3 = 0,036
Pengaruh Total 0,307
Y
Pyε
ε 1 X1
X2
X3
rx1x2 = 0,349
rx2x3 = 0,289
rx1x3=0,353
Pyx1 = 0453
Pyx3 =0,225
Pyx2 = 0,415
Neneng Dahtiah
353
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui secara langsung laporan rutin
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan sebesar 20,5 %. Nilai tersebut
menyatakan besarnya pengaruh terhadap kinerja perusahaan tanpa melibatkan
faktor lain. Besarnya pengaruh yang tidak langsung karena ada saling keterkaitan
antara variabel laporan rutin dan tidak rutin adalah 6,6 % serta pengaruh tidak
langsung karena ada saling keterkaitan antara variabel laporan rutin dan kualitas
informasi akuntansi manajemen adalah sebesar 3,6 %.
Secara total pengaruh laporan rutin terhadap kinerja perusahaan sebesar 30,7 %.
Jadi semakin meningkat penggunaan laporan tidak rutin, maka kinerja perusahaan
akan semakin meningkat pula.
2. Pengaruh laporan tidak rutin terhadap kinerja perusahaan
Besarnya pengaruh laporan tidak rutin secara langsung dan tidak langsung adalah
sebagai berikut :
Pengaruh X2 terhadap Y
Pengaruh X2 terhadap Y langsung = PYX2 . PYX2 = 0,172
Pengaruh X2 terhadap Y melalui X1 = PYX2. r x2.x1. PYX1 = 0,066
Pengaruh X2 terhadap Y melalui X3 = PYX2. r x2.x3. PYX3 = 0,027
Pengaruh Total 0,265
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui secara langsung laporan tidak rutin
berpengaruh sebesar 17,2 % terhadap kinerja perusahaan. Nilai tersebut
menyatakan besarnya pengaruh terhadap kinerja perusahaan tanpa melibatkan
faktor lain. Besarnya pengaruh yang tidak langsung karena ada saling keterkaitan
antara variabel laporan tidak rutin dan laporan rutin adalah 6,6 % serta pengaruh
tidak langsung karena ada saling keterkaitan antara variabel laporan tidak rutin dan
kualitas informasi akuntansi manajemen adalah sebesar 2,7 %.
Secara total pengaruh laporan rutin terhadap kinerja perusahaan sebesar 26,5 %.
Jadi semakin meningkat penggunaan laporan tidak rutin, maka kinerja perusahaan
akan
semakin meningkat pula.
3. Pengaruh kualitas informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja
perusahaan.
Besarnya pengaruh kualitas informasi akuntansi manajemen secara langsung dan
tidak langsung adalah sebagai berikut :
Pengaruh X3 terhadap Y
Pengaruh X3 terhadap Y langsung = PYX3.PYX3 = 0,051
Pengaruh X3 terhadap Y melalui X1 = PYX3. r x3.x1. PYX1 = 0,036
Ekspansi
Akuntansi
354
Pengaruh X3 terhadap Y melalui X2 = PYX3. r x2.x3. PYX2 = 0,027
Pengaruh Total 0.114
Diperoleh hasil bahwa secara langsung kualitas informasi akuntansi manajemen
berpengaruh sebesar 5,1 % terhadap kinerja perusahaan. Nilai tersebut
menyatakan besarnya pengaruh terhadap kinerja perusahaan tanpa melibatkan
faktor lain. Besarnya pengaruh yang tidak langsung karena ada saling keterkaitan
antara variabel kualitas informasi akuntansi manajemen dan laporan rutin adalah
3,6 % dan pengaruh tidak langsung karena ada saling keterkaitan antara variabel
kualitas informasi akuntansi manajemen laporan tidak rutin adalah sebesar 2,7 %.
Secara total pengaruh laporan rutin terhadap kinerja perusahaan sebesar 11,4 %.
Jadi semakin meningkat penggunaan kualitas informasi akuntansi manajemen,
maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat pula.
b. Pengaruh laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi
akuntansi manajemen secara bersama-sama terhadap kinerja perusahaan
Untuk mengetahui pengaruh laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi
akuntansi manajemen terhadap kinerja perusahaan akan dilihat hasil penghitungan
dalam model summary, khususnya angka R square di bawah ini:
R Square
ChangeF Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .827a .684 .549 7.469 .684 5.056 3 7 .036
a. Predictors: (Constant), Kualitas InformasiAkuntansi Manajemen, Laporan Tidak Rutin, Laporan Rutin
b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai R square (r2) yang diperoleh adalah
0,684.dengan nilai sig = 0,036. Angka tersebut mempunyai arti bahwa laporan rutin,
laporan tidk rutin, dan kualitas informasi akuntansi manajemen secara bersama-
sama berpengaruh signifikan (0,036 < 0,05) terhadap pengukuran kinerja sebesar
68,4%, sedangkan sisanya 31,6% (100% - 6841%) dipengaruhi oleh faktor lain.
Dengan kata lain, variabilitas pengukuran kinerja yang dapat diterangkan/dijelaskan
dengan menggunakan variabel laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas
informasi akuntansi manajemen adalah sebesar 68,4%, sedangkan 31,6%
disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar variabel tersebut.
Pembahasan
Berdasarkan Analisis data dan perhitungan diatas di atas menunjukkan hal-hal
sebagai berikut :
Neneng Dahtiah
355
1. Penggunaan laporan rutin secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa penggunaan informasi
akuntansi manajemen dari segi laporan rutin mempengaruhi kinerja perusahaan.
Dengan kata lain laporan-laporan yang didesain perusahaan sangat dibutuhkan
oleh manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil operasional yang dicapai
dan sebagai laporan pengendalian harian. Dengan demikian laporan rutin telah
meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Wilson dan Colford (1990 : 47).
