pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap …
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA SISWA TERHADAP
KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA KELAS V SEKOLAH DASAR DI
DESA TEMPUR
Oleh
ERNA LISTYANINGSIH
NIM 201733004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI
Proposal skripsi dengan judul “Pengaruh Penguasaan Kosakata Siswa terhadap
Kemampuan Menulis Puisi pada Kelas V Sekolah Dasar di Desa Tempur” oleh
Erna Listyaningsih NIM 201733004 program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
disetujui untuk diseminarkan.
Kudus, Juni 2021
Pembimbing I
Dr. Murtono, M.Pd.
NIDN 0007126601
Pembimbing II
M. Noor Ahsin, S.Pd., M.Pd.
NIDN 0605048701
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Siti Masfuah, S.Pd., M.Pd.
NIDN 0615129001
iii
ABSTRAK
Listyaningsih, Erna. 2021. Pengaruh Penguasaan Kosakata Siswa terhadap
Kemampuan Menulis Puisi pada Kelas V Sekolah Dasar di Desa Tempur.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muria Kudus. Dosen Pembimbing (1) Dr. Murtono, M.Pd. (2) M.
Noor Ahsin, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Penguasaan Kosakata, Kemampuan Menulis Puisi.
Pada kurikulum 2013, kompetensi dasar membuat puisi pada kelas V Sekolah
Dasar dihilangkan. Sedangkan sastra sangat penting dipelajari oleh siswa agar dapat
melestarikan sastra Indonesia di kemudian hari. Hasil wawancara yang dilakukan
kepada siswa menyatakan bahwa mayoritas siswa masih kesulitan dalam membuat
puisi, yaitu kesulitan pada saat menuangkan ide pikirannya menjadi sebuah kata.
Sehingga masalah dalam penelitian ini adalah kepenguasaan kosakata yang kurang
mengakibatkan siswa kesulitan dalam menuangkan ide untuk membuat sebuah
puisi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penguasaan kosakata
terhadap kemampuan menulis puisi pada kelas V Sekolah Dasar.
Penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang dalam menuangkan
gagasannya dengan memanfaatkan kata baik secara lisan maupun tertulis.
Sedangkan kemampuan menulis puisi adalah kesanggupan seseorang dalam
mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui kata yang indah dan bermakna
secara tertulis.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu Quasi
Experimental. Dengan menggunakan populasi dari kelas V MI Al-Anwar Tempur,
SDN 02 Tempur dan SDN 03 Tempur. Sedangkan sampel yang digunakan
merupakan populasi dari penelitian dengan jumlah 39 siswa, 20 siswa sebagai kelas
kontrol dan 19 siswa sebagai kelas eksperimen. teknik pengumpulan data yang
digunakan berupa wawancara, tes dan dokumentasi. Pengukuran instrumen
dilakukan dengan bantuan SPSS Statistic 21. Teknik analisis data menggunakan
statistik deskriptif, dengan uji hipotesis menggunakan Paired Sample T-Test.
iv
DAFTAR ISI
SAMPUL i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 6
1.5 Definisi Operasional 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 9
2.1 Deskripsi Konseptual 9
2.1.1 Hakikat Pengaruh 9
2.1.2 Pengertian Kosakata 9
2.1.3 Penguasaan Kosakata 10
2.1.4 Pembentukan Kosakata 12
2.1.5 Pengembangan Kosakata 14
2.1.6 Kemampuan Menulis 15
2.1.7 Tujuan Menulis 16
2.1.8 Kemampuan Menulis Puisi 16
2.1.9 Ragam dan Unsur Puisi 17
2.1.10 Teknik Penulisan Puisi 20
2.1.11 Pembelajaran Blended Learning 22
2.2 Penelitian Relevan 23
2.3 Kerangka Berpikir 27
2.4 Hipotesis Penelitian 29
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 30
3.2 Rancangan Penelitian 30
3.3 Populasi dan Sampel 31
3.4 Pengumpulan Data 32
3.5 Instrumen Penelitian 33
3.5.1 Variabel Penelitian 33
3.5.2 Jenis Instrumen dan Skala Pengukuran 34
3.5.3 Tahapan Pengembangan Instrumen 35
3.6 Teknik Analisis Data 40
DAFTAR PUSTAKA 43
LAMPIRAN 47
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh Kata-kata Aktif dan Pasif 11
Tabel 2.2 Contoh Kata Konotasi 19
Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan dengan Penenlitian
Peneliti 25
Tabel 3.1 Kisi-kisi Umum 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Penguasaan Kosakata 35
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Menulis Puisi 36
Tabel 3.4 Kriteria Istrumen Validitas Isi 37
Tabel 3.5 Skor Uji Validitas Isi 38
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi 39
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 28
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group 31
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan 47
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa 49
Lampiran 3 Lembar Wawancara 51
Lampiran 4 Soal Pretest 56
Lampiran 5 Kunci Jawaban 63
Lampiran 6 Uji Validitas Isi 64
Lampiran 7 Uji Validitas Kontruksi 67
Lampiran 8 Uji Reabilitas 68
Lampiran 9 Modul 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah kebutuhan pembelajaran pengetahuan dan keterampilan
melalui pengajaran yang wajib dilakukan untuk mencerdaskan kehidupan suatu
bangsa. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 6 tahun 2019
pasal (1) menyatakan bahwa “satuan pendidikan adalah kelompok layanan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan
informal pada setiap jenjang pendidikan.” Pendidikan formal di Indonesia biasanya
dibagi atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Satuan
pendidikan formal dalam sekolah dasar memuat pembelajaran yang berupa
pengetahuan umum, pengetahuan agama dan olahraga. Salah satu pembelajaran
pengetahuan umum yang sering diremehkan oleh siswa maupun guru adalah
Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memuat
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta memuat sastra Indonesia.
Gani dkk. (2018:1) menyatakan bahwa sastra adalah pencerminan komunikasi
budaya dalam masyarakat berisi pesan kemanusiaan yang bersifat umum. Dalam
Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 2014 pada pasal (1) menyatakan bahwa
“Sastra Indonesia adalah karya kreatif yang berisi pemikiran, pengalaman dan
penghayatan atas kehidupan yang diungkap secara estetis dalam Bahasa Indonesia,
tinjauan kritis atas karya sastra dalam Bahasa Indonesia, atau tinjauan kritis atas
karya sastra Indonesia.” Sedangkan tujuan diadakannya pembelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah adalah agar siswa mampu menghargai dan memahami bahasa
dan sastra Indonesia baik makna, fungsi, maupun penggunaan bahasa yang tepat.
Sastra Indonesia mempunyai beberapa jenis yaitu novel, puisi, cerita
pendek, drama, roman dan prosa. Novel merupakan karya prosa yang menceritakan
kisah hidup seseorang. Puisi merupakan karya sastra yang bentuknya terikat. Cerita
pendek merupakan karya prosa yang menceritakan tentang seorang tokoh dengan
2
singkat. Drama merupakan karya sastra yang menggambarkan tokoh dalam bentuk
gerak. Roman merupakan sastra prosa yang menggambarkan watak tokoh dalam
cerita. Sedangkan prosa adalah karya sastra yang bentuknya bebas namun terikat.
Salah satu sastra Indonesia yang masih dianggap sukar oleh siswa yaitu pada puisi.
Sulkifli dkk (2016) menyatakan bahwa puisi adalah bahasa perasaan yang
mengandung arti mendalam dalam sebuah kata. Puisi merupakan salah satu bentuk
karya sastra dibuat oleh seseorang yang memiliki makna dalam syairnya serta
memiliki irama dalam pengucapannya. Puisi sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu
puisi lama dan puisi baru. Dalam membuat puisi yang benar harus memperhatikan
yaitu pemilihan kata (diksi), bait, irama, rima, dan larik (baris).
Sulkifli dkk (2016) juga menyatakan bahwa menulis merupakan proses
menuangkan ide menjadi tulisan yang bermakna. Kemampuan menulis merupakan
kemampuan dasar yang diajarkan dalam dunia pendidikan. Kemampuan menulis
puisi adalah suatu kemampuan dimana seseorang mengutarakan perasaannya
melalui tulisan berbait yang memiliki irama dan rima dalam pelafalannya. Kosakata
yang digunakan untuk menulis puisi tidak boleh sembarangan, biasanya penyair
menulis puisi menggunakan kata yang menggandung makna. Kosakata dalam
KBBI mempunyai arti perbendaharaan kata, sedangkan dalam Firman dkk (2019)
menyatakan bahwa kosakata adalah kumpulan kata yang dimiliki oleh seseorang.
Kosakata menurut Narigiyantoro (2001: 213) merupakan kekayaan kata yang
dimiliki individu. Sedangkan menurut Kridalaksana (1982: 98) kosakata diartikan
sebagai bagian dari bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan
pemakaian kata dalam bahasa. Menurut Dowdowski (1982: 1454) menyatakan
bahwa kosakata adalah keseluruhan kata baik aktif maupun pasif yang terdapat
dalam suatu bahasa. Sehingga dapat diartikan bahwa kosakata adalah banyaknya
kata yang dimiliki oleh individu.
Peneliti mengambil populasi dari kelas V sekolah dasar dengan rata-rata
umur 10-11 tahun. Pada kelas V sekolah dasar siswa sudah mempunyai kosakata
yang relevan banyak. Kosakata yang dimiliki siswa kelas V sudah mencapai ribuan
kata. Dalam Tarigan (2015) pada umur 7-11 tahun perkembangan berpikir siswa
telah mencapai pada konsep-konsep abstrak dan potensial sedangkan dalam
3
perkembangan bahasa telah mencapai kompetensi penuh. Sehingga peneliti ingin
membuktikan bahwa kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V cenderung
sudah baik dengan penguasaan kosakata yang dimilikinya.
Dari hasil wawancara kepada kepala sekolah bapak Supaat S.Pd pada
tanggal 10 september 2020, penguasaan kosakata siswa sudah diajarkan sejak awal
pembelajaran dengan diadakannya kegiatan literasi membaca dari pihak sekolah.
Berkaitan dengan adanya Penumbuhan Budi Pekerti yang dicantumkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2015 sehingga
menteri pendidikan dan kebudayaan mengharuskan sekolah untuk mengadakan
kegiatan literasi sekolah. Kegiatan literasi sekolah merupakan gerakan sosial
dengan memadukan beberapa kegiatan dasar seperti membaca, menulis, menyimak
dan mendengarkan. Saptarengga (2014) berargumentasi bahwa literasi adalah
kemampuan berpikir manusia dalam mengucapkan kata dengan jelas segala
kejadian dalam tulisan. Kegiatan literasi dilakukan kurang lebih 15 menit diawal
pembelajaran. Tujuan diadakannya kegiatan literasi membaca untuk menambah
penguasaan kosakata siswa dalam Bahasa Indonesia dan menjadikan kebiasaan
membaca untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Tetapi pada masa pandemi
covid-19 pembelajaran literasi tidak dilaksanakan. Dampak yang terjadi akibat
tidak dilaksanakan literasi membaca yaitu siswa menjadi malas untuk membaca dan
menjadikan kosakata siswa cenderung lebih menurun.
Pembelajaran di sekolah dasar selama pandemi covid-19 dilakukan secara
daring. Pada kelas tinggi pembelajaran dilakukan melalui tatap muka dan aplikasi
di handphone seperti whatsapp, google classroom, dan aplikasi belajar lainnya.
Sedangkan pada pembelajaran di kelas rendah pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan sistem belajar kelompok, dimana pembelajaran dilakukan dengan
berkumpul di salah satu rumah siswa dan pembelajaran hanya dilakukan selama
kurang lebih satu jam. Kelas rendah menggunakan pembelajaran daring hanya
untuk pembagian tugas saja. Dikarenakan tidak semua orangtua siswa mempunyai
handphone, sehingga pembelajaran dilakukan dengan kelompok belajar.
Dalam pembelajaran daring, kendala yang dirasakan pihak sekolah yaitu
pembelajaran tidak bisa secara optimal karena waktu pembelajaran hanya dilakukan
4
selama satu hingga dua jam saja. Pembelajaran membuat siswa jenuh dan bosan,
tidak adanya sinyal di desa Tempur, serta pembelajaran yang dilakukan kurang
sesuai dengan anjuran pemerintah dikarenakan pembelajaran masih dilakukan
secara luring.
Dari hasil wawancara dengan bapak Sudiro S.Pd guru kelas V di SD N 02
Tempur pada tanggal 10 September 2020, pada kelas V sekolah dasar di desa
Tempur dalam masa pandemi covid-19 penguasaan kosakata yang dimiliki siswa
rata-rata cukup baik. Kosakata siswa dapat dilihat dari bagaimana mereka
menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis. Dalam menjawab pertanyaan
siswa masih berdominan dengan jawaban yang singkat. Dari keseluruhan siswa
kelas V sekolah dasar, terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam melakukan
interaksi sosial dalam hal menjawab pertanyaan atau mengajukan pendapat baik
dengan guru maupun dengan teman sebaya. Sehingga dalam menjawab pertanyaan
terdapat perbedaan jawaban antara siswa yang aktif dengan siswa yang pendiam.
