pengaruh penggunaan media audio visual film …pengaruh penggunaan media audio visual film kartun...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL FILM KARTUN
TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN NO 47 ALLUKA
KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Miftahul Jannah
10540 11115 16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Miftahul Jannah
NIM : 10540 11115 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1)
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Film
Kartun Terhadap Keterampilan Menyimak Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN No 47
Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Pernyataan
Miftahul Jannah
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Miftahul Jannah
NIM : 10540 11115 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1)
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas
3. Saya tidak akan melakukan penjiblakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Pernyataan
Miftahul Jannah
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Hasbunallah Wani’mal Wakil”
Cukuplah Allah yang menjadi penolong kami.
“Innallaha Ma’asshobirin”
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
Karya ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, saudaraku dan keluargaku dengan segala doa,
usaha, motivasi, nasihat dan kesabarannya yang selalu tercurah dengan ikhlas
demi keberhasilanku.
Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan doa dan semangat sehingga penulis
dapat dengan mudah menjalankan perkuliahan dengan lancar.
Almamaterku tercinta Universitas Muhammadiyah Makassar.
vii
ABSTRAK
Miftahul Jannah 2020. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Film Kartun
Terhadap Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar.Skripsi.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Sulfasyah dan pembimbing
II Tasrif Akib.
Masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran bahasa indonesia pada
keterampilan menyimak di SDN No 47 Alluka belum berjalan optimal, hal ini
dikarenakan pada setiap pembelajaran guru hanya menggunakan metode
ceramah dan tugas yang diberikan guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung kurang menarik karena masih terpaku pada buku pegangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio
visual film kartun terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa
indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten
Takalar.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif menggunakan metode
Quasy eksperimen dengan desain Nonequivalent control group design. Sampel
yang diteliti adalah siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang
Kabupaten Takalar dimana sampel penelitian yang pertama berjumlah 20 siswa
untuk kelompok eksperimen dengan menggunakan media audio visual film
kartun, dan sampel yang kedua berjumlah 20 siswa untuk kelompok kontrol
dengan tidak menggunakan media. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes
awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Teknik analisis data menggunakan uji
paired sample T test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest kelompok
eksperimen lebih besar dari pada nilai rata-rata posttest kelompok kontrol
(82,50>74,75). Kemudian nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
(10,283>2,010), dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari
signifikansi 0,05 (0,000<0,05) dengan hasil hipotesis 𝐻0=ditolak 𝐻𝑎=diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa
media audio visual film kartun berpengaruh terhadap keterampilan menyimak
mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan
Pattalassang Kabupaten Takalar.
Kata Kunci : Media Audio Visual, Keterampilan Menyimak, Pembelajaran
Bahasa Indonesia.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga laporan skripsi dengan judul “Pengaruh penggunaan media audio visual
film kartun terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa indonesia
siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar ”
dapat tersusun dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar. Beragam kendala dan
hambatan yang dilalui oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat
usaha yang optimal dan dukungan berbagai pihak hingga akhirnya penulis dapat
melewati rintangan tersebut. Penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga
kepada kedua orang tuaku tersayang, ayahanda Muhammad Alma dan ibunda
Nurhikmah yang telah mendoakan, membesarkan, mendidik, dan membiayai
penulis dalam proses pencarian ilmu. kepada kedua saudaraku tercinta yang telah
memberikan doa dan dukungan kepada adinda selama pendidikan baik berupa
moril maupun materil selama penyusunan skripsi ini.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat
Ibu Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D selaku pembimbing I dan Bapak Tasrif Akib,
ix
S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II. Penulis tidak dapat melupakan jasa dan
kebaikan Bapak/Ibu yang telah memberikan dorongan, bimbingan, masukan,
komentar, nasehat, dan saran sampai terwujudnya skripsi ini. Semoga Allah SWT
membalas kebaikan dan jasa-jasa Bapak/Ibu. Demikian juga terima kasih penulis
sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, yang telah memfasilitasi penulis dalam menjalani pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Selaku ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah
memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan
studi dan menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Sitti Hasnah, S.Pd., selaku kepala SDN No 47 Alluka beserta guru-guru,
yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian
dalam rangka penyelesaian penulisan skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan PGSD 16 C atas kebersamaan, motivasi, saran
dan bantuannya.
x
7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan
sebagai bahan acuan untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Hanya
kepada Allah SWT kita memohon semoga berkat dan rahmat serta limpahan
pahala yang berlipat ganda selalu dicurahkan kepada kita semua.
Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Makassar, Oktober 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .............................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 9
A. Kajian Pustaka .................................................................... 9
1. Penelitian yang Relevan ............................................... 9
2. Hakikat Bahasa Indonesia ............................................ 11
3. Hakikat keterampilan menyimak .................................. 18
4. Hakikat media pembelajaran ........................................ 30
5. Media audio visual ....................................................... 40
6. Film Kartun .................................................................. 45
B. Kerangka Pikir .................................................................... 47
xii
C. Hipotesis Penelitian ............................................................ 50
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 51
A. Rancangan Penelitian .......................................................... 51
B. Populasi dan Sampel ........................................................... 52
C. Defenisi Operasional Variabel ............................................. 54
D. Instrumen Penelitian ........................................................... 55
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 57
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 61
A. Hasil Penelitian ................................................................... 61
B. Pembahasan ........................................................................ 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 78
A. Kesimpulan ......................................................................... 78
B. Saran ................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 81
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 52
3.2 Populasi ................................................................................................. 53
3.3 Sampel Penelitian ................................................................................... 54
3.4 Kriteria penilaian menyimak ................................................................... 56
4.1 Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ........ 62
4.2 Data hasil pretest siswa kelompok eksperimen ....................................... 64
4.3 Data hasil pretest siswa kelompok kontrol .............................................. 64
4.4 data hasil posttest siswa kelompok eksperimen ....................................... 67
4.5 data hasil posttest siswa kelompok kontrol ............................................. 68
4.6 Hasil uji normalitas ................................................................................ 69
4.7 Hasil uji homogenitas ............................................................................. 70
4.8 Hasil uji paired sample t test ................................................................... 71
4.9 Hasil uji paired sample statistic .............................................................. 72
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Skema Kerangka Pikir ............................................................................ 49
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambaran umum daerah penelitian
Lampiran 2 RPP kelompok Eksperimen
Lampiran 3 RPP kelompok Kontrol
Lampiran 4 Hasil data nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
Lampiran 5 Hasil data nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
Lampiran 6 Materi ajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Lampiran 7 Soal pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Lampiran 8 Soal posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Lampiran 9 Hasil kerja pretest siswa kelompok eksperimen
Lampiran 10 Hasil kerja pretest siswa kelompok kontrol
Lampiran 11 Hasil kerja posttest siswa kelompok eksperimen dan siswa
kelompok kontrol
Lampiran 12 Analisis statistik deskriptif
Lampiran 13 Persuratan
Lampiran 14 Tabel distribusi T
Lampiran 15 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era global, pendidikan berperan strategis dalam menentukan
posisi suatu bangsa. Pendidikan merupakan hak dan kewajiban warga
negara yang harus dipenuhi baik melalui pendidikan formal, informal
maupun nonformal. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
No 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu,
Pendidikan merupakan usaha yang direncanakan untuk
mewujudkan proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi
siswa agar memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian yang baik, kecerdasan, serta keterampilan untuk
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Setiap kegiatan memiliki suatu tujuan yang harus dicapai begitu
pula dengan kegiatan pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan peradaban bangsa
yang bermartabat, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
mengembangkan potensi siswa. Tujuan pendidikan tersebut menjadi tolak
ukur keberhasilan kualitas kegiatan pendidikan. Salah satu faktor penting
dalam membangun kualitas pendidikan adalah kualitas dalam
melaksanakan pembelajaran. Untuk mencapai pembelajaran diperlukan
kurikulum yang berupa seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran
yang berlangsung di indonesia saat ini menggunakan kurikulum 2013 yang
2
terdiri atas beberapa kelompok mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran
yang selalu ada di setiap jenjang pendidikan adalah pelajaran bahasa
indonesia.
Bahasa indonesia merupakan mata pelajaran yang berawal pada
tingkat jenjang pendidikan di SD/MI sampai SMP/MTS/MA dan
SMA/SMK. Salah satu kegiatan berbahasa adalah bercerita. Bercerita
merupakan salah satu metode yang diyakini efektif menyampaikan
pendidikan nilai. Kurniawan (2015: 36) dalam konteks ini pembelajaran
bahasa indonesia meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Tujuan pembelajaran bahasa indonesia secara umum adalah
mengembangkan keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa, baik
untuk kemampuan menyimak, berbicara, membaca, maupun menulis.
Suatu keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan.
Setiap satu keterampilan erat sekali berhubungan dengan ketiga
keterampilan lainnya. Bagaimana seorang anak akan bisa menceritakan
sesuatu setelah ia membaca ataupun setelah ia mendengarkan. Begitupun
dengan menulis. Menulis tidak lepas dari kemampuan menyimak,
membaca, dan berbicara, sehingga keempat aspek ini harus senantiasa
diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan siswa (Susanto, 2016: 241-
242). Salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi kompetensi penting
bagi siswa saat proses belajar mengajar terutama di sekolah dasar adalah
keterampilan menyimak.
3
Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
memiliki urgensi yang tinggi untuk memperoleh keterampilan-
keterampilan yang lain. Menurut Kurniaman dan Muhammad Nailul
(2018: 249-250) menyimak merupakan dasar pengetahuan berbahasa yang
fungsional yang lebih bermakna bagi manusia untuk mengungkapkan
lambang-lambang kata dari orang kedua yang merupakan suatu proses
mendengarkan bunyi bahasa, mengindentifikasi, menilai dan mereaksi atas
makna yang terkandung di dalamnya. Keterampilan menyimak tidak dapat
dipisahkan dari keterampilan berbahasa yang lain, yaitu keterampilan
berbicara, membaca, dan menulis. Proses pembelajaran menyimak lebih
besar jika dibandingkan dengan kegiatan keterampilan berbahasa lainnya.
Keterampilan menyimak sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik
pada saat berinteraksi dan berkomunikasi yang dibutuhkan yaitu
keterampilan berbahasa aktif, kreatif, dan produktif yang mana salah satu
unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap
dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau
bahasa simak-an.
Menurut Tarigan (2017: 12) salah satu dari sekian telaah
permulaan yang menunjukkan betapa pentingnya menyimak adalah telaah
yang dilakukan oleh Paul T. Rankin pada tahun 1926 yang melaporkan
bahwa 42% waktu penggunaan bahasa tertuju pada menyimak. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa waktu yang digunakan untuk
menyimak lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang digunakan
4
untuk berbicara, membaca, dan menulis. Hal ini membuktikan bahwa
dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari kegiatan
menyimak, baik menyimak cerita, berita, laporan, iklan, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V
di SDN No 47 Alluka pada tanggal 22 Januari 2020, diperoleh keterangan
bahwa guru belum pernah melaksanakan evaluasi khusus terhadap
keterampilan menyimak siswa. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan
pada prapenelitian, diperoleh beberapa hal, antara lain: (1) Hasil belajar
siswa rendah, terbukti dari hasil belajar siswa yang tuntas hanya mencapai
24 orang dari 40 jumlah siswa dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yaitu 70,00; (2) Siswa sulit mencerna intisari dari sebuah cerita; (3) Belum
maksimalnya penggunaan media oleh guru yang sudah disediakan pihak
sekolah.
Diketahui bahwa pembelajaran bahasa indonesia pada keterampilan
menyimak di SDN No 47 Alluka belum berjalan secara optimal. Hal ini
dapat dilihat dari setiap pembelajaran, guru hanya menggunakan metode
ceramah pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga, siswa
terlihat kurang antusias dan cenderung pasif karena proses pembelajaran
bersifat monoton dan membosankan, serta guru lebih banyak mendominasi
kelas dalam proses pembelajaran. Selain itu, belum maksimalnya
penggunaan media oleh guru yang sudah disediakan oleh pihak sekolah.
Hal lainnya adalah materi-materi dan tugas yang diberikan guru pada saat
5
proses pembelajaran berlangsung kurang menarik karena masih terpaku
pada buku pegangan.
Melihat realitas yang ada, maka perlu adanya media pembelajaran
yang tepat, Karena dengan adanya media pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Media selain digunakan
untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan
untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran,
memberikan penguatan maupun motivasi.
Media merupakan bagian yang melekat atau tidak terpisahkan dari
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media
berfungsi dan berperan mengatur hubungan efektif guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran. Menurut Wati
(2016: 3) media pembelajaran bukan semata-mata hanya digunakan untuk
penyampaian materi saja tetapi media juga bisa digunakan guru dalam
mencontohkan suatu pembiasaan yang positif serta dapat membentuk
perilaku baik siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas yaitu media audio visual.
Media audio visual, media ini adalah media visual yang di
kombinasikan dengan penggunaan suara. Dilihat dari sifat pesan yang
diterimanya media audio visual ini menerima pesan verbal-nonverbal.
Pesan verbal yakni bahasa lisan atau kata-kata, sedangkan nonverbal ialah
bunyi-bunyian dan vokalisasi seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-
6
lain. Tujuan media audio visual yaitu untuk dapat membantu terjadinya
komunikasi dan menciptakan suasana yang tidak monoton dan
membosankan. Media audio visual merupakan media yang dapat
menampilkan unsur gambar dan suara secara bersamaan pada saat
mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media audio visual dapat
mengungkapkan objek dan peristiwa seperti keadaan sesungguhnya (Wati,
2016: 5). Media audio visual yang dapat meningkatkan keterampilan
menyimak siswa salah satunya ialah menggunakan media audio visual
film kartun.
Secara umum film sangat baik dalam menjelaskan suatu proses dan
dapat menjelaskan suatu keterampilan dalam pembelajaran bahasa
indonesia. Film kartun adalah salah satu contoh media pembelajaran yang
bersifat audio visual. Film kartun merupakan gabungan dari gambar kartun
yang diproyeksikan sedemikan rupa hingga menjadi gambar bergerak yang
mempunyai cerita. Dengan demikian, film kartun diharapkan dapat
membangkitkan minat dan konsentrasi siswa dalam menyimak. Pemilihan
media film kartun juga harus disesuaikan dengan karakteristik siswa,
diperbolehkan bahan kartun yang menarik minat siswa dan disesuaikan
dengan kemampuan bahasa serta kecerdasan siswa. Selain itu, film kartun
tersebut harus memiliki dialog yang sesuai dengan usia siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Pengaruh penggunaan media audio visual
film kartun terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa
7
indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang
Kabupaten Takalar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh penggunaan media audio
visual film kartun terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran
bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan
Pattalassang Kabupaten Takalar ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini untuk
mengetahui: Pengaruh penggunaan media audio visual film kartun
terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa indonesia siswa
kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian dapat diambil beberapa manfaat.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
penelitian selanjutnya untuk dijadikan bahan informasi dan menambah
wawasan tentang penggunaan media audio visual film kartun terhadap
8
keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas
V SDN No 47 alluka kecamatan pattalassang kabupaten takalar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran
yang disampaikan dan memberikan pengalaman yang bermakna
melalui proses belajar yang menarik dan menyenangkan dengan
menggunakan media audio visual berbasis film kartun.
b. Bagi Guru
Dapat memunculkan kesadaran guru untuk dapat mengoptimalkan
sarana media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar,
sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna bagi
siswa.
c. Bagi Sekolah
Digunakan sebagai bahan informasi dan kajian untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan media audio visual
dalam kegiatan pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dalam proses pembelajaran dengan
membuat pembelajaran yang menarik, menyenangkan, berkesan
dan dapat menjadikan peneliti menjadi guru yang profesional
dengan menggunakan media pembelajaran yang lebih kreatif.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian relevan bertujuan untuk membuktikan hasil penelitian terdahulu
dan membuktikan hasil penelitian saat ini. Adapun penelitian terdahulu yang
menjadi acuan dalam penelitian adalah :
a. Supriyanto (2017) dengan judul “Pengaruh penggunaan media
pembelajaran audio visual terhadap keterampilan menyimak dongeng pada
mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas II SD Negeri 48 Bonto
Kapetta Kabupaten Maros” Hasil penelitian menunjukkan setelah
diterapkan media pembelajaran audio visual nilai rata-rata hasil posttest
yang diperoleh dari keterampilan menyimak dongeng pada siswa setelah
diterapkan media pembelajaran audio visual lebih tinggi dibandingkan
dengan rata-rata hasil pretest sebelum diterapkan media pembelajaran
audio visual. Rata-rata pretest yang diperoleh sebelum diterapkan media
pembelajaran audio visual yaitu 7,4% atau sebanyak 2 siswa yang
mendapat nilai 70 ke atas. Setelah dilakukan tindakan dengan perlakuan
media pembelajaran audio visual, maka diperoleh rata-rata nilai posttest
yaitu siswa yang memperoleh nilai diatas 70 (100%). Pengaruh
penggunaan media pembelajaran audio visual, diketahui pula berdasarkan
perhitungan uji t. Perbandingan hasil kemampuan pretest dan posttest
10
menunjukkan bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
(11,48>3,707). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang
diajukan diterima. Maka disimpulkan 𝐻𝑂 ditolak 𝐻1 diterima yang berarti
bahwa penerapan media pembelajaran audio visual berpengaruh terhadap
keterampilan siswa menyimak dongeng dikelas II SD Negeri 48 Bonto
Kapetta Kabupaten Maros.
b. Yolanda (2018) dengan judul “Pengaruh media audio visual berbasis film
kartun terhadap keterampilan berbicara siswa kelas III SDN 109
Palembang” hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh media
audio visual berbasis flm kartun dilihat dari nilai rata-rata Pretest dan
Posttest kelas eksperimen adalah 63,81 dan 75,289 sedangkan nilai rata-
rata Pretest dan Posttest kelas kontrol adalah 59,88 dan 69,83 Kemudian
berdasarakan Uji hipotesis diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 1.66543 sedangkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
3,617 dengan taraf signifikan 0,05. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka Ho
ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaaan media audio visual berbasis film kartun terhadap
keterampilan berbicara siswa kelas III SDN 109 Palembang. Adapun
perbedaan penelitian Nelsy Yolanda dengan penulis adalah terletak pada
variabel terikatnya yaitu keterampilan berbicara. Adapun yang menjadi
persamaan dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu media audio
visual.
c. Sitohang (2018) dengan judul “Pengaruh media audio visual terhadap hasil
belajar bahasa indonesia siswa kelas V MIS Suturuzzhulam Tembung”
11
hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran bahasa indonesia kelas V di MIS Suturuzzhulam pada kelas
eksperimen (V-A) yang diberi perlakuan menggunakan media audio visual
memperoleh nilai rata-rata posttest = 85,71 dan hasil belajar siswa kelas
kontrol (V-B) yang diberi perlakuan menggunakan media buku paket
pelajaran bahasa indonesia memperoleh nilai rata-rata posttest = 75,50.
Berdasarkan hasil uji t dimana dperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2,800 > 2,011 (n =
21) dengan taraf signifikan 0,05 yang menyatakan Ha diterima dan Ho
ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar bahasa indonesia siswa kelas
V di MIS Suturuzzhulam Tembung. Adapun perbedaan penelitian Putri
Irfani Sitohang dengan penulis adalah terletak pada variabel terikatnya
yaitu hasil belajar bahasa indonesia. Adapun yang menjadi persamaan
dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu media audio visual.
