pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli …eprints.ums.ac.id/30299/17/naskah_publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI
DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP
PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL
(Survey pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah)
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
Dino Rian Verri Susetyo
NIM : B 200 080 269
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi :
Nama : Drs. Atwal Arifin, Msi., Akt
NIK :
Telah membaca dan mencermati naskah publikasi yang merupakan ringkasan
skripsi dari mahasiswa :
Nama : Dino Rian Verri Susetyo
NIM : B200080269
Program studi : Akuntansi
Judul skripsi : PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,
PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM
TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL
Naskah tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat digunakan seperlunya.
Surakarta, Juli 2014
Pembimbing
Drs. Atwal Arifin, Msi., Akt
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya
Nama : Dino Rian Verri Susetyo
NIM : B200080269
Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi
Jenis : Skripsi
Judul : PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakanmengalih formatkan, mengelola dalam bentuk data (database), mendistribusikan, serta menampilkan dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Pepustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya iliah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Juni 2014
Yang menyatakan
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI
DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP
PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL
(Survey pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah)
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah (PAD), dan dana alokasi umum (DAU) memiliki pengaruh terhadap pengalokasian belanja modal.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota di seluruh provinsi Jawa Tengah. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan Kabupaten atau kota yang mengeluarkan laporan realisasi APBD dengan selama periode 2009-2011 dengan format SAP yang dipublikasikan pada situs www.djpk.depkeu.go.id dan data yang disajikan secara lengkap sesuai yang dibutuhkan atau setiap kabupaten/kota dengan lengkap mempublikasikan antara tahun 2009-2011.
Hasil olah data dengan alat uji yaitu uji t, analisis linier berganda, uji F dan uji R2 diolah dengan program SPSS menunjukan bahwa : (a) Pertumbuhan Ekonomi tidak mempunyai pengaruh terhadap Belanja Modal, hal ini dibuktikan dari hasil uji t dengan nilai signifikansi 0,212 > = 0,05. (b) PAD tidak mempunyai pengaruh terhadap Belanja Modal, hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh nilai signifikansi 0,217 > = 0,05 (c) DAU mempunyai pengaruh terhadap Belanja Modal, hal ini dibuktikan dari hasil uji t dengan nilai signifikansi 0,013 < = 0,05 (d) perhitungan untuk nilai R2 diperoleh nilai 12,1% variasi variabel belanja modal dapat dipengaruhi oleh variabel PDRB, PAD dan DAU sedangkan sisanya yaitu 87,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model yang diteliti.
Kata Kunci : pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah (PAD), dana alokasi umum (DAU), dan belanja modal.
A. PENDAHULUAN
Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut
sesuai dengan ketentuan umum di Undang-Undang Otonomi Daerah No.32 tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah yang telah menggantikan Undang-Undang No.
22 tahun 1999. Pelaksanaan kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi
Daerah, dimulai secara efektif pada tanggal 1 Januari 2001, merupakan kebijakan
yang dipandang sangat demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi yang
sesungguhnya. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang antara pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah (Badrudin, 2012). Desentralisasi sendiri
mempunyai tujuan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada
masyarakat, pengembangan kehidupan berdemokrasi, keadilan, pemerataan, dan
pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dan antar daerah.
Desentralisasi terdiri atas tiga konsep yaitu desentralisasi politik (political
decentralization), desentralisasi administratif (administrative decentralization),
dan desentralisasi fiskal (fiscal decentralization) (dalam Sidik et al, 2002).
Dalam berbagai penelitian, desentralisasi fiskal diproksi dengan rasio pada
komponen pendapatan daerah dan pengeluaran daerah pada APBD (Sasana, 2009
dalam Badrudin, 2012). Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
merupakan rencana keuangan tahunan Pemda yang dibahas dan disetujui bersama
oleh Pemda dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD
merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah yang merupakan pedoman bagi
Pemda dalam memberikan pelayanan kepada publik dalam masa satu tahun
anggaran. APBD terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan
daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas
umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah dalam satu
tahun anggaran. Pendapatan dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu
pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan yang terdiri atas dana bagi
hasil, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan lain-lain pendapatan daerah
yang sah. Kebijakan semua penggunaan dana tersebut diserahkan kepada
pemerintah daerah. Pemerintah daerah menggunakan dana tersebut untuk belanja
daerah. Belanja daerah sendiri terdiri atas kelompok belanja tidak langsung yang
terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil,
bantuan keuangan, tak terduga dan kelompok belanja langsung yang terdiri dari
belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal.