Adanya ketidaksesuaian jawaban dengan soal bagi siswa yang pendiam
membuktikan bahwa penguasaan kosakata siswa yang kurang aktif lebih rendah
dibandingkan dengan siswa yang aktif.
Sedangkan dalam wawancara dengan siswa kelas V, siswa menyatakan
bahwa dalam membuat puisi siswa masih kesulitan. Siswa dalam membuat puisi
harus mempunyai referensi terlebih dahulu untuk memudahkannya menulis puisi.
Siswa kesulitan dalam merancang ide dan menuangkannya ke dalam bait puisi.
Dalam hal ini siswa harus mencari buku tentang puisi dan mencari puisi dari
internet. Dari seluruh siswa kelas V terdapat beberapa siswa yang telah berhasil
membuat puisi sesuai dengan indikator puisi. Indikator puisi antara lain yaitu,
kesesuaian judul dengan isi, diksi atau pemilihan kata dan pencitraan atau
penggunaan majas. Siswa yang berhasil membuat puisi sesuai indikator adalah
siswa yang sering membaca buku dengan kosakata yang lebih banyak dibandingkan
dengan siswa yang kurang membaca buku. Siswa yang memiliki kosakata
cenderung lebih sedikit mengakibatkan kesulitan menentukan diksi dalam menulis
puisi.
5
Penguasaan kosakata berkaitan erat dengan kemampuan menulis puisi.
Dalam kemampuan menulis puisi seseorang harus menggunakan kata yang
bermakna, sehingga dalam pemilihan kata atau diksi seseorang harus memahami
kata-kata tersirat. Kata tersirat dalam KBBI adalah tersimpul; terkandung; atau
tersembunyi. Hal ini menyebabkan seseorang harus mengetahui kosakata yang
cenderung banyak agar dapat memudahkannya dalam menulis puisi. Seperti halnya
para penyair menggunakan kata tersirat dalam membuat puisi agar menciptakan
puisi yang indah dan bermakna.
Dalam penelitian Diana Saraswati R. yang berjudul “Hubungan Antara
Penguasaan Kosakata dan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Gugus
Ki Hajar Dewantoro Kota Semarang”, menggunakan jenis penelitian korelasi dan
sampel sebanyak 90 siswa dengan teknik tes. Hasil dari penelitian adalah
penguasaan kosakata siswa memperoleh skor rata-rata 69 dengan kategori baik, dan
keterampilan menulis puisi rata-rata skor 68,6 dengan kategori baik, sehingga dapat
disimpulkan bahwa adanya hubungan antara penguasaan kosakata siswa dengan
keterampilan menulis puisi di kelas III SDN Gugus Ki Hajar Dewantara dengan
signifikasi korelasi sebesar 0,498.
Sedangkan dalam penelitian Siti A’isah yang berjudul “Hubungan
Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD
Negeri Se-Gugus Setya Secang Kabupaten Magelang”, menggunakan jenis
penelitian korelasi, teknik sampel rumus slovin dengan error sampling 5% dan
pengumpulan data dengan teknik tes. Hasil dari penelitian adalah hubungan kedua
variabel bersifat positif dimana hasil perhitungan teknik korelasi product moment
yaitu 0,729 dan jumlah N = 112 dengan taraf signifikan 5% yaitu 0,186. Hasil rhitung
lebih besar daripada rtabel yang artinya terdapat hubungan penguasaan kosakata
dengan keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Setya
Secang kabupaten Magelang.
Dalam penelitian Damaris Simbolon yang berjudul “Hubungan Penguasaan
Kosakata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN 104204
Sambirejo Timur Tahun Ajaran 2017/2018”, penelitian menggunakan jenis
penelitian korelasi dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu
6
tes, dengan tes validitas untuk penguasaan kosakata menggunakan analisis product
moment soal sebanyak 30 butir dimana 25 soal dinyatakan valid sedangkan 5 soal
dinyatakan tidak valid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan
penguasaan kosakata siswa yaitu 71,68 dan rata-rata kemampuan menulis puisi
siwa yaitu 78,2. Dari data tersebut Rxy atau rhitung mendapatkan nilai sebesar 0,797
dengan taraf signifikan 0,05 dan N = 48. Sehingga diperoleh hasil bahwa Rxy >
rtabel (0,797 > 0,284). Dari hasil tersebut dapat dihitung nilai domisili dari Rxy
dengan rumus r2x100% sebesar 63,52%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
63,52% kemampuan menulis puisi dipengaruhi oleh penguasaan kosakata siswa
sedangkan 36,48% dipengaruhi oleh faktor lain.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih mendalam tentang Pengaruh Penguasaan Kosakata Siswa Terhadap
Kemampuan Menulis Puisi pada Kelas V Sekolah Dasar di Desa Tempur. Dengan
harapan adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan
menulis puisi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa banyak kosakata yang dikuasai oleh siswa kelas V sekolah dasar
di desa Tempur?
2. Seberapa besar pengaruh penguasaan kosakata siswa dalam kemampuan
menulis puisi siswa kelas V sekolah dasar di desa Tempur?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menemukan seberapa banyak kosakata yang dikuasai oleh siswa kelas V
sekolah dasar di desa Tempur.
2. Menemukan pengaruh penguasaan kosakata siswa dalam kemampuan
menulis puisi siswa kelas V sekolah dasar di desa Tempur.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis dan praktis kepada pihak yang bersangkutan.
7
1.4.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat penambah wawasan dalam melakukan
penelitian yang sama yaitu penguasaan kosakata dan kemampuan
menulis puisi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah dalam bidang
pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
a. Dapat menjadikan siswa lebih mengenal ragam kosakata Bahasa
Indonesia dengan benar.
b. Meningkatkan pemahaman kosakata Bahasa Indonesia siswa.
c. Menyadarkan siswa bahwa pentingnya mempelajari kosakata
Bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan.
2. Bagi Guru
a. Sebagai informasi bagi guru bahwa pentingnya pembelajaran
kosakata Bahasa Indonesia kepada siswa.
b. Sebagai motivasi agar guru memberikan pengajaran kosakata baik
secara lisan maupun tertulis.
c. Sebagai motivasi guru mengajak siswa untuk membaca buku agar
menambah kosakata Bahasa Indonesia siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan masukan kepada sekolah agar menyediakan
perpustakaan sehingga siswa dapat membaca buku untuk
menambah keragaman kosakata siswa.
4. Bagi Peneliti
Dalam penelitian ini diharapkan peneliti sebagai calon guru SD dapat
memahami bahwa penguasaan kosakata bagi siswa itu penting. Hal ini
meningkatkan semangat peneliti untuk meneliti penguasaan kosakata yang
dimiliki oleh siswa. Kosakata yang didapatkan oleh siswa tidak hanya
8
sebagai komunikasi lisan maupun tertulis, tetapi juga menciptakan minat
dan kreasi siswa dalam membuat sebuah karya.
1.5 Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang keliru dari pembaca dalam memahami
maksud yang terkandung dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Penguasaan
Kosakata Siswa Terhadap Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas V Sekolah
Dasar di Desa Tempur”, maka peneliti akan memberikan batasan pengertian
sebagai berikut:
1. Penguasaan Kosakata
Penguasaan kosakata yang dimaksud oleh peneliti adalah kemampuan
siswa sekolah dasar dalam memahami dan mengungkapkan kata baik secara
lisan maupun tertulis. Kosakata yang dimiliki seseorang berfungsi untuk
memudahkan seseorang mengutarakan isi pikiran atau gagasan yang
dimilikinya sebagai alat komunikasi.
2. Kemampuan Menulis Puisi
Kemampuan menulis puisi yang dimaksud oleh peneliti adalah
kemampuan siswa sekolah dasar dalam menuangkan ide dan perasaannya
melalui tulisan yang berbentuk bait dan memiliki irama dalam pelafalannya.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka dalam penelitian ini memuat beberapa hal pokok yaitu
deskripsi konseptual, penelitian relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
Deskripsi konseptual meliputi hakikat pengaruh, pengertian kosakata, penguasaan
kosakata, pembentukan kosakata, pengembangan kosakata, kemampuan menulis,
tujuan menulis, kemampuan menulis puisi, ragam dan unsur puisi, teknik penulisan
puisi, dan pembelajaran Blended Learning.
2.1 Deskripsi Konseptual
2.1.1 Hakikat Pengaruh
Pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sesuatu
(orang, benda) yang menimbulkan kekuatan dan berperan dalam membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Menurut WJS. Poerwardaminta dalam
(Pratiwi, 2018) pengaruh merupakan seusatu yang dapat muncul karena adanya
daya. Dalam Roykhanah (2018) pengaruh merupakan seseorang atau benda yang
mengakibatkan timbulnya sesuatu yang mengakibatkan adanya perubahan di
sekitarnya. Sedangkan menurut Arifannisa dkk (2017) pengaruh adalah sesuatu
yang mempunyai daya untuk mengubah sesuatu yang lain. Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah suatu kekuatan yang berperan terhadap
sesuatu baik itu benda, makhluk hidup maupun sesuatu yang ada di alam. Pengaruh
dalam penelitian ini merujuk pada penguasaan kosakata dalam kemampuan menulis
puisi.
2.1.2 Pengertian Kosakata
Kosakata berkaitan erat dengan bahasa, kosakata memudahkan seseorang
dalam berbicara maupun memahami pembicaraan orang lain. Pada saat usia anak
memasuki dunia pendidikan kosakata yang dimiliki oleh anak telah mencapai
ribuan kata. Kosakata dalam KBBI adalah perbendaharaan kata atau banyaknya
kata yang dimiliki. Dalam Wikipedia kosakata adalah kumpulan kata yang dimiliki
10
seseorang yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Sebagaimana
dikemukakan dalam Jana (2015) bahwa kosakata adalah dasar dari setiap bahasa
yang digunakan untuk mengungkapkan ide, keinginan, harapan, baik secara lisan
maupun tertulis. Dalam Munirah dkk (2016) kosakata merupakan keseluruhan kata
yang dimiliki oleh suatu bahasa baik lisan maupun tertulis. Kosakata dasar (basic
vocabulary) adalah kata-kata yang tidak mengalami perubahan atau sedikit sekali
berubah yang kemungkinannya diambil dari bahasa lain. Kosakata dasar terdiri atas
istilah kekerabatan, nama-nama anggota tubuh, kata ganti dan penunjuk, kata
bilangan pokok, kata kerja pokok, kata keadaan pokok, dan benda-benda umum
(Tarigan, 2015:3).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah
kumpulan kata untuk menyampaikan gagasan atau ide baik secara lisan maupun
tertulis yang dimiliki oleh seseorang. Kosakata merupakan dasar dari suatu bahasa
yang digunakan untuk menyusun kalimat.
Kosakata dalam dunia pendidikan sangat diperlukan siswa untuk
meningkatkan ragam bahasanya. Menurut Susanti (2016) tingkat pendidikan atau
intelejensi seseorang dapat dilihat dari penguasan kosakata yang dimilikinya.
Sedangkan Ramliyana (2016) menyatakan bahwa kosakata yang dimiliki oleh
seseorang dapat bertambah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
usia, menurutnya kosakata adalah kata yang terdapat pada suatu bahasa yang
dimiliki oleh seseorang dan dipakai dalam dunia ilmu pengetahuan. Kosakata dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam melakukan pembelajaran, sehingga guru
sebagai fasilitator harus mengembangkan kosakata yang dimiliki siswanya, salah
satunya dengan cara memberikan bacaan.
2.1.3 Penguasaan Kosakata
Kosakata yang dimiliki oleh seseorang berbeda-beda, penguasaan kosakata
dapat dilihat dari penggunaan kata yang digunakan saat berbicara. Menurut Farida
dkk (2019) menyatakan bahwa mempelajari kosakata sangatlah penting karena jika
seseorang tidak bisa memahami kosakata, maka seseorang akan kesulitan dalam
aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menurut Fajriah (2015)
11
penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang menggunakan dan
memanfaatkan kata dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Sedangkan Bakri
(2019) menyatakan bahwa penguasaan kosakata adalah kemampuan dalam
menguasai sejumlah kosakata yang dikuasai seseorang untuk digunakan dengan
tepat, baik secara pasif-reseptif maupun secara produktif-aktif. Adhani (2017:3)
menyatakan bahwa kosakata aktif adalah kosakata yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam berbicara maupun menulis contohnya pada surat
kabar, majalah dan buku, sedangkan kosakata pasif adalah kosakata yang jarang
diketahui orang bahkan tidak pernah digunakan dalam kehidupan sehari-hari
contohnya pada buku sastra atau teks kuno. Menurut Djiwandono dalam (Firman,
2019) menyatakan bahwa penguasaan kosakata pasif-perseptif merupakan
pemahaman kata yang memiliki makna khusus dan hanya diketahui oleh sebagian
orang tetapi tidak dapat digunakan secara wajar, sedangkan penguasaan kosakata
aktif-produktif adalah pemahaman kata yang maknanya bersifat universal dan
digunakan secara wajar.