2. Hakikat Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia
Menurut Syamsuri (Rahma, 2018: 15) salah satu kedudukan bahasa
indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki oleh
bahasa indonesia sejak dicetuskannya sumpah pemuda, dan dimungkinkan
bahwa bahasa melayu yang menjadi cikal bakal bahasa indonesia telah
dipakai sebagai lingua franca selama berabad-abad sebelumnya sebagai
12
bahasa nasional selain itu, bahasa indonesia juga berkedudukan sebagai
bahasa negara.
Bahasa indonesia merupakan suatu alat yang penting dalam rangka
merealisasikan dan mencapai tujuan kebahasaan indonesia, yaitu
meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa
indonesia, baik secara lisan maupun tulisan. Hidayah (2016: 2)
menyimpulkan bahasa indonesia mempunyai arti peranan penting bagi
kehidupan bermasyarakat berbangsa maupun bernegara. Bahasa indonesia
mempunyai peranan penting juga dalam dunia pendidikan dapat dilihat
dari kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan bahasa indonesia dalam segala hal termasuk
fungsinya, yaitu sebagai sarana berkomunikasi, sarana persatuan, sarana
berfikir dan sarana kebudayaan.
Pembelajaran bahasa indonesia, terutama di sekolah dasar tidak
akan terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Susanto (2019: 244)
pembelajaran bahasa indonesia bertujuan agar siswa mampu menikmati
dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian,
memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
Dalam pembelajaran bahasa indonesia, melibatkan berbagai
komponen pembelajaran yaitu, guru sebagai pengajar, siswa, media
pembelajaran dan sumber belajar berupa buku-buku pelajaran bahasa
13
indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa
dalam pelajaran bahasa indonesia.
Tujuan pembelajaran bahasa indonesia bukanlah untuk menjadikan
siswa sebagai ahli bahasa, melainkan sebagai orang yang menggunakan
bahasa untuk keperluannya sendiri, dapat memanfaatkan sebanyak-
banyaknya apa yang ada di luar dirinya dari mendengar, membaca, dan
mengalami, serta mampu berkomunikasi dengan orang disekitarnya
tentang pengalaman dan pengetahuannya. Salah satu keterampilan yang
diharapkan dimiliki oleh siswa dari sekolah dasar ini adalah keterampilan
berbahasa yang baik, karena bahasa merupakan modal terpenting bagi
manusia. Namun, pembelajaran bahasa indonesia bagi anak usia sekolah
dasar untuk saat ini masih dihadapkan pada berbagai kendala.
Cahyani (Nafi’ah, 2018: 35) kendala siswa sekolah dasar dalam
mempelajari bahasa indonesia diantaranya sebagai berikut:
1) Keterbatasan sarana dan prasarana sebagai penunjang
terselenggaranya pembelajaran bahasa dan sastra indonesia yang aktif
di lembaga-lembaga pendidikan usia dini yang ada di indonesia.
2) Keterbatasan kemampuan sekolah dalam mengelola berbagai potensi
dan sumber yang tersedia.
3) Secara khusus, kendala pembelajaran bahasa indonesia terletak pada
masih rendahnya motivasi dan kreativitas guru dalam
menyelenggarakan pembelajaran bahasa.
14
b. Fungsi Bahasa Indonesia
Menurut Hidayah (2016: 8) bahasa indonesia mempunyai karakter
khusus karena berawal dari tradisi etnik lokal yang dimodifikasi dan
diadopsi menjadi bahasa persatuan yang berfungsi sebagai perekat
keberagaman etnik. Bahasa indonesia bersifat fleksibel dan terdapat
beberapa dialek. Seperti bahasa daerah jawa, betawi, sulawesi selatan,
papua dan lain-lain.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa indonesia
berfungsi sebagai:
1) Lambang kebanggaan kebangsaan
2) Lambang identitas nasional.
3) Alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya.
4) Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan
latar belakang sosial budaya dan bahasanya masuk kedalam kesatuan
kebangsaan indonesia.
Dapat disimpulkan bahasa indonesia berfungsi sebagai alat
menyebarluaskan sastra indonesia yang dapat dipakai. Sastra indonesia
berperan sangat penting dari segi estetis bahasa sehingga bahasa indonesia
menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.
c. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (Nafi’ah, 2018: 34),
standar isi bahasa indonesia sebagai berikut: “Pembelajaran bahasa
indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk
15
berkomunikasi dalam bahasa indonesia dengan baik dan benar, baik secara
lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesastraan
manusia indonesia”.
Rahma (2018: 18-19) mengemukakan tujuan mata pelajaran bahasa
indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
ada, baik secara lisan maupun tulis.
2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara.
3) Memahami bahasa indonesia dengan menggunakannya secara tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan yang dicapai.
4) Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sasta untuk memperluas
wawasan, memperbaiki budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dalam kemampuan berbahasa.
6) Menghargai dan mengembangkan sastra indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia indonesia.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan tujuan
pembelajaran bahasa indonesia antara lain bertujuan agar siswa mampu
menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Adapun tujuan khusus
16
pengajaran bahasa indonesia, antara lain agar siswa memiliki kegemaran
membaca, meningkatkan karya sastra untuk meningkatkan kepribadian,
mempertajam kepekaan, perasaan, memperluas wawasan kehidupan, dan
meningkatkan kemampuan berbahasa.
Pengajaran bahasa indonesia juga dimaksudkan untuk melatih
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang masing-
masing erat hubungannya. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
dengan bahasa indonesia, baik secara lisan maupun tulisan.
d. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Cahyani (Nafi’ah, 2018: 32) mengemukakan bahwa pembelajaran
bahasa indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa.
Bahasa Indonesia merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
semua mata pelajaran. Pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu
siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Siswa
diharapkan mampu menggunakan bahasa indonesia yang baik untuk
mengemukakan gagasan atau perasaan dan berpartisipasi dalam
masyarakat.
Pembelajaran bahasa indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa indonesia dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia indonesia. Standar
kompetensi mata pelajaran bahasa indonesia merupakan kualifikasi
17
kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa
dan sastra indonesia. standar kompetensi ini merupakan dasar bagi siswa
untuk memahami dan merespons situasi lokal, regional, nasional, dan
global. Cahyani (Nafi’ah, 2018: 33) standar kompetensi mata pelajaran
bahasa indonesia ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan
terhadap hasil karya kesatraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.
2) Guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi
bahasa siswa dengan meyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan
sumber belajar.
3) Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar
kebahasaan dan kesastraan yang sesuai dengan kondisi lingkungan
sekolah dan kemampuan siswa.
4) Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam
pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah.
5) Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang
tersedia.
Pembelajaran bahasa indonesia di SD terdiri dari empat
keterampilan yaitu, membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.
berbicara menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran,
18
perasaan, dan informasi. Berbicara dalam proses pembelajaran di SD
meliputi perkenalan, diskusi, pidato, deklamasi, dan sebagainya. Berbicara
dalam konteks karya sastra di SD adalah dongeng, pantun, drama dan
puisi. Jenis membaca di SD adalah memahami wacana berupa petunjuk,
teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi,
dongeng, pantun, percakapan, cerita dan drama. pembelajaran menulis di
SD untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk
karangan sederhana. misalnya, petunjuk, surat, pengumuman, dialog,
formulir, teks pidato, dan sebagainya. Menyimak dalam karya sastra di SD
adalah puisi, pantun dan cerita. (Nafi’ah, 2018: 35)
3. Hakikat Keterampilan Menyimak
a. Pengertian Keterampilan Menyimak
Keterampilan berbahasa ditingkatan awal terdiri atas keterampilan
berbahasa lisan. Implikasinya, hendaknya pembelajaran bahasa harus
difokuskan kepada kemampuan siswa dalam memahami dan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran keterampilan berbahasa ditingkatan pendidikan awal
tidak boleh menafsirkan pengajaran dalam memahami dan menggunakan
bahasa di sekolah dasar. Dalam mendapatkan keterampilan berbahasa,
Biasanya kita melalui suatu hubungan yang urut atau teratur. Sewaktu kita
masih kecil ada beberapa hal yang kita dapati keterampilan belajar
menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca
dan menulis. Keempat keterampilan itu pada dasarnya merupakan suatu
19
kesatuan. Menurut Tarigan (2017: 1) beberapa komponen-komponen
keterampilan berbahasa, yaitu:
1) Keterampilan Menyimak (Listening skills)
2) Keterampilan Berbicara (Speaking skills)
3) Keterampilan Membaca (Reading skills)
4) Keterampilan Menulis (Writing skills).
Dapat disimpulkan keterampilan adalah kemampuan anak dalam
melakukan berbagai aktivitas dalam usahanya untuk menyelesaikan tugas.
Keterampilan perlu di latihkan kepada anak sejak dini supaya di masa
yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang yang terampil dan
cekatan dalam melakukan segala aktivitas, dan mampu menghadapi
permasalahan hidup. Selain itu mereka akan memiliki keahlian yang akan
bermanfaat bagi masyarakat (Ningsi, 2015: 245).
Dari pendapat di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
keterampilan adalah suatu bentuk kemampuan yang membutuhkan dasar
dan latihan untuk mencapai hasil tertentu.
Menurut Tarigan (2017: 31) menyimak adalah suatu proses
kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan, serta dapat memahami makna komunikasi yang
telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Menurut kamidjan (Na’fiah, 2018: 135) menyimak adalah suatu
proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-
20
sungguh penuh perhatian, pemahaman, dan apresiasif, yang dapat disertai
dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara
nonverbal. Keterampilan menyimak memiliki peranan yang sangat penting
karena keterampilan menyimak berperan sebagai landasan belajar bahasa,
penunjang keterampilan berbicara, membaca, menyimak dan
memperlancar komunikasi lisan serta menambah informasi. Kemampuan
menyimak seseorang turut menentukan keberhasilan keterampilan yang
lain. Pengajaran berbahasa lisan ada istilah mendengar, mendengarkan,
dan menyimak. Ketiga istilah tersebut berkaitan makna tetapi berbeda arti.
Menurut Tarigan (2017: 31) mendengar diartikan sebagai
menangkap bunyi (suara) dengan telinga, mendengarkan berarti
mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedangkan menyimak
berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau
dibaca orang. Menyimak memiliki kesulitan lebih tinggi daripada
mendengarkan, sehingga dalam menyimak diperlukan konsentrasi agar
penyimak mampu menerima apa yang didengar dengan baik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas keterampilan menyimak itu
penting. Dengan menyimak seseorang akan menjadi pendengar yang baik,
dengan menjadi pendengar yang baik, maka orang tersebut akan mudah
mengekspresikan makna, baik itu dalam bentuk tertulis ataupun lisan.
Sebuah keterampilan akan dikuasai dengan baik jika diajarkan dan
dilatihkan dengan baik pula.
21
b. Tujuan Keterampilan Menyimak
Logan dan scrop (Tarigan, 2017: 59) mengemukakan tujuan
keterampilan menyimak antara lain :
1) Menyimak untuk memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran
pembicara dengan perkataan lain, dia menyimak untuk belajar.
2) Menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari
materi yang di uajarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan
(terutama sekali dalam bidang seni), menyimak untuk menikmati
keindahan audial.
3) Menyimak agar dapat menilai sesuatu yang disimak (baik-buruk,
indah-jelek, logis-tak logis, dan lain-lain) singkatnya menyimak untuk
mengevaluasi.
4) Menyimak agar dapat menikmati serta menghargai sesuatu yang
disimaknya (misal, pembicaraan dan perdebatan) menyimak untuk
mengapresiasi materi simakan.
5) Menyimak agar dapat mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan,
ataupun perasaan-perasaanna kepada orang lain dengan lancar dan
tepat. Banyak contoh dan ide yang dapat diperoleh dari sang
pembicara dan semua merupakan bahan penting dan sangat
menunjang dalam mengomunikasikan ide-idenya sendiri.
6) Menyimak dengan tujuan dapat membedakan bunyi-buyi dengan
tepat. Mana bunyi yang membedakan arti (distingtif), bunyi yang
tidak membedakan arti biasanya terlihat nyata pada seseorang yang
22
sedang belajar bahasa asing dengan mendengarkan ujaran bacaan asli
(native speaker).
7) Menyimak agar dapat memecahkan masalah secara kreatif dan
analisis, sebab dari pembicara, akan memperoleh banyak masukan.
8) Menyimak pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu
masalah atau pendapat yang selama ini diragukan, dengan perkataan
lain menyimak secara persuasif.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa “Menyimak” dapat
dipandang dalam berbagai segi, misalnya sebagai sarana, suatu
keterampilan berkomunikasi, sebagai seni, proses, dan sebagai pengalaman
kreatif.
c. Manfaat Keterampilan Menyimak
Arini (Utaminingrum, 2015: 13) manfaat keterampilan menyimak
adalah sebagai berikut:
1) Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga
bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu
memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita lebih
berpengalaman.
2) Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan
keilmuan dan khasanah ilmu kita.
3) Memperkaya kosakata, menambah perbendaharaan ungkapan yang
tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak
23
komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan
menjadi lebih variatif.
4) Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup serta
membina sifat terbuka dan objektif.
5) Meningkatkan kepekaan dan kepedulian social.
6) Meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu merupakan bahan
simakan yang isinya halus dan bahasanya indah. Banyak menyimak
dapat menumbuh suburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya
atau pendapat orang lain dalam kehidupan serta meningkatkan selera
estetis kita.
7) Menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk
menghasilkan ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika
banyak menyimak, kita akan mendapatkan ide-ide yang cemerlang
dan segar serta pengalaman hidup yang berharga. Semua itu akan
mendorong kita untuk giat berkarya dan kreatif.
Semua manfaat tersebut diharapkan dapat diperoleh dalam
kegiatan menyimak. Namun dalam penelitian ini, manfaat utama yang
diperoleh adalah menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup
yang berharga bagi kemanusiaan serta meningkatkan dan menumbuhkan
sikap apresiatif, mengingat menyimak yang dilaksanakan adalah
menyimak cerita pendek yang dikemas dalam bentuk media audio visual.
24
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menyimak
Menyimak sebagai suatu aktivitas yang mencakup kegiatan
mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai
dan merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan atau
cerita. Untuk mencapai keberhasilan dalam mengidentifikasi,
menginterpretasi, dan memaknai bahan simakan dipengaruhi oleh faktor-
faktor. Tarigan (2017: 104-107) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi menyimak sebagai berikut:
1) Fisik
Faktor ini bukan hanya terjadi pada kondisi fisik penyimak saja tetapi
kondisi lingkungan juga mempengaruhi keefektifan menyimak
seseorang, misalnya ruangan yang mungkin terlalu panas, lembab atau
pun terlalu dingin dan suara atau bunyi bising lain yang terjadi
disekitar penyimak berada.
2) Psikologis
Faktor-faktor ini antara lain mencakup masalah-masalah:
a) Prasangka dan kurangnya simpatik terhadap para pembicara
dengan aneka sebab dan alasan.
b) Keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta
masalah pribadi.
c) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tidak adanya
perhatian sama sekali pada pokok pembicaraan.
25
d) Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap
pokok pembicara, atau terhadap sang pembicara.
3) Pengalaman
Pengalaman sebagai salah satu faktor dalam menentukan keefektifan
menyimak, yang melatarbelakangi adalah kurangnya atau tidak
adanya minat yang merupakan akibat dari pengalaman yang kurang
atau tidak ada pengalaman dalam bidang yang akan disimak, sikap
yang antagonistik, sikap-sikap yang menentang serta bermusuhan
timbul dari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan.
4) Sikap
Sikap penyimak akan cenderung menyimak secara seksama pada
topik-topik atau pokok pembicaraan yang dapat disetujui dari pada
yang kurang atau bahkan tidak setuju sama sekali, ini merupakan
sikap yang wajar dalam kehidupan. Seharusnya para pembicara
memperhatikan hal itu,antara lain dengan cara memilih topik
pembicaraan yang disenangi oleh para penyimak.
5) Motivasi
Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang.
Bagaimana kita memotivasi diri sendiri untuk menyimak dengan
berpikir bahwa banyak sekali yang kita peroleh dalam menyimak
ujaran yang disampaikan oleh pembicara.
26
6) Jenis kelamin
Beberapa penelitian, para pakar menarik kesimpulan bahwa pria dan
wanita pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda, dan cara
mereka memusatkan pada sesuatupun berbeda-beda pula.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditegaskan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi keterampilan menyimak pada anak, dapat
dideskripsikan meliputi: Kondisi fisik anak, kondisi psikologis
(kejenuhan), motivasi yang dilakukan guru, dan kemampuan guru dalam
menentukan tema dan membawakan cerita.
e. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar
Maryana (2018: 15-16) mengemukakan pada tahun 1949 Tulare
County Schools telah menyusun sebuah buku petunjuk mengenai
Keterampilan Berbahasa yang disebut “Tulare County Cooperative
Language Arts Guide”. Khusus mengenai keterampilan berbahasa
menyimak adalah sebagai berikut:
1) Taman Kanak-kanak
a) Menyimak pada teman-teman sebaya dalam kelompok-kelompok
permainan
b) Mengembangkan waktu perhatian yang amat panjang terhadap
cerita-cerita
c) Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan yang
sederhana.
27
2) Kelas Satu
a) Menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan pemikiran atau
untuk mendapatkan jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan
b) Dapat mengulangi secara tepat apa-apa yang telah didengarnya
c) Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata dan lingkungan.
3) Kelas Dua
a) Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat
b) Membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan pertanyaan-
pertanyaan untuk mengecek pengertiannya
c) Sadar akan situasi-situasi, bila sebaiknya tidak usah menyimak.
4) Kelas Tiga dan Empat
a) Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu
sumber informasi dan kesenangan
b) Menyimak pada laporan-laporan orang lain, pita-pita rekaman
laporan-laporan mereka sendiri, dan siaran-siaran radio dengan
maksud tertentu serta pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan
dengan hal itu Memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata
atau ekspresi-ekspresi yang tidak mereka pahami maknanya.
5) Kelas Lima dan Enam
a) Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan-kekeliruan,
kesalahan-kesalahan, propaganda-propaganda, tuntutan-tuntutan
yang keliru.
28
b) Menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima kata-kata, dan
memperoleh kesenangan dalam memenuhi tipe-tipe baru.
Anderson (Maryana, 2018: 16).
f. Penilaian Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak siswa perlu diukur agar guru dapat
mengetahui sejauh mana siswa mampu memahami isi bahan simakan.
Guru hendaknya mengerti cara menilai atau mengevaluasi hasil menyimak
siswa dengan benar. Nurgiantoro (Maryana, 2018: 16) mengemukakan
bahwa tes menyimak dapat diartikan sebagai alat untuk mengukur
keterampilan siswa dalam menggali informasi yang terdapat dalam cerita
lisan dan memberikan pedoman bahwa tes keterampilan menyimak
menyangkut aspek kognitif dengan menerapkan taksonomi bloom dalam
menyimak. Penerapan aspek kognitif tersebut dimulai dari tingkat ingatan
sampai dengan tingkat evaluasi. Namun, untuk jenjang sekolah dasar
aspek yang lebih tinggi tingkatannya dipandang belum tepat untuk
diterapkan. Evaluasi aspek kognitif yang dapat dilakukan adalah pada
tingkat ingatan, pemahaman dan penerapan dengan memanfaatkan cerita
lisan sebagai bahan evaluasi.
Santosa (Maryana, 2018: 17) mengemukakan bahwa penilaian
pembelajaran menyimak di sekolah, lebih ditekankan pada aspek kognitif.
