pengaruh penyuluhan media lembar balik gizi...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENYULUHAN MEDIA LEMBAR BALIK GIZI TERHADAP
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU BALITA GIZI KURANG DI PUSKESMAS
PAMULANG, TANGERANG SELATAN TAHUN 2015.
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Disusun Oleh :
FURI KAMALIA FITRIANI
NIM : 1110101000004
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M / 1437 H
ii
iii
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
Skripsi, Oktober 2015
Furi Kamalia Fitriani, NIM : 1110101000004
Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
Tahun 2015
xiv + 68 halaman, 6 tabel, 6 bagan, 6 lampiran
ABSTRAK
Gizi kurang pada balita masih merupakan masalah kesehatan di Tangerang
Selatan. Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh Puskesmas Pamulang untuk
menangani permaalahan gizi salah satunya adalah meningkatkan pengetahuan ibu balita.
Namun upaya yang dilakukan masih belum maksimal, sehingga para ibu masih banyak
yang belum mengetahui terkait status gizi dan pola asuh anak. Oleh karna itu, peneliti
ingin mengetahui pengaruh penyuluhan dengan menggunakan media lembar balik
terhadap peningkatan pengetahuan ibu balita gizi kurang. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Juli sampai Agustus 2015 di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pra
eksperimen dengan rancangan one group pre test dan post test design. Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner pre-test, post-test, dan media. Sampel penelitian ini terdiri
dari 23 ibu balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Pamulang.
Hasil penelitian menunjukan karakteristik ibu dengan median umur 35 tahun,
rata-rata tingkat pendidikan yang ada yakni tamat SMP, dan ibu yang tidak bekerja lebih
banyak dari pada ibu yang bekerja. Hasil penelitian terkait perbedaan pengetahuan
diketahui terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan pada ibu balita gizi kurang
(Pvalue = 0,001) sebelum dan setelah diberikan penyuluhan kesehatan dengan media
lembar balik dengan menggunakan uji Wilcoxon.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada responden untuk dapat
mengaplikasikan ke dalam kehidupan. Bagi Puskesmas Pamulang disarankan untuk
menggalakan pendidikan kesehatan dalam hal ini tentang status gizi balita dengan
mengembangkan media yang sesuai sasaran. Sedangkan bagi peneliti lain disarankan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode yang lain dan
memiliki sampel yang lebih banyak sehingga validitasnya dapat dijamin.
Daftar bacaan : 68 (2000-2015)
Keyword: Penyuluhan, Ibu Balita Gizi Kurang, Media Lembar Balik, Pengetahuan
v
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
SPECIALIZATION HEALTH PROMOTION
Skripsi, June 2015
Furi Kamalia Fitriani, NIM : 1110101000004
The Influence of Health Promotion by Using Flipchart Through Nutrition To
Increase Knowledge of Mothers about Malnutrition in Health Center of Pamulang,
South Tangerang 2015
xiv + 68 pages, 6 tables, 6 charts, 6 attachments
ABSTRACT
Malnutrition in children under five is still a health problem in status was health
south tangerang.Various attempts have done by pamulang health centers for solving
nutrition problems, such as increasing knowledge of mother. However, the efforts have
been done are still not optimal, so that many mother‟s have not known about the
nutrition status and child care. There fore, researchers wanted to determine the effect of
health promotion by using flipchart media for improving mother‟s knowledge about
malnutrition. This study conducted in july until august 2015 in the work area hospitals
pamulang. This study was held in July to august 2015 in Health Center of Pamulang‟s
working area.
This research is a quantitative research with pre experiment one group pre test
and post test design. The instrument of this research was pre-test, post-test questionnaire,
and media. Respondents in this study are 23 mother of low nutrition in Health Center of
Pamulang.
The results showed that median age of mother is at 30 years old, the average of
educational level is junior high school‟s, and there is much of mother who didn‟t work
than work. Based on the research results about difference knowledge is known there is a
significant difference for mother of low nutrition (Pvalue = 0,001) between before and
after health promotion by using media flipchart with Wilcoxon test.
Based on Based on this results, it is suggeted to respondents to apply the
knowledge in their daily activities. As for Health Center of Pamulang is expected to
Pamulang health centers are advised to promote education especially about nutritional
status of children by developing appropriate media for targets. While for other research
using other method‟s and use more sample‟s so that, it‟s validity can be guaranteed.
Reading list : 68 (2000-2015)
Keyword: Health Promotion,Children Under Five’s Mother,Knowledge, Media Flipch
vi
Nama Lengkap : Furi Kamalia Fitriani
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 03 April 1992
Alamat : Jalan Bhayangkara Raya I No. 75 RT 005 RW 01
Kelurahan Pakujaya, Kecamatan Serpong Utara,
Tangerang Selatan, Banten 15230
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email :[email protected]
Telepon : 085693421563
Riwayat Pendidikan
1998 – 2004 SDN Margajaya
2004 – 2007 MTs Darut Tafsir, Bogor
2007 – 2010 SMA Darut Tafsir, Bogor
2010 – sekarang Peminatan Promosi Kesehatan
Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
swt. yang telah memberikan rahmat dan nikmat sehat, umur, serta kelapangan waktu
bagi peneliti. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
Tahun 2015”.
Tak lupa shalawat serta salam peneliti haturkan kepada Nabi Muhammad
saw. yang telah membawa kita semua umat muslim dari zaman jahiliyah ke zaman
yang terang benderang seperti sekarang ini. Semoga kita semua termasuk ke dalam
golongan umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at di yaumul akhir. Amin.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itulah, peneliti ingin menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak, Dr. H. Arif Sumantri, SKM, MKes, selaku dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, MKes, PhD, selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat dan penanggung jawab skripsi.
3. Ibu Raihana Nadra Al-Kaff, SKM, MMA, selaku penanggung jawab Peminatan
Promosi Kesehatan dan Penesehat Akademik.
4. Ibu Ir. Febrianti, M.Si dan Ibu Raihana Nadra Al-Kaff, SKM, MMA selaku
Dosen Pembimbing atas waktu, konsultasi, arahan, serta bimbingannya selama
peneliti mengerjakan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti.
6. Bapak, ibu, dan adik-adik tercinta yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan, motivasi, perhatian, dan pengorbanan yang tidak akan pernah putus
kepada peneliti.
viii
7. Kak Ida Farida yang telah memberikan banyak masukan serta berbagi ilmu dan
pengalaman kepada peneliti.
8. Seluruh teman-teman kelas Promkes 2010 (Saryati, Nita, Zahrita, Siva, Yuli,
Ayu, Ilmi, Supriadi, Fadlur, Prima, Richo, Hervina, Dita, dan Randika) yang
selalu siap mendengarkan keluh kesah peneliti selama mengerjakan skripsi.
9. Dan tak lupa kepada orang-orang yang telah membantu peneliti dalam proses
penyetakan skripsi ini.
Skripsi yang telah dibuat oleh peneliti ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan di masa yang
akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Jakarta, September 2015
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ........................... ....................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT ................................................. ......................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................... iv
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI .................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR ..................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
1.3.1. Tujuan Umum .......................................................................................... 8
1.3.2. Tujuan Khusus ......................................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
1.5. Ruang Lingkup .............................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan Ibu ............................................................................................ 11
2.1.1. Pengetahuan ............................................................................................. 11
2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ............................................... 12
2.1.3. Pengetahuan Gizi ..................................................................................... 16
2.2. Edukasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu ............................................. 17
2.3. Edukasi Kesehatan (Penyuluhan) .................................................................. 18
2.3.1. Pengertian Penyuluhan ............................................................................ 18
2.3.2. Materi atau Pesan Penyuluhan ................................................................. 19
2.3.3. Metode Penyuluhan ................................................................................. 19
2.3.4. Media Penyuluhan ................................................................................... 21
2.3.5. Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan ................................................. 24
2.3.6. Penyuluhan Gizi ...................................................................................... 25
2.3.6.1. Pengertian penyuluhan gizi ............................................................... 25
2.3.6.2. Tujuan penyuluhan gizi ..................................................................... 25
2.3.6.3. Ciri-ciri penyuluhan gizi .................................................................... 25
x
2.3.6.4. Pelaku penyuluhan gizi ...................................................................... 26
2.3.6.5. Pendekatan penyuluhan gizi .............................................................. 26
2.4. Kerangka Teori .............................................................................................. 27
2.5. Penelitian Terkait.................................................... ....................................... 32
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep .......................................................................................... 34
3.2. Definisi Operasional ...................................................................................... 35
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian ........................................................................................... 36
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 37
4.2.1. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 37
4.2.2. Waktu Penelitian ..................................................................................... 37
4.3. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 37
4.3.1. Populasi ................................................................................................... 37
4.3.2. Sampel ..................................................................................................... 37
4.4. Cara Pengumpulan Data ................................................................................ 38
4.4.1. Data Primer .............................................................................................. 38
4.4.2. Data Skunder ............................................................................... ............ 38
4.5. Intrumen Penelitian ....................................................................................... 38
4.6. Pengukuran ................................................................................ ................... 40
4.6.1. Pengetahuan ............................................................................................. 40
4.7. Alur Penelitian ............................................................................................... 41
4.8. Manajemen Data ............................................................................................ 42
4.9. Analisis Data ................................................................................................. 43
BAB V HASIL
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................................................. 44
5.2. Gambaran Karakteristik Ibu Balita Gizi Kurang ........................................... 45
5.3. Gambaran Hasil Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Sebelum dan Setelah
Diberikan Penyuluhan Dengan Media
Lembar........................................................................ ................................... 46
5.4. Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Sebelum Dan Setelah Diberikan
Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik .................................................... 49
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 50
6.2. Gambaran Karakteristik Ibu Balita Gizi Kurang........ ................................... 50
6.3. Gambaran Hasil Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Sebelum Dan Setelah
Diberikan Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik ................................... 53
xi
6.4. Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Sebelum Dan Setelah Diberikan
Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik ................................................... 56
BAB VII KESIMPULAN
7.1. Kesimpulan .................................................................................................... 60
7.2. Saran .............................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 62
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
2.1 Penelitian Terkait 32
3.1 Definisi Operasional 35
5.1 Gambaran Karakteristik Ibu Balita Gizi Kurang 45
5.2 Gambaran Hasil Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang
Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan dengan
Media Lembar Balik
47
5.3 Gambaran Jawaban Benar Ibu Balita Gizi Kurang
Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan dengan
Media Lembar Balik
48
5.4 Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi
Baik Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan
dengan Media Lembar Balik dengan Uji Wilcoxon
49
xiii
DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR
Nomor Judul Bagan dan Gambar Halaman
2.1 Bagan Model Teori Precede-Proceed 28
2.2 Bagan Model Teori Komunikasi Laswell 31
2.3 Bagan Kerangka Teori Penelitian 31
3.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian 34
4.1 Bentuk Rancangan Pre test dan Post test 36
4.2 Bagan Alur Penelitian 41
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Perizinan dari Dinas Kota Tangerang Selatan
Lampiran 2 Kuesioner Identitas Responden
Lampiran 3 Kuesioner Pre-test
Lampiran 4 Kuesioner Post-test
Lampiran 5 Gambaran Media Lembar Balik yang Digunakan
Lampiran 6 Hasil (Output) Penghitungan Statistik Ibu Balita Gizi Kurang
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam suatu negara, status gizi balita sangat penting dipehatikan karena
merupakan indikator untuk memonitor kesehatan dan status gizi penduduk. Oleh
karena itu, dalam mempersiapkan generasi masa depan yang lebih baik, maka
hal utama yang diperbaiki adalah status gizi pada balita. Selain itu, usia balita
merupakan usia yang rawan karena usia awal dari tumbuh kembang dan
pertumbuhan seseorang (Arisman, 2010).
Dampak yang diakibatkan dari kurangnya gizi pada anak, antara lain
meningkatkan resiko kematian, menghambat perkembangan kognitif, dan
mempengaruhi status kesehatan pada usia remaja dan dewasa (Arisman, 2010).
Dampak lain dari balita yang mengalami kurang gizi yaitu dapat menimbulkan
kelainan-kelainan fisik maupun mental. Kelainan-kelainan yang terjadi pada
bayi dan anak-anak tersebut biasanya sulit atau tidak dapat disembuhkan, dan
menghambat dalam perkembangan selanjutnya (Suhardjo, 2010).
Menurut United Nations Children’s Fund (UNICEF) tahun 2013,
penyebab dari kurang gizi pada balita bukan hanya pada kemiskinan dan
makanan yang kurang bergizi, akan tetapi dikarenakan balita sering terkena
penyakit, kurangnya pelayanan kesehatan, dan sulitnya akses terhadap pelayanan
kesehatan (UNICEF, 2013). Selain itu juga, kurang gizi pada balita dapat
dikarenakan kurangnya pengetahuan terkait gizi pada ibu, keluarga, masyarakat,
2
bahkan pada petugas kesehatan (UNICEF Indonesia, 2008).
Akibat dari masalah gizi tersebut dapat menyebabkan beberapa efek
serius pada balita seperti kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya
perkembangan dan kecerdasan, bahkan dapat menimbulkan kematian pada
balita. Namun, kejadian masalah gizi pada balita ini dapat dihindari apabila ibu
memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara pemberian makanan dan
mengatur makanan balita dengan baik. Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi
dapat mengakibatkan terjadinya gangguan gizi pada balita. Sehingga
pengetahuan orang tua tentang gizi merupakan kunci keberhasilan baik atau
buruknya status pada balita (Notoatmodjo, 2007).
Salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan pengetahuan
adalah dengan metode penyampaian informasi yang disesuaikan dengan
kebutuhan sasaran dengan menggunakan media promosi kesehatan yang tepat
(Edberg, 2002). Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator,
baik itu melalui media cetak, elektronik (televisi, radio, komputer, dan
sebagainya), dan media luar ruang, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan
dan merubah perilaku ibu terhadap kesehatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wirawan dan
kawan-kawan terkait penyuluhan dengan media audio visual dan konvensional
terhadap ibu balita yang tidak naik berat badannya di Wilayah Puskesmas
Penimbung, Kabupaten Lombok Barat diketahui bahwa terdapat perbedaan
antara hasil pre-test dan post-test yang diberikan kepada kelompok media audio
3
visual dan konvensional dengan uji statistik lebih kecil dari 0,05 yakni sebesar
0,000.
Dalam penelitaian lain yang dilakukan oleh Suiraoka dan kawan-
kawannya terkait edukasi atau penyuluhan gizi dengan media leaflet keluarga
sadar gizi (KADARZI) di empat Posyandu di wilayah Puskesmas Banjarangkan,
Bali, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test yang
diberikan kepada kelompok intervensi dengan media dengan uji statistik lebih
kecil dari 0,05. Sedangkan pada kelompok yang diberikan intervensi tanpa
menggunakan media, skor pre-test dan post-test yang didapatkan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan (Suiraoka, Kusumayanti, dan Juniarsana, 2010).
Selain itu, penelitian dari Rahmawati, Sudargo, dan Paramastri (2006) di
Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, bahwa dari tiga kelompok
yang diberikan perlakuan terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan.
Kelompok yang dimaksud yaitu kelompok kontrol, kelompok modul, dan
kelompok audiovisual. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa perlakuan
dengan audiovisual lebih baik dibandingkan dengan modul ataupun kontrol.
Nilai statistik kelompok audiovisual lebih kecil dari 0,05 dan juga lebih kecil
dibandingkan dengan kelompok modul.
Di Indonesia, usaha pemerintah dalam melakukan perbaikan gizi balita
melalui peningkatkan pengetahuan terkait gizi salah satunya dengan melakukan
pendidikan gizi. Pendidikan gizi yang diberikan berupa penyuluhan dan
konseling gizi. Pendidikan gizi yang diberikan tidak hanya kepada petugas
kesehatan tetapi juga disebarluaskan kepada masyarakat luas. Salah satu bentuk
4
strategi penyebarluasan pendidikan gizi yang dilakukan pemerintah yaitu dengan
menyediakan materi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait gizi
(Direktorat Bina Gizi, 2013).
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sampai tahun 2013 sudah
menjalankan beberapa program yang berkaitan dengan perbaikan gizi balita
pada seluruh Puskesmas yang ada di Kota Tangerang Selatan. Program-program
tersebut yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita yang berada di
bawah garis merah saat penimbangan, pemberian PMT pemulihan bagi balita
gizi kurang dan gizi buruk, penyuluhan di meja keempat saat kegiatan
penimbangan oleh tenaga gizi atau bidan desa, serta penyuluhan ke rumah ibu
balita yang tidak datang ke Posyandu saat penimbangan (Seksi Perbaikan Gizi
Masyarakat, 2012).
Selain menjalankan berbagai program untuk melakukan perbaikan gizi,
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan juga membuat berbagai media untuk
menyebarluaskan informasi yang berkaitan tentang perbaikan gizi. Media yang
digunakan berupa lembar balik, leaflet dengan berbagai judul, dan juga poster.
Media yang dibuat oleh Dinas Kesehatan tersebut didistribusikan ke seluruh
Puskesmas (Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, 2012).
Media lembar balik yang digunakan berjudul “Menuju Keluarga Sehat”,
merupakan yang digunakan oleh petugas Dinas Kesehatan untuk menyampaikan
informasi terkait upaya perbaikan gizi kepada pihak Puskesmas, Posyandu, serta
kader. Materi yang ada di dalam media tersebut ada beragam. Contohnya seperti
pengetahuan tentang gizi, perilaku yang benar dalam upaya peningkatan gizi,
5
serta akibat kurang gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun,
informasi yang berkaitan dengan masalah gizi kurang tidak dimasukan, yang ada
di dalamnya hanya informasi terkait gizi buruk pada balita. Informasi gizi buruk
pada balita yang ada adalah klasifikasi gizi buruk dan cara penanggulangannya
berdasarkan umur balita (Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, 2012).
Sedangkan leaflet yang digunakan ada berbagai judul, salah satunya
adalah leaflet dengan judul “Gizi Buruk”. Informasi yang ada di dalamnya
adalah pengertian gizi buruk, tanda dan gejala klinis gizi buruk, dan cara
pencegahannya. Leaflet ini diberikan kepada seluruh Puskesmas di Kota
Tangerang Selatan dengan jumlah masing-masing 19 lembar (Seksi Perbaikan
Gizi Masyarakat, 2012). Berdasarkan informasi dari salah satu kader dari
Puskesmas Pamulang menyatakan bahwa konten isi dari media leaflet ini kurang
informasi, terutama yang berkaitan tentang penyebab gizi buruk dan dampaknya.
Selain itu juga, kader lain juga menambahkan kalau diberikan leaflet banyak
yang tidak membacanya dan digunakan untuk hal yang lain, contohnya dijadikan
pembungkus makanan dan sebagainya, sehingga para ibu balita mempunyai
pengetahuan yang sedikit terkait gizi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2014), di Puskesmas
Pamulang, menunjukan bahwa kurangnya pengetahuan para ibu balita mengenai
gizi dan pola asuh anak, sehingga menjadi salah satu penyebab balita gizi kurang
yang telah diberikan PMT-P tidak mengalami perubahan status gizi. Oleh karena
itu, salah satu penanganan untuk menyelesaikan masalah gizi di Puskesmas
Pamulang adalah meningkatkan pengetahuan terkait gizi anak dengan cara
6
edukasi kesehatan berupa penyuluhan menggunakan media yang tepat kepada
para ibu balita gizi kurang. Karena dengan penggunaan media kesehatan yang
tepat dan efektif akan meningkatkan pengetahuan ibu balita gizi kurang.
Pada Puskesmas Pamulang terdapat beberapa media pendidikan
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita gizi kurang yang
didistribusikan oleh Dinas Kesehatan Tangerang Selatan. Media pendidikan
yang ada adalah leaflet dengan berbagai judul, poster dan lembar balik. Namun
materi pada ketiga media yang digunakan masih terbatas.
Materi pada media leaflet terkait gizi balita berisikan pengertian gizi
buruk, tanda dan gejala klinis gizi buruk, dan cara pencegahannya dan materi
pada media poster hanya peringatan untuk mewaspadai gizi buruk pada anak.
Sedangkan untuk media lembar balik yang ada di Puskesmas menjelaskan
informasi gizi buruk pada balita terkait klasifikasi gizi buruk dan cara
penanggulangannya berdasarkan umur balita. Oleh karena itu diperlukan media
pendidikan lain untuk melengkapi sumber pengetahuan ibu balita gizi kurang di
wilayah Puskesmas Pamulang.
Berdasarkan hasil dari penelitian sebelumnya di Puskesmas Ciputat
Timur, menyatakan bahwa ada perbedaan hasil pengetahuan sebelum dengan
setelah diberikan pendidikan gizi yang berupa penyuluhan kepada ibu atau
pengasuh anak melalui media lembar balik. Media lembar balik yang digunakan
berisikan informasi terkait pengertian status gizi, jenis status gizi, cara
pemantauan status gizi, dampak jika anak kurus dan gemuk, manfaat menjaga
7
status gizi, porsi makan anak, dan cara menangani anak yang mengalami susah
makan (Al-Kaff dan Ciptaningtyas, 2012).
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan media untuk membantu
penyuluhan yang akan dilakukan. Media tersebut berupa media lembar balik
yang digunakan oleh peneliti sebelumnya karena materi yang ada di dalmnya
dapat melengkapi materi sebelumnya serta letak wilayah yang berdekatan dan
mempunyai karakteristik yang hampir sama diharapkan dapat juga
meningkatkan pengetahuan ibu balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas
Pamulang.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Status gizi kurang masih merupakan masalah kesehatan anak di
Tangerang Selatan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan
orang tua mengenai status gizi dan pola asuh anak. Berbagai macam upaya telah
dilakukan oleh Puskesmas Pamulang untuk menangani permaalahan gizi salah
satunya adalah meningkatkan pengetahuan ibu balita dengan atau tanpa media
kesehatan. Namun upaya yang dilakukan masih belum maksimal, sehingga para
ibu masih banyak yang belum mengetahui terkait status gizi pada anak. Selain
itu, media-media yang didistribusikan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang
selatan untuk puskesmas sebagai sarana informasi masih belum efektif dan
memadai.
8
Berdasarkan uraian dari latar belakang, untuk meningkatkan pengatahun,
maka diperlukannya media yang tepat dan efektif sebagai sarana informasi bagi
para ibu balita gizi kurang. Oleh sebab itu, maka penulis ingin mengangkat
permasalahan gizi anak dari sisi ibu. Secara spesifik, penulis ingin mengetahui
pengaruh penyuluhan dengan menggunakan media terhadap pengetahuan ibu
balita gizi kurang. Media yang akan di pakai adalah media lembar balik yang
telah digunakan oleh peneliti sebelumnya dengan sasaran yang umum. Lembar
balik tersebut berjudul “Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi Anak” yang
dibuat oleh laboratorium HMD (Health Media Development) UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta. Peneliti berharap dengan menggunakan media yang sama
dengan sasaran yang spesifik dapat meningkatkan pengetahuan pada ibu balita
gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat perubahan hasil nilai
pengetahuan ibu balita gizi kurang dengan menggunakan media edukasi.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas yang diketahui memiliki
balita yang mengalami masalah gizi dengan jumlah yang terbanyak di Kota
Tangerang Selatan, yaitu Puskesmas Ciputat Timur.
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan media lembar balik gizi terhadap peningkatan pengetahuan ibu
balita gizi kurang di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan, tahun 2015.
9
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Diketahuinya gambaran karakteristik ibu balita gizi kurang seperti umur,
tingkat pendidikan, dan status pekerjaan.
b. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu balita gizi kurang
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan media lembar balik gizi yang
dibuat oleh laboratorium HMD (Health Media Development) UIN Syarif
Hidayatullah di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2015.
c. Diketahuinya perbedaan tingkat pengetahuan ibu balita gizi kurang
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan media lembar balik gizi yang
dibuat oleh laboratorium HMD (Health Media Development) UIN Syarif
Hidayatullah di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2015.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
a. Responden yang ikut serta dalam kegiatan penyuluhan mendapatkan
pengetahuan terkait masalah gizi balita, sehingga di masa yang akan datang
responden dapat menerapkan pengetahuan yang didapat.
b. Puskesmas Pamulang sebagai tambahan informasi terkait pengetahuan ibu balita
gizi kurang sebelum dan setelah diberikan intervensi berupa penyuluhan terkait
status balita gizi buruk.
10
c. Peneliti lainnya dapat dijadikan salah satu sumber informasi, terutama yang
berkaitan dengan pengetahuan ibu balita terkait masalah gizi sebelum dan
setelah diberikan penyuluhan.
1.5. RUANG LINGKUP
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu
balita gizi kurang sebelum dan setelah diberikan penyuluhan menggunakan
media lembar balik terkait masalah gizi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli
sampai Agustus 2015 dengan menggunakan metode pre-test dan post-test.
Variabel yang akan diteliti adalah perbedaan pengetahuan ibu balita gizi kurang
sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan media lembar balik gizi. Penelitian
ini dilakukan di Puskesmas Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi
Banten.
11
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan Ibu
2.1.1. Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan dapat terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
untuk menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden (Notoatmodjo, 2007). Sedangkan cara memperoleh pengetahuan
terbagi dalam dua kelompok, yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara
modern atau cara ilmiah. Cara tradisional terbagi menjadi empat cara, yaitu:
1. Trial dan error (coba-salah), cara ini digunakan dengan cara percobaan
sampai berhasil, jika belum berhasil maka akan terus diulang kembali.
2. Kekuasaan (otoritas), orang-orang yang memiliki kekuasaan dijadikan
sebagai sumber pengalaman, seperti pemimpin agama, pemerintah, atau ahli
pengetahuan.
3. Berdasarkan pengalaman pribadi.
4. Jalan pikiran, yang nantinya akan menghasilkan sebuah induksi ataupun
deduksi sebagai kesimpulan dari pikiran manusia.
12
Sedangkan cara yang modern atau cara ilmiah menggunakan cara yang
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode ilmiah atau yang
lebih dikenal dengan sebutan metodologi penelitian (research methodology)
(Notoatmodjo, 2003).
Sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dapat
dikelompokan ke dalam empat kategori, yaitu:
1. Perorangan di luar kendali pelayanan kesehatan, seperti keluarga, teman, ahli
agama, tokoh masyarakat, dan lainnya.
2. Perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan, seperti petugas kesehatan.
3. Nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan, seperti media massa
dan media elektronik.
4. Nonperorangan dalam kendali pelayanan kesehatan, seperti iklan dan brosur
yang dibuat oleh pelayanan kesehatan (Hartono, 2010 dalam Kanta, 2013).
2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik
dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang
13
masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan
seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang
berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.
Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan
seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek
positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan
sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari
obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap
obyek tersebut (Notoadmodjo, 2007).
2. Informasi atau media massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non-
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya
teknologi menyediakan beragam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat. Sebagai sarana komunikasi, terdapat banyak media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah yang mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi, media massa membawa pula pesan-pesan yang
berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi
14
baru mengenai sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi
terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoadmodjo, 2007).
Menurut Azwar (2003), pengetahuan dapat dipengaruhi oleh adanya
informasi dari sumber media sebagai sarana komunikasi yang dibaca atau
dilihat, baik dari media cetak maupun elektronik seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah dan lain-lain.
3. Sosial, budaya, dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian
seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.
Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Menurut
Nursalam (2001), sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu
(Notoatmodjo, 2007).
15
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi
masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman
belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil
keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara
ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya
(Notoatmodjo, 2007).