Berikut ini contoh kata-kata aktif dan pasif.
Tabel 2.1 contoh kata-kata aktif dan pasif
No Kata Aktif Kata Pasif
1 Akhir Purna
2 Anak Rini
3 Angin Bayu, Pawana
4 Awal Purba, Purwa
5 Malam Ratri
6 Ilmu Widya
7 Kasih Asih
8 Menang Jaya
12
9 Bulan Candra
10 Duduk Bersemayam
11 Bagus Elok
12 Berkata Bertitah
13 Gunung Ardi
14 Muka Durja
15 Sambil Seraya
Sumber: diadaptasi dari Agnes, A. (2017). Kosakata Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Textium.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata
adalah kemampuan seseorang memanfaatkan kata dalam menuangkan ide dan
gagasannya baik secara lisan maupun tulisan. Kosakata dibagi menjadi dua yaitu
kosakata aktif dan pasif. Penguasaan kosakata dapat dilakukan dengan cara
membaca, mendengar maupun menyimak.
2.1.4 Pembentukan Kosakata
Dalam Adhani (2017:9) menurut wujudnya kosakata terdiri dari beragam
bentuk yaitu kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata serta singkatan
dan akronim.
a. Kata Dasar
Kata dasar merupakan kata yang belum terdapat imbuhan kata, biasanya terdiri
dari satu kata seperti makan, minum, pintar, belajar, mandi, tidur dan lain
sebagainya.
b. Kata Turunan
Kata turunan adalah kata yang mendapatkan imbuhan seperti ber-, ter-, -an, -
kan pem-an, ber-kan, dan lain-lain. Contohnya yaitu bermain, terduga, makanan,
berikan, pembuatan, berdasarkan dan lain sebagainya.
13
c. Bentuk Ulang
Bentuk ulang adalah hasil kaya yang diucapkan secara berulang biasanya
mempunyai arti jumlah yang banyak seperti pada kata anak maka kata tersebut
menunjukkan satu anak sedangkan pada kata anak-anak menunjukkan bahwa
terdapat beberapa anak atau lebih dari satu anak.
d. Gabungan Kata
Gabungan kata adalah dua kata yag memiliki arti berbeda ketika digabungkan
akan mendapatkan arti baru contohnya yaitu orangtua, kacamata, matahari dan lain
sebagainya.
e. Singkatan dan akronim
Singkatan adalah satu atau beberapa huruf yang digunakan dalam tulisan dan
memiliki arti.
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan atau jabatan misalkan A.H. Ubaidillah
(Ahmad Hasan Ubaidillah), Prof. Dr. Listyani (Profesor Doktor Listyani),
Bpk (Bapak).
2. Singkatan resmi lembaga pemerintah, organisasi, serta nama dokumen
resmi, misalkan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) PT (Perguruan Tinggi/
Perseroan Terbatas) KTP (Kartu Tanda Penduduk).
3. Singkata berupa gabungan huruf misalkan tp (tapi), no (nomor).
4. Singkatan dua huruf misalkan a.n (atas nama), d.a (dengan alamat).
5. Singkatana lambang, kimia, ingkatan satuan ukuran, takaran, timbangan,
mata uang seperti cm (centimeter), kg (kilogram), Rp (rupiah).
Akronim adalah singkatan dari beberapa kata yang digunakan sebagai sebuah
kata.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dengan huruf kapital
seperti SIM (Surat Izin Mengemudi)
2. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur dengan
huruf awal kapital contohnya Kapolda (Kepala Kepolisian Daerah).
3. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari beberapa kata ditulis
dengan kuruf kecil contohnya pemilu (pemilihan umum).
14
2.1.5 Pengembangan Kosakata
Dalam Tarigan (2015:19) menyatakan bahwa pengembangan kosakata
dapat dikategikan sebagai berikut:
1. Ujian sebagai pengajaran, misalkan menjodohkan kata yang tepat.
2. Petunjuk konteks, misalnya mengisi kalimat rumpang.
3. Sinonim, antonym dan homonim.
Sinonim seperti kata lembut sama dengan halus,
Antonim seperti kata lembut berlawanan dengan kasar,
Homonim seperti kata halus yang berarti tidak kasar atau sangat kecil.
4. Asal usul kata, misalkan kata etimologi yang berasal dari bahasa Yunani
yaitu etymos = kata dan logos = ilmu.
5. Prefiks atau awalan, misalkan imbuhan kata se- pada kata seorang yang
berarti satu orang.
6. Sufiks atau akhiran, misalkan imbuhan –an pada kata lapangan yang berarti
tempat.
7. Akar kata, misalkan pada kata tas dapat berupa pentas, batas, pantas, atas,
utas.
8. Ucapan dan ejaan, misalkan pada kata petani maka akan dieja pe-ta-ni.
9. Semantik, misalkan pada kata pemilu yang berarti pemilihan umum.
10. Majas, seperti pada majas hiperbola yaitu memeras keringat yang artinya
kerja keras.
11. Sastra dan pengembangan kosakata seperti pada kata indah permai.
12. Penggunaan kamus seperti kata ca.bai n 1 Tanaman perdu yang buahnya
berbentuk bulat panjang yang ujungnya meruncing, apabila sudah tua
berwarna merah kecokelatan atau hijau tua; Lombok; Capsicum annuum; 2
Buah cabai (biasa dibuat sambal atau campuran sayur)
13. Permainan kata, seperti pada teka teki silang.
Kosakata yang dimiliki oleh seseorang dapat diuji melalui pengujian
kosakata. Tarigan (2015:23) menyatakan bahwa pengujian kosakata pada
dasarnya terdapat 4 cara yaitu:
a. Identifikasi, yaitu menemukan kata yang sesuai dengan penggunaannya.
15
b. Pilihan ganda, yaitu memilih kata yang tepat sesuai dengan kata yang
diujikan dari beberapa pilihan kata.
c. Menjodohkan, yaitu mencocokkan kata antara jalur kiri dengan kanan yang
berhubungan.
d. Memeriksa, memeriksa kata yang diketahui atau tidak diketahui dan
menuliskannya kembali.
2.1.6 Kemampuan Menulis
Kemampuan atau dalam bahasa inggris disebut sebagai ability. Kemampuan
dalam KBBI adalah kecakapan, kesanggupan, atau kekuatan. Dalam Wikipedia
kemampuan diartikan sebagai daya tampung seseorang dalam melakukan beragam
pekerjaan pada suatu pekerjaan, atau dapat diartikan sebagai sebuah penilaian atas
apa yang dapat dilakukan individu. Menurut Eliana (2016) kemampuan merupakan
kesanggupan seseorang dalam melakukan sesuatu sebagai hasil latihan dalam upaya
mencapai tujuan. Menurut Handayani (2021) kemampuan merupakan kecerdasan
diri yang dimiliki oleh seseorang berupa sikap alami dalam melakukan suatu
pekerjaan. Sedangkan Suhayah dan Titi Rachmi (2017) kemampuan merupakan
kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan secara terus menerus untuk
mengembangkan aktivitasnya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
adalah kesanggupan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu dengan melakukan
sesuatu secara terus menerus dan berkesinambungan. Kemampuan dan
keterampilan memiliki definisi yang berbeda, kemampuan merupakan kapasitas
yang dimiliki setiap individu untuk melakukan beragam tugas dalam pekerjaan
sedangkan keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan
supaya lebih cepat dan mudah atau disebut dengan skill.
Dalam pengajaran bahasa menulis merupakan salah satu kemampuan
berbahasa selain kemampuan membaca, berbicara dan menyimak. Dalam Yanti
dkk (2018) menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran dan perasaan secara
tertulis. Menurut Erliana (2016) menulis merupakan kegiatan menyampaikan
pikiran secara tertulis yang bertujuan untuk dinikmati oleh pembacanya. Sedangkan
16
menurut Gunawan (2019) menyatakan bahwa menulis adalah proses membuat
karya tulisan yang berisi gagasan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses
merangkai kata untuk mengutarakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.
Menulis merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang sejak dini dan
dapat ditingkatkan menjadi suatu keahlian.
Kemampuan menulis merupakan memampuan menyampaikan gagasan,
perasaan dan pengalaman kepada orang lain menggunakan bahasa tulis.
Kemampuan menulis meliputi 3 aspek yaitu, aspek isi, aspek retorika dan aspek
kebahasaan. Aspek isi adalah ide atau gagasan yang dituangkan dalam bentuk karya
seni, aspek retorika adalah pemakaian bahasa dalam membuat karya seni,
sedangkan aspek kebahasaan adalah ketepatan dalam ucapan dan ketepatan
pemilihan kata (Munirah dkk, 2016).
2.1.7 Tujuan Menulis
Yunus (2015:26) menyatakan bahwa ada beberapa macam tujuan menulis
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana untuk menceritakan sesuatu.
2. Sebagai alat untuk menginformasikan sesuatu kepada pembaca.
3. Sebagai sarana untuk membujuk pembaca agar pembaca melakukan hal
yang disajikan dalam tulisan.
4. Sarana edukasi untuk mendidik pembaca.
5. Tulisan yang bersifat menyenangkan dapat menghibur pembaca.
6. Memotivasi pembaca agar bertindak lebih baik.
7. Sebagai perantara untuk mengekspresikan perasaan dan emosi.
2.1.8 Kemampuan Menulis Puisi
Kata puisi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu poieo atau poio yang
berarti saya membuat dan dijabarkan menjadi seni tertulis. Dalam Wikipedia puisi
merupakan karya sastra seseorang yang menggunakan pemilihan kata (diksi) dan
pola tertulis untuk menyampaikan sebuah pesan. Sedangkan dalam KBBI puisi
17
merupakan sastra yang tersusun dari larik dan bait serta menggunakan pelafalan
irama, ritma, dan rima; perbuatan mengarang dalam bahasa yang katanya dipilih
dan ditata agar mempertegas kesadaran orang dalam membacanya dan
menggunakan tanggapan khusus dalam penataannya melalui bunyi, irama, dan
pesan khusus; sajak yang artinya bentuk karya sastra yang penempatan katanya
secara berbaris dan terikat. Puisi adalah bahasa perasaan yang dipadupadankan
dengan kata-kata sehingga menimbulkan makna mendalam dan mengandung
keindahan. Menurut Kosasih (2016:59) puisi merupakan bentuk karya sastra
dengan menggunakan kata-kata indah dan bermakna mendalam. Senada dengan
Kosasih menurut Mabruri (2020) puisi adalah suatu karya yang menggunakan
susunan bahasa yang padat dan indah untuk menggambarkan ekspresi seorang
pengarang. Sulkifli dkk (2016) juga menyatakan bahwa puisi adalah kata yang
memadukan bahasa perasaan dengan respon yang mendalam.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan
salah satu karya sastra yang menggambarkan ekspresi pengarang menggunakan
bahasa yang indah dan bermakna. Puisi dapat dikatakan sebagai pengungkapan diri
seseorang melalui tulisan.
Sulkifli dkk (2016) menulis puisi adalah kegiatan kreatif berupa proses
berpikir atau proses penyair menceritakan suatu objek seni dengan kata-kata yang
bersifat tersirat. Menurut Nasution (2020) menulis puisi merupakan kegiatan
mengekspresikan perasaan berdasarkan pengalaman melalui tulisan. Dalam Saputra
(2019) menulis puisi merupakan kegiatan mengekspresikan pikiran dan perasaan
berbentuk karangan yang utuh dan bermakna melalui tulisan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis puisi adalah
kegiatan mengekspresikan diri melalui kata-kata berbentuk sastra yang memiliki
keindahan dan bermakna. Penulis puisi dapat pengalaman hidupnya melalui sebuah
puisi dengan pemilihan kata yang indah.
2.1.9 Ragam dan Unsur Puisi
Aminuddin (2013:134) menyatakan bahwa ragam puisi ditinjau dari bentuk
maupun isi adalah sebagai berikut:
18
1. Puisi epik, yaitu puisi yang bertemakan kepahlawanan. Puisi epic dibedakan
atas puisi folk epic (nilai akhir puisi yang dinyanyikan) dan puisi literary
epic (nilai akhir puisi dibaca atau dipahami maknanya).
2. Puisi naratif, yaitu puisi yang bertemakan peristiwa cerita. Puisi naratif
dibedakan atas folk ballad dan literary ballad.