Oleh sebab itu, teknik pengukurannya lebih ditekankan penggunaan teknik
tes. Butir-butir soal tes dalam penilaian menyimak diberikan secara lisan,
baik langsung maupun melalui media rekaman, sedangkan jawabannya
29
dapat dibuat secara tertulis. penilaian butir-butir soal tes dalam penilaian
menyimak, siswa diberikan secara tertulis, karena membuat siswa akan
lebih mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Pertanyaan tersebut terkait dengan cerita (bahan simakan) berupa cerita
pendek yang ditayangkan oleh guru melalui media audio visual.
g. Tes Keterampilan Menyimak
Djiwandono (Utaminingrum, 2017: 15) menjelaskan sasaran utama
tes kemampuan menyimak adalah kemampuan peserta tes untuk
memahami isi cerita yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh
pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video. Selanjutnya
Djiwandono mengatakan pemahaman tersebut dapat mengacu kepada
pemahaman secara umum seperti topik yang dibahas atau sekedar garis
besar isinya, atau bagian-bagian yang lebih terinci termasuk pelaku, lokasi,
waktu, dan beberapa aspek yang menonjol. Pemahaman lewat menyimak
dapat pula berkaitan dengan hal-hal yang lebih bersifat mendalam, yang
tidak terbatas pada hal-hal yang secara tegas dan langsung terungkapkan.
Penetapan jenis sasaran kemampuan yang dijadikan fokus tes
disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta tes. Untuk tingkat pemula
dapat digunakan butir-butir tes yang jawabannya memerlukan sekedar
pemahaman tentang hal-hal yang secara langsung, konkrit, dan harfiah
termuat dalam cerita. Pertanyaan-pertanyaan yang kurang langsung
sifatnya, termasuk kaitan antara berbagai bagian cerita, menemukan
implikasi dan menarik kesimpulan, sampai dengan menentukan sikap dan
30
melakukan evaluasi terhadap isi cerita, lebih sesuai bagi peserta tes yang
tingkat kemampuan bahasanya lebih tinggi. Disamping tentang identifikasi
dan rincian kemampuan tes menyimak, bagian penting lain adalah
pemilihan cerita untuk dipahami dengan memperdengarkannya kepada
peserta tes. Dari cerita itulah nantinya sejumlah pertanyaan harus dijawab
oleh peserta tes sesuai dengan pemahamannya terhadap isi cerita. Tes
menyimak sebaiknya tidak merupakan sesuatu yang asing dalam berbagai
aspek, kecuali isi ceritanya yang pemahamannya merupakan sasaran
pokok dari tes menyimak.
4. Hakikat Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah
berarti “tengah‟, “perantara‟, atau “pengantar‟. Dalam bahasa arab
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima (Arsyad, 2019: 3). Schram dan Suparman (Anisa dkk, 2018:
104) menjelaskan bahwa media adalah teknologi pembawa pesan yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Pengertian yang
dikemukakannya tidak jauh beda dengan pengertian yang dikemukakan
oleh Asociation of Education Comunication Technology (AECT), yang
mana media diartikan dengan segala bentuk dan saluran yang dapat
dipergunakan untuk proses penyalur pesan. Media merupakan alat yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada
penerima pesan. Sedangkan Gerlach dan Ely (Arsyad, 2019: 3)
31
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal.
Kemunculan media mempunyai arti yang sangat penting. Karena
dalam pembelajaran di sekolah, ketidakjelasan bahan ajar yang
disampaikan oleh guru dapat dibantu dengan menggunakan media
sebagai perantara atau alat bantu. Alat bantu media dapat mewakili apa
yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat.
Dengan kehadiran media sangat berpengaruh dengan keabstrakan bahan
ajar yang dapat dikonkretkan dengan media. Namun perlu di ingat,
bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunanya tidak sejalan
dengan isi dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Oleh sebab itu,
tujuan pengajaran dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan
media (Djamarah, 2015: 121).
Pembelajaran merupakan upaya pengembangan sumber daya
manusia yang harus dilakukan secara terus-menerus selama manusia
hidup. Isi dan proses pembelajaran perlu terus dimutahirkan sesuai
kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan masyarakat (Ngalimun,
32
2018: 110). Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercaayaan pada siswa. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar
dengan baik. Pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik jika
didesain sesuai cara manusia belajar (Sohibun dan Filza yuliana, 2017:
1).
Menurut Rohmat (Oktavia, 2017 : 10) media pembelajaran
merupakan sarana atau alat terjadinya proses belajar mengajar yang dapat
dipakai unuk memberikan rangsangan sehingga terjadi interaksi belajar
mengajar dalam rangka mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Menurut Wati (2016: 3-4) media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif,
dimana penerima pesan (siswa) dapat melakukan proses belajar yang
efektif dan efisien. Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk meyampaikan isi materi pembelajaran. Media
pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi dan pesan-pesan pengajaran/pembelajaran dari sumber belajar
yaitu guru kepada siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.
33
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
media atau media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses pembelajaran secara efektif dan efisien.
Penggunaan media pembelajaran dapat membantu pencapaian
keberhasilan belajar.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagi alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Menurut Arsyad (2019: 19)
Media memiliki beberapa fungsi diantaranya,
(1) media pembelajaran berfungsi mengatasi keterbatasan pengalaman
yang dimiliki oleh para pserta didik. (2) media pembelajaran berfungsi
menembus batass ruang kelas. (3) media pembelajaran berfungsi
menjalin intraksi lansung antara siswa dngan lingkungannya. (4) media
mengahasilkan keseragaman pengamatan. (5) media dapat menanamkan
konsep dasar yang benar, kongkrit, dan realistis. (6) media
membangkitkan keinginan dan minat baru. (7) media membangkitkan
motivasi dan merangsang anak untuk belajar. (8) media memberikan
pengamatan yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai yang
abstrak.
Secara umum media pembelajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas,
sehingga mempermudah siswa dalam memahami pesan tersebut.
2) Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya indra.
3) Menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar.
34
4) Menimbulkan semangat belajar pada siswa.
5) Memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih langsung antara siswa
dengan lingkungan dan kenyataan.
6) Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya
7) Mempersamakan pengalaman dan persepsi antar siswa dalam
menerima pesan.
Penggunaan media dalam mengkomunikasikan pesan kepada siswa
mengalami perkembangan yang lebih lanjut dari fungsi komunikasi
bergeser kepada fungsi keterlibatan langsung dan interaksi antara siswa
dengan media pengajaran yang sering disebut sumber belajar. Walaupun
tanpa didampingi guru siswa dapat melibatkan diri secara langsung
(berinteraksi) dengan media sebagai sumber belajar untuk mengkaji
pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Jadi dalam proses belajar
media sangat berfungsi untuk meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa. Karena media berfungsi salah satunya untuk menarik perhatian,
mempercepat pemahaman, memperjelas penyajian, dan tidak kalah
pentingnya yaitu menghilangkan rasa bosan. Dalam belajar apabila ada
salah satu masalah yang di atas pasti berimbas pada menurunnya
keinginan siswa untuk belajar dan mengakibatkan menurun pula hasil
belajar siswa (Mawaddah, 2015: 9).
35
c. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun secara
khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi pengajar/guru dan
pembelajar/siswa. Menurut Sanaky (Andriyani, 2017: 26) Manfaat media
pembelajaran adalah :
1) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai
tujuan pengajaran dengan baik
3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,
pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga
4) pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga
aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Dari beberapa manfaat media pembelajaran diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa manfaat media dapat mempermudah guru dalam
menyampaikan materi pelajaran dan membantu siswa dalam memahami
pelajaran yang di sampaikan oleh guru. Selain itu manfaat media
pembelajaran bagi pengajar/guru dan pembelajar/siswa menurut Sanaky
(Andriyani, 2017: 27), sebagai berikut:
36
1) Manfaat media pembelajaran bagi pengajar/guru sebagai berikut:
a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan
pembelajaran
b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik
c) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran
d) Menyajikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik,
sehingga memudahkan penyampaian dan
e) Menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan
dan tanpa tekanan.
2) Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar/siswa, adalah:
a) Meningkatkan motivasi belajar pembelajar
b) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar
c) Memudahkan pembelajar untuk belajar
d) Pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang
menyenangkan dan tanpa tekanan, dan
e) Pembelajar dapat memahami materi pelajaran secara sistematis
yang disajikan.
Berdasarkan penjelasan diatas media pembelajaran yaitu sebagai
salah satu alat bantu untuk memperlancar proses belajar mengajar,
memberikan pengalaman yang mendorong motivasi belajar siswa serta
memperjelas dan mempertinggi daya serap belajar siswa sesuai dengan
taraf berpikir siswa. Oleh sebab itu, penggunaan media pembelajaran
37
diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan dalam proses
pembelajaran di kelas.
d. Macam-macam Media Pembelajaran
Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil
penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir
semua bermanfaat. Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah di
kenal, dari yang sederhana sampai yang bertegnologi tinggi, dari yang
mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus
dirancang sendiri oleh guru. Salah satu ciri media pembelajaran adalah
bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada
penerima yaitu siswa. Menurut Djamarah (2015: 24) berikut ini diuraikan
macam-macam media pembelajaran.
1) Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini
tidak cocok untuk orang yang mempunyai kelainan dalam
pendengaran.
2) Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera
pengelihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar
atau lukisan, dan cetakan.
38
3) Media Audio-Visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu auditif dan visual.
Karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media
ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a) Audiovisual diam
Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film
rangkai suara, dan cetak suara.
b) Audiovisual gerak
Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video
cassette.
Dari pembahasan di atas, sekiranya menjadi perhatian dan
pertimbangan bagi guru ketika ingin memilih dan menggunakan media
dalam pembelajaran. Karakteristik media yang mana dianggap tepat
untuk mencapai tujuan pengajaran itulah media yang harus dipakai atau
digunakan. (Djamarah, 2015: 104)
e. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan
proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut,
maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
39
Untuk itu perlu pemilihannya dengan cermat dan tepat agar dapat
digunakan secara tepat guna (Arsyad, 2019: 15). Dasar pertimbangan
untuk memilih media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi
kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.
Ada empat kriteria pemilihan yang perlu diperhatikan sebagaimana
yang di kemukakan oleh Dick dan Carey (Arsyad, 2019: 125-126) adalah
sebagai berikut:
1) Ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan
tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada maka harus dibeli atau
dibuat sendiri.
2) Apakah untuk membeli sendiri atau diproduksi sendiri telah tersedia
dana, tenaga, dan fasilitasnya.
3) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan
media yang digunakan untuk jangka waktu yang lama.
4) Efektivitas dan efisiensi biaya dalam jangka waktu yang cukup
panjang, sekalipun nampaknya mahal namun lebih murah dibanding
media lainnya yang hanya dapat digunakan sekali pakai.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
proses belajar mengajar sangat diperlukan untuk meningkatkan kegiatan
pembelajaran. Dalam memilih media pembelajaran hendaknya
disesuaikan dengan materi pembelajaran dan hendaknya seorang guru
bisa memilih media dengan tepat dan cermat.
40
5. Media Audio Visual
a. Pengertian Media Audio Visual
Menurut Ahsyar (Sitohang, 2018: 15) media audio visual adalah
jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan
melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses
atau kegiatan. Pesan dan informasi media ini menurutnya dapat berupa
pesan verbal maupun nonverbal yang mengandalkan baik itu penglihatan
maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio visual adalah film,
video, televisi dan lain sebagainya.
Menurut Rinanto (Utaminingrum, 2017: 25-26) media audio visual
adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan
dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjadinya komunikasi
dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar mengajar.
Atau dengan kata lain, media audio visual merupakan perpaduan yang
saling mendukung antara gambar dan suara, yang mampu menggugah
perasaan dan pemikiran bagi yang melihatnya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bawa media audio visual merupakan media yang terdiri dari unsur suara
(audio) yang dapat didengar dan unsur gambar (visual) dapat dilihat.
Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan
pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual
memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
Teknologi audio visual yaitu cara yang dapat menghasilkan atau
41
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan
elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran
melalui audio visual jelas memakai beberapa perangkat kelas selam
proses pembelajaran. Misalnya seperti, mesin proyektor film, tape
recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio
visual lebih tepat menggunakan materi yang dapat menyerapkan melalui
pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada
pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa (Arsyad, 2019: 32).
Ciri-ciri utama teknologi media audio visual adalah sebagai berikut :
1) Mereka biasanya bersifat linear.
2) Mereka menyajikan visual yang dinamis.
3) Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh perancang/pembuatnya.
4) Mereka merupakan presentasi fisik dari gagasan real atau gagasan
abstrak.
5) Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan
kognitif.
6) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan
interaktif murid yang rendah. (Arsyad, 2019: 33)
b. Manfaat Media Audio Visual
Menurut Dale (Arsyad, 2019: 27) Media audio visual dapat
memberikan manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses
pembelajaran, manfaatnya berikut ini:
42
1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas.
2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
3) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
4) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan
siswa.
5) Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu
siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari.
6) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa.
c. Langkah-langkah penggunaan media audio visual dalam mengajar
Menurut Djamarah (2015: 136) ada enam langkah yang bisa
ditempuh guru pada waktu ia mengajar dengan mempergunakan media.
Langkah-langkah itu sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media.
2) Persiapan guru, guru memilih dan menetapkan media yang akan di
manfaatkan untuk mencapai tujuan. Ada beberapa yang harus
diperhatikan dan di pertimbangkan dalam hal prinsip pemilihan
media.
3) Persiapan kelas, yaitu dengan adanya siswa atau kelas hendaknya
mempunyai persiapan sebelum menerima pelajaran dengan
menggunakan media. Guru harus dapat memotivasi mereka agar
dapat menilai, mengantisipasi, menghayati pelajaran dengan
menggunakan media pengajaran.
43
4) Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media pada penyajian
bahan pelajaran dengan memanfaatkan media pengajaran. Keahlian
guru di tuntut disini. Media sebagai penunjang oleh guru untuk
membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. Media
dikembangkan penggunaaanya untuk keefektifan dan keefisiensi
pencapai tujuan.
5) Langkah kegiatan belajar siswa, pada fase ini siswa belajar dengan
memanfaatkan media pengajaran. Media pembelajaran dapat
dipraktikan ataupun guru langsung memanfaatkannya, dikelas atau
diluar kelas.
6) Langkah evaluasi, pembelajaran pada langkah ini melakukan
evaluasi, sampai tujuan pengajaran tercapai. Sekaligus dapat dinilai
sejauh mana pengaruh media sebagai alat bantu dapat menunjang
keberhasilan proses belajar siswa. Hasil evaluasi ini dapat dijadikan
dasar atau bahan bagi proses belajar berikutnya.
d. Jenis-jenis Media Audio Visual
Kecanggihan teknologi saat ini, memungkinkan kita untuk
berekspresi maupun menyajikan informasi tidak hanya dalam bentuk
gambar melainkan audio visual. Gambar yang bergerak, sekaligus
disertai musik dan suara. Media audio visual adalah sarana atau media
yang utuh untuk mengkolaborasi bentuk-bentuk visual dengan audio.
Menurut Syaiful Bahri dan Aswan (Utaminingrum, 2017: 24-25)
media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
44
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan lebih baik karena
mencakup dua aspek media sekaligus. Adapun pembagian dari media
audio visual terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
1) Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara dan
cetak suara.
2) Audio visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-
cassette.
Adapun pembagian yang lain dari media audio visual ini adalah
sebagai berikut:
1) Audio visual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar
berasal dari satu sumber seperti film video-cassette.
2) Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambar berasal
dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur
gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya
bersumber dari tape recorder.
Dari beberapa jenis media audio visual diatas peneliti
menggunakan media audio visual berupa film kartun. Film kartun
termasuk dalam media audio visual karena mengintegrasikan sistem
audio dan gambar/visual. Peneliti menyatakan bahwasanya yang
digunakan dalam media audio visual ini ialah media film kartun yang
mana sebagai alat bantu bahan ajar pada ssat pembelajaran berlangsung.
45
6. Film Kartun
a. Pengertian Film
Menurut Arsyad (2019: 49) Film atau gambar hidup merupakan
gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan
melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat
gambar itu hidup. Film sebagai media audio visual merupakan sederetan
gambar dengan ilusi gerak, sehingga terlihat hidup dalam frame yang
diproyeksikan melalui proyektor dan diproduksi secara mekanis sehingga
dapat dilihat dan didengar (Utaminingrum, 2017: 31). Film dapat
dikatakan sebagai alat bantu yang efektif dalam mengajar. Film yang
diputar didepan siswa juga merupakan film yang mempunyai integral
dari kegiatan belajar mengajar. Film sangat bermanfaat karena dapat
melengkapi pengalaman-pengalaman dasar, menarik perhatian, penyajian
penayangannya lebih baik karena mengandung nilai-nilai reaksi,
menjelaskan hal-hal yang abstrak, sebagai pelengkap catatan dan
mengatasi rintangan bahasa. (Alannasir, 2016: 3)
b. Pengertian Film Kartun
Film kartun merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang
menarik. Menurut Sadiman (2018: 23) Film kartun juga biasa disebut
dengan sebutan animasi karakter (character animation) Kartun sebagai
salah satu komunikasi grafis interpratatif yang menggunakan simbol-
simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas.
Kemampuan dari kartun tersebut sangat besar sekali untuk menarik
46
perhatian dan dapat mempengaruhi sikap maupun tingkah laku. Kartun
biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan
dituangkan ke dalam gambar sederhana. Kartun tanpa digambar detail
dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal
dan dimengerti dengan cepat. Kalau isi pesan sampai ke hati akan
berkesan lama didalam ingatan penyimak.
Menurut Darmawan (Sumantri, 2016: 319) Film kartun merupakan
pengolahan bahan diam menjadi gambar bergerak yang lebih menarik,
interaktif, dan tidak menjenuhkan bagi semua orang. Film kartun
merupakan penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang
orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini
masyarakat, dimana apabila diproyeksikan akan terlihat seolah-olah
hidup (bergerak).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan film
kartun ialah sejenis gambar-gambar video menarik yang bersifat jenaka,
dapat juga sebagai bahan hiburan. Film kartun dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran bagi siswa, maupun bagi masyarakat luas. Peneliti
memfokuskan pada film kartun. Menurut peneliti, film/video dan
animasi/kartun merupakan bahan ajar yang berupa gambar bergerak
yang lebih menarik, interaktif, dan tidak membosankan pada saat
pembelajaran berlangsung. Film kartun ini berupa cerita pendek.
47
B. Kerangka Pikir
Pada Kurikulum 2013, utamanya dalam pembelajaran bahasa indonesia,
terdapat empat aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Keempat komponen tersebut berkaitan antara satu dengan yang lain serta ada
yang dapat diperoleh secara alamiah dan ada pula yang tidak dapat diperoleh
secara alamiah, sehingga siswa dituntut untuk dapat memahami keempat
komponen tersebut. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang tidak
dapat diperoleh secara alamiah adalah keterampilan menyimak.
Keterampilan menyimak hanya bisa diperoleh melalui latihan-latihan
atau pembelajaran menyimak terlebih dahulu. Pembelajaran yang
penyajiannya hanya terpaku pada teks dan ceramah merupakan salah satu
cara seorang guru untuk mengajarkan siswanya dalam menyimak. Namun,
pembelajaran yang penyajiannya hanya terpaku pada teks dan ceramah
dianggap kurang maksimal dalam proses pembelajaran menyimak. Oleh
karena itu, diperlukan penerapan metode atau media pembelajaran yang baru
dalam proses pembelajaran menyimak.