6. Usia
Notoatmodjo (2007), mengatakan bahwa usia mempengaruhi terhadap
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya,
individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial
serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih
banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan
intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir
tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya
perkembangan selama hidup, yaitu:
16
- Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang
dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah
pengetahuannya.
- Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua
karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat
diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,
khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa
kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ
seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.
2.1.3. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi,
sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi
sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik
agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat
(Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Almatsier (2009), pengetahuan gizi
adalah sesuatu yang diketahui tentang makanan dalam hubungannya dengan
kesehatan optimal. Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan
dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengertian tentang
kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang kontribusi gizi
dari berbagai jenis makanan akan menimbulkan masalah kecerdasan dan
17
produktifitas. Peningkatan pengetahuan gizi bisa dilakukan dengan program
pendidikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah. Program pendidikan gizi dapat
memberikan pengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku anak terhadap
kebiasaan makannya (Soekirman, 2000).
Secara umum, di negara berkembang, ibu memainkan peranan penting
dalam memilih dan mempersiapkan pangan untuk dikonsumsi anggota
keluarganya. Walaupun seringkali para ibu bekerja di luar, mereka tetap
mempunyai peran besar dalam kegiatan pemilihan dan penyiapan makanan. Saat
kedua orang tua memegang peranan penting dalam pemilihan pangan untuk
anggota keluarganya, maka pengetahuan gizi keduanya akan mempengaruhi
jenis pangan dan dan mutu gizi makanan yang dikonsumsi anggota keluarga.
Pengetahuan gizi yang dimiliki ibu akan mempengaruhi pemilihan
pangan bagi keluarganya, terutama ibu yang memiliki balita. Jika balita tidak
diberikan asupan makanan yang bergizi maka dapat berdampak kepada tumbuh
kembang balita tersebut. Selain berdampak pada tumbuh kembang balita,
pemilihan asupan makanan juga mempengaruhi status gizi balita. Jika ibu salah
dalam memberikan asupan makanan dikarenakan kurangnya pengetahuan maka
status gizi dari balita tersebut bisa menjadi gizi kurang bahkan gizi buruk.
2.2. Edukasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu
Berbagai penelitian terkait edukasi gizi dengan pendidikan ibu, terutama
yang berkaitan dengan status gizi balita, sering dilakukan dan hasilnya beragam.
Penelitian yang dilakukan oleh Suiraoka dan kawan-kawannya terkait edukasi
18
atau penyuluhan gizi dengan media leaflet keluarga sadar gizi (KADARZI) di
empat Posyandu di wilayah Puskesmas Banjarangkan, Bali, mengatakan bahwa
terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test yang diberikan kepada
kelompok intervensi dengan media. Sedangkan pada kelompok yang diberikan
intervensi tanpa menggunakan media, skor pre-test dan post-test yang
didapatkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Suiraoka, Kusumayanti,
dan Juniarsana, 2010).
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Dyah Ambarini di Dusun
Ngulu Wetan, Wonogiri, terkait pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat
pengetahuan ibu, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara
hasil pre-test dan post-test yang dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa terdapat
pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu (Kusumaningtyas, 2011).
2.3. Edukasi Kesehatan (Penyuluhan)
2.3.1. Pengertian Penyuluhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penyuluhan berasal dari kata
“suluh” atau obor, yang artinya kegiatan penerangan atau memberikan terang
bagi yang berada dalam kegelapan. Sebagai proses penerangan, kegiatan
penyuluhan tidak hanya terbatas pada memberikan penerangan, namun
menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada
kelompok sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan, sehingga mereka
benar-benar memahami maksud penyuluh.
Penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara
penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku, yang
19
merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang
yang dapat diamati oleh orang lain, baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada penyebarluasan informasi
atau inovasi dan memberikan penerangan saja tetapi juga merupakan proses
yang dilakukan secara terus menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan
waktu dan melelahkan, sampai terjadi perubahan perilaku yang ditunjukan oleh
sasaran penyuluhan (Maulana, 2009).
2.3.2. Materi atau Pesan Penyuluhan
Menurut Effendi (2003) materi atau pesan yang disampaikan kepada
sasaran sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat, sehingga menfaatnya dapat dirasakan
secara langsung. Materi yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh sasaran. Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan
metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan menarik perhatian
sasaran.
2.3.3. Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor tercapainya hasil
penyuluhan yang optimal. Berikut adalah metode yang dapat digunakan, yaitu:
- Metode penyuluhan perorangan (individual)
Metode ini digunakan untuk membina perilaku yang baru atau seseorang
yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Alasan
digunakannya pendekatan ini karena setiap orang mempunyai masalah atau
20
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan perilaku baru
tersebut. Bentuk dari pendekatan ini dapat berupa:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)
Dengan menggunakan cara ini petugas dan klien dapat kontak
langsung yang intensif, setiap masalah klien dapat langsung digali dan
dibantu penyelesaiannya. Pada akhirnya, klien tersebut dengan sukarela
dan sadar, menerima perilaku baru tersebut (mengubah perilaku).
b. Wawancara (interview)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
penyuluhan. Cara ini digunakan untuk mencari lebih dalam lagi
penyebab atau alasan klien yang tidak atau belum mau menerima
perubahan perilaku, atau klien tertarik tapi belum menerima perilaku,
serta untuk mengetahui dasar pengertian dan kesadaran yang akan
perilaku yang diadopsi atau akan diadopsi. Jika belum maka penyuluhan
yang akan diberikan lebih mendalam lagi (Notoatmodjo, 2007).
- Metode penyuluhan kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus dilihat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal sasaran. Untuk kelompok
besar metode yang digunakan akan berbeda dengan kelompok kecil. Disebut
penyuluhan kelompok besar karena jumlah pesertanya lebih dari 15 orang.
Sedangkan untuk penyuluhan kelompok kecil jumlah pesertanya kurang dari
15 orang, berikut adalah beberapa metodenya.
21
i. Diskusi kelompok
Dalam diskusi kelompok semua anggota dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, sehingga formasi duduk peserta diatur
sedemikian rupa agar para peserta dapat saling melihat satu sama
lain. Pemimpin diskusi akan memberikan pertanyaan-pertanyaan
terkait topik yang akan dibahas untuk menghidupkan diskusi
kelompok.
ii. Curah pendapat (brain storming)
Prinsip metode ini mirip dengan diskusi kelompok. Bedanya,
setiap jawaban atau tanggapan dari pertanyaan yang diajukan, ditulis
dalam flipchart atau papan tulis. Jika seluruh peserta sudah
menyampaikan pendapatnya maka diskusi sudah bisa dimulai
(Notoatmodjo, 2007).
2.3.4. Media Penyuluhan
Media kesehatan pada hakikatnya merupakan alat bantu pendidikan
kesehatan yang bisa digunakan dalam bentuk Audio Visual Aids (AVA). Disebut
sebagai media kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan saluran (channel)
untuk menyampaikan pesan kesehatan guna mempermudah penerimaannya bagi
masyarakat atau „klien‟ (Notoatmodjo, 2007). Media kesehatan dibagi menjadi 3
berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan kesehatan, yaitu:
1. Media cetak
Variasi media cetak antara lain:
22
a. Booklet: media kesehatan yang berupa buku, baik tulisan maupun
gambar.
b. Leaflet: media kesehatan yang berupa lembaran yang dilipat. Isi
informasi dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi.
c. Flyer (selembaran): mirip dengan leaflet tapi tidak dilipat.
d. Flip chart (lembar balik): media kesehatan yang berbentuk lembar balik.
Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembarnya berisi gambar
peraga dan dibaliknya informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.
e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, yang berisi
suatu pembahasan masalah kesehatan ataupun hal-hal lain yang berkaitan
dengan kesehatan.
f. Poster: media kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di
tempat umum, maupun di kendaraan umum.
g. Foto-foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
2. Media elektronik
Berikut adalah berbagai jenis media elektronik yang dapat digunakan
sebagai media kesehatan, yaitu:
a. Televisi: penyampaian pesan atau informasi kesehatan dapat berbentuk
sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah
kesehatan, pidato (ceramah), TV, sport, kuis atau cerdas cermat, dan
sebagainya.
b. Radio: penyampaian pesan atau informasi kesehatan dapat berbentuk
obrolan, sandiwara radio, ceramah, radio spot, dan lainnya.
23
c. Video: penyampaian pesan atau informasi kesehatan yang berupa video.
d. Slide atau powerpoint: penyampaian pesan atau informasi kesehatan
yang berupa slide.
e. Film strip: penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam film strip.
3. Media papan (Bill board)
Papan (Bill board) yang dipasang di tempat umum dapat dipakai dan
diisi dengan pesan atau informasi kesehatan. Media papan yang dimaksud
juga mencakup pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
kendaraan umum seperti bus dan taksi (Notoatmodjo, 2007).
Dalam penelitian ini, media yang digunakan berupa flip chart atau
lembar balik dan video. Kedua media ini digunakan untuk memudahkan peneliti
dalam melaksanakan edukasi kesehatan. Berikut adalah penjabaran terkait media
yang digunakan.
Lembar balik merupakan media kesehatan yang berbentuk lembar bolak-
balik. Biasanya berbentuk seperti buku gambar, yang tiap lembarnya diisi oleh
gambar dan dibaliknya berisi kalimat pesan atau informasi yang terkait dengan
gambar tersebut. Penggunaan media ini dapat menghemat waktu penyuluh
karena tidak perlu menulis di papan tulis. Bahan media lembar balik biasanya
berukuran seperti kertas plano yang mudah dibolak-balik, mudah diisi, dan
berwarna cerah (Sjahmenan, 2011).
Media kesehatan lainnya yang digunakan adalah video. Video kesehatan
adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan yang berupa video.
Keunggulan dari media ini adalah dapat memberikan realita yang mungkin sulit
24
direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran. Selain itu, media ini juga dapat
memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku serta efektif untuk sasaran yang
jumlahnya tidak terlalu banyak dan dapat diputar atau diulang kembali (Lucie,
2005).
2.3.5. Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan
Keberhasilan suatu penyuluhan dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu sebagai berikut:
- Faktor penyuluh, contohnya kurang persiapan, kurang menguasai materi
yang akan dijelaskan, penampilan yang kurang meyakinkan sasaran, bahasa
yang digunakan kurang dimengerti sasaran, suara terlalu kecil dan tidak
dapat terdengar, serta penyampaian materi yang monoton sehingga sasaran
menjadi bosan.
- Faktor sasaran, contohnya tingkat pendidikan rendah, tingkat sosial ekonomi
rendah dan tidak memperhatikan materi karena memikirkan hal lain yang
mendesak, kepercayaan dan adat istiadat yang sulit diubah, serta kondisi
lingkungan yang tidak memungkinkan perubahan perilaku dapat terjadi.
- Faktor proses dalam penyuluhan, contohnya waktu penyuluhan yang tidak
sesuai dengan keinginan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan
keramaian, jumlah sasaran terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metode
penyuluhan kurang tepat, serta penggunaan bahasa yang kurang dimengerti
oleh sasaran (Maulana, 2009).
25
2.3.6. Penyuluhan Gizi
2.3.6.1.Pengertian penyuluhan gizi
Menurut Suharjo (2003), penyuluhan gizi merupakan pendekatan
edukatif yang menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan
dalam peningkatan atau mempertahankan gizi baik.
2.3.6.2.Tujuan penyuluhan gizi
Tujuan dari penyuluhan gizi adalah sebagai berikut:
a. Terciptanya sikap positif terhadap gizi.
b. Terbentuknya pengetahuan dan kecakapan dalam memilih dan menggunakan
sumber pangan.
c. Timbul kebiasaan makan yang baik.
d. Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut terkait hal-hal yang
berhubungan dengan gizi (Suharjo, 2003).
2.3.6.3.Ciri-ciri penyuluhan gizi
Ciri-ciri dari penyuluhan gizi yaitu:
a. Penyuluhan kesehatan harus terencana, mulai dari penemuan data, penetapan
tujuan, sampai evaluasi dan pengembangan.
b. Penyuluhan adalah proses dari suatu rangkaian kegiatan.
c. Penyuluhan menggunakan kombinasi pengalaman belajar, yang artinya tidak
hanya satu metode saja yang digunakan.
d. Penyuluhan disampaikan kepada individu, kelompok, atau massa.
26
e. Tujuan perubahan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku yang artinya
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sedangkan perilaku hidup sehat
meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Suharjo,
2003).
2.3.6.4.Pelaku penyuluhan gizi
Orang yang dapat melakukan penyuluhan gizi, yaitu:
- Perorangan sebagai anggota masyarakat (ahli gizi) ataupun petugas suatu
lembaga (Puskesmas, rumah sakit, lembaga swasta/LSM).
- Seluruh petugas kesehatan atau gizi, baik dari institusi formal ataupun
lembaga swadaya masyarakat yang memiliki tanggung jawab untuk
melakukan penyuluhan kesehatan atau gizi baik secari individu, kelompok,
ataupun massa (Snetselaar, 2009).
2.3.6.5.Pendekatan penyuluhan gizi
Pendekatan penyuluhan gizi dapat dilakukan dengan cara:
a. Individu dengan metode konsultasi (wawancara).
b. Kelompok dengan metode demonstrasi, diskusi kelompok, dan ceramah
c. Massa dengan metode ceramah ataupun menggunakan media kesehatan
(Snetselaar, 2009).
27
2.4. KERANGKA TEORI
Teori Model Precede-Proceed adalah merupakan teori pengembangan
dari teori yang dikembangkan oleh Lawrence W. Green dan Marshall Krueter.
Model yang dikembangkan oleh Green dan Krueter (1991) pada tahun 1980,
merupakan model yang paling cocok diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi
promosi kesehatan, yang dikenal dengan model PRECEDE ( Predisposing,
Reinforcing, and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation ).