2. Penggunaan laporan tidak rutin secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa penggunaan informasi
akuntansi manajemen dari segi laporan tidak rutin mempengaruhi kinerja
perusahaan. Dengan kata lain laporan-laporan yang bersifat tidak secara
periodik dapat menganalisis alternatif-alternatif yang dipilih sehingga mampu
menentukan kinerja perusahaan. Dengan demikian penggunaan laporan yang
bersifat tidak rutin telah mampu meningkatkan kinerja perusahaan, artinya kinerja
perusahaan ditentukan oleh digunakannya laporan tidak rutin.
3. Kualitas informasi akuntansi manajemen secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa informasi akuntansi
manajemen yang berkualitas yaitu informasi yang akurat, relevan dan tepat
waktu mempengaruhi kinerja perusahaan. Dengan kata lain kualitas informasi
akuntansi manajemen tidak kehilangan kesempatan untuk pembuatan
keputusan yang tepat, kemudian manajemen perusahaan dapat membuat
justifikasi alternatif berdasarkan informasi tersebut, sehingga akan meningkatkan
kinerja perusahaan. Dengan demikian kualitas informasi akuntansi manajemen
mampu meningkatkan kinerja perusahaan, artinya kinerja perusahaan ditentukan
oleh kualitas informasi akuntansi manajemen. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nichol
dan Gallier (1990).
4. Penggunaan informasi akuntansi manajemen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa
penggunaan laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi akuntansi
manajemen secara bersama-sama akan meningkatkan kinerja perusahaan.
Dengan demikian dalam hal penggunaan laporan-laporan tersebut baik laporan
rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi akuntansi manajemen telah
mampu meningkatkan kinerja perusahaan, artinya kinerja perusahaan dengan
pendekatan balanced scorecard yang meliputi perspektif keuangan, perspektif
Ekspansi
Akuntansi
356
pelanggan, perspektif proses internal bisnis, dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan ditentukan oleh laporan yang efektif yang didesain oleh
manajemen perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Goodman (1993)
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.a Penggunaan laporan rutin berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
perusahaan. Hal ini berarti bahwa dengan digunakannya laporan secara efektif
akan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan dan sebagai laporan
pengendalian harian, yang akan meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wilson dan Colford (1990).
Dengan demikian semakin sering digunakannya laporan rutin, kinerja
perusahaan akan semakin baik.
b. Penggunaan laporan tidak rutin berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
perusahaan. Hal ini berarti bahwa dengan digunakannya laporan tersebut
manajer perusahaan dapat menganalisis alternatif yang akan diambil, sehingga
akan meningkatkan kinerja perusahaan.. Dengan demikian semakin sering
digunakannya laporan tidak rutin, kinerja perusahaan akan semakin baik. Hal ini
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wilson dan Colford (1990)
c. Penggunaan informasi akuntansi yang berkualitas berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berarti bahwa kualitas informasi akuntansi
manajemen akan menghasilkan informasi yang tepat, yang akan menghasilkan
pengambilan keputusan yang terhindar dari kesalahan sehingga akan
meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nichol dan Gallier (1990). Dengan demikian semakin baik
kualitas informasi akuntansi manajemen, kinerja perusahaan akan semakin
baik.
2. Penggunaan laporan rutin, laporan tidak rutin, dan kualitas informasi akuntansi
manajemen secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Hal ini berarti bahwa penggunaan laporan rutin, laporan tidak rutin dan kualitas
informasi akuntansi manajemen secara bersama-sama akan menentukan
kinerja perusahaan. Semakin sering diunakannya laporan rutin, laporan tidak
Neneng Dahtiah
357
rutin, dan kualitas informasi akuntansi manajemen secara bersama-sama,
kinerja perusahaan akan semakin baik. Hal ini sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Goodman (1993).
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mutasowiffin, 2002 “. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai tolok Ukur Penilaian Pada Badan Usaha berbentuk Koperasi “. Jurnal Universitas Paramadina Vol 1 No 3. Anthony, Robert N., David F. Hawkins , Kenneth A. Merchant, 1999, Accounting Text and Cases. Tenth edition Mc. Graw – Hill Richard D. Irwin, S. Singapore. Atkinson, Kaplan and Mark Young. 2004. Management Accounting. Fourth Edition , Prentice Hall Chang , Otto ,H and Chee, W. Chow 1999. “ The Balanced Scorecard : a potential Tool for Supporting Change and Contnious improvement in Accounting Education “. issues in Accounting Education, Vol 14, No 3 August, PP 395-412. Horngren, Gray L sunden, Wiliam O Straton. 1999, Introduction to Management Accounting, Elevent Edition. Prentice – Hall. International, Inc, New jersey Sonny Yuwono, Edy Sukarno, dan Mahmud Ichsan. 2004. Petunjuk Praktis penyusunan Balanced Scorecard. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Syamsudin, 2003 “ Pengaruh Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Terhadap kinerja Keuangan Rumah Sakit Umum di Kota Makasar, Sulawesi Selatan”.
Teuku Mirza, 1997 Balanced Scorecard . Usahawan No 06 Th XXIV. Juni Wahyudi Prakarsa 1995. “Sistem Informasi Manajemen sebagai Pendukung dan Penentu Keunggulan Strategi Organisasi. “ Media Indonesia Nomor 05/ tahun II Warren, carl S, James M, Reeve , Philip F. Fess, Accounting. Seventh Edition.2002. South Western, Thomson Wheelen, Thomas E. and Hunger, J. David. 2002. Strategic Management and Business Policy. 8th Edition. Prentice Hall.