Media merupakan salah satu faktor pendukung terpenting dalam sebuah
proses pembelajaran, dan sudah sepantasnya media dimanfaatkan
keberadaannya dalam pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dalam
mengikuti pelajaran yang sedang dipelajari. Diantara banyaknya media yang
bisa dimanfaatkan media audio visual film kartun adalah media yang paling
menarik untuk digunakan dalam proses pembelajaran, karena apa yang
48
didengar dan dilihat oleh siswa akan lebih berkesan dalam ingatan mereka
ketimbang mendengarkan ceramah guru dan mencatat apa yang diperintahkan
guru.
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode Quasi experimen
dengan menggunakan desain Nonequivalent control group design, terdapat
dua kelompok yang akan diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal,
setelah mengetahui hasil pretest yang terlihat cukup signifikan kemudian
akan diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen, setelah itu siswa
kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol diberikan posttest untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual film kartun terhadap
keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V SDN
No 47 Alluka. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pikir
berikut ini:
49
Gambar 2.1 Skema kerangka pikir
Kurikulum 2013 Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Pembelajaran dengan
metode ceramah
Menyimak
posttest
Aspek keterampilan berbahasa
Tanpa
menggunakan
media
Berbicara Membaca Menulis
Menggunakan
media audio visual
film kartun
Analisis
Tidak
berpengaruh Berpengaruh
Temuan
pretest
Kelompok
kontrol
Kelompok
eksperimen
50
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan dan kerangka pikir
di atas, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan yaitu:
𝐻0= Ditolak, Tidak terdapat pengaruh penggunaan media audio visual film
kartun terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa
indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang
Kabupaten Takalar.
𝐻𝑎= Diterima, Terdapat pengaruh penggunaan media audio visual film kartun
terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa indonesia
siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten
Takalar.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
metode Quasi Experimen atau eksperimen semu, yaitu metode eksperimen
yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan penuh
terhadap variabel dan kondisi eksperimen seperti keadaan siswa dan
kegiatan siswa selama di sekolah (sugiyono, 2015: 77). Dalam penggunaan
Quasi eksperimen ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok yang
diberikan perlakuan atau treatment menggunakan media audio visual film
kartun disebut kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang tidak
diberi perlakuan atau treatment disebut kelompok kontrol.
2. Desain penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen
desain Nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama
dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random
(Sugiyono, 2015: 79).
Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen
52
akan diberi perlakuan menggunakan media audio visual film kartun dan
pada kelompok kontrol tidak diberi perlakuan menggunakan media.
Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang pengaruh
penggunaan media audio visual film kartun terhadap keterampilan
menyimak mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47
Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar. Desain penelitian
dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian (Nonequivalent control group design)
Kelompok (Pretest) Treatment (Posttest)
Eksperimen 𝑶𝟏 X 𝑶𝟐
Kontrol 𝑶𝟑 - 𝑶𝟒
Keterangan :
𝑶𝟏 = Pretest kelompok eksperimen
𝑶𝟑 = Pretest kelompok kontrol
X = Perlakuan menggunakan media audio visual film kartun (hanya
kelompok ekperimen yang mendapatkan perlakuan)
𝑶𝟐 = Posttest untuk kelompok eksperimen
𝑶𝟒 = Posttest untuk kelompok kontrol. (Sugiyono, 2015: 79)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek-objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di terapkan oleh
53
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,
2015:117). Berdasarkan pengertian tersebut, populasi dapat diartikan
sebagai keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V SDN No 47 Alluka sebanyak 40 siswa.
Jumlah siswa dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2 Populasi
2. Sampel
Menurut Arikunto (2019: 173) Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Menurut Sugiyono (2015:118) sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dari paparan
ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi yang mewakili sifat atau karakteristik dari populasi tersebut.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling
total. Menurut Sugiyono (2015: 124) Sampling total adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Sampel dalam penelitian ini terdiri atas semua jumlah populasi yaitu kelas
V sebanyak 40 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen sebanyak 20 siswa dan kelompok kontrol sebanyak 20 siswa.
sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:
Kelompok Perempuan Laki-laki Jumlah Jumlah
populasi
Eksperimen 8 12 20
40
Kontrol 6 14 20
54
Tabel 3.3 sampel penelitian
C. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2015: 20) bahwa “Variabel penelitian adalah
atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai “Variasi” antara satu
orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain”. Variabel
yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan
sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (Variabel X)
Variabel bebas atau sering disebut variabel independen. Pada
prinsipnya variabel ini adalah suatu variabel yang memberi pengaruh
terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi sub variabel
bebas, yaitu media audio visual film kartun.
2. Variabel Terikat (Variabel Y)
Variabel terikat atau sering disebut variabel dependen yaitu
variabel-variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian
ini yang menjadi sub variabel terikat adalah keterampilan menyimak mata
pelajaran bahasa indonesia.
Kelompok Perempuan Laki-laki Jumlah Jumlah sampel
Eksperimen 8 12 20
40
Kontrol 6 14 20
55
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah tes
keterampilan menyimak berupa tes uraian atau tes esai. Nurgiantoro (2017:
156) menjelaskan bahwa bentuk tes uraian atau tes esai adalah suatu
bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian
dengan mempergunakan bahasa sendiri.
Terdapat dua jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pretest dan posttest. Pretest dan posttest dilakukan pada kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. Pretest digunakan untuk mengukur
kemampuan awal siswa terhadap keterampilan menyimak, sedangkan
posttest digunakan untuk mengukur kemampuan keterampilan menyimak
siswa setelah perlakuan (treatment) selesai dilaksanakan.
Soal pretest dan posttest dalam penelitian ini berupa soal uraian
yang terdiri dari 5 butir soal. hal ini bertujuan agar penulis dapat
mengetahui proses pengerjaan soal oleh siswa sehingga dapat diketahui
apakah siswa sudah mempunyai komponen-komponen kemampuan
menyimak atau belum. Soal yang digunakan dalam pretest dan posttest
dibuat setipe dengan tingkat kesulitan yang sama. Soal uraian dibuat
berdasarkan unsur-unsur instrinsik dalam cerita pendek, akan tetapi unsur-
unsur tersebut disesuaikan dengan pemahaman siswa kelas V SD yaitu
unsur tokoh dan penokohan, latar, alur dan pesan atau amanat. Adapun
kriteria penilaian menyimak cerita pendek dapat dilihat pada tabel 3.4
berikut ini:
56
Tabel 3.4 kriteria penilaian menyimak
Aspek yang
dinilai
No
soal
Kriteria penilaian Skor
Skor
maksimal Deskripsi
Tokoh dan
penokohan 1
Siswa dapat menuliskan semua tokoh
dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal dan menyertai
alasannya dengan tepat.
20
20
Siswa dapat menuliskan sebagian
tokoh dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal dan menyertai
alasannya dengan tepat.
15
Siswa dapat menuliskan satu tokoh
dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal tetapi alasannya
kurang tepat.
10
Siswa dapat menuliskan satu tokoh
dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal tetapi alasannya tidak
tepat.
5
siswa tidak dapat menjawab soal. 0
Latar 2
Siswa dapat menuliskan latar tempat
dan latar waktu dengan tepat. 20
20
Siswa dapat menuliskan latar tempat
dan latar waktu tetapi kurang tepat. 15
Siswa dapat menuliskan latar tempat
dan latar waktu tetapi tidak tepat. 10
siswa dapat menuliskan latar tempat
tetapi tidak dapat menuliskan latar
waktu.
5
Siswa tidak dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu. 0
Alur 3
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
dengan lengkap dan tepat. 20
20
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
dengan lengkap tapi kurang tepat.
15
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
tetapi kurang tepat. 10
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menjelaskan alur
cerita. 0
Tema 4
Siswa dapat menentukan tema
dengan sangat tepat. 20
20
Siswa dapat menentukan tema 15
57
dengan tepat.
Siswa dapat menentukan tema tetapi
kurang tepat. 10
Siswa dapat menentukan tema tetapi
tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menentukan tema. 0
Pesan atau
Amanat 5
Siswa dapat menjelaskan pesan atau
amanat dengan lengkap dan tepat. 20
20
Siswa dapat menjelaskan pesan atau
amanat dengan lengkap tetapi kurang
tepat.
10
Siswa dapat menjelaskan pesan atau
amanat dengan lengkap tetapi tidak
tepat.
15
Siswa dapat menjelaskan pesan atau
amanat tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menjelaskan pesan
atau amanat. 0
𝐾𝐸𝑇𝐸𝑅𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋 100 = 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑆𝐼𝑆𝑊𝐴
100
(Nurgiantoro, 2017: 367)
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Arikunto (2019: 158) Menjelaskan bahwa dokumentasi adalah
mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, raport, agenda dan
sebagainya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data sekolah berupa
profil sekolah, letak sekolah, guru, foto kegiatan pembelajaran, dan lain-
lain.
58
2. Tes
Menurut Arikunto (2019: 67) Tes adalah alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah melalui tes awal (pretest) dan
tes akhir (posttest) setelah perlakuan (treatment), Untuk mengetahui
pengaruh penggunaan media audio visual film kartun pada keterampilan
menyimak mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47
Alluka.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan sudah jelas dan dapat diarahkan
untuk menjawab menguji hipotesis dan rumusan masalah, pengertian ini
termasuk dalam penelitian kuantitatif (sugiyono, 2015: 244).
Dalam bagian ini akan dijelaskan tentang analisis hasil yang berasal
dari data hasil test dengan menggunakan uji t, uji t ini nantinya akan
menunjukkan berapa banyak pengaruh variabel independen secara parsial,
terhadap variabel dependen. Sebelum mengolah data hasil test, data
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, meliputi uji normalitas dan uji
homogenitas.
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah sebaran data
pada dua kelompok sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak.
59
Analisis data ini menggunakan IBM SPSS statistics version 20 dengan
menggunakan uji Kolmogorov-smirnov 𝑎 (Lilliefors Significance
Correction). Dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila
Kriteria nilai signifikan untuk dua hasil perhitungan lebih besar dari >
0,05.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data yang
diperoleh dari hasil penelitian apakah homogen (sama) atau tidak. Uji
homogenitas bisa dilakukan setelah data normalitas terpenuhi artinya
distribusi data harus normal. Perhitungan pada penelitian ini
menggunakan IBM SPSS Statistics version 20. Uji ini digunakan
sebagai prasyarat test of homogeneity variances. Untuk uji homogenitas
menggunakan uji levene’s. Kriterianya adalah signifikan jika hasil
perhitungan lebih besar dari > 0,05 berarti variansi pada setiap
kelompok sama (homogen).
2. Uji hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan
normalitas dan homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal
dan populasi berdistribusi homogen maka dilakukan hipotesis dengan uji-t.
Perhitungan pada penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistics version
20. Uji ini dilakukan dari dua sampel yang berpasangan (paired sampel T
test). Sampel berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek
60
yang sama namun mendapatkan perlakuan yang berbeda seperti subjek A
mendapat perlakuan (media audio visual film kartun), kemudian subjek B
tidak mendapat perlakuan. Pengujian yang dilakukan sebelum analisis
paired samples T test, yaitu uji asumsi varian (uji levene’s), yaitu untuk
mengetahui apakah varian sama atau berbeda. Setelah uji asumsi varian
kemudian dilakukan uji paired sample T test, untuk mengambil keputusan
dapat dilihat setelah dilakukan analisa data, yaitu:
jika signifikan < 0,05, Maka 𝐻𝑎 = Diterima
jika signifikan > 0,05, Maka 𝐻0 = Ditolak
Taraf signifikan uji sampel paired-samples T test adalah 0,05 sedangkan
convidence interval 95%. Uji hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata
dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara
signifikan antara dua populasi dengan melihat rata-rata dua sampelnya.
Populasi yang diuji adalah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dari skor hasil posttest. Adapun hipotesis yang akan diuji sebagai berikut:
𝐻0 : Ditolak, nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
𝐻𝑎 : Diterima, nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Artinya bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap rata-rata
hasil keterampilan menyimak siswa menggunakan media audio visual film
kartun. Interpretasi hasil signifikannya sebagai berikut:
Probabilitas dibawah 0,05 maka hasilnya signifikan
Probabilitas diatas 0,05 maka hasilnya tidak signifikan.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hari Selasa 11 Agustus sampai
tanggal 27 Agustus 2020. Hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh
penggunaan media audio visual film kartun terhadap keterampilan
menyimak mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47
Alluka, Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar akan dipaparkan pada
bagian ini.
1. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media audio visual film kartun terhadap keterampilan menyimak mata
pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan
Pattalassang Kabupaten Takalar. Data-data dalam penelitian ini diperoleh
dari data nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol pada keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa indonesia
siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten
Takalar.
Penelitian ini dilakukan selama 8 kali pertemuan. Pertemuan
pertama yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan materi unsur-unsur
instrinsik cerita dengan pertemuan pada masing-masing kelompok yaitu 1
kali pertemuan pada kelompok eksperimen dan 1 kali pertemuan pada
62
kelompok kontrol, untuk mengetahui tingkat kondisi yang berkenaan
dengan variabel terikat, kemudian diadakan 1 kali pertemuan untuk
pretest pada masing-masing kelompok, hasil pretest berguna sebagai
pengontrolan awal antara kedua kelompok. Hal ini dilakukan karena kedua
kelompok harus dari keadaan yang sama. kemudian nilai rata-rata pretest
dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis menggunakan
program IBM SPSS statistics version 20. Nilai rata-rata pretest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
Statistik N Mean
Pretest eksperimen 20 62,25
Pretest kontrol 20 67,25
Data hasil ouput IBM SPSS version 20
Berdasarkan tabel 4.1 Menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest
kelompok eksperimen yaitu 62,25 dan nilai rata-rata pretest kelompok
kontrol yaitu 67,25 ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan memiliki kemampuan awal
yang tidak jauh berbeda.
Setelah kedua kelompok dianggap memiliki kondisi yang tidak
jauh berbeda dan telah diberikan test awal (pretest), maka tahap
selanjutnya akan diadakan perlakuan (treatment) dengan 2 kali pertemuan
pada kelompok eksperimen diajar dengan menggunakan media audio
visual film kartun, sedangkan pada kelompok kontrol diadakan 1 kali
pertemuan diajar dengan tidak menggunakan media. Pelaksanaan
pembelajaran pada penelitian ini dilakukan pada indikator dan kompetensi
63
dasar yang sama, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol,
indikator yang digunakan pada penelitian ini yaitu menjawab pertanyaan
sesuai isi cerita pendek dan mengidentifikasi unsur instrinsik cerita (tokoh
dan penokohan, tema, alur, latar dan amanat) dengan kompetensi dasar
yaitu mengidentifikasi unsur instrinsik cerita (tokoh dan penokohan, tema,
alur, latar, dan amanat). Pada tahap ini kelompok eksperimen diberi
perlakuan dengan menggunakan media audio visual film kartun,
sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Langkah
selanjutnya, setelah siswa kelompok eksperimen mendapat perlakuan,
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi tes akhir (posttest)
dengan 1 kali pertemuan pada masing-masing kelompok dengan materi
yang sama seperti pada waktu tes awal (pretest) ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual film kartun terhadap
keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V
SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar.
2. Penyajian Data Hasil Penelitian
a. Data hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
1) Pretest kelompok eksperimen
Siswa kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan
(treatment) diadakan 1 kali pertemuan yang membahas tentang
unsur-unsur instrinsik cerita, kemudian pada pertemuan selanjutnya
siswa diberikan test awal (pretest) dengan 1 kali pertemuan untuk
64
mengetahui kemampuan awal siswa, soal pretest dalam penelitian
ini berupa soal uraian yang terdiri dari 5 butir soal tentang unsur
intrinsik cerita meliputi tokoh dan penokohan, tema, latar, alur dan
pesan/amanat. Penilaian dilakukan dengan menggunakan skala 100.
Data hasil pretest pada kelompok eksperimen disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 4.2 Data hasil pretest siswa kelompok eksperimen
Statistik Pretest
Jumlah Siswa 20
Jumlah Soal 5
Jumlah Nilai 1245
Rata – rata 62,25
Standar Deviasi 7,518
Varians 56,513
Nilai Maksimum 75
Nilai Minimum 50
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelompok
eksperimen sebelum diberikan perlakuan, diperoleh jumlah nilai 1245,
nilai rata-rata 62,25 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100.
skor maksimum 75 dari skor ideal 100 dan skor minimum 50 dari skor
ideal 100, varians 56,513 dan standar deviasi 7,518.
2) Pretest kelompok kontrol
Pertemuan pertama siswa kelas kontrol diajarkan mengenai materi
unsur-unsur cerita dengan 1 kali pertemuan, kemudian pertemuan
selanjutnya siswa kelompok kontrol diberikan pretest dengan 1 kali
pertemuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa berupa soal
65
uraian yang terdiri dari 5 butir soal tentang unsur intrinsik cerita
meliputi tokoh, tema, latar, alur dan pesan/amanat. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan skala 100. Data hasil pretest pada kelompok
kontrol disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Data hasil pretest siswa kelompok kontrol
Statistik Pretest
Jumlah Siswa 20
Jumlah Soal 5
Jumlah Nilai 1345
Rata – rata 67,25
Standar Deviasi 10,321
Varians 106,513
Nilai Maksimum 85
Nilai Minimum 50
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 20 siswa kelompok
kontrol sebelum diberikan perlakuan, diperoleh jumlah nilai 1345, nilai
rata-rata 67,25 dari skor ideal yang mungkin dicapai adalah 100. skor
maksimum 85 dari skor ideal 100, skor minimum 50 dari skor ideal
100, varians 106,513 dan standar deviasi 10,321.
Dari kedua hasil nilai rata-rata (mean) pretest kelompok
eksperimen dan nilai rata-rata pretest kelompok kontrol skor
menunjukkan bahwa hasil kemampuan menyimak siswa kelas V SDN
No 47 Alluka berada dalam kategori rendah karena tidak mencapai
KKM 70,00.
66
b. Perlakuan (Treatment)
Perlakuan (treatment) hanya dilakukan pada kelompok eksperimen
untuk melihat bagaimana pengaruh penggunaan media audio visual
film kartun terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa
indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka, perlakuan (treatment)
dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan sekaligus pemberian posttest pada
kelompok eksperimen. Berdasarkan pengamatan di kelas saat
pemberian perlakuan (treatment) siswa terlihat sangat antusias untuk
mengikuti proses pembelajaran, kemudian siswa memiliki keberanian
untuk meneritakan kembali isi cerita yang telah di tayangkan, sehingga
proses pembelajaran di kelas menjadi aktif dan menyenangkan.
c. Data hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
1) Posttest kelompok eksperimen
Setelah siswa kelompok eksperimen diberikan perlakuan
(treatment) dengan 2 kali pertemuan menggunakan media audio
visual film kartun selanjutnya siswa diberikan posttest untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual film kartun
terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa indonesia
siswa V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten
Takalar. Dalam penelitian ini data posttest diperoleh dari data nilai
keterampilan menyimak siswa kelompok eksperimen. Soal posttest
berupa soal uraian yang terdiri dari 5 butir soal tentang unsur
67
intrinsik cerita meliputi tokoh dan penokohan, tema, latar, alur dan
pesan/amanat. Dengan penilaian menggunakan skala 100. Data
hasil posttest pada kelompok eksperimen disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 4.4 Data hasil posttest siswa kelompok eksperimen
Statistik Posttest
Jumlah Siswa 20
Jumlah Soal 5
Jumlah Nilai 1650
Rata – rata 82,50
Standar Deviasi 7,695
Varians 59,211
Nilai Maksimum 95
Nilai Minimum 70
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai rata-
rata (mean) hasil kemampuan menyimak siswa kelompok
eksperimen setelah dilakukan posttest adalah 82,50 dari skor ideal
yang mungkin dicapai adalah 100. Skor maksimum 95 dari skor
ideal 100, skor minimum 70 dari skor ideal 100, varians 59,211 dan
standar deviasi 7,695.