3. Puisi lirik, yaitu puisi yang menceritakan tentang pengalaman dan perasaan
penyair.
4. Puisi dramatic, yaitu puisi yang menggambarkan perilaku seseorang
sehingga mengandung kisah.
5. Puisi didaktik, yaitu puisi yang bertemakan nilai pendidikan.
6. Puisi satirik, yaitu puisi yang mengandung sindiran tentang kehidupan.
7. Romance, yaitu puisi yang bertemakan kasih saying.
8. Elegi, yaitu puisi yang mengandung kesedihan.
9. Ode, yaitu puisi yang mengandung pujian untuk seseorang yang berjasa.
10. Himne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan.
Seperti yang dinyatakan oleh Aminuddin (2013:136) dalam bukunya bahwa
unsur-unsur puisi meliputi:
1. Bunyi
a. Rima, yaitu persamaan bunyi dalam larik puisi.
b. Irama, yaitu paduan bunyi yang menyebabkan unsur musikalisasi pada
puisi.
c. Ragam bunyi meliputi bunyi euphony (bunyi yang memiliki akhiran
huruf vocal yang dapat mengekspresikan kegembiraan seperti tertawa,
bahagia, dan lain-lain), bunyi cacophony (bunyi yang dapat
mengekspresikan ketenangan, biasanya berakhiran kata konsonan
seperti kata sedih) dan bunyi anamatope (bunyi yang memberikan
pengaruh suara sebenarnya misalkan pada suara titik air hujan).
2. Kata dalam puisi
a. Lambang, yaitu kata yang mempunyai makna leksikal.
b. Utterance atau indice, yaitu kata yang memiliki makna sesuai dengan
keberadaan dalam kalimat.
19
c. Simbol, kata yang mengandung makna ganda.
3. Larik dan baris dalam puisi, yaitu kesatuan yang lebih besar dari kata dan
mendukung makna dalam puisi.
4. Bait dalam puisi, yaitu lebih besar dari larik yang membentuk satuan makna
dalam puisi.
5. Tipografi dalam puisi, yaitu cara penulisan yang berbeda sehingga
menampilkan bentuk berbeda.
Sedangkan menurut Kosasih (2012:91) unsur-unsur puisi meliputi unsur fisik
dan unsur batin.
1. Unsur Fisik
a. Diksi (pemilihan kata)
Kata konotasi, adalah kata yang memiliki makna tidak sebenarnya.
Tabel 2.2 Contoh Kata Konotasi
Kata Dasar Arti
Jejak kaki Tapak Pengalaman Hidup
Jalan Tempat untuk melintas Alur Kehidupan
Diserap Masuk ke dalam lubang
kecil
Dimanfaatkan
Akar Bagian terbawah dari
pohon
Awal kehidupan
Sumber: diadaptasi dari Kosasih, E. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan
Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Kata-kata berlambang, adalah gambar, tanda atau kata yang memiliki arti
tertentu.
b. Pengimajinasian
Pengimajinasian adalah susunan kata yang menimbulkan khalayan. Seperti
pada kata melihat benda-benda atau mendengarkan suara.
20
c. Kata konkret
Kata konkret merupakan kata yang nyata atau jelas sehingga pembaca dapat
merasakan secara jelas puisi yang dibacanya.
d. Bahasa figuratif (majas)
Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu
dalam membuat puisi.
e. Rima/ ritma
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi sedangkan ritma adalah
pengulangan kata atau kalimat dalam bait puisi.
f. Tata wajah (tipografi)
Tipografi adalah teknik yang digunakan dalam menata dan memilih huruf
dengan indah.
2. Unsur batin
a. Tema
Tema merupakan gagasan pokok penyair yang diungkapkan dalam puisi.
b. Perasaan
Perasaan yang ada pada puisi merupakan penyampaian ekspresi penyair
yang dituangkan dalam kata-kata yang indah.
c. nada dan suasana
Nada merupakan sikap tertentu penyair terhadap pembaca seperti bersikap
menyindir, menasehati, atau menggurui. Sedangkan suasana adalah akibat yang
dirasakan pembaca setelah membaca puisi tersebut.
d. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
2.1.10 Teknik Penulisan Puisi
Menurut Sugiarto (2015:39) teknik penulisan puisi untuk pemula adalah
sebagai berikut:
21
1. Berlatih menulis puisi dengan bantuan puisi
a. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari referensi puisi sesuai
dengan tema yang akan di tulis. Misalkan pada puisi Chairil Anwar yang
berjudul Ibu yang Hebat.
Tuhan mencintakan ibu yang sangat hebat
Ibu yang sangat cantik dan bijaksana
Ibu yang memiliki sayap terindah
Malaikat saja takjub dengan senyumnya
Senyum seperti cahaya
Hatinya seperti emas
Matanya terpancar sinar yang indah
Ibu yang hebat untukku dan keluargaku
b. Selanjutnya penggal beberapa baris puisi berdasarkan kalimat yang
terdapat ide.
Tuhan mencintakan ibu yang sangat hebat
Ibu yang sangat cantik dan bijaksana
……………………………………..
…………………………………….
Senyum seperti cahaya
Hatinya seperti emas
…………………………………….
…………………………………….
c. Isi bagian kosong dengan kata-kata sendiri.
d. Jika bagian kosong sudah diisi dengan kata-kata sendiri selanjutnya
hapus bagian puisi asli.
e. Setelah menjadi puisi utuh dengan kata-kata sendiri, periksa kembali
puisi.
f. Jika puisi sudah baik berikanlah judul.
22
2. Berlatih menulis puisi dengan bantuan catatan pribadi
a. Buatlah catatan berdasarkan pengalaman.
b. Buanglah kalimat yang dianggap kurang penting.
c. Setelah tersisa beberapa kalimat selanjutnya buanglah kata-kata yang
kurang penting sehingga tersisa kalimat-kalimat inti.
d. Selanjutnya susun kalimat menjadi baris.
e. Padatkan baris dengan cara membuang kata yang dianggap tidak perlu.
f. Setelah menjadi sebuah puisi selanjutnya beri judul yang tepat.
2.1.11 Pembelajaran Blended Learning
Dalam etimologi Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu blended yang
artinya campuran dan Learning yang artinya pembelajaran. Menurut Banggur dkk
(2015) pembelajaran Blended Learing adalah model pembelajaran yang
menggabungkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan menurut Widiara (2018)
pembelajaran Blended Learning merupakan strategi belajar mengajar berbasis tatap
muka dan teknologi informasi yang dilakukan secara daring untuk mencapai tujuan
belajar. Menurut Rachman (2019) Blended Learning merupakan pembelajaran yang
dapat dilakukan siapa saja, dimana saja dan kapan saja dengan mengabungkan
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran e-learning. Sedangkan menurut Usman
(2018) Blended Learning adalah penggabungan pembelajaran di kelas (tradisional)
dan pembelajaran teknologi informasi (online).
Berdasarkan pada beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Blended Learning adalah penggabungan antara model pembelajaran
tatap muka dan model pembelajaran online (daring). Pembelajaran tatap muka
merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dengan bertemu secara langsung baik
di kelas maupun di luar kelas sedangkan pembelajaran online (daring) adalah
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan informasi secara
online dengan menggunakan koneksi internet.
23
Menurut Khoiroh dkk (2017) tujuan pembelajaran Blended Learning adalah
sebagai berikut:
Perkembangan peserta didik menjadi lebih baik dalam proses belajar.
Peluang pembelajaran secara mandiri, bermanfaat dan terus berkembang
secara praktis-realistis baik bagi pengajar maupun siswa.
Penggabungan pembelajaran tatap muka dan online dapat meningkatkan
penjadwalan yang fleksibilitas.
Menurut Usman (2018) kelebihan dan kelemahan pembelajaran Blended
Learning adalah sebagai berikut:
Kelebihan
a. Pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
b. Pembelajaran secara mandiri.
c. Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
d. Pembelajaran lebih mudah.
Kekurangan
a. Jika sarana dan prasarana tidak mendukung penggunaan media yang beragam
akan sulit diterapkan.
b. Jika jaringan kurang memadai maka akan menyulitkan siswa.
c. Masyarakat yang kurang memahami teknologi.
d. Fasilitas pembelajaran kurang seperti computer dan internet.
e. Penggunaan model pembelajaran Blended Laernig memerlukan strategi
pembelajaran yang tepat.
2.2 Penelitian Relevan
Berdasarkan studi atau penelitian yang sejenis dengan pokok masalah yang
diharapkan dalam skripsi yang telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti
terdahulu. Fakta-fakta atau data yang dikemukakan diambil dari sumber-sumber
aslinya. Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan kajian
pustaka penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pada penelitian yang dilakukan oleh Marlina Bakri pada tahun 2019
dengan judul “The Effect of Vocabulary Matery On The Poetry Writing Skills”.
24
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata
terhadap keterampilan menulis puisi. Metode yang digunakan penelitian kuantitatif
korelasional dengan teknik analisis jalur. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas X SMA Negeri 2 Papolo dengan sampel 176 siswa. pengumpulan sampel
dilakukan dengan teknik random sampling. Data yang diambil dengan
menggunakan teknik tes, analisis data menggunakan analisis inferensial dan data
diolah dengan menggunakan SPSS. Dari hasil perhitungan statistic dengan bantuan
SPSS variabel penguasaan kosakata memiliki nilai rata-rata 68,77 dengan standar
deviasi 5,416, nilai median 69 dan nilai mode 67. Sedangkan dalam perhitungan
statistic dengan bantuan SPSS variabel keterampilan menulis puisi memiliki nilai
rata-rata 83,16 dengan standar deviasi 6,073, nilai median 83 dan nilai mode 81.
Dari hasil analisis tersebut didapatkan hasil penelitian yaitu adanya hubungan
antara penguasaan kosakata (X) dan keterampilan menulis puisi (Y) yaitu 19,9%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa
terhadap keterampilan menulis puisi.
Penelitian yang dilakukan oleh Gugun Gunawan pada tahun 2019 dengan judul
“Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Puisi Pada Siswa
Kelas X IIS SMA Negeri 1 Cigudeg Bogor”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bahwa kegiatan menulis membutuhkan suatu penguasaan kosakata
yang baik. Penelitian ini berbentuk kuantitatif dengan metode penelitian
korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IIS SMAN 1
Cigudeg Bogor dengan sampel 40 siswa. teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah cluster random sampling. Data yang diambil
menggunakan tes tertulis. Dalam menguji hubungan kedua variabel peneliti
mendapatkan hasil r xy = 0,520. Dengan r tabel pada taraf signifikan yaitu 0,403.
Dengan kata lain r hitung lebih besar daripada r tabel sehingga (0,520) > (0,403).
Maka koefisien korelasi yaitu postif atau dapat dikatakan terdapat hubungan antara
penguasaan kosakata siswa dengan kemampuan menulis puisi.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sri Ramadhani pada tahun 2020
dengan judul “Model Pembelajaran Sinektik dan Penguasaan Kosakata Terhadap
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Pangeran Antasari Medan Tahun
25
Pembelajaran 2020”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan
pengaruh model pembelajaran dan penguasaan kosakata terhadap keterampilan
menulis puisi siswa kelas V SD Pangeran Antasari Medan. Metode yang digunakan
dalam penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen semu.
Populasi keseluruhan berjumlah 123 orang yang terdiri dari empat kelas.
Pengumpulan data dilakukan dengan tes. Dari hasil penelitian terdapat nilai rata-
rata yaitu 35,13; nilai modus 37,5; skor median 35,5 serta standar deviasi sebesar
4.64. dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa adanya pengaruh model
pembelajaran sintetik terhadap keterampilan menulis puisi siswa. Dalam kelompok
penguasaan kosakata kelas pertama yang memiliki penguasaan kosakata tinggi
mendapatkan hasil penelitian dengan nilai rata-rata 36,8; skor modus 38,5; skor
median 38,28 serta standar deviasi 3,52. Sedangkan dalam kelas kedua yang
memiliki penguasaan kosakat rendah mendapatkan hasil penelitian dengan nilai
rata-rata 31,9; skor modus 33,36; skor median 31,17; dan standar deviasi 2,54.
Dalam hal ini membuktikan bahwa siswa yang memiliki penguasaan kosakata
tinggi lebih baik dalam menulis puisi dibandingkan dengan siswa yang penguasaan
kosakatanya rendah, sehingga dapat diartikan bahwa adanya pengaruh penguasaan
kosakata siswa terhadap keterampilan menulis puisi. Hubungan antara pengaruh
model pembelajaran sinektik dan penguasaan kosakata terhadap keterampilan
menulis puisi siswa kelas V SD dapat dilihat dari hasil Fhitung = 20,35 dengan dk =
4,02. Dari hasil tersebut menyatakan bahwa H0 ditolak sedangkan Ha diterima
dengan taraf signifikan 5%. Dengan deikian dapat disimpulkan bahwa adanya
interaksi antara model pembelajaran dan penguasaan kosakata terhadap
keterampilan menulis puisi.
Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan PenelitianRelevan dengan Penelitian Peneliti
No Peneliti Judul Metode Persamaan Perbedaan
1 Marlina
Bakri
The Effect
of
Vucabulary
Matery On
Kuantitatif
Korelasional
Tujuan dari
penelitian
sama dengan
peneliti yaitu
Populasi
dilakukan pada
siswa SMA
sedangkan
26
The Poetry
Writing
Skills
mengetahui
pengaruh
penguasaan
kosakata
dengan
menulis puisi.
peneliti
menggunakan
populasi siswa
SD.
Metode
penelitian
menggunakan
korelasi
sedangkan
peneliti
menggunakan
metode
penelitian
eksperimen.
2 Gugun
Gunawan
Hubungan
Penguasaan
Kosakata
dengan
Kemampua
n Menulis
Puisi Pada
Siswa
Kelas X IIS
SMA
Negeri 1
Cigudeg
Bogor
Kuantitatif
Korelasional
Ruang lingkup
penelitian
sama yaitu
meneliti
tentang
penguasaan
kosakata
terhadap
kemampuan
menulis puisi.
Variabel sama
yaitu
penguasaan
kosakata dan
Metode
penelitian
menggunakan
korelasi
sedangkan
peneliti
menggunakan
metode
penelitian
eksperimen.
Populasi
penelitian
menggunakan
siswa SMA
sedangkan
27
kemampuan
menulis puisi.
peneliti
menggunakan
siswa SD.
3 Sri
Ramadhani
Model
Pembelajar
an Sinektik
dan
Penguasaan
Kosakata
Terhadap
Keterampil
an Menulis
Puisi Siswa
Kelas V
SD
Pangeran
Antasari
Medan
Tahun
Pembelajar
an 2020
Kuantitatif
Eskperimen
Metode
penelitian
sama yaitu
menggunakan
metode
eksperimen.
Populasi yang
digunakan
menggunakan
siswa kelas V
SD
Menggunakan
model
pembelajaran
sinektik
sedangkan
peneliti hanya
focus pada
pengajaran
kosakata.
Sumber: Peneliti (2021)
2.3 Kerangka Berpikir
Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan selain kemampuan
mendengarkan, membaca, menyimak, yang harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan
ini dilatih seiringan dengan kemampuan membaca. Pada siswa kelas V kemampuan
menulis yang dipelajari beraneka ragam salah satunya adalah menulis puisi.
Penulisan puisi yang baik harus dapat memadupadankan keserasian kata-kata dan
kedalaman maknanya. Hal ini mengharuskan siswa memahami kosakata yang
28
beragam agar dapat memudahkan siswa dalam membuat puisi dengan kata yang
indah saat dibaca.
Penguasaan kosakata yang baik haruslah sesuai dengan indikator
penguasaan kosakata. Dalam kemampuan menulis puisi kosakata yang digunakan
siswa adalah aktif produktif. Menurut Djiwandono dalam (Firman, 2019)
menyatakan bahwa indikator penguasaan kosakata aktif-produktif yaitu
menyebutkan kata sesuai makna, sinonim, antonim, dan melengkapi kata. Indicator
tersebut harus dikuasai oleh siswa agar memiliki penguasaan kosakata yang baik.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Tes sesuai dengan
indikator penguasaan
kosakata:
Menyebutkan kata
sesuai makna
Sinonim
Antonim
Melengkapi kata
Penguasaan Kosakata
Tingkat penguasaan
kosakata tinggi
Tingkat penguasaan
kosakata rendah
Penguasaan kosakata yang baik
memudahkan siswa dalam
membuat puisi
Penguasaan kosakata yang rendah
menjadikan siswa kesulitan dalam
membuat puisi
29
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
a. Hipotesis Kerja (Ha)
”Adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan
menulis puisi pada siswa kelas V sekolah dasar di desa Tempur”.
b. Hipotesis Nol (H0)
“Tidak adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan
menulis puisi pada siswa kelas V sekolah dasar di desa Tempur”.
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih satu tahun tepatnya pada
pertengahan tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2021, meliputi kegiatan
persiapan hingga pelaksanaan. Rangkaian penelitian dilaksanakan pada semester
genap MI Al- Anwar, SD 02N dan SDN 03 di Desa Tempur, Kecamatan Keling
Kabupaten Jepara.
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berdasarkan pada
tipe penelitian eksperimen. Menurut Purwanto (2011:47) penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang menggunakan cara pengukuran dalam pengumpulan
datanya. Sedangkan penelitian kuantitaif tipe eksperimen menurut Sugiyono
(2016:72) adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan percobaan akan sesuatu
dengan perlakuan tertentu dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian eksperimen dibagi menjadi 3 yaitu Pre Experimental, True
Experimental dan Quasi Experimental. Penelitian Pre Experimental adalah
penelitian eksperimen yang belum sesungguhnya karena variabel luar masih
berpengaruh terhadap variabel dependen. Penelitian True Experimental adalah
penelitian eksperimen yang dapat mengontrol variabel luar dalam pengaruhnya
terhadap jalannya eksperimen. Sedangkan penelitian Quasi Experimental adalah
penelitian eksperimen yang memiliki kelompok control namun tidak dapat
mengontrol variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen (Sugiyono,
2016:74). Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental yaitu jenis
penelitian yang mengambil 2 kelompok dimana 1 kelompok mendapatkan
perlakuan sedangkan kelompok lainnya tidak diberikan perlakuan. Dalam
penelitian ini terdapat 2 kelompok yang dipilih menggunakan teknik sampling
jenuh dikarenakan jumlah siswa kurang dari 30 siswa. Sedangkan model penelitian
yang digunakan dalam Quasi Experimental adalah Nonequivalent Control Group
31
Design. Dimana sebelum diberikan tindakan kedua kelompok diberikan tes awal
(pretest) untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata. Selanjutnya kelompok
eksperimen diberikan perlakuan yaitu pengajaran kosakata selama 5 pertemuan,
sedangkan untuk kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan pengajaran kosakata.
Setelah diberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen kemudian kedua
kelompok diberikan tes kembali (posttest). berikut merupakan gambar Quasi
Experimental Design dengan model Nonequivalent Control Group (Sugiyono,
2016:97)
Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group
Keterangan:
O1 = Kelompok eksperimen sebelum diberikan tindakan
O2 = Kelompok eksperimen setelah diberikan tindakan
O3 = Kelompok kontrol sebelum diberikan tindakan
O4 = Kelompok kontrol yang tidak diberikan tindakan
X = tindakan (pengajaran kosakata)
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari subjek penelitian meliputi kualitas
dan karakteristik yang hendak diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas 5 MI Al-Anwar Tempur yang berjumlah 20 siswa, SD N 02 Tempur
yang berjumlah 12 siswa dan seluruh siswa kelas 5 dan SD N 03 Tempur yang
berjumlah 7 siswa.
Sampel adalah bagian dari populasi yang hendak diteliti. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh (sensus)
merupakan teknik pengambilan sampel yang menggunakan seluruh populasi
sebagai sampel, hal ini dikarenakan jumlah populasi kurang dari 30 orang. Sampel
O1 X O2
O3 O4
32
dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD N 02 Tempur dan SD N 03
Tempur yang berjumlah 39 siswa.
3.4 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan dalam mengumpulkan
informasi dari lapangan. Sumber data diperoleh dari sumber primer dan sumber
sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang memberikan data secara
langsung, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang memberikan data
secara tidak langsung seperti melalui dokumen atau orang lain (Sugiyono,
2016:137).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
tes, wawancara dan dokumentasi.
1. Wawancara
Menurut Siregar (2015:40) wawancara merupakan proses mencari
informasi/data dengan melakukan Tanya jawab. Wawancara dilakukan untuk
menemukan permasalahan yang harus di teliti. Wawancara dibagi menjadi 2 yaitu
wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara struktur adalah
wawancara yang dilakukan jika peneliti telah mengetahui informasi yang akan
diperoleh, misalkan pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak. Sedangkan
wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan bebas tanpa
terikat dengan pedoman wawancara.
Pada penelitian ini teknik wawancara menggunakan wawancara tidak
berstruktur dimana responden memberikan jawaban yang berkaitan dengan
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara ini digunakan untuk
mendapatkan informasi yang kebih mendalam tentang masalah yang akan diteliti.
2. Tes
Tes adalah pemberian soal kepada peserta didik untuk dikerjakan agar
mendapatkan data yang valid. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
hasil belajar (achievement test) dan tes kemampuan. Tes hasil belajar digunakan
untuk mengukur hasil dari perlakuan pembelajaran yang dilakukan, sedangkan
33
untuk tes kemampuan digunakan untuk mengukur perbandingan kemampuan
menulis puisi.
Pada kegiatan awal tes diberikan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
kosakata dan kemampuan menulis puisi siswa. Kemudian kelompok eksperimen
diberi tindakan pengajaran kosakata selama kurang lebih 5 pertemuan. Setelah
perlakuan dilaksanakan kemudian diberikan tes kembali untuk mengetahui
peningkatan kosakata siswa. Untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa,
setelah melakukan posttest peneliti memberikan tes kemampuan kepada siswa
untuk menulis sebuah puisi dengan tema keindahan alam.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara yang dilakukan dalam pengumpulan data berupa
penggunaan dokumen sebagai bukti akurat untuk memperoleh informasi.
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa data siswa kelas V di SDN 02 Tempur
dan SDN 03 Tempur.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Variabel Penelitian
Pada sebuah penelitian terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau
memberikan perubahan kepada variabel terikat. Sedangkan variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadikan akibat dari penelitian.
Variabel dalam penelitian ini adalah penguasaan kosakata sebagai variabel bebas
dan kemampuan menulis puisi sebagai variabel terikat.
Pada variabel bebas yaitu penguasaan kosakata diukur dengan tes yang
dinyatakan dalam bentuk angka dengan jumlah soal tes sebanyak 20 soal.
Pertanyaan berisi menyebutkan kata sesuai makna sebanyak, sinonim, antonim dan
melengkapi kata. Sedangkan pada variabel terikat yaitu kemampuan menulis puisi,
seseorang harus mengetahui apa saja yang dilakukan ketika menulis puisi agar puisi
tersebut menjadi baik. Indikator dalam kemampuan menulis puisi antara lain
adalah:
34
a. Diksi (pemilihan kata)
b. Pengimajinasian
c. Kata konkret
d. Bahasa figuratif (majas)
Dalam penelitian ini kemampuan siswa dalam menulis puisi yang akan diteliti
adalah:
a. Kemampuan siswa dalam memilih kata
b. Kemampuan siswa dalam merangkai kata dan kalimat
c. Kemampuan siswa menggunakan imajinasinya
3.5.2 Jenis Instrumen dan Skala Pengukuran
1. Jenis Instrumen
Penelitian ini menggunakan instrumen tes dan instrumen non tes.
a. Instrumen tes
Instrument tes berupa pemberian pretest dan posttest yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan menulis puisi berdasarkan tingkat penguasaan
kosakata siswa. Jenis tes yang digunakan merupakan tes tertulis yang berbentuk
pilihan ganda. Pretest adalah tes yang dilakukan diawal sebelum dilakukan
tindakan untuk mengetahui prestasi awal siswa. Sedangkan posttest adalah tes
yang diberikan setelah dilakukan tindakan untuk mengetahui prestasi siswa
setelah diberikan tindakan.
b.Instrumen non tes
Wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti dan
pembelajaran yang dilakukan selama masa pandemi Covid-19. Wawancara
merupakan kegiatan melakukan tanya jawab untuk mecari data dari responden.
Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara. Sedangkan
dalam dokumentasi digunakan beberapa dokumen untuk mendapatkan data
sebagai pembuktian dalam penelitian yang alamiah, stabil dan tidak reaktif.
2. Skala Pengukuran
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio dimana dalam
penskoran tes menggunakan 0 mutlak. Sedangkan untuk mengukur kemampuan
35
menulis puisi siswa yaitu menggunaka skala ordinal yaitu mempunyai gradasi
jawaban dari sangat positif sampai sangat negatif maupun sebaliknya.