Pada tahun 1991, model ini disempurnakan menjadi model PRECEDE-
PROCEEDE. Dalam aplikasinya, PRECEDE-PROCEEDE dilakukan bersama-
sama dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. PRECEDE
digunakan dalam fase diagnosis masalah, penetapan prioritas, dan tujuan
program, sedangkan PROCEEDE digunakan untuk menetapkan sasaran dan
kriteria kebijakan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Berdasarkan penjabaran dari berbagai pengertian di atas, dalam hal ini
peneliti memilih Teori Model Precede-Proceed yang merupakan teori
pengembangan dari teori yang dikembangkan oleh Lawrence W. Green dan
Marshall Krueter. Berikut adalah modifikasi yang dibuat oleh peneliti
berdasarkan Teori Model Precede-Proceed oleh Marshall Krueter.
* Modifikasi dari Teori Model Precede-Proceed dari Lawrence W. Green dan Marshall Krueter terhadap status gizi.
Fase 1
Analisis
Sosial
Fase 2
Analisis
Epidemiologi
Fase 3
Analisis
Perilaku dan
Lingkungan
Fase 4
Analisis Edukasi
dan Ekologi
Fase 5
Analisis
Kebjakan
Administratif
Edukasi
Kesehatan
Kebijakan,
peraturan, dan
organisasi
Pengalaman,
pengetahuan,
pendidikan
Edukasi
lanjutan dan
pencarian
informasi
Pelayanan
kesehatan dan
aksesibilitas
Pola asuh dan
asupan
makanan
Lingkungan
sekitar
Keadaan
fisik Status Gizi
Fase 6
Implementasi
Fase 7
Evaluasi
Proses
Fase 8
Evaluasi
Dampak
Fase 9
Evaluasi Hasil
(outcome)
PROCEED
PRECEDE
28
29
Peneliti menggunakan kerangka teori yang dibuat oleh Marshall Krueter
yang didalamnya terdapat edukasi kesehatan pada fase kelima yang merupakan
bagian dari kebijakan administratif dan fase keenam yaitu implementasi.
Edukasi kesehatan yang dimaksud yaitu pemberian informasi kepada masyarakat
luas terkait suatu masalah dalam upaya perbaikan masalah tersebut. Kebijakan
administratif tersebut telah dibuat dan ditetapkan dalan Undang-Undang
Kesehatan. Sedangkan implementasinya dilakukan oleh instansi yang bergerak
di bidang kesehatan seluruh Indonesia.
Peneliti memilih menggunakan kerangka teori ini, karena didalamnya
terdapat edukasi kesehatan pada fase kelima yang merupakan bagian dari
kebijakan administratif dan fase keenam yaitu implementasi. Edukasi kesehatan
yang dimaksud yaitu pemberian informasi kepada masyarakat luas terkait suatu
masalah dalam upaya perbaikan masalah tersebut. Kebijakan administratif
tersebut telah dibuat dan ditetapkan dalan Undang-Undang Kesehatan.
Sedangkan implementasinya dilakukan oleh instansi yang bergerak di bidang
kesehatan seluruh Indonesia.
Di dalam kerangka teori tersebut jelas bahwa edukasi kesehatan perlu
dilakukan dalam menunjang pengalaman, pengetahuan, dan pendidikan
seseorang, terutama ibu dari balita. Edukasi kesehatan tersebut dapat membantu
ibu dalam mengasuh anak-anaknya dan dalam memilih asupan makanan yang
baik bagi seluruh anggota keluarga. Setelah edukasi kesehatan mempengaruhi
pola asuh dan pemberian makanan, diharapkan edukasi kesehatan juga akan
berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan berakhir pada status gizi yang baik.
30
Peneliti memiliki beberapa alasan untuk pembatasan penelitian yang
dilakukan. Pertama, peneliti hanya melihat pada peningkatan pengetahuan ibu
terhadap edukasi yang dilakukan. Hal ini dikarenakan peneliti mengasumsikan
pengalaman muncul setelah pengetahuan didapatkan. Pada bagian pendidikan,
peneliti mengukur pendidikan ibu sebagai pendidikan formal. Pada bagian
edukasi lanjutan dan pencarian informasi, peneliti tidak mengukur edukasi
lanjutan karena penelitian yang dilakukan berupa point time atau dilakukan pada
satu waktu.
Edukasi kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penyuluhan menggunakan metode ceramah dengan menggunakan media
kesehatan untuk memudahkan peneliti dalam menyampaikan informasi kepada
para ibu balita gizi kurang. Media yang digunakan adalah lembar balik, karena
dalam media lembar balik tidak hanya memberikan informasi berupa gambar
saja tetapi tiap lembar berisikan gambar peraga dan juga penjelasan dibaliknya
agar mempermudah penyampaian informasi. Media lembar balik ini dibuat oleh
laboratorium HMD (Health Media Development) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berjudul “Pemanatauan Pertumbuhan dan Status Gizi Anak”.
Lembar balik tersebut berisikan informasi terkait pengertian status gizi, jenis
status gizi, cara pemantauan status gizi, dampak jika anak terlalu gemuk dan
kurus, manfaat menjaga status gizi, porsi makan anak dan cara menangani anak
susah makan. Oleh karna itu, dengan menggunakan media lembar balik ini
responden dapat lebih menerima informasi yang disampaikan sehingga dapat
31
mengalami peningkatan pengetahuan yang akhirnya dapat merubah perilakunya
ke arah positif terhadap kesehatan balitanya.
Dalam hal ini, peneliti selanjutnya menggunakan model komunikasi dari Harold
Dwight Laswell (1948) yang mengatakan bahwa “siapa yang mengatakan apa
kepada siapa menggunakan saluran apa dengan dampak apa”. Berikut adalah
gambaran model komunikasi Laswell yang telah dimodifikasi sesuai dengan
penelitian.
Bagan 2.2 Model Komunikasi Laswell
Who
(speaker)
Says What
(message)
In Which
Channel
(medium)
To Whom
(listener)
With What
Effect
(effect)
Penyuluh Edukasi
Kesehatan(Penyuluhan)
Media
Edukasi
Subjek
Penelitian
(responden)
Efek
Berdasarkan dari kedua teori tersebut peneliti kemudian membuat sebuah
kerangka teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah
gambaran kerangka teori gabungan dari teori komunikasi dari Laswell dan teori
Precede-Proceed dari Green dan Krueter.
Bagan 2.3 Kerangka Teori
Peneliti Edukasi
Kesehatan
(Penyuluhan Gizi)
Media
(Lembar Balik)
Ibu Balita
(Gizi Kurang)
Pengetahuan
Ibu Balita Gizi
Kurang
* Gabungan model komunikasi Laswell dengan teori Green dan Krueter.
32
2.5. Penelitian Terkait
Tabel 2.1 Penelitian Terkait
No Nama Judul Metode Populasi dan
Sampel
Hasil
1. Dhiena
Nurazizah
Pengaruh
penyuluhan melalui
media KIE menganai
asi eksklusif dan
IMD terhadap
pengetahuan ibu
hamil di kelurahan
Pengasinan,
Kecamatan
Swangan, Depok
tahun 2011
Pra-
eksperimenta
l dengan
rancangan
one group
pre-test and
post- test
design.
Populasi dalam
penelitian ini
adalah seluruh
ibu hamil yang
berada
dikelurahan
pengasinan.
Sampel
sebanyak 62
orang ibu hamil.
Ada perbedaan
yang bermakna
antara tingkat
pengetahuan ibu
hamil sebelum dan
setalah diberikan
penyuluhan
mengenai asi
ekslusif dan IMD
dengan nilai P-
value sebesar 0,000
2. Muti
Rowahani
Pengaruh
penyuluhan gizi
seimbang terhadap
status gizi lansia di
kelurahan Jelambar
Kecamatan Grogol
Petamburan,Jakarta
Barat tahun 2011
Pra-
eksperimenta
l dengan
rancangan
one group
pre-test and
post- test
design.
Populasi dalam
penelitian ini
adalah seluruh
lansia yang ada
di kelurahan
Jelambar
Kecamatan
Grogol
Petamburan,
Jakarta Barat.
Sampel dalam
penelitian ini
adalah sebanyak
26 orang lansia
dengankriteria
tertentu.
Adanya perbedaan
yang bermakna
sebelum dan
sesudah
dilakukannya
penyuluhan dengan
nilai P-value
sebesar 0,011
3. Dewi
Listyowati
Pengaruh intervensi
promosi kesehatan
terhadap
pengetahun, sikap
dan peraktek cuci
tangan pakai sabun
pada siswa kelas 5 di
SDN Pengasinan IV
Kota Bekasi tahun
2012
Pra-
eksperimenta
l dengan
rancangan
one group
pre-test and
post- test
design.
Populasi dalam
penelitian ini
adalah seluruh
kelas 5 di SDN
Pengasinan IV
dengan jumlah
sampel
sebanyak 93
orang.
Berdasarkan hasil
di peroleh P-value
sebesar 0,000
artinya lebih kecil
dari alfa 0,05 yang
menunjukan bahwa
terdapat perbedaan
yang signifikan
antara responden
dengan pekerjaan
ayah sebagai non
karyawan atau PNS
+ pegawai swasta.
33
No Nama Judul Metode Populasi dan
Sampel
Hasil
4. Ernawati,
dkk tahun
2013
Pengaruh
penyuluhan kesehtan
terhadap
peningkatan
pengetahuan ibu
tentang status gizi
balita di posyandu
wilayah kerja
puskesmas Antang
Perumnas, Makassar.
Eksperimen
dengan
rancangan
one group
pre-test and
post- test
design.
Populasi dalam
penelitian ini
adalah seluruh
ibu yang datang
ke Posyandu
Antang
Perumnas, Kota
Makassar
dengan sampel
sebanyak 30
orang
responden.
Dari hasil
penelitian
didapatkan nilai P-
value sebesar
0,000 dengan alpha
0,05 yang artinya
menunjukan bahwa
ada pengaruh
penyuluhan
terhadap
pengetahuan ibu
tentang status gizi.
5. Irma
Sriwulandari
dan
Sugiyanto,
tahun 2014.
Pengaruh Media
Lembar Balik
Terhadap
Pengetahuan Kader
Posyandu
Eksperimen
semu tidak
equivalen
kontrol grup
Populasi adalah
seluruh kader
posyandu yang
ada di wilayah
kerja Puskesmas
Kelampangan
dan Kereng
Bangkirai
Sampel
penelitiannya
sebanyak 50
orang kader dan
terbagi menjadi
kelompok
perlakuan 23
orang dan
kelompok
kontrol 27 orang
Tidak ada pengaruh
media lembar balik
terhadap tingkat
pengetahuan kader
posyandu di Kota
Palangkaraya (p-
value = 0,837)
34
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat, peneliti kemudian
membuat kerangka konsep agar penelitian yang akan dilakukan jelas dan tidak
keluar dari tema penelitian. Variabel yang menjadi pembahasan dalam penelitian
ini adalah perbedaan pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan setelah
diberikan penyuluhan dengan media lembar balik gizi yang dibuat oleh
laboratorium HMD (Health Media Development) terkait pemantauan
pertumbuhan dan status gizi anak. Berikut adalah kerangka konsep penelitian
yang akan dilakukan:
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Ibu Balita Gizi Kurang
Sebelum:
Pengetahuan ibu balita
gizi kurang
Setelah:
Pengetahuan ibu balita
gizi kurang
Penyuluhan dengan
menggunakan media
lembar balik
Karakteristik yang
mempengaruhi
pengetahuan:
1. Umur Ibu
2. Tingkat pendidikan
ibu
3. Status pekerjaan ibu
35
3.2. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 Umur ibu Masa hidup
responden dalam
tahun sampai pada
saat wawancara
dilakukan
Wawancara Kuesioner a. < dari median
b. ≥ dari median
Ordinal
2 Tingkat
pendidikan ibu
Jenjang pendidikan
formal terakhir
berdasarkan ijasah
yang dimiliki ibu
Wawancara Kuesioner a. < tamat SMP
b. ≥ tamat SMP
Ordinal
3 Status
pekerjaan ibu
Jenis pekerjaan yang
paling banyak
menghabiskan waktu
ibu dalam sehari
Wawancara Kuesioner a. Tidak bekerja
b. Bekerja
Ordinal
4 Status
pekerjaan ibu
Jenis pekerjaan yang
paling banyak
menghabiskan waktu
ibu dalam sehari
Wawancara Kuesioner c. Tidak bekerja
d. Bekerja
Ordinal
5 Pengetahuan
Ibu
Pengetahuan ibu
yang dinilai
berdasarkan
kemampuan
menjawab dengan
benar dari 20
pertanyaan.
Wawancara Kuesioner Hasil skor
pengetahuan (0-
100)
Rasio
6 Pengetahuan
Ibu Sebelum
dan setelah
Penyuluhan
Hasil jawaban ibu
terkait pengetahuan
status balita gizi
kurang
sebelum penyuluhan
dilakukan
Wawancara Kuesioner a. ≤ 70
b. > 70 (Berdasarkan
penelitian ari Hadi,
Sulistyowati,
dan Mifbakhudin
(2005))
ordinal
7 Perbedaan
Pengetahuan
Ibu
Selisih persentase
skor benar seluruh
responden dalam
menjawab 20
pertanyaan terkait
gizi pada anak
sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan
Wawancara Kuesioner Skor nilai ordinal
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Pra Eksperimental dengan
rancangan one group pre test and post test design. Penulis memilih desain
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu baliti gizi
kurang sebelum dan setelah dilakukannya intervensi.
Desaim ini merupakan perkembangan dari desain one short case study
(meneliti dengan satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan
pengukurang dilakukan satu kali). Pada desain ini pengukuran dilakukan
sebanyak dua kali, pengukuran pertama dilakukan di awal (pre test) sebelum
adanya perlakuan (treatment) dan pengukuran yang kedua (post test) dilakukan
setelah diberikan perlakuan(Suryabrata, 2010).