2) Posttest kelompok kontrol
Setelah siswa kelompok kontrol diajar dengan tanpa
menggunakan media, dengan 1 kali pertemuan, selanjutnya siswa
diberikan posttest. Dalam penelitian ini data posttest diperoleh dari
data nilai keterampilan menyimak siswa kelompok kontrol. Soal
68
posttest berupa soal uraian yang terdiri dari 5 butir soal tentang
unsur intrinsik cerita meliputi tokoh, tema, latar, alur dan
pesan/amanat. Dengan penilaian menggunakan skala 100. Data
hasil posttest pada kelompok eksperimen disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 4.5 Data hasil posttest siswa kelompok kontrol
Statistik Posttest
Jumlah Siswa 20
Jumlah Soal 5
Jumlah Nilai 1476
Rata – rata 74,75
Standar Deviasi 8,188
Varians 67,039
Nilai Maksimum 90
Nilai Minimum 60
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa
kelompok kontrol memperoleh nilai rata-rata 74,75 dari skor ideal
yang mungkin dicapai adalah 100. Skor maksimum 90 dari skor
ideal 100, skor minimum 60 dari skor ideal 100, varians 67,039 dan
standar deviasi 8,188.
Dari kedua hasil nilai rata-rata (mean) posttest kelompok
eksperimen dan nilai rata-rata posttest kelompok kontrol
menunjukkan bahwa hasil kemampuan menyimak siswa kelompok
eksperimen berada dalam kategori tinggi karena mencapai KKM
lebih dari 70,00 yaitu 82,50 sedangkan pada kelompok kontrol
berada dalam kategori sedang yaitu 74,75.
69
3. Pengujian Persyaratan Analisis Data
a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
penyebaran skor pretest dan posttest kedua kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal
atau tidak. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika taraf
signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig > 0,05). untuk lebih jelas, hasil
uji normalitas data hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
Kelompok Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Hasil
Pretest Eksperimen ,149 20 ,200*
Posttest Eksperimen ,177 20 ,099
Pretest Kontrol ,205 20 ,027
Posttest Kontrol ,162 20 ,177
Data Output IBM SPSS statistics version 20
Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan untuk seluruh data
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, pretest dan posttest
menunjukkan bahwa nilai sig. Kolmogorov-smirnov 𝑎 lebih besar dari
0,05. Pada pretest eksperimen yaitu dengan signifikan 0,200 dan
posttest eksperimen yaitu dengan signifikan 0,099. Pada pretest
kontrol yaitu 0,027 dan posttest kontrol yaitu dengan signifikan 0,177.
Artinya data dari kedua kelompok tersebut berdistribusi normal karena
lebih besar dari nilai sig > 0,05.
70
b. Uji Homogenitas
Dalam penelitian ini, nilai homogenitas didapat dengan
menggunakan uji homogenity of variance. pada uji homogenitas ini
peneliti menggunakan program IBM SPSS Statistics version 20. Untuk
uji homogenitas menggunakan uji levene’s. Pada sampel ini
dinyatakan homogen apabila nilai signifikan lebih besar dari > 0,05.
Hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
,003 1 38 ,959
Data hasil output IBM SPSS version 20
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan nilai sig yaitu 0,959 ini
menunjukkan bahwa nilai sig lebih besar dari 0,05 (0,959>0,05)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians data posttest kelompok
eksperimen dan posttest kelompok kontrol adalah sama atau homogen.
c. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang
sebelumnya telah dilakukan menunjukkan bahwa data yang diperoleh
berdistribusi normal dan kedua sampel bersifat homogen, maka tahap
selanjutnya melakukan pengujian hipotesis dengan uji t. Uji t dilakukan
untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan (penggunaan
media audio visual film kartun) terhadap keterampilan menyimak mata
71
pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka. Kriteria
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
𝐻0 = Ditolak, Tidak terdapat pengaruh penggunaan media audio visual
film kartun terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran
bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan
Pattalassang Kabupaten Takalar.
𝐻𝑎 = Diterima, Terdapat pengaruh penggunaan media audio visual film
kartun terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa
indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan
Pattalassang Kabupaten Takalar.
Dalam uji hipotesis ini peneliti menggunakan program IBM SPSS
Statistics version 20 dengan uji T-test metode paired sample T test
(sampel berpasangan). Uji paired sample T test dilakukan untuk melihat
pengaruh penggunaan media audio visual film kartun terhadap
keterampilan menyimak siswa yang akan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji paired sample T test
Kelompok Mean 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Sig. Keterangan
Eksperimen 82,50 10,283 2,010 0,000
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
(signifikan) Kontrol 74,75
Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
sebesar 10,283 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Kemudian nilai
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 5%,
harga 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diperolah dari daftar distribusi t dengan peluang (1-α)
72
sehingga diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 2,010. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (10,283>2,010). Apabila
dibandingkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari
signifikansi 0,05 (0,000<0,05), maka hipotesis dalam penelitian ini
dinyatakan 𝐻0= ditolak 𝐻𝑎= diterima. Untuk melihat lebih jelas rata-
rata hasil menyimak siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Uji Paired Sample Statistics
Statistic Mean N Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
Pretest Eksperimen 62,25 20 7,518 1,681
Posttest Eksperimen 82,50 20 7,695 1,721
Pretest Kontrol 67,25 20 10,321 2,308
Posttest Kontrol 74,75 20 8,188 1,831 Data Output IBM SPSS version 20
Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest
kelompok eksperimen yaitu 62,25 dan nilai rata-rata posttest 82,50
sedangkan nilai rata-rata pretest kelompok kontrol yaitu 67,25 dan nilai
rata-rata posttest 74,75. Maka nilai rata-rata untuk kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berbeda sangat nyata. Hasil analisis
data diketahui bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 10,283 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000. Kemudian nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dibandingkan dengan
nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikansi 0,05, sehingga diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
sebesar 2,010. Hal ini menunjukkan bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari
pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (10,283>2,010). Selanjutnya, nilai rata-rata kelompok
eksperimen pada posttest dan pretest yaitu 82,50>62,25 dengan
73
peningkatan mencapai 20,25 sedangkan pada kelompok kontrol nilai
rata-rata posttest dan pretest yaitu 74,75>67,25 peningkatan hanya
mencapai 7,5. Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama
berlangsungnya pembelajaran, didapatkan beberapa informasi
diantaranya bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan media
audio visual film kartun siswa kelompok eksperimen memiliki minat
yang besar dalam menyimak cerita. Di samping itu siswa pun tidak
merasa jenuh sehingga dapat memotivasi dan melibatkan diri secara
aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada siswa kelompok
kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan media yaitu siswa lebih
sulit dalam mengemukakan pendapat di depan kelas, dan belum berani
menyampaikan isi dari bacaan. Keaktifan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran menjadi kurang efektif. Guru memberikan penjelasan
tentang materi, mengelola, dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian
menyampaikan kepada siswa. Siswa berperan pasif, dan masih ada yang
mengobrol ketika guru menyampaikan materi yang diajarkan. Proses
pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran lebih
membosankan dibandingkan dengan menggunakan media pembelajaran
atau media audio visual film kartun.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa
media audio visual berpengaruh terhadap keterampilan menyimak mata
pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka
Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar.
74
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dan penelitian dilapangan
diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan setelah penggunaan
media audio visual film kartun terhadap keterampilan menyimak mata
pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka
Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar. Hal ini ditunjukkan dari
nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih besar dari pada nilai
rata-rata pretest (82,50>62,25) dengan peningkatan mencapai 20,25.
pada kelompok kontrol nilai rata-rata posttest lebih besar dari pada
pretest (74,75>67,25) dengan peningkatan hanya mencapai 7,5.
kemudian nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (10,283>2,010),
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari signifikansi 0,05
(0,000<0,05) dengan hasil hipotesis 𝐻0=ditolak dan 𝐻𝑎=diterima.
Hal tersebut didukung oleh hasil pengamatan selama
berlangsungnya pembelajaran, didapatkan beberapa informasi
diantaranya bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan media
audio visual film kartun siswa kelompok eksperimen memiliki minat
yang besar dalam menyimak cerita, terbukti dari kemampuan siswa
yang dapat menceritakan kembali isi cerita yang ditayangkan didepan
kelas. Di samping itu siswa pun tidak merasa jenuh sehingga dapat
memotivasi dan melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran.
Sedangkan pada kelompok kontrol yang kegiatan pembelajarannya
menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan media, siswa lebih
75
sulit dalam mengemukakan pendapat di depan kelas, dan belum berani
menyampaikan isi dari bacaan. Keaktifan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran menjadi kurang efektif. Guru memberikan penjelasan
tentang materi, mengelola, dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian
menyampaikan kepada siswa. Siswa berperan pasif, dan masih ada yang
mengobrol ketika guru menyampaikan materi yang diajarkan. Proses
pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran lebih monoton
dibandingkan dengan menggunakan media pembelajaran atau media
audio visual film kartun. Secara umum adanya perbedaan keterampilan
menyimak antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dikarenakan pada kelompok eksperimen menggunakan media
pembelajaran yaitu media audio visual film kartun.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Nanang Supriyanto (2017) dengan judul “Pengaruh penggunaan
media pembelajaran audio visual terhadap keterampilan menyimak
dongeng pada mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas II SD
Negeri 48 Bonto Kapetta Kabupaten Maros” Hasil penelitian
menunjukkan setelah diterapkan media pembelajaran audio visual nilai
rata-rata hasil posttest yang diperoleh dari keterampilan menyimak
dongeng pada siswa setelah diterapkan media pembelajaran audio
visual lebih besar dibandingkan dengan rata-rata hasil pretest sebelum
diterapkan media pembelajaran audio visual. Rata-rata pretest yang
diperoleh sebelum diterapkan media pembelajaran audio visual yaitu
76
7,4% atau sebanyak 2 siswa yang mendapat nilai 70 ke atas. Setelah
dilakukan tindakan dengan perlakuan media pembelajaran audio visual,
maka diperoleh rata-rata nilai posttest yaitu siswa yang memperoleh
nilai diatas 70 (100%). Pengaruh penggunaan media pembelajaran
audio visual, diketahui pula berdasarkan perhitungan uji-t.
Perbandingan hasil kemampuan pretest dan posttest menunjukkan
bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (11,48>3,707). Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Maka
disimpulkan 𝐻𝑂 ditolak 𝐻1 diterima yang berarti bahwa penerapan
media pembelajaran audio visual berpengaruh terhadap keterampilan
siswa menyimak dongeng dikelas II SD Negeri 48 Bonto Kapetta
Kabupaten Maros.
Media audio visual film kartun adalah sarana atau media yang
utuh untuk mengkolaborasi bentuk-bentuk visual dengan audio. Media
audio visual film kartun merupakan perpaduan yang saling mendukung
antara gambar dan suara, yang mampu menggugah perasaan dan
pemikiran bagi yang melihatnya. Jadi, pengajaran melalui audio visual
film kartun adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapannya
melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung
kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Oleh karena
itu, agar menarik minat siswa dalam menyimak, lebih efektif dengan
penggunaan media pembelajaran, yakni media audio visual film kartun.
Penggunaan media audio visual film kartun dapat menyajikan objek
77
baik secara audio (suara) dan visual (gambar) sehingga siswa dapat
langsung menyerap materi pelajaran. pengaruh penggunaan media
audio visual film kartun terhadap kemampuan menyimak mata
pelajaran bahasa indonesia siswa akan terlihat dari selisih nilai pretest
(sebelum penggunaan media) dan nilai posttest (setelah penggunaan
media). Dalam penelitian ini telah dibuktikan bahwa penggunaan media
audio visual film kartun berpengaruh terhadap keterampilan menyimak
mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka.
78
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual film kartun
berpengaruh terhadap keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa
indonesia siswa kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang
Kabupaten Takalar. Hal ini terbukti pada peroleh rata-rata nilai posttest
keterampilan menyimak pada siswa kelompok eksperimen dengan
menggunakan media audio visual film kartun lebih besar dibandingkan
nilai rata-rata keterampilan menyimak pada siswa kelompok kontrol yang
diajarkan tanpa menggunakan media. Rata-rata nilai posttest kelompok
eksperimen sebesar 82,50 dan kelompok kontrol sebesar 74,75. Perolehan
tersebut diperkuat berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji-T
menunjukkan syarat hasil 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 10,283>2,010 dengan
hasil hipotesis 𝐻0=ditolak dan 𝐻𝑎=diterima. Hal ini membuktikan bahwa
penggunaan media audio visual film kartun berpengaruh terhadap
keterampilan menyimak mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas V
SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar.
79
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan
di atas maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Siswa disarankan agar dapat meningkatkan keterampilan menyimak
berdasarkan materi yang sudah diberikan oleh pihak sekolah maupun
sumber belajar lainnya seperti buku dan sebagainya, sehingga hasil
belajar dapat dicapai dengan maksimal.
2. Bagi Guru
Guru diharapkan mampu melanjutkan penggunaan media audio visual
dan mampu memvariasikan media audio visual dalam proses
pembelajaran bahasa indonesia pada keterampilan menyimak sesuai
dengan kondisi siswa.
3. Bagi Sekolah
Pihak sekolah diharapkan dapat memfasilitasi dan mendukung
pengembangan media pembelajaran, mengingat pentingnya dan
bergunanya media dalam proses belajar mengajar karena dapat
membantu siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya dan sebagai
bahan referensi untuk melanjutkan penelitian. Hal ini perlu dilakukan
80
agar proses pembelajaran dimasa-masa selanjutnya bisa lebih inovatif
dan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman yang semakin modern.
81
DAFTAR PUSTAKA
Alannasir, Wahyullah. 2016. “Pengaruh Penggunaan Media Animasi Dalam
Pembelajaran IPS Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri
Mannuruki”. Jurnal Of EST, Vol.2 No.2, h.83.
Andriyani, Yulisa. 2017. “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran terhadap
Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 01 Meraksa Aji Tulang Bawang”.
Skripsi tidak di terbitkan. Lampung: Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Anisa, Dkk. 2018. “Penerapan Media Audio Visual (Vidio Animasi Kartun)
Materi Wudhu Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas I
dan II SD IT Al-Mawaddah Warrahmah Kolaka” Jurnal Teknologi
Pendidikan Madrasah (2018) 1 (2), 96-122.
Arikunto, Suharsimi. 2019. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.
jakarta: Rineka cipta.
Arsyad, Azhar. 2019. Media Pembelajaran. Depok: Rajawali pers.
Depdiknas. 2003. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
Tentang SISDKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Effendi, Sofian. 2019. metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.
Hidayah, Nurul. 2016. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca.
Kurniawan, Heru. 2015. Pembelajaran Kreatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Prenamedia Group.
Maryana, Dina. 2018. Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas V SD
Negeri 4 Metro Timur Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi tidak
diterbitkan. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Mawaddah. 2015. “Pengaruh Penggunaan Media Audio Dalam Pembelajaran
Menyimak Dongeng Pada Siswa Kelas VII SMP Islam Al-Wasatiyah
Cipondoh Tahun Pelajaran 2013-2014”. Skripsi tidak di terbitkan.
Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Nafi’ah, Siti Annisatun. 2018. Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD/MI. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Ngalimun. 2018. Strategi pembelajaran dilengkapi dengan 65 model
pembelajaran. Yogyakarta: Parama Ilmu.
82
Ningsi, Suwarti. 2015. “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode
Bercerita Siswa Kelas III SD Negeri 1 Beringin Jaya Kecamatan Bumi
Raya Kabupaten Morowali” Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4
ISSN 2354.
Nurgiyantoro, Burhan. 2017. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFY.
Oktavia, Faninda. 2017. “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap
Motivasi Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas VIII MTs
N 6 Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018”. Skripsi tidak di terbitkan.
Surakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Surakarta.
Rahma, Nur. 2018. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis
Auditori Visual Intelektual) Terhadap Hasil Belajar Murid dalam
Keterampilan Membaca Bahasa Indonesia Kelas V SD Inpres Ana Gowa
Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa”. Skripsi tidak di terbitkan.
Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sadiman, S Arief., dkk. 2018. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sitohang, Putri Irfani. 2018. “Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MIS Suturuzzhulam Tembung”.
Skripsi tidak di terbitkan. Medan: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Sohibun, Filza Yulina Ade. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
Virtual Class Berbantuan Google Drive, Jurnal Tadris: Jurnal Keguruan
Dan Ilmu Tarbiyah 02 (2) (2017) 121-129 (2017). h. 1.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta CV.
Sumantri, Mohamad Syarif. 2016. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah dasar. Jakarta:
Prenamedia Group.
Tarigan, Henry Guntur. 2017. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2018. Pedoman penulisan skripsi. Jalan
Sultan Alauddin No. 259 FKIP Unismuh Makassar Gedung PSG Lantai 1
Makassar: FKIP Unismuh Makassar.
83
Utaminingrum, Septiana. 2015. “Pengaruh Media Audiovisual dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Keterampilan Menyimak Cerita
Siswa Kelas V SD di Kecamatan Pandak Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta”. Skripsi tidak di terbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Wati, Ega Rima. 2016. Ragam media pembelajaran. Yogyakarta: CV Solusi
Distributor.
Yudhistira. 2016. Tim Bina Bahasa, Senang Belajar Bahasa Indonesia SD Kelas
V Februari 2016.
Yolanda, Nelsy. 2018. Pengaruh Media Audiovisual Berbasis Film Kartun
Terhadap Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III SDN 109 Palembang.
Skripsi tidak diterbitkan. Palembang: Universitas Sriwijaya.
L
A
M
P
I
R
A
N
LAMPIRAN 1
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Profil SDN No 47 Alluka
Nama Sekolah : SDN NO 47 ALLUKA
No. Statistik Sekolah : 101190401009
NPSN : 40301503
Alamat Sekolah :
Jalan : Jl.H. Zainuddin dg. Nanro
Kelurahan/desa : Salaka
Kecamatan : Pattallassang
Kabupaten : Takalar
Provinsi : Sulawesi Selatan
Kode pos : 92212
Telepon : -
Email : [email protected]
Status Sekolah : Negeri
Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Status Tanah : Hak Pakai
Akreditasi/Tipe : B Tahun 2012
B. Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pendidikan
Kurikulum yang disusun oleh SDN No 47 Alluka untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di sekolah, sebagai unit penyelenggara pendidikan
juga harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan.
1. Visi :
Terwujudnya insan yang cerdas, pintar dan mandiri serta berakhlak
mulia beriman dan bertaqwa.
2. Misi :
1) Menerapkan aturan PSB
2) Mengembangkan kurikulum
3) Meningkatkan profesionalisme guru melalui kegiatan KKG
4) Meningkatkan penggunaan media dalam PBM
5) Pengelolaan dana secara partisipatif
6) Meningkatkan keamanan sekolah.