3.5.3 Tahapan Pengembangan Instrumen
1. Kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi umum
Tabel 3.1 Kisi-kisi Umum
Variabel Sumber Data Metode Instrumen
Penguasaan
Kosakata
Siswa Tes Soal tes
Kemampuan
Menulis Puisi
Siswa Tes Soal tes
Guru Wawancara Pedoman
wawancara
Sumber: Peneliti (2021)
Kisi-kisi Khusus
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Penguasaan Kosakata
Variabel Indikator
Variabel
Jumlah Soal Nomor Soal
Penguasaan
Kosakata
Menyebutkan kata
sesuai makna
7 1, 5, 10, 15, 19,
22, 29
Sinonim 8 2, 6, 9, 13, 16,
20, 23, 26
Antonim 8 4, 7, 11, 14, 18,
21, 25, 28
36
Melengkapi kata 7 3, 8, 12, 17, 24,
27, 30
Sumber: Peneliti (2021)
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Menulis Puisi
No Aspek yang Diamati Tingkat Capaian Kinerja
1 2 3 4 5
1 Diksi (Pemilihan Kata)
2 Pengimajinasian
3 Kata Konkret
4 Bahasa Figuratif (Majas)
Sumber: Peneliti (2021)
Keterangan:
1 = Kurang Sekali
2 = Kurang
3 = Sedang
4 = Baik
5 = Baik Sekali
2. Pengujian validitas
Validitas adalah suatu cara untuk menunjukkan kelayakan alat ukur yang
dijadikan sebagai pengukuran sesuatu. Menurut Sugiyono (2016:125) validitas
dibagi menjadi 3 jenis yaitu validitas isi, validitas kontruksi dan validitas
eksternal.
a. Validitas Isi
Validitas isi adalah membandingkan isi instrumen tes dengan materi
pelajaran yang telah diajarkan. Kemudian intrumen tes dikonsultasikan
37
dan diujicobakan. Kriteria untuk instrumen validitas isi dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Instrumen Validitas Isi
No Kriteria instrumen validitas isi
1 Memuat petunjuk mengerjakan soal
2 Memuat identitas peserta
3 Kesesuaian soal dengan tingkat berpikir siswa
4 Terdapat kriteria penskoran dan penilaian
5 Kunci jawaban sesuai dengan pertanyaan
6 Butir soal tidak tergantung dengan soal lainnya
7 Kesesuaian bahasa yang digunakan jelas, mudah dipahami dan
tidak bermakna ganda
Sumber : diadaptasi dari Nurgiyantoro (2014:24)
Validitas soal tes dapat diukur dengan menjumlahkan skor dari
validator dan di rata-rata dengan rumus sebagai berikut:
Skor rata-rata: Σ𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟
Σ𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟
Instrumen penelitian dikatakan valid jika validator telah menyatakan
kesesuaian antara isntrumen dengan kriteria yang telah ditentukan.
Adapun penskoran dari validitas adalah sebagai berikut:
38
Tabel 3.5 Skor Uji Validitas Isi
Skor Kriteria Keterangan
28-21 Sangat Baik Soal dapat digunakan tanpa revisi
20-14 Baik Soal dapat digunakan dengan sedikit revisi
13-7 Cukup Soal dapat digunakan dengan banyak revisi
7-0 Kurang baik Soal belum dapat digunakan dan masih
memerlukan bimbingan
Sumber: Peneliti (2021)
Berdasarkan pada penilaian validitas isi dari validator yaitu guru
kelas V Sekolah Dasar menunjukkan bahwa jumlah skor dari setiap item
penilaian berjumlah 26 poin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal tes
layak untuk digunakan tanpa adanya revisi.
b. Validitas Kontruksi
Validitas kontruksi adalah validitas instrumen yang diukur
berdasatkan aspek-aspek tertentu dengan berlandaskan teori. Dalam
perhitungan validitas menggunakan bantuan SPSS Statistic 21 dengan
jumlah responden (n) 21 orang dapat dihitung dengan teknik korelasi
product moment dengan rumus sebagai berikut (Siregar, 2015:77) :
rhitung = n(∑XY)−(∑X)(∑Y)
[n(∑X2)−(∑Y)2][n(∑Y2)−(∑Y)2]
Keterangan:
n = Jumlah respoden
X = Skor variabel (jawaban responden)
Y = skor total dari variabel untuk responden ke-n
39
Dalam Ardianti, dkk (2019:75) menyatakan bahwa kriteria
penafsiran dikatakan valid jika indeks korelasinya sebagai berikut:
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Koefisien
0 < rxy ≤ 0,2 Sangat Rendah
0,2 < rxy ≤ 0,4 Rendah
0,4 < rxy ≤ 0,6 Cukup
0,6 < rxy ≤ 0,8 Tinggi
0,8 < rxy ≤ 1 Sangat Tinggi
Sumber : diadaptasi dari Sekar dkk (2019). Statistik Pendidikan. Kudus: Badan
Penerbit Univeristas Muria Kudus
Dari hasil perhitungan nantinya dapat menunjukkan instrument yang
mempunyai korelasi tinggi maupun rendah. Jika instrumen
mendapatkan korelasi rendah, dapat dikatakan bahwa butir soal harus
dipertimbangkan untuk direvisi.
3. Penghitungan reliabilitas
Reabilitas suatu tes adalah ketetapan suatu tes, yaitu sejauh mana tes dapat
dipercaya untuk mengukur sesuatu dan tidak berubah-ubah meskipun dilakukan
ditempat yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2016:130) dalam melakukan
pengujian reabilitas pada sebuah instrumen dilakukan secara internal dan
eksternal. Reabilitas yang digunakan pada peneitian ini selain menggunakan
SPSS statistic 21 juga dapat menggunakan reabilitas Alpha Cronbach dengan
rumus sebagai berikut:
r11 = [k
k − 1] [1 −
Σ𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 ]
Keterangan:
40
r11 = Koefisien reliabilitas instrument
k = Jumlah butir pertanyaan
Σ𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir
𝜎𝑡2 = Varian total
3.6 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, teknik penelitian menggunakan analisis data kuantitatif.
Statistik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yaitu
statistik menganalisis data mendiskripsikan atau menggambarkan data untuk
membuat kesimpulan (Sugiyono, 2016:147).
Dalam analisis data pengujian hipotesis harus berkaitan erat dengan rumusan
masalah. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Paired Sample T-Test.
Paired Sample T-Test merupakan uji hipotesis yang memberikan perlakuan
terhadap satu kelompok sampel namun kelompok sampel lainnya tidak diberikan
perlakuan. Untuk menentukan perbandingan data peneliti menggunakan soal
pretest dan posttest.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan
menulis puisi pada kelas V sekolah dasar di Desa Tempur
Ha : Adanya pengaruh penguasaan kosakata siswa terhadap kemampuan
menulis puisi pada kelas V sekolah dasar di Desa Tempur
Sebagai Uji prasyarat penelitian, peneliti melakukan uji normalitas dan uji
homogenitas terlebih dahulu pada data yang akan dianalisis.
1. Uji normalitas
Uji normalitas data adalah uji yang digunakan untuk mengetahui tentang
kenormalan distribusi suatu data. Dalam Ardianti, dkk (2019:60) untuk
melakukan uji normalitas data menggunakan rumus chi-kuadrat dengan
rumus sebagai berikut:
X2 = [(𝑂𝑖−𝐸𝑖)2
𝐸𝑖]
41
Keterangan:
X2 = Nilai chi-kuadrat
Ei = Frekuensi yang diharapkan
Oi = Frekuensi yang diperoleh
Jika X2hitung ≤ X2
tabel maka data dapat dikatakan normal, sedangkan jika
X2hitung ≥ X2
tabel maka data dikatakan tidak normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji yang digunakan untuk menentukan suatu data
homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas yang digunakan
adalah uji F dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis dan taraf signifikan
Ho : 𝜎𝑥2 = 𝜎𝑦
2 artinya varian data homogen
Ho : 𝜎𝑥2 ≠ 𝜎𝑦
2 artinya varian data tidak homogen
b. Mencari varian/ standar deviasi
Sx2 = √
𝑛Σ𝑋2−(Σ𝑋)
𝑛(𝑛−1)
Sy2 = √
𝑛Σ𝑌2−(Σ𝑌)
𝑛(𝑛−1)
c. Mencari F Hitung
F= variansi tertinggi
variansi terendah
d. Membandingkan Fhitung dan Ftabel
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data dinyatakan homogen, sedangkan jika
Fhitung ≥ Ftabel maka data dinyatakan tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah beberapa uji prasyarat diatas selanjutnya peneliti menganalisis data
menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk membandingkan data pretest dan
posttest. Dalam Ardianti, dkk (2019:100) rumus uji t dengan hipotesis sebagai
berikut:
Ho : 𝜇1 = 𝜇2
Ha : 𝜇1 ≠ 𝜇2
42
t hitung= x
1− x
2
√𝑆𝑥1−𝑥22 (
1
𝑛𝑥1+
1
𝑛𝑥2
Dengan S2x1-x2 =
Σ(𝑋𝑖1− x2
)2
𝑛𝑥1+𝑛𝑥2−2
Keterangan:
x 1 = Rata-rata sampel 1
x 2 = Rata-rata sampel 2
S2x1-x2 = Simpangan baku gabungan
nx1 = Banyak data sampel kelompok 1
nx2 = Banyak data sampel kelompok 2
Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%, dengan
kriteria pengujian Ha diterima jika thitung > ttabel sehingga Ho ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh penguasaan kosakata
dengan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V Sekolah Dasar di Desa
Tempur. Sebaliknya jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh penguasaan
kosakata dengan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas V Sekolah Dasar
di Desa Tempur.
43
DAFTAR PUSTAKA
A’isah, Siti. 2015. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis
Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus Setya Secang Kabupaten
Magelang. Skripsi.
Adhani, Agnes. 2017. Kosakata Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Textium.
Aminuddin. 2013. Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensido.
Ardianti, Sekar Dwi, dan Fina Fakhriyah. 2019. Statistik Pendidikan. Kudus: Badan
Penerbit Universitas Muria Kudus.
Arifannisa, Winna dan Arie Apriadi Nugraha. 2017. Pengaruh Faktor-faktor
Fundamental dan Faktor-faktor Teknikal Terhadap Harga Saham (Studi
Empiris Perusahaan Manufaktur Sekor Industri Barang Konsumsi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015). Bandung:
Unveristas Widyatama.
Bakri, Marlina. 2019. The Effect of Vocaburaly Mastery On The Poetry Writing
Skills. International Journal of Language Education and Cultural Review
(IJLECR). 5(1): 144-152.
Banggur. Maria Dissriany Vista, Robinson Situmorang dan Rusmono. 2018.
Pengembangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning Pada Mata
Pelajaran Etimologi Multimedia. Jurnal Teknologi Pendidikan. 20(2): 152-
165.
Djiwandono. (2008). Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB.
Dosen Pendidikan. Pengertian Kosakata. diakses tanggal 23 September 2020 dari
https://www.dosenpendidikan.co.id/contoh-kosakata-bahasa-indonesia/.
Effendy, Muhadjir. 2019. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Pedoman Organisasi dan
Tata Kerja Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Fajriah, Zahratun. 2015. Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab
(Mufradat) Melalui Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar. Jurnal
Pendidikan Usia Dini. 9(1): 107-126.
Farida, Dian, Hasna Dian Isrina, dan Yanuarti Apsari. 2019. The Implementation of
Flash Cards to Improve Student’s Vocabulary Mastery. PROJECT. 2(3):
351-356.
Firman, A.D., Heksa Biopsi Puji Hastuti, Sukmawati, Rahmawati. Analisis
Hubungan Penguasaan Kosakata dan Kemampuan Memahami Unsur
Intrinsik Cerpen Siswa SMP di Kota Kediri. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa.
8(1): 123-142.
44
Gani, Syafiuddin, Rahmawati, Mulawati, Mohammad Hanafi, dan Jamaluddin M.
2018. Perkembangan Puisi Indonesia di Sulawesi Tenggara Periode 1985-
2015. Sulawesi Tenggara: Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara.
Gunawan, Gugun. 2019. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan
Menulis Puisi Pada Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Cigudeg Bogor. El-
Banar: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. 2(1): 36-43.
Handayani, Nela Resti. 2021. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau
dari Kepercayaan Diri Pada Materi Himpunan Siswa Kelas VII SMP 8
Muhammadiyah Batu. Skripsi.
Jana, Nur. 2015. Hubungan Antara Skemata dan Penguasaan Kosakata dengan
Kemampuan Membaca Pemahaman. DIALEKTIKA: Jurnal Pendidikan
Bahasa, Sastra dan Matematika. 1(1): 32-41.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kemampuan. Diakses tanggal 29 Agustus 2020
dari https://jagokata.com/arti-kata/kemampuan.html.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kosakata. Diakses tanggal 20 Agustus 2020 dari
https://kbbi.web.id/kosakata.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pengaruh. Diakses tanggal 29 Desember 2020 dari
https://kbbi.web.id/pengaruh.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tersirat. Diakses tanggal 24 September 2020 sari
https://kbbi.web.id/tersirat.
Khoiroh, Ni’matul, Munoto dan Lilik Anifah. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran
Blended Learning dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan. 10(2): 97-110.
