pengaruh penggunaan lks berbasis penemuan …
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN
TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA KONSEP PROTISTA
(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 94 Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Dany Prasetyo
NIM. 1111016100044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Protista disusun oleh Dany Prasetyo, Nomor Induk Mahasiswa 1111016100044, Program
Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 01 Juni 2016
Yang mengesahkan,
LEMBAR PENGE SAIIAN MI]NAQASAII
Skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing(Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Protista disusunoleh Dany Prasetyo, Nomor Induk Matrasiswa 1111016100044, diajukan kepadaFakultas Ilmu Tarbiyatr dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah padatanggal 9 Juni 2016 dihadapan dewan penguji. oleh karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta,23 Juni 2016
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Biologi)Dr.Yanti Herlantio M.Pd
NIP。 197101192007012010
PenguJl I
Dro Suiivo Mirantdη M.PdNIP。 196812282000031003
Pengtti H
Meirv Fadilah Noor.MoSi
NIP.19800562007102001
η/7
2′′t ・ 。|ら
Ke_n
ヤMA
1%三1
iv
ABSTRAK
Dany Prasetyo, NIM 1111016100044. “Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis
Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Konsep Protista”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan LKS berbasis
penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada konsep
Protista. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 94 Jakarta pada kelas X MIPA 1
sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol. Jumlah
sampel sebanyak 70 siswa yang terdiri dari 35 siswa sebagai kelas eksperimen dan
35 siswa sebagai kelas kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi
eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group design dan
teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling. Instrumen penelitian
ini adalah tes tertulis yang terdiri dari 10 butir soal dalam bentuk uraian dan
menggunakan lembar observasi. Teknik analisis data yang dilakukan untuk uji
normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji
Fisher, dilanjutkan uji hipotesis menggunakan uji-t pada taraf signifikansi (α=
0,05) didapatkan hasil thitung (3,66) > ttabel (1,99) sehingga hipotesis nol (H0)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada konsep Protista.
Kata kunci : LKS, Penemuan Terbimbing, Hasil Belajar.
v
ABSTRACT
Dany Prasetyo, NIM 1111016100044. “The Effect of Using Student Worksheet
Based on Guided Discovery toward Student’s Learning Result of Protist
Concept”. Skripsi of Biology Education Program Study, Science Education
Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic
University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
The aims of this research was to determine the effect of using student worksheet
based on guided discovery toward student’s learning result of Protist concept.
The research was held in 94 Senior High School Jakarta, at X MIPA 1 as the
experimental class and X MIPA 2 as the controlled class. The total number of the
samples were 70 students which consisted of 35 students as an experimental class
and 35 others as a controlled class. The method was used in this research was the
nonequivalent control group design of the quasi experimental design and the
sampling technique was used simple random sampling. The instrument of the
research was objective test which consisted of 10 essay items and used
observation sheet. The technique of data analysis used in this research were the
normality of the test through Liliefors test and the homogeneity of the test through
Fisher test and continued by testing the hypotheses of the test through t-test, at the
(α = 0,05) significance level, the result obtained was thitung (3,66) > ttabel (1,99)
therefore the the null hypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis
(Ha) is accepted. This suggests that use of student worksheet based on guided
discovery significantly affect on student’s learning result of Protist concept.
Keyword: Student Worksheet, Guided Discovery, Learning Result.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah memberikan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan LKS
Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Konsep Protista”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya
yang selalu bertakwa menjalankan perintah Allah SWT.
Banyak pihak telah memberikan bimbingan, arahan dan bantuan dalam
proses penyusunan skripsi dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
dalam penyelesaian skripsi dan semoga menjadi amal baik yang dibalas oleh
Allah SWT. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus
Dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan
motivasi selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, yang
telah memberikan ilmu dan bimbingan dalam menyelesaikan penulisan
skripsi.
5. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
ilmu, bimbingan, dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
6. Seluruh Dosen dan staf jurusan Pendidikan IPA, khususnya Program Studi
Pendidikan Biologi yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
7. Ibu Nengsih S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 94 Jakarta yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Bapak Saiful Azmi, S.Pd, MM selaku guru mata pelajaran Biologi yang
telah memberikan motivasi dan saran. Seluruh guru-guru SMAN 94 Jakarta
yang telah membantu selama melakukan penelitian.
9. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Dadang Suardi dan
Ibunda Suryanti, saudaraku Dony Prasetyo dan seluruh keluarga yang selalu
memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
10. Kepada teman-teman dan sahabat seperjuangan Program Studi Pendidikan
Biologi Angkatan Tahun 2011 khususnya kelas BIOBE atas segala
kebersamaan, motivasi dan inspirasi yang diberikan selama menutut ilmu di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tercinta.
11. Keluarga besar Himbio An-Nahl, HMPS Pendidikan Biologi, dan seluruh
keluarga Asisten Laboratorium Biologi yang telah memberikan ilmu,
motivasi dan doa.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis akan
selalu mengingat kebaikan dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi.
Mudah-mudahan bantuan dan doa yang telah diberikan mendapat pahala
dari Allah SWT. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif terhadap
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamin yaa
Rabbal ‘alamiin.
Jakarta, Juni 2016
Dany Prasetyo
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................ i
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH ................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................. iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 5
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis ........................................................................................ 7
1. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................. 7
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa ..................................................... 7
b. Fungsi Lembar Kerja Siswa ........................................................... 8
c. Tujuan Penyusunan LKS ............................................................... 8
d. Macam-Macam LKS ...................................................................... 8
e. Sistematika LKS ............................................................................ 10
f. Komponen-Komponen LKS .......................................................... 10
g. Langkah-Langkah Penyusunan LKS ............................................. 13
ix
2. Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ........................................ 14
a. Pengertian Penemuan (Discovery) ................................................ 14
b. Tahapan Pembelajaran Discovery ................................................. 15
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Discovery .................... 16
d. Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ................................. 17
e. Langkah-Langkah Pembelajaran Penemuan Terbimbing ............. 18
f. LKS Berbasis Penemuan Terbimbing ........................................... 18
3. Hasil Belajar ......................................................................................... 19
a. Pengertian Belajar ......................................................................... 19
b. Hasil Belajar ................................................................................. 20
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................ 22
d. Pengukuran Hasil Belajar .............................................................. 23
e. Konsep Protista ............................................................................. 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 28
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 29
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 33
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................ 33
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 34
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 35
E. Prosedur Penelitian ................................................................................. 35
1. Tahap Persiapan ............................................................................... 35
2. Tahap Pelaksanaan ........................................................................... 36
3. Tahap Akhir Penelitian .................................................................... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 36
G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 37
H. Kalibrasi Instrumen ................................................................................ 40
I. Teknik Analisis Data .............................................................................. 44
J. Hipotesis Statistika ................................................................................. 47
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 48
1. Deskripsi Data Hasil Pretest ................................................................. 48
2. Deskripsi Data Hasil Posttest................................................................ 49
3. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................ 50
4. Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................ 52
5. Deskripsi Hasil Observasi Siswa ......................................................... 52
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ......................................................... 55
1. Uji Normalitas ....................................................................................... 55
2. Uji Homogenitas ................................................................................... 57
3. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 58
C. Pembahasan ............................................................................................ 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 65
B. Saran ....................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 66
LAMPIRAN ...................................................................................................... 69
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian............................................................................. 34
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 37
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes .................................................................. 38
Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa ................................................................. 39
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Reliabilitas ............................................................ 41
Tabel 3.6 Indeks Tingkat Kesukaran ............................................................. 42
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda .............................................................. 43
Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................. 49
Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 50
Tabel 4.3 Data Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ......................... 50
Tabel 4.4 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................ 51
Tabel 4.7 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................................. 52
Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa ..................................................................... 53
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol......... 55
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...... 56
Tabel 4.11 Data Uji Homogenitas Hasil Pretest ............................................. 57
Tabel 4.12 Data Uji Homogenitas Hasil Posttest ............................................ 57
Tabel 4.13 Hasil Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................ 59
Tabel 4.14 Hasil Uji-t Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................... 59
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram alir langkah-langkah penyusunan LKS ......................... 13
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ......................................................................... 32
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............ 69
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................. 88
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ................................... 106
Lampiran 4 Rubrik Penilaian LKS Kelas Eksperimen ................................ 118
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol .......................................... 126
Lampiran 6 Rubrik Penilaian LKS Kelas Kontrol ....................................... 130
Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen Tes ........................................................... 132
Lampiran 8 Hasil Anates Uji Validasi Instrumen Tes ................................. 140
Lampiran 9 Instrumen Tes (Pretest dan Posttest) ......................................... 145
Lampiran 10 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........ 147
Lampiran 11 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) .............................................. 148
Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa ........................................................... 149
Lampiran 13 Hasil Wawancara ...................................................................... 156
Lampiran 14 Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................... 157
Lampiran 15 Uji Normalitas .......................................................................... 159
Lampiran 16 Uji Homogenitas ....................................................................... 163
Lampiran 17 Uji Hipotesis ............................................................................. 165
Lampiran 18 Lembar Uji Referensi ............................................................... 167
Lampiran 19 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................ 174
Lampiran 20 Surat Izin Penelitian................................................................... 176
Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 177
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pendidikan bukan suatu hal yang statis melainkan suatu hal yang
dinamis, sehingga menuntut adanya suatu perubahan dan perbaikan secara terus
menerus. Perubahan dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat
dilakukan melalui perubahan kurikulum, metode mengajar, dan bahan ajar yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Perubahan yang dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kualitas pendidikan yakni dengan
menerapkan kurikulum 2013.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada dimensi pedagogik modern
yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang dalam
pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan.1 Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran menyentuh
empat ranah yaitu ranah spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Penerapan keempat ranah kurikulum 2013 tersebut dapat diaplikasikan dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan.2 Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan
untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui
eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.3 Pendidikan IPA di sekolah
diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
1 Erlin Nur Wahyuni, Novita Kartika Indah, Sunu Kuntjoro, Penerapan LKS Berbasis
Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pencemaran Lingkungan
Kelas X SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo, Jurnal Bioedu Vol.3, 2014, h.594. 2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
KTSP, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet.2, h.153. 3 Ibid., h.152.
2
alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan
kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada metode ilmiah sesuai dengan hakikat
sains.
Hakikat sains meliputi tiga aspek yakni produk, proses, dan sikap ilmiah.
Aspek produk meliputi pengetahuan, konsep, dan prinsip-prinsip sains, sementara
aspek proses terkait dengan serangkaian kegiatan ilmiah yang memungkinkan
pengetahuan atau produk diperoleh. Sikap ilmiah merupakan sikap seorang
peneliti ketika melakukan sebuah pengamatan maupun penyelidikan.4 Penerapan
hakikat sains dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan.
Masalah pendidikan yang dirasa saat ini adalah mengenai kualitas
pendidikan. Hal ini terlihat dari kemampuan kognitif siswa khususnya pada
pelajaran Biologi yang masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
bidang studi Biologi di SMAN 94 Jakarta, terdapat beberapa permasalahan dalam
pembelajaran Biologi antara lain rendahnya hasil belajar siswa pada konsep
Protista. Hal ini berdasarkan dari hasil nilai ulangan harian kelas X konsep
Protista yang masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.
Guru kurang memberi kesempatan siswa melakukan kegiatan eksperimen
dikarenakan guru menganggap kegiatan eksperimen banyak menyita waktu dan
alat yang digunakan terbatas. Hal ini dapat membuat pemahaman siswa mengenai
materi Protista berkurang, karena siswa jarang melakukan kegiatan eksperimen
dan tidak ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. LKS yang digunakan
sekolah merupakan jenis LKS konvensional yaitu LKS yang hanya berisikan
ringkasan materi dan soal-soal kognitif.5
Salah satu solusi yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan-
permasalahan tersebut adalah menyediakan bahan ajar yang dapat melibatkan
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun pengetahuan
secara mandiri dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bahan ajar yang
4 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.1, h.161. 5 Lampiran 13, h.156.
3
digunakan untuk memenuhi kriteria tersebut dengan menggunakan Lembar Kerja
Siswa (LKS).
Lembar Kerja Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-
lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan
tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai.6 Pembelajaran menggunakan LKS akan
bermanfaat bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga
memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara mandiri dan kreatif dalam
mengembangkan dirinya. Penggunaan bahan ajar berupa LKS dalam proses
pembelajaran berfungsi untuk memudahkan siswa memahami materi yang akan
diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran
Biologi khususnya dalam kegiatan praktikum atau eksperimen membutuhkan LKS
agar siswa dapat memahami petunjuk-petunjuk yang diberikan dan menemukan
konsep yang dipelajari serta terampil dalam melakukan kegiatan ilmiah. Salah
satu penerapan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis
penemuan terbimbing (guided discovery).
LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan salah
satu inovasi bahan ajar yang mengorientasikan siswa pada suatu masalah untuk
dipecahkan dengan bimbingan guru melalui suatu kegiatan penemuan sehingga
menuntut peran aktif siswa dalam menemukan konsep dan memecahkan suatu
masalah.
Pembelajaran menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing memiliki
beberapa keunggulan yaitu siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
yang disajikan, menanamkan sikap mencari-temukan, mendukung kemampuan
problem solving siswa, memberikan wahana interaksi antar siswa maupun siswa
dengan guru, materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang
tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses
menemukannya.7 Peranan guru dalam proses pembelajaran hanya sebagai
6 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press,
2011), Cet.2, h.204. 7 Erlin Nur Wahyuni, Novita Kartika Indah, Sunu Kuntjoro, op.cit., h.595.
4
pembimbing, pemberi arahan dan fasilitator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dalam
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.8
Salah satu materi Biologi yang dapat dipelajari dengan menggunakan LKS
berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) adalah materi Protista. Pada
materi Protista kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Dasar (KD) 3.5 menerapkan
prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Protista berdasarkan ciri-ciri umum
kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan
sistematis. Kemudian Kompetensi Dasar 4.5 merencanakan dan melaksanakan
pengamatan tentang ciri-ciri dan peran Protista dalam kehidupan dan menyajikan
hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar. Kompetensi dasar tersebut
menunjukkan bahwa selain siswa memahami materi Protista secara konsep, siswa
juga dituntut melaksanakan kegiatan eksperimen yang bertujuan untuk
memudahkan siswa memahami materi Protista. Pembelajaran menggunakan LKS
saat melakukan kegiatan eksperimen membuat siswa mendapatkan pengalaman
secara langsung dalam belajar sehingga dapat membangun pengetahuannya
sendiri dan pembelajaran akan lebih bermakna.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Protista.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis
mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada konsep Protista berdasarkan hasil nilai
ulangan harian kelas X yang masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM).
8 Silvia Estuningsih, Endang Susantini, dan Isnawati, Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Pada Materi Substansi Genetika, Jurnal Bioedu Vol.2, 2013,
h.30.
5
2. Guru kurang memberi kesempatan siswa melakukan kegiatan eksperimen,
karena guru menganggap kegiatan eksperimen banyak menyita waktu dan alat
yang digunakan terbatas sehingga siswa tidak berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
3. LKS yang digunakan sekolah merupakan jenis LKS konvensional yaitu LKS
yang hanya berisikan ringkasan materi dan soal-soal kognitif.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terfokuskan, maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Konsep dalam penelitian ini adalah Protista. Protista mempelajari organisme
bersifat eukariotik yang berukuran mikroskopik dan didalam kompetensi dasar
siswa dituntut memahami secara kognitif dan keterampilan melalui kegiatan
eksperimen.
2. Jenis LKS yang digunakan dalam penelitian adalah LKS untuk menemukan
suatu konsep. Penggunaan LKS ini akan memudahkan siswa memahami materi
yang akan diajarkan dan menanamkan sikap mencari-temukan dalam diri
siswa.
3. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif siswa. Ranah kognitif diukur
dengan menggunakan tes hasil belajar biologi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah penggunaan LKS
berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada konsep Protista?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar
siswa pada konsep Protista.
6
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Dengan penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery)
dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru
Memberikan informasi sejauh mana pengaruh penggunaan LKS berbasis
penemuan terbimbing (guided discovery) dalam proses pembelajaran Biologi.
3. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan bahwa dengan menggunakan LKS
berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dapat meningkatkan hasil
belajar dan kualitas pembelajaran Biologi.
4. Bagi peneliti, menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam membuat LKS dan
memberikan informasi tentang pengaruh penggunaan LKS berbasis penemuan
terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa.
7
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan alat bantu pengajaran berupa
lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Sebuah LKS bukan
hanya memuat soal-soal latihan, tetapi juga memuat materi pokok yang harus
dipelajari, dipahami, dan dikuasai oleh siswa.1 Lembar Kerja Siswa merupakan
suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan,
dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.2
LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa
untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar
sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.3 LKS merupakan
salah satu bentuk bahan ajar yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam
memfasilitasi kegiatan pembelajaran siswa. LKS berisi petunjuk dan langkah-
langkah untuk menyelesaikan tugas.4
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian LKS, dapat
disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu bahan ajar cetak
berupa lembaran-lembaran untuk mengembangkan kemampuan kognitif maupun
psikomotorik yang harus dikerjakan oleh peserta didik sesuai kompetensi dasar
1 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.1,
h.374. 2 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press,
2011), Cet.2, h.204. 3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
KTSP, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.111. 4 Nessa Anugra Rahmi, Djusmaini Djamas, Nurhayati, Pengaruh Lembar Kerja Siswa
Berbasis PQ4R terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Kelas VIII SMPN 1 Linggo Sari Baganti, Pillar
Of Physics Education, Vol.2, 2013, h.115.
8
yang dicapai. Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan, dan
tugas yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Selain itu, peserta didik juga
mendapatkan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.
b. Fungsi Lembar Kerja Siswa
Berdasarkan pengertian LKS yang telah diuraikan, LKS memiliki empat
fungsi, yaitu 1) sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik,
namun lebih mengaktifkan peserta didik; 2) sebagai bahan ajar yang
mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan; 3) sebagai
bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; 4) memudahkan
pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.5
Dengan demikian, maka fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah sebagai
bahan ajar yang ringkas dan mempermudah peserta didik untuk memahami materi
pelajaran yang diberikan oleh guru sehingga mengaktifkan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
c. Tujuan Penyusunan LKS
Tujuan penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) yakni untuk mencapai
tujuan belajar yang telah dirumuskan oleh guru sehingga dapat mengefektifkan
pelaksanaan pembelajaran pada materi yang diajarkan. Dalam hal ini, ada empat
poin yang menjadi tujuan penyusunan LKS, yaitu 1) menyajikan bahan ajar yang
memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan; 2)
menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap
materi yang diberikan; 3) melatih kemandirian belajar peserta didik; dan 4)
memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.6
d. Macam-Macam LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun memiliki tujuan yang berbeda-beda.
Dengan adanya perbedaan tersebut, maka LKS memiliki beberapa macam.
5 Andi Prastowo, op.cit., h.205-206.
6 Ibid., h.206.
9
Terdapat lima macam bentuk LKS yang umumnya digunakan oleh peserta didik
antara lain: 1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep. LKS
jenis ini didasarkan pada prinsip konstruktivisme, bahwa seseorang akan belajar
jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. LKS jenis ini memuat
apa yang harus dilakukan peserta didik meliputi melakukan, mengamati dan
menganalisis. 2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. LKS jenis ini membantu
peserta didik untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Caranya dengan memberikan tugas kepada mereka untuk
melakukan diskusi, kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan
kebebasan berpendapat yang bertanggungjawab dan menghargai pendapat orang
lain. 3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKS bentuk ini berisi
pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Peserta didik dituntut
untuk membaca buku terlebih dahulu agar dapat mengerjakan LKS tersebut.
Fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta didik menghafal dan memahami
materi pelajaran yang terdapat di dalam buku. 4) LKS yang berfungsi sebagai
penguatan. Materi pembelajaran yang dikemas dalam LKS ini lebih mengarah
pada penguatan atau pendalaman materi setelah mempelajari topik tertentu. Selain
sebagai pembelajaran pokok, LKS ini juga cocok untuk pengayaan. 5) LKS yang
berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Salah satu isi LKS jenis ini adalah
petunjuk pelaksanaan praktikum yang merupakan salah satu isi (content) dari
LKS. 7
Pada penelitian ini, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan termasuk ke
dalam jenis LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep. Lembar
Kerja Siswa ini memuat petunjuk untuk menemukan suatu konsep melalui
kegiatan eksperimen. Dalam proses pembelajaran peserta didik mengamati
fenomena yang telah disampaikan, selanjutnya peserta didik diajak untuk
mengkonstruk atau membangun pengetahuan yang mereka peroleh secara
mandiri. Penggunaan LKS ini diharapkan dapat membantu siswa dalam proses
7 Ibid., h.209-211.
10
pembelajaran, sehingga pengetahuan dan keterampilan proses sains siswa dapat
meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
e. Sistematika LKS
Setiap jenis Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki sistematika tersendiri. Hal
ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sistematika penulisan
LKS eksperimen pada umumnya terdiri dari:8
1) Pengantar, pengantar LKS berisi uraian singkat tentang materi yang akan
dipelajari dalam kegiatan pembelajaran/praktikum.
2) Tujuan, memuat tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang
diungkapkan.
3) Alat dan bahan, memuat alat dan bahan yang diperlukan.
4) Langkah kegiatan, yaitu instruksi untuk melakukan kegiatan praktikum.
Untuk mempermudah siswa melakukan praktikum dan dibuat secara
sistematis.
5) Tabel pengamatan, dapat berupa tabel data untuk mencatat hasil
pengamatan dari praktikum.
6) Pertanyaan, berupa pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa untuk
mendapatkan kesimpulan.
f. Komponen-Komponen LKS
Bahan ajar LKS terdiri atas enam unsur utama meliputi judul, petunjuk
belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, langkah kerja,
dan penilaian.9 Komponen-komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori
singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan,
pertanyaan, dan kesimpulan untuk bahan diskusi.10
8 Poppy Kamalia Devi, Hj.Renny Sofiraeni, Khairuddin, Pengembangan Perangkat
Pembelajaran, (Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan IPA, 2009), h.32-33. 9 Andi Prastowo, op.cit., h.208.
10Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: PT Kencana
Prenada Media Group, 2009), Cet.1, h.223.
11
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam pembuatan LKS
diantaranya:11
1) Dari segi penyajian materi yaitu:
a. Judul LKS harus sesuai dengan materinya.
b. Materi sesuai dengan perkembangan anak.
c. Materi disajikan secara sistematis, logis, sederhana, dan jelas.
d. Menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif.
2) Dari segi tampilan yaitu:
a. Penyajian sederhana, jelas dan mudah dipahami.
b. Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya.
c. Tata letak gambar, tabel, dan pertanyaan harus tepat.
d. Judul, keterangan, instruksi, dan pertanyaan harus jelas.
e. Mengembangkan minat dan mengajak siswa untuk berpikir.
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar berbasis cetak, karena itu
dalam penyusunannya harus memperhatikan bahan ajar atau materi pembelajaran
cetak. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:12
a) Konsistensi
Dalam penyusunannya harus menggunakan konsistensi format dari halaman
ke halaman. Jarak spasi antar judul dan baris pertama serta garis samping harus
sama, begitu pula dengan jarak spasi antara judul dan teks utama. Perbedaan spasi
akan membuat hasil cetakan menjadi tidak rapih.
b) Format
Terdapat tiga hal utama yang harus diperhatikan. Pertama, jika lebih banyak
menggunakan paragraf panjang, akan lebih sesuai dibuat satu kolom. Kedua, isi
yang berbeda harus dipisahkan dan dilabel secara visual. Ketiga, taktik dan
strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan diberi label secara
visual.