3. Tujuan :
1) Penerimaan siswa sesuai dengan AUS
2) K13 sudah tersedia di sekolah dan dilaksanakan
3) Kualitas profesionalisme guru meningkat
4) Guru mampu merancang dan menggunakan media pembelajaran
5) Pencairan dana yang tepat.
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK EKSPERIMEN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
(Pertemuan-1 kelompok eksperimen)
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Manusia dan Lingkungan (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 x pertemuan (2 x 30 Menit)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : IPA
No Kompetensi Indikator
3.1 Menjelaskan alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan
manusia serta cara memelihara
3.1.1 Menghafal alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan manusia
3.1.2 Mengetahui cara memelihara
kesehatan alat gerak manusia. pada alat gerak manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat
gerak manusia dan hewan.
4.1.1 Menciptakan alat gerak
secara sederhana.
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.1 Mengidentifikasi unsur
instrinsik cerita (tokoh dan
penokohan, tema, alur, latar,
dan amanat)
3.2.1 Menjawab pertanyaan sesuai
isi cerita pendek yang dibaca
dan mengidentifikasi unsur
instrinsik cerita (tokoh dan
penokohan, tema, latar, alur
dan amanat).
C. TUJUAN
1. Dengan mengamati gambar, siswa dapat mengetahui aktivitas-aktivitas
manusia yang memanfaatkan organ manusia secara rinci.
2. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat mengidentifikasi unsur instrinsik
cerita (tokoh dan penokohan, tema, latar, dan amanat) dalam bacaan secara
percaya diri.
3. Dengan menulis, siswa dapat Menjawab pertanyaan sesuai isi cerita
pendek yang ditayangkan dan mengidentifikasi unsur instrinsik cerita
(tokoh dan penokohan, tema, latar, alur dan amanat) secara tanggung
jawab.
D. MATERI
1. Gambar organ manusia.
2. Bacaan tentang manfaat otot-otot pada masusia.
3. unsur-unsur instrinsik cerita.
4. Bacaan berjudul ” kisah tentang anak kambing yang cerdik”
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah, pengamatan dan Penugasan.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
siswa.
2. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
siswa.
3. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh
salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini
datang paling awal. (Menghargai kedisiplinan
siswa/PPK).
4. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya cita-cita.
5. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau
lagu nasional lainnya. Guru memberikan
penguatan tentang pentingnya menanamkan
semangat Nasionalisme.
10 menit
Inti Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
1. Pada awal pembelajaran, guru mengondisikan
siswa secara klasikal dengan mendeskripsikan
ilustrasi gambar.
40 Menit
2. Guru menstimulus pengetahuan dan daya analisa
siswa dengan mengajukan pertanyaan yang ada
dalam buku siswa.
3. Biarkan siswa mengembangkan jawabannya
secara mandiri dan mampu menjadikan benda-
benda atau peristiwa-peristiwa yang ada dan
terjadi di sekitarnya sebagai sumber inspirasi.
4. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai pre-test dan
merangsang keingintahuan siswa untuk belajar
lebih jauh lagi. Dengan demikian kegiatan awal
pembelajaran ini dilakukan secara menarik dan
interaktif.
Hasil yang Diharapkan
Siswa terangsang untuk ingin tahu dan
mempelajari lebih lanjut tentang organ gerak
manusia.
Siswa memiliki kepekaan dan kepedulian
terhadap organ gerak manusia.
A. Ayo Membaca
Siswa membaca bacaan berjudul "kisah tentang
anak kambing yang cerdik".
Alternatif kegiatan membaca:
1. Alternatif 1, guru memberikan waktu selama 5
menit dan siswa diminta membaca dalam hati.
2. Alternatif 2, guru menunjuk satu siswa
untuk membacakan teks tersebut dan meminta
siswa lain menyimak.
3. Alternatif 3, bacaan tersebut dibaca secara
bergantian dan bersambung oleh seluruh siswa.
B. Ayo berlatih
1. Selesai membaca dan memahami isi bacaan,
siswa menentukan dan menuliskan unsur-unsur
instrinsik cerita.
2. Siswa mengerjakan secara mandiri.
3. Guru berkeliling membantu siswa yang
mengalami kesulitan.
Hasil yang diharapkan
Siswa gemar membaca.
Siswa memiliki keterampilan menyimak untuk
menggali informasi dari sebuah bacaan.
Siswa memiliki keterampilan menemukan dan
menuliskan unsur-unsur instrinsik cerita.
C. Ayo menulis
Secara mandiri siswa mampu menuliskan
jawaban sesuai isi cerita yang dibaca.
Alternatif jawaban:
Paragraf 1: Di dalam sebuah hutan terdapat
rumah kecil yang dihuni oleh ibu kambing dan
anak kambingnya. Suatu hari ibu kambing harus
pergi ke luar rumah untuk mengunjungi nenek
kambing yang tinggal agak jauh dari rumah
mereka.
Paragraf 2: Karena khawatir anaknya dimangsa
oleh serigala ketika ditinggal sendirian di rumah,
ibu kambing mengajari anak kambing sebuah
lagu yang menjadi tanda agar anak kambing tidak
membukakan pintu untuk hewan yang lainnya.
Nanti jika ibu kambing sudah pulang, ibu
kambing akan menyanyikan lagu tersebut
sehingga si anak bisa tahu kalau ibunya sudah
pulang. Setelah mengajarkan lagu tersebut si ibu
kambing pun pergi ke rumah nenek kambing di
tengah hutan.
Paragraf 3: Tiba-tiba, datang seekor serigala
yang berniat untuk memakan anak kambing yang
sendirian di rumah. Ia pun mendengar ketika ibu
kambing mengajarkan lagu spesial untuk anak
kambing. Untuk mengelabui si anak kambing,
serigala pun bernyanyi di depan pintu
menyanyikan lagu yang diajarkan oleh ibu
kambing.
Paragraf 4: Anak kambing yang mendengar lagu
ini pun bertanya-tanya, “Apakah ibu sudah
pulang? Kan ia baru keluar belum lama.” Karena
curiga ia pun mengintip dari balik jendela dan
mendapati ternyata bukan ibunyalah yang ada di
depan pintu melainkan serigala.
Paragraf 5: Melihat hal tersebut anak kambing
kemudian berteriak sekuat tenaga meminta
bantuan tetangga hewan yang lain agar
menolongnya. Serigala yang takut dan panik lalu
pergi meninggalkan rumah kambing dan tidak
jadi memangsa anak kambing.
Hasil yang diharapkan
Siswa memiliki kemampuan menjawab
pertanyaan sesuai isi cerita yang dibaca
mengidentifikasi unsur instrinsik cerita (tokoh
dan penokohan, tema, latar, alur dan amanat).
Siswa dapat mandiri, bertanggung jawab, serta
tekun dalam mengerjakan tugas.
Kerja Sama dengan Orang Tua
Dengan bantuan orang tuanya, siswa mengamati
aktivitas kesehariannya dan orang-orang
sekitarnya yang memanfaatkan kerja organ gerak.
Misalnya berjalan, berlari, memegang, memanjat,
dan lain-lain.
Hasil yang diharapkan
Mengetahui organ gerak manusia.
Rasa ingin tahu.
Kerja sama.
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah
data atau informasi melalui kegiatan
pengamatan.
Penutup 1. Siswa mampu mengemukakan hasil belajar hari
ini.
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Penugasan dirumah: Dengan bantuan orang
tuanya, siswa mengamati aktivitas kesehariannya
dan orang-orang sekitarnya yang memanfaatkan
kerja organ gerak. Misalnya berjalan, berlari,
memegang, dan memanjat.
5. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
10 Menit
6. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.
G. PENILAIAN
Aspek yang
dinilai
No
soal
Kriteria penilaian skor
Skor
maksimal Deskripsi
Tokoh dan
penokohan 1
Siswa dapat menuliskan semua
tokoh dengan benar dan siswa
dapat menjawab soal dan menyertai
alasannya dengan tepat.
20
20
Siswa dapat menuliskan sebagian
tokoh dengan benar dan siswa
dapat menjawab soal dan menyertai
alasannya dengan tepat.
15
Siswa dapat menuliskan satu tokoh
dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal tetapi alasannya
kurang tepat.
10
Siswa dapat menuliskan satu tokoh
dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal tetapi alasannya
tidak tepat.
5
siswa tidak dapat menjawab soal. 0
Latar 2
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu dengan
tepat.
20
20
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu tetapi
kurang tepat.
15
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu tetapi tidak
tepat.
10
siswa dapat menuliskan latar
tempat tetapi tidak dapat
menuliskan latar waktu.
5
Siswa tidak dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu. 0
Alur 3
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
dengan lengkap dan tepat. 20
20 Siswa dapat menjelaskan alur cerita
dengan lengkap tapi kurang tepat.
15
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
tetapi kurang tepat. 10
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menjelaskan alur
cerita. 0
Tema 4
Siswa dapat menentukan tema
dengan sangat tepat. 20
20
Siswa dapat menentukan tema
dengan tepat. 15
Siswa dapat menentukan tema
tetapi kurang tepat. 10
Siswa dapat menentukan tema
tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menentukan
tema. 0
Pesan atau
Amanat 5
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap dan
tepat.
20
20
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap tetapi
kurang tepat.
10
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap tetapi
tidak tepat.
15
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menjelaskan
pesan atau amanat. 0
𝐾𝐸𝑇𝐸𝑅𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋 100 = 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑆𝐼𝑆𝑊𝐴
100
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Siswa Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1) Kelas V
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2014).
I. SKOR PENILAIAN
𝐾𝐸𝑇𝐸𝑅𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋 100 = 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑆𝐼𝑆𝑊𝐴
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
(pertemuan-2 kelompok eksperimen)
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Manusia dan Lingkungan (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 2
Alokasi waktu : 2 x pertemuan (2 x 30 Menit)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : Bahasa Indonesia
No. Kompetensi Indikator
3.1 Menentukan unsur-unsur
instrinsik dalam cerita.
3.1.1 mengidentifikasi unsur-unsur
instrinsik pada sebuah cerita.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi
unsur-unsur instrinsik dalam
cerita tulis dan lisan secara lisan,
tulis, dan visual.
1.1.1 Menuliskan hasil identifikasi
unsur-unsur instrinsik.
Muatan : IPA
No. Kompetensi Indikator
3.1
Menjelaskan alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan
manusia serta cara memelihara
kesehatan alat gerak manusia.
3.1.1 Menghafal alat gerakdan
fungsinya pada hewan.
3.1.2 Mengetahui cara memelihara
kesehatan alat gerak pada manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat
gerak manusia dan hewan.
4.1.1 Membuat alat gerak manusia
dan hewan dari kawat dan bubur
kertas.
Muatan : SBDP
No. Kompetensi Indikator
3.2 Memahami gambar cerita. 3.2.1 Menceritakan ulang cerita yang
terdapat pada gambar.
4.2 Membuat gambar cerita. 4.2.1 Menyajikan gambar cerita.
C. TUJUAN
1. Dengan mengamati gambar, siswa mampu memahami tulang sebagai salah
satu organ gerak manusia secara benar.
2. Dengan menyimak cerita melalui media audio visual film kartun, siswa
mampu menjelaskan unsur-unsur instrinsik yang terdapat dalam cerita
dengan benar.
3. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menyebutkan dan menunjukkan
berbagai jenis tulang sebagai organ gerak pada manusia secara tepat.
4. Dengan diskusi, siswa dapat memahami fungsi masing-masing tulang pada
manusia secara benar.
D. MATERI
1. Bacaan tentang manfat sayuran bagi organ tubuh manusia.
2. cerita “si kancil dan rubah yang serakah”
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah, pengamatan dan Penugasan.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh
salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini
datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya cita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau
lagu nasional lainnya. Guru memberikan
penguatan tentang pentingnya menanamkan
10 Menit
semangat Nasionalisme.
Inti A. Ayo Mengamati
1. Siswa menyimak secara saksama dengan
menggunakan media audio visual film kartun.
2. Setelah film kartun di putarkan, guru
meminta siswa untuk meceritakan kembali isi
film tersebut.
3. Setelah siswa menceritakan kembali film
kartun yang baru saja di putarkan, guru
memberikan pertanyaan kepada siswa.
4. Siswa menyajikan dan mengomunikasikan
hasil pengamatannya secara tertulis dengan
panduan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
soal.
Hasil yang diharapkan
Mampu menjelaskan unsur-unsur instrinsik
yang terdapat dalam cerita dengan benar.
Kemampuan mengidentifikasi berdasarkan
pengamatan terhadap suatu objek, dalam hal
ini berupa media audio visual film kartun.
Siswa menyimak dengan baik.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya atau memberikan tanggapan.
B. Ayo Mencoba
1. Guru membimbing dan mengawasi siswa
membuat model sederhana organ gerak
manusia dari bahan kawat dan bubur kertas.
2. Guru selalu menekankan kebersihan,
kerapian, dan keselamatan kerja selama
kegiatan berlangsung.
40 Menit
3. Meskipun model sederhana, namun kerangka
organ gerak manusia ini harus dibuat dengan
memperhatikan proporsi dan anatominya.
Hasil yang diharapkan
Mengetahui organ gerak manusia.
Cermat, teliti, dan percaya diri dalam
mengerjakan tugas.
C. Ayo Berdiskusi
Guru memberikan sebuah narasi informasi secara
menarik dengan konsep interaktif untuk
mengulang kembali bagian-bagian organ gerak
manusia dan fungsinya.
Alternatif Pelaksanaan Diskusi:
1. Guru menciptakan suasana interaktif dan
atraktif dengan mengajak siswa
melaksanakan diskusi secara klasikal.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memilih para petugas diskusi, seperti
pembawa acara, sekretaris/notulis, dan lain-
lain. Sementara anak-anak yang lain
bertindak sebagai peserta diskusi.
3. Pembawa acara bertanggung jawab atas
jalannya diskusi. Pembawa acara juga
bertugas untuk membacakan pertanyaan-
pertanyaan untuk didiskusikan oleh peserta.
4. Notulis bertugas untuk mencatat kejadian-
kejadian yang terjadi saat diskusi
berlangsung, seperti pendapat-pendapat yang
disampaikan oleh peserta diskusi. Notulis
juga bertugas untuk membuat laporan dan
kesimpulan hasil diskusi.
5. Setiap peserta diskusi berhak mengemukakan
pendapatnya berkaitan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh pembawa
acara.
6. Setelah siswa memberikan pendapatnya, guru
mengonfirmasi pendapat-pendapat siswa.
Kemudian guru memandu siswa untuk
menarik kesimpulan.
7. Masing-masing siswa menulis jawaban sesuai
pertanyaan pada buku siswa berdasarkan hasil
diskusi.
Hasil yang diharapkan
Mengetahui nama, letak, dan fungsi tulang
pada manusia.
Menggali informasi dari gambar.
Melakukan pengamatan dengan cermat.
Menggali informasi dan data dari objek yang
diamati, dalam hal ini berupa gambar.
D. Ayo Membaca
Pada kegiatan Ayo Membaca, Siswa diminta
untuk membaca teks tentang Penyandang Cacat
yang Sukses.
Alternatif kegiatan membaca:
1. Alternatif 1, guru memberikan waktu selama
5 menit dan siswa diminta membaca dalam
hati.
2. Alternatif 2, guru menunjuk satu siswa untuk
membacakan bacaan tersebut dan meminta
siswa lain menyimak.
3. Alternatif 3, bacaan tersebut dibaca secara
bergantian dan bersambung oleh seluruh
siswa.
Hasil yang diharapkan
Gemar membaca.
Mampu menggali informasi dari bacaan.
Mampu menentukan ide pokok dari bacaan.
E. Ayo Berkreasi
1. Secara interaktif guru menjelaskan salah satu
jenis gambar ilustrasi, yaitu gambar cover.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan berpendapat.
3. Guru memastikan siswa memahami arti dan
unsur-unsur gambar cover.
4. Setelah benar-benar paham, siswa mencoba
membuat gambar cover berdasarkan bacaan
yang berjudul Penyandang Cacat yang Sukses.
5. Tekankan pada siswa untuk selalu
memperhatikan unsur-unsur gambar cover
buku. Semua unsur gambar cover harus
termuat dalam gambar yang dibuat siswa.
Kerja Sama dengan Orang Tua
Bersama orang tua, siswa melakukan aktivitas sehari-
hari di rumah sambil menentukan organ gerak apa
yang digunakan pada saat melakukan aktivitas
tersebut.Untuk mengoptimalkan kerja sama, siswa
dapat berbagi peran dan tugas dengan orang tuanya.
Hasil yang diharapkan
Mampu melakukan gerakan menendang,
menerima, dan menggiring bola.
Mampu bekerja sama dengan orang lain.
Menjaga hubungan baik dengan orang tua.
Penutup 1. Siswa mampu mengemukakan hasil belajar hari
ini.
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Penugasan dirumah: Dengan bantuan orang
tuanya, siswa melakukan aktivitas sehari-hari di
rumah sambil menentukan organ gerak apa yang
digunakan pada saat melakukan aktivitas tersebut.
5. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
6. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.
10 Menit
G. PENILAIAN
Aspek yang
dinilai
No
soal
Kriteria penilaian skor
Skor
maksimal Deskripsi
Tokoh dan
penokohan 1
Siswa dapat menuliskan semua
tokoh dengan benar dan siswa
dapat menjawab soal dan menyertai
alasannya dengan tepat.
20
20
Siswa dapat menuliskan sebagian
tokoh dengan benar dan siswa
dapat menjawab soal dan menyertai
alasannya dengan tepat.
15
Siswa dapat menuliskan satu tokoh
dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal tetapi alasannya
kurang tepat.
10
Siswa dapat menuliskan satu tokoh
dengan benar dan siswa dapat 5
menjawab soal tetapi alasannya
tidak tepat.
siswa tidak dapat menjawab soal. 0
Latar 2
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu dengan
tepat.
20
20
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu tetapi
kurang tepat.
15
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu tetapi tidak
tepat.
10
siswa dapat menuliskan latar
tempat tetapi tidak dapat
menuliskan latar waktu.
5
Siswa tidak dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu. 0
Alur 3
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
dengan lengkap dan tepat. 20
20
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
dengan lengkap tapi kurang tepat.
15
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
tetapi kurang tepat. 10
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menjelaskan alur
cerita. 0
Tema 4
Siswa dapat menentukan tema
dengan sangat tepat. 20
20
Siswa dapat menentukan tema
dengan tepat. 15
Siswa dapat menentukan tema
tetapi kurang tepat. 10
Siswa dapat menentukan tema
tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menentukan
tema. 0
Pesan atau
Amanat 5
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap dan
tepat.
20
20 Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap tetapi
kurang tepat.
10
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap tetapi 15
tidak tepat.
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menjelaskan
pesan atau amanat. 0
𝐾𝐸𝑇𝐸𝑅𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋 100 = 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑆𝐼𝑆𝑊𝐴
100
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku Siswa Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1) Kelas V
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2014).
2. LCD, speaker dan film kartun “si kancil dan rubah yang serakah”
I. SKOR PENILAIAN
𝐾𝐸𝑇𝐸𝑅𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋 100 = 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑆𝐼𝑆𝑊𝐴
LAMPIRAN 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELOMPOK KONTROL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
(pertemuan-1 kelompok kontrol)
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Manusia dan Lingkungan (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 1 x pertemuan ( 2 x 30 Menit)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : IPA
No Kompetensi Indikator
3.1 Menjelaskan alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan
3.1.1 Menghafal alat gerak dan
manusia serta cara memelihara
kesehatan alat gerak manusia.
fungsinya pada hewan dan manusia
3.1.2 Mengetahui cara memelihara
pada alat gerak manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat
gerak manusia dan hewan.