Pergeseran komposisi belanja merupakan upaya logis yang dilakukan
pemerintah daerah setempat dalam rangka meningkatkan tingkat kepercayaan
publik. Pergesaran ini ditujukan untuk peningkatan investasi modal/belanja modal
yang merupakan pengeluaran dalam bentuk aset tetap, yakni peralatan, bangunan,
infrastruktur, dan harta tetap lainnya. Semakin tinggi tingkat investasi modal
diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan publik, karena aset tetap yang
dimiliki sebagai akibat adanya belanja modal merupakan prasyarat utama dalam
memberikan pelayanan publik oleh pemerintah daerah. Tersedianya infrastruktur
yang baik diharapkan dapat menciptakan efisiensi dan efektifitas di berbagai
sektor serta meningkatkan produktifitas masyarakat yang akan meningkatan
pertumbuhan ekonomi yaitu proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang (Boediono, 1985). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti
empiris pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap anggaran belanja modal. Kedua
untuk memberikan bukti empiris pengaruh pendapatan asli daerah (PAD) terhadap
anggaran belanja modal. Untuk memberikan bukti empiris pengaruh dana alokasi
umum (DAU) terhadap anggaran Belanja Modal
B. LANDASAN TEORI
1. Otonomi Daerah (OTDA)
Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,
kemasyarakatan serta ekonomi sehingga menimbulkan tuntutan yang beragam
terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik. Salah satu agenda reformasi
yaitu adanya desentralisasi keuangan dan otonomi daerah. Otonomi daerah
adalah wewenang untuk mengatur rumah tangga daerah, yang melekat pada
negara kesatuan maupun pada negara federasi (Kaloh, 2002).
2. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Berdasarkan PP No. 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah
menyatakan bahwa : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah
Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan
DPRD, dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Sumber Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui
rekening umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak
daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah. Pendapatan daerah dikelompokkan atas (Kawedar, 2008) :
pendapatan asli daerah (PAD) dan dana perimbangan.
4. Belanja Daerah
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum
daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam
satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh daerah. Belanja daerah dirinci menurut urusan pemerintah daerah,
organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek, dan rincian obyek
belanja. Belanja daerah digunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan
urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau
kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan
yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat
dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar
pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-
undangan.
5. Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Boediono (1985), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan
output perkapita dalam jangka panjang.
C. METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintahan kabupaten/kota
di provinsi Jawa Tengah, yang terdiri atas 35 daerah (6 kota dan 29
kabupaten). Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling
yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2007). Adapun kriteria sampel yang digunakan pada penelitian
ini yaitu :
a) Kabupaten atau kota yang mengeluarkan laporan realisasi APBD
dengan selama periode 2009-2011 dengan format SAP yang
dipublikasikan pada situs www.djpk.depkeu.go.id.
b) Data yang disajikan secara lengkap sesuai yang dibutuhkan atau setiap
kabupaten/kota dengan lengkap mempublikasikan antara tahun 2009-
2011.
2. Definisi Variabel
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam
jangka panjang (Boediono, 1985). Pendapatan Asli Daerah (DAU)
menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 adalah pendapatan yang diperoleh
daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Dana Alokasi Umum (DAU) menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan untuk provinsi dan
kabupaten/kota dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Belanja modal menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
adalah bagian dari kelompok belanja daerah, yang memiliki pengertian
berupa pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan
atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat
lebih dari dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan,
seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,
jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.
3. kerangka Model Penelitian
4.
D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis data ini telah lolos telah melewati uji asumsi klasik standar yang
sudah umum dilakukan dalam pemodelan ekonomi. Uji asumsi klasik yang
telah dilakukan adalah uji normaltas data, multikolinearitas, heteroskedastis,
autokorelasi.
1. Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan hasil sebagai berikut :
Variabel thitung ttabel Sig. Keterangan
PDRB
PAD
DAU
-1,267
-1,253
2,597
2,021 0,212
0,217
0,013
H1 ditolak
H2 ditolak
H3 diterima
Sumber : data olahan SPSS
Dari hasil tabel tersebut dapat diketahui hasil uji t untuk
mengetahui pengaruh PDRB, PAD, dan DAU terhadap Belanja Modal,
Pendapatan Asli Daerah
Dana Alokasi Umum
Belanja Modal
Pertumbuhan Ekonomi
adalah H1 ditolak, yaitu pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh
terhadap belanja modal, H2 ditolak, yaitu PAD tidak berpengaruh
terhadap belanja modal, dan H3 diterima, artinya terdapat pengaruh dari
DAU terhadap belanja modal.
2. Uji F
Hasil uji F didapatkan sebagai berikut:
Hasil Uji F
Fhitung Ftabel p-value Keterangan
3,063 2,84 0,038 Ho ditolak
Sumber: data olahan SPSS
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 3,063 >
2,84 dan nilai signifikansi = 0,038 < = 0,05. Hal ini berarti Ho
ditolak, yang artinya variabel PDRB, PAD, dan DAU mempunyai
pengaruh secara bersama-sama dan signifikan terhadap Belanja
Modal.
3. Koefisien Determinasi (R2)
Hasil perhitungan untuk nilai R2 diperoleh dalam analisis
regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi dengan
adjusted-R2 sebesar 0,121. Hal ini berarti bahwa 12,1% variasi variabel
belanja modal dapat dijelaskan oleh variabel PDRB, PAD dan DAU
sedangkan sisanya yaitu 87,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar
model yang diteliti.
4. Pembahasan
H1 ditolak, yaitu pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh
terhadap belanja modal dengan nilai signifikansi 0,212, lebih besar dari
tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. H2 ditolak, yaitu PAD
tidak berpengaruh terhadap belanja modal karena nilai signifikansinya
adalah 0,217. H3 diterima, artinya terdapat pengaruh dari DAU
terhadap belanja modal dengan signifikansi 0,013. Hasil perhitungan
untuk nilai R2 diperoleh dalam analisis regresi berganda diperoleh
angka koefisien determinasi dengan adjusted-R2 sebesar 0,121. Hal ini
berarti bahwa 12,1% variasi variabel belanja modal dapat dijelaskan
oleh variabel PDRB, PAD dan DAU sedangkan sisanya yaitu 87,9%
dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang diteliti.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, peneliti mendapat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil analisis uji t diperoleh sebagai berikut :
a. H1 : Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif terhadap
pengalokasian anggaran Belanja Modal. Memiliki hasil yaitu variabel
PDRB diketahui nilai thitung (-1,267) lebih kecil daripada ttabel (2,021)
atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,212 > = 0,05. Oleh karena
itu, H1 ditolak, artinya Pertumbuhan Ekonomi tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Modal. Hasil pengujian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan Darwanto dan Yulia
Yustikasari, bahwa variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) kurang
atau tidak berpengaruh terhadap pengalokasian belanja modal.
b. H2 : Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap
pengalokasian anggaran Belanja Modal. Memiliki hasil pengujian
yaitu variabel PAD diketahui nilai thitung (-1,253) lebih kecil daripada
ttabel (2,021) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,217 > = 0,05.
Oleh karena itu, H2 ditolak, artinya PAD tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Belanja Modal. Hasil penelitian tersebut
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Darwanto dan Yulia
Yustikasari serta Kusnandar dan Dodik Siswantoro, bahwa PAD
memiliki pengaruh terhadap pengalokasian belanja modal.
c. H3 : Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap pengalokasian
anggaran Belanja Modal. Memiliki hasil pengujian yaitu variabel
DAU diketahui nilai thitung (2,597) lebih besar daripada ttabel (2,021)
atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,013 < = 0,05. Oleh karena
itu H3 diterima, artinya secara DAU mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap Belanja Modal. Hasil pengujian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh David Harianto dan Priyo Hari Adi
bahwa secara positif dan signifikan DAU berpengaruh terhadap
perubahan belanja modal, tetapi bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan Kusnandar dan Dodik Siswantoro dengan hasil penelitian
secara parsial DAU tidak berpengaruh terhadap alokasi belanja modal.
2. Hasil perhitungan untuk nilai koefisien determinasi (R2) dengan adjusted-
R2 sebesar 0,121. Hal ini berarti bahwa 12,1% variasi variabel belanja
modal dapat dijelaskan oleh variabel Pertumbuhan Ekonomi, PAD, dan
DAU sedangkan sisanya yaitu 87,9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
diluar model yang diteliti.