11
Poppy Kamalia Devi, Hj.Renny Sofiraeni, Khairuddin, op.cit., h.36-37. 12
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), Cet.17,
h.85-87.
12
c) Organisasi
Upayakan untuk selalu menginformasikan kepada siswa sejauh mana teks
yang sedang dibacanya. Siswa harus mampu melihat secara sepintas berada di bab
mana atau bagian apa yang sedang dibacanya. Susunlah teks sedemikian rupa
sehingga informasi mudah diperoleh. Selain itu, kotak-kotak dapat digunakan
untuk memisahkan bagian-bagian dari teks.
d) Daya tarik
Perkenalkan setiap bab atau bagian baru harus dengan cara yang berbeda.
Dengan demikian, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk terus membaca.
e) Ukuran huruf
Ukuran huruf dipilih sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya. Ukuran
huruf yang baik untuk buku teks biasanya adalah 12 poin. Selain itu harus dihindari
penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks. Hal ini akan membuat proses
membaca menjadi sulit.
f) Ruang (spasi) kosong
Gunakan ruang kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk menambah
kontras. Hal ini untuk memberikan kesempatan siswa beristirahat pada titik-titik
tertentu saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk
ruang kosong sekitar judul, batas tepi (margin), spasi antar kolom, serta
penyesuaian spasi antar baris atau antar paragraf untuk meningkatkan tingkat
keterbacaan.
Menurut Muslimin Ibrahim, dalam mengembangkan Lembar Kerja Siswa
(LKS) terdapat tiga persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya:13
1) Persyaratan pedagogik
LKS harus mengikuti asas-asas pembelajaran yang efektif, seperti memberi
tekanan pada proses penemuan konsep atau petunjuk untuk mencari tahu dan
mempertimbangkan perbedaan individu.
13
Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA &
Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011), h.244.
13
2) Persyaratan konstruksi
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Struktur kalimat yang sederhana, pendek, jelas, tidak berbelit, memiliki tata
urutan yang sistemik, memiliki tujuan belajar yang jelas, dan memiliki identitas
untuk memudahkan pengadministrasian.
3) Persyaratan teknis
Dalam persyaratan teknis mencakup tulisan, gambar dan tampilan.
Setiap guru hendaknya membuat LKS sendiri untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang diajarkan. Hal ini dikarenakan, guru telah
memahami kondisi dan lingkungan belajar siswa yang mendukung proses
pembelajaran. Jika guru menggunakan LKS yang berasal dari luar, dikhawatirkan
tidak sesuai dengan kondisi dan lingkungan belajar siswa.
g. Langkah-Langkah Penyusunan LKS
Keberadaan LKS yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua peserta
didik. LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan.14
Berikut ini langkah-langkah penyusunan Lembar
Kerja Siswa (LKS), yaitu:15
Gambar 2.1 Diagram alir langkah-langkah penyusunan LKS
14
Andi Prastowo, op.cit., h.211. 15
Ibid., h.212-214.
14
1. Melakukan analisis kurikulum
Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang
membutuhkan bahan ajar LKS. Pada umumnya dalam menentukan materi,
langkah analisisnya dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, dan
materi yang diajarkan.
2. Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang
harus ditulis serta melihat urutan LKS-nya.
3. Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi
pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Jika judul LKS
telah ditentukan, maka langkah selanjutnya yaitu mulai melakukan penulisan.
4. Penulisan LKS
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan LKS diantaranya
merumuskan kompetensi dasar, menentukan alat penilaian, menyusun materi, dan
memperhatikan struktur LKS.
2. Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
a. Pengertian Penemuan (Discovery)
Discovery learning is a means by which students engage in problem solving
in developing knowledge or skill. A good working definition of discovery learning
is intentional learning through supervised problem solving following the scientific
method of investigation.16
Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasi suatu
konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain mengamati,
mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.17
16
Kenneth D. Moore, Effectitive Instructional Strategies From Theory to Practice Edition
3, (Los Angeles: Sage Publications Inc, 2012), h.330. 17
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h.20.
15
Discovery merupakan strategi pembelajaran yang berpangkal dari
pengertian mengajar sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang
mengoptimalkan kegiatan belajar, yang menjadi pusat perhatian dalam proses
belajar mengajar adalah siswa, sedangkan guru hanya berfungsi sebagai
pembimbing dan fasilitator.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan suatu strategi
pembelajaran yang dibentuk oleh guru dimana siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran sehingga mampu mengasimilasi konsep atau prinsip melalui proses
mentalnya sendiri.
b. Tahapan Pembelajaran Discovery
Langkah-langkah pembelajaran discovery sebagai berikut:18
1. Identifikasi masalah
Menyadari ada masalah
Menulis pernyataan masalah
2. Mengembangkan solusi yang mungkin
Mengusulkan diuji hipotesis
3. Mengumpulkan data
Mengumpulkan bukti
Melakukan percobaan
Survei sampel
4. Menganalisis dan menginterpretasi data
Mengembangkan data yang didukung laporan
Uji hipotesis
Membangun hubungan/pola
Membuat generalisasi
5. Menyimpulkan
Mendapatkan data baru
Merevisi kesimpulan asli
18
Kenneth D. Moore, op.cit., h.331.
16
Secara umum tahapan-tahapan pembelajaran penemuan (discovery) sebagai
berikut:19
1. Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan
memberikan penjelasan ringkas.
2. Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik
yang dikaji.
3. Kelompok merumuskan hipotesis dan merancang percobaan atau mempelajari
tahapan percobaan yang dipaparkan oleh guru, LKS, dan buku. Guru
membimbing dalam perumusan hipotesis dan merencanakan percobaan.
4. Guru memfasilitasi kelompok dalam melaksanakan percobaan.
5. Kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk mengumpulkan data
yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.
6. Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta membuat laporan
hasil percobaan atau pengamatan.
7. Kelompok memaparkan hasil percobaan atau pengamatan dan
mengemukakan konsep yang ditemukan. Guru membimbing peserta didik
dalam mengkonstruksi konsep berdasarkan hasil investigasi.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Discovery
Setiap pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Hal ini
mempermudah guru memilih dan menyesuaikan bahan ajar yang akan digunakan
dalam pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Kelebihan pembelajaran penemuan (discovery) adalah sebagai berikut:20
a) Mampu membantu siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan, dan
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif siswa.
b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat pribadi atau individual
sehingga kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa.
c) Dapat meningkatkan kegairahan belajar para siswa.
19
Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h.99. 20
Roestiyah N.K, op.cit., h.20-21.
17
d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuannya.
e) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri
sendiri dengan proses penemuan sendiri.
f) Strategi pembelajaran berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya
sebagai teman belajar dan membantu siswa bila diperlukan.
Selain beberapa keunggulan yang telah diungkapkan, pembelajaran
penemuan (discovery) memiliki beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut:
a) Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.
b) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
c) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik
penemuan.
d) Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir kreatif.
d. Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan metode pembelajaran
yang mengarahkan siswa pada kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan
proses sains dimana siswa dibimbing untuk menemukan dan menyelidiki sendiri
tentang suatu konsep sains sehingga pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta melainkan hasil temuan mereka
sendiri.21
Penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan suatu metode
pengajaran dan pembelajaran yang memadukan teknik belajar berpusat pada guru
dan berpusat pada siswa.22
Pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning), guru
berperan sebagai fasilitator, membimbing siswa memperoleh pengetahuan dan
21
Abrari Nur Aan Ilmi, Meti Indrowati, Riezky Maya Probosari, Pengaruh Penerapan
Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa kelas X SMA
Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Biologi Vol.4, 2012, h.46. 22
Arthur A.Carin, Teaching Science Through Discovery Eighth Edition. (New Jersey:
Prentice-Hall, 1997), h.74.
18
menempatkan siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Dalam
pelaksanaannya, pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning)
lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk yang guru berikan kepada siswa,
maka siswa akan bekerja lebih terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran penemuan terbimbing membantu siswa mendapatkan pengetahuan
yang dibangun oleh siswa sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penemuan
terbimbing (guided discovery) merupakan suatu metode pembelajaran yang
berpusat pada guru dan berpusat pada siswa, dimana siswa didorong untuk
menemukan sendiri pengetahuan melalui pemecahan masalah yang diberikan oleh
guru dan mengarahkan siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan
kognitifnya. Peranan guru dalam pembelajaran penemuan terbimbing hanya
membimbing, memberikan arahan kepada siswa untuk menyelesaikan persoalan
yang diberikan dan fasilitator didalam pembelajaran.
e. Langkah-Langkah Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Langkah-langkah pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery)
adalah sebagai berikut.23
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Guru membagi petunjuk praktikum/eksperimen.
3. Peserta didik melaksanakan eksperimen dibawah pengawasan guru.
4. Guru menunjukkan gejala yang diamati.
5. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen.
f. LKS Berbasis Penemuan Terbimbing
LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah LKS yang disusun berdasarkan tahapan pembelajaran
penemuan. Penyusunan LKS dikembangkan berdasarkan pandangan kognitif
tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis, yaitu pembelajaran yang
menuntun siswa untuk dapat mengkonstruk sendiri pemahaman mengenai suatu
23
Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h.98.
19
konsep atau prinsip yang mereka temukan dalam proses pembelajaran. Dalam
LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) menyajikan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan kepada siswa untuk didiskusikan sebelum siswa
melakukan kegiatan penemuan (discovery). Tujuan pertanyaan ini dibuat untuk
mengarahkan siswa dalam proses menemukan sendiri konsep-konsep yang
dipelajari.
Penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dapat
membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu menemukan
konsep, baik dengan bantuan guru ataupun tanpa guru untuk meningkatkan
kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. LKS berbasis penemuan terbimbing
(guided discovery) didesain sesuai dengan tahapan pembelajaran penemuan dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sehingga sesuai
dengan format penyusunan LKS. LKS ini disusun berdasarkan langkah-langkah
penyusunan LKS sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
dikembangkan dengan menerapkan karakteristik penemuan terbimbing (guided
discovery) sehingga dapat mengarahkan siswa untuk menemukan konsep
khususnya pada materi Biologi.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar sebagai suatu kegiatan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
antara individu dengan lingkungan, yang dengannya menjadikan individu tersebut
mengalami perubahan-perubahan dalam pemahaman, keterampilan, dan sikap.24
Belajar sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman.25
24
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2009), Cet.I, h.5. 25
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Cet.II.
h.13.
20
Definisi belajar menurut Oemar Hamalik yaitu belajar merupakan
modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman dan belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan.26
Teori belajar yang dikemukakan oleh Skinner bahwa belajar adalah suatu
proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Teori Skinner diperkuat oleh Hintzmen yang berpendapat bahwa belajar adalah
suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut.27
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses penyesuaian suatu
individu/makhluk secara berkelanjutan menghasilkan perubahan tingkah laku
melalui interaksi dengan lingkungan sebagai hasil dari pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari yang menyangkut kognitif/pengetahuan, afektif/sikap, dan
psikomotorik/keterampilan.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui
proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif adalah hal-hal
yang menyangkut daya pikir, pengetahuan, dan penalaran. Ranah afektif adalah
hal-hal yang berkaitan dengan perasaan/kesadaran. Sedangkan ranah psikomotorik
adalah hal-hal berkaitan dengan keterampilan fisik, keterampilan motorik, atau
keterampilan tangan.28
Hasil belajar merupakan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki
peserta didik setelah mengalami pengalaman belajar. Secara garis besar hasil
26
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet.X, h.27-
28. 27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2013), h.88. 28
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.1, h.64.
21
belajar terklasifikasi menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan
ranah psikomotorik.29
Ranah kognitif banyak melibatkan mental atau otak. Ranah kognitif terdiri
dari mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Mengingat (C1) yaitu mengambil
pengetahuan dari memori jangka panjang, contohnya mengidentifikasi dan
mengingat kembali. Kemudian memahami (C2) yaitu mengkontruksi makna dari
materi pembelajaran termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh
guru, contoh memahami diantaranya mempresentasikan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan. Mengaplikasikan (C3) merupakan menerapkan atau menggunakan
suatu prosedur dalam keadaan tertentu, contohnya melaksanakan,
mengimplementasikan, dan menggunakan. Menganalisis (C4) yaitu memecah
materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan
antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan
struktur dan tujuan, contohnya adalah membedakan, mengorganisir, menemukan,
dan memadukan. Selanjutnya mengevaluasi (C5) yaitu mengambil keputusan
berdasarkan kriteria atau standar, contoh dari mengevaluasi adalah memeriksa dan
mengkritik. Menciptakan (C6) merupakan memadukan bagian-bagian untuk
membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk
yang orisinal. Peningkatan dari jenjang kemampuan yang lebih tinggi sifatnya
rumit dibandingkan dengan jenjang kemampuan yang lebih rendah.30
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai hasil belajar dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan suatu bentuk yang diperoleh dari adanya proses
belajar. Ketika proses belajar itu dilakukan, maka pada akhirnya rangkaian proses
tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan yang nampak pada diri
sendiri sebagai hasil belajar.
29
Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,
(Bandung: Refika Aditama, 2011), Cet.I, h.38. 30
Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen, diterjemahkan dari buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assesing: A Revisian of Bloom’s Taksonomy of Educational Objectives, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), h.98-102.
22
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar sebagai proses atau aktifitas dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Muhibbin Syah menggolongkan dua faktor yang secara umum mempengaruhi
keberhasilan seseorang dalam mencapai hasil belajar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. Faktor eksternal meliputi
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.31
Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar terdiri atas dua macam
yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Pada aspek fisiologis, yakni aspek
yang berhubungan dengan fisik seseorang, seperti kondisi umum jasmani dan
tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendinya dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran. Sedangkan aspek psikologis, yakni aspek yang berhubungan
dengan struktur kejiwaan peserta didik. Aspek psikologis terdiri dari lima faktor
yaitu intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi.
Intelegensi, yaitu kemampuan psiko-fisik untuk memberikan reaksi terhadap
rangsangan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Sikap yaitu gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk
merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya, baik positif maupun negatif. Bakat, yaitu kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Sedangkan minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Motivasi yaitu keadaan internal organisme
baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu.
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar terdiri atas dua macam
yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial seperti
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sementara
lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan letak rumah tinggal keluarga
31
Muhibbin Syah, op.cit., h.132-133.
23
siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa
dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa. Selain faktor internal dan
eksternal terdapat faktor pendekatan belajar yaitu keefektifan segala cara atau
strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
belajar materi tertentu.
d. Pengukuran Hasil Belajar
Efektifitas proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dalam
mencapai hasil belajar diharapkan dapat memiliki kemampuan lulusan yang utuh
dan mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan
kognitif adalah kemampuan berfikir secara hierarki yang terdiri dari pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan afektif
berkaitan dengan perilaku sosial, sikap, minat, disiplin, dan sejenisnya.
Kemampuan psikomotorik berkaitan dengan kemampuan gerak dan banyak
terdapat dalam kegiatan praktik. Oleh karena itu, untuk mengetahui ketercapaian
hasil belajar ini diperlukan indikator hasil belajar yang dapat mengungkapkan
kualitas pemahaman yang dimiliki oleh siswa, yakni ketercapaian aspek kognitif,
afektif, dan psikomotrik berupa penilaian.
Penilaian dalam pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan
pembelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan,
memotivasi guru dan siswa agar melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik
dan bermakna. Penilaian untuk mengukur hasil belajar ini dapat menggunakan
suatu alat ukur yang berbentuk tes atau non tes. Tes adalah kumpulan pertanyaan
atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan-
pengetahuan serta kemampuan penalarannya. Sedangkan alat ukur yang berbentuk
non tes mencakup angket, skala sikap, dan sebagainya.32
Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi secara kognitif bertujuan
untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan materi-materi
32
Ahmad Sofyan,dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h.53-54.
24
esensial. Penilaian untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dapat berbentuk
tes tertulis yang dapat mengukur kemampuan berupa pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Penilaian terhadap hasil belajar afektif berkaitan dengan aspek sikap, minat,
disiplin, dan nilai. Oleh karena itu, pengukuran hasil belajar afektif ini lebih tepat
dan sesuai bila menggunakan pengukuran hasil belajar berupa non tes misalnya
angket, skala sikap, kuesioner, dan observasi.
Penilaian terhadap hasil belajar psikomotorik berhubungan dengan
kemampuan dan keterampilan seseorang dalam bertindak. Penilaian psikomotorik
ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Untuk
mengukur hasil belajar psikomotorik dapat menggunakan tes kinerja atau non tes
dengan pedoman observasi.33
4. Konsep Protista
Kingdom Protista terdiri atas organisme seluler sehingga struktur tubuhnya
masih sederhana. Protista memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki membran inti (eukariotik) dan umumnya bersel satu (uniseluler),
tetapi ada yang bersel banyak (multiseluler).
2. Ukuran tubuh 3–1000 milimikron, bereproduksi secara aseksual dan seksual.
3. Umumnya bergerak dengan bulu cambuk (flagela), bulu getar (silia), kaki
semu (pseudopodia), dan ada yang tidak memiliki alat gerak (sporozoa).
4. Habitat ditempat yang basah, perairan tawar, dan laut.
Berdasarkan kemiripan ciri-ciri dengan organisme lain dan cara
memperoleh makanan sebagai sumber energi, Protista dapat dikelompokkan
menjadi tiga golongan, yaitu Protista mirip hewan, Protista mirip tumbuhan, dan
Protista mirip jamur.34
33
Ibid., h.23. 34
Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013, (Jakarta: Erlangga, 2013),
h.129-130.
25
A) Protista Mirip Hewan
Protista yang menyerupai hewan dikenal dengan nama Protozoa (protos =
pertama, zoon = hewan). Protozoa adalah hewan eukariotik bersel tunggal dan
mikroskopis. Protozoa dapat hidup pada air tawar, air laut, air payau dan ada juga
hidup di dalam tubuh organisme multiseluler. Berkembangbiak dengan cara
aseksual (pembelahan biner dan membentuk spora) dan secara seksual dengan
cara konjugasi. Berdasarkan alat gerak yang dimiliki Protozoa dikelompokkan
menjadi empat kelas, sebagai berikut:
a. Rhizopoda
Karakteristik dari Rhizopoda, diantaranya bergerak menggunakan kaki semu
(pseudopodia). Pseudopodia sebagai alat gerak dan memangsa makanan.
Berkembangbiak secara aseksual dengan cara pembelahan biner. Contohnya
Amoeba proteus.
b. Ciliata
Seluruh organisme yang tergolong kelompok ini bergerak dengan silia (bulu
getar) yang tersebar merata di seluruh permukaan tubuh, dibagian tepi tubuh atau
terdapat dibagian tertentu dari tubuhnya. Terdapat ciri khusus, yaitu memiliki dua
inti makronukleus dan mikronukleus. Reproduksi secara aseksual dengan cara
pembelahan biner membujur (transversal), dan secara seksual dengan konjugasi.
Ciliata hidup bebas di alam, contohnya adalah Paramecium caudatum.
c. Flagellata
Pada umumnya Flagellata memiliki bentuk sel oval atau bulat dengan
membran plasma yang kuat karena dilindungi oleh pelikel. Flagellata bergerak
dengan bulu cambuk (flagel). Berkembangbiak secara aseksual dengan cara
pembelahan biner. Contohnya Trichonympha campanula.
d. Sporozoa
Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai
parasit pada hewan dan manusia. Reproduksi aseksual dilakukan dengan
pembelahan berganda yang berlangsung didalam tubuh manusia. Reproduksi
seksual terjadi dalam tubuh nyamuk Anopheles betina melalui penggabungan
26
mikrogamet dan makrogamet yang kemudian dikenal dengan sporogoni.
Contohnya adalah Plasmodium sp.
B) Protista Mirip Tumbuhan
Protista mirip tumbuhan sering disebut ganggang (alga). Ganggang (alga)
adalah Protista yang bersifat fotoautotrof karena memiliki kloroplas yang
mengandung klorofil atau plastida yang berisi berbagai pigmen fotosintetik
lainnya.35
Berdasarkan jenis pigmen yang dimilikinya terdapat enam divisi
ganggang (alga), yaitu:
a. Euglenophyta
Karaktertistik dari Euglenophyta yaitu hidup di perairan tawar, tidak
memiliki dinding sel, memiliki bintik mata berisi fotoreseptor, sehingga dapat
mendeteksi cahaya dan bergerak menuju cahaya. Reproduksi dilakukan secara
aseksual dengan pembelahan biner dan contohnya Euglena sp.
b. Ganggang Keemasan / Chrysophyta
Ganggang ini memiliki kromatofora berwarna kuning kehijauan sampai
keemasan, mengandung pigmen xantofil dan karoten. Reproduksi aseksual dengan
pembelahan biner (uniseluler) dan pembentukan spora (uniseluler dan
multiseluler). Reproduksi seksual melalui penyatuan dua jenis gamet. Habitatnya
di air tawar dan contohnya Navicula sp.
c. Ganggang Api (Pyrrophyta / Dinoflagellata)
Ganggang ini memiliki warna yang beraneka ragam, bergantung pada
pigmen yang dimilikinya, seperti klorofil a dan c, dan xantofil. Memiliki dinding
sel dengan lempeng-lempeng selulosa. Reproduksi secara aseksual dengan
pembelahan biner. Contohnya Gymnodinium breve.
d. Ganggang Hijau / Chlorophyta
Semua organisme yang tergolong ke dalam Chlorophyta berwarna hijau
karena di dalam sel tubuhnya banyak terkandung klorofil yang sangat bermanfaat
dalam membantu berlangsungnya proses fotosintesis. Memiliki dinding sel yang
35
Ibid., h.146.
27
tersusun dari selulosa. Reproduksi aseksual dengan membelah diri, pembentukan
spora, dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan
oogami. Contohnya Chlorella sp. dan Chlamydomonas.
e. Ganggang Coklat / Phaeophyta
Phaeophyta memiliki kromatofora berwarna cokelat mengandung pigmen
fukosantin. Selnya berflagel dua tetapi tidak sama panjang. Sebagian besar
multiseluler, bereproduksi aseksual secara fragmentasi dan pembentukan spora.
Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan oogami. Contohnya
Sargassum sp., dan Laminaria sp.
f. Ganggang Merah / Rhodophyta
Anggota organisme ini mengandung pigmen dominan fikobilin jenis
fikoeritrin (pigmen merah), memiliki klorofil a dan d, karoten, fikosianin, dan
tidak mempunyai flagel. Reproduksi aseksual dengan cara membentuk spora dan
reproduksi seksual dengan cara oogami. Contohnya Euchema spinosum.
C) Protista Mirip Jamur
Kelompok Protista ini mirip dengan fungi dalam penampakannya dan
kehidupannya, tetapi kemiripan itu merupakan hasil konvergensi. Ciri-ciri Protista
yang menyerupai jamur antara lain tidak berklorofil, hidup di tempat lembab,
bersifat heterotrof, meskipun beberapa sebagai saprofit dan parasit. Protista mirip
jamur dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Oomycetes (Jamur Air) dan Jamur
Lendir.
a. Jamur Air (Oomycetes)
Oomycetes disebut juga jamur air karena struktur tubuhnya seperti benang
atau hifa tidak bersekat dan bercabang-cabang. Pada anggota Oomycetes yang
hidup di perairan, reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagel
dua, sedangkan yang hidup di daratan memiliki sporangium atau konidium
sebagai organ pembentukan spora. Contoh Oomycetes adalah Saprolegnia sp.
b. Jamur Lendir
Jamur lendir dibagi menjadi dua kelompok yaitu Mycomycetes dan
Acrasiomycetes. Mycomycetes dicirikan dengan bentuk kumpulan masa
28
sitoplasma yang berinti banyak, dan tidak dibatasi dengan dinding sel.