4.1.1 Menciptakan alat gerak
secara sederhana.
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.1 Mengidentifikasi unsur
instrinsik cerita (tokoh dan
penokohan, tema, latar, alur
dan amanat)
3.2.1 Menjawab pertanyaan sesuai
isi cerita yang dibaca dan
mengidentifikasi unsur
instrinsik cerita (tokoh dan
penokohan, tema, latar, alur
dan amanat).
C. TUJUAN
1. Dengan mengamati gambar, siswa dapat mengetahui aktivitas-aktivitas
manusia yang memanfaatkan organ manusia secara rinci.
2. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat mengidentifikasi unsur cerita
(tokoh dan penokohan, tema, latar, dan amanat) dalam bacaan secara
percaya diri.
3. Dengan menulis, siswa dapat Menjawab pertanyaan sesuai isi cerita
pendek yang ditayangkan dan mengidentifikasi unsur cerita pendek
(tokoh dan penokohan, tema, latar dan amanat) secara tanggung jawab.
D. MATERI
1. Gambar organ manusia.
2. Bacaan tentang manfaat otot-otot pada masusia.
3. unsur-unsur instrinsik cerita.
4. cerita berjudul ” kisah antara semut dan belalang”
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah, pengamatan dan Penugasan.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
siswa.
2. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
siswa.
3. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh
salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini
datang paling awal. (Menghargai kedisiplinan
siswa/PPK).
4. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya cita-cita.
5. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau
lagu nasional lainnya. Guru memberikan
10 menit
penguatan tentang pentingnya menanamkan
semangat Nasionalisme.
Inti Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
1. Pada awal pembelajaran, guru mengondisikan
siswa secara klasikal dengan mendeskripsikan
ilustrasi gambar.
2. Guru menstimulus pengetahuan dan daya analisa
siswa dengan mengajukan pertanyaan yang ada
dalam buku siswa.
3. Biarkan siswa mengembangkan jawabannya
secara mandiri dan mampu menjadikan benda-
benda atau peristiwa-peristiwa yang ada dan
terjadi di sekitarnya sebagai sumber inspirasi.
4. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai pra-test dan
merangsang keingintahuan siswa untuk belajar
lebih jauh lagi. Dengan demikian kegiatan awal
pembelajaran ini dilakukan secara menarik dan
interaktif.
Hasil yang Diharapkan
Siswa terangsang untuk ingin tahu dan
mempelajari lebih lanjut tentang organ gerak
manusia.
Siswa memiliki kepekaan dan kepedulian
terhadap organ gerak manusia.
D. Ayo Membaca
Siswa membaca bacaan berjudul "kisah antara
semut dan belalang".
Alternatif kegiatan membaca:
1. Alternatif 1, guru memberikan waktu selama 5
40 Menit
menit dan siswa diminta membaca dalam hati.
2. Alternatif 2, guru menunjuk satu siswa untuk
membacakan teks tersebut dan meminta siswa
lain menyimak.
3. Alternatif 3, bacaan tersebut dibaca secara
bergantian dan bersambung oleh seluruh siswa.
E. Ayo berlatih
1. Selesai membaca dan memahami isi bacaan,
siswa menentukan dan menuliskan unsur-unsur
instrinsik cerita.
2. Siswa mengerjakan secara mandiri.
3. Guru berkeliling membantu siswa yang
mengalami kesulitan.
Hasil yang diharapkan
Siswa gemar membaca.
Siswa memiliki keterampilan menyimak untuk
menggali informasi dari sebuah bacaan.
Siswa memiliki keterampilan menemukan dan
menuliskan unsur-unsur instrinsik cerita.
F. Ayo menulis
Secara mandiri siswa mampu menuliskan
jawaban sesuai isi cerita pendek yang dibaca.
Alternatif jawaban:
Paragraf 1: Suatu hari di musim panas yang terik
dan melelahkan, seekor semut terlihat rajin
bekerja mengumpulkan makanan. Ia mencari dan
mengangkut bahan makanan yang ia temukan
untuk dikumpulkan dan disimpan di dalam
lumbungnya.
Paragraf 2: Meski panas yang terik dan hujan
yang turun membasahi tanah dan tubuhnya ia
tetap bekerja dengan giat agar nanti saat musim
dingin tiba semut bisa memiliki persediaan
makanan yang cukup untuk bertahan hidup.
Melihat hal ini si belalang menegur semut dan
berkata,”Hey, Semut. Kenapa kau begitu rajin
mengumpulkan makanan tanpa henti?”.
Kemudian dijawab oleh semut,”Aku harus
mengumpulkan banyak makanan agar saat musim
dingin nanti tidak mati karena kelaparan”.
Paragraf 3: Mendengar jawaban si semut,
belalang pun tertawa terbahak-bahak,
katanya,”Hahahahaha kenapa repot sekali?
Musim dingin masih lama!” Belalang pun berlalu
sambil memakan daun yang jadi makanannya.
Paragraf 4: Semut tetap bekerja dengan keras dan
giat mengumpulkan makanan yang banyak,
sementara sepanjang musim panas dan musim
selanjutnya belalang tetap bermalas-malasan dan
tidak mengumpulkan makanan untuk musim
dingin di mana persediaan makanan nantinya akan
sulit untuk dicari.
Paragraf 5: Sampai akhirnya musim dingin
datang dan ternyata berlangsung lebih lama
dibandingkan sebelumnya. Belalang pun hampir
mati karena tidak punya cadangan makanan yang
cukup dan minta makanan kepada semut. Semut
yang baik hati tidak tega melihat belalang yang
kelaparan dan mau berbagi makanan dengannya.
Hasil yang diharapkan
Siswa memiliki kemampuan menjawab
pertanyaan sesuai isi cerita pendek yang dibaca
mengidentifikasi unsur instrinsik cerita (tokoh
dan penokohan, tema, latar dan amanat).
Siswa dapat mandiri, bertanggung jawab, serta
tekun dalam mengerjakan tugas.
Kerja Sama dengan Orang Tua
Dengan bantuan orang tuanya, siswa mengamati
aktivitas kesehariannya dan orang-orang
sekitarnya yang memanfaatkan kerja organ gerak.
Misalnya berjalan, berlari, memegang, memanjat,
dan lain-lain.
Hasil yang diharapkan
Mengetahui organ gerak manusia.
Rasa ingin tahu.
Kerja sama.
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah
data atau informasi melalui kegiatan
pengamatan.
Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini.
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya..
4. Penugasan dirumah: Dengan bantuan orang
tuanya, siswa mengamati aktivitas kesehariannya
10 Menit
dan orang-orang sekitarnya yang memanfaatkan
kerja organ gerak. Misalnya berjalan, berlari,
memegang, dan memanjat.
5. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
6. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa
G. PENILAIAN
Aspek yang
dinilai
No
soal
Kriteria penilaian skor
Skor
maksimal Deskripsi
Tokoh dan
penokohan 1
Siswa dapat menuliskan semua
tokoh dengan benar dan siswa
dapat menjawab soal dan menyertai
alasannya dengan tepat.
20
20
Siswa dapat menuliskan sebagian
tokoh dengan benar dan siswa
dapat menjawab soal dan menyertai
alasannya dengan tepat.
15
Siswa dapat menuliskan satu tokoh
dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal tetapi alasannya
kurang tepat.
10
Siswa dapat menuliskan satu tokoh
dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal tetapi alasannya
tidak tepat.
5
siswa tidak dapat menjawab soal. 0
Latar 2
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu dengan
tepat.
20
20
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu tetapi
kurang tepat.
15
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu tetapi tidak
tepat.
10
siswa dapat menuliskan latar
tempat tetapi tidak dapat 5
menuliskan latar waktu.
Siswa tidak dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu. 0
Alur 3
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
dengan lengkap dan tepat. 20
20
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
dengan lengkap tapi kurang tepat.
15
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
tetapi kurang tepat. 10
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menjelaskan alur
cerita. 0
Tema 4
Siswa dapat menentukan tema
dengan sangat tepat. 20
20
Siswa dapat menentukan tema
dengan tepat. 15
Siswa dapat menentukan tema
tetapi kurang tepat. 10
Siswa dapat menentukan tema
tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menentukan
tema. 0
Pesan atau
Amanat 5
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap dan
tepat.
20
20
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap tetapi
kurang tepat.
10
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap tetapi
tidak tepat.
15
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menjelaskan
pesan atau amanat. 0
𝐾𝐸𝑇𝐸𝑅𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋 100 = 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑆𝐼𝑆𝑊𝐴
100
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Siswa Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1) Kelas V
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2014).
I. SKOR PENILAIAN
𝐾𝐸𝑇𝐸𝑅𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋 100 = 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑆𝐼𝑆𝑊𝐴
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
(pertemuan-2 kelompok kontrol)
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1)
Sub Tema : Manusia dan Lingkungan (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 2
Alokasi waktu : 1 x pertemuan ( 2 x 30 Menit )
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : Bahasa Indonesia
No. Kompetensi Indikator
3.1 Menentukan unsur-unsur
instrinsik dalam cerita.
3.1.1 mengidentifikasi unsur-unsur
instrinsik pada sebuah cerita.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi
unsur-unsur instrinsik dalam teks
tulis dan lisan secara lisan, tulis,
dan visual.
1.1.2 Menuliskan hasil identifikasi
unsur-unsur instrinsik
Muatan : IPA
No. Kompetensi Indikator
3.1
Menjelaskan alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan
manusia serta cara memelihara
kesehatan alat gerak manusia.
3.1.1 Menghafal alat gerakdan
fungsinya pada hewan.
3.1.2 Mengetahui cara memelihara
kesehatan alat gerak pada manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat
gerak manusia dan hewan.
4.1.1 Membuat alat gerak manusia
dan hewan dari kawat dan bubur
kertas.
Muatan : SBDP
No. Kompetensi Indikator
3.2 Memahami gambar cerita. 3.2.1 Menceritakan ulang cerita yang
terdapat pada gambar.
4.2 Membuat gambar cerita. 4.2.1 Menyajikan gambar cerita.
C. TUJUAN
1. Dengan mengamati gambar, siswa mampu memahami tulang sebagai salah
satu organ gerak manusia secara benar.
2. Dengan menyimak cerita, siswa mampu menjelaskan unsur-unsur
instrinsik yang terdapat dalam cerita dengan benar.
3. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menyebutkan dan menunjukkan
berbagai jenis tulang sebagai organ gerak pada manusia secara tepat.
4. Dengan diskusi, siswa dapat memahami fungsi masing-masing tulang pada
manusia secara benar.
D. MATERI
1. Bacaan tentang manfat sayuran bagi organ tubuh manusia.
2. cerita “si kancil dan rubah yang serakah”.
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah, pengamatan dan Penugasan.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
siswa.
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh
salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa siswa yang hari ini
datang paling awal. (Menghargai kedisiplikan
siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya cita-cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau
lagu nasional lainnya. Guru memberikan
10 Menit
penguatan tentang pentingnya menanamkan
semangat Nasionalisme.
Inti
A. Ayo Mengamati
1. guru menggunakan metode ceramah kepada
siswa berupa materi unsur-unsur instrinsik
meliputi tokoh dan penokohan, tema, latar,
alur dan amanat.
2. guru membacakan cerita tentang si kancil dan
rubah yang serakah.
3. Siswa menyimak secara saksama cerita yang
dibacakan oleh guru.
4. Setelah menyimak cerita, guru meminta siswa
untuk menceritakan kembali isi cerita
tersebut.
5. Setelah siswa menceritakan kembali isi cerita,
guru memberikan pertanyaan kepada siswa.
6. Siswa menyajikan dan mengomunikasikan
hasil pengamatannya secara tertulis dengan
panduan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
soal.
Hasil yang diharapkan
Mampu menjelaskan unsur-unsur instrinsik
yang terdapat dalam cerita dengan benar.
Siswa menyimak dengan baik.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya atau memberikan tanggapan.
B. Ayo Mencoba
1. Guru membimbing dan mengawasi siswa
membuat model sederhana organ gerak
40 Menit
manusia dari bahan kawat dan bubur kertas.
2. Guru selalu menekankan kebersihan,
kerapian, dan keselamatan kerja selama
kegiatan berlangsung.
3. Meskipun model sederhana, namun kerangka
organ gerak manusia ini harus dibuat dengan
memperhatikan proporsi dan anatominya.
Hasil yang diharapkan
Mengetahui organ gerak manusia.
Cermat, teliti, dan percaya diri dalam
mengerjakan tugas.
C. Ayo Berdiskusi
Guru memberikan sebuah narasi informasi secara
menarik dengan konsep interaktif untuk
mengulang kembali bagian-bagian organ gerak
manusia dan fungsinya.
Alternatif Pelaksanaan Diskusi:
1. Guru menciptakan suasana interaktif dan
atraktif dengan mengajak siswa
melaksanakan diskusi secara klasikal.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memilih para petugas diskusi, seperti
pembawa acara, sekretaris/notulis, dan lain-
lain. Sementara anak-anak yang lain
bertindak sebagai peserta diskusi.
3. Pembawa acara bertanggung jawab atas
jalannya diskusi. Pembawa acara juga
bertugas untuk membacakan pertanyaan-
pertanyaan untuk didiskusikan oleh peserta.
4. Notulis bertugas untuk mencatat kejadian-
kejadian yang terjadi saat diskusi
berlangsung, seperti pendapat-pendapat yang
disampaikan oleh peserta diskusi. Notulis
juga bertugas untuk membuat laporan dan
kesimpulan hasil diskusi.
5. Setiap peserta diskusi berhak mengemukakan
pendapatnya berkaitan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh pembawa
acara.
6. Setelah siswa memberikan pendapatnya, guru
mengonfirmasi pendapat-pendapat siswa.
Kemudian guru memandu siswa untuk
menarik kesimpulan.
7. Masing-masing siswa menulis jawaban sesuai
pertanyaan pada buku siswa berdasarkan hasil
diskusi.
Hasil yang diharapkan
Mengetahui nama, letak, dan fungsi tulang
pada manusia.
Menggali informasi dari gambar.
Melakukan pengamatan dengan cermat.
Menggali informasi dan data dari objek yang
diamati, dalam hal ini berupa gambar.
D. Ayo Membaca
Pada kegiatan Ayo Membaca, Siswa diminta
untuk membaca teks tentang Penyandang Cacat
yang Sukses.
Alternatif kegiatan membaca:
1. Alternatif 1, guru memberikan waktu selama
5 menit dan siswa diminta membaca dalam
hati.
2. Alternatif 2, guru menunjuk satu siswa untuk
membacakan bacaan tersebut dan meminta
siswa lain menyimak.
3. Alternatif 3, bacaan tersebut dibaca secara
bergantian dan bersambung oleh seluruh
siswa.
Hasil yang diharapkan
Gemar membaca.
Mampu menggali informasi dari bacaan.
Mampu menentukan ide pokok dari bacaan.
E. Ayo Berkreasi
1. Secara interaktif guru menjelaskan salah satu
jenis gambar ilustrasi, yaitu gambar cover.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan berpendapat.
3. Guru memastikan siswa memahami arti dan
unsur-unsur gambar cover.
4. Setelah benar-benar paham, siswa mencoba
membuat gambar cover berdasarkan bacaan
yang berjudul Penyandang Cacat yang Sukses.
5. Tekankan pada siswa untuk selalu
memperhatikan unsur-unsur gambar cover
buku. Semua unsur gambar cover harus
termuat dalam gambar yang dibuat siswa.
Kerja Sama dengan Orang Tua
Bersama orang tua, siswa melakukan aktivitas
sehari-hari di rumah sambil menentukan organ
gerak apa yang digunakan pada saat melakukan
aktivitas tersebut.Untuk mengoptimalkan kerja
sama, siswa dapat berbagi peran dan tugas dengan
orang tuanya.
Hasil yang diharapkan
Mampu melakukan gerakan menendang,
menerima, dan menggiring bola.
Mampu bekerja sama dengan orang lain.
Menjaga hubungan baik dengan orang tua.
Penutup 1. Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini.
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
3. Siswa diberikan kesempatan berbicara /bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
4. Penugasan dirumah: Dengan bantuan orang
tuanya, siswa melakukan aktivitas sehari-hari di
rumah sambil menentukan organ gerak apa yang
digunakan pada saat melakukan aktivitas tersebut.
5. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
6. Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.
10 Menit
G. PENILAIAN
Aspek yang
dinilai
No
soal
Kriteria penilaian skor
Skor
maksimal Deskripsi
Tokoh dan
penokohan 1
Siswa dapat menuliskan semua
tokoh dengan benar dan siswa
dapat menjawab soal dan menyertai
alasannya dengan tepat.
20 20
Siswa dapat menuliskan sebagian 15
tokoh dengan benar dan siswa
dapat menjawab soal dan menyertai
alasannya dengan tepat.
Siswa dapat menuliskan satu tokoh
dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal tetapi alasannya
kurang tepat.
10
Siswa dapat menuliskan satu tokoh
dengan benar dan siswa dapat
menjawab soal tetapi alasannya
tidak tepat.
5
siswa tidak dapat menjawab soal. 0
Latar 2
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu dengan
tepat.
20
20
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu tetapi
kurang tepat.
15
Siswa dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu tetapi tidak
tepat.
10
siswa dapat menuliskan latar
tempat tetapi tidak dapat
menuliskan latar waktu.
5
Siswa tidak dapat menuliskan latar
tempat dan latar waktu. 0
Alur 3
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
dengan lengkap dan tepat. 20
20
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
dengan lengkap tapi kurang tepat.
15
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
tetapi kurang tepat. 10
Siswa dapat menjelaskan alur cerita
tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menjelaskan alur
cerita. 0
Tema 4
Siswa dapat menentukan tema
dengan sangat tepat. 20
20
Siswa dapat menentukan tema
dengan tepat. 15
Siswa dapat menentukan tema
tetapi kurang tepat. 10
Siswa dapat menentukan tema
tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menentukan 0
tema.
Pesan atau
Amanat 5
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap dan
tepat.
20
20
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap tetapi
kurang tepat.
10
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat dengan lengkap tetapi
tidak tepat.
15
Siswa dapat menjelaskan pesan
atau amanat tetapi tidak tepat. 5
Siswa tidak dapat menjelaskan
pesan atau amanat. 0
𝐾𝐸𝑇𝐸𝑅𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋 100 = 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑆𝐼𝑆𝑊𝐴
100
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Siswa Tema : Organ Gerak Hewan Dan Manusia (Tema 1) Kelas V
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2014).