Design penelitian ini digunakan hanya untuk satu kelompok subjek.
Kelompok subjek merupakan kelompok yang dites (diteliti keadaan sebelum dan
setelah) dan yang diberikan perlakuan berupa penyuluhan. Kelebihan dari jenis
penelitian ini adalah hasil pretest dapat menjadi landasan untuk membuat
komparasi prestasi terhadap subjek yang sama. Bentuk rancangan dapat dilihat
pada gambar 4.1.
Pretest Perlakuan Posttest
01
Hasil Pre-test
X
Intervensi Penyuluhan
02
Hasil Post –test
Gambar 4.1 Bentuk Rancangan Pretest dan Posttest
37
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat penelitian dilakukan adalah di Puskesmas Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan.
Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pamulang yang terletak di
ruang tunggu poli gizi yang terletak di lantai 1.
4.2.2. Waktu Penelitian.
Penelitian ini dimulai dari bulan Juli sampai Agustus 2015 dengan
pengumpulan data dan pendekatan kepada responden dimulai pada tanggal 15
Juli 2015. Sedangkan untuk pelaksanaan penyuluhan dilakukan pada tanggal 24
Juli 2015.
4.3. POPULASI DAN SAMPEL
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita
gizi kurang, yang merupakan hasil informasi terbaru dari data puskesmas yang
ada diwilayah kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2015.
4.3.2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan pengambilan
sampel jenuh atau total sampling terhadap ibu balita gizi kurang yang berada di
38
wilayah kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan tahun 2015, yakni
sebanyak 26 orang.
4.4. Cara Pengumpulan Data
4.4.1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner tentang
karakteristik responden yang terdiri dari karakteristik responden dan
pengetahuan responden yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test.
4.4.2. Data Skunder
Data skunder diperoleh dari data Puskesmas Pamulang terkait daftar
status balita yang mengalami gizi kurang.
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pengetahuan status balita gizi buruk.
Instrumen penelitian yang digunakan terdapat tiga jenis, yaitu lembar data
responden, lembar pre-test dan lembar post-test, yang di dalamnya terdapat
pertanyaan yang sama dengan pre-test.
Instrumen dalam penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lenih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sitematis sehingga lebih mudah
39
diolah (Arikunto, 2006). Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu :
1. Kuesioner
2. Media Lembar Balik
3. Buku Catatan
4. Alat Tulis
Dalam penelitian ini instrumen penelitian berupa kuesioner yang
digunakan untuk melakukan pre-test dan post-test tingkat pengetahuan ibu balita
gizi kurang terkait pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak. Koesioner
dalam penelitian ini merupakan gabungan kuesioner yang dibuat oleh Fajriyah
(2013) dan peneliti. Kuesioner ini telah diujicobakan kepada responden yang
mempunyai karakteristik sama pada wilayah penelitian yang berada di
Tangerang Selatan. Hal ini untuk mengetahui kekurangan kuesioner yang akan
digunakan pada penelitian. selain itu, juga agar peneliti dapat mengukur
keefesienan waktu dalm pengisian kuesioner saat penelitian berlangsung.
Instrumen penelitian kedua adalah media lembar balik gizi, buku catatan
dan alat tulis. Lembar balik dalam penelitian ini dibuat oleh laboratorium HMD
(Health Media Development) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta yang berjudul
“Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi Anak”.
Lembar balik ini berisikan informasi terkait pengertian status gizi, jenis
status gizi, cara pemantauan status gizi, dampak jika anak terlalu gemuk dan
kurus, manfaat menjaga status gizi, porsi makan anak dan cara menangani anak
susah makan (Al-Kaff dan Ciptaningtyas, 2012). Lembar balik ini diharapkan
40
dapat meningkatkan pengetahuan para ibu balita gizi kurang sesuai dengan
penelitian sebelumnya dalam kondisi responden secara umum. Instrumen
lainnya adalah buku catatan dan alat tulis yang digunakan oleh responden untuk
mencatat materi pada saat penyuluhan berlangsung.
4.6. PENGUKURAN
4.6.1. Pengetahuan
Pengetahuan diukur dengan menghitung skor hasil pengisian kuesioner
pre-test dan post-test. pengambilan data dengan cara memberikan kuesioner pre-
test dan post-test secara bersamaan dalam satu tempat selama ± 10 menit
kemudian diberikan edukasi kesehatan berupa penyuluhan menggunakan media
lembar balik gizi selama 15 menit. Setelah itu dilihat perbedaan skor
pengetahuan antara pre-test dan post-test sesaat setelah memperoleh intervensi
dengan media lembar balik.
41
4.7. ALUR PENELITIAN
Penelitian ini memiliki alur yang digambarkan pada bagan berikut.
Bagan 4.2 Alur Penelitian
Berikut adalah penjabaran dari tahapan-tahapan alur penelitian.
1. Mengumpulkan data dan informasi terkait status gizi balita, mengumpulkan
media yang digunakan dalam pendidikan kesehatan terhadap perbaikan gizi
balita, mengklasifikasi informasi yang ada dalam media tersebut, dan
wawancara dengan petugas petugas gizi di Puskesmas Pamulang, kader
posyandu, dam para ibu balita gizi kurang.
2. Merumuskan masalah berdasarkan informasi yang telah didapat, kemudian
menyimpulkann untuk memberikan informasi kepada para ibu balita gizi
Tahap 1 – analisis situasi dan kebutuhan
Tahap 2 – Membuat rumusan masalah terkait media penyuluhan,
status gizi balita, dan pengetahuan ibu
Tahap 3 – Memilih media penyuluhan
Tahap 4 – Melakukan penelitian
Tahap 5 – Membuat hasil laporan penelitian
Tahap
analisis
situasi
Tahap
pengembangan
media
Intervensi
42
kurang dengan menggunakan media kesehatan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan.
3. Proses memilih media kesehatan. Mulai dari pengumpulan media-media
yang sudah ada dan dipilih sesuai dengan kebutuhan responden. Kemudia
dipilih media lembar balik gizi yang di buat oleh laboratorium HMD
(Health Media Development) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai alat
bantu media penyuluhan kesehatan.
4. Tahap ini adalah proses pelaksanaan penelitian yakni melakukan
penyuluhan dengan media lembar balik gizi terkait pemantauan
penrtumbuhan dan status gizi anak. Dalam hal ini peneliti di bantu oleh
tenaga ahli untu melakukan penyuluhan kepada ibu balita gizi kurang.
5. Tahap akhir adalah proses penulisan hasil penelitian.
4.8. MANAJEMEN DATA
Pengolahan data pada penelitian ini melalui beberapa proses yaitu data
coding, data editing, data structure, data entry dan data cleaning. Data coding
merupakan kegiatan mengklasifikasikan data dan memberi kode untuk masing-
masing kelas sesuai dengan tujuan dikumpulkannya data. Data editing
merupakan kegiatan penyuntingan data yang dilakukan sebelum proses
pemasukan data. Data structure dikembangkan sesuai dengan analisis yang akan
dilakukan dan jenis perangkat lunak yang dipergunakan. Data entry merupakan
kegiatan pemasukan data ke dalam program analisis data seperti SPSS, Epi info,
Epi data dll. Dan yang terakhir data cleaning merupakan proses pembersihan
data setelah data di entri (Amran, 2012).
43
4.9. ANALISIS DATA
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui hasil
pengujuran pengetahuan ibu sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan.
Proses pengolahan data dilakukan dengan:
a. Analisis univariat
Pada penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan
karakteristik responden dan masing-masing variabel yang diteliti secara
deskriptif. Karakteristik tersebut mencakup umur, tingkat pendidikan, status
pekerjaan, dan pengetahuan ibu balita gizi kurang.
b. Analisis bivariat
Pada penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk menguji
perbedaan pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan setelah diberikan
intervensi penyuluhan melalui media lembar balik gizi. Uji statistik yang
digunakan untuk analisis adalah non parametetik dengan menggunakan uji
Wilcoxon. Dimana subjek diukur sebanyak dua kali yaitu sebelum dan
setelah dilakukan intervensi penyuluhan. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
adanya perubahan atau perbedaan, jika hasil nilai perhitungan dengan tingkat
kemaknaan 5% dan derajat kepercayaan 95% maka dapat dijelaskan jika P
value < 0,05 berarti menolak hipotesis (H0) dan menyimpulkan secara
statistik “ada perbedaan yang bermakna atau signifikan antara tingkat
pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan setelah dilakukan
penyuluhan menggunakan media lembar balik gizi”, begitu pula sebaliknya.
44
BAB V
HASIL
5.1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Puskesmas Pamulang terletak di sebelah timur Kota Tangerang Selatan,
berada di wilayah Kecamatan Pamulang dan mempunyai luas wilayah 16,38
km2, dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat,
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Setu, sebelah selatan berbatasan
dengan Kota Depok, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Ciputat
Timur dan Kota Depok. Puskesmas Pamulang menempati tanah seluas ± 2400
m2 di Jalan Surya Kencana No.1 RT/RW 01/022 Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan. Puskesmas Pamulang terletak di tepi jalan raya, sehingga
untuk mencapainya relatif lebih mudah karena dilalui oleh kendaraan umum dan
dapat pula berjalan kaki.
Wilayah kerja Puskesmas Pamulang mencakup 4 Kelurahan, yaitu
Pamulang Barat, Pamulang Timur, Pondok Cabe Ilir, dan Pondok Cabe Udik.
Jumlah penduduk berdasarkan data dari Kecamatan di wilayah kerja Puskesmas
Pamulang sebanyak 143.335 orang dengan jumlah kepala keluarga sebanyak
33.047 yang tersebar di 4 Kelurahan tersebut. Jumlah Posyandu sebanyak 69,
posbindu 19, dan Puskesmas Pembantu (Pustu) 1 buah di Kelurahan Pondok
Cabe Udik.Untuk sarana penunjang kegiatan Puskesmas Pamulang dilengkapi
dengan 1 buah mobil Ambulans (Puskesmas Keliling) dalam keadaan baik, 7
buah sepeda motor dalam kondisi baik serta 1 buah kendaraan roda tiga.
45
5.2. Gambaran Karakteristik Ibu Balita Gizi Kurang
Jumlah sampel pada penelitian berjumlah 23 orang ibu balita gizi kurang.
Berikut ini gambaran karakteristik responden yang meliputi umur, tingkat
pendidikan dan status pekerjaan yang dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Ibu Balita Gizi Kurang Berdasarkan
Usia, Tingkat Pendidikan, Dan Status Pekerjaan di Puskesmas Pamulang
Kota Tangerang Selatan Tahun 2015
Karakteristik Ibu Balita
Gizi Kurang
N %
Umur
Di Bawah sama dengan 35 tahun
Di Atas dari 35 tahun
14
9
60.9
39.1
Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat SMP
Tamat SMP
4
19
17.4
82.6
Status Pekerjaan
Tidak Bekerja
Bekerja
22
1
95.7
4.3
Total 23 100
Berdasarkan tabel diatas, distribusi karakteristik ibu balita gizi kurang
berdasarkan umur dapat disimpulkan yakni, sebagian besar ibu berumur ≤ 35
tahun sebanyak 14 orang (60.9%) dan ibu yang berumur >35 tahun sebanyak 9
orang (39.1%), berarti kebanyakan ibu balita yang menjadi responden berumur
kurang dari 35 tahun. Pembagian usia di atas dan di bawah 35 tahun berdasarkan
46
nilai median atau nilai tengah dari 23 orang ibu yang menjadi responden
penelitian.
Berdasarkan status pendidikan dapat disimpulkan antara lain : ibu yang
berpendidikan rendah (≤SMP) sebanyak 4 orang (17,4%) dan ibu yang
berpendidikan tinggi (>SMP) sebanyak 19 orang (82,6%), berarti kebanyakan
responden berpendidikan tinggi (≥ tamat SMP). Pembagian tamat dan tidak
tamat SMP berdasarkan ketentuan dari Kementerian Pendidikan Nasional terkait
“wajib belajar 9 tahun”, terhitung dari tahun pertama Sekolah Dasar (SD).
Berdasarkan status pekerjaan dapat disimpulkan antara lain : ibu yang
tidak memiliki pekerjaan sebanyak 22 orang (95,7%) dan ibu bekerja sebnyak 1
orang (4,3%), berarti kebanyakan responden tidak memiliki pekerjaan atau
sebagai ibu rumah tangga. Status pekerjaan ibu dilihat dari jenis pekerjaan yang
paling banyak meghabiskan waktu ibu dalam sehari.
5.3. Gambaran Hasil Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Sebelum Dan
Setelah Diberikan Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik
Penelitian ini melihat pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan
setelah dilakukan penyuluhan menggunakan media lembar balik gizi. Kategori
penilaian tingkat pengetahuan ibu balita gizi kurang dibagi menjadi 2 kategori
menurut Ari Hadi, Sulistyowati,dan Mifbakhudin (2005), yaitu pengetahuan
kurang apabila nilai ≤70% dari total skor, dan pengetahuan baik yaitu >70%.
Berikut dari tabel 5.3 ini dapat dilihat dari hasil skor pre-test dan post-
test terhadap 23 orang ibu balita gizi kurang yang diberikan penyuluhan dengan
menggunakan media lembar balik gizi.
47
Tabel 5.2 Gambaran Hasil Nilai Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi
Baik Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan dengan Media Lembar Balik
No.
Sekor Nilai Pengetahuan
Ibu Balita
Gizi Kurang
Pre-Test Post-Test
N % N %
1. Dibawah sama dengan nilai 70 ( ≤
70 )
17 70.8 4 16.7
2. Di atas nilai 70 7 29.2 20 83.3
Total 23 100 23 100
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa hasil pengetahuan ibu dari 23
orang responden sebelum diberikan penyuluhan (pre-test) di dapatkan
responden yang pengetahuannya kurang sebanyak 17 orang (70,8%) dan
responden yang pengetahuannya baik sebanyak 7 orang (29,2%). Sedangkan
setelah diberikan penyuluhan ( post-test) didapatkan responden yang
pengetahuannya baik sebanyak 20 orang (83,3%) dan 7 orang (29,2%)
responden lainnyaberpengetahuan kurang. Dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu mengalami peningkatan menjadi lebih baik sebesar 66,9% dari
16,4% menjadi 83,3%.