Acrasiomycetes terdiri atas satu sel uninukleat dan haploid. Sel bergerak dengan
pseudopodia dan menelan makanan secara fagositosis.
Peranan Protista dalam kehidupan terbagi menjadi tiga aspek yaitu aspek
ekonomi, Foraminifera dimana cangkangnya merupakan petunjuk dalam
pencarian sumber daya minyak, gas alam, mineral dan alga untuk bahan makanan.
Pada aspek ekologi Laminaria lavaniea sebagai pupuk pertanian, sedangkan
aspek penyakit seperti penyakit disentri disebabkan oleh Entamoeba histolytica.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Silvia Estuningsih, Endang Susantini, dan Isnawati telah melakukan
penelitian dan hasilnya dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis
Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) telah meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas XII IPA MA Matholi’ul Anwar pada materi substansi genetika
dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 83%.36
Imam Ghozali, Endang Susantini dan Lisa Lisdiana telah melakukan
penelitian dan hasilnya menunjukkan bahwa LKS berbasis guided discovery pada
materi virus yang telah dihasilkan dinyatakan valid ditinjau dari validasi ahli
sehinga dapat digunakan dalam proses pembelajaran.37
Mulia Rusmawati telah melakukan penelitian dan hasilnya menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing
terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep zat dan wujudnya di SMP Negeri 6
Tangerang Selatan, namun pengaruh tersebut belum memberikan kontribusi yang
maksimal terhadap hasil belajar fisika.38
36
Silvia Estuningsih, Endang Susantini, dan Isnawati, Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Pada Materi Substansi Genetika, Jurnal Bioedu Vol.2, 2013,
h.30. 37
Imam Ghozali, Endang Susantini dan Lisa Lisdiana, Validitas Lembar Kegiatan Siswa
(LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Pada Materi Virus untuk Kelas X,
Jurnal Bioedu Vol.3, 2014, h.448. 38
Mulia Rusmawati, Pengaruh Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis
Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Skripsi UIN Jakarta, 2013, h.66.
29
Isnaningsih dan D.S. Bimo telah melakukan penelitian menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa rata-rata ulangan harian sebelum tindakan 71,37 dengan
ketuntasan belajar 43,59% dan setelah tindakan hasil belajar siswa rata-rata
ulangan harian 77,95 dengan ketuntasan belajar klasikal 71,79%. Berdasarkan
hasil yang diperoleh dapat disimpulkan penerapan LKS discovery berorientasi
keterampilan proses sains dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa SMP.39
Diana Fatihatul Ulumi, Maridi, dan Yudi Rinanto telah melakukan
penelitian dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap hasil belajar biologi kelas XI
IPA di SMAN 2 Sukoharjo dengan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 78,84
dan kelas kontol 71,65.40
Hartono dan Wakid Rima Oktafianto telah melakukan penelitian dan
hasilnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran praktikum IPA berbantu LKS
discovery efektif untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan rata-rata keterampilan proses sains kelompok
eksperimen satu sebesar 82,18 dan kelompok eksperimen dua sebesar 75,88.41
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan bukan suatu hal yang statis melainkan suatu hal yang dinamis,
sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus.
Perubahan ini dapat dilakukan melalui metode mengajar, buku pelajaran, dan
bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran, karena pendidikan merupakan
proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mendapatkan pengajaran yang
efektif dan efisien.
39
Isnaningsih dan D.S. Bimo, Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Discovery
Berorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia Vol.2 No.2, 2013, h.136. 40
Diana Fatihatul Ulumi, Maridi, dan Yudi Rinanto, Pengaruh Model Pembelajaran Guided
Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Biologi UNS, 2015, h.77. 41
Hartono dan Wakid Rima Oktafianto, Keefektifan Pembelajaran Praktikum IPA
Berbantu LKS Discovery untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains, Unnes Physics
Education Journal, 2013, h.21.
30
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa kurikulum
2013 merupakan kurikulum yang menitikberatkan proses pembelajaran dengan
pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi
mengamati (observasi), menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Penerapan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran
menyentuh empat ranah yaitu ranah spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan.
Masalah pendidikan yang dirasa saat ini adalah mengenai kualitas
pendidikan. Hal ini terlihat dari kemampuan kognitif siswa khususnya pada
pelajaran Biologi yang masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
bidang studi Biologi di SMAN 94 Jakarta, terdapat beberapa permasalahan dalam
pembelajaran Biologi antara lain rendahnya hasil belajar siswa pada konsep
Protista. Hal ini berdasarkan dari hasil nilai ulangan harian kelas X konsep
Protista yang masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.
Guru kurang memberi kesempatan siswa melakukan kegiatan eksperimen
dikarenakan guru menganggap kegiatan eksperimen banyak menyita waktu dan
alat yang digunakan terbatas. Hal ini dapat membuat pemahaman siswa mengenai
materi Protista berkurang, karena siswa jarang melakukan kegiatan eksperimen
dan tidak ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. LKS yang digunakan
sekolah merupakan jenis LKS konvensional yaitu LKS yang hanya berisikan
ringkasan materi dan soal-soal kognitif.
Salah satu solusi yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut
adalah menyediakan bahan ajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran untuk membangun pengetahuan secara mandiri dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Bahan ajar yang digunakan untuk memenuhi
kriteria tersebut adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan bahan ajar
berupa LKS dalam proses pembelajaran berfungsi untuk memudahkan siswa
memahami materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Salah satu penerapan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery).
31
LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan salah
satu inovasi bahan ajar yang mengorientasikan siswa pada suatu masalah untuk
dipecahkan dengan bimbingan guru melalui suatu kegiatan penemuan sehingga
menuntut peran aktif siswa dalam menemukan konsep dan memecahkan suatu
masalah. Pada materi Protista kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Dasar (KD)
3.5 menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Protista berdasarkan
ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara
teliti dan sistematis. Kemudian kompetensi dasar 4.5 merencanakan dan
melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran Protista dalam kehidupan
dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar.
Kompetensi dasar tersebut menunjukkan bahwa dalam konsep Protista dilakukan
kegiatan eksperimen yang bertujuan untuk memudahkan siswa memahami konsep
Protista.
Pada pembelajaran penemuan terbimbing, guru hanya berperan sebagai
pembimbing, pemberi arahan dan fasilitator didalam pembelajaran. Pembelajaran
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) menuntut
siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan mengkonstruk pengetahuan
berdasarkan pengalaman yang mereka miliki untuk dapat menemukan konsep
melalui hasil pemikirannya sendiri. Penerapan dalam pembelajaran akan membuat
kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa berkembang sehingga meningkatkan
hasil belajar siswa. Kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 2.2 sebagai
berikut:
32
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teoritis dan penyusunan kerangka berpikir yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Penemuan
Terbimbing (Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Protista”.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 94 Jakarta yang terletak di Jalan
Semanan Raya, Kalideres, Jakarta Barat. Adapun waktu penelitian dilaksanakan
pada Semester Ganjil tanggal 28 Oktober sampai 27 November Tahun Pelajaran
2015/2016.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
experiment. Quasi experiment (eksperimen semu) merupakan eksperimen di mana
tidak seluruh variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat dapat dikontrol.1
Quasi experiment ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.2
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent
control group design, pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol dipilih tidak secara random.3 Desain ini menggunakan dua kelompok,
yaitu kelompok eksperimen yang dalam proses pembelajaran menggunakan LKS
berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dan kelompok kontrol dalam
proses pembelajaran tidak menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing.
Sebelum diberi perlakuan, kedua kelompok diberikan tes sebanyak dua kali yaitu
tes awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi materi
yang akan diajarkan dan tes akhir (posttest) untuk mengetahui kemampuan akhir
siswa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran. Desain penelitian ini digambarkan
pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
1 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:
PT Revika Aditama, 2014), h.154. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2014), Cet.19, h.114. 3 Ibid., h.116.
34
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
O1 : tes awal (pretest) yang diberikan kepada kedua kelompok
O2 : tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kedua kelompok
X1 : perlakuan dengan menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing
(guided discovery)
X2 : perlakuan dengan tidak menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing
(guided discovery)
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Jadi, populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa-siswi SMA Negeri 94 Jakarta semester ganjil tahun pelajaran
2015/2016. Sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh siswa-siswi kelas X
SMA Negeri 94 Jakarta.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.5 Sampel
yang digunakan adalah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 94 Jakarta dengan
teknik pengambilan sampel menggunakan pengambilan sampel acak sederhana
(simple random sampling). Simple random sampling adalah cara pengambilan
sampel dimana setiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang
4 V.Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012), Cet.1, h.13. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi 2010),
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet.14, h.174.
35
sama untuk terpilih menjadi sampel, cara ini akan sangat mudah apabila telah
terdapat daftar lengkap unsur-unsur populasi.6 Berdasarkan teknik sampling
tersebut, terpilih dua kelas X MIPA SMA Negeri 94 Jakarta yaitu kelas X MIPA 1
sebagai kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing
(guided discovery) dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol yang tidak
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau objek yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya.7 Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y), variabel tersebut yaitu:
1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah LKS berbasis
penemuan terbimbing (guided discovery), disimbolkan dengan huruf (X).
2. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa, disimbolkan dengan huruf (Y).
E. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian.
1. Tahap Persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian, langkah awal pada tahap ini adalah
pengurusan surat izin penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya
melakukan observasi ke sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.
Kemudian membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator dan
ranah kognitif yang digunakan serta membuat instrumen penelitian. Langkah
selanjutnya melakukan koordinasi ke sekolah melalui kepala sekolah dan guru
bidang studi biologi untuk melaksanakan ujicoba instrumen. Kemudian
melakukan analisis data hasil ujicoba instrumen.
6 Uhar Suharsaputra, op.cit., h.116.
7 Sugiyono, op.cit., h.61.
36
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan dua kelas, yaitu kelas
eksperimen yang menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided
discovery) dan kelas kontrol yang tidak menggunakan LKS berbasis penemuan
terbimbing. Pada awal penelitian, peneliti memberikan tes awal (pretest) berupa
soal uraian kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui
kemampuan awal siswa mengenai materi Protista yang akan dipelajari. Pada akhir
penelitian, peneliti memberikan tes akhir (posttest) menggunakan soal uraian yang
sama ketika pretest dilakukan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah
dilakukan proses pembelajaran.
3. Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap akhir penelitian dilakukan analisis data hasil pretest dan posttest
untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistik. Setelah itu,
dilakukan penarikan kesimpulan yang merupakan langkah akhir pada tahap ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan hasil tes
(pretest-posttest) dan nontes (observasi). Pretest adalah tes yang dilakukan siswa
sebelum diterapkan pembelajaran menggunakan LKS berbasis penemuan
terbimbing (guided discovery) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa. Posttest adalah tes yang dilakukan siswa setelah diterapkan pembelajaran
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa setelah
dilakukan pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes
uraian sebanyak 10 butir soal yang memuat aspek kognitif sesuai dengan indikator
pembelajaran. Sedangkan teknik nontes berupa lembar observasi yang bertujuan
untuk mengetahui aspek psikomotorik siswa selama proses pembelajaran.
37
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
Sumber
Data
Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data
Instrumen
Siswa Penguasaan konsep
siswa sebelum
menerima pelajaran
Tes awal (pretest) Tes objektif
(butir soal uraian)
Siswa Penguasaan konsep
siswa setelah
menerima pelajaran
Tes akhir (posttest) Tes objektif
(butir soal uraian)
Siswa Aktivitas siswa
selama proses
pembelajaran
Sesudah intervensi
tindakan pada masing-
masing kelompok
Lembar observasi
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.8 Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah instrumen tes objektif berbentuk soal uraian untuk mengukur
kemampuan kognitif siswa dan instrumen nontes berupa lembar observasi untuk
mengetahui kemampuan psikomotorik siswa mengenai materi Protista dengan
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery).
1. Tes Tertulis
Tes tertulis yang digunakan berupa soal uraian yang disusun berdasarkan
indikator untuk mengukur hasil belajar siswa. Sebelum instrumen tes digunakan,
instrumen tersebut harus di ujicoba terlebih dahulu. Adapun instrumen tes uraian
ini berjumlah 15 butir soal dan setelah dilakukan ujicoba diperoleh 10 butir soal
uraian yang memenuhi kriteria sehingga layak digunakan untuk penelitian. Kisi-
kisi instrumen tes disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut:
8 Ibid., h.148.
38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes
Indikator soal Aspek kognitif Nomor soal
Menyebutkan ciri-ciri dari anggota
Protista mirip hewan
C1 1*
Menyebutkan ciri pigmen yang
dominan pada Alga
C1 2
Menyebutkan habitat dari anggota
protista mirip tumbuhan
C1 3*
Mengklasifikasi jenis-jenis anggota
Alga merah
C3 4
Membedakan jenis Protista
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki
C2 5*
Mengaitkan jenis Protista dengan
klasifikasinya
C3 6*
Membuat hipotesis (jawaban
sementara) berdasarkan data
C6 7*
Menjelaskan siklus hidup dari jamur
lendir (Myxomicota)
C2 8*
Merancang prosedur kerja dalam
melakukan praktikum Protista mirip
tumbuhan
C6 9*
Mengaitkan organisme Protozoa
berdasarkan ciri-cirinya
C3 10
Mengaitkan Alga sebagai produsen
dengan ciri-cirinya
C3 11*
Membuat pertanyaan mengenai
Protista mirip jamur
C6 12*
Membuat pertanyaan mengenai
dampak negatif anggota Protozoa
C6 13
Menyimpulkan hasil pengamatan
anggota Protozoa berdasarkan ciri-
cirinya
C2 14*
Menyimpulkan dasar dari
pengelompokan Anggota Protozoa
C2 15
Keterangan : (*) soal yang valid digunakan untuk pretest-posttest
39
2. Instrumen Nontes
Penggunaan instrumen nontes bertujuan agar kesimpulan yang diperoleh
dari penelitian ini lebih valid dibandingkan hanya menggunakan satu instrumen.
Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
dengan skala kurang dari 50% dan lebih dari 50%.9 Lembar observasi digunakan
untuk memperoleh data kemampuan psikomotorik siswa ketika proses
pembelajaran.
Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa
No Kegiatan Siswa Kriteria
1. Siswa menggunakan
mikroskop dengan baik dan
benar
Siswa mampu membawa mikroskop
dengan benar, mampu meletakkan objek
diatas meja objek, mencari fokus lensa
dan cahaya sebelum melakukan
pengamatan, dan menggunakan semua
bagian mikroskop dengan benar
2. Siswa mengamati objek
Protista
Siswa mampu mengamati objek Protista
dengan baik
3. Siswa mencatat hasil
pengamatan
Siswa mampu menggambarkan bentuk
protista berdasarkan pengamatan
4. Siswa mengklasifikasi jenis
Protista berdasarkan
pengamatan
Siswa mampu mengklasifikasi jenis-jenis
Protista berdasarkan pengamatan dengan
baik
5. Siswa membuat hipotesis
berdasarkan rumusan
masalah
Siswa mampu membuat hipotesis sesuai
dengan rumusan masalah dengan tepat
dan benar
6. Siswa melakukan percobaan
menggunakan alat dan bahan
dengan baik dan benar
Siswa mampu menggunakan alat dan
bahan untuk melakukan percobaan
dengan benar
7. Siswa melakukan diskusi
saat pembelajaran
Siswa melakukan diskusi dengan teman
satu kelompok, dan semua anggota
kelompok saat pembelajaran.
8. Siswa menjawab seluruh
pertanyaan di LKS
Siswa menjawab seluruh pertanyaan di
LKS dengan benar dan tepat
9. Siswa mampu membuat
kesimpulan mengenai
Protista
Siswa mampu membuat kesimpulan
dengan benar
10. Siswa mengumpulkan LKS Siswa mengumpulkan LKS tepat waktu
9 Ana Ratna Wulan, Penggunaan Asesmen Alternatif Pada Pembelajaran Biologi, Seminar
Nasional Biologi FPMIPA UPI, 2007, h.382.
40
H. Kalibrasi Instrumen
Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, maka instrumen terlebih
dahulu di ujicoba kepada responden, dalam hal ini diluar sampel yang sudah
ditetapkan. Ujicoba instrumen ini bertujuan untuk mengukur tingkat validitas,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen sehingga dapat
dipertimbangkan instrumen tersebut digunakan atau tidak. Untuk mengukur
kualitas instrumen yang digunakan maka diperlukan kalibrasi instrumen yang
meliputi:
1. Instrumen Tes
a) Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen.10
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas butir soal
dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal dengan
skor total tes. Untuk pengujian validitas butir soal menggunakan korelasi product
moment sebagai berikut:11
√ √
Keterangan:
r : angka indeks korelasi “r” product moment
N : banyaknya peserta tes
XY : jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
X : jumlah seluruh skor X
Y : jumlah seluruh skor Y
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program ANATES
Versi 4.0.4. Hasil perhitungan uji validitas yang dilakukan dari 15 butir soal
uraian yang diujicoba didapatkan 10 butir soal yang dinyatakan valid yaitu nomor
10
Suharsimi Arikunto, op.cit., h.211. 11
Uhar Suharsaputra, op.cit., h.102.
41
1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, dan 14. Hasil uji validitas ini dapat dilihat pada lampiran
8.
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas berarti kedapatdipercayaan atau keajegan, suatu instrumen
pengukuran dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dipergunakan secara
berulang memberikan hasil ukur yang sama.12
Suatu tes dikatakan memiliki
tingkat reliabilitas yang tinggi apabila pengukuran yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan tes tersebut terhadap subjek yang sama akan memberikan
hasil yang sama atau mendekati.
Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir soal.
Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan rumus KR.20 Kuder
Richardson, dengan rumus sebagai berikut:13
ri =
)
Keterangan:
ri = reliabilitas internal seluruh item
k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
qi = 1 - pi
St2 = varians total
Kriteria indeks reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Reliabilitas
Interval Kriteria
< 0,20 Sangat rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,60 Cukup
0,60 – 0,80 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
12
Ibid., h.104. 13
Sugiyono, op.cit., h.186.
42
Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program ANATES Versi 4.0.4
menunjukkan nilai reliabilitas sebesar 0,70 termasuk kriteria reliabilitas tinggi.
c) Tingkat Kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index). Jadi, bermutu atau tidaknya butir soal dapat
diketahui dari tingkat kesukaran yang dimiliki masing-masing butir soal tersebut.
Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai
berikut:14
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut: 15
Tabel 3.6 Indeks Tingkat Kesukaran
Interval (P) Kriteria
0 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Pada pengujian tingkat kesukaran dilakukan dengan menggunakan program
ANATES Versi 4.0.4. Hasil pengujian tingkat kesukaran didapatkan enam butir
soal yaitu soal nomor 1, 3, 5, 6, 12, 14 dalam kategori mudah dan empat butir soal
yaitu soal nomor 7, 8, 9, 11 dalam kategori sedang. Hasil perhitungan tingkat
kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 8.
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), Cet.2, h.223. 15
Ibid., h.225.
43
d) Daya Pembeda
Daya pembeda suatu soal tes ialah bagaimana kemampuan soal itu untuk
membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan
siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group).16
Daya pembeda soal
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:17
D =
-
= PA - PB
Keterangan:
D = daya pembeda (indeks diskriminasi)
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks
kesukaran)
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut:18
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai (D) Kategori
0,00 – 0,20 jelek (poor)
0,20 – 0,40 cukup (satistifactory)
0,40 – 0,70 baik (good)
0,70 – 1,00 baik sekali (excellent)
< 0,00 (negatif) tidak baik (diabaikan)
Daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan program ANATES Versi
4.0.4 diperoleh bahwa terdapat tiga butir soal yang memiliki kategori baik, tujuh
16
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h.121. 17
Suharsimi Arikunto, op.cit., h.228-229. 18
Ibid., h.232.
45
e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini L0.
f) Memberikan interprestasi L0, dengan membandingkan dengan Ltabel dari
tabel Liliefors.
g) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Ltabel dengan taraf
signifikansi α = 0,05. Apabila L0 < Ltabel, maka data distribusi normal.
Kriteria pengujian:
Jika Lhitung < Ltabel, berarti data berdistribusi normal.
Jika Lhitung > Ltabel, berarti data berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data yang bertujuan untuk
mengetahui apakah data homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan setelah
data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi normal.
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus sebagai
berikut:21
F =
=
Keterangan:
F : homogenitas
: varians terbesar
: varians terkecil
Kriteria hipotesis uji homogenitas untuk menganalisis data dalam penelitian
yaitu, jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima yang berarti varians dari kedua data
bersifat homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak yang berarti
varians dari kedua data bersifat heterogen.
c. Uji Hipotesis
Jika uji normalitas dan uji homogenitas telah terpenuhi, maka dapat
dilakukan uji parametrik dengan menguji statistik menggunakan rumus uji-t
21
Ibid., h.162.
47
Kriteria tingkat gain adalah sebagai berikut:
g-rendah : g ≤ 0.30
g-sedang : 0.30 < g ≤ 0.70
g-tinggi : g > 0.70
J. Hipotesis Statistika
Berdasarkan kerangka konseptual yang didukung oleh landasan teoritis,
maka dapat dirumuskan hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H0 : μA ≤ μB, maka H0 diterima, Ha ditolak
Ha : μA > μB, maka Ha diterima, H0 ditolak
Keterangan:
H0 = Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis
penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa.
Ha = Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis
penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa.
μA = nilai rata-rata kelompok eksperimen.
μB = nilai rata-rata kelompok kontrol.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan hasil tes
tertulis yang dilaksanakan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah
pembelajaran (posttest) yang berupa soal tes uraian dan data hasil observasi untuk
mengetahui aspek psikomotorik siswa saat proses pembelajaran. Jumlah sampel
secara keseluruhan adalah 70 siswa yang terdiri dari kelas X MIPA 1 sebagai
kelas eksperimen sebanyak 35 siswa dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol
sebanyak 35 siswa. Perlakuan yang diberikan saat proses pembelajaran kepada
kelas eksperimen berupa penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided
discovery), sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan LKS berbasis penemuan
terbimbing. Adapun data-data yang diperoleh sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Hasil Pretest
Sebelum mengalami perlakuan, masing-masing kelas diberikan tes awal
(pretest). Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
diajarkan materi Protista. Peneliti memberikan pretest berupa tes uraian kepada
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebanyak 10 butir soal uraian
yang dilakukan sebelum pembelajaran. Berdasarkan hasil pretest kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan yang berbeda
diperoleh data-data yang disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
49
Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah siswa 35 35
Rata-rata 46,94 45,41
Median 46,43 46,43
Modus 46,43 42,86
Standar deviasi 5,35 6,34
Skor tertinggi 57,14 57,14
Skor terendah 35,71 32,14
Berdasarkan hasil pretest pada Tabel 4.1, menunjukkan bahwa kedua kelas
(eksperimen dan kontrol) memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 35 siswa. Hasil
pretest kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata 46,94 dengan skor tertinggi
57,14 dan skor terendah 35,71 serta standar deviasi 5,35. Sedangkan hasil pretest
kelas kontrol diperoleh skor rata-rata 45,41 dengan skor tertinggi 57,14 dan skor
terendah 32,14 serta standar deviasi 6,34. Dari data tersebut menunjukkan bahwa
pemahaman siswa terhadap konsep Protista pada kedua kelas tidak jauh berbeda
dan masih rendah. Rendahnya hasil pretest siswa dikarenakan belum dilakukan
kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan konsep Protista.