Kosasih. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Mabruri, Zuniar Kamaluddin. 2020. Kajian Tipografi Puisi-puisi Indonesia.
Prakerta. 3(1): 1-5.
Munirah dan Hardian. 2016. Pengaruh Kemampuan Kosakata dan Struktur Kalimat
Terhadap Kemampuan Menulis Paaragraf Deskripsi Siswa SM. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra. 16(1): 78-87.
Nasution, Marataon. 2020. Menulis Puisi dengan Pendekatan Literasi Perpustakaan
Sekolah. Linguistik Jurnal Bahasa dan Sastra. 5(1): 63-70.
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Pratiwi, Anggraeni Evi. 2017. Pengaruh Hand and Body Racikan Terhadap Kulit
Wanita di Kelurahan Maricayya Baru Kota Makassar. Thesis.
Purwanto. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rachman, Aditia, Yusep Sukrawan dan Dei Rohendi. 2019. Penerapan Model
Blended Learning dalam Peningkatan Hasil Belajar Menggambar Objek 2
Dimensi. Journal of Mechanical Engineering Education. 6(2): 145-152.
45
Rahayu, Diana Saraswati. 2016. Hubungan Antara Penguasaan Kosakata dan
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas III SDN Gugus Ki Hajar
Dewantoro Kota Semarang. Skripsi.
Ramadhani, Sri. 2020. Model Pembelajaran Sinektik dan Penguasaan Kosakata
Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Pangeran Antasari
Medan tahun Pembelajaran 2020. Bima Gogik. 7(1): 12-22.
Ramliyana, Randi. 2016. Media Komik Sebagai Upaya Peningkatan Penguasaan
Kosakata Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing
(BIPA). Riksa Bahasa. 2(2): 207-218.
Roykhanah, Siti. 2018. Pengaruh Tagline Shopee Terhadap Keputusan Pembelian
Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Skripsi.
Saputra, Ady. 2019. Penerapan Metode Karya Wisata dalam Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi pada Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Burneo Tarakan. Jurnal Pendidikan Dasar Burneo. 1(1):
1-14.
Sapterangga, Hari. 2014. Membangun Budaya Literasi. Diakses tanggal 23
September 2020 dari
https://www.kompasiana.com/www.setaranews.com/membangun-budaya-
literasi.
Simbolon, Damaris. 2018. Hubungan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan
Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V SDN 104204 Sambirejo Timur Tahun
Ajaran 2017/2018. Skripsi.
Siregar, Syofian. 2015. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sugiarto, Eko. 2015. Terampil Menulis: Tips dan Trik Menulis Laporan, Opini,
Cerpen, Puisi, Pantun. Yogyakarta: Morfalingua.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhayah, dan Titi Rachmi. 2017. Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal
Warna Melalui Metode Eksperimen Dalam Pembelajaran Sains. Ceria
Jurnal Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini. 6(1): 85-96.
Sulkifli dan Marwati. 2016. Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri Satu Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara. Jurnal Bastra
1(1): 1-22.
Syamsudin, Amir. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57
Tahun 2014 Tentang Pengembangan, Pembinaan dan Pelindungan Bahasa
dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia. Jakarta: Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Usman. 2018. Komunikasi Pendidikan Berbasis Blended Learning dalam
Membentuk Kemandirian Belajar. Jurnalisa. 4(1): 136-150.
46
Widiara, I Ketut. 2018. Blended Learning Sebagai Alternatif Pembelajaran di Era
Digital. Purwadita. 2(2): 50-56.
Wikipedia. Kemampuan. Diakses tanggal 29 Agustus 2020 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan
Wikipedia. Kosakata. Diakses tanggal 27 Agustus 2020 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata.
Wikipedia. Puisi. Diakses tanggal 4 September 2020 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Puisi
Yanti, Nirma, Abdoel Gafar dan Afif Rofii. 2018. Pengaruh Penggunaan Media
Gambar Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Rakyat Siswa Kelas VII SMP
Negeri 6 Kota Jambi Tahun Ajaran 2017/2018. Aksara: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Bahasa dan Sasta Indonesia. 2(2): 67-76.
Yunus, Syarifudin. 2015. Kompetensi Menulis Kreatif. Bogor: Ghalia Indonesia.
47
LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan
Jadwal Kegiatan Bulan Kegiatan Skripsi
Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1. Pra Pelaksanaan Penelitian
a. Survei
b. Pengajuan judul skripsi
c. Wawancara dengan kepala
sekolah dan guru
d. Penyusunan proposal
e. Menentukan instrumen
penelitian
2. Pelaksaaan
a. Pretest
48
b. Perlakuan
c. Postest
d. pengolahan data
3. penyusunan laporan
a. Penyusunan data hasil
penelitian
b. Pembuatan laporan
49
Lampiran 2 Daftar Nama Siswa
DAFTAR NAMA SISWA
No NAMA JENIS KELAMIN
1 AA Laki-laki
2 AAD Laki-laki
3 AAYF Laki-laki
4 ADMA Perempuan
5 AF Laki-laki
6 AHS Laki-laki
7 AKS Perempuan
8 AL Laki-laki
9 ANN Perempuan
10 AR Laki-laki
11 BSF Perempuan
12 DDAF Perempuan
13 FAR Laki-laki
14 FF Laki-laki
15 FR Perempuan
16 GAS Laki-laki
17 HNS Perempuan
18 IDA Perempuan
19 JAM Perempuan
20 JM Perempuan
21 JVS Perempuan
22 KAN Perempuan
23 LEL Perempuan
24 MA Laki-laki
50
25 MDM Laki-laki
26 MFA Laki-laki
27 MNA Laki-laki
28 MU Laki-laki
29 MWZ Laki-laki
30 NAM Perempuan
31 NAM Perempuan
32 NT Perempuan
33 QZAM Perempuan
34 SA Perempuan
35 SM Perempuan
36 SVA Laki-laki
37 TF Perempuan
38 WKM Perempuan
39 ZA Perempuan
51
Lampiran 3 Lembar Wawancara
LEMBAR WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
Hari/ Tanggal : Kamis, 10 September 2020
Tempat : Rumah Kepala Sekolah
Nama : Supaat S.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
No Pertanyaan Jawaban
1 Pada masa pandemi Covid-19
apakah pembelajaran masih
menggunakan tatap muka?
Awal masa pandemi Covid-19,
seluruh sekolahan ditutup dan
diliburkan untuk jangka waktu yang
relatif lama, selanjutnya
pembelajaran dilakukan secara
daring agar siswa mendapatkan
pengetahuan meskipun tidak sekolah.
Namun untuk saat ini pembelajaran
sudah dilakukan di sekolah dengan
jam pembelajaran yang singkat.
2 Bagaimana pembelajaran daring
yang dilakukan pada masa pandemi
Covid-19?
Pembelajaran daring dilakukan
dengan cara mengirimkan tugas
melalui chat grup, sedanagkan untuk
materi pembelajaran dilakukan
dengan tatap muka di salah satu
rumah siswa.
3 Apakah ada kendala dalam
melakukan pembelajaran selama
masa pandemi?
Kendala yang dirasakan selama masa
pandemi Covid-19 adalah kegiatan
pembelajaran yang kurang efektif
karena jam belajar terlalu singkat,
52
sinyal yang tidak stabil dan tidak
adanya hp untuk anak.
4 Sebelum masa pandemi Covid-19
apakah ada kegiatan literasi pada
awal pembelajaran dan mengapa
diadakannya kegiatan literasi
tersebut?
Ada, literasi dilakukan sebelum
memulai pembelajaran dengan kurun
waktu 5-10 menit. Tujuan
diadakannya literasi membaca untuk
menambah pengetahuan dan
kosakata siswa.
5 Lalu pada masa pandemi Covid-19
apakah kegiatan literasi masih
berjalan?
Literasi tidak dijalankan dikarenakan
jam pembelajaran yang hanya 1-2
jam saja.
53
LEMBAR WAWANCARA GURU
Hari/ Tanggal : Kamis, 10 September 2020
Tempat : Rumah Guru
Nama : Sudiro S.Pd
Jabatan : Guru Kelas V
No Pertanyaan Jawaban
1 Pada kelas V apakah ada siswa
yang mempunyai karakteristik
pemalu atau kurang bersosialisasi?
Ada, beberapa siswa kurang
bersosialisasi dengan temannya.
2 Bagaimana siswa dalam
menjawab pertanyaan baik lisan
maupun tertulis?
Jawaban siswa menggunakan bahasa
yang sederhana dan singkat.
3 Cara apa yang Bapak lakukan
kepada siswa yang menjawab
dengan singkat agar dapat
menjawab dengan lebih baik?
Memberikan kesempatan untuk
menjawab beberapa pertanyaan yang
sederhana namun mempunyai
jawaban yang lebih panjang,
memberikan pertanyaan kembali
melatih siswa untuk percaya diri
dalam menjawab soal.
4 Apakah ada siswa yang masih
kesulitan dalam kosakatanya
misalkan pada kegiatan membaca?
Untuk kegiatan membaca semua
siswa sudah baik, tidak ada kesulitan
dalam membaca buku.
54
5 Apakah ada hubungan siswa
dalam menjawab singkat dengan
tingkat pemahaman mereka?
Ada, siswa yang menjawab tidak
sesuai dengan soal cenderung
memiliki sifat pendiam sedangkan
siswa yang jawabannya bersangkutan
dengan soal cenderung lebih aktif
dalam pembelajaran.
55
LEMBAR WAWANCARA SISWA
Hari/ Tanggal : Jum’at, 11 September 2020
Tempat : Rumah Siswa
Narasumber : Siswa Kelas V
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah terdapat kesulitan dalam
membuat puisi?
Ada.
2 Kesulitan apa yang kalian
rasakan?
Memikirkan puisi yang sesuai
dengan tema dan membuat kata-kata
dalam puisi.
3 Bagaimana mengatasi kesulitan
dalam membuat puisi?
Dengan mencari buku maupun puisi
pada internet sebagai bahan referensi
agar lebih mudah dalam
mengembangkan kata-kata.
4 Apakah terdapat siswa yang mahir
dalam membuat puisi?
Ada, beberapa siswa msudah bisa
membuat puisi tanpa mencari
referensi dari buku maupun internet.
5 Apakah kalian mengerti tentang
majas dalam puisi?
Kurang begitu mengerti.
56
Lampiran 4 Soal Pretest
Nama :
Kelas :
Semester :
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Jumlah Soal :
Petunjuk Umum
1. Tulislah identitas anda terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal.
2. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum anda menjawabnya.
3. Dahulukan soal-soal yang dianggap mudah.
Pilihlah salah satu jawaban di bawah ini dengan memberi tanda (x) pada
huruf a,bc, atau d yang dianggap benar.
1. Langit mulai menunjukkan kegelapan
Awan hitam mulai berkumpul dan menangis
Membuat ribuan air bertetesan
Membasahi bumi pertiwi
Maksud dari kata “membasahi bumi pertiwi” adalah ….
a. Bumi menjadi basah
b. Bumi yang terlihat subur
c. Bumi mempunyai banyak pohon
d. Hujan yang terjadi di bumi
2. Hamparan tanah lapang membentang
Sang petani memberikan sumber kehidupan
………………………………………
Tanda bahwa masa panen akan segera datang
Kalimat yang tepat untuk melengkapi puisi di atas adalah ….
a. Pada padi yang mulai menunduk kekuningan
b. Matahari mulai bersembunyi di ujung lautan
c. Padi kehijauan mulai berayun-ayun
d. Angin sepoi mulai bertabrakan kesana kemari
57
3. Aku membuka jendela setiap matahari terbit
Menatap pegunungan yang indah nan lestari
Mendengarkan burung berkicau sepanjang pagi
Menjadikanku bergairah menyambut hari
Kata “terbit” mempunyai lawan kata yaitu ….
a. Masuk
b. Turun
c. Terbenam
d. Hilang
4. Sang raja siang ditengah hari
Teriknya panas mengundang dahaga
Membakar badan para pekerja di sini
Namun sinarmu sungguh bermakna
“sang raja siang” merupakan makna dari kata ….
a. Bulan
b. Bintang
c. Awan
d. Matahari
5. Disepanjang pantai
Pucuk-pucuk nyiur melambai-lambai
Menghias alam negeri nan permai
Membuat pikiran melayang kesana kemari
Kata “nyiur” dalam puisi di atas memiliki persamaan kata yaitu ….
a. Jati
b. Kelapa
c. Beringin
d. Cemara
58
6. Malam terang benderang
Menampakkan bintang-bintang
Diangkasa luas terbentang
Lantunan nyanyian ibu mulai bersenandung
Lawan kata “terang benderang” dari puisi di atas adalah ….
a. Bercahaya
b. Berkaca-kaca
c. Murung
d. Gelap gulita
7. Suara merdu kicauan burung
Cahaya matahari mulai memasuki kamarku
Jam alarmpun berbunyi nyaring
Membuatku terbangun melanjutkan hidupku
Lawan kata dari “merdu” adalah ….
a. Enak didengar
b. Suara indah
c. Suara keras
d. Suara berat
8. Keelokan alam sungguh mempesona
……………………………………..