Berikut ini adalah penjabaran jawaban benar ibu balita gizi kurang
sebelum dan setelah diberikan penyuluhan berdasarkan jawaban yang tertera di
kuesioner.
48
Tabel 5.3 Gambaran Jawaban Benar Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik
Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan dengan Media Lembar Balik
Variabel Pengetahuan dalam
Kuesioner (Pertanyaan)
Yang Menjawab Benar
(n=23)
Ket. PreTest % Post Test %
Pengertian Status Gizi 69,5 82,6 meningkat
Jenis Status gizi 26,1 78,2 meningkat
pemantauan status gizi 82,6 82,6 tetap
manfaat pemantauan status gizi 60,8 91,3 meningkat
dampak anak terlalu kurus 52,1 69,5 meningkat
penimbangan berat badan 91,3 86,9 menurun
tujuan penimbangan berat badan 52,1 86,9 meningkat
Cara Menilai Status Gizi 69,5 73,9 meningkat
Jika BB Anak Berada Di Garis
Kuning
73,9
86,9
meningkat
Contoh Kasus 1 52,1 52,1 tetap
Contoh Kasus 2 43,4 91,3 meningkat
Makanan Terbaik Bagi Bayi 95,6 100 meningkat
Apa Yang Di Maksud Dengan
ASI Eksklusif
47,8
65,2
meningkat
Apa Yang Di Peroleh Dari
Pemberian ASI
95,6
100
meningkat
Penngertian Kolestrum 82,6 86,9 meningkat
Pengertian MP – ASI 65,2 60,8 menurun
Pilihan Menu Makanan 86,9 91,3 meningkat
Pengaturan Menu Makanan 78,2 82,6 meningkat
Pemenuhan Gizi Anak Baik 73,9 82,6 meningkat
Cara Mengatasi Anak Susah
Makan
91,3
95,6
meningkat
TOTAL
69,5
82.4
meningkat
Dari tabel 5.3 tersebut terlihat bahwa rata-rata terjadi peningkatan
pengetahuan ibu balita gizi kurang. Hampir seluruh perntanyaan yang diberikan
pada saat pre-test dan post-test mengalami peningkatan jawaban benar sebesar
12,9% dari 69,5% menjadi 82,4%. Dari 20 pertanyaan yang ada, sebanyak 16
soal mengalami peningkatan jumlah jawaban benar sedangkan 4 soal lainnya
tidak mengalami peningkatan ataupun mengalami penurunan pada saat post-
49
test. Pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan adalah pertanyaan nomor 3
dan 10 tentang pemantauan status gizi dan contoh kasus 1. Sedangkan yang
mengalami penurunan jawaban benar adalah soal nomor 6 dan 16 tentang
penimbangan berat badan dan pengertian makanan pendamping ASI (MP-ASI).
5.4. Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Sebelum Dan Setelah
Diberikan Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik
Berikut ini dapat dilihat perbedaan skor pengetahuan ibu balita gizi
kurang sebelum dan setelah diberikan penyuluhan dengan media kesehatan
dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4 Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Sebelum dan Setelah
Diberikan Penyuluhan dengan Media Lembar Balik dengan Uji Wilcoxon
Pengetahuan Ibu Balita Median SD P value N
Sebelum 70,00 11,246
0,001
23 Setelah 80,00 9,980
Berdasarkan analisis data dengan mnggunakan uji Wilcoxon yang
terdapat dalam tabel 5.4 diperoleh nilai P value 0,001 dengan pengetahuan ibu
balita gizi kurang tentang pemantauan pertumbuhan dan satus gizi anak di
wilayah kerja Puskesmas Pamulang sebelum diberikan penyuluhan (pre-test)
dengan nilai median 70,00 dan sesudah diberikan penyuluhan (post-test) dengan
nilai median 80,00, sehingga nilai perubahan median sebesar 10,00. Hal ini
menunjukan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media lembar
balik terhadap pengetahuan ibu balita gizi kurang tentang pemantauan
pertumbuhan dan status gizi anak.
50
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan adalah waktu dan lokasi
penelitian. Waktu penelitian yang dilakukan pada siang hari di bulan puasa
sehingga menyebabkan konsentrasi responden menjadi tidak fokus dalam
menerima informasi yang diberikan karena biasanya siang hari waktu untuk
istirahat bagi anak-anak sehingga para responden terganggu dengan anak-
anaknya dan tidak adanya tempat yang kondusif untuk melakukan pelaksanaan
penyuluhan. Tempat pelaksanaan penyuluhan adalah di ruang terbuka yakni di
depan ruang tunggu poli gizi.
6.2. Gambaran Karakteristik Ibu Balita Gizi Kurang Dan Gizi Baik
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dari karakteristik ibu
balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan
tahun 2015. Karekteristik yang diteliti berupa umur, tingkat pendidikan, dan
status pekerjaan ibu. Ketiga karakteristik tersebut dianggap memiliki pengaruh
terhadap pengetahuan yang dimiliki oleh ibu, terutama yang berkaitan dengan
gizi pada balita.
Usia adalah variabel yang sangat penting dalam analisis-analisis
kesehatan yang terkait dengan prilaku sehat. Perilaku adalah tingkah laku
seseorang atau masyarakat yang terkait dengan kesehatan dirinya seperti dalam
51
hal pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi terhadap masalah kesehatan dan
penyakit. Usia merupakan salah satu karakteristik demografi penting yang
biasanya selalu diukur dalam penelitian kesehatan. Angka-angka kesakitan
maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukan hubungan
dengan usia.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa ibu yang memiliki balita gizi
kurang berada pada kisaran umur kurang dari sama dengan 35 tahun (≤ 35
tahun). Hasil penelitian menunjukan bahwa usia ibu tersebut masih termasuk ke
dalam wanita usia subur menurut pembagian yang dilakukan oleh Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas), yaitu antara 15 – 49 tahun. Menurut Wintarti
(2014), umur ibu tersebut termasuk dalam kategori dewasa. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa ibu yang memiliki balita gizi kurang sudah memiliki
pengalaman dalam pemberian makan anggota keluarganya.
Oleh karena itu, usia ibu juga dapat mempengaruhi kemampuan ibu
dalam pemberian makan bagi keluarganya. Hal ini diperoleh melalui
pengalaman sehari-hari di luar faktor pendidikannya. Dapat dikatakan bahwa
usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prilaku seseorang
dalam bertindak atau melakukan suatu hal.
Menurut Notoadmodjo (2007), menyatakan bahwa salah satu factor yang
berhubungan dengan pengetahuan adalah umur. Semakin tua umur seseorang,
pengetahuan yang dimiliki akan semakin banyak. Namun di masa sekarang tidak
jarang juga usia muda memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan
dengan usia yang lebih tua. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor lain yang
52
juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang selain factor umur, seperti
media massa dan juga informasi.
Kemudian variabel karakteristik yang juga penting adalah pendidikan.
Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan tingkah laku,
semakin tinggi pendidikan seseorang akan memperkaya pengetahuannya. Oleh
karena itu seseorang diharapkan dapat berprilaku sehat seperti mencegah dirinya
dari suatu penyakit jika ia berpendidikan tinggi. Namun hasil penelitian ini
menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu tinggi yakni >SMP (Sekolah
Menengah Pertama) yang berpedoman pada ketentuan dari Kementrian
Pendidikan Nasional terkait “wajib belajar 9 tahun”, hal ini dapat mempengaruhi
sikap dan prilaku ibu khususnya dalam memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan status gizi anak. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin
tinggi pengetahuan gizi dan kesehatannya yang dapat berpengaruh terhadap
pemilihan bahan makan yang akan dikonsumsi (Berg, 1986 dalam Al-kaff dan
Ciptaningtiyas, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rarastiti dan Syauqy (2014)
di Puskesmas Bugangan, Semarang Timur, diketahui bahwa tidak ada hubungan
antara pendidikan ibu dengan status gizi balita. Hal itu juga sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Sudargo, dan Paramastri (2006) di
Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, yang menyatakan bahwa
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status balita. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ibu yang tamat SD, SMP, SMA, ataupun lulusan
sarjana tidak memberikan pengaruh terhadap status gizi balita-nya.
53
Variabel terakhir adalah pekerjaan. Pekerjaan merupakan aktifitas yang
dilakukan seseorang setiap hari dalam kehidupannya dalam rangka pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Dunia pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa status responden mayoritas ibu tidak
bekerja atau sebagai ibu rumah tangga mengindikasikan kecendrungan ibu bisa
beraktifitas lebih banyak terkait perawatan anak dan pemantauan kesehatan anak
secara langsung. Hali ini, diharapkan dapat sejalan dengan pengetahuan ibu
terhadap pertumbuhan dan perkembangan status gizi anak. Namun,
kenyataannya balita mereka masih mengalami gizi kurang. Ada kemungkinan
hal tersebut dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi balita atau karna
salahnya pola asuh ibu.
6.3. Gambaran Hasil Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Sebelum Dan Setelah
Diberikan Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik
Pengetahuan dapat didefinisikan sebagai kondisi tahu dari seseorang
mengenai suatu hal. Dalam penelitian ini, pengetahuan yang dimaksud adalah
kemampuan responden dalam menjawab 20 pertanyaan terkait gizi anak. Ibu
balita gizi kurang yang menjadi responden diberikan kuesioner untuk mengukur
pengetahuan sebelum diberikan perlakuan berupa penyuluhan. Penyuluhan ini
dilakukan dengan menggunakan media lembar balik gizi terkait pemantauan
pertumbuhan dan status gizi anak. Setelah selesai diberikan penyuluhan, peneliti
kembali mengukur pengetahuan responden mengenai pemantauan pertumbuhan
dan status gizi anak.
54
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui pengetahuan ibu balita gizi
kurang mengalami peningkatan sebesar 66,9 % atau meningkat 16,4% menjadi
83,3%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan rata-
rata skor ibu balita gizi kurang sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan
dengan menggunakan media lembar balik gizi sebesar 66,9 %.
Menurut Notoadmodjo (2007), seseorang yang terpapar informasi
mengenai suatu topik tertentu akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak
dari pada yang tidak terapar informasi. Penyuluhan dengan media lembar balik
merupakan salah satu metode untuk meningkatkan pengetahuan dengan melalui
tulisan-tulisan dan gambar mengenai suatu materi. Sehingga dapat disimpulkan,
seseorang yang terpapar suatu materi akan mengalami peningkatan pengetahuan
yang lebih besar dari pada seseorang yang tidak terpapar informasi.
Dalam tabel penjabaran jawaban benar ibu balita gizi kurang dapat
diketahui bahwa terdapat beberapa pertanyaan yang awalnya hanya dapat
dijawab oleh beberapa responden saja bertambah beberapa responden lagi.
Namun, terdapat pula beberapa responden yang awalnya dapat menjawab
dengan benar pertanyaan tetapi tidak mengalami peningkatan dan terdapat pula
yang mengalami penurunan jawaban benar dari beberapa responden.
Dapat dilihat dari perubahan pengetahuan ibu balita gizi kurang per item
pertanyaan yang mengalami kenaikan setelah diberikan penyuluhan
menggunakan media lembar balik yakni pada materi 1. Pengertian status gizi
(69,5% menjadi 82,6%), 2. Jenis status gizi (26,1% menjadi 78,2%), 4. Manfaat
pemantauan status gizi (60,8% menjadi 91,3%), 5. Dampak anak terlalu kurus
55
(52,1% menjadi 69,5%), 7. Tujuan penimbangan berat badan (52,1% menjadi
86,9%), 8. Cara menilai status gizi (69,5% menjadi 73,9), 9. Jika BB anak
derada di garis kuning (73,9 menjadi 86,9), 11. Contoh kasus 2 (43,4% menjadi
91,3), 12. Makanan terbaik bagi bayi (95,6% menjadi 100%), 13. Apa yang
dimaksud dengan ASI eksklusif (47,8 menjadi 65,2%), 14. Apa yang diperoleh
dari pemberian ASI (95,6% menjadi 100%), 15. Pengertian kolostrum (82,6%
menjadi 86,9%), 17. Pilihan menu makanan (86,9% menjadi 91,3%), 18.
Pengaturan menu makanan (78,2% menjadi 82,6%), 19. Pemenuhan gizi anak
baik (73,9% menjadi 82,6%), dan 20. Cara mengatasi anak susah makan (91,3%
menjadi 95,6%).
Diantara materi-materi diatas terdapat empat materi yang tidak
mengalami peningkatan dan penurunan jawaban pada pertanyaan kuesioner
penelitian. Pertanyaan yang tidak mengalami peningkatan adalah pertanyaan
nomor 3. Pemantauan status gizi sebesar 82,6%, dan 10. Contoh kasus 1 terkait
pemahaman responden tentang pemantauan pertumbuhan anak pada Kartu
Menuju Sehat (KMS), responden yang menjawab dengan benar sebesar 52.1%
pada pengukuran sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Sedangkan pada
pertanyaan yang mengalami penurunan jawaban pada nomor 6. Penimbangan
berat badan (91,3% menjadi 86,9%) dan 16. Pengertian Makanan Pendamping
ASI (MP-ASI) (65,2% menjadi 60,8%).
Akan tetapi menurut peneliti penurunan pengatahuan ini bukan
disebabkan oleh kesalahan materi yang disampaikan dalam media melainkan
dikarenakan oleh kondisi ibu yang sudah mengalami penurunan konsentrasi saat
56
mengisi soal pada waktu post-test dilakukan, atau kemungkinan dikarenakan
perbedaan persepsi pengertian yang dimiliki ibu balita gizi kurang dengan yang
dimaksud oleh peneliti.