2. Deskripsi Data Hasil Posttest
Setelah dilakukan uji prasyarat sampel pada pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa pada kedua kelas
sama. Dengan demikian, peneliti memberikan perlakuan yang berbeda saat proses
pembelajaran. Saat proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan LKS
berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dan kelas kontrol tidak
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing. Setelah mengalami perlakuan,
masing-masing kelas diberikan tes akhir (posttest). Hal ini bertujuan untuk
melihat tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan
berbeda saat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil posttest kelas eksperimen
dan kelas kontrol diperoleh data yang disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut:
50
Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah siswa 35 35
Rata-rata 82,14 77,08
Median 82,14 78,57
Modus 85,71 78,57
Standar deviasi 6,06 5,52
Skor tertinggi 92,86 85,14
Skor terendah 67,86 64,29
Berdasarkan hasil posttest pada Tabel 4.2, menunjukkan bahwa kedua kelas
(eksperimen dan kontrol) memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 35 siswa. Hasil
posttest kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata 82,14 dengan skor tertinggi
92,86 dan skor terendah 67,86 serta standar deviasi 6,06. Sedangkan hasil posttest
kelas kontrol diperoleh skor rata-rata 77,08 dengan skor tertinggi 85,14 dan skor
terendah 64,29 serta standar deviasi 5,52. Dari data posttest tersebut menunjukkan
bahwa kedua kelas memiliki nilai rata-rata yang berbeda, dimana kelas
eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol.
3. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji Normal Gain (N-Gain) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan pemahaman siswa setelah diberikan kegiatan pembelajaran. Untuk
mengetahui hal tersebut, maka dilakukan perbandingan hasil pretest dan posttest
pada kelas eksperimen dan kontrol serta membandingkan N-Gain dari kedua kelas
tersebut. Adapun hasil perhitungan rata-rata N-Gain kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat dalam Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
Data N-Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tertinggi 0,83 0,73
Terendah 0,44 0,33
Rata-rata 0,66 0,58
Kategori Sedang Sedang
51
Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pemahaman siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Masing-masing
skor N-Gain dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu tinggi (G ≥ 0,70),
sedang (0,30 ≤ G ≤ 0,70), dan rendah (G < 0,30). Hasil skor rata-rata N-Gain pada
kelas eksperimen sebesar 0,66 yang termasuk dalam kategori sedang dan skor
rata-rata N-Gain pada kelas kontrol sebesar 0,58 yang termasuk dalam kategori
sedang. Namun, skor rata-rata N-Gain kelas eksperimen lebih tinggi jika
dibandingkan dengan skor rata-rata N-Gain kelas kontrol. Frekuensi N-Gain dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kategori N-Gain Frekuensi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rendah - -
Sedang 20 30
Tinggi 15 5
Jumlah 35 35
Berdasarkan Tabel 4.4, menunjukkan bahwa frekuensi N-Gain kelas
eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan dalam kategori N-Gain.
Perbedaan kategori N-Gain kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori tinggi
lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Siswa pada kelas eksperimen yang
tergolong kedalam kategori sedang sebanyak 20 siswa, sedangkan pada kelas
kontrol sebanyak 30 siswa. Pada kelas eksperimen sebanyak 15 siswa yang
tergolong dalam kategori tinggi lebih banyak, dibandingkan kelas kontrol yang
hanya 5 siswa. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan
pemahaman siswa pada kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas
kontrol. Perhitungan mengenai hasil N-Gain siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 14.
52
4. Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)
Hasil penilaian LKS setiap kelompok materi Protista kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)
Kelas Rata-rata Nilai LKS Kelompok Rata-rata
keseluruhan 1 2 3 4 5 6
Eksperimen 79,63 88,89 81,02 86,57 95,37 91,20 87,11
Kontrol 85,71 96,43 92,86 89.29 78,57 92,86 89,28
Berdasarkan Tabel 4.7, menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) rata-rata
nilai keseluruhan sebesar 87,11 dengan nilai tertinggi sebesar 95,37 dan nilai
terendah sebesar 79,63. Pada kelas kontrol yang tidak menggunakan LKS berbasis
penemuan terbimbing rata-rata nilai keseluruhan sebesar 89,28 dengan nilai
tertinggi sebesar 96,43 dan nilai terendah sebesar 78,57. Rata-rata keseluruhan
kelas eksperimen lebih rendah jika dibandingkan kelas kontrol, karena pada kelas
eksperimen materi Protista yang diajarkan setiap pertemuannya menggunakan
LKS, dimana siswa dituntut aktif dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri
informasi yang dibutuhkan dan melakukan kegiatan eksperimen, sedangkan kelas
kontrol siswa diberikan penjelasan mengenai materi Protista terlebih dahulu oleh
guru dan kegiatan eksperimen berada diakhir pertemuan. Hasil LKS kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 11.
5. Deskripsi Hasil Observasi Siswa
Pengamatan terhadap aspek psikomotorik siswa saat proses pembelajaran
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) pada
konsep Protista diperoleh melalui hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat
dalam setiap pertemuan. Sebelumnya pengamat telah diberikan pedoman teknis
untuk mengisi lembar observasi yang digunakan. Proses pengamatan dilakukan
53
sedemikian rupa agar tidak mengganggu proses pembelajaran. Hasil observasi
psikomotorik siswa dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa
No. Kegiatan Siswa
Pertemuan
1 2 3
Persentase rata-rata (%)
≤50 >50 ≤50 >50 ≤50 >50
1 Siswa menggunakan
mikroskop dengan baik
dan benar
- -
2 Siswa mengamati objek
Protista
3 Siswa mencatat hasil
pengamatan
4 Siswa mengklasifikasi
jenis Protista berdasarkan
pengamatan
5 Siswa membuat hipotesis
berdasarkan rumusan
masalah
- -
6 Siswa melakukan
percobaan menggunakan
alat dan bahan dengan
baik dan benar
- -
7 Siswa melakukan diskusi
saat pembelajaran
8 Siswa menjawab seluruh
pertanyaan di LKS
9 Siswa mampu membuat
kesimpulan mengenai
Protista
10 Siswa mengumpulkan
LKS
Keterangan :
≤50% = Partisipasi aktif siswa dalam kelompok saat kegiatan pembelajaran
>50% = Partisipasi aktif siswa dalam kelompok saat kegiatan pembelajaran
Pada Tabel 4.8 menunjukkan hasil observasi psikomotorik siswa saat
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, pada pertemuan pertama yang
mempelajari materi Protista mirip jamur menunjukkan bahwa kegiatan siswa yang
54
meliputi mengamati objek Protista, mencatat hasil pengamatan, mengklasifikasi
jenis Protista, melakukan diskusi, menjawab pertanyaan di LKS, membuat
kesimpulan dan mengumpulkan LKS lebih dari 50% siswa dalam setiap kelompok
melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik artinya seluruh siswa
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran Protista mirip jamur. Kemudian
kegiatan siswa yang tidak dilakukan meliputi menggunakan mikroskop, membuat
hipotesis, dan melakukan percobaan, karena peneliti memiliki keterbatasan dalam
mencari bahan yang digunakan praktikum Protista mirip jamur sehingga
pembelajaran menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing sebagai bahan
ajar yang dilengkapi gambar-gambar Protista mirip jamur.
Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua mempelajari materi Protista
mirip tumbuhan yang dilakukan dengan kegiatan eksperimen. Kegiatan
eksperimen dilakukan secara berkelompok dan aktivitas siswa yang diobservasi
meliputi kegiatan menggunakan mikroskop, mengamati objek Protista, mencatat
hasil pengamatan, mengklasifikasi jenis Protista, membuat hipotesis, melakukan
percobaan, melakukan diskusi, menjawab pertanyaan di LKS, membuat
kesimpulan dan mengumpulkan LKS. Hasil observasi menunjukkan lebih dari
50% siswa dalam setiap kelompok melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik
artinya seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran pada
kegiatan eksperimen protista mirip tumbuhan.
Pada pertemuan ketiga pembelajaran dilakukan melalui kegiatan eksperimen
mengenai Protista mirip hewan menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing
(guided discovery). Kegiatan eksperimen dilakukan secara berkelompok dan
aktivitas siswa yang diobservasi meliputi kegiatan menggunakan mikroskop,
mengamati objek Protista, mencatat hasil pengamatan, mengklasifikasi jenis
Protista, membuat hipotesis, melakukan percobaan, melakukan diskusi, menjawab
pertanyaan di LKS, membuat kesimpulan dan mengumpulkan LKS. Hasil
observasi menunjukkan lebih dari 50% siswa dalam setiap kelompok melakukan
kegiatan pembelajaran dengan baik artinya seluruh siswa berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran pada kegiatan eksperimen protista mirip hewan.
55
Hasil observasi psikomotorik siswa secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran 12.
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat
berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan
adalah uji Liliefors dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Adapun kriteria
penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak yaitu apabila Lhitung <
Ltabel maka data berdistribusi normal dan sebaliknya apabila Lhitung > Ltabel maka
data tidak berdistribusi normal.
a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil perhitungan uji normalitas tes awal (pretest) kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah siswa 35 35
Rata-rata 46,939 45,409
Standar deviasi 5,349 6,339
Lhitung 0,1094 0,1419
Ltabel 0,1498 0,1498
Kesimpulan Lhitung < Ltabel, maka
data berdistribusi normal
Lhitung < Ltabel, maka
data berdistribusi normal
Berdasarkan Tabel 4.9 didapatkan Lhitung pretest kelas eksperimen sebesar
0,1094 dan tabel harga kritis uji Liliefors dengan tingkat signifikansi 5% (α =
0,05) untuk (n = 35), maka didapatkan Ltabel sebesar 0,1498. Hal ini menunjukkan
bahwa data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal, karena telah memenuhi
kriteria Lhitung < Ltabel (0,1094 < 0,1498). Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan
Lhitung sebesar 0,1419 dan tabel harga kritis uji Liliefors dengan tingkat
signifikansi 5% (α= 0,05) untuk (n=35), maka didapatkan Ltabel sebesar 0,1498.
56
Hal ini menunjukkan bahwa data pretest kelas kontrol berdistribusi normal,
karena telah memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1419 < 0,1498). Dengan demikian
kedua sampel penelitian data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada
lampiran 15.
b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil perhitungan uji normalitas tes akhir (posttest) kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah siswa 35 35
Rata-rata 82,142 77,077
Standar deviasi 6,063 5,525
Lhitung 0,1067 0,1324
Ltabel 0,1498 0,1498
Kesimpulan Lhitung < Ltabel, maka
data berdistribusi normal
Lhitung < Ltabel, maka
data berdistribusi normal
Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan Lhitung posttest kelas eksperimen sebesar
0,1067 dan tabel harga kritis uji Liliefors dengan tingkat signifikansi 5% (α =
0,05) untuk (n=35) maka didapatkan Ltabel sebesar 0,1498. Hal ini menunjukkan
bahwa data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal, karena telah memenuhi
kriteria Lhitung < Ltabel (0,1067 < 0,1498). Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan
Lhitung sebesar 0,1324 dan tabel harga kritis uji Liliefors dengan tingkat
signifikansi 5% (α= 0,05) untuk (n=35) maka didapatkan Ltabel sebesar 0,1498.
Hal ini menunjukkan bahwa data posttest kelas kontrol berdistribusi normal,
karena telah memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1324 < 0,1498). Dengan demikian
kedua sampel penelitian data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdistribusi normal. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada
lampiran 15.
57
2. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
disimpulkan bahwa data kedua kelas berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan
uji homogenitas untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang
homogen atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji
Fischer dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Adapun kriteria penerimaan uji
homogenitas bersifat homogen atau tidak yaitu apabila Fhitung < Ftabel berarti kedua
data homogen, dan sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel berarti kedua data heterogen.
a. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil uji homogenitas berdasarkan hasil pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Data Uji Homogenitas Hasil Pretest
Kelas N Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 35 28,61 1,40 1,77
Fhitung < Ftabel
Varians Homogen Kontrol 35 40,18
Berdasarkan Tabel 4.11 didapatkan Fhitung sebesar 1,40. Ftabel pada taraf
signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (db) untuk pembilang (n1-1)
adalah 34 dan untuk penyebut (n2-1) sebesar 34 adalah 1,77. Maka Fhitung < Ftabel
(1,40 < 1,77) sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians
yang sama atau homogen. Perhitungan lengkap uji homogenitas dapat dilihat pada
lampiran 16.
b. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil uji homogenitas berdasarkan hasil posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Data Uji Homogenitas Hasil Posttest
Kelas N Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 35 36,76 1,20 1,77
Fhitung < Ftabel
Varians Homogen Kontrol 35 30,52
58
Berdasarkan Tabel 4.12 didapatkan Fhitung sebesar 1,20. Ftabel pada taraf
signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (db) untuk pembilang (n1-1)
adalah 34 dan untuk penyebut (n2-1) sebesar 34 adalah 1,77. Maka Fhitung < Ftabel
(1,20 < 1,77) sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians
yang sama atau homogen. Perhitungan lengkap uji homogenitas dapat dilihat pada
lampiran 16.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan setelah terlebih dahulu melakukan uji
prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan data hasil uji
normalitas dan uji homogenitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kedua
kelas (eksperimen dan kontrol) berdistribusi normal serta mempunyai varians
yang homogen. Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis nihil (H0) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis penemuan
terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada konsep Protista.
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil
belajar siswa pada konsep Protista.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t pada taraf
signifikansi 5% (α = 0,05). Kriteria hasil kesimpulan uji-t yaitu, jika thitung < ttabel
maka H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan
Ha diterima.
a. Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Uji-t mengenai hasil pretest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan yang
berbeda. Hasil perhitungan data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan menggunakan rumus uji-t dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut:
60
Berdasarkan Tabel 4.14, menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji statistik
menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 3,66 dan ttabel sebesar 1,99 pada taraf
signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (db = 35+35-2 = 68). Maka
diperoleh thitung > ttabel (3,66 > 1,99) yang berarti bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided
discovery) terhadap hasil belajar siswa pada konsep Protista. Perhitungan uji
hipotesis posttest dapat dilihat pada lampiran 17.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar antara
siswa yang diajarkan dengan menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing
(guided discovery) sebagai kelas eksperimen dengan siswa yang tidak
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing sebagai kelas kontrol. Konsep
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Protista.
Pada pelaksanaan sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelas
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu dilakukan tes awal
(pretest) untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing kelas terhadap
konsep Protista yang akan diajarkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah
dilakukan, maka diperoleh skor rata-rata hasil pretest kelas eksperimen sebesar
46,94 dan kelas kontrol sebesar 45,41. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
awal berdasarkan hasil pretest dari kedua kelas hampir sama dan tidak ada
pengaruh yang signifikan dari kedua kelas tersebut.
Setelah dilaksanakan tes awal (pretest), selanjutnya masing-masing kelas
mendapatkan perlakuan (treatment) yang berbeda. Kelas eksperimen
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dan kelas
kontrol tidak menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing. Setelah kedua
kelas mendapatkan perlakuan yang berbeda dalam proses pembelajaran,
selanjutnya dilakukan tes akhir (posttest) untuk mengetahui kemampuan dan
pemahaman siswa dalam belajar.
61
Berdasarkan data hasil tes akhir (posttest) sesuai dengan indikator
pembelajaran dan dilakukan perhitungan menunjukkan bahwa kelas eksperimen
mendapatkan hasil posttest yang lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil posttest masing-masing kelas. Rata-rata
hasil posttest kelas eksperimen sebesar 82,14 sedangkan rata-rata hasil posttest
kelas kontrol sebesar 77,08.
Mengetahui ada tidaknya pengaruh LKS berbasis penemuan terbimbing
terhadap hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan
perhitungan uji statistik menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk
= 68 terhadap rata-rata hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari uji-t
yang telah dilakukan didapatkan hasil nilai thitung sebesar 3,66 dan ttabel sebesar
1,99. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel maka dengan demikian terjadi
penolakan terhadap H0 dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan LKS berbasis penemuan
terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada konsep Protista.
Berdasarkan hasil LKS yang digunakan dalam pembelajaran, pada kelas
eksperimen yang menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided
discovery) rata-rata nilai keseluruhan sebesar 87,11. Pada kelas kontrol yang tidak
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing rata-rata nilai keseluruhan
sebesar 89,28. Rata-rata keseluruhan kelas eksperimen lebih rendah jika
dibandingkan kelas kontrol, karena pada kelas eksperimen materi Protista yang
diajarkan setiap pertemuannya menggunakan LKS, dimana siswa dituntut aktif
dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri informasi yang dibutuhkan dan
melakukan kegiatan eksperimen, sedangkan kelas kontrol siswa diberikan
penjelasan mengenai materi Protista terlebih dahulu oleh guru dan kegiatan
eksperimen berada diakhir pertemuan.
Data lain yang mendukung penelitian ini dari hasil observasi psikomotorik
siswa saat pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran
materi Protista yang terdiri dari tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama
mengenai Protista mirip jamur menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing
62
dan lebih dari 50% siswa dalam setiap kelompok melakukan kegiatan
pembelajaran dengan baik artinya seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran Protista. Kegiatan observasi yang dilakukan mengamati objek
Protista, mencatat hasil pengamatan, mengklasifikasi jenis Protista, melakukan
diskusi, menjawab pertanyaan di LKS, membuat kesimpulan dan mengumpulkan
LKS. Kemudian kegiatan siswa yang tidak dilakukan meliputi menggunakan
mikroskop, membuat hipotesis, dan melakukan percobaan, karena peneliti
memiliki keterbatasan dalam mencari bahan yang digunakan praktikum Protista
mirip jamur sehingga pembelajaran menggunakan LKS yang dilengkapi gambar-
gambar Protista mirip jamur. Pada pertemuan kedua dan ketiga yang masing-
masing mempelajari materi Protista mirip tumbuhan dan Protista mirip hewan.
Pada pertemuan kedua pembelajaran dilakukan melalui kegiatan eksperimen
mengenai Protista mirip tumbuhan menggunakan LKS berbasis penemuan
terbimbing (guided discovery). Kegiatan eksperimen dilakukan secara
berkelompok dan aktivitas siswa yang diobservasi meliputi kegiatan
menggunakan mikroskop, mengamati objek Protista, mencatat hasil pengamatan,
mengklasifikasi jenis Protista, membuat hipotesis, melakukan percobaan,
melakukan diskusi, menjawab pertanyaan di LKS, membuat kesimpulan dan
mengumpulkan LKS. Hasil observasi menunjukkan lebih dari 50% siswa dalam
setiap kelompok melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik artinya seluruh
siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran pada kegiatan eksperimen
protista mirip tumbuhan.
Pada pertemuan ketiga pembelajaran dilakukan melalui kegiatan eksperimen
mengenai Protista mirip hewan menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing
(guided discovery). Kegiatan eksperimen dilakukan secara berkelompok dan
aktivitas siswa yang diobservasi meliputi kegiatan menggunakan mikroskop,
mengamati objek Protista, mencatat hasil pengamatan, mengklasifikasi jenis
Protista, membuat hipotesis, melakukan percobaan, melakukan diskusi, menjawab
pertanyaan di LKS, membuat kesimpulan dan mengumpulkan LKS. Hasil
observasi menunjukkan lebih dari 50% siswa dalam setiap kelompok melakukan
63
kegiatan pembelajaran dengan baik artinya seluruh siswa berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran pada kegiatan eksperimen protista mirip hewan.
Pembelajaran menggunakan LKS berfungsi sebagai bahan ajar yang
mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan,
meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik.1 Hal ini
sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan LKS berbasis
guided discovery meningkatkan hasil belajar siswa.2 Kemudian pembelajaran
praktikum IPA berbantu LKS discovery efektif untuk mengembangkan
keterampilan proses sains siswa.3
Penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) mampu
mengubah proses pembelajaran yang sebelumnya berpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan mengalami secara langsung apa
yang sedang dipelajari, maka siswa akan mengkonstruk pengetahuan yang
didapatkan melalui pengalamannya secara langsung sehingga pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa menjadi bermakna.
Pembelajaran menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing memiliki
beberapa keunggulan yaitu siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
yang disajikan, menanamkan sikap mencari-temukan, mendukung kemampuan
problem solving siswa, memberikan wahana interaksi antar siswa maupun siswa
dengan guru, materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang
tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses
menemukannya.4 Dengan demikian penggunaan LKS berbasis penemuan
terbimbing (guided discovery) dapat membimbing siswa memperoleh
pengetahuan, mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik dalam
1 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press,
2011), Cet.2, h.205. 2 Mulia Rusmawati, Pengaruh Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis
Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Skripsi UIN Jakarta, 2013, h.66. 3 Hartono dan Wakid Rima Oktafianto, Keefektifan Pembelajaran Praktikum IPA Berbantu
LKS Discovery untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains, Unnes Physics Education
Journal, 2013, h.21. 4 Erlin Nur Wahyuni, Novita Kartika Indah, Sunu Kuntjoro, Penerapan LKS Berbasis
Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pencemaran Lingkungan
Kelas X SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo, Jurnal Bioedu Vol.3, 2014, h.595.
64
proses pembelajaran, membangun konsep yang ditemukan siswa sendiri dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis
penemuan terbimbing (guided discovery) berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar siswa. Hal tersebut didasarkan pada perhitungan uji hipotesis hasil posttest
menggunakan uji-t dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05) diperoleh hasil thitung
> ttabel atau (3,66 > 1,99). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa H0
ditolak dan Ha diterima. Hasil perhitungan tersebut membuktikan bahwa
penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada konsep Protista.
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penulis mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Pengajaran menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided
discovery) perlu disesuaikan dengan konsep dan ketersediaan alat-alat di
laboratorium sekolah sebagai penunjang pembelajaran.
2. Guru dalam menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided
discovery) hendaknya dapat mengarahkan siswa untuk menemukan konsep
sehingga pengetahuan siswa dapat berkembang dan hasil belajar siswa dapat
meningkat.
3. Untuk penelitian selanjutnya, pemberian angket setelah pembelajaran
menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing perlu dilakukan untuk
mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS.
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan Sani. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.
Anderson, Lorin W, David R. Krathwohl. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, diterjemahkan dari buku A
Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revisian of Bloom’s
Taksonomy of Educational Objectives. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Anugra, Nessa Rahmi, Djusmaini Djamas, Nurhayati. Pengaruh Lembar Kerja
Siswa Berbasis PQ4R terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Kelas VIII SMPN
1 Linggo Sari Baganti. Pillar Of Physics Education Vol.2, 2013.
Ariesta, R. dan Supartono. Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan
Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk
Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, 2011.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Cet.1, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: PT
Bumi Aksara, Cet.2, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi
2010). Jakarta: Rineka Cipta, Cet.14, 2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet.17,
2014.
Bahri, Syaiful Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet.II,
2008.
Carin, Arthur A. Teaching Science Through Discovery Eighth Edition. New
Jersey: Prentice-Hall, 1997.
D. Kenneth Moore. Effectitive Instructional Strategies From Theory to Practice
Edition 3. Los Angeles: Sage Publications Inc, 2012.
Estuningsih, Silvia, Endang Susantini, dan Isnawati. Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Pada
Materi Substansi Genetika. Jurnal Bioedu Vol.2, 2013.
67
Fatihatul, Diana Ulumi, Maridi, dan Yudi Rinanto. Pengaruh Model Pembelajaran
Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri
2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Biologi UNS,
2015.
Ghozali, Imam, Endang Susantini dan Lisa Lisdiana. Validitas Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Pada
Materi Virus untuk Kelas X. Jurnal Bioedu Vol.3, 2014.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.X, 2010.