Bersama hembusan angin sepoi
Memberikan kenangan yang tak terganti
Kalimat bermajas yang tepat untuk melengkapi puisi di atas adalah ….
a. Pohon tinggi dengan daun banyak
b. Pohon-pohon menari mengikuti irama
c. Hutan lebat dipenuhi pohon
d. Pohon sebagai tempat tinggal burung
59
9. Ombak bergulung-gulung memecah pantai
Nyiur hijau melambai-lambai
Burung-burung camar beterbangan di angkasa
Semua sungguh mempesona
Lawan kata dari “mempesona” adalah ….
a. Membosankan
b. Menarik
c. Memikat
d. Mengagumkan
10. Jalan setapak yang menanjak
Menuju pegunungan indah nan permai
Dengan tepian jurang yang curam
Bersama kesenangan dan kelelahan
Kata “jalan setapak” mempunyai arti ….
a. Jalan yang dapat dilalui semua kendaraan
b. Jalan yang digunakan untuk pesepeda motor
c. Jalan yang hanya dilalui oleh pejalan kaki
d. Jalan khusus untuk pengendara bus umum
11. Hutan hijau yang rindang
Pelindung bagi kehidupan
Rumah bagi para hewan
Sungguh sedap saat dipandang
Kata “rindang” pada puisi di atas mempunyai persamaan kata yaitu ….
a. Tebal
b. Tipis
c. Jarang
d. Gundul
60
12. …………………………………….
Bersama buih pembawa harapan
Disudut laut kutatap perahu cemong
Menjemput ayah sang pemberi kehidupan
Kalimat bermajas yang tepat untuk melengkapi puisi di atas adalah ….
a. Desir ombak memecah hening
b. Daun-daun berguguran
c. Tanah lumpur di sepetak sawah
d. banyak kendaraan kota yang melintas
13. Surga yang berada di desanya
Membuat orang terpana memandangnya
Dikelilingi oleh bukit membentang
Dengan aliran hulu sungai yang bening
Makna dari kata “surga” dalam puisi di atas adalah ….
a. Tempat yang banyak polusi
b. Tempat yang nyaman dan indah
c. Tempat ang kotor dan kumuh
d. Tempat yang banyak bunganya
14. Suara jangkrik mulai terdengar
Menandakan musim panas telah tiba
Sinar bulan yang menerangi malam
Dan bintangpun menampakkan dirinya
Persamaan kata “sinar” adalah ….
a. Gelap
b. Kelam
c. Gemerlap
d. Cahaya
61
15. Sawah-sawah berjejeran
Terlihat petani menanam padi
Bersenda gurau bersama
Menjadikan ladang lebih berseri
Kata “berjejeran” mempunyai lawan kata yaitu ….
a. berjauhan
b. berdampingan
c. berdekatan
d. berdempetan
16. Halaman hijau dengan tanah kecoklatan
Berdiri rumah berbilik bambu
Sederhana namun memberi kenangan
Itulah keindahan rumah Renu
Kata “bilik” mempunyai persamaan kata yaitu ….
a. Lantai
b. Atap
c. Tangga
d. Tembok
17. Nyanyian burung dipagi hari
Dengan suara merdu membangunkan diri
Sejenak aku merapikan tempat ini
Menghirup udara pagi ini
Lawan kata “sejenak” adalah ….
a. Sebentar
b. Lama
c. Singkat
d. Menunggu
62
18. Ketenangan bahari lepas
Tempat tinggal satwa laut
Terumbu karang terdiam
Ikan berenang berliku-liku
Persamaan kata “Bahari” adalah ….
a. Pantai
b. Hutan
c. Gunung
d. Laut
19. Embun pagi telah menanti
Bersama dengan terbitnya matahari
Berjejeran di sepanjang dahan ini
……………………………….
Kalimat yang tepat untuk melengkapi puisi di atas adalah ….
a. Membuat daun menjadi basah
b. Kusentuh embun di dahan
c. Membawa kesejukan dipagi hari
d. Menghilang karna panas matahari
20. Gemercik air sungai yang jernih
Dan ikan berenang kesana kemari
Batupun terdiam berjejeran dipinggir sungai
Daunpun terpancar sinar matahari
Kata “gemercik” mempunyai makna kata yaitu ….
a. Suara keras dan nyaring
b. Suara air yang jatuh
c. Suara berulang-ulang
d. Suara lirih tak terdengar
63
Lampiran 5 Kunci Jawaban
Kunci Jawaban
1. D
2. A
3. C
4. D
5. B
6. D
7. C
8. B
9. A
10. C
11. A
12. A
13. B
14. D
15. A
16. D
17. B
18. D
19. C
20. B
64
Lampiran 6 Uji Validitas Isi
65
66
67
Lembar 7 Uji Validitas Kontruksi
HASIL SPSS VALIDITAS KONTRUKSI
Item rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0.500 0.4438 VALID
Item 2 0.529 0.4438 VALID
Item 3 0.529 0.4438 VALID
Item 4 0.549 0.4438 VALID
Item 5 0.549 0.4438 VALID
Item 6 0.614 0.4438 VALID
Item 7 0.636 0.4438 VALID
Item 8 0.448 0.4438 VALID
Item 9 0.592 0.4438 VALID
Item 10 0.453 0.4438 VALID
Item 11 0.549 0.4438 VALID
Item 12 0.478 0.4438 VALID
Item 13 0.549 0.4438 VALID
Item 14 0.592 0.4438 VALID
Item 15 0.546 0.4438 VALID
Item 16 0.465 0.4438 VALID
Item 17 0.519 0.4438 VALID
Item 18 0.453 0.4438 VALID
Item 19 0.454 0.4438 VALID
Item 20 0.502 0.4438 VALID
68
Lampiran 8 Reabilitas Soal
UJI REABILITAS SOAL
69
Lampiran 9 Modul
MENCARI MAKNA KATA, SINONIM, ANTONIM, DAN
MELENGKAPI KATA DALAM PUISI
Makna kata merupakan arti yang terdapat pada suatu kata.
Makna kata dibagi menjadi dua yaitu:
Makna denotatif
Makna konotatif.
MAKNA KATA
MAKNA DENOTATIF
Makna denotatif merupakan makna yang sebenarnya dari sebuah kata.
Contohnya:
Meja hijau, artinya meja yang berwarna hijau
Jalan setapak, artinya jalan yang hanya dapat dilalui oleh tapak
kaki (pejalan kaki)
Kambing hitam, artinya kambing yang berwarna hitam
70
Ayahku
Tulang punggung dari keluargamu
Engkau yang memberikan kehidupan untuk keluargamu
Engkau banting tulang agar kelaurgamu berkecukupan
Pada puisi diatas terdapat kata yang memiliki makna konotatif yaitu:
Tulang punggung : seseorang yang bertanggungjawab untuk
menghidupi keluarganya
Memberikan kehidupan : memberikan sandang pangan dan papan
untuk keluarga
Banting tulang : bekerja keras
MAKNA KONOTATIF
Makna konotatif merupakan makna yang tidak sebenarnya, biasanya
mengandung nilai-nilai rasa tertentu.
Contohnya:
Meja hijau, artinya pengadilan
Kambing hitam, artinya orang yang dianggap bersalah
Raja siang hari, artinya matahari
Tangan kanan, artinya orang kepercayaan
Tangan panjang, artinya pencuri
Makan hati, artinya sakit hati
Buah tangan, artinya oleh-oleh
Mencari makna kata pada puisi
71
Awan hitam mulai membendung di langit
Air terjun bersamaan menuju ke bumi pertiwi
Akupun menatapnya dengan perasaan berbunga-bunga
Akhirnya masa kemarau telah berakhir
Carilah arti kata yang memiliki makna konotasi pada puisi diatas.
1. Awan hitam : ………
2. Air terjun : ………
3. Berbunga-bunga : ………
72
Daftar Sinonim Kata
Kata dasar Sinonim
Akibat Dampak
Api Bara
Berlebihan Hiperbola
Bertemu Berjumpa
Bisa Dapat
Gambaran Citra
Harapan Asa
Hewan Binatang, fauna, satwa
Hidup Hayati
Indah Asri, menawan, permai
Jendela Ventilasi
Kuno Antik
Laut Bahari
Matahari Mentari
Meninggal Mati
SINONIM
Sinonim merupakan persamaan kata, suatu kata yang memiliki
makna sama dengan kata lainnya.
73
Pakaian Sandang
Perahu Bahtera
Pintar Pandai
Sampai Tiba
Senang Bahagia
Serasi Harmonis
Sinar Cahaya
Tebal Rimbun, rindang
Tembok Bilik
Tinggi Menjulang
Tumbuhan Flora
Udara Cuaca, hawa, iklim, suasana
Wajah Paras
Warna Rona
74
Pohon menjulang menutupi pegunungan
Satwa tumbuh dan mencari pangan disana
Cahaya matahari menembus dedaunan
hawa dingin menusuk tubuhku
Carilah persamaan kata berikut ini.
1. Menjulang : …………
2. Satwa : …………
3. Pangan : …………
4. Cahaya : …………
5. Hawa : …………
Mencari sinonim kata pada puisi
75
Daftar Antonim Kata
Kata Dasar Antonim
Baik Buruk
Benar Salah
Berat Ringan
Berhasil Gagal
Berjejeran Berjauhan
Bersih Kotor
Besar Kecil
Cantik Jelek
Cepat Lambat
Jauh Dekat
Kuat Lemah
Laki-laki Perempuan
ANTONIM
Antonim merupakan lawan kata, suatu kata yang memiliki
makna yang berlawanan dengan kata lainnya.
76
Lembut Kasar
Mati Hidup
Mempesona Membosankan
Merdu Nyaring
Modern Kuno
Senang Merana
Subur Tandus
Panjang Pendek
Terapung Tenggelam
Terang Gelap
Tinggi Rendah
Langit mulai berwarna jingga
Matahari yang hampir tenggelam
Menandakan bahwa sudah waktunya untuk pulang
Kegelapanpun mulai datang menghampiri
Carilah lawan kata berikut ini.
1. Mulai : ………
2. Tenggelam : ………
3. Pulang : ………
4. Gelap : ………
Mencari antonim kata pada puisi
77
MELENGKAPI
KATA
Melengkapi kata merupakan menambahkan kata atau kalimat yang
kurang agar menjadi lebih lengkap. Dalam melengkapi sebuah baris
dalam puisi harus memperhatikan majas yang digunakan dan
ketepatan baris dengan tema serta mengetahui ciri-ciri dari puisi.
Majas merupakan bahasa kiasan yang digunakan dalam puisi.
JENIS-JENIS MAJAS
SIMILE
Majas ini mengungkapkan gaya bahasa dengan
menyatakan benda yang sama. Kata yang biasa digunakan
yaitu seperti, laksana, sama, dan bagaikan.
Contohnya: amarahnya seperti api yang membara,
senyumnya laksana bulan sabit.
METAFORA
Majas yang menggunakan gaya bahasa perbandingan
terhadap hal serupa dengan hal lainnya secara langsung.
Contohnya: dewi malam menampakkan dirinya bersama
bintang. (Bulan)
PERSONIFIKASI
Majas yang menggunakan gaya bahasa kiasan, dimana
majas ini menggambarkan benda mati seakan-akan
hidup.
Contohnya: matahari tersenyum melihat kedamaian di
desaku.
HIPERBOLA
Majas yang mengungkapkan secara berlebih-lebihan.
Contohnya: air mataku keluar bertubi-tubi hingga
mengakibatkan genangan.
78
Rona hijau disepanjang jalan
Di ombang ambing angin berlewatan
………………………………………………………………
Membawa pupuk untuk ditaburkan
Baris yang cocok untuk melengkapi puisi diatas adalah ….
a. Para petani berjalan disepanjang tepian
b. Perahu berlayar menuju lautan
c. Sawah-sawah berjejeran di sepanjang jalan
d. Jalanan pun sejuk dipandang
Melengkapi kata pada puisi
CIRI-CIRI PUISI
Terdiri dari kata-kata yang berbentuk baris.
Baris-baris tersusun menjadi beberapa bagian.
Setiap baris terakhir berbunyi kata vocal maupun
kata konsonan.
Setiap kata terakhir baris teratur.
79
Bungaku
…………………………………
Kulihat dari jendela ruang makanku
Bersama mama yang sedang sarapan
Baris bermajas yang tepat untuk melengkapi puisi iatas adalah ….
a. Merah putih ada disana
b. Menari-nari diterpa angin
c. Berlarian kesana kemari
Aku yang sedang bangun tidur