Walaupun terdapar empat pertanyaan yang mengalami penurunan hal ini
tidak sebanding dengan peningkatan pengetahuan pada materi pertanyaan yang
lain, sebagai mana yang telah disampaikan diatas. Dimana dalam penelitian ini
peningkatan materi per item pertanyaan tersebut dilakukan sesaat mendapatkan
perlakuan media apalagi jika media lembar balik tersebut secara lebih lama dan
sering, maka peningkatan pengetahuan ibu balita gizi kurang tidak diragukan
lagi akan meningkat dengan lebih baik.
6.4. Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Sebelum Dan Setelah
Diberikan Penyuluhan Dengan Media Lembar Balik
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui paca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk sikap dan tindakan seseorang (Nasution, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari uji statistik yang
dilakukan menggunakan uji Wilcoxon mendapatkan nilai Pvalue sebesar 0,001
dengan pengetahuan ibu balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas
Pamulang sebelum diberikan penyuluhan ( pre-test ) dengan nilai median
sebasar 70,00 dan setelah diberikan penyuluhan ( post-test ) dengan nilai median
57
80,00, sehingga selisih nilai perubahan mediannya sebesar 10,00. Hasil uji
tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara
pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
dengan media lembar balik gizi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan
pengetahuan seperti yang diharapkan dari penyuluhan kesehatan yang dilakukan
diman dari tidak tahu menjadi tahu.
Hasil penelitian ini didukung oleh Rahmawati, Sudargo, dan Paramastri
(2006) di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, bahwa dari tiga
kelompok yang diberikan perlakuan terdapat perbedaan pengetahuan yang
signifikan. Kelompok yang dimaksud yaitu kelompok kontrol, kelompok modul,
dan kelompok audiovisual. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa perlakuan
dengan audiovisual lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol ataupun
modul.
Hasil penelitian lain yang didukung oleh Ernawati, dkk (2013) di
wilayah kerja Puskesmas Antang Perumnas, dimana diperoleh nilai P value
sebesar 0,000 menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna dari penyuluhan
kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan. Dimana penyuluhan kesehatan
merupakan suatu penyampaian informasi yang berhubungan dengan kesehatan
sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, pada kesimpulanyana
pendididikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara terencana
pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai kesehatan
58
menjadi tahu, dan dari tidak tahu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi
mandiri.
Perubahan median sesudah diberikan penyuluhan pada ibu balita gizi
kurang sangat bermakna. Asumsi peneliti adalah perubahan ini terjadi
disebabkan oleh faktor-faktor antara lain : a) penyuluhan kesehatan yang
diberikan secara berkelompok sehingga penerimaan informasi lebih jelas, b)
Pemberian kesehatan menggunakan media lembar balik dimana media tersebut
memperjelas idea atau pesan yang disampaikan selain itu juga dapat mengingat
kembali apa yang diajarkan karena media lembar balik ini tidak hanya berupa
gambar saja namun ada tulisan yang menjelaskan gambar di lembar balik
tersebut, selain itu ibu balita gizi kurang tidak hanya memahami sendiri lembar
balik tersebut namun ada penyuluh yang membantu para ibu untuk
memahaminya. Penyuluhan yang dilakukan oleh peneliti dilakukan oleh
peeneliti sudah sesuai dengan tahapan-tahapan tersebut mengingat penyuluh
merupakan tenaga profesional dan telah memiliki pengalaman dalam
memberikan penyuluhan kesehatan. c) Pada saat penyuluhan terdapat hal-hal
yang dipersentasikan sama persis dengan pertanyaan yang terdapat di kuesioner
sehingga responden dapat langsung mengerti dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan post-test dengan benar. d) Informasi yang diberikan sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh responden, sehingga pada saat penyuluhan responden
antusias menyimak informasi yang disampaikan secara langsung, dan bertanya
apabila mereka tidak mengerti apa yang disampaikan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penyuluhan menggunakan media lembar balik yang
59
diberikan di wilayah kerja Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita gizi kurang menganai
pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak.
60
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh penyuluhan melalui
media lembar balik gizi terhadap peningkatan pengetahuan ibu balita gizi kurang
di Puskesmas Pamulang Tangerang Selatan tahun 2015, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Diketahuinya persentase karakteristik ibu balita gizi kurang berdasarkan
umur, tingkat pendidikan dan status pekerjaan di Puskesmas Pamulang
Tangerang Selatan Tahun 2015. Median umur ibu balita gizi kurang
adalah kurang dari 35 tahun 60,9% dan sebagian ibu lainnya berumur
diatas 35 tahun sebesar 39,1%. Sedangkan berdasarkan tingkat
pendidikan rata-rata ibu balita gizi kurang adalah tamat SMP (Sekolah
Menengah Pertama) sebesar 82,6% dan 17,4% tidak Tamat Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Sebagian besar ibu tidak bekerja atau
berperan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 95,7%, dan hanya 4,3%
yang bekerja.
2. Diketahuinya pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan menggunakan media lembar balik gizi di
Puskesmas Pamulang tahun 2015. Pengetahuan ibu mengalami
peningkatan sebesar 66,9% atau meningkat dari 16,4% menjadi 83,3%
yang memiliki nilai diatas 70.
61
3. Adanya perbedaan pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan
sesudah diberikan penyuluhan media lembar balik gizi terkait
pemantauan pertumbuhan dan status gizi anak di Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan tahun 2015.
7.2. Saran
1. Peneliti menyarankan penyuluhan yang diberikan kepada responden dapat di
aplikasikan ke dalam kehidupan sehingga dapat membantu memperbaiki
masalah gizi terutama yang dialami ibu balita gizi kurang.
2. Diharapkan untuk Puskesmas Pamulang untuk terus menggalakan
pendidikan kesehatan dalam hal ini tentang status gizi balita dengan
mengembangkan media yang sesuai sasaran.
3. Peneliti lain selanjutnya perlu melakukan penelitian dengan menggunakan
metode yang lain dan memiliki sampel yang lebih banyak sehingga
validitasnya dapat dijamin.
62
DAFTAR PUSTAKA
Al-Kaff, Raihana Nadra dan Ciptaningtyas, Ratri. 2012. Analisis Peningkatan
Pengetahuan dan Sikap Setelah Diberikan Penyuluhan Media Lembar Balik
Gizi pada Ibu atau Pengasuh Anak tentang Status Gizi Anak di Kelurahan
Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan Tahun 2012. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Almastier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Amir, Aswita. 2008. Tesis. Pengaruh Penyuluhan Model Pendampingan terhadap
Perubahan Status Gizi Anak Usia 6 -24 Bulan. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Amran, Yuli. 2012. “Pengolahan dan Analisis Statistik di Bidang Kesehatan” FKIK
UIN Jakarta.
Arisman. (2010). Gizi dalam daur kehidupan: buku ajar ilmu gizi, Jakarta : EGC
Azwar, Saifudin. 2003. Sikap Manusia Teori Skala dan Pengukurannya. Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta: Direktorat
Gizi Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Analisis Situasi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Depkes RI.
Devi, Mazarina. 2010. Jurnal. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap
Status Gizi Balita di Pedesaan. Volume 33, Nomor 2, September 2010: 183-192
Diakses pada tanggal 5 Mei 2015 dari
http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-kejuruan/article/viewFile/3054/426.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI. 2008. Materi Inti II: Tanda
dan Gejala Klinis Anak Gizi Buruk. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2014 dari
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/Ilmu%20Gizi/MATERI%20INTI
%20II.pdf.
63
Direktorat Bina Gizi. 2011. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II.
Diakses pada tanggal 30 Maret 2015 dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/GIZI%20BURUK%20II.P
DF.
Direktorat Bina Gizi. 2013. Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Direktorat Bina Gizi. 2013. Rencana Kerja Binaan Gizi Masyarakat Tahun 2013.
Diakses pada tanggal 19 Maret 2014 dari
http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/bk%20rencana%20kerja%2
0gizi%20FINAL.pdf.
Edberg,Mark. Essentials of Helath Behavior: Social and Behavioral Theory in Public
Health, EGC:2002.
Effendy, Nasrul. 2003. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Ernawati, Halida dan Djewarut, Herman. 2012. Jurnal. Pengaruh Penyuluhan
Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita
di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antang Perumnas Makassar. Volume 2,
Nomor 2, Tahun 2013, ISSN : 2302-1721. Diakses pada tanggal 26 Juni 2014
dari http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/4/e-
library%20stikes%20nani%20hasanuddin--ernawatiha-195-1-artikel2.pdf.
Fajriatul Izza, Riri. 2013. Skripsi. Hubungan Antara Karakteristik Balita Dan Ibu Balita
Dengan Status Gizi Kurang Di 3 Kecamatan Kota Tangerang Selatan Tahun
2013. Depok : Universitas Indonesia.
Gibson, Rosalind S. 2005. Principles of Nutritional Assessment, Second Edition. New
York: Oxford University Press.
Hadi, Setiawan; Sulistyowati, Enik; dan Mifbakhudin. 2005. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia. Hubungan Pendapatan Perkapita, Pengetahuan Gizi Ibu,
dan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Anak Kelas 4 dan 5 di SD Hj. Isriati
Baiturrahman, Kota Semarang. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2005. Diakses pada
64
tanggal 6 Mei 2014 dari
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/view/383/433.
Hasan Rusepno dan Alatas Husein. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Staf
Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Jakarta: Infomedika.
Hayati, Nurul. 2014. Skripsi. Gambaran Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi Tidak
Berubahnya Status Gizi Balita Setelah Mendapat PMT-P Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pamulang Tahun 2014. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
Kanta, Desly Ahdi. 2013. Skripsi. Pengaruh Media Pop-Up Book terhadap
Peningkatan Pengetahuan dan Intensi ASI Eksklusif Ibu Hamil di Puskesmas
Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan Tahun 2013 . Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Jakarta: Direktorat Bina Gizi.
Kliegman, R. Nelson. 2007. Textbook of Pediatrics. USA: Saunders Elsevier.
Kosim, Sholeh M. 2008. Buku Ajar Neonatologi Edisi I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Kumar, S. 2007. Global Database on Child Growth and Malnutrition.
Kusumaningtyas, Dyah Ambarini. 2011. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat
Pengetahuan Ibu Mengenai Pemberian Makanan Tambahan yang Baik untuk
Balita. Surakarta: Universitas Sebelas Maret (UNS).
Litbangkes Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Diakses
pada tanggal 20 April 2014 dari
http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.
Lucie, Setiana. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Maulana, Heri D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Meikawati, Wulandari dan Hersoelistyorini, Wikanastri. 2007. Jurnal. Correlation
Between Mother Characteristic and Family Social Economic Status with
65
Undernutrition on Under Five Year Children at Kelurahan Tandang, Kecamatan
Tembalang. Diakses pada tanggal 6 Mei 2015 dari
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/120/101.
Menteri Kesehatan RI. 2008. Kepmenkes Nomor 347/Menkes/IV/2008 Perihal
Penanggulangan Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI.
Mulyana, Deviani Widya. 2011. Pengaruh Tingkat Pengetahuan, Pendidikan,
Pendapatan, dan Perilaku Ibu Terhadap Status Balita Gizi Buruk di Kecamatan
Tegalsari dan di Kecamatan Tandes, Kota Surabaya. Jurnal UNESA
(Universitas Negeri Surabaya). Diakses pada tanggal 24 Juni 2014 dari
http://id.scribd.com/doc/143123886/PENGARUH-TINGKAT-
PENGETAHUAN-PENDIDIKAN-PENDAPATAN-DAN-PERILAKU-IBU-
TERHADAP-STATUS-BALITA-GIZI-BURUK-DI-KECAMATAN-
TEGALSARI-DAN-DI-KECAMATAN-TANDE.
Munawaroh, Laitatul. 2006. Skripsi. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu,
Pola Makan Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan Tahun 2006. Diakses pada 26 Juni 2014
dari http://www.share-pdf.com/47220c4e8d8f42829b43e12ebbfffd74/2335.pdf..
Nainggolan, Julita. 2011. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan
Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan
Rajabasa Raya Bandar Lampung. Diakses pada tanggal 26 Juni 2014 dari
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/24/23.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Novitasari, Dewi. 2012. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk Pada Balita Yang
Dirawat Di RSUP dr. Kariadi Semarang. Diakses pada tanggal 28 Juni 2014
dari http://eprints.undip.ac.id/37466/.
Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV,
Sagung Seto.
66
Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika.
Palupi, Retno Dyah. 2014. Skripsi. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status
Gizi Baik dan Gizi Kurang pada Balita di Desa Dukuhwaluh, Kecamatan
Kembaran, Kabupaten Banyumas. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman.
Pius, Dahlan. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.
Prabantini, Dwi. (2010). A to Z makanan pendamping asi. Yogyakarta: C.V Andi
Offset.
Pudjiadi, S. 2005. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Gaya Baru.
Purwanti, Dian. 2010. Skripsi. Hubungan antara Pendidikan, Pengetahuan Ibu, dan
Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita di Desa Dukuhlo, Kecamatan
Bulakamba, Kabupaten Brebes. Semarang: Universitas Muhammadiyah.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2013. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi
Kesehatan Provinsi Banten. Diakses pada tanggal 24 Juni 2014 dari
http://www.depkes.go.id/downloads/kunker/banten.pdf.
Rahmawati, Ira; Sudargo, Toto; dan Paramastri, Ira. 2007. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
Pengaruh Peyuluhan dengan Media Audio Visiul terhadap Peningkatan
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan Buruk di
Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Volume 4, No. 2,
November 2007: 69-77. Diakses pada 30 Maret 2015 dari
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/download.php?file=1821_MU.11030004.pdf.
Rarastiti, Chairunisa Nur dan Syauqy, Ahmad. 2014. Journal of Nutrition College.