Hartono dan Wakid Rima Oktafianto. Keefektifan Pembelajaran Praktikum IPA
Berbantu LKS Discovery untuk Mengembangkan Keterampilan Proses
Sains. Unnes Physics Education Journal, 2013.
Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga,
2013.
Isnaningsih dan D.S. Bimo. Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Discovery
Berorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol.2 No.2, 2013.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Rajawali Press, Cet.1, 2015.
Kamalia, Popi Devi, Hj. Renny Sofiraeni, Khairuddin. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik
dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.1,
2013.
Muslich, Masnur. Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan
Kompetensi,. Bandung: Refika Aditama, Cet.I, 2011.
N. Roestiyah, K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Ngalim, M. Purwanto. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Nur, Abrari Aan Ilmi, Meti Indrowati, Riezky Maya Probosari. Pengaruh
Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun pelajaran
2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi Vol.4 No.2, 2012.
68
Nur, Erlin Wahyuni, Novita Kartika Indah, Sunu Kuntjoro. Penerapan LKS
Berbasis Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Materi Pencemaran Lingkungan Kelas X SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo.
Jurnal Bioedu Vol.3, 2014.
Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva
Press, Cet.2, 2011.
Ratna, Ana Wulan. Penggunaan Asesmen Alternatif Pada Pembelajaran Biologi.
Seminar Nasional Biologi FPMIPA UPI, 2007.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, Cet.I, 2009.
Rusmawati, Mulia. Pengaruh Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Berbasis Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.
Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2013.
Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta, Cet.19, 2014.
Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: PT Revika Aditama, 2014.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2013.
Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini
TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana, 2011.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: PT Kencana
Prenada Media Group, 2009.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam KTSP. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.
Wiratna, V. Sujarweni dan Poly Endrayanto. Statistika untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet.1, 2012.
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Cet.1, 2009.
69
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Protista
Pertemuan ke - : 1
Alokasi Waktu : 9 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
70
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong-royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan
ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan
secara teliti dan sistematis.
4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk
model/charta/gambar.
C. Indikator
3.5.1 Menyebutkan ciri-ciri umum dari kingdom protista.
3.5.2 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip jamur.
3.5.3 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip jamur.
3.5.4 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip jamur.
3.5.5 Mengaitkan ciri protista mirip jamur dengan peranannya dalam kehidupan.
4.5.1 Melakukan pengamatan protista mirip jamur.
4.5.2 Membuat laporan pengamatan protista mirip jamur.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:
1. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri umum dari kingdom protista.
2. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip jamur.
3. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip jamur.
4. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip jamur.
71
72
sitoplasma yang berinti banyak dan tidak dibatasi dengan dinding sel.
Acrasiomycetes terdiri atas satu sel uninukleat, haploid, dan bergerak dengan
pseudopodia. Peranan protista mirip jamur yaitu sebagai saprofit, menguraikan
bahan organik menjadi anorganik dan Saprolegnia sp. merupakan parasit pada
ikan (lele).
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Penemuan terbimbing (guided discovery)
Metode : Diskusi dan tanya jawab
G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran
Sumber pembelajaran:
Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima
Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.
http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html
Bahan : LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Alat : White board dan spidol
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (3 x 45 menit)
Kegiatan
Guided
Discovery
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru membuka kegiatan
pembelajaran dengan
mengucap salam, doa,
mengecek kehadiran siswa,
dan kesiapan belajar siswa
Apersepsi
Guru bertanya mengenai
Protista “Apa itu protista?
Siswa menjawab salam,
doa, absensi, dan
menyiapkan buku
pelajaran biologi
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
3 menit
4 menit
73
Motivasi
Guru memotivasi siswa
untuk mempelajari protista
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Guru membagi siswa
menjadi 6 kelompok dan
memberikan LKS Berbasis
Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery)
mengenai protista mirip
jamur
Siswa termotivasi untuk
belajar tentang protista
Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran
Siswa membuat
kelompok dan menerima
LKS mengenai protista
mirip jamur yang
diberikan oleh guru
8 menit
Kegiatan Inti
Pemberian
stimulus
Mengamati
Guru menginstruksikan
siswa untuk mengamati
protista mirip jamur sesuai
petunjuk di LKS
Siswa mengamati protista
mirip jamur sesuai
petunjuk di LKS
10
menit
Identifikasi
masalah
Menanya
Guru mengarahkan siswa
untuk bertanya mengenai
ciri-ciri protista secara
umum dan ciri protista
mirip jamur
Siswa memberikan
pertanyaan mengenai
protista mirip jamur
15
menit
Mengumpulkan
data
Mengumpulkan data
(Mengeksplorasi)
Guru menginstruksikan
siswa mengumpulkan
informasi mengenai ciri
protista mirip jamur, cara
reproduksi, klasifikasi dan
contoh organisme
Guru meminta siswa
mencatat hasil pengamatan
dan informasi di LKS
Siswa mengumpulkan
informasi berdasarkan
pengamatan
Siswa mencatat hasil
pengamatan dan
informasi di LKS
40
menit
Menganalisis dan
menginterpretasi
data
Mengasosiasikan
Guru meminta siswa
mengaitkan ciri protista
mirip jamur dengan
peranannya dalam
kehidupan
Guru menginstruksikan
siswa untuk menjawab
pertanyaan di LKS
Siswa mengaitkan ciri-
ciri protista mirip jamur
dengan peranannya dalam
kehidupan
Siswa menjawab
pertanyaan yang terdapat
di LKS
15
menit
Menganalisis dan
menginterpretasi
data
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan
kelompok menyampaikan
hasil diskusi
Guru membantu siswa
Perwakilan kelompok
menyampaikan hasil
diskusi
Setiap kelompok
25
menit
74
mengevaluasi kinerja setiap
kelompok dan memberikan
apresiasi terhadap kinerja
kelompok
melakukan evaluasi dan
refleksi pembelajaran
Kegiatan Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak siswa
untuk membuat
kesimpulan
Guru menginformasikan
siswa untuk mempelajari
protista mirip tumbuhan
dan menyiapkan praktikum
protista mirip tumbuhan
Guru menutup
pembelajaran dan
mengucapkan salam
Siswa bersama-sama
membuat kesimpulan
Siswa mencatat dan
memahami apa yang
disampaikan oleh guru
Siswa menjawab salam
15
menit
I. Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk instrumen
Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)
Portofolio LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery) dan rubrik
Jakarta, 6 November 2015
75
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Protista
Pertemuan ke - : 2
Alokasi Waktu : 9 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
76
gotong-royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan
ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan
secara teliti dan sistematis.
4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk
model/charta/gambar.
C. Indikator
3.5.1 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip tumbuhan.
3.5.2 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip tumbuhan.
3.5.3 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip tumbuhan.
3.5.4 Mengaitkan ciri protista mirip tumbuhan dengan peranannya dalam
kehidupan.
4.5.1 Melakukan pengamatan protista mirip tumbuhan.
4.5.2 Membuat laporan hasil pengamatan protista mirip tumbuhan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip tumbuhan.
2. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip tumbuhan.
3. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip tumbuhan.
4. Siswa dapat mengaitkan ciri protista mirip tumbuhan dengan peranannya
dalam kehidupan.
5. Siswa dapat melakukan pengamatan protista mirip tumbuhan.
6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan protista mirip tumbuhan.
77
78
d. Ganggang Hijau / Chlorophyta
Semua organisme yang tergolong ke dalam Chlorophyta berwarna hijau
karena di dalam sel tubuhnya banyak terkandung klorofil yang sangat bermanfaat
dalam membantu berlangsungnya proses fotosintesis. Memiliki dinding sel yang
tersusun dari selulosa. Reproduksi aseksual dengan membelah diri, pembentukan
spora, dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan
oogami. Contohnya Chlorella sp. dan Chlamydomonas.
e. Ganggang Coklat / Phaeophyta
Phaeophyta memiliki kromatofora berwarna cokelat mengandung pigmen
fukonsantin. Selnya berflagel dua tetapi tidak sama panjang. Sebagian besar
multiseluler, bereproduksi aseksual secara fragmentasi dan pembentukan spora.
Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan oogami. Contohnya
Sargassum sp., dan Laminaria sp.
f. Ganggang Merah / Rhodophyta
Anggota organisme ini mengandung pigmen dominan fikobilin jenis
fikoeritrin (pigmen merah), memiliki klorofil a dan d, karoten, fikosianin, dan
tidak mempunyai flagel. Reproduksi aseksual dengan cara membentuk spora dan
reproduksi seksual dengan cara oogami. Contohnya Euchema spinosum.
Peranan Protista mirip tumbuhan bagi kehidupan yaitu Alga hijau
(Chlorophyta) merupakan fitoplankton yang digunakan sebagai sumber makanan
hewan lainnya. Alga merah (Rhodophyta) bermanfaat sebagai sumber makanan
(Rhodymenia palmata), dan pembuatan agar (Gelidium sp.). Alga coklat
(Phaeophyta) sebagai bahan kecantikan (Laminaria sp. dan Fucus sp.).
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Penemuan terbimbing (guided discovery)
Metode : Eksperimen dan diskusi
79
G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran
Sumber pembelajaran:
Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima
Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.
http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html
Bahan : LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery), air kolam,
air sawah, alga, dan tisu.
Alat : White board, spidol, mikroskop, object glass, cover glass, pipet tetes,
dan gelas kimia.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan kedua (3 x 45 menit)
Tahapan
Guided
Discovery
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru membuka kegiatan
pembelajaran dengan
mengucap salam, mengecek
kehadiran dan kesiapan
belajar siswa
Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa
“apa ciri-ciri dari protista
mirip tumbuhan?
Motivasi
Guru memotivasi siswa
untuk mempelajari protista
mirip tumbuhan
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru membagi siswa
menjadi 6 kelompok dan
memberikan LKS Berbasis
Penemuan Terbimbing
Siswa menjawab salam,
absensi, dan
menyiapkan buku
pelajaran biologi
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
Siswa termotivasi untuk
belajar protista mirip
tumbuhan
Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran
Siswa membuat
kelompok dan
menerima LKS
3 menit
4 menit
8 menit
80
(Guided Discovery)
Pemberian
stimulus
Mengamati
Guru menginstruksikan
siswa untuk mengamati
protista mirip tumbuhan
sesuai petunjuk di LKS
Siswa mengamati
protista mirip tumbuhan
sesuai dengan petunjuk
di LKS
10
menit
Identifikasi
masalah
Mengembangkan
solusi yang
mungkin
Menanya
Guru mengarahkan siswa
untuk bertanya mengenai
ciri-ciri protista mirip
tumbuhan
Guru membimbing siswa
dalam mengajukan rumusan
masalah dan hipotesis
Siswa memberikan
pertanyaan mengenai
protista mirip tumbuhan
Siswa mengajukan
rumusan masalah dan
hipotesis
15
menit
Mengumpulkan
data
Mengumpulkan data
(Mengeksplorasi)
Guru menginstruksikan
siswa untuk mencari
informasi mengenai ciri
protista mirip tumbuhan,
cara reproduksi, klasifikasi,
dan contoh organisme
Guru meminta siswa untuk
mencatat hasil pengamatan
dan informasi yang didapat
pada LKS.
Siswa mengumpulkan
informasi berdasarkan
pengamatan
Siswa mencatat hasil
pengamatan dan
informasi di LKS
40
menit
Menganalisis dan
Menginterpretasi
data
Mengasosiasikan
Guru meminta siswa
mengaitkan antara protista
mirip tumbuhan dengan
peranannya bagi kehidupan
Guru menginstruksikan
siswa untuk menjawab
pertanyaan di LKS
Siswa mengaitkan
antara protista mirip
tumbuhan dengan
peranannya bagi
kehidupan
Siswa menjawab
pertanyaan di LKS
15
menit
Menganalisis dan
Menginterpretasi
data
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan
kelompok menyampaikan
hasil praktikum
Guru membantu siswa
mengevaluasi kinerja setiap
kelompok dan memberikan
refleksi pembelajaran
Perwakilan kelompok
menyampaikan hasil
praktikum
Setiap kelompok
melakukan evaluasi dan
refleksi pembelajaran
25
menit
Kegiatan Penutup
Menyimpulkan Guru mengajak siswa untuk
memberikan kesimpulan
Siswa secara bersama-
sama memberikan
kesimpulan
81
Guru menginformasikan
siswa untuk mempelajari
protista mirip hewan dan
menyiapkan praktikumnya
Guru menutup pembelajaran
dan mengucapkan salam
Siswa mencatat dan
memahami apa yang
disampaikan oleh guru
Siswa menjawab salam
15
menit
I. Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk instrumen
Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)
Tes unjuk kerja Lembar observasi dan rubrik
Portofolio LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery) dan rubrik
Jakarta, 13 November 2015
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Protista
Pertemuan ke - : 3
Alokasi Waktu : 9 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun
83
dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong-
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-
ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara
teliti dan sistematis.
4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk
model/charta/gambar.
C. Indikator
3.5.1 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan.
3.5.2 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip hewan.
3.5.3 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip hewan.
3.5.4 Mengaitkan ciri protista mirip hewan dengan peranannya dalam kehidupan.
4.5.3 Melakukan pengamatan protista mirip hewan.
4.5.4 Membuat laporan hasil pengamatan protista mirip hewan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan.
2. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip hewan.
3. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip hewan.
4. Siswa dapat mengaitkan ciri protista mirip hewan dengan peranannya dalam
kehidupan.
5. Siswa dapat melakukan pengamatan protista mirip hewan.
6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan protista mirip hewan.
84
85
tubuh nyamuk Anopheles betina melalui penggabungan mikrogamet dan
makrogamet yang kemudian dikenal dengan sporogoni. Contoh Plasmodium sp.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Penemuan terbimbing (guided discovery)
Metode : Eksperimen dan diskusi
G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran
Sumber pembelajaran:
Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima
Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.
http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html
Bahan : LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery), air
selokan, air rendaman jerami, dan tisu.
Alat : White board, spidol, mikroskop, objek glass, cover glass, pipet tetes,
dan gelas kimia.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ketiga (3 x 45 menit)
Tahapan
Guided
Discovery
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru membuka kegiatan
pembelajaran dengan
mengucap salam, doa,
mengecek kehadiran siswa,
dan kesiapan belajar siswa
Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa
“apa ciri-ciri dari protista
mirip hewan?
Siswa menjawab salam,
doa, absensi, dan
menyiapkan buku
pelajaran biologi
Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
3 menit
4 menit
86
Motivasi
Guru memotivasi untuk
mempelajari protista mirip
hewan
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru membagi siswa
menjadi 6 kelompok dan
memberikan LKS Berbasis
Penemuan Terbimbing
(Guided Discovery)
Siswa termotivasi untuk
belajar protista mirip
hewan
Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran
Siswa membuat
kelompok dan
menerima LKS
8 menit
Kegiatan Inti
Pemberian
stimulus
Mengamati
Guru menginstruksikan
siswa untuk mengamati
protista mirip hewan sesuai
dengan petunjuk di LKS
Siswa mengamati
protista mirip hewan
sesuai dengan petunjuk
di LKS
10
menit
Identifikasi
masalah
Mengembangkan
solusi yang
mungkin
Menanya
Guru mengarahkan siswa
untuk bertanya mengenai
ciri-ciri protista mirip hewan
dan klasifikasinya
Guru membimbing siswa
dalam mengajukan rumusan
masalah dan hipotesis
Siswa memberikan
pertanyaan mengenai
ciri-ciri protista mirip
hewan dan
klasifikasinya
Siswa mengajukan
rumusan masalah dan
hipotesis
15
menit
Mengumpulkan
data
Mengumpulkan data
(Mengeksplorasi)
Guru menginstruksikan
siswa untuk mencari
informasi mengenai ciri
protista mirip hewan, cara
reproduksi, klasifikasi dan
contoh organisme
Guru meminta siswa untuk
mencatat hasil pengamatan
dan informasi yang
didapatkan di LKS
Siswa mengumpulkan
informasi berdasarkan
pengamatan
Siswa mencatat hasil
pengamatan dan
informasi di LKS
40
menit
Menganalisis dan
Menginterpretasi
data
Mengasosiasikan
Guru meminta siswa
mengaitkan antara protista
mirip hewan dengan
peranannya bagi kehidupan
Guru menginstruksikan
siswa untuk menjawab
pertanyaan di LKS
Siswa mengaitkan
antara protista mirip
hewan dengan
peranannya bagi
kehidupan
Siswa menjawab
pertanyaan di LKS
15
menit
87
Menganalisis dan
Menginterpretasi
data
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan
kelompok menyampaikan
hasil praktikum
Guru membantu siswa
mengevaluasi kinerja setiap
kelompok dan memberikan
refleksi pembelajaran
Perwakilan kelompok
menyampaikan hasil
praktikum
Setiap kelompok
melakukan evaluasi dan
refleksi pembelajaran
25
menit
Kegiatan Penutup
Menyimpulkan
Guru mengajak siswa untuk
membuat kesimpulan
Guru menutup pembelajaran
dan mengucapkan salam
Siswa bersama-sama
membuat kesimpulan
Siswa menjawab salam
15
menit
I. Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk instrumen
Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)
Tes unjuk kerja Lembar observasi dan rubrik
Portofolio LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery) dan rubrik
Jakarta, 20 November 2015
88
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Protista
Pertemuan ke - : 1
Alokasi Waktu : 9 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
89
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong-royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan
ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan
secara teliti dan sistematis.
4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk
model/charta/gambar.
C. Indikator
3.5.1 Menyebutkan ciri-ciri umum dari kingdom protista.
3.5.2 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip jamur.
3.5.3 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip jamur.
3.5.4 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip jamur.
3.5.5 Mengaitkan ciri protista mirip jamur dengan peranannya dalam kehidupan.
4.5.1 Melakukan pengamatan protista mirip jamur.
4.5.2 Membuat laporan pengamatan protista mirip jamur.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:
1. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri umum dari kingdom protista.
2. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip jamur.
3. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip jamur.
4. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip jamur.
91
sitoplasma yang berinti banyak dan tidak dibatasi dengan dinding sel.
Acrasiomycetes terdiri atas satu sel uninukleat, haploid, dan bergerak dengan
pseudopodia. Peranan protista mirip jamur yaitu sebagai saprofit, menguraikan
bahan organik menjadi anorganik dan Saprolegnia sp. merupakan parasit pada
ikan (lele).
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi dan tanya jawab
G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran
Sumber pembelajaran:
Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima
Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.
http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html
Bahan : Powerpoint
Alat : White board, spidol, dan LCD
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (3 x 45 menit)
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru membuka kegiatan pembelajaran
dengan mengucap salam, doa,
mengecek kehadiran siswa, dan
kesiapan belajar siswa
Apersepsi
Guru bertanya mengenai Protista
“Apa itu protista?”
Motivasi
Guru memotivasi siswa untuk
mempelajari protista
Siswa menjawab salam, doa,
absensi, dan menyiapkan buku
pelajaran biologi
Siswa menjawab pertanyaan
dari guru
Siswa termotivasi untuk
belajar tentang protista
3 menit
4 menit
92
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok untuk melakukan diskusi
Siswa mendengarkan tujuan
pembelajaran
Siswa membuat kelompok
sesuai instruksi guru
8 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru menginstruksikan siswa
mengamati gambar protista mirip jamur
Siswa mengamati gambar
protista mirip jamur
10
menit
Menanya
Guru mengarahkan siswa untuk
bertanya mengenai ciri-ciri protista
mirip jamur
Siswa berpikir untuk
mengajukan pertanyaan
15
menit
Mengumpulkan data
(Mengeksplorasi)
Guru menginstruksikan siswa untuk
berdiskusi mengenai ciri-ciri dari
protista mirip jamur, dan cara
reproduksi
Guru menginstruksikan siswa untuk
berdiskusi mengenai klasifikasi dari
protista mirip jamur disertai contoh
organismenya
Siswa berdiskusi dan
mengumpulkan informasi
sesuai dengan instruksi dari
guru
40
menit
Mengasosiasikan
Guru meminta siswa mengaitkan antara
protista mirip jamur dengan peranannya
dalam kehidupan
Siswa mengaitkan antara
protista mirip jamur dengan
peranannya dalam kehidupan
15
menit
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi yang telah
dilakukan
Guru membantu siswa mengevaluasi
kinerja setiap kelompok dan
memberikan refleksi pembelajaran
Perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi
yang telah dilakukan
Setiap kelompok melakukan
evaluasi dan refleksi hasil
diskusi
25
menit
Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa membuat
kesimpulan
Guru menginformasikan siswa untuk
mempelajari protista mirip tumbuhan
Guru menutup pembelajaran dan
mengucapkan salam
Siswa secara bersama-sama
membuat kesimpulan
Siswa mencatat dan
memahami apa yang
disampaikan oleh guru
Siswa menjawab salam
15
menit
93
I. Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk instrumen
Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)
Portofolio diskusi dan rubrik
Jakarta, 4 November 2015
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Protista
Pertemuan ke - : 2
Alokasi Waktu : 9 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
95
gotong-royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan
ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan
secara teliti dan sistematis.
4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk
model/charta/gambar.
C. Indikator
3.5.1 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip tumbuhan.
3.5.2 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip tumbuhan.
3.5.3 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip tumbuhan.
3.5.4 Mengaitkan ciri protista mirip tumbuhan dengan peranannya dalam
kehidupan.
4.5.1 Melakukan pengamatan protista mirip tumbuhan.
4.5.2 Membuat laporan hasil pengamatan protista mirip tumbuhan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip tumbuhan.
2. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip tumbuhan.
3. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip tumbuhan.
4. Siswa dapat mengaitkan ciri protista mirip tumbuhan dengan peranannya
dalam kehidupan.
5. Siswa dapat melakukan pengamatan protista mirip tumbuhan.
6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan protista mirip tumbuhan.
97
d. Ganggang Hijau / Chlorophyta
Semua organisme yang tergolong ke dalam Chlorophyta berwarna hijau
karena di dalam sel tubuhnya banyak terkandung klorofil yang sangat bermanfaat
dalam membantu berlangsungnya proses fotosintesis. Memiliki dinding sel yang
tersusun dari selulosa. Reproduksi aseksual dengan membelah diri, pembentukan
spora, dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan
oogami. Contohnya Chlorella sp. dan Chlamydomonas.
e. Ganggang Coklat / Phaeophyta
Phaeophyta memiliki kromatofora berwarna cokelat mengandung pigmen
fukonsantin. Selnya berflagel dua tetapi tidak sama panjang. Sebagian besar
multiseluler, bereproduksi aseksual secara fragmentasi dan pembentukan spora.
Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan oogami. Contohnya
Sargassum sp., dan Laminaria sp.
f. Ganggang Merah / Rhodophyta
Anggota organisme ini mengandung pigmen dominan fikobilin jenis
fikoeritrin (pigmen merah), memiliki klorofil a dan d, karoten, fikosianin, dan
tidak mempunyai flagel. Reproduksi aseksual dengan cara membentuk spora dan
reproduksi seksual dengan cara oogami. Contohnya Euchema spinosum.
Peranan Protista mirip tumbuhan bagi kehidupan yaitu Alga hijau
(Chlorophyta) merupakan fitoplankton yang digunakan sebagai sumber makanan
hewan lainnya. Alga merah (Rhodophyta) bermanfaat sebagai sumber makanan
(Rhodymenia palmata), dan pembuatan agar (Gelidium sp.). Alga coklat
(Phaeophyta) sebagai bahan kecantikan (Laminaria sp. dan Fucus sp.).