I. SKOR PENILAIAN
𝐾𝐸𝑇𝐸𝑅𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑋 100 = 𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 𝑆𝐼𝑆𝑊𝐴
LAMPIRAN 4
HASIL DATA NILAI PRETEST KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
1. Nilai Pretest Kelompok Eksperimen
No Nama Nilai
1 Abdul Rasyid 50
2 Agung Setiawan 65
3 Aidil Adha 60
4 Aldi Saputra 55
5 Ashar Febrian 70
6 Bagas Prayuda Eka 65
7 Cinta Aulia Sukri 70
8 Haerul Akbar 50
9 Humairah 70
10 Jumriani 60
11 Kiki Amelia 75
12 Muh.Faiz 65
13 Munirah 50
14 Nadia Nur Syahra 60
15 Nursalam 70
16 Reski Aprianto 65
17 Sahira Sofia Putri 70
18 Sahrul Andika Putra 60
19 Salsabila 55
20 Syahrul N 60
2. Nilai Pretest Kelompok Kontrol
No Nama Nilai
1 Abd Malik 50
2 Athifa Nurul Aliyana 65
3 Ayu Ramadhani 75
4 Indriani 50
5 Irmawati 70
6 Isnaeni Ridwan 70
7 Muh Arfah 65
8 Muh Arham Arsad 70
9 Muh.Adam Syam 60
10 Muhammad Fahri Gunawan 70
11 Muhammad Nur Fajrin 55
12 Muhammad Syahrir 60
13 Raihan Asdar 50
14 Resa Dwi 70
15 Rifan Ramadhan 75
16 Rifki Pratama 80
17 Rosmala Dewi 80
18 Saipul Alam 70
19 Saiyed Muslimin 85
20 Suardi 75
LAMPIRAN 5
HASIL DATA NILAI POSTTEST KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
1. Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
No Nama Nilai
1 Abdul Rasyid 85
2 Agung Setiawan 80
3 Aidil Adha 75
4 Aldi Saputra 70
5 Ashar Febrian 85
6 Bagas Prayuda Eka 95
7 Cinta Aulia Sukri 80
8 Haerul Akbar 85
9 Humairah 95
10 Jumriani 75
11 Kiki Amelia 80
12 Muh.Faiz 75
13 Munirah 75
14 Nadia Nur Syahra 80
15 Nursalam 95
16 Reski Aprianto 80
17 Sahira Sofia Putri 85
18 Sahrul Andika Putra 85
19 Salsabila 75
20 Syahrul N 95
2. Nilai Posttest Kelompok Kontrol
No Nama Nilai
1 Abd Malik 65
2 Athifa Nurul Aliyana 70
3 Ayu Ramadhani 75
4 Indriani 75
5 Irmawati 80
6 Isnaeni Ridwan 70
7 Muh Arfah 70
8 Muh Arham Arsad 80
9 Muh.Adam Syam 65
10 Muhammad Fahri Gunawan 75
11 Muhammad Nur Fajrin 60
12 Muhammad Syahrir 75
13 Raihan Asdar 60
14 Resa Dwi 75
15 Rifan Ramadhan 80
16 Rifki Pratama 85
17 Rosmala Dewi 85
18 Saipul Alam 80
19 Saiyed Muslimin 90
20 Suardi 80
LAMPIRAN 6
MATERI AJAR KELOMPOK EKSPERIMEN
DAN KELOMPOK KONTROL
Materi Ajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
A. Unsur Instrinsik
Unsur intrinsik, yang dimaksud unsur intrinsik cerita adalah unsur-unsur
pembangun cerita yang dapat ditemukan di dalam teks cerita itu sendiri. Unsur
intrinsik cerita terdiri dari :
1. Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam sebuah cerita. Dalam sebuah cerita kita
mengenal tokoh baik (protagonis) dan tokoh jahat (antagonis) serta tokoh
utama dan tokoh tambahan atau sampingan. Tokoh yang menggerakkan
cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama. Selain tokoh utama,
terdapat tokoh pendamping. Tokoh pendamping peranannya lebih kecil
daripada tokoh utama.
2. Penokohan
Penokohan ialah penggambaran watak tokoh yang ada di dalam sebuah
cerita.
3. Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema selalu
berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta,
kasih, rindu, takut, religius dan sebagainya. Dalam hal tersebut, tema
sering diartikan sebagai ide atau tujuan utama cerita.
4. Latar atau setting
Latar atau setting adalah segala keterangan mengenai, tempat,
waktu, dan suasana dalam cerita. Jadi, latar dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu latar tempat, waktu, dan suasana.
5. Alur
Alur adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis besar
urutan tahapan alur dalam sebuah cerita antara lain: perkenalan –
pemunculan masalah (konflik) – peningkatan masalah – puncak masalah
(klimaks) – penurunan masalah (peleraian) – penyelesaian. Alur terbagi
menjadi 3 yaitu:
1. Alur maju, kejadian dalam cerita tersebut diceritakan secara urut
dari awal hingga akhir
2. Alur mundur, kejadian dalam cerita diceritakan dari akhir
kemudian kembali ke awal
3. Alur Campuran, gabungan dari alur maju dan mundur
6. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dari
sebuah karya sastra. Adakalanya amanat berupa pesan moral.
LAMPIRAN 7
SOAL PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN
DAN KELOMPOK KONTROL
Prestest kelompok eksperimen
“KISAH TENTANG ANAK KAMBING YANG CERDIK”
Di dalam sebuah hutan terdapat rumah kecil yang dihuni oleh ibu kambing
dan anak kambingnya. Suatu hari ibu kambing harus pergi ke luar rumah untuk
mengunjungi nenek kambing yang tinggal agak jauh dari rumah mereka.
Karena khawatir anaknya dimangsa oleh serigala ketika ditinggal sendirian
di rumah, ibu kambing mengajari anak kambing sebuah lagu yang menjadi tanda
agar anak kambing tidak membukakan pintu untuk hewan yang lainnya. Nanti jika
ibu kambing sudah pulang, ibu kambing akan menyanyikan lagu tersebut
sehingga si anak bisa tahu kalau ibunya sudah pulang. Setelah mengajarkan lagu
tersebut si ibu kambing pun pergi ke rumah nenek kambing di tengah hutan.
Tiba-tiba, datang seekor serigala yang berniat untuk memakan anak
kambing yang sendirian di rumah. Ia pun mendengar ketika ibu kambing
mengajarkan lagu spesial untuk anak kambing. Untuk mengelabui si anak
kambing, serigala pun bernyanyi di depan pintu menyanyikan lagu yang diajarkan
oleh ibu kambing.
Anak kambing yang mendengar lagu ini pun bertanya-tanya, “Apakah ibu
sudah pulang? Kan ia baru keluar belum lama.” Karena curiga ia pun mengintip
dari balik jendela dan mendapati ternyata bukan ibunyalah yang ada di depan
pintu melainkan serigala.
Melihat hal tersebut anak kambing kemudian berteriak sekuat tenaga
meminta bantuan tetangga hewan yang lain agar menolongnya. Serigala yang
takut dan panik lalu pergi meninggalkan rumah kambing dan tidak jadi memangsa
anak kambing.
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Tuliskan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut? dan Coba kalian
bedakan bagaimanakah sifat antara kambing dan serigala? Berikan
alasannya!
2. Tuliskan latar tempat dimana peristiwa itu terjadi? dan Kapan peristiwa
dalam cerita tersebut terjadi?
3. Apa yang menyebabkan kambing berteriak? dan Apabila kambing tidak
berteriak, apa yang akan terjadi ? jelaskan!
4. Berdasarkan cerita tersebut, dapatkah kalian menentukan apa tema cerita
pendek tersebut?
5. Tuliskan Pesan atau amanat apakah yang dapat kalian peroleh dalam cerita
pendek yang telah kalian baca?
Pretest kelompok kontrol
“KISAH ANTARA SEMUT DAN BELALANG”
Suatu hari di musim panas yang terik dan melelahkan, seekor semut
terlihat rajin bekerja mengumpulkan makanan. Ia mencari dan mengangkut bahan
makanan yang ia temukan untuk dikumpulkan dan disimpan di dalam
lumbungnya.
Meski panas yang terik dan hujan yang turun membasahi tanah dan
tubuhnya ia tetap bekerja dengan giat agar nanti saat musim dingin tiba semut bisa
memiliki persediaan makanan yang cukup untuk bertahan hidup. Melihat hal ini si
belalang menegur semut dan berkata,”Hey, Semut. Kenapa kau begitu rajin
mengumpulkan makanan tanpa henti?”. Kemudian dijawab oleh semut,”Aku
harus mengumpulkan banyak makanan agar saat musim dingin nanti tidak mati
karena kelaparan”.
Mendengar jawaban si semut, belalang pun tertawa terbahak-bahak,
katanya,”Hahahahaha kenapa repot sekali? Musim dingin masih lama!” Belalang
pun berlalu sambil memakan daun yang jadi makanannya.
Semut tetap bekerja dengan keras dan giat mengumpulkan makanan yang
banyak, sementara sepanjang musim panas dan musim selanjutnya belalang tetap
bermalas-malasan dan tidak mengumpulkan makanan untuk musim dingin di
mana persediaan makanan nantinya akan sulit untuk dicari.
Sampai akhirnya musim dingin datang dan ternyata berlangsung lebih
lama dibandingkan sebelumnya. Belalang pun hampir mati karena tidak punya
cadangan makanan yang cukup dan minta makanan kepada semut. Semut yang
baik hati tidak tega melihat belalang yang kelaparan dan mau berbagi makanan
dengannya.
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Tuliskan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut? dan Coba
kalian bedakan bagaimanakah sifat antara semut dan belalang? Berikan
alasannya!
2. Tuliskan latar tempat dimana peristiwa itu terjadi? dan Kapan peristiwa
dalam cerita tersebut terjadi?
3. Apa yang menyebabkan semut mengumpulkan banyak bahan makanan?
dan Jika kalian menjadi belalang, maka apa yang sebaiknya kalian
lakukan setelah menertawakan semut dan mengalami kelaparan saat
musim dingin? jelaskan!
4. Berdasarkan cerita tersebut, dapatkah kalian menentukan apa tema cerita
pendek tersebut?
5. Tuliskan pesan atau amanat apakah yang dapat kalian peroleh dalam
cerita pendek yang telah kalian baca?
LAMPIRAN 8
SOAL POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN
DAN KELOMPOK KONTROL
SOAL POSTTEST
(kelompok eksperimen dan kelompok kontrol)
“SI KANCIL DAN RUBAH YANG SERAKAH”
sumber:cerita-anak-indoblogspot.com
Pada suatu hari ada seekor rubah yang sedang tidur di rumahnya, namun
karena perutnya lapar dan berbunyi terus, Ia pun bergegas bangun untuk mencari
makanan. Saat Ia menengok ke luar halaman rumahnya, cuaca sangat panas dan
terik matahari sangat menyengat siang itu. Hal demikian membuat si rubah
menjadi tambah malas untuk berburu makanan di luar. Pengennya sudah tersedia
didepan, kalau harus mencari dulu...ya cape dech...tapi mau gak mau harus
mencari makanan, kalau tidak bisa mati kelaparan, kata si rubah. Sebelum Ia
bergegas pergi tiba-tiba Ia melihat seekor burung kutilang yang sedang bertengger
di ranting pohon dengan membawa makanan (keju) dimulutnya, dengan hati
penasaran, rubah pun mendekatinya sambil berpura-pura menanyakan kabar dan
mencoba mengelabuhi si burung kutilang dengan mengabarkan berita tidak sedap
bahwa seluruh hewan penghuni hutan ini telah mengabarkan kalau suara
merdumu telah hilang” katanya dengan nada memelas. Burung kutilang tidak
menjawab karena mulutnya sedang membawa keju. Ia hanya menggelengkan
kepala dan mengepakkan sayapnya mengisyaratkan bahwa semua berita itu tidak
benar. karena si rubah meledeknya terus, akhirnya burung kutilang pun geram dan
mencoba menyanggah berita yang tidak sedap tersebut dengan membuktikan
bahwa suaranya masih ada dan merdu saat bernyanyi. Saat Ia ingin berbicara,
mulutnya pun terbuka dan pada saat yang sama keju yang digigit dimulutnya pun
terjatuh dan tertangkap oleh si rubah, namun Ia belum sadar kalau rubah telah
menipunya, Ia malah sebaliknya mengucapkan terimakasih karena sudah
menyelamatkan kejunya. Ia pun memamerkan suara merdunya dihadapan rubah,
tapi baru sebentar menyanyi rubah melarikan diri dan membawa kejunya.
Pada saat itulah burung kutilang tersadar dan baru menyadari kalau si
rubah telah menipunya dan membawa kejunya. Rubah pun melarikan diri dengan
muka girang karena telah mendapatkan apa yang diinginkan tanpa memperdulikan
burung kutilang. Saat Ia sedang berbaring dibawah pohon untuk menikmati keju
tersebut, tiba-tiba Ia dikejutkan dengan monyet yang sedang memainkan buah
apel di atas pohon. Ia berniat untuk meledek dan mengelabuhi monyet supaya Ia
dapat membawa semua buah apel yang dimiliki monyet tersebut. Ia tiba-tiba
melempar sebuah batu dan mengenai kepala monyet, awalnya monyet hanya diam
dan tidak membalas, tetapi rubah terus meledeknya. Karena monyet merasa kesal
dan geram atas ejekan itu, Ia pun membalas dengan melempar buah apelnya satu
persatu, namun alangkah malangnya monyet tidak ada satupun buah apel yang
bisa mengenai si rubah, tanpa Ia sadari buah apelnya semua sudah habis untuk
melempar rubah. Rubah melarikan diri dan membawa semua apel milik monyet
dengan karung. Saat itulah monyet baru menyadari kalau rubah telah menipunya,
Ia pun marah dengan mengenjot ranting pohon sampai patah dan terjatuh ditanah.
Sesampainya di depan rumah, rubah dikejutkan dengan sapaan kancil.
Rubah pun menjawab dengan sombongnya. Ia mengganggap sapaan kancil itu
berniat untuk meminta hasil makanan rampasannya yang banyak tersebut. Kancil
pun menyanggahnya dengan mengelabuhi rubah. Ia mengatakan telah diberi
makanan dari seekor rubah lain yang makanannya jauh lebih banyak dari pada si
rubah. Rubah lain tersebut sedang enakan-enakan tidur dirumahmu dan menunggu
untuk menantangmu (kata si kancil). Mendengar cerita kancil, rubah pun marah
besar dan mencoba mendatangi rumahnya dengan muka memerah ingin segera
mengalahkan rubah saingannya tersebut. Rubah mengira di dalam rumahnya ada
rubah saingannya yang sedang menantangnya, Ia pun melihat gaya rubah
saingannya yang sama persis dengannya, Ia mengganggap rubah saingannya
sedang meledeknya, Ia pun menjadi semakin emosi, tanpa menunggu waktu lama.
Ia pun menerkam rubah saingannya tersebut ke dalam rumahnya yang berada di
goa. Saat rubah terbang untuk menerkam rubah saingannya terdengar suara
gubraakkk...deeerr...praakk...rubah terjatuh dan babak belur terkena tembok goa
yang menjadi dinding rumahnya. Sampai akhirnya ia pun menyerah dan
menyerahkan rumahnya kepada rubah saingannya, ia tidak menyadari kalau rubah
saingannya adalah bayangannya sendiri. Dia sudah menghukum dirinya sendiri,
itu setimpal dengan perbuatan menipunya, senjata makan tuan, penipu yang
ketipu, semoga dia kapok mendapatkan pelajaran ini yaa..(kata kancil, monyet dan
burung kutilang.)
SOAL POSTTEST
(kelompok eksperimen dan kelompok kontrol)
Nama :
kelas :
Petunjuk umum
Siapkan alat tulis yang akan digunakan.
Tulislah nama dan kelas di lembar jawaban.
Bacalah soal dengan teliti.
Berdo’alah sebelum mengerjakan.
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!
1. Tuliskan empat tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut? dan Coba
kalian bedakan bagaimanakah sifat antara rubah dan kancil? Berikan
alasannya!
2. Tuliskan latar tempat dimana peristiwa itu terjadi? dan Kapan peristiwa
dalam cerita tersebut terjadi?
3. Apa yang menyebabkan monyet sangat marah kepada rubah? dan Apabila
kancil tidak menolong burung kutilang dan monyet, apa yang akan terjadi
pada makanan mereka? jelaskan!
4. Berdasarkan cerita tersebut, dapatkah kalian menentukan apa tema cerita
pendek tersebut?
5. Tuliskan pesan atau amanat apakah yang dapat kalian peroleh dalam
cerita pendek tersebut?
LAMPIRAN 9
HASIL KERJA PRETEST SISWA KELOMPOK
EKSPERIMEN
Hasil kerja pretest siswa kelompok eksperimen
LAMPIRAN 10
HASIL KERJA PRETEST SISWA KELOMPOK
KONTROL
Hasil kerja pretest siswa kelompok kontrol
LAMPIRAN 11
HASIL KERJA POSTTEST SISWA KELOMPOK
EKSPERIMEN DAN SISWA KELOMPOK
KONTROL
1. Hasil kerja posttest siswa kelompok eksperimen
2. Hasil kerja posttest siswa kelompok kontrol
LAMPIRAN 12
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
1. Analisis statistik deskriptif pretest-posttest kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Statistics Pretest
eksperimen
Posttest
eksperimen
Pretest
kontrol
Posttest
kontrol
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
Mean 62,25 82,50 67,25 74,75
Std. Error of Mean 1,681 1,721 2,308 1,831
Median 62,50 80,00 70,00 75,00
Mode 60a 75a 70 75a
Std. Deviation 7,518 7,695 10,321 8,188
Variance 56,513 59,211 106,513 67,039
Range 25 25 35 30
Minimum 50 70 50 60
Maximum 75 95 85 90
Sum 1245 1650 1345 1495
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
data output IBM SPSS version 20
2. Statistik Uji Normalitas
Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Hasil
Pretest Eksperimen ,149 20 ,200* ,925 20 ,124
Posttest Eksperimen ,177 20 ,099 ,890 20 ,027
Pretest Kontrol ,205 20 ,027 ,933 20 ,176
Posttest Kontrol ,162 20 ,177 ,955 20 ,448
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
data output IBM SPSS version 20
3. Statistik Uji Homogenitas
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
,003 1 38 ,959
data output IBM SPSS version 20
4. Statistik Uji Paired Sample T Test
Hasil Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
PreEks - PostEks -20,250 8,807 1,969 -24,372 -16,128 -10,283 19 ,000
PreKon - PostKon -7,500 5,735 1,282 -10,184 -4,816 -5,848 19 ,000
data output IBM SPSS version 20
5. Uji Paired Sample Statistics
Hasil Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pretest Eksperimen 62,25 20 7,518 1,681
Posttest Eksperimen 82,50 20 7,695 1,721
Pretest Kontrol 67,25 20 10,321 2,308
Posttest Kontrol 74,75 20 8,188 1,831
data output IBM SPSS version 20
LAMPIRAN 13
TABEL DISTRIBUSI T
LAMPIRAN 14
PERSURATAN
LAMPIRAN 15
DOKUMENTASI
Pemberian pretest pada kelompok eksperimen
Pemberian treatment (perlakuan menggunakan media audio visual film kartun)
pada kelompok eksperimen
siswa kelompok eksperimen memperhatikan cerita yang di tayangkan
menggunakan media audio visual film kartun.
pemberian posttest pada kelompok eksperimen
pemberian pretest pada kelompok kontrol
pemberian posttest pada kelompok kontrol
Foto Bersama Guru SDN No 47 Alluka
RIWAYAT HIDUP
MIFTAHUL JANNAH, Lahir di Asiki tanggal 18 Desember
1997 yang merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara, buah
hati dari pasangan Muhammad Alma dan Nurhikmah.
Pendidikan formal di mulai dari SD Inpres Asiki (sekarang
SD Negeri Asiki) pada tahun 2004 dan tamat tahun 2010.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMP Negeri Asiki pada tahun 2010
dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di
MA Muhammadiyah Salaka dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun 2016 penulis
mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan terdaftar pada jurusan Pendidikan Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Sastra 1 (S1)
kependidikan. Pada tahun 2020, penulis menyelesaikan studi dengan menyusun
karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Film
Kartun Terhadap Keterampilan Menyimak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas V SDN No 47 Alluka Kecamatan Pattalassang Kabupaten Takalar.”