Hubungan Karakteristik Ibu, Frekuensi Kehadiran Anak ke Posyandu, Asupan
Energi dan Protein dengan Status Gizi Anak Usia 1-2 Tahun. Volume 3, Nomor
1, Tahun 2014, Halaman 98 – 105. Diakses pada tanggal 6 Mei 2015 dari
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc.
Sanjaja, B. dan Heriyanto, Albertus. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Satria. 2012. Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli. Diakses pada tanggal 10 Juli
2012 dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2286061-pengertian-
hipotesis-menurut-para-ahli/.
67
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat. 2012. Laporan Kegiatan Gizi 2011. Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Selatan.
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat. 2012. Media Leaflet – Gizi Buruk. Dinas Kota
Tangerang Selatan.
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat. 2012. Media Lembar Balik – Menuju Keluarga Sehat.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.
Sjahmenan, Nanda Pramana. 2011. Komunikasi Kesehatan Melalui Lembar Bolak-Balik
(KDRT). 2011. Dikases pada tanggal 8 April 2014 dari
http://id.scribd.com/doc/89762992/BAB-II-Komkes-Bolak-Balik-Fix.
Snetselaar, Linda. 2009. Nutrition Counseling Skills for The Nutrition Care Process,
Fourth Edition. Ontario, Canada: Jones and Bartlett Publishers.
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta:
EGC.
Soekirman. 2002. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Suhendri, Ucu. 2009. Skripsi. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi
Anak di Bawah Lima Tahun (Balita) di Puskesmas Sepatan, Kecamatan
Sepatan, Kabupaten Tangerang Tahun 2009. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Suiraoka, I. P.; Kusumayanti, G. A. Dewi; dan Juniarsana, I. W. 2010. Penyuluhan Gizi
dengan Media Leaflet KADARZI dan Perilaku Keluarga Sadar Gizi Ibu Balita.
Diakses pada tanggal 3 Juli 2014 dari http://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JIG/V1N1/Suiraoka.pdf.
Supartini, Y. 2002. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
UNICEF Indonesia. 2008. Ringkasan Kajian Gizi Ibu dan Anak. Diakses pada tanggal
23 Juni 2014 dari http://www.unicef.org/indonesia/id/A6_-
_B_Ringkasan_Kajian_Gizi.pdf.
UNICEF. 2013. Improving Child Nutrition – The achievable imperative for global
progress. Diakses pada tanggal 9 Juli 2015 dari
68
http://www.unicef.org/gambia/Improving_Child_Nutrition_-
_the_achievable_imperative_for_global_progress.pdf.
Walker, Allan. 2004. Pediatric Gastrointertinal Disease. USA: DC Decker.
Widodo, Yekti. 2011. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif: Akurasi dan Interpretasi Data
Survei dan Laporan Program. Jakarta: Gizi Indonesia.
Wintarti, Wahyunita Gani. 2014. Skripsi. Aplikasi Media Edukasi untuk Peningkatan
Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik di Puskesmas Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Kuesioner Penelitian
Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Ibu Blita Yang Diberikan PMT-P Di Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan Tahun 2015.
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Furi Kamalia Fitriani, mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
Peminatan Promosi Kesehatan di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta sedang
melakukan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Blita Gizi Kurang Di Puskesmas Pamulang,
Tangerang Selatan Tahun 2015”.
Adapun responden dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita gizi
kurang dan data balitanya terdapat di wilayah kerja puskesmas Pamulang tahun 2015
yang telah menjadi wilayah dalam penelitian ini.
Saya mohon izin kepada ibu untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini dengan menjawab pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini. Saya harapibu dapat
menjawab dengan sejujur-jujurnya karena jawaban yang telah diberikan akan dijaga
kerahasiaannya.
Atas perhatian dan bantuan ibu, saya ucapkan terima kasih banyak.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
I. Identitas Ibu / Pengasuh
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur Ibu / Pengasuh :
4. Hubungan dengan anak : ibu / pengasuh
5. Pendidikan ibu / pengasuh :
a. Tidak Tamat SD (sederajat)
b. Tamat SD (sederajat)
c. Tamat SMP (sederajat)
d. Tamat SMA (sederajat)
e. Tamat D3/S1/S2/S3
6. Pekerjaan ibu/ pengasuh:
a. PNS
b. Karyawan swasta
c. Wirausaha
d. Ibu rumah tangga
e. Pengasuh anak
7. No telpon :
II. Identitas Anak Balita
1. Nama anak balita :
Umur balita :_____tahun
Berat badan balita : kg
Tinggi badan balita : cm
Frekuensi ke Posyandu dalam 6 bulan terakhir :_______ kali
1. Apakah sebelumnya Ibu pernah mendapatkan pendidikan atau penyuluhan yang
berkaitan dengan gizi?
a. Ya b. Tidak (Langsung ke nomor 3)
Identitas Responden
2. Jika “Ya”, tolong jelaskan seperti apa penyuluhannya? (tema, waktu pelaksanaan,
dll)
3. Apakah pada Posyandu tempat Ibu tinggal terdapat media (seperti
poster/leaflet/brosur) yang berisikan informasi terkait masalah gizi?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah pada Posyandu tempat Ibu tinggal bidan atau kader pernah memberikan
penyuluhan terkait masalah gizi?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah di lingkungan sekitar tempat Ibu tinggal terdapat media informasi yang
berkaitan dengan masalah gizi?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah di lingkungan sekitar tempat Ibu tinggal pernah dilakukan penyuluhan oleh
Tokoh Masyarakat atau Tokoh Agama yang berkaitan dengan masalah gizi?
a. Ya b. Tidak
7. Menurut Ibu, fasilitas yang ada di Puskesmas Pamulang apakah sudah memadai
untuk menangani permasalahan gizi kurang? Jelaskan…
8. Menurut Ibu, apakah pelayanan kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal Ibu
dapat diakses dengan mudah? Bagaimanakah pelayanannya?
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan melingkari (O) atau menyilang
(X) jawaban sesuai dengan apa yang diketahui Ibu !
1. Tahukah ibu apa yang dimaksud dengan status gizi ?
a. Kondisi seseorang yang dilihat dari besar atau kecilnya tubuh yang
dibandingkan dengan standar ketentuan yang berlaku
b. Keadaan atau kondisi fisik balita yang kurus karena kekurangan konsumsi
makanan bergizi
c. Keadaan atau kondisi balita yang dilihat melalui tinggi badan, berat badan
dan umur yang dibandingkan dengan standar ketentuan yang berlaku.
2. Tahukah ibu jenis status gizi di bagi berdasarkan apa saja?
a. Berat badan dan umur balita
b. Berat badan dan tinggi badan
c. Tinggi dan pendek tubuh balita
3. Sejak kapan pemenuhan status gizi kepada anak harus di mulai?
a. Lahir
b. Masih dalam kandungan
c. Mengalami kekurangan gizi
4. Pemenuhn zat gizi bagi anak balita bermanfaat untuk ......................
a. Membantu balita menjadi sehat dan pintar
b. Mendapatkan anak balita yang gemuk
c. Meningkatkan berat badan anak balita
5. Apa dampak jika anak terlalu kurus?
a. Mudah lelah, sesak nafas, konsentrasi belajar rendah
b. Mudah sakit, mudah lelah, pertumbuhan otak dan fisik terhambat
c. Mudah sakit/ terkena infeksi, konsentrasi belajar rendah, pertumbuhan otak
dan fisik terhambat
6. Seberapa sering sebaiknya ibu menimbang berat badan bayi dan balita?
a. 1-2 bulan sekali
b. 3-6 bulan sekali
c. 1 tahun sekali
7. Apa tujuan penimbangan berat badan anak secara teratur?
a. Sekedar mengetahui berat badan
b. Mengetahui status gizi
c. Untuk keperluan data di puskesmas/posyandu
PRE & POST
TEST
8. Bagaimana cara untuk menilai atau melihat bayi dan balita ibu sudah cukup
gizinya?
a. Bayi ataubalita sudah terlihat gemuk dan montok
b. Berat badan bayi/balita berada diatas garis merah pada Kartu Menuju Sehat
(KMS)
c. Bayi / balita tidak sakit
9. Apa yang ibu lakukan jika berat badan anak berada pada warna kuning dalam
buku KMS?
a. Membiarkan saja
b. Berhati- hati dan konsultasi kepada petugas kesehatan
c. Memberi anak makan yang banyak
10. Jika berat badan anak selama 3 bulan tidak mengalami peningkatan walaupun
berada pada area KMS berwarna hijau, maka anak tersebut masuk kedalam
kategori ..............
a. Pertumbuhan anak tidak normal walaupun status gizinya baik
b. Pertumbuhan anak normal walaupun status gizinya masih kurang baik
c. Pertumbuhan anak tidak normal walaupun status gizinya masih kurang baik
11. Jika berat badan anak anda berada pada garis merah atau BGM (Bawah Garis
Merah), maka kondisi anak anda termasuk.................
a. Status gizi dalam keadaan normal atau baik
b. Status gizi dalam keadaan menurun
c. Status gizi dalam keadaan kurang baik
12. Apa makanan yang terbaik bagi bayi ?
a. ASI (Air Susu Ibu)
b. Susu formula
c. Makanan bergizi
13. Apa yang ibu ketahui mengenai ASI ekslusif?
a. ASI yang diberikan tanpa batas waktu
b. Memberikan ASI pada bayi umur 0-6 bulan dengan makanan pendamping
lainnya (susu, bubur, nasi tim, dan lain-lain)
c. Memberikan ASI saja kepada bayi umur 0-6 bulan tanpa makanan
pendamping lainnya.
14. Apa yang diperoleh dari pemberian ASI kepada balita?
a. Mengenyangkan bayi
b. Membangun kekebalan tubuh bayi
c. Kandungannya sama seperti susu formula
15. Kolestrum adalah ASI yang pertama keluar setelah melahirkan, jadi menrut ibu,
apa yang harus dilakukan ibu terhadap ASI tersebut?
a. ASI basi dan harus dibuang
b. ASI yang paling bagus dan harus diberikan
c. ASI yang boleh saja diberikan
16. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan MP-ASI?
a. Makanan atau minuman bergizi yang diberikan kepada anak demi
mencukupi kebutuhan gizi anak.
b. Makanan atau minuman bergizi yang diberikan kepada anak agar anak
tumbuh sehat dan kuat.
c. Makanan atau minuman bergizi yang diberikan kepada anak usia 7-24 bulan
untuk mencukupi kebutuhan gizi anak.
17. Dari contoh pilihan menu makanan berikut, menurut ibu mana yang paling
bergizi?
a. Nasi putih, jagung, tempe, dan susu
b. Nasi putih, ikan, ayam, dan tahu
c. Nasi putih, ayam, sayur, pisang, dan susu
18. Berdasarkan apa menu makanan anak harus diatur?
a. Kebutuhan gizi anak
b. Kesukaan anak
c. Ketersediaan lauk pauk
19. Agar pemenuhan gizi pada anak baik, anak harus diberikan makanan yang.......
a. Mahal dan bergizi
b. Beragam dan bergizi
c. Banyak dan bergizi
20. Bagaimana cara mengatasi jika anak susah untuk makan?
a. Dibiarkan saja sesuai kemauan anak
b. Periksa kedokter, buat menu makanan secara bervariasi dan menarik
c. Berikan susu dan jajanan saja agar anak kenyang
Terima kasih atas kesediaan Ibu dalam berpartisipasi bagi penelitian ini.
Semua informasi terkait data diri akan dirahasiakan dari khalayak dan hanya
akan ditampilkan dalam bentuk hasil penelitian.
KUNCI JAWABAN
1.C 6.A 11.C 16.C
2.B 7.B 12.A 17.C
3.B 8.B 13.C 18.A
4.A 9.B 14.B 19.B
5.C 10.B 15.B 20.B
MEDIA LEMBAR BALIK
HASIL OUTPUT IBU BALITA GIZI KURANG
1. Hasil Output Karakteristik Ibu
Statistics
umur responden
N Valid 23
Missing 0
Mean 33.13
Median 35.00
Mode 35a
Std. Deviation 5.903
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
umur baru ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <=35 16 69.6 69.6 69.6
>35 7 30.4 30.4 100.0
Total 23 100.0 100.0
pendidikan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tamat SMP 4 17.4 17.4 17.4
tamat SMP 19 82.6 82.6 100.0
Total 23 100.0 100.0
pekerjaan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ibu rumah tangga 22 95.7 95.7 95.7
pengasuh anak 1 4.3 4.3 100.0
Total 23 100.0 100.0
2. Hasil Karakteristik Umur Balita
umur baru anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <=2 15 62.5 62.5 62.5
>2 9 37.5 37.5 100.0
Total 24 100.0 100.0
3. Skor pre test
nilai skor pre test
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <=70 17 70.8 70.8 70.8
>70 7 29.2 29.2 100.0
Total 24 100.0 100.0
4. Skor post test
skor_post_baru
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <=70 4 16.7 16.7 16.7
>70 20 83.3 83.3 100.0
Total 24 100.0 100.0
5. Hasil Non Parametrik Dengan uji Wilcoxon Ibu Balita Gizi Kurang
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
sekor pengetahuan pre-test 23 68.26 11.140 50 90
sekor pengetahuan post-
test1 23 86.96 8.358 70 100
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
sekor pengetahuan post-
test1 - sekor pengetahuan
pre-test
Negative Ranks 1a 1.50 1.50
Positive Ranks 22b 12.48 274.50
Ties 0c
Total 23
a. sekor pengetahuan post-test1 < sekor pengetahuan pre-test
b. sekor pengetahuan post-test1 > sekor pengetahuan pre-test
c. sekor pengetahuan post-test1 = sekor pengetahuan pre-test
Test Statisticsb
sekor
pengetahuan
post-test1 -
sekor
pengetahuan
pre-test
Z -4.170a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test