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi dan tanya jawab
G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran
Sumber pembelajaran:
Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
98
Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima
Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.
http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html
Bahan : Powerpoint
Alat : White board, spidol, dan LCD
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan kedua (3 x 45 menit)
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru membuka kegiatan pembelajaran
dengan mengucap salam, doa,
mengecek kehadiran dan kesiapan
belajar siswa
Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa “apa ciri-
ciri dari protista mirip tumbuhan?
Motivasi
Guru memotivasi siswa untuk
mempelajari protista mirip tumbuhan
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok untuk melakukan diskusi
Siswa menjawab salam, doa,
absensi, dan menyiapkan buku
pelajaran biologi
Siswa menjawab pertanyaan
dari guru
Siswa termotivasi untuk belajar
protista mirip tumbuhan
Siswa mendengarkan tujuan
pembelajaran
Siswa membuat kelompok
sesuai instruksi guru
3 menit
4 menit
8 menit
Mengamati
Guru menginstruksikan siswa untuk
mengamati protista mirip tumbuhan
Siswa mengamati protista mirip
tumbuhan
10
menit
Menanya
Guru mengarahkan siswa untuk
bertanya mengenai ciri-ciri protista
mirip tumbuhan
Siswa berpikir untuk
mengajukan pertanyaan
15
menit
Mengumpulkan data
(Mengeksplorasi)
Guru menginstruksikan siswa untuk
mencari informasi mengenai ciri
protista mirip tumbuhan dan cara
reproduksi
Siswa berdiskusi dan
mengumpulkan informasi sesuai
dengan instruksi dari guru
40
menit
99
Guru menginstruksikan siswa untuk
mencari informasi mengenai
klasifikasi dari protista mirip
tumbuhan disertai contoh
organismenya
Mengasosiasikan
Guru meminta siswa mengaitkan
antara protista mirip tumbuhan dengan
peranannya bagi kehidupan
Siswa mengaitkan antara
protista mirip tumbuhan dengan
peranannya bagi kehidupan
15
menit
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi yang
telah dilakukan
Guru membantu siswa mengevaluasi
kinerja setiap kelompok dan
memberikan refleksi pembelajaran
Perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi
yang telah dilakukan
Setiap kelompok melakukan
evaluasi dan refleksi hasil
diskusi
25
menit
Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa untuk membuat
kesimpulan
Guru menginformasikan siswa untuk
menyiapkan praktikum protista mirip
hewan
Guru menutup pembelajaran dan
mengucapkan salam
Siswa secara bersama-sama
membuat kesimpulan
Siswa menjawab salam
15
menit
I. Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk instrumen
Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)
Portofolio diskusi dan rubrik
Jakarta, 11 November 2015
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta
Kelas / Semester : X / Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Protista
Pertemuan ke - : 3
Alokasi Waktu : 9 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati
bioproses.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun
101
dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong-
royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan
dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan dilingkungan sekitar.
3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-
ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara
teliti dan sistematis.
4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk
model/charta/gambar.
C. Indikator
3.5.1 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan.
3.5.2 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip hewan.
3.5.3 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip hewan.
3.5.4 Mengaitkan ciri protista mirip hewan dengan peranannya dalam kehidupan.
4.5.3 Melakukan pengamatan protista mirip hewan.
4.5.4 Membuat laporan hasil pengamatan protista mirip hewan.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:
1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan.
2. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip hewan.
3. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip hewan.
4. Siswa dapat mengaitkan ciri protista mirip hewan dengan peranannya dalam
kehidupan.
5. Siswa dapat melakukan pengamatan protista mirip hewan.
6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan protista mirip hewan.
103
berganda berlangsung di dalam tubuh manusia. Reproduksi seksual terjadi dalam
tubuh nyamuk Anopheles betina melalui penggabungan mikrogamet dan
makrogamet yang kemudian dikenal dengan sporogoni. Contoh Plasmodium sp.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Eksperimen dan diskusi
G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran
Sumber pembelajaran:
Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima
Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.
http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html
Bahan : LKS, air selokan, air rendaman jerami, dan tisu.
Alat : White board, spidol, mikroskop, objek glass, cover glass, pipet tetes,
dan gelas kimia.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ketiga (3 x 45 menit)
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Guru Siswa
Kegiatan Pendahuluan
Pembukaan
Guru membuka kegiatan pembelajaran
dengan mengucap salam, doa,
mengecek kehadiran siswa, dan
kesiapan belajar siswa
Apersepsi
Guru bertanya kepada siswa “apa ciri-
ciri protista mirip hewan?
Motivasi
Guru memotivasi untuk mempelajari
protista mirip hewan
Siswa menjawab salam, doa,
absensi, dan menyiapkan buku
pelajaran biologi
Siswa menjawab pertanyaan
dari guru
Siswa termotivasi untuk belajar
protista mirip hewan
3 menit
4 menit
104
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Guru membagi siswa menjadi 6
kelompok dan setiap kelompok
diberikan LKS
Siswa mendengarkan tujuan
pembelajaran
Siswa membuat kelompok dan
menerima LKS
8 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru menginstruksikan siswa untuk
mengamati protista mirip hewan
sesuai dengan petunjuk LKS
Siswa melakukan pengamatan
sesuai dengan petunjuk LKS
10
menit
Menanya
Guru mengarahkan siswa untuk
bertanya mengenai ciri-ciri dari
protista mirip hewan
Siswa memberikan pertanyaan
mengenai dari ciri-ciri protista
mirip hewan
15
menit
Mengumpulkan data
(Mengeksplorasi)
Guru menginstruksikan siswa untuk
mengumpulkan informasi mengenai
ciri-ciri protista mirip hewan,
klasifikasi, cara reproduksi dan contoh
organisme
Guru meminta siswa untuk mencatat
hasil pengamatan dan informasi yang
didapatkan pada LKS
Siswa mengumpulkan informasi
berdasarkan pengamatan dan
sumber yang relevan
Siswa mencatat hasil
pengamatan dan informasi di
LKS
40
menit
Mengasosiasikan
Guru meminta siswa mengaitkan
protista mirip hewan dengan
peranannya bagi kehidupan
Guru menginstruksikan siswa untuk
menjawab pertanyaan di LKS
Siswa mengaitkan ciri protista
mirip hewan dengan peranannya
bagi kehidupan
Siswa menjawab pertanyaan
yang terdapat di LKS
15
menit
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan kelompok
menyampaikan hasil praktikum
Guru membantu siswa mengevaluasi
kinerja setiap kelompok dan
memberikan refleksi pembelajaran
Perwakilan kelompok
menyampaikan hasil praktikum
Setiap kelompok melakukan
evaluasi dan refleksi
pembelajaran
25
menit
Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa untuk membuat
kesimpulan
Guru menutup pembelajaran dan
mengucapkan salam
Siswa secara bersama-sama
membuat kesimpulan
Siswa menjawab salam
15
menit
105
I. Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk instrumen
Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)
Tes unjuk kerja Lembar observasi dan rubrik
Portofolio LKS dan rubrik
Jakarta, 18 November 2015
106
107
LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)
PETUNJUK PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING
(GUIDED DISCOVERY)
1. Pada LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ini, peserta didik
akan melakukan kegiatan pembelajaran mengenai materi Protista.
2. Tuliskan identitas kelompok Anda di LKS yang telah dibagikan.
3. Bacalah dan pahami setiap kegiatan yang terdapat di dalam LKS.
4. Lakukan kegiatan praktikum dengan mengikuti langkah kerja.
5. Catatlah hasil pengamatan Anda pada kolom yang telah tersedia.
6. Jawablah pertanyaan yang terdapat di LKS dengan benar dan tuliskan sumber
informasi (daftar pustaka) yang Anda gunakan untuk menjawab pertanyaan.
7. Jika Anda belum menyelesaikan tugas atau pertanyaan yang ada di LKS saat waktu
pembelajaran, maka Anda boleh menyelesaikannya di luar kelas secara
berkelompok.
8. Batas akhir pengumpulkan setiap LKS adalah seminggu setelah tugas diberikan.
9. Seluruh anggota kelompok wajib terlibat aktif dalam menyelesaikan kegiatan yang
ada di LKS. Jika ada anggota kelompok yang tidak bekerja, tuliskan namanya maka
nama tersebut tidak akan mendapat nilai pada materi terkait.
10. Lakukan semua kegiatan pembelajaran dengan baik dan tertib.
108
LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)
LKS 1
PROTISTA MIRIP JAMUR
1. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri umum Protista mirip jamur
2. Siswa dapat menjelaskan klasifikasi dari Protista mirip jamur
3. Siswa dapat mengaitkan Protista mirip jamur dengan peranannya dalam kehidupan
4. Siswa dapat membuat laporan mengenai Protista mirip jamur
1. Duduklah secara berkelompok dengan teman sekelompokmu.
2. Diskusikanlah bersama teman sekelompokmu untuk mengerjakan LKS.
3. Pastikan semua anggota kelompok terlibat aktif dalam pembelajaran dan gunakan
sumber referensi untuk menjawab pertanyaan.
Diskusikanlah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!
1) Amatilah gambar Protista mirip jamur di bawah ini!
Dari gambar tersebut, apa saja ciri-ciri umum dari Protista mirip jamur?
2) Jelaskan perbedaan ciri-ciri dari jamur lendir dan jamur air!
Tujuan
Prosedur Kerja
Identifikasi
masalah
Mengumpulkan data
1
109
110
LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)
LKS 2
PROTISTA MIRIP TUMBUHAN
1. Siswa dapat mengamati ciri-ciri umum Protista mirip tumbuhan
2. Siswa dapat mengklasifikasi Protista mirip tumbuhan berdasarkan jenisnya
3. Siswa dapat mengaitkan Protista mirip tumbuhan dengan peranannya dalam
kehidupan
4. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan Protista mirip tumbuhan
Alat : mikroskop, kaca obyek, kaca penutup, pipet tetes, dan botol plastik.
Bahan : sampel air sawah, sampel air kolam, Alga, dan tisu.
Bacalah dan pahami artikel dibawah ini!
Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang) adalah Protista fotoautotrof disebut dengan
fitoplankton yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintetis. Ciri-ciri
dari Protista mirip tumbuhan antara lain bersifat eukariotik, uniseluler, tidak dapat
dibedakan akar, batang, dan daun, tubuhnya tersusun atas thalus, dapat berfotosintesis,
hidup di perairan, reproduksi secara aseksual dan seksual. Klasifikasi dari Protista mirip
tumbuhan dikelompokkan berdasarkan pigmen yang dimiliki setiap alga antara lain
Euglenophyta, Chrysophyta (Alga keemasan), Phyrrophyta (Alga api), Chlorophyta (Alga
hijau), Phaeophyta (Alga cokelat), dan Rhodophyta (Alga merah).
Sumber: http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html
Buatlah rumusan masalah berdasarkan artikel diatas!
.........................................................................................................................................
Hipotesis (buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah)
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Tujuan
Alat dan Bahan
Identifikasi
masalah
Mengembangkan
solusi yang mungkin
3
111
LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)
1) Pada saat eksperimen, siapkan mikroskop untuk melakukan pengamatan dan
ambilah satu tetes air kolam menggunakan pipet tetes.
2) Teteskanlah sampel air kolam di atas kaca objek, kemudian tutuplah dengan kaca
penutup secara perlahan.
3) Bersihkan air yang berlebih pada pinggiran kaca penutup dengan tisu.
4) Letakkan kaca objek tersebut diatas meja preparat mikroskop.
5) Amatilah dibawah mikroskop, mulai dari perbesaran lemah hingga perbesaran kuat.
6) Gambarlah jenis Protista mirip tumbuhan yang terlihat, kemudian catat hasil
pengamatan dan sesuaikan dengan literatur atau buku referensi.
7) Ulangi langkah 1 sampai 6 dengan menggunakan sampel air sawah dan Alga.
Gambarkanlah protista mirip tumbuhan (Alga) yang kalian amati!
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Langkah kerja
Hasil Pengamatan
Mengumpulkan data
4
112
LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Berdasarkan pengamatan, jenis Protista mirip tumbuhan apa saja yang ditemukan
saat eksperimen?
2. Apa ciri-ciri umum dari Protista mirip tumbuhan?
3. Sebutkan klasifikasi dari Protista mirip tumbuhan dan berikan contohnya?
Menganalisis dan
menginterpretasi data
5
113
114
LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)
LKS 3
PROTISTA MIRIP HEWAN
1. Siswa dapat mengamati ciri-ciri umum Protista mirip hewan
2. Siswa dapat mengklasifikasikan anggota dari Protista mirip hewan
3. Siswa dapat mengaitkan peranan Protista mirip hewan dalam kehidupan
4. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan protista mirip hewan
Alat : mikroskop, kaca obyek, kaca penutup, pipet tetes, dan botol plastik.
Bahan : sampel air rendaman jerami, sampel air got/selokan, dan tisu.
Bacalah dan pahami artikel dibawah ini!
Protista (Yunani, protos = pertama) merupakan organisme eukariotik (memiliki
membran inti) pertama atau paling sederhana. Berdasarkan kemiripan ciri dengan
organisme lain dan cara memperoleh makanan, Protista dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yaitu Protista mirip hewan (Protozoa), Protista mirip tumbuhan (Alga), dan
Protista mirip jamur. Ciri-ciri Protista mirip hewan antara lain bersifat eukariotik,
heterotrof, uniseluler (bersel tunggal), memiliki alat gerak/tidak, bentuk tubuh
tetap/berubah-ubah, kosmopolit (dapat hidup di banyak tempat), reproduksi dengan
membelah diri dan konjugasi. Protozoa berdasarkan alat geraknya dibagi menjadi
beberapa filum meliputi Flagellata (Protista berbulu cambuk), Rhizopoda (Protista
berkaki semu), Ciliata (bersilia/rambut getar), dan Sporozoa (Protista berspora dan tidak
mempunyai alat gerak).
Sumber: http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html
Buatlah rumusan masalah berdasarkan artikel diatas!
.......................................................................................................................................
Hipotesis (buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah)
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Tujuan
Alat dan Bahan
Identifikasi
masalah
Mengembangkan
solusi yang mungkin
7
115
LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)
1) Tiga hari sebelum eksperimen, rendamlah jerami dengan air di dalam botol dan
biarkan dalam kondisi terbuka.
2) Pada saat eksperimen, siapkan mikroskop untuk melakukan pengamatan dan
ambilah satu tetes air rendaman jerami menggunakan pipet tetes.
3) Teteskanlah sampel air rendaman jerami di atas kaca objek, kemudian tutuplah
dengan kaca penutup secara perlahan.
4) Bersihkan air yang berlebih pada pinggiran kaca penutup dengan tisu.
5) Letakkan kaca objek diatas meja preparat mikroskop, amatilah di bawah mikroskop
dan gunakan lensa objektif mulai dari perbesaran lemah hingga perbesaran kuat.
6) Gambarlah jenis Protista yang terlihat, kemudian catatlah hasil pengamatan Anda
dan sesuaikan dengan literatur atau buku referensi.
7) Ulangi langkah 2 sampai dengan 6 menggunakan sampel air got/selokan.
Gambarkanlah Protista mirip hewan (Protozoa) yang kalian amati!
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Langkah kerja
Hasil Pengamatan
Mengumpulkan data
8
116
LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Jenis-jenis Protista mirip hewan apa saja yang ditemukan saat eksperimen?
2. Berdasarkan pengamatan, apa ciri-ciri Protista mirip hewan (Protozoa) yang kalian
temukan!
3. Sebutkan klasifikasi dari Protista mirip hewan dan berikan contohnya?
Menganalisis dan
menginterpretasi data
9
117
118
Lampiran 4
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)
LKS 1 Protista Mirip Jamur
No Kunci Jawaban Skor Kriteria
1. Ciri-ciri umum Protista mirip jamur yaitu:
1. Struktur tubuh seperti hifa yang membuatnya mirip dengan jamur
2. Tidak berklorofil
3. Hidup di tempat lembab
4. Bersifat heterotrof, meskipun ada yang saprofit dan parasit
4 Jika mencakup empat jawaban benar sesuai pengamatan
3 Jika mencakup tiga jawaban benar sesuai pengamatan
2 Jika mencakup dua jawaban benar sesuai pengamatan
1 Jika mencakup satu jawaban benar sesuai pengamatan
0 Tidak mengemukakan jawaban
2. A) Ciri-ciri jamur Lendir (Mycomycota) yaitu bentuk tubuh seperti
lendir (Plasmodium), bersel satu atau bersel banyak, cara
berkembangbiak menyerupai Fungi, dan habitat di tanah lembab,
kayu lapuk atau sampah basah.
B) Ciri-ciri Jamur Air (Oomycota) yaitu dinding sel tersusun atas
selulosa, mempunyai banyak inti yang terdapat dalam benang-
benang hifa yang tidak bersekat, berkembangbiak secara aseksual
dengan zoospora, dan alat gerak berupa flagel.
4 Jika menjawab lengkap mencakup empat jawaban yang
benar
3 Jika mencakup tiga jawaban yang benar
2 Jika mencakup dua jawaban yang benar
1 Jika hanya satu jawaban yang benar
0 Tidak mengemukakan jawaban
3. Klasifikasi Protista mirip jamur terbagi menjadi:
Jamur air (Oomycota) contoh: Phytophthora sp. (jamur karat putih)
dan Saprolegnia sp.
Jamur lendir tidak bersekat (Mycomycota) contoh: Physarium sp.
Jamur lendir bersekat (Acrasiomycota) contoh: Dyctyostelium sp.
4 Jika jawaban lengkap mencakup tiga klasifikasi dan
contohnya benar
3 Jika menjawab dua klasifikasi dan contohnya benar
2 Jika menjawab dua klasifikasi dan menyebutkan satu
contohnya benar
1 Jika menjawab satu klasifikasi dan contohnya benar
0 Tidak mengemukakan jawaban
122
0 Tidak mengemukakan jawaban
5) Peranan Protista mirip tumbuhan bagi kehidupan, yaitu:
a) Alga hijau (Chlorophyta) merupakan fitoplankton yang
digunakan sebagai sumber makanan hewan lainnya
b) Alga merah (Rhodophyta) bermanfaat sebagai sumber makanan
(Rhodymenia palmata), dan pembuatan agar (Gelidium sp.)
c) Alga coklat (Phaeophyta) sebagai bahan kecantikan (Laminaria
sp. dan Fucus sp.)
d) Dinding sel diatom mengandung zat kersik yang berguna sebagai
bahan penggosok dan industri kaca.
4 Jika semua jawaban lengkap mencakup empat jawaban
yang benar
3 Jika mencakup tiga jawaban yang benar
2 Jika mencakup dua jawaban yang benar
1 Jika hanya satu jawaban yang benar
0 Tidak mengemukakan jawaban
5. Menyimpulkan:
1. Ciri-ciri umum Protista mirip tumbuhan yaitu bersifat autotrof,
eukariotik, dapat berfotosintesis, uniseluler dan multiseluler.
2. Klasifikasi dari Protista mirip tumbuhan meliputi Euglenophyta,
Alga hijau (Chlorophyta), Alga coklat (Phaeophyta), Alga pirang
(Chrysophyta), Alga api (Pyrrophyta), dan Alga merah
(Rhodophyta).
3. Peranan Protista mirip tumbuhan bagi kehidupan, yaitu Alga hijau
(Chlorophyta) merupakan fitoplankton sebagai sumber pakan
hewan air, sumber makanan (Rhodymenia palmata), dan
pembuatan agar (Gelidium sp.).
4 Jika memberikan kesimpulan dengan benar dan lengkap
sesuai tiga parameter (ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan
protista mirip tumbuhan)
3 Jika memberikan kesimpulan hanya dua parameter yang
benar
2 Jika memberikan kesimpulan hanya satu parameter yang
benar
1 Jika memberikan kesimpulan namun tidak sesuai
parameter
0 Tidak mengemukakan jawaban
124
0 Tidak mengemukakan jawaban
4. Menjawab pertanyaan
1) Protista mirip hewan yang ditemukan saat eksperimen adalah
Paramecium sp., dan Amoeba sp.
4 Jika menjawab dua organisme dengan benar dan tepat
3 Jika menjawab hanya satu organisme dengan benar
2 Jika menjawab satu organisme namun kurang sesuai
jawaban
1 Jika menjawab namun tidak sesuai jawaban
0 Tidak mengemukakan jawaban
2) Ciri-ciri umum Protista mirip hewan (Protozoa) yaitu:
eukariotik (memiliki membran inti) dan uniseluler (bersel
tunggal)
heterotrof dan tidak berklorofil
alat gerak berupa silia, pseudopodia, dan flagela
habitat di tempat yang basah, air tawar, dan air laut
4 Jika mencakup empat jawaban yang benar
3 Jika mencakup tiga jawaban yang benar
2 Jika mencakup dua jawaban yang benar
1 Jika hanya satu jawaban yang benar
0 Tidak mengemukakan jawaban
3) Klasifikasi dari Protista mirip hewan dan contohnya meliputi:
a) Rhizopoda contohnya Amoeba sp. dan Foraminifera sp.
b) Flagellata contohnya Trypanosoma gambiense
c) Ciliata contohnya Paramecium caudatum dan Nyctoterus ovalis
d) Sporozoa contohnya Plasmodium malariae dan Plasmodium
vivax
4 Jika menjawab lengkap mencakup empat klasifikasi
dengan benar
3 Jika mencakup tiga jawaban yang benar
2 Jika mencakup dua jawaban yang benar
1 Jika hanya satu jawaban yang benar
0 Tidak mengemukakan jawaban
4) Siklus reproduksi dari Paramecium sp.
4 Jika menjawab siklus reproduksi dengan benar dan
lengkap sesuai urutan
3 Jika menjawab siklus reproduksi, namun kurang sesuai
urutan
2 Jika menjawab siklus reproduksi, namun dua siklus tidak
sesuai urutan
1 Jika salah dalam menjawab siklus reproduksi
0 Tidak mengemukakan jawaban
125
5) Peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan, yaitu:
a) Entamoeba histolytica berparasit pada usus manusia.
b) Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur.
c) Stentor sp. hidup di persawahan yang mengandung bahan
organik.
d) Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria.
4 Jika jawaban lengkap mencakup empat jawaban benar
3 Jika mencakup tiga jawaban benar
2 Jika mencakup dua jawaban benar
1 Jika hanya satu jawaban benar
0 Tidak mengemukakan jawaban
5. Menyimpulkan:
Ciri-ciri umum Protista mirip hewan (Protozoa) yaitu eukariotik,
heterotrof, tidak berklorofil, dan umumnya sebagai parasit.
Klasifikasi dari Protista mirip hewan meliputi Rhizopoda,
Flagellata, Ciliata, dan Sporozoa.
Peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan, yaitu Plasmodium
malariae menyebabkan penyakit malaria, Entamoeba histolytica
berparasit pada usus manusia, dan Trypanosoma gambiense
menyebabkan penyakit tidur.
4 Jika memberikan kesimpulan dengan benar dan lengkap
sesuai tiga parameter (ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan
protista mirip hewan)
3 Jika hanya dua parameter kesimpulan yang benar
2 Jika hanya satu parameter kesimpulan yang benar
1 Jika memberikan kesimpulan namun tidak sesuai
parameter
0 Tidak mengemukakan jawaban
126
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA (KELAS KONTROL)
MENGAMATI PROTOZOA
Kompetensi Dasar
3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi
untuk menggolongkan protista berdasarkan
ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam
kehidupan melalui pengamatan secara teliti
dan sistematis.
4.5 Merencanakan dan melaksanakan
pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan
hasil pengamatan dalam bentuk
model/charta/gambar.