F. SARAN
1. Untuk penelitian yang akan datang sebaiknya menambah jumlah variabel
yang mempengaruhi pengalokasian anggaran belanja modal tidak hanya
pertumbuhan ekonomi, PAD dan DAU.
2. Penelitian berikutnya sebaiknya menambahkan jumlah tahun penelitian
tidak hanya terbatas pada tiga tahun saja.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yunita dan Puranta, Hendra, 2010. Anggaran Berbasis Kinerja : Penyusunan APBD Secara Komprehensif. Yoyakarta. UPP STIM YKPN.
Anggraini, Yunita dan Puranta, Hendra, 2010. Anggaran Brbasis Kinerja : Penyusunan APBD secara Komprehensif. Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Arsyad, Lincolin. 2002. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: STIE YKPN.
Azwar, Saifuddin, 2010. Metode Penelitian. Yoyakarta. Pustaka Pelajar.
Badrudin, Rudy, 2012. Ekonomika Otonomi Daerah. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.
Boediono, 1981. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta.
Darise, Nurlan, 2007. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta. Indeks.
Darwanto dan Yustikasari, Yulia. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. SNA X. Makasar.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit-UNDIP.
Gudono, 2012. Analisis Data Multivariat. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.
Halim, Abdul dan Kusufi, Syam, 2012. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik. Jakarta. Salemba Empat.
Halim, Abdul, 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yoyakarta. Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN.
Halim, Abdul, 2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta. Salemba Empat.
Halim, Abdul, 2014. Manajemen Keuangan Sektor Publik Problematika Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah). Jakarta Selatan. Salemba Empat.
Hari Adi, Priyo. 2006. Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Belanja Pembangunan Dan Pendapatan Asli Daerah.SNA IX. Padang.
Ikbal, Muhammad. 2011. Diskriminasi Dana Perimbangan Dan Menuju Pola Desentralisasi Fiskal Yang Berkeadilan. SNA XIV.Aceh.
Kaloh, 2002, Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Jakarta. Rineka Cipta.
Kawedar, Warsito, Rohman Abdul, dan Handayani, Sri, 2008. Akuntansi Sektor Publik, Pendekatan Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah. Semarang. Badan Penerit UNDIP Semarang dan Widya Karya.
Kusnandar dan Siswantoro, Dodik. 2012. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Dan Luas Wilayah Terhadap Belanja Modal. SNA XV.
Maimunah, Mutiara. 2006. Flypaper Effect Pada Dana Alokasi Umum (Dau) Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota Di Pulau Sumatera. SNA IX. Padang.
Mudrajad, Kuncoro, 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah : Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta. Erlangga.
Mustofa, Chabib, 2004. Metode Penelitian Kuantitatif. Modul.
Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005. Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005. Tentang pengelolaan keuangan daerah.
Peraturan Pemerintah No.65 Tahun 2001. Tentang pajak daerah.
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Tentang belanja daerah.
Santoso, singgih. 2000. Buku latihan SPSS statistik parametrik. Jakarta : PT Elek Media Komputindo
Sekaran, Uma. 2007. Research Methods for Business. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.
Sidik, Machfud, Mahi, Raksaka, Simanjuntak, Robert, dan Brodjonegoro, Bambang, 2002. Dana Aokasi Umum Konsep, Hambatan, dan Prospek di EraOtonomi Daerah. Jakarta. Kompas Media Nusantara.
Siregar, Syofiah. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kesembilan. Bandung. CV Alvabeta.
Supardi, 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta. UII Press.
Undang-Undang No.32 tahun 2004. Tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang No.5 pasal 64 ayat 2 Tahun 1974. Tentang pokok-pokok Pemerintahan daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999. Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
UU Nomor 33 Tahun 2004. Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
www.bps.go.id
www.djpkdepku.go.id
Yamin, Sofyan. Kurniawan, Heri, 2009. SPSS Complete. Jakarta. Salemba Infotek,
Yuwono, Sony, Agus Indrajaya, Tengku, dan Hariyandi, 2005. Penganggaran Sektor Publik. Malang. Banyumedia Publishing.
Yuwono, Sony, Cahyo Utomo, Dwi, Zein, Suheiry, dan Azrafiany, 2008. Memahahi APBD dan Permasalahannya (Panduan Pengelolaan Keuangan Daerah). Malang. Banyumedia Publishing.