A. Tujuan Eksperimen
Mengidentifikasi jenis-jenis dan mengamati ciri-ciri Protozoa yang hidup di air
B. Teori
Protista mirip hewan sering disebut Protozoa. Protozoa merupakan
organisme bersel satu (uniseluler) yang sudah memiliki membran inti
(eukariot). Meskipun hanya bersel satu, tubuh Protozoa berukuran
mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat
bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah.
Protozoa umumnya bergerak secara aktif, karena memiliki alat gerak
berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia),
namun ada yang tidak memiliki alat gerak. Beberapa jenis Protozoa hidup
sebagai parasit pada hewan dan manusia. Sebagian besar Protozoa hidup
secara heterotrof atau tidak dapat membuat makanan sendiri. Makanan
didapatkan dengan memangsa bakteri, protista lain dan sisa-sisa organisme.
C. Alat dan Bahan
Alat : mikroskop, botol plastik, kaca objek, kaca penutup, pipet tetes.
Bahan : air rendaman jerami, air selokan, dan tisu.
D. Langkah Kerja
1. Tiga hari sebelum eksperimen, rendamlah jerami dengan air di dalam botol
plastik dan biarkan dalam kondisi terbuka.
Kelompok:
Anggota kelompok:
1. ...........................................
2. ...........................................
3. ...........................................
4. ...........................................
5. ...........................................
6. ...........................................
127
2. Pada saat eksperimen, ambilah setetes air rendaman jerami dengan
menggunakan pipet tetes.
3. Teteskan di kaca objek, kemudian tutuplah dengan kaca penutup.
4. Bersihkan air yang berlebih pada pinggiran kaca penutup dengan
menggunakan tisu.
5. Amatilah di bawah mikroskop, gunakan lensa objektif mulai dari
perbesaran rendah terlebih dahulu.
6. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri keterangan sesuai literatur.
7. Lakukan langkah 2 sampai 6 untuk air selokan.
E. Data Eksperimen
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat
128
F. Diskusikanlah dan jawab pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan jenis-jenis Protista mirip hewan (Protozoa) yang ditemukan saat
eksperimen?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Berdasarkan pengamatan, jelaskan ciri-ciri umum dari Protozoa!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Sebutkan klasifikasi dari Protista mirip hewan dan berikan contohnya?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
4. Jelaskan siklus reproduksi dari Paramecium sp.!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
5. Jelaskan peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan!
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
129
G. Kesimpulan
H. Daftar Pustaka
131
3) Klasifikasi dari Protista mirip hewan dan contohnya meliputi:
Rhizopoda contohnya Amoeba sp. dan Foraminifera sp.
Flagellata contohnya Trypanosoma gambiense
Ciliata contohnya Paramecium caudatum dan Nyctoterus ovalis
Sporozoa contohnya Plasmodium malariae dan Plasmodium
vivax
4 Jika menjawab lengkap mencakup empat klasifikasi
dengan benar
3 Jika mencakup tiga jawaban yang benar
2 Jika mencakup dua jawaban yang benar
1 Jika hanya satu jawaban yang benar
0 Tidak mengemukakan jawaban
4) Siklus reproduksi dari Paramecium sp.
4 Jika menjawab siklus reproduksi dengan benar dan
lengkap sesuai urutan
3 Jika menjawab siklus reproduksi, namun kurang sesuai
urutan
2 Jika menjawab siklus reproduksi, namun dua siklus tidak
sesuai urutan
1 Jika salah dalam menjawab siklus reproduksi
0 Tidak mengemukakan jawaban
5) Peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan, yaitu:
Entamoeba histolytica berparasit pada usus manusia
Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur
Stentor sp. hidup di persawahan yang mengandung bahan
organik
Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria
4 Jika jawaban lengkap mencakup empat jawaban benar
3 Jika mencakup tiga jawaban benar
2 Jika mencakup dua jawaban benar
1 Jika hanya satu jawaban benar
0 Tidak mengemukakan jawaban
2 Menyimpulkan:
Ciri-ciri umum Protista mirip hewan (Protozoa) yaitu eukariotik,
heterotrof, tidak berklorofil, dan umumnya sebagai parasit.
Klasifikasi dari Protista mirip hewan meliputi Rhizopoda,
Flagellata, Ciliata, dan Sporozoa.
Peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan, yaitu Plasmodium
malariae menyebabkan penyakit malaria, Entamoeba histolytica
berparasit pada usus manusia, dan Trypanosoma gambiense
menyebabkan penyakit tidur.
4 Jika memberikan kesimpulan dengan benar dan lengkap
sesuai tiga parameter (ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan
protista mirip hewan)
3 Jika hanya dua parameter kesimpulan yang benar
2 Jika hanya satu parameter kesimpulan yang benar
1 Jika memberikan kesimpulan namun tidak sesuai
parameter
0 Tidak mengemukakan jawaban
132
Lampiran 7
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Jenjang Sekolah : SMA Negeri 94 Jakarta
Mata Pelajaran/Materi : Biologi/Protista
Kelas/Semester : X/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2015-2016
Bentuk Soal : Uraian
Kompetensi Dasar :
3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan
perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan
menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar.
No.
Soal Indikator Soal
Aspek
kognitif Soal Kunci Jawaban Rubrik Penilaian
1
Menyebutkan
ciri-ciri dari
anggota Protista
mirip hewan
C1
Amatilah gambar berikut ini!
Berdasarkan gambar tersebut, apa saja ciri-ciri
yang dimiliki oleh Paramecium!
Ciri-ciri Paramecium,
yaitu:
1. Bentuk sel seperti
sandal dan eukariotik
2. Memiliki dua inti
(makronukleus dan
mikronukleus)
3. Alat gerak: silia
(rambut getar)
Skor 3 = jika semua
jawaban benar dan
lengkap
Skor 2 = jika mencakup
dua jawaban yang benar
Skor 1 = jika hanya satu
jawaban yang benar
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
135
6
Mengaitkan
jenis Protista
dengan
klasifikasinya
C3
Protista diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
yaitu Protista mirip jamur, Protista mirip
tumbuhan, dan Protista mirip hewan. Bagaimana
jika Protista tidak dibentuk klasifikasi? Menurut
pendapatmu apa yang akan terjadi?
Jika Protista tidak
dibentuk klasifikasi,
maka akan terjadi
kesulitan saat
mengidentifikasi
organisme yang ditemui
Skor 3 = jika prediksi
yang dibuat benar sesuai
dengan jawaban
Skor 2 = jika prediksi
yang dibuat kurang sesuai
jawaban
Skor 1 = jika prediksi
yang dibuat tidak sesuai
jawaban
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
7
Membuat
hipotesis
(jawaban
sementara)
berdasarkan data
C6
Citra ingin mengetahui ciri-ciri dari anggota
Protista mirip tumbuhan:
Filum Phaeophyta Chlorophyta
Pigmen
yang
dominan
coklat
(klorofil a
dan c)
hijau
(klorofil a
dan b)
Komponen
dinding sel
selulosa dan
beberapa
polisakarida
Selulosa
Habitat sebagian
besar di air
tawar
di air laut
Buatlah hipotesis (dugaan sementara)
berdasarkan data tersebut!
Terdapat perbedaan ciri-
ciri antara Phaeophyta
dan Chlorophyta
Skor 3 = jika hipotesis
yang dibuat benar sesuai
dengan jawaban
Skor 2 = jika hipotesis
yang dibuat kurang sesuai
jawaban
Skor 1 = jika hipotesis
yang dibuat tidak sesuai
jawaban
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
136
8
Menjelaskan
siklus hidup dari
jamur lendir
(Myxomicota)
C2
Perhatikan gambar berikut ini!
Jelaskan tahapan siklus hidup dari jamur lendir
(Myxomicota) berdasarkan gambar diatas?
Siklus hidup jamur lendir
Myxomicota yaitu:
1. Plasmodium tumbuh
dewasa membentuk
jaringan dengan banyak
inti.
2. Pada saat kekeringan,
plasmodium dewasa me
mbentuk sporangium
bertangkai (stalk) dan
menjadi sporangium
muda.
3. Sporangium muda (2n)
mengalami miosis dan
menghasilkan spora
yang haploid (n).
4. Jika lingkungan baik,
spora akan berkecambah
membentuk sel aktif
yang haploid yaitu
sel amoeboid dan sel
berflagel.
5. Sel amoeboid
melakukan plasmogami
(2 inti haploid dalam 1
sel) dan sel berflagel
melakukan kariogami
(peleburan 2 inti) terjadi
fertilisasi menghasilkan
zigot (2n) dan
berkembang menjadi
plasmodium dewasa (2n)
Skor 3 = jika jawaban
benar mencakup siklus
vegetatif dan generatif
dengan lengkap
Skor 2 = jika jawaban
benar mencakup siklus
vegetatif dan generatif
namun kurang lengkap
Skor 1 = jika menjawab,
namun salah
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
137
9
Merancang
prosedur kerja
dalam
melakukan
praktikum
Protista mirip
tumbuhan
C6
Sinta ingin melakukan pengamatan Protista
mirip tumbuhan. Di dalam laboratorium tersedia
alat dan bahan dibawah ini:
Alat : mikroskop, kaca obyek, kaca penutup,
pipet tetes, dan botol
Bahan : air kolam dan tisu
Buatlah langkah kerja dari praktikum
pengamatan Protista mirip tumbuhan?
1) Pada saat eksperimen,
siapkan mikroskop
untuk melakukan
pengamatan dan ambilah
satu tetes air kolam
menggunakan pipet tetes
dari botol.
2) Teteskanlah sampel di
atas kaca objek,
kemudian tutuplah
dengan kaca penutup
secara perlahan serta
bersihkan sampel yang
berlebih pada pinggiran
kaca penutup dengan
tisu.
3) Letakkan kaca objek
diatas meja preparat
mikroskop.
4) Amatilah jenis protista
yang tampak di bawah
mikroskop.
5) Gambarlah jenis protista
yang terlihat, kemudian
catat hasil pengamatan.
Skor 3 = jika menjawab
semua langkah kerja
secara lengkap dan
berurutan
Skor 2 = jika menjawab
langkah kerja, namun
tidak sesuai dengan
urutan
Skor 1 = jika menjawab,
namun salah
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
10
Mengaitkan
organisme
Protozoa
berdasarkan ciri-
C3
Mengapa Paramecium sp. dikelompokkan ke
dalam protista mirip hewan? Berikanlah
penjelasanmu dengan mengaitkan ciri-cirinya!
Karena Paramecium sp.
memiliki sifat heterotrof
(tidak mampu
menghasilkan makanan
Skor 3 = jika menjawab
benar dan lengkap
Skor 2 = jika menjawab
benar, namun kurang
138
cirinya sendiri), bersel tunggal
(uniseluler), dan alat
gerak berupa cilia (bulu
getar)
lengkap
Skor 1 = jika menjawab,
namun salah
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
11
Mengaitkan
Alga sebagai
produsen
dengan ciri-
cirinya
C3
Mengapa Chlorophyta (Alga hijau) dikatakan
sebagai produsen? Jelaskan menurut
pendapatmu dengan mengaitkan ciri dari
Chlorophyta!
Karena Chlorophyta
mengandung klorofil
yang berfungsi untuk
fotosintesis sehingga
dapat membuat
makanan sendiri,
memiliki dinding sel,
dan bersel satu
(uniseluler)
Skor 3 = jika menjawab
benar dan lengkap
Skor 2 = jika menjawab
benar, namun kurang
lengkap
Skor 1 = jika menjawab,
namun salah
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
12
Membuat
pertanyaan
mengenai
Protista mirip
jamur
C6
Protista menyerupai jamur tidak dimasukkan ke
dalam Fungi (jamur), karena struktur tubuh dan
cara reproduksi berbeda.
Buatlah pertanyaan berdasarkan informasi yang
telah diberikan!
Mengapa protista mirip
jamur tidak dimasukkan
ke dalam Fungi?
Skor 3 = jika pertanyaan
yang dibuat benar sesuai
dengan jawaban
Skor 2 = jika pertanyaan
yang dibuat kurang sesuai
dengan jawaban
Skor 1 = jika pertanyaan
yang dibuat tidak sesuai
dengan jawaban
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
13
Membuat
pertanyaan
mengenai
dampak negatif
anggota
Protozoa
C6
Disentri merupakan infeksi pada usus yang
menyebabkan diare disertai darah. Penyebaran
penyakit disentri dapat melalui makanan dan air
yang telah tercemar kotoran.
Buatlah pertanyaan berdasarkan informasi yang
telah diberikan!
Bagaimana cara
penyebaran penyakit
disentri?
Skor 3 = jika pertanyaan
yang dibuat benar sesuai
dengan jawaban
Skor 2 = jika pertanyaan
yang dibuat kurang sesuai
dengan jawaban
139
Skor 1 = jika pertanyaan
yang dibuat tidak sesuai
dengan jawaban
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
14
Menyimpulkan
hasil
pengamatan
anggota
Protozoa
berdasarkan ciri-
cirinya
C2
Seorang siswa mengamati organisme
menggunakan mikroskop dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
Ciri–ciri organisme
1. Alat gerak berupa kaki semu
2. Bentuk tubuh berubah-ubah dan
bersifat heterotrof
3. Reproduksi dengan cara membelah
diri
Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan
bahwa organisme itu adalah ....
Amoeba
Skor 2 = jika jawaban
benar
Skor 1 = jika menjawab,
namun salah
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
15
Menyimpulkan
dasar dari
pengelompokan
Anggota
Protozoa
C2
Protista mirip hewan (Protozoa) dikelompokkan
menjadi empat kelompok yaitu Rhizopoda,
Flagellata, Ciliata, dan Sporozoa. Berdasarkan
apakah pengelompokkan tersebut?
Berdasarkan alat
geraknya
Skor 2 = jika jawaban
benar
Skor 1 = jika menjawab,
namun salah
Skor 0 = tidak
mengemukakan jawaban
Nilai =
X 100 *Skor maksimal: 41
140
Lampiran 8
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 31,12
Simpang Baku= 4,30
KorelasiXY= 0,54
Reliabilitas Tes= 0,70
Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR
No.Urut No.Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 4 Anisa Putri S... 20 18 38
2 21 Muhammad Haik... 19 19 38
3 9 Baginda Muham... 19 18 37
4 17 Inez Wilhelmi... 20 17 37
5 18 Lukman Maulan... 21 16 37
6 26 Nur Iftita 20 17 37
7 7 Ayu Puspita Sari 21 15 36
8 14 Elfirah Aprillia 18 18 36
9 25 Nur Afifah 17 17 34
10 11 Destia Larasati 17 16 33
11 15 Fathurrahman ... 17 16 33
12 27 Nurul Aini Fa... 16 17 33
13 28 Raisita Ramadani 17 16 33
14 12 Dewi Anjani 15 17 32
15 1 Aldiansyah Na... 14 17 31
16 2 Andre Megantoro 16 15 31
17 6 Aprilia Sukma... 16 15 31
18 22 Nazariah Al-V... 18 13 31
19 23 Ninin Latifat... 16 15 31
20 30 Sabrina Desty... 15 16 31
21 5 Annisa Rizkia... 16 14 30
22 10 Christina Tasya 18 12 30
23 8 Azzahra Nurjaman 16 13 29
24 19 Masfupah 15 14 29
25 31 Shafira Zahara 15 14 29
26 24 Novia Kusumawati 17 11 28
27 34 Zakaria Ramadhan 16 12 28
28 29 Randiansah 14 13 27
29 16 Ida Ayu Parwati 13 13 26
30 20 Muhammad Amir... 12 13 25
31 32 Yolandita Ayu... 13 12 25
32 3 Angel Claudia 11 13 24
33 13 Egy Chandra I... 13 11 24
34 33 Yosia Kehat D... 11 13 24
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 4 Anisa Putri S... 38 3 2 2 2 2
2 21 Muhammad Haik... 38 3 2 2 3 3
3 9 Baginda Muham... 37 3 2 2 3 3
141
4 17 Inez Wilhelmi... 37 3 2 2 3 3
5 18 Lukman Maulan... 37 3 1 2 3 3
6 26 Nur Iftita 37 2 2 2 2 3
7 7 Ayu Puspita Sari 36 3 1 2 2 3
8 14 Elfirah Aprillia 36 3 2 2 2 3
9 25 Nur Afifah 34 3 2 2 2 2
Rata2 Skor 2,89 1,78 2,00 2,44 2,78
Simpang Baku 0,33 0,44 0,00 0,53 0,44
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 4 Anisa Putri S... 38 3 3 3 3 3
2 21 Muhammad Haik... 38 3 2 3 3 3
3 9 Baginda Muham... 37 3 2 3 3 3
4 17 Inez Wilhelmi... 37 3 2 1 3 3
5 18 Lukman Maulan... 37 3 2 1 3 3
6 26 Nur Iftita 37 2 3 3 3 3
7 7 Ayu Puspita Sari 36 3 3 2 2 2
8 14 Elfirah Aprillia 36 3 2 3 2 3
9 25 Nur Afifah 34 3 2 2 2 3
Rata2 Skor 2,89 2,33 2,33 2,67 2,89
Simpang Baku 0,33 0,50 0,87 0,50 0,33
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 4 Anisa Putri S... 38 2 3 3 2 2
2 21 Muhammad Haik... 38 2 3 2 2 2
3 9 Baginda Muham... 37 2 2 2 2 2
4 17 Inez Wilhelmi... 37 3 3 2 2 2
5 18 Lukman Maulan... 37 3 3 3 2 2
6 26 Nur Iftita 37 3 3 2 2 2
7 7 Ayu Puspita Sari 36 3 3 3 2 2
8 14 Elfirah Aprillia 36 2 3 2 2 2
9 25 Nur Afifah 34 2 3 2 2 2
Rata2 Skor 2,44 2,89 2,33 2,00 2,00
Simpang Baku 0,53 0,33 0,50 0,00 0,00
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 24 Novia Kusumawati 28 2 1 2 2 3
2 34 Zakaria Ramadhan 28 2 2 2 1 2
3 29 Randiansah 27 2 1 1 3 2
4 16 Ida Ayu Parwati 26 2 2 1 3 2
5 20 Muhammad Amir... 25 2 2 1 2 2
6 32 Yolandita Ayu... 25 3 1 1 2 2
7 3 Angel Claudia 24 2 2 2 3 2
8 13 Egy Chandra I... 24 1 1 2 2 1
9 33 Yosia Kehat D... 24 1 2 1 3 2
Rata2 Skor 1,89 1,56 1,44 2,33 2,00
Simpang Baku 0,60 0,53 0,53 0,71 0,50
142
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 24 Novia Kusumawati 28 2 2 1 2 3
2 34 Zakaria Ramadhan 28 2 2 1 1 3
3 29 Randiansah 27 2 1 1 1 2
4 16 Ida Ayu Parwati 26 2 1 1 1 2
5 20 Muhammad Amir... 25 1 2 1 1 3
6 32 Yolandita Ayu... 25 3 2 1 1 3
7 3 Angel Claudia 24 2 1 2 1 2
8 13 Egy Chandra I... 24 2 1 1 3 2
9 33 Yosia Kehat D... 24 2 1 1 1 2
Rata2 Skor 2,00 1,44 1,11 1,33 2,44
Simpang Baku 0,50 0,53 0,33 0,71 0,53
11 12 13 14 15
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15
1 24 Novia Kusumawati 28 2 1 2 1 2
2 34 Zakaria Ramadhan 28 2 1 3 2 2
3 29 Randiansah 27 2 2 3 2 2
4 16 Ida Ayu Parwati 26 2 1 2 2 2
5 20 Muhammad Amir... 25 1 2 1 2 2
6 32 Yolandita Ayu... 25 1 1 1 1 2
7 3 Angel Claudia 24 1 1 1 1 1
8 13 Egy Chandra I... 24 2 2 1 1 2
9 33 Yosia Kehat D... 24 2 2 2 1 1
Rata2 Skor 1,67 1,44 1,78 1,44 1,78
Simpang Baku 0,50 0,53 0,83 0,53 0,44
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 34
Klp atas/bawah(n)= 9
Butir Soal= 15
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)
1 1 2,89 1,89 1,00 0,33 0,60 0,23 4,37 33,33
2 2 1,78 1,56 0,22 0,44 0,53 0,23 0,97 11,11
3 3 2,00 1,44 0,56 0,00 0,53 0,18 3,16 27,78
4 4 2,44 2,33 0,11 0,53 0,71 0,29 0,38 3,70
5 5 2,78 2,00 0,78 0,44 0,50 0,22 3,50 25,93
6 6 2,89 2,00 0,89 0,33 0,50 0,20 4,44 29,63
7 7 2,33 1,44 0,89 0,50 0,53 0,24 3,67 29,63
8 8 2,33 1,11 1,22 0,87 0,33 0,31 3,95 40,74
9 9 2,67 1,33 1,33 0,50 0,71 0,29 4,62 44,44
10 10 2,89 2,44 0,44 0,33 0,53 0,21 2,14 14,81
11 11 2,44 1,67 0,78 0,53 0,50 0,24 3,21 25,93
12 12 2,89 1,44 1,44 0,33 0,53 0,21 6,95 48,15
13 13 2,33 1,78 0,56 0,50 0,83 0,32 1,71 18,52
14 14 2,00 1,44 0,56 0,00 0,53 0,18 3,16 27,78
15 15 2,00 1,78 0,22 0,00 0,44 0,15 1,51 11,11
143
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 34
Butir Soal= 15
Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 79,63 Mudah
2 2 83,33 Mudah
3 3 86,11 Sangat Mudah
4 4 79,63 Mudah
5 5 79,63 Mudah
6 6 81,48 Mudah
7 7 62,96 Sedang
8 8 57,41 Sedang
9 9 66,67 Sedang
10 10 88,89 Sangat Mudah
11 11 68,52 Sedang
12 12 72,22 Mudah
13 13 68,52 Sedang
14 14 86,11 Sangat Mudah
15 15 94,44 Sangat Mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 34
Butir Soal= 15
Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,624 Sangat Signifikan
2 2 0,170 -
3 3 0,507 Signifikan
4 4 0,064 -
5 5 0,599 Signifikan
6 6 0,617 Sangat Signifikan
7 7 0,542 Signifikan
8 8 0,540 Signifikan
9 9 0,602 Signifikan
10 10 0,349 -
11 11 0,506 Signifikan
12 12 0,665 Sangat Signifikan
13 13 0,410 -
14 14 0,505 Signifikan
15 15 0,355 -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
144
REKAP ANALISIS BUTIR
=====================
Rata2= 31,12
Simpang Baku= 4,30
KorelasiXY= 0,54
Reliabilitas Tes= 0,70
Butir Soal= 15
Jumlah Subyek= 34
Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1 1 4,37 33,33 Mudah 0,624 Sangat Signifikan
2 2 0,97 11,11 Mudah 0,170 -
3 3 3,16 27,78 Sangat Mudah 0,507 Signifikan
4 4 0,38 3,70 Mudah 0,064 -
5 5 3,50 25,93 Mudah 0,599 Signifikan
6 6 4,44 29,63 Mudah 0,617 Sangat Signifikan
7 7 3,67 29,63 Sedang 0,542 Signifikan
8 8 3,95 40,74 Sedang 0,540 Signifikan
9 9 4,62 44,44 Sedang 0,602 Signifikan
10 10 2,14 14,81 Sangat Mudah 0,349 -
11 11 3,21 25,93 Sedang 0,506 Signifikan
12 12 6,95 48,15 Mudah 0,665 Sangat Signifikan
13 13 1,71 18,52 Sedang 0,410 -
14 14 3,16 27,78 Sangat Mudah 0,505 Signifikan
15 15 1,51 11,11 Sangat Mudah 0,355 -
146
7. Sinta ingin melakukan pengamatan
Protista mirip tumbuhan. Di dalam
laboratorium tersedia alat dan bahan
dibawah ini:
Alat : mikroskop, kaca obyek, kaca
penutup, pipet tetes, dan botol
Bahan : air kolam dan tisu
Buatlah langkah kerja dari praktikum
pengamatan Protista mirip tumbuhan?
8. Mengapa Chlorophyta (Alga hijau)
dikatakan sebagai produsen? Jelaskan
menurut pendapatmu dengan
mengaitkan ciri dari Chlorophyta!
9. Protista menyerupai jamur tidak
dimasukkan ke dalam Fungi (jamur),
karena struktur tubuh dan cara
reproduksi berbeda. Buatlah pertanyaan
berdasarkan informasi yang telah
diberikan!
10. Seorang siswa mengamati organisme
menggunakan mikroskop dengan ciri-
ciri sebagai berikut:
Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat
disimpulkan bahwa organisme itu
adalah....
Ciri–ciri organisme
1. Alat gerak berupa kaki semu
2. Bentuk tubuh berubah-ubah dan
bersifat heterotrof
3. Reproduksi dengan cara membelah
diri
147
Lampiran 10
Data Hasil Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Siswa Prestest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
1 46,43 42,86 71,43 71,43
2 50 32,14 75 67,86
3 53,57 39,29 89,29 78,57
4 57,14 57,14 92,86 78,57
5 46,43 42,86 82,14 67,86
6 46,43 53,57 67,86 85,71
7 39,29 35,71 89,29 71,43
8 46,43 39,29 78,57 75
9 53,57 46,43 78,57 64,29
10 53,57 39,29 82,14 71,43
11 42,86 42,86 85,71 71,43
12 42,86 46,43 75 82,14
13 50 50 85,71 78,57
14 46,43 46,43 85,71 85,71
15 53,57 42,86 78,57 75
16 50 50 82,14 78,57
17 42,86 53,57 75 82,14
18 50 50 89,29 71,43
19 42,86 57,14 78,57 78,57
20 53,57 50 85,71 78,57
21 46,43 57,14 89,29 78,57
22 50 46,43 82,14 75
23 39,29 42,86 85,71 75
24 42,86 39,29 82,14 82,14
25 46,43 46,43 78,57 85,71
26 50 42,86 82,14 71,43
27 50 39,29 85,71 78,57
28 35,71 50 78,57 82,14
29 42,86 46,43 67,86 71,43
30 46,43 46,43 85,71 78,57
31 39,29 42,86 85,71 75
32 35,71 35,71 82,14 82,14
33 46,43 42,86 85,71 82,14
34 50 53,57 89,29 85,71
35 53,57 39,29 85,71 82,14
Rata-rata 46,94 45,41 82,14 77,08
148
Lampiran 11 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)
Jenis LKS
Kel.
No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9
∑Skor
Skor
Max
Nilai Nilai
rata-rata Skor max 4 4 4 4 4 4 4 4 4
LKS berbasis penemuan
terbimbing 1 (Eksperimen)
1 2 4 4 4 1 3 - - - 18 24 75,00 Kel.1= 79,63
Kel.2= 88,89
Kel.3= 81,02
Kel.4= 86,57
Kel.5= 95,37
Kel.6= 91,20
2 4 4 4 3 1 4 - - - 20 24 83,33
3 3 4 4 4 1 3 - - - 19 24 79.17
4 4 4 4 4 3 4 - - - 23 24 95,83
5 4 3 4 4 3 4 - - - 22 24 91,67
6 4 4 4 4 2 3 - - - 21 24 87,50
LKS berbasis penemuan
terbimbing 2
(Eksperimen)
1 3 3 4 3 4 3 4 3 2 29 36 80,56
2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 32 36 88,89
3 4 2 4 3 4 3 3 4 2 29 36 80,56
4 3 2 4 2 3 4 3 4 3 28 36 77,78
5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 36 97,22
6 4 4 4 3 4 4 4 3 4 34 36 94,44
LKS berbasis penemuan
terbimbing 3
(Eksperimen)
1 3 2 3 4 2 4 4 4 4 30 36 83,33
2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 34 36 94,44
3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 30 36 83,33
4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 31 36 86,11
5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35 36 97,22
6 4 4 2 3 4 4 4 4 4 33 36 91,67
LKS
(Kontrol)
1 3 4 4 4 3 4 2 - - 24 28 85,71 Kel.1= 85,71
Kel.2= 96,43
Kel.3= 92,86
Kel.4= 89,29
Kel.5= 78,57
Kel.6= 92,86
2 3 4 4 4 4 4 4 - - 27 28 96,43
3 3 4 4 4 4 3 4 - - 26 28 92,86
4 3 4 3 4 4 4 3 - - 25 28 89,29
5 2 0 4 4 4 4 4 - - 22 28 78,57
6 2 4 4 4 4 4 4 - - 26 28 92,86
149
Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Petunjuk penilaian:
Berilah tanda ceklis () pada salah satu kolom yang telah disediakan
a) jika dalam satu kelompok ≤ 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran
b) jika dalam satu kelompok > 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
No Kegiatan Siswa
Kelompok Keterangan
1 2 3 4 5 6
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
1 Siswa menggunakan mikroskop dengan baik dan benar - - - - - - -
2 Siswa mengamati objek Protista Terlaksana
3 Siswa mencatat hasil pengamatan Terlaksana
4 Siswa mengklasifikasi jenis Protista berdasarkan
pengamatan
Terlaksana
5 Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan masalah - - - - - - -
6 Siswa melakukan percobaan menggunakan alat dan bahan
dengan baik dan benar
- - - - - - -
7 Siswa melakukan diskusi saat pembelajaran Terlaksana
8 Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS Terlaksana
9 Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai Protista Terlaksana
10 Siswa mengumpulkan LKS Terlaksana
150
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Petunjuk penilaian:
Berilah tanda ceklis () pada salah satu kolom yang telah disediakan
a) jika dalam satu kelompok ≤ 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran
b) jika dalam satu kelompok > 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran
Pertemuan 2
No Kegiatan Siswa
Kelompok Keterangan
1 2 3 4 5 6
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
1 Siswa menggunakan mikroskop dengan baik dan benar Terlaksana
2 Siswa mengamati objek Protista Terlaksana
3 Siswa mencatat hasil pengamatan Terlaksana
4 Siswa mengklasifikasi jenis Protista berdasarkan
pengamatan
Terlaksana
5 Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan masalah Terlaksana
6 Siswa melakukan percobaan menggunakan alat dan bahan
dengan baik dan benar
Terlaksana
7 Siswa melakukan diskusi saat pembelajaran Terlaksana
8 Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS Terlaksana
9 Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai Protista Terlaksana
10 Siswa mengumpulkan LKS Terlaksana
152
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Petunjuk penilaian:
Berilah tanda ceklis () pada salah satu kolom yang telah disediakan
a) jika dalam satu kelompok ≤ 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran
b) jika dalam satu kelompok > 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran
Pertemuan 1
No Kegiatan Siswa
Kelompok Keterangan
1 2 3 4 5 6
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
1 Siswa menggunakan mikroskop dengan baik dan benar - - - - - - -
2 Siswa mengamati objek Protista Terlaksana
3 Siswa mencatat hasil pengamatan Terlaksana
4 Siswa mengklasifikasi jenis Protista berdasarkan
pengamatan
Terlaksana
5 Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan masalah - - - - - - -
6 Siswa melakukan percobaan menggunakan alat dan bahan
dengan baik dan benar
- - - - - - -
7 Siswa melakukan diskusi saat pembelajaran Terlaksana
8 Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS Terlaksana
9 Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai Protista Terlaksana
10 Siswa mengumpulkan LKS Terlaksana
153
LEMBAR OBSERVASI SISWA
Petunjuk penilaian:
Berilah tanda ceklis () pada salah satu kolom yang telah disediakan
a) jika dalam satu kelompok ≤ 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran
b) jika dalam satu kelompok > 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran
Pertemuan 2
No Kegiatan Siswa
Kelompok Keterangan
1 2 3 4 5 6
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
≤5
0%
>5
0%
1 Siswa menggunakan mikroskop dengan baik dan benar Terlaksana
2 Siswa mengamati objek Protista Terlaksana
3 Siswa mencatat hasil pengamatan Terlaksana
4 Siswa mengklasifikasi jenis Protista berdasarkan
pengamatan
Terlaksana
5 Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan masalah Terlaksana
6 Siswa melakukan percobaan menggunakan alat dan bahan
dengan baik dan benar
Terlaksana
7 Siswa melakukan diskusi saat pembelajaran Terlaksana
8 Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS Terlaksana
9 Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai Protista Terlaksana
10 Siswa mengumpulkan LKS Terlaksana
155
RUBRIK LEMBAR OBSERVASI SISWA
No Kegiatan Siswa Kriteria
1 Siswa menggunakan mikroskop dengan baik
dan benar
Siswa mampu membawa mikroskop dengan benar, mampu meletakkan objek
diatas meja objek, mencari fokus lensa dan cahaya sebelum melakukan
pengamatan, dan menggunakan semua bagian mikroskop dengan benar
2 Siswa mengamati objek Protista Siswa mampu mengamati objek Protista dengan baik
3 Siswa mencatat hasil pengamatan Siswa mampu menggambarkan bentuk protista berdasarkan pengamatan
4 Siswa mengklasifikasi jenis Protista
berdasarkan pengamatan
Siswa mampu mengklasifikasi jenis-jenis Protista berdasarkan pengamatan
dengan baik
5 Siswa membuat hipotesis berdasarkan
rumusan masalah
Siswa mampu membuat hipotesis sesuai dengan rumusan masalah dengan
tepat dan benar
6 Siswa menggunakan alat dan bahan untuk
melakukan percobaan
Siswa mampu menggunakan alat dan bahan untuk melakukan percobaan
dengan benar
7 Siswa melakukan diskusi saat pembelajaran Siswa melakukan diskusi dengan teman satu kelompok, dan semua anggota
kelompok saat pembelajaran.
8 Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS dengan benar dan tepat
9 Siswa mampu membuat kesimpulan
mengenai Protista
Siswa mampu membuat kesimpulan dengan benar
10 Siswa mengumpulkan LKS Siswa mengumpulkan LKS tepat waktu
156
Lampiran 13
Hasil Wawancara Guru
Pewawancara : Dany Prasetyo
Narasumber : Saiful Azmi, S.Pd, MM (Guru Biologi)
Tanggal : 30 Oktober 2015
No Pewawancara Narasumber
1. Kurilum apa yang digunakan
sekolah?
Kurikulum 2013.
2. Ada berapa kelas X MIPA?
seminggu berapa jam
pelajaran materi biologi
diajarkan?
Ada 3 kelas X MIPA. Pembelajaran
biologi dalam seminggu 3 jam
pelajaran.
3. Konsep materi biologi kelas
X semester ganjil apa yang
dianggap sulit bagi siswa?
mengapa?
Konsep yang dianggap sulit adalah
protista dan bakteri karena materi yang
dipelajari cukup banyak.
4. Metode apa yang digunakan
guru saat pembelajaran
Protista?
Metode diskusi dan eksperimen.
5.
Apakah pada materi protista
pernah dilakukan kegiatan
eksperimen?
Ya, namun kadang-kadang dilakukan,
karena kegiatan eksperimen banyak
menyita waktu dan alat yang digunakan
terbatas.
6. LKS jenis apa yang
digunakan saat pembelajaran
biologi?
LKS yang digunakan adalah LKS
konvensional. LKS ini hanya berisikan
ringkasan materi dan soal-soal kognitif.
7. Apakah pernah membuat
LKS sendiri untuk menunjang
pembelajaran khususnya
materi protista?
Membuat LKS sendiri khusus materi
protista belum pernah, namun untuk
kegiatan eksperimen menggunakan
LKS konvensional yang berisikan
materi dan soal-soal.
8. Bagaimana hasil belajar siswa
dalam materi Protista?
Berdasarkan hasil belajar siswa materi
Protista tahun sebelumnya masih
rendah, karena sebagian siswa belum
memenuhi KKM yaitu 75. Jika siswa
tidak mencapai KKM akan diberikan
remedial.
157
Lampiran 14
Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Posttest N-Gain Kriteria Pretest Posttest N-Gain Kriteria
1 46,43 71,43 0,467 sedang 42,86 71,43 0,500 sedang
2 50 75 0,500 sedang 32,14 67,86 0,526 sedang
3 53,57 89,29 0,769 tinggi 39,29 78,57 0,647 sedang
4 57,14 92,86 0,833 tinggi 57,14 78,57 0,500 sedang
5 46,43 82,14 0,667 sedang 42,86 67,86 0,438 sedang
6 46,43 67,86 0,400 sedang 53,57 85,71 0,692 sedang
7 39,29 89,29 0,824 tinggi 35,71 71,43 0,556 sedang
8 46,43 78,57 0,600 sedang 39,29 75 0,588 sedang
9 53,57 78,57 0,538 sedang 46,43 64,29 0,333 sedang
10 53,57 82,14 0,615 sedang 39,29 71,43 0,529 sedang
11 42,86 85,71 0,750 tinggi 42,86 71,43 0,500 sedang
12 42,86 75 0,562 sedang 46,43 82,14 0,667 sedang
13 50 85,71 0,714 tinggi 50 78,57 0,571 sedang
14 46,43 85,71 0,733 tinggi 46,43 85,71 0,733 tinggi
15 53,57 78,57 0,538 sedang 42,86 75 0,562 sedang
16 50 82,14 0,643 sedang 50 78,57 0,571 sedang
17 42,86 75 0,562 sedang 53,57 82,14 0,615 sedang
18 50 89,29 0,786 tinggi 50 71,43 0,429 sedang
19 42,86 78,57 0,625 sedang 57,14 78,57 0,500 sedang
20 53,57 85,71 0,693 sedang 50 78,57 0,571 sedang
21 46,43 89,29 0,800 tinggi 57,14 78,57 0,500 sedang
22 50 82,14 0,643 sedang 46,43 75 0,533 sedang
158
23 39,29 85,71 0,765 tinggi 42,86 75 0,562 sedang
24 42,86 82,14 0,687 sedang 39,29 82,14 0,706 tinggi
25 46,43 78,57 0,600 sedang 46,43 85,71 0,733 tinggi
26 50 82,14 0,643 sedang 42,86 71,43 0,500 sedang
27 50 85,71 0,714 tinggi 39,29 78,57 0,647 sedang
28 35,71 78,57 0,667 sedang 50 82,14 0,643 sedang
29 42,86 67,86 0,438 sedang 46,43 71,43 0,467 sedang
30 46,43 85,71 0,733 tinggi 46,43 78,57 0,600 sedang
31 39,29 85,71 0,765 tinggi 42,86 75 0,562 sedang
32 35,71 82,14 0,722 tinggi 35,71 82,14 0,722 tinggi
33 46,43 85,71 0,733 tinggi 42,86 82,14 0,687 sedang
34 50 89,29 0,786 tinggi 53,57 85,71 0,692 sedang
35 53,57 85,71 0,692 sedang 39,29 82,14 0,706 tinggi
Rata-rata 46,94 82,14 0,663 sedang 45,41 77,14 0,580 sedang
Tertinggi 57,14 92,86 0,833 57,14 85,71 0,733
Terendah 35,71 67,86 0,400 32,14 64,29 0,333
159
Lampiran 15
UJI NORMALITAS DATA
1. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Rata-rata = 46,939
Modus = 46,43
Median = 46,43
Skor tertinggi = 57,14
Skor terendah = 35,71
Standar deviasi =
5,349
Lhitung = 0,109
Nilai kritis
L(α = 0,05) =
didapatkan
Ltabel =
= 0,149
Kesimpulan:
Lhitung < Ltabel
(0,109 < 0,149)
maka data berdistribusi
normal
Siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F (Zi) - S (Zi)|
1 35,71 -2,099 0,018 0,057 0,039
2 35,71 -2,099 0,018 0,057 0,039
3 39,29 -1,430 0,076 0,143 0,067
4 39,29 -1,430 0,076 0,143 0,067
5 39,29 -1,430 0,076 0,143 0,067
6 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091
7 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091
8 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091
9 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091
10 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091
11 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091
12 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109
13 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109
14 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109
15 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109
16 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109
17 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109
18 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109
19 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109
20 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109
21 50 0,572 0,716 0,8 0,084
22 50 0,572 0,716 0,8 0,084
23 50 0,572 0,716 0,8 0,084
24 50 0,572 0,716 0,8 0,084
25 50 0,572 0,716 0,8 0,084
26 50 0,572 0,716 0,8 0,084
27 50 0,572 0,716 0,8 0,084
28 50 0,572 0,716 0,8 0,084
29 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079
30 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079
31 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079
32 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079
33 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079
34 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079
35 57,14 1,907 0,972 1 0,028
160
2. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Rata-rata = 45,409
Modus = 42,86
Median = 46,43
Skor tertinggi = 57,14
Skor terendah = 32,14
Standar deviasi =
6,339
Lhitung = 0,142
Nilai Kritis
L(α = 0,05) =
didapatkan
Ltabel = = 0,149
Kesimpulan:
Lhitung < Ltabel
(0,141 < 0,149)
maka data
berdistribusi normal
Siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F (Zi) - S (Zi)|
1 32,14 -2,093 0,018 0,029 0,010
2 35,71 -1,530 0,063 0,086 0,023
3 35,71 -1,530 0,063 0,086 0,023
4 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090
5 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090
6 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090
7 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090
8 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090
9 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090
10 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142
11 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142
12 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142
13 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142
14 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142
15 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142
16 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142
17 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142
18 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122
19 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122
20 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122
21 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122
22 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122
23 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122
24 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122
25 50 0,724 0,766 0,829 0,063
26 50 0,724 0,766 0,829 0,063
27 50 0,724 0,766 0,829 0,063
28 50 0,724 0,766 0,829 0,063
29 50 0,724 0,766 0,829 0,063
30 53,57 1,287 0,901 0,914 0,013
31 53,57 1,287 0,901 0,914 0,013
32 53,57 1,287 0,901 0,914 0,013
33 57,14 1,851 0,968 1 0,032
34 57,14 1,851 0,968 1 0,032
35 57,14 1,851 0,968 1 0,032
161
3. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Rata-rata = 82,142
Modus = 85,71
Median = 82,14
Skor tertinggi = 92,86
Skor terendah = 67,86
Standar deviasi =
6,063
Lhitung = 0,107
Nilai Kritis
L(α = 0,05) =
didapatkan
Ltabel =
= 0,149
Kesimpulan:
Lhitung < Ltabel
(0,106 < 0,149)
maka data berdistribusi
normal
Siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F (Zi) - S (Zi)|
1 67,86 -2,355 0,009 0,057 0,048
2 67,86 -2,355 0,009 0,057 0,048
3 71,43 -1,767 0,039 0,086 0,047
4 75 -1,178 0,119 0,171 0,052
5 75 -1,178 0,119 0,171 0,052
6 75 -1,178 0,119 0,171 0,052
7 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065
8 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065
9 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065
10 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065
11 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065
12 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065
13 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043
14 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043
15 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043
16 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043
17 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043
18 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043
19 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043
20 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107
21 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107
22 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107
23 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107
24 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107
25 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107
26 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107
27 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107
28 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107
29 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107
30 89,29 1,179 0,881 0,971 0,091
31 89,29 1,179 0,881 0,971 0,091
32 89,29 1,179 0,881 0,971 0,091
33 89,29 1,179 0,881 0,971 0,091
34 89,29 1,179 0,881 0,971 0,091
35 92,86 1,768 0,961 1 0,039
162
4. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Rata-rata = 77,077
Modus = 78,57
Median = 78,57
Skor tertinggi = 85,14
Skor terendah = 64,29
Standar deviasi =
5,525
Lhitung = 0,132
Nilai Kritis
L(α = 0,05) =
didapatkan
Ltabel =
= 0,149
Kesimpulan:
Lhitung < Ltabel
(0,132 < 0,149)
maka data berdistribusi
normal
Siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F (Zi) - S (Zi)|
1 64,29 -2,314 0,010 0,029 0,018
2 67,86 -1,668 0,048 0,086 0,038
3 67,86 -1,668 0,048 0,086 0,038
4 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132
5 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132
6 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132
7 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132
8 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132
9 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132
10 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132
11 75 -0,376 0,353 0,429 0,075
12 75 -0,376 0,353 0,429 0,075
13 75 -0,376 0,353 0,429 0,075
14 75 -0,376 0,353 0,429 0,075
15 75 -0,376 0,353 0,429 0,075
16 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079
17 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079
18 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079
19 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079
20 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079
21 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079
22 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079
23 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079
24 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079
25 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065
26 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065
27 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065
28 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065
29 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065
30 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065
31 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065
32 85,14 1,459 0,928 1 0,072
33 85,14 1,459 0,928 1 0,072
34 85,14 1,459 0,928 1 0,072
35 85,14 1,459 0,928 1 0,072
163
Lampiran 16
UJI HOMOGENITAS DATA
1. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pretest
N kelas eksperimen 35
N kelas kontrol 35
Varians terbesar 40,18
Varians terkecil 28,61
a. Fhitung =
=
=
= 1,40
b. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas)
db pembilang = n–1 db penyebut = n–1
= 35-1 = 35-1
= 34 = 34
F(0,05)(34)(34) adalah 1,77
c. Kesimpulan:
Fhitung < Ftabel (1,40 < 1,77) sehingga data pretest kedua kelas memiliki
populasi varians yang homogen.
164
2. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Posttest
N kelas eksperimen 35
N kelas kontrol 35
Varians terbesar 36,76
Varians terkecil 30,52
a. Fhitung :
=
=
= 1,20
b. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas)
db pembilang = n–1 db penyebut = n–1
= 35-1 = 35-1
= 34 = 34
F(0,05)(34)(34) adalah 1,77
c. Kesimpulan:
Fhitung < Ftabel (1,20 < 1,77) sehingga data posttest kedua kelas memiliki
populasi varians yang homogen.
165
Lampiran 17
HASIL UJI HIPOTESIS
1. Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretest
a. Kriteria Pengujian:
1) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
2) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
b. Taraf signifikansi 0,05 dan dk = 68
c. Menghitung nilai S gabungan (Sgab)
Sgab = √( ) ( )
S = √( ) ( )
= √
= √
Sgab = 5,86
d. Mencari thitung
t =
√
=
√
=
√
=
= 1,10
e. Setelah didapatkan hasil thitung, selanjutnya tentukan ttabel pada taraf
signifikansi α = 0,05 adalah 1,99.
f. Kesimpulan:
Diperoleh bahwa thitung < ttabel (1,10 < 1,99) maka H0 diterima, artinya dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis
penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada
konsep Protista.
166
2. Perhitungan Uji Hipotesis Data Posttest
a. Kriteria Pengujian:
1) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
2) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
b. Taraf signifikansi 0,05 dan dk = 68
c. Menghitung nilai S gabungan (Sgab)
Sgab = √( ) ( )
S = √( ) ( )
= √
= √
Sgab = 5,80
d. Mencari thitung
t =
√
=
√
=
√
=
= 3,66
e. Setelah didapatkan hasil thitung, selanjutnya tentukan ttabel pada taraf
signifikansi α = 0,05 adalah 1,99.
f. Kesimpulan:
Diperoleh bahwa thitung > ttabel (3,66 > 1,99) maka H0 ditolak, artinya dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis penemuan
terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada konsep
Protista.
173
Jakarta, 18 Mei 2016
Yang mengesahkan,
174
Lampiran 19
175
176
Lampiran 20
177
Lampiran 21